Sistem Bongkar Muat

34
Sebelum muatan dimuat maka : Ruang muat harus dipersiapkan untuk menerima muatan. Pengetesan, pengecekan ruang muat serta alat-alat muat bongkar muat dan perlengkapan lainnya yang berurutan dengan muat bongkar. Persiapan ruang muat sangat bergantung dari jenis muatan yang mau dimuat, sifat muatan tersebut serta keadaan palka (bentuk, letak, ada tidaknya tiang-tiang (dsb) . Persiapan ruang muat meliputi hal-hal : Pembersihan ruang muat Pemeriksaan, pengetesan (checking) ruang muat. Pembersihan ruang muat : Mengeluarkan sisa-sisa/bekas-bekas muatan yang terdahulu, demikian pula sisa-sisa/bekas-bekas terapan-terapan. Menyapu (sweeping) ruang tersebut sampai bersih. Kalau perlu pakailah serbuk gergaji agar sisa-sisa muatan yang terdahulu yang melekat di atas palka, dinding- dinding bisa tersapu semuanya. Terapan-terapan yang masih baik dikumpulkan disatu tempat, dan sisa-sisa kotoran dikumpulkan di atas dek. Kalau ada tongkang kotoran, dibuang ke tongkang. Setelah selesai di sapu bersih, lalu dibersihkan dengan air tawar agar debu- debu sapuan turun. Dalam membersihkan ini jangan lupa sisa kotoran yang mungkin masuk ke dalam got palka agar ikut dibersihkan. Air cucian ini dihisap keluar memakai pompa got. Perhatikan saringan got jangan sampai tersumbat. Kalau perlu saringan got diangkat keluar untuk dibersihkan, dimeni lalu dicat kembali. Setelah dibersihkan dengan air tawar, jalankan ventilasi palka agar palka tersebut cepat kering. Andai kata ruangan tersebut berbau, maka air pencuci diberi sedikit bahan kimia untuk menghilangkan bau tersebut. Jika dianggap palka tersebut masih ada hama tikus atau hama-hama lainnya, sebaiknya diadakan pembasmian hama tikus ataufumigation. Kalau perlu palka tersebut dicat kembali agar kutu-kutu, lipas dll mati Khusus untuk ruangan dingin: dibersihkan, geladaknya digosok, dosemprot dan dirawat dengan kapur putih. Untuk menghilangkan bau-baunya disemprot dengan air yang dicampur dengan bahan kimia. Kalau perlu pembersihannya di bawah petunjuk seorang surveyor. Pengecekan ruang muat : Pemeriksaan dilakukan oleh Mualim I atau kalau perlu dengan seorang surveyor. Hal- hal yang harus diperhatikan antara lain: Kebersihan ruang muat secara keseluruhan. Bukan saja bersih, tetapi juga harus kering. Dunnage tetap harus dalam keadaan baik, jumlahnya harus cukup. Yang rusak diperbaiki atau diganti baru. Drainage system (pembuangan/got-got) harus bersih. Saringan dalam keadaan baik dan tidak tersumbat oleh kotoran atau karat. Di-test dengan memasukkan air ke dalam got, lalu dipompa. Bila tidak memakai air cukup dengan menadah telapak tangan di bawah lobang hisap. Bila telapak tangan kesedot, berarti baik.

Transcript of Sistem Bongkar Muat

Page 1: Sistem Bongkar Muat

Sebelum muatan dimuat maka : Ruang muat harus dipersiapkan untuk menerima muatan. Pengetesan, pengecekan ruang muat serta alat-alat muat bongkar muat dan perlengkapan

