UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva...

150
Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN PELABUHAN PULAU BAAI DI BENGKULU 1968-2010 TESIS EVA RIANA NPM 0906587483 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH DEPOK JANUARI 2012 Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN PELABUHAN

PULAU BAAI DI BENGKULU 1968-2010

TESIS

EVA RIANA

NPM 0906587483

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

DEPOK

JANUARI 2012

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN PELABUHAN

PULAU BAAI DI BENGKULU 1968-2010

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Humaniora

EVA RIANA

NPM 0906587483

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

DEPOK

JANUARI 2012

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-

Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Humaniora

Jurusan Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia. Saya menyadari bahwa, pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi

saya untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima

kasih kepada:

(1) Prof. Dr. Susanto Zuhdi, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengarahkan saya dalam penyusunan

tesis dan beliau juga telah begitu teliti membaca dan mengoreksi tesis ini

sehingga dapat selesai dengan baik.

(2) Instansi-instansi terkait pendukung penelitian: PT. (Persero) Pelindo II

Cabang Bengkulu, Administrator Pelabuhan Pulau Baai, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi Bengkulu, Dinas Perhubungan

Propinsi Bengkulu, Badan Statistik Daerah Propinsi Bengkulu, Perpustakaan

dan Arsip Daerah Propinsi Bengkulu, PT. (Persero) Pelindo II Pusat,

Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian

Perhubungan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Perhubungan. Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk

memperoleh data yang saya perlukan.

(3) Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada Bapak Pieter H. B. Fina

(Kepala Administrator Pelabuhan Pulau Baai), Bapak Turniadi (Staf PT

Pelindo II Cab. Bengkulu), Bapak Amir Wijaya (Staf PT Pelindo II Cab

Bengkulu), Bapak Hermawan (Staf IT PT Pelindo II Cab. Bengkulu), Bapak

Sugeng Darojati (Staf Dinas Perhubungan Propinsi Bengkulu), Bapak Eko

Hadi Saputra (Staf Bappeda Propinsi Bengkulu), Bapak Arief Adhi Wibowo

(PT. (Persero) Pelindo II Jakarta) dan Ibu Feronika S P,S.S, MM.Tr (Kasubag

Dokumentasi dan Perpustakaan Balitbang Kementrian Perhubungan). Terima

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

kasih telah memberikan bantuan informasi, arahan dan kemudahaan selama

penelitian berlangsung.

(4) Prof. Susanto Zuhdi, Dr. Priyanto Wibowo dan Dr. Yuda B. Tangkilisan,

selaku tim penguji dalam ujian seminar proposal, ujian pra tesis dan ujian

tesis. Terima kasih telah memberikan koreksi dan saran yang sangat berarti

bagi penyempurnaan tesis ini.

(5) Dr. Priyanto Wibowo, selaku Kepala Departemen Sejarah, yang telah

memberikan banyak bantuan dan kemudahan selama menjalankan masa

studi.

(6) Para dosen yang telah memberikan pencerahan dan ilmu yang bermanfaat

selama perkuliahan. Terima kasih ditujukan kepada Prof Dr. R.Z Leirissa

(Alm) sebagai guru terbaik yang mengajarkan metodologi sejarah, Prof. Dr.

A.B Lapian (Alm) sebagai inspirator penulisan Sejarah Maritim yang telah

memberikan saran dalam pemilihan periode penelitian, Prof. Dr Susanto

Zuhdi yang telah mempersuasi dan mendorong saya ―kembali ke kampung

halaman‖ untuk menentukan topik penelitian, Prof. Dr. Robert M.Z Lawang,

Prof. Dr. Maswadi Rauf, MA, Dr. Saleh A. Djamhari, Wardiningsih, Ph.D,

Tri Wahyuning Mundaryanti, M.Si, Mona Lohanda, M.Phil, Dr. Djoko

Marihandono, Dr. Yuda B. Tangkilisan Dr. Mohammad Iskandar, Dr

Suharto, Dr. Masyhuri, Linda Sunarti, M.Hum, Muhammad Wasith, M.Hum

dan Bondan Kanumoyoso, M.Hum.

(7) Drs. Setiadi Sulaiman dan Drs. Abdul Syukur, M.Hum yang selalu

memberikan motivasi dan antusiasme yang besar untuk segera menyelesaikan

studi.

(8) Suami saya terkasih, Raden Danieli Sapyudin, sebagai pendamping yang

selalu sabar menemani disaat-saat yang sulit dan selalu memberikan

keyakinan dan ketegaran bahwa saya bisa melalukan yang terbaik.

(9) Orang tua saya tercinta yang telah memberikan dukungan materil dan moril

serta doa tanpa jeda. Ucapan terima kasih teruntuk bak dan mamak, Bapak H.

Rusdi Tolib dan Ibu Hj. Nasiah, mamah dan bapak mertua, Ibu Siti Masitoh

dan Bapak Rd. Oo Mustopa. Terim kasih telah begitu besar memberikan cinta

dan kekuatan untuk terus bertahan dalam perjuangan kehidupan.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

(10) Saudara-saudara terbaik saya yang telah memberikan motivasi kuat dan

bantuan materi yang tidak terhitung, kepada Ayuk Suprohaita dan Mas Edy

Budiyarso, Dang Hijrah Saputra dan Ayuk Nurmizen Okpiarwanty, Ceu

Ratna Yulia Dewi dan Kak Zainul, Aa Rojali Hikmat dan Teh Atin Kurnia,

Aa Cecep Lukman Yasin dan Kak Rahmah, Elis Nur Aisyah dan Deni

Kurniadi serta dede Septina Rahmawati. Tidak lupa pula ponakan-ponakan

tersayang yang selalu memberikan keceriaan: Rahmaditha Maharani, M.

Danish Rabbani, Hanifah, dan Sulthan Al Abqarry Saputra.

(11) Keluarga Bapak Zen Basri dan Ibu Misanah. Terima kasih telah memberikan

tempat tinggal dan suasana kekeluargaan yang nyaman selama penelitian di

Bengkulu.

(12) Teman-teman diskusi dan berbagi ilmu selama perkuliahan, Mas Tri Chandra

Aprianto, Setiady Sulaiman, Sugih Biantoro, Mbak Sri Sesanti

Mulyaningrum, Happy Emeralda, dan Mas Amin Rahayu. Terima kasih

untuk kebersamaan singkat yang penuh warna.

(13) Sahabat-sahabat yang selalu menabuh genderang semangat, Sitti Rizqiyah,

Fatty, Nofita Indah, Sari Mila, Rini Prilani, Winda Nurohma Eka, dan

Endang Istianti.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Karya ini menjadi persembahan saya kepada Propinsi

Bengkulu, Land of Rafflesia sebagai bentuk kecintaan saya atas tanah leluhur

yang tidak pernah hilang dalam ingatan meskipun jarak membentang

memisahkan.

Depok, 4 Januari 2012

Penulis

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Eva Riana

Program Studi : Ilmu Sejarah

Judul : Pembangunan dan Perkembangan Pelabuhan Pulau Baai

di Bengkulu 1968-2010

Tesis ini membahas proses pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Pulau

Baai di Bengkulu tahun 1968–2010. Fokus penelitian ini menekankan pada

perkembangan aktivitas pelabuhan sebagai pintu gerbang lalu lintas barang dalam

perdagangan antar pulau maupun luar negeri di Propinsi Bengkulu. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian sejarah dengan menyajikan hasil penelitian

dalam bentuk deskriptif-analisis. Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan

lama Kerajaan Silebar yang direvitalisasi pada masa pemerintahan Orde Baru.

Latar belakang pembangunan kembali pelabuhan Pulau Baai ini untuk menunjang

aktivitas perdagangan komoditi ekspor yang dihasilkan oleh daerah belakang.

Perkembangan aktivitas pelabuhan mengalami kemajuan seiring dengan

peningkatan hasil produksi komoditi daerah belakang. Komoditi ekspor andalan

berasal dari sektor pertambangan yaitu batu bara dan sektor perkebunan yaitu

karet dan kelapa sawit olahan (Crude Palm Oil/CPO). Pelabuhan Pulau Baai

dalam pelaksanaan operasional mengalami kendala yaitu sedimentasi yang tinggi

yang menyebabkan alur pelayaran pelabuhan mengalami pendangkalan. Meskipun

terjadi sedimentasi yang menghambat, namun tidak mempengaruhi aktivitas

ekspor di Pelabuhan Pulau Baai yang semakin meningkat terutama sejak tahun

2000 dan mengalami kenaikan ekspor pada tahun 2010.

Kata kunci:

Pelabuhan, Pulau Baai, Bengkulu

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Eva Riana

Study Program: History Science

Topic : The Establishment and Development of Pulau Baai Port

in Bengkulu on 1968 – 2010

This thesis discusses the process of the establishment and development of the

Pulau Baai Port in Bengkulu on 1968 – 2010. It emphasizes on the export-import

activities of the port in the province of Bengkulu. This study uses the method of

historical research by presenting the research results in the descriptive-analytical

form. The study finds that the Pulau Baai Port is an old port of Silebar Empire

which revitalized during the reign of the Orde Baru era. The background of

rebuilding the Pulau Baai Port is to support the export of commodity from the

hinterland products. The development of port activities were in line with the

increase of the productions such as rubber, oil palm plantation (Crude Palm

Oil/CPO) and coal which become the main good of commodity. Despite the Pulau

Baai Port had obstacles as the consequence of high sedimentation the export

activity at the Pulau Baai Port was rising since 2000 and reached its peak in 2010.

Key words:

Port, Pulau Baai, Bengkulu

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ……………………. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………… iii

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………… iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ……………………… viii

ABSTRAK ………………………………………………………………… ix

ABSTRACT ………………………………………………………………… x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xiv

DAFTAR AKRONIM ……………………………………………………… xv

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1

1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………… 6

1.3 Batasan Masalah …………………………………………………… 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………….. 7

1.5 Tinjauan pustaka …………………………………………………… 8

1.6 Kerangka Konseptual ……………………………………………… 11

1.7 Metode dan Sumber Penelitian ……………………………………. 14

1.7.1 Metode Penelitian …………………………………………… 14

1.7.2 Sumber Penelitian …………………………………………… 15

1.8 Sistematika Penulisan ……………………………………………… 16

2. BENGKULU DAN GAMBARAN POTENSI DAERAH PEDALAMAN

2.1 Keadaan Geografis …………………………………………………. 18

2.1.1 Letak dan Luas Daerah ………………………………………. 18

2.1.2 Geomorfologi …………………………………………………. 19

2.1.3 Hidrologi ……………………………………………………… 20

2.1.4 Geologi ………………………………………………………… 21

2.2 Bengkulu: Dari Keresidenan Menjadi Propinsi ……………………… 22

2.3 Pembangunan Daerah Bengkulu Pasca Menjadi Propinsi…………… 25

2.4 Penduduk dan Transmigrasi ………………………………………… 30

2.5 Gambaran Daerah Pedalaman ……………………………………… 33

2.6 Masalah Transportasi dan Distribusi Komoditi ……………………. 37

3. REVITALISASI PELABUHAN PULAU BAAI 1968-1984

3.1 Sekilas Sejarah Pelabuhan Bengkulu di Pantai Barat Sumatera …… 44

3.2 Pembangunan Pelabuhan Pulau Baai Tahun 1968-1984…………… 50

3.3 Masa Pembangunan Fisik Pelabuhan ………………………………… 56

3.4 Sarana dan Prasarana Pelabuhan ……………………………………... 59

3.5 Organisasi Pengelolaan Pelabuhan: PT (Persero) Pelindo II………….. 64

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

4. PERKEMBANGAN AWAL AKTIVITAS PELABUHAN PULAU BAAI

1984-1990

4.1 Pelabuhan dan Jaringan Daerah Belakang…………………………….. 67

4.1.1 Perkembangan Komoditi Andalan Daerah Belakang…………… 68

4.1.2 Akses Jaringan Pelabuhan dan Daerah Belakang………………. 83

4.2 Aktivitas Pelabuhan Pada Periode Awal ……………………………. 86

4.2.1 Kunjungan Kapal ……………………………………………… 86

4.2.2 Aktivitas Bongkar Muat .................................................……… 88

5. MASA PENINGKATAN MENUJU PUNCAK 1990-2010

5.1 Periode Pasang Surut 1990-2000 ………………………………........ 94

5.2 Periode Menuju Puncak.2000-2010…………………………………. 97

5.2.1 Kunjungan Kapal ……………………………………………… 98

5.2.2 Aktivitas Bongkar Muat ………………………………………. 99

6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 109

6.2 Epilog……………………………………………………………….. 110

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 113

LAMPIRAN

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perincian Pemasukan Transmigrasi Tahun 1975-1986.…………... 32

Tabel 4.1 Produksi Beras Pada Pelita III …………………………………… 70

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan PMDN Bidang Usaha Perkebunan

di Propinsi Bengkulu……………………………………………. 74

Tabel 4.3 Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Negara

di Propinsi Bengkulu………………………………………………... 75

Tabel 4.4 Produksi Tanaman Pekebunan Rakyat di Propinsi Bengkulu

Pada Awal Pelita IV………………………………………………… 77

Tabel 4.5 Produksi Batu Bara di Propinsi Bengkulu

Tahun 1984 - 1989 ………………………………………………. 79

Tabel 4.6 Jumlah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

di Bengkulu ……………………………………………………….. 81

Tabel 4.7 Daerah Belakang Pelabuhan Pulau Baai …………………………. 85

Tabel 4.8 Kegiatan Kunjungan Kapal Lewat Pelabuhan Pulau Baai

Tahun 1984-1988 …………………………………………………. 87

Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan

Pulau Baai Tahun 1984…………………………………………… 89

Tabel 5.1 Arus Kunjungan Kapal Lewat Pelabuhan Pulau Baai

Tahun 2001-2010 ………………………………………………….. 98

Tabel 5.2 Daftar Perusahaan Batubara yang Melakukan KegiatanPemuatan

Batubara Tahun 2009 …………………………………………… 105

Tabel 5.3 Daftar Perusahaan Batubara yang Melakukan

Kegiatan PemuatanBatubara Tahun 2010 ………………………. 105

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Propinsi Bengkulu…………………………………………… 18

Gambar 3.1 Peta Lokasi Pelabuhan Pulau Baai dan Pelabuhan Bengkulu

Lama …………………………………………………………….. 52

Gambar 4.1 Kegiatan Bongkar Muat Antar Pulau di Pelabuhan Pulau Baai

1984-1988 ………………………………………………………. 90

Gambar 4.2 Arus Ekspor Impor Melalui Pelabuhan Pulau Baai

1984-1988 ………………………………………………………... 92

Gambar 5.1 Volume Ekspor Baru Bara Melalui Pelabuhan Pulau Baai

1990-2000 ………………………………………………………… 95

Gambar 5.2 Volume Ekspor Karet Melalui Pelabuhan Pulau Baai

1990-2000 …………………………………………………………. 96

Gambar 5.3 Arus Bongkar Barang di Pelabuhan Pulau Baai

2001-2010 …………………………………………....................... 99

Gambar 5.4 Arus Muat Barang di Pelabuhan Pulau Baai

2001-2010 ………………………………………………………... 101

Gambar 5.5 Volume Muat Antar Pulau Komoditi Batu Bara dan CPO

2001-2010 ………………………………………………………… 101

Gambar 5.6 Arus Barang Ekspor Melalui Pelabuhan Pulau Baai

2001-2010 ……………………………………………..………… 103

Gambar 5.7 Volume Ekspor Komoditi Andalan Melalui Pelabuhan Pulau Baai

2001-2010 ………………………………………………………… 103

Gambar 5.8 Arus Impor Barang di Pelabuhan Pulau Baai

2001-2010 ………………………………………………………. 107

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

DAFTAR AKRONIM

ACZ : Aannemers Combinatie Zinkweken

BPP : Badan Pengusahaan Pelabuhan

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

CPO : Crude Palm Oil

DATI I : Daerah Tingkat I

DIP : Daftar Isian Proyek

DWT : Dead Weight Tonnage

GBHN : Garis Besar Haluan Negara

GM : General Manager

GT : Gross Tonnage

GRT : Gross Register Tonnage

Ha : Hektar

ISPS : International Ship and Port Facility Security

KK : Kepala Keluarga

KP : Kuasa Pertambangan

KT : Kapal Tunda

KM : Keputusan Menteri

M LWS : Mean Lower Water Spring

MP : Motor Pandu

NES : Nucleus Estates Smallholder

PELNI : Pelayaran Nasional Indonesia

PERUM : Perusahaan Umum

PN : Perusahaan Negara

PT : Perseroan Terbatas

PTPN : PT. Perkebunan Nusantara

PELITA : Pembangunan Lima Tahun

PIR : Perkebunan Inti Rakyat

PBS : Perkebunan Swasta Besar

Pelindo : Pelabuhan Indonesia

REPELITA : Rencana Pembangunan Lima Tahun

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

RUPSLB : Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

SFD : Saudi Fund for Development

SKB : Surat Keputusan Bersama

SBNP : Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

SR : Stripping Ratio

TGAL : Tanah, Gedung, Air dan Listrik

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hingga saat ini transportasi laut menempati posisi utama dalam

pendistribusian komoditas antar negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan

transportasi laut dipandang sebagai alternatif yang paling baik ditinjau dari segi

ekonomi dan efisiensi. Jumlah dan volume pendistribusian yang relatif bisa jauh

lebih besar juga merupakan salah satu alasan berkembang jenis transportasi laut

dan prasarana pendukungnya dalam hal ini pelabuhan.1

Pelabuhan merupakan salah satu mata rantai transportasi yang menunjang

roda perekonomian negara atau suatu daerah dimana pelabuhan itu berada.

Perindustrian, pertambangan, pertanian dan perdagangan pada umumnya

membutuhkan jasa transportasi termasuk jasa pelabuhan. Oleh sebab itu

pengembangan suatu pelabuhan bukan saja untuk kepentingan pelabuhan, tetapi

juga untuk berbagai sektor yang ditunjang.

Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengkaji mengenai

pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu pada tahun

1968-2010. Perkembangan yang dimaksud dalam penelitian di sini adalah suatu

proses pembangunan dan perkembangan insfrastruktur dalam hal ini pelabuhan

lama yang dibangun kembali dan diusahakan oleh pemerintah dalam upaya untuk

mendukung perkembangan ekonomi daerah.

Titik tolak periode penulisan ini dimulai pada saat Bengkulu secara resmi

menjadi Propinsi Daerah Tingkat I pada tahun 1968.2 Bengkulu mulai

membangun daerah secara otonom dan menata kehidupan ekonomi dengan

memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki. Propinsi Bengkulu berdiri

hampir bersamaan dengan dimulai program Rencana Pembangunan Lima Tahun

(Repelita) yang dicanangkan oleh Pemerintah Orde Baru.3 Pembangunan Nasional

1Bambang Triatmodjo, Pelabuhan. Yogjakarta: Beta Offset, hal 2-4 2Bengkulu secara resmi menjadi propinsi yang ke-26 pada tanggal 18 November 1968 yang sebelumnya merupakan bagian dari Keresidenan Sumatera Selatan. 3Awal masa Orde Baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian Orde Lama. Tahun

1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah Orde Baru berusaha keras

untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan mengendalikan inflasi, stabilitas politik

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

pada masa Orde Baru berpedoman pada Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur

Pemerataan. Adapun Trilogi Pembangunan terdiri dari; pemerataan pembangunan

dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas

nasional yang sehat dan dinamis. Strategi pembangunan pada masa Orde Baru

yang menekankan pada konsep pertumbuhan, stabilitas dan pemerataan menjadi

acuan perencanaan pembangunan nasional. Arah dan kebijakan pembangunan

disusun secara sentralistik dan bersifat top-down, sehingga perkembangan

pembangunan daerah dapat ditinjau dari program-program Repelita yang

dirancang oleh pemerintah pusat yang kemudian diselaraskan dengan program-

program pemerintah daerah.

Setelah berdiri menjadi propinsi, Bengkulu mulai melaksanakan program-

program pembangunan daerah yang dirancang selaras dengan program pemerintah

pusat yang merujuk pada program Repelita. Dalam perencanaan pembangunan

Propinsi Bengkulu periode awal berdiri, sasaran pembangunan difokuskan pada

upaya menata kehidupan ekonomi dengan melakukan program-program prioritas

yaitu perbaikan sandang, pangan, memperluas lapangan kerja dan perbaikan

sarana dan prasana pendukung gerak perekonomian. Pada Pelita I program

pemerintah dititikberatkan pada sektor pertanian untuk meningkatkan produksi

beras serta perbaikan infrastruktur transportasi yang berguna untuk mendorong

pemerataan pembangunan, mobilitas barang dan jasa serta pertumbuhan

ekonomi.4

Keadaan Bengkulu selama hampir 30 tahun setelah kemerdekaan merupakan

daerah yang terisoliasi sehingga pembangunan daerah Bengkulu tertinggal dari

daerah lain. Hal ini disebabkan oleh akses perhubungan darat yang terputus

seperti jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan berat akibat strategi bumi

hangus pada masa perang revolusi. Dengan keadaan demikian, pembenahan

sarana perhubungan baik darat, laut dan udara merupakan prioritas utama dalam

tercapai yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI.

Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang

disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Program Repelita I mulai berlaku

tanggal 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974 yang menjadi landasan awal pembangunan masa Orde Baru. Lihat Ikhtisar Repelita dalam tulisan Shinichi Ichimura (ed), Pembangunan Ekonomi

Indonesia: Masalah dan Analisis. Jakarta: UI Press, 1989, hal 9-10 4―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989, hal 93

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

program pembanguan daerah Bengkulu untuk mendukung kelancaran roda

perekonomian.5

Perbaikan dan pembangunan sarana perhubungan dilakukan dengan

bertahap dan berkelanjutan. Dalam hal ini program peningkatan pembangunan

infrastruktur perhubungan dibarengi dengan kebutuhan sarana dan prasarana

tersebut untuk menunjang perkembangan ekonomi. Pada tahap Pelita I (1969-

1974) program pokok pemerintah dititikberatkan pada peningkatan usaha

pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pokok, maka pembangunan dan perbaikan

sarana prasarana transportasi difokuskan pada jalan dan jembatan. Selanjutnya,

dalam program Pelita II (1974-1979) lebih menekankan pada pemerataan

penduduk dan perluasan kesempatan kerja melalui transmigrasi, sedangkan pada

Pelita III (1979–1984) kebijakan ekonomi diarahkan pada peningkatan ekspor

dengan membuka sektor perkebunan dan pertambangan. Sejalan dengan kondisi

ini maka dibutuhkan pembangunan sarana transportasi laut dan prasarananya

dalam hal ini pelabuhan sebagai pintu gerbang ekspor impor barang dan

mobilisasi orang.

Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan samudera yang dibangun oleh

pemerintah pusat yang direalisasikan pada Pelita III (1979–1984). Pembangunan

pelabuhan ini sebenarnya telah diusulkan oleh pemerintah daerah jauh sebelum

Bengkulu menjadi propinsi pada tahun 1968, namun pembangunannya baru dapat

terealisasi pada tahun 1980. Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan lama

yang dibangun kembali menjadi pelabuhan samudera. Latar belakang

pembangunan pelabuhan ini karena pada saat itu Pelabuhan Bengkulu Tapak

Paderi yang menjadi pintu gerbang ekspor-impor di Bengkulu mengalami kendala

operasional dan tidak dapat berfungsi optimal.

Pelabuhan Pulau Baai terletak di Teluk Pulau atau lebih dikenal Teluk

Silebar yang dahulu merupakan pintu masuk kapal-kapal asing yang ingin

menjalin hubungan dagang dengan Kerajaan Silebar.6 Komoditi perdagangan

5―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur..Op Cit hal 34 6Dahulu Bengkulu dikenal dengan sebutan Sillebar dan menghasilkan lada. Pada abad ke-16 Bengkulu berada di bawah pengaruh Banten. Ketika Kerajaan Banten terjadi perang saudara antara

Sultan Ageng Tirtayasa dan anaknya Sultan Haji yang dibantu VOC (Kompeni Belanda) pada

1682, dampaknya sampai ke Bengkulu. Rakyat Bengkulu memihak Sultan Ageng Tirtayasa yang

mempertahankan kemerdekaannya. Dengan kalahnya Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

utama daerah Bengkulu (Silebar) adalah lada. Daerah Bengkulu (Silebar) terkenal

sebagai penghasil dan pemasok lada karena Kerajaan Silebar telah menjalin

hubungan dagang dengan Kerajaan Banten yang pada saat itu pelabuhannya

menjadi bandar perdagangan yang ramai. Perkembangan pelabuhan Banten

menjadi bandar dagang pada masa pelayaran dan perdagangan niaga abad ke 16

berdampak positif bagi daerah Bengkulu menjadi terkenal sebagai daerah

penghasil lada. Hal inilah yang menjadi daya tarik kerajaan-kerajaan besar seperti

Kerajaan Aceh, Kerajaan Indrapura dan bangsa Barat (kolonial Inggris dan

Belanda) untuk datang dan berusaha memonopoli perdagangan lada di Bengkulu.

Pada masa Orde Baru, pelabuhan lama Kerajaan Silebar ini direvitalisasi

menjadi pelabuhan samudera untuk menunjang aktivitas ekspor-impor di Propinsi

Bengkulu dan memperlancar arus ekspor hasil produksi daerah belakang

(hinterland). Pembangunan Pelabuhan Pulau Baai direalisasikan pada Pelita III

(1979-1984) sejalan dengan pembangunan ekonomi pada Pelita III yang

menitikberatkan pada peningkatan ekspor baik dari sektor non migas. Selain itu

program transmigrasi yang dimulai pada Pelita II menjadikan Bengkulu salah satu

daerah tujuan transmigrasi juga turut mendukung dibangun sebuah pelabuhan

yang berperan sebagai pintu gerbang arus masuk para transmigrasi ke daerah

Bengkulu.7

Secara geografis, Pelabuhan Pulau Baai sangat strategis dan terbuka untuk

perdagangan dalam negeri dan luar negeri karena berada di pantai barat Sumatera

dan langsung berhadapan dengan Samudera Indonesia. Selain itu keberadaan

dan VOC, pada 22 Agustus 1682 Sultan Haji menandatangani perjanjian VOC yang merugikan

kerajaan Banten. Inggris yang menjadi saingan Belanda di Banten terpaksa keluar. Inggris

kemudian menuju ke Bengkulu, mereka menetap disana dan berhasil menguasai perdagangan lada

sampai kurang lebih 150 tahun. Bengkulu menjadi satu-satunya koloni Inggris di Nusantara yang

akhirnya harus dilepaskan kepada Belanda sebagai konsekuensi perjanjian London 1824 (Treaty of London) pada 17 Maret 1824. Berdasarkan perjanjian tersebut Bengkulu ditukar dengan Tumasik

(Singapura) dan daerah semenanjung Malaka sebagai wilayah koloni Inggris di Asia Tenggara.

Lihat Rosihan Anwar, Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia. Jakarta: Kompas, 2005. hal 117-

118 dan lihat juga Adrian B. Lapian, Soewadji Sjafei (ed), Sejarah Sosial Daerah Kota Bengkulu.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1984, hal 71 7Sasaran utama program transmigrasi adalah perluasan kesempatan kerja dan pemerataan

pembangunan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu peningkatan

pemanfaatan lahan produktif untuk pengembangan sektor perkebunan merupakan strategi untuk

meningkatkan nilai ekspor dari perkebunan yang diusahakan di daerah-daerah transmigrasi.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

pelabuhan Pulau Baai juga didukung dengan daerah hinterland yang potensial,

terutama komoditi pertambangan, perkebunan dan pertanian. Dengan adanya

potensi daerah yang memadai serta didukung oleh pelabuhan sebagai salah satu

infrastruktur penggerak perekonomian, maka pembangunan pelabuhan menjadi

sangat penting guna menarik investor untuk menanamkan modal.

Pelabuhan Pulau Baai setelah resmi mulai beroperasi pada tahun 1984.

Perkembangan pelabuhan mengalami kemajuan yang pesat karena didukung oleh

hasil-hasil produksi dari daerah belakang yang meningkat dan membutuhkan

pendistribusian melalui pelabuhan. Gerak aktivitas pelabuhan semakin mengeliat

didorong oleh hasil produksi perkebunan yang diusahakan oleh rakyat dan

pemerintah berupa karet dan kopi yang semakin meningkat. Aktivitas ekspor dari

sektor perkebunan mulai menunjukan kemajuan yang berarti pada tahun 1991

dengan berhasil menyalurkan ekspor perdana langsung ke Amerika Serikat berupa

hasil produksi karet.8 Selain itu pertambangan batubara yang mulai dieksplorasi

pada Pelita III telah berproduksi dan menjadi komoditi ekspor andalan daerah

Bengkulu yang setiap tahun mengalami peningkatan permintaan. Selain itu dari

sektor perkebunan ekspor andalan dari Propinsi Bengkulu yang didistribusikan

melalui Pelabuhan Pulau Baai adalah karet dan Crude Palm Oil (CPO).9

Dalam perkembangan selanjutnya sampai akhir tahun 2000, pelabuhan ini

mengalami pasang surut akibat kendala operasional yang menyebabkan semakin

menurun aktivitas pelabuhan dan komoditas ekspor yang didistribusikan melalui

pelabuhan. Kendala operasional yang dihadapi Pelabuhan Pulau Baai adalah

masalah kondisi fisik alur pelayaran yang sangat dipengaruhi oleh sedimentasi di

mulut alur masuk. Pendangkalan yang terjadi di alur masuk pelabuhan

menghambat kapal-kapal yang akan masuk ke pelabuhan sehingga aktivitas

bongkar-muat dari kapal-kapal besar tidak dapat dilakukan di dermaga, tetapi

menggunakan tongkang.

Meskipun Pelabuhan Pulau Baai mengalami kendala opersional akibat

sedimentasi yang tinggi, namun aktivitas pelabuhan terus meningkat sejak tahun

8―Bengkulu kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989 s/d 17 Juli 1994, hal 60 9Lihat Data Arus Ekspor Impor Pelabuhan Pulau Baai yang dikeluarkan oleh PT. (Persero) Pelindo

II Cabang Bengkulu

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

2000 dan mencapai puncak ekspor pada tahun 2010. Volume ekspor yang

meningkat secara signifikan pada tahun 2010 mencapai 2.052.155 ton merupakan

pencapaian tertinggi dalam sejarah aktvitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai proses

pembangunan dan perkembangan aktivitas pelabuhan Pulau Baai sejak tahun

1968-2010. Dari rumusan permasalahan tersebut, maka diajukan beberapa

pertanyaan penelitian mengenai:

1. Apa latar belakang yang mendorong dibangun kembali Pelabuhan Pulau

Baai? Apa saja faktor pendukung dan penghambat perkembangan Pelabuhan

Pulau Baai?

2. Bagaimana pasang surut aktivitas pelabuhan dalam masa awal

perkembangannya?

3. Mengapa aktivitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai dapat terus meningkat

sampai tahun 2010?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka dalam

penelitian ini batasan spasial difokuskan di wilayah Propinsi Bengkulu sebagai

lokasi Pelabuhan Pulau Baai yang tepat berada di Kecamatan Silebar, Kotamadya

Bengkulu dengan batasan temporal pada periode 1968-2010. Batasan awal

periode ini dimulai saat Bengkulu menjadi propinsi secara resmi pada tahun 1968.

Tahun ini menjadi pijakan awal penataan kehidupan ekonomi daerah Bengkulu

dan upaya perencanaan pembanguan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pintu gerbang

ekspor dan impor yang dapat mendorong perkembangan dan kemajuan daerah

Bengkulu.

Batasan akhir dari penelitian ini adalah perkembangan terakhir pada tahun

2010 yang menunjukan masa puncak aktivitas ekspor Pelabuhan Pulau Baai yang

mencapai 2.052.155 ton. Puncak ekspor pada tahun 2010 merupakan pencapaian

tertinggi dalam sejarah aktvitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai. Alasan penulis

membatasi penelitian sampai tahun 2010 karena berdasarkan sumber arus barang

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

ekspor yang dikeluarkan oleh PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu

menyebutkan bahwa pada periode ini aktivitas pelabuhan ini mengalami masa

puncak yaitu peningkatan ekspor yang signifikan berasal dari komoditi batubara

yang mencapai 1.859.603 ton.10

Namun di sisi lain hal yang menarik penulis

temukan pada tahun 2010, berdasarkan pada literatur surat kabar menyebutkan

bahwa sepanjang tahun 2010, terjadi penurunan aktivitas pelabuhan yang

disebabkan oleh pendangkalan alur pelabuhan yang mengakibatkan banyak kapal

yang kandas di Pelabuhan Pulau Baai. Selama periode Januari-Oktober 2010

sebanyak 156 kapal berbagai ukuran kandas di alur pelayaran pintu masuk

pelabuhan Pulau Baai, dengan kata lain terhitung sekitar 15 unit kapal kandas tiap

bulan.11

Kondisi ini semakin mengkhawatirkan menyusul semakin parah

pendangkalan di jalur pelayaran yang mengakibatkan pelabuhan ini terancam

ditutup. Hal ini menjadi sangat kontradiktif mengingat pada tahun 2010 aktivitas

ekspor mengalami kenaikan yang tajam namun tidak terpengaruh oleh kendala

operasional yang dihadapi oleh pelabuhan. Berdasarkan gambaran ini peneliti

sangat tertarik untuk mengkaji mengapa Pelabuhan Pulau Baai dapat mencapai

masa puncak pada tahun 2010

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan mengacu pada perumusan dan pembatasan masalah diatas,

penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses pembangunan dan

perkembangan Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu pada periode tahun 1968

sampai 2010.

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan bagi

kebijakan pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi ekonomi daerah

yang didukung oleh pelabuhan sebagi satu subsistem dari sistem perekonomian

dan perdagangan yang mengerakan kemajuan daerah. Selain itu dalam bidang

akademis, diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam

bidang penulisan Sejarah Maritim khususnya mengenai pelabuhan. Mengingat,

10Arus Barang Ekspor Melalui Cabang Pelabuhan Bengkulu Tahun 2001-2010. Sumber PT.

(Persero) Pelindo Cabang II Bengkulu, 2010 11―156 Kapal besar kandas di Pulau Baai‖. Bisnis, 09 November 2010. <http://www.bisnis.com>

Diunduh tanggal 10 Januari 2011

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas meliputi 2/3 lautan yang

membentang dari Sabang sampai Merauke, namun masih begitu banyak celah

topik penelitian Sejarah Maritim di Indonesia yang belum dijadikan kajian yang

khusus dan mendalam.

1.5 Tinjauan Pustaka

Studi Sejarah Maritim, khususnya tentang kota-kota pelabuhan di Indonesia

sebenarnya telah dirintis oleh beberapa penulis. Tulisan yang menjadi inspirasi

awal dari pemilihan topik ini adalah hasil penelitian tesis Susanto Zuhdi mengenai

perkembangan pelabuhan dan kota Cilacap pada tahun 1830-1942.12

Dalam

tulisan ini, didapatkan gambaran bagaimana hubungan antara perkembangan

pelabuhan mempengaruhi perkembangan kota, selain itu lokasi Cilacap yang

berada di daerah belakang yang membuat Cilacap hampir-hampir tidak dikenal,

tidak menjadikan pelabuhan di wilayah ini tidak memiliki arti penting dalam

jaringan pelayaran dan perdagangan. Meskipun pada akhirnya pelabuhan ini

runtuh, namun telah memberikan gambaran bahwa sebuah pelabuhan di lokasi

yang salah (tidak strategis) pernah juga jaya dalam dinamika pelayaran niaga.

Pola ini hampir sama dengan keberadaan Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu yang

berada di jalur pantai barat Sumatera, jalur pelayaran yang dipandang tidak

memiliki posisi strategis namun menjadi sebuah pelabuhan ekspor impor. Inilah

asumsi awal yang mendorong penulis untuk mencoba melihat bagaimana

perkembangan yang terjadi di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Buku selanjutnya yang patut dicatat sebagai acuan yang memberikan

wawasan dan perspektif baru dalam memandang tanah air serta urgensi Sejarah

Maritim adalah karangan Adrian B. Lapian yang berjudul Orang Laut, Bajak

Laut, Raja Laut. Tulisannya tentang sejarah laut di Laut Sulawesi telah

memberikan gambaran dalam memahami teori dan metodologi penulisan sejarah

maritim. Tidak hanya itu, tulisannya yang berjudul Sejarah Nusantara Sejarah

12 Hasil penelitian Susanto Zuhdi mengenai Perkembangan Pelabuhan dan Kota Cilacap Tahun

1830-1942 merupakan tesis pada Universitas Indonesia Program Studi Sejarah Program

Pascasarjana tahun 1991 telah diterbitkan dalam bentuk buku berjudul Cilacap (1830-1942):

Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan, Jakarta: KPG, 2002.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Bahari13

, telah membangkitkan kebanggaan dan jiwa kebaharian yang selama ini

terlupakan.

Mengenai pelabuhan dan jaringan perdagangan, tulisan karya Singgih Tri

Sulistiyono yang berjudul The Java Sea Network: Patterns in The Process of

National Economic Integration in Indonesia, 1870s-1970s pun memberikan

sumbangan pemikiran dalam melihat bagaimana jaringan laut telah mebanguan

integrasi ekonomi nasional di Indonesia.

Sejak abad ke-19, penulisan Sejarah Maritim telah berkembang dan cukup

banyak menjadi bahan kajian yang dilakukan oleh para peneliti asing. Penulisan

sejarah dengan perspektif baru ini awalnya dirintis oleh Ferdinand Braudel yang

mengkaji tentang perdagangan maritim di Laut Tengah.14

Selanjutnya, K.N

Chauduri15

mengenai pelayaran niaga di Lautan Hindia, kemudian Frank Broeze

mengkaji tentang kota pelabuahan di Asia Tenggara16

, Kenneth R. Hall17

mengkaji tentang perdagangan maritim dan perkembangan Negara di Asia

Tenggara dan J. Kathirithamby-Wells dengan bukunya The Southeast Asian Port

and Polity, Rise and Demise, yang lebih memfokuskan pada kajian bagaimana

muncul dan hancurnya pelabuhan dan pemerintah di Asia Tenggara. Berdasarkan

kajian literatur hasil penelitian beberapa penulis diatas menjadi kerangka konsep

dalam penelitian ini bahwa pelabuhan berperan penting sebagai pintu gerbang

perdagangan dan eksistensi pelabuhan tidak berdiri sendiri namun bersinergi

dengan daerah belakang (hinterland).

