UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET …/Upaya... · SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN...
Transcript of UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET …/Upaya... · SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET
MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUHARYANTO
X 4711186
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Suharyanto
NIM : X 4711186
Jurusan/Program Studi : FKIP/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN
PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Suharyanto
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET
MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
SUHARYANTO
X 4711186
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2012
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Suharyanto. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA BASKET
MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI SD
NEGERI 1 BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN
PELAJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar bola basket
melalui modifikasi permainan pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja
Kabupaten Purbalinga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas VI SD Negeri 1 Bukateja yang berjumlah 22 siswa terdiri atas 10 siswa
putra dan 12 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi wawancara dan angket dan
dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi metode.
Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau
kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap orientasi
dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam
siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui modifikasi permainan dapat
meningkatkan hasil belajar bola basket dari pra siklus sebesar 40,9%, pada siklus I
meningkat sebesar 64%, dan kemudian pada siklus II meningkat sebesar 90,9%.
Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher-centered sehingga hasil
belajar bola basket siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I, hasil belajar
siswa dalam pembelajaran bola basket meningkat walaupun belum optimal.
Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar bola basket siswa meningkat
tinggi sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas.
Simpulan penelitian ini adalah melalui modifikasi permainan dapat
meningkatkan hasil belajar bola basket siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja
Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: modifikasi permainan, hasil belajar, bola basket.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett Dan
Huggett)
Berbicara masalah martabat guru, separuhnya adalah kesejahteraannya
(Wardiman Djojonegoro)
Agar para pendidik jangan menampilkan diri sebagai sosok yang serba tahu,
biarkan anak didik yang menemukan sendiri (Muchlas Samani)
Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi
yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan (Purwanto)
Adanya standar untuk menentukan guru sebagai profesi, memungkinkan tidak
semua orang menjadi guru (Purwanto)
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembakan karya ini untuk:
SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga
Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya
Istri dan anak-anakku tercinta,
Segalanya bagiku
Bapak dan Ibuku,
Kasihmu sepanjang jalanku
Bapak dan Ibu Mertuaku,
Sumber inspirasiku
FKIP Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta kampus tempatku
mengasah dan mempertajam wawasan keilmuan
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Penelitian Tindakan Kelas
dapat terselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan. Selama penyusunan penelitian, tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.
2. Drs. Mulyono, M. M, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
izin penulisan Penelitian Tindakan Kelas.
3. Waluyo, S. Pd. M. Or, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Sri Santoso Sabarini, S. Pd. M. Or, selaku pembimbing I, dan, Drs. Sugiyoto,
M. Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar
(PPKHB) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan.
6. Saryono, S.Pd, Selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Bukateja yang telah
memberikan izin terlaksananya penelitian.
7. Rekan-rekan mahasiswa UNS Surakarta yang telah memberikan bantuan dan
motivasi dalam penyusunan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual demi
terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ini.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penelitian Tindakan Kelas ini telah diusahakan sebaik-baiknya, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penelitian.
Semoga penelitian yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL..........................................................................................................
PERNYATAAN…………………………………………………………..
PENGAJUAN……………………………………………..........................
PERSETUJUAN...........................................................................................
PENGESAHAN……………………………………………………………
ABSTRAK…………………………………………………………………
MOTTO……………………………………………………........................
PERSEMBAHAN…………………………………………........................
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
B. Perumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Penelitian................................................................................
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………
1. Sejarah Olahraga Bola Basket …………..……………………....
2. Cara Bermain Bola Basket……………………………………....
3. Teknik Dasar Permainan Bola Basket…………………………...
a. Teknik Melempar dan Mengoper Bola………………………..
b. Teknik Lemparan Bola Setinggi Dada (Chest Pass)……….....
c. Teknik Membawa Bola (Dribbling)…………………………..
d. Teknik Memasukkan Bola ke Ring…………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
1
3
3
4
5
5
6
7
7
8
9
9
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
e. Teknik Memasukkan Bola ke Ring Basket Sambil Melompat
(Lay Up)………………………………………………………
4. Perlengkapan Olahraga Bola Basket……………………………..
a. Lapangan Bola Basket………………………………………...
b. Garis Tembakan Hukuman……………………………………
c. Papan Pantul…………………………………………………...
d. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang……………………
e. Bola……………………………………………………………
5. Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD………………………….
6. Pembelajaran……………………………………………..............
a. Konsep Pembelajaran……………………………………….....
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran……………………………….....
c. Efektivitas Pembelajaran………………………………………
7. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani…………………..
8. Konsep Modifikasi…………………………………………….....
9. Modikasi Permainan dan Sarana Pra Sarana…………………….
10. Pembelajaran Bola Basket Melalui Modifikasi Permainan……...
B. Kerangka Berpikir..............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................
1. Tempat Penelitian………………………………………………..
2. Waktu Penelitian…………………………………………………
B. Subyek Penelitian...............................................................................
C. Data dan Sumber Data........................................................................
D. Pengumpulan Data..............................................................................
E. Uji Validitas Data…………………………………………………...
F. Analisis Data......................................................................................
G. Indikator Kinerja Penelitian…………………………………………
H. Prosedur Penelitian.............................................................................
1. Rancangan Siklus I………………………………………………
a. Tahap Perencanaan…………………………………………...
10
11
11
12
12
13
13
14
16
16
17
18
19
20
22
24
26
27
27
27
28
28
28
29
29
30
31
33
33
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
b. TahapPelaksanaan………………………………………….....
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
2. Rancangan Siklus II……………………………………………..
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
b. TahapPelaksanaan………………………………………….....
c. Pengamatan Tindakan………………………………………...
d. Tahap Evaluasi………………………………………………..
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan……………………………………………..
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus………………………………
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus…………………………
D. Pembahasan…………………………………………………………
BABV SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………….....
B. Implikasi………………………………………………………….....
C. Saran………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN……………………………………………………………….
33
33
34
34
34
34
35
35
36
38
46
48
52
52
53
54
55
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian..........................
2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data……………………………………
3. Indikator Kinerja Penelitian.……………………………………………
4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian…………………………..
5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………………
6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………...
7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus……………….
27
28
30
37
41
45
46
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cara Memegang Bola……………………………………………………...
2. Cest Pass…………………………………………………………………..
3. Dribbling…………………………………………………………………..
4. Cara Memasukkan Bola dengan Satu Tangan…………………………….
5. Cara Memasukkan Bola dengan Dua Tangan……………………………..
6. Lay Up…………………………………………………………………….
7. Lapangan Bola basket ………………………………………………….....
8. Daerah Bersyarat untuk Tembakan Hukuman………………………….....
9. Papan Pantul…………………………………………………………….....
10. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang……………………………....
11. Bola Basket………………………………………………………………
12. Kerangka Berpikir……………………………………………………….
13. Skema Siklus…………………………………………………………….
14. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola basket…………...
8
8
9
10
10
11
11
12
12
13
13
26
32
47
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran……………………………………………………..
2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran Siklus I………………………………….
3. Rencana Pelaksanaan Pelajaran Siklus II……………………...................
4. Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………...................
5. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I………………....................
6. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I……………….....................
7. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I……………………………….
8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I………………………….....................
9. Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II…………………………..
10. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II…………………………..
11. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II……………….....................
12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II……………………………………..
13. Foto-foto Kegiatan…………………………………………....................
14. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………...
15. Surat Ijin Menyusun Skripsi…………………………………………….
16. Surat Permohonan Ijin Penelitian……………………………………….
17. Surat Keterangan Penelitian……………………………………………..
55
56
66
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
91
92
93
94
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendididkan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan program
pengajaran yang sangat penting dalam pembentukan kebugaran para siswa.
Melalui pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan dapat mengarahkan siswa
untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat.
Pendekatan pengajaran yang menyenangkan dapat membimbing siswa dalam
melakukan aktivitas jasmani di sekolah. Selain itu siswa dapat diajarkan pula
bagaimana mempraktekkan kebiasaan hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari.
Kelemahan pendidikan jasmani di SD terkait beberapa faktor yang saling
berhubungan mulai dari faktor kurangnya guru spesialis dalam pendidikan
jasmani, lemahnya sistim supervisi, langkanya ketersediaan infrastuktur olahraga
sampai pada kesenjangan antara kurikulum sebagai dokumen dan
implementasinya. Pada tingkat pengajaran di kelas, isu pembaharuan model
pembelajaran merupakan masalah yang paling kritis. Untuk memperbaiki keadaan
tersebut strategi umum yang dapat dilaksanakan untuk memberdayakan
pendidikan jasmani di SD adalah dapat melalui pembenahan manajemen dan
peningkatan sumber daya baik secara kuantitatif maupun mutu. Yang paling
mungkin ditingkatkan oleh guru pendidikan jasmani adalah proses belajar
mengajar.
