UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA...

131
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JALAN PULOGADUNG NO. 6 JAKARTA PERIODE 04 MARET 2013 30 APRIL 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER CYNTIANI, S. Farm. 1206312914 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAMPROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2013 Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG

JALAN PULOGADUNG NO. 6 JAKARTA

PERIODE 04 MARET 2013 – 30 APRIL 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

CYNTIANI, S. Farm. 1206312914

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI PROGRAMPROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG

JALAN PULOGADUNG NO. 6 JAKARTA

PERIODE 04 MARET 2013 – 30 APRIL 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

CYNTIANI, S. Farm. 1206312914

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI PROGRAMPROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

ii

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh:

Nama : Cyntiani

NPM : 1206312914

Program Studi : Apoteker - Fakultas Farmasi UI

Judul Laporan : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. SOHO

Industri Pharmasi Kawasan Industri Pulogadung Jalan

Pulogadung No. 6 Jakarta Periode 04 Maret 2013 – 30

April 2013

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh

gelar Apoteker pada Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas

Indonesia.

iii

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PKPA dan penyusunan

laporan PKPA ini. Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menempuh ujian

akhir Apoteker pada Fakultas Farmasi Unversitas Indonesia. Pada penyelesaian

penyusunan laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu dan mengarahkan, yaitu kepada:

1. Ibu Dian Cahyaningtyas, S.Si., Apt., sebagai Quality Assurance Department

Head dan pembimbing atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis

untuk mengenal Departemen Quality Assurance di PT. SOHO Industri

Pharmasi.

2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

3. Bapak Dr. Harmita, Apt., sebagai ketua Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia.

4. Bapak Dr. Iskandarsyah M.S., Apt., sebagai pembimbing dari Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia yang sudah membimbing dan mendukung

penulis.

5. Ibu Dra. Lily Sutedjo, Apt., sebagai Quality Operation Division Head yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengenal Divisi Quality

Operation di PT. SOHO Industri Pharmasi.

6. Seluruh manajer dan karyawan di PT. SOHO Industri Pharmasi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu atas kesediannya membantu dan memberikan

pengarahan selama praktek kerja profesi apoteker ini.

7. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia atas bantuan yang telah diberikan kepada

penulis.

8. Bapak dan Ibuku setra keluarga yang tidak putus memberikan dukungan moril

maupun materi, penghiburan, kekuatan, serta doa untuk penulis selama

penyusunan laporan ini.

iv

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

9. Teman-teman Apoteker Angkatan 76 atas dukungan dan kerja sama selama

ini.

10. Seluruh pihak yang telah membantu baik moril maupun materil selama

pelaksanaan PKPA dan penyusunan laporan ini yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih belum sempurna

sehingga penulis memohon maaf atas segala kesalahan yang ada. Penulis

menerima dengan tangan terbuka segala saran maupun kritik yang bersifat

membangun bagi penyusunan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

pengetahuan dan pengalaman yang penulis peroleh selama menjalani Praktek

Kerja Profesi Apoteker ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan sejawat

dan semua pihak yang membutuhkan.

Penulis

2013

v

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

LAPORAN PRAKTEK KERJA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Cyntiani

NPM : 1206312914

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Karya Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti

Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI

KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG

JALAN PULOGADUNG NO. 6 JAKARTA

PERIODE 04 MARET 2013 – 30 APRIL 2013

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak

menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan

tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 29 Juli 2013

Yang menyatakan

Cyntiani

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

viii

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat merupakan sarana utama yang digunakan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dan bahkan untuk menyelamatkan jiwa manusia.

Penyediaan obat merupakan kewajiban pemerintah serta institusi pelayanan

kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya untuk perdagangan saja

tetapi mempunyai fungsi di bidang sosial.

Industri farmasi merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang

memegang penting dalam penyediaan obat yang bermutu. Berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi mempunyai kontribusi signifikan dalam

pengembangan produk baru pada industri farmasi. Dewasa ini, industri farmasi di

Indonesia berkembang cukup pesat dan merupakan pasar farmasi terbesar di

kawasan ASEAN. Tentunya iklim kompetisi akan berlangsung semakin ketat

dengan adanya berbagai persyaratan dari pemerintah untuk menjamin

ketersediaan obat yang bermutu, aman serta berkhasiat. Upaya yang dilakukan

pemerintah untuk mewujudkan penyediaan obat yang bermutu, aman, dan

berkhasiat antara lain dengan menerapkan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang

Baik). CPOB ini mutlak harus diterapkan oleh industri farmasi baik pemilik

modal asing maupun pemilik modal dalam negeri.

Sesuai dengan pedoman CPOB, mutu obat bergantung pada bahan awal,

proses pembuatan, pengawasan mutu, peralatan, bangunan dan personalia yang

terlibat. Berdasarkan hal tersebut maka seorang apoteker diperlukan untuk

mengawasi seluruh kegiatan produksi dan berperan untuk meningkatkan

kesadaran penuh personalia dalam CPOB agar dapat berperan aktif sesuai dengan

fungsinya masing-masing. Apoteker sebagai salah satu pihak yang dapat terjun

langsung dalam kegiatan kefarmasian yang dapat memberikan kontribusi pikiran

serta tenaga maksimal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk

farmasi.

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan salah satu sarana bagi

calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman praktis dan pemahaman yang

1 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

2

lebih tentang tugas dan fungsi apoteker di industri farmasi. Oleh karena itu,

Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama

dengan PT. SOHO Industri Pharmasi mengadakan Praktek Kerja Profesi Apoteker

(PKPA), mahasiswa calon apoteker diharapkan mampu mengembangkan ilmu

yang telah didapatkan ke dalam dunia kerja. Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi

Apoteker (PKPA) dimulai tanggal 4 Maret – 30 April 2013.

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di

industri farmasi adalah sebagai berikut:

a. Memahami penerapan CPOB di industri Farmasi (PT. SOHO Industri

Pharmasi).

b. Memahami tugas dan tanggung jawab apoteker di industri farmasi (PT.

SOHO Industri Pharmasi).

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1. Industri Farmasi

2.1.1. Pengertian Industri Farmasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi, usaha industri farmasi wajib

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Setiap pendirian Industri Farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi dari

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

b. Industri Farmasi yang membuat obat dan/atau bahan obat yang termasuk dalam

golongan narkotika wajib memperoleh izin khusus untuk memproduksi

narkotika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.1.2. Persyaratan Usaha Industri Farmasi

Persyaratan untuk memperoleh izin industri farmasi terdiri atas :

a. Berbadan usaha berupa perseroan terbatas.

b. Memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat.

c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

d. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga Negara

Indonesia, masing-masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu,

produksi, dan pengawasan mutu.

e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung maupun tidak

langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

kefarmasian.

Setiap pendirian industri farmasi wajib memenuhi ketentuan sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang tata ruang dan lingkungan

hidup. Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB. Pemenuhan

persyaratan CPOB dibuktikan dengan sertifikat CPOB. Sertifikat CPOB berlaku

selama 5 (lima) tahun sepanjang memenuhi persyaratan. Ketentuan mengenai

persyaratan dan tata cara sertifikasi CPOB diatur oleh Kepala Badan Pengawasan

Obat dan Makanan. Izin usaha industri farmasi diberikan oleh Direktur Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI dengan

3 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

4

rekomendasi dari kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM).

Izin ini berlaku seterusnya selama perusahaan industri farmasi tersebut

berproduksi dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Industri

farmasi yang akan melakukan perubahan bermakna terhadap pemenuhan

persyaratan CPOB, baik untuk perubahan kapasitas dan/atau fasilitas produksi

wajib melapor dan mendapat persetujuan sesuai ketentuan perundangundangan.