Sementara kajian Sejarah Maritim di wilayah Asia Tenggara khususnya

Indonesia yang dihasilkan oleh peneliti lokal masih belum cukup memadai.

Terlebih, untuk wilayah Sumatera khususnya Bengkulu yang berada di jalur

pantai barat Sumatera. Salah satu tulisan yang mendalam dan komprehensif

mengenai pelayaran pantai barat Sumatera adalah karya Gusti Asnan yang

13 Adrian B. Lapian, Sejarah Nusantara Sejarah Bahari. Pidato pengukuhan yang diucapkan pada

upacara penerimaan jabatan Guru Besar Luar Biasa Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada

tanggal 4 Maret 1992 14 Braudel, Ferdinand. The Mediterranean and the Mediterranean World in The Age of Philip II.

Volume II.London: University of California Press, 1995. 15 Chauduri, K.N. Trade and Civilisation in the Indian Ocean, An Economic History from The Rise

of Islam to 1750. Cambridge: Cambridge University Press, 1985. 16 Broeze, Frank. Brides of the Sea: Port Cities of Asia From the 16th-20th Centuries, Kensington:

New South Wales University Press, 1989. 17 Hall, Kenneth R. Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia. Honolulu:

University of Hawaii Press, 1985.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

berjudul Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera.18

Namun dalam tulisannya ini,

Gusti Asnan hanya membatasi pelayaran pantai barat Sumatera pada masa

kekuasaan kolonial Belanda yang hanya meliputi Indrapura di selatan hingga

Singkel di utara. Kawasan ini dalam literatur kolonial disebut Sumatra’s Westkust

karena secara administratif masuk dalam Government’s Sumatra Westkust pada

periode tahun 1819 hingga 1906.

Dalam pembahasannya, Gusti Asnan tidak memasukan Bengkulu dalam

kajiannya karena pada kurun waktu tersebut, Bengkulu merupakan salah satu

wilayah yang merdeka dari kekuasaan Belanda. Pada periode itu Bengkulu

dikuasai oleh Inggris dan menjadi satu-satunya daerah koloni Inggris di Sumatera.

Dalam situasi ini terjadi persaingan ketat antara kekuatan Belanda dan Inggris

dalam memperebutkan wilayah kekuasaan di Sumatera. Meskipun Gusti Asnan

tidak mengkaji Bengkulu dalam tulisannya, namun hasil penelitiannya ini telah

memberikan pemahaman situasi dan gambaran umum bagaimana dunia pelayaran

niaga pantai barat Sumatera pada periode abad ke-18.

Tulisan-tulisan selanjutnya dari beberapa literatur yang didapatkan

mengenai Bengkulu, lebih terfokus pada kajian sejarah sosial seperti tulisan yang

disunting oleh A.B Lapian berjudul Sejarah Sosial Daerah Bengkulu, tulisan

Agus Setiyanto mengenai Migrasi, Kolonisasi, dan Mobilitas Sosial Orang Bugis

di Bengkulu Abad XVI – XIX dan Oran-Orang Besar Bengkulu: Riwayatmu Dulu

lebih merujuk pada sejarah politik, tulisan Firdaus Burhan yang berjudul

Bengkulu dalam Sejarah yang lebih menekankan pada sejarah etnis, dan beberapa

karya lainnya yang lebih memfokuskan pada penguasaan politik dan ekonomi

kolonial Barat di Bengkulu yang disertai oleh reaksi pelawanan rakyat Bengkulu.

Penulisan Sejarah Maritim yang mengkaji khusus mengenai pelabuhan

secara spesifik belum ditemukan. Tulisan mengenai pelabuhan hanya menjadi

bagian kecil dalam lintas sejarah Bengkulu. Alasan inilah yang menjadi arti

penting mengapa kajian ini layak untuk mendapat perhatian lebih mendalam

Selain itu Bengkulu tidak hanya merupakan daerah yang memiliki pesisir pantai

18 Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Yogjakarta: Penerbit Ombak, 2007. Buku

Gusti Asnan ini merupakan terjemahan dari disertasi doktoral pada Fachbereich fur

Sozialwissenschften, Universitat Bremen, Jerman yang berjudul Trading and Shipping Activities:

TheWest Coasts of Sumatera 1819-1906

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

yang potensial, namun juga pernah mencatat sejarah penting dalam pelayaran

niaga pada masa jayanya.

1.6 Kerangka Konseptual

Untuk memahami perkembangan pelabuhan dengan berbagai aspeknya,

maka perlu dipahami terlebih dahulu konsep dan teori mengenai pelayaran dan

pelabuhan itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 17

Tahun 2008 tentang Pelayaran menyebutkan pelayaran merupakan satu kesatuan

sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhan, keselamatan dan

keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.19

Sedangkan kepelabuhan

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk

menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal,

penumpang dan/atau barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat

pemindahan intra dan/ atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional

dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.20

Arti pelabuhan yang dimaksud dalam Undang-Undang Pelayaran

menyebutkan bahwa pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan

kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik

turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan

intra dan antarmoda transportasi.

Fungsi pokok pelabuhan adalah tempat untuk berlabuh kapal dan terminal

pemindahan barang dan penumpang. Fungsi lainnya adalah sebagai interface

(menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk

pemindahan dari kapal ke angkutan darat dan sebaliknya), sebagai link (mata

rantai dalam proses transformasi mulai dari tempat asal barang ke tempat tujuan),

sebagai gateway (pintu gerbang dari suatu negara atau daerah), dan sebagai

industry entity (pelabuhan dapat memiliku bagian industrial lengkap dengan

jaringan dan jasa transformasinya). Berdasarkan fungsi tersebut pelabuhan dapat

19Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, hal 2-3 20Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 …., Op Cit

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

mendorong pertumbuhan dan perkembangan perdagangan pelayaran dan industri

serta kota pelabuhan sendiri.21

Menurut Susanto Zuhdi, eksistensi dan peran pelabuhan tidak dapat

dilepaskan dari daerah belakang (hinterland), tempat produk ekspor (cash-crops)

dihasilkan, dan pasar dunia tempat komoditi itu dijual. Lalu lintas ekspor juga

diimbangi oleh kegiatan impor, yakni barang-barang yang didatangkan dari luar

negeri dan didistribusikan ke daerah-daerah pedalaman. Dilihat dari arus kegiatan

tersebut maka prasaranan dan sarana komunikasi dan transportasi memegang

peran penting.22

Selain itu untuk melihat dinamika dan gerak kerja sebuah

pelabuhan, dapat dikaji hubungan dan persaingan antara pelabuhan tersebut

dengan pelabuhan disekitarnya.23

Untuk menunjang fungsi pelabuhan sebagai pintu gerbang lalu lintas barang,

maka aktivitas yang terjadi di pelabuhan meliputi aktivitas bongkar dan muat

barang dari dan ke pelabuhan. Aktivitas bongkar merupakan kegiatan menurunkan

barang-barang yang didatangkan dari luar daerah, sedangkan aktivitas muat

merupakan kegiatan pengapalan barang-barang hasil produksi untuk

didistribusikan ke luar. Barang-barang yang dibongkar muat di pelabuhan berasal

dari perdagangan antar pulau dan antar negara. Arus barang bongkar dan arus

barang muat ditujukan untuk perdagangan dalam negeri disebut arus bongkar

muat antar pulau. Sedangkan arus barang bongkar dan arus barang muat yang

ditujukan untuk perdagangan luar negeri disebut ekspor dan impor. Arus barang

yang ditujukan untuk ke luar negeri disebut ekspor dan arus barang yang

didatangkan berasal dari luar negeri disebut impor.

Pembangunan suatu pelabuhan diperlukan untuk melayani dan

meningkatkan kegiatan ekonomi daerah di belakangnya dan untuk menunjang

kelancaran perdagangan antar pulau maupun antar negara sehingga pelabuhan ini

banyak mendukung perkembangan kota di dekatnya atau daerah belakang.

Volume perdagangan penting untuk menentukan layak atau tidaknya pelabuhan

21Linda Sunarti, Pembangunan dan Perkembangan Swettenham di Malaysia 1900-1983. Tesis.

Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

22Susanto Zuhdi, Perkembangan Pelabuhan dan Kota Cilacap Tahun 1830-1942.Tesis. Program

Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, hal 1-2 23Berdasarkan diskusi pada saat bimbingan tesis dengan Susanto Zuhdi pada tanggal 21 Desember

2011 di Ruang Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

tersebut dibangun. Ketersediaan hubungan dengan daerah pedalaman merupakan

pendukung utama di dalam menentukan lokasi pelabuhan. Kemajuan tersebut

akan didukung oleh adanya jalan raya yang baik, jalan kereta api maupun jalan air

yang menuju kota pedalaman. Tanpa prasarana tersebut keberadaan pelabuhan

tidak akan banyak berarti bagi perkembangan daerah.

Pembangunan pelabuhan memakan biaya besar yang nominalnya mencapai

ratusan miliyar. Oleh karena itu diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan

yang matang untuk memutuskan pembangunan suatu pelabuhan. Keputusan

pembangunan pelabuhan biasanya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

ekonomi, politik dan teknis. Ketiga dasar pertimbangan tersebut saling berkaitan,

tetapi biasanya yang paling menentukan adalah pertimbangan ekonomi. Beberapa

faktor yang memerlukan perhatian serta pertimbangan dalam pengembangan

pelabuhan ialah:

1. Pertumbuhan/perkembangan ekonomi daerah belakang (hinterland) dari

pelabuhan yang bersangkutan

2. Perkembangan industri yang terkait dengan pelabuhan

3. Data arus barang muatan (cargo flow), sekarang dan perkiraan yang akan

datang serta jenis dan macam komoditi yang akan keluar/masuk

4. Tipe dan ukuran kapal yang diperkirakan akan memasuki pelabuhan

5. Jaringan jalan (prasarana dan sarana angkutan dari/ke hinterland

6. Alur masuk/keluar menuju laut

7. Aspek nautis dan hidraulis

8. Dampak keselamatan dan lingkungan hidup

9. Analisis ekonomi dan keuangan. 24

Dengan melihat berbagai aspek pelabuhan tersebut maka terdapat beberapa

hal yang dapat dikaji di antaranya adalah peranan kawasan pedalaman terhadap

perkembangan pelabuhan, letak pelabuhan yang strategis, fasilitas pelabuhan,

kebijakan pemerintah terhadap perkembangan pelabuhan, perkembangan

pelabuhan dan dampak terhadap kawasan pedalamannya.

Dari kerangka teori di atas studi mengenai pelabuhan Pulau Baai di

Bengkulu, akan menitikberatkan pada proses pembangunan dan perkembangan

24 H. A. Abbas Salim, Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan. Jakarta: Pustaka Jaya, hal 102

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

pelabuhan Pulau Baai, hubungan antara wilayah belakang dan pelabuhan dalam

rangka mendukung peran pelabuhan sebagai pintu gerbang arus distribusi hasil

produksi. Selain itu dalam penelitian ini akan mengkaji kendala operasional

pelabuhan dan kebijakan pemerintah dan PT Pelindo II dalam menanggulangi

masalah tersebut dalam upaya mengoptimalisasikan peran pelabuhan.

1.7 Metode dan Sumber Penelitian

1.7.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah dan penyajian hasil

penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif-analisis yang lebih banyak

menguraikan kejadian dalam dimensi ruang dan waktu. Sesuai dengan kaidah-

kaidah penelitian sejarah, maka penelitian ini menempuh beberapa langkah atau

tahapan sebagai berikut25

:

a. Heuristik. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan beberapa sumber baik

sumber primer maupun sekunder.

b. Verifikasi. Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian otentitas dan

kredibilitas terhadap beberapa sumber yang telah diperoleh. Peneliti menguji

validitas sumber lisan dengan cara memilih verifikasi cross-check informasi

dengan sumber dokumen lain yaitu surat kabar umum dan majalah yang

sejaman dengan topik penelitian.26

Selain itu, peneliti juga menguji sumber

lisan melalui wawancara para sumber untuk menguji validitas data dan

melakukan wawancara disesuaikan dengan peran dan jiwa zaman para

sumber.

c. Interpretasi. Tahap ini peneliti mengelompokkan dan mengklasifikasikan

fakta-fakta yang terkait dan selanjutnya menganalisa dan mengadakan sintesa

berdasarkan pada bahan-bahan yang dijadikan sumber penelitian.

25 Lihat Renier, G.J. History its Purpose and Method.Terj. Muin Umar. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1997 dan Basri M.S. Metodologi Penelitian Sejarah (Pendekatan, Teori dan Praktik)

Jakarta: Restu Agung, 2006.

26 P. Lim Pui Hen, James H. Morrison dan Kun Chong Guan (ed.), Sejarah Lisan di Asia

Tenggara, R. Z. Leirissa (alih bahasa), Jakarta: LP3ES, 2000, hal 14.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

d. Historiografi. Pada tahap ini peneliti mengungkapkan hasil penelitian dalam

bentuk tulisan yang sistematis dan logis. Pada tahap penulisan sejarah ini

menyajikan tiga bagian yaitu pendahuluan, hasil penelitian, dan kesimpulan.

1.7.2 Sumber Penelitian

Penelitian ini menggunakan sumber primer dan sumber sekunder, yang

didapat dari sumber tertulis dan lisan. Sumber tertulis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang dikumpulkan

disimpan oleh lembaga pemerintah maupun perorangan. Sumber tertulis berupa

arsip laporan pemerintah daerah mengenai perkembangan dan pertumbuhan

ekonomi daerah seperti Monografi Daerah Bengkulu, laporan Memori Serah

Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Buku Data Pokok

Perencanaan Pembangunan Daeah yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Bappeda), laporan statistik mengenai perkembangan

ekonomi daerah dan demografi penduduk yang terangkum dalam Bengkulu

Dalam Angka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mengenai arus

bongkar muat barang, penulis mendapatkan sumber laporan statistik mengenai

aktivitas pelabuhan pulau Baai yang dikeluarkan oleh PT. (Persero) Pelindo II

Cabang Bengkulu dan Statistik Perhubungan dari Badan Pusat Statistik. Dalam

penelitian ini penulis juga mendapatkan sumber Master Plan dan Studi Tinjau

Ulang Master Plan Pelabuhan Bengkulu yang dirancang oleh Departemen

Pehubungan, laporan mengenai hasil-hasil produksi daerah, ekspose yang

dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Propinsi Bengkulu dan Badan Perencanaan

dan Pembangunan Daerah Propinsi Bengkulu. Selain itu penulis juga

mendapatkan beberapa sumber kebijakan seperti Rencana Strategis (Renstra)

Pembangunan Propinsi Bengkulu, Program Strategis Sektor Perhubungan Propinsi

Bengkulu dan Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) Propinsi Bengkulu sebagai

rujukan data untuk menganalisis arah dan rencana pengembangan pelabuhan

Pulau Baai dari segi kebijakan.

Untuk mendukung arsip dan dokumen yang berasal dari pemerintah, penulis

juga menggunakan sumber tertulis berupa surat kabar sejaman yang memberikan

gambaran umum situasi yang terjadi untuk digali lebih mendalam masalah yang

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

ada dilapangan serta saling memperkuat data baik dari sumber laporan pemerintah

dan surat kabar.

Sumber tertulis yang mencatat tentang pembangunan dan perkembangan

pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu yang belum sepenuhnya mencukupi akan

dikombinsikan dengan sumber lisan yang didapat melalui pendekatan sejarah

lisan (oral history) yaitu dengan melakukan wawancara para pelaku sejarah yang

sejaman dan masih hidup sekarang ini.27

Para pelaku sejarah tersebut antara lain

pihak pemerintah yang mengeluarkan kebijakan, pihak kepelabuhan yang

mengatur dan mengelola pelabuhan, dan masyarakat umum sebagai pengguna

fasilitas pelabuhan. Disamping sumber tertulis dan sumber lisan, penulis juga

menggunakan sumber lain berupa peta lokasi daerah sebagai penunjang untuk

menggambarkan wilayah serta foto-foto dari koleksi lembaga atau perorangan.

Selain itu tinjauan langsung ke lokasi penelitian juga dilakukan untuk melihat

kondisi real yang terjadi dilapangan.

1.8 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan hasil penelitian ini akan dijabarkan dalam

beberapa bab yang terdiri dari enam bab. Bab I Pendahuluan. Dalam bab I ini

berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,

tinjauan pustaka, kerangka konseptual dan metode penelitian.

Bab II Bengkulu dan Gambaran Potensi Daerah Pedalaman. Dalam bagian

bab ini penulis mengambarkan bagaimana kondisi geografis Propinsi Bengkulu,

potensi sumber daya alam daerah pedalaman serta kilas balik mengenai keadaan

Bengkulu pasca menjadi propinsi, program pembangunan Propinsi Bengkulu

dalam bidang perhubungan darat dan laut sehingga dapat menggambarkan

bagaimana pentingnya pembangunan Pelabuhan Pulau Baai. Bab III Revitalisasi

Pelabuhan Pulau Baai 1968-1984. Dalam bab ini penulis menjabarkan latar

belakang pembangunan Pelabuhan Pulau Baai, tahap pembangunan pelabuhan

dan sarana dan prasarana pendukung, organisasi pengelolaan pelabuhan serta kilas

balik mengenai sejarah Pelabuhan Bengkulu di pantai barat Sumatera.

27 P. Lim Pui Hen, James H. Morrison dan Kun Chong Guan (ed.), Sejarah Lisan di Asia

Tenggara..Op Cit

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Bab IV Perkembangan Awal Aktivitas Pelabuhan Pulau Baai 1984-1990.

Dalam bab IV penulis mengkaji bagaimana perkembangan aktivitas pelabuhan

setelah difungsikan kembali, hubungan pelabuhan dengan daerah belakang serta

ketersediaan barang-barang komoditi sehingga mendukung gerak pelabuhan

sebagai pintu gerbang keluar masuk arus barang. Bab V Masa Peningkatan

Menuju Puncak 1990-2010. Dalam bab ini menggambarakan aktivitas pelabuhan

pada masa menuju puncak 1990-2010, faktor-faktor apa yang menyebabkan

Pelabuhan Pulau Baai mengalami kenaikan ekspor pada tahun 2010. Bab VI

Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan epilog yang berisi

pandangan penulis terhadap perkembangan Pelabuhan Pulau Baai mendatang

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

BAB 2

BENGKULU DAN GAMBARAN POTENSI DAERAH PEDALAMAN

2.1 Keadaan Geografis

2.1.1 Letak dan Luas Daerah

Secara geografis, Propinsi Bengkulu terletak di pantai barat Pulau Sumatera

tepatnya pada garis astronomis 2016 ‗9‖ – 3

0 31‘17‖ LS dan 101

01‘ – 103

041‘5‖

BT, membujur dari Utara ke Selatan, sejajar dengan pegunungan Bukit Barisan di

sebelah timur dan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia di sebelah

barat. Propinsi Bengkulu memiliki panjang pantai sekitar ± 525 km dan luas

wilayah seluas 1.978.870 ha atau 19.788,7 km2 termasuk pulau-pulau yang

terletak di Samudera Indonesia.28

Gambar 2.1 Peta Propinsi Bengkulu

Propinsi Bengkulu secara administratif berbatasan dengan propinsi Sumatera

Barat di sebelah Utara, Propinsi Lampung di sebelah Selatan, Propinsi Jambi dan

Sumatera Selatan di sebelah Timur dan berbatasan dengan Samudera Indonesia di

sebelah Barat. Selain wilayah daratan terdapat pula tiga buah pulau yang menjadi 28 ―Monografi Daerah Bengkulu Jilid I‖. Team Monografi Daerah Bengkulu. Proyek

Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI, 1979 hal 27

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

bagian dari daerah Bengkulu yaitu: Pulau Enggano yang berpenduduk lebih

kurang 1000 orang, Pulau Tikus yang hanya dihuni oleh Penjaga Mercu Suar dan

Pulau Mega yang hanya merupakan Pulau Karang.29

Daerah Bengkulu pada awal berdiri menjadi propinsi terdiri dari 3 (tiga)

Kabupaten dan 1 (satu) Kotamadya yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan dengan

luas 5.949 km2, Kabupaten Rejang Lebong dengan luas 4.110 km

2, Kabupaten

Bengkulu Utara dengan luas 9.585 km2 dan Kotamadya Bengkulu dengan luas

145 km2.30

Namun dalam perkembangannya kemudian terjadi pemekaran wilayah

sebagai konsekuensi pemberlakuan otonomi daerah tahun 1999. Kabupaten baru

hasil pemekaran wilayah tersebut adalah Kabupaten Muko-Muko dan Kabupaten

Bengkulu Tengah (pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Utara), Kabupaten

Kepahiang dan Kabupaten Lebong (pemekaran dari Kabupaten Rejang Lebong),

Kabupaten Kaur dan Kabupaten Seluma (pemekaran dari Kabupaten Bengkulu

Selatan).

2.1.2 Geomorfologi

Secara geomorfologi Propinsi Bengkulu terletak di bagian barat Bukit

Barisan yang membelah daerah Bengkulu menjadi dua bagian, yaitu bagian barat

Bengkulu merupakan daerah pantai dengan dataran rendah yang agak landai dan

sempit dan di bagian timur merupakan daerah pegunungan dengan dataran tinggi

yang berbukit-bukit dengan keadaan permukaan yang bergelombang. Dataran

rendah dengan jalur ketinggian sekitar 0-100 m dpl yang diklasifikasikan sebagai

low land yang merupakan dataran pantai berada disebelah barat Propinsi

Bengkulu menelusuri pesisir pantai dari Utara sampai Selatan; Ketahun – Muko-

Muko dan peisisr kota Bengkulu – Manna – Padang Guci yang pada umumnya

datar, agak landai dan terdapat cekungan yang berada di belakang beting pasir,

sedangkan pesisir antara Ketahun – Kota Bengkulu dan Padang Guci – Manna –

Masat merupakan dataran pantai yang sempit dan langsung berbatasan dengan

pegunungan.

29―Monografi Daerah Bengkulu Jilid I‖. Team Monografi Daerah Bengkulu Proyek Pengembangan

Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1979 hal 27 30 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. hal 35-36

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Daerah dataran tinggi adalah di pedalaman yaitu sebelah Timur dataran

rendah dengan jalur ketinggian 100-1.000 m dpl yang merupakan lereng

pegunungan Bukit Barisan. Daerah dataran tinggi mendominasi daerah Bengkulu

dengan luas mencapai ± 1.270.435 Ha atau 64,20%. Topografi daerah ini

umumnya bergelombang sampai berbukit dengan bagian-bagian datar yang sempit

dan daerah cekungan seperti daerah Curup, Kepahyang dan Muara Aman. Di

celah bukit barisan terdapat dataran tinggi Rejang Lebong yang sekaligus

merupakan Kabupaten Rejang Lebong dengan ketinggian antara 600-800 m.31

Terdapat pegunungan dan bukit yang mendominasi hampir sebagian wilayah

Bengkulu bagian barat yaitu Bukit Kaba (tinggi 1936 m) merupakan gunung

berapi yang berada di sekitar kota Curup (Ibukota Kabupaten Rejang Lebong),

Gunung Sebelat (tinggi 2383 m), Gunung Hulu Palik (tinggi 2493 m), dan

Gunung Bungkuk yang dijadikan tanda daerah Bengkulu.32

Daerah pegunungan

ada disebelah Timur, yaitu berupa Bukit Barisan yang arahnya memanjang dari

Utara ke Selatan dengan ketinggian diatas 1.000 m dpl dan daerah ini berbatasan

langsung dengan Propinsi Sumatera Selatan dan Jambi.33

2.1.3 Hidrologi

Jajaran Bukit Barisan yang melintasi Pulau Sumatera merupakan garis

pemisah air (Water Shade) yang membagi hujan yang turun di daerah ini sebagian

mengalir ke arah timur (Selat Bangka) dan sebagian lagi ke arah barat yaitu

Samudera Indonesia. Sungai-sungai yang ada daerah Bengkulu hampir

keseluruhannya mengalir dan bermuara ke Samudera Indonesia. Satu-satunya

sungai yang mengalir ke arah Barat melalui celah-celah bukit adalah Sungai Musi.

Hulu sungai Musi berada di dataran tinggi Rejang Lebong dan berakhir di

Sumsang Propinsi Sumatera Selatan. Tipe sungai-sungai di daerah Bengkulu

merupakan sungai yang dangkal, hal ini disebabkan karena antara garis pemisah

air dengan Samudera Indonesia relatif pendek yakni sekitar 40-60 km sehingga

31Lihat ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur …Op.Cit hal 36-37 32―Monografi Daerah Bengkulu Jilid I‖. Team Monografi Daerah Bengkulu…Op Cit, hal 27 33―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989 s/d 17 Juli 1994, hal 5-6

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

sungai–sungai yang bermuara ke Samudera Indonesia tersebut beraliran pendek,

tidak lebar dan relatif deras.34

Kondisi aliran sungai seperti ini menguntungkan untuk sumber air irigasi

tetapi kurang baik fungsinya untuk lalu lintas. Sungai dalam bahasa Bengkulu

disebut Air. Di propinsi ini mengalir ± 120 sungai besar dan kecil yang berhulu

pada sisi Bukit Barisan dan mengalir ke Samudera Indonesia dan juga Propinsi

Sumatera Selatan. Adapun sungai-sungai yang mengalir ke Samudera Indonesia

antara lain: Air Manjuto, Air Selagan, Air Ipuh, Air Sebelat, Air Lais, Air

Bengkulu, dan Air Seluma. Sedangkan sungai yang mengalir ke Sumatera Selatan

adalah Air Musi dan Air Betiti. Di antara sungai-sungai tersebut telah banyak

dimanfaatkan untuk keperluan air bersih seperti Air Bengkulu, untuk irigasi

seperti Air Manjuto, Air Lais dan Air Seluma dan angkutan sungai seperti Air

Ketahun.

2.1.4 Geologi

Daerah Bengkulu memiliki tanah yang umumnya subur, tidak terdapat tanah

gersang dan gundul. Struktur dan jenis tanah daerah Bengkulu berdasarkan Peta

Tanah Eksplorasi Sumatera Selatan tahun 1964 meliputi 15 wilayah satuan peta

dengan 11 jenis tanah yang berupa organosol, alluvial, regosol, renzina, latosol,

andosol, litosol, pedsolik dan pedsol.35

Sedangkan berdasarkan peta ―Geologie of Indonesia by Dit Geologie

Indonesia and published by the U.S Geological Survey 1965 maka secara geologi

dari pantai ke arah Bukit Barisan formasi batu-batuan dapat dibagi menjadi:

a. Sedimen quarter/resen berupa terumbu koral

b. Batuan tertier-neogen yang umumnya berupa berbagai sedimen

c. Batuan Miosen yang berupa batu tua (old andesits formation)

d. Batuan/formasi andesit tua dan disertai interupsi batuan asam yang

membawa mineral-mineral emas, perak, seng, timah hitam ataupun tembaga

34―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983‖, Team Monografi Daerah Bengkulu. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI hal 4 35Lihat ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur …Op Cit

hal 36-37

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

e. Batuan vulkanik muda/quarter dari jenis-jenis masa menengah, dan asam

berupa larva dan tufa. Kedua formasi batuan tersebut terakhir membentuk

pegunungan Bukit Barisan.36

2.2 Bengkulu: Dari Keresidenan Menjadi Propinsi

Berdasarkan sejarahnya, Bengkulu pernah berada di bawah kekuasaan

Inggris (1685-1825), Belanda (1825-1945) dan Jepang (1942-1945). Bengkulu

secara administrasi berbentuk keresidenan sejak tahun 1878 yang terdiri dari

daerah-daerah yang ada di Bengkulu dan ditambah dengan daerah Krui, Tanjung

Sakti, dan Muara Sindang. Namun setelah masa pendudukan Jepang tahun 1942,

daerah Krui, Tanjung Sakti dan Muara Sindang masuk ke dalam susunan

Keresidenan Palembang dan Lampung.37

Pasca kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seluruh daerah-

daerah di Indonesia menanti keputusan dari Pemerintah Pusat untuk

menyesuaikan diri dengan Negara Republik Indonesia yang baru merdeka.

Didahului oleh Keputusan Presiden tanggal 20 September 1945 maka Sumatera

dijadikan sebuah propinsi. Gubernur pertama yang diangkat menjadi wakil

pemerintah pusat dan berkuasa penuh untuk mengurus segala sesuatu di Sumatera

adalah Mr. Teuku Mohammad Hassan.38

Adanya Propinsi Sumatera ini, maka

satu per satu daerah diberi tanggungjawab dan secara resmi pemerintah di bawah

kekuasaan Republik Indonesia mulai berjalan.

Pada tanggal 3 Oktober 1945, Gubernur Sumatera mengangkat residen se-

Sumatera, termasuk pula keresidenan Bengkulu dengan residennya Ir. Indracaya

dan dilanjutkan dengan pembentukan KNI (Komite Nasional Indonesia)

Keresidenan.39

Meskipun sebelumnya sejak tahun 1878 secara administrasi

36Lihat ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur …Op Cit

hal 36-37 37Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu. Kenang-Kenangan Perjuangan Bekas Keresidenan

Bengkulu menjadi Propinsi Bengkulu. Palembang: Sriwijaya Media Utama, 1993. hal 28 38Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Daerah Bengkulu. Proyek Penelitian Sejarah

dan Budaya. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1977/1978. hal 196-197 39Dengan adanya KNI ini maka Keresidenan Bengkulu sebagai daerah administrasi diberi hak

mengatur rumah tangganya sendiri antara tahun 1947-1950 yang kemudian berdasarkan Ketetapan

Gubernur Sumatera tanggal 12 April 1946 No 8/m.g.s KNI mengalami perubahan menjadi DPR

Keresidenan.,Lihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Daerah Bengkulu… Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Bengkulu berbentuk keresidenan namun secara resmi Keresidenan Bengkulu

dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 12 Oktober 1945.

Pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Keresidenan

Bengkulu terlibat penuh secara aktif dalam gerakan melawan dan mengusir

penjajah, mulai dari gerakan merebut senjata dari tentara Jepang di Kepahiang,

Curup dan Manna, sampai pada perang melawan tentara Belanda yang berusaha

untuk mencengkramkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Dalam keadaan

perang menghadapi Belanda tersebut, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang

No 10 Tahun 1948 yang menyatakan bahwa Propinsi Sumatera dipecah menjadi

tiga propinsi, yaitu terdiri dari Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Sumatera

Tengah dan Propinsi Sumatera Selatan.40

Pada tiap propinsi ini dijadikan

Pemerintahan militer dan Keresidenan Bengkulu menjadi bagian dari

Pemerintahan militer Propinsi Sumatera Selatan (1945-1968). Daerah Bengkulu

pada masa revolusi dijadikan pusat komando perjuangan daerah Sumatera Selatan.

Dalam strategi perang mempertahankan kemerdekaan, rakyat Bengkulu

menjalankan taktik perang gerilya dengan sistim bumi hangus. Banyak bangunan-

bangunan peninggalan Pemerintah Belanda seperti gedung-gedung, jembatan-

jembatan dihancurkan dalam rangka untuk memutuskan hubungan dalam gerak

para penjajah yang ingin kembali berkuasa. Sebagai akibar dari taktik bumi

hangus tersebut mengakibatkan daerah Bengkulu menjadi terisolasi baik antar

daerah Bengkulu sendiri maupun terhadap daerah luar.41

Setelah perang revolusi berakhir (1950-1968) merupakan periode dimana

Bengkulu menjadi daerah yang terisolasi dan terbengkalai. Keadaan Bengkulu

yang hancur akibat perang tidak segera dibangun kembali dan Bengkulu menjadi

daerah yang jauh dari sentuhan pembangunan selama periode yang cukup lama.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Alamsyah Ratu Prawira Negara dalam

sambutannya pada acara reuni para tokoh pejuang se-Sumatera bagian Selatan di

Bengkulu pada tanggal 16 Januari 1988.

Daerah Bengkulu seolah-olah hilang dari peta Indonesia. Pada waktu itu

banyak orang Indonesia tidak mengetahui bahwa daerah Bengkulu adalah

40Lihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Daerah Bengkulu …Op.Cit. hal 202-

203 41 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989 hal 34-35

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keadaan terisolir dan

terbengkalai yang cukup lama ini mengakibatkan daerah Bengkulu jauh

ketinggalan hampir dalam segala bidang dibandingkan dengan daerah lain.42

Kondisi daerah Bengkulu yang terisolasi mengakibatkan pembangunan

keresidenan Bengkulu sangat terbelakang dibandingkan daerah-daerah lainnya.

Upaya pembangunan untuk merehabilitasi sarana dan prasarana yang sudah

hancur tidak terealisasi, begitu pula pelaksanaan pembangunan untuk proyek-

proyek baru sama sekali tidak ada.43

Ketertinggalan pembangunan di segala bidang akibat keadaan yang

terisolasi inilah yang menjadi salah satu alasan Bengkulu ingin memperjuangkan

diri menjadi daerah tingkat I yang otonom. Di samping itu latar belakang adanya

rencana pemerintah pusat untuk menghapuskan sistem keresidenan termasuk

keresidenan Bengkulu menjadi bahan pertimbangan daerah Bengkulu menjadi

propinsi. Dengan sistem keresidenan dihapuskan, secara psikologis menyebabkan

kekhawatiran bagi rakyat Bengkulu bahwa daerah Bengkulu sebagai kesatuan

akan ikut lenyap dan hanya menjadi sebuah nama dari kota kecil saja. Padahal

bagi rakyat Bengkulu selama perjuangan perang kemerdekaan dan masa revolusi

fisik rakyat Bengkulu telah memberikan andil besar dengan pengorbanan materil

maupun jiwa raga mereka.44

Perang kemerdekaan telah menyebabkan hubungan lalu lintas antara pusat

keresidenan dan kabupaten Bengkulu Selatan putus sama sekali, demikian pula

hubungan lalu lintas antara pusat keresidenan dan kabupaten Bengkulu Utara.

Beberapa pusat-pusat pertanian seperti Kemumu, Aur Gading, pusat-pusat

perkebunan di Bukit Kaba dan Bukit Daun dan tambang-tambang emas di Lebong

Tandai dan Lebong Simpang juga hancur.

Sejak Sumatera Selatan menjadi Daerah Tingkat I yang terdiri dari

keresidenan-keresidenan Palembang, Bengkulu, Lampung dan Bangka-Belitung

dan berpusat di kota Palembang, dalam pelaksanaannya sebagai pusat

pemerintaahan belum dapat menaungi beberapa keresidenan yang ada di

42―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989, hal 34-35 43Ibid 44Lihat Pendahuluan: Bahan Pertimbangan Untuk Pembentukan Daerah Tingkat I Bengkulu dalam

Buku Kenang-Kenangan Perjuangan Bekas Keresidenan Bengkulu menjadi Propinsi

Bengkulu…Op Cit hal 25-26

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

bawahnya. Hal ini karena Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai satu unit

pemerintahan terlalu besar untuk mengurus dirinya sendiri dengan beberapa

keresidenan.45

Alasan tersebut semakin memperkuat keinginan daerah keresidenan

Bengkulu memperjuangkan diri menjadi propinsi. Kebutuhan pembangunan

daerah yang belum dapat terlaksana sesuai harapan dalam waktu singkat

menyebabkan tidak ada solusi lain bagi daerah Bengkulu untuk menyelesaikan

persoalan tersebut selain dengan mengalihkan pusat kekuasaan politik di

Bengkulu sendiri. Selain itu dengan Bengkulu secara otonomi menjadi Daerah

Tingkat I diharapkan agar jarak antara Jakarta dan Bengkulu dapat dipersingkat

dan tidak lagi melalui Palembang.46

Keputusan Bengkulu untuk menjadi daerah tingkat I tidak hanya alasan

pembangunan yang terbengkalai saja. Namun bahan pertimbangan juga

berdasarkan pada penyelidikan mengenai luas daerah, jumlah penduduk, produksi

bahan makanan, hasil pertanian/perikanan serta kemungkinan bagi industri dan

pertambangan sehingga Keresidenan Bengkulu sanggup menjadi propinsi.47

2.3 Pembangunan Daerah Bengkulu Pasca Menjadi Propinsi

Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya daerah Bengkulu menjadi

sebuah propinsi. Berdasarkan Undang-Undang No 9 tahun 1967 juncto Peraturan

Pemerintah Nomor 20 tahun 1968 propinsi Bengkulu resmi berdiri pada tanggal

18 November 1968.48

Propinsi Bengkulu lahir pada masa Orde Baru dan hampir

bersamaan dengan saat dimulai pelaksanaan program Pembangunan Lima Tahun

(Pelita) pertama pada tahun 1969.49

Pembangunan di daerah Bengkulu merupakan

45 Lihat Pendahuluan: Bahan Pertimbangan Untuk Pembentukan Daerah Tingkat I Bengkulu dalam

Buku Kenang-Kenangan Perjuangan Bekas Keresidenan Bengkulu menjadi Propinsi

Bengkulu…Op Cit hal 25-26 46 Ibid 47 Ibid 48Rancangan Undang-Undang tentang pembentukan Propinsi Bengkulu disahkan menjadi Undang-

Undang oleh DPR-GR tanggal 28 Juli 1967 dalam Persidangan ke IV Rapat Pleno terbuka ke 83

dan kemudian diundangkan dan disahkan oleh Pj. Presiden R.I tanggal 12 September 1967

menjadi Undang-Undang 9 tahun 1967, dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 19 tahun 1967, dikutip dalam buku Kenangan Perjuangan Bekas Keresidenan Bengkulu menjadi

Propinsi Bengkulu hal 213-218. 49―22 Tahun Propinsi Bengkulu 18 November 1990‖ Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I

Bengkulu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Bengkulu, 1990. hal 1

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

bagian integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi Pembangunan.

Makin berhasil pelaksanaan pembangunan maka makin nyata dukungannya kepada

peningkatan ketahanan nasional dan pemantapan perwujudan Wawasan Nusantara.

