modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga....

15
MODUL PERKULIAHAN Arsitektur Vernakular Indonesia Vernakular dalam Arsitektur Tradisional Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Teknik Arsitektur 03 Ir. Primi Artiningrum, M.Arch. Abstract Kompetensi

Transcript of modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga....

Page 1: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

MODUL PERKULIAHAN

Arsitektur Vernakular Indonesia Vernakular dalam Arsitektur Tradisional

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain

Teknik Arsitektur 03 Ir. Primi Artiningrum, M.Arch.

Abstract KompetensiMateri ini membahas tentang pengertian tradisi, tradisional, arsitektur tradisional dan kaitannya dengan arsitektur vernakular

Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian tradisi, tradisional dan arsitektur tradisional.Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakter arsitektur vernakular dalam arsitektur tradisional.

Page 2: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

PendahuluanPada Modul 01 (=bab 1), telah dibahas beberapa pengertian tentang arsitektur vernakular

yang dikemukakan oleh para ahli dan peneliti arsitektur vernakular. Dari karakteristik

arsitektur vernakular yang diperoleh dari kesimpulan berbagai pengertian tersebut, ternyata

kaitan antara arsitektur vernakular dengan arsitektur tradisional sangat erat. Namun ada

juga yang menyatakan bahwa arsitektur vernakular tidak selalu berarti arsitektur tradisional.

Suharyanto, 2011, dalam penelitiannya mencoba menemukan perbedaan antara arsitektur

vernakular dengan arsitektur tradisional melalui penelitian deskriprif analitis dengan studi

kasus pada bangunan Minangkabau dan Bangunan Bali. Pada modul ini akan ditelaah lebih

jauh perbedaan tersebut dengan mempelajari istilah ‘tradisi’, ‘tradisional’, hingga ‘arsitektur

tradisional’. Kajian dilakukan dengan mempelajari berbagai penelitian terkait dan berbagai

sumber yang relevan. Hasil studi diharapkan dapat memperoleh kesimpulan tentang

kedudukan arsitektur vernakular dalam arsitektur tradisional.

Pengertian-PengertianPengertian Tradisi

Tradisi berasal dari bahasa Latin: traditio, yang berarti "diteruskan". Hal yang paling

mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi

baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Tradisi atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah

dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,

biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi, diunduh pada 19 September 2013).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata tradisi adalah: 1. adat kebiasaan turun-

temurun (dari nenek moyang) yg masih dijalankan dalam masyarakat; 2. penilaian atau

anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar

misalnya: perayaan hari besar agama itu janganlah hanya merupakan -- , haruslah dihayati

maknanya; 

`13 2 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

Tradisi adalah sebuah praktek, kebiasaan, atau cerita yang dihafalkan dan diwariskan dari

generasi ke generasi, awalnya tanpa memerlukan tulisan. Tradisi sering dianggap kuno;

dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011).

Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan bahwa dalam tataran teoritis, tradisi dapat

dipandang sebagai informasi atau terdiri atas informasi yang dibawa dari masa lalu ke masa

kini dan dalam konteks sosial tertentu. Informasi ini bisa dianggap bagian paling mendasar

meski secara fisik ada tindakan-tindakan atau aktifitas-aktifitas tertentu yang secara terus

menerus juga dilakukan pengulangan-pengulangan sepanjang waktu. Dengan demikian

tradisi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus atau sebuah

kebudayaan atau sebuah hasil karya yang dianggap berhasil dan memiliki legitimasi dalam

kurun waktu yang cukup panjang dan bahkan sangat panjang (lama) yang diikuti oleh

generasi-generasi berikutnya secara turun temurun.

Tradisi merupakan roh dari sebuah kebudayaan. Tanpa tradisi tidak mungkin suatu

kebudayaan akan hidup dan langgeng. Dengan tradisi hubungan antara individu dengan

masyarakatnya bisa harmonis. Dengan tradisi sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Jika

tradisi dihilangkan maka ada harapan suatu kebudayaan akan berakhir pada saat itu juga.

Setiap suatu tindakan atau perbuatan menjadi tradisi biasanya jika telah teruji tingkat

efektivitas dan efisiensinya. Tentu saja telah teruji oleh berbagai kalangan dan waktu.

(sumber: http://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/tradisional/ diunduh tgl 12 Sept

2013).

Pada masa pra aksara, atau masa sebelum ditemukannya bahasa tulisan, tradisi diturunkan

secara lisan, melalui penuturan, contoh perilaku, dongeng, pertunjukan hiburan dan

sebagainya.

