UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada...

102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI TEGALKUNIRAN NO. 185 KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : TARMIN X7108771 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA MENGHADAPI

BENCANA ALAM MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI TEGALKUNIRAN NO. 185 KECAMATAN JEBRES

KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

TARMIN

X7108771

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tarmin

NIM : X7108771

Jurusan/Program Studi : S1-PGSD

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: ”UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN MENGENAL CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM

MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI

TEGALKUNIRAN NO. 185 KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 21 Juli 2012

Yang Membuat Pernyataan

Tarmin

ii

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

PENGAJUAN

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA MENGHADAPI

BENCANA ALAM MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI TEGALKUNIRAN NO. 185 KECAMATAN JEBRES

KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

TARMIN

X7108771

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

iii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I

Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

NIP. 19610091980121001

Pembimbing II

Drs. Tri Budiarto, M.Pd

NIP. 195912211988031001

iv

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 26 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd __________________

Sekretaris : Drs. A. Dakir, M.Pd __________________

Anggota I : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd __________________

Anggota II : Drs. Tri Budiarto, M.Pd __________________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n. Dekan

Pembantu Dekan I

v

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ABSTRAK

Tarmin. UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA

MENGHADAPI BENCANA ALAM MELALUI METODE SIMULASI PADA

SISWA KELAS VI SD NEGERI TEGALKUNIRAN NO. 185 KECAMATAN

JEBRES KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli

2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenal

cara menghadapi bencana alam melalui metode simulasi pada Siswa Kelas VI SD

Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VI

SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012 yang berjumlah 17 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik

pengumpulan data dengan observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan analisis kritis. Prosedur

penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan

metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata

pelajaran IPS materi mengenal cara menghadapi bencana alam pada siswa Kelas VI

SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil evaluasi pada Siklus I siswa tuntas

sebanyak 11 siswa (64,71%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa (35,29%).

Adapun nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 67,82 dengan ketuntasan secara

klasikal sebesar 64,71%. Hasil evaluasi siklus II siswa yang dinyatakan tuntas

sebanyak 15 siswa (88,23%), dan yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 2 siswa

(11,76%) dengan nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 75,41. Dengan demikian

pelaksanaan siklus II ini telah memenuhi target sesuai dengan indikator penelitian

yaitu ketuntasan secara klasikal minimal 80% sudah terpenuhi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu penggunaan metode simulasi dapat

meningkatkan pemahaman mengenal cara menghadapi bencana alam pada Siswa

Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Kata Kunci: Pemahaman cara menghadapi bencana alam, metode simulasi.

vi

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

ABSTRACT

Tarmin. THE ATTEMPT OF IMPROVING THE UNDERSTANDING OF

NATURAL DISASTER COPING METHOD IDENTIFICATION THROUGH

SIMULATION METHOD IN THE VI GRADERS OF SD NEGERI

TEGALKUNIRAN NO. 185 OF JEBRES SUBDISTRICT OF SURAKARTA

CITY IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and

Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.

The objective of research is to improve the understanding of natural disaster

coping method identification through simulation method in the VI graders of SD

Negeri TegalKuniran No. 185 of Jebres Subdistrict of Surakarta City in the school

year of 2011/2012.

This research was a classroom action research (CAR). The research was

conducted in two cycles, each of which consisted of planning, acting, observing, and

reflecting. The subject of research was the VI graders of SD Negeri TegalKuniran

No. 185 of Jebres Subdistrict of Surakarta City in the school year of 2011/2012,

consisting of 17 students. The data source derived from teacher and students.

Techniques of collecting data used were observation, test, and documentation. The

data analysis was done using descriptive comparative and critical analyses. The

procedure of research was an interlinked spiral model.

Based on the result of research, the writer could conclude that the use of

simulative learning method could improve the student’s understanding on Social

Science subject in identifying the way of coping with natural disaster material in the

VI graders of SD Negeri TegalKuniran No. 185 of Jebres Subdistrict of Surakarta

City in the school year of 2011/2012. It could be seen from the result of evaluation

indicating 11 students (64.71%) passing and 6 students (35.29%) not passing in cycle

I. The mean class value in cycle I was 67.82 with classical passing of 64.71%. The

result of evaluation in cycle II showed 15 students (88.23%) passing, and 2 students

(11.76%) not passing with the mean class value of 75.41 in cycle II. Thus, the

implementation of cycle II had met the target corresponding to the indicator of

research that the minimum classical passing of 80% had been met.

vii

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

MOTTO

Ilmu itu ibarat cahaya, ia dapat menerangi gelas yang bening dan bersih, Ilmu itu

tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya

(AA’GYM)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

(Aristoteles)

viii

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibuku yang terhormat

2. Istri dan anakku tercinta

3. Teman-temanku

4. Almamaterku yang kubanggakan

ix

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam

penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul: “UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN MENGENAL CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM

MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI

TEGALKUNIRAN NO. 185 KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas bimbingan maupun bantuannya kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberi ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, sekaligus sebagai

Pembimbing I yang telah tulus ikhlas meluangkan waktu dan pikiran untuk

membimbing dan memberi saran kepada penulis hingga terwujudnya skripsi ini

4. Pembimbing II, yang telah tulus ikhlas meluangkan waktu dan pikiran untuk

membimbing dan memberi saran kepada penulis hingga terwujudnya skripsi ini.

5. Kepala Sekolah SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

6. Semua pihak yang telah berjasa baik moril maupun materiil dalam penyusunan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Meskipun telah semaksimal mungkin dalam mencurahkan tenaga waktu

maupun pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini, namun disadari bahwa skripsi ini

x

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik membangun dari

pembaca. Besarnya harapan semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

xi

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 7

A. Landasan Teori.............................................................................. 7

1. Tinjauan Tentang Cara Menghadapi Bencana Alam .............. 7

2. Metode Pembelajaran Simulasi ............................................... 26

B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 46

C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 47

D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 49

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 50

xii

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................... 51

C. Sumber Data ................................................................................ 52

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 52

E. Validitas Data .............................................................................. 53

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 54

G. Indikator Kinerja .......................................................................... 54

H. Prosedur Penelitian ...................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 59

A. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 59

B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 63

1. Siklus I ................................................................................. 63

2. Siklus II ................................................................................ 70

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 79

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. 84

A. Kesimpulan ................................................................................ 84

B. Implikasi ..................................................................................... 84

C. Saran ........................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

LAMPIRAN ................................................................................................... 89

xiii

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Berpikir ................................................................... 48

2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK ............................................. 57

3. Diagram Hasil Evaluasi Pratindakan .................................................. 60

4. Bagan aktivitas, respon dan keberanian Siswa Kelas VI SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012 Pada Pembelajaran Prasiklus ............................. 62

5. Bagan aktivitas, respon dan keberanian Siswa Kelas VI SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012 Pada Pembelajaran Siklus I ............................... 68

6. Diagram Hasil Evaluasi Siklus I ......................................................... 70

7. Bagan aktivitas, respon dan keberanian Siswa Kelas VI SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012 Pada Pembelajaran Siklus II .............................. 75

8. Diagram Hasil Evaluasi Siklus II ........................................................ 77

9. Grafik Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar IPS Kompetensi Dasar

Mengenal Cara Menghadapi Bencana Alam Dari Prasiklus, Siklus I dan

Siklus II ............................................................................................... 79

xiv

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ..................................... 51

2. Hasil Evaluasi Pratindakan ................................................................. 60

3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus ......................................... 61

4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ............................................ 67

5. Hasil Evaluasi Siklus I ........................................................................ 69

6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .......................................... 74

7. Hasil Evaluasi Siklus II ....................................................................... 77

8. Hasil Evaluasi Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Cara

Menghadapi Bencana Alam Dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ..... 78

xv

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Hasil Evaluasi Pratindakan ...................................................... 89

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................... 90

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................ 94

Lampiran 4 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I .............................. 99

Lampiran 5 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ............................ 101

Lampiran 6 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus ............................. 103

Lampiran 7 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ................................ 104

Lampiran 8 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .............................. 105

Lampiran 9 : Daftar Presensi Siswa Siklus I ................................................ 106

Lampiran 10 : Daftar Presensi Siswa Siklus II ............................................... 107

Lampiran 11 : Materi Siklus I ......................................................................... 108

Lampiran 12 : Materi Siklus II ....................................................................... 109

Lampiran 13 : Lembar Evaluasi Siklus I ........................................................ 111

Lampiran 14 : Lembar Evaluasi Siklus II ....................................................... 112

Lampiran 15 : Hasil Evaluasi Siklus I ............................................................. 113

Lampiran 16 : Hasil Evaluasi Siklus II ........................................................... 114

Lampiran 17 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ....................................... 115

Lampiran 18 : Surat Ijin Penelitian ................................................................. 119

Lampiran 19 : Surat Keterangan Penelitian .................................................... 120

xvi

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dari undang-undang di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar yang terencana, ini artinya proses pendidikan di sekolah tidak

bisa dilakukan dengan asal-asalan dan untung-untungan, tetapi merupakan suatu

proses yang harus dilakukan guru dan siswa untuk mencapai tujuan. Proses

pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran

merupakan aktivitas yang paling utama. Pemahaman seorang guru terhadap

pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara guru itu mengajar. Dengan

demikian dapat diciptakan suatu proses pembelajaran dan pengajaran yang efektif.

Pencapaian hasil belajar yang tidak maksimal dalam pembelajaran IPS, salah

satunya diakibatkan oleh ketidaktepatan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran

yang dipilih oleh guru. Pendekatan yang sangat popular di kalangan tenaga pendidik

pada saat ini adalah pendekatan konvensional yang dijabarkan pada metode ceramah,

padahal pada kenyataannya pendekatan yang sering digunakan ini tidak dapat

menghasilkan kualitas lulusan yang baik, karena pendekatan ini hanya bertumpu

pada guru sebagai sumber informasi, sedangkan siswa sebagai objek pendidikan

justru kurang termotivasi untuk dapat belajar mandiri

Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang dilakukan di kelas dengan

menempatkan guru sebagai tenaga pengajar dan siswa sebagai peserta didik dengan

menggunakan metode pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pada

kenyataanya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit, yaitu

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

diperlukan aspek pemahaman yang selanjutnya dapat diimplementasikan dalam

kehidupan sehari-hari, karena belajar tidak sekedar menyerap informasi dari guru,

tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama

bila menginginkan hasil belajar yang baik. Salah satu pembelajaran yang

menekankan berbagai tindakan adalah menggunakan metode tertentu dalam

pembelajaran. Pendekatan dalam pembelajaran merupakan suatu upaya dalam

mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh siswa dan guru.

Pendekatan dalam pembelajaran pada dasarnya adalah melakukan proses

pembelajaran yang menekankan pentingnya belajar melalui pengalaman untuk

memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai peran yang sangat penting

dalam menentukan berhasil tidaknya belajar yang diinginkan. Dalam kegiatan

pembelajaran di kelas, pada kenyataanya gurulah yang paling mengetahui

permasalahan yang ada sebab guru adalah orang yang bersinggungan langsung dan

proses belajar mengajar dengan siswa, terutama berkaitan dengan keadaan dan

kondisi siswa yang dapat mengakibatkan adanya keterkaitan dengan prestasi belajar

siswa. Termasuk dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang

mengenal cara menghadapi bencana alam Pada Siswa Kelas VI.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan rumpun mata pelajaran yang

dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi,

sosiologi, antropologi, psikologi, dan ilmu politik. Fokus kajian IPS terdiri atas

lingkungan sosial peserta didik yang paling dekat hingga lingkungan yang paling

jauh. Dengan demikian, IPS sebagai rumpun pelajaran mempelajari masyarakat

dengan segala persoalannya. Pada jenjang pendidikan dasar, IPS merupakan mata

pelajaran terpadu dan bersifat tematis. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan

mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan

berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

Agar pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut menjadi pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), salah satu solusinya adalah

dengan metode pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan metode simulasi

dan pengoptimalan media pembelajaran. Metode simulasi adalah suatu peniruan

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (state of affairs), atau proses. Aksi

melakukan simulasi sesuatu secara umum mewakilkan suatu karakteristik kunci atau

kelakuan dari sistem-sistem fisik atau abstrak.

Berdasarkan hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti kepada Siswa Kelas

VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012 khususnya pada pelajaran IPS, menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam mengenal cara menghadapi bencana alam masih rendah,

terbukti dari 17 siswa yang mempunyai nilai tuntas sebanyak 6 siswa (35,29%),

sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa (64,71%) dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65 (Lampiran 1).

Rendahnya pemahaman siswa mengenal cara menghadapi bencana alam

dalam pelajaran IPS disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain

kurang tepatnya guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran dalam

menyampaikan materi kepada siswa, selain itu siswa kadang jenuh dengan situasi

dan kondisi pembelajaran yang konvensional atau ceramah saja. Pelaksanaan metode

pembelajaran yang tepat, maksudnya harus sesuai dengan topik pelajaran dan

kompetensi dasar yang disajikan, jika tidak maka proses belajar mengajar tidak bisa

berjalan dengan baik, lancar dan tidak efisien. Hal ini disebabkan standar kompetensi

dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) banyak materi yang kurang berkaitan, sehingga

guru harus mengenal, memahami, memiliki dan menguasai metode-metode

pembelajaran yang ada serta dapat menggunakannya dengan tepat sesuai dengan

topik-topik tertentu.

Jika dalam proses pembelajaran mengunakan pendekatan yang

konvensional, maka dapat berdampak negatif bagi siswa diantaranya yaitu siswa

menjadi kurang aktif, pemikiran siswa kurang kritis dan berkembang, juga

pembelajarannya kurang bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar pun kurang

meningkat. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajarannya kegiatan siswa hanya

mendengar, mencatat, dan menghafal informasi yang disampaikan guru.

Pembelajaran seperti ini dianggap kurang mengasah wawasan, pengetahuan, dan

sikap siswa. Tidak menariknya proses pembelajaran membuat siswa tidak tertantang

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

untuk belajar dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya. Hal tersebut dapat

berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.

Untuk memberikan suatu pengalaman belajar yang bermakna khususnya

dalam pembelajaran IPS maka pada setiap pembelajaran guru harus mampu

membuat suasana kelas aktif dan hidup serta selalu mengikutsertakan siswa dalam

setiap pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat dijadikan alternatif untuk

memacu siswa agar menjadi aktif belajar di kelas adalah dengan menggunakan

pendekatan inkuiri.

Slavin, (2005: 32) menyatakan bahwa ”siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling

mendiskusikannya masalah-masalah itu dengan temannya”.

Metode pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya

untuk mengembangkan keterampilan peserta didik (ranah kognitif maupun

keterampilan). Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan

atau ruang belajar karena adanya kesulitan atau keterbatasan untuk melakukan

praktek di dalam situasi yang sesungguhnya (Depdiknas, 2005: 133). Tujuan dari

pembelajaran simulasi yaitu untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat

profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pe-mahaman tentang

suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan

keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa

untuk mengadakan kerjasama dalam situasi ke-lompok, (7) menumbuhkan daya

kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

Metode pembelajaran simulasi menjadi salah satu metode yang dapat

mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengetahui materi yang

disampaikan guru, dengan metode simulasi ini diharapkan agar siswa tidak

mengalami kejenuhan dan suasana yang menyenangakan serta siswa lebih

memahami materi dengan cara melakukan permainan simulasi, seperti siswa

memperagakan hal-hal yang harus dilakukan ketika menghadapi bencana gempa

bumi, serta terjadinya musibah banjir.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tindakan kelas dengan judul : “Upaya Meningkatkan Pemahaman Mengenal Cara

Menghadapi Bencana Alam Melalui Metode Simulasi Pada Siswa Kelas VI SD

Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut : ”Apakah penggunaan metode simulasi dapat

meningkatkan pemahaman mengenal cara menghadapi bencana alam pada Siswa

Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012” ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenal cara menghadapi

bencana alam melalui metode simulasi pada Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran

No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi jawaban atas masalah

pokok dalam penelitian tindakan kelas diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Dapat memberikan gambaran mengenai peningkatan kualitas dan prestasi

belajar siswa dengan menggunakan metode simulasi.

b. Turut mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan pembelajaran

simulasi di dalam kelas, agar lebih efektif dan efisien.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru untuk

menerapkan metode simulasi dalam pembelajaran.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari cara

menghadapi bencana alam melalui kegiatan simulasi.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi sekolah dalam

menentukan kebijakan tentang metode pembelajaran di SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Tinjauan Tentang Cara Menghadapi Bencana Alam

a. Pengertian Bencana

Dalam arti sempit bencana adalah sebuah kejadian luar biasa yang

menyebabkan kerugian serius, kerusakan, penderitaan, kesedihan bahkan kematian.

Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dalam kamusnya

mendefinisikan bencana sebagai berikut :

“Bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah

manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahanlahan yang

menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan

lingkungan, serta melampaui kemampuan dan sumber daya masyarakat untuk

menanggulanginya.” (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia,

2006).

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tahun 2007 Tentang. Penanggulangan

Bencana mendefinisikan bencana sebagai “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia

sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda, dan dampak psikologis”.

Pengertian bencana dalam Kepmen No. 17/Kep/Menko/Kesra/ X/1995 adalah

sebagai berikut: “Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh alam, manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban dan

penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana

prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan

dan penghidupan masyarakat”.

Sedangkan Heru Sri Haryanto (2001: 35) mengemukakan bahwa: bencana

adalah “terjadinya kerusakan pada pola pola kehidupan normal, bersipat merugikan

kehidupan manusia, struktur sosial serta munculnya kebutuhan masyarakat”.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Menurut M. Ridha (2008:6) pengertian bencana adalah peristiwa atau

serangkaian peristiwa yangmenyebabkan gangguan serius pada masyarakat sehingga

menyebabkankorban jiwa serta kerugian yang meluas pada kehidupan manusia baik

darisegi materi, ekonomi maupun lingkungan dan melampaui kemampuan

masyarakat tersebut untuk mengatasi menggunakan sumberdaya yangmereka miliki.

Berdasarkan definisi di atas menunjukkan bahwa bencana adalah sesuatu

peristiwa yang merugikan baik diri maupun orang lain yang menyebabkan

kerusakan, hilangnya harta benda bahkan hilangnya nyawa manusia serta dapat

merubah pola kehidupan masyarakat yang mulanya normal menjadi rusak.