Salah satu penyebab rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah dasar adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki oleh
sekolah-sekolah tersebut. Ketergantungan para guru penjas pada sarana yang
standar serta pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada prestasi,
menyebabkan pola pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung
membosankan siswa. Saat ini sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah dasar masih memprihatinkan. Jangankan
kuantitasnya, kualitas kelayakan untuk terselenggaranya kegiatan penjas yang
nyaman masih jauh dari harapan. Hal tersebut sulit untuk dihindari, karena
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
keberadaan sekolah yang semakin terasa sempit, apalagi bila kebijakan
pemerintah atau sekolah kurang berpihak pada kegiatan pendidikan jasmani.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mungkin saja di beberapa sekolah dasar hanya
mempunyai lahan untuk kegiatan penjas berupa halaman untuk upacara bendera,
dan itupun sudah boleh dikatakan ada, karena di atasnya masih dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan penjas ala kadarnya. Ketergantungan guru penjas pada
sarana standar seringkali menghambat aktivitas pembelajaran penjas. Apalagi bila
jumlah alat yang dimiliki sekolah tidak sesuai dengan jumlah siswa yang diajar.
Di sisi lain, keberadaan struktur serta kondisi fisik dan kemampuan fisik
siswa sekolah dasar masih belum memadai untuk kegiatan-kegiatan yang
mengacu pada standarisasi alat maupun lapangan. Ukuran alat serta lapangan,
masih belum sesuai dengan kemampuan siswa sekolah dasar. Beratnya bola
basket, seringkali mengganggu dalam hal penguasaan keterampilan dasar bermain
basket. Belum lagi ketinggian ring yang seringkali dipasang untuk ukuran orang
dewasa. Barangkali mereka sering melihat di TV pemain basket yang melakukan
slamdunk. Mungkin saja ada dalam benak mereka suatu keinginan untuk
melakukan hal yang sama seperti yang sering mereka lihat. Namun keinginan
tersebut sangat mustahil dapat mereka lakukan, karena ukuran ketinggian
ringnyapun jauh dari jangkauan mereka. Akibatnya tingkat partisipasi siswa
dalam pembelajaran bola basket jauh dari harapan. Secara psikologis siswa
sekolah dasar masih belum siap dihadapkan pada hal-hal yang bersifat teknis.
Sebab di usia mereka, kegiatan berbentuk permainan yang menyenangkan akan
lebih menggugah minat serta memotivasi mereka untuk beraktifitas, dibandingkan
dengan berbagai aktifitas yang bersifat teknis.
Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa siswa-siswi kelas VI SD
Negeri 1 Bukateja kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran bola basket,
hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang monoton. Pembelajaran
berorientasi pada tehnik, sehingga penjas merupakan rutinitas pembelajaran yang
menjemukan, tidak adanya unsur yang menyenangkan dalam penyajian materi
pembelajaran. Permainan bola basket yang seharusnya menarik dan
menyenangkan menjadi suatu aktivitas yang menjemukan bagi siswa. Keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
semacam ini mengakibatkan minat siswa dalam pembelajaran bola basket sangat
rendah sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Berdasarkan data nilai hasil belajar bola basket pada tahap pra penelitian,
siswa siswi kelas VI SD Negeri 1 Bukateja belum mencapai batas ketuntasan
minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Dari 22 siswa-siswi kelas VI,
hanya 40,9% atau 9 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Hal tersebut menjadi
bukti bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan belum mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan yang dapat mengatasi
rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran bola basket.
Sejalan dengan hal tersebut, pembelajaran melalui modifikasi permainan
diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran bola
basket, sehingga meningkatkan minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
mengikuti pembelajaran, dan dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan
mudah tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bola Basket Melalui Modifikasi Permainan
Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimanakah modifikasi permainan dapat meningkatkan
hasil belajar bola basket pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten
Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012?"
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
adalah untuk meningkatan hasil belajar bola basket melalui modifikasi permainan
pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan dapat
tidaknya modifikasi permainan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran bola basket. Manfaat lainnya adalah :
1. Bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket.
2. Bagi guru Penjaskes SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012.
a. Menambah wawasan tentang macam-macam model pembelajaran.
b. Sebagai usaha perbaikan pembelajaran dari model konvensional menjadi
pembelajaran ke arah PAKEM.
3. Bagi SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2011/2012.
a. Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mata
pelajaran Penjaskes.
b. Sebagai masukan untuk penyusunan program sekolah berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Olahraga Bola Basket
Pada musim dingin, di Amerika Serikat praktis seluruh kegiatan agak
terhambat, begitu juga kegiatan olahraga, sedangkan olahraga di negara
tersebut sudah benar-benar merupakan suatu kebutuhan. Untuk mengatasi
musim dingin tersebut dan keinginan untuk mengadakan kegiatan olahraga, Dr.
L. H. Gulick, sekretaris pendidikan jasmani di YMCA, Young Man Christian
Association menghendaki diciptakannya suatu permainan yang menyenangkan,
mudah dipelajari, mudah dimainkan, dan menghindari permainan kasar. Maka
pada tahun 1891, Dr. James A. Naismith menciptakan suatu permainan yang
disebut Basket Ball. Permainan ini ternyata mendapat sambutan yang baik
terutama di kalangan remaja dan pemuda sehingga dengan cepat sekali
permainan ini menyebar dan berkembang ke seluruh dunia.
Kejuaraan bola basket pertama kali dilakukan pada tahun 1913, di
mana regu Filipina berhasil mengalahkan regu Cina. Lima tahun kemudian,
Negara-negara Eropa mulai mengenal permainan ini. Tahun 1933 untuk
pertama kalinya berlangsung konggres bola basket di Jenewa, Swiss. Tahun
1933 untuk pertama kali dilangsungkan kejuaraan dunia bola basket mahasiswa
di Turin, Italia dan pertama kali permainan bola basket dimasukkan dalam
acara pertandingan di Olimpiade, yaitu pada tahun 1936 di Jerman. Permainan
bola basket mulai masuk ke Indonesia setelah perang dunia ke-2 dibawa oleh
perantau-perantau Cina. Di Indonesia permainan ini juga cepat sekali
berkembang sehingga pada PON I tahun 1948 di Surakarta menjadi salah satu
acara pertandingan.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan prestasi bola basket,
maka pada tanggal 23 Oktober 1951 didirikan Persatuan Basket Ball Seluruh
Indonesia (PERBASI). Sebagai ketuanya adalah Tonny When. Selanjutnya,
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pada tahun 1955 PERBASI dirubah kepanjangannya menjadi Persatuan Bola
Basket Seluruh Indonesia hingga sekarang.
Sejak itu pula permainan bola basket di seluruh Indonesia terus
berkembang. Organisasi bola basket juga terus berkembang sampai ke daerah-
daerah. Sementara itu, pertandingan terus berlanjut baik dalam negeri maupun
di luar negeri. Abdul Rohim (2008: 1-2)
2. Cara Bermain Bola Basket
Setiap regu terdiri dari 5 orang anggota. Masing-masing satu orang
pemain tengah, dua pemain depan, dan dua pemain penjaga (guard). Pemain
pengganti diperbolehkan masuk untuk bermain pada saat berhenti. Offisial
terdiri dari dua orang hakim/wasit yang memimpin pertandingan, namun
kadang 3 orang wasit. Mereka dibantu oleh dua pencatat nilai dan pencatat
waktu.
Lama permainan pada umumnya 4X6 menit, 4X8 menit, 4X12 menit,
atau 2X20 menit. Para pemain dapat mengoper bola ke depan dan ke belakang,
dari sisi ke sisi sambil menipu lawan. Satu-satunya cara yang sah
memindahkan bola adalah dengan melambungkan bola sepanjang lantai dengan
sebuah tangan atau dribbling. Kalau berhenti mendribel bola, harus segera
dioper atau ditembakkan ke dalam keranjang.
Jika bola keluar lapangan, wasit menentukan pemain dari regu mana
yang terakhir menyentuh bola. Selanjutnya bola diberikan kepada regu lawan
yang akan melakukan lemparan ke dalam. Jika pemain dari kedua regu secara
bersamaan memegang boal erat-erat, offisial akan melemparkan bola ke atas
antara dua regu.
Beberapa kesalahan seperti mendorong, memegang, tripping dan
charging, bermain kasar (roughing), atau menghalangi kelancaran atau progres
lawan, merupakan kesalahan personal (personal foul). Pemain yang melakukan
5 kali kesalahan harus meninggalkan lapangan permainan. Technical Foul
terjadi apabila regu melakukan time out melebihi yang diperbolehkan. Apabila
melakukan pelanggaran terhadap peraturan lainnya, seperti tindakan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
sportif dan tidak menghormati offisial, itu merupakan kesalahan teknis
(technical foul).
Terhadap pelanggaran kecil, diberikan kepada regu lawan untuk
melakukan lemparan ke dalam. Offisial memutuskan bahwa kesalahan yang
dilakukan ringan dan tidak sengaja, regu lawan hanya diberikan lemparan
bebas. Bila kesalahan yang dilakukan lebih seperti diberikan dua lemparan
bebas. Pada situasi lemparan bebas diperolehkan yaitu jika lemparan pertama
berhasil baik maka pemain memperoleh satu lemparan lagi.
