UPAYA PENCEGAHAN DAN INTERVENSI DEFISIENSI GIZI...
Transcript of UPAYA PENCEGAHAN DAN INTERVENSI DEFISIENSI GIZI...
Mencari dan Memberi yang terbaik
UPAYA PENCEGAHAN
DAN INTERVENSI
DEFISIENSI GIZI
MIKRO MELALUI
FORTIFIKASI
Drajat Martianto Tina Purnawati Rachman
Departemen Masyarakat
Gizi – FEMA IPB
23 Mei 2018 23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 1
OUTLINE
MASALAH KURANG ZAT GIZI MIKRO DAN STUNTING
EFEKTIVITAS FORTIFIKASI PANGAN DALAM PENANGGULANGAN KURANG ZAT GIZI MIKRO DAN
STUNTING
PROGRAM FORTIFIKASI PANGAN UNTUK PENANGGULANGAN KURANG ZAT GIZI MIKRO :
TANTANGAN DAN HARAPAN Drajat Martianto GM FEMA IPB 23 MEI 2018 2
MASALAH KURANG ZAT GIZI MIKRO DAN STUNTING (IFPRI, 2016)
overweight &
diabetes
Children<5
Source: IFPRI 2016, Global Nutrition Report – from promise to impact 23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 3
50 million: Children<5 wasted
41 million:
overweight
159 million: children<5 stunted
1/12: type 2
800 million: calorie deficiency
2 billion:
obesity
2 billion: micronutrient malnutrition
KANTUNG STUNTING DI DUNIA
Dari perkiraan 159 juta anak stunting di dunia, 9 juta diantaranya anak Indonesia
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 4
Prevalensi Stunting Antar Wilayah ASEAN dan Propinsi di Indonesia: Disparitas antar Wilayah Tinggi,
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 5
STUNTING DAN PENYEBABNYA
• Stunting merupakan indikator status gizi jangka panjang yang diukur melalui indeks tinggi badan menurut umur z skor < -2 SD
• Seringkali terjadi pada 1000 hari oleh banyak faktor o Kondisi sosial ekonomi
o Asupan gizi
o Infeksi dan penyakit infeksi
o Status gizi ibu
o Defisiensi zat gizi mikro
o Lingkungan
pertama kehidupan dan disebabkan
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 6
Memerlukan pendekatan multisektor dan multidisiplin
Rendahnya Kualitas Mikronutrien pada
makanan pendamping ASI adalah salah satu penyebab langsung
stunting
Sumber: Beal et al, 2012 (A review of child stunting determination in Indonesia) 23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 7
MASALAH KURANG ZAT GIZI MIKRO GLOBAL
DAN KAITAN STUNTING DENGAN DEFISIENSI ZAT GIZI MIKRO
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 8
Sebagian penderita stunting pada saat yang sama adalah penderita defisiensi zat gizi mikro.
Penanggulangan stunting dan defisiensi zat gizi mikro harus terintegrasi
POSISI INDONESIA DALAM
GLOBAL FOOD SECURITY
INDEX 2017 rank: 69 (Du Pont, September 2017)
Persoalan terbesar yang dihadapi Indonesia adalah: - Rendahnya mutu konsumsi
pangan (tidak beragam – tidak seimbang) Keamanan pangan masih menjadi masalah serius Daya beli pangan berkualitas (angan hewani, sayuran dan buah masih rendah)
-
-
9
Source : Du Pont, 2016 23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 9
Hubungan pengeluaran pangan dan stunting pada anak usia 0-59 bulan di pedesaan dan perkotaan di Indonesia
Peningkatan pengeluaran sumber protein hewani.
pangan non-sumber KH dan sumber pangan nabati
berbanding terbalik dengan prevalensi stunting
Sumber: Sari et al, 2010
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 10
Hidden Hunger Index vs. share of energy intake from cereals, tubers, 2009
roots and I11III
The Hidden Hunger Index in pre-school children (HHI-PD), measured as an index of three deficiency prevalence estimates: preschool children affected by stunting, anemia due to iron deficiency, and vitamin-A deficiency, measured against the share of energy intake derived from cereals, roots and tubers (an indication of poor dietary diversity) in a given population. The HHI-PD score ranges between the best and worst possible scores of 0 and 100.
