repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang...

516
SERI KEBIJAKAN PUBLIK Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk SOLUSI UNTUK NEGERI GAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Transcript of repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang...

Page 1: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

SERIKEBIJAKAN

PUBLIK

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

SOLUSIUNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 2: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

SOLUSIUNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

P5M UNAS

Page 3: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak CiptaPasal 2

(1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu cip-taan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasannya menurut perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan PidanaPasal 72

(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

P5M UNAS

SOLUSIUNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 5: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Cetakan Pertama : Mei 2017Diterbitkan Oleh : P5M Universitas Nasional JakartaOffice : Jl. Sawo Manila No. 61, Pejaten, Pasar Minggu. Jakarta Selatan 12520.Telp : (021) 7806700 Ext: 119 - 120Fax : (021) 7802718/(021) 7802719Website : www.unas.ac.idEmail : [email protected] By : Social Security Development Institute (SSDI).

Disain Cover & Lay Out : Wahyu Triono KSPenyunting : Wahyu Triono KS & Julhan Evendi Sianturi

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Solusi untuk negeri: gagasan dan pemikiran tentang jaminan sosial dan kebangsaan (Seri Kebijakan Publik/ Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, [et al]; penyunting Wahyu Triono KS, Julhan Evendi Sianturi-Jakarta: Pusat Penelitian, Pendampingan, Pengembangan dan Pember-dayaan Masyarakat (P5M) Universitas Nasional, 2017. 502 hlm dan XII hlm ; 15 cm x 22 cm.

ISBN 978-602-61614-0-6

1. Kesejahteraan masyarakat. I. Situmorang, Chazali H. Dr. Apt, M.Sc. II. Wahyu Triono KS. II. Sianturi, Julhan Evendi.

361.6

SOLUSIUNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 6: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

KATA PENGANTAR

V

(Menyerahkan Pelakat Kepada Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa pada Peluncuran Buku Dinamika Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Era SJSN, Gramedia Matraman, Senin, 25/7/2016. (Sumber: www.inilah.com).

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 7: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

lhamdulillah, buku yang berjudul: SOLUSI UNTUK ANEGERI; GAGASAN DAN PEMIKIRAN TEN-TANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN ini dapat

diterbitkan pada momentum waktu yang tepat, dan tidak begitu jauh waktunya dari peringatan tiga tahun penyelenggaraan Jaminan Sosial yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan (1 Januari 2014 - 1 Januari 2017). Dan pada bulan April 2017 ini adalah bulan politik dengan suhu politik yang tinggi, khususnya di DKI Jakarta, juga sudah menjalar ke se-luruh tanah air, kalau tidak dikelola dengan baik dan bijak oleh se-mua anak bangsa maka akan menggoyah sendi-sendi kebangsaan.

Buku ini adalah kumpulan tulisan/artikel yang merupakan gagasan dan pemikiran dari kami dan teman-teman praktisi, ahli, pelaku dan pemerhati di bidang penyelenggaraan jaminan sosial nasional dan kebangsaan yang secara substansi berkaitan dengan kebijakan publik, karenanya kami menyebut buku ini adalah me-rupakan seri kebijakan publik.

Berkaitan dengan kebijakan, kita mengenal kebijakan nasio-nal, ialah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah (eksekutif dan legislatif) dan salah satu bentuk kebijakan nasional adalah dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Dirjen (Pejabat Eselon I) dan mempunyai legalitas hukum yang berlaku secara nasional untuk seluruh warga masyarakat.

Sebagian besar para ahli memberi pengertian kebijakan publik dalam kaitannya dengan keputusan atau ketetapan peme-rintah untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap akan mem-

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

KATA PENGANTAR

VI

Page 8: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bawa dampak baik bagi kehidupan warganya. Menurut Bridgman dan Davis, kebijakan publik pada umumnya mengandung pengertian mengenai “whatever governmant chose to do or not to do”. Artinya, kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.

Kadang-kadang kebijakan publik menunjuk pada istilah atau konsep untuk menjelaskan pilihan-pilihan tindakan tertentu yang sangat khas atau spesifik, seperti pada bidang-bidang tertentu dalam sektor-sektor fasilitas umum, transportasi, pendidikan, ke-sehatan, perumahan atau kesejahteraan. Urusan-urusan yang me-nyangkut kelistrikan, air, jalan raya, sekolah, rumah sakit peruma-han rakyat, lembaga-lembaga rehabilitasi sosial adalah beberapa contoh yang termasuk dalam bidang kebijakan publik (Lihat Suharto, 2007) dalam Chazali H. Situmorang, (2013: 33), Mutu Pekerja Sosial Di Era Otonomi Daerah.

Nakamura dan Smallwood menyatakan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian instruksi kepada para pembuat kebijakan yang menjelaskan tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kebijakan berada pada tiga lingkup kebijakan, yakni perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan penilaian (evaluasi) kebijakan.

Gagasan dan pemikiran dari para praktisi, ahli, pelaku dan pemerhati yang dimuat pada buku ini berdasarkan pada analisis yang mendalam dari berbagai perspektif dan sudut pandang berkaitan dengan kebijakan publik dalam lingkup perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan penilaian (evaluasi) kebija-kan tentang penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan Sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Selain itu, juga berkaitan dengan gagasan dan pemikiran tentang praktik-praktik demokrasi, kebangsaan, kemasyarakatan hubungan sosial, politik, budaya, penegakan hukum dan keadilan

VII

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 9: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

serta pandangan keagamaan yang secara keseluruhannya memberi gambaran tentang Indonesia sebagai negara hukum (rights state), dan negara kesejahteraan (walfare state) mesti harus terus dibenahi.

Buku yang merupakan gagasan dan pemikiran para praktisi, ahli, pelaku dan pemerhati jaminan sosial dan demokrasi ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap berbagai persoalan yang berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial dan praktik-praktik demokrasi di Indonesia.

Gagasan dan pemikiran yang jernih, obyektif tanpa pretensi dan konflik kepentingan (confict of interest) dan kepentingan pribadi (vested of interest) dan kelompok ini diharapkan dapat menjadi kunci dan solusi bagi negeri. Ia akan menjadi pelita yang memancarkan cahaya, menerangi kegelapan. Dan tentu saja dibu-tuhkan hati dan jiwa yang lapang bagi setiap pemangku kepen-tingan dan stakeholders untuk menjadikannya sebagai pemandu dalam menjalankan penyelenggaraan jaminan sosial yang pari-purna dan menyelenggarakan praktik-praktik sosial, politik dan demokrasi dengan panduan koridor dan aturan hukum yang jujur, adil dan demokratis untuk mewujudkan kesejahteraan.

Kepada seluruh kontributor yang telah berpartisipasi dalam penulisan gagasan dan pemikirannya untuk diterbitkan menjadi buku ini saya menghaturkan banyak terima kasih.

Semoga buku ini menjadi salah satu kunci dan solusi bagi perbaikan dan kemajuan dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara yang maju, modern, adil, demokratis dan sejahtera dalam lindungan Allah SWT. Aamiin!

Depok, Mei 2017Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc

VIII

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 10: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................

DAFTAR ISI ............................................................

Gagasan dan Pemikiran

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc .....................

Gagasan dan Pemikiran Tentang Jaminan Sosial ..

1. KPK : Fraud “Mengancam” JKN ........................

2. Tata Kelola Obat JKN Dalam Sorotan KPK ........

3. Audit Sistem Jaminan Kesehatan Nasional ..........

4. Efek JKN Terhadap Profesi dan Bisnis Apoteker .

5. Aspek Kefarmasian Dalam JKN Apa Penting? ....

6. Apotik Rakyat Mau Ditutup? ...............................

7. “Permenkes 31 Tahun 2016” Profesi Apoteker Di

Alam Nyata .........................................................

8. Pelayanan JKN “Paripurna” ................................

9. 1000 Hari BPJS Kesehatan: Defisit, “Bleeding”

atau Mismatch .....................................................

10. “Bleeding” Dana BPJS Kesehatan, Siapa Peduli?

11. Kesinambungan Pendanaan JKN-BPJS Keseha-

tan .......................................................................

12. Eksistensi Asosiasi Faskes JKN ..........................

13. Faskes JKN: Check Out? .....................................

14. Ada Apa Dengan Gowa ........................................

15. JHT yang Tinggal “Nama” ..................................

16. Komitmen Negara Dalam Memberikan Jaminan

Hari Tua Bagi Pekerja ..........................................

17. Problematika Undang-Undang TAPERA ...........

HalVI

IX

1

2

3

10

23

27

35

55

58

64

70

74

84

108

115

119

125

128

150

IX

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 11: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

157

158

162

167

170

174

178

183

189

208

212

216

221

228

235

263

279

294

297

301

314

315

319

324

Gagasan dan Pemikiran Tentang Kebangsaan dan

Kebajikan Ummat ....................................................

18. Pelangi Menuju DKI 1 .........................................

19. Dua Minggu yang Menentukan ............................

20. Kearifan Polisi .....................................................

21. Jalan Terjal Dari 411 Menuju 212 .........................

22. P21: Bravo Jaksa ..................................................

23. Momentum Sakral ...............................................

24. Peradaban Beragama ...........................................

25. Toleransi-Intoleransi, Multikultural Sebagai Fa-

tamorgana Kehidupan .........................................

26. Komplikasi Putaran Kedua DKI ..........................

27. Ahok: Pengadilan, Demo, dan Banjir Jakarta .......

28. Masalah Ideologi Yang Belum Selesai .................

29. Hidup Dalam Kesombongan ................................

30. Sombong dan Penyebabnya .................................

31. Kebijakan Pemerintah Kaitannya Dengan Kese-

jahteraan ..............................................................

32. Kebijakan Nasional Program Raskin ...................

33. Nasionalisme KAHMI Dalam Dimensi Sosial ....

34. Sembako dan Ahok ..............................................

35. Polisi dan Pengendalian Harga Pangan ................

36. Negara Hukum, Kepastian Hukum, dan Kebija-

kan Pemerintah, Berada Dimana? ........................

Gagasan dan Pemikiran Dr.Emir Soendoro, SpOT

1. Jaminan Sosial Hak Warga ...................................

2. Jaminan Sosial dan Tabungan Sosial ....................

3. Hilangnya Kedaulatan Dokter .............................

X

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 12: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan dan Pemikiran Amri Yusuf, SE, Ak, MM.

1. Asuransi Pengangguran .......................................

2. “Holding” BPJS ..................................................

Gagasan dan Pemikiran

Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH .........

JKN Mematikan Swasta .............................................

Gagasan dan Pemikiran

Prof. Budi Hidayat, SKM, MPPM, Ph.D. ...............

Terapi Sistemik Defisit JKN: Bahan Refleksi Bagi

Semua Pihak ...............................................................

Gagasan dan Pemikiran Dr. dr. Mahlil Ruby, Mkes

Pergolakan Integrasi Jamkesda Ke Dalam JKN .........

Gagasan dan Pemikiran

dr. Ahmad Nizar Shihab, SpAn ................................

Equity in Utilization of Inpatient for National Health

Insurance (JKN) Program in Indonesia ......................

Gagasan dan Pemikiran

Dr. Reno Yonora, SE, SpAn ......................................

Pelayanan Kesehatan Saat Ini Sudah Tepatkah? ..........

Gagasan dan Pemikiran Wahyu Triono KS ............

1. Menghadirkan Nilai-Nilai Ketuhanan Solusi

Penyelenggaraan JKN .........................................

2. Pendidikan Revolusi Mental ................................

XI

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

329

330

337

343

344

348

349

360

361

371

372

400

401

419

420

424

Page 13: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

3. Membangun Desa ................................................

4. Semangat Kepahlawanan ....................................

5. Spirit Bung Hatta Untuk Indonesia ......................

6. Jokowi Melawan Kepalsuan ................................

7. Demokrasi Kita Di Ibu Kota .................................

8. Siapa Pemenag Pilgub DKI Jakarta? ...................

9. Persoalan Bangsa dan Pemilukada DKI Jakarta ...

10. Nilai Ketuhanan Solusi Bagi Bangsa ...................

Gagasan dan Pemikiran

Budi Syarif Amanda Situmorang, SH, L.LM. ........

Sistem Kepatuhan: Mencegah Fraud Perusahaan .......

Gagasan dan Pemikiran

Boby Nirwan Ramadhan Situmorang, SE, B,Econ,

M.Ec.Int. F (Adv). .......................................

1. Sin Tax (Pajak Dosa) di Indonesia dan Potensi

Penggunaannya ...................................................

2. Jaminan Sosial Revisited: Management of Mea-

ning, Management of Nomenclature ....................

3. Asuransi Kesehatan Sosial dan Asuransi Keseha-

tan Komersial: Reality Check ...............................

Bio Data Penulis dan Penyunting ............................

XII

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

429

435

440

443

448

453

459

462

469

470

476

477

482

486

493

Page 14: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

GAGASAN DAN PEMIKIRANDr. CHAZALI H. SITUMORANG, Apt, M.Sc

1

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 15: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

GAGASAN DAN PEMIKIRANTENTANG JAMINAN SOSIAL

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

2

Page 16: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

da yang menarik di media online Tempo.Co hari Rabu A22 Februari 2017, dengan judul: Ada indikasi kecura-ngan klaim BPJS, KPK bentuk Satgas. KPK menyata-

kan “ada dugaan kecurangan dalam 175 ribu klaim pada rumah sakit atau BPJS senilai Rp. 400 milyar selama 2015.” Sekarang ada sekitar 1 juta klaim yang terdeteksi”. Kata Deputi Bidang Pence-gahan Komisi Pemberantasan Korupsi, Pahala Nainggolan di KPK, Rabu 22 Februari 2017.

Untuk itu KPK, mengajak Menkes, membuat Satuan Tugas Pencegahan Fraud di JKN, dengan melibatkan Kemenkes, BPJS Kesehatan dan KPK. Intinya pada tahun 2017 ini, KPK menugas-kan Inspektorat Kemenkes menganalisis data 1 juta terdeteksi fraud, selanjutnya akan diverifikasi dilapangan, sehingga nantinya akan terlihat penyebabnya. Untuk selanjutnya akan diperbaiki sistemnya. Sistem yang terbangun itu tentunya terintegrasi dan dapat mendeteksi dan memverifikasi dengan satuan internal BPJS Kesehatan.

Tahun 2018, KPK memberikaNn –early warning-, akan mulai menindaklanjuti fraud-fraud yang terdeteksi dan terbukti. Antara lain dengan memperbaiki klaim yang terbukti fraud, KPK merencanakan menyelesaikan fraud ini secara perdata , dengan memberikan sanksi denda kepada rumahsakit sesuai nilai fraud

1

KPK:Fraud Mengancam JKN

3

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 17: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang dilakukannya. Tentunya klausul tersebut akan tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Faskes dan BPJS Kesehatan. Dan tidak tertutup kemungkinan tim Satgas mengajak kerjasama dengan Kejaksaan.

Pemahaman FraudFraud menurut Merriam Webster Online Dictioary adalah :

sebuah tindakan criminal menggunakan metode-metode yang tidak jujur untuk mengambil keuntungan dari orang lain.

Dalam konteks JKN yang diselenggarakan olewh BPJS Kesehatan, fraud secara khusus dapat dipahami sebagai suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk mencurangi atau mendapat manfaat dari program layanan kesehatan dengan cara yang tidak sepantasnya sehingga merugikan Negara sebagai penyelenggara dan penyandang dana (peserta) system JKN.

Fraud bisa terjadi diberbagai bidang kegiatan bisnis, pelayanan, public service, diseluruh dunia, dan khusus bidang asuransi kesehatan, di Negara-negara majupun dapat juga terjadi fraud, antara 2 – 5% dari total biaya pelayanan kesehatan.

Dari media online yang kami tracing, dan dengan apa yang terjadi di pelayanan JKN, selama periode mulai diluncurkannya JKN 1 Januari 2014, ada 10 tindakan yang diduga fraud, sedangan pihak KPK sejak 2014 sudah mendeteksi ada 6 pintu masuk terjadinya fraud dalam JKN di fasilitas kesehatan. 1) Up coding; berusaha membuat kode diagnose dan tindakan dan pelayanan yang ada lebih tinggi atau lebih kompleks dari yang sebenarnya dikerjakan di instittusi faskes . contoh sesorang penderita Diabetes Mellitus tipe 2 tanpa komplikasi, di coding dengan komplikasi neuropatik. 2). Phantom Billing; bagian penagihan di institusi faskes membuat suatu tagihan ke pihak penyelenggara JKN dari suatu tagihan yang tidak ada pelayanannya. 3). Inflated Bills: suatu tindakan membuat tagihan dari suatu pelayanan di RS

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

4

Page 18: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. 4) Service unbundling or fragmentation: yaitu suatu tindakan yang sengaja melakukan pelayanan tidak langsung secara keseluruhan tetapi dibuat beberapa kali pelayanan, contohnya : pasang pen tiga buah pada tindakan operasi patah tulang, dipasang 2 pen dulu selama masa rawat inap pertama, dan pen yang lain dipasang kemudian pada periode perawatan berikutnya. 5) Standard of Care: suatu tindakan yang berusaha untuk memberikan pelayanan dengan menyesuaikan dari tariff INA-CBGs yang ada, sehingga dikawa-tirkan cenderung menurunkan kualitas dan standar pelayanan yang diberikan. 6) Cancelled service: melakukan penagihan atas tindakan pelayanan yang dibatalkan. 7) No Medical Value: mela-kukan pelayanan kesehatan yang tidak memberikan manfaat untuk pemeriksaan dan penataaksanaan pasien. Contoh: pemerik-saan penunjang yang tidak dipelukan. 8) Unnecessary treatment: melakukan suatu pengobatan atau memberikan suatu layanan kesehatan yang tidak dibutuhkan dan tidak diperlukan oleh pasien. 9) Lengh of Stay: melakukan perpanjangan masa rawat di faskes, biasanya diruangan ICU dengan ventilator kurang dari 36 jam tapi masa rawat inapnya dibuat lebih lama lebih 72 jam agar mendapat-kan tarif yang lebih tinggi. 10) Keystroke Mistake: kesalahan yang dilakukan dengan sengaja dalam penginputan penagihan pasien dalam system tarif untuk mencapai penggantian tarif yang lebih tinggi.

Kesepuluh peluang fraud tersebut, memang ada yang sudah terkendali dengan adanya verikasi yang dilakukan oleh verifikator BPJS Kesehatan, tetapi masih banyak juga modus yang tidak terjangkau oleh verifikator karena akses data yang terbatas.

Saat sekarang ini, fraud yang banyak dikeluhkan oleh peserta di FKTL (RS), adalah penuhnya tempag tidur rawat inap untuk peserta BPJS Kesehatan, tetapi kalau untuk Pasien umum tempat tidur tersedia. Demikian juga penawaran untuk naik

5

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 19: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kekelas VIP seara halus karena kelas 1 dan kelas 2 penuh. Sedangkan haknya di kelas 1 atau kelas 2. Konsekwensinya ada penambahan biaya karena naik ke kelas VIP. Padahal kelas 1 ada yang tidak terisi. Ini biasanya “mainan” petugas Rumah Sakit.

Belum lagi persoalan obat yang tidak tersedia di instalasi farmasi, sehingga pasien disuruh beli obat sendiri diluar. Fraud di Apotik dan distributor yang melayani RS dalam JKN, adalah tidak tersedia atau terbatasnya obat-obat yang masuk daftar e-catalog dengan harga yang telah dibandrol, tetapi jika dengan harga HET, obatnya tersedia. Pihak distributor obat (PBF), mela-kukan fraud yang berjanji menyediakan obat sesuai penawaran e-catalog dengan harga kompetitif, tetapi setelah menang tender, obatnya tidak tersedia dijalur distribusi dengan berbagai alasan.

Sebenarnya pihak KPK sudah melakukan penelitian sejak tahun 2013-2014, terkait potensi moral hazard dan fraud dalam penyelenggarakan JKN. Saya sebagai Ketua DJSN, bersama Kemenkes dan BPJS Kesehatan, pada tahun 2014 sudah pernah dundang rapat di Kantor KPK untuk mendengarkan hasil kajian/ penelitian KPK, dan memberikan -early warning- adanya 6 pintu masuk peluang terjadinya fraud dalam JKN. Dan pihak terkait sudah dimintakan untuk membuat Rencana Aksi pencegahannya.

Dalam rangka Rencana Aksi tersebut, Kemenkes telah menerbitkan Permenkes Nomor 36 Tahun 2015 Tentang Pencega-han Kecurangan (Fraud) dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan pada SJSN. Pihak BPJS Kesehatan juga waktu itu sudah membentuk unit manajemen resiko dan internal audit, serta merekrut ribuan verifikator (sebahagian besar dokter), untuk melaksanakan verifikasi klaim RS yang mencakup 1700 RS yang bekerjasama dengan BPJS.

Pihak DJSN juga tidak mau kalah, memfokuskan tugas Monitoringnya pada sentra-sentra pelayanan JKN yang potensi terjadinya fraud. Termasuk quick respons atas masuknya surat

6

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 20: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

laporan pengaduan dari RS ke DJSN Kasus yang menarik adanya pengaduan dari dokter-dokter di salah satu RS di Sumatera kepada Presiden, bahwa sudah 8 bulan remunerasi INA-CBGs tidak dibe-rikan kepada para dokter yang melakukan pelayanan. Dananya yang cukup besar tersebut dan terus dibayarkan oleh BPJS Kese-hatan setempat “ditahan” oleh Direktur RS yang seorang dokter spesialis. Alasannya sederhana, karena harus diatur dengan Perda, dan dengan persentase yang minimalis.

Atas disposisi surat Mensekneg untuk menyelesaikan, sela-ku Ketua DJSN, saya datang ke RS, rapat dengan seluruh dokter spesialis dan direktur RS, untuk mengetahui duduk persoalan. Setelah mendengarkan dari kedua belah pihak disepakati bahwa persoalan akan diselesaikan dalam waktu 1 bulan untuk dibayar-kan remunerasinya dengan standar sesuai dengan yang sudah ber-jalan di RS-RS lainnya.

Ternyata setelah 1 bulan tidak selesai juga dan pihak BPJS Kesehatan diminta untuk menghentikan pembayaran berikutnya, tapi pihak BPJS Kesehatan setempat tidak berani. Akhirnya kalau saya tidak salah, langkah yang kami tempuh waktu itu adalah menyurati BPKP untuk mengaudit RS tersebut.

Momentum Kemenkes, DJSN dan BPJS KesehatanLangkah KPK yang mengajak Kemenkes, BPJS untuk

membentuk Satgas merupakan suatu upaya yang perlu kita hargai. Sebagai langkah pencegahan harus direspons dengan cepat dan serius, oleh semau stakeholder yang terkait. Persoalan akan menjadi rumit dan akan ada “korban” kalau sampai pada tahap tindakan/represif. Rumah sakit akan banyak yang bangkrut kalau di denda karena melakukan fraud, dan belum lagi kalau RS nya teriak, kok kami saja yang jadi korban, dipanggilnya teman-temannya yang lain yang turut menikmati hasil fraud. Maka gerbong “korban” akan semakin panjang.

7

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 21: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sebaiknya juga KPK mengajak DJSN untuk masuk dalam Satgas, karena tugas utamanya melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan BPJS, sangat bersentuhan dan berkai-tan dengan Satgas yang dibentuk tersebut. Apalagi dari awal KPK sudah sering melibatkan DJSN dalam berbagai langkah kebijakan untuk mencegah fraud.

BPJS Kesehatan, tentu akan merasakan berkurangnya beban yang dipikul selama ini, dengan berbagai “tudingan” yang ditujukan kepadanya, mulai dari soal kepesertaan, pelayanan, iuran, dari semua penjuru, seolah-olah persoalan JKN seluruhnya menjadi tanggungjawab BPJS Kesehatan.

Dengan Satgas ini, momentum yang tepat pihak BPJS Kesehatan buka-bukaan atas berbagai masalah yang dihadapi dengan transparan, beberkan data yang akurat, sehingga jelas dimana simpul persoalannya dan siapa yang paling bertanggung-jawab menyelesaikannya.

Tentunya dasar berpijaknya harus dipahami bersama, mulai dari UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor, UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, UU Nomor 40 tentang SJSN, UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, dan berbagai peraturan pelaksanaan sebagai turunannya berupa PP, Perpres, Permenkes, yang secara spesifik sudah mengatur dan memberikan pedoman dan teknik pelaksa-naan bagaimana program kesehatan diselenggarakan oleh berbagai pihak yang terkait. BPJS Kesehatan juga dalam hal tertentu dalam UU BPJS, diberikan mendat untuk membuat Peraturan BPJS agar pelaksanaan JKN berjalan optimal. DJSN juga sudah menerbitkan Peraturan DJSN berupa Pedoman Monitoring dan Evaluasi SJSN, dan pedoman lainnya.

8

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 22: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pihak Kemenkes juga tentunya diharapkan dengan adanya Satgas ini, dimanfaatkan untuk perbaikan disemua jaringan pelayanan kesehatan yang menurut UU Kesehatan, UU Tenaga kesehatan dan UU Rumah Sakit menjadi tanggungjawab yang diamanahkan kepada Kemenkes. Kesepahaman yang sama yang dibangun oleh Kemenkes, BPJS Kesehatan, DJSN dan KPK untuk meluruskan yang bengkok, memperbaiki yang salah, dengan etos kerja yang tinggi, dan komitmen yang kuat dan berintegritas, mudah-mudahan tidak ada yang jadi “pesakitan”. Aamiin ya rabbal’alamin.

9

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 23: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

eberapa waktu yang lalu, KPK sudah duduk bareng Bdengan Kemenkes, dan BPJS Kesehatan untuk mem-bentuk Satgas menyelesaikan secara komprehensif

terkait semua hal yang menyangkut pelayanan JKN, di FKTP maupun FKTL karena adanya potensi moral hazard dan fraud, yangsangat merugikan peserta maupun negara yang mengeluar-kan uang yang besar untuk menjamin peserta (PBI, penyelenggara negara dan keluarganya).

Kalau kita cermati langkah KPK, terkait dengan penyeleng-garaan JKN yang diamanatkan dalam UU 40/2004, dan UU 24/2011, dan diluncurkan oleh Presiden SBY tanggal 31 Desember 2013 di Istana Bogor, bahwa sejak 1 Januari 2014, sebanyak 121 juta penduduk Indonesia sudah mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional dan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, tentu karena melihat bahwa program JKN adalah Program Nasional yang perlu dikawal pelaksanaannya agar tidak menyimpang dari semangat pembentukannya.

Semangat mengawal Program JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan, sudah menjadi obsesi para anggota DJSN yang bertahun-tahun mempersiapkan pembentukan/transformasi dari PT.Askes menjadi BPJS Kesehatan bersama dengan stakeholder

2

Tata Kelola Obat JKN Dalam Sorotan KPK

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

10

Page 24: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

lainnya. Saya selaku Ketua DJSN waktu itu ikut mendampingi peluncuran tersebut yang berjalan dengan khidmat dan penuh kebahagiaan. Sebab sebelumnya tidak ada kepastian apakah Presiden SBY jadi meluncurkan JKN sesuai dengan amanat UU, karena Peraturan Pelaksanaannya berupa PP diterbitkan 3 hari menjelang peluncuran JKN, suatu pengalaman yang tidak mungkin terlupakan dalam sejarah kehidupan bangsa ini.

Dalam semangat mengawal program JKN agar berjalan di atas “jalan yang benar” maka sejak tahun 2013 sampai dengan 2016 KPK melakukan kajian-kajian yang menarik untuk dicer-mati, supaya early warning yang diberikan tidak sampai menjadi suatu ledakan masalah seperti yang terjadi pada kasus pengadaan e-KTP dan Penyelenggaraan Haji, memakan korban para Pejabat Negara dan sangat memprihatinkan kita semua.

KPK telah melakukan Kajian terkait JKN yang diselengga-rakan oleh BPJS Kesehatan sejak tahun 2013 yakni Kajian Sistem JKN, kemudian pada tahun 2014 dilanjutkan dengan Pemantauan Pelaksanaan saran perbaikan KPK atas kajian JKN di Kemenkes dan BPJS Kesehatan, dan melakukan Kajian Dana Kapitasi pada FKTP Pemda. Pada tahun 2015 dilakukan Pemantauan Pelaksa-naan saran perbaikan KPK atas Kajian Dana Kapitasi, dan Kajian Penyusunan Alat Diagnostik Pencegahan Fraud di FRTL dan pada tahun 2016 KPK melakukan Kajian Tata Kelola Obat dalam Sistem JKN dan Studi International Supervision Best Practice on National Helathcare.

Dari rangkaian kajian tersebut, memang telah ada berbagai kebijakan Kemenkes dan BPJS Kesehatan yang merujuk hasil kajian, walaupun disadari pada tataran pelaksanaan masih belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan. KPK mencermati dan mengikuti terus perkembangan di masyarakat, termasuk berbagai keluhan dan komplain peserta yang disampai-kan melalui DJSN, Ombusman, BPJS Watch, bahkan ke KPK .

11

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 25: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ujungya ya itu tadi dibentuk Satgas gabungan KPK, Kemenkes dan BPJS Kesehatan dengan jadwal penyelesaian yang terukur dan pada gilirannya akan sampai pada tahap penegakan hukum.

Problem obat di IndonesiaBelanja obat di Indonesia terbilang tinggi. Berkisar 40%

dari total biaya/belanja kesehatan, bandingkan dengan Jepang hanya 19%, dan Jerman sekitar 15%. Demikian juga halnya harga obat di Indonesia termahal di ASEAN. Yang hebatnya lagi harga obat generik dengan obat generik berlogo selisihnya cukup tinggi mulai dua kali lipat sampai 40 kali lipat. Sedangkan penggunaan obat generik masih rendah.

Terkait penggunaan e-catalogue sebagai pengontrol harga obat masih belum optimal. Dinas Kesehatan yang menggunakan sekitar 89%, RS Pemerintah baru sekitar 33%. Di dunia industri farmasi saling menerkam, persaingan ketat dan berimplikasi ting-ginya marketing fee.

Komponen biaya promosi bisa sampai 40% dari biaya produksi, ini salah satu penyebab mahalnya harga obat. Dalam berbagai kesempatan diskusi dilingkungan farmasis, pertanyaan yang muncul adalah banyaknya titik-titik rawan korupsi dan permasalahan pada sistem tata kelola obat dalam era JKN.

Untuk mengetahui berbagai hal terkait dengan Tata Kelola Obat dalam JKN, KPK telah melakukan penelitian (sampling) di 3 Instansi Pusat (Kemenkes, LKPP, BPOM), ada 7 Dinas kesehatan Kabupaten (wilayah Timur, Jawa dan Sumatera), dan 14 Puskesmas (wilayah Timur, Jawa dan Sumatera), dan 2 Industri Farmasi BUMN (KF, dan Indo Farma), serta 5 Apotik.

Dari berbagai hasil penelitian yang bersifat sampling tersebut, dapat diperoleh gambaran berikut ini bagaimana situasi pengelolaan obat dilakukan oleh stakeholder yang terkait.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

12

Page 26: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

UU SJSN Nomor 40 tahun 2004, mengamanatkan pada pasal 25 “Daftar dan harga obat serta barang medis habis pakai yang dijamin BPJS ditetapkan pemerintah”. Kita simak UU 36/2009 tentang Kesehatan, Pasal 36 “ Pemerintah menjamin ketersediaan, pemeratan dan keterjangkauan perbekalan kesehatan, terutama obat esensial”. Dan pasal 40: “Pemerintah menyusun daftar dan jenis obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat”.

Disamping itu, SJSN juga mengamanatkan kendali biaya dan kendalimutu dalam penggunaan obatdan barang medis habis pakai dengan melahirkan Formularium Nasional (FORNAS) sebagai penetapan jenis berdasarkan kriteria pemilihan obat, dan e-catalogue yaitu penetapan harga berdasarkan hasil lelang dan negosiassi secara elektronik. Hasilnya tentu tersedianya obat yang aman, bermutu, berkhasiat, dan Cost - effektfeness.

Berbicara obat, ada dikenal dua jenis obat yang beredar di Indonesia. Pertama disebut obat paten, dan kedua disebut obat Generik. Obat generik ada yang branded (berlogo), dan generik biasa. Generik berlogo ini mainan industri saja supaya harga dapat dibandrol lebih tinggi dari obat generik biasa, karena tidak rela harga meluncur bebas dari obat Patent menjadi obat Generik.

Bagaimana obat Paten diproduksi. Tentu melalui proses research yang lama dan mahal serta dengan invention yaitu suatu formula obat yang spesifik sehingga obat mempunyai khasiat unggul untuk penyakit tertentu.

Menurut ketentuan yang umum di dunia, masa habis paten antara 15-20 tahun, sesudah itu menjadi obat originator. Sederha-nanya obat Paten yang sudah habis masa patennya, bisa menjadi obat generik yaitu obat yang tidak mempunyai nama paten tapi langsung menyebut nama komposisi obat yang memberi efek therapi sebagai nama obat. Sebagai contoh, Levofloxacin meru-pakan obat golongan antibiotik quinolone.

13

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 27: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi prostat. Levofloxacin bekerja dengan cara menghambat duplikasi DNA bakteri sehingga mencegah perkem-bangannya. Harganya Rp 1.240 per tablet. Sedangkan dalam bentuk Brande Generic ( Generik berlogo), dengan nama obat Levoxal bisa mencapai Rp 36.760 per tablet. Dan dengan istilah obat Originator dengan nama obat Cravit bisa mencapai Rp 47.500 per tablet. Very fantastic.

Indonesia ini sorga bagi Industri farmasi. Betapa tidak, saat ini beredar 14.405 jenis obat yang terdiri dari obat merk dagang 11.962 item (termasuk branded generic), dan 2.443 item obat generik (17%). Sedangkan industri farmasi Nasional saat ini ada 200 ( yang produksi sekitar 100 unit industri) dan 4 diantaranya milik BUMN dan berproduksi penuh, disamping itu ada industri farmasi international (asing), sebanyak 39 unit industri.

Bagaimana Market Sharenya? ternyata walapaun Industri farmasi asing sebanyak 39 unit industri, niai omzetnya adalah Rp 17.640 miliar, sedangkan dari 200 industri farmasi nasional omzetnya Rp 44.638 miliar. Artinya industri asing yang hanya mempunyai industri 39 unit mendapatkan market share 28,33% dibandingkan dengan industri famasi nasional. Artinya lagi obat yang diproduksi (umumnya obat Paten), harganya sangat mahal. Inilah fenomena industri farmasi di Indonesia, kita belum mampu menyediakan bahan baku sendiri, sehingga tidak bisa menyedia-kan obat murah untuk rakyat.

Mekanisme Alur Obat Dalam JKNKemenkes dalam rangka melaksanakan UU SJSN dan UU

Kesehatan, membentuk Tim Formas yang bertugas menyusun Formularium Nasional (FORNAS), berupa dokumen yang men-cantumkan daftar obat terpilih dan dijamin dalam program JKN.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

14

Page 28: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dari Fornas ini Kemenkes menyusun rencana kebutuhan obat (RKO) yang mencantumkan jumlah kebutuhan obat di Fas-kes untuk 1 tahun. Dilanjutkan dengan penyusunan harga obat dengan hitungan sendiri (HPS) dari RKO tersebut oleh Tim Harga Obat. Hasil kerja Tim Harga Obat di “lempar” ke LKPP untuk proses pengadaan dengan e-catalogue obat. LKPP melakukan lelang dan negosiasi untuk mendapatkan penyedia obat dengan harga yang disusun pihak LKPP.

Hasil lelang dengan e-catalogue disampaikan ke semua Faskes untuk belanja dan penggunaan obat untuk memenuhi kebuuhan Faskes. Kemudian apakah proses berjalan sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan, dilakukan monev oleh Kemenkes, LKPP, dan Badan POM sebagai dasar penyusunan kebijakan berikutnya.

Perlu diketahui bahwa penyusunan Fornas mengalamai berkali-kali metamorfosa, fase I tahun 2013 Fornas mencantum-kan 519 item obat dan 923 sediaan. Adendum I tahun 2013 menambah menjadi 521 item dan 930 sediaan. Adendum II tahun 2013 menambah lagi menjadi 538 item dan 961 sediaan. Fase II Fornas 2015 mencantumkan 562 item dan 983 sediaan, dan adendum I 2015 menambah item obat menjadi 571 dan 1018 sediaan. Sampai saat ini dari 14.405 item obat yang beredar, yang masuk dalam Fornas baru 573 item (informasi terakhir tahun 2016 sudah nasuk e-catalogue bertambah menjadi 927 item) dan 2018 sediaan, ditambah dengan 327 item yang masuk dalam DOEN. Bayangkan jumlah item obat JKN yang disediakan Fornas dibandingkan dengan jenis/item obat yang beredar di masyarakat.

Menurut data LKPP tahun 2015 jumlah transaksi e-catalogue obat sebesar Rp 3.307 miliar, naik tajam dibanding tahun 2014 sebesar Rp 1.198.-miliar. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan peserta JKN untuk obat. Pada tahun 2015 total biaya pelayanan kesehatan peserta

15

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 29: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

JKN yang dibelanjakan oleh BPJS Kesehatan sebesa Rp. 60 triliun. Jika sekitar hanya 25% untuk Obat JKN (karena obat generik dan item tertentu generik berlogo) nilainya Rp. 15 triliun. LKPP mencatat transaksi melalui e-catalogue hanya Rp 3,3 triliun, berarti ada potensi “loss” Rp 11,7 triliun.

Ada dua kemungkinan “loss” tersebut, yaitu Faskes belanja obat tidak melalui e-catalogue dan diterima BPJS Kesehatan, dan kemungkinan lainnya belanja obat dibebankan kepada peserta JKN (OOP = Out Of Pocket), sedangkan biaya obat sudah dihitung dalam paket INA-CBGs.

Potensi Masalah Obat JKNDari kajian KPK terkait Tata Kelola Obat JKN yang telah

banyak diuraikan diatas, pihak KPK menyoroti beberapa simpul sebagai potensi masalah dalam tata kelola obat dalam JKN, bahkan mungkin juga sudah terjadi moral hazard dan fraud yang jika tidak segera diselesaikan akan menjadi persoalan hukum.

Pertama; Ketidak sesuai FORNAS dan e-catalogue. Hal ini terkait dengan tidak semua item obat Fornas ditampilkan di e-catalogue, dan sebaliknya terdapat obat yang tidak masuk Fornas muncul di e-catalogue. Kondisi tersebut tentu berakibat pada tidak ada kepastian, dan tidak adanya acuan referensi harga untuk BPJS Kesehatan dalam membayar klaim obat, dan berakibat Faskes kesulitan untuk pengadaan obat. Bagi Kemenkes juga mengalami kesulitan dan tidak ada dasar berpijak untuk mengevaluasi kebijakan pengadaan obat JKN yang secara tersistem sudah disusun.

Kita tidak memahami apa kesulitan Kemenkes agar mempercepat proses penetapan obat Fornas berikut data pendu-kung sehingga e-catalogue dapat diakses awal tahun. Optimalkan Tim Fornas bekerja, jangan ada kepentingan lain yang bermain. Disamping itu harus diupayakan seluruh item Fornas masuk ke

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

16

Page 30: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dalam e-catalogue jangan diangsur-angsur akan menyulitkan Faskes. Jika tidak hal ini akan menyulitkan untuk menentukan harga obat sebagai referensi untuk obat Fornas yang belum tayang di e-catalogue, setelah proses pengadaan e-catalogue obat selesai dilaksanakan LKPP. Disinilah peluang Fraud bisa terjadi.

Kedua; Aturan perubahan FORNAS berlaku surut melanggar asas kepastian hukum. Adendum Fornas 2015 ber-dasrkan KMK Nomor HK.02.02/Menkes/137/2016 diterbitkan tanggal 18 Februari 2016, tetap diberlakukan surut sejak tanggal 1 Januari 2016. Pada adendum terjadi penambahan, pengurangan item dan perubahan restriksi yang berpotensi merugikan stakeholder terkait.

Kita banyak mendapatkan keluhan RS maupun apotik yang melayani JKN karena gagal klaim. Faskes yang terlanjur memberikan obat yang ternyata sudah dikeluarkan dari Fornas atau karena memberikan obat yang berubah retriksinya, khususnya untuk obat sitostika yang dibayar diluar paket INA CBGs. Atau malah terjadi sebaliknya RS menjadi dapat mengajukan klaim kembali yang seharusnya tidak bisa dilakukan karena item obat yang sudah keluar dari Fornas muncul lagi. Asas kepastian hukum itu adalah ; hukum tidak berlaku surut agar tidak menimbulkan kerugian bagi siapapun.

Pihak Kemenkes harus membuka diri soal ini. Tidak perlu sampai menjadi hasil kajian KPK. Kalau disadari memang ada kekeliruan segera diperbaiki. Jangan sempat heboh. Saya juga sempat mendapatkan keluhan sejawat Apoteker yang klaim obatnya tidak dapat dibayar BPJS Kesehatan karena PMK ini.

Ketiga, Tidak akuratnya Rencana Kebutuhan Obat (RKO) sebagai dasar pengadaan e-catalogue. Dari data yang diperoleh, ternyata tidak semua Dinkes terutama Faskes (RS, Apotik) yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan menyampai-kan RKO kepada Kemenkes sebagai dasar pengadaan obat e-

17

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 31: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

catalogue. Bayangkan penyampaian RKO 2016, RS Pemerintah 52%, RS swasta 2%, dan Apotik PRB 15%. Belum lagi data RKO yang ada menyimpang/melenceng jauh dari realisasi belanja, hanya mencapai 30-40%.

Disamping itu data RKO belum tersambung dengan e-catalogue sehingga Faskes yang tidak menyampaikan RKO tetap dapat belanja dan/atau sebaliknya. Implikasinya yang banyak dikeluhkan sekarang ini adalah kekosongan obat dan disisi lain kelebihan stok obat dan tentunya dapat menimbulkan kerugian bagi industri farmasi. Pada tahun 2016 sudah e-monev untuk mengatasi ketidakakuratan RKO tetapi lemah disosialisasi dan penggunaannya belum optimal.

Dalam persoalan ini KPK telah menyarankan agar mekanis-me penyusunan RKO dan validasinya sehingga menjadi data yang akurat. Monev dioptimalkan dan harus ada follow-upnya yang terukur. Dan harus tegas mengeluarkan aturan dan konsisten bahwa akses belanja obat di e-catalogue hanya untuk Satker/ Faskes yang menyampaikan RKO. Dan juga penting e-monev yang dibuat Kemenkes harus diintegasikan dengan e- catalogue sehingga data RKO dan realisasi belanja dapat terhubungkan.

Keempat; Mekanisme pengadaan obat melalui e-catalogue belum optimal.Terjadinya keterlambatan dan kegaga-lan lelang obat oleh LKPP tahun 2016, dan e-catalogue baru dapat diakses Satker pada bulan April. Lemahnya aplikasi e-catalogue; tidak ada notifikasi status pemesanan dan informasi stok barang, sulit diakses pada siang hari. Faskes swasta provider tidak diberi akses e-catalogue secara online. Belum dilakukan penerapan sanksi bag Industri Farmasi penyedia obat yang wanprestasi, karena tidak ada juga jaminan produksi obatnya dijamin laku dibeli Faskes. Akibatnya antara lain, persentase belanja obat Faskes di e-catalogue kurang dari 70%. Tingkat kepatuhan Industri farmasi penyedia obat rendah.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

18

Page 32: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

KPK sudah menyarankan kepada LKPP, agar melakukan proses lelang obat-obat yang akan masuk e-catalogue , sebelum tahun berjalan sehingga e-catalogue dapat diakses pada awal tahun berjalan. Aplikasi e-catalogue diperbaiki ( menjadi user friendly memberikan informasi stok, pemberian akses kepada provider JKN). Dan menerbitkan aturan memberikan sanksi kepada Industri farmasi untuk efek jera dan menerapkannya secara konsisten.

Kelima, Ketidaksesuaian daftar obat pada PPK (Pan-duan Praktek Klinis) FKTP dengan FORNAS FKTP. Terdapat ketidaksesuaian daftar obat yang ada pada PPK FKTP yang ber-dasrkan PMK No.5/2014, dengan Fornas pada FKTP berdasarkan KMK 137/2016. Akibatnya adalah ketidakjelasan panduan (rancu) yang menjadi acuan Dinkes dan Puskesmas dalam melak-sanakan perencanaan, pengadaan dan penggunaan obat. Kenapa ini bisa terjadi. Jawabannya sederhana saja yaitu lemahnya koordinasi, sinkronisasi dan komunikasi antara unit eselon 1 di lingkungan Kemenkes, dan lemahnya Biro Hukor melaksanakan harmonisasi produk-produk PMK dan KMK yang saling terkait.

Keenam, Belum ada aturan minimal kesesuaian FOR-NAS pada Formularium RS/Daerah. Belum adanya aturan yang mengatur minimal kesesuaian Fornas pada formularium RS/formularium daerah. Saat ini baru ada Perdirjen BUK No.HK.02.03/I/2318/2015 yang mengatur KPI (Key Permor-fance Indicator), penggunaan Fornas ( diatas 80%), untuk RS vertikal Kementerian Kesehatan. Saat ini Kemenkes baru mengatur pelaporan kesesuaian penggunaan Fornas ke Kemenkes berdasarkan KMK 524/2015, namun pada tahun 2015 itu juga, Dit.Yanfar baeru berhasil mengumpulkan laporan dari 100 Dinkes dan 116 RS. Tentu hal tersebut berakibat pada penggunaan obat diluar Fornas pada Formularium RS/Formularium Daerah tidak dapat

19

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 33: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dapat dikendalikan sehingga berpotensi menimbulkan gatifikasi dari Industri farmasi, dan tidak terjadi upaya kendali biaya dan kendali mutu di Faskes.

Saran KPK cukup bagus dan tidak sulit dilaksanakan jika ada keinginan. Yaitu buat aturan terkait minimal kesesuaian Fornas pada Formularium RS/Formularium Daerah. Masukkan persentase kesesuaian Fornas dalam Formularium RS menjadi syarat akreditasi RS. Dan bantu Daerah untuk membuat Panduan Penyusunan Formularium RS.

Ketujuh, Belum optimalnya Monev terkait pengadaan obat. Ternyata KPK menemukan belum didatanya item obat Fornas yang tidak masuk ke e-catalogue oleh kemenkes. Belum juga didatanya realisasi belanja obat yang lengkap dan akurat oleh Kemenkes. Dan belum semua Industri farmasi penyedia e-catalogue melaporkan realisasi pemenuhan komitmen (online dan offline) sesuai PMK 63/2014 kepada Kemenkes.

Akibatnya sudah bisa diduga, Kemenkes tidak memiliki dasar untuk mengevaluasi kebijakan pengadaan obat JKN. Indus-tri farmasi tidak memenuhi permintaan Faskes dengan alasan sudah memenuhi komitmen kontrak dari pembelian offline. Hal ini menunjukkan tingkat kepatuhan Industri farmasi yang rendah.

Dalam hal ini Kemenkes disarankan untuk membuat pendataan terkait obat Fornas yang tidak tayang di e-catalogue, dan melakukan evaluasi untuk mencari penyebab dan solusi perbaikan. Sempurnakan aplikasi e-monev obat sehingga dapat mencatat data realisasi belanja obat secara akurat dan mendorong penggunaannya kepada seluruh stakeholder terkait.

Kedelapan, Lemahnya koordsinasi antar lembaga. Memang koordinasi antar lembaga tidak mudah. Koordinasi antar unit kerja eselon 1 Kementerianpun juga masih susah. Tetapi apa pun ceritanya, koordinasi itu sangat penting untuk menyelesaikan masalah yang mempunyai irisan tugas antar lembaga.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

20

Page 34: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

a. Koordinasi LKPP dan Kemenkes. Tidak ada SOP bersama yang mengatur secara jelas jadwal dan mekanisme penyam-paian RKO serta pelaksanaan pengadaan e-catalogue obat yang melibatkan dua lembaga tersebut. Contoh; Proses lelang tahun 2016 terhambat karena adanya permintaan pembatalan proses lelang secara mendadak oleh Kemenkes. Juga tidak sinkronnya data yang dimiliki LKPP dan Kemenkes terkait e-catalogue (misl. Jumlah obat tayang dan nilai transaksi belanja).

b. Koordinasi Kemenkes dengan BPOM. Penyampaian data pendukung untuk proses pengadaan e-catalogue terkait NIE (Nomor Ijin Edar) obat tidak akurat sehingga menghambat proses lelang. Kemenkes mendapat informasi terkait NIE melalui website BPOM yang tidak terkini (out of date). Sedangkan BPOM belum menyediakan data secara khusus terkait NIE obat yang diperlukan untuk proses pengadaan e-catalogue . aAkibatnya sudah diduga proses lelang obat gagal atau terlambat.

Oleh karena itu, segeralah Kemenkes, LKPP, dan BPOM duduk bareng, membangun SOP bersama pelaksanaan e-catalogue (mudah-mudahan sudah dilaksanakan), termasuk bata-san waktu setiap tahapan, dan membangun sistem terintegrasi untuk kebutuhan informasi NIE yang terkini.

PenutupKPK memberikan waktu 6 bulan atas semua potensi

masalah yang sudah diuraikan untuk diselesaikan. Early warning KPK tidak boleh diabaikan oleh stakeholder terkait (Kemenkes, LKPP, BPOM), sebagai bentuk suporting KPK dalam kerangka pencegahan. Berbagai saran yang disampaikan, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan, asalkan ada kesadaran yang tinggi dari para brokrasi di Lembaga-Lembaga tersebut, dan adanya

21

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 35: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

komitmen yang kuat, dan integritas yang kokoh dari pimpnan level atas sampai dengan level bawah. Semoga.

Sumber ReferensiDirektorat Litbang Kedeputian Bidang Pencegahan KPK; “Kajian Tata Kelola Obat Dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)”. Jakarta 2016. (via internet).

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

22

Page 36: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

oran TEMPO, Kamis, 24 Maret 2016, halaman 14, Kmemuat judul “Kenaikan Premi BPJS Kesehatan Di-usulkan Setelah Audit”. Persoalan ini menjadi menarik

karena per 1 April 2016, sesuai Perpres Nomor 19 Tahun 2016, iuran BPJS Kesehatan Bagi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU), akan dinaikkan sebesar Rp 30.000 (semula Rp 25.500) untuk pelayanan Rumah Sakit di kelas III, Rp 51.000 (semula Rp 42.500), di RS kelas II, dan Rp 80.000 (semula 59.500), di RS kelas I.

Langkah audit tersebut dilakukan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris, yang akan dilaksanakan oleh Kan-tor Akuntan Publik, atas arahan Presiden dan segera dilaporkan sebelum diberlakukannya Perpres tersebut.

Dalam Undang-Undang BPJS, ada tiga lembaga yang dibe-rikan wewenang untuk mengaudit, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kantor Akuntan Publik (KAP), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tentu Kantor Akuntan Publik akan melaksana-kan tugasnya secara profesional, dan bagi BPJS Kesehatan dipe-riksa oleh auditor independen adalah suatu keniscayaan, dan OJK secara rutin setiap tiga bulan, mereview laporan keuangan BPJS Kesehatan dan selama ini sudah berjalan dan sudah banyak saran-saran perbaikan yang telah disampaikan OJK kepada BPJS Kesehatan.

3

Audit Sistem Jaminan Kesehatan Nasional

23

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 37: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Bila dianalisis terkait dengan audit keuangan ini tidak ada sesuatu yang aneh, sebab jika ada yang aneh tentu Fachmi Idris tidak diangkat kembali oleh Presiden sebagai Direktur Utama. Dan naiknya jajaran Direksi baru sebahagian besar adalah mereka yang ada di lapisan pertama manajemen BPJS Kesehatan.

Kalau begitu, apakah hasil audit Kantor Akuntan Publik, dapat menjadi solusi dan pertimbangan untuk ditunda atau diluncurkan kenaikan premi per 1 April mendatang ini? Bukankah pada saat disusun Perpres tersebut, sudah melalui proses pemba-hasan panjang dan melelahkan oleh para stakeholder terkait dan sudah cukup lama (setahun lebih), dan oleh karena itu langkah apa yang perlu dilakukan sebagai suatu solusi yang jujur dan obyektif.

Audit Terhadap Sistem Jaminan Kesehatan NasionalDimaksudkan audit sistem adalah perlu dilakukan audit

yang menyeluruh terhadap sistem penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan sebagai pemilik sarana, prasarana dan SDM, antara lain terhadap produk regulasi yang telah dihasilkan sebagai instrumen strategis dan teknis terhadap penyelenggaraan program JKN.

Ada beberapa inkonsistensi dalam penyelenggaraan program JKN, antara lain, Pertama, UU SJSN menyatakan bahwa bagi peserta BPJS dilayani di kelas standar, artinya hanya ada satu jenis kelas yaitu kelas standar, apa rumusan kelas standar dapat dibuat batasannya dalam Perpres. Apakah dalam satu kamar 4 orang, 6 orang dan seterunya, namun yang harus dapat dipas-tikan ada ratio standar tenaga kesehatan yang melayani setiap peserta. Konsekuensinya adalah untuk setiap peserta membayar besar iuran yang sama, dan kalaupun mau dibedakan besarnya iuran adalah untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI). Kedua, Tarif Paket Ina CBGs, yang ditetapkan oleh Tim Tarif yang dibentuk

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

24

Page 38: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

oleh Kemenkes, telah membuat suatu ketentuan yang menurut keluhan banyak rumah sakit, terutama RS tipe C dan D sangat dirugikan sistem paket tarifnya, dibandingkan dengan RS Tipe khusus, A dan B. Besarnya tarif ini dibagi atas enam zona diseluruh Indonesia, padahal dalam satu propinsi tarif rumah sakit berbeda jauh, contoh yang dekat, tarif RS di Pulau Seribu yang masih masuk DKI Jakarta dihitung sama dengan RS di Jakarta Pusat, tarif RS di Medan dihitung sama dengan RS di Gunung Sitoli Nias. Kondisi ini tentu dapat menimbulkan terjadinya penu-runan etos kerja tenaga kesehatan dan terjadinya moral hazard dan akan menurunkan mutu pelayanan kesehatan bagi peserta.

Ketiga, turunnya kinerja para tenaga medis di RS Pemerintah Daerah, karena berbagai sebab, antara lain remunerasi yang tidak wajar, dan dibayarkan dengan waktu yang sering terlambat, padahal BPJS Kesehatan sudah membayar tepat waktu, di sisi lain RS Swasta yang ikut BPJS Kesehatan dapat memberikan remunerasi tenaga medis dengan tarif yang lebih tinggi. Jangan heran misalnya peserta BPJS banyak yang ingin berobat ke RS. Murni Teguh (swasta) di Medan dibandingkan dengan RS. Pirngadi (Pemerintah).

Keempat, di Pelayanan Primer, yang seharusnya sebagai Gate Keeper, terlalu banyak “Gol” yang dihasilkan, maksudnya peserta yang seharusnya dapat dilayani dengan advokasi yang baik, tetapi pasiennya minta dirujuk ke RS dengan berbagai alasan di “lolos” kan oleh dokter Puskesmas/Klinik, demi menjaga supaya status kepesertaannya tidak pindah ke Klinik lain dan akibatnya bisa berkurang kapitasi yang diperoleh.

Kelima, Ketersediaan obat, ini terkait dengan e-katalog dan Formularium Nasional yang diatur dengan Kepmenkes. Bagi Pemerintah rupanya tidak mudah mengendalikan pengadaan dan distribusi obat untuk kebutuhan RS. Sistem e-Katalog, memang mendorong banyak industri farmasi yang ikut lelang pengadan

25

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 39: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

obat BPJS melalui LKPP. Ratusa jenis obat sudah disusun dalam e-Catalog dengan harga yang kompetitif. Tapi apa yang terjadi, banyak RS terutama di daerah yang teriak obat yang terdaftar dan harga yang sesuai dalam e-Katalog ternyata jumlahnya terbatas bahkan PBF maupun Apotik yang ditunjuk bekerjasama menyatakan habis, tetapi kalau mau harga yang lebih mahal, obatnya ada.

Keenam, terbatasnya tenaga BPJS di BPJS Centre, di RS maupun di counter pendaftaran peserta. Keluhan mengantri untuk mendaftar untuk pelayanan rujukan maupun pelayanan rawat jalan, terutama RS-RS favorit memang memprihatinkan. Dengan sekitar 7.000 orang Pegawai BPJS Kesehaan terasa masih sangat kurang untuk melayani sekitar 150 juta peserta, 700 RS dan sekitar 17.000 Puskesmas/Klinik.

KesimpulanPenyesuaian besarnya iuran yang dituangkan dalam Perpres

19/2016, merupakan salah satu langkah konkrit untuk memper-baiki sisi-sisi lemah dari sistem Penyelenggaraan JKN. Tetapi terkait pola kelas pelayanan Pemerintah harus sudah memulai untuk menerapkan RS dengan kelas standar, sesuai dengan Roadmap JKN yang telah disusun oleh DJSN dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Harus terbangun suatu komitmen kuat diantara stakeholder (Kemenkes, BPJS Kesehatan, Kemenkeu, Kemensos), untuk mereview berbagai produk regulasi, dan pemantauan yang ketat atas implementasinya di service point. Termasuk perluasan jang-kauan pelayanan di pelayanan Primer, dan pelayanan rujukan dan format dan formula tarif yang proporsional dan sesuai dengan nilai keekonomian.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

26

Page 40: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

icara efek itu sama artinya dengan membicarakan Bdampak. Seperti efek samping obat, dimaknai bahwa dalam drug of choice pun, akan diketemukan efek sam-

ping dari pilihan obat yang terbaik tersebut. Biasanya efek sam-ping obat sudah diperhitungkan dan dicantum dalam brosur obat, sehingga jika merasakan efek samping dimaksud tidak perlu kha-watir akan menyebabkan sesuatu karena berada pada batas tole-ransi tubuh yang sudah diperhitungkan. Bahkan ada Dokter dalam memberikan therapi terhadap pasien, menggunakan obat yang menjadikan efek samping sebagai efek therapi terhadap pasien.

Dalam konteks profesi dan bisnis farmasi di era JKN saat ini, banyak dibicarakan dikalangan dunia Pharmacist dan Pengu-saha Farmasi sejauh mana program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan memberikan efek atau dampak dalam perkembangan profesi dan bisnis farmasi. Apakah memberikan efek positif atau efek negatif. Apakah menguntungkan atau merugikan. Apakah mendorong kegairahan atau kelesuan. Apakah cerita romantis bahagia atau cerita pilu penuh air mata.

Profesi dan bisnis farmasi adalah ibarat hubungan antara ikan dengan airnya. Ikan tidak bisa hidup jika tidak berada di dalam air. Seorang Pharmacist/apoteker tidak akan bisa melaksa-nakan profesinya jika tidak ada produk farmasi yang dihasilkan. Sederhananya bagaimana seorang apoteker melaksanakan

4

Efek JKN Terhadap Profesidan Bisnis Apoteker

27

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 41: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

profesinya di apotik, jika tidak ada orang yang datang menebus obat. Profesi Pharmacist tidak akan dapat berkembang dan maju, jika tidak ada nilai tambah yang diperoleh dalam melaksanakan profesinya itu. Sebab profesi Pharmacist bukan saja jasa, tapi ada modal/investasi berupa produk kefarmasian yang harus mempu-nyai nilai tambah. Dan disitulah peran bisnis farmasi. Kata kun-cinya MARKETING. Itulah ilmu yang tidak pernah diajarkan selama saya menempuh pendidikan farmasi 45 tahun yang lalu mulai dari Sekolah Asisten Apoteker sampai menjadi apoteker.

BPJS Kesehatan tugasnya melaksanakan terjaminnya peserta mendapatkan manfaat sesuai dengan haknya. Belanja obat dalam pelayanan kesehatan mengambil porsi yang signifikan (40%) dari total anggaran biaya kesehatan. Dengan demikian urusan obat menjadi penting dan strategis dalam program JKN yang dilaksanakan BPJS Kesehatan karena dirasakan langsung oleh peserta penerima manfaat. Karena apapun tindakan medis yang dilakukan, diujung proses dokter akan meberikan obat kepada pasiennya melalui tangan Pharmacist /Apoteker.

Persoalan obat menjadi penting sebagai komoditi high regulation memerlukan penanganan tenaga yang profesional dengan sebutan apoteker atau pharmacist. Setidaknya ada 3 simpul dimana posisi apoteker sebagai leader (seharusnya) yaitu di Industri Farmasi, Distribusi Farmasi, Pelayanan Farmasi (Apotik dan Instalasi Farmasi di RS).

Bayangan saya idealnya di simpul Produksi dan Distribusi Farmasi dilakukan sharing antara apoteker dan investor (pemilik modal), karena lebih dominan padat modal dan marekting, dan dijalur pelayanan langsung ke masyarakat pemerintah sebaiknya tidak lagi memberikan peluang keterlibatan investor, tetapi mutlak ditangani oleh apoteker/pharmacist sebagai wadah praktek pelayanan kefarmasian dengan kemampuan marketing dan konseling atas produk kefarmasian. Hal ini penting karena pada

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

28

Page 42: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pelayanan langsung terjadi interaksi penerima manfaat (pasien), dan apoteker yang dapat menjelaskan segala sesuatunya tentang obat.

BPJS Kesehatan dan KefarmasianSudah saatnya BPJS Kesehatan lebih memfokuskan perha-

tiannya pada aspek kefarmasian. Pintu masuknya adalah perintah Undang-Undang SJSN, agar BPJS kesehatan melaksanakan pengelolaannya dengan berpegang pada Kendali Biaya dan Kendali Mutu. Kedua nomenklatur ini ibarat dua sisi dari satu mata uang yang berharga dan bernilai jika ada kedua sisinya, dan harus dipahami dalam satu tarikan napas. Lihat pasal 108 UU 36/2009 tentang Kesehatan, dan PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dan UU SJSN, UU BPJS yang berkaitan dengan penggunaan obat dan pengakuan atas eksistensi apotik sebagai faskes primer. Dan yang terkahir keluarnya Permenkes Nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotik.

Oleh karena itu kesiapan apoteker di apotik diperlukan supaya dampak atau efek JKN dalam BPJS Kesehatan terhadap profesi dan bisnis farmasi mengarah pada efek dan dampak positif yaitu semakin profesional dan sejahtera para apoteker yang mengabdikan kompetensinya di apotik dan instalasi farmasi RS.

Kompetensi dimaksud menckup; melaksanaan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku; pelayanan kefarmasian secara profesional kepada klien/ pasien secara tepat, aman dan efektif; melakukan konsultasi, informasi, edukasi tentang sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada klien/pasien; pencatatan dan pelaporan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; melakukan monitoring tentang efektifitas dan keamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan; melakukan fungsi manajemen, dan kegiatan pre-ventif dan promotif kepada masyarakat (home care).

29

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 43: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jika Rumah Sakit, disamping kompetensi tersebut diatas, dituntut untuk mendistribusikan sediaan farmasi dan alat keseha-tan; melaksanakan fungsi farmasi klinik bersama dokter untuk kepentingan pasien dalam penggunaan obat dan alat kesehatan yang rasional; pengadaan sediaan farmasi alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit; melaksanakan Good Inventory Practices, Good Storage Practices dan Good Laboratory Practices.

Bagaimana dengan Industri dan Distribusi FarmasiDirjen Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemen-

kes tahun 2014 menyatakan; bahwa dari 230 industri farmasi 60 diantaranya memasuk 80% kebutuhan obat nasional. dan kebutu-han obat nasional meningkat 2,5-3 kali lipat menjadi 240 juta dosis dari kebutuhan saat ini yaitu 94 juta dosis obat publik di Indonesia. Lonjakan kebutuhan 3 kali tersebut dinilai masih aman, karena ada sekitar 170 industri farmasi yang masih belum full capacity.

Sampoerno, manata Kepala Badan POM menyatakan dalam suatu kesempatan di UGM: “Pengadaan obat yang fokus pada obat generik dalam jumlah besar membawa perobahan besar pada pasar farmasi di Indonesia. Dampaknya apotik kehilangan konsumen, PBF kehilangan pasar rumah sakit, sementara industri farmasi mengalami minus pertumbuhan karena harus peroperasi low price dan low margin”. “Pola preskripsi yang berubah menjadi obat generik membuat margin apotik hanya Rp 5.000 per resep, apotik mengalami penurunan omzet berkisar antara 20 – 60% “.

Pasar farmasi Indonesia tahun 2015, tumbuh sekitar 11,8% dengan total nilai sebesar $ 4,6 miliar. Dengan konsumsi per kapita $ 19. Namun bagi industri farmasi, pertumbuhan ini dinik-mati oleh perusahan industri farmasi besar sedangkan perusahaan industri farmasi domestik skala menengah kebawah mengalami kesulitan pemasaran produk.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

30

Page 44: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Industri Obat GenerikSalah seorang Direktur Utama salah satu industri farmasi

yang besar di Indonesia mengatakan: “BPJS Kesehatan berdam-pak luar biasa pada industri farmasi setahun ini. Ditandai dengan semakin melejitnya produk generik dan semakin menurunnya produk bermerek. Ada peluang baru yang harus disikapi oleh para pemain farmasi (ingat obat generik low price and low margin). Oleh karena itu kebijakan di pasar juga harus berubah dengan meningkatnyapeserta BPJS Kesehatan menjadi sekitar 170 juta jiwa saat ini. Kecenderungan RS peserta BPJS Kesehatan yang dulu memesan obat bermerek (plus bonus?), sekarang harus menolong segmen kelas III, II dan I. Dengan demikian obat bermerek beralih pada segment menengah keatas, peserta mandiri dan private insurance. Dampak yang sama juga meluas pada RS-RS swasta yang sudah ikut BPJS Kesehatan”.

Dirut industri farmasi tersebut juga mengatakan lebih lanjut; “Banyak yang menggunakan obat generik. Ini tantangan bagi kami, khususnya untuk produk-produk ethical bermerek kami. Apalagi pelanggan kami bukan konsumen OTC sebagai end user, tetapi konsumen ethical yang merupakan decision makers seperti para dokter”.

Industri besar saat ini berinovasi untuk meningkatkan kapasitas produksinya dalam upaya antisipasi meningkatnya kenaikan produksi sekitar 10% – 15%. Luar biasa, peluang ini terbuka lebar karena rata-rata kapsitas produksi industri farmasi saat ini sekitar 70%, berarti masih bisa ditingkatkan. Tentunya dibarengi dengan kendali mutu melalu Good manufacturing Practices (GMP) nya terjaga dengan baik. Saat ini kelompok IPMG sudah bergerak cepat dengan merubah dan menambah obat – obat paten (bermerek) dengan obat generik berlogo (Branded Generic), dengan harga yang tidak terlalu terjun bebas dibanding-kan dengan obat generik.

31

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 45: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dukungan SDM KefarmasianSaat ini terdapat 9.655 Puskesmas, yang secara otomatis

menjadi FKTP dalam rangka JKN BPJS Kesehatan. Sebanyak 3.317 adalah Puskesmas Perawatan, dan 6.338 non perawatan. Dari 9.655 Puskesmas tersebut, apoteker ada di 2.271 Puskesmas, dan dokter di 8.655 Puskesmas. Angka ini menggambarkan bahwa 90% Puskesmas ada dokternya, dan 30% Puskesmas ada apoteker-nya. Idealnya setiap Puskesmas sesuai standar pelayanan Puskes-mas, harus ada dokter dan apoteker tetapi kenyataannya tidak sebagaimana yang seharusnya. Jika keberadan apoteker dipenuhi disetiap Puskesmas diharapkan prinsip Manage Care (peran Gate Keeper) dapat diterapkan sehingga pelaksanaan JKN akan lebih efisien, efektif dan bermutu (kendali biaya kendali mutu). Untuk urusan Puskesmas saja, jika dipenuhi standar pelayanan dimak-sud, maka tidak kurang dibutuhkan 6.400 apoteker.

Bagaimana dengan klinik. Saat ini ada lebih 17.000 klinik ikut BPJS Kesehatan, dan jika setiap Apotik melayani kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di 2 klinik, maka akan ada sekitar 8.550 lebih apotik yang dapat bekerjasama untuk menye-diakan obat dengan pola pembayaran kapitasi dan pasien rawat jalan dengan Ina CBGs. Dan dipastikan kontrol terhadap mutu obat dapat dipertanggungjawabkan.

Model jejaring apotik dengan klinik, dalam program JKN dan pembayaran kapitasi, secar bertahap dapat dikembangkan menjadi model pelayanan kapitasi parsial. Dalam konsep ini berpedoman dengan obat dalam Fornas dan harga obat sesuai list e-catalogue, apotik menyediakannya ke Klinik maupun Puskes-mas sesuai dengan jumlah pasien yang berobat ditandai dengan resep JKN yang masuk ke apotik. Setiap bulan apotik menagih pembayaran ke BPJS Kesehatan dari plafond kapitasi Klinik/ Puskesmas bersangkutan. Total biaya obat dikurangi dengan plafond kapitasi, dan sisanya yang menjadi hak klinik/puskesmas.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

32

Page 46: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dengan pola ini sistem inventory obat dapat lebih tertib karena ditangani seara profesional di apotik, dan di Puskesmas mencegah terjadinya moral hazard double accounting penggunan obat.

Analisis Efek JKNBPJS Kesehatan saat ini masih membutuhkan upaya

pengendalian biaya pelayanan kesehatan dengan mutu yang terjaga, untuk dapat dikendalikannya angka bleeding Dana Jaminan Sosial.

Komponen reduksi yang potensial dari paket kapitas dan Ina CBGs, adalah dari pos belanja obat dan bahan medis habis pakai. Selama ini komponen obat menghabiskan biaya sekitar 40% dari total biaya pelayanan kesehatan. Jika dapat diredkusi 20% tentu sangat signifikan untuk mengendalikan iuran agar tetap stabil, dan paket Ina CBGs dapat diperbaiki di RS-RS terutama tipe C dan D.

Semakin banyak peserta, tentu semakin banyak membutuh-kan obat, dan tentu akan semakin meningkat produksi industri farmasi, dan pada ujungnya di front liner oleh apoteker akan sema-kin meningkat pula aktivitasnya.

Kondisi saat ini sangat bertolak belakang dengan apa yang kita analisis diatas. Apotik sepi menerima resep, sebab Puskesmas sudah langsung memberikan obat ke pasien dan klinik menyedia-kan obat sendiri diluar batas wewenangnya, persis apa yang disi-nyalir Sampoerno. INILAH KONSEKWENSI DARI KAPI-TASI YANG TIDAK MELIBATKAN APOTIK SEBAGAI FKTP.

Akibatnya mekanisme kontrol penggunaan obat dan pola penggunaan obat tidak bisa diketahui oleh BPJS Kesehatan dan tidak ada jaminan pemberian obat di luar jalur apotik bermutu dan kecenderungan memberikan obat dan barang habis pakai lainnya sub-standar dan tidak sesuai dengan Fornas karena ingin menda-patkan nilai lebih dari kapitasi yang sangat merugikan peserta. Jadi Kapitasi Parsial adalah bermanfaat untuk memberikan

33

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 47: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

perlindungan kepada peserta dan terjaminnya mutu obat yang di-berikan dengan harga sesuai price list e-catalogue.

Dengan Fornas dan e-catalogue yang terus disempurnakan dan sudah menjadi sorotan KPK, tentu juga akan memutus mata rantai obat mahal, obat tidak ada di distributor/di apotik, dan mem-perpendek mata rantai distribusi untuk sampai ke FKTP dan FKTL. Bagi industri farmasi ada kepastian produk yang hendak diproduksi dan ada kepastian produksinya akan dipesan oleh FKTL dan FKTP melalui apotik yang sudah bekerjasama, dengan control harga karena sudah tercantum dalam e-catalogue.

Harus ada ketegasan dari Pemerintah, jika ada industri yang ingkar komitmen sesuai dengan yang disapakati dalam pengadaan e-catalogue, harus di black list dan diberikan sanksi denda untuk memberikan efek jera.

Kapitasi Parsial sebagai SolusiKembali digaris bawahi, bahwa secara bertahap dan kini

saatnya, pola kapitasi parsial harus menjadi keniscayaan untuk kepentingan semua pihak, baik pasien, faskes, maupun BPJS Kesehatan. Setiap tahun BPJS Kesehatan mengelontorkan dana kapitasi ke FKTP tidak kurang dari Rp 11 Triliun !!. bukan angka yang sedikit yang diberikan kepada sekitar 27 – 30 ribu FKTP. Berapa dari angka tersebut untuk belanja obat dan bahan medis habis pakai sampai hari ini masih sulit mendapatkan datanya (karena pola kapitasi seperti saat sekarang ini).

Dengan kapitasi parsial, melibatkan apotik yang bekerjasa-ma dengan FKTP maupun FKTL, tentu data penggunaan obat pasti diketahui dan ada di apotik, karena data itulah dasar untuk mengajukan pembayaran ke BPJS Kesehatan. Data ini tentu sangat bermanfaat bagi pemerintah dan BPJS Kesehatan, organisasi profesi dan asosiasi faskes, dalam membahas perenca-naan pelaksanaan JKN tahun berikutnya. Juga sebagai evidence

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

34

Page 48: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

base untuk kebijakan besarnya kapitasi selanjutnya. Keterbukaan informasi ini belum tentu membuat semua pihak menjadi happy, terutama bagi mereka yang sudah merasa nyaman di pola kapitasi saat sekarang ini. Memerlukan effort yang luar biasa dari yang berwenang megambil keputusan. Tapi jangan lupa KPK sudah mulai fokus memperhatikan tentang Tata Kelola obat JKN.

35

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 49: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ada saat ini, Indonesia telah menggabungkan sistem Pjaminan kesehatan yang selama ini sudah ada (PT Askes –yang meliputi pegawai negeri, TNI/POLRI, Jamsostek–

yang meliputi tenaga kerja formal sektor swasta, asuransi, Jam-kesmas –yang mencakup masyarakat miskin/penduduk dengan status ekonomi 40% terbawah (saat ini cakupan PBI 92,4 juta penduduk miskin; Jamkesda– lebih dari 300 kabupaten/kota).

Pemerintah berencana untuk memperluas cakupan jaminan kesehatan dengan bentuk yang seragam (unifikasi sistem) bagi seluruh penduduk yang ditargetkan tercapai pada tahun 2019.(lihat Roadmap JKN 2012-2019).

Paket manfaat, obat yang ditanggung dan sistem manajemen berbeda-beda antara satu jenis asuransi dengan asuransi lainnya, namun demikian semuannya memasukkan obat-obatan di dalam paket manfaatnya, yang artinya mekanisme pembiayaan obat yang diresepkan kepada pasien seluruhnya maupun sebagian sudah ditanggung oleh pihak asuransi (BPJS Kesehatan) Hal ini dapat dicapai dengan cara memberikan obat gratis (karena sudah membayar iuran) kepada pasien di fasilitas-fasilitas kesehatan, atau dengan penggantian pembayaran kepada apotek-apotek yang telah bekerjasama dengan FKTP dan FKTL yang memberikan obat kepada pasien berdasarkan resep dokter.

5

Aspek Kefarmasian Dalam JKNApa Penting?

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

36

Page 50: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dari perspektif pasien, manfaat farmasi merupakan bagian paling penting dari paket manfaat, karena biaya obat-obatan yang tinggi dapat dengan cepat menjadi masalah pembiayaan yang besar khususnya kasus penyakit kronis atau yang mengancam jiwa. Secara keseluruhan, biaya obat-obatan mencapai 30 – 40% dari total pengeluaran kesehatan di Indonesia menurut laporan terakhir National Health Accounts tahun 2013, walaupun dalam implementasinya pihak rumah sakit yang telah membuat perjanjian kerjasama dengan BPJS Kesehatan “menyuruh” pasien untuk membeli obatnya sendiri dengan memberikan resep dokter (Out Of Pocket).

Artikel ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dalam memberikan manfaat obat-obatan baik bagi sebagian maupun bagi semua warga negaranya secara efisien dan adil tanpa membuat bangkrut sistem kesehatan.

Perencanaan dan persiapan yang baik merupakan kunci pencegahan penyalahgunaan dan pengeluaran biaya yang berlebi-han. Desain dan pengelolaan kefarmasian sangat penting untuk keberhasilan dan keberlanjutan sistem pembiayaan kesehatan. Tanpa kontrol yang memadai dan adanya sistem manajemen, insentif bagi pemasok obat-obatan, penyedia layanan kesehatan dan pasien akan mendorong peningkatan konsumsi obat dan peningkatan biaya obat-obatan akan jauh lebih cepat dibanding-kan komponen biaya lainnya, dan lebih cepat dibandingkan kenaikan dana yang dibutuhkan untuk sistem jaminan kesehatan.

Banyak negara yang memperkenalkan sistem pembayaran melalui pihak ketiga termasuk manfaat kefarmasian, bagi Indone-sia hal tersebut merupakan kesalahan dimasa lalu dengan me-nganggap remeh adanya perubahan pola pemanfaatan dan perubahan biaya. Jika aturan tambahan, pembatasan atau sistem manajemen diperkenalkan belakangan, resistensi dari semua pemangku kepentingan akan menjadi kuat dan mungkin akan sulit

37

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 51: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

untuk membawa sistem kembali ke jalur yang lebih sustain. Memang lebih mudah memulai dengan model terbatas dan merubah aturan secara pelan-pelan ketika implikasi biaya sudah dapat terkontrol, tetapi UU SJSN tidak mengenal pengembangan Model, dan harus dilaksanakan secara massif, walaupun bertahap, untuk mencegah diskriminatif pelayanan kesehatan.

Pendorong utama biaya komponen kefarmasian dalam paket manfaat adalah: Pertama, Peningkatan pemanfaatan pela-yanan kesehatan: berkurangnya hambatan biaya (gratis) dan peningkatan jumlah serta kualitas penyedia layanan kesehatan akan membawa lebih banyak pasien ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Pasien yang sebelumnya tidak diobati sekarang akan dirawat dan mulai mengkonsumsi obat (yang selama ini jika sakit mengobatinya dengan caranya sendiri).

Kedua, Penduduk yang bertambah tua: pasien berusia tua dengan penyakit-penyakit kronis mengkonsumsi obat lebih banyak dibandingkan pasien berusia muda; Ketiga, Perasaan memiliki hak: baik pasien dan petugas kesehatan biasanya bersikap “lebih banyak lebih baik”. Tidak ada lagi masalah ketidakmampuan biaya pada tingkat individu akan menyebabkan lebih banyaknya resep per individu dan peralihan ke pengobatan yang lebih modern dan tentu juga lebih mahal karena dianggap lebih baik atau lebih manjur. Praktik umum lainnya bagi petugas kesehatan adalah pemberian resep obat bermerek yang lebih mahal, meskipun obat generik yang lebih murah juga mempunyai efek therapy yang sama (sistem pembayaran dengan Kapitasi dan Ina-CBGs mencoba mengatasi kecenderungan tersebut).

Keempat, Pemasaran industri dan promosi: baik pasien dan pemberi resep rentan terhadap pesan-pesan pemasaran dan insentif promosi yang nyata yang ditawarkan oleh perusahaan obat, yang mana keduanya cenderung mendukung tren yang dijelaskan pada poin sebelumnya.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

38

Page 52: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kelima, Insentif keuangan (supply-side): jika penyedia la-yanan kesehatan (klinik, dokter individu, petugas kesehatan, apo-teker) mendapatkan uang sebanding dengan nilai obat-obatan yang mereka resepkan atau jual, mereka akan mencoba untuk memaksimalkan pendapatan mereka dengan mendorong penggu-naan obat yang lebih banyak dan produk obat yang mahal (margin yang lebih tinggi kalau mungkin).

Keenam, Inovasi: begitu obat baru yang diharapkan memi-liki manfaat tambahan sudah beredar di pasar, maka akan ada tekanan untuk memasukkan obat-obatan tersebut dalam paket manfaat farmasi (Formularium Nasional). Biaya per pasien bisa 100 kali atau lebih dibandingkan dengan obat-obatan yang lama, dapat memunculkan masalah pendanaan yang cukup signifikan (sedangkan paket Ina-CBGs dan Kapitasi tidak mudah berubah , harus dengan Peraturan Menteri Kesehatan). Ujung-ujungnya pasien “disuruh” membeli obat sendiri. Ketujuh, Peningkatan harga: produsen dan distributor mencoba meningkatkan harga di setiap tingkatan rantai perdagangan begitu faktor ketidakmam-puan biaya bagi individu tidak lagi relevan: selama obat-obatan dibeli secara langsung (out of pocket), harga mahal menjadi ham-batan memperoleh pangsa pasar. Kedelapan, Penipuan dan penyalahgunaan: setiap sistem yang memisahkan pengguna dari pembayar menciptakan peluang adanya penipuan dan praktik-praktik korupsi. Contohnya adalah suap dan sogok kepada pe-ngambil keputusan administratif dengan kontrol atas akses ke pendanaan dan ke pemberi resep, klaim palsu obat-obatan yang se-betulnya tidak diberikan; pasien yang menggunakan hak individu untuk memperoleh obat-obatan untuk orang lain yang tidak memiliki hak tersebut. Kesembilan, Keterlibatan Yudisial: Pasien di beberapa negara dapat mengambil tindakan hukum terhadap pemerintah mereka di bawah klausul “hak atas kesehatan” dalam konstitusi mereka jika pembayar terlihat membatasi akses

39

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 53: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

terhadap obat-obatan baru yang mahal (bagaimana di Indonesia?).Pengalaman di negara lain menunjukkan bahwa dalam sis-

tem yang tidak dikelola dengan baik semua faktor ini akan datang dan selalu muncul, sehingga menyebabkan secara keuangan sis-tem tidak bertahan kecuali dilakukan pengontrolan yang efektif terhadap sistem tersebut, dan hal ini sudah terbukti dengan “blee-ding” nya BPJS Kesehatan tahun 2014-2015, sekitar Rp 5 triliun.

Perlunya Sistem Pengumpulan Data dan MonitoringPersamaan situasi yang mendasar di negara yang memiliki

sistem pembiayaan kesehatan melalui pengeluaran rumah tangga (out of pocket) adalah ditandai dengan tidak adanya sistem pengumpulan data penggunaan obat pada tingkat penyedia laya-nan kesehatan (FKTP dan FKTL). Merancang sistem tersebut (secara komputerisasi), mengujikan dan memperkenalkannya kepada penyedia layanan kesehatan seharusnya merupakan lang-kah pertama penetapan manfaat kefarmasian, pengukuran harus ada untuk memastikan bahwa pengumpulan data selalu dilakukan.

Kemampuan untuk memasukkan data diperlukan untuk aggregasi dan analisa dan laporan secara rutin yang dapat diguna-kan oleh pembayar (BPJS Kesehatan) untuk memonitor parame-ter yang kritis pada “kondisi terkini”, dan mengukurnya untuk memperbaiki dari hal yang tidak diinginkan.

Indonesia memiliki pengalaman sistem manajemen sema-cam itu dengan PT. Askes dan penyedia asuransi swasta. Mengin-tegrasikan sistem yang ada, menutup celah dan memperkenalkan sistem manajemen untuk mencakup semua penyedia layanan yang berpartisipasi dalam skema baru merupakan suatu tugas besar dalam keseluruhan upaya integras. Kecuali sistem berfungsi, be-berapa penggerak biaya yang disebutkan di atas akan tetap tidak terkelola dan dapat membahayakan kondisi keuangan paling tidak dalam 2 atau 3 tahun pada saat implementasi manfaat kefarmasian.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

40

Page 54: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dana awal untuk memperbaharui dan melaksanakan pe-ngumpulan data dan sistem manajemen mungkin tampak tinggi, tetapi ketika dimasukkan ke dalam perspektif dan dibandingkan dengan kemungkinan biaya berlebih (overrun) pada obat-obatan dalam sistem yang dikelola dengan buruk yang dapat mencapai 5-10% dari total anggaran untuk obat-obatan atau lebih, biaya ini akan teramortisasi dengan sangat cepat.

Dalam skema pembiayaan, masing-masing penyedia laya-nan mungkin dapat diminta untuk membayar biaya instalasi dan pelatihan (hardware dan software) sebagai bagian dari proses pemberian lisensi/akreditasi/perjanjian kerjasama). Pengumpulan data perlu dilakukan pada tingkat petugas kesehatan, klinik, RS maupun apotek. Institusi pembayar memiliki kesempatan untuk menentukan persyaratan bagi penyedia layanan yang tertarik un-tuk berpartisipasi dalam skema pembiayaan baru dengan manfaat kefarmasian. Ketika penyedia layanan sudah terlanjur terakreditasi atau dikontrak, maka akan lebih sulit untuk menambah persyaratan dalam rangka meningkatkan pengawasan manajemen. Bila penyedia layanan tidak memiliki dana investasi untuk pengadaan tempat kerja dan paket software, institusi pembayar dapat membe-rikan pinjaman yang dicicil setelah penyedia layanan kesehatan mendapatkan reimbursment.

Apa yang Harus Dilakukan Dengan Data?Parameter yang harus dicatat dan dimasukkan ke dalam

pusat database adalah: (1) Pada tingkat pasien: Identitas yang unik, usia, jenis kelamin, diagnosis berdasarkan sistem pengko-dean yang umum digunakan, misalnya potensi alergi dan kontra-indikasi, untuk menentukan kelayakan pemberian obat tertentu, diagnosa tambahan atau kepatuhan mungkin perlu ditambahkan, informasi status yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya hal-hal tertentu, misalnya status pendapatan/sosio ekono-

41

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 55: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mi, kecacatan, status veteran dan lain-lain, yang mungkin berpe-ngaruh pada adanya co-payment atau hak pasien; (2) Identitas yang unik bagi fasilitas/petugas kesehatan; (3) Merek dan nama generik, dosis, kemampuan dan jumlah obat dengan resep dan ketersediaan, harga (harga dapat juga dalam database yang terpisah); (4) Tanggal dan waktu pemberian resep serta penye-rahannya untuk mengidentifikasi adanya pengobatan lanjutan dan juga pemberian obat ganda yang tidak perlu; (5) Sistem seperti ini mengumpulkan data pribadi sangat sensitif, meskipun nama pasien disimpan secara terpisah dari identitasnya pada saat agregasi data individu. Kebijakan perlindungan data dan adanya badan pengawas yang menjamin kerahasiaan data pasien akan menjadi “good practice” untuk mengatasi risiko ini. Database yang menyimpan semua informasi ini harus diatur dengan cara membatasi akses data hanya ke staf yang berwenang saja, simpan informasi setiap permintaan data dan identifikasi siapa saja yang mengajukan permintaan dan kapan, dengan berbagai cara supaya tidak dapat dimanipulasi atau dihapus.

Data yang dikumpulkan untuk setiap transaksi dimasukkan ke pusat database, dimana “manajer manfaat kefarmasian” –biasanya sebuah unit di dalam lembaga pembayar atau sub-kontrak ke penyedia layanan yang ahli di bidang ini– memiliki akses ke database tersebut.

Data digunakan untuk membuat laporan yang menyediakan informasi kinerja sistem secara rutin. Data juga memberikan dasar pengukuran untuk mempengaruhi perilaku penyedia dan pasien.

Contoh laporan tersebut dan langkah berikutnya adalah: (1) Monitoring bulanan pengeluaran di tingkat pusat dan dirinci ke tingkat propinsi, kabupaten atau fasilitas/petugas kesehatan. Rincian data dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada penyedia dalam kaitannya dengan target anggaran yang ditetapkan pada awal periode fiskal. Data juga mungkin bisa

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

42

Page 56: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

digunakan untuk menghubungkan insentif, sanksi, audit individu untuk tingkat pembelanjaan; (2) Mencari pola yang menunjukkan potensi adanya penipuan atau penyalahgunaan, seperti kecocokan antara pemberi resep dan apotek yang menyediakan obat. Hal ini harus ditindaklanjuti dengan audit individu; (3) Mengukur kepatuhan terhadap pedoman tatalaksana pengobatan, contohnya dengan mengidentifikasi adanya pemanfaatan campuran antara obat first-line, second-line dan third-line di tingkat penyedia layanan untuk penyakit kronis tertentu. Penyedia layanan yang banyak memanfaatkan pengobatan yang lebih mahal dari yang seharusnya tanpa adanya justifikasi merupakan target untuk tindakan yang disarankan dalam poin diatas, dan pihak rumah sakit punya resiko tinggi untuk deficit karena belanja obat yang sudah di kunci pada paket Ina-CBGs. (4) Mengukur indikator lain penggunaan obat yang rasional, seperti pemberian resep antibiotik untuk infeksi ringan, poli farmasi umum, penggunaan obat generik dibandingkan obat bermerek; (5) Menegosiasikan harga yang lebih rendah dengan pihak produsen, berdasarkan tren yang ditemukan dalam data (apakah dengan e-catalogue dan melalui LKPP sudah tepat untuk pengendalian harga obat?).

Hal-hal yang disebut diatas tentu saja belum lengkap, ada banyak kemungkinan lain seperti evaluasi pola daerah (sangat relevan bagi Indonesia dengan struktur pemerintahan yang bersifat desentralisasi, dan zonasi tarif obat dengan membagi 5 wilayah zonasi ), perbedaan berdasarkan status sosial atau struktur penyedia layanan dapat dinilai dan mungkin relevan sebagai pemicu langkah-langkah kebijakan. Poin utamanya adalah bahwa sistem pengumpulan data yang solid merupakan prasyarat yang diperlukan untuk berfungsinya pengelolaan manfaat kefarmasian dalam sistem pembiayaan kesehatan.

Menunggu peluncuran sistem pengumpulan data setelah manfaat dilaksanakan dan ketika ada tanda pembelanjaan yang

43

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 57: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

berlebihan (overspending) dan adanya misalokasi dapat diumpa-makan seperti pesawat yang lepas landas tanpa ada alat navigasi yang berfungsi. Hal ini merupakan langkah yang berbahaya dan dapat menyebabkan kegagalan sistem atau biaya menjadi berlipat dari investasi awal yang diperlukan selama bertahun-tahun.

Jika karena alasan politik dan bargaining position yang lemah, pelaksanaan paket manfaat kefarmasian tidak bisa menunggu sampai adanya sistem yang baik, maka menetapkan anggaran yang bersifat tetap bagi belanja obat merupakan cara yang berpotensi untuk mengatasi risiko anggaran.

Ketika anggaran untuk periode tertentu (biasanya satu kuartal) telah habis digunakan, maka pasien harus membayar dari kantongnya sendiri (out of pocket) atau menunggu untuk periode anggaran berikutnya. Model penjatahan tersebut digunakan secara rutin di beberapa negara di Eropa Timur dan bekerja dengan baik dalam hal “staying within budget”.

Namun demikian, terlihat jelas adanya persoalan keadilan bagi pasien yang mengalami sakit pada saat akhir periode anggaran. Pasien dengan penyakit kronis akan cepat-cepat untuk menebus obatnya pada awal periode, ketika dana masih tersedia (di Indonesia sistem perundang-undangan yang berlaku tidak memungkinkan).

Penggunaan Teknologi Sebagai Solusi Potensial di Daerah Tertinggal

Jaringan data seluler membuka jalan baru yang potensial untuk memantau transaksi dan bahkan proses pembayaran kepada penyedia layanan. Penyedia layanan bisa menggunakan aplikasi ponsel pintar untuk mendaftarkan pasien dan proses transaksi.

Aplikasi ini dapat digunakan untuk memandu penyedia la-yanan berdasarkan pedoman pengobatan standar, memverifikasi identitas pasien, misalnya melalui foto yang diambil dengan ka-

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

44

Page 58: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mera telepon, dan mengirim semua data transaksi ke server pusat.Di tempat-tempat yang memiliki pembayaran berbasis

telepon seluler dan layanan transfer uang, pembayaran dapat dikirim ke penyedia layanan segera setelah transaksi dilakukan. Batas anggaran dapat dikelola masing-masing, misalnya dengan membatasi jumlah pasien yang dapat didaftarkan satu provider dan jumlah konsultasi serta resep yang bisa didapatkan pasien.

Sistem ini dapat memberikan akses data yang aktual pada server pusat (data rahasia pasien perlu dipisahkan dari data tran-saksi untuk keperluan manajemen), oleh karena itu memung-kinkan untuk segera melakukan penyesuaian parameter, jika hasil tidak sebagaimana yang diharapkan.

Masalahnya mungkin saja kesulitan untuk mengelola program manfaat komprehensif melalui aplikasi seperti itu belum ada pengalaman dengan cara ini dalam mencoba untuk mengganti sistem yang didasarkan pada komputer yang menggunakan software yang kompleks dan koneksi internet kabel.

Mengatur Parameter Kunci Parameter berikut ini menetapkan manfaat kefarmasian:

Pertama, Obat-obatan yang masuk (positif) atau yang tidak masuk (negatif) dalam daftar obat yang dapat penggantian biaya. Sebagian besar negara menggunakan daftar positif, termasuk Indonesia (formularium), yang berarti hanya obat dalam daftar yang mendapatkan penggantian.

Beberapa negara memiliki lebih dari satu daftar obat –biasanya daftar obat esensial yang dianggap prioritas dapat diresepkan tanpa adanya batasan dan dengan tarif co-payment yang rendah, dan daftar yang bersifat “spesial” yang memungkin-kan untuk adanya pembatasan tertentu dan atau dengan tarif co-payment yang lebih tinggi. Kadang-kadang ada juga daftar terpisah untuk rumah sakit-rumah sakit seperti di Cina.

45

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 59: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kedua, Tingkat penggantian, dinyatakan sebagai % dari harga eceran obat. Harga dapat bervariasi, misalnya 100% penggantian untuk obat-obatan penting dan yang sifatnya untuk menyelamatkan hidup, dan persentase yang lebih rendah untuk obat-obatan lainnya. Tingkat penggantian dapat lebih tinggi untuk obat-obatan yang menurut anggapan pembayar hemat biaya, misalnya jika ada perjanjian kerangka kerja dengan produsen obat generik tertentu. Perbedaan antara tingkat penggantian dan harga eceran harus dibayar oleh pasien.

Ketiga, Kelayakan pasien: perbedaan kelompok pasien mungkin juga memiliki perbedaan cakupan. Dalam wilayah dengan sumber daya rendah, mungkin terbatas hanya mencakup wanita hamil, anak-anak dan kelompok rentan lainnya. Kemungkinan lain juga adalah sistem yang menawarkan perlindungan dalam kasus penyakit parah dan kronis dan membutuhkan pengobatan penyakit akut dan penyakit ringan yang harus dibayar langsung (out of pocket).

Keempat, Pembayaran bersama (co-payment) pasien: diperoleh ditempat obat dikeluarkan. Beberapa sistem memiliki co-payment yang bersifat flat per resep atau per item pada resep. Beberapa dalam bentuk persentase, melengkapi tingkat penggan-tian yang ditentukan (80% penggantian berarti 20% co-payment). Beberapa sistem menggabungkan co-payment flat (juga disebut sebagai dispensing fee) dengan persentase co-payment pelengkap. Banyak sistem memiliki aturan pembebasan dari co-payment, berdasarkan status pendapatan, kondisi yang sudah ada seperti cacat atau penyakit kronis, usia, status veteran perang , atau yang lainnya.

Biasanya orang yang masuk dalam klausul pengecualian memiliki beban penyakit yang lebih tinggi dan pengeluaran obat yang lebih tinggi, sehingga perlu dipertimbangkan ketika mem-perkirakan biaya yang dapat dihemat dari adanya co-payment

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

46

Page 60: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pasien. Beberapa sistem membatasi co-payment untuk jumlah absolut maksimal per periode pembayaran (misalnya US $ 50 per tahun) untuk mengurangi beban pada pasien dengan penyakit kronis. Sebaliknya, beberapa sistem menetapkan cara deductible, dimana sejumlah uang (deductible) harus dibayar langsung oleh pasien, sebelum menerima salah satu manfaat yang disebutkan.

Kelima, Pembatasan untuk obat-obat tertentu pada daftar penggantian: beberapa obat-obatan hanya dapat diganti bila diresepkan oleh dokter spesialis atau di lingkungan kelembagaan yang ditetapkan atau setelah mendapatkan persetujuan dari spesialis yang bekerja untuk institusi pembayar.

Beberapa pembayar membatasi akses untuk perawatan mahal tertentu ke sejumlah pasien yang sudah ditetapkan. Pasien baru dimasukkan dalam daftar tunggu dulu. Beberapa obat mungkin dapat diberikan hanya untuk waktu yang terbatas dan kemudian dievaluasi secara baik dan mengambil keputusan mengenai langkah selanjutnya.

Keenam, Biaya penggantian: persentase yang diganti, pembayar dapat menetapkan atau menegosiasikan harga eceran untuk obat-obatan yang termasuk dalam daftar penggantian. Penerimaan harga ini bisa menjadi syarat bagi produsen untuk mendapatkan obat yang termasuk dalam daftar.

Ketujuh, Batas anggaran (budget cap): batas anggaran per periode pembayaran (biasanya per kuartal) dapat diterapkan pada tingkat pusat, di tingkat propinsi/kabupaten, per penyedia layanan atau bahkan per pasien. Setiap pendekatan memiliki tantangan implementasi dan kesulitan tersendiri.

Sebagai contoh, sistem yang menerapkan batas anggaran di tingkat kabupaten akan mensyaratkan penyedia dan pasien untuk menggeser kegiatan ke awal periode fiskal. Menjelang akhir, setelah anggaran habis, penggantian akan ditolak sekalipun ada indikasi medis untuk pengobatan.

47

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 61: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kedelapan, Peran dan pembayaran apoteker yang menge-luarkan obat: perlu didefinisikan apakah apoteker, yang menge-luarkan obat-obatan baik di pusat kesehatan masyarakat atau di apotek swasta, memiliki hak untuk mengganti satu produk untuk alternatif yang setara.

Kesembilan, Ketentuan khusus obat-obatan mahal: Bebe-rapa sistem mengecualikan obat mahal tertentu dari status peng-gantian umum dan melakukan pengadaan secara terpisah dengan anggaran yang ditetapkan.

Pasien mendapatkan penawaran pengobatan hanya di tempat-tempat khusus dan obat-obatan dapat diberikan melalui tempat yang berbeda.

Setiap pasien harus setuju untuk mendapatkan pengobatan, dalam model ini mirip dengan yang dijelaskan di atas dalam “Pembatasan untuk obat-obat tertentu.” Jika permintaan melebihi penawaran, biasanya akan ada daftar tunggu untuk pasien.

Proses untuk menambahkan obat baru ke dalam daftar penggantian, menghilangkan obat lama atau merubah status reim-bursement jika data baru tersedia adalah ada pada pusat mana-jemen manfaat farmasi.

Produsen memerlukan informasi status penggantian produk mereka agar memiliki gambaran penjualan dalam pasar yang tercakup oleh institusi pembayar.

Dokter dan pasien masing-masing memiliki pendapat sen-diri mengenai obat mana yang penting dan mendorong dimasuk-kannya obat tersebut ke dalam daftar yang mendapatkan peng-gantian.

Produsen mengembangkan dan membina hubungan de-ngan pembuat resep dan pasien untuk menekan pengambil kepu-tusan. Akibatnya, tekanan terhadap para pengambil keputusan menjadi kuat dan proses pengambilan keputusan dapat dengan mudah dipolitisasi atau bahkan dikorupsi.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

48

Page 62: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Menetapkan Besaran Daftar ReimbursUntuk mengurangi tekanan politik, proses pemasukkan obat

ke dalam daftar penggantian (atau mengubah status penggantian atau menghapuskan obat lama) harus didasarkan pada aturan-aturan yang jelas dan diorganisasi dengan cara yang transparan dan memperhitungkan berbagai sudut pandang. Banyak negara memiliki pedoman pengobatan, yang biasanya dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan organisasi profesi.

Jika pedoman seperti itu ada, jelas bahwa daftar penggantian harus mencakup obat-obatan yang disebutkan dalam pedoman ini. Akan tetapi, untuk obat-obatan inovatif, sering kali keputusan untuk memberikan penggantian terbatas dibuat jauh-jauh hari sebelum pedoman pengobatan diperbarui.

Hal ini berakibat diperlukannya telaah/penilaian terhadap obat-obat baru berdasarkan data sementara dan membuat keputu-san soal reimbursement. Negara-negara maju telah menetapkan lembaga khusus untuk melakukan penilaian terhadap teknologi baru (Health Technology Assessment = Badan Penilaian Tekno-logi Kesehatan).

Negara-negara miskin maupun berkembang akan mengha-dapi dilema yang sama, bahwa tidak semua yang dibutuhkan akan terjangkau, dan mungkin tidak mampu membayar lembaga secara penuh untuk melakukan penilaian produk dan pendekatan baru.

Tantangannya adalah bagaimana mengembangkan paling tidak kapasitas untuk mengetahui dan memahami pengalaman dari institusi khusus negara-negara lain dan memprosesnya dengan mengambil keputusan yang rasional dan transparan de-ngan mempertimbangkan prioritas nasional dan realitas ekonomi. Indonesia saat ini sedang membentuk proses penilaian terhadap teknologi.

Sisi lain dari tekanan politik pada lembaga pembayar yang memberikan biaya penggantian untuk obat-obatan adalah

49

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 63: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kemampuan daya beli yang merupakan peran terbesar sebagai pembayar utama atau pembayar yang memonopoli. Indonesia akan menikmati model pembayar tunggal ini dan perlu mening-katkan kemampuan daya belinya.

Penggunaan kemampuan daya beli secara bijaksana dapat menjadi kunci untuk memberikan nilai tambah bagi pasien yang tercakup dalam skema manfaat obat. Ini berarti bahwa pembayar perlu memutuskan apakah obat baru akan masuk dalam biaya penggantian pada saat bernegosiasi dengan pemasok. Seringkali negosiasi fokus hanya pada harga, dan hampir semua asuransi dan skema manfaat obat menggunakan harga yang sudah ada dan sudah ditetapkan.

Namun demikian, untuk produsen obat-obatan inovasi, ruang untuk konsesi sangatlah terbatas. Sistem penetapan harga ini cenderung saling mencontoh satu sama lain, sehingga produsen enggan untuk menawarkan harga lebih rendah di satu negara dari-pada negara yang lain, terlepas dari pendapatan per kapita negara tersebut.

Gunakan Kemampuan Daya Beli Untuk Bernegosiasi Dengan Pihak Penyedia Layanan

Strategi negosiasi yang cerdas tentu mempertimbangkan faktor-faktor ini dengan tujuan membatasi jumlah pasien yang dicakup dengan harga penuh, sementara produsen harus menyediakan akses terhadap obat tersebut secara cuma-cuma atau dengan biaya yang jauh berkurang jika permintaan melebihi jumlah pasien yang disepakati.

Variasi dari model ini bisa juga dengan cara produsen memberikan lisensi sukarela untuk versi generik, yang kemudian digunakan secara eksklusif di segmen pasar yang menargetkan masyarakat rentan miskin. Informasi detil tentang kesepakatan “berbagi risiko” dan akses berbagai program mungkin berbeda

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

50

Page 64: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pada setiap obat, dan dari satu negara ke negara lainnya. Yang penting adalah bahwa proses pengambilan keputusan memaksa kedua belah pihak (pembayar dan produsen) untuk duduk bersama dan bernegosiasi untuk menghasilkan solusi terbaik.

Kebanyakan sistem memungkinkan apoteker untuk meng-ganti menjadi “downwards”, artinya mengganti obat bermerek atau yang lebih mahal dengan yang setara dan lebih rendah. Dalam beberapa sistem, apoteker harus menawarkan versi yang paling hemat biaya kepada pasien (kendali biaya, kendali mutu).

Yang penting untuk keberhasilan sistem tersebut adalah cara pembayaran kepada apoteker. Jika pembayaran adalah persentase dari harga eceran, apoteker tidak memiliki insentif untuk mereko-mendasikan alternatif yang lebih hemat biaya.

Sebaliknya, jika apoteker dibayar melalui biaya penge-luaran yang flat, kepentingan diri tidak akan berbenturan dengan pengeluaran (cost-conscious dispensing).

Ada faktor lain yang sering diabaikan dampaknya terhadap praktik pengeluaran: untuk obat yang memiliki banyak kesetaraan generik yang bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar, kekuatan apoteker untuk menentukan menjadi faktor penting dalam memas-tikan penjualan.

Alih-alih membujuk dokter untuk meresepkan merek tertentu, perwakilan perusahaan obat menawarkan obat bebas untuk grosir/distributor dan apoteker ritel untuk menekan persaingan.

Karena pembayar biasanya tidak memiliki kontrol atas catatan transaksi baik grosir dan apoteker, sehingga mereka men-dapatkan penggantian secara penuh atas obat-obatan yang terjual, entah mereka mendapatkannya dengan cara membayar ataupun gratis karena dianggap sebagai “bonus”.

Di banyak negara, sistem bonus telah mendistorsi insentif dalam rantai distribusi.

51

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 65: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Peran Distributor dan ApotekerSalah satu cara untuk mengatasinya adalah bernegosiasi

langsung dengan produsen untuk mendapatkan harga yang rendah dan kemudian membatasi hak substitusi bagi apoteker untuk sejumlah kecil alternatif “yang lebih disukai” yang dipilih untuk setiap obat. Status “lebih disukai” harus dinegosiasikan ulang atau didefinisikan dalam proses tender secara berkala (misalnya setiap tahun atau setiap dua tahun) untuk memastikan jumlah produsen yang memadai tetap berada di pasar. Jika tidak, hasil jangka panjang akan menjadi oligopoli atau monopoli dan harga akan naik kembali.

Seperti dikemukakan di atas, bagi banyak stakeholder, seti-daknya bagian dari eksistensi ekonomi dan kesejahteraan mereka tergantung pada sektor farmasi. Di sisi penawaran, produsen, dis-tributor dan apoteker diharapkan memiliki lobi kuat dan hubungan tingkat tinggi. Pasien sering menilai kualitas dari keseluruhan paket manfaat berdasarkan pada bagian farmasi, yang merupakan bagian yang paling, nyata dan yang mereka langsung rasakan jika tidak sesuai yang diharapkan. “Melakukan kesalahan” bisa berarti akhir dari karir politik seorang menteri atau bahkan menyebabkan kekalahan Presiden dalam pemilihan umum.

Reformasi Tidak Pernah BerakhirCara terbaik untuk mengurangi suara-suara kepentingan dan

harapan berbagai pihak adalah dengan membangun sebuah platform dialog yang melibatkan berbagai pihak, dan memaksa semua pihak untuk saling mendengarkan satu sama lain dan membuatnya lebih sulit untuk menjelek-jelekkan lawan atau memutarbalikkan fakta.

Para politisi dan staf teknis mungkin menganggapnya buang-buang waktu dan pengalaman yang tidak menyenangkan, namun duduk satu meja dengan semua pemangku kepentingan

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

52

Page 66: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

utama dapat membantu mengatasi ketegangan sebelum mereka diperdebatkan di media. Dialog ini memungkinkan untuk me-ngembangkan ide dan mengidentifikasi kesamaan dan memung-kinkan reformis dalam pemerintahan untuk memilih perdebatan yang akan mereka lakukan.

Salah satu model yang baik untuk platform dialog multipi-hak di sektor farmasi adalah Medicines Transparency Alliance (MeTA) atau aliansi transparansi Obat-obatan, yang disponsori oleh DFID di tujuh negara (di Asia Tenggara, Filipina adalah satu-satunya negara anggota MeTA).

Menyiapkan platform seperti itu tidaklah mahal. Di Indone-sia, sudah ada platform pengetahuan berbasis perguruan tinggi untuk mendukung reformasi kesehatan. Menambahkan platform dialog seperti MeTA mungkin bisa sinergis karena data dan opini yang dikumpulkan dapat dibagi melalui situs web yang ada.

Salah satu unsur keberhasilan penting untuk MeTA adalah partisipasi aktif dari masyarakat umum, mewakili warga biasa yang seharusnya memperoleh manfaat, tetapi memiliki sedikit pemahaman tentang kompleksitas sektor farmasi. MeTA menye-diakan pendanaan terbatas untuk organisasi masyarakat sehingga mereka secara teratur bisa berpartisipasi dalam pertemuan, mela-tih anggota mereka dan membantu dalam mengorganisasikan survei, memonitor uji coba, dan lain-lain.