Perusahaan industri farmasi yang telah mendapat izin usaha industri wajib:

a. Menyampaikan laporan industri secara berkala mengenai kegiatan usahanya

yaitu sekali dalam enam bulan, meliputi jumlah dan nilai produksi setiap obat

atau bahan obat yang dihasilkan serta sekali dalam satu tahun. Laporan industri

farmasi disampaikan kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Kementrian Kesehatan RI dengan tembusan kepada Kepala Badan.

Laporan dapat dilaporkan secara elektronik.

b. Melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam serta

pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup

akibat kegiatan industri farmasi yang dilakukannya.

c. Melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan alat, bahan

baku dan bahan penolong, proses serta hasil produksinya termasuk

pengangkutannya dan keselamatan kerja.

d. Melakukan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang berlaku

bagi jenis-jenis industri yang telah ditetapkan dan kewajiban untuk

melakukannya setelah memperoleh Izin Usaha Industri Farmasi

2.1.3. Pembinaan dan Pengawasan Industri Farmasi

Pembinaan terhadap pengembangan industri farmasi dilakukan Kepala

Badan POM. Pedoman mengenai pembinaan ditetapkan oleh Direktur Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Pengawasan terhadap industri farmasi

dilakukan oleh Kepala Badan POM. Dalam melaksanakan pengawasan, tenaga

pengawas dapat melakukan pemeriksaan dengan :

a. Memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam kegiatan pembuatan,

penyimpanan, pengangkutan dan perdagangan obat dan bahan obat untuk

memeriksa, meneliti dan mengambil contoh segala sesuatu yang digunakan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

5

dalam kegiatan pembuatan, penyimpanan, pengangkutan, dan perdagangan

obat dan bahan obat.

b. Membuka dan meneliti kemasan obat dan bahan obat.

c. Memeriksa dokumen atau catatan lain yang diduga memuat keterangan

mengenai kegiatan pembuatan, penyimpanan, pengangkutan dan perdagangan

obat dan bahan obat.

d. Mengambil gambar (foto) seluruh atau sebagian fasilitas dan peralatan yang

digunakan dalam pembuatan, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau

perdagangan obat dan bahan obat.

Pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No.1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri

Farmasi dapat dikenakan sanksi administratif berupa:

a. Peringatan secara tertulis (diberikan oleh Kepala Badan POM).

b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah untuk

penarikan kembali obat atau bahan obat dari peredaran bagi obat atau bahan

obat yang tidak memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat, atau

mutu (diberikan oleh Kepala Badan POM).

c. Perintah pemusnahan obat atau bahan obat jika terbukti tidak memenuhi

persyaratan keamanan, khasiat atau mutu (diberikan oleh Kepala Badan POM).

d. Penghentian sementara kegiatan (diberikan oleh Kepala Badan POM).

e. Pembekuan izin industri farmasi (diberikan oleh Direktur Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan POM).

f. Pencabutan izin industri farmasi (diberikan oleh Direktur Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan POM).

Izin usaha industri farmasi dapat dicabut dalam hal :

a. Perusahaan industri farmasi yang telah mendapat Izin Usaha Industri Farmasi

melakukan pemindahtanganan hak milik Izin Usaha Industri Farmasi dan

perluasan tanpa memiliki izin sesuai dengan ketentuan dalam Surat Keputusan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

6

b. Perusahaan industri farmasi yang telah mendapat Izin Usaha Industri Farmasi

tidak menyampaikan informasi industri farmasi secara berturut-turut 3 (tiga)

kali atau dengan sengaja menyampaikan informasi yang tidak benar.

c. Perusahaan industri farmasi yang telah mendapat Izin Usaha Industri Farmasi

melakukan pemindahan lokasi usaha industri tanpa persetujuan tertulis terlebih

dahulu dari menteri.

d. Perusahaan industri farmasi yang telah mendapat Izin Usaha Industri Farmasi

dengan sengaja memproduksi Obat Jadi atau Bahan Baku Obat yang tidak

memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

e. Tidak dipenuhinya ketentuan dalam Izin Usaha Industri Farmasi yang

ditetapkan dalam Surat Keputusan

2.2. Cara Pembuatan Obat yang Baik

2.2.1. Manajemen Mutu

Manajemen mutu atau Quality Management merupakan suatu upaya yang

dilakukan oleh industri farmasi untuk memastikan bahwa seluruh aspek yang

berkenaan dengan produksi obat memenuhi pedoman yang berlaku, yaitu Cara

Pembuatan Obat yang Baik agar produk obat yang dihasilkannya memenuhi

persyaratan keamanan, mutu, dan efikasi secara reprodusibel dan konsisten.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan pembentukan kebijakan mutu yang

memerlukan partisipasi dan komitmen dari seluruh jajaran di semua departemen

dalam perusahaan, pemasok dan distributor.

Terdapat 2 unsur dasar dari manajemen mutu, yakni tersedianya suatu

sistem (quality system) yang mencakup seluruh struktur organisasi, prosedur,

proses dan sumber data, serta terdapatnya tindakan sistematis yang dapat

memastikan bahwa produk yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut disebut sebagai pemastian

mutu (Quality Assurance). Secara sederhana, pemastian mutu merupakan suatu

sistem yang memastikan bahwa segala aspek yang berhubungan dengan produksi

obat diatur dan dikendalikan serta memenuhi CPOB sehingga mutu obat yang

dihasilkan selalu terjamin. Aspek tersebut bisa secara tunggal atau kolektif

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

7

membentuk suatu sistem. Oleh karena itu, sistem pemastian mutu yang benar

dalam suatu industri farmasi harus dapat memastikan bahwa:

a. Desain dan pengembangan obat dilakukan dengan cara yang memperhatikan

persyaratan CPOB dan Cara Berlaboratorium yang Baik;

b. Semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara jelas dan CPOB

diterapkan;

c. Tanggung jawab manajerial diruaikan dengan jelas dalam uraian jabatan;

d. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan pasokan dan penggunaan bahan awal

dan pengemas yang benar;

e. Dilakukannya pengawasan terhadap produk antara dan pengawasan-selama-

proses lain, dan validasi;

f. Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan proses, pengemasan,

dan pengujian bets, dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan

untuk distribusi;

g. Obat tidak dijual atau dipasok sebelum kepala bagian pemastian mutu

menyatakan bahwa tiap bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan

persyaratan yang tercantum;

h. Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa produk disimpan

dan didistribusikan secara sedemikian rupa agar mutu tetap terjaga selama

masa edar/simpan obat;

i. Tersedia prosedur inspeksi diri dan/atau audit mutu secara berkala;

j. Pemasok bahan awal dan pengemas dievaluasi dan disetujui;

k. Penyimpangan yang terjadi dilaporkan, diselidiki, dan dicatat;

l. Tersedianya sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak pada

mutu produk;

m. Prosedur pengolahan ulang dievaluasi dan disetujui; dan

n. Evaluasi mutu produk berkala dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses,

dan memastikan perbaikan yang berkesinambungan.

Salah satu bagian dari pemastian mutu adalah penerapan CPOB di suatu industri farmasi, yang berfungsi untuk memastikan bahwa obat dibuat dan

dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

8

tujuan penggunaannya, yang dipersyaratkan dalam izin edar, dan spesifikasi

produk. Persyaratan dasar dari CPOB mencakup aspek:

a. Proses produksi dan titik kritisnya;

b. Sarana produksi (personel; bangunan; peralatan; bahan, wadah, dan label;

prosedur dan instruksi, serta tempat penyimpanan dan transportasi);

c. Sistem dokumentasi dan catatan pembuatan;

d. Sistem penyimpanan dan distribusi;

e. Sistem penarikan kembali; serta

f. Penanganan terhadap keluhan produk yang telah beredar.

Salah satu bagian dari CPOB adalah pengawasan mutu (Quality Control).

Bagian ini berhubungan dengan pengambilan sampel, penentuan spesifikasi, dan

pengujian sampel. Selain itu, bagian ini memastikan bahwa melalui pengujian

tersebut, bahan yang belum diluluskan tidak akan digunakan dalam proses

produksi, serta produk yang belum dinilai mutunya dan dinyatakan memenuhi

syarat tidak akan diluluskan untuk dijual atau dipasok.

