UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

88
UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM MENINGKATKAN KESADARAN SHALAT BERJAMA’AH (STUDI KASUS MASYARAKAT DUSUN MEKAR JAYA DESA SEBERANG PULAU KIJANG KECAMATAN RETEH KABUPATEN INHIL RIAU) SKRIPSI Diajukan sebagai salahsatu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh AHMAD YANI NIM: UB 140071 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

Page 1: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM

MENINGKATKAN KESADARAN SHALAT BERJAMA’AH

(STUDI KASUS MASYARAKAT DUSUN MEKAR JAYA DESA

SEBERANG PULAU KIJANG KECAMATAN RETEH

KABUPATEN INHIL RIAU)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salahsatu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

Oleh

AHMAD YANI

NIM: UB 140071

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …
Page 3: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …
Page 4: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …
Page 5: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

v

MOTTO

أيهب ا أنفسكم وأهليكم نبرا وقىدهب ٱلذين ي ئكة غلظ شداد ل ٱلحجبرة و ٱلنبس ءامنىا قى عليهب مل

يعصىن ٦مب أمزهم ويفعلىن مب يؤمزون ٱلل

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan”. (QS. Attahrim: 6).1

1Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:

Departemen Agama RI., 1981), 506.

Page 6: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

vi

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh realitas yang dilakukan Pengurus

Masjid Al-Istiqamah Masjid initerletak di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang

Pulau Kijang Kecamatan Reteh Kabupaten Inhil Riau. Masjid ini berdiri pada

tahun 1997. Dulu ketika masjid Al-Istiqamah ini baru didirikan, kesadaran

masyarakat untuk shalat berjamaah sangatlah kurang, hanya 9-10 orang saja apa

lagi ketika shalat subuh hanya ada 5-6 orang, namun sekarang berkat ketekunan

pengurus dan beberapa imam masjid yang berada di daerah dusun Mekar Jaya

dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang betapa pentingnya

nilai shalat berjamaah dan manfaat shalat berjamaah yang kemudian

mengakibatkan mulai ramainnya masyarakat yang mau shalat berjamaah di

Masjid Al-Istiqamah. Mengetahui Upaya Pengurus Masjid Al-Istiqamah dalam

Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah. Mengetahui Faktor penghamnbat

dan Pendukung Pengurus Masjid dalam Mengajak Masyarakat di Dusun Mekar

Jaya Sholat Berjama’ah. Mengetahui hasil Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya

dalam meningkatkan kesadaran Sholat berjama’ah

Pendekatan Penelitian yang penulis guna kan adalah deskriptif kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan serta verifikasi keterpercayaan hasil penelitian

diperoleh dengan teknik triangulasi guna memenuhi kriteria kredibilitas,

keteralihan, ketergantungan dan obyektivitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan Upaya Pengurus Masjid dalam

Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah, Memberi Materi Sholat, melakukan

praktek, memberi perhatian, membentuk kelompok yasinan. Fakor-Faktor

Penghambat dan Penunjang dalam Mengajak Masyarakat Sholat Berjamaah.

Kurangnya Waktu Untuk mengaji Sholat Berjamaah, Pengetahuan Agama

Masyarakat yang Rendah, Belum Adanya Kelompok Yasinan Remaja,

Mengadakan Ceramah dan Diskusi Agama. Hasil dari Upaya Pengurus Masjid

Dusun Mekar Jaya dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah di Masjid,

sekarang jama’ah masjidnya semakin banyak dan meningkat semenjak adanya

upaya yang dilakukan pengurus masjid dalam memberikan bimbingan dan

perhatian kepada jama’ahnya.

Page 7: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada:

Ibundaku termulya Nafsiah

Ayahku terhormat Naharudin

Serta teman-teman seperjuangan

Page 8: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Ahamdulillahirobbil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena

atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis Skripsi ini dapat

diselesaikan dengan judul: “UpayaPengurus Masjid dalam Meningkatkan

Kesadaran Shalat Berjama’ah” (Studi Kasus Masyarakat DusunMekar Jaya. Desa

Seberang Pulau Kijang. Kecamatan reteh. Kabupaten Inhil Riau).”dan kemudian

sholawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada nabi Muhammad SAW yang

telah menuntun manusia kejalan yang benar jalan menuju kebahagiaan dunia dan

akhirat.

Penelitian dan penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelarSarjana Strata Satu (S.1) dalam Prodi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun materil. Pada

kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

2. Bapak Prof.Dr.H. Su’aidi As’ari, M.A. Ph. Dselaku Wakil Rektor I, Bapak Dr.

H. Hidayat, M.Pd selaku Wakil Rektor II, Ibu Dr. Fadhila Jamil, M.Pd selaku

Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Bapak, Syamsu, S.Ag.,M.Pd.I., P.hD Selaku Dekan Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum Selaku wakil Dekan I Fakultas

Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. Bapak Sya’roni, S.Ag.,M.Pd selaku ketua jurusan BPI (Bimbingan Penyuluhan

Islam) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

6. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum danDr. Edy Kusnadi, M.Phil

selaku Pembimbing I dan II yang telah membimbing saya dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

8. Bapak Kabag TU dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Bapak Karyawan/I

Perpustakaan Universitas Islam Negeri SulthanThaha Saifuddin Jambi

Page 9: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

ix

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis

baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terimakasih

yang tidak terhingga semoga amal baik semua pihak Allah SWT yang

membalasnya.

Jambi 08April 2019

Penulis

Ahmad Yani

NIM. 140071

Page 10: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

NOTA DINAS .............................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................. iii

PENGESAHAN ........................................................................................... iv

MOTTO ....................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

TRANSLITERASI ............................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. BatasanMasalah ............................................................................. 5

D. Tujuan danManfaat Penelitian ....................................................... 5

E. Kerangaka Teori ............................................................................ 6

F. Pendekatan Penelitian ................................................................... 14

G. Setting dan Subjek Penelitian ........................................................ 14

H. Sumber dan Jenis Data ................................................................. 14

I. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................... 15

J. Tehnik Analisis Data .................................................................... 18

K. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 20

L. Studi Relevan ................................................................................ 24

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Historis dan Geografis ................................................................... 25

B. Struktur Organisasi ........................................................................ 27

C. Keadaan Penduduk dan Ekonomi .................................................. 29

D. Keadaan Sosial Budaya ................................................................ 32

E. Keadaan Agama dan Pendidikan .................................................. 34

BAB III PROGRAM PENGURUS MASJID AL-ISTIQAMAH

A. Program Pembentukan Sikap Keagamaan Jama’ah ....................... 39

B. Program Tahunan .......................................................................... 42

C. Jenis-Jenis AktifitasJama’ah Masjid ............................................. 44

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam

Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah ......................... 46

B. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung dalam Mengajak

Masyarakat Sholat Berjama’ah ............................................. 57

C. Hasil dati Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya

dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah ............ 61

Page 11: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 63

B. Saran-saran ............................................................................ 63

C. Penutup ................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Keadaan Tenaga Pengajar di Majelis Ta’lim Baitur Rahim

37

Tabel 2: Keadaan Remaja di Majelis Ta’lim Baitur Rahim

38

Tabel 3: KTentang Materi Pelajaran di Majelis Ta’lim Baitur Rahim

41

Page 13: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Struktur Organisasi 35

Gambar 2: Denah Banguan Masjid BAitur Rahim 39

Page 14: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Organisasi 29

Page 15: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

xiv

TRANSLITERASI1

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

{t ط ا

{z ظ b ة

‘ ع t ت

gh غ th ث

f ف j ج

q ق {h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dh ذ

n ن r ر

h ه z ز

w و s ش

, ء sh ش

y ي {s ص

}d ض

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

<i اى <a ب a ا

aw ا و á ا ى u ا

ay ا ى <u ا و i ا

1Tim Penyusun, PanduanPenulisanKaryaIlmiahMahasiswaFakultasUshuluddin IAIN STS

Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.

Page 16: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

xv

C. Ta>’ Marbu>t}ah

Transliterasiuntukta>’marbu>t}ahiniadatigamacam:

1. Ta>’ Marbu>t}ah yang matiataumendapatharakatsukun,

makatransliterasinyaadalah /h/.

Arab Indonesia

S}ala>h صلاة

ةمرا Mir’a>h

2. Ta>’ Marbu>t}ahhidupatau yang mendapatharakatfathah,

kasrahdandammah, makatransliterasinyaadalah /t/.

Arab Indonesia

Wiza>rat al-Tarbiyah وزارةالتربية

Mir’a>t al-zaman مراةالسمن

3. Ta>’ Marbu>t}ahyang berharakattanwinmakatransliterasinyaadalah

/tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

فجئة

Page 17: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti

ada tujuan dan hikmahnya. Begitu juga tujuan Allah menciptakan manusia

adalah untuk beribadah kepada-Nya. Di dalam ibadah kitadapat mengambil

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya baik itu nilai pendidikan, moral,

aqidah, keimanan, dan lain-lain.

Tujuan pendidikan Islam adalahmendidikmanusia untuk beribadah

kepada Allah swt.1 Sebagaimana terdapat dalam firman-Nya:(QS. Az-zariyat:

56).

وس إل ليعبدون وما ٦٥ خلقت ٱلجه وٱل

Artinya: Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkansupaya

mereka menyembah-Ku.2

Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah ada dengan sendirinya.

Manusia diciptakan oleh Allah, dengan dibekali potensi dan infrastruktur yang

sangat unik. Keunikan dan kesempurnaan bentuk manusia ini bukan saja dilihat

dari bentuknya, akan tetapi juga dari karakter dan sifat yang dimiliki oleh

manusia. Sebagai ciptaan, manusia dituntut memiliki kesadaran terhadap posisi

dan kedudukan dirinya di hadapan Tuhan.Oleh karena itu manusia di tuntut

untuk melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah, Salah satu kewajiban

manusia sebagai hamba Allah yaitu dengan melaksanakan Sholat.3

Sholat didalam agama islam memiliki kedudukan yang sangat penting

dan tidak ada ibadah yang menduduki posisi sepenting Sholat.

Sholatmerupakan tiang agama yang tidak mungkin agama bisa berdiri tamapa

tiang tersebut.

Sholat juga merupakan ibadah paling pertama yang diwajibkan oleh

Allah kepada hambanya.Didalam melakukan sholat kita dianjur kan sholat

1 Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islam, ( Jakarta: pustaka panjimas, 1996), 11

2 Departemen Agama, Al-Qur‟an Tafsir Per kata Kode Arab, (Jakarta: Penerbit Al-Fatih,

2007), 520 3 Nana Rukmana, Masjid&Dakwah, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002), 172

Page 18: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

2

berjama‟ah di masjidSholat berjamaah termasuk sunnah Rasulullah SAW dan

para sahabat. Tidak pernah sekalipun Beliau saw tinggalkan. Toleransi yang

diperbolehkan untuk tidak berjamaah di masjid adalah ketika ada uzur yang

syar‟i. Bahkan ketika Rasulullah sakit saja, beliau masih tetap Sholat

berjamaah di masjid.4

Masjid berasal dari kata Sajada-Sujud, salah satu bermakna mengikuti

maupun menyesuiakan diri dengan ketetapan Allah yang berkaitan dengan

alam raya (Sunnatullah)Dengan keterangan ini jelas bahwa arti masjid itu

sebenarnya tempat sujud, bukan berarti sebuah gedung atau tempat ibadat yang

tertentu. Tiap potong permukaan bumi, terbatas dengan sesuatu tanda atau

tidak, baratap atau bertadah langit, bagi orang islam sebenar nya dapat

dinamakan masjid, jika ia disana mengerjakan Sholat, jika disitu ia hendak

lettakan dahinya, sujud menyembah tuhannya.5

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu „anhuma, dari Nabi

shallallahu „alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

بسبعوعشزيىدرجت صلاةالجماعتأفضلمىصلاةالفذ

Artinya:Sholat berjama‟ah lebih utama 27 derajat dari pada Sholat

sendiri.”(Muttafaq Alaihi).6

Namunyang terlihat sekarang banyak masjid ataupun mushallah yang

didirikan dengan kemegahan bangunan dan arsitektur yang unik, akan tetapi

masjid tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Salah satu contohnya adalah

melaksanakan Sholat berjamaah. di zaman sekarang ini banyak masjid-masjid

yang kelihatannya sangat indah namun ketika melihat kedalamnya terutama

diwaktu Sholat sangat sepi dan terkadang juga terlihat kosong pada waktu

Sholat berjamaah didirikan.

Ibadah merupakan kebutuhan yang dilakukan sehari-hari. Baik itu

ibadah Sholat, maupun ibadah puasa, zakat ataupun haji. Lama kelamaan

4 Syahruddin El-Fikri,Sejarah Ibadah, (Jakarta: republika, 2014),29-30

5 Nana Rukmana, Masjid & Dakwah, 41

6 Syaikh Maulana Muhammad Sa‟ad Al-Khandahlawi, Muntakhab Ahadits, ( Yogyakarta:

Cet. 2, 2007), 152

Page 19: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

3

jama‟ah akan tahu makna dan fungsi ibadah, seiring dengan bertambahnya

usia. Jama‟ah juga akan berlatih untuk mencintai ibadah. Dan pendidiklah

yang diharapkan menjadi pengurus yang baik untuk jama‟ahnya. Nabi dan

Rasul yang diutus untuk manusia memiliki tugas sebagai penyampai pesan

Ilahi untuk menjadikan manusia yang taat kepada penciptanya. Ketaatan

tersebut dibuktikan melalui berbagai macam bentuk yang meliputi, segi

keimanan, akhlak dan ibadah. Segi terkhir yang dibicarakan tersebut tidak

bisa ditinggalkan oleh guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam

pendidikan anak-anak mereka.

Realitas dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini, terlihat banyak

Jama‟ah yang mengatasnamakan beragama Islam, namun tidak mengamalkan

ajaran Islam dalam kehidupan mereka, yang di antaranya adalah pelaksanaan

ibadah Sholat berjama‟ah. Permasalahan lain adalah siswa yang kurang

memahami konsep Islam dengan benar. Padahal mereka adalah generasi

dambaan umat yang di masa yang akan datang bertanggung jawab meneruskan

perjuangan dan cita-cita Islam, namun jika aspek ibadah saja tidak dijalaninya,

maka hal ini telah meninggalkan prinsip dasar dari ajaran Islam itu sendiri.

Saat ini banyak sekali umat islam yang melalaikan atau meninggalkan

sholat berjamaah di masjid, hal ini karena kurangnya kepedulian pengurus

masjid terhadap jama‟ah dan kurangnya pemahaman dan kesadaran

masyarakat tentang pentingnya Sholat berjamaah. Sehingga masjid hanya

dijadikan tempat beribadah sholat Jum‟at, dan Sholat hari raya islam.

Untuk bisa mengoptimalkan peran serta dan fungsi masjid pada masa

sekarang ini, kita harus membentuk kepengurusan masjid yang bisa bertangung

jawab dan mengatur semua kegiatan yang ada di dalam masjid, seseorang

pengurus masjid harus mempunyai sifat yang baik, tegas dan amanah, serta

pengurus masjid harus tampil dalam mengambil segala keputusan agar kita

tidak menyimpang dalam memungsikan masjid dari maksud didirikan nya.7

7 Wahyuddin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan dan Perkembangan (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 1993), 23

Page 20: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

4

Seperti hal nya yang dilakukan PengurusMasjid Al-Istiqamah Masjid ini

terletak di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang. Kecamatan Reteh.

Kabupaten Inhil (Riau) Masjid ini berdiri pada tahun 1997.Dulu ketika masjid

Al-Istiqamah ini baru didirikan,kesadaran masyarakat untuk Sholat berjamaah

sangatlah kurang, apalagi ketika Sholat subuh, hanya ada 5-6 orang. namun

sekarang berkat ketekunan pengurus dan masjid yang berada didaerah dusun

mekarjaya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang betapa

pentingnya nilai Sholat berjamaahdan manfaat Sholat berjamaah yang

kemudian mengakibatkan mulai ramainnya masyarakat yang mau Sholat

berjamaah di Masjid Al-Istiqamah, hingga sampai saat ini jama‟ah Masjid Al-

Istiqamah mengalami peningkatan 37-45 jama‟ah. kemudian hal tersebut

bertahan hingga saat ini.Selain jama‟ahnya ramai Masjid ini juga banyak sekali

melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti memberi materi tentang

sholat, melakukan praktek sholat, memberi perhatian dan membentuk

kelompok yasinan.

Kegiatan ini tentunya tidak terlepas dari keseriusan pengurus masjid yang

bisa mengatur dan memberikan nilai positif kepada para jama‟ah sehingga

sampai saat sekarang ini Masjid Al-Istiqamah selalu ramai dengan para

jama‟ah ketika melakukan Sholat lima waktu.