Yang terpenting dalam permainan bola basket adalah adanya
fundamental yang baik serta memperoleh kesempatan baik untuk melepaskan
diri dari penjagaan lawan. Pada saat teman menguasai bola, kita harus
membebaskan diri pada posisi yang dapat menerima operan dan melemparkan
ke mulut keranjang.
Di samping itu perlu mengetahui cara berhenti dengan tindakan
petama, menghindari personal foul dan yang kedua untuk memperoleh posisi
sebaik mungkin untuk menerima operan.
Permainan bola basket diawali dengan Jump ball play sebagai tanda
permulaan permainan, Abdul Rohim (2008: 37-39).
3. Teknik Dasar Permainan Bola Basket
Bermain bola basket sangat menyenangkan. Permainan ini merupakan
permainan beregu. Oleh karena itu kerjasama antara sesama pemain sangat
diperlukan. Untuk melakukan permainan ini, teknik-teknik dasarnya perlu
dikuasai dengan benar, (Tim Bina Karya Guru, 2005: 21-23). Beberapa teknik
dasar yang perlu dikuasai adalah sebagai berikut:
a. Teknik Melempar dan Mengoper Bola
Teknik melempar dan mengoper bola sangat penting untuk dikuasai.
Kalau cara melempar dan mengoper sudah dilakukan dengan benar maka
hasil lemparan dan operannya akan baik pula. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika akan melempar dan mengoper bola adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
a) Cara memegang bola
Bola dipegang oleh kedua tangan dengan jari-jarinya terbuka dan
menutupi bola bagian atasnya. Kedua ibu jari berada dalam keadaan
sejajar, kedua sikut ditekuk rapat dengan badan, bola diletakkan di dekat
dada.
Gambar 1. Cara Memegang Bola
(Tim Bina Karya Guru 2005: 21)
b) Cara melemparkan dan mengoper bola
Berdiri tegak dan kedua kaki agak dibuka. Kedua lutut agak
ditekuk, sementara kedua tangan memegang bola. Kedua sikut ditekuk
rapat dengan badan, bola berada tepat di depan dada. Kemudian dorong
bola ke depan dengan kedua tangan. Pada saat kedua tangan diluruskan,
serentak bola dilepaskan ke arah sasaran. Pandangan mengarah ke depan.
b. Teknik Lemparan Bola Setinggi Dada (Chest Pass)
Melempar bola setinggi dada (chest pass) merupakan lemparan dasar
dalam permainan bola basket. Untuk itu teknik ini harus dikuasai dengan
baik. Perlu diperhatikan bahwa ketika bola lepas, pada saat yang bersamaan
kedua tangan lurus dan dibantu oleh jari-jari tangan untuk menolakkan bola.
Melangkahlah salah satu kaki ke depan agar bola yang ditolakkan kuat dan
cepat.
Gambar 2. Chest Pass (Tim Bina Karya Guru 2005: 22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Teknik Membawa Bola (Dribbling)
Membawa bola dengan gerakkan memantul-mantulkan bola ke lantai
disebut dribbling. Memantul-mantulkan bola ke lantai dilakukan untuk
menguasai bola agar tidak dapat direbut pemain lawan. Memantul-mantul
bola dapat dilakukan dengan cara di tempat, sambil berjalan, atau sambil
berlari.
Gambar 3. Dribbling (Tim Bina Karya Guru 2005: 25)
d. Teknik Memasukkan Bola ke Ring
Keterampilan memasukkan bola ke dalam ring sangat penting.
Apabila keterampilan ini telah dikuasai dengan baik maka dengan mudah
akan memperoleh nilai. Istilah memasukkan bola ke dalam ring basket
disebut shooting. Terdapat dua cara memasukkan bola ke dalam ring yaitu
memasukkan bola dengan satu tangan dan memasukkan bola dengan dua
tangan.
a) Cara memasukkan bola dengan satu tangan
- Berdiri tegak kaki agak dibuka kedua lutut agak ditekuk,
- Kedua tangan memegang bola di atas depan dahi,
- Sikut tangan kanan agak ditekuk, tangan kiri agak diluruskan untuk
membantu memegang bola,
- Pandangan ke arah ring basket,
- Bola didorong dengan tangan kanan,
- Pada waktu mendorong bola, kaki diluruskan hingga bola terlontar ke
ring basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Gambar 4. Cara Memasukkan Bola dengan Satu Tangan
(Tim Bina Karya Guru 2005: 23)
b) Cara memasukkan bola dengan dua tangan
- Berdiri tegak kedua kaki agak dibuka,
- Kedua lutut agak ditekuk,
- Kedua tangan memegang bola,
- Bola berada di depan dahi,
- Kedua sikut agak dibengkokkan, pandangan ke arah ring.
Gambar 5. Cara Memasukkan Bola dengan Dua Tangan
(Tim Bina Karya Guru 2005: 23)
e. Teknik Memasukkan Bola ke Ring Basket Sambil Melompat (Lay Up)
Yang dimaksud lay up shoot adalah tembakan yang dilakukan dari
jarak dekat sekali dengan keranjang, sehingga seolah-olah bola itu
diletakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan melangkah
lebar dan melompat setinggi-tingginya, Abdul Rohim (2008: 24). Adapun
cara melakukan lay up adalah:
- Gerakkan langkah pertama dengan lebar sambil memegang bola,
- Gerakkan pada langkah kedua tidak selebar pada gerakkan pertama dengan
menggunakan kaki kiri atau kanan,
- Kemudian loncatlah setinggi-tingginya agar lebih dekat dengan ring
basket,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
- Pada saat mencapai titik tertinggi luruskan lengan yang memegang bola ke
atas,
- Kemudian lecutkan pergelangan lengan yang memegang bola hingga bola
berjalan lambat dan memantul di papan pantul.
Gambar 6. Lay Up (Tim Bina Karya Guru 2005: 24)
4. Perlengkapan Olahraga Bola Basket
a. Lapangan Bola Basket
Lapangan olahraga bola basket harus pada permukaan yang keras
berbentuk empat persegi panjang serta bebas dari rintangan. Ukuran panjang
lapangan adalah 28 meter dan lebar 15 meter diukur dari sebelah dalam
garis batas.
Jari-jari tengah lingkaran lapangan bola basket adalah 1,80 meter yang
dibuat di tengah lapangan. Jari-jari ini diukur dari bagian luar kelilingnya
dan garis tengahnya sejajar dengan garis akhir. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 7. Lapangan Bola Basket (Abdul Rohim 2008: 5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Garis Tembakan Hukuman
Garis tembakan hukuman pada lapangan bola basket terdapat di
daerah bersyarat. Daerah beersyarat itu dibatasi oleh garis akhir, garis
tembakan hukuman, dan garis-garis yang bertolak dari garis akhir menuju
ujung garis tembakan hukuman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 8. Daerah Bersyarat untuk Tembakan Hukuman
(Abdul Rohim 2008: 5)
c. Papan Pantul
Papan pantul pada lapangan bola basket terdiri dari dua bagian. Kedua
papan pantul harus terbuat dari kayu keras setebal 3 cm atau bahan lain yang
cocok dan mempunyai derajat kekakuan (kekerasan) yang sama dengan
kayu. Ukuran papan pantul ini adalah panjang 1,80 meter dan lebar 1,20
meter. Permukaan papan tersebut harus datar dan berwarna putih. Pada
papan pantul terdapat empat persegi panjang yang berukuran panjang
(horisontal) 0, 59 m dan lebar (vertikal) 0,45 m. empat persegi panjang ini
dipergunakan untuk arahan memantulkan bola supaya bola masuk ke basket.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 9. Papan Pantul (Abdul Rohim 2008: 6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
d. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang
Pada lapangan bola basket dilengkapi dengan simpay yang terbuat dari
besi yang mepunyai garis tengah 20 mm dan jalanya mempunyai panjang 40
cm diletakkan 3,03 meter di atas lantai dan sama jauh dari kedua tepi
vertikal papan pantul. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 10. Simpay dan Penyangga Basket/Keranjang
(Abdul Rohim 2008: 7)
e. Bola
Bola harus terbuat dari karet yang dilapisi kulit atau bahan sintetis
lainnya. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm,
sedangkan beratnya tidak kurang dari 600 gram dan tidak lebih dari 650
gram. Bola tersebut dapat dipergunakan untuk bermain setelah dipompa
sedemikian rupa sehingga bila dipantulkan ke lantai yang keras dari tempat
setinggi 1,80 meter diukur dari dasar, bola akan memantul setinggi tidak
kurang 1,20 meter dan tidak lebih dari 1,40 meter bila diukur dari puncak
bola.
Gambar 11. Bola Basket (Abdul Rohim 2008: 5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
5. Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD
Menurut Mulyani Sumantri, Nana Syaodih (2009: 6.3-6.6) beberapa
karakteristik siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut:
Karakteristik yang pertama dari anak SD adalah senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan pembelajaran yang
bermuatan permainan terutama bagi siswa-siswa kelas rendah. Moldel
pembelajaran hendaknya dirancang yang memungkinkan adanya unsur
permainan di dalamnya.
