UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA …eprints.ums.ac.id/67677/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfsiswa...

18
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATA PELAJARAN EKONOMI SMAN 1 ANDONG TAHUN AJARAN 2017/2018 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada JurusanPendidikanAkuntansiFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: FITRI SULISTYONO A210140198 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA …eprints.ums.ac.id/67677/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfsiswa...

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA

KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATA PELAJARAN

EKONOMI SMAN 1 ANDONG TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada JurusanPendidikanAkuntansiFakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan

Oleh:

FITRI SULISTYONO

A210140198

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

1

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA

KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATA PELAJARAN

EKONOMI SMAN 1 ANDONG TAHUAN AJARAN 2017/2018

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XI Ilmu

Pengetahuan Sosial 3 di SMAN 1 Andong tahun ajaran 2017/2018 pada mata

pelajaran Ekonomi melalui metode pembelajaran Discovery Learning.Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas selama dua siklus. Subjek penelitian

adalah guru (pelaku tindakan) dan siswa kelas X Ilmu Pengetahuan Sosial 3 di

SMAN 1Andong (penerima tindakan). Teknik pengumpulan data yang digunakan

meliputi wawancara, observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk

menjamin keabsahan data, digunakan triangulasi (metode dan sumber data).

Teknik analisis data menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar

siswa yaitu siswa yang menunjukkan sikap sangat aktif sejumlah 0 siswa sebelum

tindakan, 6 siswa pada siklus 1, dan 14 siswa pada siklus 2, siswa dengan sikap

aktif sebesar 11 siswa sebelum tindakan, 17 siswa pada siklus 1, dan 19 siswa

pada siklus 2, sikap siswa yang menunjukkan sikap cukup aktif sejumlah 20 siswa

sebelum tindakan, 13 siswa pada siklus 1, dan 5 siswa pada siklus 2, dan siswa

yang menunjukkan sikap kurang aktif sebesar 7 siswa sebelum tindakan,2 siswa

pada siklus 1, dan 0 siswa pada siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa

metode pembelajaran Discovery Learningmampu meningkatkan keaktifan belajar

siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 di

SMAN 1 Andong tahun ajaran 2017/2018.

Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Discovery Learning.

Abstract

This study aims to improve the learning activity of class XI 3 Social Sciences

students at SMAN 1 Andong in the academic year 2017/2018 on economic

subjects through the Discovery Learning method.This type of research is

classroom action research for two cycles. The subject of the study was the teacher

(the actor) and the students of class X Social Sciences 3 in SMAN 1 Andong (the

recipient of the action). Data collection techniques used include interviews,

observation, tests, field notes, and documentation. To ensure the validity of the

data, triangulation (methods and data sources) is used. Data analysis techniques

use data reduction, data presentation and conclusion drawing.The results showed

an increase in student learning activeness, namely students who showed a very

active attitude of 0 students before action, 6 students in cycle 1, and 14 students in

cycle 2, students with active attitudes of 11 students before action, 17 students in

cycle 1, and 19 students in cycle 2, the attitude of students who showed quite

active attitude of 20 students before action, 13 students in cycle 1, and 5 students

in cycle 2, and students who showed less active attitude of 7 students before the

action, 2 students in the cycle 1, and 0 students in cycle 2. Based on the results of

2

the study that Discovery Learninglearning method is able to improve the learning

activity of students in economics class XI 3 Social Sciences in SMAN 1 Andong

academic year 2017/2018.

Keywords: Learning Activity, Discovery Learning.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang dengan tujuan untuk memantau tercapainya tujuan

pendidikan (Djumali, 2014: 3). Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun

2013 Pasal 19 (ayat 1) tentang Standard Pendidikan Nasional bahwa “proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berparsipati aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kretifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan pengembangan

fisik serta psikologis peserta didik”.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan pendidikan adalah “suatu usaha dasar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.

Keaktifan siswa merupakan salah satu unsur penting dalam

tercapainya standar nasional pendidikan di atas. Sehubungan dengan hal

tersebut hendaknya pembelajaran di sekolah dapat menjadikan siswa

berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.

