Untitled 1

22
LAPORAN KASUS PASIEN BRONKOPNEUMONIA Disusun oleh : 1. Alaa Ulil H. H2A009001 2. Alditra Fauzy K R H2A009002 3. Bobby A H2A009007 4. Diphda Satria R H2A009015 5. Icha Zulizza P H2A009022 6. M. Adibul Umam H2A009033 7. Nur Anita S H2A009037 8. Rido Muid R H2A009040 9. Andika Retno A H2A008005 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013 I. IDENTITAS Nama Anak : Ana Umur : 5 bulan Agama : Islam Nama Bapak : Asmuni Umur : 34 tahun

Transcript of Untitled 1

Page 1: Untitled 1

LAPORAN KASUS PASIEN BRONKOPNEUMONIA

Disusun oleh :

1. Alaa Ulil H. H2A009001

2. Alditra Fauzy K R H2A009002

3. Bobby A H2A009007

4. Diphda Satria R H2A009015

5. Icha Zulizza P H2A009022

6. M. Adibul Umam H2A009033

7. Nur Anita S H2A009037

8. Rido Muid R H2A009040

9. Andika Retno A H2A008005

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2013

I. IDENTITAS

Nama Anak : Ana

Umur : 5 bulan

Agama : Islam

Nama Bapak : Asmuni

Umur : 34 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh serabutan

Pendidikan : SMA

Nama Ibu : Dwi

Page 2: Untitled 1

Umur : 28 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : SMA

Alamat : Mrican, Semarang

No RM : -

Tgl masuk RS : 17 April 2013

II. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dari Ibu pasien tanggal 17 April 2013 jam 08.00

WIB di ruang pemeriksaan pediatri

Keluhan Utama : Sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan batuk tidak berdahak sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini

disertai muntah setelah minum susu formula sebanyak 3-4 sendok makan.

Pada hari ke-10 pasien panas tinggi naik turun secara terus menerus tanpa disertai menggigil

dan demam. Saat itu pasien dibawa ke dokter lalu diberi antibiotik dan penurun panas, tetapi

tidak sembuh.

3 hari yang lalu pasien merasakan sesak nafas dan diare. Sesak nafas disertai bunyi “grok-grok”

dan pilek dengan sekret berwarna putih kental sehingga suara tangisan pasien merintih. Batuk

mulai disertai dahak berwarna putih kental disertai keringat dingin tiap malam hari. Diare

dengan konsistensi cair, tidak berbau, tidak berbuih, tidak berdarah, berwarna kuning, dengan

frekuensi 3-5x sehari dengan jumlah ½ gelas belimbing.

1 hari yang lalu sesak nafasnya terus menerus dan tersengal sengal sehingga tidurnya

terganggu. Sekarang Anak tidak mau minum ASI maupun susu formula.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat sesak nafas disangkal

- Riwayat batuk, pilek disangkal

- Riwayat jatuh disangkal

- Riwayat trauma kepala disangkal

- Riwayat kejang demam disangkal

- Riwayat alergi disangkal

- Riwayat mondok di rumah sakit disangkal

- Riwayat keringat dingin disangkal

Page 3: Untitled 1

- Riwayat berat badan turun secara kronis disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga sesak nafas ( - )

Alergi ( - )

Batuk > 2 minggu ( - )

DATA KHUSUS

Riwayat perinatal :

- Riwayat kehamilan atau prenatal : Ibu periksa kehamilan di bidan setiap bulan. Riwayat

penyakit selama kehamilan disangkal, riwayat perdarahan saat kehamilan disangkal. Riwayat

pernah keguguran disangkal, riwayat sakit panas selama kehamilan disangkal. Obat-obatan

yang diminum selama kehamilan yaitu vitamin dan tablet penambah darah dari bidan

- Riwayat persalinan atau natal: ibu melahirkan dibantu oleh bidan, spontan dan bayi langsung

menangis

- Riwayat pasca persalinan atau post natal : setelah melahirkan ibu belom pernah

memeriksakan anaknya ke bidan/dokter.

