Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB...

76
PROSES SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN POLITIK PADA PEMILIHAN BUPATI DAN PEMILIHAN GUBERNUR LAMPUNG TAHUN 2018 (Studi di Kecamatan Pardasuka dan KPUD Pringsewu) (Skripsi) Oleh : MUCHAMAD NURCHOLIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

PROSES SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN POLITIK PADA

PEMILIHAN BUPATI DAN PEMILIHAN GUBERNUR LAMPUNG

TAHUN 2018

(Studi di Kecamatan Pardasuka dan KPUD Pringsewu)

(Skripsi)

Oleh :

MUCHAMAD NURCHOLIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

ABSTRAK

PROSES SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN POLITIK PADA

PEMILIHAN BUPATI DAN PEMILIHAN GUBERNUR LAMPUNG 2018

(Studi di Kecamatan Pardasuka dan KPUD Pringsewu)

Oleh

MUCHAMAD NURCHOLIS

Pada Pemilihan Bupati Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 Kecamatan

Pardasuka menempati partisipasi pemilih terendah se Kabupaten

Pringsewu. Jumlah partisipasi di Kecamatan Pardasuka pada Pemilihan

Bupati Pringsewu sebanyak 18.508 hak suara, terjadi peningkatan pada

Pemilihan Gubernur Lampung menjadi 25.781 hak suara. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat upaya KPUD Kabupaten Pringsewu dalam

melakukan Sosialisasi dan Pendidikan Politik di Kecamatan yang

partisipasinya paling rendah. Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan

data yang dilakukan penelitian ini adalah dengan cara wawancara,

observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

KPUD Pringsewu sudah melakukan sosialisasi dan pendidikan politk di

Kecamatan Pardasuka: 1. Upaya sosialisasi dan pendidikan politik yang

dilakukan oleh KPUD Pringsewu yang dikhususkan kepada Pemilih

Pemula. 2. Telah terjadi peningkatan jumlah hak suara pada Pemilihan

Bupati ke Pemilihan Gubernur Lampung. 3. KPUD Pringsewu

berkerjasama dengan Aparatur Desa dan Partai Politik untuk

meningkatkan angka partisipasi masyarakat Kecamatan Pardasuka.

Kata Kunci : Sosialisasi Politik, Pendidikan Politik, Kinerja KPUD

Page 3: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

ABSTRACT

SOCIALIZATION PROCESS AND POLITICAL EDUCATION

AT THE ELECTION OF REGENCY AND LAMPUNG GOVERNOR 2018

(Study in Pardasuka District and Pringsewu Election Commission)

by

MUCHAMAD NURCHOLIS

The Election of Pringsewu Regency Regent in Pardasuka Subdistrict 2017 ranks

as low as 18,508 and there is an increase in the election of Lampung Governor

Election 2018 totaling 25,781. The aim of this research was to find out how

Pringsewu Election Commission conducted socialization and political education

in the Subdistrict with the lowest number of voting rights. Pringsewu Election

Commission has succeeded in increasing voting rights in Pardasuka District by

carrying out political education to the Pardasuka community and providing

socialization and political education to beginner voters assisted by the teachers.

The researcher used Rush and Althoff Theory which consists of three indicators,

namely: Imitation, Instruction, and Motivation. The method used in this research

is a qualitative method; data collecting technique is done by means of interviews,

observations and documentation. The result of the research showed that

Pringsewu Election Commission has succeeded in conducting socialization and

political education in Pardasuka Subdistrict: 1. Socialization and political

education efforts conducted by the Pringsewu Election Commission are devoted

to beginner voters. 2. There has been an increase of the voting rights number in

distric heads to guvernors elections. 3. Pringsewu Election Commission has

collaborated with Village officials and Political Parties to increase the community

participation rate in Pardasuka District.

Keywords: Political Socialization, Political Education, KPUD Performance

Page 4: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

PROSES SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN POLITIK PADA

PEMILIHAN BUPATI DAN PEMILIHAN GUBERNUR LAMPUNG

TAHUN 2018

(Studi di Kecamatan Pardasuka dan KPUD Pringsewu)

Oleh :

MUCHAMAD NURCHOLIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan
Page 6: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan
Page 7: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan
Page 8: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Muchamad Nurcholis beragama Islam lahir

di Bandar Lampung pada tanggal 9 April 1995. Penulis

merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan

bapak Imam Dofir dan Ibu Sy. Umi Kalsum. Penulis

mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak Pertiwi

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2001. Pada Tahun 2007 penulis

menyelesaikan pendidikan pada Sekolah dasar Negeri (SDN) 02 Palapa Bandar

Lampung dan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Muhammadiyah 2 Sidoarjo Jawa Timur yang diselesaikan pada tahun 2010,

setelah itu menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMAN) 02

Bandar Lampung pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis menjadi mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Penulis Mengambil

Jurusan Ilmu Pemerintahan Program Studi Sarjana (SI).

Page 9: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

MOTO

“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “

(QS. Al-Insyiraah: 94)

“ None but ourselves can free our mind “

(Bob Marley)

“ Is does not matter how slowly you go as long as you do not stop “

(Confucius)

“ Happiness is not something ready made, it comes from your own action”

(Dalai Lama)

Page 10: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Syukur kepada Allah Swt dan

dengan niat tulus ikhlas, kupersembahkan

karya sederhana ini sebagai ungkaran bakti

dan setiaku kepada

Kedua orangtuaku tercinta Ibu dan Ayah,

yang dengan kesabaran dan kasih sayangnya

selalu menerangi hidupku dan senentiasa

Mendoakanku dalam setiap seujudnya

Mendoakan keberhasilan, kesuksesan, dan

Keberkahan ku dimasa depan

Almamaterku tercinta

Universitas Lampung

Page 11: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

SANWACANA

Segala puji hanyalah bagi Allah SWT atas nikmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat

menyusun skripsi yang berjudul “Proses Sosialisasi dan Pendidikan Politik Pada

Pemilihan Bupati dan Pemilihan Gubernur Lampung 2018“ sebagai salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna sebagai akibat dari keterbatasan yang ada pada diri penulis.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telas banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini antara lain, yaitu:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik

Universitas Lampung.

2. Bapak Drs.R. Sigit Krisbintoro, M.IP. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Politik Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs.R. Sigit Krisbintoro dan bapak Darmawan Purba, S.IP.,M.IP selaku

pembimbing yang telah sabar membimbing dan memberikan saran demi terciptanya

skripsi ini. Terima kasih semangat dan motivasi sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Budi Harjo, S.Sos.M.IP. selaku pembahas dosen yang telah memberikan kritik,

saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terima kasih atas ilmu dan

waktu yang telah di berian kepada penulis selama di jurusan Ilmu Pemerintahan.

Page 12: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

6. Orang-orang yang selalu memberikan perhatian, semangat dan dukungan moral

maupun material kedua orang tua Ayah dan Ibu serta Adek dan Kakak, dan Vaulia

Nabila Artra terima kasih banyak atas semua yang telah diberikan kepada saya.

7. Teman –teman seperjuanganku Rangga, Riki, Rosa, Yones, Ika,

Novrizal,Iqbal,Selviana,Aditya Dwi,Tanti terima kasih telah membantu serta

memberikan semangat untuk saya dalam mengerjakan sekripsi ini.

Teman-teman ILUSIONIS Abdi, Alam,Adit Yura, Saydina, Aldo, Ridwan, Bimo,

Akew, Dani,Fadel,Fahmi,Warek,Nendro,Rendy,Riko,Toto, terima kasih karna telah

memberikan dukungan yang tidak henti-hentinya semoga kita semua mendapat masa

depan yang cerah AMIN.

8. Teman-teman angkatan 2013 yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu, semoga

kita bertemu dalam kesuksesan AMIN.

9. Sahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

dengan urusan skripsi saya, semoga kita sukses selalu.

10. Teman Sekelompok KKN Desa Mataram Jaya, Lampung Tengah Selama 40 hari

(nuraida, rani, syofia,rio,josh), semoga KKN kita menjadi cerita yang indah dimasa

tua AMIN.

Semoga Allah SWT membalas amal baik kita semua dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Bandar Lampung,

Muchamad Nurcholis

Page 13: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

1. Secara Teoritis ................................................................................... 12

2. Secara Praktis ..................................................................................... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Sosialisasi Politik .................................................................... 14

B. Tinjauan Tentang Pendidikan Politik ..................................................... 17

C. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan PolitiK .................................................. 21

D. Tinjauan Tentang Pilkada ....................................................................... 22

E. Penyebab Tidak Memilih Pada Pilkada .................................................. 26

F. Kerangka Pikir ........................................................................................ 34

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ........................................................................................ 35

B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 36

C. Fokus Penelitian...................................................................................... 37

D. Informan Penelitian ................................................................................ 38

E. Jenis Data ................................................................................................ 40

1. Data Primer ........................................................................................ 40

2. Data Sekunder .................................................................................... 41

3. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 41

F. Tehnik Keabsahan Data .......................................................................... 43

G. Tehnik Pengolahan Data ......................................................................... 45

H. Tehnik Analisis Data .............................................................................. 46

Page 14: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian .................................................................................... 48

B. Situasi dan Kondisi Desa ........................................................................ 50

V. HASIL PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan ................................................................................... 56

B. Analisis Penelitian .................................................................................. 62

VI. SIMULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 73

B. Saran ....................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Pasangan Calon dan Partai Pengusung Calon Kepala

Daerah Kabupaten Pringsewu ....................................................... 3

Tabel 1.2 Jumlah Daftar Oemilih Tetap Per Kecamatan Pada

Pilkada Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 ..................................... 4

Tabel 1.3 Perolehan suara Masing-masing Calon Pada Pilkada

Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 ................................................ 5

Tabel 1.4.Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pilkada 2014 di

Kabupaten Pringsewu .................................................................... 6

Tabel 1.5 Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pilkada Pringsewu 2017

Kabupaten Pringsewu .................................................................... 7

Tabel 1.6 Jumlah Suara Tidak Sah Dalam Pilkada Pringsewu 2017 ............. 8

Tabel 2.1 Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Tidak Memilih .............. 27

Tabel 3.1 Nama-nama Kepala Daerah Pardasuka ......................................... 51

Tabel 3.2 Orbitas dari Pekon ke Daerah lain Pengalokasi lahan .................. 53

Table 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........................... 53

Tebel 3.5 Triangulasi Data ............................................................................ 70

Page 16: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ....................................................................... 34

Page 17: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia menganut asas bernegara secara demokrasi. Terbukti

dengan telah dilakukan beberapa kali pemilihan umum secara langsung, baik

dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil

Gubernur, Walikota dan Wakil Walikota, serta Bupati dan Wakil Bupati.

