UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL /...

48
Ekonomi Moneter PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY TAHUN ANGGARAN 2014 Analisis Transaksi Non-Tunai (Cash-Less Transaction) Dalam Mempengaruhi Permintaan Uang (Money Demand) Guna Mewujudkan Perekonomian Indonesia Yang Efisien TIM PENGUSUL : Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si. / NIDN.0028107506 Tejo Nurseto, M. Pd. / NIDN. 0024037404 Ngadiyono, S.Pd. / NIDN. 0029107005 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014

Transcript of UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL /...

Page 1: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Ekonomi Moneter

PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY

TAHUN ANGGARAN 2014

Analisis Transaksi Non-Tunai (Cash-Less Transaction) Dalam Mempengaruhi Permintaan Uang (Money Demand) Guna

Mewujudkan Perekonomian Indonesia Yang Efisien

TIM PENGUSUL :

Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si. / NIDN.0028107506 Tejo Nurseto, M. Pd. / NIDN. 0024037404

Ngadiyono, S.Pd. / NIDN. 0029107005

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014

Page 2: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir
Page 3: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Permasalahan 1

B. Perumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

BAB II TINJAUAN TEORI 5

A. Teori Kuantitas Uang 5

1. Pendekatan Cambridge 6

B. Evolusi dan Perkembangan Sistem Pembayaran 6

C. Transaksi Keuangan di Indonesia 9

1. Sistem Pembayaran 9

a. Kebijakan 10

b. Kelembagaan 10

c. Instrument Pembayaran 11

d. Mekanisme Operasional 11

e. Infrastruktur Teknis 11

D. Sistem Pembayaran Elektronik (Electronic Payment System) 12

E. Roadmap Penelitian 14

F. Kerangka Pemikiran 14

G. Hipotesis Penelitian 15

BAB III METODE PENELITIAN 16

A. Desain Penelitian 16

B. Definisi Operasional Variabel 16

C. Model Penelitian 17

D. Alat Analisis 18

Page 4: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

1. Error Correction Model (ECM) 18

2. Uji Akar Unit 18

3. Uji Kointegrasi 19

4. Uji Kebaikan ECM 19

a. Uji Heteroskedastisitas 20

b. Uji Autokorelasi 20

c. Uji Normalitas 20

BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 22

A. Anggaran Biaya 22

B. Jadwal Penelitian 23

C. Susunan Tim Pelaksana 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 5: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh transaksi non-

tunai (cash-less transaction) yang dinyatakan dengan penggunaan kartu pembayaran

elektronik, dalam hal ini kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM maupun transaksi antar

bank, terhadap permintaan uang (money demand) dalam perekonomian Indonesia.

Upaya peningkatan penggunaan pembayaran non tunai yang dipersiapkan Bank

Indonesia menuju cash-less society tidak lain adalah upaya untuk mewujudkan sistem

pembayaran yang efektif dan efisien. Harus diakui pengembangan cash-less society saat ini

masih menghadapi kendala karena memegang uang adalah kebiasaan atau budaya dari

masyarakat Indonesia. Dengan demikian harus ada pensubstitusian transaksi non tunai

terhadap transaksi tunai. Berdasarkan data perkembangan penggunaan APMK dan nilai

transaksi non tunai lainnya maka penulis ingin menganalisis pengaruh penggunaan kartu

pembayaran elektronik di Indonesia.

Jenis data yang digunakan adalah data time series bulanan dari tahun 2008:1 sampai

2012:12. Seluruh data adalah data sekunder yang diperoleh dari Direktorat Akunting dan

Sistem Pembayaran, Bank Indonesia. Variabel-variabel yang digunakan adalah jumlah

pemegang kartu kredit, jumlah pemegang kartu debit, jumlah mesin ATM, nilai transaksi

APMK, dan nilai transaksi kliring. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah estimasi terhadap pengaruh transaksi non tunai terhadap permintaan uang pada jangka

panjang dilakukan dengan menggunakan uji kointegrasi Engel Granger. Sedangkan estimasi

transaksi non tunai Indonesia dinamis (jangka pendek) menggunakan error correction model

(ECM). Penggunaan ECM dikarenakan metode ini mampu menggabungkan efek jangka

panjang dan efek jangka pendek.

Kata Kunci: Transaksi non-tunai, permintaan uang, efisien

Page 6: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Pembangunan ekonomi nasional yang berhasil di Indonesia memerlukan berbagai

prasyarat, salah satunya adalah keterlibatan sektor moneter dan perbankan. Perkembangan

sektor perbankan biasanya sejalan dengan kemajuan teknologi. Electronic payment system

merupakan penerapan teknologi pada system pembayaran agar aktifitas perbankan lebih

cepat, tepat, akurat yang akhirnya akan meningkatkan produktifitas perbankan. Sebelumnya

sistem pembayaran yang lazim digunakan adalah paper based payment, yang merupakan

sistem pembayaran yang dilakukan secara manual dimana pembayar dan penerima

bertransaksi secara langsung, contohnya cek dan giro. Sistem pembayaran ini pun

berkembang menjadi electronic payment system, dimana sistem pembayaran elektronik ini

memanfaatkan teknologi dalam bertransaksi, misalnya kartu debet dan kartu kredit. (Warjiyo,

2006)

Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan

mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana pada kegiatan perekonomian

(Bank Indonesia, 2011). Sistem pembayaran terdiri dari beberapa komponen antara lain

adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir (settlement) (Bank

Indonesia, 2006). Sistem pembayaran Indonesia selalu mengikuti kemajuan teknologi yang

berkembang di negara-negara lain. Menurut Bank Indonesia Alat Pembayaran Menggunakan

Kartu (APMK) adalah seluruh instrumen sistem pembayaran yang pada umumnya berbasis

kartu antara lain: kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), kartu kredit, kartu debet, serta jenis

kartu lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran seperti kartu smart, e-wallet, serta

beberapa alat pembayaran lain yang dapat dipersamakan dengan kartu, dimana untuk

menggunakan kartu-kartu tersebut masyarakat harus mampu dan bersedia untuk mengadopsi

teknologi tersebut (Mantel, 2000).

Teknologi dari sistem pembayaran ini pun menuju ke arah yang semakin efisien.

Efesiensi dari sistem pembayaran dapat diukur dari tingkat keakuratan, ketepatan dan

kecepatannya. Kebutuhan dari sistem pembayaran pun semakin meningkat, dimana saat ini

Page 7: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

keefisienan sistem pembayaran merupakan faktor utama dari kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh masyarakat dan para pengusaha. Dengan sistem pembayaran yang efisien,

transaksi yang terjadi di dalam dunia bisnis pun menjadi lebih mudah. Sekarang ini sistem

pembayaran yang dianggap paling efisien adalah sistem pembayaran elektronik, dimana

transaksi dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar dan tanpa harus

dilakukannya tatap muka dari para penjual dan pembeli. Electronic payment system atau

sistem pembayaran elektronik telah menjadi pilihan bagi transaksi yang terjadi di berbagai

wilayah di Indonesia. Penggunaannya pun telah meluas dari kegiatan ekonomi dengan

volume yang kecil ke kegiatan ekonomi atau transaksi yang memiliki volume besar diantara

perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.(Muttaqin, 2006) Dalam bisnis perdagangan,

perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor mengkaji berbagai kemungkinan yang

ditawarkan oleh sistem-sistem pembayaran online melalui internet. Jenis transaksi dalam

perekonomian terdiri dari transaksi tunai dan non tunai. Informasi mengenai jumlah maupun

nilai transaksi tunai yang aktual dalam sebuah negara sulit diukur. Namun demikian, data

transaksi tunai ini dapat diperoleh melalui proksi nilai dengan memanfaatkan informasi

jumlah uang beredar dan transaksi non tunai. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa

perkembangan inovasi sistem pembayaran, dalam hal ini penggunaan kartu kredit, kartu

debit, dan kartu ATM, mempengaruhi jumlah permintaan uang tunai, yang menurut

Snellman, Vesala, dan Humphrey (2000) mampu mempengaruhi penerimaan seigniorage

bank sentral dan pemerintah.

Kemampuan transaksi non tunai mensubstitusi transaksi tunai dapat dijadikan

gambaran bagaimana proporsi penggunaan transaksi non tunai di masa yang akan datang.

Upaya peningkatan penggunaan pembayaran non tunai yang dipersiapkan Bank Indonesia

menuju cash-less society tidak lain adalah upaya untuk mewujudkan sistem pembayaran

yang efektif dan efisien. Harus diakui pengembangan cash-less society saat ini masih

menghadapi kendala karena memegang uang adalah kebiasaan atau budaya dari masyarakat

Indonesia. Dengan demikian untuk mencapai sistem pembayaran yang dimaksud harus ada

pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai. Berdasarkan data perkembangan

penggunaan APMK dan nilai transaksi non tunai lainnya maka penulis ingin menganalisis

pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik dan daya substitusi transaksi non tunai

elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia.

Page 8: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Sistem pembayaran yang mekanisme transaksinya dilakukan dengan cara pemindahan

dana antar rekening bank dapat dilakukan dengan menggunakan alat elektronik dan juga

jaringan internet. Beberapa contoh transaksi ini adalah transfer bank, internet-banking, sms-

banking dan juga phone-banking. Dalam bisnis perdagangan, perusahaan-perusahaan dari

berbagai sektor mengkaji berbagai kemungkinan yang ditawarkan oleh sistem-sistem

pembayaran online melalui internet.