Bencana pada dasarnya di bagi dua yaitu yang di akibatkan oleh ulah manusia

seperti kebakaran, kecelakaan laulintas, pencemaran, ledakan Bom, kecelakaan

industri. Maupun dari alam sendiri seperti Gempa Bumi, Tsunami, Longsor lahan,

Angin Puting beliung, terjadinya secara mendadak maupun secara bertahap yang

akan mengakibatkan penderitaan terhadap masyarakat (Sutikno 2001 : 270).

Menurut Heru Sri Haryanto (2001 : 35) Berpendapat bahwa karakteristik

bencana mempunyai pengertian sebagai berikut :

1) Gangguan terhadap kehidupan normal, yang biasanya merupakan gangguan

cukup besar, mendadak dan tidak terkirakan terjadinya, serta meliputi daerah

dengan jangkauan luas.

2) Bersifat merugikan manusia, seperti kehilangan jiwa, luka di badan,

kesengsaraan, gangguan kesehatan, serta kehilangan harta benda.

3) Mempengaruhi struktur sosial masyarakat, seperti kerusakan sistem

pemerintahan, gedung gedung, atau bangunan, sarana komunikasi, dan pelayanan

masyarakat.

Dari beberapa pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa bencana adalah

Peristiwa atau rangkaian peristiwa secara tiba tiba yang disebabkan oleh alam,

manusia, dan atau keduanya yang mengakibatkan korban, kerusakan fasilitas serta

akan merusak kehidupan normal masyarakat dalam skala wilayah tertentu.

b. Pengertian Bencana Alam

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tahun 2007 Tentang. Penanggulangan

Bencana pengertian bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

(suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan

aktivitas manusia.

Pengertian bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh gejala alam.

Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada

bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan

segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat

menyebutnya sebagai bencana (http://yudipurnawan.wordpress.com /2007/11/13/

bencana-alam-dan-antisipasinya/).

Menurut Soemarno (2011: 2) pengertian bencana alam adalah merupakan

konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan

gunung, gempa bumi, tanah longsor) dengan aktivitas manusia. Karena

ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat,

sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan

sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk

mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu

peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas

manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen

keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan

struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada

kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka.

Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman

bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang

berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan

manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya,

pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya

bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga

tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam

bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi

mengakhiri peradaban umat manusia(http//setawiriawan.blogspot. com/2007/12/

pengertian-bencana-alam.html).

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Berdasarkan definisi di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa bencana

alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi kehidupan

manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,

tsunami, tanah longsor, dan sebagainya.

c. Penyebab Terjadinya Bencana Alam

Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak diharapkan datangnya. Sebab

jika bencana tersebut datang maka akan mampu merusak segala sesuatu yang ada di

sekitar kita, bahkan mampu merenggut jiwa manusia. Bencana alam yang mampu

menghancurkan suatu daerah yang luas dan menyebabkan kerugian yang besar

merupakan proses alami. Namun ada pula yang disebabkan oleh ulah manusia.

Menurut Indrastuti dan Penny Rahmawaty (2008: 78) secara garis besar

terjadinya bencana alam dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1) Alam

Bencana alam murni penyebab utamanya adalah alam itu sendiri. Contoh

bencana alam murni adalah gempa bumi, tsunami, badai atau letusan gunung

berapi. Bencana-bencana tersebut bukan disebabkan oleh ulah negatif manusia.

2) Perbuatan Manusia

Bencana alam yang terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

Bukan berarti bencana ini dibuat oleh manusia tetapi akibat dari ulah manusia

atau dipicu dari perbuatan manusia, seperti penebangan hutan secara liar,

penambangan liar, pengambilan air tanah secara berlebihan dan lain-lain.

Perbuatan-perbuatan tersebut lambat laun akan menyebabkan bencana alam

seperti banjir, tanah longsor, atau erosi tanah.

Sedangkan menurut Yudi Purnawan (2007) dalam http://yudipurnawan.

wordpress.com/2007/11/13/bencana-alam-dan-antisipasinya/ klasifikasi bencana

alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1) Bencana alam geologis

2) Bencana alam klimatologis

3) Bencana alam ekstra-terestrial

Keterangan:

1) Bencana alam geologis

Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya

endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi,

letusan gunung berapi, dan tsunami.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Bencana alam klimatologis

Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh

faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai,

banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan

(bukan oleh manusia).Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam,

walaupun pemicu utamanya adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala

awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan

dan sebagainya).

3) Bencana alam ekstra-terestrial

Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa,

contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai

permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi

penduduk bumi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab bencana

aalam adalah bencana alam disebabkan oleh faktor alam dan perbuatan manusia,

perbuatan manusia yang menyebabkan terjadinya bencana alam adalah penebangan

hutan secara liar, penambangan liar, pengambilan air tanah secara berlebihan dan

lain-lain.

d. Macam-Macam Bencana Alam dan Cara Menghadapinya

1) Gempa Bumi

a) Pengertian Gempa Bumi

Menurut Indrastuti dan Penny Rahmawaty (2008: 80) menyatakan bahwa

gempa bumi merupakan gejala pelepasan energi berupa gelombang yang menjalar ke

permukaan bumi akibat adanya gangguan di kerak bumi berupa patah, runtuh, atau

hancur. Sedangkan menurut Sarwono (2005: 16) gempa bumi adalah getaran atau

guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh

pergerakankerak bumi (lempeng bumi).

Menurut Arif Julianto dkk (2008: 89) menyatakan bahwa gempa bumi adalah

gerakan kulit bumi yang terjadi secara mendadak. Dampak gerakan itu bisa

menyebabkan kerusakan yang parah. Bangunan yang ada di atasnya bisa hancur dan

menelan korban jiwa.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Menurut pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2005: 4), Gempa

Bumi merupakan pelepasan energy yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada

bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Kata gempa bumi juga digunakan untuk

menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita

walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang

terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Menurut Natawidjaja, D.H, (2008: 14) gempa bumi adalah peristiwa

bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang

ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Energi yang dihasilkan

dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat

dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Berdasarkan definisi di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pengertian

gempa bumi adalah pergerakan tanah secara tiba-tiba yang terjadi di bumi hingga

menimbulkan getaran yang dinyatakan dalam skala richter.

b) Akibat yang Ditimbulkan Gempa bumi

Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan tentang

akibat gempabumi, yaitu:

Akibat utama gempa bumi adalah hancurnya bangunan-bangunan karena

goncangan tanah. Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa

reruntuhan bangunan, terkena longsor, dan kebakaran. Jika sumber gempa

bumi berada di dasar lautan maka bisa membangkitkan gelombang tsunami

yang tidak saja menghantam pesisir pantai di sekitar sumber gempabumi

tetapi juga mencapai beberapa km ke daratan (Direktorat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi, 2005: 6)

Pendapat lain menyatakan bahwa akibat gempa bumi adalah:

Energi getaran yang dikirimkan lewat permukaan bumi dari kedalaman.

Getaran menyebabkan kerusakan dan menghancurkan bangunan-bangunan,

yang pada gilirannya bisa membunuh dan melukai orang-orang yang

bertempat tinggal disitu. Getaran juga mengakibatkan tanah longsor,

pencairan, runtuhnya bebatuan dan kegagalan-kegagalan daratan yang lain,

yang merusak tempat-tempat human di dekatnya. Getaran juga memicu

kebakaran berganda, kecelakaan industri atau transportasi dan bisa memicu

banjir lewat jebolnya bendungan-bendungan dan tanggul-tanggul penahan

banjir (Coburn dkk, 2004: 19).

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut J. Louie menyatakan bahwa:

Besar kecilnya kerusakan dan/atau korban akibat bencana Gempa di

perkotaan sebenarnya merupakan efek sekundair dari kejadian Gempa bumi.

Seperti kita ketahui bahwa kejadian gempa akan memberikan efek langsung

(direct effect) dan efek sekunder (secondary effect). Efek langsung kejadian

gempa bumi biasanya terjadi pada daerah yang relatif dekat dengan pusat

gempa, seperti patahan, lipatan lapisan (lempengan bumi), beberapa gempa

tidak juga menimbulkan kerusakan di bagian permukaan tanah (J. Louie,

2001: 14)

Dari pernyataan-pernyataan yang berkenaan dengan akibat-akibat yang

ditimbulkan gempa bumi di atas, dapat disimpulkan bahwa gempa bumi ini dapat

menyebabkan timbulnya bencana-bencana lain yaitu tanah longsor, tsunami, banjir,

bahkan kebakaran.

c) Cara Mengantisipasi Ancaman Gempa bumi

Untuk mengantisipasi bencana gempa ada beberapa langkah yang harus

diketahui dan dilakukan masyarakat:

1) Membuat rumah atau bangunan yang sesuai dengan standar. Bangunan harus

dibuat tahan terhadap getaran atau tahan gempa.

2) Mengikuti penyuluhan tentang bencana alam yang diadakan pemerintah atau

lembaga terkait. Hal ini penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat.

3) Mempersiapkan anggota keluarga untuk menghadapi keadaan darurat. Caranya

dengan mencoba beberapa cara penyelamatan. Siapkan perbekalan pengungsian,

kenali tanda-tanda peristiwa, patuhi setiap ketentuan saat terjadi gempa, dan

pastikan keberadaan anggota keluarga.

4) Membentuk kelompok-kelompok siaga di masyarakat. Antarkelompok harus

selalu terjalin komunikasi (Arif Julianto dkk, 2008: 89)

Lebih lanjut Arif Julianto dkk menyatakan bahwa tindakan yang perlu

dilakukan saat terjadi gempa bumi adalah sebagai berikut:

1) Apabila kamu berada di dekat pintu atau jendela, segeralah berlari ke luar rumah.

2) Apabila kamu di dalam ruangan rumahmu, segera masuklah ke bawah meja

untuk melindungi tubuhmu. Ingat! Jangan berlindung di balik lemari karena bisa

roboh akibat getaran gempa.

3) Lihatlah keadaan atau kondisi dengan tenang! Jangan terburu-buru keluar rumah.

4) Apabila kamu berada di luar rumah, hindarilah bangunan tinggi, papan reklame,

atau tiang listrik. Bangunan-bangunan itu bisa roboh akibat gempa.

5) Jangan berlindung di bawah pohon yang besar atau tinggi. Pohon juga bisa

tumbang akibat getaran gempa.

6) Selamatkan dirimu dengan mencari ruangan terbuka seperti lapangan/sawah.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

7) Setelah gempa usai jangan buru-buru masuk ke rumah. Bisa jadi akan terjadi

gempa susulan yang lebih besar.

8) Tunggulah dengan tenang di tanah lapang, biarkan orang tuamu mencari

informasi tentang gempa (Arif Julianto dkk, 2008: 100)

Sedangkan menurut Indrastuti dan Penny Rahmawaty menyatakan bahwa

cara menghadapi bencana gempa bumi dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: Jika

terjadi gempa bumi dan kita berada di luar ruangan tetaplah tinggal di luar dan

berusahalah berada di tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan, tembok-tembok

serta saluran-saluran kabel listrik. Usahakan jangan masuk ke dalam rumah atau

bangunan. Tetapi jika berada di dalam gedung dengan banyak orang maka usahakan

tidak perlu panik dan ikut berdesak-desakan keluar. Jika itu yang terjadi maka kita

akan terinjak-injak banyak orang dan tertimpa runtuhan bangunan. Sebaiknya yang

perlu dilakukan adalah berlindung di bawah meja atau mebel yang kokoh atau

mencari sesuatu yang dapat melindungi kepala dan badan kita dari reruntuhan

bangunan. Jika suasana telah tenang dan aman usahakan untuk keluar ruangan dan

mencari tempat yang lebih aman lagi (Indrastuti dan Penny Rahmawaty, 2008: 76)

Menurut Sanusi Fattah (2008: 128) beberapa upaya yang dapat dilakukan

dalam menghindari dan menghadapi bencana gempa bumi adalah meliputi hal-hal

berikut ini:

1) Membuat bangunan dengan konstruksi tahan getaran (anti gempa) khususnya di

daerah rawan gempa.

2) Membangun fasilitas-fasilitas umum dengan standar kualitas tinggi

3) Membuat rencana penempatan permukiman untuk mengrangi tingkat kepadatan

hunian di daerah rawan gempa bumi.

4) Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya

gempa bumi dan cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.

5) Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan

masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadaman kebakaran, dan

pertolongan utama.

6) Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana yang dibekali pelatihan

pertolongan pertama.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

7) Bagi penduduk yang tinggal di daerah pantai, saat terjadi gempa harus

menyelamatkan diri dengan mengungsi yang lebih tinggi untuk menghindari

tsunami.

8) Bagi penduduk yang tinggal di daerah gunung harus segera menyelamatkan diri

menjauh untuk menghindari terjadinya longsoran

9) Selalu menyimak atau mendengarkan informasi dari pihak-pihak yang

berwenang untuk menghindari kepanikan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa cara

menghadapi bencana alam khususnya gempa bumi adalah kita harus secepatnya ke

luar ruangan.Anak-anak dan orang lanjut usia keluar terlebih dahulu. Ibu-ibu

menyusul, dan terakhir para bapak dan remaja. Bila pintu keluar terlalu jauh, maka

kita harus bersembunyi di kolong tempat tidur atau di kolong meja. Kepala kita

tundukkan, kita lindungi dengan tangan. Bila sudah di luar, kita harus menjauh dari

bangunan. Karena gempa bumi selalu diikuti dengan gempa susulan, maka kita tidak

boleh mendekati bangunan sampai situasinya benar-benar aman. Apabila lokasi kita

di dekat pantai, kita harus menjauhi pantai karena ada kemungkinan terjadinya

tsunami.

2) Tsunami

a) Pengertian Tsunami

Tsunami merupakan gejala susulan akibat gempa bumi yang berpusat di dasar

laut. Tidak semua gempa menyebabkan tsunami. Tsunami juga dapat terjadi akibat

letusan gunung berapi yang ada di dasar laut. Selain itu runtuhan yang ada di dasar

laut juga mampu menimbulkan tsunami (Indrastuti dan Penny Rahmawaty, 2008:

74).

Menurut Arif Julianto dkk (2008: 100) tsunami adalah gelombang laut pasang

yang disebabkan adanya gempa di dasar laut. Tinggi gelombang tsunami bisa

mencapai sepuluh meter. Dampak yang ditimbulkannya sungguh dahsyat.

Menurut Sanusi Fattah (2008: 128) pengertian tsunami berasal dari bahasa

Jepang ”tsu” yang berarti pelabuhan, dan ”nami” berarti gelombang. Dengan

demikian secara bahasa tsunami dapat diartikan sebagai gelombang pasang laut yang

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

besar di pelabuhan. Adapun pengertian tsunami secara umum adalah gelombang laut

dengan kecepatan tinggi yang ditimbulkan oleh adayna gangguan yang bersifat tiba-

tiba dari dasar laut. Gangguan tersebut dapat berupa gempa bumi tektonik, ketusan

gunung api, dan longsoran tanah yang terjadi di dasar laut.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tsunami merupakan

gelombang air laut yang menerjang masuk beberapa kilometer ke daratan. Tsunami

bisa ditimbulkan antara lain oleh gempa bumi atau letusan gunung berapi bawah laut.

b) Cara Menghadapi Bencana Tsunami

Menurut Indrastuti dan Penny Rahmawaty (2008: 76) langkah yang harus

ditempuh oleh masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami adalah sebagai

berikut.

1) Menyiapkan tas darurat yang berisi keperluan-keperluan mengungsi selama tiga

hari seperti makanan, pakaian, surat-surat berharga atau obat-obatan.

2) Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya gempa.

3) Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak biasa

Menurut Sanusi Fattah (2008: 129) peristiwa tsunami tidak bisa diramalkan

dengan tepat kapan terjadinya. Namun demikian kita dapat menerima peringatan

akan terjadinya tsunami dengan memperhatikan gejala-gejalanya, sehingga masih

ada waktu untuk menyelematkan diri. Gejala-gejala dan peringatan dini akan

terjadinya tsunami dapat dilihat dari tanda-tanda berikut ini:

1) Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang

sangat kuat.

2) Pada umumnya di Indonesia didahulu dengan gempa bumi besar di dasar laut dan

terjadi susut laut.

3) terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa bumi sebagai sumber

tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang

gempa jauh lebih besar dibanding kecepatan tsunami.

4) Di Indonesia pada umumnya terjadi gempa bumi besar di dasar laut.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai strategi penyelamatan

dan upaya pengurangan bencana tsunami menurut Sanusi Fattah (2008: 129) adalah

sebagai berikut:

1) Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami

2) Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai rentang

bahaya tsunami.

3) Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai bertujuan untuk

meredam gejala tsunami.

4) Penanaman mangrove atau hutan bakau serta tanaman lainnya di sepanjang garis

pantai bertujuan untuk meredam gelombang tsunami.

5) Pembangunan tempat-tempat pengungsian yang aman di sekitar daerah

permukiman yang cukup tinggi.

6) Memberikan pendidikan dan pengetahuan masyarakat lokal khususnya yang

tinggal di pinggir pantai tentang pengenalan tanda-tanda tsunami dan cara-cara

penyematan diri terhadap bahaya tsunami.

7) Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami

pada petugas yang berwenang.

8) Melengkapi diri dengan alat komunikasi.

Sedangkan menurut Arif Julianto dkk (2008: 100) beberapa upaya yang dapat

dilakukan dalam menghindari dan menghadapi bencana tsunami adalah meliputi hal-

hal berikut ini:

1) Masyarakat harus menghafalkan karakteristik gempa yang potensial

menyebabkan tsunami. Gempa besar yang berpusat di dasar laut bisa

menimbulkan suara gemuruh berkepanjangan.

2) Meningkatkan kewaspadaan saat berwisata di kawasan pantai.

3) Mengetahui secara pasti langkah darurat dan tempat-tempat evakuasi.

4) Masyarakat pantai harus turut menjaga kelestarian tanaman mangrove.

Berdasarkan pendapat mengenai upaya yang dapat dilakukan dalam

menghindari bahaya tsunami, maka dapat peneliti simpulkan bahwa upaya yang

dapat dilakukan untuk mengantisipasi bencana tsunami yaitu dengan secepat

mungkin menjauhi pantai menuju daratan yang paling tinggi. Setelah situasi benar-

benar aman, barulah kita boleh kembali ke tempat tinggal kita.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3) Banjir

a) Pengertian Banjir

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul

jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya

disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat

curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu

fondasinya (http://dhenirahman.net16.net/?p=16). Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2005: 212), banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang

biasanya kering) karena volume air yang meningkat.

