UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan...

24
1 UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOREJO LOR 02 KOTA SALATIGA ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana oleh Nuraini Wulandari 292012197 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

1

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI

SIDOREJO LOR 02 KOTA

SALATIGA

ARTIKEL

disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana

oleh

Nuraini Wulandari

292012197

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

2

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

3

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

4

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

5

UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOREJO LOR 02 KOTA

SALATIGA

Nuraini Wuandari

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak

Rendahnya proses dan hasil belajar matematika dikarenakan pembelajaran matematika

hanya pemberian materi tanpa mengaitkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi yang

demikian berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh siswa. Tujuan

dari penelitian ini yaitu meningkatkan proses dan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD

Negeri Sidorejo Lor 02 melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching. Jenis

penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan desain penelitian model

Kemmis dan Mc Taggart yang yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan

dan observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus

terdiri dari 3 kali pertemuan. Diketahui dari hasil penelitian telah terjadi peningkatan proses

pembelajaran melalui hasil observasi aktivitas guru pada prasiklus sebesar 34%, pada siklus I

mencapai 66,6%, dan pada siklus II mencapai 88,54%. Hasil observasi aktivitas siswa

prasiklus sebesar 32,5%, pada siklus I mencapai 63,88%, dan siklus II mencapai 88,88%.

Sedangkan hasil belajar siswa juga meningkat pada prasiklus persentase ketuntasan mencapai

31,82% atau 7 orang siswa tuntas. Pada siklus I persentase ketuntasan mencapai 81,82% atau

18 siswa tuntas. Pada siklus II persentase ketuntasan mencapai 100% atau 22 siswa tuntas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02

Salatiga.

Kata Kunci: Quantum Teaching, Proses Pembelajaran, Hasil Belajar, Matematika.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan sejak siswa berada di sekolah dasar,

bahkan mulai diperkenalkan pada siswa sejak taman kanak-kanak. Hal ini dimaksudkan agar

siswa tidak merasa asing dengan materi pelajaran matematika dan mampu diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Namun masih banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika

adalah pelajaran yang sulit dan susah untuk dipahami.

Salah satu sebab utama dari kesulitan memahami matematika ialah karena sifatnya yang

abstrak. Hal ini sangat kontras dengan alam pikiran kebanyakan dari kita yang terbiasa

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

6

berfikir tentang objek yang konkret. Bahasa matematika adalah bahasa yang abstra, bahasa

yang dipenuhi dengan begitu banyak pelambang (Alisah dkk, 2007 : 3-4).

Kenyataan yang terjadi di SD Negeri Sidorejo Lor bahwa proses pembelajaran

matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran

masih di diminasi oleh guru. Dalam proses pembelajaran guru hanya sekedar memberikan

rumus matematika tanpa menjelaskan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan proses

pembelajaran yang demikian, berpengaruh pula pada hasil belajar matematika siswa kelas 3

SD Negeri Sidorejo Lor 02. Hal itu diperkuat dengan hasil belajar yang diperoleh siswa

dengan rata-rata hanya 58,4. Dari 22 siswa hanya 7 siswa yang tuntas dengan KKM ≥ 65. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika masih jauh dari apa yang diharapkan

karena 68,18% siswa mendapat nilai di bawah KKM.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran

matematika dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa adalah dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran Quantum

Teaching dapat membantu menumbuhkan ketertarika terhadap pembelajaran matematika

karena model pembelajaran Quantum Teaching menerapkan kerangka rancangan belajar yang

dikenal sebagai TANDUR. Makna dari prinsip TANDUR menurut DePorter (2003 : 10)

adalah sebagai berikut: (1) Tumbuhkan. Artinya tumbuhkan minat dengan memuaskan

“Apakah Manfaat Bagiku” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar. (2) Alamai.

Artinya ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. (3)

Namai. Artinya sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah “masukan”. (4)

Demonstrasikan. Artinya sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa

mereka tahu”. (5) Ulangi. Artinya tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan

menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”. (6) Rayakan. Artinya pengakuan untuk

penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Matematika

Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas 3 SD Negeri

Sidorejo Lor 02 Kota Salatiga”.

Tujuan Penelitian

1) Menerapan model Quantu Teaching untuk meningkatkan proses belajar matematika siswa

kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02.

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

7

2) Meningkatan proses belajar untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa

kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02.

Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

Siswa dapat memahami konsep matematika dan mampu menggunakannya dalam

kehidupan sehari-hari melalui model pembelajaran Quantum Teaching sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar matematika.

b. Bagi Guru

Dapat dijadikan acuan oleh guru dalam mengevaluasi pembelajaran yang sudah

berlangsung, dapat memberikan wawasan, keterampilan, dan pengalaman menerapkan

model pembelajaran Quantum Teaching.

c. Bagi Sekolah

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika

di Sekolah Dasar, khususnya di SD Negeri Sidorejo Lor 02 kota Salatiga.

KAJIAN TEORI

Karakteristik Matematika

Matematika adalah sebuah bahasa. Artinya matematika merupakan sebuah cara

mengungkapkan atau menerangkan secara tertentu. Dalam hal ini, cara yang dipakai oleh

bahasa matematika ialah dengan menggunakan simbol-simbol (Alisah dkk, 2007 : 23).

Bahasa matematika adalah bahasa yang abstrak, bahasa yang dipenuhi dengan begitu banyak

pelmbang (Alisah dkk, 2007 : 3-4).

Menurut penelitian Frengky (dalam jurnal psikologi Model Pembelajaran Matematika

Sisiwa Kelas Satu Sekolah Dasar, 2008), matematika dipahami oleh pelajar sebagai pelajaran

untuk belajar berhitung dalam hal ini berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian. Pemaknaan ini mendukung pemahaman pelajar bahwa jika mereka dapat

melakukan perhitungan maka mereka telah berhasil dalam pelajaran matematika. Mereka

akan menjadi ahli hitung jika mereka berhasil dalam matematika.

Jadi pembelajaran matematika merupakan proses psikologis, yaitu kegiatan yang aktif

dalam upaya pemahaman dan penguasaan konsep matematika, dan mempuyai pola pikir,

bahasa, alat, dan seni yang berfokus pada pemecahan masalah, memahami masalah, membuat

model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsir solusi.

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

8

Hasil Belajar

Hamalik (2011:155) menyatakan bahwa hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya

dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopa menjadi sopan, dan sebagainya.

Menurut Benjamin Bloom (dalam Sudjana, 2009 : 22-23) hasil belajara terbagi menjadi

tiga ranah: 1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi; 2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah

Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Slameto (2010 : 54) menyatakan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individu (intern) yaitu:

a. Faktor biologis meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah

satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar.

b. Faktor psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan

berpikir.

c. Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak

dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan

rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.

2) Faktor yang ada pada luar diri individu yang disebut dengan faktor ekstern.

a. Faktor keluarga, keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama dan

merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran besar.

b. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa,

siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah.

c. Faktor masyarakat, meliputi: bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa . jika lingkungan siswa adalah lingkungan

terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

9

Proses Pembelajaran yang Ideal

Salah satu sebab utama dari kesulitan memahami matematika ialah karena sifatnya yang

abstrak (Alisah dkk, 2007 : 3). Hal tersebut sangat kontras dengan pemikiran siswa SD yang

masih dalam taraf berfikir kongkret. Jadi perlu strategi yang tepat dalam penyampaian materi

matematika kepada siswa SD.

Proses pembelajaran matematika harus mencakup unsur-unsur belajar efektif dan

menyenangkan yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Karena keceriaan menjadi

modal utama bagi para siswa untuk mengoptimalkan belajar matematika mereka.

Selain itu, siswa juga harus mengalami penyelidikan langsung mengenai materi yang

diberikan selama proses pembelajaran. Dengan siswa mengalami langsung, maka daya ingat

siswa terhadap materi akan tersimpan dalam jangka panjang dan tidak mudah terlupakan.

Model Pembelajaran Quantum Teaching

De Porter (2003:4) menjelaskan bahwa Quantum Teaching merupakan penggubahan

belajar yang meriah dengan segala suasananya. Metode ini menawarkan suatu cara-cara baru

untuk memaksimalkan dampak usaha pengajar melalui perkembangan hubungan, pengubahan

belajar dan penyampaian kurikulum. Metode ini mencakup petunjuk spesifik untuk

menciptakan lingkungan belajar dengan efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan

memudahkan proses belajar.

Jadi Quantum Teaching adalah proses pembelajaran yang mencakup unsur-unsur belajar

efektif dan menyenangkan yang mempengaruhi tumbuhnya gairah dan minat belajar siswa

sehingga mampu menanamkan konsep yang diperoleh dari hasil penyelidikan yang dilakukan

atau yang dialaminya sendiri, serta meningkatkan pemahaman materi siswa yang menjadi

suatu hasil perubahan yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.