Pelaksanaan transaksi dengan sistem elektronik ini selain telah digunakan untuk

kegiatan perdagangan internasional oleh perusahaan-perusahaan besar, sistem ini pun telah

banyak digunakan oleh kegiatan ekonomi dalam negeri khususnya perusahaan-perusahaan

yang bergerak dibidang retail (eceran). Gary dan James (2000) mengemukakan dalam

bukunya bahwa penggunaan sistem ini dalam penjualan eceran mempermudah baik penjual

maupun pembeli dalam bertransaksi, dimana penjual akan dikenakan tagihan 1,5 atau 3

persen dari nilai transaksi. Sistem pembayaran elektronik ini lebih murah daripada

menggunakan sistem pembayaran lainnya. Sedangkan penelitian Grant (1983) mengatakan

bahwa bagi perusahaan retail penggunaan sistem pembayaran ini tidak menghasilkan

penghematan yang cukup berarti, namun peningkatan penjualan semenjak pemasangan

sistem pembayaran elektronik ini mengakibatkan secara keseluruhan perusahaan retail

mendapatkan keuntungan.

Dunia perbankan merupakan sumber inovasi dan salah satu sektor ekonomi yang

merasakan manfaat terbesar dari munculnya sistem pembayaran baru ini. Perkembangan ini

telah memacu praktisi perbankan untuk mengembangkan sistem pelayanan kepada nasabah

yang lebih efektif dan efisien. Kemajuan teknologi informasi telah berhasil membuat

Automatic Teller Machine (ATM) dan portable computer menggantikan fisik kantor bank

yang mahal. Kini dari perangkat elektronik itu dapat dilakukan kegiatan perbankan, mulai

dari melihat saldo, mencetak statement rekening koran, transfer dana domestik maupun valas,

juga transaksi letter of credit. Perbankan menuju arah tanpa bentuk (virtual reality banking)

(Sukardi, 1997).

B. RUMUSAN MASALAH

Perekonomian di berbagai negara kini sedang mencari sistem pembayaran yang ideal

dan aman. Sistem pembayaran yang dianggap baik saat ini adalah sistem pembayaran

Page 9: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

elektronik. Sistem pembayaran elektronik di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sekarang

ini telah berkembang cukup pesat. Menurut Global Insight (2003), pengadopsian sistem

pembayaran elektronik akan meningkatkan penjualan barang dan jasa, menurunkan

penghalang langsung terhadap kredit dan likuiditas uang, serta menurunkan penghalang

geografis dalam perdagangan dan transaksi perekonomian.

Beberapa permasalahan yang akan penulis garis bawahi dalam penelitian ini adalah

bagaimana transaksi non-tunai (cash-less transaction) dalam penggunaan APMK (Alat

Pembayaran Menggunakan Kartu) seperti ATM, Kartu Kredit, Kartu Debet dan nilai

transaksi dengan APMK dan nilai transaksi kliring mempengaruhi permintaan uang (money

demand) dalam perekonomian Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,

sehingga akan mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik dari transaksi-transaksi non-tunai

tersebut.

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh transaksi pembayaran non-tunai (cash-less transaction) terhadap permintaan uang

(money demand) dalam perekonomian Indonesia. Penelitian ini hendak mengetahui pengaruh

beberapa variable yang diproksi sebagai transaksi non-tunai seperti jumlah ATM, jumlah

pemegang kartu kredit, jumlah pemegang kartu debet, nilai transaksi dengan APMK, dan

nilai tranksaksi kliring dalam mempengaruhi permintaan uang di Indonesia.

Page 10: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TEORI KUANTITAS UANG

Teori kuantitas uang membawa pengkajian yang lebih proporsional terhadap konsep

permintaan uang dalam perekonomian. Teori ini masih termasuk dalam teori ekonomi klasik

dan dikembangkan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan oleh Irving Fisher serta

pendekatan Cambridge (cash balance approach) yang dikembangkan oleh A. C. Pigou.

Earlier dan Fisher menginisiasi konsep money holdings yang menjadi bagian formal dalam

teori ekonomi. Pendekatan lebih memfokuskan pada pendekatan institusional. Fisher

menemukan konsep velocity of money, tingkat kecepatan perputaran uang, yang

menghubungkan kuantitas uang (M) dengan total barang dan jasa yang dibelanjakan (P x Y),

dengan persamaan.

dengan mengalikan kedua persamaan dengan parameter M, maka didapatkan persamaan

pertukaran (equation of exchange) berikut ini

Dari persamaan di atas, V (velocity of money), didefinisikan sebagai jumlah rata-rata waktu

yang dihabiskan untuk membelanjakan komoditi barang dan jasa yang diproduksi dalam

perekonomian (Mishkin, 2001). Persamaan ini tidak cukup baik menggambarkan keadaan

keseimbangan. Keberadaan uang hanyalah untuk memfasilitasi transaksi dan tidak memiliki

kegunaan intrinsik.

Parameter velocity of money ditetapkan secara institusional yang mengatur

masyarakat dalam perekonomian. Misalkan, menggunakan kartu kredit, berarti masyarakat

membelanjakan uang lebih kecil daripada barang yang didapatkannya (M↓relatif terhadap

PY) dan tingkat V akan meningkat. Parameter V akan menyesuaikan dengan lambat seiring

perubahan institusional dan perubahan teknologi, dalam jangka pendek relatif konstan.

Page 11: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

1. Pendekatan Cambridge.

Pendekatan Cambridge terlahir sebagai alternatif dalam teori kuantitas uang yang

menghubungkannya dengan pendapatan nominal. Pendekatan ini menekankan pentingnya

permintaan uang dalam menggambarkan pengaruh money supply dalam tingkat harga

(Sriram, 1999). Disamping menganalisis permintaan uang secara institusional, ekonom

Cambridge lebih dalam menganalisis bagaimana individu memegang uang daripada

keseimbangan pasar (Mishkin, 2001). Tingkat kesejahteraan masyarakat mempengaruhi

permintaan uang. Uang dalam pendekatan ini tidak saja berfungsi sebagai alat pertukaran,

melainkan sebagai penyimpan nilai. Para ekonom seperti A. C. Pigou dan Alfred Marshall

memformulasikan pendekatan ini melalui persamaan

dimana Md

= permintaan uang, P = tingkat harga, Y = tingkat pendapatan, dan k = konstanta.

Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan dua hal sebagai berikut yaitu 1. Ekonom

yang menganut pendekatan Cambridge sependapat dengan pendekatan Fisher bahwa tingkat

suku bunga tidak berpengaruh terhadap money demand dalam jangka pendek (Mishkin,

2001). 2. Sesuai dengan asumsinya, parameter k, sebagaimana ditunjukkan dalam

persamaan di atas dapat berfluktuasi seiring dengan perilaku masyarakat dalam

menggunakan uang untuk menyimpan kekayaan. Perilaku masyarakat ini juga dipengaruhi

oleh penerimaan yang diharapkan dari penggunaan penyimpan kekayaan lain seperti saham

dan obligasi (Sriram, 1999).

B. EVOLUSI DAN PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi ekonomi telah mengalami banyak perubahan baik dalam kegiatan

transaksinya maupun faktor-faktor pendukung kegiatan transaksinya. Perubahan ini telah

terjadi hampir berabad-abad lamanya. Dapat dikatakan bahwa sistem pembayarannya pun

telah mengalami evolusi. Dalam perekonomian masyarakat yang masih terbelakang,

transaksi ekonomi mereka dilakukan dengan cara barter. Transaksi barter inilah yang

kemudian berkembang menjadi sebuah sistem yang dinamakan sistem pembayaran. Karena

barter menghadapi masalah kesetaraan nilai, maka dipergunakanlah commodity money

berupa emas atau perak serta koin. Masalah ini muncul setelah adanya kesadaran masyarakat

Page 12: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

bahwa transaksi akan semakin efektif dan efisien apabila masyarakat mempergunakan

“sesuatu” yang digunakan sebagai alat pembayaran. Karena emas dan perak tidak praktis,

maka evolusi ini berlanjut dengan penggunaan uang fiat (uang kepercayaan). Uang fiat

adalah uang kertas yang diumumkan oleh pemerintah sebagai alat transaksi (Miskhin, 2001).

Pembayaran sistem barter, commodity money, serta uang fiat dapat dikelompokkan menjadi

sistem pembayaran tunai. Sistem pembayaran ini merupakan sistem pembayaran yang paling

sederhana, dan paling banyak digunakan untuk sebagian besar transaksi dalam

perekonomian, terutama di negara-negara berkembang. Sebab, dalam sistem pembayaran

tunai dana dapat dengan mudah ditransferkan secara instan tanpa adanya biaya lain seperti

waktu dan transaksi (Listfield dan Montes-Negret, 1994).

Dalam kasus perekonomian Indonesia, untuk menjaga kualitas uang yang beredar di

masyarakat, Bank Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan. Kebijakan yang diambil

tersebut adalah pengeluaran dan pengedaran uang emisi baru, serta melanjutkan program

public education mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah (Bank Indonesia, 2006). Beberapa

standar fisik keaslian uang kartal (fiat) untuk menjaga dari penyalahgunaan dan pemalsuan

diantaranya adalah ukuran, bahan, warna kertas yang unik, denominasi uang, serta pengaman

(tinta khusus, watermark, benang pengaman, gambar tembus pandang, microtext, dan lain-

lain).

Setelah penggunaan uang fiat semakin meluas, bukan berarti evolusi ini telah

berhenti. Penggunaan uang kertas ini juga menyimpan berbagai biaya, dari keamanan, biaya

transportasi, hingga biaya transaksi (pengenaan tarif dalam transaksi). Uang fiat hanya bisa

digunakan sebagai alat transaksi sepanjang adanya kepercayaan kepada lembaga yang

berwenang mengeluarkannya dan pencetakannya sudah dalam tahap sukar untuk dipalsukan

(Miskhin, 2001).

Oleh karena itu, pengembangan sistem pembayaran berlanjut dengan penggunaan

cek. Alat pembayaran ini sempat meluas penggunaannya terutama di Amerika Serikat.