• • 'Renya
.SaoTomeand Principe
.Sierra Leone
• Africa
• Asia
• Europe
• North America
• Oceania
• South America
• «Mozambique 50
• Gtwlna
• Afghanistan
~,ote
d'ivoire
• Mali Gambia •
• Zambia Ethio~a
Guinea
•Yelflen •
• Laos 40 c::
~ ::2 £o
's
• • Sudan
•Uganda·
•Guatemala
• J/yanmar
.Djibouti
Tanzaaia ~igeria
S~z~nd
Nepal
• Lesotho • Bangladesh
•
Cambodia •
Haiti •
• Philip~ines o
{3 V,I ~
•Maldive
s
.Kiribati
Kazakhstan
• • Togo 30 .ongo
• Indonesia • Pa~istan
.Morooco • • Botsw~na Iran a.
c::
x
~c:
: '-
Q)
0>
Vietnam t~u.TurkmeQ(an
.gypt.
• Gabon •
Ecuador
o ~ Ukraine
Hohduras • 20
• SouthAfrica
LebanonO Mexico'" • Brazil
DominicanQpUbliC •
• ~ Panama Russia • Turke
y • . e. i.~d . 1:':1
c:: ::J :r: ai ~ :r:
• eColombia Costa·Ri~a
•
l1a.laysia •
•S ia
10 Chile Cuba • o • oHungary
.
o 29% 50%
Share of energy from cereals,
70% 81% 40% 60%
roots and tubers
Source: Share of energy from cereals, roots and tubers - FAO (2017), Hidden Hunger Index in pre-school children - Muthayya et al. (2013)
OurWorldlnData.org/micronutrient-deficiencyl •CC BY-SA
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 11
EFEKTIVITAS FORTIFIKASI PANGAN DALAM PENANGGULANGAN KURANG ZAT GIZI MIKRO DAN
STUNTING
Studi meta-analisis mengenai dampak fortifikasi skala
industri terhadap indikator gizi menunjukkan penurunan
prevalensi
1. 2.
3.
Anemia, RR: 0.64 (95% CI: 0.54, 0.75) Gondok, RR: 0.57 (95% CI: 0.41, 0.79)
Neural Tube Defects, RR: 0.62 (95% CI: 0.51, 0.75)
Kesimpulan: Fortifikasi skala industri memiliki dampak
positif terhadap status gizi pada wanita dan anak
Sumber: Hoogendoorn A, et al. 2016 (Food Fortification Global Mapping Study 2016)
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 12
Efektivitas Fortifikasi Vitamin A pada Minyak Goreng
• Penelitian di Jawa Barat, Indonesia
mengukur efektifitas fortifikasi skala
besar terhadap status vitamin A
wanita dan anak-anak.
Hasil menunjukkan fortifikasi
minyak dengan vitamin A
meningkatkan tingkat kecukupan
zat gizi dengan berkontribusi
o 26% dari kebutuhan anak usia
12-23 bulan o 38-40% anak yang lebih besar
o 29-35% pada wanita. Sumber: Hoogendoorn A, et al. 2016 (Food Fortification Global Mapping Study 2016)
•
Sumber: KFI, 2014
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 13
EFEKTIVITAS BERAS FORTI DALAM PENURUNAN PREVALENSI AGB DI KARAWANG
Beras Forti terbukti efektif menurunkan prevalensi AGB Terutama pada anak pra sekolah berdasarkan *) Raskin yang diterima sekitar 5-6 kg/RTS/bl
studi efektivitas Beras Forti di Karawang*)
n = 222
Gambar 1. Proporsi Anemia pada WUS Gambar 2. Proporsi Anemia pada Anak Pra Sekolah
Sumber: Bappenas & ADB (2016), Laporan Studi Efektivitas Fortifikasi Raskin di Karawang
n = 203
Fortifikasi tepung maizena menurunkan
resiko anemia dan defisiensi zat besi
Sumber: WHO, 2016 (WHO Guideline: Fortification of Maize Flour and Corn Meal with Vitamins and Minerals)
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 15
Prevalensi stunting lebih rendah pada anak yang mengonsumsi susu dan
mie berfortifikasi, baik di pedesaan maupun di
perkotaan
Sumber: Semba et al , 2011 (Consumption of micronutrient-fortified milk and noodles is associated with 23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 16
lower risk of stunting in preschool-aged children in Indonesia)
Konsumsi makanan berfortifikasi zat besi
berpengaruh terhadap
pertumbuhan anak usia 12 bulan di
Sumedang, Indonesia
Sumber: Diana et al , 2016 (Consumption of fortified infant foods reduces dietary diversity but has a positiv effect on subsequent growth in infants from Sumedang district, Indonesia)