Pendidikan juga merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar

atau sengaja guna menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman untuk

menentukan tujuan hidup sehingga memiliki pandangan yang luas ke arah

depan yang lebih baik dan dengan pendidikan itu sendiri dapat menciptakan

generasi yang berkualitas. Pembangunan di bidang pendidikan harus

mendapat perhatian khusus guna meningkatkan pendidikan di Indonesia.

Salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan

3

cara melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran seiring dengan

perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan lebih luas.

Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan yang

melibatkan peserta didik dan guru. Seorang guru mempunyai tugas mendidik

dan mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Usaha yang

dilakukan guru dengan cara memberikan motivasi belajar yang layak,

menggunakan bermacam-macam metode atau startegi pembelajaran, dan

menggunakan alat peraga untuk mempemudah melakukan pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih dalam

proses pembelajaran adalah mata pelajaran ekonomi. Mata pelajaran ekonomi

penting karena dalam kehidupan sosial masyarakat membutuhkan dasar-dasar

ilmu ekonomi. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang kurang antusias

pada pembelajaran ekonomi. Penyebab kurang antusiasnya siswa tidak hanya

disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga disebabkan karena kurang

mampunya seorang guru untuk menciptakan suasana belajar yang menarik

agar siswa mampu mencoba memecahkan masalahnya. Berdasarkan hasil

pengamatan siswa merasa bosan dengan metode yang digunakan guru

tersebut, siswa merasa bosan dalam pembelajaran bisa didasari dari faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal salah satunya siswa sudah paham

dengan materi yang akan diajarkan dan faktor ekternal berupa keadaan kelas

yang gaduh, metode yang digunakan guru kurang menarik dan sirkulasi udara

di kelas kurang baik. Di sini peneliti berpendapat bahwa metode yang

digunakan guru kurang menarik sehingga menyebabkan siswa merasa bosan,

perlu diadakan inovasi metode pembelajaran dalam proses kegiatan belajar.

Pada proses pembelajaran seharusnya terdapat interaksi yang baik antara guru

dan siswa. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya proses

pembelajaran. Tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tidak

menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran melainkan subjek

pembelajaran, sehingga siswa tidak pasif dan dapat mengembangkan

pengetahuan sesuai bidang studi yang dipelajari. Oleh karena itu, guru harus

4

memahami materi yang akan disampaikan kepada siswa serta dapat memilih

strategi pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu materi.

Permasalahan tersebut juga masih banyak ditemui dalam proses

pembelajaran di SMAN 1 Andong. Permasalahan yang terjadi di lingkungan

sekolah yang sering dijumpai antara lain adalah: (1) hampir tidak ada siswa

yang mempunyai inisiatif untuk bertanya pada guru; (2) siswa sibuk mencatat

apa yang ditulis dan diucapkan oleh guru; (3) apabila ditanya guru tidak ada

yang mau menjawab tetapi mereka menjawab secara bersamaan sehingga

menyebabkan suara tidak jelas; (4) kemandirian siswa di dalam mengerjakan

soal masih kurang, banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal dan

biasanya siswa baru mengerjakan setelah guru menulis jawaban; dan (5)

siswa terkadang sibuk dengan dirinya sendiri atau dengan teman-temannya

pada saat pembelajaran berlangsung.

Dari hasil observasi juga di peroleh data sebagai berikut. Perhatian

siswa terhadap penjelasan guru berjumlah 18 siswa, kerjasama dalam

kelompok berjumlah 9 siswa, kemampuan siswa mengemukakan pendapat

dalam kelompok ahli berjumlah 8 siswa, kemampuan siswa mengemukakan

pendapat dalam kelompok asal berjumlah 10 siswa, memberikan kesempatan

kepada teman untuk berpendapat berjumlah 6 siswa, mendengarkan ketika

teman berpendapat berjumlah 14 siswa, memberikan gagasan yang cemerlang

berjumlah 11 siswa, membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang

berjumlah 12 siswa, keputusan berdasarkan angota yang lan berjumlah 15

siswa, memanfaatkan potensi anggota kelompok berjumlah 15 siswa, dan

saling membantu dan menyelesaikan masalah berjumlah 15 siswa. Ini

memberikan bukti pembelajaran di kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 masih

kurang aktif.