Pemilihan Umum di selenggarakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15

tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Pemilihan Umum

diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang pemilihan gubernur, bupati

dan walikota menyebutkan bahwa warga yang memiliki hak memilih pada

pasal 56 adalah warga yang sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah, dan

harus terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Bagi warga yang tidak

terdaftar dapat menggunakan KTP sebagai daftar pemilih tambahan (DPTb).

Berdasarkan ketentuan tersebut, menunjukkan bahwa partisipasi memilih

merupakan hak bukan suatu kewajiban. Pemilihan kepala daerah (pilkada)

secara langsung dinilai sebagai sarana dan cermin perwujudan kembali hak

dasar kedaulatan rakyat dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam

melaksanakan rekruitmen pimpinan daerah untuk mewujudkan demokrasi

sampai pada tingkat lokal. Secara sederhana, pilkada adalah cara individu

Page 18: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

2

warga negara yang mendiami suatu daerah tertentu melakukan kontrak politik

dengan orang atau partai politik yang diberi mandat menjalankan sebagian

hak kewarganegaraan pemilih. Dengan ikut serta berperan dalam pilkada

secara tidak langsung berperan dalam membangun pemerintahan yang

demokratis.

Secara umumnya tujuan utama dari pemilihan secara langsung adalah

terbentuk sebuah struktur politik lokal dan nasional yang demokratis serta

system pemerintahan yang mampu berjalan secara efekif. Pemilu yang

berkualitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dilihat dari sisi

prosesnya apabila pemilu itu berlangsung secara demokratis; aman, tertib, dan

lancar sesuai dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia jujur dan adil.

Sedangkan apabila di lihat dari sisi hasil, pemilu itu harus dapat

mensejahterakan rakyat, di samping dapat juga mengangkat harkat dan

martabat bangsa di mata dunia Internasional (Abdullah, 2009).

Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Kabupaten yang melaksanakan

pilkada pada 15 februari 2017. Kabupaten ini dikenal sebagai kabupaten yang

memiliki mayoritas penduduk pendatang termasuk yang paling banyak

beretnis Jawa. Pringsewu saat ini telah melaksanakan pilkada yang kedua

kalinya, dimana pilk ada pertama dilaksanakan pada tahun 2011, dalam

pilkada tersebut diikuti oleh 3 pasangan calon yang didikung dari gabungan

partai poiltik, sebagaimana yang tertuang pada tabel berikut:

Page 19: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

3

Tabel 1.1 Pasangan Calon dan Partai Pengusung Calon Kepala Daerah

Kabupaten Pringsewu.

Pasangan Calon Kepala Partai Pesngusung Calon

Ardian Saputra - Dewi Arimbi PDIP, PPP

Sujadi Saddat – Fauzi Gerindra, Demokrat, PKS

Siti Rahma - Edi Agus Yanto Nadem, PAN (Sumber: KPUD Kabupaten Pringsewu)

Ketiga pasangan calon kepala daerah ini memiliki latar belakang yang

berbeda, dimana calon bupati nomor urut 1 merupakan putra dari mantan

bupati lampung utara, Zainal Abidin. Calon bupati nomor urut 2 merupakan

calon petahana. Sedangkan calon nomor 3 merupakan calon perempuan satu-

satunya pada Pilkada Pringsewu tahun 2017. Pemilihan kepala daerah

tentunya tidak bisa dipisahkan dari partisipasi pemilih, dimana partisipasi

tersebut terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Partisipasi pemilih

menjadi salah satu syarat suksesnya pemilihan dengan seberapa besar keikut

sertaan calon pemilih untuk menggunakan hak suaranya pada hari

pencoblosan. Daftar pemilih tetap (DPT) kabupaten Pringsewu sebesar

315.046, seperti yang tertuang dalam tabel berikut:

Page 20: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

4

Tabel 1.2 Jumlah Daftar Pemilih Tetap Per Kecamatan Pada Pilkada

Kabupaten Pringsewu Tahun 2017.

(Sumber: KPUD Kabupaten Pringsewu)

Beradasarkan tabel diatas menunjukan jumlah DPT pada Pilkada Kabupaten

Pringsewu tahun 2017 adalah sebanyak 286.225 pemilih, dengan jumlah

pemilih laki-laki adalah 145.899 pemilih dan pemilih perempuan sebanyak

140.326 pemilih. Jumlah DPT tersebut tersebar pada 9 Kecamatan yang

terdiri dari 131 desa dan 819 TPS. Tabel diatas menunjukan Kecamatan

dengan jumlah desa (pekon), sekaligus DPT terbanyak yaitu Kecamatan

Pringsewu dengan 15 pekon, terbagi dalam 174 TPS, dengan jumlah DPT

mencapai 62.516 DPT, yang terbagi atas 31.6296 DPT berjenis kelamin laki-

laki dan 30.887 DPT berjenis kelamin perempuan.

Page 21: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

5

Tabel 1.3 Perolehan Suara Masing-masing Calon Pada Pilkada

Kabupaten Pringsewu Tahun 2017

(Sumber: KPUD Kabupaten Pringsewu)

Berdasarkan perolehan suara dan persentase di atas menunjukan bahwa

kemenangan diraih oleh pasangan calon nomor urut 2 (dua) yaitu Sujadi

Saddat-Fauzi yang diusung oleh Gerindra, Demokrat, Golkar, PKS dan PKB

mendapatkan jumlah suara sebanyak 88.162 dengan besaran persentase

mencapai 45%. Diposisi kedua ditempati oleh pasangan calon nomor urut

satu yaitu Ardian Saputra-Dewi Arimbi PDIP dan PPP meraih suara sebanyak

68.643 dengan jumlah persentasi yaitu 35,60%. Sedangkan posisi terakhir

ditempati oleh pasangan calon nomor urut 3 (tiga) yaitu Siti Rahma Edi Agus

Yanto yang diusung oleh Nasdem, PAN memperoleh suara sebanyak 35.831

dengan persentase mencapai 18,60%.

Berdasarkan data hasil pemilu 2014, menunjukan adanya keberhasilan

penyelenggaraan pemilu dari sisi penguatan partisipasi masyarakat. Sebagai

contoh di Kabupaten Pringsewu menunjukan tingkat partisipasi masyarakat

sebesar 72,07%. Seperti tersaji pada tabel 4 menunjukan tingkat partisipasi

masyarakat di Pringsewu berada dibawah tingkat partisipasi nasional sebesar

75,10%. Dari 9 kecamatan di Kabupaten Pringsewu, hanya Kecamatan

Ambawara (75,23%) dan Gading Rejo (78,06) yang memiliki partisipasi di

Page 22: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

6

atas rata-rata partisipasi nasional, sedangkan partisipasi terendah berada di

Kecamatan Pardasuka sebesar (64,60%).

Tabel 1.4 Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pilkada 2014 di Kabupaten

Pringsewu.

No. Kecamatan Data

Pemilih

Pengguna

Hak Pilih

Pengguna Hak

Pilih (%)

1 Adiluwih 26.875 19.839 73,82

2 Ambarawa 26.374 19.842 75,23

3 Banyumas 16.158 11.474 71,01

4 Gading Rejo 57.831 45.141 78,06

5 Pageralan 41.090 28.961 70,48

6 Pageralan Utara 11.347 78.82 69,46

7 Pardasuka 30.723 19.848 64,60

8 Pringsewu 62.752 45.187 72,01

9 Sukoharjo 37.955 26.028 68,58

Total 311.105 224.202 72,07 (Sumber: KPUD Kabupaten Pringsewu)

Data pada tabel 4 menujukan bahwa masih terdapat 72,07% partisipasi

masyarakat Pringsewu yang tidak mengikuti pemilihan umum. Meskipun

partisipasi di Kabupaten Pringsewu tidak terpaut jauh dengan rata-rata

nasional menunjukan angka non voting tergolong tinggi. Sejumlah

kemungkinan dapat dijadikan penyebab masih tingginya pemilih yang tidak

menggunakan pilihannya. Kondisi internal pemilih, misalnya; sibuk bekerja,

sedang berpergian, atau sedang sakit atau tidak terdaftar sebagai pemilih

sehingga tidak dapat menggunakan hak pilihnya saat pemilu. Dapat juga

disebabkan oleh factor eksternal, seperti kecewa dengan elit politik, tidak

percaya dengan proses pemilihan, atau tidak adanya calon yang dianggap

layak.

Page 23: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

7

Pada Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Pringsewu 2017 jumlah

pengguna hak pilih menurun dari tahun sebelumnya. Dapat dilihat dari Tabel

5 dibawah. Jumlah pengguna hak pilih di Kecamatan Pardasuka menurun.

Pada pemilu 2014 jumlah pengguna hak pilih sebanyak 19.848, sedangkan

pada Pilkada 2017 pengguna hak pilih menjadi 18,500.

Tabel 1.5 Tingkat Partisipasi Pemilih Pada Pilkada Pringsewu 2017

Kabupaten Pringsewu.

No Kecamatan Data

Pemilih

Pengguna

Hak Pilih

Pengguna Hak

Pilih (%)

1 Adiluwih 27.306 19.333 70.80 %

2 Ambarawa 27.241 19.445 71.38 %

3 Banyumas 16.059 11.487 71.52 %

4 Gadingrejo 61.523 43.242 70.28 %

5 Pagelaran 40.379 29.038 71.91 %

6 Pagelaran Utara 11.285 7.021 62.21 %

7 Pardasuka 31.507 18.500 58.71 %

8 Pringsewu 60.877 43.463 71.39 %

9 Sukoharjo 38.869 25.695 66.10 %

Total 31.5046 217.224 68,94 %

(Sumber: KPUD Kabupaten Pringsewu)

Terkait dengan angka partisipasi pemilih yang lalu, hal lain yang menarik

untuk dicermati adalah tingginya jumlah suara yang rusak. Tercatat sebanyak

2.910 jumlah suara yang tidak sah. Kacamatan Pringsewu sendiri menjadi

Kecamatan yang jumlah suara tidak sah paling tinggi, padahal Kecamatan

Pringsewu merupakan Kecamatan yang berada di pusat Kabupaten.

Page 24: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

8

Tabel 1.6 Jumlah Suara Tidak Sah Dalam Pilkada Pringsewu 2017.