Berdasarkan latar belakang dan pokok pemikiran diatas, maka penulis

ingin melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus menjadikan

pembahasan skripsi dengan judul “Upaya Pengurus Masjid dalam

Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah” (Studi Kasus Masyarakat

Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang Kecamatan Reteh

Kabupaten Inhil Riau)

Page 21: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

5

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan di atas, maka peneliti akan memfokuskan pada

masalah, Bagaimana Upaya Pengurus Masjid Al-Istiqamah dalam

Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama‟ah, Pokok masalah ini lebih jauh

dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan yaitu:

1. Apa Upaya Pengurus Masjid Al- Istiqamah dalamMeningkatkan Kesadaran

Sholat Berjama‟ah?

2. Apa Faktor penghambat dan Pendukung Pengurus Masjid dalam Mengajak

Masyarakat di Dusun Mekar Jaya untuk Sholat Berjama‟ah?

3. Bagaimana hasil dari upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam

meningkatkan kesadaran Sholat berjama‟ah?

C. Batasan Masalah

Agar tidak jadi kesalah pahaman dalam memahami isi dari pembahasan

ini, maka peneliti hanya memfukuskan tentang Upaya Pengurus Masjid Dalam

Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama‟ah di Masjid.Dusun Mekar Jaya

Desa Seberang Pulau Kijang.

D. Tujuan dan Mamfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam Sebuah penelitian, tentu terdapat sebuah tujuan yang ingin dicapai.

Sesuia dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui Upaya Pengurus Masjid Al-Istiqamah dalam Meningkatkan

Kesadaran Shalat Berjama‟ah.

b. Mengetahui Faktor penghamnbat dan Pendukung Pengurus Masjid dalam

Mengajak Masyarakat di Dusun Mekar Jaya Sholat Berjama‟ah.

c. Mengetahui hasil Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam

meningkatkan kesadaran Sholat berjama‟ah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun mamfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sacara akademis

Page 22: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

6

Sebagai syarat untuk memperoleh S.Sos Fakultas Dakwah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dan hasil dari penelitian ini juga

diharapkan bisa menambah pengetahuan serta wawasan bagi seluruh

mahasiswa UIN STS Jambi dan juga mahasiswa Bimbingan Penyuluha

Islam khusus nya sebagai referensi atau bacaan, mengenai Kesadaran

dalam Sholat berjama‟ah di masjid, Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi motivasi atau dorongan kepada diri kita agar lebih

memperhatikan Sholat berjama‟ah di masjid.

b. Secara praktis

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penting

nya kesadaran Sholat berjama‟ah bagi masyarakat.

E. Kerangka Teori

1. Kesadaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kesadaran adalah keinsafan

keadaan mengerti,akanharga dirinyatimbul karena ia diperlakukan secara

tidak adil, hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang diri kesadaran

seseorang atas keadaan dirinya sendiri.8

2. Kesadaran Dalam Sholat Berjam‟ah

Sholat jamaah hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang

diprioritaskan jika tidak ada udzur). Di jaman modern sekarang banyak kita

jumpai bangunan masjid yang megah, indah dan sangat elok, tidak hanya di

perkotaan namun di desa saat ini umat Islam seolah-olah berlomba-lomba

untuk membangun atau merenovasi masjid mengingat pahala yang besar

bagi orang yang membangun masjid, namun kondisi yang cukup

memprihatinkan adalah sedikitnya umat muslim yang melaksanakan Sholat

secara berjamaah di dalamnya, pemandangan rutin di sekitar kita adalah

masjid akan ramai dengan jamaah pada saat-saat tertentu saja, antara lain

saat Sholat Jumat, Sholat hari raya, Sholat Maghrib dan Isya. Berbagai

alasan yang akan kita munculkan atas kondisi tersebut, namun jika kita

8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nsional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edesi ke-

3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),285

Page 23: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

7

mengetahui keutamaan Sholat berjamaah, Insya Allah kita tidak akan

pernah ketinggalan mengikuti Sholat berjamaah di masjid kecuali jika ada

udzur yang sangat mendesak.9

3. Pentingnya Sholat Berjama‟ah di Masjid

Rasulullah SAW sangat menganjurkan umat islam untuk

melaksanakan Sholat berjamaah bagi yang tidak ada udzur, akan lebih

utama lagi jika dilakukan di dalam masjid, bahkan beliau sempat membakar

rumah orang-orang yang tidak mengikuti Sholat jamaah di

masjid.sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda beliau

Dari Syayidina Abu Hurairah Radhiallahu „anhu, Baginda Rasulullah

„Shallalla‟alaihi wasallam bersabda, Sungguh aku ingin menyuruh pemuda-

pemuda agar mengumpulkan beberapa ikat kayu bakar untukku, lalu

kudatangi orang-orang yang Sholat dirumah mereka tampa udzhur, dan

kubakar rumah-rumah mereka sedangkan mereka di dalamnya.(HR.

Bukhari Muslim, Abu Daut, Ibnu Majah, Tirmidzi, dari kitab At-Targhib)10

dan masih banyak lagi hadits yang menjelaskan anjuran dan bahkan

peringatan akan pentingnya melaksanakan Sholat berjamaah di dalam

masjid, Semakin mudahnya kita menjumpai masjid di sekitar kita hendaklah

menjadikan kita lebih bersemangat untuk melaksanakan Sholat berjamaah di

masjid.11

4. Sholat Berjama‟ah

a. Pengertian Sholat Berjama‟ah

Sholat arti bahasanya adalah do‟a, sedangkan arti istilahnya adalah

perbuatan yang diajarkan oleh syara‟ dimulai dengan takbir dan

diakhiridengan memberi salam12

Al-Jamaah menurut istilah bahasa ialah

suatu kelompok, sedangkan menurut syara‟ ialah meningkatkan Sholat

9Imam Musbikin, Misteri Sholat Berjamaah bagi Kesehatan Fisik dan Psikis (Cet. I;

Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007)12 10

Maulana Muhammad Zakariyyah Al-Khandahlawi, Kitab Fadillah Amal,( Bandung:

Pustaka Ramadhan 2007), 295 11

Imam Musbikin, misteriSholat berjamaah bagi kesehatan fisik dan psikis (Cet I:

Yogyakarta:Mitra pustaka,2007) 12 12

Zakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada

Perguruan Tinggi Umum (Cet. X; Jakarta: Bulan Bintang, 1996), 198

Page 24: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

8

makmum dengan imamnya paling minimal dua orang, yaitu imam dan

makmumnya.13

Hakekat jamaah adalah mengadakan perikatan antara imam dan

makmum, antara pemimpin dengan rakyat.Jamaah itu adalah dari kha-sha-

ish (keistimewaan-keistimewaan) umat Islam, seperti Sholat jum‟at, Sholat

dua hari raya („ied), Sholat gerhana, dan Sholat minta hujan (istisqa).14

Sholat berjamaah adalah Sholat yang dilakukan oleh orang banyak

bersama-sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantara mereka

yang lebih fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih

menjadi imam. Dia berdiri di depan sekali, dan lainnya berdiri di

belakangnya sebagai makmum.Sholat berjamaah adalah hal yang terbaik

dalam syariat dan salah satu cara mensyiarkan Islam. Jumlah jamaah

sedikitnya ada imam dan makmum15

Firman Allah swt.dalam QS Al-Baqarah: 43

كعيه كوة وٱركعوا مع ٱلز لوة وءاتوا ٱلز ٣٤ وأقيموا ٱلص

Artinya:“Dan dirikanlah Sholat dan tunaikanlah zakat, dan rukuklah

beserta orang-orang yang rukuk”.16

b. Hukum Sholat Berjama‟ah

Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum Sholat berjamaah adalah

fardhu „ain, sebagian berpendapat sunnah muakkad.Yang akhir inilah

yang lebih layak, kecuali bagi Sholat jum‟at. Para ulama berpendapat

tentang hukum Sholat berjamaah:

1. Menurut kaidah persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini

pengarang Nailul Autar berkata, “Pendapat yang seadil-adilnya dan

lebih dekat kepada yang betul ialah Sholat berjamaah itu sunnah

muakkad.17

13

Syekh Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadis Rasulullah saw., Jilid I

(Bandung: CV Sinar Baru), 752 14

Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Sholat(Jakarta: Bulan Bintang,

1994), 303 15

Moh Rifa‟I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap (Semarang: PT. Toha Putra), 145 16

Departemen Agama, Al-Qur‟an Tafsir Per kata Kode Arab,8 17

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: SBA. 2003)107

Page 25: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

9

2. Madzhab Imam Ahmad mengatakan bahwa Sholat berjamaah

hukumnya fardhu „ain (wajib bagi setiap orang), pelakunya berdosa

jika meninggalkannya, dan bukan syarat sahnya Sholat.

3. An-Nawawiy yang lebih shahih adalah berjamaah Sholat itu fardhu

kifayah bagi kaum lelaki baligh yang merdeka serta bermukim, untuk

Sholatada‟ (tunai) saja.

4. Hanafiyah berpendapat bahwa Sholat berjamaah adalah

sunnahmuakkadah hampir sama dengan wajib, berdosalah siapa yang

biasa meninggalkannya.18

c. Keutamaan Sholat Berjama‟ah

Setiap ibadah mempunyai nilai keutamaan bagi umat Islam yang

mendirikannya, bentuk pahala dan sanjungan dari Allah Swt. Sholat

berjamaah mempunyai beberapa keutamaan antara lain:

1. Mendapat naungan dari Allah Swt. pada hari kiamat.

2. Keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan Sholat berjamaah di

dalamnya. Orang yang melangkahkan kaki menuju masjid dalam

keadaan suci untuk menunaikan Sholat berjamaah akan mendapat

pahala ibadah haji, berada dalam jaminan Allah, mendapatkan jamuan

dari surga setiap kali ia pergi pada pagi dan petang hari.

3. .Mandapat pahala 27 derajat dibandingkan Sholat sendirian. Allah

akan meninggikan derajatnya berlipat ganda daripada Sholat sendirian

27 derajat.19

d. Udzur yang Boleh Meninggalkan Sholat Berjamaah

Ulama fiqih menetapkan bahwa udzur yang dapat dijadikan alasan

untuk meninggalkan Sholat berjamaah adalah sebagai berikut:

1. Menderita sakit

2. Karena takut terjadi fitnah baik terhadap diri, keluarga ataupun

hartanya.

3. Karena sangat lapar sementara hidangan sudah tersedia.

18

Imam Musbikin, Misteri Sholat Berjamaah bagi Kesehatan Fisik dan Psikis ,23 19

Al-Imam Al-Bukhari, Terjemahan Hadis Shahih Bukhari Jilid I, II, III & IV (Jakarta:

Klang Book Centre, 2009), 196

Page 26: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

10

4. Karena hajat, yakni ingin buang air besar atau kecil.

5. Karena hujan lebat sehingga terjadi banjir dan banyak lumpur dan

dingin yang amat sangat.20

5. Upaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha atau

ikhtiar, untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan dan

mencari jalan keluar21

6. Masjid

a. Pengertian Masjid

Kata masjid berasal dari Bahasa Arab, diambil dari kata “Sajada,

yasjudu, sajdan”. Kata “Sajada” dalam konteks luas menunjukkan arti

sebuah ekspresi dari kepatuhan dan ketaatan seorang hamba kepada

Tuhannya.

Masjid berasal dari kata Sajada-Sujud, salah satu bermakna

mengikuti maupun menyesuiakan diri dengan ketetapan Allah yang

berkaitan dengan alam raya (Sunnatullah) Dengan keterangan ini jelas

bahwa arti masjid itu sebenarnya tempat sujud, bukan berarti sebuah

gedung atau tempat ibadat yang tertentu. Tiap potong permukaan bumi,

terbatas dengan sesuatu tanda atau tidak, baratap atau bertadah langit,

bagi orang islam sebenar nya dapat dinamakan masjid, jika ia disana

mengerjakan Sholat, jika disitu ia hendak lettakan dahinya, sujud

menyembah tuhannya.22

Untuk menunjukkan suatu tempat kata “Sajada” diubah bentuknya

menjadi masjidun artinya tempat sujud menyembah Allah swt. Istilah

masjid mengandung pengertian tempat ibadah bagi umat Islam untuk

melaksanakan kewajiban Sholat lima waktu maupun Sholat jum‟at secara

berjamaah yang diperintahkan oleh Allah Swt.23

20

Sulhan Abu Fitrah, Tuntunan Sholat Khusyu‟ Sempurna dan Diterima (Cet. I; Jakarta:

Pustaka Fitrah, 2008), 169-171 21

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nsional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edesi ke-

3,153 22

Nana Rukmana, Masjid & Dakwah, 41 23

Wahyuddin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan dan Perkembangan , 6

Page 27: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

11

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian masjid di

antara nya sebagai berikut:

1. Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qorni, “Masjid adalah tempat untuk

saling mengenal dan mengakrabkan diri diantara kaum muslimin.

2. masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang

absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau yang

lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa tolong-menolong

sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh

ikatan kasih sayang antar jamaah masjid kaum mukminin.

3. M. HR. Songge menyatakan masjid secara etimologis, bermakna

sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah

mahdhah berupa Sholat wajib dan berbagai Sholat sunnah lainnya

kepada Allah swt. dimana para hamba melakukan segala aktifitas baik

yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam kerangka kepada

Allah swt24

b. Fungsi Masjid

Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan

umat Islam, beberapa diantaranya adalah:

1. Masjidmerupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan

diri kepada Allah Swt.

2. Masjid adalah tempat kaum mislimin beri‟tikaf, membersihkan diri,

menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan

pengalaman batin keagamaan sehingga selalu terpelihara

keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

3. Masjidadalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna

menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

4. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan

kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

24

Aidh bin Abdullah Al-Qorni, Memakmurkan Masjid; Langkah Maju Kebangkitan Islam

(Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2005), 44

Page 28: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

12

5. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong

royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

6. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk

meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin.

7. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader

pimpinan umat.

8. Masjid tempat pengumpulan dana, menyimpan dan membagikannya.

Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial25

7. Pengertian Imam

Kata imam dalam bahasa Arab adalah pemimpin, pemuka.

Sedangkan imam menurut istilah, adalah pemuka di dalam berbagai

aspek kehidupan umat Islam. Sedangkan pengertian imam dalam konteks

Sholat atau imam Sholat, adalah pimpinan dalam Sholat jamaah, baik

dalam kedudukannya yang tetap maupun dalam keadaan yang sementara,

sang imam berdiri paling depan dari barisan jamaah Sholat.

Seorang imam Sholat, biasanya adalah orang yang dianggap baik

dalam Sholatnya, orang-orang yang berhati-hati mengerjakan Sholat,

yang memperbaiki cara-cara Sholat, agar mendapat ganjaran orang-orang

yang menjadi pengikut (makmum) dan bukan mendapat dosa dari

kesalahan orang yang berada di belakangnya.

Keberadaan imam dalam Sholat tidak lepas adanya Sholat yang

dilakukan secara berjamaah, yaitu Sholat yang dilakukan dua orang atau

lebih secara bersama-sama dengan ketentuan tertentu, di mana seorang

menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum. Maka para jamaah

bahu-membahu antara satu dengan yang lain, dengan membentuk satu

barisan tentara yang siap melaksanakan perintah dari komandannya.

a. Peran Dan Fungsi Imam

Peran dan fungsi yang bisa dan harus dijalankan imam masjid

sangat pentingdan strategis. Karena itu, imam masjid bukanlah sekedar

25

Muh. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus (Jakarta: Gema

Insani Press, 1996), 7-8

Page 29: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

13

berfungsi sebagai pemimpin dalam Sholat berjamaah, sebagai imam

Sholat merupakan salah satu fungsinya. Ada beberapa peran dan fungsi

imam masjid yang harus diwujudkan, yaitu :

1) Pemersatu Umat Islam.

Sebagai imam masjid, Rasulullah Saw amat memperhatikan persatuan

dan kesatuan dikalangan para sahabatnya. Bila sahabat berbeda pendapat,

Rasulullah menengahi perbedaan itu dan kalau sahabat memiliki gagasan

dan pendapat yang baru selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip

Islam, maka Rasulullah Saw amat senang dengan pendapat dan gagasan

itu, kesemua itu adalah dengan maksud terwujudnya persatuan

dikalangan para sahabat yang sebaik mungkin.

2) Menghidupkan Semangat Musyawarah.

Masjid adalah tempat untuk bermusyawarah, musyawarah antar pengurus

dengan pengurus dan pengurus dengan jamaahnya, bahkan antar sesama

jamaah. Imam masjid selalu berusaha mendudukkan persoalan melalui

musyawarah sehingga dengan musyawarah itu, hal-hal yang belum jelas

menjadi jelas dan hal-hal yang dipertentangkan bisa dicarikan titik

temunya.

3) Membentengi Aqidah Umat.

Dalam kehidupan sekarang yang begitu rendah nilai moralitas

masyarakat kita, amat diperlukan benteng aqidah yang kuat, sebab

kerusakan moral pada hakikatnya karena kerusakan aqidah.

4) Menjadi Uswah Bagi Jamaah.

