Upaya Peningkatan Fungsi Poned Dan Ponek Dalam Rangka Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Angka...

1
UPAYA PENINGKATAN FUNGSI PONED DAN PONEK DALAM RANGKA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia yang menempati urutan atas di ASEAN mendapat prioritas utama dari pemerintah. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 (RPJMN) memiliki sasaran salah satunya adalah menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu cara yang telah ditempuh adalah dengan program PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar) dan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Komprehensif) yang di harapkan dapat nenurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi di Indonesia. PONED merupakan upaya pelayanan yang sifatnya dasar di tingkat Puskesmas yang dilengkapi dengan perawatan di bawah pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang terlibat dalam memberikan pelayanan PONED adalah dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas yang telah dilatih. PONEK merupakan upaya pelayanan yang komprehensif dilakukan di rumah sakit tipe C atau yang setara yang mempunyai fasilitas yang memadai yaitu mampu melakukan operasi emergensi selama 24 jam, memiliki unit tranfusi darah dan didukung oleh SDM yang memadai. Dalam laporan ditjen YanMed 2009 disebutkan bahwa Rumah Sakit Kab/Kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik & Neonatus Emergency Komprehensif (PONEK) sesuai standar sejumlah 265 RS (60%) dari 440 Rumah Sakit (yang berarti kurang 15% dari target 75% yang ditetapkan). Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan PONEK mencakup banyak faktor, yaitu 1. Keterampilan SDM yang belum memadai dan seringnya mutasi SDM 2.Sarana prasarana yang kurang termasuk tidak terjaminnya suplai untuk pelayanan dan transportasi yang diperlukan dalam pelayanan pasien 3.Mekanisme pelayanan Puskesmas non PONED, Puskesmas PONED dan RS PONEK belum harmonis. Hal ini banyak disebabkan oleh tidak adanya koordinator pelayanan yang bertanggungjawab lintas fasilitas pelayanan. Masing-masing pelaku pelayanan hanya membatasi diri pada tempat kerjanya saja. 4.Peran Pemda belum banyak dilibatkan, padahal meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab langsung pemerintah bukan hanya sektor kesehatan

description

Tugas Bidan

Transcript of Upaya Peningkatan Fungsi Poned Dan Ponek Dalam Rangka Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Angka...

Page 1: Upaya Peningkatan Fungsi Poned Dan Ponek Dalam Rangka Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi

UPAYA PENINGKATAN FUNGSI PONED DAN PONEK DALAM RANGKA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia yang menempati urutan atas di ASEAN mendapat prioritas utama dari pemerintah. Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 (RPJMN) memiliki sasaran salah satunya adalah menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup.

Salah satu cara yang telah ditempuh adalah dengan program PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar) dan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Komprehensif) yang di harapkan dapat nenurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi di Indonesia.

PONED merupakan upaya pelayanan yang sifatnya dasar di tingkat Puskesmas yang dilengkapi dengan perawatan di bawah pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang terlibat dalam memberikan pelayanan PONED adalah dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas yang telah dilatih.

PONEK merupakan upaya pelayanan yang komprehensif dilakukan di rumah sakit tipe C atau yang setara yang mempunyai fasilitas yang memadai yaitu mampu melakukan operasi emergensi selama 24 jam, memiliki unit tranfusi darah dan didukung oleh SDM yang memadai.

Dalam laporan ditjen YanMed 2009 disebutkan bahwa Rumah Sakit Kab/Kota yang melaksanakan Pelayanan Obstetrik & Neonatus Emergency Komprehensif (PONEK) sesuai standar sejumlah 265 RS (60%) dari 440 Rumah Sakit (yang berarti kurang 15% dari target 75% yang ditetapkan).

Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan PONEK mencakup banyak faktor, yaitu1. Keterampilan SDM yang belum memadai dan seringnya mutasi SDM 2.Sarana prasarana yang kurang termasuk tidak terjaminnya suplai untuk pelayanan dan transportasi yang diperlukan dalam pelayanan pasien3.Mekanisme pelayanan Puskesmas non PONED, Puskesmas PONED dan RS PONEK belum harmonis. Hal ini banyak disebabkan oleh tidak adanya koordinator pelayanan yang bertanggungjawab lintas fasilitas pelayanan. Masing-masing pelaku pelayanan hanya membatasi diri pada tempat kerjanya saja.4.Peran Pemda belum banyak dilibatkan, padahal meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab langsung pemerintah bukan hanya sektor kesehatan