Karakteristik yang kedua dari anak SD adalah senang bergerak. Oleh
karena itu hendaknya proses pembelajaran dirancang yang memungkinkan
anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi merupakan
situasi yang menyiksa bagi mereka.
Karakteristik yang ketiga anak seusia SD adalah senang bekerja di
dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar
aspek-aspek yang pointing dalam proses sosialisasi, seperti belajar mematuhi
aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada
orang dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima
oleh lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan permainan
kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru penjas harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja sama dalam kelompok.
Karakteristik yang keempat anak usia SD adalah senang merasakan
atau memeragakan/melakukan sesuatu secara langsung. Ditinjau dari
perkembangan kognitif, anak usia SD memasuki tahap operasional konkret.
Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep
baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, siswa
membentuk konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, peran
jenis kelamin, moral dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang
materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama
halnya dengan pemberian contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat
langsung dalam proses pembelajaran.
Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi
pendidikan juga dapat bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan keb
utuhan anak SD dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-
tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu
periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan
rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-
tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut
menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat, dan kesulitan
menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan yang berhubungan dengan kematangan
fisik diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar-menangkap dan
menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya.
Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti
belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar bertanggung jawab sebagai
warga negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-
nilai kepribadian individu diantaranya memilih dan memepersiapkan untuk
bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan.
Anak usia SD ditandai tiga dorongan keluar yang besar yaitu: (1)
Kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok teman
sebaya, (2) Kepercayaan anak memasuki dunia pemainan dan kegiatan yang
memerlukan keterampilan fisik, dan (3) Kepercayaan mental untuk memasuki
dunia konsep, logika, simbolis dan komunikasi orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan
anak SD dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD,
dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
6. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran
merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses pembelajaran.
Menurut Mohammad Asrori (2009: 6) Secara umum pembelajaran
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui
pengalaman individu yang bersangkutan. Pembelajaran berlangsung melalui
lima alat indra kita, yaitu: Penglihatan (visual): melihat kejadian suatu
peristiwa. Pendengaran (auditory): mendengar suatu bunyi. Pembauan
(olfactory): bau makanan membuat kita lapar. Rasa atau pengecap (taste):
lidah kita merasa dan dapat membedakan antara manis dan masam.
Sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara
permukaan licin dan permukaan kasar.
Dalam proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta
atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaan-
perasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dengki
dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita rancangkan
saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh kita,
seperti peristiwa kemalangan atau seseorang yang jatuh cinta pada
pandangan pertama.
Sementara Knirk & Gustavson (2005) menjelaskan bahwa,
Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk
membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang
baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.
Dimyati & Mujiono menjabarkan bahwa, Pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Menurut Surya (2004), Pembelajaran merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut UUSPN No. 20
Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lebih lanjut Gagne dan Briggs (1973: 3) mengungkapkan Pengertian
Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses
belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal. http: //blogspot. com/2010/12.
Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas, dapat ditarik
kesimpulan mengenai pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution dalam Agus
Kristiyanto (2010: 125), bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya
mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakapan, kebiasaan,
sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya
mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa.
Untuk mencapai perubahan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
Menurut Wina Sanjaya masih dalam Agus Kristiyanto mengatakan bahwa
sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pembelajaran
diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
a. Berpusat pada siswa
b. Belajar dengan melakukan
c. Mengembangkan kemampuan sosial
d. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah
e. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
f. Mengembangkan kreatifitas siswa
g. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
h. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
i. Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
c. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas merupakan aspek penting dalam berbagai bentuk kegiatan,
karena efektivitas merupakan cerminan dari tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Efektivitas tidak hanya
dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi dapat pula dilihat dari sisi
persepsi atau sikap orangnya. Disamping itu, efektivitas juga dapat dilihat
dari bagaimana tingkat kepuasaan yang dicapai oleh seseorang dalam
mencapai sasaran atau suatu tingkatan terhadap pencapaian tujuan.
Pencapain tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga
dikutip Sudrajat mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang
beberapa fungsi media diantaranya:
1) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
didik tentang suatu objek, disebabkan: (a). Objek terlalu besar; (b). Objek
terlalu kecil; (c). Objek yang bergerak terlalu lambat; (d). Objek yang
bergerak terlalu cepat; (e). Objek yang terlalu komplek; (f). Objek yang
bunyinya terlalu halus; (g). Objek mengandung bahaya dan resiko tinggi.
2) Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek dapat disajikan
kepada peserta didik.
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
4) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
5) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan yang abstrak. http: //blogspot. com/2010/12.
7. Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Kurikulum pendidikan jasmani di SD pada dasarnya berisi
seperangkat pengalaman belajar berupa keterampilan berolahraga, meskipun di
dalamnya termuat tentang pengembangan tugas gerak dasar. Namun demikian
substansi atau materi yang akan diajarkan lebih tertuju pada keterampilan suatu
cabang olahraga.
Pengembangan dan penerapan materi pendidikan jasmani memiliki
potensi untuk dikembangkan secara fleksibel. Materinya dapat dikembangkan
dengan memeperhatikan struktur tugas gerak dan tata urutannya. Dengan
demikian guru pendidikan jasmani memiliki kesempatan untuk memodifikasi
kegiatan olahraga formal untuk dijabarkan dalam pengajarannya, tentunya
dengan memperhatikan karakteristik anak didiknya.
Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani penting untuk diketahui
oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan mereka dapat menjelaskan
pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi, dan
bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa
aspek analisis modifikasi.
Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya
mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
“Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya adalah tugas ajar
yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi
anak, dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut. Dengan
demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan
tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau
kematangan yang dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya.
Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan
perbedaan karakteristik individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang
lebih baik. Di sini guru pendidikan jasmani harus memahami betul tentang
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan modifikasi.
8. Konsep Modifikasi
Pendekatan modifikasi adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan
oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi
modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran
dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial
sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan
membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya
kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pelajaran
akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan oleh guru mulai
awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga
harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu
bagaimana cara memodifikasinya.
Beberapa aspek analisis modifikasi tidak terlepas dari pemahaman
guru tentang tujuan, karakteristik materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya.
Disamping itu keadaan sarana, prasarana dan media pengajaran pendidikan
jasmani yang dimiliki oleh sekolah akan mewarnai kegiatan pembelajran itu
sendiri. Berkaitan dengan sarana dan prasarana, yang paling dirasakan oleh
guru pendidikan jasmani adalah media pembelajaran pendidikan jasmani yang
sangat diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Minimnya sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dan prasarana yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru
pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan
mengoptimalkan pengguanan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru
pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru,
atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara semenarik
mungkin, sehingga peserta didik akan merasa senang mengikuti pelajaran
penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh
para gurur pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.
Seperti halnya halaman sekolah, taman, ruangan kosong, parit, selokan dan
sebagainya yang ada di lingkungan sekolah, sebenarnya dapat direkayasa dan
dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.
Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak aakan
mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pelajaran pendidikan jasmani.
Bahkan sebaliknya, karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak,
melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan lupa bahwa
kata kunci pendidikan jasmani adalah ”Bermain – bergerak – ceria”
Lutan (1988) menyatakan modifikasi dalam mata pelajaran
pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar: a) Siswa memperoleh
kepuasan dalam mengikuti pelajaran, b) Meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dalam berpartisipasi, c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara
benar. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam
kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif,
afektif dan psikomotor anak.
Menurut Aussie (1996), pengembangan modifikasi di Australia
dilakukan dengan pertimbangan: a) Anak-anak belum memiliki kematangan
fisik dan emosional seperti orang dewasa, b) Berolahraga dengan peralatan dan
peraturan yang dimodifikasi akan mengurangi cedera pada anak, c) Olahraga
yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih
cepat dibanding dengan peralatan standar untuk orang dewasa, d) Olahraga
yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-
anak dalam situasi kompetitif. (http://pojok penjas.blogspot.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pendekatan modifikasi
dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap
perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran
pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.
9. Modikasi Permainan dan Sarana Pra Sarana
Asep Suharta (2007: 147-148) menjelaskan bahwa usaha untuk
meningkatkan kualitas dan keterbatasan sekolah adalah melakukan modifikasi
permainan. Modifikasi dalam pendidikan jasmani dan olahraga memiliki
karakteristik sebagai berikut: 1) Sesuai dengan kemampuan anak (umur,
kesegaran jasmani, status kesehatan, tingkat keterampilan, dan pengalaman
sebelumnya); 2) Aman dimainkan; 3) Memiliki beberapa aspek alternatif
seperti ukuran berat dan bentuk peralatan, lapangan permainan, waktu bermain
atau panjangnya permainan, peraturan, jumlah pemain, rotasi atau posisi
pemain; 4) Mengembangkan dan keterampilan olahraga yang relevan yang
dapat dijadikan dasar pembinaan selanjutnya.
