Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan...

51
I. PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Ikan tawes merupakan salah satu ikan konsumsi yang mempunyai nilai komoditas dibidang sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat. Perkembangan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh teknologi pembenihan, terutama dalam pengadaan benih ikan. Sering kali timbul masalah dalam pengadaan benih yang dikarenakan masa pematangan gamet induk ikan jantan dan betina terkadang tidak terjadi secara bersamaan, salah satu cara untuk memberikan alternatif pemecahan dalam masalah tersebut melalui penerapan bioteknologi reproduksi yaitu penyimpan sperma (Murtidjo,2001). Proses pembuahan ( fertilisasi ) sel telur ( ovum ) oleh sperma, kualitas sperma sangat menentukan keberhasilan proses pembuahan tersebut. Daya tahan hidup sperma di media air dan daya gerak ( motilitas ) perlu diketahui dalam upaya meningkatkan derajat pembuahan pada kegiatan pengembangbiakan ikan (breeding). Pada kenyataanya sering terjadi tenggang

Transcript of Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan...

Page 1: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Ikan tawes merupakan salah satu ikan konsumsi yang mempunyai nilai

komoditas dibidang sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat.

Perkembangan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh teknologi pembenihan,

terutama dalam pengadaan benih ikan. Sering kali timbul masalah dalam

pengadaan benih yang dikarenakan masa pematangan gamet induk ikan jantan dan

betina terkadang tidak terjadi secara bersamaan, salah satu cara untuk memberikan

alternatif pemecahan dalam masalah tersebut melalui penerapan bioteknologi

reproduksi yaitu penyimpan sperma (Murtidjo,2001).

Proses pembuahan ( fertilisasi ) sel telur ( ovum ) oleh sperma, kualitas

sperma sangat menentukan keberhasilan proses pembuahan tersebut. Daya tahan

hidup sperma di media air dan daya gerak ( motilitas ) perlu diketahui dalam

upaya meningkatkan derajat pembuahan pada kegiatan pengembangbiakan ikan

(breeding). Pada kenyataanya sering terjadi tenggang waktu antara ketersediaan

sperma dengan keberadaan sel telur ( kematangan gonad antara ikan jantan dan

ikan betina yang tidak sinkron) atau ada perbedaan jarak antara keberadaan

sperma dengan keberadaan telur sehingga untuk mengatasinya sperma perlu di

simpan (Hidayaturrahmah, 2007).

Fertilisasi merupakan proses penyatuan antara sel telur dengan sel

spermatozoa untuk membentuk zigot.Fertilisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu

fertilisasi internal dan eksternal. Fertilisasi yang umumnya terjadi pada ikan

merupakan jenis fertilisasi eksternal, dikarenakan terjadi di luar tubuh induk

Page 2: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

2

(Fujaya2002).Keberhasilan proses fertilisasi dipengaruhi oleh kemampuan sperma

untuk membuahi sel telur. Sperma yang tidak disimpan (fresh sperm), memiliki

kemampuan fertilisasi yang lebih tinggi dibandingkan sperma hasil penyimpanan.

Hal tersebut dikarenakan teknik penyimpanan menyebabkan terjadinya penurunan

kualitas sperma, seperti terjadinya perubahan dalam motilitas dan durasi

pergerakan (Akcay et al. 2004). Penelitian mengenai fertilisasi spermatozoa

pascapenyimpananan telah banyak dilakukan. Sultana et al. (2010), hasilnya

menunjukkan penurunan tingkat fertilisasi akibat prosespenyimpanan, yaitu dari

88% menjadi hanya 32-37%. Penelitian Horvath et al. (2003) juga menunjukkan

terjadinya penurunan kemampuan fertilisasi ikan mas pascapenyimpanan dari

persentase 84% (kontrol) menjadi hanya sekitar 71-74%. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat fertilitasi spermatozoa ikan tawes

pasca penyimpanan.

Menurut Isnaini (2000)dalamSandy(2005), menyatakan bahwa larutan

NaCl fisiologis sering digunakan sebagai bahan pengencer sperma yang

memberikan sifat buffer dan mampu mempertahakan pH sperma ikan dalam suhu

freezer. Selain itu NaCl fisiologis dapat memperpanjang umur sperma kerena

bersifat isotonis dengan cairan sel. Penyimpanan sperma dalam larutan pengencer

NaCl fisiologis sebaiknya digunakan tidak lebih dari 60 menit setelah

penampungan.Salah satu cara untuk memperpanjang waktu simpan sperma yaitu

diperlukan subsitusi bahan pengencer lain yang mengandung protein atau bahan-

bahan yang dapat mempertahankan motilitas spermatozoa.

Toeliher (1981) menyebutkanbahwasyarat pengencer yang digunakan

untukfertilisasiadalah murah, sederhana, praktis dibuat mengandung unsur-unsur

Page 3: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

3

yang hampir sama sifat fisik dan kimiawi dengan sperma, tidak mengandung zat

racun baik terhadap sperma maupun saluran kelamin betina,tetap

mempertahankan dan membatasi daya fertilisasi sperma ikan, dan memungkinkan

dilakukannya penilaian sperma setelah pengenceran.

Menurut Tolihere (2004),penyimpanan spermatozoa memerlukan fruktosa

yang dimamfaatkan sebagai sumber energi bagi spermatozoa dan mampu

mengurangi kecepatan rusaknya permeabilitas spermatozoa, sehingga kebutuhan

akan energi dan nutrisiyang berupaATPtidak terhambat sehingga spermatozoa

dapat bertahan lama. Air kelapa muda merupakan bahan pengencer yang

mengandung fruktosa, glukosa dalam proses glikolisis memerlukan magnesium

(Mg) sebagai kafaktor pada beberapa tahap proses glikolisis untuk menghasilkan

ATP dan ADP bagi spermatozoa. Magnesium terkandung dalam air kelapa muda.

Pengguanaan air kelapa muda dalam waktu yang lama dapat menurunkan pH

(Berlina,2004) sehingga dibutuhkan buffer untuk mempertahankan pH dalam

Kondisi normal (pH 7).

Perkembangan telur ikan di awali dengan pembuahan sel telur oleh

spermatozoa. Menurut Heryadi et al. (1995), proses penetasan telur terjadi mulai

dari telur dibuahi hingga telur menetas. Perkembangan telur pada umumnya

dimulai dari 1 sel hingga beberapa sel sampai ketahap pra blastula- blastula-

grastula- neurola- embrio- penetasan. Telur yang dibuahi akan mati dan akan

berubah morfologinya menjadi bewarna putih dan keruh (Sumantadinata, 1981).