Menurut Roestam (2001: 16), bahwa banjir terjadi apabila air yang melimpas

dari badan air, apakah dari selokan, saluran drainase, sungai, situ atau danau dan

menggenangi bantaran dan kawasan sekitarnya. Pengertian lain mengatakan bahwa

banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan (yang biasanya kering)

karena volume air yang meningkat. Banjir adalah peristiwa terjadinya genangan di

dataran banjir sebagai akibat terjadinya limpasan air dari sungai, disebabkan oleh

debit aliran yang melebihi kapasitas selain limpasan sungai, genangan banjir dapat

terjadi karena potensi hujan dan kondisi setempat dimana genangan terjadi (Siswako,

2003: 14).

Berdasarkan deifinisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa banjir adalah

suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak tertampung oleh palung sungai,

sehingga terjadi limpasan, dan atau genangan pada lahan yang semestinya kering.

b) Cara Menghadapi Bencana Banjir

Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat dipastikan setiap musim

penghujan tiba. Banjir dapat terjadi secara alami karena faktor alam maupun karena

ulah manusia. Menurut Sanusi Fattah (2008: 131) beberapa hal yang dapat dilakukan

untuk mencegah dan menghadapi banjir adalah berikut ini:

1) Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan

2) Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang

sering menimbulkan banjir.

3) Tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran sungai.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

4) Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari

informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.

5) Mengadakan program penghijauan di daerah hulu sungai.

6) Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih

memungkinkan untuk diseberangi.

7) Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran

listrik di wilayah bencana.

8) Mengamankan dokumen-dokumen yang penting di tempat yang aman.

9) Menyiapkan peralatan keselamatan seperti perahu karet, jas hujan, senetr dan

sebagainya.

10) Menyiapkan bahan makanan siap saji dan obat-obatan darurat seperti anti diare,

anti influenza, dan sebagainya.

11) Tidak membuang sampah ke sungai dan mengadakan program Prokasi (Program

Kali Bersih).

Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Arif Julianto dkk (2008: 100) yang

menyatakan bahwa tindakan yang perlu dilakukan saat terjadi banjir adalah sebagai

berikut:

1) Bawalah dokumen berharga dan perlengkapan pengungsian yang penting.

Matikan listrik, kompor, dan pastikan rumah dalam kondisi terkunci.

2) Segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Hati-hatilah saat melewati kabel-

kabel atau benda-benda yang mengandung listrik.

3) Untuk sementara waktu mungkin akan kesulitan air bersih. Namun, jangan coba

minum atau mandi dengan air banjir. Kamu bisa sakit gatal dan terkena radang.

4) Gunung Meletus

a) Pengertian Gunung Meletus

Menurut Sanusi Fattah (2008: 117) gunung meletus adalah aktivitas yang

mengeluarkan material berupa bahan padat, cair dan gas yang ada di daerah perut

bumi ke permukaan bumi. Gunung meletus pada umumnya dapat terjadi pada

gunung berapi yang masih aktif. Letusan gunung api terjadi ketika magma keluar

dari perut bumi ke permukaan bumi. Adapun magma adalah campuran batuan dan

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

berbagai campuran mineral yang bersifat cair dan sangat panas. Saat terjadi gunung

meletus banyak bahan-bahan dan material yang keluar dari gunung api yang bersifat

gas, cair dan padat.

Menurut Arif Julianto dkk (2008: 100) ancaman letusan gunung berapi ada

beragam, antara lain: 1) Awan panas yaitu campuran material letusan antara gas dan

bebatuan. Suhunya antara 300–700°C dengan kecepatan lumpurnya di atas 70

km/jam. Lontaran material pijar yang terjadi ketika letusan berlangsung. Luncuran

pijar ini mampu membakar apa pun yang dilaluinya. 2) Hujan abu terjadi ketika

gunung api meletus. Abu yang diterbangkan angin membahayakan pernapasan, mata,

pencemaran air tanah, dan merusak tumbuh-tumbuhan. Lava merupakan magma

yang mencapai permukaan dalam bentuk cairan kental. Suhunya mencapai 700–

1.200°C. Apabila lava mendingin akan menjadi batuan beku. 3) Gas racun yang

keluar bisa menyebabkan kematian. Gas ini tidak selalu berasal dari letusan gunung

api. Gas ini dapat keluar melalui rekahanrekahan yang terdapat di daerah gunung api.

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa letusan gunung

berapi dibentuk oleh akumulasi magma yang keluar melalui celah kerak bumi.

Bahaya gunung meletus adalah material yang dikeluarkannya. Letusan kecil

mengeluarkan lava pijar, awan panas, lahar panas, lahar dingin, dan debu. Letusan

yang dahsyat dapat melontarkan lava cair, agak padat, maupun pecahan batuan.

b) Cara Menghadapi Bencana Gunung Meletus

Menurut Sanusi Fattah (2008: 130) upaya yang dapat dilakukan dalam

menghadapi bencana gunung meletus adalah sebagai berikut:

1) Menghindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah

aliran lahar.

2) Membuat banker-banker perlindungan dan membuat saluran untuk mengarahkan

aliran lahar panas agar tidak membahayakan daerah pemukiman.

3) Menggunakan pakaian yang bisa melindunggi tubuh dan jangan memakai lensa

kontak.

4) Memakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.

5) Menjauhi wilayah yang terkena hujan abu atau awan panas

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

6) Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk

mengungsi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan dasar.

7) Melakukan penyelidikan dan pemantauan terhadap aktivitas gunung api sehingga

bahaya letusan gunung api dapat diantisipasi lebih awal.

Sedangkan menurut Arif Julianto dkk (2008: 101) tindakan yang dapat

dilakukan ketika terjadi bencana gunung meletus adalah sebagai berikut:

1) Mengajak keluarga untuk menghindari daerah bahaya. Yang dimaksud daerah

bahaya adalah lereng gunung, lembah, atau kawasan yang memungkinkan dialiri

lahar.

2) Pemerintah akan menyediakan angkutan untuk pengungsian. Masyarakat harus

mengungsi ke barak pengungsian.

3) Lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Kamu bisa mengenakan masker,

topi, celana panjang, dan baju lengan panjang.

4) Abu letusan berbahaya bagi tubuh. Usahakan jangan menghirup secara langsung

udara yang terkena abu letusan.

5) Patuhilah pedoman dan perintah dari instansi berwenang tentang upaya

penanggulangan bencana. Jangan mudah terhasut untuk segera kembali ke rumah

saat status masih dalam bahaya.

5) Tanah Longsor

a) Pengertian Tanah Longsor

Tanah longsor adalah anjloknya massa tanah dan batuan menuruni lereng

bukit atau gunung. Tanah longsor biasanya terjadi ketika air hujan meresap ke lahan

di puncak bukit atau gunung. Aliran air kemudian menyusup ke rekahan-rekahan

batuan. Akhirnya aliran itu bertemu dengan material yang licin, seperti serpihan batu

atau lempung. Posisi material ini miring menghadap ke lembah. Semakin lama airnya

semakin menggenang, sehingga semakin berat. Akhirnya penopang lereng tidak

mampu lagi menahan beban. Massa tanah dan batuan pun tergelincir di sepanjang

lereng (Sri Wasono Widodo dan Mulyadi HP, 2008: 42).

Menurut Arif Julianto dkk (2008: 101) pengertian tanah longsor adalah

gerakan tanah dan bebatuan pada lereng sebuah gunung. Dampaknya sungguh luar

biasa. Tanah di lereng gunung bisa longsor karena adanya peningkatan kandungan

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

air di perut gunung. Penyebab lain adalah pembangunan permukiman di lereng

gunung dan pemotongan kaki lereng. Hal ini menyebabkan lereng tidak memiliki

penahan atau penyangga.

Sedangkan menurut Indrastuti dan Penny Rahmawaty (2008: 78) tanah

longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri merupakan gejala

alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng

suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi longsor. Longsor terjadi saat

lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit.

Pada dasarnya sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan

atau pegunungan yang membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang

kemiringannya melampaui 20° umumnya berbakat untuk bergerak atau longsor. Tapi

tidak selalu lereng atau lahan yang miring berpotensi untuk longsor.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tanah longsor adalah

perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau

material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses

terjadinyatanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke

dalam tanah akanmenambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah

kedap air yang berperansebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah

pelapukan di atasnya akan bergerakmengikuti lereng dan keluar lereng.

a) Cara Menghadapi Bencana Tanah Longsor

Menurut Arif Julianto dkk (2008: 94) masyarakat harus aktif menyelamatkan

lingkungan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan masyarakat untuk

mencegah terjadinya tanah longsor, yaitu:

1) Menjaga kelestarian lingkungan pegunungan. Misalnya dengan membuat

terasering, menghijaukan bukit, dan memelihara saluran drainase.

2) Masyarakat harus sadar untuk tidak membangun rumah secara sembarangan di

perbukitan. Pembangunan rumah akan menyebabkan bukit kelebihan beban.

3) Masyarakat harus menghentikan penambangan liar di kaki bukit. Penambangan

akan berakibat fatal bagi masyarakat umum.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Lebih lanjut Arif Julianto dkk (2008: 102) menyatakan bahwa tindakan yang

dapat dilakukan ketika mendengar informasi terjadi tanah longsor adalah sebagai

berikut:

1) Waspadai turunnya hujan deras secara terus-menerus di kawasan bukit atau

pegunungan di sekitar. Bencana tanah longsor sering terjadi karena banyaknya

curah hujan di kawasan tersebut. Hal ini pernah terjadi di Tawangmangu,

Karanganyar sebelum terjadi tanah longsor.

2) Mengajak anggota keluarga untuk mengungsi ke tempat yang aman yang jauh

dari lokasi tersebut. Hal ini penting karena tanah longsor tidak bisa diduga

datangnya.

3) Rawat dan simpanlah dokumen-dokumen penting. Pastikan dokumen itu mudah

dibawa pergi seandainya harus mengungsi.

4) Tetap tenang di tempat pengungsian sambil memantau berita yang pasti dari

pemerintah setempat. Hal ini penting untuk menghindari kesimpangsiuran

mengenai bencana tersebut.

Menurut Indrastuti dan Penny Rahmawaty (2008: 78-80) usaha mitigasi

bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat terjadinya

tanah longsor. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menekan bahaya tanah

longsor dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Tahap awal atau tahap preventif

2) Tahap bencana

3) Tahap pascabencana

Keterangan:

1) Tahap awal atau tahap preventif

Tahap awal dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah longsor

adalah sebagai berikut.

a) Mengidentifikasi daerah rawan dan melakukan pemetaan.

b) Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam dengan

memberikan informasi mengenai bagaimana dan mengapa tanah longsor.

c) Pemantauan daerah rawan longsor.

d) Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana.

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

e) Menghindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai

terjal.

f) Menghindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang

akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.

g) Menghindari membuat sawah baru dan kolam pada lereng yang terjang

karena air yang digunakan akan memengaruhi sifat fisik lereng. Lereng

menjadi lembek dan gembur sehingga tanah mudah bergerak.

h) Menyebarluaskan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media

sehingga masyarakat mengetahui.

2) Tahap bencana

Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor

antara lain berikut ini.

a) Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.

b) Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center.

c) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.

d) Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan, dan penyediaan air bersih.

e) Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.

f) Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.

3) Tahap pascabencana

Setelah bencana tanah longsor terjadi, bukan berarti permasalahan selesai, tetapi

masih ada tahapan yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian,

yaitu:

a) Mengupayakan mengembalikan fungsi hutan lindung seperti sediakala.

b) Mengevaluasi dan memperketat studi Amdal pada kawasan vital yang

berpotensi menyebabkan bencana.

c) Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, dan

di sepanjang bantaran sungai.

d) Normalisasi area penyebab bencana.

e) Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang

terkena bencana alam secara permanen.

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

f) Menyelenggarakan forum kerja sama antardaerah dalam penanggulangan

bencana.

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dalam

mengantisipasi bencana tanah longsor maka diperlukan tindakan sebagai berikut:

1) Tindakan kesiapsiagaan

a) Tidak menebang atau merusak hutan

b) Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat, seperti nimba,

bambu, akar wangi, lamtoro, dsb., pada lereng-lereng yang gundul

c) Membuat saluran air hujan

d) Membangun dinding penahan di lereng-lereng yang terjal

e) Memeriksa keadaan tanah secara berkala

f) Mengukur tingkat kederasan hujan

2) Cara-cara menghindari korban jiwa dan harta akibat tanah longsor

a) Membangun pemukiman jauh dari daerah yang rawan

b) Bertanya pada pihak yang mengerti sebelum membangun

c) Membuat Peta Ancaman. Untuk keterangan lebih lanjut lihat bagian

d) Melakukan deteksi dini

3) Yang harus dilakukan saat tanah longsor

a) Segera keluar dari daerah longsoran atau aliran reruntuhan/puing ke bidang

yang lebih stabil

b) Bila melarikan diri tidak memungkinkan, lingkarkan tubuh anda seperti bola

dengan kuat dan lindungi kepala Anda. Posisi ini akan memberikan

perlindungan terbaik untuk badan.

4) Yang harus dilakukan setelah tanah longsor

a) Menghindari daerah longsoran, dimana longsor susulan dapat terjadi Periksa

korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki

daerah longsoran.

b) Membantu mengarahkan tim SAR ke lokasi longsor

c) Membantu tetangga yang memerlukan bantuan khusus-anak-anak, orang tua

dan orang cacat

d) Mendengarkan siaran radio lokal atau televisi untuk informasi keadaan terkini

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

e) Waspada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor

f) Melaporkan keruskan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang

berwenang

g) Memeriksa kerusakan pondasi rumah dan tanah disekitar terjadinya longsor

h) Menanami kembali daerah bekas longsor atau daerah disekitarnya untuk

menghindari erosi yang telah merusak lapisan atas tanah yang dapat

menyebabkan banjir bandang

2. Metode Pembelajaran Simulasi

a. Pengertian Metode

Menurut Oemar Hamalik (2001: 16) menyatakan bahwa metode adalah salah

satu alat untuk mencapai tujuan. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos

yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai

tujuan.

Metode berasal dari bahasa Greeka, Metha yang berarti melewati dan hodos

yang berarti jalan. Sedangkan dalam kamus ilmiah popular metode berarti cara yang

teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu (Pius dan Dahlan, 2004: 24).

Sedangkan secara luas metode berarti ilmu tentang cara yang harus ditempuh untuk

mencapai tujuan (Saiful Sagala, 2008: 165).

Ditinjau dari segi terminologis (istilah), metode dapat dimaknai sebagai

“jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam

lingkungan atau perniagan mapun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya.

Metodologi berasal dari bahasa Yunani, metodos = cara dan logos = ilmu, sehingga

ilmu yang mempelajari tentang metode disebut metodologi. Jadi, metodologi bisa

diartikan sejenis strategi, pendekatan, metode, teknik, dan prosedur. Berangkat dari

beberapa arti tersebut jika dikaitkan dengan pembelajaran maka pengertian

metodologi pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan

serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran

yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan (Isma’i, 2008: 8).

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sedangkan pembelajaran menurut M. Darsono (2000: 24) adalah “suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa

berubah ke arah yang lebih baik". Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono

(2002: 297) adalah kegiatanguru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber

belajar.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas

berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran

mempunyai duakarakteristik yaitu: pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan

proses mentalsiswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar

mendengar, mencatat,akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir.

Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses dan tanya

jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat

membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri

Menurut Abu Ahmadi (2008: 52) metode pembelajaran adalah suatu

pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau

instruktur. Pengertian lain mengatakanbahwa metode pembelajaran merupakan

teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara

kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa

dengan baik.

Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik

penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran

kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara kelompok agar

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik

(Slameto, 2010: 26).

Metode pembelajaran menurut Akhmat Sudrajat (2008) mengartikan sebagai

cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi

pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk

mencarimetode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap dengan

baik olehsiswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan

penggunaan metode mengajar.

b. Pengertian Metode Pembelajaran Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat

seolah-olah. Kata simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura. Dengan

demikian, simulasi dalam metode mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk

menjelaskan sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura

atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai suatu

tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang sebenarnya.

Dalam kamus Bahasa Inggris karangan Echols dan Shadily (1992:527) bahwa

simulasi berarti pekerjaan tiruan/meniru. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI, 2002:1068) bahwa simulasi merupakan metode pelatihan yang

meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang

sesungguhnya.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah ( 2006:90) “Metode pembelajaran simulasi

adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada

siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik

sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.”

Sedangkan, menurut definisi Depdiknas, (2005:133) “Metode pembelajaran

simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan

keterampilan peserta didik (ranah kognitif maupun keterampilan).” Metode ini

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena

adanya kesulitan atau keterbatasan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang

sesungguhnya.

Simulasi adalah suatu tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja.

Dalam setiap bentuk simulasi akan terjadi hal-hal sebagai berikut: (1) para pemain

yang memegang peranan yang mewakili dunia kenyataan, dan juga membuat

keputusan-keputusan dalam mereaksi penilaian mereka terhadap setting dalam mana

mereka temukan sendiri, (2) Mereka mengalami perbuatan-perbuatan tiruan yang

berhubungan dengan dengan keputusan-keputusan mereka dan penampilan umum

mereka. (3) Mereka memonitor hasil-hasil kegiatan masing-masing, dan diarahkan

untuk merefleksi terhadap hubungan antara keputusankeputusan mereka sendiri dan

konsekuensi-konsekuensi akhir yang menunjukkan gabungan dari berbagai

perbuatan. Dengan demikian maka alam simulasi para pelaku dapat memperoleh

kecakapan bersikap dan bertindak yang sesuai jika menghadapi situasi yang

sebenarnya (Sunaryo, 2004: 137).

Pengertian model permainan simulasi (simulation game model) menurut

Richard Kindsvatter adalah berikut ini.

A simulation is a dynamic model illustrating a physical (nonhuman) or social

(human) system that is abstracted from reality and simplified for study

purposes. (Permainan simulasi adalah sebuah model penggambaran yang

dinamis tentang suatu sistem sosial (manusia) atau fisik (bukan manusia)

yang diabstraksi dari realita dan disederhanakan untuk alasan studi) (Richard

Kindsvatter, 1996:269).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur pada

model permainan simulasi adalah: sistem sosial atau fisik (physical or social system),

abstraksi (abstracted), realitas (reality) dan penyederhanaan (simplified) dan alasan

studi (study purposes).

