UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN...

92
1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu) PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : GHIAN VELINA ROHADI NIM: 110641316

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN...

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :GHIAN VELINA ROHADI

NIM: 110641316

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON2015

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

2

LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

GHIAN VELINA ROHADI

NIM: 110641316

Cirebon, 04 Juni 2015

Disetujui untuk Sidang Ujian Proposal Oleh:

Pembimbing

Dra.Hj. Fikriyah, MA

Mengetahui,

Ketua Prodi PGSD

Drs. H. Ghozali, MM

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadhirat Allah SWT yang telah memberi

kenikmatan hidup dan kemudahan kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini ditulis guna memenuhi sebagian

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulisan skripsi ini, bagi saya merupakan sebuah pengalaman yang tidak

bisa dilupakan begitu saja. Dalam hal ini, dibutuhkan usaha keras dan kerja cerdas

guna melewati tahap-tahap yang harus ditempuh. Selain memberikan pengalaman

akademis, penulisan skripsi ini juga sangat membantu saya dalam proses

pendewasaan diri.

Meski demikian, saya mengakui bahwa selama proses penulisan skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Khaerul Wahidin, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Cirebon.

2. Drs. H. Munaseh, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Cirebon.

3. Drs. Fachrurodji, M.M. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon.

4. Hj. Fikriyah, MA. Dosen Pembimbing Proposal.

5. Didi Rohadi, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Karangampel Kidul IV.

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

4

6. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon.

7. Kawan-kawan mahasiswa di lingkungan Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Cirebon yang memberikan

ruang untuk diskusi dan kenangan manis selama belajar.

8. Ibu dan Bapak serta Keluarga besarku yang selalu mendukung.

9. Mayasari yang selalu mendampingi dan mendukung dalam penysunan skripsi.

10. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu.

Selanjutnya saya berharap agar penulisan skripsi ini dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat pada umumnya serta bagi pengembangan akademis, baik di

lingkungan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMC maupun di luar

lingkungan Prodi. Besar harapan saya agar skripsi ini dapat memberikan

sumbangan bagi umat ilmu pengetahuan.

Saya mengakui bahwa di dalam skripsi ini masih jauh dari kata sempurna

dan terdapat kekurangan. Untuk alasan itu, kritik dan saran yang membangun

terus diharapkan guna perbaikan.

Cirebon,

Penulis

GHIAN VELINA ROHADI

NIM: 110641316

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

5

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGENTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

DAFTAR TABEL .............................................................................................iv

DATAR GAMBAR............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah................................................................................5

C. Rumusan Masalah...................................................................................6

D. Tujuan Penelitian....................................................................................6

E. Manfaat Penelitian..................................................................................7

BAB II Landasan Teori.....................................................................................10

A. Kajian Teori..........................................................................................10

1. Hakekat Pembelajaran IPA di SD...................................................10

a. Pengertian Hakekat Pembelajaran IPA.....................................10

b. Tujuan Pembelajaran IPA.........................................................11

c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA...........................................12

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match.....................12

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

6

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

...................................................................................................12

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif.........................17

c. Prosedur/ Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif .....

...................................................................................................20

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a

Match........................................................................................23

3. Hasil Belajar Siswa.........................................................................24

a. Pengertian Hakikat Hasil Belajar..............................................24

b. Jenis Hasil Belajar.....................................................................27

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.....................29

B. Penelitian Yang Relevan.......................................................................33

C. Kerangka Berfikir.................................................................................36

D. Hipotesis................................................................................................40

BAB III METODELOGI PENELITIAN..........................................................41

A. Subyek dan Waktu Penelitian..............................................................41

1. Subyek Penelitian............................................................................41

2. Waktu Penelitian ............................................................................42

B. Desain dan Metode Penelitian...............................................................43

1. Desain Penelitian ............................................................................43

2. Metode Penelitian ..........................................................................44

C. Definisi Operasional.............................................................................47

1. Metode Cooperative Tipe Make A Match .....................................47

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

7

2. Pembelajaran IPA di SD ................................................................47

3. Hasil Belajar ...................................................................................48

D. Instrumen Penelitian.............................................................................48

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data......................................50

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

8

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif..........................20

Tabel 2.2 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Manusia....................................31

Tabel 3.1 Waktu Penelitian...............................................................................42

Tabel 3.2 Tingkat Kriteria keberhasilan belajar Peserta Didik dalam %..........52

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir..........................................................................39

Gambar 3.1 Siklus PTK....................................................................................44

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) menegaskan bahwa pembelajaran IPA harus menekankan pada

penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah (Depdikans,

2006). Sehingga proses pembelajarn IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau

prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikaan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk memepelajari dirinya sendiri dan alam sekitar, serta proses

perkembangan lebih lanjut dalam merepakannya di dalam kehidupan

sehari-hari.

Proses pembelajarann IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi

dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan

untuk menemukan (inkuiri) dan berbuat sehingga dapat membantu peserta

didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam

sekitar (KTSP, 2006: 484). Pembelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan

masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran IPA

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

11

sebaiknya dilaksanakan dengan memberikan pengalaman langsung kepada

siswa dengan tujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja

dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memberikan perubahan tingkah laku peserta didik kearah yang lebih baik.

Kegiatan ini sebaiknya dilakukan tanpa tekanan dan hendaknya

menyenangkan bagi siswa. Kegiatan yang menyenangkan akan

memberikan suasana segar dalam kelas, interaksi siswa akan kelihatan

nyata, ide dan keberanian siswa akan tumbuh berkembang dan proses

pembelajaran akan berlangsung secara optimal.

Guru merupakan contoh dari perubahan dalam pembelajaran,

menerapkan strategi, model dan penggunaan metode pembelajaran yang

menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga belajar merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan berupa keterampilan dan pengetahuan yang

diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi

dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses

belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau

kompetensi personal (Benny A. Pribadi, 2009: 6). Kegiatan belajar ini

semata-mata mengubah prilaku peserta didik secara terencana dan melalui

proses yang berkesinambungan.

Pemanfataan model dalam proses pembelajaran sangat diperlukan

agar transfer pesan lebih mudah untuk diterima siswa. Model pembelajaran

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

12

merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penemuan teori psikologi

pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap

implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas

(Agus Suprijono, 2009:45). Proses pembelajaran yang menggunakan

metode pembelajaran pada umumnya akan berlangsung secara terarah dan

menyenangkan, sebaliknya pembelajaran yang berlangsung tanpa

menggunakan model pembelajaran akan terasa membosankan dan kurang

bermakna. Rendahnya kualitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

dikarenakan kurang tepatnya strategi pembelajaran yang diterapkan dikelas

atau pembelajaran yang terkesan monoton, salah satu diantaranya adalah

kurangnya memanfaatkan model pembelajaran yang telah ada. Berdasarkan

pendapat diatas, dalam pembelajaran IPA disekolah dasar yang merupakan

mata pelajaran yang menekankan pada arah efektif, diperlukan penerapan

model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam

proses pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif make a match dikemas dengan

mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar dalam

proses pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa

yang berbeda-beda (berprestasi tinggi, sedang, dan rendah) untuk

membangkitkan keingintahuan dan kerjasama diantara siswa serta mampu

menciptakan kondisi yang menyenangkan.