Sejalan dengan adanya Repelita yang dirancang oleh pemerintah pusat yang

bersifat top down, maka keadaan dan perkembangan pembangunan propinsi

Bengkulu dapat ditinjau melalui arah kebijakan program pemerintah yang

tertuang dalam Pembangunan Lima Tahun dan hasil pencapaiannya.

Setelah menjadi propinsi baru, keadaan pembangunan fisik di daerah

Bengkulu belum banyak yang dapat terlaksana. Pada periode awal Pelita I (1969-

1974) provinsi Bengkulu masih disibukkan dengan konsolidasi aparatur

pemerintahan baik dalam pembentukan kelembagaan maupun dalam merekrut

tenaga pegawai. Sebagai konsekuensi logis dari Propinsi Bengkulu yang baru

terbentuk maka aparatur pemerintah sangat minim. Dengan kata lain prasarana

fisik pamong praja (gedung kantor), personil, fasilitas lain-lainnya jauh masih

ketinggalan. Karena itu pada awal Pelita penataan aparatur pemerintahan menjadi

salah satu program pokok pembangunan.50

Masalah utama yang dihadapi pada Pelita I adalah masalah kekurangan dana

untuk mewujudkan pembangunan. Selama Pelita I dana yang tersedia sebesar Rp.

4.875.555.655 yang berasal dari sektoral/APBN, regional/ APBD, Inpres-Inpres

dan Banpres.51

Pada awal tahun 1969 penduduk propinsi Bengkulu sekitar 468.828 jiwa

atau dengan kepadatan 24 orang/km2. Jumlah pnduduk yang masih sangat jarang

berimbas pada tenaga kerja untuk pembangunan menjadi sangat kurang.

Sementara di pihak lain tanah/lahan usaha cukup banyak tersedia baik untuk

perluasan pertanian dan perkebunan maupun transmigrasi. Pada periode ini

pertambahan penduduk berupa tenaga kerja yang produktif sangat lambat.52

Penggunaan tanah yang produktif baru sedikit yaitu sekitar 130.000 Ha atau

6,56% dari luas daerah berupa pertanian ladang, sawah, kebun-kebun campuran

dan pekarangan. Prasarana produksi dan tingkat usaha tani masih terbatas dan

50―22 Tahun Propinsi Bengkulu 18 November 1990‖ Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Bengkulu, 1990. hal 1 51 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. hal 92-93 52 Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

ekstensif. Selain itu rangsangan usaha tani masih kurang dan pemasaran hasil

pertanian yang sulit menjadi kendala produktivitas pertanian menjadi rendah.

Produksi pangan umumnya hanya untuk kebutuhan dan konsumsi daerah setempat

dan kadang-kadang mengalami kekurangan.53

Bidang pendidikan masih tertinggal baik mutu dan prasarananya. Sekolah

dari semua tingkatan umumnya masih minim, dan khususnya perguruan negeri

belum ada. Karena itu warga Bengkulu yang ingin melanjutkan pendidikannya

terpaksa belajar ke luar daerah yang umumnya adalah luar Jawa.54

Berkaitan dengan masalah yang dihadapi pada periode awal pembangunan

propinsi Bengkulu, program pokok Pelita I adalah penataan/komsolidasi aparatur

pemerintahan, pembangunan prasarana perhubungan dan pertanian. Pembangunan

dalam Pelita I masih bersifat sporadis dalam skala kecil sehingga belum banyak

yang dapat dicapai. Berdasarkan Repelita I, sasaran pembangunan dititikberatkan

pada peningkatan sektor pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan serta

perbaikan sarana dan prasarana jalan guna membuka isolasi daerah.55

Perkembangan dan hasil yang dapat dicapai pada Pelita I di antaranya adalah

peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan pada jalan Negara

dan propinsi, pengembangan irigasi ± 22.467 Ha, pelaksanaan transmigrasi

sebanyak 1.688 KK atau ± 7.888 jiwa, pengembangan pendidikan dan

penambahan sekolah dan tenaga pengajar terutama untuk SD, SLTP dan SLTA.56

Selain itu program yang terlaksana pada Pelita I dalam pembangunan sektor lain

berupa penambahan jumlah gedung kantor, rumah dinas, sarana kesehatan, air

bersih, pelaksanaan pengerukan pelabuhan, perbaikan dan pemeliharaan

pelabuhan udara Padang Kemiling, peningkatan jaringan pos dan telekomunikasi

serta Radio Rakyat Indonesia (RRI) Bengkulu.57

Demikian pula dalam Pelita II (1974-1979) Propinsi Bengkulu masih

disibukkan oleh kegiatan konsolidasi aparatur pemerintah namun kegiatan

53 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. hal 92-93 54Ibid 55Lihat dokumen Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I Tahun 1969/70 – 1973/74 <http://www.bappenas.go.id/node/42/1701/repelita-i-tahun-196970---197374/> Diunduh pada

tanggal 22 Juli 2011 56―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur….Ibid 57Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

pembangunan sudah lebih banyak dibandingkan dengan Pelita Pertama. Sampai

pada awal Pelita ke tiga kondisi daerah Bengkulu masih dalam keadaan terisolasi

dimana hubungan antar daerah baik dalam Propinsi Bengkulu sendiri maupun ke

luar daerah masih sangat sulit, penduduk masih sangat kurang yaitu ± 654.000

jiwa, kehidupan ekonomi rakyat masih lemah, produksi bahan pangan masih

minus dan pendidikan masih ketinggalan jauh dibandingkan dengan daerah lain.58

Masalah pokok yang dihadapi pada Pelita II adalah masalah kekurangan

tenaga kerja dan dana. Tenaga kerja sebagai pemikir dan manpower, baik untuk

mengisi aparatur pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan dan

pembangunan belum memadai.

Pembangunan pertanian, transmigrasi, perhubungan, pendidikan, aparatur

pemerintah dan lain-lain belum banyak yang dapat dilaksanakan karena

keterbatasan dana pembangunan. Dana keseluruhan pada Pelita II sebesar Rp

48.475.575.000. Program pokok pada Pelita II yaitu melanjutkan konsolidasi

aparatur pemerintah dan pembangunan pertanian, transmigrasi dan prasarana

perhubungan.59

Meskipun pembangunan pada saat itu baru berkembang, namun masih

terbatas pada proyek-proyek skala kecil dan pada lokasi-lokasi yang mudah

terjangkau untuk pelaksanaannya, baik di bidang pertanian, transmigrasi,

pengairan maupun prasarana perhubungan, pendidikan dan aparatur

pemerintahan. Khususnya aparatur pemerintahan terutama bidang prasarana fisik,

pamong praja, merekrut dan menambah tenaga kerja, pengadaan fasilitas dan lain-

lain. Keadaan dan perkembangan pembangunan secara garis besar dijelaskan

sebagai berikut:60

1. Perhubungan darat baik dalam maupun luar daerah masih sulit kecuali jalan

negara jurusan Bengkulu-Lubuk Linggau sepanjang 140 km dengan jalan

kondisi cukup baik. Sedangkan akses menuju daerah yang lainnya sulit

ditempuh karena dalam keadaan rusak berat. Hubungan ke Utara (Muko-

Muko) dan Selatan (Bintuhan) sangat sulit. Jalan dan jembatan yang ada

58―22 Tahun Propinsi Bengkulu 18 November 1990‖Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Bengkulu, 1990. hal 1 59―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur, Op Cit hal 93 60―22 Tahun Propinsi Bengkulu 18 November 1990‖, Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu…Op

Cit hal 14-16

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

sebagian besar dalam keadaan rusak berat bahkan masih banyak yang belum

ada jembatan sama sekali

2. Perhubungan laut dan telekomunikasi masih sulit dan terbatas. Pelabuhan

laut tidak berfungsi, sedangkan rencana pelabuhan baru (Pulau Baai) masih

dalam taraf survei, kelayakan baik dari sudut ekonomi maupun dari sudut

teknis.

3. Perhubungan laut dan telekomunikasi masih sangat terbatas dengan

frekuensi 2 kali seminggu Jakarta-Bengkulu PP.61

Baru setelah Pelita III (1979-1984) pelaksanaan pembangunan dapat

berjalan dengan pesat, isolasi terbuka, swasembada pangan tercapai, penduduk

berkembang dengan cepat melalui transmigrasi baik umum maupun spontan dan

pendidikan berkembang dengan pesat. Masalah pokok yang dihadapi Pelita III

adalah masalah perhubungan, kesejahteraan penduduk, kependudukan, tenaga

kerja serta pendidikan. Program pokok Pelita III adalah:

1. Peningkatan prasarana perhubungan darat, laut dan udara dan

telekomunikasi dalam rangka membuka isolasi.

2. Peningkatan pembangunan sektor pertanian dalam rangka untuk mencapai

swasembada pangan dan meningkatkan produksi tanaman eksport

3. Pembangunan daerah transmigrasi dalam rangka untuk memenuhi

kekurangan tenaga kerja dan pemerataan pembangunan.

4. Peningkatan pembangunan sektor pendidikan dengan penekanan pada

pendirian Perguruan Tinggi Negeri.62

Pembangunan pada Pelita III telah berkembang pesat dan menyeluruh baik

di bidang perhubungan, pertanian dengan pengairan dan transmigrasi maupun di

bidang pendidikan dan khusunya aparatur pemerintah telah memadai. Sejak

pembangunan berencana dilakukan mulai Pelita I, II dan seterusnya baru pada

Pelita III keadaan dan perkembangan pembangunan dirasakan lebih nyata

peningkatannya terutama karena disebabkan oleh aparatur pemerintah lebih

61 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989, Op Cit hal 94 62―22 Tahun Propinsi Bengkulu 18 November 1990‖Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I

Bengkulu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Bengkulu, 1990… Op Cit hal 14

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

memadai, dana cukup besar, dedikasi dan kebijaksanaan pemerintah daerah serta

dukungan lapisan masyarakat.63

Perkembangan Bengkulu pada periode Pelita III dan IV membawa kemajuan

signifikan ditandai oleh terbuka akses jaringan perhubungan darat, laut dan udara

menuju Bengkulu yang selama ini terisolasi. Bengkulu mengalami perkembangan

pesat periode ini pada saat Gubernur Soeprapto yang memimpin Propinsi

Bengkulu selama dua periode. Kemajuan Bengkulu ditandai oleh pembangunan

infrastruktur yang ikut mendorong perkembangan perekonomian. Selain itu,

penggunaan lahan bagi pertanian dan perkebunan yang diusahakan oleh

pemerintah, swasta maupun rakyat berkembang pesat dengan peningkatan jumlah

hasil produksi daerah sehingga semakin menggiatkan laju pertumbuhan ekonomi

Bengkulu. Dalam bidang pertambangan juga mulai dieksplorasi dan dieksploitasi,

terutama batubara. Salah satu perusahaan pertambangan batubara yang berdiri dan

berproduksi adalah PT. Bukit Sunur pada tahun 1984.

2.4 Penduduk dan Transmigrasi

Penduduk Bengkulu terdiri dari beberapa suku bangsa Indonesia. Perincian

menurut golongan etnis masih dapat dilihat jelas, karena setiap suku ini

menggunakan bahasa dan juga adat istiadat sendiri. Kelompok etnis di daerah

Bengkulu terdiri dari: suku Melayu di Kotamadya Bengkulu; Suku Serawai, suku

Pasemah dan suku Kaur/Mulak berada di Kabupaten Bengkulu Selatan; suku

Rejang dan suku Lembak berada di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten

Bengkulu Utara; suku Muko-Muko dan suku Enggano di Kabupaten Bengkulu

Utara. Kelompok-kelompok etnis ini merupakan penduduk asli di daerah

Bengkulu. Kelompok etnis yang ada di Bengkulu mengalami proses asimilasi

dengan suku-suku yang ada di daerah ini sendiri maupun suku pendatang dari luar

daerah maupun bangsa asing. Suku daerah lain atau bangsa asing yang banyak

memberi pengaruh terhadap kebudayaan suku asli Bengkulu adalah Minangkabau,

Banten dan Jawa, Bugis, India, Inggris dan Cina.64

63 Ibid 64―Monografi Daeah Bengkulu Jilid I‖. Tim Monografi Daerah Bengkulu. Proyek Pengembangan

Media Kebudayaan. Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Op.Cit, hal

31

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Suku bangsa lain datang ke Bengkulu karena perdagangan dan pelayaran

pada abad ke -16 dan sejak masa pemerintah Belanda, kelompok etnis ini

bertambah dengan kedatangan suku-suku bangsa di Indonesia melalui program

transmigrasi (koelie ordenantie) yang dijalankan oleh pemerintah Hindia Belanda

berdasarkan kebijakan Politik Etis.65

Pada masa pemerintahan Orde Baru, Bengkulu menjadi salah satu daerah

tujuan transmigrasi yang pelaksanaan programnya dimulai pada Pelita II (1974-

1979). Berdasarkan sasaran Repelita II yang menitikberatkan pada pemerataan

pembanguan di luar Pulau Jawa melalui program transmigrasi. Tujuan program

transmigrasi adalah membuka kesempatan kerja dengan memperluas pemanfaatan

lahan-lahan tidur di luar Pulau Jawa untuk dikembangkan menjadi usaha

meningkatkan perekonomian dari sektor perkebunan dan pertanian.66

Pada awal tahun 1969 pasca Bengkulu menjadi propinsi, jumlah penduduk

sekitar 468.828 jiwa atau dengan kepadatan 24 orang/km2. Jumlah penduduk yang

masih sangat jarang sementara perbandingan tanah/lahan usaha cukup banyak

tersedia baik untuk perluasan pertanian dan perkebunan maupun transmigrasi.

Pada periode ini pertambahan penduduk berupa tenaga kerja yang produktif

sangat lambat sehingga berimbas pada pembangunan daerah yang kekurangan

tenaga kerja pelaksana pembangunan.67

Pertambahan penduduk propinsi Bengkulu dilihat dari pertumbuhannya

mengalami peningkatan cukup pesat terutama pada periode tahyn 1971-1980 dan

periode 1980-1990. Pertumbuhan pesat penduduk Bengkulu pada periode tersebut

didorong oleh angka kelahiran total yang tinggi dan juga dipengaruhi oleh

tingginya migrasi masuk ke Propinsi Bengkulu. Migrasi masuk terutama pada

transmigran dari Pulau Jawa dan Bali. Propinsi Bengkulu merupakan salah satu

propinsi di Pulau Sumatera yang ditetapkan menjadi pengembang daerah

transmigrasi dan sekitar sebagai daerah penerima transmigrasi dari Pulau Jawa

dan Bali. Selain transmigran, migrasi ke propinsi Bengkulu pada periode itu

65 Ibid 66Lihat Dokumen Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)<http://www.bappenas.go.id/node/42/1702/repelita-ii-tahun-197475---197879/ >

Diunduh pada tanggal 5 Agustus 2011 67 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. hal 93

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

terdiri dari para pendatang yang berasal dari propinsi terdekat seperti Sumatera

Barat, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara yang bertujuan untuk bekerja atau

berusaha sebagai pedagang, nelayan dan petani perkebunan.68

Berikut perincian

migrasi masuk ke Propinsi Bengkulu melalui program transmigrasi yang

dicanangkan oleh Pemerintah yang pelaksananya dimulai pada Pelita II.

Tabel 2.1 Perincian Transmigrasi Tahun 1975-1986

Tahun Target KK Realisasi

KK Jiwa

1974/1975 600 314 1.338

1975/1976 500 786 3.725

1976/1977 500 499 2.517

1977/1978 2.000 2.001 9.493

1978/1979 2.000 2.000 8.067

JUMLAH 5.600 5.600 25.140

1979/1980 2.000 2.000 7.846

1980/1981 2.000 2.000 8.634

1981/1982 3.050 2.901 12.127

1982/1983 6.145 6.145 26.634

1983/1984 1.200 1.149 5.285

JUMLAH 14.395 14.195 60.526

1984/1985 2.365 2.195 9.057

1985/1986 1.140 1.070 4.420

1986/1987 1.100 1.085 4.723

Berdasarkan data di atas, terjadi peningkatan jumlah para pendatang ke

daerah Bengkulu melalui transmigrasi pada tahun 1982/1983. Peningkatan jumlah

transmigrasi tersebut disebabkan oleh pada saat itu pemerintah mengupayakan

pengembangan daerah pedalaman dengan melakukan pembangunan sektor-sektor

perkebunan guna menunjang peningkatan komoditas hasil produksi daerah

Bengkulu. Pada transmigran tersebut ditempatkan dan bekerja di daerah-daerah

perkebunan yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Selain itu penduduk

transmigrasi juga melakukan usaha pembukaan lahan secara swadaya untuk

memanfaatkan lahan sehingga dapat produktif dalam bentuk perkebunan swadaya

dengan komoditi berupa kopi, cengkeh, lada dan lainya.

68

Bengkulu Dalam Angka Tahun 2001. Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu., 2001. hal 12-13

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

2.5 Gambaran Potensi Daerah Pedalaman

Secara administratif Propinsi Bengkulu pada awal berdiri memiliki 1

kotamadya yaitu Kota Bengkulu dan 3 kabupaten daerah tingkat II yaitu

Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Rejang

Lebong. Luas wilayah masing-masing daerah tingkat II adalah Kabupaten

Bengkulu Utara dengan luas 458,542 Ha, Kabupaten Bengkulu Selatan 594,914

Ha, Kabupaten Rejang Lebong 410.980 Ha dan Kotamadya Bengkulu 14.452

Ha.69

Daerah ini memiliki potensi dalam bidang perkebunan, pertanian dan

pertambangan sehingga menjadi daerah belakang dari Pelabuhan Pulau Baai

sebagai pemasok komoditi perdagangan. Dalam bahasan mengenai gambaran

potensi daerah pedalaman ini, pembahasan difokuskan pada potensi daerah

pedalaman sebagai daerah yang berkembang menjadi daerah pemasok komoditi

perdagangan. Sehingga dalam hal ini tidak mengkaji masalah pemekaran wilayah

dan perkembangannya, tetapi lebih menggambarkan secara umum potensi daerah

pedalaman yang terdiri dari tiga kabupaten (sebelum pemekaran) dan satu

kotamadya. Berikut gambaran daerah pedalaman Propinsi Bengkulu yang menjadi

daerah belakang (hinterland) Pelabuhan Pulau Baai.

Kota Bengkulu memiliki luas wilayah 144,52 km² dan terletak di tepi pantai

pulau Sumatra yang menghadap ke Samudera India. Provinsi Bengkulu sendiri

terletak pada pantai barat pulau Sumatra pada posisi 101° 1' - 104° 46' BT dan 2°

16' sampai 5° 13' LS, yang membujur sejajar dengan Bukit Barisan dan

berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dengan panjang pantai 525 km dan

luas teritorial 48.075 km². Kota ini terkenal karena pernah menjadi tempat

pengasingan Bung Karno dalam kurun tahun 1939-1942 pada masa Hindia-

Belanda. Selain itu, di kota ini terdapat benteng peninggalan Kerajaan Inggris,

Fort Marlborough, yang terletak di tepi pantai. Sekarang daerah pantai di dekat

benteng ini sedang diupayakan untuk dikembangkan untuk tujuan pariwisata

internasional. Di kota ini terletak satu-satunya universitas negeri di provinsi

Bengkulu, yaitu Universitas Bengkulu (UNIB). Kota Bengkulu sering dilanda

gempa tektonik yang berepisentrum di pertemuan lempeng tektonik Samudera

69―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989 s/d 17 Juli 1994, hal 5-6

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

India dan lempeng tektonik Asia.70

Wilayah kotamadya Bengkulu dikembangkan

sebagai pusat perekonomian dan pariwisata. Daerah ini tidak dikosentrasikan pada

pengembangan wilayah perkebunan, namun kotamadya Bengkulu menjadi daerah

belakang dari Pelabuhan Pulau Baai sebagai daerah yang membutuhkan suplai

barang-barang konsumsi seperti Sembilan Bahan Pokok (sembako) dan Bahan

Bakar Minyak (BBM).

Kabupaten Bengkulu Utara memiliki luas wilayah 458,542 Ha. Ibu kotanya

ialah Arga Makmur. Wilayah Bengkulu Utara yang mencakup Pulau Enggano

merupakan kabupaten paling luas di provinsi Bengkulu. Tanah Bengkulu Utara

subur dan cocok untuk perkebunan. Kelapa sawit, kakao, karet, dan kopi adalah

andalan kabupaten ini, selain pernah menjadi tempat pendulangan emas oleh

bangsa Inggris mendulang emas dan hingga kini masih didulang secara

tradisional. Komoditas kayu gelondongan dan rotan juga dihasilkan di sini.

Penduduk asli Kabupaten Bengkulu Utara adalah suku Rejang. Suku bangsa

pendatang adalah Jawa, Bali, Minang, Sunda, dan Batak. Program transmigrasi

rutin diberlakukan sejak Gunung Agung di Bali meletus pada tahun 1963.71

Perkebunan kelapa sawit, merupakan areal perkebunan yang sangat luas di

Kabupaten Bengkulu Utara dan sangat diminati oleh para investor dan

masyarakat. Pola pembinaan perkebunan di Kabupaten Bengkulu Utara yang

menjadikan kemitraan sebagai basis utamanya adalah:

- Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat), dikenal dengan adanya plasma

(milik masyarakat) dan inti (milik perusahaan).

- Pola PBS (Perkebunan Besar Swasta)

- Pola UPT (Unit Pelaksana Teknis), dimana dilakukan pembinaan secara

menyeluruh hingga kelembagaan petani.

- Pola Parsial/Swadaya.

Pekebunan kelapa sawit banyak diusahakan karena selain harganya yang

tinggi dan stabil, juga kelapa sawit merupakan bahan baku beberapa industri

besar, juga sebagai bahan baku BBM alternatif (Bio Diesel). Sebelum pemekaran

daerah Muko-Muko dan Bengkulu Tengah, Kabupaten Bengkulu Utara adalah

70

Darliansyah Putra, ―Sejarah Terbentuknya Propinsi Bengkulu‖ <www.bengkulu-online.com>

Diunduh pada tanggal 12 Maret 2011 71

Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

penghasil kelapa sawit buah tanda segar dan CPO di Propinsi Bengkulu, karena

memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit terbanyak. Sekarang setelah pemekaran,

pabrik pengolah kelapa sawit hanya ada 4 (empat) yaitu PT. Agricinal, PT.

Puding Mas, PT. Alno dan PT. Sandabi. Sedangkan karet, merupakan unggulan

kedua yang diminati oleh para investor dan masyarakat. Di Kabupaten Bengkulu

Utara hanya ada satu pabrik pengolahan karet, yaitu PT. Pamorganda di

Kecamatan Putri Hijau.72

Pertambangan yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara di antaranya

adalah batubara. Kabupaten Bengkulu Utara adalah merupakan daerah penghasil

batubara terbesar di Propinsi Bengkulu. Beberapa perusahaan tambang batubara

yang melakukan eksploitasi di Kabupaten Bengkulu Utara adalah sebagai berikut:

- PT. Rekasindo Guriang, lokasi penambangan di Kecamatan Putri Hijau.

Perusahaan ini juga mempunyai pelabuhan khusus batubara yang

berlokasi di Pasar Sebelat, Kecamatan Putri Hijau.

- PT. Injatama, lokasi penambangan di Desa Tanjung Dalam dan sekitar

Kecamatan Napal Putih. Perusahaan ini juga mempunyai pelabuhan

khusus batubara di Desa Pasar Ketahun, Kecamatan Ketahun.

- PT. Bara Adhipratama, lokasi penambangan di Desa Bukit Harapan dan

sekitarnya, Kecamatan Napal Putih.

Untuk jenis tambang emas dan perak produksi sampai bulan April 1995, dan

setelah bulan itu perusahan pertambangan tidak lagi berproduksi. Lokasi

penambangan tersebut berlokasi di Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih.

Setelah ditinggal oleh Perusahaan CV. Firman Ketahun, selanjutnya dikelola oleh

masyarakat secara tradisional.73

Kabupaten Rejang Lebong memiliki luas wilayah 4.109,8 km² dan populasi

sekitar 250.000 jiwa. Ibu kotanya ialah Curup Terletak di Pegunungan Bukit

Besar dan berjarak 85 km dari Kota Bengkulu. Penduduk asli terdiri dari suku

Rejang dan suku Lembak. Suku Lembak mendiami Kecamatan Kota Padang,

Padang Ulak Tanding, dan Sindang Kelingi. Perkebunan rakyat yang terdapat di

72―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983‖, Team Monografi Daerah Bengkulu. Proyek

Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI hal 113. 73Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

kabupaten ini adalah perkebunan kopi dan karet. Palawija banyak ditanam di

lereng Bukit Kaba, sebagian lagi merupakan petani pembuat gula aren.

Kabupaten Rejang Lebong terkenal dengan daerah pertambangan emas

tepatnya di daerah Lebong Simpang. Daerah pertambangan di Rejang Lebong

sudah diekplorasi diusahakan oleh Perusahaan Hindia Belanda Mijnbouw

Maatschappij Simau sejak tahun 1930 sampai tahun 1940. Selama rentang waktu

tersebut emas dieksplotasi secara besar-besaran sampai akhirnya deposit emas di

Rejang Lebong dinyatakan habis dan tidak dikerjakan lagi oleh perusahaan

tersebut karena diperkirakan hasilnya sudah tidak memadai lagi. Selain itu pada

masa perang revolusi, pertambangan ini dibumihanguskan oleh Belanda sehingga

mengakibatkan daerah pertambangan rusak parah dan pertambangan ini akhirnya

hanya dilakukan oleh rakyat yang masih berusaha mencari emas secara pribadi

atau kelompok ataupun usaha kecil-kecilan.74

Pertambangan emas mulai kembali

diusahakan pada akhir Pelita III. Terdapat satu perusahaan pertambangan emas

yang melakukan usaha penggalian yaitu PT Lusang Mining yang mulai

berproduksi pada tahun 1985.75

Hasil pertambangan emas di Propinsi Bengkulu

masih berjumlah skala kecil dan hanya dipasarkan di dalam negeri.76

Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dengan

daerah sekitarnya adalah sebelah Utara berbatasan dengan Kota Bengkulu,

sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan, sebelah Selatan

berbatasan dengan Propinsi Lampung dan sebelah Barat berbatasan dengan

Samudera Indonesia. Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki potensi yang sangat

besar terutama dalam bidang perkebunan. Hal ini ditandai oleh luas tanaman

perkebunan yang merata di seluruh kecamatan, dengan komoditi utama adalah

kelapa sawit 11.834 hektar dengan produksi 97.952,9 ton, kopi 3,055 hektar

dengan produksi 1.830 ton, karet 4.119 hektar dengan produksi 4.486,12 ton,

74Lihat Kenang-Kenangan Perjuangan Keresidenan Bengkulu Menjadi Propinsi Bengkulu,

Dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Palembang: Penerbit Sriwijaya Media

Utama, 1993, hal 35 75―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Op.Cit, hal

125-127 76―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989 s/d 17 Juli 1994, hal 8

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

coklat 1.437 hektar dengan produksi 600 ton, kelapa 875 hektar dengan produksi

1.313 ton.77

Bidang pertambangan, Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki potensi bahan

galian yaitu Bahan Galian Golongan A, Galian B dan Bahan Galian C. Bahan

Galian A yang dimiliki oleh Bengkulu Selatan adalah minyak dan gas bumi.

Untuk Bahan Galian B yang dimiliki oleh Bengkulu Selatan adalah emas primer,

mineral sulfida, timbal dan seng, batubara, marmer dan biji besi. Bahan Galian

Golongan C seperti batu pasir, koral, dan batu kali. Bahan tersebut dikelola oleh

beberapa perusahaan. Namun bahan galian seperti granit, fosfat dan bentonit yang

tersebar di beberapa kecamatan belum disentuh78

2.6 Masalah Transportasi dan Distribusi Komoditi

Panjang daerah Bengkulu dari Utara sampai ke Selatan ± 550 km,

sedangkan lebarnya 140 km. Akses menuju dari Utara hingga ke Selatan

dihubungkan oleh satu jalan raya yang banyak melintasi sungai-sungai besar dan

kecil. Demikian juga dari barat sampai ke timur dihubungkan oleh satu jalan raya

yang pada saat Bengkulu masih menjadi keresidenan merupakan alat penghubung

antara Keresidenan Bengkulu dengan Keresidenan Palembang. Jalan raya dari

Utara ke Selatan menghubungkan kota-kota Muko-Muko, Ketahun, Lais,

Bengkulu, Tais, Manna dan Bintuhan, sedangkan jalan raya dari Barat ke Timur

menghubungkan kota-kota Bengkulu, Kepahyang, Curup dan Lubuk Linggau.

Pada umumnya hampir seluruh jalan-jalan yang ada di daerah Bengkulu dalam

keadaan rusak dan sangat terlantar. Selain itu jembatan yang menghubungkan

jalan-jalan tersebut juga dalam keadaan rusak parah. Kerusakan jalan dan

jembatan yang ada di Bengkulu merupakan akibat strategi bumi hangus yang

digunakan dalam perang revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan.79

Putusnya akses perhubungan ini tidak hanya akses menuju ke luar, namun

juga antar daerah dalam Keresidenan Bengkulu pun sulit dicapai. Perbaikan

saranan pehubungan pasca kemerdekaan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan

77 “Potensi daerah dan peluang investasi Kabupaten Bengkulu Selatan‖ Diunduh 20 Desember 2011 <http://bengkuluselatankab.go.id/potensi-daerah> 78Ibid 79Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Kenangan Perjuangan Bekas Keresidenan Bengkulu

menjadi Propinsi Bengkulu,.. Op.Cit. hal 56-60

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

oleh Dati I Sumatera Selatan sebagai pusat Keresidenan Bengkulu. Kondisi

daerah Bengkulu yang terbengkalai tanpa pembangunan dan terisolasi dalam

waktu lama menyebabkan daerah Bengkulu terhambat perkembangannya. Untuk

itulah perjuangan Keresidenan Bengkulu menjadi daerah tingkat I merupakan

suatu urgensi untuk pembangunan dan perkembangan daerah Bengkulu

selanjutnya.80

Rehabilitasi akses perhubungan darat berupa jalan dan jembatan menjadi

program utama pada periode awal pembangunan daerah Bengkulu pasca menjadi

propinsi. Bengkulu lahir bertepatan dengan program rencana pembangunan lima

tahun yang diterapkan oleh pemerintah Orde Baru. Pada Pelita I (1969-1974)

pembangunan sektor perhubungan darat menjadi program penting untuk

membuka isolasi daerah-daerah terpencil sehingga mendorong perkembangan

daerah. Meskipun program pembangunan Propinsi Bengkulu pada tahap awal

Pelita I lebih terkonsentrasi pada penataan aparatur pemerintah, namun program

peningkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan pada jalan negara

dan propinsi sudah mulai terlaksana. Pembangunan infrastruktur berjalan bertahap

dan berkelanjutan sesuai dengan rencana Pelita yang terus disempurnakan.81

Hubungan darat untuk perpindahan barang dan orang mempergunakan

kendaraan bermotor dan gerobak yang ditarik hewan (kerbau dan sapi). Daerah

Bengkulu yang membujur dari Utara ke Selatan dan berada di antara beberapa

propinsi yang mengapitnya belum dapat terjalin interaksi antar daerah dengan

mudah. Hal ini disebabkan oleh sarana-prasarana perhubungan yang tidak

kondusif. Kondisi jalan yang paling baik pada saat itu adalah jalan raya negara

yang menghubungkan Propinsi Bengkulu dengan Propinsi Sumatera Selatan.

(Palembang). Akses yang menghubungkan Bengkulu-Palembang dapat melalui

dua jalur yaitu melewati Lubuk Linggau dan Pagar Alam.82

Sementara jalan raya menuju ke Utara (Bengkulu – Sumatera Barat) pada

saat ini belum dapat ditempuh dengan baik. Perjalanan hanya dapat ditempuh

80―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. hal 35-36 81―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983”, Team Monografi Daerah Bengkulu. Proyek

Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

RI, hal 21-23 82Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

sampai ke Muko-Muko dengan kendaraan jenis Jeep dalam keadaan tertentu saja.

Sebaliknya jalan raya ke arah selatan baru dapat ditempuh sampai Manna (Ibukota

Kabupaten Bengkulu Selatan). Sedangkan hubungan dengan Propinsi Lampung

masih terputus sama sekali.83

Kesulitan akses perhubungan darat tidak hanya terjadi saat menuju keluar

daerah, namun didalam daerah sendiri banyak terdapat daerah-daerah yang sukar

dicapai (terisolir). Keadaan ini tidak jauh berbeda pada Pelita II (1974-1979)

dimana keterbatasan sarana dan prasarana perhubungan juga masih mewarnai

permasalahan yang dihadapi daerah Bengkulu. Namun situasi ini kemudian

berubah dan mengalami perkembangan yang pesat memasuki Pelita III (1979-

1984) dan Pelita IV (1984-1989). Pada periode ini sarana perhubungan semakin

baik dengan adanya program Pelita yang mengarahkan kepada peningkatan

saranan perhubungan untuk memperlancar pertumbuhunan dan perkembangan

ekonomi daerah. Sesuai dengan arah kebijakan pemerintah untuk membangun

pertumbuhan ekonomi dengan mendorong terciptanya industri manufaktur dan

peningkatan hasil produksi pertanian, perkebunan dan pertambangan, maka

pembangunan sarana dan prasarana perhubungan menjadi program yang vital.

Selain itu konsekuensi logis adanya pembangunan sarana perhubungan yang baik

akan menciptakan peluang investasi modal untuk mempercepat laju

pembangunan.84

Pada akhir Pelita IV, perhubungan darat sudah cukup lancar dengan

frekuensi yang memadai, semua ibukota kecamatan telah dapat ditempuh dengan

kendaraan roda empat. Hampir tidak ada lagi daerah terisolir dan sampai ke

daerah perbatasan telah dapat dicapai. Hanya kondisi jalan dan jembatan sebagian

belum mantap dan tempat-tempat mengalami kerusakan yang perlu diperbaiki dan

ditingkatkan. Pencapaian hasil pembangunan selama sepuluh tahun terhitung

sejak awal Pelita III sampai IV sangat signifikan dimana isolasi daerah Bengkulu

dapat terbuka baik melalui perhubungan, darat, laut dan udara. Pembangunan

yang telah dicapai ini terus dilanjutkan pada Pelita V (1989-1994). Kondisi jalan

semakin terus ditingkatkan dalam upaya memperlancar akses perhubungan darat

83―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. hal 46-49 84Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

dari Propinsi Bengkulu dan propinsi tetangga. Jalan poros pantai barat mulai dari

perbatasan Propinsi Sumatera Barat sampai perbatasan Propinsi Lampung telah

dapat dilalui dengan kendaraan roda empat. Kemajuan dalam sektor perhubungan

yang juga dibarengi oleh peningkatan hasil produksi daerah Bengkulu dalam

bidang perkebunan dan pertanian sehingga hal ini saling bersinergi mempermudah

distribusi hasil-hasil produksi.

Sedangkan transportasi laut untuk menghubungkan daerah Bengkulu dengan

luar dalam upaya mendistribusikan barang yang masuk dan keluar juga

mengalami kendala. Daerah Bengkulu pada saat itu hanya memiliki pelabuhan

kecil di Kota Bengkulu yaitu Pelabuhan Bengkulu Lama yang berada di pantai

Tapak Paderi. Pelabuhan ini dibangun pada masa Inggris dan merupakan

pelabuhan pantai yang berada di tengah kota. Kondisi pelabuhan itu hanya dapat

disinggahi oleh kapal-kapal kecil dengan tonnage sangat terbatas. Semua kapal

samudera yang singggah di Pelabuhan Bengkulu akibatnya terpaksa berlabuh di

tengah lautan dan disana barulah kapal-kapal dapat membongkar dan menerima

penumpang dan muatan.85

Pada saat Bengkulu masih terisolasi dan sulit dicapai melalui perhubungan

darat, kedudukan perhubungan laut dalam hal ini Pelabuhan Bengkulu menjadi

sangat penting terutama dalam rangka mengangkut penumpang-penumpang yang

akan berpergian dari dan akan ke Pulau Jawa, atau mengangkut barang-barang

kebutuhan pokok bagi penduduk seperti beras, gula, rokok dari Pulau Jawa.

Keadaan sarana dan prasarana perhubungan darat yang tidak memungkinkan bagi

mobilisasi maka pelabuhan sangat berperan penting sebagai pintu utama masuk

dan keluarnya barang dan orang dari dan menuju ke daerah Bengkulu.86

Pelabuhan Bengkulu Lama (Tapak Paderi) mengalami masalah operasional

yaitu pendangkalan akibat sedimentasi sehingga dibutuhkan pengerukan dan

perawatan berkala. Pendangkalan ini menyebabkan banyak kapal-kapal

berkapasitas besar seperti kapal-kapal PELNI tidak dapat merapat dan bersandar

ke dermaga sehingga kapal-kapal harus membongkar muatan di tengah laut yaitu

85Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Kenang-Kenangan Perjuangan Keresidenan Bengkulu

Menjadi Propinsi, Op Cit, hal 119-120 86Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

di Pulau Tikus.87

Aktivitas bongkar muat barang yang dilakukan dengan

menggunakan tongkang yang kemudian dibawa ke bibir dermaga mengakibatkan

peningkatan biaya bongkar muat dan mengurangi efisiensi waktu. Keadaan

demikian menjadi kendala perkembangan Pelabuhan Bengkulu dan pengunaan

pelabuhan. Seperti yang dijabarkan dalam buku Kenang-Kenangan Perjuangan

Keresidenan Bengkulu Menjadi Propinsi mengenai kondisi fisik pelabuhan

Bengkulu.