No

Nama

Kecamatan

Jumlah

Suara Sah

Jumlah

Suara

Tidak Sah

Jumlah

Total

Suara

% Suara

Tidak Sah

1. Adiluwih 19.089 244 19.333 1,1 %

2. Ambarawa 19.142 303 19.445 1,5 %

3. Banyumas 11.353 134 11.487 1,1 %

4. Gading Rejo 29.222 471 29.463 1,5 %

5. Pagelaran 22.890 281 23.171 1,2 %

6. Pagelaran Utara 7727 94 7721 1,2 %

7. Pardasuka 18.176 324 18.500 1,7 %

8. Pringsewu 42.731 732 43.643 1,6 %

9. Sukoharjo 22.306 327 22.623 1,4 %

Total 2.910 195.368 1,4 % (Sumber: KPUD Kabupaten Pringsewu)

Selain persoalan tingkat partisipasi pada tabel 4 yang masih memperlihatkan

tingginya angka non participation, data pada tabel 6 semakin menunjukkan

adanya masalah dalam partisipasi pemilih. Kondisi demikian dapat

disebabkan oleh masih terbatasnya proses sosialisasi dan pendidikan politik di

masyarakat, sehingga berimplikasi pada kesadaran dan kemampuan

masyarakat untuk turut serta secara prosedural pemilihan umum.

Namun, banyak kekurangan dan masalah yang terjadi pada pemilu, baik

masalah internal maupun eksternal, salah satunya masalah pada

penyelenggraan Pemilu maupun Pilkada ialah partisipasi masyarakat itu

sendiri. Berdasarkan data pada tabel 5 di atas terlihat bahwa persentase

terendah berada di Kecamatan Pardasuka dengan total pengguna hak pilih

hanya sebesar 58,71%. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengambil

sampel dari penelitian ini ialah Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu.

Page 25: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

9

Fenomena tersebut menjadi alasan penulis untuk melihat bagaimanakah

penggunaan hak pilih masyarakat antara dua daerah yang mempunyai

karakteristik berbeda dan memiliki hak suara terendah, dimana kelurahan

yang seharusnya mampu memberikan dampak signifikan pada peningkatan

hak suara, melalui pola pikir dan segala penunjang yang lebih maju dari pada

desa/pekon.

Kurangnya partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan di Pemilihan Kepala

Daerah terjadi akibat menurunnya kesadaran masyarakat akan hak dan

kewajibannya sebagai warga negara untuk ikut berperan dalam menyalurkan

aspirasinya melalui Pemilihan Kepala Daerah. Hal ini terkait dengan

minimnya informasi yang diterima masyarakat mengenai Pemilihan Kepala

Daerah. Informasi tersebut cenderung hanya sebagian orang yang tahu

karena sosialisasi antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten/Kota

dengan penyelenggara ditingkat bawah seperti Panitia Pemilih Kecamatan

(PPK) hingga Panitia Pemungut Suara (PPS) ditingkat desa belum maksimal.

Secara umum yang menjadi hambatan penggunaan hak pilih masyarakat

diantaranya; (1) kejenuhan terhadap pemilu, terlalu banyak pemilihan seperti

pemilihan presiden, pemilihan gubernur, pemilihan legislatif, pemilihan

bupati, sampai pada pemilihan kepala desa; (2) telah memudar tentang

harapan, telah luntur harapan konkrit mengenai pelaksanaan pemilihan,

masyarakat merasa pemilu tidak membawa perubahan apapun dalam

kehidupan mereka; (3) hilangnya kepercayaan terhadap politisi; (4)

kurangnya pengetahuan tentang sistem pemilu; (5) serta sistem pemilu yang

ruwet dan berbelit-belit menyebabkan masyarakat enggan untuk memilih.

Page 26: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

10

Selain kelima faktor yang dikemukakan di atas, masih terdapat sejumlah

faktor yang mungkin menyebabkan terjadinya prilaku tidak memilih tersebut.

Kecamatan Pardasuka menjadi kecamatan dengan tingkat partisipasi terendah

pada Pilkada Pringsewu 2017. Penulis ingin melihat bagaimana peran KPUD

Pringsewu dalam meningkatkan partisipasi pemilih masyarakat Kecamatan

Pardasuka pada Pilgub Lampung 2018 mendatang. Karena bisa saja dengan

adanya peran KPUD dalam melakukan pendidikan politik dapat

meningkatkan partisipasi. Maka, dari latar belakang di atas penulis ingin

melakukan penelitian mengenai peran KPUD Kabupaten Pringsewu dalam

melakukan sosialisasi dan pendidikan politik di Kecamatan yang jumlah

suaranya berada di bawah rata-rata nasional dan yang sudah sesuai dengan

starndart Nasional, agar pada saat Pemilihan Gubernur Provinsi Lampung

2018 mendatang jumlah sura pada kecamatan yang tingkat suarnya terendah

agar dapat meningkat.

Penelitian ini, penulis juga menggunakan penelitian terdahulu sebagai salah

satu referensi, dapat dilihat pada uraian dibawah ini:

1. Ardi Yanto. “Analisis Penggunaan Hak Pilih Masyarakat Pada Pemilihan

Kepala Daerah Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2017, (Studi Di

Kelurahan Pringsewu Timur dan Pekon Pardasuka). Tujuan Penelitian ini

yaitu untuk melihat Bagaimana Faktor-Faktor Hambatan Penggunaan

Hak Pilih Masyarakat Pada Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten

Pringsewu Tahun 2017 khususnya di Kelurahan Pringsewu Timur dan

Pekon Pardasuka, karena jumlah hak suara di Pekon Pardasuka paling

Page 27: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

11

rendah diantara Kecamtan lainnya yaitu sebesar 2.530 dari DPT, jika

dipresentasekan hanya mencapai 58%.

2. Jurnal Research & Consuling. “Tingkat Melek Politik Warga (Politic

Literacy) dalam Pemilu 2014 di Kabupaten Pringsewu, ( Studi Kasus

Desa Pringsewu Barat Kecamatan Pringsewu dan Desa Giri Tunggal

Kecamatan Pagelaran Utara). Tujuan Penelitian ini yaitu masih tingginya

kendala teknis dalam penggunaan suara yang ditandai masih tinggi suara

yang rusak. Kedua hal diatas sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan

kemampuan masyarakat dalam mengikuti pemilihan umum, yang

tentunya didapat dari proses sosialisasi dan pendidikan politik.

3. Nabillah Ayu Damita. “Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Dalam

Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2013 di Kabupaten Lumajang”. Tujuan

Penenlitian ini yaitu untuk menjelaskan tingkat partisipasi politik,

mengidentifikasi faktor apa saja yang menjadi rendahnya partisipasi

politik, upaya apa saja yang dilakukan oleh KPU, dan mengidentifikasi

kendala yang dihadapi KPU. Hasil penelitian ini meliputi partisipasi

masyarakat tergolong tinggi sebesar 70,87%. Faktor yang mempengaruhi

yaitu perangsang politik melalui media massa, karakteristik pribadi,

sosialpolitik. Upayang yang dilakukan KPU yaitu sosialisasi, mendatangi

pihak pencetak surat suara, membentuk relawan demokrasi dan

melaksanakan pendidikan politik. Kendala KPU yaitu konflik partai,

keadaan geografis dan pola pikir masyarakat.

Page 28: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

12

4. Hasil penelitian nabillah ayu damita partisipasi masyarakat tergolong

tinggi karena adanya faktor perangsang politik melalui media, faktor

karakteristik pribadi, sosial dan politik. Sedangkan dalam penelitian ini

penulis memfokuskan pada faktor rendahnya tingkat partisipasi

masyarakat dalam pilkada khususnya pada Kelurahan Pringsewu Timur

dan Pekon Pardasuka Kabupaten Pringsewu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan, maka

rumusan masalah pada penelitian ini ialah Apakah KPUD Pringsewu

melakukan sosialisasi dan pendidikan politik pada Kecamatan yang jumlah

hak suaranya paling rendah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui upaya KPUD Pringsewu dalam

melakukan sosialisasi dan pendidikan politik pada Pilkada Kabupaten

Pringsewu tahun 2017 dan Pilgub Provinsi Lampung 2018 ?

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran,

informasi, dan menjadi bahan referensi dalam ilmu pemerintahan

khususnya tentang kajian Sosialisasi dan Pendidikan Politik pada

Page 29: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

13

Pemilihan Kepala Daerah khususnya Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Pringsewu tahun 2017 dan Pemilihan Gubernur Lampung 2018.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan masukan terhadap

Komisi Pemilihan Umum beserta jajarannya, serta para pelaku Politik

selaku pemeran utama pada Pemilihan Kepala Daerah.

Page 30: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik, menurut Rush (1992) sebagaimana disitir oleh Miriam

Budiardjo, adalah: “proses yang melaluinya orang dalam masyarakat tertentu

belajar mengenali system politiknya. Proses ini sedikit banyak menentukan

persepsi dan reaksi mereka terhadap fenomena politik (Political socialization

may be defined is the process by which individual in a given society become

acquainted) (Budiardjo, 2010:407) Selanjutnya, Budiardjo, menekankan

pentingnya sosialisai politik yang diperankan oleh partai politik sebagai

berikut:

“Ada lagi yang lebih tinggi nilainya apabila partai politik dapat

menjalankan fungsi sosialisasi yang satu ini, yakni mendidik

anggota-anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung

jawabnya sebagai warga Negara dan menempatkan kepentingan

sendiri di bawah kepentingan nasional. Secara khusus perlu

disebutkan disini bahwa di Negara-negara yang baru

merdeka,partai-partai politik juga dituntut berperan memupuk

identitas nasional dan integrasi, yang bagi Negara berkembang

sangat penting.” (Ibid:408)

Dengan demikian, peran partai politik melalui anggota dan kadernya, adalah

memberikan pendidikan politik kepada warga Negara. Pendidikan politik

dalam arti memberi penyadaran dan pemberdayaan agar masyarakat mampu

memahami perannya sebagai warga negara, mampu menempatkan

kepentingan nasional diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Warga

Page 31: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

15

Negara yang tetap setia kepada NKRI dan tetap membangun dan

mempertahankan integrasi nasional bangsanya.

Menurut Rush dan Althoff sosialisasi Politik adalah proses oleh pengaruh di

mana seorang individu atau kelompok individu bisa mengenali sistem politik

yang kemudian menentukan persepsi serta reaksiinya terhadap gejala-gejala

politik. fungsi Sosialisasi politik menurut Rush dan Althoff adalah sebagai

berikut:

1. Melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di

dalam sebuah sistem politik, dimana undividu di latih dalam menganut

ideology Negara sehingga sehingga memungkinkan individu bisa

menerima atau melakukan suatu penolakan atas tindakan pemerintah,

mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam

pemilu. Memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi,

menanamkan suatu pengetahuan untuk mengetahui seperti apa sistem

yang dibangun dalam pemerintahan di Negara ataupun pemerintah yang

tengah memerintah, sehingga dari sekian banyak batasan atau definisi

tampak mempunyai banyak kesamaan dalam mengetengahkan beberapa

segi penting sosialisasi politik sebagai berikut:

Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar,

belajar dari pengaaman atau pola-pola aksi.

Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan

kelompok dalam batas-batas yang luas, dan lebih khusus lagi,

Page 32: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

16

berkenaan pengetahuan atau informasi,motif-motif (nilai-nilai), dan

sikap-sikap.

Sosialisasi itu tidak perlu dibatasi pada usia anak-anak dan remaja

saja (walaupun periode ini paling penting), tetapi sosialisasi

berlangsung sepanjang hidup.

Sosialisasi merupakan prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas

sosial baik secara implicit maupun eksplisit memberikan penjelasan

mengenai tingkah laku sosial.

Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Rush dan Althoff

mengatakan terdapat 3 cara yang dilakukan, sebagai berikut:

1. Imitasi adalah merupakan peniruan (copy) terhadap tingkah laku

individu - individu lain, dan merupakan hal yang sangat penting

dalam sosialisasi pada masa anak - anak seperti apa yang

diasumsikan oleh Robert Le Vine bahwa imitasi dan kedua

mekanisme yang lainnya merupakan mekanisme sosialisasi politik

pada masa kanak – kanak walaupun sebenarnya tidak dibatasi pada

tingkah-laku kanak-kanak saja. Namun demikian imitasi murni lebih

banyak terdapat di kalangan kanak-kanak pada masa remaja dan

pada orang dewasa, imitasi lebih banyak bercampur dengan kedua

mekanisme lainnya, sehingga derajat peniruannya terdapat pula baik

pada instruksi maupun pada motivasi.

Page 33: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

17

2. Instruksi adalah cara melakukan sosialisasi politik yang kedua

adalah instruksi. Gaya ini banyak berkembang di lingkungan militer

ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai

komando. Melalui instruksi, seorang individu diberitahu oleh orang

lain mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus

mereka lakukan, bagaimana, dan untuk apa. Cara instruksi ini juga

terjadi di sekolah-sekolah, dalam mana guru mengajarkan siswa

tentang sistem politik dan budaya politik yang ada di negara mereka.

3. Motivasi Berbeda dengan dua mekanisme sebelumnya. Menurut

Rush & Althoff, mekanisme ketiga yaitu motivasi, lebih banyak

diidentifikasikan dengan pengalaman pada umumnya. Motivasi

seperti yang disebutkan oleh Le Vine adalah bentuk “tingkah laku

yang tepat-cocok” yang dipelajari melalui proses coba-coba dan

gagal (trial & error): individu yang bersangkutan secara langsung

belajar dari pengalaman mengenai tindakan-tindakan sama-cocok

dengan sikap-sikap dan pendapat-pendapat sendiri.

B. Tinjauan Tentang Pendidikan Politik

Pendidikan politik jelas berbeda dengan indoktrinasi politik, yang merupakan

belajar politik yang bersifat monolog bukan dialog, lebih mengutamakan

pembangkitan emosi, dan lebih merupakan pengarahan politik untuk

dukungan kekuatan politik (mobilisasi politik) dari pada meningkatkan

partisipasi politik. Indoktrinasi politik ini pada umumnya dilakukan oleh

Page 34: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

18

rezim otoriter atau totaliter untuk mempertahankan status, partai politik juga

pada umumnya lebih banyak menggunakan indoktrinasi politik dari pada

pendidikan politik (Cholisin, 2000: 6).

Pendidikan politik pada hakekatnya merupakan bagian dari pendidikan orang

dewasa sebagai upaya edukatif yang intensional, disengaja dan sistematis

untuk membentuk individu sadar politik dan mampu menjadi pelaku politik

yang bertanggung jawab secara etis/moril dalam mencapai tujuan-tujuan

politik (Kartini K, 2009: 64). Pendidikan politik merupakan aktivitas

pendidikan diri (mendidik dengan sengaja diri sendiri) yang terus menerus

berproses di dalam person, sehingga orang yang bersangkutan lebih mampu

memahami dirinya sendiri dan situasi-kondisi lingkungan sekitarnya (Kartini

K, 2009: 65).

Dapat diartikan bahwa pada dasarnya pendidikan politik memiliki tujuan

mendidik dan mengatur diri sendiri untuk dapat berproses menjadi manusia

dewasa dalam mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu demi

mencapai tujuan-tujuan politik dan telah memikirkan resiko yang akan

didapat dari apa yang telah dilakukan.

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan politik maupun politik

pendidikan itu sendiri, maka kedudukan pendidikan politik sangatlah

strategis. (Affandi, 1996:25) menyatakan pendidikan politik ”political

education‟ sering kali menggunakan berbagai peristilahan lain seperti

“political socialization dan “citizenship training‟. (Rusadi Kantaprawira,

Page 35: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

19

1988:54) memandang pendidikan politik sebagai salah satu fungsi struktur

politik dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan

agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya.

Dalam perspektif ini, pendidikan politik merupakan metode untuk melibatkan

rakyat dalam sistem politik melalui partisipasinya dalam menyalurkan

tuntutan dan dukungannya.

(Affandi, 1996:27) menyatakan bahwa pendidikan politik dianggap penting

oleh hampir semua masyarakat dan dianggap sebagai penentu perilaku politik

seseorang. Penilaian ini didasarkan pada maksud pendidikan politik sebagai

alat untuk mempertahankan sikap dan norma politik dan meneruskannya dari

satu generasi ke generasi berikutnya, baik melalui akulturasi informal

maupun melalui pendidikan politik yang direncanakan untuk menunjang

stabilitas sistem politik. Brownhill dan Smart (1989), menarik sebuah

proposisi bahwa pendidikan politik adalah proses pendidikan untuk membina

siswa agar mampu memahami, menilai, dan mengambil keputusan tentang

berbagai permasalahan dengan cara-cara yang tepat dan rasional, termasuk

dalam menghadapi masalah yang bias maupun isu yang controversial.

Pendidikan politik berfungsi untuk memberikan isi dan arah serta pengertian

kepada proses penghayatan nilai-nilai yang sedang berlangsung. Ini berrati

bahwa pendidikan politik menekankan kepada usaha pemahaman tentang

nilai-nilai yang etis normatif yaitu dengan menanamkan nilai-nilai dan

norma-norma yang merupakan landasan dan motivasi bangsa Indonsesia serta

Page 36: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

20

dasar untuk membina dan mengembangkan diri guna ikut serta berpartisipasi

dalam kehidupan pembangunan bangsa dan negara (Sumantri, 2003: 3).

Proses pencapaian tujuan pendidikan politik tersebut tidak dapat dilihat secara

langsung namun memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan

karena pendidikan politik berhubungan dengan aspek sikap dan perilaku

seseorang.

Tahapan pertama, merupakan tahapan yang paling rendah dan lebih mudah

untuk dicapai, yaitu dengan memiliki sejumlah pengetahuan, dalam hal ini

pengetahuan yang berhubungan dengan kesadaran politik. Dalam istilah lain

sering dinamakan cognitif morallity. Tahap kedua, berhubungan dengan

maslah sikap (afektif). Pada tahap ini memerlukan lebih banyak usaha dan

pematangan. Sedangkan tahap terakhir berhubungan dengan masalah perilaku

atau tindakan yang dilakukan setelah orang tersebut mendapatkan pendidikan

politik.

Tujuan pendidikan politik sebenarnya secara alamiah telah berjalan dan terus

berlangsung melalui berbagai interaksi sosial dalam masyarakat yang dikenal

sebagai transformasi nilai. Melalui proses transformasi tersebut, manusia

akan dapat menilai bahwa sesuatu dianggap baik atau buruk. Namun

demikian, walaupun proses penghayatan nilai berlangsung secara alamiah,

dalam kenyataannya, akan lebih berhasil apabila dilakukan secara sadar dan

berencana melalui proses pendidikan (Sumantri, 2003: 3).

Page 37: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

21

Dengan demikian, pendidikan politik bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan untuk bertanggung jawab

sebagai warga negara. Selain itu, memberikan pemahaman mengenai

pengetahuan politik sehingga warga negara berpartisipasi dalam sistem

politik yang sedang berjalan. Pelaksanaan pendidikan politik harus

dilaksanakan secara sistematis untuk menumbuhkan iklim demokratis dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Politik

Pendidikan politik memilih fungsi dan tujuan yang krusial, dimana

pendidikan politik akan memperngaruhi tingkat pengetahuan dan pemahaman

masyarakat tentang proses politik sehingga tercapainya kesadaran politik

secara maksimal dalam suatu system politik. Berdasarkan beberapa uraian

pendapat pakar sub bab sebelumnya, maka pendidikan politik mempunyai

dua tujuan utama, yaitu (1) Fungsi pendidikan politik adalah untuk mengubah

dan membentuk tata prilaku seseorang agar sesuai dengan tujuan politik yang

dapat menjadikan setiap individu sebagai partisipan politik yang bertanggung

jawab , dan (2) Fungsi pendidikan politik dalam arti yang lebih luas untuj

membentuk suatu tatanan masyarakat yang sesuai dengan tuntunan politik

yang ingin di terpakan.

Page 38: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

22

Esensi pendidikan politik adalah mengenai bagaimana masyarakat mendapat

sosialisasi politik. Sosialisasi politik secara fungsi akan mendorong

masyarakat mengerti akan peranan dalam system politik. Selain itu, melalui

sosialisasi politik masyarakat memiliki orientasi terhadap system politik yang

sedang berjalan. Secara subtansi fungsi pendidikan politik diharapkan mampu

mengubah tatan masyarkat menjadi lebih baik dan mendorong tercapainya

proses demokrasi.

D. Tinjauan Tentang Pilkada

(Menurut Gaffar, 2012: 70) dari sisi pelaksanaan, pada saat ini masyarakat

memiliki empat momentum pemilu, yaitu pemilu legislatif (DPR, DPD, dan

DPRD), Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu Gubernur, serta Pemilu

Bupati/Walikota. Di beberapa daerah, pelaksanaan Pemilu Gubernur dan

Pemilu Bupati/Walikota telah ada yang dilakukan secara serentak, karena

akhir masa jabatan mereka hampir bersamaan. Banyak keuntungan dari

dilaksanakannya pilkada serentak ini.

Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (Pemilukada) secara

langsung merupakan penjabaran ketentuan dalam Undang-Undang Dasar

1945 hasil amandemen keempat yang menyatakan bahwa Gubernur Bupati,

dan Walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan Provinsi,

Kabupaten, dan Kota dipilih secara demokratis. Cara demokratis itu

diterjemahkan dengan pemberian ruang gerak kepada rakyat pemilih untuk

Page 39: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

23

menjadi penentu kandidat yang bakal memimpin daerahnya, Kepala Daerah

mesti dipilih langsung dengan rakyatlah yang menjadi pemegang dan pemberi

mandate (Rozali Abdullah dalam Hoesein 2015: 148).