Berkaitan dengan masalah pembelajaran IPA, siswa kelas IV SD

Negeri Karangampel Kidul IV pada umumnya kurang memiliki motivasi

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

13

dalam mengikuti pembelajaran, daya serap belum mencapai KKM. Dimana

43% siswa nilai ulangan hariannya di atas rata-rata KKM, sedangkan 57%

siswa nilai ulangan hariannya di bawah KKM.

Dari hasil pengamatan dilapangan teryata banyak ditemukan

kesenjangan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran IPA yang

dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV masih banyak

berorientasi pada guru dengan mengandalkan bahan belajar dari buku IPA

yang tersedia tanpa ditunjang dengan media pembelajaran yang sesuai.

Selain itu guru menyampaikan dan menyampaikan materi IPA pada pokok

pembahasan sistem rangka kurang menarik perhatian siswa yang

menyebabkan siswa menjadi jenuh dan bosan dengan materi yang di

ajarkan.

Hal ini menyebabkan perolehan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Padahal banyak

metode dan model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam proses belajar

mengajar agar siswa tidak merasa bosan dan tetap bisa menerima serta

merespon materi yang diajarkan dengan baik. Untuk memperbaiki

permasalahan pembelajaran IPA dikelas IV perlu disusun suatu model

pembelajaran yang lebih menarik dan dapat meningkatkan aktivitas peserta

didik dalam proses pembelajaran. Atas dasar itulah peneliti mencoba

mengembangkan model pembelajaran kooperatif make a match guna

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam kelas. Guru

menerapkan pembelajaran kooperatif teknik make a match atau mencari

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

14

pasangan merupakan salah satu alternative yang dapat diterapkan kepada

peserta didik. Penerapanya dimulai dari peserta didik disuruh mencari

pasangan kartu yang merupakan jawaban/ soal sebelum batas waktunya,

peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi poin. Dengan

model pembelajaran ini siswa dapat memahami suatu konsep atau

informasi tertentu dengan mencari pasangan yang sesuai dalam suasana

yang aktif dan menyenangkan.

Berdasarkan kajian latar belakang diatas, maka penulis melakukan

penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan kualitas proses

pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar IPA, dengan judul

penelitian: Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada

Pembelajaran IPA Tentang Sistem Rangka dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperative Tipe Make a Match di SD Negeri Karangampel

Kidul IV.

B. Indentifikasi Masalah

Masalah dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Karangampel

Kidul IV dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditandai dengan nilai hasil

ulangan formatif IPA yang belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM).

2. Rendahnya kemampuan guru dalam memahami dan menggunakan

model-model pembelajaran yang terpusat pada guru.

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

15

3. Guru kesulitan dalam merancang dan melaksanakan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match untuk melasanakan proses

pembelajaran IPA.

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses

pembelajaran terutama media pembelajaran IPA.

5. Lemahnya motivasi siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a

match pada pembelajaran IPA pokok pembahasan sistem rangka di

kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV Kecamatan Karangampel

Kabupaten Indramayu?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat

meningkatkan hasil belajar siswa tentang sistem rangka di kelas IV SD

Negeri Karangampel Kidul IV Kecamatan Karangampel Kabupaten

Indramayu?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka tujuan yang hendak

dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

16

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperative tipe make a

match terhadap peningkatan hasil belajar siswa tentang sistem rangka

di kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV Kecamatan

Karangampel Kabupaten Indramayu.

2. Mengetahui proses peningkatan hasil belajar siswa mengenai sistem

rangka dengan menggunakan model pembelajaran kooperative tipe

make a match di kelas IV SD Negeri Karangampel Kidul IV

Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

manfaat yaitu:

1. Bagi Siswa

a. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam akan meningkat.

b. Semakin banyak peserta didik yang meyukai mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

c. Keaktifan, kreativitas dan semangat peserta didik tercipta pada

proses mengajar di kelas.

d. Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga

memotivasi anak untuk mengikuti pembelajaran IPA.

2. Bagi guru

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

17

a. Sebagai landasan motivasi untuk meningkatkan kreativitas dalam

mengelola pembelajaran dikelas dengan memilih model

pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem

pembelajaran.

b. Pendidik secara bertahap dapat mengetahui strategi pembelajaran

yang bervariasi yang dapat memperbaiki dan meningkatkan

sistem pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi.

c. Sebagai sarana untuk membantu guru dalam menyelesaikan

masalah pembelajaran yang ada di dalam kelas.

d. Memberikan pengetahuan kepada guru tentang cara mengajar

yang baik sehingga dapat memotivasi siswa dalam dapat

meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap upaya peningkatan

hasil belajar yang lebih optimal.

b. Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran sehingga meningkatkan mutu

sekolah.

c. Meningkatkan mutu dan professionalisme guru dalam mengajar.

4. Bagi Peneliti

a. Memperoleh pengalaman dan wawasan tentang penggunaan

Pembelajaran Kooperatife Tipe Make a- Match di sekolah.

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

18

b. Melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk menyusun suatu

rancangan pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran IPA di SD

a. Pengertian Hakekat Pembelajaran IPA

Pada hakekatnya IPA mempelajari tentang alam sebagaimana

adanya dan terbatas pada pengalaman manusia. Aktifitas pelajaran IPA

selalu berhubungan dengan aktivitas percobaan-percobaan yang

membutuhkan keterampilan dan kerajinanan. Secara sederhana IPA

juga dapat didefinisikan sebagai apa yang telah dilakukan oleh para

ahli IPA. Dengan demikian IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan

tentang benda atau makhluk hidup saja, tetapi menyangkut cara kerja,

cara berfikir dan cara memecahkan masalah. Kajian IPA selalu

menghubungkan tentang peristiwa alam, yakni selalu ingin mengetahui

apa, bagaimana, dan mengapa suatu gejala alam itu terjadi.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar, prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

IPA merupakan sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena

alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

11

yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan

menggunakan metode ilmiah.

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pemberian

pengalaman belajar secara langsung dengan mengembangkan

ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Berdasarkan rasional dan

pemikiran tersebut, maka tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI dalam

Kurikulum 2006 (KTSP) bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan serta keteraturan alam ciptaan-

Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan pemahaman konsep-konsep yang

bermanfaat sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, kesadaran adanya

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi,

masyarakat.

