UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DOSEN MELALUI KOMITMEN ...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DOSEN MELALUI KOMITMEN ...
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
240 ISBN : 978-602-14119-1-9
UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DOSEN MELALUI KOMITMEN
PERUBAHAN RADIKAL
(Studi Empirik pada Perrguruan Tinggi Swasta Di Jawa Tengah)
Suparjo
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Email: ........................................
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk membangun model teoretikal dasar dan model
empirik kinerja dosen melalui komitmen perubahan radikal. Untuk hal tersebut maka
dilakukan dengan cara membuktikan dan menganalisis pengaruh kepuasan sistem
kompensasi, kepuasan pada pekerjaan itu sendiri, dan kepuasan pada pelatihan dan
pengembangan terhadap komitmen perubahan radikal. Peningkatan komitmen perubahan
radikal diharapkan dapat meningkatkan kompetensi profesional, danpada gilirannya akan
meningkatkan kinerja dosen. Populasi penelitian ini sebanyak 1071 dosen tetap pada
Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah dengan mengambil sampel sejumlah 220
responden. Teknik analisis yang digunakan Structural Equation Model (SEM) dengan
software Amos Versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan model fit
dengan data. Penelitian ini mampu menghasilkan model kinerja dosen, dengan komitmen
perubahan radikal berperan sebagai variabel intervening. Hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menunjukkan pengaruh positif dan signifikan variabel kepuasan pada sistem
kompensasi, kepuasan pada pekerjaan itu sendiri, dan kepuasan pada pelatihan dan
pengembangan terhadap kinerja dosen. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
komitmen perubahan radikal dan kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja dosen. Selanjutnya, hipotesis kelima yang menyatakan kepuasan pada
pelatihan dan pengembangan berpengaruh positip terhadap komitmen perubahan radikal
ditolak. Temuan baru dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kinerja dosen pada
Perguruan Tinggi Swasta di Privinsi Jawa Tengah, diperlukan adanya kompetensi provesional
yang tinggi, komitmen perubahan radikal, kepuasan pada pekerjaan itu sendiri dan kepuasan
pada sistem kompensasi.
Kata kunci : Kepuasan kerja, komitmen perubahan radikal, kompetensi profesional,
kinerja dosen.
PENDAHULUAN
Dewasa ini yang terjadi pada
Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Tengah
dapat dikatakan bahwa komitmen dosen
terhadap organisasi /PTS dimana ia bekerja
menjadi persoalan yang serius. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat turnover (
perputaran) tenaga dosen dari tahun ke
tahun yang relatif tinggi. Berdasarkan data
pada tabel 1 menunjukkan perputaran
(turnover) dosen tetap selama kurun waktu
sepuluh tahun menunjukkan angka yang
cukup tinggi, hal ini menunjukkan kondisi
yang kurang baik. Turnover menurut
Podsakoff and LePine (2007) ,adalah isu
yang cukup signifikan terhadap strategi
organisasi dewasa ini. Pendapat tersebut
juga didukung oleh Sagie, Birati and
Tziner (2002), yang menyatakan adanya
turnover karyawan yang tinggi dapat
merugikan karena menimbulkan berbagai
potensi biaya, seperti biaya pelatihan dan
pengembangan yang sudah diinvestasikan,
tingkat kerja yang harus dikorbankan
karena perginya karyawan yang telah
mendapatkan pelatihan, serta biaya
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ISBN : 978-602-14119-1-9 241
rekruitmen dan pelatihan kembali untuk
mengisi tempat yang ditinggalkan
karyawan yang telah pergi.
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa dan Dosen
Tetap PTS di Jawa Tengah
Tahun 2001-2012
Tahun
Akademik
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Dosen
2000/2001
2001/2002
2002/2003
2003/2004
2004/2005
2005/2006
2006/2007
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
2011/2012
166.089
172.098
144.479
167.028
172.225
169.711
152.664
168.566
221.744
186.649
211.691
241.706
6.126
6.753
8.417
11.904
12.270
9.011
8.550
8.672
6.982
9.189
10.728
9.778
Sumber : Kopertis Wil.VI
Penelitian pendahuluan pada lima
Perguruan Tinggi Swasta yang telah
dilakukan menunjukkan bahwa rendahnya
komitmen terhadap organisasi khususnya
tenaga dosen disebabkan adanya
ketidakpuasan mereka terhadap
organisasinya. Hal ini ditunjukkan oleh
tingginya turnover tenaga dosen tetap,
terutama bagi mereka yang telah lulus
dalam menempuh pendidikan yang lebih
tinggi. Beberapa alasan yang muncul di
antaranya : a) memperoleh penghasilan
yang lebih tinggi, b) diterima menjadi
pegawai negeri sipil kemudian pindah ke
lembaga pemerintah , c) memperoleh
fasilitas lain yang lebih baik di lembaga
lain , d) ada masalah dengan PTS dimana
dosen bekerja, e) faktor keluarga, f) jarak
tempat kerja dan lain sebagainya.
Terdapat perbedaan hasil penelitian
mengenai pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja karyawan seperti tabel 2.