Dalam waktu mendatang Pelabuhan Bengkulu masih tetap dapat

dipergunakan secara efisien dan menguntungkan, serta dapat menampung

seluruh kegiatan-kegiatan dalam waktu singkat, asal saja rehabilitasi

redetransport (tongkang-tongkang dan motor) waltransport, perbaikan pier

dan kade, pengerukan vaargeul dan perbaikan alat-alat navigasi

(tanda/lampu-lampu) dapat dilakukan. Keadaan gedung-gedung masih

cukup baik. Kapasitas pelabuhan ini (kalau tidak dirawat) masih belum

dipakai secara 100% dengan ukuran kenyataan kegiatan ekonomi dewasa ini

ketidakpastian datangnya kapal juga mempengaruhi merosotnya pemakaian

pelabuhan. (kapan barang tersedia, kapal tidak ada, kapan kapal tiba, barang

muatan tidak tersedia) akibatnya banyak kapal malas singgah di Bengkulu

dan sebaliknya. Pengusaha malas mengirim barang lewat Bengkulu.88

Pembangunan pelabuhan samudera menjadi harapan besar bagi rakyat

Bengkulu. Dengan pelabuhan samudera yang baru, kapal-kapal samudera dapat

mengangkut hasil-hasil hutan dan perkebunan dari Bengkulu ke Pulau Jawa.

Selain itu secara politis, kedudukan perhubungan laut sangat penting guna

menghubungkan daerah Bengkulu dengan pemerintah pusat di Jakarta.

Pada saat Bengkulu masih menjadi daerah yang sulit diakses dan minim

pembangunan, masalah perbaikan sistem perhubungan laut menjadi salah satu

prioritas kebutuhan mendesak yang menjadi pertimbangan dalam

memperjuangkan Keresidenan Bengkulu menjadi propinsi.89

Untuk merealisasikan pembangunan pelabuhan baru telah dilakukan

kegiatan ke arah pembukaan pelabuhan yang dimulai dengan pemetaan,

pengukuran dalam, perbaikan jalan, pemotretan, peninjauan-peninjauan serta

87Wawancara Turniadi (49 tahun), Supervisi Teknik Sipil PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu, wawancara dilakukan pada tanggal 5 Mei 2011 bertempat di Kantor Pelabuhan Pulau

Baai 88Lihat Laporan Presedium Persiapan Propinsi Bengkulu Biro Ekonomi/Keuangan dan

Pembangunan.Rentjana Garis Besar Pembangunan Ekubang, hal 345-346 89Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Kenang-Kenangan Perjuangan Keresidenan Bengkulu

Menjadi Propinsi,..Op Cit, hal 119-120

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

perencanaan kasar sementara. Pembangunan pelabuhan yang baru merupakan

proyek yang tidak mudah karena harus didasarkan pada perencanaan yang matang

dari segi lokasi dan biaya.90

Dalam laporan mengenai kondisi pelabuhan laut

Bengkulu dan rencana pembangunan pelabuhan baru dijelaskan:

Proyek ini memerlukan survey yang teliti, memperhatikan kelakukan alam,

antara lain arus dan pasang setempat, keadaan tanah sekitarnya, persiapan-

persiapan yang baik, pengamanan (misalnya malaria bestrijding,

pengeringan rawa-rawa, pencegahan pelumpuran, pendangkalan dan

sebagainya) supaya dapat dipergunakan ratusan tahun lamanya, setelah

mengeluarkan biaya-biaya yang maha besar, sehingga dapatlah dikatakan

proyek ini termasuk jangka panjang dan proyek nasional.91

Langkah-langkah kongret usaha pembukaan pelabuhan samudera mulai

dilakukan. Pada tanggal 31 Januari dan 1 februari 1967 dari Jakarta datang Ir Saad

dari Waskita Karya dan Ir Sudjono dari Departemen Maritim untuk mengadakan

peninjauan lokasi. Mereka optimis bahwa proyek pembangunan pelabuhan baru

ini akan terlaksana dan terus melakukan survey sehingga akan menelorkan

preliminary design dan melanjutkan menjadi final design.92

Berdasarkan hasil peninjauan dari segi teknis dan ekonomis, akhirnya lokasi

yang dipilih untuk dibangun pelabuhan samudera adalah Pelabuhan Pulau Baai

yang berjarak ± 15 km dari kota Bengkulu. Pertimbangan pemilihan di lokasi ini

karena melihat sebelumnya pelabuhan ini dahulu merupakan pelabuhan lama yang

sudah dibangun oleh Inggris pada saat berkuasa di Bengkulu. Menurut para ahli

pelabuhan dari pusat bahwa dilihat dari segi geografis di Pulau Baai (Sungai

Tanjung Aur) jika dibangun fasilitas pelabuhan yang baik akan menarik untuk

disinggahi bagi kapal-kapal besar dari Colombo, Singapura dan Australia yang

akan membuang sauh (bunkeren).93

Namun realisasi pembangunan pelabuhan samudera yang baru tidak dapat

serta-merta dilakukan mengingat Bengkulu masih menjadi Keresidenan. Proyek

ini membutuhkan dana yang besar dan waktu yang tidak singkat. Proyek

pembangunan pelabuhan adalah proyek nasional yang didanai oleh pusat sehingga

hal tersebut hanya dapat terlaksana jika Bengkulu menjadi daerah tingkat I.

90Laporan Presedium Persiapan Propinsi Bengkulu Biro Ekonomi/Keuangan…Op Cit, hal 347 91Laporan Presedium Persiapan Propinsi Bengkulu Biro Ekonomi/Keuangan dan

Pembangunan.Rentjana Garis Besar Pembangunan Ekubang. Hal 345-346 92 Ibid 93Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pada saat Bengkulu menjadi propinsi, prioritas pembangunan pelabuhan

belum dapat tercapai karena program pokok pembangunan yang utama pada

periode awal pembangunan yaitu konsolidasi aparatur pemerintahan dan

rehabilitasi sarana dan prasarana perhubungan darat. Dengan demikian, untuk

mengatasi masalah transportasi laut di Bengkulu adalah dengan melakukan

perbaikan sarana pelabuhan dan pengerukan.

Memasuki Pelita II, keadaan lalu lintas laut dan distribusi barang melalui

pelabuhan Bengkulu semakin sulit, pelabuhan ini tidak disinggahi oleh kapal

penumpang milik PELNI atau kapal besar lainnya. Kapal PELNI hanya sesekali

datang untuk mengambil hasil bumi di Bengkulu terutama kopi. Selain Pelabuhan

Bengkulu Lama, terdapat juga pelabuhan pantai atau perkampungan nelayan yang

ada disepanjang pantai Bengkulu, antara lain terdapat di kota-kota Muko-Muko,

Pasar Pantai, Ipuh, Manna, Bintuhan, Linau dan Pulau Enggano. Lalu lintas laut

di pelabuhan ini diselenggarakan oleh kapal rakyat yang berukuran kurang dari 50

ton menuju dalam daerah Bengkulu yaitu Muko-Muko, Ipuh, Manna, Bintuhan

dan Enggano serta menuju keluar daerah dengan tujuan Padang (Muara Padang),

Panjang (Lampung) dan Jakarta (Pasar Ikan). Selain itu hubungan lalu lintas

sungai merupakan hubungan rakyat biasa berupa sampan kecil dan rakit bambu.

Pada saat itu hanya sungai Ketahun yang memiliki perahu bermotor yang

menghubungkan Ketahun dan Napal Putih ke arah tambang emas Lebong

Tandai.94

Setelah melewati pengajuan pembangunan pelabuhan baru kepada

pemerintah pusat yang mana hal ini telah lama diperjuangkan sejak Bengkulu

berdiri, akhirnya pembangunan pelabuhan samudera baru dapat direalisasikan

pada Pelita III tahun 1978/1979. Proses perencanaan pembangunan pelabuhan

dilakukan dengan studi kelayakan dan pelaksanaan pembangunan fisik dimulai

pada tahun 1980.

94―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983‖. Tim Penyusun Monografi Daerah Bengkulu, hal

11

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

BAB 3

REVITALISASI PELABUHAN PULAU BAAI 1968-1984

3.1 Sekilas Sejarah Pelabuhan Bengkulu di Pantai Barat Sumatera

Secara historis, sebelum Kompeni Inggris (1685-1825) berkuasa, Bengkulu

merupakan daerah merdeka yang diperintah oleh kerajaan-kerajaan lokal seperti

Kerajaan Anak Sungai (Manjuto) di Muko-Muko, Kerajaan Sungai Serut di

sekitar Bengkulu dan Kerajaan Sungai Lemau di daerah Pondok Kelapa, Kerajaan

Silebar di sekitar Bengkulu-Jenggalu dengan pelabuhannya Pulau Baai dan

Kerajaan Serawai di daerah Bengkulu Kerajaan-kerajaan yang berdiri di wilayah

Bengkulu terbentuk melalui konfederasi dari beberapa marga yang pada

umumnya bersifat genealogis.95

Asal nama Bengkulu berdasarkan sejarah pedagang Eropa di Banten, ada

yang menghubungkan nama Bengkulu dengan Banten-Kulon sehingga di peta

Barat namanya menjadi Bencoolen (Inggris) dan Bengkoelen (Belanda) berarti

tanah di bagian barat. Menurut beberapa sumber Palembang, kata Bengkulu

berasal dari kata ―Bangka Hulu‖ yaitu sungai yang mengalir di wilayah tersebut

(Bengkulu) dan juga daerah ini menjadi penyeimbang Pulau Bangka yang terletak

di bagian hilir Sungai Musi. Menurut masyarakat setempat, nama Bengkulu

dijelaskan berasal dari ungkapan ―empang-ka-hulu‘‘ (jangan ke hulu), yakni

upaya penduduk setempat untuk menahan ekspansi Aceh agar tidak masuk ke

bagian pedalaman.96

Berdasarkan asal nama tersebut dapat mengungkapkan bukti

bahwa adanya hubungan kegiatan pelayaran pelaut Banten yang mengarungi

Samudera Hindia sampai di Silebar (Bengkulu) dan pelayaran pelaut Aceh

sepanjang pantai barat pulau Sumatera sampai ke selatan.

Pelayaran niaga di Bengkulu menjadi ramai dimulai tahun 1511 saat Malaka

jatuh ke tangan Portugis. Akibat Malaka yang jatuh ke tangan Portugis

95Agus Setiyanto, ―Sejarah Bengkulu”, 29 Desember 2010.

<http://agussetiyanto.wordpress.com/tag/sejarah-bengkulu>. Lihat Aryandini Novita dan

Darmansyah, “Perkembangan Arsitektur Kota Bengkulu Masa Kolonial” yang mengutip sumber

tulisan Agus Setiyanto, Elite Pribumi Bengkulu Perspektif Sejarah Abad ke 19. Jakarta: Balai

Pustaka, 2001 96Adrian B. Lapian, Mendekati Sejarah Nusantara dari Laut. The Habibie Center. Years 1999-

2010. Makalah Presentasi Penerimaan Habibie Award 2010, Puri Ratna, Hotel Grand Sahid Jaya.

Jakarta: Penerbit Yayasan Sumber Data Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM

IPTEK), 2010, hal 24-25

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

menyebabkan para pedagang Islam mengalihkan jalur perdagangannya—yang

semula menggunakan Selat Malaka— dialihkan melalui pantai barat Sumatera

dan Selat Sunda. Akibatnya, Pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa bertambah

ramai dan sekaligus memberikan dampak yang positif bagi perkembangan

beberapa kota pelabuhan di sepanjang pantai barat Sumatera seperti Aceh,

Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung. Posisi kota yang berada di muara sungai

membuat kota-kota ini menjadi pintu masuk yang strategis bagi dunia. Pelabuhan

yang diramaikan oleh para pedagang yang singgah menjadikankan wilayah di

jalur pantai barat Sumatera menjadi penting dalam dinamika pelayaran dan

perdagangan internasional. Tidak hanya sebagai pusat perdagangan, daerah-

daerah ini kemudian menjadi pusat penyebaran agama Budha dan Islam.

Peralihan jalur pelayaran melalui pantai barat Sumatera membawa pengaruh

yang besar terhadap perdagangan di Bengkulu. Pelabuhan-pelabuhan nelayan di

sepanjang pantai Bengkulu, seperti Muko-muko, Selebar, Seluma, Manna,

Bintuhan, dan Krui menjadi berkembang dan menjadi ramai.

Pada masa kejayaan jalur niaga di pantai barat Sumatera, Bengkulu

merupakan salah satu daerah yang berkembang menjadi kota pelabuhan.

Pelabuhan Bengkulu pada awalnya merupakan sebuah pelabuhan yang hampir-

hampir tidak dikenal (terra incognita)97

kemudian akhirnya dikenal oleh

pedagang Islam karena adanya pengalihan jalur pelayaran dari Selat Malaka ke

pantai barat Sumatera. Konsekuensi ini mengubah Pelabuhan Bengkulu

berkembang menjadi bagian penting dalam lintas perdagangan maritim sebagai

pengekspor komoditi lada. Sejak abad ke-16, Bengkulu menjadi penghasil lada

terbesar di samping Pelembang dan Lampung. Potensi yang dimiliki Bengkulu

inilah mengundang bangsa asing (terutama Belanda dan Inggris) datang untuk

menguasai perdagangan lada.98

Kedatangan bangsa Inggris ke Bengkulu dan akhirnya berkuasa selama 150

tahun merupakan konsekuensi dari kekalahan Inggris dalam persaingan dengan

VOC memperebutkan bandar perdagangan di Pelabuhan Banten. Pada tahun 1659

97Meminjam istilah Susanto Zuhdi dalam menjelaskan perkembangan Pelabuhan Cilacap. Lihat Susanto Zuhdi., Cilacap 1830-1942 Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan Di Jawa. Jakarta:

Gramedia, 2001, hlm xiv. 98Lihat Rosihan Anwar, Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia. Jakarta: Kompas, 2005, hal 117-

118

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

VOC menandatangani kesepakatan dengan Kesultanan Banten untuk

mendapatkan monopoli rempah-rempah di pelabuhan Banten. Dengan VOC

menguasai perdagangan di Banten maka Inggris terpaksa mulai mencari daerah

lain di pantai barat Sumatera yang menghasilkan rempah-rempah.

Awalnya Inggris ingin mendirikan pangkalan dagang di Aceh tapi ditolak

oleh sang Sultan Aceh, Sultan Zakiyat-ud-udin Inayat Syah. Inggris sebenarnya

berencana ingin ke Pariaman dan Barus di Sumatera Barat. Mereka kemudian

mengalihkan perhatian ke Bengkulu karena kebetulan penguasanya mengirimkan

surat lebih dahulu bahwa mereka sudi menerima Inggris dalam rangka mendirikan

pos perdagangan. Hal ini bisa dipahami karena wilayah Bengkulu selalu dalam

posisi terjepit oleh politik ekspansionis Kesultanan Banten di Selatan dan Aceh di

Utara. Di tahun 1685 Inggris sampai di Bengkulu dan diterima oleh penguasa

Bengkulu saat itu yaitu Orang Kaya Lela dan Patih Setia Raja Muda.99

Kedatangan Inggris pertama kali di Bengkulu, berlabuh di Muara Sungai

Bengkulu pada tanggal 24 Juni 1685. Rakyat Kerajaan Sungai Lemau dan

Kerajaan Silebar menyambut kedatangan bangsa Inggris dengan baik dan ramah.

Hal ini ada kaitan dengan situasi Kerajaan Banten di bawah kekuasaan Sultan

Haji. Semasa Banten dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dan kemudian Sultan

Ageng Tirtayasa, Bengkulu merupakan daerah pengaruh politik Banten. Setelah

Sultan Ageng dapat dikalahkan oleh anaknya sendiri Sultan Haji (1683), dan

Sultan Haji pun menang karena bantuan VOC, maka Bengkulu merasa bebas atau

tidak ada kaitan lagi dengan kekuasan politik Banten.100

Pengaruh Inggris di Bengkulu dimulai pada tanggal 12 Juli 1685, ketika

Ralph Ord, wakil dari East Indian Company (EIC), menandatangani perjanjian

dagang dengan para pemimpin lokal di Bengkulu. Isi perjanjiannya adalah para

pemimpin lokal menyediakan lada bagi perusahaan ini sebagai imbalan pihak

Inggris akan membantu melindungi daerah Bengkulu dari usaha penjajahan

bangsa Belanda.

Dalam upaya menguasai Bengkulu, Inggris membangun perbentengan. Pada

awalnya, Inggris membangun benteng pada sebidang tanah yang berada di antara

99Firdaus Burhan, Bengkulu dalam Sejarah. Jakarta: Yayasan Pengembang Seni Budaya Nasional

Indonesia, 1988, hal 2-3 100Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

laut dan sungai Serut (Muara Sungai Bengkulu) pada tahun 1865. Benteng

pertama Inggris tersebut diberi nama Fort York. Bangunan ini murni berfungsi

sebagai tempat pertahanan utama Inggris (EIC) dalam mempertahankan daerah

penghasil rempah-rempahnya dari serangan Belanda dan Perancis. Fort York ini

didirikan di dekat sungai dan rawa mangrove yang tidak sehat dan menyebabkan

wabah malaria, maka Fort York ini ditinggalkan dan benteng pertahanan Inggris

dipindahkan ke daerah tepi pantai barat yang strategis yang kemudian terkenal

sebagai Fort Marlborough.101

Berdasarkan penelitian arkeologi kolonial di Bengkulu yang dilakukan oleh

Aryandini Novita dari Balai Arkeologi Palembang pada tahun 1998 yang

membahas tata ruang kota dan pola pemukiman di Kota Bengkulu pada abad

XVIII, menyimpulkan bahwa Inggris sebagai penguasa telah menempatkan

komponen-komponen kota berdasarkan fungsinya. Selain itu Bengkulu

dikembangkan sebagai sebuah kota yang perekonomiannya dititikberatkan pada

pelayaran dan perdagangan, sehingga Inggris menetapkan Pelabuhan Bengkulu

sebagai kawasan yang paling penting di antara kawasan-kawasan lainnya.102

Pelabuhan Bengkulu terletak 270 meter di sebelah barat dari Benteng

Marlborough, pada titik koordinat 3o 47' 8,2" LS dan 102

o 15' 6,4" BT.

Berdasarkan lukisan Joseph C. Stadler dalam buku Prints of South East in The

India Office Library diketahui pelabuhan tersebut merupakan milik Inggris (EIC).

Berdasarkan atas lukisan tersebut terlihat di Pelabuhan Bengkulu, Inggris

mendirikan bangunan yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan. Keterangan

pada lukisan tersebut menyebutkan juga perairan di Pelabuhan Bengkulu dangkal

dan terdapat dataran batu karang sehingga kapal-kapal yang datang ke Bengkulu

tidak dapat merapat, sehingga harus membongkar muatannya 0,5 mil dari

dermaga.103

Benteng Marlborough menjadi titik awal perkembangan Kota Bengkulu

101Benteng baru tersebut dinamakan ―Marlborough‖ untuk menghormati John Churchill, pahlawan

perang Inggris di Eropa, yang bergelar Duke of Marlborough. Pembangunan benteng Marlborough

dilakukan tahun 1714 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal (Inggris) yang dijabat oleh

Joseph Collet. Benteng yang selesai dibangun pada tahun 1719 itu menjadi cikal bakal Kota

Bengkulu 102

Aryandini Novita, Darmansyah, ―Perkembangan Arsitektur Kota Bengkulu Masa Kolonial‖.

<http://www.balarpalembang.go.id/BPA10.htm> Diunduh tanggal 20 Desember 2010

103Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

masa kolonial Inggris. Sebagai bagian dari sistem pertahanan, benteng sangat

berperan dalam pengamanan sebuah pemukiman. Oleh karena itu, lokasi benteng

seharusnya di wilayah-wilayah yang dianggap strategis. Benteng Marlborough

merupakan bangunan pertahanan yang melindungi Kota Bengkulu sebagai pusat

perdagangan lada Inggris.

Perkembangan pelabuhan pada masa itu dibarengi oleh pembangunan

Benteng yang berfungsi sebagai pelindung kawasan perekonomian, kawasan

pemerintahan dan juga pemukiman. Pendirian benteng yang dekat dengan

pelabuhan mempunyai lokasi yang strategis Benteng Marlborough terletak di

lokasi yang strategis karena berada di ketinggian ± 18 m di atas permukaan laut,

sehingga dapat menjadi tempat untuk mengamati pemukiman di sekitarnya yang

terdiri dari kawasan pemerintahan, kawasan perekonomian, dan kawasan hunian.

Dengan demikian, hal ini memungkinkan dengan mudah mengamati kapal-

kapal yang melintasi perairan Bengkulu. Selain itu pengawasan di atas bastion

benteng tersebut dapat mengamati titik terjauh hingga muara Sungai Selebar dan

Sungai Lemau yang merupakan lokasi kerajaan-kerajaan di Bengkulu pada masa

itu. Kedua sungai-sungai tersebut juga merupakan media transportasi untuk

mengangkut lada dari daerah pedalaman.104

Keadaan demikian sangat

menguntungkan Inggris untuk mempertahankan monopoli perdagangan lada di

Bengkulu. Letak pelabuhan yang berada di teluk juga dianggap menguntungkan

karena arus laut lebih tenang, sehingga kapal-kapal yang melintasi perairan

tersebut lebih aman serta abrasi pantai yang disebabkan oleh ombak lebih sedikit.

Di samping itu Benteng Marlborough yang terletak di ketinggian ± 18 meter

dari permukaan laut berfungsi juga untuk mengawasi lalu lintas kapal yang

berlayar di perairan Teluk Bengkulu dan kapal-kapal yang keluar masuk sungai-

sungai yang berada di sekitar Kota Bengkulu.105

Dari sumber sejarah diketahui

bahwa di perairan Bengkulu terdapat daratan batu karang sehingga kapal-kapal

yang masuk ke Pelabuhan Bengkulu harus membongkar muatannya di laut dan

dibawa oleh kapal-kapal yang lebih kecil. Hal itu dapat dijadikan pula oleh

104William Marsden, The History of Sumatra. Kuala Lumpur: Oxford University Press 1975, hal

145 105Aryandini Novita, Darmansyah, ―Perkembangan Arsitektur Kota Bengkulu Masa Kolonial‖.

<http://www.balarpalembang.go.id/BPA10.htm> Diunduh tanggal 20 Desember 2010

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Inggris untuk melindungi kapal-kapal dagangnya dari serangan darat. Setelah

dirasa cukup aman dan kondusif dengan adanya benteng tersebut, maka dibangun

pemukiman dan sarana pemerintahan di luar benteng yang kemudian menjadi

cikal bakal perkembangan kota.

Perkembangan kota dan pelabuhan Bengkulu semakin ramai dengan

kebijakan Inggris mengundang para pedagang Cina, Arab dan India untuk

berdagang dan bermukim di Bengkulu. Hal ini berdampak pada perkembangan

penduduk dan kawasan baru dengan kemunculan kawasan pemukiman Cina, Arab

dan India yang berada dekat dengan Benteng Malborough. Selain itu dengan

kedatangan bangsa asing ini yang membawa kebudayaan yang berbeda

memberikan pengaruh dan warna baru dalam kebudayaan lokal Bangkulu.

Pengaruh-pengaruh sosial budaya terlihat dalam seni budaya yang banyak

dipengaruhi oleh bangsa lain atau daerah lain, seperti Upacara Tabot (pengaruh

dari India), Mendundang Benih (pengaruh Majapahit), adat perkawinan (pengaruh

Pagaruyung) dan sebagainya.106

Inggris pada saat memegang monopoli perdagangan di Bengkulu

menempatkan Benteng Marlborough sebagai pelindung dari pusat

perdagangannya. Keberadaan pusat perdagangan ditunjang juga dengan

menempatkan pos-pos di wilayah-wilayah yang dianggap cukup memiliki akses

dalam jalur perdagangan, yaitu sungai-sungai di wilayah Bengkulu yang bermuara

di Samudera Indonesia. Pos-pos tersebut seperti Benteng Anna dan Victory di

Bengkulu bagian Utara dan Benteng Linau dan Muara Sambat di bagian Selatan

didirikan untuk melindungi wilayah-wilayah tersebut.

Pada masa pemerintahan Raffles, Pelabuhan Bengkulu merupakan

pelabuhan bebas bea (free port) yang pertama. Kolonel Belanda Nahyus memuji

kelancaran administrasi ekspor impor dan kerapian kota Fort Marlborough.

Perkembangan kota pada masa kolonial Inggris lebih terpusat di daerah pantai

yang menjadi pintu gerbang ekonomi.107

Setelah terjadi pengalihan kekuasaan ke tangan Belanda lewat perjanjian

106Adrian B. Lapian, Soewadji Sjafei (ed), Sejarah Sosial Daerah Kota Bengkulu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan

Dokumentasi Sejarah Nasional, 1978, hal 55 107Firdaus Burhan, Bengkulu dalam Sejarah. Jakarta: Yayasan Pengembang Seni Budaya Nasional

Indonesia, 1988 Op.Cit, hal 6-7

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

London (Treaty of London) pada 17 Maret 1824 berakhirlah kekuasaan Inggris di

Bengkulu dan perkembangan kota Bengkulu terus meluas hingga ke daerah

daratan yang menjauh dari garis pantai. Bengkulu akhirnya ditukar dengan

Tumasik atau Singapura dan daerah Semenanjung Malaka sebagai wilayah koloni

Inggris di Asia Tenggara.108

Perkembangan kota Bengkulu pada masa kolonial Belanda kurang

signifikan dibandingkan pada masa kolonial Inggris. Hal itu disebabkan Belanda

tidak memprioritaskan pembangunan kota Bengkulu sebagaimana Inggris yang

menganggap penting Bengkulu sebagai koloni Inggris satu-satunya di Sumatera.

Kebijakan Belanda di Bengkulu lebih menitikberatkan eksploitasi daerah daratan

pedalaman melalui Tanam Paksa, sehingga akhirnya perkembangan Pelabuhan

Bengkulu dengan perdagangan maritim menurun dan beralihlah konsentrasi

ekonomi daerah Bengkulu dari perdagangan menjadi agraris.109

3.2 Pembangunan Pelabuhan Pulau Baai Tahun 1968-1984

Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan lama yang sudah berdiri sejak

zaman Kerajaan Silebar dan dibangun kembali menjadi pelabuhan samudera

untuk kebutuhan ekspor dan impor barang dari dan ke Bengkulu pada masa Orde

Baru. Sebelum Pelabuhan Pulau Baai dibangun, pelabuhan yang ada di Bengkulu

yang menjadi pintu gerbang lalu lintas ekspor impor barang adalah Pelabuhan

Bengkulu Lama (Pelabuhan Tapak Paderi) yang berada di pusat kota Bengkulu.

Namun pelabuhan ini dalam pelaksanaan operasionalnya mengalami kendala

pendangkalan terus-menerus sehingga menyebabkan pelabuhan tidak berfungsi

secara optimal. Kondisi pendangkalan semakin parah sehingga kapal-kapal besar

tidak dapat masuk ke Bengkulu sehingga menyulitkan aktivitas ekspor dan impor

barang dari dan ke Bengkulu. Untuk itu pembangunan pelabuhan Pulau Baai

dilakukan sebagai sarana mendukung gerak perekonomian Propinsi Bengkulu

108Adrian B. Lapian, Soewadji Sjafei (ed), Sejarah Sosial Daerah Kota Bengkulu. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan..Op Cit 109Aryandini Novita, Darmansyah, ―Perkembangan Arsitektur Kota Bengkulu Masa Kolonial”. <http://www.balarpalembang.go.id/BPA10.htm> Diunduh tanggal 20 Desember 2010

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

yang mengalami kemacetan akibat arus lalu lintas perdagangan ekspor impor yang

tersendat.110

Nama ―Pulau Baai‖ jika dijabarkan terdiri dari dua kata Belanda yaitu

Poelou dan Baai yang artinya Pulau Teluk. Secara harfiah, kata Baai sendiri dalam

bahasa Inggris merujuk pada kata ―Bay‖ yang juga berarti teluk. Daerah Pulau

Baai ini secara alami sebenarnya merupakan sebuah teluk yang berbentuk

menyerupai pulau sehingga disebut Teluk Pulao. Teluk ini merupakan salah satu

teluk yang terbentuk akibat erosi air laut secara terus-menerus yang disebabkan

oleh gelombang air laut yang besar di sepanjang pantai Bengkulu.111

Dahulu pada

saat Bengkulu masih berdiri kerajaan-kerajaan, daerah Pulau Baai merupakan

daerah kekuasaan Kerajaan Silebar yang lebih dikenal sebagai Teluk Silebar.

Teluk ini menjadi pelabuhan pintu masuk kapal asing yang ingin mendarat ke

Bengkulu.112

Namun berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, Pulau Baai

diartikan sebagai pulau selamat tinggal (dalam bahasa Inggris ―Bye‖) karena

Pelabuhan Pulau Baai ini dahulu merupakan tempat masuk dan keluar kapal-kapal

asing yang datang dan pergi dari dan menuju Bengkulu. Menurut masyarakat

setempat, ketika kapal-kapal asing meninggalkan pelabuhan dengan melambaikan

tanggan dan mengucapkan salam perpisahan ―Bye‖ sehingga masyarakat terbiasa

menyebut pelabuhan tersebut Pulau Baai.113

Jika dikaitkan makna kata Pulau Baai

sebagai pelabuhan selamat tinggal, pelabuhan ini memang pada akhirnya

ditinggalkan ketika Kerajaan Silebar mengalami kemunduran. Perjanjian antara

pemerintah Inggris dan Kerajaan Silebar yang memberikan hak monopoli

perdagangan lada dan tanah kepada Inggris untuk membangun benteng

pertahanan menjadi titik legitimasi kekuasaan Inggris di Bengkulu dan

110 Wawancara Turniadi (49 tahun), Supervisor Teknik Sipil. Wawancara dilakukan pada tanggal 5

Mei 2011 di Kantor PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu 111Secara geografis Bengkulu terletak di wilayah pantai barat Sumatera dan memiliki pantai yang

panjang dan curam dengan gelombang air laut yang besar sehingga terus-menerus menyebabkan

erosi. Akibat erosi air laut itu telah terbentuk beberapa teluk, yaitu Teluk Pulao, Teluk Sambat,

Teluk Krui, Teluk Terumbang, Teluk Belimbing. Lihat Agus Setiyanto, Orang-Orang Besar

Bengkulu Riwayatmu Dulu. Yogjakarta: Penerbit Ombak, 2001, hlm 1 112Encyclopeadie van Nederlandsch-Indie, Eerste deel, A.G (‗sGrabvenhage: Martinus-Nijhoff,

1917), hal 269 113Wawancara Bahari, (55 tahun) warga masyarakat nelayan yang tinggal di daerah Pulau Baai.

Wawancara dilakukan pada tanggal 6 Mei 2011 di kampung nelayan Selebar.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

kehancuran bagi kekuasaan Kerajaan Silebar.114

Pembangunan Benteng

Malborough beserta Pelabuhan Bengkulu menjadi cikal-bakal perkembangan awal

kota Bengkulu sehingga mematikan aktivitas perdagangan di Teluk Silebar (Pulau

Baai). Selain itu faktor yang menyebabkan daerah Pulau Baai pada saat itu

ditinggalkan karena masalah kesehatan dimana wilayah ini merupakan daerah

rawa yang rawan terjangkit wabah malaria.115

Pelabuhan Pulau Baai terletak di ibukota Propinsi Bengkulu yang jaraknya

dari kota Bengkulu + 20 km ke arah Selatan. Pelabuhan ini berada di Kecamatan

Selebar tepatnya pada posisi antara 03o 47‘ 30‘‘LS dan 102

o 15‘ 04‘‘ BT.

116

Gambar 3.1 Peta Lokasi Pelabuhan Pulau Baai dan Pelabuhan Bengkulu Lama117

114 Lihat ―Monografi Daerah Bengkulu Jilid I‖. Disusun oleh Tim Monografi Daerah Bengkulu,

hal 13 115 Wawancara Turniadi, (49 tahun), Supervisor Teknik Sipil. Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Mei 2011 di Kantor PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu 116 ―Company Profil Pelabuhan Pulau Baai‖. PT. (Pesero) Pelabuhan Indonesia II Cabang

Bengkulu 117 Ibid

Pelabuhan Pulau Baai

± 20 km dari kota Bengkulu

Pelabuhan

Bengkulu Lama

(Tapak Paderi)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pelabuhan Pulau Baai merupakan satu satunya pelabuhan laut yang terbuka

untuk umum dan merupakan pelabuhan samudera di daerah Propinsi Bengkulu.

Posisinya sangat strategis berhadapan dengan Samudera Indonesia dan terbuka

untuk perdagangan dalam negeri maupun luar negeri, sebagai pelabuhan alam

yang sangat terlindung dari gangguan gelombang laut karena kolam pelabuhan

dengan laut dibatasi olah lidah pasir118

yang lebarnya antara 800 – 1.000 m.119

Pelabuhan ini memiliki areal tanah daratan seluas 1.192,6 Ha dan kolam

pelabuhan dengan perairan dalam seluas 1.000 Ha dan perairan luar seluas

2.183,47 Ha.120

Keadaan hidro oceaonografi di daerah Pulau Baai. Pelabuhan Pulau Baai

terletak di bekas rawa dengan dasar pasir lembut dan panjang kolam 4 km, lebar

2,5 km dan mempunyai alur masuk pelabuhan sepanjang 800 m, lebar 80 m

dengan kedalaman -7 M LWS. Pelabuhan Pulau Baai juga didukung oleh Break

Water (Penahan Gelombang) di sebelah kiri sepanjang 652 m dan kanan

sepanjang 420 m. Kedalaman kolam mencapai -2 s/d -12 M LWS. Pelabuhan

Pulau Baai dapat disinggahi oleh kapal kapal dengan ukuran 35.000 DWT.121

Daerah pemanduan adalah berjarak 1 mil dari pantai keluar Pelabuhan Pulau

Baai Bengkulu. Posisi kedatangan kapal untuk berlabuh adalah 03o 52‘– 32‘‘ LS

dan 102o 15‘– 42‘‘ BT. Pelayanan untuk kapal pandu adalah prioritas utama untuk

kapal-kapal datang maupun berangkat tergantung dari pada keadaan cuaca.122

Karakteristik gelombang berubah-ubah tergantung musim dan kecepatan

angin. Tinggi gelombang pada umumnya rata-rata berkisar antara 0.1 s/d 2 m

sampai dengan maksimum 4 m pada kedalaman -15 M LWS (pada ujung Break

118 Lidah pasir ini terbentuk oleh angkutan pasir pantai (littoral sand drift) yang berasal dari

sebelah hulu (updrift) Tanjung Kerbau, Tanjung Kerbau itu sendiri merupakan terumbu koral yang

asalnya terlepas dari pantai, keberadaannya mula-mula berbentuk tombolo, kemudian tombolo

tumbuh dan menyatu dengan terumbu koral, sehingga arus pasir melewati terumbu koral tersebut

dan membentuk endapan berupa lidah pasir di Pulau Baai. Lihat ―Sejarah Singkat‖ dalam

Gambaran Umum Pelabuhan Bengkulu <www.bengkuluport.com> Diunduh tanggal 5 Maret 2011

Pukul 21.30 WIB 119―Company Profil Pelabuhan Pulau Baai”. PT. (Pesero) Pelabuhan Indonesia II Cabang

Bengkulu 120 Luas tanah daratan daerah lingkungan kerja pelabuhan mengacu pada SKB No.20 th 1991 dan

KM. 15 tahun 1991 tanggal 19 Februari 1991 antara Menteri Dalam Negeri dengan Menteri Perhubungan. Lihat ―Karakteristik Pelabuhan Pulau Baai‖ <www.bengkuluport.com> Diunduh

tanggal 5 Maret 2011 Pukul 21.30 WIB 121Ibid 122Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Water utama pada saat dibangun). Periode gelombang berkisar antara 8 s/d 15

detik. Panjang gelombang mencapai kejauhan berkisar antara 1 s/d 25 m. Arah

gelombang membentuk sudut berkisar antara 260 0 – 320

0 dari utara. Dari data ini

menunjukan gelombang pantai di Pelabuhan Pulau Baai merupakan gelombang

yang tinggi karena berhadapan dengan Samudera Indonesia yang gelombangnya

terkenal besar.123

Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan lama yang dibangun

kembali menjadi pelabuhan samudera. Pelabuhan ini dibangun karena

pelabuhan yang ada (Pelabuhan Bengkulu Tapak Paderi) selama ini sebagai

pintu masuk barang dan orang tidak dapat beroperasi secara optimal. Hal ini

disebabkan oleh kendala operasional yaitu pendangkalan yang terus

menerus terjadi sehingga mengakibatkan kapal-kapal dengan kapasitas

tonase yang besar tidak dapat bersandar ke dermaga pelabuhan.124

Kondisi

demikian sangat menghambat aktivitas lalu lintas barang dan orang melalui

pelabuhan untuk keluar masuk dari dan ke Bengkulu, di samping itu juga

masalah transporasi darat yang menghubungkan daerah Bengkulu dengan

daerah luar masih belum lancar. Sehingga kebutuhan transportasi laut

dimana pelabuhan sebagai prasarananya sangat dibutuhkan untuk

menunjang kelancaran arus lalu lintas barang hasil produksi maupun

konsumsi dan mobilitas orang dari dan menuju ke Bengkulu.

Usaha pengajuan usulan pembangunan pelabuhan yang baru telah

diajukan kepada pemerintah pusat jauh sebelum propinsi Bengkulu berdiri

pada tahun 1968. Pembangunan pelabuhan samudera menjadi prioritas

utama karena secara potensi, daerah Bengkulu menghasilkan komoditi

ekspor yang dapat menggerakan pertumbuhan daerah Bengkulu.125

Bengkulu lahir menjadi propinsi hampir bersamaan dengan awal

Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang dirancang oleh

Pemerintah Orde Baru. Rencana pembangunan daerah dibuat secara

123 ―Karakteristik Pelabuhan Pulau Baai‖ <www.bengkuluport.com> Diunduh tanggal 5 maret

2011 124 Wawancara Turniadi, (49 tahun), Supervisor Teknik Sipil. Wawancara dilakukan pada tanggal 5 Mei 2011 di Kantor PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu 125Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Kenang-Kenangan Perjuangan Perjuangan Bekas

Keresidenan Bengkulu Menjadi Propinsi. Palembang: Penerbit Sriwijaya Media Utama, 1993, hal

346

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

sentralistik mengacu kepada Repelita sebagai rancangan besar

pembangunan nasional yang ingin dicapai. Pelaksanaan pembangunan

dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.