Dalam pelaksanaan ajaran Islam sehari-hari, umat Islam amat menuntut

adanya figur-figur teladan sehingga kaum muslimin memahami

bagaimana pelaksanaan ajaran Islam yang baik.

5) Menjadi Rujukan Dalam Masalah Keislaman.

Sebagaimana kita ketahui, masih amat banyak umat Islam yang begitu

awam terhadap ajaran Islam. Keawaman umat terhadap Islam diperparah

lagi dengan adanya perbedaan cara pandang dalam memahami ajaran

Islam sehingga sebagian umat Islam masih bingung terhadap ketentuan-

Page 30: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

14

ketentuan Islam. Kebingungan umat itu sebenarnya bisa diatasi manakala

imam masjid bisa menjadi rujukan atau tempat bertanya yang mampu

memberikan jawaban.

6) Membangun Soliditas Jamaah.

Mewujudkan masjid yang ma‟mur, mencapai umat yang maju dan

menggapai kejayaan Islam dan umatnya merupakan sesuatu yang tidak

bisa dicapai secara individual.26

F. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang lebih mendasarkan pada

hal-hal bersifat diskursif, seperti transkrip dukumen, catatan lapangan, hasil

wawancar, dukumen tertulis dan data nondiskursif.27

Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

analisis.

G. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah Masjid Al-Istiqamah Dusun Mekar Jaya

Desa Seberang Pulau Kijangsubyek penelitian berpusat pada kesadaran

masyarakat dalam Sholat berjma‟ah.

H. Sumber dan Jenis Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut

menjadi data sekunder kalau dipergunakan orang yang tidak

berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan.28

Data

primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data

tentang peranan orang tua terhadap pendidikan ibadah Sholat lima

waktu anak di Dusun Mekar Jaya, khususnya mengenai:

26

Muh. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, 12-14 27

Pawito, Penelitian Komonikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara, 2007), 37 28

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007,

87.

Page 31: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

15

1) Upaya pengurus Masjid tentang ibadah Sholat berjama‟ah lima

waktu di masjid.

2) Kendala pengurus Masjid terhadap ibadah Sholat berjama‟ah lima

waktu anak di masjid.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,

koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.29

Data sekunder

dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai gambaran

umum Desa Seberang Pulau Kijang:

1) Historis dan geografis.

2) Struktur organisasi.

3) Keadaan Masjid

4) Keadaan fasilitas.

2. Sumber Data

Sumber data adalah dimana data diperoleh.30

Sedangkan sumber

data dalam penelitian ini orang dan materi yang meliputi:

a. Pengurus Masjid.

b. Jama‟ah

c. Guru Ngaji

d. Kepala desa.

e. Arsip.

I. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapat

data31

Untuk memperoleh ketetapan data dan keakuratan informasi yang

29

Ibid., 91. 30

Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, Pustaka Setia,

1998, 122. 31

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013),

Cet. Ke-19,224

Page 32: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

16

mendukung dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data

melalui:

1. Observasi

Observasi sebagai tehnik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spsefik bila dibandingkan dengan tehnik yang lain, yaitu wawancara dan

konsioner. Kalau wawancara dan konsioner selalu berkomonikasi dengan

orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada objek-

objek alam yang lain32

Menurut Nasution Observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan.Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.33

Tujuan observasi adalah memahami aktifitas-aktifitas secara

langsung, menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat didalam suatu

aktifitas, memahami maksud dari suatu kejadian, serta mendeskripsikan

sentting yang terjadi pada suatu aktifitas. Obsevasi dilakukan dengan

cara pengamatan langsung untuk memperoleh data tentang proses Imam

Masjid dalam meningkat kan kesadaran Sholat berjama‟ah di masjid.

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi partisipan, yang mana peneliti melibatkan diri secara

langsung dalam lingkungan penelitian.Dengan kata lain, observasi yaitu

melakukan kunjungan langsung ketempat penelitian serta mengamati

Upaya Pengurus Majid Istiqamah dalam meningkat kesadaran Sholat

berjama‟ah.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interview) yang

mengajukan pertanyaan dan wawancara (Interview)yang memberikan

pertanyaan atas jawaban itu.34

32

Ibid, 145 33

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), 64 34

Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

2014), 186

Page 33: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

17

Menurut Setna Yuwana Sudican “[W]awancara adalah suatu

percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban pertanyaan tersebut.35

Jenis

wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur atau terpimpin. Yaitu wawancara dengan cara hanya

mengumpulkan data yang relevan dengan permaslahan yang diteliti.

Situasi evaluasi tertentu, keperluan dari orang yang diwawancarai, dan

gaya personal pewawancara semuanya secara bersama-sama menciptakan

situasi yang unik untuk setiap wawancara.36

Wawancara tidak terstuktur penulis gunakan sebagai instrumen

pelengkap observasi untuk mengumpulkan data di lapangan tentang Upaya

Pengurus Majid Istiqamah dalam meningkat kesadaran Sholat berjama‟ah.

Sedangkan metode wawancara adalah teknik memperoleh informasi

secara langsung melalui permintaan keterangan keterangan kepada pihak

pertama yang dipandang dapat mendirikan keterangan atau jawaban

terhadap pertanyaan yang diajukan.37

Dalam penelitian ini, penulis dapat

mewawancarai beberapa, pengurus masjid dan jama‟ah Majid Istiqamah

dalam meningkat kesadaran Sholat berjama‟ah

3. Dokumentasi

Dokumen merupaka catatan perisstiwa yang sudah

berlalu.Dukumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya

menumental dari seseorang.Dukumen yang berbentuk tulisan misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,

kebijakan.Dukumen yang berbetuk gambar misalnya foto, gambar hidup,

skesta dan lain-lain.Dukumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,

yang berupa dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

35

Lexy J. Moleong, (Bandung: PT. Remaja Rosda, 2014), 186. 36

Emizir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2008), 169. 37

Ibid., 49.

Page 34: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

18

wawancara dalam penelitian kualitatif.38

Dokumentasi adalah data yang

diperoleh dari dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan meramalkan.39

Dokumentasi adalah cara

mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan

termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum-hukum dan

lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.40

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data-

data dokumenter, berupa catatan, transkrip, buku, surat Kabupatenar,

majalah. agenda ataupun jurnal yang dapat memberikan informasi

tentang objek yang diteliti. Data dokumentasi digunakan untuk

melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi berupa

foto kegiatan kegiatan Ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan

secara simultan dalam penelitian ini, dalam arti digunakan untuk saling

melengkapi antara data satu dengan data yang lain. Sehingga data yang

penulis peroleh memiliki validitas dan keabsahan yang baik untuk

dijadikan sebagai sumber informasi.41

J. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

data menurut Miles dan Hubermanyang pada prinsipnya kegiatan analisis

data ini dilakukan sepanjang kegiatan penelitian (during data collection), dan

kegiatan yang paling inti mencakup menyederhanaan data (data reduction),

penyajian data (data display) serta menarik kesimpulan (making

conclusion).42

Analisis data ini dilakukan sejak pengumpulan data secara keseluruhan.

Data kemudian di cek kembali, secara berulang, dan disistimatiskan dan

38

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 82 39

Lexy J. Moleong, Suatu Kajian Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1995), 77. 40

Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, (Malang: Yayasan Asih

Asuh, 1990), 46. 41

Ibid, 64. 42

Michael A. Huberman dan Matthew B Miles, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI,

1992), 16.

Page 35: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

19

diinterpretasikan secara logis, sehingga diperoleh data yang absah dan

kredibel.43

Suatu analisis melaui data kualitatif dengan menggunakan analisis

sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reductions)

Menurut Miles dan Hubberman, mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang

penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian, mereduksi data yang

telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan.44

Dalam hal ini, menggunakan teknik reduksi data adalah untuk

mereduksikan data yang diperoleh dari lapangan penelitian yang bersifat

umum tentang aktifitas pembimbing asrama dalam memotivasi Upaya

Pengurus Majid Istiqamah dalam meningkat kesadaran Sholat

berjama‟ah.

2. Penyajian data (Display Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Namun yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam

metode penelitain ini adalah teks yang bersifat naratif.

Maka dalam hal ini, peneliti ingin mengalisis datanya

menggunakan penyajian data agar dapat menganalisis lebih dalam

gambaran yang terjadi di lapangan.

3. Penarikan kesimpulan (Conclution Drawing Verification)

Verification merupakan langkah ketiga analisis data yang berupa

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

43

Lexsi J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996), 6. 44

Op Cit., 17

Page 36: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

20

ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

Maka dalam hal ini peneliti ingin menggunakan analisis verifikasi

agar dapat menyimpulkan data yang diperoleh dilapangan, sehingga

temuan awal yang sebelumnya masih bersifat sementara akan lebih jelas

gambaran masalah yang telah diteliti.

K. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Adapun tingkat kepercayaan data (trustworthiness) dalam penelitian

dilakukan suatu teknik pemeriksaan data antara lain; melakukan perpanjangan

keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi dan diskusi sejawat.45

Untuk memperoleh data yang terpercaya (trustworthiness) dan dapat

dipercaya (reliabe), maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan

data yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif,

upaya pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat

keikutsertaan peneliti di lokasi secara Iangsung dan cukup lama, dalam

upaya rnendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin

mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penilaian data (data

distortion) oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak sengaja.

Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-nilai

bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari lapangan yang

diteliti Sedangkan distorsi data dari responden, dapat timbul secara tidak

sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan, atau muncul

dengan sengaja, karena responden berupaya memberikan informasi fiktif

yang dapat menyenangkan peneliti, ataupun untuk menutupi fakta yang

sebenarnya.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan

45

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004), 175.

Page 37: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

21

pengamatan secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-

faktor yang menonjol dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut

selanjutnya.sehingga peneliti dapat memahami faktor-faktor tersebut.

Ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan

karakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus pada objek

penelitian. Permasalahan dan fokus penelitian. Hal ini diharapkan pula

dapat mengurangi distorsi data yang mungkin timbul akibat keterburuan

peneliti untuk menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul

dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar,

misalnya berdusta, menipu, dan berpura-pura.

4. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbandingan terhadap data itu.46

Jadi dalam hal ini mengecek

sumber data yang diperoleh di lapangan berkenaan dengan penelitian ini.

Ada empat macam triangulasi yaitu dengan menggunakan sumber, metode,

penyidik dan teori.

Pertama, Triangulasi sumber yakni membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui sumber

yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan

dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan

orang.47

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

kembali derajat keterpercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Konsep trianggulasi

dengan metode yang berbeda mengimplikasikan adanya model-model

pengumpulan data secara berbeda (observasi dan wawancara) dengan pola

yang berbeda. Trianggulasi dengan sumber ini dapat dilaksanakan dalam

46

Ibid, 330. 47

Ibid, 330-331.

Page 38: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

22

bentuk, mengkomparasikan data yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan pengamatan langsung peneliti di lapangan.

Komparasi ini terutama dilakukan untuk melihat peran di Dusun

Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang Kecamatan Reteh Kabupaten

Indragiri Hilir RiauKedua, Triangulasi teori yaitu membandingkan data

dengan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian.

Trianggulasi dengan teori didasarkan pada asumsi bahwa fakta tertentu

tidak dapat diperiksa keterpercayaannya hanya dengan satu teori. Artinya,

fakta yang diperoleh di dalam penelitian harus dapat dikonfirmasikan

dengan dua teori atau lebih. Patton menamakan teori ini sebagai penjelasan

pembanding. Trianggulasi dengan teori ini penulis terapkan dalam bentuk.

Satu, menghubungkan antara keberadaan manajemen sekolah dengan

prestasi santri48

.

Teknik pemeriksaan data dilakukan dalam penelitian ini didasarkan

atas satu kriteria kepercayaan (credibility). Standar kredibibilitas

diperlukan agar hasil penelitian kualitatif dapat dipercaya oleh pembaca

dan dapat disetujui kebenarannya oleh partisipan yang diteliti. Dalam

pengecekan keabsahan data ada beberapa teknik yang dapat digunakan,

yaitu: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan dan kecermatan pengamatan,

triangulasi dan diskusi sejawat,49

yaitu:

5. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan ini menuntut peneliti untuk terjun

langsung ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang untuk

mendeteksi dan memperhitungkan distorsi (penyimpangan) yang mungkin

akan merusak data, baik distorsi peneliti secara pribadi, maupun distorsi

yang ditimbulkan oleh responden; baik yang disengaja maupun yang tidak

disengaja.

Melalui perpanjangan keikutsertaan ini, diharapkan peneliti dapat

menentukan distorsi yang terjadi dalam penelitian sehingga peneliti dapat

48

Ibid,330. 49

Ibid, 163.

Page 39: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

23

mengatasi hal ini. Penelitian yang direncanakan dilaksanakan tiga bulan,

dan dikarenakan peneliti khawatir akan terjadinya distorsi baik yang

berasal dari peneliti sendiri maupun yang distorsi yang berasal dari

responden, maka dianggap perlu menambah masa penelitian.

6. Ketekunan dan Kecermatan Pengamatan

Ketekunan pengamatan merupakan upaya peneliti dalam mengamati

secara cermat, rinci dan berkesinambungan terhadap berbagai gejala atau

fenomena yang terjadi. Dengan teknik ini, peneliti bermaksud menemukan

cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi relevan dengan persoalan yang

sedang dicari, lalu memuastkan diri pada hal-hal tersebut secara

kelaboratif. Teknik ini diharapkan akan mengurangi terjadinya berbagai

distorsi data yang timbul akibat kurang teliinya peneliti dalam menilai

suatu persoalan.

Ketelitian pengamatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasikan

karakteristik dan elemen dalam suatu situasi yang sangat relevan dengan

permasalahan atau isu yang sedang diteliti dan memfokuskannya secara

terperinci.

Peneliti berupaya mengadakan observasi atau pengamatan secara

teliti dan rinci secara terus-menerus terhadap faktor-faktor yang menonjol,

dan kemudian peneliti menelaahnya secara terinci sampai pada suatu titik

sehingga pada pemeriksaan tahap awal akan kelihatan salah satu atau

keseluruhan faktor yang telah dipahami50

.

Triangulasi dengan penyidik yaitu teknik pengecekan data melalui

perbandingan hasil daya yang diperoleh dari satu pengamat dengan hasil

penyelidikan pengamat lainnya. Cara ini dapat dilakukan bila penelitian

dilakukan dalam suatu kelompok, di mana masing-masing peneliti

kemudian membandingkan hasil penelitiannya.

Trianggulasi dengan teori, yaitu pengecekan keabsahan data melalui

perbandingan dua atau lebih teori yang berbicara tentang hal sama,

dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan banding tentang suatu hal

50

Ibid, 330.

Page 40: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

24

yang diteliti. Penerapan teknik tersebut, dapat dilakukan dengan

memasukkan teori-teori pembanding untuk memperkaya dan

membandingkan penjelasan pada teori utama yang digunakan dalam

penelitian.

L. Studi Releevan

Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat bebrapa karya tulis yang

hamper sama dengan peneliti yakni skripsi karya.Ahmad Zaidun yang

berjudul” Pengaruh Mengikuti Shalat Berjama‟ah Terhadap Perilaku

Keagamaan Santri di Pondok Pesantren Roudlotus Sa‟idiyyahSukorejo

Gunungpati Semarang” Skripsi ini membicarakan tentang pengaruh sahalat

berjama‟ah terhadap prilaku keagamaan51

Skripsi Karya Neti Faila Suffa yang berjudul “Pengaruh Shalat

Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Studi Kasus Masyarakat Pondok

Sendang, Kec. Beringin, Kab. Semarang. Skripsi ini membicarakan tentang

pengaruh shalat berjama‟ah prilaku soial.52

Skripsi Karya Muhammad Fazil yang berjudul “Pembiasaan Shalat

Dhuhur Berjama‟ah Dalam Meningkatkan Kedesiplinan Siswa SMA Negri 1

Lhoknga Aceh Besar. Skripsi ini membicarakan tentang pembisaan shalat

dhuhur dalam meningkatkan kedesiplinan siswa.53

Sebagaimana yang terlihat dari studi relevan ini, bahwwa dari beberapa

kajian yang disebutkan diatas memiliki kesamaan, yaitu sama-sama meneliti

tentang shalat berjama‟ah hanya saja bedanya pada pengangkatan masalah.

Belum ada yang membahas tentang Upaya PengurusMasjid dalam

Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama‟ah. Karya karya diatas adalah

berbeda dengan karya yang sedang penulis rampungkan, dari segi

pengangkatan masalah yang berbeda dan melihat adanya perbedaan setting,

tentu saja penelitian yang akan dihasilkan akan berbeda.