Tabel 2. Research Gap
Research Gap Hasil Peneliti Metode
Terdapat perbedaan
temuan hasil
penelitian pengaruh
kepuasan kerja
terhadap kinerja
karyawan.
Signifikan
Positif. Christen, et al., (2006).
Jolanta ŽEMGULIENĖ (2012)
Mahmood, Nasir et al., (2012).
Yaping Gong et al.,, (2009).
Daniel S.Whitman et al., (2010)
SEM
SEM
SEM
Regresi
Regresi
Tidak
Signifikan
Positif.
Miles, (1986).
Sohi, (1996)
Regresi
SEM
Sumber : berbagai penelitian diolah kembali (2014).
Berdasarkan uraian dalam latar
belakang masalah di atas, maka rumusan
masalahnya adalah: “Bagaimana
membangun model upaya meningkatkan
kinerja dosen melalui komitmen
perubahan radikal pada Perguruan Tinggi
Swasta di Jawa Tengah?
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengaruh kepuasan pada sistem
kompensasi terhadap komitmen
perubahan radikal dan kinerja dosen
Penelitian Albrecht et al., (1991)
menyatakan bahwa tekanan kerja yang
berasal dari organisasi seperti gaji yang
diterima, gaya supervisor, serta
kemungkinan pelatihan-pelatihan dan
pengembangan karier di masa depan
merupakan tekanan yang cukup dirasakan
oleh karyawan sehingga dapat
menyebabkan turunnya kepuasan kerja
(job satisfaction). Kepuasan kerja
merupakan orientasi individu yang
berpengaruh terhadap peran pekerja dalam
bekerja. Menurut Robbins (2002) kepuasan
kerja merupakan sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya yaitu
selisih antara banyaknya ganjaran yang
diterima seorang pekerja dengan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
242 ISBN : 978-602-14119-1-9
banyaknya yang mereka yakini seharusnya
yang mereka terima. Oleh karena itu
kepuasan kerja dipengaruhi oleh variabel-
variabel yang dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu 1)
karakteristik pekerjaan, 2) karakteristik
organisasi, dan 3) karakterisik
individu/pekerja. Menurut penelitian
Davis (1951) dalam Chang (2007),
kepuasan kerja dapat membuat karyawan
mencapai tujuan organisasi, lebih tertarik
dalam pekerjaan, dan merasa terhormat
untuk menjadi bagian dari mereka
organisasi.
Gunz (1994), mengemukakan
bahwa pada dasarnya komitmen profesi
dapat ditingkatkan dengan meningkatnya
komitmen organisasi, akan tetapi konflik
antara organisasi dan profesional dapat
menurunkan komitmen profesi selama
tidak ada kepuasan dengan pekerjaan
terutama kepuasan yang tinggi adanya
pendapatan.
McDonald and Smith (1995)
menyatakan bahwa penilaian kinerja
memiliki kaitan erat dengan sistem
pengupahan, dimana setiap kontribusi
karyawan selaras dengan penghargaan
(reward) yang akan diberikan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa pengupahan berbasis
kinerja dan pengukuran kinerja yang
akurat, akan menjadi alat penting
organisasi dalam mencapai keunggulan
organisasi. Ditekankan pula bahwa sistem
pengupahan harus mendorong perubahan
budaya yang berorientasi pada kerja tim
dan fokus pada pelanggan.
Hipotesis 1 : Kepuasan pada sistem
kompensasi berpengaruh positif
terhadap komitmen perubahan
radikal.
Hipotesis 2 : Kepuasan pada sistem
kompensasi berpengaruh positif
terhadap kinerja dosen.
Pengaruh kepuasan pada pekerjaan itu
sendiri (work itself) terhadap komitmen
perubahan radikal dan kinerja dosen
Hackman and Oldham (1980),
mengemukakan ada pengaruh positif
antara karakteristik pekerjaan terhadap
komitmen. Karakteristik pekerjaan
diantaranya variasi ketrampilan (aktivitas
yang berbeda diperlukan untuk menangani
pekerjaan yang melibatkan berbagai
ketrampilan dan bakat sehingga
menghindari kebosanan dan kesalahan
akibat rasa jenuh), otonomi (pegawai
mempunyai kemerdekaan , kebebasan, dan
kebijaksanaan dalam perencanaan dan
pelaksanaan kerja), identitas tugas (pekerja
menyelesaikan pekerjaan teridentifikasi
dari kerja sehingga mereka berhak atas
hasil kerja), signifikansi tugas (pekerja
meyakini pekerjaannya penting bagi orang
lain di dalam maupun di luar organisasi),
umpan balik (mhasil kegiatan kerja dapat
menginformasikan secara jelas dan
langsung keefektifan dari kinerja pegawai).
Penelitian Shah et al.,(2012) menyatakan
bahwa pekerjaan itu sendiri berpengaruh
signifikan terhadap komitmen
organisasional.