Namun, seperti uang fiat ternyata penggunaan cek juga membutuhkan biaya. Beberapa jenis

cek hanya bisa dicairkan dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan cek juga memerlukan

keterlibatan satu atau lebih bank, yaitu transfer dana deposito dari rekening bank pihak

pembayar ke rekening bank penerima pembayaran. Dalam sistem pembayaran non tunai

seperti cek, jumlah nominal dana yang ditransaksikan harus secara spesifik ditulis, begitupun

Page 13: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

juga nama pihak pembayar dan penerima pembayaran. Tidak seperti sistem pembayaran

tunai, dalam penggunaan cek terjadi dua proses, yaitu aliran cek secara fisik, serta transfer

dana yang digunakan dalam transaksi tersebut (Listfield dan Montes-Negret, 1994). Kedua

proses ini membutuhkan biaya waktu dan transportasi, karena cek bersifat front-office

payments, yang hanya bisa dicairkan di kantor bank yang bersangkutan.

Berdasarkan hambatan biaya tersebut maka evolusi ini berlanjut hingga

dikembangkannya sistem pembayaran yang berdasarkan elektronik. Perkembangan ini

ditunjang pula dengan kemajuan teknologi komputer yang sedemikian cepat. Secara umum,

penggunaan uang fiat serta cek yang berdasarkan kertas ternyata tidak praktis, tidak nyaman

untuk dipegang, dibutuhkan biaya transportasi untuk melangsungkan transaksi antara

pembayar (payer) dan penerima pembayaran (payee). Sedangkan, sistem pembayaran

elektronik terjadi antar bank tanpa adanya biaya pemrosesan seperti pada alat pembayaran

berdasarkan kertas. Sistem pembayaran elektronik memiliki efektifitas khususnya dalam

transaksi yang bervolume tinggi dengan nilai transaksi yang kecil, terutama dalam

perekonomian yang sedang berkembang yang memiliki akses teknologi yang terbatas

(Listfield dan Montes-Negret, 1994).

Pada dekade 1970-an dan 1980-an elektronifikasi dalam sistem pembayaran mulai

berkembang. Alat pembayaran yang menggunakan kartu memudahkan masyarakat

bertransaksi langsung di tempat penjualan (point of sale, POS) menjadi fenomena. Varian

pertama dari alat pembayaran ini yang mulai dikenal masyarakat adalah kartu kredit. Berawal

dari kajian pemasaran yang cukup mendalam pada tahun 1958, Bank Of America

mengenalkan kartu kredit (Global Insight, 2003). Untuk kepentingan ekspansi bisnis maka

para penerbit Bank Americards mendirikan Visa pada tahun 1977. Penggunaan kartu kredit

memungkinkan nasabah mendapatkan barang dan jasa secara kredit, dan melunasinya dengan

cek atau rekeningnya yang berada pada bank pemegang lisensi penerbit kartu kredit tersebut

(Visa, Mastercard, dan lainnya). Perkembangan ini terus berlanjut dengan penemuan varian-

varian alat pembayaran elektronik lain seperti kartu debet, smart cards, internet banking, dan

lainnya.

Page 14: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

C. TRANSAKSI KEUANGAN DI INDONESIA

Transaksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai

persetujuan jual beli (dalam perdagangan) antara dua pihak; atau pelunasan (pemberesan)

pembayaran (seperti dalam bank). Sedangkan berdasarkan Pasal 1 Angka 3 UU No. 8 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, transaksi

adalah seluruh kegiatan yang menimbulkan hak dan/atau kewajiban atau menyebabkan

timbulnya hubungan hukum antara dua pihak atau lebih. Selanjutnya pada Angka 4 Pasal

yang sama, yang dimaksud dengan transaksi keuangan adalah: Transaksi untuk melakukan

atau menerima penempatan, penyetoran, penarikan, pemindahbukuan, pentransferan,

pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, dan/atau penukaran atas sejumlah uang atau

tindakan dan/atau kegiatan lain yang berhubungan dengan uang.

1. Sistem Pembayaran

Berbicara mengenai transaksi tentunya tidak terlepas dari sistem pembayaran,

yang oleh Pasal 1 Angka 6 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,

dikonsepsikan sebagai suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan

mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi

suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.

Kondisi serta perilaku masyarakat untuk memegang uang terkait dengan sistem

pembayaran yang dianut dalam perekonomiannya. Mereka akan lebih memilih alat

pembayaran yang paling murah biayanya dan paling nyaman digunakan. Carl Menger

dalam Global Insight (2003) mengungkapkan bahwa nilai-nilai subjektif juga berperan

dalam sistem pembayaran tidak hanya tergantung pada karakteristik objektifnya.

Meskipun terdapat berbagai redaksi yang berbeda, definisi mengenai sistem pembayaran

dari berbagai ekonom memiliki makna yang sama. Menurut Listfield dan Montes-Negret

(1994), sistem pembayaran adalah prosedur, peraturan, standar, serta instrumen yang

digunakan untuk pertukaran nilai keuangan (financial value) antara dua pihak yang

terlibat untuk melepaskan diri dari kewajiban. Sementara itu, Mishkin (2001)

mengungkapkan secara sederhana bahwa sistem pembayaran adalah metode untuk

mengatur transaksi dalam perekonomian.

Sistem pembayaran terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu

dengan yang lain, yaitu:

Page 15: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

a. Kebijakan

Komponen kebijakan dalam sistem pembayaran memberikan dasar

pengembangan sistem pembayaran di suatu negara. Kebijakan sistem pembayaran

biasanya tercermin dalam berbagai peraturan dan ketentuan. Kebijakan sistem

pembayaran di berbagai Negara sangat bervariasi, mengingat masing-masing Negara

mempunyai sejarah, karakteristik, dan kebutuhan akan sistem pembayaran yang berbeda-

beda. Pada umumnya, kebijakan yang berkaitan dengan sistem pembayaran ditetapkan

oleh bank sentral masing-masing negara. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang

erat antara kebijakan-kebijakan di bidang sistem pembayaran dengan sistem moneter dan

sistem perbankan. Adapun kebijakan sistem pembayaran yang ditetapkan Bank Indonesia

dalam menjalankan tugasnya mengacu pada empat prinsip: keamanan, efisiensi,

kesetaraan akses dan perlindungan konsumen

b. Kelembagaan

Kelembagaan dalam sistem pembayaran meliputi berbagai lembaga yang secara

langsung maupun tidak langsung berperan dalam penyelenggaraan system pembayaran.

Secara umum, lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem pembayaran meliputi: bank

sentral, bank-bank dan lembaga kliring, pasar modal, penyedia jasa jaringan komunikasi,

dan penerbit kartu kredit. Masing-masing lembaga tersebut mempunyai peran dan

tanggung jawab yang berbeda dalam sistem pembayaran. Secara umum peran Bank

Sentral dalam sistem pembayaran bisa sebagai operator, regulator, dan supervisor.

Meskipun demikian ada juga bank sentral yang hanya berperan sebagai regulator dan

supervisor.

Berikut detail bagan kelembagaan sistem pembayaran di Indonesia.

No Lembaga Peran

1 Bank Sentral Regulator, operator, pengguna

2 Otoritas lain (OJK,

Kemenkeu)

Regulasi lainnya

3 Perbankan Operator dan anggota sistem

pembayaran

4 IKNB Operator dan anggota sistem

pembayaran

5 Global/Domestic system

operator/principal

Operator

6 Kantor pos Remittance service operator

Page 16: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

7 Operator mobile phone Provide payment

service/provider of store value

facilities

8 Perusahaan lain Provider of store value

facilities

c. Instrumen Pembayaran

Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran.

Instrumen pembayaran saat ini dapat diklasifikasikan atas tunai dan non-tunai. Instrumen

pembayaran tunai adalah uang kartal yang terdiri dari uang kertas dan uang logam yang

sudah kita kenal selama ini. Sementara instrumen pembayaran non-tunai, dapat dibagi

lagi atas alat pembayaran nontunai dengan media kertas atau lazim disebut paperbased

instrument, seperti: cek, bilyet giro, wesel, dan lain-lain serta alat pembayaran non-tunai

dengan media kartu atau lazim disebut card-based instrument seperti kartu kredit, kartu

debit, kartu ATM dan lain-lain. Dengan semakin berkembangnya teknologi, saat ini

mulai dikembangkan pula berbagai alat pembayaran yang menggunakan teknologi

microchips yang dikenal dengan electronic money (e-money).

d. Mekanisme Operasional

Dalam sistem pembayaran diperlukan suatu mekanisme operasional untuk

melakukan perpindahan dana dari satu pihak ke pihak lainnya. Mekanisme operasional

ini idealnya harus dapat menjamin kelancaran dan keamanan perpindahan dana, serta

kepastian penerimaan dana oleh pihak penerima. Sebagai contoh, mekanisme operasional

yang ada saat ini antara lain adalah kliring, transfer dana via RTGS, dan lain-lain.

e. Infrastruktur teknis

Infrastruktur teknis meliputi berbagai komponen teknis yang diperlukan untuk

memproses dan melakukan perpindahan dana, standar-standar seperti message format,

sistem jaringan komputer, komunikasi, perangkat keras dan lunak, sistem back-up,

disaster recovery plan, dan lain-lain. Keberadaan infrastruktur teknis ini sangat

menunjang kelancaran penyelenggaraan suatu system pembayaran. Seiring dengan

berkembangnya teknologi hardware, software dan komunikasi, saat ini tersedia berbagai

pilihan infrastruktur teknis di bidang sistem pembayaran yang menawarkan berbagai

keunggulan baik dari segi kecepatan maupun keamanan. Pilihan atas infrastruktur ini

Page 17: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

tergantung pada kebutuhan dan kebijakan masingmasing negara dalam pengembangan

sistem pembayaran nasionalnya. Pilihan ini tentunya mempunyai implikasi terhadap

investasi yang harus dikeluarkan, di mana semakin tinggi teknologi yang digunakan

diperlukan investasi yang semakin besar pula.

D. SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Electronic Payment System)

Electronic Payment System dapat didefinisikan sebagai layanan perbankan modern

dengan memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan

berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan

meningkatkan produktifitas (Wardiana, 2002). Kartu pembayaran elektronik terdiri dari

kartu kredit (credit card), charge card, kartu debet (debet card), dan cash card. Ada

perbedaan signifikan antara kartu-kartu tersebut, baik fungsi maupun konsekuensi

penggunaannya. Kartu kredit merupakan salah satu alat pembayaran dengan cara kredit

konsumen dapat berbelanja meskipun pada saat itu tidak mempunyai uang. Prinsipnya,

konsumen berbelanja dengan cara utang. Lebih dari itu, konsumen diperkenankan membayar

utang itu dengan mencicil sejumlah minimum tertentu dari total transaksi. Jumlah

pembayaran minimum itu biasanya sebesar 10-20 persen dari saldo tagihan. Tetapi,

konsekuensinya terhadap sisa kredit yang belum dilunasi akan dikenakan bunga yang

besarnya tergantung pada bank penerbit kartu (issuer). Umumnya tingkat bunga kartu kredit

saat ini berkisar antara 3-4 persen per bulan. Selain mesti membayar bunga, jika terlambat

membayar konsumen juga akan dikenai denda keterlambatan (late charge).

Berbeda dengan charge card, bila pembayaran utang kartu kredit bisa dicicil, hal itu

tidak berlaku bagi charge card. Setiap bulannya konsumen harus membayar penuh semua

transaksi yang telah dilakukan dengan menggunakan charge card. Jika tidak dapat membayar

penuh, konsumen akan dikenakan denda keterlambatan sebesar persentase tertentu. Tetapi

pengguna charge card tidak dikenakan bunga apa pun. Cash card adalah kartu untuk

menarik uang tunai baik langsung melalui teller bank atau melalui Anjungan Tunai Mandiri

dan belakangan ini juga sudah dapat dipergunakan pada toko-toko tertentu. Kartu plastik

jenis ini pada dasarnya bukanlah alat pembayaran melainkan hanya mempermudah nasabah

agar tidak perlu membawa uang terlalu banyak.

Sementara itu kartu debet merupakan alat pembayaran, seperti juga kartu kredit dan

charge card. Hanya saja yang membedakan adalah pola penggunaannya. Kartu debet

Page 18: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

mensyaratkan pemiliknya memiliki rekening di bank. Ketika pemilik berbelanja dengan

menggunakan kartu debet, maka simpanan dalam rekeningnya akan terdebet otomatis sebesar

nilai transaksi yang ia lakukan. Dengan kata lain, kartu debet juga kerap didefinisikan

sebagai pembayaran tunai tanpa perlu membawa uang tunai. Saat ini ada dua jenis kartu

debet. Pertama, kartu debet yang mengharuskan pemiliknya menggunakan personal

identification number (PIN) ketika bertransaksi. Jadi, misalnya pemilik berbelanja di sebuah

toko dengan menggunakan kartu debet, maka untuk dapat mendebet rekeningnya, terlebih

dahulu ia harus memasukkan PIN dan baru kemudian pendebetan bisa dilakukan. Kedua,

kartu debet yang mekanisme penggunaannya mirip seperti menggunakan kartu kredit.

Artinya, pemilik cukup menyerahkan kartu debetnya kepada pramuniaga dan ia

menggesekkannya pada alat elektronik yang on-line dengan bank. Pada saat itu juga rekening

pemilik bisa dikurangi sebesar nilai transaksi yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi, karena di

kartu debet pemilik ada semacam sistem magnet sebagai alat verifikasi (Masassya, 2001).

E. ROADMAP PENELITIAN

Beberapa penelitian mengenai pengaruh transaksi non-tunai dilakukan oleh banyak

kalangan. Warjiyo (2006) menganalisis pengaruh pembayaran non-tunai terhadap permintaan

uang M1 di Indonesia. Peneliti ini memakai dua pendekatan sebagai indikator pembayaran

non-tunai, rasio konsumsi masyarakat dengan uang kartal (CP/CUR) serta rasio konsumsi

masyarakat dengan ATM(CP/ATM). Dari kedua indikator tersebut menunjukkan hasil yang

sama, dimana pembayaran non-tunai mengurangi permintaan untuk M1. Berdasarkan hasil

survey terhadap empat ribu orang yang menjadi nasabah di bank-bank Austria pada periode

1997-2002, Stix (2002) berkesimpulan bahwa pembayaran dengan kartu kredit, ATM,

kecuali electronic purse payments secara signifikan berpengaruh terhadap permintaan jumlah

uang tunai yang dipegang masyarakat, dan tidak berpengaruh terhadap jumlah uang yang

beredar. Hasil estimasinya menunjukkan bahwa seseorang yang selalu menggunakan kartu

debit dan ATM untuk transaksi permintaan uang tunainya berturut-turut lebih kecil 20 persen

dan 18 persen dibandingkan kelompok orang yang lain. Sementara itu seseorang yang selalu

menarik dananya di bank (withdraw) dan melakukan pembayaran secara elektronis memiliki

memiliki uang tunai 30 persen lebih kecil daripada kelompok orang yang lain.

Sementara itu kajian yang lebih menarik dilakukan oleh Humphrey et al (2001). Di

negara Norwegia dalam periode 1989 hingga 1995, 60 persen sistem pembayarannya telah

Page 19: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

beralih menjadi berbasis elektronik. Sedangkan, sistem pembayaran elektronis hanya

mencakup 23 persen dari sistem pembayaran non tunai Amerika Serikat. Hasil ini

menggambarkan substitusi alat pembayaran di Eropa lebih cepat daripada di Amerika.

Selanjutnya, Snellman dan Vesalla (1999) menggunakan kurva Gompertz S untuk

mengkaji elektronifikasi dan substitusi antara pembayaran tunai dan non-tunai di Finlandia.

Namun, berdasarkan penelitian mereka dipekirakan bahwa substitusi pembayaran di negara

itu mulai mengalami penurunan (mature). Disebutkan pula bahwa di negara tersebut 60

persen dari keseluruhan transaksi perekonomian masih menggunakan uang tunai (cash).

F. KERANGKA PEMIKIRAN

LATAR BELAKANG

PERUMUSAN MASALAH

MODEL PERMINTAAN UANG HIPOTESIS

JUMLAH

ATM

VARIABEL-VARIABEL EKSOGEN

JUMLAH PEMEGANG KARTU

KREDIT

JUMLAH PEMEGANG KARTU

DEBIT

NILAI

TRANSAKSI

KLIRING

PERMINTAAN UANG RILL

PEREKONOMIAN EFISIEN

NILAI TRANSAKSI

APMK

TINJAUAN TEORI

Page 20: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

G. HIPOTESIS PENELITIAN

Dari tinjauan teori dan roadmap penelitian terdahulu, maka dapat disusun hipotesis

sebagai berikut:

1. Transaksi non tunai yang diproksi dengan penggunaan APMK dalam jangka panjang

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan uang.

2. Nilai transaksi non tunai dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap permintaan uang.

Page 21: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan yang diambil

adalah pendekatan kuantitatif. Pengambilan keputusan tersebut didasarkan pada hasil analisis

yang dilakukan berdasarkan kajian teori dan ekonometrika. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder berupa data

Jenis data yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah data sekunder

yang bersumber dari Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data time series bulanan

dengan sampel waktu dari 2008:1 sampai 2012:12. Penggunaan data pada periode ini

diharapkan dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian.

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan variable yang menjelaskan transaksi non tunai di

Indonesia, variable-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Permintaan uang adalah M0 yaitu uang kartal yang eredar di masyarakat yang dikatakan

sebagai permintaan tunai (cash demand).

2. Jumlah ATM adalah jumlah ATM yang ada di Indonesia yang dimiliki oleh Bank Swasta

dan Pemerintah maupun pihak ketiga.

3. Jumlah pemegang kartu kredit adalah jumlah nasabah pemegang kartu kredit perbankan.

4. Jumlah pemegang kartu debet adalah jumlah nasabah pemegang kartu kredit perbankan.

5. Nilai transaksi APMK adalah jumlah nilai traksaksi yang menggunakan alat pembayaran

menggunakan kartu.

6. Nilai transaksi kliring adalah jumlah nilai transaksi kliring antar bank yang tercatat dalam

RTGS (real time gross settlement system) Bank Indonesia

Page 22: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

C. MODEL PENELITIAN

Model yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari model Yilmazkuday (2006)

dalam penelitiannya yang berjudul The Effects of Credit and Debit Cards on the Money

Demand of a Small Open Economy dengan sedikit modifikasi. Untuk menganalisis pengaruh

penggunaan kartu pembayaran elektronik sebagai proksi dari transaksi non-tunai (less-cash

transaction) terhadap permintaan uang, dalam jangka pendek model persamaannya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

ln∑MDt = α

1ln∑ATM

t + α2ln∑KK

t + α

4ln∑KD

t + α

5ln∑NAPMK

t+ α

5ln∑NTKL +

ɛt(-1) + v

t

Dimana :

lnMD : logaritma natural jumlah permintaan uang

ln∑ATM : logaritma natural dari jumlah ATM,

ln∑KK : logaritma natural dari jumlah pemegang kartu kredit,

ln∑KD : logaritma natural dari jumlah pemegang kartu debet,

ln∑NAPMK : logaritma natural dari nilai transaksi APMK,

ln∑NTKL : logaritma natural nilai transaksi kliring

t : waktu, time series

ɛt : Error Correction Term

Adapun beberapa tahapan analisis yang dilakukan ialah sebagai berikut. Pertama, uji

akar unit untuk mengetahui apakah data tersebut stasioner atau tidak. Ada tidaknya akar unit

dapat diketahui dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test. Kedua, uji

kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang dan meramalkan

keseimbangannya dengan menggunakan Engle-Granger Cointegration Test. Ketiga,

melakukan koreksi kesalahan (error correction) dengan menggunakan ECM untuk model

yang digunakan.