Rancangan Model Quantum Teaching

Kerangka rancangan belajar Quantum Teaching dikenal dengan istilah TANDUR.

Dalam De Porter (2003 : 10) Makna dari TANDUR adalah:

a. Tumbuhkan : Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apa Manfaat Bagiku” (AMBAK),

dan manfaatkan kehidupan pelajar.

b. Alami : Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti pelajar.

c. Namai : Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuat masukan

d. Demonstrasikan : Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka

tahu.”

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

10

e. Ulangi : Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa

memang aku memang tahu ini.”

f. Rayakan : Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan

ilmu pengetahuan.

Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru harus mampu memberikan suasana

belajar yang nyaman sehingga siswa siap untuk mengikuti proses pembelajaran. Menurut De

Porter (2003:8) ada dua seksi utama yaitu konteks dan isi. Dalam konteks terdapat empat

aspek yang perlu diperhatikan guru dalam menata kelas yaitu: suasana, landasan, lingkungan

dan rancangan. Seksi isi terdiri dari: penyajian, fasilitas, keterampilan belajar dan hidup.

Kerangka Pikir

Model pembelajaran Quantum Teaching dipilih karena dalam model pembelajaran

Quantum Teaching menerapkan kerangka rancangan yang disebut dengan istilah TANDUR

(tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, rayakan).

a. Tumbuhkan: guru menumbuhkan minat belajar siswa sehingga siswa mengikuti

pembelajaran dengan kemauannya sendiri tanpa dipaksa.

b. Alami: siswa diberikan pengalaman-pengalaman belajar secara alami sehingga daya serap

ingatnya akan bertahan dalam waktu jangka panjang.

c. Namai: memberi nama dengan kata kunci agar siswa mudah mengingat dan memahami.

d. Demonstrasi: siswa diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka

ketahui, dengan begitu siswa akan merasa dihargai dan menimbulkan rasa semangat

untuk belajar.

e. Ulangi: mengulangi materi yang telah didapat oleh siswa dengan mengisi lembar soal

atau dengan merangkum materi yang sudah diterima oleh siswa.

f. Rayakan: siswa yang berprestasi akan mendapatkan penghargaan, dan pemberian

motivasi kepada siswa yang masih kurang mengerti.

Dengan rancangan pembelajaran yang demikian, maka akan meningkatkan proses

belajar siswa karena pembelajaran dikemas secara menarik dan memberikan pengelaman

langsung kepada siswa. Sehingga pelajaran matematika yang bersifat abstrak tersebut akan

mudah untuk dipahami.

Proses belajar yang efektif dan menyenangkan akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

Proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan akan memberi kesempatan yang besar

kepada siswa untuk memahami materi dengan cepat dan masuk dalam memori jangka panjang

siswa, sehingga tidak mudah untuk dilupakan.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

11

Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dirumuskan dalam PTK ini adalah sebagai berikut:

1) Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan proses pembelajaran yang meliput aktivitas guru dan siswa pada siswa kelas

3 SD Negeri Sidorejo Lor 02 secara signifikan minimal 10% dengan langkah-langkah yaitu

menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran, memberikan pengalaman-

pengalaman belajar secara langsung, menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus,

strategi, atau sebuah masukan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan

kinerjanya, mengulangi kembali materi, merayakan suatu keberhasilan yang diraih siswa.

2) Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02 Salatiga secara signifikan mengalami

ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar matematika ≥ 65 dan mengalami

ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar matematika meningkat

minimal 5 nilai dari KKM ≥ 65 yang ditentukan oleh sekolah atau ketuntasan belajar

secara klasikal seberas 100% yaitu 22 siswa mendapatkan nilai ≥ 65.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik / calon pendidik di dalam kelasnya sendiri

secara kolaboratif/partisipatif untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut kualitas

proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, baik dari aspek akademik

maupun non akademik, melalui tindakan reflektif dalam bentuk siklus (daur ulang)

(Tampubolon, 2013:19).

Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02. Jumlah siswa

kelas 3 yaitu 22 siswa yang terdiri dari 8 laki-laki dan 14 perempuan. Siswa di SD Negeri

Sidorejo Lor 02 adalah heterogen, terdiri dari berbagai kalangan dengan profesi orang tua

yang berbeda-beda. Kondisi orang tua siswa yang beragam ini mempengaruhi kondisi siswa

dalam belajar. Dengan kondisi yang demikian maka mempengaruhi pola pikir siswa dalam

proses pembelajaran dan hasil belajar.