Riwayat imunisasi

Macam Imunisasi Frekuensi Umur Keterangan

Imunisasi dasar :

BCG

DPT

Hepatitis

Polio

Campak

Imunisasi ulangan :

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Belum diimunisasi

Belum diimunisasi

Belum diimunisasi

Belum diimunisasi

Belum diimunisasi

Kesan : Imunisasi tidak dilakukan semua

Riwayat makan dan minum

Umur Makanan dan minuman Jumlah Frekuensi

0 bulan

1 bulan

2 bulan

ASI

ASI

ASI

Sesuai keinginan bayi

Sesuai keinginan bayi

Sesuai keinginan bayi

15 – 20 menit/minum

15 – 20 menit/minum

15 – 20 menit/minum

Page 4: Untitled 1

3 bulan

4 bulan

5 bulan

ASI

ASI, susu formula

ASI, susu formula

Sesuai keinginan bayi

Sesuai keinginan bayi,

2 kali

Sesuai keinginan bayi,

2 kali

15 – 20 menit/minum

15 – 20 menit/minum,

setengah botol kecil

(60ml)

15 – 20 menit/minum,

setengah botol kecil

(60ml)

Kesan : kuantitas ASI cukup , kualitas kurang

Riwayat perkembangan dan pertumbuhan :

Pertumbuhan

BB Lahir : 2,5 kg

BB Sekarang: : 5,2 kg

PB Lahir : 44 cm

PB Sekarang : 60 cm

BB/U : -5,5 SD ( berat badan sangat rendah/ Gizi Buruk)

TB/U : -2,4 SD ( panjang badan pendek/Pendek)

BB/TB : -4,5 SD ( sangat kurus)

Kesan : pertumbuhan anak sesuai dengan umur

Perkembangan

Senyum spontan : 2 bulan

Miring : 5 bulan

Tengkurap : 6 bulan

Mengucapkan “bapa” : 7 bulan

Duduk : belum bisa

Umur Perkembangan

Motorik kasar 5 bulan Terlentang dan dapat mempertahankan kepala dalam

keadaan tegak dan stabil

Motorik halus 5 bulan Dapat menggenggam pensil dalam beberapa detik

Bicara 5 bulan Dapat mengeluarkan suara gembira bernada tinggi

atau memekik tetapi bukan menangis

Sosial 5 bulan Bayi tersenyum saat melihat mainan yang

Page 5: Untitled 1

lucu,gambar atau hewan peliharaan.

Kesan: perkembangan sesuai dengan umur

Riwayat sosial ekonomi

Ayah penderita bekerja sebagai buruh, ibu tidak bekerja dan menanggung seorang anak,

penghasilan Rp 600.000,- per bulan. Pengobatan di tanggung Jamkesmas. Rumah berada pada

dipinggir jalan dengan pemukiman padat penduduk. Ventilasi rumah kurang.

Kesan : sosial ekonomi kurang

III. PEMERIKSAAN FISIK:

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Rabu tanggal 17 April 2013 pukul 09.00 WIB

Keadaan Umum : kesan tampak sesak dan tampak lemas.

Kesadaran : apatis

Gizi : kesan dalam batas normal (penjelasan pada pmx anthropometri)

Vital sign:

RR : 54 x/ menit, abdominal

HR/ Nadi : 120x/ menit, isi dan tegangan cukup, regular

Suhu : 39,0 oC (oral)

Status internus

- Kulit : pucat (-), turgor kulit masih baik.

- Kepala : messosefal, UUB sangat cekung, lingkar kepala 39 cm.

- Ubun-ubun : cekung (-), belum menutup

- Rambut : cukup, kehitaman, mudah dicabut (-)

- Mata : reflek pupil (+/+), pupil isokor dengan diameter 3mm

konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), air mata (+/+)

mata cekung (+/+).

