UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA FAKULTAS ILMU …repository.fisip-untirta.ac.id/1094/1/STRATEGI...
Transcript of UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA FAKULTAS ILMU …repository.fisip-untirta.ac.id/1094/1/STRATEGI...
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL KOMUNITAS
GERAKAN BERBAGI NASI DI SERANG
(Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial Komunitas Gerakan
Berbagi Nasi Di Serang )
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
Suheni
NIM 6662130846
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SERANG
2018
i
ii
iii
iv
“Karena sesungguhnya sesudah kesuliatan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan” (QS. Alam Nasyroh 5-6)
Aku Persembahkan
Skripsi Ini Untuk Kedua
Orang Tua Ku
Tersayang dan Adik Ku
Tercinta...
v
ABSTRAK
Suheni. NIM 6662130846. SKRIPSI. Strategi Komunikasi Pemasaran
Sosial Komunitas Gerakan Berbagi Nasi Di Serang. Pembimbing I : Dr.
Nurprapti. W., M.Si. dan Pembimbing II : Ari Pandu Witantra, S.Sos,
M.I.Kom
Gerakan berbagi nasi di Serang merupakan gerakan dari Swadaya masyarakat
atas keprihatinan mereka terhadap masyarakat Indonesia yang masih
kelaparan atau gerakan kepedulian yang membantu orang-orang yang
membutuhkan melalui sebungkus nasi. Komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang dalam mengajak masyarakat agar ikut dalam kegiatan membagikan
sebungkus nasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi
komunikasi pemasaran sosial komunitas gerakan berbagi nasi di Serang.
Penelitian ini menggunakan teori pemasaran sosial dari Kotler dan Roberto
adalah menganalisis lingkungan, memilih target adpter dan segmentasi pasar,
mendesain dan strategi pemasaran sosial, perencanaan, pengorganisasian dan
pelaksanaan serta evaluasi. Metode penelitian yang digunakan metode
penelitian kualittaif deskrptif dan teknik pengumpulan data dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa tahapan target pasar dan segmentasi pasar yang tidak dibatasi, strategi
promosi yang digunakan yaitu melalui media sosial, media massa,
communication personal, melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi yang efektif sehingga strategi pemasaran sosial ini mampu
mendapatkan banyak relawan.
Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Pemasaran Sosial , Gerakan Berbagi
Nasi Di Serang
vi
ASTRACT
Suheni. NIM 6662130846. Thesis. Social Marketing Comumunication
Strategy of rice Sharing Movement Community in Serang. Supervisor I:
Dr. Nurprapti. W., M.Si. dan Supervisor II : Ari Pandu Witantra, S.Sos,
M.I.Kom
Berbagi nasi movement City Serang is movement for Swadaya society on
concerned they about society Indonesia still starving or movement a care
which helps people in need through berbagi nasi. Community movement
berbagi nasi in City Serang in inviting the community to participate in the
activities of distributing a pack of rice. The purpose of this research is to know
how social communication marketing strategy of community movement
berbagi nasi City Serang. This research using social marketing theory from
Kotler and Roberto is analyzing the environment, choosing target adopter and
market segmentation, designing and marketing social strategies, planning,
organizing and implementation and evaluation. The research method used
descriptive qualitative research method and data collection techniques of
interview, observation and documentation. The results of this study indicate
that the stages target market and market segmentation is not restricted,
promotional strategies used are through social media, media massa,
communication personal, do planning, preparation, implementation and
evaluation of effective social marketing strategy that is able to get a lot of
volunteers.
Keywords : Communication Strategy, Social Marketing, Berbagi Nasi
Serang
vii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Atas ijin Allh SWT
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi
Pemasaran Sosial Komunitas Gerakan Berbagi Nasi Di Serang”. Penulisan
skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana strata (S1) pada program studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis akan menerima segala kritik dan saran yang membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih atas segala
rahmat serta do’a, dukungan, motivasi, bimbingan dan bantuan dalam proses
penelitian serta penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan FakultasI lmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
viii
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, Selaku Ketua Prodi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa
4. Ibu Dr. Nurprapti Wahyu W, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
yang selalu memberikan pengarahan dan meluangkan waktu
kepada penulis
5. Bapak Ari Pandu Witantra, S.Sos, M.I.Kom selaku Dosen
Pembimbing II yang juga telah bersedia membimbing dan memberi
arahan yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini
6. Ibu Isti Nursih, S.I.P., M.I.K. selaku Dosen Pembimbing
Akademik
7. Kepada Ibu Dr. Nina Yuliana, M.Si selaku penguji I, Bapak Ail
Muldi, S.Sos, M.I.Kom selaku penguji II dan Ibu Dr. Nurprapti
Wahyu W, M.Si selaku penguji III. Penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya
8. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa yang telah memberikan ilmu selama penulis
duduk dibangku perkuliahan
9. Staf Prodi Ilmu Komunikasi yang telah membantu proses
penyelesaian studi
ix
10. Komunitas Gerakan Berbagi Nasi Serang yang telah membantu
dalam proses penelitian sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini
11. Ka Fajar, Nining dan Nyimas terimakasih telah bersedia
meluangkan waktu menjadi Key Informan dan memberikan
informasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
12. Kedua orang tua saya yang tercinta Ibu Onah dan Bapak Subari ,
terimakasih yang selalu ikhlas dan penuh kesabaran dalam
memberikan kasih sayang, dukungan, semangat serta dorongan
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
13. Adik tercinta Sunayah yang telah membantu penulis dengan do’a,
dukungan dan perhatian dalam berbagai hal
14. Semua sahabat seperjuangan aku Denisa Anpertala, Esti Mira Mei
M, Maemunah, Faisal Ramadhan, Try Ariyanto, Nila Nurmala,
IKOM B, HUMAS 4D dan Ilmu Komunikasi 2013
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Atas segala kekurangannya yang menjadi kelemahan dalam skripsi akan
berterimakasih jika ada yang berkenan untuk memberikan kritik dan saran
guna perbaikan pada kesempatan lain.
Hormat Saya,
Suheni
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Identifikasi Masalah .................................................................................. 9
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
1.5.1 Manfaat Akademis ...................................................................... 9
1.5.2 Manfaat Praktik .......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 11
2.1 Kajian Teoritis ........................................................................................... 11
2.1.1 Komunikasi Kelompok ............................................................... 11
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Kelompok ......................................... 14
2.1.3 Fungsi Komunikasi Kelompok ................................................... 16
2.2 Tinjauan Strategi Komunikasi .................................................................. 17
xi
2.2.1 Strategi Komunikasi ................................................................... 17
2.3 Pemasaran Sosial ........................................................................................ 21
2.3.1 Pemasaran Sosial ........................................................................ 21
2.3.2 Elemen-Elemen Pemasaran Sosial .............................................. 24
2.3.3 Tahapan Komunikasi Pemasaran Sosial ..................................... 32
2.3.4 Faktor- Faktor Keberhasilan dan Penghambat ............................ 37
2.4 Komunitas .................................................................................................. 39
2.5 Minat ......................................................................................................... 41
2.6 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 42
2.7 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 53
3.1 Metode Penelitian....................................................................................... 53
3.2 Paradigma Penelitian .................................................................................. 54
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 54
3.4 Informan Penelitian ................................................................................... 57
3.5 Analisis Data .............................................................................................. 58
3.6 Teknik Keabsahan Data ............................................................................. 59
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian .................................................................... 60
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 62
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................ 61
4.1.1 Sejarah Komunitas Gerakan Berbagi Nasi .................................. 62
4.1.2 Visi dan Misi Gerakan Berbagi Nasi .......................................... 65
xii
4.2 Deskripsi Data ............................................................................................ 66
4.3 Hasil Penelitian .......................................................................................... 68
4.3.1 Menganalisis Lingkungan Pemasaran Sosial .............................. 69
4.3.2 Memilih Target Adopter dan Segmentasi Pasar ......................... 75
4.3.3 Mendesain Tujuan dan Strategi Pemasaran Sosial...................... 79
4.3.4 Merencanakan Program Pemasaran Sosial ................................. 83
4.3.5 Pengorganisasian dan Implementasi ........................................... 85
4.3.6 Mengontrol dan Evaluasi ............................................................ 90
4.4 Pembahasan ............................................................................................... 95
4.4.1 Menganalisis Lingkungan Pemasaran Sosial .............................. 97
4.4.2 Memilih Target Adopter dan Segmentasi Pasar ......................... 100
4.4.3 Mendesain Tujuan dan Strategi Pemasaran Sosial...................... 103
4.4.4 Merencanakan Program Pemasaran Sosial ................................. 105
4.4.5 Pengorganisasian dan Implementasi ........................................... 106
4.5.5 Mengontrol dan Evaluasi ............................................................ 108
4.5 Faktor Pendukung dan Hambatan Gerakan Berbagi Nasi.......................... 111
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 112
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 112
5.2 Saran .......................................................................................................... 115
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 116
LAMPIRAN .................................................................................................... 118
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 147
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel Badan Pusat Statistik .................................................................. 2
2. Tabel Penelitian Terdahulu .................................................................. 49
xiv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 4.3.2 Relawan .................................................................. 77
2. Gambar 4.3.3 Target Sasaran ......................................................... 78
3. Gambar 4.3.4 Media Sosial ......................................................... 80
4. Gambar 4.3.5 Media Massa ........................................................... 82
5. Gambar 4.3.6 Kegiatan-Kegiatan ................................................... 86
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Observasi ............................................................................. 119
2. Pedoman Wawancara ........................................................................... 120
3. Transkip Wawancara ............................................................................ 125
4. Lampiran Dokumentasi ....................................................................... 141
5. Catatan Bimbingan .............................................................................. 146
6. Riwayat Pendidikan ............................................................................ 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskininan merupakan persoalan kompleks dan tampaknya akan
terus menjadi persoalan aktual dari masa ke massa. Kemiskinan
merupakan masalah sosial laten yang senantiasa hadir di tengah-tengah
masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Salah satu yaitu
permasalahan kemiskinan di Indonesia yang masih belum teratasi.
Menurut Badan Pusat Statistik menyatakan, indeks kedalaman kemiskinan
dan indeks keparahan kemiskinan Indonesia dari tahun 2016 hingga 2017
masih mengalami kenaikan dari 1,74 mengalami kenaikan menjadi 1,83.
Persoalan kemiskinan bukan hanya di lihat dari jumlah presentase
penduduk miskin semata, melainkan juga tingkat kedalaman dan
keparahan kemiskinan. Sebab semakin parah tingkat kemiskinan di sebuah
negara maka semakin sulit mengentaskan kemiskinan.1
Khususnya untuk daerah Kota Serang provinsi Banten tingkat
kemiskinannya masih tinggi. Berdasarakan Berdasarkan Data Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Serang jumlah dan persentase Penduduk Miskin di
Kota Serang Tahun 2013 – 2015 :2
1 https://ekbis.sindonews.com/read/1221394/33/gawat-kemiskinan-di-indonesia-makin-parah/
2 https://serangkota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-Kesejahteraan-Rakyat-Kota-Serang-
2015.pdf
2
Tabel 1.1
Tingginya angka kemiskinan di Indonesia khususnya daerah Kota
Serang Provinsi Banten pada saat ini sungguh memprihatikan ini terlihat
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang angka
kemiskinan naik pada tahun 2014 yakni 5,7 persen atau 36,18 ribu
penduduk. Sedangkan pada tahun 2015 6, 28 persen atau 40, 19 penduduk.
Dalam hal ini, pemerintah saja tidak cukup untuk menanggulanginya.
Dengan begitu, untuk membantu menanggulangi tingginya angka
kemiskinan tersebut masyarakat ikut peran dan berpartisipasi dalam
mengatasi permasalahan kemiskinan dengan membuat suatu gerakan
sosial yang bertujuan untuk suatu perubahan.
Dalam UUD 1945 Pasal 34 ayat 1 disebutkan bahwa “Fakir miskin
dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”, maka sebagai warga
negara bisa berperan aktif untuk membantu fakir miskin dan anak-anak
terlantar tersebut diantaranya yaitu melalui komunitas gerakan sosial.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang
Tahun Penduduk Miskin
(Ribu Jiwa)
Persentase
Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan
(Rp/kapita/bulan)
2013 36,70 5,92 236.039
2014 36,18 5,70 242.977
2015 40,19 6,28 255.614
3
sama. Dalam suatu komunitas, individu-indivu didalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan
sejumlah kondisi lain serupa. Sebagai makhluk sosial, individu yang
bergabung pada kelompok sosial selain untuk mencapai tujuan pribadi jika
diimbangi dengan tujuan sosial yaitu melakukan kegiatan sosial.
Kegiatan sosial dalam masyarakat adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat secara sukarela yang bertujuan untuk
membantu orang lain yang membutuhkan, baik itu dalam bentuk jasa,
motivasi atau dukungan. Dewasa ini, kegiatan sosial dimasyarakat gencar
dilaksanakan oleh berbagai kalangan masyarakat baik itu pelajar,
mahasiswa, pekerja maupun pelaku usaha. Hal ini ditandai dengan
munculnya komunitas salah satunya yaitu Komunitas Gerakan Berbagi
Nasi.
Komunitas gerakan berbagi nasi merupakan gerakan dari Swadaya
masyarakat atas keprihatinan mereka terhadap masyarakat Indonesia yang
masih kelaparan atau gerakan kepedulian yang membantu orang-orang
yang tidak mampu melalui sebungkus nasi. Kegiatan ini, pertama kali
dilaksanakan di Kota Bandung yang kemudian diikuti oleh lebih dari 84
kota di Indonesia. Kurangnya nutrisi, dan perihnya rasa lapar itu membuat
manusia menjadi kurang produktif. Motivasi mencari sesuap nasi menjadi
alasan untuk mencari nafkah. Rasa lapar ini pula yang membuat manusia
4
terpaksa melakukan kegiatan negatif seperti mencuri, maling, jambret,
rampok dan lainnya semata-mata karena dorongan dari perutnya.3
Walaupun saat ini dimulai dengan semangat untuk membagikan
sebungkus nasi sebagai cerminan melihat realita yang ada di lapangan.
Dan sebungkus nasi ini baru langkah awal untuk berbuat sesuatu dan
berusaha mempersatukan kembali nusantara tercinta ini walau hanya
dengan sebungkus nasi. Dengan memanfaatkan jejaring sosial Twitter,
Facebook dan Instagram gerakan berbagi nasi ini menghimbau berbagai
masyarakat dari berbagai daerah untuk membantu sesama melalui
sebungkus nasi. Salah satunya komunitas gerakan berbagi nasi kini telah
berada di Kota Serang atau bisa di sebut dengan BerNas (Komunitas
Berbagi Nasi di Serang).
Gerakan berbagi nasi di Serang ini adalah gerakan sosial untuk
membantu dan semangat untuk berbagi. Dengan adanya komunitas
berbagi nasi di Serang ini dapat membantu saudara kita yang masih susah
mendapatkan makan teratur. Karena Kota Serang masih banyak warga
yang kurang mampu, sehingga mereka susah untuk mendapatkan makan
teratur.
Sebungkus nasi itu hanyalah alat perantara yang bisa di sebut
#PejuangNasi, Istilah yang digunakan kepada teman-teman yang ikut
berpatisipasi baik secara finacial, berdonasi nasi bungkus. Sebagai tempat
untuk mencurahkan rasa syukur dan belajar mengasah kepekaan terhadap
3 http://www.berbaginasi.com/2016/07/sekilas-perjalanan/
5
sesama. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Fajar Maulana Pada 1
Desember 2017 mengatakan tujuan dari gerakan ini untuk membantu
masyarakat, sebagian orang-orang dilingkungan kita yang kelaparan
mereka makan sedapat rezekinya saja. Disini gerakan berbagi nasi sebagai
penyambung semangat mereka untuk esoknya untuk membantu mereka
dalam kebutuhan primer karena kalau tidak makan kita susah untuk
menyambung hidup ke depannya.
Komunitas berbagi nasi di Serang melakukan kegiatan berbagi nasi
satu kali dalam seminggu yaitu dilakukan pada Jum’at malam dan hari
minggu di akhir bulan. Dimana kegiatan ini bergerak pada malam hari,
para pejuang nasi biasa berkumpul di Kantor Pos Alun-Alun Kota Serang.
Dengan amunisi atau nasi bungkus yang tersedia, para pejuang nasi mulai
membagikan nasi bungkus tersebut kepada target adapun targetnya adalah
para pekerja malam, orang-orang tidak memiliki tempat tinggal dan orang-
orang yang dirasa layak menerima sebungkus nasi.
Kegiatan berbagi nasi ini dilakukan pada malam hari dikarenakan
ketika malam hari kita dapat mengetahui secara langsung mana orang yang
benar-benar membutuhkan. Para pejuang nasi memilih orang-orang
tertentu yang lebih berhak mendapatkannya tanpa meminta sehingga para
pejuang nasi turun langsung untuk memberikan sebungkus nasi.
Berdasarkan keterangan di atas bahwa makna berbagi dalam komunitas ini
tidak perlu menunggu kita mempunyai uang yang banyak untuk berbagi
sesama kepada mereka yang kurang mampu, Karena kita ingin berbagi,
6
tapi kebanyakan dari kita tidak tahu harus mulai dari mana, maka dari itu
dengan sebungkus nasi saja sudah dapat membantu dan berbagi kepada
mereka kurang mampu.
Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini sudah berdiri selama
5 tahun lebih dan gerakan berbagi nasi Serang tidak memiliki aturan yang
sulit untuk siapa saja ingin bergabung. Sehingga relawan yang ikut
berbagung bisa tidak menetap, dalam membentuk sebuah komunitas
gerakan sosial tidaklah mudah apalagi menjadi gerakan sosial yang global,
dimana masyarakat tertarik untuk bergabung dan membentuk gerakan
yang sama.
Komunitas berbagi nasi di Serang agar terus berkembang dan
menjadi wadah silaturahmi untuk mengumpulkan, memberdayakan,
menginspirasi dan membuat kegiatan berbagi nasi bisa upgrade ke tingkat
yang lebih tinggi. Agar tujuan aktivitas gerakan berbagi nasi dapat
berlansung dengan baik dibutuhkannya strategi komunikasi. Pentingnya
strategi komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu saja.
Dalam prosesnya, komunikasi kadang tidak berjalan dengan mulus di
butukan strategi agar komunikasinya berjalan dengan efektif. Dalam
proses komunikasi pasti terdapat hambatan-hambatan datau gangguan
dalam prosesnya disinilah strategi untuk meminimalisir hambatan dalam
proses komunikasi.
7
Startegi adalah perencanaan yang di buat untuk mencapai suatu
tujuan, sedangkan strategi komunikasi adalah perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen (communication management)
untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut strategi
komunikasi harus menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis
harus dilakukan dalam arti bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda
sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. Strategi komunikasi
juga dapat menentukan berhasil atau tidaknya kegaiatan komunikasi secara
efektif.
Sesuai dengan hasil pra penelitian penulis menemukan
permasalahan yaitu komunitas gerakan berbagi nasi di Serang relawannya
atau para pejuang nasinya di bilang masih sedikit maka dari itu komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang mengajak masyarakat agar ikut gerakan
peduli sosial dengan mengikuti kegiatannya. Dalam hal ini, strategi
komunikasi pemasaran sosial sangat diperlukan dalam penelitian ini.
Sedangkan pemasaran sosial yaitu suatu penerapan konsep pemasaran
pada aktivitas non-komersial yang berhubungan dengan kepedulian
kemasyrakatan, kesejahteraan rakyat dan pelayanan sosial.
Strategi yang dilakukan oleh komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang dalam memperkenal komunitasnya yaitu melakukan berbagai
macam strategi yaitu melalui media sosial, media massa dan mulut ke
mulut. Dalam melakukan starteginya komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang hanya berfokus kepada media sosial seperti facebook, twitter,
8
instagram dan mulut ke mulut, sehingga strategi komunikasi yang
dilakukan tidak efektif, sehingga relawan atau para pejuang nasi
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang masih sedikit saja walaupun
sudah berdiri hampir 5 tahun.
Sehingga komunikasi pemasaran sosial untuk mempengaruhi
individu dan sekelompok orang yang dapat membentuk sikap dan perilaku
baru dan ideologi yang di harapkan. Prosedur untuk menjadi Relawan
tidaklah rumit tinggal datang di kegiatan dengan membawa semangat
untuk berbagi dan membawa sebungkus nasi atau lebih. Jika relawan yang
masih belum bisa membantu dengan materi, bisa membantu bergerilya
bareng dengan komunitas gerakan berbagi nasi Serang. Berdasarkan
uraian diatas latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
melakukan penelitian tentang : “Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial
Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
“Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial
Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang”
9
1.3 Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi indentifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Apa strategi komunikasi pemasaran sosial komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang ?
2. Apa saja faktor pendukung dan hambatan komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran
tersebut?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran sosial komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan hambatan komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang dalam melakukan strategi komunikasi
pemasaran sosial tersebut
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini di bagi dalam dua manfaat,
yaitu :
1.5.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya
dengan kajian studi ilmu komunikasi, khusunya tentang strategi
10
komunikasi dan kelompok gerakan sosial. Sedangkan manfaat dalam ilmu
pengetahuan dan wawasan strategi komunikasi pemasaran sosial dalam
mengatasi suatu permasalah sosial.
1.5.2 Manfaat Praktik
Penelitian ini diharapakan mampu memberikan informasi kepada
masyarakat yang ingin berbagi peduli sosial melalui komunitas berbagi
nasi Kota Serang, serta mampu menjadi bahan referensi dan perbandingan
penelitian selanjutnya dalam kajian yang sama
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Komunikasi Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan orang-orang yang berinteraksi
bersama untuk membagi nilai, norma, dan harapan tentang kebersamaan
jangka panjang diantara mereka. Kelompok adalah pengembangan struktur
relasi internal di antara para anggota melalui pertukaran dan
pengembangan nilai, norma, status dan peranan yang struktur internalnya
bisa formal maupun infomal, bisa kaku sampai luwes, dan bisa statis
sampai dinamis. Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang bersatu
karena mempunyai identitas yang sama, yang terkait karena mempunyai
perasaan dan kepentingan yang sama, sekaligus membedakan karaktersitik
mereka dengan orang-orang lain yang ada dalam masyarakat tempat
mereka tinggal.
Kelompok terbentuk karena adanya sejumlah orang yang
bekerjasama dengan kesamaan tujuan, yang cenderung memiliki
karaktersitik sama, sehingga mereka bisa berpartisipasi satu sama lain
(Cartwright dan Zander).4 Komunikasi merupakan dasar semua interaksi
manusia dan untuk semua fungsi kelompok. Setiap kelompok harus
menerima dan menggunakan informasi dan proses terjadi melalui
4 Alo Liliweri. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Askara. 2014. Hal 19-20
12
komunikasi. Eksistensi kelompok tergantung pada komunikasi,
pada pertukaran informasi dan meneruskan (transmitting ) arti
komunikasi.
Komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang
dilakukan kelompok kecil tersebut (small group communication).
Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi
antarpribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku
juga bagi komunikasi kelompok. Hampir sama dengan bentuk – bentuk
komunikasi lainnya seperti komunikasi organisasi, massa, intrapersonal
dan interpersonal. Komunikasi kelompok juga memilki unsur – unsur
komunikasi seperti komunikator, komunikan, pesan, media dan hambatan
(noise) dalam melaksanakan proses komunikasinya. Bedanya hanya
konteks yang terjadi yaitu pada lingkup kelompok formal.