Pengawasan mutu juga memiliki tanggungjawab atas validitas prosedur

pengawasan mutu yang diterapkan, terjaminnya mutu baku pembanding,

kebenaran label wadah bahan dan produk, dan pemantauan stabilitas zat aktif dan

produk jadi. Selain itu, pemastian mutu juga turut ambil bagian dalam investigasi

keluhan yang terkait dengan mutu proudk, serta kegiatan pemantauan lingkungan.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh bagian Pemastian Mutu adalah

melakukan pengkajian mutu produk (Product Quality Review). Kegiatan ini

dilakukan untuk menilai konsistensi proses produksi dan kesesuaian terhadap

spesifikasi bahan dan produk jadi, melihat tren, dan mengidentifikasikan

perbaikan yang diperlukan. Pengkajian mutu produk dilakukan secara berkala,

biasanya setiap tahun. Aspek yang dibahas dalam pengkajian mutu produk

hendaknya meliputi kajian terhadap bahan awal dan bahan kemas, hasil IPC dan

pengujian terhadap obat jadi, bets-bets yang tidak memenuhi spesifikasi,

penyimpangan dan ketidaksesuaian, perubahan yang dilakukan, variasi yang

diajukan, hasil pemantauan stabilitas, obat kembalian, keluhan, dan penarikan

obat, tindakan perbaikan, komitmen pasca pemasaran, status kualifikasi peralatan

dan sarana, serta kesepakatan teknis.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

9

2.2.2. Personalia

Industri farmasi bertanggung jawab menyediakan personil yang

terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Hal

ini karena sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan

penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang

baik. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan

dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB dan memperoleh

pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang

berkaitan dengan pekerjaan. Tiap personil tidak dibebani tanggung jawab yang

berlebihan untuk menghindari risiko terhadap mutu obat. Industri farmasi harus

memiliki struktur organisasi. Tugas spesifik dan kewenangan dari personil pada

posisi penanggung jawab hendaklah dicantumkan dalam uraian tugas tertulis.

Tugas mereka boleh didelegasikan kepada wakil yang ditunjuk serta mempunyai

tingkat kualifikasi yang memadai.

Personil kunci mencakup kepala bagian produksi, kepala bagian

pengawasan mutu dan kepala bagian manajemen mutu (pemastian mutu). Posisi

utama tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian produksi dan

kepala bagian pemastian mutu / kepala bagian pengawasan mutu harus

independen satu terhadap yang lain. Masing-masing kepala bagian produksi,

pengawasan mutu dan pemastian mutu memiliki tanggung jawab bersama dalam

menerapkan semua aspek yang berkaitan dengan mutu.

Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil

yang karena tugasnya harus berada di dalam area produksi, gudang penyimpanan

atau laboratorium (termasuk personil teknik, perawatan dan petugas kebersihan),

dan bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.

Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yang bekerja di area

dimana pencemaran merupakan bahaya, misalnya area bersih atau area

penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik atau bersifat sensitisasi. Pelatihan

hendaklah diberikan oleh orang yang terkualifikasi.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

10

2.2.3. Bangunan dan Fasilitas

Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain,

konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat

dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan

desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadinya

kekeliruan, pencemaran-silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain

yang dapat menurunkan mutu obat. Syarat-syarat bangunan dan fasilitas dalam

CPOB antara lain:

a. Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran

dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air

serta dari kegiatan industri yang berdekatan.

b. Bangunan dan fasilitas hendaklah dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat dengan

tepat agar memperoleh perlindungan maksimal dari pengaruh cuaca, banjir,

rembesan dari tanah serta masuk dan bersarangnya serangga, burung, binatang

pengerat, kutu atau hewan lain.

c. Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat dengan cermat. Bangunan serta

fasilitas hendaklah dibersihkan dan diinfeksi (bila perlu) sesuai prosedur

tertulis yang rinci.

d. Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area

penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dirawat

dalam kondisi bersih dan rapi.

e. Tindakan pencegahan hendaklah diambil untuk mencegah masuknya personil

yang tidak berkepentingan. Area produksi, area penyimpanan dan area

pengawasan mutu tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil

yang tidak bekerja di area tersebut.

f. Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana

terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk ruahan yang terpapar

ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka, tidak

melepaskan partikulat serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila

perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif

g. Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

11

apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di area

pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan.

h. Laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah dari area produksi. Area

pengujian biologi, mikrobiologi dan radioisotop hendaklah dipisahkan satu

dengan yang lain.

2.2.4. Peralatan

Seluruh peralatan yang digunakan untuk pembuatan obat hendaklah

didesain dan dikonstruksi, dipasang dan ditempatkan, serta dirawat dengan tepat

dan baik agar mutu obat yang dihasilkan melalui alat tersebut selalu terjamin. Tiap

peralatan utama hendaklah diberi tanda nomor identitas yang jelas yang akan

dicantumkan dalam perintah produksi dan catatan bets. Penggunaan suatu

peralatan utama, serta perawatannya, harus dicatat dalam buku log alat yang

menunjukkan tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor bets produk.

Peralatan harus didesain dan dikonstruksi sesuai dengan tujuannya, yakni

bagian yang bersentuhan dengan produk tidak boleh bersifat reaktif, aditif atau

absortif yang dapat memengaruhi mutu produk; serta bagian yang diperlukan

untuk pengoperasian alat khusus seperti pelumas atau pendingin tidak boleh

bersentuhan dengan produk. Peralatan juga harus didesain sedemikian rupa agar

mudah dibersihkan. Peralatan yang digunakan pada bahan yang mudah terbakar,

atau ditempatkan di area di mana digunakan bahan yang mudah terbakar,

hendaklah dilengkapi dengan pelengkapan elektris yang kedap ledakan serta

dibumikan dengan benar. Pada peralatan yang digunakan untuk menimbang,

mengukur, memeriksa, dan/atau mencatat, hendaklah ketepatannya selalu

diperiksa dan dikalibrasi.

Peralatan harus dipasang dan ditempatkan sedemikian rupa untuk

memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran silang atau campur baur

produk serta diberi jarak yang cukup untuk menghindari kesesakan. Secara

berkala, peralatan harus dirawat menggunakan prosedur tertulis untuk mencegah

malfungsi atau pencemaran. Jika peralatan tersebut rusak, hendaknya peralatan

tersebut dikeluarkan dari area produksi. Kegiatan perbaikan dan perawatan

hendaknya tidak menimbulkan risiko terhadap mutu produk.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

12

2.2.5. Sanitasi dan Higiene

Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan, peralatan

dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan segala sesuatu yang dapat

merupakan sumber kontaminasi produk. Sumber kontaminasi potensial hendaklah

dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan

terpadu, serta program tersebut senantiasa dievaluasi secara berkala untuk

menjamin efektifitasnya. Higiene yang diterapkan pada suatu perusahaan farmasi

dilaksanakan oleh tiap personil secara perorangan untuk mencegah kontaminasi

produk yang berasal dari personil.

Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan

pakaian pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakannya.Pakaian

pelindung yang digunakan personil harus bersih dan sesuai dengan tugasnya

termasuk penutup rambut untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran

dan untuk keamanan personil. Program higiene hendaklah mencakup prosedur

yang berkaitan dengan kesehatan, praktik higiene, dan pakaian pelindung personil.

Sentuhan langsung antara tangan operator dengan bahan awal, produk antara dan

produk antara dan poduk ruahan yang terbuka dan juga dengan bagian peralatan

yang bersentuhan dengan produk hendaklah dihindari. Poster diperlukan untuk

memberikan instruksi supaya menggunakan sarana mencuci tangan dan mencuci

tangannya sebelum memasuki area produksi. Merokok, makan, minum,

mengunyah, memelihara tanaman, menyimpan makanan, minuman, bahan untuk

merokok atau obat pribadi hanya diperbolehkan di area tertentu.

