UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI, IDEOLOGI, METODE,...
Click here to load reader
-
Upload
trinhhuong -
Category
Documents
-
view
282 -
download
0
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI, IDEOLOGI, METODE,...
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
STRATEGI, IDEOLOGI, METODE, DAN TEKNIKPENERJEMAHAN UNGKAPAN SAPAAN BERBAHASAINGGRIS-AMERIKA KE DALAM BAHASA INDONESIA
DISERTASI
ARIE ANDRASYAH ISA0806401922
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYAPROGRAM STUDI LINGUISTIK
DEPOKJULI 2015
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
STRATEGI, IDEOLOGI, METODE, DAN TEKNIKPENERJEMAHAN UNGKAPAN SAPAAN BERBAHASAINGGRIS-AMERIKA KE DALAM BAHASA INDONESIA
DISERTASI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
ARIE ANDRASYAH ISA0806401922
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYAPROGRAM STUDI LINGUISTIK
DEPOKJULI 2015
i
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
ii
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
iii
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur alhamdulillah ke hadirat Allah subhanallah wa ta’ala atas rahmat dan ridha
serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan disertasi ini dengan baik.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
yang tulus atas dukungan, bimbingan, bantuan, dan semangat yang diberikan kepada
saya dari berbagai pihak selama saya mengikuti pendidikan dan menyelesaikan
disertasi ini.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada Prof. Benny
Hoedoro Hoed selaku promotor yang dengan sabar membuka cakrawala ilmu
penerjemahan dan membimbing saya dalam penulisan, perbaikan, hingga
penyelesaian disertasi ini. Terima kasih atas segala perhatian, pemikiran, dan
pandangan-pandangan yang Bapak hibahkan kepada saya. Saya juga menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada Prof. Dr. Bambang Kaswanti
Purwo selaku kopromotor yang membuka wawasan saya mengenai kajian
penerjemahan dan telah membimbing saya dengan sabar dan teliti dalam penyelesaian
disertasi ini. Demikian pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Dr. Grace
Wiradisastra, M.Ed. yang bersedia meluangkan waktu dan membimbing saya dengan
sabar dan teliti untuk membagi ilmu tentang budaya kebahasaan masyarakat Amerika
dan untuk memberikan saran, masukan, dan kritik kepada saya di sela-sela kesibukan
beliau.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dr. F.X.
Rahyono, yang bersedia menjadi penguji saya di sela-sela kesibukan Bapak sebagai
Ketua Program Studi Linguistik. Terima kasih atas dorongan dan motivasi yang
Bapak berikan kepada saya dalam penyelesaian disertasi ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada Prof. Emi Emilia, M.Ed., Ph.D. yang jauh-jauh datang dari
Bandung untuk menguji saya. Saya mengucapkan terima kasih atas masukan, saran,
dan kritik yang berharga dari sidang prapromosi hingga sidang promosi. Saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Susilastuti Sunarya atas masukan,
saran, dan kritik yang Ibu berikan. Masukan, saran, dan kritik tersebut sangat
membantu saya dalam penyelesaian disertasi ini. Terakhir, ucapan terima kasih yang
tulus juga saya sampaikan kepada Dr. Untung Yuwono, selaku penguji disertasi saya
iv
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
yang telah memberikan masukan, saran, dan pandangan serta kritik atas perbaikan
dan penyelesaian disertasi saya.
Ucapan terima kasih juga tidak luput saya sampaikan kepada Almarhum Prof.
Anton M. Moeliono atas dukungan dan bimbingan yang beliau berikan sebelum
beliau beristirahat dengan tenang dan damai.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada staf Sekretariat Departemen
Mbak Nur dan Mbak Rita yang banyak membantu dalam pelayanan administrasi
akademik.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Mahsun, M.S., Dra. Yeyen
Maryani, M.Hum., Drs. Mustakim, M.Hum., dan Dra. Dad Murniah, M.Hum., yang
telah mengizinkan, mendukung, dan mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan
hingga ke program studi S-3.
Demikian pula halnya kepada para kolega saya, antara lain Drs. Sry Satriya
Wisnu Sasangka, M.Pd., Dra. Ebah Suhaebah, M.Hum., Dra. Mumun Siti Murdinah,
Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd., Dira Hildayani, S.S., dan Muhammad Ibrahim Kasman,
S.S., yang telah memberi masukan yang berharga atas disertasi dan dukungan kepada
saya selama mengikuti program doktoral.
Terima kasih saya ucapkan juga kepada para penerjemah, Ibu Desak
Nyoman Pusparini yang jauh di Denpasar, Bali, Ibu Inggrid Dwijani Nimpoeno, Ibu
Dina Begum, dan narasumber Troy Kitch yang berada nun jauh di California,
Amerika Serikat, Pak Dody (Pendeta), Pak Triyogo (Kasubnit Krimsus, Polrestro
Jaksel), dan Pak Saifudin (Komandan Regu pada PMPP) yang terlibat di dalam
penyelesaian disertasi ini. Terima kasih yang tulus atas masukan dan pandangan-
pandangan yang Bapak dan Ibu sekalian berikan.
Istri tercinta, Irsanti Widuri Asih, M.Si., terima kasih atas segala doa,
kesabaran, dukungan, dan pengertian selama saya menempuh jenjang S-3. Kedua
Malaikat Kecilku, Huzaiva Ramzee Isa (Bangbuy) dan Danish Anaqi Isa (Debuy) atas
kesabaran dan doa yang kalian berikan ke Papa sehingga Papa dapat menyelesaikan
disertasi ini. Mohon maaf atas segala keluhan yang Papa rasakan juga kalian rasakan
selama Papa mengikuti Program S-3. Malaikat Kecilku yang lain Syabil Abiyyu Isa
yang sudah mendahului kami ke surga dan menanti kami di surga sebagai ahli surga
bagi kami yang ditinggalkan, “Would you know my name if I saw you in heaven…”
v
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
(Eric Clapton, Tears in Heaven). Semoga engkau mendapat tempat yang mulia di sisi-
Nya, Nak. I love you all, folks.
Kepada Ayahanda Drs. H.D. Syahrial Isa, S.U., dan Ibunda Hj. Roslina, aku
ucapkan terima kasih yang takterhingga atas segala doa dan dukungan yang diberikan
kepadaku sejak saya lahir hingga kini. Juga saya ucapkan terima kasih kepada abang,
kakak, dan adik-adik, Surya Dharma, S.Sos. dan Eka Kesumawardani, S.Sos., M.Si.;
Nova Ramadhana Isa, S.Sos., dan Rahma Hanim Lubis, A.Md.; Eva Amanda Syah
Isa, S,Pt., M.Si., dan Didi Kurniawan, S.P.; Ella Afiatnita Isa, Am.Keb. dan
Suhendra, S.T.; Nur Idul Adha, S.Hut. dan Kurniawan Effendi, S.Hut., M.Si. atas
dukungan, harapan, dan doa kalian selama aku menempuh studi S-3. Kepada Mbak
Ita dan Mas Bambang serta Mbak Yanti dan Mas Madi juga saya ucapkan terima
kasih atas bantuan immaterial dan doa kalian.
Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada teman seperjuangan, yakni
Ibu Elvi Citraresmana dan Bapak Supriyoko atas dukungan serta motivasi yang
diberikan kepada saya selama saya menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia, khususnya di Program Studi Linguistik.
Pamulang, 27 Juli 2015
vi
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
vii
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Arie Andrasyah IsaProgram Studi : LinguistikJudul : Strategi, Ideologi, Metode, dan Teknik Penerjemahan Ungkapan
Sapaan Berbahasa Inggris-Amerika ke dalam Bahasa Indonesia
Disertasi ini menyingkap strategi, ideologi, metode, dan teknik penerjemahanungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika dan ungkapan sapaan bahasa Indonesiaserta budaya kebahasaan yang terlibat di dalam penerjemahan. Penelitian kualitatif inimenggunakan tiga novel Amerika beserta terjemahan bahasa Indonesianya danwawancara dengan penerjemah serta narasumber lain. Didukung oleh teoripenerjemahan, ungkapan sapaan, dan budaya kebahasaan, penelitian ini menemukandua ideologi penerjemahan yang berhulu pada strategi penerjemahan pemancaan(foreignization) dan pelokalan (domestication). Di samping itu, juga ditemukan tujuhmetode penerjemahan dan dua puluh empat teknik penerjemahan serta budayakebahasaan yang menyangkut kuasa (power) dan solidaritas (solidarity).
Kata kunci: strategi penerjemahan, ideologi penerjemahan, metode penerjemahan,teknik penerjemahan, ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika,ungkapan sapaan bahasa Indonesia, budaya kebahasaan
viii
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Nama : Arie Andrasyah IsaProgram Studi : LinguisticsJudul : Translation Strategies, Ideologies, Methods, and Techniques of
American-English Forms of Address into Indonesian
This dissertation reveals the translation strategies, ideologies of translation,translation methods, and translation techniques of American-English forms of addressinto their Indonesian translations within linguistic culture involved in the translation.This qualitative research employs three American novels with their translationversions and interviews with their translators and other resource persons. Through thetheories of translation, forms of address theories, and linguistic culture, the researchfindings indicate that two ideologies of translation: foreignization and domestication.Besides, it is also found that there are seven methods of translation with twenty fourtechniques of translation and linguistic culture relating to power and solidarity.
Key words: translation strategies, ideologies of translation, translation methods,translation techniques, American forms of address, Indonesian forms ofaddress, linguistic culture
ix
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………………LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................UCAPAN TERIMA KASIH……..………………………………………….................LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……….……...................ABSTRAK.…………………………………………………………….…………….....ABSTRACT………………………………………………………………………….....DAFTAR ISI…………………………………………………………….………...........GLOSARIUM……………………………………………………………………..........DAFTAR BAGAN…………………………………………………….……….............DAFTAR LAMBANG....................................................................................................DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….........BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..…........................1.1 Latar Belakang …………...……………………………...........................................
1.2 Masalah Penelitian..…………………………………………………………….1.3 Tujuan Penelitian.………………………………...………………………..…...1.4 Kemaknawian Penelitian.……......…………………………………………......
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..…………………………………………….............2.1 Kajian tentang Penerjemahan..............................................................................
2.1.1 Strategi Penerjemahan................................................................................2.1.2 Ideologi Penerjemahan................................................................................2.1.3 Metode Penerjemahan.................................................................................2.1.4 Teknik Penerjemahan..................................................................................
2.2 Kajian tentang Ungkapan Sapaan........................................................................2.2.1 Kajian tentang Ungkapan Sapaan dalam BIA............................................2.2.2 Kajian tentang Ungkapan Sapaan dalam BI...............................................
2.3 Kajian tentang Budaya Kebahasaan dalam Penggunaan Ungkapan Sapaan.......2.3.1 Kajian tentang Budaya Kebahasaan dalam Masyarakat Amerika Serikat..2.3.2 Kajian tentang Budaya Kebahasaan dalam Masyarakat Indonesia.............
BAB III LANDASAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENELITIAN..............3.1 Landasan Teoretis ..........................................................................................
3.1.1 Teori tentang Penerjemahan.................................................................3.1.1.1 Strategi Penerjemahan..............................................................3.1.1.2 Ideologi Penerjemahan..............................................................3.1.1.3 Metode Penerjemahan...............................................................3.1.1.4 Teknik Penerjemahan................................................................
3.1.2 Teori tentang Ungkapan Sapaan BIA dan BI.......................................3.1.3 Teori Budaya Kebahasaan
dalam Penggunaan Ungkapan Sapaan BIA dan BI...............................3.2 Metodologi Penelitian....................................................................................
3.2.1 Ancangan Penelitian.............................................................................3.2.2 Corak Penelitian....................................................................................3.2.3 Penentuan Sumber Data........................................................................3.2.4 Korpus Data..........................................................................................3.2.5 Pemilihan Data......................................................................................3.2.6 Wawancara............................................................................................
x
...i
..ii
.iii
.iv
......i
.....ii…iii…iv...vii..viii…ix....xi...xii.xviixviii..xix….1….1.…3….3….3….5….5….5.....8...10...15...19...20...26...31...31...34...38...38...38...38...39...40...40...40
...41
...42
...42
...42
...43
...44
...44
...46
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
3.2.7 Penggunaan Alat Penerjemahan...........................................................3.2.8 Analisis Data.........................................................................................3.2.9 Model Konseptual.................................................................................
BAB IV ANALISIS DATA PENERJEMAHAN UNGKAPAN SAPAAN...............4.1 Strategi Penerjemahan................................................................................4.2 Ideologi Penerjemahan................................................................................
4.2.1 Ideologi Pemancaan...........................................................................4.2.1.1 Metode Harfiah………………………..……………...…….4.2.1.2 Metode Setia……………………………………….……….4.2.1.3 Metode Semantis………………...…...……………………..
4.2.2 Ideologi Pelokalan.............................................................................4.2.2.1 Metode Adaptasi……………………………….…………...4.2.2.2 Metode Bebas……………………………………….………4.2.2.3 Metode Idiomatis…………………………………………...4.2.2.4 Metode Komunikatif……………………...………………...
BAB V SIMPULAN DAN MASALAH YANG MASIH PERLU DITELITI……5.1 Simpulan………………………………………………..………………….5.2 Masalah yang Masih Perlu Diteliti…………...............................................
PUSTAKA ACUAN.......................................................................................................LAMPIRAN
xi
....47…47…48…50…50…50…50…51....55....87....96....96....98..100..107..127..127..129..130
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
GLOSARIUM
adaptasi (adaptation) teknik penerjemahan yang dipilih dengan cara mengganti kata bahasa
sumber dengan kata yang berbeda dari padanannya.
adopsi (adoption) teknik penerjemahan yang dipilih karena konteks penggunaan kata bahasa
sasaran diambil dari konteks penggunaan kata bahasa sumber.
alterasi (alteration) pemilihan kata atau padanan yang lain selain kata yang ada berdasarkan
stilistika, konteks sosial, dan/atau konteks percakapan.
apokope (apocope) penghilangan huruf, fonem, atau bunyi yang terdapat di akhir kata untuk
menyesuaikan pelafalan dalam bahasa penerima (Isa 2012).
amplifikasi (amplification) atau difusi (difussion) penambahan unsur atau kata pada
padanan sebagai alasan gramatikal (Fawcett 1997), stilistika, dan konteks, yang
bertujuan untuk memberi efek yang sama dengan bahasa sumber.
catatan kaki (footnote) terjemahan yang disajikan dalam bentuk catatan kaki.
divergensi (divergence) teknik penerjemahan yang mengharuskan satu ungkapan bahasa
sumber memiliki dua atau lebih pilihan padanan dalam bahasa ssasaran (Fawcett 1997)
eksotisme (exotism) bentuk BSu sebaiknya tetap dipertahankan ke dalam TSa. Dalam teknik
ini tidak terjadi perubahan budaya antara BSu dan BSa, tetapi fitur budaya dan tata
bahasa BSu terbawa ke dalam TSa dan disampaikan secara (tak)langsung kepada
pembaca BSa.
eksplisitasi (explicitation) teknik penerjemahan yang menggunakan ungkapan yang lebih
eksplisit dalam bahasa sasaran daripada ungkapan dalam bahasa sumber (Vinay dan
Darbelnet 1958/1995).
ekuasi (equation) teknik penerjemahan yang membolehkan pemindahan ungkapan asing ke
dalam teks sasaran yang sebenarnya dalam bahasa sasaran ungkapan asing tersebut
memiliki padanan (Malone 1998).
eufemisme (euphemism) teknik yang menggunakan ungkapan yang lebih halus di dalam
bahasa sasaran agar efek yang ditimbulkan oleh TSa tidak mengagetkan atau
mengurangi nuansa negatif bagi pembaca bahasa sasaran dan memberi nilai rasa
kenyamanan pembaca bahasa sasaran. Misalnya, stupid cunt ≈ perempuan tolol, alih-
alih stupid cunt ≈ silit tolol.
gelar dan nama belakang (title and last name) kata atau singkatan yang digunakan dengan
nama seseorang untuk menunjukkan pangkat, profesi, atau status perkawinan
seseorang (Perrault 2008: 1730)
gelar hormat (honorable title) sebutan kehormatan yang biasanya ditambahkan pada nama
orang (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 429)
gelar profesi (professional title) kata yang diletakkan sebelum nama seseorang untuk
memperlihatkan profesi seseorang (Sinclair 2006: 1525).
generalisasi (generalization) teknik penerjemahan yang memperlihatkan penggunaan
ungkapan yang lebih umum dalam teks bahasa sasaran, misalnya girls ≈ anak-anak
(periksa Hervey dan Higgins 1992).
xii
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
harfiah (literal translation) teknik atau metode penerjemahan yang menitikberatkan teks
bahasa sasaran diterjemahkan dengan mengikuti struktur dan tata bahasa bahasa
sumber (Catford 1965; Newmark 1988)
hubungan sosial (social relationship) dimensi yang berbeda menurut jauh-dekatnya
hubungan di antara partisipan yang ditandai oleh akrab-takakrab, kenal-takkenal (cf.
Holmes 2001: 374)
idiomatis (idiomatic translation) metode penerjemahan yang memanfaatkan sewajar
mungkin keterbacaan ungkapan bahasa sasaran bagi pembaca bahasa sasaran (lih.
Beekman dan Callow 1974; Larson 1984)
implisitasi (implicitation) teknik penerjemahan yang membolehkan ungkapan atau teks
bahasa sasaran dihasilkan dengan cara lebihb implisit daripada ungkapan atau teks
bahasa sumber.
interferensi (interference) atau false friend atau faux amis teknik penerjemahan yang
memperlihatkan ungkapan atau teks dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran yang
memiliki bentuk yang mirip atau sama, tetapi keduanya memiliki makna yang
berbeda, misalnya counsel ≈ pengacara (lih.
jarak sosial (social distance) dimensi yang berbeda menurut jauh-dekatnya hubungan sosial
yang ditandai oleh perbedaan usia, jabatan, pangkat, dan sebagainya (Holmes 2001:
374).
julukan (nickname) nama yang takformal bagi seseorang (Sinclair 2006: 964); nama yang
diberikan sehubungan dengan keistimewaannya, nama sindiran, nama ejekan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2008:591); nama yang berbeda dari nama asli seseorang yang
dipanggil oleh keluarganya atau temannya ketika berbicara dengannya atau tentangnya
(Perrault 2008: 1090).
kata serapan (borrowing) teknik pemindahan secara utuh dan secara langsung unsur BSu ke
dalam TSa dengan tidak mengubah bentuk BSu. Alasannya adalah menunjukkan
penghargaan terhadap kata-kata tersebut dan belum ditemukannya padanan di dalam
BSa.
kalke (calque) kata atau frasa BSu diterjemahkan secara literal dan pemilihan teknik ini
dapat menyebabkan transferensi.
keformalan (formality) dimensi penggunaan ungkapan sapaan yang berbeda menurut situasi
(waktu dan tempat) serta tipe interaksi (Holmes 2001: 374); dimensi tempat dan waktu
serta situasi yang berhubungan dengan variasi bahasa yang digunakan di dalam
komunikasi (Swann et al. 2004: 114).
kejelasan (clarity) terjemahan dapat dikatakan jelas jika terjemahan itu langsung dimengerti
oleh pembacanya (Larson 1984: 487).
kesantunan (politeness) hal yang secara sosial menerapkan perilaku yang lazim bagi orang
lain (Sinclair 2006: 1105)
kesepadanan (equivalence) penggantian teks dari satu bahasa (bahasa sumber) dengan teks
yang sepadan ke dalam bahasa lain (bahasa sasaran) (lih. Catford 1965).
ketepatan (accuracy) terjemahan yang tepat adalah terjemahan yang memiliki bentuk yang
sepadan dengan bentuk yang disampaikan oleh teks sumbernya (Larson 1984: 486).
xiii
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
kewajaran (naturalness) terjemahan dapat dikatakan wajar jika terasa lazim di dalam bahasa
sasaran. Hasil terjemahan tidak seperti terjemahan (Larson 1984: 487).
konsentrasi (concentration) pengurangan unsur leksikal di dalam TSa karena makna dari
ungkapan TSa disajikan dengan satuan yang lebih sedikit untuk menghindari
keberlewahan ungkapan dalam TSa padahal bentuk BSa sudah mewakili makna
ungkapan BSu,
konteks situasional (situational context) teknik penerjemahan yang memanfaatkan apa yang
diketahui oleh penutur atau partisipan mengenai apa yang mereka lihat di sekeliling
mereka (Cutting 2008).
konteks sosial (social context) latar yang merujuk kepada waktu dan tempat peristiwa tutur
atau secara umum konteks merupakan keadaan fisik yang mengelilingi peristiwa tutur
(Hymes 1974; Mey 1993).
konvergensi (convergence) teknik yang digunakan oleh penerjemah ketika penerjemah harus
memilih padanan dari ungkapan bahasa sumber yang sesuai dengan konteks
penggunaan (Malone 1998).
kreasi diskursif (discursive creation) teknik yang dimaksudkan untuk memperlihatkan
kesepadanan yang tidak takterduga atau keluar dari konteks BSu. Biasanya diterapkan
pada penerjemahan judul novel atau judul fim.
kuasa (power) dimensi asimetris yang menggambarkan adanya perbedaan tingkah laku di
antara dua orang yang ditandai oleh perbedaan kekuatan fisik, kesejahteraan, usia,
peran, jabatan (Brown dan Gilman 1960: 254).
metafora (metaphor) teknik penerjemahan yang mengambil konsep metafora untuk
memadankan teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran.
modulasi (modulation) pergeseran sudut pandang yang terjadi pada kognisi (lih. Vinay dan
Darbelnet 1958/1995).
nama belakang (last name) nama yang ditaruh di belakang nama depan dan/atau nama
tengah seseorang (Perrault 2008: 917)
nama depan (first name) nama yang diberikan kepada seseorang ketika dia lahir (Sinclair
2006: 543); nama yang berada di depan nama lengkap seseorang (Perrault 2008: 623)
nama diminutif (diminutive) nama yang biasa digunakan kepada penyandang nama sewaktu
kecil sampai dia beranjak dewasa, misalnya Thomas menjadi Tommy, Catherine
menjadi Cathy.
nama keluarga (surname; familiy name) nama yang dimiliki seseorang yang dibagikan
kepada anggota keluarga yang baru (Perrault 2008: 1655)
nama timangan (affectionate nickname) nama atau panggilan yang diberikan sebagai
ungkapan sayang (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 950)
naturalisasi (naturalization) teknik penerjemahan yang membolehkan pengambilan kata
atau ungkapan bahasa sumber dengan mengadaptasi unsur atau aturan fonetis dan
morfologis bahasa sasaran (Newmark 1988b)
netralisasi (neutralization) teknik penerjemahan yang membolehkan ungkapan dalam teks
bahasa sasaran dibuat senetral mungkin untuk menghindari bias dan efek dari pembaca
bahasa sasaran.
xiv
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
padanan fungsional (functional equivalent) teknik yang digunakan oleh penerjemah untuk
memadankan bentuk BSu yang memiliki fungsi yang sama dengan bentuk BSa.
padanan keliru (false-friend) ungkapan BSu dan ungkapan BSa yang (hamper) memiliki
bentuk yang sama, tetapi makna kedua ungkapan tersebut berbeda atau keliru.
padanan lazim (established equivalent) teknik yang menerapkan ungkapan yang sudah
lazim berdasarkan kamus atau dalam penggunaan sehari-hari.
padanan situasional (situational equivalent) teknik penerjemahan yang mermanfaatkan
situasi bahasa sumber untuk diterapkan ke dalam situasi bahasa sasaran.
parafrasa (paraphrase) teknik penerjemahan yang membolehkan penambahan ungkapan
atau unsur teks ke dalam bahasa sasaran.
partikularisasi (particularization) teknik penerjemahan yang membolehkan ungkapan yang
lebih persis atau konkrit atau spesifik (lawan generalisasi) (Molina dan Albir 2002)
penambahan (addition) teknik yang membolehkan penambahan unsur teks atau ungkapan ke
dalam bahasa sasaran.
pelesapan (omission) teknik yang membolehkan penghilangan unsur pada teks bahasa
sasaran yang bersifat berlewah untuk menghindari pengulangan yang tidak diperlukan.
penghilangan (deletion) penghilangan informasi BSu secara keseluruhan di dalam TSa untuk
menghindari pengulangan.
penyerapan taklangsung (partial borrowing) ungkapan asing atau bahasa sumber yang
diserap bukan dari bahasa yang diterjemahkan.
penyerapan utuh (full borrowing) teknik yang membolehkan unsur atau ungkapan bahasa
sumber dipindahkan secara langsung tanpa terjadi perubahan fonetis dan morfologis
pada unsur atau ungkapan bahasa sasaran.
penyulih budaya (cultural substition) penggantian ungkapan kebiasaan dalam bahasa
sumber dengan ungkapan kebiasaan dalam bahasa sasaran.
penyulih kontekstual (contextual switch) padanan dihasilkan dari pengalihan konteks yang
sama antara BSu dan BSa agar padanan yang disajikan berterima dan wajar bagi
pembaca BSa.
personifikasi (personification) teknik penerjemahan yang memperlihatkan bahwa teks dalam
bahasa sumber diungkapkan dengan perilaku atau sifat insani dalam bahasa sasaran.
pinjaman budaya (cultural borrowing) ungkapan BSu ditransfer apa adanya ke dalam TSa
sehingga fitur-fitur budaya yang melingkupi ungkapan BSu tersebut hadir di dalam
TSa dan disampaikan kepada pembaca BSa.
pronomina (pronouns) kata yang digunakan jika kita mengganti nama diri seseorang dengan
persona pertama, kedua, dan ketiga (*Moeliono 1969/1984: 41).
reduksi (reduction) teknik penerjemahan yang mengizinkan pengurangan unsur dalam
bahasa sasaran karena keterbatasan konsep dalam bahasa sumber (Molina dan albir
2002).
salin-terjemah (copy-translation) satu atau sebagian unsur dari ungkapan BSu
dipertahankan dan bagian unsur yang lain diterjemahkan.
sinkope (syncope) penghilangan unsur, huruf, atau bunyi yang terdapat di tengah kata
sebagai teknik sebagai proses penyerapan bahasa asing (Isa 2012).
xv
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
sinonim dekat (near-synonymy) teknik yang membolehkan padanan dalam bahasa sasaran
diungkapkan sedekat mungkin maknanya dengan teks bahasa sumber.
status sosial (social status) dimensi asimetris yang berdasarkan tinggi-rendahnya atau
samanya status sosial, misalnya atasan-bawahan, guru-murid, pekerja-pekerja (Holmes
2001: 374).
strategi global (global strategy) strategi penerjemahan yang didasarkan prinsip-prinsip
umum dan cara yang diinginkan oleh penerjemah (Jääskeläinen 1993: 116)
strategi lokal (local strategy) strategi penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah dalam
memecahkan masalah dalam penerjemahan dan menentukan pilihan padanan
(Jääskeläinen 1993: 116)
strategi penerjemahan (translation strategy) prosedur atau serangkaian kegiatan
penerjemahan (Lȍrscher 1991); rencana potensial yang sengaja atau disadari oleh
penerjemah untuk memecahkan permasalahan dalam penerjemahan teks (Krings 1986:
268)
substraksi (substraction) teknik penerjemahan yang mewajibkan pengurangan unsur teks
dalam bahasa sasaran untuk memberikan fungsi pragmatis (Nida 1964).
transferensi utuh (full transference) teknik penerjemahan yang membolehkan teks bahasa
sumber secara uth dan langsung dipindahkan ke dalam teks bahasa sasaran.
transplantasi budaya (cultural transplantation) bentuk BSu lain disajikan untuk
menggantikan bentuk asli di dalam TSa, tetapi bentuk BSu tersebut memiliki konotasi
budaya yang sama dengan ungkapan asli dalam BSu
transposisi (transposition) teknik penerjemahan yang mau tak mau harus mengharuskan
pergeseran struktur kalimat, susunan kata atau frasa, atau pergeseran kategori
gramatikal (Vinay dan Darbelnet 1958/1995).
transposisi lompat (crossed transposition) posisi ungkapan dalam TSu bergeser ke posisi
yang berbeda di dalam TSa.
tutur akrab (familiazer) kata yang ditujukan kepada orang yang sudah akrab atau belum
dikenal dengan tujuan untuk mengakrabkan diri, misalnya Hey, man!, Hi, buddy!
(Biber et al. 1999: 1110).
tutur kerabat (kinship term) tutur untuk menyebut atau menyapa orang yang terikat kepada
diri sendiri karena hubungan keturunan, darah, atau perkawinan (Koentjaraningrat et
al. 1984: 72)
ungkapan sapaan (forms of address) pronomina, nomina, kata deiktis, dan vokatif yang
ditujukan ketika berbicara kepada orang kedua (cf. Winick 1958: 5).
tutur sayang (term of endearment) tutur yang menandakan kedekatan dan kasih sayang di
antara anggota keluarga yang terdekat, pasangan seksual, dan orang-orang yang
dicintai atau disukai (Biber et al. 1999: 1110); kata atau frasa yang memperlihatkan
rasa cinta dan kasih sayang; kata atau nama khusus yang digunakan oleh teman atau
pacar ketika saling berbicara (Perrault 2008: 548)
xvi
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1.3.1 Metode Penerjemahan oleh Larson (1984)…………………………….
Bagan 2.1.3.2 Diagram V oleh Newmark (1988a) yangdimodifikasi oleh Budiman (2008)………………..…………………………………
Bagan 2.2.1 Penggunaan Ungkapan Sapaandalam Masyarakat Amerika Serikat (Ervin-Tripp 1972)………………………….….
Bagan 2.2.2a Penggunaan Ungkapan Sapaan yang Disesuaikan dalamMasyarakat Indonesia (Dimodifikasi dari Ervin-Tripp (1972))....................................
Bagan 2.2.2b Penggunaan Alternatif Ungkapan Sapaandalam Masyarakat Indonesia (Kridalaksana 1974 dalam Suhardi 2009).......................
Bagan 3.2.8 Model Konseptual Penerjemahan Ungkapan Sapaandari BIA ke dalam BI………………………………………………………………..
Bagan 5.1 Strategi, Ideologi, Metode, dan Teknik PenerjemahanUngkapan Sapaan dari BIA ke dalam BI..……………….…………………….………
xvii
....11
…12
…25
....29
....30
…49
..128
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMBANG
:: = pemadanan
1A(1) = ideologi pemancaan (1), metode harfiah (A), nomor data (1)
1B(1) = ideologi pemancaan (1), metode setia (B), nomor data (1)
1C(1) = ideologi pemancaan (1), metode semantis (C), nomor data (1)
2D(1) = ideologi pelokalan (2), metode adaptasi (D), nomor data (1)
2E(1) = ideologi pelokalan (2), metode harfiah (E), nomor data (1)
2F(1) = ideologi pelokalan (1), metode idiomatis (A), nomor data (1)
2G(1) = ideologi pelokalan (1), metode komunikatif (A), nomor data (1)
* = kekerapan kemunculan teknik penerjemahan
xviii
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
DAFTAR SINGKATAN
A = akrab
BI = bahasa Indonesia
BIA = bahasa Inggris-Amerika
BSa = bahasa sasaran
BSu = bahasa sumber
F = situasi formal
js = jenis
K = kuasa
ks = kategorisasi
ksl = konteks sosial
ksi = konteks situasional
NB = nama belakang
ND = nama diri
NDpn = nama depan
pn = padanan
TSa = teks sasaran
TSu = teks sumber
U = usia
xix
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Studi
Faktor budaya memiliki peran yang penting di dalam penerjemahan apalagi
penerjemahan yang bersinggungan dengan ungkapan sapaan. Ungkapan sapaan
merupakan gejala interaksional yang melibatkan faktor budaya dan sosial (O’Grady
dan Dobrovolsky 1998; Alwi et al. 2000) dan bagian dari praktik berbahasa1.
Ungkapan sapaan didefinisikan sebagai (frasa) nomina yang digunakan untuk
menyapa orang yang sedang diajak berbicara (Alwi et al. 2000; Algeo 2010).
Penerjemahan ungkapan sapaan dari bahasa Inggris-Amerika (selanjutnya BIA) ke
dalam bahasa Indonesia (selanjutnya BI) yang merupakan objek penelitian ini
mengisyaratkan peran faktor budaya yang mencakupi antara lain, lingkungan sosial,
perilaku, kebiasaan atau adat istiadat, norma, dan nilai-nilai lebih dominan. Melalui
faktor-faktor budaya tersebut, ungkapan vokatif tampak lebih nyata diwujudkan di
dalam penggunaan bahasa (Nanda dan Warms 2011). Oleh Nida (1969), hal itu
ditampilkan dengan budaya kebahasaan (linguistic culture). Senyampang yang
dikemukakan oleh Nida (1969), Koentjaraningrat (2000) dan Basnett (2002) tidak
menyisakan jurang antara bahasa dan kebudayaan karena bahasa adalah bagian dari
kebudayaan dan “language, then, is the heart within the body of cultures’. Hal itu
ditegaskan pula oleh Nanda dan Warms (2011), bahwa di dalam praktik budaya jika
seseorang ingin memahami aspek budaya bahasa asing, mau tak mau setidaknya dia
harus mengetahui aspek budaya yang lebih spesifik, yakni ungkapan sapaan.
Dalam penerjemahan ungkapan sapaan dari BIA ke BI tentu terdapat jurang
yang dalam apabila faktor-faktor budaya tidak diperhitungkan secara matang oleh
penerjemah. Hal tersebut ditegaskan oleh Hatim dan Mason (1997), bahwa dalam
kegiatan penerjemahan sebagai tindak komunikasi, pengetahuan akan perbedaan
norma, sistem, dan cara sangat diperlukan oleh penerjemah untuk memberikan
padanan yang berterima bagi pembaca bahasa sasaran (selanjutnya BSa). Samovar,
Porter, dan McDonald (2009) juga menegaskan bahwa ketidaktahuan akan perbedaan
tersebut dapat mengganggu komunikasi antara kelompok budaya yang berbeda
bahasa tersebut. Dalam penerjemahan yang melibatkan dua bahasa yang rumpunnya
1 Komunikasi pribadi dengan Prof. Dr. Benny H. Hoed, 3 Oktober 2014.
1
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
jauh berbeda, faktor budaya yang terlibat sangat kental terlihat di dalam
penerjemahan. Dalam pada itu, Clifford (2001) menegaskan bahwa penerjemah tidak
hanya menerjemahkan ungkapan atau ide, tetapi juga harus menerjemahkan aspek
atau gejala budaya dari bahasa sumber (selanjutnya BSu) ke dalam BSa.
Sebagai ilustrasi dalam penelitian ini, dalam masyarakat BIA orang yang
memiliki lingkungan sosial yang akrab—meskipun usia dan/atau status sosialnya
lebih tinggi—kerap disapa dengan nama depan (selanjutnya NDp).2 Akan tetapi,
dalam kebiasaan masyarakat BI ungkapan sapaan NDp tidak dapat digunakan selama
faktor-faktor sosial seperti dalam BIA berlaku, alih-alih NDp diberi pemarkah
kesantunan atau keakraban Pak atau Bu (Suhardi 2009). Dalam penerjemahan NDp
yang ditulis dengan Eugene sebagai ungkapan sapaan dapat digunakan tanpa
pemarkah lain karena NDp mengisyaratkan keakraban dalam BIA, tetapi dalam BI
pemarkah lain, seperti kesantunan dan keakraban, harus tampak pada NDp tersebut,
yakni Pak Eugene karena faktor-faktor sosial tersebutlah yang mewujudkan ungkapan
sapaan tersebut. Jika hal itu tetap dibiarkan oleh penerjemah, penerjemah sengaja
menghadirkan suasana lokal BIA atau BSu ke tengah-tengah pembaca BSa. Oleh
karena itu, mazhab yang berlaku pada pembiaraan ungkapan asing dalam karya
terjemahan semacam itu merupakan mazhab pemancaan (foreignization), tetapi
apabila gejala pemadanan mengikuti budaya kebahasaan masyarakat BSa, mazhab
yang dipilih oleh penerjemah mengindikasikan mazhab pelokalan (domestication)
(Venuti 1995). Mazhab pelokalan dimaksudkan untuk memperlihatkan budaya
kebahasaan yang ingin ditonjolkan oleh penerjemah, alih-alih mengurangi kehadiran
unsur asing di dalam karya terjemahannya. Dari kedua mazhab tersebut terlihat
metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam memadankan
ungkapan sapaan tersebut. Metode penerjemahan tersebut kemudian menentukan
teknik penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah untuk memadankan ungkapan
sapaan tersebut, serta memperlihatkan budaya kebahasaan yang berlaku pada di
antara kedua bahasa.
Dari uraian ilustrasi seperti di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan
penerjemahan, penerjemah tidak terlepas dari faktor-faktor budaya kebahasaan yang
berlaku pada kedua bahasa dan faktor-faktor tersebut merupakan alat yang penting
2 Komunikasi pribadi dengan Troy Kitch, penutur sejati BIA, 21 Juni 2015.
002
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dalam mengupas mazhab atau ideologi penerjemahan, metode penerjemahan, dan
teknik penerjemahan.
1.2 Masalah Penelitian
Masalah penelitian ini adalah bagaimana menyingkapkan strategi, ideologi, metode,
dan teknik penerjemahan yang digunakan di dalam penerjemahan dengan melibatkan
faktor budaya. Dari masalah pokok tersebut dirumuskan dua pertanyaan penelitian
seperti berikut.
1. Berdasarkan data yang diteliti, strategi, ideologi, metode, dan teknik
penerjemahan apa yang telah dipilih atau diterapkan oleh penerjemah dalam
penerjemahan ungkapan sapaan tersebut?
2. Faktor-faktor budaya apa yang melatari penerjemahan ungkapan sapaan dari BIA
ke dalam BI?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menemukan strategi, ideologi, metode, dan teknik
penerjemahan dan juga mengembangkan teori penerjemahan dengan melibatkan
kehadiran faktor-faktor budaya. Faktor-faktor budaya yang terlibat di dalam
penerjemahan ungkapan sapaan tersebut mencakupi norma sosial, situasi sosial,
konteks sosial, ranah sosial, peran sosial, status sosial, hubungan sosial, dan usia
sehingga faktor-faktor budaya tersebut dapat mengatasi kesenjangan budaya dan
mengisi kerumpangan budaya di antara kedua bahasa.
1.4 Kemaknawian Penelitian
Dalam aspek teoretis, hasil penelitian ini memberi sumbangan khazanah tentang teori
penerjemahan. Dalam hal ini, sejumlah strategi, ideologi, metode, dan teknik
penerjemahan dengan melibatkan faktor budaya merupakan alat pemerkaya studi
dalam penerjemahan ungkapan sapaan, baik dari BIA ke dalam BI maupun dari satu
bahasa ke bahasa yang lain. Dalam aspek praktis, hasil penelitian ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai panduan dan bahan pengajaran serta materi pelajaran
penerjemahan ungkapan vokatif BIA ke dalam BI. Dalam hal ini, sebagai panduan
dan bahan pengajaran penerjemahan, penerjemah, dosen, atau pihak-pihak yang
berminat di dalam bidang penerjemahan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
003
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dalam melakukan pekerjaan mereka. Kedua manfaat tersebut akhirnya memenuhi
prasyarat yang diusulkan oleh Malone (1998: 2), bahwa strategi, metode, dan teknik
penerjemahan yang diperoleh dari hasil pengkajian penerjemahan dapat dimanfaatkan
sebagai alat pemerkaya studi penerjemahan (analytic mode) dan alat bantu dalam
kegiatan penerjemahan (operative mode).
004
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian tentang Penerjemahan
Di dalam penerjemahan terdapat dua bidang yang berkaitan dengan arah penelitian
penerjemahan, yaitu (1) sebagai proses dan (2) sebagai produk (Jääskeläinen 2005).
Penelitian ini membahas proses penerjemahan, yakni strategi, ideologi, metode, dan
teknik penerjemahan apa yang dipilih oleh penerjemah dalam memadankan tiap
satuan tekstual terkecil, misalnya kata atau frasa (Molina dan Albir 2002). Dalam
penelitian ini juga dibicarakan produk penerjemahan sebagai hasil penerjemahan
dalam memperoleh strategi, ideologi, metode, dan teknik penerjemahan.
Penerjemahan sebagai proses dan produk bersinggungan dengan dua jenis
kajian, yaitu (1) kajian yang bertujuan mengembangkan teori penerjemahan sebagai
landasan kajian hubungan antarbahasa dan antarbudaya dan (2) kajian yang bertujuan
membantu penerjemah dalam melaksanakan pekerjaannya (Hoed 2003). Untuk
sampai pada tujuan tersebut, berikut dibahas strategi, ideologi, metode, dan teknik
penerjemahan serta aspek-aspek budaya (kebahasaan).
2.1.1 Strategi Penerjemahan
Dalam mengalihbahasakan kata atau frasa, penerjemah memiliki strategi agar
terjemahannya memenuhi kesesuaian dengan harapan sidang pembaca bahasa sasaran
dan tujuan penerjemahan. Hal itu senada dengan pandangan Molina dan Albir (2002)
yang menyatakan bahwa strategi penerjemahan memainkan peranan yang penting di
dalam proses penerjemahan, khususnya untuk memecahkan permasalahan
penerjemahan dan merupakan bagian yang penting dalam kompetensi penerjemahan.
Krings (1986) menyatakan bahwa strategi penerjemahan adalah rencana sadar
yang berpotensi untuk memecahkan permasalahan dalam melakukan kegiatan
penerjemahan. Senada dengan pandangan Albir (1996, 1999 dalam Molina dan Albir
2002), strategi penerjemahan merupakan prosedur yang diadopsi untuk memecahkan
masalah penerjemahan dan prosedur yang dipilih akan mempengaruhi hasil
penerjemahannya.
Strategi penerjemahan yang diusulkan oleh Löescher (1991) adalah prosedur
kesadaran yang potensial untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
5
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
menerjemahkan teks atau segmen teks. Löescher (1991) menambahkan pandangan
mengenai strategi penerjemahan, yakni prosedur atau langkah-langkah atau
serangkaian kegiatan dalam penerjemahan. Löescher (1991) menyajikan sejumlah ciri
strategi penerjemahan, yang mencakupi antara lain, berorientasi pada tujuan
penerjemahan; berfokus pada masalah penerjemahan; memerlukan pengambilan
keputusan atas padanan yang dipilih; bertindak secara sadar; memanipulasi teks.
Dalam strategi penerjemahan seperti yang diusulkan oleh Löescher (1991), tidak
disinggung keterlibatan pihak luar selain penerjemaha dan pembaca BSa. Dia hanya
mengurusi proses-proses yang harus dilakukan oleh penerjemah dalam penerjemahan.
Jadi, semua hal-hal yang dilakukan mulai dari melakukan prosedur awal kegiatan
penerjemahan hingga langkah akhir kegiatan penerjemahan hanya dilakukan oleh
penerjemah dengan bantuan pembaca BSa. Ditengarai tidak disinggung tentang
keterlibatan pihak di luar penerjemah dan pembaca padahal pihak luar ini dapat
menentukan baik-buruknya suatu karya terjemahan.
Chesterman (1997) membagi strategi penerjemahan menjadi dua, yakni
strategi komprehensi (comprehension strategy) yang dipilih untuk memahami dan
mengkaji teks bahasa sumber dan strategi produksi (production strategy) yang dipilih
untuk menghasilkan teks sasaran. Dari perspektif kebahasaan, Chesterman (1997)
membagi strategi lokal menjadi strategi sintaktis, strategi semantis, dan strategi
pragmatis. Strategi sintaktis mencakupi perubahan sintaktis, memanipulasi bentuk
atau struktur, yang menghasilkan teknik kalk, transposisi, dan perubahan struktur
kalimat. Strategi semantis lebih bersinggungan dengan perubahan-perubahan yang
berkaitan dengan nosi semantis dan memanipulasi makna sehingga strategi ini
menghasilkan teknik kesinoniman, kehiponiman, dan parafrasa. Strategi pragmatis
berhubungan dengan penyeleksian informasi di dalam teks bahasa sumber dan sering
melibatkan perubahan sintaktis dan semantis sehingga strategi ini menghasilkan
teknik penyaringan budaya, perubahan keeksplisitan, perubahan informasi, dan
penyulih budaya. Dalam hal strategi produksi, Chesterman (1997) mengutamakan sisi
produksi yang dituangkannya ke dalam teknik penerjemahan sehingga dari strategi
komprehensi tersebut tercapai hasil penerjemahan yang baik dan memenuhi standar
hasil penerjemahan. Jadi, strategi yang dikemukakan oleh Chesterman (1997) tersebut
menentukan teknik penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah.
006
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Pembagian strategi penerjemahan oleh Jääskeläinen (1993) mencakupi
strategi global (global strategy) dan strategi lokal (local strategy). Strategi global
merupakan prinsip umum yang dipergunakan oleh penerjemah dan cara yang disukai
oleh penerjemah, sedangkan strategi lokal meliputi kegiatan tertentu yang
berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh
penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Strategi global biasanya diterapkan
berdasarkan keinginan atau permintaan penerbit, klien (pemesan terjemahan),
penyunting, sedangkan strategi lokal biasanya berdasarkan kebebasan penerjemah.
Strategi lokal dirancang untuk menangani masalah yang spesifik dan harus konsisten
dengan strategi global yang dipilih. Strategi global yang dipilih akan mempengaruhi
proses penerjemahan. Strategi lokal yang mempengaruhi hasil penerjemahan dan
satuan terkecil dari teks secara spesifik dan langsung pada dasarnya merupakan
teknik penerjemahan. Dengan demikian, strategi ini masih berkutat di sekitar teknik
penerjemahan, tetapi tidak pada aspek yang lebih luas di dalam kegiatan
penerjemahan.
Venuti (1995) mengusulkan strategi penerjemahan yang bermazhab
pemancaan (foreignization) dan pelokalan (domestication). Strategi penerjemahan
yang diusulkan oleh Venuti (1995) menentukan arah penerjemahan yang akan dibawa
oleh penerjemah. Arah penerjemahan itu akan menentukan metode bagaimana yang
diterapkan dan teknik penerjemahan apa yang dipilih oleh penerjemah. Apabila
penerjemah menentukan strategi penerjemahan yang bermazhab pemancaan, metode
penerjemahan setialah yang digunakan oleh penerjemah. Tentu saja, teknik
penerjemahan kata pinjaman yang dipilih oleh penerjemah. Sebaliknya, apabila
penerjemah menentukan arah penerjemahannya dengan mengikuti mazhab pelokalan,
salah satu metode penerjemahan yang digunakan adalah metode adaptasi karena
pesan yang harus disampaikan harus disesuaikan atau diadaptasi dengan budaya BSa.
Teknik penerjemahan yang dipilih meliputi teknik penerjemahan penyulih budaya.
Tampaknya, strategi penerjemahan yang diusulkan oleh Venuti (1995) lebih berisi
dalam kegiatan penerjemahan karena strategi penerjemahan tidak disampaikan hanya
sebatas teknik penerjemahan saja.
Molina dan Albir (2002) mengusulkan dua macam strategi di dalam
penerjemahan, yakni strategi global yang mempengaruhi proses penerjemahan dan
strategi lokal yang mempengaruhi hasil penerjemahan. Strategi global
007
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
menitikberatkan proses penerjemahan yang mementingkan penerjemah dan pembaca.
Pihak di luar pembaca menduduki posisi luar. Strategi lokal memperlihatkan
perbandingan antara teks BSu dan teks BSa. Menurut Molina dan Albir (2002),
strategi lokal ini pada dasarnya merupakan teknik penerjemahan yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan dalam penerjemahan. Pembagian permasalahan
dalam penerjemahan akan menyesuaikan kategorisasi strategi penerjemahan sehingga
permasalahan dalam penerjemahan dapat dibagi menjadi dua macam sesuai dengan
strategi penerjemahan. Strategi global dan strategi lokal oleh Jääskeläinen (1993)
berbeda dari strategi globalisasi dan strategi lokal oleh Molina dan Albir (2002).
Perbedaannya terletak pada strategi globalnya saja, bagi Jääskeläinen (1993) strategi
global tersebut ditempati oleh keinginan penyunting, penerbit, atau klien, sedangkan
bagi Molina dan Albir (2002), penerjemah dan pembaca hanya menduduki posisi
strategi global.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa klasifikasi strategi penerjemahan
oleh Lörscher (1991) berdasarkan ancangan kognitif, sedangkan oleh Chesterman
(1997) dibedakan berdasarkan pada ancangan tekstual. Sementara itu, klasifikasi
strategi penerjemahan oleh Venuti (1995) tidak membedakan baik atau buruknya
hasil penerjemahan karena baik atau buruknya hasil penerjemahan dipengaruhi oleh
siapa pembaca BSa (audience) dan disesuaikan dengan pembaca BSa. Klasifikasi
strategi penerjemahan yang diusulkan oleh Molina dan Albir (2002) memperlihatkan
ancangan pemadanan fungsional.
2.1.2 Ideologi Penerjemahan
Berdasarkan pandangan Venuti (1995) tentang strategi penerjemahan, dalam kegiatan
penerjemahan, baik sadar maupun tidak, penerjemah dimotivasi oleh tiga faktor,
yakni calon (1) pembaca bahasa sasaran, (2) tujuan penerjemahan, dan (3) ideologi
penerjemahan. Tujuan penerjemahan dapat dipengaruhi oleh penerjemah (pihak yang
menerjemahkan), penyunting (pihak yang memberikan baik atau buruknya kualitas
terjemahan), institusi/penerbit (pihak yang meminta penerjemah untuk
menerjemahkan), dan/atau klien (pihak yang memesan terjemahan). Calon pembaca
bahasa sasaran merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kegiatan
penerjemahan karena strategi, ideologi, metode, dan teknik penerjemahan
menentukan calon pembacanya. Misalnya, apabila terjemahan ditujukan kepada
008
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
kanak-kanak, mungkin ideologi penerjemahannya dapat bertumpu pada teks bahasa
sumber atau teks bahasa sasaran, bergantung pada tujuan penerjemahannya. Jika
tujuan penerjemahannya ingin memperkenalkan budaya asing kepada pembaca
bahasa sasaran, tentu ideologi pemancaan yang diterapkan. Sebaliknya, jika tujuan
penerjemahannya ingin menekankan budaya lokal, ideologi pelokalanlah yang
diusung. Tujuan, oleh Vermeer dalam Venuti (2004: 227), diistilahkan dengan
skopos. Tujuan inilah yang akan menjadi dasar bagi penerjemah untuk menerapkan
ideologi, metode, dan teknik dalam menerjemahkan kata, frasa, klausa, kalimat, atau
paragraf. Vermeer dalam Venuti (2004) menguraikan bahwa skopos merupakan
tujuan tertentu yang kompleks di dalam penerjemahan karena teks terjemahan dapat
berbeda dari teks sumber dengan tujuan untuk memenuhi kesesuaian harapan sidang
pembaca bahasa sasaran. Faktor yang ketiga adalah ideologi penerjemahan, yang
dapat mempengaruhi terjemahan. Menurut Hoed (2003), ideologi merupakan prinsip
atau penuntun dalam membedakan benar-salah dalam penerjemahan. Bagi Nida dan
Taber (1974), benar atau salah penerjemahan ditentukan oleh siapa pembaca bahasa
sasaran. Lalu, Venuti (1995) mengembangkan teori yang diadopsi dari Nida dan
Taber (1974) tersebut, yaitu teori pemancaan (foreignization) dan pelokalan
(domestication). Pemancaan dan pelokalan, menurut Venuti (1995), merupakan
ideologi penerjemahan. Ideologi pemancaan berorientasi pada upaya yang dilakukan
oleh penerjemah, penyunting, penerbit, atau klien untuk menyajikan/menginginkan
hal yang bernuansa atau yang serba asing. Tujuan ideologi pemancaan adalah untuk
memperkenalkan budaya asing kepada pembaca bahasa sasaran, menawarkan nilai-
nilai budaya bahasa sumber, memperlihatkan fenomena sosial atau budaya asing
kepada masyaraktat BSa, memperkaya pengetahuan tentang hal/budaya asing kepada
pembaca bahasa sasaran, dan memberikan wawasan yang berasal dari bahasa sumber.
Sementara itu, ideologi pelokalan bertumpu pada upaya yang dilakukan oleh
penerjemah dalam kegiatan penerjemahan untuk mengutamakan unsur lokal bahasa
sasaran di dalam karya terjemahan, agar teks terjemahannya menjadi transparan,
lancar, dan dapat mudah dipahami. Sebaliknya, tujuan penerjemahan yang
berorientasi pada ideologi pelokalan adalah menunjukkan kepada sidang pembaca
bahwa terjemahan harus transparan (transparent) dan lancar (fluent) agar dapat
diterima pada sidang pembaca bahasa sasaran. Dalam pemancaan atau pelokalan
009
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
sering kali klien, penerbit, atau penyunting3 memainkan peranan penting di dalam
praktik penerjemahan dalam menentukan hal-hal yang harus dilakukan oleh
penerjemah karena karya terjemahan hanya dapat dipublikasikan oleh yang memesan
terjemahan atau yang membayar penerjemah sehingga mereka sering mendikte
ideologi, strategi, metode, dan teknik penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah
(Venuti, ibid), mengontrol teknik penerjemahan, memanipulasi teks terjemahan,
mengendalikan teks terjemahan4. Ideologi pemancaan yang disajikan kepada
pembaca bahasa sasaran tidak akan berpengaruh pada pemahaman pembaca bahasa
sasaran. Pembaca bahasa sasaran tidak akan menghadapi kendala dalam menerima
keadaan unsur-unsur asing dalam teks sasaran karena tanpa diterjemahkan, kata-kata
asing yang disajikan bagi pembaca bahasa sasaran sudah familiar dengan pembaca
bahasa sasaran sehingga jika kata-kata asing tersebut tidak diterjemahkan, pembaca
bahasa sasaran tidak akan mengalami kesulitan memahami isi novelnya5.
2.1.3 Metode Penerjemahan
Metode adalah cara melakukan sesuatu terutama yang berkenaan dengan rencana
tertentu. Di dalam penerjemahan, metode mengacu ke proses penerjemahan dengan
cara tertentu yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan penerjemahan. Beberapa
metode dapat dipilih, bergantung pada tujuan penerjemahan (Molina dan Albir 2002).
Metode penerjemahan dapat mempengaruhi keseluruhan teks, sedangkan teknik
penerjemahan dapat mempengaruhi satuan terkecil dari teks, yakni kata atau frasa.
Metode dan teknik sebaiknya berfungsi secara harmonis di dalam teks. Jika tujuan
metode penerjemahan adalah untuk menyajikan nuansa asing, menghadirkan budaya
asing, atau memperkenalkan budaya asing di dalam TSa, teknik kata serapanlah yang
lebih sering digunakan sebagai teknik penerjemahan. Rencana kegiatan penerjeahan
diwujudkan ke dalam tiga tahap, yakni analisis TSu, pengalihan pesan, dan
restrukturisasi (Nida 1969). Ketiga tahap tersebut dilaksanakan dengan menggunakan
cara tertentu dan cara inilah yang disebut metode penerjemahan. Berbicara mengenai
metode penerjemahan berikut dibahas metode penerjemahan.
3 Lefevere (1992) mengategorikan pihak seperti penerbit, klien, dan penyunting ke dalam the power ofpatronage.
4 Komunikasi pribadi dengan Harris Setiajid, penerjemah lepas (free-lance translator) pada penerbitGramedia, 22 November 2014.
5 Komunikasi pribadi dengan Harris Setiajid, penerjemah lepas (free-lance translator) pada penerbitGramedia, 17 Desember 2014.
010
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Metode penerjemahan yang diusulkan oleh Larson (1984) diklasifikasikan
menjadi menjadi dua, yakni metode yang berdasar bentuk (form-based translation)
dan metode yang berdasar makna (meaning-based translation).
Metode penerjemahan yang berdasar bentuk mencakupi metode very literal, literal,
modified literal, sedangkan metode yang berdasar makna meliputi metode near
idiomatic, idiomatic, dan unduly free. Sementara itu, satu metode lain, yakni metode
inconsistent mixture bertumpu di antara metode berdasar bentuk dan makna. Metode
literal translation sangat berguna untuk mengkaji BSu dengan tujuan mengenali
struktur dan kaidah BSu, tetapi metode ini tidak banyak membantu bagi pembaca BSa
yang ingin memahami TSu. Penerjemah yang cenderung menerjemahkan TSu secara
literal biasanya kerap menggunakan modified literal. Metode modified literal tersebut
dilakukan dengan memodifikasi struktur gramatikal dalam penyusunan kalimat
dengan struktur BSa yang benar. Hasil penerjemahan semacam ini masih terasa tidak
lazim di dalam BSa. Metode idiomatic translation menyesuaikan hasil penerjemahan
dengan bentuk yang lazim dalam BSa, baik konstruksi gramatikal maupun
padanannya. Terjemahan idiomatis yang baik tidak terasa seperti hasil penerjemahan.
Seorang penerjemah dapat mengombinasikan metode literal dan metode idiomatis
karena kadang-kadang TSu tidak mudah diterjemahkan secara idiomatis. Metode
yang digunakan oleh Larson (1984) disebut metode inconsistent mixture. Hasil
penerjemahan yang menggunakan metode unduly free tidak dapat dianggap sebagai
terjemahan karena penerjemah menambahkan banyak informasi yang tidak hadir di
dalam TSu. Penerjemahan dengan metode ini dilakukan dengan tujuan humor dan
bertujuan memperoleh tanggapan khusus dari pembaca BSa.
Dikotomi metode penerjemahan lain juga tampak pada pembagian metode
penerjemahan seperti yang diusulkan oleh Newmark (1988a) yang secara garis besar
Bagan 2.1.3.1 Metode Penerjemahan oleh Larson (1984)
Translator’s
goal
Very
literalLiteral
Modified Inconsistent Near
idiomaticIdiomatic
Unduly
free
Meaning-based translationForm-based translation
011
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
membagi menjadi dua yang diilustrasikan dalam bentuk Diagram V. Dalam diagram
tersebut diperlihatkan metode penerjemahan yang memberi penekanan terhadap BSu
(source language emphasis) dan metode penerjemahan yang memberi penekanan
pada BSa (target language emphasis). Newmark (1988a) tampaknya melengkapi
metode Larson (1984) yang menekankan teks dengan peran pembaca BSa. Selain itu,
Newmark (1988a) menganggap hanya metode penerjemahan semantis dan
komunikatif yang sebenarnya dinamakan penerjemahan karena metode itu dapat
menghasilkan pesan yang sangat dekat dengan pesan yang termuat di dalam TSu
(Hoed 2006). Sementara itu, di dalam dikotomi Larson (1984) yang dianggap
penerjemahan hanya bertumpu pada metode penerjemahan idiomatis (idiomatic
translation). Jadi, tampaklah bahwa metode penerjemahan oleh Larson (1984)
memiliki kerumpangan jika digunakan di dalam kegiatan penerjemahan dan tidak
dapat mewakili metode penerjemahan yang berhulu pada dua mazhab dalam
penerjemahan.
Metode penerjemahan yang pertama oleh Newmark (1988a) adalah metode
penerjemahan kata-demi-kata (word-for-word translation). Metode ini hanya dapat
diterapkan pada bahasa yang serumpun dan metode ini juga dapat menghasilkan
terjemahan yang aneh dan tidak memiliki maksud apa pun jika dipakai dalam
menerjemahkan bahasa yang tidak serumpun. Akan tetapi, dalam bahasa yang tidak
serumpun, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia juga dapat diterapkan
pada kalimat I eat rice, daddy dapat dipadankan dengan metode kata demi kata Saya
makan nasi, Ayah. Metode penerjemahan harfiah (literal translation) memperlihatkan
struktur gramatikal BSu dipadankan sedekat mungkin dengan struktur gramatikal BSa
karena metode itu dimanfaatkan pada tahap awal penerjemahan untuk memahami
Bagan 2.1.3.2 Diagram V oleh Newmark (1988a)
penerjemahan adaptasi
penerjemahan bebas
penerjemahan kata per kata
penerjemahan harfiah
penerjemahan setia
penerjemahan semantis penerjemahan komunikatif
penerjemahan idiomatis
012
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
satuan-satuan kata secara harfiah dan penggunaan metode ini menghasilkan
terjemahan yang kaku, takwajar, dan cenderung terjemahannya berkesan sebagai hasil
penerjemahan, misalnya Special Agent :: Agen Khusus, little girl :: gadis kecil.
