UPAYA GURU AL QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA...
Embed Size (px)
Transcript of UPAYA GURU AL QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA...

1
UPAYA GURU AL QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA AL QUR’AN SISWA KELAS X JURUSAN IPA
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 LOMBOK TENGAH TAHUNPELAJARAN 2016/2017
Oleh:
Shodiqin NIM. 15.1.13.1.002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2017

ii
UPAYA GURU AL QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA AL QUR’AN SISWA KELAS X JURUSAN IPA
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Shodiqin NIM. 15.1.13.1.002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2017

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Shodiqin, NIM. 15.1.13.1.002, dengan judul, “Upaya Guru Al
Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X
Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: Juli 2017
Pembimbing I Prof. Dr. H. M. Taufik, M. Ag NIP: 195503251979021001
Pembimbing II Drs. H. Baehaqi, M.Pd NIP. 196812311993031028

iv
Mataram, Juli 2017
Hal : Ujian Skirpsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
Di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr.Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Shodiqin
NIM : 151.131.002
Jurusan/Prodi : PAI
Judul : Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan
Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusaan IPA
Tahun Pelajaran 2016/2017
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang Munaqasyah skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu,
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I
Prof. Dr. H. M. Taufik, M. Ag NIP: 195503251979021001
Pembimbing II
Drs. H. Baehaqi, M.Pd NIP. 196812311993031028

v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini
Nama : SHODIQIN
NIM : 15.1.13.1.002
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam
Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA di MAN 2
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya orang lain, siap
menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
Mataram, 13 Juli 2017
Saya yang menyatakan,
Shodiqin

vi
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Shodiqin, NIM: 151.131.002 dengan judul: “Upaya Guru Al Qur’an
Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA di
MAN 2 Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017” telah dipertahankan
didepan dewan penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Mataram pada
tanggal __________________________
Dewan Penguji
Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag ____________________ (Ketua Sidang/Pemb. I)
Drs. H. Baehaqi, M.Pd ____________________ (Sekretaris Sidang/Pemb. II)
Dr. H. M. Natsir, M. Pd ____________________ (Penguji I)
Drs. Mukhlis, M. Ag ____________________ (Penguji II)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. NurulYakin,M.Pd
NIP.196412311991032006

vii
MOTTO
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Thalaq: 2-3)1
1 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya : Pustaka Agung
Harapan, 2006), h. 558

viii
PERSEMBAHAN :
Bismillahirrohmanirrahim
Skripsi ini kupersembahkan buat orang-orang yang aku cintai yaitu:
Ayahandaku tercinta Sa’i dan Ibundaku tersayang Murni, sebagai ungkapan terimakasih ananda atas setiap tetesan keringat, untuk membiayai segala kebutuhanku selama ini, serta curahan kasih sayang yang tiada henti-hentinya semoga Allah membalas semuanya dengan balasan yang lebih baik.
Kakak-kakaku tersayang (Sa’adati dan Sholihin) yang selalu memberikan dukungan didalam setiap aktivitasku, semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan dijadikan keluarganya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah...
Dan Semua guru-guruku (terima kasih untuk semua ilmu yang telah kalian bagikan juga untukku).
Tanpa bimbingan kalian semua maka aku tidak akan bisa menjadi seperi sekarang ini.

ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah
memberikan penulis kekuatan serta kesabaran, sehingga penulis mampu
merampungkan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad saw yang telah membawa umat manusia dari alam
yang gelap gulita (kebodohan) menuju alam yang terang benderang seperti
sekarang ini.
Penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam
Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA Tahun
Pelajaran 2016/2017”, tidak terlepas dari bantuan semua pihak, sehubungan
dengan itu penulis dengan hati yang ikhlas mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Taufik, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Drs. H.
Baehaqi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dengan sabar dan tulus selama proses
penyusunan skripsi.
2. Penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk skripsi yang lebih baik
dan Bapak/Ibu dosen Pendidikan Agama Islam yang selama ini telah
memberikan penulis berbagai macam pengalaman dan pengetahuan baru
selama perkuliahan.

x
3. Dr. H. Maimun, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam serta
seluruh jajarannya yang telah memberikan pelayanan akademik selama
penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan serta seluruh jajarannya yang telah memberikan pelayanan
akademik selama penyusunan skripsi ini
5. L. Hasbullah, M. Ed selaku kepala MAN 2 Lombok Tengah, dan seluruh guru
dan staf tata usaha yang telah banyak memberikan bantuan selama penelitian
dan tidak lupa juga terimakasih yang sebesar-besarnya untuk para siswa-siswi
yang telah terlibat dalam penelitian ini.
6. Dan rekan-rekan BTN Lingkar Asri yang telah banyak membantu selama
proses penyusunan skripsi.
Apa yang penulis paparkan dalam karya kecil ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun kelengkapan data yang penulis
paparkan, karena itu kritik dan saran dari semua pihak, merupakan solusi terbaik
dalam rangka menjadikan karya kecil ini sebagai sebuah karya berkualitas
kedepannya, sehingga layak menjadi konsumsi dalam kajian keilmuan.
Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan
semoga Allah SWT. Senantiasa menaungi kita semua dengan payung hidaya-Nya.
Amin
Mataram, 3 Juli 2017
Penulis

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
ABSTRAK ...................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ............................................................................... 1
B. Fokus Kajian ........................................................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ................................................. 7
E. Telaah Pustaka ..................................................................................... 8
F. Kajian Pustaka ...................................................................................... 14
1. Tinjauan Tentang Guru ................................................................. 14
a. Pengertian Guru .............................................................. 14

xii
b. Syarat- syarat Menjadi Guru .................................................. 15
c. Kompetensi Guru Profesional ................................................ 17
d. Tugas dan Peran Guru ............................................................ 19
2. Minat Baca .................................................................................... 25
a. Pengertian minat .................................................................... 25
b. Jenis-jenis Minat .................................................................... 27
c. Pengertian Membaca ............................................................. 28
d. Tujuan Membaca ................................................................... 29
e. Pengertian Minat Baca........................................................... 29
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca .................... 30
3. Al Qur’an....................................................................................... 30
a. Pengertian Al Qur’an ............................................................. 30
b. Nama-nama Lain Al Qur’an................................................... 32
c. Cara penurunan Al Qur’an ..................................................... 34
d. Kandungan Al Qur’an ............................................................ 36
e. Fungsi Al Qur’an ................................................................... 37
G. Metode Penelitian................................................................................. 40
H. Sistematika ........................................................................................... 49
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 50
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 50
B. Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al
Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA MAN 2 Lombok Tengah .......... 58

xiii
C. Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA MAN 2 Lombok
Tengah................................................................................................ 64
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 68
A. Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an
Siswa Kelas X Jurusan IPA MAN 2 Lombok Tengah ......................... 70
B. Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA MAN 2 Lombok
Tengah .................................................................................................. 74
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 79
A. Simpulan ............................................................................................ 79
B. Saran .................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keadaan siswa tahun 2016/2017 ........................................................ 54
Tabel 2. Keadaan guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah ............. 54
Tabel 3. Keadaan staf TU Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah ......... 56
Tabel 4. Keadaan sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok
Tengah................................................................................................ 57

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Foto visi, misi dan struktur organisasi MAN 2 Lombok Tengah
Lampiran 2: Foto suasana belajar kelas X jurusan IPA
Lampiran 3: Foto proses wawancara dengan guru dan siswa
Lampiran 4:Foto kegiatan mengaji pagi sebelum memulai pelajaran
Lampiran 5:Foto kegiatan siswa pada jam-jam kosong

xvi
UPAYA GURU AL QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA AL QUR’AN SISWA KELAS X JURUSAN IPA
DI MAN 2 LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
Shodiqin NIM: 151.131.002
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah dan bagaimana upaya guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan Tehnik analisis data menggunakan langkah-langkah analisis data dari Miles and Huberman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok secara umum masih terbilang rendah. Rendahnya minat baca Al Qur’an siswa dapat ditunjukkan dengan beberapa hal berikut diantaranya: a) frekuensi dan intensitas membaca Al Qur’an siswa yang masih kurang; b) sikap siswa yang masih harus dipaksa untuk mengikuti kegiatan pagi mengaji; c) kesadaran siswa yang masih rendah untuk memanfaatkan jam kosong atau mengisi waktu luang dengan membaca Al Qur’an; d) belum lancar atau belum fasihnya siswa membaca Al Qur’an. Sedangkan upaya yang dilakukan guru Al Qur’an Hadits untuk meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah yaitu dengan melaksanakan perannya sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator.
Kata kunci: Minat baca Al Qur’an, Upaya Guru Al Qur’an Hadits Menngkatkan Minat Baca Al Qur’an

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Manusia pada dasarnya telah memiliki potensi didalam dirinya yang ia
bawa semenjak dilahirkan kedunia sebagai anugrah dari Allah SWT. kepada
hamba-Nya. Potensi ini terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan manusia itu sendiri, sebagai konsekuensi dari potensi manusia
yang terus berkembang, maka diperlukan adanya bimbingan dan arahan
sehingga potensi ini senantiasa akan mengarah kepada hal yang positif.
Sebagai makhluk sosial manusia tentunya akan membutuhkan manusia
lainnya dalam rangka menjalin interaksi dan komunikasi sebagai upaya dalam
mengembangkan dan mengarahkan potensi yang ada pada dirinya.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya dalam rangka
mengembangkan, meningkatkan dan mengarahkan potensi yang dimiliki oleh
manusia dalam hal ini khususnya peserta didik. Sebagaimana dalam Undang-
Undang RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Dari rumusan pendidikan tersebut dapat kita melihat bahwa pendidikan
adalah sebuah usaha yang sengaja dilakukan artinya pendidikan merupakan
2 Undang-Undang SISDIKNAS, Tim Fokus Media, (Jakarta: Fokus Media, 2010), h. 26

2
kegiatan yang sudah dirancang dan difikirkan secara matang dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan
tentunya tidak boleh bertentangan dengan pancasila dan UUD 1945 yang
merupakan dasar dari pelaksanaan pendidikan nasional di Indonesia, sehingga
pemerintah dalam hal ini telah merumuskan tujuan pendidikan di Indonesia
sebagaimana yang tertuang dalam UU RI No. 20 tahun 2003 BAB II Pasal 3
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi :
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab3
Pendidikan sebagaimana yang telah disebutkan diatas mempunyai
tujuan yang jelas, guru sebagai salah satu komponen didalam pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting didalam mewujudkan tujuan
pendidikan tersebut selain komponen kurikulum, lingkungan, metode, sarana
dan prasarana serta evaluasi. Tujuan tersebut tidak hanya memuat tentang
bagaimana menciptakan peserta didik yang memiliki intelektual tinggi , akan
tetapi lebih dari pada itu juga untuk menciptakan peserta didik yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia yang kemudian
didalam islam dikenal dengan istilah insan kamil, dimana insan kamil ini
merupakan tujuan dari pada penerapan syariat islam. Guru dalam hal ini
memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dalam mengupayakan
perkembangan peserta didik dalam berbagai aspek termasuk juga tugas dari
pada guru Al Qur’an Hadits, yang merupakan bagian dari pada guru
3 Ibid., h. 28

3
pendidikan agama Islam dimana secara khusus mengampu mata pelajaran
Al Qur’an Hadits yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan
pemahaman terkait Al Qur’an dan Hadits yang pada akhirnya apa yang
dipahami dari Al Qur’an dan Hadits itu dapat diterapkannya dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat mengantarkannya menjadi insan yang muttaqin.
Al Qur’an sebagaimana yang telah kita pahami adalah sumber nilai atau
ajaran dalam Islam yang pertama dan utama yang menjadi pegangan dan
pedoman hidup bagi manusia yang tentunya apabila manusia senantiasa
mengikutinya akan mendapatkan kebahagiaan baik itu didunia maupun di
akhirat. Sebagaimana didalam QS. Al-Baqarah ayat 2 disebutkan
Artinya, “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.4
Membaca Al Qur’an merupakan suatu ibadah yang mana apabila
dilakukan maka Allah SWT. Memberikan pahala dan karunia baginya
meskipun tidak memahami arti dan maknanya. Sebagaimana disebutkan
didalam QS. Fathir ayat 29-30
4 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h. 2

4
Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”5
Didalam Hadits juga disebutkan sebagaimana diriwayatkan dari
Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
الح ن قرأ حر ه حسنة، ه ف ن كت ل ال حرف، سنة ف ، ا أق ث ل حرف، ألف بل بعشر أي حرف ا حرف،
Artinya, : Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari Kitabullah maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan itu akan dikalikan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu dihitung satu huruf, akan tetapi alif dihitung satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.6 (HR. Abu Isa Muhammad bin Isa At- Tirmidzi, menurutnya hadits ini hasan shahih)
Selain merupakan sebuah ibadah, membaca juga merupakan satu
langkah awal apabila hendak ingin mempelajari dan memahami kandungan
Al Qur’an, yang pada hakekatnya yang dituntut didalam membaca Al Qur’an
bukan hanya sekedar melafzkan tulisan-tulisan ataupun ayat-ayat yang ada
didalamnya akan tetapi juga yang paling penting adalah memahami arti
dan maknanya, sehingga pemahaman yang didapatkan dari membaca Al
Qur’an itu dapat diimplementasikan didalam kehidupan sehari-hari, karena
sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa Al-Qur’an merupakan petunjuk.
5 Ibid., h. 620-621
6 Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, At-Tibyanu fi Adabi Halamatil
Qur’ani, Terj. Umniyyati Sayyidatul Hauro’ dan Shafura Mar’atu Zuhda , ( Solo : Al-Qowam, 2014), h. 9.