Pernyataan ini didukung oleh Richard Kindsvatter (1996:273).

The range of simulation available to teachers at all grade levels in all subject

areas is impressive. Simulations have been used in classroom kindergaden

through adult levels. (Area simulasi yang diterapkan oleh guru pada semua

tingkatan siswa. Simulasi sudah pernah diterapkan dari taman kanak-kanak

sampai pada tingkatan yang lebih tinggi).

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Simulasi adalah tiruan dinamis sebuah model nyata. Prinsip-prinsip simulasi:

simulasi dilakukan oleh kelompok siswa; tiap kelompok mendapatkan kesempatan

melaksanakan simulasi yang sama atau dapat juga berbeda; semua siswa harus

terlibat langsung menurut peranan masing-masing; penentuan topik disesuaikan

dengan tingkat kemampuan kelas; dibicarakan oleh siswa dan guru; petunjuk

simulasi diberikan terlebih dahulu; dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi

yang lengkap; hendaknya diusahakan terintegrasi dengan beberapa ilmu (Hasibuan

dan Moedjiono, 1993:27).

Model permainan simulasi didesain untuk membantu siswa mempelajari dan

menganalisis dunia nyata secara aktif. Siswa yang terlibat dalam simulasi

mempunyai peranan masing-masing dan berinteraksi dengan siswa yang lainnya.

Siswa mengambil keputusan sendiri dan menanggung konsekuensi dari

keputusannya. Metode pembelajaran yang seperti ini, tentunya memudahkan siswa

memahamai konsep-konsep pelajaran, karena objek yang dipelajari siswa dapat

mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, permainan simulasi adalah model yang mengilustrasikan atau

menggambarkan baik sistem sosial maupun sistem fisik yang diabstraksi dari realitas

dan disederhanakan. Berdasarkan peristiwa yang sebenarnya, dilakukan abstraksi

(pemindahan) terhadap kondisi-kondisi yang mendukung terjadinya peristiwa

tersebut, ditambah dengan penyederhanaan-penyederhanaan, kemudian menyusun

ulang peristiwa tersebut sesuai dengan kondisi-kondisi yang telah disederhanakan. Di

samping itu, metode permainan simulasi cocok diterapkan pada semua tingkatan

siswa, dari siswa taman kanak-kanak, sampai siswa pada tingkatan yang lebih tinggi.

c. Tujuan Pembelajaran Simulasi

Simulasi sebagai metode mengajar bertujuan:

1) Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan

sehari-hari,

2) Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,

3) Melatih memecahkan masalah,

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4) Meningkatkan keaktifan belajar dengan melibatkan siswa dalam memelajari

situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya,

5) Memberikan motivasi belajar kepada siswa,

6) Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,

7) Menumbuhkan daya kreatif siswa

8) Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi (Sudjana, 1989: 89-90)

Tujuan dari metode pembelajaran simulasi adalah:

1) Agar siswa mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang

berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses

terjadinya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, dan komponen –

komponen yang membentuk sesuatu.

2) Untuk menghindari terjadinya verbalisme pada siswa

3) Agar proses pembelajaran lebih menarik bagi siswa

4) Meminimalisir pembelajaran satu arah dari guru, dengan metode ini siswa

dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.

5) Merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan dan mencoba mempraktekan apa yang ada dalam teori menjadi sesuatu

yang nyata (disimulasikan) (Syaiful Basri Djamarah, 2006 : 91).

Beberapa tujuan dari kegiatan atau pelatihan simulasi adalah sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan melibatkan siswa dalam

mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya.

2) Untuk melatih siswa menguasai ketrampilan tertentu, baik yang bersifat

profesional maupun yang penting bagi kehidupan sehari-hari.

3) Untuk pelatihan memecahkan masalah.

4) Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa.

5) Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia dan situasisituasi

masyarakat di sekitarnya.

6) Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin, bergaul dan memahami

hubungan antara manusia, bekerja sama dalam kelompok dengan efektif,

menghargai dan memahami perasaan dan pendapat orang lain, dan memupuk

daya kreatifitas siswa (Abu Ahmadi, 1997: 83).

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Berdasarkan kajian teori mengenai tujuan pembelajaran simulasi dapat

disimpulkan bahwa tujuan metode simulasi untuk: (1) melatih keterampilan tertentu

baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pe-

mahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masa-lah, (4)

meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar ke-pada siswa, (6)

melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi ke-lompok, (7)

menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan

sikap toleransi.

d. Karakteristik Metode Pembelajaran Simulasi

Berdasarkan definisi dan kerangka logis yang telah dibahas di atas, bisa

disimpulkan bahwa metode pembelajaran simulasi memiliki karakteristik yang

membedakannya dengan metode pembelajaran yang lain. Karakteristik ini penulis

simpulkan berdasarkan sintesis dari teori-teori yang ada dan pengalaman faktual di

tercantum dibawah ini.

1) Perpaduan antara student centered approach dan teacher centered approach.

Menurut Akhmad Sudrajat (2007: 2) “Dilihat dari pendekatannya

pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan yaitu (1) pendekatan pembelajaran

yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)

pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher

centered approach).”

Pembelajaran konvensional identik dengan pendekatan pembelajaran

yang berorientasi atau berpusat pada guru. Dalam hal ini guru bertindak sebagai

pusat pengetahuan bagi siswa, peran siswa lebih banyak sebagai receiver dari

berbagai konsep yang guru sampaikan. Sehingga pendekatan ini cocok untuk

menyampaikan materi-materi konseptual yang perlu dipahami siswa.

Metode pembelajaran simulasi adalah suatu metode pembelajaran yang

merupakan perpaduan antara student centries dan teacher centries. Guru dan

siswa secara proporsional sama-sama mengoptimalkan perannya dalam proses

belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Tabrani Rusyan

(dalam Syaiful Basri Djamarah 2006: 8) bahwa “Kegiatan belajar adalah suatu

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sistem”. Suatu sistem dimana dalam prosesnya kita tidak bisa memisahkan antara

peran guru dan peran siswa.

Dalam metode pembelajaran simulasi, terlebih dahulu guru harus

menerangkan konsep dan substansi dari materi yang dipelajari, hal ini bisa

dilakukan melalui ceramah atau metode lainya, kemudian guru membimbing

siswa agar siswa paham secara prosedural dari materi yang dipelajari dengan cara

menyimulasikannya. Dalam tahapan ini, peran siswa lebih besar karena siswa

terlibat langsung dalam memerankan tahapan-tahapan dari prosedur yang

diterangkan guru. Misalnya dalam materi cara menghadapi bencana alam, siswa

ada yang bertugas sebagai korban, dan ada yang berperan sebagai tim penolong.

Ketika terjadi bencana, keduanya harus melakukan kegiatan yang telah

diterangkan oleh guru. Siswa juga harus mampu menganalisis tindakan apa yang

yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam.

2) Metode pembelajaran yang komprehensif

Sardiman (2006: 20) menjelaskan bahwa: ”Belajar merupakan

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.”

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2002:18) menyatakan bahwa: ”Belajar

merupakan proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal

tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.”

Aspek-aspek dalam ranah kognitif antara lain; pengetahuan

(introducing), pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek-aspek

tersebut seperti mata rantai yang saling menyambung. Pengetahuan merupakan

aspek dasar terendah sedangkan aspek paling kompleks adalah kemampuan

evaluasi. Untuk mencapai kemampuan evaluasi, seorang siswa harus melewati

tahapan-tahapan sebelumnya secara menyeluruh.

Dari dua definisi belajar di atas, bisa disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu kegiatan yang komprehensif, tidak parsial, dan harus bisa

menyentuh semua aspek. Salah satu unsur belajar yang mempunyai peran

signifikan dalam proses belajar mengajar adalah metode pembelajaran. Sehingga

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

metode pembelajaran seharusnya memiliki sifat komprehensif pula. Karakteristik

berikutnya dari metode pembelajaran simulasi adalah memiliki sifat

komprehensif. Dalam metode pembelajaran simulasi, siswa tidak hanya cukup

paham materi, tapi sampai memiliki keterampilan, sebagaimana penjelasan pada

bahasan sebelumnya.

3) Melatih siswa bekerjasama dalam kelompok secara efektif

Menurut Lansberger (dalam www.ut.ac.id) “Kemampuan seseorang

untuk memahami suatu materi yang sedang dipelajarinya dapat dipengaruhi oleh

hubungannya dengan orang lain”. Artinya seseorang kadang-kadang atau bahkan

sering memerlukan bekerja atau belajar secara tim. Alasan kebutuhan belajar

secara tim ini bisa bermacam-macam, seperti :

a) Agar termotivasi untuk belajar, karena kelompok yang kuat biasanya akan

saling memotivasi untuk belajar.

b) Lebih mudah memahami suatu informasi/pengetahuan, karena anggota dalam

kelompok saling mengisi dalam belajar.

c) Adanya pelajaran tertentu yang menuntut belajar dalam kelompok sebagai

bagian dari kegiatan atau tugas belajar.

Dalam metode pembelajaran simulasi, siswa dituntut untuk bisa

bekerjasama dengan siswa lainnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa metode

pembelajaran simulasi ini melatih siswa untuk bisa bekerja sama dalam tim

secara efektif.

Sekilas dari penjelasan di atas, metode simulasi ini mirip dengan metode

role playing atau bermain peran. Sebenarnya terdapat perbedaan yang prinsipil

antara metode bermain peran dengan metode pembelajran simulasi. Misalnya

dalam pelajaran IPS pada bahasan perang Diponegoro, bila menggunakan metode

bermain peran tujuannya adalah agar siswa benar-benar bisa menghayati

bagaimana perjuangan seorang pangeran Diponegoro, sedangkan bila dilihat dari

sudut pandang metode pembelajaran simulasi maka tujuannya adalah untuk

melatih agar siswa terampil berperang. Sehingga terdapat perbedaan yang

mendasar antara metode pembelajaran simulasi dengan metode pembelajaran role

playing.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

4) Menuntun siswa pada proses peralihan isi pengetahuan ke arah proses

pengaplikasian teori dalam realita kehidupan

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa metode pembelajaran

simulasi berusaha memindahkan kondisi realitas ke dalam kelas. Sehingga

metode ini akan menuntun siswa belajar secara kontekstual tanpa meninggalkan

pemahaman konseptual. Pemahaman konseptual akan menjadi modal bagi siswa

waktu menjalankan simulasi. Belajar kontekstual menurut Hull (1993:41) adalah:

When students (learners) process new information or knowledge in such

a way that it makes sense to them in their frame of reference (their own

inner world of memory, experience, and response). This approach to

learning and teaching assumes that the main naturally seeks meaning in

context – that is, in the environment where the person is located –and

that it does so throught searching for relationships that make sense and

appear useful.

Dari pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa belajar secara

kontekstual bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar

dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari dalam

konteks pribadi, sosial dan kultural sehingga siswa memiliki pengetahuan/

keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara

aktif pemahamannya.

Karakteristik tersebut bisa ditemukan dalam metode pembelajaran

simulasi, siswa dituntun untuk learning by doing. Setelah siswa memiliki

gambaran atas materi yang dipelajari mereka langsung dihadapkan pada kondisi

“realita buatan” sehingga akan memperkuat pemahamannya tersebut untuk

teraplikasikan dalam keterampilan. Mereka mempelajari materi yang diajarkan

guru secara kontekstual dalam “realita buatan” tersebut dan hal ini sangat cocok

dengan tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

5) Memerlukan sarana penunjang yang memadai

Karakteristik berikutnya dari metode pembelajaran simulasi adalah

perlunya sarana yang memadai untuk melaksanakannya. Hal ini merupakan

rasionalisasi dari hakikat metode pembelajaran simulasi itu sendiri, yaitu

berusaha menciptakan realita kehidupan ke dalam kelas melalui “realita buatan”.

Tentunya dalam menciptakan kondisi tersebut akan memerlukan alat dan bahan

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

agar tercipta kondisi yang mirip realita. Sebagai contoh, bila guru ingin

menerapkan metode pembelajaran simulasi pada pelajaran menerbangkan

pesawat, tidak mungkin hal tersebut bisa terwujud tanpa adanya alat yaitu model

pesawat terbang buatan yang dikondisikan mirip aslinya.

Demikian beberapa hal yang menjadi karakteristik metode

pembelajaran simulasi. Karakteristik inilah yang menjadikan metode

pembelajaran simulasi memiliki ciri khas dan berbeda dengan metode

pembelajaran yang lain.

e. Prasyarat Pelaksanaan Metode Pembelajaran Simulasi

Pada prinsipnya dalam proses belajar mengajar, tidak ada satu pun metode

pembelajaran yang terbaik, yang ada adalah metode belajar yang tepat untuk proses

belajar tersebut. Artinya metode pembelajaran sangat dipengaruhi oleh situasi dan

kondisi yang terjadi saat proses belajar. Dengan demikian metode simulasi tidak

selalu tepat setiap saat untuk digunakan, akan tergantung bagaimana karakteristik

dari siswa, guru, materi pembelajaran dan faktor sumber daya yang ada.

Metode pembelajaran simulasi bisa dilaksanakan secara efektif dengan

syarat:

1) Metode simulasi memerlukan ketersediaan bahan dan alat yang memadai untuk

melaksanakan simulasi tersebut.

2) Kesiapan dari guru untuk mengarahkan siswa dalam melaksanakan simulasi,

artinya guru memahami betul apa yang harus dilakukan siswa dalam simulasi

tersebut, guru berperan sebagai sutradara yang memberi batasan dan arahan

sehingga apa yang disimulasikan tidak keluar dari koridor tujuan pembelajaran.

Guru harus membuat perencanaan yang jelas. Dalam perencanaan tersebut harus

terdapat tujuan dan indikator yang diharapkan dari PBM yang terjadi.

3) Kesiapan dari siswa untuk melaksanakan simulasi, artinya sebelum

melaksanakan simulasi siswa sudah memahami apa saja yang harus

dilakukannya. Dengan demikian berarti metode simulasi ini harus dipadukan

dengan metode lain misalnya metode ceramah, fungsinya untuk membuat

prekondisi yang kondusif untuk simulasi.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4) Tersedianya waktu yang cukup untuk melaksanakan simulasi. Kegiatan harus

utuh, tidak boleh terganggu karena waktu yang tidak mencukupi. Sehingga

metode ini tidak cocok bila digunakan pada pelajaran yang memiliki waktu relatif

pendek misalnya 2 jam pelajaran (Syaiful Bahri Djamarah 2006 : 92).

f. Jenis-Jenis Pembelajaran Simulasi

Simulasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

1) Sosiodrama

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk meme-

cahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan

yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja,

narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosi- odrama

digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-

masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk me-

mecahkannya.

2) Psikodrama

Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang

bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasa- nya

digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih

baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terha- dap

tekanan-tekanan yang dialaminya.

3) Role Playing

Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai

bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah,

mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin

muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing

misalnya memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambar- an

keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.

4) Peer Teaching

Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa

kepada teman-teman calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegiatan

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu

siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.

5) Simulasi Game

Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi

untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan

yang ditentukan.

g. Langkah-langkah Simulasi

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran simulasi adalah sebagai

berikut:

1) Persiapan Simulasi

a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh

simulasi.

b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.

c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang

harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada

siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.

2) Pelaksanaan Simulasi

a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.

b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat

kesulitan.

d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk

mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang

disimulasikan.

3) Penutup

a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang

disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik

dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.

b) Merumuskan kesimpulan (Depdiknas, 2008).

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

h. Peranan Guru dalam Permainan Simulasi

Dalam pembelajaran menggunakan model yang menuntut siswa berpartisipasi

secara aktif, peranan guru sangat minimal. Guru tidak lagi menjadi sumber

pengetahuan bagi siswa, yang sepanjang jam pelajaran berceramah menumpahkan

pengetahuan untuk siswanya. Guru hanyalah menjadi fasilitator yang mengatur dan

menjaga agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan

dan mencapai tujuan pembelajaran.

Sehubungan dengan model pembelajaran simulasi, peranan guru dalam

pembelajaran dibagi atas empat bagian (Bruce Joyce dalam Sukmadewi, 2003:13).

Keempat peranan dimaksud yaitu: (1) memberikan penjelasan (explaining), (2)

pengawasan (controlling), (3) pembinaan (coaching), dan (4) diskusi (discussion).

Keempat peranan guru tersebut dijelaskan di bawah ini.

1) Memberikan Penjelasan

Memberikan penjelasan yang dimaksud di sini, bukanlah menjelaskan materi

pelajaran, tetapi penjelasan yang dimaksud adalah memberikan siswa penjelasan

tentang aturan-aturan permainan yang akan digunakan siswa dalam permainan

simulasi. Dalam belajar simulasi, siswa memerlukan pengertian terhadap aturan-

aturan yang digunakan dalam simulasi.

2) Pengawasan

Sebelum pelaksanaan simulasi, guru perlu menyiapkan siswa, apakah perlu

pengelompokan atau tidak, alat dan bahan pelajaran apa saja yang diperlukan.

Dalam pelaksanaan simulasi, guru mempunyai tugas mengontrol jalannya

simulasi agar berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan.

Guru mengawasi bagaimana aturan-aturan dalam permainan simulasi diikuti oleh

siswa.

3) Pembinaan

Guru berperanan sebagai pembina dalam permainan simulasi, memberikan

beberapa saran jika diperlukan agar simulasi dapat berjalan dengan lebih baik.

Mengeksploitasi seoptimal mungkin pembelajaran menggunakan model

permainan simulasi agar diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi siswa.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

4) Diskusi

Setelah proses pembelajaran yang menggunakan model permainan simulasi,

diperlukan adanya suatu diskusi tentang permainan simulasi dan hubungannya

dengan dunia nyata. Termasuk juga kesulitan-kesulitan yang dialami siswa

selama pelaksanaan simulasi.