lainnya yang berurutan dengan muat bongkar.Persiapan ruang muat sangat bergantung dari jenis muatan yang mau dimuat, sifat muatan tersebut serta keadaan palka (bentuk, letak, ada tidaknya tiang-tiang (dsb) .Persiapan ruang muat meliputi hal-hal : Pembersihan ruang muat Pemeriksaan, pengetesan (checking) ruang muat.Pembersihan ruang muat : Mengeluarkan sisa-sisa/bekas-bekas muatan yang terdahulu, demikian pula sisa-sisa/bekas-bekas terapan-terapan. Menyapu (sweeping) ruang tersebut sampai bersih. Kalau perlu pakailah serbuk gergaji agar sisa-sisa muatan yang terdahulu yang melekat di atas palka, dinding-dinding bisa tersapu semuanya. Terapan-terapan yang masih baik dikumpulkan disatu tempat, dan sisa-sisa kotoran dikumpulkan di atas dek. Kalau ada tongkang kotoran, dibuang ke tongkang. Setelah selesai di sapu bersih, lalu dibersihkan dengan air tawar agar debu-debu sapuan turun. Dalam membersihkan ini jangan lupa sisa kotoran yang mungkin masuk ke dalam got palka agar ikut dibersihkan. Air cucian ini dihisap keluar memakai pompa got. Perhatikan saringan got jangan sampai tersumbat. Kalau perlu saringan got diangkat keluar untuk dibersihkan, dimeni lalu dicat kembali. Setelah dibersihkan dengan air tawar, jalankan ventilasi palka agar palka tersebut cepat kering. Andai kata ruangan tersebut berbau, maka air pencuci diberi sedikit bahan kimia untuk menghilangkan bau tersebut. Jika dianggap palka tersebut masih ada hama tikus atau hama-hama lainnya, sebaiknya diadakan pembasmian hama tikus ataufumigation. Kalau perlu palka tersebut dicat kembali agar kutu-kutu, lipas dll mati Khusus untuk ruangan dingin: dibersihkan, geladaknya digosok, dosemprot dan dirawat dengan kapur putih. Untuk menghilangkan bau-baunya disemprot dengan air yang dicampur dengan bahan kimia. Kalau perlu pembersihannya di bawah petunjuk seorang surveyor.Pengecekan ruang muat :Pemeriksaan dilakukan oleh Mualim I atau kalau perlu dengan seorang surveyor.  Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: Kebersihan ruang muat secara keseluruhan. Bukan saja bersih, tetapi juga harus kering. Dunnage tetap harus dalam keadaan baik, jumlahnya harus cukup. Yang rusak diperbaiki atau diganti baru. Drainage system (pembuangan/got-got) harus bersih. Saringan dalam keadaan baik dan tidak tersumbat oleh kotoran atau karat. Di-test dengan memasukkan air ke dalam got, lalu dipompa. Bila tidak memakai air cukup dengan menadah telapak tangan di bawah lobang hisap. Bila telapak tangan kesedot, berarti baik. Penerangan palka di-chek, apakah jumlahnya cukup atau tidak. Bila ada yang padam atau rusak, agar segera dibetulkan/diganti. Tangga di dalam palka terutama trap-trap dan pemegangnya diperiksa demi keselamatan ABK dan buruh. Alat penemu uap panas yang ujung-ujungnya berada di dalam palka. Di-test dengan membakar majun di dalam palka. Setelah alat smoke detector dianjungan di “on” kan dianjungan akan kelihatan asap dari alat tersebut, berarti baik. Demikian pula pipa-pipa CO2 yang menuju ruang palka harus ditest kerjanya, apakah ada pipa-pipa yang bocor/tidak. Bila ada yang bocor segera dibetulkan. Man holes (lobang lalu orang ke/dari tangki) di cek apakah dalam keadaan baik terutama baut-baut dan packingnya.