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah sehingga dapat membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran menghargai alam sebagai salah satu

ciptaan Tuhan.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

12

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsepsi, dan ketrampilan sebagai

dasar melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Materi IPA memiliki berbagai konsep yang dapat dipelajari

siswa melalui sajian pembelajaran langsung maupun pembelajaran

kooperatif. Guru harus mempersiapkan pembelajaran dengan

menyesuaikan keadaan siswa, sarana, materi dan kompetensi yang

harus dicapai sperti tertera pada Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar mata pelajaran IPA. Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk

SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, lingkungan, serta kesehatan Benda/materi, sifat-sifat

dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

2) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

3) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Setiap proses pembelajaran mengharuskan peserta didik

untuk ikut aktif dalam menghidupkan suatu pembelajaran di kelas,

oleh karena itu pentingnya menerapkan model pembelajaran

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

13

kooperetif tipe make a match dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam pada materi Sistem Rangka adalah peserta

didik aktif berpartisipasi sehingga menjadikan pembelajaran lebih

hidup dan lebih bermakna. Dalam kegiatan pembelajaran

kooperatif tipe make a match diperlukan adanya keterampilan dan

kemauan untuk bekerja sama. Tanpa hal tersebut maka

pembelajaran kooperatif tidak akan berhasil.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-

Maidah ayat 2:

�ه� الل �ق�وا و�ات �ع�د�و�ان� و�ال � �م �ث اإل� ع�ل�ى �وا �ع�او�ن ت و�ال� �ق�و�ى و�الت �ر� �ب ال ع�ل�ى �وا �ع�او�ن و�ت

�ع�ق�اب د�يد�ال ش� �ه� الل �ن� إ

“Bertolong-tolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan

jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran,

dan bertakwalah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah

sangat berat siksanya”. (QS. Al-Maidah: 2).

Begitu juga dalam Hadits dinyatakan sebagai berikut:

: ، �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل االله� ص�ل�ى االله� و�ل� س� ر� �ل� قا �ل� قا م�و�س�ى �ى �ب ا ع�ن�

�ع�ض,ا ب �ع�ض�ه� ب د. �ش� ي �ن� �يا �ن �ب ال� آ �م�ؤ�م�ن� �ل ل �م�ؤ�م�ن� �ل ا

Dari Abi Musa, berkata Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang

mukmin bagi mukmin yang lainnya bagaikan satu bangunan yang

saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya”. (HR. An-

Nasa’i)

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

14

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented),

terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru

dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan

orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain.

Model pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam

berbagai mata pelajaran dan berbagai usia.

Teori tersebut sependapat dengan (Nurulhayati, 2002 :25

dalam Rusman 2010:203) Pembelajaran Kooperetif adalah strategi

pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu

kelompok kecil untuk saling berinterasi.

Senada dengan itu (Enjah Takari R, 2010:26)

mengemukankan bahwa cooperative learning adalah suatu strategi

belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam

struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas

dua orang tau lebih.

Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa

dapat bekerja dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan

bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk

mencapai tujuan keompok, siswa harus merasakan bahwa mereka

akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

15

memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap

kooperatif dengan sesama kelompoknya.

Sedangkan menurut Siahaan (2005:2, dalam Rusman

2010:205) mengutarakan lima unsur esensial yang ditekanan

dalam pembelajaran kooperatif yaitu: a) saling ketergantungan

yang positif, b) interaksi berhadapan (face to face interaction), c)

tanggung jawab individu (individual responsibility), d)

keterampilan sosial (social skill), e) terjadi proses dalam kelompok

(group processing).

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap siswa

dituntut untuk berinteraksi maupun berkomunikasi demi mencapai

tujuan yang diharapkan.

2) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Model Pembelajaran Make a Match (membuat pasangan)

merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran

kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994).

Menurut Rusman (2011:223) mengatakan salah satu

keunggulan model pembelajaran ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

suasana yang menyenangkan.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

16

Penerapan model pembelajaran ini dimulai dengan teknik,

yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan

jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat

mencocokan kartunya diberi poin.

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat

seperti difirmankan dalam al-qur’an surat yasin ayat 36 yang

berbunyi:

�م�ون� �ع�ل ي ال� و�م�م�ا ه�م� �ف�س� ن� أ و�م�ن� ر�ض�

� األ� �ت� �ب �ن ت م�م�ا �ه�ا �ل ك و�اج� ز�� األ� ل�ق� خ� �ذ�ي ال �ح�ان� ب س�

﴾36 ﴿يس :

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-

pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi

dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

(QS. Yasin/36:36).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah SWT telah

menciptakan sesuatu di dunia ini dengan berpasang-pasangan, baik

yang diketahui oleh manusia maupun yang tidak diketahui oleh

manusia. Salah satunya adalah mengenai model

pembelajaran make a match, dimana model pembelajaran ini

menggunakan permainan kartu, jadi siswa harus mencari pasangan

kartu yang dipegang.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe

make a match adalah suatu metode yang digunakan oleh pendidik

untuk menciptakan suasana yang aktif dimana cara

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

17

pembelajarannya menggunakan kartu-kartu guna mencari

pasangan yang cocok.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif berbeda dengan strategi

pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dilihat dari proses

pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerjasama dalam

kelompok. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak hanya

kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan materi

pembelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan

materi tersebut.

Menurut Dr. Rustaman (2010:206) Karakteristik

pembelajaran koperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan

secara tim. Tim merupakan tenpat untuk mencapai tujuan. Oleh

karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap

anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

2) Didasarkan pada Managemen Kooperatif

Pada pembelajaran kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu:

a) Fungsi managemen sebagai perencanaan pelaksanaan

menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

18

sudah ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai,

bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk

mencapai tujuan, dan lain sebagainya. b) Fungsi managemen

sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran

berjalan dengan efektif. c) Fungsi managemen sebagai kontrol,

menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu

ditentukan kriteria kenerhasilan baik melalui bentuk tes maupun

non tes.

3) Kemauan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip

kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam

pembelajaran kooperatif.

4) Keterampilan Bekerja Sama

Kemauan bekerjasama itu dipraktikkan melaui aktivitas

dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan

demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup

berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditepakan.

Senada dengan itu bahwa karakteristik pendekatan

pembelajaran kooperatif, yang dikemukakan oleh Enjah Takari

(2010:28) yaitu:

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

19

Indivudual Accontability, yaitu bahwa setip individu di

dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan

kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota.

Social Skills, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan

sosial dan mendidk siswa untuk menumbuhkan pekangan diri dan

pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini

mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan menerima, mengambil

dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan

membentuk kesadaran sosial.