Pada Pelita I sasaran pembangunan dititikberatkan pada penataan

kehidupan perekonomian yang difokuskan pada penurunan inflasi dan

peningkatan sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu

pembangunan sarana prasarana baru terbatas pada perbaikan jalan dan

jembatan untuk menunjang gerak perekonomian dan menghubungkan

daerah-daerah yang terisolasi.126

Pembangunan pelabuhan Pulau Baai baru dapat terealisasi pada Pelita

III. Pada periode ini perkembangan daerah Bengkulu sebagai daerah

transmigrasi dan sektor perkebunan sebagai penghasil komoditi ekspor

meningkat hasilnya sehingga dibutuhkan pelabuhan samudera yang

memadai untuk menunjang aktivitas perdagangan ekspor impor.

Pembangunan pelabuhan yang baru ini menjadi kebutuhan yang penting

karena kondisi Pelabuhan Bengkulu Lama yang semakin memburuk

sehingga menghambat aktivitas distribusi barang.

Di tingkat pusat, arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan

pelayaran samudera diarahkan untuk meningkatkan pelayanan jasa angkutan

laut internasional dari dan ke luar negeri terutama untuk barang-barang

perdagangan ekspor Indonesia. Persaingan yang semakin tajam dalam bidang

pelayaran antar benua dapat mempengaruhi peranan pelayaran samudera

nasional. Mengingat hal itu maka khusus untuk pengangkutan barang-

barang pemerintah yang diimpor telah ditempuh kebijakan yang tertuang

dalam Keppres No. 18 Tahun 1982. Keppres itu menentukan bahwa

pengangkutan barang-barang pemerintah dari negara-negara lain agar

dilaksanakan oleh kapal-kapal nasional.127

Pelabuhan Pulau Baai dibangun pada periode ke III Pembangunan Lima

Tahun. Hal ini sesuai dengan sasaran program-program di bidang perhubungan

126Lihat Rencana Pembangunan Lima Tahun I <www.bappenas.go.id> Diunduh tanggal 10

Oktober 2011 Pukul 11.15 WIB 127Pidato Kenegaraan Tahun 1989 Bidang Perhubungan dan Pariwisata <www.bappenas.go.id>

Diunduh tanggal 10 Oktober 2011 Pukul 13.00 WIB

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

laut pada Repelita III yang terus ditingkatkan untuk lebih memantapkan sistem

pelayaran yang terpadu, sehingga terdapat kesatuan antara pelayaran samudera,

pelayaran nusantara, pelayaran khusus, pelayaran lokal/rakyat dan pelayaran

perintis, yang kegiatannya lebih meluas ke seluruh pelosok tanah air.128

Selain itu

arah kebijakan pemerintah yang menitikberatkan pada peningkatan perdagangan

ekspor-impor pada Repelita III menjadi salah satu alasan Pelabuhan Pulau Baai

dibangun untuk mendukung program pemerintah pusat mengembangkan sektor

perdagangan ekspor di daerah-daerah sebagai penghasil komoditi.

3.3 Masa Pembangunan Fisik Pelabuhan

Pembangunan pelabuhan merupakan pembangunan insfrastruktur yang

memakan biaya yang besar. Oleh karena itu pembangunan tersebut harus melalui

proses perencanaan yang matang. Tahap perencanaan pembangunan pelabuhan

dimulai dengan penentuan lokasi pelabuhan yang akan dibangun dengan

melakukan studi tinjauan topografi dan geologi, tinjauan pelayaran dan tinjauan

sedimentasi.

Tahap perencanaan pembangunan pelabuhan Pulau Baai mulai dilakukan

dengan studi pendahuluan pada tahun 1978. Direktorat Jendral Perhubungan Laut

pada saat itu menunjuk Nedeco, konsultan dari Belanda untuk mencari lokasi

pelabuhan. Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan Nedeco, di sepanjang

pantai barat Propinsi Bengkulu kondisinya kurang ideal untuk pembangunan

pelabuhan Samudera, karena kurang memenuhi tiga syarat yang terkait dengan

hidro-oseanografi yaitu gelombang relatif kecil atau perairan terlindung, transpor

sedimen kecil dan alur pelayaran tersedia.129

Hasil studi Nedeco dan

pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi tersebut tertuang dalam

laporan yang berjudul Preliminary Design of Harbour Entrance, Bengkulu/ Pulau

Bay Harbour Project130

menyebutkan pelabuhan Pulau Baai terpilih sebagai

128Pidato Kenegaraan Tahun 1980 Bidang Perhubungan dan Pariwisata <www.bappenas.go.id>

diakses tanggal 10 Oktober 2011 Pukul 13.00 WIB 129Laporan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu: Teknik Penanggulangan Sedimentasi Pada Alur

Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu 130Microfilm Laporan Akhir: Penelitian Model Hidraulik Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu (Dua

Dimensi) Stabilitas Pemecah Gelombang dan Penetrasi Gelombang Februari 1986 Laboratorium

Teknik Pantai Yogjakarta

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

lokasi pelabuhan terbaik dari lokasi – lokasi yang ada (meskipun tidak sempurna).

Keunggulan lokasi Pulau Baai diantaranya adalah tersedia kolam labuh yang

cukup luas dan dalam, tersedia areal untuk pengembangan pelabuhan yang cukup

luas dan relatif dekat dengan ibukota propinsi.

Morphologi Pulau Baai sebelum dibangun merupakan suatu lagun atau

kolam yang terbentuk oleh lidah pasir yang membujur dari arah selatan ke utara.

Lidah pasir ini terbentuk oleh angkutan pasir pantai (littoral sand drift) yang

berasal dari sebelah hulu (updrift) Tanjung Kerbau, Tanjung Kerbau itu sendiri

merupakan terumbu koral yang asalnya terlepas dari pantai, keberadaannya mula-

mula berbentuk tombolo, kemudian tombolo tumbuh dan menyatu dengan

terumbu koral, sehingga arus pasir melewati terumbu koral tersebut dan

membentuk endapan berupa lidah pasir di Pulau Baai. Kolam yang terbentuk oleh

lidah pasir merupakan kolam yang ideal untuk dijadikan kolam pelabuhan karena

terlindung dari gelombang dan berukuran luas. Untuk itu harus ada alur masuk

yaitu dengan menembus lidah pasir dan membangun pemecah gelombang

ditempat masuk.131

Setelah melakukan studi tinjauan lokasi, Nedeco juga bekerja sama dengan

dengan konsultan lokal PT. Dwi Delta, Direktorat Jendral perhubungan laut serta

laboratorium Teknik Pantai UGM Yogyakarta untuk merancang pembangunan

pelabuhan Pulau Baai. Dalam studi ini dikaji mengenai tinjauan sedimentasi yang

hasilnya menyatakan bahwa adanya fenomena alam yaitu gerakan pasir dari

Selatan ke Utara sepanjang sisi pantai lokasi Pulau Baai (sedimen transport)

dengan perkiraan volume + 600.000–800.000 m3/tahun dan mengendap dialur

antara + 400.000–500.000 m3/tahun.132

Untuk mengantisipasi sedimentasi yang tinggi akibat adanya fenomena alam

tersebut dan juga mempertahankan kedalaman alur -10 M LWS maka dalam

rancangan pelabuhan Pelabuhan Pulau Baai, pihak konsultan Nedeco

merekomendasikan pembangunan sepasang Break Water133

sebelah Selatan (kiri)

131―Sejarah Singkat dalam Gambaran Umum Pelabuhan Bengkulu‖, lihat

<http://www.bengkuluport.com/> Diunduh tanggal 15 Maret 2011 132 ―Company Profile Pelabuhan Pulau Baai‖, PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2008 133Break Water (Pemecah Gelombang) adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah

perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Bangunan ini memisahkan daerah perairan di laut

bebas, sehingga perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar dari laut.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

panjang 652 m, sebelah Utara (kanan) panjang 420 m‘ sebagai pelindung alur

pelayaran dan Sand Trap134

Break Water sebelah Selatan bagian kiri (South

Western) yang diprediksi dan diperhitungkan menampung pasir dengan kapasitas

4.000.000 m3. Namun demikian untuk mempertahankan agar pasir tidak masuk ke

alur pelabuhan maka daerah penampung pasir (Sand Trap) harus dilakukan

pengerukan setiap lima tahun.

Proyek Pelabuhan Samudera Pulau Baai secara fisik mulai dikerjakan tahun

anggaran 1980/1981. Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan semi alam

yaitu suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan

hanya pada alur masuk. Pembangunan pelabuhan ini memanfaatkan teluk yang

terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dan pemotongan

dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar

kapal.135

Proses pemotongan lidah pasir untuk pembuatan alur masuk kolam

pelabuhan dan Break Water Pelabuhan Pulau Baai dilaksanakan oleh kontraktor

ACZ (Aannemers Combinatie Zinkweken B.V) dari Belanda pada bulan Juli 1984.

Pengerukan awal dilakukan sampai mencapai kedalaman -6 M LWS dan

kemudian pada bulan Desember 1984 pengerukan alur masuk dilanjutkan sampai

mencapai kedalaman -10 M LWS.

Pembangunan fasilitas pelabuhan dilakukan dengan cara bertahap sejalan

dengan kebutuhan pengguna jasa pelabuhan. Pada awal pembangunan fisik

Pelabuhan Pulau Baai dilakukan kegiatan-kegiatan pembangunan dermaga, alur

masuk, pemecah gelombang, jalan angkutan, kantor, listrik, air bersih, telekom,

pagar pelabuhan. Biaya keseluruhan pembangunan sekitar Rp 61. 067. 797.400

yang merupakan anggaran dana yang bersumber dari pusat dalam bentuk Daftar

Isian Proyek (DIP).136

Pembangunan Pelabuhan Pulau Baai ini selesai dan

diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Desember 1984.

Dengan adanya pemecah gelombang ini daerah perairan pelabuhan menjadi tenang dan kapal

dapat melakukan bongkar-muat barang dengan mudah. Lihat Bambang Triatmodjo, Pelabuhan.

Yogjakarta: Beta Offset 1999, hal 125 134Sand Trap merupakan bangunan yang berfungsi sebagai penampung pasir saat terjadi sedimentasi 135Bambang Triatmodjo, Pelabuhan...Op Cit, hal 16 136 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989. hal 35-36

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

3.4 Sarana dan Prasarana Pelabuhan

Pelabuhan Pulau Baai yang dibangun pada tahun 1980 mulai beroperasi

pada bulan Juli 1984. Sebagai pelabuhan yang baru berkembang, Pelabuhan Pulau

Baai melakukan upaya mengembangkan sarana dan prasarana pelabuhan untuk

mendukung dan meningkatan pelayanan pelabuhan sehingga dapat bersaing

dengan pelabuhan lain disekitarnya.

Pengembangan fasilitas pelabuhan terus dilakukan secara bertahap sejalan

dengan kebutuhan pengguna jasa dan pertumbuhan ekonomi perdagangan

nasional dan internasional. Dalam pelaksanaan operasionalnya, Pelabuhan Pulau

Baai memberikan pelayanan pelabuhan dalam bentuk pelayanan jasa kapal,

pelayanan jasa barang, pelayanan terminal dan pelayanan penyewaan Tanah,

Gedung, Air dan Listrik (TGAL).

Sarana, prasarana dan fasilitas pelabuhan merupakan syarat utama yang

harus ada guna mendukung pelayanan yang baik dan cepat. Adapun sarana,

prasarana dan fasilitas yang ada di Pelabuhan Pulau Baai pada saat awal

pembangunan dan kemudian berkembang sejalan dengan kebutuhan pengguna

pelabuhan yang semakin meningkat dapat dijabarkan sebagai berikut:

- Pemecah Gelombang (Break Water)

Pemecah gelombang merupakan bagunan yang digunakan untuk melindungi

daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Gelombang yang besar

datang dari laut lepas akan dihalangi oleh bangunan ini. Apabila daerah perairan

sudah dilindungi secara alamiah, maka tidak diperlukan pemecah gelombang.137

Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan semi alam yang memanfaatkan

kolam pelabuhan yang terlindungi dari gelambang dengan cara menembus lidah

pasir sebagai alur masuk. Berdasarkan studi rancangan pelabuhan yang dilakukan

Nedeco, terjadi fenomena alam berupa pergerakan pasir (sedimen transport) dari

Selatan ke Utara sepanjang sisi pantai lokasi Pulau Baai. Untuk mengatasi

masalah tersebut dibangun sepasang penahan gelombang (break water) dimuka

alur masuk pelabuhan pada tahun 1982. Pada tahap awal pembuatan break water

direncanakan berukuran panjang 470 m (sebelah kiri) dan panjang 420 m (sebelah

kanan). Namun kendala teknis pelabuhan yang diprediksi akan mengalami

137Bambang Triatmodjo, Pelabuhan, Op Cit

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

pendangkalan akibat sedimentasi maka dilakukan perpanjangan break water

sepanjang 257 m tahun 1989.138

- Alur pelayaran

Alur pelayaran merupakan jalur yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-

kapal yang akan keluar-masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran harus mempunyai

kedalaman dan lebar yang cukup untuk bisa dilalui kapal-kapal yang

menggunakan pelabuhan. Apabila laut dangkal maka akan dilakukan pengerukan

untuk mendapatkan kedalaman yang diperlukan. Alur pelayaran Pelabuhan Pulau

Baai merupakan alur yang dibangun dengan cara menembus lidah pasir yang

secara alami melindungi kolam pelabuhan.139

Sebelum dibangun menjadi

pelabuhan samudera, Pulau Baai merupakan pelabuhan lama yang berada di Teluk

Silebar yang merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Silebar. Pada saat itu kapal-

kapal yang ingin singgah dan menjalin perdagangan berlabuh di Teluk Silebar.

Namun sejalan dengan tuntutan perkembangan daerah Bengkulu yang

membutuhkan pelabuhan samudera, maka dibutuhkan alur pelayaran yang luas

dan dalam sehingga dapat disinggahi oleh kapal-kapal berukuran besar. Proses

pembangunan alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai dengan cara pemotongan

lidah pasir dikerjakan pada tahun 1982 oleh kontraktor dari Belanda ACZ

(Aannemers Combinatie Zinkweken B.V).140

Alur pelayaran pelabuhan Pulau Baai

memiliki panjang 1.000 m dan luas 400 m serta kedalaman berdasarkan rancangan

-10 M LWS untuk dapat menampung kapal yang masuk dengan kapasitas sampai

35.000 DWT. Pada saat perencanaan awal pembangunan pelabuhan, Nedeco

merekomendasikan agar dilakukan perawatan berkala untuk menjaga kedalaman

alur pelayaran dan mengatasi sedimentasi yang tinggi di daerah pantai sekitar

Pelabuhan. Alur pelayaran pelabuhan Pulau Baai ini dalam perkembangannya

selalu mengalami pendangkalan yang terus-menerus harus dilakukan pengerukan

sehingga tingkat kedalaman alur pelayaran ini mengalami fluktuasi. Pada tahun

1984, kedalaman alur pelayaran pelabuhan mencapai -10 M LWS sehingga

aktivitas pelayaran di pelabuhan ini berjalan lancar.

138Laporan Perkembangan Pelabuhan Bengkulu kepada Direksi & Komisaris PT. Pelabuhan Indonesia II (persero), 2008 139Wawancara Turniadi, (49 tahun), Supervisor Teknik Sipil. Wawancara dilakukan pada tanggal 5

Mei 2011 di Kantor PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu 140Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

- Kolam Pelabuhan

Merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh untuk melakukan

bongkar-muat, melakukan gerakan untuk memutar (di kolam putar). Kolam

pelabuhan harus terlindungi dari gangguan gelombang dan mempunyai kedalaman

yang cukup. Salah satu pertimbangan pemilihan lokasi Pelabuhan Pulau Baai

untuk dibangun kembali menjadi pelabuhan samudera adalah kolam pelabuhan

yang luas. Selain itu kolam pelabuhan ini secara alami terlindungi oleh lidah pasir

sehingga kapal-kapal yang masuk dan berlabuh akan aman dari gangguan

gelombang. Luas kolam Pelabuhan Pulau Baai ini sekitar 1.000 Ha. Dengan

adanya kolam pelabuhan yang luas menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki

pelabuhan karena kapal-kapal dapat berlabuh melakukan aktivitas bongkar muat

dan melakukan gerakan memutar dengan aman.141

- Dermaga

Merupakan bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatkan kapal

dan menambatkannya pada waktu bongkar muat barang. Terdapat dua dermaga

yang dibangun di Pelabuhan Pulau Baai pada tahun 1984 yaitu Dermaga

samudera dan Dermaga Lokal. Dermaga Samudera merupakan dermaga yang

diperuntukan untuk kapal-kapal yang berlabuh dan melakukan aktivitas bongkar

muat berupa barang-barang komoditi ekspor dan impor. Komoditi ekspor utama

dari daerah Bengkulu adalah batubara, sehingga untuk mendukung aktivitas muat

tersebut dermaga ini dilengkapi fasilitas conveyor belt. Dermaga Samudera

memiliki panjang 165 m, lebar 18 m dan kedalaman -10 M LWS. Konstruksi

bangunan dermaga ini terdiri dari tiang pancang pipa baja dan lantai dermaga

merupakan konstruksi beton bertulang. Selain itu dermaga samudera dilengkapi

dengan 11 buah bolder dan 20 buah fender.142

Selain Dermaga Samudera, pada tahun 1984 juga dibangun Dermaga Lokal

yang melayani kapal-kapal lokal yang akan berlabuh di dermaga Pelabuhan Pulau

Baai. Ukuran Dermaga Lokal memiliki panjang 124 m dan lebar 18 m. Dermaga

ini dibangun untuk menampung kapal dengan kapasitas 5 ton/m3 sehingga

141Wawancara Turniadi, (49 tahun), Supervisor Teknik Sipil. Wawancara dilakukan pada tanggal

5 Mei 2011 di Kantor PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu 142Data Fasilitas Pelabuhan Pulau Baai, dikeluarkan oleh PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu, 2004

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

kedalamannya dirancang hanya mencapai -3,5 M LWS. Pengguna jasa pelabuhan

semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya daerah pedalaman yang

membutuhkan sarana pendistribusian hasil-hasil produksi. Pelabuhan Pulau Baai

menjadi satu jaringan pendisribusian komoditi yang dihasilkan daerah belakang

ke luar daerah sekaligus sebagai pintu gerbang bagi masuknya barang-barang

konsumsi yang tidak diproduksi oleh daerah belakang. Sejalan dengan kebutuhan

tersebut, maka pada tahun 1991 dibangun Dermaga Nusantara sebagai dermaga

untuk melayani kapal-kapal antar pulau yang akan berlabuh dan melakukan

aktivitas bongkar muat. Dermaga ini berukuran panjang 84 m, lebar 18 m dan

kedalaman -7 M LWS. Kapasitas muatan kapal yang dapat berlabuh di dermaga

ini berukuran 5 ton/m3 dan digunakan untuk aktivitas bongkar muat barang-

barang general cargo.143

- Gudang dan Lapangan Penumpukan

Pelabuhan Pulau Baai memiliki fasilitas gudang yang terdapat di belakang

dermaga untuk menyimpan barang-barang yang harus menunggu pengapalan.

Pada tahun 1984 dibangun dua Gudang Samudera dan Gudang Lokal. Gudang

Samudera memiliki luas 2.450 m2

dengan panjang 70 m dan lebar 40 m.

Konstruksi bangunan Gudang Samudera yang dirancang permanen dari kuda-kuda

baja. Sedangkan Gudang Lokal dibangun pada tahun yang sama seluas 1. 750 m2

dengan panjang 50 m dan lebar 35 m. Konstruksi bangunan gudang ini pun sama

dengan Gudang Samudera dirancang permanen dari kuda-kuda baja. Selain

gudang, terdapat juga Lapangan Penumpukan Samudera (luas 2.500 m) dan

Lapangan Penumpukan Lokal (3.000 m) yang dibangun pada tahun 1989.144

Selain gudang dan lapangan penumpukan barang-barang umum, Pelabuhan Pulau

Baai juga menyediakan fasilitas stock pile batubara, stock pile cangkang, dan

storage tank CPO.

- Peralatan Bongkar Muat

Peralatan bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai seperti kran darat

berupa mobil crane sejumlah satu unit dengan kapasitan 25 ton. Selain itu

143Data Fasilitas Pelabuhan Pulau Baai, dikeluarkan oleh PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu, 2004 144Lihat Laporan Fasilitas Pelabuhan Pulau Baai kepada Direksi PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

terdapat juga kendaraan untuk mengangkat/memindahkan barang seperti forklift

berjumlah 3 unit dengan kapasitas angkut 2 ton dan 3 ton. Pengadaan fasilitas

bongkar muat berupa mobil crane dan forklift sudah terealisasi pada awal

pelabuhan ini beroperasi tahun 1984.145

Fasilitas yang tersedia untuk mendukung aktivitas pelabuhan yaitu alat

penambat. Pelabuhan Pulau Baai memiliki satu unit kapal tunda (tug boat)

bernama K.T Selat Bunga Laut yang digunakan untuk menambatkan kapal pada

waktu merapat ke dermaga maupun menunggu di perairan sebelum bisa merapat

ke dermaga. Pengadaan fasilitas kapal tunda ini baru terealisasi dan beroperasi

pada tahun 1989.146

Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan yang dikembangkan sebagai

pelabuhan ekspor dengan komoditi pertambangan batubara. Sejalan dengan usaha

pengalian pertambangan batubara yang mulai digiatkan pada tahun 1984,

Pelabuhan Pulau Baai sebagai terminal pendistribusian komoditi batubara dari

daerah Bengkulu maka dibangun fasilitas pendukung berupa conveyor belt147

untuk memperlancar aktivitas bongkar muat batubara. Fasilitas conveyor belt

berada di Dermaga Samudera berjumlah 2 unit. Pembangunan fasilitas ini

dilakukan secara simultan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna jasa

pelabuhan yaitu perusahaan pertambangan batubara dan juga peningkatan hasil

tambang batubara dari tahun ke tahun. Conveyor belt pertama - disebut conveyor

belt ―A‖- dibangun pada tahun 1989 mempunyai kapasitas muatan sebesar 500

ton/jam.148

Kemudian pada tahun 1995 dilakukan penambahan kembali fasilitas

conveyor belt ―B‖di Dermaga Samudera dengan daya tampung lebih besar yaitu

500-1.000 ton/jam. Dengan dibangunnya fasilitas conveyor belt ‗B‖ yang

bermuatan lebih besar maka pihak pelabuhan dapat meningkatkan pelayanan yang

lebih maksimal guna menarik para pengusaha pertambangan batubara untuk

menggunakan jasa Pelabuhan Pulau Baai.149

145Ibid 146Lihat Laporan Fasilitas Pelabuhan Pulau Baai kepada Direksi PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu 147Conveyor belt merupakan fasilitas alat pengangkut berbentuk loader berjalan untuk pelayanan muatan kering berupa biji-bijian, pasir dan batu bara. 148Laporan Fasilitas Pelabuhan Pulau Baai kepada Direksi PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu 149Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

- Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)

Pelabuhan Pulau Baai memiliki sarana bantu navigasi pelayaran berupa

menara suar yang terdapat di beberapa wilayah yaitu Kd Limun (1 unit), Pulau

Tikus (1 unit), Pulau Enggano (1 unit), Manna Bengkulu Selatan (1 unit),

Bengkulu Selatan (1 unit). Selain mercu suar, terdapat juga lampu penuntun kapal

(2 unit), lampu merah dan hijau (2 unit), rambu suar (6 unit), pelampung penuntun

(1 unit), tanda silang (4 unit), anak pelampung (4 unit).150

3.5 Organisasi Pengelolaan Pelabuhan: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II

Pelabuhan Pulau Baai merupakan salah satu cabang pelabuhan dibawah PT.

(Persero) Pelabuhan Indonesia II. Sejarah berdiri PT Pelabuhan Indonesia II

(Persero) tidak bisa dilepaskan dari keputusan pemerintah Republik Indonesia

yang membentuk Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan I hingga Pelabuhan VIII

untuk mengelola pelabuhan di seluruh Indonesia pada tahun 1960. Keputusan ini

berdasarkan Peraturan Pemerintah No 1 tahun 1960 tentang pengelolaan

pelabuhan umum yang dilakukan oleh Badan Perusahaan Pelabuhan (BPP).151

Dalam perkembangannya pemerintah mulai memisahkan aspek operasional

dan komersial yang ada dalam pengelolaan pelabuhan. Sejak tahun 1964 Badan

Pengusahaan Pelabuhan (BPP) yang terdiri dari PN Pelabuhan I Hingga

Pelabuhan VIII hanya bertanggung jawab terhadap pengelolaan aspek

komersialnya saja. Adapun aspek operasional pelabuhan dikordinasikan oleh

lembaga pemerintah yang disebut Port Authority.152

Seiring dengan perjalanan waktu, pemerintah kembali membuat peraturan

baru dalam hal pengelolaan pelabuhan. Pada tahun 1983, BPP diubah menjadi

Perusahaan Umum (Perum). Konsekuensinya, BPP hanya mengelola pelabuhan

umum yang diusahakan saja. Sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak

diusahakan dilakukan langsung oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan.153

150PT (Persero) Pelindo II. Studi Tinjau Ulang Master Plan Pelabuhan Bengkulu. Dokumen Kompilasi Data, Desember, 2006 151PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Profil Perusahaan. Diterbitkan oleh PT (Persero) Pelindo II 152Ibid 153Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Melalui keputusan itu, pemerintah juga sekaligus menyederhanakan jumlah

institusi yang mengurus pelabuhan umum yang diusahakan. Perdasarkan

Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 1983 juncto PP No 5 tanggal 5 Februari 1985

PERUM Pelabuhan dibagi menjadi empat wilayah operasi, termasuk salah

satunya Perum Pelabuhan II. Keempat PERUM itu merupakan Badan Usaha

Milik Pemerintah (BUMN) yang berada dibawah pembinaan Departemen

Pehubungan Republik Indonesia.

Namun status itupun kembali direvisi. Pada tahun 1992 keempat PERUM itu

diubah menjadi PT Pelabuhan Indonesia I sampai IV (Persero). Nama Perum

Pelabuhan II pun otomatis menjadi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Keputusan itu berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah, SH, Nomor 3 tanggal 1

Desember 1992 yang memuat bentuk Perusahaan Umum diubah menjadi

Perusahaan Perseroan untuk memenuhi ketentuan UU Nomor 1 tahun 1995

tentang perseroan terbatas.154

Kemudian perubahan tersebut juga ditetapkan melalui ketetapan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 14 Januari 1998, dan

telah diaktanotariskan di hadapan notaries Imas Fatimah, SH, Nomor 4 tanggal 14

Januari serta telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan

Surat Keputusan No C2 -17612-HT.01.01.TH.98 tanggal 6 Oktober 1998.155

Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) berkedudukan di Jakarta,

memiliki wilayah operasi di 10 propinsi dan mengelola 12 Pelabuhan yang

diusahakan yaitu: Pelabuhan Teluk Bayur di Propinsi Sumatera Barat, Pelabuhan

Jambi di Provinsi Jambi, Pelabuhan Boom Baru Palembang di Propinsi Sumatera

Selatan, Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu di Propinsi Bengkulu, Pelabuhan

Panjang di Propinsi Lampung, Pelabuhan Tanjung Pandan dan Pelabuhan Pangkal

Balam di Propinsi Bangka Belitung, Pelabuhan Banten di Propinsi Banten,

Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Sunda Kelapa di Propinsi DKI Jakarta,

Pelabuhan Cirebon di Propinsi Jawa Barat serta Pelabuhan Pontianak di Propinsi

Kalimantan Barat.156

154PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Profil Perusahaan. Diterbitkan oleh PT (Persero) Pelindo II 155Ibid 156Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Struktur organisasi Pelabuhan Bengkulu, dipinpin oleh seorang general

manager (GM) yang membawahi 5 (lima) manager untuk pelayanan jasa, usaha

terminal, teknik dan sistem operasi, keuangan dan sumber daya manusia dan

umum. Manager-manager itu membawahi beberapa asisten manager menurut

bidangnya. Selain membawahi manager-manager, GM juga membawahi pula

asisten GM kendali mutu. Lihat struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia II

Cabang Bengkulu pada lampiran.157

157PT (Persero) Pelindo II. Studi Tinjau Ulang Master Plan Pelabuhan Bengkulu. Dokumen

Kompilasi Data, Desember, 2006

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

BAB 4

PERKEMBANGAN AWAL AKTIVITAS PELABUHAN PULAU BAAI

1984-1990

Bab ini mendeskripsikan perkembangan awal aktivitas Pelabuhan Pulau

Baai setelah dibangun dan resmi beroperasi sehingga pelabuhan ini dapat

menjalankan fungsi dan perannya. Selain itu aktivitas pelabuhan tidak lepas dari

hubungannya dengan keberadaan daerah belakang yang menjadi pemasok

komoditi perdagangan yang menggerakkan pelabuhan. Untuk itu dalam bab ini

akan dibahas bagaimana hubungan pelabuhan dan jaringan daerah belakang yang

pada saat itu mulai berkembang menghasilkan komoditi perdagangan.

4.1 Pelabuhan dan Jaringan Daerah Belakang

Eksistensi Pelabuhan Pulau Baai didukung oleh perkembangan daerah

belakang (hinterland) yang memiliki potensi dalam bidang pertambangan dan

perkebunan. Pembangunan Pelabuhan Pulau Baai menjadi penting untuk

mendistribusikan komoditi hasil produksi daerah belakang dan juga sebagai

sebagai pintu masuk lalu lintas arus barang ke Bengkulu. Akses jaringan

pelabuhan dengan daerah belakang dihubungkan dengan jalan raya. Barang-

barang yang dibongkar muat di pelabuhan diangkut mengunakan truk-truk untuk

dipasarkan, baik untuk keperluan konsumsi di dalam maupun sebaliknya untuk

keperluan pendistribusian barang keluar daerah Bengkulu melalui pelabuhan.

Jaringan dan perkembangan daerah belakang menghasilkan komoditi perdagangan

guna mendukung gerak pelabuhan dan juga akses jalan yang menghubungkannya.

Bengkulu memiliki beberapa komoditi yang potensial untuk diperdagangkan

baik untuk kebutuhan dalam negeri (antar pulau) maupun tujuan ke luar negeri

(ekspor). Komoditi tersebut berasal dari sektor perkebunan, pertambangan dan

industri berbasis agraris. Dari sektor perkebunan, komoditi potensial di antaranya

adalah karet, kelapa sawit, kopi, cengkeh, dan lada. Sektor pertambangan adalah

batubara yang sudah diproduksi mulai tahun 1984. Selain pertambangan, produk

industri pengolahan yang menjadi komoditi adalah kayu moulding, mebel rotan,

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

udang beku, bekicot dalam kaleng, karet mentah (crumb rubber), kopi dan kelapa

sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).158

Dari sejumlah komoditi yang ada, tidak semua didistribusikan melalui

Pelabuhan Pulau Baai. Komoditi andalan yang dimuat melalui Pelabuhan Pulau

Baai hanya hasil perkebunan karet, kelapa sawit (CPO) dan hasil pertambangan

batubara. Komoditi lain seperti kopi, lada, cengkeh dan produk industri seperti

kopi, kayu moulding, mebel rotan, udang beku, bekicot dalam kaleng,

didistribusikan melalui Pelabuhan Pulau Baai dalam berjumlah skala kecil.159

Volume ekspor komoditi yang rendah dari daerah Bengkulu melalui Pulau Baai

berkaitan dengan beberapa komoditi tersebut merupakan hasil produksi yang

musiman dan tergantung pada kondisi alam yang mempengaruhi keberhasilan

panen. Selain itu nilai tukar (terms of trade) dan permintaan pasar yang tidak

stabil menyebabkan beberapa jenis komoditi cenderung berfluktuasi setiap

tahun.160

Oleh karena itu pembahasan mengenai komoditi hasil produksi daerah

belakang difokuskan hanya pada komoditi andalan yang menjadi primadona dari

daerah Bengkulu yang dipasarkan melalui Pelabuhan Pulau Baai.

4.1.1 Perkembangan Komoditi Andalan Daerah Belakang

Sebelum tahun 1960 daerah Bengkulu telah mensuplai hampir semua

kebutuhan untuk Propinsi Bengkulu, bahkan sampai meluas ke daerah Sumatera

Selatan bagian barat. Di pasaran daerah ini cukup terkenal dengan apa yang

disebut ―beras lebong‖. Daerah Rejang Lebong menjadi gudang beras utama

daerah Bengkulu yang kemudian meluas ke daerah Kabupaten Bengkulu Selatan

dan Bengkulu Utara. Di daerah Bengkulu Utara sebelum perang kemerdekaan

juga merupakan daerah gudang beras seperti Kecamatan Lais dengan pusatnya di

Kemumu dan meluas area persawahan sampai Kecamatan Kerkap, Pondok

Kelapa, dan Kecamatan Taba Penanjung.161

158―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989 s/d 17 Juli 1994 hal 8 159Lihat Data Arus Ekspor Pelabuhan Pulau Baai Tahun 1990-2000 dan Data Arus Ekspor

Pelabuhan Pulau Baai Tahun 2001-2010 yang dikeluarkan oleh PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu 160Profile Propinsi Bengkulu, Jakarta: Bumi Aksara, 1989. hal 229 161Lihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Bengkulu Aspek Geografi Budaya

Dalam Wilayah Pembangunan Daerah Bengkulu, Jakarta: Bumi Aksara, 1978 hal 60. Bandingkan

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Setelah Bengkulu menjadi propinsi, peningkatan sektor pertanian semakin

digalakan. Hal ini sesuai dengan program Pelita I dan Pelita II, sasaran

pembangunan diarahkan pada peningkatan sektor pertanian terutama beras untuk

memenuhi kebutuhan pangan162

. Pembangunan sub sektor tanaman pangan

khususnya beras menjadi salah satu prioritas utama dalam program pembangunan

di Propinsi Bengkulu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Bengkulu sendiri juga untuk menunjang kebutuhan pangan secara nasional.

Komoditi-komoditi sub sektor tanaman pangan terpenting Propinsi Bengkulu

terdiri atas beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau,

sayur-sayuran dan buah-buahan.

Program pembangunan pertanian yang dicanangkan pemerintah mulai

berkembang dengan membuka daerah-daerah baru, baik pertanian kering maupun

sawah dengan prasarana pengairan (irigasi sedang, kecil dan desa) serta

rehabilitasi dan pemeliharaan pengairan yang telah ada. Pembangunan pengairan

ditujukan untuk menunjang produksi pertanian dan pembangunan daerah pada

umumnya. Hal ini dilakukan melalui usaha-usaha pengaturan dan pengelolaan air

bersih beserta sumber-sumber air dengan kegiatan rehabilitasi, penyempurnaan

dan pembangunan irigasi serta pengembangan daerah rawa dan penyelamatan

hutan, tanah dan air. Pembangunan irigasi baru di antaranya Air Seluma dan Air

Lais yang pelaksanaannya dalam taraf pembangunan bendungan dan saluran

induk.

Sampai akhir Pelita II, penggunaan tanah produktif pada tahun 1975 baru

sekitar 203.100 Ha dan produksi pangan pada umumnya masih terbatas untuk

kebutuhan lokal, karena tingkat usaha tani belum berkembang dan sarana

penghubung yang sulit menghambat pemasaran produksi.163

dalam Profil Propinsi Bengkulu untuk Program Pembangunan Daerah Tk I Bengkulu Buku 1,

1978 hal 41 162Program Pemerintah Daerah yang pertama pada tahun 1974, yang dikenal dengan Tri Krida

Program Pemerintah Daerah, sejalan dengan Reoelita II telah menitikberatkan pada sektor

pertanian dengan meningkatkan sektor industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

Skala prioritas yang digariskan pada kebijakan umum Repelita II Propinsi Bengkulu: membuka

daerah terpencil, menambah dan membina tenaga kerja melalui kebijaksanaan transmigrasi dan

peningkatan usaha pertanian bahan pangan dan peningkatan serta perluasan areal tanaman perkebunan rakyat. Lihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Bengkulu Aspek

Geografi Budaya ….Ibid 163―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989, hal 95

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Perkembangan sektor pertanian semakin menunjukan peningkatan pada

Pelita III dan IV. Tujuan pembangunan sektor pertanian di Propinsi Bengkulu

adalah untuk meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan para petani.

Sasaran pembangunan sektor pertanian pada Pelita III dan IV adalah usaha untuk

mencapai swasembada pangan. Dalam rangka untuk mencapai tujuan itu maka

selama Pelita III dan IV ditempuh usaha-usaha intensifikasi, diversifikasi,

rehabilitasi secara menyeluruh. Program intensifikasi meliputi pembukaan daerah-

daerah baru melalui kegiatan transmigrasi, rehabilitasi dan diversifikasi lahan

sawah dan lahan kering yang ditunjang oleh prasarana dan sarana pengairan yang

pelaksanaannya dilakukan di seluruh daerah tingkat II di Propinsi Bengkulu.164

Usaha peningkatan pertanian melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pada

Pelita III menunjukan hasil yang signifikan. Sejak tahun 1982 dan 1983 produksi

pertanian terutama beras mencapai surplus sehingga pada Pelita III sasaran

swasembada pangan tercapai. Peningkatan tersebut dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini.165

Tabel 4.1 Produksi Beras Pada Pelita III

Tahun Penduduk

(Orang)

Produksi

Beras

(Ton)

Konsumsi

Beras

(Ton)

Minus/Surplus

Beras (Ton)

1979 714.243 99.960 99.994 - 34

1980 773.507 109.797 102.690 + 7.107

1981 814.610 105.952 114.045 - 8.093

1982 858.143 142.124 120.140 + 21.984

1983 909.983 149.529 127.397 + 22.132

Propinsi Bengkulu mengalami surplus beras mulai tahun 1982 sebesar

21.984 ton dan pada tahun 1983 mengalami kenaikan menjadi 22.132 ton.