Tujuan dilaksanakannya pemilihan kepala daerah serentak supaya tercipta

efektivitas dan efisiensi anggaran. Penghematan anggaran muncul pada saat

KPU membiayai honor petugas TPS. Jika pemilihan Gubernur yang

berbarengan dengan pemilihan Bupati atau Walikota, pembiayaan atas

petugas TPS hanya perlu dibayarkan satu kali termasuk biaya bimbingan

teknis, biaya sosialisasi, dan biaya-biaya lain untuk pembiayaan satu kali

pemilihan.

Perlu mendapat perhatian, mengingat jadwal tahapan pemilihan yang

dilaksanakan melewati tahun anggaran berjalan, perlu dijamin

kesinambungan pendanaan kegiatan pemilihan yang dilaksanakan pada tahun

anggaran berikutnya. Karena dalam undang-undang disebutkan apabila

tahapan selesai tahun 2016 maka anggaran pun juga harus disiapkan di 2015

dan 2016 (http://www.kpu.go.id/ di unduh 14 Desember 2016).

Pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung membutuhkan biaya

yang sangat besar baik dari sisi penyelenggara ataupun dari sisi pasangan

calon. Jika berbicara tentang efektivitas pemilihan kepala daerah secara

langsung, tentunya akan sulit bagi kita untuk menjawab bahwa sistem

pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan sistem rekrutmen kepala

Page 40: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

24

daerah paling efektif. Fakta di lapangan menunjukan bahwa pilkada langsung

membutuhkan biaya yang sangat besar yang membebani anggaran negara dan

pasangan calon. ongkos politik yang dikeluarkan oleh pasangan kepala daerah

diyakini berkolerasi positif dengan maraknya kasus yang melilit kepala

daerah hingga di antara mereka ada yang menjadi tersangka bahkan tidak

sedikit yang sudah berkekuatan hukum yang tetap.

Menurut Hollyson dan Sri Sundari (Hollyson 2015: 131) pada prinsipnya

kedua sistem pemilihan kepala daerah, baik pemilihan langsung ataupun

pemilihan melalui DPRD merupakan wujud dari penerapan demokrasi. Jika

kita merujuk kapada sila ke-4 Pancasila ini tidak ada yang salah dengan

penerapan pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Demikian juga dengan

pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung. Jika kita tinjau dari

aturan yang berlaku, tentu juga tidak ada yang salah dengan penerapan sistem

pemilihan langsung. Karena yang masih jadi pertanyaan adalag sistem mana

yang paling tepat dilaksanakan untuk kondisi bangsa kita saat ini.

Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Secara Langsung sudah terjadi di ratusan

tempat diseluruh Indonesia. Namun, ada gejala mencolok yang cukup

mengkhawatirkan yang terjadi dalam masyarakat. Antusiasime publik dan

tingkat partsipasi masyarakat luas dalam pilkada itu cukup rendah. Ukuran

paling mencolok dari rendahnya keterlibatan publik itu adalah rendahnya

tingkat Voter Turnout (partisipasi pemilih yang mencoblos di TPS pada hari

pemilihan).

Page 41: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

25

Pemilihan Kepala Daerah serentak yang diselenggarakan pada 9 Desember

2015 adalah tahap pertama dari rangkaian Pilkada serentak yang akan

dilakukan hingga tahun 2023, sebelum dapat diselenggarakan Pilkada

serentak secara nasional dilakukan pada satu waktu untuk seluruh daerah

pada tahun 2027. Sebelum mengenal pemilihan kepada daerah secara

langsung, yang untuk pertama sekali dilaksanakan pada bulan Juni 2005 (UU

Nomor 32 Tahun 2004).

Wacana Pilkada dilakukan serentak secara nasional mengemuka akibat

mahalnya pembiayaan (anggaran) maupun waktu yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan pemilihan jika dilakukan dalam waktu yang berbeda-beda di

setiap daerah. Pasal 3 ayat 1 Perppu No. 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur,

Bupati, dan Walikota yang telah diperkuat menjadi undang-undang (UU

Nomor 1 Tahun 2015) juga telah menyatakan pemilihan dilaksanakan setiap 5

(lima) tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Meskipun demikian, perbedaan-perbedan waktu Pilkada yang telah

berlangsung di seluruh Indonesia sejak 2005 membuat Pilkada serentak

secara nasional (dilaksanakan bersamaan di seluruh wilayah NKRI) tidak

mungkin dilaksanakan pada waktu dekat. Pelaksanaan Pilkada serentak harus

dilakukan secara bertahap. Ada lima tahap Pilkada serentak yang telah

diagendakan oleh KPU untuk menuju pelaksanaan Pilkada serentak secara

Page 42: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

26

nasional. Tahap pertama terdiri dari 3 gelombang yang akan diselenggarakan

pada Desember 2015, Februari 2017, dan Juni 2018.

Tahap Kedua akan diselenggarakan pada tahun 2020, Tahap Ketiga pada

tahun 2022, dan Tahap Keempat pada tahun 2023. Baru pada tahun 2027

diperkirakan dapat dilaksanakan Pilkada serentak yang dilakukan di seluruh

wilayah NKRI. Pada saat ini masyarakat memiliki empat momentum pemilu,

yaitu pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, pemilu gubernur,

serta pemilu Bupati/Walikota. Di beberapa daerah, pelaksanaan pemilu

Gubernur dan pemilu Bupati/Walikota telah ada yang dilakukan secara

serentak, karena akhir masa jabatan mereka hampir bersamaan (Gaffar, 2012:

70).

E. Penyebab Tidak Memilih Pada Pilkada

Secara umum faktor yang menyebabkan masyarakat untuk tidak

menggunakan hak pilihnya secara sederhana dapat diklasifikasikan kedalam

dua kelompok besar yaitu faktor dari internal pemilih dan faktor ekternal.

Faktor internal yang penulis maksud adalah alasan pemilih untuk tidak

menggunakan hak pilih dalam pemilu bersumber dari dirinya sendiri,

sedangkan ekternal alasan tersebut datang dari luar dirinya. Secara terperinci

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 43: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

27

Tabel 2.1 Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Tidak Memilih

(Sumber : Eep Saefulloh Fatah dalam Arbi Sanit (2011:60)

a. Faktor Internal

Tabel di atas menunjukkan tiga alasan yang datang dari individu pemilih

yang mengakibatkan mereka tidak menggunakan hak pilih Diantaranya

alasan teknis dan pekerjaan pemilih.

1. Teknis

Faktor teknis yang penulis maksud adalah adanya kendala yang

bersifat teknis yang dialami oleh pemilih sehingga menghalanginya

untuk menggunakan hak pilih. Seperti pada saat hari pencoblosan

pemilih sedang sakit, pemilih sedang ada kegiatan yang lain serta

berbagai hal lainnya yang sifatnya menyangkut pribadi pemilih.

Kondisi itulah yang secara teknis membuat pemilih tidak datang ke

TPS untuk menggunakan hak pilihnya.

Faktor teknis ini dalam pemahaman dapat di klasifikasikan ke dalam

dua hal yaitu teknis mutlak dan teknis yang bisa di tolerir. Teknis

mutlak adalah kendala yang serta merta membuat pemilih tidak bisa

hadir ke TPS seperti sakit yang membuat pemilih tidak bisa keluar

rumah, Sedang berada di luar kota, kondisi yang seperti yang penulis

maksud teknis mutlak. Teknis yang dapat di tolerir adalah

Page 44: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

28

permasalahan yang sifatnya sederhana yang melakat pada pribadi

pemilih yang mengakibat tidak datang ke TPS, Seperti ada keperluan

keluarga, merencanakan liburan pada saat hari pemilihan.

2. Pekerjaan

Faktor pekerjaan pemilih memiliki kontribusi terhadap jumlah orang

yang tidak memilih. Faktor pekerjaaan di sektor informal, dimana

penghasilanya sangat terkait dengan intensitasnya bekerja, banyak

dari sektor informal yang baru mendapatkan penghasilan ketika

mereka bekerja, tidak bekerja berarti tidak ada penghasilan. Seperti

tukang ojek, buruh harian, nelayan, petani harian, kemudian ada

pekerjaan masyarakat yang mengharuskan mereka untuk meninggal

tempat tinggalnya seperti para pelaut, penggali tambang. Kondisi

seperti membuat mereka harus tidak memilih, karena faktor lokasi

mereka bekerja yang jauh dari TPS.

Maka dalam pemahaman penulis faktor pekerjaan cukup singifikan

pada faktor internal membuat pemilih untuk tidak memilih. Pemilih

dalam kondisi seperti ini dihadapkan pada dua pilihan menggunakan

hak pilih yang akan mengancam berkurang yang penghasilannya

atau pergi bekerja dan tidak memilih.

Page 45: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

29

b. Faktor Eksternal

Faktor ekstenal faktor yang berasal dari luar yang mengakibatkan pemilih

tidak menggukan hak pilihnya dalam pemilu. Ada tiga yang masuk pada

kategori ini menurut pemilih yaitu aspek administratif, sosialisasi dan

politik.

1. Administratif

Faktor adminisistratif adalah faktor yang berkaitan dengan aspek

adminstrasi yang mengakibatkan pemilih tidak bisa menggunakan

hak pilihnya. Diantaranya tidak terdata sebagai pemilih, tidak

mendapatkan kartu pemilihan tidak memiliki identitas kependudukan

(KTP). Hal-hal administratif seperti inilah yang membuat pemilih

tidak bisa ikut dalam pemilihan. Pemilih tidak akan bisa

menggunakan hak pilih jika tidak terdaftar sebagai pemilih. Kasus

pemilu Pilkada di DKI Jakarta pada tahun 2017 adalah buktinya

banyaknya masyarakat Jakarta yang tidak bisa ikut dalam pemilu

karena tidak terdaftar sebagai pemilih. Jika kondisi yang seperti ini

terjadi maka secara otomatis masyarakat akan tergabung kedalam

kategori golput.

Faktor berikut yang menjadi penghalang dari aspek administrasi

adalah permasalahan kartu identitas. Masih ada masyarakat tidak

memilki KTP, jika masyarakat tidak memiliki KTP maka tidak akan

terdaftar di DPT (Daftar Pemimilih Tetap) karena secara administrtif

KTP yang menjadi rujukkan dalam mendata dan membuat DPT.