Mengelola “Politik” Keputusan Biaya Penggantian KefarmasianDalam berkomunikasi dengan masyarakat umum, perlu

berhati-hati untuk tidak memberikan harapan yang tidak realistis yang nantinya menyebabkan reaksi dalam opini publik jika mereka kecewa. Yang lebih efektif adalah dengan mempraktikkan “berbagi dilema” yang berarti mendidik masyarakat tentang perlunya tawar menawar (trade-off) dan mengatur forum dialog atau platform online di mana warga negara dapat mengekspresi-

53

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 67: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kan pandangan mereka, mengomentari solusi potensial atau menyarankan alternatif. Proses tersebut menciptakan kepemilikan bersama dan mengurangi kemungkinan bahwa mereka yang ber-kuasa harus mengambil semua kesalahan jika terjadi kesalahan.

Sebagai bahan pemikiran –reformasi di sektor kesehatan adalah proses yang berkelanjutan. Apa solusi yang baik saat ini mungkin merupakan masalah dalam dua tahun berikutnya. Oleh karena itu, sistem harus dirancang agar tidak terlalu “sulit”: hukum harus menentukan kerangka kerja umum dan meninggal-kan hal-hal teknis bagi peraturan yang dapat lebih mudah diubah. Berakhirnya kontrak harus dibuat secara otomatis dan mendorong adanya negosiasi ulang.

Sistem monitoring perlu penyesuaian fokus pada saat penyedia jasa sedang belajar untuk “play the system”, dan semua pemangku kepentingan harus dididik bahwa tidak ada yang sudah selesai dan tak ada yang berubah jika mereka tidak bekerja. “Apakah ini sekedar mimpi, tapi hidup adalah bergerak, berpikir, berbuat, dan bisa salah.”

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

54

Page 68: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ari kamis 15 April 2016, diberbagai media diberitakan Hbahwa hasil Rapat Koordinasi Menko PMK, Apotik Rakyat akan dievaluasi dan ada kemungkinan untuk

ditutup. Kenapa ada istilah Apotik Rakyat dan dimana bedanya dengan Apotik “biasa” yang ada saat ini.

Perbedaan mendasar Apotik Rakyat dengan Apotik lainnya, sesuai dengan Permenkes 284 tahun 2007, yang diterbitkan 8 Maret 2007, semasa dr. Fadillah Supari sebagai Menkes, adalah Apotik Rakyat merupakan peningkatan status Pedagang Eceran Obat ( yang terbanyak berlokasi di pasar Pramuka), untuk menjadi Apotik Rakyat dengan memberikan pelayanan terbatas yaitu menjual obat dan perbekalan kesehatan, kecuali narkotika dan psikotropika dan tidak boleh meracik obat. Diutamakan menjual obat genrik (bukan berarti tidak boleh menjual obat paten). Saya ingat betul semangat bu Menkes waktu itu, bahwa Pemerintah sedang mempromosikan penggunaan obat generik, dengan iklan terkenal “bukan makan mereknya tapi yang dimakan obatnya”. Ada tiga pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pembi-naan dan pengawasan Apotik Rakyat yaitu Kemenkes, BPOM, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan melibatkan organisasi profesi.

Setelah delapan tahun berjalan, bagaimana perkembangan-nya? Dari pengalaman saya sering ke Apotik Rakyat Pasar Pramu-ka untuk membeli peralatan kesehatan yang saya perlukan,

6

Apotik Rakyat Mau Ditutup?

55

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 69: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

memang luar biasa banyaknya transaksi masyarakat yang belanja di Apotik Rakyat tersebut, dan umumnya adalah mereka yang mempunyai usaha apotik dan klinik di sekitar Jabodetabek bahkan mereka yang dari luar Jawa banyak belanja di Apotik Rakyat Pasar Pramuka.

Persoalannya apakah obat yang beredar ada yang palsu, jawabannya pasti ada, buktinya diketemukan ada 7 Apotik Rakyat yang ditutup karena menjual obat palsu. Banyak yang bertanya apakah selama ini pihak yang diberi tanggungjawab untuk membina dan mengawasi sebagaiman diamanatkan dalam Permenkes 284/2007, telah melaksanakan tugasnya.

Informasi yang saya terima dari pengelola Apotik Rakyat bahwa sangat jarang sekali pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh 3 pihak diatas, dan isu isu obat palsu sudah lama didengar dan pembeli diminta berhati-hati dan dapat bertransaksi dengan Apotik Rakyat yang “benar”.

Kenapa masyarakat senang belanja di Apotik Rakyat? Jawabannya sederhana yaitu obatnya lebih murah dibandingkan dengan Distributor Farmasi (PBF). Setidaknya selisihnya minimal 10 – 15%, bahkan ada yang sampai 30% jika produksi obat bukan dari Industri farmasi yang terkenal, sehingga pembeli (pemilik/apoteker apotik “biasa”) dapat menjual dengan harga lebih kompetitif ke masyarakat.

Banyak pertanyaan yang disampaikan kepada saya, kenapa Pemerintah ingin menutup, padahal Pemerintah yang mengijinkan pendiriannya. Kalau pembinaan dan pengawasan belum maksimal kenapa solusinhya langsung tutup. Apa ada jaminan dengan ditutup, peredaran obat palsu dan ilegal dapat diberantas?

Bagaimana nasib apoteker penanggungjawab, karyawan-karyawan Apotik Rakyat akan menganggur dan Apotik “biasa” yang akan tutup karena ngak mampu menjual obat dan alkes yang kompetitif. Apalagi semenjak adanya BPJS Kesehatan banyak

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

56

Page 70: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Apotik menjerit karena menurunnya masyarakat yang membeli obat di Apotik. Ibarat lagu “kau yang memulai dan engkau yang mengakhiri” sering saya dengar dari pemilik dan karyawan Apo-tik Rakyat. Kekhawatiran lain adalah semakin suburnya “Pasar Gelap” dan penipuan-penipuan yang korbannya masyarakat.

Oleh karena itu, Pemerintah dalam hal ini Kemenkes perlu berhati-hati dalam membuat kebijakan dan implikasi dari kebija-kan itu. Saya mendukung upaya Kemenkes untuk melaksanakan evaluasi secara menyeluruh. Kaji untung ruginya, dan kejujuran untuk mengakui kelemahan selama ini yaitu tidak maksimalnya upaya Pembinaan dan Pengawasan yang diamanatkan dalam Permenkes nomor 284/2007. Yang salah di hukum dan yang telah bekerja/berusaha dengan benar sesuai dengan aturan jangan pula menjadi korban,ibarat ada tikus di lumbung padi untuk mencari tikusnya lumbung padinya dibakar. Tikusnya mati tapi masyara-katnya kelaparan. Tugas Pemerintah dengan kelengkapan yang disediakan untuk mencari tikus-tikus tanpa harus membakar lum-bung padinya. Disitulah sebenanya makna kehadiran Pemerintah di masyarakat.

Untuk selanjutnya, tolonglah Kemenkes kalau membuat kebijakan baru, jangan terburu-buru dan memperhatikan rambu-rambu peraturan perundang-undangan yang ada. Sebab kebijakan yang keliru sebagai penyelenggara pemerintah, yang akan jadi korban adalah masyarakat/rakyat Indonesia.

57

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 71: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

emang kalau dipikir-pikir profesi Apoteker itu unik. MDia ada dimana-mana tapi tidak tampak dimana-mana. Dia ada di apotik, tapi yang pasien tahu di apo-

tik adalah asisten apoteker (dalam pikiran mereka itulah apote-kernya). Dia ada di rumah sakit, tapi yang orang tahu di rumah sakit itu dokter, bidan dan perawat. Dia ada di industri farmasi, tapi pasien ngak tahu yang membuat obat itu apoteker. Dia ada di distributor farmasi (PBF), tapi yang dikenal masyarakat adalah pengusaha sehingga namanyanya pun Pedagang Besar Farmasi.

Apakah ada spoteker yang jadi pedaang besar farmasi jawabannya ada sedikit, apakah ada apoteker menjadi pemilik apotik ada tidak banyak, apakah ada apoteker pemilik PBF jawabannya ada juga tidak banyak, apakah ada apoteker yang jadi pemilik rumah sakit jawabanya nyaris tidak ada, apakah ada apoteker yang punya pabrik farmasi jawabannya dapat dihitung dengan jari.

Jadi dimana beradanya apoteker dan jadi apa setelah tamat yang jumlahnya sudah puluhan ribu itu? Sebagian besar menjadi pekerja, dan pegawai negeri, jadi guru SMK, dan menjadi ibu rumah tangga (karena sekitar 70% wanita), dan sekali-kali ke apotik lihat-lihat dan menerima honor sebagai apoteker penang-gungjawab yang jumlah honornya ala kadarnya.

7

“Permenkes 31 Tahun 2016"Profesi Apoteker Di Alam Nyata

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

58

Page 72: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Apakah pemerintah (Kemenkes) menempatkan profesi apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan secara profesional dan proporsional. Jawabannya belum dan belum. Dalam persoa-lan ini saya punya pengalaman yang menguatkan jawaban belum tersebut. Pada akhir tahun 2014, dalam kapasitas saya sebagai Ketua DJSN waktu itu, rapat di Kemenkes dengan pejabat Eselon 1 Kemenkes, dan stakeholder terkait membicarakan remunerasi dana kapitasi yang diberikan untuk Puskesmas sebagai FKTP.

Pihak Kemenkes membuat rumusan bobot/grade remune-rasi yang paling tinggi dokter, kemudian Bidan dan apoteker dimasukan dalam kelompok tenaga kesehatan lainnya bersama perawat dan sarjana kesehatan masyarakat.

Saya protes, bahwa apoteker itu adalah profesi yang dipero-leh setelah melalui pendidikan sarjana farmasi. Saya minta diseja-jarkan dengan dokter, akhirnya setelah berargumentasi grade remunerasinya di naikkan tapi tetap dibawah dokter. Sekjen Kemenkes waktu itu nyeletuk “wah ini karena Ketua DJSN-nya Apoteker”. Seharusnya Kemenkes yang punya tanggungjawab moral menempatkan profesi apoteker pada tempat sesuai dengan harkat kehormatan profesi.

Indikasi lain, pada rekruitmen tenaga kesehatan di Puskes-mas. Dari 9500 Puskesmas, tidak sanpai 30% apoteker dipekerjakan di Puskesmas. Di Badan POM, namanya Badan Pengawas Obat dan Makanan tapi yang menjadi Kepala Badan POM bukan Apoteker, bahkan backgroundnya jauh dari dunia kesehatan. Belum lagi di Pemda-Pemda, dalam setiap penerimaan pegawai BKD-nya banyak yang ngak ngerti perlunya apoteker (atau pura-pura tidak ngerti), sehingga formasi yang dibuka sangat-sangat terbatas sekali.

Namun demikian, industri pendidikan kefarmasian mening-kat terus. Setiap tahun ribuan apoteker dihasilkan, mulai dari per-guruan tinggi abal-abal sampai dengan yang bermutu. Setelah

59

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 73: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mendapatkan apoteker mereka disumpah untuk melaksanakan profesinya berdasarkan kemanusiaan, non diskriminatif. Dengan wajah berseri-berseri memegang ijazah apoteker dan memba-yangkan bekerja dengan gaji yang lumayan. Harapannya dalam waktu singkat biaya pendidikan yang sudah cukup besar dkeluar-kan dapat diperoleh kembali dengan gaji yang diterima. Sampai hari ini, harapan itu rupanya masih dalam bentuk harapan, belum menjadi kenyataan.

Dalam situasi seperti itu, ternyata aturan-aturan yang terkait dengan menjalankan profesi apoteker semakin memperberat sang apoteker. Berlapis-lapis syarat untuk mendapat Surat Ijin Apotik, Surat Tanda Registrasi Apoteker, Surat Izin Pengelolaan Apotik, dan berbagai jenis rekomendasi lainnya. Bahkan di beberapa daerah ada organisasi profesi itu sendiri (ditingkat cabang), membuat mekanisme rekomendasi yang berbelit-belit. Harus bayar registrasi keanggotaan dengan membayar iuran 2 tahun atau 3 tahun. Masya Allah padahal mereka itu belum bekerja. Jadi kalau istilah di Medan itu, “kalau bisa dipersulit, kenapa dipermudah”. Hebat kan?

Permenkes 31/2016 dan Aturan Pelaksanaannya, Solusikah?Mari kita simak pasal-pasal dalam Permenkes 31/ 2016.

Dalam Permenkes tersebut hanya memuat 4 pasal, sebagai perbaikan pada pasal-pasal di Permenkes 886/2011. Dalam Permenkes 886/2011 istilah apoteker pendamping yang dapat dilakukan pada 3 tempat fasilitas pelayanan kefarmasian, dalam Permenkes 31/2016, diganti dengan isitilah boleh mempunyai SIPA di tiga tempat fasilitas pelayanan kefarmasian.

Bedanya dimana? Secara pekerjaan, tidak ada bedanya. Yang berbeda dari sisi tanggungjawab. Jika apoteker pendamping sebagai peanggungjawab adalah apoteker pemegang SIPA di instalasi farmasi tersebut. Jika model SIPA dengan istilahnya SIPA

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

60

Page 74: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

1, 2, dan 3, apoteker yang bersangkutan bertanggungjawab penuh di ketiga tempat praktek profesinya.

Sekarang mari kita buat simulasinya. Apotik buka dari jam 8.00 s/d 22.00 malam. Berarti 14 jam. Apoteker yang bekerja di tiga tempat, setiap lokasi jam kerjanya 4 jam, non stop nyambung dari satu apotik ke apotik lainnya. Apotik harus mengeluarkan biaya profesi apoteker setiap hari untuk 3 orang apoteker yang berbeda, apa sanggup?

Umumnya apotik banyak dikunjungi sore dan malam hari. Yang giliran pagi dan siang apa mau dibayar lebih rendah? Berapakah omzet apotik rata-rata di Indonesia. Berapa banyak resep yang masuk ke apotik saat sekarang ini, apalagi dengan adanya JKN/BPJS Kesehatan. Ada saja resep bernilai 10-20 % dari omzet sudah bagus, nahkan banyak sekarang apotik buka dari pagi sampai malam tidak ada resep yang singgah.

Yang terjadi banyak pasien yang datang ke apotik membeli obat-obat ethical tanpa resep dokter. Berapa banyak apotik yang menolak permintaan pasien tersebut? nyaris nihil. Berapa besar kemampuan apotik membayar honor profesi apoteker perbulan. Kalau dibisikkan kepada gajah angkanya, Gajah akan ikut sedih dan menetesken air matanya.

Bagaimana dengan kehadiran apoteker di fasilitas pelaya-nan kefarmasian, khususnya di apotik? Ini sebenarnya sudah cerita lama, organisasi IAI sudah mencanangkan dan mengkam-panye melalui berbagai event, slogan “No farmasis, no service”. Hasilnya memang ada peningkatan kehadiran apoteker di apotik, tetapi belum signikant jumlahnya.

Kalau apotiknya sepi apotekernya juga malas datang. Kalau apotiknya ramai yang belanja obat apotekernya ada juga yang malas datang karena honornya tidak proporsional. Jadi interaksi komunikasi, komitmen dengan pemilik apotik dan panggilan profesi merupakan faktor penting kehadiran apoteker di apotik.

61

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 75: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kalau kita cermati Permenkes 886/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, tidak ada satu pasal yang mewajibkan apoteker berada di apotik sepanjang apotik buka. Demikian juga pada Permenkes 31/2016 tentang Perubahan Atas Permenkes 886/2011, tidak ada pasal yang menyebutkan kewajiban kehadiran apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian sepanjang waktu bukanya.

Tetapi yang hebatnya, pada Surat Edaran Nomor HK.02.02. /Menkes/24/2017, tentang Petunjuk Pelaksanaan Permenkes 31/2017, pada Bagian A, ayat J berbunyi “Fasilitas pelayanan kefarmasian hanya dapat memberikan pelayanan kefarmasian sepanjang apoteker berada di tempat dan memberikan pelayanan langsung kepada pasien.” Ayat J ini tidak ada hubungannya, dan tidak menjelaskan tentang apa yang belum jelas di Permenkes 31/2016. Menurut pendapat beberapa teman apoteker, ayat J, sangat tidak konsisten dengan pasal-pasal yang ada di Permenkes 31/2016. Walaupun semua pihak sepakat hal ini merupakan upaya untuk mendorong kehadiran apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian, tetapi ditempuh dengan cara yang tidak fair.

Banyak yang memperdebatkan maksud “memberikan pelayanan langsung kepada pasien”, sedangkan yang datang ke apotik misalnya, bukan pasien langsung, bahkan pembantu rumah tangganya, apa tidak dilayani, atau harus apoteker datang kerumah dan menyerahkan langsung kepada pasien.

Intinya banyak regulasi yang mengatur tentang pelayanan kesehatan yang diketemukan tidak konsisten satu sama lain. Bisa jadi hal ini karena tidak ditanganinya secara profesional oleh para pejabat yang diberikan tanggungjawab untuk menyiapkan regu-lasi. Kelemahan harmonisasi sangat terasa sekali, sehingga suatu hal yang jamak kalau banyak Permenkes yang tambal sulam, dan ditambah lagi dengan Surat Edaran yang terkadang semakin tidak jelas atau membingungkan seperti hal yang diuraikan diatas.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

62

Page 76: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Penyelesaian masalah yang sifatnya simpomatik, inilah hasilnya. Dan yang paling merasakan akibatnya, ya tenaga kese-hatan, pemodal, masyarakat penikmat pelayanan kesehatan.

Di berbagai kesempatan, saya sering mengutarakan, persoa-lan fasilitas pelayanan kefarmasian, misalnya apotik, agar apote-ker mencintai profesinya, menekuninya dan meanganinya dengan sungguh-sungguh, maka diterbitkan regulasi yang menegaskan bahwa di apotik tidak adalagi istilah pemilik sarana apotik atau pemodal. Setiap apoteker yang buka apotik harus atas nama dan modal apoteker itu sendiri. Jika tidak ada modal, kewajiban Peme-rintah menyediakan modal dengan kredit tanpa jaminan asset kalau tidak ada asset. Jaminannya ya ijazah apoteker dengan back-up jaminan dari pengurus organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Memang ini tidak mudah memerlukan kemauan politik Pemerintah. Dan Kemenkes juga diharapkan ikut membe-rikan jaminan sebagai penguat bagi perbankan.

Insya Allah akan banyak apoteker yang mau dan semangat “menongkrongi” apotiknya dan bersemangat memberikan penyu-luhan dan advokasi kemasyarakat untuk membiasakan pola hidup sehat dengan memeriksakan kesehatan ke dokter, dan mengambil obatnya ke apotik. Konsultasi obat meupakan potensi in-come yang menjanjikan bagi apoteker yang telaten dan betah di apotik. Sudah banyak contoh apoteker yang rame apotiknya karena rajin melayani konsultasi obat pasien yang datang ke apotik.

Yang penting lainnya, adalah landasan hukum profesi apoteker harus sudah ada. Perlu diperjuangkan Undang-Undang tentang Praktek Kefarmasian, sebagai payung hukum yang kuat untuk memberikan jaminan pelayanan obat yang bermutu kepada masyarakat dan praktek kefarmasian yang dilindungi dengan Undang-Undang sehigga akan membangun rasa ketenangan dan kenyaman dalam melaksanakan profesinya. Sudah saatnya kita pikirkan dan kerjakan!

63

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 77: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

anpa terasa, JKN yang diselenggarakan oleh BPJS TKesehatan, dalam waktu dekat ini sudah berjalan 3 tahun. Waktu terasa cepat berlalu, para pejabat pemerintah dan

pengelola BPJS Kesehatan sudah berganti, dengan wajah baru stok lama dan juga wajah lama stok lama. Performance Manajemen BPJS Kesehatan juga sudah menunjukkan eksis-tensinya. Kombinasi antara pemain lama dengan pemain baru cukup mendukung untuk menampilkan kinerja yang lebih baik.

Perubahan yang mendasar yang pada awalnya dikenal dengan program JKN, oleh Pemerintah Jokowi ditambahkan lagi dengan KIS, sehingga programnya bernama KIS-JKN. Pemberian KIS dikhususkan untuk Peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran), yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah melalui pos APBN dan dialokasikan di sector Kementerian Kesehatan. Saat ini iuran perbulan Rp 23.000. untuk 92,4 juta penduduk miskin. Kemensos dengan menggandeng BPS diberi tanggung jawab untuk mencari dan menentukan orang miskin dan tidak mampu yang mendapatkan PBI. Diluar PBI untuk mendapatkan JKN, dengan membayar mandiri sesuai dengan tarif iuran berdasarkan kelas perawatan yang dipilih, mulai kelas 3 sampai dengan kelas 1.

BPJS Kesehatan, menghimpun dana peserta baik yang dari pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah, bukan pekerja setiap tahun yang jumlahnya terus meningkat yang artinya

8

Pelayanan JKN “Paripurna”

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

64

Page 78: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

semua penduduk yang sudah mendaftar. Saat ini diperhitungkan sekitar 60 triliun dana terhimpun dan sebagian dana bersumber dari pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab memba-yarkan PBI, dan berbagi dengan PNS dan TNI/Polri membayar-kan iurannya. Tentu sebagiannya lagi dari pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah dan rakyat biasa yang mandiri (mampu membayar).

Pada awal program dan sampai sekarang, pemerintah membuat kebijakan bahwa semua FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan FKTL ( Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut) milik pemerintah (pusat dan daerah), dan milik TNI/Polri wajib ikut sebagai faskes BPJS Kesehatan, dengn beragam mutu dan tingkat pelayanannya.

Oleh karena itu serta merta 9.500 Puskesmas ikut sebagai faskes, dan seribu lebih Rumah Sakit pemerintah dan TNI/Polri juga ikut. Sedangkan Klinik swasta dan praktek dokter per-orangan, dan Rumah sakit swasta boleh ikut, boleh tidak.

Dalam UU SJSN, keikutsertaan faskes adalah bersifat sukarela. Artinya faskes yang memenuhi syarat dan standar yang seharusnya dipersyaratkan oleh BPJS Kesehatan dapat menjadi faskes BPJS Kesehatan dengan membuat Perjanjian Kerja Sama.

Disini BPJS Kesehatan sebagai lembaga yang menjaga dan mengawal kepentingan pesertanya yang telah mengiur, harus mendapatkan pelayanan kesehatan di faskes sesuai dengan PKS yang disepakati. Dalam proses negosiasi pihak faskes diwakili oleh Asosiasi Faskes yang juga mengamankan kepentingan dan hak-hak faskes. Ini skenario menurut UU SJSN.

Dalam UU SJSN juga disebutkan pelayanan faskes harus komprehensif untuk semua jenis penyakit yang berindikasi medis, dan dalam penjelasannya dipertegas dengan penyakit katastropik dan pelayanan Keluarga Berencana. Artinya JKN ini disetting sebagai palayanan yang paripurna dengan menerapkan prinsip-

65

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 79: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

prinsip asuransi sosial. Bukan pelayanan yang bersifat inferior, hanya untuk orang miskin dan tidak mampu, dan standar pelayanannya ala kadarnya. Sekali lagi bukan seperti itu.

Implementasinya Saat Ini?Jujur kita harus akui, cakupan pelayanan peserta ditahun

ketiga ini sudah mencapai 170 juta orang dari 250 juta penduduk Indonesia. Sesuai dengan Roadmap JKN, pada tahun 2019 hampir semua penduduk akan menjadi peserta. Sukses stori sudah banyak kita dengar, bagaimana para petani, nelayan, orang miskin yang kena penyakit berat misalnya gagal ginjal harus cuci darah (hemodialisa), saat ini dapat tertangani tanpa mengeluarkan uang. Bayangkan jika mereka mengeluarkan uang setiap minggu 2 kali cuci darah minimal Rp. 2 – 2,5 juta rupiah dan itu seumur hidup. Mereka yang operasi jantung, bedah otak dan bagian tubuh lainnya karena ada tumor terselamatkan nyawanya dan uangnya. Bukan tidak mungkin ada yang harus menjual rumah maupun sawah, ternak dan asset lainnya itupun kalau ada. Kalau tidak ya tinggal ajal yang bertugas menjemput.

Tapi disisi lain, kita mendengar dan bahkan banyak yang melaporkan terjadinya moral hazard dan fraud di FKTP dan FKTL. Untuk FKTP masih banyak Puskesmas yang merujuk pasiennya langsung ke rumah sakit, padahal dapat ditanganinya di Puskesmas sesuai dengan kompetensi dengan berbagai alasan. Mulai dari peralatan yang kurang sampai dengan karena kemauan dan desakan pasien. Di rumah sakit berbagai kejadian banyak yang menyedihkan dan membuat kita “geram”.

Yang sering dilaporkan adalah pasien ditolak karena tempat tidurnya penuh, tapi kalau untuk pelayanan umum ada tempat. Ada yang menagih biaya perawatan dengan alasan paket yang diberikan BPJS Kesehatan dananya minimalis. Bahkan ada RS di NTT yang saya kunjungi, salah seorang dokter spesialis (karena

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

66

Page 80: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dia satu-satunya dokter spesialis tertentu di RS tersebut) tidak mau menggunakan obat yang tercantum dalam Formularium Indone-sia, beliau membuat resep sendiri dan terpaksa dibeli di luar RS tentu dengan beban pasien. Dengan alasan yang cukup logis yaitu dia ingin menjaga mutu pelayanan, kalau tidak sembuh dia merasa tidak professional.

Persoalan utamanya adalah kendali biaya dan kendali mutu di RS memang menjadi persoalan besar dan berpotensi terjadinya ineffisiensi dan inefektifitas. Persoalan kedua adalah Kementerian Kesehatan tidak maksimal dalam menerapkan kendali biaya dan kendali mutu karena “jeruk makan jeruk” dan disisi lain BPJS Kesehatan masih belum siap mental para pengelola untuk berha-dapan dengan Kementerian Kesehatan dan SKPD Kesehatan di Propinsi dan Kabupaten/Kota. Secara undang-undang BPJS Kesehatan adalah badan hukum publik yang bertanggung jawab kepada Presiden. Posisi Kementerian Kesehatan dan Pemerintah daerah merupakan mitra kerja dan mendapatkan amanat untuk melaksanakan tupoksinya secara bersama-sama dan terintegrasi.

Seharusnya BPJS Kesehatan berani dan fait untuk mende-sak Kemenkes bersama BPJS Kesehatan menerapkan Kendali biaya dan Kendali mutu sesuai dengan perangkat peraturan yang telah diterbitkan. Disinilah ego sektoral harus dilepaskan untuk kepentingan kemansiaan, kepentingan peserta yang sedang tidak berdaya dalam menghadapi penyakit yang sedang dideritanya.

Sudah saatnya, perlakuan pemerintah dan BPJS Kesehatan terhadap Faskes Pemerintah dan swasta tidak boleh dibedakan. Kenapa? Saat ini sudah menggejala, RS Pemerintah ditinggalkan pasien BPJS Kesehatan, dan lebih senang ke RS swasta, dan hal ini sejalan banyaknya dokter spesialis yang bertugas di RS Pemerintah mencurahkan waktunya untuk melayani di RS Swasta (terutama diluar Jawa). Pengalaman kami sebagai Ketua DJSN tahun yang lalu, ada laporan salah satu RS Pemda di Sumatera,

67

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 81: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

direktur RS tersebut, menahan jasa pelayanan dokter spesialisnya sampai 8 bulan, dan BPJS Kesehatan Cabang setempat tidak berdaya. Saya katakan kepada Kepala Cabang dan Kadivrenya, agar tagihan pelayanan berikutnya di stop dulu sampai tuntas persoalan. Dan apa yang terjadi pihak BPJS Kesehatan tidak berani. Kasus yang sama merembes juga ke RS Pemda lainnya, itulah yang menyebabkan hengkangnya dokter di RS Pemda.

Sudah saatnya berikutnya, adalah pemerintah harus mencabut kebijakannya yang mewajibkan faskes pemerintah menjadi faskes BPJS Kesehatan (karena tidak sesuai dengan UU SJSN). Harus ada proses seleksi persyaratan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan. Terutama FKTP (Puskesmas), tidak harus otomatis menjadi FKTP harus ada selektifiktas, dengan lebih memperhatikan tupoksi untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (promotif dan preventif). Jika peserta kapitasinya berlebih diredistribusikan ke klinik swasta dan praktek dokter perorangan diwilayah yang sama agar peserta BPJS Kesehatan dapat dilayanai dengan PARIPURNA.

Demikian juga dengan RS Pemerintah dan TNI/Polri, tidak harus wajib ikut sebagai faskes BPJS Kesehatan. Harus dibangun perjanjian kerjasama yang equal hak dan kewajibannya, dimana pihak RS diwadahi oleh Asosiassi RS, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dalam bernegosiasi dengan BPJS Kesehatan, dengan demikan jika ada salah satu pihak yang melanggar perjanjian, kerjasama dapat dihentikan.

Dalam hubungan kerja seperti ini maka kinerja menjadi patokan, dan kendali biaya dan kendali mutu menjadi alat pengukur kompetensi kedua belah pihak. Disampng itu, sudah saatnya juga, RS yang ikut BPJS Kesehatan adalah RS minimal Type C, supaya penanganan rujukan lebih maksimal dan tidak mondar-mandir, dan juga untuk mendorong RS Tipe D mening-katkan typologinya. Yang tidak kalah pentingnya adalah adanya

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

68

Page 82: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kesehatan jika sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kepastian ini penting, karena menyiapkan faskes merupakan investasi yang memerlukan modal yang cukup besar.

Jika pemerintah dapat melakukan hal tersebut diatas, tidak membedakan perlakukan antar faskes pemerintah dengan swasta, dengan melakukan deregulasi yang kembali ke landasan idealnya yaitu UU SJSN, maka akan memberikan ruang gerak yang luas bagi BPJS Kesehatan untuk melaksanakan Tupoksi sesuai dengan UU SJSN dan UU BPJS secara professional dan bermartabat. Jika cakupan pelayanan baik faskes maupun SDM-nya, sudah proporsional dan rasional, maka fokus perhatian dapat diarahkan untuk menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban peserta (tunggakan, unit cost pembiayaan kapitasi dan Ina CBGs), sistem IT, register kepesertaan dan lainnya secara simultan dan ditangani secara bersama-sama dengan stakeholder terkait. Dirgahayu JKN Ke-3. Yakin Cita-Cita Sampai.

69

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 83: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

su BPJS Kesehatan selama 1.000 hari kehidupannya (1 IJanuari 2014-26 September 2016), hampir tidak pernah putus. Teraktual adalah isu tentang perlunya Penyertaan

Modal Negara (PMN) sebesar 6,8 T.Publik kaget dan terpengaruh seliweran opini tentang masa

depan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (KIS). Akan bangkrutkah program nawacita ini?

Muncul beberapa istilah yang menggambarkan indikasi awal kebangkrutan dimaksud. Mulai dari istilah “bleeding”, defisit dan mismatch. Lembaga Swadaya Masyarakat sangat sering menggunakan istilah “bleeding”. Memang agak seram, Konotasinya sedang terjadi perdarahan. Dalam istilah kedokteran yang sangat awam, darah keluar dari pembuluh darah yang sobek (tidak intact lagi). Uang “ngocor” keluar. Mungkin kurang lebih seperti itulah maksudnya.

Kalangan pemerintahan lebih banyak menggunakan istilah defisit. Dalam laporan keuangan resmi hasil audited BPJS Kesehatan tahun 2014 dan 2015, dituliskan posisi akhir aset netto BPJS Kesehatan. Posisinya adalah negatif. Negatifnya aset netto ini menggambarkan lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan. Dan itu, artinya defisit!

9

1000 Hari BPJS Kesehatan:Defisit, “Bleeding” atau Mismatch

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

70

Page 84: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Mismacth Sebagai Akar Masalah

Bleeding ataupun defisit akan sangat dimengerti persoalan-nya apabila diketahui akar masalahnya. Semua pihak yang terlibat dari awal dalam proses lahirnya BPJS Kesehatan, akan tahu persis causa utamanya. Secara fundamental dan terstruktur penyebabnya adalah penetapan iuran yang tidak sesuai angka yang seharusnya, sebagaimana hitungan akademik/aktuaria.

Para aktuaris yang harus kita akui keilmuannya, dalam hal ini telah menghitung secara benar iuran yang seharusnya di tahun 2016. Melalui lembaga Dewan Jaminan Sosial Nasional (sebuah lembaga yang mendapat mandat lewat UU SJSN) didapatkan hitungan iuran untuk tahun 2016 sebagai berikut, termasuk kemudian ketetapan yang diputuskan: Pertama, Iuran untuk Peserta Bantuan Iuran (Miskin dan Tidak Mampu) seharusnya 36.000 rupiah per orang per bulan. Kenyataannya, diputuskan hanya 23.000 rupiah per bulan. Artinya minus 13.000 rupiah per orang perbulan. Ini akar masalah pertama. Tidak match (mismatch) dari apa yang seharusnya, dan apa yang menjadi ketetapan.

Bagaimana dengan iuran pekerja non formal atau peserta mandiri? (a) Untuk peserta mandiri kelas 3, iuran seharusnya 51.000 rupiah per orang per bulan. Kenyataannya, diputuskan hanya 25.500 rupiah per bulan. Artinya iuran tersebut minus 27.500 rupiah per orang per bulan. Ini akar masalah kedua. Tidak match (mismatch ke dua) dari apa yang seharusnya dan apa yang menjadi ketetapan. (b) Untuk peserta mandiri kelas 2, iuran seharusnya 63.000 rupiah per orang per bulan. Kenyataannya, diputuskan hanya 51.000 rupiah per bulan. Ini akar masalah ketiga. Artinya minus 12.000 rupiah per orang per bulan. Tidak match (mismatch ke tiga) dari apa yang seharusnya dan apa yang menjadi ketetapan.

71

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 85: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Belum lagi kalau dihitung lebih lanjut iuran dari segmen pekerja formal, baik dari sisi persentase kontribusinya, penentuan batas atas upah dan batas bawah upah yang belum sesuai hitungan aktuaria. Hanya iuran peserta mandiri kelas 1 yang match atau sesuai dengan hitungan aktuaria, yaitu ditetapkan sebesar 80.000 rupiah per orang per bulan.

Sampai Kapan Defisit Akan BerlangsungPertanyaannya, sudah tahu ada mismatch antara iuran ideal

dan iuran yang ditetapkan, mengapa program berjalan terus? Sudah tahu besar pasak daripada tiang, kok berlanjut?

Di sinilah komitmen Pemerintah untuk terus menjalankan amanat Undang-Undang. Sejak awal setiap awal tahun BPJS Kesehatan menyusun rencana anggaran yang diputuskan bersama Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan dan DJSN. Dalam rencana tersebut sudah tergambar berapa besar defisit yang akan terjadi. Untuk itu, komitmen Presiden Jokowi sangat kuat, yaitu dari awal sudah mempersiapkan alokasi untuk suntikan dana nantinya. Tentu saja harus disetujui DPR pada akhirnya.

Pilihannya adalah untuk alokasi dana dimaksud, sekaligus dimasukkan diawal sebagai komponen iuran, atau di belakang dalam bentuk suntikan. BPJS Kesehatan kalau diperbolehkan memilih, pasti meminta alokasi dana tersebut dicairkan awal. Bukan dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN).

Namun menyadari bahwa ruang fiskal yang sempit, maka diupayakan dulu dengan mengendalikan adverse selection peserta yang bergabung hanya pada saat sakit, memperbanyak bergabungnya peserta sehat, mengendalikan rujukan pasien serta mencegah indikasi dan potensi fraud (kecurangan) oleh pemberi layanan yang berindikasi over utilisasi (overconsume ).

Apakah upaya di atas akan menghilangkan defisit. Jawab-nya tidak, sepanjang iuran belum disesuaikan. Lalu, darimana

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

72

Page 86: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

uangnya kalau fiscal space untuk mengalokasikan tambahan dana untuk menaikkan iuran PBI sudah tidak memungkinkan?

Jawabannya, iuran segmen non PBI harus segera disesuai-kan berdasarkan hitungan aktuaria yang telah ditetapkan DJSN. Dengan demikian, paling tidak semangat gotongroyong sudah mulai menemukan bentuknya. Bagaimanapun juga program JKN KIS adalah program pooling fund dari seluruh segmen peserta.

Apakah kemudian, sekali lagi, defisit akan hilang. Jawab-nya tidak. Yang dapat dijamin adalah defisit berkurang. Lalu langkah apa lagi yang paling mungkin pada saat iuran PBI tidak dapat dipenuhi sesuai hitungan aktuaria.

Bapak Wakil Presiden memberikan arahan, mulai untuk dibahas peran pemda agar ada share dengan pemerintah daerah. Share pemda bisa dalam bentuk share iuran agar mendekati hitu-ngan aktuaria untuk peserta PBI yang berasal dari daerahnya. Share juga bisa dalam bentuk share pembayaran atas pengeluaran biaya pelayanan kesehatan di daerahnya.

Namun, dari resep menaikkan iuran peserta non PBI dan op-timalisasi peran pemda, apakah bisa segera dilakukan. Tentu saja tidak, karena harus dibicarakan dengan berbagai pihak. Upaya jangka pendek adalah menutup mismatch tahun 2016 adakah dengan suntikan dana yang sudah diprediksikan dari awal, yaitu sebesar 6,8 T. Tujuannya agar kita dapat segera menyelamatkan keberlanjutan program JKN KIS yang sangat baik dan mulia ini.

73

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 87: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

leeding atau Mismatch atau defisit dana pelayanan BPJS BKesehatan sudah kita urai beberapa waktu yang lalu, respon pembaca cukup beragam. Ada yang peduli ada

yang meragukan sejauh mana efisiensi yang sudah dilakukan BPJS Kesehatan, dan banyak juga yang khawatir pelayanan terganggu dan peserta tidak lagi menikmati pelayanan kesehatan yang komprehensif.

Opini kali ini mencoba lebih mengelaborasi lagi permasala-han hitungan iuran, yang sudah pernah dibahas dengan berbagai stakeholder, agar masyarakat paham kesungguhan kita untuk mengingatkan pemerintah atas kewajiban hukumnya terhadap perintah undang-undang SJSN yaitu membayar iuran bagi orang miskin dan tidak mampu. Dan Undang-Undang BPJS yang menegaskan bahwa jika terjadi defisit biaya pelayanan menjadi kewajiban pemerintah untuk menalanginya.

Berikut ini adalah pertimbangan teknis atas upaya penye-suaian tarif/besaran iuran bagi peserta BPJS Kesehatan untuk ren-cana program 2016 sampai dengan 2019, yang telah didiskusikan cukup intens dengan Kemenkeu dan Kemenkes. Karena adanya kewajiban Pemerintah untuk menerbitkan Keprpres berkaitan dengan besaran iuran, khususnya PBI yang dialokasikan dari APBN, maka telah diterbutkan Keppres Nomor 19 tentang

10

“Bleeding” Dana BPJS Kesehatan,Siapa Peduli?

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

74

Page 88: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jaminan Kesehatan, tetapi sebelum berlaku 1 April 2016, Pemerintah telah merivisi Keppres tersebut dan terbitlah Keppres Nomor 28, yang intinya bagi peserta BPJS Kesehatan yang ambil Kelas III, besaran tarif iuran diturunkan kembali dari Rp. 30.000.- menjadi Rp. 25.500 /POPB. Dokumen berikut ini, diharapakan dapat lebih menjelaskan latar belakang dasar perhitungan teknis iuran BPJS Kesehatan, agar tidak “Bleeding” kembali.

Dasar PemikiranSumber pendanaan utama program JKN sepenuhnya

diperoleh dari Iuran dalam progran JKN secara umum diperoleh dari tiga kelompok peserta, yaitu: (i) orang miskin dan tidak mampu (dikenal peserta PBI) yang iurannya dibayar sepenuhnya oleh pemerintah; (ii) pekerja penerima upah –publik dan swasta– yang iurannya dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja; dan (iii) pekerja bukan penerima upah dan penduduk bukan pekerja yang diharapkan mampu membayar iuran mereka sendiri.

Peraturan Presiden Nomor 111/2013 salah satunya menga-tur iuran program JKN. Pada tahun 2014, iuran PBI sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah sebesar Rp 19.255,- per orang per bulan (POPB).Sedangkan iuran bagi penduduk mampu ditetapkan atas dasar status pekerjaan dan pilihan manfaat. Untuk pekerja penerima upah –pemerintah dan swasta– diwajibkan membayar iuran 5% dari gaji/upah (4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% oleh pekerja). Iuran bagi kelompok peserta lain, termasuk pekerja informal, pekerja mandiri dan investor, dikenakan iuran per orang per bulan sebesar Rp 25.500,-(Kelas III), Rp 42.500,- ( Kelas II) dan Rp 59.500,- (Kelas I).

Akumulasi pendapatan iuran yang diperoleh dalam program JKN sebagian besar akan digunakan untuk mendanai biaya man-faat. Bentuk manfaat JKN berupa pelayanan kesehatan diberikan oleh fasilitas kesehatan yang telah melakukan kerjasama dengan

75

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 89: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

BPJS Kesehatan. Alokasi anggaran biaya manfaat JKN –dengan mengacu data estimasi iuran tahun 2013– sebesar 90% dari pendapatan premi. Dengan demikian maka klaim rasio ideal seha-rusnya tidak lebih dari 90 persen. Namun demikian, pelaksanaan JKN tahun 2014 sudah menghasilkan angka klaim rasio sebesar 109.9%.

Pelaksanaan program JKN pada tahun 2014 telah mengha-ruskan pemerintah mengucurkan dana talangan sebesar Rp 5 triliun. Hal serupa diprediksikan akan terjadi dalam pelak-sanaan program pada tahun 2015. Untuk ini maka pemerintah harus bersiap-siap mengucurkan dana talangan. Hasil estimasi menun-jukkan bahwa pada 2015 dan 2016, program akan mengalami defisit masing-masing Rp12,17 triliun dan Rp 26,99 triliun. Tanpa upaya intervensi sistemik maka pola yang sama akan terjadi di-mana defisit akan terus terjadi pada pelaksanaan tahun-tahun berikutnya (Policy Brief; Gambar 4).

Dengan merujuk kondisi diatas, maka sangat tidak dianjur-kan jika pemerintah hanya mengambil opsi intervensi dalam bentuk dana talangan. Dana talangan hanya bersifat temporal. Selain tidak memecahkan sumber permasalahan, intervensi beru-pa dana talangan saja akan menjadikan likuiditas program ter-ganggu, dan justeru akan menyerap dana pemerintah lebih mahal (sebagaimana analisis yang akan kita sajikan).

Paket Intervensi SistemikOleh karena itu, paket intervensi sistemik harus dilakukan

simultan oleh berbagai pemangku kepentingan, yakni: (i) melakukan penyesuaian besaran iuran mengingat rata-rata pendapatan iuran (dengan merujuk besaran iuran sesuai Perpres No. 111/2013) sangat tidak sebanding dengan rata-rata biaya kesehatan per peserta sebagai akibat dari Permenkes 69/2013 jo Permenkes 59/2014; (ii) melakukan rasionalisasi tarif pelayanan

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

76

Page 90: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang kini diatur dalam Permenkes 59/2014 agar pengeluaran biaya manfaat sebanding dengan pendapatan; dan (iii) melakukan pengendalian biaya dan kualitas secara konsisten baik yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan serta Fasilitas Kesehatan. Sesuai dengan amanat dari UU SJSN, selaku DJSN, kami pun akan mengawal pelaksanaan dari ketiga paket intervensi tersebut.

Penyesuaian besaran iuran merupakan pilihan mendesak, dan merupakan intervensi sistemik yang harus dilakukan segera. Revisi iuran akan menjadi penyelamat utama keuangan program. Penyesuaian besaran iuran sangat dianjurkan disamping merupakan amanat Perpres No. 12/2013 Jo Perpres No. 111/2013 juga karena ada perubahan dalam data dasar, asumsi, metode pembayaran serta tarif pelayanan yang diberlakukan saat ini dengan ketika penghitungan iuran JKN pada tahun 2013.

Merujuk pada pertimbangan poin 7 tersebut diatas ini maka tim teknis lintas sektor (yakni: Kemenkeu, Kemenkes, BPJS Kesehatan, DJSN dan Tenaga Ahli) yang dibentuk atas arahan dari Bapak Menteri Keuangan yang disampaikan dalam rapat pada tanggal 31 Maret 2015 di Kemenkeu telah melakukan perhitungan iuran dengan menerapkan kaidah-kaidah aktuaria. Tim teknis tersebut juga telah melakukan serangkaian diskusi dan pertemuan untuk mendapatkan formula yang akurat dan rasional.

Besaran Iuran PBI dan Sumber PembiayaanHasil perhitungan iuran yang dilakukan menunjukkan

kebutuhan iuran JKN rata-rata pada tahun 2016 adalah Rp 51. 903,- POPB. Dengan rata-rata iuran sebesar itu maka hasil perhitungan lanjut menemukan kebutuhan iuran bagi peserta PBI sebesar Rp 36.000,- POPB (Policy Brief).

Besaran nilai iuran PBI tersebut diatas, sebagaimana kese-pakatan rapat pada tanggal 9 Juli 2015 di Kemenkes, selanjutnya

77

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 91: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

harus dituangkan dalam revisi Perpres No. 111/2013 yang kini telah terbit Perpres Nomor 19 Tahun 2016, dengan nilai iuran PBI Rp. 23.000.- Menkes berkebaratan dengan angka Rp. 36.000,- (walaupun awalnya sangat mendukung), dengan alasan sumber dana oleh Menkeu dimasukkan dalam beban belanja APBN sektor Kemenkes, yang sebelumnya di luar alokasi APBN sektor Kesehatan.

Pada 2016, jumlah peserta PBI yang dijamin mencapai 92,4 juta jiwa. Dengan besaran iuran seandainya senilai Rp 000,- POPB maka dibutuhkan total dana sebesar Rp 39,9 triliun. Sementara itu, dana yang tersedia dari APBN Sektor Kesehatan tahun 2016 yang dialokasikan untuk iuran PBI sebesar Rp 25,5 triliun sehingga masih ada selisih kebutuhan dana iuran JKN bagi peserta PBI sebesar Rp 14,4 triliun.

Kenyataannya sampai saat ini defisit aau bleeding atau mismatch mencapai angka Rp 6,4 Triliun, dan angka ini bergerak terus dari hari kehari, bulan kebulan.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menutupi selisih minus Rp 14,4 triliun tersebut diatas dapat ditempuh dengan menaikkan harga rokok,(Rp 50.000/bungkus?) dan mengalokasikan pendapatan atas inisiatif kenaikan harga rokok tersebut untuk menutupi kekurangan anggaran iuran PBI.

Rekomendasi ini dilandasi oleh beberapa argumentasi sebagai berikut: Pertama, Harga rokok di Indonesia saat ini dinilai masih sangat rendah, utamanya jika dibandingkan dengan harga rokok di negara-negara lain.

Kedua, Permintaan rokok di Indonesia cenderung inelastis sehingga dengan kenaikkan harga rokok tidak serta merta mengurangi konsumsi rokok sehingga upaya ini tidak menjadi ancaman berarti bagi industri rokok.

Ketiga, Justifikasi poin diatas didukung dari kajian yang menemukan perokok Indonesia memiliki elastisitas kecil

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

78

Page 92: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

1(Hidayat B dan Thabrany H, 2011) sehingga proporsi penurunan konsumsi rokok relatif lebih rendah akibat kenaikkan harga. Perokok di Indonesia juga memiliki kecanduan miopik (Hidayat B

2dan Thabrany H, 2010) , bukan rasional sehingga mereka tidak peduli terhadap dampak negatif perilaku merokok, dan jika harga rokok dinaikkan mereka akan tetap membelinya.

Aspek krusial lainnya adalah konsumsi rokok memilki eksternalitas (negatif) dalam sektor kesehatan. Dalam perspektif kebijakan publik, menjadi keharusan bahwa pendapatan yang diperoleh atas inisiatif menaikan cukai dan/atau harga rokok disalurkan untuk mendanai program kesehatan, termasuk membayar iuran dalam program JKN.

Justifikasi poin tersebut kini mengglobal, dan diadopsi disejumlah negara. Alternatif ini juga mendapat sinyalemen positif dari DPR yang mencuat dalam RDPU antara Komisi IX DPR RI dengan Expert yang dilakukan pada tanggal 2 Juli 2015.dan belakangan ini sudah ramai dibicarakan dalam berbagai forum dan mass media dan dibahas dalam ILC TV One.

Efisiensi Dana PemerintahDengan iuran PBI sebesar Rp 36.000,-POPB, dan jika opsi

ini diberlakukan mulai 2016 (dan ternyata tidak diberlakukan) maka Pemerintah akan terhindar atas risiko pemberian dana talangan APBN (via PMN). Artinya, Pemerintah tidak akan mengeluarkan dana talangan lagi mengingat opsi iuran tersebut sudah menjamin kecukupan pendanaan program.______________

1 Hidayat B dan Thabrany, H. “Are smokers rational addicts? Empirical evidence from the Indonesian Family Life Survey.” Harm Reduct J. 2011 Feb 23; 8: 6.

2 Hidayat B and Thabrany H. “Cigarette smoking in Indonesia:

examination of a myopic model of addictive behaviour” Int J Environ Res Public Health. 2010 Jun;7(6): 2473-85.

79

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 93: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sebaliknya, program diprediksikan mengalami defisit pada opsi iuran dibawah Rp 36.000,- POPB. Oleh karena itu jika opsi iuran Rp 36.000,- POPB tidak dipilih, pemerintah tetap berkewajiban memberikan dana talangan (yang jika diakumulasi dengan iuran, pengeluran pemerintah menjadi lebih besar).

Sebagai ilusterasi, dengan asumsi peserta PBI sebesar 86.4 juta jiwa saja dan opsi iuran PBI yang diambil adalah Rp 36.000,- POPB maka total “dana investasi” pemerintah untuk iuran mulai 2016 s/d 2019 tetap sebesar Rp 37.46 triliun per tahun. Jika dana yang dikeluarkan untuk iuran dan talangan tahun 2014 dan 2015, serta dana untuk iuran pada tahun 2016 s/d 2019 diakumulasi akan diperoleh total dana Rp 199,65 triliun.

Sementara itu, pengeluaran pemerintah menjadi lebih besar, yaitu Rp 250,69 triliun dan Rp 207,49 triliun jika opsi iuran PBI per orang per bulan yang diberlakukan mulai 2016 masing-masing Rp 23.000,- dan Rp 27.500,-.

Berikut disajikan perhitungan yang menunjukkan efisiensi dana jika opsi iuran 36.000,- POPB, dibandingkan Rp 23.000,- POPB dan 27.500,- POPB: Pertama, Pada opsi iuran Rp 23.000,-POPB, hasil estimasi menemukan program diduga akan defisit sebesar Rp17,18 triliun (2016), Rp 22,22 triliun (2017), Rp 35,67 triliun (2018), dan Rp 38,19 triliun (2019). Meski pemerintah akan mendanai iuran Rp 23,85 triliun per tahun pada 2016 s/d 2019, dengan kondisi defisit itu, pemerintah masih wajib memberi talangan sehingga dana yang dikeluarkan per tahun bukan Rp 23,85 triliun (Rp 23.000 x 86.4 x 12), namun Rp 33,21 triliun (2016), Rp 46,1 triliun (2017), Rp 59,5 triliun (2018) dan Rp 62,01 triliun (2019). Jadi total pengeluaran dana pemerintah sejak 2014 s/d 2019 menjadi Rp 250,69 triliun. Artinya, ketika opsi Rp 23.000,- POPB yang dipilih, pengeluaran pemerintah menjadi lebih mahal Rp51 triliun dibandingkan opsi iuran 36.000,- POPB (Rp 250,69 triliun vs Rp 199,65 triliun).

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

80

Page 94: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kedua, Opsi iuran Rp 27.500,-POPB juga lebih mahal dari opsi iuran Rp 36.000,-POPB. Dengan pola dan justifikasi sama, iuran Rp 27.500,-POPB secara akumulatif berimplikasi pada investasi dana pemerintah tahun 2014 - 2019 sebesar Rp 207,49 triliun. Dalam opsi iuran PBI sebesar Rp 27.000,-POPB, hasil estimasi menemukan defisit yang akan dialami sebesar Rp3,1 triliun (2016); Rp 5,9 triliun (2017); Rp 8,5 triliun (2018); dan Rp 9,1 triliun (2019), yang juga harus harus ditutupi dari dana talangan pemerintah.

Biaya-Biaya SosialNilai efisiensi yang diperoleh dalam ilusterasi perhitungan

poin 14 diatas belum memasukan biaya-biaya social (social costs) yang dapat terjadi jika opsi iuran yang dipilih sebesar Rp 23.000,- POPB atau 27.000,- POPB. Penghematan yang diperoleh dari opsi iuran PBI Rp 36.000,- POPB sejatinya menjadi lebih tinggi jika memperhitungkan keberhasilan opsi tersebut dalam meredam biaya-biaya sosial. Berikut disajikan argumentasinya:

Pertama, Tahun 2016. Perhitungan pada opsi iuran Rp 23.000,- dan pada opsi iuran Rp 36.000,- diasumsikan seluruh aset JKN (DJS dan BPJS) sudah habis untuk menutupi defisit pada 2016. Ini akan mengganggu likuiditas program. Memang pemerintah dapat memberikan dana talangan (sebagaimana asumsi perhitungan), namun sangat tidak dianjurkan karena peluang keterlambatan pembayaran klaim kepada fasilitas kesehatan (faskes) ketika dana talangan belum cair (karena administerasi) masih tinggi.

Kedua, Tahun 2017. Untuk menjamin kelancaran pembaya-ran klaim (khususnya INA-CBGs), program membutuhkan kesiapan dana setiap bulannya minimal 3 kali dari besaran klaim bulanan. Sementara itu, mulai tahun 2016, jumlah klaim diperki-rakan mencapai Rp 6,5 triliun per bulan sehingga program butuh

81

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 95: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

aset likuid sebesar Rp 19,5 triliun setiap bulan agar kelancaran pembayaran klaim terjaga dengan baik.

Ketiga, Tahun 2018. Apabila kondisi poin 15a terjadi maka dapat menjadi pemicu biaya-biaya sosial (social costs), seperti: (i) keterlambatan dalam pembayaran klaim kepada faskes sehingga menimbulkan protes, serta kekhawatiran faskes tidak memperoleh pembayaran; (ii) karena poin (i) maka dapat terjadi penundaan pelayanan (atau merujuk) pasien kepada faskes lain sehingga kualitas layanan turun, bahkan berisiko terhadap keselamatan pasien; (iii) karena poin (i) kondisi keuangan faskes juga akan terganggu dan ini akan menjadi pemicu faskes melakukan pemutusan hubungan kerja dengan sejumlah karyawan; (v) kombinasi dari hal-hal tersebut diatas secara keseluruhan dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap program, bahkan akan menimbulkan implikasi yang lebih buruk lagi yakni (vi) munculnya protes masal dan ketidakpercayaan kepada pemerin-tah. Dengan demikian maka efek domino atas kekeliruan dalam menentukan pilihan besaran iuran PBI bisa berakibat fatal.

Investasi Atau BelanjaAlokasi dana pemerintah untuk program kesehatan,

termasuk iuran PBI, harus dipandang sebagai “investasi“, bukan semata-mata belanja. Kenaikan dana iuran disinyalir mampu mendongkrak kegiatan perekonomian. Upaya ini diduga kuat mendorong pembangunan di daerah serta membuat tuntutan peningkatan mutu layanan kesehatan semakin tinggi. Hal ini pada akhirnya akan mendorong pemerintah daerah dan swasta membangun fasilitas kesehatan memadai, serta menyerap tenaga kerja kesehatan lebih banyak.

Implikasi kenaikan iuran tidak hanya akan terjadi untuk sektor kesehatan, tetapi juga akan menjadikan alat redistribusi kesejahteraan dan membuka lapangan kerja. Secara makro, kondi-

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

82

Page 96: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

si ini akan berujung pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Asumsi ini sejalan dari estimasi Jamison, dan kawan-kawan yang

3dirilis dalam Lancet tahun 2013 yang menemukan hingga 24% pertumbuhan ekonomi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah disebabkan oleh investasi yang lebih baik pada sektor kesehatan. Berinvestasi pada sektor kesehatan juga memiliki tingkat pengembalian investasi signifikan, mencapai 9-20 kali lipat. Fakta ini harus kita cermati bijak untuk melihat kesehatan sebagai investasi dalam rangka meningkatkan status kesehatan, produktivitas (pada tingkat mikro) dan pertumbuhan GDP (pada tingkat makro).

Kesimpulan dan RekomendasiBesaran iuran PBI senilai Rp 36.000,- POPB berpotensi

tidak hanya menjaga kesinambungan pendanaan program, tetapi juga menguntungkan dari perspektif efisiensi dana serta meredam munculnya biaya-biaya sosial yang jika terjadi dapat menimbul-kan efek domino yang fatal. Alokasi dana pemerintah untuk iuran PBI harus dilihat sebagai sebuah investasi, bukan semata-mata belanja. Dana yang diinvestasikan tersebut secara makro akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Dengan serangkaian justifikasi diatas maka direkomendasi-kan besaran iuran JKN bagi peserta PBI sebesar Rp 36.000,- per orang per bulan untuk diberlakukan mulai 2016. Kenyataannya Pemerintah hanya menaikkan iuran PBI Rp 23.000,- POPB, dan bersiap-siaplah kocek pemerintah akan semakin tergerus untuk menutupi dana talangan dan defisitnya biaya pelayanan JKN. Dan hal tersebut sudah kita “ingatkan kepada menteri-menteri terkait. Siapa yang peduli?______________

3 Jamison DT, Summers LH, Alleyne G, et al. (2013). Global health

2035: A World Converging within a Generation. Lancet 2013; 382: 1898-1955.

83

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 97: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Abstrakaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan satu dari Jlima program SistemJaminan Sosial Nasional (SJSN) di Indonesia. Kemajuan besar telah dicapai dalam pelaksa-

nakan program JKN. Namun demikian kesinambungan keuangan merupakan faktor kunci yang perlu dipertimbangkan untuk men-capai tujuan JKN jangka panjang. Oleh karena itu, dalam rangka menentukan keberlanjutan pendanaan JKN, sebuah analisis aktuaria telah dilakukan. Data yang digunakan dalam analisis aktuaria ini diperoleh dari dua sumber utama: (i) BPJS Kesehatan (yaitu, data untuk memperkirakan angka probabilitas dan rerata bulanan peserta JKN) dan (ii) Depkes RI yang meliputi data unit biaya yang dibangun dari Permenkes No. 69/2014 jo59/2014. Data lain yang digunakan juga mencakup data pendapatan JKN (premium) dan biaya kesehatan (yaitu, kapitasi, non-kapitasi, dan non-CBGs). Bukti jelas menunjukkan kesenjangan pendanaan program JKN. Meskipun hanya untuk membiayai manfaat JKN, kesenjangan pendanaan JKN naik dari Rp 6,1 triliun di 2014 menjadi 23.8 triliun pada tahun 2019, atau naik lebih dari 58% per tahun. Sehubungan dengan temuan ini, analisis ini menyimpulkan bahwa kondisi keuangan JKN tidak mampu berkelanjutan, seti-daknya dalam kondisi seperti sekarang ini. Namun demikian ada ______________

1 Hasil Kajian DJSN, dengan FKM UI, dan suporting GIZ Indonesia (2014).

11

Kesinambungan1Pendanaan JKN-BPJS Kesehatan

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

84

Page 98: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

beberapa cara dimana para pembuat kebijakan dapat membuat agar sistem keuangan JKN lebih berkelanjutan. Cara tersebut me-liputi: merevisi nilai premi yang kinidiatur dalam Peraturan Presi-den No 111/2013, merasionalisasi tarif pelayanan kesehatan yang kini diatur dalam PerMenkes 59/2014, meluncurkan serangkaian program pengendalian biaya dan mempromosikan efisiensi.

PendahuluanSejak tahun 2014, Indonesia menerapkan sistem pembayar

tunggal dengan mencanangkan program asuransi kesehatan nasional (JKN). Dengan estimasi jumlah penduduk sekitar 268 juta jiwa pada tahun 2019, Indonesia akan menjadi negara terbesar di dunia yang menerapkan sistem pembayar tunggal [1]. Program JKN tergolong sebagai skim asuransi kesehatan sosial. Untuk memastikan warga miskin masuk dalam program JKN, pemerin-tah tengah berkomitmen untuk membayar iuran mereka. Pada tahun 2014, sebanyak 86.4 juta jiwa memenuhi syarat sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI). Anggaran pemerintah untuk premi JKN 86,4 juta mencapai Rp 19,9 triliun [2].

Asuransi kesehatan mengurangi resiko masyarakat me-nanggung biaya kesehatan dari kantong sendiri (out of pocket) dalam jumlah yang sulit diprediksi dan kadang kadang memerlu-kan biaya yang sangat besar. Untuk itu diperlukan suatu jaminan dalam bentuk asuransi kesehatan karena peserta membayar premi dengan besaran tetap. Dengan demikian pembiayaan kesehatan di tanggung bersama sama secara gotongroyong oleh seluruh peser-ta sehingga tidak memberatkan secara perorangan [3].

Rancangan kebijakan JKN dan pelaksanaan program JKN tengah menunjukkan kemajuan pesat. Program ini berhasil me-nyamaratakan manfaat yang sebelumnya bervariasi diantara ber-bagai skim jaminan sosial di Indonesia. Program JKN menawar-kan manfaat komprehensif, mulai untuk penanganan penyakit-

85

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 99: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

penyakit menular hingga penyakit yang butuh intervensi biaya mahal, seperti terapi jantung, dialisis dan kanker. Rancang bangun kebijakan JKN juga telah meningkatkan adanya strategi pembe-lian. Hal ini tercermin dengan adanya penerapan sistem kontrak, formularium nasional dan skema pembayaran provider (Kapitasi dan CBGs). Dalam hal pelaksanaan, program JKN juga menun-jukkan kemajuan yang menjanjikan dalam hal meningkatkan ak-ses peserta ke layanan kesehatan formal [4-7].

Dalam perjalanannya, persoalan tarif juga menjadi krusial, sebagaimana yang disampaikan oleh Manajemen RS. Dr. Adjidarmo [5] agar segera diperlukan rasionalisasi tarif untuk dapat meningkatkan jasa pelayanan dan pemberian reward bagi dokter yang berhasil melakukan efektifitas pelayanan dan mencip-takan efisiensi.

Disisi lain di Kabupaten Bondowoso, masyarakat yang telah mendengar JKN tetapi dengan informasi yang masih terbatas, memberi dampak kurang yakinnya mereka dengan Program JKN, karena prosedur kepesertaan yang sulit dan rumit, dan menyata-kan besaran iuran yang dapat diterima sebesar Rp 5.000/bulan [6]. Persoalan lain yang juga cukup banyak dalam mengimplemen-tasikan JKN pada awal pelaksanaannya antara lain belum semua penduduk tercakup sebagai peserta, distribusi pelayanan keseha-tan yang belum merata, kualitas pelayanan kesehatan yang berva-riatif, sistem rujukan dan pembayaran yang belum optimal, keti-dak merataan ketersediaan fasilitas kesehatan, SDM kesehatan dan kondisi geogfafis yang variatif, menimbulkan potensi mele-barnya ketidak adilan kesehatan antara kelompok masyarakat [7].

Di samping masalah-masalah yang sudah disebutkan di atas, sebuah pertanyaan krusial sudah muncul sejak awal pelaksanaan program: apakah pendanaan JKN berkelanjutan? Banyak kriti-kus meragukan akan kesinambungan pendanaan program seiring dengan luasnya manfaat jaminan. Sementara alokasi dana peme-

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

86

Page 100: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

rintah untuk premi PBI pada tahun 2014 mencapai 19.9 triliun rupiah, lebih dari dua kali lipat dibandingkan anggaran 2013 untuk program asuransi miskin (Jamkesmas), namun jumlah dana tersebut hanya setara dengan Rp 19.225 per orang per bulan. Jumlah itupun masih dibawah usulan hasil studi aktuaria yang dilakukan pada tahun 2013 [8]. Kondisi ini memotivasi sebuah studi yang dapat memberikan bukti empiris sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan bahan koordinasi diantara pemangku kepentingan tentang keberlanjutan pendanaan program JKN. Untuk itu, analisis aktuaria telah dilakukan untuk mengkaji keber-lanjutan pendanaan program JKN.

Kesinambungan keuangan merupakan aspek kritis sistem perlindungan sosial. Dalam studi ini, kesinambungan pendanaan didefinisikan sederhana, yaitu kondisi keuangan positif dimana pemasukan dana lebih besar daripada pengeluaran. Karena itu, variabel utama yang dibutuhkan untuk mengkaji kesinambungan pendanaan adalah estimasi nilai pendapatan, dan variabel kedua adalah estimasi pengeluaran. Gambar 1 menyajikan kerangka pikir kajian keberlanjutan pendanaan program JKN.

Gambar 1. Kerangka pikir kajian keberlanjutan pendanaan program JKN

87

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 101: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Menurut peraturan Pemerintah Nomor 87/2013, BPJS diwajibkan memisahkan dua jenis aset, yaitu Dana Jaminan Sosial (DJSK) dan BPJS. Kedua jenis aset ini memiliki mekanisme pem-biayaan yang berbeda dari aspek sumber dan penggunaan dana. Tabel 1 menyajikan ringkasan perbedaan tersebut. Seperti halnya dalam program jaminan sosial lainnya, sumber pendapatan JKN sepenuhnya mengandalkan dari iuran peserta, dan bagi orang miskin dan yang tidak mampu (PBI) dibayarkan oleh Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 111/2013 mengatur bahwa iuran program JKN diperoleh dari tiga kelompok peserta, yaitu orang miskin dan hampir miskin yang iurannya dibayar sepenuhnya oleh pemerintah, pekerja formal, publik dan swasta yang preminya dibayar oleh majikan dan karyawan, serta penduduk informal yang diharapkan mampu membayar iuran sendiri [9, 10].

Iuran JKN bagi peserta PBI sepenuhnya ditanggung oleh emerintah sebesar 19,255 rupiah per orang per bulan (POPB). Sedangkan iuran bagi penduduk yang mampu ditetapkan atas da-sar status dan pilihan manfaat. Untuk pekerja penerima upah for-

Tabel 1. Pengelolaan aset JKN (DJSK vs BPJS) [11]

1) Kontribusi/iuranpeserta

2) Hasil investasi aset DJSK dan

lainnya

3) Transfer aset dari BUMN yang

mengelola program jaminan sosial

4) Sumber pendapatan lain sah

sesuai ketentuan UU atau

peraturan per UU.

1) Modal awal dari Pemerintah-uang negara

yang dipisahkan untuk tujuan ini dan

tidak terbagi atas saham

2) Transfer aset dari BUMN yang mengelola

program jaminan sosial (PT Askes)

3) Investasi yang diperoleh dari aset BPJS

4) Dana operasional yang diambil dari DJSK

5) Sumber pendapatan lain sah sesuai

ketentuan UU atau peraturan per UU

Sumber Dana

1) Pembayaran manfaat (biaya

medis)

2) Biaya operasional untuk

mengelola program

3) Investasi di instrumen investasi

sesuai ketentuan undang-undang

/peraturan

1) Biaya pengadaan barang dan jasa untuk

mendukung operasional program

2) Biaya untuk meningkatkan kapasitas

layanan

3) Investasi di instrumen investasi sesuai

ketentuan undang-undang/peraturan

Penggunaan Dana

AsetDJSK AsetBPJS

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

88

Page 102: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mal, pemerintah dan swasta, diwajibkan membayar iuran 5% dari gaji (4% dibayar oleh majikan dan 1% oleh karyawan). Iuran bagi peserta lain, termasuk pekerja informal, pekerja mandiri dan in-vestor, dikenakan iuran bulanan antara Rp 25,500 dan Rp 59,500.

Sebagian besar pendapatan JKN akan dibelanjakan untuk mendanai manfaat JKN. Bentuk manfaat yang berupa pelayanan kesehatan diberikan oleh fasilitas kesehatan (faskes) yang sudah melakukan ikatan kerja dengan BPJS Kesehatan. Skema pemba-yaran kapitasi dan CBGs digunakan masing-masing untuk mem-bayar faskes primer (FKTP) dan lanjutan (FKTL). Skema pemba-yaran lain juga memungkinkan diterapkan ketika kapitasi dan CBG tidak bisa diaplikasikan.

Untuk maksud ini, Kemenkes telah mengeluarkan Permenkes No. 69/2013 Jo 59/2014 yang mengatur standar tarif Kapitasi, Non Kapitasi, CBGs dan Non CBGs [12]. Alokasi anggaran untuk biaya manfaat JKN mengacu pada data estimasi premi tahun 2013 sebesar 90% dari pendapatan premi. Dengan demikian maka klaim rasio ideal seharusnya tidak akan lebih dari 90 persen.

Selain untuk mendanai manfaat, pendapatan iuran juga dialokasikan untuk mendanai biaya operasional, yang terdiri atas biaya personil dan non-personil, serta pembentukan dana cada-ngan. Karena alokasi biaya manfaat 90% maka hanya ada sisa 10% dari pendapatan premi yang dapat dialokasikan untuk biaya operasional.

Sejalan dengan ini, Peraturan Pemerintah No c87/2013 me-nyebutkan “Alokasi biaya manajemen ditetapkan maksimal hing-ga 10% dari total pendapatan premi yang diterima oleh BPJS Ke-sehatan.” Berdasarkan ketentuan ini maka Kementerian Keua-ngan menerbitkan SK No.211/PMK.02/2013 yang menetapkan biaya operasional tahun 2014 sebesar 6,25% dari pendapatan premi [13].

89

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 103: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Metode PenelitianAnalisis AktuariaAnalisis aktuaria telah dilakukan untuk mendeteksi apakah keber-lanjutan pendanaan program JKN dapat dipertahankan atau tidak. Sebagai bagian dari analisis aktuaria, 4 estimasi dilakukan untuk memperkirakan nilai pendapatan BPJS, nilai biaya, probabilitas pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan angka rasio klaim biaya medis [14]. Secara khusus, analisis aktuaria dilakukan untuk:1) Proyeksi nilai pendapatan atas dasar data kepesertaan dan nilai

premi. Estimasi pendapatan program JKN dilakukan atas dasar pada jumlah perkiraan peserta JKN, dan nilai kontribusi yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 111/2013.

2) Estimasi biaya kesehatan (biaya BPJS) melalui estimasi pro-babilitas dan biaya untuk pelayanan kesehatan primer dan se-kunder. Biaya BPJS terdiri atas biaya penggantian kepada pe-nyedia layanan kesehatan dan biaya administrasi. Untuk laya-nan kesehatan primer, penyedia layanan dibayar kapitasi, se-dangkan layanan kesehatan sekunder dan tersier menerapkan skema pembayaran berdasarkan kelompok diagnosis atau di-kenal DRG. Oleh karena itu, perkiraan biaya BPJS harus memperhitungkan semua jenis pengeluaran pelayanan keseha-tan yang ditanggung oleh program JKN, termasuk pengelua-ran kesehatan primer (yang terdiri dari atas kapitasi dan nonkapitasi) dan pengeluaran medis sekunder dan tersier (yang dibayar dengan CBGs dan non-CBGs). Dalam perhitungan biaya CBGs, studi ini menggunakan pendekatan untuk mem-perkirakan angka probabilitas kesehatan untuk setiap jenis kode CBGs. Ada 1077 kode CBGs yang tersebar dalam 5 regional kelompok tarif dan kelas rumah sakit (I, II, dan III), Jenis rumah sakit A, B, C, D, rujukan khusus dan rujukan na-sional) dan jenis pelayanan kesehatan (baik rawat jalan dan rawat inap).

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

90

Page 104: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

3) Proyeksi angka klaim rasio. Angka klaim rasio merupakan hasil bagi nilai total klaim biaya kesehatan yang dibayar BPJS ditambah biaya-biaya adjustment dengan total pendapatan premi yang diterima oleh BPJS. Angka klaim rasio mengacu pada persentase dari nilai pendapatan premi dimana BPJS membelanjakannya untuk biaya layanan kesehatan kepada peserta JKN. Sebagai sebuah nilai ukuran statistik, angka klaim rasio menilai porsi total premi JKN yang digunakan untuk mendanai biaya layanan perawatan medis, tidak terma-suk biaya operasional dan/atau administrasi, termasuk biaya cadangan. Para pembuat kebijakan melihat angka klaim rasio sebagai sebuah indikator dasar efisiensi perusahaan asuransi dalam memberikan layanan serta melihat kondisi keuangan-nya. Data yang dibutuhkan untuk memperkirakan nilai klaim rasio adalah jumlah klaim dibayar kepada penyedia layanan kesehatan (kapitasi, non-kapitasi, INA-CBGs dan non INA-CBGs) dan data tentang cadangan klaim. Nilai klaimklaim yang dibayarkan ini harus didasarkan pada sumber database klaim yang teraudit.

4) Proyeksi kondisi pendanaan program JKN untuk mendanai biaya kesehatan. Tahun dasar proyeksi adalah tahun anggaran (TA) 2014. Biaya medis setiap jenis manfaat JKN diperkira-kan terpisah dengan memproyeksikan jumlah penyakit yang terjadi, dan biaya satuan untuk penanganan penyakit. Perkalian antara jumlah penyakit dengan rerata biaya satuan penanganan penyakit tersebut menghasilkan nilai biaya kesehatan.

DataData yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua

sumber utama. Data untuk estimasi angka probabilitas dan rerata bulanan peserta JKN diperoleh dari BPJS Kesehatan, sedangkan data untuk menghitung biaya satuan dibangun dari isi lampiran

91

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 105: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Permenkes No. 69/2014 jo 59/2014 tentang standar tarif pelaya-nan kesehatan. Data lain yang dibutuhkan dalam analisis aktuaria meliputi data tentang pendapatan premi, dan data tentang penge-luaran kesehatan (biaya kapitasi, nonkapitasi, dan nonCBGs) [15].

Langkah-Langkah AnalisisSebagai bagian dari analisis aktuaria, ada lima langkah yang

dilakukan secara berurutan untuk menentukan keberlanjutan pen-danaan program (Gambar 2).

Hasil dan Pembahasan Estimasi peserta JKN

Data peserta pada tahun 2014 digunakan sebagai dasar proyeksi kepesertaan JKN tahun 2015 s/d 2019. Jumlah penduduk Indonesia sebagai peserta JKN menunjukkan peningkatan sejak Januari 2014 sampai dengan Desember 2014. Jumlah peserta (jiwa)

Gambar 2. Langkah-langkah analisis aktuaria

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

92

Page 106: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

(jiwa) dan angka kenaikkannya (dalam %) per bulan sejak Januari sampai Desember 2014 disajikan dalam Tabel 1. Pada Januari 2014, terdapat 117 juta jiwa penduduk terdaftar sebagai peserta JKN. Jumlah peserta JKN ini naik menjadi 133.4 juta jiwa pada Desember 2014, atau terjadi kenaikan sebesar 1.2% selama setahun. Persen kenaikan tertinggi (30%) terjadi pada kelompok peserta bukan penerima upah (PBPU), kemudian disusul oleh kelompok peserta PBI-APBD. Sementara angka kenaikkan peserta pekerja penerima upah (PPU) hanya 1.1 persen (Tabel 2).

Proporsi Peserta JKN 2014Rata-rata bulanan peserta JKN (member month) pada tahun

2014 yang diperoleh dari data administratif mencapai 125 juta jiwa. Dengan merujuk data jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar 252,2 juta (BPS 2013) maka cakupan JKN tahun 2014 hanya mencapai 50% dari populasi Indonesia. Dari peserta JKN sebesar 125 juta jiwa tahun 2014, sebagian besarnya (atau 69 persen) berasal dari peserta PBI. Angka proporsi terbesar kedua (18,5%) dan ketiga (5%) ditempati masing-masing oleh peserta PPU dan PBI-APBD. Sementara kelompok peserta PBPU

Peserta Per Bulan Tahun 2014

RERATA

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 2014

JUMLAH (Ribu Jiwa)

PBI-APBN 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400 86,400

PBI-APBD 3,668 3,850 4,642 5,005 5,460 5,904 6,961 7,493 7,945 8,289 8,492 8,767 6,373

PPU 21,485 21,528 21,908 22,522 23,011 23,762 23,639 23,639 23,740 24,020 24,101 24,327 23,132

PBPU 582 856 1,569 2,147 2,855 3,565 4,081 4,950 5,958 7,017 7,635 9,053 4,189

BP 4,920 4,919 4,886 4,929 4,935 4,922 5,104 4,869 4,869 4,866 4,869 4,876 4,914

TOTAL 117,054 117,553 119,404 121,003 122,662 124,553 126,184 127,252 128,914 130,592 131,497 133,424 125,008

KENAIKAN (%)

PBI-APBN 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

PBI-APBD 5.0% 20.6% 7.8% 9.1% 8.1% 17.9% 7.6% 6.0% 4.3% 2.5% 3.2% 8.4%

PPU 0.2% 1.8% 2.8% 2.2% 3.3% -0.5% -0.4% 0.9% 1.2% 0.3% 0.9% 1.1%

PBPU 47.3% 83.2% 36.8% 33.0% 24.9% 14.5% 21.3% 20.4% 17.8% 8.8% 18.6% 29.7%

BP 0.0% -0.7% 0.9% 0.1% -0.3% 3.7% -4.6% 0.0% -0.1% 0.1% 0.2% -0.1%

TOTAL 0.43% 1.57% 1.34% 1.37% 1.54% 1.31% 0.85% 1.31% 1.30% 0.69% 1.47% 1.20%

Tabel 2. Jumlah (jiwa) dan kenaikan peserta (%) JKN per bulan tahun 2014

93

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 107: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan BP masing-masing hanya menyumbang kurang dari 4% terhadap total rerata bulanan peserta JKN 2014.

Estimasi jumlah tertanggung tahun 2015-2019 merupakan langkah awal yang ditempuh dalam analisis kesinambungan pendanaan program (Gambar 3). Data peserta (dalam satuan bulanan) digunakan sebagai dasar untuk estimasi angka probabilitas, konversi total biaya ke satuan biaya per orang per bulan, serta proyeksi kondisi keuangan. Dengan merujuk pada data dari BPJS Kesehatan (diolah dari data SIM), hasil analisis menemukan rata-rata bulanan peserta JKN tahun 2014 ternyata hanya 124 juta jiwa (bukan 125 juta jiwa), atau sekitar 49 persen dari populasi Indonesia pada tahun tersebut. Data populasi disini merujuk pada hasil estimasi yang dilakukan oleh BPS tahun 2013. Rerata bulanan jumlah tertanggung JKN pada tahun 2015-2019 diperkirakan akan naik terus. Kenaikan ini mengikuti semangat pada target cakupan universal yang akan diraih pada tahun 2019.

Pada tahun 2015, rerata bulanan jumlah peserta JKN diperkirakan mencapai 156 juta, atau 61% dari populasi Indonesia. Untuk periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2019, rata-rata bulanan jumlah peserta JKN secara berurutan mencapai 181 juta (70% dari populasi), 210 juta (80% dari populasi), 225 juta (85% dari populasi), dan 241 juta (90% dari populasi).

Gambar3.EstimasiPesertaJKN(dalamribu)TA2014-2019

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

94

Page 108: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Estimasi Angka ProbabilitasProbabilitas penggunaan layanan kesehatan diestimasi atas

dasar database klaim CBGs tahun 2014. Database ini mencatat data pemanfaatan layanan kesehatan oleh peserta dan nilai pem-bayaran klaim. Gambar 4 menyajikan ringkasan database klaim INA-CBGs yang digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan angka probabilitas pemanfaatan layanan kesehatan. Studi ini berhasil membangun database klaim yang sangat besar yang mencakup 31,6 juta kasus CBGs terdiri dari atas kasus CBGs rawat inap (5,1 juta) dan kasus CBGs rawat jalan (26,5 juta), dan sekitar 32 triliun rupiah nilai klaim yang sudah terbayarkan.

Data CBGs (Kasus dan Pembayaran) Tahun 2014Tabel 3 dan 4 menyajikan ringkasan jumlah kasus dan

pembayaran klaim CBGs pada tahun 2014, tersebar menurut 5 regional tarif CBGs. Tampak dalam Tabel 3 bahwa dari 5,1 juta kasus CBG rawat inap, sekitar 2,7 juta jiwa (lebih dari separuh-nya, 52%) merupakan kasus yang terjadi di Regional 1. Urutan kedua kasus CBG rawat inap terbanyak ditemukan di Regional 3 yang jumlahnya mencapai 1,6 juta kasus atau sekitar 26%. Se-dangkan jumlah kasus CBG rawat inap terkecil ditemukan di Regional 4 yakni hanya sekitar 2% dari total kasus CBG rawat inap di tahun 2014. Pola sama ditemukan juga untuk kasus CBGs rawat jalan.

95

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Gambar 4. Ringkasan database klaim INA-CBGs tahun 2014

Page 109: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jumlah kasus tertinggi ditemukan di Regional 1 yang jumlahnya mencapai lebih dari 61,5% dari 26,47 juta kasus CBGs rawat jalan. Urutan kedua terbanyak (20,6%) dan urutan terendah (1,6%) ditemukan masing-masing di Regional 3 dan Regional 4.

Dengan jumlah kasus CBGs seperti tampak dalam Tabel 3, maka tidak heran jika nilai klaim terbanyak juga ditemukan di Regional 1 dengan nilai klaim kasus CBGs rawat inap dan rawat jalan masing-masing 13,9 triliun rupiah (atau 60% dari nilai total klaim rawat inap) dan 1,7 triliun rupiah (atau 65% dari nilai total klaim rawat jalan).

Angka Probabilitas Original Tahun 2014Angka probabilitas atau utilisasi (per 1000 peserta per

bulan) dihitung dengan cara membagi jumlah kasus dengan tertanggung. Perhitungan jumlah kasus dilakukan dari sumber data klaim tahun 2014 yang mencatat data utilisasi dan pembayaran. Angka probabilitas dihitung secara terpisah untuk rawat inap dan rawat jalan serta total.

Seperti dalam hal jumlah kasus CBGs, angka probabilitas dihitung dengan membedakannya menjadi 5 wilayah tarif CBGs. Tabel 4 menyajikan ringkasan angka probabilitas per wilayah. Sebaran angka probabilitas bervariasi diantara 5 wilayah tarif CBGs (Gambar 5). Untuk kasus rawat inap, probabilitas tertinggi

Tabel 3. Jumlah kasus CBGs per regional

JenisLayanan Region1 Region2 Region3 Region4 Region5 Indonesia

RawatInap 2,689,305 655,825 1,358,497 101,935 343,206 5,148,768

RawatJalan 16,288,611 3,249,253 5,444,725 429,990 1,065,163 26,477,742

Total 18,977,916 3,905,078 6,803,222 531,925 1,408,369 31,626,510

Tabel 4. Pembayaran klaim CBGs (juta rupiah) per regional

JenisLayanan Region1 Region2 Region3 Region4 Region5 Indonesia

RawatInap 13,958,815 3,048,155 6,092,628 508,245 1,361,257 24,969,101

RawatJalan 4,717,375 782,546 1,356,153 126,718 242,190 7,224,982

Total 18,676,190 3,830,701 7,448,781 634,963 1,603,447 32,194,083

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

96

Page 110: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

diamati di Regional 3 (4,5 per 1.000 orang per bulan), dan yang terendah ditemukan di Kawasan Regional 5 (2,7 per 1000 anggota per bulan). Sedangkan untuk kasus rawat jalan, angka probabilitas tertinggi (19,6 per 1.000 anggota per bulan) terdeteksi di Wilayah Regional 1, dan yang terendah juga di Regional 5 (8,2 per 1000 anggota per bulan).

Koreksi Angka Probabilitas Original Tahun 2014Angka probabilitas (hasil estimasi data tahun 2014) adalah

21,33 per 1.000 anggota per bulan, yaitu 3,47 untuk rawat inap + 17,8 untuk rawat jalan (Tabel 5). Angka ini masih sangat rendah yang mungkin disebabkan oleh penggunaan layanan kesehatan memang masih rendah atau data klaim yang digunakan dalam studi tidak lengkap (belum mencatat semua transaksi). Kemung-kinan juga karena adanya kasus-kasus yang sudah terjadi dalam TA 2014, namun kasus tersebut belum diselesaikan.

Gambar 5. Angka probabilitas (per 1.000 peserta/bulan) menurut regional

97

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 111: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Untuk mengakomodasi semua kasus yang sudah muncul dalam TA 2014 dalam perhitungan ini maka dilakukan estimasi jumlah kasus IBNR (Incurred but not reported) dengan menggu-nakan metode chain-ladder.

Estimasi IBNR dalam studi ini dilakukan dengan menerap-kan metode stokastik dan nonstokastik. Pendekatan stokastik merupakan metode yang biasa diterapkan oleh banyak aktuaris untuk memperkirakan faktor penyelesaian (completion factor) klaim, dalam kasus ini, menggunakan metode segitiga (triangle). Pendekatan non-stokastik dilakukan dengan menerapkan metode analisis regresi GLM, metode Mack chain ladder, dan metode bootstrap chain-ladder [16-19].

Hasil estimasi chain-ladder menemukan bahwa pendekatan pertama (estimasi stokastik dengan tri angle) menyarankan adanya koreksi sebesar 9,5% kasus rawat inap dan 11% untuk kasus rawat jalan terhadap data klaim 2014. Sementara pendeka-tan kedua hanya membutuhkan koreksi sebesar 6,9%, baik untuk rawat inap maupun rawat jalan.

Atas dasar temuan ini, selanjutnya kami mengoreksi angka probabilitas original dengan menggunakan data IBNR yang diperoleh dari pendekatan non-stokastik. Hasil koreksi probabili-tas yang dilakukan dengan menggunakan data IBNR diberikan dalam Tabel 6. Gambar 6 memberikan ringkasan angka estimasi probabilitas nasional yang diperolah dari data asli serta hasil koreksi dengan kasus IBNR.

Tabel 5. Angka probabilitas terkoreksi (/1000/bulan) per regional

(Koreksi IBNR 2014)

JenisLayanan Region1 Region2 Region3 Region4 Region5 Indonesia

RawatInap 3.463 3.563 4.816 4.448 2.830 19.090

RawatJalan 20.973 17.653 19.302 18.764 8.784 19.090

Total 24.44 21.22 24.12 23.21 11.61 22.80

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

98

Page 112: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Koreksi Angka Probabilitas 2014 dan Proyeksi TA 2015-2019Estimasi angka probabilitas pada tahun 2014 adalah 22,8 per

1.000 peserta per bulan, dengan rincian 3,463 untuk rawat inap dan 19,09 untuk rawat jalan. Meski angka estimasi ini sudah dikoreksi dengan kasus IBNR, angka probabilitas pada TA 2014 masih terbilang lebih rendah jika dibandingkan dengan angka probabilitas yang digunakan dalam perhitungan iuran pada tahun2013, yaitu sebesar 34 per 1.000 jiwa per bulan. Angka probabili-tas pada TA 2014 juga dinilai belum stabil.

Tabel 6. Angka probabilitas terkoreksi (/1000/bulan) per regional

(Koreksi IBNR 2014)

JenisLayanan Region1 Region2 Region3 Region4 Region5 Indonesia

RawatInap 3.463 3.563 4.816 4.448 2.830 19.090

RawatJalan 20.973 17.653 19.302 18.764 8.784 19.090

Total 24.44 21.22 24.12 23.21 11.61 22.80

Gambar 6. Angka Probabilitas (per 1.000/bulan)

Data Original 2014 Vs. Koreksi IBNR

99

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 113: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Koreksi Angka Probabilitas 2014 dan Proyeksi TA 2015-2019Estimasi angka probabilitas pada tahun 2014 adalah 22,8 per

1.000 peserta per bulan, dengan rincian 3,463 untuk rawat inap dan 19,09 untuk rawat jalan. Meski angka estimasi ini sudah dikoreksi dengan kasus IBNR, angka probabilitas pada TA 2014 masih terbilang lebih rendah jika dibandingkan dengan angka probabilitas yang digunakan dalam perhitungan iuran pada tahun 2013, yaitu sebesar 34 per 1.000 jiwa per bulan. Angka probabili-tas pada TA 2014 juga dinilai belum stabil.

Mengingat angka probabilitas pada TA 2014 akan diguna-kan sebagai dasar untuk melakukan proyeksi angka probabilitas tahunan selama TA 2015-2019, dalam analisis aktuaria, studi ini mengasumsikan adanya kenaikan angka utilisasi rawat jalan dan rawat inap. Asumsi kenaikan ini juga dilakukan sebagai wujud refleksi atas tren yang saat ini terjadi, yaitu peningkatan pesat kasus-kasus penyakit tidak menular (noncomunicable deseases) di Indonesia serta rencana pengembangan suplai fasilitas keseha-tan. Atas dasar ini maka angka probabilitas TA 2015-2019 diperki-rakan naik dengan asumsi angka utilisasi rawat inap naik 7% untuk TA 2015 dan 2016, dan 3% untuk TA 2017 & 2018 serta angka utilisasi rawat jalan juga diprediksikan meningkat sampai 5% untuk TA 2015 dan 2016, dan 3% untuk TA 2017 dan 2018.

Hasil estimasi angka probabilitas pada TA 2014-2019 disajikan dalam Gambar 7. Angka probabilitas TA 2018 dan 2019 diasumsikan berada pada angka optimal. Tampak dalam Gambar 7 bahwa angka probabilitas TA 2018 dan 2019 diperkirakan 27 per 1.000 jiwa per bulan, 22 rawat jalan dan 4,5 rawat inap. Namun perlu dicatat bahwa angka ini juga masih dibawah angka yang digunakan dalam perhitungan iuran JKN pada tahun 2013.

Proyeksi angka utilisasi yang disajikan dalam Gambar 7 hanya mengasumsikan pola pemanfaatan pelayanan kesehatan sama antara penduduk yang kini sudah dijamin dengan mereka

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

100

Page 114: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang belum masuk JKN. Angka proyeksi utilisasi bisa disempur-nakan lagi dengan menggali data tambahan tentang karakteristik sosial demografi pasien dan peserta JKN, serta profil penduduk Indonesia secara umum.

Analisis juga masih perlu dilakukan untuk mengkaji apakah risiko sakit (sehingga butuh pengobatan) yang terjadi diantara kelompok populasi yang kini sudah menjadi peserta JKN akan sama dengan mereka yang belum menjadi peserta JKN. Jika memang hasil analisis risiko sakit itu tidak menunjukkan perbe-daan berarti maka hasil proyeksi yang disajikan dalam studi ini, yaitu angka utilisasi, tidak akan berbeda signifikan.

Estimasi Jumlah PenyakitEstimasi angka probabilitas TA 2014-2019 selanjutnya di-

gunakan untuk menghitung jumlah kasus penyakit per tahun TA 2014 - 2019. Perhitungannya dilakukan dengan cara mengalikan jumlah tertanggung TA 2014 - 2015 dengan angka estimasi probabilitas. Dari perhitungan ini diperoleh data jumlah penyakit yang potensial akan terjadi pada TA 2014-2019 (Gambar 8).

Gambar 7. Estimasi probabilitas (/1.000 peserta per bulan) TA 2014

dan proyeksi untuk TA 2015-2019

101

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 115: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gambar8.Estimasijumlahpenyakit(ribu)TA2014-2019

Estimasi Biaya KesehatanHasil estimasi jumlah penyakit yang disajikan di atas

selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam perhitungan biaya medis (biaya klaim). Komponen biaya medis terdiri atas biaya klaim FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) dan FKRTL (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut). FKTP dibayar dengan kapitasi dan nonkapitasi, sementara FKRTL dengan CBGs dan non-CBGs. Estimasi biaya klaim yang dibayar dengan CBGs dihitung atas dasar data estimasi jumlah penyakit yang disajikan dalam Gambar 8. Biaya medis merupakan hasil perkali-an antara jumlah kasus dengan harga layanan. Karena harga INACBGs bervariasi antar regional dan karakteristik RS (Kelas I, II dan III untuk rawat inap, dan Tipe A, B, C, D dan Rujukan), maka dalam perhitungan biaya medis digunakan data jumlah penyakit per regional tarif INA-CBGs dan per karakteristik RS disetiap regional tarif INA-CBGs.

Proyeksi biaya medis dihitung terpisah untuk rawat jalan dan rawat inap. Dalam perhitungan ini, harga INA-CBGs juga diasumsikan naik masing-masing sebesar 7% dan 8% untuk TA 2016 dan 2018 (Gambar 9).

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

102

Page 116: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Asumsi ini memang dinilai cukup rendah jika dibandingkan dengan kemungkinan angka inflasi yang akan terjadi pada tahun-tahun tersebut. Estimasi biaya manfaat yang dibayar dengan kapi-tasi, non-kapitasi dan non-CBGs dilakukan dengan merujuk pada data pengeluaran historis dalam TA 2014. Ketiga komponen biaya tersebut, untuk penyederhanaan, disebut biaya “Non-CBG”. Se-lanjutnya, untuk tujuan proyeksi, biaya satuan Non-CBGs dia-sumsikan naik dengan besaran sama seperti kenaikan harga CBGs.

Estimasi Klaim RasioJaminan kesehatan merupakan manajemen risiko (sakit)

melalui transfer risiko individu ke kelompok. Risiko sakit sifatnya tidak pasti, tergantung pola dan sebaran penyakit. Kejadian sakit juga bersifat random. Oleh karenanya, asumsi penyerapan dana sebesar 90% untuk biaya klaim bisa saja lebih atau kurang. Bagaimana faktanya? Tabel 6 menunjukkan bahwa rerata penda-patan iuran JKN diprediksikan naik dari Rp 27,696 per orang per bulan pada tahun 2014 menjadi 34,020 per orang per bulan pada 2019, atau ratarata naik 4.6% per tahun.

Gambar 9. Estimasi biaya medis (Rp, juta) TA 2014-2019

103

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 117: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sementara rata-rata kenaikan biaya klaim 6.6%, yaitu naik dari Rp 31,812 tahun 2014 menjadi Rp 42,248 pada tahun 2019. Kenaikan pendapatan iuran terjadi karena ada asumsi kenaikan gaji pegawai sektor formal serta naiknya angka kolektibilitas iuran.

Tabel 6 juga menunjukkan biaya kesehatan selalu lebih besar dari nilai pendapatan iuran. Pada tahun 2014, biaya keseha-tan per orang per bulan diprediksikan Rp 31,812 per orang per bu-lan, sedangkan pendapatan iuran hanya Rp 27,696 per orang per bulan. Dengan membagi biaya kesehatan dengan pendapatan iuran diperoleh angka rasio klaim 114,9%.

Angka ini merefleksikan bahwa nilai pendapatan iuran JKN masih kurang, meski hanya untuk membayar biaya manfaat. Nilai defisit sebesar 15 persen (setara Rp 4,116 POPB) tidak bisa dihindari.

Pola sama dimana biaya kesehatan lebih tinggi dari penda-patan iuran akan terjadi juga pada TA 2015-2019. Pendapatan iuran per orang per bulan tahun 2015, Rp 29.080, hanya naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara biaya klaim menca-pai Rp 33,332 per orang per bulan. Sehingga defisit biaya medis diperkirakan 4,252 rupiah per orang per bulan.

Dengan merujuk data Tabel 6, kondisi keuangan JKN dapat dihitung dengan mengkonversi nilai biaya ke total biaya, yakni dengan mengalikan biaya per orang per bulan dengan jumlah tertanggung.

Tabel 6. Kondisi keuangan program JKN pada TA 2014-2019

Tahun

Deskripsi 2014 2015 2016 2017 2018 2019

PremiumIncome(rupiah) 27.696 29.080 30.244 31.453 32.712 34.020

MedicalCosts(rupiah) 31.812 33.332 37.401 38.247 42.248 42.248

ClaimRatio(%) 114,9% 114,6% 123,7% 121,6% 129,2% 124,2%

Saldo(De�isit) (4,116) (4,252) (7,157) (6,794) (9,536) (8,228)

104

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 118: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dari perhitungan yang hasilnya disajikan dalam Gambar 10 tampak jelas bahwa program JKN mengalami defisit sejak TA 2014, dan nilai defisit tumbuh pesat sampai dengan TA 2019. Secara lebih rinci dapat disampaikan nilai defisit naik dari Rp 6,1 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 23,8 triliun pada tahun 2019, atau naik 58% per tahun.

Alasan peningkatan ini adalah naiknya peserta dan biaya per peserta per bulan. Tarif pelayanan, seperti disebutkan dimuka, juga diasumsikan naik pada TA 2016 dan 2018. Dengan kondisi seperti diatas, dan jika tanpa intervensi maka kesinambungan pendanaan JKN sulit untuk dipertahankan.

Kesimpulan dan SaranHasil kajian menunjukkan adanya kesenjangan pendanaan

program JKN. Untuk membiayai manfaat JKN, kesenjangan pendanaan JKN naik dari 6,1 triliun rupiah pada tahun 2014 menjadi 23,8 triliun rupiah pada tahun 2019, atau naik lebih dari 58% per tahun. Sehubungan dengan hasil kajian ini disimpulkan bahwa kondisi keuangan JKN tidak mampu berkelanjutan, setidaknya dalam kondisi seperti sekarang ini. Namun demikian ada beberapa cara dimana para pembuat kebijakan dapat membuat

Gambar 10. Status finansial JKN (triliun rupiah) 2014-2019

105

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 119: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kebijakan agar sistem keuangan JKN lebih berkelanjutan. Cara tersebut meliputi revisi nilai premi yang kini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 111/2013, rasionalisasi tarif pelayanan kesehatan yang kini diatur dalam PerMenkes 59/2014, serta meluncurkan serangkaian program pengendalian biaya dan mempromosikan efisiensi.

DAFTAR PUSTAKA1. Dewan Jaminan Sosial Nasional. Peta Jalan Menuju Jaminan

Kesehatan Nasional 2012-2019. Jakarta: 2012.2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013

Tentang Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014: 2013.

3. Suhanda R. Jaminan Kesehatan dan Managed Care. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 2015; 15(2): 104-113.

4. Laksmiarti T,Kusnali A, Effendi DE.Analisis hukum penyeleng-garaan Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Nganjuk.Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2015; 18 (3): 293-299.

5. Primasari KL. Analisis Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional RSUD dr. Adjidarmo, Kabupaten Lebak. Jurnal ARSI 2015; 1(2):88-86.

6. Witcahyo E. Kesiapan dan persepsi masyarakat Kabupaten Bondowoso terhadap kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional. Jurnal Pustaka Kesehatan 2016; 4(1): 188-195.

7. Saputra M, Marlinae L, Rahman F, Rosadi D. Program Jami-nan Kesehatan Nasional dari aspek Sumber Daya Manusia Pelaksana Pelayanan Kesehatan. KEMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat 2015; 11(1): 32-42.

8. Kementerian Kesehatan RI. DIPA Tahun Anggaran 2014 Kemente-rian Kesehatan Republik Indonesia: 2013.

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia |Nomor 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

106

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 120: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

11. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, Juncto Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.

13. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 211/PMK02/2013 Tentang Besaran Persentase Dana Operasional Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Tahun 2014.

14. O’Donnell O, Van Doorslaer E, Wagstaff A, Lindelow M. Analyzing health equity using household survey data: A guide to techniques and their implementation. Washington DC: The World Bank; 2008.

15. Dewan Jaminan Sosial Nasional. Laporan Semester I dan II BPJS Kesehatan Tahun 2014 (tidak dipublikasikan).

16. Merz M and Wu ̈thrich MV. Paid-incurred chain claims reserving method. Insurance: Mathematics and Economics 2010; 46(3); 568-579.

17. Gisler A and WüThrich MV. Credibility for the chain ladder reserving method. Astin Bulletin 2008; 38(2); 565-600.

18. Sanchez JR and J.L.Vilar JL. Bayesian and credibility estimation for the chain ladder reserving method. Anales 2011; 12(1); 51-74.

19. Schiegl M. A model study about the applicability of the Chain Ladder method. Scandinavian Actuarial Journal 2015; 2015(6): 482-499.

107

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 121: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

aminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh JBPJS Kesehatan sudah hampir berjalan 3 tahun. Dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kurun waktu 3

tahun tersebut, salah satu yang ingin kita bicarakan adalah terkait dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan tempat berhimpunnya Fasili-tas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Keseha-tan Tingkat Lanjut (FKTL) untuk bernegosiasi dengan BPJS Kesehatan terkait dengan tarif pelayanan kesehatan JKN sebagai dasar hitungan dalam menyusun perjanjian kerjasama antara faskes dan BPJS Kesehatan yang diamanatkan dalam UU SJSN.

Mari kita lihat apa bunyi norma terkait peran asosiasi faskes dalam SJSN, yaitu pada pasal 4 ayat (1), “besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan asosiasi fasilitas kesehatan diwilayah tersebut.”

Dalam rangka memperjelas asosiasi faskes dimaksud, diterbitkanlah Permenkes Nomor 455/MENKES/SK/XI/2013, tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan tanggal 21 November 2013. Dalam Permenkes tersebut, ditetapkan ada 4 asosiasi faskes yang ditunjuk pemerintah, yaitu pertama, untuk lingkup asosiasi rumah sakit ditunjuk PERSI (Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia), disini bergabungnya berbagai asosiasi RS pemerintah maupun swasta, kedua, Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) sebagai perwakilan pusat kesehatan

12

Eksistensi Asosiasi Faskes JKN

108

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 122: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

masyarakat (Puskesmas), dan praktek perorangan bidan, ketiga, Asosasi Klinik Indonesia (ASKLIN) sebagai perwakilan klinik, dan keempat, Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kese-hatan Primer Indonesia (PKFI) sebagai perwakilan klinik dan praktek pelayanan dokter/dokter gigi. Dan keempat asosiasi Faskes tersebut bergabung dalam Forum Asosiasi Fasilitas Kesehatan.

Permenkes juga sudah memberikan batasan apa yang harus dinegosiasikan; PERSI , ASKLIN dan PKFI untuk membahas tarif INA CBG's rumah sakit dan klinik utama; ADINKES, ASKLIN dan PKFI untuk membahas tarif kapitasi bagi faskes tingkat pertama yang terdiri atas Puskesmas, praktek perorangan dokter/ dokter gigi, klinik pratama dan rumah sakit kelas D pratama.

Pada diktum keenam Permenkes tersebut menjelaskan bahwa setelah keempat asosiasi faskes tersebut membahas tentang besaran Ina CBG's dan kapitasi, maka Forum Faskes melakukan negosiasi dengan BPJS Kesehatan mengenai besaran pembayaran pelayanan kesehatan kepada fasiltas kesehatan penyelenggara JKN. Dan mensosialisasikan hasil kesepakatan dengan anggota masing-masing. Tentunya keberadaan forum tersebut lebih bersifat menyederhanakan proses negosiasi dengan BPJS Keseha-tan sedangkan substansi negosiasi sudah disepakati antara asosiasi terkait dengan BPJS Kesehatan.

Disisi lain Menkes juga menerbitkan Permenkes tentang kapitasi dan Ina CBG's, sebagai pengaturan lebih lanjut tentang tarif pembayaran di rumah sakit/FKTL dan pengaturan pembagian dana kapitasi untuk FKTP. Disamping itu untuk memperkuat status dan payung hukum penggunaan dana kapitasi di faskes pemerintah daerah, maka diterbitkan Perpres Nomor 32 tahun 2014. Hal penting dari Perpres ini, adalah –membolehkan dana langsung masuk ke rekening bendaharawan kapitasi yang ada di puskesmas, dan digunakan langsung untuk pelayanan JKN

109

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 123: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

termasuk belanja obat dan bahan medis habis pakai-. Terkait dana JKN ini juga Menkes memperbaiki Permenkes Nomor 59 tahun 2014 tentang standar tarif pelayanan kesehatan dalam penyeleng-garaan program jaminan kesehatan dengan Permenkes Nomor 12 tahun 2016, yang isinya lebih detail lagi mengatur pola pembagian kapitasi berdasarkan kriteria SDM yang ada. Mulai dari Puskes-mas tidak ada dokter, ada dokter satu atau lebih, ada atau tidak ada dokter gigi dengan strata tarif yang berjenjang.

Terkait dengan pembayaran pelayanan kesehatan pada faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang diatur dalam Undang-Undang SJSN, Undang-Undang BPJS, dijabar-kan dalam Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri Kesehatan secara umum cukup detail dan komprehensif. Sampai disini me-mang sudah cukup diatur dan sudah siap untuk dilaksanakan. Memang saat itu, karena JKN harus diluncurkan 1 Januari 2014 (perintah UU BPJS), maka berbagai perangkat peraturan perundang-undangan yang dihasilkan masih banyak yang belum harmonis dan menimbulkan multi tafsir dan irisan wewenang dan tanggung jawab antara Kemenkes, BPJS Kesehatan, Organisasi profesi kesehatan dan dengan Pemerintah Daerah.

Tetapi karena waktu berjalan sudah 3 tahun, maka sudah saatnya harus dikaji ulang berbagai aturan yang ada yang terka-dang menjadi penghambat atau sumber konflik antar stakeholder. Dari semua situasi itu yang paling dirugikan adalah peserta BPJS Kesehatan, para dokter yang melayani karena manajemen pengelola faskes yang buruk (moral hazard dan fraud), dan muara dari kondisi itu semua yang paling terjepit posisinya dan sering menjadi “sasaran tembak” adalah BPJS Kesehatan.

Pembahasan dan SolusiKita sudah memahami diawal tulisan ini, bahwa asosiasi

Faskes merupakan lembaga yang harus ada yang diperintahkan

110

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 124: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

oleh UU SJSN untuk merumuskan besarnya pembayaran biaya pelayanan kesehatan kepada faskes oleh BPJS Kesehatan untuk setiap wilayah. Artinya ada otoritas asosiasi faskes di wilayah Pro-pinsi/Kabupaten/Kota, untuk bernegosiasi dengan BPJS Keseha-tan Cabang setempat (tentunya), sesuai dengan kondisi fiskal daerah dan ketersediaan Faskes dan SDM kesehatan yang ada.

Hal utama yang kita soroti adalah, dalam proses persiapan-nya, pemerintah kurang maksimal bahkan terlupakan untuk mem-persiapkan asosiasi faskes tersebut. Hal ini terlihat dalam Permenkes 455/2013, untuk FKTL, ditunjuk hanya satu asosiasi faskes yang memang sudah eksis yaitu PERSI, sedangkan untuk FKTP ditunjuk Adinkes, Asklin, dan PKFI dan yang disebut kedua terakhir baru lahir pada saat hendak diluncurkannya pro-gram JKN 1 Januari 2014. Saya terheran-heran kenapa Asosiasi Dinas Kesehatan menjadi asosiasi FKTP mewakili Puskesmas.

Saya tidak habis fikir lembaga SKPD milik pemerintah daerah yang diatur dalam Undang-Undang Otonomi Daerah mem-bentuk asosiasi? Dan asosiasi ini bernegosiasi soal kapitasi, pada-hal SKPD tersebut adalah regulator dan pengawas tehadap imple-mentasi dari regulasi.

Pada saat saya mengetahui hal tersebut sebelum jadi Per-menkes, dan saya tanyakan pada Dirjen BUK Kemenkes Prof. Akmal Taher, di satu kesempatan bertemu, beliau menyatakan asosiasi itu sifatnya sementara agar JKN dapat jalan.

Demikian juga pembentukan dan penunjukkan asosiasi tidak melibatkan IDI. Pada suatu rapat DJSN, PB IDI dan pejabat Eselon I Kemenkes, dengan Menkes (dr. Nafsiah Mboi), IDI me-ngancam hendak mangajukan class action ke MA, Ibu Menkes meminta dengan sangat untuk diakomodir dulu agar pelaksanaan program JKN tidak terganggu, dan berjanji pada kesempatan berikutnya akan diperbaiki. Demikian juga PP IAI, protes kenapa Asosiasi Apotik tidak dilibatkan dan dicantumkan dalam Permen-

111

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 125: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kes, padahal dari total biaya kesehatan sekitar 40% belanja obat dan bahan medis habis pakai.