Page 23: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

D. ALAT ANALISIS

1. Error Correction Model (ECM)

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah ECM. Penggunaan ini

didasari atas fakta bahwa ECM merupakan alat analisis yang paling sukses dalam

mengaplikasikan penelitan permintaan uang. Selain itu, ECM adalah salah satu model

dinamik yang diterapkan secara luas dalam analisis ekonomi. ECM lahir dan

dikembangkan untuk mengatasi masalah perbedaan kekonsistenan hasil peramalan antara

jangka pendek dengan jangka panjang dengan cara proporsi disequillibrium pada satu

periode dikoreksi pada periode selanjutnya sehingga tidak ada informasi yang

dihilangkan hingga penggunaan untuk peramalan jangka panjang (Thomas, 1997).

Adapun pertimbangan utama penggunaan ECM dalam penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Model ini mampu mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu (time

series) yang tidak stasioner dan regresi lancung (spurious regression) dalam

ekonometri (Thomas, 1997).

2. ECM mampu meliputi banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi

jangka pendek maupun jangka panjang, serta mampu mengkaji konsistensi model

empiris dengan teori ekonomi.

3. ECM melakukan formulasi pengkoreksian kesalahan dinamik hubungan jangka

panjang antara jumlah uang yang diminta dengan penggunaan kartu pembayaran

dalam persamaan yang menangkap variasi dan dinamika dalam jangka pendeknya.

2. Uji Akar Unit

Pengujian akar-akar unit atau unit root test sangat penting dalam analisis time

series. Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis apakah suatu variabel stasioner atau

tidak. Jika stasioner maka tidak ada akar-akar unit, sebaliknya jika tidak stasioner maka

ada akar-akar unit.

Ada beberapa perbedaan yang penting antara stasioner dan non stasioner time

series (Enders, 1995). Dampak guncangan yang terjadi pada data series yang stasioner

bersifat sementara. Seiring dengan berjalannya waktu, pada jangka panjang gerakan data

Page 24: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

series yang stasioner itu akan selalu kembali kepada long-run mean dan berfluktuasi di

sekitarnya.

3. Uji Kointegrasi

Setelah melakukan pengujian akar-akar unit, penelitian dengan analisis runtut

waktu dilanjutkan pada analisis kointegrasi. Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka

panjang (long term relationship) antara variabel-variabel yang tidak stasioner.

Kointegrasi berarti walaupun secara individual tidak stasioner, kombinasi linier antara

variabel tersebut dapat menjadi stasioner. Suatu uji kointegrasi dapat dianggap sebagai uji

awal untuk menghindari regresi yang palsu (Engle-Granger dalam Thomas, 1997). Suatu

sistem variabel disebut terkointegrasi jika beberapa variabel tersebut (minimal satu

variabel) terintegrasi pada ordo yang sama dan berlaku kombinasi linier dari sistem

variabel tersebut yang terintegrasi pada ordo nol I(0), yaitu disequillibrium error atau

residual (ut) bersifat stasioner. Hubungan kointegrasi adalah hubungan yang

menunjukkan korelasi jangka panjang antar variabel.

Uji kointegrasi Engle-Granger biasanya dilakukan pada persamaan tunggal.

Metode kointegrasi Engle-Granger sebetulnya menggunakan Augmented Dickey-Fuller

(ADF) Test yang terdiri dari dua tahap. Pertama, meregresi persamaan OLS kemudian

mendapatkan residual dari persamaan tersebut. Kedua, dengan menggunakan metode uji

ADF, akar unit dari data dites terhadap residual dengan hipotesis yang sama dengan

hipotesis uji akar unit variabel-variabel sebelumnya. Jika hipotesis nol ditolak atau

signifikan, maka variabel residual adalah stasioner atau dalam hal ini kombinasi linier

antar variabel adalah stasioner. Artinya meskipun variabel-variabel yang digunakan tidak

stasioner, namun dalam jangka panjang variabel-variabel tersebut cenderung menuju

pada keseimbangan. Oleh karena itu, kombinasi linier dari variabel-variabel tersebut

disebut regresi kointegrasi. Parameter-parameter yang dihasilkan dari kombinasi tersebut

dapat disebut sebagai koefisien-koefisien jangka panjang atau co-integrated parameters.

4. Uji Kebaikan ECM

Untuk mengecek kebaikan dari model koreksi kesalahan perlu dilakukan

dignostic test. Uji ini sangat penting peranannya untuk mengetahui ada tidaknya masalah-

masalah pelanggaran asumsi OLS yang muncul pada estimasi model permintaan uang

Page 25: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

jangka pendek dinamis di Indonesia. Dalam hal ini, pengujian yang dilakukan meliputi

uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. Uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH)-LM Test dan

White Heteroscedasticity Test. Sementara itu, uji autokorelasi dilakukan dengan Breusch-

Godfrey Serial Correlation LM Test. Sedangkan, uji normalitas dilakukan melalui

Histogram-Normality Test.

a. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi dari error-term dalam OLS adalah varians dari error-term

untuk setiap pengamatan sama untuk seluruh nilai varaiabel bebas (Xi) atau

homoskedastis (asumsi varians konstan). Jika asumsi ini tidak terpenuhi dalam suatu

regresi tertentu, maka dapat dikatakan error-term mengalami masalah

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas pada software E-views

dapat dilakukan dengan uji White Heteroscedasticity atau Autoregressive Conditional

Heteroscedasticity (ARCH) test. Hipotesis yang diuji adalah (i) H0

: tidak terdapat

heteroskedastisitas, (ii) H1

: terdapat heteroskedastisitas. Wilayah kritik penolakan H0

adalah Probability Obs*R-squared < α.

b. Uji Autokorelasi

Sementara itu, asumsi OLS lainnya ialah nilai u antara satu persamaan bersifat

bebas (tidak tergantung) pada nilai u pengamatan lainnya. Hal ini berimplikasi

kovarians u dua pengamatan sama dengan nol. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, maka

dikatakan terjadi autokorelasi atau korelasi serial. Untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan Breusch-Godfrey Serial Correlation

LM test. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah (i) H0

: tidak terdapat autokorelasi, (ii)

H1

: terdapat autokorelasi. Wilayah kritik penolakan H0

adalah Probability Obs*R-

squared < α.

c. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah error term mendekati distribusi

normal. Hipotesis pengujiannya adalah (i) H0

: error term terdistribusi normal, (ii) H1

Page 26: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

: error term tidak terdistribusi normal. Daerah kritis penolakan H0

adalah Jarque Bera

(J-B) > χ2

df-2 atau probabilitas (p_value) < α.

Page 27: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. ANGGARAN BIAYA

No Jenis Kegiatan Volume Satuan Harga

Satuan Jumlah

I Biaya langsung Personil/Upah/Honor

1. Tim Peneliti

Ketua Tim 4 OB 500.000 2.000.000

Sekretaris Tim 5 OB 400.000 2.000.000

Anggota Tim 8 OB 250.000 2.000.000

6.000.000

II

Biaya Langsung

Nonpersonil/Operasional

1.

Perjalanan Dinas Penjaringan Data ke BI

dan BPS

a. Tim Peneliti (3 or) dan BPS 6 oh 300.000 1.800.000

b. Sewa kendaraan untuk jumput data 2 hari 400.000 800.000

2.600.000

2. Disain model dan entri data

a. Koordinasi mendisain model 5 oh 200.000 1.000.000

b. Entri data kuantitatif 60 ok 20.000 1.200.000

c. Analisis data kuantitatif 60 ok 35.000 2.100.000

d. Koordinasi utk penys laporan 10 oh 100.000 1.000.000

d. Konsumsi koordinasi tim 20 ok 15.000 900.000

6.200.000

4. Diskusi/Seminar Proposal

a. Honor Pembahas/Nara sumber 2 OH 400.000 800.000

b. Konsumsi Persidangan 20 OH 20.000 400.000

2.200.000

5. Seminar Hasil

a. Honor Pembahas/Nara sumber 2 OH 400.000 800.000

b. Konsumsi Persidangan 20 OH 50.000 1.000.000

1.800.000

Jumlah Operasional 18.800.000

III Peralatan dan Material/Lain-lain

1. Sewa Komputer dan Printer 1 pkbl 100.000 100.000

2. ATK dan bahan habis pakai 2 pkbl 100.000 200.000

3. Penggandaan Laporan Akhir 10 Sc 50.000 500.000

4. Biaya lain-lain 400.000

Page 28: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

No Jenis Kegiatan Volume Satuan Harga

Satuan Jumlah

Jumlah Lain-lain 1.200.000

Jumlah 20.000.000

(dua puluh juta rupiah)

B. JADWAL PENELITIAN

Tahapan Tahapan

Penelitian

Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Per

um

usa

n/P

end

ah

ulu

an

Persiapan

Penyusunan model

dan kisi-kisi data

penelitian

Penyusunan model

dan panduan data

mining

Identifikasi sumber

data

Seminar proposal

penelitian

Ek

splo

rasi

/

Pen

gu

mp

ul

an

data

Pengumpulan data

Pelaksanaan

interview

Identifikasi dan

klasifikasi data

Pen

gola

han

/

An

ali

sis

Data

Pengolahan data

Analisis data

Penulisan draft

awal hasil

penelitian

Rev

isi

da

n

Pel

ap

ora

n Seminar hasil

penelitian

Revisi penulisan

laporan penelitian

Penyerahan

laporan penelitian

C. SUSUNAN TIM PELAKSANA/PERSONALIA

Secara umum, pembagian tanggung jawab dibagi berdasarkan pada ke empat tahapan

penelitian seperti diatas, yaitu sebagai berikut:

Page 29: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

1. Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si Bertanggung jawab atas semua aktivitas

terutama tahap perumusan dan pelaporan. Pada tahap pengolahan data juga

bertanggung jawab pada analisis data.

2. Tejo Nurseto, M. Pd. Bertanggung jawab pada tahap tahap survey lapangan.

3. Ngadiyono, S. Pd. Bertanggungjawab pada tahap pelaporan.

Tim utama tersebut dibantu oleh 3 orang mahasiswa yang berperan dalam membantu

pelaksanaan teknis penelitian terutama dalam pengumpulan data. Secara rinci pembagian

tugas dikelompokkan dalam tabel berikut ini:

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si.