Dengan melihat keempat peranan guru dalam permainan simulasi di atas,

maka dapat dikatakan guru mempunyai fungsi manajerial. Seperti yang dikatakana

Bruce Joyce (1992:113):

The teacher has an important role to play in raising student’s consciousness

about the concepts and principles underpinning the simulation and their own

reactions. In addition, the teacher has important managerial functions. (Guru

memiliki peranan yang penting dalam meluruskan ketidakpahaman siswa tentang

konsep-konsep dan dasar-dasar simulasi dan reaksi mereka sendiri, dan guru

mempunyai fungsi pengaturan yang penting).

i. Fase-fase dalam Permainan Simulasi

Fase-fase dalam model pembelajaran permainan simulasi telah dikembangkan

oleh Bruce Joyce et al (Richard Kindsvatter dalam Sukmadewi, 2003:18). Fase-fase

dalam model pembelajaran permainan simulasi dibagi atas empat bagian, yaitu: (1)

orientasi (orientations), (2) penyiapan peserta, dalam hal ini siswa (participant

preparations), (3) pelaksanaan simulasi (simulation/enactment operations), (4)

diskusi hasil-hasil simulasi (debriefing discussion).

Paparan tentang fase-fase model pembelajaran permainan simulasi akan

memberikan pedoman dalam operasional permainan.

1) Orientasi

Fase ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a) Menjelaskan aturan permainan simulasi,

b) Pandangan terhadap permasalahan yang akan disimulasikan,

c) Penjelasan terhadap tujuan yang ingin dicapai.

Siswa memerlukan orientasi terhadap permainan simulasi yang akan

diikuti. Fase ini bermanfaat bagi siswa jika sebelumnya tidak pernah mengikuti

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kegiatan pembelajaran yang menggunakan simulasi. Perlu dijelaskan kepada

siswa mengenai permasalahan yang akan disimulasikan, termasuk juga mengapa

digunakan metode ini dalam pembelajaran.

Bagian terpenting dalam fase ini adalah penjelasan terhadap situasi

simulasi. Siswa diberikan bayangan-bayangan dalam pelaksanaan simulasi. Hal

lain yang perlu dijelaskan kepada siswa adalah tentang tujuan yang akan dicapai

setelah permainan simulasi selesai. Penjelasan terhadap situasi permainan

dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman dalam melakukan

pembahasan terhadap hasil-hasil simulasi.

2) Penyiapan peserta

Bagian-bagian dari fase ini adalah:

a) Menyusun skenario simulasi

b) Menetapkan prosedur

c) Mengorganisasikan peserta

Pada fase ini, guru menyusun dan menjelaskan kepada siswa skenario

simulasi, yaitu tentang apa saja yang akan dilakukan oleh peserta simulasi.

Termasuk di dalamnya adalah aturan-aturan yang harus diikuti siswa, prosedur

dan keputusan-keputusan yang harus dilakukan siswa dalam simulasi.

Langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan peserta. Jika siswa perlu

dikelompokkan, maka guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

Berikutnya adalah pembagian peranan dalam permainan simulasi. Siapa atau

kelompok mana yang mempunyai suatu peranan perlu dijelaskan kepada siswa.

Juga, apa yang dilakukan oleh masing-masing pemegang peran.

3) Pelaksanaan simulasi

Bagian-bagian fase ini terdiri atas simulasi, dan penutup simulasi. Fase

pelaksanaan simulasi adalah bagian utama dari metode ini. Pada fase ini, semua

komponen berinteraksi untuk memperoleh pengalaman-pengalaman yang

disimulasikan, selanjutnya hal itu dipahami sebagai bagian dari pelajaran. Siswa

menerapkan permainan, sementara guru memfasilitasi pelaksanaan simulasi.

Fasilitasi yang dilakukan oleh guru sangat penting, karena guru

menginginkan siswa mempunyai cukup kebebasan untuk menganalisis situasi,

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

menyelesaikan permasalahan, dan membuat keputusan tanpa terlalu banyak

campur tangan dari guru. Siswa akan mempunyai pengertian di dalam dirinya

bahwa mereka telah melakukan sesuatu untuk memperoleh pengetahuan bagi

mereka sendiri. Singkatnya, guru hanya mengarahkan jika perlu, khususnya

menjaga siswa agar berada dalam perannya masing-masing. Akhirnya, guru

menutup simulasi, jika permainan tersebut sudah berakhir.

4) Diskusi

Bagian dari fase diskusi adalah berikut ini.

a) Refleksi terhadap pelaksanaan simulasi

b) Menghubungkan simulasi dengan dunia nyata

Permainan simulasi bukanlah pengalaman belajar, tetapi pembelajaran

yang sebenarnya baru ditentukan setelah diskusi. Setalah diskusi berakhir,

barulah siswa memperoleh pelajaran yang dituntut untuk dikuasai oleh siswa.

Menurut Stadsklev, pada fase ini terdapat empat hal yang harus diperhatikan,

yaitu: pengalaman, identifikasi, analisis, dan generalisasi. Pada fase ini, semua

pengalaman yang diperoleh selama simulasi perlu direview agar nantinya

dihubungkan dengan pelajaran dan dunia nyata. Identifikasi bermakna

mendeskripsikan pengalaman dalam data-data yang terkumpul. Analisis

dilakukan untuk melihat simulasi secara lebih mendalam dan bermakna, sehingga

diperoleh pemahaman yang lebih baik. Terakhir adalah generalisasi, yaitu

membuat generalisasi dari hasil-hasil yang diperoleh selama simulasi untuk

memperoleh pengetahuan yang dituntut untuk dikuasai oleh siswa.

j. Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode

mengajar, di antaranya adalah:

1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi si-tuasi

yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun

menghadapi dunia kerja.

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa

diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang

disimulasikan.

3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam

menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran

(Depdiknas, 2008: 22-23).

Sedangkan menurut Sunaryo (2008: 138) menyatakan bahwa pembelajaran

simulasi mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Dalam simulasi dapat dicapai tujuan-tujuan yang menyangkut domain kognitif

(penambahan pengetahuan tentang berbagai konsep dan pengertian), domain

afektif (seperti menyenangkan, mengharukan, solidaritas, simpati, dan

sebagainya), serta domain psikomotor.

2) Simulasi itu dimaksudkan untuk latihan ketrampilan agar dapat menghadapi

kenyataan dengan baik.

3) Dalam simulasi dapat menggambarkan situasi yang lengkap dan proses yang

berturut-turut yang diperkirakan terjadi dalam situasi yang sesungguhnya.

4) Dalam simulasi dapat diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu, serta terjadinya

berbagai proses seperti akibat-akibat, problem solving dan sebagainya.

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan,

diantaranya:

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan

kenyataan di lapangan.

2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,

sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam

melakukan simulasi (Depdiknas, 2008: 23).

Menurut Sunaryo metode simulasi memiliki kelebihan dan kelemahan.

Adapun kelebihan metode pembeajaran simulasi adalah sebagai berikut:

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Dalam simulasi dapat dicapai tujuan-tujuan yang menyangkut domain kognitif

(penambahan pengetahuan tentang berbagai konsep dan pengertian), domain

afektif (seperti menyenangkan, mengharukan, solidaritas, simpati, dan

sebagainya), serta domain psikomotor.

2) Simulasi itu dimaksudkan untuk latihan ketrampilan agar dapat menghadapi

kenyataan dengan baik.

3) Dalam simulasi dapat menggambarkan situasi yang lengkap dan proses yang

berturut-turut yang diperkirakan terjadi dalam situasi yang sesungguhnya.

3) Dalam simulasi dapat diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu, serta terjadinya

berbagai proses seperti akibat-akibat, problem solving dan sebagainya (Sunaryo,

2004: 138-139).

Sedangkan kelemahan metode pembeajaran simulasi adalah sebagai berikut:

1) Sering terjadi kegagalan akibat kurang persiapan, penjelasan, peralatan tidak

sempurna, waktu dan kondisi siswa.

2) Kadang-kadang simulasi tidak sesuai dengan tingkat kedewasaan anak atau anak

dituntut terlalu banyak di dalam memegang peranan sehingga ia tidak

menguasainya dan kehilangan arah. Selain itu, pembagian tugas bagi para

pemegang peranan kurang jelas atau penunjukan peranan kurang kuat.

3) Simulasi seharusnya mewakili keadaan yang sebenarnya dengan peniruan yang

sangat teliti dari situasi yang sebenarnya sehingga dapat mencapai hasil yang

maksimal. Hal ini sulit dilaksanakan di sekolah-sekolah.

4) Guru sering mengalami kesulitan dalam menggabungkan beberapa simulasi yang

berhubungan satu sama lain dari satu topik, misalnya: kehidupan di pasar, di

kantor pos, di stasiun, di bank, dan sebagainya; sehingga kadang-kadang bersifat

lepas atau saling bertentangan antara satu dengan yang lain (misalnya: pedagang

yang menghendaki harga barang naik dengan konsumen yang menghendaki

harga barang turun) (Abu Ahmadi, 2004: 86-87).

Sedangkan menurut Syaefuddin (2002: 32) kelebihan dan kekurangan metode

simulasi adalah sebagai berikut:

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1) Kelebihan

a) Menguasai keterampilan tanpa membahayakan dirinya atau orang lain dan

tanpa menanggung kerugian

b) Melibatkan pembelajar secara aktif dan memberikan kesempatan kepada

pembelajar terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dan melakukan

eksperimen tanpa takut-takut terhadap akibat yang mungkin timbul di dalam

lingkungan yang sesungguhnya.

c) Meningkatkan berfikir secara kritis, karena pembelajar dilibatkan secara aktif

dalam proses pembelajaran

d) Belajar memahami suatu kegiatan tertentu

e) Dapat meningkatkan motivasi pembelajar

f) Bermanfaat untuk tugas-tugas yang memerlukan praktek tetapi lahan praktek

tidak memadai

g) Memberi kesempatan berlatih mengambil keputusan yang mungkin tidak

dapat dilakukan dalam situasi nyata

h) Dapat membentuk kemampuan menilai situasi dan membuat pertimbangan

berdasarkan kemungkinan yang muncul

i) Dapat meningkatkan disiplin dan meningkatkan sikap kehati-hatian

2) Kekurangan

a) Kurang efektif untuk menyampaikan informasi umum

b) Kurang efektif untuk kelas yang besar, karena umumnya kan efektif bila

dilakukan untuk perorangan atau group yang kecil

c) Memerlukan fasilitas khusus yang mungkin sulit untuk disediakan di tempat

latihan, karena diperlukan alat bantu

d) Dibutuhkan waktu yang lama, bila semua pembelajaran harus melakukannya

e) Media berlatih yang merupakan situasi buatan tidak selalu sama dengan

situasi sebelumnya, baik dalam kecanggihan alat, lingkungan dan sebagainya

f) Memerlukan biaya yang lebih banyak

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain yaitu:

1. Sofyan Arif Rosyidi (2011) meneliti dengan judul: Upaya Meningkatkan

Kreativitas Siswa dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Simulasi Kelas IV SD

Negeri Bedoro 02 Sambungmacan Sragen Tahun 2011/2012. Dalam penelitian

ini juga sama-sama menggunakan metode pembelajaran simulasi, perbedaannya

pada variabel dependennya yaitu kreativitas siswa dan hasil belajar, sedangkan

penelitian ini variabel dependennya adalah pemahaman siswa mengenai cara

menghadapi bencana alam.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada peningkatan kreativitas siswa

dan hasil belajar siswa. Hasil ini dapat dilihat dari prosentase daya serap siswa

lebih dari sama dengan 3 sebelum tindakan sebanyak 50%, siklus I sebanyak 80

%, siklus II sebanyak 98,75 %, dan prosentase hasil belajar yang mendapat nilai

lebih dari sama dengan 70, yaitu sebelum tindakan sebanyak 56,25% (9 siswa),

siklus I sebanyak 62,5% (10 siswa), dan siklus II sebanyak 81,25% (13 siswa).

Serta dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata kelas, yaitu sebelum

tindakan 63,75 meningkat menjadi 73,12 pada siklus I, dan meningkat lagi pada

siklus II menjadi 83,75. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode simulasi dapat meningkatkan kreativitas siswa dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA SD Negeri 2 Sambungmacan tahun ajaran 2011/2012.

2. Indrawati Ahmadi Fauziah (2010) meneliti dengan judul : Penggunaan Metode

Simulasi Dengan Pemanfaatan Makanan Tradisional Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Siswa Kelas IV Di SDN Neglasari Cianjur (Penelitian Tindakan

Kelas di Kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur.

Hasil belajar siswa setelah menggunakan metode simulasi dengan memanfaatkan

makanan tradisional sebagai media pembelajaran IPS menjadi meningkat di

siklus I, II dan III dengan perincian sebagai berikut : sebelum tindakan hasil

belajar siswa rata-rata 47,3 menjadi meningkat di siklus 1 menjadi 51,7, di siklus

II mengalami peningkatan lagi menjadi 60,1 dan di siklus III melebihi KKM

yaitu 80,0. Jadi hasil belajar setelah mempergunakan metode simulasi yang

memanfaatkan makanan tradisional sebagai media meningkat dapat dibuktikan.

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dalam penelitian ini juga sama-sama menggunakan metode pembelajaran

simulasi, perbedaannya pada variabel dependennya yaitu hasil belajar, sedangkan

penelitian ini variabel dependennya adalah pemahaman siswa mengenai cara

menghadapi bencana alam. Hasil temuan yang utama setelah melalui tahap

pengumpulan hingga pembahasan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa

penggunaan metode simulasi dengan pemanfaatan makanan tradisional sebagai

media dalam tiga siklus dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS, pada umumnya siswa merasa menyenangkan mengikuti

pembelajaran dengan penggunaan metode simulasi dengan pemanfaatan makanan

tradisional ini dan merasakan manfaatnya. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil

belajar siswa yang semakin baik pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil temuan

tersebut maka peneliti merekomendasikan kepada guru agar memanfaatkan

lingkungan disekitar siswa sebagai media pembelajaran dan menggunakan

metode yang melibatkan seluruh siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan

mengajak siswa untuk belajar pada situasi yang sebenarnya

C. Kerangka Berpikir

Karakteristik siswa kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan

Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 yang rata-rata adalah siswa yang

aktif namun dalam artian negatif, di mana siswa sering gaduh ketika pembelajaran di

kelas berlangsung, hal tersebut membuat materi yang disampaikan oleh guru kurang

dipahami oleh siswa. Hal tersebut nampak dari kemampuan siswa dalam mengenal

cara menghadapi bencana alam dalam pelajaran IPS masih rendah, terbukti dari 17

siswa yang mempunyai nilai tuntas sebanyak 6 siswa (35,29%), sedangkan siswa

yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa (64,71%) dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) sebesar 65 (Lampiran 1).

Guna mengatasi permasalahan tersebut, siswa perlu disalurkan ke dalam

kegiatan pembelajaran di kelas yang aktif dan terkontrol. Dalam hal ini siswa tidak

hanya mengetahui dan memahami materi pelajaran namun juga menerapkannya ke

dalam pengalaman langsung/tingkah laku, salah satunya adalah menerapkan

pembelajaran simulasi.

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Permainan simulasi dapat merangsang berbagai bentuk belajar, seperti

belajar tentang persaingan (kompetisi), kerja sama, empati, sistem sosial, konsep,

ketrampilan, kemampuan berpikir kritis, pengambilan keputusan, dan lain-lain.

Namun demikian, model simulasi agak berbeda dengan model-model lain. Model ini

agak rumit, tergantung pada pengembangan simulasi yang tepat, baik yang

melibatkan peneliti, guru atau kelompok guru, dan lain-lain. Dewasa ini dengan

dengan semakin majunya teknologi komunikasi atau informasi, seperti komputer dan

multimedia, telah banyak permaianan simulasi dihasilkan untuk berbagai kebutuhan

yang mencakup berbagai kebutuhan yang mencakup berbagai topik dari berbagai

disiplin ilmu (mata pelajaran).

Dengan model pembelajaran simulasi, diharapkan proses belajar mengajar

tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja tetapi dibarengi dengan aktivitas

tindakan. Sehingga siswa lebih paham dan mengerti terhadap materi yang

disampaikan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya alur skema

kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

GAMBAR 1

SKEMA KERANGKA BERPIKIR

Kondisi

Awal Hasil Tes

Kondisi Awal

Pemahaman siswa tentang

mengenal cara menghadapi

bencana alam masih rendah

Tindakan

Menggunakan metode

pembelajaran simulasi Hasil Tes

Siklus I

Siklus I

menggunakan metode

pembelajaran

simulasi

Kondisi

Akhir

Pemahaman siswa

tentang mengenal cara

menghadapi bencana

alam mengalami

peningkatan

Hasil Tes

Siklus II

Siklus II

menggunakan metode

pembelajaran

simulasi yang

disempurnakan

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang penulis kemukakan dalam hal ini adalah:

”Penggunaan Metode Simulasi Dapat Meningkatkan Pemahaman Mengenal Cara

Menghadapi Bencana Alam Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185

Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang

dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk

meningkatkan keaktifan siswa, sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-

tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar

(Zainal Aqib, 2006: 136).

Dalam penelitian tindakan ini, peneliti melakukan suatu tindakan/intervensi,

yang secara khusus diamati terus-menerus, dilihat plusminusnya, kemudian diadakan

pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang

paling tepat (Arikunto, 1998: 72). Secara singkat Classroom Action Research

didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan

melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau

meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional (Suyanto,

2006: 4).

Rochiati Wiriaatmaja (2005: 11) mengartikan penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan

substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha

seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah

proses perbaikan dan perubahan.

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah di SD Negeri Tegalkuniran

No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Alasan pemilihan SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta sebagai lokasi penelitian

yaitu: 1) karena di SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota

Surakarta khususnya di kelas VI masih terdapat permasalahan dalam kegiatan

pembelajaran IPS kompetensi dasar cara menghadapi bencana alam, 2) sekolah

tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga dapat

50

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

terhindar dari adanya penelitian ulang, dan 3) sekolah tersebut terbuka untuk

semua jenis penelitian.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Desember 2011 s/d April 2012.

Adapun urutan waktu pelaksanaan kegiatan dalam penelitian disampaikan pada

tabel I sebagai berikut:

Tabel I

Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

Bulan No. Kegiatan

Des

2011

Jan

2012

Feb

2012

Maret

2012

April

2012

1. Persiapan survei awal dan

penyusunan proposal.

2. Seleksi informan, penyiapan

instrumen dan alat.

3. Pelaksanaan siklus I

4. Pelaksanaan siklus II

5. Analisis Data

6. Penyusunan laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 3) penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Selain

pengertian tadi, penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai sebuah penelitian

yang menuntut kerjasama peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah yang lain untuk

menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Peneliti berusaha mengamati dan mendeskripsikan permasalahan-

permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar

pemahaman cara menghadapi bencana alam. Kemudian peneliti menawarkan sebuah

alternatif pemecahan masalah yang sedang dihadapi kepada siswa. Alternatif

pemecahan masalah tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi ke arah

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

perbaikan dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar pemahaman cara menghadapi

bencana alam.