Positive Interdependence, adalah sifat yang menunjukkan

saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok

secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran

serta setiap anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok

dianggap memiliki kontribusi. Jadi siswa berkolaborasi bukan

berkompetisi.

Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan

dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran kooperatif adalah Membutuhkan Kerjasama

tim, Adanya Ketergantungan antar Individu, Keterampilan Berinteraksi

Sosial, Saling Mencari Pemecahan Masalah.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

20

c. Prosedur/ Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

1) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama di dalam pembelajaran

yang menggunakan pemebalajaran kooperatif, pembelajaran

dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian

informasi, seringkali dengan bahan bacaan dari pada secara verbal.

Selanjutnya, siswa dikelompokkan kedalam tim belajar. Tahap ini

diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk

menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran

kooperetif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau

evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi

penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1: Menyampaikan

tujuan dan memotivasi

siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada

kegiatan dan menekankan pentingnya

topik yang akan dipelajari dan

memotivasi siswa belajar.Tahap 2: Menyajikan

informasi

Guru menyajikan informasi atau materi

kepada siswa dengan jalan demokrasi

atau melalui bahan bacaan.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

21

Tahap 3:

Mengorganisaikan siswa

kedalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membimbing

setiap kelompok agar melakukan

transisi secara efektif dan efisien.Tahap 4: Membantu

kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5: Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6: Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

mengahrgai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok.

2) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

Menurut Dr. Rusman (2010:223), langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah sebagai berikut:

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa

konsep/ topik yang cocok untuk sesi review (satu kartu berupa

soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban).

b) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban

atau soal dari kartu yang dipegang.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

22

c) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (kartu soal/ kartu jawaban).

d) Siswa dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

maka akan diberi poin.

e) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

seterusnya.

f) Kesimpulan.

Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009:94), langkah-

langkah pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah sebagai

berikut:

Hal-hal yang diperlukan adalah kartu-kartu yang berisi

pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban. Langkah berikutnya

adalah guru membagi komunitas kelas menjadi 3 kekompok.

Kelompok pertama merupakan pembawa kartu-kartu pertanyaan.

Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu berisi

jawaban-jawaban. Kelompok ketiga adalah kelompok penilai.

Aturlah posisi kelompok-kelompok terssebut berbentuk huruf U.

Upayakan kelompok pertama dan kedua saling berhadapan.

Jika masing-masing kelompok sudah berada diposisi

yang telah ditentukan, maka guru menyembunyakan peluit sebagi

tanda agar kelompok pertama maupun kelompok kedua saling

bergerak, mencari pasangan pertanyaan kelompok yang cocok.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

23

Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk maka wajib

menunjukkan petanyaan dan jawaban kepada kelompok penilai.

Kemudian kelompok ini memebaca apakah pasangan pertanyaan-

jawaban itu cocok. Setelah penilaian dilakukan, maka aturlah

secara bergiliran.

Dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe make a match adalah Guru menyiapkan beberapa

kartu berdasarkan materi yang akan di ajarkan, Kartu yang akan

dijadikan pembelajaran haruslah memiliki kaitan dengan kartu

yang lain (kartu sebagian berisi pertanyaan dan sebagian lagi

berisi jawaban), setiap siswa mendapatkan satu kartu (baik kartu

berupa pertanyaan ataupun jawaban), siswa ditugaskan untuk

mencari pasangan jawaban yang cocok dengan kartunya sesuai

dengan petunjuk guru maupun petunjuk yang ada dalam kartu,

Siswa diberi kesempatan untuk menemukan kartu pasangannya

sebelum batas waktu yang telah ditentukan, Apabila ada pasangan

siswa yang cocok memasangkan kartunya sebelum batas waktu

maka akan diberi poin, Setelah itu guru mengevaluasi hasil

pembelajaran yang telah dilakukan.

d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a

Match

1) Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

24

Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match adalah sebagai berikut:

a) Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang

disampaikan kepadanya melalui kartu.

b) Meningkatkan kreativitas belajar siswa.

c) Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti  kegiatan

belajar mengajar.

d) Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media

pembelajaran yang dibuat oleh guru.

2) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match adalah sebagai berikut:

a) Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan

bagus sesuai dengan materi palajaran.

b) Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran.

c) Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin

disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain

saja.

d) Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.

3. Hasil Pembelajaran Siswa

a. Pengertian Hakikat Hasil Belajar

Pada hakikatnya hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

25

keterampilam yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan

pembelajaran guna mengetahui sejauh mana pengaruh dari

pembelajaran yang dilakukan terhadap pengetahuan dan intelektual

peserta didik. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan berproses

dan merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan, dalam hal ini berarti keberhasilan

pencapaian hasil belajar atau tujuan pendidikan sangat tergantung pada

keberhasilan proses belajar peserta didik disekolah maupun di

lingkungan sekitar. Pada setiap pembelajaran dapat menghasilkan

sebuah perubahan pada diri peserta didik dan hal itu bisa diukur

dengan mengguanakan nilai sebagai hasil dari sebuah pembelajaran

yang telah dilakukan.

Senada dengan itu (Jihad & Haris, 2009: 14) hasil belajar

merupakan sebagian dari kemampuan peserta didik yang diperolehnya

dari sebuah pembelajaran. pembelajaran merupakan kegiatan berproses

dimana seseorang memiliki keinginan untuk berubah dalam segi

pengetahuan dan intelektualnya secara bertahap dan permanen. Dalam

kegiatan pembelajaran seorang pendidik akan menetapkan sebuah

standar pencapaian atau sering disebut dengan kriteria ketuntasan

minimal (KKM). Peserta didik yang mampu mencapai hasil belajar di

atas KKM yang sudah ditentukan yaitu 65, dalam hal ini bisa

digunakan sebagai tolak ukur keberhasian peserta didik dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

26

Teori tersebut senada dengan (Suprijono, 2011: 6) Penilaian

hasil belajar pada setiap pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA

harus dilakukan untuk mengukur perkembangan hasil belajar peserta

didik yang meliputi pencapaian pemahaman, kecakapan dan kemahiran

pada materi sistem rangka, seperti pemahaman konsep, prosedur,

penalaran dan komunikasi dalam pemecahan masalah.