2 Tejo Nurseto, M. Pd.

3 Ngadiyono, S. Pd.

4 Arvia Ayunthara

5 Riska Dwi Astuti

6 Hanifa Tsani Hasna

DAFTAR PUSTAKA

Yilmazkuday Hakan dan Yazgan, Mustafa Ege, 2009, Effects of Credit and Debit Cards on The

Currency Demand, Applied Economics, Vol.41, No 17, pp 2115-2123.

Bank Indonesia. 2006. Data Base APMK. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Jakarta.

_____________. 2006. Overview Sistem Pembayaran Nasional di Indonesia.

www.bi.go.id/biweb/utama/publikasi/upload/sistem-pembayaran.pdf.

Bolt, W, D. B.Humphrey dan R. Uittenbogaard. 2005. “The Effect of Trancation Pricing on the

Adoption of Electronic Payments: A Cross-Country Comparison”. Working Paper Research

Department Federal Reserve Bank of Philadelphia, 05-28.

Global Insight. 2003. The Virtuous Circle: Electronic Payments and Economic Growth. Visa

International & Global Insight, California.

Gujarati, D. 1997. Ekonomometrika Dasar. Zain dan Sukarno [penerjemah]. Erlangga, Jakarta.

Humphrey, D B., L. B. Pulley, dan J. M. Vessala. 1996. “Cash, Paper, and Electronic Payments: A

Cross-Country Analysis”. Journal of Money, Credit and Banking, 28: 914-939.

Page 30: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Listfield, R. dan F. Montes-Negret. 1994. “Modernizing Payment System in Emerging Economies”.

World Bank Policy Research Working Paper, 1336.

Muttaqin, Z. 2006. Analisis Pengaruh Penggunaan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

dan Variabel-Variabel Makroekonomi terhadap Permintaan Uang di Indonesia. [Skripsi].

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

McAndrews, J. 2001. “A Model of ATM Pricing: Foreign Fees and Surcharge.” Federal Reserve of

Bank New York Working Paper.

Mishkin, F. S. 2001. The Economic of Money Banking, and Financial Markets. Sixth Edition.

Addison Wesley Longman: Columbia University, Columbia.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/30/PBI/2004 tentang Penyelenggaraan Alat Pembayaran dengan

Menggunakan Kartu.

Pasaribu, S. H. 2003. “Eviews untuk Analisis Runtut Waktu (Time Series Analysis”. Departemen

Ilmu Ekonomi:Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rinaldi, L. 2001. “Payments Cards and Money Demand in Belgium”. CES Discussion Paper

KULeuven. DPS 01.16.

Snellman, J, J. Vessala, dan D. Humphrey. 2000. “Substitution of Noncash Payment Instruments for

Cash in Europe”. Bank of Finland Discussion Paper. 9/2000.

Sridawati. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat Terhadap

Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik di Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat.

[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Sriram, S. S. 1999. “Survey of Literature on Demand for Money: Theoritical and Empirical Work

with Special Reference to Error-Correction Models”. IMF Working Paper. WP/99/64.

Thomas, R. L. 1997. Modern Econometrics an Introduction. Addison Wesley Longman, England.

Stix, H. 2002. “How do Debit Cards Affect Cash Demand? Survey Data Evidence”. Empirica.

31(2):93:115.

Thornton, D. L. 1983. “Why Does Velocity Matter?”. Federal Reserve Bank of St. Louis Working

Paper.

Valverde, S. C, D.B. Humphrey, dan R. Lopez del Paso. 2003. “Effects of ATM and Electronic

Payments on Banking Costs: The Case Spanish Banking”. Documento de Trabajo. 177.

Warjiyo, P. 2006. Non-Cash Payments and Monetary Policy Implications in Indonesia. Di dalam:

Bank Indonesia. Seminar Internasional “Toward Less Cash Society in Indonesia”; Jakarta,

17 Mei 2006 – 18 Mei 2006. Jakarta: Bank Indonesia. 91

Page 31: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir
Page 32: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir
Page 33: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir
Page 34: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI

Nama : Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si

Nomor Peserta :

NIP/NIK : 19751028 200501 1 002

Tempat dan Tanggal Lahir : Brebes, 28 Oktober 1975

Jenis Kelamin : Laki-laki □ Perempuan

Status Perkawinan : Kawin □ Belum Kawin □ Duda/Janda

Agama : Islam

Golongan / Pangkat : IIIc/ Penata

Jabatan Akademik : Lektor

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta

Alamat : Kampus Karangmalang Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta

55281

Telp./Faks. : 0274-586168

Alamat Rumah : Puri Potorono Asri No. C 6, Jl. Wonosari Km. 8 Potorono

Banguntapan Bantul DI Yogyakarta 55196

Telp./Faks. : 081328052329

Alamat e-mail : [email protected]/[email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Lulus

Program pendidikan

(diploma, sarjana.

Magister, spesialis,

doktor)

Perguruan Tinggi Jurusan/program studi

1997 Sarjana Universitas Islam

Indonesia Manajemen

2003 Magister Universitas Gadjah Mada Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan

PELATIHAN PROFESIONAL

Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/Luar Negeri) Penyelenggara Jangka Waktu

2011

Dalam Negeri

(Training of Trainers Technical Facilitation

of Economic Instruments on Environment

Management)

Kementerian

Lingkungan Hidup

5 hari (14-18

Juni 2011)

2011 Dalam Negeri (Pelatihan Penulisan Artikel

Ilmiah Nasional Tahun 2011)

DP2M Ditjen Dikti

Kemendiknas

4 hari (7-10

April 2011)

2011 Dalam Negeri (Workshop Pelatihan Data

Sakerti dengan Menggunakan Program

Survey Meter dan Asia

Foundation

8 hari (8-15

Maret 2011)

Page 35: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

STATA)

2010 Dalam Negeri (e-SPT Training) MUC Consulting

Group dan FISE UNY

1 hari (23 Juli

2010)

2009

Dalam Negeri

(Pelatihan Penyusunan Proposal Penelitian

IPTEKDA Untuk Dosen UNY

Lembaga Penelitian

UNY

1 hari (29 Juli

2009)

2009

Dalam Negeri (Orientasi Pengembangan

Pembimbing Kemahasiswaan (OPPEK)

UNY Tahun 2009)

UNY 3 hari (23-25

Oktober 2009)

2009

International Seminar on Economic Learning

and Briefing Session for Indonesian Trainers

of Economic Education

Center for Economic

Education (CEE)

Amerika Serikat

1 hari (18

Januari 2009)

2008 Pelatihan E-Learning UNY UPT Puskom UNY 3 hari (19-20

Februari 2008)

2007

Luar Negeri (Training of Trainers on

Economic Education, Seminar D di

Johannesburg Afrika Selatan)

National Council on

Economic Education

(NCEE) Amerika

Serikat

14 hari (21

Juni-3 Juli

2007)

2007

Luar Negeri

(Training of Trainers on Economic

Education, Seminar C di Durban Afrika

Selatan)

National Council on

Economic Education

(NCEE) Amerika

Serikat

15 hari (18

April-2 Mei

2007)

2007

Luar Negeri

(Training of Trainers on Economic Education

Seminar B di Mexico City Meksiko)

National Council on

Economic Education

(NCEE) Amerika

Serikat

9 hari (13-21

Januari 2007)

2007 Pelatihan E-Learning UPT Puskom UNY 2 hari (25-26

Juli 2007)

2006

Luar Negeri (Training of Trainers on

Economic Education, Seminar A di

Bloemfontein Afrika Selatan)

National Council on

Economic Education

(NCEE) Amerika

Serikat

9 hari (11-19

November

2006)

2006 Dalam Negeri (Pelatihan Jurnalistik Online

dan Press Relation)

Universitas Negeri

Yogyakarta

2 hari (20-21

September

2006)

2006

Pelatihan Pembelajaran Inovatif Dalam Mata

Kuliah Ekonomi Bagi Dosen PTN/PTS Se-

Jawa, Bali dan Sumatera

Ditjen Dikti Depdiknas 7 hari (23-29

Juli 2006)

2005

Dalam Negeri (Training of Trainers untuk

Communicative Academic English Pada

Program Penggunaan Bahasa Ilmiah

P3B UNY

14 hari (19

September – 3

Oktober 2005)

2005

Dalam Negeri (Pelatihan Program

Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik

Instruksional (PEKERTI)

P3AI UNY 9 hari (18-26

Juli 2005)

PENGALAMAN MENGAJAR

Mata Kuliah Program

Pendidikan

Institusi/Jurusan/Program

Studi

Sem/Tahun

Akademik

Page 36: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Ekonomika Internasional

sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi

Genap/2010-2011

Ekonomika Industri

Evaluasi Proyek

Ekonomika Pertanian sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Gasal/2010-2011

Ekonomika Industri

Ekonomika Internasional sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Genap/2009-2010

Evaluasi Proyek

Ekonomika Pertanian sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Gasal/2009-2010

Ekonomika Industri

Ekonomika Internasional sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Genap/2008-2009

Evaluasi Proyek

Ekonomika Pertanian sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Gasal/2008-2009

Ekonomika Industri

Ekonomika Internasional sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Genap/2007-2008

Evaluasi Proyek

Ekonomika Pertanian sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Gasal/2007-2008

Ekonomika Industri

Evaluasi Proyek

sarjana

Prodi Pend. Ekonomi

Genap/2006-2007 Pengantar Ekonomi Makro Prodi Akuntansi

Makro Ekonomi Pengantar Prodi Manajemen

Ekonomika Pertanian sarjana

Prodi Pendidikan

Ekonomi Gasal/2006-2007

Ekonomika Industri

PRODUK BAHAN AJAR

Mata Kuliah Program Pendidikan Bahan Ajar

(cetak/noncetak)