Page 2: Sistem Bongkar Muat

Lobang ventilasi/peranginan di-check apakah tidak tersumbat oleh kotoran-kotoran. Jalankan ventilasi palka untuk mengetahui apakah salurannya tersumbat atau lancar. Tutup palka (hatch cover) apakah masih kedap air atau tidak. Cara pengetesannya ialah dengan cara menyemprot air dengan tekanan tinggi di atas tutup palka, lalu dilihat dari dalam. Baik pemeriksaan maupun checking palka dijurnalkan. Seperti kita ketahui bahwa menurut UU, Tugas dan Kewajiban si-pembawa barang (Carrier) ialah:-       membuat kapal layak laut, artinya kapal harus diawaki cukup, diberi perlengkapan yang cukup serta makanan yang cukup.-       menyusun muatan dengan baik.-       memuat ruang muat yang cocok dan aman untuk dimuati.bertanggungjawab atas keutuhan serta keamanan barang sejak dimuat sampai saat pembongkaran. Sehubungan dengan tugas dan kewajiban-       tersebut di atas, maka seyogyanya memuat itu harus baik. Ini mengandung pengertian:-       harus memenuhi persyaratan prinsip-prinsip pemuatan. Harus memenuhi persyaratan penggolongan muatan menurut sifat dan jenisnya, sehingga dapat dipastikan apakah jenis barang yang dimuat itu bisa dimuat di palka yang sama atau dipisahkan.-       memenuhi persyaratan keseimbangan kapal.-       pemisahan muatan yang berat dan ringan sesuai faktor pemuatan (Stowage Factor).-       pengambilan tindakan keamanan terhadap barang sejak barang tersebut dikapalkan (dunnage, securing & lashing, ventilation) dll.-       hal-hal lain seperti yang tercakup di dalam komplikasi muatan.-       kelayakan laut kapal, sarat, GM positip dan baik, dll.Pada waktu pemuatan : Pada waktu pemuatan serta peralatan muat bongkar lainnya harus dalam keadaan baik, serta siap dan dalam kedudukan yang semestinya. Berat barang yang diangkat tidak melebihi SWL dp. peralatan tersebut. Buruh-buruh, winch controller dan tenderman harus benar-benar mengerti akan fungsinya. Taatilah petunjuk yang tertera pada muatan itu sendiri seperti :-       “sling here”                              :  pasang sling disini-       “this side up”                           :  sisi ini ke atas (jangan dibalik)-       “use no hook”                         :  jangan pakai ganco-       “handle with care”                  :  hati-hati, pelan-pelan. Bila terjadi kerusakan muatan sebelum muatan tersebut dikapalkan, sebaiknya ditolak. Kalau toh diterima, mualim I harus membuatkan “Cargo Exeption” yaitu sebuah berita acara yang menyatakan bahwa barang tersebut diterima di kapal sudah dalam keadaan rusak. Kekurangan atau kehilangan isi, di luar tanggungjawab pihak kapal. Di dalam cargo exeption disebutkan :-       jumlah peti yang rusak-       merek barang-       keadaan bungkus dan isinya-       kehilangan/kekurangan isinya di luar tanggungjawab kapal.-       Ditandatangani oleh Mualim I dan stevedore.Muatan yang rusak tersebut sebelum dimuat di dalam palka diperiksa terlebih dahulu, lalu kerusakan bungkusnya dibetulkan baru dipadatkan. Pemeriksaan juga disaksikan oleh stevedore. Sesuai dengan tugas dan tanggungjawab pihak karier, maka selama dalam perjalanan pun muatan-muatan yang dikapal masih menjadi tanggungjawab Nakhoda. Oleh karena itu selama dalam perjalanan dijaga agar muatan tetap baik dan tidak rusak. Pengawasan disesuaikan dengan sifat muatan itu sendiri. Ada sebagian muatan memerlukan perhatian khsus, ada yang memakai ventilasi, ada yang tidak. Bila terjadi kerusakan muatan setelah muatan itu dikapalmaka nackhoda dapat membuat “Cargo Damage Report” yaitu berita acara kerusakan muatan kapal. Di dalam cargo damage report disebutkan :-       barang-barang yang rusak-       sebab kerusakan-       tindakan preventip yang telah diambil.

Alat Bongkar Muat Kapal

Page 3: Sistem Bongkar Muat

Alat bongkar muat kapal merupakan suatu komponen penunjang dalam proses dan waktu bongkar muat kapal (yaiyalah……boros kata2 dan sangat basi skali ya.hehehe…) sebelum kita membahas alat-alat bongkar muat kapal ada baiknya saya berikan pengantar tentang  istilah dalam proses bongkar muat kapal.

berikut adalah  istilah-istilah dalam proses bongkar muat kapal  :

1. PORT DUES: Biaya pelabuhan yang dikenakan untuk penggunaan fasilitas-fasilitas pelabuhan dan tidak berhubungan dengan suatu pelayanan khusus pada pelabuhan yang disinggahi.

2. PORT CHARGES: Pungutan Pelabuhan yang dikenakan untuk suatu pelayanan khusus pada Pelabuhan yang disinggahi.

3. OVERBRENGAN: (pindah lokasi) memindahkan barang dari gudang/ tempat penumpukan yang satu ke gudang/ tempat penumpukan yang lain dalam daerah pelabuhan atau dari ship side ke gudang khusus untuk ituGILIR KERJA:(shift) adalah jam kerja selama 8 jam termasuk istirahat 1 jam kecuali hari jum’at siang istirahat 2 jam, untuk kegiatan bongkar muat dengan penggantian tenaga kerja bongkar muat pada setiap gilir kerja

4. GANG TKBM : jumlah tenaga tkbm dalam satu regu kerja5. STEVEDORE : pelaksana penyusun rencana dan pengendalian

kegiatan bongkar muat di atas kapal6. QUAY SUPERVISOR : petugas pengendali kegiatan operasional b/m di

dermaga dan mengawasi kondisi barang sampai ke tempat penimbunan atau sebaliknya.