- Hidung : deformitas (-), secret (-), mukosa hiperemis (+)

napas cuping hidung (+), konka hiperemis (+)

- Telinga : discharge (-), aurikula hiperemis (-)

membrane timpani intak

- Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), bibir kering (+)

Page 6: Untitled 1

- Tenggorok : T 1-1, faring hiperemis (+), kripte melebar (-), detritus (-)

pseudomembran (-), jaringan granulose pada faring (-)

- Leher : bentuk simetris, deviasi trakea (-), retraksi suprasternalis (+)

warna kulit sama dengan sekitar

pembesaran kelenjar limfe (-)

Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat,tidak ada pembesaran.

Palpasi : ictus cordis teraba namun tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus epigastrium (-),

pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi :

batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra

pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra

batas kanan bawah : ICS IV lin.sternalis dextra.

batas kiri bawah : ICS V 2 cm ke arah medial midclavikula sinistra

konfigurasi jantung Normal

Auskultasi : irama : reguler.

Frekuensi : 120x/menit.

Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.

Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)

Pulmo : Paru Dextra Sinistra

Depan

1. Inspeksi

Bentuk dada

Hemitorak

Warna kulit

Otot bantu pernafasan

Retraksi Suprasternal

2. Palpasi

Hantaran

Stem fremitus

Nyeri tekan

Dalam batas normal

Simetris

Sesuai kulit sekitar

+

+

Mengeras

(-)

Dalam batas normal

Simetris

Sesuai Kulit sekitar

+

+

Mengeras

(-)

Page 7: Untitled 1

Pelebaran ICS

3. Perkusi

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan

(-)

Sonor di seluruh lapang

paru

Vesikuler

Stridor

Ronkhi Basah (+)

Ronkhi Halus (+)

Ronkhi Kasar (-)

Wheezing (-)

(-)

Sonor di seluruh lapang

paru

Vesikuler

Stridor

Ronkhi Basah (+)

Ronkhi Halus (+)

Ronkhi Kasar (-)

Wheezing (-)

Belakang

1. Inspeksi

Punggung

Hemitoraks

Warna kulit

2. Palpasi

Punggung

Stem fremitus

Hantaran

3. Perkusi

Punggung

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan

Dalam batas normal

Simetris

Sama seperti kulit sekitar

Tidak ada nyeri tekan

Mengeras

Sonor di seluruh

lapangan paru

Vesikuler

Stridor

Ronkhi Basah (+)

Ronkhi Halus (+)

Ronkhi Kasar (-)

Wheezing (-)

Dalam batas normal

Simetris

Sama seperti kulit sekitar

Tidak ada nyeri tekan

Mengeras

Sonor di seluruh

lapangan paru

Vesikuler

Stridor

Ronkhi Basah (+)

Ronkhi Halus (+)

Ronkhi Kasar (-)

Wheezing (-)

ABDOMEN:

Inspeksi : bentuk cekung (-), warna sesuai dengan kulit sekitar, spider navy (-),

umbilikus tidak menonjol, gambaran usus tampak/darm countour (-).

Auskultasi : bunyi peristaltik 8x/menit

Perkusi : timpani di seluruh lapangan abdomen, pekak sisi (-), pekak alih (-),

Page 8: Untitled 1

pekak hepar (+)

Palpasi : nyeri tekan (-), turgor kulit melambat, hepar tidak teraba

ginjal tidak teraba, lien tidak teraba, defance muscular(-)

GENITALIA:

Laki-laki dalam batas normal, belum di sirkumsisi, testis sudah turun, phimosis (-)

Ekstremitas

Superior Inferior

Akral hangat

Oedem

Sianosis

Gerak

Refleks fisiologis

Refleks patologis

CRT

+

-

-

Tidak di lakukan

Tidak di lakukan

Tidak di lakukan

+

-

-

Tidak di lakukan

Tidak di lakukan

Tidak di lakukan

Status lokalis :

- Kepala : mesosefal,ubun ubun tidak cekung,belum menutup.