51

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/91/jtptiain-gdl-ahmadzaidu-4519-1-skripsi_-

p.pdf di akses pada tanggal,25 Maret,2019 52

http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/6739c7348d60aea0.pdf di akses pada tanggal, 26

Maret, 2019 53

https://repository.ar-raniry.ac.id/2119/1/Muhammad%20Fazil.pdf di akses pada tanggal 26

Maret, 2019

Page 41: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

25

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Historis dan Geografis

1. Historis

Sejarah berdirinya Desa seberang Pulau Kijang, desa seberang

pulau kijang adalah saalah satu desa yang berada di kecamatan reteh

kabuten indragiri hilir.Desa seberang pulau kijang adalah hasil dari

pemekaran desa pulau kecil.Pada saat desa seberang pulau kijang masih

berada diwilayah desa Pulau Kecil maka para Tokoh masyarakat merasa

perlu mengusulkan pemekaran kepada pemerintah Kabupaten Indragiri

Hilir Untuk diadakan pemekaran karena melihat begitu luasnya wilayah

Pulau Kecil sehingga kurang Efektif dalam pelayanan masyarakat,

sehingga timbul inisiatif dari beberapa tokoh yang mewakili Dusun pada

saat itu antara lain:

a. H. M. ABDULLAH dari Dusun parit perani

b. H. MADEK dari Dusun sungai tambak

c. ABD MANASSE dari Dusun Terusan Jaya

Akhirnya diadakan Rapat desa pada tanggal 21 Juni 1999 yang

dihadiri oleh CamatReteh, Kades Pulau Kecil, Perangakat Desa, dll, guna

untuk membahas pemekaran dimaksud, dan akhirnya kesimpulan rapat

menyetujui pemekaran denganditandai dengan pananda tanganan surat

Pengusulan tersebut, adapun wilayah yangdiusulkan adalah separuh desa

Pulau Kecil yang berada Disebelah utara SungaiGangsal atau dengan kata

lain dibagi dua, dengan nama yang diusulkan adalah DesaSeberang Pulau

Kijang, nama desa seberang pulau kijang karena posisi desa tersebut

berseberangan dengan pulau kijang. Pada rentang waktu antara tahun 1999

sampai denga 10 tahun 2004 merupakan desa Persiapan dengan Kepala

Desa yang disebut Penjabat Kepala desa, dan pada akhirnya diresmikan

oleh Bupati Indragiri Hilir menjadi desa definitif pada hari Senin tanggal

27 Desember 2004 Maka resmilah menjadi Desa seberang pulau kijang

Page 42: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

26

yang diakui oleh Pemerintah baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah

Pusat. Demikian sejarah singkat desa seberang pulau kijang yang sumber

datanya diambil dari bukti autentik yang ada.

Masih sehubungan sejarah Desa Seberang Pulau Kijang

Kecamantan Reteh berikut wawancara dengan tokoh masyarakat:

[K]arena pada waktu dulu berdasarkan usulan dari masyarakat untuk

melakukan pemekaran desa Pulau Kijang berdasarkan hasil dari

keputusan rapat bersama masyarakat pemimpin desa tersebut (bapak

Suyarto) membagi desa tersebut menjadi empat dusun yaitu Dusun

Parit Jawa, Dusun Parit Sayang, Dusun Parit Menanti dan Dusun

Mekar Jaya.1

2. Geografis

Desa Seberang Pulau Kijang adalah salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari dengan tanahnya datar dan

subur yang sangat baik untuk pertanian, baik untuk tanaman muda maupun

untuk tanaman keras seperti tanaman karet.Hasil yang didapat dari

pertanian oleh masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Desa Seberang Pulau Kijang memiliki batas-batas daerahnya

adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Seberang Sanglar

b. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Benteng Barat Kec Sungai

Batang

c. Sebelah Timur berbatasan dengan desa mekar sari

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Pulau Kecil

Berkaitan dengan proses berdirinya Masjid Al-Istiqamah di Dusun

Mekar jaya sangatlah bersejarah karna masjid ini, masjid yang pertama

berdiri di daerah Desa Seberang Pulau Kijang, daerah tersebut sebelumnya

belum ada sebuah Masjid hanya ada Mushullah . Awal mulai ide pendirian

masjid berawal dari seseorang yang bernama Bpk M. Begok beliau adalah

seorang bekerja sebagai petani biasa, beliau datang dari kuala tungkal pada

1Wawancara, Penulis dengan Tokoh Masyarakat 20 Maret 2019

Page 43: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

27

tahun 1981 hanya sebagai seorang petani biasa yang mempunyai lahan di

dusun mekar jaya. Awal mula nya beliau mendirikan masjid tersebut karna

melihat susah nya masyarakat ketika ingin melakukan sholat Juma’at, atau

pun ingin mengadakan peringatan hari besar Islam lainnya.

Oleh karena itu bapak M. Begok mengusulkan kepada masyarakat

untuk musyawarah membangun Masjid tersebut akhirnya musyawarah

setuju tentang adanya pembangunan Masjid di Dusun Mekar Jaya hasil

permusyawarah pembangunan dana Masjid masyarakat di Dusun Mekar

Jaya dikenakan satu KK RP. 100.000 dan meminta bantuan kepada

perintah Desa Seberang Pulau Kijang untuk mengajukan profosal

pembangunan masjid pada tahun 1995. Akhirnya pada tahun 1996 dana

pengajuan profosal tersebut keluar dan pada akhir nya berdirilah Masjid

Al-Istiqamah pada tahun 1997 dengan kapasitas jama’ah 1.000 jama’ah

Keadaan iklim Desa Seberang Pulau Kijang termasuk kategori

beriklim sedang, dikatan demikian karena pada siang harinya tidak telalu

panas dan pada malam harinya tidak terlalu dingin. Sementara itu, tidak

jauh berbeda dengan daerah tropis lainnya di Propinsi Riau, maka keadaan

musim di Desa Seberang Pulau Kijang hampir sama yakni mengalami dua

musim yaitu musim panas dan musim hujan. Kondisi suhu pada siang hari

mencapai 360C dan malam hari mencapai 21

0C.

2

Kalau dilihat dari sinar matahari, biasanya terjadi pada bulan Juni

sampai bulan Agustus yang merupakan bulan-bulan yang relatif kering

dimana penyinarannya lebih tinggi dari pada bulan Oktober sampai April

yang relatif basah.Bagi masyarakat, penyinaran matahari digunakan

keperluan rumah tangga seperti untuk mengeringkan pakaian dan lain-lain

sebagainya.

Sumber air bersih tergantung pada sumur dan sungai penduduk

Desa Seberang Pulau Kijang, sumber air yang berasal dari sumur galian

tanah, mereka menggunakan air tersebut untuk memasak, mandi, mencuci

dan keperluan lainnya.Kalau musim kemarau datang biasanya mereka

2Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Page 44: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

28

menggali sumur atau mendalami kedalaman sumur mereka, tujuannya agar

air tetap keluar dan cukup untuk keperluan sehari-hari.

B. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Seberang Pulau Kijang

Teorganisasinya suatu pemerintahan merupakan salah satu faktor

berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu pemerintahan dan

kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan.Selain merupakan suatu

peraturan pemerintah bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus

secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.

Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dari keberhasilan

pembangunan.

Suatu wilayah desa biasanya mempunyai tiga persyaratan unsur

penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah.Maka demikian juga halnya

dengan Desa Seberang Pulau Kijang.Desa Seberang Pulau Kijang dipimpin

oleh seorang kepala desa.Berjalan atau tidaknya suatu pemerintah desa sangat

bergantung pada kemampuan, kemauan dan kecakapan dari

pemimpinnya.Sebagaimana pada umumnya, masyarakat desa belum begitu

maju, sehingga kepala desa serta aparat desa lainnya harus berkerja keras

memajukan desa tersebut.Oleh karena itu, untuk kelancaran tugas pemerintah

sehari-hari, maka kepala desa dibantu oleh sekretaris desa dan tiga orang

kepala urusan (kaur).

Adapun tugas sekretaris desa dan kepala urusan untuk membantu

segala kegiatan kepala desa dalam bidang pemerintahan demi kepentingan

umum.Kepala desa juga dibantu oleh kepala dusun (kadus) dengan tugas yang

telah ditentukan oleh kepala desa. Adapun struktur pemerintahan Desa

Seberang Pulau Kijang adalah sebagai berikut:

Page 45: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

29

GAMBAR. 2. 1 STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA SEBERANG

PULAU KIJANG 20193

Susunan struktur organisasi pada suatu Kelurahan seperti Desa

Seberang Pulau Kijang berarti merupakan suatu kegiatan atau ikatan yang

mempertemukan antara program kegiatan-kegiatan dalam desa tersebut, di

sampimg itu juga mempermudah pencapaian tujuan program pembangunan

yang ditetapkan oleh pemerintah.

C. Struktur Organisasi Masjid Al Istiqamah

Teorganisasinya suatu kepengurusan Masjid merupakan salah satu

faktor berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu kepengurusan Masjid

3Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Kepala Desa

Abdul Muin, SH

Kaur Pembang

Wardi

Sekretaris Desa

Marta Veri

BPD

M. Amin

Kaur Umum

Astuti

Kadus Parit Jawa

Miskar

Ka. Pemerint

Drs. A. Kadir

Kadus Parit Sayang

Muh Supadi

Kadus Parit

Menanti

Sabarudin

Kadus Mekar

Jaya

M.Yusuf, SE

Page 46: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

30

dan kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan. Selain merupakan suatu

peraturan dalam kepengurusan Masjid bahwa suatu organisasi harus ada

susunan pengurus secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran

aktivitas kerja objektif. Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung

tombak dari keberhasilan pembangunan Masjid.

GAMBAR 2.2 STRUKTUR ORGANISASI MASJID AL-ISTIQAMAH4

D. Keadaan Penduduk dan Ekonomi

Desa Seberang Pulau Kijang memiliki pertumbuhan penduduk selalu

meningkat dimana tingkat kelahiran lebih tinggi dari pada angka

kematian.Menurut monografi Desa bahwa jumlah penduduk Desa Seberang

Pulau Kijang sampai saat ini mencapai 6344 jiwa dimana jumlah laki-laki

3303 orang,perempuan 3041 dan kepala keluarga 1611. selanjutnya mengenai

4 Dokumentasi Masjid Al- Istiqamah 2018

PENASEHAT

H. Arif

PEMBINA

Zainuddin

KETUA

Naharudin

WAKIL KETUA

Nasib Sabri

SEKRETARIS I

M. Syukri

SEKSI IBADAH

M. Rajali

BENDAHARA I

Mustafa

SEKSI PENDIDIKAN

DAN DAKWAH

Baharudin

SEKSI PEMBANGUNAN

Nardiandi

SEKSI SOSIAL DAN

HUMAS

Jurnalis

REMAJA MASJID

Aspiq

Page 47: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

31

keadaan penduduk Desa Seberang Pulau Kijang dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 2. 1 Keadaan Penduduk Menurut Dusun dan Jenis Kelamin di Desa

Seberang Pulau Kijang5

No Nama Dusun Pria Wanita Jumlah

1.

2.

3.

4.

Dusun Parit Jawa

Dusun Parit Sayang

Dusun Parit Menanti

Dusun Mekar Jaya

1340

722

777

464

1246

721

663

411

2586

1443

1440

875

Jumlah 3303 3041 6344

Adapun penduduk Desa Seberang Pulau Kijang adalah rata-rata

berasal dari Suku Melayu, tetapi ada juga yang berasal dari suku lain, seperti

Suku Jawa, Minang, Banjar dan lainnya, namun.penduduk Desa Seberang

Pulau Kijang sebanyak 50% berasal dari suku Melayu. Sebagaimana hasil

wawacara penulis dengan salah satu tokoh masyarakat, yaitu yang bernama

bapak Abdul Muin SH, kepala Desa Seberang Pulau Kijang, yang mengatakan

bahwa: “Penduduk Desa Seberang Pulau Kijang mayoritas barasal dari suku

Melayu, memang ada sebagian yang berasal dari suku lain, akan tetapi sedikit

sekali jumlahnya seperti suku Jawa, suku Minang, suku Banjar dan

sebagainya.”6

Penduduk Desa Seberang Pulau Kijang terdidik dari beberapa suku itu

tidaklah menjadi permasalahan di dalam pergaulan sehari-hari, dalam arti kata

selalu rukun.Hal ini dikarenakan penduduk Desa Seberang Pulau Kijang

menyadari pentingnya hidup masyarakat. Walaupun lain suku namun tetap

satu dalam hidup berbangsa dan bernegara khususnya masyarakat Desa

5Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

6Wawancara, Penulis dengan Tokoh Masyarakat 22 Maret 2019

Page 48: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

32

Seberang Pulau Kijang Dengan adanya suku-suku lain, maka bertambah

banyak pengalaman-pengalaman dari masyarakat, dengan kata lain dari yang

tidak ada menjadi ada. Juga sebaliknya bagi suku-suku lain yang berada di

Desa Seberang Pulau Kijang.

Sebagaimana diketahui bahwa penduduk Indonesia yang berdomisili di

daerah pedesaan mayoritas mata pencahariannya adalah bertani.Begitu pula

halnya dengan masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang yang mayoritas

sumber kehidupannya juga bertani. Di samping itu pula ada mata pencaharian

lain seperti berdagang, pertukangan dan pengawai negeri, akan tetapi jumlah

sedikit sekali. Untuk mengetahui secara jelas tentang mata pencaharian

masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.2 Keadaan Mata Pencaharian Desa Seberang Pulau Kijang7

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Ket

1

2

3

4

5

Petani

Pengawai negeri

Pertukangan

Pedagang

Buruh Tani

980

214

354

550

1275

Jumlah 3373

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mata pencaharian

masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang pada umumnya adalah petani.Para

petani itu berjumlah 980 orang dari jumlah masyarakat yang berada di Desa

7Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Page 49: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

33

Seberang Pulau Kijang. Kemudian di samping itu sebagai pertani ada juga

mata pencahariannya sebagai pedagang yang berjumlah 550 orang,

pertukangan 354 orang, pengawai negeri 214 orang, dan buruh tani 1275

orang, dari jumlah masyarakat yang ada di desa tersebut.

D. Keadaan Sosial Budaya

Penduduk yang menetap di Desa Seberang Pulau Kijang dalam

kehidupan sehari-hari mereka hidup saling berdampingan dan saling tolong-

menolong satu dengan yang lainnya.Dalam pergaulan sehari-hari mereka

masih memperhatikan adat-istiadat. Adat-istiadat merupakan pedoman yang

dipegang teguh oleh orang tua dan anak di Desa Seberang Pulau Kijang

Di sisi lain masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang juga memiliki

jiwa sosial yang baik. Untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, 1

sampai 2 kali dalam sebulan warga Desa Seberang Pulau Kijang selalu

mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan, parit dan sarana umum

lainnya yang terdapat di Desa Seberang Pulau Kijang Pemuda dan orang tua

membaur menjadi satu bekerja membersihkan lingkungan tempat mereka

hidup dan tinggal di sana, tepatnya di Desa Seberang Pulau Kijang Sifat

gotong royong juga ditampakkan oleh masyarakat Desa Seberang Pulau

Kijang dalam berbagai hal, seperti dalam kegiatan pesta pernikahan dimana di

antara masyarakat saling bantu membantu dalam kegiatan tersebut.8

Seperti diketahui bagi masyarakat Melayu Riau yang mengenal

dengan Undang-Undang Adat secara turun-temurun, hal tersebut masih dapat

dipertahankan, mereka tetap mengenal istilah-istilah sebagai berikut:

[T]itian teras bertangga batu, maksudnya titian teras merupakan adat,

sedangkan bertangga batu adalah syara′ dan kitabullah. Sehingga hukum

adat tersebut haruslah dijalankan dengan wibawa yang kuat, sedangkan

teras adalah bagian dari pada inti kayu yang tidak mudah dipatahkan

namun dapat dipindahkan atau dialihkan.9

Sehingga hukum syara′ yang disebut bertangga batu, hukum yang

positif dan permanen baik menghadap ke bawah maupun menghadap ke atas,

8Observasi 23 Maret2019

9Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Page 50: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

34

dan tidak dapat dipikuli diajak (dipindahkan) dan tidak mempunyai prioritas

bagi seseorang, bila sesuatu haram haruslah dikatakan haram, najis haruslah

dikatakan najis, makruh tetaplah makruh, yang benar dibela yang salah

dihukum.10

Berbuat di luar kebiasaan, berarti menentang orang banyak menentang

adat dan syara′, adat dan syara′ merupakan cermin gendang yang tak pernah

kabur, pedoman yang jelas haruslah diikuti tanpa ada pilihan lain. Tak lapuk

di hujan tak lekang di panas, maksudnya yang salah tetap dihukum, hutang

haruslah dibayar, hilang ganti, ngilih menggantikan lantak nan tak goyah.