Proses sanitasi dilakukan pada bangunan dan fasilitas. Bangunan yang

digunakan untuk pembuatan obat hendaklah didesain dan dikonstruksi dengan

tepat untuk memudahkan sanitasi yang baik. Sarana yang harus tersedia adalah

toilet dengan ventilasi yang baik dan tempat cuci bagi personil yang letaknya

mudah diakses dari area pembuatan dan sarana penyimpanan pakaian pribadi

maupun miliki pribadinya. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan

hendaknya dikumpulkan dalam wadah yang sesuai untuk memudahkan

pemindahan ke tempat penampungan secara berkala. Rodentisida, insektisida,

agen fumigasi dan bahan sanitasi tidak boleh mencemari peralatan, bahan awal,

bahan pengemas, bahan yang sedang diproses atau produk jadi sehingga perlu ada

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

13

prosedur tertulis dalam pemakaian zat-zat tersebut. Prosedur tertulis tersebut

menunjukkan penanggung jawab untuk sanitasi serta menguraikan jadwal,

metode, peralatan dan bahan pembersih yang harus digunakan.

Peralatan yang telah digunakan juga harus dibersihkan baik bagian luar

maupun dalam dengan prosedur yang telah ditetapkan serta dijaga dan disimpan

dalam kondisi yang bersih. Tiap kali sebelum dipakai, kebersihannya diperiksa

untuk memastikan bahwa semua produk atau bahan dari bets sebelumnya telah

dihilangkan. Pembersihan dan penyimpanan alat serta bahan pembersih

dilaksanakan dalam ruangan yang terpisah dari ruangan pengolahan. Prosedur

tertulis untuk pembersihan dan sanitasi peralatan serta wadah yang digunakan

dalam pembuatan obat sebaiknya dibuat, divalidasi, dan ditaati. Prosedur ini

dirancang agar pencemaran peralatan oleh agen pembersih atau sanitasi dapat

dicegah. Prosedur ini setidaknya meliputi penanggung jawab pembersihan,

jadwal, metode, peralatan dan bahan yang dipakai dalam pembersihan serta

metode pembongkaran dan perakitan kembali peralatan yang mungkin digunakan

untuk memastikan pembersihan yang benar terlaksana. Desinfektan dan deterjen

sebaiknya dipantau terhadap pencemaran mikroba.

2.2.6. Produksi

Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa

menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi

ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi). Penanganan bahan dan produk

jadi, seperti penerimaan dan karantina, pengambilan sampel, penyimpanan,

penamaan, penimbangan, pengolahan, pengemasan dan distribusi, dilakukan

sesuai dengan prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat. Bagian yang

diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secara fisik atau administratif

segera setelah diterima atau diolah sampai dinyatakan lulus untuk pemakaian atau

distribusi. Bahan yang diterima diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya

dengan pemesanan. Wadah hendaklah dibersihkan dan bilamana perlu diberi

penandaan dengan tanda yang sesuai. Produk antara dan produk ruahan yang

diterima juga ditangani seperti penerimaan bahan awal.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

14

Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan secara teratur pada

kondisi yang disarankan oleh pabrik pembuatnya dan diatur agar ada pemisahan

antar bets dan memudahkan rotasi stok. Pengolahan produk yang berbeda

hendaklah tidak dilakukan secara bersamaan atau bergantian dalam ruang yang

sama kecuali tidak ada risiko terjadinya campur baur ataupun kontaminasi silang.

Tiap tahap pengolahan, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap

pencemaran mikroba atau pencemaran lain. Bila bekerja dengan bahan atau

produk kering, dilakukan tindakan khusus untuk mencegah debu timbul serta

penyebarannya. Selama pengolahan, semua bahan, wadah produk ruahan,

peralatan, atau mesin produksi dan bila perlu ruang kerja yang dipakai hendaklah

diberi label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah, kekuatan,

dan nomor bets.

Bila terjadi penyimpangan maka harus ada persetujuan tertulis dari kepala

bagian pemastian mutu dan bila perlu melibatkan bagian pengawasan mutu. Akses

ke bangunan dan fasilitas produksi hanya untuk personil yang berwenang.

Pembuatan produk non-obat hendaklah dihindarkan dibuat di area dan dengan

peralatan khusus untuk produksi obat. Bahan awal yang digunakan harus berasal

dari pemasok yang telah disetujui dan memenuhi spesifikasi yang relevan. Semua

penerimaan, pengeluaran, dan jumlah bahan tersisa harus dicatat dan semua bahan

awal harus memenuhi spesifikasi sebelum diluluskan. Pada tiap penerimaan

hendaklah dilakukan pemeriksaan visual tentang kondisi umum, keutuhan wadah

dan segelnya, ceceran dan kemungkinan adanya kerusakan bahan dan kesesuaian

catatan pengiriman dengan label dari pemasok. Wadah tempat sampel bahan awal

diambil hendaknya diberi identifikasi. Sampel tersebut kemudian diuji

pemenuhannya terhadap spesifikasi dan selama pengujian bahan awal dikarantina

sampai disetujui dan diluluskan untuk pemakaian oleh kepala bagian pengawasan

mutu. Bahan yang mengalami sensitif panas hendaklah disimpan di dalam

ruangan yang suhu udaranya dikendalikan dengan ketat, begitu juga pada bahan

yang sensitif lembab. Semua bahan awal yang ditolak diberi penandaan dan yang

diterima diserahkan untuk produksi oleh personil yang berwenang.

Sebelum suatu prosedur pengolahan induk diterapkan, terdapat langkah untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin,

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

15

dan bahwa proses yang telah diterapkan dengan menggunakan bahan dan

peralatan yang ditentukan akan senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi

persyaratan mutu. Perubahan yang berarti dalam proses, peralatan atau bahan

hendaklah disertai dengan tindakan validasi ulang. Validasi kritis terhadap proses

dan prosedur secara rutin dilakukan untuk memastikan proses atau prosedur

tersebut tetap mampu memberikan hasil yang diinginkan.

Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus

dihindarkan. Risiko pencemaran silang ini dapat timbul akibat tidak terkendalinya

debu, gas, uap, percikan, atau organisme dari bahan atau produk yang sedang

diproses, dari sisa yang tertinggal pada alat dan pakaian kerja operator. Tiap tahap

proses, produk dan bahan harus dilindungi terhadap pencemaran mikroba dan

pencemaran lain. Pencemaran silang dapat dihindari dengan tindakan pengaturan

yang tepat, misalnya produksi di dalam gedung terpisah (untuk produk seperti

penisilin, hormon seks, sitotoksik tertentu, vaksin hidup, dan sediaan yang

mengandung bakteri hidup dan produk biologi lain serta produk darah), tersedia

ruang penyangga dan penghisap udara, memakai pakaian pelindung yang sesuai,

melaksanakan prosedur pembersihan, dan prosedur lain yang digunakan untuk

memperkecil risiko pencemaran.

Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan

pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus

produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsiliasi yang lengkap.

Pengendalian pengeluaran bahan dan produk untuk produksi, dari gudang, area

penyerahan, atau antar bagian produksi sangat penting. Hanya bahan awal,

pengemas, produk antara dan produk ruahan yang telah diluluskan oleh

pengawasan mutu dan masih belum daluarsa yang boleh diserahkan. Bahan awal,

produk antara dan produk ruahan yang diserahkan hendaklah diperiksa ulang

kebenarannya.

Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan harus diperiksa sebelum

digunakan. Kegiatan pembuatan produk yan berbeda tidak boleh dilakukan

bersamaan atau berurutan di dalam ruang yang sama kecuali tidak ada risiko

terjadinya campur baur atau pencemaran silang. Kondisi lingkungan di area

pengolahan hendaklah dipantau dan dikendalikan agar selalu berada pada tingkat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

16

yang dipersyaratkan untuk kegiatan pengolahan. Semua peralatan yang dipakai

juga harus diperiksa sebelum digunakan. Batas waktu dan kondisi penyimpanan

produk dalam proses hendaknya ditetapkan.