5
Guru dalam hal ini memiliki peran penting dalam mengupayakan siswa
agar senantiasa gemar membaca Al Qur’an khususnya guru Al Qur’an Hadits,
sehingga dapat mencetak lulusan-lulusan yang gemar membaca Al Qur’an.
Sebagaimana halnya di MAN 2 Lombok Tengah guru Al Qur’an Hadits
mengupayakan siswanya untuk gemar membaca Al Qur’an
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 22-25
Februari 2017 di MAN 2 Lombok Tengah terkait upaya guru Al Qur’an
Hadits ketika menerapkan perannya sebagai pembimbing, motivator dan
fasilitator untuk meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa yaitu dengan
mengadakan kegiatan pagi mengaji sebelum pembelajaran dimulai. Kegiatan
ini berlangsung selama 15 menit yaitu dari pukul 07.15-07.30 yang dipimpin
oleh ketua kelas dan dipandu oleh guru mata pelajaran pada jam yang
pertama, yang ternyata perannya tersebut telah dapat dilaksanakan secara
maksimal sehingga dapat meningkatkan minat siswa khususnya pada kegiatan
membaca Al Qur’an di Jurusan IPA MAN 2 Lombok Tengah7
Berdasarkan konteks penelitian dan hasil observasi di atas peneliti
merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam terkait Upaya
Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa
kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah.
7 Observasi, 22 Februari 2017

6
B. Fokus Kajian
Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka pertanyaan penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah upaya guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat
baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah?
2. Bagaimanakah minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA di MAN
2 Lombok Tengah?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui upaya guru Al Qur’an Hadits dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA di
MAN 2 Lombok Tengah.
b. Untuk mengetahui minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA
di MAN 2 Lombok Tengah.
2. Manfaat
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
a. Teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
sumbangan pemikiran terhadap khazanah ilmiah dalam
pengembangan ilmu pendidikan islam terutama berkaitan
dengan upaya meningkatkan minat baca Al Qur’an

7
b. Praktis
1) Guru Al Qur’an Hadits
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan
refrensi bagi guru Al Qur’an Hadits dan sebagai bahan evaluasi
didalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa.
2) Siswa
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai
tambahan sumber belajar untuk menambah wawasan.
Agar senantiasa memperbaiki dan meningkatkan minat baca
Al Qur’an.
3) Peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan
refrensi oleh peneliti yang akan datang dalam meyusun laporan
penelitian yang berkaitan dengan topik sejenis.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup masalah yang akan diteliti perlu dibatasi untuk
memberikan arah yang jelas kemana penelitian ini akan dibawa.
Adapun ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah upaya guru
Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas
X IPA di MAN 2 Lombok Tengah dan minat baca Al Qur’an siswa kelas
X IPA di MAN 2 Lombok Tengah.

8
2. Setting Penelitian
Lokasi yang dijadikan kegiatan penelitian ini adalah MAN 2
Lombok Tengah yang bertempat di jalan raya Praya-Mataram, Desa
Jelantik, Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Adapun alasan
peneliti memilih lokasi ini adalah karena adanya upaya yang dilakukan
oleh guru Al Qur’an Hadits ketika menerapkan perannya sebagai
pembimbing, motivator dan fasilitator untuk meningkatkan minat baca Al
Qur’an siswa yaitu dengan mengadakan kegiatan pagi mengaji sebelum
pembelajaran dimulai. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit yaitu
dari pukul 07.15-07.30 yang dipimpin oleh ketua kelas dan dipandu oleh
guru mata pelajaran pada jam yang pertama, yang ternyata perannya
tersebut telah dapat dilaksanakan secara maksimal sehingga dapat
meningkatkan minat siswa khususnya pada kegiatan membaca Al Qur’an
di Jurusan IPA MAN 2 Lombok Tengah.
Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam
mengenai bagaimana upaya guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan
minat baca Al Qur’an siswa.
E. Telaah Pustaka
Dari hasil telaah pustaka yang telah dilakukan ditemukan beberapa
penelitian yang memiliki relevansi dengan fokus penelitian peneliti, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kasmin Tefa, dengan judul skripsi : “Peranan Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis Al Qur’an Bagi Siswa Kelas IV MIS Miftahuddin Oe-Ekam Tahun pelajaran 2013.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam upaya meningkatkan

9
minat baca tulis Al Qur’an bagi siswa kelas IV MIS Miftahuddin Oeekam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Dari penelitian ini dapat menyimpulkan hasil penelitian bahwa, peran guru dalam meningkatkan minat baca tulis Al Qur’an bagi siswa kelas IV MIS Miftahuddin Oe-Ekam adalah dengan jalan memotivasi dan menganjurkan para siswa agar senantia sa meningkatkan kemampuan baca tulis Al Qur’an melalui keseriusan siswa untuk mengikuti pelajaran yang berkaitan dengan baca tulis Al Qur’an dikelas, memberikan pelajaran tambahan baca tulis Al Qur’an di sore hari, menyediakan buku-buku iqro sebagai sarana pendukung utama dalam meningkatkan baca tulis Al Qur,an.8
2. Siti Rohayati, dengan judul skripsi : “Peranan Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur’an Siswa Kelas V MIS Sambinae Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa kelas V MIS Sambinae Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013 dan untuk mengetahui minat baca Al Qur’an siswa kelas V MIS Sambinae Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dari penelitian ini, dapat menyimpulkan hasil penelitian bahwa, 1) peranan guru Al-Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca siswa kelas V MIS Sambinae Kota Bima Tahun Pelajaran 2012/2013 dilakukan dengan cara : a) Penciptaan atmosfir kelas yang mendukung dengan menempel pajangan hasil karya siswa dengan rapi serta slogan-slogan ajakan agar siswa gemar membaca. b) Penyediaan buku-buku bacaan bidang studi Al-Qur’an Hadits yang memadai, baik dari segi kuantitas judul buku maupun kualitas buku di perpustakaan dan setiap ruang kelas. c) Penciptaan antusiasme pada setiap individu siswa terhadap pentingnya belajar bidang studi Qur’an Hadits. d) Memperkenalkan cara membaca yang baik. e) Memperkenalkan macam bacaan. f) Kompetisi membaca. g) Menceritakan kembali hasil bacaan. h) Penugasan membuat singkatan sesuai dengan apa yang dibaca. i) Mengomentari apa yang telah dibaca siswa. j) Memberikan hadiah bagi siswa yang berprestasi. k) Memberikan pujian pada siswa yang dapat membaca dengan baik. 2) Minat Baca Al Qur’an siswa Kelas V MIS Sambinae Kota Bima Cukup Baik, karena siswa cukup antusias ketika guru menunjuk huruf-huruf hijaiyah untuk disebutkan.9
3. Jauharu, dengan judul skripsi : “Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun
8 Kasmin Tefa, “Peranan Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis Al Qur’an Bagi
Siswa Kelas IV MIS Miftahuddin Oe-Ekam Tahun pelajaran” (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013).
9 Siti Rohayaty, “Peran Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al
Qur’an Siswa Kelas V MIS Sambinae Kota Bima”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013).

10
Pelajaran 2010/2011.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan perpustakaan dan untuk mengetahui bagaimana peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Dari penelitian ini, dapat menyimpulkan hasil penelitian yaitu 1) Perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 cukup memadai akan tetapi harus terus ditingkatkan baik dari segi penambahan koleksi/bahan pustaka dan para pustakawannya. 2) Perpustakaan mempunyai peran penting dalam meningakatkan minat baca yaitu sebagai tempat belajar sendiri, belajar kelompok, maupun guru dapat meminjam buku yang dibutuhkan di perpustakaan, selain sebagai referensi, perpustakaan juga digunakan sebagai tempat rekreasi dengan cara membaca buku-buku cerita yang menarik sehingga menjadi terhibur disaat jam istirahat dan jam pelajaran kosong.10
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya :
Pada penelitian yang pertama yang telah dilakukan oleh Kasmin Tefa
dengan judul penelitian “Peranan Guru dalam Meningkatkan Minat Baca
Tulis Al Qur’an Bagi Siswa Kelas IV MIS Miftahuddin Oe-Ekam Tahun
pelajaran 2013.” Memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu :
a. Dari sisi variabel, penelitian yang dilakukan oleh Kasmin Tefa mengkaji
tentang peran guru dalam meningkatkan minat baca tulis siswa,
sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti menekankan
pada upaya guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al
Qur’an siswa
b. Dari sisi pendekatan penelitian yang digunakan, pada penelitian yang
dilakukan oleh Kasmin Tefa menggunakan pendekatan Penelitian
10 Jauhari, “Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Madrasah
Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011”, (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2011).

11
Tindakan Kelas (PTK) sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.
c. Dari tujuan penelitian, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh
Kasmin Tefa bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam
meningkatkan minat baca tulis Al Qur’an bagi siswa kelas IV MIS
Miftahuddin Oe-Ekam, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
bertujuan untuk mengetahui upaya guru Al Qur’an Hadits dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siwa kelas X dan minat siswa kelas
X Jurusan IPA dalam membaca Al Qur’an di MAN 2 Lombok Tengah.
d. Terkait objek penelitian pada penelitian Kasmin Tefa, objek
penelitiannya yaitu siswa kelas IV MIS Miftahuddin OE-Ekam,
sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti objek penelitiannya
adalah siswa kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah.
e. Persamaan antara penelitian yang dilakukan KasminTefa dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti, terletak pada pendekatan yang
diterapkan yaitu sama-sama menerapkan pendekatan kualitatif. Penelitian
Kasmin Tefa menerapkan pendekatan kualitatif yang di PTK kan,
sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menerapkan pendekatan
kualitatif murni
Pada Penelitian yang kedua yang telah dilakukan oleh Siti Rohayati
dengan judul “Peranan Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat
Baca Al-Qur’an Siswa Kelas V MIS Sambinae Kota Bima Tahun Pelajaran

12
2012/2013.” Memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu :
a. Dari sisi variabel , penelitian yang dilakukan oleh Siti Rohayati mengkaji
tentang peranan guru Al-Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca
Al-Qur’an siswa, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti
menekankan pada upaya guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan
minat baca Al Qur’an siswa
b. Dari sisi pendekatan, sama-sama menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif.
c. Dari sisi tujuan penelitian, terdapat perbedaan disalah satu tujuan
penelitiannya, dimana pada penelitian yang telah dilakukan oleh Siti
Rohayati bertujuan untuk mengetahui peran guru Al Qur’an Hadits dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswaupaya guru Al Qur’an Hadits
dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa. Sedangkan persamaan
tujuan penelitiannya yaitu sama-sama untuk mengetahui minat baca Al
Qur’an siswa.
d. Terkait objek penelitian pada penelitian Siti Rohayati objek penelitiannya
adalah siswa kelas V MIS Sambinae Kota Bima, sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan peneliti, objek penelitiannya adalah siswa
kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah
Sedangkan pada penelitian yang ketiga yang telah dilakukan oleh
Jauhari dengan judul “Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat
Baca Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul

13
Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011.”
Memilki perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu :
a. Dari sisi variabel, dimana pada penelitian oleh jauhari mengkaji tentang
peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan peneliti menekankan pada upaya guru Al
Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa
b. Dari sisi pendekaan yang digunakan, sama-sama menggunakan
pendekatan kualitatif
c. Dari sisi tujuan penelitian terdapat perbedaan, dimana pada penelitian
yang dilakukan oleh Jauhari bertujuan untuk mengetahui keadaan
perpustakaan dan peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca
siswa sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk
mengetahui minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA dan upaya
guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siwa
kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah
d. Terkait objek penelitian pada penelitian Jauhari objek penelitiannya
adalah siswa Mts Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek
Gunung Sari Lombok Barat, sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan peneliti objek penelitian adalah siswa kelas X Jurusan IPA di
MAN 2 Lombok Tengah.
Dari paparan diatas dapat terlihat bahwa penelitian ini dengan
penelitain terdahulu memilki tingkat perbedaan yang cukup jelas dimana pada

14
penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian pada upaya guru Al Qur’an
Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa .
F. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Tentang Guru
a. Pengertian Guru
Kata guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
“Orang yang pekerjaannya (mata pecahariannya, profesinya)
mengajar.”11 Jika mengacu kepada definisi tersebut maka guru pada
dasarnya adalah sebuah profesi, guru adalah sebuah pekerjaan yang
dimana memiliki tugas utama yaitu mengajar dalam rangka
mentransfer ilmu pengetahuan.
Ngalim Purwanto menjelaskan bahwa, “guru adalah orang
yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada
seorang atau kelompok orang, sedangkan guru sebagai pendidik
adalah seseorang yang berjasa terhadap masyarakat dan Negara.”12
Sedangkan Zakiyah Derajad mengungkapkan, “guru adalah
pendidik profesional, karena secara implicit ia telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
yang terpikul dipundak orang tua.”13
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ed. 3. (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h. 377.
12 Latifah Husien, Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional, (Yoyakarta : Pustaka
Baru Press, 2017), h. 21. 13
Ibid., h. 22.

15
Haidar Putra Dauly menyebutkan:
Guru juga disebut seorang pendidik yang mempunyai pengetahuan lebih serta mampu mengimplisitkan nilai-nilai didalamnya, jadi calon diberi bekal pengetahuan sesuai tugasnya dan pengetahuan itu mempribadi dimana nilai-nilai menjadi implicit didalamnya.14
Kemudian dijelaskan juga didalam Undang-Undang RI No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.15
Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa guru
merupakan seorang pendidik profesional pada jalur pendidikan
formal yang tugasnya tidak hanya mengajar sebagaimana yang telah
disinggung diawal akan tetapi lebih dari itu, sebagaimana disebutkan
dalam rumusan Undang-Undang diatas, guru juga memiliki tugas-
tugas utama lainnya seperti mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
b. Syarat-syarat Menjadi Guru
Untuk menjadi seorang guru yang pekerjaannya adalah
pekerjaan profesional maka dituntut untuk memenuhi beberapa
persyaratan, berikut dijelaskan beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi untuk menjadi guru / pendidik yang baik dan profesional
yaitu :
14 Ibid., h. 22.
15 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Umum dan Agama Islam, (Jakarta : Rajawali
Pers, 2011), h. 356.

16
Latifah Husien menyebutkan secara umum syarat
profesionalisme guru sebagai pendidik dalam islam adalah :
1) Sehat jasmani dan rohani 2) Taqwa kepada Allah SWT. 3) Berilmu pengetahuan yang luas 4) Berlaku Adil 5) Beribawa 6) Ikhlas 7) Mempunyai tujuan yang rabbani 8) Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan 9) Menguasai bidang yang ditekuni 16
Oemar Hamalik menyebutkan beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi untuk menjadi seorang guru diantaranya ialah :
1) Harus memiliki bakat sebagai guru, 2) Harus memiliki keahlian sebagai guru, 3) Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, 4) Memiliki mental yang sehat, 5) Berbadan sehat, 6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, 7) Guru adalah manusia yang berjiwa Pancasila, dan 8) Guru adalah seorang warga negara yang baik17
Hamzah B. Uno menguraikan beberapa syarat yang harus
dimiliki untuk menjadi guru yang baik dan berhasil yaitu sebagai
berikut :
1) Guru Harus berijazah 2) Guru harus sehat jasmani dan rohani 3) Guru harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berkelakuan baik 4) Guru Haruslah orang yang bertanggung jawab 5) Guru di Indonesia harus berjiwa nasional18
16 Latifah Husien, Profesi..., h. 25-28. 17
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), h. 118. 18
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), h. 29.