Menurut Sinjal (2014) untuk menentukan tingkat penetasan telur data yang

diperlukan adalah banyaknya telur yang menetas pada masing-masing perlakuan,

Hacthing Rate adalah jumlah total telur yang menetas, dari total telur yang

Page 4: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

4

ditebar. Lama penetasan telur bergantung dari temperatur air dan kandungan

oksigen disekelilingnya (Minjoyo, 1993).Penggunaan air kelapa muda sebagai

pengencer dalam penyimpanan spermatozoa ikan tawes belum pernah dilakukan,

hal ini penulis perlu mengetahui untuk mendapatkan pengencer spermatozoa yang

mengandung fruktosa sehingga selain dapat meningkatkan motilitas dan lama

hidup juga dapat meningkatkan proses fertilisasi dan daya tetas telur.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut perumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana pengaruh spermatozoa dari pasca penyimpanan pada

temperatur 4oC terhadap fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes?

2. Berapakah kosentrasi larutan yang digunakan untuk mendapatkan hasil

yang optimal terhadap fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes dari

sperma pasca penyimpanan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh sperma dari pasca penyimpanan pada

temperatur 4oC terhadap fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes.

2. Untuk mengetahui kosentrasi larutan yang digunakan untuk mendapatkan

hasil yang optimal terhadap fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes dari

sperma pasca penyimpanan.

Page 5: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penulis dapat mengetahui pengaruh sperma dari pasca peyimpanan pada

temperatur 4oC terhadap fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes.

2. Penulis dapat mengetahui hasil yang optimal terhadap fertilisasi dan daya

tetas telur ikan tawes dari sperma pasca penyimpanan.

Page 6: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Klasifikasi Ikan Tawes

Ikan tawes (Puntius javanicus) adalah jenis ikan herbivore (Kottelat et al,

1993). Ikan tawes merupakan ikan air tawar yang mampu hidup di air payau

dengan salinitas 7 ppt. Oleh karena itu, ikan air tawar dapat dibudidayakan di

tambak, waduk, bendungan dan perairan umum dapat dilakukan dengan sistem

jaring terapung dan keramba (Santoso dan Wikatma, 2001). Klasifikasi ikan

tawes menurut Nelson (2006) adalah sebagai berikut :

Phyllum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata Super

Super Kelas : Pisces Kelas Osteichthyes

Sub Kelas : Teleostai

Ordo : Cypriniformes

Sub Ordo : Cyprinoidae

Famili : Cyprininae

Sub Famili : Cyprininae

Genus : Puntius

Spesies : Puntius javanicus

Gambar 1. Ikan tawes (Puntius javanicus)

Page 7: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

7

IkanTawesmerupakansalahsatuikanasliIndonesiaterutamapulau Jawa.Hal

ini juga yangmenyebabkan tawes memiliki nama ilmiahPuntius

javanicus.Namun,berubah menjadi Puntiusgonionotusdan terakhirberubah

menjadiPuntius javanicus.Ikantawesmemilikinamalokal tawes

(Indonesia),tawehatautawas,LampamJawa(Melayu).DidanauSidendreng

ikantawesdisebutbalekandea(Amri dan Khairuman, 2008).

Ikantawestermasukkedalam familiCyprinidae sepertiikanmasdan ikan

nilem.Bentukbadan agakpanjangdanpipihdenganpunggungmeninggi,kepala

kecil,moncongmeruncing,mulut kecil terletakpadaujunghidung,sungutsangat

kecilataurudimenter.Dibawahgarisrusukterdapatsisik5½buahdan3-3½

buahdiantara garisrusukdan permulaansirip perut.Garisrusuknyasempurna

berjumlahantara29-31 buah.Badanberwarnakeperakanagak gelapdibagian

punggung. Padamoncongterdapattonjolan-tonjolan yang sangatkecil. Sirip

punggung dansiripekor berwarnaabu-abuataukekuningan, dan sirip ekor

bercagakdalamdengan lobusmembulat,siripdadaberwarna kuningdansirip

duburberwarnaorangeterang.Siripduburmempunyai6½ jari-jaribercabang

(Kotelatetal,1993). Sisikdenganstrukturbeberapa jari-jari sejajaratau

melengkungkeujung, sedikitatau tidakadaproyeksi jari-jari

kesamping.Adatonjolansangat kecil, memanjangdaritilang mata sampai ke

moncongdan daridahi kemata. Siripduburmempunyai6½ jari-

jaribercabang,33½sisikantaraguratsisidan awal siripperut (Kotelatetal,1993).

Page 8: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

8

II.2 Spematozoa

Spermatozoa atau sperma adalah gamet jantan yang dihasilkan oleh testis.

Sperma dari beberapa spesies ikan family cyprinidae berwarna kekuning-

kuningan menyurupai susu (Hoar, 1969 dalam Usman dan Effandi,

(2002).Spermatozoa ikan yang sudah matang terdiri dari kepala, leher dan

ekor.Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala(Lagler, 1977dalam Usman dan

Affandi, 2002).

2.3Sel telur

Sel telur merupakan alat perkembangbiakan pada hewan betina, yang

dihasilkan oleh suatu organ reprodukasi yang disebut ovarium.Sel telur berukuran

lebih besar dan lebih sederhana dibandingkan sperma. Ukuran sel telur bervariasi

pada setiap spesies. Ukuran sel telur yang bervariasi dikarenakan adanya

kandungan kuning telur yang merupakan penyedia cadangan makanan bagi

perkembangan embrio.Sel telur juga memiliki nukleus yang membawa setengah

bagian informasi yang diperlukan dalam reproduksi.Ukuran sel telur yang lebih

besar dibandingkan sperma menyebabkan produksi sel telur tidak sebanyak

sperma (Billietdan Burchill 2010). Ukuran sel telur pada ikan bervariasi, yaitu

antara0,5-5mm,tergantung pada kandungan kuning telurdan

fekunditasnya. Fekunditas pada setiap individu berbeda, tergantung pada usia,

ukuran, spesies dan kondisi lingkungan, seperti pakan, suhu, air, dan

musim. Ukuran dan jumlah telur yang dihasilkan juga berkaitan dengan

kemampuan merawat telur dan anak. Ikan yang memiliki telur berukuran kecil

biasanya mempunyai jumlah telur yang banyak (Fujaya 2002).Kemampuan

fertilisasi sel telur terbatas pada periode tertentu, yaitu beberapa detik atau menit

Page 9: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

9

setelah pemijahan, dan menjadi tidak mungkin setelah sel telur diaktivasi

(Jamieson 1991). Oleh karena itu, proses fertilisasi harus sesegera mungkin

dilakukan setelah sel telur dikeluarkan.

2.4 Fertilisasi Ikan Tawes

Fertilisasi dapat didukung oleh kualitas spermatozoa yang

baik. Penggunaan larutan fisiologis yang baik dapat meningkatkan daya motilitas

dan viabilitas spermatozoa (Hidayaturrahmah 2007). Menurut Rurangwa et al.

(1998), fertilisasi telur dengan menggunakan spermatozoa hasil penyimpanan

dilakukan segera setelah proses pencairan dengan rasio spermatozoa : telur yang

tepat. Rasio perbandingan yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah dapat

memengaruhi keberhasilan tingkat fertilisasi dan penetasan telur ( Sunarma 2007).