Yousef (2002) meneliti 361 pekerja
di UAE, menyimpulkan bahwa job
satisfaction berpengaruh terhadap affective
commitment dengan arah positif dan kuat,
sedangkan pengaruh job satisfaction
terhadap low alternative commitment dan
high sacrifice commitment dengan arah
positif tetapi lemah. Hal ini disebabkan
affective commitment berangkat dari
keinginan karyawan itu sendiri untuk tetp
berada dalam organisasi karena adanya
keinginan yang hendak dicapai yakni
tujuan jangka menengah atau jangka
panjang yang menjadi targetnya. Semakin
tinggi job satisfaction karyawan maka
semakin kuat keinginan karyawan untuk
tetap berada di dalam organisasi.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ISBN : 978-602-14119-1-9 243
Hipotesis 3 : Kepuasan pada pekerjaan
itu sendiri (work it self)
berpengaruh positif terhadap
komitmen perubahan radikal.
Hipotesis 4 : Kepuasan pada pekerjaan
itu sendiri (work it self)
berpengaruh positif terhadap
kinerja dosen.
Pengaruh kepuasan pada pelatihan dan
pengembangan karyawan terhadap
komitmen perubahan radikal dan
kinerja dosen
Jun at al., (2005) menegaskan
katagori Baldrige yang kelima
menekankan pentingnya pengembangan
sumber daya manusia, selain itu dalam
penelitian ini menyimpulkan bahwa
pelatihan kerja dapat dijadikan salah satu
bentuk kompensasi dan merupakan faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja.
Kepuasan kerja karyawan sebagai salah
satu faktor yang akan meningkatkan
kualitas hasil kerja dan meningkatkan daya
saing organisasi.
Rodriues (1994) menyatakan
peningkatan kesejahteraan karyawan dan
profitabilitas dapat dicapai seiring dengan
peningkatan kompetensi para pekerja, dan
proses terbentuknya budaya kerja otonom,
melalui proses distribusi kewenangan
dapat lebih cepat terjadi bila kemampuan
para pekerja dan fleksibilitasnya dapat
ditingkatkan. Blackburn and Rosen (1993)
menjelaskan perusahaan-perusahaan
penerima penghargaan Baldrige memiliki
fokus program pelatihan yang
komprehensif pada peningkatan kualitas
yang didukung oleh top manajemen.
Perubahan lingkungan, dan pasar, harus
direspon dengan pelatihan-pelatihan yang
mendorong terciptanya perubahan budaya
yang paling sesuai dengan organisasi.
Druckman and Bjork (1994)
mengemukakan program-program
pelatihan harus diukur kinerja jangka
panjangnya dengan mengkaitkan pada
konteks indikator kinerja yang lebih nyata.
Selanjutnya dijelaskan, dalam kondisi
pasar tenaga yang sangat susah
mendapatkan orang yang berkopeten dan
mengerti proses bisnis, maka investasi
pelatihan-pun harus diimbangi dengan
strategi retensi yang tepat. Budaya
berorientasi pasar bukan sekedar menuntut
karyawan untuk meingkatkan kompetensi
sesuai kebutuhan bisnis, tetapi di sisi lain
perusahaan harus mengantisipasinya
dengan strategi retensi untuk melindungi
talent-talent terbaiknya mengingat semakin
tingginya kompetisi untuk mendapatkan
karyawan yang berkualitas (Timo and
Davidson, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu,
maka hipotesis ke 5 dan ke 6 yang diajukan
adalah :
Hipotesis 5 : Kepuasan pada pelatihan
dan pengembangan berpengaruh
positif terhadap komitmen
perubahan radikal.
Hipotesis 6 : Kepuasan pada pelatihan
dan pengembangan berpengaruh
positif terhadap kinerja dosen.
Pengaruh komitmen perubahan radikal
terhadap kompetensi profesional dan
kinerja dosen.
Grenberg and Baron (2003),
mengemukakan bahwa komitmen adalah
kekuatan dalam alam pikiran seorang
anggota, yang berasal dari hasil proses
identifikasi diri seorang anggota team
kepada team-nya, yang menghasilkan
keterlibatan yang tinggi terhadap
pelaksanaan tugas, sehingga anggota team
tersebut berkeinginan untuk tetap menjadi
anggota team. Sementara, perubahan
terjadi setiap saat, karena itu perubahan
harus diciptakan setiap saat pula, bukan
sekali-sekali. Setiap satu perubahan kecil
dilakukan seseorang maka akan terjadi
pula perubahan-perubahan lainnya.
Pembelajaran memfasilitasi
perubahan perilaku yang menuntun untuk
peningkatan kinerja, dimana pembelajaran
organisasional diarahkan oleh suatu visi
bersama yang memfokuskan energi dari
anggota organisasi dalam rangka
menciptakan nilai yang lebih (superior
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
244 ISBN : 978-602-14119-1-9
value) bagi pelanggan (Narver and Slater,
1995). Selanjutnya Back dalam Marquardt
and Reynolds (1994) menyatakan bahwa
pembelajaran organisasional adalah
organisasi yang memberikan fasilitas
pembelajaran dan pengembangan pribadi
kepada semua anggotanya dan pada saat
yang bersamaan orgnaisasi secara terus-
menerus mengubah dirinya sendiri.