Peningkatan hasil produksi beras didukung oleh kebijakan pemerintah dalam

upaya meningkatkan pangan guna memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.166

164―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983‖, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,1983 hal 58-60 165―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Op Cit hal

98-105 166Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Surplus produksi beras sampai akhir Pelita IV terus mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran peningkatan pada tahun 1984, surplus

produksi beras mencapai 20.555 ton, tahun 1985 surplus beras sebesar 20.427 ton

dan target swasembada pangan mencapai puncaknya pada tahun 1987 dengan

surplus sebesar 33.324 ton beras.167

Usaha intensifikasi melalui program Operasi Khusus (Opsus) dan usaha

ekstensifikasi melalui perluasan areal yang didukung oleh pembangunan proyek-

proyek irigasi serta sarana perhubungan yang semakin lancar, maka sasaran

pembangunan menuju swasembada pangan pada Pelita III dan IV dapat

terlaksana.168

Pada periode 1982-1989, program swasembada pangan dapat terlaksana

dengan produksi beras daerah Bengkulu mengalami peningkatan yang signifikan.

Namun kebutuhan beras terus meningkat sejalan dengan bertambah jumlah

penduduk. Dengan demikian untuk mencukupi kebutuhan tersebut, Propinsi

Bengkulu mendapat pasokan dari daerah lain terutama Pulau Jawa. Hal ini terlihat

dari aktivitas bongkar antar pulau di Pelabuhan Pulau Baai, beras menjadi salah

komoditi utama yang masuk ke Bengkulu secara kontinyu. Jumlah volume beras

yang masuk ke Propinsi Bengkulu bersifat fluktuatif berdasarkan permintaan

daerah yang disesuaikan dengan jumlah produksi beras yang dihasilkan di

daerahnya sendiri.169

Pada masa krisis ekonomi tahun 1998, jumlah volume beras yang masuk ke

Propinsi Bengkulu meningkat. Kondisi ini terus berlanjut sampai saat ini, Propinsi

Bengkulu mengalami defisit beras sehingga membutuhkan suplai yang

didatangkan dari daerah lain. Jumlah produksi beras yang menurun disebabkan

oleh peralihan lahan-lahan persawahan menjadi lahan perkebunan dengan

tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti kelapa sawit dan karet.

Selain itu rusaknya jaringan irigasi yang tidak terawat dengan baik mengakibatkan

semakin berkurang areal persawahan di Propinsi Bengkulu.

167―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Op Cit hal

98-105 168 Ibid 169Lihat lampiran Data Arus Bongkar Muat Barang Melalui Pelabuhan Pulau Baai Tahun 1990-

2000 yang dikeluarkan oleh PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu dan Arus Bongkar Muat

Barang di Pelabuhan Pulau Baai dalam buku Bengkulu Dalam Angka, Badan Pusat Statistik.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Bidang Perkebunan. Jauh sebelum daerah eks Keresidenan Bengkulu

menjadi Propinsi pada tahun 1968, pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, di

daerah ini sudah terdapat beberapa pusat pengembangan produksi, baik pangan

maupun hasil-hasil untuk diekspor. Daerah Bengkulu terkenal dengan bermacam-

macam hasil perkebunan besar atau onderneming seperti perkebunan teh di

Kabawetan, dan Bukit Daun termasuk daerah Rejang Lebong. Di daerah ini

dijumpai perkebunan kina, kopi, tembakau dan lainya. Perkebunan besar dan

kecil diusahakan mulai dari daerah pantai sampai ke pedalaman dengan tanaman

perkebunan seperti kelapa, cengkeh, lada, karet, kopi. Beberapa daerah penghasil

produk pertanian/perkebunan seperti beras dari daerah Bengkulu Selatan; kopi,

tembakau dan beras dari daerah Rejang Lebong; kelapa, karet, kopi, dari daerah

Bengkulu Utara.170

Pembangunan sektor perkebunan mulai ditingkatkan pada Pelita II dengan

melakukan peremajaan tanaman perkebunan yang berumur tua peninggalan masa

Hindia Belanda. Namun peremajaan ini dilakukan bertahap untuk

mempertahankan ketersediaan produksi tanaman perkebunan meskipun hasilnya

tidak mencukupi. Upaya ini dilakukan mengingat tanaman perkebunan yang baru

masih berumur muda dan belum dapat menghasilkan.

Hasil produksi perkebunan yang banyak di tanam di Propinsi Bengkulu,

antara lain kopi, kelapa sawit, karet, lada, cengkeh, kapuk, jahe, cassivera,

aren/enau, kemiri, pala, kelapa dan coklat.171

Komoditi kopi, karet dan kelapa

sawit merupakan hasil perkebunan yang paling diandalkan karena bernilai

ekonomi tinggi. Banyak perusahaan perkebunan swasta maupun negara tertarik

menginvestasikan modal untuk pengembangan perkebunan karet dan kelapa

sawit. Sedangkan komoditi kopi merupakan tanaman perkebunan yang

diusahakan oleh rakyat.

Perkebunan di Propinsi Bengkulu diusahakan oleh masyarakat secara

swadaya (perkebunan rakyat) juga diusahakan secara besar-besaran oleh

perkebunan besar swasta dan perkebunan yang dikelola perusahaan negara dengan

pola pengembangan Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan plasma (Nucleus Estate

170Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Bengkulu Aspek Geografi Budaya Dalam

Wilayah Pembangunan Daerah Bengkulu…Op Cit, hal 56-57 171Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Smallholder/NES). Daerah penghasil perkebunan berada di daerah Bengkulu

terutama terdapat di Kecamatan Kepahyang. Kecamatan Curup dan Kecamatan

Padang Ulak Tanding, Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Selatan dan

Kabupaten Bengkulu Utara seperti Kecamatan Kerkap, Kecamatan Lais, dan

Kecamatan Taba Penanjung. Daerah-daerah ini memegang peranan penting dalam

perkebunan kopi, karet, cengkeh dan kelapa yang merupakan tanaman-tanaman

komoditi utama menunjang ekspor non migas.172

Perkebunan rakyat merupakan komponen kegiatan perekonomian yang

menonjol dalam kehidupan rakyat di Bengkulu terutama menghasilkan tanaman

ekspor berupa kopi, lada dan cengkeh. Sebelumnya, perkebunan rakyat

dilaksanakan secara tradisional dan kurang mendapat pembinaan dari Pemerintah.

Namun sejak pelaksanaan Pelita, pembinaan perkebunan rakyat di Propinsi

Bengkulu dilakukan melalui program intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi

tanaman perkebunan serta diversifikasi. Selain usaha pembinaan perkebunan

rakyat, dalam rangka menunjang program peningkatan produksi non migas, telah

dicadangkan lahan seluas 400.000 Ha untuk perkebunan besar baik dengan pola

Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS).173

Perkembangan luas lahan perkebunan di daerah Bengkulu mulai mengalami

kemajuan memasuki tahun 1984 (akhir Pelita III) dimana mulai masuk

penanaman modal ke daerah Bengkulu. Sebelumnya, pembangunan perkebunan

besar swasta di Propinsi Bengkulu jumlahnya sangat minim sekali karena fasilitas

perhubungan darat maupun perhubungan laut masih terbatas. Di samping masalah

transportasi yang terbatas, prosedur pemasaran belum merangsang pada investor

untuk menanamkan modal di bidang perkebunan.174

Pada akhir Pelita III (1979-1984), pembangunan perkebunan-perkebunan

yang dikelola swasta dan pemerintah mulai berkembang, hal ini disebabkan

karena fasilitas penunjang kelancaran produksi dan distribusi tumbuh dengan

baik. Konsekuensi logis dari peningkatan sarana dan prasarana perhubungan yang

172Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Aspek Geografi Budaya Wilayah

Pembangunan Daerah Bengkulu ….Op Cit hal 60 173Lihat ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989 hal 113, lihat juga Monografi

Daerah Bengkulu Tahun 1983, hal 67

174―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

semakin mempermudah pendistribusian, maka secara tidak langsung membuka

peluang untuk menarik minat investor untuk menanamkan modal.

Perkebunan Besar Swasta maupun Negara dikembangkan untuk

meningkatkan jumlah komoditi ekspor dari sektor non migas. Perkebunan-

perkebunan ini mengusahakan penanaman jenis tanaman yang bernilai ekonomis

tinggi di pasaran seperti karet, kelapa sawit, coklat dan aneka tanaman

perkebunan lainnya. Hasil produksi perkebunan yang bernilai ekspor ini telah

memacu pertumbuhan ekonomi. Selain itu usaha perkebunan yang memanfaatkan

lahan-lahan produktif yang masih belum tergarap mampu mendorong

perkembangan daerah Bengkulu melalui pemerataan pembangunan.

Memasuki Pelita IV, langkah awal pengembangan perkebunan besar

dirangsang dengan oleh Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Bengkulu No 241 Tahun 1983 yang berisi program pencadangan lahan seluas

400.000 Ha untuk pengembangan perkebunan. Program pencadangan lahan

perkebunan yang didukung oleh perkembangan infrastruktur perhubungan yang

semakin baik akhirnya mampu menarik penanam modal dari beberapa perusahaan

perkebunan.175

Di bawah ini daftar perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) bidang usaha perkebunan yang berdiri di Propinsi Bengkulu.176

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan PMDN Bidang Usaha Perkebunan

Di Propinsi Bengkulu

Nama Perusahaan Lokasi Bidang Usaha Luas Areal

PT. Onasis-Babatan Babatan Kelapa,

cengkeh

400 Ha

PT. Sahabat Mewah Bengkulu Kelapa sawit 5.000 Ha

PT. Daria Dharma Kec. Muko-Muko Bengkulu

Utara

Kelapa sawit 5.000 Ha

PT. Agricipal Kec. Muko-Muko Seblat Kelapa sawit 8.900 Ha

PT. Perkebunan XXIII Seluma Kab Bengkulu

Selatan. PB. Penajung, Talo

dan Pino

Karet, kelapa

dan kelapa

sawit

79.650 Ha

Jumlah 93.050 Ha

175―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur… Ibid 176―Monografi Daerah Bengkulu Tahun 1983‖, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,1983 ….Op Cit hal 65

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Perusahaan yang berasal dari penanaman modal dalam negeri yang memiliki

areal yang paling luas dan sudah mengalami kemajuan adalah PT Perkebunan

(PTP) XXIII. Perusahaan perkebunan ini merupakan perusahaan milik negara

yang melakukan pengembangan perkebunan dengan pola Perkebunan Inti Rakyat

(PIR). Perkebunan Pola PIR yang dikelola oleh PTP XXIII yaitu PIR V dan PIR

VI dengan jenis tanaman karet berada di Kecamatan Seluma, Bengkulu Selatan.

Kemudian PIR VII dengan komoditi tanaman kelapa sawit berada di Kecamatan

Talo, Pino dan Seluma. Selain itu PTP XXIII juga mengembangkan Perkebunan

Inti Rakyat Khusus (PIRSUS) tanaman karet di Lais, Muara Santan dan Ketahun,

Kabupaten Bengkulu Utara.177

Pada tanggal 1 Oktober 1986 ditandatangani persetujuan bantuan dari Saudi

Fund for Development (SFD) sebesar SR 91,3 juta, equivalent Rp. 27,6 milyar

untuk pembangunan Perkebunan Inti Rakyat kelapa sawit (NES VII Talo/Pino),

Kabupaten Bengkulu Selatan yang realisasinya dimulai tahun 1987. Dari lahan

400.000 Ha yang dicadangkan sampai pertengahan tahun 1988 sudah tersalur

untuk perkebunan ± 245.000 Ha kepada 73 perusahaan terutama untuk tanaman

karet, kelapa sawit, coklat dan aneka tanaman perkebunan lainnya.178

Berikut

perkebunan besar swasta dan perkebunan yang dikelola pemerintah melalui pola

pengembangan Perkebunan Inti Rakyat yang mulai berkembang pada Pelita III.

Tabel 4.3 Perkebunan Besar Swasta dan Perkebunan Negara

di Propinsi Bengkulu

No Uraian Jenis Komoditi Luas Areal

PTP XXIII

1 PIR/NES V Karet 6.250 Ha

2 PIR/NES VI Karet 25.000 Ha

3 PIR/NES VII Kelapa Sawit 51.000 Ha

4 PIRSUS Karet 25.000 Ha

Jumlah 107.250 Ha

Perkebunan Swasta Besar (PBS)

1 PT. Bio Tehnologie Nusantara Kelapa sawit 8.000 Ha

2 PT. Vivagrinusa Ubi kayu 2.000 Ha

3 PT. Tirta Selapan Indah Pabrik sirup 3.000 Ha

177―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Op Cit hal

114 178Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

No Uraian Jenis Komoditi Luas Areal

(Sambungan)

4 PT. Wisudharapuri Agro System Tebu 10.000 Ha

5 PT. Merdeka Jaya Pertenakan domba 200 Ha

6 PT. Tela Jaya Ubi kayu 1.000 Ha

7 PT. Usaha Sarana Kelapa sawit 5.000 Ha

8 PT. Kreasi Karet 2.400 Ha

9 PT. Bernat Mukti Kepala sawit 10.000 Ha

10 PT. Pantarai Utama Ubi kayu 3.000 Ha

11 PT. Dolog Martimbang Tebu 1.850 Ha

12 PT. Mahyudin Kelapa sawit 5.000 Ha

13 PT. Bumi Karya Makmur Kelapa sawit 6.000 Ha

14 PT. Sinar Alam Lestari Ubi kayu/pabrik 220 Ha

15 PT. Sri Nurasti Kelapa sawit/coklat 5.000 Ha

16 PT. Sumber Sarana Pembangunan Abaca 1.000 Ha

Jumlah 63.670 Ha

Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Bengkulu, 1984

Perkembangan perkebunan pola PIR/NES sampai dengan awal Pelita IV

dapat dikuti pada tabel di atas, dimana dari 4 (empat) perusahaan perkebunan

yang dikelola oleh PTP XXIII di Propinsi Bengkulu yang paling luas

menggunakan areal tanah adalah NES/PIR VII dengan luas areal 51.000 Ha.179

Di antara perusahaan besar swasta yang sudah mulai dengan kegiatan di

lapangan yang intensif adalah PT. Daria Darma untuk kelapa sawit seluas 10.000

Ha, PT. Agricinal untuk kelapa sawit seluas 8.900 Ha, PT. Bio Nusantara

Teknologi untuk kelapa sawit seluas 8.000 Ha.180

Dalam perkembangan

selanjutnya perkebunan-perkebuna besar ini menghasilkan komoditi unggulan

dari daerah Bengkulu yang dipasarkan ke luar melalui Pelabuhan Pulau Baai

maupun menggunakan transportasi darat. Komoditi unggulan tersebut adalah

kopi, karet dan kelapa sawit.

Selain perkebunan swasta besar, komoditi ekspor dari propinsi Bengkulu

berasal dari perkebunan rakyat dengan tanaman kopi sebagai jenis komoditi yang

sangat menonjol jumlahnya dibandingkan komoditi lainnya. Tanaman kopi

banyak dihasilkan dari daerah Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara dan

Kabupaten Bengkulu Selatan. Tanaman komoditi cengkeh banyak terdapat di

179―Monografi Daerah Bengkulu Tahun 1993‖, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,1983,…Op Cit hal 66 180―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Op Cit hal

116

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Kebupaten Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara dan juga terdapat di Kabupaten

Rejang Lebong serta Kotamadya Bengkulu. Untuk mengetahui hasil produksi dari

perkebunan rakyat sampai pada awal Pelita IV Propinsi Dati I Bengkulu dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.181

Tabel 4.4 Produksi Tanaman Pekebunan Rakyat di Propinsi Bengkulu

Pada Awal Pelita IV (Tahun 1984)

Jenis Komoditi Hasil Produksi (Ton)

Karet 5.769.380

Kelapa 6.335.880

Kopi 27.238.300

Kopra 45.240

Lada 186.720

Cassiavera 194.880

Cengkeh 1.629.140

Kemiri 215.500

Aren/Enau 1.822.150

Tebu 50.700

Tembakau 117.400

Jahe 702.500

Sumber: Dinas Perkebunan Tingkat I Bengkulu

Berdasarkan data diatas, kopi merupakan komoditi hasil pertanian rakyat

yang paling besar jumlahnya sebesar 27.238.300 ton. Kemudian diikuti oleh

kelapa, karet, aren dan cengkeh. Hasil produksi perkebunan rakyat ini tidak

banyak diekspor karena harga komoditi ini mengalami fluktuasi di pasaran. Selain

itu tanaman musiman ini juga dipengaruhi oleh jumlah panen yang tergantung

oleh lingkungan dan perawatan tanaman yang rentan terserang hama sehingga

hasil produksi mengalami pasang surut.

Bidang Pertambangan. Propinsi Bengkulu memiliki bahan tambang yang

cukup banyak jenis dan potensinya. Bahan tambang tersebut antara lain emas,

perak, tembaga, seng, timbal, mangan, titan, pasit besi, batubara, marmer, pasir

kwarsa, belerang, pospat, rembesan minyak, kaolin kapur, air mineral dan lainnya.

Beberapa bahan tambang sejak sebelum Indonesia merdeka telah ditambang oleh

181―Monografi Daerah Bengkulu Tahun 1983‖, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,1983…. Op Cit hal 67

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

penjajah yaitu emas dan perak.182

Usaha memperluas penggalian tambang yang

potensial terus dilakukan. Namun baru Pada Pelita III dan IV, sesuai dengan

sasaran program pemerintah untuk meningkatkan sektor pertambangan sebagai

komoditi ekspor, maka eksplorasi dan eksploitasi pertambangan baik yang

dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah maupun pihak swasta mulai

terlaksana. Pemerintah daerah mengupayakan penelitian mengenai kandungan

bahan galian yang potensial sehingga tersedia data bahan galian sebagai promosi

dan penarik minat investor.

Pada akhir Pelita III jumlah pergusaha pertambangan yang telah beroperasi

di Propinsi Bengkulu ada tiga perusahaan batubara dengan luas areal 20.925 dan

satu perusahaan tambang emas dengan luas areal 4.654 ha.183

Dalam pembahasan

ini lebih menekankan pada pertambangan batubara yang menjadi komoditi ekspor

andalan dari Propinsi Bengkulu.

Batubara menjadi komoditi ekspor utama sumber daya mineral yang

dimanfaatkan oleh Propinsi Bengkulu untuk meningkatkan jumlah pendapatan

daerah di sektor pertambangan. Potensi batubara banyak terdapat di pegunungan

sekitar daerah Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara.184

Setelah diadakan

penyelidikan mutu dan jumlah kandungan batubara di daerah ini baru pada tahun

1984 mulai dieksplorasi dan dieksploitasi.

Perusahaan pertambangan pertama yang berdiri pada periode itu adalah PT.

Bukit Sunur dan mulai berproduksi pada tahun 1985. Kemudian berdiri

perusahaan tambang lainnya yaitu PT. Danau Mas Hitan dan PT. Cipta Sumber

Alam yang mulai berproduksi pada tahun 1987. Ketiga Perusahaan pertambangan

barubara ini mengalami peningkatan produksi pada tahun 1989 dan memberikan

sumbangan nilai ekspor bagi pendapaatan daerah Bengkulu. Berikut produksi

batubara dari tahun 1984 sampai akhir Pelita IV185

182Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Kenang-Kenangan Perjuangan Keresidenan Bengkulu

Menjadi Propinsi Bengkulu, Dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Palembang:

Penerbit Sriwijaya Media Utama, 1993. hal 35 183―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989, Op Cit hal 125 184Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, Kenang-Kenangan Perjuangan Keresidenan Bengkulu

Menjadi Propinsi Bengkulu…Op Cit, hal 36 185―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Op Cit hal

125

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Tabel 4.5 Produksi Batubara di Propinsi Bengkulu Tahun 1984 s.d 1989

No Nama

Perusahaan

Produksi Dalam Ton Jumlah

Produksi

Pelita IV 1984 1985 1986 1987 1988 1989

1 PT. Bukit

Sumur

- 14.963 95.294,6 115.617,71 181.159,9 26.293.44 433.328,6

2 PT. Danau

Mas Hitam

- - - 146.901,75 305.196 10.056.03 462.158,8

3 PT. Cipta

Sumber Alam

- - - 14.095,31 - - 14.095,3

Jumlah 14.963 95.294,6 276.614,77 486.355,9 36.349,47 909.577,7

Dari data di atas menunjukan perusahaan batubara yang paling produktif

adalah PT. Bukit Sunur yang sudah mulai melakukan eksplorasi dan berproduksi

pada tahun 1985 dengan jumlah 14.963 ton. Selain itu PT. Danau Mas Hitam juga

merupakan perusahaan pertambangan batubara yang juga produksinya terus

mengalami kemajuan dan perusahaan ini mulai berproduksi pada tahun 1987

dengan jumlah 146.901,75 ton.186

Potensi pertambangan batubara di Propinsi Bengkulu yang paling menonjol

terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara. Selain itu terdapat juga di Bengkulu

Selatan dan Rejang Lebong, namun belum semua potensi tersebut dapat

diproduksi.

Kegiatan pengusahaan pertambangan di Bengkulu lebih banyak didominasi

oleh pengusahaan bahan galian batubara. Hal ini disebabkan potensi batubara di

Propinsi Bengkulu mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Dari

tahapan eksplorasi yang telah dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya

Mineral Propinsi Bengkulu maupun pihak swasta, telah dilokalisir daerah-daerah

yang mengandung bahan galian batubara, beberapa lokasi baru dilaksanakan

tahapan eksplorasi, prospek dan pendahuluan sedangkan beberapa tempat sudah

rinci dan sudah ada yang ditambang (berproduksi). Cadangan batubara yang

terukur dari hasil penelitian Balitbang Propinsi Bengkulu menunjukan sebesar

122.913.304 ton dengan cadangan tertunjuk sebesar 169.295.783 ton. Hasil

penelitian tersebut juga memperlihatkan cadangan tereka sebesar 101.087.783,89

ton. Dari jumlah tersebut yang layak tambang sekitar 50 juta ton.187

186―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Ibid 187PT (Persero) Pelindo II Studi Tinjau Ulang Master Plan Pelabuhan Bengkulu, Dokumen

Kompilasi Data, Desember 2006. hal 4-11

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Gambaran lain dari sisi pertambangan di Propinsi Bengkulu adalah kondisi

geologi Bengkulu yang sulit dimana dalam penjelasannya akan digambarkan

bertolak ukur dengan parameter yang disebut SR (Stripping Ratio). SR 8 berarti

diperlukan 8 m3 menggali tanah untuk mendapatkan batubara. Untuk kondisi

Bengkulu, SR berkisar antara 7-8.188

Untuk produksi batubara dengan kondisi

ekspoitasi SR sebesar ini diperlukan sisi teknis dan ekonomis yang baik. Apabila

secara teknis dan ekonomis kurang baik, walaupun dengan cadangan batubara

yang besar sekitar 50 juta ton di Bengkulu, akan sulit memanfaatkan cadangan

batubara yang ada. Ideal produksi batubara apabila SR adalah berkisar antara 5-6.

Kesulitan selama ini adalah sarana transportasi jalan darat, dimana untuk

mengangkut batu bara dari lokasi-lokasi jauh seperti di Bengkulu Utara (Ketahun,

dengan SR 8) ke Pelabuhan Pulau Baai diperlukan truk-truk kapasitas besar

dengan gandar 25 ton, sedangkan jalan-jalan yang ada di Bengkulu adalah dengan

kapasitas gandar 8 ton. Untuk dapat memanfaatkan batubara dengan SR tinggi

diperlukan perbaikan sarana jalan darat atau rel kereta api yang memadai untuk

angkutan batubara.

Selain pertanian, perkebunan dan pertambangan, di Propinsi Bengkulu

industri mulai berkembang memasuki Pelita IV sejalan dengan perkembangan

sektor perkebunan dan penanaman modal yang masuk ke Bengkulu. Bertitik tolak

dari Program Pelita IV Propinsi Bengkulu yaitu meningkatkan sektor Industri

dengan menitikberatkan pada industri pengolahan bahan dasar, maka awal Pelita

IV industri yang berkembang sebagian besar adalah jenis industri kecil,

sedangkan jenis industri lainnya masih belum berkembang.

Ditinjau dari kekayaan alamnya, sebagai sumber bahan baku propinsi

Bengkulu mempunyai prospek yang baik, terutama untuk industri besar yang

menunjang sektor pertanian, pertambangan dan perdagangan. Keadaan sektor

perindustrian pada awal Pelita IV masih terbatas pada industri-industri kecil

kerajinan rakyat seperti: industri bahan bangunan, industri makanan dan minuman

188Sumber wawancara dengan Sub Dinas Pertambangan Umum. Dinas ESDM Propinsi Bengkulu

yang dikutip dari PT (Persero) Pelindo II,Studi Tinjau Ulang Master Plan Pelabuhan

Bengkulu…Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

industri pakaian jadi/barang dari kulit, industri kayu, hasil dari kayu dan

perabotan dan industri kerajinan rakyat.189

Perkembangan industri berbasis perkebunan mulai dibangun pada tahun

1988 sejalan dengan peningkatan hasil sektor perkebunan yang dikelola oleh

Pekebunan Besar Swasta (PBS). Pabrik-pabrik pengolahan didirikan seperti

pabrik kepala sawit mini di NES VII Pino Kabupaten Bengkulu Selatan dengan

kapasitas 5 ton/hari sawit tandan besar segar. Hasil perkebunan kelapa sawit

diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Industri pengolahan kelapa sawit mulai

meningkat jumlahnya di Propinsi Bengkulu pada era tahun 1990-an. Peningkatan

jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit dibarengi oleh perkebunan besar kelapa

sawit yang mulai berproduksi. Selain itu semakin luas areal lahan perkebunan

kelapa sawit memasuki tahun 2000 juga menjadi faktor pendukung perkembangan

industri ini. Berikut perkembangan jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit di

Propinsi Bengkulu yang dilansir oleh Dinas Perkebunan Propinsi Bengkulu.

Tabel 4.6 Jumlah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Propinsi Bengkulu

No Nama Pabrik Lokasi Pabrik Kapasitas

Sudah Berproduksi (CPO) (ton/jam)

1 PT. Agricinal Seblat, Kab.Bengkulu Utara 60

2 PT. Mitra Puding Mas Idem 60

3 PT. Bio Nusantara Teknologi

Pondok Kelapa, Kab.

Bengkulu Utara 30

4 PT.Daria Darma Pratama Ipuh, Muko-Muko 60

5 PT.Agri Mitra Karya Penarik, Muko-Muko 30

6 PT. Bumi Mentari Karya Pondok Suguh, Muko-Muko 30

7 PT. Sentosa Jaya Abadi Lubuk Pinang, Muko-Muko 30

8 PT Agro Muko

Bunga Tanjung Estate Air Dikit, Muko-Muko 30

Sari Bulan Estate

Muko-Muko Utara, Muko-

Muko 60

9 PTPN VII Talo Pino Pring Baru, Seluma 30

10 PT. Agri Andalas Pasar Ngalam, Seluma 60

11 PT. Sandabi Indah

Padang Jaya, Kab. Bengkulu

Utara 30

12 PT. Muko-Muko Indah Lestari Penarik, Kab. Bengkulu Utara 45

Jumlah 13 Pabrik 555

Belum Berproduksi (CPO) 189―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 198‖, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,1983. hal 85

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

1 PT. Putra Yanggara Agro

Air Lakok, Batu Nau, Kab.

Bengkulu Utara 15

2 PT. Bengkulu Mandiri (BUMD) Kancing, Kab. Bengkulu Utara 30

3 PT. Seluma Indah Lestari Lanjuk, Seluma 45

4 PT. Bengkulu Mandiri (BUMD)

Tambangan, Kab. Bengkulu

Selatan 30

Jumlah 4 Pabrik 120

Produksi Minyak Goreng

1 PT. Bengkulu Mandiri (BUMD)

Tl. Denau, Kab. Bengkulu

Utara 200 lt/jam

Sumber: Dinas Perkebunan Propinsi Bengkulu, 2009

Dari sejumlah pabrik pengolahan kelapa sawit yang telah ada di Propinsi

Bengkulu, jumlah produksi masih tergolong rendah rata-rata 30 ton per jam

dengan akumulasi produksi dari seluruh pabrik berjumlah 555 ton/jam. Akibat

kapasitas dan volume produksi pabrik kelapa sawit di Propinsi Bengkulu yang

masih rendah, maka untuk memenuhi ekspor CPO Propinsi Bengkulu mendapat

pasokan dari Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung.190

Selain pabrik pengolahan kelapa sawit, di Propinsi Bengkulu juga berdiri

pabrik pengolahan karet dan pabrik pengalengan bekicot. Pabrik pengolahan karet

(crumb rubber) didirikan di NES V Bengkulu Selatan dengan kapasitas 20

ton/hari karet kering dan beroperasi sejak Januari 1989. Selain pabrik kelapa

sawit, terdapat pabrik pengalengan daging bekicot yang berada di Pondok Kelapa

Kabupaten Bengkulu Utara dengan produksi 1,5 ton/hari bekicot. Hasil

pengalengan daging bekicot ini menjadi salah satu komoditi ekspor dari industri

pengolahan dengan nilai ekspor US $ 31.670.191

Produk industri pengolahan yang menjadi komoditi ekspor dari Propinsi

Bengkulu adalah berasal dari pengolahan hasil perkebunan seperti CPO, karet

kering (crumb rubber), dan kopi. Dari hasil hutan berupa kayu moulding, kayu

gergajian dan mebel rotan. Untuk produk dari industri rumah tangga pada

umumnya untuk kebutuhan lokal dan perdagangan antar pulau.192

190Wawancara Turniadi (49 Tahun), Supervisor Teknik Sipil PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu, wawancara dilakukan di kantor PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu tanggal 5

Mei 2011 191‖10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur…Op. Cit, hal

124-125 192‖Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989 s/d 17 Juli 1994. hal 8

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

4.1.2 Akses Pelabuhan dan Jaringannya

Daerah Bengkulu merupakan daerah yang terisoliasi pasca kemerdekaan.

Keadaan ini disebabkan oleh jalan dan jembatan yang menghubungkan daerah

Bengkulu dengan luar dan antar daerah dalam Propinsi Bengkulu dalam kondisi

rusak. Untuk itu program prioritas setelah daerah Bengkulu menjadi propinsi

adalah perbaikan sarana jalan dan jembatan untuk menjebol isolasi daerah

Bengkulu.

Perkembangan jalan mengalami peningkatan yang pesat pada Pelita III.

Hubungan antar daerah sudah dapat dicapai dengan lancar dengan menggunakan

kendaraan roda empat. Peningkatan sarana transportasi yang semakin lancar

memberikan dampak yang positif terhadap kemajuan daerah belakang dalam

mendistribusikan hasil-hasil produksinya. Perkembangan akses jalan raya dan

sarana transportasinya juga memberikan kontribusi yang besar terhadap

keberadaan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pintu gerbang lalu lintas barang.

Hubungan pelabuhan dan daerah belakang terjalin dengan baik dengan adanya

kelancara akses jalan sehingga keduanya saling bersinergi dan memainkan

perannya masing-masing.

Berdasarkan Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) Propinsi Bengkulu,

Propinsi ini mempunyai prasarana jalan darat yaitu Jalan Negara sepanjang 721

,40 km, yang menghubungkan seluruh ibukota kabupaten atau kota maupun

kecamatan sampai ke masing-masing perbatasan dengan Propinsi Lampung,

Propinsi Sumatera Barat, Propinsi Sumatera Selatan dan Ptopinsi Jambi.193

Panjang jalan Propinsi Bengkulu yang menghubungkan setiap kecamatan adalah

1.174 km. Jalan ini merupakan jaringan antar kecamatan atau kebupaten di

Propinsi Bengkulu dan jaringan-jaringan di propinsi lainya di Pulau Sumatera.194

Transportasi jalan yang ada di wilayah Propinsi Bengkulu dibagi dalam dua

bagian yaitu transportasi antar wilayah (inter-regional) dan transportasi

intrawilayah (intra-regional). Transportasi antarwilayah yaitu transportasi yang

menghubungkan antar Propinsi Bengkulu dengan propinsi yang lain melalui jalan

arteri primer antara lain:

193―Tataran Transportasi Wilayah Propinsi Bengkulu‖, Dinas Perhubungan Propinsi Bengkulu,

2004 hal 3-28 194Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

1. Jalur lintas barat Sumatera yaitu jalur yang menghubungkan Bandar

Lampung-Krui-Bengkulu-Argamakmur-Muko-Muko-Painan-Padang

2. Jalur lintas Barat-lintas Tengah Sumatera yaitu jalur yang menghubungkan

Bengkulu-Curup-Lubuk Linggau195

Jalan antar wilayah, terdapat juga jaringan utama. Di Propinsi Bengkulu

jaringan jalan utama yang menghubungkan antar kota dan antar propinsi terbagi

menjadi tiga poros jalan:

1. Jalur Lintas Utara yang menghubungkan kota Bengkulu – Kerkap – Lais –

Muko-Muko – Propinsi Sumatera Barat. Jalur jalan ini melintasi wilayah

pesisir pantai Barat merupakan jalur jalan utama menuju Kabupaten

Bengkulu Utara. Kota kecamatan yang berada pada jalur ini adalah Pondok

Kopi, Kerkap, Lais dan Lubuk Durian

2. Jalur Lintas Selatan yang menghubungkan kota Bengkulu – Manna –

Bintuhan – Propinsi Lampung.

3. Jalur Lintas Tengah yang menghubungkan antar kota Bengkulu –

Kepahyang – Curup – Lubuk Linggau – Propinsi Sumatera Selatan. Jalan ini

sudah lama berkembang dan berfungsi sebagai jalur jalan regional.196

Transportasi inter wilayah (inter regional), yaitu transportasi yang

menghubungkan wilayah dalam Propinsi Bengkulu dan bersifat transportasi lokal,

antara lain:

1 Jalur jalan yang menghubungkan Kabupaten ke Kabupaten atau Kabupaten

ke kota

2 Jalur jalan yang menghubungkan antara kabupaten dan kecamatan-

kecamatan

3 Jalur jalan yang menghubungkan antara kecamatan ke desa-desa

Pelabuhan Pulau Baai yang berada di ibukota Propinsi Bengkulu memiliki

beberapa wilayah yang menjadi daerah belakangnya. Berikut daerah belakang

yang transaksi melalui Pelabuhan Pulau Baai dalam tabel di bawah ini:

195Khairul Amri, Analisis Sistem Transportasi di Propinsi Bengkulu dalam Mendukung Bengkulu Kota Pelajar, Prodi Teknik Sipil, Universitas Bengkulu dalam Jurnal Pendidikan Serunai, hal 64-

65 196Khairul Amri, Analisis Sistem Transportasi di Propinsi Bengkulu dalam Mendukung Bengkulu

Kota Pelajar, Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Tabel 4.7 Daerah Belakang Pelabuhan Pulau Baai197

No Daerah Tingkat II Luas (Km) Penduduk Komoditi Ekspor

Impor

1 Bengkulu Selatan 5.949,14 375.026 batubara, CPO

2 Rejang Lebong 4.109,80 450.164 kopi, jahe, sayur-mayur

3 Bengkulu Utara 9.585,24 473.818 batubara, karet, CPO,

cangkang

4 Kota Bengkulu 144,52 293.918 penumpang, BBM

5 Lebong 1.929,24 89.690 kopi

6 Kaur 2.365,05 112.628 CPO

7 Seluma 2.400,44 182.104 batubara, karet, biji besi

8 Kepahyang 704,57 116.882 kopi, teh

9 Muko – Muko 4.036,70 138.690 CPO, karet, kakao

Sumber: PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010

Daerah Kabupaten Bengkulu Utara dan sekitarnya yang memiliki komoditi

hasil pertanian, seperti karet, minyak kelapa kawit (CPO), yang berasal dari

perusahaan Perkebunan Besar Swasta (PBS) PT. Agromuko, PT. Arpinta, PT

Bunga Tanjung Estate, PT Alno, PT Mitra Puding Mas, PT. Agricinal, dan PT.

Bio Nusantara serta hasil tambang batubara. Selain itu daerah pemasok komoditi

berasal dari Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahyang termasuk

Pagar Alam dan sekitarnya menghasilkan komoditi pertanian dan perkebunan,

seperti karet, kopi, jahe, rebung kaleng. Selainjutnya daerah penghasil komoditi

juga berada di Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Kaur

dan sekitarnya menghasilkan karet, minyak Kelapa Sawit (CPO), yang berasal

dari perusahaan Perkebunan Besar Swasta (PBS) PT. Agriandalas, PTPN VII,

serta hasil tambang batubara.198

Komoditi hasil produksi daerah belakang yang paling dominan

didistribusikan melalui Pelabuhan Pulau Baai adalah batubara, karet, CPO.

Beberapa komoditi lainnya didistribusikan dalam jumlah kecil dan sebagian

dipasarkan melalui pelabuhan lain seperti Pelabuhan Padang, Pelabuhan

Palembang dan Pelabuhan Lampung. Kondisi demikian disebabkan oleh jarak

yang jauh antara daerah penghasil komoditi menuju ke Pelabuhan Pulau Baai

197―Hinterland yang Transaksi di Pelabuhan Pulau Baai‖ Laporan PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, lihat juga Data Company Profile Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Laporan PT

(Persero) Pelindo II Pada Acara Penyambutan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Pelabuhan Pulau Baai 198―Hinterland yang Transaksi di Pelabuhan Pulau Baai‖ Laporan PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu, Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

sehingga lebih memungkinkan menuju ke pelabuhan yang terdekat mengingat

efisiensi waktu dan biaya tempuh.199

4.2 Aktivitas Pelabuhan Pada Periode Awal

Setelah Pelabuhan Pulau Baai resmi beroperasi pada bulan Desember 1984,

kegiatan perekonomian pantai barat Sumatera khususnya Bengkulu mulai

bergairah dan berkembang. Pelabuhan Pulau Baai yang berperan sebagai pintu

gerbang lalu lintas barang dan orang bagi Propinsi Bengkulu telah memberikan

manfaat besar dalam mendorong perkembangan gerak perekonomian Kemajuan

aktivitas pelabuhan ini dibarengi oleh peningkatan hasil komoditi ekspor dari

daerah belakang yang semakin berkembang. Dengan demikian hubungan antara

perkembangan daerah belakang memberi dukungan terhadap keberadaan

pelabuhan sebagai pintu keluar pendistribusian komoditi yang dihasilkan ke

daerah lain. Sebaliknya peran pelabuhan juga sebagai pintu masuk arus lalu lintas

barang-barang konsumsi yang tidak dihasilkannya sendiri.