Fertilisasi yang menggunakan spermatozoa hasil penyimpanan biasanya lebih

rendah dibandingkan dengan menggunakan spermatozoa segar akibat adanya

penurunan kemampuan spermatozoa.Penurunan tersebut terjadi akibat adanya

kerusakan pada genom spermatozoa yang mungkin terjadi pada saat

prosespenyimpanan(Sunarma 2007). 

2.5 Jenis –Jenis Larutan Pengencer

2.5.1 Larutan NaCl Fisiologis

Larutan NaCl fisiologis digunakan sebagai pengencer semen karena

mengandung unsur elektrolit yang dapat mempertahankan tekanan osmotik dan

isotonis dengan plasma semen. Larutan tersebut mengandung ion Na+yang dapat

mempertahankan daya hidup spermatozoa in vitro. Spermatozoa tolern terhadap

konsentrasi NaCl dari 0,5 sampai 1,5 % (lorenz,1959 dalam perdana, 2009).

Page 10: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

10

Menurut Rustidja(1985) dalam hidayaturahmah (2007).Larutan fisiologis

lebih kecil dari NaCl 0,9 % (0,8 %; 0,6 %; 0,3 %; 0,1 %) disebut hipotonis.

Larutanfisiologis lebih besar dari NaCl 0,9 % ( 1 %; 2 %) disebut hipertonis).

Menurut Garname et al. (2011) penyimpanan sperma dalam larutan

fisiologis sebaiknya digunakan tidak lebih dari 60 menit setelah penampungan,

untukmemperpanjang waktu simpan semen diperlukan bahan pengencer lain yang

mengandung proteinataubahanlain yang dapat mempertahankan motilitas

spermatozoa.

2.5.2 Larutan Air Kelapa Muda

Air kelapa dapat dipakai sebagai bahan yang disubtitusikan pada

pengencer larutan fisiologis karena air kelapa mengandung nilai gizi yang

dibutuhkan oleh spermatozoa(Garname et al 2011).

Kandungan air kelapa muda memiliki sifat dan karakteristik yang hampir

sama pada sperma, diantaranya glukosa dan fruktosa yang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber energi untuk mempertahankan hidupnya. Hal ini sesuai penjelasan

Soehartojo (1995) dalamHidayaturrahmah (2007) bahwa yang dimanfaatkan

spermatozoa sebagai sumber energi dari luar testis adalah fruktosa. Fruktosa

sebagai pengencer akan memberikan nutrisi sebagai sumber energi berupa ATP

untuk spermatozoa supaya dapat bertahan lebih lama dan air kelapa sebagai bahan

pengencer memiliki kandungan glukosa dan fruktosa, sehingga diduga mampu

memenuhi kebutuhan nutrisi spermatozoa selama penyimpanan. Apabila

persediaan energi habis, maka kontraksi fibril-fibril spermatozoa akan berhenti

dan spermatozoa tidak bergerak (Hidayaturrahmah, 2007).

Page 11: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

11

Adapun kasiat dari kelapa semakin tua kelapa maka semakin sedikit

kandungan airnya, tapi semakin tinggi kandungan lemak, kalsium, fosfor, zat besi

dan kalorinya.Lihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Kandungan air kelapa,menurut sumber analisis bahan makanan

Kandundungan per 100 gr

Daging buah kelapa muda

Daging buah setegah muda

daging buah tua

Air kelapa

Kalori (kul)

Air (g)

Protein (g)

Lemak (g)

36,04

44,15

0,53

0,48

101,23

37,1

2,12

7,9

202,46

24,86

1,80

18,39

17

95,5

0,2

0,1

sumber : analisis bahan makanan FKUI (2009)

2.6 Manajemen Kualitas Air

Air merupakan media yang sangat penting bagi kelangsungan hidup ikan,

kualitas air merupakan faktor pembatas yang sangat berpengaruh terhadap usaha

budidaya. Semua organisme memiliki kisaran optimal tertentu untuk dapat hidup

dan tumbuh secara optimal, kualitas air tersebut antara lain : suhu, derajat

keasaman (pH) dan oksingen terlarut.

Suhu

Suhu air sangat dipengaruhi oleh jumlah sinar matahari yang jatuh

kepermukaan air yang sebagian dipantulkan kembali keatmosfer dan sebagian lagi

diserap dalam bentuk energi panas (Hetzer, 1975). Pengukuran suhu sangat perlu

untuk mengetahui karakteristik perairan. Menurut Santoso (2001). Suhu, ideal

jultifiy untuk habitat ikan tawes berkisar antara 20-30 oC.

Page 12: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

12

Derajat keasaman (pH)

Nilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion

hidrogen dan nilai asam ditunjukkan dengan nilai 1-7 dan basa 7-14 antara 6-

9.Descod (1973) mengemukakan bahwa batas toleransi organisme perairan

terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi antara lain suhu, oksigen terlarut,

alkalinitas, kandungan kation dan anion maupun jenis dan tempat hidup

organisme. Perairan yang ideal bagi kegiatan budidaya perikanan budidaya adalah

6,8-8,5 dan perairan dengan pH <6, suhu ideal untuk kehidupan ikan tawes

berkisar antara 6,7-8,6 (Evi,2001).

Oksigen Terlarut (DO)

Kandungan oksingen optimum untuk budidaya ikan tawes secara intensif

berkisar 5-10 ppm. Menurut Harefa (2000), Oksigen terlarut dalam air dapat

bersumber dari udara atau atmosfir yang merupakan tempat cadangan oksingen

terbesar, tetapi oksigen tersebut hanya sedikit yang dapat larut dalam air. Menurut

Masduqi (2009) manajemen kualitas air yang baik untuk budidaya ikan adalah

DO berkisar antara 3,7-4,0 ppm.

Tabel 2. Kualitas air

Parameter Nilai optimal Metode Sumber

Suhu 20-30 oC Insitu Santoso (2001)

Ph 6,7-8,6 Insitu Evi (2001)

DO 3,7-4,0 ppm Insitu Masduqi (2009)

Page 13: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

13

III. METODELOGIPENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 19-20Agustus Tahun 2015

bertempat di UPR Meunasah Krueng Kec. Beutong Kab. Nagan Raya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel berikut :

Tabel 3. Alat-alat yang digunakan dalam penelitianAlat Fungsi

Suntik Menginjeksi Larutan didalam tubuh ikanToples Wadah penetasan hasil perlakuanMangkok Untuk penampungan sperma dan telurPipet tetes Untuk mengambil sampel perlakuanMikroskopDO meterpH Universal

Untuk mengamati objek penelitianUntuk mengukur oksigen yang terlarut dalam airUntuk mengukur tingkat keasaman

Siphon Akuarium Membersih kotoran didasar wadahThermometer Untuk mengukur suhuAerasi Untuk Instalasi udara/oksigenHiblow Untuk Sumber oksigenKamera Media dokumentasiAlat tulis Untuk mencatat data selama penelitianSendok teh Untuk mengambil telur dari mangkokSpuit Untuk mengambil telur pada waktu pengamatan

Tabel 4. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian

Bahan FungsiInduk tawes betinaInduk tawes jantan

Objek dasar dalam penelitianObjek dasar dalam penelitian

NaCl fisiologis Pengencer semenAir kelapa muda Pengencer semenBulu ayamTissuCleo

Ovaprin

Membantu dalam pengadukan fertilisasiMembersihkan darah atau kotoranMembantu dalam pengenceran sperma dengan telur.Untuk meransang pengeluaran gonad induk jantan dan betina

Page 14: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

14

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pemilihan Induk

Induk yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah induk ikan tawes

yang sudah matang gonad yang bertujuan untuk mendapat sperma yang

berkualitas.