Chaston and Badger (1999)
menyatakan bahwa fungsi pembelajaran
organisasional merupakan antaseden dari
kompetensi organisasi. Pembelajaran
membawa anggota organisasi beserta
sumberdaya lainnya bersama-sama
membangun proses dimana kompetensi
dibentuk, dan karyawan secara
berkelanjutan menerapkan pengetahuan
dan keahliannya untuk masalah-masalah
strategis atau operasional sehingga
pengetahuan yang lebih dalam terbangun,
yang selanjutnya akan meningkatkan
kompetensi.
Hipotesis 7 : Komitmen perubahan
radikal berpengaruh positif
terhadap kompetensi profesional
Hipotesis 8 : Komitmen perubahan
radikal berpengaruh positif
terhadap kinerja dosen.
Pengaruh Kompetensi profesional
terhadap kinerja dosen.
Bogner and Thomas (1994),
mengemukakan bahwa kompetensi inti
sebagai keahlian khusus yang dimiliki
perusahaan dan pengetahuan yang
diarahkan unuk mencapai tingkat kepuasan
konsumen yang lebih tinggi dibanding
pesaingnya. Menurut Hamel (1994), bahwa
kompetensi adalah keahlian yang
memungkinkan perusahaan mencapai
dasar-dasar customer benefits melalui
pembentukan, peningkatan, pembaharuan
dan penggunaan sumberdaya yang
membawa pada keunggulan bersaing yang
berkelanjutan.
Henderson and Cocburn (1994),
menjelaskan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dan pengetahuan perusahaan
yang menjadi dasar pemecahan masalah
perusahaan sehari-hari. Kompetensi
(competence) sebagai salah satu dari
sumber daya yang penting dalam
perusahaan karena perusahaan memerlukan
kompetensi untuk digunakan dengan
sumber daya lain. Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu, maka hipotesis ke 9
yang diajukan adalah :
Hipotesis 9 : Kompetensi profesional
berpengaruh positif terhadap
kinerja dosen.
Model penelitian empirik
Model penelitian empirik dapat dilihat
pada Gambar 1.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah adalah
fundamental research atau basic research.
Penelitian dasar dilakukan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, hasilnya
memberikan dasar untuk pengetahuan dan
pemahaman yang dapat dijadikan sumber
metode, teori, dan gagasan yang dapat
diaplikasikan pada penelitian selanjutnya.
Pengukuran Variabel
■ Kepuasan pada Sistem Kompensasi,
diukur dengan indikator :
Kontribusi pegawai selaras dengan
penghargaan (reward) (X1).
Imbalan mampu meningkatkan
perilaku positif (X2).
Penghasilan dapat memenuhi
kebutuhan hidup (X3)
Sistem kompensasi menampung
dinamika pekerjaan yang ada (X4).
Kesesuaian /keadilan dalam perlakuan
maupun penghargaan (X5).
(Wheelen and Hunger 2002; Garvin
2000; Nonaka and Takeuchi 1995)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ISBN : 978-602-14119-1-9 245
Gambar 1. Model Penelitian Empirik
Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini (2014)
■ Kepuasan pada Pekerjaan itu Sendiri,
diukur dengan indikator :
Kenikmatan akan pekerjaan (X6).
Peran serta dalam pekerjaan (X7).
Pekerjaan mempunyai nilai penting
(X8).
Pekerjaan memberi motivasi untuk
maju (X9).
Penggunaan kemampuan secara
penuh dalam pekerjaan (X10).
(Argyris and Schön 1978; Chiva and
Joaquín 2005)
■ Kepuasan pada Penelitian dan
Pengembangan, diukur dengan
indikator:
Jenis dan manfaat kegiatan
pelatihan (X11).
Tujuan dan kaitan kegiatan
pelatihan dengan kinerja (X12).
Efektifitas kegiatan pelatihan
(X13).
Macam dan frekfensi kegiatan
pengembangan lain (X14).
Partisipasi dalam kegiatan pelatihan
(X15).
(Martins and Martins 2002; Kylen and
Shani 2002);
■ Komitmen Perubahan Radikal,
diukur dengan indikator :
Dukungan terhadap sasaran dan
nilai-nilai dalam organisasi (X16).
Ide dan gagasan baru (X17).
Kesangupan melakukan perubahan
pola pikir/mindset(X18) .
Kesangupan melakukan perubahan
referensi, arah, kebijakan, dan
bentuk badan hukum (X19).
Intensitas dan kemanfaatan
perubahan (X20).
(Wasko and Faraj 2000; Gee Woo and
Young-Gul 2002)
■ Kompetensi Profesional, diukur
dengan indikator :
Kedalaman ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki (X21).
Kreatifitas untuk pelaksanaan
pekerjaan (X22) .
Prosedur dan sasaran kerja kerja
yang tepat (X23).
Kompetensi
Profesional
Kepuasan pada
Pekerjaan itu
sendiri
Kinerja
Dosen
Kepuasan pada
Sistem
Kompensasi
Komitmen
Perubahan
Radikal
Kepuasan pada
Pelatihan dan
Pengembangan
H1
H2
H3
H5
H4
H6
H7 H9
H8
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
246 ISBN : 978-602-14119-1-9
Keterlibatan dalam tim lintas fungsi
(X24) .
Ketrampilan memecahkan masalah
dalam pekerjaan (X25) .