Berdasarkan hirarki peran dan fungsi pelabuhan di pantai barat Sumatera,

Pelabuhan Pulau Baai diklasifikasikan sebagai pelabuhan nasional utama tersier

yang melayani kegiatan pelayaran lintas propinsi dan internasional dalam jumlah

menengah.200

Dengan demikian, berdasarkan hirarki peran dan fungsi yang telah

ditetapkan tersebut, maka aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Pulau Baai

meliputi aktivitas bongkar muat dalam negeri dan luar negeri (ekspor dan impor).

4.2.1 Kunjungan Kapal

Sejak uji coba Pelabuhan Samudera Pulau Baai pada 23 Juli 1984 dan

berjalan sukses, maka fungsi pelabuhan lama (Pelabuhan Tapak Paderi) dialihkan

fungsinya menjadi pelabuhan nelayan (perikanan). Pelabuhan Pulau Baai sejak

awal beroperasi hanya disinggahi oleh kapal-kapal barang dan belum berfungsi

untuk angkutan kapal penumpang. Kendati demikian, keberadaan pelabuhan ini

199Wawancara Sugeng Darojati, Kasi Kepelabuhan dan Perkapalan, Dinas Perhubungan Propinsi

Bengkulu. Wawancara tanggal 4 Mei 2011 di Kantor Dinas Perhubungan Propinsi Bengkulu. 200PT (Persero) Pelindo II. Studi Tinjau Ulang Master Plan Pelabuhan Bengkulu. Dokumen

Kompilasi Data, Desember 2006

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

telah melancarkan perdagangan dari dan keluar negeri serta perdagangan antar

pulau.201

Arus kunjungan kapal di Pelabuhan Pulau Baai menurut jenis pelayarannya

terdiri atas pelayaran luar negeri, pelayaran dalam negeri, pelayaran perintis dan

kapal negara/ tamu. Selain Pelabuhan Pulau Baai terdapat juga beberapa

pelabuhan kecil yang penting bagi perekonomian rakyat di daerah Bengkulu

seperti pelabuhan alam di Muko-Muko, Ketahun, Manna, Bintuhan dan Pulau

Enggano (Malakoni). Pelabuhan-pelabuhan pantai tersebut hanya dapat dirapati

oleh kapal motor berukuran maksimum 60 ton. Barang yang dibongkar dan

dimuat yaitu hasil bumi dan barang kebutuhan rakyat setempat.202

Pelabuhan Pulau Baai setelah dapat beroperasi difungsikan sebagai simpul

untuk memperlancar hubungan dengan Pulau Enggano melalui pelayaran perintis.

Sebelumnya, terdapat kapal perintis menuju ke Pulau Enggano tetapi jadwalnya

sering tidak tentu dan home base di Pelabuhan Teluk Bayur Padang. Untuk

mengatasi masalah tersebut kapal perintis telah diusahakan home base di

Pelabuhan Pulau Baai.203

Pada tahun pertama beroperasi 1984, kegiatan yang terjadi di pelabuhan

Pulau Baai antara lain tiap setengah bulan disinggahi oleh kapal perintis dengan

jalur: Jakarta-Enggano-Bengkulu-Padang yang membawa penumpang, ternak, dan

barang-barang. Hal ini terlihat dari kunjungan kapal yang ramai singgah ke

Pelabuhan Pulau Baai.204

Namun pada tahun berikutnya kunjungan kapal tidak

sebanyak pada awal kali pertama Pelabuhan Pulau Baai beroperasi. Kegiatan

kunjungan kapal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8 Kegiatan Kunjungan Kapal Lewat Pelabuhan Pulau Baai 1984-1988205

Uraian 1984 1985 1986 1987 1988

Kapal 697 475 462 450 423

GRT 207.840 211.184 405.003 572.646 753.383

201Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1995, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 1995. hal 55 202Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983, Op Cit hal 118 203 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989, Op Cit hal 139-140 204Ibid 205Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pada periode awal aktivitas kunjungan kapal berkisar pada aktivitas bongkar

muat barang dengan kapasitas ± 245.000 ton per tahun. Namun sejalan dengan

komoditi yang semakin berkembang dan meningkat, maka jumlah daya tampung

semakin meningkat. Kapasitas bongkar muat di Pelabuhan bertambah dengan

semakin meningkat barang-barang komoditi yang dimuat dikapal-kapal mencapai

± 600.000 ton per tahun.206

Peningkatan kapasitas tersebut disebabkan oleh

bertambah besar muatan kapal berupa muatan curah dan break bulk cargo207

.

Kunjungan dan kapasitas muatan kapal menunjukan peningkatan mulai tahun

1986 dengan adanya komoditi batubara (muatan curah kering) yang sudah

diproduksi dan dikapalkan melalui pelabuhan Pulau Baai.208

Kunjungan kapal di Pelabuhan Pulau Baai pada periode 1984-1988 berkisar

400-600 kapal per tahun. Dengan melihat jumlah kapal yang merapat dan arus

bongkar muat barang di pelabuhan ini jelas terlihat bahwa aktivitas di pelabuhan

tersebut masih rendah dan kapasitasnya banyak menganggur. Hal ini dapat

dipahami karena daerah belakang belum berkembang dan volume komoditi yang

dihasilkan daerah belakang masih rendah. Selain itu pada tahun 1984 sektor

perkebunan dan pertambangan masih baru diusahakan dan belum berproduksi

secara maksimal dan fasilitas pelabuhan belum sepenuhnya mendukung

kelancaran aktivitas bongkar muat seperti fasilitas conveyor belt yang baru

dibangun pada tahun 1989.

4.2.2 Aktivitas Bongkar Muat

Arus bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai terdiri dari arus

perdagangan dalam negeri (antar pulau) dan luar negeri (ekspor dan impor).

Kegiatan bongkar muat barang untuk perdagangan dalam negeri, luar negeri

(ekspor dan impor) dilakukan di Dermaga Samudera dan Dermaga Nusantara.

Setelah Pelabuhan Pulau Baai dapat berfungsi kembali manfaatnya dapat

dirasakan oleh masyarakat dengan suplai kebutuhan masyarakat berupa bahan

206―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983‖, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 1983 hal 119 207Break Bulk Cargo atau biasa disebut general cargo merupakan barang-barang umum yang dimuat secara terpisah, tidak menggunakan intermoda atau container. Barang-barang tersebut

seperti semen, minyak, biji-bijian yang dimuat dalam bentuk tas, gulung, tong, kotak-kotak,

kardus, drum, palet, karung, kendaraan, dan lain-lain. 208―Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983‖, Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

bangunan pupuk, BBM dan sembilan bahan pokok yang lancar. Hal ini menjadi

satu kontribusi yang berarti dari peran Pelabuhan Pulau Baai. Aktivitas bongkar

muat di Pelabuhan Pulau Baai pada periode awal dapat dilihat pada tabel di bawah

ini. Berikut kegiatan arus kapal beserta penumpang dan kegiatan bongkar muat

barang di Pelabuhan Pulau Baai pada tahun 1984.

Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan

Pulau Baai Tahun 1984209

Perincian Satuan Bongkar Muat

Jumlah kapal buah 738 738

Penumpang orang 335 251

Ternak (Sapi, Kerbau) ekor 2.243 -

Barang-barang

Semen ton 47.187 -

Beras ton 10.987 -

Garam ton 1.660 -

Terigu ton 1.243 -

Gula Pasir ton 1.071 -

Pupuk ton 2.408 -

Air ton - 150

Rotan ton - 45

Karet M3 - 16

Kayu gergajian M3 4 13.866,4

Kayu log ton - 91.372,8

BBM ton 14.644,5 82,5

Aspal ton 498 -

Aspal Butas ton 25.200 -

Besi ton 1.335 -

Alat-alat berat ton 2.476 279

General cargo ton 104 13

Lain-lain M.T 27 121.173

Jumlah M.T 108.844,5 117.997,7

Sumber: Bagian Pengusahaan Pelabuhan Laut Bengkulu

Berdasarkan data di atas, jenis-jenis barang yang dibongkar di Pelabuhan

Pulau Baai berupa barang konsumsi seperti beras, terigu, gula pasir, semen, besi,

hewan, pupuk, BBM, aspal, minyak dan lain-lain. Untuk jenis barang yang dimuat

adalah karet, kayu bulat, kayu gergajian, rotan, dan hasil perkebunan lainnya.210

209 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur, Op Cit hal 117 210 Ibid

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pada tahun 1984, permintaan bahan bangunan berupa semen dan aspal

meningkat terkait dengan program pembangunan jalan dan jembatan yang

diperluas dan semakin ditingkatkan oleh pemerintah di Propinsi Bengkulu.

Barang-barang konsumsi yang dibongkar di Pelabuhan Pulau Baai didatangkan

dari Pulau Jawa.

Perkembangan aktivitas bongkar muat semakin meningkat setiap tahunnya.

Aktivitas bongkar barang di Pelabuhan Pulau Baai menunjukan peningkatan yang

tidak drastis. Barang-barang yang dibongkar adalah barang-barang konsumi

seperti beras, gula, terigu, pupuk, BBM, semen dan aspal. Kenaikan permintaan

kebutuhan konsumsi yang mendorong peningkatan jumlah barang yang masuk.

Aspal, semen dan BBM merupakan barang konsumsi yang tingkat permintaannya

tinggi. Hal ini berkaitan dengan program pembangunan infrastruktur yang pada

saat itu sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah daerah propinsi Bengkulu.

Di sisi lain kenaikan yang signifikan terlihat pada aktivitas muat barang

antar pulau. Peningkatan aktivitas muat di Pelabuhan Pulau Baai didukung oleh

jumlah hasil komoditi daerah belakang yang semakin meningkat. Berikut kegiatan

bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai sampai tahun 1988 dapat dilihat

dalam grafik di bawah ini.

Gambar 4.1 Kegiatan Bongkar Muat Antar Pulau di Pelabuhan Pulau Baai

1984-1988

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

1984 1985 1986 1987 1988

BongkarAntar Pulau 100,894 142,464 170,534 161,198 166,878

Muat Antar Pulau 68,129 52,907 77,069 128,687 326,008

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Komoditi yang dimuat untuk dipasarkan antar pulau di antaranya batubara,

kayu bulat, kayu gergajian, karet dan kopi. Komoditi dominan yang dimuat

berdasarkan jumlah volumenya adalah batubara, kayu bulat dan kayu gergajian.

Sedangkan untuk komoditi karet dan kopi dipasarkan dalam jumlah kecil dan

tidak selalu ada tiap tahunnya. Kondisi ini disebabkan oleh dua komoditi tersebut

jumlahnya masih terbatas karena perkebunan masih taraf baru mulai

dikembangkan dan belum dapat berproduksi. Sementara hasil komoditi kopi dan

karet yang ada berasal dari tanaman usia tua yang produksinya sudah tidak

optimal.211

Pada tahun 1987 dan 1988 terjadi peningkatan volume barang yang

dimuat melalui pelabuhan. Peningkatan volume tesebut berasal dari komoditi

batubara yang mulai meningkat produksinya. Sejak 1984 perusahaan

pertambangan batubara di Propinsi Bengkulu yang telah berproduksi aktif ada tiga

yaitu PT. Bukit Sunur, PT. Danau Mas Hitam dan PT. Cipta Sumber Alam.

Perusahaan tambang PT Bukit Sunur merupakan perusahaan yang memproduksi

batubara yang paling besar kapasitas produksinya mencapai 181.159,9 ton pada

tahun 1988.

Aktivitas bongkar muat antar pulau diprioritaskan untuk memenuhi

pengadaan dan penyaluran bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Pemasaran

dan penyaluran kebutuhan pokok di Propinsi Bengkulu relatif stabil dan

terdistribusi lancar sehingga tingkat harga barang-barang konsumsi tidak

mengalami lonjakan yang berbeda dari daerah lain.

Kebijaksanaan aktivitas pelabuhan diupayakan untuk menekan serendah

mungkin volume impor untuk semua barang keperluan dalam negeri dengan

tujuan menjaga daya saing industri dalam negeri. Sedangkan kegiatan ekspor

dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah (value added) dengan mengganti

barang-barang baku menjadi barang jadi.212

Kontribusi penting Pelabuhan Pulau Baai sebagai saran penunjang gerak

perekonomian dalam perdagangan ekspor impor telah memberi dampak positif

211Lihat rincian data barang yang dibongkar dan dimuat melalui Pelabuhan Pulau Baai pada

lampiran yang dirangkum dari sumber Statistik Perhubungan Tahun 1986, Perwakilan Biro Pusat

Statistik Propinsi Bengkulu, 1986 dan Bengkulu Dalam Angka Tahun 1988, Kantor Statistik Propinsi Bengkulu dan Pemerintahan Daerah Tingkat I Bengkulu dan data juga dapat dilihat dalam

Bengkulu Dalam Angka Tahun 1989, Kantor Statistik Propinsi Bengkulu dan Pemerintahan

Daerah Tingkat I Bengkulu. 212Profil Propinsi Bengkulu, Jakarta: Bumi Aksara, 1989, hal 227

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

bagi pertumbuhan ekonomi Propinsi Bengkulu. Keberadaan Pelabuhan Pulau Baai

menjadi salah satu daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modal di

Propinsi Bengkulu. Perkembangan tersebut dapat dilihat dengan penaman modal

dalam negeri yang semakin marak menginvestasikan modal pada sektor

perkebunan. Kelancaran arus distribusi barang dari wilayah belakang ke

pelabuhan didukung oleh perkembangan transportasi jalan yang semakin baik.

Kegiatan ekspor mulai berkembang pada tahun 1982 seiring dengan

perbaikan prasarana perhubungan darat dan laut. Sedangkan kegiatan

perdagangan luar negeri di bidang impor di Propinsi Bengkulu telah berkembang

sejalan dengan pemasukan dalam barang-barang dalam rangka Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) dan proyek-proyek pemerintah.213

Berikut arus ekspor

impor melalui pelabuhan Pulau Baai selama periode awal beroperasi tahun 1984

sampai tahun 1988.214

Gambar 4.2 Arus Ekspor Impor Melalui Pelabuhan Pulau Baai 1984-1988

213Profil Propinsi Bengkulu, Jakarta: Bumi Aksara, 1989, hal 227 214 ―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖Memori Serah Terima Jabatan Gubernur, Op Cit

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

200000

1984 1985 1986 1987 1988

Ekspor 19.382 23,195 113,446 120,764 186,826

Impor 1.332 1,122 6,871 439 6,555

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Pada periode ini jenis komoditi ekspor antara lain kopi, kayu, rotan karet

dan batubara. Namun komoditi paling tinggi volume muatan yang dikapalkan

melalui Pelabuhan Pulau Baai adalah batubara, kayu bulat dan kayu gergajian.

Perolehan nilai ekspor antara komoditi pertanian dan pertambangan non migas

berimbang setiap tahun, hal ini menunjukan bahwa peranan kedua sektor tersebut

sangat vital bagi Propinsi Bengkulu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

sektor pertanian dan pertambangan non migas merupakan tulang punggung ekspor

Bengkulu.

Komoditi ekspor utama melalui Pelabuhan Pulau Baai pada periode 1984-

1988 didominasi oleh batubara, kayu bulat dan kayu gergajian. Untuk komoditi

karet dan kopi mengalami penurunan arus ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai.

Ekspor komoditi kopi mengalami penurunan drastis pada akhir tahun 1988-

1990.215

Hal ini erat kaitannya dengan serangan hama penyakit pada perkebunan

kopi rakyat. Selain itu banyak kebun kopi yang direhabilitasi sehingga belum

sempat menghasilkan. Pada tahun 1988 arus ekspor komoditi kayu juga mulai

menunjukan penurunan. Hal ini ditunjukan dengan volume ekspor yang semakin

berkurang. Penurunan ekspor kayu erat hubungannya dengan pertumbuhan

industri pengolahan kayu yang mengolah barang setengah jadi menjadi bahan jadi

seperti plywood dan furniture. Sebaliknya komoditi batubara pada periode yang

sama menunjukan kenaikan ekspor.216

Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan ekspor batubara di pelabuhan

Pulau Baai menunjukan angka kenaikan yang progresif dan cukup tajam pada

tahun 1989. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi batubara dan juga

fasilitas pendukung aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Pulau Baai. Pada tahun

1989 dibangun fasilitas conveyor belt217

dengan kapasitas 500 ton untuk

mempermudah aktivitas pengapalan muatan curah kering seperti barubara.

215Lihat rincian data barang yang dibongkar dan dimuat melalui Pelabuhan Pulau Baai Periode

1989–2000 pada lampiran yang dirangkum dari sumber Statistik Perhubungan Tahun 1988 dan sumber Bengkulu Dalam Angka Tahun 1988 dan Bengkulu Dalam Angka Tahun 1989. 216Profil Propinsi Bengkulu, Jakarta: Bumi Aksara, 1989, Op Cit hal 228-229 217Fasilitas conveyor belt merupakan alat pengangkut berbentuk loader berjalan untuk pelayanan

muatan kering berupa biji-bijian, pasir dan batubara

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

BAB 5

MASA PENINGKATAN MENUJU PUNCAK 1990-2010

5.1 Periode Pasang Surut 1990-2000

Memasuki era 1990-an perkembangan aktvitas pelabuhan dan kemajuan

ekspor mulai merangkak naik setelah fasilitas pendukung pelabuhan ditingkatkan

dan komoditi perdagangan dari daerah belakang sudah menghasilkan. Volume dan

jenis komoditi yang dimuat melalui pelabuhan setiap periode mengalami

fluktuasi. Hal ini berkaitan dengan permintaan di pasar yang fluktuatif dan

ketersediaan komoditi dari daerah belakang juga mempengaruhi jumlah komoditi

yang didistribusikan. Walau begitu, terjadi peningkatan aktivitas di Pelabuhan

Pulau Baai. Jenis dan volume komoditi ekspor di Pelabuhan Pulau Baai pada

tahun 1990-2000 masih tetap diwarnai oleh komoditi barubara dan karet.

Dominasi terbesar muatan komoditi batubara tetap menjadi komoditi primadona

yang dikapalkan melalui Pelabuhan Pulau Baai.

Komoditi karet mulai didistribusikan kembali pada tahun 1991 setelah

sebelumnya tahun 1989-1990 mengalami kekosongan muatan akibat kapasitas

produksi karet yang rendah dari daerah belakang. Karet berhasil diekspor kembali

langsung ke Amerika Serikat yang berasal dari hasil perkebunan pola

pengembangan Perkebunan Inti Rakyat (PIR).218

Pada tahun selanjutnya

perkembangan berbeda terjadi pada tahun 1998, jenis komoditi kelapa sawit

olahan (Crude Palm Oil) mulai muncul sebagai komoditi ekspor.219

Ekspor batubara pada periode ini mengalami peningkatan yang signifikan

pada tahun 1995. Kenaikan volume ekspor ini disebabkan oleh peningkatan

fasilitas pelabuhan yang mendukung aktvitas bongkar muat batubara dengan

kapasitas yang lebih besar. Pada tahun ini dibangun penambahan alat conveyor

belt kapasitas 1.000 ton. Dengan demikian dapat disimpulkan, fasilitas pelabuhan

yang baik akan sangat berpengaruh besar pada peningkatan kapasitas pelabuhan

dalam memuat komoditi perdagangan. Berikut gambaran ekspor batubara yang

218―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989-1994, .hal 60 219Lihat rincian data barang yang dibongkar dan dimuat melalui Pelabuhan Pulau Baai Periode

1989–2000 pada lampiran yang dirangkum dari sumber Statistik Perhubungan Tahun 198

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

dikapalkan melalui pelabuhan Pulau Baai pada periode 1989-2000 yang disajikan

dalam grafik.

Gambar 5.1 Volume Ekspor Batubara Melalui Pelabuhan Pulau Baai

1990-2000

Peningkatan volume ekspor dipengaruhi oleh tingkat permintaan pasar yang

tinggi. Selain itu dukungan dari daerah belakang sebagai pemasok komoditi juga

memberikan kontribusi yang besar terhadap aktivitas ekspor. Pemasaran batubara

selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga untuk kebutuhan ekspor ke

negara-negara Asia, seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, India, Thailand dan

Bangladesh.220

Arus komodiri ekspor pada era tahun 1990-an juga berasal dari karet yang

menjadi komoditi unggulan kedua setelah batubara. Komodiri karet mulai

diekspor kembali pada tahun 1991 yang sebelumnya mengalami kekosongan

produksi. Ekspor perdana komoditi karet pada tahun 1991 ini berasal dari

perkebunan pola pengembangan Perkebunan Inti Rakyat dengan negara tujuan

Amerika Serikat.221

Puncak ekspor karet dan puncak ekspor terjadi pada tahun

1995. Peningkatan areal Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Perkebunan Inti

Rakyat (PIR) telah menghasilkan peningkatan produksi yang signifikan. Selain

Amerika Serikat, negara tujuan ekspor komoditi karet adalah Singapura dan

220Profil Propinsi Bengkulu, Jakarta: Bumi Aksara, 1989 hal 229 221―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989-1994, .hal 60

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000

383,311

36,311

6,30750,353

89,310

1,253,719

647,169650,361

949,542

1,210,770

668,646

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Belanda. Periode tahun 1990-2000 merupakan periode pasang surut dimana

volume komoditi ekspor karet mengalami kenaikan dan penurunan yang masih

terlihat tajam. Volume arus ekspor karet pada tahun 1990-2000 dapat dilihat pada

grafik di bawah ini.

Gambar 5.2 Volume Ekspor Karet Melalui Pelabuhan Pulau Baai

1990-2000

Perkembangan arus ekspor komoditi perkebunan berupa kopi dan cengkeh

pada periode 1990-2000 mengalami penurunan produksi dan tidak mencukupi

untuk diekspor. Penurunan ini terjadi disebabkan oleh areal tanaman kopi yang

berkurang sebagai akibat penertiban petani pekebun kopi dari kawasan hutan

lindung, sedangkan untuk komoditi cengkeh mengalami penurunan akibat

serangan hama penyakit. Kedua komoditi ini meskipun tidak dapat diperuntukan

sebagai komoditi ekspor pada periode ini namun masih berproduksi dalam jumlah

kecil.222

Pada akhir era tahun 1990 jenis komoditi ekspor dari hasil perkebunan mulai

bertambah berupa kelapa sawit olahan (Crude Palm Oil/CPO) yang diekspor

melalui pelabuhan Pulau Baai. Meskipun kapasitas produksinya masih terbatas,

CPO mulai diekspor dengan jumlah 26,619 ton pada tahun 1998. Perkembangan

hasil produksi semakin meningkat pada tahun 2000 menjadi 130,329 ton.

Kemajuan ekspor CPO sejalan dengan makin berkembang pabrik-pabrik

222―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu

Periode 17 Juli 1989-1994, hal 60

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000

0

716 635

320

644

3,553

1,663

682

3,445

1,005

0

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

pengolahan minyak kelapa sawit di Propinsi Bengkulu yang sudah berproduksi.

Selain itu areal perkebunan kelapa sawit yang semakin meluas ikut mendukung

pencapaian hasil produksi CPO yang kian meningkat

5.2 Periode Menuju Puncak 2000-2010

Pelabuhan Pulau Baai mengalami kemajuan yang signifikan memasuki

periode 2000-2010. Pelabuhan ini meraih sertifikat ISO 9002 (level of service)

sejak tahun 2000 dan pada bulan Juli 2004 meraih sertifikat Comply ISPS-Code

(International Ship and Port Facility Security).223

Penghargaan yang telah

diberikan kepada Pelabuhan Pulau Baai tersebut memberikan gambaran bahwa

pelabuhan ini telah mampu melayani kegiatan pelayanan pelabuhan dengan baik

dan memenuhi standar fasilitas keamanan pelabuhan bagi pelayaran internasional.

Berdasarkan tatanan pelabuhan nasional sesuai dengan lampiran 1B

Kemenhub No 53 tahun 2003 mengenai Hirarki Peran dan Fungsi Pelabuhan Laut,

maka di propinsi Bengkulu ditetapkan Pelabuhan Pulau Baai merupakan

pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri, berfungsi sebagai tempat

persinggahan kapal, tempat bongkar muat dan juga sebagai simpul kegiatan

ekspor dan impor bagi propinsi Bengkulu.224

Kemajuan daerah belakang yang semakin pesat dalam menghasilkan

komoditi perkebunan dan pertambangan memberikan kontribusi terhadap

peningkatan aktivitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai. Masa puncak pelabuhan ini

dilihat dari gambaran aktivitas pelabuhan Pulau Baai pada periode 2000-2010

yang semakin menunjukan kemajuan dari perkembangan awal pelabuhan. Namun

di sisi lain pada saat aktivitas pelabuhan mengalami masa puncak, pelabuhan

mengalami kendala operasional yaitu pendangkalan alur pelayaran akibat

sedimentasi. Hal ini berbanding terbalik, meskipun pelabuhan terkendala oleh

masalah alur yang dangkal namun aktivitas pelabuhan tetap berjalan dan

menunjukan peningkatan.

223―Company Profile Pelabuhan Pulau Baai‖, PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2000.

Berdasarkan wawancara dengan Turniadi (49 Tahun), Supervisor Teknik Sipil Pelabuhan Pulau Baai, wawancara dilakukan tanggal 5 Mei 2011 di Kantor PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu. 224PT (Persero) Pelindo II. Studi Tinjau Ulang Master Plan Pelabuhan Bengkulu. Dokumen

Kompilasi Data, Desember 2006

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

5.2.1 Kunjungan Kapal

Memasuki tahun 2000 kegiatan kunjungan kapal di Pelabuhan Pulau Baai

meningkat jumlahnya berdasarkan isi kotor (Gross Tonnage/GT) dari

perkembangan periode sebelumnya. Hal ini dimungkinkan semakin besarnya

jumlah muatan komoditi yang mengalir dari daerah belakang ke Pelabuhan Pulau

Baai. Peningkatan jumlah muatan ekspor terutama dari batubara di Pelabuhan

Pulau Baai dibarengi oleh produksi baru bara yang meningkat dari tahun ke tahun.

Selain itu pemintaan pasar yang meningkat juga mendorong aktivitas ekpor yang

tinggi melalui Pelabuhan Pulau Baai. Berikut arus kunjungan kapal pada periode

2000-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.225

Tabel 5.1 Arus Kunjungan Kapal Lewat Pelabuhan Pulau Baai

Tahun 2001-2010

Tahun Kapal (Unit) Gross Tonnage (GT)

2001 474 797,557

2002 402 593,755

2003 546 830,662

2004 607 922,311

2005 849 856,114

2006 872 930,637

2007 888 1,020,130

2008 872 934,575

2009 988 1,141,522

2010 1,171 1,525,483

Sumber: PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010

Secara umum gambaran arus kunjungan kapal di Pelabuhan Pulau Baai pada

periode 2001-2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan periode awal. Hal

itu ditunjukan oleh jumlah isi kotor yang meningkat dari periode sebelumnya.

Meskipun pada periode 2001-2010 terjadi pasang surut namun terlihat tidak

mengalami kenaikan dan penurunan yang tajam.

Kunjungan kapal mulai menunjukan peningkatan pada tahun 2003 sebanyak

546 unit dan semakin meningkat pada tahun 2009 dan mencapai puncaknya pada

225Laporan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Pulau Baai Tahun 2001-2010 yang dikeluarkan

oleh PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

tahun 2010. Kunjungan kapal yang meningkat terkait dengan aktivitas bongkar

muat antar pulau dan aktivitas ekspor yang turut mengalami peningkatan.226

Jika ditinjau dari operasional di lapangan, Pelabuhan Pulau Baai mengalami

pendangkalan alur masuk pelabuhan akibat sedimentasi. Namun hal ini tidak

berarti berpengaruh terhadap kunjungan kapal, hanya saja kapal-kapal yang

masuk pelabuhan menjadi terbatas pada ukuran-ukuran tertentu saja.227

Bisa

dikatakan, aktivitas ekspor impor dan bongkar muat antar pulau tetap berjalan

meskipun terkendala masalah operasional.

5.2.2 Aktivitas Bongkar Muat

Aktivitas bongkar muat antar pulau di Pelabuhan Pulau Baai bertujuan untuk

pengadaan dan pemenuhan suplai komoditi antar pulau dan juga barang konsumsi.

Arus bongkar barang di Pelabuhan Pulau Baai juga meningkat karena tingkat

permintaan barang konsumsi daerah Propinsi Bengkulu yang tinggi. Berikut arus

barang yang dibongkar di Propinsi Bengkulu periode 2001-2010.

Gambar 5.3 Arus Bongkar Barang di Pelabuhan Pulau Baai 2001-2010228

226Sumber data Arus Kunjungan Kapal dapat diunduh pada web <www.bengkuluport.com> 227Dinas Perhubungan Propinsi Bengkulu. Tataran Transportasi Wilayah Propinsi Bengkulu: Laporan Akhir, 2004. hal 2-3 228Lihat Data Arus Barang Bongkat di Pelabuhan Pulau Baai Periode 2001-2010 pada lampiran.

Lihat juga laporan Laporan PT (Persero) Pelabuhan II Cabang Bengkulu dalam Kunjungan Kerja

Komisi VI DPR RI ke Pelabuhan Bengkulu

308,839

299,284 289,332

313,722 305,164

312,876 396,066

470,385

542,867

528,497

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 (NOV)

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Berdasarkan tingkat volume barang yang masuk, barang-barang konsumsi

yang utama dibongkar di Pelabuhan Pulau Baai pada periode 2000-2010 adalah

Bahan Bakar Minyak (BBM), semen, pupuk, beras, aspal, garam dan alat berat.229

Barang-barang konsumsi ini didatangkan dari Pulau Jawa. Volume arus barang

bongkar yang meningkat dari tahun ke tahun didominasi oleh permintaan semen

dan BBM. Pada tahun 2007 arus barang bongkar menunjukkan kenaikan 296,066

ton. Kemudian pada tahun 2008 naik menjadi 470, 385 ton dan puncak arus

bongkar terjadi pada tahun 2009 mencapai 542,867 ton. Sebaliknya arus barang

bongkar pada tahun 2010 terjadi penurunan dibandingkan pada tahun 2009. Hal

ini dimungkinkan karena aktivitas pelabuhan mengalami kendala akibat

pendangkalan di alur masuk pelabuhan yang membuat kapal-kapal yang datang

membawa barang yang akan dibongkar di Pelabuhan mengalami kemacetan.

Kondisi alur masuk pelayaran yang mencapai kedalan -3,5 M LWS menyebabkan

banyak kapal kandas dan tidak dapat masuk ke pelabuhan. Kapal-kapal

pengangkut barang yang berkapasitas sedang dan besar tidak dapat masuk ke

pelabuhan sehingga harus menunggu di pintu alur masuk untuk dipandu oleh

kapal pandu menuju dermaga. Keadaan ini mengakibatkan barang-barang seperti

semen, BBM terhambat dan kadang mengalami kekosongan karena keterlambatan

aktivitas bongkar di Pelabuhan Pulau Baai yang harus memakan waktu lama. Hal

ini tidak berimbas pada kelangkaan BBM yang sering terjadi di Propinsi

Bengkulu dan harga barang seperti semen, beras mengalami kenaikan dan mahal

di pasaran Propinsi Bengkulu.230

Aktivitas muat merupakan aktivitas pendistribusian barang keluar daerah

antar pulau guna memenuhi suplai barang dalam negeri. Berdasarkan jumlah

muatan barang yang dikapalkan melalui Pelabuhan Pulau Baai untuk pelayaran

antar pulau menunjukan kenaikan yang lambat. Barang-barang utama yang dimuat

adalah batubara dan CPO. Untuk komoditi lain seperti kayu log, kayu gergajian,

karet dan cangkang terlihat dimuat dalam jumlah skala kecil dan tidak setiap

tahun secara regular dimuat. Konsekuensi logis dari jenis komoditi yang

229Ibid 230―Gara-Gara Pelabuhan Pulau Baai Dangkal, Pasokan BBM Terhambat‖. Diakses 23 Agustus

2010<http://www.mediaindonesia.com/read/2010/08/08/164004/126/101/Gara-

Gara_Pelabuhan_Pulau_Baai_Dangkal_Pasokan_BBM_Terhambat>

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

didistribusikan berkurang, maka mempengaruhi jumlah arus barang yang dimuat.

Dengan demikian kenaikan arus barang muat terlihat tidak signifikan. Berikut

arus barang muat melalui Pelabuhan Pulau Baai dapat dilihat dari grafik di bawah

ini.

Gambar 5.4 Arus Muat Barang di Pelabuhan Pulau Baai 2001-2010

Arus barang muat dari segi jumlahnya didominasi oleh batubara.

Peningkatan arus barang muat melalui Pelabuhan menunjukan kenaikan pada

tahun 2008. Kenaikan barang muat pada tahun 2008 didominasi oleh komoditi

batubara yang berjumlah 133,062 ton dan CPO berjumlah 84,223 ton.231

Pada

tahun 2009 meningkat arus muat juga didominasi oleh batubara yang berjumlah

307,188 ton dan CPO berjulah 107,230. Puncak arus muat barang terjadi pada

tahun 2010 dimana jumlah batubara yang dimuat mencapai 359,170 dan CPO

mencapai 119,632 ton. Daerah tujuan muat batubara dan cangkang dalam

pelayaran antar pulau dikapalkan ke Padang, Sibolga dan Tarakan.232

Volume

muat batubara dan CPO dapat dilihat pada grafik berikut ini.

231Lihat Arus Barang Muat Melalui Pelabuhan Pulau Baai Pada Periode 2001-2010 pada lampiran. 232Ibid

87,227

117,638

175,566 188,536 169,345

138,938

116,417

218,644

411,418

478,802

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 (NOV)

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Gambar 5.5 Volume Muat Antar Pulau Komoditi Batubara dan CPO 2001-2010

Arus muat barang dari komoditi batubara dan CPO mengalami kenaikan

disebabkan permintaan batubara di dalam negeri yang meningkat. Selain itu pada

tahun 2010 terjadi peningkatan produksi CPO dan batubara dari daerah

belakang.233

Pada tahun 2009, kegiatan pemuatan batubara mencapai 1.466.468

ton yang berasal dari 12 perusahaan batubara. Sedangkan pada tahun 2010

kegiatan pemuatan batubara meningkat mencapai 2.041.444 ton yang berasal dari

14 perusahaan batubara. Dari beberapa perusahaan yang melakukan kegiatan

pemuatan batubara di Pelabuhan Pulau Baai, PT Rekasindo dan PT Bukit Sunur

yang terbesar melakukan pemuatan.234

Dari keseluruhan total kegiatan pemuatan

batubara tersebut sebagian ditujukan untuk muatan antar pulau dan yang terbesar

ditujukan untuk muatan ekspor.

Aktivitas ekspor pada periode 2000–2010 mulai mengalami kemajuan pada

tahun 2004 dan terus meningkat dan mencapai puncak pada tahun 2010 dengan

jumlah 2.050.155 ton. Komoditi ekspor unggulan yaitu batubara, karet, cangkang

dan CPO. Komoditi ekspor yang dominan adalah batubara yang hampir mencapai

233Laporan PT (Persero) Pelabuhan II Cabang Bengkulu dalam Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Pelabuhan Bengkulu 234Lihat data Daftar Perusahaan Batu Bara yang Melakukan Kegiatan Pemuatan Batu Bara Tahun

2009 dan Tahun 2010 pada lampiran, sumber Laporan PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu

dalam Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI ke Pelabuhan Bengkulu

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Batubara

CPO

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

mencapai 95 persen dari total volume ekspor Propinsi Bengkulu.235

Komoditi

ekspor yang menduduki peringkat kedua adalah karet dan dikuti oleh cangkang

dan CPO.236

Komoditi yang selalu rutin dimuat adalah batubara, sedangkan untuk

komoditi lain bersifat fluktuatif. Namun pada tahun 2003 karet mulai menjadi

komoditi yang kontinu diekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai. Berikut

peningkatan arus barang ekspor dapat dilihat pada grafik arus barang ekspor

melalui Pelabuhan Pulau Baai 2001-2010.

Gambar 5.6 Arus Barang Ekspor Melalui Pelabuhan Pulau Baai 2001-2010237

Peningkatan arus barang ekspor menunjukan kemajuan yang signifikan

mulai tahun 2007 mencapai 807,826 ton dan terus mengalami kenaikan pada

tahun 2008 sebesar 1,000,988 ton. Berdasarkan tingkat volumenya, ekspor

melalui Pelabuhan Pulau Baai berasal dari empat komoditi andalan yaitu batubara,

kemudian diikuti oleh karet, cangkang dan CPO. Puncak ekspor melalui

Pelabuhan Pulau Baai pada tahun 2010 mencapai 2,052,155 ton dengan komoditi

utama batubara. Puncak ekspor pada tahun 2010 merupakan pencapaian tertinggi

235Bengkulu dalam Angka Tahun 2000. Badan Pusat Statistik, 2000. 236PT (Persero) Pelindo II. Studi Tinjau Ulang Pelabuhan Bengkulu. Dokumen Kompilasi Data,

Desember 2006. 237 Data Arus Barang Ekspor Melalui Pelabuhan Pulau Baai Tahun 2001-2010, dikeluarkan oleh

PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010

410,606 405,176 384,651

627,925 663,245

807,826

991,261

1,000,988

1,071,277

2,052,155

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 (NOV)

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

ekspor batubara dalam sejarah aktvitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai.238

Berikut

volume arus ekspor komoditi andalan yang dikapalkan melalui Pelabuhan Pulau

Baai dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 5.7 Volume Ekspor Komoditi Andalan Melalui Pelabuhan Pulau Baai

2001-2010239

Berdasarkan grafik di atas, volume ekspor batubara mulai mengalami

peningkatan sejak tahun 2007 dengan jumlah 960,543 ton kemudian pada tahun

2008 mencapai 989.422 ton dan 2009 ton mengalami kenaikan menjadi 991.671

ton dan ekspor batubara mencapai puncaknya pada tahun 2010 dengan kenaikan

volume ekspor yang tajam mencapai 1.859.603.240

Keberhasilan ini didukung oleh

tingkat produksi batubara yang tinggi dari daerah belakang.241

Ekspor batubara

pada tahun 2009-2010 merupakan masa puncak ekspor yang dukung oleh

produksi batubara yang tinggi dari perusahaan-perusahaan batubara yang

melakukan kegiatan pemuatan di Pelabuhan Pulau Baai. Pada tahun 2009 terdapat

12 perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan pemuatan

batubara dengan jumlah volume produksi yang meningkat. Gambaran 238Wawancara Turniadi (50 tahun), Supervisor Teknik Sipil PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu dan Amir Wijaya (49 tahun), Supervisor Administrasi Umum PT (Persero) Pelindo II

Cabang Bengkulu, wawancara dilakukan tanggal 5 Mei 2011 di Kantor PT Persero) Pelindo II

Cabang Bengkulu 239 Data Arus Barang Ekspor Melalui Pelabuhan Pulau Baai Tahun 2001-2010, dikeluarkan oleh PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010 (Telah diolah kembali) 240 Lihat Data Arus Barang Ekspor…Ibid 241PT (Persero) Pelindo II. Studi Tinjau Ulang Pelabuhan Bengkulu, Dokumen Kompilasi Data,

Desember, 2006.