Metode penerjemahan setia (faithful translation) menghasilkan terjemahan yang
struktur BSa-nya setia pada pola BSu. Tidak jarang makna kontekstual TSu tampak
pada TSa. Metode penerjemahan ini menghasilkan kalimat yang kaku dan aneh
karena bentuk BSu kerap dipakai di dalam BSa. Dalam penerjemahan karya fiksi,
terjemahan dengan metode ini dianggap tidak indah atau cantik mengingat dalam
penerjemahan karya fiksi, keindahan kalimat serta bentuk sangat dipentingkan (lih.
Budiman 2008). Biasanya, terjemahannya juga tidak memperlihatkan unsur estetis
dan keindahan. Hal itu bertentangan dengan pandangan Sumardjo dan Saini (1991)
yang mengusulkan bahwa keindahan dalam karya fiksi sangat penting dilihat dari
nilai seni, sifat khayali, dan pemakaian bahasa yang khas. Metode penerjemahan
semantis (semantic translation) mempertahankan dan lebih diperhatikan nilai
keindahan dan kewajaran dan makna yang termuat di dalam BSu. Makna yang
terdapat di dalam TSu dipertahankan, tetapi disampaikan dengan logika yang mudah
dipahami oleh masyarakat BSa (Budiman 2008). Metode penerjemahan adaptasi
(adaptation) biasanya mempertahankan tema, tokoh, dan cerita, tetapi kata budaya
dalam BSu diganti dengan kata BSa (Hoed 2006). Metode yang kerap menghilangkan
nilai kebudayaan asli dari BSu ini cenderung menghasilkan produk baru yang
kemudian dianggap budaya asli masyarakat BSa (Hoed 2006). Misalnya, seseorang
yang bernama Robert Langdon oleh orang Amerika dipanggil atau disapa dengan Mr.
Langdon dan Mr. Langdon dapat diterjemahkan dengan Pak Robert, alih-alih Pak
Langdon, karena orang Indonesia lazim dan biasa menyapa dengan Pak + NDp.
Metode penerjemahan bebas (free translation) mengacu kepada pengutamaan isi,
tetapi bentuknya dikorbankan. Metode ini berorientasi pada pembaca bahasa sasaran
sehingga penerjemah rela melakukan dan mementingkan apa saja agar pembaca
bahasa sasaran dapat dengan mudah memahami isi dan makna inti TSa. Bentuk, gaya
penulisan, dan isi TSu diubah dengan alasan jika bentuk kalimat TSu sulit
dipertahankan dalam TSa. Metode penerjemahan idiomatis (idiomatic translation)
biasanya diterapkan di dalam penerjemahan karya fiksi karena padanan idiom,
pepatah, peribahasa, nasihat, atau kiasan sangat penting untuk memperlihatkan
nuansa keindahan, pesona, dan menarik yang merupakan ciri karya sastra (Sumardjo
013
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dan Saini 1991). Dengan kata lain, pesan dalam BSu tampak dalam idiom BSa, tetapi
idiom BSa tidak terlihat dalam BSu. Dalam metode penerjemahan komunikatif
(communicative translation) makna kontekstual TSu diterjemahkan sehingga isi dan
bahasanya dapat diterima dan dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Penerjemah
menanggalkan struktur dan budaya BSu ketika dia menerjemahkan. Dalam hal ini,
yang ditonjolkan oleh penerjemah agar teks terjemahannya dapat diterima, dicerna,
dan dipahami dengan mudah oleh pembaca BSa adalah konteks, laras bahasa, dan
ragam bahasa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemilihan metode
tersebut tentu berafiliasi pada pembaca sasaran dan tujuan penerjemahan mengingat
keduanya tidak dapat diabaikan. Metode penerjemahan menghasilkan TSa yang
berbeda dengan TSu karena metode tersebut bertujuan untuk memenuhi kesesuaian
pembaca sasaran.
Berbeda halnya dengan kedua pendapat sebelumnya, Molina dan Albir (2002)
melontarkan pandangan mengenai metode penerjemahan yang dibagi menjadi empat
macam. Metode penerjemahan harfiah menekankan pada satuan-satuan bahasa yang
masih berorientasi pada bentuk (form) atau transkodifikasi kebahasaan. Metode
penerjemahan interpretatif-komunikatif mengisyaratkan penerjemahan yang
menekankan gagasan atau amanat. Metode penerjemahan bebas sebagai metode yang
ketiga mengurusi modifikasi kategori-kategori semiotika yang berorientasi pada
pembaca BSa. Metode penerjemahan keempat yang dianggap sebagai metode yang
berorientasi pada penerjemahan yang sebenarnya meliputi metode penerjemahan
filologis yang berlaku pada penerjemahan akademis atau kritis. Keempat metode
tersebut tampaknya tidak memiliki kepentingan yang mengacu kepada strategi
penerjemahan dan ideologi penerjemahan karena keempat metode tersebut
merupakan cara yang digunakan oleh penerjemah dalam proses penerjemahan yang
sesuai dengan tujuan penerjemahan, bukan kepada calon pembaca BSa.
Pada dasarnya metode penerjemahan akan ditetapkan terlebih dahulu oleh
penerjemah sebelum penerjemah melakukan kegiatan penerjemahan. Metode
penerjemahan diperoleh dari berbagai kajian masalah yang sering terjadi dalam
penerjemahan, sehingga menghasilkan prosedur dan teknik pemecahan masalah.
014
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
2.1.4 Teknik Penerjemahan
Teknik penerjemahan adalah hasil pemilihan padanan yang ditentukan oleh
penerjemah, benar atau tidaknya padanan yang dipilihnya bergantung pada
permasalahan yang berkaitan dengan konteks, arah penerjemahan, dan harapan sidang
pembaca bahasa sasaran (Molina dan Albir 2002). Molina dan Albir (2002)
mendefinisikan teknik penerjemahan sebagai tata cara dalam melakukan penguraian,
penafsiran, dan perincian serta pengklasifikasian masalah penerjemahan sehingga
terjemahan dapat dihasilkan dengan baik.
Vinay dan Darbelnet (1958/2004) menyajikan teknik penerjemahan yang
berhulu dari dua kategori utama, yakni penerjemahan harfiah (literal translation) dan
penerjemahan taklangsung (oblique translation). Penerjemahan harfiah terbagi
menjadi tiga: (1) kata serapan (borrowing), yaitu kata dari BSu diserap secara
langsung dan secara utuh ke dalam teks BSa, misalnya sir :: sir, mom :: mom; (2)
kalke (calque), yakni kata atau frasa asing yang diterjemahkan atau dipadankan
berdasarkan kata asingnya Special Agent :: Agen Khusus, (3) terjemahan harfiah
(literal translation), yaitu kata atau frasa yang diterjemahkan secara harfiah little girl
:: gadis kecil. Penerjemahan tidak langsung dibagi menjadi empat: (1) transposisi
(transposition), yaitu terjadi perubahan atau pergeseran struktur, gramatikal, atau
kelas kata yang disebabkan oleh aturan atau kaidah kebahasaan; (2) modulasi
(modulation), yaitu perubahan atau pergeseran sudut pandang (cognitive category)
dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, yakni kids :: anak-anak; (3) pemadanan
(equivalent), pemadanan situasi yang sama antara bahasa sumber dan bahasa sasaran
dengan kata atau frasa yang berbeda; (4) adaptasi (adaptation), yaitu pergeseran
konseptual yang terjadi karena perbedaan lingkungan budaya, misalnya
mengungkapkan pesan dalam bahasa sasaran dengan menggunakan situasi yang
berbeda girls :: teman-teman, everyone :: semuanya. Vinay dan Darbelnet
(1958/2004) melengkapi ketujuh teknik tersebut dengan teknik lain: (1) kompensasi
(compensation), yaitu informasi, rasa bahasa, atau efek stilistika dalam BSu yang
tidak direproduksi di dalam tempat yang sama dalam BSa; (2) konsentrasi
(concentration), yaitu ungkapan BSu disajikan lebih sedikit di dalam BSa, kiddo ::
nak; (3) disolusi (dissolution), yaitu ungkapan BSu yang dipresentasikan lebih banyak
di dalam BSa; (4) amplifikasi (amplification), yaitu penambahan informasi di dalam
TSa untuk menutupi kerumpangan sintaktis atau leksikal; (5) ekonomi (economy),
015
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
yaitu pengurangan informasi di dalam TSa untuk menutupi kerumpangan leksikal
atau sintaktis, you dumb ass :: bodoh; (6) eksplisitasi (explicitation), yaitu informasi
yang implisit dari bahasa sumber dieksplisitkan di dalam bahasa sasaran Ø :: Fitz, Ø
:: sheriff, Ø :: bos; (7) implisitasi (implicitation), yaitu informasi yang eksplisit dalam
bahasa sumber diimplisitkan di dalam bahasa sasaran dispatch :: Ø, sir :: Ø; (8)
generalisasi (generalization), yaitu informasi yang memiliki makna khusus dalam
TSu diterjemahkan dengan informasi yang bermakna umum ke dalam TSa son :: nak;
girl :: nak; (9) partikularisasi (particularization), yaitu informasi yang memiliki
makna umum dalam TSu diterjemahkan dengan informasi yang memiliki makna
khusus lady :: nona; (10) inversi (inversion), yaitu pemindahan kata atau frasa di
tempat yang berbeda di dalam kalimat/ujaran bahasa sasaran sehingga terjemahannya
terbaca secara alamiah dan sedap didengar (euphony) bagi pembaca bahasa sasaran,
misalnya kata sugar :: sayang pada “Sugar, you here about that sweet young doctor that
went missing?” :: “Apa kau di sini untuk urusan dokter muda dan manis yang hilang
itu, Sayang?” Saya menganggap inversi semacam ini dikategorikan sebagai strategi
penerjemahan karena penerjemah memiliki kiat untuk menghasilkan teks terjemahan
yang lancar dan alamiah bagi pembaca bahasa sasaran.
Nida (1964) mengemukakan tiga jenis teknik penerjemahan. Teknik
penambahan (addition) adalah pemasukan informasi lain yang tidak terdapat di dalam
TSu ke dalam TSa. Tujuannya adalah untuk mengklarifikasi ungkapan eliptis,
menghindari ketaksaan dalam TSa, mengubah kategori gramatikal. Teknik substraksi
(subtraction) adalah pengurangan unsur yang terdapat di dalam bahasa sasaran. Nida
(1964) memberi empat alasan atas pemilihan teknik semacam ini: (1) pengulangan
yang tidak diperlukan, (2) pengacuan khusus yang tidak dibutuhkan, (3) konjungsi
yang mubazir, dan (4) adverbia yang berlebihan. Teknik alterasi (alteration) adalah
perubahan yang wajib dilakukan karena kerumpangan makna yang terjadi di antara
kedua bahasa. Teknik alterasi dapat dilakukan dengan cara mentransliterasi,
mentransfer; mengubah struktur, melakukan pengurutan kata, melakukan kategorisasi
gramatikal; melakukan pergeseran makna yang disebabkan oleh ketaksesuaian makna
seperti dalam penerjemahan idiom, peribahasa, pepatah, nasihat, kiasan. Ketiganya
digunakan untuk menyeimbangkan bentuk pesan dengan karakteristik struktur bahasa
sasaran, menghasilkan struktur makna yang sepadan, menghasilkan padanan stilistika
yang tepat, dan menghasilkan efek komunikatif yang sepadan. Nida (1964)
016
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
memasukkan catatan kaki (footnotes) sebagai teknik penerjemahan cara :: sayang
(bahasa Italia)6. Dia juga menguraikan bahwa teknik semacam itu memiliki dua
fungsi: (1) mengoreksi perbedaan bahasa dan budaya, misalnya menjelaskan
kebiasaan yang kontras, mengindentifikasi unsur geografis dan fisik yang takdikenal,
memberikan padanan satuan berat dan satuan ukuran serta satuan jarak, menjelaskan
permainan kata, membubuhi informasi mengenai nama diri, (2) menambahkan
informasi mengenai konteks sejarah dan budaya.
Molina dan Albir (2002) mengusulkan sejumlah teknik penerjemahan. Teknik
adaptasi (adaptation) dilakukan dengan cara mengganti unsur budaya BSu dengan
unsur budaya BSa yang akrab dan dikenal luas oleh masyarakat BSa, misalnya
senator :: anggota DPD. Umumnya orang Indonesia tidak mengenal senator karena
senator hanya dikenal di negara yang memiliki negara bagian, misalnya di Amerika
Serikat, sehingga perbedaan sistem pemerintahan antara Amerika Serikat dan
Indonesia mengakibatkan kata senator diadaptasi atau disesuaikan dengan kata
budaya Indonesia, yakni anggota DPD. Teknik amplikasi (amplification) adalah
memperkenalkan hal-hal detil yang diinformasikan di dalam teks bahasa sasaran.
Teknik penambahan (addition) adalah penambahan informasi dalam TSa yang
sebenarnya tidak hadir dalam TSu sehingga ungkapan tersebut dapat lebih dipahami
dan diinginkan bagi pembaca BSa, misalnya Cap :: Kapten, hon :: Sayang. Teknik
reduksi (reduction) adalah pengurangan ungkapan/makna pada BSa. Teknik kata
serapan (borrowing) adalah pengambilan kata/ungkapan dari BSu untuk disajikan di
dalam BSa, misalnya sir :: sir, ma’am :: ma’am, mom :: mom. Teknik semacam ini
dikenal dengan teknik transferensi oleh Newmark (1988b). Teknik kata serapan
dipilih karena (a) kata bahasa sasaran tidak memiliki padanan yang umum digunakan,
(b) kata bahasa sumber terdengar lebih spesifik, berfasyen, eksotis, atau hanya lebih
berterima meskipun kata bahasa sumber itu dapat diterjemahkan, (c) kata bahasa
sumber memiliki rasa yang sama seperti dalam bahasa sumber (Fawcett 1997).
Teknik naturalisasi (naturalization) adalah pengambilan kata/ungkapan BSu yang
dimodifikasi sesuai dengan sistem morfologis dan fonetis, misalnya dalam BI, karena
sistem fonetis BI tidak melazimkan unsur kluster (gugus konsonan) di akhir kata
sehingga pelafalan dan ejaannya disesuaikan dengan kaidah atau sistem fonetis BI.
6 Diambil dari novel All the Pretty Girls (hlm. 238) dan terjemahannya Pencekik dari Selatan (hlm.258)
017
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Teknik kalke (calque) adalah penerjemahan konsep kata asing secara harfiah,
misalnya Special Agent :: Agen Khusus. Teknik kompensasi (compensation) adalah
pemberian informasi atau efek stilistika BSa ke dalam TSa karena unsur tersebut
tidak dapat merefleksikan tempat yang sama seperti dalam BSu. Contohnya dapat
diperlihatkan pada pronomina you yang dapat dipadankan dengan kamu, Anda,
kalian, ente, elu yang sesuai dengan konteks sosial dan konteks situasional. Teknik
deskripsi (description) adalah penggantian ungkapan BSu menjadi deskripsi dari
bentuk dan fungsinya. Teknik kreasi diskursif (discursive creation) adalah pembuatan
padanan yang secara total tidak diprediksikan di luar dari konteks, misalnya judul
novel Temptation Ridge :: Mencari Cinta, All the Pretty Girls :: Pencekik dari
Selatan, Sweet Tea at Sunrise :: Jalinan Hati. Jika ungkapan BSu diterjemahkan
secara harfiah, tidak ada hubungan antara judul dan isi cerita. Teknik padanan buatan
(established equivalent) adalah penggunaan ungkapan yang dikenal dalam kamus
atau pemakaian bahasa sebagai padanan dalam bahasa sasaran, misalnya agent ::
agen, boss :: bos. Teknik generalisasi (generalization) adalah penggunaan ungkapan
yang lebih umum atau generik atau netral dalam bahasa sasaran. Teknik
partikularisasi (particularization) adalah penggunaan ungkapan yang lebih spesifik.
Teknik amplifikasi kebahasaan (linguistic amplification) adalah penambahan unsur
kebahasaan di dalam teks terjemahan. Teknik kompresi kebahasaan (linguistic
compression) adalah penyintesisan jumlah unsur bahasa di dalam bahasa sasaran.
Saya cenderung menamakan teknik kompresi kebahasaan dengan ekonomi bahasa.
Teknik terjemahan harfiah (literal translation) adalah penerjemahan kata atau
ungkapan asing dengan cara kata per kata. Teknik padanan formal (formal equivalent)
ketika bentuk bersinggungan dengan fungsi dan makna (Nida 1964), misalnya little
girl :: gadis kecil. Teknik modulasi (modulation) adalah pengubahan sudut pandang,
fokus, atau kategori kognitif, baik secara leksikal maupun secara struktural, akseptasi
(acceptation). Teknik substitusi (substitution) adalah pengubahan unsur bahasa
menjadi unsur di luar bahasa (paralinguistik); teknik transposisi (transposition)
adalah pengubahan kategori gramatikal, misalnya adverbia menjadi adjektiva. Teknik
variasi (variation) adalah pengubahan unsur kebahasaan yang mempengaruhi aspek
variasi bahasa, seperti dialek sosial, dialek geografi.
Dari teknik-teknik penerjemahan yang diusulkan oleh pakar penerjemahan
tersebut, teknik penerjemahan oleh Molina dan Albir (2002) lebih mutakhir dan lebih
018
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
kaya daripada teknik penerjemahan yang diusulkan oleh Vinay dan Darbelnet
(1958/2004) dan Nida (1964). Meskipun demikian, teknik penerjemahan yang pernah
diusulkan oleh Vinay dan Darbelnet (1958/2004) dimodifikasi oleh Molina dan Albir
(2002) melalui istilah dan fungsi teks yang berbeda.
Kelebihan teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir
(2002) terletak pada pemberian lima ciri dasar atas teknik penerjemahan. Pertama,
teknik penerjemahan mempengaruhi hasil penerjemahan. Kedua, teknik
penerjemahan diklasifikasikan dengan menggunakan perbandingan dari teks asli.
Ketiga, teknik penerjemahan mempengaruhi satuan terkecil daripada teks. Keempat,
teknik penerjemahan pada dasarnya bersifat diskursif dan kontekstual. Kelima, teknik
penerjemahan bersifat fungsional. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik
penerjemahan bukanlah satu-satunya nosi yang digunakan untuk menganalisis teks
terjemahan, tetapi koherensi, kohesi, progresi tematik, dan dimensi kontekstual juga
dapat terlibat di dalam analisis tersebut.
Kriteria teknik penerjemahan, menurut Molina dan Albir (2002), mencakupi (1)
memisahkan konsep teknik dari strategi penerjemahan dan metode penerjemahan; (2)
memasukkan tata cara yang merupakan karakteristik dari penerjemahan teks dan tidak
memasukkan tata cara yang dihubungkan dengan perbandingan bahasa; (3)
mempertahankan teknik-teknik yang bersifat fungsional; (4) mempertahankan istilah
yang lebih lazim sehubungan dengan terminologi; (5) memformulasikan teknik
penerjemahan yang baru untuk menjelaskan cara menerjemahkan yang belum
dideskripsikan.
2.2 Kajian tentang Ungkapan Sapaan
Ungkapan sapaan yang diambil dari konsep ungkapan sapaan dalam tata bahasa kasus
(case grammar) bahasa Latin merupakan satuan bahasa yang digunakan untuk
menyapa persona kedua (Algeo 2010). Dalam khazanah bahasa Indonesia ungkapan
sapaan diambil dari konsep nomina penyapa seperti yang diusulkan oleh Alwi et al.
(2000). Jadi, ungkapan sapaan didefinisikan sebagai (frasa) nomina yang digunakan
atau difungsikan untuk menyapa orang yang sedang diajak berbicara. Berikut ini
dibahas ungkapan sapaan dalam bahasa Inggris-Amerika dan bahasa Indonesia.
019
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
2.2.1 Kajian tentang Ungkapan Sapaan dalam BIA
Kajian tentang ungkapan sapaan (forms of address) dalam masyarakat Amerika
Serikat oleh Brown dan Gilman (1960) sebenarnya mengilhami penyelidikan tentang
ungkapan sapaan oleh Brown dan Ford (1961), Ervin-Tripp (1972), Quirk (1985),
Biber et al. (1999), dan Isa (2010).
Sebagai peneroka atas pembahasan ungkapan sapaan, saya mengawalinya
dengan pandangan Brown dan Gilman (1960) yang berbicara tentang penggunaan
pronomina tu (T) dan vous (V) oleh mahasiswa multinasional (Prancis, Jerman, Italia,
dan Spanyol) di Amerika Serikat. Perbedaan pemakaian pronomina itu dipengaruhi
oleh faktor kuasa (power) dan faktor kesolideran (solidarity). Faktor kuasa yang
mencakupi kekuatan fisik, kesejahteraan sosial, gender, peran sosial, kedudukan di
gereja, militer, dan keluarga merupakan parameter dalam penggunaan pronomina V.
Sebaliknya, faktor kesolideran meliputi parameter dimensi hubungan sosial dalam
penggunaan T. Mereka mencatat bahwa ketika berinteraksi, pronomina formal V
diperoleh berdasarkan status sosial tersapa dan pronomina takformal T digunakan
berdasarkan hubungan sosial di antara partisipan. Sebelum memperoleh hasil
penyelidikan mereka, Brown dan Gilman (1960) meramalkan bahwa pemakaian
pronomina formal dan takformal dapat diperoleh dari status sosial dan hubungan
sosial di antara partisipan. Hasil yang diperoleh Brown dan Gilman (1960) sangat
menarik, tetapi metode yang mereka lakukan sangat lemah. Sampel pada tiap penutur
asing tersebut tidak representatif sehingga hasil penelitian mereka masih
dipertanyakan. Kekurangan lain adalah kuesioner yang mereka sebarkan tidak
mencerminkan penelitian yang akurat karena tidak adanya keterlibatan peneliti dalam
wawancara langsung dan pengamatan langsung dalam pengumpulan data mereka.
Kajian klasik Brown dan Gilman (1960) tersebut merupakan titik tolak dan
pembuka wawasan bagi Brown dan Ford (1961) untuk menyelidiki variasi ungkapan
sapaan di antara masyarakat Amerika Serikat. Penyelidikan Brown dan Ford (1961)
merujuk kepada pemakaian nama diri dan ungkapan sapaan dalam BIA. Mereka
memperoleh hasil penyelidikan melalui analisis drama modern, kegiatan bisnis,
penggunaan laporan bisnis oleh para eksekutif, dan percakapan di antara anak-anak.
Penyapa yang status sosialnya lebih tinggi menggunakan nama depan untuk
mengungkapkan keakraban. Penyapa yang status sosialnya lebih rendah menunggu
tanda keakraban untuk menyapa orang yang berstatus sosial lebih tinggi dengan NDp.
020
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Sayang sekali, penyelidikan yang dilakukan oleh Brown dan Ford (1961) tidak
memperhatikan adanya situasi sosial padahal perbedaan situasi sosial tentu saja kerap
berlaku di dalam drama modern, kegiatan bisnis, dan laporan bisnis yang dapat
membedakan penggunaan ungkapan sapaan.
Dengan dimensi yang berbeda dari Brown dan Gilman (1960) dan Brown dan
Ford (1961), Ervin-Tripp (1972) membicarakan pemakaian ungkapan sapaan (forms
of address) dalam masyarakat Amerika Serikat berdasarkan empat dimensi sosial.
Dimensi situasi bermarkah status (status-marked situation) dapat dipengaruhi oleh
ranah sosial, seperti di ruang pengadilan, rapat kongres, rapat fakultas yang memakai,
antara lain, Your Honor, Mr. Chairman atau Mr. Watkins. Dimensi pangkat (rank)
terjadi dalam ranah kemiliteran atau kepolisian. Penyapaan dapat diungkapkan
dengan chief, officer, atau lieutenant. Dimensi identitas (identity) berlaku pada ranah
profesi dan ranah akademis yang menghasilkan ungkapan sapaan Judge untuk hakim,
Doctor untuk dokter, Father atau Reverend untuk pendeta, dan Professor untuk
dosen, yang mewakili profesi mereka. Dimensi generasi menaik (ascending
generation) kerap terjadi di dalam ranah keluarga, misalnya aunt, daddy, atau son.
Ervin-Tripp (1972) hanya membatasi kategori tutur sapa pada peran dan status sosial.
Saya mengusulkan agar pemakaian ungkapan sapaan tersebut tentu harus dipengaruhi
oleh ranah sosial (domain), tetapi kolaborasi antara ungkapan sapaan dan ranah sosial
tidak dibicarakan oleh Ervin-Tripp (1972).
Tilikan lain tentang ungkapan sapaan yang tidak kalah penting disajikan oleh
Quirk et al. (1985: 773—775). Quirk et al. (1985) menguraikan bentuk dan fungsinya
secara teperinci. Quirk et al. (1985) membagi delapan kategori ungkapan sapaan
dengan contoh-contoh ilustrasi seperti yang saya berikan berikut ini.
1) Nama diri, misalnya nama timangan Bob, nama depan Robert, nama belakang
Langdon, nama lengkap Robert Langdon;
2) Panggilan tanpa modifikasi, misalnya tutur kerabat mom, dad, son, aunt; gelar
hormat ma’am, sir, Hour Honor; pemarkah status Mr. President;
3) Tutur profesi, misalnya profesi waiter, officer, professor;
4) Julukan, misalnya (a) orang yang disenangi disapa dengan pronomina posesif my,
seperti my love, my friend dan (b) orang yang takdisukai yang biasanya didahului
dengan pronomina you, seperti you coward, you bastard;
021
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
5) Nomina umum, misalnya tutur akrab buddy, brother, girl, guys, lady, man, mate,
son;
6) Pronomina persona, misalnya you, seperti pada You, why haven’t you finished yet?;
7) Klausa nominal, misalnya pada Whoever you are, what’s your name?; dan
8) Gabungan kategori (1), (4), (5), atau (6) dan pewatas lain, misalnya young David,
you silly bastard, old man, you over there.
Quirk (1985) menganggap mother merupakan tutur kerabat yang unik karena
mother tidak dapat dikombinasikan dengan nama diri untuk menyapa yang bukan
kerabat. Akan tetapi, saya menganggap bahwa mother yang bukan tutur kerabat
ternyata dapat dikombinasi dengan NDp, seperti Mother Theresa atau Mother Mary7
(bandingkan Quirk et al. 1985: 774). Yang menarik dari ulasan Quirk et al. (1985)
adalah vokatif son dapat digunakan oleh orangtua yang bukan kerabat atau atasan.
Demikian pula, ungkapan father dapat digunakan sebagai tutur kerabat atau pemarkah
status (lih. Levinson 1997: 70—1). Ungkapan santun melalui penyapaan dilakukan
dengan NB yang didahului oleh Mr., Ms. Miss, dan gelar profesi atau gelar akademis.
Kekurangan dari ulasan tentang ungkapan sapaan oleh Quirk et al. (1985)
diperlihatkan melalui ketiadaan dimensi sosial dalam penggunaannya pada
masyarakat berbahasa Inggris. Mereka tidak mengulas persoalan bagaimana
ungkapan sapaan digunakan berdasarkan budaya kebahasaan masyarakat Amerika
Serikat. Kelebihannya adalah karya Quirk et al. (1985) lebih lengkap daripada
kategori dan jenis ungkapan sapaan oleh Ervin-Trip (1972).
Uraian tentang ungkapan sapaan yang lebih mutakhir daripada Ervin-Tripp
(1972) dan Quirk et al. (1985) disampaikan oleh Biber et al. (1999) yang mengulas
(1) kategori, (2) penggunaan, (3) fungsi, dan (4) posisi ungkapan sapaan. Biber et al.
(1999) membagi delapan kategori ungkapan sapaan berdasarkan urutan dari
hubungan yang akrab ke hubungan yang berjarak dengan ilustrasi contoh yang saya
sediakan.
1) Tutur sayang (term of endearment) memarkahi kedekatan dan kasih sayang di
antara anggota keluarga, pasangan seksual, orang yang disukai (lih. Wolfson
1993: 67), misalnya sweetheart, baby, darling;
7 Frasa ini terdapat dalam lirik lagu Let It Be oleh The Beatles, seperti pada ...Mother Mary comes tome, speaking words of wisdom, let it be.
022
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
2) Tutur kerabat (family term) untuk memarkahi hubungan yang dekat di dalam
keluarga dan lebih kerap digunakan untuk menyapa generasi yang lebih senior,
seperti orangtua, kakek/nenek, misalnya daddy, granddad;
3) Tutur akrab (familiarizer) untuk menyapa orang asing sebagai ungkapan yang
akrab, misalnya buddy, pal;
4) Nama timangan (pet name) untuk menyapa orang yang memiliki nama timangan
dengan tujuan mengakrabkan diri, misalnya Tommy;
5) Nama depan utuh (first name in full) untuk menyapa di antara teman, kolega,
kenalan biasa, misalnya Sabrina;
6) Gelar dan nama belakang (title and surname) untuk memarkahi hubungan lebih
berjarak, misalnya Chief Anderson;
7) Tutur hormat (honorifics) untuk menunjukkan rasa hormat kepada tersapa,
misalnya sir, ma’am; dan
8) Kategori lain untuk memarkahi hubungan yang lebih umum, seperti julukan
blondie dan nomina everybody.
Kekurangan dari kategorisasi dan jenis ungkapan sapaan oleh Biber at al. (1999)
adalah ketidakhadiran ungkapan Aunt + NDp, Uncle + NDp di dalam kategori tutur
kerabat. Penggunaan Aunt + NDp, Uncle + NDp lazim dan kerap digunakan di dalam
masyarakat Amerika Serikat, seperti halnya dad, mom, father, mother. Kelebihan dari
kategorisasi dan jenis ungkapan sapaan oleh Biber et al. (1999) adalah dimensi sosial
yang merupakan salah satu aspek budaya dalam masyarakat Amerika Serikat
setidaknya tampak lebih jelas dalam penggunaan ungkapan sapaan BIA.
Pada kesempatan yang lain, Isa (2010) menyelidiki ungkapan sapaan dalam
novel Amerika. Dia menemukan 23 kategori ungkapan sapaan dalam bahasa Inggris-
Amerika berdasarkan jenisnya. Pembahasan Isa (2010) hanya dibatasi pada pemerian
kategori tutur sapa, tetapi tidak pada posisi, fungsi, dan penggunaannya. Keduapuluh
tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut.
1) Tutur sayang sweetheart, darling, baby,
2) Tutur kerabat son, daddy, mom;
3) Julukan beautiful;
4) Tutur akrab amigo;
5) Nama akrab Charlie;
6) Nama pendek Stan(ley);
023
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
7) Nama depan Philip, Dana;
8) Gelar + nama belakang Mrs. Chambers, Mr. Riley;
9) Gelar umum miss;
10) Jabatan + nama belakang Professor Ashley, Minister Negulesco;
11) Jabatan Professor, Minister;
12) Gelar jabatan Mr. President, Mrs. Ambassador;
13) Profesi + nama belakang Detective Reese;
14) Profesi Doctor, Operator;
15) Pangkat + nama belakang Colonel Istrase;
16) Pangkat Corporal;
17) Tutur hormat Your Excellency, madam, sir;
18) Sapaan lain friend, ladies and gentlemen, you two, everybody, lady;
19) Pronomina you;
20) Pelesapan promina (Will you) excuse me, good morning;
21) Posesif + nomina my love;
22) Kalimat tanya May I help you?; dan
23) Tutur penghinaan son of a bitch, ugly moron.
Kekurangan dari tilikan yang disajikan oleh Isa (2010) adalah ungkapan sapaan
tersebut tidak memerikan penggunaannya berdasarkan dimensi sosial. Kelebihannya
adalah sejumlah besar kategori dan jenis ungkapan sapaan diperoleh untuk mewakili
ungkapan sapaan yang setidaknya digunakan di antara masyarakat Amerika Serikat.
024
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
025
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
2.2.2 Kajian tentang Ungkapan Sapaan dalam BI
Pembahasan mengenai ungkapan sapaan dalam BI bermula dari tilikan tentang tutur
sapa yang diulas oleh Moeliono (1969/1984). Moeliono (1969/1984: 40) mengulas
pemakaian tutur kerabat sebagai bentuk kesantunan yang berlaku di dalam pergaulan
masyarakat Indonesia berdasarkan adat istiadat. Tutur kerabat, seperti bapak atau ibu
yang kerap disingkat menjadi pak atau bu yang diikuti ND, jabatan, pangkat, atau
profesi berfungsi sebagai ungkapan sapaan. Parameter penggunaan tutur sapa dapat
berupa usia, hubungan sosial, dan status sosial. Penggunaan ND juga berfungsi
sebagai bentuk santun kepada pihak yang belum akrab dan lebih muda (Sneddon
1996: 163). Pemakaian ND, julukan, (Moeliono 1969/1984), bentuk pangkas
(Moeliono 2001b), atau penggalan (Isa 2006a: 120), NB, pangkat, profesi, gelar
keturunan, gelar akademis, tutur kerabat lain (bandingkan Moeliono 1969/1984: 40)
dapat juga berfungsi sebagai ungkapan sapaan.
Kridalaksana (1969/1985) memberikan gambaran tentang ungkapan sapaan
yang berbeda dengan Moeliono (1969/1984). Gambaran tentang kategori ungkapan
sapaan oleh Kridalaksana tampak meragukan. Di dalam kategorinya, Kridalaksana
(1969/1985: 14—5) menguraikan sembilan kategori seperti berikut.
1) Pronomina aku, engkau, kamu, ia, kami, kita, beliau;
2) ND Ahmad;
3) Panggilan kekerabatan/tutur kerabat, misalnya bapak, ibu, saudara, paman, adik;
4) Gelar, misalnya dokter, suster, guru, jenderal;
5) Nomina agentif, misalnya pembaca, pendengar, penumpang;
6) Nomina + ku, misalnya Tuhanku, bangsaku, negaraku;
7) Deiksis, misalnya ini, itu, sini, situ;
8) Nomina lain, misalnya tuan, nyonya, nona, Yang Mulia;
9) Kategori nol, misalnya Ø mau kemana?.
Dari uraian oleh Kridaklaksana (1969/1985), terdapat kekeliruan: pronomina aku,
kami, dan ia, beliau tidak berfungsi sebagai ungkapan sapaan, tetapi sebagai bentuk
acuan persona pertama dan ketiga (term of reference). Kekeliruan lain yang tampak
dari contoh Kridalaksana (1969/1985) adalah kata deiktis ini, itu, sini yang bukan
berupa ungkapan sapaan. Tidak pernah seseorang menyapa orang lain dengan aku,
kami, kita, ia, beliau, ini, itu, atau sini. Jadi, pronomina persona itu dianggap bentuk
acuan persona karena digunakan untuk mengacu orang pertama atau orang ketiga
026
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dalam dialog (Moeliono 1969/1984: 40; Moeliono 1972/1989: 60). Orang Indonesia
tidak pernah menyapa dengan guru, seperti Apa kabar, Guru? karena ungkapan itu
dianggap tidak santun jika tidak didahului dengan tutur kerabat Pak atau Bu sebagai
pemarkah kesantunan (bandingkan Kridalaksana 1969/1985: 14; Suhardi 2009: 75).
Sebagai tambahan, tutur kerabat juga kerap digunakan di dalam percakapan sehari-
hari dalam wacana bahasa Indonesia di antara orang berkerabat atau tidak, yakni dari
bahasa Melayu kakek, nenek, abang, bahasa asing saudara, oom, tante, bahasa daerah
mas, jeng, mang, kang (Kridalaksana 1982: 193). Kridalaksana (1969/1985) juga
tidak menampilkan pronomina Anda sebagai bentuk tutur sapa. Di dalam
karangannya yang lain, Kridalaksana (1974) mengulas penggunaan Anda dapat
dipakai untuk menyapa orang yang akrab dan dihormati. Apakah Anda dapat
digunakan kepada orang yang dihormati, misalnya atasan atau orangtua kita?
(bandingkan Kridalaksana 1972: 194—5; Alwi et al. 2000: 253). Kridalaksana (1974:
151; 1982: 193) mengemukakan bahwa parameter yang berlaku dalam penggunaan
tutur sapa dan tutur kerabat adalah (1) kontak: sebentar/lama dan serius/tidak; (2)
hubungan sosial: jauh, sedang, dekat; (3) sekelompok: sekelas, seusia, seasal,
seorganisasi; (4) identitas tersapa: gender, jabatan, profesi.
Samsuri (1987) memberikan sudut pandang lain mengenai batasan tutur sapa.
Samsuri (1987: 238) juga mencampuradukkan kata-ganti-nama, sebagai istilah yang
diberikan oleh Samsuri (1987) untuk pronomina persona. Gatra benda adalah istilah
yang diusulkan oleh Samsuri (1987) untuk ungkapan sapaan. Samsuri (1987: 238)
membuat penggolongan yang keliru karena dia mencampuradukkan pronomina
engkau, Anda dengan saudara, bung, tuan, nyonya, nona dan pronomina kalian
dengan saudara-saudara, tuan-tuan, serta memperlakukan pronomina kamu menjadi
bentuk jamak, alih-alih kamu-kamu, kalian (periksa Sneddon 2006: 67). Dia
menambahkan lu, jang, neng sebagai bentuk yang bersifat substandar dan abang,
adik, dinda, kanda, sebagai penunjuk afektif. Di samping itu, Samsuri (1987: 239)
menganggap bapak, ibu digunakan untuk menunjukkan sifat feodalisme dan nama
jabatan digunakan untuk menyapa orang kedua, seperti Bapak Presiden, Bapak
Menteri, Bapak Gubernur, Bapak Bupati. Bentuk bapak atau ibu bukanlah ungkapan
sapaan yang menunjukkan sifat feodalisme. Ungkapan tuan atau nyonya8
8 Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XXXI/MPRS/1966 tentang Penggantian Sebutan Paduka YangMulia (P.Y.M.), Yang Mulia (Y.M.), Paduka Tuan (P.T.) dengan sebutan Bapak/Ibu atau
027
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
mengindikasikan nuansa feodalisme sebagai akibat perubahan sikap politis dari
zaman Belanda (bandingkan Samsuri 1987: 239). ND juga kerap dipakai untuk
menyapa orang kedua di dalam dialog antara pejabat dan bawahan atau antara
majikan dan pelayan (Samsuri 1987: 238).
Sneddon (1996) memperlihatkan batasan mengenai ungkapan sapaan sebagai
sumbangsihnya dalam memperkaya kaidah praktis berbahasa Indonesia. Ulasannya
yang singkat mengenai ungkapan sapaan diperlihatkan dengan (a) kategori ungkapan
sapaan, seperti nama diri, tutur kerabat, gelar, pemarkah profesi atau pangkat; (b)
fungsi ungkapan sapaan sebagai pemarkah kesantunan atau keakraban, penarik
perhatian; dan (c) posisi ungkapan sapaan yang dapat berada di awal, tengah, akhir,
atau di dalam klausa minor (Sneddon 1996: 364—365). Batasan mengenai ungkapan
sapaan yang berasal dari bahasa asing tidak luput dari pembicaraan Sneddon (1996:
163), seperti bro, man. Tutur kerabat atau akrab oom dan tante juga digunakan
sebagai ungkapan sapaan umum kepada adik ayah dan adik ibu penyapa, kepada
pihak yang (hampir) sebaya dengan (adik) ayah atau (adik) ibu penyapa atau lelaki
dewasa yang lebih muda (bandingkan Sneddon 1996: 163). Ungkapan opa dan oma
dianggap tidak hanya ditujukan kepada kerabat langsung yang dua generasi lebih tua
daripada penyapa. Ungkapan itu juga ditujukan kepada pihak yang secara fisik
tampak lebih tua dua generasi daripada penyapa meskipun sama sekali tidak terdpat
hubungan kerabat di antara partisipan (bandingkan Sneddon 1996: 163).
Saudara/Saudari. (Sidang Umum Keempat MPRS di Istora Senayan Jakarta 21 Juni—5 Juli 1966ketetapan ke-23).
028
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
029
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
030
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
2.3 Kajian tentang Budaya Kebahasaan dalam Penggunaan Ungkapan Sapaan
Di dalam tiap budaya penggunaan ungkapan sapaan merupakan bagian dari tilikan
budaya perilaku yang meliputi kebiasaan dan adat istiadat. Hermans (1999)
memasukkan sistem nilai, norma, dan aturan ke dalam budaya karena anggota
masyarakat dalam sebuah sistem sosial adalah bagian dari kebudayaan sebagai sarana
bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial dalam berinteraksi atau berhubungan
dengan sesamanya. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun
tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial dan budaya yang
diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dalam berbahasa inilah, salah satu praktik penggunaan
bahasa (parole) melibatkan penggunaan ungkapan sapaan. Tidak sedikit unsur budaya
yang berperan penting di dalam penggunaan vokatif. Oleh karena itu, wujud
kebudayaan sebagai suatu aktivitas yang kompleks serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat (Honigman dalam Koentjaraningrat 2000) diaplikasikan
ke dalam penggunaan ungkapan sapaan. Berikut ini akan disajikan sejumlah
pendapat, pandangan, dan uraian serta ulasan mengenai penggunaan ungkapan sapaan
bahasa Inggris-Amerika dan bahasa Indonesia secara sosial dan budaya.
2.3.1 Kajian Budaya Kebahasaan dalam Masyarakat Amerika Serikat
Kebiasaan orang Amerika Serikat dalam menggunakan ungkapan sapaan ditentukan
oleh (1) situasi bermarkah status (status-marked situation) berlaku di dalam ranah
sosial, misalnya pemakaian Your Honor (ruang sidang), Mr. Chairman, Director
(rapat); (2) pangkat (rank) di dalam kemiliteran dan kepolisian, misalnya general,
lieutenant, sergeant, chief, officer; (3) identitas (identity), misalnya judge (hakim),
father atau reverend (pendeta), professor (dosen); generasi (generation), misalnya
daddy, mom, mommy (Ervin-Tripp 1972).
Zwicky (1974) mengusulkan lima fungsi pragmatik (budaya) dalam
menggunakan ungkapan sapaan, yakni (1) pengungkap sikap, misalnya asshole,
bitch, stupid (fungsi penghinaan); (2) pemarkah kesantunan, misalnya sir, ma’am,
miss; (3) pemarkah status, misalnya judge, counselor, professor, reverend; (4)
pewatas keakraban, misalnya buddy, pal, man, dude (fungsi keakraban); dan (5)
pemarkah hubungan peran, misalnya daddy, son (fungsi peran dalam keluarga).
031
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Quirk et al. (1985) juga mengemukakan terdapat budaya kesantunan dalam
penggunaan ungkapan sapaan, misalnya penggunaan Mr./Mrs./Miss/Ms. + nama
belakang (selanjutnya NB), gelar profesi, dan gelar akademis. Quirk et al. (1985) juga
menyajikan sejumlah fungsi pragmatik (budaya) yang lebih kaya daripada Zwicky
(1974). Fungsi-fungsi tersebut mencakupi (1) panggilan, (2) penarik perhatian
tersapa, (3) pengidentifikasi tersapa, (4) penjalin percakapan, (5) pemertahanan
percakapan, (6) pengelola interaksi, dan (7) pengerat hubungan sosial di antara para
partisipan. Tampaknya, fungsi vokatif yang diperikan oleh Quirk et al. (1985)
dilengkapi oleh Brinton (1996) dengan (1) pembuka percakapan, (2) penutup
pembicaraan, (3) penyapaan secara langsung, (4) penarik perhatian, dan (5)
pemelihara percakapan.
Biber et al. (1999) menyatakan fungsi vokatif berupa, antara lain, (a) meminta
perhatian, (b) mengidentifikasi tersapa, dan (b) menjalin dan mempertahankan
hubungan percakapan. Biber at al. (1999) mengemukakan tiga posisi vokatif, yakni
(a) di awal tuturan, (b) di tengah tuturan, dan (c) di akhir tuturan (bandingkan Leech
1999; Carter dan McCarthy 2010: 235). Perbedaan posisi dapat mengakibatkan
perbedaan fungsi tuturan atau kalimat. Pandangan yang berbeda mengenai fungsi
vokatif itu dikemukakan oleh Ostermann (2000) yang mengusulkan bahwa ungkapan
sapaan dapat berfungsi untuk (i) memulai percakapan, (ii) mengisyaratkan
konstekstualisasi pergantian topik percakapan, dan (iii) memperbaiki sikap atas
tindakan ancaman muka.
Scollon dan Scollon (2001) menguraikan penggunaan ungkapan sapaan
berdasarkan kesantunan dan strategi muka. Strategi muka terfokus pada kuasa dan
jarak. Akan tetapi, penerapan kuasa (+K) dapat ditaklukkan oleh jarak atau hubungan
sosial, misalnya antara atasan dan bawahan yang sudah akrab dapat digunakan nama
diri. Hal ini tampaknya sejalan dengan pandangan Johnstone (2002) yang
mengemukakan bahwa kerap sekali nama diri (selanjutnya ND) atau gelar + NB
sama-sama digunakan dalam hubungan sosial resiprokal, sedangkan dalam hubungan
sosial takresiprokal kerap digunakan gelar + NB kepada/oleh tersapa. Jarak dapat
dilihat lebih jelas di dalam hubungan sederajat (egalitarian relationship) (–K).
Chambers (2003) menguraikan penggunaan vokatif yang berbeda berdasarkan
dimensi sosial yang berbeda, yakni (1) usia, (2) jarak sosial, dan (3) status sosial.
Chambers (2003) menambahkan bahwa di dalam kebiasaan atau budaya orang
032
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Amerika Serikat kepada orang yang lebih tua lazim disapa dengan nama diri
meskipun usia di antara para partisipan jauh berbeda (Wardaugh 2000).
Bonvillain (2003) mengupas penggunaan nama diri yang memiliki makna
social, yakni keakraban jika digunakan di antara teman akrab dan sikap merendah jika
digunakan oleh atasan kepada bawahan. Dia menambahkan fungsi penggunaan
ungkapan sapaan merambah pada (a) pengakuan kekuatan sosial dan politis, (b)
rasa hormat, (c) jarak sosial, dan (d) kesolideran sosial. Faktor lain yang
membedakan penggunaan ungkapan sapaan dalam masyarakat Amerika Serikat
mencakupi (1) usia, (2) gender, dan (3) hubungan personal.
Wareing (2004) juga menguraikan penggunaan ungkapan sapaan dari segi
budaya orang Amerika Serikat. Di dalam ranah keagamaan, misalnya father, brother,
tercakup ke dalam ranah religius dan doctor, operator, detective, officer tidak hanya
dipakai di dalam keprofesian penyandang gelar, tetapi pihak di luar profesi mereka
dapat menggunakannya.
Dalam tilikan ketaksantunan, tercakup pemakaian bahasa yang tabu yang
meliputi X-femisme (X-phemism): eufemisme (euphemism), yakni berbicara secara
halus, disfemisme (dysphemism), yakni berbicara secara kasar, dan ortofemisme
(orthophemism), yakni berbicara secara normal (Allan dan Burridge 2007).
Eufemisme merujuk kepada kesantunan, disfemisme mengacu kepada ketaksantunan
yang mencakupi ungkapan kutukan dan tutur penghinaan yang digunakan untuk
menghina dan melukai perasaan orang lain serta merupakan ungkapan yang
berkonotasi jengkel kepada orang yang disapa (Allan dan Burridge 2007).
Young (2008) mengemukakan bahwa sejumlah skala sosial dapat diterapkan
dalam penggunaan tutur sapa sebagai ungkapan hormat, yakni usia, rasa hormat,
hubungan sosial, dan kuasa. Cara mengungkapkan rasa hormat dapat
menggunakan status sosial seseorang, misalnya profesi seseorang, seperti doctor,
coach, officer, father, alih-alih menyapanya dengan Mr., Mrs., Miss, sir, ma’am.
Sayang sekali, Young (2008) tidak membicarakan penggunaan tutur sapa di dalam
situasi keformalan karena situasi keformalan identik dengan rasa hormat. Skala sosial
yang diusulkan oleh Young (2008) juga dapat dilibatkan di dalam penggunaan
ungkapan sapaan.
Penggunaan ungkapan sapaan di dalam masyarakat Amerika Serikat berlaku
menurut usia dan hierarki akademis, misalnya posisi atau jabatan (Dickey 1997),
033
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
status sosial, dimensi usia, jarak sosial, konteks sosial, dan formalitas (Braun 1998;
Holmes 2008). Di dalam penggunaan ungkapan sapaan, Braun (1998) juga
mengemukakan tiga fungsi ungkapan sapaan, yakni (1) fungsi manipulatif, misalnya
Good morning, darling (membujuk seseorang dengan tutur saying); (2) fungsi
ekspresif, misalnya rasa jengkel bitch, you pigs, pigs, stupid cunt, rasa takjub Oh, my
God; rasa sayang honey, sweetie, sweetheart, sugar, sunshine; dan (3) fungsi
eksistensi, misalnya Special Agent, officer. Saya lebih jauh menambahkan sejumlah
fungsi lain, antara lain, (a) fungsi keakraban pal, buddy, man, dude; (b) fungsi kelakar
Mr. F Bee Eye; (c) fungsi penghinaan you little monster, you stupid ass; (d) fungsi
kebanggaan etnis Sigñora, cara (bahasa Italia).
Dari sejumlah uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan dan nilai-
nilai (values) serta norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat Amerika Serikat
mencakupi status sosial, hubungan sosial, peran sosial, rasa hormat, kesantunan,
dimensi usia, jenis profesi, kedudukan sosial, ranah sosial, situasi sosial, konteks
sosial, gender, generasi, pangkat, dan identitas. Karena unsur-unsur yang membentuk
kebudayaan berupa, antara lain, nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan, kepercayaan,
organisasi sosial, dan bahasa (Samovar, Porter, dan McDaniel 2009), semua dimensi
sosial tersebut turut berperan di dalam penggunaan ungkapan sapaan tersebut.
2.3.2 Kajian tentang Budaya Kebahasaan dalam Masyarakat Indonesia
Tilikan budaya yang terlibat di dalam penggunaan ungkapan sapaan tercakup di
dalam pandangan dan pendapat para pakar berikut.
Moeliono (1969/1984) menganggap kesantunan yang berlaku di dalam
pergaulan masyarakat Indonesia merupakan salah satu faktor budaya. Penggunaan
jabatan, pangkat, dan profesi merupakan dimensi alat kesantunan. Ketika seseorang
menggunakan penyapaan dengan jabatan, pangkat, dan/atau profesi seseorang, dia
secara taklangsung turut menerapkan kesantunan. Biasanya, wujud kesantunan
tersebut dapat diungkapkan dengan tutur kerabat Pak, Bu, atau tutur kerabat + jabatan
Pak Menteri, Bu Menteri; tutur kerabat + pangkat Pak Kapten; tutur kerabat + profesi
Pak Hakim, Pak Dokter, Pak Polisi, Pak Guru; yang berasal dari profesi menjadi
gelar, lalu gelar digunakan sebagai penyapaan untuk menunjukkan kesantunan dan
rasa hormat Dokter, Suster, Profesor. Selain jabatan, pangkat, dan/atau profesi,
034
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dimensi jarak sosial, usia, status sosial juga merupakan parameter kesantunan dalam
masyarakat Indonesia.
Budaya feodalisme yang berlaku di budaya masyarakat Indonesia masih
dianggap sebagai kesantunan dan rasa hormat oleh Samsuri (1987). Dia menyajikan
contoh-contoh yang termasuk ke dalam budaya feodalisme tersebut, antara lain Bapak
Presiden, Bapak Menteri, Bapak Gubernur, Bapak Bupati. Dalam hal budaya
feodalisme tersebut, penyapa lazim menggunakan Bapak/Ibu yang disandingkan
dengan nama jabatan atau profesi. Jadi, uraian mengenai budaya feodalisme yang
dikemukakan oleh Samsuri dapat disimpulkan bahwa rasa hormat dan kesantunan
ditentukan oleh jabatan atau profesi yang diisyaratkan melalui status sosial.
Sneddon (1996) mengupayakan sumbangsihnya pada penggunaan praktis
berbahasa melalui ungkapan sapaan dengan faktor-faktor budaya yang berlaku dalam
masyarakat Indonesia. Dia menemukan bahwa kesantunan dan keakraban dalam
masyarakat Indonesia yang merupakan faktor budaya atau kebiasaan dapat
diwujudkan dengan nama diri, tutur kerabat, gelar, profesi, atau pangkat. Dia juga
menambahkan bahwa usia dan status perkawinan juga merupakan bagian dari faktor
budaya dalam menggunakan ungkapan sapaan. Selain itu, untuk mewujudkan
kesantunan, penyapa menghindari ketersinggungan tersapa dengan melesapkan tutur
kerabat, pronomina persona kedua, atau melekatkan konstruksi posesif –nya karena
tidak semua orang selalu senang atau nyaman disapa dengan tutur kerabat atau
pronomina persona kedua (Sneddon 1996, 2006). Jadi, kelaziman dan kepatutan
budaya dalam penggunaan ungkapan sapaan pada masyarakat Indonesia dapat
diperlihatkan dengan hubungan kekerabatan, profesi, pangkat, usia, dan status
perkawinan.
Alwi et al. (2000) memasukkan sejumlah faktor budaya dalam penggunaan
ungkapan sapaan, antara lain hubungan kekerabatan, usia, status sosial, jarak
sosial, profesi, dan rasa hormat. Hubungan kekerabatan, usia, status sosial, jarak
sosial, profesi, dan rasa hormat turut menentukan bagaimana ungkapan sapaan
dioperasionalkan. Penggunaan ungkapan sapaan dapat membedakan faktor budaya
dan faktor budaya dapat membedakan penggunaan ungkapan sapaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya, bentuk hormat dan kesantunan bapak atau ibu dapat
digunakan untuk menyapa orang yang masih termasuk ke dalam hubungan
kekerabatan (ayah biologis atau ibu kandung) dan orang yang bukan di dalam
035
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
hubungan kekerabatan, baik berdasarkan usia (orang yang seusia ayah atau ibu kita)
maupun jarak sosial (orang yang baru dikenal).
Faktor ranah sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan praktik
budaya ketika para partisipan berinteraksi (Rahardi 2009). Rahardi (2009)
mengemukakan delapan ranah untuk membuat kelaziman dan kewajaran penggunaan
ungkapan sapaan menurut aturan pergaulan dan budaya bangsa Indonesia. Rahardi
(2009) mengajukan (1) ranah keluarga, (2) ranah masyarakat, (3) ranah
keagamaan, (4) ranah transaksi bisnis, (5) ranah akademis (pendidikan), (6)
ranah perkantoran, (7) ranah pemerintahan, dan (8) ranah media. Kedelapan
ranah tersebut kemudian saya lengkapi dengan menambahkan empat ranah lain, yakni
(i) ranah militer, (ii) ranah hukum, (iii) ranah politik, dan (iv) ranah medis.
Dalam ranah sosial tersebut, terdapat aturan-aturan main dan kebiasaan bagaimana
ungkapan sapaan digunakan sebagaimana mestinya. Contoh-contoh penggunaan
ungkapan sapaan berdasarkan ranah tersebut turut saya sajikan untuk mewujudkan
hubungan antara faktor budaya dan penggunaan ungkapan sapaan tersebut. Di dalam
ranah keluarga, seorang ayah lazim atau wajar disapa dengan ayah, bapak, papa,
abah; kepada saudara yang lebih tua disapa kakak atau abang9. Di dalam ranah
keagamaan, guru mengaji sering kita sapa dengan Pak Uztadz. Seorang pedagang
kerap memanggil atau menyapa pelanggannya dengan Pak atau Bu padahal hubungan
keluarga di antara partisipan tidak ada. Jika kita memasuki ranah akademis
(pendidikan), seorang guru besar lazim atau biasa disapa dengan Profesor atau Pak
atau Bu berdasarkan budaya akademis. Dalam ranah pemerintahan, Pak Presiden juga
lazim digunakan untuk menyapa seorang penyelenggara pemerintah. Ranah media
juga melibatkan kata bung yang digunakan untuk menyapa para komentator
pertandingan sepak bola. Sebagai tambahan ranah yang telah saya kemukakan, saya
menyajikan contoh-contohnya sebagai berikut. Ranah militer melazimkan
penggunaan ungkapan sapaan danru (komandan regu), Kas (kepala staf), Kasi (kepala
seksi), dan jabatan lain untuk menyapa para pejabat militer meskipun mereka
memiliki pangkat—pangkat mereka tidak digunakan sebagai ungkapan sapaan ketika
9 Bagi budaya Barat, saudara yang lebih tua daripada ego lazim atau wajar disapa dengan NDp ataunama timangan (nickname) (Komunikasi pribadi dengan Troy Kitch, penutur sejati BIA, 21 Juni2015).
036
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
mereka disapa oleh bawahannya10. Di ranah hukum, banyak sekali ungkapan sapaan
digunakan, misalnya Saudara Penasehat Hukum (pengacara), Saudara Jaksa
Penuntut Umum (jaksa penuntut umum), Pak Hakim atau Yang Mulia (hakim) (Isa
dan Asih 2011). Ranah medis biasa atau lazim menggunakan dokter sebagai
ungkapan sapaannya.
Dari uraian tentang faktor budaya yang dilibatkan di dalam penggunaan
ungkapan sapaan bagi masyarakat Indonesia dapat saya simpulkan bahwa faktor-
faktor budaya tersebut meliputi (1) status sosial (jabatan, pangkat, profesi), (2)
hubungan sosial, (3) peran sosial, (4) ranah sosial, (5) situasi sosial, (6) kelompok
sosial, (7) identitas, (8) gender, (9) usia, (10) hubungan kekerabatan, (11) latar
sosiokultural, (12) status perkawinan.
10 Di luar (negeri) atau di negara lain, anggota militer lazim dan wajar disapa dengan pangkat(komunikasi pribadi dengan Sersan Kepala Saifuddin, komandan regu pada Pusat MisiPemeliharaan Perdamaian, Sentul, Jawa Barat, 4 Februari 2015).
037
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
BAB III
LANDASAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Landasan Teoretis
Penelitian ini memanfaatkan hasil-hasil penelitian, ulasan-ulasan, atau temuan-
temuan tentang penerjemahan, ungkapan sapaan, nosi budaya dalam penggunaan
ungkapan sapaan. Ada delapan landasan teoretis yang digunakan di dalam penelitian
ini: (1) strategi penerjemahan, (2) ideologi penerjemahan, (3) metode penerjemahan,
(4) teknik penerjemahan, (5) teori mengenai ungkapan sapaan BIA, (6) teori tentang
ungkapan sapaan BI, (7) teori tentang budaya kebahasaan penggunaan ungkapan
sapaan dalam masyarakat Amerika, dan (8) teori tentang budaya kebahasaan
penggunaan ungkapan sapaan dalam masyarakat Indonesia.
3.1.1 Teori tentang Penerjemahan
Landasan teoretis tentang penerjemahan yang dijadikan pijakan dalam menganalisis
data adalah pandangan, pendapat, ulasan yang tentang strategi penerjemahan oleh
Venuti (1995), ideologi penerjemahan juga oleh Venuti (1995); metode penerjemahan
oleh Newmark (1988a); dan teknik-teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh
Molina dan Albir (2002).
3.1.1.1 Strategi Penerjemahan
Strategi penerjemahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pandangan
Venuti (1995). Berdasarkan pemilihan strategi penerjemahan yang diusulkan oleh
Venuti (1995), dia menegaskan bahwa strategi penerjemahan akan mempengaruhi
ideologi penerjemahan. Pada dasarnya, sebelum melakukan kegiatan penerjemahan,
penerjemah menentukan arah penerjemahan atau ideologi penerjemahan. Ideologi
penerjemahan tersebut nantinya akan mempengaruhi metode dan teknik
penerjemahan yang diterapkan dan dipilih oleh penerjemah. Apabila arah
penerjemahannya berorientasi pada mazhab atau ideologi pemancaan, tentu metode
penerjemahannya berorientasi pada teks BSu (metode penerjemahan kata-demi-kata,
metode penerjemahan harfiah, metode penerjemahan setia, dan metode penerjemahan
38
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
semantis). Oleh karena itu, sebagai landasan teoretis atau kerangka berpikir pada teks
yang diteliti, saya menggunakan pandangan Venuti (1995).