(Garvin 2000; Argyris and Schön
1978; Chiva and Joaquín 2005)
■ Kinerja Dosen , diukur dengan
indikator :
Pelaksanakan tugas pendidikan dan
pengajaran (X26).
Pelaksanakan tugas penenelitian
dan pengembangan (X27).
Pelaksanakan tugas pengabdian
kepada masyarakat (X28).
Pelaksanakan tugas penunjang
perguruan tinggi (X29).
Raport/pencatatan kinerja (X30).
(Fuad 2004 ; Siengthai 2011)
Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada
perguruan tinggi swasta (PTS) di
lingkungan Kopertis wilayh VI Jawa
Tengah dengan mengambil lokasi di 4 kota
yaitu : Kota Semarang, kota Salatiga, kota
Surakarta, dan Cilacap. penelitian ini
dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun
Populasi dan Sampel
Populasi sasaran dalam penelitian ini
adalah dosen-dosen di 8 PTS Jawa Tengah
yang masuk dalam katagori pernah
melakukan perubahan yang bersifat
radikal. dengan jumlah dosen sebanyak
950 dosen. Jumlah sampel penelitian
ditentukan dengan kaidah yang sesuai
menurut alat analisis yang digunakan
dalam Structure Equation Model (SEM)
sebesar 100 s/d 200 sehingga diambil 200
satuan sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN Responden penelitian ini adalah dosen
tetap pada Perguruan Tinggi Swasta di
Jawa Tengah. Sebanyak 400 eksemplar
kuesioner telah didistribusikan kepada
dosen dengan cara menyerahkan langsung
mendatangi 8 perguruan tinggi swasta
terpilih dalam 2 (dua) tahapan bulan
yaitu: Februari dan Maret, tahun 2015
dengan tingkat pengembalian bervariasi
per bulannya. Dari jumlah kuesioner yang
telah disebarkan tersebut yang dapat
diterima kembali sebanyak 240 eksemplar,
dengan respon rate sebesar 61%. Setelah
dilakukan proses pengolahan data dan
modifikasi, maka jumlah responden yang
dipakai untuk analisis sebanyak 220.
Jenis kelamin
Berdasar hasil penelitian responden
yang berjenis kelamin laki-laki sebesar
51,81 % dan perempuan sebesar 48,19 %,
tersaji pada tabel berikut .
Tabel 3. Jenis Kelamin Responden
No Jenis
Kelamin
Frekuensi Persentase
1 Pria 114 51,81
2 Wanita 106 48,19
Jumlah 220 100
Sumber : Data primer diolah
Analisis Full Model SEM Revisi
Full Model SEM terdiri dari 6
variabel yaitu : Kepuasan pada Sistem
Kompensasi (KPG); Kepuasan pada
pekerjaan itu sendiri (KP), Kepuasan pada
Pelatihan dan Pengembangan (KPK),
Komitmen Perubahan Radikal (KPR),
Kompetensi Profesional (KPF), dan
Kinerja Dosen (KD).
Gambar 2 menjelaskan bahwa
pengujian konfirmatori antar variabel Full
Model dinyatakan fit, hal ini dibuktikan
dari nilai chi square sebesar 346,481<
354,18 (dari tabel chi square pada tingkat
= 0,05 ; DF = 312 diperoleh nilai Chi-
Square tabel sebesar 354,18). Demikian
juga hasil tes lain yakni Significancy
Probability, The Root Mean Square Error
of Approximation (RMSEA ); Goodness of
Fit Index (GFI); Adjusted Goodness-of-Fit
Index (AGFI); CMIN/DF; Tucker Lewis
Index (TLI); The Comparative Fit Index
(CFI), berada dalam rentang nilai yang
diharapkan meskipun AGFI diterima
secara marginal, sehingga menunjukkan
model dapat dinyatakan fit. Sedangkan
Nilai Hoelter’s 0,05 hasil uji = 231 dan
Nilai Hoelter’s 0,01 = 243, dan sampel
dalam penelitian ini 226, dengan demikian
termasuk katagori fit. Keseluruhan indeks
pengujian kelayakan terlihat pada Tabel 4.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ISBN : 978-602-14119-1-9 247
Gambar 2. Full Model SEM Revisi
Sumber : data primer yang diolah
Tabel 4. Indeks Pengujian Kelayakan (SEM) Revisi
No Goodness of
fit index
Cut of
value
Hasil
Analisis
Evaluasi
model
1 χ 2
- Chi-Square < 354,18 198,772 Baik
2 Significancy Probability 0,05 0,512 Baik
3 CMIN/DF 2,00 0,994 Baik
4 GFI 0,90 0,924 Baik
5 AGFI 0,90 0,904 Baik
6 TLI 0,95 1,001 Baik
7 CFI 0,95 1,000 Baik
8 RMSEA 0,08 0,000 Baik
Critical N Hoelter’s 0,05 = 231
Hoelter’s 0,01 = 243
Jumlah
Sampel
= 220
Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Kesimpulan yang diperoleh dari
model konfirmatori variabel full model
revisi telah sesuai dengan data, maka
model yang diajukan dapat diterima.
Selanjutnya berdasarkan model fit ini
dilakukan pengujian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini melalui
analisis regression weights.
