UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU …...2020/06/13 · Subyek penelitian yaitu guru-guru kelas V...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU …...2020/06/13 · Subyek penelitian yaitu guru-guru kelas V...
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
139 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU KELAS V MELALUI
KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK INDIVIDUAL
DI GUGUS INTI II KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Waswat
ABSTRAK
Kompetensi guru khususnya guru kelas V dalam mengajar di Gugus
Inti II Kecamatan Palaran Kota Samarinda masih rendah. Untuk
meningkatkan kompetensi guru kelas V dalam mengajar di Gugus
Inti II Kecamatan Palaran Kota Samarinda maka diperlukan
tindakan sebagai langkah perbaikan, dengan melaksanakan kegiatan
penelitian tindakan sekolah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam mengajar. Subyek penelitian yaitu guru-guru
kelas V di Gugus Inti II Kecamatan Palaran Kota Samarinda Tahun
Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 6 orang. Teknik pengumpulan
data menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Validitas data
dilakukan dengan triangulasi. Analisis data menggunakan teknik
deskriptif kualitatif, sedangkan penilaian terhadap kriteria kualitas
pelaksanaan proses belajar mengajar dari guru yang diamati dan
diobservasi dengan rentang skor antara 1 sampai dengan 25. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peningkatan komptensi guru dalam
mengajar dinilai melalui 4 aspek penilaian yaitu perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan pengawasan proses pembelajaran
menunjukkan peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya.
Rata-rata hasil penilaian terhadap 4 aspek penilaian kompetensi
guru dalam mengajar pada setiap siklusnya dapat dijelaskan bahwa
pada kondisi awal sebesar pada kondisi awal sebesar 54,78 masuk
dalam kriteria (K), pada siklus kedua 73,36 masuk dalam kriteria
(C) dan pada siklus terakhir sebesar 90,59 dan masuk dalam kriteria
nilai (B). Kesimpulannya adalah pelaksanaan supervisi akademik
dengan teknik individual ditunjang dengan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas terbukti mampu meningkatkan kompetensi guru
kelas V di Gugus Inti II Kecamatan Palaran Kota Samarinda Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: supervisi, teknik individual, kompetensi
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya, guru sebagai profesi menyandang
persyaratan tertentu sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
140 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru
dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan
dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru.
Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan
pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru
sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya.
Pembelajaran akan berhasil dengan baik bila pembelajaran itu mampu
menggali kemampuan siswa dalam eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi sehingga
siswa betul-betul memahami materi yang telah dipelajari. Demikian pula dalam
mengakhiri pembelajaran, seorang guru harus menanamkan kesan yang mendalam
bagi siswa sehingga materi itu betul-betul dikuasai dan dipahami siswa, guru
membuat umpan balik sesuai materi yang dipelajari secara proporsional, serta
bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian, supervisi akademik
merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah
dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses belajar dan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar.
KAJIAN PUSTAKA
Konsep Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik
tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.
Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru
dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam
kelas?, apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?,
aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang
bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah dilakukan oleh guru dalam
mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana
cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
Tujuan supervisi akademik di antaranya adalah membantu guru
mengembangkan kompetensinya,mengembangkan kurikulum, mengembangkan
kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK)
(Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).
Teknik Supervisi kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga,
sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
141 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi
satu/bersama-sama.
Supervisi akademik juga mencakup buku kurikulum, kegiatan belajar
mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervisi akademik tidak
kalah pentingnya dibanding dengan supervisi administratif. Sasaran utama
supervisi edukatif adalah proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan
mutu proses dan mutu hasil pembelajaran.
Seorang pengawas sekolah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi
harus menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan,
sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan. Secara umum
kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi umum dan
supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis
administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas pembelajaran.
Teknik-teknik supervisi
Menurut Purwanto (2004:120-122), secara garis besar cara atau tehnik
supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik
individual. Teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara
perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: Mengadakan
kunjungan kelas (classroom visition), Mengadakan kunjungan observasi
(observation visits), Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari
pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa, Membimbing
guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum
sekolah. Teknik Kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, Mengadakan pertemuan atau
rapat (meetings), Mengadakan diskusi kelompok (group discussions),
Mengadakan penataran-penataran (inservice-training).
Standar Kompetensi Guru
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang
diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan
formal maupun pengalaman.Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar
kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.