Kelompok juga memiliki tujuan-tujuan yang diperjuangkan
bersama, sehingga kehadiran setiap orang dalam kelompok diikuti dengan
tujuan-tujuan pribadinya. Dengan demikian, kelompok memiliki dua
tujuan utama, yaitu tujuan masing-masing pribadi dalam kelompok dan
tujuan kelompok itu sendiri. Setiap tujuan individu harus sejalan dengan
tujuan kelompok, sedangkan tujuan kelompok harus memberi kepastian
kepada tercapainya tujuan-tujuan individu. Sebuah kelompok akan
bertahan lama apabila dapat memberi kepastian bahwa tujuan individu
dapat di capai melalui kelompok, sebaliknya individu setiap saat dapat
13
meninggalkan kelompok apabila ia menggap kelompok tidak memberi
kontribusi bagi tujuan pribadinya.
14
Ada empat elemen kelompok yang dikemukakan oleh Adler dan
Rodman, yaitu :
a. Interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting,
karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara
kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah
sekumpulan orang yang secara serentak terikat dalam aktivitas yang
sama namun tanpa komunikasi satu sama lain.
b. Sekumpulan orang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak
dapat digolongkan sebagai kelompok.
c. Ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok, tidak ada
ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok.
Tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam
suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok
tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.5
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Kelompok
Karakteristik komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui dua
hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan perjanjian
tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berhubungan dan
berperilaku satu dengan yang lainnya. Severin dan Tankard (2005)
mengatakan norma-norma sosial (sosial norm) terdiri dari dua jenis,
5 Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013. Hal. 271-
272
15
deskrptif dan perintah (injunctive norm). Norma-norma deskriptif
menentukan apa yang pada umumnya disetujui oleh masyarakat.
Keduanya mempunyai dampak pada tingkah laku manusia, namun norma-
norma perintah tampaknya mempunyai dampak yang lebih besar.
Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural,
dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para anggota
kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci
bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok
harus membuat keputusan, apakah melalui suara mayoritas ataukah
dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dari norma tugas
memusatkan pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan (Sendjaja,
2002).
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya,
maka dia menjalankan suatu peran (Soekanto, 2002). Peran dibagi menjadi
tiga, yaitu peran aktif, peran partisipatif dan peran pasif. Peran aktif adalah
peran yang diberikan oleh anggota kelompok karena kedudukannya di
dalam kelompok sebagai aktivis kelompok, seperti pengurus, pejabat, dan
sebagainya.
Peran partisipatif adalah peran yang diberikan oleh anggota
kelompok pada umumnya kepada kelompoknya, partisipasi anggota
macam ini akan memberi sumbangan yang sangat berguna bagi kelompok
16
itu sendiri. Sedangkan peran pasif adalah sumbangan anggota kelompok
yang bersipat pasif, dimana anggota kelompok menahan diri agar memberi
kesempatan kepada fungsi-fungsi lain dalam kelompok dapat berjalan
dengan baik.
2.1.3 Fungsi Komunikasi Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh
adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut
mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan
masalah dan pembuatan keputusan serta fungsi terapi (Sendjaja,2002).
Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, kelompok,
dan para anggota kelompok itu sendiri.
a. Fungsi Hubungan sosial dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu
memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para
anggotanya, seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin
memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan
aktivitas yang informal, santai dan menghibur.
b. Fungsi Pendidikan dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara
formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan
pengetahuan. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari
para anggota kelompok, kelompok itu sendiri, bahkan kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan
tergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah infromasi baru yang
17
dikontribusikan, jumlah jumlah patisipan dalam kelompok, serta
frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok.
c. Fungsi Persuasi, seorang anggota kelompok berupaya memersuasi
anggota lainnya suapaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam sautu kelompok,
membawa risiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya.
d. Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan persoalan dan
membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving)
berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui
sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan (decision making)
berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi.
e. Fungsi terapi, objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap
individu mencapai perubahan personalnya. Tindak komunikasi dalam
kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama pengungkapan diri
(self disclosure). Artinya dalam suasan yang mendukung setiap
anggotanya dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa
yang menjadi permasalahannya.
2.2 Tinjaun Tentang Strategi Komunikasi
2.2.1 Strategi Komunikasi
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi
18
komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada
situasi dan kondisi.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan strategi komunikasi
juga dapat diartikan sebagai suatu cara atau taktik rencana dasar yang
menyulur dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan atau bebarapa sasaran dengan memiliki
sebuah paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi juga
menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif.
Sebagai komunitas BerNas tentunya memiliki tujuan (goal) yang
ingin dicapai, tujuan BerNas yaitu untuk membangun manusia Indonesia
yang kompetitif didasari dari kasi dan sayang terhadap sesama, dengan
dasar gotong royong dan kekeluargaan. Dalam pencapainnya, BerNas
perlu memperkenalkan gerakan berbagi nasi ini agar komunitas BerNas
lebih dikenal oleh masyarakat dan bersemangat untuk berbagi nasi untuk
membantu kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Dalam
penelitian ini, peniliti berupaya mengupas bagaimana peran komunikasi
dan startegi komunikasi pemasrana sosial komunitas berbagi nasi Serang
19
Selain itu, dalam penerapan strategi komunikasi perlu diketahui
tujuan sentral strategi komunikasi seperti yang dikemukakan oleh R.
Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett dalam Effendy,
menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atasa tiga
tujuan utama, yaitu :
a. To secure understanding
b. To establish acceptance
c. To motivate action
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andai kata ia sudah
mengerti dan menerima, maka penerimannya itu harus di bina (to establish
acceptance). Pada akhirnya kegiatan di di motivasikan (to motivate
action). Dalam rangaka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu
pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-
faktor penghambat. Ada beberapa komponen-komponen dalam strategi
komunikasi, antara lain :
1. Mengenali sasaran komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa-
siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi kita itu. Sudah tentu ini
bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar komunikasn hanya
20
sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan
melakukan tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif).
2. Pemilihan media komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu
atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan
dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi
itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing mempunyai
kelibahan dan kekurangan. Sebagai contoh, pesan melalui media tulisan
atau cetak dan media visual dapat di kaji berulang-ulang dan di simpan
sebagai dokumentasi. Pesan melalui media aural dapat didengarkan pada
saat mata dan tangan dipergunakan untuk mengindera hal-hal lain. Pesan
melalui media audio visual dapat ditanggap secara lengkap, dapat dilihat
dan di dengarkan.
3. Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini
menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik
persuasi, atau teknik intruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the
content of the message) dan lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa
satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambang
21
yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah
bahasa, gambar, warna, kial (gesture) dan sebagainya.6
2.3 Pemasaran Sosial
2.3.1 Pemasaran Sosial
Hal yang mendasari kegiatan pemasaran sosial (social marketing)
dapat dianalogikan seperti “menjual” gagasan atau ide untuk mengubah
perilaku dalam rangka meningkatkan kualitas hidup mayarakat. Pemasaran
sosial pertama kali diperkenalkan oleh Philip Kotler dan Zaltman, yang
mengacu kepada penerapan strategi pemasaran dalam memecahkan
permasalahan sosial dan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, secara
sistematis Kotler dan Zaltman mendefinisikan pemasaran sosial sebagai
berikut :
“Pemasaran sosial adalah sebuah desain, implementasi, dan kontrol
atas program yang merupakan kalkulasi dari pengaruh cara menerima
sebuah ide sosial. Termasuk pertimbangan perencanaan produk,
komunikasi, distribusi, dan penelitian pemasaran”.7
Menurut Philip Kotler, mengemukakan bahwa pemasaran sosial
sebagai sesuatu upaya atau strategi Public Relation untuk mengubah sikap
dan perilaku khalayak dalam rangka mengatasi berbagai masalah sosial.
Pemasaran sosial adalah suatu penerapan konsep pemasaran pada aktivitas
6 Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Hal. 32-38 7 Hong Cheng, Philip Kothler, Nancy R Lee. “Social Marketing for Public Health : Golbal Trends
and Success Stories, (USA Jones and Bartlett Publishers, LCC, 2010) Hal.2
22
non-komersial yang berhubungan dengan kepedulian kemasyrakatan,
kesejahteraan rakyat dan pelayanan sosial.
Menurut Kotler dan Nancy mengatakan pemasaran sosial adalah
proses penerapan prinsip dan teknik pemasaran untuk membuat,
mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai-nilai dalam rangka
mempengaruhi perilaku target audien yang bermanfaat bagi masyarakat.8
Pemasaran sosial sering juga disebut dengan kampanye sosial,
karena dalam pelaksanaannya menggunakan strategi kampanye. Hal yang
dikampanyekan adalah cara-cara atau produk sosial untuk mengatasi
masalah sosial yang ada di masyarakat. Kampanye oleh Anna Gregory
(2000) didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan
pencapaian dukungan yang menggunakan berbagai media komunikasi
untuk mendapatkan dukungan publik. 9
Dari definisi tersebut menekankan bahwa proses perencanaan
program untuk mempromosikan perilaku dengan menawarkan manfaat
yang diinginkan sasaran, dan menggunkan teknik persuasif. Sebagai
aplikasi teknologi pemasaran komersial dalam menganalisa,
merencanakan, mengekskusi, dan mengevaluasi program yang didesain
untuk mempengaruhi perilaku “target pasarnya” dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyrakatnya. Tidak seperti pemasaran
komersial yang memberikan keuntungan ekonomis pada konsumen dalam
8 Philip Kotler and Nancy R. Lee. “Up and Out of Poverty : The Social Marketing Solution. (New
Jersey : Wharton School Publishing, 2009) Hal.51 9 Wahyuni Pudjiastuti. “Social Marketing : Strategi Jitu Mengatasi Masalah Social di Indonesia”.
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2016. Hal. 6
23
rangka mencapai tujuan perusahaan, pemasaran sosial bertujuan
memberikan keuntungan pada target sasaran masyarakat dan lingkungan.
Keberhasilan pemasaran sosial biasanya berfokus kepada perilaku
khalyak setelah memperoleh pengaruh dari pesan dalam pemasaran sosial,
apakah berubah atau tidak. Pengaruh tersebut dapat distimulus melalui
pendekatan pola regulasi, edukasi dan intensif terhadap perilaku dan
evaluasi masyarakat (konsumen). Pemasaran sosial mengantisipasi
masalah-masalah sosial yang terjadi dalam proses perubahan sosial.
Pemasaran sosial berperan dalam mengarahkan perubahan melalui
perencanaan. Tetapi memasarkan ide sosial tidak semudah menjual produk
barang. Perubahan sosial sebagai suatu proses mencerminkan dan terkait
dengan dinamika sosial yang menghasilkan dampak yang positif maupun
negatif dalam masyarakat. Dimana termasuk didalamnya struktur, strata
sosial, institusi dan kebijakan sosial.
Dalam pemasaran sosial konsep produk yang dipasarkan
meruapakan ide-ide-ide, gagasan, atau ajakan yang menunjukan pada
perubahan pola perilaku atau kebiasaan baru dalam masyarakat. Di sini
komunitas Gerakan Berbagi Nasi tidak hanyak menjual perilaku semata,
namun komunitas ini juga dapat menawarkan menawarkan pengalaman,
gaya hidup, dan dapat memperoleh bantuan dengan menggunakan
produknya.
24
2.3.2 Elemen-Elemen Pemasaran Sosial
1. Product
Pada dasarnya produk sosial sama dengan produk komersial biasa.
Ada yang tangible dan ada yang intangible. Namun kalau produk
komersial, konsumen harus membeli sedangkan produk sosial umumnya
diberikan secara gratis. Produk komersial dipasarkan untuk mendapatkan
keuntungan, sedangkan produk sosial dipasarkan untuk mengatasi masalah
sosial yang ada di masyarakat. Produk sosial adalah apa saja yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau
dikonsumsi untuk memenuhi harapan, keinginan dan kebutuhan
masyarakat dalam mengatasi masalah sosialnya.
Produk sosial umumnya dikeluarkan oleh pihak-pihak yang peduli
pada masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan tidak untuk
mendapatkan keuntungan. Pihak-pihak tersebut antara lain : pemerintah,
organisasi non-profit atau perusahaan komersial yang memiliki kepedulian
pada masalah sosial. Kotler (1989) juga membagi produk sosial kedalam
beberapa tipe, yaitu produk sosial berupa ide, praktik dan produk nyata.
Ketiga tipe tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ide, bentuknya dapat berupa Belief merupakan persepsi tentang
sesuatu yang did dalamnya tidak mengandung atau termasuk
penilaian dan evaluasi. Attitude merupakan penilaian positif atau
negatif tentang sesuatu (ide, gagasan, orang atau peristiwa).
25
Sedangkan Value adalah keseluruhan pemikiran mengenai apa yang
salah dan apa yang benar mengenai sesuatu.
b. Practice, produk sosial dengan tipe ini dapat berupa tindakan tunggal
atau suatu perilaku yang mapan (behavior).
c. Tangible Object, produk sosial dengan tipe ini merupakan alat yang
digunakan untuk melakukan praktik sosial atau produk fisik yang
menyertai pemasaran sosial.
2. Price
Bentuk price dalam pemasaran sosial sama dengan price pada
aktivitas marketing untuk produk komersial. Ada yang tangible dan dan
ada yang intangible. Ada yang berbetuk uang dan ada yang tidak dalam
bentuk uang. Menentukan harga yang tepat untuk suatu produk sosial
bukan pekerjaan yang mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan
agar harganya tepat dan mampu mengatasi masalah sosial yang ada. Hal-
hal yang harus dipertimbangkan ketika akan menentukan harga produk
sosial adalah sebagai berikut (Kotler, 1989):
a. Siapa target adopter
Karakteristik khalayak sasaran seperti status sosial ekonomi,
profesi, latar belakang budaya. Hal ini penting untuk mengidentifikasi
apakah mereka mampu memenuhi nominal uang yang harus dibayar serta
untuk mengukur apakah mereka mampu melakukannya.
b. Perbandingan Harga dan Banefit
26
Target adopter tidak boleh dipaksa untuk mengadopsi produk
sosial yang dipromosikan kalau produk tersebut tidak memberikan
keuntungan bagi mereka. Banefit atau manfaat yang diperoleh target
adopter harus seimbang dengan harga yang dikorbankan.
c. Tujuan Pemasaran Sosial
Harga yang ditentukan harus mendukung pencapaian tujuan,
jangan justru menghambat pencapaian tujuan untuk mengatasi masalah
sosial di masyarakat.
d. Tangible Object
Apabila tujuannya untuk mencapai target adopter sebanyak-
banyaknya maka harga harus dibuat serendah-rendahnya atau gratis. Kalau
tujuannya distribusi seimbang maka harganya harus fleksibel.
3. Place
Place dalam pemasaran sosial meliputi tempat dan distribusi
produk sosial. Suatu produk sosial tidak akan bisa menjangkau khalayak
apabila keberadaanya jauh dari posisi khalayak. Agar mudah diakses, bisa
dengan menempatkan dan mendistribusikan produk sosial agar lebih dekat
dengan khalayak. Penempatan dan distribusi produk sosial yang intangble
(nyata) tentunya berada dengan produk sosial yang intangible (tidak
nyata). Proses distribusi produk nyata dapat dilakukan seperti pada produk
komersial. Dari produser ke distribusor, ke agen, ke pengecer baru ke
pengguna.
27
Berbeda dengan produk sosial berupa ide atau praktik, produk tipe
intangible dapat didistribusikan melalui komunikasi. Didalamnya ada
unsur : Komunikator, yaitu pihak yang akan menyampaikan pesan. Pesan
yang mau di sampaikan. Media atau saluran yang akan digunakan untuk
menyampaikan pesan. Komunikan atau khalayak sasaran yang akan
menerima pesan, dan efek yang diharapkan terjadi pada khalayak sasaran.
Kotler (1989), menggambarkan bahwa terdapat tiga alur distribusi
produk sosial intangible sebagai berikut :
a. The one step flow model, Social marketer mendistribusikan
produk sosial langsung kepada khalayak sasaran.
b. The two step flow model, Social marketer mendistribusikan
produk sosial melalui media yang kemudian membawanya
kepada initial adopter yang selanjutnya akan menyampaikan
langsung kepda khalayak sasaran terkahir.
c. The multi step flow model, Social marketer akan menyampaikan
produk sosialnya kepada agen periklanan dan media terlebih
dahulu. Kemudian akan membawanya kepada initial adopter,
yang selanjutnya akan disampaikan langsung kepada khalayak
sasaran terakhir.
4. Promotion
Langkah utama yang harus dilakukan social marketer dalam
mempromosikan produk sosial adalah membedakan siapa target adopter
yang dituju. Untuk target yang sifatnya massa maka menggunakan
28
komunikasi massa, sedangkan untuk target individu maka promosinya
dapat menggunakan pendekatan langsung.
a. Pendekatan melalui Komunikasi Massa
Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan promosi
melalui komunikasi massa yaitu proses komunikasi, keputusan
komunikasi, evaluasi.
1) Proses komunikasi
Ada tiga model proses komunikasi dalam pemasaran sosial. Social
marketer dapat menentukan salah satu model untuk memengaruhi sikap
atau perilaku khalayak sasaran. Ketiga model tersebut adalah sebagai
berikut :
a) The learn, feel, do model
Suatu proses komunikasi dapat saja dimulai terlebih dahulu dengan
memengaruhi pengetahuan (learn) khalayak terhadap suatu produk sosial.
Kemudian dilanjutkan dengan komunikasi yang tujuannya untuk
mengubah sikap (feel) khalayak yang kemudian diharapkan berpengaruh
pada perilakunya (do). Hal ini digunakan untuk produk sosial baru yang
belum diketahui masyarakat.
b) The feel, learn, do model
Proses komunikasi juga dapat dimulai dengan memengaruhi
perasaan atau emosi (feel) khalayak lebih dahulu. Setelah khalayak
memiliki sikap positif, maka mereka berusaha memahami atau memelajari
(learn) produk sosial yang ditawarkan. Semakin mengerti manfaat produk
29
sosial tersebut maka mereka bertindak (do) sesuai dengan produk sosial
yang ditawarkan.
c) The do, feel, learn model
Model ini digunakan untuk menyelesaikan masalah sosial yang
sudah sangat mendesak untuk di selesaika. Suatu proses komunikasi dapat
dimulai dengan mempengaruhi perilaku khalayak (do) terhadap suatu
produk. Dilanjutkan dengan komunikasi yang tujuannya untuk
mempengaruhi perasaan dan sikap (feel), selanjutnya khalayak memelajari
lebih lanjut tentang produk sosial tersebut (learn).
2) Keputusan Komunikasi
Menurut Kotler (1989) ada lima hal yang perlu diputuskan ketika
social marketer memanfaatkan media massa sebagai sarana untuk
mempromosikan produk sosial. Kelima hal tersebut yaitu, tujuan, pesan,
media, waktu dan eksekusi.
a) Tujuan komunikasi, tujuan promosi dikaitkan dengan tujuan
komunikasi, yaitu mengarah pada aspek kegnitif, afektif dan konatif.
Agar mengarah pada perubahan sikap dan perilaku khalayak. Tidak
hanya menyadarkan atau memberi pengertian saja karena sekedar
sadar atau tahu saja tidak akan berefek pada penyelesaian masalah.
b) Pesan komunikasi, pesan yang disampaikan harus menonjolkan
keunggulan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan sasaran. Pesan
yang sederhana yang mudah dipersepsikan khalayak. Memperbanyak
30
pesan dalam bentuk gambar untuk memudahkan khalayak dengan
tingkat pendidikan rendah.
c) Media komunikasi, media dipilih yang cocok dengan karakteristik
khalayak sasaran agar mampu meyakinkan sasaran, agar pesannya
tepat sasaran.
d) Waktu komunikasi, dalam memilih waktu melibatkan kapan
disampaikan, melibatkan bulan, minggu, hari dan jam yang tepat untuk
mendapatkan banyak khalayak sasaran.
e) Eksekusi, menginformasikan dan memersuasi khalayak sasaran,
didesain dan dipikirkan dan disesuaikan dengan karakteristik khalayak.
3) Evaluasi
Social marketer ketika menggunakan media massa adalah
melakukan evaluasi. Hal ini untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang
dihadapi, melihat kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan serta
melihat dampaknya pada khalayak sasaran.
b. Pendekatan Langsung
Promosi dengan pendekatan langsung dapat dilakukan melalui
selective communication atau personal communication. Berikut ini cara-
cara yang bisa dilakukan dengan kedua metode tersebut (Kotler, 1989) :
1) Selective Communication,
Pendekatan ini digunakan untuk melengkapi promosi melalui
media massa yang telah dilakukan. Informasinya di sampaikan secara
lebih intensif karena bisa dilakukan secara berulang-ulang. Segmentasi
31
yang dipilih bisa lebih cepat sesuai dengan keinginan social marketer. Ada
tiga cara yang bisa dipilih untuk mempromosikan produk sosial melalui
selective communication yaitu :
Direct mail, merupakan salah satu media komunikasi selektif yang
sangat efektif untuk menjangkau sasaran potensial. Pesan yang
disampaikan melalui media ini dapat mengarah pada perubahan perilaku.
On-line, merupakan media selektif yang bersifat interaktif sehingga
khalayak bisa bertanya tentang hal-hal yang terkait dengan program.
Media ini efektif untuk meningkatkan pemahaman khalayak dan
mempengaruhi khalayak. Media online dinilai efisien untuk komunikasi
dua arah sehingga ketika promosi produk sosial menggunakan media ini
maka biaya yang dikeluarkan kecil dan berdampak besar.
Telemarketing dinilai sebagai media selektif yang efektif karena
sifatnya yang dua arah, umpan baliknya langsung sehingga lebih mampu
untuk meyakinkan khalayak sasaran.
2) Personal Communication
Secara personal dinilai ampuh dalam mempengaruhi sikap dan
perilaku khalayak. Sifatnya yang tatap muka memudahkan terjadinya
interaksi yang timbal balik sehingga umpan baliknya cepat dan langsung.
Namun komunikasi seperti ini tidak dapat menjangkau khalayak banyak
32
yang tersebar dalam waktu yang sama. Dalam hal ini juga harus didukung
dengan komunikasi non-verbal.10
2.3.3 Tahapan Komunikasi Pemasaran Sosial
Menurut Kotler dan Roberto (1989), dalam bukunya Social
Marketing for Changing Public Behavior tahapan dalam pelaksanaan
pemasaran sosial adalah sebagai berikut :11
a. Menganalisis Lingkungan Pemasaran Sosial
Dalam pemasaran sosial, riset dilakukan untuk menganalisis
lingkungan tempat akan dilaksanakannya program pemasaran sosial.
Tujuan diadakannya riset lingkungan ini adalah untuk mengetahui dengan
jelas sebuah masalah yang benar-benar sedang terjadi di masyarakat.
Salah satunya cara yang bisa dilakukan untuk menganalisis
lingkungan pemasaran sosial adalah dengan menggunakan metode SWOT
untuk melihat Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities
(kesempatan) dan Threats (tantangan) dalam sebuah permasalahan di
masyarakat. Dalam analisis SWOT, faktor-faktor internal yang melandasi
sebuah permasalahn di masyarakat bisa diketahui dan bisa mempermudah
pelaku pemasaran sosial dalam pengambilan keputusan berikutnya.
b. Memilih Target Adopter dan Segmentasi Pasar
Untuk mengubah perilaku target adopter, pelaku pemasaran sosial
meneliti dan mengklarifikasi target adopternya agar bisa mengetahui
10
Wahyuni Pudjiastuti. Social Marketing : Strategi Jitu Mengatasi Masalah Sosial di Indonesia.