Pengujian Hipotesis
Menguji hipotesis nol yang
menyatakan bahwa koefisien regresi antar
hubungan adalah sama dengan nol melalui
uji t yang lazim dalam model-model
regresi. Hasil analisis data dengan bantuan
software AMOS 21.0 disajikan dalam
Tabel 5.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
248 ISBN : 978-602-14119-1-9
Tabel 5. Koefisien Regresi Variabel Full Model SEM Revisi
Estimate
Standardized Estimate
C.R. SE P Label Kesimpulan
KPR <--- KPG ,234 ,158 2,274 ,071 ,023 par_29 Sig
KD <--- KPG ,268 ,184 2,069 ,129 ,039 par_19 Sig
KPR <--- KP ,270 ,217 2,576 ,095 ,010 par_27 Sig
KD <--- KP ,308 ,198 2,424 ,127 ,015 par_17 Sig
KPR <--- KPK ,047 ,031 ,657 ,071 ,511 par_26 Non Sig
KD <--- KPK ,223 ,206 2,539 ,088 ,011 par_16 Sig
KPF <--- KPR ,222 ,103 2,108 ,105 ,035 par_28 Sig
KD <--- KPR ,236 ,212 2,201 ,086 ,028 par_31 Sig
KD <--- KPF ,178 ,166 2,067 ,086 ,039 par_18 Sig
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan data pada Tabel 5
menunjukkan bahwa setiap variabel
memiliki nilai loading factor (koefisien)
standardized estimate yang signifikan
dengan nilai Critical Ratio, yang berarti
semua indikator dapat diterima.
Berdasarkan Standardize Regression
Weight dapat dirumuskan dalam bentuk
persamaan matematis sebagai berikut :
KPR = 0,158 KPG + 0,217 KP + 0,031 KPK ..................................(1)
KPF = 0,103 KPR .........................................................................(2)
KD = 0,206 KPG + 0,212 KPR + 0,166 KPF..................................(3)
KD = 0,198 KP + + 0,212 KPR + 0,169 KPF.................................(4)
Tabel 6. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Kode Hipotesis Kesimpulan
H1 Semakin tinggi derajat kepuasan pada sistem
kompensasi, maka samakin tinggi komitmen
perubahan radikal
Diterima
H2 Semakin tinggi derajat kepuasan pada sistem
kompensasi, maka samakin tinggi kinerja dosensi
Diterima
H3 Semakin tinggi derajat kepuasan pada pekerjaan itu
sendiri ( work it self), maka semakin tinggi
komitmen perubahan radikal.
Diterima
H4 Semakin tinggi derajat kepuasan pada pekerjaan itu
sendiri ( work it self), maka semakin meningkat
kinerja dosen.
Diterima
H5 Semakin tinggi derajat kepuasan pada pelatihan dan
pengembangan, maka semakin tinggi komitmen
perubahan radikal.
Ditolak
H6 Semakin tinggi derajat kepuasan pada pelatihan
pengembangan , maka semakin meningkat kinerja
dosen.
Diterima
H7 Semakin tinggi tingkat komitmen perubahan radikal
maka semakin tinggi derajat kompetensi profesional
Diterima
H8 Semakin tinggi tingkat komitmen perubahan radikal
maka semakin tinggi kinerja dosen.
Diterima
H9 Semakin tinggi derajat kompetensi profesional, maka
semakin tinggi kinerja dosen
Diterima
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ISBN : 978-602-14119-1-9 249
Pengaruh Langsung dan Tidak langsung
Pengaruh langsung adalah koefisien
dari semua garis dengan anak panah satu
ujung. Nilai masing-masing pengaruh
langsung hubungan kausalitas dalam
penelitian disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Kompilasi Direct Effects, Indirect Effects, and Indirect Effects
VARIABEL KPK KP KPG KPR KPF
KPR Langsung 0.030 0.214 0.157 - -
Tidak langsung - - - - -
Total 0.030 0.214 0.157 - -
KPF Langsung - - - 0.103 -
Tidak langsung 0.003 0.022 0.016 - -
Total 0.003 0.022 0.016 0.103 -
KD Langsung 0.190 0.227 0.175 0.221 0.173
Tidak langsung 0.007 0.051 0.038 0.018 -
Total 0.197 0.278 0.214 0.239 0.173
Sumber : data primer diolah
KESIMPULAN
Temuan hasil penelitian
Temuan pertama, hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan positif
antara kepuasan kerja /job satisfaction
dengan komitmen perubahan radikal, bagi
tenaga dosen. Temuan ini mengindikasikan
bahwa dosen yang merasa puas pada
sistem kompensasi dan merasa puas pada
pekerkerjaan itu sendiri / work itself, akan
memiliki komitmen perubahan radikal
yang tinggi. Menurut persepsi dosen,
dengan memiliki komitmen perubahan
radikal yang tinggi, maka keberlangsungan
dan perkembangan organisasi/PTS di masa
yang akan datang dapat terjamin, karena
dalam perjalanan ke depan organisasi akan
dapat menyesuaikan dengan perubahan
lingkungan yang terjadi.