Ada delapan hal pokok yang harus diperbaiki kedepan, terkait peran asosiasi faskes JKN (FKTP), yaitu Pertama, perlu dilakukan reposisi dan restrukturasi (penyederhanaan) asosiasi faskes JKN (FKTP), dengan lebih menitik beratkan pada asosiasi faskes dimasing-masing wilayah/daerah. Pembentukan dan pembinaan asosiasi faskes diserahkan kepada masing-masing Pemda, tidak perlu diatur oleh Permenkes, tetapi oleh Perda atau Pergub. Dalam pembentukannya Pemda harus melibatkan organisasi profesi terkait dimasing-masing daerah agar kepenti-ngan professional semua stakeholder terakomodir.

Kedua, Adinkes bukan asosasi FKTP, dan puskemas yang ikut BPJS Kesehatan, bergabung dengan asosiasi faskes JKN FKTP. Ketiga, terkait dana kapitasi Kemenkes tidak perlu menga-tur pembagiannya secara detail, tetapi cukup yang bersifat umum, misalnya batas bawah dan batas atas tarif kapitasi sehingga cukup memberikan ruang gerak bagi daerah. Kriterianya umum saja, mi-salnya setiap FKTP yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan harus dilayani oleh dokter umum (klinik, praktek dokter perora-ngan), dan praktek dokter gigi. Dan untuk terjaminnya ketersedia-an obat dan bahan medis habis pakai harus membuat jejaring kerjasama dengan apotik setempat. Yang perlu ditentukan dari Kemenkes kewajiban jam buka pelayanan, misalnya minimal 12 jam per hari, dan harus ada pembagian giliran FKTP yang buka 24 jam.

Keempat, tidak ada keharusan puskesmas ikut dalam BPJS Kesehatan, tergantung kemampuan puskesmas dan SDM yang tersedia dalam memberikan pelayanan aspek manajemen dan aspek medis. Sebab kedepan ini puskesmas harus dikembalinya kepada fungsinya untuk melaksanakan upaya kesehatan masyara-kat (UKM, Promkes).

112

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 126: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kelima, untuk daerah terpencil, pulau terluar, antar Negara dan penduduk jarang, dengan faskes dan SDM terbatas pola pembayarannya harus non kapitasi, sehingga perhitungan standar biaya diatur bersama antara BPJS Kesehatan dan Pemda setempat. Dalam hal ini Pemda dapat juga berkontribusi biaya yang diperlukan sehingga mutu pelayanan JKN tetap terjaga.

Keenam, e-katalog tidak diperlukan, karena tidak ada diatur dan diperintahkan oleh Undang-Undang SJSN, dan Undang-Undang BPJS. Masing-masing wilayah/daerah silahkan FKTP dan FKTL belanja langsung kemasing-masing distributor farmasi. Asosiasi faskes dapat membentuk untuk kemudahan aksesibilitas jumlah dan jenis obat yang diperlukan sesuai dengan Fornas, guna mempermudah distributor farmasi untuk menye-diakan/stok obat yang dibutuhkan. Mekanisme ini akan terbentuk harga obat yang kompetitif, karena setiap faskes akan mencari obat dengan harga yang lebih murah dengan mutu yang baik.

Ketujuh, Peran BPJS Kesehatan Cabang akan semakin sentral. Karena tugas pengendalian pembiayaan dan manfaat pelayanan kesehatan semakin besar di level cabang (desentralisasi tugas dan tanggung jawab). Tidak ada lagi alasan untuk melempar-kan tanggung jawab ke BPJS Kesehatan pusat, dan hal ini akan mendorong BPJS Kesehatan (pusat) untuk membentuk Cabang-cabang BPJS Kesehatan disetiap Kabupaten/kota.

Kedelapan, Perjanjian Kerja sama antara FKTP/FKTL dengan BPJS Kesehatan bukan hanya sekedar diatas kertas saja. Tetapi harus mampu menjadi instrument untuk mengontrol para pihak, dan BPJS Kesehatan atau FKTP/FKTL berani bersikap memutuskan kerjasama jika ada komitmen yang dilanggar.

PenutupSebagaimana kita ketahui bersama sesuai dengan Roadmap

JKN 2012-2019, bahwa tahun2017 Jamkesda diintegrasikan

113

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 127: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dengan Program JKN-BPJS Kesehatan. Kedelapan point diatas, adalah upaya untuk memposisikan Pemda secara proporsional sesuai dengan UU Otoda. Kedelapan langkah tersebut juga akan mendorong percepatan Pemda untuk mengintegrasikan Jamkes-danya dalam JKN, dan membangun rasa kebersamaan dan rasa memiliki program JKN sebagai program Nasional yang merupa-kan milik seluruh bangsa Indonesia.

Disisi lain dalam praktek penggunaan dana kapitasi di puskesmas ibarat “jeruk makan jeruk”. uang iuran PBI yang bera-sal dari pemerintah pusat mengalir ke kas pemerintah daerah, walapun Perpres 32/2014 memerintahkan digunakan langsung oleh puskesmas, kenyataannya banyak daerah menerapkannya tidak sesuai dengan Perpres. Para SKPD itu banyak yang lebih patuh pada Perda, Pergub/Perbup/Perwali, daripada Perpres dan Permen, kecuali Permendagri.

Kebijakan Presiden Jokowi dan Mendagri untuk mengha-puskan ribuan Perda yang memnghambat proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan memang suatu keniscayaan. Tetapi Bapak Presiden perlu juga melihat dan menghapuskan ber-bagai Peraturan Menteri yang tidak sesuai dengan kebijakan di atasnya, dan lebih menonjolkan ego sektoral mengabaikan peran mitranya, hal yang sama juga berbagai peraturan BPJS Kesehatan yang pada level implementasinya menimbulkan banyak gesekan dengan stakeholder lainnya. Kebijakan untuk berbagi wewenang kekuasaan dan tangung jawab perlu dibangun bersama, sesuai pepatah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”.

114

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 128: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

udah beredar di media sosial, beberapa RS yang menjadi

Smitra BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada peserta JKN, dikabarkan memutuskan perjanjian

kerja sama (PKS). Hal ini juga dibenarkan oleh Manajemen BPJS Kesehatan setempat (Divisi Regional XI).

Kabar yang berkembang adalah RS tersebut berkebaratan dengan paket INA-CBGs tarif baru sesuai dengan Permenkes Nomor 52 dan Nomor 64 Tahun 2016. Bagi Faskes (FKTL), tarif baru Ina-CBGs tersebut bagi beberapa RS ibarat bencana Tsuna-mi yang menimbulkan kegoncangan perhitungan manajemen RS tersebut yang tentunya bukan nirlaba karena rumah sakit swasta.

Perlu diketahui bersama, bahwa formulasi tarif baru Ina-CBGs tersebut, lebih bersifat perobahan tarif pergroup jenis penyakit yang dilakukan reposisi tarif, sehingga ada kelompok jenis penyakit yang diturunkan, dan ada yang dinaikkan. Yang diturunkan pasti “teriak” dan protes kepada pemerintah oleh manajemen RS, dan manajemen RS bersikap dari pada pusing tujuh keliling, dan dokter spesialisnya “hengkang” maka solusi-nya PKS dihentikan, dan momentumnya tepat akhir tahun 2016, umumnya phase kontrak PKS akan berakhir.

Intinya “tsunami” yang terjadi tersebut, tidak ada hubungan-nya dengan peserta JKN, tapi sekali lagi, sebagaimana saya tulis dalam artikel sebelumnya, ujung-ujungnya yang jadi korban adalah peserta JKN.

13

Faskes JKN: Check Out?

115

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 129: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kenapa Ini Bisa Terjadi?Pangkal persoalannya, ada dipemerintah itu sendiri, dalam

hal ini Kementerian Kesehatan, yang menerbitkan Permenkes yang tidak sejalan dengan amanat UU SJSN. UU SJSN jelas menyebutkan tarif pelayanan itu harus hasil kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi faskes di masing-masing wilayah. Hasil negosiasi itulah menjadi dasar besarnya tarif yang dituangkan dalam PKS antara faskes dan BPJS Kesehatan.

Tugas Kementerian Kesehatan lebih bersifat mengawal batas maksimum tarif agar ada pengendalian yang proporsioal dan professional. Dalam hal ini sudah ada surat protes PB IDI ke Kemenkes. Persoalan semakin rumit, karena besar dana iuran yang sudah dihitung dengan nilai keekonomian oleh DJSN, tidak dipakai pemerintah (Kemenkes dan Kemenkeu), sebagai dasar hitungan sumber dana pembayaran tarif pelayanan JKN.

Idealnya, Kemenkes lebih pada pengendalian batas atas (plafond maksimum) besarnya tarif faskes (baik FKTP maupun FKTL), sedang real costnya diserahkan kepada asosiasi faskes dan BPJS Kesehatan setempat. Dengan demikian BPJS Kesehatan diberikan tanggung jawab penuh sebagaimana diamanatkan dalam UU SJSN yaitu kendali biaya dan kendali mutu, bersama dengan asosiasi faskes melakukan hitungan sesuai dengan kocek yang dimiliki oleh BPJS Kesehatan. Sekarang ini situasinya adalah uang ada di BPJS Kesehatan, tapi pemerintah yang membuat tarifnya, dan hal itu tidak ada jaminan bebas dari kepentingan. Adanya persoalan dengan besaran tarif ini dilapa-ngan menyulitkan BPJS Kesehatan, dan “keheboan” tersebut menurunkan performace JKN yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.

Disisi lain, bukan berarti tidak ada masalah di FKTL. Bukan hal yang aneh jika ada keluhan para pasien yang digiring ke kelas VIP, padahal peserta Kelas II, sedangkan kelas I terbatas,

116

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 130: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mau ngak mau masuk di kelas VIP. Dalam menghitung selisih biaya ini dapat terjadinya “moral hazard” atau bahkan “fraud”. Belum lagi cerita pilu waiting list rawat inap yang cukup lama, adanya OOP (Out Of Pocket), tapi kalau pasien umum (JKN tidak berlaku) kamar tersedia. Situasi seperti ini dapat diminimalis dengan membuat PKS yang ketat dan membuat sanksi yang tegas jika terjadi penyimpangan dari PKS. Tidak terkecuali PKS dengan FKTL pemerintah harus juga diperlakukan sama dengan FKTL swasta (tidak boleh diskriminatif).

Disamping itu, bagi BPJS Kesehatan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi seperti ini. Pertama-tama perlu dilakukan introspeksi, apakah jajaran dilevel lapangan sudah melaksanakan tugasnya secara professional dan proporsio-nal. Apakah para middle manager dan low manager sudah all out melaksanakan tugasnya, sudah berjibaku dalam mengawal dan melindungi kepentingan peserta untuk mendapatkan pelayanan yang prima, dan melakukan komunikasi handal dengan berbagai stakeholder di level yang sama. Petugas yang ramah, proaktif, peduli, responsive, bersungguh-sungguh, tegas dan bersikap ramah merupakan modal dasar yang mutlak dimiliki.

Adanya keluhan beberapa rumah sakit yang ingin menjadi mitra BPJS Kesehatan “dipersulit” melalui credensialing dengan persyaratan nyaris sulit dipenuhi tanpa ada mekanisme konsultasi yang cukup merupakan situasi lapangan yang perlu di tracing oleh BPJS Kesehatan Pusat dan Regional.

Bagi BPJS Kesehatan tidak perlu khawatir dan panik dengan adanya beberapa (sekitar 8) FKTL yang memutuskan kerja sama dan momentum ini merupakan langkah yang terbaik dan tepat untuk membangun model kerjasama berikutnya yang fair dan berdasarkan hitungan yang matang dan detail. Tidak perlu dibuat isi PKS yang seragam pada setiap FKTL tetapi kuncinya kesepakatan para pihak yang adil untuk kepentingan peserta dan

117

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 131: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

faskes itu sendiri, dengan payung asosiasi faskes dan pengawasan Dinkes dan Kemenkes. Sepanjang yang saya ketahui masih banyak FKTL yang ingin bermitra dengan BPJS Kesehaan yang sampai saat ini masih di keep oleh BPJS Kesehatan setempat.

Sudah saatnya, BPJS Kesehatan membuka pintu lebar-lebar untuk mengajak RS swasta bermitra, karena masih sekitar 600 lebih RS swasta yang masih belum bermitra, demikian juga dibuka pintu lebar-lebar untuk Klinik/praktek dokter perorangan sebagai FKTP, untuk dapat melayanan jumlah peserta yang saat ini sudah 171 juta jiwa (pertumbuhannya sekitar 8-9%), sedang-kan pertumbuhan FKTP dan FKTL yang bermitra dengan BPJS Kesehatan sekitar 4 %.

Soal terjadinya mismatch atau bleeding, BPJS Kesehatan tidak perlu memikirkannya, biarlah itu menjadi domain Pemerin-tah (Menkeu dan Menskes), yang penting bisnis prosesnya akuntabel, peserta terlayani dengan baik dan itu merupakan amanat UU SJSN.

118

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 132: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

eberapa hari ini, di berbagai media masa cetak dan Belektronik, terlebih-lebih media sosial, terkait dengan keberanian atau boleh juga dikatakan kenekatan Bupati

Gowa, untuk memutuskan kerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan JKN per 1 Januari 2017.

Pemberitaan semakin hangat dan digoreng kesana kemari, karena pada evaluasi 3 tahun berjalan program JKN yang dilaksa-nakan oleh BPJS Kesehatan pada akhir Desember 2016 yang lalu, ada peserta yang masih merasa belum puas, ditambahkan lagi kebijakan Kemenkes menerbitkan Permenkes Nomor 52 dan Nomor 64 Tahun 2016, terkait dengan paket Ina-CBGs, dan kenai-kan tarif kelas rawat inap, dari kelas yang menjadi hak peserta kekelas VIP. Banyak RS swasta yang merasa dirugikan (atau untung tipis?) dan beberapa diantaranya per 1 Januri 2017 memutuskan berhenti bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Terkadang saya sering berfikir, kenapa bangsa ini sering bertubi-tubi dicoba oleh Allah SWT, baik karena kondisi alam dengan berbagai kejadian bencana alam, maupun karena ulah kita sendiri yang sangat sulit untuk mengelola negara ini dengan baik, sabar,tidak gampang marah, dan suka membuat jalan pintas dan sering terlambat membuat keputusan setelah semua menjadi heboh dan gaduh.

14

Ada Apa Dengan Gowa

119

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 133: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sekilas Kabupaten GowaKabupaten Gowa merupakan salah satu Kabupaten yang di-

kenal dunia di propinsi Sulawesi Selatan. Ibukotanya terletak di 2Kota Sungguminasa.Luas wilayah 1.883,32 km jumlah penduduk

652.942 jiwa.Kabupaten Gowa punya perjalanan sejarah yang panjang,

dan tidak asing bagi bangsa-bangsa lain. Mulai abad 15 bahkan ada yang menyebutkan abad 13, Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim yang besar pengaruhnya diperairan nusantara. Dari kerajaan ini muncul nama pahlawan nasional bergelar Ayam Jantan dari Timur, Sultan Hasanudin, Raja Gowa XVI yang berani melawan VOC Belanda pada tahun-tahun awal kolonialisasi di Indonesia. Kerajaan Gowa akhirnya takluk kepada Belanda lewat Perjanjian Bungaya.

Namun meskipun sebagai kerajaan Gowa tidak lagi berjaya, kerajaan ini mampu memberi warisan terbesarnya, yaitu pelabu-han Makassar. Pelabuhan ini berkembang menjadi kota Makassar dan dapat disebut anak kandungnya, dan kerajaan Gowa sendiri cikal bakal Kabupaten Gowa sekarang.

Dari sejarah singkat di atas, tidak diragukan lagi Kerajaan Gowa yang sekarang menjadi Kabupaten Gowa, merupakan kera-jaan waktu itu yang sangat mencintai tanah airnya. Berjuang mela-wan VOC walaupun akhirnya kalah dan menyerah. Bahkan Pahla-wan Nasional yang kita kenal Sultan Hasanudin dari Kebupaten Gowa. Nasionalisme masyarakat Gowa dari dulu sampai sekarang menginspirasi masyarakat daerah lainnya di Indonesia untuk bersatu dan bertekad berjuang untuk Indonesia Merdeka.

Pemda Gowa Dan JKNSpirit nasionalisme yang tertanam jauh dalam sanubari

masyarakat Gowa, tentu sudah teruji, dan semangat senasib dan sepenanggungan dengan masyarakat lain di nusantara ini. Sebagai

120

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 134: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bangsa pelaut yang menguasai perairan nusantara tentu sangat dihormati dan disegani dan membangun solidaritas nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu, serasa tak mungkin dan apa benar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan telah mengumumkan daerah yang dipimpinnya menolak dan memutuskan kerjasama dengan BPJS Kesehatan untuk program JKN/KIS, dengan tidak lagi membayar-kan iuran PBI bagi 119 ribu warga miskin di Kabupaten Gowa per 1 Januari 2017.

Hitung-hitungan Bupati Gowa, Pemda harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 26 milyar ke BPJS Kesehatan, sedangkan dana yang tersedia Rp 17 milyar. Kalau dihitung benar, yang dibayar-kan iuran PBI itu lebih besar yaitu Rp 32,8 milyar (119.000 x 12 bulan x Rp. 23.000/POPB). Disisi lain sang Bupati mengeluhkan Pemerintah Pusat memotong DAK Pemda Gowa sebesar Rp 220 milyar. Seperti kita ketahui bersama bahwa sebagian besar Kabu-paten/Kota APBDnya 70-80% bersumber dari APBN, sisanya dari PAD, bahkan ada daerah yang hanya mampu menyediakan PAD 10% dari total APBD, karena lemahnya potensi daerah yang dimiliki.

Dari yang dicermati diberbagai media, alasan utama memu-tuskan kerjasama karena alasan keterbatasan anggaran, dan kekecewaan atas pemotongan dana DAK oleh Pemerintah Pusat, disertai keyakinan bahwa dengan 17 milyar, 119 ribu orang miskin dapat dilayani kesehatannya oleh Pemda dengan gratis.

Kita tentu dapat memahami sikap Bupati Gowa. Sebagai Kabupaten yang mempunyai sejarah panjang dengan heroik kepahlawannya dalam mengawal nusantara, tentu pemotongan anggaran menyakitkan apapun yang menjadi dasar pertimbangan. Harga diri daerah dan keyakinan Pemda untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan gratis kepada masyarakatnya yang belum mampu sesuatu hal yang kita hormati.

121

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 135: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Program JKN Perintah Undang-UndangProgram JKN diamanatkan dalam UU SJSN, dan UU BPJS,

kewajiban semua penduduk untuk ikut menjadi peserta jaminan kesehatan, yang diselenggarakan BPJS Kesehatan tanpa kecuali. Untuk pentahapan kepesertaan, disusunlah “PETA JALAN MENUJU JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 2012-2019” yang ditetapkan dengan keputusan presiden.

Spirit kedua UU tersebut adalah adanya 9 asas, yaitu gotongroyong, dan layanan bersifat portabilitas, nirlaba, disam-ping akuntabilitas, dana amnat, keterbukaan, kehati-hatian, kepe-sertaan bersifat wajib, dan yang tidak kalah pentingnya adalah hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta.

Spirit asas UU, adalah membangun NKRI yang kokoh dengan pola portabilitas, yaitu setiap peserta JKN dapat dilayani diseluruh wilayah Indonesia sesuai kebutuhan tanpa harus membayar biaya pelayanan kesehatan. Jadi tidak ada sekat batas wilayah Kabupaten/Kota, propinsi.

Dengan gotongroyong, harus dimaknai bahwa peserta yang sehat diseluruh pelosok tanah air, merelakan iuran yang dibayarkan atau dibayarkan Pemerintah, digunakan untuk mem-biayai peserta dipelosok tanah air yang sedang sakit. Itulah hakekat Perlindungan Sosial yang diamanatkan dalam dua UU (SJSN/BPJS).

Jadi kalau masyarakat Gowa yang menjadi peserta JKN sehat-sehat semua, bukan otomatis kewajiban iuran berhenti, tetapi tetap dibayarkan karena akan digunakan untuk warga masyarakat didaerah lain yang sakit. Sepanjang penyakitnya berindikasi medis, bahkan penyakit berat sekalipun (katastropik, kronik), seperti cuci darah secara terus menerus, operasi jantung, darah tinggi, diabetes melitus, psikotik, dan lainnya.

122

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 136: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Persoalan kekurangan anggaran biaya kesehatan yang dikeluhkan Pemda Gowa, UU SJSN juga memberikan solusi. Lihat pasal 17, ayat (4) “Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibiayai oleh Pemerintah”. Dan yang dimaksudkan Pemerintah menurut UU adalah Pemerin-tah Pusat. Artinya kewajiban membayar PBI bagi orang miskin dan tidak mampu dibayarkan dan menjadi kewajiban Pemerintah Pusat. Saat ini Pemerintah Pusat mengalokasikan APBN (Rp 26,05 triliun) untuk 94,4 juta penduduk yang masuk katagori miskin dan tidak mampu yang dikelola oleh BPJS Kesehatan (APBN 2017).

Angka tersebut hampir 40% dari total jumlah penduduk Indonesia 250 juta jiwa. Tentunya angka 94,4 juta jiwa tsb, terbagi habis diseluruh Kabupaten/Kota sesuai data yang verifikasinya dilakukan oleh Kemensos/Dinsos setempat dan di approval oleh Bupati/walikota setempat.

Menteri Dalam Negeri sesuai dengan wewenang yang diberikan UU Pemerintahan Daerah memberikan Instruksi kepada seluruh pemerintah Daerah menggunakan APBD untuk memba-yar PBI kepada BPJS Kesehatan bagi warga miskin dan tidak mampu yang luput dan tidak masuk dalam daftar PBI yang dite-tapkan Pemerintah Pusat.

Khusus untuk Kabupaten Gowa, tentunya sudah ada alokasi PBI yang disediakan Pemerintah Pusat by nama by address, yang validasi dan verifikasi dilakukan oleh Kemensos, BPS dan Dinsos setempat. Sesuai UU 13/2011, tentang Penanganan Fakir Miskin, pendataan orang miskin dan tidak mampu harus disetujui/ approval Bupati dan Walikota.

Dengan adanya Perpres JKN dan Instruksi Mendagri jika masih ada yang belum di cover dapat dibiayai dari APBD, dan saat ini sudah didata dan tercatat 119 juta jiwa orang miskin dan tidak mampu PBI-nya dibiayai Pemda sejak setahun yang lalu.

123

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 137: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pak Adnan Bupati Gowa, mungkin perlu mengkaji ulang atau mungkin juga sudah memikirkannya, implikasi kebijakan memutuskan kerjasama dengan BPJS Kesehatan untuk 119 ribu penduduk yang PBI-nya dibayarkan APBD, dan menyelenggara-kan sendiri, berarti ada dua pola pelayanan kesehatan, yaitu: Pertama, Program JKN yang diselenggrakan BPJS Kesehatan, dan Kedua, yang diselenggarakan sendiri melalui Dinas Keseha-tan setempat yang belum jelas apakah bersifat komprehensif, semua penyakit yang berindikasi medis ditanggung oleh Pemda, mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Dualisme sistem dan pola pelayanan tersebut, tentu sesuatu yang membingungkan dan menimbulkan konflik horizontal dian-tara masyarakat. Akan terjadi perlakuan diskriminatif terkait pela-yanan yang diberikan dan portabilitas yang diterapkan JKN. Suara-suara kebingungan sudah mulai disuarakan oleh mereka yang sedang mendapatkan pelayanan JKN-BPJS Kesehatan yang kepesertaanya di non-aktifkan oleh BPJS Kesehatan.

Bapak Bupati, sebaiknya menempuh langkah yang lebih soft dan fair, yaitu lakukan validasi dan verifikasi secara akurat terha-dap mereka yang mendapatkan fasilitas PBI dari pemerintah pusat, dan yang dialokasikan dalam program Jamkesda yang PBI-nya dibayarakan APBD, apakah mereka benar-benar masuk kata-gori miskin dan tidak mampu yang kriterianya telah ditetapkan BPS. Saya khawatir ada diantaranya yang sebenarnya tidak mis-kin tapi senang dengan “gratis” masuk kedalamnya.

Jika sudah di tracing, ditemukan penyeludupan, dengan hor-mat kepada meraka dimintakan untuk membiayai sendiri iuran JKN sesuai dengan perintah UU SJSN. Mudah-mudahan langkah validasi dan verifikasi tersebut, dana 17 milyar cukup, sehingga Pak Bupati tidak perlu memutuskan kerjasama dengan BPJS Ke-sehatan yang diamanatkan UU SJSN/BPJS, dan Pak Bupati men-jadi pahlawan bagi warganya dan seluruh masyarakat Indonesia.

124

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 138: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

aya tergelitik untuk memberikan opini saya terkait Jaminan

SHari Tua yang diamanatkan oleh UU SJSN tahun 2004, dan UU BPJS 2011, setelah membaca media online Beritasatu

tanggal 8 September 2016. Saya memerlukan waktu seminggu untuk menimbang-nimbang opini ini atas judul berita di Online tersbebut yang berbunyi, Menaker: Yang Tak Setuju dengan PP 60/2015 Tentang JHT Silahkan Uji Materi ke MA.

Saya mengenal baik beliau (Bapak M. Hanif Dhakiri) sewaktu saya masih sebagai Ketua DJSN tahun lalu, dan beberapa kali diskusi dengan beliau tentang upaya keras untuk melahirkan Peraturan Pemerintah yang mengatur implementasi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP), yang sesuai perintah UU BPJS harus sudah selesai tahun 2014, tetapi baru selesai Juni 2015, Alhamdulillah.

Untuk JHT, lahirlah PP 46/2015, dan karena diprotes dengan “kencang” oleh ribuan buruh, beberapa minggu kemudian atas perintah Presiden Jokowi, diminta agar Menaker merubah masa iur yang menurut UU BPJS sekurang-kurangnya 10 tahun JHT boleh diambil sebahagian, menjadi tidak ada masa minimalnya mengiur. Lahirlah PP 60/2015 sebagai PP perobahan dari PP 46/2015, dan secara teknis diatur dalam Permenaker Nomor 19 tahun 2015.

15

JHT Yang Tinggal “Nama”

125

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 139: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Intinya memang PP 60/2015, dan Permenaker Nomor 19/2015, tidak sesuai atau lebih tegasnya bertentangan dengan UU SJSN pada pasal 35 dan Pasal 37. UU SJSN dengan jelas dan tidak ada penafsiran lain menyebutkan bahwa peserta yang mendapat JHT, adalah jika dalam keadaan: memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. Dan JHT dibe-rikan dalam bentuk uang tunai.

Dalam keadaan tertentu peserta dapat mengambil sebaha-gian akumulasi JHT-nya untuk kepentingan peserta dan juga harus diberikan dalam bentuk uang tunai. UU SJSN tidak ada menye-butkan JHT boleh diambil jika peserta kena PHK dan masa iur kurang dari 10 tahun. Terkait PHK, Negara sudah menjamin pekerja yang kena PHK, diberikan pesangon sebagai tercantum dalam UU Nomor 13 tahun 2003, Pasal 156, ayat 1 menyebutkan,” Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajib-kan membayar pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.”

JHT diberikan kepada peserta yang sudah memasuki masa tua, sehingga kualias hidupnya tidak menurun, setidak-tidaknya dapat bertahan sampai meninggal dunia. Maka itu JHT di gandengkan dengan JP (Jaminan Pensiun), yang diberikan setiap bulan, sedangkan JHT sekaligus dalam bentuk uang tunai.

Kalau JHT diberikan kapan saja, itu namanya bukan “Jami-nan Hari Tua”. Bagi pekerja yang sewaktu-waktu kena PHK, pengusaha harus memberikan Pesangon atau uang penghargaan masa kerja, bukan mengambil uang peserta JHT yang diharapkan untuk Jaminan Hari Tua. Memang untuk mendapagtkan Pesangon itu berbelit-belit, lebih mudah mendapatkan JHT, disitulah seha-rusnya Pemerintah berpihak yaitu taat dan patuh pada perundang-undangan yang berlaku.

Ungkapan Pak Dhakiri, Menaker, untuk silahkan kepada masyarakat mengajukan uji materi ke MA, terkait PP 60/2015,

126

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 140: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sangat saya sayangkan. Sebab sebagai pembantu Presiden, ungkapan tersebut tentu membuat Presiden tidak nyaman, sebab yang menanda tangani PP tersebut adalah Presiden Jokowi. Apalagi yang mengajukan perubahan PP 60/2015, adalah DJSN, sebagai lembaga negara yang tercantum dalam UU SJSN, dengan tugasnya merumuskan kebijakan umum dan mensinkronisasi kebijakan penyelenggaraan jaminan social. Kan menjadi ironi jika DJSN mengajukan uji materi ke MA, padahal DJSN bertanggung-jawab langsung kepada Presiden.

Sewaktu persoalan PP 46/2015 diributkan juli – agustus 2015 yang lalu, saya sudah mengajukan pada Kemenaker dan stakeholder terkait, solusi jalan tengah yaitu adanya waktu transisi untuk melaksanakan PP 46/2015, antara 6 bulan sampai 1 tahun, dan selama transisi tersebut masih berlaku/berpedoman UU Nomor 3/92 tentang Jamsostek, yaitu tetap seperti waktu itu yaitu selama 5 tahun mengiur dapat mengambil JHT jika kena PHK.

Pada periode itu dilakukan advokasi dan sosialisasi kepada para pekerja melalui organisasi-organisasi buruh yang ada. Tapi tiba-tiba keluarlah PP 60/2015 dan khususnya Permenaker Nomor 19/2015 yang dihasilkan bahkan tidak mencantumkan lagi masa iurnya.

Saran saya pada Pak Menaker, agar lebih arif dan bijaksana dalam menyelesaikan persoalan ini, ajak DJSN duduk bersama sebagai representasi pekerja, pemberi kerja, ahli jaminan social dan Pemerintah. Jadi posisi DJSN dapat menjad mitra Menaker dalam menyelsaikan masaalah yang tidak melanggar undang-undang dan tidak merugikan pekerja dan pemberi kerja. Semoga Pak Hanif tersentuh hati nuraninya. Amiin YRA.

127

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 141: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Abstract

The existence of a nation is to fulfill multiple needs and wants, that requires the people to work together in order to fulfill their needs – as they could not fulfill it has individually. Thus, based on each persons' skill, each of them has their own tasks and work together to fulfill their needs. This unity is called society or nation. In a sovereign nation framework based on the 1945 Constitution, one of them is to provide social security for every citizens. Social security is also stated in the 1948 United Nations' Declaration of Human Rights, and further emphasised in International Labour Organisation's Convention No. 102/1952. Aligned with those regulations, the Indonesian Parliament (MPR-RI) in TAP No. X/MPR/2001 assign the President to create Nasional Social Security System (SJSN) to provide a integrated and comprehensive social security. In June 30th 2015, the Government issued Regulation No. 46/2015 about the Pension Plan – based on the Act No. 40/2004 about the National Social Security System. In the Regulation No. 46/2015, article 1 about the general requirement, section 1 that states “Old Age Insurance (JHT) is a lump-sum cash benefit that paid to the workers when retired, died, or permanently disabled”. Describing a nation's policy, in the form of regulations, is the necessity to measure the commitment of a nation in developing its people. Indonesia, as a part of the global world, has signed numerous world conventions and must be held accountable in improving the social welfare and protection for its citizens. In the implementation of JHT-SJSN, the findings are: (1) the nation's commitment has been relatively weak; (2) the regulations have been inconsistent; (3) the regulatons have multiple interpretations; and (4) the advocacy and socialisation have not been maximised. These findings are interconnected with each other. The first, second, and third findings are based on the

16

Komitmen Negara DalamMemberikan Jaminan Hari Tua Bagi Pekerja

128

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 142: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

the same subject, which are Regulation No. 46, No. 60, and the Labour Minister Regulation No. 19/2015, that were cascaded from SJSN Act. The fourth finding is subject to the effort of BPJS Ketenagakerjaan. Because of the workers' resistance against the Regulation No. 46/2015, the Regulation No. 60/2015 and the Labour Minister Regulation No. 19/2015 were issued as a compromy – even though the content tend to diverge from the what is stated in SJSN Act. The policy recommendation for the Indonesian Government is to repeal the Labour Minister Regulation No. 19/2015 about the Procedures and Requirements of JHT Benefit Payment. Regulations No. 60/2015 is also need to be revised, and directly referring to SJSN Act article 35, 36, 37, and 38. In that revision, it is also needed to regulate the mechanism of JHT claim payment under 10 years. BPJS Ketenagakerjaan must intensify the advocacy and socialisation of JHT philosophy and benefit for workers, so that they can age gracefully. BPJS Ketenagakerjaan Management has to create the necessary system and operational procedure.

Keywords: Society or Nation; 1945 Constitution, Old Age Insurance (JHT); retired, died, or permanently disabled; the nation's commitment has been relatively weak; the regulations have been inconsistent; the regulatons have multiple interpretations; the advocacy and socialisation have not been maximized; repeal the Labour Minister Regulation No. 19/2015 ; . Regulations No. 60/2015 is also need to be revised.

PendahuluanMenurut Socrates, tugas Negara adalah menciptakan hu-

kum, yang harus dilakukan oleh para pemimpin, atau para pengua-sa yang dipilih secara seksama oleh rakyat. Pikiran Socrates ini menggambarkan pentingnya demokratis dalam suatu negara. Pikiran Socrates ini dikembangkan lebih lanjut oleh Plato yang banyak menulis buku tentang Negara dan memposisikan Socrates sebagai gurunya. Plato mengatakan bahwa tujuan Negara yang sebenarnya adalah untuk mengetahui atau mencapai atau mengenal idea yang sesungguhnya. Negara itu timbul atau ada karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang bermacam-macam, yang menyebabkan mereka harus bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan mereka.

129

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 143: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Karena masing-masing mereka itu secara sendiri-sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Karena itu sesuai dengan kecakapan mereka masing-masing, tiap tiap orang itu mempunyai tugas sendiri-sendiri dan bekerja sama untuk memenuhi kepenti-ngan mereka bersama. Kesatuan mereka inilah yang kemudian

1disebut masyarakat atau negara. Maka itulah negara harus meme-nuhi 3 syarat untuk keberadaan suatu Negara, yaitu a) ada daerah-nya yang tertentu; b) ada rakyatnya; c) ada pemerintahnya yang berdaulat.

Ketiga pilar syarat suatu negara tersebut, bagi Indonesia sesungguhnya luar biasa dan sangat kokoh dilingkungan negara-negara dunia. Dari sisi wilayah Indonesia sangat strategis, pulau 17.000 lebih, tanah yang luas, laut yang luas dan dalam, iklim tropis, dan rakyatnya sangat banyak (250 juta) , bahkan nomor empat dunia, dan dari sisi pemerintahan secara konstitusi sangat berdaulat, dengan sistem demokratis yang dikagumi dunia.

Dalam kerangka Negara yang berdaulat dengan konstitusi yang kuat yaitu UUD 1945,salah satu yang kita miliki adalah penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, yang dia-manatkan dalam pasal 28H ayat (3) mengenai hak terhadap jaminan sosial dan lihat juga pasal 34 ayat (2) .

Jaminan sosial juga dijamin dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hak Asasi Manusia tahun 1948dan ditegaskan dalam Konvensi ILO Nomor 102 tahun 1952yang menganjurkan semua negara untuk memberikan perlindungan minimum kepada setiap tenaga kerja.

Sejalan dengan ketentuan tersebut, Majelis Permusyawara-tan Rakyat Republik Indonesia dalam TAP Nomor X/MPR/2001 menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam rangka memberikan perlindungan sosial yang me-______________

1 Soehino, Ilmu Negara, Liberty Yogyakarta, 1998, hal 14,15.17.

130

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 144: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2nyeluruh dan terpadu.

Diberbagai literatur, pengertian jaminan sosial begitu beragamakan tetapi essensinya memiliki kesamaan. Dilihat dari pendekatan asuransi sosial, maka jaminan sosial dimaknai sebagai teknik atau metoda penanganan resikoyang terkait dengan hubungan kerja yang berbasis pada hukum bilangan besar (law of large numbers).

Dari sisi bantuan sosial, maka jaminan sosial berarti sebagai dukungan pendapatan bagi komunitas kurang beruntung untuk keperluan konsumsi.Karena itu maka jaminan sosial berarti sebagai (1) salah satu faktor ekonomi seperi konsumsi, tabungan dan subsidi/konsesi untuk redistribusi resiko; (2) instrumen negara untuk redistribusi resiko sosial ekonomi melalui tes kebu-tuhan (means test application), yaitu tes apa yang telah dimiliki peserta baik berupa rekening tabungan maupun kekayaan riil; (3) program pengentasan kemiskinan yang ditindaklanjuti dengan pemberdayaan komunitas, dan (4) sistem perlindungan dasar untuk penanggulangan hilangnya sebagian pendapatan pekerja sebagai konsekwensi resiko hubungan kerja.

Pemahaman jaminan sosial secara spesifik sebagai sistem perlindungan dalam bentuk dukungan pendapatan (income support) bagi setiap orang yang memerlukannya melalui sepe-rangkat uji kebutuhan (means test) oleh lembaga yang berwenang

3(Purwoko, 2011). Lembaga-lembaga yang berwenang yang melakukan means test di beberapa Negara seperti institusi pajak di Inggeris dan institusi Central Point di Australia. Aplikasi uji kebu-______________

2 UU SJSN; Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indone-

saia Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, alinea 2.

3 Purwoko, Bambang, Sistem Proteksi Sosial Dalam Dimensi Ekonomi. Oxford Graventa Indonesia, Jakarta, hal 39-45.

131

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 145: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tuhan diperlukan untuk keadilan agar penerima manfaat jaminan sosial adalah memang benar-benar orang yang berhak dan mem-butuhkan dukungan pendapatan.

UUSJSN menjelaskan bahwa pilar jaminan sosial terdiri dari bantuan sosial, tabungan wajib, dan asuransi sosial. Bantuan sosial adalah suatu sistem untuk reduksi kemiskinan yang di danai dari pajak (yang dimasukan dalam APBN dan dikeluarkan sebagai PBI-Penerima Bantuan Iuran), sedangkan tabungan wajib (provi-dent fund) merupakan skema tabungan untuk dirinya sendiri se-perti JHT.

Sedangkan asuransi sosial adalah program yang bersifat wajib yang didanai dengan iuran peserta atau pihak lain dan atau oleh pemerintah bagi penduduk miskin. Model asuransi sosial ini dinilai paling baik dan efektif untuk membiayai jaminan sosial.

Landasan utama SJSN adalah jaminan sosial merupakan program negara yang tujuannya memberikan kepastian perlindu-ngan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pro-gram Negara ini (SJSN), diharapkan setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehi-

4langan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun.Jaminan sosial merupakan komponen dari Perlindungan

Sosial, disamping komponen lainnya yaitu bantuan sosial. Di Indonesa sudah ada tata aturan kewajiban pemerintah (sebagai penyelenggara Negara) untuk melaksanakan program perlindu-ngan sosial. Dengan tatanan kebijakan yaitu untuk program jami-nan sosial diselenggarakan dengan UU yang khusus mengaturnya yaitu UU SJSN, dan UU BPJS. Untuk program bantuan sosial seperti program raskin, PKH, perumahan rakyat, bantuan lang-_______________

4 Ibid, alinea 3.

132

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 146: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sung tunai, diselenggarakan langsung oleh pemerintah melalui Kementerian terkait.

Jaminan sosial yang diatur dalam 2 UU ( SJSN dan BPJS), Negara membentuk dua badan sebagai penyelenggara jaminan sosial yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. UU Nomor 24 tahun 2011 merupakan “akte kelahiran” yang isinya telah mencantum-kan akan lahir dua orang bayi yang bernama BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaandari rahim dua orang ibu yang bernama PT. Askes dan PT. Jamsostek . Kedua orang ibu ini sudah ditetapkan takdirnya akan mati sahid sesudah melahirkan kedua bayi tersebut

5pada tanggal 1 Januair 2014.

Khusus untuk BPJS Ketenagakerjaan, UU BPJS telah mengatur bahwa per 1 Januari 2014, Program Jaminan Kesehatan diserahkan kepada BPJS Kesehatan, dengan demikian BPJS Kete-nagakerjaan menyelenggarakan JKK, JKm, dan JHT dengan tetap mengacu UU 3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenagakeja sampai akhir Juni 2015, dan per 1 Juli 2015 menyelenggarakan progam JKK, Jkm, JHT dan JP sesuai dengan UU SJSN dan UU BPJS. Sa-at ini aturan pelaksaaan dalam bentuk PP keempat program terse-but sudah diterbitkan satu hari sebelum berlakunya (1 Juli 2015).

Program Jaminan Hari TuaPada tanggal 30 Juni 2015, pemerintah telah menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2015 Tentang Penyeleng-garaan Program Jaminan Hari Tua sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 37 ayat (5) dan Pasal 38 ayat (3) Undang-Undang nomor 40 Tahun2004Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. _______________

5 Situmorang, Chazali H.; Reformasi Jaminan Sosial di Indone-

sia.Transformasi BPJS: “Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan”. CINTA INDONESIA, Depok, 2013, hal. 40.

133

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 147: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dalam PP Nomor 46 / 2015, pada Ketentuan Umum Pasal 1, ayat 1 menyatakan “ Jaminan Hari Tua yang selanjutnya disingkat JHT adalah manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia atau me-ngalami cacat total tetap”.

Ketentuan Umum tersebut dalam normanya diuraikan lebih lanjut pada Bab IV Manfaat dan Tata Cara Pembayaran, Bagian kesatu Manfaat Jaminan Hari Tua Pasal 22 yang secara utuh berbunyi “(1) Manfaat JHT adalah berupa uang tunai yang dibayarkan apabila Peserta berusia 56 tahun , meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap; (2) Besarnya manfaat JHT adalah sebesar nilai akumulasi seluruh iuran yang telah disetor ditambah hasil pengembangannya yang tercatat dalam rekening perorangan Peserta; (3) Manfaat JHT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar secara sekaligus; (4) Dalam rangka mempersiapkan diri memasuki masa pensiun, pemba-yaran manfaat JHT sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan sebagian sampai batas tertentu apabila Peserta telah memiliki masa kepesertaan paling singkat 10 tahun; (5) Pengam-bilan manfaat JHT sampai batas tertentu sebagaimanmana dimaksud pada ayat (4) paling banyak 30% dari jumlah JHT yang peruntukannya untuk kepemilikan rumah atau paling banyak 10% untuk keperluan lain sesuai persiapan memasuki masa pensiun; (6) Pengambilan manfaat JHT sebagaimana di-maksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan untuk satu kali selama menjadi Peserta; (7) BPJS Ketenagakerjaan wajib mem-berikan informasi kepada Peserta mengenai besarnya saldo JHT beserta hasil pengembangannya satu kali dalam satu tahun.

Berikutnya pada Bagian kedua Tata Pembayaran Jaminan Hari Tua, Pasal 26 berbunyi “(1) Manfaat JHT wajib dibayarkan kepada Peserta apabila: a. peserta mencapai usia pensiun; b. Peserta mengalami cacat total tetap; c. Peserta meninggal dunia

134

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 148: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

atau; c. Peserta meniggalkanIndonesia untuk selama-lamanya; (2) Manfaat JHT bagi Peserta yang mencapai usia pensiun diberikan kepada Peserta pada saat memasuk usia pensiun; (3) Manfaat JHT bagi peserta yang dikenai pemutusan hubungan kerja atau berhenti bekerja sebelum usia pensiun, dibayarkan pada saat Peserta mencapai usia 56 tahun; (4) Dalam hal Peserta mengalami cacat total tetap, hak atas manfaat JHT diberikan kepada Peserta; (5) Dalam hal Peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun, hak atas manfaat JHT diberikan kepada ahli waris sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (2); (6) Dalam hal Peserta tenaga kerja asing atau warga Negara Indonesia meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya, manfaat JHT diberikan kepada Peserta yang bersangkutan.

Sampai disini mari kita lihat apa sebenarnya amanat UU SJSN dalam kaitannya dengan Program JHT. pada Pasal 35, 36, 37, dan 38. Terkait dengan manfaat JHT di PP 46/2015 ( Keten-tuan Umum dan Pasal 22 sudah mengacu pada UU SJSN, kecuali ayat (5) Pasal 22 PP 46/2015, tidak ada diperintahkan/diamantkan dalam UU SJSN.

Dalam perjalanannya PP 46/2015, ditolak oleh para Pekerja melalui berbagai organisasi Buruh, mereka melakukan demo besar-besaran, kantor BPJS Ketenagakerjaan terancam untuk dirusak para Buruh yang merasa hak JHTnya “dipermainkan” pemerintah.

Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik dalam media online Detikcom ( 6 Juli 2015),berkomentar “Publik, buruh dan perusahaan swasta bingung ketika terjadi perubahan kebijakan berkait dengan pencairan JHT secara tiba-tiba karena selama ini tidak pernah ada penjelasan, baik dari pengelola JHT (BPJS Ketenagakerjaan) maupun Kementerian Tenaga Kerja. Akibatnya terjadi penolakan publik dan yang menjadi sasaran adalah Presiden, sebagai penanda tangan PP”.

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

135

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 149: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Karena gelombang demo semakin besar dan sudah mengganggu Istana, sekitar 42 hari kemudian, Presiden Jokowi melakukan perubahan atas PP 46/2015, dengan keluarnya PP 60/2015, Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua, pada tanggal 12 Agustus 2015.

Fokus perubahan pada PP 60/ 2015, adalah pada Pasal 26, dengan mengalami perubahan dan berbunyi “(1) Manfaat JHT wajib dibayarkan kepada Peserta apabila: a. peserta mencapai usia pensiun; b. Peserta mengalami cacat total tetap; c. Peserta meninggal dunia atau; c. Peserta meniggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; (2) Manfaat JHT bagi Peserta yang mencapaiusia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan kepada Peserta; (3) Manfaat JHT bagi peserta yang mengalami cacat total tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diberikan kepada Peserta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; (4) Manfaat JHT bagi Peserta yang meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)c sebelum mencapai usia pension diberikan kepada ahli waris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2); (5) Ketentuan lebih lanjut mengeai tata cara dan persyaratan pembayaran manfaat JHT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. Pada PP Nomor 60/2015 tersebut, ayat (3) dan ayat (6) Pasal 26 PP 46/2015 dihilangkan.

Dalam jangka waktu tidak terlalu lama (7 hari), terbitlah Peraturan Menteri Tenaga Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua, tanggal 19 Agustus 2015. Dasar menimbang-nya mengacu pada PP 60 Tahun 2015, khususnya pada Pasal 26 ayat (5), Permenaker ini ditenggarai dapat menenangkan para Pekerja, karena pasal-pasalnya dibuat multitafsir, dan mengabur-kan hakekat usia pensiun, sebagai masa berakhirnya seseorang

136

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 150: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bekerja karena usia pensiun. Rancunya pemahaman tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang merupakan domain dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan di campuradukan dengn UU SJSN. Dalam UU 13/2003, jelas PHK berkaitan dengan hak mendapatkan pesangon Peserta, sedangkan UU SJSN dan UU BPJS mensyaratkan JHTuntuk usia pensiun, cacat total tetap selama bekerja, dan meninggl dunia selama bekerja.

Memang lahirnya PP 60/2015 dan Permenaker Nomor 19/2015, dapat meredakan amarah Pekerja, dan berbondong-bondong Pekerja yang mengalami PHK mengambil JHT, walaupun masa kerjanya dibawah 10 tahun bahkan kebanyakan dibawah 5 tahun, dan dana |JHT di rekening BPJS Ketenakerjaan di berbagai cabang dengan cepat berpindah ke kantong Peserta.

Direktur Perluasan Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Ellyas Lubis dalam Dialog Nasional bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Jakarta 31 Maret 016 menyatakan “Meningkatnya pencairan dana JHT itu terjadi setelah terbitnya Permanaker No. 19/2015 dan meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja.”

TEMPO.CO, menyebutkan BPJS Ketenagakerjaan mencairkan dana Jaminan Hari Tua rata-rata Rp 50 miliar hingga Rp. 55 miliar setiap hari pada periode Januari - Maret 2016 sebagai akibat berubahnya filosofi dari bekal di hari tua menjadi jaring pengaman sosial saat ini.

MethodologiDalam kajian yang dilakukan terkait dengan Komitmen

Negara Dalam Memberikan Jaminan Hari Tua bagi Pekerja, seba-gai bentuk dari implementasi kebijakan publik, dilakukan dengan pendekatan Deskriptif, dengan memotret kebijakan-kebi-jakan Negara dalam bentuk Hukum Negara yang dilaksanakan

137

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 151: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

oleh pemerintah sebagai Penyelenggara Negara. Pisau analisis yang digunakan adalah mencermati secara kritis semua produk hukum yang terkait dengan penyelenggaraan jaminan sosial dengan fokus pada Program Jaminan Hari Tua bagi para Pekerja.

Skema Kerangka Fikir Regulasi Tersistem

Dalam Kerangka Fikir Regulasi Tersistem, menitik beratkan pada bagaimana kebijakan Negara sebagai Komitmen Negara terhadap masyarakatnya dilakukan dan berlangsung secara berkesinambungan. Kebijakan Negara adalah suatu kebijakan publik yang menurut sebahagian besar ahli memberikan penger-tian kaitannya dengan keputusan atau ketetapan pemerintah (sebagai penyelenggara Negara)untuk melakukan suatu tindakan yang dianggap akan membawa dampak baik bagi kehidupan warga negara. Menurut Bridgman and Davis, kebijakan publik ______________

6 Situmorang, Chazali H; Mutu Pekerja Sosial di Era Otonomi

Daerah, CINTA Indonesia, Depok, 2013, hal. 327 Peter Bridgman & Glyn Davis, the Australian policy handbook,

CrowsNest: Allen and Unwin 2004, hal 4.

UNDANG-UNDANG

PERATURAN PEMERINTAH

Perpres/Permen

138

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 152: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pada umumnya mengandung pengertian mengenai “whatever government choose to do or not to do“, kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.

Mendeskripsikan kebijakan negara dalam bentuk perun-dang-undangan sebagai suatu produk hukum beserta aturan turunannya menjadi suatu keniscayaan untuk mengetahui sejauh mana komitmen negara dalam membangun masyarakatnya. Seba-gaimana yang dikatakan Bridgman dan Davis diatas, bahwa pe-merintah sebagai penyelenggara negara adalah apa yang dilaku-kan dan apa yang tidak dilakukan. Dari Skema Kerangka Fikir Tersistem dimaksud, maka deskripsi ditujukan pada produk UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri yang terkait dengan penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua.

Hasil AnalisisDari berbagai fakta regulasi yang telah dikeluarkan peme-

rintah sebagai penyelenggara Negara yang berkaitan dengan pe-nyelenggaraan Program JHT diperoleh gambaran sebagai berikut:1. Lemahnya komitmen negara; Penyelenggara negara adalah

pemerintah, dan UU SJSN sudah mengamanatkan segera membuat Undang-Undang BPJS, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden sebagai aturan pelaksanaannya. Dalam per-jalanannya memerlukan waktu 7 tahun Undang-Undang BPJS

8baru dapat dibentuk (2011). PP dan Perpres terkait BPJS Ke-sehatan diselesaikan 2 hari menjelang diluncurkannya BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan 1 Januari 2014. Dan PP terkait Program JKK, JKm, JHT dan JP diselesaikan 30 Juni

______________8 Situmorang, Chazali H.; Reformasi Jaminan Sosial di Indone-

sia. Transformasi BPJS: “Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan”. CINTA INDONESIA, Depok, 2013, hal. 85.

139

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 153: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2015,satu hari menjelang dimulainya keempat program tersebut yang sesuai dengan UU BPJS. Secara faktual rentang waktu yang panjang untuk menyusun regulasi yang diamanat-kan UU SJSN yaitu antara 9-10 tahun merupakan indikasi kuat untuk menyatakan bahwa komitmen negara yang dima-nifestasikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara Negara masih lemah (late andinjury time).

2. Inkonsistensi Regulasi: PP 46/2015, substansinya melampui amanat UU SJSN, pada Pasal 22 ayat (5), dana JHT dapat diambil setelah 10 tahun sebanyak 30% untuk pemilikan perumahan. Padahal tidak ada normadalam pasal-pasal terkait JHT di UU SJSN yang menyebutkan dana JHT untuk kepemilikan perumahan. Sebab terkait dengan perumahan untuk rakyat sudah diatur tersendiri dalam Undang-Undang Tentang Perumahan. Kewajiban BPJS Ketenagakerjaan memberikan uang JHT secara tunai. Namun lebih tidak konsisten lagi dengan keluarnya PP 60/2015, diikuti dengan keluarnya Permenaker nomor 19/2015 sebagai turunan dari PP 60/2015. Inkonsistensi dengan UU SJSN mencakup antara lain tidak ada norma dalam UU SJSN yang menyebut-kan atau mendelegasikan wewenang kepada Menteri Teaga Kerja untuk menerbitkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja yang mengatur Tata Cara dan persyaratan pembayaran manfa-at JHT. Isi Permenaker Nomor 19/2015, menjungkirbalikan hirarkhi regulasi, dan melampui wewenangnya. Permenaker tersebut meniadakan syarat usia pensiun untuk dapat JHT, dan syarat 10 tahun mengiur baru dapat mengambil pinjaman JHT, dan menjadikan 'PHK' dan 'diberhentikan oleh pemberi kerja' tanpa memperhatian syarat masa kerja 10 tahun, bahkan juga dibawah 5 tahun boleh ambil JHT. Fungsi JHT sudah berubah dari |Jaminan Hari Tua menjadi jaringan pengaman sosial. Inkonsistensi regulasi Program JHT ini sudah dapat

140

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 154: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dikatagorikan Menaker “melampui wewenangnya” atas substansi Permenaker yang diterbitkannya.

3. Multitafsir Regulasi: peraturan yang dibuat seharusnya tidak menimbulkan multitafsir, supaya para penyelenggara tidak kebingungan dalam melaksanakan peraturan dimaksud. Permenaker 19/2015, pasal-pasalnya multitafsir. Substansi-nya mencampuradukan (nano-nano), UUSJSN dengan UU 13/2003 tentanag Ketenagakerjaan. UU SJSN tidak diperun-tukkan untuk mengatur tentang Pemutusan Hubunan Kerja, tetapi memberikan jaminan untuk mendapatkan jaminan sosial bagi Pekerja. Pasal 156 UU 13/2003, ayat (1) berbunyi” Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja , pengusaha diwajibkan mmbayar uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak seharusnya diterima”. Upaya mengalihkan tanggung jawab PHK dikaitkan dengan JHT sangat merugikan Pekerja, karena pengusaha mengganggap dengan meloloskan JHT bagi yang di PHK ke BPJS Ketenagakerjaan, maka Pekerja tidak men-dapatkan hak pesangon. Ditambah lagi urusan administrasi pesangon lebih rumit, tidak selancar mendapatkan JHT dari BPJS Ketenagakerjaan.

4. Advokasi dan sosialisasi belum maksimal: BPJS Ketenaga-kerjaan, semasa transisi program dari UU 3/92, ke UU SJSN, periode Januari 2014 sampai Juni 2015, belum melakukan advokasi dan sosialisasi secara maksimal kepada stakeholder (pengusaha dan pekerja), terkait dengan perubahan funda-mental program JHT yang diatur dalam UU 3/92, dengan yang diatur dalam UU SJSN. Khususnya terkait jangka waktu pengambilan JHT dari 5 tahun menjadi 10 tahun dan hanya dapat diambil pada saat usia pensiun. Kewajiban sosialisasi oleh BPJS Ketenagakerjaan sudah diatur dalam Penjelasan Pasal 61 (UU BPJS huruf b berbunyi: “Penyiapan opera-

141

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 155: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sional BPJS Ketenagakerjaan untuk program jaminan kece-lakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian mencakup antara lain: a. menyusun sistem dan prosedur operasional yang diperlukan untuk beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan, dan b. melakukan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian”.

PembahasanRealitas sosial baru (new social reality) memerlukan pers-

pektif baru. Dalam masyarakat maju yang saat ini sedang dialami masyarakat Indonesia, kapasitas individu untuk menolak mening-kat tajam, khususnya apa saja yang berasal dari pusat kekuasaan. Pada saat yang sama, kemampuan pranata sosial yang besarsecara signifikan telah membentuk sifat abad keduapuluh untuk mema-hami situasi, ternyata melemah dalam beberapa dasawarsa tera-khir. Atau, mengambil pemikiran cerdas Adolp Lowe (1971: 563), kita sedang menyaksikan perubahan dari realitas-realitas sosial tempat 'situasi' 'terjadi' begitu saja, paling tidak dari sudut pandang kebanyakan individu, kedunia sosial semakin lama semakin banyak situasi yang 'dibuat' agar terjadi. Realitas sosial baru ini

9memunculkan masyarakat maju sebagai masyarakat pegetahuan.Dalam perkembangan selajutnya Indonesia sebagai bagian

dari Negara yang menuju kenegara maju, telah membuka diri dalam berbagai perkembangan politik, ekonomi dan budaya du-nia. Amandemen UUD 1945, yang memasukkan program jami-nan sosial sebagai hak dasar bagi masyarakat Indonesia meru-pakan salah satu contoh penyesuaian dengan perubahan dunia ______________

9 George Ritzer & Barry Smart; Handbook TEORI SOSIAL,

Nusamedia, Jakarta, 2012, hal. Hal 986.

142

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 156: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tersebut. Kewajiban Negara untuk menyelenggarakan program jaminan sosial telah menjadi keputusan politik Negara. Dan masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang maju dan masyara-kat yang berpengatahuan. Mareka sadar akan hak-haknya, walaupun masihperlu dilakukan advokasi dan sosialisasi atas kewajibannya sebagai warga masyarakat/warga negara.

Indonesia sebagai bagian dunia, dan telah banyak menanda-tangani konvensi-konvensi dunia, tidak boleh mundur untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan sosial bagi rakyatnya. Sebagai masyarakat pengetahuan, maka keterbukaan, kejujuran, komitmen, integritas dan etos kerja harus menjadi tolok ukur bersama, sehingga kerja-kerja besar kita menjadi lebih ringan dan lebih cepat mencapai sasaran program yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan.

Peresmian BPJS merupakan tonggak sejarah baru bagi bangsa dan negara Indonesia dalam memenuhi hak-hak konstitu-sional warga Negara Indonesia dan akan mengubah wajah dan

10tingkat kesejahteraan rakyat. Kondisi ideal yang diinginkan negara ini sudah tertuang dalam UU SJSN dan UU BPJS, walaupun diakui masih diketemukan kelemahan di beberapa substansi, yang masih meninggalkan sisa masalah antar lain posisi PT. Taspen dan PT. Asabri yang harus menyerahkan program yang diselenggarakannya kepada BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2029. Untuk itu kedua BUMN tersebut diperintahkan oleh UU BPJS untuk memuat “Roadmap” penyerahan program dimaksud.

Banyak kalangan berpendapat tidak mudah bagi kedua BUMN tsb untuk membuat Roadmap yang akan menjadi “liang kubur” Taspen dan Asabri.______________

10 Situmorang, Chazali H; Dinamika Penyelenggaraan Jaminan

Sosial di Era SJSN, Social Security Development Institute (SSDI) , Depok, 2015, hal.VII.

143

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 157: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pemerintah sebagai penyelenggara Negara sudah membuat aturan pelaksanaan berupa PP maupun Perpres terkait implemen-tasi BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

Dalam program JHT sudah diterbitkan tiga produk hukum yaitu PP 46/2015, yang kemudian diubah dengan PP 60/2015, dan Permenaker 19/2015. Perlu diketahui tidak ada satu pasalpun dalam UU SJSN dan UU BPJS yang “memerintahkan” Program JHT diatur dengan Permenaker.

Pada Hasil Analisis yang diuraikan diatas, ada 4 masalah besar dalam implementasi program JHT SJSN, yaitu pertama, Lemahnya komitmen Negara; kedua, Inkonsistensi Regulasi; ketiga, Multitafsir regulasi; dan keempat, advokasi dan sosialisasi belum maksimal.

Keempat kelemahan ini saling berkaitan satu sama lain. Kelemahan pertama, kedua dan ketiga bersumber dari subjek yang sama yaitu PP 46, PP 60, dan Permenaker 19/2015, dengan merujuk pada UU SJSN. Masalah keempat belum maksimalnya sosialisasi dan advokasi oleh BPJS Ketenagakerjaaa ditenggarai sebagai pemicu marahnya Pekerja pada saat diluncurkan PP 46/2015. Padahal PP 46/2015 sudah mengacu UU SJSN, tetapi karena pemerintah lebih mengutamakan kepentingan politik kekuasaan dari pada politik konstitusi, dibuat perubahan dan terbitlah PP 60/2015 dan Permenaker 19/2015, yang jauh me-nyimpang dari yang diamanatkan UU SJSN.

Presiden sebagai Kepala Negara maupun sebagai Kepala Pemerintahan disamping diberi atribusi kewenangan juga diberi delegasi kewenangan untuk membuat peraturan pelaksanaan Undang-Undang.Kewenangan tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Untuk itu, Prsiden ditopang oleh kelembagaan pemerinta-han dan birokrasi dengan berbagai fasilitas pendukungnya. Tidak ada alasan untuk tidak memenuhi kewajiban yang diembannya

144

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 158: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

11sesuai dengan ketentuan Undang-Undang.

Sistem Jaminan Sosial lahir karena ditentukan dalam peratu-ran perundang-undangan untuk menjamin terpenuhinya hakasasi setiap orang atas jaminan sosial dan terpenuhinya tugas Negara untuk mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat. Tanpa peraturan perundang-undangan yang adekuat dan operasio-nal sistem jaminan sosial nasional sulit terselenggara secara efek-tif. Presiden telah bersumpah untuk menjalankan segala undang-undang dengan selurus-lurusnya. Sumpah Presiden adalah janji bagi dirinya sendiri dan bagi seluruh rakyat. Janji harus

12dipenuhi.

Dalam kaitan program JHT seusai dengan SJSN, yang implementasinya diatur dalam Permenaker 19/2015 , khususnya terkait Tata Cara dan Syarat Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua, kerancuan regulasi tersebut sudah sangat rumit dan mem-bingungkan. Lihat pasal 3, ayat (2) dan (3), bagaimana dengan 'halusnya' mengaitkan usia pensiun dengan pengundran diri Peserta, dan Peserta terkena pemtusan hubungan kerja. Jelas ayat (2) dan (3) tersebut tidak ada dalam pasal-pasal JHT di UU SJSN. Demikian juga lihat Pasal 5 dan Pasal 6 syarat usia pensiun menjadi kabur, dan batas 10 tahun sudah tidak ada bahkan kurang dari 5 tahun, dapat ditafsirkan JHT dapat ambil.

Kondisi multitafsir tersebut tentu akan menimbulkan kebi-ngungan bagi penyelenggara BPJS Ketenagakerjaan dilapanagn. Permenaker ini menurut berbagai kalangan patut diduga sebagai usaha pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja untuk menenangkan Pekerja, dipihak lain memberi kelonggaran pengu-saha untuk tidak membayar pesangon, karena sudah mendapat ______________

11 Asih Eka Putri & A.A. OkaMahendra; Transformasi setengah

hati Persero, Pustaka MARTABAT, 2013, Hal. 2.12 Ibid, hal 3.

145

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 159: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

JHT, dengan alasan JHT tersebut, yang besar Iurannya 5,7%, sebesar 3,7% dari kantong pengusaha.

Dalam situasi seperti ini BPJS Ketenagakerjaan tidak boleh berdiam diri, atau pasrah dengan kebijakan Menaker tersebut. BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan wewenang dan tanggung-jawabnya yang diperintahkan oleh Undang-Undang SJSN dan Undang-Undang BPJS, perlu melakukan komunikasi intens dengan Menaker bahwa kebijakan Menteri tersebut tidak ada pihak yang diuntungkan kecuali pengusaha/pemberi kerja. Karena dapat menghindar untuk membayar pesangon yang memang diwajibkan sesuai dengan UU 13/2003 pasal 156.

Disamping itu, Menteri perlu juga diyakini bahwa dana JHT dan akumulasinya yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan cukup besar sekitar lebih dari Rp 180 Triliun akan cepat berkurang kalau diambil oleh Pekerja yang belum memenuhi syarat (menurut UU), disisi lain saat ini pemerintah membutuhkan dana untuk menggerakan pembangunan. Bandingkan dengan target Tax Amnesty yang didapat sebesar Rp 165 Triliun.

Dari sisi Pekerja yang masa kerja pendek tentu uang yang didapat tidak seberapa dan pasti lebih besar uang pesangon.

Bagi Pekerja perlu di advokasi oleh BPJS Ketenagakerjaan bahwa uang JHT itu disimpan dan dikembangkan dan dijamin oleh negara untuk nanti diberikan pada saat Pekerja sudah masuk usia pensiun.

Karena di usia pensiun secara fisik sudah tidak kuat untuk bekerja sedangkan kebutuhan hidup tidak pernah berhenti, maka uang JHT yang didapat akan bermakna untuk modal usaha di usia pensiun tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan hidup karena di PHK sesuai Undang-Undang menjadi tanggung jawab pengusaha dengan mendapat pesangon dan /atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak seharusnya diterima.

146

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 160: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

KesimpulanDengan berbagai hasil snalisis dan pembahasan yang telah

diuraikan di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah :1. Pemerintah dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja disarankan

mencabut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 19 tahun 2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua, karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan diatasnya.

2. PP 60 Tahun 2015 juga perlu direvisi, dan langsung saja merujuk pada Pasal 35,36,37 dan 38 UU SJSN. Dalam revisi tersebut juga perlu diatur mekanisme masa transisi untuk pembayaran klaim JHT yang masa iurnya dibawah 10 tahun.

3. BPJS Ketenagakerjaan harus melakukan advokasi dan sosialisasi secara massif tentang filosofi dan manfaat JHT bagi Pekerja, agar hari tua mereka menjadi lebih terjamin kehidu-pannya.

4. Manajemen BPJS Ketenagakerjaan menyusun sistem dan prosedur operasional yang diperlukan untuk beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan.

PenutupKapal besar bernama BPJS Ketenagakerjaan telah berlayar

mengarungi samudera Indonesia nan luas menuju dermaga berna-ma Jaminan Sosial Nasional Paripurna. Meski topan, badai dan gelombang besar menghadang, surut kita berpantang.

Kita tidak perlu meminta Tuhan menghentikan topan, badai dan gelombang besar, kita hanya meminta kekuatan dan kecerdasan agar selamat melintasinya menuju dermaga Jaminan Sosial Nasional Paripurna.

147

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 161: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Daftar Pustaka

Asih Eka Putri & A.A. Oka Mahendra (2013), Transformasi Setengah Hati Persero, Pustaka MARTABAT, Jakarta.

Bridgman Peter & Davis Glyn (2004), the Australian Policy Handbook. Allen and Uwin Nest NSW.

George Ritzer & Barry Smart (2001), Handbook TEORI SOSIAL, Nusamedia Bandung.

Purwoko, Bambang, (2011), Sistem Proteksi Sosial Dalam Dimensi Ekonomi. Oxford Graventa Indonesia, Jakarta.

Situmorang, Chazali, H (2013), Mutu Pekerja Sosial di Era Otonomi Daerah.CINTA Indonesia, Depok.

Situmorang, Chazali H,(2013), Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia Transformasi BPJS:”Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan” CINTA Indonesia, Depok.

Situmorang, Chazali H, (2016), Dinamika Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Era SJSN, Social Security Development Institute (SSDI), Depok.

Soehino, (1998), Ilmu Negara, Liberty Yogyakarta.

Peraturan Perundang-undangan 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek.3. Undanb-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga-

kerjaan.4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional.5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial.6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Har Tua.

148

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 162: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015, Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua.

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 19 Tahun 2015 Ten-tang Tata Cara Dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua.

149

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 163: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ada tahun 2014 yang lalu, sewaktu saya masih menjabat Psebagai Deputi Menko Kesra bidang Koordinasi Jaminan Sosial dan Perumahan Rakyat, saya mendapat tugas dari

Pak Menko Kesra (Bapak Agung Laksono) sesuai dengan tupoksi saya, agar mengkoordinasi proses pembahasan RUU Tapera yang sudah bergulir di DPR pada saat akhir-akhir periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di kalangan Pemerintah, terjadi perbedaan yang tajam antara Kemenpera dan Kemenkeu terkait konsep dan model Tapera yang diinginkan Pemerintah. Bebeapa kali Pansus dan Panja RUU Tapera gagal melaksanakan rapat, karena pihak Pemerintah ( Menkeu ) tidak hadir. Ada mungkin dua kali dibahas di kantor Wapres, dan saya mengamati dalam rapat tersebut diantara para menteri sepertinya tidak ada masalah. Tetapi pada saat di follow-up pada level eselon I yang sering saya pmpin rapatnya, ceritanya berbeda. Perbedaan begitu tajam, dan ujungnya ya RUU Tapera di deponir begitu saja sampai berakhirnya periode DPR dan Pemerintah 2009-2014.

Pada tahun 2016, RUU Tapera bangkit kembali dan kali ini lebih lancar, karena Kemenpera dibubarkan dan bergabung dengan KemenPUPR. Kemenkeu dan Kemen PUPR kompak dan dengan Panja DPR juga kompak dan dalam waktu relatif tidak lama lahirlah UU Tapera Nomor 4 tahun 2016, tanggal 24 Maret

17

Problematika Undang-Undang TAPERA

150

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 164: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2016, lebih kurang satu tahun yang lalu. UU tersebut ternyata meninggalkan sisa masalah yang terkesan kontroversial dan bertabrakn dengan UU lain yang terkait.

Problematika Perumahan RakyatAkumulasi kebutuhan rumah saat ini sekitar 15 juta

(backlog) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sedangkan kemampuan pemerintah menyediakan rumah setiap tahun sekitar 200 sampaqi dengan 250 ribu unit, dari target 900 ribu sampai dengan 1 juta rumah.

Disisi lain untuk orang miskin dan sangat miskin ada sekitar 7,5 juta keluarga yang membutuhkan rumah layak huni. Kemam-puan pemerintah memberikan bantuan bahan bangunan rumah (BBR), juga sangat terbatas yaitu sekitar membantu sebagai sti-mulans sekitar 250-300 ribu rumah. Belum lagi terkait dengan ketrsediaan lahan ( tanah) untuk rumah yang semakin sulit dan mahal.

Saat ini ada dua Undang-Undang yang berkaitan dengan perumahan, yaitu UU Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukinan, dan UU Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun, serta PP 88 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, dan PP 46 tentang JHT dan PP Nomor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas PP 46 Tahun 2015.

Perlu diketahui, bahwa dalam UU SJSN dan UU BPJS ti-dak ada perintah untuk menyediakan perumahan bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Jadi mazhabnya berbeda. UU SJSN fo-kus pada jaminan sosial dengan paket 5 program yaitu JKN, JKK, JKm, JHT dan JP. Sedangkan UU Nomor 1 dan 20 tahun 2011, memang fokus pada upaya untuk penyediaan perumahan dan kawasan pemukiman dan mengembangkan konsep rumah susun.

Untuk mendapatkan sumber dana yang pasti maka pada pasal 124 UU PKP (Perumahan dan Kawasan Pemukiman)

151

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 165: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

menyebutkan ketentuan mengenai tabungan perumahan diatur tersendiri dengan undang-undang. Dengan merujuk pasal 124 tersebut lahirlah UU Tapera, jadi ada 3 UU yang terkait peruma-han, tentu suatu komitmen politik yng tinggi dari negara.

Rupanya itu tidak cukup, dengan merujuk UU SJSN dan UU BPJS, atas perintah UU tersebut untuk membuat PP terkait Program Jaminan Hari Tua, maka terbitlah PP 46 dan PP 60, yang pada salah satu pasalnya menyebutkan; akumulasi dana JHT dan pengembangannya yang sudah dikumpulkan peserta (sharing dengan pemberi kerja) dan dikelola BPJS Ketenagakerjaan selama 10 tahun , dapat dipinjamkan kepada peserta (pekerja) sebanyak 30% untuk uang muka perumahan. Artinya peserta tidak menerima uang tunai langsung . sedangkan dalam UU SJSN menyebutkan peserta yang sudah 10 tahun mengiur dapat meminjam sebahagian dana JHT secara tunai.

Pada hakekatnya, UU Tapera, merupakan upaya pemerintah untuk membantu pekerja mendapatkan rumah layak huni dengan mekanisme pembayaran iuran pekerja dan pemberi kerja (seperti JHT). Dana yang terkumpul tidak boleh diambil tunai tetapi digunakan untuk pengadaan rumah. Disatu sisi program JHT yang hak peserta mendapatkan pinjaman tunai dari tabungannya sen-diri, tetapi PP mengatur hanya boleh digunakan untuk uang muka perumahan. Terjadi disharmon disini. Dan pekerja sangat dirugi-kan, karena seharusnya dapat fresh money untuk kepentingan modal usaha dipaksa untuk uang muka perumahan.

Catatan Kritis UU TaperaUU PKP Nomor 1 Tahun 2011, pada ketentuan umumnya

menyebutkan:” pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber dana lain yang dibelanjakan untuk penyelenggaraan perumahan

152

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 166: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan seterusnya”, dan dipertegas lagi dalam norma pasal 119. Pada pasal 120 ayat b, “kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi MBR sesuai dengan standar pelayanan minimal”. Untuk kepentingan dan kelancara pelaksanaan UU PKP maka pada pasal 124 memungkinkan dibentuknya tabungan perumahan dengan Undang-undang. Pengunci pada pasal 126, dengan jelas menyatakan bahwa tugas pemerintah dan pemerintah daerah, untuk memberikan kemudahan dan atau bantuan pembiayaan untuk pembangunan dan perolehan rumah umum dan rumah swadaya bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).

UU PKP sudah sangat jelas dan terang menderang mempo-sisikan pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan APBN dan APBD untuk perumahan, dan mem-berikan skhema dana murah jangka panjang kepada MBR.

Mari kita cermati UU Tapera, bahwa UU tersebut memposi-sikan pemerintah sebagai pihak yang BUKAN bertanggungjawab untuk penyediaan dana untuk perumahan (MBR). Jadi UU Tapera, filosofinya tidak sejalan dengan UU PKP yang merupakan dasar rujukan disusunnya Tapera (inkonsitensi).

Dalam UU Tapera, dana Tapera adalah dana amanat. Milik seluruh peserta dan pemupukannya, tetapi pemilik dana (pekerja dan pemberi kerja) tidak ada satu pasalpun yang melibatkan peserta dalam berbagai proses perencanaannya karena tidak ada keterwakilan, sehingga makna dana amanat tidak tercermin dalam pelaksanaannya.

Komite Tapera adalah para menteri, OJK, dan profesional, tidak ada pekerja dan pemberi kerja dalam komite sebagai pemilik dana. OJK menjadi double fungsi sebagai pengawas internal yang duduk dalam komite, dan juga sebagai pengawas eksternal sesuai dengan UU OJK, apakah dibolehkan? Pertanyaan selanjut-nya apakah para Menteri, OJK dan profesional dapat menjaga dan melindungi kepentingan peserta. Kalau ada persoalan antara

153

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 167: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pemerintah dengan peserta apa forum untuk menyelesaikannya.Mari kita lihat badan hukum BP Tapera yang dibentuk untuk

mengelola Tapera. Badan hukumnya apakah badan hukum publik, badan hukum BUMN, atau badan hukum PT. Tidak ada satu pasal pun yang tegas menyebutkan katagori badan hukumnya. Tetapi kalau dilihat dari azasnya, tentunya badan hukum publik sesuai dengan UU SJSN dan UU BPJS. Tapi bisa juga penafsiran lain.

Ada Komisioner dan Deputi komisioner yang ditunjuk oleh Presiden, dari kalangan profesional. Mekanisme pengangkatan-nya tidak diatur, seharusnya diatur dengan pembentukan Pansel, sehingga seleksinya transparan.

Terkait dengan azas nirlaba, perlu jelas apakah hanya untuk BP Taperanya. Bagaimana dengan Manager Investasi , bank pembiayaan dan lembaga pembiayaan non bank yang akan mengelola dana tapera yang diperhitungkan bisa mencapai puluhan triliun bahkan ratusan triliun. Apa cukup diatur dengan peraturan BP Tapera, yang dapat menimbulkan potensi kongkali-kong. Jangan sampai ujungnya peserta ngak dapat rumah yang sudah bertahun-tahun ditunggunya.

Apa sebenarnya tujuan Tapera. Tak lain dan tak bukan adalah untuk menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang untuk pembiayaan perumahan. Tidak ada dana pemerin-tah pada Tapera yang untuk peserta. dana pemerintah hanya dalam bentuk dana awal yang diberikan untuk biaya operasional BP Tapera, dan jika kurang diambil dari dana Tapera (milik peserta). Berapa besarnya, di pasal 40 tidak ada mengatur. Harus ada norma yng mengaturnya dalam PP untuk mencegah terjadinya moral hazard bahkan fraud yang berpotensi dilakukan BP Tapera. Tidak ada pemisahan pembukuan dana/asset BP Tapera dengan dana Tapera (milik peserta) yang diatur dalam UU Tapera. Seharusnya dapat merujuk UU BPJS yang melakukan pemisahan buku dana BPJS (Dana Badan) dan Dana Jaminan Sosial milik peserta.

154

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 168: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Potensi Dana Tapera Luar BiasaBesarnya dana yang diambil dari peserta (pekerja dan

pemberi kerja) 3% dari gaji/upah setiap bulan. Terendah 1 kali UMP dan terbesar 20 kali UMP. Mari kita hitung dengan jumlah pekerja penerima upah (termasuk PNS) ada 30 juta jiwa saja, sudah berapa triliun dana dikelola BP Tapera selama 5, 10, 15, 20 dan 25 tahun. Sungguh luar biasa dana yang dapat dihimpun.

Disisi lain, apakah UU Tapera sudah menjamin berapa lama pesrta dapat rumah sejak mulai ikut Tapera. Hanya disebut urut kacang , artinya penuh dengan ketidak pastian. Seharusnya UU Tapera dapat memberuikan kepastian waktu kapan rakyatnya (yang sudah menabung) bisa mendapatkan rumah.

Yang dapat dipastikan dari UU Tapera adalah menyatakan uang hasil tabungan dan pemupukannya akan dikembalikan pada usia pensiun, jika belum dapat rumah. Lama-lama BP Tapera dapat berubah bentuk menjadi Bank Tabungan Pekerja.

Dari sisi kriteria pembiayaan ada 4 kriteria yang diatur dalam salah satu pasal. Pada kriteria keempat menyatakan: keter-sediaan pemanfaatan dana, artinya sepanjang dana tersedia , dan pasal ini karet asli. Hal lain lagi, UU tersebut menyebutkan peserta dapat memiliki rumah; pembangunan rumah dan perbaikan rumah. Harus diperjelas status tanah dan rumah yang ditempati.

Dari sisi proporsi alokasi dana, dirinci: 35% pemupukan; 50% pemanfatan; 2,5% cadangan dan 5% pengadaan tanah. Proporsi 5% pengadaan tanah sanagatlah kecil dan terindikasi BP Tapera cenderung untuk penyewaan tanah (land rent) bukan pemilikan tanah. Kalaupun membeli tanah, yang dibeli di daerah “jin buang anak” atau “dekat kuburan” karena lebih murah. Jika ini terjadi maka merupakan persoalan sosial yang menjadi bom waktu bagi pemerintah.

155

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 169: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

KesimpulanUU Tapera, menurut pandangan banyak pihak semangat-

nya meminimaliskan kewajiban pemerintah untuk menyediakan dana pembiayaan rumah bagi MBR. Pembiyaannya lebih dido-rong pada masyarakat/peserta dengan menghimpun tabungan dana peserta yang dipotong dari gaji/upah.

Keterlibatan lembaga-lembaga non pemerintah untuk me-ngelola dana, akan menimbulkan persoalan hukum, moral hazar bahkan fraud, hingga perlu dilakukan pengawasan yang ketat.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, tidak ada jaminan waktu bagi peserta KAPAN MENDAPATKAN RUMAH, undang-undang tersebut menggunakan kriteria-kriteria saja. Padahal ke-pastian kapan dapat yang ditunggu-tunggu. Mudah-mudahan bukan pepesan kosong yang didapat masyarakat/peserta.

156

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 170: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

GAGASAN DAN PEMIKIRANTENTANG KEBANGSAAN DAN KEBAJIKAN UMMAT

157

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 171: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

alam ini yang ditunggu-tunggu sejak berbulan-bulan, Msudah sampai pada puncaknya, yaitu diumumkannya pasangan cagub-cawagub DKI yang resmi 3 pasang

yaitu Ahok–Djarot, diusung PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, dan Hanura. Agus Harimurti Yudhoyono–Sylviana Murni didukung oleh Demokrat, PPP, PKB, dan PAN; Anis Baswedan– Sandiaga Uno diusung Partai Gerinda dan PKS.

Saya termasuk rajin mengikuti perkembangan proses penca-lonan ini, dan memang banyak hal yang diluar prediksi awal para analis politik. Memang gelombang anti Ahok “luar biasa” diban-dingkan pencalonan Gubernur DKI sebelumnya. Apalagi terkesan Ahok tidak peduli dan tidak berusaha merubah strategi kebijakan-nya yang selama ini dilakukan oleh Gubernur DKI sebelumnya yang menjelang akhir periode banyak menebar pesona. Nampak-nya Ahok memperaktekkan “Yakusa” akronim dari Yakin Usaha Sampai yang menjadi salamnya HMI dan KAHMI, tentu dengan tujuan yang berbeda.

Kita tidak perlu mengkaji lagi kenapa SBY tega mencalon-kan anaknya, sama juga teganya membiarkan mertua Agus Hari-murti Yudhoyono (besan SBY), Ketum partainya, menteri-men-terinya masuk penjara, terlepas apa persoalannya. Saya mencoba melihatnya bagaimana kira-kira dinamikanya kedepan ini dalam proses pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

18

Pelangi Menuju DKI-1

158

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 172: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dengan munculnya tiga calon ini, dapat digambarkan Ahok – Djarot mendapatkan dukungan dari Presiden dan Partai Peme-nang Pemilu (PDI Perjuangan), walaupun di tingkat lapangan ada ketidak puasan dari fungsionaris dan anggota partai pendukung Ahok. Pendukungnya tentu mereka-mereka yang senang dengan gaya kepemimpinan Ahok, dan masyarakat yang merasakan peru-bahan wajah kota dan mereka-mereka yang bekerja di mesin bi-rokrasi DKI. Memang ada juga sebahagian kelompok masyarakat yang mendukung gaya Ahok yang rada “sableng” karena “katanya” dengan cara demikian Jakarta baru dapat berubah.

Kemudian muncul calon yang mengangetkan yang diusung Demokrat-PPP-PKB-PAN, yaitu Putra SBY, Presiden RI kelima, seorang yang berpendidikan paskasarjana dari Amerika, militer dengan pangkat Mayor AD, yaitu Agus Harymurti Yudhoyono, dan seorang Profesor, Doktor Sylviana Murni, birokrat di Pemda DKI. Mungkin ada beberapa pertimbangan SBY, yang tentunya hanya dia yang tahu, yaitu sebagai Presiden selama 10 tahun merasa masih dicintai oleh masyarakat DKI, dan masih punya pengaruh di kalangan birokrasi dan masyarakat Betawi dengan hadirnya Sylviana Murni yang masih terlihat cantik dan energik.

Agus sebagai perwira militer, dan SBY yang Jenderal Pur-nawirawan, akan mendorong militer untuk posisi netral dan juga Polisi. Jokowi ngak bisa leluasa menggunakan instrumen perang-kat keamananya secara berlebihan untuk memenangkan calonnya. Tapi SBY harus hati-hati juga dalam memunculkan anaknya tersebut. Isu membangun kerajaan-dinasti “kekuasaan” yang selama ini sering ditujukan kepada Bu Mega, akan dikatakan orang “tidak ada bedanya”. Kelompok masyarakat yang tidak suka dengan model “garis keturunan' yang ada di kubu Ahok maupun di kubu Agus, mungkin cenderung memilih pasagan Anis – Uno, yang diusung Gerindra dan PKS yang belum pernah memegang kekuasaan.

159

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 173: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Nah, sekarang pasangan Anis – Uno. Kedua pasangan ini merupakan antitesa dari Cagub Ahok. Anis adalah tim sukses Jokowi dan sukses membawa Jokowi ke kursi Presiden. Karena Anis Baswedan ini seorang pendidik, diangkat Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tetapi ngak ada angin, ngak ada hujan, dicopot begitu saja tanpa alasan yang jelas, bahkan kabarnya Anis merasa tidak ada tanda-tanda mau diganti.

Dengan tutur kata yang teratur, sama dengan Sandiaga Uno, terkesan ramah, tidak sombong dan relatif muda usia, intelektual, tentu diharapkan kubu Gerindra sebagai magnit untuk mendulang suara dari pendukung dan kader PDI-Perjuangan, Golkar, Nasdem yang secara diam-diam tidak suka dengan perangai Ahok. Stetmen Anis d TV malam ini yang menyatakan Jakarta bukan sekedar Kota, tapi adalah tempat orang bermukim, menguatkan dugaan tersebut.

Dengan adanya tiga calon tersebut, maka isu SARA yang akan dijadikan batas demarkasi jika head to head, akan tereduksi dengan sendirinya. Yang akan dimunculkan adalah adu gagasan, adu janji dan bukti. Yang tidak bisa dihindari adalah serangan kedua calon lawan Ahok, akan melakukan serangan yang agak sensitif terhadap perilaku Ahok yang main gusur, ngomong kasar, dan kasus-kasus Sumber Waras, dan tanah Tanggerang dan rekla-masi pantai Utara.

Bagaimana Presiden Jokowi?Karena dari awalnya Jokowi sudah berpihak pada Ahok,

maka dengan munculnya tiga calon tersebut, Presiden akan lebih soft dan berhati-hati. Tapi dugaan saya mesin partai PPP, PKB, dan PAN tidak maksimal memperjuangkan pasangan Agus-Silvyana. Karena mereka juga punya ikatan koalisi dengan PDI-P dan mendapatkan jatah kursi Menteri. Dan Demokrat akan bekerja sendiri dengan mesin partainya yang kekuatannya terbatas.

160

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 174: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Disatu sisi Jokowi juga, tentunya masih memandang dan merasakan Anis Baswedan adalah orang yang dulu mati-matian ikut berjuang memenangkannya sebagai Presiden. Kondisi ini menyebabkan Presiden Jokwi menjadi sulit, dan memang sebaiknya Tidak Berpihak.

161

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 175: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

etelah fase serba terlambat dilalui, pasca 4 November

S2016, maka saat ini bangsa Indonesia berada pada fase dua minggu yang menentukan. Peristiwa yang terjadi paska

411, dengan berbagai ragam peran yang dimainkan oleh pejabat publik, mulai dari Presiden sampai dengan segenap pembantunya untuk berkeinginan me “normal”kan keadaan, dan kembali keka-daan semula, agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik.

Namun kalau kita simak langkah kebijakan yang dilakukan berbagai pihak yaitu pejabat publik, dan kelompok masyarakat, sepertinya menuju satu arah tapi ada juga yang terkesan di masyarakat berlawanan arah. Dan hal ini menyebabkan semakin suburnya medsos dengan berita-berita bombastis, dan saling melempar isu yang terkadang tidak lagi menggunakan akal sehat.

Ada kepanikan di satu pihak jika Ahok jadi tersangka, dan ada kepanikan di pihak lain jika Ahok “lolos” sebagai tersangka, padahal bukti dan saksi sudah sangat meyakinkan, dan kekhawa-tiran tersebut beralasan, sebagai contoh kasus RS Sumber Waras yang menurut BPK ada kerugian negara sebesar Rp 750 miliar, menurut KPK tidak cukup bukti karena tidak ada niat jahat, dan beberapa kasus lainnya yang “seolah-olah” Ahok mendapat perlindungan. Kondisi psikologis masyarakat inilah yang berkembang dalam dua minggu menjelang penentuan status Ahok oleh Polisi.

19

Dua Minggu yang Menentukan

162

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 176: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sejak 5 November 2016, Presiden Jokowi, rajin mendatangi pimpinan organisasi Islam. Secara berantai bersilaturrahmi dengan PB NU, dilanjutkan dengan PP Muhammadiyah, dengan harapan mendinginkan situasi dan tentunya untujk mendapatkan masukan. Presiden menegaskan tidak melindungi Ahok karena sudah memasuki ranah hukum, dan memerintahkan Polisi untuk melaksanakan gelar perkara secara terbuka, dan tujuannya diha-rapkan dapat menenangkan hati Ummat Islam.

Setelah pertemuan, kedua organisasi Islam besar tersebut membuat pernyataan yang intinya tidak bergeming agar kasus Ahok sebagai penista agama agar di proses secara hukum. Klop dengan Presiden. Demikian juga dengan para pimpinan Ormas Islam lainnya yang diundang ke Istana, substansi yang disampai-kan sama, dan pernyataan Ormas Islam yang disampaikan H. Yusnar Yusuf dari PB Al-Washliyah juga menegaskan Ahok harus diproses secara hukum, dan ditambahkan lagi jangan pakai “pura-pura” atau kalau istilah Medan “ecek-ecek”. Klop Polri diingatkan harus sungguh-sungguh.

Kebingungan dimasyarakat mulai timbul, pada saat Presiden mengunjungi markas Kopassus, Markas Brimob, Markas Marnir, yang tidak relevan dengan keadaan masyarakat yang terjadi. Semua sepakat demo berjalan damai, bahkan ada yang pengantenan di Katedral di bantu para unjuk rasa, ada pasukan semut mengutipi sampah, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantio pada acara di ILC,menyatakan demo 411 adalah demo yang damai dan terindah. Kecuali ada insiden kecil ba'da Isya yang sebenarnya bisa dieliminir jika pihak kepolisian agak lebih sabar dalam menghadapi masa demo yang agak lebih “genit” memancing suasana.

Di Kopassus, Presiden menyatakan Kopassus dibutuhkan Negara ini jika dalam keadaan darurat, suatu early warning keadaan Negara yang mngkin akan terancam, siapa yang

163

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 177: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mengancam dan kenapa mengancam belum ada penjelasan lebih lanjut. Mungkin saja Presiden mendapatkan info ada pihak-pihak tertentu yang mencari peluang untuk menggoyang Pemerintah, padahal sampai detik ini keinginan Ummat Islam hanya satu yaitu “Adili Ahok”, dan Ummat meminta hal tersebut kepada Presiden baik sebagai Kepala Pemerintahan maupun sebagai Kepala Negara. Jawaban Presiden jelas “Tidak Ikut Campur Proses Hukumnya”. Artinya Tidak ada hubungannya dengan langkah mobilisasi Tentara dan Polisi untuk berhadapan dengan rakyatnya.

Bukan tidak mungkin, langkah-langkah Presiden mengkon-solidasi Tentara dan Polisi untuk memastikan bahwa TNI/Polri tetap berada dibawah kendali Presiden sebagai pimpinan tertinggi TNI/Polri. Karena kali ini Presiden lebih hati-hati lagi dalam menghadapi adanya demo damai jilid III pada 25 November 2016, yang akan semakin kencang mengarah ke Istana Presden, jika Ahok lolos dari tuduhan penistaan agama oleh Polisi pada 18 November 2016, dan gelar perkaranya dimulai Selasa 15 November 2016.

Jika demikian situasinya, Presidden harus hati-hati menggu-nakan kekuatan Tentara, karena Tentara itu lahir dari rakyat dan tugas utamanya melindungi rakyatnya, dan yang dituntut rakyat itu adalah “Rasa Keadilan” bukan memberontak. Dalam situasi seperti ini hati nurani sebagai negarawan harus dikedepankan, mulai dari Presiden dan penyelenggara Negara dibawahnya.

Hal lain, yang kita cermati lagi, adalah semakin bertambah pemain baru yang mengatas namakan Relawan -Relawan yang mengawal Kebhinekaan, mengawal NKRI, dan bahkan adanya pertemuan Ulama Rakyat (apa beda dengan ulama lainnya?) yang diprakarsai oleh Parti Politik tertentu dan dihadiri Presiden, yang tentunya dengn niat yang baik dan tulus.

Tapi apakah itu solusi? Kapling Partai itu di DPR, bicaralah walaupun saat ini masa reses, panggil itu anggota DPR

164

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 178: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bersidanglah khususnya Komisi III, Komisi II dan Komisi VIII. Jangan tiarap, bukan tempatnya lagi menyesakkan masa partai di masyarakat. “Ini persoalan hati ummat yang terusik rasa ke-agamaannya” kata Din Syamsudin, walaupun tingkat ketaatan-nya pas-pasan tapi kalau Al Qur'an yang dihina semua menjadi militant kecuali yang kaum munafikun yang akan terlihat dari komentar-komentarnya di medsos.

Artinya situasi dua minggu terakhir ini, arahnya sudah semakin tidak jelas, dan kontribusi pemerintah juga yang menyebabkan hal tersebut, dan kalau sebelum 411 pemerintah under-estimate, paska 411 pemerintah menjadi over-estimate, hal tersebut dikhawatirkan akan menjurus kearah represif. Jika ini terjadi tidak ada satu pihakpun yang diuntungkan, kecuali kelompok yang ingin memporakporandakan NKRI.

SolusiPertanyaan mendasar, apa solusinya, menghadapi situasi

sekarang ini? Jawabannya apa sebetulnya masalahnya? Kita pahami masalah itu adalah adanya Gap antara harapan masyarakat dalam hal ini Ummat Islam yang direpresentasikan pernyataan keagamaan MUI sebagai lembaga yang akui oleh Undang-Undang, yaitu proses hukum dan adili Ahok, karena telah menista-kan agama Islam, dengan kenyataan, sikap dan langkah pihak Kepolisian yang “melambatkan” bahkan terkesan mereduksi tun-tutan tersebut, karena tidak adanya niat jahat dan telah adanya pernyataan maaf dari yang bersangkutan.

Kalau Gap tersebut dihilangkan, proses hukum segera di-tuntaskan, perkara dibuat P21 dan diserahkan keproses pengadi-lan, maka persoalan selesai. Biarlah pengadilan yang memutuskan perkara Ahok, dan diberbagai kesempatan Ahok menyatakan siap masuk penjara. Gap akan terbuka lebar, dan semakin dalam, jika langkah pihak Kepolisian tidak sesuai dengan rasa keadilan

165

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 179: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ummat dan Keputusan Fatwa MUI, apalagi dinyatakan tidak cukup bukti Ahok menistakan agama. Implikasi Gap yang dalam ini, sangat susah diprediksi, dan nampaknya rencana demo tanggal 25 November 2016 merupakan salah satu bentuk dari adanya gap tersebut.

Hanya ada dua orang Bangsa Indoesia (selain kekuasaan Allah SWT) yang dapat mencegah dan menghilangkan Gap dimaksud, yaitu Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Presiden sudah menyatakan tidak mencampuri proses hukum artinya Presiden tidak akan menekan Jenderal Tito, dan Jenderal Tito mengedepankan rasa keadilan Ummat Islam dan Rakyat Indonesia, dengan mengajukan Ahok ke proses pengadi-lan. Dengan catatan tidak mengkaitkannya dengan kepentingan politik, bisnis, kekuasan dan kepentingan elite tertentu.

Jika hal tersebut yang dilakukan Presiden Jokowi dan Jenderal Tito, maka Insya Allah Ummat Islam akan mendoakan kedua mereka untuk masuk Syurga. Aamiin ya rabbal’alamin!

166

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 180: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ua minggu yang menentukan, sudah sampai diujung Dwaktu. Hari ini Polisi telah memutuskan bahwa perkara Ahok sudah memenuhi fakta hukum untuk ditingkatkan

ke penyidikan dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Ahok dilarang meninggalkan Indonesia, dan perkaranya akan dibawa ke pengadilan yang terbuka.

Di media Kompas TV malam ini, Ahok menyampaikan pada publik, bahwa dia menerima keputusan Polisi dengan lapang dada dan yakin polisi akan berlaku adil dan profesional.

Opini yang saya tulis di www.jurnalsocialsecurity.com, 15 November 2016,dengan judul “Dua minggu yang menentukan” pada bagian akhirnya sebagai Solusi, yaitu dengan menghilang-kan “Gap” dengan memenuhi rasa keadilan yang dituntut ummat Islam agar Ahok diadili, telah dipenuhi pihak kepolisian melalui Gelar perkara terbuka terbatas pada hari Selasa15 November 2016. Dan kita sudah ketahui bersama bahwa hari ini Rabu 16 November 2016, kepolisian melalui Kabareskim Polri, mengu-mumkan Ahok Sebagai Tersangka. Point penting lainnya dari pengumuman tersebut adalah Ahok dicekal keluar negeri, dan akan diajukan ke pengadilan secara terbuka.

Keputusan status hukum Ahok adalah wewenang penyidik Polri, dan penyidik telah bekerja secara profesional, dan Kapolri pada kesempatan yang sama menyampaikan penghargaan kepada

20

Kearifan Polisi

167

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 181: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

para Tim Penyidik atas keputusannya. Kapolri Jenderal Tito juga menjelaskan bahwa penyidik bekerja atas dasar undang-undang bekerja bukan atas pesanan atasan. “Saya selaku Kapolri memberikan kewenangan penyidik untuk bekerja obyektif sesuai undang-undang tidak intervensi” ujar Kapolri.

Dalam hal ini Kapolri telah menunjukkan jati dirinya sebagai penyelenggaran negara yang teguh memegang sumpah jabatan. Penegasan Kapolri tersebut memang diperlukan dan ditunggu-tunggu semua lapisan masyarakat. Beberapa bulan terakhir ini gara-gara kasus Ahok, wibawa polisi sudah jatuh pada lapisan terdalam dan memerlukan effort yang luar biasa untuk mengangkatnya kembali.

Kapolri tentu menyadari kondisi batin masyaraskat tersebut, dan dengan integritas yang dimilikinya beliau mencoba mengang-kat kembali harkat dan martabat Polisi dimata masyarskat sebagai pengayom dan pengawal keadilan dan jaminan hukum bagi rak-yatnya. Sikap Kapolri ini juga jangan lupa tidak terlepas dari komitmen Presiden Jokowi yang tidak melindungi Ahok, dan menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum. Jika tidak ada sinyal Presiden tersebut, bisa jadi Kapolri gamang juga.

Keputusan penyidik kepolisian ini, tentunya juga mempe-ngaruhi pada iklim politik, khusus dalam suasana Pilkada DKI-1. Berbagai komplain akan banyak dialamatkan kepada kepolisian, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Secara terbuka maupun tertutup, secara gamblang atau kalimat bersayap. Bagi Jenderal Tito tentu ini resiko, sebab memang jabatan Kapolri itu bukan di zona aman, tetapi kursi panas yang setiap saat bisa terbakar. Tetapi percayalah Allah akan ikut “campur tangan” menolong Jenderal Tito jika bekerja diatas rel kebenaran dan kepentingan bangsa dan negara.

Bagi ummat Islam, mari kita bersama-sama merajut kembali NKRI ini dengan damai dan cinta kasih. Beberapa bulan ini

168

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 182: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

masyarakat sudah lelah dengan hiruk pikuk “Ahok sindrom” energi habis terkuras, dana masyarakat juga cukup besar terkuras. Kita ambil hikmahnya dibalik itu semua. Ummat Islam tersadar bahwa kalau sudah menyentuh ayat-ayat Al Qur'an yang merupa-kan Kalam Allah, energi dalam tubuh manusia bergerak dan mem-buat gelombang dengan amplitudo yang sama dan menjadi kekua-tan yang dasyat yang ditandai dengan berkumpulnya manusia dalam jumlah jutaan dalam waktu yang sama, seperti jemaah haji yang sedang tawaf mengelilingi Ka'bah di Masjidil Haram.

Sekarang, mari kita merawat bangsa ini, sebagai bangsa yang bermartabat, istiqoamah, dan menjadikan nilai-nilai agama sebagai pegangan hidup dalam bingkai idiologi Pancasila yang menempatkan nilai-nilai keimanan pada Sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Implementasinya, agamamu untuk mu, dan agama ku untuk ku. Klop tidak akan ada gesekan lagi dan tidak akan ada yang lompat pagar.

Dalam suasana batin seperti itu, mari kita kawal proses hukum Ahok. Kita beri semangat terus menerus agar Polisi bekerja selurus-lurusnya dan seadil-adilnya. Kumpulkan bukti-bukti sebagai fakta hukum, jika sudah lengkap terbitkan P21, serahkan kepada Jaksa penuntut, untuk dibawa kedalam proses peradilan. Doa kita berikutnya mohon kembali campur tangan Allah untuk menggerakkan Hakim yang akan menyidangkan perkara Ahok agar mengadilinya dengan seadil-adilnya dan selurus-lurusnya. Hakim adalah manusia yang secara hukum menyatakan bertanggung jawab langsung kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selamat bekerja Jenderal Tito, kami menunggu kebijakan Jenderal berikutnya yang penuh integritas, etos kerja, kemandirian dalam semangat Revolusi Mental.

169

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 183: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

21

Jalan Terjal Dari 411 Menuju 212

170

ari ini kita melihat di berbagai media elektronik dan Hmedia sosial, Kapolri mengadakan pertemuan dengan Tim GNPF MUI, Pengurus MUI, dikantor MUI untuk

membahas persiapan Aksi Bela Islam III tanggal 2 Desember 2016. Dalam pertemuan tersebut sudah disepakati ada 6 point penting yang substansinya sudah menggambarkan adanya kompromi terkait aksi super damai tersebut.

Kesepakatannya yang terpenting Polri menyetujui ABI III, tanggal 2 Desember 2016, dalam bentuk Aksi Super Damai gelar sajadah dengan tuntutan tegakkan hukum yang berkeadilan. Bentuknya gelar dzikir dan doa keselamatan negeri serta tausiah di lapangan Monas dan sekitarnya, sejak pukul 8.00 pagi sampai sholat Jumat dengan Khatib KH Ma'ruf Amin.

Hal lainnya persoalan tekhnis untuk persiapan sholat Jumat dan pengawalan kembali pulang. GNPF MUI tidak bertanggung jawab jika ada gerakan yang diluar tersebut di atas dan Polri dapat menindak susuai dengan ketentuan yang berlaku. Nah yang pen-ting juga adalah point terkahir bahwa Polri dan Polda setempat Ti-dak Melarang keberangkatan termasuk menghalang-halangi peru-sahaan bis yang akan mengantarkan keberangkatan peserta aksi.

Memang belakangan ini pihak Kepolisian begitu gencar menghimbau ummat Islam untuk tidak datang ke Bundaran HI dan Monas untuk ABI III, bahkan sempat ada kekhawatiran akan melakukan “makar” terhadap Pemerintahan Jokowi. Tapi dipi-hak lain Menko Polhukam dan Menhan tidak yakin akan adanya “makar” tersebut. Kondisi tersebut menyebabkan Kapolri mung-

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 184: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kin “galau” atau sudah ada arahan Presiden untuk tidak melarang ABI III tersebut. Sebab berbagai larangan dan hambatan untuk melarang Bis-Bis mengangkut para peserta demo berangkat ke Jakarta di beberapa Kabupaten berimplikasi mungkin “diluar dugaan”. Di Ciamis massa ummat bergerak dengan jalan kaki, dan disepanjang jalan yang dilalui masyarakat secara spontan me-nyongsong mereka ibarat melepas menuju kemedan jihad fisabili-llah dengan memberikan makanan dan minuman, dan di Solo dan daerah lainnya akan naik sepeda motor, naik truk atau apapun ken-daraan yang ada karena ibarat menahan “air bah” sekecil apapun ada lobang air akan mengalir bahkan dengan debit yang tinggi. Semakin dilarang semakin yakin bahwa mereka memang sedang berjuang di jalan Allah. Lura biasa.

Jangka waktu tiga minggu lebih dari ABI II ke ABI III, ter-nyata cukup efektif untuk mengajak dan terpanggilnya ummat Islam untuk dating ke Jakarta “unjuk rasa” dengan Sholat Jumat di jalan Thamrin - Sudirman, untuk menuntut keadilan secara hukum terhadap Ahok yang menista agama. Yang membuat situasi sema-kin memanas adalah tuduhan Ahok bersamaan dijadikan tersang-ka dalam wawancara dengan ABC menuduh peserta ABI II diba-yar Rp 500.000. Betul-betul mulut “ember” dan tidak ada terlihat usaha para pejabat pemerintah untuk mengingatkan agar Ahok menahan diri karena statusnya tersangka dan Gubernur DKI Non Aktif. Jadi masih ada kekhawatiran ummat Islam apakah Kepoli-sian dan Jaksa benar-benar akan membawa Ahok ke Pengadilan. Ditambah lagi Ahok tidak ditahan, sedangkan kasus-kasus penista agama sebelumnya setelah dijadikan tersangka langsung ditahan.

Analisa saya, situasi-situasi seperti tersebut diatas, dan di-tambah lagi adanya komentar-komentar Ulama/tokoh agama tertentu yang menyatakan Sholat Jumat di jalan tidak syah. Pada-hal semua orang tahu yang paling dangkal agamanya pun mema-hami betul bahwa seluruh permukaan bumi Allah ini syah untuk

171

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 185: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tempat beribadah/sholat sepanjang tidak ada najis. Jadi yang bergerak sekarang ini adalah jaringan ummat Islam ”arus bawah”, yang memahami Islam secara murni dan sederhana tanpa ada kepentingan politik apapun, dan mereka menyadari sebahagian elite Islam mencoba bermain mata dengan pemerintah memanfat situasi ini untuk carmuk (istilah Medan maksudnya cari muka). Yang bergerak dilapisan bawah dan menengah ini, dan sebahagian lapisan elite Islam adalah lintas mazhab, lintas aliran, lintas ormas Islam, santri maupun abangan (kecuali yang Islam Phobia dan kaum munafiqun), sebagai in-put berconvergensi menjadi out-put yang luar biasa untuk menjaga Aqidah Islamiyah.

Saya belum dapat meramalkan setakad ini berapa besar peserta demo yang akan bergerak ke Jakarta. Bisa lebih besar dari 411, dan bisa lebih kecil atau sama besarnya. Bisa lebih besar karena tuduhan dibayar Rp 500.000 oleh si mulut “ember” dan berbagai upaya pelarangan yang dilakukan sebelumnya, ditambah temanya dzikir kepada Allah. Bahkan sebagian menjadikannya wisata “Ibadah” sebab yang dari daerah mungkin masih ada yang belum pernah ke Monas. Apalagi sholat Jum'at di Monas adalah sesuatu yang jarang terjadi. Boleh jadi jumlahnya lebih kecil dari 411, karena tuntutan Ahok diadili sudah terpenuhi. Ibarat teori bencana alam gempa bumi tektonik. Gempa pertama kali terjadi missal sebesar 8 SR, maka biasanya gempa susulan lebih kecil tetapi berulang-ulang. Dan yang berulang ini yang menuntaskan kehancuran yang terjadi pada gempa pertama. Intinya kalaupun ABI III ini lebih sedikit massanya dari ABI II, tetapi berulang-ulang terjadi karena inti persoalannya tidak terselesaikan maka akan dapat mempengaruhi situasi sosial ekonomi bangsa ini.

Bagi kepolisian, kebijakan yang diambil untuk memboleh-kan ABI III, tentu sudah berdasarkan analisis intelijen yang tidak ”error”, dan sudah memperhitungkan untung ruginya bagi negara ini. demokrasi di Indonesia tidak akan bisa surut kebelakang.

172

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 186: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Kepolisian menyadari betul bahwa dunia sedang memandang kita, bahka bersiap-siap untuk dijadikannya mangsa santapannya.

Demokrasi Indonesia adalah kekuatan bangsa yang menja-dikan Indonesia tetap kokoh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Memang tidak mudah mengendalikan kekuasaan, apalagi jika Iman kita lemah seolah-olah kita ini akan hidup sela-manya dan akan berkuasa selama-lamanya. Lihat Fidel Castro, lima puluh tahun berkuasa, akhirnya tidak kuasa menolak panggi-lan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sebagaimana tulisan saya sebelumnya “Kearifan Polisi” di www.jurnalsocialsecurity.com dan di WhatsApp, kita ternyata masih mempunyai secercah harapan lagi kepada Jenderal Tito Karnavian agar menjadi pengayom masyarakat secara adil dan penuh empati, tetap menjaga integritas, etos kerja dan kemandi-rian sebagai pilar utama Revolusi Mental.