Sedangkan menurut pandangan islam, dengan hasil belajar

mampu mengangkat derajatnya dimata Allah, berikut adalah Firman

Allah pada QS. Al-Mujadalah: 11, yaitu:

�ه� الل ح� �ف�س� ي ح�وا ف�اف�س� ال�س� �م�ج� ال ف�ي �ف�س�ح�وا ت �م� �ك ل ق�يل� �ذ�ا إ �وا آم�ن �ذ�ين� ال .ه�ا ي� أ �ا ي

�وا �وت أ �ذ�ين� و�ال �م� م�نك �وا آم�ن �ذ�ين� ال �ه� الل ف�ع� �ر� ي وا ز� ف�انش� وا ز� انش� ق�يل� �ذ�ا و�إ �م� �ك ل

Mير� ب خ� �ع�م�ل�ون� ت �م�ا ب �ه� و�الل Nج�ات د�ر� �م� �ع�ل ال

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadalah:11)

Sedangkan menurut (Syah, 2010: 82) keberhasilan dalam

pembelajaran yaitu ranah psikologi peserta didik yang terpenting

adalah ranah kognitif, dimana ranah yang pepusat di otak ini

merupakan pandangan psikologis kognitif dan merupakan pengendali

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

27

yang sangat berpengaruh dalam ranah-ranah kejiwaan yang lain yakni

ranah afektif dan ranah psikomotorik. Dalam konteks psikologis

kognitif, otak merupakan satu-satunya organ tubuh yang memiliki

peranan sebagai pusat fungsi kognitif bukan hanya sebagai penggerak

dan pengendali aktivitas akal pikiran, melainkan sebagai menara

pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan. Sehingga dalam hal ini

pendidikan dan pembelajaran sangat perlu diupayakan semaksimal

mungkin agar ranah kognitif para peserta didik dapat berfungsi secara

maksmal, positif dan bertanggung jawab.

Jadi pada dasarnya hasil belajar merupakan Suatu tolak ukur

dari keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Dari

sinilah setiap peserta didik akan terlihat apakah sudah berhasil dalam

mengikuti pembelajaran atau belum.

b. Jenis Hasil Belajar

Tujuan kegiatan pembelajaran adalah untuk memperoleh hasil

belajar yang menunjukkan peserta didik telah melakukan kegiatan

pembelajaran yang meliputi berbagai aspek seperti pengetahuan,

keterampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan dapat dicapai

secara maksimal oleh peserta didik. Menurut Bloom dalam (Sanjaya,

2010: 102) bentuk perubahan intelektual pada peseta didik merupakan

buah dari hasil belajar yang mereka lakukan selama mengikuti

pembelajaran dan hal tersebut harus tercapai sesuai dengan harapan.

Hasil belajar digolongkan kedalam tiga ranah, yaitu ranah Kognitif,

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

28

ranah afektif, dan ranah psikomotor. Hasil belajar yang dimaksud

dalam penelitian adalah mencakup tiga ranah yaitu :

1) Ranah Kognitif

Yang dimaksud dengan ranah kognitif disini yaitu

peserta didik mampu menyebutkan bagian-bagian sistem rangka.

Peserta didik juga mampu menjelaskan dari setiap pokok bahasan

yang berkaitan erat dengan materi sistem rangka dan memberikan

contohnya yang sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru

sehingga mereka dapat memperkuat pengetahuan dan

pemahamanya tentang materi sistem rangka untuk dapat dengan

mudah diingat dan diterapkannya.

2) Ranah Afektif

Merupakan ranah lanjutan dari ranah kognitif, disini

peserta didik diharapkan merespon, menilai dan menerima

pembelajaran untuk dapat ikut aktif berpartisipasi dan melibatkan

diri baik dengan keberanianya memberikan pertanyaan maupun

dalam menanggapi pertanyaan yang di berikan peserta didik lain

maupun pendidik, sehingga pembelajaran berjalan dengan aktif

dan komunikatif.

3) Ranah Psikomotor

Psikomotor merupakan ranah terakhir dari hasil

pembelajaran, diamana peserta didik mampu mengulang atau

menirukan dari tingkah laku yang di contohkan sebelumya oleh

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

29

pendidik. Peserta didik dituntut untuk mempraktikan dari sebuah

materi yang diberikan dengan menampilkan action atau

melakukan pengamatan secara langsung yang berkaitan dengan

materi sistem rangka, seperti mengamati bentuk-bentuk sistem

rangka dan tata letak sistem rangka yang ada dalam tubuh

manusia. Disitulah peserta didik akan menirukan dari yang

diajarkan oleh pendidik sebelumnya untuk memperoleh pemahan

konsep secara nyata dan lebih bermakna.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

individu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni faktor internal,

faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar (Syah, 2005 dalam Ida

Bagus Putrayasa, 2012: 29). Ketiga faktor tersebut sering saling

berkaitan dan mempengeruhi satu sama lain. Berikut dipaparkan

mengenai ketiga faktor tersebut.

1) Faktor internal

Faktor Internal adalah faktor yang mempengaruhi hasil

belajar individu. Faktor Internal ini meliputi:

a) Faktor Fisiologis

Faktor Fisiologis adalah faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan atas dua

macam. Pertama kondisi fisik atau keadaan tonus jasmani,

pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

30

seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar aakan

memberikan pengaruh yang positif terhadap kegiatan belajar

individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Kedua,

kedaan fungsi jasmani/ fisiologis. Selama proses belajar

berlangsung fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat

mempengaruhi hasil belajar terutama pancaindra.

b) Faktor Psikologis

Faktor-faktor Psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa

faktor psikologis yang utama memepngaruhi proses belajar

yaitu:

(1) Kecerdasan/ Intelegensia Siswa

Kecerdasan merupakan faktor yang paling

penting dalam proses belajar siswa, karena itu

mementukan kualitas belajar siswa. Sebagai faktor

psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan

belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang

kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau

profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat

kecerdasan siswa.

Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-

macam, slah satunya adalah penggolongan tingkat IQ

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

31

berdasarkan tes Stanford-Binet yang telah direvisi oleh

Terman dan Merill sebagai berikut:

Tabel 2.2 Penggolongan Tingkat Kecerdasan Manusia

Tingkat kecerdasan Klasifikasi

140-169 Amat Superior

120-139 Superior

110-119 Rata-rata tinggi

90-109 Rata-rata

80-89 Rata-rata Rendah

70-79 Batas lemah mental

20-69 Lemah mental

Dari tabel di atas, dapat diketahui penggolongan

tingkat kecerdasan manusia.

(2) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.

Motivasi mendorong siswa untuk melakukan kegiatan

belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Para ahli

psikologi mendefinisikan motivasi instrinsik sebagai

proses di dalam diri individu yang aktif mendorong,

memberi arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

32

ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu

tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar.

(3) Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Untuk membangkitkan minat

belajr siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.

Pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari

menjadi materi yang sangat menarik dan tidak

membosankan. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang

studi yang dipilih oleh siswa sesuai dengan minatnya.

(4) Sikap

Dalam belajar, sikap individu dapat

mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap adalah

gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk bereaksi atau merespons dengan

cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan

sebagainya, baik positif maupun negatif.