Dalam penelitian ini, peneliti bersama mitra kolaborasi yaitu teman sejawar

menyusun tindakan bersama. Kemudian peneliti bersama teman sejawar

melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah disepakati bersama.

Kegiatan pelaksanaan tersebut diikuti pula dengan kegiatan pemantauan segala

kejadian di dalam kelas. Apabila dirasa masih terdapat kekurangan, peneliti dapat

menentukan perencanaan selanjutnya dalam siklus berikutnya.

Sedangkan strategi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Strategi ini bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan

kenyataan di lapangan. Peneliti mencoba memberikan gambaran dan menjelaskan

berbagai fenomena dalam pelaksanaan tindakan serta hasil penelitian dalam data

tertulis.

C. Sumber Data

1. Data Penelitian

Data merupakan sesuatu yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian. Dalam

penelitian ini data yang dikumpulkan adalah:

1) Pemahaman siswa mengenai cara menghadapi bencana alam.

2) Hasil belajar IPS tentang cara menghadapi bencana alam sebelum dan setelah

menggunakan metode pembelajaran simulasi

2. Sumber data

Sumber data adalah sesuatu yang menunjukkan darimana data itu diperoleh.

Sumber data dapat diperoleh dari siswa, guru, interaksi antara siswa dengan guru,

tempat dan peristiwa di mana aktivitas pembelajaran berlangsung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam

pembelajaran IPS tentang cara menghadapi bencana alam, dan berupa data tindakan

belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar.

Pengambilan data dilakukan dengan:

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1. Metode Observasi

Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat

yaitu guru Kelas IV yang bernama Endang Sri Widyarni, S.Pd. Lembar observasi

tersebut berisi penilaian kegiatan yang dilakukan oleh guru, menilai ketepan guru

dalam menerapkan rencana pembelajaran serta digunakan untuk mendapatkan

data tentang aktivitas yang menunjukkan adanya aktivitas belajar siswa Kelas VI

SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012 selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Metode Tes

Soal tes ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

terutama pada aspek kognitif. Tes dalam penelitian ini meliputi tes akhir pada

siklus I dan siklus II. Selanjutnya skor hasil tes pada siklus I dan siklus II yang

diperoleh siswa Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres

Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 akan dianalisis untuk mengetahui

hasil belajar IPS siswa. Bentuk tes berupa soal uraian serta disertai langkah-

langkah pengerjaan dari soal, karena dengan pemberian tes uraian akan terlihat

kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan

disamping melihat langkah-langkah pengerjaan dari soal.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui

sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama siswa kelas

VI Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012, serta foto rekaman proses tindakan penelitian.

E. Validitas Data

Triangulasi menurut Moleong (2005:330) adalah “teknik pemeriksaan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu”.

Data tentang aktivitas belajar siswa diperiksa dengan menggunakan teknik

pemeriksaan keabsahan data atau triangulasi, yaitu dengan metode observasi. Teknik

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

triangulasi dan ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan

cara mengamati secara terus menerus selama pemberian tindakan penelitian

dilakukan, kemudian mencatat hasil pengamatan ke dalam lembar observasi berupa

catatan lapangan.

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan

pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses

penyusunan laporan. Untuk kesinambungan dan kedalaman dalam pengajaran data

dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif komparatif dan kritis.

Dengan menggunakan analisis deskrptif komparatif dan kritis, maka peneliti

menjabarkan mengenai berbagai kelemahan dan kelebihan motode pembelajaran

yang digunakan, apakah metode tersebut efektif atau tidak serta menganalisis

kemajuan pemahaman siswa mengenai mengenal cara menghadapi bencana alam

dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

Analisis deskriptif komparatif yaitu suatu analisis dengan membandungkan

hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, dilanjutkan dengan analisis

kritis yaitu melakukan refleksi masing-masing siklus sehingga dapat diketahui

kelemahan yang terjadi untuk selanjutnya dilakukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini diukur berdasarkan hal-

hal sebagai berikut:

1. Siklus I

Hasil evaluasi siklus I dalam pelajaran IPS kompetensi dasar pemahaman cara

menghadapi bencana alam di atas nilai ketuntasan (KKM) sebesar 65 dan pada

akhir siklus ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya sebesar 70%.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2. Siklus II

Siswa memperoleh nilai hasil evaluasi pada siklus II pada pelajaran IPS

kompetensi dasar pemahaman cara menghadapi bencana alam di atas nilai

ketuntasan (KKM) sebesar 65 dan pada akhir siklus ketuntasan klasikal

sekurang-kurangnya sebesar 80%.

H. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Tindakan

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan persiapan demi

kelancaran pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Permasalahan yang

diidentifikasi pada pembelajaran IPS yang terkait dengan cara menghadapi

bencana alam pada siswa Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan

Jebres Kota Surakarta, diusahakan pemecahan dengan menerapkan model

pembelajaran simulasi. Sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih, maka

dilakukan persiapan-persiapan oleh peneliti bersama guru seperti berikut ini.

1) Menyusun persiapan mengajar (skenario pembelajaran) sesuai dengan pokok

bahasan yang akan diajarkan pada setiap pertemuan. Setiap siklus terdiri atas

2 kali pertemuan.

2) Mengadakan media bantu yang dibutuhkan, yaitu: daftar pertanyaan atau

instruksi yang berkaitan dengan tema/sub tema tema.

3) Menyediakan identitas pemain

4) Menyediakan kartu kendali simulasi untuk mengecek apa yang terjadi di

dalam kelompok apakah pertanyaan/instruksi dilakukan dengan tepat atau

tidak.

5) Aturan permainan yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan selama

permainan simulasi berlangsung.

6) Membuat tes hasil belajar untuk evaluasi siklus I.

7) Membuat lembar observasi

2. Implementasi Tindakan

Urutan pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah:

1) Guru membuka pelajaran, dengan mengabsensi kehadiran siswa, dan

memberikan apersepsi terhadap materi yang akan disampaikan.

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran permainan simulasi.

3) Guru menjelaskan aturan-aturan dalam permainan simulasi.

4) Guru mengarahkan siswa pada tema yang akan dibahas.

5) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok (kelompok 1 di dalam kelas

sebagai kelompok yang terkena korban bencana gempa bumi dan kelompok 2

di luar kelas sebagai tim penolong korban bencana gempa bumi).

6) Guru membagi peran masing-masing siswa.

7) Setiap kelompok bermain simulasi cara menghadapi bencana gempa bumi

dalam kelompoknya.

8) Guru memonitor jalannya simulasi.

9) Guru bergerak dari satu kelompok ke kelompok lain guna melihat apakah

simulasi berjalan sesuai prosedur atau tidak.

10) Observer lain (rekan peneliti) memantau aktivitas guru maupun siswa.

11) Guru melaksanakan tes hasil belajar, tes ini bersifat individual.

3. Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Observasi

terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan daftar cek sedangkan hal-hal lain yang

terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran dicatat pada jurnal.

Pada akhir siklus I siswa diberikan tes hasil belajar mengenai materi yang

dipelajari, tes ini dilakukan secara individual oleh siswa.

4. Refleksi

Mengadakan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil

observasi dan tes. Refleksi ini dilakukan untuk menganalisis hambatan-hambatan

yang muncul serta alternatif pemecahan yang terbaik. Kriteria yang digunakan

untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan tindakan adalah berikut ini.

1) Adanya peningkatan pemahaman siswa tentang mengenal cara menghadapi

bencana alam yang ditunjukkan dengan peningkatan skor

2) Adanya peningkatan pemahaman siswa tentang mengenal cara menghadapi

bencana alam dalam mata pelajaran bahasa IPS dari siklus ke siklus.

3) Adanya respons positif siswa yang ditandai dengan pernyataan setuju dari

sebagian besar siswa.

Bila hasil-hasil yang diperoleh pada tindakan siklus seperti yang

tersebut di atas, peneliti mengambil keputusan bahwa penggunaan metode

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang mengenal cara

menghadapi bencana alam pada siswa kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185

Kecamatan Jebres Kota Surakarta dan tindakan dapat dihentikan.

Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan

McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart (Depdiknas, 2004:2), pelaksanaan

tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah):

(1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4)

refleksi. Alur (langkah) pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada

gambar berikut.

Rencana

Tindakan

Refleksi

Siklus I

Observasi

Pelaksanaan

Tindakan

Rencana

Tindakan

Refleksi

Observasi Siklus II

Pelaksanaan

Tindakan

Siklus Selanjutnya

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tindakan dalam PTK (Depdiknas, 2004:2)

Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa pertama, sebelum

melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama

jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan

dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu

sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan

tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah

dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas

tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar

tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah

diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat

dipecahkan secara optimal.

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Pemahaman siswa mengenai cara menghadapi bencana alam pada siswa

Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012 sebagian besar siswa belum mampu menjelaskan cara

menghadapi bencana alam sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya. Hal ini

disebabkan oleh motivasi belajar siswa yang rendah serta siswa masih pasif dalam

pembelajaran.

Kendala lain yang dihadapi guru dalam mengajar adalah beberapa siswa

kurang antusias dalam menerima penjelasan-penjelasan dari guru. Siswa yang

demikian membutuhkan dorongan yang kuat dari guru dan kesabaran yang penuh

supaya siswa tersebut lebih fokus pada materi pelajaran. Dorongan yang diberikan

oleh guru kepada siswa yang mengalami kendala-kendala dalam pembelajaran yaitu

memberikan motivasi belajar serta senantiasa memberikan pujian ketika siswa selesai

mengerjakan tugas untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

Dalam meningkatkan pemahaman cara menghadapi bencana alam dalam

pelajaran IPS dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang tepat yang mampu

mendorong siswa untuk belajar dan berani menyampaikan ide atau gagasannya tanpa

merasa malu dan takut kepada teman-teman yang lain maupun guru. Metode

pembelajaran simulasi dipilih sebagai metode pembelajaran karena metode

pembelajaran simulasi menjadi salah satu metode yang dapat mengembangkan

kemampuan siswa dalam memahami dan mengetahui materi yang disampaikan guru,

dengan metode simulasi ini diharapkan agar siswa tidak mengalami kejenuhan dan

suasana yang menyenangakan serta siswa lebih memahami materi dengan cara

melakukan permainan simulasi, seperti siswa memperagakan hal-hal yang harus

dilakukan ketika menghadapi bencana gempa bumi, serta terjadinya musibah banjir

Prasiklus pembelajaran IPS kompetensi dasar cara menghadapi bencana

alam pada siswa VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 sebelum menggunakan metode simulasi

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

menunjukkan bahwa dari 17 siswa yang mempunyai nilai tuntas sebanyak 6 siswa

(35,29%), sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa (64,71%) dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65.

Adapun rekapitulasi hasil evaluasi belajar pratindakan pada siswa VI SD

Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012 dapat dilihat dalam table 2 sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Evaluasi Pratindakan

No. Nilai Frekuensi Persentase Keterngan

1. 40 – 49 2 11,8%

2. 50 – 59 6 35,3%

3. 60 – 69 6 35,3%

4. 70 – 79 3 17,6%

5. 80 – 89 - -

6. 90 – 100 - -

Jumlah 17 100%

Rata-rata kelas

sebesar 57,64

dan ketuntasan

klasikal

35,29%.

Untuk lebih jelasnya, hasil evaluasi belajar pada table I pratindakan dapat

peneliti sampaikan dalam bentuk grafik 3 sebagai berikut:

2

6 6

3

0 00

1

2

3

4

5

6

Ju

mla

h S

isw

a

40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100

Interval Nilai

Gambar 3. Diagram Hasil Evaluasi Pratindakan

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Adapun rekapitulasi hasil observasi pembelajaran prasiklus dapat peneliti

sampaiken dalam tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

Aktivitas Respon Keberanian No. Kode Subyek

3 2 1 3 2 1 3 2 1

Jumlah

Skor

1 HBP √ √ √ 4

2 RA √ √ √ 5

3 APS √ √ √ 8

4 AKW √ √ √ 5

5 AW √ √ √ 5

6 DEI √ √ √ 4

7 DC √ √ √ 5

8 EDC √ √ √ 5

9 FY √ √ √ 6

10 HAL √ √ √ 5

11 MD √ √ √ 7

12 MMS √ √ √ 4

13 RAP √ √ √ 7

14 SL √ √ √ 4

15 VBP √ √ √ 7

16 WS √ √ √ 3

17 MZ √ √ √ 6

Jumlah Skor 12 10 8 9 12 8 6 16 7 88

Rata-Rata 58,82 56,86 56,86 57,52

Dari tabel 3 diketahui bahwa hasil observasi terhadap aktivitas, respon

dan keberanian siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal cara

menghadapi bencana alam pada siswa kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185

Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 prasiklus di atas,

kemudian digambarkan dalam grafik 4 berikut ini :

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

4

5

8

3

6

8

2

8

7

0

1

2

3

4

5

6

7

8Jum

lah S

isw

a

Aktivitas Respon Keberanian

Hasil Observasi

Baik

Sedang

Kurang

Gambar 4

Bagan aktivitas, respon dan keberanian Siswa Kelas VI SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Pembelajaran

Prasiklus

Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran prasiklus,

yang dinilai dari aspek aktivitas, maka diperoleh data bahwa siswa yang memiliki

aktifitas tinggi diperoleh skor sebanyak 4 (23,53%) siswa, sedangkan siswa yang

aktivitasnya sedang sebanyak 5 siswa (29,41%) dan siswa yang tidak aktif dalam

merespon pembelajaran sebanyak 8 siswa (47,06%).

Berdasarkan gambar 4 juga dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran

menggunakan metode simulasi siswa yang dinilai dari aspek respon siswa, maka

diperoleh data bahwa siswa yang aktif merespon sebanyak 3 siswa (17,65%),

sedangkan siswa yang responnya sedang sebanyak 6 siswa (35,29%) dan siswa yang

tidak aktif merespon sebanyak 8 siswa (47,06%).

Berdasarkan gambar 4 juga dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran pada

prasiklus yang dinilai dari aspek keberanian siswa, maka diperoleh data bahwa siswa

yang aktif (berani) sebanyak 2 siswa (11,76%), sedangkan siswa yang keberaniannya

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

sedang sebanyak 8 siswa (47,06%) dan siswa yang tidak aktif (tidak berani)

sebanyak 7 siswa (41,18%).

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Langkah awal yang dilakukan peneliti untuk mempermudah

proses penelitian maka dilakukan observasi lapangan serta pengurusan surat

izin penelitian. Penelitian ini penulis lakukan dengan kolaborasi antara teman

sejawat. Setelah melalui diskusi awal kolaboratif penelitian direncanakan

dimulai pada tanggal 11 Februari 2012.

Dengan tahapan kegiatan penelitian melalui proses dalam bentuk siklus

dengan tahapan tiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi

pada tiap Siklus. Sedangkan Siklus berikut terdiri atas perencanaan, tindakan

perbaikan siklus sebelumnya, observasi dan refleksi. Maka peneliti menggunakan

model proses dalam bentuk putaran yang menggunakan modifikasi dari Kemmis &

Mc. Taggart. Peneliti langsung memfokuskan mengatasi masalah dari pokok-

pokok rencana pembelajaran yaitu upaya meningkatkan pemahaman mata pelajaran

IPS materi mengenal cara menghadapi bencana alam. Hasil Observasi dan refleksi

disepakati untuk diambil sebagai data penelitian untuk dideskripsikan dan dianalisa

untuk segera dilakukan tindakan perbaikan melalui siklus berikut.

Penelitian Tindakan kelas dilakukan merupakan upaya meningkatkan

interaksi sosial melalui strategi belajar model permainan simulasi, dengan harapan

dapat diperoleh hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

1. Siklus I

Penulis dalam melakukan penelitian memilih menggunakan metode

Classroom Action Research dengan melakukan kolaborasi dengan guru teman

sejawat dan kepala sekolah, penelitian dalam upaya meningkatkan pemahaman

mengenal cara menghadapi bencana alam melalui metode simulasi mengharapkan

hasil yang dapat dideskripsikan, dengan menempuh siklus sebagai berikut :

a. Perencanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat memberikan motivasi

kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman mengenal cara menghadapi

bencana gempa bumi melalui metode simulai maka dilakukan

rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menyediakan alat-alat yang digunakan

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dalam pelaksanaan simulasi, yaitu : 1) Kentongan, 2) Bambu dan tali, 3) Tas

P3K, 4) Peralatan P3K dan 5) Alat komunikasi.

Tahap awal, peneliti bersama teman sejawat menyiapkan dan menetapkan

rencana pembelajaran dengan mengembangkan skenario yang akan diterapkan

dalam proses pembelajaran. Peneliti juga tidak lupa menyediakan alat peraga

sebagai penunjang pembelajaran. Demikian juga untuk kepentingan persyaratan

penelitian, peneliti menyiapkan berbagai pedoman observasi, dan keperluan lain

terutama catatan lapangan.

b. Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan I telah disepakati bersama dengan teman sejawat.

Pelaksana pembelajaran pada hari Sabtu tanggal 11 Februari 2012. Sebelum

kegiatan dimulai peneliti memberitahukan tujuan pembelajaran dan

rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dijalankan. Pada tahap selanjutnya guru

memberikan pengarahan sehubungan dengan pemahaman cara menghadapi

bencana gempa bumi diselingi dengan tanya jawab kepada siswa tentang cara

menghadapi bencana gempa bumi.

Pada tahap kegiatan inti, siswa dibagi menjadi dua kelompok, di mana

pada kelompok I berada di dalam kelas dan bertindak sebagai kelompok yang

terkena korban bencana gempa bumi, sedangkan kelompok kedua berada di luar

kelas sebagai tim penolong dari korban bencana gempa bumi. Kegiatan simulasi

dimulai dengan cara satu orang siswa memukul kentongan bahwa telah terjadi

bencana gempa bumi. Kelompok yang berada di dalam kelas berusaha

menyelamatkan dirinya dengan cara berlindung di bawah meja untuk mengindari

reruntuhan bangunan. Setelah dirasa tidak ada lagi gempa bumi, selanjutnya tim

penolong memasuki ruangan untuk memberikan bantuan pertolongan dengan

membawa korban bencana bumi ke luar ruangan untuk mendapatkan pertolongan

medis.