Modifikasi pendidikan jasmani dan olahraga menjadi penting dengan
berbagai alasan diantaranya sebagai berikut; 1) Secara fisik dan psikis anak-
anak berbeda dengan orang dewasa sehingga mereka tidak bisa bermain
olahraga dengan peraturan dan peralatan orang dewasa; 2) Dapat
mengembangkan kemampuan anak tanpa resiko cedera; 3) Mempercepat
penguasaan keterampilan untuk beradaptasi dengan olahraga orang dewasa
dikemudian hari; 4) Olahraga modifikasi sangat menyenangkan bagi anak-
anak.
Adapun tujuan modifikasi menurut Ateng dalam Jurnal Pendidikan
Jasmani Indonesia (2008: 52) diantaranya adalah: 1) Agar siswa memperoleh
kepuasan dan memberikan hasil yang baik; 2) Untuk meningkatkan
kemungkinan keberhasilan berpartisipasi; 3) Agar siswa dapat mengerjakan
pola gerak yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Modifikasi dalam olahraga dapat dilakukan terhadap faktor-faktor
berikut: 1) Ukuran lapangan. Ukuran lapangan permainan dan panjangnya
waktu permainan harus disesuaikan dengan keadaan fisik anak-anak; 2)
Peralatan. Peralatan yang digunakan harus dalam batas-batas penguasaan (
kontrol ) anak-anak, ukuran dan komposisi bola harus mudah dan familiar
untuk dimainkan, ketinggian sasaran dimodifikasi dengan cara
menurunkannya; 3) Panjangnya waktu permainan. Konsentrasi dan faktor
kesenangan pada anak-anak biasanya relatif pendek, agar anak-anak dapat
berkonsentrasi penuh waktu pemainan harus diperpendek; 4) Peraturan
pertandingan. Modifikasi terhadap peraturan pertandingan dapat
mengembangkan keterampilan dan menimbulkan rasa senang.
Modifikasi permainan meliputi: peralatan, ukuran bola, ukuran
lapangan ukuran sasaran dan jumlah pemain (Australian Sports Commission,
1996). Modifikasi permainan meliputi perubahan-perubahan dalam: 1) jumlah
pemain; 2) peralatan yang digunakan; 3) peraturan; 4) pencatatan skor ; 5)
keterampilan alternatif (Gabbard, dkk, dalam Asep Suharta, 2007).
Sementara Ateng (1992) berpendapat bahwa untuk modifikasi
permainan dapat dilakukan dengan: 1) mengurangi jumlah pemain dalam satu
tim; 2) mengurangi ukuran lapangan atau dipersempit; 3) mengurangi waktu
permainan; 4) memperpendek net, ring basket atau memperlebar gawang; 5)
mempermudah mencetak skor/gol, umpamanya dengan memperbesar gawang,
tanpa penjaga gawang atau menambah dengan cara lain dalam mencetak
skor/gol; 6) pakai alat yang lebih cocok seperti bola yang lebih ringan, bola
pantai untuk bola basket atau bola junior untuk sepakbola dan basket; 7) pakai
garis-garis batas daerah atau batas zone, untuk menekankan permainan posisi;
8) ubah peraturan agar permainan dapat berjalan, umpamanya memainkan bola
lebih dari tiga kali; 9) tambah aturan bermain, jika belajar menghindari laawan
atau merebut bola, tambahkan peraturan bahwa bola hanya boleh dilepas
setelah melampaui seseorang. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia (2008: 51-
53).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
10. Pembelajaran Bola Basket Melalui Modifikasi Permainan
Persoalannya adalah apakah pilihan atas permainan bola basket harus
menunggu datangnya masa dewasa di mana kita sudah cukup ukuran tinggi
badan untuk layak memainkannya? Jawabannya tentu saja tidak.
Bagaimanakah agar anak-anak sudah dapat mulai bermain bola basket
sejak usia dini ? Melalui modifikasi tentunya, permainan bola basket akan
menjadi sebuah permainan yang menarik bagi anak-anak. Modifikasi yang
dimaksudkan adalah berkenan dengan penyederhanaan karakteristik permainan
bola basket. Penyederhanaan juga dapat dilakukan dengan memodifikasi
peraturan. Dengan demikian, esensi pembinaan olahraga sejak dini dapat
dilakukan dengan cara melakukan modifikasi karakteristik permainan bola
basket dengan adaptasi perkembangan anak.
Guru pendidikan jasmani mempunyai kesempatan untuk memodifikasi
olahraga formal untuk dijabarkan dalam pengajarannya dengan memperhatikan
karakteristik anak. Di sisi lain, untuk membangkitkan motivasi dapat dilakukan
melalui “Developmentally Appropriate Practice” (DAP). Istilah ini
menunjukkan suatu pengertian bahwa praktik pendidikan jasmani
diselenggarakan dengan memperhatikan perbedaan yang berpangkal pada usia
dan kemampuan fisik, (Rusli Lutan 2001: 6.8).
Sementara Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi
antara stimulus dan respon mengikuti hukum kesiapan (law of readiness), yaitu
semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka
pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu
sehingga asosiasi cenderung diperkuat. Sugihartono dkk, (2007: 92)
Dalam hukum kesiapan belajar (law of readiness) telah amat jelas
ditekankan bahwa: “Belajar (termasuk berlatih di dalamnya), akan
berlangsung sangat efektif jika siswa/seseorang telah SIAP untuk memberikan
respon”. Kesiapan yang dimaksudkan adalah kesiapan untuk adaptasi dengan
stimulus, termasuk juga kesiapan dari sisi kematangan secara fisik-biologis-
antropometrik anak, Agus Kristiyanto (2010: 68). Secara mental, anak-anak
sebenarnya tidak ada hambatan, karena bola basket merupakan olahraga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
permainan yang sangat sesuai dengan dunia anak, yaitu dunia untuk bermain
dan bermain. Aplikasi dalam pemberian sebentuk permainan olahraga menurut
hukum belajar tersebut, dilakukan dengan cara memodifikasi permainan, bukan
menunggu agar anak tumbuh berkembang menjadi besar baru boleh melakukan
permainan bola basket.
Lebih lanjut Agus Kristiyanto (2010: 76) berpendapat bahwa
Penyederhanaan permainan bukan dengan cara menghilangkan teknik dasar,
tetapi dengan cara memodifikasi ukuran sarana dan prasarana yang digunakan,
seperti ukuran lapangan, ukuran bola, ketinggian net, maupun lebar dan
panjang lapangan.
Agar pembelajaran bola basket dapat berhasil dengan baik, maka
unsur-unsur bermain harus menjadi pokok pertimbangan penyelenggaraan
pembelajaran yang dilakukan. Unsur yang terkandung dalam permainan adalah
kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang
menggembirakan tersebut antara lain: a) menanamkan kegemaran berlomba
atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, b) penuh tantangan dan
kegembiraan, c) memberikan kesempatan untuk unjuk kemampuan atau
ketangkasan yang dikuasainya.
Modifikasi permainan merupakan salah satu alternatif untuk
menciptakan suasana pembelajaran bola basket yang menyenangkan bagi
siswa. Modifikasi permainan meliputi perubahan-perubahan dalam: 1) jumlah
pemain; 2) peralatan yang digunakan; 3) peraturan dan lain sebagainya sangat
mungkin untuk meningkatkan gairah siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Permainan sederhana, mengandung kesederhanaan dalam hal: 1)
peraturan-peraturan bermain, 2) situasi bermain, dan 3) teknik yang digunakan
dalam bermain, (M. Mariyanto, Sunardi, Agus Margono, 1996: 78)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Kerangka Berpikir
Kondisi awal sebelum penelitian yaitu pada tahap pra siklus, proses
pembelajaran bola basket belum berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan oleh
faktor miskinnya inovasi dan kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran.
Akibatnya siswa kurang antusias dan cepat bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Tingkat kesegaran
jasmani rendah dan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani juga rendah
karena minimnya aktivitas gerak dalam proses pembelajaran.
Modifikasi permainan dalam proses pembelajaran bola basket diharapkan
dapat membangkitkan minat, motivasi dan antusias siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Modifikasi permainan dapat mengoptimalkan pembelajaran bola
basket di SDN 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga. Pembelajaran lebih bermakna
dan menjadi lebih efektif dan efisien. Siswa lebih aktif dan termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. Dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan
pembelajaran akan tercapai dengan mudah.
Secara sederhana kerangka pemikiran dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah sebagai berikut:
C.
