untuk meningkatkan 1. -...
-
Upload
vuongkhuong -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of untuk meningkatkan 1. -...
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR T2TAHUN 2014
f/PEMB'NAAN
DI LINGKUNGAN
TENTANG
JABATAN FUNGSIONALKEMENTERIAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan dari Peratu.ranPemerintah Republik Indonesia Nomor 16 TahunL994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai NegeriSipil, Kementerian Kesehatan memandang perluuntuk melakukan upaya pembinaan bagi parapegawainya melalui jalur jabatan fungsional sebagaijabatan karir Pegawai Negeri Sipil;
b. bahwa untuk meningkatkan pembinaankepegawaian khususnya para Pegawai Negeri Sipilyang diangkat dalam jabatan fungsional dilingkungan Kementerian Kesehatan, dipandang perluadanya peraturan sebagai acua.n dalam pembinaanjabatan fungsional;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut padahuruf a dan b perlu ditetapkan dengan PeraturanMenteri Kesehatan:
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 'l'ahun 2014 tentangAparatur Sipil Negara (I-embaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OL4 Nomor 6, TarnbahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5a9a);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentangJabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 35471, sebagaimana telah di ubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O1O
Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5l2L);
3. Keputusan...
IVlemperhatikan : 1.
MENTERI KESEI.IATANREPUBLIK INDONESIA
-2-
3. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun L999 tentangRumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil,sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPresiden Nomor 97 tahun 2Ol2 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OI2 Nomor 235);
4. Peraturan Menteri Kesehatan NomorI L44 I Menkes/ Per I VIII I 2O1 0 tentang Organisasi danTata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585)sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2OI3 Nomor 741).
Kepuftrsan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor SS|KE,P|M.PAN/8 I2OOO tentangJabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakatdan Angka Kreditnya;Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 1.7 IKEP IM.PAN/ 1I I2OOO tentangJabatan Fungsional Epidemiolog Kesehatan danAngka Kreditnya;Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 18 / KEP / M. PAN/ 7I / 20OO tentangJabatan Fungsional Entomolog Kesehatan dan AngkaKreditnya;Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor L9 I KE,P I M. PAN / t I I 2OOO tentangJabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya;Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 4L IKE,P IM.PAN/ L2 I2OAA tentangJabatan Fungsional Perancang PeraturanPerundang-undangan dan Angka Kreditnya;
6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 42 lkep I rn.par.l 12 I 2OOO tentang.Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan danAngka Kreditnya;
7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor L6IKF'PIM.PAN/3/2001 tentangJabatan Fungsional Perencana dan Angka Kreditnya;
8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur. Nesara Nomor 23|KF,P/M.PAN/4l2OO1 tentang
/ J*6a.to.tt Fungsional Nutrisionis dan Angkaffteditnya;
2.
3.
4.
5.
MENTERI KESEHATANREPUBLIK tNDONESiA
-3-
9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 22|KEP|M.PAN/4 l2OOl tentangJabatan Fungsional Perawat Gigi dan AngkaKreditnya;
1,0. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 94 IKEP IM.PAN/ II l2OO 1 tentangJabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya;
11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor I32 / KEP/ M. PAN / 12 / 2OO2 tentang JabatanFungsional Pustakawan da.n Angka Kreditnya;
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 23|KE,P|M.PAN/2 l2OO3 tentang JabatanFungsional Teknisi Penelitian dan Perekayasaan danAngka Kreditnya;
13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 37 lKep.M.PAN I 4 l2OO3 tentang JabatanFungsional Statistisi dan Angka Kreditnya;
14. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 66|KEP IM.PAN/7 l2OO3 tentangJabatan Fungsional Pranata Komputer dan AngkaKreditnya;
15. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor LL7 IKEP/M.PAN/ lO l2OO3 tentang JabatanFungsional Pranata Hubungan Masyarakat danAngka Kreditnya;
16. Keptrtusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 139/KEP/M.PAN/ lI l2OO3 tentang
1 Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya;17. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Nega::a Nomor l4lIKEP/M.PAN/ Ill2OO3 tentangJabatan Fungsional Dokter Gigi dan AngkaKreditnya;
18. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor KEP lO3 IM.PAN/ I l2OO4 tentang JabatanFr:ngsional Pekerja Sosial dan Angka Kreditnya;
1-9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor KE,P l04 IM.PAN/ | l2OO4 tentangJabatan Fungsional Fisioterapis dan AngkaKreditnya;
20. I(eputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor KFP I I28 IM.PAN 19 l2OO4 tentang JabatanFungsional Peneliti dan Angka Kreditnya;