Menurut susanto (1999) ciri-ciri induk ikan tawes yang berkualitas antara

lain sebagai berikut:

1. Berumur 10 bulan

2. Sisiknya harus tersusun dengan teratur relatif besar, dan bercahaya

3. Sehat

4. Gesit gerakan

5. Punggungnya harus tinggi dan terlihat kokoh

6. Tidak terlihat adanya tulang yang bengkok /cacat pada bagian insang

7. Bertingkah liar

3.3.2 Striping

Ikan tawes jantan yang telah matang gonad, bagian tubuh sekitar

urogenitalnya di lap dengan tissue. Setelah itu bagian perut ikan di urut ke arah

urogenital. Sperma yang keluar dari lubang urogenital di ambil menggunakan

spuit.

3.3.3 Persiapan Pengencer NaCl Fisiologis danAir Kelapa Muda

Dalam penelitian ini penelitian membuat pengencer air kelapa muda

dengan NaCl sebanyak 5 kosentrasi dan 1 kosentrasi hanya menggunakan NaCl

tanpa campuran air kelapa muda 4 kosentrasi menggunakan NaCl campuran Air

Kelapa Muda, yaitu pengencer air kelapa muda dengan kosentrasi 3%, 5%,7%,

dan 9% serta 0% hanya NaCl saja,Mariani (2015) (belum di publikasikan personal

komunikasi).Pengenceran tiap konsentrasi dalam penelitian sebanyax 10 ml

Page 15: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

15

gunanya untuk mempermudah penekaran jumlah persentase air kelapa muda dan

NaCl fisiologis,adapun konsentrasi tersebut diperoleh melalui penentuan berikut:

Air kelapa muda(konsentra

si¿%= persentaseair kelapamuda x jumlah pengencer100

Sperma (1): pengencer (9)

0,2 ml : 1,8 ml

1. Air kelapa muda 3% =3 x 10 ml

100 =0,3 ml

2. Air kelapa muda 5% =5 x 10 ml

100 =0,5 ml

3. Air kelapa muda 7% =7 x10 ml

100 =0,7 ml

4. Air kelapa muda 9% =9 x10 ml

100 =0,9 ml

3.3.4Pencampuran Sperma dengan PengencerNaCl Fisiologis, Air Kelapa

Muda

Sperma yang telah diperoleh dimasukan kedalam tabung reaksi, kemudian

ditambahkan pengencer( Air kelapa muda dan NaCl fisologis ) dari tiap perlakuan

pengencer yang telah dibuat sebelumnya. Adapun kosentrasi pengencer Air

kelapa muda dan NaCl yaitu (3%, 5%, 7% dan 9%). Sebagai kontrol adalah

sperma ikan tawes hanya menggunakan NaCl.

3.3.5 Penyimpanan

Penyimpanan spermatozoa membutuhkan bahan pengencer yang berfungsi

untuk mengurangi aktivitas spermatozoa sehingga menghambat pemakaian energi

dan dapat memperpanjang hidup spermatozoa (Sunarma et al., 2007). Sperma

ikan tawes yang sudah dicampurkan dengan jenis larutan pengencer air kelapa

Page 16: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

16

muda dan Nacl fisiologis kemudian disimpan dengan menggunakan kulkas

dengan suhu ( 40C ) selama 3 hari penyimpanan.

3.4 Persiapan Wadah Uji

Pelaksanaan penelitian ini diawali dari persiapan yang meliputi persiapan

wadah, persiapan air, persiapan bahan dan peralatan lapangan pendukung laianya.

Wadah uji dan peraltan lainya sebelum digunakan dibersihkan terlebih dahulu

sehingga wadah steril dan tidak terkontaminasi. Persiapan air dan penetasan telur,

pemeliharaan disiapkan setelahnya dengan cara mengadap air sebelum

digunakan.

3.4.1 Pengumpulan Spermatozoa dan Sel Telur

Ikan yang digunakan adalah induk jantan dan betina ikan tawes( Puntius

javanicus).Sperma diambil dari tempat penyimpanan selama 3 hari, sedangkan

telur diperoleh dari seekor induk betina yang matang gonad.Masing –masing

induk betina yang matang gonad diberi rangsangan hormon Ovaprim.Penyuntikan

di lakukan sebanyak 1 kali.

Telur diperoleh sebanyak 10 jam setelah penyuntikan, telur diperoleh dari

hasil ovulasi induk betina dengan cara striping. Telur ditampung pada baskom

steri , jumlah telur yang di uji pada masing-masing percobaan adalah 100 butir

telur.

Pengamatan fertilitas dilakukan setelah terjadi pembuahan, proses

pembuahan dilakukan dengan cara mengambil telur sebanyak 100 butir untuk

setiap perlakuan uji, kemudian telur dicampurkan dengan sperma yang telah

diencerkan kedalam gelas ukur lalu diaduk mengunakan bulu ayam selama 1

Page 17: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

17

menit, selanjutnya diberi sedikit air cleo kemudian telur ditebar kedalam wadah

uji yang telah diberi airasi.

3.5 Parameter Uji

3.5.1 Persentase Pembuahan

Setelahpengamatanspermayangtelahdisimpankemudian

campurkanspermatersebutkedalamteluryangtelah disediakanaduksampai

meratadengan menggunakanbuluayam.Fertilisasi (FR)telur dihitung dengan cara

membandingkan telur yangdibuahi dengan jumlah.Telur yang

diteteskan,kemudian dinyatakan dalam persen (Hui et al,2012) menurut rumus :

FR ¿jumlahtelur yang terbuahi

jumlahtelur yang diinkubasix100%

3.5.2Persentase Penetasan

Penetasan telur ikan adalah kegiatan merawat telur yang telah terbuahi

hingga telur tersebut menetas. Telur yang dibuahi berkembang menjadi embrio

dan akan menetas menjadi larva sedangkan telur yang tidak terbuahi akan mati.