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

12

Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching.

2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah proses pembelajaran dan

hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02. Proses pembelajaran

ditekankan pada aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan hasil belajar

siswa merupakan hasil akhir yang diharapkan dalam proses pembelajaran yang diukur

dengan menggunakan tes evaluasi. Aspek hasil belajar dalam penelitian ini ditekankan

pada aspek kognitif yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam penguasaan materi

pembelajaran.

Cara Pengumpulan dan Analisis Data

Cara pengumpulan data penelitian berupa:

a. Tes evaluasi dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar matematika dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, yang dilaksanakan setiap akhir

pembelajaran pada siklus I maupun siklus II

b. Observasi dipergunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ketika peneliti melihat

situasi penelitian, observasi penelitian ini meliputi observasi aktivitas pengajar dan siswa

selama proses pembelajaran dengan model Quantum Teaching berlangsung.

Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan PTK pada kelas 3 SD Negeri

Sidorejo Lor 02 yaitu data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai hasil

evaluasi pada prasiklus, siklus I, dan siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Quantum Teaching. Data hasil

observasi aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan data nilai hasil belajar

matematika siswa dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif (data

kualitatif) sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar matematika setelah tindakan siklus I

dan siklus II.

Indikator Keberhasilan

1. Indikator Proses

Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui model pembelajaran Quantum

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

13

Teaching. Dalam penelitian ini aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui

model pembelajaran Quantu Teaching dapat dikatakan berhasil apabila mengalami

peningkatan secara signifikan minimal 10%.

2. Indikator Hasil

Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap hasil belajar Matematika

dikatakan meningkat secara signifikan apabila mengalami ketuntasan belajar individual

dengan nilai hasil belajar Matematika > 65 dan mengalami ketuntasan belajar dengan nilai

rata-rata hasil belajar Matematika meningkat minimal 5 nilai dari KKM > 65 yaitu rata-rata

kelasnya 70 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 100% dari 22 siswa dalam

pembelajaran Matematika.

Rancangan Penelitian

a. Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan selama 6 x 35 menit atau 3 kali pertemuan terdiri dari 2

pertemuan tatap muka dan 1 pertemuan evaluasi. Tahapan dalam siklus I ini adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan dalam tahap ini adalah mempersiapkan dokumen yang diperlukan yaitu data

awal hasil tes sebelum dilakukan tindakan, menyusun RPP sesuai KD yang telah di tetapkan

yaitu KD 5.2 Menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching, menyiapkan alat peraga, menyiapkan alat evaluasi berupa

tes keterampilan proses serta lembar kerja siswa, menyiapkan lembar observasi untuk

mengamati keterampilan pengajar, aktivitas siswa, dan iklim belajar dalam proses

pembelajaran serta alat atau instrumen pengumpulan data untuk memperkuat hasil observasi

meliputi lembar pengamatan, dan dokumentasi berupa foto saat proses pembelajaran

berlangsung.

2. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi

Dalam siklus ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan model

Quantum Teaching yang sudah direncanakan. Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga

tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pertemuan pertama terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan akhir atau

penutup. Kegiatan awal meliputi penyampaian apersepsi dan motivasi dengan tujuan

memusatkan perhatian siswa kepada kegiatan pembelajaran, membangun konsep siswa

tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti yang dilakukan guru dan siswa antara lain:

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

14

menghitung secara langsung luas persegi dengan menghitung jumlah petak yang ada di dalam

persegi, siswa bersama dengan guru melakukan pemberian nama terhadap cara menghitung

luas persegi yaitu dengan membuat rumus. Siswa dibentuk kelompok yang masing-masing

kelompok beranggotakan minimal 5 siswa. Masing-masing kelompok diminta untuk

mengerjakan LKS, dan mempresentasikan hasil kerja kelopok di depan kelas. Siswa

mendengarkan penguatan yang guru sampaikan tentang materi yang telah dipelajari, memberi

kesempatan siswa untuk bertanya, dan yang terakhir adalah kegiatan penutup. Kegiatan

penutup ini meliputi menyimpulkan pembelajaran secara bersama-sama dan perayaan

terhadap pekerjaan siswa yaitu dengan bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-sama.