173

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 187: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

21, istilah yang sering kita dengar dalam proses hukum di PIndonesia khususnya Pidana, di media masa maupun media elektornik. Kadang kala kita tidak mengerti maksud

dari kode tersebut, kecuali mereka ahli hukum. Dari penelusuran yang dilakukan ternyata kode-kode itu ada diatur dalam Keputusan Jaksa Agung RI Nomor, 518/A/JA/11/2001 tanggal 1 Nopember 2001 tentang Perubahan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor 132/JA/11/1994 tentang Administrasi Perkara Tindak Pidana. Kode tersebut adalah kode formulir yang digunakan dalam proses penanganan dan penyelesaian perkara tindak pidana. Jika hasil penyidikan sudah lengkap maka digunakan formulir kode P21 sebagai pemberitahuan bahwa hasil penyidikan dimak-sud dalam suatu perkara sudah lengkap.

Hari ini, Rabu 30 Nopember 2016, satu hari menjelang ABI III 212, berkas perkara Ahok yang diserahkan Polisi beberapa hari yang lalu kepada Kejaksaan Agung diumumkan telah P21. Penyidik Kejaksaan Agung telah meneliti berkas kasus penistaan agama yang melibatkan gubernur non aktif DKI Jakarta Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama.

“Maka hari ini 30 Nopember 2016 Kejaksaan Agung memu-tuskan bahwa perkara tersangka Bapak Basuki Tjahaja Purnama telah dinyatakan P21”, tegas Noor Rachmad Jaksa Agung Muda Pidana Umum di Kejaksaan Agung Jalan Hasanudin Jakarta

22

P21: Bravo Jaksa

174

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 188: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Selatan Rabu 30/11/2016. Noor juga menjelaskan berkas dinya-takan P21 setelah tim peneliti yang diketuai oleh Ali Mukartono dinyatakan lengkap secara formil dan materil. Oleh karena itu telah memenuhi syarat untuk dibawa ke Pengadilan.

Kabar dari Jampidum tersebut, tentu memberikan angin se-gar dan kesejukan bagi Ummat Islam khususnya bagi yang sedang long march dari Ciamis ke Monas untuk Sholat Jum'at Akbar serta berdzikir dan berdoa kepada Allah untuk kemaslahatan Bangsa dan Negara Republik Indonesia serta ditegakkannya keadilan.

Dalam berbagai kesempatan, tuntutan ummat Islam kepada Pemerintah, setidaknya ada empat point. Pertama, Ahok harus menjadi tersangka karena menista agama, kedua, Ahok segera ditahan, ketiga, Ahok diajukan ke Pengadilan, dan keempat, Ahok diadili dan dihukum sesuai dengan kesalahannya. Dari keempat tuntutan tersebut, dua diantaranya telah diproses oleh Pemerintah yaitu dijadikan tersangka dan sudah memenuhi syarat untuk dilimpahkan ke Pengadilan.

Kita ketahui bersama, pengadilan dan para hakim yang megadili adalah lembaga yudikatif yang tidak boleh dan tidak da-pat diintervensi oleh Pemerintah. Normanya seperti itu, dan para hakimpun dalam membuat keputusan landasannya adalah ber-tanggung jawab kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.

Terhadap tuntutan kedua, Ahok ditahan kita menunggu ba-gaimana pertimbangan objektif dan subjektif penyidik kejaksaan. Apakah sama dengan Polisi atau berbeda, mari sama-sama kita lihat perkembangan beberapa hari kedepan ini. Saya mempre-diksi, demo super damai ABI III 212, dalam doa dan zikir serta orasi para Ulama, habaib, berkisar pada tuntutan point kedua dan keempat. Mudah-mudahan para calon hakim yang akan mengadili Ahok ikut dalam Sholat Jum'at Akbar di Monas dan memohonkan petunjuk Allah agar dapat mengadili si penista agama dengan sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya.

175

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 189: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dengan cepatnya Kejaksaan Agung memberkaskan perkara menjadi P21, tentu sesuatu yang patut kita hargai, dan hormati, sebagai spirit agar para jaksa bekerja professional, berani, cepat dan cermat. Mungkin juga kasus Ahok ini ibarat “bola panas” maka cepat-cepat dioper ke pengadilan. Saya fikir tidak ada salah-nya juga jika penyidik kejaksaan menahan Ahok demi kepenti-ngan Ahok itu sendiri yaitu untuk menjaga mulutnya yang dapat meresahkan, dan juga yang lebih penting supaya aksi-aksi unjuk rasa ABI berikutnya sudah dapat diakhiri.

Soal proses pengadilan, sebaiknya juga diliput oleh media TV seperti pengadilan Jessica sianida, dan seluruh masyarakat akan menonton di TV dan tidak perlu lagi berdemo ke Monas. Keterbukaan informasi tersebut sangatlah penting, untuk chane-lling dinamika masyarakat sebgai salah satu bentuk konkrit dari demokrasi Indonesia.

Dengan terbitnya P21, menambahkan keyakinan kita bahwa unjuk rasa berjalan super damai. Unjuk rasa tersebut tidak ada kaitannya dengan pandangan kalangan elite tertentu bahwa bang-sa ini sedang terbelah. Bhinneka Tunggal Ika sudah clear dan menginternalisasi didalam masyarakat Indonesia. Indikatornya sederhana, mereka yang selesai unjuk rasa, kembali kekampung halamannya, istrinya melapor “di dapur sudah habis beras”, dan dengan ringannya sang suami tersebut berkata “beli beras ke si Akiong warung sebelah, ngutang dulu nanti babe bayar”. Si Akiong dengan senang hati akan memberi utang belanja beras kepada tetagganya itu.

Di kampung saya, sedang rehab masjid untuk lebih bagus, belanja bahan bangunan ke Engkong yang jual bahan bangunan di kompleks rumah, tahu untuk rehab masjid nyumbang 20 zak semen. Itulah salah satu bentuk bhineka tunggal ika yang sudah menginternalisasi. Kenapa kondisi tersebut bisa terbangun, karena mereka semua menjaga mulutnya. Mulutmu harimau

176

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 190: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kamu. Kita diberi Allah dua telinga dan satu mulut, ada maknanya yaitu kita lebih sering banyak mendengar dari pada bicara. Atau simak dulu apa yang didengar, baru bicara.

177

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 191: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ubuh-subuh jumat pagi 2 Desember 2016, dari segala

Spenjuru Monas, telah bergerak dengan tertib dan berse-mangat para tamu Jum'at Allah SWT, menuju satu titik

tujuan yaitu Silang Monas yang berada di depan Istana Negara, dengan tekad yang sama karena Iman dan mencintai Allah untuk berdzikir dan berdoa serta melaksanakan Sholat Jum'at di Monas.

Inilah dzikir dan Sholat Jum'at yang terbesar sedunia jemaahnya yang tidak kurang dari sekitar 3 juta. Dan angka tersebut lebih kurang sama dengan jumlah jemaah Haji yang berasal dari seluruh dunia, berjalan dengan tertib, dan aman. Polisi yang bertugas membaur dengan jemaah lainnya, dengan peci putih dan kain sorban membalut pakaian dinas, sungguh pemandangan yang mengharukan dan membuat hati semakin tenteram untuk beribadah.

Para Ulama yang memberi tausyiah, membawakan dzikir dan doa membuat kita terhenyak, tafakur, dan cukup banyak yang meneteskan air mata, sebagai bentuk kerinduan yang dalam untuk mendapatkan sentuhan kasih dari Allah SWT. Memang kekuatan Al Qur'an luar biasa, sebagai kalam Allah, yang menjadi sumber keimanan ummat Islam mampu menggerakkan dan menggetarkan hati yang paling dalam ummatnya dan melawan semua bentuk penistaan terhadap Al Qur'an.

Khotbah Jum'at Habib Rizieq Shihab luar biasa. Kupas tuntas tanpa basa-basi, mengingatkan umarah bahwa di atas

23

Momentum Sakral

178

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 192: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Konstitusi ada hukum Allah. Karena hukum Allah tidak bisa dan tidak mungkin direvisi oleh manusia. Tetapi konstitusi kapan saja dapat direvisi oleh manusia itu sendiri.

Masya Allah suatu peringatan kepada Negara ini agar jangan membuat konstitusi yang bertentangan dengan hukum Allah jika ingin selamat dunia dan akhirat. Seluruh isi khotbah Jum'at didengar oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kita tidak tahu bagaimana perasaan yang berkecamuk didalam hati Presiden dan Wakil Presiden mendengarkan isi khotbah Jum'at tsb. Habib Rizieq sangat lugas dan terang menderang apa yang disampaikan, tidak ada kalimat bersayap, jelas dasar ayatnya, dan jelas juga maksudnya dan jelas juga apa akibatnya jika bangsa yang kita perjuangkan bersama ini, tidak mendapat Ridho Allah.

Bagi Pak Jokowi dan Pak JK, di momentum sakral ini merupakan peluang emas bagi Bapak, untuk memimpin Negara ini dengan seadil-adilnya dan sejur-jujurnya. Lihatlah Ummat Islam yang Bapak saksikan duduk dengan tertib dan menatap Bapak dengan penuh harap. Bapak bela dan lindungi-lah Ummat ini yang Bapak juga ada didalamnya, hukum dan penajarakan penista agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok demi keadilan dan persamaan didepan hukum.

Lihatlah Bapak Presiden, mereka adalah rakyat Bapak, datang dari seluruh wilayah republik ini, dalam jumlah yang besar, tanpa biaya dari Negara, bahkan pada awalnya dilarang dan tidak mendapatkan fasilitas transportasi umum walaupun mereka membayar, tetapi karena Iman dan semangat bersatu untuk mengungkapkan perasaan mereka atas penistaan agama yang dilakukan Ahok, mereka berjalan kaki ratusan kilo meter bahkan ada dengan telanjang kaki.

Bapak Presiden lihat sendiri mereka tidak tampak lelah duduk tertib dan sholat Jum'at bersama Presidennya di lapangan

179

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 193: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

terbuka. Sungguh pemandangan yang luar biasa dilihat dunia bahwa Presiden Republik Indonesia dengan jutaan rakyatnya menyerahkan diri kepada Allah. SWT.

Momentum sakral ini, menjadi titik balik untuk melihat lebih jernih lagi bagaimana seharusnya hubungan Penyelenggara Negara dengan rakyatnya dalam mengelola bangsa yang besar dan majemuk ini. 70 tahun Merdeka, persoalan idiologi bangsa sudah sangat clear. Pancasila, UUD 1945, NKRI merupakan harga mati yang tidak boleh ditawar lagi. Persoalan implementasi berbangsa dan bernegara inilah yang memang terus-menerus dikelola dengan baik dan berpegang pada komitmen dan integritas sebagai penyelenggara Negara.

Rakyat Indonesia khususnya ummat Islam keinginannya sederhana saja yaitu jangan ganggu dan usik ke-Imanan mereka kepada Allah, dan jangan ganggu hubungan spiritual mereka dengan Ulamanya. Karena ulama itu pewaris nabi dan Nabi Muhammad sudah wafat 1400 tahun yang lalu. Bayangkan kalau tidak ada ulama pada siapa kita belajar agama dan tauhid, karena ilmu kita sangat terbatas. Ulama itu adalah guru yang mengajarkan kita dari tidak bisa membaca menjadi pintar membaca, dari tidak memahami makna beragama menjadi memahaminya.

Persoalan penistaan agama adalah persoalan keyakinan beragama, dan juga persoalan idiologi bangsa, khususnya pada sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, dan persoalan idiologi ini dalam implementasinya mengalami ben-turan dengan berbagai kepentingan yang sudah keluar dari hake-kat idiologi Pancasila. Kepentingan kekuasaan, kepentingan bis-nis, kepentingan eksistensi partai, kepentingan asing, dan kepen-tingan individu-individu dalam rangka mencengkram republik Indonesia dalam gemgaman pihak berkepentingan tersebut.

Dalam tarikan pusaran kepentingan tersebut, posisi Presi-den memang menjadi sulit. Dan momentum sakral AB III 212,

180

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 194: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang dihadiri oleh Presiden dan Wakil Presiden merupakan bentuk dukungan ummat Islam kepada Presiden, Kapolri, Jaksa Agung dan lembaga pengadilan untuk tetap tegar dan tegas menegakkan hukum dengan seadil-adilnya dan selurus-lurusnya, dan siap ber-hadapan dan menghadapi tekanan-tekanan kepentingan yang tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat dan rak-yat Indonesia umumnya.

Bagi Ulama sebagai pewaris nabi, tentu punya tanggungja-wab moral yang tinggi dalam menggembala ummat ini. Jangan ada yang terjebak dengan kepentingan sesaat yang ditawarkan berbagai invisible hand untuk membelokkan ideologi keimanan umatnya dengan berbagai cara yang terkadang tidak terpuji dan mengada-ngada dalam memberikan pendapat keagamaan. Ingat janji Allah bahwa orang yang seperti ini “siksaanku sangat pedih”.

Mission sakaral yang indah dan dahsyat ini, merupakan tonggak sejarah dan mudah-mudahan ini pertanda bahwa kejayaan Islam itu akan datang dari Indonesia yang sering saya sampaikan dalam taining-training HMI sewaktu saya men-jadi aktivis HMI sejak 40 tahun yang lalu akan menjadi kenyataan. Kejayaan Islam yang dimaksud dengan dasar Taqwa dan Iman kepada Allah, bukan melalui partai politik, bukan dengan berorientasi kekuasaan, tetapi DENGAN MENEMBUS HATI UMMAT ISLAM, untuk terus bergetar jika mendengar Kalam Allah, dan terpanggil jihad fisabililah jika dinista agamanya.

Langkah penting untuk mencapai Indonesia yang damai, tenteram, dan agar penyelenggara Negara kembali foKus untuk mengurus ekonomi Indonesia yang masih belum stabil, KINI berada di Kejaksaan Agung.

Polisi sudah mengatakan soal penahanan Ahok sudah men-jadi wewenang Kejaksaan Agung. Kecepatan Penyidik me-lim-pahkan perkara tersangka Ahok kepengedalian karena sudah P21, tentu juga diharapkan diikuti dengan kecepatan untuk menahan

181

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 195: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ahok sampai perkaranya disidangkan ke pengadilan. Dan itu me-rupakan bentuk layanan hukum Kejaksaan kepada masyarakatnya (Ummat Islam), atas penistaan agama yang dilakukan Ahok. Bapak Jaksa Agung jangan ragu, kekuatan hukum dan Ummat Islam berada dibelakang Bapak. Bismillah, Allahuakbar.

182

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 196: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

elakangan ini sejak hangatnya kasus penistaan agama Byang dituduhkan pada Ahok Gubernur DKI pada saat kunjungan kerja di Kepulauan seribu, tiga bulan yang

lalu, karena menyatakan bahwa “jangan mau dibohongi pakai surat Al-Maidah” telah menimbulkan kegoncangan kehidupan sosial dan beragama masyarakat Indonesia. Saat ini Ahok telah dijadikan terdakwa dan sedang proses pengadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Minggu ini adalah proses sidang ketiga yang semakin menarik untuk diikuti perkembangannya.

Sebagai bangsa yang beradab dan mempunyai peradaban yang tinggi dan mempunyai falsafah hidup bangsa ini yang difor-mulasikan dalam Pancasila dengan menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai Sila pertama tentu juga menggambarkan tingginya nilai-nilai agama yang dianut bangsa ini.

Penistaan agama mempunyai makna yang dalam dan menyakitkan bagi mereka-mereka yang menjunjung tinggi nilai agama sebagai pedoman hidup dunia dan akhirat. Dua kata ini “penistaan agama” sungguh melampui batas rasa dan karsa manusia yang beragama, sehingga secara vertikal dan horizontal menimbulkan tingkat sensitifitas yang tinggi.

Pemerintah, Aparatur Negara terkaget-kaget tidak me-nyangka dua kata itu dapat menghimpun manusia dalam dua putaran yang jumlahnya spektakuler, ada yang mengatakan ABI-411, sanggup menggerakkan manusia berada di satu tempat lebih

24

Peradaban Beragama

183

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 197: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

1 juta orang dengan damai, dan ABI-212, prosesi dzikirullah dengan duduk berdoa, dan sholat Jum'at berjamaah dengan tidak kurang dari 7 juta ummat Islam berkumpul, dan lagi-lagi dengan damai. Menurut KBBI, agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan per-gaulan mansia dan manusia dan lingkungannya.

Dalam konteks agama, kita harus melihat sebagai kekuatan di luar diri kita yang mengatur hidup dan kehidupan dimasa hidup maupun alam lain sesudah menghadapi kematian. Agama meru-pakan seperangkat peraturan dan aturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib (yang hanya bisa dilihat dengan qolbu), suatu keyakinan yang tidak bisa dilogikakan jika kaitan-nya dengan Tuhannya, mengatur manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan lingkungannya yang dapat menggunakan logika sebagai dasar berpijaknya.

Oleh karena itu agama apapun yang dianut tidak boleh dipaksakan, pilihannya ada pada manusia itu sendiri, tetapi juga jika sudah berpegang pada suatu agama, khususnya konsep Agama Islam masuklah kamu secara “Kaffah”, menyeluruh, kom-prehensif, totalitas. Nilai Agama Islam sangat memurkai orang yang mengkhianati agamanya, dan dari situlah timbul istilah kaum munafikun. Kelompok Munafikun inilah yang akan merusak peradaban beragamanya manusia.

Agama dalam pemikiran barat tetap diakui sebagai dorongan universal, banyak praktisi agama bertujuan untuk bersatu dalam dialog antaragama, kerjasama, dan perdamaian agama. Dialog utama yang pertama adalah Parlemen Agama-agama Dunia pada1893 Chicago Word Fair, yang tetap penting bahkan sampai saat ini baik dalam menegaskan “nilai-nilai universal” dan pengakuan keanekaragaman praktek antar budaya yang berbeda.

184

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 198: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Menurut Leight, Keller, dan Calhoun, agama itu terdiri dari beberapa unsur: pertama, Kepercayaan agama suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi; kedua, Simbol agama, berupa identitas agama yang dianut umatnya; ketiga, Praktek keagamaan,- yaitu hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama; keempat, Pengalaman keagamaan, yaitu berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi, dan terakhir kelima, Umat beragama yaitu penganut masing-masing agama.

Agama Islam dan agama samawi lainnya, tentu memiliki kelima unsur tersebut, tentu sesuai dengan SOP yang dimiliki masing-masing agama. SOP dengan kelima unsur dimaksud, tentunya hanya berlaku, bermanfaat dan bernilai untuk masing-masing agama dengan tingkat kesakralan bisa sama dan bisa juga berbeda. Umat beragama haruslah dapat menjaga dan memagari agar SOP tersebut tidak berbenturan atau dibenturkan antar SOP masing-masing agama. Akan lebih baik dan indahnya jika hal-hal yang terkait persamaan nilai-nilai agama (misalnya suatu kebajikan, kemanusiaan), dapat dilakukan bersama-sama dalam ikatan sosial kebangsaan.

Pentingnya PeradabanPeradaban adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari

seluruh hasil budi daya manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik misalnya bangunan, jalan, maupun non fisik misalnya nilai-nilai, tatanan, seni budaya maupun iptek , yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektf . Istilah “peradaban” dalam bahasa Inggeris disebut –civilization– atau dalam bahasa asing lainnya

185

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 199: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

peradaban sering disebut –bescahaving– (belanda) dan –die zivilsation– (jerman).

Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita pada perkembangan dari kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai pun-caknya yang berwujud unsur-unsur yang halus, indah, tinggi, so-pan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

Apa itu peradaban, banyak para ahli yang menyampaikan pemahaman tentang peradaban, antara lain Arnorld Toynbee Albion Small, Bierens De Hann, Huntington, Alfred Weber, Koentjaraningrat dan Oswald Spengler. Sebahagian ahli tersebut Toynbee, Koentjaraningrat dan Spengler memposisikan bahwa peradaban itu adalah suatu kebudayaan yang sudah pada kom-pleksitasnya, sedangkan ahli lainnya melihat peradaban dan kebudaya pada karakeristik yang berbeda, bahkan Weber menye-butkan peradaban bersifat impersonal dan objektif sedangkan kebudayaan bersifat personal, subjektif dan unik.

Dari sini maka dapat dipahami bahwa peradaban memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang berfungsi dalam memperjelas peradaban dan juga berfungsi dalam membedakan peradaban dan kebudayaan. Kita tahu bahwa banyak dari kita yang menganggap bahwa peradaban dan kebudayaan sama danpendapat lain yang menyatakan peradaban dan kebudayaan tersebut adalah sangat berbeda. Untuk melihat perbedaannya mari kita lihat ciri-ciri umum sebuah peradaban yaitu: pertama, Pembangunan kota-kota baru dengan tata ruang yang baik, indah dan modern; kedua, Sistem pemerintahan yang tertib karena terdapat hukum dan peraturan: ketiga, Berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih maju dalam bidang keagamaan, astronomi, kesehatan, bentuk tulisan, arsitektur, kesenian, ilmu ukur, ilmu fisika dan lain-lainnya, dan yang keempat, Masyarakat

186

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 200: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dalam berbagai jenis pekerjaan keahlian dan strata sosial yang lebih kompleks.

Oleh karena itu masyarakat yang mempunyai peradaban yang tinggi, tentu juga masyarakat yang maju, berfikiran terbuka, menerima berbagai perubahan dengan rasional dan akal sehat. Ada upaya yang terus menerus dilakukan secara berlanjut menuju kearah ang lebih baik, sehingga mutu dan kualitas manusia Indo-nesia menjadi lebih baik. Masyarakat peradaban adalah masyara-kat yang dapat menyatu dengan alamnya, dengan lingkungannya, menjunjung nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan secara total. Tidak boleh ada anomali dan sesuatu yang bersifat asimetris, karena itu semua akan menghambat dan mereduksi peradaban manusia.

Pentingnya Peradaban BeragamaNilai-nilai agama yang dianut manusia, tidak terlepasn dari

peradaban manusia. Maka itu dalam perjalanan keagamaan manusia tidak terlepas dari upaya Tuhan Yang Mahakuasa untuk meningkatkan peradaban manusia. Sejarah adanya Nabi Adam dan Siti Hawa kedunia untuk mengisi manusia di muka bumi ini dalam kitab suci agama penuh dengan penjelasan Tuhan tentang proses awal sampai mencapai suatu peradaban manusia yang terus berkembang sampai saat ini.

Oleh karena itu dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an banyak sekali memuat surat-surat dan ayat-ayat yang bersifat keImanan, peraturan/regulasi, tata cara hubungan dengan Tuhan-Nya dan tata cara hubungan dengan manusia, alam dan lingku-ngannya. Juga terkait adab dalam kehidupan pribadi, hubungan suami –istri, kehidupan keluarga dan masyarakat, dan bagaimana implementasinya ditunjukkan dengan Role Model yaitu Nabi Muhammad SAW, dan dapat dipelajari debgan berbagai hadist-hadist Nabi yang cukup lengkap.

187

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 201: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Oleh karena itu, dalam kasus pengadilan Ahok, bukanlah pengadilan terhadap suatu agama, bukan pengadilan terhadap sekelompok pemeluk agama, karena itu bukan kewajiban hukum Negara, tetapi hak prerogratif Tuhan Yang Mahakuasa. Yang berlangsung saat ini adalah pengadilan seseorang warga Negara Indonesia yang bernama Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), Gubernur DKI yang kapasitasnya sebagai pejabat publik dan juga pribadi dan bukan beragama Islam, menistakan firman Allah Al-Qur'an surat Al-Maidah 51 yang substansinya sudah diketahui oleh kita bersama. Ini konsekwensi negara hukum, konsekwenasi pejabat publik, konsekwensi sebagai warga negara dan konsek-wensi dari upaya untuk menuju Peradaban beragama.

Bagi pemeluk agama Islam juga harus berhati-hati juga jangan melakukan hal yang sama seperti Ahok, karena demi hukum akan ada juga tuntutan dari agama lain jika agamanya dinistakan. Agama mu untuk mu, dan agama ku untuk ku. Itulah bentuk keindahan beragama.

188

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 202: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pendahuluanda apa dengan toleransi-intoleransi, dan kemajemukan Akultur (multikultursal), dalam kehidupan nasionalisme kita (berbangsa dan bernegara). Apa benar konsep tole-

ran dan intoleran berkaitan dengan bilangan besar dan bilangan kecil. Apakah ada hubungan dan bagaimana hubungannya antara toleran-intoleran, multi kultural dengan situasi ekonomi dan pergesaran nilai-nilai budaya dan agama bangsa ini.

Bagaimana juga kaitannya dengan kesenjangan sosial, partsipasi sosial, integrasi sosial, kesalehan sosial dan keadilan sosial yang jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kecemburuan sosial, konflik sosial, pada ujungnya terkait kesejah-teraan sosial bagi rakyat Indonesia. Welfare State merupakan suatu keniscayaan yang diamanatkan kepada negara ini sesuai dengan konstitusi.

Isu-isu di atas, tentu memberikan implikasi yang sifatnya temporary tapi juga bisa bersifat long term yang kalau Negara ini tidsak menegelolanya dengan baik, akan mempengaruhi bahkan mereduksi produk kerja, kerja, kerja yang dikobarkan Presiden Jokowi. Secara internasional, karena kita bangsa yang besar dan proaktif dalam pergaulan antar bangsa, terikat dan mengikat diri dengan perjanjian-perjanjian bilateral maupun multilateral yang

25

Toleransi-Intoleransi, Multikultural Sebagai Fatamorgana Kehidupan

189

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 203: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

situasinya saat ini sedang menari dengan irama gendang yang dimainkan bangsa dan negara lain. Dan karena keterbukan infor-masi, dan berkembangnya media sosial maka apapun yang terjadi di republik ini walaupun sebuah jarum yang jatuh kelantai rakyat-nya pasti mengetahui. Apakah hal itu sesuatu yang positif atau negatif bagi bangsa ini, hanya perjalanan sejarah bangsa yang akan membuktikannya.

Kondisi internal bangsa ini yang sedang dihadapi tersebut dengan tingkat kompleksitas yang tinggi, dan kondisi eksternal bangsa yang terus melakukan penetrasi secara ekonomi, sosial, politik, idiologi bahkan sumber daya manusia tentu memerlukan Negara, pemerintah dan rakyat yang kuat. Penyelenggara Negara harus menjadi petarung yang tidak gampang menyerah. Harus menjadi personal yang “risk taking” berani mengambil resiko dalam situasi, cuaca, dan suasana apapun. Tidak lapuk karena hujan dan tidak lekang karena panas, tahan dengan segala cuaca.

Berbagai persoalan dan masalah, harus didudukkan pada duduk persoalan sebenarnya. Kita harus jujur menyatakan bahwa masalah mendasarnya apa, apakah yang disampaikan itu masalah pokok atau cekereme, sebab jangan sampai habis energy ini untuk menyelesaikan suatu masalah besar tapi setelah ditelusuri bukan itu masalahnya. Jadi menyelesaikan masalah yang bukan masalah, ya tidak akan selesai.

Kita sekarang banyak membicarakan toleransi-intoleransi dan kemajemukan bangsa dalam kehidupan beragama yang diindikasikan sedang mengalamai degradasi yang luar biasa. Berbagai penelitian/survey dilakukan oleh lembaga-lembaga survey, dengan mengambil ratusan sampel dan sudah terbangun hipothesa tentang toleransi dan intoleransi dengan responden yang purposive. Survey menggunakan kacamata kuda, dan dalam penelitian sosial sering dinyatakan dengan embel-embel “asumsi bahwa factor-faktor lain diabaikan”. Penelitian sosial dengan

190

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 204: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

rapid survey memang harus hati-hati memahaminya. Oleh karena itu penelitian sosial lebih baik dilakukan secara kualitatif (pengamatan mendalam) dari pada kuantitatif dengan sampling error yang secara ril susah diketahui, dan penarikan kesimpulan yang tidak boleh berlaku general.

Pernakah terpikir oleh kita, bahwa pesoalan-persoalan tole-ransi-intoleransi, pangkalnya (walaupun tidak tunggal), karena kemiskinan, karena kekayaan yang berlebihan, karena kekuasaan, karena jabatan, atau karena kebodohan atau kepintaran? Misalnya, karena miskin sesorang menjadi tolerans kalau kebutuhan hidupnya terpenuhi, atau orang miskin bisa menjadi intoleransi karena ajakan orang lain untuk tidak toleran asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi. Dalam hal ini tentunya nasionalisme kita sebagai bangsa dipertaruhkan untuk kelangsungan Negara dan bangsa Indonesia.

Pemikiran NasionalismeDalam dekade terakhir ini nasionalisme dan wacana bangsa

telah menjadi perhatian utama dalam sosial masyarakat bangsa Indonesia. Tidak akan lengap jika kita bicara dunia kontemporer tanpa wacana tersebut. Namun ada kesepakatan para pemikir sosial tentang bagaimana sebaiknya nasionalisme dipelajari. Konsep nasionalisme sendiri jelas merupakan salah satu istilah yang diperdebatkan, tapi menjadi kosakata yang popular yang sering dijadikan simbol jati dirinya sebagai warga bangsa. Satu hal sudah jelas: di masa lalu, nasionalisme dikaitkan dengan pemunculan negara modern dalam kondisi modernisasi, sementara di masa kini pemunculan lembaga negara modern tersebut berhubugan dengan kemunduran negara-bangsa modern dalam kondisi globalisasi.

Argumentasi utamanya phenomena di atas ialah bahwa sekarang kita tengah menyaksikan pemisahan bangsa dari agama

191

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 205: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

disamping pemisahan bangsa dari negara. Kemunduran negara-bangsa menyebabkan baik bangsa maupun negara mengalamai logika perkembangan yang berbeda. Tampaknya situasi sekarang ini yang melanda dunia dan tidak terkecuali Indonesia bisa dicirikan dengan sebuah paradoks: gagasan bangsa sangat hidup (misalnya bangsa China), sedangkan negara diduga mengalami kemunduran atau sekurang-kurangnya tidak lagi menikmati kedudukan kuat yang pernah dicapainya (ingat isu Asymetrical Wars yang diangkat Siti Fadilah Mantas Menkes). Salah satu cara untuk mencermati hal ini adalah dengan melihat pergeseran bertahap wacana bangsa dari negara, yang dalam kondisi globalisasi mulai lepas dari legitimasi budaya, tetapi harus terus menghadapi perlawanan bangsa.

Sejak akhir tahun 1980-an, nasionalisme semakin mening-kat di seluruh penjuru dunia, khususnya di negara-negara bekas komunis, tetapi di Eropah Barat nasionalisme juga meningkat secara mencolok. Inilah salah satu perbedaan utama antara nasio-nalisme sekarang dengan nasionalisme di masa lalu; nasionalisme sekarang merupakan ekspresi konflik di dalam negara –bangsa, bukan di antara negara-bangsa.

Selama periode klasik pembangunan negara– bangsa pada akhir abad kesembilan belas, nasionalisme menjadi ekspresi perkembangan identifikasi rakyat dengan negara. Bagian pentingnya adalah “imperialisme social” menanamkan patriotis-me di sekitar kekaisaran-kekaisaran yang baru terbentuk itu, negara-negara Barat semakin banyak jumlahnya.

Jika nasionalisme lama Jingoistic, cinta tanah air yang ber-lebihan, nasionalisme baru xenofobik tidak menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan orang asing, Nasionalisme sekarang lebih merupakan persoalan eksklusi dari pada inklusi; focus nasionalisme sekarang tertuju pada imigran dan minoritas di dalam negara, bukan pada negara-negara lain. Kesetaraan dan

192

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 206: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

modernitas menjadi inti bagi nasionalisme lama, sedangkan “pembersihan etnis” menjadi metafora bagi nasionalisme baru.

Di banyak tempat di dunia, nasionalisme dihubungkan dengan meningkatnya kejadian perang saudara, bukan perang di antara negara – bangsa. Ada juga perubahan-perubahan besar pada komposisi sosialnya. Di masa lalu, nasionalisme adalah ideologi kaum elite yang bersaing memperebutkan dukungan rakyat, dalam kesempatan lain, nasionalisme adalah ideologi yang dipaksakan dari atas oleh negara kepada masyarakat.

Kini nasionalisme pada umumnya berasal dari 'bawah' dan anti-statis. Komponen anti-statis dalam nasionalisme baru ini dicontohkan Northerm League, yang berpendapat negara Italia tidak bisa dipercaya, dan dalam kasus ekstrim, kalangan milisi Amerika, yang berpendapat pemerintah federal mengkhianati bangsa Amerika. Situasi ini juga sedang melanda pemerinta-han Jokowi yang sebahagian masyarakat mengeluhkan kare-na belum dapat memenuhi janji-janjinya untuk kesejahtera-an rakyat.

Dalam persoalan identitas nasional, nasionalisme, negara-bangsa acapkali tidak di definisikan secara akurat dan mempunyai banyak ragam kegunaan (applicability), dengan istilah 'bangsa' sering digunakan untuk menyebut 'masyarakat-masyarakat' dan 'kebangsaan' untuk mengartikan kewarganegaraan (citizenship). Istilah 'nasionalisme' bisa bermakna sebagai sebuah gerakan atau sebagai ideologi atau pemikiran dan sering disamakan dengan istilah 'identitas nasional' yang lebih sukar dimengerti, semen-tara istilah bangsa (nation) sering dipakai padahal sebenarnya yang dimaksud adalah negara seperti pada contoh 'Perserikatan Bangsa-Bangsa' (yang sesungguhnya organisasi negara-negara).

Ada dua cara untuk memandang persoalan identitas nasional ini: negara yang menciptakan bangsa atau bangsa yang menciptakan negara. Menurut pandangan yang pertama, bangsa

193

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 207: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

didefinisikan oleh negara. Contoh-contohnya adalah negara-negara teritorial Eropah yang berusia tua, seperti Prancis, Spanyol, Inggeris yang bentuk negaranya mendahului wacana tentang bangsa atau setidaknya pemikiran modern tentang bangsa, dan identitas nasionalnya dibentuk oleh negara dan elite-elitenya.

Menurut pandangan kedua, adalah negara hasil ciptaan bangsa, contoh-contoh disini adalah Irlandia, Italia, Israel dan Jerman. Dan identitas nasionalnya datang dari 'bawah' dan dicip-takan untuk melawan negara yang telah ada. Indonesia adalah bagian dari pandangan kedua yaitu Negara dibentuk oleh bangsa. Ingat Sumpah Pemuda, berbangsa satu, bangsa Indonesia. Ini merupakan tekad banga Indonesia untuk berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari aspek idiologi, nasionalisme dapat disejajarkan dengan liberalisme, konservatisme, dan sosialisme sebagai salah satu dok-trin idiologis terbesar di zaman modern saat ini. Sebagai ideologi politik, nasionalisme adalah doktrin yang dikodifikasi oleh elite yang berusaha memobilisasi massa, atau dalam kasus-kasus lain, berusaha memberikan system ligitimasi bagi suatu orde politik. Dalam hal ini, peran sentral kaum intelektual sangat penting dalam kodifikasi nasionalisme.

Ada dua ideologi nasionalisme modern yang paling berpe-ngaruh ialah ideologi nasionalisme modern Giuseppe Mazzini dan Woodrow Wilson. Mazzini pengusung nasionalisme republikan modern dan beragumen bahwa bangsa-bangsa dengan ukuran ter-tentu berhak mempunyai negara sendiri. Dalam konsep Mazzini pada dasarnya bangsa adalah komunitas budaya berteritori besar yang mempunyai hak sejarah untuk direalisasikan dalam sebuah negara berdaulat. Doktrin nasionalisme ini berasal dari penekanan Pencerahan pada determinasi-diri dan sangat berpengaruh sepanjang paroh kedua abad kesembilanbelas. Memunculkan banyak gerakan nasionalisme seperti Young Italy, Young Poland,

194

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 208: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan Young Ireland (tapi aneh juga Mazzani menolak tuntutan Young Ireland, karena Irlandia terlalu kecil).

Abad keduapuluh menandai lahirnya nasionalisme sessio-nist, dan terbentuknya negara-negara baru sebagai salah satu aki-bat dari keadaan-keadaan sesudah perang dunia pertama, khususnya masaalah pembubaran Kekaisaran Habsburg dan Kekaisaran Turki. Kriteria pembentukan negara-negara baru ini ditentukan oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson.

Rencana tiga belas butirnya yang mencakup komitmen pada prinsip determinasi diri, memberikan kegitimasi ideologi kuat –dan didukung oleh V.I. Lenin– pada gagasan bahwa bangsa-bangsa harus direalisasikan sebagai negara. Masaalahnya dalam hal ini tidak pernah ada kejelasan apa tepatnya yag disebut dengan bangsa (nation) itu.

Akibatnya banyak identitas yang didefinisikan secara etnis tiba-tiba mendapati diri mereka dideklarasikan sebagai ‘bangsa’, lalu bertransformasi menjadi negara, sebab lebih mudah mem-bentuk negara daripada menciptakan bangsa. Doktrin determinasi diri mengasumsikan bahwa sebuah bangsa bisa didefinisikan secara territorial dan boleh terdiri dari satu etnisitas saja, atau komunitas budaya tunggal. Jadi, dokrin ini mengandalkan persa-maan antara bangsa, negara dan kebudayaan.

Namun dengan sedikit pengecualian, yang menjadi masalah adalah bahwa komunitas budaya tidak pernah diterjemahkan de-ngan rapi menjadi komunitas politik sehingga perjuangan untuk determinasi diri sering diassosiasikan dengan kekerasan, baik po-litik maupun kultural. Untuk masaalah ketidak harmonisan antara negara, bangsa dan kebidayaan ini, solusi yang ditemukan banyak negara bermacam-macam, meliputi genocida, pengusiran, pemi-sahan, pertukaran populasi marginalisasi, dan asimilasi paksa.

Dari berbagai historikal yang diuraikan diatas, bagaimana Indonesia merumuskan nasionalismenya? Saya menemukan

195

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 209: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

jawabannya pada falsafah hidup bangsa Indonesia dan sangat simpel yaitu Bhinneka Tunggal Ika Dalam falsafah nasionalisme Bhineka Tunggal Ika, sudah sangat mudah difahami dan mendes-kripsikan bangsa dan negara ini.

Indonesia memiliki banyak perbedaan dibandingkan de-ngan bangsa lain. Ratusan budaya, hampir tiap kabupaten ada budaya yang spesifik, ada bahasa lokal yang spesifik, ada prilaku yang spesifik, bertebar di ribuan pulau, punya enam agama resmi, tetapi semua berikrar dan bersatu sebagai bangsa Indonesia dengan batas wilayah yang jelas, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, berbendera satu bendera merah putih.

Dan perbedaan itu semua sepakat dibingkai dengan ukiran indah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apa yang menjemba-tani perbedaan tersebut, yaitu Pancasila. Secara pemahaman sederhananya, Pancasila adalah rambu-rambu lalu lintas, agar kendaraan yang berlalu lintas untuk menuju suatu tujuan, tidak bertabrakan satu dengan yang lain. Dan rambu-rambu jalan dibuat untuk kepentingan semua orang yang berada ditengah jalan maupun dipinggir jalan.

Toleransi – IntoleransiDari berbagai referensi, toleransi dimaknai dengan suatu

sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Toleransi juga adalah suatu perbuatan yang melarang terjadinya diskrimi-nasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam masyarakat.Toleransi sering diilustrasikan pada agama, toleransi agama kita jumpai dimasyarakat.

Adanya toleransi agama menimbulkan sikap saling meng-hormati masing-masing pemeluk agama. Agamamu untuk mu, agamaku untuk ku itu contoh toleransi dalam ajaran Islam. Tetapi toleransi bukan saja dalam agama, dalam segala segi kehidupan

196

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 210: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

toleransi itu suatu proses agar interaksi sosial masyarakat berjalan dinamis dan harmonis. Kata kunci toleransi adalah non diskrimi-natif. Tidak boleh pemaksaan kehendak.

Apa saja yang tidak boleh dipaksa, tentunya segala hak-hak warga Negara yang dijamin dalam konstitusi negara ini. Jadi jika ada aturan pelaksanaan negara ini mengurangi atau mengabaikan hak-hak warga negaranya, berarti negara belum membangun tole-ransi, jika ada sebagian masyarkat yang memaksakan kehendak-nya dan megabaikan hak-hak warga negara lainnya, maka kelom-pok masyarakat itu tidak melakukan toleransi.

Kenapa kita perlu toleransi? Jawabannya juga jelas karena kita butuh partisipasi masyarkat untuk membangun bangsa ini. Jika pembangunan ini hanya untuk segelintir orang, memang tidak diperlukan partisipasi, jadikan saja manusia sebagai mesin seperti zaman sebelum revolusi industri.

Memang hasilnya ada pertumbuhan tapi tidak pemerataan, terjadi kesenjangan dalam segala aspek kehidupan, dan jika negara tidak pandai-pandai, maka negara akan menjadi negara tirani dan otoriter. Dengan toleransi masyarakat dapat hidup dengan rasa memiliki, rasa turut bertanggung jawab, dan rasa ber-kewajiban memelihara dan merawat negara ini.

Toleransi sudah hidup lama pada bangsa Indonesia ini. Pengalaman saya suatu ketika menginap dirumah atasan saya yang non muslim. Dikamar tidur sudah disediakan sajadah untuk sholat dan sekalian arah kiblatnya. Dia katakan bahwa keluarga-nya yang muslim sering juga menginap. Itu contoh sederhana dari toleransi. Pengalaman saya yang lain, sewaktu kunjungan kerja di salah satu kabupaten di NTT, karena hotel penuh diisi rombongan Presiden, maka oleh pejabat setempat saya ditawarkan untuk tidur di kamar yang biasanya digunakan untuk Pastur jika datang ke gereja setempat. Saya dengan senang hati menerimanya, dan saya tidur dengan nyenyak dan sholat di kamar tidur pastur tersebut.

197

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 211: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Bagi saya itu salah satu bentuk toleransi yang hidup dan berkem-bang di masyarakat.

Apa bentuk toleransi lain, yaitu toleransi sosial, dengan ber-bagi, sehingga sering dijadikan tageline Indahnya Berbagi. Semua agama berlomba-lomba untuk berbagi, bahkan yang seharusnya menjadi kewajiban Negara untuk berbagi, saat ini banyak di take over oleh masyarakat. Jadi toleransi bukanlah suatu barang baru bagi bangsa ini. Dan kurang paslah jika disebutkan bahwa bangsa ini megalami degrasi toleransi. Itukan katanya elite-elite politik, pemikir-pemikir gelisah yang miskin rohani. Toleransi itu adalah kodrat, dan manusia ini akan musnah jika sudah tidak ada toleransi. Apakah engkau tega memakan daging saudara mu sendiri?. Itu peringatan Allah kepada manusia.

Persoalan toleransi juga jelas batas rambunya. Disinilah negara dalam hal ini pemerintah harus berperan dan memposisi-kan dirinya sebagai gate keeper, sebagai penapis, sebagai Al-Amin yang dapat dipercaya semua pihak. Oleh karena itu penye-lenggara negara harus paham betul budaya, karakter, kultur, fana-tisme, dan perasaan hati masyarakatnya.

Kepahaman yang komprehensif tersebut, sebagai landasan membuat rumusan demarkasi yang diatur negara benar-benar adil, nondiskrimintif, tidak boleh berpihak, tidak boleh asal bapak sedang, tidak boleh karena untuk pencitraan dan yang paling pen-ting bebas kepentingan, kecuali kepentingan bangsa-negara. Sebagai penyelenggaraan negara jangan sekali-sekali melakukan pendekatan politik untuk memba-ngun toleransi. Sebab politik itu kepentingan, dan kepentingan adalah kekuasaan dan kekuasaan hitungannya siapa kuat.

Pemerintah sebagai gate keeper, tentunya menjadikan tole-ransi sebagai pisau analisis dalam membuat kebijakan pemerintah sebagai kebijakan publik. Pemerintah harus memberikan toleransi maksimal kepada kelompok masyarakat miskin dan tidak mampu

198

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 212: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tidak mampu untuk dapat memberdayakan dirinya sehingga berkehidupan yang layak, dan mengendalikan kelompok masya-rakat mampu (pengusaha), untuk tidak terus-menerus memperluas penguasaannya terhadap asset masyarakat lainnya.

Pemusatan kekayaan pada sekitar 20-40 orang terkaya di republik ini dan sebagaian besar bukan pribumi tidak meng-gambarkan toleransi dalam berusaha di negeri ini, dan pemerintah sebagai gate keeper berkewajiban untuk mengendalikannya. Kita lihat di sektor property, pembangunan perumahan, yang terus menerus membebaskan tanah rakyat dengan iming-iming harga yang tinggi, kalau ngak mau di “intimidasi” dengan halus melalui jalur RT/RW setempat. Rakyat yang miskin dihimpit kehidupan yang susah, ditawarkan tanah warisan keluarga dengan harga yang tinggi tentu tergoda. Akhirnya mencari tempat tinggal yang lebih kepinggir, dan bahkan mengontrak karena uang yang ada diguna-kan untuk kebutuhan sehari-hari. Dimana proteksi pemerintah, sulit kita mencarinya. Dan situasi ini terus berlangsung sampai saat ini, bahkan semakin dipamerkan oleh para pengembang di media televisi. Toleransi dalam bidang ekonomi dan sosial merupakan akar dari semua bentuk toleransi bangsa ini.

Jika tidak toleransi disebutlah istilah intolerasni. Apakah intolaransi selamanya negatif, jawabannya tidak selamanya. Apakah toleransi itu selamanya positif, jawabannya juga tidak selamanya. Dia sangat kontekstual. Tergantung apa lingkup per-soalannya. Dalam persoalan agama, masyarakat itu sudah mem-bangun sendiri consensus, kesepakatan untuk menjaga kepenti-ngan keagamaannya masing-masing. Yang masih sulit adalah yang berkaitan dengan sekte/aliran yang ada di setiap agama. Ini pedekatannya memang harus hati-hati dan tidak mudah. Tapi bagaimana dengan toleransi-intoleransi dalam bidang sosial, politik, kekuasaan, kebijakan publik. Ternyata belum selesai dan bahkan cenderung semakin mengkhawatirkan.

199

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 213: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Bagaimana atraktifnya intoleransi di bidang politik, ditun-jukkan bangsa ini, dalam pergantian Ketua DPR-RI baru-baru ini. Bagaimana struktur kekuasan partai politik, dan kekuasaan peme-rintah propinsi, kabupaten/kota dengan pola dinasti dan kekeluar-gaan yang dibungkus dengan baju demokrasi. Itu sikap intoleransi terhadap peluang dan kesempatan bagi masyarakat untuk berperan.

Intoleransi diharuskan jika terkait dengan penegakan hu-kum, menegakkan aqidah/ibadah agama, terhadap pemberontak, terhadap koruptor, dan mereka-mereka yang merusak tatanan masyarakat yang sudah baik. Pemerintah harus intoleran atau tole-ran nol, terhadap upaya-upaya sekelompok individu atau masya-rakat yang melanggar atau membelokkan kebijakan pemerintah, atau mereka-mereka yang dengan pengaruhnya, mempengaruhi pembuat kebijakan agar kebijakan yang dikeluarkan menguntung-kan seseorang atau kelompok orang dengan mengorbankan kepentingan masyarakat banyak.

MultikulturalMasyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan

tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah masyarakat multicultural. Multicultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.

Sehingga masyarakat mutikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.

200

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 214: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dari multikultural berkembang istilah multikulturalisme. Sebagai pemahaman global, banyak rumusan tentang multikultu-ralisme, antara lain bahwa multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan multikul-tural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan multikulturalisme terkait dengan penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.

Multicultural yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Indonesia memiliki ribuan pulau dimana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.

Dalam konsep dan pemahaman multikultural (multikultu-ralisme) terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Walaupun dalam perjalanannya masih ada hambatan untuk membangun multikultural di masyarakat, karena berbagai hambatan sosial lainnya, seperti tingkat pendidikan, kesulitan komunikasi dan masih adanya hambatan isolasi wilayah.

Multikulturlkisme sebaai konsep dan proses peradaban yang sedang berlangsung, tentu tidsak terlepas dari pemahaman

201

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 215: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang utuh tentang toleransi-intoleransi. Toleransi-intoleransi dan multikultural harus dilihat dalam satu tarikan napas. Karena ketiga hal tersebut berkontribusi erat, bersinergi kuat dan berinteraksi yang terus-menerus. Maka itu jika toleransi-intoleransi terganggu maka akan ikut juga terhambatnya proses multikultural bangsa. Perkawinan campur antar etnis misalnya, tentu suatu bentuk terjadinya multicultural.

Disini terbangun toleransi bersimbiosenya antar budaya yang berbeda, tetapi akan menjadi intoleransi jika ada nilai-nilai budaya yang bebeda itu merupakan tabu atau larangan bagi adat/budaya lainnya. Biasanya toleransi terbangun antar budaya yang berbeda, tetapi akan menjadi sulit dan intoleran jika agama yang berbeda. Pola-pola itu masyarakat sudah paham dan mereka saling menyesuaikannya.

Ada 4 pilihan yang dilakukan masyarakat, pertama; per-kawinan berlangsung dengan salah satu pihak ikut agama pasa-ngannya, kedua; kawin campur (berpegang dengan agamanya masing-masing/catatan sipil), dan yang ketiga; adalah kaewin lari (meninggalkan kampung halamannya). Dan keempat; rencana perkawinan dibatalkan. Itulah bentuk-bentuk penyelesaian yang berlangsung di masyarakat.

Fatamorgana Kehidupan Kehidupan ini bagai fatamorgana, sering diungkapkan

dalam masyarakat. Biasanya menggambarkan sesuatu yang serba hampa, kecewa, dusta, dan kemunafikan. Fatamorgana sebenar-nya istilah yang terkait dengan peristiwa fisika alam raya.

Menurut KBBI , fatamorgana adalah 1) gejala optis yang tampak pada permukaan yang panas, yang kelihatan seperti genangan air, 2). Hal yang bersifat khayal dan tidak mungkin tercapai. Kata fatamorgana diambil dari bahasa Italia. Pada mulanya adalah nama saudari Raja Arthur, Faye le Morgana,

202

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 216: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa. Dulu fatamorgana sering dikaitkan dengan peristiwa magis. Beberapa penampakan fatamorgana sekompleks bayangan istana dalam mitos sempat dicatat berbagai jurnal. Antara lain pada tanggal 27 september 1846. Dua orang mengaku melihat bayangan kota Edinburgh di langit Liverpool selama 40 menit. Padahal Edinburgh berada sekitar 325 km utarta Liverpool. Peristiwa serupa juga dialami seorang ahli geologi Inggeris. Dia menulis melihat bayangan Toronto di langit Danau Ontario. Di Selat Messina lepas pantai Sisilia Laut Tengah kadang kala muncul sebuah kotak ajaib yang seakan-akan terapung di air. Namun, kotak ini langsung lenyap ketika nelayan mencoba menjaringnya. Masyarakat sekitar sempat menduga kehadiran kotak ajaib ini sebagai ulah jin atau hantu laut. Ada juga yang menyebutnya sebagai kotak misterius. Padahal apa yang mereka lihat hanyalah fatamorgana yang mendadak lenyap begitu didekati.

Fatamorgana sebagai phenomena alam, tentu bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia. Contoh-contoh kejadian diatas, bagaiman manusia itu tertipu dengan phenomena alam. Dan tentu hanya orang yang berfikir yang memahaminya. Allah SWT, berualang-ulang mengingatkan manusia untuk berfikir, dengan kalimat Tanya “apakah engkau tidak berfikir?” Dari buah fikir itu munculah ilmu, dan dengan ilmu manusia membangun peradabannya.

Kehidupan di dunia ini adalah fatamorgana. Mari kita cermati Firman Allah SWT, dalam Al-Qur'an Aurat Al-Hadid: 20; “Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan , seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat

203

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 217: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu”.

Allah SWT, mengawali dengan mengatakan “ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,” dan diakhiri dengan “kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu”. Kuncinya adalah pada Iman yang ada didalam diri manusia itu sendiri. Dengan keimanannya, dan berdiri di atas rel keyakinanya untuk kepentingan kemanusiaan, untuk kepentingan sesama manusia, bukan karena harta yang melimpah, bukan untuk bermegah-megah, tetapi menempatkan diri menjadi manusia yang toleran, dan intoleran bagi semua tipu daya dan kesenangan yang menipu, dan yang mengingkari kehidupan.

PembahasanToleransi-intoleransi dan multikultural, jangan hanya

dijadikan casing dan pencitraan. Jika itu yang dilakukan, maka kita sudah membangun kehidupan yang fatamorgana. Terlihat seolah-olah dengan dijanjikan akan membangun rumah yang layak, tanaman yang menghijau, jalan yang mulus, masyarakat yang rukun dan damai, makanan yang melimpah, uang dan cada-ngan devisa yang cukup, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, puja-puji bangsa lain yang terus mengalir, keamanan yang terjamin, ternyata itu semua kesenangan yang palsu, itulah fatamorgana. Maka jadilah bangsa ini sebagai “bangsa seolah-olah”.

Setelah kita melihat perjalanan Nasionalisme berbagai bangsa dunia, dan perkembangannya yang menginspirasi Nasio-nalisme Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika dan idiologi bang-sa Pancasila, maka diperlukan upaya untuk membangun Nasiona-lisme bangsa yang kokoh, permanent dan bertahan sepanjang masa, dengan pilar-pilar antara lain, toleransi-intoleransi, dan

204

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 218: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan multicultural (isme), dalam bingkai emas NKRI.Bangsa ini harus menghindari dan jangan terjebak dengan

fatamorgana kehidupan. Semua pihak harus berlatih, dan dilatih untuk jujur, ikhlas, bermanfaat dan bermakna bagi masyarakat. Sebagai pemimpin siapapun dia, apakah penyelenggara negara, pemimpin dan tokoh masyarakat, tokoh agama, harus amanah.

Kebijakan bernegara dalam menyelenggarakan pemerinta-han, adalah membuat pilihan-pilihan. Buatlah pilihan-plihan kebi-jakan yang memperhitungkan semua aspek, terutama mereka yang mendapatkan resiko terbesar dan tersulit. Mulailah dari situ cara memandangnya. Birokrasi pemerintah dibentuk dan dibiayai oleh rakyat tentu bukan untuk menyengsarakan rakyat yang tidak mampu, tetapi dalam rangka redistribusi kue pembangunan kepada mereka yang tidak berdaya dalam persaingan usaha, persaingan ekonomi, dan persaingan kekuasaan, itulah tugas birokrasi pemerintahan dalam setiap merumuskan kebijakan publik yang harus dilaksanakan rakyatnya.

Berlapis jenjang birokrasi bukan tanpa maksud. Kepenti-ngannya adalah mengawal dan mengecek apakah konsep-konsep kebijakan sudah mengacu kepada aturan diatasnya, sudah mem-berikan rasa keadilan, apakah sudah kondusif, apakah sudah tole-ransi dengan tingkat kesulitan masyarakat yang sedang dihadapi, apakah momentumnya tepat, apakah sasarannya tepat, dan apakah ada irisannya dengan kebijakan lain sehingga tidak produktif outputnya bahkan mereduksi maksud diterbitkannya kebijakan.

Sebagai contoh keluarnya PP 60/2016 tentang kenaikan tarif STNK kenderaan bermotor berlipat-lipat. Kenapa terjadi saling lempar tanggung jawab diantara penyelenggaran negara yang diberikan wewenang dan tanggung jawab. Produk PP tentu melalui mesin birokrasi yang cukup ketat. Mulai dari pemrakarsa dari lembaga kemeterian/lembaga non kementerian (LPNK) yang berkepentingan, membahasnya dengan lintas kementerian/

205

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 219: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

lembaga non kementerian terkait, diharmonisasikan di Kemen-kumham dengan melibatkan lagi KL/LPNK, diajukan ke Sekab/ Sekneg untuk dilakukan cross check dan diteliti, jika ada yang kurang jelas biasanya ditanyakan kembali kepada pemrakarsa draft PP, sudah clear dan clean di buat naskah asli untuk di paraf Menteri terkait sebelum di tanda tangani Presiden. Dalam proses penyusunan PP tersebutlah diperlukan berbagai pertimbangan yang diuraikan di atas.

Secara prosedur, semuanya sudah berjalan sesuai dengan system yang baku. Tetapi apakah semua jenjang mesin birokrasi itu melaksanakan tugasnya dengan menggunakan hati nurani, menggunakan empati, menggunakan radar sensitifitas untuk meli-hat situasi dan kondisi masyarakat, atau menggunakan falsafah; emangnya gua pikirin, guakan hanya melaksanakan perintah, emangnya gua dapat apa, berfikir sektoral, memakai kaca mata kuda.Bagaimana sebenarnya terjadi. Kita tidak tahu, yang tahu sang birokrat dengan Tuhannya.

Model-model kerja mesin birokrat seperti ini, perlu diper-baiki. Caranya bagaimana tentunya dapat dengan menggunakan berbagai metode. Antara lain kata kuncinya dengan membangun keteladanan (bukan pencitraan).

KesimpulanMari kita bangun kesepahaman tentang toleransi-intole-

ransi, dan multikultural sebagai kemajemukan bangsa adalah se-suatu yang memang ada, dan berproses di masyarakat dan didalam penyelenggaraan pemerintahan. Masyarakat melakukan penye-suaian-penyesuaian berdasarkan dinamika yang berkembang, dan pemerintah dapat berperan sebagai gate keeper, agar semua proses berjalan dalam koridor-koridor idiologi negara Pancasila.

Kita hindari negara ini menjadi negara dan bangsa seolah-olah, seperti fatamorgana kehidupan yang seakan ada ternyata

206

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 220: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tiada. Rakyat ini disuruh berlari dan terus berlari untuk mendapat-kan kesejahteraanya yang terlihat diujung jalan didepan mata. Sampai ditujuan ternyata kesejahteraan itu tidak nyata dan hanya fatamorgana. MARI KITA BANGUN NEGARA BANGSA INI DENGAN HATI!

207

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 221: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

alau tidak ada aral yang melintang, pemilihan Gubernur Kdan Wakil Gubernur DKI Jakarta, akan dilaksanakan dua putaran, pada April 2017 mendatang, karena sampai

saat ini tidak ada satu pihakpun yang mengklaim mendapatkan 51% suara. Hitungan sementera paslon 1 dapat sekitar 17%, paslon 2 sekitar 42,9% dan paslon 3 sekitar 40%. Perolehan suara paslon 1 tidak sampai setengah dari paslon 2 dan 3, sedangkan paslon 2 dan 3 beti (beda tipis).

Banyak pihak yang sudah meramalkan, bahwa putaran ke-dua akan terjadi, melihat situasi lapangan Pilkada atas munculnya AHY yang diusung oleh Demokrat, PAN, PPP, dan PKB. Dan kehadiran AHY saat-saat terakhir pendaftaran sebenarnya akan dapat menguntungkan Paslon 3, jika tidak ada blunder-blunder yang dilakukan oleh Ahok. Bahkan ada kemungkinan Ahok akan menang karena sebagai petahana sudah menguasai lapangan dan ada cukup amunisi untuk “marketing” program selama masa kampanye.

Indikasinya sederhana saja, dalam situasi saat saperti ini (ngak perlu lagi dijelaskan), paslon 2 dapat mencapai hampir 43%, terbanyak dibandingkan 2 paslon lainnya. Hitungan banyak orang menganalisis, hampir semua etnis cina dan non muslim memilih paslon 2, dan sebahagian muslim juga memilih paslon 2, dengan berbagai pertimbangan dan salah satunya tentu karena calon Wagubnya muslim.

26

Komplikasi Putaran Kedua DKI-1

208

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 222: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kalau warga DKI etnis Cina dan non muslim ada 30%, dan 70% muslim, berarti ada sekitar 12% warga muslim memilih paslon 2, walapun tidak bisa dihitung persis seperti itu, karena ada proses yang reversibel, yaitu ada juga etnis Cina dan non muslim memilih paslon 1 atau 3, dan sebaliknya tapi rerlatif tidaklah besar.

Kenapa isu SARA yang menjadikan dasar analisis banyak kalangan, karena isu tersebut yang sangat berseleweran diberba-gai medsos, media cetak dan elektronika. Dan hal ini nampaknya di masyarakat isu SARA tidak lagi hal yang tabu, dan memang suatu realita dimasyarakat apalagi dalam situasi Pilkada yang dilaksanakan secara serentak diratusan Kabuaten/Kota dan beberapa propinsi. Memang variabel gagasan/program kerja yang disampaikan dalam debat yang dilaksanakan 3 putaran di televisi ada pengaruhnya , tapi pergesaran itu lebih pada antar paslon 1 ke paslon 3, tidak banyaklah ke paslon 2, ini menurut analisis teman-teman waktu ngobrol di warung kopi.

Ada juga sebagian berpendapat yang kita cermati diberbagai medsos, bahwa pencapaian suara yang diperoleh para paslon terkait dengan tingkat kumparan mesin partai. Untuk paslon 1, kumparan mesin partai yang kencang adalah Demokrat, sedangkan PAN,PPP, dan PKB tidak sekencang Demokrat.

Sedangkan paslon 2, yang kencang mesin partai PDIP, dan Nasdem, sedangkan Golkar,dan Hanura tidak sekencang kedua temannya tersebut. Sedangkan paslon 3, kedua kumparan mesin partainya (Gerindra dan PKS), berkecapatan tinggi, disamping sudah cukup lama juga sekitar 1 tahun (sandiago Uno ) turun kelapangan. Apakah ini benar, hanya para pimpinan partai dan Tuhanlah yang mengetahui.

Komplikasi Putaran KeduaDalam ilmu kesehatan, istilah komplikasi digunakan untuk

menggambarkan banyaknya jenis penyakit didalam tubuh

209

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 223: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

manusia, yang saling berkaitan satu sama lain, sehingga menyulit-kan untuk dilakukan pengobatan. Karena pengobatan untuk jenis penyakit A, diberikan obat B, maka efek samping obat B, dapat mempengaruhi/memperberat penyakit C yang diderita oleh orang yang sama. Maka treatmentnya memang dapat diberikan berbagai jenis kombinasi obat. Tapi itupun tidak mudah, karena harus dicer-mati juga reaksi antar obat didalam tubuh apakah menurunkan potensi masing-masing obat atau bahkan menimbulkan efek samping lainnya.

Dengan ilustrasi diatas, maka komplikasi Pilkada putaran kedua di DKI, dapat dipetakan sebagai berikut: Pertama, Bisa jadi Demokrat akan mendukung paslon 3, karena sudah patah arang dengan Paslon 2, atau kalau ingin berbaikan dengan Jokowi, setidaknya sikapnya netral. Kedua, PAN, PKB, PPP, karena partai koalasi Pemerintah, akan dilakukan pendekatan-pendekatan bah-kan juga mungkin “bargaining position” di pemerintahan. Tapi konsekwensinya mereka akan berhadapan dengan konstituentnya yang menginginkan Gubernur muslim. Jika sikap partai mendu-kung Paslon 2, juga belum tentu konstituentnya mau ikut dengan kebijakan partai. Sebulan ini pasti pimpinan partai sibuk kesana kemari untuk mencari masukan sebelum menetapkan kebijakan-nya yang akan berdampak luas terhadap eksistensi partai pada Pemilu mendatang.

Ketiga, PDIP akan all-out, agar paslon 2 menang diputaran kedua, dan mungkin tidak terlalu risau jika Ahok divonis bersalah. Karena kalau menang/terpilih jadi Gubernur dan kemudian menjadi terpidana, sesuai UU 23/2014, maka Wakil Gubernur terpilih (Djarot), yang akan jadi Gubernur. Keempat, Jika situasi poin 3 yang terjadi, dan ini dibaca oleh petinggi partai pendukung paslon 1 yang koalisi pemerintah, maka bukan tidak mungkin akan merapat ke PDIP (paslon 2), dan umat Islam tidak ribut karena Ahok sudah dipenjara, dan Djarot Syaiful Hidayat (muslim) yang

210

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 224: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

akan jadi Gubernur.Kelima, Ada kemungkinan situasi yang berkembang

kedepan, Ahok menyatakan akan siap diberhentikan sementera karena statusnya sebagai terdakwa, dan akan ditunujuk Djarot Syaiful Hidayat sebagai Plt.Gubernur sesuai dengan UU 23/2014. Dan Wagub tentu akan mengamankan dan melaksanakan berbagai kebijakan yang telah digariskan Ahok. Langkah ini diharapkan akan menimbulkan simpati dari masyarakat Jakarta dan mening-katkan elektibilitas paslon 2.

Keenam, Komplikasi tersebut, perlu dicermati oleh paslon 3. Maka agar situasi pendukung tetap terjaga, dan 17% pendukung AHY dapat dialihkan ke paslon 3, maka mesin partai harus terus bergerak mengadakan kemunikasi dengan pimpinan partai pendukung AHY, dengan membentuk tim Lobby yang handal, berwibawa,dan disegani oleh Ketua partai pendukung AHY, disamping faktor SBY yang sangat vital dan tidak bisa diabaikan.

Ketujuh, Ada sekitar 25% warga DKI yang berhak memilih, tidak menentukan pilihannya. Ini juga lahan yang perlu di “garap” oleh paslon 2 dan 3, pada putaran 2 dengan berbagai pendekatan, bisa isu SARA, bisa janji program, dan –head to head- melalui tim relawan masing-masing, karena kelompok ini mesin partai mungkin tidak mempan.

Dengan tujuh jenis komplikasi (karena saling berkaitan), tersebut diatas, maka memang memerlukan upaya-upaya yang komprehensif supaya Anis-Sandiago dapat memenangkan Pilka-da tersebut. Analisis teman-teman di warung kopi sebelum kami bubar, peluang Anis dan Sandi akan menang di putaran kedua antara lain jika: Ahok terus melakukan blunder baik verbal, mau-pun tingkah lakunya, dan “interaksi komplikasi 1 sampai dengan 5 tersebut diatas” tanpa diprediksi sebelumnya memperberat “masalah” paslon 2, yang dapat menyebabkan kekalahan Ahok-Djarot.

211

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 225: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

agi hari ini, hujan tarus turun, seperti pagi hari pada hari Psebelumnya, dan sebelumnya lagi. Rencana saya hendak keluar rumah untuk suatu urusan terpaksa saya batalkan,

karena perasaan saya Jakarta akan banjir.Ternyata benar, di televisi kita melihat berita di mana-mana

banjir. Ada 54 titik banjir di Jakarta, belum lagi di Tanggerang dan Bekasi. Di sela-sela berita banjir, disiarkan berita demo 212 jilid 2, oleh Ormas Islam yang jumlahnya ribuan, ke Senayan Gedung DPR menuntut Ahok di non-aktifkan karena sudah melanggar UU 23/2014, pasal 83 ayat 1,2,dan3. Disela-sela berita tersebut juga diliput berita Ahok disidangkan oleh Pengadilan Jakarta Utara, sidang ke 11, karena Ahok didakwa melakukan penistaan agama Islam dengan “mempermainkan” surat Al-Maidah ayat 51.

Hari ini berarti, tiga issu besar diperankan oleh satu orang yang bernama Ahok, yang saat ini baru beberapa hari menjabat kembali sebagai Gubernur DKI setelah beberapa bulan non aktif karena mencalonkan diri dalam Pilkada DKI. Hasilnya Ahok mendapat 43% suara dan harus main lagi diputaran kedua karena tidak mencapai 51% suara.

27

Ahok: Pengadilan, Demo, dan Banjir Jakarta

212

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 226: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Banjir, Demo dan PengadilanJakarta banjir, sebenarnya bukan suatu yang luar biasa,

apalagi dimusin hujan dengan curah yang tinggi. Jakarta jadi “Luar Biasa” kalau tidak banjir dalam situasi musim hujan sperti sekarang ini. Sama dengan “Luar Biasanya” jika Jakarta tidak macet setiap hari kecuali lebaran. Karena sejarah banjirnya Jakarta merupakan cerita panjang, dan bersambung. Persoalannya sangat kompleks, mulai dari kali yang semakin menyempit, waduk yang mengecil, berkurang tanah resapan, dan bentuk tanah Jakarta yang landai dan datar, dan menjadi penampungan lewatnya air dari Puncak – Bogor sebelum sampai kelaut. Karena itu persoalan banjir tidak akan dapat diselesaikan oleh Gubernur walaupun sampai dua periode, karena akan membutuhkan waktu yang mungkin lebih dari 25 tahun menurut para ahli (planologi).

Oleh karena itu menjadi blunder, kalau persoalan pena-nganan banjir, menjadi isu kampanye keberhasilan paslon petaha-na, sebab persoalan alam ini tidak bisa dikendalikan oleh seorang Gubernur, karena sifatnya global, dan menyangkut ekosistem yang diluar jangkauan manusia itu sendiri, walaupun itu akibat dari perbuatan manusia sehingga ekosistem terganggu. Akibatnya dimedia Medsos, persoalan banjir menjadi viral terkait dengan ucapan Ahok yang menjamin Jakarta sudah tidak banjir, kalaupun banjir, satu hari akan surut. Optimismenya perlu kita hargai, tetapi tidak perlu sesumbar, dan dengan kekuasaan Allah SWT, menurunkan hujan 3 hari terus menerus, tentunya bentuk peringa-tan Allah SWT, untuk tidak takabur.

Kepada kita juga dipertontonkan melalui berbagai media, bagaimana hari ini saat masyarakat mendapat musibah banjir, Ahok tidak dapat berada ditengah warganya yang kebanjiran, karena seharian harus berada di Pengadilan, diadili sebagai terdakwa perkara penistaan agama Islam yang disampaikannya di pulau Seribu. Inilah buah dari ucapannya itu, dan resiko ini

213

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 227: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mungkin tidak pernah dibayangkan olehnya. Rupanya Ahok mungkin “mulai” menyadari kesalahannya (semoga), kita dengar berita di radio, selesai sidang malam ini meminta maaf kepada warganya yang mengalami musibah akibat banjir ini.

Memang kedepan, disarankan siapapun calon Gubernur, ngak usah berkampanye dapat menyelesaikan persoalan banjir dan jalan macet secara menyeluruh dengan instans, kalau memang mampunya sampai sedepa jangan bilang sehasta. Itu sangat menyakitkan bagi warga Jakarta.

Masih terkait Ahok, hari ini dalam suasana hujan, ribuan orang demo ke DPR, para ormas Islam dan Forum umat Islam, meminta agar DPR mendesak Presiden Jokowi menonaktifkan Ahok sebagai Gubernur karena sudah terdakwa dalam perkara penistaan agama Islam. Di Metro TV malam ini, dialog Mendagri Tjahyo Kumolo dengan mantan Ketua MK Mahfud MD, cukup menarik. Mendagri siap pasang badan, jangan disalahkan Presi-den, sambil menunggu tuntutan JPU terkait angka lima tahun, Ahok tetap aktif.

Suasana tampaknya akan semakin rumit, apalagi kalau jadi mengelinding hak Angkat DPR Kondisi ini merupakan “potret kurang bagus” bagi kehidupan penyelenggaraan peme-rintah, khususnya bagi pejabat publik yang seharusnya menjadi Model dan panutan masyarakat.

Jika karena persoalan ini, Mendagri siap menjadi korban dan mundur dari jabatannya, rasa-rasanya kebangetan sekali. Jika Ahok punya hati, dan sebagai pejabat publik yang negarawan, secara –gentle– berinisiatif untuk membuat suasana –colling down–, menghadap Presiden untuk mengajukan surat pengajuan non-aktif sebagai Gubernur karena sedang berkonsentrasi menghadapi persidangannya.

Tapi apa itu mungkin, saya juga tidak yakin. Boro-boro buat surat non-aktif, sewaktu adanya perintah UU Pilkada harus cuti

214

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 228: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

karena ikut Calon Gubernur, di-Judicial Review oleh Ahok ke MK menolak UU tersebut, walapun akhirnya tidak menang.

Memang banyak yang berpendapat, bahwa kekuasaan itu ibarat candu, ada sifat ketagihannya, oleh karena itulah ada pem-batasan kekuasaan yang diatur oleh UU, walaupun juga diberikan wewenang diskresi yang kalau tidak menggunakannya dengan tepat dan benarkan dapat menjadi abuse of power.

215

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 229: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

deologi Bangsa Indonesia sudah jelas dan final yaitu Ideologi IPancasila. Sila-sila yang tercantum dalam Pancasila tercan-tum dalam Mukadimah UU Dasar 1945, dan bagian integral

dari Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perjalanan Indonesia selama 71 tahun merdeka pasang surut ideologi Pancasila sangat dinamis.

Dimasa Orde Lama, upaya menggabungkan nasionalisme, agama dan komunis (NASAKOM), dalam ideologi Pancasila menimbulkan resistensi yang luar biasa dari sebagian besar rakyat Indonesia, karena tidak sesuai dengan pehamanan falsafah Pancasila yang sudah mengalir dalam darah rakyat Indonesia. Puncaknya adalah pemberontakan G-30-S/PKI tahun 1965 untuk menggantikan ideologi Pancasila dengan tumbal banyaknya pertumbahan darah rakyat akibat konflik horizontal yang terjadi diantara rakyat. Ini sangat memilukan dan merupakan puncak sisi gelap dalam sejarah perjalanan bangsa yang sebelumnya sudah terjadi beberapa pemberontakan dengan tujuan mengubah ideologi Pancasila maupun yang terkait dengan ketidakpuasan antara pusat dan daerah.

Ideologi komunis akhirnya diharamkan di Indonesia me-lalui TAP/MPRS-RI Nomor XXV/MPRS/1966 Tentang Pem-bubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organi-sasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan

28

Masalah Ideologi Yang Belum Selesai

216

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 230: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan seluruh ketentuan dalam Ketetapan Majelis Permusya-waratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Nomor XXV/ MPRS/1966 ini, kedepan diberlakukan dengan berkeadilan dan menghormati hukum, prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.

Dimasa Orde Baru, ideologi Pancasila oleh Pemerintah diperkokoh dengan berbagai strategi dan kebijakan pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Pemerintah Orde Baru mengelaborasi pemahaman Pancasila yang sadar atau tidak sadar, suka tidak suka ujungnya untuk melanggengkan kekuasaan. Dirumuskan butir-butir Pancasila, dengan 36 butir sebagai penafsiran resmi pemerintah.

Untuk mengedukasi masyarakat dibentuk lembaga yang namanya BP7, dan penatar-penatarnya di beri gelar Manggala pada level nasional maupun propinsi dan kabupaten/kota. Kemu-dian keluar kebijakan pemerintah agar setiap organisasi masyara-kat harus menerapkan azas tunggal Pancasila dan tidak boleh ditambah embel-embel azas lain. Pola penerapan ideologi Pancasila gaya Orde Baru mendapatkan penolakan dan resistensi dari sebagian masyarakat terutama para tokoh ? tokoh Ormas dan dunia kampus.

Lengsernya Soeharto tahun 1998, dan melahirkan orde Reformasi yang sudah berjalan 16 tahun sampai saat ini, persoalan ideologi Pancasila tidak begitu banyak dibicarakan. Pancasila sebagai ideologi terbuka tampaknya merupakan penomena baru dan menjadi semangat lahirnya gerakan reformasi. Yang penting nilai-nilai Pancasila harus menjadi rujukan/referensi bagi semua warga masyarakat dalam menjalankan kehidupannya bernegara, beragama, bermasyarakat dalam bingkai NKRI. Demokrasi men-dapatkan tempat yang seluas-luasnya, bahkan sebagian masyara-kat menyebutkan sudah kebablasan.

217

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 231: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kita tidak ada lagi mendengarkan perdebatan dan diskusi serius soal indeologi Pancasila. Para ideolog bangsa mulai khawa-tir jangan-jangan masyarakat Indonesia mulai lupa Pancasila dan bahkan generasi muda tidak hapal sila-sila Pancasila. Upaya Taufik Kiemas (alm) sewaktu menjadi Ketua MPR, mensosialisasi 4 pilar Pancasila, UU Dasar 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan langkah terpuji untuk mengawal bangsa ini untuk tidak lupa dengan ideologi bangsanya yaitu Pancasila.

Masalah Ideologi Muncul KembaliPada kesempatan Ibu Megawati Sukarnoputri, memberikan

sambutan dalam rangkat HUT PDIP ke-44 hari Selasa 10 Januari 2017, di JCC, sebagai Ketua Umum PDIP secara mengangetkan menyinggung soal ideologi Pancasila, dan berkembangnya ideo-logi terutup yang mengancam bangsa ini. Saya mendengarkan sampai habis pidato beliau di TV dan agar tidak keliru saya mem-buka internet untuk mendapatkan naskah tertulis dan juga memba-ca kutipan dari media online TEMPO.CO yang kutipannya sama dengan yang saya dengar di TV dan naskah pidatonya.

Saya mencermati bahwa ada kegelisahan Ketua Umum PDIP atas situasi akhir-akhir ini yang berkaitan dengan isu SARA dan ideologi tertutup. Walaupun sampai akhir pidato saya tidak mendengar dan tidak ada di naskah sambutan tertulis siapa yang dituding, kelompok mana yang dimaksudkan dengan mem-bawa paham ideologi tertutup. Masyarakat disuruh menduga-duga siapa gerangan dengan ciri dan tanda-tanda yang beliau sampaikan.

TEMPO.CO mengutip, Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri meminta seluruh kadernya memahami pentingnya Pancasila sebagai dasar kehidupan bernegara. Menurut Megawati, Pancasila mendeteksi dan menjadi tameng terhadap serangan? ideologi tertutup?

218

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 232: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ideologi tertutup yang dimaksudkan Mega mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Ideologi ini bersifat dogmatis dan tidak berasal dari cita-cita yang sudah hidup di masyarakat. Ideo-logi terutup tersebut hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat?

Megawati menambahkan, kaum penganut ideologi tertutup ini kerap memaksakan kehendaknya. Dialog dan prinsip-prinsip demokrasi tidak ada lagi? Bagi mereka teror dan propaganda adalah jalan kunci tercsapainya kekuasaan? Ucapnya.

Menurut Megawati syarat hidupnya ideologi tetutup yaitu lahirnya aturan hingga dilarangnya pemikiran kritis. Mereka menghendaki keseragaman dalam berpikir dan bertindak dengan cara pemaksaan? Karena itu pemahaman terhadap agama dan keyakinan sebagai bentuk kesosialan pun dihancurkan, bahkan dimusnahkan tuturnya?

Megawati berujar, kaum dengan ideologi tertutup ini anti kebhinekaan? Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini? Selain itu, Megawati menganggap para pemimpin ideologi tertutup ini memposisikan dirinya sebagai para peramal masa depan. Mereka, kata Megawati tampak fasih meramalkan yang terjadi dimasa depan higga masa pasca kehidupan? Padahal notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya? Ujar Megawati.

Dari pidato Megawati tersebut, secara keseluruhan tentu adanya keinginan untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini dengan menggunakan referensi Pancasila sebagai ideologi ter-buka. Bahkan Pancasila harus dijadikan benteng terhadap sera-ngan ideologi tertutup. Karakter ideologi tertutup yang disampai-kan oleh Megawati tentu tidak dikehendaki oleh siapa pun di republik ini. Apalagi lagi melarang pemikiran kritis, memaksakan kehendak, anti kebhinnekaan, tidak ada dialog, tidak ada demokrasi.

219

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 233: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pertanyaannya adalah apakah ada yang menerapkan ideologi tertutup didalam masyarakat/kelompok masyarakat atau bahkan di penyelenggara negara sebagaimana yang disinyalir oleh Megawati. Pertanyaan ini tentu memerlukan jawaban dengan melakukan introspeksi kepada semua pihak apakah masuk dalam ideologi tertutup. Jika ada, segeralah memperbaiki diri, dan segera kembali kepada ideologi Negara Pancasila.

Hal kedua yang menjadi pertanyaan adalah terkait adanya para pemimpin ideologi tertutup memposisikan dirinya sebagai para peramal masa depan. Mereka, tampak fasih meramalkan yang terjadi dimasa depan hingga masa pasca kehidupan? Padahal notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya. Pertanyaan ini perlu dijawab, sebab biasanya yang bicara soal hidup sesudah mati adalah pemimpin agama (semua agama). Intinya mengingat-kan manusia untuk berbuat baik di dunia, dan akan mendapatkan ganjaran kebaikan juga nanti di akhirat.

Sebagaimana kita pahami sebagai umat beragama, khusus-nya Islam sebagai agama yang saya anut, mengajarkan bahwa dalam hubungan antar manusia gunakanlah akal/nalar mu (ideologi terbuka), dan jika terkait hubungan dengan Tuhan mu, ta’at/patuh pada Ku ( bersifat mutlak? Aku ta’at dan aku patuh). Dalam Al-Qur’an, Allah SWT, berulang-ulang mengingatkan manusia? Apakah Engkau tidak berfikir? Apakah Engkau tidak menggunakan akalmu?

220

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 234: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

abda Nabi Muhammad,SAW, “Apabila kamu melihat

Skekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar, dunia yang diutamakan, dan ketakjuban setiap orang yang

punya pendapat terhadap pendapatnya, maka selamtkanlah dirimu” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan ia meng-hasan-kannya).

Ini adalah sejumlah penyakit, apabila muncul tidak akan ada kehidupan berjama’ah dan kegiatan bersama. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW, memfatwakan kepada siapa saja yang menemui hal tersebut agar melakukan uz’lah. Padahal Nabi saw, sangat dan menganjurkan hidup berjama’ah, bersatu dan saling tolong meno-long dalam kebaikan. Dari sini kita mengetahui bahaya ‘ujub, kekikiran, cinta dunia dan memperturutkan hawa nafsu bagi kehi-dupan dunia secara umum dan kehidupan Islami secara khusus.

“Kesombongan” adalah anak kandung ‘ujub. Jadi kesombo-ngan itu derivatis pertama dari ‘ujub. Kesombongan itu menurut Rasulullah saw, adalah “melecehkan orang dan menolak kebe-naran.” Kondisi inilah yang sekarang sedang melanda masyarakat Indonesia karena cinta kedudukan dan kepemimpinan.

Bagaimana sebenarnya bahaya kesombongan itu pada diri dan kehidupan manusia? Bagaimana kita membayangkan suatu masyarakat, dimana setiap orang telah melecehkan orang lain lalu apa yang terjadi? Dalam kondisi seperti ini tidak ada lagi penghor-matan kepada seseorang, tidak ada lagi kewibawaan seseorang, tidak ada kehormatan dan sopan santun.

29

Hidup Dalam Kesombongan

221

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 235: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Bayangkanlah kehidupan manusia tanpa penghormatan, kewibawaan, kehormatan dan sopan santun. Semua ini adalah bentuk awal dari kesombongan. Kemudian bayangkanlah bahwa setiap orang di dunia ini apabila disodori kebenaran ia menolak, bagaimana jadinya dunia ini?

Bagaimana jadinya masyarakat ini? Pada saat itu tidak ada dua orang yang bisa saling memahami dalam menghadapi sesuatu kecuali dengan memaksakan kebatilan. Selagi orang-orang tidak bisa bersepakat di azas kebenaran maka merekapun tidak akan bisa bersepakat di atas kebatilan. Yang terjadi adalah orang yang kuat adalah orang yang menang. Kemudian munculah situasi yang menyertainya, kezholiman, kemarahan, terorisme, permusuhan, pelanggaran hak dan kehormatan.

Hakekat Kesombongan dan KeburukannyaKesombongan dibagi dua, yaitu zhahir dan batin. Kesombo-

ngan zhahir adalah amal-amal perbuatan yang lahir dari anggota badan, sedangkan kesombongan batin adalah perangai dalam jiwa. Isitlah kesombongan lebih tepat dengan perangai batin. Karena amal perbuatan adalah hasil dari perangai batin tersebut.

Ciri-ciri dari kesombongan adalah, jika berkedudukan tinggi dibanding orang lain, dia merendahkan orang yang di bawahnya, menjauhkannya dan tidak mau duduk bersama atau makan bersamanya; Jika kesombongannya semakin besar, dia merasa berhak dihormati dengan berdiri dihadapannya; Jika kesombongannya lebih besar lagi, dia tidak mau menerima pela-yanannya dan menjadikannya tidak berhak berdiri dihadapannya. Jika kesombongannya kurang dari itu, ia enggan disejajarkan, harus didahulukan jika berjalan bersama-sama dijalan yang sempit, dan didudukan ditempat yang lebih tinggi diberbagai acara. Ia akan menunggu orang lain memulai mengucapkan salam; segala kebutuhannya harus ditunaikan; jika ia berdiskusi

222

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 236: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tidak mau ditolak dan jika dinasehati tidak mau menerima; jika menyampaikan nasehat dia menyamoaikan dengan keras; jika ucapannya dibantah dia marah; jika mengajar tidak mengasihi mridnya malah menghardik; dia melihat orang awam seperti keledai merendahkan dan melecehkan mereka.

Ada beberapa tingkatan kesombongan manusia yaitu: pertama; Sombong kepada Allah; ini adalah bentuk kesombo-ngan yang paling keji. Statetment “Tuhan saja saya lawan” misalnya benar-benar kekejian luar biasa, dan akan menimbulkan kemur-kaan Allah SWT. Penyebabnya ada dua yaitu kebodohan dan pembangkangan. Ini sama dengan kesombongan Namrud dan Fir’aun.

Allah SWT, berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepadaku, mereka akan masuk neraka Jahannam dengan hina dina” (Fathir: 60); “Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)’ (An-Nisa’: 172), “Dan apabila dikatakan kepada mereka : “sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang” mereka menjawab: “siapakah Yang Maha Penyayang itu?” Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya?)” dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)” (Al-Furqan: 60).

Kedua; Sombong kepada para Rasul; dengan kengganan jiwa untuk memenuhi manusia seperti mereka. Akibat kesombo-ngan lalu enggan mematuhi, tetapi dia mengira sebagai pihak yang benar. Kadang-kadang kengganan itu disebabkan jiwa tidak mengakui dan mematuhi kebenaran dan tidak tunduk dan patuh kepada para Rasul, sebagaimana perkataan mereka yang diceritakan Allah dalam ayat berikut ini: “Apakah kamu beriman kepada dua manusia seperti kami?” (Al-Mu’minin: 47) “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami” (Yasin: 15), “Dan

223

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 237: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya jika demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi” (Al-Mu’minum: 34), “Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan dengan Kami: “mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat atau (mengapa) kita tidak melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampui batas (dalam melakukan) kezhaliman” (Al-Fur’qan: 21). Fir’aun berkata: “atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya” (Az-Zukhruf: 53), Allah berfirman: “Dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar” (Al-Qashash: 39), Jadi, Fir’aun bersikap sombong kepada Allah dan semua Rasul-Nya, apalagi mau melawan Tuhan, itu tentu watak Fir’aun kuadrat.

“Orang-orang Quraisy berkata: Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekkah dan Tha’if) ini?” (Az-Zukhruf: 31) Waktu itu yang dimaksud dengan dua orang besar dari dua kota itu ialah al-Walid bin al-Mughirah, dan Abu Mas’ud ats-Tsaqafi. Mereka meminta orang yang lebih besar kepemimpinannya ketimbang Nabi saw, ketika mereka mengatakan: bagaimana Allah mengutus anak yatim kepada kami? Kemudian Allah berfirman: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat TuhanMu?” Az-Zakhruf : 32).

Allah berfirman: “Supaya mereka (orang-rang kaya itu) berkata: ‘orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?” (Al-An’am :53) yakni karena melecehkan mereka dan tidak bisa menerima kepemimpi-nan mereka. Orang-orang Quraisy berkata kepada Rasulullah saw: “bagaimana kami mau duduk denganmu sedangkan mereka ada disisimu?” yakni kaum fakir miskin dikalangan kaum Muslimin. Orang-orang Quraisy melecehkan mereka karena kemiskinan mereka, dan menyombongkan diri tidak mau duduk bersama

224

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 238: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mereka. Kemudian Allah menurunkan ayat: “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggungjawab sedikitpun terhadap perbua-tan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggungjawab sedikit pun terhadap perbuatanmu..” (Al-An’am : 52). “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang –orang yang menyeru Tuhan-Nya di pagi hari an senja dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) meng-harapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (Al-Kahfi: 28).

Kemudian Allah memberitahukan tentang keheranan mereka setelah masuk neraka jahannam karena mereka tidak melihat orang-orang yang dahulu dilecehkan, mereka berkata: “Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang jahat (hina)” (Shaad: 62) Sebagaian ulama berpendapat yang dimaksud orang-orang “hina” itu adalah ‘Ammar, Bilal, Shuhaib, dan Muqdad ra.

Kesombongan kedua ini hampir sama dengan kesombonan kepada Allah, sekalipun dibawah tingkatannya, tetapi merupakan kesombongan untuk menerima perintah Allah dan tnduk kepada Rasul-Nya, saw.

Ketiga; Kesombongan kepada para hamba; cirinya dengan menganggap diri lebih terhormat dan melecehkan orang lain sehigga tidak mau patuh keada mereka yang dilecehkan. Meremehkan mereka dan tidak mau sejajar dengan mereka. Kesombongan model ini walaupun lebih rendah dari pertama dan kedua, tetapi juga sangat berat dari dua sisi yaitu: pertama, sesungguhnya kesombongan dan kepongahan tidak layak kecuali bagi Yang Maha Berkuasa lagi Maha Merajai, dan beda dengan yang sok berkuasa, dan sok seperti raja (zaman dulu contohnya Namrud dan Fir’aun) kalau sekarang susah nyebutkannya karena sudah terlau banyak. Dan disisi lain hamba yang lemah yang tidak

225

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 239: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

berkuasa apa-apa, tidak layak melakukan kesombongan sama sekali, jika hamba bersikap sombong maka berarti telah menen-tang Allah dalam suatu sifat yang tidak layak kecuali untuk Nya. Maka inilah yang diisyaratkan oleh firman Allah dalam sebuah hadits qudsi berikut ini: “Kebesaran adalah kain sarung-Ku dan kesombongan adalah kain selendang-Ku. Barang siapa melawan Aku pada keduanya niscaya Aku akan menghancurkannya”.

Maknanya adalah kebesaran dan kesombongan adalah sifat Ku yasng spesifik dan tidak layak kecuali bagiKu. Orang yang melawan-Ku beratinya melawan salah satu sifat-Ku. Semua makhluk adalah hamba Allah, bagiNya kebesaran dan kesombo-ngan atas mereka. Barangsiapa yang telah menyombongkan diri atas salah seorang hamba Allah berarti telah menentang Allah dalam hak-Nya.

Kesombongan Masa KiniDengan 3 dimensi kesombongan yang sudah cukup jelas

dalil-dalilnya, tentu merupakan rujukan standar moral yang harus dimiliki manusia, terkait hubungannya dengan Allah, dengan Rasulullah saw, dan dengan sesama hamba Allah.

Terkadang karena status sosial, jabatan-jabatan pemerinta-han, partai, organisasi-organisasi masyarakat, perusahaan, menja-dikan kita berkarakter sombong. Merasa tersinggu kalau duduk tidak di depan, merasa dilecehkan jika kita tidak diberi hormat, dan ingin tampil beda, menunjukkan kita orang yang berharta dan berkedudukan tinggi.

Yang lebih gawat lagi, kalau sok berkuasa, padahal kekua-saan itu milik Allah. Jangan heran kalau kemudian bertingkah seperti Fir’aun. Jika diingtakan suatu kebenaran atas kesombo-ngan, dituduh punya agenda politik ingin “menjatuhkan”. Kita yang tidak pandai menari, musik yang disalahkan, rupa yang bu-ruk cermin dibelah, merupakan peribahasa Melayu untuk

226

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 240: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mengingatkan manusia untuk tidak bersifat sombong sesama hamba Allah.

Sombong dan melecehkan merupakan sifat yang berlang-sung dalam satu tarikan nafas. Kesombongan dan melecehkan merupakan suatu proses interkasi sesama manusia yang tidak dilandasi dengan etika moral dan agama yang kuat. Intinya sifat sombong itu termanifestasikan dalam perbuatan yang melecehkan secara sadar dan juga tidak sadar karena sudah merupakan refleksi jiwa yang sombong.

Apa hal-hal yang menyebabkan orang menjadi sombong, akan kita bahas dalam edisi berikutnya. Wassalam.

Referensi:Said Hawwa: Intrisari Ihya’ Ulumuddin Al-Ghazali Mensucikan Jiwa: Konsep ‘Tazkiyatun nafs terpadu. Penerbit Robbani Press, Jakarta 1999.

227

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 241: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

esuai dengan artikel saya sebelumnya, untuk melanjutkan

Smasaalah kesombongan, maka penting juga mengetahui apa sebenarnya penyebab manusia menjadi sombong?

Dalam buku “Mensucikan Jiwa” oleh Said Hawwa, menye-but ada tujuh sebab kesombongan pada manusia. Apa saja yaitu, ilmu, amal, nasab, kecantikan, kekuatan, kekayaan dan banyaknya pendukung. Mari kita kaji ketujuh penyebab tersebut.

Pertama, Ilmu Pengetahuan. Penyakit ini banyak menjang-kiti para ulama’ (kaum intelektual), sehingga seorang yang beril-mu pengetahuan mudah merasa tinggi dengan ilmu pengetahuan-nya, merasakan keindahan dan kesempurnaan ilmu pengathuan, dan merendahkan orang lain.

Mungkin kita bertanya: “kenapa sebagian orang yang bertambah ilmunya tetapi bertambah pula kesombongannya?” Hal tersebut karena dua sebab, yaitu: pertama, karena dia mene-kuni apa yang disebut ilmu, tetapi bukan ilmu yang hakiki. Ilmu yang hakiki adalah ilmu yang mengenalkannya kepada Tuhan dan dirinya. Juga mengenalkan bahwa urusannya terletak pada perjumpaan dengan Allah atau terhalang dari-Nya. Hal ini pada gilirannya menimbulkan rasa takut dan ‘tawadhu’, bukan kesom-bongan dan rasa aman dari siksa. Allah berfirman” “sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah ulama” (Fathir: 28). Kedua, karena ia menggeluti ilmu dengan batin yang kotor, jiwa yang buruk dan akhlak yang tidak baik.

30

Sombong dan Penyebabnya

228

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 242: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Tidak memperhatikan terlebih dahulu pensucian jiwanya dan pembersihan hatinya dengan berbagai macam mujahadah, juga tidak menempa jiwanya dalam ibadah kepada Tuhannya sehingga batinnya tetap kotor. Jika ia menggeluti ilmu-ilmu apa saja-maka ilmu itu berhadapan dengan ruang yang buruk di dalam hatinya sehingga hasilnya tidak pernah baik dan tidak tampak pengaruh kebaikannya.

Kedua, Amal dan Ibadah. Dimana orang-orang yang zuhud dan para ahli ibadah tidak terlepas pula dari nistanya kesombo-ngan, kepongahan dan tindakan memikat hati manusia. Kesombo-ngan itu menyelinap ke dalam diri mereka baik menyangkut urusan agama ataupun dunia.

Dalam urusan dunia, ia memandang orang lain lebih patut untuk menziarahi dirinya ketimbang ia menziarahi orang lain. Ia mengharapkan orang lain memenuhi segala kebutuhannya, meng-hormatinya, melapangkan tempatnya didalam berbagai acara, me-nyebut-nyebut kewara’an dan ketaqwaannya, dan mengutama-kannya ketimbang semua orang dalam berbagai pembagian, dan seolah-olah ia memandang ibadahnya sebagai karunia atas makhluk.

Sedangkan dalam urusan agama, ia memandang binasa orang lain dan memandang dirinya selamat, padahal dengan pandangannya tersebut ia memastikan dirinya binasa. Nabi SAW, bersabda:” Apakah kamu mendengar orang mengatakan, “orang-orang telah binasa; maka dialah orang yang paling binasa di antara mereka”. (Muslim).

Kenapa Nabi saw bersabda demikian, karena perkataan orang tersebut (siapapun dia) menunjukkan bahwa ia melecehkan makhluk Allah dan terpedaya sehingga ia merasa aman dari siksa-Nya dan tidak takut pembalasan-Nya. Bagaimana ia tidak punya rasa takut , padahal pelecehannya terhadap orang lain itu sudah cukup menjadikan dirinya sebagai orang jahat? Nabi saw

229

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 243: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bersabda: “cukuplah seseorang dinilai telah berbuat kejahatan bila ia merendahkan saudaranya sesama Muslim.” (Muslim).

Ketiga, Nasab keturunan. Orang yang mempunyai nasab keturunan yang mulia menganggap hina orang yang tidak memiliki nasab tersebut, sekalipun ia lebih tinggi ilmu dan amalnya. Kadang-kadang sebagian mereka menyombongkan diri lalu menganggap orang-orang sebagai pengikut dan budaknya, sehingga ia enggan bergaul dan duduk bersama mereka.

Akibatnya dalam lisannya membanggakan nasab keturu-nannya. Ini merupkan hal yang mengakar sangat kuat didalam jiwa, tidak dapat terlepas darinya orang yang berketurunan mulia, sekalipun ia orang yang shaleh atau berakal sehat. Hanya saja hal itu tidak mengimbas kepadanya jika tetap dalam kondisi yang baik. Jika emosi telah membakarnya, maka hal itu akan memadamkan –cahaya bashirahnya– dan mengimbas kepadanya, sebagaimana diriwayatkan dari Abu dzar bahwa ia berkata:” Aku pernah mendebat seseorang dihadapan Nabi saw, lalu aku berkata kepadanya: “wahai anak orang hitam”.

Kemudian Rasulullah bersabda: “wahai Abi Dzar, anak orang kulit putih tidak punya keutamaan atas anak orang kulit hitam”. Abu Dzar berkata: “Kemudian aku berbaring dan aku berkata kepada orang itu “Berdirilah dan injaklah pipiku”. (diriwayatkan oleh Ibnu Mubarak). Masya Allah, begitulah bentuk permohonan maaf para sahabat waktu itu.

Didalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: “Lihatlah bahwa sesungguhnya kamu bukanlah lebih baik dari orang yang berkulit merah ataupun hitam kecuali kamu mengunggulinya dengan taqwa”.

Tergambar oleh kita, bagaimana Abu Dzar bertobat dan mencabut dari dirinya pohon kesombongan dengan telapak kaki orang yang disombonginya, karena ia mengetahui bahwa keang-kuhan tidak dapat dikikis kecuali dengan penghinaan. Begitulah

230

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 244: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kesombongan dengan penistaan agama juga harus dikikis dengan penghinaan, dan dalam sistem tata negara kita diadili untuk mendapatkan ganjaran hukuman yang setimpal sebagai bentuk penghinaan dengan menjadi terdakwa didunia. Bayangkan manusia setingkat Abu Dzar sahabat Nabi saw, menebus dosanya dengan berbaring dan menyuruh orang kulit hitam menginjak pipinya. Bisa kita bayangkan itu!

Ada juga peristiwa lain yang diriwayatkan bshwa dua orang bertengkar saling membanggakan diri di hadapan Nabi saw lalu salah seorang berkata kepada yang lain: “Saya adalah Fulan bin Fulan, lalu siapakah dirimu? Kemudian Nabi saw, bersabda “Ada dua orang yang saling membanggakan diri dihadapan Nabi Musa as lalu salah seorang berkata: Aku adalah Fulan bin Fulan sampai menyebutkan sembilan keturunan. Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as, agar mengatakan kepada orang yang membanggakan itu. “Bahwa sembilan keturunan itu termasuk penghuni neraka dan kamu orang yang kesepuluhnya”. (di riwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad ddaslam Zawa’id al-Musnad dengan shanad shahih).

Rasulullah saw, bersabda: “Hendaklah orang-orang me-ninggalkan kebanggaan terhadap nenek moyang mereka yang telah menjadi batu-batu di neraka Jahannam, atau (jika tidak) mereka akan menjadi lebih hina di sisi Allah dari kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran”. (diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tarmidzi, ia menghasankannya, dan Ibnu Hibban.

Keempat, Kecantikan Faktor keempat ini yaitu kecantikan kebanyakan terjadi di kalangan kaum wanita dan menimbulkan cacian, gunjingan dan menyebutkan aib-aib orang. Di antaranya apa yang diriwayatkan dari Aisyah ra dalam sebuah hadits shahih bahwa ia berkata: “Ada seorang wanita mau menemui Nabi saw lalu aku berkata dengan tanganku begini, yakni ia pendek, lalu Nabi saw bersabda: “Kamu sungguh telah mengunjingnya.”

231

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 245: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pangkal timbulnya hal ini adalah terselubungnya kesombongan , karena seandainya Aisyah juga pendek niscaya ia tidak akan menyebutnya pendek. Seolah-olah Aisyah ujub dengan postur tubuhnya dan menganggap pendek wanita itu dibandingkan dengan dirinya, lalu ia mengatakan apa yang telah dikatakannya.

Kelima, Harta kekayaan. Hal ini biasanya terjadi di kala-ngan raja atau pengusaha, yang membanggakan harta simpanan mereka. Para saudagar yang membanggakan barang dagangan-nya, para tuan tanah yang membanggakan tanah-tanah mereka atau para pesolek yang yang membanggakan pakaian, kuda dan kendaraan mereka, sehingga orang yang kaya merendahkan orang yang miskin dan menyombongkan diri kepadanya seraya berkata: ‘Kamu melarat dan miskin sedangkan aku kalau mau aku bisa membeli orang sepertimu dan mempekerjakan orang yang lebih mulia dari kamu, siapakah dirimu? Apa yang kamu miliki tidak lebih banyak dari harga perabot rumahku. Dalam sehari aku membelanjakan harta sebanyak yang kamu makan selama setahun. Semua itu karena ia membanggakan semua kekayaan dan menganggap remeh kemiskinan. Semua itu adalah akibat kebodohannya tentang keutamaan kemiskinan dan keburukan kekayaan. terhdap hal ini isyarat dalam firman Allah:”Kemudian ia berkata kepada kawannya (orang Mu’min) ketika ia bercakap-cakap dengan dia: ‘Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat” (Al-Kahfi: 34), sehingga, ia menjawabnya dengan mengatakan: “Jika kamu anggap aku lebih kurang dari pada kamu dalam hal harta dan anak, maka mudah-mudahan Tuhanku akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari kebunmu (ini). Dan mudah-mudahan Dia memberikan ketentuan (petir) dari langit kepada kebun-kebunmu, hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin, atau airnya menjadi surut ke dalam tanah , maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi”. ( Al-Kahfi: 39-41).

232

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 246: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Demikianlah ia menyombongkan dri dengan harta dan anak, kemudian Allah menjelaskan akibat perbuatannya itu dengan firman-Nya : “Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”. (Al-Kahfi: 42).

Termasuk dalam hal ini adalah kisah kesombongan Qarun. Allah berfirman menceritakan kesombongannya:”Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (Al-Qashash : 79).

Keenam, Kekuatan dan keperkasaan. Hal ini dilakukan terhadap orang yang lemah. Padahal yang paling Kuat dan Perkasa adalah Allah SWT. Orang seperti ini tentu sudah melampui zat Allah, dan sudah disampaikan dalam Firman Allah SWT, terkait Zamrud dan Fira’un.

Ketujuh, Pengikut, pendukung. Sering terjadi di kalangan para raja yang bersaing memperbanyak tentara, dan dikalangan ulama’ yang bersaing memperbanyak anggota jama’ah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan manusia menjadi sombong, dan merasa kuat dan pendukung yang terus menyanjungnya. Lama kelamaan lupa diri, dan menempatkan dirinya titisan Nabi saw. Para pendukung dan pengikutnya juga tidak bisa lagi membeda-kan mana yang benar dan mana yang bathil. Para Raja dan ulama’ juga tidak dapat lagi memperbaiki pendukung dan pengikutnya karena takut ditinggalkan olehnya, dan mereka tidak siap untuk hilangnya pengaruh dan kekuasaan.

PenutupKetahuilah bahwa kesombongan nampak dalam berbagai

perangai seseorang, seperti keberpalingan di wajahnya, picingan di matanya, penundukan kepalanya, cara duduknya dengan bersila

233

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 247: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

atau bersandar, atau dalam berbagai perkataannya sehingga nampak di dalam suaranya, intonasi dan cara pengungkapannya. Juga nampak dalam cara berjalannya, kebusungan dadanya, cara berdirinya, cara duduknya, gerak berik dan diamnya, caranya melakukan perbuatan dan dalam semua keadaan, perkataan dan perbuatannya.

Diantara orang-orang yang sombong ada yang menghimpun hal itu semuanya, ada pula yang menyombongkan diri dalam sebagian hal saja tetapi tawadhu’ pada sebagian yang lain.

234

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 248: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pendahuluan

embicarakan kebijakan pemerintah tentu tidak terle-Mpas dari apa sebenarnya peran pemerintah yang di-amanatkan negara untuk rakyatnya. Pemerintah ada-

lah instrumen negara yang ditugaskan untuk melaksanakan peme-rintahan sesuai dengan konstitusi negara. Maka itu “pemerintah” disebut juga sebagai Penyelenggara negara dan harus mengawal dan melaksanakan ideologi negara.

Ideologi negara Indonesia adalah tentu mewujudkan negara kesejahteraan (welfare state) sebagaimana tercantum dalam Pem-bukaan UUD 1945 khususnya yang menyangkut masalah tujuan negara Indonesia, pada intinya dapat dirumuskan sebagai “mema-jukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang didasarkan pada prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Tujuan yang dimuat di dalam pembukaan tersebut kemudian di dalam batang tubuh UUD 1945 dituangkan dalam berbagai ketentuan yang menyangkut kesejahteraan rakyat. Tugas utama pemerintah sebagai penyelenggara negara, setidak-tidaknya ada tiga hal yaitu: pertama, ebagai Administrator Pemerintahan; kedua, sebagai Administrator Pembangunan dan ketiga , sebasgai Administrator Kemasyarakatan. Diharapkan dengan tugas utama

31

Kebijakan PemerintahKaitannya Dengan Kesejahteraan

235

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 249: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tersebut, maka upaya mewujudkan kesejahteraan dimaksud dise-lenggarakan dengan sistem pemerintahan yang baik, pembangu-nan dilaksanakan dengan tertib, prosedural, jujur, adil, efektif, efisien, dan dengan mengajak dan berperan sertanya masyarakat secara luas.

Oleh karena itu agar penyelenggaraan pemerintah dapat dilaksanakan dengan baik menurut Kavin Dayoh ada 9 karak-teristik dan 9 azas yang perlu dijadikaan rujukan. 9 karakeristik tersebut adalah, pertama, partisipasi masyarakat; kedua, aturan hukum; ketiga, transparansi; keempat, sikap responsif; kelima, berorientasi pada consensus; keenam, kesetaraan/kesederajatan; ketujuh, efektifitas dan efisien; kedelapan, akuntabilitas; kesembilan, visi strategis; dan adapun kesembilan azas dimaksud adalah, pertama, asas kepastian hukum; kedua, asas tertib penye-lenggaraan negara; ketiga, asas kepentingan umum; keempat, asas keterbukaan; kelima, proporsionalitas; keenam, asas profe-sionalitas; ketujuh, asas akuntabilitas; kedelapan, asas efisiensi dan kesembilan asas efektifitas.

Kebijakan Pemerintah Sebagai Kebijakan PublikKebijakan pemerintah adalah suatu bentuk kebijakan

publik. Karena pemerintah adalah lembaga negara yang diberikan kewenangan yang luas oleh konstitusi untuk membuat kebijakan dalam menyelenggarakan negara sesuai dengan ketentuan pera-turan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pemahaman kebijakan pemerintah sebagai kebijakan pub-lik, telah banyak diuraikan oleh para ahli. Beberapa nama sering kita kutip jika kita berbicara tentang kebijakan publik, antara lain, David Easton; Carl J. Friedrick; Thomas R. Dye; James F. Anderson. Menurut David Easton, “Public policy is the authorita-tive of values for the whole society” Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai nilai secara sah/paksa kepada seluruh

236

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 250: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

masyarakat. Adapun kebijakan publik sebagaimana yang dirumuskan oleh Easton (dalam Thoha 2002: 62-63) merupakan alokasi nilai yang otoritatif oleh seluruh masyarakat. Akan tetapi, hanya pemerintah sajalah yang berbuat secara otoritatif untuk seluruh masyarakat, dan semuanya yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau untuk tidak dikerjakan adalah hasil-hasil dari nilai-nilai tersebut.