Jakarta : Pustaka Obor Indonesia. 2016. Hal. 9-32 11
Philip Kotler and Eduardo L. Roberto. Social Marketing : Strategi for Changing Public
Behavior. New York : The Free Press. 1989.
33
kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan. Sehingga respon dari
kampanye yang dilakukan bisa berjalan sesuai apa yang diinginkan oleh
pelaku pemasaran sosial. Hal ini di jelaskan Kotler (1989) :
“Pemasar sosial perlu mencapai pemahaman melalui kelompok
pengadopsi target dan kebutuhannya”. Segmentasi iklan adalah tugas
untuk memecah populasi target adopter menjadi segmen yang memiliki
karakteristik umum dalam merespon kampanye sosial”.
Adapun kriteria yang digunakan dalam melakukan
pengklasifikasian target segmen dalam pemasaran sosial dapat dilakukan
melalui pendekatan geografis, demografis dan psikografis.
c. Mendesain Tujuan dan Strategi Program Pemasaran Sosial
Dalam pemasaran sosial, pemasar harus menentukan tujuan dan
mendesain rencana –rencana startegi yang akan dilakukan agar tujuan dari
kampanye pemasaran sosial dapat terlaksana dengan baik. Tujuan dan
strategi yang dijalankan akan dijalankan harus ditagetkan secara spesifik
dan realistis. Hal ini dilakukan agar evaluasi efek kampanye pemasaran
sosial bisa diukur secara nyata.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa konsep
pemasaran sosial mengadopsi konsep pemasaran komersil pada umunya,
termasuk dalam marketing strategy. Dalam pemasaran komersil,
marketing mix dilakukan untuk mendapatkan keuntungan secara finansial,
sebab fokus kegiatan yang dilakukan berorientasi pada profit. Hal ini
berbeda dengan pemasaran sosial memfokuskan kegiatannya untuk
34
orientasi sosial, yakni lebih kepada kesadaran sosial dan perubahan
perilaku.
Marketing mix dengan metode 4P yang dilakukan dalam strategi
pemasaran sosial harus dikemas secara baik agar bisa diterima oleh
khalyak sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Product yang berupa
ide atau gagasan sosial, untuk itu dibutuhkan kemasan yang menarik untuk
menarik perhatian masyarakat. Penetapan Price atau harga, Place sebagai
tempat didistribusikannya produk hingga perencanaan Promotion produk
sosial yang ingin dikampanyekan bisa terlaksana dengan baik.
d. Merencanakan Program Pemasaran Sosial
Merencanakan program yang akan dilakukan dalam memasarkan
untuk kampanye pemasaran sosial. Dalam merencanakan program yang
akan dilaksanakan, seluruh elemen dalam marketing mix akan dimasukan
ke dalam tactical program. Pada tahapan ini, pelaku pemasar sosial
membuat program yang telah di rencanakan sebelumnya untuk mencapai
tujuan kampanye. Setelah itu, pemasar sosial akan berkerja berdasarkan
program yang telah dibuat agar elemen marketing mix yang dimasukan
dalam rangkaian program terpilih itu bisa langsung dirasakan oleh target
adopter.
e. Pengorganisasian dan Implementasi Program
Kotler (1989) mengatakan bahwa perencanaan program pemasaran
sosial yang sudah diatur sedemikian rupa tidak akan berhasil jika
pengorganisasian dan implementasi program tidak dijalankan dengan
35
efektif. Dalam menjalankan rencana program pemasaran, penataan
organisasi dan implementasi program dibutuhkan untuk program
perencanaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan kampanye pemasran
sosial.
Dalam penataan organisasi, pelaku pemasaran sosial sudah samapi
tahap mengatur sumber daya pemasaran dalam melaksanakan program
marketing mix. Sumber daya pemasaran merupakan pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan program-program taktis pemasaran
sosial yang dirancang sebelumnya. Penataan sumber daya pemasaran
dalam pengorganisasian pemasaran sosial di jelaskan Kotler (1896)
sebagai berikut :
1. Mengetahui pihak-pihak dalam organisasi yang terlibat secara lansung
dan tidak langsung dalam proses implementasi program pemasaran
2. Bentuk tanggungjawab dan wewenang yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang telah di bagi sebelumnya
3. Bagaimana koordinasi diantara pihak-pihak tersebut dijalankan agar
usaha-usaha pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik.
Setelah melakukan pengorganisasian, tahap selanjutnya ialah
implementasi program pemasaran. Dalam implementasi program
pemasran, setiap elemen 4P dalam marketing mix akan diitegrasikan
dengan penentuan tujuan program, pemilihan pesan dan media yang
digunakan. Implementasi pemasaran sosial merupakan tahap dimana
pelaku pemasar melakukan realisasi terhadap rencana – rencana
36
pemasaran dengan melibatkan pihak – pihak yang sudah di pilih untuk
bekerja sama. Pelaku pemasaran juga sudah mengetahui kapan, dimana
dan bagaimana program pemasaran akan dijalankan.
f. Mengontrol dan Evaluasi Program Pemasaran
Perencanaan dan implementasi strategi pemasaran adalah hal yang
penting dalam sebuah pelaksanaan program pemasaran. Untuk menjamin
tercapainya tujuan dalam waktu dan cara yang efisien, dibutuhkan sistem
kontrol yang efektif agar pelaksanaan program bisa berjalan dengan baik.
Dalam menjalankan sebuah program pemasaran, akan ada masalah –
masalah yang tidak disangka sebelumnya, sehingga dibutuhkan
penyesuaian terhadap perencanaan hingga implementasi program yang
telah dilakukan. Kotler (1989) menjelaskan bahwa :
“Manajemen kontrol adalah proses untuk memotivasi dan memberi
inspirasi kepada orang-orang untuk melakukan aktivitas organisasi yang
mengarah pada tujuan organisasi. Ini juga merupakan proses untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan kinerja yang tidak di sengaja atau
yang disengaja”.
Tahap selanjutnya dalam program pemasaran sosial adalah
melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan untuk mengetahui bagaimana
respon target adopter terhadap keseluruhan program yang telah
dijalankan. Kotler (1989) menjelaskan bahwa :
“Tahap akhir dalam mengelola kampanye pemasaran sosial ialah
melibatkan evaluasi. Ada dua masalah yaitu : (1) Apakah kampanye yang
37
terjadi membawa perubahan dan ada faktor lain yang menyebabkan
perubahan, (2) Apakah hal itu membawa perubahan bagi masyarakat,
untuk mencapai tujuan yang diingin menggunkan cara yang benar.
Pemasar sosial tidak hanya memperhatikan tahap awal kampanye saja,
tetapi dalam tahap perencanaan dan sepanjang kampanye juga.
Adapun fungsi evaluasi adalah untuk mengukur keberhasilan dari
tujuan sebuah kampanye pemasaran sosial dan program yang telah
dijalankan. Semua informasi yang didapat ketika melakukan evaluasi
biasanya akan digunakan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan
efektifitas dan implemtasi program pemasraan sosial selanjutnya.
2.3.4 Faktor - Faktor Keberhasilan dan Penghambat Pemasaran
Sosial
Rogers dan Storey (1987) dikutip Antar Venus dalam bukunya
Manajemen Kampanye, suksesnya kampanye ditandai oleh empat hal
diantaranya :
a. Penerapan pendekatan yang bersifat strategis dalam menganalisis
khalayak sasaran kampanye yang dalam hal ini termasuk analisis
sejauh mana persepsi mereka terhadapnya
b. Pesan-pesan kampanye di rancang secara segmentatif sesuai dengan
jenis-jenis khalayak yang dihadapi. Segmentasi tersebut dapat
berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, budaya, manfaat produk
dan gagasan
c. Penetapan tujuan yang realistis
38
d. Akhirnya kampanye lewat media akan lebih mudah meraih
keberhasilan bila disertai dengan penyebaran personel kampanye
untuk menindaklanjuti secara interpersonal.
Kotler dan Roberto menjelaskan bahwa sebaliknya
ketidakberhasilan pada sebagian besar kampanye, yaitu sebagai berikut :
a. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak
sasarannya secara tepat. Mereka mengalamatkan kampanye tersebut
pada semua orang
b. Pesan – pesan pada kampanye yang gagal umumnya juga tidak cukup
mampu memotivasi khalayak untuk menerima dan menerapkan
gagasan yang diterima
c. Lebih dari itu pesan- pesan tersebut juga tidak memberikan semacam
petunjuk bagaiamana khalayak harus mengambil tindakan yang
diperlukan.
d. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi
perubahan sosial juga dapat terjadi karena pelaku kampanye terlalu
mengandalkan media massa tanpa menindaklanjuti dengan
komunikasi antarpribadi.
e. Sebuah kampanye gagal mungkin karena anggaran untuk membiayai
program tersebut tidak memadai sehingga pelaku kampanye tak bisa
berbuat secara total.
39
2.4 Komunitas
Komunitas merupakan salah satu bentuk kelompok dalam
masyarakat. Pengertian komunitas selalu dihubungkan dengan konsep
sistem sosial, karena komunitas di anggap sebagai salah satu tipe atau
karakteristik khusus dari interaksi sosial yang bakal membentuk sistem
sosial dalam masyarakat. Berdasarkan Christenson dan Robinson
mendefinisikan komunitas sebagai berikut:
Komunitas bukan semata-mata kumpulan individu, tetapi
komunitas merupakan superorganisme yang mempunyai kebudayaan
tersendiri yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat umum. Komunitas
terbentuk karena adanya interaksi antara manusia yang mempelajari segala
sesuatu karena ke anggotaan mereka dalam kumpulan orang-orang
tersebut. Dari apa yang mereka pelajari itulah terbentuk enam dimensi
komunitas yaitu teknologi, ekonomi, kekuasaan dan kekuatan politik,
pola-pola sosial, serta pertukaran nilai, gagasan, keyakinan yang
seluruhnya dipelajari secara bioligis.12
Adapun definisi komunitas menurut Burhan Bungin adalah
hubungan antara manusia itu, kemudian melahirkan keinginan,
kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu
adanya sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur
hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam sistem hidup
12
Alo Liliweri. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2014. Hal. 17
40
tersebut, maka muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia
dengan lainnya.13
Komunitas dalam suatu masyarakat tidak terbentuk dengan
sendirinya, tapi terbentuk secara sosial melalui proses sosialisasi dan
internalisasi. Beberapa definisi di atas menunjukkan, meski ada banyak
definisi komunitas namun secara garis besar komunitas merupakan salah
satu tipe khusus dari suatu sistem sosial yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Sejumlah orang yang terlibat dalam suatu sistem sosial karena
memiliki perasaan kebersamaan, mengakui relasi sosial yang berbasis
emosional di antar mereka, serta mempunyai arena kepedulian
terhadap sesuatu yang sama.
2. Sistem sosial yang relatif kecil yang terbentuk oleh ikatan perasaan
bersama dari para anggotannya demi tercapainya suatu cita-cita dan
harapan jangka panjang.
3. Sekumpulan orang yang menjalankan aktivitas kehidupan
kebersamaan mereka berdasarkan asas kerja sama secara sukarela,
namun memiliki tata aturan tentang pemberian ganjaran dan sanksi
terhadap kebersamaan tersebut.
Sekumpulan orang yang terikat karena unsur-unsur kesamaan,
seperti kesamaan suku bangsa, ras, agama, golongan, pekerjaan, status
13
Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2013. Hal 29
41
sosial, ekonomi, geografis dan teritorial, kelompok unsur dan lain-lainnya
yang selalu “tampil beda” dan menjadi perbedaan tersebut sebagai
“pembatas” antara mereka dengan kelompok-kelompok yang sama atau
bahkan kelompok yang berbeda dalam masyarakat di mana kumpulan
tersebut menjalani kehidupannya sehari-hari. (Chipuer dan Pretty dalam
Journal of Community Psychology).14
2.5 Minat
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, Minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap seseuatu, gairah, keinginan.
Menurut Sobur minat didefinisikan berbeda oleh beberapa orang ahli
namun memiliki tujuan yang sama. Masing – masing ahli mendefinisikan
sesuai dengan pandangan dan disiplin keilmuan masing – masing.
Keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat mempengaruhi
corak perbuatan yang akan dilakukan oleh seseorang. Minat atau
keinginan erat hubungannya dengan perhatian mengarahkan timbunya
kehendak pada seseorang.15
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Relawan atau
sukarelawan adalah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela
(Karena tidak diwajibkan atau dipaksakan). Berdasarkan pengertian di atas
dapat di simpulkan bahwa minat adalah kesadaran dalam diri seorang
relawan yang merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan secara sukarela.
14
Alo Liliweri. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2014. Hal. 19 15
Alex Sobur. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. 2003. Hal. 264
42
Bila seseorang berminat terhadap suatu objek, aktivitas atau kegiatan
tertentu, bahwa dapat dikatakan bahwa seseorang menyadari dirinya suka
terhadap kegiatan tersebut, sehingga dalam dirinya timbul perhatian dan
rasa senang terhadap objek tersebut.
2.6 Kerangka Berpikir
Komunitas berbagi nasi adalah suatu gerakan sosial yang bertujuan
untuk menumbuhkan semangat berbagi dengan membagikan nasi bungkus
kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Kegiatan ini, pertama
kali dilaksanakan di Kota Bandung yang kemudian diikuti oleh lebih dari
84 kota di Indonesia, salah satunya Kota Serang. Kegiatan berbagi nasi
Serang ini dilakukan seminggu 2 kali membagikan nasi bungkus untuk
mereka yang masih tidur beralaskan bumi dan beratapkan langit, kepada
pekerja keras yang masih bekerja di malam hari seperti tukang becak,
pemulung dan lainnya.
Sebungkus nasi itu hanyalah alat perantara yang bisa disebut
dengan pejuang nasi (Istilah yang digunakan kepada teman-teman yang
ikut berpartisipasi baik secara financial, berdonasi nasi bungkus, maupun
teman-teman yang ikut serta dalam membantu membagikan nasi bungkus)
sebagai tempat untuk mencurahkan rasa syukur dan belajar menagasah
kepekaan terhadap sesama. Salah satu faktor utama untuk mendukung agar
kegiatan berbagi nasi Serang ini lebih dikenal oleh masyarakat adalah
perlu adanya strategi komunikasi untuk mengajak masyarakat peka
43
terhadap peduli sosial, dengan begitu relawan gerakan berbagi akan lebih
berkembang dan lebih meningkat lagi.
Startaegi komunikasi sebagai suatu cara atau taktik rencana dasar
yang menyalur dari rangkaian yang akan dilaksanakan oleh sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan atau beberapa sasaran dengan memiliki
sebuah paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu fokus
implemetasi komunikasi pemasaran sosial pada organisasi non profit
adalah timbulnya perubahan sikap, tingkah laku, pengatahuan dan ideologi
target sasaran.
Menurut Kotler (1989), untuk mengatasi masalah sosial yang ada
di masyarakat tidak cukup dengan hanya menyadarkan atau memberikan
pengetahuan saja karena hal tersebut tidak bisa mengatasi masalah sosial
yang ada. Jadi harus sampai pada perubahan sikap dan perilaku agar
kehidupan khalayak sasaran menjadi lebih baik. Komunikasi yang
dibutuhkan di sini adalah komunikasi yang berefek pada perubahan
perilaku khalayak sasaran.
Sehingga komunikasi pemasaran sosial adalah suatu penerapan
konsep pemasaran pada aktivitas non-komersial yang berhubungan dengan
kepedulian kemasyrakatan, kesejahteraan rakyat dan pelayanan sosial.
Penelitian ini menggambarkan strategi komunikasi pemasaran sosial
gerakan berbagi nasi Serang . Sehingga komunikasi pemasaran sosial
44
untuk mempengaruhi individu dan sekelompok orang yang dapat
membentuk sikap dan perilaku baru dan ideologi yang di harapkan oleh
gerakan sosial berbagi nasi. Dalam prinsip pemasaran, terdapat bauran
pemasaran merupakan elemen penting yang harus diperhatikan. Konsep
ini juga digunakan dalam komunikasi pemasaran sosial namun dengan
tujuan berbeda, yaitu untuk tidak mendapatkan profit tetapi untuk
mempengaruhi individu untuk mengadopsi perilaku baru. Maka dapat
dirumuskan kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini :
2.6.1 Kerangka Berpikir
Teori Pemasaran Sosial
Gerakan Berbagi Nasi Kota
Serang
Strategi Komunikasi
Pemasaran Sosial
Elemen-Elemen Pemasaran
Sosial
Tahapan Komunikasi
Pemasaran Sosial
45
2.7 Penelitian Terdahulu
Terdapat penelitian lain yang di anggap berkaitan dan relevan
dengan penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian yang berjudul “Strategi
Komunikasi Pemasaran Sosial Perpustakaan LSM Ganesa dalam
Membangun Budaya Baca” yang dilakukan oleh Marfuatul Laila dari
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian yang dilakukan pada
Tahun 2013 dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, subjek
penelitian adalah pengurus perpustakaan LSM Ganesa, anggota
perpustakaan dan pemerintah desa Gentan. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan.
Marfuatul melihat bahwa membaca merupakan inti partisipasi
penuh dalam mewujudkan masyarakat modern dan berkualitas, khususnya
di Negara berkembang seperti Indonesia. Kenyataan bahwa Indonesia
masih dalam level pendidikan rendah saat ini, tentu mengharuskan adanya
pembinaan dan peningkatan budaya baca masyarakat secara serius dari
berbagai pihak. Berbagai catatan telah melaporkan kondisi pendidikan
yang sebenarnya juga mempresentasikan kualitas budaya membaca
masyarakat Indonesia yang masih rendah. Permasalahan ini juga bermuara
pada makin tereduksinya fungsi perpustakaan sebagai sumber ilmu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi
komunikasi pemasaran sosial yang digunakan LSM Ganesa dalam
mensosialisasikan perpustakaan sehingga timbul perubahan sikap, cara
pandang dan perilaku masyarakat Gentan Baki Sukoharjo. Pemilihan
46
organisasi ini dilakukan karena peprustakaan LSM Ganesa merupakan
organisasi nirlaba yang masih muda, namun terbukti dapat menjaring
begitu banyak anggota aktif.
Dari hasil penelitian menunjukan strategi komunikasi pemasaran
sosial yang dilakukan perpustakaan LSM Ganesa adalah dengan
melakukan serangkaian program yang terdiri dari beberapa tahap,
mengenal khalayak sasaran, menyusun pesan, menetapkan teknik dan
pemilihan media yang efektif. Temuan menarik dalam penelitian ini antara
lain adalah konsep word of mouth (komunikasi dari mulut ke mulut),
media internet (facebook), dan optimalisasi kegiatan kehumasan
memegang peranan utama dalam penyebaran pesan komunikasi, dan
menjaring banyak anggota.
Penelitian kedua lain yang dianggap berkaitan dan relevan dengan
penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian yang berjudul “Strategi
Komunikasi Ruang Rupa dalam Membangun Jaringan Komunitas Seni di
Luar Negeri”, yang dilakukan oleh Fitri Fazriah dari Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Penelitian yang dilakukan pada Tahun 2012 dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, subjek penelitian adalah
Komunitas Ruang Rupa dengan jumlah informan sebanyak 3 orang key
informan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi,
studi documenter dan dokumentasi.
Fitri Fazriah melihat bahwa “ruangrupa” hadir di tengah sangat
minim ruang pamer yang bersifat non komersil di Jakarta, sebagai
47
organisasi nirlaba yang berusaha untuk mendukung kemajuan gagasan seni
dalam konteks urban dan lingkup yang lebih besar dari kebudayaan,
dengan cara pameran, festival, laboratorium seni, loka karya, penelitian
dan publikasi jurnal. Banyaknya apresiasi tidak lantas membuat
“ruangrupa” mampu hidup nyaman di dalam nergeri, itulah sebabnya
“ruangrupa”membangun jaringan ke luar negri agar memberikan ruang
gerak lebih luas kepada seniman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh “ruangrupa” dengan konsep yang
dikemukakan oleh Anwar Arifin adalah bagaimana analisis khalayak,
strategi pesan, strategi metode penyampaian pesan serta strategi seleksi
dan penggunaan media yang digunakan oleh “ruangrupa” dalam
membangun jaringan komunitas seni di luar negeri.
Dari hasi penelitian ditemukan bahwa strategi komunikasi
“ruangrupa” dalam membangun jaringan komunitas luar negeri dilakukan
melalui beberapa tahapan strategi : “ruangrupa” melakukan analisis
khalayak dengan berdasarkan kepada kesamaan visi misi serta fokus kerja
dari organisasi atau individu yang akan dijadikan jaringan. “ruangrupa”
menyusun pesan dengan menggabungkan antara teks dan gambar yang di
susun secara deduktif, induktif, kronologis, dan topikal. “ruangrupa”
menyampaikan komunikasi dengan metode informatif, pengulangan,
edukasi dan persuasif. “ruangrupa” melakukan seleksi terhadap beberapa
media baik elektronik, cetak dan online berdasarkan pada pertimbangan
48
kelebihan serat kekurangan setiap media, adapun media yang digunakan
oleh “ruangrupa” dalam rangka membangun jaringan komunitas luar
negeri diantaranya adalah majalah, koran, katalog, poster pamflet, video,
film, radio, website, twitter dan facebook.
Penelitian ketiga yaitu berjudul “Strategi Komunikasi Pemasaran
Sosial dalam Mengkampanyekan Program Pengelolaan Sampah”, yang
dilakukan oleh Kartini dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan pada Tahun 2014 dengan menggunakan metode
studi kasus, subjek penelitian adalah Paguyuban Sukunan Bersemi. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi.
Penelitian ini bertujuan yang menganalisis strategi komunikasi
pemasaran sosial yang digunakan di dusun Sukunan, Sleman dalam
program Swakelola Sampah Mandiri. Program tersebut merupakan
program yang dilakukan untuk mengubah perilaku warga dusun Sukanan
dalam melakukan pengelolaan sampah secara mandiri dari rumah tangga
dan dikelola secara komunal di susun Sukanan untuk kepentingan
bersama.
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa program kampanye
pengelolaan sampah mandiri yang dilakukan oleh pihak Paguyuban
Sukunan Bersemi terbilang mampu merubah perilaku masyarakat dalam
melakukan penanganan terhadap sampah. Hal ini dikarenakan adanya
tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dengan melibatkan elemen
masyarakat di Sukunan. Partisipasi elemen masyarakat di Sukunan dan
49
adanya partnership yang baik dengan berbagai pihak menjadi kunci
keberhasilan pemasaran sosial di Sukunan, meski masih ada yang belum
dapat di selesaikan seperti hambatan akan kualitas SDM dan kurangnya
promosi dengan menggunakan media massa.
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Sebelumnya
ITEM Marfuatul Laila Fitri Fazriah Kartini Suheni
Judul
Strategi
Komunikasi
Pemasaran Sosial
Perpustakaan
LSM Ganesa
dalam
Membangun
Budaya Baca
Strategi
Komunikasi
Ruang Rupa
dalam
Membangun
Jaringan
Komunitas Seni
di Luar Negeri
Strategi
Komunikasi
Pemasaran Sosial
dalam
Mengkampanyek
an Program
Pengelolaan
Sampah
Strategi
Komunikasi
Pemasaran Sosial
Komunitas
Gerakan Berbagi
Nasi Serang
Tahun 2013 2012 2014 2018
Tujuan
Untuk
mengetahui
bagaimana
strategi
komunikasi
pemasaran sosial
yang digunakan
LSM Ganesa
dalam
mensosialisasikan
perpustakaan
sehingga timbul
perubahan sikap,
cara pandang dan
perilaku
masyarakat
Gentan Baki
Sukoharjo.