Daya tetas (DT) telur ikan tawes dihitung dengan cara menghitung larva satu

persatu,kemudian dinyatakan dalam persen. (Hui et al, 2012) menurut rumus :

HR¿ jumlahtelur yangmenetasjumlahtelur yang terbuahi

x 100 %

3.5.3 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,

sedangkan rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL)

dengan empat perlakuan dan masing-masing perlakuan ada tiga kali ulangan

perlakuan dalam penelitian ini, yaitu:

Page 18: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

18

P1= Larutan NaCl fisiologis

P2= 0,3 ml air kelapa muda dalam pengencer larutan NaCl fisiologis

P3=0,5 ml air kelapa muda dalam pengencer larutan NaCl fisiologis

P4=0,7 mlair kelapa muda dalam Pengencer larutan NaCl fisiologis

P5=0,9 ml air kelapa muda dalam pengencer larutan NaCl fisiologis

Penggunaan bahan-bahan di atas mengacu penelitian Mariani, (2015 ) belum di

publikasikan personal komunikasi).

Tabel 5. Tabulasidata dan ulangan rancangan acak lengkap

Perlakuan (j) Total

Ulangan (j) P1 P2 P3 P4 P5

1 P1.1 P2.1 P3.1 P4.1 P5.1

2 P1.2 P2.2 P3.2 P4.2 P5.2

3 P1.3 P2.3 P3.3 P4.3 P5.3

Total P1... P2... P3... P4... P5... P...

Rata-rata P1/n P2/n P3/n P4/n P5/n P... (i) (J)

3.6 Analisis Data

Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan Analisis Ragam

(ANOVA) sesuai dengan rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dan untuk mendapatkan perlakuan terbaik dilakukan Uji Jarak

Berganda Duncan taraf signifikansi 5% (Kusriningrum, 2008).

Page 19: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

19

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh data Sperma

ikan tawes yang telah dicampur dengan Air kelapa dan NaCl Fisiologis, yang

telah disimpan dalam lemari es dengan suhu 4oC selama 3 hari, kemudian

dilakukan fertilisasi dengan sel telur untuk mengetahui kemampuan fertilitasnya

setelah dilakukan penyimpanan,sebelumnya Induk betina disuntik dengan Ovaprin

berfungsi untuk meransang terjadinya ovulasi sel telur. Data hasil pengamatan

tersebut didapatkan nilai fertilsasi dan daya tetas telur ikan tawesdari sperma

pasca penyimpanan.

4.1.1 Fertilisasi dan Daya Tetas Ikan Tawes

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh data fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes seperti tabel dan gambar dibawah ini :

Tabel 6. Rataan fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes selama percobaan (sperma pasca penyimpanan)

Parameter uji Perlakuan

P1 P2 P3 P4 P5

Fertilisasi, F (%) ± Stdev 25±4c 34,7±4c 42,7±1b 64,3±4a 51,7±4b

Daya Tetas, HR (%) ± Stdev 14,3±4c 25±3c 32,3±2c 61,7±3a 38,3±1c

Ket : standar deviasi (simpangan baku): mengambarkan seberapa besar perbedaan nilai sampel terhadap rata-ratanya. Semakin besar nilai standar deviasi maka data sampel semakin menyebar (bervariasi) dari rata-ratanya. Sebaliknya jika semakin kecil maka data sampel semakin homogen (hampir sama).

Page 20: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

20

P1 P2 P3 P4 P50

10

20

30

40

50

60

70

0

10

20

30

40

50

60

70

Fertilisasi, F (%) Daya Tetas, HR (%)

Perlakuan

F (%

)

HR (

%)

Gambar 2. Nilai fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes selama percobaan (sperma pasca penyimpanan).

4.2.1 Kualitas Spermatozoa Pasca Penyimpanan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh data Kualitas

spermatozoa ikan tawes pasca pemberian konsentrasi Air kelapa muda dalam

NaCl fisiologis, dengan lama penyimpanan selama 3 hari pada suhu 40c,

penelitian sebelumnya (Mariani, 2015), didapatkan hasil motilitas tertinggi pada

perlakuan P4 sebesar (82,33 %) Dapat disimpulkan bahwa spermatoza dari pasca

penyimpanan tersebut masih mampu bertahan dan masih layak untuk dilanjutkan

ketahap fertilisasi dan daya tetas telur. Namun semakin lama disimpan kualitas

spermatozoa pasca penyimpanan akan menurun, tetapi tingkat motilitas tinggi.

Page 21: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

21

4.1.3 Kualitas air

Hasil penelitian kualitas air berperan sangat penting didalam suatu usaha

pembudidaya maka dari itu kualitas air selama penelitian ini antara lain suhu pagi

berkisar antar 28oC , pH 7 dan DO pagi berkisar 3,7–4,6, sedangkan pada sore hari

suhu 29 oC,pH 7 dan DO sore 3,8 - 4,6.Dapat di lihat pada tabel di bawah ini

Tabel 7. Kualitas air

NO ParameterWaktu

Pagi Sore

1 Suhu 28 0C 29 0C

2 pH 7 7

3 DO 3.7 – 4.6 ppm 3.8 – 4.6 ppm

4.2 Pembahasan

4.2.1 Fertilisasi dan Daya Tetas Telur Ikan Tawes

Hasil fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes yang tertera di tabel 6

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari sperma yang diencerkan dengan NaCl

fisiologis dan Air kelapa muda yang telah disimpan dengan suhu 4oc terhadap

fertilisasi.Hasil percobaan menunjukkan fertilisasi yang terbaik terdapat pada P4

dengan (0,7 %)Air kelapa muda dalam pengencer NaCl fisiologis dengan nilai

rata – rata 64,3 %.Untuk melihat nilai fertilisasi ikan tawes dari hasil anova pada

(lampiran2) menunjukkan bahwa nilai sig < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

perbedaan perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat fertilisasi ikan

tawes.

Page 22: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

22

Fertilisasi dapat didukung oleh kualitas spermatozoa yang baik. Kualitas

sperma (Konsentrasi spermatozoa, motilitas spermatozoa dan komposisi cairan

plasma semen) akan berpengaruh terhadap fertilisasi spermatozoa. Tingkat

fertilisasi nampaknya mengikuti apa yang terjadi pada tingkat kualitas sperma,

jika motilitas yang meningkat memberikan fertilisasi yang tinggi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Adipu et al (2011), bahwa dengan adanya penambahan larutan

NaCl dan air kelapa muda pada pengenceran sperma, maka lama waktu aktivitas

sperma menjadi panjang sehingga sperma memperoleh banyak waktu untuk

menemukan dan membuahi sel telur . Adanya peningkatan waktu tersebut dapat

memperpanjang daya tahan hidup dan keaktifan gerak spermatozoa

(Hidayahturahmah, 2007). Pada kondisi pergerakan sperma aktif dan lincah

sperma mempunyai kemampuan dan 1,38 energi untuk menembus lubang mikrofil

telur (Adipu et al , 2011). Nurman (1998) menyatakan pembuahan adalah proses

terjadinya pertemuan antara spermatozoa dengan sel telur.