Sedangkan Friedrick merumuskan sebagai berikut; “Public policy is the proposed course of action of a person, group, of goverment within a given environment providing obstacles and opportunities which the policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or realize an objective or purpose” intinya adalah kebijakan publik merupakan serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Yang lebih simpel dan paling sering dirujuk adalah pendapat Thomas R. Dye yaitu, “Public policy is whatever governments choose to do or not to do” Kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilaku-kan. Dalam pengertian ini, pusat perhatian dari kebijakan publik tidak hanya apa yang dilakukan oleh pemerintah, melainkan ter-masuk apa saja yang tidak dilakukan oleh pemerintah. Apa saja yang tidak dilakukan oleh pemerintah itulah yang memberikan dampak cukup besar terhadap masyarakat seperti halnya dengan tindakan yang dilakukan pemerintah.

Selanjutnya mari kita simak pendapat Anderson, yang menyatakan; “Public policies are those policies developed by governmental bodies and officials”. Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah. Pendapatan Anderson cenderung

237

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 251: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mengacu pada permasalahan teknis dan administratif saja. Lebih lanjut Anderson menguraikan, bahwa kebijakan itu selalu mempunyai tujuan, dan isinya adalah tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah, dan yang penting apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan. Anderson juga menyatakan bahwa kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu). Kebijakan publik yang positif selalu yang berdasarkan pada peraturan perundang-undangan tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif).

Dari berbagai pendapat di atas, yang menurut hemat kami saling melengkapi, dapat dimaknai bahwa Kebijakan Publik dibuat dalam kerangka untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan serta sasaran tertentu yang diinginkan. Dalam konteks kesejahteraan, tentu kebijakan publik yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan serta sasaran dalam mewujud-kan kesejahteraan masyarakat, dengan indikator-indikator Kese-jahteraan yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Kebijakan publik sebagai suatu kebijakan pemerintah adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik/pemerintah.

Kebijakan pemerintah sebagai suatu keputusan yang mengikat publik maka haruslah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang menerima mandat dari publik atau orang banyak umumnya melalui suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak.

Kebijakan pemerintah oleh administrasi negara yang dijalankan oleh penyelenggara negara dan disebut juga birokrasi pemerintah. Fokus utama kebijakan pemerintah dalam negara modern adalah pelayanan publik yang merupakan segala sesuatu

238

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 252: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.

Pemerintah Indonesia secara definitif memiliki beberapa pengertian yang berbeda. Pada pengertian yang lebih luas, dapat merujuk secara kolektif pada tiga cabang kekuasaan pemerintah yakni cabang eksekutif, legislatif dan yudikatif. Selain itu juga diartikan sebagai Eksekutif da Legislatif secara bersama-sama, karena kedua cabang kekuasaan inilah yang bertanggungjawab atas tata kelola bangsa dan pembuatan undang-undang.

Sedangkan pada pengertian lebih sempit, digunakan hanya merujuk pada cabang eksekutif berupa Kabinet Pemerintah karena ini adalah bagian dari pemerintah yang bertanggungjawab atas tata kelola pemerintahan sehari-hari.

Amanat Konstitusi: Negara KesejahteraanAmanat Konstitusi yaitu UUD 1945, pada Pembukaan ada

frasa yang berbunyi “ memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang didasarkan pada prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Tujuan yang dimuat di dalam pembukaan tersebut dilanjutkan pada batang tubuh UUD 1945 dituangkan dalam pasal-pasal 27 ayat (2), 31, 32, 33, dan 34. Pasal 27 ayat (2) menentukan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pasal 31 menentukan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Sementara itu, pasal 32 menentukan mengenai tugas pemerintah untuk memajukan kebudayaan nasional dan pasal 34 menentukan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Sedang pasal 33 mengatur mengenai masalah ekonomi, yang menganut sistem kekeluargaan, dan menentukan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi rakyat dan bumi dan air, dan kekayaan alam yang ada di atasnya dikuasai oleh negara.

239

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 253: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Setelah amandemen atas UUD 1945 khususnya dengan amandemen kedua, pasal-pasal mengenai ekonomi dan kesejah-teraan rakyat ditambah, yaitu dengan pasal 28H yang berbunyi: (1) setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, (2) setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan, (3) setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat, (4) setiap orang berhak mem-punyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diam-bil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

Yang menjadi pertanyaan dari adanya berbagai pengaturan masalah kesejahteraan, bahkan yang oleh UUD dicanangkan sebagai tujuan didirikannya negara Republik Indonesia adalah memposisikan Indonesia menganut prinsip negara kesejahteraan. Untuk menilai apakah Indonesia benar-benar menganut sistem negara kesejahteraan, dapat dilihat berdasarkan prinsip-prinsip negara kesejahteraan sebagai acuan yaitu; cabang produksi yang penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; usaha-usaha swasta diluar cabang-cabang produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dibolehkan, tetapi negara melakukan pengaturan, sehingga tidak terjadi monopoli atau oligopoli yang akan mendistorsi pasar atau bentuk-bentuk lain yang merugikan kesejahteraan rakyat, seperti secara langsung menyediakan berbagai bentuk pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, menyediakan jaminan sosial dan jaminan hari tua bagi setiap warga negara dan lain sebagainya.

Tetapi dalam hal negara kesejahteraan yang terpenting bukanlah bagaimana bunyi undang-undang dasar negara, tetapi bagaimana praktek kenegaraannya, apakah sudah mencerminkan

240

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 254: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

prinsip negara kesejahteraan. Dan apakah ketentuan mengenai kesejahteraan rakyat dalam UUD 1945 sudah dilaksanakan dan dirasakan oleh rakyat Indonesia, tentu indikator kesejahteraan dan perkembangannya sampai saat ini akan dapat kita cermati berdasarkan data-data yang diterbitkan oleh BPS.

Implementasi Kebijakan PemerintahDalam implementasi untuk melaksanakan Konstitusi UUD

1954, sebagai negara kesejahteraan, maka pemerintah telah me-nerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan agar target setting yang ingin dicapai dapat dilaksanakan oleh penyelengga-ran negara yaitu Pemerintah dengan perangkat birokrasi dan keter-libatan seluruh masyarakat.

Indikator Kesejahteraan dan ProgresAda tujuh indikator utama kesejahteraan yang harus dilak-

sanakan pemerintah sebagai negara kesejahteraan, dan perlu dilihat pencapaiannya sampai saat ini sesuai dengan rencana-rencana pembangunan yang didokumenkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (5 tahun) dan Rencana Kerja Pemerintah yang disiapkan setiap tahunnya.

Untuk urusan Kependudukan, telah ada Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; urusan Kesehatan ada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang merupakan pengganti UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; urusan Pendidikan telah ada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Naasional; demikian juga sudah ada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; untuk urusan Pangan terkait Taraf dan Pola Konsumsi ada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tantang Pangan; urusan Perumahan telah

241

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 255: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

diterbitkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tantang Peru-mahan dan Kawasan Pemukiman, dan terkait dengan kesejah-teraan sosial dan kemiskinan diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Tekait Jaminan Sosial telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun2011 tentang Badan Penyeleng-gara Jaminan Sosial.

Tentunya sebagai tindak lanjut dan penjabaran dari Undang-Undang tersebut di atas, telah diterbitkan puluhan Peraturan Pe-merintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri sebagai imple-mentasi teknis dari amanat Konstitusi sebagai Negara Keaejah-teraan. Dengan adanya seperangkat aturan pelaksanaan sebagai implementasi amanat Konstitusi, baik berupa peraturan pemerin-tah, peraturan presiden, keputusan presiden, instruksi presiden, peraturan menteri, keputusan menteri, peraturan daerah (Perda) propinsi/kabupaten/kota, peraturan gubernur, instruksi gubernur, peraturan bupati/walikota, instruksi bupati/walikota, berbagai pedoman yang diterbit oleh Direktur Jenderal kementerian terkait, keputusan-keputusan SKPD merupakan instrumen implementasi yang sudah ada dan menjadi acuan dalam pelaksanaan di lapangan.

Dari sisi perencanaan telah diatur dalam undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan ada undang-undang yang menetapkan rencana lembangunan jangka panjang yaitu UU Nomor 17 Tahun 2007, tentang RPJP 2005-2025. Dari UU SPN maka mekanisme perencanaan dilanksanakan dengan sisem yang baik. Dari undang-undang ter-sebut maka diterbitkan dokumen RPJMN 2015-2019 dengan Nawacitanya. RPJM ini merupakan dokumen perencanan yang telah menggabungkan platform presiden sebagai suatu dokumen

242

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 256: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

visi dan misi presiden, disebut juga dengan pendekatan politik, yang kemudian digabungkan dengan dokumen perencanaan yang disiapkan Bappenas yang disusun dengan pendekatan Teknokra-tis. Dalam menyusun perencanaan tersebut dilengkapi juga dengn pendekatan partisipasi masyarakat, pendekatan buttom-up dan pendekatan top-down. Untuk mengatur Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2006.

Untuk menopang sistem perncanaan tersebut, maka perlu didukung dengan payung hukum yang memberikan perlindungan hukum terkait dengan pengelolaan keuangan negara untuk melaksanakan pembangunan sesuai rencana kerja pemerintah dan rencana pembangunan jangka menengah nasional (5 tahun).

Untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diatur dalam Konstitusi UUD 1945, pasal 23 ayat (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara seabagi wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, (2) Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.

Berkaitan dengan Keuangan Negara terbitlah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, dan teknis operasionalnya diterbitkan berbagai Peraturan Menteri Keuangan.

Dari yang telah diutarakan diatas, maka dari aspek instrumen implementasi dengan berbagai arah kebijakan dan instrumen teknis dimaksud, maka tidak ada lagi alasan politis dan

243

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 257: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

teknis agar berbagai program dan kegiatan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat oleh pemerintah pusat dan daerah untuktidak dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Perlu diketahuni dari sisi alokasi APBN 2016, dana yang disedian untuk pembangunan rakyat Indonesia ini sebesar Rp 2.000 Triliun lebih dan tentunya digunakan untuk pembangunan diberbagai sektor oleh Pemerintah Pusat dan Daerah disamping untuk membayar utang pemerintah yang saat ini lebih dari sekitar Rp 400 triliun, antara lain. Sektor Pendidikan sebesar 20% dari APBN, Sektor Keasehatan 5% dari APBN, dan 10% dari alokasi APBD masing-masing daerah. Alokasi subsidi besar untuk orang miskin (Beras Raskin) sekitar 20 Triliun, alokasi pembangunan perumahan dan kawasan pemukiman oleh PUPR cukup besar untuk mengatasi kekurangan rumah sehat, bantuan cash transfer, dan schema-schema program lainnya yang sifatnya bantuan sosial, jaminan sosial, bantuan modal, dan lain sebagainya.

Berikut dibawah ini adalah progres yang dicapai dengan dukungan anggaran yang cukup besar dan setiap tahun terus menaik, merupakan gambaran yang dapat kita nilai bersama sejauh mana tingkat efektifitas dan efisiensinya pelaksanaan pro-gram dan kegiatan yang dilakukan pemerintah.

Pertama, Penduduk Indonesia merupakan satu negara dengan penduduk yang besar. Berdasarkan data PBB, Indonesia menduduki urutan keempat setelah China, India dan Amerika Serikat. Saat ini jumlah penduduk Indonesia adalah 257,56 juta orang (3,50 % dari total penduduk dunia), China dengan jumlah penduduk 1,38 miliar orang (18,72% dari total penduduk duna), India dengan jumlah penduduk 1,31 miliar (17,84% dari total penduduk dunia, dan Amerika denan jmlah penduduk 321,77 juta orang menempatkan pada proporsi 4,38% dari penduduk dunia.

Meningkatnya jumlah penduduk akan berdampak pada munculnya permasalahan dalam hal kependudukan. Semakin

244

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 258: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

banyak jumlah penduduk maka dalam penentuan kebijakan sema-kin banyak yang perlu dipertimbangkan dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas umum agar kesejahteraan penduduk terjamin.

Dari sisi komposisi penduduk terlihat bahwa jumlah penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) menunjukan adanya peningkatan setiap tahunnya, sementara itu jumlah penduduk tidak produktif usia 0-14 tahundan usia penduduk 65 tahun keata cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2011 komposisi penduduk usia 15-64 tahun sebesar 66,64% menjadi 67,28% pada tahun 2015, sementera itu komposisi usia penduduk 0-14 tahun menurun dari 28,32% menjadi 27,35%. Namun sebaliknya yang terjadi pada usia 65 tahun ke atas mengalami peningkatan dari 5,04% menjadi 5,37%. Hal tersebut menyebabkan angka beban ketergantungan penduduk Indoneia terus mengalami penrunan setiap tahunnya. Tercatat pada ahun 2011 angka beban ketergan-tungan penduduk sebesar 50,06 menurun menjadi 49,25% pada tahun 2013 dan terus menurun hingga 2015 menjadi 48,63.

Angka beban ketergantungan pada tahun 2015 sebesar 48,63 berarti setiap 100 penduduk produktif menanggung 48,63 penduduk tidak produktif yang terdiri dari anak-anak dan lansia. Menurunnya angka beban ketergantungan juga dapat menggam-barkan bahwa jumlah penduduk produktif yang semakin meningkat relative terhadap jumlah penduduk yang tidak produk-tif. Jika kecenderungan penurunan angka beban ketergantungan terus berlangsung, maka diharapkan Indonesia akan aegera mencapai fase ketika rasio ketergantungan mencapai titik teren-dah (windows of opportunity).

Angka beban ketergantungan juga dapat menunjukkan tanda-tanda adanya Bonus Demografi yaitu angka ketergantungan di bawah 50 yang berarti bahwa satu orang penduduk tidak produktif ditanggung oleh satu sampai dua orang penduduk

245

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 259: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

produktif. Seperti diketahui bahwa Bonus Demografi terjadi apabila mayoritas penduduk Indonesia adalah usia angkatan kerja 15 – 64 ahun, dimana penduduk pada kelompok ini menjad potensial bagi Indonesia untuk menjadi Negara maju apabila sumber daya manusianya berkualitas. Sebaliknya akan menjadi bumerang jika kualitas sumber daya manusia produktif itu rendah (grand design pembangunan kependudukan tahun 2011-2035).

Persoalan Negara saat ini kalau kelompok usia produktif, tidak memberikan kontribusi produktifitas bagi pertumbuhan eko-nomi, maka ini juga menjadi msibah demografi (meningkatnya angka pengangguran, dan PHK).

Kedua, Kesehatan dan Gizi. Tingkat kualitas kesehatan merupakan indicator penting untuk menggambarkan mutu pembangunan manusia suatu wilayah. Semakin sehat kndisi suatu masyarakat maka akan semakin mendukung proses dan dinamika pembangunan ekonomi suatu Negara/wilayah semakin baik. Pada akhirnya hasil dari kegiatan perekonomian adalah tingkat produk-tifitas penduduk suatu wilayah dapat diwujudkan berkaitan dengan pembangunan kesehatan, pemerintah melakukan berbagai program kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masya-rakat khususnya memberikan kemudahan akses pelayanan publik, seperti Puskesmas yang sasaran utamanya menurunkan angka tingkat kesakitan masyarakat, menurunkan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang serta meningkatkan angka harapan hidup.

Upaya lain yang dilakukan diantaranya meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan dan meningkatkan pela-yanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas, merata serta ter-jangkau, yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin; menyediakan sumber daya kesehatan yang kompeten dan mendistribusikan tenaga kesehatan secaa merata seluruh wilayah, meningkatkan sarana dan rasarana kesehatan melalui pembangunan puskesmas, rumah sakit polindes dan

246

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 260: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Posyandu serta menyediakan obat-obatan yang terjangkau oleh masyarakat.

Apakah berhasil dapat di ukur dengan beberapa indicator kesehatan antara lain angka harapan hidup, angka kematian bayi, angka kesakitan, prevalensi balita kurang gizi dan indicator lainnya yang berkaitan dengan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan seperti persentase balita yang penolong persalinannya ditolong tenaga medis, persentase penduduk yang berobat jalan ke rumah sakit, dokter/klinik, puskesmas, dan lainnya, serta rasio tenaga kesehatan per penduduk. (a) Derajat dan status kesehatan penduduk. Tingkat kesehatan disuatu Negara salah satunya dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi (AKB), dan usia harapan hidup penduduknya. AKB di Indonesia termasuk tinggi dibandingkan dengan Negara tetangga seerti Malaysia dan Singapura yang sudah di bawah 10 kematian per1000 kelahiran hidup, penurunan perlahan AKB di Indonesia dalam jangka 10 tahun. Selama beberapa tahun terakhir angka AKB Indonesia mengalami penurunan secara lambat . Dari hasil survey demografi dan kesehatan Idonesia (SDKI) pada tahun 1991 sebesar 68 kematian per-1000 kelahiran hidup,turun menjadi 32 kematian per-1000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (bayangkan dalam 21 tahun turunnya baru separuh). Kondisi serupa terjadi pada angka kematian balita (AKABA) di Indonesia yang terus mengalami penurunan. Hasil SDKI pada tahun 1991 menunjukkan bahwa angka kematian balita di Indnesia sebesar 97 kematian per-1000 kelahiran hidup, kemudian menurun hingga menjadi 40 kematian per-1000 kelahiran hidup. pada tahun 2012 (lebih 50% dalam 21 tahun). Sumber data analisis untuk harapan hidup, tingkat kematian dan jumlah kematian pada publikasi tahun 2015 ini merujuk pada angka hasil proyeksi penduduk 2010-2015. Semakin membaiknya kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia telah diiringi dengan peningkatan angka haraan hidup, tercatat

247

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 261: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dari berumur 70,0 tahun (tahun 2011) menjadi lebih panjang usia mencapai 70,2 tahun (tahun 2012) dan terakhir mencapai 70,8 tahun (tahun 2015). Sedangkan menurut jenis kelamin, angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki , pada tahun 2015 masing-masing sebesar 72,8 tahun untuk perempuan dan 68,9 tahun untuk laki-laki. Peningkatan angka harapan hidup ini karena sangat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: semakin baik dan teraksesnya pelayanan kesehatan bagi semua kelompok masyarakat, keturunan dan prilaku hidup sehat oleh masyarakat. Luas dan disertai semakin baiknya kondisi sosial-ekonomi masya-rakat disertai dukungan peningkatan kesehatan lingkungan. Bagaimana dengan Angka kesakitan? Hasil Susenas 2014 menun-jukkan Angka Kesakitan penduduk Indonesia mencapai 14,01 %, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang mencapai 13,53 %. Angka Kesakitan penduduk tahun 2014 yang tinggal di daerah perkotaan lebh rendah dari penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, masing-masing sekitar 12,99 % dan 15,04%. (b) Pemanfaat Fasilitas Tenaga Kesehatan. Persentase balita yang kelahirannya ditolong tenaga kesehatan meningkat dari 86,66% pada tahun 2013 menjadi 87, 09%, di tahun 2014 (sedikit sekali hanya 0,43%). Sedangkan penolong persalinan dengan tenaga dukun bayi terutama di pedesaan, persentasenya terus menurun dari 22,48% pada tahun 2012, turun menjadi 19,34% pada tahun 2013, dan 17,48 %pada tahun 2014, tidak terlalu signikan penurunnya. Perubahan sikap masyarakat khususnya di perkotaan yang berobat ke prakek dokter/klinik tahun 2014 sebesar 35,33% pen-duduk, dan 26,83 % yang berobat ke Puskesmas. Walaupun persentase peningkatannya masih kecil sekitar 1 sampai dengan di bawah 1%. Demikian juga angka rujukan meningkat dan peman-faat RS untuk berobat menurun, dan pergi ke dukun bersalin memang menurun tapi dengan persentase yang kecil (di bawah 1%).

248

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 262: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ketiga, Pendidikan. Pemenuhan atas hak untuk mendapat-kan pendidikan yang bermutu merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan dan sekaligus merupakan investas sumber daya manusia yang diperlukan untuk mendukung keberlangsungan pembangunan. Pemerataan, akses dan pening-katan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya.

Dalam beberapa tahun kedepan pembangunan pendidikan nasional masih dihadapkan pada berbagai tantangan serius, terutama dalam upaya meningkatkan kinerja yang mencakup:(1) Pemerataan dan perluasan akses, (2) Peningkatan mutu, rele-vansi dan daya saing, (3) Penataan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik, (4) Peningkatan pembiayaan.

Beberapa indicator output yang dapat menunjukkan kualitas pendidikan SDM antara lain: AMH (Angka Melek Huruf), Ting-kat Pendidikan, APS (Angka Partisipasi Sekolah), APK (Angka Partisipasi Kasar), dan APM (Angka Partisipasi Murni). Indikator input pendidikan salah satunya adalah fasilitas pendidikan.

Pertama, Angka Melek Huruf (AMH). Kegiatan membaca merupakan proses awal memasuki dunia pengetahuan yang begitu luas menuju masyarakat maju. Membaca akan mempermudah seseorang untuk memahami informasi terkait bidang kerja dan berbagai aspek yang menyangkut peningkatan kualitas hidup.

Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang untuk dapat mencapai tujuan hidupnya. Hal ini berkaitan langsung dengan bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Penduduk usia 15 tahun keatas merupakan masyarakat dewasa yang sudah seharusnya dapat membaca dan menulis huruf latin. Namun pada kenyataannya pada tahun 2014 masih ada

249

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 263: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sekitar 4,88% penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak dapat membaca dan menulis huruf latin, artinya bahwa dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas terdapat sekitar 5 orang yang tidak dapat membaca dan menulis huruf latin.

Angka melek huruf penduduk laki-laki masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2013, AMH penduduk usia 15 tahun keatas pada tahun 2014 mengalami peningkatan pada semua penduduk tanpa membedakan jenis kelamin.

Kedua, Angka Partisipasi Sekolah (APS). Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015 semua anak, baik laki-laki mau-pun perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar (primary schooling). Sala satu indicator yang dapat digunakan adalah angka partisipasi sekolah (APS) untuk menilai pencapaian MDGs yaitu melihat akses pendidikan pada penduduk usia sekolah.

Semakin tinggi APS semakin besar jumlah penduduk yang mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan, namun bukan berarti meningkatnya APS juga meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Pada tahun 2014 masih terdapat sekitar 1,08% penduduk usia 7-12 tahun yang belum mengenyam pendidikan atau tidak sekolah. Sedangkan pada kelompok usia 13-15 tahun masih cukup besar bila dibandingkan denga kelompok umur 7-12 tahun yaitu sebesar 5,56% penduduk yang belum mengenyam pendidikan.

Ketiga, Angka Partisipasi Murni (APM). Angka partisipasi murni (APM) merupakan persentase jumlah anak yang sedang bersekola pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan.

Peningkatan APS diikuti pula dengan peningkatan APM pada semua jenjang pendidikan pada tahun 2014. Hal ini menun-

250

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 264: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

jukkan bahwa semakin meningkatnya partisipasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan menyekolahkan untuk anak-anak mereka dengan tepat waktu. Secara umum APM SD sebesar 96,45% meningkat dari tahun sebelumnya tercatat sebesar 95,59%. APM SMP juga mengalami peningkatan dari 73,88% pada tahun 2013 menjadi 77,53% pada tahun 2014. Sedangkan untuk tingkat SMA meningkat dari 54,25% aik menjadi 59,35%. Lihat disperitas tingkat SMA sekitar 17%.

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, APM SD untuk laki-laki lebih besar dibandingkan APM SD untuk perempuan, APM SD untuk laki-laki tercatat sebesar 96,60% pada tahun 2014, sedangkan APM SD untuk perempuan sebesar 96,29%, berbeda halnya dengan APM SMP dan APM SMA. APM perempuan justru lebih besar bila dibandingkan dengan APM laki-laki , APM SMP perempuan tercatat sebesar 79,28% , sementara APM SMP laki-laki sebesar 75,87% pada tahun 2014. Begitu pula pada jenjang pendidikan SMA, APM perempuan juga menunjukkan kondisi yang lebih tinggi dari pada laki-laki, APM perempuan tercatat sebesar 59,95% berbanding 58,78% APM laki-laki.

Keempat, Putus Sekolah. Angka putus sekolah mencermin-kan persentase anak-anak usia sekolah yang sudah tidak lagi bersekolah/tidak menamatkan jenjang pendidikan tertentu, indicator ini digunakan sebagai barometer pencapaian rencana strategi dalam rangka meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan. Banyak factor yang menyebabkan anak terpak-sa putus sekolah, diantaranya adalah kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak, keterbatasan ekonomi, kea-daan geografis yang kurang menguntungkan, keterbatasan akses menuju kesekolah, jarak sekolah yang jauh atau minim fasilitas pendidikan di suatu daerah.

Angka putus sekolah menunjukkan keadaan yang berfluk-tuatif, sedangkan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA angka

251

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 265: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

putus sekolah menunjukkan penurunan setiap tahunnya. Jenjang pendidikan SD dari 0,90% pada tahun ajaran 2011-2012 mening-kat menjadi 1,28% pada tahun berikutnya dan turun kembali menjadi 1,10% pada tahun 2013-2014. Angka putus sekolah pada jenjang SMA juga terus mengalami penurunan tiap tahunnya yaitu tercatat 1,16% pada tahun 2011-2012 menjadi 1,01% dan turun kembali menjadi 0,98% pada tahun 2013-2014.

Angka kelulusan SD hingga SMK sudah mencapai diatas 96%, bahkan angka kelulusan SD mencapai 99,73% (201-2014) tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan yang lain. Namun ang-ka kelulusan SMA pada tahun 2013-2014 merupakan angka kelu-lusan terendah disbanding jenjang pendidikan yang lain, yaitu hanya 97,86%.

Keempat, Ketenagakerjaan. Ketenagakerjaan merupakan salah satu masaalah terbesar yang menjadi perhatian pemerintah, dimana masaalah ketenagakerjaan ini merupakan masaalah yang sangat sensitive yang harus diselesaikan dengan berbagai pende-katan agar masaalah tersebut tidak meluas yang berdampak pada penurunan kesejahteraan dan keamanan masyarakat.

Berbagai masaalah di bidang ketenagakerjaan yang dihada-pi pemerintah antara lain tingginya tingkat pengangguran, rendah-nya perluasan kesempatan kerja yang terbuka, rendahnya kompe-tensi dan produktivitas tenaga kerja, serta masaalah pekerja anak.

Data dan informasi ketenagakerjaan sangat penting dalam penyusnan kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan dalam rangka pembangunan nasional dan pemecahan masaalah ketenagakerjaan.

Beberapa indikator yang menggambarkan ketenagakerjaan antar lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), persentase pengangguran menurut tingkat pendidikan, persentase penduduk yang bekerja menurut kelompok lapangan usaha, persentase pekerja menurut kelompok

252

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 266: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

upah/gaji/pendapatan bersih dan persentase pekerja anak.Pertama, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPAK merupakan indika-tor ketenagakerjaan yang penting yang digunakan untuk menga-nalisa dan mengukur capaian hasil pembangunan. Selain itu TPAK juga merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur jumlah besarnya angkatan kerja, yang merupakan rasio antara jumlah angkatan kerja dngan jumlah penduduk usia kerja (usia produktif 15 tahun keatas).

TPAK pada kondisi bulan agustus 2014 di daerah perkotaan mengalami peningkatan sebesar 0,27% jika dibandingkan dengan kondisi yang sama tahun sebelumnya yaitu bulan agustus 2013, sedangkan di daerah perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,62%. TPAK secara nasional mengalami penurunan sebesar 0,17%, yaitu dari 66,77% pada agustus 2013 menjadi 66,60% pada agustus 2014. Penurunan TPAK ini merupakan indikasi menurunnya kecenderungan penduduk ekonomi aktif untuk mencari atau melakukan kegiatan ekonomi. Sementara pada februari 2015 TPAK Indonesia naik menjadi 69,50% dari 69,17% pada Februari 2014.

Tingkat pengangguran terbuka pada agustus 2014 di perko-taan terlihat lebih tinggi jika dibandingkan daerah perdesaan yaitu sebesar 7,12% berbanding 4,81%. Lebih tingginya TPT di daerah perkotaan menunjukkan bahwa lapangan kerja yang tersedia di perkotaan belum mampu menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

Hal ini terkait dengan jumlah langan kerja yang terbatas dan adanya kecendrungan penyerapan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Tingginya pengangguran diperkotaan juga disebabkan urbanisasi yang terjadi sehingga banyak angkatan kerja yang tadi-nya ada diperdesaan yang pindah ke wilayah perkotaan. Semen-tara sebahagian besar tenaga kerja di perdesaan terserap dikatagori

253

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 267: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pertanian, dimana katagori ini memberikan kesempatan kerja yang lebih luas karena tidak perlu mempunyai keahlian khusus.

Kedua, Lapangan Usaha. Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha pada dokumen ini dibagi menjadi 3 katagori lapangan usaha yaitu Pertanian (pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan), Industri (pertambangan, dan pengga-lian, industri pengolahan, listrik, gas dan air serta bangunan/ konstruksi), dan jasa-jasa (perdagangan besar, eceran, rumah ma-kan dan hotel, angkutan, pergudangan, komunikasi, asuransi, usa-ha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, serta jasa kemasyarakatan).

Ketiga, Upah/Gaji/Pendapatan bersih. Upah/gaji merupa-kan imbalan yang diterima oleh pekerja atas jasa yang diberikan dalam proses memproduksi barang dan jasa dalam suatu instansi/ perusahaan. Upah/gaji yang diterima oleh setiap pekerja diguna-kan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik untuk kebutuhan pribadi maupun untuk kebutuhan keluarga. Seorang pekerja dapat dikatakan hidup layak apabila upah/gaji yang diterima dapat digu-nakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pen-didikan, kesehatan dan sebagainya.

Jika dilihat dari rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih dalam sebulan dilihat menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan secara umum terjadi peningkatan rata-rata sebesar 4,02% pada agustus 2014. Bila dibandingkan antara pekerja laki-laki dan pe-kerja perempuan, pada agustus 2014 rata-rata upah/gaji pekerja perempuan mengalami peningkatan rata-rata lebih besar diban-dingkan pekerja laki-laki yaitu sebesar 4,37%, sementara pekerja laki-laki rata-rata mengalami peningkatan upah/gaji hanya sebe-sar 3,91% dibandingkan kondisi yang sama tahun sebelumnya.

Bila pada pekerja laki-laki maupun pekerja perempuan peningkatan tertinggi rata-rata upah/gaji menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan justru berasal dari pekerja yang

254

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 268: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tidak/belum pernah sekolah yaitu sebesar 15,32% dan 22,24% pada agustus 2014. Peningkatan rata-rata upah/gaji berikutnya berasal dari pekerja yang tidak/belum tamat SD (7,05%) dan pekerja dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan SD/ Ibtidaiyah (5,99%). Kondisi yang sama juga terjadi pada pekerja perempuan dimana rata-rata upah gaji pekerja yang tidak/belum tamat SD (16,24%) dan pekerja yang tamat SD/Ibtidaiyah (11,57%) pada agustus 2014.

Keempat, Pekerja Anak (Usia 10 - 17 Tahun). Keterlibatan anak dalam dunia kerja tidaklah terjadi dengan sendirinya, me-lainkan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu berasal dari dalam diri anak maupun karena pengaruh lingkungan terdekat, selain itu juga disebabkan karena faktor ekonomi, sosial, budaya dan faktor-faktor lain. Dari faktor ekonomi, kemiskinan keluarga menyebab-kan tidak mampunya dalam memenuhi kebutuhan pokok. Kondisi ini menyebabkan anak dengan kesadaran sendiri atau dipaksa oleh keluarga untuk bekerja, sehingga kebutuhan pokoknya dapat terpenuhi dan membantu keluarga dalam mencari nafkah.

Secara sosial ketidak harmonisan hubungan antar anggota keluarga dan pengaruh pergaulan dengan teman, merupakan faktor yang menyebabkan anak bekerja. Bagi anak, bekerja bukan sekedar kegiatan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, tetapi juga sebagai pelampiasan atas ketidak harmoni-san hubungan antara anggota keluarga.

Disamping itu pekerjaan dan teman-teman ditempat bekerja merupakan tempat yang dapat dijadikan tempat bergantung bagi anak. Faktor budaya yang menyebabkan anak bekerja adalah adanya pandangan dari sebagian masyarakat yang lebih menghar-gai anak yang bekerja. Mereka menganggap bahwa anak yang bekerja merupakan bentuk pengabdian pada orang tua.

Faktor-faktor lain yang turut menjadi penyebab anak mema-suki dunia kerja adalah tersedianya sumber lokal yang menjadi

255

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 269: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

lahan pekerjaan bagi anak, pola rekruitmen yang mudah dan anak merupakan tenaga kerja yang murah dan mudah diatur.

Dampak dari pekerja anak yang secara tidak langsung akan ditanggung oleh masyarakat dan negara antara lain anak tidak memiliki bekal pendidikan dan ketrampilan yang memadai, sehingga akan memperpanjang siklus kemiskinan yang selama ini sudah dialami keluarga anak. Dampak selamjutnya adalah anak yang bekerja pada usia dini akan cenderung memiliki fisik yang lebih rapuh, merasa takut dan tidak memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenalnya.

Memperhatikan dampak negatif terhadap perkembangan anak tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pekerja anak merupa-kan suatu masaalah yang perlu mendapat perhatian berbagai pihak. Masaalah pekerja anak bukanlah masaalah yang memiliki faktor penyebab tunggal, sehingga penanganannya perlu melibatkan beberapa pihak yang berhubungan dengan anak.

Kelima, Taraf dan Pola Konsumsi. Pola konsumsi pendu-duk juga merupakan salah satu indikator sosial ekonomi masyara-kat yang sangat dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan setem-pat. Budaya dan prilaku lingkungan akan membentuk pola kebia-saan tertentu pada kelompok masyarakat. Data pengeluaran dapat mengungkapkan pola konsumsi rumah tangga secara umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk.

Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan pendu-duk. Pengeluaran rumah tangga dibedakan menurut kelompok makanan dan non makanan. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan terjadi pergesaran pola pengeluaran, yaitu dari pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran bukan makanan.

256

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 270: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Hal ini terjadi karena elastisitas permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah, begitu pula sebaliknya permintaan akan barang bukan makanan pada umumnya meningkat atau tinggi.

Keenam, Perumahan dan Lingkungan. Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer, kebutuhan yang paling mendasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sekaligus merupakan faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat. Rumah selain sebagai tempat tinggal, juga dapat menunjukkan stratus sosial seseorang, yang berhubungan positif dengan kualitas/ kon-disi rumah. Selain itu rumah juga merupakan sarana pengamanan dan ketentraman hidup bagi manusia dan menyatu dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan rumah tinggal meempenga-ruhi status kesehatan penghuninya.

Undang-undang nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan pemukinan mencantumkan bahwa salah satu tujuan diseleng-garakannya perumahan dan kawasan permukiman yaitu untuk menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

Definisi perumahan itu sendiri merupakan kumpulan rumah sebagai bagian dari permukinan, baik perkotaan maupun perde-saan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas umum sebagai upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Rumah selain sebagai tempat tinggal, juga dapat menunjukkan status sosial seseorang. Status sosial seseorang berhubugan positif dengan kualitas/kondisi rumah. Semakin tinggi status sosial seseorang semakin besar peluang untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal dengan kualitas lebih baik.

Ketujuh, Kemiskinan. Masaalah kemiskinan merupakan persoalan pokok bangsa Indonesia yang selalu menjadi prioritas pemerintah dan menjadi agenda rutin dalam rencana pembangu-nan nasional. kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan

257

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 271: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Angka kemis-kinan yang cenderung menurun secara melambat selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa strategi penanggulangan dila-kukan oleh pemerintah belum optimal.

Hal ini tergambar dari belum meratanya pembangunan antar daerah di Indonesia. Meskipun demikian, permasalahan kemiski-nan memang tidak dapat teratasi dengan mudah, karena kemiski-nan merupakan persoalan multi dimensi yang mencakup berbagai aspek kehidupan, tidak hanya menckup sisi ekonomi, tetapi juga sisi social dan budaya.

Saat ini pemerintah Indonesia terus berupaya mengentaskan kemiskinan melalui program prorakyat menggunakan pendekatan holistic, seperti program bantuan sosial, pemberdayaan masyara-kat, dan meningkatkan mata pencaharian. Mengentaskan kemiski-nan membutuhkan bantuan dari semua pihak, tidak cukup hanya dari pemerintah, tetapi juga dari lembaga penelitian, sektor swasta dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (world bank).

Pertama, Perkembangan Penduduk Miskin di Indonesia. Secara umum, presentase penduduk miskin terhadap jumlah selu-ruh penduduk Indonesia menunjukkan tren menurun secara me-lambat selama periode 2012-2015. Tingkat penurunan kemiskinan yang hanya mencapai 0,3% pada tahun 2015 adalah yang terkecil sepajang periode 4 tahun terakhir. Pemerintah telah dapat menu-runkan jumlah penduduk miskin dari 29,13 juta jiwa (11,96%) pa-da tahun 2012 menjadi 28,59 juta jiwa (11,22%), pada Maret 2015. Meskipun menurun disbanding tahun 2012, tetapi sejak tahun 2013 jumlah penduduk miskin selalu meningkat setiap tahunnya.

Di tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami pening-katan sebanyak 310.000 jiwa dari tahun 2014 dan 520.000 jiwa dari tahun 2013. Peningkatan jumlah penduduk miskin karena meningkatkan harga beberapa komoditas bahan pokok di pasaran

258

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 272: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan naiknya bahan bakar minyak selama 2 tahun terakhir.Jika ditinjau dari daerah tempat tinggal, penduduk miskin

masih didominasi oleh penduduk yang tinggal diperdesaan. Jumlah penduduk miskin diperdesaan hamper dua kali dari penduduk miskin diperkotaan. Masih banyak jumlah penduduk miskin perdesaan disebabkan oleh kurangnya infrastruktur yang mendukung, serta masalah keterbatasan akses penduduk terhadap sarana dan prasarana transportasi, kesehatan, dan pendidikan.

Penyebab lebih spesifik dari masalah kemiskinan ini dapat terlihat dari kondisi social demografi, pendidikan dan ketenaga-kerjaan dari kepala rumah tangga. Data tahun 2015 menunjukkan jumlah penduduk miskin diperkotaan sebanyak 10,65 juta jiwa (8,29%) dan diperdesaan sebanyak 17,94 juta jiwa (14,21%), angka ini meningkat dari tahun 2014. Berdasarkan data tersebut, pemerintah dapat lebih mengencarkan dalam merealisasikan pro-gram pengentasan kemiskinan terutama pada daerah perdesaan.

Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan membuat jumlah penduduk miskin tidak dapat dilihat pada satu titik tapi perlu dilihat pola persebaran. Selama periode 2013- 2015 secara umum penduduk miskin di setiap pulau mengalami penurunan. Penurunan terjadi di pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 1,11% pada tahun 2015. Meskipun cenderung mengalami penurunan pulau Bali dan Nusa Tenggara memperlihatkan kondisi sebaliknya, persentase penduduk miskin pada pulau ini naik 1.05% dari tahun sebelumnya.

Dari segi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berpusat di pulau jawa, yaitu sebanyak 15.450.000 orang pada tahun 2015. Namun dari segi persentase, persentase penduduk miskin terbesar berada di pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 22,04%. Kondisi ketimpangan kemiskinan antara dua pulau ini mengindikasi bahwa belum terwjudnya pemerataaan pembangu-nan diseluruh Indonesia.

259

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 273: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Suatu penduduk dikatagorikan miskin atau tidak miskin berdasarkan Garis Kemiskinan (GK). GK merupakan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutusan pokok minimum makanan dan bukan makanan. Penduduk dikata-gorikan miskin apabila memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bwah GK. Oleh karena itu, nilai GK berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin pada suatu waktu. Selama periode 2013-2015, GK Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun, pada tahun 2013 Rp 271.626.- menjadi Rp 330.776.- di tahun 2015. Jika ditinjau dari segi daerah tempat tinggal, GK kemiskinan di daerah perkotaan lebih besar dari perdesaan dengan selisih sekitar 7,75% di tahun 2015, selisih ini lebih kecil jika dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 11,33%.

Selain GK, rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan perlu diper-hatikan. Ukuran untuk mengur kesenjangan pengeluaran disebut sebagai Indeks Kedalaman Kemiskinan (IKK). Berdasar-kan data nilai IKK mengalami peningkatan pada tahun 2015, dari 1,75 pada tahun 2014 menjadi 1,97. Peningkatan nilai IKK menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap GK kemiskinan semakin jauh. Semakin besar nilai dari IKK berdampak pada semakin sulit penduduk miskin untuk keluar dari kemiskinan atau terjebak dalam kemiskinan yang terlalu dalam. Jika ditinjau dari daerah tempat tinggal, nilai IKK perdesaan lebih tinggi dari perko-taan. Ini menunjukkan bahwa penduduk perdesaan lebih banyak terjebak dalam kondisi miskin “terlalu dalam” dibandingkan daerah perkotaan.

Ukuran lainnya, untuk melihat kondisi kemiskinan adalah Indeks Keparahan Kemiskinan (IKK1), IKK1 memberikan gam-baran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk mis-kin berdasarkan data selama 2013-1015, nilai IKK1 mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2015 nilai IKK1 meningkat

260

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 274: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dari tahun 2014, yaitu dari 0,44 menjadi 0,54. Semakin besar nilai IKK1 mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin semakin tinggi pada Maret 2015. Kemudian, ditinjau dari daerah tempat tinggal, nilai IKK1 perdesaan lebih tinggi dari daerah perkotaan. Ini menunjukkan bahwa penduduk miskin diperdesaan memiliki ketimpangan pengeluaran lebih besar dari pada penduduk miskin diperkotaan.

Kedua, Karakteristik Rumah Tangga Miskin Indonesia. Karakteristik rumah tangga miskin dapat dilihat dari kondisi Sosial demografi, pendiikan dan ketenagakerjaan dari kepala rumah tangga, serta kondisi perumahan. Pemahaman mengenai karakteristik rumah tangga miskin penting sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan program pengentasan kemiskinan agar tepat sasaran. Selain itu, informasi mengenai karakteristik rumah tangga miskin juga dapat digunakan untuk mengindikasi penyebab kemiskinan secara tidak langsung.

Ketiga, Rasio Gini. Rasio Gini atau koefisien adalah alat mengukur derajat ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemera-taan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Dapat dikatakan bahwa suatu distribusi pendapatan semakin merata jika nilai koefisien mendekati nol. Sebaliknya distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai Koefisien Gininya makin mendekati satu. Indonesia dengan Rasio Gini 0,41 sudah pada posisi ketimpangan yang cukup lebar. Rasio Gini ini menaik terus sejak 1996 dari angka 0,36, meningkat pada angka 0,41 tahun 2011, dan bertahan terus pada angka tersebut sampai tahun 2015.

KesimpulanKebijakan Pemerintah sebagai suatu kebijakan publik

merupakan kebijakan yang menjadi wewenang pemerintah dan diberikan negara sesuai dengan amanat konstitusi.

261

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 275: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Untuk melaksanakan kebijakan dimaksud, pemerintah telah diberikan alat kelengkapan untuk mengeksekusi kebijakan, baik dalam bentuk dukungan anggaran, perangkat pemaksa, sumber daya manusia, instrumen hukum, pengelolaan sumber daya alam, yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan kebijakan pemerintah, telah disusun sistem perencanaan yang komprehensif dengan memperhatikan kemam-puan ekonomi makro, dan kemampuan fiskal Negara.

Telah disusun Rencana Pembangunan Menengah Nasional siklus 5 tahunan dan Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga untuk melaksanakan Konstitusi yaitu terwujudnya Negara Kesejateraan.

Berbagai indikator Kesejahteraan telah dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintah yang kredibel, dan terlihat progress yang telah dicapai untuk mewujudkan Negara Kesejahteraan. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan, namun lambat dan kurang signikan jika dibandingkan dengan dukungan anggaran belanja yang disediakan pemeintah.

Masih tingginya angka kemiskinan 11,22% dengan Gino rasio 0,41 merupakan indikasi bahwa tingginya angka kemiskian tersebut (sekitar 28 juta jiwa), dikuti kesenjangan pendapatan yang semakin lebar, untuk terjadinya (pemicu) masalah sosial, konflik sosial dan kerawanan kerawanan yang akan melebar ke wilayah politik, dan integritas NKRI.

Referensi1. Azmi.blogspot.com, Thomas R.Dye, 28 Desember 2011.2. BPS “Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015” Jakarta 2015.3. BPS “Rasio Gini” Jakarta, 2015.4. Hadi Wahono, Astikel “Negara Kesejahteraan” via internet5. Kevin Dayoh (26 Maret 2013), karakteristik dan asas Pemerintah yang baik.6. Wikipedia, bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas 'Pemerintah Indonesia”.7. Wikipedia bahasa Indonesia “Koefisien Gini”.

262

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 276: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Latar Belakang Sejarah Program Raskin

enyaluran Raskin (bantuan beras bersubsidi bagi masya-Prakat miskin) sudah dimulai sejak tahun 1998. Sebelum-nya pada tahun 1997 telah terjadi kemarau panjang, sera-

ngan hama wereng dan belalang, harga pupuk dan pestisida naik, kemudian disusul dengan terjadinya krisis moneter dan ekonomi, serta Instabilitas politik di negeri ini. Baru pada tahun 1998 terja-dilah yang namanya Krisis Pangan, yakni dengan naiknya harga-harga kebutuhan pangan, sehingga daya beli masyarakat turun.

Jadi boleh dibilang krisis moneter tahun 1998 dengan berba-gai dampak ikutannya itulah, merupakan awal dari pelaksanaan Kebijakan Program RASKIN. Kebijakan Program Raskin ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah tangga miskin, atau dengan kata lain bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin dalam mengakses kebutuhan pangan pokok beras.

Pada awalnya Program Raskin ini disebut dengan: Program Operasi Pasar Khusus (OPK), kemudian diubah menjadi RASKIN mulai tahun 2002, dimana Program RASKIN diperluas fungsinya, tidak lagi menjadi program darurat (social safety net), melainkan sebagai bagian dari program perlindungan sosial (social protection) masyarakat. Melalui sebuah kajian ilmiah, pe-namaan RASKIN menjadi nama program diharapkan akan men-jadi lebih tepat sasaran dan mencapai tujuan RASKIN itu sendiri.

32

Kebijakan Nasional Program Raskin

263

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 277: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sasaran ProgramPenentuan kriteria penerima manfaat RASKIN seringkali

menjadi persoalan yang rumit. Dinamika data kemiskinan memerlukan adanya kebijakan lokal melalui musyawarah Desa/Kelurahan (Mudes/Muskel). Musyawarah ini menjadi kekuatan utama program untuk memberikan keadilan bagi sesama rumah tangga miskin (RTM).

Sampai dengan tahun 2006, data penerima manfaat RASKIN masih menggunakan data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yakni: data keluarga pra-sejahtera alasan ekonomi, dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi. Belum seluruh Kepala Keluarga (KK) Miskin dapat dijangkau oleh Program RASKIN. Hal inilah yang menjadikan RASKIN sering dianggap tidak tepat sasaran, oleh karena (ada sebagian) para rumah tangga sasaran (RTS) berbagi dengan KK Miskin lain yang belum terdaftar sebagai rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin (RTS-PM Raskin).

Mulai tahun 2007, digunakan data Rumah Tangga Miskin (RTM) BPS sebagai data dasar dalam pelaksaaan Kebijakan Program RASKIN. Dari jumlah RTM yang tercatat pada saat itu, sebanyak 19,1 juta RTS, Raskin baru dapat diberikan kepada 15,8 juta RTS (82,72%). Kemudian Raskin baru dapat diberikan kepada seluruh RTM (100%) pada tahun 2008.

Dengan jumlah RTS sebanyak 19,1 juta pada tahun 2008, berarti telah mencakup semua rumah tangga miskin yang tercatat dalam Survei BPS tahun 2005 (PSE-'05). Jumlah sasaran ini juga merupakan sasaran tertinggi selama RASKIN disalurkan. Penggunaan data Rumah Tangga Sasaran (RTS) hasil pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2008 (PPLS–'08) dari BPS diberlakukan sejak tahun 2008 yang juga berlaku untuk semua program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Pemerintah.

264

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 278: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dasar HukumKebijakan Program Raskin dilaksanakan dengan dilatar

belakangi history sebagaimana tersebut di atas, dan setiap tahun ditetapkannya Kebijakan Program Raskin tentu juga dipayungi oleh berbagai macam peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

(a) Undang-Undang No.18 Tahun 20012, tentang Pangan; (b) Undang-undang No. 27 tahun 2014 tentang Anggaran Penda-patan dan Belanja Negara (APBN) dan Undang-undang APBN-P Tahun Anggaran 2015; (c) Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan;

(d) Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG; (e) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota. (f) Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

(g) Peraturan Presiden RI tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015; (h) Inpres No. 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah; (i) Permendagri No. 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Kabupaten/ Kota; (j) Kepmenko Kesra No. 29 Tahun 2014 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat;

(k) Instruksi Mendagri No. 541/3150/SJ tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Penanganan Pengaduan Masyarakat; (l) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 900/2634/SJ tahun 2013 tentang Pengalokasian Biaya Penyaluran Raskin dari titik Distribusi ke Titik Bagi; (m) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, No: 521.21/408/SJ tahun 2015 tentang Implementasi Program Raskin di Daerah.

265

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 279: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Tupoksi Kemenkokesra (Sekarang PMK)Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

(Kemenko Kesra)/Pembangunan Manusi dan Kebudayaan (PMK) bertanggungjawab untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi di bidang perencanaan, penganggaran, penetapan pagu, penyusunan pedum Raskin, pengawasan, monitoring, sosialisasi dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin.

Dalam kaitannya dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), dapat disampaikan, bahwa: Cadangan Beras Pemerintah (CBP) ditetapkan setiap tahun oleh Menteri Pertanian selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan dengan memperhitung-kan ketersediaan dan kebutuhan untuk:(a) Penanggulangan Keadaan Darurat Bencana dan Kerawanan Pangan, serta Bantuan atau Kerjasama Internasional serta Keperluan Lain yang ditetapkan oleh Pemerintah (Kemenko PMK dan Kemen-sos). (b) Pengendalian Gejolak Harga (Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perdagangan).

Tujuan Program RaskinPenyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat

berpendapatan rendah, atau yang biasa disebut dengan Program RASKIN, tujuan utamanya atau tujuan awalnya adalah: untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) dalam memenuhi kebutuhan pangan beras.

Sedangkan kalau Cadangan Beras Pemerintah (CBP) disediakan oleh Pemerintah Pusat untuk antisipasi atau menjaga stabilitas harga beras, penanggulangan keadaan darurat bencana dan rawan pangan, bantuan atau kerjasama internasional serta keperluan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah. (CBP).

Namun untuk pelaksanaa kebijakan pengadaan dan penya-luran beras baik Raskin maupun CBP, dilakukan oleh Perum Bulog. Kewenangan pengadaan beras, dan penentuan harga

266

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 280: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pembelian pemerintah (HPP), maka kewenangannya ada di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian.

Instruksi Presiden tentang Kebijakan Perberasan Nasional (terakhir Inpres No. 3/thn 2012) mengamanatkan bahwa Penga-daan gabah/beras oleh Pemerintah (khususnya untuk Raskin dan CBP) dilakukan dengan mengutamakan pengadaan gabah/beras yang berasal dari pembelian gabah/beras petani dalam negeri.

Adapun tujuan lain dari Program Raskin atau multiplier effect (dampak) Kebijakan Program Raskin ini adalah sebagai berikut: (1) Ketahanan Pangan di tingkat RTS, sekaligus mekanisme Perlindungan Sosial. (2) Stabilisasi Harga Beras: karena setiap bulannya Raskin digelontorkan sebanyak sekitar 233 ribu Ton (tahun 2013-2015), sehingga cukup efektif untuk meredam harga beras di pasaran. (3) Membantu Pemenuhan Kebutuhan Pangan dan Mengurangi Beban pengeluaran RTS: dari hasil kajian terungkap bahwa dengan diberikan Raskin, maka RTS terkurangi beban pengeluarannya untuk membeli pangan beras, sebanyak 39,5%. (4) Pengendalian Inflasi melalui harga beras bersubsidi (sejak tahun 2008-2015, Harga Tebus Raskin sebesar Rp 1.600/kg). (5) Menjaga Stok Pangan Nasional. (6) Akses pangan kepada RTS. (7) Sebagai Pasar (outlet) bagi Hasil Usaha Tani Padi. (8) Menggerakkan Perekonomian di daerah. (9) Menghemat Pendapatan yang terbatas bagi RTS. (10) Mencegah Rawan Pangan dan Malnutrisi.

Dari beberapa tujuan Kebijakan Program Raskin sebagai-mana tersebut di atas, paling tidak untuk Kemenko PMK mempu-nyai tanggung jawab pada tujuan Program Raskin dalam hal ”Membantu Pemenuhan Kebutuhan Pangan dan Mengurangi Beban pengeluaran RTS, dimana dengan diberikan Raskin, maka RTS terkurangi beban pengeluarannya untuk membeli pangan beras, sebanyak 39,5%”. Karena hal ini adalah merupakan Social Protection.

267

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 281: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Social Protection ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: social assistant, yakni bantuan dalam bentuk tunai (cash transfer) dan bantuan dalam bentuk natura (in kind); dan social security. Program Raskin ini termasuk dalam social assistant in kind.

Di negara manapun social assistant semacam Raskin ini selalu ada. Jadi Kemenko Kesra atau PMK mempunyai tanggung jawab dan sangat concern terhadap Program Social Protection. Untuk hal lain seperti stabilisasi harga, pengendalian gejolak inflasi dan lain-lain, lebih di bawah Koordinasi Kemenko Perekonomian.

Kondisi EksistingBeberapa kendala dalam pelaksanaan Program RASKIN

selama ini terutama dalam pencapaian ketepatan indikator maupun ketersediaan anggaran. Sampai dengan saat ini, jumlah beras yang akan disalurkan baru ditetapkan setelah anggarannya tersedia.

Selain itu ketetapan atas jumlah beras Raskin yang disedia-kan juga tidak selalu dilakukan pada awal tahun, dan sering dilaku-kan perubahan di pertengahan tahun karena berbagai faktor. Hal ini akan menyulitkan dalam perencanaan penyiapan stok, perencanaan pendanaan dan perhitungan biaya-biayanya.

Data RTS yang dinamis menjadi suatu kendala tersendiri di lapangan. Masih ada RTM di luar RTS yang belum dapat menerima RASKIN karena tidak tercatat sebagai RTS di BPS.

Kebijakan lokal dan “keikhlasan” sesama RTM dalam ber-bagi, tidak jarang dipersalahkan sebagai ketidaktepatan sasaran. Dalam kenyataannya, kondisi eksisting tingkat kemiskinan di Indonesia adalah sebagaimana ditunjukkan pada grafik berikut:

268

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 282: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gambar 1. Grafik Tingkat Kemiskinan (Tahun 2003 – 2013)

Jika diperhatikan pada grafik di atas, pada bulan September 2012 angka kemiskinan adalah: 28,60 juta jiwa (11,66%), sedangkan pada bulan yang sama, September 2013 angka kemis-kinan sudah turun menjadi: 28,55 juta jiwa (11.47%). Sehingga sebenarnya sudah ada trend penurunan angka kemiskinan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun walau tidak terlalu signifikan.

Selanjutnya, ketepatan harga terkendala dengan hambatan geografis. Jauhnya lokasi RTS dari Titik Ditsribusi (TD), serta Titik Bagi (TB) mengakibatkan RTS harus membayar lebih untuk mendekatkan beras ke rumahnya. Harga tebus RASKIN oleh RTS tidak lagi seharga Rp.1.000/kg (pada awalnya), atau Rp.1.600/kg (sejak th 2008), karena RTS harus membayar biaya-biaya lain untuk operasional dan angkutan dari TD ke TB bahkan sampai ke rumah mereka. Peran Pemerintah Kabupaten/Kota untuk membantu RTS mencapai tepat harga perlu terus didorong. Saat ini sudah banyak Pemerintah Kabupaten/Kota yang menyediakan dana APBD-nya untuk RASKIN, seperti: subsidi ongkos angkut, biaya operasional, subsidi harga tebus Raskin (HTR), dana talangan, dan dana Raskin daerah (Raskinda).

269

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 283: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Apresiasi bagi Pemerintah Kabupaten/Kota patut diberikan karena perhatiannya terhadap penyediaan dan pengalokasian APBD serta pengawalan terhadap pelaksanaan Program RASKIN di daerahnya. Kepedulian terhadap program RASKIN berarti kepedualian terhadap RTS yang muncul dari hati nurani untuk mengentaskan kemiskinan. Kesadaran bahwa RASKIN merupa-kan tugas bersama Pemerintah Pusat dan Daerah untuk membantu mengurangi beban pengeluaran 15,5 juta RTS (saat ini), perlu terus ditumbuhkan.

Untuk mencapai tepat sasaran, tepat harga dan tepat waktu, beberapa penyempurnaan terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan pola distribusi yang berkembang tidak hanya melalui TD yang langsung disalurkan kepada RTS namun juga melalui Warung Desa (Wardes).

Melalui Wardes, penyaluran RASKIN menjadi lebih dekat kepada RTS dan RTS membeli beras secara bertahap sesuai daya belinya selama 1 (satu) bulan dengan harga sesuai dengan ketetapan. Penyaluran melalui Wardes berawal dari pilot project pada akhir tahun 2008 dan mulai diimplementasikan sejak tahun 2009.

Melalui Wardes, sistem administrasi distribusi RASKIN juga yang dituangkan dalam Daftar Penerima Manfaat 1 (DPM-1), pembagian kartu RASKIN, dan realisasi penerimaan beras oleh RTS dapat diperbaiki mulai dari awal. Juga dimungkinkan dapat diterapkan sistem pembayaran melalui kerjasama dengan jaringan unit-unit perbankan di Desa/Kelurahan secara langsung.

Peningkatan ketepatan sasaran juga terus ditingkatkan melalui pendampingan pola distribusi melalui Kelompok Masya-rakat Miskin (POKMASKIN) pada tahun 2009. Distribusi RASKIN dilakukan oleh kelompok masyarakat yang umumnya berbasis kelompok masyarakat miskin penerima manfaat RAS-KIN maupun oleh kelompok masyarakat berbasis keagamaan.

270

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 284: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

271

Pelaksanaan Kebijakan Program RaskinImplementasi dan pelaksanaan Kebijakan Program Raskin

telah berjalan selama sekitar 17 tahun (dimulai pada tahun 1998 dengan Operasi Pasar Khusus). Dari tahun ke tahun Kebijakan Program Raskin ini seringkali berubah based on kemampuan anggaran Negara dan kondisi saat itu.

Perubahan kebijakan tersebut seperti: Jumlah RTSPM, Du-rasi, Pagu Alokasi, Subsidi, dan Realisasi Penyaluran. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Grafik (Gambar 2 dan 3) berikut:

Gambar 2. Grafik Jumlah RTS-PM Raskin tahun 2004-2015

Gambar 3. Prosentase Penyaluran Raskin terhadap Alokasi tahun 2004-2015

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 285: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dari pengalaman selama berjalanya Kebijakan Program Raskin, terbukti Raskin telah mampu untuk: mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin (RTM), menjamin ketahanan pangan di tingkat RTS-PM, menggerakkan perekonomian di dae-rah, stabilisasi harga yang cukup efektif (233 ribu Ton/hari), menekan laju inflasi. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik di bawah ini.

Gambar 4 Grafik Stabilisasi Harga Beras dan Inflasi (Sumber: BULOG 2014)

Dari Grafik tersebut di atas, secara deskripsi terlihat bahwa pada saat RASKIN RENDAH dalam PENYALURAN, terdapat beberapa titik harga beras tinggi dan andil beras dalam INFLASI yang meningkat (ditunjukkan dengan garis merah tegak).

Selanjutnya kita lihat hubungan antara Dampak Penyaluran Raskin dengan Harga Beras di pasaran. Bagaimana seandainya Raskin tidak disalurkan dan bagaimana kondisi harga beras di pasaran, dapat dilihat pada Tabel berikut:

272

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 286: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Tabel 2. Dampak Raskin terhadap Harga Beras

Kalau kita perhaian Tabel di atas, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: (1) Pada Januari – Februari umumnya harga beras meningkat. Namun peningkatan harga beras pada Januari – Februari 2015 lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. (2) Ketiadaaan Raskin selama 3 bulan (Nov 2014 – Jan 2015) mengakibatkan suplai ke masyarakat berkurang dan mendorong permintaan ke pasar lebih meningkat. (3) Harga beras di Pasar Induk Cipinang terus meningkat tajam.

KendalaProgram Raskin telah berjalan selama 17 tahun, namun

masih banyak kendala dan kelemahan di sana-sini yang memang harus diperbaiki. Upaya-upaya perbaikan sudah banyak dilaksa-nakan dalam beberapa hal. Sudah banyak juga best practice atau-pun local wisdom yang dilakukan oleh beberapa pemerintah dae-rah kabupaten/kota yang sama-sama ingin memperbaiki pelaksa-naan kebijakan program Raskin ini di daerahnya masing-masing.

Ada beberapa hal yang masih sulit untuk ditangani atau ditindak lanjuti, antara lain: (a) Sulitnya Rumah Tangga Miskin (RTM) menebus Raskin sesuai Harga Tebus Raskin (HTR). (b) Masih ditemukannya mutu beras tidak sesuai dengan Inpres No. 3/tahun 2012 (di titik tertentu, tidak semua). Pedum Raskin 2015 menyatakan: “Kualitas Beras Raskin adalah beras medium hasil

273

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 287: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pengadaan Perum BULOG sesuai dengan Inpres Kebijakan Perberasan yang berlaku”. (c) Beras yang diterima oleh RTS-PM Raskin tidak sesuai dengan kuantum 15 Kg/RTS/bulan, akan tetapi hanya 5 – 7 Kg/RTS/bulan, atau 15 Kg namun bergilir. (Pedum Raskin 2015: ”Pemerintah menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp. 1.600,-/ kg dengan kuantum 15 kg/ RTS-PM dan menjaga stok pangan nasional”). (c) Adanya RTS-PM yang seharusnya mendapatkan Raskin, namun karena tidak terdata, maka justru tidak mendapatkannya, di sisi lain Rumah Tangga yang tidak tergolong miskin (menurut pandangan masya-rakat setempat), malah mendapatkan Raskin. Dalam istilah lazim-nya disebut: masih terdapat inclusion error dan exclusion error. (d) Tidak tepatnya waktu yang direncanakan kepada RTS-PM. Bahkan di wilayah Kepulauan (khususnya Indonesia Timur), Raskin disalurkan 3 (tiga) bulan sekali. (e) Masih ada Pemkab/ Pemkot yang tidak atau belum mengalokasikan APBD untuk mendukung Program Raskin, yang seharusnya untuk: biaya trans-portasi, dana pendamping, dana talangan, subsidi harga tebus, dan Raskin Daerah (bagi daerah yang masih ada rumah tangga miskin di luar data dari TNP2K).

Di dalam Pedum Raskin 2015 dinyatakan sebagai berikut: ”Sesuai dengan Undang-Undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan (Pasal 18 dan 58) dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No 900/2634/SJ tanggal 27 Mei 2013, maka pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) mengalokasikan Anggaran Penda-patan dan Belanja Daerah (APBD) untuk penyaluran Ras-kin dari TD sampai RTS-PM. Penyediaan anggaran tersebut mencakup antara lain untuk: biaya operasional Raskin, biaya angkut Raskin dari TD ke TB hingga RTS-PM, subsidi harga tebus Raskin, dana talangan Raskin, tambahan alokasi Raskin kepada RTS-PM di luar pagu yang ditetapkan maupun tambahan alokasi Raskin untuk RTS-PM di dalam pagu yang ditetapkan (selain

274

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 288: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

(selain pembiayaan dari APBN dan APBD, masyarakat dapat berpartisipasi secara sukarela untuk membantu pembiayaan distribusi Raskin dari TD ke RTS-PM, yang diatur di dalam Juknis di masing-masing daerah”. (f) Terputusnya rentang tanggung jawab Perum BULOG terhadap distribusi (penyaluran) Raskin yang hanya sampai Titik Distribusi (TD), tidak sampai di end user. Sehingga Perum BULOG tidak bisa menjamin beras yang disalur-kan tersebut sampai ke tangan end user. (g) Tidak atau belum aku-ratnya Data Kemiskinan By Name By Address (Data hasil PPLS 2011) yang dikeluarkan oleh TNP2K dengan kondisi riil di lapangan.

Upaya Perbaikan Ke DepanDengan berbagai kondisi sebagaimana tersebut di atas, dan

dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Kemenko Kesra dengan berbagai pihak, dari hasil Rakor Tikor Raskin Pusat dan Daerah, dari hasil kunjungan lapangan (blusukan ke berbagai daerah), serta saran dari para stake holders Raskin, maka langkah-langkah strategis ke depan yang diperlukan agar Program Ketersediaan Pangan bagi Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Tidak Mampu ke depan, sesuai dengan Program Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta dalam rangka merubah stigma negatif yang sudah berjalan selama 17 tahun terhadap perjalanan Program Raskin, maka Gerakan Revolusi Mental merupakan Jawaban terhadap hal-hal tersebut dengan melakukan langkah-langkah perbaikan dan perubahan besar sebagai berikut: (a) Perlu dilakukan perbaikan Basisdata Terpadu (BDT) melalui penyem-purnaan BDT yang sudah masuk dalam APBN 2015 yang akan dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan melibatkan Pemda setempat. (b) Perubahan paradigma dari Pola Subsidi Beras bagi RTM kepada Pola Social Assistant dengan metoda In-Kind (natura) yang sifatnya targetting kepada sasaran tertentu,

275

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 289: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yakni: mereka yang masih dalam kategori Rumah Tangga Sangat Miskin, Miskin atau difokuskan hanya kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), sesuai dengan kemampuan Anggaran Negara. (c) Dengan demikian beras diberikan secara gratis, sehingga tidak perlu disediakan uang tebus oleh RTS-PM. (d) Untuk memastikan kualitas beras di Gudang Perum BULOG, maka Perum Bulog harus membeli ke petani Dalam Negeri dalam bentuk gabah. Selanjutnya gabah tersebut digiling menjadi beras pada saat akan disalurkan kepada RTS-PM, sehingga diharapkan mutu beras dapat dipertahankan. (e) Perum BULOG sebagai lembaga yang ditugaskan oleh Pemerintah sebagai operator yang mendistribusikan beras kepada RTS-PM, maka harus diberikan tanggung jawab untuk sampainya beras tersebut kepada penerima manfaat secara langsung. (f) Bagi daerah yang secara geografis sulit dalam hal transportasi, maka tidak diharuskan beras didistribusikan setiap bulan, akan tetapi bisa disalurkan tiap 3 (tiga) bulan sekali dalam rangka efisiensi transportasi dan berkurangnya risiko yang berkaitan dengan ru-saknya beras di perjalanan. (g) Memberikan tanggung jawab pe-nuh kepada Pemprov, Pemkab/Pemkot, Pemerintah Kecamatan, serta Pemerintah Desa/Kelurahan/Kepala Pemerintahan setingkat untuk melakukan pemantauan, pengendalian terhadap terjaminnya distribusi/penyaluran beras sampai kepada RTS-PM Raskin di wilayahnya masing-masing (Pedum Raskin 2015: mem-bentuk Tim Koordinasi Raskin secara berjenjang dari Prov sampai dengan Kecamatan, dan membentuk Pelaksana Distribusi Raskin di Desa/Kelurahan, dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut di atas).

Dari berbagai saran dan rekomendasi sebagaimana tersebut di atas, maka agar dapat terlaksana tentu ada langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan. Adapun konsekuensi dari Kebi-jakan tersebut adalah: (a) Dengan dihapuskannya subsidi, berarti

276

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 290: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pemerintah harus menyediakan anggaran lebih tinggi, karena harus membayar Harga Tebus Raskin sebesar Harga Pembelian Bras kepada BULOG (HPB), yang pada tahun 2015 ini sebesar: Rp.8.325,-/Kg. (b) Pemerintah harus mengalokasikan biaya transportasi kepada Perum BULOG dan sumber dana ini bisa dipikul bersama (resource sharing) antara APBN dan APBD. (c) RTS-PM yang akan mendapatkan bantuan tersebut, bisa dikaji ulang apakah kuantumnya sebanyak 15 Kg/RTS/bulan atau 20 Kg/RTS/bulan. Hal ini berarti Pemerintah lebih meringankan beban Rumah Tangga Miskin sebesar 50% dari kebutuhan beras. (d) Pemerintah juga telah meringankan beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin sebesar 50% dari alokasi pendapatannya guna memenuhi kebutuhan pangan.

Selanjutnya dari Aspek Ekonomi, hal-hal sebagaimana tersebut di atas diharapkan akan menjadi pemicu beberapa item, seperti: (a) Pemerintah tidak mengimpor beras, akan tetapi mela-lui Perum BULOG Pemerintah akan menyerap (membeli) beras petani dalam negeri (DN). (b) Mendorong petani DN untuk mengembangkan Usaha Tani sehingga diharapkan dalam waktu 3 (tiga) tahun ke depan kita sudah bisa swasembada pangan (beras). (b) Perum BULOG menjamin membeli beras kepada petani dan menyalurkannya kepada RTM dan Tidak Mampu. Kemudian melakukan Operasi Pasar (OP) untuk stabilisasi harga pangan di pasar reguler. (c) Bagi daerah-daerah yang surplus beras, barang-kali bisa atau diperbolehkan untuk tidak mengikuti Program Ketersediaan Pangan (beras) bagi RTM dan Tidak Mampu, sepanjang daerah tersebut dipastikan tetap menyediakan beras bagi RTM dan Tidak Mampu di wilayahnya.

277

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 291: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Daftar Pustaka1. Pedoman Umum (Pedum) Raskin 2015, Kemenko Kesra, 2014.2. Buku-buku Hasil Kajian/Analisis mengenai Kebijakan Program Raskin

oleh LPPM berbagai Perguruan Tinggi.3. Hasil Rakor Tim Koordinasi Raskin Pusat dan Tim Koordinasi Raskin

Daerah (baik Rakor di pusat maupun di daerah).4. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Program Raskin ke lapangan (di

beberapa wilayah hampir seluruh Indonesia).5. Hasil Kunjungan Kerja ke Lapangan: Titik Distribusi (dialog dengan RTS-

PM Raskin dan Pelaksana Distribusi di Desa/Kelurahan).6. Hasil Kunjungan ke Kompleks Pergudangan Perum BULOG di beberapa

wilayah di Indonesia (Divre/Sub Divre Perum BULOG).7. Undang-Undang No. 18 Tahun 20012, tentang Pangan.8. Undang-undang No 27 tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Be-

lanja Negara (APBN) dan Undang-undang APBNP Tahun Anggaran 2015.9. Peraturan Pemerintah No 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan.10. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan

Umum BULOG.11. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota.

12. Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggu-langan Kemiskinan.

13. Peraturan Presiden RI tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015.14. Inpres No. 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/ Beras dan

Penyaluran Beras oleh Pemerintah.15. Permendagri No. 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Provinsi Kabupaten/Kota.16. Kepmenko Kesra No29 Tahun 2014 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat.17. Instruksi Mendagri No. 541/3150/SJ tahun 2013 tentang Pelaksanaan

Pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Penanganan Pengaduan Masyarakat.

18. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 900/2634/SJ tahun 2013 tentang Pengalokasian Biaya Penyaluran Raskin dari titik Distribusi ke Titik Bagi.

19. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, No 521.21/408/SJ tahun 2015 tentang Implementasi Program Raskin di Daerah.

20. Dan berbagai sumber lain.

278

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 292: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

33

Nasionalisme KAHMIDalam Dimensi Sosial

Pendahuluanada tanggal 17 September 2016 yang bertepatan hari PSabtu, Kahmi merayakan hari kelahiran yang ke 50. Majelis Nasional KAHMI sudah mulai bersiap-siap untuk

menyambut kelahiran di usia setengah abad dengan berbagai kegiatan, dan yang paling fundamental adalah perjuangan mengu-sulkan Prof. Lafran Pane (Pendiri HMI), menjadi Pahlawan Nasional pada tahun 2016. Mudah-mudahan Pemerintah dapat mempertimbangkan perjuangan beliau yang luar biasa untuk kepentingan NKRI dan mengukuhkannya sebagai Pahlawan Nasional.

Jika kita sekilas melihat kebelakang lima puluh tahun yang lalu, kelahiran KAHMI tidak terlepas dari proses dinamika pergo-lakan bangsa dan umat dalam mempertahankan idiologi Pancasila sebagai idiologi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Tahun 1966 adalah merupakan titik balik dari situasi politik negara dalam pergumulannya, ditandai dengan pemberontakan Gerakan 30 September/PKI, dan suhu politik yang terus meninggi dengan gerakan mahasiswa yang memuncak pada tahun 1966, dikenal dengan Angkatan 66, dengan 3 tuntutan rakyat (Tritura), yaitu bubarkan PKI, turunkan harga, dan bubarkan Kabinet. Sampai 50 tahun kemudian dari 3 tuntutan rakyat tersebut, satu diantaranya belum berhasil yaitu Turunkan Harga.

279

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 293: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kelahiran KAHMI bertepatan dengan Kongres HMI ke-8 di Solo, dan Kongres ini sangat monumental karena diadakan di kota Solo yang merupakan kota berbasis “merah” saat itu, dan juga bahkan sampai saat ini, walapun ada stigma yang terbangun bahwa Solo adalah kota tempat sarangnya “teroris” dan sering “didatangi” oleh Densus 88. Kongres HMI dilaksanakan di Solo sebagai uji nyali untuk mengukur militansinya sebagai organisasi kader yang dapat merintangi dan melawan kaum komunis untuk berkuasa, karena waktu itu begitu kencangnya seruan untuk membubarkan HMI.

Perlu diketahui, sebagai latar sebelum prahara G-30-S/PKI tahun 1965, Walikota Sola dijabat Utoyo Ramelan berlatar komunis. Dan Walikota ini yang terkenal dengan pendirian lokalisasi “Silir” pada tahun 1958. Pematangan situasi untuk membubarkan HMI juga dikondisikan oleh Ketua CC PKI DN Aidit yang berbicara di GOR Senayan “Pakai kain sarung saja jika tidak bisa membubarkan HMI”.

Kongres HMI ke-8 yang monumental tersebut memilih Nurcholis Majid sebagai Ketua Umum PB HMI, dan kemudian terpilih kembali sebagai Ketua Umum pada Kongres 9 di Malang. Sampai saat ini, belum pernah terjadi Ketua Umum PB HMI 2 periode. Ada keunikan Kongres HMI ke 8 di Solo, yaitu berbaur-nya para peserta diinapkan di rumah-rumah penduduk, bukan di gedung atau di hotel. Tokoh-tokoh Islam dari berbagai penjuru tanah air hadir sebagai ungkapan syukur, salah satu pemasok kader Islam itu selamat dari upaya pembubaran oleh CC PKI.

Ide mendasar terbentuknya KAHMI adalah keinginan adanya wadah kekeluargaan alumni HMI, hasrat ini kemudian tersalurkan pada Musyawarah Nasional Alumni HMI pada forum Kongres HMI yang ke 8 di Solo, pada 10 - 17 September 1966 melalui deklarasi Munas Alumni HMI 15 September 1966 dengan disepakatinya terbentuknya Korps Alumni HMI yang kemudian

280

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 294: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

disyahkan pada tanggal 17 September 1966. Pada awalnya KAHMI sendiri merupakan badan khusus HMI sebagai tempat informasi sekaligus berfungsi sebagai wadah konsultasi bagi HMI setempat.

Sejalan perkembangan HMI, perkembangan KAHMI dari waktu kewaktu mengalami berbagai dinamika, hingga akhirnya terdapat perbedaan organisatoris antara HMI dengan KAHMI dan pada tahun 1987 secara resmi KAHMI tidak lagi mempunyai hubungan organisatoris dengan HMI, dan KAHMI menjadi Ormas tersendiri. Sejak itu kemudian dibentuk Presidium KAHMI Nasional.

Militansi HMI dan juga seharusnya menjadi dasar berkip-rahnya Alumni HMI dalam medan pengabdiannya, didasari atas Nasionalisme yang kuat dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dengan nilai-nilai agama yang dijunjung secara utuh dan konsisiten.

Militansi ini tidak mencul begitu saja tetapi melalui proses pemikiran yang mendalam dalam training-training yang dilaku-kan secara berjenjang dan sistemik. HMI akan kehilangan militan-sinya sejalan dengan mengendornya turbin-turbin mesin perkade-ran yang seyogiyanya bekerja terus untuk memelihara dan mem-pertahankan nasionalisme, militansi dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan beragama.

Bagi Alumni HMI, modal nasionalisme yang militan tersebut, harus terus diasah dan diimplementasikan dalam bidang pengabdiannya masing-masing, sehingga kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama menjadi harmonis dan indah.

Modal dasar tersebut akan semakin kokoh dengan kompe-tensi, profesio-nalisme yang dimiliki dan akan membentuk figure Alumni HMI yang berkarakter, dan menjadi narasumber dalam menyelesaikan masalah bangsa dan negara yang terus bergerak dinamis dari waktu ke waktu.

281

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 295: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Argumentasi utamanya phenomena di atas ialah bahwa sekarang kita tengah menyaksikan pemisahan bangsa dari agama disamping pemisahan bangsa dari negara. Kemunduran negara-bangsa menyebabkan baik bangsa maupun negara mengalamai logika perkembangan yang berbeda. Tampaknya situasi sekarang ini yang melanda dunia dan tidak terkecuali Indonesia bisa dicirikan dengan sebuah paradoks: gagasan bangsa sangat hidup (mis bangsa China), sedangkan negara diduga mengalami kemunduran atau sekurang-kurangnya tidak lagi menikmati kedudukan kuat yang pernah dicapainya( ingat isyu Asymetrical Wars yang diangkat Siti Fadilah Mantas Menkes). Salah satu cara untuk mencermati hal ini adalah dengan melihat pergeseran bertahap wacana bangsa dari negara, yang dalam kondisi globalisasi mulai lepas dari legitimasi budaya , tetapi harus terus menghadapi perlawanan bangsa.

Sejak akhir tahun 1980-an, nasionalisme semakin mening-kat di seluruh penjuru dunia, khususnya di negara-negara bekas komunis, tetapi di Eropah Barat nasionalisme juga meningkat secara mencolok. Inilah salah satu perbedaan utama antara nasio-nalisme sekarang dengan nasionalisme di masa lalu; nasionalisme sekarang merupakan ekspresi konflik di dalam negara –bangsa, bukan di antara negara-bangsa. Selama periode klasik pembangu-nan negara bangsa pada akhir abad kesembilan belas, nasionalis-me menjadi ekspresi perkembangan identifikasi rakyat dengan negara. Bagian pentingnya adalah “imperialisme social”, mena-namkan patriotisme di sekitar kekaisaran-kekaisaran yang baru terbentuk itu, negara-negara Barat semakin banyak jumlahnya.

Jika nasionalisme lama Jingoistic-cinta tanah air yang berlebihan, nasionalisme baru xenofobik-tidak menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan orang asing, Nasionalisme sekarang lebih merupakan persoalan eksklusi dari pada inklusi; focus nasionalisme sekarang tertuju pada imigran dan minoritas di

282

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 296: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dalam negara, bukan pada negara-negara lain. Kesetaraan dan modernitas menjadi inti bagi nasionalisme lama, sedangkan 'pembersihan etnis' menjadi metafora bagi nasionalisme baru.

Di banyak tempat di dunia, nasionalisme dihubungkan dengan meningkatnya kejadian perang saudara, bukan perang di antara negara-bangsa. Ada juga perubahan-perubahan besar pada komposisi sosialnya. Di masa lalu, nasionalisme adalah ideologi kaum elite yang bersaing memperebutkan dukungan rakyat; dalam kesempatan lain, nasionalisme adalah ideologi yang dipak-sakan dari atas oleh negara kepada masyarakat. Kini nasionalisme pada umumnya berasal dari 'bawah' dan anti-statis. Komponen anti-statis dalam nasionalisme baru ini dicontohkan Northerm League, yang berpendapat negara Italia tidak bisa dipercaya, dan dalam kasus ekstrim, kalangan milisi Amerika, yang berpendapat pemerintah federal mengkhianati bangsa Amerika. Situasi ini juga sedang melanda pemerintahan Jokowi yang sebahagian masyara-kat mengeluhkan karena belum dapat memenuhi janji-janjinya untuk kesejahteraan rakyat

Dalam persoalan identitas nasional, nasionalisme, negara-bangsa acapkali tidak di definisikan secara akurat dan mempunyai banyak ragam kegunaan (applicability), dengan istilah 'bangsa' sering digunakan untuk menyebut 'masyarakat-masyarakat' dan 'kebangsaan' untuk mengartikan kewarganegaraan (citizenship). Istilah 'nasionalisme' bisa bermakna sebagai sebuah gerakan atau sebagai ideologi atau pemikiran dan sering disamakan dengan istilah 'identitas nasional' yang lebih sukar dimengerti, sementara istilah bangsa (nation) sering dipakai padahal sebenarnya yang dimaksud adalah negara seperti pada contoh 'Perserikatan Bangsa-Bangsa' (yang sesungguhnya organisasi Negara-negara).

Ada dua cara untuk memandang persoalan identitas nasio-nal ini: negara yang menciptakan bangsa atau bangsa yang men-ciptakan negara. Menurut pandangan yang pertama, bangsa

283

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 297: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

didefinisikan oleh negara. Contoh-contohnya adalah Negara-negara teritorial Eropah yang berusia tua, seperti Prancis, Spanyol, Inggeris yang bentuk negaranya mendahului wacana tentang bangsa atau setidaknya pemikiran modern tentang bangsa, dan identitas nasionalnya dibentuk oleh negara dan elite-elitenya.

Menurut pandangan kedua, adalah negara hasil ciptaan bangsa, contoh-contoh disini adalah Irlandia, Italia, Israel dan Jerman. Dan identitas nasionalnya datang dari 'bawah' dan dicipta-kan untuk melawan negara yang telah ada. Indonesia adalah bagian dari pandangan kedua yaitu Negara dibentuk oleh bangsa. Ingat Sumpah Pemuda, berbangsa satu, bangsa Indonesia. Ini merupakan tekad banga Indonesia untuk berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Banyak definisi tentang bangsa, dengan berbagai pendeka-tan, ada yang mengacu pada etnos atau demos, bangsa adalah cultural community-komunitas budaya- atau political community-komunitas politik. Atau sebagai 'cultural nation –bangsa berbudaya' atau state nation – bangsa bernegara, atau political nation-bangsa politis, atau bisa diartikan keduanya yaitu state nation dan political nation.

Dari semua fondasi diatas, yang terkuat memelihara sema-ngat bangsa adalah bahasa, sebagai prasyarat fungsional atau acuan identifikasi. Kebanyakan gerakan nasionalis berfondasi pada bahasa. Dalam beberapa kasus di Eropah seperti gerakan kebangkitan kembali Irlandia di awal abad keduapuluh, yang menjadi fondasinya adalah bahasa salah satu golongan minoritas ditambah dengan kecemasan golongan elite, tetapi juga dalam banyak kasus, bahasa selalu menjadi dasar pendefinisian sebuah bangsa. Agama juga berperan, tetapi biasanya tidak banyak, (termasuk Indonesia yang mayoritas muslim dan menyebut Belanda sebagai kafir yang perlu dilawan), di Eropah Irlandia, Polandia dan Israel. Tidak kalah pentingnya disamping bahasa,

284

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 298: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

adalah komponen budaya dalam nasionalisme, yang selalu mengandung identifikasi dengan sejarah dalam hal mitos asal-usul. Hal lain lagi yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa sebagai komunitas budaya, bangsa lebih dari sekedar etnos: nasionalisme dan etnisitas tidak sezaman. Bangsa juga merupakan komunitas politiik, dimensi yang berhubungan erat dengan negara, walaupuan tidak bisa direduksi menjadi negara.

Dari aspek idiologi, nasionalisme dapat disejajarkan dengan liberalisme, konservatisme, dan sosialisme sebagai salah satu doktrin idiologis terbesar di zaman modern saat ini. Sebagai ideologi politik , nasionalisme adalah doktrin yang dikodifikasi oleh elite yang berusaha memobilisasi massa, atau dalam kasus-kasus lain, berusaha memberikan system ligitimasi bagi suatu orde politik. Dalam hal ini, peran sentral kaum intelektual sangat penting dalam kodifikasi nasionalisme.

Ada dua idiologi nasionalisme modern yang paling berpe-ngaruh ialah idiologi nasionalisme modern Giuseppe Mazzini dan Woodrow Wilson. Mazzini pengusung nasionalisme republikan modern dan beragumen bahwa bangsa-bangsa dengan ukuran tertentu berhak mempunyai negara sendiri.Dalam konsep Mazzini pada dasarnya bangsa adalah komunitas budaya berteritori besar yang mempunyai hak sejarah untuk direalisasikan dalam sebuah negara berdaulat. Doktrin nasionalisme ini berasal dari penekanan Pencerahan pada determinasi-diri dan sangat berpengaruh sepanjang paroh kedua abad kesembilanbelas. Memunculkan banyak gerakan nasionalisme seperti Young Italy, Young Poland, dan Young Ireland (tapi aneh juga Mazzani menolak tuntutan Young Ireland, karena Irlandia terlalu kecil).

Abad keduapuluh menandai lahirnya nasionalisme sessio-nist, dan terbentuknya negara-negara baru sebagai salah satu aki-bat dari keadaan-keadaan sesudah perang dunia pertama, khusus-nya masaalah pembubaran Kekaisaran Habsburg dan Kekaisaran

285

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 299: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Turki. Kriteria pembentukan negara-negara baru ini ditentukan oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Rencana tiga belas butirnya yang mencakup komitmen pada prinsip determi-nasi-diri , memberikan kegitimasi ideologi kuat –dan didukung oleh V.I. Lenin– pada gagasan bahwa bangsa-bangsa harus direali-sasikan sebagai negara.

Masaalahnya dalam hal ini tidak pernah ada kejelasan apa tepatnya yag disebut dengan bangsa (nation) itu. Akibatnya banyak identitas yang didefinisikan secara etnis tiba-tiba menda-pati diri mereka dideklarasikan sebagai 'bangsa', lalu bertransfor-masi menjadi negara, sebab lebih mudah membentuk negara daripada menciptakan bangsa.

Doktrin determinasi–diri mengasumsikan bahwa sebuah bangsa bisa didefinisikan secara territorial dan boleh terdiri dari satu etnisitas saja, atau komunitas budaya tunggal. Jadi , dokrin ini mengandalkan persamaan antara bangsa, negara dan kebudayaan. Namun dengan sedikit pengecualian, yang menjadi masaalah adalah bahwa komunitas budaya tidak pernah diterjemahkan dengan rapi menjadi komunitas politik sehingga perjuangan untuk determinasi–diri sering diassosiasikan dengan kekerasan., baik politik maupun kultural.

Untuk masaalah ketidak harmonisan antara negara, bangsa dan kebidayaan ini, solusi yang ditemukan banyak negara berma-cam-macam,meliputi genocida, pengusiran, pemisahan, pertuka-ran populasi marginalisasi, dan asimilasi paksa.

Nasionalisme: HMI – KAHMIDari dimensi sosial, konsep-konsep nasionalisme dalam

kaitan bernegara, berbangsa dan beragama yang telah berlangsung lama di Eropah tentunya dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang bersemangat untuk Merdeka, secara politik, dan budaya, menginspirasi terbangunnya determinasi-diri, yang di

286

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 300: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tandai dengan berdirinya Young Java, Young Celebes, Young Sumatera, bersatu dan betekad melahirkan Sumpah Pemuda. Berbangsa satu, bangsa Indonesia; berbahasa satu, bahasa Indonesia; bertanah Air satu, tanah air Indonesia. Dan dikuti pergerakan organisasi-organisasi Islam (Syarikat Dagang Islam, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama), untuk mewujudkan Indonesia sebagai suatu negara.

HMI yang lahir 5 Februari 1947, di Yogyakarta, yang diga-gas oleh Lafran Pane, tidak terlepas dari rangkaian semangat lahirnya Negara Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Lafran melihat bahwa kehadiran suatu negara yang menempatkan Rakyat Indonesia sebagai sentral kekuatan, pada peranan pemuda menjadi penting. HMI didirikan untuk merespons dinamika masyarakat, khususnya mahasiswa yang mempunyai semangat kebangsaan yang tinggi, juga harus menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan agama yang kokoh bagi mahasiswa Islam, dan berhimpunnya berbagai aliran-aliran faham/pemikiran dalam Islam yang tidak perlu dipertantangkan.

Lafran Pane menyatakan waktu itu: “Keputusan mendirikan HMI , kami tegaskan karena kebutuhan yang sangat mendesak bagi para cendekiawan muslim muda untuk ikut dalam kemerdekaan nasional. Selanjutnya juga HMI diharapkan mampu dalam melestarikan dan mengamankan ajaran Islam.” Landasan pemikiran Lafran Pane tersebut, terus berkem-bang dan berjalan dengan dinamis sesuai dengan perkembangan pergolakan Indonesia sebagai negara, sebagai bangsa dan sebagai penganut umat beragama yang dijamin oleh UUD 1945 dan Pancasial.

Dalam pergumulan tersebut termasuk HMI mengalami metamorfosa yang luar biasa. HMI dalam perjalanannya tidak terlepan dengan himpitan politik, budaya dan idiologi bangsa, sehingga tidak dapat dihindari agar HMI tetap eksis menerapkan strategi perjuangan yang piawai dan ini tidak mudah dan

287

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 301: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

terkadang memakan korban. Strategi perjuangan ini dipelajari disetiap jenjang perkaderan HMI, sebagai konsekwensi logis dari organisasi kader. Dan jenjang perkaderan menjadi syarat mutlak untuk menjadi pemimpin di HMI.

Masa Orde Lama, militansi kader-kader HMI memang berada pada fase-fase berat karena mengahadapi berbagai situasi disharmoni antara negara, bangsa dan kebudayaan. Apalagi ajaran komunis mendapat tempat dalam panggung perpolitikan Indonesia. PKI adalah partai yang kuat saat itu berimbang dengan partai beridiologi agama dan nasional.

PKI, Masyumi, dan PNI dicoba di satukan oleh Presiden Soekarno dalam satu baskom dan bernama Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis) dan karena Masyumi menolak konsekwen-sinya dibubarkan, ibarat menyatukan minyak dengan air, dan Soekarno berupaya sebagai emulgatornya. Diharapkan dengan adanya emulgator tersebut maka akan terjadi emulsi yang solid. Tapi mungkin Soekarno lupa bahwa emulsi itu jika dibiarkan akan terpisah bagian air dan minyaknya, dan akan kembali solid kalau dikocok. Artinya soliditas itu tidak bersifat permanen, itulah sebabnya tingginya dinamika politik waktu periode tersebut.

Kader-kader HMI waktu itu kemudian dalam perjalanannya menjadi alumni HMI yang berkarakter dan menjadi tokoh Nasional, seperti Achmad Tirto, Dahlan Ranuwiharja, dan banyak tokoh Nasional lainnya. Pada puncaknya saat Orde Lama berakhir, dan lahirlah Orde Baru yang melibatkan begitu banyak HMI dan Alumni HMI dalam wadah Angkatan 66, turut menumbangkan rezim Orde Lama.

Saat itu bahu membahu antara HMI dan Alumni HMI luar biasa, dan agar Alumni HMI dapat bergerak secara efektif, maka perlu di formalkan dalam bentuk organisasi yang disebut Korp Alumni HMI (KAHMI), pada Kongres HMI ke 8 di Solo, 10 - 17 September 1966.

288

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 302: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Nasionalisme di HMI – KAHMI merupakan inspirasi dari nilai-nilai perjuangan HMI. Nasionalisme sebagai suatu negara, bangsa, budaya, politik, diajarkan terus secara sistematik dan sistemik dalam sistem perkaderan, dan didalam program-program kerjanya. Nasionalisme itu dalam implementasinya di simbolkan dalam kontek ke Indonesiaan, dan nasionalisme itu oleh HMI diberi warna religius, dengan menjadikan ajaran Islam sebagai nilai idiologis dalam kehidupan bernegara, berbangsa, berpolitik dan berbudaya. Ibaratnya dua sisi mata uang, disatu sisi keIndonesiaan, dan disisi lainnya ajaran Islam, dalam falsafah Negara yang tertuang dalam Pancasila.

Alumni HMI idealnya, sesuai dengan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI, merupakan determinasi-diri yang mengaktuali-sasikan visi dan misi HMI, dan mempunyai tekad yang terus menyala yaitu Yakin Usaha Sampai (Yakusa), utuk mewujudkan Masyarakat yang Adil dan Makmur yang di Ridhoi oleh Allah SWT. Untuk mencapai hal tersebut, maka Alumni HMI harus berprestasi, berguna, bermanfaat, dirasakan, penggerak, pendo-rong, inisiator, inovator dimanapun dia bekerja, berkiprah dan mengabdi.

Jangan sampai kemampuan itu menjadi pisau bermata dua, kemampuan berorganisasi digunakan untuk menggoyang-goyang organisasi, kemampuan sebagai pendorong, digunakan untuk mendorong masyarakatnya ke neraka, kemampuan sebagai inovator digunakan untuk menjatuhkan atasan, inisiator diguna-kan untuk membuat petisi untuk membangkang terhadap negara, bahkan inisiator untuk korupsi.

Disinilah tantangan KAHMI kedepan, dengan jumlah sema-kin banyak, memiliki kekuasaan, memiliki uang yang cukup, inte-lektual yang tinggi, akses yang luas, perlu dibangun soliditas yang kuat. KAHMI jangan hanya menjadi organisasi yang terkesan kuat dari luar tetapi kropos di dalam.

289

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 303: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

KAHMI yang solid kedepan ini sudah menjadi kebutuhan yang mendesak, karena KAHMI dihadapkan atas tanggung jawab membawa gerbong HMI menuju visi dan misi HMI. Agus Salim Sitompul, telah mengingatkan dalam bukunya: 44 indikator kemunduran HMI Suatu Kritik dan Konteks Untuk Kebangkitan Kembali HMI.

Dan sepuluh diantaranya adalah, 1) menurunnya jumlah mahasiswa baru masuk HMI, 2) HMI semakin jauh dari mahasiswa, karena tidak dapat mengembangkan student need dan student interest secara professional, 3) pola perkaderan HMI yang dirancang pertengahsan abad XX sudah ketinggalan zaman dan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan kontemporer, 4) HMI dan kader-kader penerus kurang mampu mengikuti jejak para pendahulunya, 5) kurang berfungsinya aparat HMI seperti badko, cabang dan komisariat, 6) lemahnya manajemen organisasi karena sudah ketinggalan zaman, 7) kurangnya pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dari seorang anggota HMI, sebelum dan sesudah masuk HMI, 8) belum optimalnya pengetahuan, pemahaman, penghayatan anggota dan pengurus HMI dihampir semua tingkatan kepengurusan tentang ke-HMI-an dan keorganisasian, 9) follow up perkaderan tidak berjalan sebagaimana mestinya, 10) HMI jarang melakukan evaluasi terhadap perjalanan organisasi dengan segala aktivitas sehingga tidak diketahui secara pasti sampai sejauh mana keberhasilan HMI dalam melakukan perjuangan dan tidak diketahui secara pasti factor-faktor penghambatnya.

Penurunan jumlah anggota HMI dan lemahnya struktur organisasi di tingkat Komisariat, menurut hemat kami merupakan simpul persoalan yang utama, dan mengakibatkan frequensi perkaderan HMI menurun, Rapat Tahunan Komisariat tidak tepat waktu, Konprensi Cabang tidak tepat waktu, bahkan ada Cabang

290

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 304: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang pada saat Konprensi Cabang kisruh, gedung Sekretariat dihancurkan, dan kantor tersebut dalam waktu lama porak poranda dan tidak ada tindakan apa-apa terhadap anggota HMI yang melakukannya.

Rombongan penggembira Kongres HMI baru-baru ini di Pekan Baru, dalam perjalanan darat menuju ke Pekan Baru, singgah dirumah makan dan meninggalkan warung begitu saja tidak membayar, dan menjadi berita yang memalukan di media massa. Soal Kongres HMI yang berlarut-larut tidak selesai dan meninggalkan utang, nampaknya menjadi trendy pada Kongres-Kongres belakangan ini.

Majelis Nasional KAHMI dan para Alumni sudah berupaya untuk membantu secara maksimal dalam berbagai even Nasional HMI, tetapi tertib organisasi, disiplin organisasi, dan tindakan organisatoris bagi anggota HMI yang membuat citra HMI rusak nyaris tidak terdengar. KAHMI tidak mungkin terlalu jauh men-campuri internal organisasi HMI karena harus menjaga indepen-densinya, tetapi upaya perbaikan-perbaikan dari dalam perlu segera dilakukan secara terencana mulai dari level atas sampai dengan level bawah.

Perlu dikaji lebih mendalam untuk mengetahui penyebab semua itu, apakah Nilai Dasar Perjuangan HMI gagal masuk kedalam internalisasi kader HMI, dan dikalahkan oleh pola fikir pragmatis, orientasi kekuasaan, hedonis, dan dangkalnya pemaha-man terhadap visi dan misi HMI.

Harapan KAHMI KedepanSaat ini organisasi KAHMI sudah meluas diseluruh pro-

pinsi dan Kabupaten/Kota. Majelis Nasional KAHMI belakangan ini sibuk melantik pengurus daerah, meresmikan gedung sekreta-riat dan peletakan batu pertama pembangunan sekretariat. Group WhatsApp, dengan kelompok-kelompok WA; Kahmi Forever

291

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 305: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jalan Sehat (KFJS), KF Kesehatan, KFDosen, KF Guru, dan banyak KF-KF lainnya merupakan suatu fenomena yag luar biasa membangun kembali silaturrahmi para Alumni HMI yang mungkin selama ini tidak saling tahu dimana berada, dimana bekerja, bahkan ada yang satu kantor dan sudah kenal tetapi baru tahu sama-sama alumni HMI.

Di pusat kekuasaan, saat ini Alumni HMI ada di pusar kekuasaan, Wakil Presiden, Ketua DPR, Ketua MPR, Ketua BPK, beberapa Menteri, dan di birokrasi ada di semua Kemente-rian dari level eselon I sampai dengan eselon IV, di partai Politik, di DPR, DPD, DPRD, di KPU, dan KPUD Propinsi dan Kabupa-ten/Kota, Gubernur, dan Bupati/Walikota. Diperguruan Tinggi tidak terhitung Alumni HMI yang menjadi Guru Besar, Doktor, Rektor, Dekan dan posisi-posisi penting lainnya di kampus. Tidak dapat dipungkiri banyak juga meraka-mereka Alumni tersebut, karena jabatan dan posisinya tersangkut kasus korupsi.

Karena itu, Majelis Nasional KAHMI kedepan, bersama-sama dengan Majelis Daerah KAHMI dapat memetakan posisi para Alumni HMI secara Real Time. Perlu dibuat Dasboard Alumni HMI Se Indonesia Perwilayah Propinsi, Kabupaten/Kota. Jika Alumni HMI yang nyeleneh, bersikap aneh-aneh, melanggar hukum segera diberikan Alarm tanda bahaya. Demikian juga jika ada Alumni HMI yang di “kerjai” piahak-pihak yang tidak senang, cepat diberikan perlindungan supaya tidak menjadi korban.

Hubungan vertikal, horizontal dan diagonal diperlukan untuk jaringan HMI Connection dan dipergunakan secara transparan untuk membangun bangsa dan melindungi ummat di Indonesia. Dari pengamatan kami dan pengalaman saya di birokrasi selama 34 tahun, ikatan HMI Connection ada tingkatan-nya. Sesuai dengan angkatan, periode kepengurusan, asal komisa-riat, dan dicampur juga dengan ikatan primordial. Tetapi ada juga yang saya lihat kariernya berjalan pesat berjibaku tanpa adanya

292

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 306: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sentuhan tangan-tangan Alumni HMI, dan karena kompetensinya bagus dapat muncul kepermukaan, dan saat muncul itulah para Alumni HMI lainnya “menempel” pada orang tersebut.

Dalam menyongsong 50 tahun KAHMI, 17 September 2016, pemikiran-pemkiiran yang jernih dan futuristic perlu dilakukan oleh MN KAHMI dan MD KAHMI. Kedepan ini sudah semakin tak jelas siapa lawan siapa kawan, ada musuh dalam selimut, menggunting dalam lipatan.

Biarlah 'susupan' ada di dalam training, tetapi sangat berba-haya jika 'susupan' ada ditubuh KAHMI. Oleh karena itu Sistem Informasi Manajemen (SIM), sudah menjadi keharusan, dengan memperkuat data berbasiskan Komputerisasi (pemetaaan Alumni dan Potensi/Dasboard), dengan demikian diharapkan mobilasi anggota KAHMI dapat dilakukan dengan cepat dalam merespons berbagai isu-su Nasional. KAHMI sudah membukti-kan dengan kegiatan Pelaporan serentak ke Kepelosian di masing-masing Daerah terhadap Saut Situmorang (Wakil Ketua KPK) yang melecehkan HMI-KAHMI. Dirgahayu KAHMI Ke 50, Semoga Panjang Umur dan Murah Rejeki. Aamiin!

Referensi:1. George Ritzert & Barry Smart, Handbook TEORI-TEORI

SOSIAL, Penerbit Nusa Media Bandung, 2012.2. Berbagai artikel dan tulisan di media Online/internet.

293

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 307: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

34

Sembako dan Ahok

ari ini warga Jakarta yang berhak pemilih 7 juta lebih Htelah melaksanaka pesta demokrasi pemilihan Guber-nur baru DKI. Perhitungan sementara (Quick Count),

Anis – Sandi unggul signifikan dari Ahok – Djarot. Hampir disemua media TV beritanya sekitar hasil Pilkada termasuk pendapat para komentator dan narasumber yang cukup menarik. Bahkan disalah satu stasiun TV, ada nara sumber yang menyata-kan bahwa kondisi dan hasil sementara ini yang tidak berpihak kepada Ahok tidak terlepas dari isu bagi-bagi Sembako yang muncul di media dari kemarin sampai hari ini. Bahkan PPP Jakarta Selatan yang kantornya jadi gudang sembako memberikan efek negatif terhadap kelangsungan organisasi Islam dalam kondisi politik mendatang ini.

Dulu partai pendukung utama Ahok, sangat kurang sreg dengan pembagian sembako dan BLT yang dilakukan oleh Pemerintah SBY. Pemerintah dinilai tidak mendidik, rakyat menjadi malas, dan sebagainya.

Saat ini karena terkait dengan kepentingan politik, walau-pun dengan alasan pasar murah tapi dilaksanakan di masa tenang tentunya menimbulkan kegegeran ditengah-tengah masyarakat, itu yang ketahuan, kita tidak tahu berapa banyak yang tidak diketahui.

Menurut beberapa pengamat, isu sembako ini ternyata men-jadi kartu mati bagi Ahok. Dan bahkan disamping karena karakter

294

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 308: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ahok, dan isu agama, terdakwa/penista agama, ternyata isu Sem-bako meperberat penyakit Ahok yang mengakibatkan tim dokter (taipan) menyerah untuk mengobatinya.

Memang sehebat apapun rencana manusia, maka rencana Allah tentu lebih hebat. Oleh karena itu sebaiknya memang manu-sia itu harus beriman, dan bertaqwa kepada Allah SWT, agar kita masuk dalam sekenario Allah yang tentu sesuatu yang baik. Sebab sesuatu yang baik menurut manusia belum tentu menurut Allah, dan sesuatu yang baik dari Allah SWT, pasti baik bagi manusia.

Bagi mereka para Ahokers, terutama yang muslim dan menggunakan qaidah-qaidah Islam untuk memenangkan Ahok, bertobatlah, kembali kejalan yang benar, sebelum Allah menjatuh-kan azabNya yang sangat pedih. Bagi yang sudah menyatakan kesiapannya untuk jenazahnya rela tidak disholatkan jika mening-gal dunia sebaiknya dihantarkan saja oleh sanak saudaranya kehutan belantara untuk beristirahat dengan tenang.

Persoalan sembako ini memang sangat sensinsitif, karena ini menggambarkan tingkat kemiskinan masyarakat. Adanya anggapan bahwa orang miskin itu akan dengan mudah dibeli sua-ranya dengan sembako. Mereka lupa pemilihan di DKI ini per-soalan idiologi agama sangat kental dan terus-terus menjadi isu sensitif sehingga mengkristal dan menjadi batu. Munculah istilah asal bukan penista agama. Mungkin tim Ahok berasumsi bahwa dengan sembako, pemilih yang mengkristal tersebut akan mencair dan membuka diri untuk Ahok. Dan yang disasar tim Ahok, kuat dugaan adalah pendukung AHY-Selvy yang sekitar 17%, dan juga di kantong-kantong Anis-Sandi.

Apa yang dapat kita ambil hikmah dari persoalan sembako ini? Hikmahnya antara lain adalah: jangan mengabaikan peran orang kecil, pribumi, apa lagi belakangan ini mencul sebutan “tiko” tikus kotor oleh anak seorang taipan kepada Gubernur NTB yang seorang Ulama, jangan hargai suara dengan sembako

295

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 309: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tetapi hargailah dengan membangkitkan harga diri rakyat kecil tersebut, jangan sekali-sekali melawan Allah dengan menghina ayat Allah karena Allah Maha Kuasa (sudah ada contoh Fir'aun ), dan jangan sekali-kali menggusur rakyat kecil sehingga mereka teraniaya, karena orang yang teraniaya doanya langsung “jalan tol” sampai ke Allah dan Allah sangat marah kepada manusia yasng menganiaya fakir miskin. Jangan hina warganya dengan alasan apapun dengan katsa-kata kotor, petentengan, mentang-mentang, syok kuasa, kalau orang Medan bilang “panggarong”. Semua yang jangan-jangan itu dilakukan Ahok, dan akhirnya atas nama demokrasi, rakyat menentukan pilihannya tidak memilih Ahok. Bagi Ahok persoalan belum selesai, besok 20 April 2017 di Pengadilan Negari Jakarta Utara sebagai terdakwa akan mende-ngarkan tuntutan JPU atas kejahatan dugaan peninstaan agama, semoga Tim JPU sudah dapat menyampaikan tuntutannya tanpa beban karena dokter yang merawat Ahok selama ini juga sudah lepas tangan.

Kepada Anis - Sandi selamat bekerja dan berjuang untuk kesejahteraan warga DKI Jakarta!

296

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 310: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

35

Polisi dan Pengendalian Harga Pangan

agi tadi saya menuju ke Kantor Walikota Depok, ada Purusan perizinan apotik yang sedang diproses perpan-jangannya. Saya buka radio elshinta dan mendapatkan

berita bahwa pagi ini jam 8.00 wib akan ada Rapat Koordinasi Pengendalian harga pangan (sembako) menjelang puasa dan hari raya. Disebutkan bahwa Rapat koordinasi dipimpin oleh Kapolri di Mabes Polri yang akan dihadiri oleh Mendagri, Menteri Perta-nian, Kepala Bulog dan KPPU. Intinya bahwa Kapolri diperintah-kan Presiden untuk dapat mengendalikan harga pangan dan mengatasi para spekulan maupun agen-agen nakal yang akan menaikkan harga.

Sepintas saya mengapresiasi langkah cepat Kapolri tersebut, dan kekompakkannya dengan Kementerian terkait untuk segera melaksanakan perintah Presiden.

Siangnya, saya mendapat berita lagi, bahwa salah satu perintah Kapolri kepada jajaran Kapolda untuk menindak anggota Polisi yang bermain harga ataupun ikut memainkan harga di wilayah kerja masing-masing Polda.

Kemudian saya berpikir ulang dengan ancaman Kapolri kepada Kapolda diatas, dan tertanya-tanya kenapa Presiden memerintahkan kepada Kapolri soal pengendalian harga pangan untuk segera ditangani dengan cepat. Timbulah dalam pikiran saya, jangan-jangan sekali lagi “maaf” jangan-jangan Presiden menduga bahwa yang selama ini menyebabkan harga bergejolak di pasar menjelang bulan puasa dan hari raya tidak lepas dari peran

297

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 311: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Polisi sehingga diperlukan langsung Kepala Polisi yang turun tangan.