Tradisi yang diwariskan antara lain:

Ajaran moral,

Nilai dan norma,

Pengetahuan,

Adat istiadat,

kebiasaan.

`13 3 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

Gambar 1. Proses penyampaian Tradisi secara Lisan.(sumber: http://materi78.files.wordpress.com/2013/06/2-tradisi-sejarah-masa-pra-aksara-dan-aksara.pdf)

Tradisi lisan ini juga dikenal sebagai Folklor, yaitu bagian dari suatu kebudayaan yang

disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik secara lisan atau dibantu dengan gerak

isyarat dan pembantu pengingat.

Sifat Folklor:

Pewarisan dan persebarannya secara lisan dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

Berkembang dalam bentuk yang berbeda-beda dengan bentuk dasar yang tetap

bertahan

Anonim, pembuatnya sudah tidak diketahui lagi.

`13 4 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Yang diwariskan Melalui

Generasi PenerusAjaran moral

Nilai dan norma

Pengetahuan

Adat istiadat

Kebiasaan

Tradisi Lisan

KemampuanBerbahasa

melahirkan

Carapenyampaian

Yang diwariskan Melalui

Kebiasaan dalam kelNilai dan norma kel

Ajaran moralkeluarga

Contoh Perilaku

Dongeng

Adat IstiadatPengetahuanKepercayaan

Masyarakat PertunjukanHiburan

Yang berperan dalam proses penyampaian

Page 5: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

Bersifat lugu, cermin manusia jujur

Menjadi milik bersama dari satu masyarakat tertentu.

Bersifat Pralogis, mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum.

Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif, pelipur lara, alat pendidikan, protes

sosial

Punya bentuk berpola dalam pembuka katanya : seperti “sahibul hikayat”…….. “kata

empunya cerita” …… ……

Jenis Folklor:

Lisan :

o Bahasa rakyat, logat

o bahasa slank, bahasa tabu

o Peribahasa, sindiran

o Teka-teki

o Pantun, syair

o Mitos, legenda, dongeng

o Nyanyian rakyat

Sebagian Lisan:

o Kepercayaan dan tahyul

o Permainan rakyat

o Theatre rakyat

o Tarian rakyat

o Adat kebiasaan

o Upacara tradisional

o Pesta rakyat

Bukan Lisan:

o Bangunan rumah tradisional

o Seni kerajinan

o Pakaian tradisional

o Obat-obatan rakyat

o Peralatan & senjata tradisional

o Makanan dan minuman tradisional

`13 5 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

Sedangkan pada masa aksara, yang merupakan pengaruh dari hubungan perdagangan

dengan bangsa India, peradaban di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat

signifikan. Huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta merupakan jenis huruf dan bahasa yang

pertama kali ditemukan dan digunakan di wilayah Nusantara ini. Media tulis yang pertama

kali digunakan antara lain batu dan logam atau disebut juga dengan prasasti.

Sesudah pengaruh India, masuknya pengaruh Islam membawa serta kebudayaan baru.

Bahasa dan tulisan Arab yang kemudian berakulturasi dengan bahasa Melayu

menghasilkan bahasa Arab Melayu yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan

tradisi menulis Bangsa Indonesia. Selain batu, media untuk menulis pada awal tradisi

menulis bangsa Indonesia berupa: tembaga, logam mulia, lontar, bamboo, kulit pohon,

nipah, kayu, kain dan kertas. (sumber: http://materi78.files.wordpress.com/2013/06/2-tradisi-

sejarah-masa-pra-aksara-dan-aksara.pdf; diunduh pada 16 September 2013).

Pengertian Tradisional

‘Tradisional’ adalah kata sifat dari ‘Tradisi’. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online,

Tradisional memiliki arti :

Sikap dan cara berpikir serta bertindak yg selalu berpegang teguh pada norma dan

adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun.

Contoh penggunaan kata ‘tradisional’: daerah itu mempunyai potensi cukup besar dalam

bidang perikanan, tetapi masih diolah secara ‘tradisional’

(Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/tradisional/mirip#ixzz2f1nIFzX7)

Arsitektur Tradisional dan Arsitektur VernakularIstilah Vernakular (Vernacular) dan Tradisional dalam konteks arsitektur memiliki akar

makna yang hampir sama; keduanya memiliki makna yang berorientasi pada aspek lokalitas

dan sejarah rentang waktu keberadaannya. (Suharjanto, 2011).