Temuan kedua, komitmen
perubahan radikal sebagai variabel baru
yang berperan sebagai variabel pemediasi,
ditemukan beberapa hal sebagai berikut :
a. Kesediaan melakukan perubahan
pola pikir/mindset
b. Kesediaan melakukan perubahan
metode pembelajaran
c. Kesediaan melakukan perubahan
pola komunikasi
d. Kesediaan melakukan perubahan
pola pelayanan
Temuan ketiga, penelitian ini
dapat menambah literatur tentang
antaseden komitmen organisasional, yang
selama ini dipandang masih terbatas oleh
beberapa peneliti terdahulu ( Foley and
Fahy, 2004). Temuan dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
kinerja dosen diperlukan adanya kepuasan
kerja yang tinggi (dalam hal ini kepuasan
pada sistem kompensasi, dan kepuasan
pada pekerjaan itu sendiri). Kepuasan pada
sistem kompensasi, dan kepuasan pada
pekerjaan itu sendiri merupakan variabel
yang dapat mempengaruhi komitmen
perubahan radikal. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Teori komitmen
organisasional dalam meningkatkan kinerja
anggota organisasi dapat diaplikasikan
pada Perguruan Tinggi Swasta.
Kontribusi hasil penelitian terhadap
Pengembangan Perguruan Tinggi
Swasta
Penelitian ini juga memberikan
kontribusi bagi pengembangan Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) dalam bentuk konsep
pengembangan kinerja dosen sebagai
berikut : Untuk membangun kinerja dosen
yang tinggi diperlukan adanya kompetensi
profesional yang dimiliki oleh setiap
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
250 ISBN : 978-602-14119-1-9
dosen. Kompetensi profesional yang
dimaksud adalah 1) Memiliki kreatifitas
untuk pelaksanaan pekerjaan; 2) Memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjan; 3) Memiliki keakhlian dalam
profesinya sebagai dosen ; 4) Memiliki
kecerdasan tinggi. Agar dosen memiliki
kompetensi rofesional maka di internal
PTS harus dapat diwujudkan pembelajaran
eksploratif yakni : 1) Adanya kegiatan
bersama sebagai upaya peningkatan
pengetahuan untuk penguasaan teknologi
baru; 2) Antar dosen selalu berbagi
pengetahuan dalam team, dan ; 3) Secara
terus menerus melakukan kegiatan
percobaan/ eksperimen.
Variabel komitmen perubahan
radikal dapat dibangun jika setiap dosen
memiliki kepuasan kerja, yakni kepuasan
karena mereka : 1) Merasa sistem
kompensasi selaras dengan pengharapan ;
2) Merasa senang dengan Gaji saat ini; 3)
Merasa nyaman dengan Gaji saat ini; 4)
Menikmati pekerjaan sebagai dosen ; 5)
Merasa bangga dengan pekerjaan sebagai
dosen ; 6) Merasa berharga dengan
pekerjaan sebagai dosen ;7) Merasa
bahagia dengan pekerjaan sebagai dosen.
DAFTAR PUSTAKA
Argyris, C. and D. A. Schön (1878).
Organizational Learning: A Theory
of Action Perspective, Reading, MA:
Addison-Wesley.
Bhirud, S., L. Rodrigues and P. Desai
(2006). "Knowledge Sharing
Practices In KM : A Case Study In
Indian Software Subsidiary." Journal
of Knowledge Management Practice.
Bierhoff, H. W. (2002). Prosocial
Behaviour London: Psychology
Press.
Borman, W. C. and S. J. Motowidlo
(1997). "Task performance and
contextual performance: The
meaning for personnel selection
research." Human Performance Vol
10: 99-109.
Chang, J. K. K. W. (2008). "The Impact of
Knowledge Sharing on Work
Performance: An Empirical Analysis
of the Public Employees’
Perceptions in South Korea Intl
Journal of Public Administration."
31: 1548–1568.
Chao-Sen, W., L. Cheng-Jong and L.-F.
Tsai (2012). "Influence of creativity
and knowledge sharing on
performance." Journal of Technology
Management in China 7(1): 64-77.
Davenport, T. H. and L. Prusak (1998).
Working knowledge: How
organizations manage what they
know. Boston: Harvard Business
School Press.
Dymock, D. and C. McCarthy (2006).
"Towards a learning organization?
Employee perceptions." The
Learning Organization 13(5): 525-
474.
E. H. Mike Robinson, I. and J. R. Curry
(2005). "Promoting Altruism in the
Classroom." Childhood Education
82(2): 68-73.
Edmonds, E. A. and L. Candy (2002). "Art
Practice and Knowledge."
Communications of the ACM
Special Section on Creativity and
Interface Vol 45(10): pp 91-95.
Feng-Chuan Liu, Kai-Lin Cheng, Chao and
H.-M. Tseng (2012). "Team
Innovation Climate and Knowledge
Sharing among Healthcare
Managers: Mediating Effects of
Altruistic Intentions, the Graduate
Institute of Business and
Management." Department of Health
Care Management, Chang Gung
University.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ISBN : 978-602-14119-1-9 251
Ferdinand, A. T. (2006). Metode Penelitian
Manajemen. BP Undip. Semarang.