Sem/Tahun Akademik

Evaluasi Proyek Sarjana Non cetak 2010-2011

Ekonomika Pertanian Sarjana Non cetak 2009-2010

PENGALAMAN PENELITIAN

Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Tim Sumber Dana

2013 Benefit Incidence Analysis Program

Bidikmisi di Perguruan Tinggi di

Propinsi DIY

Ketua DIKTI

2012 Kajian Strategi Pembiayaan

Pendidikan Menengah Pada Jenjang

Pendidikan SMA di Indonesia

Anggota DITJEN DIKMEN

2012 Kajian Strategi Pembiayaan

Pendidikan Menengah Pada Jenjang

Pendidikan SMK Teknologi di

Indonesia

Anggota DITJEN DIKMEN

2011 Dampak Liberalisasi Perdagangan Ketua DIPA FISE UNY

Page 37: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

dalam Perilaku Pembentukan Harga

Komoditas Pangan dan Implikasinya

Terhadap Inflasi

2010

Estimasi Anggaran Pendidikan Dasar

Melalui Penghitungan Unit Cost

Guna Mewujudkan Pendidikan

Terjangkau di Provinsi DIY

Anggota DIPA UNY

2010

Analisis Hubungan Pengeluaran

Pendidikan dan Pertumbuhan

Ekonomi dengan Menggunakan

Kausalitas Granger

Ketua DIPA FISE UNY

2009

Analisis Spasial Penyerapan Tenaga

Kerja Pada Industri Manufaktur Di

provinsi DIY

Ketua DIPA FISE UNY

KARYA ILMIAH

A. Buku/bab buku/jurnal

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

2010 Liberalisasi Perdagangan dan Perspektif Ekonomi

Pertanian di Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Bisnis

OPTIMUM FE UAD

Yogyakarta ISSN 1411-6022.

hal 119-140 Vol 1 no 1

2006 Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja

Bank di Indonesia

Jurnal Ekonomi dan Manajemen

Universitas Andalas Padang,

ISSN 0852-0054. Hal 23-31.

Agustus-Desember 2006 Edisi

XV Nomor 2

2006 Peran Pinjaman Bank terhadap Sektor riil

(Pendekatan Vector Autoregressive)

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan,

FISE UNY, ISSN 1829-8028.

Hal 15-33. April Tahun 2006

Vol.4 nomor 1

2005 Keterkaitan Pengangguran dan Pendidikan: Potensi

Sumber Daya dan Masalah

Jurnal Economia Prodi

Pendidikan Ekonomi UNY,

ISSN 1858-2648. Hal 41-53.

Agustus 2005 Vol 6 No.1

2005 Analisis Purchasing Power Parity Indonesia

Menggunakan Pendekatan Error Correction Model

Jurnal Ekonomi dan Pendidikan

FISE UNY ISSN 1829-8028 hal

122-135. Vol 2 no 2

B. Makalah/Poster

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi

Page 38: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Tahun Judul Penerbit/Jurnal

KONFERENSI/ SEMINAR/LOKAKARYA/ SIMPOSIUM

Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/Peserta/Pem

bicara

2011 Lokakarya Peningkatan Kinerja

Tenaga Akademik FISE UNY Peserta

2011

Sarasehan Kehidupan

Keberagamaan dalam Perspektif

Kehidupan Ekonomi Umat

Forum Kerukunan Umat

Beragama (FKUB)

Kabupaten Brebes

Pembicara

2011

Pelatihan Model Pembelajaran

Kreatif dan Inovatif untuk Mata

Pelajaran Ekonomi Bagi Mahasiswa

YEES FISE UNY Pembicara

2010 Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah

Hasil Penelitian FISE UNY Peserta

2010

Seminar Peluang dan Manfaat

ASEAN-China Free Trade Area

(ACFTA) Bagi Indonesia

Direktorat Jenderal

Kerjasama ASEAN

Kemenlu-PSAP UGM

Peserta

2010

Seminar Nasional Membangun

Pendidikan dalam Perspektif

Karakter dan Kebangsaan

FISE UNY-SKH

Kedaulatan Rakyat Peserta

2010

Seminar Nasional Peran Media

Massa Dalam Pembentukan

Karakter Bangsa

FISE UNY-SKH

Kedaulatan Rakyat Peserta

2010 Lomba Cerdas Cermat Ekonomi

Tingkat Nasional

HIMA Pendidikan

Ekonomi FISE UNY Pembicara/Juri

2010 Menggugat Lunturnya Nilai-Nilai

Nasionalisme dan Karakter Bangsa FISE UNY Peserta

2009 Membangun Tenaga Kerja

Indonesia yang Merdeka

Pusat Studi Kawasan

Lemlaga Penelitian UNY Peserta

2009 Perkembangan APEC dan Perannya

di Indonesia

Pusat Studi Asia Pasifik

(PSAP) UGM Peserta

2009 Kabinet SBY 2009-2014 Dalam

Konteks Sosio Kebangsaan

FISE UNY-SKH

Kedaulatan Rakyat Peserta

2009

Practitioner Research in

Management Development

FISE UNY-Ikatan Sarjana

Pendidikan Indonesia

(ISPI) DIY

Peserta

2009

Sistem Ekonomi yang Universal

Bagi Kemaslahatan Umat

Forum Komunikasi

Lembaga Dakwah

(FKLD) Kabupaten

Brebes

Pembicara

2008 Seminar Nasional Membangun

Spiritualisme Dalam Pendidikan IPS FISE UNY Peserta

2007 Diskusi Indonesia Kini dan Esok

Catatan Akhir Tahun FISE UNY-SKH KR Peserta

2007 Workshop Pendidikan Tingkat

Nasional 2007 HMPE FISE UNY Pembicara

Page 39: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

2007 Seminar Nasional Paradigma

Pengembangan Profesi Pendidik FISE UNY Peserta

2007

Seminar Nasional Menggugat

Lunturnya Nilai-Nilai Kebangsaan

Indonesia

FISE UNY Peserta

2006 Lokakarya Penulisan Artikel Ilmiah Lemlit UNY Peserta

2005

Seminar Nasional Ekonomi

Pemberdayaan perekonomian

Nasional Sebagai Upaya

Memperkuat Keunggulan

Kompetitif Bangsa

Kopertis Wilayah V

Yogyakarta

Peserta

2005 Workshop Pembuatan Media

Pembelajaran Berbasis Komputer Jurusan PDU FIS UNY Peserta

KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN MASYARAKAT

Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat

2011 Sarasehan Kehidupan Keberagamaan dalam

Perspektif Kehidupan Ekonomi Umat

Islamic Center Brebes

2011

Pelatihan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

untuk Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Guru Ekonomi

di Jateng dan DIY

FISE UNY

2010

Workshop Pendidikan Ekonomi Tingkat Nasional Departemen Ilmu Ekonomi FE

Universitas Airlangga

Surabaya

2010

Pelatihan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

untuk Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Guru Ekonomi

di DIY

YEES UNY

2009 Introductory Workshop on Economic Education for

Economic Teachers

SMA Negeri Gunung Kidul

2009 Introductory Workshop on Economic Education for

Economic Teachers

SMP Negeri 1 Jetis Bantul

2009 Sistem Ekonomi yang Universal Bagi Kemaslahatan

Umat

Kantor Departemen Agama

Brebes

2008 Introductory Workshop on Economic Education for

Economic Teachers di MGMP Ekonomi SMA

SMA Negeri 5 Purwokerto

2007

Pelatihan Model Pembelajaran Kreatif dan Inovatif

untuk Mata Pelajaran Ekonomi Bagi Guru Ekonomi

di Jateng dan DIY

Gedung Rektorat UNY

2006 Penyuluhan Potensi Ekonomi Wilayah Pedesaan Balai Dusun Koripan, Desa

Poncosari, Srandakan, Bantul

2006 Pelatihan Kewirausahaan Pesantren An-Nuriyyah

Bumiayu

JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI

Peran/Jabatan Institusi (Univ,Fak, Jurusan,

Lab, Studio, Manajemen Sistem Tahun ... s.d. ...

Page 40: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Informasi Akademik dll)

Ketua Bidang Litbang

Yogyakarta Economic

Education Society (YEES)

Jurusan 2009- sekarang

Anggota Tim Humas Fakultas 2006-2007

PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Tahun Jenis/Nama Kegiatan Peran Tempat

2010 Seminar Nasional

Ekonomi Islam

Moderator UNY

2010 PKL Ke Bali Pendamping/pembimbing Bali

2009 PKL Ke Bali Pendamping/pembimbing Bali

2007 PKL Ke Bali dan

Surabaya

Pendamping/pembimbing Surabaya dan Bali

PENGHARGAAN/PIAGAM

Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi

ORGANISASI PROFESI/ILMIAH

Tahun Jenis/Nama Organisasi Jabatan/jenjang keanggotaan

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat

kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

Yogyakarta, 21 Maret 2014

Yang menyatakan,

(Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri, M. Si)

Page 41: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi

1. Nama : Tejo Nurseto, M.Pd

2. Nip : 19740324 200112 1001

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Sleman, 24 Maret 1974

4. Program Studi : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

5. Mata Kuliah yang Diampu : 1. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi

: 2. Kewirausahaan

5. Alamat : Jl. Gejayan Santren Gg. Menur CTX 16 Yogyakarta

6. Status Akademik : Aktif Mengajar

7. Nama Jabatan Struktural : -

8. Riwayat Pendidikan

No Jenjang Program Studi Perguruan Tinggi Negara

1 S1 P. Ekonomi Koperasi UNY Indonesia

2 S2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial (PIPS)

PPs UNY Indonesia

9. Penelitian

No Judul Penelitian Posisi

Keterlibatan

Sponsor/

Peny Dana Tahun

1.

Penelitian Mandiri dengan judul: "Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Utang Koperasi Guna Meningkatkan Kinerja

(Studi Pada Koperasi Mahasiswa KOPMA

Universitas Negeri Yogyakarta."

Ketua DIPA

UNY 2011

2.

Dampak Integrasi ASEAN Terhadap Impor

Barang Manufaktur Di Indonesia: Akankah

terjadi trade Creation atau Trade Diversion

Ketua DIPA 2010

3.