Proses pembuahan pada sel telur sangat dipengaruhi oleh kualitas telur,

kualitas sperma dan kecepatan sperma untuk bergerak spontan sehingga mampu

masuk kedalam lubang mikrofil pada sel telur. Selain itu, Rizal dan Efizal (1997)

menambahkan tingginya tingkat pembuahan dikarenakan tingkat pergerakan

spermatozoa yang semakian aktif. Pada perlakuan P1( kontrol) tanpa konsentrasi

air kelapa muda hanya NaCl saja mengalami fertilasasi terendah dengan nilai

rata-rata sebesar (25%) dibandingkan perlakuan P4 sebanyak 64,3, P2 sebanyak

36,6%, P3 sebanyak 42,6% dan P5 sebanyak 51,6%. Diduga dengan NaCl saja

tidak memberikan sumber 138 energi yang cukup untuk proses fertilisasi.

Page 23: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

23

Sesuai dengan pendapat Ardias (2008) yang menyatakan bahwa keberhasilan

fertilisasi sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas sperma, kemudian Iromo

et al.(2007) juga menjelaskan bahwa tingginya fertilisasi berhubungan dengan

komposisi pengencer yang mampu memberikan sumber energi dan perlindungan

pada sperma selama disimpan pada suhu rendah.

Sesuai pendapat Adipu et al.(2011) motilitas yang semakin menurun

mengakibatkan daya fertilisasi sel telur menjadi lemah.Hal ini ditunjukkan pada

data pengamatan motilitas, dimana semakin lama sperma disimpan ketersediaan

nutrisi sebagai sumber energi pada pengencer akan berkurang sehingga motilitas

mengalami penurunan.

Tabel 6 terlihat bahwa pengaruh dari pengenceran NaCl fisiolgis dan Air

kelapa muda pada sperma pasca penyimpan dengan suhu 4oc terhadap daya tetas

telur (HR) telur ikan tawes. Hasil percobaan menunjukkan daya tetas (HR)

tertinggi terlihat pada perlakuan P4 (0,7 %) Air kelapa dalam pengenceran NaCl

fisiologis dengan nilai rata-rata yang tertinggi 61,6 %.Dapat dilihat pada hasil

anova (lampiran 2) menunjukkan bahwa penambahanNaCl fisiologisdan Air

kelapa muda dalam pengenceran sperma pasca penyimpanan memberikan

pengaruh nyata terhadap penetasan telur, hal ini ditunjukkan oleh sig < 0,05.

Menurut Oyen et al ( 1991) dalam Syandri (1993), faktor internal yang

berpengaruh terhadap daya tetas telur adalah perkembangan embrio yang

terhambat karena kualitas spermatozoa dan telur kurang baik. Sedangkan faktor

eksternal yang berpengaruh terhadap penetasan telur adalah lingkungan yang

Page 24: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

24

didalamnya terdapat temperatur air, oksigen terlarut, pH , dan amoniak. Hal ini

didukung oleh pernyataan Masrizal dan Efrizal (1997) bahwa daya tetas telur ikan

tawes selalu di tentukan oleh pembuahan sperma, kecuali bila ada faktor

lingkungan yang mempengaruhi. Selanjutnya dikemukakan bahwa, faktor internal

yang akan mempengaruhi tingkat penetasan telur ikan tawes adalah

perkembangan embrio yang terlambat akibat sperma yang kurang motil.

Hasil yang didapatkan pada perlakuan P4 bisa dilihat dari baiknya tinggkat

motilitas (82,33 %). Hasil penelitian menunjukkan P4 dengan kosentrasi Air

kelapa muda 7% dalam pengenceran NaCl fisiologis spermatozoa dapat

mengoptimalkan motilitas, viabilitas dan mortalitas selama penyimpanan 3 hari,

diduga bahwa Air kelapa muda dapat mempertahankan Mortalitas dan viabilitas

sperma disebabkan kandungan Air kelapa muda yang mampu menutrisi

spermatozoa sehingga sperma masih dapat bertahan selama penyimpanan,

(Mariani,2015).

Chew dan Zulkafli (2010), melaporkan bahwa hasil percobaan terhadap

beberapa spesies ikan dengan nilai fertilisasi tertinggi 20-55 % pada ikan Lele

dumbo dengan teknik penyimpanan sperma, sedangkan pada penetasan

mendapatkan nilai tertinggi 20-53 % pada ikan Semah Malaysia, dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Page 25: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

25

Tabel 8. Fertilisasi dan penetasan pada beberapa spesies ikan

Spesies Fertilisasi (%) Penetasan (%)

Bard Jawa 12-100 5-75

Lele Dumbo 21-37 19-32

Isok Duri 1.2-10 0.8-4.6

Semah Malaysia 20-55 20-53

Ket: Extender (DMSO, ethanol, glyserol dan methanol)

Kemudian disimpulkan bahwa hasil pernyataan pada tabel diatas lebih

rendah dibandingkan dengan peneliti pada fertilisasi dan daya tetas telur ikan

tawes dari sperma pasca penyimpanan dengan menggunakan NaCl fisiologis dan

Air kelapa muda mendapatkan nilai tertinggi sebesar 64.3 %.

Sesuai dengan pendapat Bozkurt (2005) melaporkan bahwa beberapa

percobaan fertilisasi dan daya tetas telur dengan teknik penyimpanan sperma

terdapat nilai tertinggi 21,00±3.6, sedangkan pada daya tetas mendapat nilai

69.60±11.86.

Tabel 9. Fertilisasi dan daya tetas telur dengan menggunakan extender

Penyimpana

n sperma

May Juni

Extender I Extende II Sperma segar Extender I Extender II Sperma

segar

Fertilisasi 21.00±3.60a 15.33±1.15

a

9.00±1.41b 16.67±2.08a 14.33±0.70a 7.00±1.41

b

Penetasan 69.60±11.86

a

58.90±7.75

a

62.50±17.67

a

88.05±1075

a

89.13±10.75

b

70.85±5.8

6b

Ket: Extender I (NaCl, KCl, CaCl2, NaHCO3 dan MgCl2)Extender II (Glukosa dan tris)

Page 26: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

26

Tabel diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan sperma

penyimpanan dari pengencer Extender hasilnya hampir sama dengan peneliti

tentang fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes dengan menggunakan NaCl

Fisiologis dan Air kelapa muda mendapatkan hasil nilai tartinggi sebesar 61,6%.

4.2.2. Manajemen Kualitas Air

Hasil pengukuran kualitas air pada penelitian ini meliputi Suhu, pH dan

DO menunjukkan bahwa kualitas air selama penelitian tidak berpengaruh terhadap

persentase pembuahan dan penetasan telur ikan tawes. Data kualitas air selama

penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 10.Pengukuranmanajemenkualitas air pada saat penebaran telur dari sperma pasca penyimpanan selama penelitian.