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 17
Efektifitas Biaya Fortifikasi Pangan
Fortifikasi paling murah dan paling efektif
Sumbe2r3: MCEaIu2l0i1fi8eld et al dalam Jamison et al, 2006D(rCahjaat Mptaertria2nt8o iGnMDFiEsMeaA sIPeBControl Priorities in Developing Countries 218nd
Ed)
Perkiraan Kerugian Ekonomi Akibat AGB
Total
penduduk
terdampak
Total kerugian
individu
/tahun(rupiah)
Total kerugian
ekonomi/tahun
(triliun rupiah)
Total kerugian
ekonomi
terhadap PDB
(%)
Kelompok
umur
Prev
(%)
Total
penduduk
Balita
Anak usia
sekolah
Remaja
Dewasa:
a. Wanita
b. Laki-laki
Biaya
perawatan
BBLR
28.1
29.1
23 994 200
45 241 700
6 742 370
13 301 060
815419
815419
5.50
10.74
0.07
0.13
17.55 21 881 367 3 840 180 509 637 1.96 0.02
22.7
16.6
10.2
49 592 459
57 366 507
4 738 692
11 257 488
9 522 840
483 347
1 712 979
1 712 979
150 151
19.28
16.31
0.07
0.23
0.19
0.001
Total 0.641 53.86
19 Drajat Martianto GM FEMA IPB 23 MEI 2018
Estimasi biaya penanggulangan AGB di Indonesia
Biaya
/satuan
(rupiah)
Jenis Intervensi Jumlah/volume
bahan intervensi
Biaya
(miliar rupiah)
Biaya/kapita
/tahun (rupiah)
Sumber
biaya
Fortifikasi
Raskin/kga
Fortifikasi terigu/kgb
Taburia/sasetc
2196
26.24
500
2.8juta ton
5.351MT
495juta bks
1 531
140.41
202.27
24 705
764
30 000
Pemerintah
Sasaran
Sasaran dan
pemerintah
Suplementasi tablet
Besi/tabletc:
Anak usia sekolah
Remaja
Wanita
Laki-laki
Ibu hamil
51.9
51.9
51.9
51.9
51.9
51.9
51.9
51.9
51.9
51.9
347 juta kapsul
92 juta kapsul
715 juta kapsul
220 juta kapsul
174 juta kapsul
17.99
4.79
37.09
11.42
9.03
Pemerintah
Pemerintah
Pemerintah
Pemerintah
Pemerintah
Total 1 954
Sumber:
a. Martianto 2016, dikondisikan dengan IHK untuk harga tahun 2013; b. FFI, dengan penyesuaian dimasukkan biaya
penjaminan mutu; c. Kemenkes RI: obat program gizi (olah) 2013, biaya belum termasuk biaya distribusi
20 Drajat Martianto GM FEMA IPB 23 MEI 2018
Perbandingan kehilangan ekonomi
akibat AGB
dan biaya intervensi
1Fortifikasi Raskin dan terigu ditujukan untuk kelompok usia balita, anak-anak, remaja, wanita, dan laki-laki
Sumber: a. Angeles-Agdeppa et al 2011; b. Muthayya et al 2012; c.Jahari dan Prihatini 2009; d.Vir et al 2008
21 Drajat Martianto GM FEMA IPB 23 MEI 2018
Jenis intervensi
Biaya/tahun
(triliun
rupiah)
Rp
Kerugian
ekonomi Penurunan
/tahun prevalensi
(triliun rupiah) (%)
Kerugian ekonomi
terkoreksi
prevalensi
(triliun rupiah)
Fortifikasi Raskin1
Fortifikasi terigu1
Taburia
Balita
Suplementasi
tablet besi:
Remaja
1.53
0.14
0.20
0.05
53.79 4.7a
53.79 41b
5.50 37.6c
1.96 12d
2.53
22.05
2.07
0.23
PROGRAM FORTIFIKASI PANGAN :
TANTANGAN DAN HARAPAN
1927 Pada masa pemerintahan Belanda, diwajibkan fortifikasi garam yang pada saat itu hanya dikelola oleh Perusahaan Negara (PN) Garam di Madura. Namun setelah kemerdekaan, peraturan tersebut tidak lagi diterapkan karena
munculnya berbagai perusahaan garam lainnya yang bukan PN
1980 Mulai dilakukan fortifikasi garam dengan yodium, MSG dengan vitamin A, dan terigu. Fortifikasi MSG tidak dilanjutkan karena terjadi perubahan pada
warna MSG, dan adanya kontroversi tentang dampak negatif MSG
1994 Presiden menerbitkan Keputusan Presidan No 69 tahun 1994 tentang mewajibkan Iodisasi Garam
2001 Fortifikasi tepung terigu diwajibkan melalui Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan No.153 tahun 2001, tentang Standar
Nasional Indonesia Tepung Terigu
2012 Ditetapkan SNI 7709:2012 tentang minyak goreng sawit yang difortifikasi
sukarela dengan vitamin A Diwajibkan dan Ditunda (tunda).