Pemilihan
Untuk
mengetahui
bagaimana
strategi
komunikasi yang
dilakukan oleh
“ruangrupa”
dengan konsep
yang
dikemukakan oleh
Anwar Arifin
adalah bagaimana
analisis khalayak,
strategi pesan,
strategi metode
penyampaian
pesan serta
strategi seleksi
dan penggunaan
Untuk
mengetahui
bagaimana
strategi
komunikasi
pemasaran sosial
yang digunakan
di dusun Sukanan,
Sleman dalam
mengkampanyeka
n program
pengelolaan
sampah mandiri
yang disebut
dengan program
Swakelola
Untuk mengetahui
strategi komunikasi
pemasaran sosial
Komunitas
Gerakan Berbagi
Nasi Serang,
Untuk mengetahui
faktor pendukung
dan hambatan
Komunitas
Gerakan Berbagi
Nasi Serang dalam
melakukan strategi
komunikasi
pemasaran sosial
tersebut.
50
organisasi ini
dilakukan karena
peprustakaan
LSM Ganesa
merupakan
organisasi nirlaba
yang masih muda,
namun terbukti
dapat menjaring
begitu banyak
anggota aktif.
media yang
digunakan oleh
“ruangrupa”
dalam
membangun
jaringan
komunitas seni di
luar negeri.
Sampah Mandiri.
Program tersebut
merupakan
program yang
dilakukan untuk
mengubah
perilaku warga
dusun Sukanan
dalam melakukan
komunal di dusun
Sukunan untuk
kepentingan
bersama.
Teori Pemasaran Sosial Konsep Strategi
Komunikasi oleh
Anwar Arifin
Pemasaran Sosial Pemasaran Sosial
Metode
Menggunakan
metode deskriptif
kualitatif, subjek
penelitian adalah
pengurus
perpustakaan
LSM Ganesa,
anggota
perpustakaan dan
pemerintah desa
Gentan. Teknik
pengumpulan data
dilakukan dengan
wawancara
mendalam dan
studi
kepustakaan.
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah metode
deskriftif
kualitatif. Peneliti
mengumpulkan
data dengan,
wawancara,
observasi dan
dokumentasi
Menggunakan
metode studi
kasus, Teknik
pengumpulan data
yaitu dengan
wawancara,
observasi
Metode penelitian
yang digunakan
metode penelitian
kualittaif deskrptif
dan teknik
pengumpulan data
dengan wawancara,
observasi dan
dokumentasi.
Hasil
Menunjukan
strategi
komunikasi
pemasaran sosial
yang dilakukan
perpustakaan
LSM Ganesa
adalah dengan
melakukan
serangkaian
Penelitian yang
meneliti tentang
strategi
komunikasi yang
diterapkan dalam
sosialisasi yang
dilakukan oleh
Komunitas
“Ruang Rupa”
untuk
Menunjukan
bahwa program
kampanye
pengelolaan
sampah mandiri
yang dilakukan
oleh pihak
Paguyuban
Sukunan Bersemi
terbilang mampu
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan bahwa
tahapan target
pasar dan
segmentasi pasar
yang tidak
dibatasi, strategi
promosi yang
digunakan yaitu
51
program yang
terdiri dari
beberapa tahap,
mengenal
khalayak sasaran,
menyusun pesan,
menetapkan
teknik dan
pemilihan media
yang efektif.
Temuan menarik
dalam penelitian
ini antara lain
adalah konsep
word of mouth
(komunikasi dari
mulut ke mulut),
media internet
(facebook), dan
optimalisasi
kegiatan
kehumasan
memegang
peranan utama
dalam penyebaran
pesan
komunikasi, dan
menjaring banyak
anggota.
membangun
jaringan seni rupa
di Luar Negeri
Analisis khalayak
: termasuk dalam
inovator dan
mayority
Strategi pesan :
deduktif, induktif,
kronologis dan
tropical
Startegi
penggunaan
metode :
pengulangan,
edukasi dan
persuasif Strategi
seleksi dan
penggunaan
media :
elektronik, cetak
dan online
merubah perilaku
masyarakat dalam
melakukan
penanganan
terhadap sampah.
Hal ini
dikarenakan
adanya tahapan
persiapan,
pelaksanaan dan
evaluasi dengan
melibatkan
elemen
masyarakat di
Sukunan.
Partisipasi elemen
menjadi kunci
keberhasilan
pemasraan sosial
di Sukanan, meski
masih ada yang
belum dapat
diselesaikan
seperti hambatan
akan kualitas
SDM dan
kurangnya
promosi dengan
menggunakan
media massa.
melalui media
sosial, media
massa,
communication
personal,
melakukan
perencanaan,
persiapan,
pelaksanaan dan
evaluasi yang
efektif sehingga
strategi pemasaran
sosial ini mampu
mendapatkan
banyak relawan.
Persama
an
Sama-sama
menggunakan
teori komunikasi
pemasaran sosial
Sama-sama
membahas
tentang startegi
komunikasi
Meneliti tentang
strategi
komunikasi
dengan
menggunakan
teori pemasaran
sosial
Sama-sama
menngunakan
komunikasi teori
pemasaran sosial
Perbedaa
n
Lebih
memfokuskan
pada bagaimana
strategi
komunikasi
pemasaran sosial
LSM Ganesa
Lebih
memfokuskan
pada bagaimana
“ruangrupa”
membangun
jaringan
komunitas di luar
Memfokuskan
bagaimana
Paguyuban
Sukunan Bersemi
dalam merubah
perilaku
masyarakat di
Lebih
memfokuskan
bagaimana strategi
komunikasi
pemasaran sosial
komunitas gerakan
berbagi nasi Serang
52
dalam
mensosialisasikan
perpustakaan
sebagai upaya
meningkatkan
budaya baca
masyarakat di
Desa Gentan,
Kec. Baki
Sukoharjo
negeri dusun Sukunan
terkait kampanye
proses
pengelolaan
Swakelola
Sampah Mandiri
Sumber Universitas
Sebelas Maret Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa
53
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Dimana pendekatan kualitatif merupakan metode
penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami makna
yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang di anggap berasal dari
masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-
pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari
para partisipan, menganalisa data secara induktif mulai dari tema-tema
yang khusus ketema-tema yang umum dan menafsirkan makna data.
Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang
fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus
menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus
terhadap makna individual dan menerjemahkan kompleksitas suatu
persoalan.16
Menurut Bogdam dan Taylor (1975), metode penelitian kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data dekriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
16
John W. Creswell. Research Desain, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Pustaka
Belajar. 2014. Hal. 5
54
(utuh). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan,
perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang.17
Sehingga
penelitian pun melakukan teknik wawancara mendalam serta melakukan
observasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
ini.
Jadi dengan metode kualitaif, penelitian ini akan mendekripsikan
segala sesuatu mengenai strategi komunikasi pemasaran sosial Komunitas
Gerakan Berbagi Nasi Serang. Sedangkan jenis penelitian yang dipakai
oleh peneliti adalah jenis deskriptif kualitatif yang mempelajari masalah-
masalah yang ada serta tata kerja yang berlaku. Penelitian deskriptif
kualitatif bertujuan untuk mendekripsikan apa yang saat ini terjadi. Di
dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasikan kondisi yang sekarangg ini terjadi atau ada.18
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berupaya untuk memperoleh
informasi secara mendalam dan terperinci mengenai strategi komunikasi
pemasaran sosial komunitas gerakan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa macam metode
pengumpulan data, yaitu metode wawancara, metode observasi, metode
dokumenter, metode bahan visual dan metode penelusuran data online.
17
Lexy Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya 18
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposa. Jakarta : Bumi Aksara. 1999. Hal 26
55
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang di pakai oleh penulis
sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang yang
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan
tertentu. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai seseorang yang
ingin memperoleh informasi dari narasumber yang sudah ditentukan
sebagai informan. Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam
pada penelitian ini untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya
tentang apa yang diperlukan.
Wawancara mendalam adalah suatu teknik (Metode pen). Dalam
penelitian kualitatif, dimana seseorang responden atau kelompok
responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk
didiskusikan secara bebas. Dengan wawancara mendalam (in-depth
interview) kepada informan, peneliti dapat mengetahui alasan yang
sebenarnya dari responden mengambil keputusan seperti itu.19
2. Observasi
Teknik observasi ini gunakan untuk mengumpulkan data tentang
keadaan atau berbagai kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian.
19
Elvinaro Ardianto. Metode Penelitian untuk Public Relation. Bandung : Simbiosa Rekatama
Media. 2010. Hal. 61
56
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian mempunyai alasan,
antara lain :
a. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kegiatan
yang dilakukan oleh subyek penelitian, tentunya yang berkaitan
dengan peencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian.
b. Data yang di kumpulkan dapat di amati dengan jelas dan rinci
mengenai penelitian tersebut
Melalui teknik ini peneliti mengamati secara langsung proses
komunikasi Komunitas Gerakan Berbagi Nasi Serang dan mengikuti
kegiatannya secara langsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering
digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi
data.20
Selain memperoleh dokumentasi ditempat penelitian, dalam
penelitian ini, dokumentasi juga dilakukan lewat bantuan sosial media
dengan memanfaatkan akun Instagram untuk memperoleh informasi
berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Komunitas Gerakan Berabagi
Nasi Serang
20
Kriyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana. 2006. Hal 116
57
3.3 Informan Penelitian
Penentuan informan adalah mereka yang terlibat langsung dalam
aktivitas yang menjadi objek perhatian yang berfungsi untuk menjaring
sebanyak - banyaknya informasi yang akan bermanfaat bagi bahan analisis
penelitian. Menurut Meleong, Miles et al (Elvinaro, 2010) memaparkan
ada dua macam informan, yaitu21
:
a. Informan kunci (key informant)
Informan yang dianggap tahu banyak dalam memberi banyak
jawaban yang dibutuhkan atas pertanyaan atau masalah penelitian dan
yang mendukung penelitian (memberi bantuan paling besar). Informan
yang akan menjadi subyek dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Ketua Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang, Fajar Maulana
sebagai key informan penelitian
2. Admin Media Sosial Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang,
Ninig Kusumastuti sebagai informan penelitian
3. Voulenter Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang , Nyimas Syifa
Wildani sebagai informan penelitian
b. Informan pendukung
Informan yang di anggap tahu atau memberi bantuan dan dapat
memberi bantuan dan dapat memberikan jawaban dari pertanyaan –
21
Elvinaro Ardianto. Metode Penelitian untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung
: Simbiosa. 2010. Hal.62
58
pertanyaan penelitian tetapi tidak lebih dari informan kunci. Sehingga
informan pendukung yang di pilih dalam penelitian ini yaitu, Masyarakat
yang sering di kasih nasi oleh Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang.
Sanafiah Faisal (1990), menyatakan bahwa sample sebagai
informan sebaiknya memiliki kriteria, yaitu22
:
a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga
dihayatinya
b. Mereka yang tegolong masih sedang berkecimbung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti
c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai
infromasi
d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
“kemasannya” sendiri
e. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber
3.4 Analisis Data
Analisis data di maksudkan untuk menganalisis data dari hasil
catatan lapangan, atau dari sumber informasi yang di peroleh. Setelah data
terkumpul maka dilakukanlah pengaturan, mengurutkan, mengelompokan
22
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2012.
Hal. 221
59
dan mengkategorikan, sehingga dapat di jadikan suatu tuntunan mengenai
penelitian startegi komunikasi pemasaran sosial komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang. Penulis menggunakan analisis data model alur
Miles dan Huberman, dimana dalam menjelaskan analisis data mempunyai
tiga alur yaitu :
1. Reduksi data, yaitu proses pemilihan data, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara
sedemikian rupa hingga kesimpulan dan verifikasi.
2. Penyajian data, dalam alur ini seluruh data-data lapangan yang berupa
dokumen, hasil wawancara, dan hasil observasi akan di analisis, sehingga
dapat memunculkan deskripsi tentang strategi komunikasi pemasaran
sosial komunitas gerakan berbagi nasi Serang
3. Penarikan kesimpulan merupakan hasil akhir proses analisis data, dimana
peneliti akan mendeskripsikan, menganalisis dan menginterprestasikan
data yang peneliti dapatkan melalui penelitian tersebut di atas.
3.5 Teknik Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan untuk adalah
triangulasi data. Triangulasi data merupakan cara yang paling umum
digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif, dalam
kaitannya penelitian yang dilakukan dengan menggunakan berbagai ragam
sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih
mantap kebenarannya dengan melaukan teknik wawancara atau interview.
60
Cara yang dapat digunakan dalam triangulasi data adalah dengan
menggunakan sumber data.
Triangulasi dengan menggunakan sumber berarti membandingkan
dan mengecek suatu infromasi yang di peroleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif, hal tersebut dapat di capai dengan
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. 23
3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian
3.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Badan Pusat Statistik
Kota Serang untuk memperoleh data angka kemiskinan di Kota Serang
dan Kantor Pos Serang sebagai tempat Meeting Point Komunitas Gerakan
Berbagi Nasi Di Serang.
23
Lexy J. Meleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya. 2002. Hal.178
61
3.6.2 Waktu Jadwal Penelitian
Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan
Pengajuan
Judul
Pra Observasi
Penyusunan
Bab I – III
Sidang
Outline
Observasi
Penyusunan
Bab IV-V
Sidang
Skripsi
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Komunitas Gerakan Berbagi Nasi
Berbagi nasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk
menumbuhkan semangat berbagi dengan membagikan nasi bungkus
kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Kegiatan ini, pertama
kali dilaksanakan di Kota Bandung yang kemudian diikuti oleh lebih dati
84 kota di Indonesia. Awalnya kegiatan berbagi nasi ini dimulai di
Bandung dari 2 orang yang konsisten (seminggu 3x) membagikan nasi
bungkus untuk saudara kita yang masih tidur beralas bumi dan beratapkan
langit, kepada para pekerja keras yang masih bekerja di malam hari, dan
sebagai latihan untuk mengasah naluri berbagi pribadi. Kegiatan ini terus
menyebar melalui mulut ke mulut dan di ekspose di berbagai media baik
media cetak maupun media televisi, dan akhirnya berkembang sampai
penjuru nusantara, dari aceh sampai terjauh adalah Sulawesi Utara.
Kurangnya nutrisi, dan perihnya rasa lapar itu membuat manusia
menjadi kurang produktif. Motivasi mencari sesuap nasi menjadi alasan
untuk mencari nafkah. Rasa lapar ini pula yang membuat manusia terpaksa
melakukan kegiatan negatif seperti mencuri, maling, jambret, rampok dan
lainnya semata-mata karena dorongan dari perutnya. Dalam UUD 1945
Pasal 34 ayat 1 disebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar
diperlihara oleh negara”, maka sebagai warga negara bisa berperan aktif
63
untuk membantu fakir miskin dan anak-anak terlantar tersebut, walau saat
ini dimulai dengan semangat untuk membagikan sebungkus nasi ini baru
langkah awal untuk melihat dan berbuat sesuatu dan berusaha
mempersatukan kembali nusantara tercinta ini walau hanya dengan
sebungkus nasi.
Sebungkus nasi itu hanyalah alat perantara, yang biasa di sebut
#PejuangNasi (istilah yang digunakan kepada teman-teman yang ikut
berpartisipasi baik secara financial, berdonasi nasi bungkus, maupun
teman-teman yang ikut serta dalam membatu membagikan nasi bungkus)
sebagai tempat untuk mencurahkan rasa syukur dan belajar mengasah
kepekaan terhadap sesama. Setelah berjalannya waktu, ternyata banyak
masalah-masalah sosial yang terlihat dari bidang kesehatan, pendidikan
dan berusaha meningkatkan pendapatan orang-orang yang ada di dalam
gerkan ini. Salah satunya adalah membuat wadah yang legal untuk
gerakan ini dengan harapan bisa bergerak lebih baik lagi dalam
menyebarluaskan kebaikan dan bisa bermanfaat bagi sesama.
Yayasan Berbagi Satu Nusantara ini dibentuk setelah tepat 2 Tahun
kegiatan di gerakan berbagi nasi, yang di gawangi oleh Founder dan
Donatur dari Bandung (Pionir) dan dai admin berbagi nasi Jakarta yang
berasal dari Jakarta. Harapan dari adanya yayasan ini adalah supaya bisa
menjadi wadah untuk mempersatukan Indonesia dalam perantara
sebungkus nasi yang saat ini kegiatannya sudah ada di 84 Kota se-
Indonesia dan akan terus bertambah. Selain itu pula supaya bisa
64
memfasilitasi kegiatan berbaginasi di seluruh Indonesia yang tujuannya
adalah peningkatan kesejahteraan di bidang kesehatan, pendidikan atau
pelatihan dan pemberdayaan untuk meningkatkan daya beli masyarakat
sesuai dengan Peningkatan Human Development Index (Index
Pembangunan Manusia). Dengan adanya Yayasan ini harapannya adalah
sebagai wadah silatuhrahmi untuk mengumpulkan, memberdayakan,
menginspirasi dan membuat kegiatan berbaginasi ke upgrade ke tingkat
yang lebih tinggi.
Gerakan berbagi nasi di Serang atau yang di singkat menjadi
BerNas merupakan komunitas gerakan berbagi nasi regional Serang yang
mulai didirikan oleh Dita Sefti Nurlina dan Fahmi Ramadhan pada 01 Mei
2013. Seiring dengan berjalan waktu komunitas gerakan berbagi nasi
Serang ini semakin eksis dan berkembang sehingga sampai saat ini
gerakan berbagi nasi serang masih tetap aktif dalam melakukan
kegiatannya. Pada saat ini komunitas gerakan berbagi nasi di ketuai oleh
Fajar Maulana. Komunitas gerakan berbagi nasi Serang kini sudah berdiri
selama 5 Tahun dan gerakan berbagi nasi serang tidak memiliki aturan
yang sulit untuk siapa saja ingin bergabung.
65
Gambar 1.1 : Logo Berbagi Nasi Serang
4.1.2 Visi dan Misi Komunitas Gerakan Berbagi Nasi
Visi : Berharap Indonesia tidak ada lagi kemiskinan dan
kelaparan
Misi : Berbagi kepada sesama yang lebih membutuhkan
dengan sebungkus nasi, dan kegiatan sosial lainnya.
Tujuan : Tujuan dari adanya komunitas gerakan berbagi nasi
ini adalah membangun manusia Indonesia yang kompetitif di dasari dari
kasih sayang terhadap sesama, dengan dasar gotong royong dan
kekeluargaan.
Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang belum memiliki struktur
organisasi yang formal seperti komunitas lainnya dalam melakukan
kegiatannya komunitas gerakan berbagi nasi di Serang hanya ada ketua
dan bendahara serta voulenter untuk kepengurusannya. Berikut ketua
komunitas gerakab berbagi nasi Serang saat ini yaitu Fajar Maulana dan
bendahara Syofa Agustiani Putri
66
4.2 Deskripsi Data
Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian
mengenai bagimana startegi komunikasi pemasaran sosial komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang. Adapun hasil penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi data.
Penelliti menguraikan hasil penelitian dengan mengacu pada identifikasi
masalah yang peneliti buat yaitu bagaimana strategi komunikasi
pemasaran sosial komunitas gerakan berbagi nasi di Serang, hambatan
maupun faktor pendukung komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran sosial.
Dalam penelitian ini beberapa informan yang memenuhi syarat
untuk memberikan sumber informasi untuk peneliti ini. Berdasarkan
kebutuhan informasi penelitian informan pun di bagi menjadi dua yaitu
informan kunci maupun informan pendukung. Key informan dalam
penelitian ini adalah Fajar Maulana yang merupakan sebagai ketua dan
selaku Founder komunitas gerakan berbagi nasi di Serang. Selain
melakukan wawancara dengan ketua komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang peneliti juga memilih Nining Kusumastuti anggota lama serta
voulenter di komunitas gerakan berbagi nasi di Serang dan mempunyai
tugas dalam mengelola akun media sosial dalam memberikan informasi
tentang aktivitas kegiatan-kegiatan komunitas gerakan berbagi nasi
Serang.
67
Informasi lain yang berkaitan dengana penelitian ini adalah
Nyimas Syifa Wildani selaku anggota yang sudah lama bergabung di
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang juga membantu membentuknya
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang. Selain ketiga key informan
diatas, peneliti juga melakukan wawancara mendalam terhadap informan
pendukung. Infroman pendukung yang berkaitan dengan penelitian ini
adalah masyarakat Serang yang sering menjadi target sasaran komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang dalam membagikan sebungkus nasinya.
Dari hasil penulis dapatkan selama melakukan penelitian dan
wawancara mengenai strategi komunikasi komunitas gerakan berbagi nasi
di Serang. Hasil penelitian ini juga dilihat berdasarkan teori yang
digunakan yaitu pemasaran sosial oleh Kotler dan Roberto. Pemasaran
sosial adalah proses penerapan prinsip dan teknik pemasaran untuk
membuat, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai-nilai dalam
rangka mempengaruhi perilaku target audien yang bermanfaat bagi
masyarakat.24
Pemasaran sosial sering juga disebut dengan kampanye
sosial, karena dalam pelaksanaannya menggunakan strategi kampanye.
Hal yang dikampanyekan adalah cara-cara atau produk sosial untuk
mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat.
24
Philip Kotler and Nancy R. Lee. “Up and Out of Poverty : The Social Marketing Solution. (New
Jersey : Wharton School Publishing, 2009) Hal.51
68
4.3 Hasil Penelitian
Permasalahan kemiskinan di Indonesia masih tinngi khususnya
daerah Banten Kota Serang yang tingkat kemiskinannya masih tinngi
untuk mengurangi masalah kemiskinan yang berkembang di masyarakat.
Hal ini membuat komunitas gerakan berbagi nasi hadir di Kota Serang dan
membuat kegiatan gerakan berbagi nasi. Berikut hasil wawancara dengan
Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi Serang :
“Kegiatan berbagi nasi ini awalnya dari Bandung ya, karena
kegiatan ini banyak manfaatnya karena bisa membantu pemerinath
dalam mengurangi masalah sosial, komunitas gerakan sosial ini
semakin berkembang dan kita sudah ada di Kota Serang. Adanya
komunitas gerakan berbagi ini di Serang karena Kota Serang itu
masih banyak masyarakat yang kurang mampu yang masih tidur
beralaskan langit.”25
Begitu juga yang di sampaikan oleh Nining Kusumastuti selaku
voulenter dan pemegang akun media sosial komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang :
“Awal mula ada komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini,
karena teh Dita yang memiliki jiwa sosial tinggi yang mengajak
teman-temannya untuk berbagi melalui sebungkus nasi, kegiatan
ini awalnya relawannya sedikit yang ikut dan lama-kelamaan
banyak yang ikut karena gencar memperkenalkan komunitas ini
dan gerakan ini juga banyak manfaatnya.”26
Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa para relawan atau
pejuang nasi komunitas gerakan berbagi nasi Serang ingin membuat suatu
kegiatan atau gerakan untuk membantu masyarakat dalam kebutuhan
25
Hasil wawancara dengan Fajar Maluana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB 26
Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku voulenter komunitas gerakan berbagi nasi
Serang pada Rabu 6 Desember 2017 pukul 11.00 WIB
69
primer, dengan sebungkus nasi. Untuk membantu fakir miskin dan anak-
anak terlantar tersebut, walau saat ini dimulai dengan semangat untuk
membagikan sebungkus nasi ini baru langkah awal untuk melihat dan
berbuat sesuatu dan berusaha mempersatukan kembali nusantara tercinta
dan kesejahteraan masyarakat untuk menyambung hidup kedepannya.