Untuk mengatasi masalah pengendalian debu dan pencemaran silang yang

terjadi pada saat penanganan bahan dan produk kering, perhatian khusus

hendaklah diberikan pada desain, pemeliharaan, serta pengunaan sarana dan

peralatan. Sistem penghisap udara harus dipasang dengan letak lubang

pembuangan sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran dari produk atau

proses lain. Perhatian khusus juga diberikan untuk melindungi produk terhadap

pencemaran serpihan logam atau gelas.

Pengadaan, penanganan, dan pengawasan bahan pengemas primer dan

bahan pengemas cetak serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang

sama seperti terhadap bahan awal. Bahan pengemas primer, bahan pengemas

cetak atau bahan cetak lain yang tidak berlaku lagi atau obsolete harus

dimusnahkan dan pemusnahannya dicatat. Pengemasan berfungsi membagi dan

mengemas produk ruahan menjadi produk jadi. Pengemasan dilaksanakan di

bawah pengendalian ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk

akhir yang dikemas. Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas, dan

bahan cetak lain harus diperiksa dan diverifikasi kebenarannya.

Untuk memastikan keseragamaan bets, dilakukanlah pengujian atau

pemeriksaan selama proses dengan metode yang telah disetujui. Pemantauan ini

dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi kinerja produksi. Prosedur

yang diterapkan harus menjelaskan titik pengambilan sampel, frekuensi

pengambilan sampel (hendaknya pada awal, tengah dan akhir proses), jumlah

sampel yang diambil, spesifikasi yang harus diperiksa, dan batas penerimaan tiap

spesifikasi. Hasil pengujian akan menjadi bagian dari catatan bets.

Jika suatu bahan atau produk tidak memenuhi persyaratan dan dinyatakan

ditolak, maka barang tersebut hendaklah disimpan secara terpisah dan diberi

penandaan yang jelas. Barang tersebut dapat dikembalikan kepada pemasoknya,

diolah ulang, atau dimusnahkan sesuai dengan persetujuan kepada bagian

pemastian mutu. Syarat dilakukannya pengolahan ulang terhadap suatu bets

adalah kepastian bahwa mutu akhir produk tidak terpengaruh dan proses

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

17

dikerjakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Selain pengolahan

ulang, suatu bets juga dapat mengalami pemulihan ulang, yaitu penggabungan ke

dalam bets lain dari produk yang sama pada suatu tahap pembuatan obat.

Seluruh produk jadi hanya dapat dipasarkan setelah mendapatkan

persetujuan pelulusan oleh kepala pengawasan mutu. Selama menunggu

keputusan tersebut, produk jadi diberikan status karantina dan diletakkan dalam

tempat yang terpisah (area karantina). Produk akhir yang akan diluluskan

hendaknya memenuhi kriteria dalam aspek spesifikasi dan persyaratan mutu,

sampel pertinggal yang jumlahnya mencukupi untuk pengujian di masa

mendatang, pengemasan dan penandaan yang menenuhi syarat, dan rekonsiliasi

bahan kemasnya diterima. Setelah keputusan pelulusan diberikan, produk jadi

tersebut hendaklah dipindahkan ke gudang produk jadi dan pemasukan bets

dicatat di kartu stok. Selanjutnya, pendistribusian barang harus memenuhi konsep

first-in-first-out.

Semua bahan dan produk yang terlibat dalam proses produksi disimpan

secara rapi dan teratur pada kondisi lingkungan yang sesuai berdasarkan uji

stabilitas. Kegiatan pergudangan ini hendaklah terpisah dari kegiatan lain.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh bagian pergudangan adalah penerimaan bahan

awal, bahan kemas, dan produk jadi, serta penyerahan ke bagian produksi atau

distributor. Bahan awal dan bahan kemas hanya dapat diterima oleh bagian

penerimaan jika telah sesuai terhadap persyaratan. Jika bahan tersebut ditolak,

hendaknya disimpan terpisah dengan bahan yang diterima. Dalam pendistribusian

bahan awal dan bahan kemas, hendaklah mengikuti prinsip FIFO dan FEFO.

Bahan dan obat hendaknya diangkut dengan cara tertentu sehingga tidak

merusak keutuhan dan kondisinya tetap terjaga, seperti diletakkan dalam kondisi

suhu yang terpantau dan di dalam wadah yang memberikan perlindungan yang

cukup. Pengiriman dan pengangkutan sendiri hendaknya dilaksanakan setelah ada

order pengiriman dan kegiatan tersebut didokumentasikan dalam catatan

penyimpanan yang mencakup tanggal pengiriman, nama dan alamat pelanggan,

uraian produk, dan kondisi pengangkutan dan penyimpanan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

18

2.2.7. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang esensial dari CPOB untuk

menyatakan bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan

tujuan pemakaiannya. Bagian pengawasan mutu haruslah independen dari bagian

lainnya, terutama bagian produksi, agar kegiatan yang dilakukan selalu bersifat

obyektif dan memberikan hasil yang memuaskan. Kegiatan yang dilakukan oleh

bagian pengawasan mutu harus menerapkan Cara Berlaboratorium Pengawasan

Mutu yang Baik. Pedoman ini mencakup 7 aspek yaitu bangunan dan fasilitas,

personil, peralatan, pereaksi dan media perbenihan, baku pembenihan, spesifikasi

dan prosedur pengujian, serta catatan analisis. Menurut Cara Berlaboratorium

Pengawasan Mutu yang Baik, laboratorium yang digunakan untuk pengujian

harus terpisah secara fisik dari ruang produksi, dan laboratorium biologi,

mikrobiologi, dan kimia hendaknya terpisah satu dari yang lain. Ruangan yang

berisi instrumen juga harus terpisah sehingga dapat memberikan perlindungan

terhadap interfensi elektris, getaran, atau kelembaban.

Peralatan dan perangkat lunak yang dilakukan dalam kegiatan pengujian

hendaklah dikualifikasi/divalidasi, dirawat dan dikalibrasi dalam jangka waktu

yang sesuai dan dilakukan sebelum instrumen tersebut digunakan untuk

pengujian. Pereaksi dan media yang digunakan dalam kegiatan pengujian

hendaklah memiliki label yang berisi identitas yang lengkap, termasuk waktu

daluarsa. Media yang akan digunakan hendaklah telah melalui uji kontrol positif

dan negatif. Baku pembanding dapat diperoleh dari Komisi Farmakope yang

diakui atau menstandarisasi bahan baku terhadap baku pembanding primer atau

sekunder (disebut sebagai baku kerja).

Prosedur pengujian yang diterapkan dalam kegiatan di laboratorium

hendaklah divalidasi terlebih dahulu dan sesuai dengan metode yang telah disetujui

pada saat pemberian izin edar. Setiap kegiatan pengujian juga hendaknya

didokumentasikan dengan baik dalam catatan analisis yang mencakup nama dan

nomor bets, nama analis, metode, semua data, perhitungan, spesifikasi, hasil, dll.

Kegiatan yang dilakukan oleh bagian pengawasan mutu mencakup semua kegiatan

analitis yang dilakukan di laboratorium, yaitu pengambilan sampel dan aktivitas

pemeriksaan dan pengujian. Pengujian tersebut dilakukan terhadap bahan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

19

awal, produk antara, produk ruahan, produk jadi. Selain itu, bagian pengawasan

mutu juga melakukan uji stabilitas, pemantauan lingkungan, pengujian dalam

rangka validasi, penanganan sampel pertinggal, menyusun serta memperbaharui

spesifikasi bahan dan metode pengujian.

Pengambilan sampel dilakukan di suatu tempat khusus, menggunakan alat

yang dikhususkan untuk tiap material, dan sampel diletakkan di wadah yang sesuai.