17
Adapun secara khusus syarat-syarat menjadi guru Profesional
sebagaimana tertuang didalam Undang-Undang RI Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen yaitu :
1) Pasal 8 Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Pasal 9 Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program Diploma IV.
3) Pasal 10 ayat (1) Kompetensi guru dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
4) Pasal 11 ayat (1) Sertifikat pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.19
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
syarat untuk menjadi guru atau pendidik yang profesional tidak
hanya menyangkut beberapa aspek atau hanya menyangkut
kemampuan intelektualnya saja melainkan dituntut juga untuk
memenuhi berbagai aspek baik itu dari kualifikasi akademiknya,
jasmani dan rohaninya, keterampilan dan keahliannya serta aspek
agamanya dan lain sebagainya yang dapat mendukung didalam
mengaktualisasikan perannya sebagai pendidik yang profesional.
c. Kompetensi Guru Profesional
Ramayulis menyebutkan guru sebagai pendidik yang
profesional memiliki beberapa kompetensi yaitu :
19 Achsanuddin, Program Pengalaman Lapangan (Wahana Pembentukan Profesionalitas
Guru), (Mataram : Lembaga Pengkajian-Publikasi Islam dan Masyarakat (LEPPIM), 2013), h. 197.

18
1) Kompetensi Kepribadian a) Kepribadian Muslim b) Keperibadian yang dewasa c) Kepribadian yang arif dan bijaksana d) Kepribadian yang beribawa e) Menjadikan diri sebagai telada bagi peserta didik
2) Kompetensi Paedagogik a) Memahami peserta didik b) Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. c) Melaksanakan pembelajaran d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya. 3) Kompetensi profesional
a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
b) Menguasai struktur dan metode keilmuan. 4) Kompetensi sosial
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua peserta didik dan masyarakat sekitarnya.20
Didalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
pasal 10 ayat 1 tentang kompetensi guru profesional meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
Adapun penjelasan dari pasal 10 ayat 1 tersebut adalah :
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan beribawa serta menjadi teladan peserta didik. Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materipelajaran
20
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005), h. 60.

19
secara luas dan mendalam. Yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.21
d. Tugas dan Peran Guru
1) Tugas Guru
Dalam UU Sisdiknas pasal 39 ayat (2) UU No. 20 / 2003,
“Guru / Pendidik profesional merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan.”22
Dari rumusan diatas maka dapat dilihat bahwa tugas utama
seorang guru meliputi 5 hal yaitu :
a) Merencanakan pembelajaran
Setiap pekerjaan ataupun kegiatan akan dapat
terlaksana dengan maksimal apabila telah direncanakan
terlebih dahulu, begitu juga dengan kegiatan pembelajaran,
guru dituntut untuk membuat sejumlah perencanaan seperti
mempersiapkan metode yang akan digunakan, materi yang
akan disampaikan serta tujuan yang ingin dicapai dalam
prosen pembelajaran.
21
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, h. 391. 22
Latifah Husien, Profesi Keguruan, h. 23.

20
b) Melaksanakan pembelajaran
Setelah adanya rencana tentunya dibutuhkan aksi atau
tindakan sebagai kelanjutan dari pada renca tersebut karena
rencana tanpa aksi maka kegiatan tersebut tidak akan bisa
terlaksana.
c) Menilai hasil pembelajaran
Unruk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
pembelajaran maka diperlukan evaluasi, hal ini juga
diperlukan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan
selanjutnya sehingga proses pembelajaran kedepannya akan
lebih baik lagi.
d) Melakukan pembimbingan
Bimbingan diartikan sebagai pemberian bantuan
kepada seseorang atau individu sehingga guru sebagai
pembimbing memilki tugas memberikan sejumlah bantuan
kepada peserta didik untuk dapat berkembang secara
maksimal baik itu dari segi kognitif, afektif dan
psikomotoriknya.
e) Memberikan pelatihan
Dari sekian banyak siswa tentunya memilki bakat dan
keterampilan yang berbeda-beda, disinilah tugas guru untuk
melatih bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa-

21
siswa tersebut sehingga mampu mencapai perkembangan
yang maksimal.
Adapun tugas guru secara khusus didalam Undang-
Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan :
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.23
2) Peran Guru
Selain mempunyai tugas sebagaimana telah dipaparkan
diatas, guru juga memilki sejumlah peran yang tidak kalah
penting. Latifah Husien menyebutkan dalam bukunya bahwa
guru mempunyai peran sebagai : “korektor, inspirator,
informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator,
pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator,
supervisor, evaluator.”24
a) Korektor
Sebagai korektor, guru mampu menyeleksi mana
nilai-nilai atau perilaku yang baik dan tidak yang kemudian
mempertahankan nilai yang sifatnya positif dan membuang
nilai-nilai yang sifatnya negatif.
23
Hasbullah, Dasar..., h. 356 24
Latifah Husien, Profesi..., h. 68

22
b) Inspirator
Sebagai inspirator, guru mampu memberikan inspirasi
kepada peserta didik dalam berbagai hal terutama dalam
belajar karena bagaimanapun guru mempunyai pengalaman
yang lebih dibandingkan dengan peserta didiknya sehingga
dengan kelebihannya itu guru dapat memberikan solusi bagi
permasalahan yang dialami peserta didik.
c) Informator
Sebagai informator, guru dapat memberikan informasi
kepada peserta didik terutama terkait perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, juga informasi-informasi yang
diperlukan peserta didik dalam rangka mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya.
d) Organisator
Sebagai organisator, guru diharapkan dapat
melakukan pengorganisasian terutama yang menyangkut
kegiatan akademik, pengorganisasian ini penting untuk
dilakukan supaya kegiatan pembelajaran yang dijalankan
dapat berjalan secara efektif dan efisien.
e) Motivator
Sebagai motivator guru diharapkan dapat memberikan
dorongan supaya peserta didik memiliki gairah atau minat
yang tinggi untuk belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan

23
memberikan informasi-informasi yang dapat membuat
siswa tertarik untuk belajar baik itu dari segi manfaat atau
kegunaannya dimasa yang akan datang.
f) Inisiator
Sebagai inisiator guru diharapkan mampu untuk
mencetuskan ide-ide yang baru, hal ini penting demi
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Karena
bagaimanapun ilmu pengetahuan dan teknolgi terus
mengalami perkembangan sehingga guru pun dituntut untuk
mengembangan kompetensi yang dimilkinya, salah satunya
dengan mencetuskan ide-ide atau inovasi baru yang dapat
menunjang kemajuan dalam bidang pendidikan.
g) Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat
menyediakan dan memberikan fasilitas-fasilitas yang dapat
memudahkan siswa dalam belajar, baik itu dari segi
lingkungannya, kelengkapan alat belajar, maupun situasi
didalam kelas saat proses pembelajaran.
h) Pembimbing
Seperti yang telah dijelaskan diawal tentang tugas
guru yaitu salah satunya juga adalah sebagai pembimbing,
dimana peran ini sangat penting karena peserta didik tidak

24
akan dapat berkembang dengan maksimal tanpa adanya
bimbingan langsung dari guru.
i) Demonstrator
Didalam menyampaikan materi terkadang guru tidak
cukup dengan hanya menjelaskan melalui kata-kata karena
peserta didik memilki kemampuan yang berbeda-beda
didalam menangkap suatu pelajaran, sehingga peragaan
perlu dilakukan oleh guru untuk melengkapi penyampaian
materi yang disampaikan.
j) Pengelola kelas
Kelas meruapakan tempat utama bagi peserta didik
untuk belajar. Guru hendaknya dapat mengupayakan kelas
suapaya memberikan suasana yang kondusif dan nyaman,
dengan demikian diharapkan peserta didik akan dapat
belajar dengan tenang dan dapat menerima pelajaran dengan
baik.
k) Mediator
Sebagai mediator, guru disini memilki peran sebagai
penengah dalam proses pembelajaran, seperti halnya dalam
diskusi.

25
l) Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya mampu
memberikan bantuan, perbaikan serta melakukan penilaian
secara kritis terhadap proses pembelajaran.
m) Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk dapat
melakukan penilaian baik itu penilaian hasil belajar maupun
proses pembelajaran. Dengan begitu dapat terlihat sejauh
mana perkembangan yang telah dicapai dan apa saja
kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
2. Minat Baca
a. Pengertian Minat
Kata minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti “keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat
tinggi terhadap sesuatu.”25 Kemudian didalam Kamus Lengkap
Psikologi minat disebut dengan kata Interest, kata ini mengandung
beberapa arti yaitu:
(1) satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakan perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap objek minatnya (2) Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas, pekerjaan, atau objek itu berharga atau berarti bagi individu (3) satu keadaan motivasi , atau satu set motivasi, yang menuntun tingkah laku menuju satu arah (sasaran) tertentu.26
25
Umi Chulsum dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Surabaya : Kashiko, 2006), h. 463.
26 James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h. 255.

26
Djali mengungkapkan bahwa, “Minat adalah rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.”27
Dalam Pengertian lain dijelaskan “Minat adalah usaha dan
kemauan untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu.”28
Adapun slameto mengungkapkan bahwa, “Minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh.”29
Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah keinginan atau kecenderungan yang sangat tinggi terhadap
suatu hal atau aktivitas yang timbul dari dalam diri yang kemudian
mengarahkan seseorang kepada aktivitas tersebut tanpa ada suruhan
dari orang lain.
Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan bahwa, “minat tidak
hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunnjukkan bahwa
anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, akan
tetapi juga diimplementasikan melaui partisipasi aktif dalam suatu
kegiatan.”30
27
Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h. 121. 28
Yayasan Dharma Graha, Tes Bakat, Minat, Sikap dan Personaliti MMPI-DG, (Jakarta : Dharma Graha Press, 2003), h. 9.
29 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), h. 180. 30 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 132-133.

27
Sehingga siswa yang berminat misalnya membaca Al Qur’an
maka akan diimplementasikan juga dengan membaca Al Qur’an
secara konsisten dan sungguh-sungguh karena adanya rasa suka dan
ketertarikan yang timbul dari dalam dirinya. Minat sangat berperan
penting didalam melakukan suatu aktivitas karena akan
mempengaruhi proses serta hasil yang di harapkan. Minat adalah
salah satu alat motivasi yang dapat membangkitkan gairah untuk
melakukan sesuatu sehingga keberadaanya sangat dibutuhkan dalam
mendukung suatu aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat
terhadap suatu aktivitas tentunya ia akan memiliki perhatian besar
terhadap aktivitas tersebut dibandingkan aktivitas yang lain.
b. Jenis-jenis Minat
Menurut para ahli minat terbagi ke dalam beberapa jenis,
berikut akan diuraikan jenis-jenis tersebut. Menurut Carl Safran
minat terbagi kedalam empat jenis, yaitu :
1) Expressed interest, minat yang di ekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu menyukai dan tidak menyukai suatu objek atau aktivitas.
2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu kegiatan tertentu.
3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan.
4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.31
31 http://devamelodica.com/teori-minat-pada-skripsi-pendidikan-dan-daftar-pustaka-
minat-lengkap/ diakses tanggal 2 Maret 2017, pukul 10.00 WITA

28
Adapun menurut Moh. Surya mengklasifikasi minat menjadi
tiga jenis yaitu :
1) Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada pengaruh luar.
2) Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri seorang siswa dengan pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.
3) Minat nonvolunter adalah minat yang ditimbulkan dari dalam diri siswa secara paksa atau dihapuskan.32
c. Pengertian membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “membaca”
memilki beberapa arti diantaranya: “1) melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis, 2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis,
3) mengucapkan, 4) mengetahui, meramalkan, 5) memperhitungkan,
memahami.”33
Kridalaksana menyebutkan bahwa :
Membaca adalah suatu cara untuk mengambil informasi dari teks, baik berupa gambar-gambar maupun media tulis dan juga kombinasi dalam bentuk lambang-lambang grafik dan perubahan menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman secara diam-diam ataupun keras-keras.34
Dari pendapat diatas dapat kita melihat bahwa membaca
merupakan suatu cara untuk mengambil informasi dari teks, gambar,
lambang-lambang. Membaca tidak hanya sekedar melihat dan
melafalkan apa yang tertulis melainkan juga membaca adalah
memahami apa maksud dari teks yang tertulis tersebut.
32
Ibid,. 33
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ed. 4 (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 109.
34 Nazarudin, Bahasa Indonesia, (Mataram : Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Mataram, 2015), h. 155.

29
Sehingga membaca yang baik dan benar adalah membaca yang dapat
memberikan pengaruh positif terhadap pembaca yang dimana
kemudian diimplementasikan didalam kehidupan.
d. Tujuan membaca
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas bahwa tujuan
umum dari membaca adalah untuk memperoleh informasi dari teks.
Nazarudin menyebutkan, berdasarkan jenis informasi ada tiga tujuan
membaca yaitu :
1) Tujuan membaca refensial, yaitu membaca dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang berupa fakta yang ada dilingkungan dalam rangka menambah wawasan atau pengetahuan.
2) Tujuan membaca intelektual, yaitu membaca dengan tujuan untuk meningkatkan intelektual.
3) Tujuan membaca untuk kesenangan, yaitu membaca dengan tujuan menghibur pembaca itu sendiri.35
e. Pengertian Minat Baca
Mulyani sebagaimana dikutip oleh Siti Rohayaty bahwa :
Minat baca siswa adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.36
Dari pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa minat baca
adalah suatu perasaan yang muncul dalam diri seorang anak yang
mendorongnya untuk tertarik membaca, dimana aspek dalam
35 Ibid., h. 156 36 Siti Rohayaty, Peran..., h. 30.

30
membaca meliputi kesenangan membaca, manfaat dan frekuensi
membaca
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat baca
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca disini disamakan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar karena pada
prinsipnya membaca adalah bagian dari belajar.
Slameto mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa yaitu :
1) Faktor intern a) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh b) Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat,
kematangan, dan kesiapan. 2) Faktor extern
a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.37
3. Al Qur’an
a. Pengertian Al Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al Qur’an berasal dari kata bahasa
arab yaitu يقرأ -أ قر yang bentuk masdarnya قراءة -قرآن yang artinya
bacaan atau yang dibaca.
37
Slameto, Belajar..., h. 54.