7. CHIEF TALLY : penyusun rencana pelaksanaan dan pengendalian perhitungan fisik, pencatatan dan survey kondisi barang pada setiap pergerakan b/m dan dokumentasi serta membuat laporan periodik.

8. TELLY CLERK : pelaksana yang melakukan perhitungan pencatatan jumlah, merk dan kondisi setiap gerakan barang berdasarkan dokumen serta membuat laporan.

9. FOREMAN : pelaksana dan pengendali kegiatan operasional b/m dari dan ke kapal sampai ke tempat penumpukan barang atau sebaliknya, dan membuat laporan periodik hasil kegiatan bongkar muat.

10.MISTRY : pelaksana perbaikan kemasan barang dalam kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/ delivery

11.WATCHMAN : pelaksana keamanan barang pada kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/ delivery (ada filmx nih…kalo menurut arti kata per kata artinya laki2 tukang nonton.hahaha yg ada dlm kurung ini hanya becanda.okay)

12.SLACK : adalah perbandingan antara kinerja yang mungkin dicapai dengan kinerja yang terealisasi.(oiya ..bukan slank lo ya,kalo slank itu mah grup band andalan saya)

13.PERALATAN BONGKAR MUAT NON MEKANIK : adalah alat pokok penunjang pekerjaan b/m yang meliputi jala-jala lambung kapal (shipside

Page 4: Sistem Bongkar Muat

net), tali baja (wire sling), tali rami manila (rope sling), jala-jala baja (wire net), jala-jala tali manila (rope net), gerobak dorong, palet.

14.B/M DI REDE : pekerjaan b/m dari kapal yang sandar di dermaga ke tongkang di lambung kapal dan selanjutnya mengeluarkan dari tali/ jala-jala (eks tackle) dan menyusun di tongkang serta membongkar dari tongkang ke dermaga dan sebaliknya.

15.COMMANDING HATCH :palka yang menentukan dimana palka tersebut memiliki isi kerja yang paling banyak dan paling mungkin mempengaruhi waktu awal atas waktu kerja yang menyeluruh.

16.LIFO TERM : liner in free out, merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan liner term dan membongkar dengan menggunakan fios term.

17.FILO TERM : free in liner out, juga merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan fios term dan membongkar dengan menggunakan liner term.

18.SAGGING : muatan terkosentrasi di tengah kapal19.HOGGING : muatan terkonsentrasi diujung-ujung kapal20.BULKY : adalah muatan kapal yang bervolume besar tetapi muatannya

ringan21.OVERSTOWING : adalah gambaran buruknya penumpukan (muatan kapal

yang ditumpuk untuk pelabuhan berikutnya di atas muatan muatan pelabuhan bongkar yang lebih awal)

22.SHIFTING : meindahkan muatan di dalam palka yang sama atau ke palka yang berbeda atau lewat darat

23.LASHING/ UNLANSHING : mengikat/ memperkuat muatan atau sebaliknya melepaskan pengikat/ penguat muatan

24.DUNNAGING : memasang atas/ pemisah muatan25.SWEEPING : mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer26.BAGGING/ UNBAGGING : memasukan muatan curah ke dalam karung

atau sebaliknya yaitu membuka karung atau sebaliknya yaitu membuka karung dan mencurahkan muatan.

27.RESTOWAGE: menyusun kembali muatan dalam palka kapal28.SORTING: pekerjaan memilih/ memisahkan muatan yang tercampur atau

muatan yang rusak.29.TRIMMING : meratakan muatan di dalam palka kapal.30.CLEANING : pekerjaan membersihkan palka kapal.31.LONGDISTANCE : pekerjaan cargodoring yang jaraknya mellebihi dari

130 meter.

eh iya nih tadi sumber postingan istilah-istilah dalam proses bongkar muat kapal ini, merupakan web yang saya lupa alamatnya.jadi buat anda yang merasa dan membaca postingan ini dan anda adalah sumber dari tulisan istilah-istilah proses bongkar muat kapal,tolong komentari postingan ini biar saya bisa tautkan link anda sebagai sumber tulisan ini.