(5) Bakat

Secara umum Bakat (aptitude) didefinisikan

sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

33

2) Faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal/

endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses

belajar siswa. Faktor-faktor eksternal dalam belajar dapat

digolongkan menjadi dua golongan yaitu lingkungan sosial dan

nonsosial. Lingkungan sosial merupakan pengaruh yang datang

atau berasal dari manusia. Lingkungan sosial siswa meliputi orang

tua, keluarga, masyarakat dan tetangga, serta teman-teman

sepermainan di sekitar rumah siswa. Sifat-sifat lingkungan sosial

dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar

dan hasil yang dicapai oleh siswa. Lingkungan nonsosial meliputi

lingkungan alamiah seperti keadaan alam, udara, suhu udara,

cuaca, waktu (pagi, siang, sore, malam), serta faktor instrumental

yang mencakup tempat belajar, gedung, maupun buku-buku

pelajaran.

3) Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara

atau strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang

keefektifan dan keefesienan proses mempelajari materi tertentu.

Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional

yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau

mencapai belajar tertentu.

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

34

B. Penelitian Yang Relevan

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match memang

memiliki dua sisi yang berbeda yaitu positif dan negatif, akan tetapi sisi

negatif akan dapat tertutupi dengan hasil pembelajaran yang maksimal dan

sesuai dengan tujuan. Banyak penelitian yang menggunakan model ini

karena memiliki pengaruh yang baik bagi peningkatan hasil belajar, salah

satunya pakar pendidikan adalah Slavin yang melakukan hasil

penelitiannya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (dalam

Rusman, 2010: 205) mengatakan 1) penggunaan pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat

meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan

menghargai pendapat orang lain 2) pembelajaran kooperatif dapat

memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir kritis, memecahkan masalah

dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman, sehingga

pembelajaran kooperatif tipe make a match ini akan berdampak dalam

pencapaian hasil belajar peserta didik di SDN Karangampel Kidul IV

Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu yang semakin meningkat

dan lebih baik, dengan indikasi nilai sebelum diterapkan pembelajaran

kooperatif tipe make a match sebesar 45% yang mencapai KKM menjadi

85%. pembelajaran kooperatif tipe make a match juga dapat meningkatkan

kesungguhan pendidik dalam menyajikan materi dalam suatu

pembelajaran.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

35

Senada dengan itu Dr. Rusman (2010: 201) menyimpulkan model

pembelajaran kontekstual guru lebih berperan sebagai fasilitator yang

berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih

tinggi. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman

langsung dalam menerapkan ide-ide mereka sehingga dapat

Penelitian yang dilakukan oleh Salamah (2013) peningkatan hasil

belajar peseta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

make a match disampaikan oleh Wiwik Sulisti pada kelas II MI Ma’arif

Sambeng Borobudur Magelang dengan hasilnya pencapaian 100% peserta

didik yang mencapai KKM dengan presentase sebelumnya yaitu 56,25%

yang mencapai KKM. Sependapat dengan penelitian itu juga disampaikan

oleh Febriyanti Sugandi (2013) yang melakukan penelitian pada kelas V

SD Negeri Babakan Bandung Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi.

Menyampaikan pendapatnya dalam penelitianya bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dengan KKM

65 dan menunjukan hasil belajar yang lebih meningkat. Senada dengan

penelitian di atas disampaikan oleh Hidayatul Azizah yang melakukan

penelitian pada kelas III MI Miftahul Ulum Rejosari Kalidawir

Tulungagung dengan mencapai hasilnya yaitu 83,33 % peserta didik yang

mencapai KKM dengan presentase sebelumnya yaitu 41,66%

Jadi pada intinya pembelajaran dengan mengguanakan model

pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat memperoleh hasil belajar

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

36

yang lebih baik dan maksimal. Selain itu juga pembelajaran kooperatif tipe

make a match dapat meningkatkan minat dan semangat peserta didik

dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan adanya

beberapa penelitian yang mengguanakan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match, dimana setiap penelitian menunjukkan hasil yang lebih

baik dan lebih baik lagi sehingga diharapkan model ini dapat menjadi

salah satu model pembelajaran unggulan yang selalu diterapkan oleh para

pendidik dalam melakukan pembelajaran di kelas.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di temukan seperti

kemampuan peserta didik dalam memahami konsep materi sistem rangka

cukup rendah artinya dalam proses belajar yang dilakukan peserta didik

belum mencapai hasil yang diharapkan yaitu belum sepenuhnya dapat

memahami konsep materi apa yang telah disampaikan oleh pendidik dalam

proses belajar. Pembelajaran hanya berpusat pada pendidik dan kurang

melibatkan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga

peserta didik cenderung menjadi pendengar tanpa ikut serta berperan

dalam proses pembelajaran. Dengan indikasi tersebut akan berdampak

pada hasil belajar yang dicapai yaitu berdampak pada hasil belajar peserta

didik rendah yang belum mencapai hasil maksimal dan tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan peserta didik dan pendidik. Masalah tersebut

akibat dari penggunaan model pembelajaran yang kurang sesuai dan

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

37

cenderung menuntut peserta didik untuk menerima dan mendengarkan saja

tanpa menuntut partisipasi peserta didik secara aktif sehingga

pembelajaran berjalan monoton dan membosankan.

Suatu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, pendidik

selalu dikaitkan dengan istilah model, pendekatan, dan metode sebagai

strategi pembelajaran. Dalam konteks ini seorang pendidik harus jeli dan

pandai dalam memilih suatu model pembelajaran tertentu sehingga akan

mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai dan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat

mempengaruhi hasil pembelajaran peserta didik yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe make a match. Penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match pada mata pelajaran IPA materi sistem rangka dengan

cara mengaitkan materi sistem rangka dengan kenyataan yang ada

dilingkungan sekitar yang digunakan sebagia contoh untuk mempermudah

peserta didik dalam memahami konsep materi sistem rangka. Peserta didik

diberikan kesempatan untuk aktif dalam menyampaikan gagasan untuk

berbagi pengalaman dengan teman sekelas sesuai dengan materi sistem

rangka dengan memberikan contoh nyata yang ada dilingkungan mereka.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

dalam pembelajarn IPA materi sistem rangka juga memiliki berbagai

keunggulan, seperti pembelajaran lebih membuat peserta didik senang dan

tidak cepat bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pembelajaran

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

38

dengan model kooperatif tipe make a match menjadi lebih berakna karena

pembelajaran menuntut peserta didik lebih aktif dalam kelompok.

Secara mendasar model pembelajaran kooperatif tipe make a

match dapat lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep

secara sederhana dan mudah diingat, hal ini dikarenakan pembelajaran

kooperatif tipe make a match menerapkan pembelajaran kelompok dimana

peserta didik dituntut untuk mampu bekerjasama dengan baik dalam

pembelajaran sehingga pembelajaran lebih melekat dan bermakna dalam

ingatan anak. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match

diharapkan meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan

semangat belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar disekolah.