Maksudnya tugas menjalankan keadilan dan kebenaran bagi pemimpin yang

adil, tetap dalam pendiriannya, sifat pemimpin yang baik.11

Penduduk yang berdomisili di Desa Seberang Pulau Kijang

mempunyai suatu tata cara dan aturan-aturan, dalam hal ini adalah berupa adat

yang sudah dijalani sejak lama. Tata cara atau aturan tersebut itulah yang

dinamakan adat-istiadat yang harus ditaati oleh seluruh masyarakat,

sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Marta Veri, Sekretaris Kepala

Desa Seberang Pulau Kijang yang menyatakan bahwa: “Adat adalah suatu

tata cara dan aturan yang diadatkan dan jelas yang ada dalam

masyarakat di Desa Seberang Pulau Kijang ini adat yang bersendikan syara′

dan syara′ yang bersendikan Kitabullah.12

Adapun ciri-ciri adat-istiadat yang ada dalam masyarakat di Desa

Seberang Pulau Kijang ini adalah, karena mayoritas penduduknya adalah

beragama Islam, untuk segala adat dan aturan yang dilakukan dalam

masyarakat ini bersendikan Islam dan keagamaan seperti pelaksanaan dalam

acara-acara perkawinan, pernikahan, pembacaan do’a selamat, pencukuran,

akikah maupun mengkhitankan anak.13

Masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang pada hari besar keagamaan,

seperti Idul Fitri, Idul Adha mereka saling kunjung-mengunjungi, dan tak lupa

10

Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019 11

Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019 12

Wawancara 25Maret 2019 13

Observasi 25 Maret 2019

Page 51: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

35

juga mereka selalu membantu saudara mereka yang tertimpa musibah. Dengan

sedikit menyisihkan rizki untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya. Terutama untuk anak-anak yatim piatu, janda-janda tua yang

ada di Desa Seberang Pulau Kijang Biasanya pemberian sedekah ini dilakukan

pada bulan Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri.Bentuk pertolongan

yang mereka berikan berupa materi, uang, tenaga, dan nasehat yang baik, itu

semuanya diberikan dengan ikhlas tanpa ada rasa pamrih.

E. Keadaan Agama dan Pendidikan

1. Agama

Agama yang dianut oleh masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang

mayoritas adalah Islam, mereka menjujung tinggi syari’at Agama Islam,

mereka memuliakan alim ulama karena mereka berpandangan bahwa alim

ulama dalam mengajarkan agama berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist.

Keadaan agama di Desa Seberang Pulau Kijang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 2.3 Keadaan penduduk Desa Seberang Pulau Kijang menurut

Agama14

No Agama yang dianut Jumlah (jiwa) Ket

1

2

3

Islam

Kristen

dan Lain-Lain

6344

0

0

Jumlah 6344

Desa Seberang Pulau Kijang juga memiliki tempat-tempat

peribadatan yang dibangun atas swadaya masyarakat sebagai sarana untuk

14

Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Page 52: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

36

menjalankan ibadah. Adapaun tempat peribadatan di Desa Seberang Pulau

Kijang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.4 Sarana Tempat peribadatan masyarakat Desa Seberang Pulau

Kijang15

No Tempat Peribadatan Jumlah (Unit) Ket

1

2

Masjid

Langgar/surau

4

3

Jumlah 7

Berdasarkan tabel di atas Desa Seberang Pulau Kijang memiliki

tempat peribadatan yang jumlahnya 4 buah yang terdiri dari 10 buah

masjid dan 14 buah langgar yang semuanya masih digunakan oleh

masyarakat dalam menjalankan Ibadah. Begitu banyak saran ibadah di

Desa Seberang Pulau Kijang, ini menandakan masyarakat begitu

bergantung kepada Masjid.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan

bangsa, sebab maju mundurnya suatu bangsa dapat diukur dari segi mutu

pendidikan bangsa itu sendiri terutama bagi generasi muda, sebab itu

pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini

selaras dengan tujuan peningkatkan pengatahuan dalam memacu tingkat

kemajuan serta proses pemaharuan menuru terciptanya masyarakat yang

cerdas dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat manusia. Keadaan

pendidikan di Desa Seberang Pulau Kijang sudah nampak mulai

berkembang.Dalam hal ini telah didirikan sekolah agama yakni madrasah

15

Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Page 53: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

37

ibtidaiyah swasta guna menampung anak-anak untuk belajar agama. Untuk

mengetahui keadaan pendidikan di Desa Seberang Pulau Kijang dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. 5 Keadaan Pendidikan Penduduk Desa Seberang Pulau Kijang16

No Tingkatan Pendidikan Jumlah (Jiwa) Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Tidak Tamat SD

Tamat SD

Tamat SLTP/Sederajat

Tamat SLTA/Sederajat

Diploma I-III

Tamat S1

Tamat S2

Belum Sekolah

936

1901

1001

901

223

13

2

1367

Jumlah 6344

Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat perkembangan

pendidikan mayarakat di Desa Seberang Pulau Kijang ini belum

mengalami peningkatan. Pendidikan masyarakat mulai dari Sekolah Dasar

sampai tingkat Sarjana masih kelihatan kurang sekali jumlahnya. Hal ini

disebabkan faktor pendidikan orang tua yang rendah, kebanyakan orang

tua mereka hanya tamatan Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama saja, faktor ekonomi keluarga juga mempengaruhi

kelangsungan pendidikan anak. Tingkat ekonomi keluarga Desa Seberang

Pulau Kijang sangat beragam sekali, itu semuanya terlihat dari jenjang

pendidikan orang tua, serta keahlian dari setiap orang tua mereka masing-

masing.

16

Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Page 54: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

38

Tabel 2. 6 Sarana Pendidikan di Desa Seberang Pulau Kijang Tahun 201917

No Lembaga Pendidikan Jumlah (Unit) Ket

1

2

3

4

5

TK

Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Sekolah Dasar (SD)

Madrasah Tsanawiyah

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

2

1

2

1

1

Jumlah 7

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa lembaga pendidikan

yang ada di Desa Seberang Pulau Kijang hanya lembaga pendidikan dasar,

yaitu terdiri dari 3 buah Sekolah Dasar dan 1 buah Madrasah Ibtidaiyah

Swasta. Hal ini belum dikatakan memadai untuk menunjang pendidikan

anak (remaja), karena belum adanya lembaga pendidikan tingkat lanjutan

setelah anak menamatkan sekolah dasar (SD).

17

Dokumentasi Struktur Kantor Desa Seberang Pulau Kijang 2019

Page 55: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

39

BAB III

PROGRAM PENGURUS MASJID AL-ISTIQAMAH

A. Program Pembentukan Sikap Keagamaan Jama’ah

Bentuk pembinaan sikap keagamaanJama’ah adalah dengan membuat

program-program kegiatan keagamaan yang berbentuk kegiatan pendukung

lain yang berkaitan. Sumber lain mengatakan “sikap adalah pandangan atau

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap objek

tertentu.”1 Dari pengertian tersebut, bahwa sikap senantiasa diarahkan kepada

suatu objek. Artinya tidak ada sikap tanpa objek. Sesuai dengan pendapat

Sarlito Wirawan Sarwono yang memberikan pengertian bahwa sikap. Sikap

adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal

tertentu.”2

Adapun objek-objek sikap dapat terarah terhadap benda-benda,

manusia, peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan, lembaga-lembaga,

norma-norma, nilai-nilai dan sebagainya.

Kegiatan yang berbentuk pembiasaan shalat wajib berjama’ah,

pembiasaan shalat dhuha berjama’ah, pembiasaan shalat Jumat, pembiasaan

tadarus Al-Quran, pembiasaan Jumat beramal. Sebagaimana hasil wawancara

penulis dengan Asfar, sebagai berikut:

“[U]ntuk program yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan Masjid

Al-Istiqamah kegian Baca Tulis Al-Quran, hadroh, dan pengajian , dan

kegiatan lain yang merujuk pada pembinaan akhlak melalui pembiasaan

yaitu pembiasaan menutup aurat bagi Jama’ah perempuan, pembiasaan

lingkungan bersih, pembiasaan sopan berbahasa, pembiasaan 3S

(Senyum Salam Sapa), pembiasaan menyantuni anak yatim, pembiasaan

PHBI (Peringatan Hari Besar Islam), Pondok Ramadhan, zakat, halal bi

halal, berkurban dan istighazah.3

Seluruh kegiatan tersebut merupakan usaha yang dilakukan Pengurus

Masjid Al-Istiqamah dengan melibatkan pengurus masjid untuk membina

para Jama’ah agar memiliki pribadi yang berakhlak mulia dan beragama,

1R. Sutarno, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 41.

2Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991),

91. 3 Asfar, Wawancara dengan Penulis 29 Maret 2019

Page 56: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

40

serta sebagai pembelajaran melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

sehingga Jama’ah dapat hidup bermasyarakat dengan berbekal akhlak yang

mulia dan pribadi luhur berdasarkan ajaran Islam.

1. Perencanaan

Dalam perencanaannya Pengurus Masjid Al-Istiqamah telah

membuat beberapa jadwal untuk melaksanakan sosialisasi tentang

pembinaan Akhlak Jama’ahdan mengajak sholat berjama’ah kepada

masyarakat terutama untuk para Jama’ah yang usianya sudah memasuki

usia baligh.

Adapun jadwal yang telah dibuat untuk pengajian Jama’ahdiadakan

setiap satu minggu satu kali setiap malam jum’at dengan materi yang

telah ditentukan diantaranya materi Akidah Akhlak, Fiqih dan Hadits4

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaannya, pembinaan Akhlak Jama’ahdan upaya

mengajak jama’ah untuk sholat berjama’ah di Masjid Al-Istiqamah

mempunyai metode agar terlaksana dengan baik. Kalau dilihat dari segi

komunikasi, metode yang di gunakan para Ustadz dalam mengisi

pengajian adalah metode ceramah, demonstrasi, diskusi dan tanya jawab.

3. Waktu

Waktu pelaksanaan kegiatan pengajian yang di tetapkan oleh

Pengurus Masjid Al-Istiqamah akan dilaksanakan setiap malam Jum’at

mulai Pukul 20.00 WIB (sesudah sholat Isya) sesudah shalat shobuh, dan

selesai shalat magrib sampai dengan selesai, bertempat di Masjid Al-

Istiqamah.5

Pembinaan Jama’ah dalam Islam bertujuan agar Jama’ah tersebut

memiliki anak yang shalih, yaitu anak yang baik, beriman, berilmu,

berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan

setiap orangtua muslim yang taat. Untuk membina Jama’ah bisa dilakukan

dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui Jama’ah Masjid.

4 Observasi, 12 April 2019

5 Observasi, 20April 2019

Page 57: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

41

Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan Jama’ahmuslim yang

menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitas.Jama’ah Masjid merupakan

salah satu alternatif pembinaan Jama’ah yang terbaik. Melalui organisasi

inimerekamemperoleh lingkungan yang Islami serta dapat

mengembangkan kreatitivitas.

Pengurus Masjid Al-Istiqamahmembina para anggotanya agar

beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah

subhanahu wa ta’ala untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan dilakukan

dengan menyusun aneka program yang selanjunya ditindaklanjuti dengan

berbagai aktivitas.Jama’ah Masjid yang telah mapan biasanya mampu

bekerja secara terstruktur dan terencana.Mereka menyusun Program Kerja

periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada

keislaman, kemasjidan, kejama’ahan, keterampilan dan keilmuan

dan Keilmuan.Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Asfar

Jama’ah Masjid

Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan

organisasi, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Beberapa bidang

kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi-fungsi organisasi yang disesuaikan

dengan Program Kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan.6

Sebagai generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Jama’ah

Masjid seharusnya mencerminkan muslim yang memiliki keterikatan

dengan tempat beribadah umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya

islami, sopan-santun dan menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul

karimah).Pemikiran, langkah dan tindak-tanduknya dinafasi oleh nilai-nilai

Islam.Mereka berkarya dan berjuang untuk menegakkan kalimat Allah

dalam rangka beribadah mencari keridhaan-Nya. Allah subhanahu wa

ta’ala menjadi tujuannya, dan Rasulullah menjadi contoh tauladan dan

sekaligus idolanya. Gerak dan aktivitasnya berada dalam siklus: beriman,

6Asfar, Wawancara dengan Penulis 20 April 2019

Page 58: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

42

berilmu, beramal shalih dan ber’amar ma’ruf nahi munkar, menuju

kesuksesan dan kebahagiaan fid dunya wal akhirah.

Beberapa sikap dan perilaku praktis yang perlu diperhatikan aktivis

Jama’ah Masjid berkaitan dengan aktivitasnya di Masjid, antara lain

adalah:

a. Menyadari sebagai pemakmur Masjid.

b. Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.

Bicara dengan benar dan baik seorang muslim harus berbicara dengan

akal sehat, harus bicara dengan benar dan bijaksana. Banyak berzikir

dan berdoa lebih diutamakan daripada membicarakan keburukan

orang lain

c. Rajin melaksanakan shalat berjama’ah di Masjid.

Pandai menggunakan waktu seorang muslim pantang membuang

waktu untuk bermain dan melakukkan hal yang tak berguna. Seorang

muslim lebih baik menggunakan waktunya untuk beribadah, membaca

Al Qur’an dan mengaji, daripada membuang waktu sia-sia.

d. Berpakaian yang Islami.

e. Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.

Memilih teman bergaul yang baik seorang muslim hendaknya memilih

teman yang baik akhlaknya, berbudi luhur, taat pada ajaran Islam,

meskipun dari keluarga miskin dan bukan atas dasar kekayaan.

f. Mengembangkan kepribadian yang menarik.

Banyak membaca buku ilmu agama seorang muslim hendaknya

memilih bacaan yang baik dan bermanfaat. Bacalah buku-buku Islam

yang bermutu, majalah-majalah Islam, dan biasakan juga membaca

hadits-hadits Nabi Muhammad saw. dari semenjak muda. Pandai

dalam ilmu agama berarti merintis jalan terbaik menuju surga.

g. Rajin menuntut ilmu.

Menuntut ilmu sebagai ibadah dalam menuntut ilmu hendaknya

jangan bertujuan untuk mencari uang atau kedudukan atau agar kelak

dikemudian hari menjadi orang kaya dan terkenal seperti mendapatkan

Page 59: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

43

pujian orang karena memiliki berbagai titel.Mencari ilmu hendaknya

menjadikan tujuan menuntut ilmu sebagai ibadah.

h. Berusaha terlibat dalam kepengurusan Jama’ah Masjid.

B. Program Tahunan

Umat Islam saat ini fungsi masjid sebagai pusat pembinaan dan

pemberdayaan umat Islam jaringan masjid program masjid kurang menyentuh

pemberdayaan umat taman pendidikan alquran Jama’ah masjid perpustakaan

pengelolaan laboratorium agama pengertian laboratorium masjid media untuk

melakukan eksperimen teori serta program program tahunan yang ditemukan.

Oleh para pengurus ada bidang pembinaan yang harus dilaksanakan

bagi Jama’ah Masjid sendiri keberadaan organisasi Jama’ah masjid sejatinya

juga penting dalam mendukung dan pembinaan akhlak Jama’ahDesa Seberang

Pualu Kijang pelaksanaan model pembelajaran pengembangan diri metode

bermain peran dalam pembelajaran sejarah program akselerasi manajemen

masjid pembinaan Jama’ah atau pemuda masjid menjadi mukmin yang

dilakukan pengurus masjid mencakup perencanaan pelaksanaan program

pembinaan yang efektif yang dilakukan pengurus masjid.

4. Persiapan Peringatan Menyambut Tahun Baru Islam

5. Persiapan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

6. Persiapan Peringatan Isra’ Mi’raj

7. Persiapan Peringatan Nisfu Sakban

8. Persiapan menyabut Bulan Romadhan

9. Persiapan Peringatan Hari Raya Idul Fitri

10. Persiapan Menyambut hari Raya Idul Adha

11. Persiapan Pemotongan Hewan Qurban7

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan.Pencapaian tujuan

memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dengan memanfaatkan

segenap sumber daya dan kemampuan.Dalam perjuangan dibutuhkan

kesabaran tanpa batas, hanya bentuknya saja yang mengalami

perubahan.Perjuangan yang dilakukan Jama’ah Masjid adalah dalam

7 Observasi 27April 2019

Page 60: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

44

kerangka da’wah Islamiyah, yaitu perjuangan untuk menyeru umat

manusia kepada kebenaran yang datangnya dari Allah subhanahu wa

ta’ala. Ada pertarungan antara yang haq dengan yang bathil. Dimana telah

diketahui bahwa kebenaran, insya Allah, akan mampu mengalahkan

kebathilan. Namun perlu diingat, bahwa di dunia ini kebathilan yang

terorganisir juga memiliki peluang untuk dapat mengalahkan kebenaran

yang tidak terorganisir.Karena itu, dalam perjuangan melawan kebathilan

perlu persiapan yang sungguh-sungguh dan tertata dengan rapi, seperti

bunyanun marshush.

Untuk membentuk bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun

marshush) diperlukan organisasi dan management yang tangguh serta

didukung sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi dan

berkualitas.Perekrutan (recruitment) dan kaderisasi anggota sangat

diperlukaan oleh Jama’ah Masjid dalam meningkatkan kuantitas dan

kualitas anggotanya.Hal ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan

aktivitas dan misi organisasi dalam menda’wahkan Islam. Bertambahnya

anggota akan menambah semangat dan tenaga baru, sedang tersedianya

kader-kader yang berkualitas akan mendukung suksesnya estafet

kepemimpinan organisasi.