31
Ali Anwar Yusuf menjelaskan bahwa Al Qur’an berasal dari
kata kerja qara’a yang mengandung arti : “(1) mengumpulkan atau
menghimpun, (2) membaca atau mengkaji.”38
Kata Al Qur’an yang berarti “bacaan” terdapat juga didalam Al
Qur’an sendiri yang dapat ditemukan dalam beberapa ayat seperti,
QS. Al-Qiyamah [75]: 16-17; QS. Al-Baqarah [2]: 185; QS. Al-Hijr
[15]: 87; Al- Ahqaf [46]: 29; Al-Waqi’ah [56]: 77; An-Nahl [16]: 6;
Thaha [20]: 2; Al-Hasyar [59]: 59. Sebagai contoh dalam Surah Al-
Qiyamah ayat 16-17 :
Artinya, “Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk
membaca Al Qur’an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan
membacakannya.”39
Adapun menurut istilah Ali Anwar Yusuf menjelaskan didalam
bukunya bahwa, “Al Qur’an adalah firman Allah (Kalamullah) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. (melalui malaikat Jibril)
untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia, dan merupakan
ibadah dalam membacanya.”40
Adapun menurut Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa :
Al Qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz, diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril yang tertulis dalam
38
Ali Anwar yusuf, Studi Agama Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2003), h. 63. 39 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h. 854 40
Ali Anwar Yusuf, Studi...,h. 64.

32
Mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, menjadi ibadah bagi yang membacanya, diawali dari Surah Al Fatihah dan diakhiri dengan Surah An Naas.41
Imam Al-Zarqoni memberikan pengertian bahwa “Al Qur’an
adalah lafaz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
diawali Surah Al Fatihah dan diakhiri dengan Surah An Naas.”42
Dari beberapa paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Al
Qur’an adalah firman Allah (kalamullah) yang mu’jiz diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui malaikat Jibril untuk
disampaikan kepada umat manusia sebagai petunjuk didalam
menjalani kehidupan, merupakan ibadah dalam membacanya,
diawali Surah Al Fatihah dan diakhiri dengan Surah An Naas.
b. Nama-Nama selain Al Qur’an
Disamping memiliki nama Al Qur’an juga memiliki beberapa
nama lain dimana semua nama itu menunjukkan kemuliaannya.
Diantara nama-nama tersebut ialah43 :
1) Al Qur’an, dimana tersebut didalam Surah Qaaf ayat 1 :
Artinya, “Qaaf. Demi Al Quran yang sangat mulia.”44
2) Al Furqan, dimana tersebut didalam Surah Al Furqan ayat 1 :
41
Abu Anwar, Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar, (Pekanbaru : Amzah, 2015), h. 13. 42
Ibid., h. 13 43
Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, Terj. Muhammad Qodirun Nur, ( Jakarta : Pustaka Amani, 2001), h. 8-10.
44 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h. 747

33
Artinya, “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan
(Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam.”45
3) Tanzil, dimana tersebut didalam Surah Asy-Syu’ara ayat 192-
193 :
Artinya, “Dan Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh
Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).”46
4) Adz-Dzikr, dimana tersebut didalam Surah Al-Hijr ayat 9 :
Artinya, “Tidak ada suatu umatpun yang dapat mendahului
ajalnya, dan tidak (pula) dapat mengundurkan (Nya).”47
5) Al-Kitab, dimana tersebut didalam Surah A-Dukhan ayat 1-3 :
Artinya, “Haa miim. Demi kitab (Al Quran) yang menjelaskan,
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang
diberkahi.”48
45 Ibid., h. 502 46 Ibid., h. 527 47 Ibid., h. 355 48 Ibid., h. 713

34
c. Cara Penurunan Al Qur’an
Istilah Al Qur’an sering didefinisikan oleh para ulama sebagai
wahyu atau kalam “yang diturunkan” kepada nabi Muhammad
SAW. Kata “tanzil” yang memiliki arti semakna dengan itu banyak
terdapat didalam Al Qur’an, seperti :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.(QS. An-Nisa’ [4]: 105)49
“Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya,
(adalah) dari Tuhan semesta alam.”(QS. As-Sajdah [32]: 2)50
“Katakanlah, Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui
rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan [25]: 6)51
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai
Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (QS. Al-Insan [76]: 23)52
49 Ibid., h. 125 50 Ibid., h. 586 51 Ibid., h. 858 52 Ibid., h. 579

35
Dari keempat ayat diatas dapat jikalau diperhatikan masing-
masing menggunakan kata Anzal-na, Tanzil, Anzala dan Nazzalna
yang kesemuanya itu berkisar pada artian turun.
Menurut Abd al-Azhim Ma’ani dan Ahmad al-Ghundur,
penggunaan istilah Qur’an itu “diturunkan” oleh Allah SWT .
kepada Nabi Muhammad SAW. Besar dugaan karena dua hal :
Pertama, mungkin karena Allah sebagai sumber wahyu adalah tinggi bahkan Yang Maha Tinggi, sedangkan yang selain Allah termasuk Nabi Muhammad SAW adalah rendah dibandingkan dengan Allah. Kedua, boleh jadi mengingat Malaikat Jibril yang menyampaikan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Itu turun dari atas langit, dalam hal ini alam arwah. Sementara Nabi Muhammad SAW. Dan apalagi manusia lain pada umumnya adalah sebagai yang berarti berada dibawah.53
Umumnya ada beberapa pendapat mengenai proses turunnya
Al Qur’an dan dari pendapat itu terbagi tiga kelompok besar yaitu :
Pertama, kelompok yang berpendapat bahwa Al Qur’an diturunkan sekaligus (dari awal samapi akhir) ke langit dunia pada mala Qadar. Kemudian sesudah itu diturunkan secara berangsur-angsur dalam tempo 20, 21 atau 25 tahun sesuai dengan perbedaan pendapat diantara sesama mereka. Kedua, kelompok yang berpendapat bahwa Al Qur’an diturunkan ke langit dunia bagian demi bagian (tidak sekaligus) pada setiap malam Qadar karena tidak ada kesepakatan dikalangan kelompok ini. Sehingga menurut mereka setiap datang malam Qadar pada setiap bulan Ramadhan, bagian tertentu Al Qur’an diturunkan ke langit dunia untuk kebutuhan selama satu tahun sampai ketemu malam Qadar tahun berikutnya. Ketiga, kelompok yang berpendapat bahwa Al Qur’an itu untuk pertama kali diturunkan pada malam Qadar sekaligus, dari Lauh Mahfudz ke Bait al-Izzah dan kemudian setelah itu diturunkan sedikit demi sedikit dalam berbagai kesempatan sepanjang masa
53
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an,( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), h.36

36
masa kenabian/kerasulan Muhammad SAW. Dan pendapat yang ketiga inilah yang dianut oleh jumhur ulama.54
d. Kandungan Al Qur’an
Al Qur’an merupakan wahyu (petunjuk) bagi manusia yang
memuat beberapa kandungan yang secara garis besar memuat hal
pokok sebagai berikut :
1) Akidah. Akidah adalah ilmu yang mengajarkan tentang kepercayaan atau keyakinan kepada keesaan Allah SWT.
2) Ibadah. Yaitu segala bentuk ketaatan yang dijalankan untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
3) Akhlak. Akhlak adalah perilaku yang dimilki manusia, baik akhlak terpuji maupun akhlak tercela.
4) Hukum. Yaitu aturan-aturan yang mengikat dan mengatur kehidupan manusia.
5) Peringatan. Yaitu berita yang membuat manusia ingat dan sadar akan kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal shaleh dengan balasan surga dan ancaman Allah SWT, yakni berupa siksa dan neraka.
6) Kisah. Kisah adalah riwayat atau cerita mengenai orang-orang terdahulu, baik yang mendapatkan kejayaan karena taat kepada Allah maupun yang mengalami kebinasaan karena ingkar terhadap Allah SWT.
7) Dorongan untuk berfikir. Al Qur’an memuat banyak ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan membuktikan kebenarannya.55 Adapun didalam bukunya Ali Anwar Yusuf disebutkan bahwa
kandungan Al-Qur’an itu meliputi :
1) Prinsip-prinsip keimanan, yakni doktrin kepercayaan untuk meluruskan dan menyempurnakan kepercayaan, seperti keimanan kepada Allah SWT, malaikat, kitab, rasul dan lain-lain.
2) Prinsip-prinsip syariah, yaitu hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan
54
Ibid., h. 36 55
Rois Mahfud, Al- Islam, (Palangka Raya : Penerbit Erlangga, 2011), h. 110-111.

37
manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya atau alam sekitar.
3) Janji dan ancaman, seperti janji kepada orang yang berbuat baik dan acaman kepada orang yang berbuat jahat atau dosa.
4) Sejarah atau kisah-kisah masa lalu, seperti kisah nabi dan rasul, orang-orang saleh dan salah, masyarakat atau bangsa-bangsa terdahulu.
5) Ilmu pengetahuan, yakni informasi-informasi tentang manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, langit, bumi, matahari, bulan, bintang dan lain sebagainya.56
e. Fungsi Al Qur’an
“Al Qur’an merupakan sumber utama ajaran islam dimana
memilki fungsi-fungsi”57 sebagai berikut:
1) Sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa dan manusia secara
keseluruhan agar berada dijalan yang lurus dan mengeluarkan
manusia dari kegelapan. Hal ini terdapat dalam (QS. Al Baqarah
[2]: 185; QS. Ali Imran [3]: 138; QS. Ibrahim [14]: 1 dan QS.
Al- An’am [6]: 135). Sebagai contoh QS. Al Baqarah ayat 185 :
Artinya, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”58
2) Pembeda antara yang Haq dan yang bathil, baik dan buruk. Hal
ini terdapat didalam (QS. Al Furqan [25]: 1; QS. Ali Imran [3]:
56
Ali Anwar, Studi..., h. 73-74. 57
Rois Mahfud, Al- Islam..., h.112. 58 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h. 35

38
3-4 dan QS. Al Baqarah [2]: 185. Sebagai contoh dalam QS. Al
Furqan ayat 1:
Artinya, “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan
(Al Quran) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar Dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).”59
3) Sebagai peringatan bagi orang-orang yang bertakwa. Terdapat
didalam (QS. Al-Haqqah [69]: 48; QS. Al-Hijr [15]: 9; QS.
Yasin [36]: 69 dan QS. Al-An’am [6]: 90). Sebagai contoh QS.
Al-Haqqah ayat 48 :
Artinya, “Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”60
4) Sebagai obat atau penawar racun bagi penyakit kejiwaan. QS.
Yunus [10]: 57 dan QS. Al-Fushilat [41]: 44. Sebagai contoh
QS. Yunus ayat 57 :
Artinya, “Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
59 Ibid., h. 502 60 Ibid., h. 834

39
(yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman.”61
5) Sebagai Nasihat (Mauidzah) bagi manuisa. QS. Yunus [10]: 57
dan QS. Ali Imran [3]: 53. Sebagai contoh QS. Ali Imran ayat
53 :
Artinya, “Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman kepada apa yang
telah Engkau turunkan dan telah Kami ikuti rasul, karena itu
masukanlah Kami ke dalam golongan orang-orang yang
menjadi saksi (tentang keesaan Allah).”62
6) Sumber ilmu pengetahuan bagi orang yang mau menggunakan
akal fikirannya untuk merenungi ayat-ayat Allah baik qauliyah
maupun kauniyah.
Ali Anwar Yusuf menambahkan didalam bukunya selain dari apa
yang telah disebutkan diatas Al Qur’an juga memilki fingsi :63
1) Sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah
yang telah diturunkan sebelumnya. Sebagaimana tertuang
didalam Al Qur’an Surah Al Baqarah ayat 41
...
61 Ibid., h. 289 62 Ibid., h. 71 63
Ali An war, Studi..., h.77.

40
Artinya, “Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah aku
turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu
(Taurat)”64
Kemudian dijelas juga didalam Surah An-Nisa ayat 47 :
...
Artinya, “Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab,
berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al
Qur’an) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu
sebelumnya”65
2) Sebagai mukjizat terakhir dan terbesar bagi Nabi Muhammad
SAW. Kemukjizatan Al Qur’an meliputi :
a) Aspek bahasa
b) Aspek sejarah
c) Isyarat-isyarat tentang sains atau ilmu pengetahu
G. Metode Penelitian
Penelitian adalah “suatu proses penyelidikan yang ilmiah melalui
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan
pendekatan, metode dan teknik tertentu untuk menjawab suatu
permasalahan.”66 Dalam pengertian lain dijelaskan bahwa “metode penelitian
64 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h. 8 65 Ibid., h. 112 66 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h.2

41
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu.”67
Dengan demikian penelitian adalah pengumpulan, pengolahan,
penganalisisan dan menyimpulkan data yang berupa informasi tentang suatu
permasalahan, dilakukan dengan cara ilmiah yang bertujuan untuk mencari
jawaban dari permasalahan tersebut.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian kualitatif deskriptif yaitu “prosedur penelitian yang
menghasilkan kata-kata deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai sumber langsung.”68
Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitaif ialah
sebagaimana disebutkan di atas bahwa ciri penelitian kualitatif adalah
bersifat deskriptif. Makna deskriptif yaitu “data yang dikumpulkan
berbentuk kata-kata, gambar bukan angka. Kalaupun ada angkak-angka
sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang diperoleh meliputi tanskrip,
interview, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan lain-lain.”69
2. Kehadiran Peneliti
“Dalam penelitian kualitattif, yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri.”70 Dengan demikian untuk
67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 2
68 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2000), h. 161. 69 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia, 2002), h. 51 70 Sugiyono, Metode Penelitian, h. 222.

42
memperoleh data yang akurat maka suatu keharusan bagi peneliti untuk
terlibat dengan objek penelitian, oleh sebab itu peneliti harus menjalin
hubungan yang akrab dengan objek penelitian agar mempermudah
peneliti dalam memperoleh data ataupun informasi yang valid.
Selain itu karena peneliti merupakan instrumen penelitian maka
peneliti juga harus divalidasi sejauh mana peneliti telah siap terjun ke
lapangan.
Sugiyono menyatakan :
Validasi terhadap peneliti ini dilakukan oleh peneliti sendiri dimana validasi mencakup validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya.71
Peneliti dalam hal ini melakukan penelitian secara terbuka artinya
subyek penelitian mengetahui bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Dalam usaha mendapatkan data-data yang valid peneliti mencoba terlibat
langsung dalam beberapa kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian
yang ada dilokasi penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini kehadiran
peneliti akan dimulai sejak diizinkannya melakukan penelitian, yaitu
dengan cara mendatangi lokasi penelitian sesuai dengan waktu yang telah
terjadwal.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di MAN 2 Lombok Tengah Desa Jelantik
Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, Jalan raya Praya
71 Ibid., h. 222.