3.1.1.2 Ideologi Penerjemahan
Di dalam penerjemahan, secara sadar atau tidak, penerjemah didorong oleh dua
faktor, yakni ideologi penerjemahan. Ideologi atau tujuan penerjemahan dapat
mempengaruhi metode dan teknik penerjemahan. Ideologi penerjemahan berasal dari
penerjemah sendiri atau penyunting dan penerbit yang meminta menerjemahkan.
Ideologi tersebut kemudian berfungsi sebagai dasar bagi penerjemah untuk
menentukan metode dan teknik penerjemahan yang akan diterapkan pada tiap kata,
frasa, klausa, atau kalimat. Tujuan tersebut berfungsi untuk memenuhi kesesuaian
pembaca bahasa sasaran. Jika tujuan penerjemahan untuk menghadirkan atau
memperkenalkan budaya asing kepada pembaca bahasa sasaran, metode setia yang
diterapkan dan teknik borrowing (kata serapan) yang dipilih oleh penerjemah.
Ideologi penerjemahan dapat terlihat pada pilihan kata di dalam teks terjemahan
sehingga ideologi penerjemahan turut mempengaruhi teks terjemahan dan oleh Hoed
(2006) ideologi tersebut merupakan prinsip atau keyakinan tentang benar/salah di
dalam penerjemahan. Pendapat mengenai benar/salah teks penerjemahan senada
dengan pandangan Nida dan Taber (1974) yang mengemukakan bahwa benar atau
salah ditentukan oleh siapa pembaca bahasa sasaran. Untuk itulah agar keyakinan
atau prinsip benar tersebut dapat diterima oleh pembaca bahasa sasaran, Venuti
(1995) menawarkan dua macam ideologi penerjemahan, yakni ideologi pemancaan
(foreignization) dan ideologi pelokalan (domestication). Perbedaan antara kedua
ideologi tersebut terletak pada teks yang berorientasi pada bahasa sumber dan bahasa
sasaran. Ideologi pemancaan adalah ideologi yang secara sengaja menghadirkan dan
memperkenalkan mempertahankan unsur asing di dalam teks bahasa sasaran. Ideologi
domestikasi adalah ideologi yang menghilangkan pengaruh asing di dalam teks
bahasa sasaran sehingga warna lokal bahasa sasaran menjadi dominan dalam teks
bahasa sasaran. Jadi, jika metode penerjemahan berorientasi pada bahasa sumber,
ideologi yang dipilih merepresentasikan ideologi pemancaan, sedangkan jika metode
penerjemahan yang berorientasi pada teks bahasa sasaran, ideologi yang dipilih
merepresentasikan ideologi pelokalan. Oleh karena itu, tiada satu pilihan yang lebih
baik dari pilihan lain karena ideologi yang dipilih berdasarkan penerjemah atau
039
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
pemesan penerjemahan (penerbit, klien, penyunting) yang menyesuaikan pembaca
bahasa sasaran.
3.1.1.3 Metode Penerjemahan
Metode penerjemahan yang dimanfaatkan di dalam penelitian ini diambil dari
pandangan Newmark (1988a) karena metode penerjemahan yang dikemukakannya
lebih komprehensif dan dapat menunjukkan secara terang pada ideologi yang
digunakan oleh penerjemah. Akan tetapi, dari delapan metode penerjemahan yang
diusulkan oleh Newmark (1988a), tidak semua metode yang dipergunakan karena
pemilihan metode penerjemahan berdasarkan data yang ditemukan dan hasil
wawancara dengan para penerjemah.
3.1.1.4 Teknik Penerjemahan
Ulasan dan temuan mengenai teknik penerjemahan telah disajikan oleh Vinay dan
Darbelnet (1958/2006) dan Molina dan Albir (2002). Vinay dan Darbelnet
(1958/2006) mengklasifikasi cukup banyak teknik penerjemahan yang baik
digunakan untuk memecahkan permasalahan penerjemahan. Dalam ulasan mereka
teknik penerjemahan lebih menekankan pada konsep linguistis dan kognitif.
Penggunaan teknik penerjemahan oleh Vinay dan Darbelnet (1958/2006) terbatas
pada klasifikasi sistem bahasa. Kontribusi mereka pada teknik penerjemahan dapat
dipakai untuk mendukung penelitian ini. Teknik penerjemahan yang dikemukakan
oleh Molina dan Albir (2002) juga dapat dimanfaatkan sebagai pijakan dan
pendukung dalam menganalisis data karena teknik penerjemahan yang mereka
usulkan lebih komprehensif.
3.1.2 Teori tentang Ungkapan Sapaan BIA dan BI
Landasan teoretis tentang ungkapan sapaan BIA yang diambil dari pandangan Isa
(2010) dimanfaatkan sebagai pijakan dan kerangka berpikir dalam menganalisis data.
Pandangan Kridalaksana (1969/1985) mengenai ungkapan sapaan dimanfaatkan
sebagai pijakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari TSa atau BI.
Kategorisasi dan jenis ungkapan sapaan yang diusulkan oleh Isa (2010) lebih
lengkap daripada kategorisasi dan jenis ungkapan sapaan seperti yang diusulkan oleh
Quirk et al. (1985) dan Biber et al. (1999). Hal itu juga digunakan sebagai bahan
040
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
pembicaraan tentang ungkapan sapaan di dalam novel berbahasa Inggris-Amerika dan
masyarakat Amerika Serikat. Kategorisasi dan jenis tersebut juga merepresentasikan
jenis-jenis ungkapan sapaan yang ditemukan di dalam novel Amerika sebagai bahan
kajian saya.
Ulasan Kridalaksana (1969/1985) yang merepresentasikan kategori dan jenis
ungkapan sapaan dalam BI atau padanannya dimanfaatkan sebagai pijakan atau
kerangka berpikir dalam menganalisis data. Ulasan tentang ungkapan sapaan oleh
Kridalaksana (1969/1985) memuat kategorisasi dan jenis yang lebih lengkap dalam
khazanah ungkapan sapaan dalam masyarakat Indonesia. Kategori dan jenis tersebut
juga digunakan sebagai bahan pembanding ungkapan sapaan dalam masyarakat
Indonesia.
3.1.3 Teori tentang Budaya Kebahasaan dalam Ungkapan Sapaan BIA dan BI
Landasan teoretis tentang tilikan budaya dalam penggunaan ungkapan sapaan oleh
masyarakat yang berbahasa Inggris-Amerika diperoleh dari Brown dan Gilman
(1960) dan Chambers (2003). Tilikan budaya dalam penggunaan ungkapan sapaan
bagi masyarakat Amerika Serikat berdasarkan norma yang berlaku di Amerika
Serikat melalui perilaku yang meliputi kebiasaan dan nilai sosial budaya. Jadi, setiap
penggunaan ungkapan sapaan dalam masyarakat Amerika Serikat tentu harus
berdasarkan norma dan kebiasaan yang berlaku. Norma atau kebiasaan tersebut
berorientasi pada hubungan sosial, jarak sosial, peran sosial, status sosial, profesi,
usia, pendidikan, dan rasa hormat sebagai salah satu dari subsistem budaya, yakni
subsistem sosial yang diimplementasikan melalui penggunaan ungkapan sapaan
(parole sebagai bagian dari penggunaan bahasa) karena penggunaan bahasa pada
dasarnya adalah bagian dari aktivitas budaya.
Sementara itu, landasan teoretis mengenai nosi budaya dalam penggunaan
ungkapan sapaan dalam masyarakat Indonesia adalah Sneddon (1996) dan Suhardi
(2009). Dalam pandangan Sneddon (1996) terhampar praktik kesantunan, usia, status
perkawinan, hubungan kekerabatan, profesi, pangkat, dan usia. Jadi, kelaziman dan
kepatutan budaya dalam masyarakat Indonesia mencakupi praktik kesantunan,
perbedaan usia, status perkawinan, hubungan kekerabatan, profesi, pangkat, dan
perbedaan usia. Selain itu, pandangan Suhardi (2009) yang dijadikan landasan teoretis
atau kerangka berpikir dalam analisis data bahasa sasaran juga mengarah ke ranah
041
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
sosial. Ranah sosial itulah yang mengatur penggunaan ungkapan sapaan di dalam
masyarakat Indonesia.
3.2 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi (1) ancangan
penelitian, (2) corak penelitian, (3) penentuan sumber data, (4) korpus data, (5)
pemilihan data, (6) wawancara, (7) penggunaan alat penerjemahan, (8) analisis data,
dan (9) model konseptual.
3.2.1 Ancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif. Dengan mengikuti pandangan
Mackey dan Gass (2005), penelitian yang menggunakan ancangan kualitatif mengacu
kepada penelitian yang didasarkan pada data deskriptif yang tidak menggunakan
prosedur statistis. Williams dan Chesterman (2002) menambahkan ancangan
kualitatif bersifat lebih subjektif yang menekankan empati (emphaty) dan imajinasi
(imagination). Di samping itu, Williams dan Chesterman (2002) mengemukakan
bahwa:
Roughly speaking, the goal of qualitative research is to describe the quality ofsomething in some enlightening way. More strictly, qualitative research can lead toconclusions about what is possible, what can happen, or what can happen at leastsometimes; it does not allow conclusions about what is probable, general, or universal.
3.2.2 Corak Penelitian
Corak penelitian ini adalah kajian teks karena data yang digunakan tidak diperoleh
dari kerja lapangan (Dörney 2007), tetapi data berasal dari ragam tulis novel. Dörnyei
(2007) menguraikan sejumlah ciri utama penelitian kualitatif yang diterapkan dalam
penelitian ini, yakni (1) sifat data yang berupa teks; (2) jenis data yang digunakan
dalam bentuk tekstual, bukan dalam bentuk angka; (3) analisis bersifat interpretatif,
yang pada dasarnya analisis interpretatif menjelaskan hasil penelitian merupakan
konsekuensi interpretasi subjektif peneliti atas data (lihat juga Croker 2009; Ivankova
dan Creswell 2009).
042
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
3.2.3 Penentuan Sumber Data
Tidak semua terbitan novel Amerika dan terjemahannya diambil sebagai sumber data,
mengingat tiga novel yang diambil sebagai sumber data merupakan perwakilan dari
jutaan novel Amerika dan terjemahannya, dengan kriteria seperti berikut.
(1) Novel Amerika dipublikasikan dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dan tiga
novel terjemahannya yang diterbitkan tidak terlalu jauh dari terbitan novel
aslinya (dari tahun 2010 sampai dengan 2011) karena pada masa itu bentuk
bahasa yang digunakan masih bersifat statis11.
(2) Novel Amerika diterjemahkan oleh para penerjemah profesional. Penerjemah
profesional di sini dianggap penerjemah yang menghasilkan terjemahan demi
uang (Robinson 1997: 33). Karena diterjemahkan oleh penerjemah
profesional, hasil terjemahannya dapat menghasilkan ideologi, metode, dan
teknik penerjemahan yang dapat dijadikan bahan pengembangan teori tentang
penerjemahan.
(3) Novel yang dipilih adalah novel yang terakhir digarap oleh para penerjemah.
Hal itu dilakukan dengan alasan bahwa dengan novel yang terakhir mereka
garap, keprofesionalan mereka semakin baik
(4) Novel Amerika diambil sebagai sumber data karena ketiga novel tersebut
memiliki motif cerita yang berbeda-beda, yakni tentang keluarga, percintaan,
keagamaan, akademik, perkantoran, dan keprofesian sehingga motif-motif
tersebut bersinggungan dengan budaya kebahasaan yang sangat produktif
terjadi di antara kedua bahasa. Motif merupakan latar cerita yang terdapat di
dalam novel dan biasanya setiap novel memiliki ciri-ciri motif yang dominan
(Thompson 1955).
Ketiga novel tersebut adalah sebagai berikut.
(1) All the Pretty Girls (ATPG) (2008) karya J.T. Ellison (JTE), terbitan
Harlequin, New York, dan terjemahannya Pencekik dari Selatan (PDS) (2011)
oleh Desak Nyoman P. (DNP), terbitan Violetbooks, Gramedia, Jakarta.
(2) The Lost Symbol (TLS) (2009) karya Dan Brown (DB), terbitan Doubleday,
New York, dan terjemahannya The Lost Symbol (TLS) (2010) oleh Inggrid D.
Nimpoeno (IDN), terbitan Bentang, Yogyakarta.
11 Komunikasi pribadi dengan Anton M. Moeliono, 16 April 2011.
043
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
(3) Sweet Tea at Sunrise (STAS) (2010) karya Sherryl Woods (SW), terbitan
Harlequin, New York, dan terjemahannya Jalinan Hati (JH) (2011) oleh Dina
Begum (DB), terbitan Violetbooks, Gramedia, Jakarta.
3.2.4 Korpus Data
Sejalan dengan pandangan Olohan (2004), korpus data adalah sekumpulan teks yang
diseleksi dan dikompilasi berdasarkan kriteria khusus. Korpus data yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah korpus pararel, yakni data yang dipararelkan antara data
BSu dan data BSa. Korpus pararel tersebut diambil dari novel yang berbahasa
Inggris-Amerika beserta terjemahan bahasa Indonesianya. Kata atau frasa nomina
(token)—yang berupa ungkapan sapaan di dalam dialog—digunakan sebagai data
(lih. Kennedy 1999; Olohan 2004; Lazaraton 2009).
3.2.5 Pemilihan Data
Dari data (token) yang berhasil dikumpulkan di dalam senarai, data yang berupa
ungkapan sapaan kemudian dipilih untuk dianalisis. Pemilihan data tersebut
dilakukan dengan karakteristik seperti berikut.
(a) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi (ks), jenis
(js), dan padanan (pn) yang berbeda (≠), diambil sebagai data, misalnya darling
:: sayang yang berkategorisasi tutur sayang (term of endearment). Formulanya
adalah [≠ks + ≠js + ≠pn + ≠hs];
(b) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi dan jenis
yang berbeda (≠), tetapi memiliki padanan yang sama (), ditetapkan sebagai
data, misalnya son memiliki kategorisasi tutur kerabat (kinship term) dan kiddo
memiliki kategorisasi tutur akrab, tetapi memiliki padanan yang sama (=), yakni
nak. Formulanya adalah [≠ks + ≠js + ≠ss pn];
(c) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi yang
berbeda, tetapi memiliki jenis dan padanan yang sama, dianggap sebagai data,
misalnya son :: nak memiliki kategorisasi tutur kerabat (kinship term) dan son ::
nak memiliki kategorisasi tutur akrab (familiarizer). Formulanya adalah [≠ks
js + pn];
(d) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi dan jenis
serta padanan yang sama (=), tetapi dengan konteks sosial yang berbeda, diambil
044
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
sebagai data, misalnya honey dan honey memiliki kategorisasi dan jenis yang
sama serta padanan yang sama, tetapi memiliki perbedaan konteks penggunaan,
yakni oleh suami kepada istri dan oleh paman kepada keponakan. Formulanya
adalah [ks + js + pn ≠ksl];
(e) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi yang
sama, tetapi jenis dan padanan yang berbeda, dipergunakan sebagai data,
misalnya jenis yang berbeda, yakni sugar dan honey dan padanan yang berbeda,
yakni manis dan sayang, tetapi memiliki kategorisasi yang sama, yakni tutur
sayang. Formulanya adalah [=ks ≠js + ≠pn];
(f) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi dan jenis
yang sama, tetapi padanan yang berbeda, diperlakukan sebagai data, misalnya
mom dan mom yang keduanya berkategori tutur kerabat dan berjenis yang sama,
tetapi memiliki padanan yang berbeda, yakni bu dan mom. Formulanya adalah
[=ks + =js ≠pn];
(g) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi dan
padanan yang sama, tetapi jenis yang berbeda, dianggap sebagai data, misalnya
buddy ≈ bung dan pal ≈ bung yang keduanya berkategorisasi yang sama, yakni
tutur akrab, tetapi memiliki jenis yang berbeda, yakni buddy dan pal.
Formulanya adalah [=ks + =pn ≠js];
(h) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang memiliki kategorisasi dan
padanan yang berbeda, tetapi jenis yang sama, ditetapkan sebagai data, misalnya
sunshine sebagai tutur sayang dan tutur akrab serta masing-masing memiliki
padanan yang berbeda, yakni sayang dan sunshine, tetapi memiliki jenis yang
sama, yakni sunshine. Formulanya adalah [≠ks + ≠pn =js];
(i) Ungkapan sapaan bahasa Inggris-Amerika yang berjenis yang sama, tetapi
memiliki konteks sosial (ksl) dan konteks situasi (ksi) yang berbeda, baik secara
sosiolinguistis maupun secara pragmatis, diambil sebagai data, misalnya sir
dapat digunakan oleh bawahan kepada atasan pria dan juga oleh pelayan kepada
pelanggan pria yang secara sosiolinguistis dan pragmatis menunjukkan status
sosial, rasa hormat, dan kesantunan. Formulanya adalah [ks + js ≠pn ≠ksl
≠ksi];
045
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
(j) Pemilihan data dengan cara (a)—(i) juga dilakukan dengan melibatkan faktor-
faktor budaya, misalnya usia, status sosial, hubungan sosial, peran sosial, gender
serta dimensi sosial lain. Ungkapan sapaan darling yang dapat digunakan secara
berbeda berdasarkan hubungan sosial akrab dan takakrab diambil sebagai data
yang berbeda;
(k) Token data BSu dan BSa disalin ke dalam senarai berdasarkan novel asli dan
terjemahannya;
(l) Pengidentifikasian data dilakukan dengan cara mencatat token data berdasarkan
kategori, jenis, padanan, dan konteks penggunaan, baik dalam bahasa Inggris-
Amerika maupun dalam bahasa Indonesia;
(m) Pembubuhan kode pada kartu data disesuaikan dengan kategori, jenis, padanan,
dan konteks penggunaan, baik dalam bahasa Inggris-Amerika maupun dalam
bahasa Indonesia;
(n) Reduksi data dengan cara membuang data yang berkasus sama: berkategorisasi,
berjenis, berpadanan, dan/atau berdimensi sosial yang sama.
Transkripsi data dilakukan dengan pengetikan penggalan-penggalan dialog (ko-teks)
yang memuat ungkapan sapaan dan padanannya (teks) berdasarkan kategori, jenis,
padanan, dan konteks ungkapan sapaan ke dalam fail-fail terpisah.
3.2.6 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan narasumber, seperti penerjemah, penutur sejati bahasa
Inggris-Amerika, dan profesional.
1. Penerjemah All the Pretty Girls adalah Desak Nyoman Pusparini, berdomisili di
Denpasar, Bali, berafiliasi pada Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) sejak
2012, dan profesinya sebagai penerjemah novel dan penyunting lepas.
2. Penerjemah The Lost Symbol adalah Ingrid Dwijani Nimpoeno, berdomisili di
Jakarta, berpendidikan magister peminatan penerjemahan pada Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, dan berprofesi sebagai penerjemah
novel.
3. Penerjemah Sweet Tea at Sunrise adalah Dina Begum, berdomisili di Jakarta,
berafiliasi pada Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) sejak 2010, dan
berprofesi sebagai penerjemah novel dan penyunting.
046
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
4. Penutur sejati bahasa Inggris-Amerika, Troy Kitch, bertugas dan berprofesi
sebagai Principle Product Marketing Director dan Security Software pada Oracle
dan berdomisili di California, Amerika Serikat.
5. Profesional Inspektur Satu Triyogo Handoyo, bertugas sebagai Kepala Subunit
Kriminal Khusus pada Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan berdomisili di
Jakarta.
6. Profesional Sersan Kepala Saifuddin, Komandan Regu, bertugas pada Pusat Misi
Pemeliharaan Perdamaian, Sentul, Jawa Barat.
7. Rohaniwan Yohanes Bernardus Dody Mulyadi, S.Th., M.Div., bertugas sebagai
Pendeta di Rhema Evangelism Ministry sejak 2009, berdomisili di Jakarta.
3.2.7 Penggunaan Alat Penerjemahan
Dalam penelitian ini dimanfaatkan sejumlah alat penerjemahan yang dapat membantu
menyingkap padanan yang dipilih oleh penerjemah dan menganalisis TSu dan TSa.
Alat-alat penerjemahan tersebut mencakupi kamus penggunaan ungkapan sapaan
dalam BIA (Dunkling 1990; Peters 2004), kamus ekabahasa Inggris (Rundell 2007;
Walter 2008; Perrault 2008; Mayor 2009; Turnbull 2010; dan Lea 2011), dan kamus
ekabahasa bahasa Indonesia (Sugono 2008).
3.2.8 Analisis Data
Analisis data dimulai dengan metode penerjemahan yang diikuti dengan membahas
teknik penerjemahan atas jenis ungkapan sapaan dalam BIA beserta terjemahannya.
Hal itu merupakan tahap pengodean (coding). Lalu, langkah berikutnya adalah
membandingkan kedua ungkapan tersebut berdasarkan dimensi budaya kebahasaan
melalui kajian sosiolinguistik dan pragmatik. Pembandingan tersebut didasarkan pada
model konseptual komparatif (::) seperti yang diusulkan oleh William dan
Chesterman (2002), yakni mengapa terjemahannya seperti itu dan faktor budaya apa
yang melatari persamaan dan perbedaannya.
Pembahasan data disajikan dalam bentuk penomoran yang ditulis berdasarkan
pengelompokan atas: ideologi penerjemahan yang dimarkahi dengan angka, misalnya
1 dan 2; metode penerjemahan dengan huruf, misalnya A, B, C, dst.; dan data dengan
angka dalam kurung, misalnya (1). Dengan demikian, penomoran disajikan seperti
1A(1).
047
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Setelah itu, dalam menganalisis data, saya menginterpretasikan dan
menjelaskan bagaimana faktor budaya kedua bahasa berperan dalam penggunaan
ungkapan sapaan tersebut. Dari hasil penjelasan tersebut dapat diambil strategi,
ideologi, metode, dan teknik penerjemahan yang digunakan oleh para penerjemah.
Saya menyimpulkan hasil analisis data dengan tujuan untuk menjawab masalah
penelitian ini.
3.2.9 Model Konseptual
Berangkat dari masalah penelitian tentang penerjemahan tiga novel Amerika dan tiga
novel terjemahan Indonesianya, karya ini menggunakan model konseptual komparatif
(Williams dan Chesterman (2002). Model konseptual komparatif digunakan untuk
membandingkan penerjemahan ungkapan sapaan BIA (BSu) dan ungkapan sapaan BI
(BSa) yang bertujuan menemukan strategi, ideologi, metode, dan teknik
penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah pada teks yang diteliti. Ungkapan sapaan
BSu dan BSa tersebut dikaji dengan teori penerjemahan dengan menggunakan dan
membandingkan faktor budaya BSu dengan faktor budaya BSa. Dari hasil analisis
data, diperoleh simpulan yang menghasilkan strategi, ideologi, metode, dan teknik
penerjemahan yang dipilih dan diterapkan oleh para penerjemah dalam
mengalihbahasakan ungkapan sapaan dari bahasa Inggris-Amerika ke dalam bahasa
Indonesia pada teks yang diteliti. Penjelasan model konseptual tersebut dapat
dilukiskan dalam bagan berikut ini.
048
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bagan 3.2.9 Model KonseptualPenerjemahan Ungkapan Sapaan dari BIA ke BI
049
teknik kalketeknik harfiahteknik eksotismeteknik salin-terjemahteknik transplantasibudayateknik pinjam budayateknik kata serapanteknik catatan kakiteknik eksplisitasiteknik pelesapanteknik generalisasiteknik konsentrasiteknik padanan lazim
teknik adaptasiteknik penyulih budayateknik metaforateknik eufemismeteknik konvergensiteknik pengalihankontekstualteknik modulasiteknik partikularisasiteknik pelesapanteknik divergensiteknik padanan lazimteknik transposisi lompatteknik penambahanteknik eksplisitasi
Metode HarfiahMetode SetiaMetode Semantis
Ideologi Pemancaan Ideologi Pelokalan
Metode AdaptasiMetode BebasMetode IdiomatisMetode Komunikatif
Kajian Penerjemahan
Strategi Penerjemahan
Masalah Penelitian
DataUngkapan Sapaan BIA
DataUngkapan Sapaan BI
Model Komparatif(Williams dan Chesterman (2002)
Faktor-Faktor BudayaKebahasaan BSu
Faktor-Faktor BudayaKebahasaan BSa
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
BAB IV
ANALISIS DATA PENERJEMAHAN UNGKAPAN SAPAAN BIA KE BI
4.1 Strategi Penerjemahan
Strategi penerjemahan berkaitan dengan mekanisme yang digunakan oleh penerjemah
untuk mencari solusi pada masalah penerjemahan dalam proses penerjemahan.
Strategi penerjemahan akan menentukan ideologi penerjemahan yang menjadi arah
penerjemahan yang berorientasi pada BSu (foreignization) atau berorientasi pada
pembaca BSa (domestication).
4.2 Ideologi Penerjemahan
Ideologi pemancaan dan ideologi pelokalan merujuk ke metode penerjemahan yang
digunakan oleh penerjemah ketika menerjemahkan TSu dengan TSa sehingga
ideologi tersebut memainkan peranan yang penting pada keputusan yang diambil
seorang penerjemah (Mazi-Leskovar 2003: 254). Bagaimana seorang penerjemah
mengemas pesan BSu ke dalam TSa tentu dipengaruhi oleh ideologi penerjemahan
yang mereka anut. Ideologi dalam penerjemahan selalu tampak dalam proses dan
produk penerjemahan karena proses dan produk penerjemahan berkaitan sangat erat.
Sebelum menerjemahkan, seorang penerjemah harus mengetahui untuk siapa
(audience design) dan untuk tujuan apa (needs analysis) dia menerjemahkan. Proses
ini merupakan salah satu proses yang tidak dapat diabaikan dalam penerjemahan
karena merupakan proses awal dalam menentukan metode penerjemahan yang akan
dan harus digunakan. Metode penerjemahan yang dipilih juga merupakan pedoman
dalam menggunakan teknik penerjemahan sehingga terdapat hubungan antara metode
penerjemahan dan teknik penerjemahan yang pada akhirnya keduanya menghasilkan
terjemahan yang memadai bagi pembaca BSa.
4.2.1 Ideologi Pemancaan
Untuk memperlihatkan ideologi pemancaan, penerjemahan tentu harus menggunakan
metode dan teknik penerjemahan yang berorientasi pada BSu karena ideologi
penerjemahan, metode penerjemahan, dan teknik penerjemahan sebaiknya berfungsi
secara harmonis di dalam teks terjemahan (Molina dan Albir 2002). Dalam ideologi
pemancaan biasanya digunakan metode penerjemahan yang berorientasi pada BSu,
50
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
yakni (1) metode kata-demi-kata (word-for-word translation), (2) metode harfiah
(literal translation), (3) metode setia (faithful translation), dan (4) metode semantic
(semantic translation). Akan tetapi, di dalam karya ini metode kata-demi-kata tidak
ditemukan karena metode kata-demi-kata hanya diterapkan pada tahap awal
penerjemahan yang tidak dilakukan oleh penerjemah profesional. Tiga metode
penerjemahan yang lain, yakni (1) metode harfiah, (2) metode setia, dan (3) metode
semantis, yang ditemukan di dalam kajian ini merupakan metode yang diterapkan
oleh penerjemah.
4.2.1.1 Metode Harfiah
Metode harfiah—disebut juga metode penerjemahan struktural—adalah metode
penerjemahan yang membolehkan konstruksi gramatikal BSu dikonversikan ke dalam
padanan BSa, tetapi satuan leksikalnya dipadankan secara tersendiri di luar konteks
(Newmark 1988a). Dalam metode harfiah ini ditemukan tiga teknik penerjemahan,
yakni (1) teknik kalke (calque), (2) teknik padanan lazim (established equivalent),
dan (3) teknik harfiah (literal).
Analisis Data 1A(1)
Metode harfiah merupakan pedoman dalam menggunakan teknik kalke, seperti pada
ungkapan sapaan special agent :: agen khusus.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Well, Special Agent, since she’s missing both
hands, I’d say we should find another right around this area,shouldn’t we?” (JTE/ATPG/16)
“Well, Agen Khusus, karena dia kehilangankedua tangannya, sepertinya kita harus mencaritangan satunya lagi di sekitar sini, bukan?”(DNP//PDS/22)
Pada contoh di atas tampak special agent dipadankan dengan agen khusus dengan
metode harfiah karena penerjemahan harfiah dilakukan seperti penerjemahan kata-
demi-kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata dalam frasa atau
kalimat BSa. Metode harfiah ini diterapkan apabila struktur frasa atau kalimat BSu
berbeda dari struktur frasa atau kalimat BSa. Frasa special agent yang berkomposisi
adjektiva special dan nomina agent diubah menjadi agen khusus yang berkomposisi
nomina agen dan adjektiva khusus. Metode ini merupakan pedoman bagi penerjemah
untuk memadankan special agent menjadi agen khusus dengan menggunakan teknik
051
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
kalke. Teknik kalk dipilih untuk menerjemahkan frasa BSu secara harfiah. Konsep
special agent yang dipinjam dari BSu diterjemahkan dengan agen khusus karena
konsep special agent tidak dimiliki oleh BSa. Konsep special agent ‘agen khusus’
sebenarnya tidak ada di dalam konsep ranah kepolisian Indonesia12 sehingga dapat
dikatakan bahwa penerjemahan special agent :: agen khusus dianggap sebagai
penerjemahan harfiah atas konsep istilah asing. Molina dan Albir (2002) menegaskan
bahwa teknik kalke adalah teknik yang mengharuskan penerjemah memadankan frasa
BSu secara harfiah ke dalam TSa. Sebagai akibatnya, padanannya masih memberi
kesan asing karena padanannya masih meminjam konsep asing. Teknik penerjemahan
kalke dipilih oleh penerjemah agar pembaca BSa terlibat ke dalam cerita yang
berlatar pembunuhan di Amerika. Ungkapan sapaan Special Agent hanya digunakan
di lingkungan kasus pembunuhan di Amerika13.
Analisis Data 1A(2)
Metode harfiah juga merupakan pedoman dalam menggunakan teknik kalke yang
berlaku pada agent :: agen.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran
Giving Marni Fischer one last lingering look,he started to walk to Grimes, but a voice rang outbehind him.
“Can we move her now, Agent?” The voicewas tinged with sarcasm. Baldwin looked toward thesource, a beefy young sergeant with red hair, frecklesand large hands that were balled into fists.(JTE/ATPG/166)
Setelah memperhatikan Marni Fischer untukterakhir kalinya, ia bergerak menghampiriGrimes, tapi sebuah suara menggelegar dibelakangnya.
“Apa kita bisa memindahkannya sekarang,Agen?” suara itu mengandung sarkasme.Baldwin menoleh ke arah sumber suara, seorangsersan muda bertubuh gempal dan rambutmerah, wajahnya bintik-bintik, kedua tangannyayang besar terkepal. (DNP/PDS/183)
Kata agent yang diterjemahkan secara harfiah dengan agen mengisyaratkan
penerjemah ingin menghadirkan suasana cerita yang berlatar pembunuhan di
Amerika. Kata agent merujuk kepada agen FBI yang bertugas menyelidiki kasus
pembunuhan di Amerika Serikat14. Akan tetapi, pemadanan harfiah tersebut dapat
memberikan pemahaman yang keliru bagi pembaca BSa. Di dalam budaya Amerika,
seorang agen—yang biasanya berprofesi sebagai agen FBI—merujuk kepada
12 Komunikasi pribadi dengan Iptu Triyogo Handoyo, Kasubnit Kriminal Khusus pada KepolisianResor Metro Jakarta Selatan, 2 Mei 2015.
13 Komunikasi pribadi dengan Troy Kitch, penutur sejati BIA, 15 Mei 2015.14 Komunikasi pribadi dengan Troy Kitch, penutur sejati BIA, 14 Mei 2015.
052
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
penyidik kasus kriminal (Lea 2011). Penerjemah memilih padanan agen yang
mengacu ke seorang agen FBI sebagai penyidik kasus pembunuhan. Kata agen
sebenarnya tidak dikenal di dalam ranah kepolisian masyarakat BSa,15 alih-alih agen
di dalam perusahaan niaga dan jasa. Jadi, kata yang masih berkonsep asing tersebut
diperkenalkan kepada pembaca BSa agar pembaca BSa terasa dekat dengan budaya
kebahasaan BSu. Newmark (1988a) menegaskan bahwa penerjemah yang
menggunakan metode harfiah bermaksud untuk memperkenalkan budaya BSu kepada
pembaca serta memberikan rasa kedekatan antara TSu dan pembaca BSa.
Dari metode harfiah tersebut dapat digunakan teknik kalke karena bentuk BSu
dipadankan dengan bentuk BSa, tetapi makna kedua ungkapan tersebut sebenarnya
berbeda. Sebagai akibatnya, TSa dapat menghasilkan padanan yang keliru bagi
pembaca BSa, alih-alih padanannya terasa aneh atau tidak wajar. Fenomena yang
dihasilkan oleh teknik ini dapat menimbulkan interferensi.
Analisis Data 1A(3)
Pada pemadanan Agent Baldwin :: Agen Baldwin juga digunakan metode harfiah dan
teknik padanan lazim.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranIt seemed as though he had been on hold for an hour,
but it was probably more like five minutes when avoice came back on the line. “I’m Louis Sherwood.Is there something I can help you with, AgentBaldwin?”
“Yes, sir. I’d like to get some information aboutyour traveling executives. I’m in the middle of aninvestigation and your company’s name has come up inrelation to the case. Would you be willing to give mesomeinformation?” (ATPG/247)
Rasanya dia telah menunggu selama satujam, tapi mungkin lebih seperti lima menitketika sebuah suara kembali terdengar ditelepon. “Saya Louis Sherwood. Ada yang bisasaya bantu, Agen Baldwin?”
“Ya, Sir. Saya ingin meminta informasitentang para eksekutif Anda yang seringbepergian. Saya sedang melakukan penyelidikandan nama perusahaan Anda muncul terkaitdengan kasus tersebut. Anda bersediamemberikan informasi?” (PDS/269)
Kata agent yang dipadankan dengan agen mengisyaratkan penerjemah memilih
teknik padanan lazim. Kata agen sebenarnya sudah menjadi warga bahasa Indonesia
sebagai kata serapan dari bahasa Belanda (Jones 2008). Teknik padanan lazim
mengacu ke kata asing yang diserap dari bahasa lain (Molina dan Albir 2002). Kata
agent yang diikuti dengan NB juga memperlihatkan budaya asing masih
15 Komunikasi pribadi dengan Iptu Triyogo Handoyo, Kasubnit Kriminal Khusus pada KepolisianResor Metro Jakarta Selatan, 2 Mei 2015.
053
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dipertahankan oleh penerjemah. Di dalam masyarakat Amerika Serikat penggunaan
gelar profesi yang diikuti dengan NB tidak biasa diungkapkan kepada orang
Indonesia. Orang Indonesia biasanya disapa dengan NDp apabila didahului dengan
gelar profesi atau gelar hormat. Jadi, cara penyapaan yang disajikan oleh penerjemah
di dalam karya terjemahannya masih mengikuti kesetiaan dengan cara penggunaan
menyapa dalam TSu. Oleh karena itu, metode penerjemahan setia yang diterapkan
oleh penerjemah.
Analisis Data 1A(4)
Ungkapan temanku yang dipadankan dari my friend menggunakan metode harfiah dan
teknik harfiah.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Then go shopping in my closet,” Raylene
suggested.“What’s the point? You’re skinny.”“So, my friend, are you. Stop whining.”
(SW/STAS/257)
“Kalau begitu pergilah ke lemariku,”Raylene menyarankan.
“Apa gunanya? Kau kurus.”“Nah, temanku, begitu juga kau.
Berhentilah merengek.” (DB/JH/294)
Metode harfiah digunakan apabila penerjemah memadankan tiap bentuk leksikal
secara harfiah, kemudian penerjemah mengubah struktur BSu menjadi struktur BSa,
tetapi gaya bahasa dalam TSu masih dipertahankan. Penerjemah dengan metode
harfiah juga dianggap menerjemahkan kata-per-kata my ‘ku-’ dan friend ‘teman’,
tetapi penerjemah menyusun susunan kata dalam frasa padanannya yang sesuai
dengan susunan atau kaidah frasa BSa. Metode ini biasanya diterapkan apabila
struktur gramatikal BSu berbeda dari struktur gramatikal BSa. Penerjemah yang
memilih metode harfiah menggunakan teknik harfiah (Molina dan Albir 2002) karena
sesuai dengan cara penerjemah melakukan penerjemahan, yakni menerjemahkan
kata-demi-kata yang disesuaikan susunan kata-katanya dengan susuna BSa yang baik.
Teknik harfiah ini mirip dengan teknik padanan formal (Nida dan Taber 1969).
Analisis Data 1A(5)
Pemilihan metode harfiah dan teknik harfiah berlaku pada pemadanan dispatch ::
petugas.
054
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranThe house was bigger than she had
imagined, and by the time she reached thebackyard, she was shivering from the cold.Obviously there was nobody home.
“Dispatch?” she called in on her radio.“I’m on the Kalorama Heights call? Ownersaren’t home. No signs of trouble. Finished theperimeter check. No indication of an intruder.False alarm.”
“Roger that,” the dispatcher replied. “Havea good night.”(DB/TLS/313—4)
Rumah itu lebih besar daripada yangdibayangkannya, dan ketika mencapaipekarangan belakang, dia menggigil kedinginan.Jelas tidak ada orang di dalam rumah.
“Petugas?” panggilnya di radio. “Akumenangani telepon mengenai Kalorama Heights.Pemiliknya tidak di rumah. Tidak ada tanda-tanda masalah. Aku sudah menyelesaikanpengecekan perimeter. Tidak ada indikasipengganggu. Peringatan palsu.”
“Diterima,” jawab petugas penerima.“Selamat malam.” (IDN/TLS/337—8)
Penerjemah menggunakan metode harfiah pada dispatch :: petugas karena kata
dispatch dipadankan dengan bentuk yang terdekat dengan bentuk BSa petugas yang
tidak memperlihatkan fungsi yang sama dengan dispatch. Pemadanannya masih
dilakukan secara terpisah dari konteks. Dalam BSu dispacth mengacu kepada
operator yang bertugas menerima berita atau informasi untuk mengirim petugas atau
kendaraan darurat ke tempat yang diperlukan (Lea 2011). Dalam masyarakat BSa
penyapaan dengan menggunakan petugas tidaklah lazim dilakukan. Padanan yang
masih di luar konteks BSa tersebut mengisyaratkan penerjemah memilih teknik
harfiah. Di dalam masyarakat BSa, penyapaan dengan profesi yang ditujukan kepada
orang yang belum dikenal harus didahului dengan pemarkah pak sebagai ungkapan
rasa hormat (Suhardi 2009). Jadi, kata petugas dipilih berdasarkan teknik harfiah
karena dalam teknik harfiah, hanya bentuk dan makna saja yang ditampilkan, tetapi
fungsinya tidak tampak dalam BSa.
Dapat disimpulkan bahwa dalam metode harfiah pemilihan teknik kalke,
teknik padanan lazim, dan teknik harfiah memperlihatkan terjemahannya masih
mengikuti unsur TSu. Ungkapan asing masih kentara digunakan dalam TSu. Di dalam
budaya kebahasaan masyarakat Indonesia, ungkapan sapaan, Agen Khusus, Agen,
Agen Baldwin, dan petugas tidak dikenal secara umum. Hal itu juga tidak lazim
digunakan di dalam masyarakat BI sehingga dapat disimpulkan bahwa penerjemah
mengusung ideologi pemancaan di dalam karya terjemahannya.
4.2.1.2 Metode Setia
Metode setia berupaya menghasilkan kembali makna kontekstual yang masih dibatasi
dengan struktur atau leksikal BSu dan berpegang teguh pada maksud dan tujuan TSu
sehingga padanannya terasa kaku dan asing. Metode setia memperlihatkan
055
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
padanannya juga tidak berkompromi dengan kaidah atau diksi TSa sehingga
penyimpangan dari segi tata bahasa dan diksi masih tetap dibiarkan, khususnya dalam
penerjemahan kata-kata budaya (Newmark 1988a). Dalam metode setia diperoleh
tujuh teknik penerjemahan, yakni (1) teknik eksotisme (exotism), (2) teknik salin-
terjemah (translation-copy), (3) transplantasi budaya (cultural transplantation), (4)
teknik pinjaman budaya (cultural borrowing), (5) teknik kata serapan (borrowing),
(6) teknik catatan kaki (footnote), dan (7) teknik eksplisitasi (explicitation).
Analisis Data 1B(1)
Metode setia dengan teknik eksotisme juga dapat digunakan pada dad :: dad.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranHe opened his cell phone and punched in a number
he knew by heart. A man answered the phone.“It’s me,” Grimes said.“Hey, Dad, what’s up? Have something new
for me?” (JTE/ATPG/275)
Ia membuka ponselnya dan menekan sebuahnomor yang sudah dihafalnya. Seorang priamenjawab telepon.
“Ini aku,” kata Grimes.“Hei, Dad, ada apa? Ada yang baru
untukku?” (DNP/PDS/298)
Penerjemahan dad :: dad menggunakan metode setia karena kesetiaan bentuk BSa
dengan BSu jelas terlihat. Dalam metode setia padanan dad pada TSa agak kaku dan
terasa asing sehingga penyimpangan dari segi diksi masih dibiarkan oleh penerjemah.
Penerjemah mencoba mereproduksi makna kontekstual yang masih dibatasi dengan
pilihan leksikal. Metode setia ini berpegang teguh pada maksud dan tujuan
penerjemah, yakni penerjemah ingin memperlihatkan kesan asing pada TSa dan
memperkenalkan budaya kebahasaan BSu kepada penerjemah. Kata dad sengaja
dipertahankan atas permintaan penerbit16. Penerbit percaya bahwa kata dad tidak
akan mengganggu pemahaman pembaca BSa karena pembaca BSa sudah familiar
dengan kata dad17. Dari maksud dan tujuan metode setia tersebut, penerjemah
memilih teknik eksotisme karena bentuk atau ungkapan BSu masih terlihat di dalam
TSa. Hervey dan Higgins (2006) menegaskan teknik eksotisme digunakan apabila
penerjemah bertujuan memperkenalkan budaya asing kepada pembaca BSa. Dalam
16 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman Pusparini., penerjemah All the Pretty Girls, 12November 2014.
17 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman Pusparini., penerjemah All the Pretty Girls, 12November 2014.
056
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
norma budaya kebahasaan BSu seseorang lazim menyapa ayah biologisnya dengan
dad.
Analisis Data 1B(2)
Pengalihan kata mom dalam TSu ke dalam TSa secara utuh menggunakan metode
setia dan teknik eksotisme.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranMary Vaughn squeezed his hand
meaningfully. He glanced down at her, then saidmore calmly, “I didn’t say I didn’t like it or thatit isn’t flattering, hon. I just don’t think it’sappropriate for a business meeting, okay?”
Rory Sue turned to her mother. “Mom?”“Your father’s right. You don’t want to giveTravis the wrong impression about the kind ofwoman you are, do you?” (SW/STAS/305)
Mary Vaughn meremas tangan Sonnydengan penuh arti. Ia melirik ke arahnya,kemudian berkata dengan lebih kalem, “Akuberkata tidak menyukainya atau mengatakanbahwa gaun itu tidak bagus, Sayang. Hanya sajamenurutku tidak pantas untuk sebuah pertemuanbisnis, mengerti?”
Rory Sue berpaling ke ibunya. “Mom?”“Ayahmu benar. Ku tak ingin Travis
mendapat kesan keliru tentang jenis wanita apakau ini, bukan begitu?” (DB/JH/347)
Terlihat dengan jelas bahwa pada pengalihan bentuk mom ke dalam TSa membuat TSa
terasa asing. Kesetiaan bentuk BSa dengan bentuk BSu terlihat jelas padahal bentuk
mom memiliki padanan yang wajar dalam BSa, yakni mama atau ma. Penerjemah
mencoba mereproduksi makna kontekstual BSu ke dalam TSa, tetapi padanannya masih
dibatasi dengan bentuk BSu. Padanannya tidak berkompromi dengan kaidah leksikal
BSa. Metode ini memegang teguh maksud dan tujuan penerjemah, yakni penerjemah
ingin memberi kesan asing kepada pembaca BSa karena latar cerita terjadi di sebuah
kota kecil di selatan Amerika. Dalam budaya kebahasaan masyarakat Amerika Serikat,
kepada ibu kandung dapat digunakan mom (Chambers 2003; Lea 2011). Bagi orang
Indonesia, ungkapan sapaan yang ditujukan kepada ibu kandung dapat disampaikan
dengan ma sebagai penggalan dari mama (Sugono 2008). Dalam metode setia tidak
terjadi perubahan budaya kebahasaan dari BSu ke BSa, tetapi yang terjadi malah
sebaliknya, yakni pentransferan budaya kebahasaan dari masyarakat BSu ke dalam
masyarakat BSa. Kata mom yang merupakan milik budaya kebahasaan masyarakat BSu
ditransfer ke dalam budaya masyarakat BSa. Jadi, ciri-ciri budaya dari BSu dibawa oleh
penerjemah ke dalam BS (Hervey dan Higgins 2006). Di sini penerjemah juga berupaya
mengalihkan makna kontekstual yang masih dibatasi dengan leksikon asing. Karena
tujuan penerjemah ingin memberi kesan asing pada TSa, penerjemah menggunakan
057
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
teknik eksotisme. Teknik eksotisme digunakan apabila bentuk BSa tidak diubah menjadi
padanan yang wajar dalam BSa karena penerjemah ingin menghadirkan atau memberi
kesan asing pada TSa (Hervey dan Higgins 1992).
Analisis Data 1B(3)
Pada pemadanan mom and dad :: mom dan dad juga digunakan metode setia dan
teknik salin-terjemah.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“You do know me well,” she said, turning
back to the technician. “Tell us.”“Congratulations, Mom and Dad! It’s a
boy.”Mary Vaughn saw the delight in Sonny’s
eyes and nearly cried. “You’ll have your son. Iknow how much you wanted this. And yourdad…” She shook her head. “He’s going to beover the moon when we tell him.”
“Rory Sue told me she wouldn’t mindhaving a baby brother, too.” (SW/STAS/371)
“Kau terlalu baik mengenalku,” kataistrinya, lalu kembali menoleh kepadateknisinya. “Katakan saja.”
“Selamat, Mom dan Dad! Bayinya laki-laki.”
Mary Vaughn melihat kegembiraan di mataSonny dan nyaris menangis. “Kau akan punyaputra. Aku tahu betapa kau sangatmenginginkannya. Dan, ayahmu…..” Iamengeleng. “Ia pasti akan senang bukan mainsaat kita memberitahunya.”
“Kata Rory Sue ia juga tidak keberatanpunya adik bayi lelaki.” (DB/JH/422)
Unsur mom dan dad seperti pada ungkapan mom and dad tidak mengalami perubahan
bentuk dalam TSa, tetapi kata penghubung and dipadankan dengan bentuk yang
berterima bagi pembaca BSa, yakni dan. Tentu saja, penerjemah sengaja
mempertahankan mom dan dad pada TSa atas “permintaan” penerbit18. Faktor pembaca
BSa dan tujuan penerjemahan yang menjadi alasan penerjemah mengapa mom dan dad
dipertahankan di dalam TSa19. Kedua bentuk tutur kerabat BSu tersebut dengan setia
disajikan ke dalam TSa. Kesetiaan bentuk tutur kerabat tersebut mengisyaratkan
penerjemah memilih metode setia yang masih berorientasi pada BSu. Dalam budaya
kebahasaan masyarakat Amerika Serikat, kedua orangtua lazim dan adab disapa dengan
mom dan dad (Perrault 2008). Ungkapan yang digunakan di dalam budaya kebahasaan
masyarakat Indonesia adalah mama dan papa. Penerjemah tampaknya tidak ingin
kehilangan konteks dan situasi budaya kebahasaan BSu ke dalam TSa sehingga dia
hanya memadankan kata penghubung dan saja. Apabila dia memadankan mom dan dad
dengan mama dan papa, penerjemah gagal memperkenalkan atau menghadirkan budaya
18 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah novel Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.19 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah novel Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.
058
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
kebahasaan dan norma yang berlaku di Amerika Serikat kepada pembaca BSa. Agar
nuansa atau cita rasa Amerikanya tidak hilang, penerjemah mewujudkan padanan
dengan metode setia tersebut dengan cara memilih ungkapan BSu mom dan dad dengan
memadankan dan sebagai teknik salin-terjemah. Teknik tersebut diterapkan apabila
sebagian bentuk BSu dialihkan ke dalam TSa dan sebagian lagi diterjemahkan.
Analisis Data 1B(4)
Pengalihan mommy :: mommy juga berlaku pada metode harfiah dan teknik eksotisme.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranAs they strolled back toward the field,
Tommy spotted another boy from their block.“Mommy, can I go? I wanna play with Jimmy.”
Since they were only a few feet away, shelet him go, even though it left her alone withTravis. (SW/STAS/237—8)
Saat mereka berjalan kembali menujulapangan, Tommy melihat salah satu anak yangtinggal satu blok dengannya. “Mommy, akuboleh pergi dulu, ya? Aku mau bermain denganJimmy.”
Karena mereka hanya beberapa meterjaraknya maka Sarah membiarkannya pergi,walaupun itu artinya ia hanya tinggal berduasaja dengan Travis. (DB/JH/272)
Unsur BSu juga masih diselipkan dalam TSa meskipun semua unsur-unsur dalam
ujaran yang dituturkan oleh tokoh Tommy dipadankan dengan bentuk yang berterima
bagi pembaca BSa. Penerjemah tidak hanya melakukan pentransferan mommy, tetapi
juga memindahkan budaya kebahasaan BSu ke dalam TSa. Hal itu ditegaskan oleh
penerjemah bahwa kalimat yang disajikan ke dalam BSa disesuaikan dengan konteks
budaya kebahasaan BSu20. Di sini penerjemah masih mempertahankan aspek budaya
kebahasaan BSu. Penerjemah menegaskan bahwa pentransferan mommy ke TSa
dilakukan semata-mata untuk mempertahankan rasa bahasa karena novel yang
diterjemahkan berlatar di sebuah kota kecil di Amerika Serikat dan sasaran
pembacanya adalah orang dewasa yang dianggap sudah mengerti makna mommy21.
Penggunaan mommy merupakan kekhasan dari budaya kebahasaan BSu sehingga cita
rasa budaya dalam BSu tersampaikan ke tengah-tengah pembaca BSa. Penerjemah
mempertimbangkan budaya dan norma yang berlaku di negara tempat kisahnya
berlangsung22. Dengan mempertimbangkan pembaca BSa dan tujuan penerjemahan
tersebut, penerjemah memilih metode setia karena bentuk dan konteks percakapan
20 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah novel Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.21 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah novel Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.22
Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah novel Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.
059
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
yang disajikan oleh penulis TSu dengan setia disampaikan oleh penerjemah kepada
pembaca BSa. Kesetiaan penerjemahan tersebut merupakan pedoman bagi
penerjemah menggunakan teknik eksotisme karena teknik eksotisme membolehkan
ungkapan BSu disajikan secara utuh dan langsung ke dalam TSa. Di sini, pergeseran
budaya tidak terjadi, tetapi pemindahan budaya dari BSu ke dalam BSa berlaku dan
fitur-fitur budaya kebahasaan BSu diperkenalkan kepada pembaca BSa melalui
ungkapan asing.
Analisis Data 1B(5)
Pengalihan bentuk daddy dari TSu ke dalam TSa juga menggunakan metode setia dan
teknik eksotisme.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranAware that both Sarah and Ronnie were
watching him intently, Walter reluctantly bentdown and picked up Libby.
“Daddy,” she said, smiling happily andpatting his cheek. (SW/STAS/285)
Sadar bahwa Sarah dan Ronniemengamatinya dengan lekat-lekat, denganenggan Walter membungkuk dan mengangkatLibby.
“Daddy,” kata gadis kecil itu, sambiltersenyum gembira dan menepuk-nepuk pipiayahnya. (DB/JH/324)
Dalam budaya kebahasaan masyarakat Amerika Serikat, ayah biologis disapa atau
dipanggil dengan daddy oleh anak kecil (Lea 2011). Dalam budaya kebahasan
masyarakat Indonesia, ayah biologis dapat disapa dengan ayah, bapak, papa, papi,
abah, atau abi (Sugono 2008). Penerjemah dengan setia tetap mempertahankan daddy
pada TSa. Hal itu dilakukannya sebagai upaya menegaskan faktor-faktor yang
menentukan benar-salah suatu terjemahan, yakni faktor di luar penerjemahan tersebut
(ideologi penerjemahan). Faktor yang menentukan benar-salah terjemahan berupa
faktor-faktor untuk siapa dan untuk tujuan apa penerjemahan dilakukan (Hoed 2003).
Kedua faktor tersebut ternyata telah dipikirkan oleh penerjemah sebelum penerjemah
melakukan kegiatan penerjemahan karena dia sudah mengetahui siapa calon pembaca
BSa dan untuk tujuan apa penerjemahan dilakukan23. Dari kedua faktor tersebut
penerjemah menyesuaikan faktor-faktor tersebut dengan metode penerjemahan yang
akan dipilihnya agar terjemahannya memenuhi harapan pembaca BSa. Penerjemah
dalam mengalihkan daddy :: daddy memilih metode setia karena penerjemah
23Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah novel Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.
060
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
berupaya mereproduksi makna kontekstual TSa yang masih dibatasi dengan pilihan
padanannya sehingga penyimpangan dari segi leksikal masih dibiarkan dan
padanannya terasa kaku dan asing (Newmark 1988a). Melalui metode tersebut
penerjemahan bertujuan menghadirkan nilai-nilai budaya kebahasaan BSu ke tengah
pembaca BSa dan memberikan pengetahuan kepada pembaca BSa yang diperkaya
dengan fitur-fitur budaya BSu. Pemilihan metode setia tersebut tentu merupakan
pedoman bagi penerjemah untuk menggunakan teknik eksotisme. Teknik eksotisme
tersebut dilakukan apabila nilai-nilai budaya BSu disodorkan ke dalam TSa melalui
ungkapan asing.
Analisis Data 1B(6)
Metode setia dan teknik transplantasi budaya terjadi pada pemadanan mother :: mom.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranOn Thursday afternoon when he saw his
parents’ number on caller ID on his cell phone,he sucked in a deep breath and reluctantlyanswered.
“Hello, Mother.”“Well, it’s about time you took one of my
calls,” she said with a sniff.“I’ve been busy at the mill and spending
time with my children.” (SW/STAS/134)
Pada hari Kamis sore ketika ia melihatidentitas nomor telepon orang tuanya di ponsel,ia menarik nafas dalam dan dengan engganmenjawabnya.
“Halo, Mom.”“Well, sudah waktunya kau menerima
teleponku,” kata ibunya dengan dengusan.“Aku sibuk di penggilingan dan
menghabiskan waktu dengan anak-anakku.(DB/JH/155)
Penerjemah tidak memindahkan ungkapan BSu ke dalam TSa dan juga tidak
mengubah ungkapan BSu dengan padanan yang wajar dalam BSa. Penerjemah
sengaja menghadirkan nuansa Amerika kepada pembaca BSa karena secara
kontekstual ungkapan mother diganti dengan ungkapan mom. Penerjemah diminta
oleh penerbit untuk tidak menerjemahkan tutur kerabat dengan bentuk BSa24.
Ungkapan mom merupakan ungkapan budaya kebahasaan masyarakat Amerika untuk
menyapa ibu kandung—berbeda di Britania yang diungkapkan dengan mum (Perrault
2008). Jelas sekali bahwa penerjemah menyuguhkan fitur budaya kebahasaan
Amerika Serikat kepada pembaca BSa dengan ungkapan mom padahal padanan dari
mother dapat dipersembahkan dengan ibu, mama, mami, bunda, atau umi. Kesetiaan
24 Karena novel Sweet Tea at Sunrise memiliki sebelas seri, penerjemah harus menyesuaikanterjemahan novel tersebut dengan novel sebelumnya. Apabila kata ibu, mama, bunda disajikan kedalam novel Sweet Tea at Sunrise, terjemahannya menjadi tidak konsisten (Komunikasi pribadidengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 19 Mei 2015).
061
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
penerjemah pada budaya kebahasaan BSu tersebut dilakukan dengan secara otomatis
memaksa penerjemah menggunakan mom. Fenomena kesetiaan tersebut merupakan
perwujudan dari pemilihan metode setia. Artinya, metode ini masih sangat setia pada
fitur budaya kebahasaan BSu sehingga tujuan dari metode ini adalah
memperkenalkan budaya kebahasaan Amerika Serikat dalam penyapaan ibu kandung.
Tujuan metode penerjemahan turut mempengaruhi teknik penerjemahan (Molina dan
Albir 2002). Apabila tujuan metode penerjemahan ingin menghadirkan atau
memperkenalkan budaya (kebahasaan) asing, penerjemah mau tidak mau harus
menggunakan teknik transplantasi budaya. Teknik transplantasi budaya membolehkan
ungkapan asing diketengahkan kepada pembaca BSa meskipun ungkapan asing
tersebut berbeda dari bentuk aslinya.
Analisis Data 1B(7)
Metode penerjemahan setia dengan teknik transplantasi budaya juga terjadi pada
pemadanan you :: mom.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranAnnie feigned a scowl. “It’s easier for you.
You don’t have to bare your soul in front of yourown mother.”
Dana Sue sat up a bit straighter. “Do youhave secrets, young lady?”
Annie chuckled at her mother’s exaggeratedindignation. “You bet I do, and they will nevercome out in front of this crowd.”(SW/STAS/330)
Annie berpura-pura mencibir. “Bagimu lebihmudah. Kau tidak perlu menggunduli jiwamu didepan ibumu sendiri.”
Dana Sue duduk sedikit agak tegak. “Apakau punya rahasia, Nona?”
Annie terkekeh mendengar kejengkelanibunya yang dibuat-buat itu. “Mom bolehbertaruh aku punya, dan tidak pernah bocor dihadapan kerumunan ini.” (DB/JH/376)
Penerjemah hanya mengganti pronomina persona you yang dalam bahasa Inggris-
Amerika dengan tutur kerabat mom. Penerjemah tidak memadankannya dengan bu,
ibu, mama, atau bunda karena dari seri awal novel terjemahan tidak menggunakan
tutur kerabat tersebut25. Dalam budaya BS you dapat ditujukan kepada siapapun:
orang yang berstatus sosial apapun, orang yang berusia berapapun, orang yang
berperan sebagai apapun, dan situasi apapun serta kepada orang yang akrab/takakrab.
Konteks percakapan seperti yang terjadi pada cuplikan cerita di atas menggambarkan
anak perempuan Annie bertanya kepada ibu kandungnya. Pronomina you dapat
dipadankan dengan pronomina elu, engkau, situ, dikau, kamu, ente, Anda, dan tutur
25 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 22 Mei 2015.
062
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
kerabat mama, ibu, bunda, ungkapan hormat Bapak, Ibu, Saudara, bergantung pada
status sosial, usia, peran, hubungan sosial seseorang dan situasi sosial dalam norma
dan budaya masyarakat Indonesia. Sebenarnya, pronomina you dapat dipadankan
dengan mama karena konteks budaya BSa: status sosial, peran sosial, dan usia,
hampir mendekati konteks budaya kebahasaan BSu26. Penyuguhan kata mom
bertujuan menghadirkan budaya kebahasaan BSu kepada pembaca BSa dengan
mom27. Pengganti you dengan mama sebagai padanan yang wajar dalam BSa akan
membuat penerjemah gagal menghadirkan cita rasa Amerika kepada pembaca BSa
sehingga penerjemah menghadirkan cita rasa Amerika dengan mom. Pilihan padanan
yang disajikan kepada pembaca BSa membuat penerjemah menggunakan teknik
transplantasi budaya karena penerjemah menanam konsep budaya asing ke tengah-
tengah pembaca BSa.
Analisis Data 1B(8)
Metode setia dengan teknik pinjaman budaya juga berlaku pada pemadanan nama diri
Price :: Price.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranShe reached her truck, climbed in, and drove off
before she opened her cell phone. She speed dialedMitchell Price’s number. He answered on the firstring.