Page 5: Sistem Bongkar Muat

nah…setelah membahas tentang istilah-istilah dalam proses bongkar muat kapal sekarang saatnya saya paste postingan tentang alat bongkar muat kapal.adapun alat bongkar muat kapal yaitu sebagai berikut :

 CONTAINER CRANE KAPASITAS 40 TON merupakan alat bongkar muat kapal yang Ditempatkan secara permanen di dermaga dan berfungsi sebagai alat utama guna bongkar muat peti kemas dari dermaga ke kapal dan sebaliknya.

gambar alat bongkar muat kapal jenis Container Crane

TRANSTAINER KAPASITAS 40 TON Adalah alat bongkar muat kapal untuk mengangkut, menumpuk 4 + 1 tiers, lebar span 6 + 1 rows dan membongkar/memuat peti kemas dilapangan penumpukan (container yard). Alat ini bergerak dan ditempatkan di lapangan penumpukan petikemas.

gambar alat bongkar muat kapal jenis Transtainer

Page 6: Sistem Bongkar Muat

FORKLIFT Merupakan alat bongkar muat kapal yang digunakan untuk angkat barang umum/ general cargo dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang terbatas.

 gambar alat bongkar muat kapal jenis forklift

MOBILE CRANE KAPASITAS < 40 TON Merupakan alat angkat barang umum/ general cargo   dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang relatif jauh.

gambar alat bongkar muat kapal jenis Mobile Crane

REACH STACKER KAPASITAS 40 TON Merupakan alat bongkar muat kapal yang merupakan kombinasi antara forklift dengan mobile crane yang dilengkapi spreader (pengangkat petikemas). Sehingga mampu mengangkat petikemas dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang fleksibel (bisa pendek maupun jauh).

Page 7: Sistem Bongkar Muat

gambar alat bongkar muat kapal jenis Reach Stacker

TOP LOADER alat bongkar muat kapal ini Seperti forklift tetapi mempunyai kemampuan mengangkat petikemas dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang terbatas.

gambar alat bongkar muat kapal jenis top loader

TRONTON Adalah truck yang dimodifikasi untuk dapat mengangkut petikemas 20 feet dan mempunyai daya angkut yang terbatas.

HEAD TRUCK + CHASSIS adalat alat bongkar muat kapal yang Merupakan truck yang dirancang dapat menarik chassis ukuran 20 feet maupun 40 feet, mempunyai flexibilitas tinggi dalam hal pengangkutan petikemas karena chassis dapat dilepas. Umum dipakai di suatu Terminal Petikemas modern.

Page 8: Sistem Bongkar Muat

gambar alat bongkar muat kapal jenis Head Truck Beserta Chassi sumber alat bongkar muat kapal :Berbicara Maritim, Pantai, Pelabuhan dan Laut

Page 9: Sistem Bongkar Muat

KEGIATAN SERTIFIKASI ALAT BONGKAR MUAT 

Sertifikasi Alat Bongkar Muat merupakan kegiatan statutoria yang merupakan pelimpahan wewenang dari Negara Bendera Kapal.

Prosedur Sertifikasi Alat Bongkar Muat :

Mengajukan permohonan ke cabang BKI terdekat. Surveyor BKI melaksanakan pengujian operasi dan uji beban terhadap peralatan

bongkar muat. Penerbitan "Cargo Gear Book"

Peralatan Bongkar Muat yang telah memiliki "Cargo Gear Book" harus melaksanakan survey periodik yang dilaksanakan oleh Surveyor BKI. "Cargo Gear Book" dikukuhkan (endorse) setelah selesai survey. 

Page 10: Sistem Bongkar Muat

ALAT BONGKAR MUATAN KAPAL

Alat bongkar muat kapal merupakan suatu komponen penunjang dalam proses dan waktu bongkar muat kapal. Sebelum kita membahas alat-alat bongkar muat kapal ada baiknya saya berikan pengantar tentang  istilah dalam proses bongkar muat kapal. 

Berikut adalah istilah-istilah dalam proses bongkar muat kapal :

1. PORT DUES: Biaya pelabuhan yang dikenakan untuk penggunaan fasilitas-fasilitas pelabuhan dan

tidak berhubungan dengan suatu pelayanan khusus pada pelabuhan yang disinggahi.

2. PORT CHARGES: Pungutan Pelabuhan yang dikenakan untuk suatu pelayanan khusus pada

Pelabuhan yang disinggahi.