Pada saat siswa bermain simulasi, guru mengamati jalannya simulasi dan

memberikan arahan kepada siswa agar memahami cara melaksanakan simulasi,

mengevaluasi penampilan siswa dan mengklarifikasi kekeliruan dalam

memainkan peran. Tugas yang dilakukan guru selanjutnya memberikan umpan

balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun pujian

terhadap keberhasilan peserta didik, memfasilitasi peserta didik

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi

dasar: memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber, Guru juga memfasilitasi peserta didik melakukan

refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, serta

memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi

aktif.

Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyusun kesimpulan materi

pelajaran dilanjutkan dengan memberikan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogrom serta

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; Guru juga

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi dan

program pengayaan;

c. Observasi Siklus I

Hasil pengamatan peneliti yang didukung oleh mitra kolaborasi dalam hal

ini guru wali kelas IV, menunjukkan selama proses pembelajaran dengan

menggunakan metode simulasi dalam menghadapi bencana gempa bumi yang

dilakukan para siswa belum maksimal sesuai dengan tuntutan kompetensi yang

diharapkan. Para siswa banyak yang belum mampu mengungkapkan perilaku dan

pemahaman mengenal cara menghadapi bencana alam.

Para siswa juga kesulitan memerankan tugasnya dalam pelaksanaan

simulasi gempa bumi karena strategi permainan simulasi ini merupakan metode

baru bagi mereka. Para siswa dalam memainkan peranannya nampak masih

malu-malu dan takut salah. Hasil observasi juga menemukan rendahnya sikap

pemahaman mengenal cara menghadapi bencana gempa bumi. Masih terdapat

siswa yang tidak mampu mengemukakan contoh dan perilaku cara menghadapi

bencana gempa bumi. Berikut merupakan hasil observasi aktivitas siswa pada

siklus I.

1) Pada aspek aktivitas diperoleh skor rata-rata sebesar 72,55 hal ini

menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam siklus I masuk kategori sedang

(Lampiran 7).

2) Pada aspek respon diperoleh skor rata-rata sebesar 68,63 hal ini menunjukkan

bahwa respon siswa dalam siklus I masuk kategori sedang (Lampiran 7).

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3) Pada aspek keberanian diperoleh skor rata-rata sebesar 68,63 hal ini

menunjukkan bahwa respon siswa dalam siklus I masuk kategori sedang

(Lampiran 7).

4) Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam siklus I diperoleh nilai rata-rata

sebesar 69,63 (Lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar

siswa pada siklus I masuk kategori sedang, namun demikian aktivitas siswa

pada siklus I ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada kondisi

awal.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, guru terlalu

cepat dalam menjelaskan. Masalah lain yang didapat dari pengamatan observer

adalah pada saat menjelaskan tentang peranan dalam permainan simulasi, guru

kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

belum jelas yang berkaitan dengan peranan yang akan dilakukan dalam

permainan simulasi. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan penjelasan dari

hasil observasi aktivitas guru pada siklus I.

1) Aktivitas guru pada aspek kemampuan membuka pelajaran sudah baik, yaitu

diperoleh nilai rata-rata sebesar 81,25 (Lampiran 4).

2) Aktivitas guru pada aspek sikap guru dalam proses pembelajaran sudah baik,

yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 75 (Lampiran 4).

3) Aktivitas guru pada aspek penguasaan bahan belajar (materi pelajaran) sudah

baik, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 75 (Lampiran 4).

4) Aktivitas guru pada aspek kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran)

masih kurang, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,75 (Lampiran 4).

5) Aktivitas guru pada aspek kemampuan menggunakan media pembelajaran

masih kurang, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,75 (Lampiran 4).

6) Aktivitas guru pada aspek evaluasi pembelajaran masih kurang, yaitu

diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,75 (Lampiran 4).

7) Aktivitas guru pada aspek kemampuan menutup kegiatan pembelajaran sudah

baik, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 75 (Lampiran 4).

8) Aktivitas guru pada aspek tindak lanjut/follow up sudah baik, yaitu diperoleh

nilai rata-rata sebesar 87,5 (Lampiran 4).

9) Aktivitas guru secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,125

(Lampiran 4).

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Hasil pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan mengenal cara

menghadapi bencana gempa bumi masih jauh dari optimal. Kurang optimalnya

atau masih rendahnya hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep tentang pemahaman

mengenal cara menghadapi bencana gempa bumi.

Adapun rekapitulasi hasil observasi pembelajaran siklus I dapat dilihat

dalam tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Aktivitas Respon Keberanian No. Kode Subyek

3 2 1 3 2 1 3 2 1

Jumlah

Skor

1 HBP √ √ √ 5

2 RA √ √ √ 7

3 APS √ √ √ 8

4 AKW √ √ √ 6

5 AW √ √ √ 5

6 DEI √ √ √ 5

7 DC √ √ √ 8

8 EDC √ √ √ 6

9 FY √ √ √ 8

10 HAL √ √ √ 8

11 MD √ √ √ 8

12 MMS √ √ √ 5

13 RAP √ √ √ 8

14 SL √ √ √ 4

15 VBP √ √ √ 8

16 WS √ √ √ 3

17 MZ √ √ √ 7

Jumlah Skor 21 12 4 18 12 5 12 20 3 107

Rata-Rata 72,55 68,63 68,63 69,63

Dari tabel 4 diperoleh hasil observasi terhadap aktivitas, respon dan

keberanian siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal cara

menghadapi bencana alam pada siswa kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185

Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 siklus I di atas,

kemudian digambarkan dalam grafik 5 berikut ini :

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

7

6

4

6 6

10

4

5

3

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jum

lah S

isw

a

Aktivitas Respon Keberanian

Hasil Observasi

Baik

Sedang

Kurang

Gambar 5

Bagan aktivitas, respon dan keberanian Siswa Kelas VI SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Pembelajaran

Siklus I

Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran siklus I,

yang dinilai dari aspek aktivitas, maka diperoleh data bahwa siswa yang aktif

sebanyak 7 (41,18%) siswa, sedangkan siswa yang aktivitasnya sedang sebanyak

6 siswa (35,29%) dan siswa yang tidak aktif dalam merespon pembelajaran

sebanyak 4 siswa (23,59%).

Berdasarkan tabel 4 juga dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran

menggunakan metode simulasi siswa yang dinilai dari aspek respon siswa, maka

diperoleh data bahwa siswa yang aktif merespon sebanyak 6 siswa (35,29%),

sedangkan siswa yang responnya sedang sebanyak 6 siswa (35,29%) dan siswa

yang tidak aktif merespon sebanyak 5 siswa (29,42%).

Berdasarkan tabel 4 juga dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran pada

siklus I yang dinilai dari aspek keberanian siswa, maka diperoleh data bahwa

siswa yang aktif (berani) sebanyak 4 siswa (23,53%), sedangkan siswa yang

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

keberaniannya sedang sebanyak 10 siswa (58,82%) dan siswa yang tidak aktif

(tidak berani) sebanyak 3 siswa (17,65%).

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada siklus I, diperoleh

hasil refleksi sebagai berikut:

1) Pemahaman siswa terhadap materi mengenal cara menghadapi bencana alam

masih rendah, hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar siklus I

diperoleh nilai rata-rata sebesar 67,82 dan ketuntasan klasikal sebesar 64,71%

(Lampiran 15).

2) Hasil observsi menunjukkan bahwa aktivitas siswa dilihat dari aspek

aktivitas, siswa yang aktif sebanyak 7 (41,18%) siswa, siswa yang

aktivitasnya sedang sebanyak 6 siswa (35,29%) dan siswa yang tidak aktif

sebanyak 4 siswa (23,59%) (Lampiran 7).

3) Hasil observsi menunjukkan bahwa aktivitas siswa dilihat dari aspek respon,

siswa yang aktif merespon sebanyak 6 siswa (35,29%), sedangkan siswa yang

responnya sedang sebanyak 6 siswa (35,29%) dan siswa yang tidak aktif

merespon sebanyak 5 siswa (29,42%) (Lampiran 7).

4) Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa dilihat dari aspek

keberanian, siswa yang aktif (berani) sebanyak 4 siswa (23,53%), sedangkan

siswa yang keberaniannya sedang sebanyak 10 siswa (58,82%) dan siswa

yang tidak aktif (tidak berani) sebanyak 3 siswa (17,65%) (Lampiran 7)

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran siklus I pelajaran IPS materi

mengenal cara menghadapi bencana alam diperoleh hasil evaluasi dalam tabel 5

sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil Evaluasi Siklus I

No. Nilai Frekuensi Persentase Keterngan

1. 40 – 49 - -

2. 50 – 59 - -

3. 60 – 69 10 58,8%

4. 70 – 79 6 35,3%

5. 80 – 89 1 5,9%

6. 90 – 100 - -

Jumlah 17 100%

Rata-rata kelas

sebesar 67,82

dan ketuntasan

klasikal

64,71%.

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Untuk lebih jelasnya, hasil evaluasi belajar pada siklus I dapat peneliti

sampaikan dalam bentuk grafik 6 sebagai berikut:

0 0

10

6

1

00

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10Ju

mla

h S

isw

a

40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100

Interval Nilai

Gambar 6. Diagram Hasil Evaluasi Siklus I

Berdasarkan grafik 6 hasil evaluasi pembelajaran siklus I

menunjukkan bahwa dari 17 siswa kelas SD Negeri Tegalkuniran No. 185

Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 yaitu dari 17

siswa, yang dinyatakan tuntas sebanyak 11 siswa (64,71%) dan siswa yang

tidak tuntas sebanyak 6 siswa (35,29%). Adapun nilai rata-rata kelas pada

siklus I yaitu 67,82 dengan ketnntasan secara klasikal sebesar 64,71%.

Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran siklus I ini belum memenuhi

indikator penelitian, dimana ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 80%,

untuk itu perlu dilakukan siklus selanjutnya yaitu siklus II.

2. Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, Siklus II perlu dilaksanakan pada

tanggal 25 Februari 2012, guru mengubah sistematika metode simulasi dengan cara

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

memberikan waktu yang cukup luas kepada siswa untuk menyusun skenario.

Seminggu sebelum pelaksanaan tindakan II siswa mendapat tugas kelompok untuk

menyusun skenario simulasi dengan tema cara menghadapi bencana gempa bumi.

a. Perencanaan Siklus II

Penulis dengan teman sejawat menyusun ulang rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan melakukan modifikasi terhadap metode simulasi dalam

menghadapi bencana gempa bumi. Para siswa sebelumnya ditugasi membaca

materi di rumah tentang mengenal cara menghadapi bencana alam di

lingkungannya khususnya bencana gempa bumi. Pada tahap ini peneliti

merencanakan bersama teman sejawat yaitu guru wali kelas IV memberikan

motivasi kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman cara menghadapi

bencana alam gempa bumi melalui metode simulasi.

Pada tahap perencanaan disepakati Rencana pelaksanaan Pembelajaran

segera dibuat dengan mengutamakan masalah yang menarik dan menantang

siswa untuk diperankan. Untuk kebutuhan itu setting peran dalam pelaksanaan

simulasi diserahkan kepada tiap kelompok untuk disusun sedemikian rupa agar

selanjutnya para siswa dapat berlatih terlebih dahulu.

Para siswa dalam siklus II ini telah membawa semua peralatan yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan simulasi, yang meliputi : kentongan, bambu dan

tali, tas P3K, dan peralatan P3K. Peneliti dan teman sejawat yaitu guru wali kelas

IV bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan

lembar kerja siswa, menyiapkan sumber belajar serta format evaluasi.

b. Tindakan Siklus II

Pada tahap ini para siswa dari masing-masing kelompok mendapat tugas

untuk memerankan peristiwa di depan kelas yang berhubungan dengan cara

menghadapi bencana alam khususnya bencana gempa bumi. Kelompok I berada

di dalam kelas dan bertindak sebagai kelompok yang terkena korban bencana

gempa bumi, sedangkan kelompok kedua berada di luar kelas sebagai tim

penolong dari korban bencana gempa bumi. Kegiatan simulasi dimulai dengan

cara satu orang siswa memukul kentongan bahwa telah terjadi bencana gempa

bumi. Kelompok yang berada di dalam kelas berusaha menyelamatkan dirinya

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dengan cara berlindung di bawah meja untuk mengindari reruntuhan bangunan.

Setelah dirasa tidak ada lagi gempa bumi, selanjutnya tim penolong memasuki

ruangan untuk memberikan bantuan pertolongan dengan membawa korban

bencana bumi ke luar ruangan untuk mendapatkan pertolongan medis.

Setelah masing-masing kelompok memerankan perannya dalam

pelaksanaan simulasi cara menghadapi bencana gempa bumi, kegiatan

dilanjutkan dengan diskusi untuk membahas mengenai jalannya kegiatan

simulasi yang dilakukan siswa.

Pada akhir kegiatan guru bersama siswa menyimpulkan hasil pemecahan

masalah. Untuk mengukur penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah

dipelajari, guru memberikan tugas ulangan harian, dan diteruskan dengan

mengumumkan perolehan nilai secara terbuka. Hal ini dimaksudkan agar siswa

bersaing secara sehat.

c. Observasi Siklus II

Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pelaksanaan simulasi

mengenai cara menghadapi bencana gempa bumi, menunjukkan bahwa siswa

sudah nampak memahami cara menghadapi bencana gempa bumi dengan baik,

hal ini terlihat dari kerjasama antar siswa dapat dikembangkan dengan sebaik-

baiknya. Para siswa mulai dapat membagi peran dan tanggung jawab tentang

peranan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan simulasi. Berikut merupakan

hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I.

1) Pada aspek aktivitas diperoleh skor rata-rata sebesar 86,27 hal ini

menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam siklus II masuk kategori baik

(Lampiran 8).

2) Pada aspek respon diperoleh skor rata-rata sebesar 88,24 hal ini menunjukkan

bahwa respon siswa dalam siklus II masuk kategori baik (Lampiran 8).

3) Pada aspek keberanian diperoleh skor rata-rata sebesar 84,31 hal ini

menunjukkan bahwa respon siswa dalam siklus II masuk kategori baik

(Lampiran 8).

4) Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam siklus II diperoleh nilai rata-rata

sebesar 86,27 (Lampiran 8). Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih baik jika

dibandingkan pada kondisi awal dan siklus I.

Sedangkan mengenai aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran

simulasi pada siklus II adalah sebagai berikut.

1) Aktivitas guru pada aspek kemampuan membuka pelajaran sudah baik, yaitu

diperoleh nilai rata-rata sebesar 93,75 (Lampiran 5).

2) Aktivitas guru pada aspek sikap guru dalam proses pembelajaran sudah baik,

yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 93,75 (Lampiran 5).

3) Aktivitas guru pada aspek penguasaan bahan belajar (materi pelajaran) sudah

baik, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 93,75 (Lampiran 5).

4) Aktivitas guru pada aspek kegiatan belajar mengajar (proses pembelajaran)

masih kurang, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 93,75 (Lampiran 5).

5) Aktivitas guru pada aspek kemampuan menggunakan media pembelajaran

masih kurang, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 93,75 (Lampiran 5).

6) Aktivitas guru pada aspek evaluasi pembelajaran masih kurang, yaitu

diperoleh nilai rata-rata sebesar 93,75 (Lampiran 5).

7) Aktivitas guru pada aspek kemampuan menutup kegiatan pembelajaran sudah

baik, yaitu diperoleh nilai rata-rata sebesar 93,75 (Lampiran 5).

8) Aktivitas guru pada aspek tindak lanjut/follow up sudah baik, yaitu diperoleh

nilai rata-rata sebesar 100 (Lampiran 5).

9) Aktivitas guru secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 97,65

(Lampiran 5).

Adapun rekapitulasi hasil observasi pembelajaran siklus I dapat dilihat

dalam tabel 6 sebagai berikut :

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Aktivitas Respon Keberanian No. Kode Subyek

3 2 1 3 2 1 3 2 1

Jumlah

Skor

1 HBP √ √ √ 6

2 RA √ √ √ 8

3 APS √ √ √ 9

4 AKW √ √ √ 6

5 AW √ √ √ 9

6 DEI √ √ √ 9

7 DC √ √ √ 8

8 EDC √ √ √ 7

9 FY √ √ √ 9

10 HAL √ √ √ 9

11 MD √ √ √ 9

12 MMS √ √ √ 6

13 RAP √ √ √ 8

14 SL √ √ √ 7

15 VBP √ √ √ 8

16 WS √ √ √ 6

17 MZ √ √ √ 8

Jumlah Skor 30 14 0 33 12 0 27 16 0 132

Rata-Rata 86,27 88,24 84,31 86,27

Dari tabel 6 menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap aktivitas,

respon dan keberanian siswa dalam pembelajaran IPS kompetensi dasar

mengenal cara menghadapi bencana alam pada siswa kelas VI SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012 siklus II di atas, kemudian digambarkan dalam grafik 7 berikut ini :

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

10

7

0

11

6

0

9

8

00

2

4

6

8

10

12

Jum

lah S

isw

a

Aktivitas Respon Keberanian

Hasil Observasi

Baik

Sedang

Kurang

Gambar 7

Bagan aktivitas, respon dan keberanian Siswa Kelas VI SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Pembelajaran

Siklus II

Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran siklus II,

yang dinilai dari aspek aktivitas, maka diperoleh data bahwa siswa yang aktif

sebanyak 10 (58,82%) siswa, sedangkan siswa yang aktivitasnya sedang

sebanyak 7 siswa (41,18%) dan siswa yang tidak aktif dalam merespon

pembelajaran tidak ada, dengan rata-rata sebesar 86,27 (Lampiran 8).

Berdasarkan gambar 7 juga dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran

menggunakan metode simulasi siswa yang dinilai dari aspek respon siswa, maka

diperoleh data bahwa siswa yang aktif merespon sebanyak 11 siswa (64,71%),

sedangkan siswa yang responnya sedang sebanyak 6 siswa (35,29%) dan siswa

yang tidak aktif merespon tidak ada, dengan rata-rata sebesar 88,24 (Lampiran 8).

Berdasarkan gambar 7 juga dapat dilihat bahwa, pada pembelajaran pada

siklus II yang dinilai dari aspek keberanian siswa, maka diperoleh data bahwa

siswa yang aktif (berani) sebanyak 9 siswa (52,94%), sedangkan siswa yang

keberaniannya sedang sebanyak 8 siswa (47,06%) dan siswa yang tidak aktif

(tidak berani) tidak ada, dengan rata-rata sebesar 84,31 (Lampiran 8).