Diamana Tupoksi?Terlepasan dari itu semua, yang ingin saya utarakan dalam

tulisan ini, adalah apakah lazim Kapolri memimpin rapat Koordinasi dengan beberapa Menteri untuk pengendalian harga pangan (semabko) menjelang puasa dan hari raya. Selama 34 tahun sebagai Birokrat, rasanya (maaf kalau saya lupa) baru kali ini rapat koordinasi pengendalian harga pangan dipimin oleh Kapolri dengan para pesertanya Menteri.

Dari sisi tata negara pemerintahan, tugas Presiden itukan sudah dibagi habis kepada para pembantunya sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Dan ini datur dalam UU Penyeleng-garaan Negara dan Peraturan Pemerintah yang terkait. Urusan pangan tentunya menjadi tanggung jawab Menko Perekonomian, dengan Menteri terkait Mendagri, Menteriu Pertanian, Menteri Perdagangan, dan Kapolri untuk dukungan keamanan jika ada unsur-unsur kejahatan dalam pengendalian harga tersebut yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

Apakah Kapolri punya tanggung jawab hukum untuk mengendalikan harga? Jika tidak tercapai karena terkait kebijakan keuangan dan moneter dan persoalan ekonomi , pengangguran, dan lain sebagainya, apakah Kapolri harus bertanggungjawab, dan pada pasal berapa dalam UU Kepolisian yang menyebutkan hal tersebut? Inikan persoalan negara dan pemerintahan yang tidak bisa diselesaikan dengan trial and error. Seharunya Jenderal Tito sebagai Kapolri yang membantu Presiden dalam membangun rasa aman masyarakat, kemananan dan ketertiban masyarakat dapat memberikan pandangan beliau dari aspek Tupoksi ini. Jika tidak maka tidak dapat dihindari ada gesekan fungsi dan tugas yang tidak produktif diantara pembantu Presiden.

298

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 312: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Bagi Menko Perekonomian jangan berdiam diri saja. Jangan tiarap, dan terkesan lepas tangan, demikian juga Menteri-Menteri terkait dibawah koordinasi Menko Perekonomian. Penyakit yang berbahaya dalam birokrasi pemerintahan adalah penyakit “pembiaran”. “Biarlah apa yang terjadi, kan mauanya atasan” , “yang penting kita aman, tidak jadi korban”, “emangnya kalau kita peduli dapat apa, jangan-jangan kita yang disalahi”. Kalimat-kalimat itu akan terlontar dari mulut Birokrat yang sudah kena penyakit “pembiaran”.

Saya sangat sedih jika kondisi ini terus terjadi. Tidak jelas siapa mengerjakan apa, dan siapa yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang bukan wewenangnya. Yang dikhawatirkan bukan saja tumpang tindih tugas, tetapi ada tugas yang tidak dia kerjakan karena merasa sudah dikerjakan orang lain. Muncul yang disebut area abu-abu yang tentunya akan menimbulkan persoalan tersendiri.

Bapak Presiden kan sudah membuat Key Performance Indicators (KPI) untuk setiap pembantunya. Jadi sudah lebih mudah sebenarnya untuk melakukan kontrol dan menuntut tanggungjawab sesuai dengan KPI masing-masing Menteri. Jadi kalau mau melakukan short cut bisa saja, supaya target-target program dapat tercapai sesuai keinginan Pemerintah (Presiden). Bagi pembantunya ada yang tidak dapat melaksanakan tugasnya dan sudah menganggu irama pembangunan yang sedang bergerak ya di ganti saja. Tunjuk Menteri Ad Interim yang dinilai mampu sambil mencari Menteri yang berkompeten agar momentum pembangunan tidak terganggu.

Bagi Menteri, yang wilayah tugas terkait pengendalian pangan, kebijakan Presiden ini harus disikapi dengan bijaksana, tenang, dan lakukan Tupoksinya dengan kapasitas dan kecepatan tinggi (all out), tanpa beban, dan jika sudah diujung perjuangan dinilai tidak berhasil ya serahkan saja mandat kapada Presiden, itu

299

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 313: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

lebih baik dari pada rakyat yang tersandera. Kalau sudah soal pangan jangan lagi memakai pertimbangan politik, gunakan hati nurani dan pertimbangan demi kesejahteraan rakyat sesuai dengan amanat Konstitusi tentang negara kesejahteraan (Welfare State).

Bagi Polisi, beban ini luar biasa, masih banyak persoalan lain dihadapan Polisi yang masih belum selesai. Soal rencana aksi 55 terkait dengan terdakwa Ahok sebagai penista agama masih seperti api dalam sekam, persoalan kecelakaan lalulintas yang bertubi-tubi dalam sebulan ini, persoalan teroris, persoalan Narkoba, persoalan Novel Baswedan yang belum dapat dilacak siapa pelaku penyiram air cuka, persoalan Pilkada 2018 yang harus dapat diantisipasai, dan banyak persoalan-persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat.

Jika beban yang “over load” ini terus menerus terjadi, maka penyalah gunaan kekuasaan yang dimiliki Polisi ini dikhawatir-kan akan semakin meningkat dan bisa merugikan Polisi itu sendiri. Kasus penembakan mobil oleh Polisi yang menyebabkan tewas-nya pengemudi mobil, langkah-langkah represif yang diluar kontrol tentu akan menyulitkan posisi Kapolri, walaupun SOP sudah dibuat dan diterapkan.

Saya pikir, sudah saatnya Jenderal Dr. Tito Karnavian, Kapolri, menunjukkan kecerdasan intelektualnya dalam mengha-dapi situasi sekarang ini, terkait dengan tugas-tugas umum yang diamanatkan oleh UU Kepolisian, maupun tugas-tugas khusus yang diberikan Presiden, untuk dapat dilaksanakan dengan bijak. Caranya pasti Pak Tito sudah tahu, yang penting bagi kita rakyat ini, adalah Penyelenggaraan Pemerintah “move on”, hubungan keatas, kebawah dan kesamping harmonis, dan rakyat merasa dilindungi dan mendapatkan keadilan dalam penegakan hukum. Jadilah Polri sebagai instrumen negara dalam menegakkan hukum yang seadil-adilnya.

300

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 314: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

36

Negara Hukum, Kepastian Hukum danKebijakan Pemerintah Berada Dimana?

elakangan ini, diberbagai pemberitaan media sosial, dan Bmedia cetak maupun elektronika, sudah semakin sering kita membaca dan mendengar keluhan kelompok

masyarakat atas berbagai persoalan publik yang tidak ditangani oleh lembaga negara sesuai dengan koridor dan rambu-rambu hukum yang berlaku.

Banyaknya keputusan pengadilan yang tidak dilaksanakan oleh mereka yang berpekara, dan tidak ada tindakan apa-apa dari aparat yang bertanggungjawab untuk menegakkan hukum. Seringnya berbeda antara yang diucapkan oleh penyelenggara negara dengan kenyataan di tingkat implementasi yang dirasakan masyarakat. Berbagai tuduhan kepada seseorang, kelompok mau-pun organisasi dengan judul yang seram seperti makar, menghina lambang negara, menghina simbol negara, anti NKRI, radikalis-me, anti Kebhinekaan, dan lainya, silih berganti dilaporkan kepa-da pihak kepolisian. Pihak kepolisian juga meresponsnya dengan segera, setengah segera sampai dengan nyaris tidak terdengar.

Belum lagi pihak kepolisian harus berhadap-hadapan dengan suatu kelompok masyarakat demi menjaga keamanan, baik keamanan masyarakat lainnya, maupun untuk kepentingan pemerintah dan kelompok elite dan politik yang menurut polisi merupakan bagian dari masyarakat. Jadi polisi harus berlaku adil dan tidak berpihak. Disatu sisi kepolisian adalah alat pemerintah

301

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 315: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sehingga logikanya jika terjadinya dikotomi kepentingan pemerinah dengan kepentingan rakyat, polisi tentu harus melin-dungi dan mengamankan kepentingan pemerintah. Jadi agar polisi tidak berada posisi yang sulit, yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya agar kepentingan pemerintah sejalan dengan kepentingan rakyatnya. Jika ini terjadi polisi bisa lebih fokus pada perlindungan dan pengayoman masyarakat, tetapi politisi tidak bisa tidur nyenyak karena tidak ada lagi isu politik yang mau “dimainkan”.

Untuk mencapai terjadinya keselarasan kepentingan peme-rintah dengan keinginan rakyatnya, maka negara hukum, kepas-tian hukum, dan kebijakan pemerintah sebagai implementasi kepastian hukum harus hadir direpublik tercinta ini.

Negara Hukum Indonesia Dari berbagai artikel dan buku sudah banyak kita baca ten-

tang makna negara hukum Indonesia. Para ahli hukum, menjadi-kan nomenklatur negara hukum, kosakata yang tidak bosan-bosannya disampaikan. Masyarakat juga sudah begitu hafal dan lincahnya menyebutkan Indonesia adalah Negara Hukum, oleh karena itu keadilan harus ditegakkan di Indonesia.

Tapi tidak ada salahnya kita bedah sedikit bagaimana sebe-tulnya format negara hukum di Indonesia yang banyak disampai-kan dan dikupas oleh para pakar hukum. Aristoteles (muridnya Socrates) merumuskan negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya.

Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagian hidup untuk warga negara dan sebagai dari pada keadilan itu perlu diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik. Peraturan yang sebenarnya menurut Aristoteles ialah pearaturan yang mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar warga negaranya, maka menurutnya yang memerintah

302

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 316: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

negara bukanlah manusia melainkan “pikiran yang adil”. Penguasa hanyalah pemegang hukum dan keseimbangan saja. Dan pikiran yang adil itu dituangkan dalam dokumentasi/naskah tertulis yang disebut Undang-Undang dan peraturan turunannya.

Menurut Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 perubahan keempat negara Indonesia adalah negara hukum. Dengan dimasukkannya pasal ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum.

Apa yang menjadi landasan negara hukum Indonesia, dapat kita lihat pada bagian penjelasan Umum UUD 1945 tentang sistem pemerintahan negara, sebagai berikut: (1) Indonesia adalah negara yang berdasar atas negara hukum (Rechtsstaat). Negara Indonesia berdasar atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat). (2) Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Indonesia negara hukum, tidak berdasar atas kekuasaan belaka, jadi hukum harus diatas kekuasaan, dan kekuasaan patuh dan bekerja dalam koridor hukum. Itu konkrit, bukanlah karena kekuasaan ada digenggaman tangan seseorang yang diberikan instrumen kekuasaan, lantas menekuk-nekuk hukum untuk kepentingan kekuasaan, itu namanya abuse of power dan seharus-nya haram berada di bumi Indonesia.

Disamping itu Indonesia menganut Sistem Konstitusional. Artinya pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan atas dasar sistem konstitusi (hukum dasar), dan tidak bersifat absolutisme yaitu kekuasaan yang tidak terbatas.

Kalau itu yang terjadi, maka pemerintah itu sudah menjadi rejim yang otoriter. Dan sudah ada instrumen-instrumen hukum untuk mengatasi agar rejim otoriter atas nama konstitusi harus diturunkan.

303

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 317: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pada tataran instrumen hukum sebagai negara hukum Indo-nesia sudah cukup perangkatnya. Rambu-rambu sudah diatur dengan tegas, bahkan demi demokrasi di Indonesia tidak ada lagi lembaga tertinggi negara, semua instrumen eksekutif, legislatif dan judikatif adalah lembaga tinggi negara, dalam rangka memba-ngun sistem chekck and balances. Bukan saja lembaganya saja yang sudah ada, SDM yang mengisi jabatan-jabatan tersebut juga sudah terisi penuh bahkan banyak yang menunggu gilirannya. Artinya dari sisi SDM Indonesia tidaklah begitu sulit dengan jum-lah penduduk yang 250 juta. Soal kualitas, integritas, kompetensi masih belum sebagaimana diharapkan. Apalagi untuk menjadi ne-garawan, yang banyak saat ini adalah politisi yang berjubah nega-rawan, pedagang/pebisnis yang berju-bah negarawan. Menemu-kan yang seratus persen negarawan masih jauh panggang dari api.

Indonesia sebagai negara hukum, harus sungguh-sungguh kita mengawalnya. Ada kewajiban setiap orang untuk mematuhi dan menjadikannya bagian dari internalisasi diri kita. Keenderu-ngan bahwa Indonesia negara hukum merupakan slogan, harus disikapi dengan serius. Kalau masyarakat kita tidak lagi percaya Indonesia negara hukum dan hanya menjadi slogan dan hiasan bibir saja, maka sendi-sendi kehidupan bangsa ini akan rusak dan bahkan akan roboh sebagai bangsa.

Jika hilangnya hukum di Indonesia, maka Indonesia ibarat hutan belantara, yang berlaku hukum rimba, yang kuat memakan yang lemah, yang besar menerkam yang kecil. Hilanglah harkat kita sebagai manusia, hilanglah harkat kita sebagai bangsa, dan pada gilirannya tidak ada lagi bedanya haram dengan yang halal, semua cara dianggap halal, moralitas runtuh, nilai-nilai agama hanya tinggal dalam kitab-kitab suci. Mari kita renungkan jika bangsa ini sudah tidak lagi memiliki hukum, tidak lagi berdaulat secara hukum. Jawabannya kita semua akan hancur secara cepat ataupun perlahan.

304

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 318: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kepastian HukumMenurut beberapa ahli hukum, dalam menegakkan hukum

ada tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu: kepastian hukum, kemanfaatan dan keadilan. Ketiga unsur tersebut harus bersinergi, proporsional dan seimbang. Dalam prakteknya tidaklah mudah untuk mewujudkannya. Tanpa kepastian hukum akan membuat orang menjadi bingung dan kehilangan arah dan ujungnya menimbulkan keresahan dan ketidak nyamanan. Demikian juga kalau titik berat pada kepastian hukum dengan kurang memper-hatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan dan rasa keadilan juga akan menimbulkan persoalan-perssoalan tersendiri.

Adanya kepastian hukum merupakan harapan bagi pencari keadilan terhadap tindakan sewenang-wenang dari aparat pene-gak hukum yang terkadang selalu arogansi dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum. Karena dengan adanya kepas-tian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan kewaji-ban menurut hukum. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak tahu apa yang harus diperbuat, tidak mengetahui perbuatan-nya benar atau salah, dilarang atau tidak dilarang oleh hukum. Kepastian hukum ini dapat diwujudkan melalui norma-norma yang baik dan jelas dalam suatu undang-undang dan akan jelas pula penerapanya. Dengan kata lain kepastian hukum itu berarti tepat hukumnya, subjeknya dan objeknya serta ancaman hukuma-nya. Akan tetapi kepastian hukum mungkin sebaiknya tidak dianggap sebagai elemen yang mutlak ada setiap saat, tapi sarana yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi dengan mem-perhatikan asas manfaat dan efisiensi.

Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak dibicarakan sepanjang perjalanan sejarah filsafat hukum dan sepanjang proses pengadilan Ahok dan demo ABI yang berkali-kali sampai terakhir ABI 505, yang tema utamanya Adili Ahok dengan Seadil-adilnya. Walaupun ada yang berpendapat

305

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 319: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

tujuan hukum bukan hanya keadilan, tetapi juga kepastian hukum dan kemanfaatan hukum. Tetapi rohnya kepastian hukum itu adalah keadilan, walaupun tidak boleh mengabaikan kemanfaat. Biasanya keadilan yang sejati itu bermanfaat bagi kepentingan manusia secara umumnya. Putusan hakim misalnya, sedapat mungkin merupakan resultant dari adanya kepastian hukum dan konsistensi hukum, dengan keadilan dan kemanfaatan. Sekalipun demikian, saya berpendapat, bahwa di antara ketiga tujuan hukum tersebut, keadilan merupakan tujuan hukum yang paling penting, bahkan keadilan adalah tujuan hukum satu-satunya.

Keadilan adalah keseimbangan antara yang patut diperoleh pihak-pihak, baik berupa keuntungan maupun berupa kerugian. Dalam bahasa praktisnya, keadilan dapat diartikan sebagai mem-berikan hak yang setara dengan kapasitas seseorang atau pember-lakuan kepada tiap orang secara proporsional, tetapi juga bisa ber-arti memberi sama banyak kepada setiap orang apa yang menjadi jatahnya berdasarkan prinsip keseimbangan. Hukum tanpa keadilan tidaklah ada artinya sama sekali.

Paara ahli hukum berpendapat tentang apa keadilan yang sesungguhnya serta dari literatur-literatur yang ada dapat mem-berikan kita gambaran mengenai arti adil. Adil atau keadilan ada-lah menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain yang me-nyangkut hak dan kewajiban. Yaitu bagaimana pihak-pihak yang saling berhubungan mempertimbangkan haknya yang kemudian dihadapkan dengan kewajibanya. Disitulah berfungsi keadilan.

Membicarakan keadilan tidak semuda yang kita bayangkan, karena keadilan bisa bersifat subjektif dan bisa individualistis, artinya tidak bisa disama ratakan. Karena adil bagi si Ahmad be-lum tentu adil bagi si Badu. Oleh karen itu untuk membahas rumu-san keadilan yang lebih komprehensif, mungkin lebih obyaktif kalau dilakukan atau dibantu dengan pendekatan disiplin ilmu lain seperti filsafat, sosiologi dan lain-lain. Sedangkan kata-kata “rasa

306

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 320: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

keadilan” merujuk kepada berbagai pertimbangan psikologis dan sosiologis yang terjadi kepada pihak-pihak yang terlibat, yaitu terdakwa, korban, dan pihak lainnya.

Rasa keadilan inilah yang memberikan hak “diskresi” kepa-da para penegak hukum untuk memutuskan “agak keluar” dari pa-sal-pasal yang ada dalam regulasi yang menjadi landasan hukum. Ini memang ada bahayanya, karena kewenangan ini bisa disalah-gunakan oleh yang punya kewenangan, tetapi di sisi lain kewena-ngan ini perlu diberikan untuk menerapkan “rasa keadilan” tadi, karena bisa jadi perangkat hukum yang ada ternyata belum meme-nuhi “rasa keadilan”.

Kasus Ahok yang sedang dalam proses keputusan vonis ha-kim, akan dapat kita lihat apakah “rasa keadilan” umat Islam su dah terakomodir dalam keputusan tersebut. Kalau tidak persoalan menjadi rumit karena menyangkut keyakinan pengikut agama, yang tentu berbeda jika kasus perorang. Disinilah akan terlihat apakah seorang hakim/dewan hakim itu negarawan atau bukan.

Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar

kebijakan yang bersifat luas. Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan tertentu. Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.

Dalam berbagai sistem politik, kebijakan publik diimple-mentasikan oleh badan-badan pemerintah (melalui kebijakan pe-merintah). Badan-badan tersebut melaksanakan pekerjaan-peker-jaan pemerintah dan hari ke hari yang membawa dampak pada warganegaranya. Dalam literatur administrasi. (Subarsono, 2005:87).

307

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 321: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Untuk lebih memahami tentang kebijakan pemerintah, Berikut Definisi Kebijakan Pemerintah Menurut Para Ahli: Thomas R. Dye mengatakan Kebijaksanaan pemerintah merupa-kan apa saja yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi Thomas R. Dye itu didasarkan pada kenyataan, bahwa banyak sekali masalah-masalah yang harus diatasinya, banyak sekali kainginan dan kehendak rakyat yang harus dipenuhinya. (Soenarko, 2003:41).

Dimock dalam bukunya yang berjudul Public Administra-tion mengarahkan kebijaksanaan pemerintah adalah perpaduan dan kristalisasi dan pendapat- pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang dan golongan-golongan dalam masyarakat. (Soenarko, 2003:43). Robert Eyestone mengatakan kebijaksanaan pemerintah adalah hubungan suatu lembaga pemerintah terhadap lingkungannya. (Soenarko, 2003:42).

Carl J. Friedrich mengatakan kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan, atau Pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan tertentu. (Soenarko, 2003:42).

Dari berbagai definisi tentang kebijakan dan kebijakan pemerintah, ada kata kunci yang sangat penting yaitu kebijakan itu dilahirkan atas suatu kebutuhan, atas kepentingan masyarakat, atas kepentingan penyelenggaraan negara yang sejalan dengan kepentingan untuk mensejahterakan rakyat. Kebijakan itu proses interaksi dengan lingkungan dan lembaga lainnya. Kebijakan pemerintah bukanlah berada diruang kaca yang terisolir dari rakyatnya, tetapi melarut dan menyatu dengan rakyatnya. Ada proses sinergitas yang kuat, dimana kebijakan itu dirumuskan dan dimplementasi dengan baik untuk kepentingan masyarakat, dan

308

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 322: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

masyarakat patuh dan mau melaksanakan semua kebijakan pemerintah karena mereka “merasakan” kebijakan pemerintah itu untuk kepentingan mereka (rakyat). Itulah hakekat pemikiran para ahli kebijakan publik yang kita kutip diatas.

Oleh karena itu, agar kebijakan pemerintah mempunyai lan-dasan hukum yang kuat, mempunyai kepastian hukum yang kokoh, maka semua kebijakan pemerintah harus ada rujukannya/ ada landasan berpikir yang konstitusional. Perangkat itu adalah berupa Konstitusi dan UUD 1945, dan untuk itu Presiden dalam sumpahnya karena yang akan melahirkan kebijakan pemerintah, berjanji melaksanakan penyelenggaraan pemrintah dengan seadil-adilnya dan selurus-lurusnya.

Benang Merah Negara Hukum, Kepastian Hukum dan Kebijakan Pemerintah

Sebagaimana telah diutarakan diatas, bahwa Indonesia adalah negara hukum, suatu keniscayaan, dan oleh karena itu mendapatkan kepastian hukum dan keadilan hukum suatu keharusan, dan kebijakan pemerintah harus semangatnya pada kepastian hukum. Kepastian hukum dan keadilan merupakan prasyarat mutlak agar kebijakan itu dipatuhi masyarakat karena dalam koridor hukum dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyat. Sampai disini “clear”. Inilah yang dimaksud dengan benang merah menuju Welfare state sebagai tujuan kita berbangsa dan bernegara.

Persoalan menjadi lain, jika benang merah ini menjadi putus ibarat layang-layang putus benang, sehingga layang-layang akan dibawa angin kesana kemari tanpa ada pengendali dan akhirknya hilang ditelan gelombang angin yang kencang.

Maknanya penyelenggara negara ini jangan membuat kebijakan pemerintah itu seperti layang-layang putus benang. Terombang-ambing atas bebarbagi kepentingan kelompok yang

309

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 323: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

berorientasi kepentingan kelompoknya, kepentingan bisnisnya, kepentingan ideologinya, kepentingan politiknya, sehingga kebijakan yang diterbitkan banyak menabrak aturan diatasnya.

Dalam situasi seperti ini, kebijakan pemerintah bukan lagi sebagai solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi masyarkat, tetapi menjadi sumber dari persoalan itu sendiri. Akibatnya masyarakat menjadi tidak patuh, terjadi resistensi dan penolakan dimana-dimana dalam bentuk unjuk rasa, menyiksa diri, dan hal-hal lain yang bersifat destruktif.

Lebih berbahaya lagi, jika kebijakan pemerintah itu disamping menabrak aturan diatasnya, juga tidak lagi berpihak kepentingan rakyat, walaupun konsiderannya berpihak pada kepentingan rakyat tapi rakyat merasakannya berbeda. Sikap “double standard” seperti ini tentu lama-kelamaan akan mendo-rong “delegitimasi pemerintah itu sendiri”. Agar tidak terjadi “delegitimasi” tersebut maka digunakan instrumen-instrumen kekuasaan yang dapat menimbulkan pemerintah yang otoriter.

Kebijakan pemerintah yang tidak efektif, juga tidak terlepas dari kondisi dan keberadaan lembaga tinggi negara lainnya, seper-ti DPR, DPD dan Lembaga MA. Bagaimana DPR mau mengawasi dan mengevaluasi kebijakan pemerintah, jika DPR itu sendiri masih sibuk dengan urusan kursi kekuasaan di internal kelembagaannya. Bagaimana DPR dapat bekerja dengan optimal, jika banyak anggota DPR yang berurusan dengan KPK karena persoalan-persoalan korupsi. Bagaimana DPR dapat mengkritisi pemerintah, jika sebagaian besar fraksi DPR sudah “menyerahkan diri” kepada pemerintah dalam hal bagi-bagi kekuasaan.

DPD-RI setali tiga uang, ribut soal kursi Ketua DPD sampai berantem, dan semakin runyam sesudah Pimpinan MA melantik Pimpinan DPD-RI yang masih berpolemik secara hukum dan tata tetib DPD. Akibatnya sampai sekarang masih seperti api dalam sekam. Bayangkan dalam situasi seperti ini mengontrol kebijakan

310

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 324: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pemerintah terkait dengan kepentingan daerah yang diamanatkan kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Oleh karena itu, jangan heran jika ketidakpuasan masyara-kat langsung disampaikan kepada pemerintah melalui berbagai kelompok organisasi masyarakat dan keagamaan yang dibenarkan sesuai dengan koridor hukum. Tetapi ini juga tidak mudah. Mere-ka berhadapan dengan aparat hukum yang merupakan instrumen kekuasaan pemerintah dan tentunya akan menjaga dan mengawal kepentingan dan kebijakan pemerintah.

Apa akibatnya? Energi habis terbuang untuk hal-hal yang sebenarnya bisa diselesaikan secara lebih bijak oleh perangkat negara. Momentum dinamika pembangunan akan terganggu, per-tumbuhan ekonomi akan terganggu, dunia usaha akan ragu inves-tasi ke Indonesia. Semuanya akan tergerus, kepercayaan masyara-kat tergerus, kepercayaan investor tergerus, asset juga akan terge-rus untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekono-mi, kehidupan sosial masyarakat juga akan tergerus, percik-percik konflik horizontal dan vertikal semakin bertambah.

Bagaimana dengan mesin birokrasi. Dikhawatirkan timbul penyakit pembiaran. Dalam implementasi kebijakan pemerintah, ada beberapa faktor penting yaitu komunikasi, pengelolaan sumber-sumber dan peranan birokrasi. Disamping persoalan komunikasi yang belum cair antara pemerintah dengan masyarakat, juga persoalan pengelolaan sumber-sumber yang belum maksimal. Persoalan baru-baru ini adalah larinya 200 nara-pidana di Pekan Baru karena beberapa sebab antara lain over kapasitas. Kapasitas untuk 350 orang dijejali untuk 1.860 orang, sekiar 5 kali lipat.

Bayangkan, mereka kan juga manusia. Ini persoalan penge-lolaan sumber daya manusia dan sarana yang tidak dialokasikan anggarannya secara memadai. Padahal akibat dari larinya 200 tahanan itu biaya memburunya juga cukup besar. Itu salah satu

311

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 325: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

contoh, banyak sebenarnya contoh-contoh lain yang tidak mung-kin disebut satu persatu.

Persoalan birokrasi ini juga sangat berperan besar tidak efektifnya implementasi kebijakan pemerintah. Birokrat ada yang cara berpikirnya dalam melaksakakan kebijakan, pertanyaan per-tama apa untungnya bagi saya kebijakan ini. Dan kalau berhada-pan dengan dengan masyarakat mencari jalan aman dari pada berhadapan dengan masyarakat. Kalau ditugaskan sosialisasi, maka dikumpulkan kelompok-kelompok masyarakat yang sebe-narnya tidak terkait langsung dengan kebijakan tersebut, agar tidak terlalu banyak pertanyaan dan protes. Yang lebih parah lagi kalau birokrat itu juga turut menghambat agar kebijakan pemerin-tah itu tidak jalan. Inilah namanya penyakit “pembiaran”.

Bagaimana Solusinya?Kita kembali ke awal pembahasan, bahwa Aristoteles

menyatakan peraturan yang sebenarnya adalah peraturan yang mencerminkan keadilan bagi pergaulan antar warga negaran. Maka menurutnya yang memerintah Negara bukanlah manusia melainkan “pikiran yang adil”. Penguasa hanyalah pemegang hukum dan keseimbangan saja. Dan pikiran yang adil itu dituang-kan dalam dokumentasi/naskah tertulis yang disebut Undang-Undang dan peraturan turunannya. Jadi harus ada manusia yang disebut sebagai pemimpin, dan pemimpinan ini haruslah pemimpin yang mempunyai pemikiran yang adil.

Dalam konteks penyelenggaran pemerintahan tentu pemim-pin dimaksud adalah Presiden, dan dalam konteks penyelenggaran negara tentunya pemimpin-pemimpin lembaga tinggi negara. Dari pikiran-pikian pimpinan lembaga tinggi negara lahirlah Undang-Undang dan aturan turunannya.

Bagi Presiden yang merumuskan kebijakan pemerintah, tentu bersumber dari pikiran-pikian yang adil. Oleh karena itu

312

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 326: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

seorang Presiden roh dan jiwanya haruslah diselimuti dengan keadilan. Maka itu Presiden itu pada saat disumpah ia sudah men-jadi milik dan menyatu dengan rakyatnya, tidak lagi menjadi partisan, atau membela kepentingan politik tertentu. Itu syarat utama pemimpin yang “adil”. Presiden untuk dapat adil tentu ber-pikiran jernih, selalu berbicara dengan hati nurani, dan selalu me-minta petunjuk dari Allah SWT. Jika proses ini dilatih terus dan berjalan konsisten maka lahirlah yang disebut intuitif. Intuisi se-bagai radar pengontrol untuk setiap rencana kebijakan yang akan diambil, agar berada dalam koridor aturan hukum yang berlaku.

Karena Indonesia ini negara luas, dan penduduk besar, dan persoalan banyak, maka tentu memerlukan pembantu-pembantu Presiden yang berada dalam koridor pemikiran yang sama yaitu berpikiran “adil”. Persoalan menjadi rumit atas kebijakan peme-rintah yang akan dihasilkan jika para pembantu Presiden mempu-nyai agenda tersembunyi membawa kepentingan tertentu yang ujungnya akan berbenturan dengan kepentingan rakyat. Disiniliah sebenarnya tingkat kesulitan Presiden yang terjadi saat ini. Keter-batasan akses tentang SDM yang dijadikan “the dream team”, tekanan politik yang intens, dan juga ada faktor balas budi yang mungkin menjadi penyebab berbagai kebijakan pemerintah tidak lahir dari pemikiran yang adil sebagaimana yang diutarakan Aristoteles.

Harapan kita Presiden kumpulkan kekuatan untuk keluar dari lingkaran pembantu-pembantu yang tidak jelas tersebut, dengan menyusun kekuatan baru yang lebih punya hati nurai, dan seirama sebagai pemimpin yang punya rasa keadilan. Dua sete-ngah tahun memimpin negara ini, tentu Presiden sudah mengeta-hui mana yang emas dan mana yang loyang. Mana yang siap ambil risiko dan mana yang lebih terlatih untuk bertiarap. Mana yang petarung, dan mana yang petualang.

313

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 327: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan PemikiranDr. Emir Soendoro, SpOT

314

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 328: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

1

aminan sosial secara konstitusional adalah hak warga Jnegara Indonesia. Ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 1948,

dan Konsvensi International Labour Organization.Dengan jaminan sosial, warga Negara mendapatkan

pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya agar dapat mengembangkan dirinya sebagai manusia bermartabat. Di rumah sakit, pasien yang mengalami trauma setelah jiwanya terselamat-kan di unit gawat darurat sering tak mendapat pelayanan lebih lanjut karena tak punya jaminan atau pasien memiliki jaminan, tetapi manajemen rumah sakit kesulitan mendapat jaminan dari pihak asuransinya.

Padahal, waktu sangat menentukan dalam penanganan kasus kasus trauma. Data menunjukkan, trauma adalah penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar. Presentase tertinggi kematian yang terjadi setelah trauma disebabkan oleh kerusakan jaringan otak/saraf atau pendarahan pembuluh darah besar.

Kematian yang terjadi satu atau dua jam pertama setelah trauma dapat dicegah dengan penanganan trauma secara baik. Kematian yang terjadi satu smpai dua minggu setelah trauma akibat sepsis atau kegagalan multi organ bisa dicegah dengan penanganan trauma secara dini dan lebih cepat untuk mencegah komplikasi.

Pengalaman penulis tahun 1979 sebagai dokter wakil TNI

Jaminan Sosial Hak Warga

315

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 329: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

AL di RSAL Tanjung Pinang menunjukkan adanya perbedaan. Rakyat harus membayar saat berobat di puskesmas dan tentara beserta keluarganya berobat gratis di RSAL. Pengalaman lain, setelah penulis bekerja di RSCM sejak 1983 dan di rumah sakit lain, banyak kasus ketidakadilan seperti dibawah ini.

Abi yang pegawai negeri (mempunyai Askes) berbonce-ngan sepeda motor ke tempat kerja dengan Abu, seorang buruh (mempunyai Jamsostek). Mereka kecelakaan dan keduanya patah tulang terbuka. Dirumah sakit terjadilah ketidakadilan. Abu, pemegang kartu jamsostek segera dioperasi karena kecelakaan kerja dijamin Jamsostek, tetapi Abi tidak segera dioperasi karena Askes tidak dapat menjamin kecelakaan kerja. Mau memakai fasilitas Jasa Raharja perlu waktu dan prosedur berbelit. Demikian juga untuk Jamkesmas. Akibat keterlambatan, kaki Abi terpaksa diamputasi.

Pengalaman lain adalah menangani korban tsunami di Aceh dan korban gempa bumi di Yogyakarta. Penulis dan tim medis kesulitan menangani korban karena keterlambatan suplai alat alat medis dan obat-obatan. Tiga bulan setelah bencana, penulis kembali ke Yogyakarta untuk melihat korban yang jumlahnya ratusan dan telah menjalani operasi. Namun, banyak korban yang mengalami komplikasi, infeksi, dan sebagainya karena tak ada biaya rawat jalan pascagempa.

Satu BadanOleh karena itu, penulis sangat setuju jika Badan Penyeleng-

gara Jaminan Sosial (BPJS) adalah salah satu badan yang lang-sung di bawah Presiden agar tak tumpang tindih. Dalam hal ini, perlu dukungan penuh Presiden agar program berjalan. Jaminan sosial adalah solusi bangsa Indonesia untuk berdikari dan mandiri. Ini karena merupakan strategi perlindungan untuk menopang dan menjaga kestabilan ekonomi.

316

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 330: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ada lima dimensi positif dalam penyelenggaraan jaminan sosial. Pertama, pembangunan ideologi bangsa. Prinsip pelaksa-naan program jaminan sosial adalah gotong royong sehingga mewujudkan keadilan sosial sebagai salah satu pilar Pancasila. Kedua, membangun stabilitas politik bangsa melalui pembentu-kan negara kesejahteraan. Penyelenggaraan jaminan sosial dapat menciptakan stabilitas politik dengan mencegah berbagai permasalahan akibat hubungan dengan sektor pekerjaan. Data dasar peserta menjadi sumber data jumlah penduduk yang akurat. Ketiga, membangun ekonomi bangsa karena terkait redistribusi pendataan melalui mekanisme kepesertaan wajib jaminan sosial. Dana jaminan sosial yang terkumpul akan sangat besar dan bisa jadi cadangan keuangan nasional. Sistem jaminan sosial akan memberi kepastian usaha dan pembukaan lapangan kerja.

Keempat, membangun kepedulian, dan kesetiakwanan serta solidaritas sosial merupakan akar budaya bangsa dan ini yang dianut penyelenggara jaminan sosial. Penyelenggaraan yang tersentral bertujuan untuk melancarkan subsidi silang. Terjadi gotong royong secara horizontal dan vertikal. Kelima, memba-ngun pertahanan dan keamanan bangsa. Pelaksanaan program ja-minan sosial merupakan faktor pengikat berdirinya NKRI.

Setelah terbentuknya BPJS, badan ini harus segera menyo-sialisasi dan membangun jejaring dengan berbagai organisasi kemasyarakatan, pengusaha, buruh dan para pemangku kepen-tingan lainnya. BPJS sebaiknya langsung di bawah Presiden RI agar memiliki mekanisme koordinasi dengan berbagai instansi sehingga penyelenggaraan jaminan sosial dapat terintegrasi baik. Dalam pelaksanaanya, badan ini harus memulai dan melanjutkan kepesertaan yang telah diselenggarakan PT. Jamsostek, PT. Taspen, PT. Asabri, PT. Askes dan PT Jasa Raharja.

Dengan terbentuknya BPJS, perawat, bidan (untuk daerah yang belum ada dokter), dan dokter keluarga akan berperan sangat

317

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 331: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

besar dalam menangani masalah kesehatan primer. Mereka dapat mengklaim langsung ke cabang-cabang BPJS. Dengan demikian tarif dan obat dapat dibuat standarnya.

Menteri kesehatan bisa lebih fokus kearah pelayanan kese-hatan yang preventif, promotif, tidak lagi direpotkan urusan Jam-kesmas, Jamkeskin dan sebagianya karena telah ditangani BPJS. Begitu juga apabila terjadi bencana alam, BPJS yang langsung bertanggung jawab terhadap pembiayaan pada fase awal, jadi ti-dak perlu menunggu bantuan.

Jadi, pernyataan apakah jaminan sosial akan jadi beban dan bisa membangkrutkan pemerintah, bisa dijawab tidak. Ini karena saat BPJS didirikan sudah mempunyai modal dari kelima BUMN yang disatukan tersebut dan penulis yakin BPJS akan mandiri setelah sepuluh tahun.

318

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 332: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2

ntung saja Majelis Ulama Indonesia tidak jadi menge-Uluarkan fatwa haram mengenai BPJS. Seandainya MUI benar-benar mengeluarkan fatwa haram untuk Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, akibatnya sangat luar biasa. Itu berarti para dokter dan rumah sakit yang menerima pembayaran jasa medis dari BPJS menerima uang haram. Dampak yang dapat ditimbulkan sangat luar biasa, akan banyak dokter dan rumah sakit yang menolak pasien BPJS dengan alasan tidak mau menerima uang haram.

Kalau kita berpikiran jernih dan jujur untuk kepentingan rakyat banyak, menyejahterakan rakyat tak dapat dilakukan oleh negara atau pemerintah sendiri, dukungan dari seluruh rakyat tanpa melihat suku, agama, ras, dan golongan sangat diperlukan oleh seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, seluruh rakyat Indone-sia harus mendukung program jaminan sosial tersebut. Jaminan sosial sangat diidam-idamkan seluruh rakyat Indonesia.

Hal itu tercantum dalam UUD 1945, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 1948, dan Konvensi Organisasi Pekerja Inter-nasional (ILO). Bagaimana bila jaminan sosial tersebut berupa tabungan sosial, dimana iuran yang dibayarkan akan dikembali-kan lagi kepada rakyat? Sebenarnya Pemerintah Indonesia sudah sejak 1970 telah melaksanakan jaminan sosial itu walaupun belum dapat mencakup seluruh rakyat dengan membentuk Jamsostek, Askes, Asabri, Taspen, dan Jasa Raharja.

Jaminan Sosial dan Tabungan Sosial

319

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 333: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dapat dikatakan bahwa program yang dilaksanakan kelima badan usaha milik negara sejak 1970 itu telah mencakup masalah kesehatan, jaminan hari tua (pensiun), jaminan kematian. Pada awal berdirinya kelima program itu, pemerintah hanya menge-luarkan modal tidak besar, tetapi dipayungi UU. Maka, sebelum Jamsostek dan Askes berubah menjadi BPJS -kecuali Asabri, Taspen, dan Jasa Raharja yang namanya tak berubah- aset dari kelima BUMN itu triliunan rupiah dengan kelebihan dan kekura-ngannya serta mempunyai jaringan yang luas dan sangat baik, sampai ke pelosok.

Sebagian besar kekayaan adalah hasil iuran wajib yang di-bayarkan pengusaha, pekerja/buruh, pegawai negeri, anggota ABRI, dan sebagian rakyat yang mempunyai kendaraan bermotor (Jasa Raharja). Mereka membayar sebab diwajibkan UU. Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan kartu sakti, kartu sehat, kartu pintar sebagai realisasi dari kesejahteraan untuk rakyat.

Perlu diketahui juga bahwa dalam program BPJS Keseha-tan, setelah membayar iuran, peserta akan ditanggung bila sakit. Namun, bila tidak sakit, uang tersebut tidak akan dikembalikan. Maka, pada akhirnya akan menjadi seperti asuransi biasa. Pada program BPJS Ketenagakerjaan ada tiga program: jaminan kecelakaan kerja (menyangkut masalah kesehatan), jaminan hari tua (pensiun), dan jaminan kematian. Jasa Raharja mempunyai program untuk membayar setiap orang yang mengalami kecela-kaan lalu lintas (menyangkut masalah kesehatan juga) dan akan membayar jaminan kematian kepada setiap orang yang mengala-mi kecelakaan lalu lintas.

Kementerian baru Taspen hanya mempunyai program jaminan hari tua (pen-

siun) untuk pegawai negeri. Asabri mempunyai program jaminan kesehatan dan pensiun. Berdasarkan hal-hal di atas, alangkah baik

320

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 334: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bila BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, Asabri, dan Jasa Raharja disatukan dalam satu badan (Kementerian Jami-nan Sosial) yang dipimpin seorang menteri. Sebuah kementerian baru (Kementerian Jaminan Sosial) yang merupakan gabungan dari BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, Jasa Raharja, dan Asabri mungkin sudah saatnya diperlukan. Suatu keputusan yang sangat sulit untuk pemerintah bila ingin dijalan-kan karena banyak kepentingan dari mereka yang selama ini beroleh untung dari BUMN itu akan hilang atau berkurang.

Pemerintah dapat mempertimbangkan program jaminan sosial itu berupa tabungan sosial. Apabila pemerintah membentuk Kementerian Jaminan Sosial yang dilindungi UU, seluruh rakyat Indonesia sejak dilahirkan mempunyai kewajiban membayar iuran (tentu dibayarkan dahulu oleh orangtuanya) sampai punya pekerjaan sehingga mampu membayar iurannya sendiri, dan uang iuran itu akan dikembalikan setelah mencapai usia pensiun.

Dengan kartu jaminan sosial itu, anak yang baru dilahirkan sampai usia tertentu memperoleh susu di toko-toko dengan diskon 10-15 persen supaya gizi dan perkembangannya bisa lebih baik. Setiap warga negara Indonesia sejak lahir sampai meninggal ber- kewajiban membayar iuran, misalnya Rp 20.000 per bulan. Yang tak mampu membayar atau tak punya pekerjaan sehingga dikatakan "miskin", iurannya dibayarkan pemerintah (kewajiban pemerintah).

Tugas kepala desa atau lurah mendata jumlah warga yang tak mampu atau miskin. Berikut keuntungan yang diperoleh rakyat dengan membayar iuran. Pertama, kepastian berobat gratis sejak dari dokter umum sampai dengan di rumah sakit dan perawa-tan di rumah sakit kelas 3. Apabila ingin mendapat perawatan kelas 2 atau kelas 1, peserta diharuskan membayar langsung ke rumah sakit. Kedua, uang iuran yang dibayar rakyat akan dikembalikan kepada rakyat setelah usia pensiun, termasuk

321

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 335: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mereka yang dibayarkan pemerintah karena tak mampu bayar. Uang iuran yang sudah dibayarkan akan tetap dikembalikan kepada keluarganya apabila yang bersangkutan meninggal.

Ketiga, karena bersifat tabungan wajib demi kesejahteraan rakyat, dukungan rakyat akan sangat besar. Bukan tak mungkin sebagian rakyat yang cukup mampu tak akan menggunakan BPJS-nya bila sakit atau dirawat di rumah sakit. Keempat, untuk anak balita, kartu tersebut bisa mendapat diskon pembelian susu di toko-toko (untuk kecerdasan generasi yang akan datang). Kelima, apabila terjadi bencana alam di daerahnya dan angka penyakit yang tinggi, peserta dapat berobat gratis. Keenam, memperoleh kepastian pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya, hidup tenang karena adanya jaminan. Ketujuh, setiap rakyat yang meninggal dunia akan diberi uang duka.

Adapun keuntungan pemerintah dalam program ini adalah mengajak seluruh rakyat wajib menabung untuk kesejahteraan bersama seperti yang diamanatkan Pancasila dan UUD 1945; memperoleh kepastian data jumlah rakyat tak mampu yang iurannya harus dibayar pemerintah; sebagai data pasti jumlah penduduk yang mampu ataupun yang tidak mampu; sebagai dana cadangan nasional; dan untuk kebutuhan dana yang sangat mende-sak apabila terjadi bencana alam dan ada korban seperti yang telah terjadi di Aceh, Yogyakarta, Padang, atau Sinabung.

Jadi, Kementerian Jaminan Sosial dapat bertindak tanpa harus menunggu dana APBN turun. Kementerian Jaminan Sosial dibentuk, pertama, untuk mempermudah koordinasi dengan menteri-menteri yang lain, seperti Menteri Kesehatan (untuk masalah tarif rumah sakit dan jasa dokter); Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Keuangan (untuk menekan harga obat yang mahal); Menteri Dalam Negeri (untuk koordinasi dengan gubernur, bupati, camat, lurah, dan lain-lain). Kedua, sosialisasi program kepada masyarakat akan lebih mudah bila

322

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 336: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dijabat seorang menteri dan akan lebih efektif dalam merealisasi-kan program tabungan sosial itu bila dibuat perencanaan matang dengan payung hukum yang jelas.Ketiga, jabatan seorang menteri akan membuat program ini lebih dilihat, didengar, dan dihargai.

Keempat, karena mengelola uang dalam jumlah yang sangat besar dan tanggungjawab yang besar. Kelima, pemba-yaran iuran dapat dilakukan melalui PLN (untuk pembayaran lainnya kadang kita lupa, tapi kita tak akan lupa bayar tagihan listrik setiap bulan karena listrik akan segera dipadamkan PLN apabila kita tak membayar tagihan). Koordinasi dengan PLN dapat dilakukan melalui Menteri Negara BUMN untuk lebih memudahkan.

Mudah-mudahan uraian ini dapat dijadikan bahan pertim-bangan oleh pemerintah dan anggota DPR dalam menjalankan jaminan sosial untuk rakyat demi kesejahteraan rakyat.

323

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 337: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

3

auh sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Jpara dokter dan mahasiswa kedokteran yang belajar di STOVIA telah melakukan berbagai pertemuan, yang

akhirnya pada 20 Mei 1908 dibentuk perkumpulan Boedi Oetomo. Tanggal tersebut kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Di tengah kesibukan belajar sebagai mahasiswa kedokteran, mereka tak lupa memikirkan nasib bangsanya yang saat itu masih dijajah.

Kemudian dokter Cipto Mangunkusumo beserta beberapa dokter mengajak berbagai perkumpulan pemuda, seperti Jong Java, Jong Ambon, dan Jong Sumatera, melakukan sumpah yang disebut sebagai sumpah pemuda pada 28 oktober 1928. Bertahun-tahun kemudian, mahasiswa kedokteran yang tinggal di Jalan Prapatan 10 (mahasiswa kedokteran Ika Daigaku), yang anggota-nya antara lain Eri Soedewo (mantan Rektor Universitas Airlang-ga) dan Mahar Mardjono (mantan Rektor Universitas Indonesia), berjuang melawan penjajahan Jepang.

Tahun 1945 dokter dan mahasiswa kedokteran beserta rekan-rekan pemuda lainnya menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok. Keduanya kemudian dipaksa untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah proklamasi kemerdekaan, Bung Karno mengangkat dokter Moestopo sebagai Panglima Perang RI, sebelum akhirnya diangkat Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Hilangnya Kedaulatan Dokter

324

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 338: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dalam perjalanan bangsa Indonesia, para dokter muda selalu kritis mendengar jeritan hati nurani rakyat. Sebutlah seperti almarhum Arif Rahman Hakim (1965/1966), Hariman Siregar (15 Januari 1974), dan Hariadi Darmawan (Reformasi 1998).

Menarik dilihat benang merah bahwa Sumpah Hipocrates yang dibacakan seorang dokter saat wisuda mengandung inti atau pesan dari Sumpah Pemuda 1928.

Beberapa kutipan sumpah dokter antara lain: “Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan kemanusiaan. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara terhormat dan bersusila sesuai dengan martabat pekerjaan saya. Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertim-bangan keagamaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial.”

Dokter juga manusia Peranan dokter selalu ada dalam perjalanan republik ini.

Dokter adalah satu-satunya sarjana yang wajib bertugas di daerah, terkadang di daerah terpencil atau daerah konflik. Sudah banyak dokter yang menjadi korban dalam menjalankan pengabdiannya.

Seorang dokter, jika telah disumpah sebagai dokter, seumur hidupnya, sepanjang dia mampu, harus mengabdikan ilmunya untuk masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Dokter adalah manusia biasa yang terkadang membuat kesalahan. Berbagai kejadian, seperti vaksin palsu, obat palsu, dan gratifikasi yang menyudutkan dokter, pernah disiarkan di media.

Dengan pola pembayaran BPJS Kesehatan, seorang dokter hanya menerima jasa medis Rp 8.000 untuk setiap pasien, dokter tetap menerimanya dan tetap melaksanakan tugasnya demi kemanusiaan. Coba bandingkan dengan parkir mobil di DKI yang bertarif Rp 5.000 setiap jam.

325

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 339: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Masyarakat yang menggunakan BPJS cenderung menya-lahkan dokter apabila ada masalah, tanpa melihat atau mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Peraturan dari BPJS menyebabkan dokter tidak berwenang melakukan pengobatan secara tuntas dengan alasan keterbatasan dana.

Banyak penyakit yang diderita masyarakat, tetapi tidak bisa diobati secara maksimal oleh para dokter karena adanya aturan-aturan tersebut. Kenapa dokter selalu menjadi sasaran kemarahan masyarakat, seolah-olah dokter sudah tidak menjalankan sumpah dokter dengan baik?

Patut diketahui, penduduk DKI yang memakai kartu BPJS akan mendapatkan pelayanan yang baik dari rumah sakit di lingkungan DKI karena tersedianya dana di DKI. Namun, Indonesia bukan hanya DKI. Banyak keluhan masyarakat dan masalah-masalah yang dialami dokter pada waktu melayani pasien BPJS di luar DKI.

Krisis di kalangan dokter sendiri juga terjadi. Hal ini disebabkan adanya pendidikan dokter layanan primer (DLP) yang harus dijalankan fakultas kedokteran sesuai undang-undang. Kasus DLP ini menimbulkan pertentangan sesama dokter.

Saat ini profesi dokter Indonesia makin terpuruk. Masyara-kat disajikan berbagai berita dan kesalahan dokter dalam menjalankan tugasnya sehingga masyarakat menghakimi dokter. Dokter digambarkan sebagai profesi elite, serba berkecukupan, wajib mengabdi dan tak boleh menolak pasien, tugasnya melayani, bahkan cenderung dituntut memenuhi keinginan pasien.

Dengan alasan bahwa UU harus dijalankan, pemerintah dan legislatif seenaknya menjadikan dokter dan kesehatan sebagai isu politik untuk atas nama rakyat. Adanya sumpah dokter membuat profesi dokter tunduk dan patuh pada berbagai kebijakan dan rekayasa di bidang kesehatan.

326

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 340: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Masalah kesehatan dan pelayanan kedokteran sangat kompleks dan tidak mungkin dipikul hanya oleh dokter. Ketidakmampuan dokter untuk bersikap profesional karena berbagai tekanan ini akan membahayakan masyarakat (pasien) dan berpotensi menimbulkan tuntutan hukum.

Profesi dokter seakan sebagai budak yang hanya bisa diam menerima nasib. Harus diakui bahwa semangat perjuangan dan kesejawatan profesi dokter saat ini hilang sesuai dengan zaman yang lebih mengedepankan sikap individualis dan pragmatisme.

Perjuangan dokter Indonesia untuk memperoleh kembali kedaulatan profesi ini tidak mudah. Perjuangan pasti butuh keberanian dan pengorbanan. Hasil perjuangan mengembalikan kedaulatan belum tentu bisa kita peroleh sekarang, mungkin anak cucu kitalah yang akan merasakan.

Dibelenggu UUMenyikapi berbagai kejadian itu, pada 15 Oktober 2016

penulis membuat sarasehan di Gedung STOVIA, dihadiri para dokter. Pembicara adalah dokter yang mewakili Ikatan Dokter Indonesia, Dokter Indonesia Bersatu, Perhimpunan Dokter Umum Indonesia, dan perwakilan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Seluruh Indonesia. Dari sarasehan tersebut dapat disimpulkan, kedaulatan rakyat dan kedaulatan dokter untuk mengerjakan profesinya sebagai dokter sudah tidak ada lagi karena sudah dibatasi oleh UU.

Kalau sampai dokter melakukan demo, apalagi sampai mogok kerja, itu berarti dokter sudah mengalami kesulitan untuk menjalankan profesinya sebagai dokter secara profesional dan maksimal karena peraturan-peraturan dan UU yang membatasi tindakan-tindakan dokter dengan risiko tuntutan-tuntutan apabila terjadi sesuatu pada pasien di luar kemampuan dokter.

Dokter juga manusia biasa. Jika harga diri dan kedaulatan-

327

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 341: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

nya sudah tidak ada lagi, maka dokter yang selama ini tidak ber-suara akan bersuara dan bergerak. Seperti halnya dilakukan dr Soetomo dan dr Ciptomangunkusumo untuk mempertahankan kedaulatan dan memperjuangkan kesejahteraan untuk masyarakat yang juga terzalimi.

Para dokter perlu lebih berhati-hati menangani pasien BPJS dan menjelaskan bahwa permasalahannya bukan pada dokter, melainkan ada aturan UU yang membatasi profesi dokter. Dengan demikian, benturan-benturan antara dokter dengan pasien dan keluarganya tidak akan terjadi.

Penulis berharap, walaupun kewajiban kita sebagai dokter dibatasi oleh berbagai peraturan dan UU yang berlaku saat ini, kita harus mencontoh para dokter pendahulu kita yang tetap menjalan-kan kewajibannya sesuai sumpah dokter. Teruslah berjuang demi kesejahteraan rakyat Indonesia yang kita cintai ini.

328

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 342: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan PemikiranAmri Yusuf, SE, Ak, MM

329

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 343: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

1

alam beberapa minggu ini, masyarakat pekerja dan para Dpihak yang memiliki kepedulian terhadap program jami-nan sosial disuguhi berita tentang perbedaan pandangan

antara Dewan Jaminan Sosial Nasional dan Menteri Ketenagaker-jaan Muhammad Hanif Dhakiri. DJSN mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar mencabut Peraturan Pemerintah No-mor 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP No 46/2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua. Sikap DJSN mendapat dukungan dari BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam pandangan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagaker-jaan, PP No 60/2015 yang membolehkan pekerja yang berhenti bekerja bisa langsung mengambil jaminan hari tua (JHT)-nya bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU No 40/2004 Pasal 35 Ayat (1) mengatur bahwa JHT hanya bisa diambil peserta atau ahli warisnya apabila memasuki usia pensiun, mengalami cacat total, atau meninggal dunia. Sementara PP No 60/ 2015 Pasal 26 menyatakan, manfaat JHT wajib dibayarkan kepada peserta apabila mencapai usia pensiun. Maksud dari kata “usia pensiun” ditafsirkan dan dijelaskan dalam penjelasan PP itu bahwa yang dimaksud dengan “mencapai usia pensiun” termasuk peserta yang berhenti bekerja.

Asuransi Pengangguran

330

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 344: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Berdasarkan amanat PP No 60/2015 tersebut, maka Menaker M Hanif Dhakiri berijtihad dengan menerbitkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor 19 Tahun 2015, di mana dalam aturan tersebut dinyatakan pembayaran manfaat JHT dibayarkan secara tunai dan sekaligus setelah melalui “masa tunggu satu bulan” terhitung sejak surat keterangan pengunduran diri dari perusahaan diterbitkan. Sementara untuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhitung sejak tanggal PHK. Argumentasi DJSN mengapa PP No 60/2015 harus segera dicabut dan direvisi karena ketentuan tersebut; bertentangan dengan UU No 40/2004, tidak sesuai dengan filosofi program JHT, tidak men-didik pekerja untuk menyiapkan masa depannya, dan berpotensi mengganggu perekonomian nasional karena dana JHT yang bersifat jangka panjang (memperkuat tabungan nasional) harus dicairkan dalam jangka pendek.

Bagi Menaker M Hanif Dhakiri, permintaan DJSN tersebut sulit untuk dipenuhi. Bahkan, Menaker menantang, jika ada pihak-pihak yang tidak setuju dan kurang berkenan dengan PP No 60/2015, silakan untuk mengajukan uji materi ke Mahkamah Agung. Kita bisa menduga setidaknya ada tiga alasan mengapa Menaker bersikap seperti itu.

Pertama, beleid pemerintah yang tertuang dalam PP No 60/2015 dan Permenaker No 19/2015 dianggap cukup berhasil meredam aksi dan protes pekerja, serikat pekerja, dan sejumlah anggota DPR yang kala itu kurang puas dan tak setuju dengan PP No 46/2015 yang dianggap tidak pro ke nasib buruh meski subs-tansinya sesuai dengan UU No 40/2004.

Kedua, kekhawatiran bahwa PP No 60/2015 akan meng-ganggu perekonomian nasional, setidaknya dalam jangka pendek, tidak terbukti. Ketiga, hingga saat ini tidak ada satu pun anggota DPR, pekerja, atau serikat pekerja yang mempersoalkan PP No 60/2015.

331

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 345: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pesangon yang tidak efektifApabila ditelisik lebih dalam, sebenarnya akar persoalan

mengapa PP No 60/2015 terbit dan terlihat tidak sejalan dengan filosofi program JHT atau bertentangan dengan UU No 40/2004 karena buruh faktanya tidak memiliki katup pengaman finansial jika mereka mengalami PHK. Program pesangon sebagaimana yang diatur UU No 13/2003 tak efektif dan tidak bisa menjadi andalan buruh untuk memenuhi kebutuhan ekonomi jangka pendek mereka pasca PHK.

Program pesangon (severance benefit) sejatinya bentuk lain dari program jaminan sosial yang didesain pemerintah untuk memberi perlindungan kesejahteraan bagi pekerja dan menjadi katup pengaman finansial jika buruh mengalami PHK. Hak pesangon bukan hanya harus dibayarkan ketika pekerja diberhen-tikan sebelum memasuki usia pensiun, melainkan juga wajib diberikan kepada mereka yang di-PHK karena usia pensiun tetapi tak diikutkan dalam program pensiun. Faktanya, implementasi program pesangon tak sesuai harapan.

Kelemahan paling fundamental UU No 13/2003, dan ini faktor penyebab mengapa program itu tak efektif, adalah karena UU ini tidak mengatur secara tegas dan jelas bagaimana mekanis-me pemberi kerja mempersiapkan dana untuk membayar pesa-ngon atau imbalan PHK. Akibatnya, terdapat risiko ketidakpas-tian bagi kedua belah pihak. Pekerja menjadi rentan dan tak terjamin hak-haknya. Pemberi kerja memiliki peluang atau pilihan untuk tak mempersiapkan diri membayar pesangon. Kalaupun ada sebagian pemberi kerja membentuk cadangan imbalan PHK, itu lebih karena ada kewajiban memenuhi standar laporan keuangan agar mereka bisa mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari auditor eksternal.

Apakah dana cadangan pesangon itu digunakan atau tidak, pekerja tak memiliki posisi tawar dan akses untuk mengontrolnya.

332

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 346: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Belum lagi kalau dana cadangan ini kemudian digunakan untuk kepentingan-kepentingan korporasi lain, seperti ekspansi bisnis atau belanja aktiva tetap, sehingga pada saat dibutuhkan untuk membayar pesangon, pemberi kerja tak memiliki dana kas cukup. Pengetahuan buruh yang minim terkait hukum pesangon dan bisnis menyebabkan tak berdaya untuk menuntut hak pesangon tersebut. Oleh karena itu, tatkala mereka mengalami PHK, program JHT menjadi alternatif pengaman finansial.

Untuk menghentikan polemik soal JHT dan menemukan solusi yang relatif permanen terkait hak-hak buruh saat mengha-dapi PHK dan sekaligus mengembalikan fungsi JHT sesuai filosofinya, ada dua skenario yang perlu dilakukan pemerintah. Pertama, dalam jangka pendek mekanisme pengelolaan program pesangon yang selama ini berbasis itikad baik korporasi (corporate based intention) yang akuntabilitasnya kurang jelas perlu diubah menjadi berbasis pendanaan penuh (full funded) dengan sistem pooling fund serta dikelola lembaga yang dipercaya pemerintah untuk itu, misal BPJS Ketenagakerjaan. Pengelolaan program ini esensinya mirip program JHT dan pensiun yang kini dikelola BPJS Ketenagakerjaan.

Untuk mengeksekusi ide ini, pemerintah tidak perlu meng-amandemen UU No 13/2003, tetapi cukup menerbitkan PP ten-tang sistem pengelolaan pesangon sehingga menjadi lebih tertib dan efektif. Sejak UU No 13/2003 diberlakukan, isu ini luput dari perhatian dan belum diatur sama sekali.

Kedua, dalam jangka menengah dan panjang, pemerintah perlu segera mengembangkan program asuransi pengangguran untuk mengonversi secara total program pesangon sehingga sejalan dengan konvensi ILO 102 tahun 1952. Perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin solid dan terus bertumbuh perlu ditopang sistem jaminan sosial yang lebih solid dan komprehensif. Melengkapi program JKN, program asuransi pengangguran ini

333

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 347: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sudah sangat dibutuhkan dalam kondisi perekonomian yang sudah memasuki era industrialisasi, di mana tenaga kerja semakin besar ketergantungannya pada upah yang mereka terima. Program asuransi pengangguran sudah diselenggarakan banyak negara di Eropa dan Asia Pasifik yang ekonominya sudah memasuki era industri. Australia, Tiongkok, Bahrain, Jepang, India, Iran, Kuwait bahkan Myanmar, Vietnam, dan Thailand adalah contoh negara yang sudah menyelenggarakan.

Esensi program asuransi pengangguranDalam perspektif jaminan sosial, program pesangon sebe-

narnya merupakan cikal bakal atau bentuk yang paling sederhana dari program asuransi pengangguran. Bagi negara-negara yang belum punya pengalaman dalam penyelenggaraan program asuransi pengangguran dan mekanisme pasar kerjanya belum efektif, program pesangon adalah sarana belajar dan langkah awal untuk menyelenggarakan asuransi pengangguran.

Harus diakui bahwa dari semua program jaminan sosial, program asuransi pengangguran merupakan program yang paling sukar pelaksanaannya, baik dari segi organisasi, administrasi, maupun operasionalnya. Program ini akan sulit sekali diselengga-rakan tanpa adanya mekanisme pasar kerja yang efektif. Mekanis-me itu berupa hadirnya pusat informasi tentang lowongan kerja, kebutuhan tenaga kerja, pendaftaran pencari kerja, dan adminis-trasi penempatan tenaga kerja yang harus diselenggarakan atau dikelola oleh suatu instansi khusus untuk itu.

Karena sifat dan sumber penyebab pengangguran bisa sangat beragam, program asuransi pengangguran secara esensial biasanya hanya membatasi pertanggungannya hanya pada jenis pertanggungan tertentu. Sebagaimana diketahui, dari segi sosial dan ekonomis, pengangguran dapat dibedakan dalam tiga kelom-pok utama, yaitu pengangguran umum (aggregate unemploy-

334

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 348: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ment), pengangguran struktural (structural unemployment), dan pengangguran perorangan (personal unemployment). Karena masalah pengangguran ini cukup kompleks, program asuransi pengangguran yang pendanaannya dibiayai dari iuran (pekerja, pemberi kerja, dan pemerintah) dan memberikan jaminan tertentu lazimnya hanya dapat menanggulangi pengangguran perorangan serta beberapa jenis pengangguran struktural, seperti penganggu-ran teknologi, sekuler, dan regional.

Jenis pengangguran yang ditanggung dan memenuhi syarat untuk memperoleh jaminan dalam program asuransi penganggu-ran perlu diberi definisi yang tepat untuk mencegah perselisihan dan kesalahpahaman. Untuk itu, kita perlu merujuk pada beberapa konvensi ILO yang terkait hal tersebut, antara lain Unemploy-ment Provision Convention 1934, Income Security Recommenda-tion 1944, dan Social Security (Minimum Standards) Convention 1952, yang menyebutkan bahwa definisi dan kualifikasi pengang-guran yang ditanggung cakupannya meliputi: (1) pengangguran itu harus tidak dikehendaki (involuntary unemployment), (2) pe-ngangguran harus bersifat sementara (temporary unemployment), (3) penganggur, yang akan mendapat benefit ini, harus telah mem-punyai pekerjaan sebagai sumber penghidupannya (bukan yang untuk baru mau bekerja), (4) penganggur tersebut harus tetap mampu bekerja, (5) penganggur harus tetap bersedia untuk bekerja kembali, dan (6) penganggur harus bersedia menerima pekerjaan yang cocok (suitable employment). Program ini biasanya memberikan dua jenis benefit, yaitu tunjangan pengang-guran (unemployment benefit) dan pelayanan kerja (employment service) berupa penempatan dan pelatihan kerja. Untuk benefit kedua diperlukan pusat informasi pasar tenaga kerja.

Mencermati perkembangan polemik program JHT yang tidak kunjung menemukan titik temu, maka dua skenario yang diusulkan di atas perlu menjadi perhatian para pihak. Bagi peme-

335

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 349: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

rintah, DJSN, BPJS Ketenagakerjaan, dan semua elemen aktivis buruh mencari solusi kebijakan yang permanen dan berdampak pada kesejahteraan buruh dalam jangka panjang adalah mutlak. Gagasan tentang asuransi pengangguran patut dipertimbangkan untuk segera diimplementasikan di Indonesia. Diskusi lebih intens terkait syarat peserta, besaran iuran, dan besaran benefit harus segera dimulai. Di Indonesia, saat ini, menurut Badan Pusat Statistik, ada 7,02 juta jiwa (5,5 persen) yang menganggur yang memerlukan proteksi negara.

336

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 350: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2

alam suatu kesempatan, beberapa bulan sebelum BPJS DKetenagakerjaan (BPJS TK) diresmikan beroperasi penuh pada awal Juli 2015 di Cilacap, direksi BPJS TK

mendapat kesempatan untuk melakukan audiensi dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan. Dalam audiensi tersebut, Elvyn G Masassya selaku Dirut selain melaporkan persiapan peresmian operasional penuh BPJS TK, juga menyampaikan progress pelak-sanaan program jaminan sosial yang dikelola oleh BPJS TK selama tiga tahun terakhir.

Presiden Jokowi selain memberikan apresiasi atas berbagai pencapaian yang sudah dilakukan oleh BPJS TK, juga menegas-kan komitmen beliau untuk mendukung penuh berbagai inisiatif BPJS TK dalam implementasi program jaminan sosial di Indone-sia. Yang agak diluar perkiraan, dalam kesempatan tersebut Presi-den Jokowi justru menyampaikan evaluasi tentang pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JKN menurut be-liau masih perlu banyak perbaikan, seperti kualitas pelayanan, ma-najemen klaim, dan perluasan kepesertaan pada kelompok yang mampu membayar iuran sehingga bisa menekan potensi defisit pembiayaan yang waktu itu sudah mencapai Rp 6 triliun. Presiden Jokowi menyampaikan kegalauan dan keprihatinannya terhadap kondisi yang sedang dihadapi oleh BPJS Kesehatan kala itu.

“Holding” BPJS

337

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 351: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Merespon apa yang menjadi kegalauan Presiden, Elvyn menyampaikan beberapa masukan kepada Presiden untuk menga-tasi berbagai masalah implementasi jaminan sosial di Indonesia. Salah satunya yang mendapatkan perhatian serius dari Presiden Jokowi adalah ide pembentukan Holding BPJS di Indonesia. Elvyn menyampaikan, berbagai inisiatif dan komitmen pemerin-tah terhadap implementasi jaminan sosial sebagai pilar negara kesejahteraan di Indonesia, sudah cukup baik dan relatif lengkap. Namun ada empat masalah pokok yang harus segera di antisipasi bersama, yaitu: (1) tumpang tindih kebijakan perlindungan sosial; (2) fragmentasi program dan layanan kepada masyarakat; (3) inefisiensi infrastruktur layanan dari masing-masing penyeleng-gara program; dan (4) monitoring dan evaluasi yang tidak efektif.

Berbagai program jaminan, kesejahteraan dan perlindungan sosial (social protection) di Indonesia, seperti program jaminan hari tua, jaminan kecelakaaan kerja, jaminan kematian, jaminan kesehatan, program tabungan perumahan, dan program-program bantuan sosial lainnya, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dan Kartu Disabilitas (KD), yang masih terfragmentasi tersebut perlu dikonsolidasi oleh suatu badan khusus seperti holding agar implementasi kebijakan jaminan sosial di Indonesia lebih efisien, efektif dan powerfull. Holding ini akan bertindak sebagai kepan-jangan tangan Presiden dalam mengkordinasi, mengontrol dan mendukung implementasi berbagai program jaminan sosial di Indonesia. Berhubung waktu untuk audiensi yang sangat terbatas, maka Presiden menginstruksikan kementerian terkait yang kala itu ikut mendampingi, untuk diagendakan dan dibahas secara khusus dalam suatu rapat terbatas.

Esensi “Holding”Ide pembentukan holding BPJS ini berangkat dari

338

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 352: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pemikiran saat ini eksistensi lembaga-lembaga penyelenggara program jaminan sosial yang ada, yang nota bene semuanya ada-lah kepanjangan tangan pemerintah, masih cenderung bergerak sendiri-sendiri dengan basis ketentuan yang juga tumpang tindih. Ikhtiar untuk meretas fragmentasi praktik jaminan sosial di Indo-nesia melalui UU SJSN dan UU BPJS, sampai hari ini tidak me-nampakkan hasil yang menggembirakan.

Oleh sebab itu diperlukan suatu lembaga atau badan khusus yang diberi otoritas untuk mengkordinasi dan mengkonsolidasi berbagai inisiatif yang dilakukan oleh masing-masing lembaga dalam bentuk holding. Holding BPJS, secara esensial diproyeksi-kan selain mendorong pencapaian economic of scale pengelolaan program, juga di ekspektasi dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, sinergi dan produktivitas operasional dari institusi-institusi jaminan sosial yang ada. Program akuisisi program JKN untuk sektor korporasi dan mampu bayar iuran, misalnya, akan lebih efektif dan optimal jika prosesnya disinergikan dan diinteg-rasikan dengan program akuisisi program BPJS TK. Dana jaminan sosial yang terkumpul dan belum digunakan oleh masing-masing lembaga untuk membayar benefit, dapat dioptimalkan untuk membantu perekonominan nasional. Kartu jaminan sosial yang selama ini diterbitkan oleh masing-masing lembaga, bisa diinteg-rasikan menjadi tunggal dan diberi nama kartu jaminan sosial Republik Indonesia (single identity number).

Kedudukan holding tidak bersifat operasional tapi lebih bersifat strategis. Holding tidak akan mengambil alih fungsi dan peran BPJS eksisting, tapi hanya bersifat mendukung dan mendo-rong agar masing-masing badan (BPJS) bisa lebih fokus dan optimal menjalankan tanggung jawabnya. Secara spesifik, fungsi holding antara lain; (1) menyiapkan berbagai regulasi, kebijakan dan strategi yang koheren dan integratif untuk seluruh badan (BPJS); (2) memberi dukungan penuh (full supporting) kepada

339

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 353: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

setiap BPJS dalam hal perencanaan, keuangan dan sumber daya manusia; (3) menyiapkan sistem IT dan database yang terintegrasi dengan platform yang sama untuk seluruh BPJS; (4) membantu menyiapkan kantor-kantor layanan dan jaringan distribusi, yang bisa digunakan secara bersama (fisik dan e-service) dengan stan-dar dan kualitas layanan yang setara; (5) mengkonsolidasi, me-ngontrol dan mengendalikan berbagai inisiatif agar tercipta siner-gi antar lembaga atau badan.

Kehadiran holding tidak dimaksudkan untuk mengeliminir peran Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), tapi akan menjadi partner untuk memperkuat implementasi program jaminan sosial di Indonesia. DJSN tetap berfungsi sebagai pengawas eksternal, menyiapkan kebijakan umum dan singkronisasi penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sementara holding berperan melakukan support dan supervisi internal, membantu menyiapkan kebijakan strategis dan roadmap program jaminan sosial untuk jangka panjang serta mengkonsolidasi berbagai inisiatif dari lembaga penyelanggara.

Untuk mengeksekusi ide tersebut, maka ada dua alternatif bisnis model holding BPJS yang mungkin bisa dipertimbangkan. Alternatif pertama, holding BPJS dibentuk dan berada langsung dibawah Presiden. Holding akan membantu Presiden untuk meng-konsolidasi dan mengintergrasikan berbagai inisiatif program jaminan sosial dan mengkoordinasikannya dengan lembaga-lembaga terkait, seperti kementerian dan lembaga legislatif. Struktur dibawahnya adalah BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, PT TASPEN (Persero), PT ASABRI (Persero), PT Jasaraharja, dan Bapertarum. Masing-masing lembaga tetap ber-operasi dan mengelola program seperti biasa, hanya saja kebija-kan operasional, layanan, kompetensi sumber daya manusia, sistem IT dan database distandarisasi dan diintergrasikan oleh Holding BPJS. Dengan menggunakan format ini, maka PT

340

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 354: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

TASPEN dan PT ASABRI, tetap eksis dan tidak perlu dilikuidir dan meleburkan diri seperti amanat UU No.24/2011. TASPEN dan ASABRI hanya perlu mengkonversi bentuk badan hukumnya dari korporasi (BUMN) menjadi lembaga jaminan sosial yang berbasis badan hukum publik. Alternatif kedua, holding BPJS kedudukan-nya sama seperti di atas, langsung dibawah Presiden, tapi struktur dibawahnya dirancang berdasarkan program dan segmen peserta yang dilayani. Sementara aktivitas pengelolaan dana investasi sebagai akibat dari akumulasi iuran yang belum digunakan untuk membayar klaim, dari masing-masing BPJS di-pooling dan dikelola oleh Badan Khusus yang dibentuk untuk itu dan fokusnya hanya untuk pengelolaan dan pengembangan dana investasi. Kebijakan pooling fund ini, akan menambah kekuatan dan posisi tawar dana jaminan sosial untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi di Indonesia. Semua lembaga dibawah holding BPJS, seperti BPJS TK, BPJS Kesehatan, TASPEN, ASABRI, Jasaharja dan Bapertarum tetap beroperasi seperti biasa dan aktivitasnya hanya fokus pada pengelolaan program, perlua-san kepesertaan dan memberikan layanan kepada peserta.

Kondisi ini mirip seperti di Malaysia. Dimana tata kelola program jaminan sosialnya dijalankan oleh empat badan yang ter-pisah. Employee Providen Fund (EPF) atau Kumpulan Wang Sim-panan Pekerja (KWSP) mengelola tabungan dengan kepesertaaan wajib bagi pekerja swasta. Sosial Security Organization (Sosco) atau Pertumbuhan Kemalangan Sosial (Perkeso) mengelola asuransi kecelakaan kerja dan pensiun cacat bagi pekerja swasta. Pension System for Civil Servant (PSCS) atau Kumpulan Wang Aparatur Pemerintah (KWAP) mengelola program pensiun pegawai sipil pemerintahan (dibiayai APBN). Dan yang terakhir, Armed Forces Saving Board (AFSB) atau Lembaga Tabungan Angkatan Tentara (LTAT) mengelola program pensiun untuk personel militer (dibiayai APBN).

341

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 355: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Melanjutkan Reformasi Wacana yang digulirkan oleh Elvyn G Masassya di atas

pernah dibahas dalam rapat terbatas yang dihadiri sejumlah menteri, anggota DJSN dan lembaga-lembaga terkait dan hasil-nya pun sudah dilaporkan kepada Presiden Jokowi.

Gagasan untuk meretas berbagai hambatan optimalisasi implementasi program jaminan sosial di Indonesia, layak untuk didiskusikan kembali. Kita membutuhkan sistem jaminan sosial yang kuat, solid dan terintegrasi guna mewujudkan visi universal coverage sebagai pilar utama welfare state, dalam rangka mening-katkan kesejahteraan buruh dan sekaligus memperkuat perekono-mian nasional. Holding BPJS adalah salah satu ikhtiar untuk mengkonsolidasi, mengintegrasi, mengkoordinasi dan memper-kuat peran dan fungsi berbagai lembaga jaminan sosial yang sudah eksis pada level operasional, tanpa harus mengeliminir atau meli-kuidasi keberadaan mereka.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka agenda reformasi sistem jaminan sosial harus dilanjutkan kembali. Kita perlu segera mengevaluasi arah perkembangan praktik jaminan sosial di Indo-nesia saat ini. Berbagai undang-undang terkait, seperti UU SJSN, UU BPJS, UU Kesejahteraan Sosial, UU Ketenagakerjaan, UU Tapera dan UU ASN agaknya perlu direview, direvisi, disinkroni-sasi dan diharmonisasi agar tidak tumpang tindih satu dengan yang lain. Tumpang tindih ketentuan peraturan perundangan ter-sebut dapat berakibat kepada tidak optimalnya implementasi sis-tem jaminan sosial nasional.

342

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 356: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan PemikiranProf. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PH

343

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 357: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

aminan Kesehatan Nasional (JKN) memasuki tahun Jkeempat dengan gonjang-ganjing kebangkrutan BPJS Kesehatan dan matinya JKN. Selama tiga tahun BPJS

Kesehatan melaporkan defisit lebih dari Rp 18 Triliun. Tudingan manajemen buruk, kecurangan dokter dan rumah sakit, kecura-ngan peserta, dsb sering diperdebatkan. Ketidakterbukaan BPJS menambah kecurigaan banyak pihak. Padahal, sebagai badan hukum publik BPJS harus transparan. Manajemen BPJS pun kalap dengan membuat aturan waktu tunggu, denda pelayanan, dan upaya lain untuk mengurangi defisit. Upaya-upaya yang tidak sesuai dengan tujuan utama JKN.

Kabinet Kerja mendapat berkah dari JKN. Kepuasan rakyat terhadap kinerja Pemerintah dalam bidang kesehatan diatas 65%. Kini, 175 juta orang telah menjadi peserta JKN. Tetapi, sekitar separuhnya tidak menggunakan haknya ketika perlu rawat jalan RS. Penduduk kelas menengah atas dan banyak pegawai negeri, pejabat yang membuat aturan JKN, tidak menggunakan JKN. Mereka lebih memilih membayar sendiri atau membeli asuransi kesehatan tambahan yang mereka gunakan. Bahkan BPJS Kesehatan pun membeli asuransi tambahan swasta untuk pegawainya. Hal itu merupakan indikasi bahwa layanan JKN tidak memuaskan. Namun, BPJS Kesehatan mengklaim kepuasan peserta lebih dari 75%. Klaim yang bias, karena sampel survei hanya dilakukan pada peserta yang pernah menggunakan.

JKN MEMATIKAN SWASTA

344

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 358: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Meskipun lebih dari 1.000 RS swasta telah bekerja sama dengan BPJS, pemantauan dan laporan publik menunjukkan banyak akal-akalan RS. Pasien perserta JKN mendapat diskrimi-nasi, bahkan di RS milik pemerintah. Banyak indikasi yang me-nunjukkan bahwa RS setengah hati melayani peserta JKN.Waktu kunjungan yang dibatasi pagi dan hari kerja saja, pembatasan kuota pasien JKN, dan pelayanan lab/radiologi pasien JKN seba-gian per hari, memaksa pasien JKN bolak-balik menghabiskan waktu dan transpor. Semua itu dilakukan fasilitas kesehatan karena bayaran BPJS di bawah harga keekonomian. Selain itu, terdapat diskriminasi besaran bayaran antara fasilitas kesehatan milik pemerintah dan milik swasta.

Bayaran fasilitas kesehatanDiskriminasi bayaran kapitasi dan CBG (casemix based

groups) terjadi sejak tahun 2014. Bayaran kapitasi adalah pemba-yaran borongan untuk layanan dokter umum yang mencakup konsultasi, pemeriksaan lab, dan obat. Sejak tahun 2014, besaran kapitasi kepada dokter umum/klinik swasta tidak berubah yaitu Rp 8.000 per orang per bulan (POPB). Sementara inflasi selama empat tahunsudah hampir 20%. Bidan praktisk swasta juga di-bayar sekitar separuh dari tarif persalinan rata-rata di tahun 2013 sampai sekarang. Di tengah jalan, pemerintah dan BPJS menam-bah layanan yang harus ditanggung dokter dan klinik. Jumlah peserta kapitasi di dokter umum atau klinik swasta relatif jauh lebih sedikit.

Bayaran kapitasi ke Puskesmas hanya beda sedikit - Rp 6.000 POPB, namun jumlah peserta diberikan ke puskesmas, luar biasa banyak. Di Jakarta ada puskesmas mendapat 160.000 peser-ta, menghasilkan bayaran kapitasi sekitar Rp 1 milyar per bulan. Di luar bayaran kapitasi, Puskesmas masih dapat kucuran dana APBN dan APBD yang setiap tahun bisa dinaikan. Alhasil,

345

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 359: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Puskesmas dibayar hampir dua kali lipat. Namun, dari berbagai monitoring dan evaluasi kinerja layanan Puskesmas lebih jelek dibandingkan kinerja klinik swasta.

Bayaran CBG juga diskrimanatif terhadap RS Swasta. Bayaran CBG yang ditetapkan Pemerintah tidak sesuai konsep pembayaran borongan berbasis risiko. Seharusnya, bayaran CBG sama besar antar kelas RS dan memperhitungkan dana ABPN/ APBD yang masuk ke RS pemerintah. Namun, sejak 2014, RS kelas C dan D dibayar sekitar sepertiga untuk kasus dan tingkat kesulitan yang sama. Teori ekonomi, untuk mendorong persai-ngan sehat dan efisiensi, RS harus dibayar sama untuk kasus dan tingkat kesulitan yang sama. Lagi pula, kebanyakan RS swasta dikategorikan ke kelas C dan D oleh pemerintah. Maka jadilah, bayaran ke RS milik pemerintah yang umumnya masuk kelas B, A, dan kelas khusus sebesar 2-3 kali lebih besar. Padahal, RS milik pemerintah masih dapat kucuran dana APBN dan APBD. Keluhan pimpinan RS swasta masih begitu banyak yang tampak-nya tidak berefek. Tidak mengherankan jika RS swasta mematok kuota bagi pasien JKN yang sering memaksa pasien mambayar sendiri layanan yang diterimanya, tidak menggunakan hak JKN.

Dengan bayaran yang di bawah harga keekonomian dan tidak disesuaikan dengan inflasi, fasilitas kesehatan swasta dibayar semakin kecil. Padahal, bayaran awal pun sudah di bawah harga keekonomian. Konon kabarnya Kementrian Keuangan yang mematok kenaikan bayaran CBG tidak lebih dari 6% per tiga tahun. Kebijakan ini sama sekali tidak masuk akal sehat dan akan mematikan swasta. Ketika Indonesia masuk era reformasi, tarif telepon dinaikan agar swasta berminat investasi. Tapi, di era JKN, tarif JKN malah ditekan jauh di bawah harga keekonomian. Tender obat pun ditekan pada harga terendah, menimbulkan spekulan yang ikut tender. Industri farmasi besar yang ikut tender e-catalog tidak memadai jumlahnya. “Jangankan ada ruang

346

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 360: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pengembangan, biaya produksi untuk kualitas yang bagus saja sulit dicapai”, begitu ucap seorang pengusaha farmasi.

Iuran – Biang KeladiDalam Policy Paper yang diluncurkan Oktober 2016, Bank

Dunia menghimbau Indonesia untuk memperbesar belanja kese-hatan. Tentu termasuk iuran JKN. Mengapa? Karena sejak 40 tahun lalu, belanja kesehatan Indonesia adalah yang terendah di dunia, untuk kelas ekonomi yang sama. Belanja JKN 2016 hanya sekitar Rp 35.000 POPB. Iuran rata-rata yang diterima BPJS Kesehatan sekitar Rp 34.000 POPB. Iuran Penerima Bantuan Iuran yang dibayar dari dana APBN hanya Rp 23.000 POPB. Sangat kontras dengan premi jaminan kesehatan pejabat tinggi yang dibayar dari APBN yang mencapai Rp 2 juta POPB. Tapi, jaminan kesehatan pajabat ke perusahaan asuransi, bukan ke BPJS Kesehatan. Belanja kesehatan rata-rata penduduk Indonesia di tahun 2013, sebelum JKN sudah mencapai Rp 136.000 POPB. Jelas, iuran yang ditetapkan Pemerintah jauh dibawah harga keko-nomian yang memungkinkan layanan kesehatan berkembang.

Akankah Indonesia keluar dari buruknya layanan keseha-tan? Keberanian dan konsistensi Presiden Jokowi dengan Nawa Cita, peningkatan kualitas bangsa, bisa mengubah. Tetapi, peja-bat Indonesia harus berani keluar dari belenggu “tidak ada fiskal”, lagu lama yang selalu diputar. Nawa Cita belum diikuti kebijakan operasional yang konsisten.

347

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 361: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan PemikiranProf. Budi Hidayat, SKM, MPPM, Ph.D.

348

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 362: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Abstrak

efisit layak disandang sebagai penyakit kronis JKN. DIndikasi defisit terungkap dari angka rasio klaim. Pada tahun 2014 dan 2015 angka rasio klaim selalu berada

diatas 100%. Angka ini merupakan hasil pembagian biaya klaim (atau biaya kesehatan peserta) dengan pendapatan iuran. Dengan demikian rasio klaim menggambarkan penyerapan dana iuran untuk biaya kesehatan saja. Padahal pendapatan iuran juga harus dialokasikan untuk biaya operasional dan cadangan.

Defisit JKN akan terus bergulir jika terapi sistemik nihil. Untuk tahun 2016, hasil estimasi penulis dengan merujuk pada asumsi besaran iuran sesuai Peraturan Presiden No 28/2016 (Sekretariat Kabinet, 2016) dan tarif pelayanan Permenkes 59/2014 (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, 2014) mene-mukan angka rasio klaim 101%. Artinya, pendapatan iuran masih kurang meski hanya untuk mendanai pelayanan kesehatan. Dari mana sumber dana untuk mendanai biaya operasional? Apakah JKN hanya mengandalkan suntikan dana pemerintah? Label penyakit kronis defisit layak disandang oleh JKN. Apa obatnya?

Kontrol Biaya KlaimStrategi pertama untuk mengerem defisit adalah mengontrol

biaya klaim untuk memastikan klaim dibayar terhadap apa yang seharusnya dibayar. Secara matematis besaran biaya klaim dipe-ngaruhi oleh nilai harga dan angka utilisasi layanan kesehatan. Untuk meredam biaya klaim maka dapat dilakukan dengan dua resep.

Terapi Sistemik Defisit JKN:Bahan Refleksi Bagi Semua Pihak

349

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 363: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pertama adalah menurunkan harga layanan. Resep ini mu-dah dilakukan, cukup dengan merombak standar tarif pelayanan yang diatur Permenkes Nomor 59/2014 agar rasional terhadap pendapatan iuran. Namun jika opsi penurunan standar harga yang dipilih maka akan menuai masalah baru. Badai protes dari fasilitas kesehatan (faskes) akan datang silih berganti. Kualitas layanan menjadi terancam, meskipun pada produk kesehatan kualitas tidak selalu berbanding lurus dengan harga. Bahayanya, JKN akan menyandang gelar baru sebagai produk inferior. Ini yang harus dicegah.

Cara kedua mengontrol biaya klaim adalah mengendalikan utilisasi yang sifatnya abnormal. Jenis utilisasi ini tidak murni di-sebabkan oleh kebutuhan medis pasien, namun disebabkan oleh motif lain (target income) provider. Pencetus utilisasi abnormal adalah ketidakseimbangan informasi dan peran ganda provider. Ketika berobat, pasien umumnya tidak tahu terhadap jenis layanan kesehatan apa yang dibutuhkan. Pasien akan selalu menggantung-kan pemilihan terapi atas saran provider yang memang lebih mengetahuinya. Sementara provider memiliki dua peran ganda (Blomqvist, 1991), yaitu sebagai penasehat atau advisor pasien dan penyedia jasa atau supplier layanan. Kedua peran ini melekat alamiah dan tidak bisa dipisahkan. Ketika tidak ada “polisi” yang mengontrol, atau sudah ada asuradur (missal BPJS Kesehatan) namun fungsi kontrolnya mandul maka kombinasi dari ciri asime-trik informasi dengan peran ganda provider melahirkan fenomena Supplier Induced Demand (SID) yang berujung pemborosan.

Fenomena SID mengglobal dalam praktik layanan keseha-tan, dan terbukti empiris di banyak negara (De Jaegher and Jegers, 2000, Labelle et al., 1994, Carlsen and Grytten, 2000, Azzahra-zade, 2016, Van Doorslaer and Geurts, 1987), termasuk Indonesia (Hidayat and Pokhrel, 2010, Azzahrazade, 2016). Analisis data Indonesian Family Life Survei mendeteksi fenomena SID di

350

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 364: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

perkotaan yang memiliki tingkat kompetisi provider lebih tinggi dibandingkan di pedesaan (Hidayat and Pokhrel, 2010). Studi (Azzahrazade, 2016) dengan data Susenas dan Podes 2012 mengklarifikasi SID di Indonesia. Dari hasil analisis yang dilaku-kan dengan two-part (atau hurdle) model, Azahrazzade (2016) menemukan angka probabilitas dokter yang mendorong kunju-ngan pasien rawat jalan semakin tinggi seiring naiknya kompetisi dokter yang diukur dengan rasio dokter terhadap populasi.

Fenomena SID memang semakin menonjol ketika kompeti-si provider semakin menguat (Léonard et al., 2009), dan terjadi dalam sistem kesehatan yang mengandalkan mekanisme pasar. Ini contoh anomali dari asumsi ekonomi yang menyatakan “kompeti-si dan mekanisme pasar mendorong efisiensi”. Aplikasi asumsi ini pada kesehatan ternyata menelorkan hasil sebaliknya, inefisiensi. Ketika terjadi over-supply, misalnya, kondisi ekuilibrium pena-waran dan permintaan pada pasar kesehatan terjadi bukan disebabkan oleh turunnya harga layanan sebagaimana asumsi ekonomi yang berlaku pada pasar non-kesehatan, namun karena kenaikan harga. Knsumen kesehatan tetap membelinya karena supplier (dokter) berperan tidak hanya sebagai penyedia jasa tetapi juga sebagai advisor.

Wujud konkrit SID bervariasi, tergantung dari pola bayar apa yang digunakan untuk membayar provider. Ketika pembaya-ran provider dilakukan dengan Diagnosis Related Groups (DRGs), wujud SID dapat berupa pemulangan dini pasien yang masih membutuhkan perawatan, atau bloody discharge (Qian et al., 2011) dengan harapan pasien berobat kembali. Bloody discharge juga terjadi akibat alokasi dana DRGs untuk perawatan pasien sudah terserap semua. Pada pelayanan rawat jalan, kaveat DRGs dapat berupa pemecahan kasus menjadi beberapa kunjungan yang mendorong lahirnya readmisi (Bjorvatn, 2013). Tidak heran jika DRGs, kecuali Indonesia, tidak lazim digunakan

351

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 365: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

untuk membayar provider yang memberikan layanan rawat jalan. Altrnatifnya discount on charge yang digunakan di sejumlah negara, atau ambulatory payment classifications yang dipakai oleh program medicare di Amerika.

PemborosanNihilnya pengendalian membuka peluang subur utilisasi

abnormal yang berujung pemborosan. Adalah sistem jaminan kesehatan di Jerman yang menerapkan audit medis untuk meneli-sik rekam medis, minimal 10% dari kasus klaim DRGs, yang diambil acak per tahun dari sejumlah rumah sakit sampel. Tujuannya untuk menilai apakah pasien jaminan memperoleh layanan kesehatan sesuai standar pelayanan, dan untuk mengklari-fikasi apakah tagihan yang diajukan rumah sakit sejalan dengan diagnosis, serta jenis pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien.

Di Indonesia, celah untuk meraih efisiensi terbuka lebar. Berapa triliun rupiah dana JKN yang bisa dihemat? Analisis data klaim INA-CBGs sampai bulan pembayaran Agustus 2015 menemukan 76% klaim rawat jalan (atau 36 juta kasus) merupakan kasus-kasus readmisi. Memang tidak semua kasus readmisi tergolong bermasalah, namun ada sekitar 34% (12.6 juta kasus) tergolong sebagai readmisi bermasalah dan diduga akibat motivasi SID. Dugaan SID diidentifikasi dengan kriteria jeda kunjungan pasien ke faskes sama untuk jenis penyakit yang sama antara kunjungan berikut dengan sebelumnya berada dalam rentang maksimal 7 hari. Nilai klaim atas kejadian readmisi dengan jeda antara kunjungan sebelum dan terakhir selama maksimal 7 hari mencapai Rp 5.1 triliun.

Selain pelayanan rawat jalan, utilisasi abnormal terdeteksi pula pada pemanfaatan rawat inap. Angka bloody discharge yang mendorong kejadian readmisi juga menyedot dana signifikan

352

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 366: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

(mencapai 4% dari total klaim rawat inap). Ada indikasi pula kasus klaim yang mengarah pada dugaan upcoding (Dafny, 2005, Berta et al., 2010) yang jika dihitung dampaknya terhadap biaya nilainya fantastis. Pembuktian empiris kasus-kasus upcoding harus dilaku-kan melalui audit medis.

Estimasi total biaya klaim INA-CBGs yang sudah dibayar-kan oleh BPJS Kesehatan sampai dengan bulan pembayaran Agustus 2015 mencapai Rp 55,9 triliun. Seandainya saja readmisidan SID pada pelayanan rawat jalan, serta dugaan praktik upcoding dan bloody discharge pada jenis pelayanan rawat inap terdeteksi oleh radar audit medis seperti halnya di Jerman, perhitungan penulis menemukan efisiensi dana mencapai sekitar 12.6% dari total klaim. Untuk itu, BPJS Kesehatan harus me-ngembangkan sebuah sistem yang sanggup untuk mendeteksi kasus-kasus tersebut. Algoritma sistem sangat mudah dikemban-gkan, dan cukup sederhana. Luaran dari sistem pendeteksian ini adalah basis data kasus-kasus klaim yang teridentifikasi bermasalah. Data ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menelusuri kasus klaim di lapangan dalam program audit medis. Dengan demikian, ketika melakukan aktivitas audit medis, para auditor tidak harus membokar jutaan klaim, namun cukup melacak kasus klaim yang sudah masuk dalam daftar bermasalah. Cara cerdas inilah yang harus dilakukan.

Efek Domino INA-CBGsImplikasi negatif INA-CBGs juga memberikan efek domino

bagi penderitaan pasien dan sistem kesehatan. Rata-rata kunjungan berulang diantara pasien yang memanfaatkan layanan rawat jalan untuk kasus penyakit sama mencapai 4.7 per pasien. Dengan demikian readmisi berimbas tidak hanya pada pendanaan JKN tetapi juga pada pengeluaran pasien. Ketika berobat pasien sudah pasti mengeluarkan biaya transport. Biaya kesempatan,

353

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 367: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

opportunity costs, pasien dan keluarga yang mendampinginya juga pasti lenyap. Penderitaan pasien semakin parah karena setiap mendatangi faskes menemui antrian sejak pendaftaran, pemanfaa-tan layanan sampai tahap pengambilan obat.

Penderitaan pasien juga tercermin oleh adanya kasus-kasus rujukan yang mengarah indikasi dumping (Ellis, 1998). Faskes cenderung memilih pasien yang menguntungkan saja, yakni menerima pasien yang dinilai akan menghabiskan biaya lebih rendah dari tarif INA-CBGs sementara pasien yang dinilai merugikan dirujuk ke faskes lain (Newhouse, 1989). Indikasi dumping ditelisik dengan menelusuri kasus-kasus rujukan horizontal, yaitu rujukan yang diberikan oleh perujuk faskes lanjut dengan tingkatan sama dengan faskes tujuan rujukan.

Estimasi penulis menemukan angka dumping 33,7% untuk rawat inap, dan 16% untuk rawat jalan. Kejadian lempar-melem-par pasien cenderung naik dari bulan ke bulan sejak implementasi JKN. Angka dumping rawat jalan naik dari 11,2% pada bulan Januari 2014 menjadi 20,0% pada Juli 2015 atau naik 78% selama 18 bulan (4,3% per bulan). Pada pelayanan rawat inap, kenaikan angka dumping selama periode yang sama mencapai 63% (3,5% per bulan), naik dari 23,5% pada Januari 2014 menjadi 38,5% pada bulan Juli 2015. Meski dampak dumping relatif kecil pada efisiensi dana, fenomena ini berdampak negative bagi peserta yang menjadi objek dumping karena mereka akan dilempar dari satu faskes ke faskes lain. Ini akan menyebabkan ketidaknyama-nan, dan jika dibiarkan akan berakumulasi pada ketidakpuasan peserta terhadap program JKN.

Efek domino implikasi negative INA-CBGs bagi overall sistem pelayanan kesehatan adalah terjadinya penumpukan dan antrian pasien. Pada kondisi ini yang selalu disalahkan adalah pro-gram JKN. Program ini dianggap tidak matang karena infrastruk-tur (supply, faskes) tidak dipikirkan sejak dini.

354

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 368: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jika saja, misal, readmisi tidak terjadi, pasien cukup sekali datang ke faskes, dan faskes tersebut dapat digunakan oleh pasien lain. Karena proporsi kasus readmisi sangat tinggi, apalagi pada kasus rawat jalan, maka secara akumulasi menyebabkan kekura-ngan faskes. Rasio faskes dengan penduduk baik dari sisi nakes dan tempat tidur secara teoritis sudah cukup, namun praktiknya menunjukkan kekurangan yang terdeteksi dari fenomena antrian pasien, serta dan tidak adanya ruangan.

Tidak tersedianya ruang rawat inap bagi pasien JKN yang butuh pelayanan juga sering terdengar sejak implementasi JKN. Apakah ini memang murni disebabkan oleh tidak adanya ruangan atau karena fenomena dumping megingat banyak kasus pasien tidak jadi dirujuk ke faskes lain jika yang bersangkutan bersedia membayar layanan kesehatan sendiri. Disini dibutuhkan “polisi” untuk mengontrol praktik layanan kesehatan. Nihilnya kontrol akan menyebabkan pasien semakin terombang-ambing ketika mereka butuh pelayanan kesehatan. Dan cilakanya, JKN menjadi sasaran kesalahan.

Genjot PendapatanStrategi kedua untuk meredam defisit JKN dapat dilakukan

dengan menggencot pendapatan JKN. Pendapatan dipengaruhi oleh besaran iuran dan jumlah peserta. Untuk itu, langkah sistemik yang harus dilakukan adalah menaikkan nilai iuran. Sayangnya revisi iuran yang dituangkan dalam Peraturan Presiden 28/2016 (Sekretariat Kabinet, 2016) masih jauh berada dibawah nilai ideal. Tampak disini pemerintah ragu menjadikan JKN sebagai produk superior. Cara kedua membenahi pendapatan adalah membangun tata kelola kepesertaan. BPJS Kesehatan tidak hanya focus mendorong jumlah peserta, tetapi harus memperhatikan pada kelompok mana prioritas harus dibidik sedini mungkin, serta bagaimana memastikan mereka konsisten membayar iuran.

355

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 369: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Sistem inilah yang harus dibangun. Rubah pola pikir atau mindset masyarakat untuk menyikapi klausul “wajib” dalam UU SJSN menjadi sebuah “kebutuhan”. Mereka yang butuh tentunya akan berupaya memenuhi kebutuhannya. Sholat lima waktu adalah rukun Islam, dan kewajiban mutlak bagi kaum muslim. Seorang muslim yang taat akan selalu mengerjakan Sholat sebagai wahana dalam memenuhi kebutuhan melepas rindu untuk berjumpa dengan Allah. Ini contoh perubahan mindset kewajiban menjadi kebutuhan yang tampaknya perlu ditularkan bagi masyarakat Indonesia dalam menyikapi JKN. Sosialisasi dan edukasi publik terkait keberadaan dan seluk beluk JKN harus dilakukan terus menerus untuk membangun mindset tersebut.

Intervensi Sistemik, Kumpulan PRJKN membutuhkan intervensi sistemik yang harus menem-

bak pada sumber masalah defisit. Upaya menaikkan peserta tidak serta merta akan mampu meredam defisit JKN. Meskipun seluruh penduduk Indonesia masuk program JKN, dengan merujuk struktur tariff yang diatur Permenkes 69/2014 dan nilai iuran PerPres 28/2016, JKN akan tetap menyandang label penyakit kronis defisit karena kenaikan peserta secara proporsional tidak sebanding dengan kebutuhan biaya kesehatan per orang per bulan. Dengan demikian upaya kenaikan peserta harus dibarengi dengan upaya pengendalian, rasionalisasi harga layanan dan perbaikan nilai iuran. Ini paket sistemik untuk mentralisir defisit JKN.

Terkait intervensi pengendalian, JKN membutuhkan pe-lembagaan manajemen telaah utilisasi (utilization review) kom-prehensif untuk menjamin kualitas dan kontrol biaya. Aplikasi sistem informasi teknologi harus digunakan untuk mendeteksi kasus-kasus klaim yang bermasalah. Audit medis sebagai bagian dari aktivitas retrospektif telaah utilisasi untuk menelisik kasus-kasus klaim yang masuk dalam daftar hitam implikasi INA-CBGs

356

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 370: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

(readmisi, bloody discharge, dan upcoding) juga harus dilakukan. Audit medis ini tentunya harus didukung oleh regulasi untuk memuluskan pelaksanaan ketika auditor membongkar berkas rekam medis pasien yang tersimpan disetiap faskes.

Selain intervensi sistemik diatas, dalam jangka panjang, permasalahan hulu terkait dengan skema pembayaran INA-CBGs, yakni klasifikasi penyakit, harus segera diselesaikan. Aplikasi DRGs, sejak INA-DRG (Jamkesmas) sampai INA-CBGs (JKN), belum pernah dilakukan evaluasi klasifikasi penyakit secara komprehensif yang digunakan sebagai dasar dalam pengelompokkan DRGs. Padahal ada sejumlah DRGs yang belum pernah muncul kasusnya. Atau kasus DRG sudah muncul, namun jumlahnya relatif kecil sehingga secara statistik tidak memadai digunakan dalam penentuan bobot tarif. Ini yang harus dituntaskan segera. Jika tidak, permasalahan tinggi /rendahnya tariff pada kelompok DRGs tertentu dibandingkan dengan tariff rumah sakit akan tetap mengemuka sepanjang masa.

Inovasi metode pembayaran provider juga harus dibangun untuk menanggalkan kelemahan metode bayar yang digunakan dalam JKN. Inovasi potensialnya adalah bagaimana mengkombi-nasikan Kapitasi dan INA-CBGs dengan Pay-For-Performance. Apa indikator kinerja yang perlu digunakan untuk kemudian dilebur dalam skim Kapitasi dan INA-CBGs? Ini juga pekerjaan lanjutan yang harus difikirkan sedini mungkin.

KesimpulanDari uraian dimuka, artikel ini menyimpulkan bajwa ada

empat intervensi sistemik yang bisa dijalankan untuk meredam defisit: rasionalisasi harga, pelembagaan pengendalian, revisi nilai iuran, serta membangun manajemen kepesertaan. Keempat intervensi sistemik tersebut harus dilakukan simultan, serta melibatkan semua pelaku inti dalam program JKN.

357

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 371: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Implementasi berbagai kebijakan yang terkandung dalam program JKN (missal reformasi pembayaran provider: Kapitasi dan INA-CBGs) tengah mendatangkan pekerjaan baru. Memper-tahankan apa yang baik, dan berupaya terus untuk memperbaiki kelemahan adalah hal logis. Ini terjadi diseluruh dunia. Reformasi jaminan kesehatan tidak pernah berhenti. Maju dan benahi terus JKN. Rakyat BUTUH, jangan sampai mereka membencimu.

Daftar PustakaAzzahrazade 2016. Supplier Induced Demand on Outpatient Care

in Indonesia: Analysis of National Social Economic Survey 2012. Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 1.

Berta, P., Callea, G., Martini, G. & Vittadini, G. 2010. The effects of upcoding, cream skimming and readmissions on the Itali-an hospitals efficiency: A population-based investigation. Economic Modelling, 27, 812-821.

Bjorvatn, A. 2013. Hospital readmission among elderly patients. The European Journal of Health Economics, 14, 809-820.

Blomqvist, K. 1991. The doctor as double agent: Information asymmetry, health insurance, and medical care. Journal of Health Economics, 10, 411-432.

Carlsen, F. & Grytten, J. 2000. Consumer satisfaction and supplier induced demand. Journal of Health Economics,19, 731-753.

Dafny, L. S. 2005. How Do Hospitals Respond to Price Changes? American Economic Review, 95, 1525-1547.

De Jaegher, K. & Jegers, M. 2000. A model of physician behaviour with demand inducement. Journal of Health Economics, 19, 231-258.

Ellis, R. P. 1998. Creaming, skimping and dumping: provider competition on the intensive and extensive margins1. Journal of Health Economics, 17, 537-555.

358

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 372: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Hidayat, B. & Pokhrel, S. 2010. The Selection of an Appropriate Count Data Model for Modelling Health Insurance and Health Care Demand: Case of Indonesia. International Jour-nal of Environmental Research and Public Health, 7, 9-27.

Labelle, R., Stoddart, G. & Rice, T. 1994. A re-examination of the meaning and importance of supplier-induced demand. Journal of Health Economics, 13, 347-368.

Léonard, C., Stordeur, S. & Roberfroid, D. 2009. Association bet-ween physician density and health care consumption: A sys-tematic review of the evidence. Health Policy, 91, 121-134.

Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia, R. I. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1287, 1-17.

Newhouse, J. P. 1989. Do unprofitable patients face access problems? Health Care Financing Review, 11, 33-42.

Qian, X., Russell, L. B., Valiyeva, E. & Miller, J. E. 2011. ‘Quicker And Sicker’ Under Medicare’s Prospective Payment System For Hospitals: New Evidence On An Old Issue From A National Longitudinal Survey. Bulletin of Economic Research, 63, 1-27.

Sekretariat Kabinet, R. I. 2016. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 62, 1-8.

Van Doorslaer, E. & Geurts, J. 1987. Supplier-induced demand for physiotherapy in the Netherlands. Social Science & Medicine, 24, 919-925.

359

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 373: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan PemikiranDr. dr. Mahlil Ruby, Mkes

360

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 374: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Latar Belakang

engintegrasian Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) ke Pdalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJSK) tidak

terjadi secara otomatis, walaupun Peta Jalan JKN memberi batas waktu pengintegrasian Jamkesda ke dalam JKN pada akhir 2016. Sampai Juni 2016, BPJSK baru mampu mengintegrasikan 15 Jamkesda provinsi (provinsi yang memberikan kontribusi kepada

1BPJSK) dan 342 Kabupaten/kota dengan 13,85 juta peserta.Sementara hasil ekstrapolasi survei Jamkesda Pusat Kajian

Kebijakan dan Ekonomi Kesehatan FKM UI memperkirakan 460 2 3

daerah menyelenggarakan Jamkesda. Pusdatin Kemkes (2011). mengestimasi jumlah peserta jamkesda sebesar 32,1 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, sekitar 120 daerah yang belum berintegrasi dengan potensi 18,25 juta jiwa peserta. Jamkesda yang belum berintegrasi memiliki kontribusi terhadap pencapaian kepesertaan kesehatan semesta (UHC) pada 2019 sebesar 7,1%.______________

1 Lestari AB, Integrasi Jamkesda Program JKN-KIS, Presentasi

Direktur Kepesertaan Kepada DJSN pada 28 Juni 2016.2 Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan; Mendukung

DJSN dalam Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Asuransi Kesehatan Sosial Nasional di Indonesia Hingga 2019, Depok: PKEKK/FKM/UI, 24 Desember 2014.