43
Mataram. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini
berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dimana ditemukan
adanya upaya yang dilakukan oleh guru Al Qur’an Hadits ketika
menerapkan perannya sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator
untuk meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa yaitu dengan
mengadakan kegiatan pagi mengaji sebelum pembelajaran dimulai.
Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit yaitu dari pukul 07.15-07.30
yang dipimpin oleh ketua kelas dan dipandu oleh guru mata pelajaran
pada jam yang pertama, yang ternyata perannya tersebut telah dapat
dilaksanakan secara maksimal sehingga dapat meningkatkan minat siswa
khususnya pada kegiatan membaca Al Qur’an di Jurusan IPA MAN 2
Lombok Tengah
Berdasarkan data awal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di MAN 2 Lombok Tengah terkait upaya guru Al Qur’an
Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X IPA .
4. Sumber Data
Sumber data merupakan salah satu bagian yang penting dalam
penelitian. Menurut Lofland dan Lofland yang diikuti oleh Lexy J.
Moleong, menjelaskan sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain.72
72 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian, h. 157

44
Menurut Suharsimi Arikunto sumber data diidentifikasikan menjadi
tiga yaitu peson, place dan paper.
a. Person, yaitu sumber data yang dapat memberikan informasi atau data secara lisan. Unsur person dalam hal ini meliputi Kepala Sekolah, guru dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Praya. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah gur Al Qur’an Hadits dan siswa sebagai informan kunci sedangkan sumber data sekundernya adalah kepala Madrasah dan wali kelas X IPA.
b. Place, yaitu sumber data yang menyajikan data berupa keadaan diam dan bergerak. Lokasi yang menjadi sumber data adalah beberapa tempat di Madrasah Aliyah Negeri 2 Praya, diantaranya seperti, ruang kelas, kantor, mushola halaman sekolah dan lain sebagainya.
c. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan data-data berupa huruf, angka, gambar atau simbol-simbol lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan demikian peneliti menganggap perlu mengumpulka dokomen-dokumen yang dimilki Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah seperti, struktur organisasi, data jumlah guru pengajar, data jumlah siswa, jadwal pelajaran dan tata terib.73
5. Prosedur Pengumpulan Data
Mendapatkan data atau informasi merupakan tujuan utama dari
penelitian. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat
teknik pengumpulan data yaitu :
a. Observasi
Metode observasi atau pengamatan adalah “kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh
panca indra.”74
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati objek
penelitian baik itu secara langsung artinya peneliti terjun secara
langsung ke lapangan terlibat seluruh panca indra, maupun secara
73 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Bandung :
Rineka Cipta, 2004), h. 47 74 Ibid., h. 146

45
tidak langsung artinya menggunakan media visual/audiovisul
seperti, teleskop atau handycam.
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi partisipasi pasif dan terbuka (terus
terang). Yang dimaksud dengan partisipasi pasif adalah “peneliti
datang ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut
terlibat dalam kegiatan tersebut.”75
Adapun yang dengan teknik terbuka (terus terang) yaitu
“peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus
terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan
penelitian.”76 Dengan teknik ini peneliti berusaha memperoleh
data terkait upaya guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan
minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA dan minat baca
Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah.
b. Wawancara
Wawancara adalah “suatu teknik Pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung
melalui percakapan atau tanya jawab.”77
Metode wawancara ini dilakukan dengan tanya jawab
dengan sumber data secara langsung untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan. Adapun jenis wawancara yang
75
Sugiyono, Metode Penelitian, h. 227 76
Ibid., h. 228 77 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :
Alfabeta, 2014), h. 130.

46
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstandar
atau disebut juga wawancara tak terstruktur yaitu “melakukan
wawancara secara informal dengan bentuk pertanyaan yang
diajukan sangat tergantung pada spontanitas interviewer itu
sendiri, terjadi dalam suasana wajar dan bahkan interviewee tidak
merasa atau menyadari bahwa ia sedang diwawancarai.”78
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber
data langsung melalui tanya jawab tentang upaya guru Al Qur’an
Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X
Jurusan IPA dan minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA
di MAN 2 Lombok Tengah.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah “teknik pengumpulan data melalui catatan
kejadian yang sudah lampau yang dinyatakan dalam bentuk lisan,
tulisan dan karya bentuk.”79
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang
berkaitan dengan minat baca Al Qur’an dan upaya guru Al Qur’an
Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X
Jurusan IPA, baik itu dalam bentuk lisan, tulisan, dan karya
bentuk.
d. Triangulasi
78 Ibid., h. 136. 79
Ibid., h. 148.

47
Triangulasi adalah “teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.”80
Adapun triangulasi yang digunakan yaitu :
1) Triangulasi teknik yaitu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk medapatkan data dari sumber yang sama
2) Triangulasi sumber yaitu peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.81
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses memilah dan milih mana data
yang penting dan mana data yang tidak penting, menyusun data
tersebut secara sistematis serta melengkapi mana data-data yang
kurang lengkap.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknis analisis yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman dimana
mencakup tiga rangkaian kegiatan utama yaitu reduksi data, display
data dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengkan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.82
80
Sugiyono, Metode..., h. 241. 81 Ibid., h.83 82
Ibid., h. 247

48
Pada penelitian ini yang akan menjadi bahan reduksi data adalah
disesuaikan dengan fokus penelitian, yaitu upaya guru Al Qur’an
Hadits dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa.
2. Penyajian data (display data)
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitia kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.83
Dengan tersajinya data dalam bentuk-bentuk sebagaimana
tersebut di atas maka akan dapat mempermudah peneliti dalam
melihat dan memahami apa yang terjadi, sehingga apa yang akan
dilakukan selanjutnya dapat direncanakan.
3. Penarikan Kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.84
Dengan demikian maka kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah mungkin juga tidak
karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitaitf masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada dilapangan.
83
Ibid., h. 249 84
Ibid., h. 252

49
H. Sistematika
Peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan untuk
mempermudah dalam memahami skripsi ini. Skripsi ini terbagi menjadi
empat bab sebagai berikut:
Bagian formalitas terdiri atas halaman sampul, halaman judul, persetujuan
pembimbing, nota dinas pembimbing, pernyataan keaslian skripsi,
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi
dan abstrak.
BAB I adalah pendahuluan. Dalam pendahuluan ini memuat tentang
persoalan teknis penelitian yang meliputi konteks penelitian, fokus kajian,
tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah
pustaka, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II berisi paparan data dan temuan penelitian, pada bab ini membahas
tentang deskripsi lokasi penelitian, keadaan minat baca Al Qur’an siswa kelas
X Jurusan IPA dan upaya guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat
baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA.
BAB III ini diuraikan tentang keadaan minat baca Al Qur’an siswa kelas X
Jurusan IPA dan hasil pembahasan tentang upaya guru Al Qur’an Hadits
dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA di
MAN 2 Lombok Tengah.
BAB IV berisi tentang kesimpulan terhadap pelaksanaan dan hasil
penelitian yang dilakukan di MAN 2 Lombok Tengah serta saran bagi pihak-
pihak yang terkait.

50
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan gambaran umum lokasi penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah (MAN 2
Lombok Tengah)
Sebelum Menjadi MAN 2 Lombok Tengah, madrasah ini bernama
MAN 2 Praya namun karena ada kebijakan dari pemerintah sehingga
berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah. Keberadaan
MAN 2 Lombok Tengah tidak serta merta didirikan begitu saja, melainkan
melalui proses yang cukup panjang.
Adanya MTsN Jonggat yang sekarang menjadi MTsN 2 Lombok Tengah merupakan salah satu latar belakang lahirnya MAN 2 Lombok Tengah. Pada tahun 1992/1993 MTsN 2 Lombok Tengah meluluskan siswa yang cukup banyak dan hampir setengah dari jumlah siswa tersebut melanjutkan ke MAN 2 Lombok Tengah, hanya saja waktu itu keterbatasan ruang belajar sebagai penyebab sehingga banyak siswa yang tidak diterima, ahirnya pihak sekolah bersama komite sepakat untuk membuka kelas jauh (filial) yang dititipkan di MTsN 2 Lombok Tengah. Sejalan dengan perkembangan tahun ajaran jumlah siswa MAN Filial juga semakin meningkat.85
Keadaan siswa MAN 2 Lombok Tengah sebagaimana yang terlihat
sekarang merupakan keadaan yang sudah bisa dikatakan mengalami
kemajuan yang cukup pesat. Ini dapat dilihat dari
85
Dokumentasi, 23 Mei 2017 50

51
jumlah siswa yang dimiliki oleh MAN 2 Lombok Tengah yang
terbilang cukup banyak, baik itu yang dari lulusan MTsN maupun dari
sekolah lain.
Adapun yang pada awal berdiri terdiri dari 1 rombel sejumlah 14 orang siswa yang terdiri dari 8 laki-laki dan 6 perempuan. Selanjutnya pada setiap tahun pelajaran jumlah siswa yang mendaftar terus bertambah sehingga pada tahun ke 2 jumlah siswa bertambah menjadi 56 yang terdiri 34 orang laki-laki dan 22 orang perempuan yang bagi menjadi 2 rombel yaitu kelas X1 dan X2 sedangkan untuk kelas XI hanya 1 rombel dengan jurusan IPS. Sebagaimana yang terjadi pada setiap tahun jumlah siswa yang terus bertambah maka oleh kementerian Agama Kabupaten Lombok bersama stake holder terkait mengusulkan pendirian MAN Jelantik kepada Menteri Agama. Dalam waktu yang tidak lama maka melalui Surat Keputusan Menteri Agama tahun 1995 No 515 A tertanggal 25 Nopember 1995 diputuskan / resmi berdirinya MAN 2 Praya dan MAN Praya berubah menjadi Man 1 Praya.86
Begitu pula pada masa awal berdirinya Madrasah ini, tidak seperti
yang kita bisa lihat sekarang ini dimana sarana dan prasarananya bisa
dikatakan sudah lengkap, mulai dari ruang belajar, Lab. IPA, Lab. Bahasa,
Lab. Komputer, ruang multimedia, musholla, perpustakaan dan lain
sebagainya.
Pada awal berdirinya MAN 2 Lombok Tengah belum memiliki gedung sehingga untuk proses pembelajaran meminjam ruang belajar MTsN 2 Lombok Tengah, dan pada ahir tahun ajaran 1995/1996 berdirilah gedung Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah yang berlokasi disebelah barat gedung MTsN 2 Lombok Tengah dengan 3 ruang belajar. Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah terus berkembang dan tiap tahun berhasil meluluskan siswa yang terus bertambah sehingga oleh kementerian Agama dipandang perlu untuk menambah ruang dan sarana belajar. Beraawal dari 3 ruang belajar berkembang menjadi 8 ruang kemudian bertambah lagi menjadi 13 ruang belajar dan pada saat ini MAN 2 Lombok Tengah memiliki 18 ruang belajar dan didukung dengan berbagai kebutuhan sarana belajar lainnya.87
86 Dokumentasi, 23 Mei 2017 87 Dokumentasi, 23 Mei 2017

52
2. Visi Misi MAN 2 Lombok Tengah
Adapun visi dan misi MAN 2 Lombok Tengah yaitu sebagai berikut:
a. Visi MAN 2 Lombok Tengah
“TERWUJUDNYA LULUSAN MADRASAH YANG, UNGGUL,
ISLAMI DAN KOMPETITIF”88
Visi tersebut mencerminkan cita-cita Madrasah yang berorientasi
ke depan dengan memperhatikan potensi yang dimiliki, sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan norma yang
berkembang dalam masayarakat. Untuk mewujudkannya, MAN 2
Lombok Tengah sebagai lembaga pendidikan yang mampu bersaing
dan berkembang dalam setiap era sehingga visi tersebut di kembangkan
lagi dengan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi
Madarasah.
b. Misi MAN 2 Lombok Tengah
1) Melaksanakan pembelajaran dalam penguasaan ilmu keislaman, kewarganegaraan, Bahasa (Indonesia, Arab dan Inggeris), matematika ,Sains, Teknologi, Seni budaya, Pendidikan Jasmani Olah raga kesehatan dan keterampilan lain yang dibutuhkan .
2) Meningkatkatkan kwalitas pendidikan dengan mengedepankan sikap kejujuran, dan kompetitif.
3) Menyiapkan lulusan yang mampu menginternalisasi nilai-nilai keislaman dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4) Melaksanakan pembinaan terhadap mata pelajaran tertentu dalam persiapan Olimpiade.
5) Memberikan pembelajaran tambahan secara intensif dalam persiapan menghadapi UN dan masuk perguruan tinggi
6) Meningkatkan konsolidasi dan koordinasi kedalam dan keluar lingkungan Madrasah
7) Menjadikan lingkungan Madrasah sebagai media pembelajaran dan pendidikan
88
Dokumentasi, 23 Mei 2017

53
8) Memperkenalkan/memberikan beberapa jenis ketrampilan kepada siswa terutama pada kegiatan ekstrakurikuler.
9) Mengupayakan lingkungan Madrasah yang kondusif , aman, nyaman, bersih dan sehat.89
3. Letak Geografis MAN 2 Lombok Tengah
Bedasarkan hasil observasi yang dilakukan, gambaran secara
umum letak geografis MAN 2 Lombok Tengah yaitu sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan jalan raya
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan persawahan dan pemukiman.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan MTs Negeri 2 Lombok Tengah
Sebelah Barat : Berbatasan dengan persawahan.90
Dengan letak geografis tersebut, MAN 2 Lombok Tengah
memiliki posisi yang strategis karena berada berdekatan dengan
pemukiman dan MTs Negeri 2 Lombok Tengah sehingga masyarakat
dan siswa lulusan MTs Negeri 2 Lombok Tengah dapat melanjutkan
pendidikan di madrasah tersebut tanpa menempuh jarak yang jauh.
Selain itu posisi madrasah yang berada di pinggir jalan raya
memudahkan akses untuk siswa atau masyarakat yang ingin
menyekolahkan anaknya di MAN 2 Lombok Tengah.
4. Keadaan Siswa MAN 2 Lombok Tengah
MAN 2 Lombok Tengah merupakan salah satu madrasah yang
diminati oleh masyarakat sebagai tempat memperoleh pendidikan
sehingga setiap tahunnya banyak siswa lulusan MTs sederajat yang
89 Dokumentasi, 23 Mei 2017 90 Observasi, 22 mei 2017