21. Keputusan...
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-4-
21. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PE'R|47 IM.PAN/4 I2OOS tentangJabatan Fungsional Refraksionis Optisien dan AngkaKreditnya;
22 . Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/48/M.PAN/4 I2OOS tentangJabatan Fungsional Terapis Wicara dan AngkaKreditnya;
23. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/ L22 IM.PAN / L2 I 2005 tentangJabatan Fungsional Ortotis Prostetis dan AngkaKreditnya;
24 . Keptttusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/ I23IMfAN I 12l2OO$ tentang
./ Jabatan Fungsional Okupasi Terapis dan Angkatrkeditnya;
25. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nornor PER/36/M.PAN/II l2006 tentangJabatan Fungsional Analis Kepegawaian dan AngkaKreditnya;
26. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor PER/08/M.PAN/3 l2006 tentang JabatanFungsional Pranata Laboratorium Kesehatan danAngka Kreditnya;
27 . Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/05/M.PAN/4 l2OO7 tentangJabatan Fungsional Teknisi Transfusi Darah danAngka KreditnYa;
28. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/O6/M'PAN/4 l2OA7 tentang.Iabatan Fungsional Teknisi Gigi dan AngkaKreditnYa;
29. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 01/PER/M'PAN/ll2OO8 tentangJabatan Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya;
30. Keputusan Menteri Negara Pendayagunall AparaturNegara Nomor PE,RIOT |M'PAN/4 I2OOB tentangJabatanFungsionalApotekerdanAngkaKreditnya;
31, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaal AparaturNegara Nomor PER/08/M'PAN/4 l2OO8 tentangJabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka
Kreditnya;
32. Keputusan...
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-5-
32. Keputusan Menteri Negara pendayagunaan AparaturJ Negara Nomor PER/ I2|M.PAN/S/2008 tentang" .Jabatan Fungsional Fisikawan Medis dan Angka
kreditnya;33. Keputusan Menteri Negara pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/ 11/M.PAN/5/2008 tentangJabatan Fungsional Psikolog Klinis dan AngkiKreditnya;
34. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan AparaturNegara Nomor Per/22OlM.pAN/7 /2OOg tentangJabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya,sebagaimana telah diubah dengan peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara dan reformasiBirokrasi Nomor 51 Tahun 2OI2;
35. Keputtrsan Menteri Negara pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/ LT /MPAN /9 /2OOS tentangJabatan Fungsional Dokter pendidik Klinis danAngka Kreditnya;
36. Peraturan Menteri Negara pendayagunaan AparaturNegara Nomor 14 Tahun 2OO9 tentang JabatanFungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya;
37. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur llegaraNomor PER/03/M.PAN/3 /2OO9 tentang JabatanFungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya;
38. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN-RB/1. /2OLO tentang Jabatan Fungsional pranataLaboratoriurn Pendidikan dan Angka Kreditnya;
39. Peraturan Menteri Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun2OI2 tentang Jabatan Fungsional AuditorKepegawaian dan Angka Kreditnya;
40. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 77 Tahun 2OI2tentang Jabatan Fungsional Pengelola pengadaanBarang/Jasa dan .Angka Kreditnya;
41. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2013tentang Jabatan Fungsionai Pembimbing KesehatanKerja dan Angka Kreditnya, sebagaimana diubahdengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Apar.aturNegara dan Reformasi Birokrasi Nomor 47 Tahun2013;
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-6-
42. Perafiiran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2AIgtentang Jabatan Fungsional Teknisi Elektromedikdan Angka Kreditnya;
43. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2OL3tentang Jabatan Fungsional Radiografer dan AngkaKreditnya;
44, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2OIgtentang Jabatan Fungsional Perekam Medis danAngka Kreditnya;
45. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2OI3tentang Jabatan Fungsional Dosen dan AngkaIkeditnya.
MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERA'I'URAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGANKEMENTERIAN KESEHATAN
BAB I
KETENTUAI\I UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini yang dimaksud dengan :
1. Unit Pembina adalah unit kerja yang membina jabatan fungsionalberangka kredit, dikaitkan dengan tugas pokok dan fungsinya;
2. Unit Pengelola Kepegawaian adalah unit kerja yang melaksanakan tugaspengelolaan kepegawaian meliputi formasi, pengadaan, kepangkatandan penggajian, diklat, pensiun, analisis dan evaluasi jabatan,kepegawaian. dan tata usaha kepegavraian;
3. Unit Pengelola Kediklatan adalah unit kerja yang melaksanakan tugaspengelolaan kediliatan meliputi koordinasi program pendidikan danpelatihan fungsio;ial, penyusunan kurikulum dan modul,PenYelenggaraan pelatihan, akreditasi pelatihan, sertifikasi pelatihan,nronitoring pelatihan dan evaluasi pasca pelatihan;
4. Jabatan...
4.
5.
6.
I4ENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-7-
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,tanggung jawab,.wewenang dan hak seorang pegawai Negeri sipit dalamguatu organisasi y-.trg dalam pelaksanaan tuglsnya didasarkan padakeahlian dan ate.u keterampilan tertentu serta b.r.iru.t mandiri;Jabatan Fungsional Keahlian adalah jabatan fungsional kualifikasiprofesional yang dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkanpenguasaan ilmu pen.getahuan dan teknologi di bidang keahlian meliputipengembangan pengetahuan dan teknologi di bidang -keahliannya;
Jabatan Fungsional Keterampilan adalah jabatan fungsional kualifikasilekniq atau penunjang profesionaL yang pelaksaiaan tugas danfungsinya mensya.ratkan penguasarn p"ng.tahuan teknis pida satubidang ilmu pengetahuan atau lebih;Pengelolaan Kepegawaian adalah proses kegiatan perencanaan,pembinaan, dan ketatausahaan kepegawaian pada unit kerjapemerintah;Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atauakumulasi. butir-butir kegiatan yang harus dicapai olelh setiap pejabatfungsional dalam rangka pembinaan karie.r kepangkaian danjabatannya;Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk danditetapkan oleh pejabat yang bervvenang dan bertugas untuk membantumenilai prestasi kerja pejabat fungsional.
7.
8.
9.
BAB II
TUJUAN DAN TUGAS
Pasal 2
Pembinaan jabatan fungsional di lingkungan Kementeriar^ Kesehatanbertujuan untuk mengoptimalkan :
a. produktivitas unit kerja;b. prodr:ktivitas kerja pegawai negeri sipil;c. karier pegawai negeri sipil; dand. profesionalisme pegawai negeri sipil.
Pasal 3
Pembinaan jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2melipr-rti:a. Pemberdayaajn pejabat fungsional sebagai mitra kerja yang bersinergi
dengan unit kerjanya;
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-8-
b. Peningkatan peran unit pembina jabatan fungsional di lingkunganKementerian Kesehatan;
c. Pelaksanaan langkah-langkah yang tepat bagi pembinaan dan. pengembangan jabatan fungsional.
Pasal 4
Dalam melaksanakan pembinaan jabatan fungsional di lingkunganKementerian Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 perlumenetapkan dan memberikan tugas kepada :
a. Unit Pembina Jabatan Fungsional;b. Unit Pengelola Kgpegawaian;c. Unit Pengelola lGdiklatan.
Pasal 5
(1) Unit pembina jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam pasal 4huruf a meliputi:a. Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Bidang
Kesehatan;b. Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Non Kesehatan.
(2) Penunjukan r-rnit kerja sebagai Unit Pembina Jabatan Fungsionalberangka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkankesesuaian antara hrgas dan fungsi unit kerja dengan tugas pokok darijabalan fungsional berangka kredit.