Jama’ahmuslim adalah unsur utama organisasi Jama’ah Masjid

Keberadaan dan keterlibatan mereka dalam organisasi dapat dibedakan

sebagai kader, aktivis, partisipan dan simpatisan. Peningkatan kualitas

yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keimanan, keilmuan dan amal

shalih mereka. Hal itu dilakukan dengan melakukan proses kaderisasi

yang dilakukan secara serius, sistimatis dan berkelanjutan, melalui jalur:

pelatihaan, kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas.

Dalam proses perkaderan dilakukan upaya-upaya penanaman nilai-

nilai, akhlaq, intelektualitas, profesionalisme, moralitas dan integritas

Islam. Sehingga diperoleh kader ideal Jama’ah Masjid yang memiliki

profil :Jama’ah muslim yang beriman, berilmu dan berakhlaq mulia yang

Page 61: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

45

mampu beramal shalih secara profesional serta memiliki fikrah Islam

yang komprehensif.

C. Jenis-Jenis Aktivitas Jama’ah Masjid

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Jama’ah Masjid adalah

organisasi yang menghimpun Jama’ahmuslim yang aktif datang dan

beribadah shalat berjama’ah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid,

maka peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini berarti,

kegiatan yang berorientasi pada Masjid selalu menjadi program utama.Di

dalam melaksanakan perannya, Jama’ah Masjid meletakkan prioritas pada

kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan

anggotanya.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Abdurrahman Pengurus

Masjid

Aktivitas Jama’ah Masjid yang baik adalah yang dilakukan secara

terencana, kontinyu dan bijaksana; disamping itu juga memerlukan strategi,

metode, taktik dan teknik yang tepat.Untuk sampai pada aktivitas yang baik

tersebut, pada masa sekarang diperlukan pemahamanorganisasi dan

management yang baik.8

8Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 30 April 2019

Page 62: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

46

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

A. Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam Meningkatkan

Kesadaran Shalat Berjama’ah

Adapun upaya yang dilakukan oleh pengurus Masjid Al-Istiqamah

dalam meningkatkan kesadaran jama’ahnya untuk melaksanakan shalat

berjama’ah di Masjid seperti membuat spanduk, mengadakan ceramah dan

diskusi agama, memberi contoh kepada jamaah, meningkatkan kerja sama

dengan masyarakat, memberi materi shalat, memberikan praktek, memberi

perhatian, membentuk kelompok yasinan, meningkatkan pelayanan

kebersihan Masjid

1. Membuat Spanduk

Penggunaan spanduk yang besar dan mencolok untuk dipasang di

depan halaman masjid atau tempat keramaian dan ini merupakan cara yang

efektif untuk menyerukan orang-orang sholat berjamaah di masjid. Jangan

lupa dibuat kalimat-kalimat yang menarik seperti mengajak sholat dan

kegiatan lain-lainnya Dengan adanya spanduk ini masyarakat menjadi tau

bahwa dimasjid ada melakukan kegiatan–kegiatan keagamaan yang

menjadi minat masyarakat untuk singgah kemasjid.

2. Mengadakan Ceramah dan Diskusi Agama

Melakukan ceramah dan diskusi agama merupakan program kegiatan

baru yang dilaksanakan Pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa

Seberang Pulau Kijang. Kegiatan ini dilaksanakan satu minggu 3 kali

selesai shalat magrib, insyak dan shalat shubuh. Pada awalnya hanya

yasinan, namun anggota-anggotanya mengusulkan adanya ceramah dan

diskusi ini untuk menambah wawasan masrakat/ remaja tentang agama

islam. Hal ini juga disetujui oleh Sartono, anggota yasinan di Dusun

Mekar Jaya yang mengatakan:

Page 63: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

47

[K[ami sebagai masyarakat Islam masih merasakan kekurangan

ilmu, maka untuk itu melalui acara Peringatan Hari Besar Islam

atau dalam kegiatan yasinan, kami menyarankan di adakanya

ceramah dan diskusi agama dan ide ini mendapat tanggapan positif

dari pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau

Kijang”. 1

3. Pengurus Masjid Mengajak dan Memberi Contoh Kepada Jamaah

Paradigma jiwa pengurus diindentikkan dengan pengurus yang

artinya sebagai contoh dan ditiru. Salah satu fungsi tersebut bisa

diterapkan pada pengurus masjid dalam mengajak jama’ah. Pengurus yang

bisa menjadi contoh yang bisa ditiru oleh jama’ah di Masjid. Bagaimana

memberikan contoh yang baik kepada jama’ah masjid dusun Mekar Jaya,

berikut wawancara dengan Saprudin pengurus Masjid yang mengatakan:

[S]elaku pengurus Masjid tentulah saya wajib datang setiap hari. Ini

dilakukan sebagai rasa tanggung jawab sebagai pengurus maupun

sebagai orang muslim. Shoalat berjama’ah itu merupakan kewajiban

untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus ibadah kalau dilakukan

dengan ikhlas. Dengan demikian, harapan dari semua yang

dilakukan bermuara kepada keberkahan dari tugas yang dilaksanakan

(mardhatillah) dan telah menjadi contoh bagi penerapan bagi

pengurus masjid”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dan pengamatan peneliti di

Masjid dusun Mekar Jaya bahwa setiap pengurus wajib datang setiap hari

untuk melaksanakan Shalat berjama’ah. Jika ada di antara pengurus atau

Jama’ah yang berhalangan hadir mengikuti Shalat berjama’ah jika

mencapai tiga hari atau karena skin maka dari pihak pengurus datang

menjenguk kerumah.2

Sebagai pengurus Masjid sudah sepantasnya memberikan contoh

yang baik kepada jama’ahnya. Tujuan utama pengurus Masjid bukan

sekedar memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang di dalam

agama Islam, melainkan juga pengurus Masjid membentuk sikap jama’ah

menjadi baik, dan rajin Shalat berjama’ah di masjid.

1 Sartono, Wawancara dengan Penulis 5 Maret 2019

2Observasi, 5 Maret 2019

Page 64: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

48

Menurut Saprudin Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya yang

mengatakan bahwa:

[P]engurus Masjid mempunyai tanggung jawab yang lebih besar di

Masjid karena Pengurus Masjid merupakan pemimpin di

lingkungan Masjid terutama dalam mengajak jama’ah untuk

mengerjakan Shalat berjama’ah di Masjid dan masyarakat karena

tidak semua aktifikas masyarakat di luar lingkungan Masjid”.3

Masih menurut Saprudin, pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya

yang mengatakan bahwa:

[S]elaku kepala pengurus Masjid terutama saya memberikan

contoh yang baik terhadap jama’ah di masjid dusun Mekar Jaya.

Dan saya memberikan pengarahan kepada jama’ah yang utama

yaitu memberi contoh suri tauladan yang baik dan memperhatikan

jama’ah yang tidak mentaati peraturan yang ada. Untuk sekarang

ini kerja sama tersebut baik dan seiring sejalan. Jika ada suatu

masalah mengenai jama’ah maka kami mengadakan rapat terutama

dalam mengenai Shalat berjama’ah.”4

Wawancara penulis dengan Abdurrahman pengurus Masjid

mengatakan bahwa:

[U]paya pengurus Masjid untuk meningkatan Shalat berjama’ah di

Masjid dengan jama’ah berupaya untuk memberikan suri tauladan

kepada jama’ah. kerjasama yang dilaksanakan selama ini baik dan

sejalan meski tidak adanya pengurus Masjid namun dapat diatasi

dengan meningkatkan peran pengurus masjid untuk mengganti

fungsi dan peran pengurus masjid. Laporan-laporan secara

bertahap dan beruntun sesuai prosedur dilaksanakan secara berkala

dan kontinyu tentang keadaan laporan kepengurusan masjid.”5

Menurut Abdurrahman, pengurus masjid yang mengatakan bahwa:

[U]paya optimalisasi upaya peningkatan disiplin terhadap jama’ah

Masjid di Dusun Mekar Jaya dengan melaksanakan peraturan yang

berlaku secara konsisten disesuaikan kemampuan dan kerja sama

seperti pada hari-hari penting contoh hari-hari besar agama,.”6

Tauladan yang baik sangat penting dalam pengurusan masjid.

Pengurus masjid menjadi suri tauladan, karena jama’ah bersifat mengikut

3Saprudin, Wawancara dengan Penulis 7 Maret 2019

4Saprudin, Wawancara dengan Penulis 8 Maret 2019

5Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 10 Maret 2019

6Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 10 Maret 2019

Page 65: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

49

pengurus. Pengurus masjid saat rapat berupaya menunjukkan sikap

disiplin yang tinggi terhadap profesinya, sehingga dengan sikap ini

jama’ah menjadi terbiasa untuk disiplin dalam hidupnya.

Pengamatan terhadap beberapa jama’ah di masjid dusun Mekar

Jaya, di mana Jama’ah telah berusaha menerapkan disiplin pada dirinya

terlebih dahulu dalam berorganisasi. Jama’ah telah berusaha mengikuti

peraturan dan membiasakan disiplin dalam berorganiasi seperti tidak

menyia-nyiakan waktu.7

Berdasarkan hasil temuan di atas, maka dapat diambil suatu

pemahaman bahwa, pemberian nasehat merupakan upaya pengurus masjid

dalam meningkatkan kesadaran jama’ah dalam melaksanakan Shalat

berjama’ah.

4. Meningkatkan Kerja Sama dengan Masyarakat

Pengurus masjid bekerja sama dengan masyarakat utuk bisa

mengetahuai kondisi jama’ah di lingkungan masjid melalui keterangan

pengurus masjid yang mengatakan. Kemudian hasil wawancara dengan

Herman, jama’ah Masjid yang mengatakan bahwa:

[P]engurus masjid dalam meningkatkan kerja sama dengan jama’ah

selalu meminta keterangan dan penjelasan dari kami selaku

jama’ah. Berbagai masalahan yang berhubungan dengan kondisi

jama’ah di masjid selalu didiskusikan bersama pengurus Masjid.”8

Pengamatan terhadap aktivitas pengurus masjid di dusun mekar

jaya saat di mana terkadang pengurus masjid ini berkoordinasi dengan

jama’ah yang membicarakan tentang kondisi jama’ahnya yang mengalami

permasalahan atau masalah sehingga tidak bisa ikut berjama’ah di masjid

setiap waktu.”9

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, maka dapat diambil

suatu pemahaman bahwa, upaya yang dilakukan pengurus masjid dalam

7Observasi, 2 April 2019

8 Herman, Wawancara dengan Penulis 2 Maret 2019

9 Observasi, 3 Maret 2019

Page 66: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

50

melakukan upaya mengajak masyarakat untuk Shalat berjama’ah di Masjid

melalui koordinasi dengan masyrakat dan kepala dusun Mekar Jaya.

Upaya pengurus Masjid dalam meningkatkan kesadaran Shalat

berjamaah di masjid Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang dengan

mengadakan kerjasama antar elemen masyarakat. Hal ini sesuai dengan hasil

observasi penulis di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang telah

diperoleh suatu gambaran melalui upaya kerja sama dan mencari pendapat

dari para tokoh masyarakat, pemerintah desa dan para orang tua, maka

disepakati untuk meningkatkan sosialiasasi mengenai pelaksanaan Shalat bagi

setiap Muslim di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang.

Kemudian hasil wawancara dengan Bapak Sukamto, masyarakat yang

mengatakan:

[S]aya dalam perhatian terhadap prilaku anak saya yang sudah dewasa

dengan cara selalu meminta petunjuk dan berkonsultasi dengan para

pengurus Masjid dan tokoh masyarakat, karena mereka adalah orang-

orang yang sudah berpengalaman, sehingga dengan konsultasi tersebut,

dapat diperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman untuk diterapkan

dalam pembinaan agama remaja termasuk masalah Shalat.10

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa orang tua

berupaya meminta petunjuk dan berkonsultasi dengan para pengurus Masjid

dan tokoh masyarakat dalam memberikan pemahaman kepada anak agar

menjalankan aktivitas agama seperti melaksanakan Shalat fardhu berjamaah.

Konsultasi ini dilakukan karena pengurus Masjid dan tokoh masyarakat adalah

orang-orang yang sudah berpengalaman, sehingga dengan konsultasi tersebut,

dapat diperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman untuk diterapkan dalam

pembinaan agama remaja termasuk masalah Shalat berjamaah.

Wawancara dengan Bapak Abdul Muin, SH, Kepala Desa Seberang

Pulau Kijang.yang mengatakan sebagai berikut:

[S]aya lebih menginginkan masyarakat di Desa Seberang Pulau Kijang

bisa mendapatkan pengetahuan agama yang lebih banyak melalui

organisasi masyarakat. Untuk itu saya selalu diskusi dengan para dai

10

Sukamto, Wawancara dengan Penulis 11 Maret 2019

Page 67: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

51

untuk memajukan segi agama masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang,

termasuk dalam masalah Shalat.11

Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa Kepala Desa

Seberang Pulau Kijang lebih menginginkan masyarakat di Desa Seberang

Pulau Kijang.bisa mendapatkan pengetahuan agama yang lebih banyak

melalui organisasi masyarakat. Untuk itu Kepala Desa Seberang Pulau Kijang

berdiskusi dengan dai untuk memajukan segi agama masyarakat Desa

Seberang Pulau Kijang, termasuk dalam masalah Shalat.

Pengamatan terhadap aktivitas keagamaan di Desa Seberang Pulau

Kijang dimana kepala desa, dai dan tokoh masyarakat lainnya mengaktifkan

organisasi masyarakat seperti pegawai Syara’. Untuk itu Kepala Desa

Seberang Pulau Kijang berdiskusi dengan dai untuk memajukan segi agama

masyarakat Desa Seberang Pulau Kijang, termasuk dalam masalah Shalat.12

Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat diambil suatu pemahaman

bahwa pengurus Masjid, tokoh masyarakat dan orang tua bekerja sama dalam

memberikan pengetahuan kepada masyarakat, termasuk dalam masalah Shalat.

Proses pengurus Masjid merupakan salah satu upaya untuk

mengembangkaan dan menumbuhkan seluruh aspek pribadi dalam

mempersiapkan suatu kehidupan yang mulia dan berhasil dalam suatu

masyarakat. Dengan demikian, upaya pengurus Masjid hendaknya secara

menyeluruh menyangkut berbagai aspek pada diri masyarakat.

Dakwah agama mempunyai peranan penting dari tujuan hidup yang

hendak dicapai oleh masyarakat agar selamat menempuh kehidupan dunia

dan akhirat. Memberikan masyarakat dakwah agama, seperti mengenai Shalat

berjamaah, yang layak adalah suatu kewajaran. Dengan demikian,

kemampuan itu pula yang memungkinkan mereka mencapai kebahagian

dunia dan akhirat. Selanjutnya, berikut upaya yang ditempuh oleh pengurus

Masjid dalam mengajarkan Shalat berjamaah kepada masyarakat di Desa

seberang pulau kijang:

11

Abdul Muin, SH, Wawancara dengan Penulis 2 Maret 2019 12

Observasi, 2 Maret 2019

Page 68: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

52

5. Memberi Materi Shalat

Pelajaran yang utama dilakukan oleh pengurus Masjid di masyarakat

mengenai kewajiban Shalat berjamaah di Masjid adalah memberikan materi

Shalat itu sendiri. Hal ini merupakan upaya awal yang dilalui semua pengurus

Masjid yang berniat mengajarkan masyarakatnya.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan diperoleh suatu gambaran

bahwa untuk mengajak Shalat berjamaah kepada masyarakat, maka pengurus

Masjid di Desa Seberang Pulau Kijang memberikan materi Shalat. Materi

yang diberikan berupa hal-hal yang berhubungan dengan wudhu, mandi dan

Shalat. Pengurus Masjid membeli buku-buku untuk dibacakan atau

masyarakat sendiri yang membaca buku tersebut berkenaan dengan Shalat

berjamaah.13

Hasil wawancara dengan Bapak H. Ruslan, salah seorang pengurus

Masjid di Dusun Mekar Jaya yang mengatakan:

[M]emang untuk mengajarkan Shalat berjamaah kepada

masyarakat, maka saya memberikan materi Shalat berupa hal-hal

yang berhubungan dengan wudhu, mandi dan Shalat. Pengurus

Masjid membeli buku-buku untuk dibacakan atau masyarakat

sendiri yang membaca buku tersebut berkenaan dengan Shalat,

tetapi kadang-kadang masyarakat susah diajak untuk belajar

Shalat.”14

Hasil wawancara dengan Zuhdi, masyarakat di Dusun Mekar Jaya

Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:

[P]engurus Masjid di desa saya memang membeli buku-buku untuk

dibacakan atau kami sendiri yang membaca buku tersebut

berkenaan dengan Shalat. Jika ada yang tidak dimengerti, maka

kami bertanya kepada pengurus Masjid mengenai materi Shalat

berupa hal-hal yang berhubungan dengan wudhu, mandi dan Shalat

agar saya lebih memahami materi buku itu.”15

Sedangkan wawancara dengan Ardin, masyarakat di Dusun Mekar

Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:

13

Observasi 3 Maret 2019 14

H. Ruslan , Wawancara dengan Penulis 6 Maret 2019 15

Zuhdi, Wawancara dengan Penulis 6 Maret 2019

Page 69: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

53

[P]engurus Masjid memang memberikan kepada saya materi

ibadah shalat dengan cara menjelaskan hal-hal yang menjadi

syarat, rukun, yang membatalkan dan semuanya yang berhubungan

dengan Shalat. Materi yang diberikan tidak sekaligus, namun

berangsur-angsur sesuai dengan kemampuan kami dengan cara

seperti itulah kami bisa mengingat materi yang diberikan.