54
melanjutkan pendidikannya ke Madrasah ini. Untuk lebih jelasnya
berikut gambaran keadaan siswa MAN 2 Lombok Tengah.
Tabel 1 Data Siswa MAN 2 Lombok Tengah
Sumber data : file data siswa MAN 2 Lombok Tengah91
NO KELAS JUMLAH SISWA
JML TOTAL L P
1. X IKG 5 17 23 2. X IBB 15 18 34 3. X MIA1 6 9 13 4. X MIA2 7 12 20 5. X IIS1 16 14 30 6. XIIS2 16 16 32 7. XI IBB 16 16 32 8. XI MIA1 10 14 24 9. XI MIA2 10 11 21 10. XI IIS1 17 16 33 11. XI IIS 2 14 18 32 12. XI IIS3 12 17 29 13. XII BHS 15 16 31 14. XII IPA1 6 15 21 15. XII IPA2 7 14 21 16. XII IPS 1 10 18 28 17. XII IPS2 11 16 27 18. XII IPS3 14 13 27
204 272 476
5. Keadaan Guru dan Pegawai Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah
1) Keadaan Guru
Tabel 2 Data Guru MAN 2 Lombok Tengah
Sumber data : file data guru MAN 2 Lombok Tengah92
NO NAMA JABATAN STATUS 1. H.Lalu Hasbullah, M.Ed Kepala PNS
2. Drs. Murtadi Waka
Humas/Guru Q PNS
91
Dokumentasi, 23 Mei 2017 92
Dokumentasi, 23 Mei 2017

55
Hadist
3. Rajinah, S.Pd. Kepala
Lab.Bio dan Guru Biologi
PNS
4. Ir. Hamdi Kepala
Perpus. dan Guru Kimia
PNS
5. Rahman, S.Pd. Waka Sarpras /Guru Biologi
PNS
7. H. Marlin, S.Pd.
Waka Kurikulum dan
Guru Bhs Indo.
PNS
8. H. Adis S.Pd I Fikih, Nahwu PNS
10. Sultana, S.Pd Guru Bahasa
Indonesia PNS
11. Sulaeman, SH. PKn PNS
12. M.Mukhtar, S.PdI
Waka Kesiswaan& Guru Bahasa
Arab
PNS
13. Andriyono Wahyudin S.Pd Bahasa Inggris
dan Pemb. Drumband
PNS
14. Damrah, S.PdI Akidah Akhlak PNS 15. Khusnul Khotimah, M.Pd Guru Fisika PNS
16. H. Muhlim, S.Ag. M.Pd Guru Akidah Akhlak dan
Hadits PNS
17. Muh. Yazim Guru Bhs Indonesia
GTT
18. Idris,SPd I Guru Ilmu Kalam dan Bahsa Arab
GTT
19. Mashudin, S.Pd Guru
Penjaskes GTT
20. Herry Nugroho, SE Guru Ekonomi
dan TIK GTT
21. Junaidi, S.Pd. Guru Geografi GTT
22. Bq. Hairly Astuti S.Pd Guru
Matematika GTT
23. Leni Novita Sari S.Pd
Kepala Lab.Bahasa dan Guru
Bahasa Inggris
GTT

56
24. Husen Wibawa S.PdI
Guru Sosiologi, Tik
dan Antropologi
GTT
25. Lalu. Mulya Dwi Antik,S.Pd Guru
Matematika GTT
26. Bq. Farida Aprianita S.Psi Guru BK GTT
27. Sri Muji Astuti, S.PdI Akidah Akhlak
dan Hadits GTT
28. Arif Rahman Hakim,S.Pd Guru
Penjaskes GTT
29. Hary Kusnadi, S.Pd Guru
Matematika GTT
30. Ninsari, S.Pd Guru
Matematika GTT
31. Samsul Rijal Gozali, S.Pd Guru Sejarah GTT
32 M. Jaelani, S.Pd Guru Bhs Indonesia
GTT
33 Lale Lidatil, S.PdI Akidah Akhlak GTT
2) Keadaan Pegawai/Staf TU
Tabel 3 Data Pegawai dan Staf TU MAN 2 Lombok Tengah
Sumber data : File Data Pegawai dan Staf TU MAN 2 Lombok Tengah93
NO NAMA JABATAN KET 1 H.Lalu Wirajingga, S.Sos Kepala Tata
Usaha PNS
2 H. Ayunah Staf TU PNS 3 Zuriatni Stap TU PNS 4 Essy Susanti, S.IP Stap TU PNS 5 L. Yuldiawan, S.Adm Stap TU /
Bendahara DIPA PNS
6 Ahmad Busyairi, SE Stap TU / Bendahara Komite
PNS
7 Lalu Erlan Hamdi, S.Kom Staf TU Honorer 8 Sobir Abdul Aziz, S.Pd Staf TU Honorer 9 Lalu Erlan Hamdi, Staf TU Honorer 10 Ashari Tukang Kebun Honorer 11 Kamarudin Tukang Kebun Honorer
93 Dokumentasi, 22 Mei 2017

57
12 Johari Anwar Scurity Honorer 13 A.Hernawati Penjaga Honorer 14 A.Roni Penjaga Honorer
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel 4 Data Sarana dan Prasarana MAN 2 Lombok Tengah
Sumber data: File Data Sarana dan Prasarana MAN 2 Lombok Tengah94
NO NAMA RUANG JML KEADAAN
1. Ruang Kepala Madrasah 1 Baik 2. Ruang TU 1 Baik 3. Ruang Guru 1 Baik 4. Ruang Waka 1 Baik 5. Ruang Kelas 18 Baik 6. Ruang Lab.IPA(fis, kimia dan Bio) 1 Baik 7. Ruang Lab. Bahasa 1 Baik 8. Ruang Lab. Komputer 1 Baik 9. Ruang Multi media 1 Baik 10. Ruang Perpustakaan 1 Baik 11. Ruang Alat olah raga 1 Baik 12. Ruang Alat Drum Band 1 Baik 13. Ruang Lobi 1 Baik 14. Musholla 1 Baik 15. Ruang Osis 2 Baik 16. Ruang Kantin 1 Baik 17. Kamar Mandi/WC 14 Baik 18. Gudang 4 Baik
Jumlah 34
94 Dokumentasi, 23 Mei 2017

58
B. Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an
Siswa Kelas X Jurusan IPA
1. Upaya guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai pembimbing
dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA di
MAN 2 Lombok Tengah
Dalam rangka mengumpulkan data mengenai upaya guru Al
Qur’an Hadits melalui perannya sebagai pembimbing dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa khususnya dikelas X jurusan
IPA, peneliti mewawancarai Damrah. Dalam proses wawancara beliau
mengungkapkan :
Ada beberapa upaya yang saya lakukan dalam rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa khusunya dikelas X Jurusan IPA yaitu dengan mengadakan kegiatan pagi mengaji sebelum pembelajaran dimulai, mengadakan bimbingan baca Al Qur’an bagi siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an.95
Pada kesempatan yang sama Damrah juga menjelaskan secara
terperinci mengenai upaya yang beliau sebutkan diatas. Hasil
wawancaranya yaitu sebagai berikut :
a. Mengadakan kegiatan membaca Al Qur’an setiap pagi sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari yang dimulai dari pukul 07.15-07.30 yang dipimpin oleh ketua kelas dengan dipandu oleh guru mata pelajaran yang mengajar pada jam pertama.
b. Mengadakan bimbingan baca Al Qur’an bagi siswa yang belum lancar atau belum fasih dalam membaca Al Qur’an. Kegiatan ini sengaja dibuat melihat ada beberapa anak sekitar 3-4 anak yang belum lancar membaca Al Qur’an, untuk itu guru Al Qur’an Hadits berinisiatif untuk mengadakan bimbingan bagi siswa tersebut. Kegiatan ini dilakukan 2 kali seminggu yaitu hari senin dan kamis
95
Damrah, Guru Al Qur’an Hadits Kelas X IPA, Wawancara 29 Mei 2017.

59
yang dilaksanakan di musholla sepulang sekolah dan berlangsung selama satu jam.96
Hal serupa juga diungkapkan oleh kepala Madrasah, beliau
mengungkapkan bahwa :
Di Madrsah ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru Al Qur’an Hadits terkait upaya untuk meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa yaitu dengan mengadakan kegiatan bimbingan mengaji dan kegiatan pagi mengaji dan saya selaku pimpinan sangat mendukung hal tersebut, mengingat minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA pada khususnya masih rendah.97
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas X IPA yaitu
Husnul, menuturkan :
Sejauh ini sudah ada beberapa upaya yang dilakukan guru Al Qur’an Hadits untuk meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa khususnya kelas X IPA yaitu mengadakan kegiatan pagi mengaji dan bimbingan bagi siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an. Menurut saya hal ini sangat bagus sekali dan besar harapan saya dengan adanya kegiatan ini akan terus dapat meningkatkan minat siswa untuk membaca Al Qur’an.98
Untuk menguatkan apa yang disampaikan oleh guru Al Qur’an
Hadits, kepala Madrasah dan wali kelas diatas, peneliti mencoba
meawawancarai sumber data yang lain yaitu beberapa siswa salah
satunya Amanda, mengungkapkan bahwa :
Iya kak, memang setiap pagi sebelum belajar kami diarahkan untuk membaca Al Qur’an oleh pak Damrah dan guru-guru yang lain juga yang punya jam mengajar pada jam pertama agar kami terbiasa, bagi yang belum lancar diberikan bimbingan setiap hari senin dan kamis sepulang sekolah. 99
96
Damrah, Guru Al Qur’an Hadits Kelas X IPA,Wawancara 29 Mei 2017 97 L. Hsbullah, Kepala MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara 30 Mei 2017 98 Husnul, Wali Kelas X IPA 1, Wawancara 31 Mei 2017 99 Irma Yunita, siswi kelas X Jurusan IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara 31 Mei
2017

60
Selain melakukan wawancara peneliti juga melakukan observasi
secara tekun dilokasi penelitian guna menemukan secara langsung upaya-
upaya yang disebutkan informan-informan diatas. Sehingga data tersebut
akurat atau valid, hasil observasi yang dilakukan peneliti menemukan
secara langsung kegiatan yang diadakan oleh guru Al Qur’an Hadits
sebagai upaya meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa seperti :
a. Kegiatan pagi mengaji yang dilaksanakan setiap hari sebelum
pembelajaran dimulai.
b. Bimbingan baca Al Qur’an setiap hari senin dan kamis sepulang
sekolah.100
2. Upaya Guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai motivator dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA di MAN
2 Lombok Tengah
Dalam rangka mengumpulkan data mengenai upaya guru Al
Qur’an Hadits melalui perannya sebagai motivator dalam meningkatkan
minat baca Al Qur’an siswa khususnya dikelas X jurusan IPA, peneliti
mewawancarai Damrah, dimana dalam proses wawancara menuturkan :
Selain saya mengadakan kegiatan pagi mengaji dan bimbingan baca Al Qur’an saya juga memberikan motivasi kepada para siswa untuk mengikuti lomba-lomba yang diadakan disekolah khususnya lomba-lomba yang dapat meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa seperti tilawah dan tahfiz, juga melalui pembuatan slogan atau kaligrafi islam yang ditempel di kelas, musholla dan perpustakaan.101
100 Observasi, 22 Mei-3 Juni 2017 101
Damrah, Guru Al Qur’an Hadits Kelas X IPA,Wawancara 29 Mei 2017

61
Selain Damrah, peneliti juga mewawancarai Idris guru Ilmu Kalam
dan Bahasa Arab, beliau mengungkapkan :
Iya, memang benar Pak Damrah sering memberikan motivasi kepada para siswa untuk mengikuti lomba-lomba yang dapat meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa seperti tilawah dan tahfiz, bukan hanya beliau saja tetapi guru-guru yang lain juga termasuk saya sendiri memberikan motivasi, selain itu juga saya melihat Pak Damrah mengajak siswa untuk membuat kaligrafi yang inti isinya memotivasi siswa untuk gemar membaca Al Qur’an.102
Hal senada diungkapkan pula oleh beberapa orang siswa
diantaranya siswa atas nama Taufik Sakban, dimana dalam proses
wawancara mengungkapkan :
Iya kak, kami sering diberikan motivasi olek Pak Damrah untuk mengikuti lomba-lomba seperti tilawah dan tahfiz, bukan hanya yang diadakan disekolah saja tapi juga lomba-lomba diluar sekolah, kami juga diajak oleh Pak Damrah untuk membuat kaligrafi yang bisa memotivasi kami selaku siswa agar gemar membaca Al Qur’an.103
Untuk lebih menguatkan apa yang telah disampaikan oleh Damrah,
Idris dan Taufik Sakban diatas peneliti melakukan observasi guna
menemukan kebenaran langsung dari apa yang disampaikan tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menemukan bahwa memang
benar Damrah juga memberikan motivasi kepada para siswa khususnya
bagi kelas X Jurusan IPA untuk mengikuti lomba-lomba yang dapat
meningkat meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa seperti tilawah dan
tahfiz. Selain itu peneliti menemukan adanya kaligrafi yang memotivasi
102 Idris, Guru Ilmu Kalam dan Bahasa Arab MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara 30
Mei 2017 103 Taufik Sakban, Siswa Kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara 30 Mei
2017

62
siswa untuk membaca Al Qur’an, contoh kaligrafi tersebut salah satunya
berbunyi :
القي االقرآن، فإنهه يأتى ي به اقرء ة شفيع صح
“Bacalah Al Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai
pemberi syafaat bagi pembacanya.”(HR. Muslim)104
3. Upaya Guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai fasilitator dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA di MAN
2 Lombok Tengah
Dalam rangka mengumpulkan data mengenai upaya guru Al
Qur’an Hadits melalui perannya sebagai fasilitator dalam meningkatkan
minat baca Al Qur’an siswa khususnya dikelas X jurusan IPA, peneliti
mewawancarai Damrah, dimana dalam proses wawancara
mengungkapkan :
Selain beberapa upaya diatas saya juga berusaha menyediakan fasilitas bagi siswa seperti menyediakan Al Qur’an, harapan saya dengan adanya Al Qur’an disekolah ini akan lebih memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan Al Qur’an baik itu membaca ataupun menghafalnya, meskipun dalam hal ini dana yang digunakan adalah dana bantuan yang diperoleh siswa yang kemudian dipotong sejumlah harga Al Qur’an tersebut, karena memang tidak ada dana khusus dari sekolah untuk pembelian Al Qur’an ini.105
Untuk memperkuat apa yang disampaikan oleh Damrah diatas
peneliti mencoba mewawancarai Hasbullah kepala MAN 2 Lombok
Tengah, dimana dalam proses wawancara beliau menuturkan :
104 Observasi MAN 2 Lombok Tengah 22 Mei-3 Juni 2017 105
Damrah, Guru Al Qur’an Hadits Kelas X IPA,Wawancara 29 Mei 2017