Page 46: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

30

Maka masyarakat baru bisa terdaftar sebagai pemilih menimal sudah

tinggal 6 bulan di satu tempat. Golput yang diakibat oleh faktor

administratif ini bisa diminimalisir jika para petugas pendata pemilih

melakukan pendataan secara benar dan maksimal untuk mendatangi

rumahrumah pemilih. Selain itu dituntut inisiatif masyarakat untuk

mendatangi petugas pendataan untuk mendaftarkan diri sebagai

pemilih.

Langkah berikutnya DPS (Daftar Pemilih Sementara) harus tempel

di tempat-tempat strategis agar bisa dibaca oleh masyarakat.

Masyarakat juga harus berinisiatif melacak namanya di DPS, jika

belum terdaftar segara melopor ke pengrus RT atau petugas

pendataan. Langkah berikut untuk menimalisir terjadi golput, karena

aspek adminitrasi adalah dengan memanfaatkan data kependudukan

berbasis IT upaya elektoronik Kartu Tanda Penduduk (E-KTP) yang

dilakukan pemerintahan sekarang dalam pandangan penulis sangat

efektif dalam menimalisir golput administratif.

2. Sosialisasi

Sosialisasi atau menyebarluaskan pelaksanaan pemilu di Indonesia

sangat penting dilakukan dalam rangka memenimalisir golput. Hal

ini di sebabkan intensitas pemilu di Indonesia cukup tinggi mulai

dari memilih kepala desa, bupati/walikota, gubernur, pemilu

legislatif dan pemilu presiden hal ini belum dimasukkan pemilihan

Page 47: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

31

yang lebih kecil seperti RT/ RW. Kondisi lain yang mendorong

sosialisi sangat penting dalam upaya meningkatkan partisipasi politik

masyarakat adalah dalam setiap pemilu terutama pemilu di era

reformasi selalu diikuti oleh sebagian peserta pemilu yang berbeda.

Pentingnya sosialisasi dalam rangka menyukseskan pelaksanaan

pemilu dan memenimalisir angka golput dalam setiap pemilu.

Terlepas dari itu semua penduduk di Indonesia sebagai besar berada

di pedesaan maka menyebar luaskan informasi pemilu dinilai

pentingi, apalagi bagi masyarakat yang jauh dari akses transportasi

dan informasi, maka sosiliasi dari mulut ke mulut menjadi faktor

kunci mengurangi angka golput.

3. Politik

Faktor Politik erat kaitannya dengan ideologi partai politik, ketidak

sepahaman dengan sebuah ideologi dapat memjadi salah satu

pengaruh pemilih untuk tidak menyalurkan suaranya dalam pilkada.

Ideologi merupakan landasan yang mendasari sebuah partai politik

dalam menjalankan fungsinya. Tanpa ideologi yang jelas tidak

mungkin sebuah organisasi seperti partai politik mampu

menjalankan fungsinya bahkan tidak mungkin berdiri.

Page 48: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

32

F. Kerangka Pikir

Menurut Rush dan Althoff sosialisasi Politik adalah proses oleh pengaruh

di mana seorang individu atau kelompok individu bisa mengenali sistem

politik yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap

gejala-gejala politik. fungsi Sosialisasi politik menurut Rush dan Althoff

adalah sebagai berikut:

1. Melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di

dalam sebuah sistem politik, dimana undividu di latih dalam menganut

ideology Negara sehingga sehingga memungkinkan individu bisa

menerima atau melakukan suatu penolakan atas tindakan pemerintah,

mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam

pemilu. Memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi,

menanamkan suatu pengetahuan untuk mengetahui seperti apa sistem

yang dibangun dalam pemerintahan di Negara ataupun pemerintah yang

tengah memerintah, sehingga dari sekian banyak batasan atau definisi

tampak mempunyai banyak kesamaan dalam mengetengahkan beberapa

segi penting sosialisasi politik.

Proses pencapaian tujuan pendidikan politik tersebut tidak dapat dilihat

secara langsung namun memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini

disebabkan karena pendidikan politik berhubungan dengan aspek sikap

dan perilaku seseorang.

Page 49: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

33

Tahapan pertama, merupakan tahapan yang paling rendah dan lebih

mudah untuk dicapai, yaitu dengan memiliki sejumlah pengetahuan,

dalam hal ini pengetahuan yang berhubungan dengan kesadaran politik.

Dalam istilah lain sering dinamakan cognitif morallity. Tahap kedua,

berhubungan dengan maslah sikap (afektif). Pada tahap ini memerlukan

lebih banyak usaha dan pematangan. Sedangkan tahap terakhir

berhubungan dengan masalah perilaku atau tindakan yang dilakukan

setelah orang tersebut mendapatkan pendidikan politik.

Dengan demikian, pendidikan politik bertujuan untuk memberikan

pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan untuk bertanggung jawab

sebagai warga negara. Selain itu,memberikan pemahaman mengenai

pengetahuan politik sehingga warga negara berpartisipasi dalam sistem

politik yang sedang berjalan. Pelaksanaan pendidikan politik harus

dilaksanakan secara sistematis untuk menumbuhkan iklim demokratis

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 50: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

34

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Sosialisasi dan Pendidikan Politik KPUD Kabupaten

Priingsewu 2018

Patispasi

Meningkat

Partipasi

Menurun

IMITASI

INSTRUKSI

MOTIVASI

Page 51: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

35

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui Kinerja KPUD dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat Kecamatan Pardasuka Kabupaten

Pringsewu pada Pilgub 2018. Menurut Moleong (2012;5-6), penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka

untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku

individu atausekelompok orang.

Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka

yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan

rumit. Penelitian kualitatif merupakan prosedur analisis yangtidak

menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi (perhitungan)

lainnya. Alasan penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif adalah

pembahasan dan analisis dengan menggunakan tipe penelitian ini akan

bersifat lebih mendalam dan terperinci (lengkap) dibandingkan dengan tipe

penelitian kuantitatif, sebab peneliti dapat mengumpulkan dan menggali

informasi dari para informan dengan sebanyak-banyaknya melalui

Page 52: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

36

wawancara. Sementara itu penelitian kuantitatif hanya memperoleh data yang

terbatas yang melalui kuisioner yang diajukan kepada para sumber informasi.

Menurut Moleong (2012;9), alat pengumpul data atau instrumen penelitian

dalam metode kualitatif ialah peneliti itu sendiri, sehingga peneliti harusterjun

sendiri ke lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data yang sering

digunakan yaitu observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi. Data

yang diperoleh dari penelitian adalah berupa data yang disajikan dalam

bentuk kata verbal, bukan dalam angka. Data muncul dalam kata yang

berbeda dengan maksud yang sama. Data kata verbal yang beragam perlu

diolah agar menjadi ringkas sistematis. Olahan tersebut mulai dari

menuliskan hasil observasi, wawancara, atau merekam, mengedit,

mengklasifikasi, dan mereduksi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan lokasi yang dipilih sesuai dengan tujuan

penelitian untuk mengetahui Kinerja Komisi Pemilihan Umum Daerah

Pringsewu dalam meningkatkan Hak Suara di Pemilihan Gubernur Provinsi

Lampung pada Juni 2018. Penulis memilih lokasi diwilayah kerja Komisi

Pemilihan Umum Daerah Pringsewu, masyarakat Pardasuka dan juga Kantor

Kecamatan Pardasuka karena penulis ingin melihat apakah sosiaslisasi dan

pendidikan politik sudah dilakukan KPUD Pringsewu.

Page 53: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

37

C. Fokus Penelitian

Menurut Rush dan Althof masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada

suatu fokus penelitian. Fokus dalam penelitian ini adalah Kinerja Komisi

Pemilihan Umum Daerah Pringsewu dalam meningkatkan partisipasi

masyarakat Kecamatan Pardasuka di Pilgub 2018. Fokus dari penelitian

meliputi:

1. Imitasi adalah merupakan peniruan (copy) terhadap tingkah laku individu

- individu lain, dan merupakan hal yang sangat penting dalam sosialisasi

pada masa anak - anak seperti apa yang diasumsikan oleh Robert Le Vine

bahwa imitasi dan kedua mekanisme yang lainnya merupakan

mekanisme sosialisasi politik pada masa kanak – kanak walaupun

sebenarnya tidak dibatasi pada tingkah-laku kanak-kanak saja. Namun

demikian imitasi murni lebih banyak terdapat di kalangan kanak-kanak

pada masa remaja dan pada orang dewasa, imitasi lebih banyak

bercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga derajat

peniruannya terdapat pula baik pada instruksi maupun pada motivasi

2. Instruksi adalah cara melakukan sosialisasi politik yang kedua adalah

instruksi. Gaya ini banyak berkembang di lingkungan militer ataupun

organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai komando.

Melalui instruksi, seorang individu diberitahu oleh orang lain mengenai

posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan,

bagaimana, dan untuk apa. Cara instruksi ini juga terjadi di sekolah-

Page 54: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

38

sekolah, dalam mana guru mengajarkan siswa tentang sistem politik dan

budaya politik yang ada di negara mereka.

3. Motivasi adalah cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah

motivasi. Melalui cara ini, individu langsung belajar dari pengalaman,

membandingkan pendapat dan tingkah sendiri dengan tingkah orang lain.

Dapat saja seorang individu yang besar dari keluarga yang beragama

secara puritan, ketika besar ia bergabung dengan kelompok-kelompok

politik yang lebih bercorak sekular. Misalnya ini terjadi di dalam tokoh

Tan Malaka. Tokoh politik Indonesia asal Minangkabau ini ketika kecil

dibesarkan di dalam lingkungan Islam pesantren, tetapi ketika besar ia

merantau dan menimba aneka ilmu dan akhirnya bergabung dengan

komintern. Meskipun menjadi anggota dari organisasi komunis

internasional, yang tentu saja bercorak sekular, ia tetap tidak setuju

dengan pendapat komintern yang menilai gerapak pan islamisme sebagai

musuh. Namun, tetap saja tokoh Tan Malaka ini menempuh cara

sosialisasi politik yang bercorak motivasi.

D. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih

kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya.Unit analisis dalam

penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi

yang diharapkan, peneliti terlebih dahulu menentukan informan yang akan

dimintai informasinya. Pada penelitian ini informan peneliti dengan teknik

Page 55: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

39

snowball, yaitu Suatu pendekatan untuk menemukan informan-informan

kunci yang memiliki banyak informasi. Dengan menggunakan pendekatan ini

beberapa responden yang potensial dihubungi dan ditanya apakah mereka

mengetahui orang lain dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk

keperluan penelitian. Adapun kriterianya yaitu:

1. Informan merupakan subyek yang telah lama dan intensif menyatu

dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau

perhatian peneliti dan ini biasanya ditandai dengan kemampuan

memberikan informasi mengenai suatu yang ditanya peneliti.