Pertemuan kedua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir atau

penutup. Kegiatan awal meliputi memotivasi siswa agar siap belajar dan memusatkan

perhatian terhadap kegiatan pembelajaran, guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi

yang telah diajarkan sebelumnya. Setelah kegiatan awal selesai, kemudian masuk ke kegiatan

inti yaitu menghitung secara langsung luas persegi panjang dengan menghitung jumlah petak

yang ada di dalam persegi, siswa bersama dengan guru melakukan pemberian nama terhadap

cara menghitung luas persegi panjang yaitu dengan membuat rumus. Siswa dibentuk

kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan minimal 5 siswa. Masing-masing

kelompok diminta untuk mengerjakan LKS, dan mempresentasikan hasil kerja kelopok di

depan kelas. Siswa mendengarkan penguatan yang guru sampaikan tentang materi yang telah

dipelajari, memberi kesempatan siswa untuk bertanya, dan yang terakhir adalah kegiatan

penutup. Kegiatan penutup ini meliputi menyimpulkan pembelajaran secara bersama-sama

dan perayaan terhadap pekerjaan siswa yaitu dengan bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-

sama.

Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti, dan penutup.

Kegiatan awal meliputi memotivasi siswa agar siap belajar dan memusatkan perhatian

terhadap kegiatan pembelajaran, guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah

diajarkan sebelumnya. Setelah kegiatan awal selesai, kemudian masuk ke kegiatan inti yaitu

bertanya jawab tentang materi yang disampaikan sebelumnya dan memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang belum dipahami. Siswa diberikan

soal evaluasi dan diminta untuk mengerjakan secara individu. Yang terakhir adalah kegiatan

penutup yang meliputi pemberian motivasi dan mengucapkan salam penutup.

Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan

pada saat guru sedang malakukan proses pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya.

Jadi observasi dilakukan untuk menilai aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa.

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

15

Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka peneliti telah menyiapkan lembar observasi bagi

guru dan siswa, proses pengamatan tindakan penelitian didokumentasikan menggunakan foto.

Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Quantum Teachig.

3. Refleksi

Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi. Pada tahap ini semua

data yang telah terkumpul dikaji dan dianalisis, data tersebut meliputi hasil tindakan yaitu

hasil observasi dan tes evaluasi yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dianalisis adalah

hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Quantum Teaching, mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus I untuk

mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus I sudah dapat meningkatkan hasi belajar

matematika siswa kelas 3 serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan saat menerapkan

model pembelajaran Quantum Teaching dalam proses pembelajaran. Selain itu tindakan

refleksi ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan

siklus I.

Hasil tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan

tindakan pada siklus II. Kelebihan dalam menerapkan model pembelajaran Quantum

Teaching akan tetap dipertahankan, sementara kekurangan yang telah ditemukan akan

diperbaiki dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II.

b. Siklus II

Pelaksanan siklus II sama dengan siklus I yaitu sebanyak 3 pertemuan yang terdiri dari 2

kali tatap muka dan 1 kali evaluasi.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam kegiatan perencanaan pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I. Yaitu yang

pertama menganalisa hasil temuan dalam refleksi pada siklus I, menyusun RPP dengan KD

5.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling, luas persegi dan persegi panjang.

Menyiapkan alat peraga, menyiapkan alat evaluasi berupa tes keterampilan proses serta

lembar kerja siswa, menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan pengajar,

aktivitas siswa, dan iklim belajar dalam proses pembelajaran serta alat atau instrumen

pengumpulan data untuk memperkuat hasil observasi meliputi lembar pengamatan, dan

dokumentasi berupa foto saat proses pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

16

Dalam siklus ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan model

Quantum Teaching yang sudah direncanakan. Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga

tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Pertemuan pertama terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan akhir atau

penutup. Kegiatan awal meliputi penyampaian apersepsi dan motivasi dengan tujuan

memusatkan perhatian siswa kepada kegiatan pembelajaran, membangun konsep siswa

tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan inti yang dilakukan guru dan siswa antara lain:

siswa mengamati 2 bangun persegi dan persegi panjang, siswa bersama-sama

membandingkan besarnya luas ke dua bangun tersebut dengan memberi tanda lebih besar,

lebih kecil atau sama dengan, siswa mengamati berbagai bentuk bangun persegi dan persegi

panjang, siswa menghitung luas bangun tersebut dan mengurutkan bangun berdasarkan luas

yang terkecil ke terbesar begitu juga sebaliknya, siswa yang mampu mengurutkan bangun

dengan tepat maka akan mendapatkan hadiah, siswa yang belum bisa mengurutkan atau

membandingkan luas bangun mendapatkan penguatan dari guru. Siswa dibentuk menjadi

kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan minimal 5 siswa dan diminta untuk

mengerjakan LKS secara berkelompok, setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, yang terakhir adalah

kegiatan penutup. Kegiatan penutup meliputi perayaan terhadap pekerjaan siswa yaitu dengan

bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-sama.