(3) Unit Pernbina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Bidang Kesehatansebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf a adalah:a. Direktorat Birra Upaya Kesehatan Dasar untuk jabatan fungsional
Dokter Gigi dan Teknisi Transfusi Darah;b. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan untuk jabatan fungsional
Dokter dan Dokter Pendidik Klinis;c. Direktorat Bina. Kesehatan Jiwa untuk jabatan fungsional Psikolog
Klinis;d. Drrektorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
untuk jabatan fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan danRadiografer;
e. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medikuntuk jabatan fungsional Bidan, Fisikawan Medis, Perawat, PerawatGigi, Perekam Medis, Fisioterapis, Okupasi Terapis, Ortotis Prostetis,Refraksionis Optisien, Teknisi Elektromedis, Teknisi Gigi, danTerapis Wicara;
Sekretariat
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
f. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan AlatKesehatan untuk jabatan fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker;
g. Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang untukjabatan fungsional Entomolog Kesehatan;
h. Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matrarrntuk j abatan fungsional Epidemiolog Kesehatan ;
i. Direktorat Penyehatan Lingkungan untuk jabatan fungsionalSanitarian;
j. Direktorat Bina Gizi untuk jabatan fungsional Nutrisionis;k. Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk jabatan
fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja;l. Pusat Promosi Kesehatan untuk jabatan fungsional Penyuluh
Kesehatan Masyaraka| danm. Biro Hukum dan Organisasi untuk jabatan fungsional Administrator
Kesehatan.
(a) Unit Pembina Ja.batan Fungsional Berangka Kredit Non Kesehatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah:a. Sekretariat Inspektorat Jenderal untuk jabatan fungsional Auditor
dan Auditor Kepegawaian;b. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan untuk
jabatan fungsional Peneliti dan Teknisi Litkayasa;c. Sekretariat Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan untuk jabatan fungsional Dosen danPranata Laboratorium Pendidikan;
d. trusdiklat Aparatr-rr untuk jabatan fungsional Widyaiswara;e. Biro Perencanaan dan Anggaran untuk jabatan fungsional
Perencana;f. Biro Kepegawaian untuk jabatan fungsional Analis Kepegawaian;g. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara untuk jabatan fungsional
Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa;h. Biro Umum untuk jabatan fungsional Arsiparis;i. Biro Hukum dan Organisasi untuk jabatan fungsional Perancang
Peraturan Perundang-undangan ;
j. Pusat Data dan Informasi untuk jabatan fungsional PranataKomputer dan Statistisi; dan
k. Pusat Komunikasi Publik untuk jabatan fungsional Pustakawan danPranata Hubungan Masyarakat.
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-10-
(5) Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Bidang Kesehatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a mempunyai tugas:a. Menyusun rancangan ketentuan pelaksanaan (petunjuk
Pelaksanaan) dan ketentuan teknis (Petunjuk Teknis) jabatanfungsional yang menjadi binaannya;
b. Men5rusun pedoman formasi jabatan fungsional yang menjadibinaannya;
c. Menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional yang menjadibinaannya;
d. Mengusulkan formasi jabatan fungsional yang menjadi binaannya;e. Menyusun rancangan standar kompetensi jabatan fungsional yang
menjadi binaannya;f. Melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan jabatan
fungsional yang menjadi binaannya;g. Mensosialisasikan kebijakan jabatan fungsional yang menjadi
binaannya secara berkesinambungan;h. Men5rusun rancangan usulan kurikulum pendidikan dan pelatihan
fungsional/ teknis j abatan fungsional yang menj adi binaannya;i. I\{engusulkan jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan
fungsional / teknis j abatan fungsional yang menj adi binaannya;j. Mengembangkan sistem infbrmasi jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;k. Melakukan pembinaan secara berjenjang terhadap pejabat
fungsional yang menjadi binaannya;. l. Menetapkan Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi binaannya;m. Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang
menjadi binaannya;n. Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;o. Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi jabatan fungsionai
yand menjadi binaannya;p. Memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik
jabatan funggional yang menjadi binaannya;q. Memfasilitasf p,enyelenggaraan uji kompetensi jabatan fungsional
yang menjadi binaannya;r. Melakukan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan
jabatan fungsional yang menjadi binaannyas. Melakukan update data/pemutakhiran data jabatan fungsional yang
menjadi binaannya setiap akhir tahun;
t. Menyampaikan...
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
t.