Peserta didik juga lebih aktif berpartisipasi dalam kegitan pembelajaran

karena hal tersebut akan berdampak pada kemampuan anak dalam

menangkap materi yang disampaikan dan berdampak pada hasil belajar

yang lebih biak dan meningkat sesuia dengan harapan.

Keberhasilan belajar peserta didik dapat terlihat dengan hasil

belajar yang dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu berupa

peningkatan nilai nyata yang didapat dari hasil evaluasi pembelajaran

setelah dilakukanya pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

tipe make a match. Keberhasilan dalam pembelajaran juga tidak terlepas

dari kemampuan pendidik dalam menyampaikan materi dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match secara

baik dan maksimal, jika semakin efektif model pembelajaran yang

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

39

digunakan dalam mengajar semakin baik pula hasil belajar yang akan

dicapai. Berdasarkan pemaparan kerangka berpikir di atas dapat dilihat

secara umum pada Gambar 1.1.

Solusi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Keunggulan

1. Pembelajaran tidak cepat bosan.

2. Lebih aktif dalam pembelajaran.

3. Kreativitas akan tumbuh dalam memahami konsep Sistem

Rangka.

Identifikasi Masalah

1. Pemahaman konsep pada materi sistem rangka

cukup rendah.

2. Pembelajaran yang masih berpusat pada pendidik.

3. Hasil belajar rendah.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

40

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang penting kedudukannya

dalam suatu penelitian. Dalam hipotesis penelitian ini jika model

pembelajaran kooperatif tipe make a match ini diterapkan pada

pembelajaran IPA tentang Sistem Rangka di kelas IV SD Negeri

Karangampel Kidul IV Tahun Ajaran 2015/2016, maka hasil belajar siswa

akan meningkat.

Harapan

1. Hasil belajar peserta didik lebih meningkat

2. Semangat dalam mengikuti pembelajaran meningkat.

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

41

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Subyek dan Waktu Penelitian

1. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SD Negeri

Karangampel Kidul IV Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu.

Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 23 siswa.

Terdiri dari 15 laki-laki dan 8 perempuan. Fokus pada penelitian ini adalah

mata pelajaran IPA pada pokok pembahasan yaitu mengelompokkan

rangka manusia berdasarkan anggotanya dengan model pembelajaran

kooperatif tipe make a match.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan ada beberapa masalah

yang ditemukan dalam proes belajar mengajar, diantaranya yaitu: pada

proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

Karangampel Kidul IV masih banyak berorientasi pada guru dengan

mengandalkan bahan belajar dari buku IPA yang tersedia tanpa ditunjang

dengan media pembelajaran yang sesuai. Hal ini menyebabkan siswa

merasa bosan dan kurang berminat terhadap pembelajaran IPA yang pada

akhirnya perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang

dicapai siswa, khususnya pada pokok bahasan sistem rangka.

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

42

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Karangampel Kidul IV

Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu dilaksanakan pada

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 yang dimulai dari April

sampai bulan Agustus 2015.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

N

oKegiatan

Tahun 2015

April Mei Juni Juli Agustus September

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1Observasi

Awal

2Penyusunan

Proposal

3Sidang

Proposal

4

Penelitian

dan

Bimbingan

Skripsi

5Sidang

Skripsi

6 Perbaikan

dan

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

43

Penyelesaian

Skripsi

7Pelaporan ke

Akademik

B. Desain dan Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti harus memilih desain yang tepat

agar penilitian yang dilakukan dapat terarah dengan baik. Desain atau

rancangan prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Mc

Taggart.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas

(clasroom action research) yang terdiri dari empat komponen yaitu

Perencanaan Tindakan (planning), Pelaksanaan Tindakan (acting),

Pengamatan Tindakatn (observing) dan Refleksi Terhadap Tindakan

(reflecting).

Menurut Margareta M.N dan Kania I.D, 2008: 22, Siklus PTK

dapat digambarkan sebagai berikut:

PengamatanSiklus 1Perencanaan

Pelaksanaan

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

44

Gambar 1.2 Siklus PTK

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

metode Penelitian Tindakan Kelas dengan Model PTK yang dikemukakan

oleh Kemmis dan Mc Taggart.

Penelitian ini dilakukan dengan jadwal pembelajaran yang ada di

SD Negeri karangampel Kidul IV dan akan dilaksanakan dalam 2 siklus,

setiap langkah terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan/ observasi dan refleksi. Keempat tahap tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

PengamatanPerencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Siklus 2

Refleksi

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

45

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana

tindakan dan rencana yang hendak diselenggarakan dalam proses

pembelajaran IPA. Kegiatan tersebut diantaranya: 1) berdiskusi

dengan guru mitra penelitian dalam menyiapkan RPP, 2) membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe make a match, 3) membuat

lembar observasi, 4) mempersiapkan media pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pelaksanaan

praktik pembelajaran yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan

yang telah disusun bersama-sama antara guru ahli dan peneliti

yang juga merangkap sebagai praktikan guna memperbaiki dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Pelaksanaan tindakan

pembelajaran ini dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti

dengan guru mitra penelitian. Selanjutnya peneliti meminta guru

mitra (teman sejawat) untuk mengamati peneliti yang sekaligus

menjadi praktisi dalam pelaksanaan tindakan. Untuk mencapai hasil

yang optimal, maka pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam

beberapa siklus. Pelaksanaan siklus pertama berdasarkan pada

rancangan siklus pertama untuk menjawab permasalahan yang

diperoleh dari data observasi awal. Pelaksanaan siklus kedua

berdasarkan pada rencana pembelajaran yang mengacu pada hasil

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

46

refleksi siklus pertama. Untuk siklus selanjutnya dalam rencana

dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kejadian siklus

sebelumnya.

c . Tahap Pengamatan Tindakan

Pada tahapan ini, peneliti dibantu dengan guru mitra

penelitian melakukan pengamatan dan mencatat semua hal- hal

yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Observer mengamati seluruh aktivitas yang

dilakukan oleh guru dan siswa berdasarkan pedoman observasi yang

telah dibuat, sehingga dapat diketahui apakah aktivitas guru dan

siswa telah sesuai atau tidak dengan lembar observasi. Hasil

observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan yang telah

dilakukan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

d. Tahap Refleksi Tindakan

Tahap refleksi merupakan tahapan untuk memproses data

yang didapat pada saat melakukan pengamatan. Data yang didapat

kemudian ditafsirkan dan dicari kejelasannya, dianalisis, lalu

disintesiskan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan

berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang

telah dilakukan. Refleksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

melakukan perbaikan yang ditemukan dalam kegiatan observasi

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

47

untuk dicariakan solusi sehingga pembelajaran lebih efektif dan

sesuai dengan harapan seperti, melakukan pemeriksaan terhadap hasil

evaluasi belajar peserta didik dan mengganti soal-soal yang dianggap

sulit oleh peserta didik, mengganti media pembelajaran agar

pembelajaran berjalan lebih baik serta tidak monoton dan

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

C. Definisi Operasional

1. Metode Cooperative Tipe Make a Match

Model pembelajran kooperatif tipe make a match merupakan

model pembelajaran yang membentu peserta didik untuk mempelajari isi

materi dan hubungan sosial dengan mencari pasangan. Setiap peserta didik

mendapat sebuah kartu (bisa berupa soal atau jawaban) dari guru,

kemudian peserta didik secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan

kartu yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran

make a match mungkin akan riuh, tetapi sangat asik dan

menyenangkan sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.