“Price, it’s Taylor. We have a problem. ChannelFive has the Garrison rape.” (JTE/ATPG/138)
Ia sampai di mobil pikapnya, naik, dan pergisebelum membuka ponselnya. Ia menekantombol Mitchell Price yang tersimpan dalamspeed dial. Price mengangkat pada deringanpertama.
“Price, ini Taylor. Ada masalah. ChannelFive tahu tentang pemerkosaan Garrison.”(JTE/PDS/153)
Penerjemah tidak memadankan nama diri Price dengan bentuk yang sesuai dengan
budaya masyarakat BSa karena dia berpendapat bahwa nama tidak perlu diubah
menurut konteks budaya dan sosial masyarakat BSa28. Metode setia yang digunakan
oleh penerjemah berupaya mempertahankan konteks budaya kebahasaan BSu ke
26 Penggunaan kata-kata bu, ibu, mama, atau bunda tersebut tidak konsisten dengan seri terjemahansebelumnya sehingga terjemahannya merusak kenikmatan membaca (Komunikasi pribadi denganDina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 22 Mei 2015).
27 Karena novel ini berseri, penerjemah harus menyesuaikan terjemahan novel Sweet Tea at Sunrisedengan novel terjemahan sebelumnya, dalam hal tutur kerabat mom, mother, mommy yang tidakditerjemahkan atas permintaan penerbit untuk memberikan kesan asing pada TSa dan pembaca BSa(Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 22 Mei 2015).
28 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah All the Pretty Girls, 12 November2014.
063
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dalam TSa. Dalam konteks budaya kebahasaan masyarakat BSu penyapaan atau
panggilan dengan nama diri lazim dilakukan kepada orang yang memiliki status
sosial yang lebih tinggi (Chambers 2003). Cuplikan cerita di atas memperlihatkan
Mitchell Price adalah atasan Taylor Jackson, Taylor menyapa atasannya dengan nama
diri Price29. Sementara itu, di dalam masyarakat BSa penyapaan dengan nama diri
kepada orang yang berstatus sosial lebih tinggi tidak lazim atau tidak biasa terjadi
karena hal itu melanggar norma-norma kesantunan dan adab pergaulan (Moeliono
1969/1984; Sneddon 1996). Di sini penerjemah dengan setia mengikuti dengan setia
bentuk dan fungsi BSu. Cara orang Amerika menyapa kepada orang yang berstatus
sosial lebih tinggi dengan setia diikuti oleh penerjemah dengan menyajikan Price,
alih-alih Pak Mitchell. Hal tersebut memperlihatkan penerjemah menggunakan
metode setia. Dalam metode setia ini penerjemah masih membiarkan penyimpangan
pilihan kata sehingga padanannya masih terasa kaku dan seringkali asing.
Metode setia merupakan pedoman dalam menggunakan teknik pinjaman
budaya. Teknik pinjaman budaya memperlihatkan pemindahan kata asing dari TSu ke
dalam TSa secara utuh dan langsung (Newmark 1988b) berikut dengan fitur-fitur
budaya yang melingkupinya.
Analisis Data 1B(9)
Pada Eugene :: Eugene juga digunakan metode setia dan teknik pinjaman budaya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranShe slapped down two cups, filled them with
strong black coffee and gave the men a look.“Good morning,” Baldwin said. “We’d like—
”“Let me guess, sugar. The works.” She yelled
back over her shoulder to a rheumy-eyed blackman with grizzled hair who could be seen in thekitchen. “Eugene, two full plates.” She turned back tothem. (ATPG/97—8)
Lurene langsung menaruh dua cangkir dihadapan mereka, mengisinya dengan kopi hitam,dan menatap tajam keduanya.
“Selamat pagi,” kata Baldwin. “Kamiingin—“
“Biar kutebak, Sayang. Yang biasanya.” Diaberteriak ke belakang, pada seorang pria berkulithitam dengan mata berair dan rambut berubanyang terlihat di dapur. “Eugene, dua piringpenuh.” Dia berpaling kembali pada Grimes danBaldwin. (PDS/111)
29 Dalam masyarakat Indonesia kepada atasan, kita lazim memanggil atau menyapanya dengan Pak +nama diri jika dia berjenis kelamin laki-laki. Jadi, terjemahannya menjadi Pak Price. Nama diri yangdiubah menjadi Pak Price menggunakan teknik modifikasi (modification), seperti yang diusulkanoleh Vermes (2003). Vermes (2003) menegaskan bahwa teknik modifikasi dilakukan denganmengubah nama diri BSu dengan ungkapan yang berlaku secara konvensional dan logis dalammasyarakat BSa, biasanya tidak ada hubungan antara ungkapan BSu dan BSa. Hal ini termasuk kedalam ideologi pelokalan dengan metode penerjemahan komunikatif karena penerjemahankomunikatif mampu menghadirkan keberterimaan teks kepada pembaca BSa.
064
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Metode setia juga digunakan pada nama diri Eugene :: Eugene karena penerjemah
tetap setia memilih nama diri Eugene sebagai padanannya. Kesetiaan ungkapan
terlihat secara leksikal dan kontekstual. Secara leksikal bentuk BSu tidak diubah
dengan bentuk BSa dan secara kontekstual padanannya mengikuti konteks budaya
kebahasaan BSu. Konsep memanggil dalam BSa mengikuti konsep memanggil
seperti dalam budaya BSu. Bagi masyarakat BSu, kepada orang yang lebih tua lazim
dan wajar disapa dengan nama diri (ND) (Chambers 2003). Dalam cuplikan cerita
seperti di atas, seorang pelayan Lurene menyapa koki yang bernama Eugene, pria
berkulit hitam dengan rambut beruban dengan nama diri30. Konteks percakapan
tersebut memperlihatkan Eugene lebih tua daripada Lurene. Bagi masyarakat
Indonesia cara memanggil seperti yang dilakukan oleh masyarakat Amerika dianggap
bukan bagian dari budaya kebahasaan masyarakat Indonesia karena hal tersebut dapat
melanggar norma pergaulan atau kesantunan (Sneddon 1996). Kesetiaan pada bentuk
TSa mengindikasikan penerjemah menggunakan metode setia pada teks
terjemahannya. Metode setia ini memperlihatkan penyimpangan dari segi leksikal
atau pilihan kata tetap dibiarkan sehingga hasil terjemahannya kadang-kadang terasa
kaku dan seringkali asing.
Metode setia merupakan dasar bagi penerjemah untuk memilih teknik
pinjaman budaya. Teknik transplantasi budaya diterapkan apabila bentuk dan fungsi
kata BSu diadopsi secara langsung ke dalam TSa. Konsep budaya kebahasaan BSu
dibawa ke tengah pembaca BSa. Alasannya, penerjemah beranggapan bahwa konteks
cerita yang terjadi di Amerika Serikat harus hadir di dalam TSa31. Teknik ini
sebenarnya digunakan untuk menciptakan kembali suasana asing di dalam TSa.
Analisis Data 1B(10)
Metode setia dan teknik pinjaman budaya juga berlaku pada pemadanan Quinn ::
Quinn.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranShe was filled with pride for a brief moment then
shook it off.“Sweetheart, I tried to reach you for days, but I
could never get through.”“I’m sorry, Quinn. I told you we’d be out of
Sesaat Quinn merasa sangat bangga terhadapadiknya, tetapi kemudian ia menyingkirkannya.
“Sayang, aku berusaha menghubungimuselama berhari-hari, tapi tidak pernah berhasil.”
“Maaf, Quinn. Sudah kubilang kami akan
30 Dalam masyarakat Indonesia kepada orang yang lebih tua, misalnya yang bernama Eugene, lazimdisapa dengan Pak + nama diri jika dia berjenis kelamin laki-laki menjadi Pak Eugene.
31 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah All the Pretty Girls, 22 Mei 2015.
065
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
touch. It was amazing. Really amazing. I learned somuch.” (ATPG/332—333)
dihubungi. Sungguh menakjubkan. Benar-benarmenakjubkan. Aku belajar banyak.” (PDS/359)
Kesetiaan bentuk dan fungsi atau penggunaan masih terlihat pada pemadanan nama
diri Quinn :: Quinn karena metode penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah adalah
metode setia. Bentuk dan fungsi Quinn tetap dipertahankan di dalam TSa. Pada
metode setia terjadi penyimpangan dari segi pilihan kata dalam TSa karena pilihan
kata dalam TSa masih memiliki fitur-fitur budaya BSu. Tidak jarang TSa terasa
takwajar, kaku, dan seringkali berbau asing. Penyapaan kepada saudara yang lebih tua
oleh masyarakat Amerika dapat dilakukan dengan menggunakan nama diri tersapa
(Chamber 2003). Penyapaan dengan nama diri tidak berlaku bagi masyarakat BSa
karena hal seperti itu seyogyanya jarang terjadi dan dapat melanggar kesantunan di
antara anggota keluarga (Sneddon 1996). Dalam konteks percakapan seperti di atas
tokoh Reese berperan sebagai adik laki-laki dari Quinn. Penerjemah mencoba
mereproduksi konsep penyapaan BSu ke dalam TSa. Upaya semacam ini dilakukan
penerjemah untuk memperkenalkan budaya asing kepada pembaca BSa.
Kesetiaan pada bentuk dan fungsi BSu merupakan pedoman bagi penerjemah
untuk menggunakan teknik pinjaman budaya. Teknik pinjaman budaya digunakan
apabila ungkapan BSu ditransfer apa adanya ke dalam TSa sehingga fitur-fitur
budaya yang melingkupi ungkapan BSu tersebut hadir di dalam TSa dan disampaikan
kepada pembaca BSa.
Analisis Data 1B(11)
Metode setia dengan teknik pinjaman budaya tampak digunakan pada Mrs. Buckley ::
Mrs. Buckley.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranQuinn’s voice caught and she turned to the
Frenchbdoors. Taylor gave her a moment to composeherself, then asked a question.
“Mrs. Buckley, were you and your sister close?Did you talk every day, once a week?”(JTE/ATPG/197)
Suara Quinn tercekat dan ia berbalikmenghadap ke French door. Taylor memberinyakesempatan untuk menenangkan diri, kemudianmengajukan pertanyaan.
“Mrs. Buckley, apakah kau dan Whitneycukup dekat? Apa kalian mengobrol setiap hari,seminggu sekali?” (DNP/PDS/216)
Ungkapan sapaan Mrs. Buckley dalam BSu yang diadopsi ke dalam TSa masih
memperlihatkan kesetiaan pada bentuk dan fungsi BSu. Kata yang bermuatan budaya
066
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
sengaja dibiarkan untuk tidak diterjemahkan oleh penerjemah sehingga
penyimpangan dari segi pilihan kata terlihat jelas. Hal itu membuat TSa terasa aneh,
kaku, dan kadang-kadang asing. Sebagai akibatnya, terlihat kesetiaan bentuk dan
fungsi antara BSu dan BSa. Kesetiaan bentuk dan fungsi tersebut membuat
penerjemah memilih metode setia. Ungkapan Mrs. Buckley32 memiliki padanan yang
wajar di dalam masyarakat BSa, yakni Bu Quinn, karena Mrs. Buckley memiliki nama
depan Quinn33. Bagi orang Indonesia penyapaan dengan Bu + NB jarang dilakukan,
kecuali yang disapa memiliki marga atau nama keluarga. Penerbit ingin penerjemah
tetap setia menggunakan Mrs. Buckley di dalam TSa34 karena penerbit ingin
menciptakan suasana asing pada teks terjemahan (Hervey dan Higgins 1992).
Kesetiaan bentuk dan fungsi BSu yang hadir di dalam TSa memperlihatkan
konsep budaya kesantunan dalam BSu diadopsi ke dalam TSa dan kepada pembaca
BSa dengan Mrs. Buckley. Ungkapan Mrs. Buckley merupakan ungkapan santun dan
hormat untuk menyapa wanita yang sudah menikah (Quirk et al. 1985).
Penerjemahan setia ini merupakan pedoman bagi penerjemah untuk menggunakan
teknik penerjemahan pinjaman budaya. Hervey dan Higgins (2006) menegaskan
bahwa teknik pinjaman budaya ini terjadi pada pemadanan nama orang dan teknik ini
juga digunakan untuk memperlihatkan budaya asing kepada pembaca BSa serta untuk
mendekatkan teks dengan pembaca BSa.
Analisis Data 1B(12)
Kesetiaan bentuk dan pinjaman budaya juga berlaku pada Mr. Jones :: Mr. Jones
seperti berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranBaldwin watched the fan for a moment, biting his
lip. If he were as old and wizened, he’d be bad-tempered,too.
“Anything else you can remember, Mr. Jones?Did you see what time the car left?” (ATPG/208—209)
Sesaat Baldwin hanya memandang kipasangin, menggigit bibirnya. Jika ia setua dansekeriput itu, dia pasti juga cepat naik pitam.
“Ada lagi yang kau ingat, Mr. Jones? Apakau melihat jam berapa mobilnya pergi?”(PDS/227)
32 Wanita Amerika yang sudah menikah lazim memakai nama belakang suaminya dengan gelar Mrs.sehingga mereka lazim disapa dengan, misalnya Mrs.Buckley.
33 Wanita-wanita Indonesia yang sudah menikah biasanya disapa dengan Bu + nama depan merekasendiri, bukan dengan Bu + nama belakang suaminya. Di sinilah letak perbedaan budaya antarapenyapaan orang Amerika dan orang Indonesia.
34 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah novel All the Pretty Girls, pada 17Januari 2015.
067
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Penyajian unsur asing ke dalam TSa mengisyaratkan penerjemah melakukan
penyimpangan dari segi bentuk karena Mr. Jones sebenarnya dapat dipadankan
dengan ungkapan yang wajar di dalam TSa, yakni Pak Ishmael, karena nama depan
Mr. Jones adalah Ishmael. Dalam budaya atau kebiasaan orang Amerika Serikat,
penyapaan dengan Mr. diikuti dengan nama belakang sebagai bentuk hormat kepada
orang yang jauh lebih tua (Chambers 2003). Dalam budaya atau kebiasaan orang
Indonesia, penyapaan dilakukan dengan penggunaan nama depan yang didahului
dengan Pak sebagai wujud rasa hormat kepada orang yang jauh lebih tua (Suhardi
2009). Di sini terlihat bahwa penerjemah masih setia dengan bentuk dan fungsi
ungkapan BSu tersebut. Kesetiaan ditunjukkan dengan peminjaman konsep budaya
kebahasaan Amerika untuk disajikan sekaligus diperkenalkan kepada pembaca BSa.
Fitur-fitur budaya lain seperti pronomina persona you yang dengan setia dipadankan
oleh penerjemah dengan kau. Penerjemah tidak menyajikan fitur budaya BI lain yang
sesuai dengan konteks percakapan BI, yakni penyulih pronomina Bapak di dalam
cuplikan cerita TSa. Penyulih pronomina Bapak adalah ungkapan yang ditujukan
kepada orang yang lebih tua dan belum dikenal baik (Sneddon 1996; Alwi 2000).
Upaya tersebut merupakan pemilihan metode setia karena Mr. Jones tetap disajikan di
dalam TSa dan pronomina dipadankan apa adanya tanpa mengikuti konteks budaya
kebahasaan dalam masyarakat BI. Penyajian kata asing kepada pembaca BSa
merupakan representasi dari teknik pinjaman budaya karena penerjemah secara tidak
langsung meminjam konsep budaya asing ke dalam TSa.
Analisis Data 1B(13)
Metode setia dan teknik pinjaman budaya juga berlaku pada Mr. Clark :: Mr. Clark.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“I can hear you fine.” The man’s voice was
booming, commanding, and the anchor smiled. Itwould be a strong interview.
“Mr. Clark,” the anchor continued, “weunderstand that you believe your daughter has beentaken by the Southern Strangler. (ATPG/327)
“Saya bisa mendengar Anda dengan jelas.”Suaranya terdengar tegas, berwibawa, danpembawa acara tersenyum. Ini akan menjadiwawancara yang hebat.
“Mr. Clark,” si pembawa acaramelanjutkan, “kami mendengar Anda percayaanak Anda telah diculik oleh si Pencekik dariSelatan. (PDS/353)
068
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Penerjemah masih menawarkan budaya asing kepada pembaca BSa dengan
menyajikan bentuk BSu ke dalam TSa. Dalam budaya atau kebiasaan orang Amerika,
orang yang baru dikenal dalam situasi serius lazim disapa dengan Mr. + NB
(Chambers 2003). Konteks dan situasi sosial semacam itu juga dapat berlaku di dalam
masyarakat Indonesia dengan menggunakan Pak + NDp. Cuplikan cerita seperti di
atas menampilkan hubungan sosial yang takakrab di antara partisipan dan situasi
sosial yang serius, yakni wawancara antara pembawa acara dan Mr. Clark mengenai
penculikan putri Clark. Penerjemah tidak menyajikan konsep Pak + NDp ke dalam
TSa, tetapi dengan setia tetap menggunakan Mr. Clark. Hal tersebut membuat
penerjemah memilih metode setia karena dalam metode setia penerjemah berupaya
memproduksi konteks BSu yang masih dibatasi dengan pilihan kata BSu ke dalam
TSa. Caranya adalah bentuk BSu dipindahkan secara utuh dan langsung ke dalam
TSa. Metode setia itu tidak hanya memindahkan bentuk BSu, tetapi juga memberikan
pinjaman budaya kepada TSa dan pembaca BSa. Pinjaman budaya tersebut
merepresentasikan teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah. Dalam hal
ini penerjemah meminjam konteks dan situasi sosial masyarakat Amerika untuk
diperkenalkan kepada pembaca BSa.
Analisis Data 1B(14)
Pada Mr. Sherwood :: Mr. Sherwood digunakan metode setia dan teknik pinjaman
budaya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Mr. Sherwood, you don’t seem to
understand. You’re in an interesting position.Several of the killer’s victims worked for yourcompanies. The media hasn’t seized upon theconnection, but rest assured, they will.”
Sherwood’s eyes narrowed, and Baldwin couldsee the wheels spinning. (ATPG/281—282)
“Mr. Sherwood, tampaknya Anda tidakmengerti. Posisi anda menarik. Beberapa korbansi pembunuh bekerja untuk perusahaan Anda.Media belum melihat kesamaan ini, tapiyakinlah, mereka akan melihatnya.
Mata Sherwood menyipit dan Baldwin tahudia sedang berpikir. (DNP/PDS/305)
Status sosial yang berlaku di dalam masyarakat Amerika Serikat dapat
mengoperasikan penggunaan Mr. + NB yang ditujukan kepada orang yang memiliki
jabatan yang lebih tinggi daripada penyapa. Pada cuplikan cerita seperti di atas Mr.
Sherwood jelas dipindahkan begitu saja oleh penerjemah tanpa melihat fenomena
budaya yang berlaku dalam BSa. Hal tersebut masih memperlihatkan kesetiaan
069
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
bentuk BSa dalam TSa. Tentu saja, metode setia masih berlaku pada Mr. Sherwood ::
Mr. Sherwood. Konteks percakapan seperti di atas menampilkan dialog antara
Baldwin dan Louis Sherwood. Louis Sherwood adalah pemilik perusahaan besar yang
beroperasi di Amerika Serikat sehingga dalam masyarakat kebahasaannya dia lazim
dan wajar disapa dengan Mr. Sherwood. Seyogyanya, penerjemah mengganti Mr.
Sherwood yang sesuai dengan konteks budaya masyarakat BSa, yakni Pak Louis
karena orang Indonesia lazim menyapa orang yang berstatus sosial lebih tinggi
dengan Pak + NDp. Hal itu tidak dilakukan oleh penerjemah karena penerjemah ingin
memperlihatkan konteks budaya kebahasaan BSu kepada pembaca BSa35.
Penerjemah ingin menyampaikan kepada pembaca BSa bahwa penyapaan dengan Mr.
Sherwood mengindikasikan kesantunan dan rasa hormat dalam masyarakat Amerika
Serikat. Upaya tersebut membuat penerjemah memilih teknik pinjaman budaya
karena konsep penyapaan dalam BSu yang sarat dengan budaya kesantunan dan rasa
hormat dipinjam oleh penerjemah untuk diperkenalkan kepada pembaca BSa.
Analisis Data 1B(15)
Metode setia dengan teknik pinjaman budaya juga terlihat pada pengalihan Ms.
Johnson :: Ms. Johnson.
Lucy Johnson screwed up her face as if shewas about to burst into tears. Lincoln looked atMarcus, beseeching him to come rescue him. Marcusleft thedog and came to the door.
“Ms. Johnson, we just need—”“Miss.”“Excuse me?”“It’s Miss Johnson.” The threat of tears past,
she smiled winningly at Marcus. He glanced atLincoln out of the corner of his eye.(JTE/ATPG/176)
Wajah Lucy Johnson berkerut seolah-olahhendak menangis. Lincoln menatap Marcus,memohon agar mitranya itu menyelamatkandirinya dari situasi ini Marcus meninggalkananjing itu dan berjalan mendekat ke pintu.
“Ms. Johnson, kami hanya perlu—““Miss.”“Maaf?”“Miss Johnson.” Aincaman air mata sudah
lewat, wanita itu tersenyum penuh kemenanganpada Marcus. Marcus sendiri melirik Lincoln.(DNP/PDS/193—194)
Dalam masyarakat Amerika Serikat ungkapan Ms. + NB ditujukan kepada wanita
yang belum menikah dan berusia lebih tua (Peters 2004; Lea 2011). Dalam
masyarakat Indonesia kepada wanita yang berstatus belum menikah dan berusia lebih
tua lazim disapa dengan Bu + NDpn (Sneddon 2006), misalnya Bu Lucy. Lucy
35 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah novel All the Pretty Girls, pada 20 Mei2015.
070
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Johnson yang akan diinterogasi oleh dua agen FBI perihal kasus pemukulan
temannya disapa dengan Ms. Johnson. Penerjemah tidak melakukan penyesuaian
dengan bentuk dan fungsi BSa berdasarkan budaya kebahasaan BSa. Ungkapan Ms.
Johnson yang secara utuh dan setia digunakan di dalam TSa mengisyaratkan metode
penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah adalah metode setia. Hasil
penerjemahannya menjadi terasa kaku, takwajar, dan asing. Hal itu dilakukan sebagai
upaya penerjemah untuk menyajikan budaya Amerika kepada pembaca BSa. Upaya
penerjemah tersebut secara taklangsung menjadikan teknik pinjaman budaya
digunakan dalam pengalihan Ms. Johnson :: Ms. Johnson karena bentuk dan fungsi
Ms. Johnson dipinjam oleh penerjemah untuk diperkenalkan kepada pembaca BSa.
Jadi, kehadiran fitur-fitur budaya kebahasaan, seperti bentuk dan fungsi dalam BSu
disajikan oleh penerjemah kepada pembaca BSa melalui Ms. Johnson.
Analisis Data 1B(16)
Pada pengalihan Miss Simone :: Miss Simone juga diterapkan metode setia dan teknik
pinjaman budaya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranThe anchor wasn’t about to lose the shot of
the grieving father, but he had gotten to dead air andneeded to keep the interview rolling. “MissSimone, is that right?”
“Yes, I’m Serene Simone.” She had a slightaccent that Baldwin wanted to say was French but hecould not be absolutely sure. “I am Ivy’s best friend.She is dear to me and I want to echo Mr. Clark’ssentiment. We just want Ivy back home safe andsound.”
“Can you tell us a little more about Ivy,please, Miss Simone?”
As she began to speak, the montage started again.(JTE/ATPG/328—329)
Pembawa acara tidak ingin kehilanganpemandangan ayah yang sedang berduka itu,tapi ia terpaksa berhenti disorot kamera karenaia harus melanjutkan wawancara.
“Miss Simone, benar?”“Ya, saya Simone Serene.” Gadis ini
memiliki sedikit aksen, menurut Baldwin aksenPrancis, tetapi ia tidak benar-benar yakin. “Sayasahabat Ivy. Saya sangat sayang padanya dansaya juga merasakan kesedihan yang samaseperti Mr. Clark. Kami hanya ingin Ivy pulangdalam keadaan sehat tak kurang suatu apa pun. ”
“Bisa Anda ceritakan sedikit tentang Ivy,Miss Simone?”
Ketika dia mulai berbicara, montase dimulailagi. (DNP/PDS/354)
Metode setia yang digunakan pada Miss Simone :: Miss Simone memperlihatkan
kesetiaan pada bentuk dan fungsi BSu. Dalam masyarakat BSu kepada gadis muda
lazim disapa dengan Miss + NB (Chambers 2003). Ungkapan BSu tidak dipadankan
dengan bentuk dan fungsi yang wajar di dalam TSa sehingga terlihat jelas penerjemah
membiarkan penyimpangan pada pilihan kata yang membuat teks terjemahan menjadi
takwajar, asing, dan terasa kaku. Hal tersebut merupakan sarat dari pemilihan metode
071
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
setia karena ada bentuk dan fungsi kata dalam TSa yang masih setia dengan bentuk
BSu. Penerjemah bertujuan memperkenalkan konsep menyapa kepada perempuan
muda yang belum dikenal baik di dalam budaya kebahasaan masyarakatAmerika,
yakni dengan Miss + NB. Penyajian bentuk dan fungsi BSu tidak akan mengganggu
pemahaman pembaca. Tujuan tersebut membuat penerjemah menggunakan teknik
pinjaman budaya karena penerjemah mengadopsi bentuk dan fungsi kata BSu yang
memuat fitur-fitur budaya BSu untuk disajikan kepada pembaca BSa.
Analisis Data 1B(17)
Pada pengalihan ma’am :: ma’am juga diberlakukan metode setia dan teknik
pinjaman budaya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Do you have any Polaroids that show exactly
how you found it?”“Yes, ma’am. We tried to take the samples
without disturbing the scene too much.”“You’ve put things back in order then? Matches
the Polaroids?” (JTE/ATPG/29)
“Apa kau punya foto Polaroid yangmenunjukkan keadaan kamar ini ketika kaumasuk?”
“Ya, Ma’am. Kami berusaha mengambilsampel tanpa terlalu mengubah kondisi tempatkejadian.”
“Kalau begitu kau sudah menata kembalisemuanya? Sesuai foto?” (DNP/PDS/36—37).
Penerjemah sengaja menyajikan ma’am secara utuh ke dalam TSu tanpa perubahan
fungsi, tetapi penerjemahan menyesuaikan bentuk BSu dengan kaidah ortografis
penyapaan dalam masyarakat BSa36. Hal itu memperlihatkan bahwa metode yang
dipilih adalah metode setia karena terdapat kesamaan bentuk dalam TSu dan TSa.
Sebenarnya, ma’am memiliki padanan yang sesuai dengan konteks budaya BSu,
yakni Bu. Akan tetapi, penerbit melalui penerjemah ingin memperkenalkan budaya
asing dalam menyapa wanita yang berstatus sosial lebih tinggi di dalam budaya BSu.
Dalam cuplikan cerita seperti di atas, Letnan Taylor Jackson disapa dengan ma’am
oleh seorang petugas patroli yang berpangkat sersan. Hal itu memperlihatkan status
sosial Taylor lebih tinggi daripada petugas patroli tersebut. Di sini penerjemah
berusaha menyamakan konteks percakapan TSu ke dalam TSa dengan menggunakan
bentuk aslinya.
36 Penerjemah sengaja mengubah huruf kapital pada awal bentuk BSu untuk menyesuaikan konseppenggunaan ungkapan sapaan yang berlaku dalam masyarakat BSa. Penerjemah berpegang padaKamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dalam mengganti huruf kapital tersebut (Komunikasipribadi dengan Desak Nyoman Pusparini, penerjemah All the Pretty Girls, 20 Mei 2015.
072
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 1B(18)
Metode setia dan teknik pinjaman budaya juga berlaku pada Father Galloway :: Bapa
Galloway contoh berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranAfter all, they had traveled here for answers,
and they had found instead a blind man whoclaimed he could transform objects with a touchof his hands. Even so, the old man’s overtpassion for mystical forces reminded Katherineof her brother.
“Father Galloway,” Katherine said, “Peter isin trouble. The CIA is chasing us. And WarrenBellamy sent us to you for help. I don’t knowwhat this pyramid says or where it points, but ifdeciphering it means that we can help Peter, weneed to do that.” (TLS/419)
Bagaimana pun, mereka datang kemari untukmemperoleh jawaban, tapi malah menemukanseseorang lelaki buta yang menyatakan bisamengubah benda-benda dengan sentuhantangan. Walaupun demikian, gairah berlebihanlelaki tua itu terhadap kekuatan-kekuatan mistismengingatkan Katherine kepada kakaknya.
“Bapa Galloway,” ujar Katherine, ”Peterdalam masalah. CIA mengejar kami. DanWarren Bellamy Mmengirim kami kepada andauntuk mendapatkan bantuan. Saya tidak tahu apayang dikatakan piramida itu menunjuk, tapi jikamemecahkan kodenya berarti kita bisamenolong Peter, kita harus melakukannya.(TLS/437)
Teknik pinjaman budaya masih terlihat pada penggunaan nama belakang Galloway
yang didahului dengan gelar rohaniwan Bapa. Kesetiaan pada TSu masih kentara
karena ungkapan sapaan dalam BSa masih mengikuti cara penyapaan dalam BSu.
Dalam budaya BSu, seseorang yang bergelar rohaniwan lazim dan wajar disapa
dengan nama belakang yang didahului Father. Bagi orang Indonesia, penyapaan yang
berlaku dengan nama depan yang didahului dengan pemarkah rohaniwan Bapa37.
Kata Bapa merupakan ungkapan sapaan yang lazim bagi lingkungan gerejani di
Indonesia yang ditujukan kepada gembala jemaat38. Penerjemah memanfaatkan kata
tersebut sebagai padanan yang lazim dan sesuai dengan budaya kebahasaan dalam
menyapa gembala jemaat tersebut39.
Teknik eksotisme digunakan pada ma’am :: Ma’am karena penerjemah hanya
mengganti huruf awal ma’am dengan huruf kapital seolah-olah dalam BSa kata
Ma’am lazim digunakan dalam BSa sebagai kata sapaan40. Dia beranggapan bahwa
37 Komunikasi pribadi dengan Yohanes Bernardus Dody Mulyadi, S.Th., M.Div., Rohaniwan padaRhema Evangelism Ministry, Jakarta, 7 Maret 2015.
38 Komunikasi pribadi dengan Yohanes Bernardus Dody Mulyadi, S.Th., M.Div., Rohaniwan padaRhema Evangelism Ministry, Jakarta, 7 Maret 2015.
39 Komunikasi pribadi dengan Ingrid Dwijani Nimpoeno, penerjemah The Lost Symbol, 15 Februari2015.
40 Semua huruf awal pada kata sapaan dalam bahasa Indonesia harus dikapitalkan (Kamus BesarBahasa Indonesia (2008).
073
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
penyajian kata asing tersebut tidak mengganggu pemahaman pembaca BSa. Kata Bu
memuat konteks budaya yang hampir sama dengan kata ma’am, yakni keduanya
dapat digunakan untuk menyapa orang yang dihormati karena status sosial mereka
yang lebih tinggi daripada penyapa, tetapi penerjemah tetap memilih ma’am.
Analisis Data 1B(19)
Metode setia dan teknik eksotisme juga digunakan pada pengalihan ma’am ke dalam
TSa.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran
“Sugar, you here about that sweet young doctorthat went missing?”
“Yes, ma’am, we are.” Grimes looked atBaldwin, excitement and hope brightening his eyes.(JTE/ATPG/98—99)
“Apa kalian di sini untuk urusan doktermuda dan manis yang hilang itu, Sayang?”
“Ya, Ma’am, benar sekali.” Grimesmemandang Baldwin, antusiasme dan harapanterpancar di matanya. (DB/PDS/112)
Kata ma’am dalam TSa masih mengikuti kesetiaan bentuk dengan ma’am dalam TSu
padahal ma’am memiliki padanan yang wajar dalam BSa, yakni Bu. Kesetiaan pada
bentuk BSu mengisyaratkan terjadi penyimpangan pada pilihan kata sehingga teks
terjemahan terasa kaku, asing, dan takwajar. Penggunaan kata ma’am dan Bu
sebenarnya memiliki konteks yang sama mengingat keduanya dapat digunakan untuk
menyapa wanita yang baru dikenal sebagai pemarkah kesantunan. Kehadiran kata
asing di dalam TSa mengisyaratkan bahwa penerbit melalui penerjemah ingin
memperkenalkan budaya asing kepada pembaca BSa. Menurut budaya Amerika,
wanita yang belum dikenal dengan baik lazim disapa dengan ma’am sebagai isyarat
kesantunan (Chambers 2003). Grimes dan Baldwin adalah dua agen FBI yang baru
mengenal Lurene sehingga Grimes menyapa wanita tersebut dengan ma’am.
Teknik penerjemahan eksotisme masih tetap digunakan oleh penerjemah kalau
kata asing dialihkan secara utuh dan langsung ke dalam TSa dengan catatan bentuk
asingnya menanggalkan konteks budaya asing. Yang terjadi pada TSa
memperlihatkan bentuk asing masih dipertahankan, tetapi penggunaannya dilakukan
menurut kebiasaan penyapaan orang Indonesia, yakni dengan mengganti huruf awal
ma’am menjadi Ma’am yang seolah-olah Ma’am termasuk ke dalam cara penyapaan
bagi orang Indonesia.
074
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 1B(20)
Pada ma’am :: ma’am juga diterapkan metode setia dan teknik eksotisme.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Why’s that?”“She just had that look about her, you know?
Like she was better than everybody else.Where’s she, anyway?”
“Detective Garrison was in a car accident,ma’am. We’re picking up the slack while sherecovers.”
Lucy shielded her eyes from the sun andlooked away quickly. “She hurt bad?”
“She’ll be fine, ma’am. I’ll tell her you askedafter her. Now, we were hoping to get a little moreinformation from you about your case. DetectiveGarrison mentioned you may be able to identify yourattacker.” (ATPG/177)
“Mengapa begitu?”“Tampangnya mengesankan seperti itu, kau
tahu? Seperti dia lebih baik dari semua orang.Omong-omong, di mana dia?”
“Detektif Garrison mengalami kecelakaanmobil, Ma’am. Kami mengambil alih tugasnyasementara ia masih dalam pemulihan.”
Lucy melindungi matanya dari sinarmatahari dan segera berpaling. “Dia terlukaparah?”
“Dia akan baik-baik saja, Ma’am. Saya akansampaikan padanya kalau Andamenanyakannya. Nah, kami berharap bisamendapatkan tambahan informasi dari Andatentang kasus Anda menurut detektif Garrison,mungkin Anda bisa mengidentifikasi penyerangAnda.” (PDS/195)
Ungkapan ma’am yang disajikan di dalam TSa yang secara otomatis memiliki muatan
budaya asing yang ingin disajikan oleh penerjemah kepada pembaca BSa. Bagi orang
Amerika, ma’am dapat ditujukan kepada wanita yang berusia jauh lebih tua daripada
penyapa (Chambers 2003). Dalam budaya Indonesia ungkapan yang sepadan dengan
ma’am dapat digunakan Bu. Suhardi (2009) menegaskan bahwa ungkapan sapaan Ibu
atau Bu dapat digunakan untuk menyapa wanita yang berusia jauh lebih tua. Dalam
konteks percakapan di atas, tokoh Grimes dan Marcus yang berperan sebagai agen
FBI menginterogasi Lucy Johnson perihal kasus penganiayaan teman Lucy.
Penerjemah tidak mengikuti konteks budaya BSa untuk memadankan ma’am, alih-
alih dia mengikuti konteks budaya BSu dengan tetap mempertahankan kata asingnya
ke dalam TSa. Penerjemah memiliki maksud lain untuk tetap mempertahankan
ma’am di dalam TSa, yaitu dia ingin menghadirkan suasana asing ke tengah-tengah
pembaca BSa. Upaya menghadirkan suasana BSu tersebut tentu didasarkan pada latar
cerita yang bertempat di Amerika Serikat. Kehadiran suasana asing tersebut diperoleh
dari teknik eksotisme tanpa memadankan ma’am karena penerjemah ingin member
kesan asing pada TSa (Hervey dan Higgins 1992).
Analisis Data 1B(21)
Pada sir :: sir juga diterapkan metode setia dan teknik eksotisme.
075
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“And have you found any tire tracks to support
that theory?” Baldwin gazed at the young manexpectantly.
“There weren’t any that we could see whenwe pulled up, no, sir.”
Baldwin noted the “sir” and decided to stophassling the kid. (ATPG/168)
“Dan, apa kau sudah menemukan jejak banmobil yang mendukung teori itu?” Baldwinmenatap sersan muda itu penuh harap.
“Tidak, kami tidak melihat apapun ketikamenepi, Sir.”
Baldwin memperhatikan kata “sir” itu danmemutuskan untuk berhenti mengganggu anakitu. (PDS/184)
Kata Sir yang dimodifikasi dengan pengubahan huruf kapital dalam TSa memiliki
kesan bahwa penerjemah sengaja menyajikan kata asing kepada pembaca BSa. Kesan
pertama yang saya rasakan adalah penerjemah memang tidak berniat memadankan sir
menjadi padanan yang sesuai dengan konteks budaya BSa karena dia mengikuti
sistem penyapaan di antara orang Indonesia, yakni kata sapaan dalam BSa memakai
huruf kapital di awal kata tersebut. Kesan kedua adalah dengan penyajian kata asing
yang dimodifikasi dengan huruf kapital, penerjemah ingin menghadirkan suasana
Amerika di tengah-tengah pembaca BSa dan ingin menyajikan kebiasaan menyapa
orang Amerika kepada orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Dalam
cuplikan cerita seperti di atas, Baldwin disapa dengan sir oleh petugas patroli, yang
berpangkat lebih rendah daripada Baldwin. Hal tersebut menandakan bahwa dalam
masyarakat Amerika Serikat sir ditujukan kepada pria yang berstatus sosial lebih
tinggi dan berusia lebih tua daripada penyapa sebagai pemarkah kesantunan dan rasa
hormat (Chambers 2003). Dalam masyarakat Indonesia pria yang berstatus sosial dan
yang berusia lebih tua lazim dan biasa disapa dengan Pak sebagai pemarkah
kesantunan dan rasa hormat (Suhardi 2009). Akan tetapi, penerjemah tidak
mengindahkan padanannya padahal dalam masyarakat Indonesia Pak memiliki
muatan budaya yang sama dengan sir. Pilihan penerjemah atas Sir tentu “didikte”
oleh penerbit yang ingin menghadirkan suasana asing ke tengah-tengah pembaca BSa
serta mendekatkan pembaca dengan budaya BSu41. Sebagai akibatnya, pilihan
penerjemah tersebut diperoleh dari teknik eksotisme karena penerjemah sebenarnya
memiliki padanan yang sesuai dengan budaya BSa, tetapi dia “didikte” untuk
memperkenalkan budaya asing melalui penyajian unsur leksikal asing di dalam TSa
41 Komunikasi dengan Desak Nyoman Pusparini, penerjemah All the Pretty Girls, 20 Mei 2015.
076
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
yang dimodifikasi sesuai dengan fungsi penggunaan ungkapan sapaan dalam
masyarakat BSa42.
Analisis Data 1B(22)
Metode setia dan teknik eksotisme juga diterapkan pada sir :: Sir.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranIt seemed as though he had been on hold for an hour,
but it was probably more like five minutes when avoice came back on the line. “I’m Louis Sherwood.Is there something I can help you with, AgentBaldwin?”
“Yes, sir. I’d like to get some information aboutyour traveling executives. I’m in the middle of aninvestigation and your company’s name has come up inrelation to the case. Would you be willing to give mesomeinformation?” (JTE/ATPG/247)
Rasanya dia telah menunggu selama satujam, tapi mungkin lebih seperti lima menitketika sebuah suara kembali terdengar ditelepon. “Saya Louis Sherwood. Ada yang bisasaya bantu, Agen Baldwin?”
“Ya, Sir. Saya ingin meminta informasitentang para eksekutif Anda yang seringbepergian. Saya sedang melakukan penyelidikandan nama perusahaan Anda muncul terkaitdengan kasus tersebut. Anda bersediamemberikan informasi?” (DNP/PDS/269)
Ciri-ciri metode setia tidak tampak pada bentuk kata yang disajikan ke dalam TSa
karena unsur kata BSu dimodifikasi sesuai dengan fungsi penggunaannya seperti
dalam BSa. Konteks budaya tidak dialihkan oleh penerjemah ke dalam TSa. Bentuk
sir dialihkan begitu saja secara utuh dengan perubahan huruf kapital di awal kata
tersebut. Hal itu mengisyaratkan bahwa penerjemah ingin menghadirkan kata asing
tanpa fungsi yang berlaku pada budaya kebahasaan BSu. itu dianggap sebagai bagian
dari perkenalan budaya asing kepada pembaca BSa. Bentuk tidak diubah memuat
kesan budaya asing tidak hadir di tengah-tengah pembaca BSa. Bagi orang Amerika
yang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada penyapa lazim dan biasa
digunakan sir (Chambers 2003). Status sosial yang lebih tinggi daripada penyapa
dalam masyarakat Indonesia lazim dan wajar digunakan Pak (Suhardi 2009).
Sebenarnya, penerjemah dapat memadankan sir dengan Pak, tetapi atas pesan
penerbit, dia tetap setia mempertahankan sir dengan sedikit modifikasi penggunaan
kata sapaan yang sesuai dengan kaidah atau sistem penulisan BSa. Upaya penerjemah
tersebut seolah-olah ingin menyodorkan kepada pembaca BSa budaya BSu. Sebagai
akibatnya, teknik eksotisme cocok untuk pemadanan sir :: Sir karena unsur leksikal
42 Ungkapan sapaan dalam BI wajib menggunakan huruf kapital di awal kata atau frasa (Kamus BesarBahasa Indonesia (2008).
077
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dipertahankan. Teknik eksotisme ini sebenarnya bertujuan memberi kesan asing ke
dalam TSa dan kepada pembaca BSa.
Analisis Data 1B(23)
Demikian pula halnya dengan sir :: Sir yang juga masih menggunakan metode setia
dan teknik eksotisme.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranHe pulled into the lot of the hotel and parked.
Taking the picture of Noelle with him, he went to thefront desk.
The information should be in from the Louisvilleoffice.
Maybe Perfect Boy Baldwin had sent some of hisprofiling guidance too.
“Do you have a fax for me? Grimes, FBI?”The man behind the desk gave him a nasty look. “I
do, sir, and I have to ask that you refrain from having thiskind of material sent over our fax lines. It’s justoutrageous. I won’t stand for it, and neither will mymanager—” (ATPG/276)
Mobilnya memasuki areal hotel dan parkir.Sambil membawa foto Noelle, dia pergi ke frontdesk. Informasi dari kantor Louisville pastisudah masuk. Mungkin Baldwin si AnakSempurna juga telah mengirim beberapapanduan profiling-nya.
“Apa ada faks untukku? Grimes, FBI?”Petugas di belakang meja menatapnya jijik.
“Ada, Sir, dan saya harus menyampaikan padaAnda untuk tidak meminta hal-hal seperti inidikirim melalui jalur faks kami. Ini keterlaluan.Saya tidak akan bisa menerimanya, begitu jugamanajer saya—“ (PDS/299)
Cuplikan cerita di atas menampilkan petugas hotel menyapa tamu hotel dengan sir,
tetapi penerjemah tidak memadankan sir dengan padanan yang sesuai dengan konteks
sosial masyarakat BSa, yakni Pak. Dalam masyarakat Amerika Serikat, kepada orang
yang menggunakan jasa pelayanan lazim digunakan sir sebagai bentuk kesantunan
dan rasa hormat (Chambers 2003). Hal yang sama juga berlaku di dalam konteks
sosial orang Indonesia: pendagang atau pemberi jasa dalam bertransaksi lazim
menggunakan Pak kepada pelanggan. Grimes adalah tamu hotel yang mampir ke
sebuah hotel untuk meminta salinan faksimile kepada petugas hotel dan petugas
tersebut menyapanya dengan sir. Penerjemah tidak menggunakan Pak sebagai
padanan yang wajar dalam TSa, alih-alih dia tetap mempertahankan sir dengan
sedikit memodifikasi unsur asingnya. Hal itu sengaja dilakukan oleh penerjemah
untuk member kesan asing tanpa memasukkan konteks budaya kebahasaan BSu pada
TSa. Metode penerjemahan setia yang diperlihatkan oleh sir :: Sir menghasilkan
teknik eksotisme mengingat ungkapan Sir dalam TSa masih memuat budaya lokal
yang sengaja disajikan penerjemah dengan kata asing.
078
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 1B(24)
Metode setia dan teknik kata serapan juga dapat diterapkan pada sunshine :: sunshine.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranTaylor had gotten a good drunk on one or two
times in the past, and she knew Sam could read thesigns that she was headed that way like they wereplastered in neon on her forehead. Good friend thatshe was, she just smiled.
“What’s the emergency, sunshine? Hi, Kat.”She grinned at the bartender, a dusky-skinned half-Korean woman who looked almost Hawaiian.(JTE/ATPG/141)
Dulu Taylor pernah satu-dua kali mabukberat, dan ia tahu Sam bisa membaca tanda-tanda bahwa ia akan mabuk lagi. Tapi Sammemang teman yang baik, ia hanya tersenyum.
“Ada situasi darurat apa, Sunshine? Hai,Kat.” Dia tersenyum lebar pada bartender,seorang wanita Korea berkulit agak gelap yangnyaris terkesan seperti orang Hawaii.(DNP/PDS/157)
Penerjemah mengalami kesulitan dalam memadankan sunshine karena konteks dan
situasi budaya tidak mendukung pemadanan dalam BSa43. Penerjemah tetap setia
dengan mempertahankan sunshine di dalam TSa. Kesetiaan terlihat bukan hanya pada
satuan leksikal, tetapi juga pada makna kontekstual. Secara kontekstual, Sam adalah
sahabat Taylor sehingga Sam menyapa Taylor dengan sunshine. Kesetiaan
kontekstual tetap dipertahankan oleh penerjemah karena penerjemah tidak memiliki
padanan yang tepat dan sesuai dengan konteks percakapan dalam BSa. Oleh karena
itu, teknik kata serapan dapat digunakan dengan metode setia tersebut. Teknik
serapan digunakan untuk mengatasi kesenjangan budaya, baik secara leksikal maupun
secara kontekstual. Penerbit berkeyakinan bahwa meskipun sunshine tidak
dipadankan, ungkapan tersebut tidak akan mengganggu pemahaman pembaca bahasa
sasaran44. Upaya yang diyakini oleh penerbit melalui penerjemah merupakan salah
satu upaya untuk memperkenalkan kata baru dan menghadirkan nuansa asing di
dalam TSa.
Analisis Data 1B(25)
Metode setia dan kata serapan juga berlaku pada pengalihan sheriff :: sheriff seperti
berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran
“Dr. Baldwin, this is Sheriff Pascoe. I’ve gotten “Dr. Baldwin, ini Sheriff Pascoe. Aku sudah
43 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah All the Pretty Girls, 12 November2014.
44 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah All the Pretty Girls, 12 November2014.
000079
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
the report back from the lab on the note found inMarni Fischer’s car. There weren’t any discernibleprints, just a couple of smudges. Could be from thevictim, but I can’t guarantee that. There just wasn’tenough to go on.”
“Well, it was a long shot. He’s not making a lotof mistakes, there’s no reason for him to start now.Particular and precise, that’s our boy. Thank you,Sheriff. I appreciate you working so quickly onthat.” (ATPG/151)
menerima laporan dari laboratorium mengenaipuisi yang ditemukan di dalam mobil MarniFishcher. Tidak ada sidik jari yang terbaca jelas,hanya beberapa noda. Bisa jadi dari korban, tapiaku tidak bisa menjamin. Tidak cukup banyakuntukditindaklanjuti.”
“Yah, memang kemungkinannya tipis.Orang ini tidak melakukan banyak kesalahan,tidak ada alasan baginya untuk berubahsekarang. Teliti dan tepat, itulah tersangka kita.Terima kasih, Sheriff. Aku sangat menghargaikau begitu cepat menanganinya.” (PDS/166—167)
Kata sheriff sebenarnya tidak dikenal di dalam konteks budaya BSa sehingga kata itu
tetap dipertahankan dengan setia oleh penerjemah sesuai dengan bentuk aslinya.
Dalam hal ini, metode setia dipilih untuk sheriff :: sheriff. Artinya, selain unsur
leksikal yang disajikan ke tengah pembaca BSa, penerjemah juga menyajikan konteks
budaya BSu. Di Amerika Serikat, kepada orang yang berprofesi sebagai sheriff dapat
digunakan nama profesi untuk menyapa atau memanggil orang tersebut. Dalam
masyarakat BSu, sheriff adalah perwira polisi yang bertanggung jawab atas
penegakan hokum dan peraturan di sebuah kota kecil (Lea 2011). Penerjemah masih
tetap menggunakan metode penerjemahan setia pada sheriff :: sheriff. Dalam
masyarakat Indonesia, kata sheriff tidak memiliki bentuk dan fungsi yang sama dalam
BSa. Oleh karena itu, kata sheriff termasuk kategori kata budaya BSu. Karena tidak
memiliki padanan penerjemah menggunakan teknik kata serapan. Konteks budaya
BSu yang disajikan oleh penerjemah ke dalam TSa sekaligus menghadirkan cita rasa
Amerika ke tengah pembaca BSa melalui unsur leksikal BSu yang tidak memiliki
padanan dalam BSa. Dengan kata lain, tugas penerjemah di sini bukan hanya
mengalihkan kata asing, tetapi juga sekaligus menyajikan konteks budaya BSu dan
menghadirkan suasana yang berlatar Amerika kepada pembaca BSa.
Analisis Data 1B(26)
Metode setia dengan teknik eksotisme diterapkan pada chief :: chief oleh penerjemah.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranCapitol police chief Trent Anderson hadoverseen security in the U.S. Capitol Complexfor over a decade.
The game had just kicked off when hisintercom buzzed.
Kepala polisi Capitol, Trent Anderson, sudahmengepalai keamanan di Kompleks U.S. Capitolselama lebih dari satu dekade.
Pertandingan baru saja dimulai ketikainterkom berdengung.
000080
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
“Chief?”Anderson groaned and kept his eyes on the
television as he pressed the button. “Yeah.”“We’ve got some kind of disturbance in the
Rotunda. I’ve got officers arriving now, but Ithink you’ll want to have a look.” (DB/TLS/60)
“Chief?”Anderson mengerang dan tetap mengarahkan
mata pada televisi ketika menekan tombol.“Ya.”
“Ada gangguan di Rotunda. Saya sudahmendatangkan beberapa petugas, tapi saya rasaAnda ingin melihatnya.” (IDN/TLS/82)
Kesetiaan bentuk terlihat pada ungkapan chief yang tidak dipadankan dengan
ungkapan yang wajar dalam BSa. Dalam penerjemahan, penerjemah mencoba
menghasilkan kembali makna kontekstual dengan bentuk BSu chief, tetapi
penyimpangan dari segi leksikal tetap dibiarkan (Newmark 1988a). Dalam konteks
kepolisian Indonesia, kepala polisi lazim disapa dengan dan sebagai penggalan dari
komandan. Selain kata chief disajikan untuk memelihara konteks percakapan yang
berlatar di U.S. Capitol, Amerika Serikat, penerjemah juga tidak mengetahui
padanannya dalam BSa sehingga dia tetap mempertahankannya dengan chief. Pilihan
chief mengisyaratkan teknik penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah adalah
teknik kata serapan karena penerjemah menyerap secara langsung kata asing ke
dalam TSa. Teknik kata serapan merupakan salah satu teknik yang baik dipilih oleh
penerjemah apabila penerjemah menemukan kesulitan mencari bentuk BSa yang kira-
kira makna kontekstualnya sama dengan BSu.
Analisis Data 1B(27)
Metode setia dengan teknik pinjaman budaya dapat diterapkan pada Professor
Langdon :: Profesor Langdon.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Good morning, Professor Langdon, I’m
terribly sorry for this early-morning call.” Thepolite voice was noticeably hesitant, with a hintof a southern accent. “My name is AnthonyJelbart, and I’m Peter Solomon’s executiveassistant.” (DB/TLS/14)
“Selamat pagi, Profesor Langdon, maafsekali menelepon sepagi ini.” Suara sopan itujelas terdengar bimbang, dengan sedikit aksenSelatan. “Nama saya Anthony Jelbart, dan sayaasisten eksekutif Peter Solomon.” (IDN/TLS/36)
Frasa Professor Langdon memang lazim digunakan di dalam penyapaan kepada
orang yang berstatus guru besar di Amerika Serikat (Walter 2008). Padanannya
Profesor Langdon terlihat mengikuti pola seperti frasa BSu. Penerjemah di sini masih
setia menggunakan bentuk dan fungsi BSu Profesor Langdon, alih-alih tanpa bentuk
yang wajar dan berterima bagi pembaca BSa, yakni Profesor Robert. Orang Indonesia
081
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
di dalam ranah akademis lazim menyapa guru besar dengan Profesor + nama depan,
bukan nama belakang, seperti Profesor Langdon. Jadi, kesetiaan penerjemah terletak
pada penggunaannya atau fungsinya masih memakai nama belakang. Gelar profesi
diganti dengan bentuk yang wajar dalam BSa, sedangkan nama belakang tidak diubah
sehingga ungkapan tersebut lazim digunakan dalam budaya kebahasaan masyarakat
BSa. Akan tetapi, penerjemah ingin menampilkan nuansa Amerika di dalam
terjemahannya45. Berdasarkan uraian tersebut, penerjemah menerapkan teknik
pinjaman budaya karena fungsi Profesor Langdon tidak sesuai dengan penggunaan
(fungsi) bentuk BSa, tetapi cenderung kepada fungsi BSu.
Analisis Data 1B(28)
Pemadanan Director Sato :: Direktur Sato menerapkan metode penerjemahan setia
dan teknik pinjaman budaya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranAnderson took the phone and brought it to
his lips. “Director Sato,” he said in as friendly avoice as possible. “This is Chief Anderson. Howmay I—” (DB/TLS/64)
Anderson mengambil telepon itu danmendekatkannya ke bibir. “Direktur Sato,”katanya dengan suara seramah mungkin. “IniChief Anderson. Apa yang bisa—“(IDN/TLS/103)
Ungkapan Director Sato tidak memiliki kesamaan fungsi dengan Direktur Sato yang
berlaku dalam BSa meskipun Direktur Sato dipadankan dengan bentuk BSa dan
penggunaan (fungsi) nama belakang Sato tetap mempertahankan dalam TSa.
Kesetiaan fungsi BSu pada TSa terlihat Sato. Dalam budaya kebahasaan masyarakat
BSu, nama belakang kerap dan lazim disandingkan dengan gelar (Wareing 2004).
Tidak demikian halnya dengan budaya kebahasaan BSa yang menerapkan nama
depan setelah gelar (Suhardi 2009). Perbedaan budaya kebahasaan itu tidak membuat
penerjemah untuk memadankan Director Sato dengan Direktur Inoue karena dengan
Direktor Sato penerjemah ingin menghadirkan budaya kebahasaan BSu di dalam TSa
dan berupaya memberi suasana Amerika kepada pembaca BSa. Dengan kata lain,
penerjemah dengan setia mengikuti kelaziman penyapaan dalam masyarakat BSu.
Atas dasar itulah, penerjemah menerapkan teknik pinjaman budaya karena teknik ini
bertujuan membawa fitur budaya BSu ke dalam TSa.
45 Komunikasi pribadi dengan Ingrid Dwijani Nimpoeno., penerjemah novel The Lost Symbol, pada14 Februari 2015.
082
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 1B(29)
Pemadanan Architect Bellamy :: Arsitek Bellamy menerapkan metode setia dan teknik
pinjaman budaya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranBellamy averted his eyes. “Sorry, I can’t
help you.”“Architect Bellamy,” Sato said, “tonight
just after seven P.M., you were having dinner ina restaurant outside the city when you received aphone call from a man who told you he hadkidnapped Peter Solomon.” (DB/TLS/297)
Bellamy mengalihkan pandangan. “Maaf,aku tidak bisa membantumu.”
“Arsitek Bellamy,” ujar Sato, “malam tadi,persis setelah pukul tujuh, kau sedangmenyantap makan malam di sebuah restoran diluar kota ketika menerima telepon dari seoranglelaki yang menyatakan telah menculik PeterSolomon.” (IDN/TLS/421)
Ungkapan Arsitek Bellamy dalam BSa juga masih memperlihatkan kesetiaan fungsi
dengan bentuk BSu. Nama belakang Bellamy yang didahului dengan gelar lazim
digunakan untuk menyapa seseorang dalam masyarakat kebudayaan Bsu (Wareing
2004). Dalam masyarakat kebudayaan BSa, lazim digunakan adalah Pak + gelar
profesi, misalnya Pak Arsitek, karena biasanya masyarakat BSa memanggil seseorang
dengan Pak + gelar profesi (Suhardi 2009). Perbedaan budaya kebahasaan di antara
kedua bahasa tampaknya ditinggalkan oleh penerjemah karena penerjemah sangat
memperhitungkan hubungan sosial di dalam masyarakat BSu46 sehingga dia tetap
mempertahankan fungsi BSu. Meskipun bentuknya berbeda, fungsi penggunaan
bentuk BSu sama dengan fungsi penggunaan bentuk BSa. Jadi, teknik penerjemahan
yang dapat diterapkan pada Architect Bellamy :: Arsitek Bellamy adalah teknik
pinjaman budaya.
Analisis Data 1B(30)
Metode penerjemahan setia dengan metode eksotisme pada Chief Anderson :: Chief
Anderson.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranSato grunted and raised her eyebrows,
giving Langdon an odd look.“Chief Anderson?” she said, turning to
him. “A word in private, if I may?” The director
Sato menggeram dan mengangkat sepasangalisnya, memandang Langdon dengan aneh.
“Chief Anderson?” panggilnya, serayaberbalik kepada lelaki itu. “Bisa bicara secara
46 Komunikasi pribadi dengan Ingrid Dwijani Nimpoeno, penerjemah The Lost Symbol, 14 Februari2015.
083
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
motioned for Anderson to join her, and theydisappeared into the pitch-black hallway,leaving Langdon alone in the flickeringcandlelight of Peter’s Chamber of Reflection.(DB/TLS/165)
pribadi?” Direktur itu mengisyaratkan Andersonuntuk bergabung bersamanya, dan merekamenghilang ke dalam lorong gelap gulita,meninggalkan Langdon sendirian dalam cahayalilin berpendar di Bilik Perenungan Peter(IDN/TLS/242)
Frasa Chief Anderson kentara sekali dialihkan ke dalam TSa tanpa ada perubahan
pada bentuk BSa. Hal tersebut menunjukkan bahwa ungkapan sapaan BSa tersebut
masih setia dengan bentuk BSu. Kata chief tidak dipadankan dengan komandan dan
kata Anderson (nama belakang) tidak disesuaikan dengan kelaziman orang Indonesia
yang menyapa dengan nama depan Trent. Penerjemah ingin member kesan asing
kepada pembaca BSa sehingga ungkapan budaya kebahasaan BSu tersebut tetap dia
pertahankan47. Dalam budaya kebahasaan masyarakat BSu, chief digunakan kepada
orang yang memiliki pangkat yang paling tinggi di dalam sebuah organisasi
kepolisian atau kemiliteran (Lea 2011). Dalam ranah kepolisian masyarakat BSa,
makna dan fungsi yang sama dengan chief adalah komandan48. Jadi, baik chief
maupun Anderson adalah milik ungkapan BSu yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama dengan Chief Anderson dalam TSa. Kesetiaan pada ungkapan BSu tersebut
merupakan pedoman bagi penerjemah dalam memilih teknik eksotisme karena tujuan
penerjemah adalah ingin menghadirkan suasana cerita yang berlatar di Gedung
Capitol, Amerika Serikat.
Analisis Data 1B(31)
Pengalihan bentuk dan fungsi BSu ke dalam TSa juga terjadi pada Officer Nuñez ::
Officer Nuñez juga menerapkan metode setia dan teknik eksotisme.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranLangdon recognized the young Hispanic
officer from the X-ray machine earlier tonight.“Officer Nuñez,” the African American
man said. “Not a word. Follow me.”The guard looked uneasy but obeyed
without question. (DB/TLS/169)
Langdon mengenali petugas Hispanik mudadari pos pemeriksaan sinar-X tadi malam itu.
“Officer Nuñez,” sapa lelaki Afrika-Amerika itu. “Jangan ucapkan sepatah kata pun.Ikuti aku.”
Petugas itu tampak tidak nyaman, tapimematuhi tanpa bertanya-tanya.(IDN/TLS/429)
47 Komunikasi pribadi dengan Ingrid Dwijani Nimpoeno, penerjemah The Lost Symbol, 14 Februari2015.
48 Komunikasi pribadi dengan Iptu Triyogo Handoyo, Kasubnit Krimsus, Kepolisian Resor Jaksel, 4Mei 2015.
084
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Penerjemah yang ingin menyajikan nuansa BSu kepada pembaca BSa sengaja tidak
memadankan Officer Nuñez dengan bentuk yang sepadan dalam BSa. Dalam budaya
kebahasaan BSu seseorang yang diketahui identitasnya dan berprofesi sebagai
petugas keamanan sebuah gedung lazim disapa dengan Officer + NB (Chambers
2003). Di sini penerjemah ingin mereproduksi makna kontekstual BSu yang kental
dan yang masih dibatasi pada leksikon BSu sehingga terlihat kesetiaan bentuk BSa
dengan bentuk BSu pada TSa. Metode setia yang dipilih oleh penerjemah
menunjukkan penyimpangan pilihan kata yang masih dibiarkan sehingga hasil
penerjemahan masih terlihat kaku dan asing (Newmark 1988a). Kesetiaan pada
bentuk dan fungsi BSu diperlihatkan oleh penerjemah dengan membiarkan frasa asing
disajikan ke dalam TSa. Pembiaran frasa asing dalam TSa merupakan pilihan
penerjemah untuk menghadirkan nuansa asing kepada pembaca BSa. Hal itulah yang
mengundang penerjemah memilih teknik eksotisme. Teknik eksotisme dipilih untuk
membawa kesan asing kepada pembaca BSa tanpa terjadi pergeseran budaya dalam
TSa (Hervey dan Higgins 2006).
Analisis Data 1B(32)
Metode penerjemahan setia dengan teknik catatan kaki terjadi pada pemadanan cara
:: Cara4.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranShe could hear her father now, in his heavy
Italian accent, “Noelle, you knowa you shouldn’t beriding that crazy bike up and down those hills whenyou sick. You’re smarter than that, cara.”(JTE/ATPG/238)
Ia seperti bisa mendengar ayahnya berkatadengan aksen Italia yang kental, “Noelle, kautahu kau seharusnya tidak boleh bersepeda naik-turun bukit seperti itu kalau sedang sakit. Kautidak sebodoh itum Cara4. (DNP/PDS/258)
4 (Italia) : Sayang)
Penerjemah sengaja tidak menerjemahkan kata cara yang berasal dari Italia karena
dia tidak ingin menghilangkan nuansa Italia-nya meskipun kata itu bukan berasal dari
bahasa Inggris-Amerika. Penerjemah ingin memperkenalkan budaya kebahasaan
Italia kepada pembaca BSa dan cara mengungkapkan perasaan afektif kepada anak
perempuan dengan gaya Italia. Di sini penerjemah tentu saja masih setia kepada
bentuk dan fungsi BSu yang sebenarnya dia bisa memadankan cara secara langsung
085
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
ke dalam TSa dengan Sayang. Kesetiaan penerjemah pada TSu merujuk ke metode
penerjemahan setia. Di sini penerjemah berupaya memproduksi makna kontekstual
BSu dengan membatasi bentuknya meskipun dia sudah memberi padanan melalui
catatan kaki. Newmark (1988a) menegaskan bahwa metode penerjemahan setia masih
berpegang teguh pada maksud dan tujuan penulis BSu sehingga terjemahannya
kadang-kadang terasa asing.
Analisis Data 1B(33)
Metode setia dengan teknik eksplisitasi berlaku pada pemadanan Ø :: sheriff.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“You’ll keep me up-to-date on what happens,
right?”“Absolutely. You have my number, feel free to call
anytime. I have to run, I’m at the airport now. You takecare Ø.” (DNP/ATPG/151)
“Kau akan memberitahukan perkembanganterbaru padaku, ‘kan?”
“Tentu saja. Kau menyimpan nomorku,silakan menghubungi kapan saja. Aku harusjalan sekarang, aku sedang di bandara. Sampaijumpa, Sheriff.” (DNP/PDS/167)
Kesetiaan akan bentuk asing masih terlihat pada TSa meskipun dalam TSu bentuk
sheriff tidak terlihat. Penerjemah menghadirkan sheriff agar TSa terlihat memiliki
nuansa BSu. Kesetiaan pada bentuk BSu membawa penerjemah menggunakan
metode penerjemahan setia karena di dalam metode setia penerjemah mencoba
mereproduksi konteks BSu dengan menjejalkan leksikon asing sehingga dari segi
kaidah bahasa dan pembaca BSa penyimpangan pada TSa masih tampak jelas.
Metode penerjemahan ini kadang-kadang terasa kaku dan asing. Karena penerjemah
menghadirkan ungkapan BSu yang sebenarnya tidak ada TSu, teknik penerjemahan
yang digunakan adalah teknik eksplisitasi bentuk asing.
Dapat disimpulkan secara umum bahwa metode setia cenderung
menggunakan teknik eksotisme, teknik salin-terjemah, teknik transplantasi budaya,
teknik pinjaman budaya, teknik kata serapan, teknik catatan kaki, dan teknik
eksplisitasi. Sesuai dengan metodenya, teknik yang dipilih oleh penerjemah masih
berorientasi pada TSu. Hal tersebut tentu diusung di dalam ideologi pemancaan.
Ungkapan sapaan asing yang dihasilkan oleh teknik penerjemahan tersebut tidak
lazim di dalam budaya kebahasaan masyarakat Indonesia. Hal itu berbenturan dengan
konsep kewajaran dalam terjemahan. Budaya kebahasaan masyarakat BI yang
menyangkut kuasa (power) tidak dapat diterapkan kalau penyapaan dengan ND tidak
086
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dapat dilakukan kepada orang yang lebih tua, berstatus lebih tinggi, dan memiliki
hubungan sosial berjarak. Sebagai akibatnya, timbul ketaksantunan di dalam budaya
kebahasaan pembaca bahasa sasaran.
4.2.1.3 Metode Semantis
Di dalam metode penerjemahan semantis, penerjemah berusaha menghasilkan
kembali setepat mungkin makna kontekstual dari pengarang TSu dalam batas-batas
sintaktis dan semantis TSa dan tetap mengutamakan unsur estetika BSu (Newmark
1988a). Dalam metode ini, kata budaya yang diterjemahkan jadi lebih mudah
dipahami oleh pembaca BSa (Newmark 1988a). Pada metode penerjemahan semantis
ini diperoleh lima teknik penerjemahan, yaitu (1) teknik eksplisitasi (explicitation),
(2) teknik pelesapan (omission), (3) teknik generalisasi (generalization), (4) teknik
konsentrasi (concentration), dan (5) teknik padanan lazim (established equivalent).
Analisis Data 1C(1)
Metode semantis dengan teknik eksplisitasi juga berlaku pada contoh berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Gotcha, boss. I’ll call ahead and have a photo
array put together. I’m sure we can find five mug shotssimilar to this hosebag.” Marcus took her by the arm,turning her toward him so he could get a better view.“You’re gonna have one helluva shiner in a couple ofhours Ø.” (ATPG/314)
“Siap, Bos. Aku akan menelepon agar foto-foto disiapkan. Aku yakin kita bisa menemukanlima foto yang mirip dengan bajingan itu.”Marcus meraih lengan Taylor, memutar tubuhatasannya itu ke arahnya sehingga ia bisamelihat wajah Taylor dengan jelas. “Wah,beberapa jam lagi matamu pasti biru lebam,Bos.” (PDS/339)
Bentuk bos sebagai padanan dari boss yang sebenarnya tidak hadir di dalam TSu
sengaja disajikan oleh penerjemah untuk membuat TSa lebih dipahami oleh pembaca
BSa. Sebagai akibatnya TSa menjadi lebih lancar dengan kehadiran bos. Konteks dan
situasi berseloroh dalam BSu membuat TSa harus memiliki kesan yang sama dengan
TSu. Ungkapan bos yang disampaikan oleh Marcus di dalam TSa memiliki pesan dan
konteks yang sama di dalam TSu, yakni konteks berseloroh. Melalui metode
penerjemahan semantis, makna kontekstual yang dihasilkan dari TSu harus tampak di
dalam TSa. Penerjemah yang memilih metode penerjemahan semantis ini
menggunakan teknik eksplisitasi karena teknik eksplisitasi mengacu ke informasi
087
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
yang implisit dalam TSu diungkapkan secara eksplisit di dalam TSa (Molina dan
Albir 2002).
Analisis Data 1C(2)
Metode semantis yang masih berorientasi pada TSu juga menggunakan teknik
pelesapan, seperti pada girl :: Ø.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranAs she fought back a snapping reply, she saw
Sam motioning to Kat. A pack of fresh CamelLights appeared at her elbow. Sam broke open the pack,pulled out a cigarette, held it out to Taylor and lit amatch.
“Here, why don’t you have a smoke while you’reat it. Get it all out of your system now, girl,because tomorrow things have to change. For now,just…shit.”The match had burnt down far enough to burn Sam’sfinger. She tossed the pack of matches on the bar andstuck her finger in her mouth. (ATPG/143—144)
Selagi ia berusaha menahan untuk balasmenggertak, Taylor melihat Sam memberikanisyarat pada Kat. Sebungkus Camel Lightdiletakkan di dekat sikunya. Sam membukanyadan mengeluarkan sebatang rokok,mengulurkannya pada Taylor dan menyalakankorek api.
“Ini, sekalian saja kau merokok. Lampiaskansemuanya sekarang, Ø, karena besok semuanyaharus berubah. Untuk saat ini... ah, sialan.”Barang korek itu terbakar cukup jauh sampai kebawah dan membakar jari Sam. Dilemparnyakotak korek api itu ke meja bar danmemasukkan jarinya ke mulut. (PDS/159)
Kata girl tidak disajikan dengan bentuk asli atau padanannya di dalam TSa.
Ketakhadiran padanannya di dalam BSa tidak akan mengganggu pemahaman
pembaca BSa49 dan juga tidak mengganggu alur ceritanya. Apabila kata girl
diterjemahkan dengan gadis, sayang, atau kawan tentu teks terjemahannya menjadi
kaku dan tidak wajar mengingat penerjemah ingin memberikan efek dan pesan yang
sama antara konteks BSu dan BSa50 agar padanannya tidak membingungkan pembaca
BSa. Teknik penerjemahan pelesapan merujuk ke informasi yang hadir di dalam BSu
tidak diungkapkan di dalam BSa (Molina dan Albir 2002).
Analisis Data 1C(3)
Metode semantis merupakan pedoman dalam menggunakan teknik generalisasi atau
netralisasi, seperti pada pemadanan folks :: semuanya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran
49 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah novel All the Pretty Girls, pada 25November 2014.
50 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah novel All the Pretty Girls, pada 25November 2014.
088
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Sonny was on his feet at once. “Folks, I’mafraid you’ll have to excuse us. Mary Vaughn’snot feeling well. I need to get her to thehospital.”
“I’m pregnant,” she explained. “I’m sosorry to spoil the dinner. Liz, thank you forincluding us.” The polite words were barely outof her mouth when she gasped again as what feltlike a powerful contraction hit her.(SW/STAS/231)
Sonny langsung bangkit berdiri,“Semuanya, kukira kami harus permisi dulu.Mary Vaughn merasa tidak sehat. Aku harusmembawanya ke rumah sakit.”
“Aku hamil,” urai Mary Vaughn. “Akuminta maaf telah merusak acara makan malamini. Liz, terima kasih telah mengundang kami.”Kalimat santun itu nyaris tertelan saat iatekersiap lagi oleh semacam kontraksi hebatyang melandanya. (DB/JH/265)
Makna kontekstual dalam BSu mengisyaratkan bahwa folks memuat sekelompok
orang yang hadir di dalam sebuah acara. Makna kontekstual yang sebenarnya di
dalam TSa harus disajikan agar pesan yang terdapat di dalam BSu terlihat kembali di
dalam konteks percakapan BSa. Konteks percakapan yang melibatkan sekelompok
orang di sebuah acara makan malam bersama melazimkan penggunaan folks di dalam
masyarakat Amerika karena ungkapan sapaan tersebut digunakan secara takformal
dan secara akrab kepada sekelompok orang atau pihak yang disapa lebih dari satu
orang (Lea 2011). Akan tetapi, tidak demikian halnya dalam bahasa sasaran yang
menggunakan semua orang di dalam sebuah acara dengan semuanya karena bahasa
Indonesia tampaknya tidak memiliki konsep penyapaan kepada sekelompok orang.
Penerjemah menggunakan semuanya karena makna kontekstual yang tercakup di
dalam kata ini sudah mewakili makna kontekstual penyapaan kepada sekelompok
orang di ruang lingkup tertentu. Lalu, penerjemah membawa konteks percakapan BSu
itu ke dalam BSa untuk memperoleh padanan yang wajar dan berterima. Dengan
demikian, teknik generalisasi sesuai dengan metode penerjemahan semantis karena
kata asing yang memiliki makna khusus dipadankan dengan kata yang lebih umum.
Analisis Data 1C(4)
Teknik penerjemahan generalisasi yang juga digunakan di dalam metode
penerjemahan semantis berlaku pada penerjemahan son :: nak berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranThere was an oddly worrisome expression
on her face as she watched the couple cross thedining room, but Travis didn’t have time toquestion her about it.
“Hello, son,” his father said jovially. “Sorryto interrupt your evening, but we wanted you tobe the first to know our news.”(SW/STAS/263—4)
Anehnya ada ekspresi khawatir di wajahSarah saat ia melihat pasangan yang duduk diseberang ruangan itu, tapi Travis tidak punyawaktu untuk mempertanyakan kepada Sarah.
“Halo, Nak,” kata ayahnya dengan riang.“Maaf sudah merusak malammu, tapi kami inginkau menjadi yang pertama yang mendengarberita kami .” (DB/JH/301)
089
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Metode penerjemahan semantis juga dapat dipilih untuk menerjemahkan ungkapan
sapaan son :: nak karena secara kontekstual makna son harus terlihat kembali pada
nak. Kata son yang hanya memiliki satu suku kata pada BSu dipadankan dengan nak
yang juga berupa satu suku kata dalam BSa. Hal itu mengisyaratkan bahwa
penerjemah ingin menampilkan rima yang sama di antara BSu dan BSa. Newmark
(1988a) menegaskan bahwa unsur estetika dalam metode penerjemahan semantis
tetap diutamakan di dalam TSa.
Dari segi teknik penerjemahannya son yang memiliki makna ‘anak laki-laki’
dipadankan menjadi nak—sebagai singkatan dari anak—yang bermakna umum ‘anak’
karena BIA memiliki kata yang bermakna khusus untuk child ‘anak’, yakni son dan
daughter. Jadi, teknik penerjemahan tersebut diilustrasikan dengan teknik generalisasi
karena kata yang khusus di dalam TSu diterjemahkan menjadi kata yang umum di
dalam BSa. Kata son hanya ditujukan kepada anak laki-laki, baik yang masih kecil
maupun yang sudah dewasa oleh orang tua biologis mereka (Dunkling 1990).
Konteks semacam itu diadopsi oleh penerjemah untuk memadankan TSu sehingga di
dalam konteks BSa, kata nak digunakan sebagai padanan dari son.
Analisis Data 1C(5)
Metode penerjemahan semantis yang menggunakan teknik generalisasi juga berlaku
pada penerjemahan girl :: nak.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranThey met her in the hall, all four men grinning.
“Nice performance, Lieutenant.” Pricecongratulated her.
“You scared him so shitless he forgot to ask for alawyer until the very end. Well done, girl.”
“Thank you, thank you. But we have to get himto say something other than ‘No, I didn’t do it.’Baldwin?” (JTE/ATPG/351—352)
Mereka bertemu di koridor, keempatnyamenyeringai. ”Petunjuk yang bagus, Letnan.”Price mengucapkan selamat kepada Taylor.
”Kau telah membuatnya ketakutan setengahmati sampai dia lupa meminta pengacara diujung interogasi. Bagus, Nak.”
“Terima kasih, terima kasih. Tapi kita harusmembuatnya mengatakan sesuatu selain “Tidak,aku tidak melakukannya, ”Baldwin?”(DNP/PDS/380)
Dalam masyarakat Amerika Serikat, kata girl memang dapat digunakan kepada
wanita yang lebih muda untuk memperlihatkan keakraban (Lea 2011). Dalam
masyarakat Indonesia makna kontekstual dari nak sepertinya tidak dapat digunakan
untuk menyapa wanita dewasa yang lebih muda. Sebagai akibatnya, TSa-nya terkesan
090
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
kaku dan aneh karena sifat padanannya masih terkait dengan BSu. Konteks
percakapan menceritakan Mitchell yang berpangkat kapten dan berusia 50 tahun
menyapa Taylor yang berpangkat letnan dan berusia 30 tahun. Kata nak idealnya
digunakan kepada anak perempuan yang belum dewasa dalam masyarakat Indonesia.
Dari metode semantis tersebut makna kontekstual yang khusus dalam
ungkapan sapaan girl diganti menjadi makna kontekstual yang umum di dalam BSa,
yakni nak (penggalan dari bentuk anak). Dengan demikian, teknik penerjemahan
yang dihasilkan girl :: nak adalah teknik generalisasi karena kata girl yang bermakna
lebih khusus disajikan dengan bentuk BSa yang bermakna kontekstual lebih umum.
Analisis Data 1C(6)
Metode penerjemahan semantis yang menggunakan teknik penerjemahan generalisasi
juga terjadi pada penerjemahan boy :: nak.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranThe veins in his father’s forehead pulsed,
and his complexion turned an interesting shadeof purple. “Don’t you dare talk to me like that,boy! My whole life’s been about you andmaking sure you had a legacy to be proud of. I’dthink twice before mouthing off to me andthrowing it all away.” (SW/STAS/50)
Pembuluh darah di kening ayahnyaberdenyut dan wajahnya berubah menjadi warnaungu yang menarik. “Jangan berani-beranibicara seperti itu kepadaku, Nak! Seluruhhidupku adalah tentang kau dan memastikanagar kau memiliki warisan yang bisadibanggakan. Kalau aku jadi kau, Aku akanberpikir dua kali sebelum bicara lancangkepadaku dan menyia-nyiakan semua itu.”(DB/JH/61)
Kata nak—sebagai penggalan dari kata anak—dipadankan secara semantis karena
keterikatan ujaran tampak lazim dalam BSa. Dalam BSu terlihat boy dalam ujaran
“Don’t you dare talk to me like that, boy! mengandung nada kekesalan dari seorang
ayah. Dalam bahasa Inggris-Amerika, kata boy digunakan ketika seseorang merasa
kesal (Lea 2011). Penerjemah masih terikat maksud dari pengarang karena dia
menyajikan padanan yang memiliki maksud yang sama dengan maksud pengarang.
Oleh karena itu, ungkapan nak disajikan sebagai ungkapan kekesalan kepada anaknya
yang sudah dewasa. Penerjemahan tersebut menjadi dapat lebih mudah diterima
karena unsur estetika di dalam BSa menjadi tampak wajar dalam konteks percakapan
yang serius tersebut.
Penerjemah yang memilih metode penerjemahan semantis menggunakan
teknik generalisasi karena bentuk BSu yang bermakna makna khusus disajikan
091
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
dengan bentuk BSa yang bermakna lebih umum. Kata boy bermakna lebih spesifik
daripada bentuk nak dalam BSa karena dalam BSu dikenal istilah gender untuk
menyapa anak laki-laki dan anak perempuan, sedangkan di dalam BSa tidak dikenal
istilah gender untuk menyapa anak laki-laki atau anak perempuan.
Analisis Data 1C(7)
Metode penerjemahan semantis juga menggunakan teknik penerjemahan konsentrasi
seperti yang terlihat pada penerjemahan you dumb ass :: bodoh.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranTaylor got eye level with him. Stared into his
eyes, searching. Realized that they’d taken himdown for good. She wrinkled her nose. He smelledlike dirty oil.
“Shut up, Norville. Your fly’s open, you dumbass.”
He lunged and before she could jerk away, he spatat her. “Stupid cunt. What the fuck’re youdoing? I didn’t do nothin’.” (ATPG/312—313)
Taylor berdiri tegak di hadapannya. Menataplangsung matanya, mencari. Menyadari bahwamereka telah meringkus orang ini sampaiselama-amanya. Hidung Taylor berkedut. Laki-laki ini baunya seperti bau oli kotor.
“Diam, Norville. Kau sudah tertangkapbasah, Bodoh.”
Turner menerjang dan sebelum Taylorsempat mundur, ia meludah padanya.“Perempuan tolol! Apa-apaan kau ini? Aku tidakberbuat apa-apa!” (PDS/337—338)
Metode penerjemahan semantis juga dipilih dalam penerjemahan you dumb ass ::
bodoh karena makna kontekstual dalam BSu diungkapkan kembali ke dalam BSa.
Untuk memberikan efek kontekstual yang sama di dalam TSa, penerjemah sengaja
menyajikan kata bodoh yang memuat konteks percakapan yang serius dan penuh
dengan rasa jengkel. Dalam situasi dan konteks percakapan tersebut, penerjemah
memindahkan situasi dan konteks percakapan BSu ke dalam BSa dengan memilih
kata yang cocok di dalam situasi dan konteks budaya masyarakat BSa. Penerjemah
berupaya tidak memadankan semua unsur leksikal you dumb ass karena padanannya
akan memunculkan keberlewahan dan pengulangan kata yang sebenarnya sudah
terkandung di dalam kata bodoh, tetapi penerjemah menyajikan bentuk yang lebih
hemat atau lebih sederhana di dalam TSa. Frasa you dumb ass yang dipadankan
dengan satu kata bahasa sumber bodoh mengisyaratkan teknik konsentrasi karena
ungkapan atau informasi dalam bahasa sumber dipadankan menjadi bentuk yang lebih
sederhana bodoh. Ungkapan bodoh sudah memuat informasi tentang perilaku bodoh
karena baik dumb maupun ass (bahasa pelesetan dari arse ‘keledai’ sebagai hewan
yang bodoh) sudah memuat makna ‘bodoh’, jadi penerjemah hanya menghemat kata.
092
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 1C(8)
Metode penerjemahan semantis dengan teknik penerjemahan padanan lazim dapat
diterapkan pada director :: direktur.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranSenior OS analyst Nola Kaye sat alone and
studied the image that had been e-mailed to herten minutes ago by her boss, Director InoueSato….
“Yes, Director,” Nola now said, cradlingthe phone on her shoulder as she talked to Sato.“The engraving is indeed the Masonic cipher.However, the cleartext is meaningless. It appearsto be a grid of random letters.” She gazed downat her decryption. (DB/TLS/267)
Analis OS senior Nola Kaye duduk sendiriandan mempelajari gambar yang dikirim lewat e-mail kepadanya sepuluh menit lalu olehatasannya, Direktur Inoue Sato….
“Ya, Direktur,” ujar Nola kini, serayamenjepit telepon di bahu ketika dia berbicaradengan Sato. “Ukirannya memang cipherMason. Akan tetapi, teksnya tidak ada artinya.Tampaknya berupa kisi yang terdiri dari huruf-huruf acak.” Dia menunduk memandangipemecahan-kodenya. (IDN/TLS/289)
Kalimat-kalimat BSa terlihat luwes dan mempertimbangkan unsur estetika karena
kata direktur masih mengikuti batas kewajaran dalam TSa. Kata tersebut terlihat
masih fleksibel dalam penggunaan BSa-nya. Akan tetapi, kata direktur masih terlihat
kaku di dalam fungsinya karena penggunaan direktur bagi orang Indonesia sebaiknya
didahului dengan Bu apabila yang disapa adalah wanita. Penerjemah tetap
menggunakan direktur karena penerjemah mengikuti hubungan sosial di Amerika
Serikat karena latar cerita terjadi di sana meskipun kata direktur adalah kata yang
digunakan berdasarkan kamus51. Atas dasar alasan tersebut, teknik penerjemahan
yang dipilih oleh penerjemahan mencakupi teknik padanan lazim. Kata direktur
merupakan istilah atau ungkapan yang sudah lazim dalam BSa yang dapat ditemukan
di dalam kamus BSa sebagai jabatan dan digunakan sehari-hari. Di sini oleh
penerjemah kata direktur dipilih sebagai ungkapan sapaan dalam BSa, alih-alih
sebagai jabatan, seperti yang diuraikan dalam kamus BSa.
Analisis Data 1C(9)
Metode semantis dengan teknik padanan lazim juga berlaku pada pemadanan
lieutenant :: letnan.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“You have something there, Officer?” Taylor “Kau menemukan sesuatu?” Taylor tidak
51 Komunikasi pribadi dengan Inggrid Dwijani Nimpoeno, penerjemah The Lost Symbol, 14 Februari2015.
000093
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
didn’t recognize him, he must have been fresh outof the academy.
“Yes, Lieutenant,” he answered, Adam’sapple bobbing. Taylor reached him and followed hispointing finger. In the grass, lying quietly, was a hand.(JTE/ATPG/16)
mengenali polisi itu. Pasti baru lulus dariakademi.
“Ya, Letnan,” jawabnya, jakun di lehernyanaik-turun. Taylor tiba di dekatnya danmengikuti ke arah jarinya menunjuk. Di atasrumput, tergeletak begitu saja, sebuah tangan.(DNP/PDS/22)
Pemadanan lieutenant menjadi letnan memberi gambaran bahwa TSa dipadankan
dengan mempertimbangkan unsur estetika BSu. Kata letnan sebenarnya belum
memiliki fungsi yang baik dalam BSa karena kata letnan tidak digunakan di dalam
ranah kepolisian Indonesia52. Atas pandangan tersebut, penerjemah belum menyentuh
batas kewajaran padanan, tetapi dia masih mengkompromikan makna bentuk BSa
tersebut. Newmark (1988a) menegaskan bahwa metode semantis digunakan lebih
luwes dengan mempertimbangkan estetika BSu. Metode semantis juga
memperlihatkan padanan yang fleksibel dalam TSa.
Penerjemah memilih teknik penerjemahan padanan lazim pada lieutenant ::
letnan. Teknik padanan lazim dipilih untuk memenuhi bentuk BSa yang sebenarnya
dapat ditemukan di dalam kamus BSa dan bahasa sehari-hari, tetapi tidak digunakan
untuk menyapa orang yang berpangkat letnan. Kata letnan sebenarnya diadopsi dari
bahasa Belanda dan sekarang sudah menjadi warga BSa (Jones 2008).
Analisis Data 1C(10)
Metode semantis dengan teknik padanan lazim juga berlaku pada pemadanan captain
:: kapten.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranPrice was like that. Half-misogynistic old-
school cop, half-caring, sensitive police. She playedalong.
“You’re making assumptions, Captain.”“I just figured you might be trying to have a life,Lieutenant. Now get over there and do me proud.” Hehung up the phone, leaving Taylor with an odd sense ofsatisfaction. (JTE/ATPG/46)
Price memang seperti itu. Polisi kolot yangmerasa laki-laki lebih superior dari perempuan,tapi juga agak perhatian dan sensitif. Taylor punikut bercanda.
“Anda membuat asumsi, Kapten.”“Aku hanya mengira mungkin kau berusaha
menikmati hidup, Letnan. Sekarang pergi kesana dan bikin aku bangga.“ Price menutuptelepon, meninggalkan Taylor dengan rasa puasyang aneh. (DNP/PDS/54—55 ).
52 Komunikasi pribadi dengan Iptu Triyogo Handoyo, Kasubnit Kriminal Khusus pada KepolisianResor Metro Jakarta Selatan, 6 April 2015.
094
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Pemadanan captain menjadi kapten juga menggunakan metode penerjemahan
semantis karena dalam metode semantic penerjemah memadankan bentuk BSu tanpa
memperhitungkan fungsinya dalam TSa. Ranah kepolisian Indonesia tidak
menggunakan pangkat yang lebih tinggi daripada letnan tersebut untuk menyapa
atasan yang berpangkat kapten53. Jadi, bentuk dan makna kapten masih berkompromi
dengan kaidah bentuk BSa dan masih mempertimbangkan estetika BSu karena dalam
BSu kata tersebut memiliki kesan militer. Karena penerjemah masih
mengkompromikan bentuk dan makna BSu dengan kaidah bentuk BSa, teknik
padanan lazim yang dipilih untuk memadankan captain menjadi kapten. Kata kapten
sebenarnya juga diadopsi dari bahasa Belanda (Jones 2008) dan hanya ditemukan di
kamus BSa, tetapi kata kapten tidak digunakan sehari-hari sebagai ungkapan sapaan.
Analisis Data 1C(11)
Metode penerjemahan semantis dengan teknik padanan lazim juga berlaku pada
pemadanan sergeant :: sersan.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“I asked you if we could move her.” It wasn’t a
statement but a challenge.“Tell me something, Sergeant,” Baldwin said
quietly.The man glared at him as if Baldwin had
murdered the girl at their feet.“Was she posed, or was she dropped here?”
(JTE/ATPG/167)
“Aku tanya padamu apa kami bisamemindahkannya.” Itu bukan pernyataan, tapitantangan.
“Coba katakan padaku, Sersan,” kataBaldwin tenang. Laki-laki itu melototmemandangnya, seakan Baldwin telahmembunuh gadis yang tergolek di dekat kakimereka.
“Dia dibunuh di sini, atau dibuang di sini?”(DNP/PDS/184)
Pemadanan sergeant :: sersan masih menggunakan metode semantis karena
penerjemahan semantis lebih fleksibel dengan BSa dengan mempertimbangkan unsur
estetika TSu. Makna BSa masih dikompromikan selama dalam batas kewajaran BSa.
Kata sersan dalam ranah kepolisian Indonesia diyakini tidak dapat digunakan di
antara para personal kepolisian Indonesia54. Dengan kata lain, penerjemah
mengkompromikan makna bentuk sersan saja ke dalam BSa dengan
mempertimbangkan estetika BSu. Dalam ranah kepolisian BSu, pangkat lazim
53 Komunikasi pribadi dengan Iptu Triyogo Handoyo, Kasubnit Kriminal Khusus pada KepolisianResor Metro Jakarta Selatan, 6 April 2015.
54 Komunikasi pribadi dengan Iptu Triyogo Handoyo, Kasubnit Kriminal Khusus pada KepolisianResor Metro Jakarta Selatan, 6 April 2015.
095
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
digunakan untuk menyapa seseorang. Penerjemah di sini ingin memberikan kesan
estetis yang diperoleh dari penggunaan ungkapan dalam masyarakat BSu tersebut.
Kompromi makna masih dalam batas kewajaran karena sersan memiliki makna yang
sama dengan sergeant, tetapi fungsi BSu tidak sama seperti dalam fungsi BSa.
Karena masih mengkompromikan makna dan memberi kesan estetika BSu,
penerjemah memilih padanan yang dia anggap setara dalam hal makna (semantis).
Pemadanan sergeant :: sersan tersebut menerapkan teknik padanan lazim karena
teknik padanan lazim hanya ditemukan di dalam kamus BSa dan digunakan sehari-
hari, tetapi tidak dalam penggunaan ungkapan sapaan. Padanan lazim seperti ini
dipilih oleh penerjemah karena penerjemah tidak memiliki cadangan pilihan lain yang
setara makna dan fungsinya dengan bentuk sergeant.
Dalam metode semantis teknik penerjemahan masih terlihat mngikuti garis
ideologi pemancaan karena penerjemah masih tetap setia dengan TSu. Padanan
dihasilkan dengan memperlihatkan makna TSu sehingga secara kontekstual dan
fungsional padanannya tidak memperlihatkan padanan yang sesuai dengan budaya
kebahasaan masyarakat BI.
4.2.2 Ideologi Pelokalan
Ideologi pelokalan adalah ideologi penerjemahan yang berorientasi pada BSa.
Penerjemah yang menganut ideologi pelokalan mau tak mau wajib menggunakan
metode dan teknik penerjemahan yang berorientasi pada BSa. Dalam ideologi
pelokalan metode penerjemahan yang dipilih biasanya dimulai berupa (1) metode
adaptasi (adaptation), (2) metode bebas (free translation), (3) metode idiomatis
(idiomatic translation), dan (4) metode komunikatif (communicative translation).
4.2.2.1 Metode Adaptasi
Metode ini adalah metode yang paling bebas dalam penerjemahan. Maksudnya,
keterikatan bahasa dan budaya terhadap BSu sangatlah tipis, bahkan hampir tidak
ada, keterikatan justru lebih dekat pada BSa. Unsur-unsur budaya yang terdapat pada
BSu diganti dengan unsur budaya yang lebih dekat dan akrab pada pembaca sasaran.
Metode ini sering dipakai pada penerjemahan karya sastra, yakni novel, drama, dan
puisi. Metode penerjemahan adaptasi ini menggunakan teknik penerjemahan adaptasi
(adaptation).
096
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 2D(1)
Metode adaptasi dengan teknik adaptasi digunakan pada pemadanan girls :: teman-
teman.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“To be honest, I’d like to forget about it,”
Sarah told her, then gestured around the table.“That doesn’t seem likely, at least tonight. Andif Jeanette’s right that everyone is talking aboutthis, I may never be able to show my face intown again.”
“Oh, hogwash!” Dana Sue said. “SweetMagnolias don’t worry about a little talk. Wethrive on it. Right, girls?”
“To be honest, I wasn’t so thrilled when Caland I were at the center of all the gossip,”Maddie contradicted. “And Bill and I beforethat.” (SW/STAS/152)
“Rasanya tidak mudah, terutama untukmalam ini. Tapi jika kata Jeanette benar bahwasemua orang membicarakan kejadian ini,mungkin aku tak akan pernah sanggupmenampakkan wajahku di kota.”
“Oh, omong kosong!” timpal Dana Sue.“Sweet Magnolia tak menggubris kasak-kusuk.Kita justru makin dewasa makin dewasakarenanya, Betul, ‘kan, teman-teman?”
“Jujur saja aku malah tak menikmati ketikaCal dan aku menjadi pusat gosip,” Maddiemembantah. Lalu Bill dan aku sebelum itu.”(DB/JH/176)
Ungkapan girls tentu tidak dapat dipadankan secara harfiah dengan gadis-gadis,
tetapi dipadankan dengan teman-teman berdasarkan konteks percakapan. Konteks
percakapan tersebut melibatkan para partisipan (Maddie, Helen, Sarah, Jeanette) yang
memiliki hubungan sosial yang dekat (pertemanan) dengan Dana Sue dan usia
mereka yang sudah tidak muda lagi. Atas dasar itulah, kata girls—yang bermakna
harfiah gadis-gadis—tidak dapat disajikan oleh penerjemah ke dalam TSa karena
bentuk BSa harus disesuaikan dengan konteks budaya masyarakat BSa. Hal itu
dimanfaatkan oleh penerjemah untuk memadankan girls dengan teman-teman karena
hubungan antara Maddie, Helen, Sarah, Jeanette, dan Dana Sue adalah hubungan
persahabatan sehingga wajarlah Dana Sue menyapa teman-temannya dengan
ungkapan sapaan teman-teman. Penerjemah mencari padanan yang sesuai dengan
kebiasaan menyapa di antara orang Indonesia. Di dalam masyarakat Indonesia, di
antara hubungan pertemanan lazim digunakan teman-temen ketika kita menyapa para
sahabat kita sebagai tanda keakraban. Karena padanannya mengikuti budaya bahasa
sasaran, teknik penerjemahan yang dipilih adalah teknik adaptasi karena penerjemah
memadankan kata asingnya sesuai dengan konteks percakapan dan kebiasaan bahasa
sasaran.
097
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 2D(2)
Metode adaptasi dan teknik adaptasi juga dapat diterapkan pada pemadanan everyone
:: semuanya.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“None,” Sarah said emphatically, then had
another thought. “And don’t send your husbandsafter him, either.” She waited for the nods ofagreement that were awfully slow in coming.“Okay, then. Good night, everyone.”
She hoped her departure would put an endto the discussion of the kiss, if not to the entiregathering. Judging from the low murmur ofvoices she could hear long after she’d checkedon Tommy and Libby, taken a shower andclimbed into bed, the rest of them still hadplenty to say. (SW/STAS/154)
“Tidak boleh,” kata Sarah lembut, lalumenambahi. “Dan jangan suruh suamimumengerjakan juga.” Sarah menunggu anggukansetuju dari Annie. Lama sekali akhirnya Anniemengangguk. “Baiklah, kalau begitu. Selamatmalam, semuanya.”
Sarah berharap kepergiannya menyudahipembahasan ciuman itu, walaupun kumpul-kumpul itu belum selesai. Namun sampai iaselesai memeriksa Tommy dan Libby, mandilalu berangkat tidur, ia masih mendengar bisik-bisik. Rupanya mereka masih belum selesaijuga. (DB/JH/178)
Ungkapan semuanya tampak terbaca lancar bagi pembaca BSa dalam hal penyapaan
sejumlah orang yang berada di dalam sebuah acara takformal. Padanannya memenuhi
unsur kebiasaan orang Indonesia yang menyapa teman-teman dengan semuanya
karena orang Indonesia yang tidak bisa menyapa satu demi satu nama tersapa karena
para partisipan yang hadir di dalam acara tersebut lebih dari satu orang. Penerjemah
mengadaptasi situasi BSu ke dalam TSa dan juga tidak lupa mengganti unsur-unsur
budaya BSu dengan unsur-unsur budaya atau kebiasaan yang lebih dekat dan lebih
akrab dengan pembaca BSa. Konteks percakapan seperti cuplikan percakapan di atas
melibatkan para partisipan (Helen, Annie, dan Sarah) yang memiliki hubungan yang
akrab. Penerjemah memilih kata yang memiliki keterikatan budaya dan kebiasaan
yang lebih dekat dan lebih akrab dengan BSa. Apabila everyone diterjemah dengan
tiap orang, teks terjemahannya menjadi tidak lancer serta terasa kaku dan aneh
karena padanannya harus sesuai dengan budaya atau kebiasaan orang Indonesia
ketika mereka menyapa orang yang hadir di dalam peristiwa bahasa tersebut.
4.2.2.2 Metode Bebas
Metode penerjemahan bebas lebih mengutamakan isi (content) BSu daripada bentuk
dan strukturnya. Kebebasan dalam metode ini masih sebatas bebas mengungkapkan
makna pada BSa, sehingga masih dibatasi maksud atau isi BSu walaupun bentuk teks
BSu sudah tidak dimunculkan kembali. Lebih lanjut, pencarian padanan pun
098
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
cenderung berada pada tataran teks, bukan kata, frasa, klausa atau kalimat, sehingga
akan tampak seperti memparafrasa BSu. Metode penerjemahan bebas menggunakan
teknik penerjemahan penyulih budaya (cultural substitute). Teknik penyulih budaya
diterapkan untuk memecahkan masalah atas kata yang tidak diterjemahkan oleh
penerjemah novel.
Analisis Data 2E(1)
Metode bebas berjalan selaras dengan teknik penyulih budaya, seperti pada contoh
Grace :: Grace berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Grace, you need to take that burger and
fries to table nine,” she told the owner of theold-fashioned soda fountain. The down-homecooking continued to bring in business….(SW/STAS/3)
“Grace, kau harus mengantar burger dankentang goring itu ke meja sembilan,” ujar Sarahkepada pemilik soda fountain antik itu.(DB/JH/46)
Pada teks terjemahan tampak Grace dialihkan begitu saja tanpa diberi unsur apa pun.
Dalam metode bebas pemadanan dapat dilakukan dengan Bu Grace agar teks BSa
dekat dengan pembaca BSa dan penerjemah lebih mengutamakan isi daripada
bentuknya. Pesan yang disampaikan oleh penerjemah lebih bebas diungkapan ke
dalam BSa. Hal tersebut dilakukan karena kebiasaan dan budaya orang Indonesia
ketika memanggil atau menyapa wanita yang berstatus sosial lebih tinggi (sebagai
pemilik restoran) wajar digunakan Bu + ND. Sebagai akibatnya, teks terjemahan
menjadi terasa bagian dari budaya BSa. Atas dasar itulah, teknik penerjemahan yang
perlu diusulkan adalah teknik penerjemahan penyulih budaya karena konteks
percakapan berlatar dalam budaya Amerika disulih dengan konteks percakapan
berlatar Indonesia. Dalam budaya kebahasaan orang Amerika kepada wanita yang
berstatus lebih tinggi lazim dan biasa disapa dengan nama diri saja (Chambers 2003),
tetapi di dalam budaya kebahasaan orang Indonesia lazim dan biasa kepada wanita
yang berstatus lebih tinggi digunakan Bu + ND (Suhardi 2009), seperti Bu Grace.
Analisis Data 2E(2)
Metode bebas juga tampak pada contoh Liz :: Liz, tetapi bagi penganut ideologi
pelokalan padanan Liz diganti menjadi Bu Liz dengan menggunakan teknik penyulih
budaya.
199
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranShe directed his gaze across the room to a
woman with snow-white hair that curled softlyaround her lined face. ….
“Perhaps, if you’re finished with your cardgame, we could have lunch at Sullivan’s anddiscuss the topics the two of you might cover,”Travis suggested. “Do you have the time, Liz?(SW/STAS/212—3)
Sarah mengarahkan pandangan Travismelintasi ruangan ke seorang wanita denganrambut seputih salju yang ikal lembutmengelilingi wajahnya yang penuh keriput. ….
“Mungkin, kalau kau sudah selesai denganpermainan kartunya, kita bisa makan siang diSullivan dan mendiskusikan topik-topik yangakan kalian bahas.” Travis mengusulkan.“Apakah kau punya waktu, Liz?” (JH/242—6)
Kata Liz yang dipertahankan di dalam TSa memiliki padanan yang dapat berterima
bagi pembaca BSa, yakni Bu Liz. Pemadanan semacam itu lebih menekankan
pembaca BSa dan lebih mementingkan isi. Di samping itu, unsur-unsur lain di dalam
padanan ujaran tersebut disesuaikan dengan budaya kebahasaan BSa, seperti
pronomina you diubah menjadi penyulih budaya Ibu, seperti Apakah Ibu punya
waktu? Hal tersebut dilakukan untuk memberi kesan bahwa pesan BSa disampaikan
dengan wajar sesuai dengan budaya kebahasaan BSa. Jadi, metode bebas ini tidak
terikat pada budaya BSu.
Dalam metode penerjemahan bebas ini teknik penerjemahan penyulih budaya
dapat digunakan karena unsur-unsur budaya kebahasaan BSa secara bebas
dimasukkan ke dalam TSa dan disesuaikan dengan pembaca BSa. Cuplikan
percakapan seperti di atas mengisyaratkan seorang pemuda yang berusia 29 tahun
menyapa seorang wanita yang berusia 60 tahun. Di samping itu, hubungan antara
penyapa dan yang disapa tidak akrab karena Travis baru mengenal Liz Johnson.
Dalam budaya kebahasaan BSa, kepada wanita yang sudah berusia tua dan belum
akrab lazim dan wajar disapa dengan Bu + ND (Suhardi 2009), seperti Bu Liz. Akan
tetapi, tidak demikian halnya dalam budaya kebahasaan BSu, kepada wanita yang
lebih tua dan belum akrab lazim disapa dengan nama diri (Chambers 2003). Dalam
metode bebas pembaca BSa tidak akan menemukan terjemahan bukan seperti hasil
penerjemahan. Teknik yang digunakan dalam pemadanan Liz :: Bu Liz adalah teknik
penyulih budaya.
4.2.2.3 Metode Idiomatis
Metode penerjemahan idiomatis mereproduksi pesan dari BSu, tetapi cenderung
terjadi distorsi nuansa makna di dalam TSa. Ungkapan idiomatis yang ada pada BSu
100
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
diterjemahkan sedapat mungkin dengan ungkapan idiomatis pula. Metode
penerjemahan idiomatis ini cenderung menggunakan teknik penerjemahan metafora
(metaphor). Menurut Newmark (1988: 104), sebagai salah satu bentuk idiom,
ungkapan metafora merupakan teks yang membutuhkan penyesuaian-penyesuaian
dalam penerjemahan. Larson berpendapat bahwa “sometimes it will be necessary to
translate idiom with a non-figurative expression, but sometimes a good receptor
language idiom may be used” (1984: 116).
Analisis Data 2F(1)
Metode penerjemahan idiomatis dengan teknik metafora terjadi pada penerjemahan
you crazy motherfucker :: kau bangsat.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Did we get the son of a bitch?”The man was practically being strip-searched,
with affirmative answers coming from all involved.“Got a ski mask here.”“Got the knife.”“He’s got rope in this pocket. Shut up, you
crazy motherfucker. We’ve got your ass.”(JTE/ATPG/312)
“Apa kita berhasil menangkap bajingan itu?”Laki-laki itu praktis digeledah, diiringi
jawaban penegasan dari semua orang yangterlibat.
“Ini ada topeng ski.”“Ada pisau.”“Ada tali di sakunya. Diam, kau bangsat.
Kau tertangkap basah.” (DNP/PDS/ 336)
Ungkapan you crazy motherfucker diterjemahkan dengan metode penerjemahan
idiomatis karena ungkapan you crazy motherfucker merupakan idiom yang digunakan
untuk menyapa orang yang berperilaku tidak menyenangkan. Dalam TSa padanannya
disajikan dengan ungkapan idiomatis dengan pesan yang disampaikan sama dengan
pesan TSu dan penerjemah lebih mementingkan keberterimaan bagi pembaca BSa.
Dalam metode idiomatis ini, penerjemah berusaha menyampaikan makna kontekstual
dari BSu sewajarnya ke dalam TSa. Ungkapan kau bangsat merupakan ungkapan
idiomatis yang digunakan kepada orang yang berperilaku menjengkelkan atau yang
tidak menyenangkan. Dalam budaya kebahasaan BSa, ungkapan ini terasa wajar bila
digunakan oleh orang yang sedang jengkel dan kesal. Penerjemah sengaja tidak
memadankan ungkapan you crazy motherfucker secara harfiah karena dia lebih
mempertimbangkan pembaca BSa.
Dari metode penerjemahan idiomatis tersebut penerjemah dapat menggunakan
teknik metafora karena metode penerjemahan idiomatis lebih cocok dengan metode
metafora yang bersinggungan dengan ungkapan idiomatis. Newmark (1988b)
101
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
mengusulkan bahwa penerjemah sedapat mungkin memadankan ungkapan metafora
TSu dengan ungkapan metafora TSa. Apabila metafora you crazy motherfucker
dipadankan secara harfiah dengan mereproduksi citra yang sama dengan BSu, yakni
kau pemesum ibu, padanannya tidak berterima bagi pembaca BSa karena berkesan
tidak adab dan tidak sesuai dengan konteks percakapan BSu. Jadi, citra dalam BSu
diganti dengan citra yang berterima atau standar dalam BSa.
Analisis Data 2F(2)
Metode penerjemahan idiomatis dengan teknik penerjemahan metafora terjadi pada
penerjemahan pigs :: bangsat.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Smart move, Norville. Folks, I’d like you to
meet Norville Turner. Norville, meet the people whoare responsible for making your life a living hellfrom here on out.” He looked at Taylor, shaking hishead in the gloom. “Brings his wallet along.Brilliant.”
“I didn’t do nothin’. You got nothin’ on me,pigs.”
Turner started struggling again and was quicklysubdued. (ATPG/312)
“Pintar sekali, Norville. Kawan-kawan,perkenalkan, Noville Turner. Norville,perkenalkan, ini orang-orang yang akanmembuat hidupmu seperti di neraka sejakmalam ini.” Lincoln memandang Taylor,menggelengkan kepalanya dalam kegelapan.“Dia bawa dompet. Sungguh brilian.”
“Aku tidak melakukan apa-apa. Kau tidakpunya alasan menangkapku, Bangsat!” Turnermulai memberontak lagi, tapi tak lamakemudian segera diam. (PDS/337)
Metode idiomatis yang berupaya menghilangkan unsur budaya kebahasaan BSu ke
dalam TSa. Kata pigs dalam budaya kebahasaan Amerika ditujukan kepada anggota
polisi55 yang membuat tersangka Norville Turner jengkel. Ungkapan BSu itu diganti
dengan bangsat sebagai ungkapan idiomatis di dalam budaya kebahasaan BSa untuk
memaki atau menista orang yang menjengkelkan. Penerjemah berupaya
menyampaikan pesan dalam TSa sewajar dan berterima kepada pembaca BSa.
Tujuannya adalah untuk memberikan kesan yang adab kepada pembaca BSa.
Pemadanan pigs :: bangsat memberikan kesan yang lebih adab kepada pembaca BSa
karena konotasi kata pigs tidak sekasar ungkapan BSa. Penerjemah memadankan pigs
dengan bangsat karena dia ingin mempertahankan rasa bahasa yang disajikan kepada
pembaca BSa agar konotasi BSa terdengar tidak sekasar konotasi BSu56.
55 Komunikasi pribadi dengan Claire Martin, penutur sejati BIA, 16 April 2015.56 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah novel All the Pretty Girls, 25
November 2014.
102
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Penerjemah menggunakan teknik penerjemahan metafora untuk memadankan
pigs karena teknik metafora selaras dengan metode penerjemahan idiomatis. Dalam
teknik penerjemahan metafora, penerjemah berusaha mengganti citra dalam BSu
dengan citra yang lain dalam BSa, selama padanannya tidak mengganggu
keberterimaan dan kewajaran bagi pembaca BSa. Larson (1984) menegaskan bahwa
tiap bahasa memiliki bentuk tersendiri dalam mengungkapkan suatu makna sehingga
makna dari suatu bahasa dapat direpresentasi dengan bentuk yang sangat berbeda
pada bahasa lain. Penggantian tersebut dilakukan untuk menghindari ungkapan babi
sebagai padanan harfiah dari pigs yang berkonotasi dengan takadab konsep religi
pembaca BSa yang mayoritas beragama Islam karena dalam Islam babi diharamkan
atau tabu diungkapkan.
Analisis Data 2F(3)
Metode idiomatis dengan teknik metafora juga terjadi pada penerjemahan sugar ::
manis.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranBut when he rose and started toward the
door, she knew it with every fiber of her being.And when he stopped just behind her anddrawled, “See you tomorrow, sugar,” shejuggled the tray she was carrying and nearlyupended two tuna-melt specials onto the black-and-white tiled floor. Bright color once againflooded her cheeks. (SW/STAS/6)
Tetapi ketika laki-laki itu bangkit dan mulaimenuju pintu, Sarah dapat merasakan dengansegenap jiwa dan raganya. Dan ketika laki-lakiitu berhenti tepat di belakangnya dan berbicaralambat-lambat, “Sampai besok, Manis,” Sarahkehilangan keseimbangan pada nampan yangsedang dibawanya dan hampir menjatuhkan duatuna-melt special ke atas lantai keramik hitamputih. Rona merah sekali lagi membanjiripipinya. (DB/JH/11)
Pemadanan sugar :: manis juga dilakukan dengan mementingkan konteks budaya
kebahasaan BSa. Dalam budaya kebahasaan BSu ungkapan sugar dapat digunakan
untuk menggoda wanita dewasa (Lea 2011). Ungkapan manis dapat digunakan untuk
menyapa wanita dengan tujuan menggoda di dalam budaya kebahasaan BSa (Sugono
2008). Penerjemah sengaja menghadirkan ungkapan idiomatis dalam TSa untuk
memberikan pesan yang sama dengan TSu. Dia tidak menerjemahkan ungkapan
idiomatis BSu dengan mereproduksi bentuknya karena pada hakikatnya metode
idiomatis mereproduksi pesan dari BSu, tetapi bentuknya diubah dengan bentuk yang
berbeda dari BSu. Artinya, ungkapan sugar tidak dipadankan dengan gula, tetapi
dengan ungkapan idiomatis manis sebagai citra yang berbeda dari sugar.
103
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Metode idiomatis ini sejalan dengan teknik metafora yang digunakan oleh
penerjemah. Ungkapan metafora dalam BSu tidak dapat diterjemahkan dengan
ungkapan non-figuratif dalam BSa (Larson 1984: 116) karena padanannya dapat
mengganggu pemahaman pembaca BSa dan kelancaran TSa serta terasa aneh.
Sebagai solusinya penerjemah harus menggantinya dengan ungkapan metafora yang
bercitra berbeda dari ungkapan metafora BSu, yakni dari metafora bercitra konkrit
sugar dalam BSu menjadi metafora bercitra abstrak manis dalam BSa agar
padanannya berterima, terbaca lancar, dan tidak aneh serta tidak kaku. Newmark
(1988b) menegaskan kembali dalam penerjemahan ungkapan idiomatis yang perlu
dilakukan adalah mengganti citra dalam TSu menjadi citra yang lain dalam TSa.
Analisis Data 2F(4)
Metode idiomatis dengan teknik metafora berlaku pada penerjemahan puppy ::
sayang.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranLincoln’s eyes grew wide. “The rapist? Did he
kill someone?”“No, he didn’t. But he raped Betsy Garrison last
night.”She waited for that news to sink in. Lincoln
opened his mouth, then closed it with a brief shake ofhis head.
Marcus spoke first.“I assume you want this kept quiet?”“Got it in one, puppy. We need to keep Betsy’s
name out of it at all costs. She doesn’t want the peoplein her unit to know she’s been raped. She got beat uppretty badly, too, and Brian Post’s been informingpeople she had a car accident. (ATPG/113—114)
Mata Lincoln terbelalak, “Pemerkosa itu?Apa dia membunuh seseorang?”
“Tidak. Tapi, dia memerkosa Betsy Garrisontadi malam.”
Taylor menunggu berita itu masuk ke pikiranmereka. Lincoln membuka mulut, lalumengatupkannya diiringi gelengan singkat.
Marcus akhirnya membuka mulut.“Kurasa kau ingin kasus ini tetap
dirahasiakan?”“Tepat sekali, Sayang. Pokoknya nama
Betsy jangan sampai muncul dalam kasus ini.Betsy tidak ingin orang-orang di unitnya tahu iatelah diperkosa. Dia juga dihajar sampai babak-belur, dan Brian Post memberi tahu yang lainkalau Betsy mengalami kecelakaan mobil.(PDS/128)
Penerjemahan puppy :: sayang juga memperlihatkan penerjemahan ungkapan
idiomatis karena ungkapan puppy dikenal sebagai ungkapan idiomatis yang ditujukan
kepada seseorang, tetapi secara denotatif ungkapan puppy merujuk ke ‘anak anjing’
yang terdapat di dalam BSu. Konteks percakapan yang bersifat takformal dan akrab
dalam BSu menghasilkan ungkapan idiomatis direproduksi ke dalam BSa dengan
syarat ungkapan BSa lebih berterima dan wajar bagi pembaca BSa. Apabila ungkapan
idiomatis BSu diterjemahkan apa adanya, misalnya seperti anak anjing. Sebagai
104
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
akibatnya padanannya akan mengganggu pemahaman pembaca dan maksud
penerjemah. Distorsi makna juga tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, penerjemah
berusaha menerjemahkan puppy dengan ungkapan idiomatis melalui pesan yang sama
dengan pesan BSu. Ungkapan puppy tentu tidak dapat dipadankan dengan anak
anjing karena yang disapa adalah manusia57.
Sebagai akibatnya, metode penerjemahan idiomatis tersebut akan berdampak
pada teknik penerjemahan metafora mengingat ungkapan metafora merupakan bagian
dari ungkapan idiomatis sehingga ungkapan metafora dalam BSu wajib diganti
dengan ungkapan metafora dalam BSa. Artinya, penerjemah mengganti citra dalam
TSu dengan citra yang berbeda dalam TSa. Nida dan Taber (1969: 106) mengusulkan
dalam penerjemahan idiomatis, bentuk idiom dalam BSu diganti menjadi bentuk
idiom lain dalam BSa
Analisis Data 2F(5)
Penerjemahan young man :: anak muda juga menggunakan metode idiomatis dan
teknik metafora.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“I may be old, young man, but I still have
excellent hearing,” Liz called out to him. “Andjust so you know, I don’t go all the way back tothe days of the slaves, and that’s when this townwas founded.” She beckoned to him. “Comeover here.”
Travis grinned at having been caught talkingabout her. “Yes, ma’am.” (SW/STAS/213)
“Aku mungkin sudah tua, anak muda, tapimasih punya pendengaran sempurna,” kata Lizkepadanya. “Dan asal tahu saja, aku tidak hiduppada zaman perbudakan,dan saat itulah kota inidibangun.” Ia memberi isyarat padanya,“Kemarilah.”
Travis menyeringai karena tertangkap basahsedang membicarakannya. “Ya, Ma’am.”(DB/JH/244)
Ungkapan anak muda sebagai padanan dari young man merupakan padanan yang
berterima bagi pembaca BSa, alih-alih orang muda. Ungkapan orang muda
tampaknya sudah tidak terdengar lagi dan digantikan dengan makna dan fungsi yang
sama dengan anak muda. Ungkapan orang muda dalam bahasa Indonesia sebelum
masa kemerdekaan digunakan kepada orang dewasa yang lebih muda oleh orang yang
lebih tua dan yang tidak akrab58. Dalam masyarakat Amerika Serikat, young man
digunakan untuk menunjukkan rasa kesal atau jengkel dan ditujukan kepada pria
57 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah novel Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.58 Van Wijk (1985: 159) menegaskan bahwa “… jika seseorang sama sekali tidak dikenal dan tidak
terdapat keakraban sama sekali, digunakanlah panggilan orang moeda.”
105
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
muda dewasa (Lea 2011). Ungkapan anak muda juga merupakan ungkapan yang
dapat memuat rasa kesal atau jengkel kepada orang yang lebih muda. Cuplikan cerita
seperti di atas memperlihatkan bahwa Liz yang sudah tua merasa kesal dan jengkel
karena dirinya digunjing oleh pria muda dewasa Travis sehingga dia menyapa Travis
dengan young man. Ungkapan anak muda merupakan ungkapan idiomatis karena
citra anak pada anak muda merupakan citra yang berbeda dengan man ‘pria dewasa’
seperti pada young man. Penerjemah mengganti citra dalam BSu dengan citra yang
lain dalam TSa. Nida dan Taber (1969: 119) kembali menegaskan bahwa dalam
penerjemahan idiomatis, bentuk non-idiom dalam BSu diganti menjadi bentuk idiom
dalam BSa. Metode penerjemahan idiomatislah yang dipilih oleh penerjemah agar
pesan yang dikandungi dapat lebih mengena bagi pembaca BSa. Teknik
penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam memadankan young man menjadi
anak muda adalah teknik metafora karena penerjemah mengganti citra yang bukan
metafora man menjadi citra yang berupa metafora anak, alih-alih orang sebagai
padanan harfiah dari man.
Analisis Data 2F(6)
Pemadanan worrywart :: Tukang Cemas juga menggunakan metode penerjemahan
idiomatis dan teknik penerjemahan metafora.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranRory Sue nodded. “I checked everything
against your list twice.”“And the attorney for Liz and the bank
knows to come here?”“I told his secretary,” Rory Sue confirmed.
“It’s all good, Mom.”Sonny leaned down and kissed Mary
Vaughn. “Satisfied, worrywart?”(SW/STAS/306)
Rory Sue mengangguk. “Aku memeriksasemuanya berdasarkan daftar Mom dua kali.”
“Dan, pengacara untuk Liz dan bank tahucara datang kemari?”
“Aku sudah memberi tahu sekretarisnya,”Rory Sue mengormasikan.“Semuanya beres,Mom.”
Sonny membungkuk dan mengecup MaryVaughn. “Sudah puas, Tukang Cemas?”(DB/JH/349)
Secara harfiah, kata worry yang berarti ‘cemas’ dan wart ‘gumpalan, benjolan di
kulit’ dapat diterjemahkan dengan benjolan di kulit yang mencemaskan. Mengingat
makna worrywart tidak dapat diprediksi dari kata-kata yang menyusunnya (Lea
2011), ungkapan majemuk BSu tersebut merupakan ungkapan idiomatis. Lea (2011:
1720) mendefinisikan worrywart sebagai “a person who worries abaut unimportant
things”. Penerjemah memadankan ungkapan idiomatis BSu tersebut dengan ungkapan
106
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
idiomatis BSa tukang cemas karena makna tukang cemas disusun berdasarkan
konteks percakapan yang sama dengan BSu. Tokoh Mary Vaughn merasa cemas akan
urusannya yang belum selesai dengan pihak bank. Rory Sue anak Mary sudah
mengatur semuanya sehingga ibunya tidak perlu cemas. Berdasarkan konteks
percakapan tersebut, oleh suaminya, Sonny Lewis, Mary disapa dengan worrywart
karena kebiasaan Mary yang selalu mencemaskan atau mengkhawatirkan hal-hal
yang tidak penting. Kebiasaan orang Indonesia yang mengalami konteks percakapan
seperti masyarakat BSu juga akan mengungkapkan tukang cemas. Kata tukang
memiliki makna idiomatis orang yang biasa suka melakukan sesuatu yang kurang
baik (Sugono 2008). Jadi, penerjemah di sini mengalihkan pesan dalam BSu yang
sepadan dengan pesan yang terima oleh pembaca BSa. Pada penerjemahan worrywart
:: tukang cemas, penerjemah mengganti citra non-insani wart dalam BSu dengan citra
insani dalam BSa tukang. Karena yang diterjemahkan adalah ungkapan idiom,
metode yang dipilih oleh penerjemah adalah metode penerjemahan idiomatis.
Penerjemah yang memilih metode penerjemahan idiomatis mau tidak mau
menggunakan teknik metafora. Metafora dalam BSu diganti menjadi metafora BSa,
misalnya citra non-insani menjadi citra insani.
4.2.2.4 Metode Komunikatif
Penerjemahan komunikatif merupakan penerjemahan yang paling ideal daripada
semua metode penerjemahan. Hasil penerjemahan dengan metode ini tampak seperti
bukan hasil penerjemahan. Dalam metode komunikatif ditemukan sebelas teknik
penerjemahan. Kesepuluh teknik tersebut adalah (1) teknik eufemisme (euphemism),
(2) teknik konvergensi (convergence), (3) teknik divergensi (divergence), (4) teknik
pengalihan kontekstual (contextual switch), (5) teknik modulasi (modulation), (6)
teknik partikularisasi (particularization), (7) teknik pelesapan (omission), (8) teknik
padanan lazim (established equivalent), (9) teknik transposisi lompat (crossed
transposition), (10) teknik penambahan (addition), dan (11) teknik eksplisitasi
(explicitation).
Analisis Data 2G(1)
Metode komunikatif dengan teknik eufemisme terjadi pada penerjemahan stupid cunt
:: perempuan tolol.
107
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Shut up, Norville. Your fly’s open, you dumb
ass.”He lunged and before she could jerk away, he spat
at her. “Stupid cunt. What the fuck’re youdoing? I didn’t do nothin’.”
Taylor wiped at her face, furious. His captorsstarted in on him again, but she stood her ground,waiting. (JTE/ATPG/312—313)
“Diam, Norville. Kau sudah tertangkapbasah, Bodoh.”
Turner menerjang dan sebelum Taylorsempat mundur, ia meludah padanya.“Perempuan tolol! Apa-apaan kau ini? Akutidak berbuat apa-apa!”
Taylor mengusap wajahnya, marah. Parapolisi yang meringkusnya mulai meneriakinyalagi, tapi Taylor hanya berdiri tegak ditempatnya berpijak, menunggu.(DNP/PDS/337—338)
Frasa stupid cunt berkonotasi lebih kasar daripada perempuan tolol karena stupid cunt
tidak adab jika dipadankan secara harfiah dengan memek tolol. Penerjemah memilih
perempuan tolol untuk memberikan konotasi yang tidak sevulgar ungkapan dalam
bahasa Inggrisnya59 dan untuk memberi kesan budaya kebahasaan yang beradab
kepada pembaca BSa. Dalam pemadanan tersebut digunakan metode komunikatif
yang lebih mementingkan aspek pembaca dan tujuan penerjemahan. Konotasi stupid
cunt terkesan lebih kasar dan dipakai sebagai ungkapan memaki wanita (Dunkling
1990). Teknik eufemisme yang dipilih untuk memadankan stupid cunt dengan
perempuan tolol bertujuan menghindari efek negatif kepada pembaca BSa sehingga
penerjemah menghaluskan ungkapan BSu tersebut. Penerjemah meyesuaikan
padanannya dengan budaya pembaca BSa. Ungkapan perempuan tolol disajikan
untuk menghindari ketakadaban, ketakberterimaan, dan kevulgaran bagi pembaca
BSa.
Analisis Data 2G(2)
Metode komunikatif dengan teknik konvergensi terjadi pada penerjemahan honey ::
sayang, babe :: sayang, dan sweetheart :: sayang.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Marni Fischer’s body has been found in
Roanoke. I’m on my way over to the jet so I cancatch a ride up there. I don’t think I’ll be hometonight after all, honey. I’m sorry.” He wasgenuinely distressed, he hated spending too muchtime away from her.
“Uhhh, that’s okay. Just give me a call when you
“Mayat Marni Fischer telah ditemukan diRoanoke. Aku sedang dalam perjalanan menujujet carteran sehingga aku bisa pergi ke sana.Kurasa aku tidak bisa pulang malam ini,Sayang. Maaf.” Baldwin benar-benar sedih, iabenci menghabiskan terlalu banyak waktu jauhdari Taylor.
59 Komunikasi pribadi dengan Desak Nyoman P., penerjemah novel All the Pretty Girls, 25November 2014.
000000000000000000000108
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
get some free time. I’m sorry, babe, I know you didn’twant it to end up like this.”
“No, but I was expecting it. Time frame wasright. You were about to ask me something earlier.”
“Oh, that’s okay, it can wait. I have to go anyway,I’m meeting Sam. Just call me later, okay?”
“I will, sweetheart. Love you,” he saidalmost absently. Once he’d determined Taylor wasfine and needed nothing from him, his head had goneimmediately back to the case. He hung up and shoved thephoneback into its holster. (ATPG/149—150)
“Uhhh, tidak apa-apa. Pokoknya telepon sajaaku kalau kau ada waktu luang. Maaf, Sayang,aku tahu kau tidak ingin jadi seperti ini.”
“Memang tidak, tapi aku sudahmemperkirakannya. Rentang waktunya tepat,tadi kau hendak menanyakan sesuatu.”
“Oh, tidak apa-apa, bisa menunggu. Lagipula aku haus pergi, aku mau bertemu Sam.Telepon saja aku nanti, oke”
“Pasti, Sayang. Love you,” katanya hampirsambil lalu. Begitu ia sudah memastikan Taylorbaik-baik saja dan tidak membutuhkan sesuatudarinya, pikirannya seketika kembali ke kasusini. Ia menutup telepon dan memasukkanyakembali ke dalam sarungnya. (PDS/165)
Ungkapan sayang sebagai padanan dari ungkapan honey, babe, dan sweetheart
tampak lebih berterima bagi pembaca BSa. Penerjemah berupaya menciptakan efek
BSa sedekat mungkin dengan efek BSu. Artinya, efek yang sama harus diterapkan
kepada pembaca kedua bahasa. Pesan ekspresif dalam BSu dialihkan ke dalam TSa
sehingga pesan dalam BSu lebih diutamakan oleh penerjemah, bukan bentuk. Dalam
kebiasaan atau budaya kebahasaan orang Amerika, kepada sepasang kekasih lazim
dan wajar digunakan ungkapan honey, babe, dan sweetheart (Lea 2011). Sementara
itu, di dalam masyarakat BSa, orang Indonesia biasa dan lazim serta wajar
menggunakan sayang kepada pasangan asmaranya (Suhardi 2009). Jadi, dalam
penerjemahan tutur sayang tersebut penerjemah memperlihatkan kebiasaan dan
kelaziman antara kedua budaya kebahasaan untuk memilih padanan yang wajar bagi
pembaca BSa.
Dengan metode penerjemahan komunikatif tersebut penerjemah menggunakan
teknik konvergensi. Teknik konvergensi merujuk kepada teknik yang digunakan
apabila bentuk BSa tidak memiliki alternatif padanan yang dapat mewakili tiap
padanan dalam BSu. Di sini penerjemah tidak memiliki padanan alternatif untuk
memberikan pesan BSa yang sama dengan BSu. Apabila penerjemah memaksakan
padanannya mengikuti pengalihan bentuk, hasil penerjemahannya menjadi tidak
wajar dan tidak berterima bagi pembaca BSa. Misalnya, apabila honey diterjemahkan
dengan madu, babe dengan bayi, dan sweetheart dengan hati manis, padanannya
menjadi aneh dan keluar dari konteks.
109
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 2G(3)
Metode penerjemahan komunikatif dengan teknik konvergensi juga terjadi pada
penerjemahan sugar :: sayang.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Yeah, that’s what I figured. Just pursue
the witness/jury angle with Page, see if you canturn anything up. Keep your ear to the ground, work acouple of sources, see what shakes loose.”
“You got it, sugar. Rather be dealing with acriminal I can understand anyway. Drug dealers,pimps, the regular Nashville nasties. I hate thisserial killer shit.” (JTE/ATPG/187—188)
“Yah, sudah kuduga. Pokoknya selidiki sajajuri/saksi dengan Page, lihat apakah kau dapatmenemukan sesuatu. Pasang telinga, manfaatkansumbermu, lihat apa yang akan muncul.”
“Beres, Sayang. Lagi pula aku lebih memilihberhadapan dengan kriminal yang bisakumengerti. Pengedar narkoba, germo, penjahat-penjahat Nashville biasa. Aku benci berurusandengan pembunuh berantai ini.”(DNP/PDS/206)
Penerjemah berusaha menghasilkan efek bagi pembaca BSa yang sedekat mungkin
dengan efek yang diterima oleh pembaca Bsu. Dalam budaya kebahasaan orang
Amerika sepasang kekasih yang terlibat hubungan asmara wajar dan lazim
menggunakan sugar sebagai ungkapan takformal yang menandakan kedekatan atau
keintiman (Lea 2011). Dalam budaya kebahasaan masyarakat BSa, hal yang sama
dalam BSu diungkapkan dengan sayang. Di sini tampak bahwa fungsi ungkapan
dalam kedua bahasa sama, yakni digunakan kepada orang yang dicintai atau disukai.
Sebagai akibatnya, pesan yang hadir di dalam TSu direproduksi kembali ke dalam
TSa oleh penerjemah. Langgam yang ditimbulkan dalam TSu juga sama dengan
langgam yang terdapat dalam TSa, yakni langgam intim. Karena novel aslinya
diperuntukkan kepada orang dewasa, penggunaan kata juga luwes bagi pembaca BSa
dewasa. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa penerjemahan sugar :: sayang
menggunakan metode penerjemahan komunikatif.
Dalam penerjemahan sugar :: sayang digunakan teknik konvergensi. Dalam
teknik konvergensi padanan BSa sering kali tidak memiliki alternatif untuk
mengungkapkan sejumlah bentuk BSu sehingga penerjemah hanya memiliki satu
padanan yang dapat memenuhi pesan yang sama dengan pesan BSu.
Analisis Data 2G(4)
Metode komunikatif dengan teknik konvergensi terjadi pada penerjemahan sweetie ::
sayang.
110
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranTaylor started laughing. “You’re brilliant, you
know that? I better go check and see if there’sanything on it, I bet you a million no one thought tocheck. Let me get to work on that, and I’ll call youback.”
“You should probably go to bed, sweetie, it’snearly midnight. I’m sure the phone can wait untiltomorrow. You need to keep your strength up. Go tobed.”
He was amazed when Taylor didn’t argue withhim, just told him that sounded like a good idea andshe’d talk to him in the morning. (ATPG/234)
Taylor mulai tertawa. “Kau memang brilian,kau tahu? Sebaiknya aku mengecek apakah adasesuatu di dalamnya. Aku berani taruhan sejutadolar kalau tidak ada yang terpikir untukmengeceknya. Akan kukerjakan, nanti kuteleponlagi.”
“Mungkin sebaiknya kau tidur, Sayang,sudah hampir tengah malam. Aku yakin teleponitu bisa menunggu sampai besok. Kau perlumenjaga kesehatan. Tidurlah.”
Baldwin takjub ketika Taylor tidak berdebatdengannya, hanya mengatakan kalau sepertinyaitu ide yang bagus dan dia akan meneleponnyalagi besok pagi. (PDS/254)
Padanan sayang memiliki fungsi yang sama dengan kata aslinya, yakni sama-sama
dapat digunakan untuk menyapa atau memanggil seseorang dengan rasa kasih sayang.
Sebenarnya, keluwesan ujaran pada bentuk BSa tersebut diperoleh dari makna
kontekstual BSu yang disampaikan sedemikian rupa ke dalam TSa sehingga isi dan
padanannya berterima dan wajar bagi pembaca BSa. Lea (2011) menegaskan bahwa
sweetie digunakan sebagai ungkapan sapaan yang ditujukan kepada seseorang untuk
menunjukkan kasih sayang dalam budaya kebahasaan masyarakat BSu. Dalam
budaya kebahasaan masyarakat BSa, biasanya ungkapan sayang digunakan untuk
menunjukkan kasih sayang kepada seseorang. Konteks percakapan seperti contoh di
atas memperlihatkan Baldwin memiliki hubungan asmara dengan Taylor. Baldwin
menunjukkan kasih sayangnya kepada Taylor dengan penuh perhatian agar Taylor
segera tidur untuk menjaga kesehatannya. Penerjemah memilih sayang sebagai
ungkapan yang menunjukkan rasa kasih sayang dan penuh perhatian. Jadi, makna
kontekstual yang berlaku pada penggunaan sweetie disampaikan kembali oleh
penerjemah ke dalam TSa.
Sehubungan dengan pemilihan metode komunikatif pada sweetie :: sayang,
penerjemah tidak memiliki ungkapan alternatif lain sebagai padanan dari sweetie
sehingga dia terpaksa menyajikan hanya bentuk sayang yang benar-benar sesuai
dengan harapan pembaca BSa. Terjemahan bukan seperti hasil penerjemahan. Oleh
karena itu, teknik konvergensilah yang digunakan pada metode komunikatif karena
penerjemah hanya memiliki satu padanan yang dapat mewakili makna kontekstual
dalam BSu. Dalam budaya kebahasaan BSu tutur sayang dapat diungkapkan dengan
sejumlah bentuk, misalnya babe, honey, sugar, sweetheart, sweetie, sedangkan dalam
budaya kebahasaan orang Indonesia tutur sayang hanya dapat diungkapkan dengan
111
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
sayang. Hal itu menunjukkan bahwa budaya kebahasaan orang Indonesia yang
bersifat terbatas karena masyarakat BSa tidak mudah “mengobral” rasa sayang
mereka dengan banyak ungkapan/bentuk. Hal yang berbeda dalam budaya
kebahasaan masyarakat Amerika Serikat memperlihatkan ungkapan rasa sayang
“diobral” dengan mudah sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa kekayaan budaya
terletak pada banyaknya ungkapan yang digunakan (lih. Basnett 2002).
Analisis Data 2G(5)
Metode komunikatif dan teknik divergensi terjadi pada pemadanan father :: bapa
seperti berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranHis hands had found the stone pyramid,
which was still sitting in Langdon’s open leatherbag on the table in front of him. The old manwas running his hands over the stone’s warmsurface.
Langdon said, “Father, are you coming tosee Peter?”
“I’d just slow you down.” Galloway removedhis hands from the bag and zipped it up aroundthe pyramid. “I’ll stay right here and pray forPeter’s recovery. We can all speak later….”(TLS/469)
Kedua tangannya sudah menemukanpiramida batu itu, yang masih tegak di dalam taskulit terbuka Langdon di atas meja dihadapannya. Lelaki tua itu menelusurkan keduatangannya di atas permukaan hangat batu.
“Bapa, kau ikut menjumpai Peter?” tanyaLangdon.
“Aku hanya akan memperlambat kalian.”Galloway melepaskan tangan dari tas danmenutup ritsleting di sekitar piramida itu. “Akuakan tetap berada di sini dan mendoakankesembuhan Peter. Kita semua bisa bicara nanti.(TLS/487—488)
Dalam budaya kebahasaan Amerika, khususnya di lingkungan religius, ungkapan
father lazim ditujukan kepada pendeta atau pemimpin jemaat, selain kepada ayah
biologis (Ervin-Tripp 1972). Kata father di dalam TSa diganti dengan Bapa sebagai
padanan yang sesuai dengan konteks percakapan dalam BSu. Kata bapa lazim
digunakan di dalam masyarakat Indonesia, khususnya di lingkungan jemaat gereja60.
Penerjemah sengaja memilih bapa, bukan pendeta, romo, atau pastor, karena bapa
merupakan pilihan alternatif yang sesuai dengan konteks peristiwa bahasa seperti
pada TSu61. Metode penerjemahan yang dipilih dalam father :: bapa adalah metode
komunikatif karena penerjemah berupaya menyampaikan pesan yang lebih diterima
secara wajar kepada pembaca BSa. Terjemahan tampak seperti bukan terjemahan.
Penerjemah berupaya membuat padanannya terasa seperti orang Indonesia
60Komunikasi pribadi dengan Yohanes Bernardus Dody Mulyadi, S.Th., M.Div., Rohaniwan padaRhema Evangelism Ministry, Jakarta, 7 Maret 2015.
61 Komunikasi pribadi dengan Ingrid Dwijani Nimpoeno, penerjemah The Lost Symbols, 15 Februari2015.
112
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
berkomunikasi dalam bahasa mereka. Teknik penerjemahan yang diterapkan oleh
penerjemah mengisyaratkan teknik divergensi karena bapa sebagai padanan alternatif
dari romo dipilih sesuai dengan konteks peristiwa bahasa yang terjadi ranah religi.
Analisis Data 2G(6)
Metode komunikatif dan teknik padanan kontekstual dipilih oleh penerjemah untuk
memadankan pal :: bung.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranTom looked flustered by the question. “No.
I figured physical education, maybe. Wasn’t thatthe plan when you left for college?”
“Sorry, pal. It was always broadcastjournalism. I thought if my name got bigenough, I could wind up calling games on TVonce I retired. I even did a couple of nights onthe air with the team’s local radio guys inBoston when I was out with a sprained wrist lastseason.” (SW/STAS/173—4)
Tom tampak bingung mendengar pertanyaanitu. “Tidak kupikir pendidikan olahraga,barangkali. Bukankah itu rencanamu saatmeninggalkan kolose?”
“Maaf, Bung, Gelarku di bidang jurnalismepenyiaran. Kupikir kalau namaku sudah cukupbesar, akhirnya aku bisa menyiarkanpertandingan di TV begitu aku pensiun. Akubahkan melakukan beberapa siaran denganorang-orang dari radio setempat di Boston ketikaaku sedang cuti karena pergelangan tangankuterkilir musim yang lalu.” (DB/JH/199)
Metode penerjemahan komunikatif seperti yang dipilih oleh penerjemah untuk
memadankan ungkapan pal :: bung yang diperoleh dari kesamaan efek antara TSu
dan TSa. Di dalam masyarakat Amerika Serikat ungkapan pal digunakan untuk
menyapa dengan cara takramah kepada pria (Lea 2011). Kata bung dapat juga
digunakan untuk menyapa orang yang dianggap berperilaku tidak menyenangkan,
selain digunakan untuk memperlihatkan keakraban. Jadi, efek kontekstual yang
terdapat dalam BSu dialihkan ke dalam TSa untuk menghasilkan efek yang sama di
antara kedua bahasa. Metode penerjemahan komunikatif mengupayakan reproduksi
efek dalam BSu ke dalam TSa sehingga baik aspek kebahasaan dan aspek isi
(content) dapat dipahami oleh pembaca. Metode penerjemahan ini memperhatikan
prinsip-prinsip komunikasi, seperti khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan.
Dengan kata lain, metode komunikatif lebih mempertimbangkan tingkat kebahasaan
pembaca BSa. Metode penerjemahan komunikatif cenderung menggunakan teknik
pengalihan kontekstual karena makna kontekstuallah yang dialihkan ke dalam TSa.
113
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 2G(7)
Metode penerjemahan komunikatif dan teknik penerjemahan padanan kontekstual
juga dapat dipilih untuk memadankan you idiot :: dasar idiot.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“She has to know what a mistake that would
be.”“No worse than you walking away without
a fight,” Bill said.“Has she said anything to you?” Travis
asked. “Do you know for a fact that her feelingsfor Walter are changing?”
Bill rolled his eyes. “Forget Walter, youidiot. Sarah’s yours unless you decide yourpride is more important than getting her back.”
“My pride’s not the issue. She told me flatout she doesn’t want a future with me.”(SW/STAS/374)
“Ia harus tahu betapa kelirunya itu.”“Tidak lebih buruk daripada kau menjauh
tanpa berjuang,” kata Bill.“Apa ia sudah bicara kepadamu?” tanya
Travis. “Apakah kau tahu pasti bahwaperasaannya terhadap Walter sudah berubah?”
Bill memutar matanya. “Lupakan Walter,dasar idiot. Sarah itu milikmu kecuali jika kaumemutuskan bahwa keangkuhanmu lebihpenting daripada mendapatkannya kembali.”
“Bukan keangkuhanku yang jadi masalah. Iasendiri yang bilang tidak mau punya masa depandenganku.”
“Yang kudengar, katanya ia takut mengambilresiko punya masa depan denganmu.”(DB/JH/425)
Metode komunikatif digunakan untuk pemadanan you idiot :: dasar idiot, alih-alih
kau idiot. Penerjemah menginginkan rasa bahasa yang dihasilkan di dalam TSu
tergambar jelas di dalam TSa. Untuk pemadanan you idiot :: dasar idiot, penerjemah
mau tak mau harus melakukan pengadopsian makna kontekstual ke dalam TSa dari
TSu. Sebagai akibatnya, aspek kebahasaan dan aspek isi dapat langsung diterima dan
dimengerti oleh pembaca BSa (lih. Newmark 1988a). Ungkapan-ungkapan yang
digunakan di dalam TSa biasanya memuat ungkapan-ungkapan yang akrab dan wajar
bagi pembaca BSa. Konteks percakapan dalam cuplikan cerita seperti di atas
menunjukkan perdebatan yang serius antara Bill dan Travis. Travis yang hubungan
asmaranya dengan Sarah didukung oleh Bill tidak menerima saran Bill. Travis merasa
pesimis atas hubungan asmaranya dengan Sarah karena Walter, mantan suami Sarah,
masih ingin rujuk kembali dengan Sarah. Kesabaran Bill sudah habis sehingga dia
menyelipkan ungkapan you idiot di dalam kemarahannya itu. Ungkapan you idiot
merupakan ungkapan yang ditujukan kepada orang yang berperilaku bodoh atau
berpikir tidak normal (Lea 2011). Dalam masyarakat BSa hal yang sama juga dapat
diungkapkan dengan dasar bodoh kepada seseorang yang berperilaku bodoh dan
berpikir tidak normal. Jadi, konteks percakapan dalam BSu dialihkan oleh
penerjemah untuk memberikan efek dan pesan yang sama antara TSu dan TSa.
114
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Karena ingin memberikan efek dan pesan yang sama, penerjemah memadankan you
idiot dengan dasar bodoh agar suasana perdebatan tampak di dalam TSa dan menjadi
bumbu cerita yang khas disajikan kepada pembaca BSa. Teknik yang digunakan
dalam penerjemahan you idiot :: dasar idiot adalah teknik pengalihan kontekstual
karena teknik pengalihan kontekstual digunakan apabila konteks percakapan dalam
BSu diadopsi ke dalam TSa.
Analisis Data 2G(8)
Metode penerjemahan komunikatif dan teknik padanan kontekstual dipilih untuk
memadankan tutur sayang darlin’ menjadi sayang.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranWhen Sonny walked in, she tensed, even
though the sight of him made her stomach allfluttery. Sometimes it hit her just how handsomehe was, and just how lucky she was that he’dtaken her back. He stopped several times enroute to the table to speak to people, which gaveher more time to study him, more time to panic.
“Hey, darlin’,” he said, dropping a discreetkiss on her cheek, then sliding into the boothnext to her and giving her knee a much moreintimate squeeze. “You look fabulous. What’sthe occasion? I thought we were just grabbing abite to eat.” (SW/STAS/201—2)
Ketika Sonny melangkah masuk, iamenegang, walaupun melihat suaminya itumembuat perutnya jumpalitan. Terkadang iaterkesima betapa tampannya suaminya itu, danbetapa beruntungnya ia karena Sonny bersediamenerimanya kembali. Sonny berhenti beberapakali dalam perjalanannya menuju mejanya untukmenyapa orang-orang, yang menberi MaryVaughn lebih banyak waktu untukmengamatinya, lebih banyak waktu untukmerasa panik.
“Hai, Sayang,“ katanya, sambilmendaratkan kecupan di pipi Mary Vaughn,kemudian menggeserkan diri ke dalam bilik disampingnya dan meremas lututnya dengan lebihintim. “Kau kelihatan cantik sekali. Ada acaraapa? Ku kira kita hanya acara makan saja.”(JH/230)
Kata sayang digunakan kepada orang yang disayang atau disukai, khususnya kepada
pasangan kekasih atau di antara pasutri dan dalam budaya kebahasaan masyarakat
Indonesia masih digunakan. Dalam budaya kebahasaan BSu, darlin’ merupakan
ungkapan yang lazim dan wajar digunakan kepada orang yang dikasihi, disayangi,
dicintai, atau disukai, khususnya kepada pasangan kekasih dan di antara pasutri.
Dapat dikatakan makna kontekstual yang terdapat pada ungkapan darlin’
direproduksi oleh penerjemah ke dalam TSa melalui ungkapan sayang. Pesan yang
terdapat dalam TSu muncul kembali di dalam TSa sehingga TSa-nya benar-benar
berterima dan seperti bukan terjemahan serta tampa ideal. Hoed (1993) menganggap
terjemahan yang menggunakan metode komunikatif merupakan terjemahan yang
115
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
ideal. Metode penerjemahan ini mempersyaratkan TSa harus memiliki bentuk,
makna, dan fungsi yang sama dengan TSu karena kemungkinan padanannya sudah
benar secara formal, tetapi maknanya tidak logis, atau fungsinya tidak tepat.
Kemungkinan lain adalah bentuk dan maknanya sudah benar, tetapi penggunaannya
tidak tepat atau tidak wajar. Pemadanan darlin’ :: sayang sudah memenuhi
persyaratan dari metode penerjemahan komunikatif. Keidealan terjemahan tersebut
hendaknya diperoleh dari teknik pengalihan kontekstual mengingat teknik pengalihan
kontekstual menggunakan konteks BSu yang dialihkanke dalam TSa agar padanannya
dapat berterima dan terbaca bukan sebagai hasil penerjemahan.
Analisis Data 2G(9)
Metode semantis penerjemah juga dengan teknik pengalihan kontekstual juga
diterapkan pada pemadanan folks :: para pendengar.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranThankfully, it was just seconds away from
noon. Bill was already waiting in the controlbooth to take over.
“Okay, folks, that’s all for CarolinaDaybreak on this Monday morning. I hopeyou’ll join me here again tomorrow when myguest will be Coach Maddox, who’s going totalk about the summer baseball program here intown. There’s still time to get your little onesinvolved, and there’s plenty you can do tosupport the program.” (SW/STAS/275)
Syukurlah hanya tinggal beberapa detik sajasampai tengah hari. Bill sudah menunggu dibilik kendati untuk mengambil alih.
“Baiklah, para pendengar, sekian dariCarolina Daybreak hari senin ini. Kuharapkalian akan bergabung denganku lagi besokdengan bintang tamu pelatih Maddox, yang akanberbicara tentang program bisbol musim panasdi kota ini. Masih ada waktu untukmengikutsertakan putra-putri kalian, dan banyakyang bisa kalian lakukan untuk mendukungprogram tersebut.” (DB/JH/314)
Dalam metode komunikatif penerjemahan folks :: para pendengar berkonsentrasi
pada pesan yang natural. Penerjemah memilih padanan para pendengar yang
disesuaikan dengan konteks peristiwa tutur dalam TSa62. Bill yang sedang melakukan
penyiaran di sebuah stasiun radio di kota Serenity, kota kecil di selatan Amerika
Serikat, berbicara kepada pemirsanya sehingga penerjemah memilih para
pendengar63. Konteks peristiwa bahasa seperti pada cuplikan cerita di atas tidak
melibatkan penyiar dan pemirsa bersemuka sehingga pemirsa hanya mendengar suara
penyiar radio. Oleh karena itu, penerjemah menggunakan para pendengar untuk
memenuhi persyaratan metode penerjemahan komunikatif tersebut, yakni bentuk,
62 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.63
Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.
116
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
makna, dan fungsi padanan. Bentuk yang disajikan oleh penerjemah merupakan
bentuk BSa yang dapat diterima oleh pembaca BSa, makna yang dimuati oleh para
pendengar dapat dipahami oleh pembaca BSa, dan fungsi padanannya sudah tepat
digunakan di dalam konteks peristiwa masyarakat BSa, yakni pemirsa, bukan hadirin
atau bapak dan ibu karena hadirin dan bapak dan ibu hanya digunakan di dalam
konteks peristiwa yang bersemuka. Ungkapan para pendengar yang merupakan
pilihan penerjemah menghasilkan teknik pengalihan kontekstual karena penerjemah
memanfaatkan konteks peristiwa bahasa dari BSu untuk direproduksi di dalam TSa.
Analisis Data 2G(10)
Metode komunikatif dengan teknik padanan kontekstual juga berlaku pada ladies and
gentlemen :: pendengar semua.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranAfter spending the afternoon first with his
mother and then with Walter, Travis could haveused a drink…or ten, but instead he had hisshow to do. Since thinking about Sarah hadgotten him through the awful confrontation withhis mother and the reasonably civil, if awkward,meeting with Walter, he decided to keep herfront and center while he was on the air.
“Ladies and gentlemen, I’m going todedicate this pretty little ballad by Mr. GeorgeStrait to my morning cohost. Sarah, this is justabout how far I’ll go to prove my love to you.”
No sooner had the song begun than hisprivate line lit up. He knew even before glancingat the caller ID who it was. (SW/STAS/335)
Setelah menghabiskan sore pertama-tamadengan ibunya dan kemudian dengan Walter,Travis ingin segelas minuman…..atau sepuluhgelas tapi ia harus siaran. Karena memikirkanSarah telah membantunya melewati konfrontasidengan ibunya dan pertemuan yang lumayansopan, meskipun kikuk, dengan Walter, iamemutuskan untuk mengedepankan Sarahselama siaran.
“Pendengar semua, aku akanmempersembahkan balada kecil yang cantik dariMr. George Strait ini untuk tekan siaran pagiku.Sarah, ini sebagai tanda sampai sejauh apa akuakan membuktikan cintaku padamu.”
Tak lama setelah lagu itu di mulai teleponpribadinya menyala . Ia tahu siapa itu bahkansebelum meliriki dentitas peneleponnya.(DB/JH/381)
Dalam penerjemahan metode komunikatif uang lebih diperhatikan adalah pembaca
BSa yang tidak mengharapkan kesulitan dalam memahami TSa sehingga kekakuan
dan ketakwajaran pada TSa tidak terjadi. Keefektifan yang terjadi pada padanan
pendengar semua diperlihatkan oleh penerjemah karena penerjemah melakukan
pemadanan dengan menyesuaikan efek dan konteks peristiwa BSu ke dalam TSa.
Konteks percakapan yang melibatkan dialog antara penyiar radio dan pemirsa tidak
dilakukan dengan cara bersemuka, tetapi dengan cara mendengar. Penerjemah
memanfaatkan konteks peristiwa BSu tersebut untuk dialihkan ke dalam TSa guna
117
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
memperoleh padanan yang sesuai dengan konteks peristiwa bahasa di dalam
masyarakat BSa. Konteks peristiwa bahasa tersebut menghasilkan pendengar semua
karena dia menganggap padanannya terkesan lancar dan tidak memberi efek kaku
bagi pembaca BSa64. Atas pilihan padanan pendengar semua tersebut, alih-alih
bapak-bapak dan ibu-ibu, penerjemah menggunakan teknik pengalihan kontekstual
mengingat ungkapan bapak-bapak dan ibu-ibu sangat tidak sesuai dengan konteks
peristiwa bahasa dalam masyarakat BSa apabila peristiwa tutur terjadi di dalam
stasiun radio.
Analisis Data 2G(11)
Metode komunikatif dengan teknik modulasi dapat digunakan pada penerjemahan
kids :: anak-anak.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranBatting was, quite literally, a hit-or-miss
thing. Running the bases was a challenge, sincesome of the boys tended to be distracted by thesight of mom or dad on the sidelines. Even so, atthe end of the hour, Travis was enthusiastic withhis praise.
“Okay, kids, how about pizza, just like wedo after the older boys play?” he asked.
A chorus of cheers greeted the question.Many of these same kids had tagged along withMom or Dad after their older brothers playedball and already loved the tradition.(SW/STAS/243)
Menepuk bola merupakan, secara cukupharfiah, sebuah kena atau melesat. Berlari daribase ke base merupakan tantangan, karenabeberapa anak cenderung teralihkanperhatiannya karena melihat ibu atau ayahmereka di pinggir lapangan. Meskipundemikian, pada akhir jam penilaian, denganantusias Travis meluncurkan pujian-pujian.
“Baiklah, anak-anak, bagaimana kalau kitamakan pizza, seperti yang di lakukan oleh anak-anak besar sehabis bermain?” tanyanya.
Paduan suara sorak-sorai menyambutpertanyaan tersebut. Banyak di antara anak-anakikut ibu atau ayahnya setelah kakak merekabermain bola dan menyukai tradisi itu.(DB/JH/277)
Prinsip komunikasi dalam penerjemahan kids :: anak-anak terlihat dengan jelas
karena penerjemah memadankan ungkapan BSu dengan ungkapan yang berterima
dan lazim ditujukan kepada anak-anak. Penerjemah memunculkan keefektifan ujaran
pada TSa mengingat kepada sekelompok anak, orang Indonesia lazim dan wajar
menyapa mereka dengan anak-anak sehingga pembaca BSa tidak terganggu dengan
bentuk, makna, dan fungsi padanannya. Ketiga persyaratan yang harus dipenuhi di
dalam metode komunikatif, yakni bentuk, makna, dan fungsi, sudah tercapai pada
penerjemahan kids :: anak-anak. Bentuk sudah diubah menjadi bentuk BSa,
64 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.
118119118
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
maknanya sudah terlihat, dan fungsi sudah jelas, yakni digunakan kepada sekelompok
anak. Ketiganya tentu berpulang kepada makna kontekstual BSu yang dialihkan ke
dalam TSa. Melalui pengalihan konteks peristiwa bahasa tersebut penerjemah
memilih padanan yang cocok dengan konteks dalam BSa. Pemilihan padanan yang
cocok dengan fungsinya dilakukan dengan menggunakan teknik modulasi. Teknik
modulasi dipilih apabila konsep jamak dalam BSa tidak dapat diungkapkan dengan
fitur gramatikal yang sama dengan konsep jamak dalam BSu. Dalam bahasa Inggris,
konsep jamak diungkapkan dengan infleksi, sedangkan dalam bahasa Indonesia,
konsep infleksi tidak dikenal sehingga konsep jamak BSa diungkapkan dengan
pengulangan nomina anak-anak yang bermakna jamak dan berfungsi untuk menyapa
sekelompok anak.
Analisis Data 2G(12)
Metode komunikatif dengan teknik padanan fungsional dapat diterapkan pada ladies
:: nona-nona.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“That is the downside of a small town,”
Annie agreed. “I know how I’d feel if Dee-Deelived here and Ty was bumping into her everytime I turned around. It’s hard enough whenshe’s here visiting Trevor.”
Travis regarded her with feignedannoyance. “Focus, ladies. I’m the one with theimmediate problem. Her mother’s my real estateagent, I can’t offend Rory Sue.”
Sarah chuckled. “Sure you can. It won’tstop her, though. She’ll just take it as achallenge.” (SW/STAS/294)
“Itulah sisi buruk kota kecil,” kata Annie. “Aku tahu bagaimana perasaanku kalau Dee-Deetinggal di sini dan Ty bertemu dengannya setiapkali aku menoleh. Saat ia mengunjungi Trevorsaja sudah cukup sulit.”
Travis memandangnya dengan kejengkelanyang dibuat-buat. “Fokus, Nona-nona. Akulahyang punya masalah sekarang. Ibunya adalahagen real estate-ku, aku tidak bisa membuatRory Sue tersinggung.”
Sarah terkekeh. “Tentu saja kau bisa. Tapi,itu tidak akan menghentikannya. Ia hanya akanmenganggapnya sebagai tantangan.”(DB/JH/334)
Pemadanan ladies :: nona-nona diperoleh berdasarkan konteks percakapan yang
melibatkan sejumlah wanita dan seorang pria sebagai penyapa. Dalam cuplikan cerita
seperti di atas terlihat Travis menggunakan ladies kepada Annie dan Sarah. Dalam
masyarakat Amerika Serikat, ungkapan sapaan ladies merupakan ungkapan yang
ditujukan kepada sejumlah wanita (Lea 2011). Dalam masyarakat BSa ungkapan
yang bermakna dan berfungsi yang sama dengan bentuk BSu adalah nona-nona
karena ungkapan BSa dapat ditujukan kepada sejumlah wania. Di sini peran
penerjemah dalam memadankan ladies menjadi nona-nona adalah dengan memberi
119
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
efek yang sama di antara antara kedua bahasa. Artinya, penerjemah memanfaatkan
kebiasaan orang Indonesia dalam menggunakan nona-nona65. Dengan demikian,
teknik penerjemahan yang dipilih oleh penerjemah mengacu ke teknik penerjemahan
padanan fungsional. Fungsi bentuk BSu disesuaikan dengan fungsi bentuk BSa
sehingga bentuk kedua bahasa tersebut memiliki fungsi yang sama.
Analisis Data 2G(13)
Metode komunikatif dengan teknik pelesapan juga dapat diterapkan pada contoh
penerjemahan berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Actually I’m going to be the one talking
about that,” Travis interrupted. “The coach’sschedule got jammed.” He winked at Sarah. “Socome on back here first thing tomorrow, folks.Sarah and I will be fussing at each other again,I’m sure.”
Sarah punched the button to take them offthe air, then glowered at Travis. “That wastotally unprofessional.” (SW/STAS/275)
“Sebenarnya akulah yang akan berbicara halitu,” Travis memotong. “Jadwal pelatih padat.”Ia mengedipkan sebelah mata kepada Sarah.“Jadi kembalilah besok pagi-pagi Ø. Aku yakinSarah dan aku akan cekcok lagi.”
Sarah menekan tombol untuk menhentikansiaran mereka, kemudian memelototi Travis.“Itu benar-benar tidak profosional.” (JH/314)
Dalam TSa tidak terlihat padanan dari folks karena penerjemah sengaja
menghilangkan padanannya. Dia beranggapan apabila padanannya dimunculkan,
akan timbul pengulangan kata yang tidak diperlukan. Jika dipadankan dengan bapak
dan ibu sekalian, konteks peristiwa bahasa yang tidak bersemuka dapat membuat TSa
menjadi aneh dan tidak lancar karena peristiwa bahasa terjadi di dalam stasiun radio.
Jika dipadankan dengan para pendengar, penerjemah sudah menyajikan ungkapan
para pendengar atau pendengar semua di dalam TSa yang lain. Alasannya adalah
menghilangkan pengulangan. Tanpa dipadankan, TSa juga tetap dapat dipahami dan
terbaca oleh pembaca BSa. Teknik perjemahan yang digunakan untuk menghilangkan
padanan adalah teknik pelesapan.
Analisis Data 2G(14)
Metode komunikatif dengan metode padanan lazim dapat diterapkan pada professor ::
profesor.
65 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 13 Januari 2015.
120
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“You’re Mr. Solomon’s first choice,
Professor, and you’re being much too modest.The institution’s guests would be thrilled to hearfrom you, and Mr. Solomon thought you couldgive the same lecture you gave on Bookspan TVa few years back?” (DB/TLS/19)
“Anda pilihan pertama Mr. Solomon,Profesor, dan Anda terlalu merendah. Tamu-tamu institut akan bergembira mendengarceramah Anda, dan menurut Mr. Solomon, Andabisa menyampaikan ceramah yang sama yangAnda berikan untuk TV Bookspan beberapatahun lalu?.” (IDN/TLS/40)
Penerjemah mengganti ungkapan sapaan professor dengan profesor sebagai bentuk
yang sepadan di dalam BSa dengan menggunakan metode komunikatif. Penerjemah
berusaha mengalihkan konteks TSu secara akurat ke dalam TSa agar terjemahan
dapat berterima dan mudah dipahami. Metode penerjemahan komunikatif seperti
yang dipilih oleh penerjemah sangat peduli pada efek yang hadir di tengah-tengah
pembaca BSa (Newmark 1988a). Pembaca BSa tidak mengalami kesulitan dan dapat
dengan mudah memahami TSa karena kata profesor memiliki bentuk, makna, dan
fungsi yang sama dengan BSu. Walter (2008) dan Perrault (2008) menegaskan bahwa
professor digunakan kepada orang yang memiliki jabatan tertinggi di universitas.
Meskipun diserap dari bahasa Belanda (Jones 2008: 252), kata profesor sudah
menjadi “warga” bahasa Indonesia dan kata itu lazim digunakan di dalam ranah
akademis masyarakat BSa. Hal itu membuat penerjemah memilih teknik
penerjemahan padanan lazim karena profesor merupakan ungkapan yang sudah lazim
berdasarkan kamus atau peristilahan atau dalam penggunaan sehari-hari (Molina dan
Albir 2002).
Analisis Data 2G(15)
Metode komunikatif juga menggunakan teknik padanan lazim seperti pada boss ::
bos.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“I was. Sam and I were having coffee around
the corner, so I tagged along. Why, is somethingwrong?”
“No, nothing’s wrong exactly. But I need you tohead over to Quinn Buckley’s home. She’sWhitney Connolly’s sister.”
“I know who she is, boss. I went to school withthem for a couple of years. They transferred inafter their ‘incident.’ Besides, I don’t think there’s aperson in Nashville who doesn’t know who Quinn andWhitney are.” (ATPG/188)
“Benar. Sam dan aku minum kopi di dekatsana, jadi aku mengikutinya. Kenapa, ada yangtidak beres?”
“Tidak, tidak ada yang tidak beres. Tapi, akuingin kau pergi ke rumah Quinn Buckley. Diasaudara Whitney Connolly.”
“Aku kenal siapa dia, Bos. Aku beberapatahun satu sekolah dengan mereka. Merekapindah ke sana setelah ‘insiden’ yang merekaalami. Lagi pula, kurasa tidak ada orangNashville yang tidak tahu siapa Quinn danWhitney.” (PDS/207)
121
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Metode komunikatif juga masih kentara terlihat dalam pemadanan boss :: bos karena
konteks percakapan BSa meniru konteks percakapan BSu. Dalam masyarakat BSa
secara takformal kepada atasan lazim disapa dengan boss (Lea 2011). Dalam budaya
kebahasaan masyarakat BSa, atasan juga dapat disapa dengan bos secara takformal
atau dalam suasana berseloroh. Newmark (1988a) menegaskan bahwa metode
penerjemahan komunikatif mengalihkan makna kontekstual BSu secara akurat ke
dalam TSa agar terjemahannya dapat berterima dan terdengar wajar bagi pembaca
BSa. Metode ini sangat peka pada efek yang ditimbulkan bagi pembaca BSa karena
pembaca BSa tidak mengalami kesulitan memahami TSa. Penerjemahan boss :: bos
juga memenuhi persyaratan yang terdapat di dalam metode komunikatif, yakni
bentuk, makna, dan fungsi. Bentuknya sudah diubah menjadi warga BSa, maknanya
sudah sesuai dengan makna BSa, dan fungsi BSa sudah sesuai dengan fungsi BSu.
Ketiga persyaratan tersebut membuat penerjemah menerapkan teknik padanan lazim
karena teknik padanan lazim menerapkan ungkapan BSa yang sudah lazim digunakan
dalam penggunaan sehari-hari.
Analisis Data 2G(16)
Metode komunikatif dengan teknik pengalihan kontekstual pada sir :: pak.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“Welcome to Washington, sir!”Langdon smiled. “Thank you.”“My name is Pam, from passenger
services.” The woman spoke with an exuberancethat was almost unsettling. “If you’ll come withme, sir, your car is waiting.” (DB/TLS/7)
“Selamat datang di Washington, Pak!”Langdon tersenyum. “Terima kasih.”“Nama saya Pam, dari bagian layanan
penumpang.” Perempuan itu bicara denganluapan kegembiraan yang nyaris menjengkelkan.“Ikuti saya, Pak, mobil Anda sudah menunggu.”(IDN/TLS/27)
Secara kontekstual, bentuk BSu diterjemahkan dengan bentuk yang wajar dan
berterima bagi pembaca BSa. Penerjemahan bentuk tersebut menggunakan metode
komunikatif karena bentuk dan fungsi padanannya memenuhi persyaratan
penerjemahan komunikatif. Kesulitan keterbacaan dan ketakjelasan TSa tidak
diharapkan oleh pembaca BSa. Dalam metode penerjemahan komunikatif penerjemah
berusaha mengalihkan konteks TSu secara akurat ke dalam TSa agar terjemahan
dapat berterima dan mudah dipahami oleh pembaca BSa (Newmark 1988a). Dalam
122
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
konteks budaya kebahasaan BSu sir digunakan oleh orang yang menyediakan
pelayanan jasa kepada pria (Walter 2011) dalam transaksi bisnis66. Dalam konteks
budaya kebahasaan masyarakat BSa, kata Pak dapat digunakan kepada pelanggan
dalam konteks transaksi bisnis (Suhardi 2009). Bentuk BSu dipadankan dengan
bentuk BSa dan fungsi bentuk BSa menyesuaikan dengan fungsi BSu. Konteks BSu
dialihkan oleh penerjemah ke dalam konteks BSa sehingga teknik penerjemahan yang
diterapkan oleh penerjemah mengisyaratkan teknik pengalihan konteks. Pengalihan
konteks merujuk ke padanan yang dihasilkan dari pengalihan konteks yang sama
antara BSu dan BSa sehingga padanan yang disajikan berterima dan wajar bagi
pembaca BSa.
Analisis Data 2G(17)
Metode komunikatif dipilih penerjemah untuk memadankan sugar :: sayang dengan
posisi ungkapan berpindah di dalam BSa melalui teknik transposisi lompat.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran
“Sugar, you here about that sweet young doctorthat went missing?”
“Yes, ma’am, we are.” Grimes looked atBaldwin, excitement and hope brightening his eyes.(JTE/ATPG/98—99)
“Apa kalian di sini untuk urusan doktermuda dan manis yang hilang itu, Sayang?”
“Ya, Ma’am, benar sekali.” Grimesmemandang Baldwin, antusiasme dan harapanterpancar di matanya. (DB/PDS/112)
Pada TSa ungkapan sugar yang sudah dengan tepat, jelas, dan wajar dipadankan
dengan bentuk yang sesuai dengan budaya kebahasaan BSa tidak mengikuti posisi
dari TSu. Ungkapan sugar melompat ke posisi yang paling belakang pada TSa.
Penerjemah ingin menampilkan kewajaran ungkapan dalam BSa dengan
memposisikan sayang ke tempat yang lebih diinginkan oleh pembaca BSa dan
berkesan alami serta enak dibaca67 sehingga dia tidak mengikuti aturan atau kaidah
sintaktis dalam BSu. Karena mementingkan kewajaran dalam BSa, penerjemah
menggunakan metode komunikatif untuk memberikan efek yang sama dengan
maksud penulis, yakni merayu. Karena ingin memberikan efek yang sama dengan
penulis BSu, penerjemah meletakkan ungkapan sapaan sugar di tempat yang berbeda.
Penempatan ungkapan ke tempat lain di dalam sebuah ujaran mau tak mau membuat
pembuat penerjemah menggunakan teknik transposisi lompat pada sugar :: sayang.
66Komunikasi pribadi dengan Troy Kitch, penutur sejati BIA, 15 Mei 2015.
67 Komunikasi pribadi dengan Dina Begum, penerjemah Sweet Tea at Sunrise, 22 Mei 2015.
123
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Analisis Data 2G(18)
Metode komunikatif dengan teknik penambahan terjadi seperti pada cap :: kapten.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran
“Good morning, Cap. What can I do for you?”“We’ve got a situation that needs to be handled.”
It wasn’t like him to be so gruff. She could onlyimagine what could be wrong to have him snapping ather. She glanced out the window and saw that itwas raining softly. (JTE/ATPG/45)
“Selamat pagi, Kapten. Ada yang bisa sayabantu?”
“Ada masalah yang harus ditangani.” Tidakseperti biasanya, kali ini Kapten Price terdengarkasar. Entah ada masalah apa sampai Pricemembentaknya. Ia memandang gerimis.(DNP/PDS/53)
Kata kapten yang disajikan secara utuh di dalam TSa membuat ujaran BSa menjadi
lebih jelas, wajar, dan terbaca lancar. Karena TSa terbaca jelas, lancar, dan wajar,
metode yang digunakan oleh penerjemah mengacu ke metode komunikatif. Dalam
metode penerjemahan komunikatif diperlihatkan bahwa terjemahan tidak terasa
seperti hasil penerjemahan. Metode penerjemahan semacam ini juga lebih
mementingkan keefektifan bahasa dan menepis kesulitan keterbacaan atau
ketakjelasan dalam TSa. Sesuai dengan nama metode penerjemahannya, metode ini
lebih menekankan pada prinsip komunikasi. Larson menegaskan “The translator’s
goal should be to reproduce in the receptor language a text which communicates the
same message as the source language but using the natural grammatical and lexical
choices of the receptor language” (1984: 17). Untuk membuat terjemahan menjadi
lancar dan luwes, penerjemah memilih ungkapan yang tidak sama bentuknya dengan
bentuk BSa, misalnya Kap. Hal itu dikhawatirkan bahwa bentuk Kap tidak dapat
dipahami oleh pembaca dan tidak jelas maksudnya sehingga dia memilih kata yang
utuh kapten sebagai padanan dari cap. Untuk mencari solusi atas padanan yang
dipilihnya tersebut, penerjemah memilih teknik penambahan. Fernandes (2006)
menegaskan bahwa penerjemah memilih teknik penambahan untuk memperjelas
konsep yang disampaikan oleh penulis BSu dan menampilkan keterbacaan bagi
pembaca BSa sehingga ungkapan tersebut dapat lebih dipahami oleh pembaca BSa.
Analisis Data 2G(19)
Metode komunikatif dengan teknik penambahan berlaku pada hon :: sayang.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa Sasaran“What made you say that?” “Apa yang membuatmu berkata begitu?”
000124
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
“Well, I’m sorry, hon, I was just joking around.They’ve been on my mind since I saw them at WhitneyConnolly’s house. She had a boyfriend or admirer thatwas sending her love poems in her e-mails, and I read acouple while I was going through her stuff. It’s no bigdeal.” (JTE/ATPG/244)
“Yah, maafkan aku, Sayang. Aku hanyabercanda. Sejak aku membaca puisi-puisi cintadi rumah Whitney Connolly, aku selalumemikirkan hal itu. Dia punya pacar ataupengagum yang mengiriminya puisi cinta lewatte-mail dan aku membaca beberapa di antaranyasaat sedang memeriksa barang-barangnya. Tidakpenting.” (DNP/PDS/266)
Sebenarnya kata hon dapat diterjemahkan dengan say sebagai ungkapan yang sepadan
berdasarkan bentuk, makna, dan fungsi. Namun, penerjemah memiliki maksud lain
dalam memadankan hon menjadi sayang. Penerjemah sengaja memadankannya
menjadi sayang agar teks terjemahannya terbaca lancar dan berterima bagi pembaca
BSa. Penerjemah mencoba menghilangkan kesulitan atau ketidakjelasan pada setiap
unsur atau kata dalam TSa sehingga dia membuat TSa tidak seperti hasil
penerjemahan. Atas dasar upaya penerjemah tersebut, penerjemah menggunakan
metode komunikatif karena metode penerjemahan komunikatif menekanan pada
keefektifan TSa serta bertujuan untuk mereproduksi makna kontekstual BSu sehingga
aspek kebahasaan dan aspek isi dapat dimengerti secara langsung oleh pembaca BSa.
Agar TSa dapat terbaca dan berterima bagi pembaca BSa, penerjemah memilih
menambah informasi pada TSa yang tidak ada pada TSu. Tujuan penerjemah adalah
memperlihatkan ketaksaan ungkapan BSa, misalnya Say mengacu ke nama diri atau
penggalan dari sayang, dan memperjelas informasi yang disampaikan oleh penulis
BSu kepada pembaca BSa (Fernandes 2006). Hal tersebut menghasilkan teknik
penambahan karena teknik penerjemahan penambahan merupakan solusi pemadanan
sayang dengan pertimbangan pembaca BSa tidak diberikan kesulitan keterbacaan dan
kelancaran komunikasi antara penerjemah dan pembaca BSa. Salah satu dari konsep
penerjemahan komunikatif ini adalah prinsip komunikasi serta tujuan penerjemahan.
Analisis Data 2G(20)
Metode komunikatif dengan teknik eksplisitasi terjadi pada contoh berikut.
Teks Bahasa Sumber Teks Bahasa SasaranThey’ve been talking regularly for the entire
duration of the case.”“My, you’ve been busy.”“Yeah, and for what? A dead agent? Grimes
wasn’t going to be part of the FBI anymore regardless.So this one is on me, Baldwin. There’s more thanjust this, in case you’re wondering. His whole life
“Mereka rutin berkomunikasi selamapenanganan kasus ini.”
“Waw, ternyata kau sibuk sekali.”“Yeah, dan untuk apa? Seorang agen yang
meninggal? Bagaimanapun juga, Grimes tidakakan menjadi bagian dari FBI lagi. Jadi inikarena aku, Baldwin. Dan kalau-kalau kau
000000125
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
was falling apart. With Grimes’s death, there areseveral open issues that don’t have to be addressed.That’s all you need to know about that. Just keepmoving forward Ø. Don’t look back.”(ATPG/291)
bertanya-tanya, masih ada yang lain.Kehidupannya berantakan. Dengan kematianGrimes, ada beberapa hal terbuka yang tidakperlu dibahas. Hanya itu yang perlu kau ketahui.Maju terus, Baldwin. Jangan menengok kebelakang.” (PDS/315)
Penerjemah sengaja menghadirkan informasi yang tidak ada di dalam TSu karena dia
ingin menghilangkan ketaksaan di dalam TSa. Masalah ketaksaan di dalam metode
penerjemahan komunikatif merupakan masalah ketakefektifan BSa sehingga pembaca
BSa mengalami kesulitan dalam membaca TSa, TSa tidak mudah dipahami, dan
keterbacaan tidak lancar terbaca serta dapat menimbulkan kebingungan bagi pembaca
BSa. Syarat yang wajib dipenuhi di dalam metode penerjemahan komunikatif
mencakupi bentuk, makna, dan fungsi. Ungkapan Baldwin dalam TSa memiliki
bentuk serta fungsi yang dimaksudkan untuk memperlihatkan kehadiran tokoh
Baldwin yang sebelumnya terlibat di dalam cuplikan cerita seperti di atas. Agar TSa
dapat dipahami dan dapat menghilangkan ketaksaan dan ketakjelasan, penerjemah
menghadirkan nama diri sebagai pelengkap ujaran. Kehadiran nama diri tersebut
merupakan pilihan penerjemah yang direalisasikan sebagai teknik eksplisitasi. Teknik
eksplisitasi merujuk ke teknik yang diimplisitkan dalam TSu, tetapi dieksplisitkan ke
dalam TSa.
126
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
BAB V
SIMPULAN DAN MASALAH YANG MASIH PERLU DITELITI
5.1 Simpulan
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa di dalam penerjemahan ungkapan
sapaan dari BIA ke dalam BI ditemukan dua kutub ideologi penerjemahan. Kedua
kutub tersebut adalah ideologi pemancaan dan ideologi pelokalan. Kedua ideologi
tersebut masing-masing menghasilkan metode penerjemahan yang merupakan
pedoman penerjemah untuk melakukan kegiatan penerjemahan. Dalam ideologi
pemancaan yang merupakan ideologi yang berorientasi pada BSu ditemukan tiga
metode penerjemahan, yakni (1) metode harfiah, (2) metode setia, dan (3) metode
semantis. Dalam metode pelokalan diperoleh empat metode yang berorientasi pada
pembaca Bsa, yakni (1) metode adaptasi, (2) metode bebas, (3) metode idiomatis, dan
(4) metode komunikatif. Dengan demikian, seluruh metode penerjemahan yang
digunakan oleh penerjemah berjumlah tujuh metode.
Dari ketujuh metode penerjemahan yang merupakan pedoman bagi para
penerjemah dalam memperoleh teknik penerjemahan, diperoleh dua puluh empat
teknik penerjemahan. Kedua puluh empat teknik penerjemahan tersebut mencakupi
(1) teknik kalke, (2) teknik padanan lazim, (3) teknik harfiah, (4) teknik eksotisme,
(5) teknik salin-terjemah, (6) teknik transplantasi budaya, (7) teknik pinjaman
budaya, (8) teknik kata serapan, (9) teknik catatan kaki, (10) teknik eksplisitasi, (11)
teknik pelesapan, (12) teknik generalisasi, (13) teknik konsentrasi, (14) teknik
adaptasi, (15) teknik penyulih budaya, (16) teknik metafora, (17) teknik eufemisme,
(18) teknik konvergensi, (19) teknik divergensi, (20) teknik pengalihan kontekstual,
(21) teknik modulasi, (22) teknik partikularisasi, (23) teknik transposisi lompat, dan
(24) teknik penambahan.
Dalam metode penerjemahan yang merupakan pedoman dalam menggunakan
teknik penerjemahan, terdapat dua atau tiga teknik yang sama di dalam satu metode
penerjemahan. Kesamaan metode tersebut diperoleh dari data yang berbeda.
Misalnya, eksplisitasi pada metode setia terjadi karena ketiadaan (Ø) ungkapan
sapaan pada TSu dieksplisitkan di dalam TSa dengan ungkapan asing, misalnya Ø ::
sheriff, dan teknik eksplisitasi Ø :: bos yang terdapat pada metode semantis juga
terdapat metode komunikatif Ø :: Baldwin. Dengan kata lain, satu teknik dapat
127
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
mewakili dua metode. Teknik pelesapan pada metode semantis juga terjadi pada
metode komunikatif. Demikian pula halnya dengan teknik padanan lazim yang
terdapat pada metode semantis director :: direktur juga berlaku pada metode
komunikatif professor :: profesor. Perbedaan metode dan kesamaan teknik didasarkan
pada situasi, konteks, dan budaya kebahasaan yang berlaku di antara kedua bahasa
dan budaya.
Strategi, ideologi, metode, dan teknik penerjemahan yang digunakan dalam
penerjemahan ungkapan sapaan dari BIA ke dalam BI dapat disarikan seperti berikut.
STRATEGI
PENERJEMAHAN
ideologi pemancaan
metode harfiahteknik kalketeknik padanan lazim*teknik harfiah
metode setia
teknik eksotismeteknik salin-terjemahteknik transplantasi budayateknik pinjaman budayateknik kata serapanteknik catatan kakiteknik eksplisitasi**
metode semantis
teknik eksplisitasi**teknik pelesapan***teknik generalisasiteknik konsentrasiteknik padanan lazim*
ideologi pelokalan
metode adaptasi teknik adaptasimetode bebas teknik penyulih budayametode idiomatis teknik metafora
metodekomunikatif
teknik eufemismeteknik konvergensiteknik divergensiteknik pengalihan kontekstualteknik modulasiteknik partikularisasiteknik pelesapan***teknik padanan lazim*teknik transposisi lompatteknik penambahanteknik eksplisitasi**
Tabel 5.1Strategi, Ideologi, Metode, dan Teknik
Penerjemahan Ungkapan Sapaan dari BIA ke dalam BI
Strategi, ideologi, metode, dan teknik yang digunakan oleh penerjemah tidak
terlepas dari faktor budaya yang menjadi patokan penerjemah dalam melakukan
kegiatan penerjemahan. Ungkapan sapaan yang sarat akan aspek budaya kebahasaan
mau tak mau mengharuskan penerjemah memanfaatkan dimensi sosial yang berlaku
128
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
di dalam BIA dan BI. Faktor-faktor budaya kebahasaan yang harus dipenuhi dalam
penerjemahan ungkapan sapaan BIA ke dalam BI mencakupi status sosial, hubungan
sosial, peran sosial, ranah sosial, situasi sosial, konteks sosial, usia, kesantunan, rasa
hormat. Status sosial, misalnya, selalu hadir di dalam kedua bahasa tersebut apabila
ungkapan sapaan sir digunakan. ND yang tidak dipadankan dalam TSa
mengisyaratkan ketakwajaran dalam TSa. Ketakwajaran tersebut terlihat pada
penggunaan ND yang ditujukan kepada yang berstatus sosial lebih tinggi dalam
budaya kebahasaan BSa. Sebaliknya, ND lazim digunakan kepada orang yang
berstatus lebih tinggi dalam budaya kebahasaan BSu. Meskipun bagi masyarakat BSu
ungkapan sapaan ND dapat digunakan untuk memperlihatkan keakraban (hubungan
sosial), tidak demikian halnya dengan budaya kebahasaan BSa yang tidak dapat
menggunakan ND sebagai dimensi keakraban, alih-alih Pak + NDp yang dapat
digunakan sebagai ungkapan sapaan yang memperlihatkan keakraban (Suhardi 2009).
5.2 Masalah yang Masih Perlu Diteliti
Dalam subbab ini saya ingin menyampaikan bahwa penelitian tentang penerjemahan
ungkapan sapaan ini masih dapat dilakukan dengan menggunakan korpus data yang
beragam dan memanfaatkan waktu serta biaya yang tidak sedikit. Karena ungkapan
sapaan menggunakan aspek budaya kebahasaan, banyak teknik penerjemahan yang
dapat digali dalam kajian penerjemahan ungkapan sapaan tersebut, di samping
mengetahui ideologi dan metode penerjemahan yang dilipih oleh para penerjemah.
129
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
PUSTAKA ACUAN
Algeo, John dan Thomas Pyles. 2005. The Origins and Development of the EnglishLanguage. Fifth Edition. Boston: Thomson Wadsworth.
Allan, Keith dan Kate Burridge. 2007. Forbidden Words. Cambridge: CambridgeUniversity Press.
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono.2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga.Jakarta: Balai Pustaka.
Apte, Mahadev L. 2001. “Taboo Words”. Dalam Rajend Mesthrie (ed.). 2001.Concise Encyclopedia of Sociolinguistics. Oxford: Elsevier Science, hlm.283—287.
Basnett, Susan. 2002. Translation Studies. Second Edition. London: Routledge.
Biber, Douglas, Stig Johansson, Geoffrey Leech, Susan Conrad, dan Edward Finegan.1999. Longman Grammar of Spoken and Written English. Harlow: PearsonEducation.
Bonvillain, Nancy. 2003. Language, Culture, and Communication: The Meaning ofMessages. Fourth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Braun, Friederike. 1998. Terms of Address. Dalam Jev Verschueren, Jan-Ola Östman,Jan Blommaert, dan Chris Bulcaen. Editor. 1998. Handbook of Pragmatics.Amsterdam: John Benjamins, hlm. 1—18.
Brinton, Laurel J. 1996. Pragmatic Markers in English: Grammaticalization andDiscourse Functions. Berlin: Mouton de Gruyter.
Brown, Roger W. dan Albert Gilman. 1960. The Pronouns of Power and Solidarity.Dalam Thomas A. Sebeok. Editor. 1960. Style in Language. New York:Wiley, hlm. 253—276.
Brown, Roger W. dan Marguerite Ford. 1961. Address in American English. DalamDell H. Hymes. Editor. 1964. Journal of Abnormal and Social Psychology.Volume 62, hlm. 375—85.
Budiman, Rahmat. 2008. Terjemahan Beranotasi Novel Rebecca of Sunnybrook Farmyang ditulis Ulang oleh Deanna McFadden (2007) ke Bahasa Indonesia. TesisMagister Humaniora, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, UniversitasIndonesia. Depok.
Carter, Ronald dan Michael McCarthy. 2010. Cambridge Grammar of English: AComprehensive Guide Spoken and Written English Grammar and Usage.Cambridge: Cambridge University Press.
Chambers, John K. 2003. Sociolinguistic Theory: Language Variation and its SocialSignificance. Second Edition. London: Blackwell.
Chesterman, Andrew. 1997. Memes of Translation: The Spread of Ideas inTranslation Theory. Amsterdam & Philadelphia: John Benjamins.
130
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Croker, Robert A. 2009. An Introduction to Qualitative Research. In Juanita Heighamand Robert A. Croker. Qualitative Research in Applied Linguistics: APractical Introduction. Palgrave-Macmillan, Pp. 3—24.
Crowley, Terry 1997. An Introduction To Historical Linguistics. 3rd Edition.Auckland: Oxford University Press.
Cutting, Joan. 2008. Pragmatics And Discourse. London: Routledge.
Dickey, Eleanor. 1997. Forms of Address And Terms of Reference. Dalam JournalOf Linguistics. Vol. 33, No. 2. Cambridge: Cambridge University Press, Hlm.255—274.
Dörnyei, Zoltán. 2007. Research Methods in Applied Linguistics: Quantitative,Qualitative, and Mixed Methodologies. Oxford: Oxford University Press.
Dunkling, Leslie Alan. 1990. A Dictionary of Epithets and Terms of Address.London: Routledge
Ervin-Tripp, Susan M. 1972. On Sociolinguistic Rules: Alternation and Co-occurrence. Dalam John J. Gumperz dan Dell H. Hymes. Editor. 1972.Directions in Sociolinguistics: The Ethnography of Communication. NewYork: Holt, Rinehart and Winston, hlm. 213—250.
Fawcett, Peter. 1997. Translation and Language. Manchester: St. Jerome.
Fernandes, Lincoln. 2006. Translation of names in children s fantasy literature:Bringing young reader into play. [On-line]. Diunduh darihttp://www.iatis.org/newvoices/issues/2006/fernandes-paper-2006.pdf.
Hatim, Basil dan Ian Mason. 1997. The Translator as Communicator. Routledge:London.
Hatim, Basil dan Jeremy Munday. 2006. Translation: An Advanced Resource Book.New York: Routledge.
Hermans, Theo. 1999. Translation in Systems, Descriptive and System-OrientedApproaches. Explained. Manchester: St. Jerome Publishing
Hervey, Sándor dan Ian Higgins. 1992. Thinking Translation. London dan New York:Routledge.
Heylen, Romy. 1993. Translation, Poetics, and the Stage: Six French Hamlets.London: Routledge.
Hoed, Benny H. 2003. Penelitian di Bidang Penerjemahan. Makalah pada LokakaryaPenelitian PPM STBA LIA, Cipanas, Jawa Barat.
__________. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Holmes, Janet. 2008. An Introduction to Sociolinguistics. Third Edition. Harlow:Pearson Education.
House, Juliane. 1997. Translation Quality Assessment: A Model Revisited. Tübingen:Gunter Narr.
__________. 2000. Quality of Translation. Dalam Mona Baker dan KirstenMalmkjæm. Editor. 2000. Routledge Encyclopedia of Translation Studies.London: Routledge, hlm. 197—200.
131
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Isa, Arie Andrasyah. 2006a. Abreviasi dalam Bahasa Inggris. Dalam Wacana: JurnalIlmu Pengetahuan Budaya. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia, hlm. 113—124.
__________. 2006b. Ungkapan Vernakular, Ekspletif, dan Vokatif dalam Dialog TigaNovel Amerika beserta Terjemahannya. Tesis Magister pada Fakultas IlmuPengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
__________. 2010. Tutur Sapa Bahasa Inggris-Amerika dalam Aspek Sosiolinguistis,Pragmatis, dan Psikologis. Dalam Edi Setyanto. Editor. 2010. Widyaparwa:Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. Yogyakarta: Balai BahasaYogyakarta. Volume 38, Nomor 1, Juni 2010, hlm. 45—57.
__________. 2012. Nosi Fonologis dalam Penyerapan Kata Asing. Dalam AhmadEffendi Kadarisman. Editor. Medan Bahasa: Jurnal Ilmiah Kebahasaan. Vol.6, No. 1, Juni 2012, hlm. 21—36.
Isa, Arie Andrasyah dan Irsanti W. Asih. 2011. Categories, Positions, andCommunicative Functions on Vocatives Employed in Courtrooms: Pragmaticand Sociolinguistic Study. Dalam Dendy Sugono. Metalingua: JurnalPenelitian Bahasa. Vol. 9, No. 2, Desember 2011, hlm. 115—126.
Ivankova, Nataliya V. and John W. Creswell. 2009. Mixed Methods. In JuanitaHeigham and Robert A. Croker. Qualitative Research in Applied Linguistics:A Practical Introduction. Palgrave-Macmillan, pp. 135—161.Jaszczolt, KasiaM. 2002. Semantics and Pragmatics. London: Longman.
Jääskeläinen, Ritta. 1993. Investigating translation strategies. Dalam S. Tirkkonen-Condit dan J. Laffling (eds.). Recent trends in empirical translationresearch. Joensuu: University of Joensuu, hlm. 99—120.
Johnstone, Barbara. 2002. Discourse Analysis. Maiden: Blackwell.
Jones, Russell. (ed.). 2008. Loan-Words in Indonesian and Malay. Leiden: KITLV.
Kennedy, Graeme. 1999. An Introduction to Corpus Linguistics. London: Longman.
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Kridalaksana, Harimurti. 1969/1985. Struktur Sosial dan Variasi Bahasa. DalamFungsi Bahasa dan Sikap Bahasa: Edisi Kedua. Ende: Nusa Indah, hlm. 12—21.
__________. 1974. Second Participant in Indonesian Address. Dalam LanguageSciences, Agustus 1974, hlm. 143—156.
__________. 1982. Dinamika Tutur Sapa dalam Bahasa Indonesia. Dalam HarimurtiKridalaksana dan Anton M. Moeliono. Editor. 1982. Pelangi Bahasa. Jakarta:Bhratara Karya Aksara, hlm. 193—195).
Krings, Hans Peter. 1986. Translation problems and translation strategies of advancedGerman learners of French (L2). dalam Juliane House dan Soshana Blum-Kulka (eds.). Interlingual and intercultural communication. Tübingen: GunterNarr Verlag, hlm. 263—276.
132
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Landers, Clifford E. 2001. Literary Translation: A Practical Guide. Clevedon:Multilingual Matters.
Larson, Mildred L. 1984. Meaning Based Translation: A Guide to Cross-languageEquivalence. Lanham, MD: University Press of America.
Lazaraton, Anne. 2009. Discourse Analysis. Dalam Juanita Heigham and Robert A.Croker. Qualitative Research in Applied Linguistics: A Practical Introduction.Palgrave-Macmillan, pp. 242—259.
Lea, Diana. 2011. Oxford Advanced American Dictionary. Oxford: Oxford UniversityPress.
Leech, Geoffrey N. 1999. The Distribution and Function of Vocatives in Americanand British English Conversation. Dalam Hilde Hasselgård dan SigneOksefjell. Editor. 1999. Out of Corpora: Studies in Honour of Stig Johansson.Amsterdam: Rodopi, hlm. 107—118.
Lefevere, André. 1992. Translation, History, and Culture. New York: Routledge.
Levinson, Stephen C. 1997. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press.
Löescher, Wolgang. 1991. Translation Performance, Translation Process andTranslation Strategies. Tubingen: Guten Narr.
Mackey, Alison dan Susan M. Gass. 2005. Second Language Reserach. Mahwah,New Jersey: Lawrence Erlbaum.
Malone, Joseph L. 1998. The Science of Linguistics in the Art of Translation. Albany:State University of New York Press.
Matthews, Peter H. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford:Oxford University Press.
Mayor, Michael (ed.). 2009. Longman Dictionary of Contemporary English. FifthEdition. London: Pearson.
Mazi-Leskovar, Darja. 2003. Domestication and Foreignization in TranslatingAmerican Prose for Slovenian Children. Dalam Meta: Translator’s Journal.Vol. 48, No. 1—2, hlm. 250—256.
Moeliono, Anton M. 1969/1984. Sikap Dwimuka dalam Tutur Sapa dan Kata Ganti.Dalam Santun Bahasa. 1984. Jakarta: Gramedia, hlm. 40—44.
__________. 1972/1989. Beberapa Aspek Masalah Penerjemahan ke BahasaIndonesia. Dalam Caesarius Ruddyanto. Editor. 1989. Kembara Bahasa:Kumpulan Karangan Tersebar. Jakarta:Gramedia, hlm. 54—63.
__________. 1982/1989. “Diksi atau Pilihan Kata”. Dalam Caesarius Ruddyanto.1989. hlm. 173—179.
Moeliono, Anton M. (ed.). 2001b. Tata Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa, DepartemenPendidikan Nasional.
Molina, Lucía dan Amparo Hutardo Albir. 2002. Translation Techniques Revisited: ADynamic and Functionalist Approach. Meta. XLVII, 4, 2002, hlm. 498—512.
Montagu, Ashley. 1967/1973. The Anatomy of Swearing. London: Collier Macmillan.
133
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Nanda, Serena dan Richard L. Warms. 2011. Culture Counts: A Concise Introductionto Cultural Anthropology. New York: Wadsworth
Newmark, Peter. 1988a. A Textbook of Translation. Hertfordshire: Prentice Hall.
__________. 1988b. Approaches to Translation. Hertfordshire: Prentice Hall.
Nida, Eugene A. 1964. Toward a Science of Translating with Special Reference toPrinciples and Procedures Involved in Bible Translating. Leiden: E.J. Brill.
Nida, Eugene A. dan Charles R. Taber. 1974. The Theory and Practice ofTranslation. Leiden: E.J. Brill.
Nord, Christiane. 1991. Text Analysis in Translation.Amsterdam: Rodopi.
O’Grady, William dan Michael Dobrovolsky. (ed.). 1997. Contemporary Linguistics:An Introduction (Third Edition). New York: St. Martin’s Press.
Olohan, Maeve. 2004. Introducing Corpora in Translation Studies. Oxfordshire:Routledge.
Payne, John dan Geoffrey K. Pullum. 2002. The Cambridge Grammar of the EnglishLanguage. Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 323—523.
Perrault, Stephen J. (ed.). 2008. Merriam-Webster’s Advanced Learner’s EnglishDictionary. Springfield: Merriam-Webster.
Peters, Pam. 2004. The Cambridge Guide to English Usage. Cambridge: CambridgeUniversity Press.
Quirk, Randolph, Sidney Greenbaum, Geoffrey Leech, dan John Svartvik. 1985. AComprehensive Grammar of the English Language. London: Longman.
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Sosiopragmatik: Kajian Imperatif dalam Wadah KonteksSosiokultural dan Konteks Situasional. Jakarta: Erlangga.
Robinson, David. 1997. Becoming a Translator: An Accelerated Course. New York:Routledge.
Rundell, Michael (ed.). 2007. Macmillan English Dictionary for Advanced Learners.New Edition. Oxford: Macmillan Publishers.
Sadtono, Eugenius. 1976. Javanese Diglossia and Its Pedagogical Implications. TheUniversity of Texas: PhD Thesis.
Samovar, Larry A., Richard E. Porter, dan Edwin R. McDaniel. 2009.Communication between Cultures. New York: Wadsworth.
Samsuri. 1987. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Sanjun Sun. 2012. Strategis of Translation. Tanpa penerbit dan kota penerbit.
Seguinot, Charles. 1989. The Translation Process. Toronto: H.G. Publications.
Scollon, Ronald dan Suzanne Wong Scollon. 2001. Intercultural Communication.Second Edition. Malden, Massachusetts: Blackwell.
Shuttleworth, Mark dan Moira Cowie. 1999. Dictionary of Translation Studies. St.Jerome: Manchester, UK.
Sinclair, John (ed.). 2005. Collins Cobuild Advanced Learner’s English Dictionary.Glasgow: Harpercollins.
134
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Sneddon, James Neil. 1996. Indonesian: A Comprehensive Grammar. London:Routledge.
__________. 2006. Colloquial Jakartan Indonesian. Canberra: Pacific Linguistics.
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: BalaiPustaka.
Suhardi, Basuki. 2009. Pedoman Penelitian Sosiolinguistik. Jakarta: Pusat Bahasa,Departemen Pendidikan Nasional.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Thompson Stith. 1955. Motif-index of Folk-literature: A classification of NarrativeElements in Folktales, Ballads, myths, Fables, mediaeval Romances, Exempla,Fabliaux, Jest-books, and Local Legends. Bloomington: Indiana UniversityPress.
Turnbull, Joanna (ed.). 2010. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Eighth Edition.Oxford: Oxford University Press.
Van Wijk, D. Gerth. 1985. Tata Bahasa Melayu. Terjemahan T.W. Kamil. Spraakleerder Maleische Taal. 1909. Jambatan: Jakarta.
Venuti, Lawrence. 1995. The Translator’s Invisibility: A History of Translation.London: Routledge.
__________. 1998. Strategies of translation. Dalam M. Baker. (Editor). Encyclopediaof Translation Studies. New York: Routledge, hlm. 240—4.
Venuti, Lawrence (ed.) 2004. The Translation Studies Reader. Second Edition. NewYork: Routledge.
Vermeer, Hans J. 2004. Skopos and Commission in Translational Action. LawrenceVenuti. Editor. 2004. The Translation Studies Reader. Second Edition. NewYork: Routledge, hlm. 227—238.
Vinay, Jean-Paul dan Jean Darbelnet. 1958/2004. A Methodology for Translation. J.Sager dan M-J. Hamel. Terjemahan. Dalam Lawrence Venuti. Editor. 2004.The Translation Studies Reader. Second Edition. New York: Routledge, hlm.128—137.
__________. 1958/2006. Comparative Stylistics of French and English. J. Sager danM-J. Hamel. Terjemahan. Dalam Basil Hatim dan Jeremy Munday. Editor.2006. Translation: An Advanced Resource Book. London: Routledge, hlm.148—151.
Walter, Elizabeth (ed.). 2008. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary. ThirdEdition. Cambridge: Cambridge University.
Wardhaugh, Ronald. 2000. An Introduction to Sociolinguistics: Third Edition.Oxford: Basil Blackwell.
Wareing, Shân. 2004. Language and Gender. Dalam Linda Thomas, Shân Wareing,Ishtla Singh, Jean Stilwell Peccei, Joanna Thornborrow, dan Jason Jonse.Editor. 2004. An Introduction to Language, Society, and Power: SecondEdition. London: Routledge, hlm. 1—16.
135
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Williams, Jenny dan Andrew Chesterman. 2002. The Map: A Beginner’s Guide toDoing Research in Translation Studies. Manchester: St. Jerome.
Wolfson, Nessa. 1993. Rules of Speaking. Dalam Jack C. Richards dan Richard W.Schmidt. Editor. 1993. Language and Communication. London: Longman,hlm. 61—87.
Young, Richard F. 2008. Language and Interaction: An Advanced Resource Book.Oxon: Routledge.
Zwicky, Arnold. 1974. Hey, Whatsyourname! Dalam Michael La Galy, Robert Fox,and Arnold Bruck. Editor. 1974. The 10th Regional Meeting of the ChicagoLinguistic Society, hlm. 787–801.
136
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
DATA TOKEN
TSU : J.T. Ellison. (2008). All The Pretty Girls. Harlequin.TSA : Desak Nyoman P. (2011). Pencekik dari Selatan. Violetbooks, Gramedia
Bab 38 man (Det. Pete Fitzgerald) ← Det. Marcus Wade Man 13 [mengapa tidak dipadankan dengan bungatau kawan]14 you guys (Baldwin & para detektif) ← Taylor kalian 20 [mengapa tidak Anda sekalian]16 Officer (petugas patroli muda) ← Taylor Kau menemukan sesuatu Ø 22 [mengapa tidakdipadankan dengan petugas atau opsir]16 Lieutenant (Taylor) ← petugas patroli muda Letnan 22 [mengapa digunakan letnan dl BIpangkat di kepolisian bukan letnan]16 Special Agent (Baldwin) ← Taylor Agen Khusus 22 [mengapa dipadankan dengan agenkhusus apakah engikuti latar erita BSu]
Bab 422 sweetie (Taylor) ← Baldwin Sayang 28 [apakah tidak ada kata lain selain sayang]29 ma’am (Taylor) ← petugas TKP Ma’am 36 [mengapa tidak dipadankan dengan bu atau ibu agarmemberi konteks yang sama dengan TSu]
Bab 640 Doc (dr. Sam Loughley) ← Tim (asisten dr. Sam) Dok 48 [mengapa tidak dokter]
Bab 745 Cap (Kapten Mitchell Price, atasan Taylor) ← Letnan Taylor Jackson Kapten 53 [mengapatidak Kap sebagai singkatan dari Cap]46 Are you kidding me, Ø ← Taylor Anda bercanda, Kapten 54 [mengapa dihadirkan Kaptenpadahal di dalam TSu tidak ada?]46 Captain (Kapten Mitchell Price) ← Letnan Taylor Jackson Kapten 55 [mengapa digunakankapten, dl BI pangkat di kepolisian bukan kapten]47 babe (Baldwin) ← Taylor Jackson Sayang 55 [apakah tidak ada kata lain selain sayang]
Bab 956 man (Jerry Grimes) ← Baldwin Kawan 66 [mengapa tidak dipadankan dengan bung, sobat,rekan?]61 man (Jerry) ← Baldwin Man 71 [mengapa tidak dipadankan dengan bung, sobat, rekan, atau yanglain?]
Bab 10
64 By the way, Officer, I’ve been communicating (polisi) ← Whitney Connolly Omong-omong, Øselama ini aku 74 [mengapa tidak dipadankan?]
Bab 11
71—72 Dr. Allen (dokter yang melakukan otopsi atas Shauna Lyn Davidson) ← Baldwin Dr.Allen 82 [mengapa tidak dipadankan dengan dr Allen sebagai bentuk yang sepadan dengan kaidahpenulisan dokter?]
Bab 1281 Special Agent (Baldwin) ← Taylor Agen Khusus 93 [mengapa tidak dipadankan Agen FBI?]
Bab 1391 Jesus ← Betsy Ya Tuhan 103 [[mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]
Bab 14
Lampiran 1 All the Pretty Girls :: Pencekik dari Selatan
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
92 Sheriff (Terrence Pascoe, petugas kepolisian yang menangani kasus pembunuhan) ← Baldwin Sherrif 105 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]
98 sugar (Baldwin) ← Lurene (pelayan restoran Jo’s Diner) Sayang 111[mengapa tidak dipadankandengan manis?]98 Eugene (koki Jo’s Diner) ← Lurene (pelayan restoran Jo’s Diner) Eugene 111 [mengapa tidakdipadankan dengan Pak Eugene agar terjermahan tidak tapak seperti hasil penerjemahan?]99 Sugar (Baldwin) ← Lurene Sayang 112 [mengapa posisi Sugar di depan, posisi Sayang di belakangkaliamat? Apakah penerjemah memiliki maksud dan tujuan?]99 ma’am (Lurene) ← Grimes Ma’am 112 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]100 Honey (Baldwin) ← Lurene Sayang 113 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk lain manis?]100 Didn’t linger like you men (Baldwin & Grimes) ← Lurene kau 114 [mengapa tidak dipadankandengan Anda berdua? Karena mempertimbakan hubungan sosial di antara partisipan]103 God ← Grimes astaga 117 [mengapa tidak dipadankan dengan Ya Tuhan]103 Jesus ← Grimes Aduh 117 [mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]
Bab 16112 LT (Taylor) ← Lincoln Ross (detektif berbakat di bidang komputer) LT 126[mengapa tidakdipadankan dengan Taylor atau yng lain?]112 Loot [singk. Lieutenant] (Taylor) ← Lincoln LT 127 [mengapa tidak dipadankan dengan Lootjuga?]114 puppy (Marcus Wade) ← Taylor Sayang 128 [mengapa tidak dipadankan dengan begitu? Apakahpuppy berarti sayang]115 boss (Taylor) ← Lincoln Ross bos 130 [mengapa tidak dipadankan begitu?]116 my favorite cop? ← dr. Gregory polisi favoritku? 131 [mengapa tidak dipadankan begitu?]117 honey (Taylor) ← dr. Gregory Sayang131 [mengapa tidak dipadankan begitu padahal hubungandokter dengan pasien bukan hubungan asmara?]
Bab 18131 Page (asisten jaksa wilayah yang mewakili Davidson County) ← Taylor Page 145 [mengapatidak dipadankan dengan bentuk BSa seperti Bu Page?]138 Price ← Taylor Price 153 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Price karena budaya BImelazimkan pemanggilan kepada atasan dengan Pak, karena Price adalah atasan Taylor?]
Bab 19141 sunshine (Taylor) ← Sam Sunshine 157 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]142 honey (Taylor) ← Sam Sayang 158 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa lainpadahal Sam dan Taylor sahabat bukan sepasang kekasih?]
143 Get it all out of your system now, girl, because Lampiaskan semuanya sekarang, Ø,karena 159 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]144 Sweetie (Taylor) ← Sam Sayang 159 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa yangwajar? Karena hubungan Sam dan Taylor adalah sahabat?]
Bab 21150 honey (Taylor) ← Baldwin Sayang 165 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa lain?]150 babe (Baldwin) ← Taylor Sayang 165[mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa lain?]150 sweetheart (Taylor) ← Baldwin Sayang 165 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSalain?]151 Garrett ← Baldwin Garrett 166 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Garret karena Garretadalah bos perusahaan?]151 You take care, Ø ← Baldwin Sampai jumpa, Sherriff 167 [mengapa tidak dipadankan denganbentuk BSa?]
Bab 22
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
154 girl (Taylor) ← Sam Sayang 170 [mengapa dipadankan dengan Sayang padahal hubungankeduanya hubungan sahabat?]157 honey (Sam) ← Taylor Sayang172 [mengapa dipadankan dengan Sayang padahal hubungankeduanya hubungan sahabat?]164 You’ve got some blood on you Ø (Sam) ← Taylor Sam 180 [mengapa Sam dimunculkan didalam BSa?]
164 T (Taylor) ← Sam T 180
Bab 23166 Agent (Baldwin) ← sersan muda gempal berambut merah pada pembunuhan Marni Fischer Agen 183167 Sergeant (sersan muda gempal berambut merah) ← Baldwin Sersan 184167 Mr. F BEE EYE agent (Baldwin) ← sersan muda Mr. Agen F BEE EYE 184167 Sergeant ← Baldwin Sersan 184168 sir (Baldwin) ← sersan muda Sir 184168 son (sersan muda) ← Baldwin Nak 185
Bab 24
176 Ms. Johnson ← Marcus Wade (black man) Ms. Johnson 194177 ma’am ← Marcus Wade Ma’am 195
Bab25
181 darlin’ (pria penculik) ← Christina Dale (korban penculikan) Sayang 199
Bab 26
185 C’mon, guys, spit it out (Lincoln & Marcus) ← Taylor Ayo, Ø, katakan semuanya. 203186 And boys, I’m sure I don’t need to remind... Dan Boys, aku yakin aku tidak perlumengingatkan.... 204187 Uninsulate him for me Ø ← Taylor Bongkar perlindungannya buatku, Fitz 205188 sugar Sayang 206 [mengapa diterjemahkan dengan sayang padahal Fitz bukan kekasih Taylor]188 boss (Mitchell) ← Taylor Bos 207 [mengapa dipadankan dengan bos]194 Mrs. Buckley (Quinn) ← Taylor Mrs. Buckley 213 [mengapa tidak dipadankan dengan BuBuckley]198 Sigñora Quinn ← Gabrielle (pelayan rumah tangga Quinn asal Italia) Sigñora Quinn 216[mengapa dipadankan dengan Bu Quinn]
Bab 27208 Mr. Jones (Ishmael Jones, resepsionis hotel murahan) ← Baldwin Mr. Jones 226 [mengapatidak dipadankan dengan Pak Jones]209 I don’t know, sir (Mr. Jones) ← Baldwin Aku tidak tahu Ø 227 [mengapa sir tidakdipadankan?]
Bab 30234 sweetie (Taylor) ← Baldwin Sayang 254 [mengapa tidak dipadankan dengan ungkapan lain,misalnya manis, cinta, dll]
Bab 31238 cara (Noelle Pazia) ← Giovanni (ayah Noelle) Sayang 258 [mengapa dipadankan dengancatatan kaki, tetapi tidak diganti langsung di dalam tubuh teks?]
Bab 32244 honey (Baldwin) ← Taylor Sayang 265 [mengapa dipadankan dengan sayang]244 hon (Baldwin) ← Taylor Sayang 266 [mengapa dipadankan dengan ungkapan yang lebih panjangSayang, bukan dengan Say saja?]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
245 Jesus, Baldwin ← Taylor Tuhan, Baldwin 266 [mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]247 Sir (Baldwin) ← operator telepon Sir 268 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]247 ma’am (operator telepon) ← Baldwin Ma’am 268 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu?]248 Agent Baldwin ← Louis Sherwood (CEO Health Partners) Agen Baldwin 269 [mengapa tidakdipadankan dengan Agen FBI Baldwin, yang dikhawatirkan Baldwin adalah agen perusahaan?]
Bab 35260 guys (Lincoln & Marcus) ← Taylor kawan 282 [mengapa tidak dipadankan dengan teman-teman, bapak-bapak?]260 lady (Taylor) ← Lincoln Manis282 [mengapa tidak dipadankan dengan nona atau nyonya atau Bu?]266 I know, man, I’m grasping at straws. ← Grimes Ø 289 [mengapa tidak dipadankandengan bung, kawan, sobat?]
Bab 36268 sir (Grimes) ← Suster Brooks (pusat kesehatan mahasiswa Universitas North Carlina) Sir 290 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]268 Are you done, lady? (Suster Brooks) ← Grimes Apa kau sudah selesai, Ø 291 [mengapa tidakdipadankan?]269 Lady, tell me who it was or... (Suster Brooks) ← Grimes Ø, tolong katakan siapaatau... 291 [mengapa tidak dipadankan?]270 dear (operator kampus North Carolina) ← Suster Brooks Sayang 292 [mengapa dipadankandengan Sayang, padahal antara Suster Brooks dan operator bukan sepasang kekaksih?]275 Dad (Grimes) ← anak laki-laki Grimes Dad 298 [mengapa tidak dipadankan dengan Yah atauAyah atau Papa?]276 sir (Grimes) ← petugas hotel Sir299 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]
Bab 37281 son (Baldwin) ← Sherwood Nak 304 [mengapa tidak dipadankan dengan Nak padahal Baldwinbukan anak Sherwood?]282 Mr. Sherwood ← Baldwin Mr. Sherwood 305 [mengapa tidak dipadankan dengan PakSherwood?]283 you FBI boys (Grimes, Baldwin, & orang-orang FBI) orang-orang FBI 306 [mengapa tidakdipadankan dengan kalian orang FBI?]286 man (Det. Mike Moss) ← Baldwin Bung 309 [mengapa tidak dipadankan dengan Bung, bukandengan sobat, teman, kawan?]290 keep moving forward Ø (Baldwin) ← Garret Woods Baldwin 315 [mengapa dihadirkannama Baldwin di dalam BSa?]
Bab 38294 you guys (Lincoln & Marcus) ← Taylor kalian 318 [mengapa tidak dipadankan dengan Andasekalian?]
Bab 39
298 Christ, would you quit dilly-dallying.... ← Taylor Astaga, jangan buang-buang waktulagi, .... 322 [mengapa tidak dipadankan dengan Kristus?]299 Baby (Taylor) ← Baldwin Sayang 323 [mengapa tidak dipadankan dengan ungkapan sepertisayang, manis, cinta?]
Bab 40304 boys (anak kembar identik kerdil dalam infokomersial: mimpi) ← Taylor anak-anak 328[mengapa tidak dipadankan dengan anak laki-laki?]305 Then go away, Dispatch Kalau begitu ya sudah Ø 329 [mengapa tidak dipadankan?]305 Where’s the scene, Dispatch? ← Taylor Di mana kejadiannya Ø? 329 [mengapa tidakdipadankan?]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
305 Got it, Dispatch ← Taylor Baik Ø. 329 [mengapa tidak dipadankan?]
311 Get off me, you pigs! (petugas kepolisian + Marcus, Lincoln, Taylor) ← tersangka Lepaskanaku, Bangsat! 336 [mengapa tidak dipadankan dengan babi kalian?]312 Shut up, you crazy motherfucker (petugas kepolisian) ← Norville Turner (tersangka) Diam,kau bangsat 336 [mengapa tidak dipadankan dengan pemesum ibu, penyetubuh ibu, atau diterjemahkansecara harfiah?]313 Folks (petugas polisi + Marcus + Taylor) ← Lincoln Kawan-kawan 337 [mengapa tidakdipadankan dengan Bapak-bapak?]
313 You got nothin’ on me, pigs! (Lincoln) ← Norville Turner Kau tidak punya alasanmenangkapku, Bangsat! 337 [mengapa tidak dipadankan dengan babi?]313 you dumb ass (Norville) ← Taylor Bodoh 337 [mengapa tidak dipadankan dengan pantat kalianbodoh?]313 Stupid cunt (Taylor) ← Norville Turner Perempuan tolol 337 [mengapa tidak dipadankandengan silit bodoh atau vagina bodoh atau memek bodoh? Maaf, Mbak, karena digunakan buatpenelitian, terpaksa saya menanyakan dgn sangat vulgar]314 Gotcha, boss (Capt. Mitchell Price) ← Taylor Siap, Bos. 339 [mengapa dipadankan dengan bos?]314 You’re gonna have one helluva shiner in a couple of hours, Ø (Capt. Mitchell Price) ← Taylor Wah, beberapa jam lagi matamu pasti biru lebam, Bos 339 [mengapa bos dihadirkan didalam BSa padahal di dalam BSu kata boss tidak ada?]
Bab 42326 sir (Baldwin) ← Taylor Pak 351 [mengapa tidak tetap dipertahankan dengan sir: tidak konsisten?]326 sweetie (Baldwin) ← Taylor Sayang 352 [mengapa tidak dipadankan dengan manis, cinta?]327 Mr. Clark ← pembawa acara Mr. Clark 353 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Clark?]328 Miss Simone (Serene, sahabat Ivy) ← pembawa acara Miss Simone 354 [mengapa tidakdipadankan dengan Nona Simone?]
Bab44333 Sweetheart (Reese) ← Quinn Sayang 359 [mengapa tidak dipadankan dengan cinta atau adik?]333 Quinn ← Reese Quinn 359 [mengapa tidak dipadankan dengan Kak Quinn?]334 honey (Reese) ← Quinn Sayang 360 [mengapa tidak dipadankan dengan cinta atau adik?]336Mr. Baldwin ← Quinn Mr. Baldwin 363 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Baldwin?]336 Mrs. Buckley ← Baldwin Mrs. Buckley 363 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu Buckley?]341 Jesus ← Quinn Astaga 368 [[mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]
Bab 45344 you guys (Fitz, Lincoln, Marcus, Capt. Price) ← Taylor kalian 371 [mengapa tidakdipadankan dengan Anda sekalian?]347 sir (Jake Buckley) ← Taylor Sir 374 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]348 little lady (Taylor) ← Jake Buckley Nona 375 [mengapa tidak dipadankan dengan Nona Kecil?]348 you people (kepolisian metro/departemen) ← Jake Buckley Kalian 375 [mengapa tidakdipadankan dengan Anda sekalian?]349 Detective (Taylor) ← Jake Buckley Detektif 377 [mengapa tidak dipadankan dengan PakDetektif?]351 girl (Taylor) ← Price Nak 379 [mengapa dipadankan dengan Nak? Padahal hubungan Taylordan Price bukan anak-ayah, hanya hubungan kerja]352 Mr. Fed (julukan agen federal bagi Baldwin) ← Fitz Mr. Fed 380 [mengapa tidak dipadankandengan Pak Federal?]
Bab 46358 hon (Taylor) ← Baldwin Sayang 386 [mengapa Sayang tidak dipendekkan seperti Hon, misalnyaSay?]359 Lord, Baldwin ← Taylor Astaga, Baldwin 388 [mengapa tidak dipadankan dengan Tuhan?]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 48368 ma’am (Isabella, saksi) ← Baldwin Ma’am 397 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu?]369 Isabella ← Baldwin Isabella 397 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu Isabella karenahubungan social Baldwin dan Isabella belum akrab dan usia Isabella lebih tua drpd Baldwin?]
Bab 49372 Jesus, lady ← Jake Buckley Astaga Nona 400 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu kepadaTaylor?]
Bab 52388 you little shit (anak Quinn) ← Reese bocah kecil brengsek 418—9 [mengapa tidakdipadankan dengan bocah tai kecil?]
Saya rasa cukup segitu dulu pertanyaan saya. Saya mohon dengan sangat agar Ibu semaksimal mungkinmemberikan alasan atas padanan yang Ibu berikan pada novel terjemahan. Saya hanya ingin mengetahuiteknik dan metode penerjemahan dalam penerjemahan novel All the Pretty Girls guna kelengkapandisertasi saya. Saya ucapkan mohon maaf apabila saya mengganggu waktu Ibu dan saya haturkan terimakasih banyak atas bantuan Ibu.
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
DATA TOKEN
TSU : Dan Brown. 2009. The Lost Symbol. Doubleday.TSA : Ingrid D. Nimpoeno. 2010. The Lost Symbol. Bentang.
Prolog3 Brother [mal’akh anggota] Saudaraku 22
Bab 15 son [ayah anak] Nak 255 Dad Dad 255 Dad [anak ayah] Dad 266 Mr. Langdon [suara interkom Langdon] Mr. Langdon 26 Pak Robert/Pak Langdon
7 Professor Langdon [Pam, layanan penumpang Langdon] Profesor Langdon 277 sir Pak 277 sir Pak 277 Professor Profesor 278 Mr. Langdon [Charles sopir Beltway Limousine Langdon] Mr. Langdon 299 sir [sopir Beltway Limousine Peter Solomon] Pak 299 sir Pak 299 sir Pak 29
Bab 315 Professor Langdon [Anthony Jelbart Langdon] Profesor Langdon 3617 Professor Langdon [Anthony Jelbart Langdon] Profesor Langdon 3818 Robert [Katherine Langdon] Robert 3918 Professor Profesor 3919 Professor [Anthony Jelbart Langdon] Profesor 4019 sir Pak 4020 sir [Anthony Jelbart Langdon] Pak 41
Bab 421 sir [Nunez Mal’akh] Pak 42
Bab 525 Ms. Solomon [penjaga pos Katherine] Miss. Solomon 46
Bab 628 sir [sopir Langdon] Pak 5032 everybody [Langdon mahasiswa] Semuanya 5434 My friends [Langdon mahasiswa] Sobat-sobat 5636 My friends [Langdon mahasiswa] Sobat-Sobat 5838 Professor Langdon [anggota pusat studi perempuan universitas Langdon] ProfesorLangdon 6039 Professor Langdon [mahasiswa rabut keriting Langdon] Profesor Langdon 6139 my friends [Langdon mahasiswa] Sobat-Sobat 62
Bab 742 Ms. Solomon [penjaga Katherine] Miss. Solomon 6442 Ms. Solomon Miss. Solomon 6442 Kyle [Katherine Kyle, penjaga pos] Kyle 6444 sir [Pemandu Langdon] Pak 6645 Anthony [Langdon Anthony] Anthony 6745 sir Pak 67
Lampiran 2 The Lost Symbol :: The Lost Symbol
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
45 Professor Profesor 6745 Mr. Langdon 67
Bab 946 Professor[Mal’akh Langdon] Profesor 6847 Professor [Mal’akh Langdon] Profesor 6948 Mr. Langdon [Mal’akh Langdon] Mr. Langdon 7049 Professor Profesor 7049 Professor Profesor 71
Bab 1154 Peter Peter 7755 Katherine [Peter Katherine] Katherine 7755 Peter Peter 7755 Peter Peter 77
Bab 1260 Chief [operator Anderson] Chief 82... Mommy [anak kecil seorang ibu] Mommy 8362 sir [Chief Trent Anderson, Capitol Police Chief, turis] Pak 8462 All points [Anderson anggota] Semuanya 84
Bab 1364 Everyone [petugas orang yang lalu lalang] Semuanya 8665 Sir [penjaga Langdon] Pak 8766 Sir [penjaga Langdon] Pak 88
Bab 1573 Kate [Peter Kate] Kate 9573 Peter Peter 95
76 Katherine [Peter Katherine] Katherine 98
Bab 1679 Chief [Penjaga Anderson] Chief 10180 Chief [Penjaga Anderson] Chief 10281 Director Sato [Anderson Sato] Direktur Sato 10381 Folks [Anderson anggotanya] Semuanya 10382 Mr. Langdon [Anderson Langdon] Mr. Langdon 10482 sir [Anderson Langdon] Pak 10482 Robert Langdon [Sato Langdon] Robert Langdon 10483 Mr. Langdon [Sato Langdon] Mr. Langdon 10483 Professor [Sato Langdon] Profesor 10583 Director [Langdon Sato] Direktur 10583 sir [Langdon Anderson] Pak 10584 sir [Langdon Sato] Pak 10684 Professor [Sato Langdon] Profesor 10684 Ma’am [Langdon Sato] Ma’am 10684 Professor [Sato Langdon] Profesor 106
Bab 1785 ma’am [Langdon Sato] Ma’am 10786 Professor [Sato Langdon] Profesor 108
86 Chief Anderson [Sato Anderson] Chief Anderson 10886 ma’am [Anderson Sato] ma’am 108
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
86 Ma’am [Anderson Sato] ma’am 10887 ma’am [Anderson Sato] ma’am 10887 Chief [Sato Anderson] Chief 10987 ma’am [Anderson Sato] ma’am 11088 ma’am [Langdon Sato] ma’am 11088 Professor [Sato Langdon] Profesor 110
Bab 1890 Oh my God Astaga 11290 Katherine [Trish Dunne, 26 thn, analis metasistem Katherine] Katherine 11293 Trish [Katherine Trish] Trish 11593 Trish Dunne [Katherine Trish] Trish Dunne 11594 ma’am ma’am 11696 Trish [Katherine Trish] Trish 119
Bab 1999 Professor [Sato Langdon] Profesor 12199 Professor [Sato Langdon] Profesor 122
100 Director Sato [Langdon Sato] Direktur Sato 122100 Professor [Sato Langdon] Profesor 122100 Professor [Sato Langdon] Profesor 122101 ma’am [Langdon Sato] ma’am 123101 Chief [operator Anderson] Chief 123101 Sir [operator Anderson] Pak 124101 sir [operator Anderson] Pak 124102 Professor [Sato Langdon] Profesor 125105 Professor [Sato Langdon] Profesor 127105 ma’am [Langdon Sato] ma’am 127
Bab 20106 Professor Profesor 128106 ma’am ma’am 128106 ma’am ma’am 128109 Professor Profesor 131109 ma’am Profesor 131109 Ma’am ma’am 131
Bab 21112 Professor Profesor 134112 ma’am ma’am 134
112 Chief Chief 134112 Professor Profesor 134115 Ma’am Ma’am 136115 Professor Profesor 136115 Professor Profesor 137
116 Ma’am Ma’am 138116 Professor Profesor 138
Bab 22117 Ms. Solomon Miss. Solomon 138117 Dr. Christopher Abaddon Dr. Christopher Abaddon 138117 Ms. Solomon [Abaddon Katherine] Miss. Solomon 138118 Ms. Solomon Miss. Solomon 140
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
118 Ms. Solomon [Abaddon Katherine] Miss. Solomon 140119 Dr. Christopher Abaddon [Katherine Chris] Dr. Christopher Abaddon 141119 Ms. Solomon Miss. Solomon 141120 Ms. Solomon Miss. Solomon 142121 Ms. Solomon Miss. Solomon 143123 Ms. Solomon [Chris Katherine] Miss. Solomon 145
124 Dr. Abaddon [Katherine Chris] Dr. Abaddon 145124 Ms. Solomon Miss. Solomon124 Ms. Solomon Miss. Solomon125 Ms. Solomon Miss. Solomon126 Dr. Abaddon Dr. Abaddon126 Ms. Solomon Miss. Solomon126 Katherine Katherine
Bab23... Ma’am [Langdon Sato] Ma’am 151130 Mr. Langdon [Sato Langdon] Mr. Langdon 152131 Peter [Katherine Peter] Peter 153
Bab 24133 Peter [Robert Langdon Peter Solomon] Peter 155133 Robert [Peter Solomon Robert Langdon] Robert 155133 Peter Peter134 Robert Robert134 Robert Robert135 Peter Peter135 Robert Robert136 Robert Robert 158136 Peter Peter 158136 Robert [Peter Solomon Robert Langdon] Robert 158137 Peter Peter 158137 Professor [asisten Peter Solomon Langdon] Profesor 159
Bab 25139 Katherine [Trish Katherine] Katherine 161144 Katherine Katherine
Bab 26150 Professor Langdon [Sato Langdon] Profesor Langdon 171152 Chief [Sato Anderson] Chief 173
153 Chief [Sato Anderson] Chief 174153 Ma’am Ma’am 174153 Chief Chief 174153 Chief Chief 175153 ma’am [Anderson Sato] ma’am 175154 Professor [Sato Langdon] Profesor 176
Bab27156 Trish Trish157 Trish [Mark Zoubianis spesialis keamanan sistem Trish] Trish 178158 Mark [Trish Mark Zoubianis] Mark 179
Bab 28
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
160 Chief Anderson [Sato Anderson] Chief Anderson 181161 Chief Chief
Bab 29164 Dr. Abaddon [Peter Mal’akh] Dr. Abaddon 185165 Mr. Solomon Mr. Solomon 185/6
Bab 30170 Professor Profesor172 Professor Profesor172 Director [Langdon Sato] Direktur 193173 Director Director177 Professor Profesor
177 Professor [Sato Langdon] Profesor 198177 Ma’am Ma’am
Bab 31180 Katherine [Trish Katherine] Katherine 201
Bab 32183 Chief [penjaga Anderson] Chief 204183 sir [penjaga Anderson] Pak 204183 Bob Bob 204183 sir Pak 205184 sir Pak 205184 sir [penjaga Anderson] Pak 205184 sir Pak 205184 Sir Pak185 Professor [Anderson Langdon] Profesor 206
Bab 33188 sir [Nunez Warren Bellamy, Arsitek Capitol, penyeliaUS Capitol] Pak 209188 sir Pak188 sir Pak189 sir Pak189 sir Pak189 Sir Pak
Bab 34190 Dr. Abaddon [Trish Abaddon] Dr. Abaddon 211190 Trish [Abaddon Trish] Trish 211
Bab 35197 Ma’am [Anderson Sato] Ma’am 218197 Ma’am [Anderson Sato] Ma’am 218198 Professor [Sato Langdon] Profesor 219198 Chief Chief199 My God
Bab 36201 ma’am Ma’am201 Son [Bellamy Nuñez] Nak 222 Pak [konteksnya Nunez petugas penjaga]
Bab 37
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
205 Trish [Abaddon Trish] Trish 226 Ibu Trish/Bu Trish
Bab 38210 Professor Profesor 232211 Ma’am Ma’am 232
Bab39214 Director Direktur 235 Bu Direktur215 Ma’am Ma’am 236215 Professor [Sato Langdon] Profesor 237
Bab 40217 Trish [Katherine Trish] Trish 239 Bu Trish217 ma’am [penjaga lobi Katherine] ma’am 239 Bu/Nyonya217 ma’am Ma’am
Bab 41219 Professor [Sato Langdon] Profesor 241219 Professor 220 Ma’am 220 Chief Anderson [Sato Anderson] Chief Anderson 242 KomandanAnderson/Komandan Trent222 Professor Profesor224 Professor [Sato Langdon] Profesor 245224 Chief Chief
Bab 42227 Officer Nuñez [lelaki Afro-Amerika Officer Nunez] Officer Nunez 249 OpsirNunez227 Sir [Nunez Afro-Amerika] Pak 249227 Officer Nuñez 249227 Sir Pak 249227 Professor Langdon [Warren Bellamy Langdon] Profesor Langdon 250 ProfesorRobert
Bab 43230 Professor [Bellamy Langdon] Profesor 252231 Mr. Langdon Mr. Langdon 252/3231 Mr. Langdon Mr. Langdon 252/3231 Mr. Langdon [Mal’akh Langdon] Mr. Langdon 253 Pak Robert/Pak Langdon232 Professor Profesor 254232 Professor Profesor 254232 Professor Profesor 254232 Professor Profesor 255
Bab 44234 Jonas [Langdon Jonas Faukman, Editor New York] Jonas 25623...Robert [Jonas Langdon] Robert 25623...Jonas Jonas 25623...Jonas Jonas 257235 Robert Robert 257.... Jonas Jonas 257.... Robert [Jonas Langdon] Robert 257 Pak Robert
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 45237 Katherine Katherine 258237 Robert [Katherine Langdon] Robert 258 Pak Robert237 Katherine Katherine 258
238 Kyle [Katherine Kyle, penjaga lobi] Kyle 260238 Ma’am Ma’am239 Ms. Solomon [penjaga lobi Katherine] Miss. Solomon 261 Bu Solomon, BuKatherine239 Ma’am Ma’am 261239 Ma’am Ma’am 261
Bab 46246 Professor [Bellamy Langdon] Profesor 267247 Robert [Bellamy Robert] Robert 268 Pak Robert
Bab 48257 Chief [Nunez Chief Anderson] Chief 278 Pak, Komandan257 Chief [Nunez Chief Anderson] Chief 278
257 sir [Nunez Chief Anderson] Pak 280259 Trent [Sato Anderson] Trent 280 Pak Trent
Bab 49260 Mr. Bellamy Mr. Bellamy260 Professor Profesor
260 Mr. Bellamy [Langdon Bellamy] Mr. Bellamy 282 Pak Belammy261 Professor 264 Robert [Bellamy Langdon] Robert 284 Pak Robert267 Professor [Bellamy Langdon] Profesor 288
Bab 50267 Director [Nola Kaye, analis OS senior Sato] Direktur 289 Bu Direktur268 ma’am [Nola Kaye, analis OS senior Sato] ma’am 290 Bu268 Nola Nola 290269 ma’am ma’am 291 Bu269 Gentlemen [Sato empat spesialis op-lap] Rekan-rekan 291 Tuan-Tuan, Bapak-Bapak [-bentuk & +fungsi
Bab 51275 Solomons [Mal’akh keluarga Solomon] keluarga Solomon 296277 Katherine [Ibu Katherine Katherine] Katherine 297277 Mom [Katherine Ibu Katherine] Mom 298 Bu, Mam, Bunda277 Mom Mom 298277 Katherine Katherine 298
Bab 52
Bab 53284 Robert Robert 305
Bab 54
Bab 55290 Robert Robert 310291 Warren Warren 311
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
291 Robert Robert 311292 Robert Robert 312292 Robert Robert 312292 Warren Warren 312293 Robert Robert 313293 Robert Robert 313
Bab 56
Bab 57298 Mr. Solomon [administrator → Peter] Mr. Solomon 319303 Solomons [Andros → Keluarga Solomon] keluarga Solomon 324
Bab 58310 Mr. Bellamy [Agent Turner Simkins (CIA Operation leader) → Warren Bellamy] Mr.Bellamy 332311 Mr. Bellamy [Agent Simkins → Warren Bellamy] Mr. Bellamy 333
Bab 59314 Robert [Warren → Robert] Robert 336
Bab 60316 Dispatch [Officer Paige Montgomery dari Preferred Security, female security guard → petugas operator 911] Petugas 338
Bab 61319 Zachary [Bellamy → Zachary, anak Peter] Zachary341319 Zach [Peter → Zachary] Zach 341320 Zach [Peter → Zachary] Zach 341320 Son → Nak 342 320 Zachary [Peter → Zachary] Zachary 342321 Son [Peter → Zachary] Nak 343321 Zachary [Peter → Zachary] Zachary 343321 Zach [Peter → Zachary] Zach 343322 Zachary [Peter → Zachary] Zachary 344
322 Mr. Bellamy [Zachary → Warren] Mr. Bellamy 344323 Zach [Peter → Zachary] Zach 344323 Zach [Peter → Zachary] Zach 344323 Dad [Zachary → Peter] Dad 345323 Jesus [Zachary → Tuhan] Ya Tuhan 345
323 Dad [Zachary → Peter] Dad 345324 Zachary [Peter → Zachary] Zachary 345324 Peter [Bellamy → Peter] Peter 346324 Warren [Peter → Warren] Warren 346324 Peter [Bellamy → Peter] Peter 346
Bab 62327 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 348327 Robert [Katherine → Robert] Robert 348328 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 349329 Robert [Katherine → Robert] Robert 350
329 Robert [Katherine → Robert] Robert 350330 Robert [Katherine → Robert] Robert 351330 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 351
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
331 Robert [Katherine → Robert] Robert 352331 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 352331 Robert [Katherine → Robert] Robert 352
Bab 63
Bab 64335 Nola [Sato → Nola Kaye] Nola 357337 ma’am [agen rahasia → Sato] Ma’am 358337 ma’am [agen rahasia → Sato] Ma’am 358339 Robert [Katherine → Robert] Robert 359
Bab 65--
Bab 66341 Robert [Katherine → Robert] Robert 362342 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 364343 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 364
Bab 67344 Sir [Warren → a blind old man] Pak 365
Bab 68346 Robert [Katherine → Robert] Robert 368346 Robert [Katherine → Robert] Robert 368350 Robert [Katherine → Robert] Robert 371350 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 371351 Ms. Solomon [Robert → Katherine] Miss Solomon 371
Bab 69353 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 374
Bab 70357 Robert [Katherine → Robert] Robert 377357 Robert [Katherine → Robert] Robert 377358 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 378360 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 379361 My friend [an old man → Robert] Sobat 380
Bab 71
Bab 72365 All points [agen lapangan (field agent) → semua agen] Semuanya 385365 For Christ’s sake [pemimpin tim agen lapangan→ semua agen] Demi Tuhan 385365 All points [agen lapangan (field agent) → semua agen] Semuanya 385
Bab 73367 Robert [Katherine → Robert] Robert 386369 Dispatch [Omar, sopir taksi Arab muda → operator 911] Petugas 388370 sir [Omar, sopir taksi → CIA field ops Agent Simkins] Pak 389370 Omar [CIA field ops Agent Simkins → Omar, sopir taksi] Omar 389370 sir [Omar, sopir taksi → CIA field ops Agent Simkins] Pak 389371 sir [Omar, sopir taksi → CIA field ops Agent Simkins] Pak 389
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 74373 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 391374 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 392
Bab 75375 Robert [Katherine → Robert] Robert 75376 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 394376 Robert [Katherine → Robert] Robert 394377 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 395378 Ma’am [Omar → Katherine] Ma’am 396
Bab 76379 Sir [Omar → Simkins] Pak 397379 Omar [Simkins → Omar] Omar 397380 Sir [Omar → Simkins] Pak 398381 Omar [Simkins → Omar] Omar 399382 Omar [Simkins → Omar] Omar 399
Bab 77
Bab 78395 Robert [Katherine → Robert] Robert 414
Bab 80402 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 421403 Architect Bellamy [Sato → Warren] Architect Bellamy 421405 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 423405 You Masons [Sato → Warren] Kalian, kaum Mason 423406 Agent Hartmann [Sato → Hartmann] Agen Hartmann 424
Bab 82413 Professor Langdon [Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean (Kepala)) → Robert] Profesor Langdon 431414 sir [Robert → Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean, priest)] Pak 433415 sir [Robert → Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean, priest)] Pak 434416 sir [Katherine → Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean)] Pak 434416 Professor [Colin → Robert] Profesor 434416 Dean Galloway Dean Galloway 434 Dekan Galloway 434416 sir [Robert → Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean)] Pak 434416 Professor [Colin → Robert] Profesor 435417 sir [Robert → Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean)] Pak 435417 Professor [Colin → Robert] Profesor435418 Professor [Colin → Robert] Profesor 436419 Father Galloway [Katherine → Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean)] BapaGalloway 437419 Ms. Solomon [Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean) → Katherine] MissSolomon 437419 sir [Robert → Reverend Dr. Colin Galloway (Cathedral Dean)] Pak 437419 Professor [Colin → Robert] Profesor 437
Bab 83421 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 439
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 84422 Professor [Sato → Robert] Profesor 440425 My friends [Colin Galloway old dean → Katherine & Robert] Sobat-sobatku 443425 Father [Langdon → Colin Galloway] Bapa 443426 Profesor Langdon [Colin Galloway → Robert] Profesor Langdon 444428 Profesor [Colin Galloway → Robert] Profesor 446428 Sir [Langdon → Colin Galloway] Pak 446428 Profesor [Colin Galloway → Robert] Profesor 446
Bab 85432 Profesor [Colin Galloway → Robert] Profesor 449434 Profesor [Colin Galloway → Robert] Profesor 452437 Dean Galloway [Katherine → Colin Galloway] Dean Galloway 454437 My friends [Colin Galloway old dean → Katherine & Robert] Sobat-sobatku 454437 Robert [Warren Bellamy → Robert] Robert 455
Bab 88444 Nola [Rick Parrish, system security → Nola Kaye, security analist] Nola 462444 Rick [Nola Kaye, security analist → Rick Parrish, system security] Rick 462
Bab 89448 Robert [Katherine → Robert] Robert 466450 Robert [Katherine → Robert] Robert 468451 Robert [Katherine → Robert] Robert 468451 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 469452 Simkins [Robert → Turner Simkins] Simkins 470453 Robert [Katherine → Robert] Robert 470453 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 471
Bab 90457 ma’am [Paige Montgomery, female dispatch → Katherine] ma’am 475
Bab 91459 Profesor [Sato → Robert] Profesor 478459 Profesor [Sato → Robert] Profesor 478459 ma’am [Katherine → Sato] ma’am 478459 Ms. Solomon [Sato → Katherine] Miss Solomon 478460 ma’am [Robert → Sato] ma’am 479460 ma’am [Robert → Sato] ma’am 479461 Profesor [Sato → Robert] Profesor 480461 Ms. Solomon [Sato → Katherine] Miss Solomon 480462 Warren [Robert → Warren] Warren 481462 You boys [Sato → Warren, Robert, Colin] Kalian 481462 Robert [Warren → Robert] Robert 481462 ma’am [Robert → Sato] ma’am 481
Bab 92466 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 485466 Mr. Bellamy [Sato → Warren] Mr. Bellamy 485
468 Ms. Solomon [Sato → Katherine] Miss Solomon 487468 Ms. Solomon [Sato → Katherine] Miss Solomon 487468 Hartmann [Sato → Agent Hartmann] 487468 ma’am [Agent Hartmann → Sato] 487468 Profesor [Sato → Robert] Profesor 487
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
469 Father [Robert → Colin] Bapa 488
Bab 93470 ma’am [Agen Simkins →Sato] ma’am 490
Bab 94474 Officer [Katherine → petugas patroli perempuan] Petugas 493475 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 493
Bab 95475 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 494477 Robert [Warren → Robert] Robert 496
Bab 97487 Ma’am [Nola Kaye, Directorate of Science and Technology → Sato] ma’am 506487 Nola [Sato → Nola] Nola 506487 Ma’am [Nola Kaye → Sato] ma’am 506
Bab 99494 Ma’am [Simkins → Sato] ma’am 513494 Ma’am [Simkins → Sato] ma’am 513494 Ma’am [Simkins → Sato] ma’am 513
Bab 100497 My God [Katherine] Astaga 516497 Robert [Katherine → Robert] Robert 516
Bab 101501 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 520503 Professor [a man → Robert] Profesor 522504 Professor [a man → Robert] Profesor 523
Bab 102511 Professor [Mal’akh → Robert] Profesor 529
Bab 107528 Katherine [Peter → Katherine] Katherine 546530 Katherine [Peter → Katherine] Katherine 548531 Peter [Mal’akh →Peter] Peter 549532 Peter [Mal’akh →Peter] Peter 550532 Katherine [Mal’akh → Katherine] Katherine 550532 Peter [Mal’akh →Peter] Peter 550533 Peter [Mal’akh →Peter] Peter 550533 Peter [Mal’akh →Peter] Peter 551
Bab 109539 ma’am [Simkins → Sato] ma’am 556
Bab 110542 ma’am [teknisi satelit → Sato] ma’am 558
Bab 111547 Mr. Solomon [a male student →Peter] Mr. Solomon 563547 My friends [Peter → students] My friends Sobat 563
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
548 sir [a female student →Peter] Pak 564550 Mr. Solomon [a male student →Peter] Mr. Solomon 565550 sir [a male student →Peter] Pak 566552 Miss [Peter → a contentius blond girl] Miss 568
Bab 112554 Ms. Solomon [a man → Katherine] Miss Solomon 570554 Ms. Solomon [a man → Katherine] Miss Solomon 570554 Director [an agent → Sato] Director 571509 Professor Langdon [someone → Robert] Profesor Langdon 575
Bab 113561 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 577561 Robert [Katherine → Robert] Robert 578562 Robert [Katherine → Robert] Robert 578562 Professor [Sato → Robert] Profesor 578
Bab 114566 Peter [Mal’akh →Peter] Peter 583566 Peter [Mal’akh →Peter] Peter 583
Bab 115572 Robert [Katherine → Robert] Robert 588573 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 589
573 Director Sato [an agent → Sato] Direktur Sato 589574 ma’am [an agent → Sato] ma’am 590575 Professor [Sato → Robert] Profesor 590
Bab 116576 Katherine [Mal’akh → Peter] Katherine 592577 Peter [Mal’akh → Peter] Peter 593581 Peter [Mal’akh → Peter] Peter 596
Bab 117583 Robert [Katherine → Robert Langdon] Robert 599583 Professor [Sato → Robert Langdon] Profesor 600584 Professor [Sato → Robert Langdon] Profesor 600585 Brethren [Peter → Robert Langdon] Saudara-saudaraku 602591 brother [Peter → Robert Langdon] Saudara 607
Bab 118593 Peter [Mal’akh → Peter Solomon] Peter 609593 Peter [Mal’akh → Peter Solomon] Peter 609594 Peter [Mal’akh → Peter Solomon] Peter 610596 ma’am [Nola → Sato] ma’am 612598 Ms. Kaye [CIA agent → Nola Kaye] Miss Kaye 614599 Warren [Katherine → Warren Bellamy] Warren 614
Bab 119603 Peter [Mal’akh → Peter Solomon] Peter 619603 Peter [Mal’akh → Peter Solomon] Peter 619604 Peter [Mal’akh → Peter Solomon] Peter 620605 Father [Mal’akh → Peter Solomon] Ayah 621606 Zachary [Peter → Zachary Solomon, Peter’s son] Zachary 622
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
608 Oh my God [Katherine → God] Ya, tuhanku 624
Bab 120610 Director [Agent Turner Simkins → Sato] Direktur 626
Bab 121611 Son [Peter Solomon → Zachary Solomon] Nak 627612 Father [a man → Peter Solomon] Ayah 628
Bab 122619 Peter [Mal’akh → Peter Solomon] Peter 635
Bab 123------
Bab 124624 Peter [Katherine → Peter Solomon] Peter 640624 Peter [Katherine → Peter Solomon] Peter 640625 Peter [Katherine → Peter Solomon] Peter 641625 ma’am [Nola Kaye → Sato] Ma’am 642626 ma’am [Nola Kaye → Sato] Ma’am 642626 ma’am [Nola Kaye → Sato] Ma’am 642
Bab 125628 Robert [Peter → Langdon] Robert 645
Bab 126629 Robert [Peter → Langdon] Robert 646630 Peter [Robert Langdon → Peter] Peter 647630 my friend [Peter → Robert] Sobat 647631 Peter [Robert → Peter] Peter 648633 Peter [Robert → Peter] Peter 650633 Professor [Peter → Robert] Profesor 650633 Robert [Peter → Robert] Robert634 Robert [Peter → Robert] Robert 650635 Peter [Robert → Peter] Peter 652635 Robert [Peter → Robert] Robert 652635 Robert [Peter → Robert] Robert 652636 Peter [Robert → Peter] Peter 652636 Robert [Peter → Robert] Robert 653
636 Mr. Solomon [Sato → Peter] Mr. Solomon 653637 Professor [Sato → Robert] Profesor 653637 you gentlemen [Simkins → Robert, Peter] Kalian sudah siap 654637 Robert [Peter → Robert] Robert 654
Bab 127639 Nola [Rick Parrish, sys-sec CIA → Nola Kaye] Nola 656643 Rick [Nola Kaye → Rick Parrish, sys-sec CIA] Rick 660
Bab 128646 sir [penjaga militer → Simkins] Pak 663646 Peter [Robert → Peter] Peter 663646 Robert [Peter → Robert] Robert 664647 Professor [Simkins → Robert] Profesor 664
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
647 Mr. Solomon [Simkins → Peter] Mr. Solomon 664647 Robert [Peter → Robert] Robert 664648 Peter [Robert → Peter] Peter 665649 Peter [Robert → Peter] Peter 666649 Peter [Robert → Peter] Peter 666650 Robert [Peter → Robert] Robert 667651 Robert [Peter → Robert] Robert 668
Bab 129654 Robert [Peter → Robert] Robert 671654 Robert [Peter → Robert] Robert 671657 Peter [Robert → Peter] Peter 673657 Robert [Peter → Robert] Robert 673
Bab 131660 Robert [Peter → Robert] Robert 677660 Robert [Peter → Robert] Robert 677661 Robert [Peter → Robert] Robert 678662 Robert [Peter → Robert] Robert 679663 Peter [Robert → Peter] Peter 680663 Peter [Robert → Peter] Peter 680663 Robert [Peter → Robert] Robert 680663 Robert [Peter → Robert] Robert 680663 Peter [Robert → Peter] Peter 680663 Robert [Peter → Robert] Robert 688664 Peter [Robert → Peter] Peter 681664 Robert [Peter → Robert] Robert 681665 Peter [Robert → Peter] Peter 682666 Professor [Peter → Robert: jokingly] Profesor 683667 Peter [Robert → Peter] Peter 683667 Robert [Peter → Robert] Robert 684667 Peter [Robert → Peter] Peter 684
Bab 132669 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 685669 Robert [Katherine → Robert] Robert 685670 Robert [Katherine → Robert] Robert 686670 Robert [Katherine → Robert] Robert 686
Bab 133673 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 689674 Robert [Katherine → Robert] Robert 690675 Robert [Katherine → Robert] Robert 690676 Robert [Katherine → Robert] Robert 691676 Robert [Katherine → Robert] Robert 691676 Robert [Katherine → Robert] Robert 692676 Robert [Katherine → Robert] Robert 692680 Robert [Katherine → Robert] Robert 696680 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 696680 Robert [Katherine → Robert] Robert 696680 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 969682 Robert [Katherine → Robert] Robert 698
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Penutup685 Katherine [Robert → Katherine] Katherine 701687 Robert [Katherine → Robert] Robert 703688 Robert [Katherine → Robert] Robert 704
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
DATA TOKEN
BSU : Sherryl Woods. 2010. Sweet Tea at Sunrise. Harlequin.BSA : Dina Begum. 2011. Jalinan Hati. Violetbooks, Gramedia.
Bab 11 sugar (Sarah) ← Travis McDonald Manis 63 Grace (Wharton) ← Sarah Grace 75 Grace ← Sarah Grace 106 sugar (Sarah) ← Travis McDonald Manis 117 ladies (Annie, Raylene-sahabat terbaik Sarah) ← Sarah teman-teman 1313 Travis ← Jeanette (istri Tom) Travis 2015 you two (Travis, Tom-sepupu Travis) ← Jeanette (istri Tom) kalian berdua 21
Bab 217 Mommy ← Tommy (anak Sarah) Mommy 2317 Tommy (4 thn) ← Walter (ayah Tommy & Libby) Tommy 2418 Libby (-2 thn) ← Sarah (ibu Tommy & Libby) Libby 2418 Honey (Sarah) ← Grace Sayang 2519 Walter (mantan suami Sarah) ← Sarah Walter 2621 Daddy (Walter) ← Tommy Daddy 2722 sugar (Sarah) ← Travis Manis 2923 Sir Galahad (Travis McDonald) ← Sarah Sir Galahad 3124 Sarah ← Travis Sarah 3124 sugar (Sarah) ←Travis Manis 3226 Travis McDonald ← Sarah Travis McDonald 3326 Sarah ← Travis Sarah 33
Bab 337 Grace ← Grace Grace 4637 sugar (Sarah) ← Travis Manis 4642 sugar (Sarah) ← Travis Manis 5144 Sarah ← Raylene Sarah 5444 Sarah ← Raylene Sarah 5444 Raylene ← Sarah Raylene 5445 Raylene ← Sarah Raylene 55
Bab 448 Dad (Marshall Price-pemilik penggilimhan kapas) ← Walter Price Dad 5948 the two of you (ayah & ibu Walter) ← Walter kalian berdua 5950 boy (Walter) ← Marshall Price Nak 6151 Dad (Marshall Price) ← Walter Dad 6254 Ronnie (Sullivan) ← Travis Hei, Ronnie 65 [pragmatic]55 Sarah ← Ronnie Sarah 6655 young man (Travis) ← Grace anak muda 6657 Grace ← Travis Grace 6860 ya’ll (hadirin) ← Bill Roberts (MC kawakan Top of the Morning) kalian semua 7261 y’all (hadirin) ← Travis (pemilik baru stasiun radio kota Serenity) kalian semua 7362 You all (hadirin, warga kota Serenity) ← Travis Kalian semua 7362 Y’all (hadirin, warga kota Serenity) ← Travis Kalian semua 7463 Sarah Price ← Travis Sarah Price 75
Lampiran 3 Sweet Tea at Sunrise :: Jalinan Hati
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 564 Sarah ← Travis Sarah 7767 Sarah ← Travis Sarah 7969 you two (Sarah & Walter) ← Raylene Kalian berdua 8371 Walter ← Sarah Walter 8471 Sarah ← Walter Sarah 8475 Sarah ← Jeanette Sarah 8877 sweetie (Sarah) ← Dana Sue Sayang 9079 Mr. Lewis (Sonny Lewis, suami Mary Vaughn) ← Mary Vaughn Mr. Lewis 9379 Sonny Lewis (suami Mary Vaughn) ← Mary Vaughn Sonny Lewis 94
Bab 681 sugar (Sarah) ← Travis Manis 9682 God ← Sarah Oh, Tuhan 9683 sugar (Sarah) ← Travis Manis 9785 the two of you (Bill & Travis) ← Sarah kalian berdua 9990 you two (Sarah & Travis) ← Jeanette kalian berdua 10691 both of you (Sarah & Travis) ← Jeanette kalian berdua 10691 sweetie (Sarah) ← Jeanette Sayang 106
Bab 7100 Sweetie (Sarah) ← Dana Sue Sullivan (ibu Annie Sullivan, sahabat Sarah, pemilik restoran) Sayang 117101 Sarah ← Dana Sullivan Sarah 117102 Sarah ← Bill Roberts Sarah 119102 Sarah ← Dana Sue Sarah 119103 Dana Sue ← Sarah Dana Sue 119103 Sarah ← Travis Sarah 120104 You two (Travis & Sarah) ← Bill Roberts kalian berdua 120104 sugar (Sarah) ← Travis Manis 121108 Hi, Walter ← Sarah Hai, Walter 125 [pragmatic]110 Sarah ← Walter Sarah 128112 Sarah ← Walter Sarah 129
Bab 8116 man (Travis) ← Rick si Roket (karyawan radio Travis) Tapi kau sudah mendengarrekamanku, kan Ø 135117 man (Travis) ← Rick si Roket Hubungan kami sudah tidak baik Ø 135121 sweetie (Sarah) ← Raylene Sayang 140122 Raylene ← Sarah Raylene 141122 Sarah ← Raylene Sarah 141125 Travis ← Sarah Travis 144125 sugar (Sarah) ← Travis Manis 144126 Travis ← Sarah Travis 145127 Mommy (Sarah) ← Tommy & Libby Mommy 146128 Daddy (Walter) ← Tommy Daddy 148129 sugar (Mariah Litchfield-ibu Annabelle, paruh baya) ← Travis Manis 149130 sugar (Sarah) ← Travis Manis 150130 Travis ← Sarah Travis 150131 sugar (Sarah) ← Travis Manis, aku suka menggoda... 151132 sugar (Sarah) ← Travis Kau yakin ingin mengejekku, Manis 152133 sugar (Sarah) ← Travis ini akan terjadi lagi, Manis 153133 sugar (Sarah) ← Travis seperti itu, Manis 154
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 9134 Mother (ibu Walter, via ponsel) ← Walter Halo, Mom 155134 Oh my God ← ibu Walter Oh, Tuhanku 155134 Mother ← Walter Mom sudah menang 155135 The two of you (Walter & Patricia Warren, tunangan Walter) ← ibu Walter kalian berdua156135 Mother ← Walter Mom 157136 Mother ← Walter Mom 157136 Walter Price ← ibu Walter Walter Price 157136 Mother ← Walter Mom 158138 Sarah ← Walter Sarah 160139 the two of you (Walter & anak perempuannya, Libby) ← Sarah kalian 161140 Walter ← Sarah Walter 162141 The two of you (Travis & Sarah) ← Grace kalian 163145 sugar (Sarah) ← Travis Kau yakin begitu, Manis 168
Bab 10149 the two of you (Travis & Sarah) ← Annie kalian berdua 172152 God ← Sarah Ya, Tuhan 175152 girls (Maddie, Helen, Sarah, Jeanette) ← Dana Sue Sullivan Betul, ‘kan, teman-teman 176152 Annie, sweetie (Annie Sullivan) ← Dana Sue (ibu Annie) Annie sayang 176152 Gee, Mom (Dana Sue) ← Annie Yah, Mom 176153 Sarah ← Helen Decatur-Whitney Sarah 177154 everyone (Annie, Helen) ← Sarah Selamat malam, semuanya 178156 Travis ← Sarah Travis 180156 sugar (Sarah) ← Travis Manis 180157 Mom (Mary Vaughn, ibunda Rory Sue) ← Rory Sue Mom, kau tahu aku tak suka... 181159 Mom (Mary Vaughn) ← Rory Sue Mom, apakah kau baik-baik saja? 183161 Mom (Mary Vaughn) ← Rory Sue Semuanya akan baik-baik saja, Mom 186
Bab 11164 sugar (Sarah) ← Travis Ayolah, Manis 188166 sugar (Sarah) ← Travis Manis, aku tak pernah menyingkirkan apa-apa 191167 Sarah ← Travis Ayo, Sarah 192169 Raylene ← Sarah Raylene 194174 pal (Tom, sepupu Travis) ← Travis Maaf, Bung 199
Bab 12179 Travis McDonald ← Sarah Travis McDonald 204183 Mother ← Travis Mom 210184 Mom ← Travis Mom 210185 My God ← Travis Ya Tuhanku 211185 Mother ← Travis Mom 211186 Mom ← Travis Mom 211186 hogwash omong kosong 212187 Mom ← Travis Mom 213187 Travis ← ibu Travis Travis 213187 the two of you (Travis & Sarah) ← ibu Travis kalian berdua 214188 Mother ← Travis Mom 214189 Dad ← Travis Dad 216190 Travis ← Trina Travis 216190 Travis ← Trina Travis 216
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
190 Dad ← Travis Dad 217190 Trina ← Travis Trina 217190 Trina ← Travis Trina 217190 you two (Greg McDonald & Trina) ← Travis kalian 217191 Dad ← Travis Dad 217192 Dad ← Travis Dad, aku akan bicara denganmu besok. 218192 son (Travis McDonald) ← Greg McDonald Tentu, Nak. 219
Bab 13195 Jeanette ← Annie Jeanette 222195 Sarah ← Annie Sarah 223196 Travis ← Sarah Travis 224199 Travis ← Sarah Travis 227202 Hey, darlin’ (Mary Vaughn, istri Sonny Lewis) ← Sonny Lewis Hai, Sayang 230202 Sonny ← Mary Vaughn Sonny 231204 Sonny Lewis ← Mary Vaughn (istri Sonny Lewis) Sonny Lewis 233204 Darlin’ (Sonny Lewis) ← Mary Vaughn (istri Sonny Lewis) Sayang, yang penting itusekarang 233
Bab 14210 Travis ← Mary Vaughn Travis 241212 Liz (Elizabeth Johnson, penghuni lansia) ← Beverly Liz 243212 Beverly ← Liz Beverly 243213 young man (Travis) ← Liz Aku mungkin sudah tua, anak muda 244213 ma’am (Elizabeth Johnson) ← Travis Ma’am 244213 Sarah ← Liz Johnson Sarah 244214 Liz ← Beverly Liz 244214 You ← Liz Kau 244214 Sarah ← Liz Sarah 244214 the two of you (Liz & Beverly) ← Travis kalian 245214 Liz ← Travis Liz 245214 the rest of you (Liz & Beverly) ← Travis kalian semua 245215 young man (Travis) ← Liz Baiklah, anak muda 246216 young man (Travis) ← Liz Anak muda, kurasa mungkin kau orang 247219 sweetie (Sarah) ← Annie Sarah, Sayang 251220 You two (Annie & Trevor) ← Sarah Kalian berdua 251222 Raylene ← Annie Raylene 254223 You two (Travis & Sarah) ← Raylene Kalian berdua 254223 Sarah ← Raylene Sarah 254
Bab 15225 the two of you (Travis & Sarah) ← Liz Kalian berdua 258230 Travis ← Sarah Travis 263231 Sonny ← Mary Vaughn Sonny 264231 Folks (Liz, tuan rumah, Travis, Sarah) Semuanya, kukira kami harus 264231 Liz ← Mary Vaughn Liz 264232 sweetheart (Mary Vaughn) ← Sonny Lewis Tetaplah tenang, Sayang 265234 sweetheart (Mary Vaughn) ← Sonny Lewis Kita bisa melakukannya, Sayang 267236 Sarah ← Travis Sarah 269237 sugar (Sarah) ← Travis seperti biasa, Manis 271237 Mommy (Sarah) ← Tommy Boleh ‘kan, Mom 271238 Mommy (Sarah) ← Tommy Mommy, aku boleh pergi dulu, ya? 272
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 16243 kids (pemain bola) ← Travis Baiklah, Anak-anak, 277243 Mommy (Sarah) ← Tommy Ya, please, Mommy 278244 Annie ← Travis Annie 278245 Sarah ← Travis Sarah 280246 Travis ← Sarah Travis 281247 Sarah ← Travis Sarah 282248 you two (Travis & Sarah) kalian berdua 283249 Travis ← Sarah Travis 284250 Travis ← Tom Travis 285251 Tom ← Travis Tom 286251 the two of you (Tom & Travis) ← Annie kalian berdua 287254 Darlin’ (Mary Vaughn) ← Sonny Lewis Sayang, aku tak tahu 289254 darlin’ (Mary Vaughn) ← Sonny Lewis Aku tahu itu, Sayang 290255 darlin’ (Mary Vaughn) ← Sonny Lewis Ayolah, Sayang 290255 Sonny Lewis ← Mary Vaughn Sonny Lewis 291
Bab 17257 my friend (Sarah) ← Raylene Nah, temanku 294260 Sarah ← Raylene Sarah 297261 Sweetie (Sarah) ← Dana Sue Sayang, kau kelihatan benar-benar cantik 298261 Raylene ← Sarah Raylene 298262 Sarah Price ← Travis Sarah Price 299264 son (Travis) ← Greg McDonalds Halo, Nak 301264 Sarah ← Greg McDonalds Sarah 301265 Sarah ← Travis Sarah 303266 Travis ← Sarah Travis 304267 Sarah ← Travis Sarah 305268 Mom (Mary Vaughn) ← Rory Sue Mom, dengan senang hati aku akan 306269 Rory Sue ← Mary Vaughn Rory Sue 307
Bab 18273 sugar (Sarah) ← Travis Hei, Manis 311273 sweet thing (Sarah) ← Travis Oh, Manisku 312274 the two of you (Travis & Sarah) ← penelepon wanita Mariah Litchfield kalian berdua 312274 you all (Travis & Sarah) ← Mariah Litchfield Apakah kalian semua bertengkar? 313274 Hon (Mariah Litchfield) ← Sarah Sayang, Travis dan aku 313275 Sarah ← Sarah, bagiku kedengarannya 313275 you two (Sarah & Travis) ← penelepon lain Mungkin kalian berdua 313275 Sarah ← Travis Bagaimana menurutmu, Sarah 313275 folks (pemirsa radio) ← Bill Roberts Baiklah, para pendengar 314275 folks (pemirsa radio) ← Travis Jadi kembalilah besok pagi, Ø 314276 sugar (Sarah) ← Travis Karena akuilah, Manis 315278 Travis ← Sarah Travis 317278 Sarah ← Travis Sarah 317278 you two (Sarah & Travis) ← Rory Sue kalian berdua 317280 Walter ← Raylene Walter 319281 Walter Price ← Raylene [marah] Walter Price 320284 the two of you (Sarah & Travis) ← Walter kalian berdua 323284 Walter Price ← Sarah [marah] Walter Price 323285 Daddy (Walter) ← Libby Daddy, kata gadis kecil itu 324286 Walter ← Sarah Walter 325
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 19292 Sarah Price ← Annie Sarah Price 332293 ladies (Sarah, Annie, Rory Sue) Fokus, Nona-nona 334297 Sugar (Sarah) ← Travis Manis, aku selalu 338297 McDonald ← Sarah McDonald 338298 McDonald ← Sarah McDonald 340302 sugar (Sarah) ← Travis selama ini membicarakan aku, Manis 344
Bab 20304 you all (Rory Sue) ← Dana Sue kau 346304 Dad (Sonny Lewis) ← Rory Sue Aku sudah bukan enambelas tahun lagi 347305 hon (Rory Sue) ← Mary Vaughn gaun ini tidak bagus, Sayang 347305 Mom (Mary Vaughn) ← Rory Sue Mom 347305 Dad (Sonny Lewis) ← Rory Sue Dad 347306 sweetie (Rory Sue) ← Mary Sue Oh, Sayang 348306 Mom (Mary Vaughn) ← Rory Sue Semuanya beres, Mom 349306 worrywart (Mary Vaughn) ← Sonny Lewis Sudah puas, Tukang Cemas 349307 both of you (Liz & Mary Vaughn) ← Rory Sue untuk kalian berdua 350308 Rory Sue ← Liz Rory Sue 350308 Rory Sue ← Travis Rory Sue 350309 young man (Travis) ← Liz Baiklah, Anak Muda 352310 the two of you (Sarah & Travis) ....bagaimana kalian berdua 353310 you two (Sarah & Travis) apa yang terjadi di antara kalian 353310 young man (Travis) ← Liz asramamu, Anak Muda. 353310 Liz ← Travis Liz 353311 You two (Annie & Travis) ← Raylene Kalian berdua rupanya 354313 sugar (Sarah) ← Travis Oh, Manis 356316 Walter ← Raylene Walter 359317 Walter ← Raylene Walter 361318 Raylene ← Walter Raylene 362
Bab 21320 sugar (Sarah) ← Travis Ayolah Manis 365320 sugar (Sarah) ← Travis sebelum sekarang, Manis 366324 You two (Travis & Walter) ← Sarah Kalian sudah pernah bertemu 369325 Sarah ← Travis Sarah 370325 Walter ← Sarah Walter 370325 the two of you (Travis & Walter) ← Sarah sekarang silakan kalian makan siang 370330 young lady (Annie Sue) ← Dana Sue Apa kau punya rahasia, Nona 376330 the two of you (Ty & Annie) ← Maddie apa saja yang kalian simpan 376330 Oh my gosh ← Sarah Oh, ya ampun 376331 Mom (Dana Sue) ← Annie Mom 377332 Raylene ← Sarah Raylene 378333 Raylene ← Sarah Raylene 378333 sweetie (Raylene) ← Sarah Oh, Sayang 379
Bab 22335 Ladies and gentlemen (pemirsa radio) ← Travis Pendengar semua 381335 Sarah ← Travis Sarah 381336 sugar (Sarah) ← Travis Malam, Manis 382337 Dad (Greg McDonalds) ← Travis Trina mengejar uangmu, Dad 383337 son (Travis) ← Greg McDonalds Kau tahu, Nak 383339 Son (Travis) ← Greg McDonalds Nak, aku sudah putus hubungan 386
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
344 the two of you (Travis & Sarah) ← Raylene Dan begitu kalian berdua 391344 Sweetie (Sarah) ← Raylene Sayang 391346 the two of you (Travis & Sarah) ← Liz kalian berdua saling memercayai 393
Bab 23350 Sarah Price ← Travis Sarah Price 399351 Walter ← Travis Walter 400351 the two of you (Sarah & Walter) ← Travis bahwa kalian berdua bisa bekerja sama 400352 Travis ← Walter Travis 401354 you two (Travis & Walter) ← Sarah Apa kalian berdua akan 403355 Sarah ← Travis Sarah 404357 Walter ← Sarah Walter 406357 you two (Sarah & Travis) ← Walter Apakah kalian serius 407358 Walter ← Sarah Walter 408360 Annie ← Sarah Annie 410361 Trina ← Travis Trina 410361 Travis ← Trina Travis 410
Bab 24366 Travis ← Sarah Travis 416366 Sarah ← Travis Sarah 417366 Travis ← Sarah Travis 417367 Sarah ← Travis Sarah 418368 my gosh ← Raylene Oh, ya ampun 419369 sweet heaven ← Raylene Oh, demi surga 420370 sweetie (Sarah) ← Raylene kehidupan, tapi, Sayang, kau sudah 421370 Sweetie (Sarah) ← Raylene Sayang, tentunya 421370 Sarah Price ← Raylene Sarah Price 421371 Mom and Dad (Sonny & Mary) ← Rory Sue Selamat, Mom dan Dad 422372 Mom (Mary) ← Rory Sue Pilih saja yang mana yang Mom suka 423 [dom]374 you idiot (Travis) ← Bill Roberts Lupakan Walter, dasar idiot 425376 Sarah Price ←Travis Sarah Price 428377 Sarah Price ← Travis Sarah Price 429378 Sarah ← Travis Sarah 430
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
HASIL WAWANCARA
BSU : J.T. Ellison. (2008). All The Pretty Girls. Harlequin.BSA : Desak Nyoman P. (2011). Pencekik dari Selatan. Violetbooks, Gramedia
Bab 38 man (Det. Pete Fitzgerald) ← Det. Marcus Wade Man 13 [mengapa tidak dipadankan dengan bungatau kawan]Jawab: untuk memberikan kesan gaul. Karena di antara anak-anak muda zaman sekarang yang sudahakrab, istilah “man” sering digunakan.
14 you guys (Baldwin & para detektif) ← Taylor kalian 20 [mengapa tidak Anda sekalian]Jawab: karena ‘Anda sekalian’ kesannya terlalu resmi.
16 Officer (petugas patroli muda) ← Taylor Kau menemukan sesuatu Ø 22 [mengapa tidakdipadankan dengan petugas atau opsir]Jawab: Karena di
16 Lieutenant (Taylor) ← petugas patroli muda Letnan 22 [mengapa digunakan letnan dl BIpangkat di kepolisian bukan letnan]Jawab: demi dialog yang mengalir, saya ikuti istilah aslinya.
16 Special Agent (Baldwin) ← Taylor Agen Khusus 22 [mengapa dipadankan dengan agenkhusus apakah mengikuti latar cerita BSu]Jawab: Iya
Bab 422 sweetie (Taylor) ← Baldwin Sayang 28 [apakah tidak ada kata lain selain sayang]Jawab: demi rasa bahasa
29 ma’am (Taylor) ← petugas TKP Ma’am 36 [mengapa tidak dipadankan dengan bu atau ibu agarmemberi konteks yang sama dengan TSu]Jawab: saya mengikuti gaya selingkung penerbit. Sebelum mulai menerjemah ini, saya sempat surveibeberapa novel terbitan Gramedia untuk mencocokkan gaya selingkungnya. (M: setia; T: eksotisme)
Bab 640 Doc (dr. Sam Loughley) ← Tim (asisten dr. Sam) Dok 48 [mengapa tidak dokter]Jawab: sapaan (lisan) untuk dokter memang umumnya adalah: dok.
Bab 745 Cap (Kapten Mitchell Price, atasan Taylor) ← Letnan Taylor Jackson Kapten 53 [mengapatidak Kap sebagai singkatan dari Cap]Jawab: karena ‘kapten’ tidak umum/lazim disingkat dengan ‘kap’ beda dengan ‘dok’ yang memang sudahumum.
46 Are you kidding me, Ø ← Taylor Anda bercanda, Kapten 54 [mengapa dihadirkan Kaptenpadahal di dalam TSu tidak ada?Jawab: Memang di TSu tidak ada, tapi konteksnya jelas yang diajak bicara adalah seorangkapten. Saya sengaja tambahkan objek supaya kalimatnya lebih enak. Lagi-lagi masalah ‘rasabahasa’. (M: komunikatif; T: eksplisitasi)
46 Captain (Kapten Mitchell Price) ← Letnan Taylor Jackson Kapten 55 [mengapa digunakankapten, dl BI pangkat di kepolisian bukan kapten]
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Desak Nyoman Pusparini
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Jawab: demi dialog yang mengalir, saya ikuti istilah aslinya (M: komunikatif; T: padananlazim).
47 babe (Baldwin) ← Taylor Jackson Sayang 55 [apakah tidak ada kata lain selain sayang]Jawab: lebih umum dan sudah familiar. (M: komunikatif; T: konvergensi)
Bab 956 man (Jerry Grimes) ← Baldwin Kawan 66 [mengapa tidak dipadankan dengan bung, sobat,rekan?]Jawab: hanya masalah selera (M: idiomatis; T: konvergensi)
61 man (Jerry) ← Baldwin Man 71 [mengapa tidak dipadankan dengan bung, sobat, rekan, atau yanglain?]Jawab: biar lebih gaul. (M: eksotis ; T: konvergensi)
Bab 10
64 By the way, Officer, I’ve been communicating (polisi) ← Whitney Connolly Omong-omong, Øselama ini aku 74 [mengapa tidak dipadankan?]Jawab: saya mengambil maknanya kemudian membuat kalimat sendiri demi rasa bahasa yangmengalir. (M: komunikatif; T: implisitasi)
Bab 1171—72 Dr. Allen (dokter yang melakukan otopsi atas Shauna Lyn Davidson) ← Baldwin Dr.Allen 82 [mengapa tidak dipadankan dengan dr Allen sebagai bentuk yang sepadan dengan kaidahpenulisan dokter?Jawab: saya pakai kapital karena ada di awal kalimat. (M: komunikatif; T: padanan lazim)
Bab 1281 Special Agent (Baldwin) ← Taylor Agen Khusus 93 [mengapa tidak dipadankan Agen FBI?]Jawab: mengikuti istilah aslinya. (M: harfiah; T: kalke)
Bab 1391 Jesus ← Betsy Ya Tuhan 103 [[mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]Jawab: agar tidak terlalu spesifik. (M: adaptasi/komunkatif; T: generalisasi)
Bab 1492 Sheriff (Terrence Pascoe, petugas kepolisian yang menangani kasus pembunuhan) ← Baldwin Sherrif 105 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]Jawab: saya mengikuti gaya yang biasa dipakai oleh penerbit. (M: setia; T: eksotisme)
98 sugar (Baldwin) ← Lurene (pelayan restoran Jo’s Diner) Sayang 111[mengapa tidak dipadankandengan manis?]98 Eugene (koki Jo’s Diner) ← Lurene (pelayan restoran Jo’s Diner) Eugene 111 [mengapa tidakdipadankan dengan Pak Eugene agar terjemahan tidak tampak seperti hasil penerjemahan?]Jawab: Berusaha mengikuti aslinya (bukan Mr. Eugene), karena mereka tampaknya sudah sangat akrabsehingga tak ada jarak di antara mereka. (M: setia; T: pinjaman budaya)
99 Sugar (Baldwin) ← Lurene Sayang 112 [mengapa posisi Sugar di depan, posisi Sayang di belakangkaliamat? Apakah penerjemah memiliki maksud dan tujuan?]Jawab: Hanya untuk variasi, yang penting maknanya tak bergeser. (M: komunikatif; T: transposisilompat)
99 ma’am (Lurene) ← Grimes Ma’am 112 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]Jawab: Mengikuti panduan yang diberikan oleh penerbit (M: setia; T: eksotisme)
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
100 Honey (Baldwin) ← Lurene Sayang 113 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk lain manis?]100 Didn’t linger like you men (Baldwin & Grimes) ← Lurene kau 114 [mengapa tidak dipadankandengan Anda berdua? Karena mempertimbangkan hubungan sosial di antara partisipan]Jawab: Karena mereka sudah temenan sangat akrab dan menjadi pelanggan tetap di sana (M: semantis;T: pinjaman budaya).
103 God ← Grimes astaga 117 [mengapa tidak dipadankan dengan Ya Tuhan]103 Jesus ← Grimes Aduh 117 [mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]
Bab 16112 LT (Taylor) ← Lincoln Ross (detektif berbakat di bidang komputer) LT 126[mengapa tidakdipadankan dengan Taylor atau yng lain?]Jawab: selama masih memungkinkan saya berusaha mengikuti aslinya dengan pertimbangan pembacamasih bisa mengerti. (M: setia; T: eksotisme)
112 Loot [singk. Lieutenant] (Taylor) ← Lincoln LT 127 [mengapa tidak dipadankan dengan Lootjuga?]Jawab: Karena saya merasa ‘Loot’ kurang berterima di Indonesia dan khawatir bikin bingung pembaca.(M: setia; T: substitusi)
114 puppy (Marcus Wade) ← Taylor Sayang 128 [mengapa tidak dipadankan dengan begitu? Apakahpuppy berarti sayang]Jawab: “Sayang” di sini untuk menekankan kedekatan/keakraban mereka. (M: idiomatic; T: metafora)
115 boss (Taylor) ← Lincoln Ross bos 130 [mengapa tidak dipadankan begitu?]116 my favorite cop? ← dr. Gregory polisi favoritku? 131 [mengapa tidak dipadankan begitu?]Jawab: Ada unsur canda dalam sapaan ini (M: komunikatif; T: padanan kontekstual)
117 honey (Taylor) ← dr. Gregory Sayang131 [mengapa tidak dipadankan begitu padahal hubungandokter dengan pasien bukan hubungan asmara?]Jawab: Sapaan ‘Sayang’ tak mesti karena ada hubungan asmara. Bisa juga untuk menunjukkankedekatan hubungan seperti halnya di antara keluarga. (M: komunikatif; T: padanan kontekstual)
Bab 18131 Page (asisten jaksa wilayah yang mewakili Davidson County) ← Taylor Page 145 [mengapatidak dipadankan dengan bentuk BSa seperti Bu Page?]Jawab: Sesuai panduan. (M: setia; T: pinjaman budaya)
138 Price ← Taylor Price 153 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Price karena budaya BImelazimkan pemanggilan kepada atasan dengan Pak, karena Price adalah atasan Taylor?]Jawab: Idem dengan di atas. (M: setia; T: pinjaman budaya)
Bab 19141 sunshine (Taylor) ← Sam Sunshine 157 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]Jawab: Julukan tidak diterjemahkan sesuai panduan yang diberikan. (M: setia; T: pinjaman budaya)
142 honey (Taylor) ← Sam Sayang 158 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa lainpadahal Sam dan Taylor sahabat bukan sepasang kekasih?]
143 Get it all out of your system now, girl, because Lampiaskan semuanya sekarang, Ø,karena 159 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa?]Jawab: Saya mengambil makna dari idiom tersebut. (M: idiomatis; T: pelesapan)
144 Sweetie (Taylor) ← Sam Sayang 159 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa yangwajar? Karena hubungan Sam dan Taylor adalah sahabat?]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Jawab: Sapaan ‘Sayang’ tak mesti karena ada hubungan asmara. Bisa juga untuk menunjukkankedekatan hubungan seperti halnya di antara keluarga. (M: komunikatif; T: padanan kontekstual)
Bab 21150 honey (Taylor) ← Baldwin Sayang 165 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa lain?]150 babe (Baldwin) ← Taylor Sayang 165[mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSa lain?]150 sweetheart (Taylor) ← Baldwin Sayang 165 [mengapa tidak dipadankan dengan bentuk BSalain?]151 Garrett ← Baldwin Garrett 166 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Garret karena Garretadalah bos perusahaan?]Jawab: Sesuai panduan. (M: setia; T: pinjaman budaya)
151 You take care, Ø ← Baldwin Sampai jumpa, Sherriff 167 [mengapa tidak dipadankan denganbentuk BSa?]Jawab: Saya tak selalu menerjemah kata per kata, tapi lebih sering melihat makna dan konteksnya. (M:setia; T: eksplisitasi)
Bab 22154 girl (Taylor) ← Sam Sayang 170 [mengapa dipadankan dengan Sayang padahal hubungankeduanya hubungan sahabat?]Jawab: Karena mereka bersahabat sangat sangat dekat dan saling peduli.
157 honey (Sam) ← Taylor Sayang172 [mengapa dipadankan dengan Sayang padahal hubungankeduanya hubungan sahabat?]Jawab: idem dengan di atas, makanya di teks asli digunakan “honey”.
164 You’ve got some blood on you Ø (Sam) ← Taylor Sam 180 [mengapa Sam dimunculkan didalam BSa?]Jawab: Saya berusaha memberi informasi sejelas mungkin pada pembaca bahwa darah itu ada pada Sam.
164 T (Taylor) ← Sam T 180
Bab 23166 Agent (Baldwin) ← sersan muda gempal berambut merah pada pembunuhan Marni Fischer Agen 183167 Sergeant (sersan muda gempal berambut merah) ← Baldwin Sersan 184167 Mr. F BEE EYE agent (Baldwin) ← sersan muda Mr. Agen F BEE EYE 184167 Sergeant ← Baldwin Sersan 184168 sir (Baldwin) ← sersan muda Sir 184168 son (sersan muda) ← Baldwin Nak 185
Bab 24
176 Ms. Johnson ← Marcus Wade (black man) Ms. Johnson 194177 ma’am ← Marcus Wade Ma’am 195Jawab: Sesuai panduan yang diberikan.
Bab25181 darlin’ (pria penculik) ← Christina Dale (korban penculikan) Sayang 199Jawab: Karena Christina menikmati apa yang dialaminya dan menyukai si penculik sehingga diamemanggilnya “Sayang.”
Bab 26
185 C’mon, guys, spit it out (Lincoln & Marcus) ← Taylor Ayo, Ø, katakan semuanya. 203Jawab: Mengambil makna dari idiom tersebut.
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
186 And boys, I’m sure I don’t need to remind... Dan Boys, aku yakin aku tidak perlumengingatkan.... 204Jawab: Agar terdengar akrab dan gaul.
187 Uninsulate him for me Ø ← Taylor Bongkar perlindungannya buatku, Fitz 205188 sugar Sayang 206 [mengapa diterjemahkan dengan sayang padahal Fitz bukan kekasih Taylor]188 boss (Mitchell) ← Taylor Bos 207 [mengapa dipadankan dengan bos]194 Mrs. Buckley (Quinn) ← Taylor Mrs. Buckley 213 [mengapa tidak dipadankan dengan BuBuckley]Jawab: Sesuai panduan dari penerbit.
198 Sigñora Quinn ← Gabrielle (pelayan rumah tangga Quinn asal Italia) Sigñora Quinn 216[mengapa dipadankan dengan Bu Quinn]Jawab: Sesuai panduan yang diberikan yaitu sapaan dalam bahasa asing tidak diterjemahkan.
Bab 27208 Mr. Jones (Ishmael Jones, resepsionis hotel murahan) ← Baldwin Mr. Jones 226 [mengapatidak dipadankan dengan Pak Jones]209 I don’t know, sir (Mr. Jones) ← Baldwin Aku tidak tahu Ø 227 [mengapa sir tidakdipadankan?]
Bab 30234 sweetie (Taylor) ← Baldwin Sayang 254 [mengapa tidak dipadankan dengan ungkapan lain,misalnya manis, cinta, dll]
Bab 31238 cara (Noelle Pazia) ← Giovanni (ayah Noelle) Sayang 258 [mengapa dipadankan dengancatatan kaki, tetapi tidak diganti langsung di dalam tubuh teks?]Jawab: Sesuai panduan, kalau ada istilah yang unik (non-English) dan tidak umum, agar dibiarkan sesuaiaslinya tapi beri catatan kaki.
Bab 32244 honey (Baldwin) ← Taylor Sayang 265 [mengapa dipadankan dengan sayang]244 hon (Baldwin) ← Taylor Sayang 266 [mengapa dipadankan dengan ungkapan yang lebih panjangSayang, bukan dengan Say saja?]245 Jesus, Baldwin ← Taylor Tuhan, Baldwin 266 [mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]Jawab: Agar tak terlalu spesifik.
247 Sir (Baldwin) ← operator telepon Sir 268 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]247 ma’am (operator telepon) ← Baldwin Ma’am 268 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu?]248 Agent Baldwin ← Louis Sherwood (CEO Health Partners) Agen Baldwin 269 [mengapa tidakdipadankan dengan Agen FBI Baldwin, yang dikhawatirkan Baldwin adalah agen perusahaan?]
Bab 35260 guys (Lincoln & Marcus) ← Taylor kawan 282 [mengapa tidak dipadankan dengan teman-teman, bapak-bapak?]260 lady (Taylor) ← Lincoln Manis282 [mengapa tidak dipadankan dengan nona atau nyonya atau Bu?]266 I know, man, I’m grasping at straws. ← Grimes Ø 289 [mengapa tidak dipadankandengan bung, kawan, sobat?]
Bab 36268 sir (Grimes) ← Suster Brooks (pusat kesehatan mahasiswa Universitas North Carlina) Sir 290 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
268 Are you done, lady? (Suster Brooks) ← Grimes Apa kau sudah selesai, Ø 291 [mengapa tidakdipadankan?]Jawab: Dalam panduan yang diberikan oleh penerbit, semua sapaan jangan diterjemahkan. Sayaagak bingung ‘Lady’ mau diterjemahkan jadi apa? Akhirnya, tidak saya terjemahkan, yg pentingpembaca masih mengerti maksudnya. Jadi, saya biarkan editor yang mengambil keputusan.
269 Lady, tell me who it was or... (Suster Brooks) ← Grimes Ø, tolong katakan siapaatau... 291 [mengapa tidak dipadankan?]270 dear (operator kampus North Carolina) ← Suster Brooks Sayang 292 [mengapa dipadankandengan Sayang, padahal antara Suster Brooks dan operator bukan sepasang kekaksih?]Jawab: Seperti yg saya bilang di beberapa jawaban di atas, “Sayang” tak selalu berarti ada hubungankekasih.
275 Dad (Grimes) ← anak laki-laki Grimes Dad 298 [mengapa tidak dipadankan dengan Yah atauAyah atau Papa?]Jawab: Sesuai panduan
276 sir (Grimes) ← petugas hotel Sir299 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]Jawab: Idem
Bab 37281 son (Baldwin) ← Sherwood Nak 304 [mengapa tidak dipadankan dengan Nak padahal Baldwinbukan anak Sherwood?]Jawab: Karena Sherwood jauh lebih tua dari Baldwin dan dia seolah-olah bicara dengan seorang anakuntuk menekankan perbedaan level umur mereka.
282 Mr. Sherwood ← Baldwin Mr. Sherwood 305 [mengapa tidak dipadankan dengan PakSherwood?]283 you FBI boys (Grimes, Baldwin, & orang-orang FBI) orang-orang FBI 306 [mengapa tidakdipadankan dengan kalian orang FBI?]Jawab: Saya merasa lebih cocok menggunakan “orang-orang FBI” karena yang dimaksud adalah orang-orang FBI pada umumnya.
286 man (Det. Mike Moss) ← Baldwin Bung 309 [mengapa tidak dipadankan dengan Bung, bukandengan sobat, teman, kawan?]Jawab: Hanya variasi
290 keep moving forward Ø (Baldwin) ← Garret Woods Baldwin 315 [mengapa dihadirkannama Baldwin di dalam BSa?]Jawab: Hanya untuk memperjelas kalimat itu.
Bab 38294 you guys (Lincoln & Marcus) ← Taylor kalian 318 [mengapa tidak dipadankan dengan Andasekalian?]Jawab: Karena kalau menggunakan “Anda sekalian” akan terkesan terlalu formal.
Bab 39
298 Christ, would you quit dilly-dallying.... ← Taylor Astaga, jangan buang-buang waktulagi, .... 322 [mengapa tidak dipadankan dengan Kristus?]Jawab: Terdengar lebih cocok dan nyaman dibaca.
299 Baby (Taylor) ← Baldwin Sayang 323 [mengapa tidak dipadankan dengan ungkapan sepertisayang, manis, cinta?]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Bab 40
304 boys (anak kembar identik kerdil dalam infokomersial: mimpi) ← Taylor anak-anak 328[mengapa tidak dipadankan dengan anak laki-laki?]Jawab: Dalam ranah lisan, penyebutan ‘anak laki-laki’ terasa janggal dalam kalimat ini.
305 Then go away, Dispatch Kalau begitu ya sudah Ø 329 [mengapa tidak dipadankan?]305 Where’s the scene, Dispatch? ← Taylor Di mana kejadiannya Ø? 329 [mengapa tidakdipadankan?]305 Got it, Dispatch ← Taylor Baik Ø. 329 [mengapa tidak dipadankan?]311 Get off me, you pigs! (petugas kepolisian + Marcus, Lincoln, Taylor) ← tersangka Lepaskanaku, Bangsat! 336 [mengapa tidak dipadankan dengan babi kalian?]Jawab: Yang ini saya sungguh lupa, apakah saya memang menggunakan kata “Bangsat” atau telahdiubah. Rasanya saya menyebut “Babi” (maaf, novel ini sudah cukup lama dan ada beberapa bagian yangsaya tak ingat persis).
312 Shut up, you crazy motherfucker (petugas kepolisian) ← Norville Turner (tersangka) Diam,kau bangsat 336 [mengapa tidak dipadankan dengan pemesum ibu, penyetubuh ibu, atau diterjemahkansecara harfiah?]Jawab: Saya menghindari penerjemahan secara harfiah kalau terdengar kurang natural atau aneh.
313 Folks (petugas polisi + Marcus + Taylor) ← Lincoln Kawan-kawan 337 [mengapa tidakdipadankan dengan Bapak-bapak?]
313 You got nothin’ on me, pigs! (Lincoln) ← Norville Turner Kau tidak punya alasanmenangkapku, Bangsat! 337 [mengapa tidak dipadankan dengan babi?](Ini senada dengan salah satu pertanyaan di atas yang sudah saya jawab)
313 you dumb ass (Norville) ← Taylor Bodoh 337 [mengapa tidak dipadankan dengan pantat kalianbodoh?]Jawab: Karena akan terdengar aneh dan tak masuk dalam rasa bahasa saya.
313 Stupid cunt (Taylor) ← Norville Turner Perempuan tolol 337 [mengapa tidak dipadankandengan silit bodoh atau vagina bodoh atau memek bodoh? Maaf, Mbak, karena digunakan buatpenelitian, terpaksa saya menanyakan dgn sangat vulgar]Jawab: Sekali lagi karena saya menggunakan “rasa bahasa” yang nyaman di dengar tanpa kehilanganmakna yang dimaksud.
314 Gotcha, boss (Capt. Mitchell Price) ← Taylor Siap, Bos. 339 [mengapa dipadankan dengan bos?]Jawab: Ada unsur canda di sini agar tak terlalu tegang.
314 You’re gonna have one helluva shiner in a couple of hours, Ø (Capt. Mitchell Price) ← Taylor Wah, beberapa jam lagi matamu pasti biru lebam, Bos 339 [mengapa bos dihadirkan didalam BSa padahal di dalam BSu kata boss tidak ada?]Jawab: Hanya untuk lebih memperjelas
Bab 42326 sir (Baldwin) ← Taylor Pak 351 [mengapa tidak tetap dipertahankan dengan sir: tidak konsisten?]Jawab: Wah, iya, saya tidak konsiten di sini.Tampaknya ada yang terlewat dari editing yang sayalakukan. Harusnya tetap pakai “Sir” :D
326 sweetie (Baldwin) ← Taylor Sayang 352 [mengapa tidak dipadankan dengan manis, cinta?]327 Mr. Clark ← pembawa acara Mr. Clark 353 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Clark?]328 Miss Simone (Serene, sahabat Ivy) ← pembawa acara Miss Simone 354 [mengapa tidakdipadankan dengan Nona Simone?]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
Jawabannyasudahadadipertanyaan2sebelumnya.
Bab44333 Sweetheart (Reese) ← Quinn Sayang 359 [mengapa tidak dipadankan dengan cinta atau adik?]333 Quinn ← Reese Quinn 359 [mengapa tidak dipadankan dengan Kak Quinn?]334 honey (Reese) ← Quinn Sayang 360 [mengapa tidak dipadankan dengan cinta atau adik?]336 Mr. Baldwin ← Quinn Mr. Baldwin 363 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak Baldwin?]336 Mrs. Buckley ← Baldwin Mrs. Buckley 363 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu Buckley?]341 Jesus ← Quinn Astaga 368 [[mengapa tidak dipadankan dengan Yesus?]Jawab: Keenam pertanyaan ini sudah terjawab di beberapa pertanyaan di atas.
Bab 45344 you guys (Fitz, Lincoln, Marcus, Capt. Price) ← Taylor kalian 371 [mengapa tidakdipadankan dengan Anda sekalian?]347 sir (Jake Buckley) ← Taylor Sir 374 [mengapa tidak dipadankan dengan Pak?]348 little lady (Taylor) ← Jake Buckley Nona 375 [mengapa tidak dipadankan dengan Nona Kecil?]348 you people (kepolisian metro/departemen) ← Jake Buckley Kalian 375 [mengapa tidakdipadankan dengan Anda sekalian?]349 Detective (Taylor) ← Jake Buckley Detektif 377 [mengapa tidak dipadankan dengan PakDetektif?]351 girl (Taylor) ← Price Nak 379 [mengapa dipadankan dengan Nak? Padahal hubungan Taylordan Price bukan anak-ayah, hanya hubungan kerja]Jawab: Price menempatkan diri sebagai orangtua dan memang mereka berdua cukup akrab.
352 Mr. Fed (julukan agen federal bagi Baldwin) ← Fitz Mr. Fed 380 [mengapa tidak dipadankandengan Pak Federal?]Jawab: Di sini saya juga mempertimbangkan ‘rasa bahasa’ karena Pak Federal terdengar sangat aneh.
Bab 46358 hon (Taylor) ← Baldwin Sayang 386 [mengapa Sayang tidak dipendekkan seperti Hon, misalnyaSay?]359 Lord, Baldwin ← Taylor Astaga, Baldwin 388 [mengapa tidak dipadankan dengan Tuhan?]Jawab: Dalam konteks ini, lebih cocok pakai ‘Astaga’ karena penyebutan ‘Lord’ di sini menunjukkankekagetan.
Bab 48368 ma’am (Isabella, saksi) ← Baldwin Ma’am 397 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu?]369 Isabella ← Baldwin Isabella 397 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu Isabella karenahubungan social Baldwin dan Isabella belum akrab dan usia Isabella lebih tua drpd Baldwin?]Jawab: Berusaha sedekat mungkin dengan aslinya, karena aslinya tanpa sapaan.
Bab 49372 Jesus, lady ← Jake Buckley Astaga Nona 400 [mengapa tidak dipadankan dengan Bu kepadaTaylor?]Jawab: Supaya terkesan lebih ‘nyastra’, kalau “Bu” terkesan kaku.Bab 52388 you little shit (anak Quinn) ← Reese bocah kecil brengsek 418—9 [mengapa tidakdipadankan dengan bocah tai kecil?]Jawab: Saya berusaha tak memakai kata yang terkesan jorok dengan tetap mencari makna yang hampirsama atau mendekati sama.[M: kounikatif; T: penghalusan]
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
HASIL WAWANCARA
BSU : Dan Brown. 2009. The Lost Symbol. Doubleday.BSA : Ingrid D. Nimpoeno. 2010. The Lost Symbol. Bentang.
Arie,
Saya akan coba memberi komentar berdasarkan pengalaman saya bekerja samadengan beberapa penerbit hingga sekarang.
1. Seperti yang saya kemukakan lewat WA, kebijakan setiap penerbit memangberbeda-beda mengenai apakah Mr. & Mrs. dibiarkan saja atau diterjemahkanmenjadi Pak & Bu atau Bapak dan Ibu.
2. Kata sapaan dalam percakapan langsung, seperti misalnya son, sir, mam/ma'ambiasanya saya terjemahkan menjadi nak, pak, bu supaya percakapannyakedengaran luwes dan mengalir.
3. Panggilan Mom & Dad, Ma & Pa, Mommy & Daddy biasanya saya pertahankansupaya keakrabannya lebih terasa. Namun, panggilan resmi mother & fatherbiasanya saya terjemahkan menjadi Ibu & ayah, yang sama resminya.
4. Sama seperti Mr. & Mrs., kebijakan setiap penerbit juga berbeda-beda mengenaiapakah Ms./Miss. dibiarkan saja atau diterjemahkan menjadi Nona. Dalam LostSymbol, karena Mr. & Mrs. tidak diterjemahkan, saya juga tidak menerjemahkanMs. Namun, karena menurut saya sebutan Ms. bisa membingungkan pembaca,saya ganti dengan sebutan Miss yang lebih umum.
5. Sebutan my friends saya terjemahkan menjadi sobat-sobat supaya percakapannyakedengaran lwes dan mengalir. Kalau diterjemahkan menjadi teman-temankesannya kaku.
6. Panggilan yang menunjukkan jabatan, seperti misalnya chief dan sherrif, biasanyasaya pertahankan karena memang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.Kalau diterjemahkan menjadi pak/bu kesannya tidak menunjukkan jabatan mereka.
7. Folks saya padankan dengan 'semuanya', karena panggilan itu ditujukan kepadasemua orang secara umum. Kalau konteksnya lain, misalnya ditujukan kepadateman-teman si pembicara, mungkin bisa saya padankan dengan sobat-sobat.
Semoga jawaban di atas membantu.
Salam,Ingrid
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Ingrid D. Nimpoeno
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
HASIL WAWANCARA
BSU : Sherryl Woods. 2010. Sweet Tea at Sunrise. Harlequin.BSA : Dina Begum. 2011. Jalinan Hati. Violetbooks, Gramedia.
Selasa, 13 Januari 2015, pukul 14.52.
Pak Arie yang baik,Novel Sweet Tea at Sunrise merupakan buku ke-6 dari seri The Sweet Magnolias yang terdiri dari11 buku karya Sherryl Woods. Penerbitnya tidak memakai satu penerjemah untuk menerjemahkanke-11 buku tersebut. Oleh karena itu, mereka memberikan panduan penerjemahan (terlampir).Namun, berikut jawaban saya pribadi
1. Mengapa Ibu tetap mempertahankan kata-kata asing (terlampir), seperti dad, mom, mommy,daddy, dan kata asing lain di dalam teks-teks terjemahan?Ini dilakukan semata-mata untuk mempertahankan rasa bahasa karena kisah ini mengambil tempatdi sebuah kota kecil di Amerika. Karena sasaran pembacanya orang dewasa, mereka dianggapsudah mengerti makna kata-kata asing tersebut tanpa perlu mengalihbahasakannya ke dalambahasa Indonesia.2. Apa alasan Ibu memilih terjemahan (terlampir) yang seperti itu?3. Apakah Ibu ada alasan lain di luar bahasa untuk terjemahan seperti data yang terlampir?Kembali ke alasan saya untuk poin 1: mempertahankan rasa bahasa. Dalam menerjemahkan,terutama kisah untuk orang dewasa, saya mempertimbangkan budaya dan norma yang berlaku dinegara tempat kisah ini berlangsung. Di barat, orang biasa menyapa orang lain selain orantuanyadengan menyebutkan nama walaupun usia mereka terpaut jauh. Misalnya tokoh Sarah yangmenyapa Grace Wharton dengan Grace (hal. 7), tokoh Jeanette (istri Tom) menyapa TravisMcDonald dengan Travis (hal 20) dan seterusnya.Dalam menerjemahkan panggilan akrab seperti “sweetie,” “honey” menjadi “Sayang” dan “sugar”menjadi “Manis” saya menyesuaikannya dengan kebiasaan kita. Kita tidak memanggil pasangankita dengan “madu” atau “gula” bukan? Alasan saya menerjemahkan “sweetie” menjadi “Sayang”adalah karena “Manis” sudah saya pakai sebagai padanan “sugar.” Begitu pula dengan saatmenerjemahkan “girls,” “pal,” “son,” “darlin’,” “young man” saya menyesuaikannya dengan adabdi Indonesia (bahasa sasaran).“y’all” adalah kependekan dari “you all” sehingga saya menerjemahkannya menjadi “kaliansemua” sesuai dengan konteks. Referensi:http://www.urbandictionary.com/define.php?term=y%27all274 Hon (Mariah Litchfield) ← Sarah Sayang 313. “Hon” adalah kependekan dari “honey.”
63. Sarah Price ← Travis Sarah Price (hal 75).79 Sonny Lewis (suami Mary Vaughn) ← Mary Vaughn Sonny Lewis 9479 Sonny Lewis (suami Mary Vaughn) ← Mary Vaughn Sonny Lewis 94Sayangnya saya sudah tidak punya lagi buku aslinya. Apa Bapak punya? Saya yakin ini mengikutiteks sumber.69. you two (Sarah & Walter) ← Raylene Kalian berdua 83.85 the two of you (Bill & Travis) ← Sarah kalian berdua 9991 both of you (Sarah & Travis) ← Jeanette kalian berdua 106104 You two (Travis & Sarah) ← Bill Roberts kalian berdua 120Saya kurang mengerti mengapa ini dipertanyakan. “You two” dan “both of you” artinya “kalianberdua.”275 folks (pemirsa radio) ← Bill Roberts Baiklah, para pendengar 314Diterjemahkan sesuai konteks, karena Bill sedang siaran dan berbicara kepada pendengarnyasehingga “folks” diterjemahkan menjadi “para pendengar.”306 worrywart (Mary Vaughn) ← Sonny Lewis Sudah puas, Tukang Cemas 349Saya menerjemahkan ini berdasarkan rujukan berikut:http://www.urbandictionary.com/define.php?term=Worry+Wart
Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Dina Begum
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.
Universitas Indonesia
330 Oh my gosh ← Sarah Oh, ya ampun 376“Oh my gosh” di sini merupakan pelesetan dari “Oh my God,” mengisyaratkan pembicaranyakaget. Dalam keadaan seperti itu, kita cukup mengucapkan “ya ampun” bukannya “ya Tuhan.”335 Ladies and gentlemen (pemirsa radio) ← Travis Pendengar semua 381Padanan “Ibu-ibu dan bapak-bapak” dalam hal ini terasa kaku, sehingga saya menerjemahkannyasebagai “Pendengar semua.”
Saya sudah tidak punya naskah aslinya jadi tidak bisa memeriksa bagaimana kalimat aslinyamaupun konteksnya sehingga tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan, di antaranya:116 man (Travis) ← Rick si Roket (karyawan radio Travis) Tapi kau sudah mendengarrekamanku, kan Ø 135117 man (Travis) ← Rick si Roket Hubungan kami sudah tidak baik Ø 135135 Mother ← Walter Mom 157
22 Mei 2015
1. Mother (hl 134 novel e-book) dipadankan dengan mom (hlm. 155 novel terjemahan). mengapatidak dengan Ibu, mama, atau bunda?- Mohon diingat, ini buku berseri, saya harus menyesuaikan terjemahan buku-buku sebelumnya.Ibu, mama, atau bunda tidak konsisten dengan terjemahan sebelumnya.
2. You (hlm 330 novel e-book) dipadankan dengan mom (hlm 376 novel terjemahan). Mengapatidak dengan Bu, Ibu, mama, atau bunda?- Sejak awal, novel ini tidak menggunakan istilah Bu, Ibu, mama, atau bunda sehinggapenggunaan kata-kata tersebut tidak akan konsisten dan merusak kenikmatan membaca.
3. Sugar (hlm 98/99 novel e-book) dipadankan dengan Sayang (hlm 112) tetapi posisinya terbalik,yang Sugar di depan kalimat, sedangkan Sayang di belakang kalimat.Mengapa tidak berada diposisi yang sama dengan Teks Sumber?- Menurut saya itu lebih enak dibaca.
Strategi, ideologi..., Arie Andra Syah Isa, FIB UI, 2015.