- Mata : simetris.isokor,konjungtiva palpebra pucat (-/-), ikterik (-/-)

- Hidung : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, nafas cuping hidung (+),

deformitas (-), septum deviasi (-), konka hiperemis (-), pembesaran konka (-), sekret (+)

putih kental.

- Telinga : warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, nyeri tekan aurikula (-/-), nyeri

tekan mastoid (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), serumen (-/-), MAE hiperemis (-/-), MAE

terdapat massa (-/-), membrane timpani intake (+/+),secret (-/-)

- Mulut : lembab (-), sianosis (-), stomatitis (-), lidah kotor (-), hiperemis (-), kripte

melebar (-), uvula hiperemis (-), uvula memanjang (-).

- Leher : kulit seperti warna sekitar, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran

kelenjar getah bening (-), deviasi trakea (-), otot bantu pernafasan (+),retraksi supra sternal

(+)

Pemeriksaan tambahan : tidak ada

Page 9: Untitled 1

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Usulan :

Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan foto thorax

Skoring TB

Tes maountox

V. PEMERIKSAAN ANTHROPOMETRI

Anak perempuanUsia : 5 BulanBerat Badan : 5200 grPanjang Badan : 60 cm

Z ScoreBB /U : (5,2 - 67) / 0,9 = -1, 6667 (Normal)TB/U : (60 - 64,1) / 2,6 = -1, 57 (Normal)BB/TB : (5,2 – 3,7) / 0,4 = - 3,75 (Sangat kurus)

Resume :

Pasien datang dengan keluhan batuk tidak berdahak sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan ini

disertai muntah setelah minum susu formula sebanyak 3-4 sendok makan.

Pada hari ke-10 pasien panas tinggi naik turun secara terus menerus tanpa disertai menggigil dan

demam. Saat itu pasien dibawa ke dokter lalu diberi antibiotik dan penurun panas, tetapi tidak

sembuh.

3 hari yang lalu pasien merasakan sesak nafas dan diare. Sesak nafas disertai bunyi “grok-grok”

dan pilek dengan sekret berwarna putih kental sehingga suara tangisan pasien merintih. Batuk

mulai disertai dahak berwarna putih kental disertai keringat dingin tiap malam hari. Diare dengan

konsistensi cair, tidak berbau, tidak berbuih, tidak berdarah, berwarna kuning, dengan frekuensi

3-5x sehari dengan jumlah ½ gelas belimbing.

1 hari yang lalu sesak nafasnya terus menerus dan tersengal sengal sehingga tidurnya terganggu.

Sekarang Anak tidak mau minum ASI maupun susu formula.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :

- Kesadaran apatis, kesan umum nampak sesak, status gizi kesan cukup

- HR 120x/menit, isi dan tegangan cukup, irama reguler

- RR 54x/menit

- Suhu 39 0C

- Hidung : nafas cuping ( + ), secret ( + ) warna putih kental, mukosa hidung hiperemis

- Mulut : nafas dengan mulut ( + ), faring hiperemis, tonsil (T1 T1)

Page 10: Untitled 1

- Leher : retraksi otot suprasternalis ( + )

- Thorax : palpasi sterm femitus ( ++ ), perkusi ronkhi basah ( + ) dan stridor ( + ), auskultasi

suara hantaran ( + + )

VI. DAFTAR MASALAHa. Suspek Bronkopneumoniab. Diare akut tanpa dehidrasic. Rhinotonsilofaringitisd. Imunisasi tidak lengkap