`13 6 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

Menurut Mario Salvadori/Ruskin (1974) dalam Wiranto, 1999, arsitektur adalah produk dari

Budaya. Tradisi adalah ruh dari Kebudayaan. Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan

dan perkembangan jaman mengakibatkan juga berkembangnya kebudayaan, dengan

demikian arsitekturpun mengalami perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Perubahan tersebut merupakan akibat dari proses adaptasi terhadap kebutuhan tiap-tiap

generasi ataupun adaptasi terhadap faktor alam. Perubahan mata pencaharian dari

masyarakat agraris menjadi masyarakat industri mempengaruhi bentuk dan konsep hidup

yang pada akhirnya berdampak pada produk arsitektur juga.

Pada arsitektur vernakular yang dibangun oleh orang-orang biasa (bukan arsitek

professional) tetapi menghasilkan bangunan-bangunan yang bagus, indah, teratur, cocok

dengan kebutuhan, hemat energy, memunculkan pertanyaan tentang dari mana ilmu dan

pengetahuan para pembangun itu diperoleh. Menurut Christopher Alexander, arsitektur

mempunyai bahasa, maka bahasa vernakular erat sekali dengan aspek-aspek tradisi.

Tradisi memberikan suatu jaminan untuk melanjutkan kesinambungan tatanan sebuah

arsitektur melalui system persepsi ruang yang tercipta, bahan dan jenis konstruksinya.

Ruang, bentuk dan konstruksi dipahami sebagai suatu warisan yang akan mengalami

perubahan secara perkahan melalui suatu kebiasaan. Sehingga arsitektur vernakular

merupakan istilah atas langkah adaptif dan antisipatif manusia lokal untuk membuat

perlindungan diri terhadap lingkungannya secara try and error. Bila cara tersebut bisa

berlangsung berulang-ulang melalui pola estafet dari generasi ke generasi, vernakular akan

menjadi tradisi. (Suharjanto, 2011).

Gambar 2. Ilustrasi konsep vernakular dan tradisi (sumber: Suharjanto, 2011)

`13 7 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

hukum

Vernakular

kepercayaan

kemampuan

Sosial ekonomi

Iklim Geografi

Sumber daya

Bahan Baku

teknologi

LOKALITAS

Diakui, dirujuk turun

temurun

mistis

Pakem-doktrin

kepercayaan

budaya bahasa

agama kekuasaan adat

LOKALITAS

Tradisi

sosial

FISIK NON FISIK

Page 8: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

Arsitektur Bergaya Vernakular

Rumah Gadang atau rumah adat Sumatera Barat merupakan media untuk mewariskan nilai-

nilai adat Minangkabau. Melalui rumah gadang, tindak-tanduk para kerabat diatur, seperti

kesopanan, tata pergaulan, cara makan, dan bagaimana melakukan interaksi dengan

anggota kaum ataupun pihak luar. Selain itu, fungsi utama rumah Gadang adalah sebagai

symbol untuk menjaga dan mempertahankan system budaya matrilineal – system

kekerabatan dari garis ibu. Melalui Rumah Gadang inilah orang-orang Minangkabau

menjamin lestarinya system matrilineal. (Suharijanto, 2011).

gambar 3. Rumah Makan Padang beratap Tradisional Sumatera Barat (sumber: http://travel.kapanlagi.com/solo/kuliner/resto/6004-rm-padang-sederhana-foto.html)

`13 8 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

gambar 4. Rumah Gadang di Padang Panjang (foto: dokumentasi pribadi penulis)

Pada gambar 3 dan gambar 4, langsung dapat dikenali bahwa kedua bangunan bernuansa

tradisional Sumatera Barat (Minangkabau). Rumah Gadang pada gambar 4 berlokasi di kota

Padang Panjang, sedangkan gambar 3 adalah bangunan rumah makan Padang di Jakarta.

Bangunan Rumah Gadang pada gambar 4, meskipun terletak di Kota Padang Panjang,

namun vernakularitasnya masih lebih baik daripada bangunan pada gambar 3. Mengapa

demikian? Bangunan Rumah Gadang pada gambar 4, masih menggambarkan lokalitas

yang kental, sesuai dengan lokasinya di salah satu kota di Sumatera Barat (Minangkabau),

menggunakan struktur dan teknologi yang masih asli, ditandai dengan list plank atap yang

melengkung sebagai konsekwensi penyaluran beban konstruksi atap, ragam hias yang

memang asli ragam hias setempat. Namun mengingat lokasinya yang di perkotaan dan di

sekelilingnya sudah bukan lagi bangunan sejenis, sudah lebih banyak arsitektur Indische

(pengaruh Belanda), agak diragukan apakah metode membangunnya dilakukan secara

bergotong-royong oleh masyarakat setempat. Dugaan ini diperkuat dengan material atap

yang menggunakan Seng (bukan material yang diperoleh dari lingkungan sekitar seperti ijuk

atau sirap) dan bentuk tangga batu yang jelas bukan ciri arsitektur asli Sumatera Barat.