Rencana pengambilan sampel dapat mengikuti “n-p-r plan” untuk bahan awal dan

Military Standard 105D untuk bahan kemas. Setiap sampel yang sudah dikumpulkan,

kemudian diuji menggunakan metode pengujian yang telah divalidasi dan hasilnya

dinilai berdasarkan syarat spesifikasi yang telah ditentukan. Uji stabilitas merupakan

suatu pengujian yang bertujuan untuk menilai karakteristik stabilitas obat dan

menentukan kondisi penyimpanan yang sesuai serta tanggal daluarsa produk. Uji ini

dilakukan pada produk baru; kemasan baru (berbeda dari standar yang telah

ditetapkan); perubahan formula, metode atau sumber material; bets yang diluluskan

dengan pengecualian (bets yang sifatnya berbeda dari standar atau bets yang diolah

ulang); dan produk yang telah beredar.

2.2.8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu

Inspeksi diri bertujuan untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi

dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB. Program

inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam

pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang

kompeten dari perusahaan. Inspeksi diri hendalah dilakukan secara rutin, di

samping itu, pada situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali

obat jadi atau terjadi penolakan yang berulang.Semua saran untuk tindakan

perbaikan supaya dilaksanakan. Prosedur dan catatan inspeksi diri hendaklah

didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut yang efektif.

Aspek-aspek dalam CPOB untuk inspeksi diri mencakup antara lain:

personalia, bangunan termasuk fasilitas untuk personil, perawatan bangunan dan

peralatan, penyiapan bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi, peralatan,

pengolahan dan pengawasan-selama-proses, pengawasan mutu, dokumentasi,

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

20

sanitasi dan higiene, program validasi dan re-validasi, kalibrasi alat atau sistem

pengukuran, prosedur penarikan kembali obat jadi, penanganan keluhan,

pengawasan label dan hasil inspeksi sebelumnya dan tindakan perbaikan.

Tim inspeksi diri terdiri dari paling sedikit 3 anggota yang berpengalaman

dalam bidangnya masing-masing dan memahami CPOB. Anggota tim dapat

dibentuk dari dalam atau dari luar perusahaan. Tiap anggota hendaklah

independen dalam melakukan inspeksi dan evaluasi. Inspeksi diri dapat dilakukan

per bagian sesuai dengan kebutuhan perusahaan; namun hendaklah dilakukan

minimal 1 kali dalam setahun. Frekuensi inspeksi diri hendaklah tertulis dalam

prosedur tetap inspeksi diri.

Setelah inspeksi diri dilaksanakan hendaklah dibuat laporan inspeksi diri

yang mencakup antara lain: hasil inspeksi diri, evaluasi serta kesimpulan; dan

saran tindakan perbaikan. Hendaklah dibuat program tindak lanjut yang efektif.

Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu

meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen

mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu. Audit mutu umumnya

dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim yang dibentuk

khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu juga dapat diperluas

terhadap pemasok dan penerima kontrak. Pada audit dan persetujuan pemasok,

semua pemasok hendaklah dievaluasi secara teratur.

2.2.9. Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Produk, dan Produk

Kembalian

Semua keluhan dan informasi yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi

kerusakan obat hendaklah dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis.

Untuk menangani kasus yang mendesak sebaiknya disusun suatu sistem,

mencakup penarikan kembali produk yang diduga cacat dari peredaran secara

cepat dan efektif. Penarikan kembali produk dilakukan bila ditemukan produk

yang cacat mutu atau bila ada laporan mengenai reaksi yang berisiko terhadap

kesehatan.

Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar lalu dikembalikan ke industri farmasi karena keluhan mengenai kerusakan, daluarsa, atau alasan lain

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

21

misalnya wadah yang menimbulkan keraguan tentang identitas, mutu, jumlah dan

keamanan obat.

a. Keluhan

Penyebab adanya laporan dan keluhan mengenai produk, yaitu:

1) Kerusakan fisik, kimiawi, atau biologis dari produk atau kemasannya

2) Adanya reaksi yang merugikan seperti alergi, toksisitas, reaksi fatal, dan

reaksi medis lainnya

3) Respon klinis produk rendah atau tidak berkhasiat

Penyelidikan dan evaluasi laporan dan keluhan mencakup:

1) Pengkajian seluruh informasi mengenai laporan atau keluhan

2) Inspeksi sampel obat yang dikeluhkan, dan sampel pertinggal dari bets yang

sama

3) Pengkajian semua data dan dokumentasi termasuk catatan bets, distribusi

dan laporan pengujian dari produk yang dikeluhkan.

Tindak lanjut yang dilakukan setelah melakukan penyelidikan dan evaluasi

terhadap laporan dan keluhan mencakup :

1) tindakan perbaikan bila diperlukan

2) penarikan kembali satu bets atau seluruh produk akhir yang bersangkutan

3) tindakan lain yang tepat

b. Penarikan Kembali Produk

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat terjadi penarikan kembali produk,

yaitu :

1) Penunjukan personil yang bertanggung jawab, memahami operasi penarikan

kembali, independen terhadap bagian penjualan dan pemasaran untuk

melaksanakan dan mengoordinasikan penarikan kembali produk bersama

dengan staf.

2) Adanya prosedur tertulis yang diperiksa secara berkala untuk mengatur

segala tindakan penarikan kembali.

3) Operasi penarikan kembali sebaiknya mampu dilakukan segera dan tiap

saat.

4) Keputusan penarikan kembali produk:

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

22

a) dapat diprakarsai oleh industri farmasi atau atas perintah dari otoritas

pengawasan obat.

b) secara intern berasal dari kepala bagian manajemen mutu dan

perusahaan.

c) dapat melibatkan satu bets atau lebih atau seluruh bets produk akhir.

d) dapat mengakibatkan penundaan atau penghentian pembuatan produk.

Pelaksanaan penarikan kembali hendaklah dilakukan segera setelah diketahui

ada produk yang cacat mutu atau diterima laporan mengenai reaksi yang

merugikan.

c. Produk Kembali

Berdasarkan hasil evaluasi, produk kembalian dapat dikategorikan sebagai

berikut:

1) Produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi sehingga dapat

dikembalikan ke dalam persediaan

2) Produk kembalian yang dapat diproses ulang

3) Produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat diproses

ulang. Produk ini hendaklah dimusnahkan sesuai dengan prosedur

pemusnahan yang mencakup tindakan pencegahan terhadap pencemaran

lingkungan dan penyalahgunaan bahan atau produk.

2.2.10. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan

dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.

Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap

personel menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga

memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul

karena hanya mangandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, Dokumen Produksi

Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan

harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen

adalah sangat penting.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

23

Spesifikasi menguraikan secara rinci persyaratan yang harus dipenuhi

produk atau bahan yang digunakan atau diperoleh selama pembuatan. Dokumen

ini merupakan dasar untuk mengevaluasi mutu. Pengemasan Induk (Formula

Pembuatan, Instruksi Pengolahan dan Instruksi Pengemasan) menyatakan seluruh

bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan serta menguraikan semua

operasi pengolahan dan pengemasan. Prosedur berisi cara untuk melaksanakan

operasi tertentu misalnya pembersihan, berpakaian, pengendalian lingkungan,

pengambilan sampel, pengujian, dan pengoperasian peralatan. Catatan menyajikan

riwayat tiap bets produk, termasuk distribusinya dan semua keadaan yang relevan

yang berpengaruh pada mutu produk akhir.

Isi dokumen tidak boleh berarti ganda, di mana yang dimaksud adalah

judul, sifat, dan tujuan dinyatakan dengan jelas. Dokumen tidak boleh ditulis

tangan, tapi jika dokumen perlu pencatatan, penulisan tangan harus jelas, terbaca,

dan tidak dapat dihapus. Perubahan terhadap penulisan tangan ini hendaklah

ditandatangani, diberi tanggal, dan memungkinkan pembacaan informasi semula.