2. Informan merupakan subyek yang masih terikat secara penuh akan pada

lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran dan perhatianpeneliti

3. Informan merupakan subyek yang dalam memberikan informasi tidak

cendrung diolah atau dikemas terlebih dahulu. Berdasarkan ketentuan

tersebut maka peneliti menetapkan beberapa kelompok informan dalam

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Sekertaris KPU Kabupaten Pringsewu

b. Masyarakat Kecamatan Pardasuka

NO Nama Jabatan

1. Ismail Sekretaris KPUD Pringsewu

2. Budiono Masyarakat

3. Drs. Sujarto, M.Pd. Masyarakat

4. Rosalina Ekawati Masyarakat

Sumber : Olahan Peneliti 2018

Page 56: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

40

E. Jenis Data

Sumber data utama alam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan,dan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sejurus

sumber data di atas, oleh Sugiyono (2011:225) dikelompokkan menjadi dua,

yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber daya sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen. Berdasarkan sumber data di atas, maka klasifikasi sumber-

sumber data tersebut ke dalam jenis-jenis data, yaitu:

1. Data Primer

Penulis menggunakan data primer yang berasal dari hasil wawancara,

baik terstruktur ataupun mendalam (in depth interview), serta observasi

langsung oleh peniliti. Saat menetapkan informan, penulis menggunakan

teknik stratified sampling dengan proses wawancara snowball. Data-data

primer ini merupakan unit analisis utama yang digunakan dalam kegiatan

analisis data. Data primer diperoleh peneliti sebagai hasil dari proses

pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara mendalam

dan observasi mengenai kinerja Komisi Pemilihan Umum Daerah

Pringsewu dalam Pilgub Lampung 2018.

Page 57: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

41

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapatditemukan

dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumberdata sekunder

adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan

dengan penelitian yang dilakukan. Selain data primer, sumber data yang

dipakai peneliti adalah sumber data sekunder, data sekunder didapat

melalui berbagai sumber yaitu literatur artikel, serta situs di internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan penelitian yaitu gambaran umum

mengenai sosialisasi dan pendidikan politik yang dilakukan oleh KPUD

Pringsewu dalam Pilgub Lampung 2018.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting

(kondisi alamiah). Sehingga pada penelitian ini, penulis menggunakan

sejumlah teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan yang lansung direncanakan antara

pewawancara dan yang diwawancarai untuk memberikan atau menerima

informasi tertentu. Wawancara adalah kegiatan percakapan dengan

Page 58: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

42

maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu

pewawancara dan yang diwawancarai. Wawancara yaitu pertanyaan yang

dilakukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.

(Moleong 2009; 148). Peneliti akan melakukan wawancara kepada

ketua/wakil KPUD Pringsewu.

2. Dokumentasi

Melalui studi dokumentasi penulis mengumpulkan data melalui dokumen

baik yang bentuk tulisan, laporan, hasil rapat, atau karya lainnya.

Menurut Czarniawska (2004), studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih dapat

dipercaya jika memiliki dokumentasi seperti tulisan dan gambar.

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa data tertulis yang

dikeluarkan oleh KPUD Pringsewu.

3. Observasi

Observasi menjadi teknik pengumpulan data yang penulis gunakan,

selain wawancara dan dokumentasi. Menurut Fathoni (2011:104),

observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai dengan beberapa pencatatan-pencatatan

terhadap perilaku objek sasaran. Observasi adalah cara pengumpulan data

yang menggunakan salah satu panca inderanya yaitu indra pengelihatan.

Page 59: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

43

Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak

diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja

informan dalam situasi alami. Observasi dalam penelitian ini dilakukan

di lokasi wawancara dari masing-masing informan, yaitu kantor KPUD

Pardasuka di Desa Pardasuka. Dalam penelitian ini peneliti mengamati

bagaimana dan apa saja yang telah di lakukan KPUD Pringsewu, untuk

meningkatkan jumlah suara pada pilgub provinsi lampung 2018 di

Kecamatan Pardasuka.

G. Tehnik Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2014:267) Validitas merupakan derajat ketepatan antara

data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak

berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif meliputi :

1. Uji Kredibilitas (Credibility)

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan

teman sejahwat dan analisis kasus negatif.

Page 60: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

44

Agar hasil data dapat dipercaya, peneliti melakukan triangulasi, yaitu

berusaha untuk meninjau kebenaran data tertentu dan membandingkan

dengan data yang diperoleh dari sumber lain dengan menggunakan

metode yang berlainan dan pada waktu yang berlainan. Untuk memeriksa

keabsahan data, peneliti melakukan peninjauan dalam berbagai sumber

yaitu dengan mewawancarai lebih dari satu informan yang berasal dari

elemen yang berbeda. Selain itu peneliti melakukan pendalaman dengan

teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi.

2. Uji keteralihan (Transferability)

Dalam membuat laporannya, peneliti memberikan uraian yang rinci,jelas,

dan sisitematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca

menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut. Bila pembaca laporan

penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, semacam

apa suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka

laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas.

3. Uji Kebergantungan atau Reliabilitas (Dependability)

Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Jika proses

penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut

tidak reliabel atau dependable. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat

menunjukkan jejak aktivitas lapangannya, maka depenabilitas

penelitiannya patut diragukan.

Page 61: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

45

H. Tehnik Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh dari lapangan terkumpul, tahap selanjutnya yang

perlu dilakukan adalah mengolah data tersebut. Adapun kegiatan pengolahan

data dalam penelitian ini menurut Singarimbun dan (Sofyan Efendi,

2006:278) adalah sebagai berikut:

1. Editing Data

Editing data yakni proses dimana penulis melakukan keterbacaa,

konsisten data yang sudah terkumpul. Proses keterbacaan berkaitan

dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan

sebagai justifikasi pernafsiran terhadap hasil analisi. Sedangkan

konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala

pengukuran yang akan digunakan, sehingga kelengkapan yang mengacu

pada terkumpulnya data secara lengkap dapat digunakan untuk menjawab

masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian.

2. Interprestasi Data

Interprestasi data, yaitu data yang telah dideskripsikan melalui table

maupun narasi yang diinterprestasikan untuk kemudian dilakukan

penarikan kesimpula sebagai hasil dari penelitian.

Page 62: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

46

I. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis

analisis kualitatif. Artinya, data yang diperoleh diolah secara sistemastis,

dengan cara mengumpulkan data dan fakta tentang kajian penelitian untuk

kemudian digambarkan dalam bentuk penafsiran pada data yang diperoleh,

dalam penelitian kualitatif yang diberi nama analisis model interaktif dengan

tiga prosedur yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemutusan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data atau proses

transformasi ini berlanjut terus setelah penelitian lapangan sampai

laporan akhir secara lengkap dan tersusun.

2. Penyajian

Penyajian data atau display data dimaksudkan sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang dapat memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian penyajian

data bias dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus kita

lakukan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti melihat gambaran

secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data penelitian,

sehingga dari data tersebut dapat kita tarik kesimpulan. Penyajian data

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan table, bagan

dan kumpulan kalimat.

Page 63: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

47

3. Verifikasi atau Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh

selama penelitian berlangsung. Sedangkan verifikasi adalah kegiatan

pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisis selama

peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan

lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman

untuk mengembangkan kesempatan inter subjektif, dengan kata lain

makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya

dan kecocokannya. (Moleong, 2009:15-20)

Page 64: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

48

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kabupaten Pringsewu

Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi

Lampung dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus,

dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 tahun 2008 tanggal 26

November 2008 dan diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri

Dalam Negeri. Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak diantara

104045’25” – 10508’42” Bujur Timur (BT) dan 508’10”- 5034’27” Lintang

Selatan (LS), dengan luas wilayah dimiliki sekitar 625 km2 atau 62.500 Ha.

Secara administratif Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan 4 wilayah

kabupaten sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan

Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

b. Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan

Gedongtataan, Kecamatan Waylima dan Kecamatan Kedondong,

Kabupaten Pesawaran.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok dan Kecamatan

Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.

Page 65: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

49

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan Air

Naningan, Kabupaten Tanggamus.

Kabupaten Pringsewu terdiri dari 9 (sembilan) wilayah kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Pardasuka, 2. Kecamatan Ambarawa, 3. Kecamatan Pagelaran,

4. Kecamatan Pagelaran Utara, 5. Kecamatan Pringsewu, 6. Kecamatan

Gading Rejo, 7. Kecamatan Sukoharjo, 8. Kecamatan Banyumas, dan 9.

Kecamatan Adiluwih. Sekitar 41,79% wilayah Kabupaten Pringsewu

merupakan areal datar (0-8%) yang tersebar di Kecamatan Pringsewu,

Ambarawa, Gadingrejo dan Sukoharjo. Untuk lereng berombak (8-15%)

memiliki sebaran luasan sekitar 19,09% yang dominan terdapat di Kecamatan

Adiluwih. Sementara kelerengan yang terjal (>25%) memiliki sebaran luasan

sekitar 21,49% terdapat di Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Pardasuka.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu berada pada ketinggian 100–

200 meter di atas permukaan laut, hal itu dapat dilihat dari porsi luasan

yang merupakan luasan terbesar yaitu 40.555,25 Ha atau sebesar 64,88% dari

total wilayah Kabupaten Pringsewu. Wilayah dengan ketinggian 100–200

meter sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan Pagelaran. Sedangkan

kelas ketinggian lahan tertinggi > 400 meter di atas permukaan laut dengan

porsi luasan terkecil atau sebesar 5,99% terdapat di Kecamatan Pardasuka

dengan luasan sebesar 2.640,40 Ha atau 27,86% dari total luas wilayahnya

dan Kecamatan Pagelaran dengan luasan sebesar 1.106,72 Ha atau 6,40% dari

total luas wilayahnya.

Page 66: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

50

B. Kecamatan Pardasuka

1. Sejarah

Pardasuka adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pringsewu, Lampung,

Indonesia. Kecamatan Pardasuka beribukota di Kota Pardasuka.

Kecamatan Pardasuka merupakan Kecamatan yang berada di bagian

selatan Kabupaten Pringsewu. Kota Pardasuka masuk dalam klasifikasi

Kota Kecil dengan jumlah penduduk sebesar 34.107 jiwa.

Pardasuka merupakan Pekon Tuha dibelahan Selatan Kabupaten

Pringsewu dimana, Pardasuka menurut penelusuran sejarah pardasuka

berdiri pada tahun 1887 yang merupakan rumpun keturunan yang bersala

dari Putih Pampangan Kebandakhan dan dimana datang salah satu

keturunanya membuka pemukiman tepatnya Pakhdasuka ( Pakhda =

Sama-Sama/ Suka = Senang ) yang saat ini disebut Pekon Pardasuka

yang pemekonannya dialiri sungai Way Mincang. Pemekonan ini berdiri

dan merupakan kumpulan adat Sai Batin Marga Way Lima.

Kehadatan dipimpin seorang Kepala adat Batin Sekanda sekaligus

sebagai kepala Pemerintahan pertama yang dikala itu disebut Pesikhah.

Pada saat ini masih dalam lingkup Desa Kedondong Kecamatan

Kedondong Kabupaten Pesawaran dan pada tahun 1971 Pemekaran

Kecamatan Pardasuka Kabupaten Lampung Selatan dan dengan ibu kota

Kecamatan Pekon Pardasuka dan pada tahun 1997. Pemekaran

Page 67: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

51

Kabupaten Tanggamus dan pada tanggal 02 April 2008 Kecamatan

Pardasuka menajadi bagian Kabupaten Pringsewu.

Tabel 3.1 Nama-nama Kepala Daerah Pardasuka

sumber: diolah dari profil pekon Pardasuka tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa pekon pardasuka telah

beberapa kali berganti kepala pekon yaitu 13 kali terhitung sejak tahun

1887 sampai dengan sekarang. Kondisi masyarakat yang plural dan

hidup secara berdampingan memberikan semua masyarakat kesempatan

untuk menjadi pemimpin wilayah pekon Pardasuka atau yang sering

disebut dengan Kepala Pekon. Sampai saat ini kepemimpinan di Pekon

pardasuka di ampu oleh Yurhamuni Hi Bahri sesuai dengan ketetapan

yang telah berlaku.

Page 68: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

52

2. Kondisi Georafis

Pekon Pardasuka memiliki luas wilayah 588 Ha, terletat di dataran

lereng/puncak dengan ketinggian tanah yaitu 1500 Mdpl. Pekon

pardasuka memiliki curah hujan sedang dan keadaan itu dimanfaatkan

oleh sebagian masyarakatnya untuk bertani dan bercocok tanam termasuk

diantaranya adalah persawahan dan perkebunan. Masyarakat Pekon

Pardasuka berjumlah 5.459 jiwa yang tediri dari 2.646 berjenis kelamin

laki-laki, 2.813 berjenis kelamin perempuan, dan tedapat 1.334 Kepala

Keluarga (kk). Berikut merupakan batas-batas wilayah pekon pardasuka :

a. Batas Wilayah Pekon Pardasuka

b. Sebelah Utara Berbatasan dengan Pekon Wargo mulyo

c. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Pekon Pardasuka Selatan

d. Sebelah Barat Berbatasan dengan Pekon Tanjung rusia,

e. Sebelah Timur Berbatasan dengan Pekon Pardasuka timur.

Orbitrasi Pekon Pardasuka sebagai berikut :

Tabel 3.2 Orbitas dari Pekon ke Daerah Lain

sumber: diolah dari profil pekon pardasuka tahun 2016

Page 69: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

53

Kabupaten secara tidak langsug waktu tempuh yang diperlukan juga

cukup lama.

Tabel 3.3 Pengalokasi lahan

sumber: diolah dari profil Kelurahan Pringsewu Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa luas lahan pertanian di

Pekon Pardasuka cukup dominan yaitu dengan luas 290 ha. Jika mengacu

pada luas lahan pertanian tersebut menunjukan bahwa secara umum

masyarakat Pekon Pardasuka banyak memanfaatkan lahan pertanian

sebagai mata pencarian atau berprofesi sebagai petani. Jumlah luas lahan

pertamian tersebut juga hampir mencapai setengah luas lahan secara

keseluruhan di Pekon Pardasuka dengan 612 ha.

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

sumber: diolah dari profil Pekon Pardasuka Tahun 2016`

Page 70: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

54

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata masyarakat di Pekon

Pardasuka berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan

jumlah mencapai 417. Selain itu masih terdapat masyarakat yang putus

sekolah dan buta huruf yang mencapai masing-masing yaitu 26 dan 11.

Adapun jumlah keseluruhan masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan

yaitu 880.

Page 71: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

73

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Sosialisasi dan

Pendidikan Politik dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sosialisasi dan Pendidikan dilakukan secara Imitasi, KPUD Pringsewu

sudah melakukan sosialisasi dan pendidikan politik kepada perwakilan

orang tua, dengan harapan para orang tua dapat memberi contoh pada

anak-anak mereka tentang calon pemilih.

2. Sosialisasi dilakukan Secara Instruksi KPUD Pringsewu sudah

melakukan pendidikan dan sosialisai politik kepada warga Pardasuka

terutama kepada pemilih pemula, yaitu dengan cara datang kesekolah dan

kampus agar pemilih pemula lebih memahami tentang pendidikan politik

secara mendalam supaya mereka mempunyai rasa tanggung jawab untuk

memilih dan tidak acuh pada Pemilihan Umum untuk menentukan nasib

Provinsi Lampung 5 tahun kedepan.

Kecamatan Pardasuka mengalami peningkatan partisipasi pemilih, pada

Pemilihan Bupati Kecamatan Pardasuka memiliki jumlah hak suara

sebanyak 18.508, dan pada Pemilihan Gubernur Lampung 2018

berjumlah 25.781 hak suara.

Page 72: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

74

3. Sosialisasi dilakukan Secara Motivasi KPUD Pringsewu dibantu

dengan kelompok dan individu yang sudah berpengalaman, seperti

Partai Politik, Aparatur Desa, dan Guru-guru bersama-sama melakukan

sosialisasi dan pendidikan politik.

B. Saran

Saran yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah :

1. KPUD Pringsewu, Partai Politik dan aparatur Desa agar lebih berkerja

sama dalam memberikan pendidikan dan sosialisai politik kepada

masyarakat Kabupaten Pringsewu khusunya Kecamatan Pardasuka,

karena melihat dari letak geografisnya Kecamatan Pardasuka terletak

paling jauh dari Kabupaten Pringsewu, jadi mereka harus lebih

diperhatikan juga, untuk menunjang angka suara pada saat Pemilihan

mendatang.

2. KPU sebagai penyelenggara pemilu dan partai politik sebagai salah satu

peserta pemilu untuk meningkatkan pendidikan politik progresif kepada

masyarakat dengan tujuan menambah pemahaman kepada masyarakat

bahwa politik tidak hanya menjadi kepentingan elit melainkan

kepentingan rakyat secara umum.

3. Masyarakat sebagai pemilih jika berhalangan tetap atau berpindah

domisili sebaiknya segera melapor pada KPU dan atau dinas

kependudukan setempat, agar DPT bisa segera diperbaharui dan lebih

akurat, sehingga tidak memunculkan penyalahgunaan DPT.

Page 73: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

75

4. Indikator yang sangat berpengaruh didalam penelitian ini adalah

indicator Motivasi, dimana KPUD Pringsewu dibantu oleh Partai Politik,

Aparatur Desa sudah bersama-sama melakukan sosialisasi dan

pendidikan politik kepada masyarakat, dan juga KPUD Pringsewu

mempunyai solusi untuk menambah Tampat Pemilihan Suara (TPS), agar

warga yang rumahnya jauh dari TPS tidak malas untuk datang dan

memberikan hak suaranya, dan dapat meningkatkan jumlah hak suara di

Kecamatan Pardasuka.

Page 74: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdullah, Rozali. 2009. Mewujudkan pemilu yang lebih berkualitas: pemilu

legislatif. Jakarta:Rajawali PerS

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka

Cipta

Arikunto, S. 1998. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi 2.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Budiardjo, Miriam. 2000.Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka

Utama

Budiardjo, Miriam. 2008. Demokrasi. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama

Budiardjo, Miriam. 1998.Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta:PT. Gramedia

Pustaka Utama

Budiardjo, Miriam. 1998. Partisipasi dan Partai Politik Sebuah Bunga Rampai.

Jakarta:Yayasan Obor Indonesia

Cholisin. 2000. Pengembangan Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (Civic

Education) Dalam Praktik Pembelajaran Kurikulum Berbasis

Kompetensi.Yogyakarta:UGM

Huntington, Samuel P. Dan Nelson, John. 2001. Partisipasi Politik di Negara

Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta

Kartini, Kartono. 2009. Pendidikan Politik. Bandung: Mandar Maju

Masyhuri dan Zainudin. 2008. Metode Penelitian Praktis dan Aplikatif. Bandung:

PT Refika Aditama

Michael Rush dan Phillip Althof. 2002. Pengantar Sosiologi dan Politik.

Jakarta:PT Rineka Cipta

Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Kantaprawira, Rusadi. 2004. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar.

Bandung:Sinar Baru Algensindo

Page 75: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

Prasetyo, Bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 2006. Metode Peneltian Survey. Jakarta:

PT Pustaka

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Poltitik.Jakarta:PT Gramedia

Widiasarana Indonesia

Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada

Umar, Husein. 2014. Metode Penelitian Untuk Skripsi & Tesis Bisnis Edisi ke 2.

Jakarta:Rajawali Pers

Universitas Lampung. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandar

Lampung: Universitas Lampung

Jurnal

Amin, Muhammad. 2013. “Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan

Gubernur Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012”. Jurnal Ilmu Politik,

vol.1.No.1

Arif, Afrosin. 2012. “Membangun Model Penyelenggaraan Pemilihan Umum:

Format Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Gabungan”. Jurnal Jurisprudence,vol 1.No.1

Komisi Pemilihan Umum. 2015. “Tingkat Melek Politik Warga (Politic Literacy)

dalam Pemilu 2014 di Kabupaten Pringsewu”

Skripsi

Ardi, Yanto 2017, Analisis Pengguna Hak Pilih Masyarakat Pada Pemilihan

Kepala Daerah Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2017, (Studi Di Kelurahan

Pringsewu Timur dan Pekon Pardasuka)

Nabila, Ayu, Damita 2013, Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Dalam

Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2013 di Kabupaten Lumajang

Page 76: Universitas Lampung - PROSES SOSIALISASI DAN ...digilib.unila.ac.id/55056/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSahabat-Sahabat SMA Cecep,Saka,Reza,Obi , terimakasih sudah mau disibukan

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Penyelengaraan Pemilihan Umum

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Jakarta:Sekretaris Negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang.

Artikel dan Harian

https://www.merdeka.com/politik/ini-tingkat-partisipasi-pemilih-dari-pemilu-

1955-2014.html diakses tanggal 12 Desember 2017

data.kpud.go.id/dpt.php diakses pada 14 Desember 2017

data KPUD Pringsewu DPT Pilgub 2018 Kabupaten Pringsewu