•
•
•
•
•
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 22
INISIATIF FORTIFIKASI PANGAN DI INDONESIA DAN NEGARA ASEAN
1 Philippine Iodine Iron
Salt All rice except brown rice
Wheat Flour
Proccessed Food
Mandatory Mandatory
Mandatory
Voluntary
Vitamin A Wheat flour, refined sugar, cooking oil Mandatory
2 Indonesia Iodine Iron Zinc
Vitamin A
Salt Wheat Flour Wheat
Flour Unbranded
cooking oil
Mandatory Mandatory
Mandatory
Mandatory
Folic Acid and Vitamin B Wheat flour Mandatory
3 Malaysia Iodine Vitamin D
Salt Margarine
Condensed, evaporated and filled milk;
Mandatory Mandatory
Vitamin A margarine Mandatory
4 Singapura
5 Thailand Iodine Vitamin A
Salt Condensed milk, margarin
Mandatory Mandatory
Folic Acid and Vitamin B Rice Mandatory
6 Brunei Darussalam
7 Vietnam Iodine Iron
NaFeEDTA
Salt Wheat Flour
Fish Sauce
Mandatory Voluntary
Voluntary
Vitamin A Sugar, vegetable oil Voluntary
8 Laos Iodine Salt Mandatory
9 Myanmar 231M0EKI
2a0m18boja
Iodine Salt Drajat MartiaSntaoltGM FEMA
IPB
Mandatory 23 Iodine Mandatory
No Country Fortificant Food Vehicle Status
KERANGKA KEBIJAKAN AKSELERASI PERBAIKAN GIZI PADA 1000 HPK
• Intervensi spesifik • Ibu Hamil
1. 2. 3. 4.
Suplementasi besi folat Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan positif malaria
bagi ibu hamil yang
• Kelompk 0-6 Bulan 1. Promosi menyusi (konseling individu dan kelompok)
• Kelompok 7-23 Bulan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
23 MEI 2018
Promosi menyusi KIE perubahan perilaku untuk perbaikan MP-ASI Suplementasi zink Zink untuk manajemen diare Pemberian obat cacing Fortifikasi besi Pemberian kelambu berinsektisida dan malaria
Drajat Martianto GM FEMA IPB 24
asyarakat asar
rakat
aja perempuan an
Kerangka Kebijakan Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 HPK
• Intervensi sensitif 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penyediaan air bersih dan sanitasi Ketahanan pangan dan gizi Keluarga Berencana Jaminan Kesehatan Jaminan Persalinan Fortifikasi Pangan
M Fortifikasi
pangan D sebagai
intervensi sensitif dan spesifik a untuk
mengatasi Pendidikan gizi masy
stunting pada 1000 HPK Intervensi untuk rem
Pengentasan Kemiskin
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 25
TANTANGAN
• Sebagian besar industri ragu pada awalnya karena: –
–
–
–
Kurangnya bukti ilmiah yang meyakinkan Investasi baru, penambahan biaya operasional
Dampak pada kenaikan harga
Dampak ikutan
• Fortifikasi seringkali dikaitkan dengan isyu politik atau ekonomi – selalu ada kelompok yang menentang baik dari kalangan industri, akademisi, konsumen, atau pihak lain (= ketidaktahuan?) Ketidaksamaan persepsi diantara pemangku kepentingan – termasuk siapa inisiator dan leading sector Kurangnya koordinasi efektif antar pemangku kepentingan
•
•
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 26
HARAPAN Komitmen yang lebih kuat dari para pemangku kepentingan Program fortifikasi memerlukan
pendekatan yang baik dari pemerintah kepada industri dan sebaliknya public private partnership (PPP)
Membutuhkan dukungan kuat pemerintah dalam hal: Riset yang konklusif (efficacy,
effectiveness) Pelibatan industri sejak awal
G O O D
H
E
A
L
T
H Penerbitan dan implementasi SNI Wajib dengan pengawasan ketat, serta indakan jika diperlukan
Insentif: G O O D B U S I N E S S Penguatan kapasitas (penjaminan
mutu dll) Pembebasan pajak fortifikan/ Fortifikasi sebagai CSR atau bentuk lain sesuai aturan
Drajat Martianto GM FEMA IPB
courtesy of Jack Bagriansky (2010)
23 MEI 2018 27
TERIMA KASIH
23 MEI 2018 Drajat Martianto GM FEMA IPB 28