3 Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan: Analisis

Data Laporan Jamkesmas 2010, Buletin, Jendela data dan Informasi Kesehatan, Volume 4, Triwulan IV 2011, halaman 5.

Pergolakan Integrasi Jamkesda Ke Dalam JKN

361

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 375: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Banyak dimensi yang melatarbelakangi lahirnya Jamkesda sehingga masih banyak daerah yang belum mengintegrasikan Jamkesda ke dalam JKN. Pertanyaan utama adalah apakah seluruh daerah akan mengintegrasikan Jamkesda sampai akhir tahun 2016?

Dimensi Jamkesda

1. Politik LokalLahirnya Jamkesda adalah respon daerah untuk meningkat-

kan akses penduduk miskin di luar kuota jaminan kesehatan pusat. Krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997 telah merun-tuhkan rezim Orde Baru dan meningkatnya penduduk miskin. Pemerintah Pusat meluncurkan program Jaminan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) untuk meningkatkan akses penduduk miskin kepada pelayanan kesehatan. Program JPSBK berlangsung sampai tahun 2004.

Kemudian Pemerintah Pusat melanjutkan pelayanan kese-hatan ini dengan nama program Askeskin sejak tahun 2005 sampai 2006. Pada tahun 2007 sampai 2013, Pemerintah Pusat menggan-tikan nama menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkes-mas).

Masyarakat miskin di luar kuota pusat dimanfaatkan oleh para kandidat kepala daerah untuk mendulang suara pemilih. Calon-calon pimpinan daerah mengusung program “Pelayanan Kesehatan Gratis”. Ketika mereka terpilih, maka pimpinan terse-but harus memenuhi janji politiknya.

Lahirnya JKN pada 1 Januari 2014 dapat menjadi ancaman terhadap program pelayanan kesehatan gratis daerah. Penduduk di luar kuotapun diminta oleh pusat untuk diintegrasikan ke JKN. Seolah-olah Pemerintah Daerah “haram” menyelenggarakan jaminan kesehatan.

362

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 376: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2. Antara Otonomi dan NKRI

Lahirnya Jamkesda lebih awal dari pada lahirnya Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasio-nal (UU SJSN). Otonomi daerah menjadi sandaran hukum utama daerah dalam mengembangkan Jamkesda.

Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pada Pasal 167 Ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan sistem jaminan sosial demi meningkatkan kualitas kehidupan masyara-kat.

UU Otonomi ini mendorong daerah juga menyelenggara-kan Jamkesda sehingga Jamkesda meningkat sampai 70% dalam kurun 2007-2010. Banyak daerah menerbitkan peraturan daerah sebagai payung hukum opersionalisasi Jamkesda.

Lahirnya UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah tetap memberi ruang daerah dalam jaminan sosial. Sementara, Peraturan Presiden No 111 tahun 2013 pasal 6A mengatur bentuk jaminan sosial bidang kesehatan: Penduduk yang belum termasuk sebagai Peserta Jaminan Kesehatan dapat diikutsertakan dalam program Jaminan Kesehatan pada BPJS Kesehatan oleh Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupa-ten/Kota.

Benefit Jamkesda sangat bervariasi antar provinsi dan antar kabupaten/kota. Variasi ini sangat tidak adil antara daerah. Daerah fiskal tinggi memilliki benefit Jamkesda yang cukup komprehen-sif dibandingkan daerah yang fiskalnya sedang dan rendah.

Dengan implementasi JKN, negara memberikan benefit yang sama seluruh rakyat dari Sabang sampai Marauke. Sesungguhnya, JKN sebagai perekat daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Atas dasar inilah, Jamkesda harus berintegrasi ke dalam JKN.

363

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 377: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

3. Iuran Jamkesda Berbasis Ketersediaan Anggaran Banyak daerah membiayai Jamkesda tidak berdasarkan

perhitungan iuran per peserta tetapi berdasarkan ketersediaan anggaran daerah. Oleh karena itu, kisaran iuran Jamkesda antara

4Rp 6.500,00 - Rp 23.000,00 per orang per bulan.

Selain Jamkesda tingkat kabupaten/kota, beberapa daerah menjamin Jamkesda pada tingkat provinsi dengan beberapa varia-si. Sulawesi Selatan berbagi kontribusi/iuran antara Pemerintah Provinsi dan kabupaten kota masing-masing 40% dan 60%.

Pesertanya adalah penduduk miskin dan tidak mampu di luar kuota pusat. Sedangkan Provinsi Aceh menjamin seluruh pendu-duk dalam wilayah provinsi Aceh yang tidak terjamin dalam ber-bagai jaminan kesehatan yang sudah ada. Sementara Provinsi Papua memberi jaminan kesehatan kepada seluruh penduduk warga asli Papua saja.

Sekitar 90 persen daerah memiliki iuran di bawah iuran PBI JKN, sehingga daerah seperti ini sulit untuk mengintegrasikan seluruh pesertanya. Daerah akan memangkas jumlah peserta Jamkesdanya atau daerah mendaftarkan peserta yang memiliki risiko tinggi saja kepada BPJSK.

Data Grup Pemasaran BPJSK (2016) mengindikasikan daerah mendaftarkan peserta risiko tinggi saja. Indikasinya adalah daerah mendaftarkan peserta Jamkesdanya ke BPJS Kesehatan dalam jumlah beberapa ribu penduduk seperti Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, Kalbar, Jabar, Jateng, Jatim, Kaltim, Kalut, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Malut, NTB, dan NTT. Padahal jumlah peserta Jamkesda jauh dari umlah tersebut. Kemungkinan lain,

______________4 Mundiharno, Policy Paper: Strategi Pengintegrasian/Sinkroni-

sasi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) ke Dalam Jaminan Kesehatan Nasional, DJSN-GIZ, 2013.

364

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 378: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

5daerah mendaftar secara bertahap seperti Salatiga atau penduduk yang elijibel tersisa sebesar itu karena sebagian besar sudah terjamin dalam PBI pusat.

Daerah yang anggaran jamkesdanya sama atau lebih tinggi dari iuran PBI JKN, maka daerah ini dengan mudah berintegrasi ke dalam JKN seperti Aceh dan DKI Jakarta. Kelebihan lain Jam-kesda adalah anggaran Jamkesda yang tersisa dapat dikembalikan ke kas daerah. Jika Jamkesda diintegrasikan ke JKN, maka BPJSK tidak dapat mengembalikan dana yang berlebih kepada daerah.

4. Variasi BenefitSebagaimana telah disebutkan di atas, benefit sangat

beragam antar daerah. Benefit Jamkesda terdiri dari beberapa jenis yaitu 1) benefit yang sesuai dengan benefit jamkesmas pada fasili-tas kesehatan pemerintah saja; 2) benefit sesuai dengan jamkes-mas dan benefit tambahan lainnya seperti tranportasi, alat keseha-tan dan dapat menggunakan fasilitas swasta seperti Provinsi Aceh dan DKI Jakarta; 3) benefit terbatas dimana kasus-kasus katastro-pik seperti jantung, kanker, cuci darah dan sebagainya tidak dijamin oleh Jamkesda.

Walaupun demikian, benefit Jamkesda non medis lebih atraktif dari pada JKN. Apabila peserta ditolak oleh RSUD, maka pengelola Jamkesda memberi respon dengan cepat sehingga pe-serta dapat dilayani. Sementara BPJSK kurang tanggap terhadap penolakan fasilitas kesehatan.1. Fleksibilitas kepesertaan

Kepesertaan Jamkesda lebih fleksibel dari JKN. Jika penduduk tidak mampu tetapi belum terdaftar sebagai peserta ______________

5 http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2014

/05/08/201380/Jamkesda-Dilebur-ke-BPJS-Bertahap.

365

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 379: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jamkesda, dinas sosial atau kecamatan cukup menerbitkan Surat Keterangan Tidak Mampu dan saat itu juga penderita itu dijamin oleh Jamkesda. Sementara BPJSK tidak dapat memberi jaminan segera karena mekanisme pendaftaran PBI daerah juga butuh waktu yang relatif lama. Sehingga penduduk tersebut sering tidak terjamin oleh JKN.

Syarat menjadi peserta juga cukup mudah. Daerah mengeta-hui kapasitas administrasi kependudukan dan kondisi penduduk-nya seperti Provinsi Papua, elijibilitas Jamkesda Papua cukup memperhatikan kulit hitam dan rambut keriting. Oleh karena itu, Papua sulit mengintegrasikan Jamkesdanya ke dalam JKN karena sebagian besar penduduk Papua asli tidak punya kartu tanda penduduk, apalagi NIK. Sedangkan BPJSK sangat “kaku” dengan syarat NIK sehingga BPJSK daerah tidak berani inovasi kepesertaan sesuai kondisi lokal.2. Organisasi penyelenggara

Jamkesda memiliki 2 jenis penyelenggaraan yaitu penyelenggaraan sendiri (dinas kesehatan atau badan khusus) dan penyelenggaraan diserahkan kepada pihak ke tiga (PT. Askes (Persero) atau asuransi komersial). Penyelenggaraan yang diserahkan kepada pihak ketiga lebih portabilitas, bahkan sampai tingkat nasional seperti Jamkesda Aceh. Sementara Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Selatan dan Papua memiliki portabilitas tingkat provinsi. Sedangkan penyelenggaraan sendiri oleh kabupaten/kota memiliki portabilitas paling rendah.

Sebagian pemerintah daerah yang menyelenggarakan Jamkesda telah membentuk unit pengelola khusus. Unit ini dapat menjadi bagian dari struktur satuan kerja pemerintah daerah ataupun unit yang berdiri sendiri. Banyak petugas daerah memper-tahankan unit ini sebagai bagian dari jabatannya di daerah. Oleh karena itu, integrasi Jamkesda ke dalam JKN butuh waktu dan konflik kepentingan pejabat di daerah.

366

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 380: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

3. Rumah sakit menyukai pembayaran per pelayanan Jamkesda

Umunya Jamkesda membayar RSUD secara per pelayanan sesuai tarif RS bersangkutan. Pembayaran per pelayanan ini membuat RS tidak dalam risiko kerugian terutama seorang pasien dengan berbagai penyakit. Sementara pembayaran INA CBGs membuat tenaga medis RS dibatasi ruang gerak intervensi karena takut biaya yang dihabiskan melampaui tarif INA CBGs. Oleh karena itu, RS di Papua lebih cepat melayani peserta Jamkesda Papua dari pada peserta BPJSK (Monev DJSN, 2015).

Sikapi kebijakan secara bijaksanaOtonomi daerah sudah pilihan bangsa Indonesia sehingga

peran daerah dalam JKN perlu diperhatikan. Integrasi Jamkesda yang berbalut ketat dengan isu politik dan otonomi daerah, maka keterlibatan daerah menjadi titik kritis kesuksesan JKN. Banyak pengembangan kebijakan pusat tentang JKN kurang melibatkan daerah. Kebijakan JKN terkesan hanya kepentingan pusat sehing-ga daerah tidak perlu terlibat dalam keputusan JKN. Penolakan sebagian daerah untuk mengintegrasikan Jamkesdanya sampai akhir 2016 sebagai bentuk protes atas kebijakan yang kurang par-tisipatif. Tidak dapat disalahkan bila Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bali meminta Pemerintah Provinsi Bali untuk

6menunda integrasi Jamkesda Bali ke JKN sampai akhir 2018. Banyak pemangku kepentingan daerah kurang memahami konsep dari JKN sebagai asuransi kesehatan sosial. Ironisnya adalah Jamkesda yang sudah berintegrasi ke JKN (contoh Provinsi Aceh) ingin keluar dari BPJSK karena turunnya mutu pelayanan

7kesehatan setelah berintegrasi ke dalam JKN.______________

6 Harian Tribun Bali, 15 Maret 2016.7 http://www.ajnn.net/news/irwandi-yusuf-bpjsrugikan-

masyarakat-aceh/index.html

367

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 381: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Apabila kebijakan integrasi Jamkesda ke dalam JKN semata-mata mengandalkan regulasi dari Pemerintah Pusat, misal melarang daerah menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk membiayai Jamkesda, maka kebijakan ini mengesankan pemaksaan daerah dengan ancaman DAU. Pada suatu saat, daerah dapat menggalang kekuatan untuk melawan JKN. Pemerintah Pusat sebaiknya melakukan musyawarah dari dua perspektif dalam semangat NKRI.

Salah satu strategi adalah sarasehan/musyawarah nasional untuk menyusun agenda-agenda peran daerah dalam JKN terma-suk Jamkesda, harmonisasi UU Pemerintah Daerah dengan UU SJSN dan UU BPJS, dan memaknai Putusan Mahkamah Kons-titusi pada perkara No. 07/PUU-III/2005 mengenai pengujian Undang-Undang (UU) No. 40/ Tahun 2004 tentang SJSN terhadap UUD 1945. Salah satu maknanya adalah daerah tidak dibolehkan menyelenggarakan Jamkesda untuk benefit yang sama dengan JKN. Namun daerah dapat menyelenggarakan Jaminan kesehatan sendiri untuk benefit tambahan seperti alat kesehatan yang tidak dijamin, tranportasi, dan lainnya.

Daerah dapat juga memberi subsidi kepada peserta pekerja bukan penerima upah yang tidak tergolong miskin tetapi mereka rawan tidak berkesinambungan iuran karena gagal panen, daga-ngan lagi surut, dan lainnya. Dari sisi politik, subsidi iuran ini sama besarnya nilai politiknya. Intinya adalah JKN program nega-ra yang harus dijalankan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah atas dasar saling memahami. Jika daerah masih membandel setelah musyawarah ini, Pemerintah Pusat sudah cukup bijaksana juga memberi sanksi kepada daerah tersebut.

Melalui JKN, negara mewujudkan keadilan sosial bagi selu-ruh rakyat Indonesia. Penyelenggara tunggal dapat menjaga man-faat yang sama seluruh Indonesia sebagai cerminan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu walau berbeda-beda daerah, suku, ekonomi,

368

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 382: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan sebagainya tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama atau ekuitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun variasi daerah perlu disikapi oleh BPJSK dengan bijaksana. MIsal, NIK menjadi syarat mutlak pendaftaran peserta belum dapat diterapkan membabi buta seluruh daerah. Apalagi kebijakan NIK tidak di bawah kewenangan BPJSK. Dengan kata lain, BPJSK perlu mengerem sedikit niat mencapai data kepesertaan yang ideal agar tidak mengorbankan hak rakyat menjadi peserta JKN.

Sikap gotong royong nasional adalah nilai bangsa Indonesia dengan saling berbagi (subsidi silang). Pada waktu biaya klaim suatu daerah rendah dari iuran yang dibayarkan, artinya iuran suatu daerah berbagi ke daerah lain yang membutuhkannya dan sebaliknya. Jadi pengembalian sisa iuran ke kas daerah bukanlah lagi menjadi suatu kebanggaan daerah tetapi menjadi kebanggan nasional jika dana BPJSK dapat berlebih. Untuk itu, BPJSK harus sosialisasi yang intensif terhadap makna kegotongroyongan nasional ini.

Pemerintah Daerah dapat mengalihkan unit pengelola Jam-kesda menjadi unit pengawas, monitoring, dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan serta lembaga koordinasi antara BPJSK dae-rah, fasilitas kesehatan, dan pemerintah daerah sebagaimana dia-manatkan oleh Peraturan Presiden No 19 tahun 2016. Sehingga kendala mutu dan ketersediaan pelayanan kesehatan dapat dise-lesaikan di daerah.

Penerapan INA CBGs butuh waktu RS untuk adaptasi. BPJSK dan Kementerian Kesehatan harus dapat meningkatkan kapasitas RS dalam upaya melakukan efisiensi dengan upaya semaksimal mungkin RS tidak rugi.

PenutupBerdasarkan uraian di atas, Integrasi seluruh Jamkesda ke

dalam JKN belum dapat tercapai pada akhir tahun 2016. Hal ini

369

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 383: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

terindikasi dari aksi dan kebijakan Pemerintah yang belum me-ngembangkan kesepahaman JKN dengan Pemerintah Daerah. Apabila definisi integrasi Jamkesda adalah jumlah Jamkesda berintegrasi ke dalam JKN, definisi ini akan menghasilkan integ-rasi semu.

Banyak daerah yang mendaftarkan beberapa ribu peserta yang berisiko tinggi saja, maka daerah disebut sudah berintegrasi. Sementara daerah masih menyelenggaran Jamkesda untuk peserta lainnya.

Musyawarah adalah bentuk komunikasi untuk saling memahami dan menghargai dalam mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika.

370

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 384: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan Pemikirandr. Ahmad Nizar Shihab, SpAn, dkk

371

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 385: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Abstractndonesia is targeting to achieve Universal Health Coverage (UHC) Iin 2019. Currently, the National Health Insurance program (JKN) has been running since it was first started at January 1, 2014 and

includes as many as 171 million participants from 254 million targeted population of Indonesia as efforts in achieving UHC. Objective: The aim of this study was to evaluate the effect of JKN against the equity in the utilization of inpatient care in thegovernment hospital (RS) and private hospitals before the implementation of JKN in 2013 and one year after JKN implemented in 2015 into 4 main groups: health insurance, geographic (rural and urban), income per capita, and education groups. This study used mixed method data collection techniques by using quantitative data obtained from secondary data of the National Socioeconomic Survey (Susenas) 2013 and 2015, and BPJS (Social Security Agency) of Health 2014-2015. The qualitative data obtained from the study of literature (desk review). Data analysis was performed by considering the percentage, delta, ratio, and odds ratio of utilization of inpatient care in government and private hospitals. Based on the analysis of the fourgroups studied, showed that the JKN program improve equity and increase public access to the utilization of inpatient both at the Government and Private Hospital especially for the JKN participants, ruralpopulation, lowest income groups and less educated group.

Equity in Utilization of Inpatient for National HealthInsurance (JKN) Program in Indonesia

a* b cAhmad Nizar Shihab , A. Armyn Nurdin , Abd. Kadir ,

d eHasbullah Thabrany , Idrus Paturusi

aThe doctoral program, Medical Faculty, Hasanuddin University, Makassarb,c,d,eFaculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar

aEmail: [email protected]

372

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 386: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Health insurance membershipp group: more patients using health services use health insurance both in government and at private hospitals, but the number of JKN card owner is the highest in government hospital. Conversely, those with private insurance use more health services in private hospitals. Geographic groups (rural and urban): JKN increase greater equity for rural people than urban communities. The increase in the highest access especially in utilization of health services in private hospitals. The access for rural communities in private hospitals increase for about 127% compared to the urban population that only increased by 47%.

Groups of per capita income: increase in access is highest in quintile 1 compared with quintile 5. In the government hospital, the increase in access to health service of the poor is about 97% compared with the rich that only about 25%. While in private hospitals, the access increasesfor the low income group occurs by 336% compared with the rich, which increased only 20%. Education groups: JKN used by all education groups either higher education or lower education to health services at government and private hospitals. The increase in access impacts primarily to the low education group (<=elementary school). Results of this study showed that the increase of equity for JKN card members in inpatient utilization especially impact at the Government Hospital. JKN program also increase the equity of rural communities in accessing inpatient care at government hospitals and private hospitals. Group of the lowest income also acquire equity improvements in inpatient utilization. Additionally, the program also includes the entire community both for high and low education group, however improvement of equity mainly impacts the low education group.

Keywords: JKN; UHC; equity; inpatient utilization.

373

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 387: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

I. IntroductionIndonesia economy has been developed through a

remarkable transformation in the last fifteen years. Data released by the World Bank in 2015 showed that the average economic growth of Indonesia persists in a number of around 6 percent in the last decade. Indonesia is also a member of the G-20, the only one of Southeast Asia. Economic growth also helped create a middle class that is more powerful than ever before. Currently there are 45 million people (18 percent) of the richest of all Indonesian people who are economically well established and enjoy a higher quality of life. They are a segment of the population the fastest growing, with an increase of 10 percent per year since 2002.[1]

However, groups of people in Indonesia who are left financially secure 205 million remaining behind. The journey to social justice in the form of shared prosperity is still not finished. Indonesia risk cannot help the poor and vulnerable because of poverty began to stagnate. In 2007 the poverty rate of 16:50% (37.17 million) and decreased until 2014 to 10.9% (27.73 million) and in 2015 rose to 11.5% (28.51 million).[2] Gini ratio increased from 30 (in 2000) to 41 (2014) which is the highest figure ever recorded, meaning that inequality in Indonesia increased considerably. In 2002, 10 percent of Indonesia's richest consume as much as the total consumption of the poorest 42 per cent, whereas in 2014 this figure increased to 54 percent of the poorest. About 10% of Indonesia's richest man for almost 77 percent of all the wealth in this country. Even one percent (1%) of the richest people have 50.3% of all the wealth. This condition puts Indonesia at the second highest position after Russia and Thailand of the 38 countries whose share of total wealth controlled by the richest 1% of households [1]. This means that income from financial and physical assets enjoyed by fewer households in Indonesia than in many other countries. Based on the above data, it was concluded

374

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 388: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

that inequality in Indonesia has reached a very high level, the resources for the poor divided very little. If inequality is not addressed and allowed to develop it can lead to serious consequences, namely economic growth and poverty reduction is slowing and increasing the risk of conflict [1]. One of the main drivers of inequality are poor children often do not have the chance of a fair start in life, thus reducing their ability to succeed in the future. Poverty causes pain, pain causing death. To that required intervention in the policy for the poor through social security for the community in the form of health insurance.

The high socio-economic inequality in various fields in Indonesia, which is measured through the Gini index with a value of 0:41, is not inevitable. Policymakers could reduce it by addressing inequalities caused by factors beyond the control of individuals. To take such action requires a better understanding of why inequality is increasing, why this issue is important and what can be done. The initial step in the health sector is the improvement of public health services in the area so as to allow the start of the same on the entire society. Development in the health sector has been announced by the Government through JKN program aimed at achieving UHC in 2019. Although premiums of about 104 million people in Indonesia, mostly the poor and vulnerable, has been borne by the Government. However, there are still many people who although not living under the line of vulnerability, the economy will be greatly affected if subjected to shocks (natural disasters, epidemics, social, political and economic) due to such shocks would erode its ability to make money and save, and invest in health and education. In the period that has been long, they have experienced life up and down the slopes. They mostly work in the informal sector do not pay premiums JKN, and also not covered by PBI (Recipient Contribution). Efforts to reach households of this kind will be the most important step in achieving UHC. But there

375

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 389: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

there is a big challenge, namely the Indonesian population database system that has not been tidy and most residents of informal work sector. It is recognized that if UHC coverage are met, not enough to provide protection against health shocks when not provided quality health care for everyone.

Achievement of UHC becomes health challenges in Indonesia. It can be seen from the problems faced by Indonesian gaps in health. Ministry of Health (2013) stated that Indonesia still faces problems still lack of public access to quality health care facilities are characterized by the low status of maternal and child health and nutritional status of the community; not optimal disease control measures are characterized by high morbidity and mortality due to communicable diseases and non-communicable diseases; as well as the low quality of environmental health; still low professionalism and equitable utilization of health personnel especially in DTPK (Disadvantaged Areas Border Islands) and DBK (Regional Health Problem); and the low availability, equity,affordability, security, efficacy/benefit, the quality of medicines and food, medical devices as well as the competitiveness of domestic products [3]. In addition, the National Health System (NHS) has not been properly socialized in these areas so that the area does not make Regional Health System (SKD), which refers to the Presidential Decree (Decree) number 72 of 2012. Consequently, curative services are more prominent than preventive promotive services, and SKN and SKD sync. Therefore, there are constraints in responding to current issues and identify future challenges including the achievement of UHC-promotive and preventive efforts. Most of the increase in the health budget proposed for 2016 is intended for the national health insurance system (National Health Insurance or JKN) are inclined towards to the major hospitals in big cities and favorable household more established, whereas the reach of the budget

376

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 390: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

increase in primary health care will be more propoor.To provide social security, including health, overall, the state developed the National Social Security System (Navigation) for all people through the establishment of Law No. 40 of 2004 on the Social Security. Then, every resident shall become a participant of the Social Security (Article 14 of the Law No. 24 of 2011 on Social Security Agency or BPJS). Implementation BPJS Health on January 1, 2014 reflects that the government has given the assurance of protection and social welfare for all citizens. With the BPJS health, health security management become integrated in BPJS nationally. Through the presence of BPJS Health, is expected to support health development and equity standpoint in Indonesia to achieve UHC.

The concept of equity is the fair distribution of resources and equitable. An area is said to have high levels of equity and equitable access if the (geographic and financial) health services easily accessible to all levels of society, has the health facilities and Human Resources for Health (SDMK) evenly distributed. Related to basic health services, improving the accessibility and quality of services remains a challenge especially for people who are in the category of Disadvantaged Regions Border Islands (DTPK) where there are currently around 183 districts out of a total of 511 districts/cities in Indonesia, including in the category DTPK with service health centers and community health clinic that is far below the national standard. The high levels of pain arising from environmental conditions due to the limited options available can be categorized as inequality or inequity.

Inequity, or commonly referred to inequality is a phenomenon that involves the social dimension and social justice. Social inequality that occurred in the community can affect the level of health in these communities. This disparity includes the systematic differences of the health status of certain groups of

377

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 391: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

people who are affected by social and economic status of these groups.

The fundamental characteristics of inequity or social inequality in health are systematic, can be prevented, and unfair/ unjust or unfair. Whitehead and Dahlgren further explain in more detail about the characteristics of social inequality in health as follows: Health inequality does not appear random, but there is a consistent pattern between populations.

One example is the most basic differences in mortality and morbidity rates are inversely proportional to the level of socio-economic position in society. The next characteristic is that it can be prevented or modified. An example is the infant mortality rate has doubled in poor families compared to babies born on or wealthy families can afford. The third characteristic is about justice. The fundamental concept of the DIMA.

2. Materials and MethodsThis study usemixed method data collection techniques by

analyzing quantitative data on secondary data from Susenas (National Social Economic Survey) 2013 and 2015, and BPJS of Health 2014-2015, while the qualitative data obtained by performing a literature study (desk review). Data analysis was performed by considering the percentage, delta, ratio, and odds ratio of utilization of inpatient care in government hospitals and private hospitals.

Susenas or National Social Economic Survey is a household survey on the various socio-economic characteristics of the population, particularly those relating to the measurement of the level of social welfare. Characteristics of information/ fields collected include the areas of population, health, education, familyplanning, housing, as well as household consumption and expenditure.

378

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 392: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Susenas designed into three modules, namely (1) the consumption module / household expenses, (2) module of social, cultural, and education, and (3) the module housing and health [4].

3. Results and Discussion3.1. Health InsuranceGroup

In the Government hospital, the percentage of utilization for JKN members increased significantly (1.68% in 2013 to 2:39% in 2015, p = 0.0001), while the percentage of owners of other insurance (private insurance) decreased in utilization significantly (1.89% in 2013 to 0.81% in 2015, p = 0.0001).

But in private hospitals, the percentage of utilization JKN members and private insurance members are both experienced a significant increase from 2013 to 2015. The value of JKN members are increase from 1.07% in 2013 to 1.57% in 2015 (p=0.0001) and private insurance increase from 1.71% in 2013 to 4.58% in 2015(p=0.0001).The data shows in Figure 3.1.

Figure 3.1: Utilization Percentage of Inpatient Health Insurance Ownership According to the Government and Private Hospitals in 2013 and 2015 [5]

0.88

%

1.68

% 2.21

%

1.89

%

0.84

%

1.07

%

0.84

%

1.71

%

0.78

%

2.39

%

2.14

%

0.81

%

0.94

%

1.57

%

0.85

%

4.58

%2013 2015

P=0.00

P=0.0001

P=0.6376

P=0.0001

P=0.0103

P=0.0001 P=0.91

87

P=0.0001

JKN

Private Insurance

Government Hospital

JKN

Private Insurance

Private Hospital

379

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 393: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Tabel 1: Delta, Rasio, and Odds Rasio Value of Inpatient Utilization Health Insurance Membership Group in Government

and Private Hospitals in 2013 and 2015

The rate of utilization (delta value) in the private hospital for JKN members (delta 0:47) higher than the JKN membersin the Government hospital (delta 0.42). This picture is in line with the value of the ratio that indicates the ownership of JKN on private hospitals is 44%, higher than the ratio of owner JKN in Government hospital, which only increased by 25%. Value of ratio signifies that membership of JKN card open people's access to health services. The increase access for the owner is especially high for JKN members that use health service in private hospitals. Meanwhile, the value of the odds ratio represents the probability is highest for JKN ownership in government hospitals (odds ratio 2.820) compared with JKN ownership in private hospitals (odds ratio 1.538). This indicates that it is likely to get inpatient care at government hospitals for JKN member is higher and prefferedcompared with inpatient services at private hospitals.

Based on the percentage parameter, delta value, ratio value, and odds ratios, it can be concluded that the increase of equity for JKN card owners can open the access for public in using the health service both in the Government and Private Hospitals.Increased participation percentage of JKN in Bappenas report showing that about 8.8 million the participants of JKN were The Beneficiaries

Value

JKN

Government

hospital

Private

hospital

Delta 0.42 0.47

Rasio 25% 44%

Rdds Rasio 2.820 1.538

380

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 394: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Recipient (PBI) that was covered by the government in December 2014. This amount is derived from the integration of approximately 180 Jamkesdafrom district/city from about total of 460 Jamkesda from districts/cities in Indonesia[5]. Thus, there are 280 Jamkesda or around 36.2 million people who need to be integrated into JKN. Until 2015, the number of integration of Jamkesda membership has reached 11.5 million people [6]. However, several obstacles still encountered in the implementa-tion of JKN derived from the integration ofJamkesda. Jamkesda is a health insurance program funded by the local government both from the provincial government or the government of district/city. Therefore, the draft Jamkesda program varies depending on the willingness and ability of each fiscal area. This has led to the fulfillment of rights of the population will be insured via Jamkesda be nonuniform [5]. Local Government involvement is needed in integrating JKN Jamkesda into the scheme. In addition, the Government has a major role in the implementation of programs relating to the payment of costs that are not borne by the central government, facilitating the population not yet covered, as well as ensuring the availability of facilities at a level below its shade [7].

In addition to integration issues of Jamkesda, JKN program also faces many challenges relating to the amount of participation. Percentage of membership JKN in 2016 known as follows: Askes PNS 7%; Military / Police 1%; Jamsostek 3%; Jamkesda 18%; Corporate Guarantee 7%; Private insurance 1%; Jamkesmas 35%, while there are still 28% of the population without any health insurance [5]. Challenges for expansion of membership in this group become the greatest challenge. Because most people who are not registered in this JKN comes from people working in the informal sector are included in the group Participants Not Receiver Wages (PBPU). Meanwhile, 63% or 104 million poor and vulnerable are covered by the government in terms of payment

381

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 395: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

of dues participants as a group Beneficiaries Recipient (PBI) [6]. In contrast to the group of PBI, population groups PBPU a resident who does not fall into the category of beneficiaries, but is not expected to have a desire to register and pay the fee due to various factors [8].

WHO noted that half of the working population in the world, or about 1:53 billion people were employed in the informal sector which is vulnerable [9].

These workers predicted have no formal employment contract and do not receive social security and health [10]. In 2014, the enthusiasm of people who fall into the category of PBPU is very high. As an illustration, in the province of West Java and Banten province PBPU expansion of membership has reached 1,915% and 547% [5].

But this enthusiasm is not always positive impact on JKN program. This is because of PBPU participants who register are participants who are sick so that the risk of adverse selection becomes very high. Also found significant adverse selection occurs in the prevalence of chronic diseases of insured people in Vietnam [11].

The phenomenon of adverse selection occurs because individuals in registering the selection based on disease risk factors in the near future. This has caused some losses such as loss of efficiency of treatment that do not fit on the registrant, the risk of loss sharing, as well as losses on the collateral giver.

WHO noted that approxima-tely 150 million people pay for catastrophic health costs caused by direct payments as user fees medical services, and 100 million are below the poverty line [12]. PBPU participants have the flexibility to choose the desired treatment classes in accordance with the desire and capability of each. It is an attraction for the private hospital because PBPU group was able to finance the extra cost.

382

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 396: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Characteristics election PBPU treatment classes differ from region Jamkesda number of partial coverage with a coverage area of Jamkesda cover the entire population. Of Bali held Jamkesda program for the entire population are not covered by a health insurance equivalent grade III. In this regard, the majority (57%) of participants PBPU derived from population groups that are better able to care class is the most preferred is the class I.

Whereas, in the province of North Maluku Jamkesda where the coverage is still minimal, nursing class most selected by participants PBPU is class III (51%). In addition there are indica-tions of adverse selection, compliance dues PBPU partici-pants also become a serious problem.

Until the end of 2014, the level of participants' contributions from PBPU showed collectabi-lity rate at only 71.54% (National Team to Accelerate Poverty, 2015). The farther from the time of registration, payment com-pliance of the participants in this group decreased.

Thus, it is neededto create a strategy to facilitate the participants of PBPU togive their payment of dues and giving a warning to the participants in arrears as a consequence of partici-pants who do not comply with dues payments. It is necessary to maintain financial sustainability JKN to run properly.

3.2. Geographic Group (Rural and Urban)The percentage of utilization of inpatient care in rural and

urban areas increased significantly from 2013 to 2015 both in the Government Hospital and Private Hospital (p = 0.0001). Utilization percentage of urban population is higher than rural communities on both types of hospitals studied (RS Govern-ment:urban 1.68%,rural 1.39%. RS Private:urban 1.67%, rural 0.84%). Data percentage attached in Figure 3.2.

383

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 397: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Figure 3.2: Percentageof Utilization of Inpatient According to Geographic Group (Rural and Urban) at Government Hospitals and Private Hospitals in

2013 and 2015 [5].

Meanwhile, if the review is based on the value of delta and ratio, rural communities have a delta value and a higher ratio compared to urban communities both on government RS and Private Hospitals. The calculation of the value of delta describes the utilization rate is highest in rural communities compared with urban areas in both types of the hospital. So is the value ratio which describes increment higher access are those of rural than urban areas. The increase in access is particularly high in rural communities who use inpatient services at private hospitals with a ratio of 127%. This illustrates that JKN open wider access for rural people to obtain health care equity. Meanwhile, based on the reviews of the odds ratio, the highest value found in urban communities compared to rural communities on both types of hospitals studied. This illustrates that the probability of utilization is still dominated by urban communities than rural communities. Delta value, ratio, and odds ratios attached in Table2.

0.87%

1.10%

0.51%

1.10%

1.39%

1.68%

0.84%

1.67%

0.00%

0.20%

0.40%

0.60%

0.80%

1.00%

1.20%

1.40%

1.60%

1.80%

Pedesaan Perkotaan Pedesaan Perkotaan

Rawat Inap di RS Pemerintah Rawat Inap di RS Swasta

2013 2015

Delta= 0.52%

Delta= 0.60%

Delta= 0.65%

Delta= 0.52%

P=0.0001P=0.0001 P=0.0001 P=0.0001

Rural

Urban

Government Hospital

Rural

Urban

Private Hospital

384

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 398: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Table 2: Delta Value, Ratio, and Odds Ratio Inpatient Utilization Geographic Group (Villages and Towns) in

Government and PrivateHospitals in 2013 and 2015

Based on the parameters mentioned above, the percentage, delta value, the value ratio, and odds ratios, it can be concluded that increasing the equity occurred in rural communities with open access in the use of health services both in the RS Government and Private Hospitals. JKN program's success in achieving equity for rural communities can be achieved, supported by several factors, one of them by organizing dissemination programs conducted by BPJS. However, socialization runs still not optimal because it involves little new relevant agencies, namely the sub-district officers and village officials or village officials, not to involve the grassroots level [8].

So that people do not understand about BPJS, including mechanisms of health care through the program JKN. It required the cooperation and coordination between the organizers BPJS liaison with relevant agencies such as the Department of Health, Health Center, Social Services in connection with implementation BPJS Nakertrans health through the program as JKN especially for the poor.

The review is conducted on data Susenas a decade ago showed the geographical problem still faced by JKN today.

Value

Government

hospital Private hospital

Rural Urban Rural Urban

Delta 0.60 0.53 0.65 0.52

Rasio 69% 48% 127% 47%

OddsRasio

0.0 1.109 0.0 1.233

385

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 399: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Suryadarma and his colleagues explained that the rural commu-nities, especially outside Java and Bali and eastern Indonesia have very limited access to education and health facilities. These limitations included in the aspect of cost and mileage.

It can be concluded that this group of people has the disparity in access to health services [13]. In less developed countries still encountered obstacles that services are not utilized properly due to some existing resources are still concentrated in large cities, and do not reach the poor. Utilization differences between village/town is influenced among other things by the available resources as well as the differences in expectations to health services expected by the public in the region [14]. In addition, the accessibility factor also affects the utilization of medical services in some developing countries. Other consideration includes access such as distance to obstacles encountered on the utilization of health services, especially for rural communities [15].

In developed countries, despite the rural location determines the availability and level of access to health care, but this does not always have an impact on inequality of health outcomes. Geographical diversity village/town is more influential in shaping the impact on socioeconomic inequality, ethnicity, availability of public services is more limited, and limited transportation and employment opportunities. In contrast to previous studies, our study is known that JKN have improved conditions become obstacles in the utilization of existing health services, especially in the utilization of inpatient care in hospitals. Program JKN improve equity by increasing the access and utilization rate of more reach people in rural areas.

3.3 Income per Capita GroupInpatient utilization percentage increased significantly from

386

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 400: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2013 to 2015 in all income groups both in government hospitals and at private hospitals (p = 0.00001).

The 5th quintile group (20% richest) is a group with the highest percentage of utilization at both types of hospitals studied, while quintile 1 (the poorest 20%) is a group with the lowest percentage of utilization. The values of each category are presented in Figure 3.3 and Figure 3.4.

Figure 3.3: Percent Utilization of Inpatient by Group Consumption Expenditure per Capita in the RS Government in 2013 and 2015 (data from

Susenas 2013 and 2015)

Figure 3.4: Percent Utilization of Inpatient by Group Consumption Expenditure per Capita in private hospitals in 2013 and 2015 (data from

Susenas 2013 and 2015)

0.65%0.78% 0.88%

1.15%

1.51%

1.06%1.25%

1.48%

1.75%

2.07%

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

Kuin�l 1 Kuin�l 2 Kuin�l 3 Kuin�l 4 Kuin�l 5

2013 2015

P=0.00001

Government Hospital

0.25%0.40%

0.55%

0.89%

1.98%

0.46%0.59%

0.94%

1.39%

2.76%

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

3.00%

Kuin�l 1 Kuin�l 2 Kuin�l 3 Kuin�l 4 Kuin�l 5

2013 2015

P=0.00001

Private Hospital

387

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 401: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

If the review is based on the value of delta, delta values in quintile 1 higher than the delta in quintile 5 both in government hospitals and at private hospitals. Delta value describes the utilization rate of the poor is higher than the rich group at both hospitals studied. The rate of utilization of poor people is highest in private hospitals with a delta value of 0.84.

Based on the reviews the value of the ratio, the ratio of the highest known value contained in the first quintile and the lowest ratio in quintile 5 of the two types of hospitals studied. Picture ratio value indicates a higher increase in access among poor commu-nities. In the RS Government, the increase in access in quintile 5 (the ealthiest 20%) occurred only at 25%, while the increase in access to utilization in quintile 1 (the poorest 20%) is much higher at 97%. The increase access of the poor in private hospitals and even show a higher rate that is equal to 336%, far higher than the increase of access to the rich who just happened by 20%. These figures show that JKN have improved access to the poor than the rich both in government hospitals and at private hospitals. Delta value, and ratio of each category is attached in Table 3.

Table 3: Value Delta and Inpatient Utilization Ratio Consumption Expenditure per Capita Group in Government

Hospital Private Hospital in 2013 and 2015

From the analysis of per capita income based on a percenta-ge parameter, delta value and the ratio value, it can be concluded that JKN improve access especially for the poor (income quintile

Value Government Hospital Private Hospital

K1 K2 K3 K4 K5 K1 K2 K3 K4 K5

Delta 0.63 0.60 0.68 0.52 0.37 0.84 0.48 0.71 0.56 0.39

Rasio 97% 77% 77% 45% 25% 336% 119% 129% 63% 20%

388

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 402: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

1) in both the RS Government and Private Hospitals. Thus, JKN be a potential to achieve equity for the poor and marginalized. The poor marginalized groups often experience health care offense against their dignity, for example, discrimination on health care [5]. The poor in Indonesia set up as participant receiving tuition assistance (PBI) which contributions are usually paid by the Government. Although it's been a lot of poor people who registered for the PBI, but the utilization of health care services running optimally for a few groups that have not received the card and socialization utilization JKN who has not run optimally [8]. Other issues were also very highlight public concern is the lack of satisfaction of participants JKN due to the limited number of health care facilities and infrastructure, the difficulty of accessing health services, the difficulty of the administrative requirements toobtain health care, and still their dues additional costs that must be paid participants. JKN participant satisfaction level of the poor found higher than the richest group. This is because the rich have a standard of health care demands a higher [16]. JKN related regulations are now minimizing the chances of a cost-sharing. However, some cases are still found their extra cost by the health facilities, especially in health care facilities Advanced (FKRTL). According to a survey conducted by Minnara Sejahtera Raya note that 18.5% of participants JKN pay an additional fee (n = 200, ME = 6.9%). Additional charges are mentioned in the survey are costs that are not allowed by law in the provision JKN. Some studies show a strong association between lifestyle standards relating to revenue by utilization of health services. Percentage of children with better health status is higher in families with high levels of family income [17]. Higher income groups, more use of private insurance and have easier access to health care, otherwise poor communities largely rely on public insurance with limited access [18]. However, the phenomenon in some state of the United States

389

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 403: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

showed that patients from lower income groups consume more health care than people with high incomes [19]. This phenomenon had happened for 20 years in the US. Prior to 1980, the poorest income groups have health care utilization value lower. However, in 1987-2001, low-income groups have started to increase utilization of health services by 78%, much higher than the utilization of the richest group that just happened by 34%. There are 20 fold diference between the richest women in the group who gave birth with the help of professionals compared with women in the poor [10]. Some studies show that people living in developing countries have lower access to health services compared to developed countries. In some countries in the African region known that the poor less likely to report the incidence of the disease for some people consider the disease as a normal occurrence that does not require special handling. Thus, interventions to address the problem of inequality in the rich and poor in 49 developing countries could save more than 700,000 women in 2011 to 2015 [20]. This relates to the access and the cost of health care is needed. Thus, referring to the amount of evidence that has been mentioned that the level of income related to unequal access to health care, the government through the program JKN strive for this kind of inequality can be overcome. Constitution of 1945 section 28 H and Law No. 23/1992 on Health, provides that everyone is entitled to health services. Therefore every individual, family and community right to receive the protection of health and the state has the responsibility to be fulfilled right set of healthy living for its population, including the poor and cannot afford [7]. Efforts to correct this imbalance is reflected in the program objectives JKN is to improve access and quality of health services to all the poor and not able to achieve an optimal degree of public health effectively and efficiently. This goal has been achieved significant progress in achieving equity with increased access and

390

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 404: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

utilization rates are higher for the poor than the rich group depictedin our research.

3.4 Education GroupInpatient utilization percentage based on the educational

background increased significantly (p = 0.0001) from 2013 to 2015 both the RS Government and Private Hospitals. The highest percentage of utilization showed for those of Diploma-PT on both types of hospitals studied. While the percentage was lowest for the group of junior-high school for the RS Government and the group <= SD to the private hospital. The increase in the percentage may be an indicator of the increasing number of people who use the health service. The value of each group is listed in Figure 3.5.

Figure 3.5: Percent Utilization of Inpatient According to the Education Group at government hospitals and private hospitals in 2013 and 2015

(data from Susenas 2013 and 2015)

If evaluated based on the value of delta and ratio, it is known that the delta value and the highest ratio found in the group <= SD on both types of hospitals studied, while the lowest values are those of Diploma-PT. Delta value describes the utilization rate is

0.97% 0.97%

1.27%

0.68%0.83%

1.68%1.57%

1.43%

1.82%

1.12%1.26%

2.24%

0.00%

0.50%

1.00%

1.50%

2.00%

2.50%

<= SD SMP-SMA Diploma-PT <= SD SMP-SMA Diploma-PT

Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta

2013 2015

P=0.0001 P=0.0001

P=0.0001

P=0.0001 P=0.0001

P=0.0001

Private HospitalGovernment Hospital

391

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 405: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

highest in the low education group (<= SD) on both types of hospitals studied. The highest rate of utilization especially in the educational group <= SD in private hospitals (delta value of 0.65) compared with other educational groups. Similarly, the ratio value that describes the increase in access to higher education for low (<= SD) in both the RS Government and the Private Hospitals. However, the increase in access to the low education group at the private hospital the highest compared with the other groups to value ratio reaches 95%. Overview delta value and the ratio of each group is presented in Table 4.

Table 4: Value Delta and Inpatient Utilization Ratio in the Education Group of Private and Government Hospital in 2013 and 2015

Based on the percentage parameter, delta values, and the ratio by educa-tional level can be concluded that the program is used by the entire group JKN education both higher education and lower education to health services at government hospitals and private hospitals. This indicates that the dissemi-nation and understanding of the program JKN especially at low education group (<= SD) has been successfully achieved. Through this open access, JKN can raise equity for all people, especially those with low literacy groups.

Some studies show that the rate of utilization of health services in the group of uneducated is always lower than the highly educated group. Studies conducted in 31 developing countries (21 of them conducted in Africa) shows that the utilization of medical

Value

Government hospital Private hospital

<=SD SMP-

SMA

Diploma-

PT <=SD

SMP-

SMA

Diploma-

PT

Delta 0.62 0.47 0.43 0.65 0.52 0.33

Rasio 64% 49% 34% 95% 62% 20%

392

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 406: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

personnel during delivery five times higher in women with educational background of junior high school graduates compared with women who did not graduate from junior high school [21], In addition to the utilization of health care during birth, level of education is also a most excellent measuring tool to see the level of utilization of antenatal care (ANC). Women with a higher education level more regularly in a visit which is recommended for the ANC and have high levels of punctuality that early on the first visit ANC than women with lower levels of education. In much of the literature, the level of education is often associated with the level of income and expenses for health care consumption [19]. In some developing countries, the relationship level of knowledge in the family is directly proportional to the level of utilization of health services used. Awoyemi and his colleagues [22] explained that in general, the level of education, income, and health has a positive correlation with the utilization of modern health care. A person with a high level of education can get higher revenue opportunities as well. This leads to higher income groups are more able to reach the cost of quality medical services [22]. Studies conducted in Kenya showed that low maternal education levels lead to a visit early in pregnancy were low anyway, especially in the first trimester. Low education levels are often associated with early marriage age makes access to health services depends on the family's decision [23]. The different results obtained in developed countries such as the study conducted by Cooper, et.al. In these studies found a causal relationship between low income levels with low educational levels have an impact on the level of consumption is higher in health care as it did in the State of California, United States [19].If the terms of the determinants of provider-user, the availability of quality health care services cannot be used efficiently if it is not supported by the ability of users to seek information actively. The individual's ability to

393

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 407: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

process information about health services is influenced by the level of literacy factor, and knowledge of the health of each individual [24]. Awareness about certain diseases and the benefits of certain health care is the main condition in determining the amount of demand for services.

In the terms of the determinants of provider-user, the availability of quality health care services cannot be used efficiently if it is not supported by the ability of users to seek information actively. The individual's ability to process information about health services is influenced by the level of literacy factor, and knowledge of the health of each individual [24]. Awareness about certain diseases and the benefits of certain health care is the main condition in determining the amount of demand for services. If a disease is not identified, then the disease care coverage will be low, so the health outcome for the disease gets worse. A person with a low level of education will have a low awareness in maintaining their health [25]. The level of education contributes to the processing of information received by a person and how that person will respond in a particular form of behavior included in the utilization of health services [26]. Socioeconomic background studies such as education level known to be associated closely with the level of service utilization materiality. Several studies in developing countries indicate that the level of education achieved by a mother along with social status, level of household welfare, and decision makers in the household are intimately associated with health behavior mother during pregnancy that eventually will be having an effect on the level of safety of mother [21]. In addition to maternal and child health, political commitment to equity of education and health services are known to increase the utilization of health services and better health status. There are several reasons why health-related education. One reason that is often used is the link between education and

394

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 408: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

employment options that will affect the level of income, but this relationship is only a fraction of the influence of education. The relationship between education and health, especially present in different patterns of thinking and decision-making in health habits of every person. Thus, referring to the results of our study, it is known that through the program JKN, disparities in utilization because the educational background of the foregoing can be tackled [7, 27].

5. ConclusionBased on the analysis of parameters of percentage, the value

of delta, ratio, and odds ratios of the four groups of variables: the ownership of health insurance, geographic (rural and urban), consumption expenditure per capita, and educational level showed that there was an increase in equity, the rate of utilization and increased access to health services in all groups studied. The increase in equity, the rate of utilization and improved access are highest in JKN card owner group, group of rural, low-income groups, low education and community gro The results of this study showed that the increase of equity ownership JKN card in utility hospitalization especially at the Government Hospital. Their JKN also increase the equity of rural communities compared with urban communities in accessing inpatient care at government hospitals and private hospitals. Group of the lowest per capita spending also gained higher equity improvement compared with the rich. Implementation of JKN also includes all public high education and low access to inpatient services, the highest increase in equity-mainly in the low education group.

Nevertheless, there are a number of challenges that need active support from relevant stakeholders. First, there needs to be an effort to improve equity, especially in terms of improving the coverage, especially in integrating participants Jamkesda and

395

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 409: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

increased membership of participants PBPU. Secondly, the need for support in dissemination and accessibility of the program JKN needed in rural communities to health facilities. Third, technical issues need to be addressed, especially for the poor as the most vulnerable group to the risk, example by addressing the problem of JKN distribution card immediately. Fourth, improve patient satisfaction with inpatient care either in government hospitals, private hospitals, as well as from service JKN.

AcknowledgmentThe journal is structured in order to graduate level research

of the author in the Graduate Program Hasanuddin University, Makassar, Indonesia.

References[1] World Bank. (2015). Ketimpangan Yang Semakin Lebar.

Jakarta: Bank Dunia.[2] Badan Pusat Statistik. (2015). Data Sensus Kemiskinan.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.[3] Kementerian Kesehatan. (2013, Februari 28). Kebijakan

Perencanaan Program Kesehatan TA 2013. Presentasi Rapat Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: Kemenkes RI.

[4] Badan Pusat Statistik. (2014). Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Kor Gabungan. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[5] Kementerian PPN/Bappenas. (2015). Satu Tahun Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Direktorat Perlindu-ngan dan Kesejahteraan Masyarakat Kementerian PPN/Ba-ppenas.

[6] Pardede. (2016, Mei 30). JKN: Dimana Kita Sekarang & Apa Tantangan Ke Depan? Presentasi Dialog Konstruktif Peningkatan JKN. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.

396

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 410: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

[7] PPJK Kemenkes RI. (2016). Tentang Jaminan Kesehatan Masyarakat. Retrieved October 14, 2016, from Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes RI: http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=53&Itemid=89

[8] Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2015). Perjalanan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.

[9] United Nations. (2011). Report on the World Social Situation. Geneva: United Nations.

[10] World Health Organization. (2016). Fact File on Health Inequities. Retrieved October 9, 2016, from World Health Organization: http://www.who.int/sdhconference/ background/news/facts/en/

[11] Liu, X., & et al. (2012). Can Rural Health Insurance Improve Equity in Health Care Utilization? A Comparison Between China and Vietnam. International Journal for Equity in Health, 1-10.

[12] World Health Organization. (2010). World Health Report. Geneva: WHO.

[13] Suryadarma, D., & et al. (2006). From Access to Income: Regional and Ethnic Inequality in Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian Smeru Research Institute.

[14] Sibley, L., & Weiner, J. (2011). An Evaluation of Access to Health Care Services along the RuralUrban Continuum in Canada. BioMed Central Health Services Research, 1-11.

[15] Boutayeb, A., & Helmert, U. (2011). Social Inequalities, Regional Disparities and Health Inequity in North African Countries. International Journal for Equity in Health, 1-10.

[16] Hidayati, A., & et al. (2014). Analisis Hubungan Karakteris-tik Pasien dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Sema-

397

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 411: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

rang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 2.

[17] Larson, K., & Halfon, N. (2010). Family Income Gradients in the Health and Health Care Access of US Children. Matern Child Health Journal 14, 332-342.

[18] Vasquez, F., & et al. (2013). Income related Inquality in Health and Health Care Utilization in Chile, 2000-2009. Rev Panam Salud Publica 33, 98-106.

[19] Cooper, R., & et al. (2012). Poverty, Wealth, and Health Care Utilization: A Gegraphic Assessment. Journal of Urban Health, 828-847.

[20] World Health Organization. (2011, October). 10 Facts on Heath Inequities and their Causes. Retrieved June 27, 2016, from World Health Organization: http://www.who.int/ features/factfiles/health_inequities/facts/en/index9.html

[21] Saifudin, A., & et al. (2010). Economic Status, Education and Empowerment: Implications for Maternal Health Service Utilization in Developing Countries.

[22] Awoyemi, T., & et al. (2011). Effect of Distance on Utiliza-tion of Health Care Services in Rural Kogi State, Nigeria. Journal of Human Ecology, 35, 1-9.

[23] Ochako, R., & et al. (2011). Utilization of Maternal Health Services among Young Women in Kenya: Insights from the Kenya Demographic and Health Survey, 2003. BioMed Central Pregnancy and Childbirth, 1-11.

[24] Levesque, J.-F., Harris, M., & Russel, G. (2013). Patient-Centered Access to Health Care: Conceptualising Access at The Interface of Health Systems and Populations. Interna-tional Journal of Equity in Health, 12-18.

[25] Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

[26] Bauk, I., & et al. (2013). Hubungan Karakteristik Pasien

398

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 412: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dengan Kualitas Pelayanan: Persepsi Pasien terhadap Pela-yanan Rawat Inap RSUD Majene Tahun 2013. Jurnal Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

[27] Breaeley, L., Marten, R., & O'connel, T. (2016). Universal Health Coverage: A Commitment to Close The Gap. Jakarta: Rockefeller Foundation.

399

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 413: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan Pemikirandr. Reno Yonora, SE, SpAn

400

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 414: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ika kita membahas tentang pelayanan kesehatan di JIndonesia, satu pertanyaan besar yang akan saya sampai-kan: Pelayanan Kesehatan di Indonesia sekarang ini, sudah

tepatkah ?

1. Tentang Indonesia Sehat Indonesia Sehat, kalau boleh saya gambarkan skup kecilnya adalah program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Saya pernah memper-tanyakan kepada pak Ahok tentang KJS, pertanyaan saya seperti ini: “Pak Ahok, dengan program pelayanan kesehatan dengan KJS ini.berapa persen dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang Bapak butuhkan tiap tahunnya untuk menjalankan program ini? Dan berapa persen lagi dana APBD harus ditambah-kan tiap tahunnya untuk mendukung program ini? Kalau saya, saya tahu jawabannya Pak.”

Jawaban saya tentang pertanyaan ini yang akhirnya mem-buat Pak Ahok memberi kesempatan pada saya untuk menjelaskan secara resmi, dan saya diundang untuk presentasi di Pemko DKI, dihadiri sekitar 40 orang undangan yang mewakili pejabat aselon Pemko, wakil dari BPJS, wakil dari beberapa RS dan pelayanan kesehatan lainnya di area DKI Jakarta.

Saya diundang presentasi mewakili pribadi saya sendiri, dan mendapat banyak pertanyaan dari audiens yang mungkin merasa pernyataan-pernyataan saya cukup beda dari yang lain dan mengundang kontroversi. Sebenarnya nggak juga sih, hanya saja

Pelayanan Kesehatan Saat iniSudah Tepatkah?

401

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 415: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mereka belum terbiasa, karena selama ini mungkin belum ada yang menyampaikan.

Apa jawaban saya? Ini jawaban saya tentang dana APBD untuk program KJS: Tidak akan pernah cukup. Mengapa? Karena program KJS yang Bapak bikin itu bukan Kartu Jakarta Sehat, tapi Kartu Jakarta Sembuh. Mengapa? Karena sebenarnya sehat itu ti-dak sama dengan sembuh. Sehat itu ya tidak sakit, berbeda kon-teksnya dengan sembuh dari sakit dan sehat kembali.

Sedangkan sembuh itu seseorang sakit, terus di obati, kemu-dian membaik dan kembali sehat. Program KJS ini adalah pro-gram pendanaan pengobatan supaya masyarakat yang berobat bisa dilayani secara gratis (ditanggung oleh pemerintah) agar tidak mendapat kendala untuk sembuh agar kembali sehat. Lalu kenapa jawabannya tidak pernah cukup? Ya bagaimana bisa cukup? karena oknum masyasakat Indonesia itu doyan sakit kok. Jangan marah dulu, kita harus realistis. Coba saya contohkan oknumnya: Belum cukup umur, tidak punya pekerjaan berani hamil, tidak punya biaya melahirkan, malah dokter dan Rumah Sakit yang disalahkan. Punya uang lebih mencoba hal yang tidak benar kalau sakit atau ada keadaan darurat dan biaya mahal, dokter yang dibilang tidak punya perasaan, tidak manusiawi.

Coba dipikirkan, seperti ini kok malah pelayanan kesehatan dan dokter yang baru ketemu saat itu yang disalahin, terus mereka selama sendiri selama pacaran dan hamil apa pernah merencana-kan gar tidak menelantarkan diri sendiri? Ketimbang malah me-nyalahkan petugas pelayanan kesehatan.

Lalu apakah program KJS atau program Indonesia Sehat apa sanggup kalau oknum yang seperti ini yang di cover pembaya-rannya oleh pemerintah? Pemerintah sanggup? Kalaupun sanggup, akan banyak membuat pemborosan anggaran, dan lebih baik anggaran yang ada di prioritas kan untuk hal yang lebih tepat guna.

402

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 416: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

2. Tentang Program Pelayanan Kesehatan Saat IniLalu kalau program seperti yang sudah berjalan sekarang

kurang tepat, apa kira-kira jalan keluarnya? Saya ajak anda kem-bali ke teori paling mendasar tentang sehat, dengan melihat gam-bar berikut:

Jika kita kembali pada teori pilar sehat itu ada 4 seperti terlihat di gambar, kalau boleh jujur, program BPJS itu terfokus pada lini pilar yang ke 3: kuratif. Kenapa? Ya itu pertanyaan saya, sesuai dengan sub bahasan satu tadi. Kenapa sekarang jadi fokus untuk mengobati sebanyak-banyaknya? Bukankah istilah “men-cegah lebih baik dari pada mengobati” masih berlaku? Inilah yang ingin saya kembalikan, marilah kita membangun pondasi yang benar tentang teori sehat, bahwa sehat harus didirikan oleh 4 pilar ini. Karena kalau tadi saya bilang, menjalankan program kuratif saja dana pemerintah tidakakan pernah cukup, bagaimana kita akan menjalankan 4 pilar? Bukannya nanti tambah tidak cukup? Nah, itu karena ada nilai murni kebiasaan bangsa kita ini yang sepertinya mulai tidak digemari lagi. Apa itu ? Mari lihat tabel- tabel berikut:

SEHAT

Promitif

Preventif

Kuratif

Rehabilitatif

403

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 417: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pertanyaannya kemudian adalah: Apakah sehat itu menjadi tanggungjawab bidang kesehatan saja? Jawabannya: TIDAK.

Karena sebenarnya banyak variabel menuju sehat, jadi kalau mau sehat strategi yang dibutuhkan pun banyak. Itulah kenapa kenapa saya bilang dananya cukup.

Pasti cukup, karena kalau kita menjalankan empat pilar, penanggungjawab dan pelaksana tidak hanya bidang kesehatan saja, karena ada dukungan lintas sektoral, dan terjadi kolaborasi di dalamnya, seperti tabel berikut:

SEHAT

MakanMinum

Pakaian

Sehat Fisik

SehatMental

SehatSpiritual

TerpenuhiKebutuhan

Lainnya

Aman

Survivaldsb

dsb

dsb

PunyaPekerjaan

TidakKecelakan

PunyaPenghasilan

TempatTinggal

404

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 418: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jadi siapa saja yang terlibat? Banyak sekali, dari hampir semua sektor yang ada di pemerintahan harus membuat program pendanaan untuk mendukung sektor kesehatan. Saya rasa sebenarnya selama ini program lintas sektoral sudah ada. Tapi entah kenapa fokusnya buyar, sehingga lebih fokus menyiapkan perencanaan dana untuk mengobati yang sakit.

Padahal jika didukung banyak sektor, banyak proses menuju sakit yang bisa kita potong jalurnya, sehingga berkurang jumlah orang yang sakit, penyakit-penyakit yang didapat karena berhubu-ngan dengan yang disebabkan berbagai sektor tadi bisa dikurangi, jika angka kesakitan menurun, beban pemerintah untuk mengo-bati pun bisa lebih diturunkan, dan akhirnya lebih tepat guna karena akan lebih fokus pada penyakit yang memang tidak bisa dihindari, seperti penyakit bawaan, faktor umur , berkeluarga dan sebagainya.

Perlu dukungan banyak sektor

Makan/minum

yg layak

Tempattinggal

Lalu

Lintas

Keamanan

Pendidikan

Agama

Kesempatan

kerja

Kemampuandaya

beli

Pertumbuhanpenduduk

?

??

405

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 419: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Menurut saya seperti ini: Berbagai sektor terkait di pemerin-tahan harus memberi porsi untuk ikut mensukseskan program menuju Indonesia sehat.Jadi untuk sehat tidak harus ditanggung oleh bidang kesehatan saja. Karena apa? Sehat itu Integrated Health System: Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif.

3. Tentang BPJSKalau membahas BPJS ini, jadi agak ragu membahas, kena-

pa? Karena image yang beredar diantara praktisi pelaksana di la-pagan, masukan sepertinya tidak terlalu didengarkan atau tidak diperhatikan, apalagi kalau kita komplain malah seperti dipojok-kan. Mengapa ini bisa terjadi, saya juga kurang paham, mungkin ada baiknya pihak BPJS membuka forum terbuka dengan para praktisi. Kalau dibikin jalur komunikasi yang rapi, saya rasa rantai yang sepertinya putus ini bisa dibangun dengan baik.

Tapi lewat buku ini saya ingin katakan terus terang, persis seperti yang saya presentasikan dulu. Menurut saya program pela-yanan yang sekarang dijalankan oleh pihak BPJS sepertinya be-lum siap, tapi sudah wajib dijalankan di lapangan, dan dijalankan secara besar-besaran. Dulu waktu saya ungkapkan pernyataan ini, Wakil dari BPJS protes, mereka bilang: “Dokter jangan mengata-kan seperti itu, kami sudah merancang program BPJS ini sudah sejak tujuh tahun yang lalu.”

Lalu saya jawab: “Saya ini bukan menentang program BPJS, atau asal menilai, tapi kalau saya berani katakan bahwa pro-gram ini belum siap, parameternya sederhana, karena sejak mulai dijalankan sampai sekarang hampir setiap bulan selalu muncul revisi atau kebijakan baru. Logikanya untuk suatu program baru, revisi atau kebijakan baru itu lumrah saja, sebagai trial and error, tapi ya jangan langsung dijalankan secara nasional, uji dan jalan-kanlah pada skup yang lebih kecil dulu, dilakukan tahap perenca-naan sampai evaluasi, sampai akhirnya didapat kebijakan yang

406

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 420: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

paling rasional dijalankan. Kalau sudah ada hasil, ya baru dijalan-kan secara nasional.

Wajarkah kalau di lapangan, para pelaksana langsung (medis, para medis, dan pelaksana rutin lainnya) mengeluh dalam menjalankannya, karena diwajibkan menjalankan sesuai aturan main yang diberikan di awal, tapi sambil berjalan berbagai kebija-kan mempengaruhi kenyamanan dan kepercayaan petugas terha-dap program ini. Salahkah mereka? Tidak juga. Bayangkan saja, bagaimana mereka wajib mengerjakan, tapi setelah selesai, saat diklaim akhirnya tidak sesuai dengan jerih payah mereka? Kalau anda di posisi mereka, mau ? Ada yang katanya diagnosanya yang tidak sesuai, bahwa tindakan yang dilakukan tidak termasuk yang dicover pertanggungannya oleh BPJS, dan sebagainya. Lalu be-berapa parameter lainnya yang dianggap belum terpenuhi untuk dijalankan: (1) Menimbulkan keresahan dan kesulitan di lapangan karena selalu ada perubahan prosedur; (2) Menimbulkan kekece-waan yang memakai program; (3) Menimbulkan kekecewaan dan perselisihan pelaksana; (4) Menimbulkan kerugian negara.

Jadi saran saya: Jika belum siap, berbesar hatilah untuk berbenah dulu, kembali diuji di skup 1 atau 2 atau 3 pelayanan dulu, pilih tempat pelayan yang bisa mewakili menjadi parameter penilaian. Karena kalau memang belum siap: (1) Jangan wajibkan pelaksana dilapangan; (2) Jangan bohongi rakyat; dan (3) Jangan rugikan negara.

Ada hal menarik tentang BPJS, yang pernah saya pertanya-kan pada Prof. Hasbullah di salah satu forum yang membahas BPJS, tapi saya belum mendapat jawaban dari beliau: Mengapa: (1) Program dibuat oleh Pusat; (2) Dana masuk ke Pusat; (3) Kebi-jakan oleh masing-masing Tempat Pelayanan; (4) Pelaksana ada-lah pekerja Tempat Pelayanan; (5) Komplain permasalahan lang-sung ke Tempat Pelayanan; (6) Orang pusat menentukan Dana bisa turun atau tidak atau kapan turunnya.

407

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 421: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Coba kita sama-sama renungkan.Dengan berjalan seperti ini, banyak sekali permasalahan yang terjadi antara RS dan praktisi pelaksana di lapangan. Mirisnya, karena kebijakan ini dibikin masing-masing tempat pelayanan, akhirnya terlihat perbedaan pendapat yang bahkan bisa menimbulkan konflik serius.Kesan yang terangkat pun kurang nyaman karena pembagian jasa pelayanan memang harus didiskusikan bersama di tiap pelayanan kesehatan, terkesan para praktisi di lapangan danggap mata duitan atau tidak mau beramal atau istilah lainnya. Padahal hal ini karena: (1) sebelum ini, mereka tidak terlalu dili-batkan langsung dalam pembahasan biaya, karena biasanya RS sudah mengeluarkan keterangan lengkap tentang ini; (2) Biaya yang di ajukan dari pihak BPJS sangat berbeda dari kebiasaan yang berjalan, tentu saja menimbulkan pertanyaan dan pernyataan pro dan kontra, sebenarnya wajar karena siapapun yang awalnya sudah bekerja dengan tarif yang sudah disepakati dan ketika berubah sangatlah wajar kalau ada pro dan kontra.

408

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 422: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Opsi 1

Program Dibuat PusatKebijakan Oleh Pusat

Pelaksana adalah yang me-nyetujui kebijakan pusat

Dana masuk ke pusat

Semua komplain ke pusat

Harus sesuai kesepakatan semua pihak: Pembuat pro-gram, Pengelola dana, Pe-laksana, dan Peserta.

Opsi 2

Program Dibuat pusatKebijakan oleh tempat pela-yanan.Pelaksana dan tempat pela-yanan sudah yang menyetu-jui kebijakan.Dana masuk ke tempat pela-yanan.Semua komplain ke tempat pelayanan.Harus sesuai kesepakatan se-mua pihak: Pembuat pro-gram, Pengelola dana, Pelak-sana, dan Peserta.

Lalu dengan semua yang berjalan sampai sejauh ini, kalau saya bertanya ini seperti pada gambar di bawah ini, kira-kira apa jawaban Anda?

Tentang BPJS Anda Setuju? Apa jawaban Anda? Setuju? Atau tidak setuju? Kalau saya setuju. Mengapa? Pemerintah mau membiayai pengobatan seluruh masyarakat dengan Gratis, masa saya tidak mau. Ya saya setuju saja, hanya saja beberapa hal seperti yang sudah saya bahas di atas perlu menjadi bahan masukan dan untuk di cermati.

Pemerintah mau membiayai pengobatan seluruh masyara-kat Gratis, Masa kita tidak setuju? Tapi kalau membantu ya harus yang benar membantunya.

409

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 423: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Menolong itu bagus dan berpahala. Tetapi jangan lebih banyak terjadi hal tidak baiknya dibanding kebaikanya. Kenapa harus diberi pengobatan tak rasional supaya biaya tanggungan obat murah. Kenapa harus menekan jasa pelayanan dan biaya pengobatan? Kalau hanya Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 2.000.000,- kenapa tidak diikuti saja anggaran minimal yang sudah berjalan? Kenapa harus membuat tarif baru, hingga mene-kan tarif jasa profesi tertentu.

Sebeluam dan saat berjalan dan setelah masuk tahap eva-luasi ada baiakya mengikutsertakan praktisi-praktisi yang lang-sung melayani di di lapangan dan tetaplah fokus pada target kese-hatan secara menyeluruh, janagan hanya untuk mengobati saja, apalagi memakai komunikasi satu arah, pelaksana di lapangan seperti orang yang harus melaksanakan perintah dan bebas diko-reksi langsung. Apalagi menjadikan profesi dokter seolah satu- satunya profesi yang harus mengabdi di negeri ini. Belum lagi jika dalam meramu anggaran biaya seolah-olah kalau dokter memper-tanyakan adalah suatu kesalahan seperti tidak mau mengabdi atau hanya memikirkan penghasilan saja.

Wahai pemerintah tempat kami mengadu, jangan membuat opini tidak tepat kepada masyarakat! Jangan jadikan profesi dok-ter sebagai tumpuan persalahan untuk masalah kesehatan di Indo-nesia. Kalau di dalam pelaksanaannya ada hal-hal yang perlu di-perbaiki, ada baiknya selalu mengajak diskusi, urun saran dan pendapat pelaksana di lapangan, agar pemerintah mengerti perma-salahan yang terjadi karena apa, bagaimana kendala dan jalan keluar terbaik. Agar kebijakan baru yang dikeluarkan memang terasa bijak.

Jangan menekan pihak tertentu yang Anda sendiri tidak pa-ham permasalahan dan cara penyelesaiannya. Ajak kami yang menjalankan langsung di lapangan untuk ikut diskusi membahas permasalahan ini, ajak instansi lain yang terkait.

410

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 424: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

4. Tentang Nasib Dokter di Indonesia Setelah Ini Bagaimana?Sebagai dokter praktisi langsung di lapangan, saya cukup

heran dengan fokus pemerintah kita sekarang ini, Kenapa dari dulu profesi dokter selalu mendapat porsi perhatian lebih dalam pendapatan. Dokter sebagai pelaksana di bidang kesehatan. Kalau menurut urutan kebutuhan hidup manusia, kesehatan merupakan kebutuhan sekunder.

Dengan rincian kebutuhan masing-masing nya seperti ini:

Kesehatan?

Primer

Sekunder

Tertier

PRIM ER

• Pelindungdari panasdan dingin

SA N D A N G

• M akan

cukup

• Energi

cukup

PA N GA N

Pelindung

hujan

dan

panas

PAPA N

411

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 425: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Selalu pertanyaannya, bidang kesehatan masuk dalam kebu-tuhan yang mana? Kesehatan kebutuhan yang mana, primer atau sekunder? Beberapahal di atas adalah beberapa variable mkebutu-han manusia yang mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang. Kesehatan sejak saya di bangku sekolah dasar merupkan kebutu-han sekunder, bisa jadi kesehatan dan pendidikan sekarang masuk kedalam kebutuhan primer, pasti tetap urutannya setelah sandang, pangan, papan.

Lalu mengapa untuk mencapai Indonesia Sehat, pemerintah hanya fokus pada pelaksana di bidang kesehatan yang diberlaku-kan teknik pembayarannya seperti yang berlaku dalam program BPJS? Ini pertanyaan besar saya, dan mungkin pertanyaan seba-gian besar dokter-dokter di Indonesia.

Jangan menilai miring dulu jika membahas ini, karena tidak hanya menyangkut berapa besar penghasilan tapi masih ada yang lainnya. Sebelum anda menilai, ada baiknya saya tanyakan apakah anda tahu seperti apa selama ini dokter yang terdaftar sebagai pegawai pemerintah mendapatkan gajinya? Coba lihat ilustrasi dibawah ini.

Apa peran pelayanan primer ?

Mengapa malah yang pelayanan sekunder yg di fokuskan bertanggungjawab ?

412

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 426: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Begini penjelasannya: Dulu waktu zaman saya menjadi dokter umum dan menjadi Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT): Kami baru dapat gaji setelah kerja 3 bulan, itu pun masih ada poto-ngan, padahal saat gaji kami ditunda, anak-anak kami tdak pernah bisa ditunda makan dan kebutuhan lainnya. Sebagai dokter yang baru lulus kami sama seperti lulusan sarjana lainnya, belum punya modal apa-apa.

Dalam perjalannya dengan program BPJS, dokter melaksa-nakan pekerjaannya, mulai dari poliklinik sampai ruang tindakan. Setelah pasien dikerjakan diminta mengisi semua rincian berda-sarkan yang sudah di haruskan. Setelah itu bagian administrasi akan membuat laporan rinciannya, dan pada jangka waktu tertentu di klaim ke pemerintah. Nanti ada tim verifikasi yang akan meni-lai, jika sudah sesuai dengan kriteria yang di tetapkan baru bisa di turunkan dana, dan menunggu sampai pencairan turun baru akan diserahkan ke rumah sakit. Dan proses ini aling cepat dalam hitu-ngan 1,5 bulan.

Dengan program BPJS semua jasa medis didesuaikan de-ngan tarif yang sudah ditetapkan.Tidak bisa dipungkiri memang tarif jasa medis menurun dari tarif yang biasanya.

Jika

pembayaran

Voucher

(kartu)

Bertahap

Jangka waktu

413

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 427: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jangan memandang miring atau mencibir dulu tentang hal ini. Bukan kami matre atau terlalu hitung-hitungan. Coba saya tanya pada anda yang bukan sarjana kedokteran seperti kami, ka-lau hal ini di berlakukan untuk sarjana lainnya, kira-kira anda mau uang jasa anda dipangkas untuk menyesuaikan tarif keseluruhan?

Kemudian kalau sudah anda laksanakan pekerjaan anda, se-mua harus menunggu klaim, jika ada ketidak sesuaian dengan kri-teria klaim bisa ditunda atau dikurangi, atau tidak bisa di klaim, apakah anda mau? Padahal kuantitas jumlah pekerjaan anda meningkat.

Coba kalau kita ilustrasikan ini untuk jasa pelaya-nan yang lain. Pedagang makanan, petugas hukum/keamanan, penghibur: band, orkes, kecantikan/kebugaran, Anggota DPR atau Menteri, atau Presiden dan sebagainya. Maukah mereka? Jika teknik pemangkasan anggaran kita berlakukan untuk jasa profesi itu, dan pejabat di pemerintahan apa mereka mau?

Kita ilustrasikan missal tukang pijat saja yang biasa memijat orang lima orang dengan tarif Rp 50.000,-/orang, lalu dijanjikan akan bertambah pasiennya, dibayar oleh pemerintah dengan tarif Rp 30.000,-/orang tapi yang di pijat sekitar 15-25 orang perhari, nanti mereka bawa kartu, dan kartu itu yg akan di klaim oleh si tu-kang pijat ke pemerintah, dengan format klaim yang sudah di ten-tukan, lalu menunggu verifikasi, dan menunggu lagi dana turun.

Kira-kira mau tidak ya pak tukang pijat tadi? Memangnya ada yang mau kalau sebuah pelayan ditekan jasa si pelayan dan di-turunkan harga materi yang dipakai karena untuk memangkas pengeluaran dana. Ada sih, tapi kualitas barang diturunkan, kuali-tas pelayanan menurun, angka kepuasan menurun, outcome pela-yanan menurun. Si pemakai pelayanan dan pemberi pelayanan sama-sama tidak terlalu tertarik lagi.

Atau seperti yang pernah saya tawarkan saat presentasi di Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta waktu itu, saya

414

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 428: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

memberi gambaran seperti ini: sebenarnya kalau memang tujuannya, setiap rakyat Indonesia mendapat kemudahan untuk menjadi rakyat yang sehat, ya buatlah program sehat yang ditang-gung pemerintah, yang menyangkut banyak sektor tadi. Dan setiap sektor terkait akan mendapat kebijakan seperti yang dibuat oleh pihak BPJS, seperti ini:

Semua yang bertugas sebagai praktisi di sektor terkait di bidang kesehatan tadi, gajinya akan diberlakukan sama seperti dokter dan rumah sakit harus membuka pelayanan 24 jam, dan seperti apapun kategori pelayanan sebelumnya (kelas atas, mene-ngah ataupun menengah kebawah), tetap diwajibkan menyiapkan pelayanan murah untuk menengah ke bawah, karena ini yang akan ditanggung gratis oleh pemerintah.

Gambaran realnya seperti ini: Selama ini Rumah Sakit yang kategori A sampai D baik swasta atau milik pemerintah harus siap memberi pelayanan 24 jam, dan siap memberi pelayanan lebih murah untuk kategori kelas 3 BPJS agar beban pemerintah tidak terlalu besar (karena tidak dibebankan ke masyarakat lagi).

Jadi seharusnya sektor lain juga begitu, sektor sandang, pangan, papan, keamanan, pendidikan, dan sebagainya, harus memberi pelayan 24 jam, dan menyediakan pelayan murah yang transaksinya memakai kartu.

Contoh riil: Rumah makan padang atau pengusaha kuliner lainnya, harus tetap buka 24 jam dan menyediakan makanan mu-rah untuk pengguna kartu (misalnya Kartu Makan Indonesia), agar tidak ada masyarakat Indonesia tidak ada yang sakit karena lapar. Pengusaha rumah atau pakaian juga sama, harus buka 24 jam dan menyiapakan tempat tinggal atau pakaian murah agar tidak ada masyarakat yang kedinginan atau menjadi sakit karena tidak punya temapt tinggal atau pakaian yang layak, sehingga bisa sakit. Jika ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan yang berhubungan dengan kesehatan, harus dilayani asal mereka

415

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 429: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sudaha mendaftar dan memiliki kartu layanan (Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pangan, Kartu Indonesia Rumah, Kartu Indonesia Sekolah, Kartu Indonesia Aman, dan sebagainya).

Kemudian masing-masing tempat pelayanan membuat la-poran dan mengklaim setiap kegiatan yang sudah dijalankan de-ngan kartu tadi ke pemerintah. Setelah verifikasi, barulah dana pelaksanaan tadi diserahkan ke tempat pelayanan. Setelah diteri-ma baru para pelaksana lapangan seperti: dokter, juru masak, pen-jahit pakaian, tukang bangunan, arsitek, polisi dan sebagainya serta seluruh pemilik tempat pelayanan baru akan diberikan gaji atas jasa yang sudah dilakukan masing-masing sebelumnya.

Bagaimana? Bersedia? Jika semua pelaksana sektor disa-makan seperti itu cara penggajiannya, saya rasa dokter-dokter pun tidak akan protes atau mempertanyakan.

Dan waktu di Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga saya sampaikan, berarti Bapak dan Ibu di jajaran pemerinta-han juga gajianya harus berdasarkan porsi kerja, kalau tidak sesuai porsi kerja yang diharapkan pemerintah ya anda tidak bisa meng-klaim, dan menunggu sampai klaimnya diACC oleh pemerintah baru gajian. Ya sama saja dengan Gubernur atau Presiden, setelah kerja, semua harus bikin laporan kerja, kirim ke pemerintah, di verifikasi, setelah klaim di setujui baru aka ada pencairan dana, setelah dana sampai baru Gubernur dan Presiden gajian.

Sangat realistis dan ekonomis, jadi pemerintah hanya akan membayar orang yang benar-benar sudah melakukan kerja, bukan hadir rutin setiap hari, tanpa ada pertanggungjawaban kerja yang bisa diverifikasi. Bagaimana? Coba renungkanlah.

5. Tentang Dokter Layanan Primer (DLP)Beberapa waktu yang lalu sempat terjadi pro dan kontra

tentang Dokter layanan Primer atau DLP. Saya selalu mencoba mengkaji sesuatu dari dasarnya dulu. Layanan Primer, kalau

416

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 430: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

mendefinisikan tentang layanan primer, kalau boleh jujur yang di butuhkan oleh masyarakat Indonesia bukan hanya Dokter. Betul tidak?

Masyarakat juga butuh sektor lainnya yang mau memberi-kan layanan primer, petugas keamanan primer, sarjana agama la-yanan primer, sarjana hukum layanan primer, sarjana pertanian, sarjana ekonomi, sarjana teknik, sarjana elektro, dan sarjana-sar-jana lainnya yang memberikan pelayanan primer.

Pertanyaan saya: kenapa hanya sarjana kedokteran yang wajib kerja ke pelosok sampai ke daerah terpencil? Apa sarjana lainhya tidak dibutuhkan di daerah pelosok dan terpencil ? Kenapa hanya sarjana kedokteran yang menjadi Pegawai Tidak Tetap? Memangnya pemerintah tidak membutuhkan sarjana lain untuk membantu pelayanan primer?

Anda merasa aneh nggak? Kenapa sarjana lain malah boleh langsung kerja, bahkan sebagian (tidak bisa dibohongi) malah bo-leh bekerja tidak sesuai dengan keahlian bidang ilmunya. Banyak sarjana pertanian, perikanan, teknik akhirnya kerja di bank atau bi-dang perniagaan.Pemerintah tenang-tenang saja, walaupun krisis pangan, krisis ekonomi dan sebagainya terjadi. Untuk yang ini silakan renungkan lagi.

Kita kembali ke Dokter Layanan Primer (DLP). Tentang DLP. Ini karena terkurung prinsip bahwa sehat itu sembuh. Jadi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang dipikirkan sektor yang bisa menyembuhkan sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Kok bukan berpikir bagaimana mengurangi jumlah orang yang sakit sehingga lahirlah ide Prodi DLP.

Prihatin, bukankah selama ini medis dan para medis sudah menjalankan koridor mereka sesuai kontribusi yang seharusnya. Dan sebenarnya DLP itu ya dokter-dokter umum yang selama ini menjalankan tugasnya. Kenapa harus dibuat Prodi DLP? Me-mangnya dokter umum tidak pantas melakukan pelayanan primer.

417

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 431: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Mana sarjana lainnya? Apa ada kewajiban sarjana pertanian, teknik, perindustrian, perdagangan, ekonomi dan sebagainya un-tuk merata di seluruh Indonesia seperti halnya sarjana kedokteran. Apa ada yang mewajibkan seluruh sarjana terkait itu menjalankan kesarjanaannya sesuai bidang ilmunya, dan wajib keberadaan me-reka merata di seluruh daerah sampai pelosok.

Apa ada yang mewajibkan sarjana psikologi, agama, sosial politik, kesehatan masyarakat, merata sampai ke seluruh pelosok. Apa ada kewajiban mereka mengabdi sebagai sarjana bekerja PTT ke pelosok dan penempatannya pun harus diatur pemerintah.

Wahai para pemimpin bangsa, wahai para pemikir bangsa, wahai teman-teman sejawat praktisi kesehatan, wahai seluruh masyarakat Indonesia renungkan dan renungkan lagi. Karena sehat masalah kesehatan masalah nasional. Kerjasama dan duku-ngan berbagai instansi terkait yang harus turut berkolaborasi bersama dan saling memikul tanggungjawab.

418

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 432: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan PemikiranWahyu Triono KS

419

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 433: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ebelum lebih jauh kita mendiskusikan tentang penyeleng-

Sgaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ditinjau dari nilai-nilai ketuhaan, ada baiknya kita mengulang kembali

ingatan kolektif kita tentang hal yang paling esensial berkaitan dengan Jaminan Sosial yang di dalamnya mencakup tentang hak kesehatan bagi setiap warga negara.

Sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab, menjadi landasan yang paling mendasar tentang bagaimana nega-ra dan bangsa Indonesia meletakkan tugas kesejarahannya dalam membangun suatu peradaban mengacu pada nilai-nilai kemanu-siaan yang ditegakkan dengan keadilan sehingga setiap warga negara Indonesia menjadi manusia yang beradab.

Dengan landasan dasar semacam inilah negara dan bangsa Indonesia menunaikan kewajibannya, dan pemerintah menjalankan amanahnya untuk menjamin dan memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan jaminan atas hak-hak kemanusiaannya dan hak-hak azasinya yang dijamin pula oleh konstitusi diantaranya tentang hak mendapatkan jaminan sosial baik itu jaminan sosial di bidang kesehatan dan jaminan sosial di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 28H Ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa, Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengem-bangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

Menghadirkan Nilai-Nilai Ketuhanan Solusi Penyelenggaraan JKN

1

420

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 434: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kemudian Pasal 34 Ayat (2) UUD 1945 berbunyi, Negara me-ngembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Dan Pasal 34 Ayat (3) UUD 1945 berbunyi, Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Pasal-pasal pada konstitusi inilah yang memberi perintah secara tegas sehingga melahirkan UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Setelah tiga tahun berlalunya penyelenggaraan Jaminan Sosial Nasional (Januari 2014 – Januari 2017) banyak catatan yang bisa kita tuliskan dalam lembaran sejarah bangsa, baik itu tentang capaian-capaian keberhasilannya maupun tentang kekurangan dan kelemahan dalam implementasinya yang memerlukan koreksi dan perbaikan di masa yang akan datang.

***Secara substansial, mari kita lebih mendalam untuk memak-

nai bahwa penyelenggaraan jaminan sosial nasional bagi seluruh warga negara Indonesia adalah untuk mewujudkan dan men-jadikan manusia Indonesia menjadi manusia yang bermartabat, dan inilah yang menjadi tujuan utama dan mulia bagi suatu negara dan pemerintah dalam membangun peradaban bangsa.

Agak mendasar memang dan sangat esensial jika meletak-kan posisi penyelenggaraan JKN dalam tinjauan: Menghadirkan Nilai-Nilai Ketuhanan Solusi Penyelenggaraan JKN. Mengapa? Lantaran: Pertama, seluruh sila dalam Pancasila tidak terkecuali sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab hanya mungkin dapat diwujudkan dalam realitas kehidupan bermasyarakat, ber-bangsa dan bernegara bila dipayungi dan disemangati oleh nilai-nilai ketuhanan yaitu sila pertama dari Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.

421

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 435: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kedua, bila ditinjau dari hal yang bersifat transenden, dan keillahian, sakit dan kesembuhan adalah menjadi hak mutlak Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Ada yang mengatakan sakit ada-lah merupakan akibat dari perbuatan dan kecerobohan seseorang yang tidak mampu dalam mengatur pola asupan makanan yang baik dan sehat. Sakit juga bermula dari pikiran yang sakit. Tetapi bagi orang-orang yang percaya pada Tuhannya, sakit dimaknai sebagai suatu ujian, dan sakit juga bermakna sebagai pengingat atas sisi-sisi kemanusiaan kita sebagai makhluk Tuhan sekaligus menjadi penghapus dan menggugurkan dosa. Begitu juga dengan kesembuhan, ia menjadi hak mutlak Tuhan, dokter, tenaga medis, obat dan lainnya hanya menjadi media perantara atas kesembuhan yang dikaruniakan Tuhan kepada seorang pasien yang sakit.

Dengan demikian menghadirkan Tuhan (nilai-nilai) ketu-haan menjadi rasional dan masuk akal sekaligus meneguhkan keyakinan kita bahwa ia menjadi solusi dalam penyelenggaraan JKN yang paripurna.

***Nilai-nilai ketuhanan yang bersifat universal bagi semua

umat beragama, yaitu nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadi-lan paling tidak menjadi nilai utama yang dapat dijadikan solusi atas kekurangan, dan kelemahan dalam penyelenggaraan JKN.

Pertama, seluruh stakeholders yang berkontribusi secara langsung dan nyata dalam penyelenggaraan JKN harus menjun-jung nilai-nilai kebenaran. Apakah seluruh penyelenggaraan JKN sudah mengikuti tata cara, prosedur dan tata aturan yang benar sesuai dengan peraturan yang mengatur penyelenggaraan JKN? Kemudian apakah penyelenggaraan JKN benar dalam setiap aspeknya meliputi: kerangka konsep, aspek peraturan perunda-ngan, aspek kepesertaan, aspek manfaat dan iuran, aspek pelaya-nan kesehatan, aspek keuangan, aspek kelembagaan dan organi-sasi serta kerangka implementasi.

422

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 436: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kedua, Seluruh stakeholders dalam penyelenggaraan JKN harus berani jujur bila ternyata seluruh aspek dalam penyeleng-garaan JKN itu masih perlu diperbaiki dan disempurnakan, maka lepaskanlah seluruh ego sektoral agar mau duduk bersama untuk melakukan perubahan dan perbaikan yang sangat mendasar bagi penyelamatan penyelenggaraan JKN, bila memang perlu disela-matkan. Berbagai temuan lapangan yang sangat telanjang, atas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan, memang tidak dapat dipungkiri masih ditemukan moral hazard dan fraud di dalam pelaksanaannya. Keberanian untuk jujur bagi seluruh stakeholders tanpa harus saling menyalahkan dan berkehendak untuk memperbaikinya adalah solusi yang utama.

Ketiga, Seluruh stakeholders dalam penyelenggaraan JKN sudah waktunya pula untuk mengoreksi secara mendasar apakah penyelenggaraan JKN saat ini ditinjau dari seluruh aspeknya telah memenuhi rasa keadilan bagi semuanya, baik itu pasien peserta BPJS Kesehatan, tenaga pelayanan kesehatan (dokter, perawat dan lain-lain), penyedia layanan kesehatan, BPJS Kesehatan, DJSN dan stakeholders lainnya. Penyelenggaraan JKN tidak bo-leh merugikan satu pihak pun, ia harus memberikan manfaat lebih bagi peserta dan memenuhi rasa keadilan bagi semuanya. Harus diakui dengan rasa dan nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadi-lan bahwa ibarat bayi atau anak yang baru berusia tiga tahun, BPJS Kesehatan tidak mungkin langsung dapat berlari dengan kencang, cakap dan terampil pula dalam segala hal.

BPJS Kesehatan saat ini dalam usia keemasannya tentu saja membutuhkan perhatian sungguh-sungguh dari seluruh rakyat sebagai ibu kandungnya dan negara/pemerintah sebagai bapak kandungnya. Dari aspek transenden, keilahiaan, dan ketuhanan, BPJS dan jaminan sosial adalah anak yang merupakan anugerah paling berharga dari Tuhan kepada bangsa Indonesia, ia merupa-kan amanah yang harus dijaga setiap waktu dan sepanjang masa.

423

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 437: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ewaktu Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebu-

Sdayaan waktu itu memberikan himbauan kepada orang tua siswa untuk mengantar anaknya ke sekolah di hari pertama

sekolah pada tahun ajaran baru, telah menyedot perhatian para orang tua untuk lebih peduli pada pendidikan. Namun perhatian kita kembali dialihkan ketika beberapa waktu kemudian Anies Baswedan dibebastugaskan oleh Presiden dari tugasnya sebagai menteri.

Kita tidak hendak mendiskusikan tentang mengapa Anies Baswedan diberhentikan dan diganti oleh Muhadjir Efendi, kita ingin memotret lebih fokus tentang masa depan pendidikan Indonesia dikaitkan dengan pengarusutamaan pada Gerakan Nasional Revolusi Mental. Bagaimana Pendidikan Revolusi Mental mewujud dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal kita. Pertanyaan semacam ini menggeliat seiring dengan kecemasan kita para orang tua terhadap masa depan putra-putri kita, anak generasi masa depan Indonesia ketika berhadap-hadapan dengan tantangan globalisasi.

Wajib BelajarAda satu kalimat yang penuh spirit moral, kira-kira bunyi-

nya begini: “setiap tempat adalah sekolah, setiap orang adalah guru, dan setiap waktu adalah belajar” dan kita tidak tahu pasti siapa yang menemukan kalimat yang sarat makna ini.

Pendidikan Revolusi Mental

2

424

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 438: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Tentu bukan lantaran kalimat ini, tiba-tiba muncul berita tentang banyaknya anak-anak yang tidak tertampung di sekolah-sekolah formal, sehingga bisa bersekolah di tempat mana saja, akibat terbatasnya daya tampung sekolah menengah, seperti yang terjadi di Kota Depok beberapa minggu setelah proses belajar dan mengajar telah berlangsung.

Dari Dinas Pendidikan Kota Depok diperoleh data bahwa seratus ribuan siswa yang lulus SD dari 400 SD negeri dan swasta di Depok, hanya 6.636 siswa yang diterima di SMP negeri dan puluhan ribu siswa yang lulus SMP dari 110 SMP negeri dan swasta di Depok hanya 4.160 orang yang bisa tertampung di 13 SMA Negeri dan SMK Negeri.

Meskipun pemerintah Kota Depok pada tahun 2015 sudah menambah delapan sekolah negeri (SMPN, SMAN dan SMKN), namun kondisinya tetap belum mencukupi dan dikhawatirkan bahwa siswa yang lulus SD ataupun SMP akan banyak yang putus sekolah.

Bagaimana dengan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia? Tentu saja situasi seperti ini akan banyak kita temukan. Inilah salah satu persoalan yang kita hadapi berkaitan dengan program Wajib Belajar 12 Tahun yang dicanangkan oleh pemerintah.

Ada tiga hal penting yang perlu menjadi fokus perhatian dalam pembangunan pendidikan kita. Pertama, ketersediaan dan kecukupan fasilitas untuk menunjang terlaksananya pendidikan bagi siswa-siswi di semua daerah di Indonesia. Fasilitas itu tidak saja hanya masalah sekolah-sekolah dengan ruang kelas dan fasili-tas belajar yang tersedia tetapi juga ketersediaan tenaga kependi-dikan yang menjadi penentu suksesnya proses belajar dan mengajar.

Kedua, meningkatkan kualitas dan mutu tenaga kependidi-kan yang profesional, memiliki kompetensi dan moralitas yang teruji dan terpuji agar siswa-siswi menemukan keteladanan yang

425

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 439: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

menginternalisasi keperibadian dan sikap (afektif) mereka, mendapatkan pengetahuan (kongnitif) yang memanusiakan para siswa-siswi sebagai manusia pembelajar dan memiliki keterampi-lan (psikomotorik) yang menjadi bekal para siswa-siswi dalam menjalani kehidupannya bermasyarakat dan berbangsa.

Ketiga, pengarusutamaaan kurikulum pendidikan yang memiliki basis untuk peningkatan sikap (afektif), pengetahuan (kongnitif) dan keterampilan (psikomotorik) siswa-siswi dan terpenting adalah bagaimana pendidikan melalui kurikulum yang disusun sedemikian rupa akan mengembangkan mental keperiba-dian siswa-siswi untuk merubah dirinya atau merevolusi dirinya dengan suatu Gerakan Nasional Revolusi Mental di sekolah, di lingkungan masyarakatnya dan di rumah keluarga-keluarga Indonesia.

Kesemuanya itu menjadi suatu gerakan pemerintah bersama masyarakat untuk menjadikan wajib belajar itu sebagai suatu kesatuan yang utuh antara keluarga, masyarakat dan pemerintah menjadikan semua tempat baik itu sekolah dan semua tempat atau lingkungan menjadi sekolah bagi siswa-siswi, setiap orang men-jadi guru yang dapat diteladani oleh siswa-siswi dan setiap waktu adalah proses belajar bagi siswa-siswi yang merupakan generasi penerus banga Indonesia.

Gerakan Nasional Revolusi MentalBagaimana kita memulai suatu Gerakan Nasional Revolusi

Mental yang menjadi isu utama pemerintahan Joko Widodo – M. Jusuf Kalla? Tidak lain dan tidak bukan, sekolah revolusi mental yang menjadikan semua tempat menjadi sekolah bagi putra-putri bangsa Indonesia, semua orang menjadi guru yang dapat ditela-dani karena sikap dan kepribadiaannya yang teruji dan terpuji dan setiap waktu adalah belajar menjadi solusi tepat bagi kita untuk memulai melakukan Gerakan Nasional Revolusi Mental.

426

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 440: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dengan berbagai gempuran arus globalisasi yang merubah cara berpikir, prilaku dan kepribadian kita, pilihan pada revolusi mental setiap kita dan fokus gerakan yang ditujukan kepada generasi muda atau para putra-putri bangsa yang masih di usia sekolah dan melalui pendidikan kita akan meyakini bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental segera mewujud.

Namun tentu saja kita tidak sedang membuat atau mempro-duksi tempe (pagi kedelai sore menjadi tempe), atau membuat toge (malam kacang pagi menjadi toge), Gerakan Nasional Revo-lusi Mental membutuhkan waktu, kesabaran dan kesungguhan kita semua.

Beberapa prasyarat yang dapat kita jadikan sebagai para meter agar Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui pendidikan dikatakan menuju pada jalan yang benar dan dapat memberikan kepercayaan kepada kita akan keberhasilan dari gerakan ini apabila gerakan ini difokuskan pada: Pertama, kesungguhan pemerintahan Joko Widodo – M. Jusuf Kalla menjadikan Gerakan Nasional Revolusi Mental menjadi gerakan bersama semua masyarakat dan pemerintah dengan memberikan dukungan yang sungguh-sungguh terhadap proses pelembagaan dan institusiona-lisasi terhadap Gerakan Nasional Revolusi Mental agar memiliki legitimasi yang kuat dalam mengawal Gerakan Nasional Revolusi Mental ini kesemua sendi kehidupan kebangsaan kita akan segera mewujud dan tentu saja akan membuka jalan bagi munculnya partisipasi masyarakat luas terhadap pentingnya gerakan ini untuk masa depan bangsa Indonesia.

Kedua, program dan proyek percontohan (pilot project) Gerakan Nasional Revolusi Mental musti dikembangkan di seluruh daerah melalui manual dan buku-buku panduan dan bacaan sederhana yang mengangkat role model nilai-nilai sikap dan kepribadian yang baik dari bangsa Indonesia serta nilai-nilai kearifan lokal bangsa. Selain itu adanya sekolah revolusi mental,

427

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 441: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan taman revolusi mental yang terintegrasi di lingkungan belajar dan lingkungan bermain putra-putri banga Indonesia musti dikembangkan.

Ketiga, nilai-nilai moral yang utama atas keunggulan bang-sa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, sopan, suka bergotongroyong dan nilai-nilai baik lainnya seperti budaya antri, mendahulukan kepentingan umum, menjaga silatu-rahmi dan menghargai perbedaan sebagai bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika, dan menjunjung semangat musyawarah mufakat musti terus ditanamkan kepada semua masyarakat bangsa Indonesia terutama kepada putra-putri penerus bangsa Indonesia.

Dengan demikian, apa yang diharapkan para bapak pendiri (the founding fathers) bangsa Indonesia terutama Bung Karno, bahwa National and Character Building bangsa Indonesia harus terus dilakukan dengan membangun jati diri atau membangun karakter bangsa akan dapat terus dilaksanakan secara berkesinam-bungan dari kemajemukan masyarakat Indonesia.

Pendek kata, Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui pendidikan ini diharapkan akan memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak, sehingga dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita generasi penerus bangsa Indonesia. Inilah yang menjadi cita-cita dan harapan Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional terhadap pembangunan pendidikan nasional kita.

428

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 442: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

etika Presiden Indonesia Pertama Ir. Soekarno melaku-Kkan jalan-jalan ke sebuah desa dan bertemu dengan seorang petani, Bung Karno bertanya, “Siapa yang me-

miliki tanah yang sedang dikerjakan?” Si Petani menjawab, “Mi-lik Saya”. “Siapa yang memiliki pacul itu?” “Milik Saya” Katanya lagi. “Siapa yang memiliki alat-alat pertanian itu?” “Milik Saya” Jawab petani sekali lagi, petani itu bernama Marhaen.

Jelas kata Soekarno, Si petani tidak menjual tenaganya pada majikan sebagai seorang proletar. Si petani memiliki alat-alat pro-duksi. Panen adalah panennya sendiri, akan tetapi petani Marhaen itu tetap miskin. Itulah sekelumit gambaran tentang desa di Indonesia, desa adalah wajah kemiskinan dan tentang orang kecil, atau oleh putri Bung Karno, Megawati Soekarnoputri dipakai terminologi “wong cilik” atau rakyat kecil.

Dimasa orde baru, ketika Presiden Soeharto bangga sebagai seorang anak petani, dan berasal dari desa, memberikan perhatian terhadap desa dengan berbagai program pembangunan di desa, soal petani dan nelayan, soal Inpres desa tertinggal, soal swasem-bada pangan dan lain-lainnya adalah merupakan perjalanan seja-rah tentang desa-desa di Indonesia.

Perbincangan tentang bagaimana kita membangun desa adalah merupakan tinjauan secara mendalam atas kebijakan poli-tik pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terhadap desa, serta apa makna penting desa bagi Indonesia?

Membangun Desa

3

429

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 443: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Relasi Negara dan DesaBila mendengar kata desa, yang muncul dalam pikiran kita

adalah tentang kampung halaman, asal mula daerah tempat lelu-hur atau nenek moyang kita berasal dan tentu saja juga berkaitan dengan masyarakatnya yang memiliki ciri khas yang sederhana, menjunjung tinggi kesopanan, santun dan ramah, memiliki rasa kekeluargaan, suka bergotongroyong, lugas, menghargai orang lain, demokratis dan religius. Tetapi masyarakat desa juga suka mengingat akan sesuatu yang telah dijanjikan, mudah curiga, me-rasa minder dengan orang kota dan tertutup dalam hal keuangan.

Perhatian negara kepada desa belakangan mewujud secara nyata, ketika DPR bersama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan pemerintahan Presiden Joko Widodo merealisasikannya melalui program prioritas pemerintah untuk melakukan perce-patan pembangunan, dengan tekad pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah mencanangkan nawakerja prioritas dalam lima tahun. Terdapat sembilan program kerja yang menjadi prioritas. Pertama, peluncuran gerakan desa mandiri di 3500 desa yang akan dimulai pada tahun 2015.

Kedua, pendampingan dan penguatan kapasitas kelemba-gaan dan aparatur pada 3500 desa yang dimulai pada tahun 2015. Ketiga, pembentukan dan pengembangan 5000 BUMDES (Ba-dan Usaha Milik Desa).

Keempat, melakukan revalitasi Pasar desa di 5.000 desa atau kawasan perdesaan. Kelima, pembangunan infrastruktur jalan pendukung pengembangan produk unggulan di 3500 desa mandiri. Keenam, penyiapan Implementasi penyaluran dana desa Rp 1,4 miliar per desa secara bertahap.

430

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 444: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Keenam, penyiapan Implementasi penyaluran dana desa Rp. 1,4 miliar per desa secara bertahap. Ketujuh, penyaluran modal bagi koperasi atau UMKM di 5.000 desa.

Kedelapan, pilot project sistem pelayanan publik jaringan koneksi online di 3.500 desa. Kesembilan, 'save villages' desa per-batasan dan pulau-pulau terdepan, terluar dan terpencil menjadi prioritas kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.

Selanjutnya, bagaimana kita dapat memastikan bahwa lahir-nya UU Desa, kebijakan pemerintah secara nyata kepada desa memberikan semangat baru, sebab jalan perubahan menuju desa baru sudah digariskan oleh UU Desa. Redistribusi uang negara (dari APBN dan APBD) kepada desa, yang menjadi hak desa, merupakan isu utama perubahan relasi antara negara dan desa.

Modernisasi DesaUpaya modernisasi desa tidak dimaksudkan sebagai bentuk

pembangunan desa menjadi seperti kota, dengan gemerlap lampu, gedung-gedung mewah dan megah, akan tetapi lebih pada upaya membangun manusia modern di desa tanpa merubah suasana desa yang damai, sejuk dan kaya dengan khazanah budaya, dan keari-fan lokal yang khas Indonesia.

Modernisasi desa adalah wajah manusia Indonesia modern yang dengan amat menawan sosiolog Universitas Indonesia Tamrin Amal Tomagola mengemukakan pemikiran Inkeles dan Smith tentang ciri-ciri manusia modern: (1) keinginan mempu-nyai pengalaman baru; (2) selalu siap dan tanggap terhadap hal-hal baru; (3) dapat mentolerir keragaman pendapat; (4) sangat haus akan informasi; (5) menghargai waktu; (6) yakin dan percaya akan kemampuan diri dan mampu melakukan penyesuaian terhadap lingkungan; (7) lebih mengandalkan hal-hal yang dapat diperhitungkan (calculable thing); (8) menghargai keterampilan tekhnik (9) mempunyai aspirasi ke masa depan; (10) menghargai

431

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 445: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

harkat (dignity) manusia lainnya.Berkaitan dengan implementasi UU Desa dan kebijakan

pemerintah secara nyata dalam upaya membangun desa musti memperhatikan hal-hal penting anatara lain, Petama, bagaimana pemerintah, terutama pemerintah daerah, para kepala daerah dan para calon kepala daerah yang akan menjadi kepala daerah dapat memahami dan menyerap aspirasi masyarakat desa dengan baik dalam melakukan perencanaan pembangunan kawasan perdesan, lantaran rancangan pembangunan kawasan perdesaan harus dibahas secara bersama oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, sebagaimana ketentuan UU Desa.

Kedua, percepatan pembangunan desa terutama prioritas Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi terhadap 5000 desa tertinggal, 1.138 desa di kawasan perbatasan dan menyisakan sebanyak 39.086 desa tertinggal dan 17.268 desa sangat terting-gal, diutamakan fokus pada pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang membuka akses masyarakat desa dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat desa melalu e-Kelurahan, e-Desa, e-Puskesmas dan lain-lainnya dengan meli-batkan peranan PT. Telkom dan PT. Telkomsel, misalnya, melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan dana Universal Service Obligation (USO) untuk membangun BTS-BTS mini de-ngan energi solar cell yang memberikan akses energi, penerangan dan membuka jaringan telekomunikasi bagi masyarakat desa.

Fokus pembanguna TIK ini merupakan komitmen peme-rintah Indonesia melaksanakan perjanjian internasional bahwa pada tahun 2015 harus merealisasikan salah satu dari sepuluh target The World Summit on Information Society (WSIS), yaitu menghubungkan seluruh desa dengan TIK dan membangun

432

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 446: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

berbagai Pusat Akses Komunitas (Community Access Point).Ketiga, implementasi UU Desa dan kebijakan pemerintah

terhadap pembangunan desa yang paling terpenting adalah soal alokasi dana 1,4 Milyar secara bertahap kepada lebih dari 74 ribu desa di seluruh Indonesia yang akan menjadi momentum yang sangat strategis untuk memajukan dan memberdayakan masyara-kat perdesaan pada khususnya dan tentunya akan memperkuat fundamental ekonomi kerakyatan Indonesia pada umumnya.

Uang desa dalam jumlah yang besar inilah yang membang-kitkan semangat baru bagi desa, dan sebaliknya juga menghadir-kan pesimisme dan kekhawatiran banyak pihak akan bahaya korupsi yang bakal dilakukan kepala desa beserta perangkat desa.kan pesimisme dan kekhawatiran banyak pihak akan bahaya korupsi yang bakal dilakukan kepala desa beserta perangkat desa.

Karenanya, selain perencanaan dan pendampingan yang baik, diperlukan pengawasan pelaksanaan pembangunan desa yang dapat dilakukan melalui program e-Blusukan yang beberapa kali telah diuji coba oleh pemerintah, khusunya oleh Presiden Joko Widodo yang secara langsung dapat berkomunikasi dengan mas-yarakat desa, petani dan lainnya tanpa dibatasi ruang dan waktu.

PenutupImplemntasi UU Desa dan kebijakan pemerintah dalam

membangun desa menegaskan komitmen politik dan konstitusio-nal bahwa negara melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat men-ciptakan landasan yang kokoh dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Kebijakan semacam inilah yang menjadi momentum dan arti penting desa bagi Indonesia, membangun desa dan moder-nisasi desa adalah membangun manusia modern Indonesia,

433

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 447: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

melakukan revolusi mental manusia Indonesia dan tidak menjadi-kan desa dan masyarakat desa sebagai komoditas politik belaka.