Hal ini disebabkan karena guru dalam menjelaskan materi kurang

memberi respon terhadap tanggapan siswa di kelas. Selain itu guru masih

menggunakan cara konvensional dalam menjelaskan pada siswa. Guru masih

sering mencatat, selalu memberikan banyak tugas sebagai soal-soal latihan.

Situasi ini yang menyebabkan siswa menjadi pasif dan hanya mengandalkan

5

materi yang diberikan oleh guru saja. Seharusnya guru lebih komunikatif

pada saat pembelajaran sehingga siswa tidak hanya pasif mendengarkan dan

menerima apa yang disampaikan oleh guru di depan kelas. Selain itu guru

juga dapat menggunakan berbagai macam pendekatan dan model

pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan siswa dapat berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut perlu dilakukan strategi

pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi. Suatu materi pembelajaran akan lebih

mudah diingat dan dipahami apabila siswa dapat menemukan sendiri konsep

dari materi tersebut. Sebelum menemukan suatu konsep pembelajaran siswa

akan melakukan aktivitas mengumpulkan segala informasi yang terkait

dengan materi yang bersangkutan. Kegiatan ini dapat meningkatkan aktivitas

siswa di dalam kelas. Hal ini dapat diterapkan salah satunya dengan

menerapkan strategi Discovery Learning. Metode Discovery Learning

mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan siswa

dituntut dapat menemukan pemecahan masalah sendiri dala persolahan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran ekonomi diharapkan dapat

meningkat dengan dilaksanakannya strategi Discovery Learning. Selain siswa

yang menjadi subjek utama pembelajaran yang harus aktif dan mencari

berbagai sumber informasi, guru diharapkan dapat menjadi fasilitator yang

baik dan dapat melakukan konfirmasi atas informasi-informasi yang

didapatkan siswa dari berbagai sumber.

Berdasarkan beberapa persoalan yang ada, maka hal itulah yang

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang membahas tentang

penerapan strategi Discovery Learningpada siswa kelas XI IPS di SMAN 1

Andong. Penelitian ini memerlukan kerja sama antar guru ekonomi dan

peneliti melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan demikian

diharapkan dapat menambah aktivitas, kreatifitas dan antusiasme siswa

sehingga keaktifan belajar ekonomi dapat meningkat.

6

Hal ini berarti suatu pembelajaran akan dapat berjalan secara optimal

apabila siswa dalam proses pembelajaran terlibat secara aktif dan dapat

menyampaikan serta mempraktekan ilmu pembelajaran tersebut. Rusmono

(2012 : 6) menjelaskan bahwa ”dalam kegiatan pembelajaran guru membantu

dan pemahaman berupa pengalaman belajar, atau suatu cara bagaimana

mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik”. Sesuai Undang-

undang RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam pasal 1 ayat 1

menyatakan bahwa, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik mengadakan

penelitian dengantujuanuntukmeningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi akuntasi kelas XI IPS SMAN 1 Andong tahun ajaran

2017/2018 melalui model pembelajaran Discovery Learning.Adapunmanfaat

yang diharapkandaripenelitianiniyaitu: (1) Manfaat teoritis, yakni

(a) Menambah wacana teoriti keilmuan dalam bidang pendidikanyang

berkaitan dengan model Discovery Learninguntuk meningkat keaktifan

belajar siswa, (b) Sebagai referensi peneliti lain untuk mengkaji permasalahan

yang yang sama di masa mendatang; (2) Manfaat praktis, yakni (a) Bagi

sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sekolah sebagai salah satu

pertimbangan dan tolak ukur untuk meningkatkan mutu pendidikan siswa, (b)

Bagu guru, hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk meningkatkan

profesionalisme guru dalam pembelajaran, (c) Bagi siswa, hasil penelitian ini

dapat dijadikan siswa sebagai acuan untuk mengubah sikapnya dalam menuju

pendidikan yang akan datangmelalui model pembelajaran Discovery

Learning.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan

selama dua siklus. Penelitian dilakukan di SMA N 1 Andong yang beralamat

7

Jl. Solo-Kr. Gede Km 30 Andong, Andong, Boyolali. Waktu penelitian

dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 yaitu pada bulan

Januari 2018 sampai dengan Mei 2018. Subjek penelitian adalah guru (pelaku

tindakan) dan siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SMAN 1 Andong

(penerima tindakan).

Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara,

observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Untuk menjamin

keabsahan data, digunakan triangulasi (metode dan sumber data). Teknik

analisis data menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut hasil analisis data yang telah dilaksanakan, dapat

digambarkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan belajar siswa kelas XI

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SMA N 1 Andong tahun ajaran 2017/2018,

sebagai berikut:

Tabel 1

Peningkatan Keaktifan Belajar Pada Setiap Siklus

No Keterangan Sebelum

Tindakan

Setelah Tindakan

Siklus I Siklus II

1 Siswa yang menunjukkan

sikap sangat aktif dalam

pembelajaran

0 siswa

(0%)

6 siswa

(16%)

14 siswa

(37%)

2 Siswa yang menunjukkan

sikap aktif dalam

pembelajaran

11 siswa

(29%)

16 siswa

(42%)

19 siswa

(50%)

3 Siswa yang menunjukkan

sikap cukup aktif dalam

pembelajaran

20 siswa

(53%)

14 siswa

(37%)

5 siswa

(13%)

4 Siswa yang menunjukkan

sikap kurang aktif dalam

pelajaran

7 siswa

(18%)

2 siswa

(5%)

0 siswa

(0%)

8

Adapun grafik peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses

belajar pada siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 SMAN 1 Andong dari

sebelum tindakan sampai siklus II yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses

Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery Learning

Dari tabel dangrafikdiatas dapat dilihat bahwa dalam proses

pembelajaran setiap siklusnya mengalami peningkatan dari sebelum tindakan

sampai siklus ke-II. Pada siklus I siswa yang sangat aktif dalam proses

pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 16% (sebelum tindakan sebesar

0%, siklus I sebesar 16%), siswa yang aktif dalam proses pembelajaran

mengalami peningkatan sebesar 13% (sebelum tindakan sebesar 29%, siklus I

sebesar 42%), siswa yang cukup aktif mengalami penurunan sebesar 16%

(sebelum tindakan sebesar 53%, siklus I sebesar 37%), dan siswa yang kurang

aktif mengalami penurunan sebesar 13% (sebelum tindakan sebesar 18%,

siklus I sebesar 5%).

Pada siklus II, siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran

sebesar mengalami peningkatan 21% jika dibandingkan dengan siklus I

(siklus II sebesar 37%, siklus I sebesar 16%), siswa yang aktif dalam proses

pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 8% jika dibandingkan dengan

siklus I (siklus II sebesar 50%, siklus I sebesar 42%), siswa yang cukup aktif

dalam proses pembelajaran mengalami penurunan sebesar 23% jika

0

5

10

15

20

25

SebelumTindakan Siklus I Siklus II

Sangat Aktif

Aktif

Cukup Aktif

Kurang aktif

9

dibandingkan dengan siklus I (siklus I sebesar 37%, siklus II sebesar 13%)

dan siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran mengalami

penurunan sebesar 5% jika dibandingkan siklus I (siklus II sebesar 0%, siklus

I sebesar 5%). Apabila dibandingkan dengan sebelum tindakan siswa yang

sangat aktif dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 37%

(sebelum tindakan sebesar 0%, siklus II sebesar 37%), siswa yang aktif dalam

proses pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum tindakan mengalam

peningkatan sebesar 21% (sebelum tindakan sebesar 29%, siklus II sebesar

50%), siswa yang cukup aktif dalam proses pembelajaran jika dibandingkan

dengan sebelum tindakan mengalami penurunan sebesar 40% (sebelum

tindakan 53%, siklus II 13%), dan siswa yang kurang aktif dalam proses

pembelajaran jika dibandingkan dengan selum tindakan mengalami

penurunan sebesar 18% (sebelum tindakan 18%, siklus II sebesar 0%).

Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa dalam proses

pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2

Peningkatan Hasil Belajar Pada Setiap Siklus

No Keterangan Sebelum

Tindakan

Setelah Tindakan

Siklus I Siklus II

1 Rata-rata siswa 74 78,2 80,5

2 Siswa yang mencapai

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

20 Siswa

(52%)

28 Siswa

(74%)

36 Siswa

(94,7%)

3 Siswa yang tidak

mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal

(KKM)

18 Siswa

(48%)

10 siswa

(26%)

2 Siswa

(5,3%)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat ditunjukkan melalui grafik

sebagaimana gambar berikut.

10

Gambar 2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terlihat bahwa nilai rata-rata

siswa sebelum penerapan metode pembelajaran Discovery Learning adalah

74 dengan persentasi siswa yang tuntas 52%. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa masih kurang baik karena banyak siswa yang belum

mencapai nilai 75 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa.

Rendahnya nilai siswa karena mereka kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Banyak siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun

mereka belum paham tentang materi yang bersangkutan. Selain itu,

kurangnya perhatian siswa saat guru menjelaskan materi pelajaran karena

pembelajaran kurang inovatif, banyaksiswa yang sibuk sendiri dengan

aktifitas diluar pembelajaran seperti berbicara dengan teman dan lainnya.

Penyajian materi dengan menggunakan metode pembelajaran

Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti

pada nilai tes diakhir siklus I nilai rata-rata siswa 78,2 dengan persentasi

ketuntasan siswa sebesar 74% terjadi peningkatan persentasi ketuntasan

siswa yaitu sebesar 22% (persentasi sebelum siklus I yaitu sebesar 52%,

persentasi siklus I sebesar 74%) peningkatan nilai rata-ratanya sebesar 4,2

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Sebelumtindakan

Siklus I Siklus II

Siswa mencapai KKM

Siswa tidak mencapai KKM

11

(sebelum Siklus I yaitu 74 nilai siklus I yaitu 78,2). Dengan demikian sudah

adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran ekonomi, namun indikator

yang diharapkan belum tercapai. Maka dilanjutkan dengan siklus ke-II.

Pada siklus ke-II juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang

terbukti dengan nilai rata-rata siswa adalah sebesar 80,5 dengan persentasi

ketuntasan sebesar 94,7%. Apabila dibandingkan dengan siklus I, persentasi

ketuntasan siswa mengalami peningkatan sebesar 20,7% (siklus I sebesar

74%, siklus II sebesar 94,7%), dengan peningkatan nilai rata-rata sebesar 2.3

(nilai rata-rata siklus I sebesar 78,2 dan nilai rata-rata siklus II sebesar 80,5).

Apabila dibandingkan dengan sebelum tindakan, nilai rata-rata siklus II

mengalami peningkatan sebesar 6,5 (sebelum tindakan sebesar 74, siklus II

sebesar 80,5) dengan peningkatan persentasi ketuntaasn siswa sebesar 44,7%

(sebelum tindakan sebesar 52%, siklus II sebesar 94,7%).

Hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian: a. Evi Yuliana

Rosita (2016) dalam penelitianya yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Saintifik TipeDiscovery Learning untuk Meningkatkan

Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi Materi

Penyediaan Informasi Persediaan Barang Dagang Metode Periodik Kelas XI

SMK 17 Seyegan”, b. Tri Viyantini (2015) dalam penelitianya yang berjudul

“Penerapan Strategi Discovery Learning untuk Meningkatkan Keaktifan

Belajar Siswa Kelas VIII E pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP N 4

Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015”.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa:

1) Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sebelum

tindakan sebesar 74 dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa

dengan persentasi sebesar 52,5%. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi sebesar 78,2 dengan peningkatan

12

sebesar 4,2 jika dibandingkan dengan sebelum tindakan dan jumlah siswa

yang tuntas sebanyak 28 siswa dengan persentasi sebesar 73,6%

mengalami peningkatan sebanyak 8 siswa dengan persentasi 21,2% jika

dibandingkan dengan sebelum tindakan. Pada siklus II nilai rata-rata hasil

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi sebesar 80,5 dengan

peningkatan nilai rata-rata sebesar 2,3 jika dibandingkan dengan siklus I

dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 36 siswa dengan persentasi sebesar

94,7% mengalami peningkatan sebanyak 8 siswa dengan persentasi

sebesar 21,1% jika dibandingkan dengan siklus I.