Depdiknas (2004: 4) tujuan adanya standar kompetensi guru adalah sebagai
jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang
bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara
efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap
proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya.
Hipotesis Tindakan Penelitian
Hipotesis dari pelaksanaan tindakan penelitian ini yaitu pelaksanaan
supervisi oleh pengawas sekolah menggunakan teknik individual dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar di Gugus Inti II Kecamatan
Palaran Kota Samarinda Tahun 2015/2016.
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
142 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gugus Inti II Kecamatan Palaran Kota Samarinda
yang terdiri dari 6 sekolah yaitu SDN 005, SDN, 006, SDN 014, SDN 015,
SDN 016, dan SDN 020.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 (empat) bulan yaitu dari bulan Januari
2016 s.d. Maret 2016. Penjelasan secara rinci mengenai waktu pelaksanaan
penelitian dapat dilihat pada bagian lampiran 2 penelitian tindakan sekolah ini.
Jenis Penelitian
Peneltian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dan
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini merupakan tindakan yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar. Tindakan yang dilakukan adalah
melaksanakan supervisi akademik yang dilaksanakan dalam 2 siklus tindakan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah pendekatan
deskriptif. Apabila datanya telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua
kelompok data, yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif
yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-
kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk
menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif
(Arikunto, 2006).
Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (1998:115), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru kelas V di
Gugus Inti I Kecamatan Dusun Selatan pada Tahun Pelajaran 2009/2010yang
berjumlah 6 orang guru.
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui
kompetensi guru dalam mengajar dengan lengkap menggunakan format
observasi yang telah dipersiapkan.
2. Dokumentasi, dipergunakan mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian (Arikunto, 2006 : 206).
Alat Pengumpulan Data
1. Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengetahui peningkatan
kompetensi guru dalam mengajar.
2. Dokumentasi, dipergunakan mencari data mengenai hal- hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya
(Arikunto, 2006:206).
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
143 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
Prosedur Penelitian
Penjelasan secara rinci tentang pelaksanaan kegiatan penelitian pada tiap
siklusnya sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Siklus I
Perencanaan
1. Menyiapkan perlengakapan administrasi penelitian(Form Observasi dll)
2. Menetapkan waktu pelaksanaan pertemuan
3. Menyiapkan tempat dan perlengkapan pertemuan
Pelaksanaan
1. Pada awal pertemuan siklus 1 (pertama) ini peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya penetlitian tindakan sekolah ini.
2. Menyampaikan kepada guru-guru administrasi yang mesti disiapkan yang
sebelumnya sudah di informasikan.
3. Peneliti melakukan diskusi dan menyampaikan kepada guru-guru apa yang
harus disiapkan sebelum melaksanakan tugas di dalam kelas dalam rangkan
persiaan pembelajaran yang berhubungan dengan kinerja guru atau
peningkatan kompetensi guru.
4. Peneliti/supervisor menyiapkan instruman yang digunakan dalam supervisi dan
bukti fisik dikumpulkan untuk di nilai
Observasi
1. Selama pelaksanaan rapat/pertemuan dilakukan obsrvasi:
a. Perhatian para guru mengikuti acara rapat/pertemuan
b. Hasil kerja guru-guru berupa bukti fisik perlengkapan pembelajaran (prota,
promes, Silabus, RPP, bahan ajar, Analisis hasil belajar siswa)
2. Mengisi formulir isian sesuai tagihan yang diperlukan
Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil pengamatan pada siklus I ini, akan diadakan
perbaikan-perbaikan baik cara maupun kelengkapan instrumen yang masih kurang
di siklus I ini akan di perbaiki dan dilengkapi pada siklus berikutnya.
Siklus II
Perencanaan
1. Menyiapkan perlengkapan administrasi penelitian(Form Observasi )
2. Menetapkan waktu pelaksanaan pertemuan
3. Menyiapkan tempat dan perlengkapan pertemuan
Pelaksanaan
1. Pada awal pertemuan siklus 2 (dua) ini peneliti menyampaikan tujuan
dilaksanakannya penetlitian tindakan sekolah ini.
2. Menyampaikan kepada guru-guru administrasi yang mesti disiapkan yang
sebelumnya sudah di informasikan.