434

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 448: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

emerdekaan bangsa Indonesia diraih dengan suatu Kperjuangan sampai titik darah penghabisan dengan suatu pekikan 'merdeka atau mati' diperjuangkan oleh

para pejuang kemerdekaan yang kita menyebutnya sebagai pahlawan kemerdekaan bangsa. Tetapi pahlawan juga merupakan sebutan bagi setiap pejuang yang gagah berani dan mengorbankan dirinya dalam membela kebenaran.

Pahlawan itu ada di hati kita, hidup dalam pikiran, jiwa dan semangat perjuangan kita, kapan pun dan sampai akhir masa. Pahlawan itu para pejuang di dalam kehidupan tanpa berpikir akan dinobatkan menjadi pahlawan atau bukan.

Lantas, siapa pahlawan di hati kita? Adalah semua orang yang menginspirasi kita menjadi pejuang dengan ketulusan dan menanam berbagai kebaikan untuk membela kebenaran yang suci dan keadilan yang murni, meski mengorbankan segala yang kita punya. Apa yang pantas kita tanam dalam kehidupan, kecuali jiwa dan semangat kepahlawanan.

Jiwa dan Semangat KepahlawananJangan sekali-kali melupakan sejarah (“Jas merah”) kata

Bung Karno, pernyataan sang proklamator bangsa Indonesia itu selalu menemukan relevansinya dalam mengenang jiwa dan semangat kepahlawanan, para pahlawan di hati kita. Jangan sekali-kali melupakan sejarah (“Jas merah') berarti juga jangan lupa pada asal, lantaran ia berdimensi sosial dan ketuhanan. Siapa

Semangat Kepahlawanan

4

435

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 449: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

yang melupakan sejarah dan lupa pada asal berarti a historis, a sosial, penjahat kemanusiaan, penghianat dan tidak amanah sekaligus mengingkari eksistensi Tuhan.

Bangsa yang memiliki jiwa dan semangat kepahlawanan adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Karena-nya kemerdekaan dan kedaulatan suatu bangsa tidak mungkin akan diperjual belikan dan digadaikan baik secara politik, ekonomi dan yang lainnya.

Bangsa Indonesia yang mengerti jasa para pahlawannya adalah yang konsisten dan penuh kesungguhan berjuang dan Membangun Kedaulatan Bangsa Indonesia (MKBI), Memba-ngun Kemakmuran Bangsa Indonesia (MKBI) dan Membangun Kesejahteraan Bangsa Indonesia (MKBI).

Perjuangan semacam ini adalah wujud dari bagaimana bangsa Indonesia menghargai jasa para pejuang dan pahlawan kemerdekaan dengan merealisasikan cita-cita luhur untuk apa negara Indonesia diproklamasikan.

Jiwa dan semangat kepahlawanan anak-anak generasi adalah anak-anak yang tidak pernah melupakan semua jasa orang tua yang telah melahirkan, mengasuh, menjaga dan membesar-kannya menjadi manusia yang mandiri dan berguna. Anak-anak yang tidak pernah lupa dari rasa syukur atas karunia kecerdasan dan jasa baik para guru-guru yang memerdekakannya dari belenggu kebodohan.

Memupuk jiwa dan semangat kepahlawanan di hati setiap insan adalah tidak pernah melupakan jasa baik para pejuang dan penyebar kebenaran dan keadilan, penyeru kebaikan di jalan Tuhan sehingga setiap kita terlepas dan merdeka dari kesesatan dan kejahiliyahan.

Mengenang orang-orang baik yang berbagi dan memiliki jiwa kebersamaan dan rasa kepedulian sosial sehingga kita luput dan akhirnya merdeka dari kemiskinan dan kesengsaraan adalah

436

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 450: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sikap baik bagaimana kita memiliki jiwa dan semangat kepahlawanan.

Pemimpin di pemerintahan baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang memiliki jiwa dan semangat kepahlawanan adalah para pemimpin yang tak pernah lupa pada rakyat yang telah menggaji dan memberikan fasilitas kepadanya, tak sekejap pun lupa pada suara rakyat yang telah memilihnya, memberikan kepercayaan dan amanah kepadanya.

Para pemimpin yang tidak pernah lupa pada sejarah dan pada asal adalah para pemimpin yang menyakini bahwa kebera-daannya karena rakyat dan tugas pengabdiannya adalah untuk melayani dan menunaikan semua janjinya pada rakyat dengan amanah yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan.

Pahlawan Di HatiSetiap kita memiliki para pahlawan di hati kita masing-

masing, mereka adalah semua orang yang telah berjasa dan mena-namkan berbagai budi kebaikan, berpeluh, berkeringat bahkan bersimbahkan darah. Mereka adalah para pejuang yang telah memberikan kita kemerdekaan sebagai suatu bangsa, mereka adalah orang-orang yang telah berjasa memerdekakan kita menjadi manusia yang mandiri, mereka adalah orang-orang yang telah memerdekakan kita dari kebodohan, kemiskinan, keseng-saraan, kesesatan dan kejahiliyahan.

Setiap kita tanpa terkecuali tak mungkin serta merta dan tiba-tiba menjadi sesuatu yang berarti, dari nobody menjadi somebody. Menanamkan jiwa dan semangat kepahlawanan di hati kita sejatinya menempatkan diri kita pada suatu jalan yang lurus “ihdina shirat al-mustaqiim.” Ia merupakan perjalanan spritual yang mengesankan, yang menjadikan setiap kita mengerti pada asal mula, ibarat pepatah lama “tak lupa kacang pada kulitnya”. Sehingga setiap kita pun digolongkan pada orang-orang yang

437

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 451: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bukan golongan orang-orang yang tidak tahu diri atau lupa pada asalnya.

Mengenang para pahlawan di hati kita berarti membuat kita tidak lupa pada asal dan sebagai pendekatan yang sangat rasional dan religius tentang eksistensi dan intervensi Tuhan di setiap kehidupan kita. Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan tun-tunan kepada orang-orang yang tidak lupa pada asal mulanya sebagai orang-orang yang berada pada jalan yang lurus. Karena itu disetiap saat kita dianjurkan untuk memohon kepada Allah agar selalu diberikan petunjuk dan bimbingan menuju pada jalan yang lurus yaitu “ihdina shirat al-mustaqiim.”

Orang-orang yang masih memiliki jiwa dan semangat kepahlawanan adalah orang-orang yang dalam kehidupannya senantiasa mengenang jiwa dan semangat para pahlawan di hati-nya yang selalu menginspirasi dirinya menjadi seseorang yang berarti di mata sesama dan Tuhannya.

PenutupMengapa setiap saat kita membutuhkan jiwa dan semangat

kepahlawanan di hati kita masing-masing? Tidak lain dan tidak bukan lantaran setiap waktu dan setiap saat kita membutuhkan para pahlawan dan pejuang yang dengan gagah berani dan berkorban dalam membela kebenaran yang suci dan keadilan yang murni untuk mewujudkan kedaulatan, kemakmuran dan kesejahteraan.

Pahlawan itu ibarat orang-orang tua kita yang di usia senjanya masih menanam pohon kelapa meskipun yang memetik dan menikmati buahnya anak, cucu dan generasi berikutnya. Pendek kata, pahlawan itu nyaris tidak menikmati buah dari hasil perjuangannya, kecuali perjuangannya yang tulus tanpa pamrih sebagai kecintaannya kepada kemanusiaan, ketaatan dan pengab-diannya pada Tuhan.

438

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 452: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Saatnya setiap kita selalu menanamkan pada diri kita jiwa dan semangat kepahlawanan, karena setiap kita juga bisa menjadi pahlawan. Selamat hari pahlawan dan selamat berjuang para pahlawan!

439

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 453: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ohammad Hatta, atau Bung Hatta adalah contoh dari Msedikit pemimpin bangsa Indonesia yang memberi-kan keteladanan. Dalam pidato kebudayaan, 7 Juni

2012, Nurcholish Madjid, dengan amat sempurna menggambar-kan sosok Bung Hatta sebagai salah satu pemimpin yang dapat diteladani. Katanya, Hatta lebih menekankan kesalehan esensial dari pada kesalehan simbolik-formal. Hatta menangkap ajaran agama sebagai “garam” bukan “gincu”.

Garam yang larut dalam air memberikan rasa asin namun tidak nampak nyata. Kesalehan esensial larut sempurna dalam jiwa raga seseorang, mungkin juga sukmanya, dan langsung membentuk keperibadian yang diliputi fitrah kemanusiaan.

Sebaliknya, “gincu” memberi warna menarik pada air, namun tidak ada hakikat cita rasanya, kesalehan formal mewarnai perilaku lahiriah dan ucapan seseorang. Kendati demikian, hal itu tidak menembus kalbu dalam rongga dadanya dan tidak secara sejati membentuk budi pekertinya.

***Hal penting lainnya yang acap kali disepelekan, meskipun

bagian dari spirit keagamaan itu sendiri adalah soal keluarga, atau kehidupan rumah tangganya sehari-hari. Sosok Bung Hatta, menurut Meutia (putri sulungnya), memiliki mata air kasih sayang yang berlimpah. Lewat tutur sapanya nan lembut, tanpa harus kehilangan wibawa dan disiplin di mata anak-anaknya. Bung Hatta adalah potret ayah Indonesia sejati.

Spirit Bung Hatta Untuk Indonesia

5

440

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 454: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Rachmi Hatta, sang istri, dikenal pula sebagai perempuan dibalik keteguhan suaminya saat harus berhadapan dengan godaan dunia. Rachmi bukan tipikal istri “gila hormat”, hobi gosip dan arisan, shopping-mania, memecat pegawai suaminya sambil terus mempergunakan privillage jabatan dinas suaminya. Bukan pula pembisik agar anak, menantu, ponakan dapat proyek dan jadi pegawai atau mendapat jabatan di sana-sini sambil terus berpidato soal gizi sehat dalam kunjungan sosial ke perkampungan kumuh dibawah sorotan kamera televisi, dimuat dan diberitakan koran-koran dan majalah dengan biaya negara.

Bung Hatta, Rachmi, Meutia, Gemala, dan Halida pastilah bukan wujud manusia-manusia sempurna, namun kebersahajaan kolektif keluarga ini sebagai sebuah “tim” tampaknya membantu menjelaskan kepada kita tentang mengapa Bung Hatta dan keluarganya tetap mampu memilihara prinsip, nurani dan martabat sebagai manusia, ditengah bangsa Indonesia sedang mengalami devisit keteladanan, dimana keteladanan menjadi elemen-elemen fundamental yang nyaris absen di rumah-rumah keluarga Indonesia, tempat cikal bakal pemimpin kita disemaikan.

***Sangat tepat bila kita mengambil spirit keteladanan Bung

Hatta bagi para calon pemimpin daerah dan para pemimpin Indo-nesia. Dengan spirit Bung Hatta ini, akan lahir pemimpin-pemim-pin yang tidak hanya sekedar pandai membuat slogan dan janji, tetapi tidak mampu berbakti untuk negeri. Harapan kita akan lahir para pemimpin yang memiliki kesalehan esensial, menangkap ajaran agamanya sebagai “garam” bukan “gincu” pemanis dan pencitraan belaka, pemimpin yang sukses mempin keluarga kecilnya, sebelum sukses memimpin keluarga besar Indonesia.

Akan lahir para pemimpin yang memiliki rekam jejak dan track record yang jelas. Menjadikan keluarga kecilnya sebagai pohon kepemimpinan, kasih sayang sebagai akar penyangganya,

441

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 455: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

buah manisnya adalah anak-anak yang cerdas, santun, jujur, hemat dan sederhana. Pemimpin yang menjadikan keluraga besar (masyarakatnya) dapat mewujudkan kesejahteraan bagi pening-katan harkat dan martabat kemanusiaannya, lantaran mereka adalah pemimpin yang memberikan keteladanan dan memiliki kesadaran bahwa satu keteladanan lebih berharga dari sejuta arahan.

442

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 456: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

etelah Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo

Syang akrab disapa Jokowi melakukan Reshuffle Jilid II Kabinet Kerja pada pemerintahannya, saya teringat pada

Nurcholish Madjid (1939-2005), Tokoh Nasional yang banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan pembangunan demokrasi dan masyarakat madani di Indonesia. Ia lebih dikenal sebagai Tokoh Pembaharuan Pemikiran Islam.

Gagasan Nurcholish Madjid tentang struktur dan sistem yang paling mungkin untuk dipertaruhkan oleh bangsa Indonesia pasca turunnya Prersiden Soeharto dari kepemimpinannya men-jadi relevan untuk kita perbincangkan bila dikaitkan dengan men-teri kabinet baru Presiden Jokowi yang bak masinis kereta api yang berjalan dan bekerja cepat, efektif, dan solid, sehingga bisa memberikan hasil nyata dalam waktu cepat.

Sebagaimana banyak dipublikasikan oleh media, sosok Joko Widodo, terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia ke tujuh, digambarkan sebagai pemimpin yang berasal dari rakyat, menjadi pemimpin yang otentik. Ketika itu, pada 2014, kebanyakan masyarakat Indonesia mengidentifikasikan dirinya seperti Jokowi. Keotentikan dan orisinalitas perkataan, sikap, prilaku dan perbuatan Jokowi mengidentifikasi sejatinya rakyat Indonesia kebanyakan, sehingga mereka mendeklarasikan diri dengan jargon “Jokowi adalah Kita”

Presiden Jokowi yang dipersonifikasi dengan gaya kepe-mimpinan yang khas, blusukan, otentik, orisinil dan asli, penuh

Jokowi Melawan Kepalsuan

6

443

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 457: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kejujuran, ketegasan, dan kecepatan dalam mengambil keputusan serta tidak menyukai kepalsuan atau sekadar memainkan politik pencitraan ini, tampaknya menjadi menarik untuk kita diskusikan saat ini. Bagaimana Presiden Jokowi Melawan Kepalsuan?

Menteri Dambaan Presiden JokowiAlasan paling mendasar mengapa Presiden Jokowi melaku-

kan Reshuffle Jilid II Kabinet Kerja adalah untuk mempercepat penanganan masalah ekonomi dan kesenjangan wilayah. Memperkuat ekonomi nasional untuk menghadapi ekonomi dunia yang melambat, sekaligus penuh persaingan dan kompetisi, reshuffle kabinet juga demi membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk rakyat.

Bagi Presiden Jokowi, tantangan terus berubah dan membu-tuhkan kecepatan dalam bertindak memutuskan. Bertindak lang-sung yang dirasakan rakyat dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Karenanya Presiden Jokowi mendambakan para menteri barunya bekerja lebih cepat, efektif, dan solid, sehingga bisa mem-berikan hasil nyata dalam waktu cepat. Sepertinya Presiden Jokowi menginginkan agar menterinya bak masinis Kereta Api, sebagaimana poyek kereta api yang monumental yang akan men-jadi legacy pemerintahannya.

Berkaitan dengan model kepemimpinan seperti masinis kereta api, Nurcholish Madjid (1939-2005) di Tahun 1997, satu tahun menjelang reformasi berlangsung pernah mengemukakan tentang suatu pandangan agar bangsa Indonesia mempertaruhkan pada sesuatu yang lebih berat yaitu kepada struktur dan sistem, tidak pada pribadi. Nurcholish Madjid mengumpamakan kalau dari Jakarta ke Surabaya ini ada empat macam kendaraan. Naik kapal terbang, naik kapal laut, naik mobil, naik kereta api. Yang paling tidak terstruktur adalah naik kapal terbang. Begitu naik ke atas, pilotnya bisa semaunya.

444

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 458: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dibelokkan ke Pontianak siapa yang bisa cegah? Laut, sedikit banyak ada hambatan. Mobil meskipun ada jalan, masih bebas kemana-mana. Yang paling terstruktur adalah kereta api. Masinis perananya tetap penting, tetapi tidak menentukan. Karena ada rel dan di setiap stasiun ada pemimpin perjalanan kere-ta api. Indonesia harus dibuat seperti kereta api. Yaitu taruhannya adalah struktur dan sistem, tidak lagi tergantung pada pribadi-pribadi.

Pilihan Presiden Jokowi terhadap Kabinet Kerja barunya bisa jadi seperti apa yang dikemukakan Nurcholish Madjid ini, menteri-menteri perannya tetap penting, tetapi tidak menentukan. Para menteri bertugas sebagai masinis yang membawa gerbong kementeriannya menuju lokomotif besar bernama Nawa Cita, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK. Di atas lokomotif besar ini masinis-nya adalah Jokowi. Dengan struktur dan sistem sedemikian itu, Jokowi sebagai Presiden hanyalah yang pertama dari yang sama. The first among the ages, bukan lagi presiden bapak bangsa.

Jadi pilihan pada struktur dan sistem demikian ini, akan memberikan suatu pemahaman kepada kita bahwa sebagai Presiden, Jokowi peranannya tetap penting tetapi tidak sangat dominan menentukan keputusan dan kebijakan secara power full, yang menentukan adalah struktur dan sitem yang telah disepakati bersama dan Nawa Cita, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK, yang telah menjadi kontrak politik dan kesepakatan partai politik pengusung dan pendukung, para pendukung pasangan Jokowi-JK, masyara-kat Indonesia secara luas dan stake holders lainnya seperti pelaku usaha dan lain-lainnya.

Menariknya, dengan konsepsi menteri-menteri Kabinet Kerja Baru dambaan Presiden Jokowi bak Masinis Kereta Api itu, justru telah menghentikan masa jabatan menteri-menteri yang pernah punya kedekatan historis dan ideologis dengan Nurcholish Madjid seperti Sudirman Said, Anies Baswedan, Ferry Mursyidan Baldan dan Yuddy Chrisnandi.

445

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 459: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Melawan KepalsuanBagaimana menteri kabinet baru dapat bekerja lebih cepat,

efektif, dan solid, sehingga bisa memberikan hasil nyata dalam waktu cepat, tampaknya merupakan suatu strategi Presiden Jokowi melawan kepalsuan, di tengah fenomena ekspektasi rakyat yang begitu besar agar program Nawa Cita, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK bukan hanya program citra belaka.

Kini, perang melawan kepalsuan benar-benar tengah dipertontonkan oleh Presiden Jokowi, ia begitu berhadap-hadapan dengan fenomena munculnya banyak hal yang bersifat palsu, dari vaksin palsu sampai dengan Kartu BPJS Palsu. Meskipun, fenomena tentang hal-hal yang bersifat palsu sudah menjadi deretan panjang, misalkan: uang palsu, ijazah palsu, berbagai jenis makanan palsu dan berbagai hal yang palsu-palsu.

Apalagi ketika hampir semua struktur sosial mempertim-bangkan gengsi dan status, sehingga muncul berbagai merk-merk mahal yang menempel pada tas, kemeja, celana jeans, parfum, jam tangan, atau aksesories kecantikan (kosmetik) yang kalau dicermati kesemuanya justru banyak merk dipalsukan.

Begitu pula dengan dunia politik kita, munculnya berbagai kepalsuan, melalui apa yang disebut Lewis A. Coser (1977:129) sebagai endowed (membantu dengan pemberian). Tatkala kita me-milih wakil-wakil rakyat atau pemimpin, semestinya dapat meng-hasilkan aktor-aktor konkrit, aktor-aktor dengan otentisitas teruji. Namun dalam perjalanan waktu, aktor-aktor itu berubah menjadi tidak konkrit, palsu. Mereka tidak cukup cakap menjadi elit dan aktor sesungguhnya sebagaimana yang diharapkan oleh rakyat.

Seperti teori dramaturgi yang dikemukakan sosiolog terna-ma Erving Goffman, kehidupan sosial ini mirip pertunjukan drama di atas panggung, menampilkan peran-peran seperti yang dimainkan para aktor. Seperti aktor dalam drama, dalam interaksi sosial, kita akan berperan ganda, dua wajah yang berbeda, saat

446

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 460: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

berada di panggung depan (front stage) dan di panggung belakang (back stage).

Pada konteks demikian inilah, Presiden Jokowi membutuh-kan semua pembantu atau menterinya menjadi aktor-aktor konkrit, aktor-aktor dengan otentisitas teruji dengan kerja lebih cepat dan meninggalkan peran antagonis yang penuh dengan kepalsuan-kepalsuan, sehingga dapat dipastikan tidak ada hal-hal yang berbeda baik ketika para menterinya –dan tentu saja Presiden Jokowi sendiri— saat berada di panggung depan (front stage) dan di panggung belakang (back stage). Semua mesti apa adanya, dan rakyat tengah menunggu untuk diyakinkan dengan kerja, kerja, dan kerja lebih cepat yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.

447

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 461: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Demokrasi Kita Di Ibu Kota

7

emokrasi modern dengan pemilihan secara langsung da-Dlam suatu pemilihan umum, termasuk pemilihan umum kepala daerah tidak lagi bisa mengabaikan posisi para

pemilih –sebagai pemegang kedaulatan rakyat. Para pemilih (voters) memiliki posisi yang semakin penting. Kini tidak ada lagi sebuah legitimasi politik yang tidak diperoleh dari suara mayoritas rakyat. Dengan sistem dan perkembangan demokrasi semacam ini, setiap kandidat yang akan mengikuti pertarungan pada suatu pemilihan umum membutuhkan suatu perencanaan yang baik dan benar dalam menapaki jalan kemenangan (road to victory). Suatu istilah yang sangat populer dalam manajemen kampanye modern dan profesional mengigatkan akan hal itu: gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal.

Demokrasi dengan pemilihan umum secara langsung itu mengharuskan semua yang terlibat dalam pertarungan politik ter-sebut terutama para kandidat, tim sukses dan konsultan untuk mengkaji tentang potensi, konvensi, koalisi dan kompetisi dalam pemilihan umum tersebut.

Berkaca dari Pemilu DKI JakartaPemilihan Umum Kepala Daerah di Provinsi DKI Jakarta

2017 menghadirkan tiga pasangan kandidat antara lain pasangan Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni dengan nomor urut 1, pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat dengan nomor urut 2 dan pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno dengan nomor urut 3.

448

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 462: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Para pasangan kandidat Kepala Daerah yang mengikuti pertarungan politik pada pemilihan umum Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta 2017 yang akan dilangsungkan pada 15 Februari 2017, beserta para tim sukses dan konsultan politik dan kampanyenya masing-masing memahami pentingnya posisi para pemilih bagi perolehan suara di satu sisi serta iklim politik yang makin kompetitif dan terbuka di sisi lain, yang pada gilirannya memunculkan kebutuhan untuk mengetahui berabagai hal yang menyangkut preferensi (acuan) politik mereka.

Dengan mengungkap preferensi politik para pemilih ini maka akan tergambar tentang “nilai-nlai” politik yang mereka anut, persepsi dan penilaian mereka tentang kehidupan politik sehari-hari (menyangkut sistem kekuasaan, proses politik, pemili-han umum, partai politik dsb), serta harapan-harapan mereka ten-tang masa depan politik.

Gambaran tentang preferensi politik kalangan pemilih pada gilirannya akan memberitahu kepada para kandidat, tim sukses dan konsultan untuk mengetahui apa yang menjadi preferensi para pemilih dalam memilih seorang kandidat. Karena latar belakang Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), karena aliran politik, karena kedekatan emosional, keluarga, dan kekerabatan, karena rasionalitas pemilih atas visi, misi dan program kerja kandidat dan bisa jadi karena uang, yang sering kita sebut sebagai Golongan pemilih uang tunai (Golput).

Berdasarkan realitas politik semacam itulah menimbulkan suatu kekhawatiran tersendiri bagi salah satu kandidat inchum-bent, Basuki Tjahaja Purnama, jangan sampai pemilih di DKI Jakarta akan memilih berdasarkan preferensi agama dengan ber-pedoman pada Al-Qur'an Surat Almaidah Ayat 51, yang pada akhirnya menghantarkan Basuki Tjahaja Purnama menjadi Tersangka penistaan agama.

Kekhawatiran Basuki Tjahaja Purnama itu tentu saja

449

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 463: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sangatlah beralasan, bagaimana tidak. Dapat dipastikan bahwa dirinya tidak mungkin akan terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta bila mayoritas pemilih muslim (Islam) di DKI Jakarta memiliki preferensi dalam memilih berdasarkan agama dan mengikuti paham dari tafsir Surat Almaidah Ayat 51 untuk tidak memilih kandidat non muslim.

Situasi itu semakin diperburuk oleh ketersinggungan kaum Nahdiyin atas sikap dan perlakuan Basuki Tjahaja Purnama dan Tim Pengacaranya yang dianggap kurang menghormati dan menghargai KH. Makruf Amin, Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama.

Wajah demokrasi kita, bila berkaca dari Pemilu di Ibu Kota, DKI Jakarta dapatlah kita nyatakan bahwa, semodern dan serasio-nal apapun para pemilih, maka latar belakang SARA akan tetap menjadi preferensi para pemilih dalam memilih seorang kandidat.

Dari berbagai preferensi para pemilih, secara sederhana dapatlah kita katakan bahwa setiap pemilih sesungguhnya akan memilih berdasarkan kepentingannya. Kepentingan itu tentu saja bermacam-macam: ada karena kepentingan SARA, kepentingan aliran dan partai politik, ada karena kepentingan akan mendapat-kan proyek, kepentingan uang dan berbagai kepentingan lainnya. Artinya memilih dengan berbagai preferensi apapun itu, intinya dalam memilih, siapapun itu pemilihnya, sesungguhnya setiap pemilih memiliki kepentingan.

Menjaga DemokrasiKarena mimilih substansinya adalah hal ikhwal soal

kepentingan, tentu saja hal terpenting bagi suatu demokrasi, bagaimana berlangsungnya kompetisi demokrasi melalui pemilihan langsung harus tetap menjaga demokrasi. Artinya, apapun kepentingan para pemilih, siapapun dan bagaimanapun harus tetap menjaga demokrasi.

450

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 464: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Menjaga demokrasi berarti menjaga sistem dan aturan demokrasi melalui pemilihan umum berlangsung jujur, adil dan demokratis. Tidak boleh ada kecurangan, kejahatan dan manipulasi suara serta jual beli suara (money buy voters) atau politik uang (money politic).

Lebih penting dari itu, para tim sukses kandidat, semestinya bukan sekedar memperjuangkan kepentingan untuk memenang-kan kandidatnya saja. Tetapi harus juga memberikan pendidikan politik (voters education) kepada para pemilih agar memilih dengan mengedepankan kepentingan untuk perbaikan dan kemajuan daerahnya dalam meningkatkan pembangunan yang mengutamakan kepentingan dan pelayanan masyarakat dan mensejehterakan rakyat.

Para tim sukses kandidat pulalah yang mestinya memberi-kan garansi politik kepada para pemilih bahwa kandidatnya kelak akan merealisasikan janji-janji politik dan kampanyenya. Bila kelak kandidat yang telah terpilih itu tidak merealisasikan janji politik dan kampanyenya para tim sukses pulalah yang berda di garda terdepan untuk menagih janji-janji kandidat. Inilah tugas utama para tim sukses dan tim pemenangan yang sesungguhnya.

Menjaga demokrasi adalah menjaga batasan agar semua pihak tidak melanggar tata aturan sistem demokrasi yang telah disepakati. Di atas semuanya itu, sudah waktunya kita memba-ngun demokrasi yang taat pada azas kepatutan dan etika. Para konsultan, surveyer, pollster harus memberikan keteladanan agar bagaimana azas kepatutan dan etika profesi benar-benar menjadi acuan dalam menjalankan tugas dan kerja-kerja profesi.

Para konsultan politik dan manajemen kampanye, para surveyer dan pollster mesti memahami azas kepatutan dan etika profesi agar mampu membatasi diri untuk tidak menjadikan keahliannya sebagai media provokasi yang mendistorsi esensi dari demokrasi, alat kampanye terselubung, dan memberi jalan pula

451

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 465: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

bagi tumbuhnya kecurangan dan kejahatan politik dan kampanye yang akan menimbulkan bencana dan turbulensi politik di masa yang akan datang.

Demokrasi yang kita yakini sebagai alat untuk melakukan seleksi kepemimpinan tentu saja harus memberi maslahat, bukan untuk melegitimasi berbagai iktikad buruk dan rencana jahat yang justru akan merugikan rakyat.

Pendek kata, demokrasi dengan pemilihan langsung, ber-kaca dari pemilihan umum di DKI Jakarta sesungguhnya adalah sebagai alat bagi para pemilih di DKI Jakarta untuk menya-lurkan berbagai kepentingannya guna mensejahterakan masyara-kat DKI Jakarta khusunya dan rakyat Indonesia pada umumnya.

Bukankah demokrasi yang tidak memiliki korelasi dengan kesejahteraan sesungguhnya bukanlah demokrasi, tetapi tirani mayoritas suara rakyat atas kepentingan, hak dan kedaulatan rakyat.

452

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 466: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Siapa Pemenag Pilgub DKI Jakarta?

8

alau ada yang bertanya, siapa pemenang Pilgub DKI KJakarta 2017? Jawabannya adalah pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat (Baca: pada

putaran I Pilgub DKI Jakarta 2017). Dengan kekuatan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki oleh pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat dan ditinjau dari model kampanye modern yang tidak hanya memfokuskan pada gerak-gerik politik tetapi pada gerakan politik tampaknya pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat akan kembali memenangi Pilgub DKI Jakarta putaran kedua pada April 2017.

Alasan ini sangat masuk akal, lantaran pemilih di DKI Jakarta tidak sekedar memilih atas preferensinya kepada figur ansih, preferensi para pemilih di DKI Jakarta juga lebih dominan dipengaruhi oleh latar belakang dukungan atau partai politik pengusung. Partai-partai yang tidak hanya sekadar memiliki pengalaman dan jam terbang yang teruji dan mumpuni, tetapi juga sebagai partai yang saat ini menjadi penopang dan pendukung kekuasaan. Tak dapat dipungkiri realitas ini memberi pengaruh besar pada preferensi dan pilihan para pemilih pada pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat.

Tetapi pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno tentu saja bukan pasangan yang dianggap ringan. Dukungan dua partai politik PKS dan Partai Gerindra yang solid dan profesional, kecenderungan partai pengusung dan pendukung pasangan Agus

453

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 467: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni yang tampaknya domi-nan untuk mengalihkan dukungan pada pasangan ini, serta duku-ngan kelompok menengah profesional dan para konsultan yang berpengalaman, teruji dan mumpuni dianggap mampu meraih simpati dari para pemilih untuk mengantarkan pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno memenangi Pilgub DKI Jakarta 2017.

Faktor-faktor apa saja yang menentukan dan kemana arah angin perubahan yang akan menentukan kemenagan dua pasangan kandidat Pilgub DKI Jakarta putaran kedua pada April 2017 menjadi menarik untuk kita kemukakan.

Wangsit KekuasaanFaktor yang sering menjadi penentu takdir kekuasaan

seseorang untuk menjadi pemenang atau pecundang untuk mendapatkan kekuasaan atau kekalahan adalah apa yang kita sebut dengan wangsit kekuasaan.

Wangsit yang pertama adalah “wang disit” (uang disit) atau uang duluan. Demokrasi modern dengan pemilihan langsung me-wajibkan seorang yang akan menapaki jalan kemenangan (road to victory) dalam meraih kekuasaan dan kepemimpinan politik pemerintahan harus memiliki sumber dana yang memadai. Hanya kandidat yang memiliki uang dan sumber dana yang akan menda-patkan wangsit kekuasaan (mendapatkan amanat kekuasaan).

Sesuatu yang indah rasanya untuk kita perdengarkan, bahwa fung-si uang diharapkan bukan untuk melakukan politik uang (money politic), dan uang bukan untuk membeli suara (money buy voters) tetapi uang berfungsi menggerakkan mesin politik dan kampanye modern.

Uang bukan berfungsi untuk menjejal mulut dan perut, tetapi uang berfungsi untuk menggerakkan mesin kampanye modern dengan spirit pendidikan bagai para pemilih (voters education).

454

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 468: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Wangsit kedua adalah berkaitan dengan mandat kekuasan dan kepemimpinan dari Tuhan, Allah Yang Maha Esa. Setiap ma-nusia yang beriman mesti percaya bahwa kekuasaan Tuhan yang akan memberikan mandat dan amanat kepada siapa suatu kekuasaan dan kepemimpinan itu diberikan.

Al-Qur'an, Surat Ali Imran, Ayat: 26 telah mengigatkan akan hal itu, “Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan pemilik kekua-saan. Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.”

Angin PerubahanLantas, pasangan mana yang akan memenangi Pilgub DKI

Jakarta pada April 2017? Bila arah angin perubahan menuju pada pendulum kekuasaan. Artinya, bila mayoritas para pemilih kekeh dan memegang tuguh pada pentingnya kesinambungan kekua-saan atau sederhananya, perubahan yang ditawarkan oleh pasa-ngan inchumbent selama ini dianggap rasional, masuk akal dan memberi dampak pada harapan mayoritas para pemilih di DKI Jakarta, tentu saja pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat dapat dipastikan akan memenangi Pilgub DKI Jakarta pada April 2017.

Selain itu, faktor realitas bahwa kekuasaan pemerintahan pusat tampaknya juga lebih nyaman bila pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat yang akan memenangi Pilgub DKI Jakarta 2017 dapat kita lihat dari gerak-gerik dan gerakan politik aktor dan elite di kekuasaan pemerintahan pusat saat ini.

Hal ini wajar saja, asal gerak-gerik dan gerakan politik itu tidak melanggar tata aturan perundang-undangan, konstitusi

455

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 469: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

negara dan menimbulkan penyalahgunaan kekuasaan (abause of power) dan menimbulkan turbulensi politik.

Relasi yang harmonis dan selaras antara kekuasaan peme-rintah pusat dan kekuasaan pemerintahan di DKI Jakarta memang menjadi prasyarat terpenting untuk melancarkan kerja dan kinerja pembangunan di DKI Jakarta, yang diharapkan tentu saja pembangunan itu memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat DKI Jakarta, masyarakat seluruh Indonesia dan masyarakat dunia, lantaran Jakarta adalah ibu kota negara.

Tetapi angin perubahan lain tak kalah juga kencangnya, angin perubahan yang mengharapkan perubahan di DKI Jakarta hanya akan terjadi bila terjadi perubahan dengan wajah kekuasaan yang saat ini di pegang oleh pasangan inchumbent berubah menjadi wajah baru dengan harapan baru.

Kencangnya hembusan angin perubahan yang berarti merubah wajah kekuasaan di DKI Jakarta akan mengukuhkan para pemilih di DKI Jakarta memiliki pereferensi yang kuat bahwa pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno akan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta menggantikan pasangan inchumbent.

Tetapi angin perubahan semacam ini sifatnya natural dan alamiah, ia justru akan menjadi badai bila angin perubahan itu dikondisikan atau terjadi karena angin buatan hasil rekayasa. Inti dari analisis ini lebih pada soal bagaimana pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno dan seluruh tim pendukungnya menangkap angin merubahan di masyarakat, dan memberikan jalan bagi keinginan atas perubahan itu.

Para pemilih di DKI Jakarta dan kita semua sebenarnya sedang disuguhi dengan dua hal yang serba kontras, berbeda, jelas hitam putihnya tidak abu-abu. Dua pasangan kandidat yang head to head, bertarung dalam kapasitas, karakter, track record dan meskipun memiliki visi yang sama ingin memperbaiki DKI

456

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 470: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jakarta tetapi dengan cara dan startegi yang jauh berbeda. Situasi ini sesungguhnya memudahkan para pemilih untuk menjatuhkan pilihannya apakah pada pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat atau pada pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno.

Pada catatan saya di atas kertas, dilihat dari sumber daya dan sumber dana, model pilihan kampanye serta preferensi para pemilih yang tidak ansih memilih karena figur kandidat, maka dapat dipastikan bahwa pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat akan memenangi Pilgub DKI Jakarta pada April 2017. Tetapi, tentu saja politik tidak bekerja di atas kertas, jangan lupa bahwa faktor wangsit kekuasaan dan angin perubahan menjadi faktor lain yang akan menentukan kemenangan pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno.

PenutupTampaknya, politik angin perubahan, menjadi pilihan

paling tepat bagi dua pasangan ini dan kecanggihan menangkap angin perubahan menjadi sangat menentukan sebagai kunci kemenangan. Tetapi percayalah, bahwa jangan bermain-main dengan angin, suatu pameo yang acap kita perdengarkan, “siapa menabur angin dia akan menuai badai”.

Setelah badai yang besar, angin kencang selalu diikuti dengan hujan berkepanjangan disertai petir dan kilat yang menyambar. Air yang melimpah ruah dan banjir bandang, menimbulkan kekuatan yang maha dahsyat, ia akan mengalir sesuai sunatullahnya, ia membongkar, menjebol, menerjang apa saja. Air itu ibarat rakyat dan para pemilih itu sendiri, bisa jernih, tenang dan menyegarkan tetapi jangan menghalangi air yang mengalir dari sunatullahnya, karena kekuatannya sungguh maha dahsyat yang tak pernah dapat kita duga dan kita perkirakan sebelumnya.

457

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 471: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kita semua rakyat Indonesia tentu saja selalu berharap bahwa pertarungan dua pasangan Pilgub DKI Jakarta putaran kedua April 2017, akan menghasilkan kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Selebihnya kita mengharapkan demokrasi modern di Indonesia yang makin maju ini selalu menghasilkan kandidat-kandidat yang “Menang Terhormat” dan “Kalah Bermartabat.”

“Menang Terhormat” adalah suatu kemenangan yang mem-berikan manfaat dan kemaslahatan bagi seluruh rakyat khusunya masyarakat di DKI Jakarta, dan “Kalah Bermartabat” adalah suatu kekalahan yang diterima dengan wajah masih tegak berdiri tanpa kehilangan muka, lantaran pemilihan dilakukan dengan adil, jujur dan demokratis tanpa mencederai demokrasi itu sendiri, terutama mencederai kedaulatan rakyat karena kecurangan dan penghiana-tan kehendak rakyat. Semoga!

458

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 472: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

etika menjadi kandidat Presiden dan Wakil Presiden KRepublik Indonesia, Bapak Joko Widodo dan Bapak M. Jusuf Kalla dengan sangat sempurna memetakan tiga

persoalan yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia.Dalam konteks Pemilukada DKI Jakarta 19 April 2017,

perlu untuk kita renungkan kembali satu demi satu, kata per kata, kalimat perkalimat tentang persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sebagaimana telah tercatat dalam visi, misi Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wakil Presiden M Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 yang lalu.

***Persoalan yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia

itu antara lain adalah: Pertama, merosotnya kewibawaan negara, karena negara tidak mampu memberikan rasa aman kepada segenap warga negara. Negara juga tidak mampu mendeteksi ancaman terhadap kedaulatan wilayah, membiarkan pelanggaran hak asasi manusia terjadi, tak berdaya mengelola konflik sosial, dan lemah dalam penegakan hukum.

Negara tidak berwibawa ketika masyarakat semakin tidak percaya kepada institusi publik dan pemimpin tidak kredibel menjadi teladan untuk menjawab harapan publik. Harapan mene-gakkan wibawa akan semakin pudar ketika negara mengikatkan diri kepada perjanjian internasional yang mencederai karakter dan kedaulatan, yang lebih memberi keuntungan bagi perseorangan dan kelompok alih-alih untuk kepentingan nasional.

Persoalan Bangsa dan Pemilukada DKI Jakarta

9

459

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 473: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Ekonomi Indonesia melemah dipicu oleh eksploitasi ber-lebihan atas sumber daya alam, tetapi memiliki ketergantungan terhadap impor untuk pemenuhan pangan, energi, keuangan, dan teknologi.

Negara belum mampu memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang sangat besar, baik berupa fisik maupun non-fisik, bagi kesejahteraan rakyat. Harapan penguatan sendi ekonomi rakyat memudar ketika negara tak kuasa menjamin kesehatan dan kuali-tas hidup layak bagi setiap warga negara.

Kebijakan ekonomi semakin menjadi persoalan, ketika utang luar negeri terus diambil dan penyediaan pangan tergantung kepada impor. Demikian pula saat negara gagal memperkecil ke-timpangan ekonomi dan tak bisa memeratakan pendapatan nasional.

Ketiga, merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Persoalan ini punya kaitan dengan masalah kepribadian bangsa. Politik penyeragaman pada masa lalu dinilai telah mengi-kis karakter Indonesia dan meminggirkan kebudayaan lokal. Jati diri bangsa terkoyak oleh merebaknya konflik sektarian dan ber-bagai bentuk intoleransi.

Negara abai menghormati dan mengelola keragaman dan perbedaan yang menjadi karakter Indonesia sebagai bangsa yang majemuk. Sikap untuk tidak bersedia hidup bersama dalam sebuah komunitas yang beragam telah melahirkan ekspresi intoleransi dalam bentuk kebencian, permusuhan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan terhadap “yang berbeda”. Kegagalan pengelolaan kera-gaman, tak bisa dipisahkan dengan masalah ketidakadilan dalam relokasi dan redistribusi sumber daya nasional yang memperun-cing kesenjangan sosial.

Pada tiga persoalan itulah fokus utama Kerja… Kerja… dan Kerja…!!! yang akan diselesaikan oleh pemerintahan Bapak Joko Widodo dan Bapak M. Jusuf Kalla. Ujian berat yang kini tengah

460

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 474: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

menghadang pemerintahan ini adalah pada persoalan yang ketiga yaitu merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa dikait-kan dengan Pemilihan Umum Kepala Daerah di DKI Jakarta.

Tetapi dua persoalan bangsa yang lainnya justeru akan mengikuti dan semakin sulit untuk dirapikan dan ditangani bila persoalan yang menyangkut merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa tak dapat ditangani dengan baik dan bijaksana.

***Kita menunggu komitmen pemerintah, apakah segera dapat

menyelesaikan tiga persoalan utama yang telah dengan sempurna dipetakan itu segera mewujud dalam kerja-kerja nyata. Tampak-nya denyut perubahan untuk menyelesaikan satu demi satu persoalan itu kadang menguat dan kadang hampir-hampir sirna dari harapan kita.

Tetapi optimisme dan kepercayaan musti terus kita pupuk dan tanamkan agar semua komponen dan potensi bangsa bahu membahu dan bergotongroyong untuk menyambut fajar baru kebangkitan Indonesia.

Siapapun yang akan terpilih jadi Gubernur dan Wakil Gubernur di DKI Jakarta baik itu pasangan Bapak Basuki Tjahaja Purnama dan Bapak Djarot Saiful Hidayat atau pasangan Mas Anies Rasyid Baswean dan Mas Sandiaga Uno, Pak Joko Widodo dan Pak M Jusuf Kalla tentu akan tetap menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, kecuali ada pihak-pihak yang mencari momentum untuk merusak proses transformasi demokrasi di Indonesia dengan menjatuhkan kekuasaan Presiden di tengah jalan dengan menggunakan Pemilukada DKI Jakarta sebagai pemantiknya.

Dan keyakinan saya –tentu saja semua kita— sebagai warga negara Indonesia, siapapun itu, masih mencintai negeri ini tetap aman damai dan mencapai cita-citanya untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

461

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 475: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

alau ada yang berani bertanya, Adakah Tuhan di KIndonesia? Datanglah kepada orang-orang yang biasa menjalani kehidupan dunia gemerlap (dugem), mereka

mengenal istilah “daerah tak ber-Tuhan”. Tentu mustahil bahwa Tuhan tidak ada di daerah tertentu. Bukankah Tuhan ada dimana saja, kapanpun, setiap waktu dan sepanjang masa. Orang Jawa mengatakan, Gusti Allah mboten sare” (Tuhan tidak tidur).

Istilah “daerah tak ber-Tuhan”, bukan berarti Tuhan tidak ada di daerah itu, tetapi di daerah itu, orang dengan “bebas” menyalurkan hasrat dan nafsunya untuk menjalani sex bebas, mengkonsumsi Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), meminum alkohol, melakukan perjudian dan melakukan perbuatan lainnya yang melanggar hukum, etika, moral, agama dan nilai-nilai ketuhanan.

Sebagai suatu bangsa dan negara, Indonesia bukanlah negara agama (Teokrasi), tetapi Indonesia yang merdeka menurut Soekarno-Hatta dan para pendiri bangsa lainnya adalah negara yang beragama, bukan pula negara yang sekular, anti Tuhan dan tak bertuhan (atheis).

Dalam perjalanan sejarah, tidak sedikit pula keinginan beberapa pihak yang memiliki paham komunis-atheis berupaya merubah Indonesia menjadi negara yang tak bertuhan (atheis). Hari-hari belakangan ini kita juga tengah mengalami kecemasan secara kolektif bahwa Indonesia berada dalam ancaman kekuatan yang menyeret ke paham komunis-atheis.

Nilai Ketuhanan Solusi Bagi Bangsa

10

462

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 476: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Kecemasan semacam itu tentu saja akan kita berikan tempat, tetapi marilah kita melihat ancaman yang lebih serius, merisaukan setiap kita, tanpa terkecuali, tentang merosotnya kewibawaan ne-gara, melemahnya sendi perekonomian nasional, dan merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa, sebagaimana pemimpin negeri ini pernah mewartakan melalui visi, misinya. Atau tentang upaya memisahkan agama dari negara (sekularisasi).

Berbagai persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara muncul akibat sekularisasi, Tuhan dan agama tidak lagi menjadi sumber moral bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena-nya, hal terpenting adalah bagaimana kita mengundang Tuhan dalam menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia, dengan meng-hadirkan nilai ketuhanan agar dapat dijadikan sebagai landasan perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Persoalan BangsaKonsep pemerintahan Indonesia tampaknya bersesuaian

dengan pandangan Ibnu Taimiyah, bahwa agama dan negara benar-benar berkelindan. Tanpa kekuasaan negara yang bersifat memaksa, agama berada dalam bahaya. Sementara itu, tanpa di-siplin hukum wahyu pasti menjadi sebuah organisasi yang tiranik. Begitu juga dengan pandangan Al-Ghazali dalam bukunya “Aliqtishad fi Ali'tiqat” mengatakan bahwa agama dan negara adalah dua anak kembar, agama adalah dasar dan penguasa/ kekuasaaan negara adalah penjaga segala sesuatu yang tidak memiliki dasar akan hancur dan sesuatu yang tidak memiliki penjaga akan sia-sia.

Pandangan ini sejalan dengan paradigma simbiotik, dimana hubungan agama dan negara berada pada posisi saling membutuh-kan dan bersifat timbal balik. Agama membutuhkan negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan mengembangkan agama. Begitu pula sebaliknya, negara juga memerlukan agama

463

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 477: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

sebagai sumber moral, etika, dan spiritualitas warga negaranya.Agak sulit memang menemukan persesuaian hubungan

agama dan negara dalam format yang sangat tepat, sempurna dan diterima oleh semua pihak, tetapi semua pendiri bangsa meyakini bahwa kemerdekaan Indonesia itu adalah: “…Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa” dan “..susunan negara Republik Indone-sia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagaimana di dalam Pembukaan Undang-Un-dang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ini mene-gaskan bahwa Indonesia sebagai negara yang beragama dan me-nganut paradigma simbiotik dalam hubungan agama dan negara.

Konstitusi kenegaraan kita memang menganut konsep sebagai negara yang beragama, namun dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara dan pemerintahan, praktik-praktik sekularisasi tumbuh dengan suburnya, yang oleh Nurcholish Madjid dalam Ensiklopedi Nurcholish Madjid, Jilid 4, mengarti-kan sekularisasi sebagai proses sosial politik menuju sekularisme, dengan implikasi paling kuat, ide pemisahan (total) agama dari negara. Bukan merupakan arti lain dari sekularisasi yang bersifat sosiologis, bukan filosofis, seperti yang digunakan oleh Talcott Parsons dan Robert N. Bellah.

Sekularisasi sebagai ide pemisahan (total) agama dari negara menyebabkan agama dan Tuhan seolah hanya ada di tempat peribadatan: Masjid, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng saja. Agama dan Tuhan dianggap sebagai urusan para pendakwah dan pemuka agama, ulama, kiyai, ustadz, pendeta, pastor, biksu dan pendande saja.

Agama dan Tuhan dianggap hal personal, urusan masing-masing pribadi dengan Tuhan saja, terlepas dari urusan kehidupan sosial kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan. Dan pada gilirannya, sekularisasi itu menuju sekularisme yang intinya ialah penolakan adanya kehidupan lain di luar kehidupan duniawi ini.

464

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 478: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dampak dari pemisahan (total) agama dari negara menye-babkan agama dan Tuhan seperti tak ada, absen di kantor-kantor pemerintahan dan kekuasaan negara, Tuhan tak pernah diundang untuk perjamuan yang membahas urusan dan kebijakan, serta ke-putusan yang menyangkut hajat hidup rakyat.

Karena itu pula terjadi kejahatan jual beli pengaruh kekua-saan, jual beli jabatan, birokrasi yang panjang, rumit dan tidak melayani dengan hati muncul begitu luar biasa. Terjadi pula korupsi sebagai tindak kejahatan luar biasa (Extraordinary Crime) di semua lapisan kepemimpinan, lintas eksekutif, legislatif dan yudikatif. Mereka yang melakukan semua itu adalah orang-orang yang beragama dan bertuhan juga. Mereka orang yang shalat juga, orang yang berpuasa juga, orang yang berhaji juga. Sastrawan terkemuka Indonesia, Taufiq Ismail (2003) dengan amat menge-sankan telah menggambarkan betapa Korupsi sebagai kejahatan luar biasa (Extraordinary Crime) telah menjadi persoalan utama bangsa Indonesia melalui Puisi panjangnya dengan judul: Jangan-Jangan Saya Sendiri Juga Malling. Puisinya juga menjelaskan bahwa betapa nilai ketuhanan tidak hadir di ruang-ruang publik.

Sejatinya, ide dan praktik pemisahan (total) agama dan negara itu menyebabkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita semakin menjauh dari tujuan kemerdekaan Indonesia, “..melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…” karena jelas-jelas tidak lagi berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,…”

Nilai Ketuhanan Sebagai SolusiAgaknya, mengundang Tuhan dengan menghadirkan nilai

ketuhanan menjadi solusi penting dalam menyelesaikan berbagai

465

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 479: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara. Artinya, bagai-mana nilai ketuhanan harus menjadi landasan dan sebagai sumber moral, etika, dan spiritualitas dalam setiap perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Paling tidak ada tiga nilai ketuhanan yang bersifat universal bagi semua umat beragama, yaitu, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan yang dapat dijadikan sebagai nilai utama dalam per-baikan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Nilai-nilai kebenaran yang bersifat ontologis dan sosiologis mesti menjadi landasan bagi setiap warga bangsa Indonesia, teru-tama para penyelenggara negara dan pemerintahan dengan ketu-lusan hati dan keikhlasannya, yaitu sikap batin yang murni, yang sanggup melepaskan diri dari dikte kecenderungan diri sendiri atau hawa nafsu serta menghindarkan diri dari memiliki kepen-tingan (vested interest) yang bersifat pribadi, kelompok dan golo-ngan dalam urusan-urusan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan nilai-nilai kebenaran itu, setiap warga bangsa Indo-nesia mesti memiliki tanggungjawab dan menjalankan hak dan kewajibannya untuk benar-benar merealisasikan tujuan dari Indonesia merdeka. Menjalankan tugas kesejarahannya dalam membangun suatu peradaban berdasarkan pada nilai-nilai kema-nusiaan (terpenuhinya hak-hak asasi warga bangsa) dengan mene-gakkan keadilan sehingga setiap warga bangsa menjadi manusia yang beradab, berupaya untuk bersatu secara nasional dengan ikatan bhinneka tunggal ika, dan meletakkan kedaulatan atau kekuasaan rakyat dengan menerapkan mekanisme musyawarah/ mufakat dan kesemuanya bersumber pada nilai-nilai Ketuahanan Yang Maha Esa.

Nilai-nilai kejujuran yang dimiliki oleh setiap warga bangsa juga diperlukan untuk berani memberikan penilaian secara jujur dan obyektif, serta mengakui pula apakah seluruh cita-cita dan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara kita benar-benar

466

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 480: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

menuju perwujudan kesejahteraan umum melalui suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bila tidak atau belum, tentu saja upaya mewujudkannya menjadi perioritas dan amanat yang utama.

Mengundang Tuhan dengan menghadirkan nilai ketuhanan, yaitu kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam perbaikan kehi-dupan berbangsa dan bernegara inilah yang menjadi solusi bagi bangsa untuk mewujudkan Indonesia menjadi negeri yang baik, dengan Tuhan yang maha pengampun, Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur (QS: Saba. 15).

PenutupMengundang Tuhan dengan menghadirkan nilai ketuhanan

dimaksudkan sebagai suatu perwujudan dari kepedulian seluruh warga bangsa, terutama para penyelenggara negara dan pemerin-tahan untuk memberikan perhidmatan kepada setiap warga bangsa yang masih belum beruntung, dalam kondisi yang lemah dan tertindas, belum mendapatkan hak-hak asasi dan hak-hak konsti-tusionalnya untuk hidup sejahtera, layak dan bermartabat.

Kita tentu saja tidak ingin seperti Nabi Musa dan kaumnya Bani Israil yang kecewa ketika mengundang Tuhan dalam perja-muan makan pada hari Jum'at yang telah ditentukan, namun Nabi Musa dan kaumnya tidak menyambut kehadiran dan memberi perhidmatan kepada Tuhan yang datang dalam wujud lelaki tua yang lemah, papa, dalam kondisi kehausan dan kelaparan.

Tuhan memberi jawaban kepada Nabi Musa atas kekecewa-annya dengan berfirman: “Aku bersama hamba-Ku itu, sekiranya kami memuliakan dia, kamu memuliakan Aku juga. Berhidmat kepadanya berarti berhidmat kepada-Ku. Seluruh langit terlalu kecil untuk meliputi-Ku, tetapi hanya hati hamba-Ku yang dapat meliputi-Ku. Aku tidak makan dan tidak minum. Tetapi menghor-mati hamba-Ku berarti menghormati Aku. Melayani mereka

467

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 481: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

berarti melayani Aku.”Mohammad Natsir telah lama mengingatkan kita tentang

perhidmatan kita dengan mengundang Tuhan melalui penerapan nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan adalah untuk meraih suatu kemenangan yang hakiki yaitu suatu kemenangan perjua-ngan yang tidak semata-mata karena tempat yang diduduki cukup banyak, atau kekuasaan ada di tangan. Tetapi hakikat kemenangan ialah apabila semua itu dipergunakan untuk menolong dhuafa dari nasibnya yang malang. Keluh mereka dapat terbujuk, air mata disapu dari muka, tangan yang menadah mengadukan nasib kepa-da Tuhan disambut dengan bimbingan: bila semua ini berganti dengan wajah baru sampai si lemah terlepas dari penderitaannya, di sinilah baru kita merasakan kemenangan baru kita peroleh.

Mengundang Tuhan dengan menghadirkan nilai ketuhanan (kebenaran, kejujuran dan keadilan) untuk perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara, sesungguhnya merupakan komitmen dan perhidmatan para penyelenggara negara dan pemerintahan dalam memenuhi hak-hak warga negara dengan benar, jujur dan adil. Suatu keadilan yang menurut Socrates tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.

468

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 482: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

469

Gagasan Dan PemikiranBudi Syarif Amanda Situmorang, SH, L.LM

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 483: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

ebuah Perseroan Terbatas baik yang sifatnya tertutup,

Sterbuka ataupun Badan Usaha Milik Negara pasti memiliki tujuan perusahaan yang dirumuskan dalam AD/ART

Perseroan. Apapun tujuan dan bidang usaha yang dirumuskan AD/ART maka sebuah perseroan harus dapat mendapatkan laba/dividen yang semaksimal mungkin.

Dalam rangka menjalankan kegiatan utamanya, sebuah perseroan harus memiliki proses bisnis dan standard operasi yang jelas, untuk memastikan bahwa setiap proses yang dilaksanakan di dalam sebuah perseroan sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku dan juga dapat memberikan keuntungan dan efisiensi biaya yang maksimal.

Di muka hukum, perseroan juga dianggap sebagai sebuah organ yang memiliki tanggung jawab hukum dan juga dapat dikenakan hukuman apabila melakukan pelanggaran hukum.

Satu hal yang harus dimanage dengan baik adalah pencegahan terjadinya fraud dan kecurangan, baik dari kalangan internal sendiri maupun dari stakeholder eksternal dan pihak ketiga yang berhubungan dengan kegiatan perseroan itu sendiri. Untuk itu budaya kepatuhan harus dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh setiap personil didalam sebuah perseroan.

Sistem Kepatuhan: Mencegah Fraud Perusahaan

470

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 484: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pada umumnya setiap perseroan atau badan usaha akan berpegang pada nilai nilai Good Corporate Governance (GCG), menjalankan three line defense system dalam mitigasi resiko, dan sistem kepatuhan internal.

Bagian Satu: Good Corporate Governance (GCG)

GCG adalah sebuah sistem atau pedoman dalam melak-sanakan suatu tata kelola dalam sebuah perseroan dengan baik. Agar efektif GCG harus dijalankan secara top down, yaitu harus dicontohkan dan dilaksanakan terlebih dahulu dari level yang lebih tinggi, yaitu dari lingkup Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Pada dasarnya, Dewan Direksi dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan dua nilai yang sangat penting yaitu duty of care dan duty of loyalty.

Duty of Care:Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi diberikan keperca-

yaan dan bertanggung jawab penuh kepada para pemegang saham. Oleh karena itu Direksi dalam mengambil setiap keputusan harus dengan melakukan reasonable care atau memperhitungkan segala resiko, kemampuan dan juga aturan yang berlaku.

Reasonable care yang dimaksud memiliki dua elemen yaitu: yang pertama adalah Direksi harus memastikan bahwa telah bertindak secara jujur dan niat yang baik (acting in a good faith) semata mata hanya untuk kemajuan dan kepentingan perseroan.

Elemen yang kedua adalah Direksi harus memastikan bahwa dalam pengambilan sebuah keputusan penting telah melewati pemikiran dan reasoning yang kuat dari berbagai pilihan yang tersedia, dengan kata lain setiap pengambilan keputusan telah memenuhi berbagai faktor seperti waktu, ketersediaan dana dan sumber daya.

471

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 485: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Duty of Loyalty:Yang dimaksud dengan Duty of Loyalty adalah Direksi

haruslah setia kepada perseroan dan pemegang saham, dan selalu bertindak untuk sebesar besarnya kepentingan perseroan bukan unutk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Direksi diharapkan dapat bertindak sesuai aturan yang berlaku dan tidak melakukan self dealing yang menguntungkan dirinya sendiri dalam pengambilan keputusan penting perseroan.

Apabila nilai nilai dari fiduciary duties diatas dilaksanakan dengan penuh kesadaran maka paling tidak dari jajaran eksekutif sudah tertanam nilai kepatuhan dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya. Tetapi itu saja tidak cukup, karena meskipun demi-kian harus dibangun sebuah sistem yang dapat mencegah terjadi-nya pelanggaran dan memastikan setiap organ dalam sebuah perseroan. Sistem yang pada saat ini sering digunakan oleh ber-bagi perseroan maupun institusi bisnis adalah sistem pertaha-nan tiga lapis atau three line defence system yang akan dibahasa di bagian berikut ini.

Bagian Dua: Sistem pertahanan tiga lapis (three line defence system/3LD)

Model 3LD adalah sistem yang membedakan atau membagi fungsi fungsi bisnis di dalam sebuah perseroan menjadi tiga fungsi. Yang pertama adalah fungsi dari pemilik risiko (risk owner) kemudian yang kedua adalah fungsi dari yang menangani risiko (managing risks) dan yang terakhir adalah funsi yang mengawasi risiko (overseeing risk), dengan fungsi fungsi yang independen (independent assurance). Ketiga fungsi ini memainkan peranan yang sanagat penting bagi perseroan dalam melakukan mitigasi resiko sehingga meminimalisir terjadi kecurangan maupun kelalaian dalam melaksanakan proses bisnis perseroan.

472

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 486: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan sistem pertahanan tiga lapis tersebut:1. Pertahanan lapis pertama.

Pertahanan lapis pertama harus dilaksanakan oleh unit atau bagian yang melaksanakan fungsi bisni yang utama atau operasio-nal bisnis perseroan sehari hari. Terutama yang merupakan ujung tombak atau garda terdepan perseroan, seperti bagian marketing dan sales. Dalam hal ini unit yang memilki resiko dalam kegiatan-nya ini dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut: (1) Memas-tikan adanya lingkungan yang kondusif dalam mengendalikan seluruh risiko di unit nya. (2) Menerapkan dengan penuh kesada-ran seluruh kebijakan manajemen resiko yang telah ditetapkan oleh manajemen melalui unit manajemen resiko, terutama ketika menjalankan peran dan tanggung jawab utama dalam kegiatan bisnis perseroan. Setiap individu di dalam unit diharapkan selalu mempertimbangkan faktor risiko dalam tindakan-tindakan yang dilakukan. (3) Mampu menunjukkan adanya pengendalian inter-nal yang efektif dalam unit tersebut dan juga adanya pemantauan dan transparansi terhadap efektifitas pengendalian internal tersebut.2. Pertahanan lapis kedua

Selanjutnya, pertahanan lapis kedua dilaksanakan oleh fungsi-fungsi manajemen risiko dan kepatuhan, biasanya unit yang secara khusus dibentuk untuk melaksanakan fungsi manajemen risiko dan kepatuhan yang sudah terstruktur. Dalam hal ini unit khusus manajemen dan resiko harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut: (1) Bertanggung jawab membuat strategi dan sistem pengendalian resiko dan kepatuhan yang harus dilaksana-kan oleh seluruh unit bisnis terkait kegiatan bisnis perseroan. (2) Bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memantau impelemtasi manajemen resiko perusahan secara keseluruhan. (3) Melakukan pengawasan terhadap bagaimana fungsi bisnis

473

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 487: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dilaksanakan dalam koridor kebijakan manajemen risiko dan prosedur-prosedur standard operasionalnya yang telah ditetapkan oleh manajemen perseroan. (4) Memantau dan melaporkan risiko-risiko perusahaan secara menyeluruh kepada organ yang memiliki akuntabilitas tertinggi di perseroan.3. Pertahanan lapis ketiga.

Pertahanan lapis terakhir ini dilaksanakan oleh unit yang melaksanakan fungsi audit internal. Peran ini sangat intens karena memang organ ini adalah organ internal perseroan tetapi harus me-miliki independensi yang tinggi terhadap fungsi-fungsi lainnya. Dalam hal ini auditor internal diharapkan untuk: (1) Melakukan review dan evaluasi tehadap rancang bangun dan implementasi manajemen resiko secara keseluruhan. (2) Memastikan bahwa pertahan lapis pertama dan lapis kedua berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (3) Melakukan audit investigasi terhadap te-muan kecurangan yang berat dan juga kesalahan yang berulang terjadi dan mencari apa penyebabnya.

Sesuai dengan bentuk manajemen perseroan yang umum di Indonesia yaitu sistem two-tier board system yang terdiri dari De-wan Direksi dan deean komisaris maka pada umunya unit lapis pertama dan lapis kedua akan bertanggungjawab langsung kepada Direksi karena memiliki wewenang eksekutif. Sedangkan meskipun Dewan Komisaris hanya memiliki wewenang penga-wasan tetapi pada umunya dewan komisaris memiliki komite audit yang dimana organ lapis ketiga yaitu auditor internal akan langsung melaporkan hasil audit kepada dewan komisaris lewat komite audit.

Penerapan model 3LD ini diyakini akan membuat daya tahan perseroan terhadap resiko yang dihadapi akan jauh lebih kuat, terutama bagi perseroan yang sudah go-public, dibanding perusahaan yang belum menerapkan sistem tersebut. Semakin matang model ini diterapkan, maka semakin maksimal terciptanya

474

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 488: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

budaya kepatuhan dan manajemen resiko yang terpadu dari seluruh proses bisnis yang dilaksanakan oleh seluruh unit yang ada di dalam perseroan menuju suatu tingkat daya tahan organisasi yang kokoh dan menyeluruh.

Sumber:1. http://resources.lawinfo.com/business-law/the-board-of-

directors-duties-of-care-and-loy.html2. http://crmsindonesia.org/knowledge/crms-articles/pertahanan-

3-lapis-3-lines-defense-konteks-erm-perusahaan-publik-di-indonesi

475

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 489: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Gagasan Dan PemikiranBoby Nirwan Ramadhan Situmorang, SE, B,Econ, M.Ec.Int. F (Adv)

476

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 490: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pendahuluanin tax (pajakdosa), dalam terminologi ekonomi modern,

Sadalah pajak per unit (excise) yang dibebankan pada penye-dia produk (barang dan jasa) yang dianggap berbahaya bagi

masyarakat (Williams & Christ, 2009). Beberapa contohnya ada-lah rokok, minuman beralkohol, judi, dan prostitusi. Dalam per-kembangan selanjutnya, produk-produk yang “dianggap berba-haya” bagi masyarakat semakin luas, misalnya minuman ringan dan makanan cepat saji.

Walaupun tujuan awal dari sin tax adalah untuk mengurangi konsumsi atas produk tersebut di atas, tetapi pada prakteknya sin tax menjadi penerimaan negara yang relatif stabil dan berkontri-busi besar. Hal ini karena permintaan (demand) atas produk ter-sebut cenderung inelastis (perubahan harga cenderung tidak mem-pengaruhi permintaan). Inelastisitas ini tentu disebabkan oleh “kodrat” produk tersebut yang bersifat adiktif dan “berdosa”. Itulah kenapa pajak seperti ini disebut sin tax.

Sin Tax di Indonesia: Penerimaan Cukai Tembakau, Penggunan, dan Isu-Isu Terkait

Salah satu sin tax yang dipungut oleh Pemerintah Indonesia adalah cukai rokok. Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, penerimaan pajak dari minuman beralkohol, tempat judi dan pros-

Sin Tax (PajakDosa) di Indonesia dan Potensi Penggunaannya

1

477

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 491: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

titusi relatif kecil dibanding penerimaan cukai rokok, dan dapat diasumsikan pengaruhnya terhadap penerimaan negara juga kecil. Oleh karena itu, pembahasan akan difokuskan kepada cukai rokok. Penerimaan cukai tembakau di Indonesia tahun 2010-2016 diilustrasikan pada gambar berikut.

Sumber: Nota Keuangan APBN, APBN-P, dan RAPBN 2010-2016, Kementerian Keuangan

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa dari tahun 2010-2014, realisasi penerimaan cukai tembakau selalu melampaui target yang ditetapkan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan melalui APBN. Secara historical trend, dapat juga dilihat bahwa penerimaan cukai tembakau terus meningkat. Selain itu, proporsi penerimaan cukai tembakau mencapai rata-rata 95,4% dari total pendapatan cukai negara setiap tahunnya. Berdasarkan bukti empirik tersebut, target penerimaan cukai tahun 2015 dan 2016 yang diproyeksikan masing-masing mencapai Rp 139,11 Triliun dan Rp 145,74 Triliun dapat terjustifikasi.

478

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 492: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pemerintah Indonesia seyogyanya menggunakan hasil cukai tembakau sebagai anggaran program-program kerja Kementerian/Lembaga (K/L) yang berada di bawah portofolio Kemenko PMK (dulu Kemenko Kesra), antara lain Kemenkes, Kemensos, dan instansi-instansi terkait seperti BKKBN dan BPJS Kesehatan. Selain itu, sebagai bentuk desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, penggunaan hasil cukai tembakau dapat juga didistribusikan dengan proporsi tertentu ke Pemerintah-Peme-rintah Daerah. Bentukdistribusitersebutyaituantara lain: (1) Dana Bagi Hasil (DBH). Sebagai ilustrasi, di tahun 2014, Pemerintah Indonesia mengalokasikan DBH cukai hasil tembakau senilai Rp 2,23 Triliun kepada Pemerintah-Pemerintah Daerah, atau kurang lebih 2% dari total pendapatan cukai tembakau tahun 2014. (2) Anggaran Belanja Kesehatan Daerah Pemerintah Indonesia juga memiliki opsi untuk membagi hasil cukai tembakau ke Pemerintah-Pemerintah Daerah melalui Anggaran Belanja Kese-hatan Daerah, untuk dianggarkan di program-program kerja ins-tansi-instansi daerah seperti Dinkes dan Dinsos.

Tidak seperti Anggaran Belanja Pendidikan yang telah dipropor-sikan relatif tinggi yaitu minimal 20% dari total APBN (Pasal 31 ayat 4 Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia, Amandemen ke-4), proporsi Anggaran Belanja Kese-hatan dibatasi hanya 5% dari total APBN di luar gaji untuk Pusat, dan 10% dari total APBD di luar gaji untuk Daerah (Pasal 171, ayat 1 dan 2, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Dengan kata lain, secara agregat tentu Anggaran Belanja Kesehatan jauh lebih rendah dibandingkan Anggaran Belanja Pendidikan.

Pendidikan dan kesehatan adalah dua hal yang sama pen-tingnya, sebagai hak dasar untuk setiap warga negara. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengkaji ulang kenaikan Anggaran Belanja Kesehatan, tentunya dengan mempertimbangkan kemam-

479

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 493: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

puan fiskal Pemerintah. Seperti dijelaskan sebelumnya, salah satu sumber pembiayaan yang reasonable adalah dari penerimaan cukai rokok.

Berikut adalah dua isu penting terkait peningkatan Angga-ran Belanja Kesehatan: (1) Penyebaran fasilitas dan tenaga kese-hatan di Indonesia belum merata, dimana sebarannya masih ter-konsentrasi di daerah urban. (2) Telah berjalannya program Jami-nan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS Kese-hatan sejak 1 Januari 2014, tetapi menghadapi kendala likuiditas dalam operasionalnya.

KesimpulanDengan terus meningkatnya penerimaan cukai tembakau di

Indonesia, Pemerintah dapat mengalokasikannya untuk menambah Anggaran Belanja Kesehatan, antara lain melalui penyebaran fasilitas dan tenaga kesehatan, serta bantuan likuiditas untuk program Jaminan Kesehatan Nasional.

Penerimaan cukai tembakau adalah sumber pembiayaan yang efektif, karena demand atas produk tembakau cenderung inelastis. Peningkatan Anggaran Belanja Kesehatan tentu harus didukung dalam aspek legalitasnya, melalui pengesahan dasar hukum yang mengatur besaran atau proporsi tertentu dari postur APBN/APBD yang akan dialokasikan.

Referensi1. Williams, R & Christ, K 2009, 'Taxing Sin', George Mason

University's Mercatus on Policy, vol. 55, pp. 2-4.2. Undang-UndangDasar 1945 Negara Republik Indonesia,Pasal 31

ayat 4, Amandemen ke-4.3. Undang-UndangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal

171, ayat 1 & 2.

480

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 494: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

4. Nota Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan, Tahun Anggaran 2010-2015, Kementerian Keuangan, diakses pada 26 November 2015, <http://kemenkeu.go.id/uuapbn>

5. Nota Keuangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Tahun Anggaran 2016, Kementerian Keuangan, diakses pada 26 November 2015, <http://kemenkeu.go.id/uuapbn>

481

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 495: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pendahuluanerdasarkan masukan dari BRB Profesional, artikel saya Byang terakhir tentang cukai rokok dinilai terlalu “sulit”, terlalu “akademis”, dan terlalu “berisi”. Oleh karena itu,

saya memutuskan untuk mencoba menulis dengan topik yang lebih “ringan” dan mencakup isu-isu yang lebih “fundamental”.

Dalam interaksi sosial sehari-hari, penggunaan kata-kata tertentu bisa memberikan pesan atau persepsi yang berbeda-beda. Entah apa sebabnya, seringkali kita salah mengerti atau mema-hami pesan atau informasi dari orang lain. Jika kita asumsikan bahwa seluruh manusia memiliki kemampuan verbal-linguistik yang setara dan sesuai standar kaidah bahasa nasional masing-masing, kita dapat simpulkan bahwa ada yang salah dengan mana-gement of meaning dan management of nomenclature. In other words, people simply do not know what they are talking about.

Dalam konteks Jaminan Sosial, masyarakat awam sering bertanya-tanya “Apa sih SJSN itu?”, “BPJS itu apa ya?”, “Bantuan Sosial sama Jaminan Sosial apa bedanya deh?”, dan seterusnya, dan seterusnya, dan seterusnya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya akan coba membuat glossary istilah-istilah yang sering digunakan dalam konteks Jaminan Sosial, yang dibagi dalam dua bagian: management of meaning dan management of nomenclature.

Jaminan Sosial Revisited: Management of Meaning, Management of Nomenclature

2

482

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 496: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Management of Meaning1. Perlindungan Sosial - Social Protection. Tanggungjawab ne-

gara kepada rakyatnya demi menjaga keutuhan dan kedaula-tan bangsa. Perlindungan Sosial terdiri dari Bantuan dan Jaminan Sosial.

2. BantuanSosial - Social Assistance. Suatu skema dimana nega-ra memberikan bantuan secara cuma-cuma kepada warga negara (biasanya pada lapisan masyarakat tertentu), dengan atau tanpa sistem dan regulasi yang terstruktur. Skema ini cenderung bersifat populis tetapi tidak berkesinambungan.

3. JaminanSosial - Social Security. Suatu skema dimana hak-hak/ manfaat tertentu bagi warga negara dijamin oleh negara dengan sistem dan regulasi yang terstruktur, apabila setiap warga negara bersedia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk dikumpulkan oleh negara sebagai penjamin untuk memenuhi hak-hak/manfaat tersebut. Skema ini cenderung bersifat tidak popular tetapi berkesinambungan.

Management of Nomenclature1. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Integrasi dan inter-

koneksi seluruh skema Jaminan Sosial yang memiliki ruang lingkup nasional di Indonesia, yang terdiri dari Jaminan Kesehatandan Jaminan Ketenaga kerjaan.

2. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Program Pemerintah dalam memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada seluruh warga negara Indonesia, yang dananya dikumpulkan melalui kontribusi dengan persentase tertentu dari penghasi-lan (untuk pekerja penerima upah) dan besaran iuran dengan jumlah tertentu (untuk pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja). Selain itu, Pemerintah membayar iuran untuk warga negara yang kurang mampu dan warga negara penyan-dang masalah kesejahteraan sosial.

483

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 497: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

3. Jaminan Ketenagakerjaan. Program Pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan yang terdiri dari program Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian(JKm) untuk seluruh tenaga kerja di Indonesia dan keluarganya, yang dananya dikumpul-kan melalui kontribusi dengan persentase tertentu dari peng-hasilan (untuk penerima upah) dan besaran iuran dengan jum-lah tertentu (untuk bukan penerima upah).

4. Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN). Sebuah lembaga non-struktural dengan bentuk dewan kolektif-kolegial yang dipilih, diangkat, ditugaskan, dan diberikan kewenangan oleh Presiden dalam sinkronisasi dan perumusan kebijakan umum Sistem Jaminan Sosial Nasional, serta melakukan pengawa-san terhadap penyelenggaraannya.

5. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan Hukum Publik yang mengimplementasikan, mengoperasionalisasi-kan, dan menyempurnakan penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional di seluruh Indonesia. Badan hukum publik tersebut terdiri dari BPJS Kesehatan yang bertugas dan ber-wenang untuk menyelenggarakan program Jaminan Keseha-tan, dan BPJS Ketenagakerjaan bertugas dan berwenang untuk menyelenggarakan program-program Jaminan Ketena-gakerjaan.

KesimpulanUntuk istilah-istilah di bagian management of meaning,

nomenklaturnya tidak akan pernah berubah tetapi pengertiannya masih dapat dikembangkan. Untuk istilah-istilah di bagian management of nomenclature, pengertiannya tidak akan pernah berubah tetapi nomenklaturnya dapat diganti.

Berdasarkan pengamatan saya, masyarakat umum cende-rung tidak mengerti dan tidak pernah mendengar istilah-istilah

484

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 498: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

pada bagian management of meaning. Sebaliknya, masyarakat umum cenderung mengaku paham dan mengerti istilah-istilah pada bagian management of nomenclature, tetapi pada kenyataan-nya mereka sering keliru atau tertukar pengertiannya.

Moral of the story: Sebelum membahas atau mengkritisi isu-isu yang kompleks, marilah kita kuasai dulu management of mea-ning dan management of nomenclature di dalamisu-isu tersebut.

485

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 499: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Pendahuluan: Isu-Isu Terkiniejauh mata memandang, saat ini program Jaminan Keseha-

Stan Nasional (JKN) semakin ramai diperbincangkan mas-yarakat. Ups, maaf, program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Whatever. Sebenarnya kalau kita bingung dengan penamaan suatu program Pemerintah, mari kembali ke laptop. Gunakan bahasa Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 yang mengatur Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Nama yang paling tepat menu-rut Undang-Undang adalah program Jaminan Kesehatan – Sistem Jaminan Sosial Nasional (JK - SJSN). Tapi agak terlalu panjang. Supaya tidak bertentangan dengan Undang-Undang, tetapi cepat menulisnya, kita kembali saja dengan menyebutnya program JKN. Fair enough, eh?

Pembahasan di atas mungkin substansinya kurang penting, tetapi secara implisit saya menekankan bahwa tidak ada sama sekali kata-kata “Program KIS” dalam UU SJSN. Lantas, kalau nanti ganti Presiden, ganti nama program lagi? BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara, harus cetak kartu lagi? Harus pengadaan blanko kartu lagi? Harus distribusi kartu lagi? Ini yang menurut saya salah satu culture Indonesia yang terkungkung pada kepemi-likan kartu. Kartu eks Askes, eks Jamsostek, eks Jamkesmas, atau kartu-kartu Jamkesda kalau memang masih bisa digunakan dan valid, kenapa mesti dicetakkan kartu yang baru? Toh pesertanya

3

Asuransi Kesehatan Sosial dan Asuransi Kesehatan Komersial: Reality Check

486

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 500: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

masih mendapat layanan. BPJS Kesehatan pun entah kenapa terlihat “pasrah” dan bersedia untuk mencetak kartu baru yang notabene hanyauntuk mengganti kartu lama yang tidak rusak. Sebagai lembaga asuransi terbesar di dunia, BPJS Kesehatan seharusnya lebih firm. Lebih punya leverage.

Selain itu, entah karena bodoh atau ignorant, mayoritas masyarakat Indonesia tidak tahu dengan adanya program JKN. Mereka justru menyebutnya program BPJS (suatu hal yang menurut saya sangat keliru). Untuk sedikit masyarakat yang mengerti, BPJS Kesehatan adalah lembaga penyelenggaranya.

Sedangkan nama programnya adalah JKN. Sekali lagi, ini mungkin tidak penting, tetapi secara behavioural mengakibatkan blaming culture syndrome. Masyarakat cenderung selalu meng-hujat BPJS Kesehatan (yang notabene hanyalah penyelenggara), dan BPJS Kesehatan juga cenderung menjadi defensive dan menuding Pemerintah sebagai regulator. Padahal, seharusnya seluruh stakeholders (baik Pemerintah, masyarakat, maupun penyedia layanan kesehatan) bersama-sama dengan BPJS Kesehatan terus mengawal dan menyempurnakan program JKN.

Perbedaan Asuransi Kesehatan Sosial dan Asuransi Kesehatan Komersial

Kita semua pasti pernah menerima tawaran untuk ikut asuransi komersial, baik dari bank tempat kita menyimpan uang, mitra/anak perusahaan bank tempat kita menyimpan uang (cenderung ada indikasi praktek pembocoran data nasabah), agen/sales asuransi yang menawari kita secara personal, ataupun melalui telemarketingyang tidak jelas asal usulnya.

Satu hal yang pasti, agen/sales asuransi komersial akan mati-matian mengejar potential client sampai setuju untuk me-nandatangani polis asuransi dan membayar premi dalam jumlah relatif besar di muka. And there's nothing wrong with that. If I

487

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 501: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

were them, I would do exactly the same thing.Agar lebih memudahkan, berikut adalah matriks yang

menjelaskan sebelas (11) perbedaan antara asuransi kesehatan so-sial dan asuransi kesehatan komersial. Dalam konteks Indonesia, asuransi kesehatan sosialnya adalah program JKN yang dikelola oleh satu penyelenggara yaitu BPJS Kesehatan, sedangkan asu-ransi kesehatan swastaadalah asuransi yang dikelola oleh berma-cam-macam perusahaan baik BUMN, swasta lokal maupun asing.

No

1

2

3

4

5

Asuransi Kesehatan Sosial

Wajib mendaftar (mandatory).

Tidak ada profiling untuk pendaftar.

Premi per bulan relatif murah dan ditetapkan melalui Peraturan Presiden:- 5% dari take-home pay untuk

pekerja penerima upah* (lower ceiling UMR, upper ceiling 2X PTKP)

- Kelas I Rp 81.000,-; Kelas II Rp 50.000,-;Kelas III Rp 25.500,- untuk pekerja bukan penerima upah**

- Premi penduduk miskin dan tidak mampu*** ditanggung oleh Pemerintah dengan premi Rp 23.000,- per jiwa (disebut peserta penerima bantuan iuran).

Manfaat murni pelayanan kesehatan dasar komprehensif, termasuk perawatan gigi.

Manfaat murni asuransi kesehatan (premi yang sudah dibayar tidak dapat diambil peserta walaupun manfaat tidak digunakan sama sekali)

Asuransi Kesehatan Swasta

Tidak wajib mendaftar (optional)

Pendaftar harus medical check-up terlebih dahulu (pendaftar kurang sehat/berisiko tinggi akan dikenakan premi yang lebih besar)

Premi per bulan relatif mahal.Premi per bulan relatif mahal.

Untuk pendaftar dengan kondisi sehat dan berisiko rendah, premi per bulan terkecil yang lazim dikenakan perusahaan asuransi swasta kurang lebih Rp500.000,-

Tidak ada upper ceiling, nilai premi dapat setinggi-tingginya sesuai kesepakatan yang antara peserta dan perusahaan asuransi (yang tertera pada polis asuransi)

Manfaat pelayanan belum tentu komprehensif, tidak termasuk perawatan gigi

Manfaat fleksibel, biasanya dapat dikonversi sebagai asuransi jiwa atau unit investasi (premi yang sudah dibayar dapat diambil di tahun tertentu jika manfaat kesehatan tidak digunakan).

488

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 502: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Manfaat berlaku untuk seumur hidup selama peserta membayar premi.

Peserta tidak perlu mengeluarkan biaya apapun saat menerima manfaat, kecuali memilih kelas perawatan yang di atas haknya.

Jaringan fasilitas kesehatan mencakup seluruh Puskesmas dan RS milik Pemerintah, TNI dan Polri di seluruh Indonesia, serta terbuka bagi Klinik dan RS BUMN/Swasta/Asing untuk menjadi provider.

Waiting period:- Nihil untuk pekerja penerima

upah dan penerima bantuan iuran- 14 hari untuk pekerja bukan

penerima upah.

Grace period 1 bulan.

Premi yang lapsedapat diaktivasi kembali dengan membayar premi tertunggak dan premi bulan berjalan saat aktivasi (maksimal bulan tertunggak adalah 12 bulan)****

Manfaat berlaku sampai dengan usia 55-65 tahun selama peserta membayar premi, kecuali dicairkan dalam bentuk investasi seperti poin sebelumnya.

Masih ada yang menggunakan sistem reimburse(dengan kata lain, masih harus membayar saat menerima manfaat).

Jaringan fasilitas kesehatan terbatas sesuai mekanisme pasar (terkonsentrasi di area yang memiliki banyak peserta/daerah urban).

Waiting periodbervariasi, tetapi lazimnya 1 bulan.

Grace period bervariasi, tetapi lazim nya antara 1 sampai 3 bulan.

Premi yang lapse dapat diaktivasi kembali tanpa membayar premi tertunggak, tetapi premi yang telah terakumulasi tidak dapat dikonversi menjadi unit investasi (kembali ke Rp 0,-).

6

7

8

9

10

11

*) Pekerja penerima upah terdiri dari Pejabat Negara, anggota DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota, PNS, Pegawai Pemerintah Non-Pegawai Negeri, anggota TNI/Polri, pensiunan Pejabat Negara/PNS/TNI/Polri, pegawai BUMN, pegawai swasta, ekspatriat, buruh, dan jenis pekerja lainnya yang memiliki penghasilan tetap (baik bulanan, mingguan, harian, atau bahkan per jam).

489

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 503: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

**) Pekerja bukan penerima upah terdiri dari pekerja sektor informal, pemberi kerja (baik wiraswasta maupun pemilik badan usaha), investor, imigran, pensiunan BUMN/ swasta, artis independen yang tidak terikat agency, pengacara, designer, konsultan independen, dan jenis pekerja lainnya yang penghasilannya tidak tetap.

***) Termasuk penduduk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti penderita cacat, preman, narapi-dana, gelandangan, pengemis, anak terlantar, dan pekerja seks.

****) Apabila dalam kurun waktu 45 hari pertama setelah premi diaktivasi peserta menerima manfaat (setiap kali menggunakan manfaat pelayanan kesehatan), dikenakan denda 2,5% dari setiap bulan premi tertunggak (maksimal 12 bulan), dengan upper ceiling denda Rp 30.000.000,-

KesimpulanMatriks di atas tidak bermaksud untuk menentukan mana

yang lebih unggul dari yang lainnya. Bukan. No judgement here. Terlepas dari asuransi kesehatan sosial wajib atau tidak, masyarakat bisa mencerna sendiri dengan logika tersempit manusia, yaitu mana yang lebih murah. Kalau ternyata ada kelu-han dari peserta program JKN maupun dari fasilitas kesehatan yang menjadi providerprogram JKN, biasanya terjadi karena overcrowding pasien rawat inap program JKN. Hal ini disebabkan terutama oleh fenomena adverse selection dan moral hazard.

Before we jump into conclusion, allow me to do a bit storytelling: Saya pribadi pernah melihat salah satu calon pasien di RS

swasta yang terindikasi penyakit Hepatitis A (warna kulit dan kornea matanya sudah berwarna agak kuning) mendaftar untuk rawat inap. Calon pasien ini ingin menggunakan manfaat asuransi

490

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 504: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

kesehatan swasta yang dia miliki di RS tersebut, tetapi ternyata RS tersebut tidak bekerja sama dengan asuransi kesehatan swasta yang dimilikinya.

Calon pasien yang sudah terhuyung-huyung ini pun dengan tegas berdiri dan membatalkan pendaftaran rawat inapnya untuk menghubungi agen asuransi yang dia miliki, dan memastikan RS terdekat mana yang menjadi providerperusahaan asuransi terse-but. Sekedar tambahan, perusahaan asuransi tersebut masih menggunakan sistem reimburse.

Dengan kata lain, sebenarnya si calon pasien mampu mem-bayar sendiri sebagai pasien umum, tetapi paham dengan kewaji-ban mematuhi prosedur penggunaan asuransi yang dimilikinya (reimburse hanya dapat diberikan si calon pasien dirawat pada RS yang menjadi provider perusahaan asuransi tersebut). Timbul per-tanyaan retoris. Kenapa peserta program JKN tidak bisa seperti itu?

REALITY CHECK:Penduduk Indonesia sangatlah banyak. Fasilitas kesehatan

sangatlah terbatas. Tenaga dan alat kesehatan sangatlah terbatas. Tetapi seluruh stakeholders program JKN harus terus bersama-sama membenahi keadaan, terutama dalam menjaga trade off antara mutu dan biaya (atau trade off antara kualitas layanan dan kesinambungan program).

Saat ini mungkin orang menganggap remeh program JKN, tetapi sudah ada indikasi perekonomian kita sedang mengarah ke resesi, bahkan krisis. Pertumbuhan ekonomi melambat, laju inflasi tetap tinggi, Rupiah terus melemah, banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sulitnya fresh graduates mencari kerja, dan pada akhirnya adalah meningkatnya tingkat pengangguran di Indonesia. Bukan tidak mungkin krisis ekonomi 1998 akan terulang lagi.

491

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 505: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jika benar terjadi, akan ada capital flightbesar-besaran dari Indonesia, yang otomatis akan menjadi multiplierdampak krisis dimaksud. Saya tidak mengada-ngada. Di saat rakyat berkurang penghasilannya, di saat rakyat diberhentikan dari pekerjaan yang menjadi mata pencahariannya, di saat rakyat sakit dalam kondisi seperti itu, jaminan sosial lah yang akan menyelamatkan mereka. Itulah mengapa jaminan sosial disebut juga safety net. Anda hanya akan merasakan manfaatnya saat anda jatuh, literally and figuratively.

492

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 506: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

493

BIO DATA PENULIS DAN PENYUNTING

Page 507: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc.Lahir di Medan Sumatera Utara tanggal 25 Juni 1955.

Menyelesaikan pendidikan SD Negeri di sebuah Perkebunan Negara di Kabupaten Deli Serdang Tahun 1968, SMP Negeri Perbaungan Kabupaten Deli Serdang diselesaikan tahun 1971, dan SAA (Sekolah Asisten Apoteker) Negeri Medan tamat tahun 1974.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi di FMIPA Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1981 dan pendidikan profesi Apoteker tahun 1982. Pada tahun 1988-1990 melanjutkan pendidikan S2 Public Health di Pasca Sarjana Universitas Indone-sia (UI) bidang studi Biostatistik dan Kependudukan dan menda-patkan predikat lulusan terbaik II. Pada tahun 2010 menyelesaikan pendidikan S3 Bidang Studi Manaje-men Pendidikan di Univer-sitas Negeri Jakarta (UNJ).

Mulai bekerja di BKKBN Propinsi Sumatera Utara tahun 1983, melanjutkan pendidikan S2 dengan tugas belajar tahun 1988 -1990, dan pada tahun 1990 ditigaskan sebagai Kepala BKKBN Kota Pematang Siantar. Tahun 1994 ditarik ke BKKBN Pusat.

Tahun 2001 pindah ke Departemen Sosial dan menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Bantuan dan Jaminan So-sial. Tahun 2006 Direktur Jenderal Bantuan dan Jaminan Sosial dan akhir tahun 2007 menjabat sebagai Sekretaris Jenderal sampai dengan Oktober 2010. Sejak Oktober 2010 sampai dengan No-pember 2013 Staf Ahli Menteri Sosial Bidang Otonomi Daerah.

Desember 2013 sampai dengan Juni 2015 menjabat sebagai Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat dan Deputi Menko PMK Bidang Koordiniasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial. Sejak Juli 2015 Pensiun sebagai PNS dan Oktober 2015 Pensiun sebagai Ketua DJSN.

Disamping jabatan di Kemensos, pada September 2008 di-angkat sebagai Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN),

494

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 508: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Plt.Ketua DJSN Agustus 2010 - 2011, dan Ketua DJSN definitif 2011 - Oktober 2015 (2 periode). Pada tahun 1982-1988 pernah juga mengajar sebagai Guru SAA Negeri dan Swasta di Medan dan Dosen Luar Biasa Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara.

Saat ini menjabat sebagai Ketua Pusat Penelitian, Pendam-pingan, Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (P5M) Universitas Nasional (UNAS). Aktif mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (UNAS), dan di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Studi Islam UNIDA Ciawi Bogor dan pernah sebagai Konsultan beberapa penelitian di Puslitbang-kesos.

Telah menerbitkan buku dengan judul: Mutu Pekerja Sosial Di Era Otonomi Daerah, Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia, Transformasi BPJS: “Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan, ber-sama Tim DJSN menyusun Roadmap JKN 2014-2019 dan dengan Bappenas menyusun Roadmap Ketenagakerjaan 2014-2019. Ta-hun 2016 Menulis Buku Dinamika Penyelenggaraan Jaminan Sosial Di Era SJSN.

Menikah dengan Dra. Leny Brida Siregar, Dipl. TESOL, M,Psi, M.Hum (Mahasiswa S3 UNJ, Dosen Politeknik Negeri Jakarta), pada tahun 1983 dan dikaruniai dua orang putra, Budi Syarif Amanda Situmorang, SH, LL,M, (Erasmus University Belanda) dan Boby Nirwan Ramadhan Situmorang, SE, B,Econ, M.Ec.Int.F (Adv) dari University Of Quensland Australia.

Dr. Emir Soendoro, SpOT.Dokter spesialis Orthopaedi dan Traumatologi FK UI/

RSCM Jakarta. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Air-langga (Unair) Surabaya Tahun 1979, mengikuti Sekolah Perwira Wajib Militer (SEPAWAMIL) ABRI di Panasan Solo Jawa Tengah Tahun 1979. Memperoleh beasiswa dari Lee Foundation dalam bi-dang ilmu bedah Orthopaedi di National University of Singapore,

495

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 509: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dan General Hospital Singapore Tahun 1988. Dan memperoleh gelar dokter spesialis Orthopaedi dan Traumatologi FK UI Jakarta Tahun 1990. Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Koalisi Nusantara Bersatu dan Ketua Yayasan Ekonomi dan Sosial Widjojo Nitisastro (YES WIN). Suami DR. dr. Widjajalaksmi Kusumaningsih,SpRM,MSc, dosen FK UI/RSCM Jakarta dan di-karunia dua orang putri Wita dan Mira. Dokter Emir dilahirkan di Surabaya, 30 Juni 1950. Menulis buku JAMINAN SOSIAL SOLUSI BANGSA INDONESIA BERDIKARI, yang merupakan pengalaman empiris dokter Emir dalam menyelenggarakan Jaminan Sosial melalui “Trauma Center” di PT. Jamsostek Tahun 2002-2005 dan Buku KEMBALI KE UUD 1945

Amri Yusuf, SE, Ak, MM. Director BPJS Ketenagakerjaan 2015-2016. Mr. Amri Yusuf

served as Head of Direct Investments, Head of Investments - Division Direct Investment and Head of Direct Investment Planning - Division Direct Investment at Jamsostek (Persero). Mr. Yusuf served as Finance Director of PT Samudranayaka Graha unggul and Secretary of Commissioners of PT Wisdom. He serves as a Director of BPJS Ketenagakerjaan. He is responsible for General Affairs and Human Resources. Mr. Yusuf holds Master of Management (Finance) from STIE Jagakarsa-Jakarta and Bachelor of Economics majoring in Accounting from STIE Nusa Bangsa - Medan.

Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH.Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH, pria kelahiran

Jakarta, 21 Mei 1954, yang akrab dipanggil Jack Bhull. Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI dan Pendiri/Ketua Umum PAMJAKI (Perhimpunan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia), ini memfokuskan keahlian pada Bidang asuransi kesehatan dan jaminan sosial.

Saat belajar di universitas terkemuka di dunia tersebut, dia juga mengambil pendidikan profesi dari Health Insurance Asso-ciation of America dan berkerja pada Rand Corporation di Santa Monica, California, suatu lembaga penelitian bergengsi di dunia. Selain itu, dia juga mengikuti banyak kursus singkat dalam bidang social insurance dan social security di beberapa Negara seperti di

496

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 510: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Jerman, Filipina, dan Muangtai, yang diyakininya sebagai sistem yang paling cocok untuk Indonesia yang memungkinkannya terwujud keadilan sosial, equity egaliter.

Mantan Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UI, ini telah meninjau dan memelajari sistem asuransi kesehatan nasional di Amerika, Kanada, Belanda, Jerman, Jepang, Korea, Taiwan, Filipina, dan Muangtai. Dia memperjuangkan keadilan ini dengan prinsip setiap orang harus mendapatkan pelayanan medis, ketika sakit, sesuai dengan kebutuhan medisnya terlepas dari status sosial ekonomi, ras, atau aliran politik.

Mendirikan organisasi PAMJAKI (Perhimpunan Ahli Ma-najemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia) tahun 1998 dimana dia menjadi Ketua Umum PAMJAKI sampai kini.

Pada tahun 2002, dia bergabung dalam Tim Sistem Jaminan Sosial Nasional yang dibentuk oleh Presiden Megawati untuk menyusun cetak biru sistem jaminan sosial di Indonesia yang kini telah diwujudkan dalam UU Sistem Jaminan Sosial Nasional. Kemudian, dia diusulkan oleh Menko Kesra untuk menjadi Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional, semacam Majelis Wali Amanat untuk sistem jaminan sosial di Indoneisa. Mimpi Hasbullah Thab-rany adalah mewujudkan agar setiap orang di Indonesia memiliki asuransi kesehatan dan pensiun.

Prof. Budi Hidayat, S.KM., MPPM., Ph.D. Budi Hidayat is a highly endowed Professor of Health Eco-

nomics and Social Health Insurance at Faculty of Public Health, the University of Indonesia and senior expert in social protection research, policy advice and reform. He has been instrumental in supporting and reforming social protection programmes in Indo-nesia and served a key resource person and advisor on behalf of various institutions and donor agencies (Ministry of Social Wel-fare (MOSA), the National Planning Agency (BAPPENAS), Ministry of Finance (MOF), Ministry of Health (MOH), DJSN, TNP2K, Tropical Medicine Heidelberg (2002-2004), GTZ (2004-2005), the World Bank (2006-2010), and AusAID (2011-2014)). Some examples for his remarkable achievements are mentioned in his CV.

Prof Budi designed the traditional Conditional Cash Trans-fer program (known as PKH), led the transferring process of the PKH design from BAPPENAS to the program implementer,

497

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 511: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

MOSA, subsequently assisted the MOSA in the preparation and implementation stage up to 2010. As such he is author of several PKH books which are now used in the program, developed organizational structures and a national team within MoSA, trained UPPKH-central team on PKH design and roles. Together with the World Bank team, Prof Budi proposed the integration of several social assistance programs into IFCSA (Integrated Family-Centered Social Assistance) system, and transferred this to the Vice President office. He has assisted the GoI to establish a unit under the Vice President office (namely TNP2K), and worked with Dr Bambang Widianto— an executive secretary of the TNP2K–in developing a strategic plan of the TNP2K for period 2010-2015.

He was also the senior social protection expert, assisting BAPPENAS in social protection policy making process and program implementation. Since 2015, he has been appointed as senior policy advisor to the MOH, providing on call direct consultancy to the Minister, Prof Nila Moelok, and to the Center for Health Financing Unit at the MOH on various social health financing issues. In addition, Prof Budi also has extensive experience in leading social protection capacity building exercises including training programs and supporting the development of policy and programs.

Prof Budi published dozen articles in national and interna-tional peer review journals, including: Health Policy and Plan-ning, Harm Reduction Journal, Cost Effectiveness and Resource Allocation, Health Policy, etc. He received more than 25 granted awards for his accomplishment in the field of academic atmos-phere, research activities as well as community participations.

Dr. dr. Mahlil Ruby, MKes, Putra Aceh kelahiran 1964 ini juga aktif dalam berbagai

lembaga dunia yang memiliki program kesehatan, seperti menjadi konsultan. Pada GIZ sebagai senior expert mendukung DJSN untuk monitoring dan evaluasi JKN mulai 2013-2016. Pada tahun 2017 sebagai senior advisor untuk JKN di GIZ dan sebagai spesia-lis kesehatan di USAID tahun 2015.

Pada tahun 2000 - 2011 bergabung di Pusat Kajian ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Uni-versitas Indonesia (FKM UI). Yang melakukan berbagai kajian

498

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 512: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

dalam ekonomi dan asuransi kesehatan. Pada tahun 2005 - 2008 sebagai staf ahli kesehatan Komisi IX DPR RI.

Di Aceh, Mahlil Ruby juga pernah menjadi Kepala Pukes-mas Jeumpa (1999) dan Kepala Pukesmas Matangkuli Aceh Utara (1995) dan kepemimpinannya pernah menghantarkan menjadi kepala pukesmas teladan. Sejak 2000 sampai 2017 Mahlil Ruby juga sudah terlibat lebih dari 80 projek penelitian, survey, kajian dan lainnya terkait kesehatan, hampir diseluruh Indonesia. Mahlil Ruby juga cukup aktif diundang sebagai pembicara dan trainer dilebih 150 pertemuan di berbagai provinsi di Indonesia

Dan yang lebih menarik, Mahlil Ruby juga sosok intelektual di bidang kesehatan yang suka berbagi pengetahuan melalui media massa, seperti di kompas dan juga pernah berbagi penge-tahun di Serambi Indonesia. Tulisan-tulisannya sangat pro rakyat, dan sangat kuat keinginannya untuk mendorong perubahan dan perbaikan di dunia kebijakan kesehatan.

dr. Ahmad Nizar Shihab, Sp.An. Adalah seorang dokter spesialis Anestesiologi. Setelah lulus di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, beliau memulai pengabdiannya sebagai dokter Inpres (Wajib kerja sarjana) di Pus-kesmas Panakkukang, Sulawesi Selatan. Selanjutnya melanjutkan Pendidikan Spesialis Anestesiology di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan untuk kedua kalinya bertugas sebagai dokter Inpres (Wajib kerja sarjana) di bagian Anestesiologi Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya (Kalimantan Tengah). Pe-ngabdian selanjutnya di RS Fatmawati. Kemudian menjabat seba-gai Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Kebijakan Politik (2004-2009) dan menjadi Anggota DPR RI 2009-2014. Mendapat kesempatan menempuh pendidikan di luar negeri yaitu Training Pain Management, Department of Anesthesiology, Temple Uni-versity, Philadelphia, USA dan Visiting Scholar, Department of Health Law & Policy, Faculty of Law, Loyola University, Chicago, USA. Dalam memenuhi tugas legislasi di DPR RI, dr. Ahmad Nizar Shihab, Sp.An, yang ketika waktu tersebut menjabat Wakil Ketua Komisi IX, dipercaya sebagai Ketua Pansus RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Bersama dengan anggota pansus lainnya Beliau berhasil mengantarkan RUU BPJS disahkan menjadi UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS.

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

499

Page 513: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Dr. Reno Yonora, SE, SpAn .Lahir di Bandung 28 September 1971, menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Pendi-dikan Dokter Spesialis Anestesi Universitas Gadjah Mada. Bekerja di RS. Permata Keluarga Lippo Cikarang. Menjadi Pengurus Perdatin Jaya dan Bendahara Umum Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu (DIB).

Wahyu Triono KS, Adalah seorang Professionals Campaign and Politic Consultant dan Chief Executive Officer Cinta Indonesia Associate (CIA). Menulis Buku 9 Alasan Memilih SBY, SBY Sekarang! Satrio Piningit Di Negeri Tuyul, JK-WIRANTO Pilihan TERHORMAT, Prabowo Subianto Sang Pemimpin Sejati, Buku Kumpulan Puisi Ibu Pertiwi dan menjadi Editor Buku: Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia Berdikari (Penulis Dr. Emir Soendoro, SpOT), Buku Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia, Transformasi BPJS: “Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan”, Buku Mutu Pekerja Sosial Di Era Otonomi Daerah, Buku Dinamika Penye-lenggaraan Jaminan Sosial Di Era SJSN, Buku Kebijakan Publik (Teori Analisis, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan (Penulis Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc). Buku BPJS Jalan Panjang Mewujudkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (Penulis dr. Ahmad Nizar Shihab, Sp.An). Buku Kembali Ke UUD 1945 (Penulis Dr. Emir Soendoro, SpOT), Buku KNPI & Pemuda Harapan Bangsa (Penulis Robi Anugrah Marpaung, SH. MH). Menjadi Ketua Umum HMI Cabang Medan 1998-1999, Ketua PB HMI 2002-2004, Koordinator MPK PB HMI 2004-206 dan Wakil Sekretaris Jenderal DPP KNPI 2008-2011. Menikah dengan Yusmiti Tarmizi dan dikaruniai dua putri: Fitri Azzahra Wahyu, Tsara Najwa Wahyu dan satu orang putra Fathan Hermawan Wahyu.

Budi Syarif Amanda Situmorang, SH, L.LM.Lahir di Medan. 27 September 1984, Menyelesaikan Pendidikan di Unika Atmajaya Jakarta, Bachelor of Law (S.H.) majoring in Public Law (2003-2007). Erasmus Universiteit Rotterdam (EUR) Master of Law (LL.M) majoring in Commercial Law, (2009-2011). Work Experience: November 2016–Present: BPJS Ketena-gakerjaan Internal Compliance Junior Manager My responsibili-ties are:

500

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

Page 514: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

(a) Ensuring all the standard operational procedures are running well according to the regulation.

(b) Develop the Fraud Control System from time to time, to minimize fraud action inside the Institution.

(c) Conduct compliance sampling test to all units in order to ensure all business activity are comply with standard operational procedures.

Boby Nirwan Ramadhan Situmorang, SE, B,Econ, M.Ec.Int. F (Adv), adalah seorang praktisi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dengan posisinya sebagai staf di Grup Perencanaan dan Evaluasi Organisasi (PEO) Badan Penyeleng-gara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Memiliki latar belakang ilmu ekonomi makro melalui pendidikannya di The University of Queensland, Australia. Salah satu publikasi akademiknya adalah Thesis yang berjudul “Measuring Central Bank Credibility Under Inflation Targeting: The Indonesian Experience”, yang memperoleh penghargaan distinction di tahun 2013. Memiliki research interest di bidang ekonomi makro (fiskal dan moneter), ekonomimikro (ekonomi kesehatan dan ekonomi asuransi), serta ekonomi psikologi (behavioural economics).

501

SOLUSI UNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Page 515: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

Biodata Penyunting

Julhan Evendi Sianturi.

Lahir di Medan, 20 Januari 1980. Menyele-saikan pendidikan di SMA Negeri 1 Balige dan pernah belajar di Universitas Persada Indonesia (UPI) Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), Jurusan Akuntansi, 2001. Menjadi Ketua OSIS SMAN 1 Balige, 2009. Ketua Komite Pengawa-san Independen Pelayanan Publik (KPIPP). Tahun 2015-Sekarang Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Nurani Anak Bangsa Indonesia.

Pengalaman kerja: 2000-2000, Marketing PT. Indohome & CO. 2001- 2002, Asisstant Manager PT. Indohome & CO. 2002-2003, Agen AJB BumiPutera. 2003, Manager Marketing PT. Kinarya Pariwara Indonesia. 2004, Manager Marketing PT. TM Komunika. 2004, Pimpro Pencanangan Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah Ke-54 . 2004 – 2006, Direktur PT. Warsik Media Multi Semarang. 2010, Koordinator Pelaksana Hari Jadi Kota Palembang. 2010 Koordinator Pelaksana Festival Keraton Nusantara 2010 di Palembang. 2011- 2012, Agen PT. Prudential Life Assurance. 2012 -2013. Manager Marketing PT. Ayat Production. 2006-Sekarang, CEO PT. Sevroasis Citra Intiprima. 2012- Sekarang, Direktur Eksekutif Cinta Indonesia. 2013-Sekarang, Direktur Lembaga Edukasidan Advokasi Demokrasi dan Ekonomi Rakyat (LEADER). Tahun2014-Sekarang. Jurnalis di Harian Umum Amunisi. 2016-Sekarang, Sekretaris Social Security Development Institute. 2016-Sekarang, Pimpinan Perusahaan Jurnal Social Security (JSS).

Dr. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc, dkk

502

Page 516: repository.unas.ac.idrepository.unas.ac.id/306/1/SOLUSI UNTUK NEGERI SERI 1.pdf · Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 2 (1) Hak Cipta merupakan hak eksklusif

P5M UNAS

SOLUSIUNTUK NEGERIGAGASAN DAN PEMIKIRAN TENTANG JAMINAN SOSIAL DAN KEBANGSAAN

Penerbit: Supporting:

uku ini adalah kumpulan tulisan/artikel yang Bmerupakan gagasan dan pemikiran dari kami dan teman-teman praktisi, ahli, pelaku dan pemerhati di

bidang penyelenggaraan jaminan sosial nasional dan kebangsaan yang secara substansi berkaitan dengan kebijakan publik, karenanya kami menyebut buku ini adalah meru-pakan seri kebijakan publik.

Buku yang merupakan gagasan dan pemikiran para praktisi, ahli, pelaku dan pemerhati jaminan sosial dan ke-bangsaan ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap berbagai persoalan yang berkaitan dengan penyelenggaraan jaminan sosial dan praktik-praktik demokrasi di Indonesia.

Gagasan dan pemikiran yang jernih, obyektif tanpa pretensi dan konflik kepentingan (confict of interest) dan kepentingan (vested of interest) pribadi dan kelompok ini diharapkan dapat menjadi kunci dan solusi bagi negeri. Ia akan menjadi pelita yang memancarkan cahaya, menerangi kegelapan. Dan tentu saja dibutuhkan hati dan jiwa yang lapang bagi setiap pemangku kepentingan dan stakeholders untuk menjadikannya sebagai pemandu dalam menjalankan penyelenggaraan jaminan sosial yang paripurna dan menyelenggarakan praktik-praktik sosial, politik dan demokrasi dengan panduan koridor dan aturan hukum yang jujur, adil dan demokratis untuk mewujudkan kesejahteraan.