Hal tersebut dapat terwujud dengan strategi komunikasi pemasaran
sosial yang di kemukakan oleh Kotler dan Roberto. Karena pemasaran
sosial meruapakan suatu strategi yang bertujuan untuk mengatasi berbagai
masalah sosial yang berkembang di masyarakat. Menurut Kotler dan
Roberto tahapan dalam pelaksanaan pemasaran sosial yaitu menganalisis
lingkungan pemasaran sosial, memilih target adpter dan segmentasi pasar,
mendesain tujuan dan strategi pemasaran sosial, merencanakan program
pemasaran sosial, pengorganisasian dan implementasi, mengontrol dan
evaluasi program pemasaran sosial.
4.3.1 Menganalisis Lingkungan Pemasaran Sosial
Tahapan pertama dalam pemasaran sosial adalah melakukan riset
untuk menganalaisis lingkungan tempat yang akan dilaksanakannya
program pemasaran sosial. Tujuan diadakannya riset lingkungan adalah
untuk mengetahui dengan jelas sebuah masalah yang bener-benar sedang
terjadi di masyarakat.
Salah satunya yang bisa dilakukan untuk menganalisis lingkungan
pemasaran sosial adalah dengan menggunakan metode SWOT untuk
70
melihat Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities
(kesempatan) dan Threats (tantangan) dalam sebuah permasalahan di
masyarakat. Dalam analisi SWOT, faktor-faktor internal yang melandasi
sebuah permasalahan di masyarakat bisa diketahui dan bisa mempermudah
pelaku pemasaran sosial dalam pengambilan keputusan berikutnya.
4.3.1.1 Kekuatan (Strenght)
Kekuatan atau Strenght adalah kekuatan yang dimiliki oleh
komunitas gerakan berbagi nasi Serang bahwa kegiatan yang dilakukan
belum pernah dilakukan oleh komunitas lainnya. Komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang memiliki kelebihan atau ciri khas yang memiliki
daya tarik untuk target sasarannya. Hal tersebut akan dijelaskan oleh Fajar
Maulana selaku ketua sekaligus founder komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang tentang kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang :
“Kekuatan yang dimiliki dari komunitas kita, yaitu kegiatannya
lebih rutin dilakukan setiap sepekan sekali dan semuanya langsung
berhubungan langsung dengan target sasarannya. Jadi kita benar-
benar merasakan mereka benar-benar kelaparan, sehingga sangat
berasa berbaginya kepada kita.”27
Pernyataan dari ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
juga diperkuat oleh Nining Kusumastuti selaku voulenter dan pemegang
akun media sosial berbagi nasi di Serang :
27
Hasil wawancara dengan Fajar Maluana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
71
“Kegiatan gerakan berbagi nasi ini tidak hanya kegiatan pekanan
dan kita pun ada kegiatan besar seperti hari pahlawan, hari
kemerdekaan dan hari besar lainnya. Kegiatan rutin yang
dilakukan setiap pekannya, kita sering bertemu dengan relawan
baru atau relawan yang sudah ikut bergabung sehingga dapat
memaksimalkan silahtuhrahmi antar relawan atau pejuang nasi,
itu akan membentuk dari kekuatan internal dari komunitas itu
sendiri.”28
Dalam hal ini Strenght atau kekuatan yang dimiliki oleh komunitas
gerakan berbagi nasi Serang yaitu kegiatannya rutin di lakukan setiap
pekannya sehingga komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini aktif
dalam melakukan kegiatannya. Komunitas ini mempunyai kelebihan dan
ciri khas yang memiliki daya tarik sendiri untuk target sasarannya.
4.3.1.2 Kelemahan (Weakness)
Kelemahan atau Weakness pada komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ini dalam melakukan kegiatan membagikan sebungkus nasi kepada
target sasarannya, sehingga kelemahan tersebut menggangu
kelangsungannya kegiatan berbagi nasi. Sebagai komunitas yang
menyelenggarakan setidaknya memikirkan kelemahan-kelemahan apa saja
yang meraka miliki serta mengantisipasi bebagai tindakan untuk
mengurangi kelemahan tersebut. Dari hasil wawancara dengan Fajar
Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang memiliki
kelemahan sebagai berikut :
“Kelemahan yang dihadapi ketika melakukan kegiatan berbagi
nasi yaitu dari segi waktu dan kendaraan. Kegiatannnya kita
28 Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku voulenter dan pemegang akun media sosial
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang pada Rabu 6 Desember 2017 pukul 11.00 WIB
72
lakukan malam-malam karena kalau malam hari itu kelihatan
mana yang benar-benar yang membutuhkan sebungkus nasi itu.
Kegiatan membagikan nasi kadang selesainya malam dan situlah
para pejuang nasi kemaleman untuk pulang ke rumah masing-
masing.”29
Selain itu kelemahan yang dijelaskan oleh Nyimas Syifa Wildani
selaku anggota lama yang sudah berbagung dengan komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang yaitu :
“Naik turunnya pejuang nasi, kadang pejuang banyak kadang
sedikit masih butuh kesadaran lagi dari teman-teman kita yang
lain untuk membantu ke sesama secara konsisten.”30
Dari hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa beberapa
kelemahan yang dimiliki oleh komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
yaitu dari pelaksanaan kegiatan berbagi nasi yang dilakukan pada malam
hari yang menjadi penghambat bagi para relawan yang ingin mengikuti
kegaiatan membagikan nasi serta terhambatnya kendaraan, karena
berkeliling dalam membagikan sebungkus nasinya. Dari kelemahan itu
komunitas gerakan berbagi nasi mengevaluasi kegiatan ini, agar kegiatan
tetap berjalan tapi tidak mengurangi esensi untuk berbagi. Agar para
pejuang nasi semakin meningkat komunitas selalu gencar dalam
menginformasikan kegiatannya melalui media sosial.
29
Hasil wawancara dengan Fajar Maluana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB 30
Hasil wawancara dengan Nyimas Syifa Wildani selaku anggota lama komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang pada Kamis 7 Desember 2017 pukul 08.00 WIB
73
Hasil wawancara oleh Nining Kusumastuti yaitu :
“Kita melakukan penambahan jadwal, untuk sekarang ada jadwal
sore dan malam. Jadwal sore dilakukan pekan pada akhir bulan,
sehingga para relawan bisa mengikuti kegiatan untuk berbagi.”31
Dengan melakukan evaluasi komunitas gerakan berbagi nasi dapat
mengurang kelemahan-kelemahan yang di hadapinya dalam melaksanakan
kegiatan membagikan sebungkus nasi kepada target sasarannya.
4.3.1.3 Peluang (Oppurtunities)
Peluang atau Oppurtunities adalah faktor-faktor yang memberikan
manfaat dan keuntungan bagi komunitas gerakan berbagi nasi di Serang,
seperti yang dijelaskan oleh Fajar Maulana peluang yang dimiliki yaitu :
“Manfaat dari untuk relawan, ya tentu banyak manfaatnya karena
waktu relawan terisi dengan hal-hal yang bermanfaat, kita bisa
bertemu orang-orang baru dengan kita berkomunikasi dengan
orang baru kita banyak manfaatnya. Berbagi nasi di Serang ini
berasal dari bebagai macam latarbelakang dari situ kita bisa lebih
banyak kenal dengan orang-orang.”32
Menurut Nyimas Syifa Wildani pelaung dari komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang yaitu :
“Sebagai wadah berbagi kadang orang-orang bingung mau mulai
berbagi dari mana, dengan sebungkus nasi meraka sudah bisa
membantu sesama. Sebagai tempat menyalurkan sesuatu apa yang
kita ingin berikan kepada orang lain.”33
31
Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku voulneter dan pemegang akun media sosial
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang pada Rabu 6 Desember 2017 pukul 11.00 WIB 32
Hasil wawancara dengan Fajar Maluana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB 33
Hasil wawancara dengan Nyimas Syifa Wildani selaku anggota lama komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang pada Kamis 7 Desember 2017 pukul 08.00 WIB
74
Dari hasil wawancara diatas bahwa peluang dari adanya gerakan
berbagi nasi di Serang sangat bermanfaat dengan adanya komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang relawan bisa menyalurkan kebaikannya
melalui sebungkus nasi. Kebanyakan masyarakat bingung harus memulai
berbagi dari mana, dengan melalui sebungkus nasi kita bisa membantu
kepada sesama.
Sedangkan peluang bagi masyarakat yang menjadi target sasaran
yaitu. Hasil wawancara Bapak Asmat merupakan target segmen dari
komunitas ini :
“Kami kalau lagi sedang mulung, suka di kasih sebungkus nasi
oleh komunitas gerakan berbagi nasi ini, emang mereka itu setiap
seminggu sekali selalu memberikan kita sebungkus nasi. Kita
merasa senang karena bagi kita sebungkus nasi sangat membantu
karena kadang kita makan sehari itu tidak menentu sehari sekali
bisa dua kali itupun tergantung pada penghasilan kita. Sehingga
sebungkus nasi ini sangat membantu kita dalam kelaparan.”34
Berdasarkan uraian di atas bahwa peluang dari komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ini banyak keuntungannya bagi relawan atau
pejuang nasi dan target sasarannya juga merasakan langsung apa yang
meraka berikan sehingga sangat membantu mereka yang benar-benar
kelaparan.
4.3.1.4 Ancaman (Threats)
Ancaman atau Threats yaitu faktor-faktor yang menghambat
komunitas gerakan berbagi nasi dalam melakukan kegiatan membagikan
34
Hasil wawancara dengan Bapak Asmat selaku target segmen komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 22.00 WIB
75
sebungkus nasi. Menurtut Fajar Maulana dalam melakukan kegiatan ini
pasti ada hambatannya yaitu :
“Tidak menentunya target sasaran, kadang ada target sasaran
yang tidak kebagian kurang amunisinya. Sebaliknya amunisi
banyak tapi target sasarannya sedikit sehingga kita berkeliling
lagi.”35
Setiap melaksanakan kegiatan berbagi nasi pasti ada saja faktor
penghambat atau gangguan saat berlansungnya kegiatan gerakan berbagi
nasi di Serang, yang dilakukan komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
ini memperbaiki dan mengantisipasi apabila terjadi hal yang tak terduga.
4.3.2 Memilih Target Adopter Dan Segmentasi Pasar
Untuk mengubah perilaku target adopter, pelaku pemasaran sosial
meneliti dan mengklarifikasi target adopternya agar bisa mengetahui
kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan. Sehingga respon dari
kampanye yang dilakukan bisa berjalan sesuai apa yang diinginkan oleh
pelaku pemasaran sosial. Hal ini di jelaskan Kotler (1989) :
“Pemasar sosial perlu mencapai pemahaman melalui kelompok
pengadopsi target dan kebutuhannya”. Segmentasi pasar adalah tugas
untuk memecah populasi target adopter menjadi segmen yang memiliki
karakteristik umum dalam merespon kampanye sosial”. Adapun kriteria
yang digunakan dalam melakukan pengklasifikasian target segmen dalam
pemasaran sosial dapat dilakukan melalui pendekatan geografis,
demografis dan psikografis.
35
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
76
Target adalah sasaran yang ingin dicapai oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang dengan rencana atau program yang telah
ditentukan. Untuk target sasaran di sini ada dua macam yaitu target
sasaran relawan dan target sasaran dari kegiatan gerakan berbagi nasi di
Serang siapa yang menjadi khalayak sasaran dari program yang dilakukan.
Adapun penjelasan mengenai siapa yang menjadi target sasarannya
yang akan dijelaskan oleh Fajar Maulanan yaitu :
“Berbagi itu tidak perlu menunggu kaya, cukup seadanya yang
kamu punya bisa di bagikan kalau belum bisa bantu dengan materi
cukup dengan tenaga dengan ikut membagikan sebungkus nasi.
Untuk terget relawannya siapapun orang yang punya jiwa sosial,
jiwa peduli cukup datang ke meet point Kantor Pos Serang setiap
jum’at malam jam 20.00. Untuk menjadi relawan yang peduli tidak
perlu sayarat banyak.”36
Berdasarkan pernyataan di atas, yang menjadi target sasaran dari
kegiatan gerakan berbagi nasi di Serang untuk menjadi relawan siapa saja
ingin berbagi tinggal datang ke meet point yaitu di Kantor Pos Serang
dengan membawa semangat berbagi dan sebungkus nasi jika relawan
belum bisa membantu dengan donasi, relawan bisa membantu dengan
tenaga caranya ikut langsung ikut berkeliling membagikan sebungkus nasi.
Nining Kusumastuti menambahkan bahwa yang menjadi
segmentasi pasar dari komunitas gerakan berbagi nasi di Serang yaitu :
“Untuk menjadi relawan atau pejuang nasi tidak dibatasi, mau itu
anak kecil sampai orang dewasa yang terpenting ada
pengawasannya kalau masih anak kecil biasanya mereka di
dampangi oleh orang tuanya. Sedangkan relawan juga banyak
36
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
77
dari kalangan remaja seperti anak yang masih sekolah sampai
yang sudah kerja dari berbagai profesi, karena relawan atau
pejuang nasi dilatar belakangi dari berbagai kalangan.”37
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
target sasaran dari komunitas gerakan berbagi nasi untuk menjadi relawan
atau pejuang nasi tidak di batasi, yang terpenting ialah memiliki jiwa
sosial dan jiwa peduli untuk mau mengikuti gerakan berbagi nasi.
Gambar 4.3.2
(Relawan atau Pejuang Nasi)
Nyimas Syifa Wildani menambahakan bahwa yang menjadi
sasaran program ini yaitu :
“Kalau target yang didonasikannya itu, kita prioritasnya yaitu
pekerja malam (pemulung, tukang becak, tuna wisma, pengamen,
kaum dhuafa) Nah yang kita hindari itu seperti peminta-minta atau
pengemis. Nanti kalau keadaan jumlah amunisinya lebih, kita
37
Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku voulenter dan pemegang akun sosial
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang pada Rabu 6 Desember 2017 pukul 11.00 WIB
78
bagikan ketukang ojek, parkir dan kepada target yang layak untuk
menerimannya.”38
Berdasarkan hasil wawancara diatas yang menjadi bahwa target
sasaran dari komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini di bagi menjadi
dua target sasaran untuk relawan atau pejuang nasi yang ingin
menyalurkan kebaikannya di mulai dengan berbagi dan target sasaran
yang mendapatkan donasi sebungkus nasi.
Gambar 4.3.3
(Target sasaran yang mendapatkan nasi bungkus)
38 Hasil wawancara dengan Nyimas Syifa Wildani selaku anggota lama komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang pada Kamis 7 Desember 2017 pukul 08.00 WIB
79
Berdasarakan uraian di atas bahwa yang menjadi sasaran yang
berhak mendapatkan donasi sebungkus nasi yaitu orang-orang yang masih
tidur beratapkan langit, pemulung, pekerja malam (tukang becak, parkir)
dan anak-anak kaum duafa.
4.3.3 Mendesain Tujuan Dan Strategi Pemasaran Sosial
Dalam pemasaran sosial, pemasar harus menentukan tujuan dan
mendesain rencana-rencana strategi yang akan dilakukan agar tujuan dari
kampanye pemasaran sosial dapat terlaksanakan dengan baik. Tujuan dan
strategi yang akan dijalankan harus di targetkan secara spesifik dan
realistis. Hal ini dilakukan agar evaluasi efek kampanye pemasaran sosial
bisa diukur secara nyata. Konsep pemasaran sosial mengadopsi konsep
pemasaran komersil pada umumnya, termasuk kedalam marketing
strategy. Dalam pemasaran sosial memfokuskan kegiatannya untuk
orientasi sosial, yakni lebih kepada kesadaran sosial dan perubahan
perilaku.
Strategi yang dilakukan oleh komunitas gerakan berbagi nasi
Serang menurut ketua Fajar Maulana yaitu :
“Strategi yang kita lakukan dalam mempromosikan kegaiatan
berbagi nasi yaitu melalui media sosial seperti instagram,
facebook, twitter. Untuk menarik perhatian masyarakat, kita
membuat player setiap pekannya dan player tersebut di posting di
media sosial, pastinya postingan tersebut dapat menarik perhattian
masyarakat untuk ikut kegiatan berbagi nasi. Selain itu juga dari
80
kita ada orang yang bisa membuat player yang menarik sehingga
setiap pekannya postingan di media sosial berbeda-beda.”39
Ka Fajar Maulan menambhakan bahwa :
“ Tidak hanya melalui media sosial saja gerakan berbagi nasi
Serang juga sering di undang di beberapa media massa seperti
radio dan stasiun televisi yang ada di Banten.”40
Dari uraian jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa strategi yang
di lakukan oleh koumintas gerakan berbagi nasi di Serang yaitu dengan
melakukan promosi melalui media sosial. Agar postingan yang diunggah
tidak bosan dan menarik untuk dilihat setiap pekannya kita memposting
kegiatan player yang berbeda-beda. Membuat pesan-pesan yang mengena
kepada target sasaran, seperti pesan-pesan yang mengajak, quotes-quotes
tentang manfaatnya berbagi, serta gambar yang akan di posting di buat
semenarik mungkin agar orang yang membaca dan melihatnya tertarik
sehingga mau bergabung dan memyebarkan kebaikan melalui gerakan
berbagi nasi.
Gambar 4.3.4
39 Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Juma’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB 40 Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Kamis Desember 2017 pukul 20.00 WIB
81
Menurut Nining Kusumastuti bahwa terdapat strategi secara
personal dalam mempromosikan atau meperkenalkan kegiatan gerakan
berbagi nasi, yaitu sebagai berikut :
“Setiap ada relawan atau pejuang nasi yang baru ikut, pasti
membawa temannya untuk ikut bergabung dengan komunitas
gerakan berbagi nasi, sehingga informasi gerakan ini menyebar
melalui teman-teman para pejuang nasi. Tidak hanya itu saja
berbagi nasi mempunyai voucher berbagi dan ada nominalnya
10rb-50rb waktu itu saya mengenalkannya kepada teman-teman
siapa yang membelinya 1 voucher berarti mereka telah
memberikan 1 porsi nasi, selanjutnya kita akan bagikan pada
waktu kegiatan nanti.”41
Nyimas Syifa Wildani menambahkan :
“Promosi yang kita sering lakukan sih, lewat Instagram yaa
karena saat sekarang ini masyarkat lebih banyak menggunakan
media sosial instagram. Promosi itu pentingnya karena dengan
semakin kita menyebarkan informasi gerakan ini, maka semakin
bertambah pula relawan atau pejuang nasinya sehingga komunitas
ini semakin berkembang.”42
Dari hasil wawancara di atas bahwa strategi yang di lakukan oleh
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang dalam mengkampanyekan atau
mempromosikan kegaiatannya melalui media sosial seperti Instagram,
Twitter dan Facebook. Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang juga
melakukan promosi di media massa seperti radio, surat kabar dan stasiun
Televisi. Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang juga melakukan
strategi secara personal communication yaitu komunikasi secara langsung
41
Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku voulenter dan pemegang akun media
sosial komunitas gerakan berbagi nasi di Serang pada Kamis Desember 2017 pukul 11.00 WIB 42
Hasil wawancara dengan Nyimas Syifa Wildani selaku anggota lama komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang pada Kamis Desember 2017 pukul 08.00 WIB
82
kepada masyarakat dalam memperkanal dan mengajak masyarakat untuk
ikut kegiatan gerakan berbagi nasi.
Media sosial yang aktif digunakan yaitu Instagram karena sekarang
orang-orang lebih banyakan menggunakan Instagram, sehingga kita lebih
banyak menyebarkan informasi di media Instagram di banding media yang
lainnya.
Gambar 4.3.5
(Strategi Promosi di Media Sosial )
Gambar 4.3.6
(Strategi Promosi di Media Massa)
83
4.3.4 Merencanakan Program Pemasaran Sosial
Merencanakan program yang akan dilakukan dalam memasarkan
untuk kampanye pemasaran sosial. Dalam merencanakan program yang
akan dilaksanakan, seluruh elemen dalam marketing mix akan dimasukan
ke dalam tactical program. Pada tahapan ini, pelaku pemasar sosial
membuat program yang telah di rencanakan sebelumnya untuk mencapai
tujuan kampanye. Setelah itu, pemasar sosial akan berkerja berdasarkan
program yang telah dibuat agar elemen marketing mix yang dimasukan
dalam rangkaian program terpilih itu bisa langsung dirasakan oleh target
adopter. Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang melakukan berbagai
persiapan untuk sebelum melaksanakan kegaitan berbagi nasi, agar
kegaiatan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan. Tahapan tersebut di
mulai dengan menentukan waktu dan tempat untuk melalukan kampanye
gerakan berbagi nasi di Serang. Dari hasil wawancara dengan ketua Fajar
Maulana mengatakan bahwa :
“Sebelum kita melakukan kegiatan berbagi nasi setiap pekannya,
sebelum kegiatan saya menunjuk salah satu pejuang nasi untuk
menjadi koordinator kegiatan yang akan datang. Nah jadi setiap
pekannya ada piket koordinator.”43
Fajar Maulana menembahakan :
“Kalau kegiatan berbagi nasi sih dilakukan setiap jum’at malam
dan minggu sore pada akhir bulan pekan terkahir. Sedangkan
untuk malam hari kita mulai dari jam 20.00-11.30 kadang lebih
jika amunisi kita banyak, kalau pada sore kita mulai dari jam
16.00 sampai amunsi kita habis. Untuk tempat kita berkumpul di
43
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
84
meet poin Kantor Pos Kota Serang, nah setelah kita berkumpul
semua kita menyiapakan ada amunisi dan siapa saja target
sasaran kita untuk malam ini. Sebelum berangkat berkeliling untuk
membagikan nasi, kita membagi dua kelompok yaitu rute utara dan
rute selatan. Kalau rute utara starnya dari Alun-Alun Kota Serang
kemudian ke arah pasar lama, kalau dari rute selatan dari Alun-
Alun Kota Serang terus ke arah Pandean, Ciracas, Kebun Jahe.
Setelah itu kita berkumpul kembali di meet poin.”44
Gambar 4.3.7
(Persiapan sebelum kegiatan membagikan nasi)
Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang melakukan perencanaan sebelum
melaksanakan kegiatan. Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan
oleh komunitas gerakan berbagi nasi di Serang yaitu melakukan persiapan
dimulai dengan menentukan piket penanggung jawab koordinator setiap
pekannya untuk memperoleh pertimbangan dari seluruh para pejuang nasi.
Kemudian melakukan perencanaan lainnya seperti waktu yang telah di
tentukan dan mendata tempat mana saja yang akan mendapatkan
sebungkus nasi, selanjutnya yaitu mempersiapkan amunisi yang akan di
44
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
85
bagikan. Dilakukannya berbagai perencanaan yaitu agar kegiatan gerakan
berbagi nasi di Serang agar tujuan dan sasarannya berjalan dengan lancar.