63
Memang benar bahwa Damrah menyediakan Al Qur’an bagi siswa kelas X Jurusan IPA dan dana untuk pembelian Al Qur’an tersebut diambil dari uang bantuan yang diterima oleh siswa yang kemudian dipotong sejumlah harga Al Qur’an tersebut, itupun sebelumnya beliau meminta persetujuan siswa untuk dipotong uangnya sebagai dana pembelian Al Qur’an dan siswa setuju akan hal itu, karena memang belum ada dana yang khusus dari sekolah untuk hal itu.106
Untuk lebih memperkuat apa yang disampaikan Damrah dan
Hasbullah diatas peneliti juga mendengarkan penuturan dari beberapa
orang siswa salah satunya adalah Hadi, dimana dalam proses wawancara
menuturkan,
Iya kak, kami di kelas disediakan Al Qur’an oleh Pak Damrah, dan uang untuk pembelian Al Qur’an itu diambil dari uang bantuan yang kami terima dan dipotong sesuai harga Al Qur’an tersebut, sebelumnya juga Pak Damrah meminta persetujuan kami dan kami pun setuju untuk dipotong untuk membeli Al Qur’an.107 Dari informasi yang didapat diatas peneliti mencoba mengecek
kebenaran dari informasi tersebut dengan mengadakan observasi. Dalam
observasi tersebut peneliti menemukan kebenaran informasi yaitu
didapati Al Qur’an di kelas X IPA yang telah disediakan oleh Damrah.108
106
L. Hsbullah, Kepala MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara 30 Mei 2017 107 Lalu Hadi Prawiranto, Siswa Kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara, 30
Mei 2017 108 Observasi, 22 Mei-3 Juni 2017

64
C. Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA MAN 2 Lombok Tengah
Tahun Pelajaran 2016/2017
Mata pelajaran Al Qur’an Hadits merupakan bagian dari pada mata
pelajaran Agama Islam yang memiliki peran dan kontribusi yang sangat
penting didalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk membaca,
mempelajari serta mempraktekkan nilai-nilai agama sebagaimana yang
terkandung didalam Al Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk dapat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terkandung didalam
Al Qur’an khususnya, maka membaca dan mempelajarinya menjadi sesuatu
yang mutlak dilakukan, disamping dengan membaca Al Qur’an juga memiliki
nilai ibadah didalamnya.
Namun pada kenyataannya siswa khususnya kelas X jurusan IPA di
MAN 2 Lombok Tengah secara umum minat untuk membaca Al Qur’an
masih terbilang rendah. Hal ini terlihat dari :
1. Frekuensi dan intensitas baca Al Qur’an siswa yang masih kurang
2. Sikap siswa yang masih harus dipaksa mengikuti kegiatan pagi mengaji.
3. Kurangnya kesadaran siswa untuk mengisi jam kosong dengan membaca
Al Qur’an
4. Adanya beberapa siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an sehingga
berpengaruh terhadap minat baca Al Qur’annya.
Hasil Observasi tersebut dibenarkan oleh Damrah guru bidang studi Al
Qur’an Hadits kelas X Jurusan IPA , beliau mengungkapkan bahwa:
Minat baca Al Qur’an khususnya siswa kelas X jurusan IPA bisa dikatakan masih rendah,. Rendahnya minat siswa ini bisa dilihat dari

65
frekuensi dan intensitas siswa dalam membaca Al Qur’an yang masih kurang, kemudian masih harus dipaksa mengikuti kegiatan pagi mengaji, kurangnya keasadaran siswa untuk memanfaatkan jam kosong atau waktu-waktu luang untuk membaca Al Qur’an dan adanya siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an, yang berpengaruh pada minat baca Al Qur’annya .109
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menemukan bahwa
memang benar minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA masih
terbilang rendah hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu frekuensi
siswa dalam membaca Al Qur’an yang masih terlihat kurang dimana waktu
untuk membaca Al Qur’an hanya 10-15 menit dalam seminggu yaitu hanya
pada waktu kegiatan Imtaq di hari jumat. Jikalaupun ada siswa yang
membaca Al Qur’an yang lebih dari 15 menit atau diluar kegiatan Imtaq
hanya terdapat beberapa orang saja bisa 4-5 siswa dan biasanya dilakukan
sehabis shalat dhuha ataupun sehabis sholat dzuhur berjamaah dimusholla
Madrasah. Sikap siswa yang masih harus dipaksa mengikuti kegiatan pagi
mengaji serta waktu-waktu luang digunakan siswa hanya untuk bermain dan
mengobrol dengan sesama teman, contoh waktu yang dapat digunakan siswa
untuk membaca Al Qur’an adalah salah satunya seperti waktu tidak adanya
guru yang mengisi jam belajar akan tetapi pada faktanya waktu seperti ini
siswa gunakan untuk bermain dan mengobrol.110
Dari informasi-informasi diatas diperkuat oleh penuturan yang
diberikan oleh beberapa orang siswa/siswi diantaranya siswi atas nama
109 Damrah, Guru Al Qur’an Hadits kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara,
29 Mei 2017. 110 Observasi, 22 Mei-3 Juni 2017.

66
Uswatun Hasanah, dimana dalam proses wawancara siswi tersebut
menuturkan:
Teman-teman saya dikelas X IPA jarang sekali membaca Al Qur’an, kebanyakan teman-teman saya jika ada jam kosong atau waktu-waktu luang digunakan untuk bermain atau mengobrol dengan teman-teman lainnya, mereka juga ada yang tidur didalam kelas, padahal Al Qur’an sudah ada didalam kelas.111
Sedangkan Lalu Hadi Prawiranto mengungkapkan bahwa, “saya masih
jarang membaca Al Qur’an baik disekolah maupun dirumah, karena
kemampuan saya dalam membaca Al Qur’an masih kurang, sehingga itu yang
membuat saya kurang bersemangat membaca Al Qur’an”112
Adapun Taufik Sakban mengatakan bahwa, “saya sendiri bisa dikatakan
masih jarang membaca Al Qur’an, karena mungkin belum terbiasa dan
juga mungkin bisa dikatakan saya malas dan terkadang lupa membaca Al
Qur’an”113
Untuk lebih menguatkan tentang beberapa temuan diatas, peneliti juga
mewawancai beberapa guru yang sekiranya dapat memberikan gambaran
yang cukup jelas tentang keadaan minat baca Al Qur’an siswa. Dalam hal ini
peneliti mencoba mewawancarai guru fiqih dikelas X jurusan IPA yaitu H.
Adis, beliau mengungkapkan bahwa :
Saya sendiri melihat minat baca Al Qur’an siswa khususnya di kelas X jurusan IPA ini masih rendah jika dilihat dari frekuensi membaca siswa, karena sejauh yang saya lihat selama ini saya jarang sekali melihat siswa yang mempunyai inisiatif sendiri untuk baca Al Qur’an khususnya dikelas
111 Uswatun Hasanah, Siswi Kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara , 30 Mei
2017. 112 Lalu Hadi Prawiranto, Siswa Kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara, 30
Mei 2017. 113 Taufik Sakban, Siswa Kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara, 30 Mei
2017.

67
X IPA ini kecuali pada kegiatan imtaq dihari jumat dan kegiatan mengaji pagi, selebihnya jarang sekali saya melihat mereka membaca Al Qur’an.114
Hal senada pula diungkapkan oleh Idris, bahwa :
Minat membaca Al Qur’an siswa khususnya di kelas X jurusan IPA memang masih harus ditingkatkan, karena siswa ini kalo tidak dipaksa mereka akan sangat sulit sekali untuk mau membaca Al Qur’an, jarang sekali ada siswa yang mempunyai inisiatif sendiri untuk membaca Al Qur’an, sehingga ini menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak guru, terlebih MAN 2 Lombok Tengah merupakan lembaga pendidikan yang berlabelkan Madrasah haruslah dapat menciptakan siswa-siswa yang cinta dan gemar membaca Al Qur’an.115
Kemudian dari hasil wawancara dengan kepala MAN 2 Lombok
Tengah H.Lalu Hasbullah, dimana beliau mengungkapkan :
Memang benar adanya jikalau minat membaca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA masih terbilang rendah, hal ini dapat terlihat dari frekuensi siswa membaca Al Qur’an yang masih terbilang kurang, serta rendahnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan waktu luang untuk membaca Al Qur’an, namun hal ini terus kita berusaha tingkatkan supaya siswa-siswa lulusan MAN 2 Lombok Tengah memilki siswa lulusan yang gemar membaca Al Qur’an.116
Dari informasi yang didapat di atas peneliti mencoba mengecek
kebenaran dari informasi tersebut dengan mengadakan observasi terhadap
para siswa dalam kesehariannya. Dalam observasi tersebut peneliti
menemukan kebenaran informasi, yaitu didapati siswa yang pada jam-jam
kosong digunakan waktunya hanya untuk bermain dan mengbrol, bahkan ada
yang pergi ke mushola hanya untuk tiduran semata bukan digunakan untuk
membaca Al Qur’an.117
114
Adis, Guru Fiqih Kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah Wawancara, 29 Mei 2017. 115 Idris, Guru Ilmu Kalam dan Bahasa Arab, Wawancara 29 Mei 2017. 116Lalu Hasbullah, Kepala MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara,30 mei 2017. 117
Observasi, 22 Mei-3 Juni 2017

68
Menurut keterangan dari beberapa guru rendahnya minat siswa
membaca Al Qur’an ini disebabkan oleh ketidak terbiasaannya dalam
membaca Al Qur’an, serta kurangnya pengetahuan, pemahaman serta
kesadara siswa itu sendiri akan manfaat membaca Al Qur’an. Sebagaimana
diungkapkan oleh Damrah selaku guru Al Qur’an Hadits, bahwa :
Rendahnya minat baca Al Qur’an siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1) ketidak terbiasaan siswa dalam membaca Al Qur’an, hal ini disebabkan oleh lingkungan ataupun teman bermain siswa yang tidak mendukung baik itu dirumah ataupun disekolah 2) pengetahuan dan pemahaman akan membaca Al Qur’an kurang mereka sadari manfaatnya, 3) faktor kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an yang masih terbilang kurang sehingga ini berpengaruh kepada minat siswa untuk membaca Al Qur’an, adanya siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam membaca Al Qur’an ini dikarenakan oleh faktor input sekolah sendiri, karena diantara siswa ini tidak semua dari lulusan madrasah ada juga yang dari lulusan sekolah umum seperti SMP, hal-hal inilah kiranya penyebab dari rendahnya minat baca Al Qur’an siswa khususnya kelas X jurusan IPA.118
Untuk memastikan kebenaran apa yang disampaikan Damrah diatas
peneliti juga mecoba mendengarkan penuturan dari guru lain salah satunya
adalah Mukhtar yaitu Waka Kesiswaan sekaligus guru bahasa arab, dan
beliaupun mengungkapkan bahwa :
Rendahnya minat baca Al Qur’an siswa disebabkan oleh ketidak terbiasaan siswa untuk membaca Al Qur,an, jangankan membaca memegangpun jarang mungkin, kemudian karena tingkat pengetahuan dan pemahaman akan manfaat membaca Al Qur’an masih terbilang kurang, juga kesadaran dari siswa itu sendiri yang masih kurang.119
Dari data dan hasil temuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
minat baca Al Qur’an siswa khususnya kelas X jurusan IPA masih terbilang
118
Damrah, Guru Bidang Studi Al Qur’an Hadits Kelas X IPA MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara, 30 mei 2017.
119 Mukhtar, Waka Kesiswaan dan Guru Bahasa Arab MAN 2 Lombok Tengah, Wawancara , 31 Mei 2017.

69
rendah. Hal ini dapat diketahui dari beberapa hal yaitu : Frekuensi dan
intensitas baca Al Qur’an siswa yang masih kurang, Sikap siswa yang masih
harus dipaksa mengikuti kegiatan pagi mengaji, Kurangnya kesadaran siswa
untuk mengisi jam kosong dengan membaca Al Qur’an, adanya beberapa
siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an sehingga berpengaruh terhadap
minat baca Al Qur’annya.

70
BAB III
PEMBAHASAN
A. Upaya Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an
Siswa Kelas X Jurusan IPA di MAN 2 Lombok Tengah
1. Upaya guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai pembimbing
dalam meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa Kelas X Jurusan IPA di
MAN 2 Lombok Tengah.
Dalam rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa melalui
perannya sebagai pembimbing guru Al Qur’an Hadits mewujudkannya
melalui :
a. Kegiatan membaca Al Qur’an setiap pagi sebelum memulai
pelajaran.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka membimbing siswa
agar senantiasa terbiasa untuk membaca Al Qur’an, karena salah satu
faktor yang juga menyebabkan kurangnya minat siswa untuk
membaca Al Qur’an adalah karena tidak pernah terbiasa membaca
Al Qur’an. Jikalau sesuatu sudah biasa dilaksanakan maka
meninggalkannya akan terasa tidak nyaman begitu juga sebaliknya
dengan melaksanakannya maka akan menghadirkan ketenangan
didalam jiwa. Untuk itu kegiatan ini sangat bermanfaat didalam
membiasakan siswa membaca Al Qur’an.
Hal inipun sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kartika
terkait kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan minat dan
70

71
kebiasaan membaca yaitu pada poin ke 10 yaitu “penyelenggaraan
program membaca”120.
b. Bimbingan bagi siswa yang belum lancar membaca Al Qur’an
“Peran guru dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya
tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang
menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach),
pembimbing (counselor) dan manager belajar (learning
manager).”121
Bertolak dari yang disampaikan diatas maka dapat dipahami
bahwa guru selain sebagai pengajar juga guru memiliki peran yang
tidak kalah pentingnya, dimana salah satunya adalah sebagai
pembimbing. Siswa tentunya tidak akan dapat berkembang secara
maksimal tanpa adanya bimbingan dari seorang guru, sehingga
kehadiran guru di Madrasah sangat penting dalam rangka
memberikan bimbingan kepada siswa agar dapat berkembang secara
maksimal.
Arti bimbingan sebagaimana menurut Tohirin yang dikutip
oleh Latifah Husien yaitu, “pemberian bantuan kepada individu agar
individu dapat berkembang secara optimal sesuai lingkungannya.”122
Berdasarkan teori diatas maka wujud dari pemberian bantuan
ini dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan minat baca
120
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter : Landasan, Pilar, dan Implemetasi, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2014), h. 162.
121 Latifah Husien, Profesi Keguruan, h. 43
122 Ibid., h. 44

72
Al Qur’an adalah dengan mengadakan bimbingan baca Al Qur’an
bagi siswa, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa yang belum lancar ataupun belum fasih dalam membaca Al
Qur’an. Harapannya adalah dengan meningkatnya kemampuan
dalam membaca Al Qur’an tentunya minat siswa untuk membaca Al
Qur’an akan semakin kuat.
2. Upaya guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai motivator dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa Kelas X Jurusan IPA di MAN
2 Lombok Tengah.
Dalam rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa melalui
perannya sebagai motivator guru Al Qur’an Hadits mewujudkannya
melalui :
a. Pembuatan slogan ataupun kaligrafi islam yang dapat memotivasi
siswa untuk gemar membaca Al Qur’an
Pembuatan kaligrafi tersebut diambil dari Al Qur’an ataupun
Hadits tentang manfaat ataupun keutamaan membaca Al Qur’an. Hal
ini setidaknya dapat mengingatkan siswa dimanapun baik itu dikelas,
perpustakaan lebih-lebih dimushola sekolah.
b. Memotivasi siswa untuk mengikuti lomba-lomba seperti tilawah dan
tahfiz Al Qur’an.
Motivasi sangat berperan penting dalam mendorong siswa untuk
belajar termasuk juga dalam konteks ini motivasi untuk mengikuti
lomba-lomba seperti tilawah dan tahfiz. Sebagaimana Syaiful Bahri

73
Djamarah mengungkapkan,“Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.”123
Selain itu juga motivasi bisa diberikan melalui penghargaan
penghargaan, sebagaimana Sue Cowley menjelaskan bahwa penghargaan
bermanfaat karena :
a. Membantu kita untuk mendorong perilaku yang baik dan kerja keras. b. Membantu kita untuk memotivasi siswa kita, terutama siswa-siswa
yang tidak memilki kecenderungan alami untuk berusaha dengan keras.
c. Mendorong kita untuk mengambil pendekatan positif terhadap siswa kita.
d. Dapat memotivasi siswa yang memilki rasa percaya diri yang rendah.124
3. Upaya guru Al Qur’an Hadits melalui perannya sebagai fasilitator dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa Kelas X Jurusan IPA di MAN
2 Lombok Tengah.
Dalam rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa melalui
perannya sebagai pembimbing guru Al Qur’an Hadits mewujudkannya
melalui pengadaan Al Qur’an bagi siswa.
Fasilitas merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
menunjang proses pembelajaran dan tentunya guru dalam hal ini
hendaknya berupaya untuk memberikan pelayanan berupa penyediaan
fasilitas agar dapat memudahkan siswa dalam belajar, karena
123 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi..., h. 114 124 Sue Cowley, Getting the Buggers to Behave, Terj. Gina Gania, (Jakarta : Erlangga
Group, 2011), h. 104.