Karakteristik/ Ciri pembelajaran kooperatif menurut Enjah Takari (2010:

28) mencangkup empat unsur yang harus diterapkan, yang meliputi;

mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan

(individual accountability), menumbuhkan kepekaan sosial (sosial skill),

saling ketergantungan yang positif (positif interdependence), dan proses

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

48

perolehan jawaban permasalahan dikerjakan secara bersama (group

processing).

2. Pembelajaran IPA di SD

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat erat kaitannya

dengan cara mencari tahu tentang alam dan segala isinya, sehingga IPA

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

suatu proses penemuan. (KTSP 2006 : 484). Pendidikan IPA diharapkan

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan

alam sekitar, serta prospek yang lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA lebih menekankan

pada pemberian pengalaman langsung pada peserta didik untuk

mengembangkan potensinya agar menjelajahi dan memehami alam sekitar

secara ilmiah.

3. Hasil Belajar

Segala sesuatu yang telah dicapai oleh seseorang melalui

proses pembelajaran dan memenuhi standar kompetensi. Dan merupakan

alat ukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, apakah siswa

dinyatakan mengusai materi pembelajaran atau tidak. Jika kurang dalam

penguasaan materi pembelajaran, maka guru bisa memberikan

tindakan lanjutan pembelajaran kepada siswa. Baik berbentuk

Remedial atau memberikan pelajaran tambahan berupa Pekerjaan

Rumah (Usman, 2003 : 135).

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

49

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data

diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan

berjalan dengan baik. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik survei

Dalam penelitian ini teknik survei yang dimaksudkan adalah

meliputi pencarian informasi dari sekolah dan para pendidik yang ada di

SD khususnya wali kelas IVyang akan menjadi objek penelitian sehingga

harus terlebih harus mengerti tentang permasalahan apa yang ada

didalamnya dan sejauh mana hasil belajar yang telah diperoleh peserta

didik sebelumnya serta meninjau lokasi dan subjek yang digunakan dalam

penelitian.

2. Tes

Tes adalah suatu alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur

pencapaian hasil belajar seseorang, baik secara lisan, tulisan maupun

perbuatan.

Teknik penelitian ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar

peserta didik kelas IV pada mata pelajaran IPA materi sistem rangka

dengan melakukan latihan soal guna mendapatkan data yang diperlukan

untuk memperkuat argumentasi penelitian yaitu berupa nilai sebagai hasil

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

50

belajar peserta didik yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan

penelitian.

3. Observasi

Observasi adalah dimana metode pengumpulan peneliti mencatat

informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.

Penyaksiannya dapat berupa melihat, mendengar, merasakan yang

kemudian dicatat secara obyektif (Joko Sulisyono, 2010:14). Pada

penelitian ini observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan peneliti

ketika pembelajaran berlangsung.

4. Dokumentasi

Dalam melaksanakan dokumentasi pada penelitian ini data-data

yang perlu dikumpulkan adalah data-data yang berkaitan dengan

penelitian, seperti foto-foto kegiatan selama kegiatan berlangsung dan

video kegiatan.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan observasi secara langsung mengenai segala situasi yang

terjadi di kelas secara khusus pada pembelajaran IPA.

b. Melakukan dokumentasi berupa pengumpulan data-data yang berkaitan

dengan penelitian serta foto-foto kegiatan selama penelitian

berlangsung.

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

51

c. Memberikan tes berupa soal-soal untuk mengetahui pencapaian hasil

belajar siswa.

d. Mencatatat kejadian-kejadian yang berlangsung selama penelitian.

2. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah dalam penelitian ini untuk

mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan

peneliti yang telah ditetapkan (Asmani, 2011:116).

a. Teknik analisis data

Penggunaan teknik analisis data pada penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu model pembelajaran yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data

yaitu dengan cara menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik yang

berupa latihan soal untuk didapatkan nilai rat-rata kelas yaitu dengan

mengguanakan rumus seperti pada gambar 3.2.

X=∑ X

∑ N

Gambar 3.2 rumus rata-rata kelas (Aqib dkk, 2009: 40)

Ket X : nilai rata-rata

∑ X : jumlah semua nilai peserta didik

∑ N : jumlah peserta didik

Analisis data merupakan proses untuk mengambil sebuah

keputusan sesudah pembelajaran berlangsung. Keputusan yang diambil

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

52

berdasarkan pertimbnagan yang berasal dari berbagai sumber. Sumber

pertimbangan tersebut adalah data yang dikumpulkan melalui observasi

dan lembar evaluasi hasil belajar peserta didik. Agar data data tersebut

bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut

harus dianalisis terlebih dahulu untuk didpatkan hasil yang sebenar-

benarnya (Wardhani dan Wihardit, 2012: 2.30).

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Adapun kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan

dan secara kolektif. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar

mengajar, peneliti menganggap bahwa penerapan pembelajaran materi

bentuk sistem rangka mata pelajaran IPA dengan pertanyaan terstruktur

bisa dikatakan berhasil dalam meningkatkan prestasi hasil belajar

peserta didik jika peserta didik mampu mengerjakan soal dalam

kegiatan evaluasi belajar dan dapat memenuhi KKM 64 yaitu minimal

85% dari jumlah keseluruhan peserta didik.

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi, dimana hasil

analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan

perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis ini juga

dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan

pemebelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam

penentuan model pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat.

Berikut ini adalah tabel tingkat kriteria keberhasilan belajar peserta

didik dalam % sesuai dengan tabel 3.2.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

53

Tabel 3.2 Tingkat kriteria keberhasilan belajar peserta didik dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Keterangan

>80%

60-79%

40-59%

20-39%

<20%

sangat tinggi

tinggi

sedang

rendah

sangat rendah

Sumber: (Aqib dkk, 2009: 41)