4.3.5 Pengorganisasian dan Implementasi Program
Penataan organisasi, pelaku pemasaran sosial sudah sampai tahap
mengatur sumber daya pemasaran dalam melaksanakan program
marketing mix. Sumber daya pemasaran merupakan pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan program-program taktis pemasaran
sosial yang dirancang sebelumnya.
Setelah melakukan pengorganisasian, tahap selanjutnya ialah
implementasi program pemasaran. Implementasi pemasaran sosial
merupakan tahap dimana pelaku pemasar melakukan realisasi terhadap
rencana – rencana pemasaran dengan melibatkan pihak – pihak yang sudah
di pilih untuk bekerja sama. Pelaku pemasaran juga sudah mengetahui
kapan, dimana dan bagaimana program pemasaran akan dijalankan.
Berikut hasil wawancara dengan Fajar Maulana mengenai program apa
saja yang telah dan akan dilakukan oleh komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang, berikut pemaparannya :
“Untuk sekarang sih program rutin kita hanya berbagi nasi saja,
selain itu kita program tahunan yaitu NGOPI (ngobrol asyik
pejuang nasi), kalau setiap bulan ramadhan kita berbagi alat
shalat, berbagi takjil dan sahur. Selain itu kalau ada acara hari
besar seperti hari ibu, hari kemerdekaan dan hari besar lainnya
seperti tahun kemarin kita merayakan hari ibu bersama ibu-ibu
pemulung di Kota Serang.”45
Ka fajar Maulana menambahkan :
45
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
86
“Kita juga mempunyai kegiatan lain bersama dengan komunitas
gerakan berbagi nasi lainnya yaitu program berbagi matras, yang
dimana kegiatan tersebut di lakukan bersama dengan komunitas
berbagi nasi di kota lainnya. Kita pun selalu merayakan happy
aniversary komunitas berbagi nasi serang dengan para relawan
dan anak-anak yatim agar silahtuhrahmi antar relawan selalu
terjaga.”46
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa komunitas gerakan
berbagi nasi mempunyai program rutin kegiatan berbagi nasi saja, serta
program tahunan yaitu NGOPI (ngobrol bareng pejuang nasi), selain itu
kita melakukan kegiatan hari besar lainnya seperti hari kemerdakaan, hari
ibu dan besar lainnya
Gambar 4.3.8
(Kegiatan-kegiatan lainnya yang dilakukan oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang)
Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang juga membuat program
berbagi matras dengan komunitas gerakan berbagi nasi kota lainnya.
Dengan mengumpulkan donasi, setelah donasi terkumpul matras akan di
46
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
87
bagikan kepada mereka yang membutuhkannya. Selain berbagi matras,
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang selalu merayakan happy
aniversary mereka dengan berbagi libur bersama anak-anak kaum duafa
tujuan yaitu agar selalu terjaga silahtuhrahmi antar relawan atau pejuang
nasi.
Menurut Nyimas Syifa Wildani kegiatan-kegiatan lain yang
dilakukan oleh komunitas berbagi nasi di Serang yaitu :
“Berbagi nasi itu adalah alat perantara kita untuk membantu
kepada sesama yang benar-benar kelaparan, akan banyak
kegiatan sosial lain yang komunitas kita lakukan seperti kalau ada
bencana alam, memberikan pengobatan gratis kepada para
pemulung serta memberikan bantuin lain kepada kaum-kaum
duafa. Ya mungkin untuk ke depannya kita bisa membuat program-
program lain untuk permasalah sosial yang di daerah Kota
Serang.”47
Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan berbagi
nasi itu hanya alat pelantara untuk membantu masyrakat yang masih
belum sejahtera kebutuhan primernya. Jadi kita juga membuat kegiatan-
kegiatan sosial lainnya yang berhubungan dengan masalah sosial yang ada
di masyarakat sekitar seperti memberikan pengobatan gratis, pemberian
alat sekolah kepada anak-anak yatim,dan kegiatan sosial lainnya.
47
Hasil wawancara dengan Nyimas Syifa Wildani selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang pada Kamis 7 Desember 2017 pukul 08.00 WIB
88
Gambar 4.3.9
(Kegiatan-Kegiatan Berbagi Nasi)
Setelah kegiatan-kegiatan yang dilakukan, hal selanjutnya yaitu
siapa saja dan bertanggung jawab dalam menjalan program-program
kegiatan tersebut. Berikut hasil wawancara dengan Fajar Maulana
mengatakana :
“Kalau untuk penanggung jawab kegiatan disini semuanya para
pejuang nasi bertanggung jawab karena kegiatan gerakan berbagi
nasi di Serang merupakan kegaiatan semuanya. Dan di komunitas
kita tidak ada struktur organisasinya¸kita hanya ada ketua,
bendahara dan ada penanggung jawab pemegang akun media
sosial. Kalau ada kegiatan-kegiatan yang lain baru kita membagi
tugas masing-masing. ”48
Ka Fajar Maulana menambahkan :
“Kalau dari pihak luar sih belum ada, terutama bantuan
kerjasama dengan pemerintah karena kita belum mendaftarkan
informalnya. Kan ada komunitas sosial yang didaftarkan seperti
itu.”49
48 Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB 49
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
89
Dari hasil uraian di atas dapat di simpulkan bahwa pihak-pihak dan
bertanggung jawab yang terlibat yaitu semua para relawan atau pejuang
nasi dan donatur. Adanya penanggung jawab atas kegaiatan tersebut yaitu
agar program-program perencanaan berjalan sesuai dengan tujuan.
Menurut Nining Kusumastuti menyampaikan bahwa :
“Pihak yang terlibat selain para pejuang nasi, kita selalu ada
komunitas lain yang ikut serta dalam mengikuti kegiatan gerakan
berbagi nasi. Seperti komunitas vespa, komunitas eart hours dan
komunitas lainnya yang pernah bekerjasama dengan kita.”50
Nyimas Syifa Wildani menambahkan bahwa :
“Ada pihak lain yang bertanggung jawab atas kelancarannya
kegiatan ini yaitu tempat makan langganan yang sering kita pesan
nasinya sehingga kita mendapatkan keringan dana. Karena disini
nasi yang akan didonasikan kepada target sasaran kita
membelinya.”51
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ada pihak-
pihak lain yang terlibat dan bertanggung jawab atas perencanaan program-
program kegiatan tersebut. Pihak-pihak luar lainnya yaitu ada banyak
komunitas lain yang ikut serta dalam kegiatan ini, dengan begitu adanya
pihak luar dapat membantu kelancaraan kegiatan ini. Sehingga kegiatan ini
juga dapat dikenal oleh banyak orang, karena mereka yang bergabung
dapat menyampaikan informasi kepada komunitas lainnya.
50 Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku voulenter dan pemegang akun media
sosial komunitas gerakan berbagi nasi di Serang pada Rabu 6 Desember 2017 pukul 11.00 WIB 51 Hasil wawancara dengan Nyimas Syifa Wildani selaku anggota lama komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang pada Kamis 7 Desember 2017 pukul 08.00 WIB
90
4.3.6 Mengontrol Dan Evaluasi Program Pemasaran
Untuk menjamin tercapainya tujuan dalam waktu dan cara yang
efisien, dibutuhkan sistem kontrol yang efektif agar pelaksanan program
bisa berjalan dengan baik. “Manajemen kontrol adalah proses untuk
memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang-orang yang melakukan
aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuan organisasi. Ini juga
meruapakan proses untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan kinerja
yang tidak di sengaja atau yang di sengaja.” Untuk mengontrol agar
kegiatan yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang melakukan beberapa hal, berikut adalah hasil
wawancara dengan ketua Fajar Mualana yaitu :
“Agar kegiatan berjalan dengan baik, kita rutin dalam
menjalankan dan merecanakan kegiatan setiap pekannya itukan
ada 1 kali berbagi nasi, di satu kegiatan itu sebelum kegiatan kita
wajib memposting player yang sudah kita buat dan setiap
pekannya kan piket koordinator masing-masing disitu kita akan
menyimpan kontak personnya. Agar jika ada relawan yang ingin
ikut bisa menghubungi koordinator tersebut yang sudah tahu alur-
alurnya.”52
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa agar
perencanaan program-program berjalan dengan lancar, kita melakukan
kontrol terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Seperti yang telah dijelaskan
sebelum kita melakukan kita melakukan diskusi dulu di grup khusus
voulenter berbagi nasi biasanya ketua yang mengkoordinir siapa pekan ini
52
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
91
yang akan menjadi penanggung jawab sehingga pelaksanaan setiap
pekannya berjalan dengan lancar, karena kalau tidak di koordinir kegiatan
gerakan berbagi nasi tidak akan berjalan lancar.
Gambar 4.3.9
(Group voulenter berbagi nasi Serang)
Tahap selanjutnya dalam program pemasaran sosial adalah
melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan untuk mengetahui bagaimana
respon target adopter terhadap keseluruhan program yang telah
dijalankan. Evaluasi merupakan pengukuran efektivitas strategi yang telah
digunakan untuk mencapai suatu tujuan dari kegiatan gerakan berbagi
nasi. Berikut hasil wawancara dengan Fajar Maulana bagaimana
komunitas gerakan berbagi nasi Serang dalam melakukan evaluasi
kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu :
“Setelah kegiatan membagikan nasi, biasanya kita tidak langsung
pulang kita kumpul kembali di meet point Kantor Pos Kota Serang.
92
Kita melakukan kumpul lagi yaitu untuk mengakrabkan relawan
satu sama lain, karena setiap pekannya itu biasanya ada relawan
baru bergabung jadi untuk menjalin silahtuhrahmi dengan berbagi
cerita kepada relawan yang baru masuk. Bagaimana pengalaman
yang didapat, kesan dan pesannya kepada komunitas gerakan
berbagi nasi kedepannya.”53
Menurut Nining Kusumastuti menyampaikan bahwa :
“Kita melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan gerakan berbagi
nasi, apa saja yang kurang, apa yang perlu dilakukan
pembaharuan. Karena disetiap kegiatan pasti ada kendalanya
seperti dari amunisi, waktu dan target sasarannya. Sehingga kita
dapat memperbaikinya untuk kedepannya.”54
Berdasarkan uraian di atas evaluasi setelah melakukan kegiatan
membagikan nasi relawan atau pejuang nasi berkumpul kembali di meet
point pertama yaitu untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah
dilaksanakan. Adapun respon dari setiap relawan yang baru ikut
bergabung gerakan berbagi nasi ini mendapatkan tanggapan yang baik.
Catatan dan masukan dari relawan perlu mendapatkan tindakan serius agar
kegiatan selanjutnya dapat lebih ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
Kegiatan gerakan membagikan nasi dilakukannya malam sehingga
banyak relawan yang jauh, tidak bisa langsung pulang karena waktu
selesainnya sangat malam. Dari kendala tersebut para pejuang nasi
mengantisipasinya, dengan relawan yang ikut bergabung datang saja untuk
tempat tinggal tidak masalah karena salah satu para pejuang nasi ada yang
berdomisili Kota Serang.
53
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB 54
Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku voulenter dan pemegang akun media
sosial komunitas gerakan berbagi nasi di Serang pada Rabu 6 Desember 2017 pukul 11.00 WIB
93
Kendala selanjutnya yaitu dari penanggung jawab koordinator
kadang tidak berjalan lancar, karena orang-orang pejuang nasi banyak
kesibukan masing-masing seperti kerja dan hal lainnya, kadang kembali
lagi kepada ketuan yang menjadi koordinator. Tapi kita juga
mengantisipasinya dengan komunikasi melalui group khsusus voulenter
sehingga jika untuk koordinator penanggung jawab yang tidak bisa datang
kita sama-sama membantunya karena di sini semunya bertanggung jawab
atas kegiatan gerakan berbagi nasi di Serang.
Setelah melakukan evaluasi hal selanjutnya yaitu apa hasil akhir
yang diinginkan dari adanya gerakan berbagi nasi di Serang. Berikut hasil
wawancara dengan Fajar Maulana yaitu :
“Hasil akhir yang kita pengen sih, relawannya itu semakin banyak.
Makin banyak orang yang peduli dan terus makin kompak di
Internalnnya. Sehingga kita dapat memberikan suatu yang baik
untuk masyarakat sesuatu yang bermanfaat. Kemudian yang
diinginkan komunitas ini tidak ada lagi, maksudnya bukan tidak
lagi karena hadirnya komunitas ini ada yang membutuhkan kita
pengennya ga ada lagi orang yang kurang kesejahteraanya.
Walaupun bubar bukan berarti komunitas tidak ada lagi, tetap ada
tapi dengan kegiatan-kegiatan lain.”55
Dari hasil wawancara diatas bahwa hasil akhir yang diingin dari
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini relawannya semakin
meningkat dan komunitas ini bubar, bukan disini bukan tidak ada lagi
tetap ada tapi dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Berarti sudah tidak ada
55
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB
94
lagi kemiskinan atau orang-orang yang kelaparan di Indonesia khususnya
Kota Serang.
Untuk mengukur keberhasilan dari tujuan sebuah kampanye
pemasaran sosial dan program yang telah dijalankan, ini juga akan terlihat
bahwa berhasil atau tidaknya gerakan berbagi nasi. Seperti yang di
tuturkan oleh Fajar Maulana :
“Adanya relawan baru dan donatur setiap pekannya itu menjadi
tolak ukur keberhasilan dari program yang telah dirancanakan.
Menurut kita dengan adanya relawan baru setiap pekannya berarti
kegiatan kita mendapatkan respon baik dari masyarakat untuk
mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan kita walaupun
hanya dengan sebungkus nasi.”56
Menurut Nining Kusumastuti menyampaikan :
“Respon yang baik dari relawan, menjadi tolak ukur keberhasilan
kegiatan kita karena kegiatan ini membangun edukasi untuk
relawan agar lebih bersyukur lagi dalam kehidupan dan
bagaimana cara untuk berbagi tidak dengan menunggu kaya.”57
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
indikator keberhasilan dari kegiatan ini adanya relawan baru dan donatur
setiap pekannya. Sehingga para relawan pun merasakan langsung
bagaimana membantu orang-orang dilingkungan kita yang masih belum
beruntung intinya kita makan sehari 3 kali sedangkan mereka tidak teratur
makan sedapat rezekinya mereka. Selain itu para relawan dapat bertemu
orang-orang baru dan dapat berkomunikasi dengan para pejuang nasi
56
Hasil wawancara dengan Fajar Maulana selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
pada Jum’at 1 Desember 2017 pukul 20.00 WIB 57 Hasil wawancara dengan Nining Kusumastuti selaku ketua komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang pada Rabu 6 Desember 2017 pukul 11.00 WIB
95
lainnya. Untuk relawan juga banyak waktu yang digunakan dan diisi oleh
hal-hal yang bermanfaat.
4.4 Pembahasan
Pada pembahasan ini, peneliti akan memaparkan hasil bagaimana
strategi komunikasi pemasaran sosial komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang, dengan mengacu pada identifikasi masalah yang telas dijelaskan
sebelumnya. Pada saat ini tingginya angka kemiskinan di Indonesia
sungguh memprihatikan, peran pemerintah saja tidak cukup untuk
membantu menanggulanginya tingginya angka kemiskinan tersebut
membuat masyarkat ikut peran dan berpartisipasi dalam mengatasi
permasalahan kemiskinan dengan membuat suatu gerakan sosial yang
bertujuan untuk suatu perubahan.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, maka
sebagai warga negara bisa berperan aktif untuk membantu fakir miskin
dan anak-anak terlantar tersebut. Untuk itu komunitas gerakan berbagi nasi
Serang membantu meringankan pemerintah dalam menangulangi masalah
kemiskinan, walaupun saat ini dimulai dengan semangat untuk
membagikan sebungkus nasi sebagai cerminan melihat realita yang ada di
masyarakat. Sebungkus nasi ini baru langkah awal untuk berbuat sesuatu
dan berusaha mempersatukan kembali nusantara ini walau hanya dengan
sebungkus nasi.
96
Gerakan berbagi nasi ini merupakan gerakan dari swadaya
masyarakat atas keprihatinan mereka terhadap masyarakat Indonesia yang
masih kelaparan atau gerakan kepedulian yang membantu orang-orang
yang tidak mampu melalui sebungkus nasi. Komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang baru terbentuk sejak tahun 2013, yang mulai didirikan oleh
Dita Sefti Nurlina. Seiring dengan berjalan waktu komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ini semakin eksis dan berkembang sehingga sampai
saat ini gerakan berbagi nasi di Serang tetap aktif dalam melakukan
kegiatannya.
Gerakan berbagi nasi di Serang yang bergerak dalam kegiatan
sosial ini mampu menarik relawan untuk ikut serta dalam menebarkan
kebaikan melalui sebungkus nasi. Dalam membentuk sebuah komunitas
gerakan sosial tidaklah mudah apalagi menjadi gerakan sosial yang global,
dimana masyarakat tertarik untuk bergabung dan membentuk gerakan
yang sama. Sesuai dengan hasil penemuan penulis komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang relawan atau pejuang nasinya di bilang masih
sedikit, agar kegiatan gerakan berbagi nasi ini dapat berlansung dan terus
berkembang dengan baik dibutuhkannya strategi komunikasi.
Dalam hal ini, strategi komunikasi pemasaran sosial sangat
diperlukan dalam penelitian ini. Karena pemasaran sosial merupakan suatu
penerapan konsep pemasaran pada aktivitas non-komersial yang
berhubungan dengan kepedulian kemasyarakatan dan kesejahteraan rakyat.
Sehingga komunikasi pemasaran sosial untuk mempengaruhi individu dan
97
sekelompok orang yang dapat membentuk sikap, perilaku baru dan
ideologi yang diharapkan. Dan untuk menjalan strategi komunikasi
pemasaran sosial dari Kotler dan Roberto tahapan dalam pelaksanaan
pemasaran sosial yaitu menganalisis lingkungan pemasaran sosial,
memilih khalayak sasaran, mendesain tujuan dan strategi pemasaran
sosial, merencanakan program pemasaran sosial, pengorganisasian dan
implementasi, mengontrol dan evaluasi program pemasaran sosial.
4.4.1 Menganalisis Lingkungan Pemasaran Sosial
Dalam pemasaran sosial, riset dilakukan untuk menganalisis
lingkungan tempat akan dilaksanakannya program pemasaran sosial.
Tujuan di adakannya riset lingkungan ini adalah untuk mengetahui dengan
jelas sebuah masalah yang benar-benar sedang terjadi di masyarakat. Salah
satu cara yang bisa dilakukan untuk menganalisis lingkungan pemasaran
sosial adalah dengan menggunakan metode SWOT untuk melihat Strenght
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities (peluang) dan Threats
(ancaman) dalam sebuah permasalahan dimasyarakat. Dalam analisis
SWOT, faktor-faktor internal yang melandasi sebuah permasalahan di
masyarakat bisa diketahui dan bisa mempermudah pelaku pemasaran
sosial dalam pengambilan keputusan berikutnya.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, peneliti melihat bahwa
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang melakukan analisis atau situasi
yang terkait dengan gerakan sosialnya yaitu sesuai dengan tujuan kegiatan
98
tersebut. Tujuan dari gerakan berbagi nasi di Serang ialah untuk
menumbuhkan semangat berbagi dengan membagikan nasi bungkus
kepada suadara-saudara kita yang membutuhkan. Agar dapat diidentifikasi
dengan jelas, maka dalam menganlisis permasalahan yang ada komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang melakukan berbagai perencanaan yaitu
dengan melakukan analisis SWOT.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan penelitia, tahap pertama
yang dilakukan yaitu melakukan analisis SWOT (Strenght, Weakness,
Oppurtunities, Threats) merupakan kerangka analisa tentang kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi komunitas gerakan
berbagi nasi Serang. Sehingga komunitas dapat mengetahui fokus produk
yang akan dipromosikan, kelemahan yang harus di perbaiki, peluang apa
saja yang dapat di manfaatkan serta adakah ancaman bagi komunitas.
Berikut adalah analisis SWOT dari komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang:
- Kekuatan (Strenght)
Kekuatan yang dimiliki oleh komunitas gerakan berbagi nasi
Serang yaitu bahwa kegiatan gerakan berbagi nasi sudah dilakukan selama
5 tahun sejak tahun dan kegiatan ini lakukan rutin setiap pekannya
sehingga komunitas gerakan berbagi nasi di Serang berbeda dengan
komunitas gerakan sosial lainnya. Aktifnya kegiatan yang dilakukan
setiap pekannya dapat memaksimalkan silahtuhrahmi antar relawan atau
99
pejuang nasi sehingga dapat membentuk dari kekuatan internal komunitas
itu sendiri.
- Kelemahan (Weakness)
Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang memiliki beberapa
kendala dalam melakukan kegiatan gerakan berbagi nasi yaitu kendalanya
dari segi waktu karena kegiatan ini dilakukan pada malam hari menjadi
pengambat bagi relawan yang berdomisilinya jauh untuk mengikuti
kegiataanya serta terhambatnya kendaraan pada saat melakukan kegiatan
membagikan nasi bungkus karena komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang berkeliling untuk membagikan nasi bungkusnya sesuai dengan rute
yang telah ditentukan.
Dalam kendala-kendala tersebut komunitas gerakan berbagi nasi
terus mengevaluasinya, dari segi waktu komunitas gerakan berbagi nasi
sudah mengantisipasinya dengan membagi jadwal malam dan sore agar
kegiatan tetap berjalan tapi tidak mengurangi esensi untuk berbagi.
- Peluang (Oppurtunities)
Adanya gerakan berbagi nasi Serang ini memberikan banyak
manfaat bagi relawan ataupun bagi target sasaran dari kegiatan ini. Dengan
mengikuti gerakan berbagi nasi relawan mendapatkan pahala, pengalaman,
dan mengisi waktunya dengan menyalurkan kebaikan melalui sebungkus
nasi. Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini menjadi wadah
masyarakat dalam membantu mereka yang masih belum beruntung dalam
100
satu hari kita makan 3 kali sehari akan tetapi mereka tidak teratur karena
mereka makan sedapat rezekinya sehingga membuat mereka kelaparan.
Disini gerakan berbagi nasi mempunyai manfaat baik yaitu sebagai
penyambung semangat mereka untuk esoknya.
- Ancaman (Threats)
Ancaman yang dari komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini
yaitu pada saat melakukan kegiatan membagikan sebungkus nasi tidak
menentunya target sasaran penerima nasi dan amunisinya. Terkadang ada
target sasaran yang tidak kebagian amunisinya, dan sebaliknya kadang
amunisinya banyak target sasarannya sedikit. Komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang selalu memperbaiki dan mengantisipasinya apabila hal
tersebut terjadi.
4.4.2 Memilih Target Adopter dan Segmentasi Pasar
Untuk menugubah perilaku target adopter, pelaku pemasaran
sosial meneliti dan mengklarifikasi target adopternya agar bisa
mengetahui kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan. Sehingga respon
dari kampanye yang dilakukan bisa berjalan sesuai apa yang diinginkan
oleh pelaku pemasaran sosial. Hal ini di jelaskan oleh Kotler (1989) :
“Pemasar sosial perlu mencapai pemahaman melalui kelompok
pengadopsi target dan kebutuhannya. Segmentasi adalah tugas untuk
memecah populasi target adopter menjadi segmen yang memiliki
karakteristik umum dalam merespon kampanye sosial.”