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

d. Refleksi Siklus II

Dari hasil tindakan II yang dilakukan maka peneliti bersama dengan

teman sejawat melakukan refleksi sebagai berikut:

1) Pemahaman siswa terhadap materi mengenal cara menghadapi bencana alam

masih rendah, hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar siklus II

diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,41 dan ketuntasan klasikal sebesar 88,23%

(Lampiran 16).

2) Hasil observsi menunjukkan bahwa aktivitas siswa dilihat dari aspek

aktivitas, siswa yang aktif sebanyak 10 (58,82%) siswa, sedangkan siswa

yang aktivitasnya sedang sebanyak 7 siswa (41,18%) dan siswa yang tidak

aktif dalam merespon pembelajaran tidak ada (Lampiran 8).

3) Hasil observsi menunjukkan bahwa aktivitas siswa dilihat dari aspek respon,

siswa yang aktif merespon sebanyak 11 siswa (64,71%), sedangkan siswa

yang responnya sedang sebanyak 6 siswa (35,29%) dan siswa yang tidak aktif

merespon tidak ada (Lampiran 8).

4) Hasil observsi menunjukkan bahwa aktivitas siswa dilihat dari aspek

keberanian, siswa yang aktif (berani) sebanyak 9 siswa (52,94%), sedangkan

siswa yang keberaniannya sedang sebanyak 8 siswa (47,06%) dan siswa yang

tidak aktif (tidak berani) tidak ada (Lampiran 8)

Hasil penelitian tindakan II menunjukkan bahwa upaya meningkatkan

pemahaman cara menghadapi bencana alam melalui strategi belajar simulasi

cukup signifikan. Hasil pengamatan peneliti yang didukung oleh mitra kolaborasi

menunjukkan terjadi perubahan pembelajaran, penggunaan metode simulasi

tercermin jelas di bagian akhir kegiatan inti, guru mampu meningkatkan seluruh

potensi yang berkembang pada siswa dengan memberi kesempatan kepada siswa

untuk berperan aktif. Sedangkan peran guru hanya memberi motivasi,

membimbing dan menuangkan prestasi yang diraih oleh siswa secara individual

maupun kelompok. Hal ini memberikan semangat kompetisi dengan berusaha

setiap individu maupun secara kelompok memperoleh penghargaan atas prestasi

dan aktifitas diri siswa.

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode simulasi sangat

efektif digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa cara menghadapi

bencana gempa bumi, apabila metode simulasi dilaksanakan dengan

sistematik dalam arti tersusun secara menarik dalam hal ini tema atau materinya

membuat siswa tertantang untuk memainkannya. Berdasarkan hasil evaluasi

pembelajaran siklus II pelajaran IPS materi mengenal cara menghadapi bencana

alam diperoleh hasil evaluasi yang disajikan pada tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7

Hasil Evaluasi Siklus II

No. Nilai Frekuensi Persentase Keterngan

1. 40 – 49 - -

2. 50 – 59 - -

3. 60 – 69 3 17,6%

4. 70 – 79 6 35,3%

5. 80 – 89 8 47,1%

6. 90 – 100 - -

Jumlah 17 100%

Rata-rata kelas

sebesar 75,41

dan ketuntasan

klasikal

88,23%.

Untuk lebih jelasnya, hasil evaluasi belajar pada siklus II dapat peneliti

sampaikan dalam bentuk grafik 8 sebagai berikut:

0 0

3

6

8

00

1

2

3

4

5

6

7

8

Ju

mla

h S

isw

a

40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 100

Interval Nilai

Gambar 8. Diagram Hasil Evaluasi Siklus II

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Berdasarkan gambar 8 menunjukkan bahwa hasil evaluasi pembelajaran

siklus II menunjukkan bahwa dari 17 siswa Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran

No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 siswa

yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 siswa (88,23%), dan yang dinyatakan tidak

tuntas sebanyak 2 siswa (11,76%) dengan nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu

75,41. Dengan demikian pelaksanaan siklus II ini telah memenuhi target sesuai

dengan indikator penelitian yaitu ketuntasan secara klasikal minimal 80% sudah

terpenuhi.

Adapun rekapitulasi hasil evaluasi belajar siswa Kelas IV SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat peneliti sampaikan pada

tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9

Hasil Evaluasi Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal Cara

Menghadapi Bencana Alam Dari Prasiklus,

Siklus I dan Siklus II

Prasiklus Siklus I Siklus II No Ketuntasan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas 6 35,29% 11 64,71% 15 88,23%

2. Belum tuntas 11 64,71% 6 35,29% 2 11,77%

Rata-Rata 57,64 67,82 75,41

Hasil rekapitulasi evaluasi belajar siswa Kelas IV SD Negeri

Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta Tahun Pelajaran

2011/2012 apabila disampaikan dalam bentuk grafik 10 sebagai berikut:

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

6

11 11

6

15

2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Ju

mla

h S

isw

a

Prasiklus Siklus I Siklus II

Tindakan Pembelajaran

Tuntas

Tidak Tuntas

Gambar 10

Grafik Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar IPS Kompetensi Dasar Mengenal

Cara Menghadapi Bencana Alam Dari Prasiklus,

Siklus I dan Siklus II

Pada data tabel 9 dan grafik 10 di atas dapat diketahui bahwa pemahaman

siswa terhadap cara menghadapi bencana alam dalam pelajaran IPS mengalami

peningkatan, hal tersebut nampak dari hasil evaluasi belajar pada Prasiklus, siswa

tuntas sebanyak 6 orang (35,29%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 orang

(64,71%) dengan rata-rata kelas sebesar 57,64. Siklus I, siswa tuntas sebanyak 11

orang (64,71%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang (35,29%) dengan rata-

rata kelas sebesar 67,82. Pada siklus II, siswa tuntas sebanyak 15 orang (88,23%) dan

siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (11,77%) dengan rata-rata kelas sebesar

75,41.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melalui proses dalam bentuk siklus dari Siklus I dan Siklus II

dengan tahapan tiap siklus meliputi perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

langsung memfokuskan mengatasi masalah dari pokok-pokok rencana pembelajaran

yaitu upaya meningkatkan pemahaman mengenal cara menghadapi bencana alam

melalui metode simulasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Pengamatan/observasi yang dilaksanakan bersamaan dalam proses

pembelajaran meliputi aktivitas guru dan siswa serta proses refleksi yang

dikembangkan dari analisa proses pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana

perbaikan pada siklus berikutnya selama penelitian berlangsung dengan model proses

dalam bentuk putaran yang menggunakan modifikasi dari Kemmis & Mc.Taggart.

Melalui kerja kolaboratif disimpulkan penyebab sesungguhnya yang paling dominan

adalah kurangnya suasana belajar yang kondusif dan mendorong siswa untuk belajar

memahami hakekat, makna dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan siswa rajin

dan termotivasi untuk senantiasa belajar. Kondisi tersebut terwujud, ketika siswa

diberikan kesempatan secara bebas menyusun skenario naskah simulasi sesuai

dengan rambu-rambu yang diperuntahkan guru. Di sini guru dituntut untuk

melakukan pembelajaran IPS secara aktif dan memotivasi siswa untuk senantiasa

belajar memiliki pemahaman mengenai cara menghadapi bencana alam, yang

nantinya diharapkan ilmu yang diperoleh siswa dapat digunakan dalam kehidupan

nyata siswa di masa yang akan datang.

Disimpulkan dari masalah pembelajaran di atas apabila kita mengharapkan

siswa belajar dengan menyenangkan diperlukan variasi mengajar yang memenuhi

syarat salah satunya yaitu dengan berupaya menanamkan pemahaman mengenal cara

menghadapi bencana alam siswa dalam setiap materi pembelajaran dengan

melibatkan langsung para siswa berpartisipasi dalam menetapkan tujuan

pembelajaran, memberikan stressing pada segi afektif dalam pengajaran dengan

menumbuhkan interaksi guru dan siswa yang optimal (komunikasi multi arah), maka

salah satu strategi belajar yang sesuai dan mewakili perkembangan siswa adalah

metode simulasi.

Hasil observasi menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman siswa

mengenal cara menghadapi bencana alam dengan pemberian contoh dalam setiap

materi pembelajaran dengan metode simulasi berpengaruh terhadap daya nalar siswa

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

yang berdampak pada sikap siswa memiliki pemahaman cara menghadapi bencana

alam dengan baik dan benar.

Melalui metode simulasi berhasil diamati karakteristik atau gaya

belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih suka membaca

daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan

kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas

visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling

mngajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu

menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong

kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar

Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat,

mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan,

mampu membuktikan teori ke dalam praktek, mampu memecahkan masalah secara

rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas

Kinestetik (gaya belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe

belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuatan otak kiri lebih dominan dan

cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana). Sikap

siswa ini menumbuhkan pemahaman mengenal cara menghadapi bencana alam para

siswa. Hal ini dapat diketahui dari umpan balik yang diberikan kepada para siswa

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode simulasi terhadap sikap dan

perilaku siswa yang telah memahami makna yang terkandung dari setiap materi

pembelajaran yang sedang diperankan.

Pemahaman cara menghadapi bencana gempa bumi yang diobservasi

menunjukkan pola meningkat yang diukur melalui instrumen observasi. Hasil dialog

kolaboratif dan diskusi, memberikan dorongan kepada guru untuk menerapkan

metode simulasi secara efektif guna meningkatkan pemahaman siswa mengenai cara

menghadapi bencana alam. Hal ini ditunjukkan peneliti pada waktu melaksanakan

tindakan kelas. Hasil pengamatan yang didukung oleh mitra kolaborasi dalam hal ini

guru wali kelas IV dan Kepala Sekolah, guru selalu memberitahukan tujuan

pembelajaran dan rencana belajar yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran,

serta kompetensi yang ingin dicapai serta membimbing siswa yang bertujuan untuk

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

menumbuhkan suasana belajar yang kondusif dan mendorong siswa memahami

hakekat, makna dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan siswa rajin dan

termotivasi untuk senantiasa belajar.

Dari hasil observasi terhadap perilaku guru dengan menggunakan

Instrumen Penilaian Guru pada Siklus I, setelah melalui diskusi dan penelitian

didapat hasil terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran khususnya pada langkah-

langkah pembelajaran ditemukan langkah yang cukup sistematis dari indikator fase

langkah-langkah pembelajaran yang meliputi penyampaian tujuan dan memotivasi

peserta didik, menyajikan informasi, mengorganisasikan peserta didik dan

menetapkan masalah sosial yang menarik perhatian siswa dan actual untuk dibahas

melalui cerita dan contoh yang menarik.

Selanjutnya guru juga sudah berupaya menjelaskan cara-cara menghadapi

bencana alam gempa bumi, sehingga siswa dapat memahami bagaimana cara

menghadapi bencana gempa bumi dengan baik dan benar.

1. Upaya Guru dalam Meningkatkan Pemahaman mengenal cara menghadapi

bencana alam

Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman bagi

siswa serta memberikan contoh-contoh logis bahkan memberikan dorongan

kepada seluruh siswa untuk memiliki keberanian bertindak menyebabkan siswa

memiliki sikap percaya diri dan tidak malu dalam penerapan metode simulasi.

Guru sebagai pembimbing dan motivator melakukan tindakan yang nyata seperti

memberikan tanggung jawab kepada para siswa dan melakukan pengulangan

kembali contoh-contoh pemahaman mengenal cara menghadapi bencana alam.

Guru juga sudah berupaya menjelaskan cara-cara menghadapi bencana

alam dengan baik dan benar, sehingga siswa dapat lebih memahami pentingnya

menghadapi bencana alam. Pembelajaran dalam konteks cerita yang menarik,

guru menetapkan siswa yang bersedia untuk memainkan peranannya di depan

kelas, guru menjelaskan kepada para siswa mengenai peranan mereka pada waktu

simulasi berlangsung. Bahkan ada upaya guru memberikan kesempatan kepada

para siswa untuk berunding beberapa menit sebelum mereka melaksanakan

simulasi.

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Guru mampu mengakumulasi seluruh potensi yang berkembang pada

siswa dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan

aktif mengemukakan gagasan-gagasannya. Hal ini memberikan semangat

kompetisi dengan berusaha setiap individu maupun secara kelompok

memperoleh penghargaan atas prestasi dan aktifitas diri siswa. Pada

tahap presentasi dan diskusi kelas siswa mulai terdorong untuk berlomba

mengemukakan gagasan dan pendapatnya hanya karena ingin memperoleh nilai.

2. Perilaku Siswa setelah Pembelajaran

Perilaku siswa setelah pembelajaran menunjukkan peningkatan dalam

memahami cara menghadapi bencana alam gempa bumi, hal ini terbukti ketika

mereka melakukan simulasi pada Siklus II mampu mengemukakan gagasan atas

pemahaman cara menghadapi bencana alam gempa bumi. Siswa dapat

menyebutkan cara-cara menghadapi bencana gempa bumi dengan baik.

Selama penerapan metode simulasi dalam proses pembelajaran IPS materi

mengenal cara menghadapi bencana alam, terdapat beberapa kelebihan dan

kelemahan. Kelebihan metode simulasi dalam proses pembelajaran IPS materi

mengenal cara menghadapi bencana alam ini adalah:

1. Siswa antusias untuk mengikuti pembelajaran di luar kelas, siswa tidak merasa

bosan dan merasa senang.

2. Siswa menjadi aktif dan kreatif

3. Materi yang ada dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Membantu siswa

memahami materi, mengingat kemampuan berfikir siswa yang masih tahap

konkret.

4. Siswa dapat mengaplikasikan materi dalam kehidupan nyata.

5. Terdapat unsur psikomotorik dalam pelaksanaannya.

6. Pengembangan potensi siswa dapat tersalurkan.

Sedangkan kelemahan metode simulasi adalah:

1. Sering terjadi kegagalan akibat kurang persiapan, penjelasan, waktu dan kondisi

siswa.

2. Guru kadang mengalami kesulitan dalam menjelaskan kegiatan simulasi dengan

materi yang ada. Karena siswa terlalu sibuk dengan kegiatan simulasi mereka dan

sering mengabaikan materi yang disampaikan guru.

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa dengan

menggunakan metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa

terhadap mata pelajaran IPS materi mengenal cara menghadapi bencana alam pada

siswa Kelas VI SD Negeri Tegalkuniran No. 185 Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil evaluasi pada

Siklus I siswa tuntas sebanyak 11 siswa (64,71%) dan siswa yang tidak tuntas

sebanyak 6 siswa (35,29%). Adapun nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 67,82

dengan ketnntasan secara klasikal sebesar 64,71%. Hasil evaluasi siklus II siswa

yang dinyatakan tuntas sebanyak 15 siswa (88,23%), dan yang dinyatakan tidak

tuntas sebanyak 2 siswa (11,76%) dengan nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu

75,41. Dengan demikian pelaksanaan siklus II ini telah memenuhi target sesuai

dengan indikator penelitian yaitu ketuntasan secara klasikal minimal 80% sudah

terpenuhi.

B. Implikasi

Penelitian ini mampu memberikan gambaran tentang peningkatan proses

pembelajaran IPS kompetensi dasar mengenal cara menghadapi bencana melalui

metode pembelajaran simulasi. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari pengaruh

guru, siswa, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Metod

pembelajaran yang tepat akan menghasilkan proses dan hasil pembelajaran yang

baik, begitu juga dengan factor yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Kemampuan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan

dan sumber belajar yang tepat juga akan memudahkan siswa menyerap pelajaran

sehingga lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu persiapan

pembelajaran yang tepat juga akan berdampak pada proses pembelajaran yang baik.

Suatu pemahaman terhadap materi pelajaran akan meningkat dengan metode

dan media yang tepat. Guru memang harus pandai memilih metode dan media yang

84

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

akan digunakan sebelum mengajar agar menghasilkan proses dan hasil yang baik.

Metode dan media yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang akan

disampaikan dalam pelajaran. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dan pemahaman siswa tentang cara menghadapi bencana alam dapat

ditingkatkan dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi

C. Saran

Dari kesimpulan tersebut di atas, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru

dalam meningkatkan pembelajaran khususnya meningkatkan hasil belajar siswa,

peneliti menyarankan beberapa hal antara lain :

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah dapat menerapkan

kebijakan dalam hal penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang

kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran simulasi, misalnya

penyediaan laboratorim maupun perangkat pembelajaran lainnya.

b. Kepala sekolah hendaknya selalu melakukan sepervisi kunjungan kelas,

sehingga dapat mengetahui kendala-kendala yang dialami guru dalam

prlaksanaan pembelajaran.

c. Kepala sekolah hendaknya selalu memberikan motivasi kepada guru untuk

menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran yang salah satunya

adalah metode simulasi, sehingga proses pembelajaran tidak berpusat pada

guru saja.

2. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru dalam pembelajaran dengan penggunaan metode simulasi,

guru harus lebih mempersiapkan perencanaan lebih matang dan

mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi. Khususnya pada metode

simulasi, guru membutuhkan alat bantu yang detail dan rumit. Guru

sebaiknya juga memberi penjelasan dan pemahaman yang jelas ketika

pemberian tugas, agar siswa dapat menyelesaikan sesuai dengan yang

diharapkan guru

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAL CARA …/Upaya...bencana alam melalui metode simulasi pada siswa kelas vi sd negeri tegalkuniran no. 185 kecamatan jebres

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

b. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru dalam upaya meningkatkan

pemahaman kognitif siswa melalui penggunaan metode pembelajaran

simulasi, sehingga kualitas dan mutu pembelajaran dapat ditingkatkan.

c. Hendaknya guru dalam melakukan pembelajaran simulasi perlu

menyesuaikan dengan kometensi dasar yang akan diajarkan, sehingga

pembelajaran simulasi yang dilaksanakan sesuai dengan materi yang akan

dipelajari oleh siswa.

d. Hendaknya guru dalam melaksanakan pembelajaran simulasi dapat

melibatkan siswa dalam tindakan nyata, misalnya melakukan kerja bakti di

halaman sekolah maupun menggalang dana sumbangan untuk membantu

korban bencana alam.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya para siswa lebih meningkatkan motivasi belajar, sebab terbukti

bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik adalah siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi.

b. Hendaknya siswa dapat memanfaatkan perkembangan teknologi informasi

untuk mencari bahan atau materi pelajaran melalui media internet maupun

media surat kabar dan televisi, sehingga siswa dapat memahami materi yang

disampaikan oleh guru berdasarkan pengalaman yang dialaminya.