(tidak diperoleh data, kapan bangunan ini dibangun, sehingga analisis yang dilakukan hanya

berdasarkan pengamatan penulis terhadap lingkungan sekitarnya pada saat ini).

Sedangkan Bangunan Rumah Makan pada gambar 3, sudah pasti bukan termasuk

bangunan vernakular, karena bangunan ini sama sekali tidak dibangun berdasarkan makna-

`13 9 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

makna dan filosofi kehidupan masyarakat setempat, melainkan hanya mengambil bentuk

fisik yang ditempelkan pada bangunan modern perkotaan untuk memperoleh ‘citra’ atau

nuansa khas ‘Minangkabau’ saja.

Sama halnya dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Sumatera Barat juga mengalami

heterogenitas kultur, sehingga arsitektur vernakularnya muncul dalam wujud ‘campur aduk’,

berwujud tradisional, namun tak bermakna, karena tidak perduli pada tatanan, hirarki

makna, maupun pengertian yang terkandung pada wujud aslinya. (Suharjanto, 2011).

Istilah untuk arsitektur seperti ini adalah arsitektur ‘bergaya vernakular’, bukan arsitektur

vernakular yang sesungguhnya, apalagi arsitetur tradisional.

KesimpulanDari bahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Arsitektur Vernakular adalah arsitektur yang menggunakan sumber daya lokal untuk

memenuhi kebutuhan lokal.

Struktur bangunan menggunakan teknologi lokal, cocok secara ekologi, sesuai

dengan iklim lokal, memiliki skala manusia atau rakyat biasa, bukan skala

keagungan istana kerajaan atau skala keagamaan yang megah.

Arsitektur vernakular adalah arsitektur rakyat, dibangun secara bergotong-royong

oleh rakyat dan komunitasnya, dibangun berdasarkan falsafah kehidupan

masyarakatnya. Sehingga nilai-nilai estetika yang muncul merupakan ekspresi dari

makna-makna yang diembannya.

Pengetahuan mengenai bangunan pada arsitektur vernakular hanyalah muncul dari

sang perancang otodidak yang diperoleh dan disalurkan melalui tradisi lokal semata

dan biasanya bedasarkan trial and error (intuisi) yang diturunkan darei generasi ke

generasi.

Kemudian apabila seluruh konsepsi dan hasil karya tersebut diakui secara aklamasi

dan hasilnya sangat teruji dalam kurun waktu yang relative panjang dan sangat lama

hingga mendarah daginag, karya vernakular ini masuk dalam klasifikasi karya

arsitektur tradisional.

(disarikan dari: Suharijanto, 2011)

Daftar Pustaka`13 10 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: modul.mercubuana.ac.id... · Web viewTradisi sering dianggap kuno; dianggap penting untuk dijaga. (Suharyanto, 2011). (Suharyanto, 2011). Lebih lanjut, Suharyanto (2011), memaparkan

Alexander, Christopher (1977), A Pattern Language. New York: Oxford Unversity Press.

Salvadori dalam Ruskin, Eugene (1974), Architecture and People, dalam Wiranto, (1999),

Arsitektur Vernakular Indonesia, Dimensi Teknik Arsitektur Vol 27. No: 2, Desember 1999:

15-20, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra,

Surabaya.

Suharjanto, (2011), Membandingkan istilah Arsitektur Tradisional versus Arsitektur

Vernakular: Studi kasus Bangunan Minangkabau dan Bangunan Bali, Comtech Vo.2. No.2.

Desember 2011 : 592-602.

Website:

http://id.wikipedia.org/wiki/Tradisi, diunduh pada 19 September 2013

http://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/tradisional/ diunduh tgl 12 Sept 2013

http://kamusbahasaindonesia.org/tradisional/mirip#ixzz2f1nIFzX7 diunduh pada 16

September 2012.

http://materi78.files.wordpress.com/2013/06/2-tradisi-sejarah-masa-pra-aksara-dan-

aksara.pdf; diunduh pada 16 September 2013

http://travel.kapanlagi.com/solo/kuliner/resto/6004-rm-padang-sederhana-foto.html diunduh

pada 16 September 1013

`13 11 Arsitektur Vernakular Indonesia

Pusat Bahan Ajar dan eLearningIr. Primi Artiningrum, M.Arch. http://www.mercubuana.ac.id