101
Adapun kriteria yang digunakan dalam melakukan
pengklasifikasian target segmen dalam pemasaran sosial dapat dilakukan
melalui pendekatan geografis, demografis dan psikografis. Menurut Kotler
dan Amstrong menjelaskan sebagai berikut :
- Segmentasi geografis, pada segmentasi geografis
pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya
seperti negara, daerah, wilayah, iklim dan sistem geografis
lainnya.
- Segmentasi demografis, dalam hal ini pengelompokan
khalayak sasaran didasarkan atas umur, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, ras dan kebangsaan
- Segmentasi psikografis, segmentasi yang didasarkan atas ciri-
ciri kepribadian dan perilaku.
Berdasarkan pernyataan di atas, yang menjadi target sasaran dari
kegiatan gerakan berbagi nasi di Serang untuk menjadi relawan siapa saja
ingin berbagi tinggal datang ke meet point yaitu di Kantor Pos Serang
dengan membawa semangat berbagi dan sebungkus nasi jika relawan
belum bisa membantu dengan donasi, relawan bisa membantu dengan
tenaga caranya ikut langsung ikut berkeliling membagikan sebungkus nasi.
Kalau relawan yang tidak bisa ikut tapi ingin berbagi cukup dengan
menitipkan nasinya dan komunitas gerakan berbagi nasi di Serang akan
menjemput nasi tersebut untuk di bagikan kepada target sasaran dari
kegiatan ini.
102
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
untuk memudahkan analisa, dibentuklah segementasi kelompok sasaran
yang memiliki karakteristik umum dalam merespon kampanye sosial.
Dalam hal ini, pemasar dapat menentukan segmentasi kelompok sasaran
berdasarkan aspek geografis, demografis dan psikografis. Adapun target
segmen komunitas gerakan berbagi nasi di Serang di bagi menjadi sebagai
berikut :
- Geografis : Untuk seluruh masyarakat yang ingin
membantu dalam mengatasi masalah kemiskinan di Kota
Serang, Banten
- Demografis : Semua usia, jenis kelamin laki-laki
dan perempuan, semua profesi, semua latar belakang sosial
ekonomi
- Psikografis : Memiliki jiwa sosial yang tinggi dan
semangat untuk berbagi dalam membantu sesama
Sehingga segmentasi pasar dari komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ini untuk semua masyarakat Indonesia yang menebarkan kebaikan
melalui sebungkus nasi. Sasaran dari komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, profesi maupun latar
belakang sosial ekonomi. Sedangkan yang menjadi sasaran yang berhak
mendapatkan donasi sebungkus nasi yaitu orang-orang yang masih tidur
beratapkan langit, pemulung, pekerja malam (tukang becak, parkir) dan
anak-anak kaum duafa.
103
4.4.3 Mendesain Tujuan dan Strategi Pemasaran Sosial
Dalam pemasaran sosial, pemasar harus menentukan tujuan dan
mendesain rencana-rencana strategi yang akan dilakukan agar tujuan dari
kampanye pemasaran sosial dapat terlaksana dengan baik. konsep
pemasaran sosial mengadopsi konsep pemasaran komersil pada umunya,
termasuk dalam marketing strategy. Dalam pemasaran komersil,
marketing mix dilakukan untuk mendapatkan keuntungan secara finansial,
sebab fokus kegiatan yang dilakukan berorientasi pada profit. Hal ini
berbeda dengan pemasaran sosial memfokuskan kegiatannya untuk
orientasi sosial, yakni lebih kepada kesadaran sosial dan perubahan
perilaku.
Marketing mix dengan metode 4P yang dilakukan dalam strategi
pemasaran sosial harus dikemas secara baik agar bisa diterima oleh
khalyak sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Product yang berupa
ide atau gagasan sosial, untuk itu dibutuhkan kemasan yang menarik untuk
menarik perhatian masyarakat. Penetapan Price atau harga, Place sebagai
tempat didistribusikannya produk hingga perencanaan Promotion produk
sosial yang ingin dikampanyekan bisa terlaksana dengan baik.
Dari hasil wawancara di atas bahwa strategi yang di lakukan oleh
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang dalam mengkampanyekan atau
mempromosikan kegaiatannya melalui media sosial seperti Instagram,
Twitter dan Facebook. Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang juga
melakukan promosi di media massa seperti radio, surat kabar dan stasiun
104
Televisi. Dalam melakukan startegi gerakan berbagi nasi juga melakukan
strategi secara personal communication yaitu komunikasi secara personal
dengan unsur mulut ke mulut sehingga informasi menyebar dengan begitu
cepat yang mampu mempengaruhi secara lansung sikap dan perilaku target
sasaran untuk mengikuti kegiatan gerakan berbagi nasi.
Agar staregi dapat di kemas dan diterima oleh khalayak pemasaran
sosial pun menerapakan konsep metode 4P dalam melaksanakan
starteginya, komunitas gerakan berbagi nasi Serang pun menggunakan 4P
product, price, place dan promotion dalam starteginya yaitu sebagai
berikut :
- Product : Untuk mempromosikan produk sosialnya komunitas
gerakan berbagi nasi membuat ide atau gagasan yang menarik
dengan cara membuat pamplet, dalam pamplet tersebut terdapat
pesan-pesan yang mengajak, qoutes tentang menfaatnya
berbagi. Pamplet di desain semenarik mungkin agar masyarakat
tertarik melihatnya sehingga ada respon untuk mengkuti
kegiatan gerakan berbagi nasi.
- Price atau harga : Dalam pemasaran sosial price sama dengan
pada aktivitas merketing untuk produk komersial. Ada yang
berbentuk uang dan ada yang tidak berbentuk uang.
Menentukan harga yang tepat untuk suatu produk sosial
tidaklah mudah banyak yang harus dipetimbangkan agar
105
harganya tepat dan mampu mengatasi masalah sosial. Untuk
harga yang ditentukan oleh komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang yaitu setiap relawan yang ingin ikut dalam kegiatan
gerakan berbagi nasi bisa mendonasikan dalam bentuk
uang,nasi dan tenaga. Untuk relawan yang ingin ikut langsung
melakukan kegiatan berbagi nasi minimal membawa satu
bungkus nasi, dan apabila relawan yang belum mampu
membantu secara materi bisa membantunya dengan tenaga
dengan ikut bergrilya membagikan nasi.
- Place atau tempat : Merujuk pada cara untuk menjangkau
khalayak. Selain itu tempat merupakan saluran-saluran untuk
mencapai khalayak dalam memberikan informasi. Tempat
dalam menyalurkan atau mendstribukasn produknya sosialnya
yaitu di Meet Point Kantor Pos Kota Serang.
- Promotian : Seperti yang sudah dijelaskan di atas komunitas
gerakan berbagi nasi Serang mempromosikan melalui media
sosial, media massa dan personal communication
4.4.4 Merencanakan Program Pemasaran Sosial
Dalam merencanakan program yang akan dilaksanakan, seluruh
elemen dalam marketing mix akan dimasukan ke dalam tactical program.
Pada tahapan ini, pelaku pemasar sosial membuat program yang telah di
rencanakan sebelumnya untuk mencapai tujuan kampanye. Setelah itu,
106
pemasar sosial akan berkerja berdasarkan program yang telah dibuat agar
elemen marketing mix yang dimasukan dalam rangkaian program terpilih
itu bisa langsung dirasakan oleh target adopter.
Dari hasil wawancara diatas Komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang melakukan perencanaan sebelum melaksanakan kegiatan yaitu
dengan berbagai persiapan untuk sebelum melaksanakan kegaitan berbagi
nasi, agar kegiatan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan. Tahapan
tersebut di mulai dengan menentukan waktu dan tempat untuk melalukan
kampanye gerakan berbagi nasi Serang.
Dari hasil uraian di atas dapat dilihat bahwa komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang melakukan perencanaan sebelum melaksanakan
kegiatan. Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang yaitu melakukan persiapan dimulai dengan
menentukan piket penanggung jawab koordinator setiap pekannya untuk
memperoleh pertimbangan dari seluruh para pejuang nasi. Kemudian
melakukan perencanaan lainnya seperti waktu yang telah di tentukan dan
amunisi. Ada berapa amunisi yang akan didonasikan kepada target serta
mendata tempat mana saja yang akan mendapatkan sebungkus nasi,
Dilakukannya berbagai perencanaan yaitu agar kegiatan gerakan berbagi
nasi di Serang agar tujuan dan sasarannya berjalan dengan lancar.
4.4.5 Pengorganisasian dan Implementasi Program
Penataan organisasi, pelaku pemasaran sosial sudah sampai tahap
mengatur sumber daya pemasaran dalam melaksanakan program
107
marketing mix. Sumber daya pemasaran merupakan pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan program-program taktis pemasaran
sosial yang dirancang sebelumnya.
Dari hasil wawancara di atas dapat diuraikan bahwa komunitas
gerakan berbagi nasi Serang tidak memiliki struktur organisasi formal
hanya ada ketua, bendahar, semua voulenter dan donatur. Jadi semua para
pejuang nasi bertanggung jawab atas kegaiatan ini. Pihak-pihak luar
lainnya yaitu ada banyak komunitas lain yang ikut serta dalam kegiatan
ini, dengan begitu adanya pihak luar dapat membantu kelancaraan
kegiatan ini. Sehingga kegaiatan ini juga dapat dikenal oleh banyak orang,
karena mereka yang bergabung dapat menyampaikan informasi kepada
komunitas lainnya. Adanya penanggung jawab atas kegiatan tersebut yaitu
agar program-program perencanaan berjalan sesuai dengan tujuan.
Setelah melakukan pengorganisasian, tahap selanjutnya ialah
implementasi program pemasaran. Implementasi pemasaran sosial
merupakan tahap dimana pelaku pemasar melakukan realisasi terhadap
rencana – rencana pemasaran dengan melibatkan pihak – pihak yang sudah
di pilih untuk bekerja sama. Pelaku pemasaran juga sudah mengetahui
kapan, dimana dan bagaimana program pemasaran akan dijalankan.
Berdasarakan hasil penelitian komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang mempunyai program rutin kegiatan berbagi nasi saja, serta
program tahunan yaitu NGOPI (ngobrol bareng pejuang nasi) ngobrol
bareng pejuang nasi tujuannya untuk menjalin silahtuhrahmi antar pejuang
108
nasi dengan kota lain agenda dalam kegaiatan tersebut membahas
bagaimana perkembangan gerakan berbagi nasi di setiap kota, serta
sharing-sharing seputar gerakan berbagi nasi. Selain itu kita melakukan
kegiatan hari besar lainnya seperti hari kemerdakaan, hari ibu dan besar
lainnya.
Program lainnya yaitu berbagi matras dengan komunitas gerakan
berbagi nasi kota lainnya. Dengan mengumpulkan donasi, setelah donasi
terkumpul matras akan di bagikan kepada mereka yang membutuhkannya.
Selain berbagi matras, komunitas gerakan berbagi nasi di Serang selalu
merayakan happy aniversary mereka dengan berbagi libur bersama anak-
anak kaum duafa tujuan yaitu agar selalu terjaga silahtuhrahmi antar
relawan atau pejuang nasi.
4.4.6 Mengontrol dan Evaluasi Program Pemasaran
Manajemen kontrol adalah proses untuk memotivasi dan memberi
inspirasi kepada orang-orang untuk melakukan aktivitas organisasi yang
mengarah pada tujuan organisasi. Ini juga merupakan proses untuk
mendeteksi dan memperbaiki keselahan kinerja yang tidak di sengaja atau
yang di sengaja (Kotler 1989). Organisasi membutuhkan suatu
pemantauan kontiyu pada program kampanye sosial agar memungkinkan
peninjauan setiap perkembangan strateginya dan mengoreksi setiap
penyimpangan yang terjadi tindakan ini disebut sebagai kontrol pemasaran
sosial.
109
Menurut hasil penelitian yang peneliti temukan, bahwa komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang sudah melakukan kontroling agar kegaiatan
yang dilakukan berjalan dengan lancar. Sebelum melakukan kegiatan
membagikan nasi bungkus gerakan berbagi nasi di Serang melakukan
diskusi di group khusus voulenter untuk melakukan perencanaan yaitu
seperti membuat player dan mempostingnya di media sosial serta
mengontrolnya biasanya ada donetur atau relwan yang menghubungi via
media sosial. Tidak hanya itu ketua gerakan berbagi nasi mengkoordinir
siapa aja yang akan menjadi piket penanngung jawab tiap pekannya.
Tahap selanjutnya dalam program pemasaran sosial adalah
melakukan evaluasi. Evaluasi bisa dilakukan untuk mengetahui bagaimana
respon target adopter terhadap keseluruhan orogram yang telah
dijalankan.
Hasil penelitian yang peneliti temukan gerakan berbagi nasi di
Serang melakukan evaluasi, evaluasi yang dilakukan yaitu setelah
melakukan kegiatan membagikan nasi relawan atau pejuang nasi
berkumpul kembali di meet point pertama untuk mengakrabkan anggota
satu sama lain karena setiap pekannya pasti ada relawan baru, berbagi
cerita kepada relawan bagaimana pengalaman yang di dapat, kesan, pesan
setelah mengikuti gerakan berbagi nasi. Setelah itu gerakan berbagi nasi di
Serang mengevaluasi kegiatan apa saja yang kurang, apa yang perlu
dilakukan pembaharuan.
110
Setelah melakukan evaluasi, adapun fungsi evaluasi adalah untuk
mengukur keberhasilan dari tujuan sebuah kampanye pemasaran sosial
dalam program yang telah dijalankan. Semua informasi yang didapat
ketika melakukan evaluasi biasanya akan digunakan sebagai tolak ukur
untuk meningkatkan efektifitas dan implementasi program pemasaran
sosial selanjutnya.
Setalah melakukan evaluasi hasil akhir yang diinginkan Komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang yaitu komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ini relawannya semakin meningkat dan komunitas ini bubar, bubar
disini bukan tidak ada lagi tetap ada tapi dengan kegiatan-kegiatan
lainnya. Berarti sudah tidak ada lagi kemiskinan atau orang-orang yang
kelaparan di Indonesia khususnya Kota Serang.
Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang menentukan indikator
keberhasilannya dapat dilihat dari adanya relawan baru serta respon yang
baik dari relawan memberikan komentar positif, relawan pun merasakan
langsung bagaimana membantu orang-orang dilingkungan kita yang masih
belum beruntung intinya kita makan sehari 3 kali sedangkan mereka tidak
teratur makan sedapat rezekinya mereka dan selalu ada donatur setiap
pekannya.
111
4.5 Faktor Pendukung dan Hambatan Komunitas Gerakan Berbagi
Nasi di Serang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis menemukan
bahwa yang menjadi faktor pendukungnya yaitu komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang mempunyai jasa dalam pembuatan player
sehingga pesan dan produk sosial yang di publikasi di media sosial dapat
menarik bagi orang-orang yang melihatnya dan berkeinginan untuk ikut
kegiatan gerakan berbagi nasi ini. Adanya donatur yang selalu
memberikan donasi serta kerjasama antar komunitas lain sehingga
gerakan berbagi nasi dapat lebih dikenal oleh masyarakat, karena meraka
juga membantu memperkenal komunitas gerakan berbagi nasi
Berdasarkan hasil penelitian peneliti temukan bahwa yang menjadi
faktor penghambat dalam komunitas gerakan berbagi nasi di Serang yaitu
kadang-kadang piket penanggung jawab koordinator tidak berjalan lancar
karena para pejuang nasi atau voulenternya mempunyai kesibukan kerja
atau kesibukan lainnya sehingaa penanggung jawab kembali keketuanya
yang menjadi koordinator.
112
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan semua analisa yang sudah digambarkan pada bab
sebelumnya yang mengenai strategi komunikasi pemasaran sosial yang
dilakukan Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi komunikasi pemasaran sosial yang dilakukan oleh komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang dalam melakukan program
membagikan sebungkus nasi yaitu melakukan berbagai macam
tahapan yaitu dengan melakukan berbagai startegi untuk menarik
masyarakat agar ikut dalam kegiatan membagi-bagikan nasi yaitu :
- Target sasaran dari kegiatan gerakan berbagi nasi di Serang
untuk menjadi relawan semua masyarakat yang ingin berbagi
dengan datang ke meet point yaitu di Kantor Pos Serang
dengan membawa semangat berbagi dan sebungkus nasi.
Target segmen komunitas gerakan berbagi nasi Serang di bagi
menjadi sebagai berikut :
Geografis : Untuk seluruh masyarakat yang ingin
membantu dalam mengatasi masalah kemiskinan di Kota
Serang, Banten
113
Demografis : Semua usia, jenis kelamin laki-laki
dan perempuan, semua profesi, semua latar belakang sosial
ekonomi
Psikografis : Memiliki jiwa sosial yang tinggi dan
semangat untuk berbagi dalam membantu sesama
- Strategi promosi , strategi yang di lakukan oleh komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang dalam mengkampanyekan atau
mempromosikan kegaiatannya melalui media sosial seperti
Instagram, Twitter dan Facebook. Media massa seperti radio,
surat kabar dan stasiun Televisi Serta personal communication
yaitu komunikasi secara personal dengan unsur mulut ke mulut
sehingga informasi menyebar dengan begitu cepat yang mampu
mempengaruhi secara langsung sikap dan perilaku target
sasaran untuk mengikuti kegiatan gerakan berbagi nasi.
- Merencanakan program pemasaran sosial, komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang melakukan perencanaan sebelum
melaksanakan kegiatan yaitu dengan berbagai persiapan
tahapan tersebut di mulai dengan menentukan waktu dan
tempat untuk melalukan kampanye gerakan berbagi nasi di
Serang.
- Pengorganisasian dan implementasi, komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang tidak memiliki struktur organisasi yang
114
formal akan tetapi selalu ada penanggung jawab setiap
kegiatannya sehingga kegiatan berjalan dengan lancar.
- Mengontrol dan evaluasi program pemasaran sosial, gerakan
berbagi nasi di Serang sudah melakukan kontroling dan
evaluasi, evaluasi yang dilakukan yaitu setelah melakukan
kegiatan membagikan nasi pejuang nasi berkumpul kembali di
meet point pertama untuk mengakrabkan anggota satu sama
lain karena setiap pekannya pasti ada relawan baru, berbagi
cerita kepada relawan bagaimana pengalaman yang di dapat,
kesan, pesan setelah mengikuti gerakan berbagi nasi. Setelah
itu gerakan berbagi nasi di Serang mengevaluasi kegiatan apa
saja yang kurang, apa yang perlu dilakukan pembaharuan.
2. Faktor pendukung dan hambatan komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang dalam melakukan pemasaran sosial yaitu, faktor pendukungnya
mempunyai jasa dalam pembuatan player sehingga pesan dibuat setiap
pekannya didesain secara berbeda-beda dan di publikasi di media
sosial sehingga masyarakat tertarik untuk melihatnya. Adanya donatur
yang selalu memberikan donasi serta kerjasama antar komunitas lain
sehingga gerakan berbagi nasi dapat lebih dikenal oleh masyarakat.
Sedangkan faktor penghambatnya yaitu piket penanggung jawab
koordinator tidak berjalan lancar
115
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat peneliti berikan kepada komunitas
gerakan berbagi nasi Serang sebagi berikut :
- Komunitas gerakan berbagi nasi Serang seharusnya membuat
struktur organisasi yang formal agar setiap anggota memiliki
penanggung jawab atas tugasnya
- Perlunya adanya kerja sama dengan pemerintah setempat agar
komunitas berbagi nasi di Serang ini menjadi komunitas legal
karena gerakan sosial ini merupakan kegaiatan yang membantu
masalah sosial yang ada di masyarakat
- Pada pelaksanaan komunikasi pemasaran sosial yang dilakukan
masih banyak dimensi yang harus dikaji, mulai dari pesan yang
disampaikan, media promosi yang digunakan seperti halnya
gerakan berbagi nasi di Serang hanya fokus ke media instagram
saja sehingga perlu mengupgrade ke media lainnya.
- Untuk meminimalisir hambatan yang di alami komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang, penulis menyarankan agar
komunitas lebih memaksimalakan pernecanaan kegiatannya.
116
DAFTAR PUSTAKA
Antar, Venus.2004. Manajemen Kampanye, Panduan Teoritis dan Praktis
dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relation Kuantitatif
dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa
Bungin, Burhan. 2013. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group
Cevilla, G. Convelo. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Universitas
Indonesia
Creswell, W. Jogn. 2014. Research Desain, Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan Mixed. Pustaka Belajar
Hong Cheng, Philip Kotler, Nancy R. Lee. 2010. “Social Marketing for
Public Health, Global Trends and Success Stories”. USA Jones and
Bartelett Publishers, LCC
Kotler, Philip and Nancy R. Lee. 2009. “Up and Out of Poverty, The
Social Marketing Solution”. New Jersey : Wharton School Publishing
____________and Roberto L. Eduardo. 1989. “Social Marketing :
Strategi for Changing Public Behavior”. New York : The Free Press
Kriyanto. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
117
Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi. Jakarta :
Kencana
Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposa. Jakarta : Bumi
Aksara
Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya
Pudjiastuti, Wahyuni. 2016. “Social Marketing, Strategi Jitu Mengatasi
Masalah Social di Indonesia”. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :
Alfabeta
Uchjana, Onong. 2011. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Sumber Lain :
https://ekbis.sindonews.com/read/1221394/33/gawat-kemiskinan-di-
indonesia-makin-parah/
http://www.berbaginasi.com/2016/07/sekilas-perjalanan/
https://serangkota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Statistik-
Kesejahteraan-Rakyat-Kota-Serang-2015.pdf
118
LAMPIRAN
119
PEDOMAN OBSERVASI
1. Mengamati dan mencarti tahu strategi komunikasi pemasaran sosial
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ?
2. Mengamati dan mencari tahu bagaimana komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang dalam menganalisis lingkungan pemasaran sosial ?
3. Mengamati dan mencari tahu bagaimana komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang dalam memilih target adopter dan segmentasi pasar ?
4. Mengamati dan mencari tahu bagaimana komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang dalam mendesain tujuan dan strategi pemasaran sosial ?
5. Mengamati dan mencari bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang dalam merencanakan program pemasaran sosial ?
6. Mengamati dan mencari tahu komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang pengorganisasian dan implementasi program ?
7. Mengamati dan mencari tahu bagaimana komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang mengontrol dan mengevaluasi program pemasaran
sosial ?
8. Mencari tahu apa saja faktor pendukung dan penghambat komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang dalam melakukan pemasaran sosial ?
120
PEDOMAN WAWANCARA
Tahapan Komunikasi Pemasaran Sosial
1. Menganalisis Lingkungan Pemasaran Sosial
- Apa yang menjadi latar belakang dari kegiatan gerakan berbagi
nasi di Serang
- Melakukan analisis situasi :
- Apa kekuatan yang dimiliki oleh komunitas gerakan berbagi nasi
di Serang ?
- Apa kelemahan yang dimiliki komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ?
- Apa peluang yang dimiliki komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ?
- Apa ancaman yang dimiliki komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ?
2. Memilih target adopter dan segmentasi pasar
- Siapa yang menjadi target sasaran dari kegiatan gerakan berbagi
nasi di Serang
121
- Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang dalam
melakukan target sasaran berdasarkan segmentasi geografis,
demografis dan psikologi ?