Pemberian materi Shalat biasanya dilakukan di rumah pengurus

Masjid atau di rumah masing-masing keluarga agar kami bisa

Shalat berjamaah di Masjid.”16

Pemberian materi bukan saja untuk membekali masyarakat tentang

pengetahuan Shalat berjamaah, akan tetapi juga penting untuk agar

masyarakat bisa mengalikasikan Shalat sebagai kewajiban agama dalam

kehidupan sehari-hari.

6. Melakukan Praktek

Upaya mengajarkan Shalat kepada masyarakat, maka salah satu

cara yang utama adalah melakukan praktek kepada masyarakat- tentang

cara Shalat. Karena dengan melakukan praktek yang baik kepada

masyarakat, maka masyarakat mengetahui tata cara melakukan praktek

Shalat yang benar menurut syariat Islam. Hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Bapak Saprudin, Pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya

Desa Seberang Pulau Kijang mengatakan:

[M]emang salah satu cara yang utama mengajarkan Shalat

adalah melakukan praktek Shalat kepada masyarakat-masyarakat di

Masjid. Dengan praktek Shalat ini, maka masyarakat mengetahui

bagaimana tata cara melakukan praktek Shalat yang benar menurut

syariat Islam

dan bisa mengetahui secara menyeluruh dalam

praktek itu. Kami menghimbau mereka untuk melakukan Shalat

melalui kutbah Jum’at, peringatan hari besar islam seperti Isra

Mikraj atau melalui yasinan agar masyarakat mau melaksanakan

Shalat berjamaah di Masjid.”17

Pengamatan di lapangan bahwa sejumlah pengurus Masjid nampak

memang mengajarkan Shalat dan mengajak masyarakat untuk Shalat

berjamaah di Masjid dengan melakukan praktek Shalat kepada

16

Ardin, Wawancara dengan Penulis 9 Maret 2019 17

Saprudin, Wawancara dengan Penulis 20 Maret 2019

Page 70: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

54

masyarakat-masyarakat di Masjid atau di rumah penduduk. Masyarakat

memperhatikan gerakan Shalat dan mendengarkan bacaan Shalat yang

dipraktekkan oleh pengurus Masjid mereka. Masyarakat mengikuti contoh

yang diperlihatkan orangtua mereka itu.18

Pengamatan di Desa Seberang Pulau Kijang juga dimana pengurus

Masjid juga nampak mengajak Shalat berjamaah kepada masyarakat jika

waktu Shalat telah tiba ada, misalnya Shalat Maghrib dan Isya.

Masyarakat memperhatikan gerakan Shalat dan mendengarkan bacaan

Shalat Maghrib yang dipraktekkan oleh pengurus Masjid mereka. Ini

dilakukan karena pengetahuan agama masyarakat kurang sekali mengenai

Shalat.19

Praktek yang dilakukan pengurus Masjid sebagai salah satu upaya

sosialisi tentang Shalat berjamaah kepada masyarakat. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Bapak Abdurrahman, pengurus Masjid di

Dusun Mekar Jaya yang mengatakan bahwa:

[D]alam sosialisasi tentang Shalat kepada masyarakat, maka saya

mengajak masyarakat melakukan Shalat. Jika waktu Shalat telah

tiba ada, misalnya Shalat Maghrib atau isya di Masjid. Masyarakat

dapat memperhatikan gerakan Shalat dan mendengarkan bacaan

Shalat Maghrib yang dipraktekkan oleh pengurus Masjid mereka.

Meskipun demikian, mereka tetap ada yang tidak mengerti.”20

Hasil observasi di Dusun Mekar Jaya telah diperoleh suatu

gambaran bahwa cara mengajarkan Shalat yang ditempuh pengurus Masjid

di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang dengan mempraktekkan

perbuatan yang dianjurkan syariat oleh para pengurus Masjid seperti

melatih dan mengajak masyarakat untuk melaksnakan Shalat itu sendiri

dalam kehidupan sehari-hari secara benar dan baik.21

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Muslim, masyarakat di

Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:

18

Observasi 20 Maret 2019 19

Observasi 20 Maret 2019 20

Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 16 Maret 2019 21

Observasi, 20 Maret 2019

Page 71: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

55

[U]paya pengurus Masjid untuk mensosialiasikan Shalat berjamaah

dengan melakukan praktek Shalat di Masjid atau di langgar.

Dengan praktek Shalat ini, maka saya mengetahui bagaimana tata

cara melakukan praktek Shalat yang benar menurut syariat Islam.

Di samping itu, pengurus Masjid juga mengajarkan saya dengan

mengajak saya menunaikan Shalat langsung”22

.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, maka

dapat diambil suatu pemahaman bahwa peran pengurus Masjid di Dusun

Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang dalam mengajarkan Shalat

dengan melakukan praktek Shalat di Masjid atau di Langgar. Dengan

Shalat berjamaah ini, maka masyarakat mengetahui tata cara melakukan

praktek Shalat secara baik dan benar.

7. Memberi Perhatian

Hal ini sebagaimana hasil observasi di lapangan telah diperoleh

suatu gambaran bahwa para pengurus Masjid memperhatikan segala apa

yang telah diajarkan dan dipraktekkan mengenai Shalat berjamaah oleh

masyarakat, tentunya segala yang berhubungan dengan Shalat berjamaah.

Jika masyarakat tidak mampu menghapal materi yang diberikan, maka

pengurus Masjid memberikan praktek langsung dan memperhatikan

pelaksanaan yang dilakukan masyarakat.

Kemudian hasil wawancara dengan Bapak Arnudin, Masyarakat

yang mengatakan:

[D]alam mengajarkan Shalat kepada masyarakat, maka cara lain

yang saya gunakan adalah memberikan perhatikan. Pemantauan

atau perhatian harus selalu dilakukan kepada masyarakat, karena

dengan adanya perhatian, masyarakat merasa diawasi dalam

melakukan sesuatu tindakan dan kegiatan-kegiatan Shalat,

khususnya di Masjid.23

Hasil wawancara dengan Hernady, masyarakat di Dusun Mekar

Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:

[S]etiap perbuatan Shalat yang dilakukan masyarakat selalu

memantau atau diperhatikan oleh pengurus Masjid. Hal ini

dimaksudkan agar masyarakat melakukan tata cara Shalat dengan

22

Muslim, Wawancara dengan Penulis 20 Maret2019 23

Arnudin, Wawancara dengan Penulis 20 Maret2019

Page 72: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

56

benar sesuai dengan tuntutan agama Islam. Ternyata sampai saat

ini saya masih kurang bisa melakukannya dengan benar karena

kekurangtahuan masyarakat mengenai agama Islam.”24

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas, maka dapat

diambil suatu pemahaman bahwa, perhatian dalam dakwah dai mengenai

Shalat terhadap masyarakat ditempuh dengan melakukan pemantauan atau

perhatikan bagaimana masyarakat melakukan tata cara Shalat dengan

benar sesuai dengan tuntutan agama Islam.

8. Membentuk Kelompok Yasinan

Kelompok Yasinan sebagai lembaga dakwah sangat berperan untuk

memberikan dakwah Shalat kepada masyarakat. Di kelompok yasinan

masyarakat diajarkan dilatih ilmu agama, termasuk di dalamnya Shalat.

Saat observasi memang terlihat kelompok yasinan di Dusun Mekar

Jaya Desa Seberang Pulau Kijang ada sekitar 2 kelompok. Walaupun tiap-

tiap kelompok yasinan yang ada tidak begitu banyak masyarakat terlibat di

dalamnya, karena ada masyarakat yang tidak tertarik mengikuti pengajian.

Khusus mengenai Shalat berjamaah, masyarakat diajarkan praktek Shalat

dan pemberina ilmu agama saat selesai mengaji Al-Qur’an.25

Penulis mewawancarai Bapak Saprudin, pengurus Masjid di Desa

Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:

[K]ami bekerja sama dengan pengurus Masjid sengaja mengadakan

pengajian bagi masyarakat-masyarakat, dan kami juga sengaja

mengajarkannya tentang akhlak, syari’ah dan yang lainnya seperti

tata cara Shalat. Tujuan kami adalah agar mengerti dan memahami

pelaksanaan Shalat yang diwajibkan kepada mereka.”26

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh tokoh

masyarakat lainnya yaitu Bapak Saman Chatib yang mengatakan:

[M]ateri yang diajarkan meliputi ilmu-ilmu agama, serta masalah-

masalah keagamaan yang terkadang muncul dari pikiran para

anggota pengajian sendiri. Saya menekankan kepada masyarakat

untuk lebih giat lagi belajar, karena hal ini memiliki manfaat yang

24

Hernadi, Wawancara dengan Penulis 20 Maret 2019 25

Observaso, 4 April 2019 26

Saprudin, Wawancara dengan Penulis7 April 2019

Page 73: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

57

baik bagi mereka. Apalagi yang berhubungan dengan Shalat yang

wajib bagi setiap Muslim.”27

Hasil observasi di lapangan juga menemukan data yaitu dai

memang mengajar agama kepada anggota yasinan yang meliputi tentang

akhlak, syari’ah dan materi agama lainnya. Dakwah diselenggarakan juga

diselingi dengan kegiatan tanya jawab seperti bagaimana melaksanakan

Shalat lima waktu yang baik dan benar sesuai ajaran Islam atau

permasalahan agama lainnya.28

Peran yang dimainkan oleh pengurus Masjid untuk

mensosialiasaikan shalat kepada masyarakat dengan cara melakukan kerja

sama dengan tokoh masyarakat di kelompok yasinan yang ada di Dusun

Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang

9. Meningkatkan Kebersihan Masjid

Meningkatkan kebersihan Masjid merupoakan suatu upaya yang

harus dilakukan oleh pengurus Masjid karena dengan adanya suasana

Masjid yang yang bersih sehingga bisa membuat jama’ah menjadi nyaman

dalam melaksanakan ibadahnya, seperti sejadah Masjid bersih, lantai

Masjid bersih, tempat berwudu bersih, WC Masjid bersih dan pasilitas air

bersih yang cukup.

B. Fakor-FaktorPenghambat dan Pendukung dalam Mengajak Masyarakat

Shalat Berjamaah

Ada beberapa hambatan pengurus Masjid dalam mengajak masyarakat

Shalat berjamaah di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang. Adapun

hambatan yang dimaksud antara lain adalah:

1. Kurangnya Waktu Untuk mengajak Shalat Berjamaah

Dalam kaitan dengan masalah kesibukan pengurus Masjid, maka

masalah ini menjadi kendala para pengurus Masjid, karena dengan

27

Saman Chatib, Wawancara dengan Penulis 7 April 2019 28

Observasi, 7 April 2019

Page 74: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

58

kesibukan mereka para pengurus Masjid kurang perhatian untuk mengajak

masyarakat Shalat berjamaah di masjid.

Hasil observasi di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang,

maka diperoleh suatu gambaran bahwa dengan kesibukan para pengurus

Masjid kebanyakan sebagai petani, maka para pengurus Masjid untuk

mengajak masyarakat untuk Shalat berjamaah sangat kurang dan menjadi

hambatan, karena para pengurus Masjid yang bekerja pagi sore sangat

terbatas waktunya untuk memberikan dakwah terhadap masyarakat.29

Hasil wawancara dengan Bapak Sarpudin, pengurus Masjid di

Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang diperoleh suatu komentar

yang menyatakan:

[K]ami sebagai petani memang kurang sekali untuk mengajak

Shalat berjamaah kepada masyarakat. Sebab dengan berangkat pagi

dan siang istirahat kemudian sore ke kebun kembali, banyak waktu

untuk bekerja, sementara perhatian untuk masyarakat sangat

kurang sekali. Inilah yang menjadi hambatan dan permasalahan

mengajarkan Shalat kepada masyarakat di masyarakat.”30

Hasil wawancara dengan Abdurrahman, pengurus Masjid di Dusun

Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang diperoleh suatu komentar yang

menyatakan:

[S]aya bekerja di perkebunan kelapa dengan istri saya. Kesibukan

saya mengurus kebun membuat saya hanya sedikit memiliki

kesempatan untuk mengajak masyarakat untuk Shalat berjamaah di

Masjid dan di langgar misalnya. Pergi ke kebun pada pagi

kemudian sore baru pulang dari kebun membuat kesempatan untuk

memberikan perhatian dakwah Shalat khususnya menjadi

kurang.”31

Sementara wawancara dengan Ibu Zubaidah Yayang, masyarakat

di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang menyatakan:

[S]ebagai petani di Dusun Mekar Jaya memang kurang memiliki

waktu sama sekali untuk mengajak Shalat berjamaah kepada

masyarakat. Para pengurus Masjid yang kurang dari segi

29

Observasi, 10 Mei 2019 30

Saprudin, Wawancara dengan Penulis 13 Mei 2019 31

Abdurahman, Wawancara dengan Penulis 15 Mei 2019

Page 75: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

59

ekonominya, maka sangat sulit membagi waktu antara berdakwah

dengan bekerja.” 32

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut di atas, maka

dapat diambil suatu pemahaman bahwa kesibukan para pengurus Masjid di

Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang banyak sebagai pekerja

petani sangat kurang untuk mengajarkan Shalat kepada masyarakat.

2. Pengetahuan Agama Masyarakat yang Rendah

Masalah pengetahuan agama dan pengalaman sangat mempengaruhi

untuk mengajarkan Shalat kepada masyarakat, khususnya dalam cara

maupun pola pengurus Masjid dalam memberikan dakwah agama kepada

masyarakat. Karena dengan tingkat pengetahuan agama yang rendah

sangat kurang memahami metode mengajar masyarakat itu sendiri.

Hasil wawancara dengan Bapak Arjulan, masyarakat di Dusun

Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang sebagai berikut:

[S]aya sebagai orang tua hanya tamatan Sekolah Dasar (SD),

sehingga untuk belajar Shalat kepada dai di dusun ini banyak yang

kurang mengetahui. Kurangnya pengetahuan saya mengenai cara-

cara Shalat harus bisa membaca abjad arab, maka saya dahulu tidak

ada belajar hal itu.”33

Sedangkan wawancara dengan Bapak Turiman, masyarakat di

Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang diperoleh suatu komentar

yang menyatakan:

[S]aya sendiri tidak tamat Sekolah Dasar (SD), sehingga saya

sendiri kurang mengerti ilmu agama, apalagi bagaimana kewajiban

Shalat kepada setiap Muslim sesuai ajaran agama, maka saya

kurang memahaminya atau kurang mengerti.”34

Hasil wawancara dengan Bapak Abdul Muin, SH, Kepala Desa

Seberang Pulau Kijang sebagai berikut:

[K]ebanyakan masyarakat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang

Pulau Kijang ini tidak tamat Sekolah Dasar (SD) ataupun hanya

tamatan Sekolah Dasar (SD), sehingga untuk belajar Shalat sesuai

32

Zubaidah, Wawancara dengan Penulis 15 Mei 2019 33

Arjulan, Wawancara dengan Penulis 15 Mei 2019 34

Turiman, Wawancara dengan Penulis 20 Mei 2019

Page 76: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

60

tuntutan agama Islam, maka para pengurus Masjid kesulitan,

karena banyak dari masyarakat yang tidak mengerti atau

memahami Bahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Qur’an.”35

Berdasarkan wawancara tersebut di atas, maka dapat diambil suatu

pemahaman bahwa, masalah tingkat dakwah pengurus Masjid sangat

mempengaruhi sistem dan pola dakwah agama Islam bagi masyarakat

khususnya mengenai Shalat sebagai salah satu kewajiban agama.