3. OVERBRENGAN: (pindah lokasi) memindahkan barang dari gudang/ tempat penumpukan yang satu

ke gudang/ tempat penumpukan yang lain dalam daerah pelabuhan atau dari ship side ke gudang

khusus untuk ituGILIR KERJA:(shift) adalah jam kerja selama 8 jam termasuk istirahat 1 jam kecuali

hari jum’at siang istirahat 2 jam, untuk kegiatan bongkar muat dengan penggantian tenaga kerja

bongkar muat pada setiap gilir kerja

4. GANG TKBM : jumlah tenaga tkbm dalam satu regu kerja

5. STEVEDORE : pelaksana penyusun rencana dan pengendalian kegiatan bongkar muat di atas

kapal 

6. QUAY SUPERVISOR : petugas pengendali kegiatan operasional b/m di dermaga dan mengawasi

kondisi barang sampai ke tempat penimbunan atau sebaliknya.

7. CHIEF TALLY : penyusun rencana pelaksanaan dan pengendalian perhitungan fisik, pencatatan dan

survey kondisi barang pada setiap pergerakan b/m dan dokumentasi serta membuat laporan periodik.

8. TELLY CLERK : pelaksana yang melakukan perhitungan pencatatan jumlah, merk dan kondisi setiap

gerakan barang berdasarkan dokumen serta membuat laporan.

9. FOREMAN : pelaksana dan pengendali kegiatan operasional b/m dari dan ke kapal sampai ke tempat

penumpukan barang atau sebaliknya, dan membuat laporan periodik hasil kegiatan bongkar muat.

10. MISTRY : pelaksana perbaikan kemasan barang dalam kegiatan stevedoring, cargodoring dan

receiving/ delivery.

11. WATCHMAN : pelaksana keamanan barang pada kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/

delivery.

12. SLACK : adalah perbandingan antara kinerja yang mungkin dicapai dengan kinerja yang terealisasi.

13. PERALATAN BONGKAR MUAT NON MEKANIK : adalah alat pokok penunjang pekerjaan b/m yang

meliputi jala-jala lambung kapal (shipside net), tali baja (wire sling), tali rami manila (rope sling), jala-

jala baja (wire net), jala-jala tali manila (rope net), gerobak dorong, palet.

14. B/M DI REDE : pekerjaan b/m dari kapal yang sandar di dermaga ke tongkang di lambung kapal dan

selanjutnya mengeluarkan dari tali/ jala-jala (eks tackle) dan menyusun di tongkang serta

membongkar dari tongkang ke dermaga dan sebaliknya.

Page 11: Sistem Bongkar Muat

15. COMMANDING HATCH :palka yang menentukan dimana palka tersebut memiliki isi kerja yang paling

banyak dan paling mungkin mempengaruhi waktu awal atas waktu kerja yang menyeluruh.

16. LIFO TERM : liner in free out, merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan liner term dan

membongkar dengan menggunakan fios term.

17. FILO TERM : free in liner out, juga merupakan kombinasi, memuat dengan menggunakan fios term

dan membongkar dengan menggunakan liner term.

18. SAGGING : muatan terkosentrasi di tengah kapal

19. HOGGING : muatan terkonsentrasi diujung-ujung kapal

20. BULKY : adalah muatan kapal yang bervolume besar tetapi muatannya ringan

21. OVERSTOWING : adalah gambaran buruknya penumpukan (muatan kapal yang ditumpuk untuk

pelabuhan berikutnya di atas muatan muatan pelabuhan bongkar yang lebih awal)

22. SHIFTING : meindahkan muatan di dalam palka yang sama atau ke palka yang berbeda atau lewat

darat

23. LASHING/ UNLANSHING : mengikat/ memperkuat muatan atau sebaliknya melepaskan pengikat/

penguat muatan

24. DUNNAGING : memasang atas/ pemisah muatan

25. SWEEPING : mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer

26. BAGGING/ UNBAGGING : memasukan muatan curah ke dalam karung atau sebaliknya yaitu

membuka karung atau sebaliknya yaitu membuka karung dan mencurahkan muatan.