NO ParameterWaktu

Pagi Sore1 Suhu 280C 29 0C2 pH 7 73 DO 3.7 – 4.6 ppm 3.8 – 4.6 ppm

Berdasarkan tabel diatas kualitas air pada saat penetasan telur ikan tawes

yang diukur pada wadah penelitian, pH air pagi 7,sore pH 7, DO pagi 3.7– 4.6

ppm, sore DO 3.8 – 4.6 ppm dan suhu air pagi 280C, dan suhu pada sore hari

berkisar antara 29°C. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto, H (2003), bahwa

suhu normal untuk penetasan telur ikan tawes berkisar antara 24 °C - 32 °C.

Sementara untuk DO hanya menggunakan sedikit aerasi, karena aerasi yang besar

dapat menyebabkan kerusakan pada telur.

Page 27: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

27

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan dari sperma pasca penyimpanan pada temperatur 4oC

memberikan pengaruh nyata terhadap fertilisasi dan daya tetas telur ikan

tawes (Puntius javanicus) (P < 0,05).

2. Perlakuan P4 (0,7% NaCl fisiologis dan Air kelapa) memiliki persentase

nilai rataan yang tertinggi dalam penelitian ini dengan nilai persentase

fertilisasi telur ikan ikan tawes (64,3 %) dan pada daya tetas telur ikan

tawes tertinggi terdapat pada perlakuan P4 sebesar (61,6%).

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat di saran bahwa:

1. Untuk penyimpanan sperma ikan tawes dapat menggunakan perlakuanP4

dengan (0,7 %) NaCl fisiologis dan Air kelapa muda tehadap fertilisasi

dan daya tetas telur selama penyimpanan 3 hari pada temperatur 4oC,

namun semakin lama disimpan motilitas semakin menurun.

Page 28: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

28

DAFTAR PUSTAKA

Adipu Y, Sinjal H, dan Watung J. 2011. Ratio Pengenceran Sperma Terhadap Motilitas Spermatozoa, Fertilisasi dan Daya Tetas Telur Ikan Lele (Clarias sp). Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol. 7 NP. 1 April 2011. 48-55.

Affandi, R dan Usman M T.2000. Fisiologi Ikan Hewan Air. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Afiati, B. Tappa. Dan Bjuajawidjaja, 2003.Pengaruh Perbandingan Kuning TelurDan Air Kelapa Muda Terhadap Daya Tahan Hidup (Viabilitas). Spermatozoa Sapi Hasil Pemisaha Media Perternakan 26 (3) : 82,87.

Akcay, E, Y. Bozkurt, S. Secer & N. Tekun. 2004. Cryopreservation Of Mirrol Carp Semen. Turkey Journal Vetenary Animal Science 28: 837-843.

Amri dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agromedia. Jakarta.

Anastasya R. 2010 Peraturan dan Sistem Reproduksi. Diakses pada tanggal 2Desember 2010 pukul 19.00 WIB.

Ardias, N. 2008.Peranan NaCl fisiologis Terhadap Derajad Pembuahan, Penetasan Telur dan Kelansungan Hidup Larva Ikan Koi Crypinus Carpio.(Skripsi).Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, 48 hlm.

Azzura. 2009. Transportasi Ikan . Diakses pada tanggal 30 November 2010 pukul18.00 WIB

Barth AD danOko RJ. 1989. Abnormal Morphology of BovineSpermatozoa.Iowa

Berlina, R. 2004. Potensi Buah Kelapa Muda Untuk Kesehatan dan Pengolahannya. Balai Penelitian Tanaman Kelapa Dan Palma Lain, Perspektif, III (2):46-60. Manado.

Billiet, P. dan S. Burchill.2010.Animal Reproduction.2010: 1 Hlm. 3 juli 2010, pk.10. 10.

Bioma. 2008. Mengawetkan Sperma secara Murah Meriah. http://mybioma.wordpress.com. Diakses pada 1 Desember 2010 pukul 18.00 WIB.

Page 29: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

29

Bozcurt. 2005. Effect of Short-Term Preservation of Mirror Carp, (Cyprinus Carpio)Semen on Motility, Fertilization, and Hatching Rates.The Israeli Jurnal of Aquaculturre-Bamidgeh 57(3).

Chew P. C dan Zulkifli. A. R. 2010. Sperm Cryopreservation of Some Freshwater Fish Spesies in Malaysia. Freshwater Fisheries Research Division, FRI Glami Lemi, Jelebu, Negeri Malaysia.

Erans.D.H 1993. The Physiology of Fishes . CRC. Press London.

Evi, R. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Penerbit Mutiara Sumber WidyaJakarta, 150 hlm.

Fujaya,Y. 2002.FisiologisIkan:Dasar Pengembangan Teknik Perikanan,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Jakarta.

Garname. 2011. Uji Motilitas Sperma ikan Mas (Cyprinus Carpio)Sebagai Acuan Kegiatan Pengawetan Sperma .[PKM Ai]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Harefa, F. 2000. Pembudidayaan Artemia Untuk Pakan Udang dan Ikan. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Heryadi, D., Sutisna dan Sutarmanta. 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Kanisius, Yogyakarta.

Hidayaturrahmah 2007. Waktu Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa danPeningkatan Volume Semen dan Kualitas Spermatozoa Ikan belutuMelalui Kombinasi Penyuntikan HCG dan Ekstrak Hipofisa Ikan Mashttp://jurnalpdn.irpi.co.id diakses

Hoar, W. S., D. J. Randal and E. M. Donaldson. 1969. Fish Physiology. P:5-7. Reproduktion. Vol 1x. Part B. Academic Press. New York.

Horvath,. E. Miskolczi dan B.Urbayi. 2003. Cryopreservation of Common Sperm. Aquatic Living Resources16: 457 – 460.

Hui W, Xiaowen Z, Haizhen W, Jun Q, Pao X, dan Ruiwei L. 2012. Joint Effect of Temperatur, Salinity ang pH on the Percentage Fertilization and Hacthing Rate of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus). Aquaculture Research. Hal 1-11.

Iromo, H., I. Supriatna, dan E. Riani. 2007. Efektifitas Pengencer Laktat Ringer, Modifikasi Ringer dan Larutan Fisiologis NaCl Terhadap ViabilitasPreservasi Spermtozoa Ikan Baung (Mystus nemurus) Acuaqultura Indonesia 8 (1) : 49 - 57.

Page 30: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

30

Isnaini, N. 2002. Pengaruh Lama Simpan Terhadap Kualitas Semen Ayam Arab Dalam Pengencer Ringer’s-Sari Buah Pisang Pada Suhu 40c. Habitat2 8 (4) :258-268.

Jamieson, B. G. M. 1991. Fish Evolution and Systematic Evidence From Spermatozoa. 1stEdition. Cambridge Uiversity Press. New York. 319 PP.