VII. ASSESMENT (DIAGNOSIS KERJA)Masalah Aktif Masalah Pasif

1. Suspek Bronkopneumonia2. Diare akut tanpa dehidrasi3. Rhinotonsilofaringitis

1. Imunisasi tidak lengkap2. Pemberian asupan selain ASI3. Ventilasi dan pencahayaan rumah

yang kurang

VIII.INITIAL PLAN

I. Bronkopneumoni

DD : Bronkiolitis

Diagnosis : Subjektif : -

Objektif : kultur sekret bronkus

Terapi : Oksigen headbox 8 liter

Infus Dekstrosa 5%

Infus RL 22 kali tetes/menit

Injeksi Ampicillin (+)

Injeksi Gentamicin (-)

Peroral : Parasetamol 125mg per setengah sendok makan

Ambroxol 3 x 4 mg

Vitamin B Complek/C 3 x 1 tablet

Monitoring : Keadaan umum, tanda vital (HR, RR, Suhu) tanda

distress respirasi, jaga jalan nafas.

Edukasi : Menjelaskan kepada orangtua penderita mengenai

penyakit yang diderita oleh pasien dan program terapi yang akan dilaksanakan

pada pasien, serta hal-hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh keluarga

pasien untuk mengawasi keadaan pasien.

II. Diare Akut Parenteral

DD : Faktor Makanan

Infeksi : Enteral

Page 11: Untitled 1

Diagnosa : Subjektif : -

Objektif : darah lengkap.

Terapi : -

Monitoring : Diare, tanda-tanda dehidrasi

Edukasi : - Jaga higiene dan sanitasi (cuci tangan sebelum menyuapi anak, menggunakan alat-alat makan yang sudah dicuci bersih )

- Mengenali tanda-tanda dehidrasi (tampak kehausan, gelisah, mata cekung, air mata berkurang, bibir kering, ubun-ubun cekung ).

III. Anemia Mikrositik Hipokromik

DD : Infeksi

Defisiensi besi

Diagnosa : Subjektif : -

Objektif : darah lengkap

Terapi : -

Monitoring : Adanya tanda-tanda perdarahan, Hb,Ht, jumlah eritrosit.

Edukasi : - Menjelaskan kepada orang tua tentang

keadaan pasien, yang hal ini dapat disebabkan antara lain kerena penyakitnya

tersebut serta menjelaskan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan kepada

pasien.

IV. Rhinotonsilo Varingitis Akut

DD : Varingitis

Tonsilitis

Diagnosa : Subjektif : -

Objektif : darah lengkap

Terapi : -

Monitoring : -

Edukasi : Menjelaskan kepada orang tua tentang keadaan pasien hal ini dapat

disebabkan kerena penyakitnya tersebut dan program terapi yang akan

dilaksanakan pada pasien.

V. Imunisasi Tidak Lengkap

Page 12: Untitled 1

Diagnosa : Subjektif : -

Objektif : test mantoux, scoring TB

Terapi : -

Monitoring : -

Edukasi : - Menjelaskan kepada orangtua tentang pentingnya imunisasi bagi anak.

- menjelaskan bahwa imunisasi itu meminimalisir terjadinya penyakit dan juga

dengan imunisasi terbentuk kekebalan tubuh bagi anak

PEMBAHASAN

I. Bronkopneumonia

A. Definisi

Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada parenkim paru sebelah distal bronkus

terminalis yang bisa meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, alveoli, dan jaringan

intertisial paru. Pembagian pneumonia secara anatomis meliputi pneumonia lobaris, pneumonia

lobularis (bronkopneumonia), dan pneumonia intertisialis (bronkiolitis).4 Eksudat mukopurulen

yang dihasilkan oleh peradangan tersebut akan menyebabkan penyumbatan pada saluran-saluran

nafas kecil dan menghasilkan bercak-bercak konsolidasi pada lobulus-lobulus paru yang

berdekatan.4

Page 13: Untitled 1

B. Tinjauan Etiologi

1. Etiologi virus

Pneumonia virus adalah penyebab pneumonia yang paling sering dan lazim selama usia beberapa tahun pertama dan yang paling lazim disebabkan oleh virus sinsitial pernafasan (RSV).14 Kebanyakan virus pneumonia didahului gejala-gejala pernafasn beberapa hari, termasuk rhinitis dan batuk. Suhu biasanya lebih rendah daripada pneumonia bekteri. Takipneu yang disertai dengan retraksi intercostal, subcostal, dan suprastrenal, pelebaran cuping hidung dan penggunaan otot tambahan sering didapatkan. Infeksi berat sering disertai sianosis dan kelelahan pernafsan. Auskultasi dada didapatkan ronkhi dan mengi yang luas yang sukar dilokalisasi sumbernya dan ditemukan hipersonor. 14,15