Gambar 12. Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Melalui modifikasi
permainan dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa dalam
pembelajaran bola
basket
Menerapkan model
pembelajaran melalui
modifikasi permainan
Guru kurang kreatif
dan inovatif dalam
proses pembelajaran
Siklus II: Upaya perbaikan
dari siklus I sehingga
meningkatkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran
bola basket melalui
modifikasi permainan
Siklus I: Peneliti bersama
kolaborator menyusun pola
pengajaran yang bertujuan
meningkatkan hasil belajar
siswa dalam proses
pembelajaran bola basket
melalui modifikasi permainan
a. Siswa kurang antusias
dan cepat bosan dengan
pelajaran penjaskes
b. Rendahnya hasil belajar
siswa pada kegiatan
pembelajaran
Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 1
Bukateja Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan April
2012 sampai selesai.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Kegiatan Penelitian 2011/2012
Apr Mei Jun Jul Ag
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan kepala
sekolah
b. Diskusi dengan teman sejawat
dan kolaborator
c. Penyusunan proposal
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan instrumen
(lembar observasi)
e. Simulasi pelaksanaan tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Skripsi
c. Ujian dan Revisi
d. Penggandaan dan Pengumpulan
Laporan
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah semua siswa kelas VI
SD Negeri 1 Bukateja Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 22 siswa terdiri atas 10 siswa putra dan 12
siswa putri.
C. Data dan Sumber Data.
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
a. Data hasil belajar bola basket diperoleh dari siswa
b. Data tentang keaktifan siswa diperoleh dari peristiwa yang terjadi selama
berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
c. Data tentang modifikasi permainan diperoleh dari peristiwa yang terjadi
selama berlangsungnya KBM
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas: nilai hasil belajar bola basket
siswa sebelum menjalani tindakan, RPP, silabus, kurikulum; diperoleh dari
dokumen yang dimiliki guru dan sekolah.
D. Pengumpulan Data
Tabel 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
1 Hasil belajar
bola basket
Tes Praktik Tes bola basket
2 Keaktifan siswa Siswa
Pengamatan Lembar
pengamatan
4 Penggunaan
bidang miring
Peristiwa Pengamatan Lembar
pengamatan
5 Nilai hasil Dokumen Studi Simak Daftar Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
belajar bola
basket sebelum
tindakan
6 RPP, silabus,
kurikulum
Dokumen Studi Simak Analisis Content
(isi)
E. Uji Validitas Data
Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur)
dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat
kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Menurut Kirkendall (Ismaryati
2011: 14) validitas menggambarkan kemampuan kemampuan tes dalam mengukur
apa yang ingin diukur.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi.
1. Hasil belajar bola basket dianalisis dengan triangulasi tiga sumber data, yakni
data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Keaktifan siswa, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti,
observer, dan siswa.
3. Modifikasi permainan, tiga sumber data, yakni data yang diperoleh dari
peneliti, observer, dan siswa.
4. Nilai hasil belajar bola basket sebelum tindakan, divalidasi dengan triangulasi
peneliti
5. RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen
F. Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif,
sedangkan data kualitatif dianalisis dengan analisis kritis. Secara rinci analisis
tersebut adalah:
a. Hasil belajar bola basket; dianalisis dengan menghitung persentase capaian di
siklus I dan siklus II.
b. Keaktifan siswa; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
berlangsungnya KBM.
c. Modifikasi permainan; dianalis tentang kelemahan dan kelebihan siswa ketika
berlangsungnya KBM bola basket melalui modifikasi permainan.
d. Nilai hasil belajar bola basket sebelum tindakan; dianalisis dengan cara
membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM yang sudah ada.
e. RPP; dianalisis melalui analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi
dasar dalam RPP dengan silabus dan kurikulum, serta langkah-langkah
pembelajaran untuk mencapai tujuan.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar
siswa terhadap materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi.
Dengan kriteria siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika menguasai materi 70%
ke atas atau mendapat nilai 70.
Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian maka
ditentukan kriteria keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika 80% dari
jumlah siswa mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Tabel 3. Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang
diukur
Prosentase
Cara mengukur Pra
Siklus
Siklus
1
Siklus
2
Hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran
bola basket
40,9% 60 %
80 % Dengan membandingkan gerak
dasar permainan bola basket yang
dilakukan siswa dengan gerak dasar
bola basket yang benar. Yang
diamati adalah:
1. Passing
2. Dribble
3. Shooting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
H. Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam
penelitian tindakan kelas, dilakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya
berlangsung secara terus-menerus dan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan
pada siswa yang dijadikan subyek penelitian.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas prosedurnya adalah dilaksanakan
secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari
tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan
tindakan dalam siklus.
Menurut Agus Kristiyanto (2010:54), langkah-langkah PTK pada
prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada tiap siklusnya. Keempat
langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindaakan,
(3) observasi, dan (4) refleksi. PTK adalah penelitian praktis untuk menemukan
solusi atas masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan
rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator.
Oleh karena merupakan penelitian atas masalah praktis, maka kebanyakan pakar
menyarankan untuk dilakukan minimal 2 siklus. Melalui kerjasama dan diskusi,
diharapkan dapat memecahkan kebuntuan dalam proses pembelajaran, sehingga
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara keseluruhan.
Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah
reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk
kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, atau
penyempurnaan pada siklus dan seterusnya.
Secara sederhana prosedur tindakan atau langkah-langkah dalam
penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti skema berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
SIKLUS I
TINDAKAN LANJUTAN
SIKLUS II
HASIL
Gambar 13. Skema Siklus
Penetapan fokus masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang
diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola basket melalui
modifikasi permainan.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar
pengamatan pembelajaran bola basket melalui modifikasi permainan
4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanaan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara
lain sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar bola basket melalui modifikasi
permainan
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan permainan bola basket melalui modifikasi permainan.
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan tindakan tahap (1) pembelajaran bola basket melalui
modifikasi permainan (2) kemampuan melakukan permainan bola basket (3)
aktivitas siswa dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus serta
tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai
pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.
Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan
interprestasi, serta anlisis, refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes
2. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran bola basket
melalui modifikasi permainan.
3. Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar
pengamatan bola basket.
4. Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanaan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara
lain sebagai berikut:
1. Menjelaskan kegiatan pembelajaran bola basket melalui modifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
permainan.
2. Melakukan pemanasan
3. Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4. Melakukan latihan gerak dasar bola basket
5. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
6. Melakukan pendinginan
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan tindakan tahap (1) pembelajaran bola basket melalui
modifikasi permainan, (2) kemampuan melakukan permainan bola basket
(3) aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di SD Negeri 1
Bukateja Kabupaten Purbalingga selama ini belum berjalan efektif. Pembelajaran
tak ubahnya rutinitas yang menjemukan bagi siswa. Pembelajaran berorientasi
pada teknik, sehingga pembelajaran menjadi suasana yang monoton. Guru kurang
bisa memodifikasi pembelajaran menjadi suatu aktifitas yang menarik dan
menyenangkan bagi siswa. Kecenderungan pola pembelajaran yang monoton
tersebut di atas berdampak pada ketidaktercapaian tujuan pembelajaran.
Dari hasil pengamatan pra penelitian yang dilakukan pada kelas VI SD
Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga, diperoleh data sebagai berikut:
a. Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah
22 siswa terdiri atas 10 siswa putra dan 12 siswa putri.
b. Dari jumlah keseluruhan 22 siswa, hanya 40,91% siswa atau sekitar 9 siswa
yang dapat mencapai batas ketuntasan minimal.
c. Model pembelajaran yang diterapkan belum bisa meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam pembelajaran bola basket. Situasi yang demikian
berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Dari hasil observasi pra penelitian tersebut di atas menjadi bukti konkrit
bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket masih rendah. Hal
tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang masih monoton. Kurangnya model-
model pembelajaran serta kecenderungan pembelajaran yang berorientasi pada
teknik. Pendekatan yang dilakukan oleh guru belum dapat membangkitkan minat
dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Karakteristik permainan bola
basket yang seharusnya menyenangkan bagi siswa, menjadi suatu pembelajaran
yang kurang diminati siswa. Kegagalan guru dalam merancang pembelajaran,
sering mengakibatkan pembelajaran yang seharusnya menyenangkan menjadi
suasana yang menjemukan dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut berdampak
buruk terhadap pencapaian hasil belajar siswa kurang memuaskan.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Adapun hasil belajar siswa Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja pada tahap
pra penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Penelitian
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 0 0% -
80-89 Baik 3 13,6% Tuntas
70-79 Cukup 6 27,3% Tuntas
60-69 Kurang 5 22,7% Belum Tuntas
< 60 Kurang Sekali 8 36,4% Belum Tuntas
Jumlah 22 100%
Berdasarkan data (tabel 4), dari 22 siswa kelas V SD Negeri 1 Bukateja
Kabupaten Purbalingga, siswa yang berhasil mencapai ketuntasan minimal dalam
mengikuti pembelajaran bola basket hanya 40,9% dan sisanya sebesar 59,1%
masih belum mencapai batas ketuntasan minimal yang ditetapkan. Data
selengkapnya ada pada lampiran.
Oleh karena itu dilakukan tindakan dalam pembelajaran bola basket
melalui modifikasi permainan. Skenario pembelajarannya adalah berupa
pemberian materi gerak dasar bola basket yang dikemas melalui modifikasi
permainan. Modifikasi permainan yang dimaksud adalah meliputi modifikasi
peralatan, lapangan dan peraturan. Melalui permainan dan peraturan sederhana
memungkinkan siswa menyerap materi bola basket melalui aktifitas permainan
yang menyenangkan.
Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bola basket khususnya
di SD Negeri 1 Bukateja. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Untuk
mengetahui hasil dari tindakan tersebut, maka dilakukan evaluasi dengan cara
mengamati peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket,
kemudian diklasifikasikan dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap akhir
siklus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
atas dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua siklus I pada hari Kamis
tanggal 3 Mei 2012. Pada siklus II tindakan juga dilakukan dalam dua pertemuan.
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2012,
sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2012.
Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3)
observasi (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, dilakukan refleksi bersama
kolaborator dan teman sejawat untuk membahas tentang tindakan yang telah
dilaksanakan dalam siklus. Selanjutnya mencari solusi dari permasalahan yang
muncul pada siklus dan menentukan tindakan berikutnya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
1. Deskripsi Siklus Pertama
a. Perencanaan Tindakan I
- Penentuan waktu tindakan kelas
- Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
- Perencanaan tindakan yang akan diberikan
- Pembuatan RPP
- Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Tindakan I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu
pada hari Kamis tanggal 26 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada
hari Kamis tanggal 3 Mei 2012.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan
awal).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan meliputi:
o Lari keliling lapangan.
o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher,
punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar
lempar tangkap bola setinggi dada (cest past).
b) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar
lempar tangkap melambung.
3) Penutup
a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan
dengan tertib.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah di pelajari.
c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan
penuh keberanian dan percaya diri.
d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua
adalah sebagi berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan meliputi:
o Lari keliling lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher,
punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar
membawa bola (dribbling)
b) Melakukan permainan bola basket melalui modifikasi permainan
dengan menekankan shooting kepada teman yang berdiri di atas
meja.
3) Penutup
a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan
dengan tertib.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah di pelajari.
c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan
penuh keberanian dan percaya diri.
d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Kamis tanggal 26 April 2012,
sedangkan pertemuan kedua pada hari Kamis tanggal 3 Mei 2012 diperoleh
data sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran bola basket. Hal tersebut berkaitan dengan model
pembelajaran yang diterapkan yaitu melalui modifikasi permainan
berhasil menarik perhatian siswa. Modifikasi permainan juga
meningkatkan antusiasme siswa dalam mempelajari gerak dasar bola
basket. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan
dalam melakukan gerak dasar permainan bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus I, hasil belajar siswa
dalam pembelajaran bola basket meningkat jika dibandingkan data pada
pra siklus. Dari 22 siswa kelas VI SD Negeri 2 Bukateja, 14 siswa atau
64%. Persentase tersebut meliputi 2 siswa atau 9,1% termasuk dalam
kategori baik sekali, 5 siswa atau 22,7% termasuk dalam kategori baik
dan 7 siswa atau 31,8% termasuk dalam kategori cukup hasil belajarnya.
Sedangkan untuk kategori kurang adalah 6 siswa atau 27,3% dan 9,1%
atau 2 siswa berada pada kategori kurang sekali.
Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
siklus I seperti pada tabel berikut:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 2 9,1% Tuntas
80-89 Baik 5 22,7% Tuntas
70-79 Cukup 7 31,8% Tuntas
60-69 Kurang 6 27,3% Belum Tuntas
< 60 Kurang Sekali 2 9,1% Belum Tuntas
Jumlah 22 100%
Melalui modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajarn bola basket. Akan tetapi masih ditemukan beberapa
masalah yang mengakibatkan tindakan pada siklus I kurang maksimal.
Masalah tersebut diantaranya adalah:
1. Permainan yang dilakukan masih terlalu sederhana sehingga perlu
ditingkatkan agar lebih menarik.
2. Pembelajaran belum mencakup semua materi gerak dasar permainan bola
basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus I, maka perlu
dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yang antara lain meliputi:
1. Pemberian tindakan berupa peningkatan permainan yang lebih kompleks
dalam suasana bertanding.
2. Pemberian materi gerak dasar dalam permainan.
2. Deskripsi Siklus Kedua
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari
tindakan yang dilakukan pada siklus I. Implementasi tindakan yang dilakukan
pada siklus II adalah untuk mengatasi masalah-maslah yang muncul pada
siklus I. Setelah dilakukan tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan
hasil belajar siswa semakin meningkat dan hambatan serta permasalahan-
permasalahan yang muncul pada siklus sebelumnya dapat teratasi, sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa dalam
pembelajaran bola basket dapat meningkat lebih maksimal.
a. Perencanaan Tindakan II
- Penentuan waktu tindakan kelas
- Penentuan kelas yang akan diberi tindakan
- Perencanaan tindakan yang akan diberikan
- Pembuatan RPP
- Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
b. Tindakan II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu
pada hari Kamis 24 Mei 2012 pertemuan pertama, sedangkan pertemuan
kedua hari Kamis 31 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
siklus II pertemuan pertama adalah sebagi berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
- Apersepsi (menghubungkan materi pembelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan meliputi:
o Lari keliling lapangan.
o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher,
punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar
membawa bola (dribbling)
b) Melakukan permainan bola basket melalui modifikasi permainan
dengan gerak dasar dribbling, cest past, dengan menekankan gerakan
shooting ke dalam keranjang di atas meja.
3) Penutup
a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan
dengan tertib.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah di pelajari.
c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan
penuh keberanian dan percaya diri.
d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan tindakan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
- Siswa berbaris, berdo’a dan presensi
- Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan
awal).
- Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
- Pemanasan meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
o Lari keliling halaman/lapangan.
o Peregangan statis dan dinamis yang meliputi: gerakan tangan, leher,
punggung, pinggang sampai kaki masing-masing 2X8 hitungan.
2) Kegiatan Inti
a) Melakukan permainan bola basket melalui modifikasi permainan
dengan gerak dasar dribbling, cest past, dengan menekankan shooting
ke ring sebenarnya setengah lapangan.
b) Bermain bola basket dengan peraturan sederhana.
3) Penutup
a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan
dengan tertib.
b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang
telah di pelajari.
c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan
penuh keberanian dan percaya diri.
d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut:
1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran bola basket dengan materi bola basket. Peningkatan hasil
belajar siswa berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan
yaitu melalui modifikasi permainan berhasil menarik perhatian siswa.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar, siswa yang berhasil
mencapai batas ketuntasan belajar dalam pembelajaran bola basket
meningkat jika dibandingkan data pada siklus I. Dari 22 siswa Kelas VI
SD Negeri 1 Bukateja yang dapat mencapai KKM 18 siswa atau 90%.
Sedangkan 2 siswa atau 10% berada pada kategori kurang. Meskipun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
demikian, terjadi pengurangan siswa yang berada pada kategori kurang
semula 6 siswa atau 30% menjadi 2siswa atau 10%.
Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I
seperti pada tabel berikut:
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Skor Kriteria Jumlah
Siswa Persentase Keterangan
90-100 Baik Sekali 5 22,7% Tuntas
80-89 Baik 7 31,8% Tuntas
70-79 Cukup 8 36,4% Tuntas
60-69 Kurang 2 9,1% Belum Tuntas
< 60 Kurang Sekali 0 0% -
Jumlah 22 100%
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi
kelas V SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga pada proses
pembelajaran bola basket siklus II meningkat menjadi 90,9%. Prosentase
tersebut meliputi jumlah kriteria: a) baik sekali 22,7% atau 5 siswa, b) baik
31,8% atau 7 siswa, c) cukup 36,4% atau 8 siswa, d) kurang 9,1% atau 2
siswa sedangkan kategori kurang sekali 0%.
d. Refleksi
Secara umum kelemahan-kelemahan dan hambatan yang muncul pada
siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Tindakan yang
dilakukan berhasil meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran bola basket. Siswa terlihat lebih antusias dan
semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa melalui modifikasi
permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola basket siswa
kelas VI SD Negeri 1 Bukateja. Modifikasi permainan dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
animo siswa dalam mempelajari gerak dasar permainan bola basket serta
meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam bermain bola basket.
Berdasarkan data pada siklus II (tabel 6) maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian tindakan terhadap materi bola basket menggunakan
modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD
Negei 2 Bukateja. Melalui kesepakatan bersama kolaborator, maka
diputuskan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil sehingga hanya sampai
pada siklus kedua.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi bola basket menggunakan
modifikasi permainan dapat meningkatkan hasil belajar bermain bola basket siswa
kelas VI SD Negeri 2 Bukateja. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
optimal. Dalam hal ini penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan data hasil observasi pada pra siklus, siklus I, siklus II,
tindakan yang dilakukan melalui modifikasi permainan berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket. Hasil belajar siswa dalam
proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data hasil belajar pada
pra siklus. Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus
Skor Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ket Jumlah
Siswa Persen
Jumlah
Siswa Persen
Jumlah
Siswa Persen
90-100 Baik Sekali 0 0% 2 9,1% 5 22,7% Meningkat
80-89 Baik 3 13,6% 5 22,7% 7 31,8% Meningkat
70-79 Cukup 6 27,3% 7 31,8% 8 36,4% Meningkat
60-69 Kurang 5 22,7% 6 27,3% 2 9,1% Berkurang
< 60 Kurang Sekali 8 36,4% 2 9,1% 0 0% Berkurang
Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 7 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran bola basket pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel
tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi Kelas VI SD Negeri 1 Bukateja
yang berjumlah 22 siswa pada pra siklus adalah sebesar 40,9%, siklus I 63,6%,
siklus II 90,9%. Berdasarkan data persentase tersebut menunjukkan bahwa adanya
peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Peningkatan persentase dari pra
siklus ke siklus I sebesar 22,7%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II sebesar
27,3%.