Kottelat, M., J. A. Whitten., N. S. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo, 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. DalhousieUniversity. Canada.

Kusriningrum, R. S. 2008. Perancangan Percobaan.Universitas Air Langga Press. Surabaya. hal. 172-190.

Lagler, K. F, Bardach, J. E and Miller, R. E., 1977. Ichtyology. Jonh Willey & Sony. New Your. USA.

Lahnsteiner, F., N. Mansour dan T. Weismann. 2002. The Cryopreservation of Spermatozoa of the Burbot, Lota lota(Gadidae, Teleostei). Cryobiology 45: 195-203.

Lorenz, K., dan Dilsaver., W. 1959. Proso, Milling Characteristics, Proximate Composition, Nutritive Value Of Flour. Cereal Chemestry 57: 16-20.

Mariani D. 2015.Pengaruh Penggunaan Konsentrasi Air Kelapa muda Pada Pengenceran NaCl Fisiologis Terhadap Kualitas Spematozoa Ikan Tawes (Puntius javanicus).Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Teuku Umar. Hal 24-31. Meulaboh

Masduqi. 2009. Manajemen Kualitas Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 20 – 29 hal.

Masrizal danEfrizal 1997. Pengaruh Rasio Pengenceran Mani terhadap Fertilisasi.

Minjoyo, H. 1993. Teknik Pembenihan Ikan Air Tawar. Penebar swadaya, Jakarta.

Murtidjo.2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Penerbit Kanasius. Jogjakarta.

Nelson S. Josep. 2006. Fishes of the World. Wiley. Canada. Canada.

Oyen.1991. Effect on Acid Stress on Embrionik Development on Common carp (Cyprinus carpio) Aquaculture.19 hal.

Rurangwa, E., D.E. Kime, F. Ollevier & J.P. Nash. 2004. The Measurement of Sperm Motility and Factors Affecting Sperm Quality in Culture Fish. Aquaculture234: 1-28.

Rustidja, 1999 . Pemisahan Spermatoa x dan y Ikan Mas (Cyprinus Carpio).

Page 31: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

31

Sandy A W. 2005. Pengaruh subtitusi Santan Kelapa pada NaCl fisiologisTerhadap waktu Penyimpanan Dan Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus carpio L) Skripsi . Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Santoso,B. 2001.Petunjuk Praktis Budidaya Tawes. PenerbiKanisius. Yogyakarta.

Sinjal, H. 2014. Pengaruh Vitamin C TerhadapPerkembangan Gonad, Daya Tetas Telur dan Sintasan Larva Ikan Lele Dumbo (Clarias sp) . Jurnal 2 (1) 29-22

Sultana.M., M. Nahiduzzaman, M.M. Hasan, M.U.H. Khanam dan M.A.R. Hossain, 2010. J. Zool. Rajshahi. Univ. 28:51-55.

Sumantadinata, K., 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sunarma, A. 2007. Kriopreservasi Spermatozoa Ikan Nilem (Osteochilus hasseltii) Menggunakan Ekstender Dan Krioprotektan Berbeda. Tesis Program Pascasarjana - Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto: xvii + 73 hlm.

Susanto, H. 2003. Usaha Pembenihan dan Pemberantasan Ikan Tawes. Penebar Swadaya , Jakarta.

Syandri H. 1993. Berbagai Dosis Ekstrak Hipofisa dan Pengaruhnya Mani dan Daya Tetas Telur Ikan Mas (Cypinus Carpio L). Jurnal Terubuku. Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta. Padang.

Toliher, M. R.1981. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Angkasa Bandung, 290

Toliher, M. R. 2004. Inseminasi Buatan Ternak. Angkasa, Bandung, Jawa Barat.

Usman M T dan Affandi R.2002, Biologi Reroduksi Ikan Agromedia, Pustaka

Jakarta.

Viveiros, A.T.M., N. So dan J. Komen. 2000. Sperm Cryopreservation Of African Catfish, Clarias Gariepinus: Cryoprotectants, Freezing Rates And Sperm:Egg Dilution Ratio.Theriogenology 54: 1.395-1.408.

Lampiran 1. Tabel fertilisasi dan daya tetas telur ikan tawes

Page 32: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

32

Tabel Fertilisasi telur ikan tawes

Data fertilisasi F (%)

Perlakuan Ulangan Total Rataan Stdev1 2 3

P1 20 28 27 75 25 4.359

P2 30 36 38 104 34.66667

4.163

P3 42 44 42 128 42.66667

1.155

P4 60 65 68 193 64.33333

4.041

P5 51 48 56 155 51.66667

4.041

Tabel HR

Data daya tetas HR (%)

PerlakuanUlangan

Total Rataan Stdev1 2 3

P1 10 15 18 43 14.33333 4.041

P2 22 28 25 75 25 3

P3 32 35 30 97 32.33333 2.517

P4 58 62 65 185 61.66667 3.512

P5 39 38 38 115 38.33333 0.577

Page 33: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

33

Lampiran 2. Analisis sidik ragam (ANOVA) fertilisasi dan daya tetas (HR)

1. Anova fertilisasi, F (%) telur ikan tawesANOVA

F (%)Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 2764,667 4 691,167 49,135 ,000

Within Groups 140,667 10 14,067Total 2905,333 14Ket : nilai significant (sig.)<0,05 : maka ada pengaruh percobaan terhadap nilai fertilisasi telur ikan tawes. Untuk melihat percobaan yang terbaik maka perlu dilakukan uji lanjut SNK.

F (%)Student-Newman-Keulsa

Perlakuan NSubset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5P1 3 25,000P2 3 34,667P3 3 42,667P5 3 51,667P4 3 64,333Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.Ket : hasil uji lanjut memperlihatkan bahwa percobaan yang memberikan hasil yang terbaik terhadap nilai fertilisasi adalah P4 (7%).

2. Anova daya tetas, HR (%) telur ikan tawesANOVA

HR (%)Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 3762,667 4 940,667 106,090 ,000

Within Groups 88,667 10 8,867

Page 34: Universitas Teuku Umarrepository.utu.ac.id/1141/1/BAB I_V.docx · Web viewNilai pH didefinisikan sebagai negatif logaritma dari kosentrasi ion hidrogen dan nilai asam ditunjukkan

34

Total 3851,333 14Ket : nilai significant (sig.)<0,05 : maka ada pengaruh percobaan terhadap nilai fertilisasi telur ikan tawes. Untuk melihat percobaan yang terbaik maka perlu dilakukan uji lanjut SNK.

HR (%)Student-Newman-Keulsa

Perlakuan NSubset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5P1 3 14,333P2 3 25,000P3 3 32,333P5 3 38,333P4 3 61,667Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.Ket : hasil uji lanjut memperlihatkan bahwa percobaan yang memberikan hasil yang terbaik terhadap nilai daya tetas adalah P4 (7%).