-11-
lrlenyampaikan hasilfungsional secara berkalapelaksanaan pembinaanAparatur Negara dan ReformasiBadan Kepegawaian Negara.
pelaksanaan pembinaan jabatansesuai dengan perkembangan
kepada Menteri PendayagunaanBirokrasi dengan tembusan Kepala
(6) Unit Pembina Jabatan Fungsional Berangka Kredit Non Kesehatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mempunyai tugas:a. Mengusulkan formasi jabatan fungsional yang menjadi binaannya;b. Mensosialisasikan kebijakan jabatan fungsional yang menjadi
binaannya secara berkesinambungan untuk lingkup KementerianKesehatan;
. c. Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pendidikan dan pelatihanfungsional/ teknis j abatan fungsional yang menj adi binaannya;
d. Mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional yang rnenjadibinaannya;Melakukan pembinaan terhadap pejabat fungsional yangbinaannya;Menetapkan Tim Penilai jabatan fungsional yangbinaannya;
g. Melalmkan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan i,ungsionalyang menj a(di binaannya;
h. Mengusulkan uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadibinaannya;
i. Melakukan monitoring dan evaluasi jabatan fungsional yangmenjadi binaannya;
j. Melakukan update data/pemutakhiran data jabatan fungsionalyang menjadi binaannya setiap akhir tahun;
k. Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatanfungsional secara berkala sesuai dengan perkembanganpelaksanaan pembinaan kepada Instansi Pembina jabatanfungsional terkait;
l. Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadibinaannya.
Pasal 6
(1) Unit Pengelola Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 hurufb sebagai berikut:a. Biro yang membidangi kepegawaian;b. Bagian yang membidangi kepegawaian.
e. menjadi
menjadi
(2) Biro...
MENTERI KESEHATANREPT'BLIK INDONESIA
-12-
(2) Biro yang membidangi kepegawaian mempunyai tugas:a. Menyusun formasi Calon Pegawai Negeri Sipil jabatan fungsional di
linghrngan Kementerian Kesehatan;b. Menetapkan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan
fungsional atas usulan unit kerja terkait dengan tembusan kepadaunit Eselon I terkait;
c. Menetapkan pembebasan sementara dari jabatan fungsional atasusulan unp kerja terkait dengan tembusan kepada unit Eselon Iterkait; ,
d. Menetapka.n pengangkatan kembali ke dalam jabatan fungsionalatas usulan unit kerja terkait dengan tembusan kepada unit EselonI terkait;
e. Menetapkan pemberhentian dari jabatan fungsional atas usulanunit kerja terkait dengan tembusan kepada unit Eselon I terkait;
f. Mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional;g. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian yang terpadu dalam
pengembangan karir, maupun mutasi kepegawaian atas usulanunit Eselon I di lingkungan Kementerian Kesehatan terkait.
(3) Bagian yang membidangi kepegawaian pada unit pembina jabatanfungsional kesehatan mempunyai tugas:a. Men5rusun rancangan rusulan formasi jabatan fungsional
kesehatan atas usulan Unit Kerja terkait;tr. Mengoordinir usulan standar kompetensi yang telah disusun oleh
pembina jabatan fungsio4al terkait;c. Menyusun rancangan usulan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
dalam jabatan fungsional terkai|d. Men5rusun rancangan usulan pembebasan sementara dari jabatan
fungsional terkait;e. Menyusun rancangan usulan pengangkatan kembali ke dalam
jabatan fungsional terkait;f. Men5rusun rancangan usuian pemberhentian dari jabatan
fungsional terkait;g. Menyusun rancarlgan sistem informasi jabatan fungsional terkait;h. Melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi jabatan fungsional
terkait;i. Menyusun rancangan usulan pembentukan dan revisi kebijakan
jabatan fungsional terkait;
j. Menyusun...
/ , MENTERT KESEHATAN
REPUBLlK INDONESIA
-13-
Menlrusun rancangan usulan jenis dan jumlah kebutuhanpendidikan dan pelatihan jabatan fungsional terkait;Men5rusun rancangan usulan mutasi jabatan fungsional terkait.