Pneumonia virus tidak dapat secara tepat dibedakan dari penyakit mikoplasma atas dasar klinis murni dan kadang-kadang sukar dibedakan dari pneumonia bakteri. Angka sel darah putih perifer cenderung normal atau sedikit naik (20.000/mm3) dengan dominasi limfosit. Reaktan fase akut seperti laju endap darah (LED ) protein C reaktif (CRP) biasanya normal atau sedikit naik. Diagnosis pasti dengan isolasi virus dari spesimen yang diambil dari saluran pernafasan. Kegagalan berespon terhadap pengobatan antibiotik merupakan bukti tambahan untuk etiologi virus. Kebanyakan anak dengan pneumonia virus sembuh tanpa banyak peristiwa dan tidak mempunyai sekuele.14

2. Etilogi Bakteri

Pneumonia bakteri selama masa anak terutama di bawah usia 2 tahun bukanlah merupakan infeksi yang lazim bila tidak ada penyakit kronis yang mendasar, seperti kistik fibrosis atau defisiensi imunologis. Kejadian yang paling sering mengganggu mekanisme pertahanan paru yaitu infeksi virus yang mengubah sifat-sifat sekresi normal, menghambat fagositosis, mengubah flora bekteri, dan mengganggu lapisan epitel saluran pernafasan normal. Penyakit virus pernafasan sering mendahului perkembangan pneumonia bakteri beberapa hari.

Pada pemeriksaan laboratorium darah akibat infeksi bakterial, didapatkan peningkatan LED, lekositosis (11.000-40.000/mm3).14,15

Pneumonia karena Streptococcus pneumonia merupakan etiologi yang paling sering sebagai peyebab bronkopeumonia yang didapatkan dari komunitas (community-acquired), sedangkan yang penebab yang lain yaitu Staphilococcus uureus, dan Haemophilus Influenzae. Sedangkan bronkopneumonia yang didapatkan dari lingkungan rumah sakit (hospital-acquired) memiliki pola kuman-kuman infeksi nosokomial pada umumnya.14

B. Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis

Dalam anamnesis (alloanamnesis) bronkopneumaonia sering didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari sebelumnya seperti batuk atau pilek, kemudian disusul oleh panas tinggi biasanya 39-40C, sesak nafas, nafas cepat dan dangkal serta anak berusaha bernafas dengan segala cara sehingga tampak nafas cuping hidung, pernafasan dari mulut, retraksi suprasternal, epigastrial ataupun intercostal sebagai usaha otot-otot pernafasan tambahan untuk meningkatkan kemampuan bernafas. Anak tampak gelisah, berkeringat bisa sampai menggigil, bila sesak hebat bisa terjadi sianosis pada seluruh tubuh anak, batuk-batuk, kadang-kadang bisa disertai kejang, muntah, dan diare. Batuk semula kering kemudian produktif sebagai produk mukopurulen dari proses radang yang terjadi.11,12,13

2. Pemeriksaaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik hasil yang ditemukan sangat tergantung dari luas daerah