Garvin, D. A. (2000). Learning in Action:
A Guide to Putting the Learning
Organization to Work. Boston:
Harvard Business School Press.
Gupta, A. K. and V. Govindarajan (2000).
"Knowledge Management's Social
Dimension: Lessons From Nucor
Steel." MIT Sloan Management
Review 42(1): 71-80.
Herrera, D. A. (2007). A validation of the
learning organization as a driver of
performance improvement. 3274577
Ph.D., Capella University.
Homans, G. (1961). Social Behavior. New
York: Harcourt, Brace & World.
Javadi, M. H. M., N. D. Zadeh, M. Zandi
and J. Yavarian (2012). "Effect of
Motivation and Trust on Knowledge
Sharing and Effect of Knowledge
Sharing on Employee’s Performance
" International Journal of Human
Resource Studies Vol. 2, (No. 1):
2162-3058.
Kankanhalli, A., B. C. Y. Tan and W.
Kwok-Kee (2005). "Contributing
Knowledge To Electronic
Knowledge Repositories: An
Empirical Investigation1." MIS
Quarterly 29(1): 113-143.
Kylen, S. F. and A. B. Shani (2002).
"Triggering Creativity in Teams: An
Exploratory Investigation.
Creativity And Innovation
Management." USA, MA:
Blackwell Publishers Vol 5(2): 132–
151.
Liao, L.-F. (2006). "A Flow Theory
Perspective on Learner Motivation
and Behavior in Distance
Education." Distance Education
27(1): 45-62.
Lu, L., K. Leung and P. T. Koch (2005).
"Managerial Knowledge Sharing:
The Role of Individual,
Interpersonal, and Organizational
Factors." Management and
organization Review Vol.2 (Issue 1
): pp. 15-41, .
Marimuthu, M., Arokiasamy .L and Ismail
M (2009). "Human Capital
Development And Its Impact On
Firm Performance: Evidence From
Developmental Economics." The
Journal of International Social
Research 2/8.
Marquardt, M. J. (1996). Building the
Learning Organization. , Mc.Graw-
Hill, New York Companies, Inc.
Martins, E. and N. Martins (2002). "An
Organizational Culture Model To
Promote Creativity and Innovation."
SA Journal of Industrial Psychology
Vo. 28(No.4): 58-65.
Moilanen, R. (2005). "Diagnosing and
measuring learning organizations."
The Learning
Nonaka, I. and H. Takeuchi (1995). The
Knowledge Creating Company: How
Japanese Companies Create the
Dynamics of Innovation. Oxford
University Press, New York.
Norris, D. M., J. Mason, R. Robson, P.
Lefrere and G. Collier (2003).
"Revolution in Knowledge Sharing."
EDUCAUSE Review.
Nov, O. (2007). "What motivates
Wikipedians? ."
COMMUNICATIONS OF THE
ACM Vol. 50, (No. 11): Pg. 60-64.
Okyere-Kwakye, E. and K. M. Nor (2011).
"Individual Factors and Knowledge
Sharing." American Journal of
Economics and Business
Administration 3(1): 66-72.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
252 ISBN : 978-602-14119-1-9
Park, H. S. and B. C. Im (2001). "Test of
causal model for the efficient of the
servants knowledge in the local
administration." Korean Policy
Studies Review Vol 22(5): 479-495.
Robbins and Judge (2008). Perilaku
Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Senge, P. M. (1990). The Fifth Discipline:
The Art and Practice of Learning
Orientation. New York: Doubleday.
Siemsen, E., S. Balasubramanian and A. V.
Roth (2007). "Incentives That Induce
Task-Related Effort, Helping, and
Knowledge Sharing in Workgroups."
Management Science 53(10): 1533-
1550.
Song, J. H., J. Chang-Wook and S. H. Cho
(2011). "The impact of the learning
organization environment on the
organizational learning process in the
Korean business context." The
Learning Organization 18(6): 468-
485.
Tahir, A., H. Naeem, N. Sarfraz, A. Javed
and R. Ali (2011). "Organizational
Learning And Employee
Performance." Interdisciplinary
Journal of Contemporary Research In
Business 3(2): 1506-1514.
Tee, M. Y. and D. Karney (2010). "Sharing
and cultivating tacit knowledge in an
online learning environment."
Computer-Supported Collaborative
Learning (CSCL) Vol. 5: Pg.:385–
413.
Vargas-Hernández, J. G. and M. R. Noruzi
(2010). "How Intellectual Capital
and Learning Organization Can
Foster Organizational
Competitiveness?" International
Journal of Business and Management
5(4): 183-193.
Watkins, K. E. and V. J. Marsick (1993).
Sculpting the Learning Organization.
San Fransisco: Jossey-Baas.
Weldy, T. G. (2009). "Learning
organization and transfer: strategies
for improving performance." The
Learning Organization 16(1): 58-68.
Yeo, R. (2002). "Learning within
organisations: Linking the theoretical
and empirical perspectives." Journal
of Workplace Learning 14(3): 109-
122.
Yeung, A. C. L., Lai, K.-H., & Yee, R. W.
Y (2007). "Organizational learning,
innovativeness, and organizational
performance: A qualitative
investigation. International " Journal
of Production Research 45
(11)(2459–2477).