Catatan pembuatan hendaklah disimpan selama paling sedikit satu tahun setelah

tanggal daluwarsa produk jadi.

Spesifikasi perlu disahkan dengan benar dan diberi tanggal, atau jika perlu

spesifikasi produk antara dan produk ruahan. Selain spesifikasi, dokumen lain

yang diperlukan adalah dokumen produksi, yaitu dokumen produksi induk,

prosedur produksi induk, dan catatan produksi bets. Dokumen produksi induk

yang disahkan secara formal mencakup nama, bentuk sediaan, kekuatan dan

deskripsi produk, nama penyusun dan bagiannya, nama pemeriksa serta daftar

distribusi dokumen. Produksi pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk

yang disahkan secara formal harus tersedia untuk tiap produk dan ukuran bets

yang akan dibuat. Catatan pengolahan bets harus tersedia bagi tiap bets yang

diolah. Metode pembuatan catatan tersebut didesain untuk menghindarkan

kesalahan transkripsi. Hal tersebut juga berlaku untuk catatan pengemasan bets.

Prosedur tertulis diperlukan untuk pengambilan sampel yang mencakup

personil yang diberi wewenang mengambil sampel, metode, dan alat yang harus

digunakan, jumlah yang harus diambil dan segala tindakan pengamanan yang

harus diperhatikan untuk menghindarkan kontaminasi terhadap bahan atau segala

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

24

penurunan mutu. Prosedur pengujian bahan dan produk yang diperoleh dari tiap

tahap produksi yang menguraikan metode dan alat yang harus digunakan juga

diperlukan. Catatan mengenai distribusi tiap bets hendaklah disimpan untuk

memfasilitasi penarikan kembali bets bila perlu. Dokumentasi lain yang perlu

disediakan adalah prosedur tertulis dan catatan yang berkaitan mengenai tindakan

yang harus diambil atau kesimpulan yang dicapai, prosedur pengoperasian yang

jelas untuk peralatan utama pembuatan dan pengujian, dan buku log untuk

mencatat peralatan utama atau kritis.

2.2.11. Pembuatan Analisis Berdasarkan Kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindari produk atau pekerjaan dengan mutu

yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis harus dibuat secara jelas menentukan

tanggung jawab masing-masing pihak. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Kontrak tertulis meliputi pembuatan dan/atau analisis obat yang dikontrakkan

dan semua pengaturan teknis terkait

b. Semua pengaturan untuk pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak termasuk

usul perubahan dalam pengaturan teknis atau pengaturan lain sesuai dengan

izin edar produk

c. Kontrak mengizinkan pemberi kontrak untuk mengaudit sarana dari penerima

kontrak

Tanggung jawab pemberi kontrak adalah menilai kompetensi penerima

kontrak dalam melaksanakan pekerjaan atau pengujian yang diperlukan dan

memastikan mengikuti CPOB. Penerima kontrak harus memiliki gedung dan

peralatan yang cukup, pengetahuan dan pengalaman, dan personil yang kompeten

untuk melakukan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi kontrak. Kontrak

menyatakan prosedur pelulusan tiap bets produk untuk diedarkan dan memastikan

bahwa tiap bets telah dibuat dan diperiksa pemenuhannya terhadap persyaratan

izin edar.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

25

2.2.12. Kualifikasi dan Validasi

a. Prinsip

Industri farmasi mengidentifikasi validasi yang diperlukan sebagai

bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang dilakukan.

Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang

mempengaruhi mutu produk hendaklah digunakan untuk menentukan

ruang lingkup dan cakupan validasi.

b. Perencanaan Validasi

Unsur utama program validasi dirinci dengan jelas dan

didokumentasikan di dalam Rencana Induk Validasi (RIV) atau

dokumen yang setara.

RIV mencakup :

1) Kebijakan validasi

2) Struktur organisasi kegiatan validasi

3) Ringkasan fasilitas, sistem, peralatan dan proses yang akan

divalidasi

4) Format dokumen, format protokol dan laporan validasi,

perencanaan dan jadwal pelaksanaan

5) Pengendalian perubahan

6) Acuan dokumen yang digunakan

c. Kualifikasi

1) Kualifikasi Desain (KD)

Kualifikasi desain merupakan unsur pertama dalam melakukan

validasi terhadap fasilitas, sistem atau peralatan baru. Desain harus

memenuhi ketentuan dari CPOB dan didokumentasikan.

2) Kualifikasi Instalasi (KI)

Kualifikasi ini dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan

baru, atau yang dimodifikasi. KI mencakup hal-hal berikut :

Instalasi peralatan, pipa, sarana penunjang dan instrumentasi sesuai

dengan spesifikasi dan gambar teknik yang didesain.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

26

3) Kualifikasi Operasional (KO)

KO akan dilakukan seteleh KI selesai dilaksanakan, dikaji dan

disetujui. KO mencakup hal-hal berikut : pengujian yang perlu

dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, sistem, dan

peralatan; pengujian yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang

mencakup batas operasional atas dan bawah, sering dikenal sebagai

kondisi terburuk.

4) Kualifikasi Kinerja (KK)

KK dilakukan setelah KI dan KO selesai dilaksanakan, dikaji dan

disetujui atau pelaksanaannya dapat disatukan dengan KO. KK

mencakup hal-hal berikut : pengujian dengan menggunakan bahan

baku, bahan pengganti yang memenuhi spesifikasi atau produk

simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses,

fasilitas, sistem dan peralatan; uji yang meliputi satu atau beberapa

kondisi yang mencakup batas operasional atas dan bawah.

5) Kualifikasi Fasilitas, Peralatan dan Sistem Terpasang yang telah

Operasional

Hendaklah tersedia bukti untuk mendukung dan memverifikasi

parameter operasional dan batas variabel kritis pengoperasian alat.

Selain itu, kalibrasi, prosedur pengoperasian, pembersihan,

perawatan preventif, serta prosedur dan catatan pelatihan operator

hendaklah didokumentasikan.

d. Validasi Proses

Validasi proses umumnya dilakukan sebelum produk dipasarkan. Bila

hal tersebut tidak memungkinkan maka validasi dapat dilakukan

selama proses produksi rutin dilakukan. Proses yang telah berjalan dan

metode analisis juga dilakukan validasi. Fasilitas, sistem, dan peralatan

yang digunakan telah terkualifikasi, dievaluasi secara berkala untuk

verifikasi bahwa proses masih bekerja dengan baik.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

27

1) Validasi Prospektif

Validasi ini mencakup hal berikut :

a) Uraian singkat suatu proses, ringkasan tahap kritis proses

pembuatan yang harus diinvestigasi

b) Daftar peralatan/fasilitas yang digunakan termasuk alat ukur,

pemantau, dan pencatat serta status kalibrasinya

c) Spesifikasi produk jadi untuk diluluskan; daftar metode analisis

yang sesuai; usul pengawasan selama proses dan kriteria

penerimaan

d) Pengujian tambahan yang akan dilakukan termasuk kriteria

penerimaan dan validasi metode analisisnya bila diperlukan

e). Pola pengambilan sampel; metode pencatatan dan evaluasi hasil

2). Validasi Konkuren

Validasi ini dilakukan ketika produksi rutin dapat dimulai tanpa

lebih dulu menyelesaikan program validasi. Persyaratan

dokumentasi untuk validasi konkuren sama seperti validasi

prospektif.