Evaluasi Kinerja Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (Studi Kasus: Sektor

Pendidikan di Provinsi DIY)

Anggota DIPA 2010

4. Pergeseran Sektor Ekonomi Unggulan

Kabupaten Bantul Pasca Gempa Melalui Ketua DIPA 2009

Page 42: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Analisis Tipologi Klassen

5.

Persepsi mahasiswa pendidikan ekonomi FISE

UNY terhadap kinerja jurusan berdasarkan

standar nasional Pendidikan

Anggota DIPA 2009

6.

Pembentukan Model Probit dalam melakukan

peramalan pencapaian hasil belajar mata kuliah

kuantitatif

Ketua DIPA 2009

7. Restrukturisasi Kredit Usaha Tani pada KUD di

Sleman Anggota DIKTI 2004

8.

Implementasi model pembelajaran ekonomi

berbasis kompetensi dengan pendekatan

kontekstual dalam meningkatkan kemampuan

mahasiswa membangun konsep dasar ekonomi

(studi kasus di Program Studi P. Ekonomi – FIS

– UNY)

Anggota DIKTI 2003

9.

Dampak krisis ekonomi terhadap perilaku

ekonomi dan mobilitas penduduk kabupaten

Kulonprogo

Anggota DIKTI 2002

10. Pengabdian Pada Masyarakat

No Judul Pengabdian Pada Masyarakat Posisi

Keterlibatan

Sponsor/Peny

Dana Tahun

1 Workshop Anggota Baru KOPMA UNY Pembicara KOPMAUNY 2008

2 Pelatihan Motivasi dan Pengembangan Diri

SMAN 1 Juwiring Klaten

Pembicara Mahasiswa

KKN PPL

2008

3 Pelatihan Manajemen Strategic KOPMA

UNY

Pembicara KOPMA UNY 2007

4 Pelatihan Manajemen Strategic KOPMA

UNY

Pembicara KOPMA UNY 2009

5 Pelatihan “Pendidikan Kewirausahaan Usia

Dini”

Pembicara DIPA UNY 2010

5 Pelatihan “Achivement Motivation” dalam

Pembelajaran Kewirausahaan

dengan Strategi Pembelajaran Game

Tournament

Ketua DIPA UNY 2010

Page 43: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

6 Pelatihan “Achivement Motivation

Entrepreneurship” di SMKN I Bayat Klaten

Ketua DIPA UNY 2011

7 PELATIHAN STRATEGI

PENGINTEGRASIAN

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN KE

DALAM PEMBELAJARAN

DI SMK N ROTA BAYAT -

KABUPATEN KLATEN

Anggota DIPA UNY 2011

10. Daftar Artikel

No Judul Artikel Jurnal Tahun

Strategi Menumbuhkan

Wirausaha Kecil Menengah

yang Tangguh

Jurnal Ekonomi &

Pendidikan

2004

11. Pengalaman Yang Berkaitan dengan Kewirausahaan

No Nama Lembaga Jabatan Tahun

1. Grosir Sembako

Mamiko

Pemilik 2006-Sekarang

2. PT. Little Bee

Edutainment

Supervisor & Advisor 2006-2009

3. PT Bank Jateng Konsultan 2007

4. PT Bank BPD DIY Konsultan 2007

5. BPR Shinta Daya Konsultan 2008

6. KOPMA UNY Pembina 2006

7. KOPMA UNY Penasehat 2007-sekarang

Pernyataan: Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini

menerangkan keadaan, kualifikasi, dan pengalaman saya dengan

sesungguhnya.

Yogyakarta, 25 Maret 2014

Page 44: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Yang Menyatakan

Tejo Nurseto, M.Pd.

NIP: 19740324 200112 1001

CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi

1. Nama : Ngadiyono, S.Pd. NIP. : 132304488

2. Jenis Kelamin : Laki-Laki

3. Status : Kawin

4. Agama : Islam

5. Tempat/Tgl. Lahir : Depok Sleman, 29 Oktober 1970

6. Alamat : Jl. Asem Gede 22 Krangkungan Rt.02 Rw. 08 Condongcatur

Depok Sleman Yogyakarta 55283

7. Jabatan : Tenaga Pengajar

B. Riwayat Pendidikan

No. Jenjang Pendidikan Tempat Pendidikan Lulus Tahun

1 SD Yogyakarta 1984

2 SLTP Yogyakarta 1987

3 SMU Yogyakarta 1990

4 Pendidikan Tinggi S1 Yogyakarta 1998

C. Riwayat Pekerjaan

Page 45: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar TMT

Pangkat & Golongan III/a 1 Januari 2005

Jabatan Struktural - -

Tugas Tambahan - -

D. Riwayat Pelatihan

No Tempat Pelatihan Bidang Pelatihan Lama Pelatihan Tahun

01 P3AI UNY Video Instruksional 2 hari 2005

02 UNY Penyusunan Bahan Ajar 1 hari 2004

E. Seminar/Pelatihan/Lokakarya

No Nama

Seminar/Pelatihan/Lokakarya

Penyelenggara Tempat Tanggal Ket

01 Seminar Nasional FIS UNY Yogya 11 Mei

2003

Peserta

02 Seminar Sehari FIS UNY -

HISPISI

Yogya 17 April

2004

Peserta

03 Pelatihan Penyusunan Bahan

Ajar

FIS UNY Yogya 4 Sept

2004

Peserta

04 Lokakarya Pengembangan

Silabus

FIS UNY Yogya 4 Sept

2004

Peserta

F. Pengalaman Kerja

Mengajar

No Tempat Mengajar Bidang Lama Mengajar Tahun

01 UNY Kependidikan 1 Tahun 2003/2004

G. Daftar Buku Yang Dimiliki

Page 46: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

No Judul Buku Mata Kuliah Penulis Penerbit Tahun

01 Membangun

Perekonomian

Rakyat

Ekonomi

Kerakyatan

Gunawan

Simodiningrat

Pustaka

Pelajar

1998

02 Ekonomi Rakyat Ekonomi

Kerakyatan

Soeharto

Prawirokusuma

BPFE 2001

03 Pembangunan

Masyarakat Desa

Ekonomi

Kerakyatan

Sumarjono,

dkk

STPMD

APMD

1994

04 Pemberdayaan

Masyarakat dan

Jaring Pengaman

Sosial

Ekonomi

Kerakyatan

Gunawan

Sumodiningrat

Gramedia 1999

05 Reformasi Sistem

Ekonomi

Ekonomi

Kerakyatan

Mubyarto Aditya

Media

1999

06 Ekonomi Pancasila Ekonomi

Pancasila

Mubyarto dan

Budiono

BPFE 1981

07 Mencari Bentuk

Ekonomi Indonesia

Perekonomian

Indonesia

Sumarkoco

Sudiro dan

Faymond

Toruan

Gramedia

dan

Redaksi

Kompas

1982

08 Membangun Sistem

Ekonomi

Perekonomian

Indonesia

Mubyarto BPFE 2000

09 Ekonomi Indonesia Perekonomian

Indonesia

Kwik Kian Gie Gramedia 1999

10 Perekonomian

Indonesia

Perekonomian

Indonesia

Dumairy Erlangga 1996

11 Perekonomian

Indonesia

Perekonomian

Indonesia

Tulus T.H

Tambunan

Galia 1996

12 Ekonomi Indonesia Perekonomian

Indonesia

Edy Suandi

Hamid dan

M.B. Hendrie

Anto

UII Press 2000

13 Fondasi Historis

Ekonomi Indonesia

Perekonomian

Indonesia

Thomas

Lindblad

Pustaka

Pelajar

2002

Page 47: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

14 Ekonomi Indonesia Perekonomian

Indonesia

Triwibowo

Budi Susanto

dan Hadi

Susilo

Grafindo 2000

15 Perekonomian

Indonesia

Perekonomian

Indonesia

Edy Suandi

Hamid

UII Press 1999

16 Ekonomi

Pembangunan

Ekonomi

Pembangunan

Lincolin

Arsyad

STIE

YKPN

1999

17 Pengantar Ekonomi

Pembangunan

Ekonomi

Pembangunan

Hadi Prayitno BPFE 1985

18 Teori Pembangunan

Dunia Ketiga

Ekonomi

Pembangunan

Arief Budiman Gramedia 1990

19 Ekonomi

Pembangunan

Ekonomi

Pembangunan

Irawan dan

Suparmoko

BPFE 1990

20 Ekonomi

Pembangunan

Ekonomi

Pembangunan

Abdul Halim Ekonosia 2002

21 Ekonomi

Pembangunan

Ekonomi

Pembangunan

Sadono

Sukirno

Borta

Gorat

1981

22 Pengantar Ekonomi

Pembangunan

Ekonomi

Pembangunan

Rustian

Kamaluddin

UI Pres 1998

23 Strategi

Pembangunan dan

Perencanaan

Kesempatan Kerja

Ekonomi

Pembangunan

Suroto Gadjah

Mada

Pres

1992

24 Pembangunan

Ekonomi di Dunia

Ketiga 1

Ekonomi

Pembangunan

Michael P

Todaro

Ghalia 1978

25 Pembangunan

Ekonomi di Dunia

Ketiga 2

Ekonomi

Pembangunan

Michael P

Todaro

Ghalia 1978

26 Ekonomi

Pembangunan dan

Perekonomian

Indonesia

Ekonomi

Pembangunan

Malayu S.P.

Hasibuan

Armico 1987

Page 48: UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL / 2014proposal.lppm.uny.ac.id/sites/proposal.lppm.uny.ac.id/files... · adalah alat pembayaran dan mekanisme kliring sampai penyelesaian akhir

Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya tulis ini menerangkan keadaan,

kualifikasi, dan pengalaman saya dengan sesungguhnya.

Yogyakarta, 28 Maret 2014

Yang Bersangkutan,

Ngadiyono, S.Pd.

NIP. 132304488