3. Mendesain tujuan dan strategi pemasaran sosial
- Strategi apa saja yang dilakukan komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang
4. Merencanakan program pemasaran sosial
- Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang melakukan
pernecanaan program pemasaran sosial
- Kapan dan dimana kegiatan gerakan berbagi nasi di serang
dilakukan ?
5. Pengorganisasian dan Implementasi Program
- Program apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang?
- Siapa saja yang terlibat dan bertanggung jawab dalam menjalankan
program tersebut ?
6. Mengontrol dan Evaluasi program pemasaran sosial
- Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang dalam
mengontrol program kegiatan yang dilakukan agar program yang
yang dilaksanakan berjalan dengan baik ?
122
- Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang dalam
melakukan evaluasi program yang telah dilakukan ?
- Apa hasil akhir yang diinginkan oleh komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang ?
- Apa yang menjadi indikator keberhasilan dari gerakan berbagi nasi
di Serang ?
7. Adakah faktor pendukung dan penghambat gerakan berbagi nasi di Serang
dalam melakukan pemasaran sosial?
123
TRANSKIP WAWANCARA
1. Hasil Wawancara Key Informan
Nama : Fajar Maulana
Jabatan : Ketua Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di Serang
Tgl/Waktu : 01 Desember 2017
Peneliti : Assalamualaikum wr wb. Saya Suheni mahasiswa
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Saya boleh minta waktu
Ka Fajar sebentar untuk wawancara tentang kegaiatan gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Ka Fajar : Oh iya silahkan Suheni, apa yang ingin di tanyakan tentang
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini
Peneliti : Okay baik ka, langsung mulai aja ya ka. Bagaimana
terbentuknya berbagi nasi di Kota Serang ?
Ka Fajar : Pencentus awalnya itu teh Dita, beliau yang pertama kali
membentuk komunitas gerakan berbagi nasi di Serang ini.
Karena memiliki jiwa sosial yang tinggi, emang awalnya
berbagi nasi itu di Bandung dan teh dita pun melihat kegiatan
ini bagus banya manfaatnya. Pada awalnya sedikit yang ikut
dan akhirnya lama kelamaan banyak yang ikut dan akhirnya
terbentuklah gerakan berbagi nasi di Serang
Peneliti : Sudah berapa banyak relawan yaa yang ikut ?
Ka Fajar : Sebenarnya sih yang udah pernah ikut banyak sekitar 100
lebih dan voulenter yang menetap ada 50 orang
124
Peneliti : Apakah komunitas gerakan berbagi nasi di Serang memiliki
struktur organisasi ?
Ka Fajar : Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang belum memiliki
struktur organisasi yang formal, hanya ada ketua dan
bendahara saja. Bendahara itu namanya Syofa Agustin
Peneliti : Apa saja visi misi yang dimiliki oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Ka Fajar : Gerakan berbagi nasi di Serang ini mempunyai Visi yaitu
berharap Indonesia tidak ada lagi kemiskinan dan kelaparan.
Sedangkan Misinya yaitu berbagi kepada sesama yang lebih
membutuhkan dengan sebungkus nasi, dan kegiatan sosial
lainnya.
Peneliti : Ka fajar apa sih yang menjadi latar belakang dari adanya
kegiatan gerakan berbagi nasi di Serang ini ?
Ka Fajar : Yaa, tujuan dari gerakan nasi ini untuk membantu
masyarakat, sebagian orang-orang dilingkungan kita ini masih
ada yang belum beruntung. Dalam satu hari itu tidak rutin
makannya, tidak seperti kita yang makan sehari 3kali tapi
merek makan sedapat rezeki mereka saja. Di sini gerakan
berbagi nasi sebagai penyambung semangat mereka untuk
esoknya emergency banget kan karenakan yang kita tahu
gelandangan itu adanya diluaran, diemperan, terus kadang-
kadang itu makannya di tempat sampah
125
Peneliti : Ka Fajar apa sih kelebihan yang dimiliki oleh komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang ?
Ka Fajar : Kelebihan yang dimiliki dari komunitas kita, yaitu
kegiatannya lebih rutin dilakukan setiap sepekan sekali dan
semuanya langsung berhubungan langsung dengan target
sasarannya.
Peneliti : Apa kelemahan yang dimiliki komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang ?
Ka Fajar : Kelemahan yang dihadapi ketika melakukan kegiatan
berbagi nasi yaitu dari segi waktu dan kendaraan.
Peneliti : Ka Fajar, apa sih peluang yang dimiliki komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Ka Fajar : Yaa manfaatnya untuk relawan, ya tentu banyak
manfaatnya karena waktu relawan terisi dengan hal-hal yang
bermanfaat, kita bisa bertemu orang-orang baru dengan kita
berkomunikasi dengan orang baru kita banyak manfaatnya.
Peneliti : Ka Fajar, adakah ancaman yang dimiliki komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Ka Fajar : Tentu ada yaa, tidak menentunya target sasaran, kadang ada
target sasaran yang tidak kebagian kurang amunisinya.
Peneliti : Siapa sih yang menjadi target sasaran dari kegiatan gerakan
berbagi nasi di Serang ?
126
Ka Fajar : Berbagi itu tidak perlu menunggu kaya, cukup seadanya
yang kamu punya bisa di bagikan kalau belum bisa bantu
dengan materi cukup dengan tenaga dengan ikut membagikan
sebungkus nasi.
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam melakukan target sasaran berdasarkan segmentasi
geografis, demografis dan psikologi
Ka Fajar : Untuk menjadi relawan atau pejuang nasi tidak dibatasi,
mau itu anak kecil sampai orang dewasa, relawan juga banyak
dari kalangan remaja seperti anak yang masih sekolah sampai
yang sudah kerja dari berbagai profesi, karena relawan atau
pejuang nasi dilatar belakangi dari berbagai kalangan.
Peneliti : Strategi apa saja yang dilakukan komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang
Ka Fajar : Strategi yang kita lakukan dalam mempromosikan
kegaiatan berbagi nasi yaitu melalui media sosial seperti
instagram, facebook, twitter, media massa
Peneliti : Ka Fajar bagaimana gerakan berbagi nasi di Serang
melakukan pernecanaan program pemasaran sosial
Ka Fajar : Sebelum kita melakukan kegiatan berbagi nasi setiap
pekannya, adanya PJ piket koordinator setiap pekannya
Peneliti : Ka Fajar Kapan dan dimana kegiatan gerakan berbagi nasi
di Serang dilakukan ?
127
Ka Fajar : Kegiatan berbagi nasi sih dilakukan setiap jum’at malam
dan minggu sore pada akhir bulan pekan terkahir. Sedangkan
untuk malam hari kita mulai dari jam 20.00-11.30 kalau pada
sore kita mulai dari jam 16.00 sampai amunsi kita habis. Untuk
tempat kita berkumpul di meet poin Kantor Pos Kota Serang
Peneliti : Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang?
Ka Fajar : Untuk sekarang sih program rutin kita hanya berbagi nasi
saja, selain itu kita program tahunan yaitu NGOPI (ngobrol
asyik pejuang nasi), kalau setiap bulan ramadhan kita berbagi
alat shalat, berbagi takjil dan sahur. Selain itu kalau ada acara
hari besar seperti hari ibu, hari kemerdekaan dan hari besar
lainnya
Peneliti : Ka Fajar, Siapa saja yang bertanggung jawab dalam
menjalankan kegiatan ?
Ka Fajar : Kalau untuk penanggung jawab kegiatan disini semuanya
para pejuang nasi bertanggung jawab Kalau ada kegiatan-
kegiatan yang lain baru kita membagi tugas masing-masing
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam mengontrol ?
Ka Fajar : Agar kegiatan berjalan dengan baik, kita rutin dalam
menjalankan dan merecanakan kegiatan setiap pekannya itukan
ada 1 kali berbagi nasi, di satu kegiatan itu sebelum kegiatan
128
kita wajib memposting player yang sudah kita buat dan setiap
pekannya kan piket koordinator masing-masing disitu kita
akan menyimpan kontak personnya. Agar jika ada relawan
yang ingin ikut bisa menghubungi koordinator tersebut yang
sudah tahu alur-alurnya
Peneliti : Ka Fajar Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang dalam melakukan evaluasi program yang telah
dilakukan
Ka Fajar : Setelah kegiatan membagikan nasi, biasanya kita tidak
langsung pulang kita kumpul kembali di meet point Kantor Pos
Kota Serang. Kita melakukan kumpul lagi yaitu untuk
mengakrabkan relawan satu sama lain, karena setiap pekannya
itu biasanya ada relawan baru bergabung jadi untuk menjalin
silahtuhrahmi dengan berbagi cerita kepada relawan yang baru
masuk. Bagaimana pengalaman yang didapat, kesan dan
pesannya kepada komunitas gerakan berbagi nasi kedepannya.
Peneliti : Hasil akhir apa yang diinginkan oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Ka Fajar : Hasil akhir yang kita pengen sih, relawannya itu semakin
banyak. Makin banyak orang yang peduli dan terus makin
kompak di Internalnnya. Sehingga kita dapat memberikan
suatu yang baik untuk masyarakat sesuatu yang bermanfaat.
Kemudian yang diinginkan komunitas ini tidak ada lagi,
129
maksudnya bukan tidak lagi karena hadirnya komunitas ini ada
yang membutuhkan kita pengennya ga ada lagi orang yang
kurang kesejahteraanya. Walaupun bubar bukan berarti
komunitas tidak ada lagi, tetap ada tapi dengan kegiatan-
kegiatan lain.
Peneliti : Apa yang menjadi indikator keberhasilan dari gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Ka Fajar : Adanya relawan baru dan donatur setiap pekannya itu
menjadi tolak ukur keberhasilan dari program yang telah
dirancanakan. Menurut kita dengan adanya relawan baru setiap
pekannya berarti kegiatan kita mendapatkan respon baik dari
masyarakat untuk mereka yang benar-benar membutuhkan
bantuan kita walaupun hanya dengan sebungkus nasi.
Peneliti : Adakah faktor pendukung dan penghambat gerakan
berbagi nasi di Serang dalam melakukan pemasaran sosial?
Ka Fajar : Komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
mempunyai jasa dalam pembuatan player sehingga pesan dan
produk sosial yang di publikasi di media sosial dapat menarik
bagi orang-orang yang melihatnya. Adanya kerjasama antar
komunitas lain sehingga gerakan berbagi nasi dapat lebih
dikenal oleh masyarakat, yang menjadi faktor penghambat
dalam komunitas gerakan berbagi nasi di Serang yaitu kadang-
130
kadang piket penanggung jawab koordinator tidak berjalan
lancar
2. Hasil Wawancara Informan
Nama : Nining Kusumastuti
Jabatan : Admin Media Sosial Komunitas Gerakan Berbagi
Nasi di Serang
Tgl/Waktu : 06 Desember 2017
Peneliti : Assalamualaikum wr wb. Ning saya ingin wawancara kamu
apa boleh ?
Nining : Oh iya tentu boleh mbak heni
Peneliti : Okay baik, Bagaimana terbentuknya berbagi nasi di Kota
Serang ?
Nining : Awalnya sih ke isengan teh dita sama ka fahmi ya memiliki
jiwa sosial tinggi yaa menebarkan kebaikan melalui sebungkus
nasi
Peneliti : Sudah berapa banyak relawan yaa yang ikut ?
Nining : Kalau sudah banyak tapi yaa gtu, kadang naik turun soalnya
kan ga terikat
Peneliti : Apakah komunitas gerakan berbagi nasi Serang memiliki
struktur organisasi ?
Nining : Untuk struktur organisasi sih belum ada yaa
Peneliti : Apa saja visi misi yang dimiliki oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
131
Nining : Visi yaitu ga ada lagi yang kelaparan, Misinya yaitu
berbagi semangat dalam membantu mereka yang
membutuhkan
Peneliti : Apa sih yang menjadi latar belakang dari adanya kegiatan
gerakan berbagi nasi di Serang ini ?
Nining : Untuk membantu mereka dalam kebutuhan primer, yah
kebutuhan makan karena kalau kita susah makan kita susah
untuk menyambung hidup kedepannya
Peneliti : Ka Ning, apa sih kelebihan yang dimiliki oleh komunitas
gerakan berbagi nasi di Serang ?
Nining : Kegiatan rutin yang dilakukan setiap pekannya, kita sering
bertemu dengan relawan baru atau relawan yang sudah ikut
bergabung sehingga dapat memaksimalkan silahtuhrahmi antar
relawan, itu akan membentuk dari kekuatan internal dari
komunitas itu sendiri.
Peneliti : Apa kelemahan yang dimiliki komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang ?
Nining : Waktu kegiatannya malam
Peneliti : Peluang yang dimiliki komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ?
Nining : Manfaatnya sih kita mendapatkan pahala yaa
Peneliti : Adakah ancaman yang dimiliki komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang ?
132
Nining : Ada, kadang kekurangan amunisi
Peneliti : Siapa sih yang menjadi target sasaran dari kegiatan gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Nining : Untuk menjadi relawan atau pejuang nasi tidak dibatasi
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam melakukan target sasaran berdasarkan segmentasi
geografis, demografis dan psikologi
Nining : Anak kecil sampai orang dewasa, remaja sampe ke yang
sudah kerja dan memiliki jiwa sosial untuk berbagi
Peneliti : Strategi apa saja yang dilakukan komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang
Nining : Setiap ada relawan yang baru ikut, pasti membawa
temannya untuk ikut bergabung sehingga informasi gerakan ini
menyebar melalui teman-teman para pejuang nasi
Peneliti : Bagaimana gerakan berbagi nasi di Serang melakukan
pernecanaan program pemasaran sosial
Nining : Menyiapkan player, melakukan persiapan sebelum kegiatan
Peneliti : Kapan dan dimana kegiatan gerakan berbagi nasi di Serang
dilakukan ?
Nining : Jum’at malam pada pukul 20.00 WIB dan Minggu sore
pada akhir bulan jam 16.00 di Meet poin Kantor Pos Kota
Serang
133
Peneliti : Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang?
Nining : Kegiatan baru berbagi nasi aja, yaa pengennya membantu
masalah sosial lainnya seperti dari kesehatan, pendidikan dan
lainnya
Peneliti : Siapa saja yang bertanggung jawab dalam menjalankan
kegiatan ?
Nining : Semua voulenter berbagi nasi, kita selalu ada komunitas
lain yang ikut serta dalam mengikuti kegiatan gerakan berbagi
nasi. Seperti komunitas vespa, komunitas eart hours dan
komunitas lainnya
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam mengontrol ?
Nining : Setiap pekannya kita mempunyai piket koordinator
sehingga kegiatan pekannya terkontrol
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam melakukan evaluasi program yang telah dilakukan
Nining : Kita berkumpul kembali ke meet point nah di sana kita
melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan gerakan berbagi
nasi, apa saja yang kurang, apa yang perlu dilakukan
pembaharuan.
Peneliti : Hasil akhir apa yang diinginkan oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
134
Nining : Komunitas ini bubar, bukan berarti bubar tapi membantu
masyarkat dalam masalah sosial lainnya
Peneliti : Apa yang menjadi indikator keberhasilan dari gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Nining : Adanya respon positif dari setiap relawan
Peneliti : Adakah faktor pendukung dan penghambat gerakan berbagi
nasi di Serang dalam melakukan pemasaran sosial?
Nining : Faktor pendukung kita mempunyai donatur yang rutin
dalam memberikan donasi dan penghambatnya kendala dari
penannggung jawab setiap koordiantornya.
3. Hasil Wawancara Informan
Nama : Nyimas Syifa Wildani
Jabatan :Voulenter Komunitas Gerakan Berbagi Nasi di
Serang
Tgl/Waktu : 01 Desember 2017
Peneliti : Assalamualaikum wr wb. Semlamat pagi mbak
Nyimas ?
Mba Nyimas : Walaikumsalam wr wb. Iya selamat mba heni
Peneliti : Boleh ga saya wawancara nyimas?
Mba Nyimas : Boleh mba heni, mau wawancara apa ya ?
Peneliti : Okay baik, langsung aja bagaimana terbentuknya
berbagi nasi di Kota Serang ?
135
Nyimas : Awalnya itu teh Dita dan Ka Fahmi yang membentuk
komunitas ini dari mulai semangat membagikan nasi sehinga
dari situ banyak yang mulai ikutan komunitas ini
Peneliti : Sudah berapa banyak relawan yaa yang ikut ?
Nyimas : Kalau yang pernah ikut sih banyak tapi yang menetap lebih
dari 50 orang lebih
Peneliti : Apakah komunitas gerakan berbagi nasi di Serang memiliki
struktur organisasi ?
Nyimas : Belum ada Cuma ketua sam bendahara
Peneliti : Apa saja visi misi yang dimiliki oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Nyimas : Visi yaitu ga ada lagi yang kelaparan, Misinya yaitu
berbagi semangat dalam membantu mereka yang
membutuhkan
Peneliti : Apa sih yang menjadi latar belakang dari adanya kegiatan
gerakan berbagi nasi di Serang ini ?
Nyimas : Yaa, untuk menumbuhkan jiwa sosial bagi relawannya
sedangkan untuk yang diberi lebih di perhatikan
Peneliti : Apa sih kelebihan yang dimiliki oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Nyimas : Yaa kegiatan rutin dilakukan setiap pekannya, jadi
komunitas gerakan berbagi nasi ini aktif dalam kegiatannya
136
Peneliti : Apa kelemahan yang dimiliki komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang ?
Nyimas : Naik turunnya pejuang nasi, kadang pejuang banyak
kadang sedikit masih butuh kesadaran lagi dari teman-teman kita yang lain
untuk membantu ke sesama secara konsisten
Peneliti : Peluang yang dimiliki komunitas gerakan berbagi nasi di
Serang ?
Nyimas : Sebagai wadah berbagi kadang orang-orang bingung mau
mulai berbagi dari mana, dengan sebungkus nasi meraka sudah
bisa membantu sesama. Sebagai tempat menyalurkan sesuatu
apa yang kita ingin berikan kepada orang lain
Peneliti : Adakah ancaman yang dimiliki komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang ?
Nyimas : Kadang kekurangan amunisi
Peneliti : Siapa sih yang menjadi target sasaran dari kegiatan gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Nyimas : Untuk menjadi relawan atau pejuang nasi tidak dibatasi,
Kalau target yang didonasikannya itu, kita prioritasnya yaitu
pekerja malam (pemulung, tukang becak, tuna wisma,
pengamen, kaum dhuafa) Nah yang kita hindari itu seperti
peminta-minta atau pengemis. Nanti kalau keadaan jumlah
amunisinya lebih, kita bagikan ketukang ojek, parkir dan
kepada target yang layak untuk menerimannya.
137
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam melakukan target sasaran berdasarkan segmentasi
geografis, demografis dan psikologi
Nyimas : Untuk semua orang yang ingin berbagi dan berbagai
kalangan
Peneliti : Strategi apa saja yang dilakukan komunitas gerakan berbagi
nasi di Serang
Nyimas : Promosi yang kita sering lakukan sih, lewat Instagram yaa
karena saat sekarang ini masyarkat lebih banyak menggunakan
media sosial instagram.
Peneliti : Bagaimana gerakan berbagi nasi di Serang melakukan
pernecanaan program pemasaran sosial
Nyimas : Mempersiapakan dari amunisinya, siapa saja yang akan
mendapatkan donasi
Peneliti : Kapan dan dimana kegiatan gerakan berbagi nasi di Serang
dilakukan ?
Nyimas : Jum’at malam pada pukul 20.00 WIB dan Minggu sore
pada akhir bulan jam 16.00 di Meet poin Kantor Pos Kota
Serang
Peneliti : Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh
komunitas gerakan berbagi nasi di Serang?
Nyimas : Kegiatannya baru berbagi nasi aja, tapi ada kegiatan
lainnya seperti happy aniversary, berbagi matras
138
Peneliti : Siapa saja yang bertanggung jawab dalam menjalankan
kegiatan ?
Nyimas : Semua voulenter berbagi nasi
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam mengontrol ?
Nyimas : Kita ada group khusus voulenter, jadi setiap kegiatan kita
diskusikan di sana
Peneliti : Bagaimana komunitas gerakan berbagi nasi di Serang
dalam melakukan evaluasi program yang telah dilakukan
Nyimas : Setelah melakukan kegiatan kita berkumpul kembali ke
meet point untuk melakukan evaluasi
Peneliti : Hasil akhir apa yang diinginkan oleh komunitas gerakan
berbagi nasi di Serang ?
Nyimas : Tidak ada lagi kemiskinan dan kelaparan
Peneliti : Apa yang menjadi indikator keberhasilan dari gerakan
berbagi nasi i dSerang ?
Nyimas : Adanya relawan dan donasi setiap pekannya
Peneliti : Adakah faktor pendukung dan penghambat gerakan berbagi
nasi di Serang dalam melakukan pemasaran sosial?
Nyimas : Faktor pendukung kita mempunyai donatur yang rutin
dalam memberikan donasi, komunitas lain dan penghambatnya
kendala dari transportasi dan penanggung jawab koordinator
setiap pekannya kadang tidak berjalan lancar.
139
4. Hasil Wawancara Informan Pendukung
Nama : Bapak Asmat
Tgl/Waktu : 15 Desember 2017
Peneliti : Assalamualaikum wr wb Bapak, boleh tahu nama
bapak siapa ?
Pak Asmat : Iyaa walaikumsalam neng, pak Asmat
Peneliti : Saya Suheni, bapak udah makan ?
Pak Asmat : Belum neng
Peneliti : Pak saya mau tanya ?
Pak Asmat : Iyaa neng, mau nanya apa yaa ?
Peneliti : Oh iya langsung aja pak, apakah bapak sering
melihat kegiatan berbagi nasi ini ?
Pak Asmat : Oh iya neng, bapak sering melihat remaja-remaja ini
berkeliling bagiin nasi malem-malem kepada pemulung,
seminggu sekali kalau ga salah neng
Peneliti : Oh iya pak, bapak pernah mendapatkan donasi
sebungkus nasi ?
Pak Asmat : Sering neng, apalagi kalau bapak lagi mulung
malem-malem suka di kasih sebungkus nasi sama remaja-
remaja ini
Peneliti : Berapa banyak bapak mendapatkan nasinya ?
Pak Asmat : Yaa Alhamudilah satu bungkus juga neng, kita
bersyukur karena mendapatkan makanan dari kalian.
140
Biasanya kalau malam kita ga makan neng, yaa makan
sedapat rezeki kita saja. Saya merasa bersyukur masih ada
orang yang peduli sama orang-orang seperti kita, yaa
alhamdulilah neng walaupun sebungkus nasi itu sangat
membantu kita
Peneliti : Iya bapak, dimakan yaa nasinya
Pak Asmat : Iyaa neng, makasih yaa
141
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Kegiatan Gerakan Berbagi Nasi di Serang
142
143
Target Sasaran Yang Mendapatkan Donasi
144
145
Dokumentasi Wawancara
146
Catatan Bimbingan
147
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Suheni
TTL : Serang, 17 Oktober 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Mundu RT/RW 006/001
Ds. Pasir Buyut Kec. Jawilan Kab. Serang - Banten
Agama : Islam
No. Handphone : 085742655076
Email : [email protected]
Latar Belakang Pendidikan
2001 – 2007 : SDN Pasir Buyut 1
2007 – 2010 : SMPN 1 Jawilan
2010 – 2013 : SMAN 1 Jawilan
2013 – 2018 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Pengalaman Organisasi
FoSMaI : Forum Silahtuhrahim Mahasiswa Islam