Peningkatan persentase hasil belajar siswa pada tiap siklus, adalah
merupakan bukti konkrit bahwa melalui modifikasi permainan dapat mengatasi
rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket. Tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan temuan bahwa cara penyampaian
materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak akan
memudahkan guru menyampaikan materi secara optimal. Selain itu siswa juga
dengan mudah menyerap materi dengan optimal pula.
Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam pra siklus, siklus I
dan siklus II seperti terlihat dalam grafik berikut:
0%
10%
20%
30%
40%
Pra SiklusSiklus I
Siklus II
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 14. Grafik Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola Basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi bola basket melalui modifikasi
permainan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran bola basket. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal,
penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik.
Pemberian tindakan dalam pembelajaran bola basket menggunakan
modifikasi permainan ternyata tidak mengurangi makna dari pembelajaran itu
sendiri. Siswa lebih antusias, semangat, disiplin, tanggung jawab, serta percaya
diri, dalam melakukan tugas gerak. Modifikasi permainan merupakan salah satu
alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada proses pembelajaran
yang monoton, sehingga pembelajaran bola basket yang dilaksanakan dapat
berhasil. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika
dibandingkan dengan data pada hasil belajar pra penelitian.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam penelitian melalui
modifikasi permainan, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan kemudahan
siswa agar lebih termotivasi untuk mempelajari gerak dasar permainan bola
basket. Upaya untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi bola basket
dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melakukan modifikasi
peraturan, modifikasi bola, lapangan ketinggian net dan sebagainya. Yang perlu
mendapat perhatian khusus dalam bermain bola basket di sekolah dasar adalah
penguasaan gerak dasar passing, dribbling dan shooting. Setelah pengenalan bola
telah familiar dilakukan oleh anak-anak, maka langkah berikutnya adalah
mengajarkan kepada mereka tentang dribbling dan passing. Shooting pun baru
sebatas shooting yang paling sederhana. Jika ketiga gerak dasar tersebut telah
dikuasai maka siswa dapat memainkan bola basket dalam bentuk permainan yang
sederhana.
Pembelajaran diawali dengan permainan sederhana dengan memodifikasi
sarana dan prasarana. Bola yang digunakan dalam permainan awal menggunakan
bola yang lebih ringan. Ketinggian ring pun diawali dari sejangkauan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Sentuhan bola pada setiap regu belum dibatasi. Kemudian secara bertahap
ditingkatkan sehingga sampai pada peraturan yang sebenarnya.
Pemberian tindakan diawali dari siklus I pertemuan pertama berupa
permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar lempar tangkap bola
setinggi dada (cest past), dilanjutkan bermain lempar tangkap dan memantulkan
bola ke lantai (dribbling). Berikutnya permainan lempar tangkap dan
memantulkan bola dribbling diselingi dengan shooting. Dalam permainan ini
secara bertahap guru memberikan materi gerak dasar passing, dribbling dan
shooting. Pemberian materi gerak dasar tersebut masih dalam suasana bermain
dengan ketinggian net sejangkauan siswa.
Tindakan yang dilakukan dalam siklus I pertemuan kedua diawali
dengan permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar membawa bola
(dribbling), kemudian dilanjutkan permainan bola basket melalui modifikasi
permainan dengan menekankan shooting kepada teman yang berdiri di atas meja.
Dalam tahap ini siswa terlihat antusias dan senang dalam melakukan permainan.
Keraguan dalam memainkan bola tidak terlihat, sebagian siswa yang tadinya
kurang berminat terhadap permainan bola basket, mulai terlihat aktif mengikuti
permainan.
Pada siklus II pertemuan pertama, aktivitas masih merupakan kelanjutan
dari siklus sebelumnya. Didahului dengan permainan lempar tangkap dan
memantulkan bola ke lantai, siswa mulai diperkenalkan dengan gerak dasar
permainan bola basket dengan menekankan gerak dasar membawa bola
(dribbling). Secara perlahan guru meningkatkan aktivitas permainan lempar
menuju gerak dasar yang lebih kompleks.
Aktivitas berikutnya adalah melakukan permainan bola basket melalui
modifikasi permainan dengan gerak dasar dribbling, cest past, dengan
menekankan gerakan shooting ke dalam keranjang di atas meja. Hal itu
dimaksudkan agar siswa lebih mudah dalam memasukkan bola (shooting) dalam
permainan, sehingga pengenalan gerak dasar bola basket secara perlahan dapat
diterima oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Siklus II pertemuan kedua, siswa mulai diperkenalkan dengan permainan
bola basket melalui modifikasi permainan dengan gerak dasar dribbling, cest
past, dengan menekankan shooting ke ring sebenarnya setengah lapangan, namun
masih menggunakan modifikasi peraturan dan modifikasi permainan. Pada tahap
ini siswa terlihat sangat antusias dalam bermain bola basket. Hal itu karena
adanya kebebasan dalam memainkan bola tanpa harus dibatasi oleh peraturan
baku.
Aktivitas berikutnya adalah bermain bola basket dengan peraturan
sederhana namun menggunakan ring sebenarnya. Agar lebih menarik, maka
dibentuk regu sesuai dengan jumlah siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja yang
berjumlah 22 siswa. Terdapat empat regu dengan masing-masing regu berjumlah
lima siswa. Agar lebih menarik maka keempat regu diadu dalam suatu
pertandingan untuk menentukan pemenang diantara keempat regu.
Berdasarkan data hasil penelitian, hasil belajar siswa dalam pembelajaran
bola basket meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Pencapaian
persentase pada siklus I sebesar 63,6% melampaui rencana target pencapaian
sebesar 60%. Sedangkan pada siklus II sebesar 90,9% melampaui target capaian
yang direncanakan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian pelaksanaan tindakan
melalui modifikasi permainan dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2011/2012.
Titik puncak peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah
pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa 20 siswa atau
90,9% menunjukkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, sedangkan 2 siswa atau 9,1% berada pada kriteria kurang berhasil. Hal
itu berarti rencana pencapaian target siklus II yang semula 80%, dapat terlampaui.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket menggunakan modifikasi
permainan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga
Tahun 2011/2012, telah mencapai keberhasilan pada siklus II. Dengan tercapainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bola basket, maka penelitian
ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.
Setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini, maka diperoleh fakta
sebagai berikut:
1. Modifikasi permainan yang digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran
bola basket berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
2. Melalui modifikasi permainan dapat menanamkan konsep dasar gerakan bola
basket.
3. Penyampaian materi pembelajaran dengan mempermudah karakteristik tugas
gerak dapat dilakukan dari gerakan yang mudah kemudian menuju gerakan
yang tingkat kesulitannya lebih kompleks.
4. Modifikasi permainan yang dirancang sesuai dengan karakteristik gerak dasar
bola basket dapat digunakan dalam pembelajaran bola basket khususnya bagi
siswa sekolah dasar kelas VI SD Negeri 2 Bukateja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang
telah diuraikan pada BAB IV, maka dapat disimpulkan bahwa:
Melalui modifikasi permainan dapat meningkatakan hasil belajar bola
basket siswa kelas VI SD Negeri 1 Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Dari hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa
terjadi dari 9 siswa atau 40,9% pada pra siklus menjadi 14 siswa atau 64% pada
siklus I. Kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 20 siswa atau 90,9%.
B. Implikasi
Setelah dilakukan penelitian, ditemukan suatu cara yang lebih efektif
untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran bola basket yaitu melalui
modifikasi permainan.
Modifikasi permainan dapat digunakan untuk alternatif pemecahan
masalah kesulitan belajar bola basket. Modifikasi permainan dapat digunakan
sebagai variasi dalam pembelajaran bola basket, dan daya tarik terhadap materi,
sehingga siswa tidak bosan dengan pembelajaran bola basket. Dengan demikian
pembelajaran dapat berjalan lancar, kondisif, efektif, dan efisien.
C. Saran
Dari pembahasan di atas dapat disarankan kepada guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar Negeri 1 Bukateja sebagai
berikut:
1. Pengembangan model-model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengikuti pembelajaran.
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2. Dalam pembelajaran bola basket dapat dilaksanakan melalui modifikasi
permainan, karena terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar bola basket siswa.
3. Menggunakan media pembelajaran yang merata dalam pembelajaran
Penjaskes, sehingga tidak membosankan.