Page 14: Untitled 1

yang terkena proses inflamasi. Didapatkan keadaan umum anak yang sesak nafas ditandai nafas cepat, nafas cuping hidung, dan retraksi suprasternal, epigastrial ataupun intercostal, anak tampak gelisah, bisa tampak sianosis pada bibir, tangan dan kaki atau pada seluruh tubuh dan panas tubuh yang tinggi. Pada palpasi dan perkusi dada sering tidak didapatkan kelainan sedangkan pada auskultasi didapatkan suara dasar vesikuler dan suara tambahan berupa ronkhi basah halus nyaring dapat disertai hantaran dan tidak ada wheezing. Apabila sarang bronkopneumopnianya menjadi satu pada perkusi dada mungkin dapat terdengar keredupan, suara pernafasan terdengar mengeras , dan pada auskultasi didapatkan ronkhi basah halus nyaring. Jika ditemukan tanda-tanda sumbatan saluran nafas bagian bawah didapatkan wheezing ekpiratorik dan eksperium yang memanjang maka disebut bronkopneumonia dengan komponen asmatik. Pada palpasi hepar dapat terdorong ke bawah atau dapat pula membesar. Bila terjadi komplikasi gagal jantung kongestif maka didapatkan hepar yang membesar dengan tepi tumpul disertai dengan frekuensi nafas 60x/menit dan nadi 160x/menit.

3. Pemeriksaaan Penunjang

Foto polos thoraks dapat membantu menegakkan diagnosis. Pada bronkopneumonia didapatkan kelainan radiologi paru yang dapat berupa infiltrat lokal maupun tersebar atau juga konsolidasi lobus paru. Namun perlu ditekankan bahwa gejala klinis dan pemeriksaan fisik memegang peranan penting, oleh karena ada beberapa keadaan dimana gambaran radiologis tidak selalu yaitu pada permulaan penyakit atau bila pneumonia sangat berat. Dari foto polos dada ini juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya komplikasi bronkopneumonia seperti efusi pleura, pleuritis, abses paru, pneumothoraks, pericarditis, dan cor pulmonae sub acutum.

a. Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000/ mm3

dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan

dengan infeksi virus atau mycoplasma.

b. Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun

c. Sinar x  : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses

luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi

(bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia

mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.

d. Analisa gas darah( AGDA ) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada

stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.

e. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum,

aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk

mengatasi organisme penyebab. Kultur dahak dapat positif pada 20 – 50%

penderita yang tidak diobati.

f. JDL      : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada

infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia

bakterial.

g. Pemeriksaan serologi    : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.

h. LED     : meningkat

Page 15: Untitled 1

i. Pemeriksaan fungsi paru : volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps

alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun,

hipoksemia.

j. Elektrolit           : natrium dan klorida mungkin rendah

k. Bilirubin            : mungkin meningkat

l. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka   : menyatakan intranuklear tipikal

dan keterlibatan sitoplasmik(CMV)

C. Terapi

Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidak

dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan

pengobatan polifarmasi maka yang biasanya diberikan:

a. Penisilin 50.000 U/kgBB/hari,ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kgBB/hari atau

diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini

diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.

b. Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukose 5% dan

Nacl 0.9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10 mEq/500 ml/botol infus.

c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolik akibat kurang makan dapat

diberikan koreksi sesuai denagn hasil analisa gas darah arteri.

d. Pasien bronkopnemonia ringan tidak usah dirawat dirumah sakit.

Seringkali pasien pneumonia yang dirawat di rumah sakit datang sudah dalam keadaan

payah, sangat dispnea, pernapasan cuping hidung, sianosis, dan gelisah. Masalah yang perlu

diperhatikan ialah:

a. Menjaga kelancaran pernafasan.

b. Kebutuhan istirahat.

c. Kebutuhan nutrisi dan cairan.

d. Mengontrol suhu tubuh.

e. Mencegah komplikasi/gangguan rasa aman dan nyaman.

f. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.

D. Prognosis

Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-

anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.

Interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. Infeksi berat dapat

Page 16: Untitled 1

memperjelek keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya zat-zat gizi esensial

tubuh. Sebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap

infeksi. Kedua-duanya bekerja sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi

dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi dan malnutrisi

apabila berdiri sendiri.