3. Belum Adanya Kelompok Yasinan Remaja

Yasinan merupakan kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan

oleh masyarakat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang,

namun sangat di sayangkan di kalangan remaja dan pemuda hal itu tidak

ada. Hal ini juga setujui oleh Husni, anggota Yasinan di Dusun Mekar

Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:

[M]elalui beberapa program kerja seperti yasinan, maka pengurus

yasinan dianjurkan oleh pengurus Masjid untuk berusaha

meningkatkan pelaksanaannya, sehingga kegiatan yasinan menjadi

aktif dan mampu menampung semua aspirasi anggota yang ingin

berkreativitas di dalamnya termasuk mengajar remaja dalam wadah

yasinan ini.”36

Hal ini juga setujui oleh bapak Ruslan, pengurus Masjid di Dusun Mekar

Jaya Desa Seberang Pulau Kijang yang mengatakan:

[M]eskipun melalui yasinan, masyarakat bisa belajar agama seperti

Shalat dan memperlancar dalam membaca Al-Qur’an. Namun kami

masih terhambat mengajak remaja dan pemuda untuk ikut terlibat

di dalamnya belajar agama seperti Shalat.”37

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa

memang melalui yasinan, maka setiap Muslim bisa memperlanjar dalam

membaca Al-Qur’an dan beribadah dengan membacanya. Meksipun, para

remaja Muslim belum terlibat di dalam kelompok yasinan di Dusun Mekar

Jaya Desa Seberang Pulau Kijang.

35

Abdul Muin, SH, Wawancara dengan Penulis 22 April 2019 36

Husni, Wawancara dengan Penulis 22 Mei 2019 37

Ruslan, Wawancara dengan Penulis 23 Mei 2019

Page 77: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

61

Fakor-faktor penunjang dalam pelaksanaan dalam mengajak

masyarakat Shalat berjamaah di Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang

Pulau Kijang adalah adanya minat masyarakat untuk selalu belaja agama.

Minat dan kebutuhan masyarakat adalah prinsip sosialisasi yang dilakukan

pengurus Masjid dalam sosialisasi Shalat berjamaah. Sebagaimana diketahui

bahwa minat itu bukan dibawa dari lahir, namun ada setelah beberapa waktu.

Minat masyarakat untuk belajar Shalat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang

Pulau Kijang sangat tinggi dan menjadi pendukung mudahnya pengurus

Masjid mensosialisikan Shalat berjamaah kepada masyarakat.

Dakwah perlu memperhatikan minat dan kebutuhan sebab keduanya

penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan kebutuhan

masyarakat akan menarik perhatian mereka, dengan demikian mereka akan

bersungguh-sungguh dalam memahami kedudukan Shalat. Hal ini juga setujui

oleh bapak Ruslan, pengurus Masjid di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang

Pulau Kijang yang mengatakan: “Ada beberapa aspek yang menurut saya

mendukung dalam proses dakwah, adalah aspek minat masyarakat untuk

belajar Shalat sangat tinggi. Meskipun lemah kemampuan membaca Al-

Qur’an, mereka tetapi.”38

Pengamatan terhadap Haris, masyarakat Dusun Mekar Jaya Desa

Seberang Pulau Kijang dimana ia saat bermiant mengikuti kegiatan

pembelajaran dakwah di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang.

Memang pengurus Masjid sering menyampaikan materi dakwah yang menarik,

sehingga mereka banyak bertanya di pengajian, seperti tentang tata cara

Shalat.39

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat di atas dapat diketahui

bahwa minat masyarakat sangat tinggi untuk belajar solat. Minat masyarakat

untuk belajar Shalat di Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang sangat

tinggi menjadi faktor pendukung sosialisi Shalat kepada masyarakat.

38

Ruslan, Wawancara dengan Penulis 23 Mei 2019 39

Haris, Wawancara dengan Penulis 23 Mei 2019

Page 78: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

62

C. Hasil dari Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam

Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah

Hal ini sebagaimana hasil dari observasi di Masjid Dusun Mekar Jaya

telah diperoleh suatu gambaran dalam kaitan dengan masalah hasil yang

dicapai dalam upaya shalat berjama’ah yang dilakukan pengurus masjid

terhadap jama’ah, dimana jama’ah telah banyak mulai melakukan shalat

berjama’ah dimasjid Al-Istaqamah hingga mencapai 40 jama’ah meski tidik

setiap shalat lima waktu, hal ini kerena banyaknya masyarakat yang sudah

mengerti bacaan shalat dan gerakan-gerakan dalam shalat. Jika mereka lupa

bimbingan yang diajarkan oleh pengurus masjid, maka mereka bertanya

mengenai materi ibadah shalat berjama’ah tersebut.40

Kemudian hasil wawancara dengan Abdurrahman Pengurus Masjid di

Dusun Mekar Jaya yang mengatakan bahwa:

[A]lhamdulillah berkat kerja sama kepengurusan Masjid Al-Istiqamah

dalam memberikan kegiatan-kegiatan tentang ibadah sekarang

masyarakat disini sudah mempunyai kesadaran tentang pentingnya

shalat berjama’ah, dulu masyarakat disisni banyak yg kurang mau

sholat berjama’ah karena kurangnya ilmu pengetahuan tentang shalat

dan kurangnya kepedulian tentang pengurus masjid Al-Istiqamah .”41

Observasi penulis lebih lanjut terhadap jama’ah, dimana hasil

bimbingan shalat kepada jama’ah, telah nampak ada yang memahami tata cara

shalat dimana banyak jama’ah telah bisa mendirikan shalat sendiri, meskipun

ada juga sebagian kecilnya dari jama’ah tersebut yang kurang mengerti

tentang tata cara shalat.42

Berdasarkan hasil keterangan di atas, maka dapat diambil suatu

pemahaman bahwa hasil yang dicapai dalam upaya pengurus masjid dalam

meningkatkan shalat berjama’ah yang dilakukan pengurus masjid terhadap

jama’ah, dimana jama’ah telah ada yang mengerti bacaan, gerakan-gerakan

dalam shalat serta mendirikan shalat itu sendiri sebagai kewajiban agama.

40

Observasi, 25 Mei 2019 41

Abdurrahman, Wawancara dengan Penulis 25 Mei 2019 42

Observasi, 26 Mei 2019

Page 79: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian pada pembahasan sebelumnya

adalah:

1. Upaya Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Kesadaran Shalat

Berjama’ah, Memberi Materi Sholat, melakukan praktek, memberi

perhatian, membentuk kelompok yasinan.

2. Fakor-Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Mengajak Masyarakat

Sholat Berjamaah. Kurangnya Waktu Untuk mengaja Sholat Berjamaah,

Pengetahuan Agama Masyarakat yang Rendah, Belum Adanya Kelompok

Yasinan Remaja, Mengadakan Ceramah dan Diskusi Agama.

3. Hasil dari Upaya Pengurus Masjid Dusun Mekar Jaya dalam

Meningkatkan Kesadaran Shalat Berjama’ah di Masjid, sekarang jama’ah

masjidnya semakin banyak dan meningkat semenjak adanya upaya yang

dilakukan pengurus masjid dalam memberikan bimbingan dan perhatian

kepada maja’ahnya.

B. Saran-Saran

Setelah menarik kesimpulan, melalui penelitian disampaikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada da’i untuk lebih menjalankan dakwah Islam secara

konsisten, menyeluruh, terarah, memperhatikan kondisi masyarakat secara

bijaksana

2. Kepada pihak seperti tokoh agama juga harus selalu melakukan

pengawasan dan kontrol kepada masyarakat mengenai pengetahuan agama

mereka.

3. Kepada Fakultas Ushuluddin UIN STS Jambi untuk bertanggung jawab

memberikan dakwah dan membina kader da’i yang selalu siap

menjalankan dakwah Islam secara konsisten bagi masyarakat Jambi.

Page 80: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

64

C. Penutup

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang

telah menganugerahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini walau dalam bentuk yang

sederhana.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu sempurna baik dari

pengaturannya maupun dari segi bahasanya. Dalam hal ini penulis selalu

berlapang dada dengan senang hati menerima tegur sapa dan kritikan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen yang telah berpartisipasi

membimbing dan membantu penyelesaian skripsi ini.

Jika terdapat kejanggalan dan kesalahan terlebih dahulu penulis mohon

maaf yang sedalam-dalamnya, akhir kata penulis mendo’akan semoga kita

selalu dilindungi Allah SWT, Amin Ya Robbalalamin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Wassalam

Penulis

AHMAD YANI

NIM. 140071

Page 81: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

1

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

AL-QUR’AN

Achmad R. Hidayat, Al-Qur’an Tafsir Per kata Kode Arab, Jakarta: Penerbit Al-

Fatih, 520

BUKU

Ahmad Yaman, Panduan Shalat Lengkap Menurut Empat Mazhab. Oleh Syeh

Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Jakarta: Penerbit Pustaka Al-Kautsar, 2007

Aidh bin Abdullah Al-Qorni, Memakmurkan Masjid; Langkah Maju Kebangkitan

Islam Jakarta: Pustaka Al-Sofwa, 2005

Al-Imam Al-Bukhari, Terjemahan Hadis Shahih Bukhari Jilid I, II, III & IV

Jakarta: Klang Book Centre, 2009

Imam Musbikin, Misteri Shalat Berjamaah bagi Kesehatan Fisik dan Psikis Cet.

I;Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007

Kaelen, MS. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta:

Paradigma, 2005

Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2014

Maulana Muhammad Zakariyyah Al-Khandahlawi, Kitab Fadillah Amal,

Bandung: Pustaka Ramadhan 2007

Muh. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Jakarta:

Gema Insani Press, 1996

Moh Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap Semarang: PT. Toha Putra

Nana Rukmana, Masjid&Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nsional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

edesi ke- 3 Jakarta: Balai Pustaka, 2007

Pawito, Penelitian Komonikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara,

2007

Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islam, Jakarta: pustaka panjimas, 1996

Syahruddin El-Fikri,Sejarah Ibadah, Jakarta: republika, 2014

Syaikh Maulana Muhammad Sa’ad Al-Khandahlawi, Muntakhab Ahadits,

Yogyakarta: Cet. 2, 2007

Syekh Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-pokok Hadis Rasulullah saw., Jilid I

Bandung: CV Sinar Baru

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam Bandung: SBA. 2003

Syarif Hade Masyah, Hikmah Dibalik Hukum Islam Jakarta: Murtaqim, 2002

Page 82: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

2

Sulhan Abu Fitrah, Tuntunan Shalat Khusyu’ Sempurna dan Diterima Cet. I;

Jakarta:Pustaka Fitrah, 2008

Suguyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta,

2013, Cet. Ke-19

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2013

Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Shalat Jakarta: Bulan

Bintang, 1994

Wahyuddin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan dan Perkembangan

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993

Zakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam

pada Perguruan Tinggi Umum Cet. X; Jakarta: Bulan Bintang, 1996

Skripsi

Ahmad Zaidun,” Pengaruh Mengikuti Shalat Berjama’ah Terhadap Perilaku

Keagamaan Santri di Pondok Pesantren Roudlotus Sa’idiyyah Sukorejo

Gunungpati Semarang” ,Skripsi (Semarang: s1 fakultas dakwah IAIN

walisongo Semarang,2010).

Neti Faila Suffa,” Pengaruh Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Studi

Kasus Masyarakat Pondok Sendang” , Skripsi ( Salatiga: S1, Fakultas

Tarbiyah STAIN Salatiga, 2010)

Muhammad Fazil“ Pembiasaan Shalat Dhuhur Berjama’ah Dalam Meningkatkan

Kedesiplinan Siswa SMA Negri 1 Lhoknga Aceh Besar. Skripsi ,( Aceh:S1

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2017)

Page 83: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

Instrumen Pengumpulan Data (IPD)

SKRIPSI

Upaya Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Kesadaran Sholat Berjama’ah”

(Studi Kasus Masyarakat Dusun Mekar Jaya Desa Seberang Pulau Kijang

Kecamatan Reteh Kabupaten Inhil Riau)

NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1 Sejarah Desa Seberang

Pulau Kijang

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Setting

- Dokumen Desa

Seberang Pulau Kijang

2 Sejarah berdirinya

Masjid Seberang Pulau

Kijang

- Wawancara

- Dokumentasi

- Kepala Desa Seberang

Pulau Kijang

Dokumentasi sejarah

Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

3 Letak geografis Desa

Seberang Pulau Kijang

- Dokumentasi - Dokumen Desa

Seberang Pulau Kijang

4 Visi dan Misi Desa

Seberang Pulau Kijang

- Dokumentasi - Dokumen Desa

Seberang Pulau Kijang

5 Struktur Desa Seberang

Pulau Kijang

- Dokumentasi - Dokumen Desa

Seberang Pulau Kijang

6 Sarana dan Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Observasi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Lingkungan Masjid

Desa Seberang Pulau

Kijang Pengurus

Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

- Dokumen Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

7 Implementasi program

Pengurus Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Wawancara

- Observasi

- Wawancara dengan

Pengurus Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Melihat Proses

Kesadaran Sholat

Berjama’ah

8 Pendekatan Pengurus

Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang dalam

Kesadaran Sholat

Berjama’ah

- Wawancara

-

- Wawancara Dengan

Jama’ah

9 Kendala Pengurus - Observasi - Pengurus Masjid Desa

Page 84: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang dalam

Kesadaran Sholat

Berjama’ah

- Wawancara

- Dokumentasi

Seberang Pulau Kijang

- Aktivitas lapangan

- Dokumen Lapangan

1. PanduanObservasi

NO Jenis Data Objek Observasi

1 Letak geografis Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Keadaan letak geografis

2 Sarana dan prasarana Masjid

Desa Seberang Pulau Kijang

- Sarana dan prasarana yang

tersedia di Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

3 Proses pembentukan Kesadaran

Sholat Berjama’ah dan memberi

motivasi

- Pelaksanaan bimbingan dan

pemberian motivasi

4 Keadaan Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

- Keadaan Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

5 Faktor pendukung dan

penghambat Proses Kesadaran

Sholat Berjama’ah

- Hubungan Pengurus Masjid

dengan Jama’ah

- Sarana dan prasarana

6 Apa hasil Pengurus Masjid dalam

Kesadaran Sholat Berjama’ah

- Perubahan-perubahan Jama’ah

yang bersifat Positif

2. Panduan Dokumentasi

No Jenis data Data dokumentasi

1 Sejarah Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

- Data dokumentasi tentang

sejarah Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

2 Letak geografis Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Data dokumentasi letak

geografis Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

3 Struktur organisasi Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Data dokumentasi tentang

struktur Organisasi

4 Visi, misi dan tujuan Masjid Desa - Data dokumentasi visi, misi dan

Page 85: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

Seberang Pulau Kijang tujuan Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

5 Sarana dan prasarana Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Data dokumentasi tentang sarana

dan prasarana Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

3. Butir-Butir Wawancara

NO Jenis data Sumber data dan subtansi wawancara

1 Letak geografis Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

- Ketua Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

- Bisa di jelaskan letak geografis

Masjid Desa Seberang Pulau

Kijang

2 Sejarah Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

Ketua Masjid Desa Seberang Pulau

Kijang

- Siapa pendiri…

- Bagaimana sejarah berdirinya…

- Bagaimana perkembangannya

hingga saatini…

3 Visi dan misi Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

Ketua Masjid Desa Seberang Pulau

Kijang

- Apa yang menjadi visi dan

misi…

- Apa maksud dari visi dan misi

tersebut

4 Sarana dan prasarana Masjid Desa

Seberang Pulau Kijang

Pengurus Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

- Apakah sarana dan prasarana

yang ada dapat memadai

5 Keadaan Kelompok Kerja

Pengurus Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

Pengurus Masjid Desa Seberang

Pulau Kijang

- Berapa jumlah Jama’ah

- Bagaimana tenaga Pengurus

Masjid Desa Seberang Pulau

Kijang

Page 86: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

- Bagaimana Kesadaran Sholat

Berjama’ah…

6

Proses Pelaksanaan pembentukan

Kesadaran Sholat Berjama’ah

Masjid Desa Seberang Pulau Kijang

- Bagaimana proses Pelaksanaan

Kesadaran Sholat Berjama’ah?

- Upayaapa yang di lakukan

Pengurus Masjid untuk

memaksimalkan proses

Kesadaran Sholat Berjama’ah

7 Pendekatan Pengurus Masjid

dalam Kesadaran Sholat

Berjama’ah

Majelis taklim

Pendekatan Pengurus Masjid dalam

Kesadaran Sholat Berjama’ah

Pendekatan Pengurus Masjid dalam

Kesadaran Sholat Berjama’ah

Cara Pengurus Masjid dalam

Kesadaran Sholat Berjama’ah

8 Kendala dalam Proses

pembentukan Kesadaran Sholat

Berjama’ah

Pengurus Masjid dalam Kesadaran

Sholat Berjama’ah

- Apa kendala?

9 Apa hasil Pengurus Masjid dalam

Kesadaran Sholat Berjama’ah

Apa hasil capaian oleh Pengurus

Masjid dalam Kesadaran Sholat

Berjama’ah

Apa hasil yang di capai oleh

Pengurus Masjid dalam Kesadaran

Sholat Berjama’ah

Page 87: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

Dokumentasi Foto Bersama Jama’ah Masjid Al-Istiqamah 2019

Page 88: UPAYA PENGURUS MASJID AL- ISTIQAMAH DALAM …

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : Ahmad Yani

Nim : UB. 140071

Tempat & Tanggal Lahir : Pulau KIjang 08 Juli 1994

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Masji Al-Munawwarah Sungai Kambang

B. Riwayat Pendidikan

S1 UIN STS Jambi : Sekarang

SMA : 2013

Mts Nurul Wathon : 2010

SDN 112 : 2007