(4) Bagian yang membi.dangi kepegawaian pada unit pembina jabatanfungsional non kesehatan mempunyai tugas:
a. Men5rusun rancangan usulan formasi jabatan fungsional nonkesehatan atas trsulan unit kerja terkait;
b. Men5rusun rancangan usulan pengangkatan Pegawai Negeri Sipildalam jabatan fungsional terkait;
c. Menlrusun rancangan usulan pembebasan sementara dari jabatanfungsional terkait;
d. Menyusun rancangan usulan pengangkatan kembalijabatan fungsional terkait;
e" Men5rusun rancangan usulan pemberhentian darifungsional terkait;
f. Menyusun rancangan sistem informasi jabatan fungsional terkait;g. Melakukan sosialisasi, monitoring dan evaluasi jabatan fungsional
terkait;h. Menyusun rancangan usulan jenis dan jumlah kebutuhan
pendidikan dan pelatihan jabatan fungsional terkait;i. Menyusun rancangan usulan mutasi jabatan fungsional terkait.j. Memfasilitasi pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional di unit
kerja.
Pasal 7
(1) Unit Pengelola Kediklatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 hurufc sebagai berikut:
. a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur;b. Balai Besar Pelatihan Kesehatan;c. Balai Pelatihan Kesehatan.
(2) Pusat...
J.
k.
ke dalam
jabatan
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-L4-
(21 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a mempunyai tugas:
a. Menyelenggarakan Tor jabatan fungsional kesehatan;b. Menyelenggarakan TOT Tim penilai jabatan fungsional kesehatan;c. Mengoordinasikan program pendidikan dan pelatihan jabatan
fungsional kesehatan;
d. MenSrusun kurikulum dan modul jabatan fungsional kesehatan;e. Melakukan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsional
kesehatan;
f. Melakukan monitoring pelatihan jabatan fungsional kesehatan;g. Melakukan evaluasi pasca pelatihan jabatan fungsional kesehatan
yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Kesehatan, BalaiPelatihan Kesehatan dan unit Eselon I.
(3) Balai Besar Pelatihan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b mempunyai tugas:
a. Menyelenggarakan pelatihan jabatan fungsional kesehatan dan nonkesehatan;
b. Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsionalkesehatan;
c. Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsionalnon kesehatan:
(a) Balai Pelatihan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cmempunyai tugas:
, 6.. Menyelenggapakan pelatihan jabatan fungsional kesehatan dan nonkesehatan; / ,
b. Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsionalkesehatan;
c, Mengusulkan akreditasi dan sertifikasi pelatihan jabatan fungsionalnon kesehatan;
Pasal 8...
1.
2.
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-15-
Pasal 8
Unit Pembina Jabatan Fungsional di lingkungan Kementerian Kesehatandapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan jabatan fungsionaluntuk pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional bekerjasamadengan Fusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur KementerianKesehatan.
Pasal 9
Setiap pimpinan unit pembina jabatan fungsional dalam melaksanakantugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dansinkronisasi serta bekerjasama baik dalam lingkungannya maupundengan unit kerja lain;
Pr,rssilut dan Tata Cara pelaksanaan tugas dan fungsi unit pembinadilakukan berdasarkan pada peraturan Penetapan Jabatan Fungsional,Petunjuk Pelakga.na.an dan Petunjuk Teknis masing-masing jabatanfungsional terkait.,
Pasal 10
S ekretaris Jenderal Kementerian Ke sehatan mengoordinasikan pelaksanaantugas pernbinaan dan pengawasan pada Unit Pembina yang unit kerjanyaditunjuk sebagai unit pembina, meliputi administratif, prosedurpelaksa.naan tugas serta pendidikan dan pelatihan dalam pelaksanaanjabatan fungsional yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan.
BAB III
PEMBIAYAAN
Pasal 11
Pembiayaan untuk pelaksanaa.n tugas sebagaimana dimaksud pada Bab IImenjadi tanggung jawab masing-masing unit pembina jabatan fungsionalterkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.
BAB IV ...
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
-16-
BAB IVPENUTUP
Pasal 12
Peraftran Menteri ini mulai berlalm pada tanggal diundangkan.
Agar setiap oran{ mengetahuinya, memerintahkan pengtrndanganperaturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal L0 Oktober 2Ol4
Diundangkan di Jakartapada tanggal I Desenber
MENTERI HUKUM DANREPUBLIK
BERITA NEG
2014
NA H. LAOLY
K INDONESIA TAHTIN 2OI4 NOMOR 18?7
EHATAN
NAFSIAH MBOI