Pertemuan ke dua terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti, dan akhir

atau penutup. Kegiatan awal meliputi kegiatan guru memotivasi siswa agar siap belajar dan

memusatkan perhatian terhadap kegiatan pembelajaran, guru bertanya jawab dengan siswa

tentang materi yang telah diajarkan sebelumnya, siswa diberikan soal pemecahan masalah dan

meminta siswa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cepat, siswa yang dapat

menyelesaikan masalah dengan cepat maka siswa tersebut akan mendapatkan hadiah. Siswa

dibentuk menjadi kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan diminta

untuk mengerjakan LKS secara berkelompok dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

di depan kelas. Yang terakhir adalah kegiatan penutup. Kegiatan penutup ini meliputi

menyimpulkan pembelajaran bersama-sama, pemberian tindak lanjut dan guru mengakhiri

kegiatan pembelajaran dengan salam penutup.

Pertemuan ketiga terbagi ke dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti, dan penutup.

Kegiatan awal meliputi memotivasi siswa agar siap belajar dan memusatkan perhatian

terhadap kegiatan pembelajaran, guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

17

diajarkan sebelumnya. Setelah kegiatan awal selesai, kemudian masuk ke kegiatan inti yaitu

bertanya jawab tentang materi yang disampaikan sebelumnya dan memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang belum dipahami. Siswa diberikan

soal evaluasi dan diminta untuk mengerjakan secara individu. Yang terakhir adalah kegiatan

penutup yang meliputi pemberian motivasi dan mengucapkan salam penutup.

Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan

pada saat guru sedang malakukan proses pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya.

Jadi observasi dilakukan untuk menilai aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa.

Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka peneliti telah menyiapkan lembar observasi bagi

guru dan siswa, proses pengamatan tindakan penelitian didokumentasikan menggunakan foto.

Hal tersebut dimaksudkan sebagai bukti nyata hasil penelitian pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Quantum Teachig.

3. Refleksi

Refleksi pada siklus II dilaksanakan seperti halnya pada siklus I, yaitu mengkaji dan

menganalisis hasil tindakan yaitu hasil observasi dan hasil tes evaluasi yang telah dilakukan.

Hal-hal yang perlu dianalisis adalah hasil pengamatan atau dokumentasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, mengevaluasi proses

dan hasil belajar pada siklus I untuk mengetahui apakah pemberian tindakan pada siklus II

sudah mengalami perbaikan, serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat

menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Hasil refleksi ini berguna untuk

menentukan tingkat keberhasilan dari pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Hasil

refleksi pada siklus II ini diharapkan mendapatkan hasil yang terbaik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses Pembelajaran

Perbandingan antara prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dari tabel tentang

perbandingan hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II

yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.17

Perbandingan Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Tindakan Prasiklus Siklus I Siklus II

∑ % 𝑥 % 𝑥 %

Aktivitas Guru 18 34 32 66,6 42,5 88,54

Aktivitas Siswa 13 32,5 23 63,88 32 88,88

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

18

Untuk menjelaskan perbandingan hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada

prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.20 sebagai berikut.

Diagram 4.20 Peningkatan Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Hasil Belajar

hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02 pada prasiklus, siklus

I, dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dan ketentuan belajar

matematika yang diperoleh siswa yang ditunjukkan pada 4.18 yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.18

Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I, Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Prasiklus Siklus I Siklus II

∑ % ∑ % ∑ %

1. Tuntas ≥ 65 7 31,82 18 81,82 22 100

2. Belum Tuntas < 65 15 68,18 4 18,18 0 0

Jumlah 22 100 22 100 22 100

Nilai rata-rata 58,4 77,72 83,4

Perbandingan ketuntasan belajar prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

diagram 4.21 sebagai berikut.

prasiklus siklus I siklus II

aktivitas guru 18 32 42,5

aktivitas siswa 13 23 32

34%

66,6%

88,54%

32,4%

63,88%

88,88%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50J

um

lah

Sis

wa

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

19

Diagram 4.21 Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I, dan

Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar matematika dapat dilihat pada

diagram 4.22 sebagai berikut.