74
sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa guru juga memiliki
peran sebagai fasilitator.
Wina Sanjaya juga menyebutkan bahwa, “sebagai fasilitator, guru
berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam
kegiatan proses pembelajaran.”125
Pengadaan Al Qur’an ini merupakan wujud dari peran guru
sebagai fasilitator khususnya dalam konteks meningkatkan minat baca Al
Qur’an siswa yaitu dengan memfasilitasi siswa berupa Al Qur’an, dengan
adanya fasilitas Al Qur’an ini diharapkan menjadi langkah awal positif
bagi siswa untuk mulai menggemari membaca Al Qur’an.
B. Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas X Jurusan IPA di Madrasah Aliah Negeri
2 Lombok Tengah
Membaca merupakan suatu aktivitas belajar yang sangat penting dan
perlu jika seseorang ingin menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Dengan membaca sesorang dapat memiliki sikap yang bijak dan memiliki
sikap hidup yang baik didalam kehidupan. Muhammad Yaumi
mengungkapkan dalam bukunya bahwa :
Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat dapat membuka “jendela dunia”. Dengan membaca dapat dihindari sikap picik dan fanatisme yang negatif.126
Membaca menjadi suatu hal penting yang harus diperhatikan terlebih
jika menjadi seorang siswa, dimana membaca menjadi hal pokok didalam
125 Wina senjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008)
126 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, h. 155-156.

75
belajar. Sehingga jika benar-benar dipahami dan disadari akan pentingnya
membaca, maka tentunya kegiatan membaca akan senantiasa menjadi sebuah
kebutuhan yang mendasar. Didalam islam sendiri membaca merupakan suatu
hal yang sangat ditekankan, bahkan bukan hanya sebuah aktivitas untuk
mencari informasi melainkan juga merupakan perintah yaitu (iqra’) yang
mengawali kehadiran kitab suci Al Qur’an. Muhammad Yaumi menjelaskan
bahwa :
Perintah ini memiliki makna yang begitu dalam karena digandengkan dengan kata Rabbika (Tuhanmu) yang makna dasarnya seakar dengan kata Tarbiyah yang berarti pendidikan. Artinya barangsiapa yang melaksanakan kegiatan membaca pasti terjadi pendidikan didalamnya yang mengantarkan manusia untuk mencapai derajat yang tinggi (mulia).127
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan
hal yang sangat penting dan perlu disamping untuk menambah ilmu
pengetahuan juga dapat mengantarkan manusia untuk mencapai derajat yang
tinggi dan mulia disisi manusia dan terlebih disisi Allah SWT. Adapun
kaitannya dengan membaca Al Qur’an sudah barang tentu menjadi hal yang
sangat dituntut untuk dilakukan, terlebih Al Qur’an merupakan panduan dan
pegangan hidup umat manusia pada umumnya dan muslim pada khususnya.
Namun melihat beberapa temuan yang ada, khususnya siswa kelas X
jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah minat untuk
membaca Al Qur’an secara umum dapat dikatakan masih terbilang rendah.
Rendahnya minat siswa untuk membaca Al Qur’an ini dapat dilihat dari
beberapa aspek diantaranya :
127 Ibid., h. 109

76
1. Frekuensi siswa dalam membaca Al Qur’an masih terbilang kurang
Siswa yang mempunyai minat yang tinggi untuk membaca Al
Qur’an tentunya akan menaruh perhatian yang besar terhadap aktivitas
membaca Al Qur’an, waktu-waktu luangnya akan diisi dengan membaca
Al Qur’an. Sebagaimana diungkapkan oleh Slameto bahwa “Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”128
Bertolak dari yang disampaikan oleh Slameto diatas jika dikaitkan
dengan rendahnya frekuensi siswa dalam membaca Al Qur’an maka hal
ini menunjukkan minat siswa untuk membaca Al Qur’an masih terbilang
rendah.
2. Sikap siswa yang masih harus dipaksa mengikuti kegiatan pagi mengaji
Sikap siswa yang masih harus dipaksa ini merupakan indikasi
dimana siswa belum terbiasa membaca Al Qur’an, sehingga diperlukan
adanya kegiatan yang dapat melatih siswa agar terbiasa membaca Al
Qur’an. Siswa yang sudah terbiasa tentunya tidak akan memerlukan
pemaksaan, sehingga jika sudah terbiasa ia pun akan melakukannya
dengan senang hati.
3. Kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan jam kosong dengan
membaca Al Qur’an
Memiliki pemahaman akan manfaat membaca Al Qur’an sangat
penting adanya dalam diri siswa karena tentunya pemahaman tersebut
128 Slameto, Belajar..., h. 180

77
akan dapat melahirkan kesadaran siswa untuk memanfaatkan waktu
luang dengan membaca Al Qur’an. Seseorang yang tidak mengetahui dan
memahami apa manfaat dari yang ia lakukan maka tentunya akan
melahirkan kebosanan didalam melakukakannya. Dengan demikian maka
memberikan pemahaman dalam rangka menumbuhkan kesadaran siswa
akan manfaat dan pentingnya membaca Al Qur’an sangat perlu
dilakukan.
4. Terdapat beberapa siswa yang belum lancar atau belum fasih membaca
Al Qur’an dan siswa itu sendiri kurang serius untuk memperbaiki
kemampuannya.
Sangat dipahami bahwa bila terdapat beberapa orang siswa yang
tingkat kemampuan mengajinya masih kurang akan tetapi yang menjadi
permasalahan adalah ketidak seriusan siswa untuk memperbaiki
kemampuan mengajinya dan ini menunjukkan rendahnya minat mereka
untuk membaca dan mempelajari Al Qur’an.
Keempat aspek di atas sangat bertolak belakang dengan apa yang
diungkapkan oleh Mulyani bahwa :
Minat baca siswa adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.129
Dari yang diungkapkan oleh Mulyani di atas dapat ditarik beberapa
pemahaman bahwa siswa yang memiliki minat baca yang tinggi akan
129
Siti Rohayaty, “Peran Guru Al Qur’an Hadits, h. 30

78
memiliki ciri sebagai berikut : 1) melakukannya atas kemauan sendiri, 2)
merasa senang melakukannya, 3) menyadari manfaat membaca yang
dilakukannya, 4) frekuensi membacanya yang tinggi, 5) jumlah buku
yang pernah dibaca relatif banyak
Jika dikaitkan temuan peneliti dilapangan tentang keadaan minat
baca Al Qur’an siswa dengan teori yang diungkapkan oleh Mulyani
diatas maka yang terjadi justru sebaliknya, dimana frekuensi membaca
Al Qur’an siswa yang masih terbilang rendah, kemudian masih harus
dipaksa mengikuti kegiatan pagi mengaji dan melakukannya bukan atas
kemauan sendiri, kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan jam
kosong atau waktu luang dengan membaca Al Qur’an dan ini jelas
menunjukkan bahwa minat baca Al Qur’an siswa dikelas X jurusan IPA
masih tergolong rendah.

79
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data dan temuan yang diuraikan di BAB II dan proses
analisis serta penafsiran pada BAB III tentang guru Al Qur’an Hadits dalam
meningkatkan minat baca Al Qur’an siswa, maka peneliti dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Upaya yang dilakukan guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat
baca Al Qur’an siswa khususnya dikelas X jurusan IPA di MAN 2
Lombok Tengah dilakukan dengan melaksanakan perannya sebagai
pembimbing, motivator dan fasilitator.
2. Minat baca Al Qur’an siswa kelas X Jurusan IPA di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Lombok Tengah masih rendah, ditunjukkan dengan frekuensi
dan intensitas baca Al Qur’an siswa yang masih kurang, sikap siswa yang
masih harus dipaksa untuk mengikuti kegiatan pagi mengaji, kesadaran
siswa yang masih rendah untuk memanfaatkan jam kosong atau mengisi
waktu luang dengan membaca Al Qur’an, belum lancar atau belum
fasihnya siswa membaca Al Qur’an
B. Saran
Berkenaan dengan uraian-uraian yang telah lalu, penulis merasa perlu
untuk menyampaikan saran-saran pada akhir penulisan skripsi ini, yaitu :
79

80
1. Kepada Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Lombok Tengah
supaya meningkatkan mutu dan kualitas tenaga pengajar serta
mendukung dan memfasilitasi segala kebutuhan yang dapat menunjang
kegiatan guru Al Qur’an Hadits dalam meningkatkan minat baca Al
Qur’an.
2. Kepada guru Al Qur’an Hadits supaya lebih meningkatkan
kemampuannya dalam mengajar, kemudian mengoptimalkan peran-peran
lainnya seperti peran guru sebagai motivator, inovator, pembimbing.
Dengan mengoptimalkan peran-peran ini diharapkan akan dapat
membangkitkan minat siswa untuk membaca Al Qur’an.
3. Kepada para siswa agar lebih giat dan seirus lagi dalam belajar
khususnya pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits serta mengikuti
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh guru Al Qur’an Hadits dalam
rangka meningkatkan minat baca Al Qur’an, seperti : kegiatan mengaji,
kemudian bimbingan mengaji.

81
DAFTAR PUSTAKA
Achsanuddin. Program Pengalaman Lapangan Wahana Pembentukan Profesionalitas Guru. Mataram : Lembaga Pengkajian-Publikasi Islam dan Masyarakat (LEPPIM), 2013.
Afifudin & Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia, 2012.
An-Nawawi, Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf. At-Tibyanu fi Adabi
Halamatil Qur’ani, Terj. Umniyyati Sayyidatul Hauro’ dan Shafura Mar’atu Zuhda. Solo : Al-Qowam, 2014.
Anwar, Abu. Ulumul Qur’an Sebuah Pengantar. Pekanbaru : Amzah, 2015.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Bandung : Rineka Cipta, 2004.
Ash-Shabuni, Syekh Muhammad Ali. At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, Terj. Muhammad Qodirun Nur. Jakarta : Pustaka Amani, 2001.
Chaplin, James P. Kamus Lengkap Psikolog. Jakarta : Rajawali Pers, 2009.
Chulsum, Umi dan Windy Novia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Surabaya : Kashiko, 2006.
Cowley Sue. Getting the Buggers to Behave, Terj. Gina Gania. Jakarta :
Erlangga Group, 2011.
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia, 2002.
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya : Pustaka Agung Harapan, 2006.
Djali. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2014.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. jakarta : Rineka Cipta, 2002.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara, 2001. Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Umum dan Agama Islam.
Jakarta : Rajawali Pers, 2011.

82
http://devamelodica.com/teori-minat-pada-skripsi-pendidikan-dan-daftar-pustaka-minat-lengkap/
Husien, Latifah. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. Yoyakarta
: Pustaka Baru Press, 2017.
Jauhari. “Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2011.
Mahfud, Rois. Al- Islam. Palangka Raya : Penerbit Erlangga, 2011.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000.
Nazarudin. Bahasa Indonesia. Mataram : Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram, 2015.
Putra, Nusa. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta : Rajawali pers, 2012.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2005.
Rohayati, Siti. “Peran Guru Al Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Minat Baca Al Qur’an Siswa Kelas V MIS Sambinae Kota Bima.” Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2014.
Wina senjaya, Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung
: Alfabeta, 2011.
Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014.
Suyanto dan asep jihad. Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta : Multi Pressindo, 2013.

83
Tefa, Kasmin. “Peranan Guru dalam Meningkatkan Minat Baca Tulis Al Qur’an Bagi Siswa Kelas IV MIS Miftahuddin Oe-Ekam Tahun pelajaran 2012/2013. Skripsi, IAIN Mataram, Mataram, 2013.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), ed. 3. Jakarta : Balai Pustaka, 2002.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ed. 4. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Undang-Undang no. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika, 2007.
Undang-Undang no. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Bandung : PT Remaja Road Rosdakarya, 2011. Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara, 2011. Yayasan Dharma Graha. Tes Bakat, Minat, Sikap dan Personaliti MMPI-
DG. Jakarta : Dharma Graha Press, 2003.
Yusuf, Ali Anwar. Studi Agama Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2003.

84
Lampiran -lampiran

85
Lampiran 5
Kegiatan siswa-siswi disaat jam-jam kosong dan waktu-waktu luang

86
Lampiran 4
Kegiatan mengaji siswa-siswi diwaktu pagi sebelum memulai pelajaran

87
Lampiran 3
Wawancara dengan beberapa guru dan siswa terkait minat baca Al Qur’an siswa kelas X jurusan IPA

88
Lampiran 2
Suasana belajar di kelas X jurusan IPA dengan guru Al Qur’an Hadits

89
Lampiran 1
Visi Misi dan Struktur Organisasi di MAN 2 Lombok Tengah