2) Dalam proses pembelajaran menggunakan metode Discovery Learning di

peroleh data hasil pengamatan sebagai berikut:

a) Siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan

sebanyak 0 siswa dengan persentasi 0%. Pada siklus I siswa yang

sangat aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 6 siswa dengan

persentasi 16% mengalami peningkatan sebanyak 6 siswa dengan

persentasi sebesar 16%. Jika dibandingkan dengan sebelum tindakan.

Pada siklus II siswa yang sangat aktif dalam proses pembelajaran

sebanyak 14 siswa dengan persentasi sebesar 37%, mengalami

peningkatan sebanyak 8 siswa dengan persentasi 21% jika

dibandingkan dengan siklus I.

b) Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan

sebanyak 11 siswa dengan persentasi 29%. Pada siklus I siswa yang

aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 16 siswa dengan persentasi

42%, mengalami peningkatan sebanyak 5 siswa dengan persentasi

sebesar 13% jika dibandingkan dengan sebelum tindakan. Pada siklus

II siswa yang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 19 siswa

dengan persentasi 50% mengalami peningkatan sebanyak 3 siswa

dengan persentasi 8% jika dibandingkan dengan siklus I.

c) Siswa yang cukup aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan

sebanyak 20 siswa dengan persentasi 53%. Pada siklus I siswa yang

13

cukup aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 14 siswa dengan

persentasi sebanyak 37% mengalami penurunan sebanyak 6 siswa

dengan persentasi sebesar 16% jika dibandingkan dengan sebelum

tindakan. Pada siklus II siswa yang cukup aktif dalam proses

pembelajaran sebanyak 5 siswa dengan persentasi 13% mengalami

penurun sebesar 9 siswa dengan persentasi sebesar 24% jika

dibandingkan dengan siklus I

d) Siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran sebelum tindakan

sebanyak 7 siswa dengan persentasi 18%. Pada siklus I siswa yang

kurang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak 2siswa dengan

persentasi sebesar 5% mengalami penurunan sebesar 5 siswa dengan

persentasi sebesar 13% jika dibandingkan sebelum tindakan. Pada

siklus II siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran sebanyak

0 siswa dengan persentasi sebesar 0% mengalami penurunan sebanyak

2 siswa dengan persentasi sebesar 5% jika dibandingkan dengan

siklus I.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil dari data peneliti tindakan kelas yang dilakukan oleh

guru dengan peneliti dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa pada

mata pelajaran Ekonomi kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 3 di SMA N 1

Andongtahun ajaran 2017/2018 melalui metode pembelajaran Discovery

Learning, maka saran yang diajukan peneliti yaitu:

1) Bagi Sekolah, dapat mendorong dan memberikan motivasi kepada guru

untuk selalu berusaha mengembangkan model atau metode pembelajaran

yang menjadikan siswa aktif dan lebih mudah dalam memahami materi

pembelajaran.

2) Bagi Guru

a) Diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuan dalam

mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola

kelas dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan

hasil pembelajaran dapat terus meningkat.

14

b) Hendaknya selalu mengembangkan model atau metode pembelajaran

yang dapat merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam

materi pembelajaran.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya. Mengingat penelitian tindakan yang telah

dilakukan ini masih terdapat kekurangan, oleh sebab itu sebaiknya

dilakukan penelitian yang lebih lanjut sehingga dapat melengkapi

kekurangan yang ada pada penelitian sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarjaya, B.S.2012. Psikologi Pendidikan & pengajaran. Jakarta: PT Buku

Seru.

Djumali,dkk.2014. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Gaya Media.

Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning Itu Perlu:

Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Viyantini, Tri. 2015. Penerapan startegi Discovery Learning untuk meningkatkan

keaktifan belajar siswa kelas VIII E pada mata pelajaran IPS terpadu

di SMP N 4 Sukuharjo tahun ajaran 2014/2015. Skripsi: UMS.

Yuliana, Evi. 2016. Penerapan Model pembelajaran Saintifik Tipe Discovery

Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Akuntansi Materi Penyediaan Informasi

Persediaan Barang Dagang Metode Periodic Kelas XI SMK 17

Seyegan. Skripsi: Universitas Sanata Dharma.