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2,000,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Batubara

CPO

Karet

Cangkang

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

peningkatan produksi dan total volume kegiatan pemuatan batubara melalui

Pelabuhan Pulau Baai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.2 Daftar Perusahaan Batubara yang Melakukan KegiatanPemuatan

Batubara Tahun 2009

No Nama Perusahaan Batubara Jumlah (dalam ton)

1 PT. Core Mineral Indonesia 590.566

2 PT Bukit Bara Sejahtera 188.479

3 PT Ratu Samban Mining 175 785

4 PT Bara Adipratama 158.415

5 PT Inti Bara Perdana 150.716

6 PT Titan 63.213

7 PT Mineral Anugerah Sejahtera 40.759

8 PT Panca Makmur Bersama 36.633

9 PT Sanfax 36.223

10 PT Indonesia Riau Sri Avantika 16.316

11 PT Emirat 7.541

12 PT Saribumi Adilestari 1.732

Jumlah 1.466.468

Sumber: PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2009 (telah diolah)

Dari tabel di atas menunjukan peningkatan produksi batubara merupakan

faktor utama penggerak aktivitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai meningkat.

Total jumlah produksi dari keseluruhan perusahaan batubara yang mencapai

1.466.468 ton dimuat terutama untuk tujuan ekspor ke luar negeri dan sebagian

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pada tahun 2010 merupakan puncak ekspor batubara dengan pencapaian

volume ekspor yang naik secara signifikan mencapai angka 1,859,603 ton.

Peningkatan ini didukung oleh total volume produksi dari perusahaan-perusahaan

pertambangan batubara yang melakukan kegiatan pemuatan. Berikut daftar

perusahaan batubara yang melakukan pemuatan di Pelabuhan Pulau Baai.

Tabel 5.3 Daftar Perusahaan Batubara yang Melakukan Kegiatan Pemuatan

Batubara Tahun 2010

No Nama Perusahaan Batubara Jumlah (dalam ton)

1 PT. Rekasindo 486.532

2 PT. Bukit Sunur 452.015

3 PT. Ratu Samban Mining 214.446

4 PT. Irsa 213.521

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

5 PT. Titan Mining 201.341

6 PT. Bara Adi Pratama 122.758

7 PT. Bar Indah Lestari 95.235

8 PT Cita Selaras 86.979

9 PT. Sanfax 47.759

10 PT. Indonesia Riau 40.583

11 PT. Panca Makmur Bersama 36.214

12 PT. Borneo 28.144

13 PT. Danau Mas Hitam 9.025

14 PT Iru 6.892

Jumlah 2.041.444

Sumber: PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010 (telah diolah)

Perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan pemuatan

batubara melalui Pelabuhan Pulau Baai pada tahun 2010 mengalami peningkatan

menjadi 14 perusahaan dengan total jumlah muatan mencapai 2.041.444 ton.

Perusahaan pertambangan batubara yang paling besar melakukan pemuatan

adalah PT Rekasindo dan PT Bukit Sunur.

Pada periode tahun 2007-2010 Pelabuhan Pulau Baai mulai mengalami

kenaikan aktivitas ekspor yang sebelumnya mengalami kondisi yang menurun

akibat pemanfaatan Pelabuhan Pulau Baai yang kurang optimal. Pada masa

puncak aktivitas ekspor yang mulai menunjukan kenaikan pada tahun 2007,

Pelabuhan Pulau Baai mengalami kendala operasional berupa sedimentasi yang

menyebabkan pendangkalan alur pelayaran. Puncak pendangkalan pelabuhan

terjadi pada tahun 2010 dengan kedalaman alur pelayaran mencapai -3,5 M LWS

yang sebelumnya -10 M LWS. Pendangkalan di pintu masuk pelabuhan ini

menyebabkan banyak kapal-kapal kandas dan kapal bertonase besar tidak dapat

masuk ke pelabuhan.

Namun, hal ini tidak menunjukan pengaruh yang berarti bagi aktivitas

ekspor dari Pelabuhan Pulau Baai. Dalam mengatasi kendala operasional tersebut

agar pelabuhan tetap dapat melakukan aktivitas muat, maka cara ang dilakukan

adalah dengan sistem transshipment. Komoditi ekspor yang akan dikapalkan

menggunakan kapal angkut berkapasitas 30 ribu ton dan tongkang menuju Pulau

Tikus dimana kapal-kapal besar pengangkut komoditi ekspor bersandar. Cara ini

menjadi tidak efisien dalam hal waktu dan biaya bongkar-muat. Namun tidak ada

cara lain, bagi kegiatan pemuatan batubara dari perusahaan-perusahaan

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

pertambangan batubara yang tergantung dengan pelabuhan ini dalam

mendistribusikan hasil produksi.242

Berdasarkan gambaran volume ekspor komoditi andalan pada tahun 2001-

2010, komoditas penopang diekspor dari pelabuhan Pulau Baai Bengkulu hanya

batubara, karet setengah jadi (crumb rubber) dan cangkang kelapa sawit,

sedangkan jenis kopi, kakao dan minyak mentah kelapa sawit (CPO) dikapalkan

dari pelabuhan daerah lain. Negara tujuan ekspor batubara dan cangkang yaitu

Malaysia, India, Thailand, Philipina dan Jepang. Untuk karet (crumb rubber)

diekspor ke negara Amerika melalui Singapura.243

Komoditi CPO dan kopi yang mengalami penurunan muatan melalui

Pelabuhan Pulau Baai disebabkan oleh pendangkalan alur masuk pelabuhan

menyebabkan kapal-kapal pelayaran pengangkut hasil produksi yang akan

diekspor berkurang. Kapal-kapal ini lebih memilih untuk singah ke pelabuhan lain

seperti di Pelabuhan Teluk Bayur dan Pelabuhan Panjang. Akibat kunjungan

kapal-kapal yang menurun maka produsen penghasil komoditi enggan

mendistribusikan ke Pelabuhan Pulau Baai. Perusahaan-perusahaan perkebunan di

wilayah Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan menyediakan CPO dan batubara.

Namun perusahaan ini mengalirkan hasil produksinya untuk didistribusikan

melalui pelabuhan lain yang terdekat. Seperti Perusahaan minyak kelapa

sawit/CPO di wilayah Bengkulu Utara mengekspor ke Padang, sedangkan

perusahaan minyak kelapa sawit/CPO Bengkulu Selatan diekspor ke Pelabuhan

Jambi, Pelabuhan Tanjung Api-Api (Palembang) dan Pelabuhan Panjang

(Lampung).244

Dengan demikian dapat dikatakan, puncak aktivitas ekspor dari

Pelabuhan Pulau Baai hanya berasal dari komoditi batubara dan karet.

Gambaran aktivitas impor di Pelabuhan Pulau Baai hanya berjumlah skala

kecil. Hal ini karena Pelabuhan Pulau Baai lebih dominan melayani aktivitas

ekspor. Arus barang impor yang masuk melalui Pelabuhan Pulau Baai dilihat dari

242Amin Wijaya, (48 tahun), Supervisor Administrasi Umum PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu, tanggal 5 Mei 2011, di Kantor PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu

243Laporan PT (Persero) Pelabuhan II Cabang Bengkulu dalam Kunjungan Kerja Komisi VI DPR

RI ke Pelabuhan Bengkulu 244 Wawancara Sugeng Darojati, (40 tahun), Kasi Kepelabuhan dan Perkapalan, Dinas

Perhubungan Propinsi Bengkulu, tanggal 4 Mei 2011, di Kantor Dinas Perhubungan Propinsi

Bengkulu

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

volume terbilang rendah hanya mencapai kisaran 1,000 ton sampai 23,000 per

tahun. Rendahnya arus barang impor dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 5.8 Arus Impor Barang di Pelabuhan Pulau Baai 2001-2010

Aktivitas impor melalui Pelabuhan Pulau Baai hanya berjumlah skala kecil.

Hal ini karena pelabuhan ini lebih banyak melayani aktivitas ekspor dari pada

impor. Dari segi jenisnya, barang impor yang masuk melalui Pelabuhan adalah

pupuk, beras, garam, gula pasir dan aspal. Pada tahun 2001 arus barang impor

yang masuk melalui Pelabuhan Pulau Baai hanya pupuk. Kemudian pada tahun

2002 barang impor yang masuk mencapai kenaikan yang cukup drastis dengan

adanya impor beras yang didatangkan dari India. Pada tahun 2007 arus barang

impor mengalami kenaikan meskipun tidak terlalu tajam. Pada tahun 2007-2010

komoditi impor yang masuk ke Pelabuhan Pulau Baai berupa aspal curah yang

dari Singapura.245

245Laporan PT (Persero) Pelabuhan II Cabang Bengkulu dalam Kunjungan Kerja Komisi VI DPR

RI ke Pelabuhan Bengkulu

1,212

23,031

0 618

3,248

0

8,499

6,258

2,056 4,101

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 (NOV)

Ton

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Usaha pengajuan usul pembangunan Pelabuhan Pulau Baai sudah

diupayakan sejak Propinsi Bengkulu berdiri pada tahun 1968. Namun realisasi

pembangunan fisik Pelabuhan Pulau Baai terlaksana pada tahun 1980. Hal ini

disebabkan karena prioritas pembangunan pada program Pelita I dan II lebih dulu

difokuskan konsolidasi aparatur negara, perbaikan infrastruktur jalan dan

jembatan serta pengembangan daerah belakang sebagai pemasok komoditi

perdagangan sehingga mendukung aktivitas pelabuhan.

Seiring dengan perkembangan daerah belakang yang semakin pesat

menghasilkan komoditi perdagangan, maka perkembangan aktivitas Pelabuhan

Pulau Baai yang mulai beroperasi tahun 1984 turut mengalami peningkatan.

Perkembangan daerah belakang yang menghasilkan komoditi ekspor andalan

seperti karet, kopi, kelapa sawit olahan dan batubara turut ikut mendorong

aktivitas pelabuhan semakin mengeliat memasuki era tahun 1990.

Berdasarkan temuan data aktivitas pelabuhan selama periode tahun 1984-

2010, pelabuhan ini lebih banyak didominasi oleh aktivitas ekspor dengan

komoditi utama yaitu batu-bara. Komoditi batubara menjadi tulang sendi utama

penggerak aktivitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai. Sedangkan komoditi andalan

lainnya dari sektor perkebunan seperti karet, kopi dan CPO mengalami fluktuasi

dan pasang surut setiap tahunnya sehingga tidak selalu kontinyu dimuat melalui

Pelabuhan Pulau Baai.

Kondisi demikian disebabkan oleh Pelabuhan Pulau Baai mengalami

kendala operasional berupa tingkat sedimentasi yang tinggi yang menyebabkan

pendangkalan di pintu alur masuk pelabuhan. Kendala operasional ini

menyebabkan biaya operasioanal pelabuhan yang besar karena dibutuhkan

pengerukan rutin setiap tahunnya.

Pada tahun 2010 merupakan puncak aktivitas pelabuhan. Namun di sisi lain

terjadi pendangkalan yang parah pada alur pelabuhan Pulau Baai hingga mencapai

kedalaman -3,5 M LWS. Kondisi alur pelabuhan yang semakin dangkal

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

menyebabkan kapal-kapal besar berukuran 15.000 ton tidak dapat masuk dan

kandas di pintu masuk pelabuhan. Namun situasi ini tidak berdampak pada

turunnya aktivitas ekspor di Pelabuhan ini. Dalam kondisi yang mengkhawatirkan

terancam lumpuh, Pelabuhan Pulau Baai mengalami kemajuan puncak ekspor

pada tahun 2010. Hal ini sangat kontradiktif, mengingat alur pelayaran merupakan

hal yang sangat vital sebagai pintu masuk kapal-kapal ke pelabuhan.

Muatan ekspor di Pelabuhan Pulau Baai yang mengalami puncaknya,

didominasi oleh batubara. Komoditi lain seperti CPO dan karet mengalami

penurunan. Dengan demikian dapat dikatakan, masa puncak aktivitas ekspor di

Pelabuhan Pulau Baai hanya bertumpu pada satu komoditi ekspor yaitu batubara,

tetapi tidak diimbangi dengan komoditi andalan lainnya

Pegembangan Pelabuhan Pulau Baai sebagai pelabuhan utama pada

akhirnya menjadi dilematis karena di satu sisi berperan terhadap peningkatan

ekspor batubara yang mencapai puncaknya pada tahun 2010 tetapi di sisi lain

menurunkan jumlah jenis komoditi yang selama ini menjadi andalan Bengkulu

yaitu CPO dan karet. Kedua komoditi akhirnya harus didistribusikan melalui

pelabuhan daerah lain sehingga hal ini menyebabkan kerugian bagi pihak PT

(Persero) Pelindo II dan juga mengurangi pendapatan daerah. Tidak hanya itu,

dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya masalah

pendangkalan adalah arus suplai barang konsumsi yang tersendat karena aktivitas

bongkar muatan kapal di pelabuhan terlambat. Akibatnya tak jarang daerah

Bengkulu mengalami kelangkaan barang-barang konsumsi dan terpaksa

mendatangkan barang-barang tersebut dari pelabuhan daerah lain. Jadi, sudah

dipastikan harga barang-barang konsumsi di pasaran akan meningkat akibat tidak

optimalnya peran pelabuhan sebagai pintu gerbang lalu lintas barang.

6.2 Epilog

Jika dilihat dari potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Propinsi

Bengkulu, daerah ini besar peluangnya untuk menjadi daerah yang maju

perekonomianya terutama dari sektor perkebunan dan pertambangan. Namun

kemajuan suatu wilayah tidak dapat didukung hanya karena memiliki potensi

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

sumber daya alam saja, namun juga harus didukung oleh infrastruktur yang baik

sebagai akses transportasi pendistribusian hasil-hasil produksi tersebut.

Perkembangan perdagangan dunia pada masa globalisasi sekarang ini

membutuhkan akses transportasi yang menghubungkan daerah satu dengan

lainnya bahkan negara satu dengan lainnya. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan

transportasi laut yang dapat mengakut komoditi perdagangan dalam skala besar

dengan waktu yang efisien. Di sinilah peran pelabuhan menjadi satu kebutuhan

penting untuk dikembangkan sebagai pintu gerbang lalu lintas komoditi

perdagangan baik tujuan antar pulau maupun antar negara.

Pelabuhan Pulau Baai yang didukung oleh daerah hinterland yang prospektif

menghasilkan komoditi yang bernilai ekspor tinggi, sudah selayaknya

dikembangkan dan diberikan perhatian khusus dalam hal peningkatan fasiltas

pelabuhan dan penaggulangan kendala operasional yang selama ini membuat

pelabuhan ini tidak berfungsi optimal.

Masa puncak ekspor yang selama ini dicapai bisa melebihi target jika

pengembangan infrastruktur ditingkatkan dan pelabuhan dalam kondisi yang

prima sehingga hal ini dapat mendukung pencapaian ekspor yang semakin

meningkat untuk waktu ke depan. Jika ditinjau dari posisi Pelabuhan Pulau Baai

yang berdampingan dengan Pelabuhan Teluk Bayur, Pelabuhan Panjang dan

Pelabuhan Palembang yang sudah berkembang lebih dulu. Maka Pelabuhan Pulau

Baai juga dapat berkembang mengimbangi kemajuan pelabuhan-pelabuhan

tersebut.

Pelabuhan Pulau Baai mempunyai daerah hinterland yang juga berbatasan

dengan pelabuhan-pelabuhan tersebut. Namun jika dilihat dari segi jarak tempuh

yang menghubungkan daerah belakang dengan Pelabuhan Pulau Baai, sebenarnya

jarak tersebut lebih terjangkau, namun belum ada akses jalur transportasi kereta

api yang dapat mengangkut komoditi perdagangan tersebut secara massal.

Dengan pengembangan sektor perkebunan dan pertambangan daerah

belakang yang didukung oleh peningkatan infrastruktur transportasi jalur kereta

api serta pelabuhan dengan fasilitas yang baik, niscaya keterbatasan

perkembangan Propinsi Bengkulu yang selama ini terisolasi mampu menjadi

daerah yang maju.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Peran penting pelabuhan tidak hanya berdampak bagi pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan daerah secara makro, namun juga memberikan sumbangan yang

besar terhadap kelancaran arus barang-barang konsumsi bagi masyarakat sehingga

jumlah dan harga barang konsumsi di pasaran dapat terkendali dan terjangkau

oleh masyarakat secara umum.

Sedangkan ditinjau dari kancah perdagangan global, Pelabuhan Pulau Baai

berada pada perairan Samudera Hindia yang sedang dikembangkan menjadi jalur

alternatif pelayaran akibat volume hilir mudik kapal-kapal dagang di jalur Selat

Malaka yang semakin meningkat. Orientasi perdagangan dunia sekarang telah

beralih ke negara-negara industri baru di kawasan Asia Timur, yang sudah pasti

pada masa yang akan datang perkembangan akitivitas perdagangan di jalur Selat

Malaka semakin padat dan ramai.. Perairan Samudera Hindia ini dapat dipakai

sebagai rute alternatif yang dapat dilalui oleh kapal-kapal dagang dan tanker-

tanker minyak, sehingga keberadaan sebuah pelabuhan dalam rute ini akan

semakin diperlukan. Dalam hal ini, Pelabuhan Pulau Baai telah menempati lokasi

yang strategis sehingga pelabuhan ini dapat dipersiapkan sebagai pelabuhan yang

dapat mampu menghadapi perkembangan globalisasi dan ikut berkontribusi bagi

kelancaran aktivitas perekonomian dunia.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Arsip

Bengkulu Dalam Angka 1988, Kerja Sama Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu, Kantor Statistik Propinsi

Bengkulu

Bengkulu Dalam Angka 1989, Kerja Sama Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu, Kantor Statistik Propinsi

Bengkulu

Bengkulu Dalam Angka 1990, Kerja Sama Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu, Kantor Statistik Propinsi

Bengkulu

Bengkulu Dalam Angka 2000, Kerja Sama Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu, Kantor Statistik Propinsi

Bengkulu

Bengkulu Dalam Angka 2007, Kerja Sama Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu, Kantor Statistik Propinsi

Bengkulu

Bengkulu Dalam Angka 2009, Kerja Sama Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu, Kantor Statistik Propinsi

Bengkulu

Bengkulu Dalam Angka 2010, Kerja Sama Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Bengkulu, Kantor Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 1982, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 1986, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 1994, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 1996, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 1998, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 2001, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 2006, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 2007, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Statistik Perhubungan Propinsi Bengkulu 2009, Badan Pusat Statistik Propinsi

Bengkulu

Program Strategis Sektor Perhubungan Provinsi Bengkulu, Dinas Perhubungan

Propinsi Bengkulu

Proposal Pembangunan Jalur Kereta Api Kora Padang-Pulau Baai dalam

Menunjang Pembangunan Wilayah Propinsi Bengkulu, Pemerintah Daerah

Provinsi Bengkulu Dinas Perhubungan, 2007

Proposal Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Dinas Perhubungan

Provinsi Bengkulu, 2007

Proposal Studi Sedimentasi Di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Dinas

Perhubungan Provinsi Bengkulu, 2007

Proposal Pengembangan Break Water Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, Dinas

Perhubungan Provinsi Bengkulu, 2007

Proposal Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai, Dinas Perhubungan Provinsi

Bengkulu, 2007

Monografi Daerah Bengkulu Jilid I. Tim Monografi Daerah Bengkulu. Proyek

Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan RI

Monografi Propinsi Bengkulu Tahun 1983, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I

Bengkulu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Project Prospectus Development of Port Related Industry At Bengkulu Port,

Indonesia Port Corpration II, 1984

Laporan Tahunan Tahun Anggaran 1981/1982. Kantor Wilayah Departemen

Penerangan Propinsi Bengkulu. Proyek Operasi Penerangan Bengkulu

―10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

―Bengkulu Kini‖ Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat

I Bengkulu Periode 17 Juli 1989 s/d 17 Juli 1994

Pendapatan Regional Propinsi Bengkulu 1983-1991. Perwakilan Biro Pusat

Statistik. Kantor Statistik Propinsi Bengkulu

Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bengkulu. 22 Tahun Propinsi Bengkulu 18

November 1990. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Monografi Propinsi Bengkulu 1995, Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I

Bengkulu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Indonesia Port Corpration II Corporate Primer, 1993

Buku Data Pokok Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Dati I Bengkulu

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 1995/1996

Tataran Transportasi Wilayah Propinsi Bengkulu, Dinas Perhubungan Propinsi

Bengkulu, 2004

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009. Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional

Rencana Induk Pelabuhan Bengkulu Propinsi Bengkulu, Departemen

Perhubungan Republik Indonesia, 2008

Laporan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Bengkulu dalam Kunjungan

Kerja Komisi VI DPR-RI, 2008

Company Profile PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), 2008

Buku

Anwar, Rosihan. Sejarah Kecil Petite Histoire Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas, 2005

Braudel, Ferdinand. The Mediterranean and the Mediterranean World in The Age

of Philip II. (Volume II) London: University of California Press, 1995.

Broeze, Frank. Brides of the Sea: Port Cities of Asia From the 16th

-20th

Centuries,

Kensington: New South Wales University Press, 1989.

Burhan, Firdaus. Bengkulu dalam Sejarah. Jakarta: Yayasan Pengembang Seni

Budaya Nasional Indonesia, 1988

Chauduri, K.N. Trade and Civilisation in the Indian Ocean, An Economic History

from The Rise of Islam to 1750. Cambridge: Cambridge University Press,

1985.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Dault, Adhyaksa. Pemuda dan Kelautan. Jakarta: PT Pustaka Cidesindo, 2008

Djojohadikusumo, Sumitro. Perkembangan Ekonomi Indonesia Selama Empat

Tahap Pelita. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1989.

Hall, Kenneth. Maritime Trade and State Development in Early Southeast Asia.

Honolulu: University of Hawaii Press, 1985.

Ichimura, Shinichi (Ed). Pembangunan Ekonomi Indonesia. Masalah dan

Analisis. Jakarta: UI Press, 1989

Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Yogjakarta: Penerbit

Ombak, 2007.

Lapian, Adrian B. Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut. Jakarta: Komunitas

Bambu, 2008

______________, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke 16-17. Jakarta:

Komunitas Bambu, 2008

______________, Soewadji Sjafei (ed), Sejarah Sosial Daerah Bengkulu.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai

Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1984

Reid, Anthony. Pendahuluan: Pasar dan Misteri. Dalam Anthony Reid (Ed).

Sumatera Tempo Doeloe Dari Marco Polo sampai Tan Malaka. Jakarta:

Komunitas Bambu, 2010

Ricklefs, M.C. Sejarah Indonesia Modern. Yogjakarta: Gajah Mada University

Press, 1989.

Setiyanto, Agus. Orang-Orang Besar Bengkulu Riwayatmu Dulu. Yogjakarta:

Penerbit Ombak, 2001

___________, Elite Pribumi Bengkulu Perspektif Sejarah Abad ke 19. Jakarta:

Balai Pustaka, 2001

Soedjono, Wiwoho. Pengangkutan Laut Dalam Hubungannya Dengan Wawasan

Nusantara. Jakarta: Bina Aksara, 1983.

Susanto, Darwin. Menyibak Misteri Bangkahulu. Yogjakarta: Penerbit Ombak,

2010

Tim Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Provinsi Bengkulu, Sejarah

Daerah Bengkulu. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat

Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan

Kebudayaan Daerah, 1977/1978

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Tim Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Provinsi Bengkulu.

Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Bengkulu. Departement Pendidikan

dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, 1978/1979

Triatmodjo, Bambang. Pelabuhan. Yogjakarta: Beta Offset, 2003

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,

P. Lim Pui Hen, James H. Morrison dan Kun Chong Guan (ed.), Sejarah Lisan di

Asia Tenggara, R. Z. Leirissa (alih bahasa), Jakarta: LP3ES, 2000

Purwaka, Tommy H. Pelayaran Antar Pulau Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara,

1993

Zuhdi, Susanto. Cilacap 1830-1942 Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan Di

Jawa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2001

Karya yang tidak dipublikasikan

Linda Sunarti, Pembangunan dan Perkembangan Swettenham di Malaysia 1900-

1983. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Makalah dan Jurnal

Novita, Aryandini dan Darmansyah, Perkembangan Arsitektur Kota Bengkulu

Masa Kolonial (Makalah)

Lapian, Adrian B. Mendekati Sejarah Nusantara dari Laut. The Habibie Center.

Years 1999-2010. Makalah Presentasi Penerimaan Habibie Award 2010,

Puri Ratna, Hotel Grand Sahid Jaya. Jakarta: Penerbit Yayasan Sumber Data

Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM IPTEK), 2010

Lapian, Adrian B. Sejarah Nusantara Sejarah Bahari. Pidato pengukuhan yang

diucapapkan pada upacara penerimaan jabatan Guru Besar Luar Biasa

Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tanggal 4 Maret 1992

Tata Kota Bengkulu Abad XVIII dalam Jurnal Arkeologi Siddhayatra Nomor

1/III/Mei/, 1998

Artikel Surat Kabar/Majalah Online:

Agus Setiyanto, Sejarah Bengkulu,

<http://agussetiyanto.wordpress.com/tag/sejarah-bengkulu> Diakses 29

Desember 2010

Gambaran Umum Pelabuhan Bengkulu: Sejarah Singkat,

<http://www.bengkuluport.com> Diakses 10 Desember 2010

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

156 Kapal besar kandas di Pulau Baai. Bisnis, 09 November 2010.

<http://www.bisnis.com> Diakses 10 Januari 2011

Dua Kapal Kandas di Pelabuhan Pulau Baai. Tempointeraktif: Sabtu, 26

September

2009<http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/09/26/brk,20090926-

199473,id.html> Diakses pada tanggal 29 September 2011

Pendangkalan Ancam Pelabuhan Baai. Media Indonesia: Jumat, 12 November

2010.

<http://www.mediaindonesia.com/read/2010/11/11/181306/126/101/Pendan

gkalan_Ancam_Pelabuhan_Baai> Dakses tanggal 26 Juni 2011

Gara-Gara Pelabuhan Pulau Baai Dangkal, Pasokan BBM Terhambat..Media

Indonesia,<http://www.mediaindonesia.com/read/2010/08/08/164004/126/1

01/Diakses 23 Agustus 2010

Pelindo Targetkan Kapalkan 3 Juta Ton Batu Bara, Diakses Minggu, 5 Desember

2010<http://www.metrotvnews.com/read/news/2010/12/05/35990/Pelindo-

Targetkan-Kapalkan-3-Juta-Ton-Batu-Bara> Diakses 22 Juni 2011

Pelindo Optimistis Pengapalan Batu Bara terus Meningkat. Diakses Rabu, 24

November2010<http://www.mediaindonesia.com/read/2010/11/11/183688/2

1/2/Pelindo_Optimistis_Pengapalan_Batu_Bara_terus_Meningkat>

Pelabuhan Pulau Baai Alami Pendangkalan Hebat. Diakses 20 Januari 2011.

<http://www.suarapembaruan.com/home/pelabuhan-pulau-baai-alami-

pendangkalan-hebat/2862>

Wawancara:

Amin Wijaya, (48 tahun), Supervisor Administrasi Umum PT (Persero) Pelindo II

Cabang Bengkulu, tanggal 5 Mei 2011, di Kantor PT (Persero) Pelindo II

Cabang Bengkulu

Bahari, (55 tahun), warga kampong nelayan desa Selebar, tanggal 6 Mei 2011, di

kampung nelayan desa Selebar

Eko Hadi Saputra, (33 tahun), Staff Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi

Bengkulu, tanggal 7 Mei 2011 di Kantor Bappeda Propinsi Bengkulu

Sugeng Darojati, (40 tahun), Kasi Kepelabuhan dan Perkapalan, Dinas

Perhubungan Propinsi Bengkulu, tanggal 4 Mei 2011, di Kantor Dinas

Perhubungan Propinsi Bengkulu

Turniadi, (50 tahun), Supervisor Teknik Sipil PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu, tanggal 5 Mei 2011, di Kantor PT (Persero) Pelindo II Cabang

Bengkulu.

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Lampiran 1

DATA FASILITAS PELABUHAN BENGKULU A.Fasilitas Kolam & Dermaga.

NO NAMA FASILITAS PANJANG LEBAR KEDALAMAN KET

(M') (M')

1 Kolam Pelabuhan 4.000 2.500 - 2 s/d -12 M LWS Baik

2 Break Water ( Penahan

Gelombang)

- Sebelah Kiri 652 6 - Baik

- Sebelah Kanan 420 6 - Baik

3 Alur Masuk Pelabuhan :

- Kanal 1.000 400 - 1 s/d -7 M LWS Baik

- Alur Pelayaran 1.900 80 - 7 M LWS Baik

4 Dermaga Samudera 165 18 - 7 M LWS Baik

5 Dermaga Nusantara 84 18 - 7 M LWS Baik

6 Dermaga Lokal 124 10 - 3 M LWS Baik

7 Dolpin Dermaga Samudera

- Breasting Dolpin 2 buah 5,5 6,5 - 10 M LWS Baik

- Moring Dolpin 4 buah 3,5 4 - 6 M LWS Baik

B.Fasilitas Tanah, Lapangan & Gudang Penumpukan

NO NAMA FASILITAS PANJANG LEBAR LUAS KET

(M') (M')

1 Tanah Daratan - - 1.192,6 Ha Baik

2 Kolam Pelabuhan :

- Perairan Dalam - - 1.000 Ha Baik

- Perairan Luar - - 2.183,47 Ha Baik

3 Gudang Samudera 70 35 2.450 M2 Baik

4 Gudang Lokal 50 35 1.750 M2 Baik

5 Lapangan Penumpukan

- Lapangan Samudera - - 1.100 M2 Baik

- Nusantara - - 6.772 M2 Baik

C. Fasilitas Peralatan

NO NAMA FASILITAS JUMLAH SATUAN KAPASITAS KET

1 Kapal Tunda 1 Unit 1.160 HP Baik

2 Kapal Pandu 1 Unit 400 HP Baik

3 Conveyor belt

- Conveyor Belt A 1 Unit 500 T/JAM Baik

- Conveyor Belt B 1 Unit 1000 T/JAM Baik

4 Crane IHI 1 Unit 25 TON Baik

5 Forklift Datsun 2 Unit 2 TON Baik

Forklift Toyota 1 Unit 3 TON Baik

6 Hoper Box 4 Buah 8 TON Baik

7 PMK 1 Unit 5 TON Baik

8 Air Minum (Bak Reservoir)

- Dermaga Samudera 1 Unit 50 TON Baik

- Dermaga Lokal 1 Unit 50 TON Baik

Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Lampiran 2

Struktur Organisasi Pelabuhan Bengkulu

PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA II CABANG BENGKULU

General Manager

Manager Pelayanan

Jasa

Supervisor Rendal

Supervisor Pelayanan, Kapal & Barang

Supervisor Pelayanan

Umum

Supervisor Pemandu &

Penunda

Supervisor TELKOM & Administrasi

Manager Usaha

Terminal

Supervisor Pelayanan

Bongkar Muat

Supervisor Peralatan

Supervisor Administrasi

Uster

Manager Teknik &

Sistem Operasi

Supervisor Teknik Sipil

Supervisor Alat Apung

Supervisor Sistem

Informasi

Manager Keuangan

Supervisor Anggaran & Akuntansi

Supervisor Pendapatan &

Pembend

Manager SDM & Umum

Supervisor Adm.Umum

& RT

Supervisor Sumber Daya

Manusia

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Lampiran 3

Peta Lay Out Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, 2010

(Sumber: PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Lampiran 4

Daftar Perusahaan Batubara yang Melakukan Kegiatan Pemuatan

Batubara dan Cangkang Tahun 2009

No Nama Perusahaan Batubara Jumlah (ton)

1 PT. Core Mineral Indonesia 590.566

2 PT Inti Bara Perdana 150.716

3 PT Mineral Anugerah Sejahtera 40.759

4 PT Bara Adipratama 158.415

5 PT Bukit Bara Sejahtera 188.479

6 PT Ratu Samban Mining 175 785

7 PT Indonesia Riau Sri Avantika 16.316

8 PT Titan 63.213

9 PT Emirat 7.541

10 PT Panca Makmur Bersama 36.633

11 PT Saribumi Adilestari 1.732

12 PT Sanfax 36.223

Jumlah 1.466.468

Sumber: PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2009

Daftar Perusahaan Batubara yang Melakukan Kegiatan Pemuatan

Batubara dan Cangkang Tahun 2010

No Nama Perusahaan Batubara Jumlah (ton)

1 PT. Bukit Sunur 452.015

2 PT. Danau Mas Hitam 9.025

3 PT. Irsa 213.521

4 PT. Rekasindo 486.532

5 PT. Indonesia Riau 40.583

6 PT. Titan Mining 201.341

7 PT. Bar Indah Lestari 95.235

8 PT. Borneo 28.144

9 PT. Ratu Samban Mining 214.446

10 PT. Bara Adi Pratama 122.758

11 PT Cita Selaras 86.979

12 PT. Sanfax 47.759

13 PT Iru 6.892

14 PT. Panca Makmur Bersama 36.214

Jumlah 2.041.444

Sumber: PT. (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu, 2010

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

DOKUMENTASI FOTO

Foto 1 Pelabuhan Bengkulu Lama, 1930 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 2 Kondisi kolam pelabuhan tahun 1980 sebelum pemotongan lidah pasir menjadi alur pelayaran

(Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 3 Alur masuk kolam Pelabuhan Pulau Baai setelah dilakukan pengerukan dan pemotongan lidah

pasir tahun 1984 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 4 Lay Out Pelabuhan Pulau Baai (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 5 Peresmian Pelabuhan Pulau Baai oleh Presiden Soeharto tahun 1984 (Repro Eva Riana

Sumber: “10 Tahun Menjebol Isolasi Bengkulu”, Memori Serah Terima Jabatan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Bengkulu Periode 1984-1989)

Foto 6 Meriam yang ditemukan pada saat pengerukan alur pelabuhan (Dokumentasi Eva Riana)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 7 Kolam Pelabuhan Pulau Baai luas 1.000 Ha (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 8 Pemecah Gelombang (Break Water) dibangun tahun 1984 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II

Cab. Bengkulu

Foto 9 Kantor Pelabuhan Pulau Baai PT (Persero) Pelindo II Cabang Bengkulu (Dokumentasi Eva

Riana)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 10 Dermaga Lokal dibangun tahun 1980 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 11 Dermaga Samudera dibangun 1984 sebagai dermaga ekspor (Sumber: PT (Persero) Pelindo II

Cab. Bengkulu)

Foto 12 Dermaga Nusantara dibangun tahun 1991 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 13 Gudang Samudera dibangun tahun 1984 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 14 Gudang Lokal dibangun tahun 1984 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 15 Lapangan penumpukan yang dibangun tahun 1989 dan tahun 1995 (Dokumentasi Eva Riana)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 16 Fasilitas Conveyor Belt sebagai peralatan penunjang bongkar muat barang curah kering, 1989

(Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu

Foto 17 Conveyor Belt A, peralatan bongkar muat batu bara dengan kapasitas 500 ton/jam di

Dermaga Samudera, 1989 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 18 Conveyor Belt B, kapasitas 1.000 ton/jam di Dermaga Samudera, 1995 (Sumber: PT (Persero)

Pelindo II Cab. Bengkulu)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 19 Aktivitas Muat Batu Bara ke Tongkang Menggunakan Conveyor Belt di Dermaga Samudera

Pulau Baai (Dokumentasi Eva Riana)

Foto 20 Mobil crane dioperasikan tahun 1984 (Dokumentasi Eva Riana)

Foto 21 Forklift dioperasikan tahun 1984 dan penambahan forklift tahun 2005 (Dokumentasi Eva

Riana)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 22 Kapal Tunda T.B Selat Bunga Laut, 1978 (Dokumetasi Eva Riana)

Foto 23 Motor Pandu Pelabuhan Pulau Baai, 2003 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 24 Mobil Pemadam Kebakaran (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 25 Reservoir Dermaga Nusantara, 2005 (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Figure 26 Kondisi Alur Pelayaran tahun 2002 yang dipertahankan kedalaman sampai – 10 M LWS

(Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu

Foto 27 Kondisi Alur Pelayaran Tahun 2007 yang tidak dilakukan pengerukan (Sumber: PT (Persero)

Pelindo II Cab. Bengkulu

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 28 Kondisi alur pelayaran tahun 2010 mencapai kedalaman - 3,5 M LWS akibat sedimentasi

(Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu

Foto 29 Kondisi alur pelayaran akibat sedimentasi tahun 2010 dari foto udara (Sumber: PT (Persero)

Pelindo II Cab. Bengkulu)

Foto 30 Jalur masuk kapal tidak melalui alur pelayaran (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab.

Bengkulu)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN DAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20298235-T29967-Eva Riana.pdf · Tabel 4.9 Kegiatan Bongkar Muat dan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan . ...

Universitas Indonesia

Foto 31 Pengerukan Alur Pelayaran Pelabuhan Pulau Baai (Sumber: Suara Pembaharuan)

Foto 32 Sedimentasi mengakibarkan kapal besar kandas di alur masuk pelabuhan dan ditarik

menggunakan motor pandu (Sumber: PT (Persero) Pelindo II Cab. Bengkulu)

Pembangunan dan..., Eva Riana, FIB UI, 2012