3. Peneliti melakukan diskusi dan menyampaikan kepada guru-guru apa yang
harus disiapkan sebelum melaksanakan tugas di dalam kelas dalam rangkan
persiaan pembelajaran yang berhubungan dengan kinerja guru atau
peningkatan kompetensi guru.
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
144 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
4. Peneliti/supervisor menyiapkan instruman yang digunakan dalam supervisi dan
bukti fisik dikumpulkan untuk di nilai
Observasi
1. Selama pelaksanaan rapat/pertemuan dilakukan obsrvasi:
a. Perahtian para guru mengikuti acara rapat/pertemuan
b. Hasil kerja guru-guru berupa bukti fisik perlengkapan pembelajaran (prota,
promes, Silabus, RPP, bahan ajar, Analisis hasil belajar siswa)
2. Mengisi formulir isian sesuai tagihan yang diperlukan
Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil pengamatan pada siklus II ini, akan
ditentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan penelitian, dan apabila
hasilnya sudah memenuhi kriteria keberhasilan maka penelitian dinyatakan
selesai dan tuntas pada siklus kedua, apabila hasil belum memenuhi kriteria
keberhasilan maka akan ditentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus
selanjutnya.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis data hasil pengamatan dan administrasi perangkat
pembelajaran guru-guru dalam 4 aspek-aspek penilaian yang telah ditetapkan dan
setelah di analisis maka dapat digambarkan pada grafik dibawah ini.
Siklus Pertama
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Perencanaan
Proses pembelajaran sebagaimana grafik di bawah ini.
Gambar 1. Grafik Peningkatan Kompetensi Guru
pada Aspek Perencanaan Proses Pembelajaran
1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Pelaksanaan Proses
pembelajaran sebagaimana grafik di bawah ini.
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
145 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
Gambar 2. Grafik Peningkatan Kompetensi Guru
pada Aspek Pelaksanaan Proses Pembelajaran
2. Penilaian Hasil Belajar
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Penilaian Hasil
Belajar sebagaimana grafik di bawah ini.
Gambar 3. Grafik Peningkatan Kompetensi
Guru pada Aspek Penilaian Hasil Belajar
3. Pengawasan Proses Pembelajaran
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Pengawasan Proses
Pembelajaran sebagaimana grafik di bawah ini.
Gambar 4. Grafik Peningkatan Kompetensi Guru
pada Aspek Pengawasan Proses Pembelajaran
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
146 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
Siklus Kedua
1. Perencanaan Proses pembelajaran
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Perencanaan Proses
pembelajaran sebagaimana grafik di bawah ini.
pada Aspek Perencanaan Proses Pembelajaran
Gambar 5. Grafik Peningkatan Kompetensi Guru
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Pelaksanaan Proses
pembelajaran sebagaimana grafik di bawah ini.
Gambar 6. Grafik Peningkatan Kompetensi Guru
pada Aspek Pelaksanaan Proses Pembelajaran
3. Penilaian Hasil Belajar
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Penilaian Hasil
Belajar sebagaimana grafik di bawah ini.
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
147 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
Gambar 7. Grafik Peningkatan Kompetensi
Guru pada Aspek Penilaian Hasil Belajar
4. Pengawasan Proses Pembelajaran
Dalam bentuk grafik peningkatan kompetensi guru dalam Pengawasan Proses
Pembelajaran sebagaimana grafik di bawah ini.
Gambar 8. Grafik Peningkatan Kompetensi Guru
pada Aspek Pengawasan Proses Pembelajaran
PEMBAHASAN
Dari paparan di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi Pengawas
Sekolah terbukti dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran bagi
guru-guru di kelas V di sekolah binaan peneliti. Dari uraian dan penjelasan serta
analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. Pentingnya supervisi oleh Pengawas Sekolah yang di dalamnya bermuatan
daya upaya yang akurat guna meningkatkan kemampuan, kinerja maupun
prestasi guru khususnya dalam mengelola proses pembelajaran.
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
148 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
2. Kemampuan Pengawas Sekolah dalam mendayagunakan antarkomponen
penting terkait dengan upaya peningkatan kemampuan, kinerja maupun
prestasi guru khususnya dalam mengelola proses pembelajaran.
3. Meningkatnya kompetensi guru kelas V di sekolah binaan peneliti dalam
mengelola proses pembelajaran, tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran
Pengawas Sekolah yang di dalamnya secara bertanggung jawab, yang
diaktualisasikan pada tindakan-tindakan nyata yang bersifat preventif
(mencegah), membimbing, mengarahkan, dan menjadi rekan sejawat nan bijak
dalam memenuhi setiap kebutuhan guru dan siswa dalam rangka mencapai
suatu perubahan yang diinginkan.