Diagram 4.22 Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Prasiklus, Siklus I,

Siklus II

Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 3 SD Negeri

Sidorejo Lor 02 dan hasil analisis data, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian

dilaksanakan, pembelajaran yang diterapkan masih didominasi oleh guru dan materi diberikan

tanpa menjelaskan kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan media dalam

pembelajaran juga masih sangat kurang sehingga siswa merasa bosan dan jenuh yang

Prasiklus Siklus I Siklus II

Tuntas 7 18 22

Belum Tuntas 15 4 0

31,82%

81,82%

100%

68,18%

18,18%

0%0

5

10

15

20

25

Ju

mla

h S

isw

a

Prasiklus Siklus I Siklus II

rata-rata 58,4 77,72 83,4

31,82%

81,82%100%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Jum

lah

Sis

wa

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

20

menyebabkan siswa kelas 3 kurang antusias dan pasif di dalam proses belajar mengajar,

kurangnya aktivitas untuk membantu mereka membangun sebuah konsep materi, semua

kegiatan pembelajaran masih didomonasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran bukan merupakan hal yang baru bila ditemui siswa yang bermain sendiri dan

bercerita dengan teman sebangku, kebanyakan siswa cenderung mengacuhkan proses

pembelajaran yang berlangsung. Berdasarkan kondisi demikian dapat diketahui bahwa pada

penilaian prasiklus mengenai aktivitas guru diperoleh skor 18 dengan persentase 34%.

Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar

matematika siswa kelas 3 SD Negeri sidorejo Lor 02. Diketahui bahwa jumlah siswa yang

mencapai KKM hanya 7 siswa atau 31,82% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang

belum mencapai KKM ada 15 siswa atau 68,18% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan

kondisi yang yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan

pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri Sidorejo

Lor 02 dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Quantum

Teaching.

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Quantum Teaching hasil belajar matematika yang diperoleh siswa semakin

meningkat seiring dengan meningkatnya proses pembelajaran meliputi aktivitas guru dan

siswa. Pada kondisi ini, siswa menjadi semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain

itu, hasil belajar mata pelajaran matematika yang diperoleh mencapai rata-rata KKM yang

telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari

masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.

Hasil analisi terbukti bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat karena proses

pembelajaran meliputi aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I

pertemuan pertama kegiatan mengajar guru mendapatkan skor 30 dengan persentase 62,5%

mencapai kriteria cukup, pertemuan kedua mendapatkan skor 34 dengan persentase 70,8%

mencapai kriteria baik. Sedangkan pada aktivitas siswa pertemuan pertama mendapatkan skor

21 dengan persentase 58,3% mencapai kriteria cukup, pertemuan kedua mendapatkan skor 25

dengan persentase 69,4% dmencapai kriteria baik. Pada pelaksanaan siklus II, aktivitas guru

dan siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Terbukti dengan perolehan skor aktivitas

guru pada pertemuan pertama yaitu 39 dengan persentase 81,25% dan pertemuan kedua yaitu

46 dengan persentase 95,83%.

Seiring dengan meningkatnya aktivitas guru dan siswa maka hasil belajar juga

mengalami peningkatan. Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa semakin meningkat

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

21

dan mencapai rata-rata KKM yang telh ditentukan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil nilai

tes evaluasi masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.

Peningkatan hasil belajar matematika siswa terbukti dari peningkatan nilai rata-rata

siswa pada siklus I mencapai 77,72 mengalami peningkatan dari prasiklus yang hanya

mencapai 58,4. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa

tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil

belajar matematika, tetapi hasil yang diperoleh masih berada di bawah indikator keberhasilan

yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 100% siswa tuntas, maka dari itu masih

diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II. Hasil analisis menunjukan peningkatan baik

proses pembelajaran maupun hasil belajar matematika siswa.

Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar matematika yang diperoleh siswa adalah 83,4

dengan pencapaian ketuntasan belajar matematika siswa mencapai 100%. Kondisi yang

demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi

indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti.

Untuk memperjelas peningkatan rata hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada

siklus I dan siklus II dapat diketahui melalui diagram 4.23 sebagai berikut.