27. RESTOWAGE: menyusun kembali muatan dalam palka kapal 

28. SORTING: pekerjaan memilih/ memisahkan muatan yang tercampur atau muatan yang rusak.

29. TRIMMING : meratakan muatan di dalam palka kapal.

30. CLEANING : pekerjaan membersihkan palka kapal.

31. LONGDISTANCE : pekerjaan cargodoring yang jaraknya mellebihi dari 130 meter.Alat bongkar muat kapal.

Adapun alat bongkar muat kapal yaitu sebagai berikut :

o  CONTAINER CRANE KAPASITAS 40 TON merupakan alat bongkar muat kapal yang Ditempatkan

secara permanen di dermaga dan berfungsi sebagai alat utama guna bongkar muat peti kemas dari

dermaga ke kapal dan sebaliknya.

Page 12: Sistem Bongkar Muat

o TRANSTAINER KAPASITAS 40 TON Adalah alat bongkar muat kapal untuk mengangkut, menumpuk

4 + 1 tiers, lebar span 6 + 1 rows dan membongkar/memuat peti kemas dilapangan penumpukan

(container yard). Alat ini bergerak dan ditempatkan di lapangan penumpukan petikemas.

o FORKLIFT Merupakan alat bongkar muat kapal yang digunakan untuk angkat barang umum/ general

cargo dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang terbatas.

Page 13: Sistem Bongkar Muat

o MOBILE CRANE KAPASITAS < 40 TON Merupakan alat angkat barang umum/ general

cargo   dengan kapasitas angkat tertentu dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang relatif jauh.

o REACH STACKER KAPASITAS 40 TON Merupakan alat bongkar muat kapal yang merupakan

kombinasi antara forklift dengan mobile crane yang dilengkapi spreader (pengangkat petikemas).

Sehingga mampu mengangkat petikemas dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang fleksibel

(bisa pendek maupun jauh).

Page 14: Sistem Bongkar Muat

o TOP LOADER alat bongkar muat kapal ini Seperti forklift tetapi mempunyai kemampuan mengangkat

petikemas dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang terbatas.

o TRONTON Adalah truck yang dimodifikasi untuk dapat mengangkut petikemas 20 feet dan

mempunyai daya angkut yang terbatas.

o HEAD TRUCK + CHASSIS adalat alat bongkar muat kapal yang Merupakan truck yang dirancang

dapat menarik chassis ukuran 20 feet maupun 40 feet, mempunyai flexibilitas tinggi dalam hal

pengangkutan petikemas karena chassis dapat dilepas. Umum dipakai di suatu Terminal Petikemas

modern.

Diposkan oleh navale.engineering   di 16:01 Label: SISTEM MUATAN KAPAL

Page 15: Sistem Bongkar Muat

 

Sistem Bongkar Muat Kapal Peti KemasSistem bongkar muat kapal merupakan suatu proses yang terjadi dalam transportasi

Page 16: Sistem Bongkar Muat

laut.Sistem bongkar muat bertujuan untuk memindahkan muatan dari kapal ke darat atau sebaliknyadengan waktu seminimal mungkin. Jika

Page 17: Sistem Bongkar Muat

waktu bongkar muat kapal dapat diminimalisir makawaktu kapal di pelabuhan menjadi kecil sehingga frekuensi kapal untuk berlayar

Page 18: Sistem Bongkar Muat

menjadi lebih banyak. Dalam tugas ini, saya akan membahas mengenai proses dan karakteristik sistem

Page 19: Sistem Bongkar Muat

bongkar muat kapal peti kemas.1. Proses sistem bongkar muatSecara sederhana sistem bongkar muat kapal peti

Page 20: Sistem Bongkar Muat

kemas terlihat pada Gambar 1. Sistem bongkar dimulai dengan kedatangan kapal peti kemas, kemudian shore crane

Page 21: Sistem Bongkar Muat

akan memindahkan peti kemas tersebut ke atas truk (lift on). Truk akan membawa peti kemas ke depo (delivery

Page 22: Sistem Bongkar Muat

) dankemudian peti kemas akan dipindahkan dari truk ke depo (lift off ) dengan menggunakanreach staker 

Page 23: Sistem Bongkar Muat

. Sistem muat diawali dengan pemindahan peti kemas ke atas truk (lift on) denganmenggunakan

Page 24: Sistem Bongkar Muat

reach staker kemudian truk tersebut akan membawa peti kemas tersebut kedermaga (receiving ). Di dermaga peti kemas akan

Page 25: Sistem Bongkar Muat

dipindahkan dari truk ke kapal denganmenggunakan shore crane.Gambar 1. Sistem bongkar muat kapal peti kemas

Page 26: Sistem Bongkar Muat