4. Dengan berkembangnya perilaku-perilaku baik seperti di atas, maka terjadilah
suatu perubahan ke arah yang dinginkan oleh masing-masing. Kepiawaian
Pengawas Sekolah dalam memilih tingkat resiko, baik secara ekonomis
maupun material, dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
pemborosan, lebih meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran.
Termasuk masalah yang kompleks dan tidak mudah dalam menyelesaikan
kasus pengelolaan proses pembelajaran. Terlebih lagi ketika masalah itu berkaitan
dengan kualitas pengelolaan proses pembelajaran. Sudah menjadi rumus yang
baku untuk bisa berlangsungnya hal itu diperlukan segala sesuatunya yang
berkualitas, baik SDM guru, material, maupun proses berlangsungnya. Dalam
rangka mengupayakan kualitas ini, peran serta Pengawas Sekolah akan sangat
mewarnai peran serta guru dan siswa. Supervisi merupakan bagian integral dari
kemampuan profesional Pengawas Sekolah yang berkualitas. Tanpa
berkemampuan melakukan supervisi, mustahil Pengawas Sekolah di Gugus Inti II
Kecamatan Palaran Kota Samarindaberhasil meningkatkan kualitas kemampuan,
kinerja dan prestasi guru-guru dalam mengelola proses pembelajaran.
KESIMPULAN
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus.
Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan supervisi dengan teknik dan pendekatan individual ditunjang
dengan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas terbukti mampu meningkatkan
kompetensi guru-guru kelas V dalam mengajar di Gugus Inti II Kecamatan
Palaran Kota Samarinda.Rata-rata hasil penilaian terhadap 4 aspek penilaian
kompetensi guru dalam mengajar pada setiap siklusnya dapat dijelaskan bahwa
pada kondisi awal sebesar 54,78 masuk dalam kriteria (K), pada siklus kedua
73,36 masuk dalam kriteria (C) dan pada siklus terakhir sebesar 90,59 dan
masuk dalam kriteria nilai (B).
SARAN
Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dalam
rangka perbaikan pelaksanaan program tindakan selanjutnya ada beberapa hal
yang perlu mendapatkan perhatian seperti, Untuk perbaikan kompetensi guru-
guru dalam mengajar disarankan untuk mengunakan beberapa supervisi
termasuk teknik individual dengan pendekatan kunjungan kelas. Dalam
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
149 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
penerapan teknik supervisi agar tidak terpaku pada satu teknik saja, sebaiknya
mencoba teknik yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
_______. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
_______. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Cherrington, J. David, 1995. The Management of Human Resource, New
Jersey:Prentice Hall International, Inc.
Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford
University Press.
Ibrahim Bafadal. 2003. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya Dalam
Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Lucio, Wiliam H. dan Mc Neil John D. 1979. Supervision in thought and Action.
McGraw-hill book Co., Ny.
Majid, Abdul. 2005. Perencaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya
Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik,
Implementasi, dan Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2004. Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004, (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: UM Press.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior. New Jersey: Pearson
Education International.
(BORNEO, Volume XI, Nomor 2, Desember 2017
150 BORNEO, Volume XIII, Nomor 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Pendidikan
LPMP Kalimantan Timur
Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur
Volume XIII Nomor 1, bulan Juni 2019. Halaman 139-150
ISSN: 1858-3105
BORNEO
Robotham, David. 1996. Competences: Measuring The Immeasurable,
Management Development Review, Vol 9, No.5.
Sergiovanni J., Thomas. 1987. The Principalship a Reflective Practice
Perspective. Bosto: Allyn and Bacon, Inc.
Sofo. Francesco. 1999. Humen Resource Development, Perspective, Roles and
practice Choice. Business and Professional Publishing, Warriewood, NWS.
Spencer, Lyle M., Jr & Signe M.,Spencer. 1993. Competency at Work: Model for
Superior Performance. John Wiley & Sons .Inc
Sudjana. 1982. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Transito.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Jakarta: Hikayat Publishing.
Tilaar.H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional, Dalam
Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Bandung: Citra Umbara.
Usman, Moh. Uzer. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.