Diagram 4.23 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Matematia Siklus I dan II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan

siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan

pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa

lebih antusias dan aktif saat proses pembelajara berlangsung, siswa juga lebih percaya diri

82%

100%

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

Siklus I Siklus II

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

22

dalam mengemukakan pendapat, dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching

pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih bermakna bagi siswa, proses pembelajaran

tidak hanya berpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat secara langsung dalam

pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching memberikan banyak hal

yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil

belajar matematika.

Dari hasl penelitian tersebut terbukti bahwa peneapan model pembelajaran Quantum

Teaching dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas 3 SD Negeri Sidorejo Lor 02

kota Salatiga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Quantum

Teaching pada proses pembelajaran matematika, proses dan hasil belajar matematika yang

diperoleh siswa kelas 3 semester II SD Negeri Sidorejo Lor 02 tahun pelajaran 2015/2016

dapat ditingkatkan. Langkah-langkah model pembelajaran Quantum Teaching yaitu

menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran, memberikan pengalaman-

pengalaman belajar secara langsung, menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi,

atau sebuah masukan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan kinerjanya,

mengulangi kembali materi, dan merayakan suatu keberhasilan yang diraih siswa mampu

membuat rasa keingintahuan siswa bertambah dan siswa tidak hanya menghafal rumus saja

namun siswa memiliki konsep tentang materi yang diberikan dan mampu menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari, proses pembelajaran yang berpusat pada siswa mampu memberi

dampak pada peningkatan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa. Hal ini dapat dilihat

dari peningkatan proses pembelajaran meliputi hasil observasi guru dan siswa serta hasil

belajar matematika siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Persentase hasil observasi

guru mengalami peningkatan dari kondisi prasiklus sebesar 32,6% menjadi 66,6% pada siklus

I dan mencapai 88,54% pada siklus II. Sedangkan persentase aktivitas siswa meningkat dari

kondisi prasiklus sebesar 32,5% menjadi 63,88% pada siklus I dan mencapai 88,88 pada

siklus II.

Seiring dengan proses pembelajaran yang meningkat tersebut maka berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika siswa yang juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata siswa pada prasiklus adalah 58,4 dengan persentase

ketuntasan siswa sebesar 31,82% atau hanya 7 siswa tuntas dan 15 siswa tidak tuntas. Setelah

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

23

pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching,

nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 77,72 dengan persentase ketuntasan

siswa sebesar 82% atau 18 siswa tuntas dan 4 siswa tidak tuntas. Setelah pelaksanaan

tindakan pada siklus II nilai rata-rata matematika meningkat menjadi 83,4 dengan persentase

ketuntasan 100% atau 22 siswa tuntas. Dengan demikian proses pembelajaran meliputi

aktivitas guru dan aktivitas siswa telah mencapai indikator yang diharapkan yaitu mengalami

peningkatan sesuai dengan indikator ketuntasan yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu

100% sehingga penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terbukti dapat

meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 SD

Negeri Sidorejo Lor 02 tahun pelajaran 2015/2016.

Saran

1. Bagi Siswa

Hendaknya siswa lebih berkonsentrasi dan aktif dalam mengikuti proses pembelajarn

agar dapat meningkatkan hasil belajarnya.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru dapat menciptakan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran yang inovatif sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna

dan menyenangkan.

3. Bagi Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus memantau proses pembelajaran agar

diketahui seberapa efektif model pembelajaran terhadap hasil belajar. Penerapan model

pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan referensi

untuk memperbaiki mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah sehingga meningkatkan

kepercayaan diri masyarakat kepada sekolah.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan pokok bahasan lainnya yang

menggunakan model Quantum Teaching pada pembelajaran matematika. Hasil penelitian

ini digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian dengan topik sejenis.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ... · matematika masih belum sesuai dengan hakikat matematika dikarenakan proses pembelajaran masih di diminasi oleh guru.

24

DAFTAR PUSTAKA

Alisah, Evawati dkk. 2007. Filsafat Dunia Matematika. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

DePorter, B. Reardon, M. dan Nourie, S.S. 2003. Quantum Teaching: Menerapkan Quantum

Learning di Ruang-Ruang Kelas (penerjemah:Ary Nilandari). Bandung: Kaifa

Frengky. 2008. Model Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar. Jurnal

Psikologi, Volume 35, No.2, 151 – 163. ISSN:0215-8884. Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada. Diakses pada tanggal 12 Februari 2016

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaj Rosdakarya

Tampubolon, Saur. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga