UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN RUBRIK ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314312-T...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA PENGEMBANGAN RUBRIK ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314312-T...
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGEMBANGAN RUBRIK PENILAIAN
UNTUK DIGUNAKAN GURU DALAM MENILAI HASIL
TULISAN SISWA SMA
TESIS
HARJULI SURYA PUTRA
0906499940
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
DEPOK
JULI 2012
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGEMBANGAN RUBRIK PENILAIAN
UNTUK DIGUNAKAN GURU DALAM MENILAI HASIL
TULISAN SISWA SMA
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Humaniora
HARJULI SURYA PUTRA
0906499940
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
KEKHUSUSAN PENGAJARAN BAHASA
DEPOK
JULI 2012
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Master Humaniora
Jurusan Linguistik pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
(1) Dr. Grace Wiradisastra, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, pikiran, senyumnya untuk mengarahkan penulis pada
penyusunan tesis ini.
(2) Dr. F.X. Rahyono S.S., M.Hum, selaku Ketua Departemen Linguistik FIB UI
sekaligus penguji sidang tesis.
(3) Sisilia S. Halimi, Ph.D, selaku penguji sidang tesis.
(4) Mbak Nur dan Mbak Rita, selaku Sekretaris Program Magister FIB UI.
(5) Orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan moral, materi, dan doa
sehingga penulis dapat selalu bersemangat mengerjakan tesis ini.
(6) Kaka wati tersayang yang selalu memberikan semangat, nasihat, dan
perhatiannya kepada penulis.
(7) Sahabat penulis, Ari Wibowo, Azwar Annas, Amel, Aan, Rita, Inong, dan
Harry. Terima kasih atas motivasi, dukungan, dan doa yang telah diberikan
hingga tesis ini terselesaikan.
(8) Seluruh pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Depok, 16 Juli 2012
Penulis
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
vii
ABSTRAK
Nama : Harjuli Surya Putra
Program Studi : Linguistik
Judul : Pengembangan Rubrik Penilaian Untuk Digunakan Guru
Dalam Menilai Hasil Tulisan Siswa SMA
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah rubrik penilaian tulisan,
khususnya tulisan discussion. Rubrik ini dibuat sesuai dengan standar penilaian
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat SMA untuk dapat
digunakan guru dalam menilai hasil tulisan siswa. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan pada dua orang guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 8 dan 15 Kota
Tangerang diketahui bahwa bentuk penilaian terhadap hasil tulisan siswa kelas XI
IPA dilakukan dengan hanya memberikan poin atau nilai tanpa kriteria yang jelas.
Penilaian seperti ini cenderung subjektif, tidak akurat, dan tidak sesuai dengan
bentuk penilaian yang telah diamanatkan dalam KTSP. Salah satu cara untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan rubrik penilaian. Pengembangan
rubrik ini dilakuan melalui 7 tahap pengembangan, yaitu penelitian dan
pengumpulan data awal, perencanaan, pembuatan produk awal, uji coba awal,
perbaikan produk awal, uji coba lapangan, dan perbaikan produk operasional.
Pada pengembangan rubrik ini diambil 16 hasil tulisan siswa. Analisis data pada
penelitian ini dilakukan dengan menganalisis dan menilai buram 1 yang ditulis
siswa, buram 2 hasil perbaikan tulisan siswa, hasil uji kuesioner dan wawancara
pertama mengenai format rubrik yang telah jadi, dan hasil uji kesioner dan
wawancara kedua mengenai manfaat rubrik dalam membantu siswa memperbaiki
tulisan pada buram 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan rubrik
dapat meningkatkan rerata nilai pada tiap kategori penilaian dan siswa
menganggap penggunaan rubrik ini efektif dalam membantu mereka memperbaiki
tulisan.
Kata kunci:
menulis, genre, rubrik, penilaian
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
viii
ABSTRACT
Name : Harjuli Surya Putra
Study Program : Linguistics
Title : Developing Writing Assessment Rubric For Teacher To
Assess High School Students’ Writing
This research aims at developing a writing assessment rubric for a discussion text.
This rubric is made in accordance with the assessment standard of the current
Senior High School curriculum, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) to
be used by the teachers. Based on observations made of two high school English
teachers at SMA Negeri 8 dan 15 Kota Tangerang , it was found that the
assessment of students' writing in class XI was done by simply giving points or
grades without any clear criteria. Such assessments tend to be subjective,
inaccurate, and are not helpful for students. One way to overcome this is to use an
assessment rubric. The development of this rubric was done through 7 stages of
development, namely research and information collection, planning, developing
premilinary forms of the product, premilinary field testing, main product revision,
main field testing, and operational product revision. The development of this
rubric is based on 16 students' writing. Analysis of data in this study was
conducted by analyzing and assessing students' writing in first and second drafts
as well as the results of the first and second questionnaires and interviews. The
results show that the use of assessment rubric can significantly increase the
students’ average score for every assessment category. Furthermore, the students
consider using the rubric is effective in helping them improve their writing.
Key words:
writing, genre, rubric, assessment
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .............................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..............................vi
ABSTRAK ............................................................................................................vii
ABSTRACT .........................................................................................................viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xiv
1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................5
1.4 Kemaknawian Penelitian ...............................................................................5
1.5 Ruang Lingkup ..............................................................................................6
1.6 Kerangka Konseptual ....................................................................................6
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................................7
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS .................................9
2.1 Tinjauan Pustaka ..........................................................................................9
2.2 Landasan Teoretis ......................................................................................14
2.2.1 Keterampilan Menulis ......................................................................14
2.2.2 Pendekatan Genre Dalam Pengajaran Keterampilan Menuli ...........15
2.2.3 Jenis Genre Yang Dipelajari di SMA ..............................................17
2.2.4 Teks Discussion ...............................................................................21
2.2.5 Penilaian (Assessment)......................................................................23
2.2.5.1 Penilaian Unjuk Kerja ..........................................................25
2.2.5.2 Pengertian Rubrik dan Jenisnya ...........................................27
2.2.6 Prinsip Penilaian ...............................................................................37
2.2.7 Tahap Pembuatan rubrik ..................................................................38
3. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................40
3.1 Desain Penelitian .......................................................................................40
3.1 Responden dan Sumber Data ....................................................................42
3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................44
3.2.1 Observasi .......................................................................................44
3.2.2 Analisis Tulisan .............................................................................44
3.2.3 Penyebaran Kuesioner ...................................................................44
3.2.4 Wawancara ....................................................................................45
3.3 Analisis Data .............................................................................................46
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
x
4. PENGEMBANGAN DAN HASIL PENELITIAN ..........................................47
4.1 Pengantar ...................................................................................................47
4.2 Penelitian dan Pengumpulan Data Awal ...................................................47
4.2.1 Bentuk dan Cara Guru Menilai Tulisan Siswa ................................47
4.2.2 Perkiraan Kebutuhan Guru dan Siswa ............................................50
4.3 Perencanaan ...............................................................................................50
4.3.1 Tujuan Pengembangan ....................................................................50
4.4 Pembuatan Produk Awal ...........................................................................51
4.4.1 Penentuan Model Rubrik .................................................................52
4.4.2 Penentuan Kategori/Senarai ............................................................52
4.4.3 Skala Penskoran ..............................................................................54
4.4.4 Penentuan Gradasi Mutu .................................................................55
4.4.5 Pembuatan Template ........................................................................59
4.4.6 Uraian Pencapaian Kompetensi Siswa berdasarkan Interval Nilai ..63
4.4.7 Rubrik Penilaian ...............................................................................64
4.5 Uji Coba Awal ...........................................................................................67
4.5.1 Uji Rubrik Pada Tulisan Siswa .......................................................67
4.5.2 Evaluasi Teman Sejawat .................................................................67
4.6 Perbaikan Produk Awal .............................................................................68
4.7 Uji Coba Lapangan ...................................................................................76
4.7.1 Uji Coba Lapangan 1 ......................................................................76
4.7.2 Perbaikan Produk ............................................................................77
4.7.3 Uji Coba Lapangan 2 ......................................................................86
4.7.4 Analisis Perolehan Nilai Siswa .......................................................85
4.7.5 Perolehan Nilai Siswa Pada Uji Coba Lapangan ..........................107
4.7.6 Hasil Penilaian Guru .....................................................................110
4.7.7 Pengambilan Keputusan Nilai Akhir Siswa ..................................113
4.8 Perbaikan Produk Operasional ................................................................115
5. PENUTUP .......................................................................................................120
5.1 Simpulan .................................................................................................120
5.2 Implikasi ..................................................................................................121
5.2 Saran ........................................................................................................122
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................124
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Nilai rata-rata pre-test dan post-test pada kelompok
kontrol dan eksperimen .................................................................10
Tabel 2.2. Jenis teks (Genre) ..........................................................................18
Tabel 2.3. Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris ......................................26
Tabel 2.4. Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris ......................................26
Tabel 2.5. Template untuk Rubrik Holistik ...................................................29
Tabel 2.6. Template untuk Rubrik Analitik ...................................................30
Tabel 2.7. Rubrik penilaian Analitik Jacobs .................................................32
Tabel 2.8. Rubrik Penilaian Hamp-Lyons dan Andrade ...............................34
Tabel 2.9. Rubrik di San Diego Unified School District ..............................35
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Pertama .........................................................45
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Kedua ...........................................................45
Tabel 3.3. Bobot Nilai ....................................................................................46
Tabel 4.1. Tabel 4.2: Skala Penskoran ...........................................................55
Tabel 4.2. Uraian Kategori Gagasan/Isi ........................................................56
Tabel 4.3:. Uraian Kategori Organisasi ...........................................................57
Tabel 4.4. Uraian Kategori Pemilihan Kata ..................................................58
Tabel 4.5. Uraian Kategori Conventions .......................................................59
Tabel 4.6. Template Rubrik Penilaian Tulisan ...............................................61
Tabel 4.7. Interval Nilai dan Uraian Pencapaian Siswa Pada Rubrik Awal ..63
Tabel 4.8. Rubrik Awal ..................................................................................65
Tabel 4.9. Uraian Kategori Issue ...................................................................69
Tabel 4.10. Uraian Kategori Argument Pros ...................................................70
Tabel 4.11. Uraian Kategori Argument Cons ..................................................71
Tabel 4.12. Uraian Kategori Argument Conclusion ........................................71
Tabel 4.13. Interval Nilai dan Uraian Pencapaian Siswa Pada Rubrik 2 .........72
Tabel 4.14. Rubrik 2 ........................................................................................73
Tabel 4.15. Data Kuesioner Pertama ...............................................................77
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
xii
Tabel 4.16. Rubrik 3 ........................................................................................80
Tabel 4.17 Selisih Nilai Pada Kategori Ide/Konte .........................................86
Tabel 4.18. Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Ide/Konten ...................88
Tabel 4.19. Selisih Nilai Pada Kategori Issue .................................................89
Tabel 4.20. Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Issue .............................91
Tabel 4.21. Selisih Nilai Pada Kategori Argumen Pro ...................................92
Tabel 4.22. Perubahan Gradasi Mutu Pada Argumen Pro ..............................94
Tabel 4.23. Selisih Nilai Pada Kategori Argumen Kontra ...............................95
Tabel 4.24. Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Argumen Kontra ..........97
Tabel 4.25. Selisih Nilai Pada Kategori Kesimpulan ......................................98
Tabel 4.26. Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Kesimpulan .................100
Tabel 4.27. Selisih Nilai Pada Kategori Word Choice ..................................101
Tabel 4.28. Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Word Choice ..............103
Tabel 4.29. Selisih Nilai Pada Kategori Conventions ...................................104
Tabel 4.30. Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Conventions ...............106
Tabel 4.31 . Nilai Total Uji Coba Lapangan ...................................................107
Tabel 4.32. Penilaian Antara Peneliti dan Guru ............................................110
Tabel 4.33. Kesenjangan Nilai Antara Peneliti dan Guru .............................111
Tabel 4.34. Penilaian Silang Antara Guru SMAN 8 dan SMAN 15 .............112
Tabel 4.35. Kesenjangan Nilai Antara Guru SMAN 8 dan SMAN 15 .........112
Tabel 4.36. Nilai Gabungan ..........................................................................113
Tabel 4.37. Kesenjangan Nilai Gabungan .....................................................114
Tabel 4.38. Data Kuesioner Kedua ...............................................................115
Tabel 4.39. Interval Nilai dan Uraian Pencapaian Siswa
Untuk Rubrik Akhir ...................................................................118
Tabel 4.40. Rubrik 3 ......................................................................................119
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
xiii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Skema Prosedural Tahapan Pengembangan Pembuatan Rubrik
Penilaian Tulisan Siswa ...................................................................7
Gambar 4.1. Diagram Perolehan Nilai Total Siswa .........................................107
Gambar 4.2. Diagram Garis Peningkatan Nilai Total Siswa ..........................108
Gambar 4.3. Grafik Pencapaian Kompetensi Siswa Pada Uji Lapangan 1 .....109
Gambar 4.4. Grafik Pencapaian Kompetensi Siswa Pada Uji Lapangan 2 .....109
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
1 Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penetapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat
Sekolah Menegah Atas memberi implikasi terhadap pengajaran Bahasa Inggris.
Pengajaran Bahasa Inggris ditujukan untuk meningkatkan kemahiran siswa pada
empat kompetensi berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Kemampuan menulis dalam bahasa Inggris merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan kepada siswa secara optimal. Sesuai
dengan KTSP, pengajaran menulis di tingkat SMA difokuskan pada penguasaan
penulisan berbagai jenis teks (genre) (Depdiknas, 2007). KTSP menargetkan
siswa pada jenjang pendidikan akhir menengah atas memiliki kemampuan
menulis berbagai jenis teks dalam bahasa Inggris. Jenis teks yang dimaksud
adalah: Narrative, Recount, Descriptive, Explanation, Discussion, Procedure,
Report, Hortatory Exposition, Analytical Exposition, Spoof, Anecdote, Review,
dan News Items.
Berbagai upaya dilakukan guru agar siswa dapat menulis jenis teks
tersebut dengan baik. Upaya yang dilakukan biasanya berkaitan dengan pemilihan
metode pengajaran, penggunaan alat bantu pembelajaran, atau cara penilaian
unjuk kerja siswa.
Cara penilaian guru terhadap unjuk kerja siswa memberi kontribusi besar
dalam meningkatan keterampilan menulis siswa. Brown (2004) mengatakan
bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan menulis siswa adalah melakukan penilaian tulisan dengan
memperhatikan berbagai kriteria penilaian dan yang terpenting adalah sistem
penilaian yang digunakan itu sahih (valid) dan terpercaya (reliable).
Standar penilaian merupakan salah satu acuan guna meningkatkan kualitas
siswa dalam kemahiran menulis berbahasa Inggris. Peningkatan kualitas ini terus
diupayakan pemerintah dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI No.19
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
2
Universitas Indonesia
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan ini mendasari
penyusunan satuan pendidikan dalam KTSP dengan mengacu kepada: (1) Standar
Isi, (2) Standar Kompetensi Lulusan, (3) Standar Proses, (4) Standar Sarana dan
Prasarana, (5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (6) Standar
Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan, dan (8) Standar Penilaian Pendidikan.
Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Pendidikan
Nasional ini berdampak terhadap sistem penilaian, termasuk bentuk dan teknik
penilaian yang dilakukan guru di dalam kelas. Penilaian kelas merupakan
penilaian internal (internal assessment) yang dilakukan guru untuk menilai
kompetensi siswa pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, KTSP mengamanatkan
penggunaan sistem penilaian kelas agar dapat diketahui kemajuan dan
ketercapaian berbagai kompetensi siswa.
Penilaian kompetensi siswa secara umum dapat dilakukan melalui tes dan
non-tes. Biasanya penilaian dilakukan dalam bentuk ujian berupa tes. Tes
cenderung digunakan untuk mengukur kompetensi pada ranah kognitif dan
jawabannya bersifat mutlak, misalnya tes tertulis (paper and pencil test), seperti:
tes berbentuk pilihan ganda, pertanyaan benar atau salah, jawaban singkat dan
menjodohkan. Dengan kata lain, tes berisi pertanyaan yang harus dijawab siswa
dengan jawaban yang telah tersedia.
Sedangkan non-tes lebih cocok digunakan untuk menilai kompetensi di
luar ranah kognitif dan jawabannya bersifat bebas dan tidak mutlak pada
pertanyaan benar atau salah. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa hasil belajar
siswa tidak hanya dinilai dari segi ranah kognitif saja, tetapi juga dari ranah
afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, hasil belajar keterampilan menulis yang
cenderung memperlihatkan keterampilan hasil kerja siswa dianggap tidak sesuai
jika diukur melalui bentuk tes yang mengharuskan siswa menjawab pertanyaan.
Sebaliknya, penilaian non-tes lebih cocok digunakan untuk menilai keterampilan
siswa dalam menulis. Namun melihat sifat penilaian non-tes yang tidak memiliki
kemutlakan pada obsi benar atau salah, seperti soal berbentuk pilihan ganda,
membuat penilaian jenis ini cenderung bersifat lebih subjektif dan kurang akurat.
Berdasarkan pengamatan terbatas yang dilakukan terhadap dua orang guru
Bahasa Inggris kelas XI di SMA Negeri 15 dan 8 Kota Tangerang, diketahui
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
3
Universitas Indonesia
bahwa guru Bahasa Inggris di SMA 15 memberikan penilaian terhadap hasil
tulisan siswa dengan hanya memberikan poin atau nilai tanpa kriteria yang jelas
dan tidak memberi masukan tentang kesalahan yang dibuat siswa. Sedangkan guru
SMA 8 sudah mulai menentukan kategori kompetensi yang akan dinilai, seperti
isi, tata bahasa, dan kosa kata, namun model penilaian tidak mendeskripsikan
kinerja siswa mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan. Model penilaian ini juga tidak menentukan skala penskoran untuk
masing-masing kompetensi. Bentuk penilaian seperti ini kurang memenuhi
ketentuan yang telah diamanatkan dalam KTSP. Padahal, KTSP telah memuat
sejumlah standar kompetensi untuk setiap mata pelajaran. Satu standar
kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Kompetensi dasar ini
dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator
inilah yang akan menjadi acuan dalam merancang suatu penilaian.
Tanpa bermaksud menggurui atau menilai guru yang bersangkutan, pada
pengamatan ini peneliti melihat bahwa kegiatan penilaian yang dilakukan
cenderung subjektif yaitu dengan mencoret-coret tulisan siswa yang dianggap
salah dan kemudian tanpa alasan yang jelas guru memberikan nilai tertentu pada
hasil tulisan siswa tersebut. Proses penilaian ini terkesan “asal-asalan” atau “ala
kadarnya.” Oleh karena itu, cara penilaian seperti ini kurang bisa
dipertanggungjawabkan keobjektifitasanya. Menurut Zainul & Mulyana (2003: 5)
“penilaian subjektif akan menyebabkan hilangnya reliabilitas dan keadilan dalam
penilaian”. Selain itu, sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah
dikembangkan oleh guru di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
yaitu tuntutan indikator untuk membuat suatu tulisan, maka teknik penilaiannya
adalah unjuk kerja (performance) dan bukan teknik penilaian “coret-mencoret”
dengan memberikan skor akhir yang tidak jelas maknanya.
Berdasarkan temuan di atas, diketahui bahwa kedua guru bahasa Inggris
pada dua sekolah yang berbeda tersebut tidak menggunakan teknik penilaian
unjuk kerja dalam menilai hasil tulisan siswa mereka. Hal ini memicu perbedaan
cara penilaian para guru di sekolah, karena mereka tidak memiliki patokan
penilaian standar yang dapat digunakan untuk menilai tulisan secara lebih akurat,
sahih, dan objektif. Dalam rangka menanggulangi hal tersebut, maka perlu
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
4
Universitas Indonesia
dikembangkan sebuah model penilaian alternatif, yaitu bentuk penilaian yang
berbasis pada aktitivitas atau unjuk kerja siswa. Penilaian alternatif merupakan
patokan yang berisi kriteria penilaian dalam bentuk rubrik yang dapat digunakan
guru sebagai acuan dalam menilai hasil tulisan siswa.
Keberadaan rubrik untuk menilai hasil tulisan diharapkan dapat membantu
guru dan siswa dalam pelajaran menulis. Rubrik dapat digunakan sebagai patokan
bagi guru dalam menganalisis hasil tulisan siswa. Secara formal suatu rubrik
dirancang sebagai pedoman penskoran yang terdiri atas kriteria dari masing-
masing kompetensi yang ingin dinilai, sehingga penilaian yang diberikan lebih
objektif dan akurat. Oleh karena itu, reliabilitas (keajegan) suatu rubrik harus
dapat dipertanggungjawabkan.
Penilaian dengan suatu rubrik dianggap reliable (ajeg) bila konsistensi
perolehan nilai yang dihasilkan cenderung sama bila hasil tulisan dinilai oleh
beberapa orang guru yang berbeda (inter-raters reliability)(Brown, 2004).
Sedangkan bagi siswa, penggunaan rubrik penilaian diharapkan dapat
menumbuhkan evaluasi diri (self evaluation) dalam menilai apakah tulisan mereka
sudah baik atau belum. Hal ini akan memicu kemampuan menilai diri sendiri (self
assessment) pada siswa terhadap tulisan yang telah mereka buat. Oleh karena itu,
peneliti merasa tertantang untuk mengembangkan suatu rubrik penilaian tulisan
yang dapat digunakan oleh guru bahasa Inggris dalam menilai hasil tulisan siswa
SMA. Hal ini dimaksudkan agar penilain guru terhadap tulisan siswa dapat
dilakukan secara lebih objektif, andal dan akurat.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk melihat apakah tujuan dari RPP tercapai, pemilihan teknik penilaian
harus mempertimbangkan ciri indikator yang telah dibuat di dalam RPP tersebut.
Apabila indikator yang dibuat ditujukan untuk melakukan sesuatu, seperti
menuntut siswa untuk membuat suatu tulisan dengan jenis teks tertentu, maka
teknik penilaian yang digunakan adalah unjuk kerja. Salah satu teknik penilaian
unjuk kerja yang dapat dipakai adalah rubrik penilaian. Sebuah rubrik berisi skala
penilaian memungkinkan guru memberikan nilai tengah terhadap penguasaan
kompetensi tertentu, misalnya pencapaian kompetensi dari tidak kompeten,
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
5
Universitas Indonesia
kurang kompeten, dan sangat kompeten. Dengan demikian, sebuah rubrik dapat
mempermudah guru dalam memberi nilai secara lebih objektif, sahih, dan cepat
dengan memperhatikan prinsip keajegan, keandalan, dan kepraktisan.
Observasi terhadap dua orang guru bahasa Inggris di SMA 8 dan 15 Kota
Tangerang menunjukan bahwa mereka menggunakan teknik penilaian yang tidak
konsisten dalam menilai hasil tulisan siswa dengan indikator yang telah mereka
buat di dalam RPP. Tampaknya hal ini menjadi kebiasaan sebagian besar guru di
sekolah. Hal ini biasanya terjadi karena guru mata pelajaran Bahasa Inggris di
sekolah tersebut tidak memiliki rubrik penilaian standar dan mereka pun tidak
memiliki cukup waktu untuk membuat sebuah rubrik penilaian.
Oleh karena itu, tesis ini bermaksud mengembangkan sebuah rubrik
penilaian yang dapat digunakan guru dalam menilai hasil tulisan siswa mereka
secara lebih objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya. Selain itu,
rubrik ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada siswa guna
memperbaiki tulisan mereka.
Dengan demikian, pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah bagaimana
mengembangkan sebuah rubrik penilaian tulisan yang dapat membantu guru
dalam menilai tulisan siswa SMA yang berbentuk discussion secara lebih objektif
dan akurat serta sekaligus membantu siswa dalam memperbaiki tulisan mereka.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dijabarkan di atas, penelitian
dan pengembangan ini bertujuan untuk membuat sebuah rubrik penilaian tulisan
yang efektif untuk menilai tulisan berbentuk discussion yang dibuat oleh siswa
SMA. rubrik ini diharapkan dapat membantu guru dalam menilai hasil tulisan
siswa secara lebih objektif dan akurat dengan menggunakan kriteria yang jelas.
Selanjutnya, berdasarkan penilaian dan koreksi yang diberikan guru, siswa
diharapkan dapat memperbaiki tulisan mereka pada buram berikutnya.
1.4 Kemaknawian Penelitian
Kemaknawian penelitian ini difokuskan pada pengembangan sebuah
rubrik dan menghasilkan luaran berupa rubrik penilaian tulisan siswa SMA.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
6
Universitas Indonesia
Tahapan pengembangan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran bagi para guru dan peneliti lain tentang bagaimana cara pembuatan
rubrik yang baik dan cocok untuk penilaian unjuk kerja siswa. Lebih lanjut,
penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rubrik penilaian tulisan yang
diharapkan dapat membantu guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil
tulisan discussion siswa, sehingga dapat memberikan skor secara lebih objektif,
terukur, dan akurat. Sedangkan bagi siswa, rubrik ini diharapkan dapat membantu
mereka dalam memperbaiki tulisan yang telah dikoreksi oleh guru untuk
selanjutnya ditulis kembali pada buram kedua.
1.5 Ruang Lingkup
Cakupan pada penelitian ini adalah pengembangan sebuah rubrik penilaian
tulisan yang dapat membantu guru dalam menilai hasil tulisan discussion siswa
SMA sekaligus membantu siswa dalam memperbaiki tulisan mereka.
Pengembangan rubrik ini didasari oleh standar penilaian yang termuat dalam
KTSP dan unjuk kerja siswa dalam menulis yang akan dinilai oleh guru. oleh
karena itu, rubrik ini dapat digunakan secara umum di sekolah formal atau kursus
bahasa yang mengajarkan jenis teks tersebut. Namun dalam penelitian ini, rubrik
yang dikembangkan masih terbatas pada jenis teks discussion, sehingga bila akan
digunakan untuk penilaian jenis teks lain perlu dilakukan perubahan khusus pada
kategori struktur generik teksnya.
1.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan untuk memberikan penjelasan umum
tentang apa yang dilakukan dalam penelitian. Hal ini berguna untuk membantu
pembaca dalam memahami kerangka berpikir dalam penelitian ini. Kerangka
konseptual dalam penelitian ini digambarkan dalam skema tahapan
pengembangan rubrik penilaian tulisan siswa SMA berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
7
Universitas Indonesia
Gambar 1.1: Skema Prosedural Tahapan Pengembangan
Rubrik Penilaian Tulisan Siswa
1.7 Sistematika Penulisan
Tesis mengenai pengembangan rubrik penilaian tulisan siswa SMA ini
terdiri atas lima bab. Bab 1, Pendahuluan, mencakup penjelasan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kemaknawian penelitian,
ruang lingkup penelitian, kerangka konseptual, dan sistematika penulisan. Latar
belakang berisikan tentang alasan mengapa penulis tertarik untuk
mengembangkan suatu rubrik yang dapat digunakan untuk menilai hasil tulisan
siswa SMA dan menjadi topik kajian dalam penelitian ini. Berawal dari latar
belakang tersebut, dirumuskan suatu masalah penelitian yang menjadi dasar
dilaksanakannya pengembangan rubrik penilaian hasil tulisan siswa ini. Tujuan
penelitian berisikan perihal yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Kemaknawian
penelitian menjabarkan manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini.
7. PERBAIKAN PRODUK OPERASIONAL
6. UJI COBA LAPANGAN
uji coba 1, perbaikan produk, dan uji coba 2
5. PERBAIKAN PRODUK AWAL
4. UJI COBA AWAL
3. PEMBUATAN PRODUK AWAL
2. PERENCANAAN
1. PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA Penentuan
model rubrik
menentukan
kategori/senarai
menentukan
skala penilaian
menentukan
gradasi mutu
membuat
template
Membuat
pencapaian
kompetensi
siswa
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
8
Universitas Indonesia
Ruang lingkup penelitian menjabarkan batasan-batasan penelitian. Sedangkan
kerangka konseptual memberikan gambaran umum tentang apa yang dilakukan
dalam penelitian.
Bab 2 mencakup Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretis. Tinjauan
pustaka menguraikan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
pembuatan sebuah rubrik penilaian, baik pada bidang pengajaran bahasa Inggris
maupun pada bidang keilmuan yang lain. Landasan teoretis mencakup teori yang
berkaitan dengan permasalahan yang dipaparkan dalam penelitian ini, yaitu teori
mengenai keterampilan menulis, jenis tulisan dalam bahasa Inggris yang
diajarakan di tingkat SMA, jenis tulisan discussion, penilaian, dan teori mengenai
pembuatan rubrik.
Bab 3 berisi Metodologi Penelitian yang mencakup metode, responden
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab 4 berupa
Pengembangan dan Hasil Penelitian. Bagian ini akan menjelaskan tahapan
pengembangan rubrik hingga menghasilkan luaran berupa sebuah rubrik penilaian
tulisan siswa. Selain itu, bab ini juga menampilkan temuan hasil penelitian yang
memperkuat kemaknawian luaran yang dihasilkan.
Bab 5 merupakan Penutup yang memuat simpulan, implikasi, dan saran.
Simpulan merangkum perihal yang telah dilakukan dan dihasilkan dalam
penelitian ini. Implikasi berisi dampak dari hasil temuan yang diperoleh dalam
penelitian ini. Saran berisi ide atau masukan yang selanjutnya dapat dilakukan
guna memperbaiki, menyempurnakan, dan melanjutkan penelitian ini.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
9 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada tinjauan pustaka ini, peneliti menjabarkan beberapa penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan penilaian. Penelitian terdahulu ada yang
membahas tentang pembuatan sebuah rubrik penilaian dari tahap observasi awal
hingga menghasilkan sebuah rubrik yang andal dan ada pula penilaian yang
menggunakan rubrik yang telah ada sebelumnya untuk menilai hasil unjuk kerja,
baik pada bidang pengajaran bahasa Inggris maupun pada bidang keilmuan yang
lain.
Salah satu penelitian terbaru tentang penilaian tulisan dilakukan oleh
Kidam pada tahun 2011 dari program Linguistik Terapan Bahasa Inggris
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. Disertasi yang berjudul “The Effect of The
Rhetorical Approach on The Development of Learners’ Rhetorical Awareness in
The Writing Argumentative Essay: A Case Study” ini merupakan studi kasus yang
dilakukan selama satu semester pada siswa kelas XII SMA. Studi kasus ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pendekatan pengajaran retorik
dengan pendekatan pengajaran terintegrasi dalam pengajaran menulis jenis teks
argumentatif. Pada penelitian ini, kelompok kontrol diajarkan cara penulisan teks
argumentatif dengan menggunakan pendekatan terintegrasi yang mengajarkan
keempat ranah kemahiran dalam bahasa Inggris, yaitu membaca, menulis,
mendengar, dan berbicara. Sedangkan pada kelompok eksperimen diajarkan cara
penulisan teks argumentatif dengan menggunakan pendekatan retorik.
Setelah melalui tiga tahap pengajaran pada kedua kelompok, kemudian
dilakukan post-test sebanyak tiga kali pada masing-masing tahapan. Post-test ini
mengharuskan siswa untuk membuat sebuah tulisan argumentatif setelah
sebelumnya diajarkan cara penulisan teks argumentatif dengan menggunakan
pendekatan retorik pada kelompok eksperimen dan pendekatan terintegrasi pada
kelompok kontrol. Hasil penilaian post-test ini dilakukan dengan menggunakan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
10
Universitas Indonesia
rubrik penilaian tulisan yang dibuat oleh Hamp-Lyons (1992; 1993) dan Andrade
(1997). Hasil masing-masing test dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1: Nilai rata-rata pre-test dan post-test
No Test Control Group
(Score Averages)
Experimental Group
(Score Averages)
Difference
1 Pre-test 5.27 5.16 -0.11
2 Post-test 1 5.92 6.65 0.73
3 Post-test 2 6.49 7.50 1.01
4 Post-test 3 7.16 8.17 1.01
Tabel di atas mengindikasikan bahwa kelompok eksperimen secara signifikan
memiliki nilai yang lebih baik dari kelompok kontrol. Oleh karena itu, penelitian
ini menyimpulkan bahwa pendekatan retorik merupakan metode belajar-mengajar
yang lebih efektif untuk mengajarkan keterampilan menulis daripada pendekatan
terintegrasi.
Disertasi lain yang juga relevan untuk penelitian ini berjudul
“Pengembangan Model Penilaian Komprehensif Unjuk Kerja Siswa Pada
Pembelajaran Berbasis Standar Kompetensi di SMK Teknologi Industri”.
Disertasi ini membahas pengembangan sebuah model penilaian unjuk kerja siswa
SMK jurusan Teknologi Industri. Disertasi yang ditulis oleh Sudiyatno dari
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2010 bertujuan
untuk mengembangkan suatu model penilaian komprehensif unjuk kerja siswa
(model PKUKS) di SMK TI.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan hasil modifikasi
model pengembangan dari Borg & Gall (1989). Kegiatan penelitian terdiri atas
tiga tahap: pengembangan, ujicoba terbatas dan ujicoba diperluas. Tahap
pengembangan meliputi kegiatan prasurvai, studi hasil-hasil penelitian, analisis
masalah, analisis kurikulum, penyusunan draft model PKUKS dan validasi pakar
dan praktisi. Kegiatan tahap ujicoba terbatas meliputi, uji keterbacaan, evaluasi
dan revisi. Ujicoba diperluas meliputi: pelatihan guru, ujicoba, evaluasi, revisi dan
desiminasi terbatas. Subjek ujicoba adalah 14 orang guru praktik pemesinan dan
168 orang siswa kelas XI SMK N 2 Pengasih dan SMK N 2 Wonosari. Analisis
data dilakukan dua tahap, yaitu pada tahap pengembangan dan di akhir ujicoba
diperluas. Analisis pada tahap pengembangan model dilakukan dengan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
11
Universitas Indonesia
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk
menganalisis data hasil validasi model oleh para pakar dan praktisi. Analisis pada
akhir tahap ujicoba diperluas untuk mengetahui efektivitas model PKUKS secara
empirik menggunakan MANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
prosedur pengembangan model PKUKS pada pembelajaran praktik pemesinan di
SMK yang mengadopsi dan memodifikasi model R & D (Borg & Gall) telah
mampu menghasilkan seperangkat instrumen penilaian yang valid, reliabel,
obyektif, praktis dan efektif.
Selain itu, referensi penunjang lainnya berupa makalah yang membahas
tentang cara pembuatan rubrik penilaian penulisan artikel yang ditulis oleh
Bathesta & Wahyuni pada tahun 2011. Makalah yang disampaikan pada
Konferensi Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) ini berjudul
“Rubrik: asesmen alternatif untuk menilai peserta didik secara realtime dan
komprehensif ”. Makalah ini memaparkan tentang bagaimana membuat sebuah
rubrik penilaian artikel yang ditulis oleh mahasiswa berdasarkan langkah-langkah
pengembangan rubrik yang dikemukakan oleh Donna dan Ellyn (1995).
Pengembangan ini menghasilkan sebuah rubrik berbentuk analitik, dengan 3
kategori penilaian umum, yaitu struktur makro, super struktur, dan struktur mikro.
Struktur makro bertujuan mengetahui apa yang dikatakan (makna global/umum)
penulisan artikel dan berisi penilaian terhadap tema, isi teks, dan penguraian
makna umum dalam teks. Super struktur bertujuan mengetahui pendapat yang
disampaikan oleh penulis artikel dan berisi penilaian terhadap pesan penting di
dalam teks, penjabaran inti sari pesan, dan pemberian tanggapan terhadap pesan
yang disampaikan. Sedangkan struktur mikro bertujuan mengetahui makna
wacana dan berisi penilaian terhadap pengungkapan makna ekspilisit (tertulis) di
dalam teks, pengungkapan makna implisit (tersembunyi) di dalam teks,
penjabaran hubungan sebab akibat dalam teks, mengetahui yang menjadi fokus
dalam teks, penjabaran bagaimana cara penulis memberikan penekanan yang
menjadi makna dalam tulisannya, dan pemberian tanggapan tentang penulisan
teks.
Dari beberapa kategori penilaian di atas, maka dibuat gradasi mutu dan
skor untuk tiap kategori dengan rincian dari sangat baik = 5, baik = 4, cukup = 3,
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
12
Universitas Indonesia
tidak baik = 2, dan sangat tidak baik = 1. Nilai akhir yang didapat mahasiswa
adalah hasil ubah skor (konversi) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Penilaian =
Selanjutnya hasilnya dapat diterjemahkan dalam nilai huruf, yaitu nilai A dari
skor 80 – 100, B dari skor 70 – 79, C dari skor 60 – 69, D dari skor 55 – 59, dan
nilai E < 55.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Nurfika Wijayanti dari Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2010. Karya Proyek yang
berjudul ”Implementasi Ancangan Proses Genre di Sekolah Menengah Atas di
Indonesia: Studi Kasus” merupakan gabungan dari pengajaran menulis melalui
ancangan proses dan ancangan genre. Wijayanti menerapkan gabungan kedua
ancangan ini menjadi suatu metode pengajaran menulis di dalam kelas yang
terdiri dari 8 tahapan, yaitu; (1) Penjelasan tentang genre dan pemberian teks-teks
model; (2) Penulisan buram pertama; (3) Pemberian balikan isi dan organisasi
teks dari sesama siswa; (4) Pengecekan dari pengajar pada balikan sesama siswa;
(5) Perbaikan isi dan organisasi teks berdasarkan balikan sesama siswa (6)
Penulisan buram kedua; (7) Perbaikan untuk struktur bahasa dari pengajar dengan
menggunakan sistem kode untuk teks tulis; (8) Penulisan buram ketiga.
Pada tahap (1) Penjelasan tentang genre dan pemberian teks-teks model
terdapat empat tahap prosedur pemelajaran, yaitu eksplorasi konteks, eksplorasi
teks berdasarkan teks-teks model, pembuatan kerangka teks dalam kelompok, dan
aplikasi mandiri. Pada tahap eksplorasi konteks diperkenalkan bentuk-bentuk
genre. Penelitian yang dilakukan pada 32 orang siswa kelas XI ini menggunakan
tulisan siswa sebagai data. Pada penelitian ini dilakukan sistem balikan sesama
siswa, sehingga siswa yang lain dapat mengomentari tulisan temannya. Kemudian
guru juga melakukan sistem balikan dengan menggunakan sistem kode. Dengan
menggunakan sistem kode ini, siswa dapat mengetahui kesalahan yang dibuat
selama menulis. Setelah melakukan sistem kode, tulisan dikembalikan ke siswa
untuk diperbaiki. Sistem penilaian dalam tulisan ini menggunakan skema
penilaian analitis Jacobs. Skema penilaian analisis Jacobs menilai tulisan
berdasarkan lima aspek, yaitu organisasi teks, logika, tata bahasa, kosakata, dan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
13
Universitas Indonesia
mekanik. Kelima aspek penulisan tersebut mendapat revisi dari balikan yang
dilakukan. Aspek organisasi teks dan logika mendapat balikan dari sesama siswa.
Aspek tata bahasa, kosakata, dan mekanik mendapat balikan dari sistem kode.
Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menganalisis buram
1yang ditulis siswa, buram 3 yang ditulis siswa, dan hasil uji kuesioner mengenai
pendapat siswa tentang keefektifan tentang penggunaan ancangan proses genre.
Hasil penelitian menunjukan penggunaan ancangan proses genre dapat
meningkatkan rerata nilai tulisan pada setiap genre yang diajarkan dan siswa
menganggap penggunaan ancangan proses genre efektif untuk membantu
pemelajar menulis.
Penelitian lain tentang penilaian juga diperoleh dari Jurnal Penelitian
Pendidikan yang ditulis oleh Jila Naeini dari Jurusan Bahasa Inggris Universitas
Islam Azad, Aliabad Katoul, Iran pada tahun 2011. Jurnal yang berjudul “Self-
assessment and the impact on language skills” ini berisi tentang penilaian diri
sebagai alternatif penilaian yang mendorong mahasiswa untuk lebih
bertanggungjawab terhadap kegiatan belajar mereka. Penelitian ini mengambil
sampel 121mahasiswa dari 150 mahasiswa pada kelas EFL (English as a Foreign
Language). Kemudian dari sampel yang ada dipilih secara acak dan dibagi
menjadi dua kelompok kedalam kelompok kontrol dan ekperimen. Penilaian diri
dilakukan pada tahap pre-test dan post-test untuk kompetensi menulis dan
berbicara. Pada kelompok ekperimen, siswa menggunakan teknik check list dan
pada kelompok kontrol tidak menggunakan teknik check list. Untuk kompetensi
menulis, penilaian dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian Jacobs (1981)
dan untuk kompetensi berbicara menggunakan kriteria penilaian untuk oral tes
yang dibuat oleh Weir (1990). Hasil penilaian diri dengan menggunakan teknik
check list ternyata berdampak signifikan pada peningkatan kemampuan menulis
dan berbicara mahasiswa. Penggunaan teknik ini memungkinkan mahasiswa
untuk menilai unjuk kerja yang mereka hasilkan dan pada akhirnya kegiatan ini
dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri mahasiswa untuk lebih
meningkatkan kemampuan mereka dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan penjabaran tinjauan pustaka di atas dapat ditarik sebuah
benang merah bahwa keberadaan sebuah skala penilaian dalam menilai hasil
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
14
Universitas Indonesia
unjuk kerja siswa merupakan suatu yang krusial dan harus dimiliki oleh setiap
pendidik. Oleh karena itu, penulis merasa tertantang melakukan penelitian untuk
mengembangkan sebuah rubrik penilaian tulisan siswa SMA. Rubrik ini
diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai alat penilaian hasil tulisan
discussion siswa di kelas, sehingga dapat membantu guru dalam melakukan
penilaian secara lebih objektif dan terukur. Sedangkan bagi siswa rubrik ini
diharapkan dapat membantu mereka memperbaiki tulisan yang telah dikoreksi
oleh guru. Hal ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat menghasilkan
tulisan yang lebih baik lagi melalui balikan yang diberikan oleh guru.
2.2 Landasan Teoretis
2.2.1 Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan yang sulit baik untuk penutur jati maupun
bukan penutur jati, karena seorang penulis harus memiliki keseimbangan
kemampuan dalam mengungkapkan isi, organisasi, dan tujuan penulisan serta
mampu menggunakan kosa kata yang tepat, tanda baca, ejaan, dan mekanisme
penulisan yang benar (Rass, 2011). Hal senada diungkapkan oleh Nunan (1999)
bahwa belajar menulis untuk pemelajar bahasa asing adalah bagian tersulit bahkan
pada latihan menulis tingkat dasar. Selain penggunaan tata bahasa dan kosa kata
yang tepat, gagasan seorang penulis juga harus dipaparkan secara jelas melalui
organisasi tulisannya. Hal ini membuat keterampilan menulis sama dengan
keterampilan berbicara, sehingga kedua kompetensi ini dianggap sebagai
keterampilan yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya hanya pada kondisi
pemberi dan penerima pesan. Menulis merupakan komunikasi tanpa bertatap
muka yang dilakukan secara tidak langsung antara penulis sebagai pemberi pesan
dan pembaca sebagai penerima pesan, sedangkan berbicara merupakan
komunikasi tatap muka yang dilakukan langsung antara pembicara sebagai
pemberi pesan dan pendengar sebagai penerima pesan (Tarigan, 1994: 2).
Berdasarkan hal tersebut, Syafi‟ie (1998: 45) mendefenisikan menulis
sebagai proses menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan
kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian mengirimkannya kepada
orang lain. Definisi yang lebih lugas untuk pembeajaran bahasa kedua
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
15
Universitas Indonesia
diungkapkan oleh Nunan (1999: 271) bahwa menulis adalah sejumlah tantangan
untuk menciptakan kesinambungan dan ketepatan dalam suatu tulisan dalam
bahasa kedua.
Definisi yang dikemukakan di atas mengindikasikan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang membutuhkan latihan secara
bertahap. Oleh karena itu, banyak cara yang telah dilakukan para praktisi
pendidikan guna meningkatkan kemampuan menulis siswa. Yan (2005: 18)
mengatakan bahwa salah satu kemampuan yang perlu mendapat perhatian serius
adalah bagaimana siswa dapat menganalisis teks sesuai dengan konteks dan tujuan
penulisannya. Seperti yang dikemukakan oleh Halliday (1994; 2000) bahwa suatu
teks pasti dilingkupi oleh konteks sosial, karena kajian bahasa pada hakikatnya
adalah kajian terhadap teks dan konteks sosialnya. Teks diinterpretasikan
berdasarkan konteks sosial, yaitu segala unsur yang terjadi di luar teks. Dengan
demikian, konteks sosial memotivasi pengguna bahasa untuk menggunakan
struktur tertentu dalam membuat suatu tulisan.
Beberapa pendekatan berbeda telah dilakukan untuk membantu siswa
meningkatkan keterampilan mereka dalam menulis. Salah satunya pendekatan
yang sudah cukup lama dipakai guru adalah pendekatan produk. Dewasa ini
muncul sejumlah pendekatan baru yang dapat dipakai guru dalam pengajaran
menulis, antara lain adalah pendekatan proses dan yang terbaru adalah pendekatan
genre. Pendekatan genre ini merupakan pendekatan yang sesuai untuk
memberikan pemahaman lebih lanjut kepada siswa tentang hubungan antara teks
dan konteksnya.
2.2.2 Pendekatan Genre Dalam Pengajaran Keterampilan Menulis
Pendekatan genre merupakan salah satu alternatif pendekatan pengajaran
yang dapat dipakai guru untuk mencapai tujuan pengajaran bahasa Inggris yang
sesuai dengan KTSP dan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa dalam
belajar bahasa Inggris. Seperti yang telah dijelaskan sebelumya bahwa di dalam
KTSP, siswa SMA diarahkan untuk menguasai berbagai genre yang berbeda
sesuai dengan konteks situasinya. Hyland (2008: 543) mendefenisikan genre
sebagai “a term for grouping texts together, representing how writers typically
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
16
Universitas Indonesia
use language to respond to recurring situations”. Oleh karena itu, pendekatan
genre memberikan manfaat bagi siswa untuk dapat menulis berbagai tipe teks
sesuai dengan audiens yang dituju dan konteks situasi yang ingin dicapai.
Pendekatan genre dianggap sesuai dengan KTSP yang menekankan
pentingnya pemahaman siswa serta pengembangan keterampilan siswa menulis
berbagai jenis teks. Hal ini diperkuat dengan ditentukannya jenis teks tertentu
yang harus dikuasai siswa pada setiap semester, tahap-tahap menulis berbagai
jenis teks tersebut, serta cara yang dianjurkan untuk menilai hasil tulisan tersebut.
Pada tahun 1980an pendekatan genre mulai digunakan oleh pendidik
dengan keyakinan bahwa siswa dapat mahir dalam menulis dengan mempelajari
jenis teks yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nunan (1999: 280) yang
menjelaskan bahwa “different genres of writing are typified by a particular
structure and by grammatical forms that reflect the communicative purpose of the
genre.” Mempelajari jenis teks yang berbeda dapat memberikan pemahaman
kepada siswa tentang struktur generik yang akan digunakan dalam tulisan serta
tata bahasa, seperti tense apa yang akan digunakan.
Kemunculan pendekatan genre dalam pengajaran kemahiran menulis
ternyata tidak sepenuhnya diterima oleh para peneliti di bidang pendidikan.
Peneliti yang menamakan dirinya sebagai New Rhetoric Researchers mengatakan
bahwa genre tidak bisa diajarkan. Mereka beranggapan bahwa genre mudah
berubah-ubah dan sangat tergantung kepada konteksnya, sehingga Johns (2008)
menganggap pengajaran genre di luar konteksnya tidak masuk akal (Millar. 2011,
p. 6). Namun, hal ini ditentang oleh para peneliti dan praktisi dalam bidang ESP.
Mereka beranggapan bahwa siswa EFL memerlukan penjelasan terperinci tentang
pola dan ciri-ciri masing-masing genre, sehingga guru perlu mengajarkan
organisasi atau struktur generik dan ciri-ciri kebahasaan yang dimiliki oleh suatu
genre tertentu. Melalui pemahaman yang baik terhadap struktur generik atau
organisasi yang ada di dalam setiap jenis teks, siswa diarahkan untuk dapat
menyelaraskan antara isi tulisan, pembaca sebagai audiens dan konteks yang
melingkupinya. Hal ini memberikan suatu keyakinan bahwa dalam pendekatan
genre siswa tidak hanya menulis tetapi juga diarahkan untuk mencapai suatu
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
17
Universitas Indonesia
tujuan tertentu, “we don‟t just write, we write something to achieve some purpose:
it is a way of getting something done” (Hyland, 2003, p. 18).
Pendekatan genre dalam KTSP memberikan tantangan tersendiri bagi guru
dalam mengajarkan berbagai jenis teks pada tingkat Sekolah Menengah Atas.
Ketentuan jenis teks apa saja yang harus diajarkan pada tingkat SMA menjadi
tugas guru untuk dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang jenis teks
tersebut. Hal ini sesuai dengan silabus yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
masing-masing daerah yang telah menetapkan genre yang harus diajarkan di
sekolah yang disebut juga sebagai school genres atau macro-genres. School
genres yang dimaksud antara lain adalah narrative, recount, discussion,
argument, report, and description (Hyland 2003). Penentuan jenis teks ini
berdasarkan kebermaknaan suatu teks bagi siswa ketika mereka belajar di kelas
serta ketika melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi.
2.2.3 Jenis Genre yang Dipelajari dalam Pelajaran Bahasa Inggris di SMA
Halliday (1994) di dalam teorinya Sistemic Functional Grammar menyebut
istilah genre sebagai jenis teks. Jenis teks sudah diajarkan di tingkat SMA mulai
dari kelas X sampai kelas XII. Jenis teks dalam bahasa Inggris dapat dibedakan
berdasarkan struktur generik (generic structure) dan ciri-ciri kebahasaan atau
fitur-fitur bahasa (language features). Struktur generik adalah struktur yang
terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah teks
(seperti tesis, argumen, dan kesimpulan). Sedangkan, ciri-ciri kebahasaan adalah
penggunaan atau pemanfaatan bahasa (baik itu tata bahasa maupun diksinya) guna
menciptakan sebuah teks (Azhar, 2010). Berdasarkan struktur generik dan ciri-ciri
kebahasaan, jenis teks dalam bahasa Inggris mencakup tiga kelompok, yaitu;
narrative, descriptive, dan argument.
Kelompok narrative terdiri dari beberapa genre seperti; narrative, recount,
anecdote, spoof, dan news item. Secara umum kelompok jenis teks ini bertujuan
untuk menginformasikan sesuatu dalam bentuk cerita. Kelompok descriptive
mencakup jenis teks; descriptive, report, procedure, dan explanation. Kelompok
ini pada dasarnya dibuat untuk mendeskripsikan sesuatu atau proses terjadinya
sesuatu dan tidak dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu. Kelompok ketiga
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
18
Universitas Indonesia
adalah argument yang mencakup; hortatory exposition, analytical exposition, dan
discussion. Kelompok ini bertujuan untuk memaparkan masalah dengan
menampilkan argumen-argumen yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan
“mengapa” dan “bagaimana.” Masing-masing jenis teks akan dijelaskan pada
tabel berikut:
Tabel 2.2: Jenis teks (Genre)
Genre
Social
Function
Generic Structure
Lexicogrammatical
Features
N
A
R
R
A
T
I
V
E
To amuse or
entertain, to
deal with
actual or
various
experiences in
different ways.
Orientation: sets the
scene and introduces
and the participants.
Complication: a crisis
arises.
Resolution: the crisis is
resolved, for the better
or worse.
Re-orientation:
optional.
Focus on specific and
usually individualized
participants.Use of
material processes,
behavioral and verbal
processe.
Use of resolution processes
and mental processes. Use
of temporal conjunctions
and temporal
circumstance.
Use past tense.
N
E
W
S
I
T
E
M
T To inform
readers,
listeners or
viewers about
events of the
day which are
considered
newsworthy or
important.
Newsworthy events:
recount in summary
form.
Background events:
elaborate what happen,
to whom, in what
circumstances.
Sources: comments by
participants in,
witnesses to and
authorities expert on
the event.
Short, telegraphic
information about
captured in headline.
to retell the event ( in the
text below, many of the
material processes are
nominalised).
Use of projecting verbal
processes in sources stage.
Focus on circumstance
(e.g.mostly within
qualifiers)
P
R
O
C
E
D
U
R
E
To describe
how something
is
accomplished
through a
sequence of
actions or
steps.
Goal
Materials ( not
required for all
procedural texts)
Steps ( i.e. Goal
Followed by a series of
steps oriented to
achieving the goal).
Focus on generalized
human agents.Use of
simple present tense, often
imperative.
Use mainly of temporal
conjunction or numbering
to indicate sequence. Use
manly of material
processes.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
19
Universitas Indonesia
R
E
P
O
R
T
To describe the
ways things
are, with
reference to a
range of
natural man-
made and
social
phenomena in
our
environment.
General classification:
tells what the
phenomenon under
discussion is.
Description: tells what
the phenomenon under
discussion is like in
terms of Qualities.
Habit or behaviors.
generic
participants. Use of
relational processes to
state what is and that
which it is.
Use of simple present
tense ( unless extinct) No
temporal sequence
R
E
C
O
U
N
T
To retell
events of the
purpose of
informing or
entertaining
Orientation: provides
the setting and
introduces participant.
Events: tell what
happen in what
sequence.
Re-orientation:
optional closure of
events.
Focus on specific
participants.
Use of material processes.
Circumstance of time and
place. Use of past tense.
Focus on temporal
sequence.
S
P
O
O
F
To tell an
event with a
humorous
twist.
Orientation: who were
involved, when and
where was happened.
Events: tell what
happened in a
chronological order
Twist : provide the
funniest part of the
story
Use of connectives (first,
then, finally). Use of
adverbial phrases of time
and place (in the garden,
two days ago). Use of
simple past tense (he
walked away from the
village)
D
E
S
C
R
I
P
T
I
V
E
To describe a
particular
person, place
or thing.
Identification:
identifies phenomenon
to be describe
Description: describes
parts, qualities, and
characteristics.
Focus on specific
participants. Use of
attributive and identifying
processes.
Frequent use of epithets
and classifiers in nominal
groups. Use of simple
present tense.
A
N
E
C
D
O
T
E
T to share with
others an
account of an
unusual or
amusing
incident.
Abstract : signals the
retelling of an unusual
incident
Orientation:sets the
scene
Crisis: provides details
of the unusual incident.
Reaction: reaction to
Use of exclamation
theoretical questions and
intensifier (really, very,
quite, etc) to point up the
significance of the events.
Use of material processes
to tell what happen. Use of
temporal conjunctions.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
20
Universitas Indonesia
crises
Coda: optional-
reflection on or
evaluation of the
incident
A E
N X
A P
L O
Y S
T I
I T
C I
A O
L N
T to persuade
the reader or
listener that
something the
case
Thesis: usually includes
a preview argument.
It introduces topics and
indicates the writer’s
position. Arguments:
consists of a point and
elaboration sequence.
The number of points
may vary, but each
must be supported by
discussion and
evidence. Reiteration:
restates the position
more forcefully in the
light of the arguments
presented
Focus in generic human
and no human
participants. Use of simple
present tense.
Use of relational tense.
processes.Use of internal
conjunction to state
argument. Reasoning
through casual
conjunction.
H E
O X
R P
T O
A S
T I
O T
R I
Y O
N
To persuade
the reader or
listener that
something
should or
should not to
be case
T Thesis: announcement
of issue concern.
Arguments: reasons for
concern, leading to
recommendation.
Recommendation:
statement of what ought
or ought not to happen.
and non human
participants, except for
speaker or writer referring
to self. Use of mental
processes: to state what
writer thinks or feels about
issue, e.g, realize, feel,
appreciate. Material
processes: to state what
happens, e.g. is polluting,
drive, travel, spend, and
should be treated.
Relational processes: to
state what is or should be,
e.g., does not seem to have
been is. Use of simple
present tense. D
I
S
C
U
S
S
I
O
N
To present ( at
least) two
points of view
about an issue
Issue: (Statement and
preview)
Argument for and
against or statement of
differing points of view.
(Point and elaboration)
Conclusion or
recommendation
Focus on generic human
and generic non-human
participants
Use of:
Material processes,
e.g. has produced, have
developed, to feed.
Relation processes,
e.g. is, could have, and
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
21
Universitas Indonesia
are.
Mental processes,
e.g. feel, think, believe.
Reasoning expressed as
verbs and nouns
(abstraction). Use of
general nouns: alcohol,
abortion, smoking, etc.
Use of comparative:
contrastive and
consequential conjunction.
Use of additive
connectives: addition,
furthermore, besides. Use
of contrastive connectives:
although, even, if,
nevertheless. Use of causal
connectives: because,
because of. Use of modal
auxiliary: must, should,
etc. Use of adverbial
manner: hopefully.
E
X
P
L
A
I
N
A
T
I
O
N
To explain
the process
involved in the
formation or
working of
natural or
sociocultural
phenomena
General statement: to
position the reader
sequenced of
explanation of why or
how something occurs
Focus on generic, non
generic human
participants. Use mainly of
material and relational
processes.
temporal
conjunction. Some use of
passive voice to get theme
right.
Sumber: http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/pesona-puisi/pembagian-jenis-jenis-wacana-
genre-teks/, diunduh pada tanggal 21 Desember 2011
2.2.4 Teks Discussion
Discussion adalah jenis teks yang memaparkan setidaknya dua sudut
pandang yang berbeda dari suatu masalah yang menjadi perdebatan (Azhar, 2010.
p. 4). Dua sudut pandang tersebut berupa pro (pros) untuk pernyataan yang setuju
terhadap masalah yang dibicarakan dan kontra (cons) untuk pernyataan yang
mengungkapkan ketidaksetujuan. Kedua sudut pandang ini dilengkapi oleh ide
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
22
Universitas Indonesia
(point) dan penjelasan (elaboration) yang mendukung, sehingga dapat diterima
oleh pembaca.
Struktur generik penyusun teks discussion mencakup issue, argument pros
dan cons, dan conclusion. Issue (permasalahan), yaitu masalah yang menjadi
perdebatan. Pada bagian ini penulis memaparkan satu topik yang menjadi
permasalahan. Permasalahan dapat berbentuk kata benda tunggal atau umum
(general noun), seperti smoking, alcohol, abortion. Argument (pros dan cons)
memaparkan argumen-argumen pendukung yang dapat memperkuat bukti-bukti
untuk pihak yang setuju (pros/for) dan yang tidak setuju (cons/against).
Conclusion adalah penutup atau kesimpulan. Pada bagian akhir ini, penulis
membuat kesimpulan dari apa yang telah dipaparkan pada argumen. Kesimpulan
dapat berupa saran atau opini dari penulis. Sedangkan ciri-ciri kebahasaan atau
lexicogrammatical features yang membangun sebuah teks discussion dapat dilihat
dari penggunaan berbagai macam proses (kata kerja), penghubung, kata sambung,
modalitas, dan kata keterangan cara.
Bentuk proses yang biasa terdapat dalam tulisan discussion antara lain: (1)
material processes (kata kerja material), yaitu kata kerja yang mengekspresikan
suatu aksi atau perbuatan kepada orang atau objek tertentu dan berhubungan
dengan aktivitas fisik yang dapat diamati dengan menggunakan indra, seperti
membaca, memasak, berlari, membawa, (2) relational processes (kata kerja
relasional), yaitu kata kerja yang berhubungan dengan ungkapan „being’ yang
menjadi pusat makna, seperti is, could have, dan are, dan (3) mental processes
(kata kerja mental), yaitu kata kerja yang mengekspresikan perasaan (feeling),
pemikiran (thinking), dan persepsi, seperti berpikir, merasa, dan, mempercayai.
Penggunaan kata penghubung juga kerap terlihat dalam tulisan discussion.
Bentuk kata penghubung yang digunakan mencakup, kata penghubung pemberi
informasi tambahan (additive connectives) seperti, furthermore, besides, as a
consequence, in addition, kata penghubung bertentangan (contrastive
connectives), seperti although, even, if, nevertheless, dan kata penghubung sebab
akibat (causal connectives), seperti because, dan because of. Kata sambung yang
biasa digunakan dalam tulisan discussion adalah kata sambung bertentangan dan
sebab akibat (contrastive and consequential conjunction) seperti but, so, because,
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
23
Universitas Indonesia
since, dan while. Sedangkan modalitas dan keterangan cara yang sering dipakai
antar lain, must, should, dan hopefully.
2.2.5 Penilaian (Assessment)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan UU No. 20
memasukan Standar Penilaian Pendidikan untuk digunakan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Penilaian Pendidikan ini
digunakan sebagai acuan guru dalam mengembangkan dan mengimplementasikan
KTSP. Penerapan Standar Penilaian Pendidikan ini memberi dampak terhadap
sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian di dalam pembelajaran.
Rofi‟uddin (1996) mengemukakan bahwa penilaian adalah bagian integral
dari proses belajar mengajar. Penilaian digunakan untuk mengumpulkan informasi
mengenai pengetahuan, kemampuan, pemahaman, dan motivasi siswa yang dapat
dilakukan melalui tes. Brown (2004: 4) menyatakan bahwa “Assessment is an on
going process that encompasses a much wider domain than a test”. Artinya
bahwa penilaian adalah proses berkelanjutan yang mencakup ranah yang lebih
luas dari sebuah tes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, penilaian oleh guru dapat dilakukan kapan saja dengan
cara yang berbeda. Defenisi yang hampir sama juga dikemukakan oleh Golich
(1998: 1) bahwa ”assessment is an ongoing process of understanding and
improving student learning.” Kedua defenisi tersebut menggambarkan bahwa
penilaian merupakan suatu proses berkelanjutan yang bertujuan meningkatkan
hasil belajar siswa. Penilaian dianggap sebagai proses penyesuaian dari hasil
pengukuran dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan guna memperoleh
gambaran kemampuan yang diukur.
Defenisi yang langsung berhubungan dengan kegiatan penilaian di sekolah
formal tertulis dalam standar penilaian pendidikan (Depdiknas, 2009) bahwa
penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan (menganalisis dan
menafsirkan) data tentang proses dan hasil belajar siswa, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
tingkat pencapaian hasil belajar siswa. Dengan demikian, pengambilan keputusan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
24
Universitas Indonesia
dilakukan dengan menggunakan hasil tes, pengukuran, dan hasil penilaian.
Pengambilan keputusan ditujukan untuk kepentingan proses belajar mengajar
selanjutnya. Oleh karena itu, penilaian yang dilakukan harus memiliki asas
keadilan dan kesetaraan serta objektivitas yang tinggi. Keadilan dalam penilaian
berarti bahwa setiap siswa diperlakukan sama sehingga penilaian itu tidak
menguntungkan atau merugikan salah satu atau sekelompok siswa yang dinilai.
Dengan kata lain, penilaian harus adil dalam arti tidak membedakan latar
belakang sosial-ekonomi, budaya, bahasa, dan jender.
Pada dasarnya pembelajaran menulis di Sekolah Menengah Atas didasari
pada keterkaitan antara dua pendekatan, yaitu pendekatan yang berorientasi pada
proses dan yang berorientasi pada hasil atau produk (Depdiknas, 2007). Oleh
karena itu, beragam teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengetahui kemajuan
belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Teknik penilaian ini pada dasarnya merupakan cara penilaian siswa berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam KTSP yang
harus dicapai siswa. Penentuan kompetensi dasar dilakukan berdasarkan
indikator-indikator pencapaian kompetensi yang telah dibuat oleh masing-masing
guru di dalam RPP. Berdasarkan indikator ini kemudian dapat ditentukan cara
penilaian yang sesuai.
Pasal 19 ayat 3 menyatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah penilaian menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai. Ada tujuh teknik penilaian yang dapat
dilakukan oleh guru, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian
tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portfolio, dan penilaian
diri. Penetapan teknik penilaian dalam KTSP mempertimbangkan ciri-ciri
indikator sebagai berikut:
1. Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya
adalah unjuk kerja (performance) dan penilaian produk.
2. Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik
penilaiannya adalah tertulis dan penggunaan portfolio
3. Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan, maka teknik
penilainnya adalah proyek, penilaian sikap, dan penilaian diri.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
25
Universitas Indonesia
Sesuai dengan indikator yang dibuat oleh guru di dalam RPP semester 2 kelas XI
SMA, yaitu mengharuskan siswa untuk menulis essai berbentuk discussion, maka
teknik penilaian yang seharusnya digunakan oleh guru adalah penilaian unjuk
kerja.
2.2.5.1 Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian alternatif yang dapat dilakukan
guru selain penilaian bentuk tes. Penilaian ini dilakukan dengan menilai hasil
kegiatan atau kinerja siswa. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti:
praktik di laboratorium, praktik sholat, memainkan alat musik, bernyanyi,
menulis, dan percakapan. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes
tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang
sebenarnya (Depdiknas, 2009). Dalam melakukan penilaian unjuk kerja, seorang
guru perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. kompetensi yang akan dinilai dan menunjukkan kinerja siswa,
2. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut,
3. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,
4. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat
diamati, dan
5. kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
Untuk menilai unjuk kerja siswa, maka guru dapat menggunakan alat penilaian di
bawah ini:
1. Daftar Cek (Check-list)
Penggunaan daftar cek (check-list) memungkinkan guru melakukan
penilaian berdasarkan penguasaan kompetensi tertentu yang dapat diamati.
Kelemahan cara ini adalah guru hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian,
tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan untuk
mengamati subjek dalam jumlah besar. Contoh bentuk penilaian daftar cek dapat
dilihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
26
Universitas Indonesia
Tabel 2.3: Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama peserta didik: ________ Kelas: ________
No
Aspek Yang Dinilai
Baik
Tidak baik
1. Organization ( Introduction, body, conclusion)
2. Content ( depth of knowledge, logic)
3. Fluency
4. Language:
Pronunciation
Grammar
Vocabulary
5. Performance ( eye contact, facial expression,
gesture)
Skor yang dicapai
Skor maksimum 7
Keterangan : Baik mendapat skor 1, tidak baik mendapat skor 0
Sumber: Depdiknas (2009)
2. Rubrik/Skala Penilaian (Rating Scale)
Berbeda dengan daftar cek, penggunaan skala penilaian memungkinkan
guru memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi siswa. Penggunaan
gradasi mutu memberikan kemudahan bagi guru dalam memberi rentang nilai
tengah dari kategori baik sampai tidak baik. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 =
cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Contoh bentuk
penilaian daftar cek dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4: Format Penilaian Pidato Bahasa Inggris
Nama Siswa: ________ Kelas: ________
No Aspek Yang Dinilai Nilai
1 2 3 4
1. Organization ( Introduction, body, conclusion)
2. Content ( depth of knowledge, logic)
3. Fluency
4. Language:
Pronunciation
Grammar
Vocabulary
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
27
Universitas Indonesia
5. Performance ( eye contact, facial expression,
gesture)
Jumlah
Skor Maksimum 28
Sumber: Depdiknas (2009)
Mengingat kelemahan yang dimiliki oleh penilaian dengan menggunakan daftar
cek (check-list), yaitu tidak terdapat nilai tengah untuk setiap kompetensi, maka
untuk menilai unjuk kerja siswa berupa hasil tulisan discussion digunakan alat
penilaian berupa rubrik/skala penilaian (rating scale).
2.2.5.2 Pengertian Rubrik dan Jenisnya
Andrade (1997) mengartikan rubrik sebagai alat penskoran yang terdiri
dari daftar seperangkat kriteria atau apa saja yang harus dihitung. Sejalan dengan
Andrade, Nitko (1996: 241) secara sederhana mengemukakan bahwa rubrik
adalah suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang digunakan untuk
mengetahui kualitas kinerja siswa (1996, p. 241). Dengan istilah yang sedikit
berbeda, Popham (1995) lebih menggunakan kata kriteria daripada rubrik.
Popham berpendapat bahwa kriteria adalah alat yang digunakan guru dalam
menilai kompetensi siswa pada bidang tertentu (Bathesta & Wahyuni, 2011, p. 12)
Ada beberapa jenis rubrik yang biasa digunakan dalam menilai
kompetensi peserta didik. Nitko (1996: 266) mengatakan bahwa ada 3 jenis
rubrik yang biasa digunakan guru, yaitu: rubrik holistik, rubrik analitik, dan
rubrik holistik dengan catatan. Rubri holistik adalah rubrik yang difokuskan pada
proses penilaian secara keseluruhan terlepas dari bagian-bagian komponennya.
Rubrik holistik dengan catatan secara umum hampir sama dengan rubrik holistik
biasa, namun rubrik ini disertai catatan mengenai kekuatan dan kelemahan dari
komponen yang dinilai. Pada penskoran holistik, fokus penilaian diarahkan pada
performasi tulisan siswa secara holistik atau menyeluruh bukan pada aspek-aspek
tertentu dari karangan seperti isi, organisasi, tata bahasa, tanda baca, dan
sebagainya. Hal ini menyebabkan penskoran cara ini tidak cocok untuk mengukur
kompetensi khusus pada keterampilan menulis siswa. Namun cara penilaian ini
dianggap lebih praktis, karena penilai tidak perlu membaca berkali-kali untuk
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
28
Universitas Indonesia
memberi nilai. Hal ini menjadikan proses penilaian holistik lebih cepat dan
menyeluruh.
Sedangkan rubrik analitik memfokuskan penskoran pada komponen-
komponen yang dinilai dengan menghitung secara rinci kesalahan-kesalahan yang
ada. Nilai totalnya merupakan penggabungan penilaian dari tiap komponen.
Kelebihan teknik penskoran ini adalah guru sebagai penilai dapat menilai semua
elemen yang mendukung keterampilan menulis siswa secara lebih terperinci.
Sedangkan bagi siswa, penskoran cara ini membantu mereka memahami unsur-
unsur yang harus diperhatikan dalam suatu tulisan. Selain itu, siswa mampu
menilai apakah tulisan mereka sudah baik atau belum sesuai dengan kategori yang
menjadi penilaian. Kelemahannya terletak pada kesulitan untuk
mengkuantifikasikan hasil penskoran setiap komponen. Hal ini membutuhkan
pemikiran lebih lanjut agar penilaian yang dilakukan efektif, andal dan objektif.
Sebagai kriteria dalam alat penskoran, rubrik terdiri dari senarai dan gradasi
mutu (Zainul, 2001). Senarai adalah daftar yang diwujudkan dengan dimensi-
dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai. Gradasi mutu
mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling
buruk. Berdasarkan senarai dan gradasi mutu tersebut, secara singkat penskoran
rubrik mencakup beberapa elemen, yaitu (1) kategori penilaian, (2) definisi dan
contoh yang merupakan penjelasan dari setiap kategori, (3) skala yang akan
digunakan dalam menilai kategori, dan (4) standar untuk setiap kategori yang dinilai.
Dari beberapa elemen yang tergabung dalam senarai dan gradasi mutu tersebut, maka
dibuat sebuah template (berupa bagan dari kriteria dan skor yang diinginkan) guna
memudahkan dalam membuat rubrik (Mertler, 2001). Bentuk template dapat dilihat
pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
29
Universitas Indonesia
Tabel 2.5: Template untuk Rubrik Holistik
Skor Uraian
5 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahan.
Semua persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban
4 Memperlihatkan cukup pemahaman tentang permasalahan. Semua
persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban
3 Memperlihatkan hanya sebagian pemahaman tentang permasalahan.
Kebanyakan persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban
2 Memperlihatkan sedikit pemahaman tentang permasalahan. Banyak
persyaratan tugas yang tidak ada
1 Memperlihatkan tidak ada pemahaman tentang permasalahan
0 Tidak ada jawaban / Tidak ada usaha
Sumber: (Mertler, 2001)
Seperti yang telah dijelaskan bahwa penggunaan rubrik holistik dapat
menghasilkan proses penskoran yang lebih cepat dibanding rubrik analitik. Hal ini
disebabkan guru memeriksa tulisan siswa hanya sekali untuk memperoleh kesan
yang menyeluruh tentang hasil pekerjaan siswa. Tabel berikut merupakan bentuk
template untuk rubrik analitik.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
30
Universitas Indonesia
Tabel 2.6: Template untuk Rubrik Analitik
Tahap Awal
1
Pengembangan
2
Terselesaikan
3
Patut Dicontoh
4
Skor
Kriteria # 1 Uraian
menggambarkan tahap
awal penampilan
Uraian
menggambarkan
gerakan ke arah
tingkat penguasaan
penampilan
Uraian menggambarkan
pencapaian tingkat
penguasaan penampilan
Uraian
menggambarkan
tingkat penampilan
tertinggi
Kriteria # 2 Uraian
menggambarkan tahap
awal penampilan
Uraian
menggambarkan
gerakan ke arah
tingkat penguasaan
penampilan
Uraian menggambarkan
pencapaian tingkat
penguasaan penampilan
Uraian
menggambarkan
tingkat penampilan
tertinggi
Kriteria # 3 Uraian
menggambarkan tahap
awal penampilan
Uraian
menggambarkan
gerakan ke arah
tingkat penguasaan
penampilan
Uraian menggambarkan
pencapaian tingkat
penguasaan penampilan
Uraian
menggambarkan
tingkat penampilan
tertinggi
Kriteria # 4 Uraian
menggambarkan tahap
awal penampilan
Uraian
menggambarkan
gerakan ke arah
tingkat penguasaan
penampilan
Uraian menggambarkan
pencapaian tingkat
penguasaan penampilan
Uraian
menggambarkan
tingkat penampilan
tertinggi
Sumber: (Mertler, 2001)
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
31
Universitas Indonesia
Keputusan guru dalam memilih jenis penilaian holistik atau analitik
mempunyai beberapa implikasi. Implikasi dari pemilihan penilaian holistik adalah
masing-masing kompetensi dasar yang akan dinilai tkurang jelas, namun penilaian
ini cukup praktis bagi guru yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak memiliki
banyak waktu untuk menilai. Sedangkan pemilihan penilaain analitik dapat
menilai kompetensi khususnpada unjuk kerja tertentu, namun hal terpenting
adalah bahwa jenis pendekatan yang satu tidaklah lebih baik dari yang lain. Oleh
karena itu, guru harus mempertimbangkan rubrik mana yang sesuai untuk tujuan
yang diinginkan.
Sesuai dengan jenis penilaian yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
melakukan penskoran pada beberapa komponen-komponen penting dalam suatu
tulisan berbentuk discussion dan mengetahui secara rinci kesalahan-kesalahan
yang ada, maka model rubrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik.
Salah satu rubrik analitik yang sering digunakan dalam menilai tulisan adalah
rubrik yang dibuat oleh Jacobs et.al (1981: 103). Rubrik penilaian Jacobs ini
memfokuskan penilaian pada lima kriteria, yaitu organisasi, pengembangan
ide/isi, tata bahasa, kosakata, dan mekanika. Rubrik penilaian Jacobs ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
32
Universitas Indonesia
Tabel 2.7: Rubrik penilaian Analitik Jacobs (1981)
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
33
Universitas Indonesia
Selain rubrik penilaian yang dibuat oleh Jacobs et.al, ada juga rubrik
penilaian yang dibuat oleh Hamp-Lyons (1992, 1993) dan Andrade (1997) yang
khusus digunakan untuk menilai hasil tulisan argumentatif. Rubrik ini
memfokuskan penilaian pada enam elemen yang terdapat dalam tulisan
argumentatif, yaitu organisasi dan argumen, isi, posisi penulis, pendahuluan,
penulisan thesis statement, dan kontrol bahasa (Kidam, 2011, p. 281-282). Rubrik
penilaian Hamp-Lyons dan Andrade ini dapat dilihat pada tabel 2.8. Bentuk rubrik
penilaian untuk beberapa jenis tulisan juga telah digunakan di beberapa sekolah
formal. Salah satunya rubrik yang digunakan di San Diego Unified School
District. Bahkan di Sekolah ini rubrik yang digunakan berbeda menurut tingkatan
siswa. Dari sumber yang diperoleh, ada beberapa rubrik untuk jenis tulisan yang
berbeda, yaitu rubrik untuk jenis teks naratif, eksposisi, persuasif, dan report.
contoh jenis rubrik ini dapat dilihat pada tabel 2.9.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
34
Universitas Indonesia
Tabel 2.8: Rubrik Penilaian Hamp-Lyons (1992, 1993) dan Andrade (1997)
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
35
Universitas Indonesia
Tabel 2.9: Rubrik di San Diego Unified School District
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
36
Universitas Indonesia
Ketiga jenis rubrik analitik ini selain memiliki kategori penilaian yang
berbeda, juga memiliki perbedaan dari gradasi mutu yang digunakan. Rubrik yang
dibuat olek Jacobs et.al menggunakan gradasi mutu mulai dari very poor sampai
excellent, rubrik yang dibuat oleh Hamp-Lyons dan Andrade menggunakan
gradasi mutu dari unsatisfactory, fair, hingga good. Sedangkan rubrik yang
digunakan di San Diego Unified School District menggunakan empat gradasi
mutu mulai dari below basic, basic, proficient, hingga advanced. Perbedaan juga
terlihat dari bobot nilai yang dibuat untuk masing-masing kategori penilaian.
Jacobs et.al memberikan bobot nilai yang berbeda pada masing-masing kategori.
Untuk organisasi diberi bobot nilai maksimal 20, pengembangan ide/isi dengan
bobot nilai maksimal 30, tata bahasa dengan bobot 25, kosakata dengan bobot
maksimal 20, dan mekanika diberi bobot nilai maksimal 5. Dengan demikian
jumlah nilai total yang dapat diperoleh siswa adalah 100.
Berbeda dengan Jacobs et.al, rubrik yang dibuat oleh Hamp-Lyons dan
Andrade serta rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District tidak
menggunakan bobot nilai seperti yang digunakan Jacobs et.al. Kedua jenis rubrik
ini lebih menggunakan angka untuk mewakili bobot yang didapat siswa. Pada
rubrik yang dibuat oleh Hamp-Lyons dan Andrade, gradasi mutu unsatisfactory
diberi bobot nilai 1, fair diberi bobot nilai 2, dan good diberi bobot nilai 3.
Dengan demikian, nilai maksimal yang bisa didapat siswa adalah 18 poin dan
nilai minimal adalah 6.
Sama seperti rubrik yang dibuat oleh Hamp-Lyons dan Andrade, rubrik
yang digunakan di San Diego Unified School District juga menggunakan angka
untuk menjelaskan bobot yang didapat siswa. Namun, pada rubrik ini sesuai
dengan jumlah gradasi mutu yang digunakan yaitu empat gradasi mutu, maka
bobot nilai yang digunakan juga sampai 4 poin. 1 untuk below basic, 2 untuk
basic, 3 untuk proficient, dan 4 untuk advanced. Berpedoman pada ketiga bentuk
rubrik penilaian tulisan di atas, maka dalam membuat rubrik penilaian tulisan
discussion pada penelitian ini penulis mencoba mengadaptasi berbagai unsur dari
ketiga jenis rubrik tersebut.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
37
Universitas Indonesia
2.2.6 Prinsip Penilaian
Suatu penilaian dapat mencapai validitas dan keterandalan melalui
pembuatan dan pembakuan kriteria yang sesuai untuk menilai suatu tulisan. Oleh
karena itu, sebuah rubrik sebagai salah satu alat dalam menilai tulisan siswa harus
memiliki keajegan dan keakuratan tinggi dalam penskoran. Selain itu, sebuah
rubrik yang baik juga harus berpedoman pada prinsip kepraktisan. Hal ini
mengingat waktu yang dimiliki guru untuk menilai tulisan siswa pada umumnya
tidak banyak. Selain itu, jumlah siswa yang cukup banyak per kelasnya juga
menambah beban guru untuk menilai tulisan. Dengan demikian, sebuah rubrik
penilaian sebaiknya membantu guru menilai tulisan siswa dengan lebih cepat dan
akurat. Depdiknas (2009: 9) memberikan beberapa kriteria suatu penilaian yang
baik dengan memperhatikan pada prinsip-prinsip di bawah ini.
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh guru merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh guru mencakup
semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan, bukan didasarkan pada posisi siswa di dalam
kelompoknya.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
38
Universitas Indonesia
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawab baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
Prinsip yang hampir sama dikemukakan dalam (Model, dari situs
http://www.scribd.com/doc/7174527/Model-Penilaian-SMA-Sept06, 2006: 4) di
bawah ini:
1. Validitas, berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan
alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi tersebut.
2. Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian
yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin
konsistensi. Misalnya seorang guru menilai hasil tulisan siswa, maka penilaian
akan reliabel jika hasil yang diperoleh cenderung sama bila tulisan tersebut
dinilai lagi dengan kondisi yang relatif sama. Kondisi ini disebut Brown (2004)
dengan istilah intra-rater reliability, yaitu konsistensi guru dalam menilai.
3. Terfokus pada kompetensi, dalam pelaksanaan KTSP, penilaian terfokus pada
pencapaian kompetensi, bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).
4. Keseluruhan/Komprehensif, penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan
beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi siswa, sehingga
tergambar profil kompetensi siswa tersebut.
5. Objektivitas, penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu,
penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria
yang jelas dalam pemberian skor.
6. Mendidik, penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran
bagi guru meningkatkan kualitas belajar bagi siswa.
2.2.7 Tahap Pembuatan rubrik
Dengan mempertimbangkan beberapa prinsip penilaian yang telah
dikemukakan dan melakukan analisis serta pengadaptasian rubrik penilaian
sebelumnya, yaitu Jacobs et.al (1981), Hamp-Lyons (1992, 1993) dan Andrade
(1997), serta serta rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District,
maka dibuat sebuah rubrik yang reliable (ajeg), andal, objektif, dan praktis dengan
menggunakan beberapa langkah agar tebentuk sebuah rubrik yang baik. Donna &
Ellyn (1995) (dalam Zainul&Mulyana, 2003, p. 5) memberikan beberapa langkah
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
39
Universitas Indonesia
yang perlu dilakukan dalam membuat rubrik. Langkah-langkah tersebut akan
digunakan dalam pembuatan rubrik pada penelitian ini dan disesuaikan dengan
kebutuhan pengembangan, yaitu:
1. menentukan model rubrik yang digunakan,
2. menentukan kategori/senarai yang akan dinilai dan merumuskan aspek kognitif
dan aspek kinerjanya,
3. menentukan skala yang akan digunakan,
4. menentukan gradasi mutu dan mendeskripsikan gradasi mutu tersebut dari
yang terendah sampai tertinggi. Pembuatan gradasi mutu diikuti dengan
pemberian skor pada setiap gradasi,
5. membuat template, dan
6. membuat pencapaian kompetensi siswa.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
40 Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan pada pertimbangan kesesuaian dengan sifat penelitian yang
dilakukan, yaitu untuk mengembangkan suatu rubrik penilaian tulisan siswa.
Penelitian ini menggunakan metode Research dan Development (Borg dan Gall,
1989) yang terdiri dari sepuluh tahapan, mencakup: (1) Penelitian dan Pengumpulan
Data Awal, (2) Perencanaan, (3) Pembuatan Produk Awal, (4) Uji Coba Awal, (5)
Perbaikan Produk Awal, (6) Uji Coba Lapangan, (7) Perbaikan Produk Operasional,
(8) Uji Coba Operasional, (9) Perbaikan Produk Akhir, dan (10) Deseminasi
Nasional. Namun, tahapan di atas akan disesuaikan dengan kebutuhan
pengembangan rubrik tulisan siswa SMA dalam penelitian ini.
Dalam pengembangan instrumen ini hanya mencakup pada tahapan ke-1
hingga ke-7, sehingga Tahap ke-8 Uji Coba Operasioanal , tahap ke-9 Perbaikan
Produk Akhir, dan tahap ke-10 Deseminasi Nasional tidak dilakukan. Hal ini didasari
bahwa pada tahapan ke-7 pengembangan instrumen ini sudah dapat menghasilkan
luaran berupa alat penilaian tulisan siswa SMA dan sudah dapat digunakan oleh guru
untuk menilai tulisan siswa mereka. Kegiatan pada masing-masing tahap dijelaskan
sebagai berikut:
Tahap 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal
Pada tahap ini dilakukan observasi kelas dengan mengidentifikasi perkiraan
kebutuhan guru dalam melakukan penilaian tulisan siswa dan mempelajari referensi
penunjang penelitian.
Tahap 2. Perencanaan
Setelah melakukan observasi dan memperoleh referensi penunjang, langkah
selanjutnya adalah merencanakan pembuatan produk awal. Bagian penting dalam
perencanaan adalah penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai pada instrumen
yang akan dikembangkan.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
41
Universitas Indonesia
Tahap 3. Pembuatan Produk Awal
Tahap paling penting dalam Research dan Development adalah membuat
produk awal yang nantinya dapat diuji coba. Pada tahap ini akan dilakukan
pembuatan rubrik dengan mengikuti langkah-langkah pembuatan rubrik Donna &
Ellyn (1995) yaitu, menentukan model rubrik yang digunakan, menentukan
kategori/senarai, menentukan skala penilaian, menentukan gradasi mutu dan
mendeskripsikannya dari kompetensi terendah sampai tertinggi, membuat template,
dan yang terakhir adalah membuat pencapaian kompetensi siswa.
Tahap 4. Uji Coba Awal
Setelah pembuatan produk awal selesai, tahap berikutnya adalah uji coba
awal. Uji coba awal dilakukan dengan mengujikan rubrik pada beberapa tulisan
siswa yang diperoleh dari hasil ujian tengah semester. Pada tahap uji coba awal ini
dilakukan juga evaluasi teman sejawat (guru kelas yang dijadikan responden)
mengenai rubrik awal yang telah selesai dibuat.
Tahap 5. Perbaikan Produk Awal
Perbaikan Produk Awal dilakukan setelah memperoleh masukan dan saran
dari guru tentang rubrik yang digunakan. Perbaikan produk awal ini menghasilkan
rubrik yang digunakan untuk menganalisis dan menilai tulisan berbentuk discussion
yang dibuat siswa.
Tahap 6. Uji Coba Lapangan
Setelah melakukan perbaikan rubrik awal sesuai dengan saran dan umpan
balik dari guru, kemudian dilakukan uji coba lapangan dengan menilai data yang
sebenarnya berupa tulisan berbentuk discussion yang dibuat siswa. Uji coba lapangan
dibagi menjadi uji coba lapangan 1 dan uji coba lapangan 2. Uji coba lapangan 1
dilakukan untuk menganalisis dan menilai hasil tulisan pertama siswa, tulisan pada
tahap uji coba lapangan 1 disebut tulisan x. Setelah tulisan pertama dinilai, satu
minggu kemudian tulisan tersebut dikembalikan kepada siswa untuk diperbaiki
sesuai dengan rubrik penilaian dan kesalahan yang telah dikoreksi guru. Proses
perbaikan tulisan pertama dilakukan di dalam kelas selama 1 jam pelajaran. Hasil
perbaikan tulisan pertama ini dikembalikan kepada peneliti untuk dilakukan
penilaian akhir. Pada uji coba lapangan 1 juga dilakukan penyebaran kuesioner dan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
42
Universitas Indonesia
wawancara pertama guna diperoleh masukan dan umpan balik dari siswa. Masukan
dan umpan balik ini digunakan untuk perbaikan rubrik. Rubrik yang telah diperbaiki
dan disempurnakan kemudian digunakan untuk menilai hasil tulisan buram 2.
Setelah melakukan perbaikan dan penyempurnaan rubrik, tahap berikutnya
adalah uji coba lapangan 2. Uji coba lapangan 2 dilakukan pada tulisan yang telah
diperbaiki siswa. Tulisan pada tahap uji coba lapangan 2 disebut tulisan y. Setelah
menganalisis dan melakukan penilaian akhir pada buram 2, selanjutnya hasil
penilaian dibagikan kepada siswa dan diikuti oleh penyebaran kuesioner dan
wawancara kedua. Hasil kuesioner dan wawancara ini digunakan untuk perbaikan
produk operasioanal.
Tahap 7. Perbaikan Produk Operasional
Setelah uji coba lapangan 2 selesai, tahap terakhir dalam pengembangan
instrumen ini adalah perbaikan produk operasional. Perbaikan ini dilakukan dengan
memperoleh masukan dan umpan balik dari guru dan siswa melalui penyebaran
kuesioner dan wawancara kedua. Pada tahap ini juga dilakukan analisis apakah
instrumen sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya melalui
evaluasi bersama antara peneliti dan guru kelas. Perbaikan Produk Operasional akan
menghasilkan rubrik penilaian tulisan siswa SMA yang dapat digunakan guru dalam
menilai tulisan siswa.
3.2 Responden dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa hasil tulisan siswa SMA dalam pelajaran
menulis jenis teks discussion dan semua informasi tentang rubrik penilaian yang
didapat dari hasil kuesioner dan wawancara. Data diperoleh dari dua orang guru
Bahasa Inggris yang mengajar siswa kelas XI di SMA Negeri 8 dan SMA Negeri 15
Kota Tangerang. Kedua sekolah ini dipilih sebagai tempat penelitian karena
dianggap masih relatif baru dan memerlukan banyak inovasi dalam pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. SMA Negeri 8 Kota Tangerang yang
dibangun pada tahun 2003 beralamat di Jalan Besi Raya Perumnas II RT 001/15
Tangerang 15138. Sedangkan SMA Negeri 15 Kota Tangerang didirikan pada tahun
2009 dan beralamat di Jalan Villa Tangerang Regency Kelurahan Periuk Kecamatan
Jatiuwung Kota Tangerang.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
43
Universitas Indonesia
Data dikumpulkan dari hasil tulisan siswa dalam pelajaran menulis pada
semester kedua tahun akademik 2011. Adapun hasil tulisan siswa SMA 8 diambil
dari siswa kelas XI IPA 01 = 25 siswa (kelompok A). Sedangkan hasil tulisan siswa
SMA 15 diambil dari siswa kelas XI IPA 01 = 37 siswa (kelompok B), sehingga total
responden dalam penelitian ini berjumlah 62 siswa. Masing-masing kelompok
diberikan tugas menulis dengan tema dan jenis teks yang berbeda. Siswa SMAN 8
akan diberikan tugas menulis dengan menggunakan tema “bringing mobile phone in
the classroom”. Sedangkan siswa SMAN 15 akan diberikan tugas menulis dengan
tema “riding bike to school”.
Dari 62 tulisan siswa diambil 16 tulisan (sekitar 25%) sebagai data yang
dianalisis. sehingga pada uji coba lapangan 1 jumlah sampel hasil tulisan siswa yang
diteliti sebanyak 16 tulisan. Ke-16 tulisan ini kemudian dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu 8 tulisan diambil dari siswa SMAN 8 Tangerang dan 8 tulisan dari siswa
SMAN 15 Tangerang. Setelah tulisan pada buram 1 selesai dikoreksi dan dinilai.
Hasil koreksi dan penilaian ini kemudian dikembalikan kepada siswa untuk
diperbaiki dan ditulis kembali pada buram 2. Buram 2 kemudian dinilai pada uji coba
lapangan 2, sehingga jumlah tulisan yang akan dinilai pada uji coba lapangan 2 juga
berjumlah 16 tulisan. Dengan demikian, kumulatif tulisan yang akan dinilai dalam
penelitian ini adalah 32 tulisan, yaitu 16 tulisan buram 1 dan 16 tulisan buram 2.
Pemilihan tulisan siswa kelas XI SMA sebagai data dalam penelitian ini
didasarkan oleh beberapa alasan. Siswa kelas XI dijadikan objek penelitian ini
dikarenakan pada tingkat ini siswa dipersiapkan untuk memperoleh nilai menulis
yang baik saat UAS. Kelas XI dipilih juga karena siswa pada tingkat ini merupakan
siswa transisi dari kelas X dan XII yang memiliki kemampuan pada tingkat
pertengahan yang dianggap sudah menguasai bahasa Inggris dengan baik. Tingkat X
tidak dipilih karena pada level ini siswa dianggap masih berada pada tahap
penyesuaian dari SMP ke SMA dan penguasaan bahasa Inggrisnya masih belum
memadai. Sedangkan siswa kelas XII tidak dijadikan objek penelitian karena siswa
pada tingkat ini dipersiapkan untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) yang
direncanakan akan diadakan pada bulan April 2011 mendatang. Oleh karena itu,
waktu belajar yang dimiliki relatif lebih singkat dan ditambah lagi pada tingkat ini
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
44
Universitas Indonesia
para siswa sudah diwajibkan untuk mengikuti pelajaran tambahan/pengayaan untuk
menghadapi UAN.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara,
yaitu: (1) Observasi, (2) Analisis tulisan, (3) Penyebaran kuesioner, dan (4)
Wawancara.
3.3.1 Observasi
Observasi dilakukan dua kali dalam seminggu sesuai dengan jadwal pelajaran
Bahasa Inggris pada kelas XI SMA selama dua bulan. Dalam observasi, penulis
memperhatikan dan mencatat segala kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas
menulis di dalam kelas. Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang menjadi pegangan guru. Kegiatan observasi dilakukan mulai dari proses
pengajaran menulis, pemberian latihan menulis hingga penilaian hasil tulisan.
Dengan demikian, observasi difokuskan pada sistem penilaian yang digunakan guru
dalam menilai hasil tulisan siswa.
3.3.2 Analisis Tulisan
Analisis tulisan dilakukan pada tahap uji coba lapangan 1 dan uji coba
lapangan 2. Pada uji coba lapangan 1, analisis dilakukan pada hasil tulisan buram 1.
Sedangkan pada uji lapangan 2, analisis dilakukan pada tulisan buram 2.
3.3.3 Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan sebanyak dua kali yaitu setelah tahap uji
coba lapangan 1 dan uji coba lapangan 2. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada
siswa. Isi kuesioner adalah seputar rubrik penilaian tulisan siswa. Kuesioner ini
bertujuan untuk memperoleh informasi sebagai masukan dalam memperbaiki rubrik.
Kuesioner pertama untuk mengetahui pendapat siswa terhadap tampilan rubrik dan
kuesioner kedua untuk mengetahui manfaat rubrik dalam membantu siswa
memperbaiki tulisannya. Kuesioner dianalisis melalui penggunaan skala Likert
dengan jumlah item 10 butir, dengan alternatif jawaban sebagai berikut: Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Alternatif
jawaban Sangat Setuju (SS) didasari oleh respons yang sangat baik dari siswa
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
45
Universitas Indonesia
terhadap rubrik yang ada, Setuju (S) didasari oleh respons yang baik terhadap rubrik,
Tidak Setuju (TS) didasari oleh respons yang kurang baik terhadap penggunaan
rubrik, dan Sangat Tidak Setuju (STS) didasari oleh respons yang menolak
penggunaan rubrik dalam menilai tulisan siswa. Kuesioner ini dibuat dengan
memperhatikan beberapa indikator yang mencangkup: (1) kualitas format, (2)
keakuratan (3) bahasa, (4) manfaat, (5) isi, (6) kendala, dan (7) kepuasan. (format
kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3).
Tabel 3.1: Kisi-Kisi Kuesioner Pertama
Bentuk Indikator
Pernyataan Jumlah
Positif Negatif + -
Kuesioner 1 1. Kualitas
Format
1,5,6,10 9 4 1 5
2. Bahasa - 3 - 1 1
3. Isi 2,4 8 2 1 3
4. Keakuratan
Rubrik
7 1 - 1
Jumlah 10
Tabel 3.2: Kisi-Kisi Kuesioner Kedua
Bentuk Indikator
Pernyataan Jumlah
Positif Negatif + -
Kuesioner 2 1. Manfaat 1,2,4,7,8 5 5 1 6
2. Kendala 3 1 1
3. Kepuasan 10 6,9 1 2 3
Jumlah 10
3.3.4 Wawancara
Wawancara dilakukan setelah penyebaran kuesioner. Wawancara dilakukan
sebanyak dua kali yaitu setelah tahap uji coba lapangan 1 dan uji coba lapangan 2
kepada siswa dan guru. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara formal. Jenis wawancara yang dipakai adalah semi-structured (Nunan &
Bailley, 2009), wawancara jenis ini memungkinkan peneliti mendapatkan informasi
yang diperlukan, namun masih memberikan kebebasan kepada yang diwawancara
untuk menjawab pertanyaan. Wawancara ini dibuat dengan memperhatikan beberapa
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
46
Universitas Indonesia
indikator yang mencangkup: (1) kualitas Format, (2) tampilan, (3) bahasa, (4)
kemudahan Penggunaan, (5) manfaat, (6) isi, dan (7) kepuasan. (format wawancara
dapat dilihat pada lampiran 4).
3.4 Analisis Data
Data dalam pengembangan ini diperoleh dari hasil analisis tulisan, nilai
buram 1, nilai buram 2, hasil uji kuesioner, dan wawancara. 16 Tulisan siswa pada
buram 1 dan 2 akan dianalisis dengan melihat struktur organisasi teks discussion
pada tulisan tersebut dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel penilaian. Pada
nilai buram 1 dan 2 dilakukan analisis nilai per kategori yang ada di dalam rubrik.
Nilai buram 1 dan 2 akan dibandingkan untuk mencari signifikansinya dengan
menggunakan repeated measure T-test (signifikansi 2-tailed < 0,05). Uji kuesioner
dan wawancara pertama dilakukan setelah uji coba lapangan 1 untuk mengetahui
tanggapan siswa tentang rubrik penilaian tulisan yang digunakan untuk menilai hasil
tulisan discussion mereka. Sedangkan uji kuesioner dan wawancara kedua dilakukan
setelah uji coba lapangan 2 untuk mengetahui apakah rubrik penilaian tersebut dapat
membantu siswa memperbaiki tulisan mereka. Kuesioner pertama dan kedua berisi
10 pertanyaan dengan 4 pilihan respons dan bobot nilai dari setiap pertanyaan yang
diajukan.
Tabel 3.3: Bobot Nilai
Pernyataan (+) Nilai Pernyataan (-) Nilai
Sangat Setuju SS 4 Sangat Setuju SS 1
Setuju S 3 Setuju S 2
Tidak Setuju TS 2 Tidak Setuju TS 3
Sangat Tidak Setuju STS 1 Sangat Tidak Setuju STS 4
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
47 Universitas Indonesia
BAB IV
PENGEMBANGAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1 Pengantar
Bab ini berisi uraian tentang setiap kegiatan yang dilakukan dalam masing-masing
tahap pengembangan rubrik penilaian yang mencakup penelitian dan pengumpulan
data awal, perencanaan, pembuatan produk awal, uji coba awal, perbaikan produk
awal, uji coba lapangan, dan perbaikan produk operasional, sehingga menghasilkan
suatu luaran berupa rubrik penilaian yang dapat digunakan guru sebagai alat dalam
menilai tulisan siswa SMA.
4.2 Penelitian dan Pengumpulan Data Awal
Pada tahap ini dilakukan observasi bagaimana cara guru menilai hasil tulisan
siswa dalam pelajaran menulis dan melakukan penelitian perkiraan kebutuhan guru
maupun siswa dalam penilaian tulisan. Pada tahap ini juga dilakukan penelitian
kepustakaan mengenai teori dan referensisi penunjang pembuatan rubrik penilaian.
4.2.1 Bentuk dan Cara Guru Menilai Tulisan Siswa
Kegiatan observasi pada tahap ini dilakukan terhadap dua orang guru Bahasa
Inggris guna mengetahui cara dan kebiasaan mereka dalam menilai hasil tulisan
siswa. Observasi awal dilakukan di SMAN 8 Tangerang yang melibatkan satu orang
guru Bahasa Inggris yang mengajar 25 orang siswa kelas XI IPA. Observasi kedua
dilakukan di SMAN 15 Tangerang yang melibatkan satu orang guru Bahasa Inggris
yang mengajar 37 orang siswa kelas XI IPA.
Hasil observasi proses penilaian tulisan siswa yang dilakukan guru,
ditampilkan dalam bentuk penilaian tulisan yang dilakukan oleh kedua guru. Teks
4.1 adalah bentuk penilaian yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 8 Tangerang dan
teks 4.2 adalah bentuk penilaian yang dilakukan oleh guru SMA Negeri 15
Tangerang.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
48
Universitas Indonesia
Teks 4.1 Penilaian Oleh Guru SMAN 8 Tangerang
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
49
Universitas Indonesia
Teks 4.2 Penilaian Oleh Guru SMAN 15 Tangerang
Dari hasil penilaian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan:
a. Guru hanya mencoret-coret kata yang dianggap salah tanpa memberi penjelasan
lebih lanjut.
b. Penilaian yang dilakukan guru hanya sebatas pada ketepatan dalam penggunaan
struktur kata per kata saja, seperti penggunaan tense dan singular/plural.
Sebaliknya, guru tidak memperhatikan makna klausa secara keseluruhan.
c. Bentuk pegembangan tema tulisan tidak menjadi fokus penilaian.
d. Guru memberikan skor pada tulisan siswa tanpa kriteria yang jelas. Guru SMAN 8
memberikan penilaian berdasarkan 4 kategori, namun kategori-kategori tersebut
tidak memberikan petunjuk mengenai apa yang sebenarnya masih kurang dan
perlu diperbaiki. Sedangkan guru SMAN 15 sama sekali tidak memberikan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
50
Universitas Indonesia
penjelasan. Ia hanya memberikan poin penilaian, sehingga memberikan kesan
bahwa penilaian dilakukan subjektif dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
e. Hasil penilaian guru ini juga tidak dapat membantu siswa dalam melakukan
perbaikan pada tulisan mereka. Sebaliknya, siswa mungkin menjadi binggung
dengan maksud dari coretan-coretan tersebut dan pada akhirnya mengurangi
motivasi siswa untuk menulis.
f. Hasil penilaian guru pada akhirnya berdampak pada ketidakpuasan siswa.
4.2.2 Perkiraan Kebutuhan Guru dan Siswa
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang dilakukan di dalam kelas serta
analisis tulisan siswa yang telah dikoreksi guru terlihat jelas bahwa penilaian
dilakukan tanpa kriteria yang jelas. Hal ini berdampak pada hasil penilaian yang
cenderung kurang objektif dan tidak akurat. Berdasarkan pertimbangan ini
direncanakan suatu pengembangan rubrik penilaian tulisan yang diharapkan dapat
membantu guru dalam menilai hasil tulisan siswa secara lebih objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, hasil penilaian ini diharapkan dapat digunakan
siswa untuk memperbaiki tulisan pada buram berikutnya. Lebih lanjut, rubrik
penilaian tulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai evaluasi diri (self
evaluation) bagi siswa terhadap unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam menulis.
4.3 Perencanaan
4.3.1 Tujuan Pengembangan
Seperti yang telah dijelaskan pada tahap penelitian dan penggumpulan data
bahwa pengembangan rubrik penilaian ini ditujukan untuk membantu guru dalam
memberikan penilaian yang lebih objektif, andal, dan praktis. Proses penilaian dalam
KTSP dilakukan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, dalam penilaian perlu diperhatikan beberapa hal seperti:
(1) penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, (2) penilaian
menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan kemampuan atau apa yang dapat
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, (3) penilaian
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
51
Universitas Indonesia
dilakukan secara keseluruhan dan berkelanjutan, (4) hasil penilaian digunakan untuk
menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran, program remedial
bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan
minimal, dan (5) penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pemikiran di atas, penggunaan suatu acuan dan kriteria yang
jelas dalam menilai tulisan siswa dirasa perlu guna memberikan skor yang objektif
dan adil. Penskoran yang lebih objektif dan adil, atau dengan kata lain penilaian yang
tidak merugikan siswa. Hal ini secara langsung menggambarkan suatu penilaian yang
baik sesuai dengan fungsi penilaian itu sendiri, yaitu:
a. menggambarkan penguasaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi,
b. membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, menyelesaikan masalah, baik untuk perencanaan program
pembelajaran, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan),
c. menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan
peserta didik, dan menjadinya sebagai alat diagnostik untuk membantu pendidik
menentukan apakah seseorang perlu mengikuti kegiatan remedial atau pengayaan,
d. menemukan kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya,
e. mengendalikan kemajuan perkembangan peserta didik, dan
f. memotivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
4.4 Pembuatan Produk Awal
Pembuatan produk awal dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah
pembuatan produk awal ini menggunakan model penyusunan rubrik yang
dikemukakan oleh Donna & Ellyn (1995) dan disesuaikan dengan kebutuhan
pengembangan dalam penelitian ini. Langkah-langkah tersebut akan dijabarkan di
bawah ini.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
52
Universitas Indonesia
4.4.1 Penentuan Model Rubrik
Sesuai dengan jenis penilaian yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
melakukan penskoran pada beberapa komponen-komponen penting dalam suatu
tulisan berbentuk discussion dan mengetahui secara rinci kesalahan-kesalahan yang
ada, maka model rubrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik.
pengembangan model rubrik ini dilakukan melalui adaptasi ketiga rubrik yang telah
dibahas pada bab 2, yaitu (1) rubrik yang dibuat oleh Jacobs et.al (1981) yang
memfokuskan penilaian pada lima kriteria, mencakup organisasi, pengembangan
ide/isi, tata bahasa, kosakata, dan mekanika, (2) rubrik penilaian yang dibuat oleh
Hamp-Lyons (1992, 1993) dan Andrade (1997) yang khusus digunakan untuk
menilai hasil tulisan argumentatif. Rubrik tersebut memfokuskan penilaian pada
enam elemen yang terdapat dalam tulisan argumentatif, mencakup organisasi dan
argumen, isi, posisi penulis, pendahuluan, penulisan thesis statement, dan kontrol
bahasa, dan (3) rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District. Rubrik
yang digunakan di rayon sekolah ini berbeda menurut tingkatan siswa. Dari sumber
yang diperoleh, ada beberapa rubrik untuk jenis tulisan yang berbeda, yaitu rubrik
untuk jenis teks naratif, eksposisi, persuasif, dan report.
4.4.2 Penentuan Kategori/Senarai
Dalam penentuan kategori/senarai yang akan dinilai dalam rubrik ini, selain
berpedoman pada ketiga jenis rubrik yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis juga
memasukan kategori khusus yang memfokuskan penilaian berdasarkan struktur
generik/organisasi jenis teks discussion, yaitu: (1) issue (masalah), (2) argument pros
(argumen mendukung), (3) Argument cons (argumen menentang). (4) conclusion
(penutup atau kesimpulan). Mengingat pentingnya keempat organisasi tersebut, maka
keempat organisasi ini dimasukan ke dalam kategori penilaian. Hal ini sesuai dengan
ketentuan dalam KTSP bahwa setiap siswa harus mampu menguasai setiap
organisasi penyusun suatu teks. Mengingat setiap jenis teks memiliki organisasi yang
berbeda, maka siswa harus paham betul organisasi setiap teks. Dengan memasukan
struktur generik/organisasi sebagai salah satu kategori penilaian diharapkan siswa
dapat membedakan tulisan discussion dari tulisan argumentatif lainnya yang
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
53
Universitas Indonesia
memiliki struktur generik yang hampir sama, seperti jenis teks hortatori eksposisi
dan analitikal eksposisi.
Selain keempat kategori tersebut, dimasukan pula kategori umum yang
menjadi tolak ukur baik tidaknya suatu tulisan. Setelah membandingkan ketiga jenis
rubrik yang dibuat oleh Jacobs et.al, Hamp-Lyons dan Andrade, dan rubrik yang
digunakan di San Diego Unified School District, maka kategori umum yang
dimasukan dalam rubrik ini adalah ideas/content (gagasan/isi), word choice
(pemilihan kata), dan conventions (mekanisme tulisan dan tata bahasa). Ketiga
kategori ini dimasukan ke dalam penilaian karena dianggap sebagai kategori umum
penentu baik tidaknya suatu tulisan.
Pemilihan ideas/content berdasarkan anggapan bahwa suatu tulisan harus
memiliki gagasan utama dan isi, sehingga pembaca dapat memahami pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis. Penetapan aspek kognitif dan aspek kinerja yang
akan dimasukan pada kategori ideas/content didasari pada pengembangan isi dan
gagasan utama yang berkenaan dengan pembentukan wacana yang utuh,
berkesinambungan, kohesif dan koheren. Oleh karena itu, pada kategori
ideas/content penilaian difokuskan pada pengembangan tema dan kohesi.
Pemilihan word choice (pemilihan kata) sebagai salah satu kategori penilaian
didasari pada ciri-ciri kebahasaan atau lexicogrammatical features yang ada pada
tulisan discussion. Ciri-ciri kebahasaan pada teks discussion mencakup penggunaan
berbagai macam proses (kata kerja), penghubung, kata sambung, modalitas, dan kata
keterangan cara. Oleh karena itu, penetapan aspek kognitif dan aspek kinerja yang
akan dimasukan pada kategori word choice didasari pada ketepatan pemilihan kata
dan keefektifan kata dalam suatu klausa. Dengan demikian, pada kategori word
choice penilaian difokuskan pada precision (ketepatan pemilihan kata) dan
effectiveness (keefektifan penggunaan kata dalan sebuah kalimat).
Sedangkan pada kategori conventions, penulis memasukan ejaan (spelling),
tanda baca (punctuation), dan tata bahasa (grammar) sebagai aspek kognitif dan
aspek kinerja yang menjadi fokus penilaian. Kategori ini dianggap penting untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menulis. Kerapihan tulisan, penggunaan tata
bahasa, dan penulisan kata yang benar akan memudahkan pembaca untuk memahami
tulisan dengan baik.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
54
Universitas Indonesia
4.4.3 Skala Penskoran
Penilaian hasil tulisan yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
guru memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, sehingga
pilihan kategori nilai bisa lebih dari dua obsi mutlak. Pembuatan skala penilaian ini
didasari oleh jumlah kategori atau kriteria yang akan dinilai. Departemen Pendidikan
misalnya, memberikan contoh skala penilaian pada rentang 1 sampai 4 dengan
deskripsi sebagai berikut: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten,
dan 4 = sangat kompeten (Depdiknas, 2009: 12). Pada pengembangan rubrik
penilaian tulisan ini, penulis cenderung menggunakan skala penskoran yang
digunakan di San Diego Unified School District, yang menggunakan rentang
penilaian mulai dari below basic (pra pemula), basic (pemula), proficient (mampu),
hingga advanced (mahir).
Keempat rentang penilaian ini dianggap mewakili kompetensi siswa dalam
menulis, sehingga tingkatan pencapaian siswa dapat digambarkan dengan
menggunakan bentuk kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (numerik). Rubrik ini
berisi empat tingkatan pencapaian, maka bentuk kuantitatifnya antara 1 sampai 4.
Bentuk kuantitatif ini dapat diperjelas dengan menggunakan penjelasan kualitatif
yaitu, 1 untuk tingkat below basic (pra pemula), 2 untuk tingkat basic (pemula), 3
untuk tingkat proficient (mampu), dan 4 untuk tingkat advanced (mahir).
Dari skala penilaian tersebut akan dibuat penskoran dengan rentang nilai
yang sama untuk setiap kriteria, yaitu, ideas and content, organization, word choice,
dan conventions dengan nilai maksimal 50 dan nilai minimal 30. Pemilihan rentang
nilai ini setelah mengadaptasi rubrik yang dibuat oleh Jacobs (1981). Dari ketiga
rubrik analitik yang digunakan sebagai patokan, hanya rubrik buatan Jacobs yang
menggunakan skala penskoran dengan menggunakan rentang nilai. Sedangkan rubrik
yang dibuat oleh Hamp-Lyons (1992, 1993) dan Andrade (1997), serta rubrik yang
digunakan di San Diego Unified School District menggunakan angka 1, 2, dan 3
untuk mewakili bobot yang didapat siswa. Pemilihan rentang nilai yang didasari oleh
rubrik Jacobs sesuai dengan penskoran yang biasa dilakukan di Indonesia, yaitu
dengan memberikan nilai kumulatif dari 0-100.
Dengan demikian, interval nilai untuk masing-masing gradasi mutu pada
rubrik ini adalah 5, dengan rincian Advanced (50-45), proficient (44-40), basic (39-
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
55
Universitas Indonesia
35), below basic (34-30). Dengan demikian, rentang skor untuk jumlah komulatif
semua kriteria adalah 30 hingga 200. Sehingga nilai yang paling rendah yang akan
diperoleh siswa adalah 30 dan nilai yang paling tinggi adalah 200. Skala penskoran
untuk masing-masing kategori dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1: Skala Penskoran
GARADASI MUTU/SKOR
SENARAI Advanced Proficient Basic Below Basic
A P B BB
Ideas and Content
(50-45)
(44-40)
(39-35)
(34-30)
Theme
Cohesion
Organization
(50-45)
(44-40)
(39-35)
(34-30)
Introduction
/Issue
Argument
pro/cons
Conclusion
Word Choice
(50-45)
(44-40)
(39-35)
(34-30)
Precision
Effectiveness
Conventions
(50-45)
(44-40)
(39-35)
(34-30)
Spelling
punctuation
grammar
Nilai maksimal = 200
Nilai minimal = 120
4.4.4 Penentuan Gradasi Mutu
Gradasi mutu merupakan tingkatan pencapaian siswa dalam tulisan yang
dibuat dan digambarkan berdasarkan skala penskoran dengan rentang mulai dari
tingkat yang paling rendah sampai dengan tingkat yang paling tinggi, yaitu below
basic (pra pemula), basic (pemula), proficient (mampu), hingga advanced (mahir).
Deskripsi lengkap untuk tingkatan pencapaian atau hasil kerja siswa mulai dari
tingkat kinerja terendah hingga tertinggi merupakan bagian utama dalam membuat
sebuah rubrik. Oleh karena itu perlu diusahakan agar setiap rentang penskoran
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
56
Universitas Indonesia
mendapatkan porsi yang tepat. Berikut ini merupakan penjelasan gradasi mutu untuk
masing-masing kategori.
1. Gagasan/Isi (Ideas and Content)
Siswa memahami tujuan penulisan dan mengetahui siapa audiens atau
pembacanya. Siswa juga dituntut untuk dapat menjelaskan ide dan informasi yang
berhubungan dengan judul, memperlihatkan bagaimana bahasa beroperasi untuk
menciptakan wacana yang utuh dan berkesinambungan dan mempertautkan pesan
menjadi teks yang direalisasikan sebagai suatu sistem tema. Dengan demikian, siswa
mampu memaparkan bagaimana sistem tema dapat direpresentasikan sebagai
struktur tematik pada klausa. Uraian untuk masing-masing gradasi mutu dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2: Uraian Kategori Gagasan/Isi
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa mahir mengungkapkan sebuah topik permasalahan yang
tegas/kuat, sehingga dapat menarik perhatian pembaca. Topik
yang dijabarkan jelas dan pasti. Rincian isi sangat efektif dan
tepat, sehingga gambaran isi tulisan menjadi jelas dan
menunjukkan pengetahuan dan wawasan penulis.
3. Proficient Siswa mampu mengungkapkan sebuah topik permasalahan
yang efektif, sehingga membuat isi/gagasan menjadi jelas.
Topik yang dijabarkan jelas. Rincian isi cukup efektif, sehingga
gambaran isi tulisan menunjukkan pengetahuan dan wawasan
penulis.
2. Basic Siswa masih pada tahap pemula yang merumuskan permasalah
pada isi tulisan terlalu sempit atau terlalu luas, sehingga tidak
jelas bagi pembaca. Topik yang dijabarkan kurang jelas.
Rincian isi tulisan tidak berkembang, sehingga menunjukkan
pengetahuan yang minim. Hal ini disebakan karena
pengungkapan gagasan terlalu umum dan tidak fokus.
menggambarkan permasalahan yang sebenarnya.
1. Below Basic Siswa masih pada tahap pra pemula, karena permasalahan tidak
jelas. Topik yang dijabarkan tidak jelas. Pengembangan
gagasan sangat terbatas dan tidak berhubungan dengan topik
yang dibahas, sehingga menunjukkan kurangnya pemahaman
dan pengetahuan penulis.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
57
Universitas Indonesia
2. Organisasi (Organization)
Siswa memahami dan menguasai struktur generik penyusun jenis teks
discussion mulai dari issue, argument pros, argument cons, dan conclusion. Pada
bagian issue, siswa dituntut untuk dapat memaparkan satu topik yang menjadi
permasalahan sesuai dengan tema yang telah diberikan. Issue merujuk pada
pengungkapan dua sudut pandang yang berbeda tentang permasalahan yang
diangkat. Untuk argument pros dan cons, siswa dituntut untuk dapat memaparkan
argumen-argumen pendukung yang dapat memperkuat bukti-bukti untuk pihak yang
setuju (pros/for) terhadap masalah yang sedang dibahas dan yang tidak setuju
(cons/against). Argumen yang dipaparkan harus memperkuat alasan kenapa satu
pihak setuju dengan masalah dan satu pihak yang lain tidak setuju dengan masalah
yang dibicarakan. Pada bagian conclusion, siswa diharapkan dapat membuat
kesimpulan atau penutup dengan merangkum permasalahan yang ada. Pada bagian
akhir ini, penulis membuat kesimpulan dari apa yang telah dipaparkan pada argumen.
Kesimpulan dapat berupa saran atau opini dari penulis. Uraian untuk masing-masing
gradasi mutu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3: Uraian Kategori Organisasi
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa mahir membuat bagian pendahuluan menarik, lugas
logis, dan efektif, sehingga terjalin kesatuan antara ide dan
permasalahan yang dibahas. Tulisan diakhiri dengan
kesimpulan yang tegas dan memperkuat masalah yang dibahas.
3. Proficient Siswa mampu membuat bagian pendahuluan menarik, susunan
ide tulisan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai tersusun
secara logis, dan berhubungan dengan permasalahan yang
dibahas. Kesimpulan memperkuat masalah yang dibahas
2. Basic Siswa masih pada tahap pemula, karena pendahuluan, argumen,
dan kesimpulan perlu mendapat beberapa revisi. Bukti atau
contoh yang ditampilkan terlalu sempit dan tidak sesuai dengan
fakta yang diungkapkan dalam argumen. Urutan struktur
generik tidak tersusun dengan baik.
1. Below Basic Siswa masih pada tahap pra pemula, kerena tidak terlihat
adanya pendahuluan, argumen, atau kesimpulan dalam tulisan.
Tulisan perlu mendapat revisi menyeluruh.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
58
Universitas Indonesia
3. Pemilihan Kata (Word Choice)
Pada bagian ini siswa dituntut untuk memilih kata dengan tepat (precision)
dan keefektifan penggunaan kata tersebut dalam suatu klausa (effectiveness),
sehingga penggunaan kata tersebut dapat mempermudah pesan sampai kepada
pembaca. Oleh karena itu, pada bagian ini penguasaan kosa kata siswa akan diuji.
Penggunaan kosa kata yang tepat dan bervariasi selain membantu pembaca
memahami tulisan juga sebagai gambaran bahwa seorang siswa telah memiliki
penguasaan kosa kata yang baik. Uraian untuk masing-masing gradasi mutu dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4: Uraian Kategori Pemilihan Kata
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa mahir memilih kata/frase yang tepat dalam
menyampaikan pesan dengan cara yang sangat tepat dan
menarik perhatian pembaca. Penulisan kalimat yang tepat dan
jelas dengan penggunaan bahasa yang alami menciptakan
gambaran yang jelas dan lengkap bagi pembaca.
3. Proficient Siswa mampu memilih kata/frase yang dapat mengungkapkan
pesan yang ingin disampaikan. Pemilihan kata yang benar dan
cukup bervariasi menciptakan gambaran yang jelas bagi
pembaca tentang topik yang dibahas.
2. Basic Siswa masih pada tahap pemula, karena pemilihan kata/frase
yang belum tepat dalam menyampaikan sebuah pesan dengan
jelas. Pemilihan kata yang umum bermaksud membuat
pembaca memahami tulisan. Penggunaan kata kerja, kata
benda, kata sifat, dan frase dianggap sudah cukup memadai.
1. Below Basic Siswa masih pada tahap pra pemula, karena pemilihan kosa
kata yang sangat terbatas dan penggunaan kata yang tidak tepat
membuat pembaca sulit memahami maksud tulisan. Pemilihan
bahasa dan penulisan kalimat tidak tepat, serta terjadi
pengulangan kata dan menyebabkan pesan yang ingin
disampaikan tidak sampai ke pembaca.
4. Conventions
Pada kategori conventions, siswa dituntut untuk dapat membuat suatu tulisan
yang benar tata bahasanya (grammar), ejaan kata yang tepat (spelling), dan
penggunaan tanda baca yang benar (punctuation). Kategori ini berguna untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengikuti rambu-rambu yang ada dalam
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
59
Universitas Indonesia
pencapaian kompetensi menulis. Kerapihan tulisan, penggunaan tata bahasa, dan
penulisan kata yang benar akan memudahkan pembaca untuk memahami tulisan
dengan baik. Uraian untuk masing-masing gradasi mutu dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.5: Uraian Kategori Conventions
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa telah mahir dan menguasai standar penulisan dengan
baik. Hal ini terlihat dari keakuratan dan ketepatan penggunaan
huruf besar dan tanda baca yang memudahkan pembaca
mamahami tulisan. Tidak ada kesalahan ejaan bahkan pada
kata-kata sulit. Tata bahasa dan penggunaan sudah sangat tepat
dan akurat, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat
dipahami pembaca dengan baik.
3. Proficient Siswa mampu menguasai standar penulisan dengan baik. Hal
ini terlihat dari penggunaan huruf besar dan tanda baca yang
benar, sehingga memudahkan pembaca mamahami tulisan.
Penulisan ejaan pada sebagian besar kata sudah benar. Tata
bahasa dan penggunaan sudah benar
2. Basic Siswa berada pada tahap pemula karena memiliki pemahaman
standar penulisan yang masih dasar. Kesalahan dalam
mekanisme penulisan dapat mengganggu pemahaman
pembacaan terhadap isi tulisan, karena kesalahan yang dibuat
terkadang membuat makna tulisan sulit dipahami.
1. Below Basic Siswa berada pada tahap pra pemula karena minimnya
pemahaman terhadap standar penulisan yang benar. Banyak
kesalahan kaidah penulisan, sehingga membingungkan
pembaca memahami isi tulisan. Pemahaman yang terbatas
tentang mekanisme penulisan membuat tulisan tidak dapat
dipahami oleh pembaca.
4.4.5 Pembuatan Template
Setelah melakukan keempat langkah sebelumya, yaitu pemilihan jenis rubrik,
penentuan kategori/senarai, pembuatan skala penilaian, dan pembuatan gradasi mutu,
maka untuk memudahkan pembuatan rubrik, selanjutnya akan dibuat sebuah
template, yaitu gabungan dari keempat langkah pembuatan rubrik yang telah
dijabarkan sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah
template terdiri dari senarai dan gradasi mutu (Zainul, 2001). Senarai adalah daftar yang
diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja berupa kategori kompetensi yang akan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
60
Universitas Indonesia
dinilai. Gradasi mutu adalah pemerolehan skor mulai dari tingkatan skor tertinggi
sampai dengan skor terendah. Senarai dalam rubrik ini dikelompokan menjadi empat
bagian, yaitu (1) ideas and content, yang mencakup theme dan cohesion, (2)
organization, yang mencakup introduction/issue, argument pros and cons, dan
conclusion, (3) word choice, yang mencakup precision dan effectiveness, dan (4)
conventions, yang mencakup spelling, punctuation, dan grammar. Sedangkan bagian
gradasi mutu dibagi menjadi empat tingkatan pencapaian kompetensi mulai dari skor
terendah sampai skor tertinggi, yaitu (1) below basic (pra pemula), (2) basic
(pemula), (3) proficient (mampu), dan (4) advanced (mahir) untuk skor tertinggi. Isi
template dibuat dalam bahasa Inggris agar sesuai dengan kompetensi kebahasaan
yang ingin dicapai dalam pelajaran Bahasa Inggris, yaitu membuat siswa mahir
dalam menggunakan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Template rubrik
penilaian dapat dilihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
61
Universitas Indonesia
Tabel 4.6: Template Rubrik Penilaian Tulisan
Diadaptasi dari rubrik yang dibuat oleh Jacobs, Hamp-Lyons dan Andrade,
serta Rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District
KATEGORI 4. Advanced 3. Proficient 2. Basic 1. Below Basic
Ideas and
Content
theme
Cohesion
States a compelling issue that
appeals to the audience. Focus on
topic is clear and definite.
Effective and appropriate details
create a vivid picture showing
knowledge and insight.
States an effective issue that
makes a clear and
knowledgeable judgment. Focus
on topic is clear. Sufficient
details create a picture showing
some knowledge and insight.
Issue is too narrow, too broad or
not immediately clear to reader.
Focus on topic is somewhat
defined. Underdeveloped details
show little knowledge
No clear issue. Focus on
topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding.
Organization
Introduction/
Issue
Argument
Conclusion
Strong, engaging introduction ,
logical and effective sequencing
of ideas linked to thesis.
Conclusion strongly
reinforces thesis.
Engaging introduction, logical
sequencing of ideas based on
purpose and linked to thesis.
Conclusion reinforces thesis.
Introduction, argument and
conclusion may need some
revision. Evidence may be
isolated facts with weak
sequencing.
Introduction, argument
and conclusion may
not exist or may need
major revision.
Word Choice
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully convey
the intended message in a very
interesting and precise way.
Precise, vivid, natural language
creates a clear and complete
picture in the reader’s mind.
Effective words/phrases get
message across. Correct,
adequate word choice creates a
clear picture in the reader’s
mind.
More precise words/phrases are
needed to create a clear
message. Ordinary word choice
attempts to create a picture in
the reader’s mind. Verbs, nouns,
adjectives, and phrases are
adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately.
Language choice and
phrasing is inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
62
Universitas Indonesia
Conventions
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the standard
writing conventions is apparent:
capitalization is accurate,
punctuation is smooth and
enhances meaning, spelling is
correct even on more difficult
words, grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the standard
writing conventions is apparent
capitalization is correct,
punctuation is smooth and
enhances meaning, spelling of
common words is correct;
grammar is generally correct,
usage is generally correct.
A basic grasp of the standard
writing conventions is apparent.
Errors in conventions may
impair readability, errors
occasionally obscure meaning.
A minimal grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Numerous errors in
conventions distract
and/or confuse the
reader. Limited
understanding of
appropriate conventions.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
63
Universitas Indonesia
4.4.6 Uraian Pencapaian Kompetensi Siswa berdasarkan Interval Nilai
Sesuai dengan skala penskoran yang telah dibuat sebelumnya, maka
diperoleh rentang nilai antara 120-200, kemudian akan dibuat interval nilai dan
penjelasan kompetensi siswa terhadap nilai yang diperolehnya. Selanjutnya
berdasarkan interval nilai ini, siswa akan dikelompokan kedalam perolehan poin
akhir (dalam bentuk huruf) seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7: Interval Nilai dan Uraian Pencapaian Siswa Pada Rubrik Awal
Grade Nilai Deskriptif
A 191-200 Memperlihatkan penguasaan pada tahap sangat memuaskan.
Memiliki pemahaman struktur organisasi dan sistem tata
bahasa yang baik.
B 181-190 Memperlihatkan penguasaan yang cukup baik tentang
struktur organisasi dan sistem tata bahasanya. Pada rentang
ini tulisan dikategorikan pada tahap memuaskan.
C 161-180 Memperlihatkan penguasaan parsial tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasa. Pemahaman pada tingkat
ini dikategorikan cukup.
D 141-160 Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasanya. Pemahaman pada
tingkat ini dikategorikan kurang.
E 120-140 Sama sekali tidak memperlihatkan penguasaan struktur
organisasi dan sistem tata bahasa yang baik. Pemahaman
pada tingkat ini dikategorikan buruk.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
64
Universitas Indonesia
4.4.7 Rubrik Penilaian
Setelah melakukan langkah-langkah di atas kemudian dapat dihasilkan
sebuah rubrik penilaian tulisan. Rubrik ini diharapkan dapat membantu guru dalam
menilai tulisan siswa guna menciptakan kualitas penilaian pembelajaran.
Selanjutnya, rubrik penilaian yang digunakan secara teratur dan tepat diharapkan
dapat mendorong terciptanya evaluasai diri (self evaluation) bagi siswa untuk
mengetahui apakah tulisan mereka sudah baik atau belum. Hal ini dimaksudkan agar
siswa menjadi pemelajar mandiri dan dapat memperbaiki tulisan mereka selanjutnya.
Rubrik yang berisi beberapa kriteria dan skala penilaian ini memungkinkan
guru menilai kualitas kinerja siswa dengan lebih akurat. Hal ini dilakukan untuk
memperkecil faktor subjektivitas dalam penilaian. Nitko (1996, p. 241) mengartikan
rubrik penskoran sebagai suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang akan
digunakan guna mengetahui kualitas dari unjuk kinerja siswa. Lebih lanjut, rubrik ini
diharapkan dapat bermanfaat baik untuk guru maupun siswa. Guru dapat menilai
tulisan siswa secara lebih objektif, sedangkan siswa diharapkan dapat memperbaiki
tulisan mereka berdasarkan penilaian guru pada buram berikutnya. Hasil pembuatan
rubrik awal dapat dilihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
65
Universitas Indonesia
Tabel 4.8: Rubrik Awal
Diadaptasi dari rubrik yang dibuat oleh Jacobs, Hamp-Lyons dan Andrade,
serta Rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District
STUDENT : DATE :
CLASS :
1 CATEGORY 4. Advanced
A (50-45) 3. Proficient
B (44-40)
2. Basic
C (39-35) 1. Below Basic
D (34-30) SCORE
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue
that appeals to the
audience. Focus on topic
is clear and definite.
Effective and appropriate
details create a vivid
picture showing
knowledge and insight.
States an effective issue
that makes a clear and
knowledgeable judgment.
Focus on topic is clear.
Sufficient details create a
picture showing some
knowledge and insight.
Issue is too narrow,
too broad or not
immediately clear to
reader. Focus on topic
is somewhat defined.
Underdeveloped
details show little
knowledge
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding.
O
R
G
A
N
I
Z
A
T
I
O
N
Introduction
/Issue
Argument
Conclusion
Strong, engaging
introduction , logical and
effective sequencing of
ideas linked to thesis.
Conclusion strongly
reinforces thesis.
Engaging introduction,
logical sequencing of
ideas based on purpose
and linked to thesis.
Conclusion reinforces
thesis.
Introduction, argument
and conclusion may
need some revision.
Evidence may be
isolated facts with
weak sequencing.
Introduction,
argument
and conclusion may
not exist or may need
major revision.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
66
Universitas Indonesia
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended
message in a very
interesting and precise
way. Precise, vivid,
natural language creates a
clear and complete picture
in the reader’s mind.
Effective words/phrases
get message across.
Correct, adequate word
choice creates a clear
picture in the reader’s
mind.
More precise
words/phrases are
needed to create a
clear message.
Ordinary word choice
attempts to create a
picture in the reader’s
mind. Verbs, nouns,
adjectives, and phrases
are adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent:
capitalization is accurate,
punctuation is smooth and
enhances meaning,
spelling is correct even on
more difficult words,
grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent
capitalization is correct,
punctuation is smooth and
enhances meaning,
spelling of common
words is correct; grammar
is generally correct, usage
is generally correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is
apparent. Errors in
conventions may
impair readability,
errors occasionally
obscure meaning.
A minimal grasp of
the standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or
confuse the reader.
Limited
understanding of
appropriate
conventions.
TOTAL
SCORE:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
67
Universitas Indonesia
4.5 Uji Coba Awal
Pada tahap uji coba awal, rubrik yang telah jadi kemudian diujikan dalam
menilai tulisan siswa . Pada bagian ini akan ditampilkan dua tulisan siswa yang telah
dianalisis dan dinilai menggunakan rubrik ini. Setelah melakukan uji rubrik terhadap
hasil tulisan siswa, kemudian tahap berikutnya adalah evaluasi oleh teman sejawat.
Peneliti bersama guru bersangkutan melakukan evaluasi terhadap hasil analisis dan
penilaian dengan menggunakan rubrik. Evaluasi teman sejawat ini akan digunakan
sebagai masukan dan saran untuk melakukan perbaikan rubrik pertama ini.
4.5.1 Uji Rubrik Pada Tulisan Siswa
Uji coba rubrik pertama dilakukan pada tulisan siswa yang diambil dari hasil
ujian tengah semester dengan tema “giving homework to children”. Pada tahap ini
peneliti dan guru secara bersama-sama menggunakan rubrik penilaian dalam
memberikan skor terhadap tulisan siswa. Pada tahap ini akan ditampilkan dua
analisis tulisan siswa yang telah dinilai dengan menggunakan rubrik yang dihasilkan
pada tahap pembuatan produk awal. Analisis dilakukan bersama guru Bahasa Inggris
SMAN 8 dan guru SMAN 15. Tulisan siswa dan hasil penilaian pada uji coba awal
ini dapat dilihat pada lampiran 5.
4.5.2 Evaluasi Teman Sejawat
Berdasarkan hasil analsisis bersama dengan guru terhadap hasil tulisan siswa,
kemudian diperoleh sejumlah saran dan masukan guna menyempurnakan rubrik
untuk tahap berikutnya. Adapun saran dan masukan yang diperoleh pada tahap ini
dijabarkan ke dalam beberapa poin di bawah ini.
a. Berdasarkan skala kepentingan dalam penulisan genre teks tertentu, maka kriteria
penilaian bagian organization perlu mendapat porsi penilaian yang lebih besar
dari pada kriteria yang lain. Oleh karena itu, kategori organization penilaian harus
difokuskan pada keempat generik struktur, yaitu: issue, argument pros, argument
cons, dan conclusion
b. Berawal dari saran pada poin A, maka penilaian pada bagian organization dapat
dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan Generic Structure (Struktur Generik)
jenis teks discussion, yaitu issue, argument pros, argument cons, dan conclusion
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
68
Universitas Indonesia
c. Penentuan nilai minimum dan nilai maksimum yang akan diperoleh siswa
dianggap tidak efektif. Berdasarkan rubrik awal, nilai maksimum yang dapat
diperoleh siswa untuk empat kategori tersebut adalah 50, dengan demikian skor
maksimum yang akan diperoleh siswa adalah 200. Begitu juga dengan nilai
minimum yang dapat diperoleh siswa untuk empat kategori tersebut adalah 30.
Dengan demikian skor minimum yang dapat diperoleh siswa adalah 120.
d. Teman sejawat mengatakan perlunya kolom komentar buat guru agar dapat
memberikan saran dan masukan bagi siswa.
4.6 Perbaikan Produk Awal
Hasil analisis awal terhadap tulisan siswa dan evaluasi teman sejawat yang
diperoleh pada tahap uji coba awal digunakan sebagai masukan pada tahap perbaikan
produk awal. Tahap perbaikan produk awal ini menghasilkan rubrik yang nantinya
digunakan dalam menganalisis dan menilai hasil tulisan siswa yang menjadi data
utama dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analsis awal dan evaluasi teman
sejawat, peneliti memperoleh masukan dan saran yang digunakan dalam perbaikan
produk awal. Perbaikan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
a. hal yang paling penting dalam penulisan suatu genre tertentu adalah keberadaan
penyusun (organization) teks yang memiliki struktur generik yang berbeda.
Sesuai dengan jenis tulisan discussion dalam penelitian ini, maka generik struktur
mencakup: (1) issue (masalah), yang berperan sebagai pendahuluan, (2) argument
pros (argumen pro), yaitu pendapat yang memihak atau setuju dengan masalah
yang dibahas (3) argument cons (argumen kontra), yaitu pendapat yang menolak
atau tidak setuju dengan masalah yang dibahasa, dan (4) conclusion (kesimpulan),
sebagai penutup yang berisi rekomendasi atau saran penulis. Dengan demikian
pada kategori organisasi, masing-masing bagian dari struktur generik diberi
penilaian yang berbeda.
b. nilai tertinggi yang akan diperoleh siswa, yaitu 200 tidak efektif dan tidak sesuai
dengan sistem penskoran yang biasa dipakai guru di dalam kelas, yaitu skor 100
untuk nilai maksimum dan 0 untuk nilai minimum. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, penskoran tertinggi untuk 3 kategori (ideas and content, word choice,
dan conventions) adalah 20 dan terendah adalah 0, dengan interval nilai untuk
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
69
Universitas Indonesia
masing-masing gradasi mutu adalah 5, dengan rincian below basic (0-5), basic (6-
10), proficient (11-15), Advanced (16-20). Sedangkan untuk kategori organisasi
sesuai dengan poin A yang dianggap sebagai unsur paling penting di dalam suatu
tulisan diberikan poin 40, dengan rincian masing-masing kategori (issue,
argument pros, argument cons, dan conclusion) diberi nilai tertinggi 10 dan 0
untuk nilai terendah. Interval nilai untuk masing-masing gradasi mutu adalah 2,
dengan rincian below basic (0-2), basic (3-5), proficient (6-8), Advanced (9-8).
Dengan demikian skor maksimum yang akan diperoleh siswa adalah 100 dan nilai
minimum adalah 0.
c. Pembuatan kolom komentar guru juga dianggap penting agar siswa dapat
memperoleh masukan untuk memperbaiki tulisan mereka selanjutnya. Kolom
komentar guru ini dibuat pada bagian paling bawah sejajar dengan nilai akhir.
Sesuai dengan poin (a) dan (b) di atas berupa perbaikan pada kategori organisasi,
maka setiap bagian dari struktur generik akan diberi porsi penilaian masing-masing.
Uraian untuk tiap gradasi mutu pada masing-masing struktur generik dijabarkan di
bawah ini.
1. Issue
Pada bagian issue, siswa diharapkan dapat memaparkan satu topik yang
menjadi permasalahan sesuai dengan tema yang telah diberikan. Issue harus berisi
dua sudut pandang yang berbeda tentang permasalahan yang diangkat.
Tabel 4.9: Uraian Kategori Issue
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa mahir membuat bagian pendahuluan terlihat menarik dan
tegas, sehingga mengundang orang lain untuk membaca.
Masalah yang disampaikan berhubungan dengan topik yang
telah ditentukan.
3. Proficient Siswa mampu membuat bagian pendahuluan cukup menarik,
pengungkapan ide yang cukup runut dan berkaitan dengan topik
yang dibahas, tapi tidak terlalu mengundang pembaca untuk
membaca lebih jauh.
2. Basic Siswa berada pada tahap pemula, karena masalah yang dibahas
kurang jelas, sehingga tidak cukup mewakili struktur tulisan
secara keseluruhan dan tidak menarik orang untuk membaca
lebih lanjut. Pendahuluan perlu mendapat beberapa revisi
1. Below Basic Siswa berada pada tingkat pra pemula, karena penulisan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
70
Universitas Indonesia
pendahuluan tidak jelas dan tidak berhubungan dengan topik
yang ada atau bahkan tidak terdapat pendahuluan dalam tulisan,
sehingga perlu mendapatkan revisi menyeluruh.
2. Argument Pros
Pada bagian ini, siswa dituntut untuk dapat memaparkan argumen pendukung
yang dapat memperkuat bukti untuk pihak yang setuju terhadap masalah yang sedang
dibahas. Argumen harus sesuai dengan masalah yang dibicarakan. Pemaparan
argumen dan bukti yang jelas dapat memperkuat alasan mengapa satu pihak setuju
dengan masalah yang dibicarakan.
Tabel 4.10: Uraian Kategori Argument Pros
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa mahir membuat argumen pro yang lugas, sehingga
mendukung masalah yang dibahas. Pengungkapan urutan ide
efektif, sehingga memperkuat hubungan antara argumen dan
masalah. Bukti-bukti yang dipaparkan terlihat konsisten dan
mendukung masalah yang ada.
3. Proficient Siswa mampu membuat Argumen pro dan bukti yang cukup
efektif mendukung masalah yang dibahas. Teknik penjelasan
argumen sudah cukup menyampaikan tujuan tulisan kepada
pembaca.
2. Basic Siswa berada pada tingkat pemula, karena argumen pro dan
bukti yang dipaparkan tidak relevan, tidak jelas, dan tidak
cukup mendukung masalah yang dibahas. Kurangnya
penjelasan dan penjabaran argumen, sehingga tidak mendukung
masalah yang ada.
1. Below Basic Siswa berada pada tingkat pra pemula, karena pada tulisan
hanya terdapat sedikit argumen dan bukti atau bahkan tidak
terdapat argumen atau bukti yang mendukung masalah.
3. Argument Cons
Siswa dituntut untuk dapat memaparkan argumen pendukung yang dapat
memperkuat bukti-bukti untuk pihak yang tidak setuju terhadap masalah yang sedang
dibahas. Argumen harus sesuai dengan masalah yang dibicarakan. Pemaparan
argumen dan bukti yang jelas dapat memperkuat alasan mengapa satu pihak tidak
setuju dengan masalah yang dibicarakan.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
71
Universitas Indonesia
Tabel 4.11: Uraian Kategori Argument Cons
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa sudah mahir membuat argumen yang berlawanan dan
memberikan argumen yang tidak setuju dengan masalah yang
dibicarakan. Siswa juga terlihat mahir membuat argumen yang
meyakinkan dan sangat terfokus pada masalah.
3. Proficient Siswa sudah mampu membuat argumen yang berlawanan dan
berhubungan dengan masalah yang ada.
2. Basic Siswa masih dianggap pada tahap pemula, karena argumen
kontra yang dijabarkan tidak berhubungan dengan masalah
yang ada.
1. Below Basic Siswa masih pada tingkat pra pemula, karena tidak mampu
membuat argumen kontra yang mendukung permasalahan.
4. Conclusion
Pada bagian ini, siswa diharapkan dapat membuat kesimpulan atau penutup
dengan merangkum permasalahan yang ada. Bagian akhir ini memuat kesimpulan
dari apa yang telah dipaparkan pada argumen. Kesimpulan dapat berupa saran atau
opini dari penulis.
Tabel 4.12: Uraian Kategori Argument Conclusion
Gradasi Mutu Uraian
4. Advanced Siswa sudah mahir membuat kesimpulan yang kuat, tegas, dan
memperkuat masalah yang dibahas.
3. Proficient Siswa mampu membuat kesimpulan yang memperkuat
masalah, sehingga hubungan keduanya terlihat jelas.
2. Basic Siswa masih pada tahap pemula yang mencoba membuat
kesimpulan agar fokus pada masalah yang ada, sehingga
kesimpulan masih perlu mendapatkan beberapa revisi.
1. Below Basic Siswa dianggap berada pada tingkat pra pemula, karena pada
tulisan tidak terdapat kesimpulan atau terdapat kesimpulan
tetapi harus mendapatkan revisi menyeluruh.
Sesuai dengan perbaikan awal pada gradasi mutu dan skala penilaian tersebut, maka
diketahui bahwa skor maksimum yang dapat diperoleh siswa adalah 100 dan skor
minimum adalah 0. Dengan demikian interval nilai dapat dibuat dari rentang nilai 0-
100 seperti terlihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
72
Universitas Indonesia
Tabel 4.13: Interval Nilai dan Uraian Pencapaian Siswa Pada Rubrik 2
Poin Nilai Uraian
A 86 - 100 Memperlihatkan penguasaan pada tahap sangat memuaskan.
Memiliki pemahaman struktur organisasi dan sistem tata
bahasa yang baik.
B
70 - 85
Memperlihatkan penguasaan yang cukup baik tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasanya. Pada rentang ini tulisan
dikategorikan pada tahap memuaskan.
C
51 - 69
Memperlihatkan penguasaan parsial tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasa. Pemahaman pada tingkat ini
dikategorikan cukup.
D
26 - 50
Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasanya. Pemahaman pada
tingkat ini dikategorikan kurang.
E
0 - 25
Memperlihatkan sama sekali tidak menguasai struktur
organisasi dan sistem tata bahasanya dengan baik.
Pemahaman pada tingkat ini dikategorikan buruk.
Dari beberapa perbaikan yang telah dilakukan, maka dihasilkan rubrik baru (rubrik
2) yang digunakan pada uji coba lapangan 1. Rubrik 2 ini juga telah melalui tahap
adaptasi dari tiga jenis rubrik yang menjadi pedoman. Sesuai dengan rubrik yang
dibuat untuk beberapa jenis tulisan di San Diego Unified School District, maka pada
rubrik 2 ini kategori penilaian juga difokuskan untuk menilai struktur generik
penyusun teks discussion. Selain itu, setelah melihat ketiga jenis rubrik sebelumnya
tidak memiliki kolom untuk guru memberi komentar, maka dibuat kolom komentar
pada rubrik 2 agar guru dapat menuliskan saran dan masukan untuk siswa. Rubrik 2
dapat dilihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
73
Universitas Indonesia
Tabel 4.14: Rubrik 2
Diadaptasi dari rubrik yang dibuat oleh Jacobs, Hamp-Lyons dan Andrade,
serta Rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District
STUDENT : DATE :
CLASS :
1 CATEGORY 4. Advanced
A (20-16)
3. Proficient
B (15-11)
2. Basic
C (10-6)
1. Below Basic
D (5-0)
SCORE
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue
that appeals to the
audience. Focus on topic
is clear and definite.
Effective and appropriate
details create a vivid
picture showing
knowledge and insight.
States an effective
issue that makes a
clear and
knowledgeable
judgment. Focus on
topic is clear.
Sufficient details
create a picture
showing some
knowledge and insight.
Issue is too narrow, too
broad or not immediately
clear to reader. Focus on
topic is somewhat defined.
Underdeveloped details
show little knowledge
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding.
2 CATEGORY
4. Advanced
A (10-9)
3. Proficient
B (8-6)
2. Basic
C (5-3)
1. Below Basic
D (2-0)
SCORE
O
R
Introduction/
Issue
Strong, engaging
introduction. The
introduction is inviting,
states the main topic.
Engaging introduction,
Adequate sequencing
of ideas based on
purpose and linked to
issue, but it is not
particularly inviting to
the reader.
The introduction states the
main topic, but does not
adequately preview the
structure of the writing nor
is it particularly inviting to
the reader. Introduction
may need some revision.
There is no clear
introduction of the
main topic or
structure of the
writing. Introduction
may not exist or may
need major revision.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
74
Universitas Indonesia
G
A
N
I
Z
A
T
I
O
N
Argument
pros
Presents powerful
Argument pros to support
issue, effective sequencing
of ideas enhances
argument and links to
issue. Well documented
evidence provides a
consistent and convincing
perspective on issue.
Effectively supports
issue with relevant
argument(s) pros and
evidence. Adequately
uses elaboration
techniques to suit
reader and purpose.
Supporting argument(s)
pros or evidence
insufficient, irrelevant or
unclear. Lacks explanation/
elaboration.
Little or no
supporting reasons or
credible evidence to
support issue.
Cons Effectively addresses
opposing viewpoints and
provides counter-
arguments, building a
convincing and well-
focused argument.
Addresses an opposing
viewpoint and
provides a reasonable
counterargument.
Addresses opposing
viewpoint but does not
provide a reasonable
counterargument.
Doesn’t address
opposing viewpoint
nor provide
counterargument
Conclusion
Powerful conclusion
reinforces issue.
Conclusion reinforces
thesis and gives
closure, conclusion
and issue are clearly
linked.
Conclusion attempt to
establish focus, conclusion
may need some revision.
Conclusion lacks
focus, conclusion
may not exist or may
need major revision.
3
CATEGORY 4. Advanced
A (20-16)
3. Proficient
B (15-11)
2. Basic
C (10-6)
1. Below Basic
D (5-0)
SCORE
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
75
Universitas Indonesia
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended
message in a very
interesting and precise
way. Precise, vivid,
natural language creates a
clear and complete picture
in the reader’s mind.
Effective
words/phrases get
message across.
Correct, adequate
word choice creates a
clear picture in the
reader’s mind.
More precise words/phrases
are needed to create a clear
message. Ordinary word
choice attempts to create a
picture in the reader’s
mind. Verbs, nouns,
adjectives, and phrases are
adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
4 CATEGORY 4. Advanced
A (20-16)
3. Proficient
B (15-11)
2. Basic
C (10-6)
1. Below Basic
D (5-0)
SCORE
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent:
capitalization is accurate,
punctuation is smooth and
enhances meaning,
spelling is correct even on
more difficult words,
grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the
standard writing
conventions is
apparent capitalization
is correct, punctuation
is smooth and
enhances meaning,
spelling of common
words is correct;
grammar is generally
correct, usage is
generally correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Errors in conventions may
impair readability, errors
occasionally obscure
meaning.
A minimal grasp of
the standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or
confuse the reader.
Limited
understanding of
appropriate
conventions.
TEACHER’S COMMENTS:
TOTAL
SCORE:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
76
Universitas Indonesia
4.7 Uji Coba Lapangan
Pada tahap uji coba lapangan ini dilakukan dua kali uji coba, yaitu uji coba
lapangan 1 dan uji coba lapangan 2. Uji coba lapangan 1 dilakukan untuk
menganalisis dan menilai hasil tulisan pertama siswa. Sedangkan uji coba lapangan 2
dilakukan pada tulisan pertama yang telah diperbaiki siswa (buram kedua). Setelah
uji coba lapangan 1 dilakukan perbaikan produk. Perbaikan produk ini dilakukan
berdasarkan proses analisis tulisan siswa, masukan dari hasil penyebaran kuesioner,
dan wawancara siswa.
Setiap analisis tulisan siswa di-scan dalam bentuk JPEG image, sehingga
tulisan dan segala bentuk coretan siswa dapat dilihat secara utuh dan jelas tanpa
diubah ejaan dan kata-katanya. Masing-masing tulisan yang telah dianalisis
kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang telah dibuat di dalam rubrik. Selanjutnya,
nilai akhir siswa ditampilkan di dalam rubrik sesuai dengan skor yang diperoleh pada
masing-masing kategori penilaian.
4.7.1 Uji Coba Lapangan 1
Data utama berupa hasil tulisan siswa yang diperoleh dalam pelajaran
menulis di kelas kemudian dianalisis dan dinilai oleh peneliti pada tahap uji coba
lapangan 1. Pada tahap ini akan diambil masing-masing 8 tulisan sebagai data yang
akan dianalisis dari kelas A dan B. Tulisan siswa pada uji coba lapangan 1 ini disebut
kelompok X. Kedelapan tulisan yang dianalisis dari masing-masing kelas, yaitu Ax1-
Ax8 dan Bx1-Bx8, sehingga jumlah tulisan yang dianalisis pada tahap uji coba
lapangan 1 adalah 16 tulisan sesuai dengan topik yang diberikan pada masing-masing
kelas. Topik 1 diberikan untuk kelas A adalah:
Instruction: write an essay with the following topic. Many students think that
the mobile phone is one the most important things in their life. They will feel
something missing if the don’t bring it everywhere they go. However, is it
necessary to bring their mobile phones to the classroom or not? Give your
arguments of the two positions and explain which position you support. Your
essay should consist of 150 - 300 words. Your time allotment is 90 minutes.
Sedangkan topik 2 diberikan untuk kelas B adalah:
Instruction: write an essay with the following topic. In order to decrease the
effect of global warming and sustain the students’ health, the school requires
the students to bike to school. Do you agree or disagree with this policy?
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
77
Universitas Indonesia
Suppose your school is considering implementing this policy. Write an essay
why you agree or disagree with this policy and give your reasons. Your essay
should consist of 150 - 300 words. Your time allotment is 90 minutes.
Dari 16 tulisan yang ada pada uji coba lapangan 1, maka ditampilkan 3 tulisan dari
siswa yang memiliki kemampuan yang pintar, sedang, dan kurang. Data berupa hasil
tulisan siswa yang telah di-scan beserta hasil penilaian ini dapat dilihat pada
lampiran 6.
4.7.2 Perbaikan Produk
Pada tahap ini akan dilakukan perbaikan produk 2 pasca dilakukannya uji
coba lapangan 1. Berbeda dengan perbaikan produk awal yang dilakukan setelah
mendapat masukan dari teman sejawat, maka perbaikan pada tahap ini akan
dilakukan setelah memperoleh data dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara
pertama kepada siswa. Penyebaran kuesioner dan wawancara dilakukan setelah hasil
penilaian buram 1 dikembalikan kepada siswa. Penyebaran kuesioner dan wawancara
ini ditujukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang format rubrik penilaian.
Berikut ini adalah hasil kuesioner pertama.
Tabel 4.15: Data Kuesioner Pertama
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah Rerata
1 4 4 4 3 2 4 2 2 3 4 32 3,15152
2 3 4 4 1 4 3 3 3 3 3 31 3,07878
3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 34 3,38787
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 2,87878
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3
6 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 32 3,15152
7 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 33 3,29090
8 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 30 3
9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 2,87878
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3
11 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 33 3,29090
12 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 33 3,29090
13 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 32 3,15152
14 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 34 3,38787
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3
16 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 34 3,38787
Rerata 3.15038
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
78
Universitas Indonesia
*)
P1 = Pemahaman terhadap format rubrik
P2 = Pemilihan kategori penilaian
P3 = Pemahaman bahasa yang digunakan
P4 = Pemahaman terhadap kriteria penilaian
P5 = Keefektifan rentang nilai untuk masing-masing kriteria
P6 = Kepraktisan bentuk rubrik
P7 = Keobjektivitasan penilaian dengan menggunakan rubrik
P8 = Kesesuaian antar kategori penilaian dengan materi di sekolah
P9 = Kegunaan rubrik dalam kemampuan menulis siswa
P10 = Rubrik membantu siswa memahami unsur yang harus ada dalam tulisan
Dari tabel 4.15 diketahui rerata nilai kuesioner adalah 3.15. Hal ini
membuktikan bahwa pendapat siswa tentang rubrik 2 ini sudah baik dan siswa
menganggap penggunaan rubrik penilaian efektif dan praktis digunakan dalam
menilai tulisan mereka secara lebih akurat dan objektif. Hasil kuesioner pertama ini
juga menunjukan adanya korelasi positif dengan wawancara pertama. Hasil
wawancara menunjukan bahwa sebagian besar responden menyambut positif
penggunaan rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai tulisan mereka. Dari
pertanyaan poin ke 4, sebagian besar responden mengatakan bahwa guru hampir
tidak pernah menggunakan rubrik seperti ini dalam menilai hasil tulisan mereka. Dari
hasil wawancara ini dapat dikatakan bahwa 16 responden (100% siswa) memberi
respon positif terhadap penilaian dengan menggunakan rubrik. Namun, pada
wawancara ini peneliti mendapat masukan dari responden mengenai penilaian untuk
kategori conventions dianggap tidak begitu objektif. Hal ini disebabkan tidak
ditentukannya batasan jumlah kesalahan untuk masing-masing kriteria. Misalnya
untuk dapat berada pada kriteria mahir (advanced) jumlah kesalahan mulai dari x
kesalahan sampai y kesalahan, begitu juga dengan kriteria yang lain. Masukan pada
sesi wawancara ini juga menunjukan adanya korelasi dengan kuesioner poin P5 yang
menunjukan respon negatif terhadap rentang nilai yang diberikan dengan rerata
adalah 2,71. Tanggapan lain juga diberikan siswa tentang penggunaan huruf A, B, C,
dan D dan angka 1,2,3,4 pada skala penilaian. Banyak siswa yang bertanya apa
maksud penggunaan huruf dan angka tersebut. Masukan lain yang diperoleh peneliti
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
79
Universitas Indonesia
adalah untuk kategori kesimpulan. Siswa mengusulkan untuk kategori kesimpulan
agar posisi penulis (stance) terhadap masalah yang dibahas juga diperhitungkan
sebagai kriteria penilaian.
Dari hasil masukan yang diperoleh pada penyebaran kuesioner dan
wawancara pertama di atas dilakukanlah beberapa perbaikan rubrik 2 sebagai
berikut:
a. agar lebih objektif, untuk kategori conventions sebaiknya diberikan batasan
jumlah kesalahan untuk masing-masing kriteria. Oleh karena itu, penilaian pada
kategori conventions dibuat berdasarkan jumlah kesalahan yang dilakukan
penulis. Untuk tingkat advanced, kesalahan mulai dari 0 – 5 kesalahan, tingkat
proficient, kesalahan mulai dari 6 – 10, tingkat basic, kesalahan mulai dari 11 –
15, dan untuk tingkat below basic jika kesalahan > 15,
b. huruf A, B, C, dan D dan angka 4, 3, 2, dan 1 pada skala penilaian akan dihapus
agar tidak menimbulkan kebingungan siswa.
c. Pada kategori kesimpulan belum ada pernyataan yang menyatakan kedudukan
atau posisi penulis terhadap masalah yang dibahas. Posisi atau stance penulis
sebaiknya dimasukan sebagai bagian penilaian pada kategori kesimpulan.
Dari beberapa masukan di atas dan setelah melakukan adaptasi sesuai dengan rubrik
yang dibuat oleh Hamp-Lyons (1992, 1993) dan Andrade (1997) tentang posisi
(stance) penulis yang dijadikan sebagai kategori penilaian, maka untuk kategori
kesimpulan akan ditambai posisi (stance) penulis terhadap masalah yang dibahas
sebagai salah satu kategori penilaian. Rubrik 3 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
80
Universitas Indonesia
Tabel 4.16: Rubrik 3
Diadaptasi dari rubrik yang dibuat oleh Jacobs, Hamp-Lyons dan Andrade,
serta Rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District
STUDENT :
DATE :
CLASS :
1
CATEGORY
CRITERIA AND SCORE LEVEL
SCORE Advanced
(20-16)
Proficient
(15-11)
Basic
(10-6)
Below Basic
(5-0)
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue
that appeals to the
audience. Focus on topic
is clear and definite.
Effective and appropriate
details create a vivid
picture showing
knowledge and insight.
States an effective issue
that makes a clear and
knowledgeable
judgment. Focus on
topic is clear. Sufficient
details create a picture
showing some
knowledge and insight.
Issue is too narrow, too
broad or not
immediately clear to
reader. Focus on topic is
somewhat defined.
Underdeveloped details
show little knowledge
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding.
2 CATEGORY
Advanced
(10-9)
Proficient
(8-6)
Basic
(5-3)
Below Basic
(2-0)
SCORE
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
81
Universitas Indonesia
O
R
G
A
N
I
Z
A
T
I
O
N
Introduction/
Issue
Strong, engaging
introduction. The
introduction is inviting,
states the main topic, and
previews the structure of
the writing.
Engaging introduction,
Adequate sequencing of
ideas based on purpose
and linked to issue, but
it is not particularly
inviting to the reader.
The introduction states
the main topic, but does
not adequately preview
the structure of the
writing nor is it
particularly inviting to
the reader. Introduction
may need some revision.
There is no clear
introduction of the
main topic or
structure of the
writing. Introduction
may not exist or may
need major revision.
Argument
pros
Presents powerful
Argument pros to support
issue, effective sequencing
of ideas enhances
argument and links to
issue. Well documented
evidence provides a
consistent and convincing
perspective on issue.
Effectively supports
issue with relevant
argument(s) pros and
evidence. Adequately
uses elaboration
techniques to suit
audience and purpose.
Supporting argument(s)
pros or evidence
insufficient, irrelevant or
unclear. Lacks
explanation/ elaboration.
Little or no
supporting reasons or
credible evidence to
support issue.
Cons
Effectively addresses
opposing viewpoints and
provides counter-
arguments, building a
convincing and well-
focused argument.
Addresses an opposing
viewpoint and provides
a reasonable
counterargument.
Addresses opposing
viewpoint but does not
provide a reasonable
counterargument.
Doesn’t address
opposing viewpoint
nor provide
counterargument
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
82
Universitas Indonesia
Conclusion
Position
Powerful conclusion
reinforces issue. The
position of the student to
the topic is strong. She/he
strongly agrees to one of
the argument.
Conclusion reinforces
thesis and gives closure,
conclusion and issue are
clearly linked. Student’s
stance or position to the
topic is flexible. She/he
is flexible to both
argument pros and cons.
Conclusion attempt to
establish focus,
conclusion may need
some revision.
The position of the
student is neutral toward
the topic
Conclusion lacks
focus, conclusion
may not exist or may
need major revision.
3
CATEGORY Advanced
(20-16)
Proficient
(15-11)
Basic
(10-6)
Below Basic
(5-0)
SCORE
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended
message in a very
interesting and precise
way. Precise, vivid,
natural language creates a
clear and complete picture
in the reader’s mind.
Effective words/phrases
get message across.
Correct, adequate word
choice creates a clear
picture in the reader’s
mind.
More precise
words/phrases are
needed to create a clear
message. Ordinary word
choice attempts to create
a picture in the reader’s
mind. Verbs, nouns,
adjectives, and phrases
are adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
4 CATEGORY Advanced
(20-16)
With 0-5 errors
Proficient
(15-11)
With 6-10 errors
Basic
(10-6)
With 11-15 errors
Below Basic
(5-0)
With > 15 errors
SCORE
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
83
Universitas Indonesia
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent:
capitalization is accurate,
punctuation is smooth and
enhances meaning,
spelling is correct even on
more difficult words,
grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent
capitalization is correct,
punctuation is smooth
and enhances meaning,
spelling of common
words is correct;
grammar is generally
correct, usage is
generally correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Errors in conventions
may impair readability,
errors occasionally
obscure meaning.
A minimal grasp of
the standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or
confuse the reader.
Limited
understanding of
appropriate
conventions.
TEACHER’S COMMENTS:
TOTAL
SCORE:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
84
Universitas Indonesia
4.7.3 Uji Coba Lapangan 2
Setelah uji coba lapangan 1 selesai dilakukan, dilanjutkan dengan uji coba
lapangan 2. Data utama berupa hasil tulisan pertama siswa yang telah dinilai
menggunakan rubrik penilaian, kemudian dikembalikan kepada siswa untuk
dilakukan perbaikan sesuai dengan koreksi dan penilaian rubrik yang telah diberikan.
Hasil perbaikan ini kemudian akan dikoreksi dan dinilai kembali pada uji coba
lapangan 2. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah dengan penilaian rubrik ini
siswa dapat memperbaiki tulisan mereka berikutnya.
Sesuai dengan tahap uji coba lapangan 1, maka pada uji coba lapangan 2 juga
ada 16 tulisan sebagai data yang akan dianalisis dari kelas A dan B. Perbaikan tulisan
siswa pada uji coba lapangan 2 ini disebut kelompok Y. 16 tulisan yang dianalisis
dari masing-masing kelas, yaitu Ay1-Ay8 dan By1-y8. Dengan demikian, total
tulisan yang dianalisis dan dinilai dalam penelitian ini berjumlah 32 tulisan, 16
tulisan pada uji coba lapangan 1 dan 16 tulisan perbaikan pada uji coba lapangan 2.
Sama seperti uji coba lapangan 1, dari 16 tulisan yang ada pada uji coba
lapangan 2 akan ditampilkan 3 perbaikan tulisan siswa yang memiliki kemampuan
pintar, sedang, dan kurang. Data berupa hasil perbaikan tulisan siswa yang telah di-
scan beserta hasil analisis dan hasil penilaian ini dapat dilihat pada lampiran 7.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
85
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2)
4.7.4 Analisis Perolehan Nilai Siswa Pada Uji Coba Lapangan
Setelah melakukan uji coba lapangan 1 dan 2 dengan menggunakan rubrik
penilaian di 2 SMA Negeri di Kota Tangerang yaitu SMAN 8 dan SMAN 15,
kemudian dilakukan kajian lebih lanjut berupa analisis terhadap nilai tulisan yang
didapat siswa pada buram 1 dan buram 2. Kajian yang akan di jelaskan pada bagian
ini merupakan kajian per kategori yang ada di dalam rubrik, yaitu (1) ide/konten
(ideas and content,) yang mencakup tema dan kohesi, (2) organisasi (organization),
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa keempat generik struktur dalam
kategori ini termasuk ke dalam penilaian, yaitu permasalahan, argumen pro, argumen
kontra, dan kesimpulan, (3) pemilihan kata (word choice), penilaian difokuskan pada
ketepatan pemilihan kata dan keefektifan pengungkapan kalimat dalam
menyampaikan ide dan argumen penulis, dan (4) conventions, mencakup penggunaan
tanda baca, ejaan, dan tata bahasa. Melalui analisis per kategori ini diharapkan baik
guru maupun siswa dapat mengetahui peningkatan nilai siswa pada masing-masing
kategori dari buram 1 ke buram 2.
Pengujian hipotesis pada analisis ini dilakukan dengan melihat perubahan
karakteristik nilai siswa dari buram 1 dan buram 2. Dari populasi yang berjumlah 62
siswa diambil sampel 25% melalui pengambilan secara random sampling pada
tulisan siswa kelas XI SMAN 8 dan SMAN 15 Kota Tangerang, sehingga pada
penelitian ini jumlah sampel hasil tulisan siswa yang diteliti sebanyak 16 tulisan pada
uji coba lapangan 1 dan 16 tulisan pada uji lapangan 2. Dengan demikian,
keseluruhan tulisan yang dianalisis berjumlah 32 tulisan. Berikut merupakan
hipotesis ujinya :
*)
= Buram 1
= Buram 2
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
86
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2
pada kategori ide/konten)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2 pada
kategori ide/konten)
)
Pada tahap analisis ini peneliti menggunakan software SPSS untuk
menunjang penelitian lebih dalam. Dengan taraf signifikan sebesar 5% maka akan
dilakukan analisis pada setiap kategori seperti berikut ini :
a. Kategori Ide/Konten
Tabel 4.17: Selisih Nilai Pada Kategori Ide/Konten
Responden
Ide/Konten/ P1
Selisih Buram 1 Buram 2
Tulisan Nilai Tulisan Nilai
1 Ax1 18 Ay1 18 0
2 Ax2 13 Ay2 15 2
3 Ax3 19 Ay3 20 1
4 Ax4 18 Ay4 20 2
5 Ax5 8 Ay5 12 4
6 Ax6 13 Ay6 18 5
7 Ax7 19 Ay7 20 1
8 Ax8 19 Ay8 20 1
9 Bx1 14 By1 17 3
10 Bx2 16 By2 18 2
11 Bx3 19 By3 20 1
12 Bx4 14 By4 14 0
13 Bx5 10 By5 11 1
14 Bx6 15 By6 15 0
15 Bx7 15 By7 18 3
16 Bx8 13 By8 15 2
Setelah mendapatkan selisih nilai antara buram 1 dan buram 2 pada kategori
ide/konten, kemudian dilakukan pengujian untuk melihat perubahan nilai yang
terjadi dengan asumsi :
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
87
Universitas Indonesia
*)
= buram 1 kategori ide/konten
= buram 2 kategori ide/konten
Hipotesis uji dapat diubah menjadi :
One-Sample Test
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Selisih .000 1.1502 2.5998
Statistik uji :
Tolak jika p-value < , terima dalam hal lainnya. Dari tabel yang diperoleh
setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS terlihat bahwa p – value = 0.000
< maka di tolak, artinya terjadi perubahan nilai siswa dari buram 1 ke
buram 2 pada kategori ide/konten menjadi semakin baik. Pada tabel yang sama
terlihat pula batas bawah = 1.1502 dan batas atas = 2.5998 artinya bahwa dengan
taraf signifikan sebesar 5% ternyata rubrik telah merubah nilai siswa sebesar 1.1502
sampai dengan 2.5998.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
P1a 16 15.1875 3.37083
P1b 16 17.0625 2.86284
Valid N (listwise) 16
Jika dikaitkan dengan rata-rata nilai siswa dan simpangan bakunya maka rata-rata
nilai siswa pada buram 1 adalah 15.1875. Hal ini menunjukan bahwa pada buram 1
siswa termasuk dalam kategori proficient, namun pada buram 2 rata-rata nilai siswa
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
88
Universitas Indonesia
menjadi 17.0625, artinya pada buram 2 nilai siswa meningkat dan termasuk dalam
kategori advanced dengan rerata peningkatan 1,8750 poin. Simpangan baku terlihat
menurun dari 3.37083 menjadi 2.86284. Dengan demikian, para siswa sudah
memiliki pandangan yang sama tentang bagaimana membuat ide/konten dalam suatu
tulisan discussion.
Tabel 4.18: Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Ide/Konten
Responden Buram 1 Buram 2
Nilai Gradasi Mutu Nilai Gradasi Mutu
1 18 A 18 A
2 13 P 15 P
3 19 A 20 A
4 18 A 20 A
5 8 B 12 P
6 13 P 18 A
7 19 A 20 A
8 19 A 20 A
9 14 P 17 A
10 16 A 18 A
11 19 A 20 A
12 14 P 14 P
13 10 B 11 P
14 15 P 15 P
15 15 P 18 A
16 13 P 15 P
Tabel di atas menunjukan bahwa pada buram 1, kategori siswa terendah
dengan nilai 8 hanya satu orang siswa dan nilai 10 juga satu orang siswa yang
berada pada kategori basic, kemudian pada buram 2 meningkat menjadi kategori
proficient (12,5%). Dari 7 siswa yang berada di kategori proficient, 4 orang tetap
berada pada tingkat proficient (25%) dan 3 orang meningkat menjadi advanced
(18,75%). 7 siswa terakhir sudah berada dalam kategori advanced dan pada buram 2
juga masuk dalam kategori advanced (43,75%). Hal ini jelas terlihat bahwa 16 siswa
(100%) dikatakan efektif menggunakan rubrik pada kategori ide/konten dalam
memperbaiki tulisan mereka.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
89
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2
pada kategori issue)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2 pada
kategori issue)
)
b. Kategori Issue
Tabel 4.19: Selisih Nilai Pada Kategori Issue
Responden
Issue /P2
Selisih Buram 1 Buram 2
Tulisan Nilai Tulisan Nilai
1 Ax1 8 Ay1 8 0
2 Ax2 5 Ay2 7 2
3 Ax3 10 Ay3 10 0
4 Ax4 8 Ay4 10 2
5 Ax5 5 Ay5 7 2
6 Ax6 8 Ay6 10 2
7 Ax7 10 Ay7 10 0
8 Ax8 10 Ay8 10 0
9 Bx1 8 By1 9 1
10 Bx2 7 By2 8 1
11 Bx3 10 By3 10 0
12 Bx4 6 By4 6 0
13 Bx5 6 By5 6 0
14 Bx6 7 By6 7 0
15 Bx7 7 By7 8 1
16 Bx8 6 By8 7 1
Setelah mendapatkan selisih nilai antara buram 1 dan buram 2 pada kategori issue,
kemudian dilakukan pengujian untuk melihat perubahan nilai yang terjadi dengan
asumsi :
*)
= buram 1 kategori issue
= buram 2 kategori issue
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
90
Universitas Indonesia
Hipotesis uji dapat diubah menjadi :
One-Sample Test
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Selisih .003 .3273 1.2977
Statistik uji :
Tolak jika p-value < , terima dalam hal lainnya. Dari tabel yang diperoleh
setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS terlihat bahwa p-value= 0.003
< maka ditolak, artinya terdapat perubahan nilai siswa dari buram 1 ke
buram 2 pada kategori issue menjadi semakin baik. Pada tabel yang sama terlihat
pula batas bawah = 0. 3273 dan batas atas = 1.2977 artinya bahwa dengan taraf
signifikan sebesar 5% ternyata rubrik telah merubah nilai siswa sebesar 0. 3273
sampai dengan 1.2977.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
P2a 16 7.6250 1.74642
P2b 16 8.4375 1.41274
Valid N (listwise) 16
Dilihat dari rata-rata nilai siswa dan simpangan bakunya maka rata-rata nilai siswa
pada buram 1 adalah 7.6250. Ini menunjukan bahwa pada buram 1 siswa termasuk
dalam kategori proficient dan pada buram 2 rata-rata nilai siswa menjadi 8.4375,
artinya pada buram 2 nilai siswa tetap berada kategori proficient dengan rerata
peningkatan 0,8125 poin. Dengan simpangan baku yang menurun sangat kecil yaitu
dari 1.74642 menjadi 1.41274. Dengan demikian, para siswa sudah memiliki
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
91
Universitas Indonesia
pandangan yang sama tentang bagaimana membuat issue dalam suatu tulisan
discussion.
Tabel 4.20: Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Issue
Responden Buram 1 Buram 2
Nilai Gradasi Mutu Nilai Gradasi Mutu
1 8 P 8 P
2 5 B 7 P
3 10 A 10 A
4 8 P 10 A
5 5 B 7 P
6 8 P 10 A
7 10 A 10 A
8 10 A 10 A
9 8 P 9 A
10 7 P 8 P
11 10 A 10 A
12 6 P 6 P
13 6 P 6 P
14 7 P 7 P
15 7 P 8 P
16 6 P 7 P
Tabel di atas menunjukan bahwa pada buram 1, kategori siswa terendah
dengan nilai 5 hanya dua orang siswa yang berada pada kategori basic kemudian
pada buram 2 meningkat menjadi kategori proficient (12,5%). 14 siswa lainnya
terdiri dari 7 siswa yang tetap berada di kategori proficient pada buram 1 dan 2
(43,75%), 3 siswa lainnya mengalami peningkatan karena pada buram 1 berada pada
kategori proficient dan pada buram 2 berada pada kategori advanced (18,75%). 4
siswa terakhir pada buram 1 dan 2 sudah berada dalam kategori advanced (25%). Hal
ini jelas terlihat bahwa 16 siswa (100%) dikatakan efektif menggunakan rubrik pada
kategori issue.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
92
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2
pada kategori argumen pro)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2 pada
kategori argumen pro)
)
c. Kategori Argumen Pro
Tabel 4.21: Selisih Nilai Pada Kategori Argumen Pro
Responden
Argumen Pro / P3
Selisih Buram 1 Buram 2
Tulisan Nilai Tulisan Nilai
1 Ax1 6 Ay1 9 3
2 Ax2 5 Ay2 8 3
3 Ax3 8 Ay3 10 2
4 Ax4 8 Ay4 9 1
5 Ax5 6 Ay5 7 1
6 Ax6 8 Ay6 10 2
7 Ax7 10 Ay7 10 0
8 Ax8 9 Ay8 10 1
9 Bx1 7 By1 7 0
10 Bx2 8 By2 9 1
11 Bx3 8 By3 8 0
12 Bx4 0 By4 5 5
13 Bx5 9 By5 9 0
14 Bx6 6 By6 8 2
15 Bx7 8 By7 8 0
16 Bx8 6 By8 8 2
Setelah mendapatkan selisih nilai dari buram 1 ke buram 2 pada kategori argumen
pro, kemudian dilakukan pengujian untuk melihat perubahan nilai yang terjadi
dengan asumsi:
*)
= buram 1 kategori argumen pro
= buram 2 kategori argumen pro
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
93
Universitas Indonesia
Hipotesis uji dapat diubah menjadi:
One-Sample Test
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
selisih .003 .5524 2.1976
Statistik uji :
Tolak jika p-value < , terima dalam hal lainnya. Dari tabel yang diperoleh
setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS terlihat bahwa p-value = 0.003
< maka ditolak, artinya terdapat perubahan nilai siswa dari buram 1 ke
buram 2 pada kategori argumen pro menjadi semakin baik. Pada tabel yang sama
terlihat pula batas bawah = 0.5524 dan batas atas = 2.1976, artinya bahwa dengan
taraf signifikan sebesar 5% ternyata rubrik telah merubah nilai siswa sebesar 0.5524
sampai dengan 2.1976.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
P3a 16 7.0000 2.30940
P3b 16 8.3750 1.36015
Valid N (listwise) 16
Dilihat dari rata-rata nilai siswa dan simpangan bakunya maka rata-rata nilai siswa
pada buram 1 adalah 7.0000 ,ini menunjukan bahwa pada buram 1 siswa termasuk
dalam kategori proficient dan pada buram 2 rata-rata nilai siswa menjadi 8.3750,
artinya pada buram 2 nilai siswa tetap berada kategori proficient dengan rerata
peningkatan 1,375 poin. Nilai simpangan baku dari 2.30940 menjadi 1.36015 artinya
kemampuan siswa pada kategori argumen pro mendekati keseragaman. Dengan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
94
Universitas Indonesia
demikian, para siswa sudah memiliki pandangan yang sama tentang bagaimana
membuat argumen pro dalam suatu tulisan discussion.
Tabel 4.22: Perubahan Gradasi Mutu Pada Argumen Pro
Responden Buram 1 Buram 2
Nilai Gradasi Mutu Nilai Gradasi Mutu
1 6 P 9 A
2 5 B 8 P
3 8 P 10 A
4 8 P 9 A
5 6 P 7 P
6 8 P 10 A
7 10 A 10 A
8 9 A 10 A
9 7 P 7 P
10 8 P 9 A
11 8 P 8 P
12 0 BB 5 B
13 9 A 9 A
14 6 P 8 P
15 8 P 8 P
16 6 P 8 P
Tabel di atas menunjukan bahwa pada buram 1, kategori siswa terendah
dengan nilai 0 hanya satu orang siswa yang berada pada kategori below basic, namun
pada buram 2 terjadi peningkatan menjadi proficient (6,25%). 1 orang siswa berada
pada kategori basic, namun pada buram 2 terjadi peningkatan menjadi proficient
(6,26%). 14 siswa lainnya berada pada kategori yang cukup baik, yaitu terdiri dari 6
orang siswa yang pada buram 1 dan 2 tetep berada pada ketegori proficient (37,5%).
5 orang siswa lainnya mengalami peningkatan dari kategori proficient menjadi
kategori advanced (31,25%) dan 3 orang terakhir (18,75%) sudah menempati posisi
kategori advanced pada buram 1 dan 2. Hal ini jelas terlihat bahwa 16 siswa (100%)
dikatakan efektif menggunakan rubrik pada kategori argumen pro dalam
memperbaiki tulisan mereka.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
95
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2
pada kategori argumen kontra)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2 pada
kategori argumen kontra)
)
d. Kategori Argumen Kontra
Tabel 4.23: Selisih Nilai Pada Kategori Argumen Kontra
Responden
Argumen Kontra/ P4
Selisih Buram 1 Buram 2
Tulisan Nilai Tulisan Nilai
1 Ax1 6 Ay1 8 2
2 Ax2 7 Ay2 8 1
3 Ax3 9 Ay3 10 1
4 Ax4 8 Ay4 10 2
5 Ax5 6 Ay5 6 0
6 Ax6 7 Ay6 0 -7
7 Ax7 9 Ay7 9 0
8 Ax8 9 Ay8 10 1
9 Bx1 6 By1 7 1
10 Bx2 9 By2 10 1
11 Bx3 8 By3 9 1
12 Bx4 0 By4 5 5
13 Bx5 9 By5 9 0
14 Bx6 5 By6 6 1
15 Bx7 8 By7 8 0
16 Bx8 6 By8 8 2
Setelah mendapatkan selisih nilai dari buram 1 dan 2 pada kategori argumen kontra,
kemudian dilakukan pengujian untuk melihat perubahan nilai yang terjadi dengan
asumsi:
*)
= buram 1 kategori argumen kontra
= buram 2 kategori argumen kontra
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
96
Universitas Indonesia
Hipotesis uji dapat diubah menjadi :
One-Sample Test
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
selisih .003 .5386 2.1636
Statistik uji :
Tolak jika p-value < , terima dalam hal lainnya. Dari tabel yang diperoleh
setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS terlihat bahwa p-value = 0.2
> maka ditolak, artinya terdapat perubahan nilai siswa dari buram 1 ke
buram 2 pada kategori argumen kontra menjadi semakin baik. Pada tabel yang sama
terlihat pula batas bawah = 0. 5386 dan batas atas = 2. 1636, artinya bahwa dengan
taraf signifikan sebesar 5% ternyata rubrik telah merubah nilai siswa sebesar 0. 5386
sampai dengan 2.1636.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
P4a 16 6.9375 2.26477
P4b 16 7.7500 2.51661
Valid N (listwise) 16
Dilihat dari rata-rata nilai siswa dan simpangan bakunya maka rata-rata nilai siswa
pada buram 1 adalah 6.9375, ini menunjukan bahwa pada buram 1 siswa termasuk
dalam kategori proficient dan pada buram 2 rata-rata nilai siswa menjadi 7.7500,
artinya pada buram 2 nilai siswa tetap berada kategori proficient dengan rerata
peningkatan 0,8125 poin. Dengan demikian, para siswa sudah memiliki pandangan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
97
Universitas Indonesia
yang sama tentang bagaimana membuat argumen kontra dalam suatu tulisan
discussion.
Tabel 4.24: Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Argumen Kontra
Responden Buram 1 Buram 2
Nilai Gradasi Mutu Nilai Gradasi Mutu
1 6 P 8 P
2 7 P 8 P
3 9 A 10 A
4 8 P 10 A
5 6 P 6 P
6 7 P 0 BB
7 9 A 9 A
8 9 A 10 A
9 6 P 7 P
10 9 A 10 A
11 8 P 9 A
12 0 BB 5 B
13 9 A 9 A
14 5 B 6 P
15 8 P 8 P
16 6 P 8 P
Tabel di atas menunjukan bahwa pada buram 1, kategori siswa terendah pada buram
1 dengan nilai 0 hanya satu orang siswa dan berada pada kategori below basic,
namun pada buram 2 meningkat menjadi kategori basic (6,25%). Sebaliknya pada
kategori ini terdapat 1 orang siswa yang pada buram 1 berada pada posisi proficient,
namun pada buram 2 menurun dengan perolehan nilai 0 dan berada pada kategori
below basic (6,25%). 1 orang siswa berada pada kategori basic, namun pada buram 2
meningkat menjadi proficient (6,25%). 13 siswa lainnya berada pada kategori yang
cukup baik , yaitu terdiri dari 6 orang siswa yang pada buram 1 dan 2 tetap berada
pada ketegori proficient (37,5%), 2 orang siswa lainnya mengalami peningkatan dari
kategori proficient menjadi advanced (12,5%). 5 orang terakhir sudah berada pada
posisi advanced dari buram 1 ke buram 2 (31,25%). Hal ini jelas terlihat bahwa 15
dari 16 siswa berhasil menggunakan rubrik dalam memperbaiki tulisan mereka,
artinya sebesar 93.75% siswa dikatakan efektif dalam penggunaan rubrik pada
kategori argumen kontra.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
98
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2
pada kategori kesimpulan)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2 pada
kategori kesimpulan)
)
e. Kategori Argumen Kesimpulan
Tabel 4.25: Selisih Nilai Pada Kategori Kesimpulan
Responden
Kesimpulan / P5
Selisih Buram 1 Buram 2
Tulisan Nilai Tulisan Nilai
1 Ax1 8 Ay1 9 1
2 Ax2 5 Ay2 9 4
3 Ax3 6 Ay3 8 2
4 Ax4 8 Ay4 8 0
5 Ax5 5 Ay5 5 0
6 Ax6 9 Ay6 10 1
7 Ax7 5 Ay7 8 3
8 Ax8 8 Ay8 5 -3
9 Bx1 3 By1 3 0
10 Bx2 9 By2 9 0
11 Bx3 8 By3 8 0
12 Bx4 0 By4 6 6
13 Bx5 5 By5 5 0
14 Bx6 5 By6 9 4
15 Bx7 9 By7 10 1
16 Bx8 2 By8 2 0
Setelah mendapatkan selisih nilai dari buram 1 dan 2 pada kategori kesimpulan,
kemudian dilakukan pengujian untuk melihat perubahan nilai yang terjadi dengan
asumsi:
*)
= buram 1 kategori kesimpulan
= buram 2 kategori kesimpulan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
99
Universitas Indonesia
Hipotesis uji dapat diubah menjadi :
One-Sample Test
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
selisih .003 .4518 2.0768
Statistik uji :
Tolak jika p-value < , terima dalam hal lainnya. Dari tabel yang diperoleh
setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS terlihat bahwa p-value = 0.19
> maka ditolak, artinya terdapat perubahan nilai siswa dari buram 1 ke
buram 2 pada kategori kesimpulan menjadi semakin baik. Pada tabel yang sama
terlihat pula batas bawah = 0.4518 dan batas atas = 2.0768, artinya bahwa dengan
taraf signifikan sebesar 5% ternyata rubrik telah merubah nilai siswa sebesar 0.4518
sampai dengan 2.0768.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
P5a 16 6.0625 2.81588
P5b 16 6.8750 2.39096
Valid N (listwise) 16
Dilihat dari rata-rata nilai siswa dan simpangan bakunya maka rata-rata nilai siswa
pada buram 1 adalah 6.0625, ini menunjukan bahwa pada buram 1 siswa termasuk
dalam kategori proficient dan pada buram 2 rata-rata nilai siswa menjadi 6.8750,
artinya pada buram 2 nilai siswa tetap berada kategori proficient dengan rerata
peningkatan 0,8125 poin. Dengan demikian, para siswa sudah memiliki pandangan
yang sama tentang bagaimana membuat kesimpulan dalam suatu tulisan discussion.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
100
Universitas Indonesia
Tabel 4.26: Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Kesimpulan
Responden Buram 1 Buram 2
Nilai Gradasi Mutu Nilai Gradasi Mutu
1 8 P 9 A
2 5 B 9 A
3 6 P 8 P
4 8 P 8 P
5 5 B 5 B
6 9 A 10 A
7 5 B 8 P
8 8 P 5 B
9 3 B 3 B
10 9 A 9 A
11 8 P 8 P
12 0 BB 6 P
13 5 B 5 B
14 5 B 9 A
15 9 A 10 A
16 2 BB 2 BB
Tabel di atas menunjukan bahwa terjadi perubahan gradasi mutu dari buram 1 ke
buram 2. Dari 16 responden, 2 orang berada pada kategori below basic pada buram 1.
Pada buram 2, satu orang siswa (6,25%) meningkat menjadi proficient dan satu siswa
masih tetap berada pada kategori below basic (6,25%). 3 orang siswa tetap berada
pada kategori basic pada buram 1 dan 2 (18,75%). Pada kategori ini terdapat 1 orang
siswa yang mengalami penurunan dari posisi proficient menjadi basic (6,25%). 10
siswa lainnya berada pada kategori yang cukup baik, yaitu 2 orang siswa yang berada
pada kategori basic menjadi advanced pada buram 2 (12,5%). 1 orang siswa yang
pada buram 1 berada pada kategori basic dan pada buram 2 meningkat menjadi
proficient (6,25%), 3 orang siswa tetap berada pada kategori proficient pada buram 1
dan 2 (18,75%), 1 orang siswa mengalami peningkatan dari proficient menjadi
advanced (6,25), dan 3 orang terakhir sudah berada pada kategori advanced dari
buram 1 ke buram 2 (18,75%). Pada kategori ini diketahui sebanyak 5 siswa (31,25)
mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan. Hal ini ditandai dengan 1 siswa
mengalami penurunan gradasi mutu (6,25%), 4 siswa (25%) lainnya tetap berada
pada gradasi mutu yang sama dari buram sebelumnya. Sedangkan, 11 siswa lainnya
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
101
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2
pada kategori word choice)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2 pada
kategori word choice)
)
(68,75%) dikatakan efektif dalam penggunaan rubrik pada kategori kesimpulan.
Selanjutnya, khusus untuk kategori kesimpulan, guru perlu memberikan pemahaman
dan pelatihan lebih lanjut kepada siswa.
f. Kategori Argumen Word Choice
Tabel 4.27: Selisih Nilai Pada Kategori Word Choice
Responden
Word Choice / P6
Selisih Buram 1 Buram 2
Tulisan Nilai Tulisan Nilai
1 Ax1 17 Ay1 18 1
2 Ax2 10 Ay2 13 3
3 Ax3 16 Ay3 18 2
4 Ax4 16 Ay4 20 4
5 Ax5 10 Ay5 10 0
6 Ax6 14 Ay6 17 3
7 Ax7 18 Ay7 20 2
8 Ax8 18 Ay8 20 2
9 Bx1 11 By1 16 5
10 Bx2 17 By2 18 1
11 Bx3 16 By3 19 3
12 Bx4 15 By4 15 0
13 Bx5 14 By5 16 2
14 Bx6 14 By6 15 1
15 Bx7 12 By7 18 6
16 Bx8 10 By8 13 3
Setelah mendapatkan selisih nilai dari buram 1 dan 2 pada kategori word choice,
kemudian dilakukan pengujian untuk melihat perubahan nilai yang terjadi dengan
asumsi:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
102
Universitas Indonesia
*)
= buram 1 kategori word choice
= buram 2 kategori word choice
Hipotesis uji dapat diubah menjadi :
One-Sample Test
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Selisih .000 1.5680 3.3070
Statistik uji :
Tolak jika p-value < , terima dalam hal lainnya. Dari tabel yang diperoleh
setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS terlihat bahwa p-value = 0.000
< maka ditolak, artinya perubahan nilai siswa dari buram 1 ke buram
2 pada kategori word choice semakin baik. Pada tabel yang sama terlihat pula batas
bawah = 1.5680 dan batas atas = 3.3070 artinya bahwa dengan taraf signifikan
sebesar 5% ternyata rubrik telah merubah nilai siswa sebesar 1.5680 sampai dengan
3.3070.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
P6a 16 14.2500 2.86356
P6b 16 16.6875 2.84532
Valid N (listwise) 16
Dilihat dari rata-rata nilai siswa dan simpangan bakunya maka rata-rata nilai siswa
pada buram 1 adalah 14.2500, ini menunjukan bahwa pada buram 1 siswa termasuk
dalam kategori proficient, namun pada buram 2 rata-rata nilai siswa menjadi
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
103
Universitas Indonesia
16.6875, artinya pada buram 2 nilai siswa meningkat pada kategori advanced dengan
rerata peningkatan 2,4375. Dengan demikian, para siswa sudah memiliki pandangan
yang sama tentang bagaimana penggunaan pemilihan kata dan mengembangkannya
dalam tulisan discussion.
Tabel 4.28: Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Word Choice
Responden Buram 1 Buram 2
Nilai Gradasi Mutu Nilai Gradasi Mutu
1 17 A 18 A
2 10 B 13 P
3 16 A 18 A
4 16 A 20 A
5 10 B 10 B
6 14 P 17 A
7 18 A 20 A
8 18 A 20 A
9 11 P 16 A
10 17 A 18 A
11 16 A 19 A
12 15 P 15 P
13 14 P 16 A
14 14 P 15 P
15 12 P 18 A
16 10 B 13 P
Tabel di atas menunjukan bahwa pada kategori word choice posisi siswa sudah
berada pada kategori yang cukup baik. 2 siswa yang pada buram 1 berada pada
kategori basic, namun pada buram 2 meningkat menjadi proficient (12,5%), 4 orang
siswa (25%) mengalami peningkatan dari kategori proficient menjadi advanced, 1
siswa tetap pada kategori basic pada buram 1 dan 2 (6,25%), 2 siswa juga tetap pada
kategori proficient (12,5%), 7 siswa lainnya tetap berada pada kategori advanced
pada buram 1 dan 2 (43,75%). Dengan demikian, 15 siswa (93,75%) dikatakan
efektif menggunakan rubrik pada kategori word choice dalam memperbaiki tulisan
mereka. Sedangkan 1 siswa (6,25%) yang tetap berada pada posisi basic dinyatakan
belum mampu memperbaiki tulisannya pada buram 2.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
104
Universitas Indonesia
(Tidak terjadi perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2
pada kategori conventions)
(Ada perubahan perbaikan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2 pada
kategori conventions)
)
g. Kategori Argumen Conventions
Tabel 4.29: Selisih Nilai Pada Kategori Conventions
Responden
Conventions / P7
Selisih Buram 1 Buram 2
Tulisan Nilai Tulisan Nilai
1 Ax1 16 Ay1 16 0
2 Ax2 10 Ay2 12 2
3 Ax3 15 Ay3 18 3
4 Ax4 14 Ay4 19 5
5 Ax5 10 Ay5 10 0
6 Ax6 12 Ay6 18 6
7 Ax7 19 Ay7 19 0
8 Ax8 18 Ay8 19 1
9 Bx1 13 By1 16 3
10 Bx2 16 By2 19 3
11 Bx3 15 By3 19 4
12 Bx4 15 By4 15 0
13 Bx5 10 By5 15 5
14 Bx6 14 By6 15 1
15 Bx7 11 By7 20 9
16 Bx8 14 By8 15 1
Setelah mendapatkan selisih nilai dari buram 1 dan 2 pada kategori conventions,
kemudian dilakukan pengujian untuk melihat perubahan nilai yang terjadi dengan
asumsi:
*)
= buram 1 kategori conventions
= buram 2 kategori conventions
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
105
Universitas Indonesia
Hipotesis uji dapat diubah menjadi :
One-Sample Test
Test Value = 0
Sig. (2-tailed)
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Selisih .009 .6762 3.9488
Statistik uji :
Tolak jika p-value < , terima dalam hal lainnya. Dari tabel yang diperoleh
setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS terlihat bahwa p-value = 0.009 <
maka ditolak, artinya terjadi perubahan nilai siswa dari buram 1 ke
buram 2 pada kategori conventions. Pada tabel yang sama terlihat pula batas bawah
= 0. 6762 dan batas atas = 3.9488 artinya bahwa dengan taraf signifikan sebesar 5%
ternyata rubrik telah merubah nilai siswa sebesar 0.6762 sampai dengan 3.9488.
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
P7a 16 13.9375 2.79210
P7b 16 16.2500 3.15172
Valid N (listwise) 16
Dilihat dari rata-rata nilai siswa dan simpangan bakunya maka rata-rata nilai siswa
pada buram 1 adalah 13.9375, ini menunjukan bahwa pada buram 1 siswa termasuk
dalam kategori proficient dan pada buram 2 rata-rata nilai siswa menjadi 16.2500,
artinya pada buram 2 nilai siswa meningkat menjadi kategori advanced dengan rerata
peningkatan 2,3125 poin. Dengan demikian, para siswa sudah memiliki pandangan
yang sama tentang bagaimana menggunakan conventions dalam suatu tulisan
discussion.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
106
Universitas Indonesia
Tabel 4.30: Perubahan Gradasi Mutu Pada Kategori Conventions
Responden Buram 1 Buram 2
Nilai Gradasi Mutu Nilai Gradasi Mutu
1 16 A 16 A
2 10 B 12 P
3 15 P 18 A
4 14 P 19 A
5 10 B 10 B
6 12 P 18 A
7 19 A 19 A
8 18 A 19 A
9 13 P 16 A
10 16 A 19 A
11 15 P 19 A
12 15 A 15 A
13 10 B 15 P
14 14 P 15 P
15 11 P 20 A
16 14 P 15 P
Tabel di atas menunjukan bahwa dalam kategori conventions sebagian besar siswa
sudah berada pada kategori yang cukup baik. 2 siswa mengalami peningkatan dari
kategori basic pada buram 1 menjadi proficient pada buram 2 (12,5%). 6 orang
lainnya mengalami peningkatan dari kategori proficient pada buram 1 menjadi
advanced pada buram 2 (37,5%). 8 siswa yang lain berada pada kategori yang sama
untuk buram 1 dan 2, yaitu 5 orang pada buram 1 dan 2 berada pada kategori teratas
(advanced) (31,25%), 2 orang tetap berada pada kategori proficient (12,5%), dan 1
orang tetap berada pada kategori basic pada buram 1 dan 2 (6,25%). Siswa yang
tetap berada pada kategori basic ini dianggap kurang mampu menggunakan rubrik
dalam memperbaiki tulisannya pada buram 2. Dengan demikian, 15 siswa (93,75%)
dikatakan efektif menggunakan rubrik pada kategori conventions dalam memperbaiki
tulisan mereka. Sedangkan 1 siswa (6,25%) yang tetap berada pada posisi basic
dinyatakan belum mampu memperbaiki tulisannya pada buram 2.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
107
Universitas Indonesia
4.7.5 Perolehan Nilai Siswa Pada Uji Coba Lapangan
Dari hasil analisis nilai per kategori yang terdapat pada rubrik, maka
diperoleh nilai total untuk masing-masing responden pada buram 1 dan buram 2,
seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.31: Nilai Total Uji Coba Lapangan
Responden Buram 1 Buram 2
1 80 82
2 55 72
3 83 94
4 80 96
5 50 57
6 71 83
7 90 96
8 91 94
9 62 75
10 82 91
11 84 93
12 50 66
13 63 71
14 66 75
15 70 90
16 57 68
Dari tabel di atas dibuat diagram peningkatan nilai siswa dari buram 1 ke buram 2.
Gambar 4.1: Diagram Perolehan Nilai Total Siswa
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nilai Total
Buram 1 Buram 2
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
108
Universitas Indonesia
Dari diagram tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan perolehan nilai
pada seluruh responden dari buram 1 ke buram 2. Peningkatan tertinggi terlihat pada
responden ke-15 dari nilai 70 pada buram 1 menjadi 90 pada buram 2 dengan jumlah
peningkatan nilai 20. Sedangkan peningkatan terendah terlihat pada responden ke-1
dari nilai 80 pada buram 1 menjadi 82 pada buram 2 dengan peningkatan nilai
sejumlah 2. Adanya peningkatan nilai pada seluruh responden dari buram 1 ke buram
2 menunjukan bahwa penggunaan rubrik dinyatakan efektif untuk siswa SMA dalam
memperbaiki tulisan mereka selanjutnya.
Untuk mengetahui grafik peningkatan nilai total yang didapat siswa, dari
diagram balok di atas diolah menjadi sebuah grafik garis yang menunjukan
peningkatan nilai total yang cukup baik pada buram 2. Terlihat pada buram 1 jumlah
siswa yang memperoleh nilai di atas 70 sejumlah 9 orang dan pada buram 2
meningkat menjadi 13 orang, sedangkan 3 orang siswa lainnya tetap memperoleh
nilai di bawah 70.
Gambar 4.2: Diagram Garis Peningkatan Nilai Total Siswa
Berdasarkan interval nilai dan pencapaian kompetensi siswa pada tabel 4.13
memperlihatkan bahwa pada uji lapangan 1 dari 16 orang siswa diketahui 2 orang
(12,5%) memperoleh nilai D, 5 orang (31,25%) memperoleh nilai C, 7 orang
(43,75%) memperoleh nilai B, dan 2 orang (12,5%) memperoleh nilai A.
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Buram 1
Buram 2
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
109
Universitas Indonesia
Gambar 4.3: Grafik Pencapaian Kompetensi Siswa Pada Uji Lapangan 1
Pada uji lapangan 2, setelah siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki tulisan
mereka berdasarkan koreksi dan rubrik penilaian yang telah diberikan. Hasil evaluasi
pada uji lapangan 2 menunjukan bahwa rubrik penilaian tulisan memberikan
motivasi menulis, efektif, dan membantu siswa dalam memperbaiki tulisan mereka.
Dari 16 orang siswa memperlihatkan 3 orang (18,75%) memperoleh nilai C, 6 orang
(37,5%) memperoleh nilai B, dan 7 orang (43,75%) memperoleh nilai A. Dari hasil
ini diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai yang cukup signifikan, karena dari 2
orang siswa yang memperoleh nilai A pada uji coba lapangan 1 meningkat menjadi 7
orang siswa pada uji coba lapangan 2. 7 orang siswa yang memperoleh nilai B
menjadi 6 orang siswa pada uji coba lapangan 2. 5 orang siswa yang memperoleh
nilai C pada uji coba lapangan 1 menurun menjadi 3 orang siswa pada uji coba
lapangan 2 dan pada uji lapangan 2 diketahui tidak ada lagi siswa yang memperoleh
nilai D.
Gambar. 4.4: Grafik Pencapaian Kompetensi Siswa Pada Uji Lapangan 2
12,5%
43,75% 31,25%
12,5%
Uji Coba Lapangan 1
43,75%
37,5%
18,75%
Uji Coba Lapangan 2
Grade C Grade B
Grade A Grade D
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
110
Universitas Indonesia
4.7.6 Hasil Penilaian Guru
Untuk lebih membuktikan bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik yang
telah dilakukan peneliti andal dan sahih, maka peneliti juga meminta guru SMAN 8
dan SMAN 15 Kota Tangerang untuk menilai buram 2 pada tiap tulisan siswanya
dengan menggunakan rubrik ini. Buram 2 dipilih karena merupakan nilai akhir siswa
yang mungkin akan digunakan guru sebagai nilai menulis di sekolah. Penilaian yang
dilakukan guru ini berguna untuk melihat kesenjangan nilai dengan penilaian yang
telah dilakukan oleh peneliti. Sebelum guru melakukan penilaian, peneliti
memberikan pengarahan dan pelatihan tentang bagaimana menggunakan rubrik ini
dalam menilai hasil tulisan siswa. Pelatihan ini seputar tentang kategori apa saja yang
dinilai, gradasi mutu yang menunjukan tingkat kompetesi siswa, dan skala penilaian
yang digunakan untuk masing-masing gradasi mutu. Dari hasil penilaian guru dengan
menggunakan rubrik, maka didapat perbandingan perolehan nilai antara peneliti dan
guru sebagai berikut:
Tabel 4.32: Penilaian Antara Peneliti dan Guru
Tulisan Hasil Nilai Dari
Tulisan Hasil Nilai Dari
Peneliti
Guru
SMA 8
Nilai
Akhir
Peneliti
Guru
SMA 15
Nilai
Akhir
Ay1 82 78 80 By1 75 75 75
Ay2 72 75 73,5 By2 91 90 90,5
Ay3 94 95 94,5 By3 93 92 92,5
Ay4 96 95 95,5 By4 66 65 65,5
Ay5 57 55 56 By5 71 70 70,5
Ay6 83 83 83 By6 75 77 76
Ay7 96 95 95,5 By7 90 90 90
Ay8 94 95 94,5 By8 68 70 69
Dari hasil nilai akhir di atas diperoleh rentang tertinggi buram 2 pada kelompok A
adalah 2,92 (3,00 dengan pembulatan) dan pada kelompok B adalah 1,75 (2,00
dengan pembulatan). Keterangan lengkap mengenai rentang tertinggi nilai akhir
dapat dilihat pada lampiran 8. Dengan demikian, batas toleransi kesenjangan nilai
tertinggi antara peneliti dengan guru SMA 8 adalah 3 dan antara peneliti dengan guru
SMA 15 adalah 2. Tabel di bawah adalah kesenjangan nilai pada buram 2 antara
peneliti dan guru.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
111
Universitas Indonesia
Tabel 4.33: Kesenjangan Nilai Antara Peneliti dan Guru
Tulisan Hasil Nilai Dari
Tulisan Hasil Nilai Dari
Peneliti
Guru
SMA 8
Selisih
Peneliti
Guru
SMA 15
Selisih
Ay1 82 78 4 By1 75 75 0
Ay2 72 75 3 By2 91 90 1
Ay3 94 95 1 By3 93 92 1
Ay4 96 95 1 By4 66 65 1
Ay5 57 55 2 By5 71 70 1
Ay6 83 83 0 By6 75 77 2
Ay7 96 95 1 By7 90 90 0
Ay8 94 95 1 By8 68 70 2
Berdasarkan kesenjangan nilai pada tabel di atas, kesenjangan nilai akhir tulisan Ay1
(4 poin) melewati batas kesenjangan yang dapat ditoleransi, yaitu 3. Perolehan
kesenjangan ini, kemudian dilakukan diskusi antara peneliti dan guru SMA 8 untuk
menentukan nilai akhir siswa tersebut. Setelah melakukan diskusi dan me-review
ulang tulisan Ay1, maka peneliti dan guru SMA 8 sepakat tetap memberikan nilai
akhir 80 pada tulisan Ay1.
Korelasi penilaian antara peneliti dan dan guru SMA 8 pada buram 2 adalah
0,989 dengan signifikansi 0,00 dan korelasi penilaian antara peneliti dan guru SMA
15 adalah 0,950 dengan signifikansi 0,00 (untuk penjabaran lihat pada lampiran 9).
Dengan nilai korelasi 0,989 dan 0,950 mengindikasikan bahwa penilaian dengan
menggunakan rubrik ini adalah andal, dengan kata lain bahwa penilaian dengan
menggunakan rubrik objektif, akurat, dan efektif membantu siswa dalam
memperbaiki tulisan mereka. Sedangkan untuk signifikansi 0,00 mengindikasikan
bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik adalah sahih.
Cara lain untuk lebih membuktikan bahwa penilaian dengan menggunakan
rubrik yang telah dilakukan peneliti andal dan sahih, maka peneliti juga meminta
guru SMAN 8 dan SMAN 15 untuk melakukan penilaian silang, yaitu guru SMAN 8
diminta untuk menilai buram 2 siswa SMAN 15 dan sebaliknya, guru SMAN 15
diminta untuk menilai buram 2 siswa SMAN 8. Dari hasil penilaian kedua guru
tersebut, maka didapat hasil sebagai berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
112
Universitas Indonesia
Tabel 4.34: Penilaian Silang Antara Guru SMAN 8 dan SMAN 15
Tulisan Hasil Nilai Dari
tulisan
Hasil Nilai Dari
Guru SMA Nilai
Akhir
Guru SMA Nilai
Akhir
8 15 15 8
Ay1 78 85 81,5 By1 75 77 76
Ay2 75 73 74 By2 90 90 90
Ay3 95 95 95 By3 92 89 90,5
Ay4 95 92 93,5 By4 65 70 67,5
Ay5 55 60 57,5 By5 70 70 70
Ay6 83 80 81,5 By6 77 85 81
Ay7 95 90 92,5 By7 90 93 91,5
Ay8 95 95 95 By8 70 68 69
Dari hasil penilaian silang di atas diperoleh rentang tertinggi buram 2 pada kelompok
A adalah 5,59 (6,00 dengan pembulatan) dan pada kelompok B adalah 5,51 (6,00
dengan pembulatan). Keterangan lengkap mengenai rentang tertinggi nilai akhir
dapat dilihat pada lampiran 10. Dengan demikian, batas toleransi kesenjangan nilai
tertinggi antara guru SMA 8 dan SMA 15 untuk tulisan kelompok A dan B adalah 6.
Tabel di bawah adalah kesenjangan nilai pada buram 2 antara guru SMAN 8 dan
SMAN 15.
Tabel 4.35: Kesenjangan Nilai Antara Guru SMAN 8 dan SMAN 15
Tulisan Hasil Nilai Dari
tulisan
Hasil Nilai Dari
Guru SMA
Selisih
Guru SMA
Selisih
8 15 15 8
Ay1 78 85 7 By1 75 77 2
Ay2 75 73 2 By2 90 90 0
Ay3 95 95 0 By3 92 89 3
Ay4 95 92 3 By4 65 70 5
Ay5 55 60 5 By5 70 70 0
Ay6 83 80 3 By6 77 85 8
Ay7 95 90 5 By7 90 93 3
Ay8 95 95 0 By8 70 68 2
Berdasarkan kesenjangan nilai pada tabel di atas, kesenjangan nilai akhir tulisan Ay1
(7 poin) dan tulisan By6 (8 poin) melewati batas kesenjangan yang dapat ditoleransi,
yaitu 6. Perolehan kesenjangan ini, kemudian dilakukan diskusi antara guru SMAN 8
dan SMAN 15 untuk menentukan nilai akhir siswa tersebut. Setelah melakukan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
113
Universitas Indonesia
diskusi dan me-review ulang tulisan Ay1 dan By6, maka guru SMAN 8 dan SMAN
15 sepakat memberikan nilai akhir 80 pada tulisan Ay1 dan tulisan By6.
Korelasi penilaian antara guru SMAN 8 dan SMAN 15 untuk tulisan Ay
adalah 0,963 dengan signifikansi 0,00 dan korelasi penilaian antara guru SMAN 8
dan SMAN 15 untuk tulisan By adalah 0,938 dengan signifikansi 0,00 (untuk
penjabaran lihat pada lampiran 11). Dengan nilai korelasi 0,963 dan 0,938
mengindikasikan bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik ini adalah andal
digunakan antar-penilai (inter-raters reliability), dengan kata lain bahwa penilaian
dengan menggunakan rubrik objektif, akurat, dan efektif serta membantu siswa
dalam memperbaiki tulisan mereka. Sedangkan untuk signifikansi 0,00
mengindikasikan bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik adalah sahih.
4.7.7 Pengambilan Keputusan Nilai Akhir Siswa
Pengambilan keputusan nilai akhir siswa dalam keterampilan menulis jenis
teks discussion dilakukan dengan penggabungan nilai antara peneliti dan guru (lihat
tabel 4.32) dan antara guru SMAN 8 dan SMAN 15 (lihat tabel 4.34). Gabungan nilai
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.36: Nilai Gabungan
Tulisan
Nilai
Antara Peneliti
dan Guru
Antara Guru
SMA 8 dan
SMA 15
Nilai Tengah
Ay1 80 80 80
Ay2 73,5 74 73,75
Ay3 94,5 95 94,75
Ay4 95,5 93,5 94,5
Ay5 56 57,5 56,75
Ay6 83 81,5 82,25
Ay7 95,5 92,5 94
Ay8 94,5 95 94,75
By1 75 76 75,5
By2 90,5 90 90,25
By3 92,5 90,5 91,5
By4 65,5 67,5 66,5
By5 70,5 70 70,25
By6 76 80 78
By7 90 91,5 90,75
By8 69 69 69
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
114
Universitas Indonesia
Dari hasil nilai gabungan di atas diperoleh rentang tertinggi adalah 2,241 (2,00
dengan pembulatan). Keterangan lengkap mengenai rentang nilai tertinggi antara
peneliti, guru SMA 8, dan SMA 15 dapat dilihat pada lampiran 12. Dengan
demikian, batas toleransi kesenjangan nilai tertinggi adalah 2. Tabel kesenjangan
nilai gabungan dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.37: Kesenjangan Nilai Gabungan
Tulisan
Nilai
Antara Peneliti
dan Guru
Antara Guru
SMA 8 dan
SMA 15
Nilai Tengah
Ay1 80 80 0
Ay2 73,5 74 0,5
Ay3 94,5 95 0,5
Ay4 95,5 93,5 2
Ay5 56 57,5 1,5
Ay6 83 81,5 1,5
Ay7 95,5 92,5 3
Ay8 94,5 95 0,5
By1 75 76 1
By2 90,5 90 0,5
By3 92,5 90,5 2
By4 65,5 67,5 2
By5 70,5 70 0,5
By6 76 80 4
By7 90 91,5 1,5
By8 69 69 0
Berdasarkan kesenjangan nilai pada tabel di atas, kesenjangan nilai akhir tulisan Ay7
(3 poin) dan tulisan By6 (4 poin) melewati batas kesenjangan yang dapat ditoleransi,
yaitu 2. Perolehan kesenjangan ini, kemudian dilakukan diskusi antara peneliti, guru
SMAN 8, dan guru SMAN 15 untuk memberikan keputusan nilai akhir siswa
tersebut. Setelah melakukan diskusi dan me-review ulang tulisan Ay7 dan By6, maka
diambil keputusan dengan memberikan nilai akhir 94 untuk tulisan Ay7 dan 80 untuk
tulisan By6.
Korelasi penilaian bersama yang dilakukan peneliti, guru SMAN 8, dan guru
SMAN 15 pada buram 2 adalah 0,991 dengan signifikansi 0,00 (untuk penjabaran
lihat pada lampiran 13). Dengan nilai korelasi 0,991 mengindikasikan bahwa
penilaian dengan menggunakan rubrik andal, setelah dilakukan penilaian oleh tiga
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
115
Universitas Indonesia
orang penilai, yaitu peneliti, guru SMAN 8, dan guru SMAN 15. Dengan kata lain
bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik objektif, akurat, dan efektif membantu
siswa dalam memperbaiki tulisan mereka. Sedangkan untuk signifikansi 0,00
mengindikasikan bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik adalah sahih.
4.8 Perbaikan Produk Operasional
Setelah uji coba lapangan 2 selesai, tahap terakhir yang dilakukan dalam
pengembangan rubrik ini adalah perbaikan produk operasional. Perbaikan produk
pada tahap ini dilakukan melalui data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner
kedua, hasil wawancara kedua, dan perolehan nilai akhir siswa. Hasil kuesioner dan
wawancara kedua ditujukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang manfaat
rubrik penilaian. Berikut ini adalah hasil kuesioner kedua.
Tabel 4.38: Data Kuesioner Kedua
no P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah Rerata
1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 2,77575
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4
3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 36 3,52727
4 3 4 2 4 3 3 4 4 2 2 31 3,07878
5 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 30 3
6 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 36 3,52727
7 3 3 3 4 3 2 4 3 1 2 28 2,77575
8 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 31 3,07878
9 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 28 2,77575
10 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 34 3,38787
11 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 34 3,38787
12 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 36 3,52727
13 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 37 3,67878
14 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 30 3
15 4 3 3 4 2 2 4 4 3 4 33 3,29090
16 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 27 2,67878
Rerata 3,24375
*)
P1 = Penggunaan rubrik dalam melakukan perbaikan
P2 = Keefektifan rubrik dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa
P3 = Pemahaman hasil penilaian rubrik
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
116
Universitas Indonesia
P4 = Motivasi memperbaiki tulisan
P5 = Efektivitas waktu untuk memperbaiki tulisan
P6 = Penolakan penggunaan rubrik
P7 = Kemampuan menilai tulisan sendiri
P8 = Mengetahui kesalahan yang dibuat
P9 = Penilaian dengan rubrik atau dengan cara yang biasa guru lakukan
P10 = Kepuasan siswa terhadap penilaian dengan menggunakan rubrik
Dari tabel 4.34 diketahui rerata kuesioner adalah 3.24. Hal ini membuktikan
bahwa rubrik penilaian tulisan efektif digunakan oleh siswa dalam memperbaiki
tulisan mereka pada buram 2. Hasil kuesioner kedua ini juga menunjukan adanya
korelasi positif dengan wawancara kedua. Hasil wawancara menunjukan bahwa
seluruh responden menyambut positif keberadaan rubrik penilaian sebagai patokan
atau alat yang dapat membantu mereka dalam memperbaiki tulisan pada buram 2.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara pada poin ke 4. Dari 16 responden, 15
responden (93,75%) merasa puas dengan penilaian rubrik dan 1 responden (6,25%)
merasa kurang puas. Responden yang merasa kurang puas dengan penilaian rubrik
beranggapan bahwa rentang nilai yang digunakan untuk 3 kriteria penilaian, yaitu
ideas/content, word choice, dan convension terlalu besar, sehingga pemberian skor
dianggap tidak objektif. Masukan pada sesi wawancara kedua ini juga menunjukan
adanya korelasi dengan kuesioner pertama poin P5 yang menunjukan respon negatif
terhadap rentang nilai yang diberikan dengan rerata adalah 2,71.
Masukan pada sesi wawancara kedua ini juga menunjukan adanya korelasi
dengan kuesioner pertama poin P5 yang menunjukan respon negatif terhadap rentang
nilai yang diberikan dengan rerata adalah 2,71. Hal ini juga mendapat sorotan dari
guru SMA 8 yang mengatakan bahwa skala penskoran yang digunakan tidak sesuai
dengan interval penilaian yang telah dibuat (lihat tabel 4.13). Guru tersebut juga
beranggapan bahwa penggunaan rentang skor 16-20 untuk tingkat mahir, 12-15
untuk tingkat mampu, 6-11 untuk pemula, dan 0-5 untuk pra pemula tidak efektif.
Rentang skor seperti ini malah mempersulit guru dalam melakukan penilaian,
sehingga perlu mendapatkan perbaikan dan pemikiran lebih lanjut.Masukan dan
saran yang diperoleh dari guru dan siswa tersebut kemudian digunakan untuk
melakukan perbaikan produk operasional.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
117
Universitas Indonesia
Hasil uji kuesioner dan wawancara kedua di atas secara langsung
menunjukan korelasi positif dengan perolehan nilai akhir. Keputusan nilai akhir
menunjukan bahwa 3 orang siswa (18,75%) memperoleh nilai C, 6 siswa (37,5%)
memperoleh nilai B, dan 7 siswa (43,75%) memperoleh nilai A. Dari hasil nilai
tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan rubrik cukup efektif membantu
sebagian besar siswa untuk memperbaiki tulisan mereka pada buram 2, namun
masih perlu diperhatikan penggunaan skala penskoran yang digunakan. Hasil positif
yang diperoleh dari uji kuesioner, wawancara, dan perolehan nilai akhir siswa
tersebut mengindikasikan bahwa rubrik penilaian ini cukup andal dan dapat
digunakan untuk menilai tulisan discussion siswa SMA.
Dari hasil masukan yang diperoleh pada penyebaran kuesioner kedua,
wawancara kedua, dan perolehan nilai akhir siswa, maka dilakukanlah beberapa
perbaikan rubrik 3 , khususnya penggunaan skala penskoran untuk setiap kategori
penilaian yang mencakup: ideas/content, organization, word choice, dan convension
yang menggunakan rentang skor 20-16 untuk kategori advanced, 15-11 (proficient),
10-6 (basic), dan 5-0 (below basic) menimbulakan subjektivitas dalam pemberian
skor dan dinilai tidak sesuai dengan interval penilaian yang dibut. Misalnya, jika
siswa dinyatakan berada pada tingkat mahir (advanced) maka penilai harus
menentukan skor antara 20, 19, 18, 17, atau 16. Penentuan skor ini menimbulkan
pertanyaan dikalangan siswa, kenapa ada yang memperoleh skor 19, 18, dan 20.
Upaya untuk membuat penilaian menjadi lebih objektif, penggunaan skala
penskoran yang tadinya diadaptasi dari rubrik yang dibuat oleh Jacobs (1981) diganti
dengan skala penskoran seperti yang digunakan Hamp-Lyons (1992, 1993) dan
Andrade (1997) serta rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District.
Skala penskoran yang digunakan pada kedua rubrik tersebut menggunakan angka
1,2,3, dan 4 untuk mewakili pencapaian kompetensi siswa.
Selanjutnya, rubrik akhir menggunakan skala penskoran 4 untuk tingkat
mahir (advanced), 3 untuk tingkat (proficient), 2 untuk tingkat (basic), dan 1untuk
tingkat (below basic). Dari skala penskoran ini, maka dibuat interval nilai dan uraian
pencapaian siswa untuk rubrik akhir, seperti terlihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
118
Universitas Indonesia
Tabel 4.39: Interval Nilai dan Uraian Pencapaian Siswa Untuk Rubrik Akhir
Poin Nilai Uraian
A 26 - 28 Memperlihatkan penguasaan pada tahap sangat memuaskan.
Memiliki pemahaman struktur organisasi dan sistem tata
bahasa yang baik.
B
21- 25
Memperlihatkan penguasaan yang cukup baik tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasanya. Pada rentang ini tulisan
dikategorikan pada tahap memuaskan.
C
14 - 20
Memperlihatkan penguasaan parsial tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasa. Pemahaman pada tingkat ini
dikategorikan cukup.
D
7 - 13
Memperlihatkan pemahaman terbatas tentang struktur
organisasi dan sistem tata bahasanya. Pemahaman pada
tingkat ini dikategorikan kurang.
E
0 - 6
Memperlihatkan sama sekali tidak menguasai struktur
organisasi dan sistem tata bahasanya dengan baik.
Pemahaman pada tingkat ini dikategorikan buruk.
Hasil temuan di atas menghasilkan rubrik akhir yang masih perlu diujicobakan lagi
agar dipastikan lebih efektif dan andal untuk selanjutnya digunakan dalam menilai
hasil tulisan discussion siswa SMA. Rubrik akhir dapat dilihat pada tabel berikut:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
119
Universitas Indonesia
Tabel 4.40: Rubrik 3
Diadaptasi dari rubrik yang dibuat oleh Jacobs, Hamp-Lyons dan Andrade,
serta Rubrik yang digunakan di San Diego Unified School District
STUDENT :
DATE :
CLASS :
1
CATEGORY
CRITERIA AND SCORE LEVEL
SCORE Advanced
4
Proficient
3
Basic
2
Below Basic
1
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue
that appeals to the
audience. Focus on topic
is clear and definite.
Effective and appropriate
details create a vivid
picture showing
knowledge and insight.
States an effective issue
that makes a clear and
knowledgeable
judgment. Focus on
topic is clear. Sufficient
details create a picture
showing some
knowledge and insight.
Issue is too narrow, too
broad or not
immediately clear to
reader. Focus on topic is
somewhat defined.
Underdeveloped details
show little knowledge
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding.
O
R
G
Introduction/
Issue
Strong, engaging
introduction. The
introduction is inviting,
states the main topic, and
previews the structure of
the writing.
Engaging introduction,
Adequate sequencing of
ideas based on purpose
and linked to issue, but
it is not particularly
inviting to the reader.
The introduction states
the main topic, but does
not adequately preview
the structure of the
writing nor is it
particularly inviting to
the reader. Introduction
may need some revision.
There is no clear
introduction of the
main topic or
structure of the
writing. Introduction
may not exist or may
need major revision.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
120
Universitas Indonesia
A
N
I
Z
A
T
I
O
N
Argument
pros
Presents powerful
Argument pros to support
issue, effective sequencing
of ideas enhances
argument and links to
issue. Well documented
evidence provides a
consistent and convincing
perspective on issue.
Effectively supports
issue with relevant
argument(s) pros and
evidence. Adequately
uses elaboration
techniques to suit
audience and purpose.
Supporting argument(s)
pros or evidence
insufficient, irrelevant or
unclear. Lacks
explanation/ elaboration.
Little or no
supporting reasons or
credible evidence to
support issue.
Cons
Effectively addresses
opposing viewpoints and
provides counter-
arguments, building a
convincing and well-
focused argument.
Addresses an opposing
viewpoint and provides
a reasonable
counterargument.
Addresses opposing
viewpoint but does not
provide a reasonable
counterargument.
Doesn’t address
opposing viewpoint
nor provide
counterargument
Conclusion
Position
Powerful conclusion
reinforces issue. The
position of the student to
the topic is strong. She/he
strongly agrees to one of
the argument.
Conclusion reinforces
thesis and gives closure,
conclusion and issue are
clearly linked. Student’s
stance or position to the
topic is flexible. She/he
is flexible to both
argument pros and cons.
Conclusion attempt to
establish focus,
conclusion may need
some revision.
The position of the
student is neutral toward
the topic.
Conclusion lacks
focus, conclusion
may not exist or may
need major revision.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
121
Universitas Indonesia
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended
message in a very
interesting and precise
way. Precise, vivid,
natural language creates a
clear and complete picture
in the reader’s mind.
Effective words/phrases
get message across.
Correct, adequate word
choice creates a clear
picture in the reader’s
mind.
More precise
words/phrases are
needed to create a clear
message. Ordinary word
choice attempts to create
a picture in the reader’s
mind. Verbs, nouns,
adjectives, and phrases
are adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
4 CATEGORY
With 0-5 errors
With 6-10 errors
With 11-15 errors
With > 15 errors SCORE
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent:
capitalization is accurate,
punctuation is smooth and
enhances meaning,
spelling is correct even on
more difficult words,
grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent
capitalization is correct,
punctuation is smooth
and enhances meaning,
spelling of common
words is correct;
grammar is generally
correct, usage is
generally correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Errors in conventions
may impair readability,
errors occasionally
obscure meaning.
A minimal grasp of
the standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or
confuse the reader.
Limited
understanding of
appropriate
conventions.
TEACHER’S COMMENTS:
TOTAL
SCORE:
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
122
Universitas Indonesia
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
122 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
Bagian penutup ini berisi simpulan, implikasi, dan saran. Simpulan pada
bab ini adalah intisari yang diperoleh dari pengembangan dan hasil penelitian
yang diuraikan pada Bab 4. Bagian implikasi berisi tentang dampak dari hasil
temuan yang diperoleh dalam penelitian dan pengembangan ini. Pada bagian saran
memuat tentang masukan yang penulis kemukakan untuk memperbaiki
kekurangan yang terdapat di dalam penelitian ini.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam pengembangan rubrik, maka
dihasilkan suatu luaran berupa rubrik penilaian tulisan discussion untuk siswa
SMA. Rubrik penilaian tulisan ini berisi empat kategori penilaian, yaitu untuk
kategori ideas and content, organization, word choice, dan conventions dengan
rentang skor yang telah ditentukan pada masing-masing gradasi mutu. Skor 4
untuk tingkat mahir (advanced), 3 untuk tingkat mampu (proficient), 2 untuk
tingkat pemula (basic), dan 1untuk tingkat pra pemula (below basic).
Berdasarkan evaluasi teman sejawat, hasil analisis, dan penskoran yang
dilakukan oleh peneliti dan guru terhadap tulisan siswa, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan rubrik penilaian tulisan ini dipastikan dapat memudahkan guru
bahasa Inggris dalam menilai hasil tulisan siswa secara lebih akurat dan objektif.
Bentuk penilaian yang menfokuskan pada struktur generik teks membuat penilain
ini andal dan akurat untuk menilai tulisan discussion. Hal ini tidak menutup
kemungkinan dijadikan patokan untuk membuat rubrik penilaian jenis tulisan
yang lain. Dengan demikian, rubrik ini akan sangat membantu guru fokus menilai
pada jenis teks tertentu. Sedangkan siswa dapat lebih memahami struktur generik
setiap tulisan dan membantu mereka memperbaiki tulisan pada buram selanjutnya.
Rerata peningkatan nilai pada kategori ideas and content adalah 1.875
poin, pada kategori introduction/issue meningkat 0.8125 poin, kategori argument
pros meningkat 1.375 poin, kategori argument cons meningkat 0,8125, kategori
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
123
Universitas Indonesia
kesimpulan 0,8125, kategori word choice meningkat 2,4375, dan pada kategori
conventions meningkat 2,3125 poin. Hasil ini mengindikasikan bahwa
penggunaan rubrik andal dan dapat membantu siswa untuk memperbaiki tulisan
mereka selanjutnya. Untuk mengetahui apakah penggunaan rubrik ini dianggap
efektif oleh siswa, maka dipakai hasil uji kuesioner dan wawancara.
Hasil uji kuesioner dan wawancara menunjukan bahwa format rubrik
sudah cukup baik dan siswa menganggap penggunaan rubrik penilaian praktis
digunakan dalam menilai tulisan mereka karena lebih akurat dan objektif serta
terbukti efektif membantu siswa dalam memperbaiki tulisan mereka pada buram
2. Hal ini dibuktikan dengan rerata hasil uji kuesioner pertama yang mencapai
3.15 dan uji kuesioner kedua yang mencapai hasil 3.24. Kedua hasil kuesioner ini
membuktikan bahwa penggunaan rubrik dalam menilai hasil tulisan siswa
dianggap efektif, akurat, dan objektif.
Selain itu, keandalan dan keakuratan rubrik ini diperkuat dengan hasil
penilaian gabungan pada tulisan siswa yang dilakukan oleh peneliti, guru SMAN
8, dan guru SMAN 15. Hasil penilaian gabungan menunjukan bahwa korelasi
penilaian gabungan ini adalah 0,991 dengan signifikansi 0,00. Hal ini
mengindikasikan bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik andal, objektif,
dan efektif membantu siswa dalam memperbaiki tulisan mereka. Sedangkan untuk
signifikansi 0,00 mengindikasikan bahwa penilaian dengan menggunakan rubrik
adalah sahih.
5.2 Implikasi
Hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian dan pengembangan ini
memberikan implikasi terutama yang berhubungan dengan penilaian hasil tulisan
siswa, seperti dijabarkan di bawah ini.
a. Penggunaan rubrik penilaian tulisan ini memudahkan guru dalam menilai hasil
tulisan siswa khususnya jenis teks discussion secara lebih objektif dan akurat.
namun guru sebaiknya diberi penjelasan dan pelatihan tentang penggunaan
rubrik tersebut.
b. Sedangkan bagi siswa rubrik ini efektif dalam membantu mereka memperbaiki
tulisan pada buram berikutnya dengan memperhatikan kekurangan dan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
124
Universitas Indonesia
kelemahan pada masing-masing kategori penilaian. Disamping itu, mereka juga
dapat mengetahui kekuatan tulisan yang telah mereka buat. Namun,
penggunaan rubrik ini cukup berhasil karena peneliti mendampingi siswa
dalam memahami isi rubrik, sehingga siswa dapat memahami rubrik dengan
baik setelah diberi penjelasan sebelumya oleh peneliti.
c. Berdasarkan poin (b) di atas, rubrik yang dihasilkan diperkirakan lebih mudah
digunakan di Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) yang kemampuan
bahasa Inggris siswanya sudah cukup baik daripada di sekolah biasa. Hal ini
disebabkan penggunaan bahasa yang dipakai di dalam rubrik mungkin sulit
dipahami siswa di sekolah biasa yang memiliki kemampuan bahasa Inggris
masih terbatas. Namun, bila selanjutnya rubrik ini mau dipakai, penggunaan
bahasa harus disederhanakan terlebih dahulu.
d. Pengembangan rubrik penilaian tulisan discussion ini memiliki ciri khas pada
penilaian struktur generiknya, sehingga berimplikasi terhadap pemahaman
siswa tentang struktur generik teks tersebut.
5.3 Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan pengembangan rubrik
penilaian tulisan discussion, penulis memaparkan beberapa saran di bawah ini.
a. Keberlanjutan pembuatan rubrik penilaian untuk siswa SMA diharapkan dapat
diperhatikan mengingat pada penelitian ini pengembangan rubrik hanya
dilakukan khusus untuk jenis teks discussion, sehingga pengembangan rubrik
penilaian jenis tulisan yang lain sangat terbuka untuk dilakukan pada penelitian
berikutnya.
b. Pengembangan rubrik penilaian tulisan discussion ini memiliki ciri khas pada
struktur generiknya, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk membuat
rubrik penilaian jenis teks yang lain dengan memfokuskan penilaian pada
struktur generik masing-masing teks.
c. Hasil penelitian yang menunjukan rerata peningkatan nilai pada kategori
kesimpulan (conclusion) lebih rendah dibanding dengan rerata peningkatan
nilai pada kategori yang lain. Hal ini mengharuskan guru memberikan
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
125
Universitas Indonesia
pemahaman dan pelatihan lebih lanjut kepada siswa tentang bagaimana
membuat suatu kesimpulan yang baik dan lugas.
d. Mengingat penelitian ini masih pada tahap pengembangan dan akhirnya
menghasilkan suatu luaran berupa rubrik penilaian tulisan discussion untuk
siswa SMA, maka peneliti lain yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini
sebaiknya mengujicobakan rubrik ini pada skala yang lebih besar untuk lebih
membuktikan keakuratan rubrik dalam menilai tulisan siswa secara lebih
objektif. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada
pengajaran kemahiran menulis khususnya dalam penilaian hasil tulisan siswa,
dan akhirnya
e. Penulis menyadari bahwa pembuatan rubrik ini masih jauh dari sempurna,
maka untuk meningkatkan keakuratan, keandalan, dan keobjektifitasan rubrik
penilaian ini, peneliti secara terbuka dan senang hati bagi para peneliti lain
untuk me-review atau mengulang dari tahap awal pengembangan rubrik untuk
menghasilkan gradasi mutu dan uraian skala penilaian pada masing-masing
kategori yang sesuai dan andal untuk menilai kemampuan menulis siswa SMA,
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
126 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Andrade, H.G. (1997). Understanding rubrics. Educational leaderships. 29 Mei 2012.
http://www.middleweb.com/rubricsHD.html.
Azhar, I.N. (2010). Pembagian jenis-jenis wacana (Genre Teks). 21 Desember 2011.
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/pesona-puisi/pembagian-jenis-
jenis-wacana-genre-teks/.
Bathesta, Y., & Wahyuni, L.D. (2011, Januari). Rubrik: asesmen alternatif untuk
menilai peserta didik secara realtime dan komprehensif. Makalah yang
disampaikan pada Konferensi Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
(HEPI), Hotel Nusantara, Bandar Lampung.
Borg, W.R., & Gall, M.D. (1989). Educatioanal research. New York: Longman.
Brown, H.D. (2004). Language assessment: principles and classroom practices. NY:
Pearson Education.
Depdiknas. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan.. Jakarta: Depdiknas.
_______. (2009). Panduan implementasi standar penilaian pada KTSP di sekolah.
Jakarta: Depdiknas.
Ferris, D., & Hedgcock, J.S. (2005). Teaching ESL composition: purpose, process,
and practice (2nd ed.). NJ: Lawrence Erlbaum.
Golich, Vicki. (1998). Thinking About Assessment. Makalah. (Conference for Chairs
a special panel on Academic Program Assessment). University of
Minnesota.
Halliday, M. A. K. (1994). An Introduction to Functional Grammar (2nd ed.).
London: Edward Arnold.
________. (2002). Linguistic studies of text and discourse. London: Continuum.
Hyland, K. (2003). Second language writing. New York: Cambridge University
Press.
________. (2008). Genre and academic writing in the disciplines. Language
Teaching, 41, 543–562.
Jacobs, H.L. et al. (1981). Testing ESL Composition: A Practical Approach.
Massachuset: Newburry House.
Kress, G. (1994). Learning to write (2nd ed.). London: Routledge and Kegan Paul
Ltd.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
127
Universitas Indonesia
Kidam. (2011). The Effect of The Rhetorical Approach on The Development of
Learners’ Rhetorical Awareness in Writing The Argumentative Essay: A
Case Study. Jakarta. Disertasi. Universitas Katholik Atma Jaya. (Tidak
Dipublikasikan).
Mertler, C.A. (2001). Designing Scoring Rubrics for Your Classroom. Practical
Assessment, Research & Evaluation, 7(25).
Millar, Diane. (2011). Promoting Genre Awareness in the EFL Classroom. Journal
of English Teaching Forum, 2, 2-15.
Nitko, A.J. (1996). Educational Assessment of Student. New Jersey: Prentice-Hall.
Nunan, D. (1999). Second language teaching and learning. Boston: Heinle and
Heinle.
Nunan, David., & Kathleen, M, Bailey (2009). Exploring second language
classroom research. Boston: Heinle.
Poerwanti, Jenny, I, S. (2011). Asesmen otentik dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Makalah. Pendidikan Guru sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
(Tidak Dipublikasikan).
Rass, R.A. (2011). Integrating reading and writing for effective language teaching.
Journal of English Teaching Forum, 39, 1-5.
Rofi’uddin, Ahmad. (1996). Penilaian pengajaran bahasa indonesia di sekolah
dasar. Malang: IKIP Malang.
San Diego Unified School District. (2006, September). SDUSD Grade 7
NARRATIVE Writing Rubric. April 5, 2012.
http://old.sandi.net/depts/literacy/rubrics/7_writing.pdf
Syafi’ie, I. (1988). Retorika dalam menulis. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, H.G. (1994). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Wijayanti, N. (2010). Implementasi Ancangan Proses Genre di Sekolah Menengah
Atas di Indonesia: Studi Kasus. Depok. Karya Proyek. Pascasarjana
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia. (Tidak
Dipublikasikan).
Yan, Guo. (2005). A Process genre model for teaching writing. Journal of English
Teaching Forum. 43, 18-26.
Zainul, A. (2001). Alternative assessment applied approach. Jakarta: Dikti Depdiknas.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
128
Universitas Indonesia
Zainul, A., & Mulyana, A. (2005). Materi pokok: tes dan asesmen di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Model Penilaian SMA (n.d.). September, 2006.
http://www.scribd.com/doc/7174527/Model-Penilaian-SMA-Sept06. Diunduh
pada tanggal 12 April 2012.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
129
Universitas Indonesia
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Bahasa Inggris
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP)
Nama Sekolah : SMA / MA ………………..
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : XI / 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Mendengarkan
7. Memahami makna
dalam percakapan
transaksional dan
interpersonal
resmi dan
berlanjut
(sustained) dalam
konteks kehidupan
sehari-hari
7.1 Merespon
makna dalam
percakapan
transaksional
(to get things
done) dan
interpersonal
(bersosialisasi)
resmi dan
berlanjut
(sustained)
yang
menggunakan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari dan
melibatkan
tindak tutur:
menyatakan
Responding
to
expressions
of
congratu-
lating and
compli-
menting
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Melakukan
studi pustaka
untuk
mengidentifika
si berbagai
ungkapan
menyatakan
sikap dan
perasaan
beserta
responnya
secara
berkelompok.
Mendengarkan
percakapan
interpersona/tra
nsaksional
melalui tape
secara klasikal
Mendiskusikan
tindak tutur
yang digunakan
Mengidentifikasi
hubungan antar
pembicara
Mengidentifikasi
makna tindak
tutur sikap
terhadap sesuatu
Merespon tindak
tutur menyatakan
sikap terhadap
sesuatu
Mengidentifikasi
makna tindak
tutur menyatakan
perasaan sedih
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan sedih
Mengidentifikasi
makna tindak
tutur menyatakan
Tertulis
(PG dan
Uraian)
Quiz
Tugas
1 x 45
1 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
130
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
sikap terhadap
sesuatu,
menyatakan
perasaan cinta,
dan
menyatakan
perasaan sedih
dan responnya
dalam
percakapan
yang didengar
secara
berkelompok
perasaan cinta
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan cinta
Mengidentifikasi
konteks situasi
Internet
7.2 Merespon
makna dalam
percakapan
transaksional
(to get things
done) dan
interpersonal
(bersosialisasi)
resmi dan
berlanjut
(sustained)
yang
menggunakan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari dan
melibatkan
tindak tutur:
menyatakan
perasaan malu,
menyatakan
perasaan
marah, dan
menyatakan
perasaan
jengkel
Responding
to narrative
texts
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Melakukan
studi pustaka
untuk
mengidentifika
si berbagai
ungkapan
menyatakan
perasaan
beserta
responnya
secara
berkelompok.
Mendengarkan
percakapan
interpersona/tra
nsaksional
melalui tape
secara klasikal
Mendiskusikan
tindak tutur
yang digunakan
dan responnya
dalam
percakapan
yang didengar
secara
berkelompok
Mengidentifikasi
makna tindak
tutur
menyatakan
perasaan malu
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan malu
Mengidentifikasi
makna tindak
tutur menyatakan
perasaan marah
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan marah
Mengidentifikasi
makna tindak
tutur menyatakan
perasaan jengkel
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan jengkel
Tertulis
(PG dan
Uraian)
Quiz
Tugas
2 x 45
2 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
131
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
8. Memahami makna
dalam teks
fungsional pendek
dan monolog
berbentuk
narrative, spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition dalam
konteks kehidupan
sehari-hari
8.1 Merespon
makna dalam
teks fungsional
pendek resmi
dan tak resmi
yang
menggunakan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari
Responding
to
expressions
of
congratu-
lating and
compli-
menting
Responding
to narrative
texts
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Mendengarkan
sebuah
pengumuman
lisan.
Mendiskusikan
isi teks yang
didengar secara
berpasangan.
Mendiskusikan
bentuk bahasa
lisan
berdasarkan
teks yang
didengar secara
kelompok.
Mengidentifikasi
topik sebuah teks
fungsional
pendek yang
didengar
Mengidentifikasi
informasi tertentu
teks yang
didengar
Mengidentifikasi
tujuan
komunikasi teks
fungsional
pendek yang
didengar.
Tertulis
(PG dan
Uraian)
Quiz
Tugas
1 x 45
1 x 45
1 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
8.2 Merespon
makna dalam
teks monolog
yang
menggunakan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari
dalam teks
Responding
to
expressions
of
congratu-
lating and
compli-
menting
Responding
to narrative
texts
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
Mendengarkan
sebuah
narrative/spoof
/discussion/hor
tatory
exposition
secara klasikal.
Mendiskusikan
isi teks yang
didengar secara
berpasangan.
Melakukan
Mengidentifikasi
main idea dari
teks hortatory
exposition yang
didengar
Mengidentifikasi
tokoh dari cerita
yang didengar
Mengidentifikasi
kejadian dalam
teks yang
didengar
Tertulis
(PG dan
Uraian)
Tugas
1 x 45
2 x 45
1 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
132
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
berbentuk:
narrative,
spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
case building
berdasarkan
kelompok pro
dan kontra.
Mengientifikasi
bagian cerita
yang lucu
Mengientifikasi
solusi dalam
sebuah cerita
yang didengar
Mengidentifikasi
kasus yang
didengar
Mengidentifikasi
argumen yang
didengar
Quiz Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
Berbicara
9. Mengungkapkan
makna dalam teks
percakapan
transaksional dan
interpersonal
resmi dan
berlanjut
(sustained) dalam
konteks kehidupan
sehari-hari
9.1 Mengungkap-
kan makna
dalam
percakapan
transaksional
(to get things
done) dan
interpersonal
(bersosialisasi)
resmi dan
berlanjut
(sustained)
dengan
menggunakan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari
dan melibatkan
tindak tutur:
Congratu-
lating and
complimen-
ting
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Bermain peran
secara
berkelompok
Menggunakan
tindak tutur
menyatakan
sikap terhadap
sesuatu
Merespon tindak
tutur menyatakan
sikap terhadap
sesuatu
Menggunakan
tindak tutur
menyatakan
perasaan cinta
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan cinta
Menggunakan
tindak tutur
menyatakan
perasaan sedih
Merespon tindak
Performans 6 x 45 Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
133
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
menyatakan
sikap terhadap
sesuatu,
menyatakan
perasaan cinta,
dan
menyatakan
perasaan sedih
tutur menyatakan
sikap terhadap
sesuatu,
menyatakan
perasaan cinta,
dan menyatakan
perasaan sedih
Internet
9.2 Mengungkap-
kan makna
dalam
percakapan
transaksional
(to get things
done) dan
interpersonal
(bersosialisasi)
resmi dan
berlanjut
(sustained)
yang
menggunakan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari dan
melibatkan
tindak tutur:
menyatakan
perasaan malu,
menyatakan
perasaan
marah, dan
menyatakan
Performing
a
monologue
of a
narrative
text
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Bermain peran
secara
berkelompok
Menggunakan
tindak tutur
menyatakan
perasaan malu
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan malu
Menggunakan
tindak tutur
menyatakan
perasaan marah
Merespon tindak
tutur menyatakan
perasaan malu,
menyatakan
perasaan marah,
dan menyatakan
perasaan jengkel
Tertulis
(PG dan
Uraian)
Tugas
Quiz
1 x 45
2 x 45
1 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
134
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
perasaan
jengkel
10 Mengungkapkan
makna dalam teks
fungsional pendek
dan esei berbentuk
narrative, spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition dalam
konteks kehidupan
sehari-hari
10.1 Mengungkap-
kan makna
dalam teks
fungsional
pendek resmi
dan tak resmi
dengan
menggunakan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari
Congratu-
lating and
complimen-
ting
Performing
a
monologue
of a
narrative
text
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Memberikan
sebuah
pengumuman
lisan secara
bergantian
Menggunakan
bahasa lisan
dalam
menyampaikan
teks fungsional
pendek
Tugas
performance
4 x 45
4 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
10.2 Mengungkap-
kan makna
dalam esei
dengan
mengguna-kan
ragam bahasa
lisan secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
Congratu-
lating and
complimen-
ting
Performing
a
monologue
of a
narrative
text
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
Mendongeng
Melakukan
debat secara
berkelompok
Menggunakan
kalimat past
continuous dalam
menyampaikan
spoof
Melakukan
monolog
berbentuk
narrative
Melakukan
Tugas
Performans
4 x 45
4 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
135
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
kehidupan
sehari-hari
dalam teks
berbentuk:
narrative,
spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
monolog
berbentuk
discussion
Melakukan
monolog
berbentuk
hortatory
exposition
Menggunakan
modal “should”
untuk
menyampaikan
saran
Melakukan debat
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
Membaca
11 Memahami makna
teks fungsional
pendek dan esei
berbentuk
narrative, spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition dalam
konteks kehidupan
sehari-hari dan
untuk mengakses
ilmu pengetahuan
11.1Merespon
makna dalam
teks fungsional
pendek
(misalnya
banner, poster,
pamphlet, dll.)
resmi dan tak
resmi yang
menggunakan
ragam bahasa
tulis secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari dan
untuk
mengakses
ilmu
pengetahua
Identifying
meanings
and
informatio
n in a
narrative
text
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Membaca
nyaring
bermakna
sebuah banner,
poster,
pamphlet
secara individu
Mendiskusikan
isi teks yang
dibaca secara
berpasangan.
Mendiskusikan
ciri-ciri
gramatikal yang
digunakan
dalam teks yang
dibaca secara
berkelompok.
Membaca nyaring
bermakna
wacana ragam
tulis yang
dibahas dengan
ucapan dan
intonasi yang
benar
Mengidentifikasi
topic dari teks
yang dibaca
Mengidentifikasi
informasi tertentu
dari banner,
poster, pamphlet
Performans
Tertulis
(PG dan
Uraian)
Quiz
Tugas
1 x 45
1 x 45
2 x 45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
136
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Majalah
Internet
11.2 Merespon
makna dan
langkah
retorika dalam
esei yang
menggunakan
ragam bahasa
tulis secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari
dan untuk
mengakses
ilmu
pengetahuan
dalam teks
berbentuk
narrative,
spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition
Reading
narrative
texts
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Membaca
nyaring
bermakna teks
exposition
secara individu
Mendiskusikan
berbagai aspek
dari teks seperti
isi, struktur
teks, secara
berkelompok.
Berlatih
menggunakan
kalimat yang
menyatakan
argumen dan
saran
Mengidentifikasi
makna kata
dalam teks yang
dibaca
Mengidentifikasi
makna kalimat
dalam teks yang
dibaca
Mengidentifikasi
setting dalam
sebuah cerita
narasi
Mengidentifikasi
komplikasi dalam
sebuah cerita
narasi
Mengidentifikasi
kejadian dalam
teks yang dibaca
Mengidentifikasi
kasus yang
dibahas dalam
teks
Mengidentifikasi
argumen yang
diberikan
Mengidentifikasi
saran yang
diberikan
Mengidentifikasi
langkahlangkah
retorika dari teks
Performans
Tertulis
(PG dan
Uraian)
Tugas
Quiz
2 x45
4 x45
2 x45
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
137
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Mengidentifikasi
tujuan
komunikasi teks
dibaca
Menulis
12 Mengungkapkan
makna dalam teks
fungsional pendek
dan esei berbentuk
narrative, spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition dalam
konteks kehidupan
sehari-hari
12.1 Mengungkap-
kan makna
dalam teks
fungsional
pendek
(misalnya
banner, poster,
pamphlet, dll.)
resmi dan tak
resmi dengan
menggunakan
ragam bahasa
tulis secara
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari
Developing
a
paragraph
of a
narrative
text based
on the
pictures
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Menuliskan
sebuah banner,
poster,
pamphlet
secara
berkelompok
dan
Mempublikasik
an di
lingkungan
sekolah
Menggunakan
tata bahasa, kosa
kata, tanda baca,
ejaan, dan tata
tulis dengan
akurat
Menulis gagasan
utama
Mengelaborasi
gagasan utama
Membuat draft,
merevisi,
menyunting
Menghasilkan
banner, poster,
atau pamphlet
Tugas
Unjuk kerja
2 x 45 Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
12.2 Mengungkap-
kan makna dan
langkah
retorika dalam
esei dengan
menggunakan
ragam bahasa
tulis secara
Writing
narrative
texts
Religius, jujur,
toleransi, disiplin,
kerja keras,
mandiri,
demokratis, rasa
ingin tahu,
semangat
kebangsaan, cinta
Percaya diri
(keteguhan
hati, optimis).
Berorientasi
pada tugas
(bermotivasi,
tekun/tabah,
bertekad,
Membuat draft
teks exposition
dengan
melakukan
chain writing.
Melakukan
menulis teks
discussion
Menggunakan
kalimat past
continuous dalam
menulis spoof
Menggunakan
kalimat kompleks
dalam membuat
sebuah cerita
Developing
English
Competenci
es
for Grade X
Senior High
School
(SMA/MA)
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
138
Universitas Indonesia
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi
Pembelajaran
Nilai Budaya &
Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penca-
paian Kompetensi Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
akurat, lancar
dan berterima
dalam konteks
kehidupan
sehari-hari
dalam teks
berbentuk:
narrative,
spoof,
discussion, dan
hortatory
exposition
tanah air,
menghargai
prestasi,
bersahabat, cinta
damai, gemar
membaca, peduli
lingkungan, peduli
sosial, tanggung
jawab
enerjik).
Pengambil
resiko (suka
tantangan,
mampu
memimpin)
Orientasi ke
masa depan
(punya
perspektif
untuk masa
depan)
Menggunakan
modal “should”
untuk menulis
saran pada teks
hortatory
exposition
Menghasilkan
teks berbentuk
spoof
Menghasilkan
teks berbentuk
discussion
Tugas
Unjuk kerja
2 x 45
2 x 45
Tape
Kamus
Kaset/CD
Tape/CD
Player
OHP/LCD
Foto/ Poster
Gambar
Koran
berbehasa
Inggris
Majalah
Internet
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
139
Universitas Indonesia
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : B.Inggris
Kelas/Semester : XI/2
Pertemuan ke : 44
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi
1. Memahami makna teks monolog/esei berbentuk narrative, spoof, discussion,
dan hortatory exposition secara akurat, lancar, dan berterima dalam konteks
kehidupan sehari-hari dan mengakses ilmu pengetahuan.
2. Mengungkapkan makna dalam teks monolog/esei tulis narrative, spoof,
discussion, dan hortatory exposition secara akurat, lancar dan berterima dalam
konteks kehidupan sehari-hari dan mengakses ilmu pengetahuan
Kompetensi Dasar
1. Memahami dan merespon makna dalam teks monolog/esei yang menggunakan
ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam teks berbentuk:
discussion
2. Mengungkapkan makna dalam teks monolog/esei yang menggunakan ragam
bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam teks berbentuk:
discussion
Indikator
Mengidentifikasi makna dalam teks molog/essei berbentuk discussion
Mengidentifikasi langkah-langkah retorika dalam wacana: discussion
Menulis teks berbentuk monolog/esei berbentuk discussion
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa mengidentifikasi makna dalam teks molog/essei berbentuk discussion
Siswa mengidentifikasi langkah-langkah retorika dalam wacana: discussion
Siswa dapat menulis teks berbentuk monolog/esei berbentuk discussion
2. Materi Pokok
Teks tulis berbentuk discussion
3. Metode Pembelajaran/Teknik: Genre-based
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
140
Universitas Indonesia
(lanjutan)
4. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan Awal (10’)
Siswa mendapat feedback tentang tulisan mereka sebelumnya
Kegiatan Inti (70’)
Siswa menulis teks berbentuk discussion dengan tema riding bike to
school
Siswa membuat ide mengenai tema yang dipilihnya
Siswa boleh saling bertukar tulisan dan mengomentari kekurangannya
Siswa juga meminta saran dari guru mereka
Kegiatan Akhir (10’) Siswa mengumpulkan hasil tulisan kepada guru
5. Sumber/Bahan/Alat
Buku Look Ahead 2
6. Penilaian
Teknik: Unjuk kerja
Bentuk: hasil tulisan
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
_________________ _________________
NIP. NIP.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
141
Universitas Indonesia
Lampiran 3. Kuesioner Untuk Siswa
1. Kuesioner Pertama
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas : XI IPA
Alokasi Waktu : 25 menit
Jumlah item : 10 butir
Petunjuk Umum :
Angket ini hanya untuk kepentingan pendidikan dan tidak akan berpengaruh
terhadap nilai Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan
sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami.
1. Bacalah setiap nomor dengan seksama.
2. Isilah sesuai dengan apa yang anda alami tanpa ada paksaan dari pihak
manapun
Petunjuk Khusus :
Tuliskan pendapat Anda terhadap setiap pernyataan ( pertanyaan ) dengan cara
memberikan tanda cek list ( ) pada kolom jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1. Anda dapat mengerti format rubrik ini dengan baik
2. Kategori penilaian sudah mencakup semua unsur
dalam membuat suatu tulisan discussion yang baik
3. Bahasa yang digunakan dalam rubrik ini sulit untuk
dipahami
4. Kriteria penilaian mudah dipahami
5. Rentang nilai untuk masing-masing kriteria sudah
sangat sesuai
6. Format rubrik sederhana dan praktis
7. Anda merasa penilaian dengan menggunakan rubrik
ini bersifat objektif dan tidak asal-asalan
8. Kategori yang digunakan dalam rubrik ini tidak
sesuai dengan materi yang diajarkan guru di dalam
kelas
9. Kriteria yang digunakan terlalu tinggi untuk tingkat
SMA
10. Rubrik ini membantu Anda memahami faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam menulis
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
142
Universitas Indonesia
2. Kuesioner Kedua
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas : XI IPA
Alokasi Waktu : 25 menit
Jumlah item : 10 butir
Petunjuk Umum :
Angket ini hanya untuk kepentingan pendidikan dan tidak akan berpengaruh
terhadap nilai Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan
sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami.
3. Bacalah setiap nomor dengan seksama.
4. Isilah sesuai dengan apa yang anda alami tanpa ada paksaan dari pihak
manapun
Petunjuk Khusus :
Tuliskan pendapat Anda terhadap setiap pernyataan ( pertanyaan ) dengan cara
memberikan tanda cek list ( ) pada kolom jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Rubrik ini mudah digunakan untuk memperbaiki
kesalahan dalam tulisan Anda
2. Rubrik ini efektif digunakan untuk
meningkatkan pemahaman dan keterampilan
Anda dalam menulis
3. Anda tidak mengalami kendala dalam
memahami hasil penilaian guru dengan
menggunakan rubrik ini
4. Rubrik ini memotivasi Anda dalam memperbaiki
tulisan yang telah dinilai dan diberi masukan
oleh guru
5. Rubrik ini membingungkan Anda dalam
memperbaiki tulisan, sehingga Anda
membutuhkan waktu lama untuk memperbaiki
tulisan berikutnya
6. Rubrik seperti ini sudah ada sebelumnya dan
Anda tidak suka jika guru mengunakan alat ini
dalam menilai tulisan Anda
7. Dengan rubrik ini Anda dapat menilai tulisan
Anda apakah sudah baik atau belum
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
143
Universitas Indonesia
No. Pernyataan SS S TS STS
8. Rubrik ini membantu Anda memahami
kesalahan dalam tulisan yang Anda buat
9. Anda lebih suka dengan penilaian yang biasa
guru berikan daripada menggunakan rubrik ini
10. Anda merasa puas dengan penilaian tulisan
menggunakan rubrik ini dan selanjutnya Anda
ingin guru tetap menggunakan rubrik ini sebagai
alat dalam menilai tulisan Anda.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
144
Universitas Indonesia
Lampiran 4. Wawancara Kepada Siswa dan Guru
1. Pertanyaan Wawancara Pertama Untuk Siswa
Nama:
Kelas:
1. Bagaimana pendapat Anda tentang format rubrik yang digunakan untuk
menilai hasil tulisan Anda?
2. Bagaimana pendapat Anda tentang penggunaan bahasa dalam rubrik ini?
Apakah muda dipahami atau tidak?
3. Apakah Anda memahami semua kriteria yang digunakan dalam rubrik ini?
4. Apakah guru Anda pernah menggunakan rubrik semacam ini untuk menilai
tulisan Anda?
5. Apa pendapat Anda terhadap bentuk penilaian tulisan dengan menggunakan
rubrik ini?
2. Pertanyaan Wawancara Kedua Untuk Siswa
Nama:
Kelas:
1. Apakah rubrik penilaian ini membantu Anda dalam memperbaiki tulisan
Anda pada buram 2?
2. Sejauhmana rubrik ini mengarahkan Anda dalam memperbaiki tulisan pada
buram 2?
3. Apakah rubrik ini praktis digunakan untuk menilai tulisan Anda? bila dilihat
dari segi keakuratan dan objektivitasnya?
4. Secara keseluruhan apakah Anda merasa puas terhadap penilaian dengan
menggunakan rubrik ini?
5. Apakah seterusnya Anda ingin guru menggunakan rubrik ini dalam menilai
hasil tulisan Anda?
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
145
Universitas Indonesia
Lampiran 5a. Analisis Uji Coba Awal
1. Ayesha Tantriana
Giving Homework to children
Who does said that homework is always being an important thing
for students. I have been wondering why it is important or not.
Sometimes, think we should have , because it is the
strong reason why students have to opened the book and review the
lesson. Homework also helps students to remember what they have
learned at school.Without homework, some lazy students just study if
there will be any examination. But for dilligent students, they will study
at home, eventhough there is no homework or examination. Therefore, I
hope if homework is very important for increasing student’s spirit to
study at home.
, especially for school which has full time
learning, homework isn’t the strong reason for studying at home. The
students will so exhausted if they finish studying at school above 3 p.m
and then after arrive at home, they have to do their homework from
school. They think, it’s better for then to take a rest or have some
refreshment after being so bored at school.
So, homework is an important thing for education, but only for
the students who don’t have full time at school.
2. Sri Elita
Homework to children
there are a lot of discussion as to whether children should be
given homework or not. Is it enough for children having time to study at
school or reading additional time in home for study after school
time?some people claim that children do enough work in school
already. They also argue that children have their hobbies which they
want to do after school, such as sport or music. A further point they
make is that a lot of homeworks are pointless and does not help the
children learn at all.
however, there are also strong arguments against this point of
view. Parents and teachers argue that it is important to find out
whether children can work on their own without the support from the
teacher. They say that the evening is a good time for children to sit
down and think about what they have learned in school.
Furthermore they claim that the school day is too short to get
anything done. It makes sense to send home tasks like independent
reading or further writing task which do not need the teacher support. I
think, on balance, that some homework is good idea but that should
only given at the weekend when children have more time.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
146
Universitas Indonesia
Lampiran 5b. Penilaian Tulisan Siswa Pada Uji Coba Awal
1. Tulisan Siswa SMAN 8 Tangerang
STUDENT : Ayesha Tantriana
DATE :
CLASS :
1 CATEGORY 4. Advanced
A (50-45)
3. Proficient
B (44-40)
2. Basic
C (39-35)
1. Below Basic
D (34-30)
SCORE
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue that
appeals to the audience.
Focus on topic is clear and
definite. Effective and
appropriate details create a
vivid picture showing
knowledge and insight.
States an effective issue
(position) that makes a clear
and knowledgeable
judgment. Focus on topic is
clear. Sufficient details
create a picture showing
some knowledge and insight.
Issue is too narrow, too
broad or not immediately
clear to reader. Focus on
topic is somewhat
defined. Underdeveloped
details show little
knowledge and are too
general to create a
picture.
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding
50
O
R
G
A
N
I
Z
A
T
I
O
N
Introduction
/Issue
Argument
Conclusion
Strong, engaging
introduction. The
introduction is inviting, states
the main topic, and previews
the structure of the writing.
Engaging introduction,
Adequate sequencing of
ideas based on purpose and
linked to issue, but it is not
particularly inviting to the
reader.
The introduction states
the main topic, but does
not adequately preview
the structure of the
writing nor is it
particularly inviting to
the reader. Introduction
may need some revision.
There is no clear
introduction of the
main topic or structure
of the writing.
Introduction may not
exist or may need
major revision.
50
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
147
Universitas Indonesia
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended message
in a very interesting and
precise way. Precise, vivid,
natural language creates a
clear and complete picture in
the reader’s mind. Powerful
verbs, precise nouns, and
appropriate adjectives
Effective words/phrases get
message across. Correct,
adequate word choice
creates a clear picture in the
reader’s mind. Lively verbs,
specific nouns, and
appropriate adjectives and
phrases add to the meaning.
More precise
words/phrases are
needed to create a clear
message. Ordinary word
choice attempts to create
a picture in the reader’s
mind. Verbs, nouns,
adjectives, and phrases
are adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately. Verb
and noun choice is
rather general.
Adjectives and phrases
lack definition.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
50
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the
standard writing conventions
is apparent: capitalization is
accurate, punctuation is
smooth and enhances
meaning, spelling is correct
even on more difficult words,
grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the
standard writing conventions
is apparent capitalization is
correct, punctuation is
smooth and enhances
meaning, spelling of
common words is correct;
grammar is generally
correct, usage is generally
correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Errors in conventions
may impair readability,
errors occasionally
obscure meaning.
A minimal grasp of the
standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or confuse
the reader. Limited
understanding of
appropriate
conventions.
45
TOTAL
SCORE: 190
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
148
Universitas Indonesia
2. Tulisan Siswa SMAN 15 Tangerang
STUDENT : Sri Elita
DATE :
CLASS :
1 CATEGORY 4. Advanced
A (50-45)
3. Proficient
B (44-40)
2. Basic
C (39-35)
1. Below Basic
D (34-30)
SCORE
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue that
appeals to the audience.
Focus on topic is clear and
definite. Effective and
appropriate details create a
vivid picture showing
knowledge and insight.
States an effective issue
(position) that makes a clear
and knowledgeable
judgment. Focus on topic is
clear. Sufficient details
create a picture showing
some knowledge and insight.
Issue is too narrow, too
broad or not immediately
clear to reader. Focus on
topic is somewhat
defined. Underdeveloped
details show little
knowledge and are too
general to create a
picture.
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding
45
O
R
G
A
N
I
Z
A
T
I
O
N
Introduction
/Issue
Argument
Conclusion
Strong, engaging
introduction. The
introduction is inviting, states
the main topic, and previews
the structure of the writing.
Engaging introduction,
Adequate sequencing of
ideas based on purpose and
linked to issue, but it is not
particularly inviting to the
reader.
The introduction states
the main topic, but does
not adequately preview
the structure of the
writing nor is it
particularly inviting to
the reader. Introduction
may need some revision.
There is no clear
introduction of the
main topic or structure
of the writing.
Introduction may not
exist or may need
major revision.
45
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
149
Universitas Indonesia
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended message
in a very interesting and
precise way. Precise, vivid,
natural language creates a
clear and complete picture in
the reader’s mind. Powerful
verbs, precise nouns, and
appropriate adjectives
Effective words/phrases get
message across. Correct,
adequate word choice
creates a clear picture in the
reader’s mind. Lively verbs,
specific nouns, and
appropriate adjectives and
phrases add to the meaning.
More precise
words/phrases are
needed to create a clear
message. Ordinary word
choice attempts to create
a picture in the reader’s
mind. Verbs, nouns,
adjectives, and phrases
are adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately. Verb
and noun choice is
rather general.
Adjectives and phrases
lack definition.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
44
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the
standard writing conventions
is apparent: capitalization is
accurate, punctuation is
smooth and enhances
meaning, spelling is correct
even on more difficult words,
grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the
standard writing conventions
is apparent capitalization is
correct, punctuation is
smooth and enhances
meaning, spelling of
common words is correct;
grammar is generally
correct, usage is generally
correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Errors in conventions
may impair readability,
errors occasionally
obscure meaning.
A minimal grasp of the
standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or confuse
the reader. Limited
understanding of
appropriate
conventions.
50
TOTAL
SCORE: 184
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
150
Universitas Indonesia
Lampiran 6a. Hasil Tulisan Siswa Pada Uji Coba Lapangan 1.
1. Tulisan Ax2
Berikut ini adalah hasil tulisan siswa yang ditulis pada buram pertama dan
diberi nama tulisan Ax2.
2. Tulisan Ax6
Berikut ini adalah hasil tulisan siswa yang ditulis pada buram pertama dan
diberi nama tulisan Ax6.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
151
Universitas Indonesia
3. Tulisan Bx3
Berikut ini adalah hasil tulisan siswa yang ditulis pada buram pertama dan
diberi nama tulisan Bx3.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
152
Universitas Indonesia
Lampiran 6b. Penilaian Tulisan Dengan Menggunakan Rubrik Pada Uji Coba Lapangan 1
Akan ditampilkan satu contoh rubrik penilaian.
1. Penilaian Rubrik Tulisan Ax2
STUDENT : Katarina Vivi D
DATE :
CLASS : XI IPA
1 CATEGORY 4. Advanced
A (20-16)
3. Proficient
B (15-11)
2. Basic
C (10-6)
1. Below Basic
D (5-0)
SCORE
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue that
appeals to the audience. Focus
on topic is clear and definite.
Effective and appropriate
details create a vivid picture
showing knowledge and
insight.
States an effective issue
that makes a clear and
knowledgeable
judgment. Focus on topic
is clear. Sufficient details
create a picture showing
some knowledge and
insight.
Issue is too narrow, too
broad or not immediately
clear to reader. Focus on
topic is somewhat defined.
Underdeveloped details
show little knowledge
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding.
13
2 CATEGORY
4. Advanced
A (10-9)
3. Proficient
B (8-6)
2. Basic
C (5-3)
1. Below Basic
D (2-0)
SCORE
O
R
G
A
Introduction/
Issue
Strong, engaging introduction.
The introduction is inviting,
states the main topic.
Engaging introduction,
Adequate sequencing of
ideas based on purpose
and linked to issue, but it
is not particularly
inviting to the reader.
The introduction states the
main topic, but does not
adequately preview the
structure of the writing nor
is it particularly inviting to
the reader. Introduction
may need some revision.
There is no clear
introduction of the
main topic or structure
of the writing.
Introduction may not
exist or may need
major revision.
5
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
153
Universitas Indonesia
N
I
Z
A
T
I
O
N
Argument
pros
Presents powerful Argument
pros to support issue, effective
sequencing of ideas enhances
argument and links to issue.
Well documented evidence
provides a consistent and
convincing perspective on
issue.
Effectively supports
issue with relevant
argument(s) pros and
evidence. Adequately
uses elaboration
techniques to suit reader
and purpose.
Supporting argument(s)
pros or evidence
insufficient, irrelevant or
unclear. Lacks
explanation/ elaboration.
Little or no supporting
reasons or credible
evidence to support
issue.
5
Cons
Effectively addresses opposing
viewpoints and provides
counter-arguments, building a
convincing and well-focused
argument.
Addresses an opposing
viewpoint and provides a
reasonable
counterargument.
Addresses opposing
viewpoint but does not
provide a reasonable
counterargument.
Doesn’t address
opposing viewpoint nor
provide
counterargument
7
Conclusion
Powerful conclusion reinforces
issue.
Conclusion reinforces
thesis and gives closure,
conclusion and issue are
clearly linked.
Conclusion attempt to
establish focus, conclusion
may need some revision.
Conclusion lacks focus,
conclusion may not
exist or may need
major revision.
5
3
CATEGORY 4. Advanced
A (20-16)
3. Proficient
B (15-11)
2. Basic
C (10-6)
1. Below Basic
D (5-0)
SCORE
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended message
in a very interesting and
precise way. Precise, vivid,
natural language creates a clear
and complete picture in the
reader’s mind.
Effective words/phrases
get message across.
Correct, adequate word
choice creates a clear
picture in the reader’s
mind.
More precise
words/phrases are needed
to create a clear message.
Ordinary word choice
attempts to create a picture
in the reader’s mind.
Verbs, nouns, adjectives,
and phrases are adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
10
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
154
Universitas Indonesia
4 CATEGORY 4. Advanced
A (20-16)
3. Proficient
B (15-11)
2. Basic
C (10-6)
1. Below Basic
D (5-0)
SCORE
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the standard
writing conventions is
apparent: capitalization is
accurate, punctuation is
smooth and enhances meaning,
spelling is correct even on
more difficult words, grammar
is essentially correct, usage is
correct.
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent
capitalization is correct,
punctuation is smooth
and enhances meaning,
spelling of common
words is correct;
grammar is generally
correct, usage is
generally correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Errors in conventions may
impair readability, errors
occasionally obscure
meaning.
A minimal grasp of the
standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or confuse
the reader. Limited
understanding of
appropriate
conventions.
10
TEACHER’S COMMENTS:
TOTAL
SCORE: 55
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
155
Universitas Indonesia
Lampiran 7a. Hasil Tulisan Siswa Pada Uji Coba Lapangan 2.
1. Tulisan Ay2
Berikut ini adalah hasil tulisan siswa yang ditulis pada buram kedua dan
diberi nama tulisan Ay2.
2. Tulisan Ay6
Berikut ini adalah hasil tulisan siswa yang ditulis pada buram kedua dan
diberi nama tulisan Ay6.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
156
Universitas Indonesia
3. Tulisan By3
Berikut ini adalah hasil tulisan siswa yang ditulis pada buram kedua dan
diberi nama tulisan By3.
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
157
Universitas Indonesia
Lampiran 7b. Penilaian Tulisan Dengan Menggunakan Rubrik Pada Uji Coba Lapangan 2
Akan ditampilkan satu contoh penilaian rubrik tulisan
1. Penilaian Rubrik Tulisan Ay2
STUDENT : Katarina Vivi D
DATE :
CLASS : XI IPA
1
CATEGORY
CRITERIA AND SCORE LEVEL
SCORE
Advanced
(20-16)
Proficient
(15-11)
Basic
(10-6)
Below Basic
(5-0)
I
D
E
A
S
/
C
O
N
T
E
N
T
theme
Cohesion
States a compelling issue that
appeals to the audience.
Focus on topic is clear and
definite. Effective and
appropriate details create a
vivid picture showing
knowledge and insight.
States an effective issue
that makes a clear and
knowledgeable judgment.
Focus on topic is clear.
Sufficient details create a
picture showing some
knowledge and insight.
Issue is too narrow, too
broad or not immediately
clear to reader. Focus on
topic is somewhat defined.
Underdeveloped details
show little knowledge
No clear issue. Focus
on topic is not clearly
defined. Limited or
disconnected details
show a lack of
understanding.
15
2 CATEGORY
Advanced
(10-9)
Proficient
(8-6)
Basic
(5-3)
Below Basic
(2-0)
SCORE
O
R
Introduction/
Issue
Strong, engaging
introduction. The
introduction is inviting, states
the main topic, and previews
the structure of the writing.
Engaging introduction,
Adequate sequencing of
ideas based on purpose and
linked to issue, but it is not
particularly inviting to the
reader.
The introduction states the
main topic, but does not
adequately preview the
structure of the writing nor
is it particularly inviting to
the reader. Introduction
may need some revision.
There is no clear
introduction of the
main topic or structure
of the writing.
Introduction may not
exist or may need
major revision.
7
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
158
Universitas Indonesia
G
A
N
I
Z
A
T
I
O
N
Argument
pros
Presents powerful Argument
pros to support issue,
effective sequencing of ideas
enhances argument and links
to issue. Well documented
evidence provides a
consistent and convincing
perspective on issue.
Effectively supports issue
with relevant argument(s)
pros and evidence.
Adequately uses
elaboration techniques to
suit audience and purpose.
Supporting argument(s)
pros or evidence
insufficient, irrelevant or
unclear. Lacks
explanation/ elaboration.
Little or no supporting
reasons or credible
evidence to support
issue.
8
Cons
Effectively addresses
opposing viewpoints and
provides counter-arguments,
building a convincing and
well-focused argument.
Addresses an opposing
viewpoint and provides a
reasonable
counterargument.
Addresses opposing
viewpoint but does not
provide a reasonable
counterargument.
Doesn’t address
opposing viewpoint nor
provide
counterargument
8
Conclusion
Position
Powerful conclusion
reinforces issue. The position
of the student to the topic is
strong. She/he strongly
agrees to one of the
argument.
Conclusion reinforces
thesis and gives closure,
conclusion and issue are
clearly linked. Student’s
stance or position to the
topic is flexible. She/he is
flexible to both argument
pros and cons.
Conclusion attempt to
establish focus, conclusion
may need some revision.
The position of the student
is neutral toward the topic
Conclusion lacks focus,
conclusion may not
exist or may need
major revision.
9
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
159
Universitas Indonesia
3
CATEGORY Advanced
(20-16)
Proficient
(15-11)
Basic
(10-6)
Below Basic
(5-0)
SCORE
W
O
R
D
C
H
O
I
C
E
Precision,
Effectiveness,
Words/phrases powerfully
convey the intended message
in a very interesting and
precise way. Precise, vivid,
natural language creates a
clear and complete picture in
the reader’s mind.
Effective words/phrases
get message across.
Correct, adequate word
choice creates a clear
picture in the reader’s
mind.
More precise
words/phrases are needed
to create a clear message.
Ordinary word choice
attempts to create a picture
in the reader’s mind.
Verbs, nouns, adjectives,
and phrases are adequate.
Limited vocabulary;
words may be used
inappropriately.
Language choice and
phrasing is
inappropriate,
repetitive or lacks
meaning.
13
4 CATEGORY
Advanced
(20-16)
With 0-5 errors
Proficient
(15-11)
With 6-10 errors
Basic
(10-6)
With 11-15 errors
Below Basic
(5-0)
With > 15 errors
SCORE
C
O
N
V
E
N
T
I
O
N
S
spelling,
punctuation,
grammar
A strong grasp of the
standard writing conventions
is apparent: capitalization is
accurate, punctuation is
smooth and enhances
meaning, spelling is correct
even on more difficult words,
grammar is essentially
correct, usage is correct.
A strong grasp of the
standard writing
conventions is apparent
capitalization is correct,
punctuation is smooth and
enhances meaning,
spelling of common words
is correct; grammar is
generally correct, usage is
generally correct.
A basic grasp of the
standard writing
conventions is apparent.
Errors in conventions may
impair readability, errors
occasionally obscure
meaning.
A minimal grasp of the
standard writing
conventions is
apparent. Numerous
errors in conventions
distract and/or confuse
the reader. Limited
understanding of
appropriate
conventions.
12
TEACHER’S COMMENTS:
TOTAL
SCORE: 72
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
160
Universitas Indonesia
Lampiran 8. Toleransi Rentang Tertinggi Kesenjangan Antara Nilai Peneliti dan
Guru
Nilai Akhir
Nilai Akhir
Peneliti
Guru
SMA 8 Selisih
Peneliti
Guru
SMA 15 Selisih
82 78 4
75 75 0
72 75 3
91 90 1
94 95 1
93 90 1
96 95 1
66 65 1
57 55 2
71 70 1
83 83 0
75 83 2
96 95 1
90 90 0
94 95 1
68 65 2
std 1,30247
Std 0,755929
mean 1,625
Mean 1
rentang 2,92747
rentang 1,755929
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
161
Universitas Indonesia
Lampiran 9. Korelasi Penilaian buram 2 antara peneliti dan guru
1. Antara peneliti dan guru SMA 8
nilai buram
2
nilai peneliti P Correlation 0,989025
Sig. (2-tailed)
o,ooo
n 8
2. antara peneliti dan guru SMA 15
nilai buram
2
nilai peneliti P Correlation 0,950486
Sig. (2-tailed)
o,ooo
n 8
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
162
Universitas Indonesia
Lampiran 10. Toleransi Rentang Tertinggi Kesenjangan Nilai Antara Guru SMAN
8 dan SMAN 15.
Tulisan Hasil Nilai Dari Hasil Nilai Dari
Guru SMA tulisan Guru SMA
8 15 Selisih 15 8 Selisih
Ay1 78 85 7 By1 75 77 2
Ay2 75 73 2 By2 90 90 0
Ay3 95 95 0 By3 92 89 3
Ay4 95 92 3 By4 65 70 5
Ay5 55 60 5 By5 70 70 0
Ay6 83 80 3 By6 77 85 8
Ay7 95 90 5 By7 90 93 3
Ay8 95 95 0 By8 70 68 2
total 25 total 23 std 2,474874 Std 2,642374 mean 3,125 mean 2,875 rentang 5,599874 rentang 5,517374
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
163
Universitas Indonesia
Lampiran 11. Korelasi Penilaian buram 2 antara guru SMAN 8 dan SMAN 15
1. Korelasi Penilaian Tulisan B Antara guru SMAN 8 dan SMAN 15
nilai buram
2
nilai peneliti P Correlation 0,963268
Sig. (2-tailed)
o,ooo
n 8
2. Korelasi Penilaian Tulisan B Antara guru SMAN 8 dan SMAN 15
nilai buram
2
nilai peneliti P Correlation
0,938797
Sig. (2-tailed)
o,ooo
n 8
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
164
Universitas Indonesia
Lampiran 12. Toleransi Rentang Tertinggi Kesenjangan Nilai Bersama
Nilai
Tulisan
Antara Peneliti
dan Guru
Antara Guru
SMA 8 dan
SMA 15
selisih
Ay1 80 80 0
Ay2 73,5 74 0,5
Ay3 94,5 95 0,5
Ay4 95,5 93,5 2
Ay5 56 57,5 1,5
Ay6 83 81,5 1,5
Ay7 95,5 92,5 3
Ay8 94,5 95 0,5
By1 75 76 1
By2 90,5 90 0,5
By3 92,5 90,5 2
By4 65,5 67,5 2
By5 70,5 70 0,5
By6 76 80 4
By7 90 91,5 1,5
By8 69 69 0
total 21
std 1,108677891 mean 1,3125
rentang 2,421177891
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.
165
Universitas Indonesia
Lampiran 13. Korelasi Penilaian bersama antara peneliti, guru SMAN 8, dan
guru SMAN 15
nilai buram
2
nilai peneliti P Correlation
0,991769
Sig. (2-tailed)
o,ooo
n 16
Pengembangan rubrik..., Harjuli Surya Putra, FIB UI, 2012.