3). Validasi Retrospektif

Validasi ini hanya dapat digunakan untuk proses yang telah mapan,

tetapi tidak berlaku jika terjadi perubahan formula produk,

prosedur pembuatan atau peralatan.

e. Validasi Pembersihan

Validasi ini dilakukan untuk konfirmasi efektivitas prosedur

pembersihan. Penentuan batas kandungan residu suatu produk, bahan

pembersih dan pencemaran mikroba, didasarkan pada bahan yang

terkait dengan proses pembersihan. Metode analisis yang digunakan

telah tervalidasi dan memiliki kepekaan untuk mendeteksi residu atau

cemaran. Validasi proses pembersihan sebaiknya dilakukan pada

bagian alat yang bersentuhan dan dipertimbangkan kembali untuk alat

yang tidak bersentuhan langsung dengan produk. Prosedur validasi ini

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

28

dilakukan sebanyak tiga kali berurutan dengan hasil yang memenuhi

syarat untuk membuktikan bahwa metode tersebut telah tervalidasi.

f. Pengendalian Perubahan

Prosedur pengendalian perubahan memastikan bahwa data pendukung

cukup menunjukkan proses yang diperbaiki akan menghasilkan suatu

produk sesuai mutu yang diinginkan dan konsisten dengan spesifikasi

yang telah ditetapkan. Kemungkinan dampak perubahan fasilitas,

sistem, dan peralatan terhadap produk dievaluasi, termasuk analisis

risiko

g. Validasi Ulang

Secara berkala fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses

pembersihan dievaluasi untuk konfirmasi bahwa validasi masih absah.

Jika tidak ada perubahan yang signifikan dalam status validasinya,

kajian ulang data yang menunjukkan bahwa fasilitas, sistem, peralatan

dan proses memenuhi persyaratan untuk validasi ulang.

h. Validasi Metode Analisis

Tujuan validasi metode analisis adalah mengetahui bahwa metode

analisis sesuai tujuan penggunaannya. Validasi metode analisis

dilakukan terhadap: uji identifikasi; uji kuantitatif kandungan

impuritas, uji batas impuritas, uji kuantitatif zat aktif dalam sampel

bahan atau obat atau komponen tertentu dalam obat, uji disolusi untuk

obat atau penentuan ukuran partikel untuk bahan baku aktif.

Karakteristik validasi yang umumnya perlu diperhatikan adalah

akurasi, presisi, ripitabilitas, intermediate precision, spesifisitas, batas

deteksi, batas kuantitasi, linearitas, dan rentang.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS

3.1. SOHO Group

SOHO Group adalah merupakan salah satu perusahaan farmasi terdepan di

Indonesia dalam bidang manufaktur, distribusi, dan penyediaan produk kesehatan

dan pelayanan yang berkualitas. SOHO Group terdiri dari tiga bisnis yang

sinergis, yaitu SOHO Group Pharma (pasar resep: generik berlogo, produk bahan

alam, obat dengan harga terjangkau, alat kesehatan, dan bisnis aliansi), SOHO

Group Consumer Health (produk OTC, Produk kesehatan konsumen, Produk

Hezzel Farm, dan produk Unihealth MLM), dan SOHO Group Distribution

(distributor SOHO Group dan anak perusahaan, pelaksana bisnis bahan baku, dan

bisnis eceran “Apotek Harmony”).

SOHO Group berfokus pada manufaktur produk herbal (imunomodulator,

antioksidan, antidiare, antilaksan) dan produk sintetis (produk antibiotik,

sefalosporin, injeksi, antiemetik, analgesik, muskuloskeletal, vitamin, obgyn,

gastro, neuro, dan reumatologis). SOHO Group mendistribusikan produknya dan

juga produk perusahaan lain. Saluran distribusi SOHO Group didukung oleh 26

cabang yang meliputi 90% kota besar di Indonesia, dan juga terdapat pada pasar

global di negara berkembang, yaitu Malaysia, Myanmar, Nigeria, Libanon,

Mongolia, Vietnam, Suriname, Brunei, dan Mauritius.

Pada tahap awal, tiga perusahaan yaitu PT. ETHICA, PT. SOHO, dan PT.

Parit Padang Global dijalankan sebagai penjual tradisional dan berjalan secara

terpisah tanpa koordinasi sistematis. Tidak ada sistem yang terstruktur untuk

rencana pengembangan bagi karyawan, sehingga jenjang karir dan strategi sukses

pada dasarnya tidak ada. Perubahan hal tersebut terjadi pada tahun 2006 saat

generasi kedua, Tan Eng Liang, memutuskan untuk menempatkan ketiga

perusahaan di bawah satu payung, SOHO Group. SOHO Group mulai

mengadopsi kerangka kerja Balanced Scorecard untuk menerapkan strategi

menjadi tujuan operasional yang mengarahkan perilaku dan kinerja pegawai. Pada

tahun 2012, SOHO Group telah memperkerjakan 6.000 orang. SOHO Group

29 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

30

berkomitmen dalam visi 2015 yaitu New Horizon Strategy to create our future

together.

Dengan implementasi Balanced Scorecard, SOHO Group saat ini telah

menjadi organisasi yang fokus pada strategi. Hal ini dibuktikan dengan

pencapaian SOHO Group yaitu:

1. Pertumbuhan penjualan pada tahun 2010 hingga mencapai 27,37%.

2. Prestasi, yaitu:

a. Menerima Penghargaan Kepuasan Pelanggan Indonesia 2010 dari Majalah

SWA dalam kerjasama dengan Frontier Consulting Group (FCG) untuk

produk Diapet.

b. Menerima dua Indonesian Best Brand Awards 2010 dari Majalah SWA

dalam kerjasama dengan Marketing and Specialist Research Institute

(MARS) untuk produk Curcuma Plus dan Diapet.

c. Menerima dua Top Brand Awards 2010 dari Marketing Magazine dalam

kerjasama dengan FCG untuk produk Diapet dan Laxing.

d. Menerima dua Top Brand Kids Awards 2010 dari Marketing Magazine

dalam kerjasama dengan FCG untuk produk Curcuma Plus dan Diapet.

e. Menerima dua penghargaan MURI 2010 untuk “The Most Symposium Held

in a Single Year and Supporter of the Longest Circumcise Activity”.

f. SOHO Group terpilih sebagai Indonesian Employer of Choice 2010 dari

Majalah SWA dalam kerjasama dengan HayGroup.

g. Presiden Komisaris, Tan Eng Liang, diberi penghargaan Entrepreneur of the

Year 2010 oleh Ernst and Young.

3. SOHO Group mencapai pengembalian investasi 700% pada investasi sebesar 1

juta dollar Amerika.

Gambar 3.1. Logo SOHO Group

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

31

Unsur-unsur yang terdapat pada logo SOHO Group adalah:

1. Segitiga sama sisi dan dua bentuk setengah lingkaran yang simetris

mencerminkan kesamaan kedudukan dan adil untuk semua pihak.

2. Bentuk segitiga mencerminkan tiga perusahaan inti yang mengawali

pergerakan usaha, membentuk satu kesatuan yang kokoh, saling menjaga kerja

sama dan bersinergi.

3. Warna hijau mengandung arti alamiah, segar, harmonis, serasi, sehat, sejuk,

dan damai, sedangkan warna biru bermakna selalu berkembang dan sejahtera.

4. Logo SOHO Group merupakan pemersatu dari semua perusahaan yang berada

didalamnya, menjadi intisari dari semua kegiatan/usaha, dan cita-cita para

pendirinya. Hal ini pada akhirnya diharapkan bisa menjadi daya dorong bagi

seluruh anggota Keluarga Besar SOHO Group untuk selalu bahu membahu,

bersemangat tinggi, serta bertanggung jawab tinggi dalam menyongsong masa

depan yang lebih baik.

3.2. PT. ETHICA Industri Farmasi

PT. ETHICA merupakan perusahaan pertama yang didirikan oleh Tan

Tjhoen Lim pada 30 November 1946, di Jalan Gunung Sahari XII No. 11, Jakarta

Pusat. Pada awalnya, perusahaan ini diberi nama N.V. ETHICA HANDEL MY,

namun diubah menjadi PT. ETHICA Industri Farmasi. ETHICA adalah

perusahaan farmasi pertama yang menghasilkan sediaan injeksi di Indonesia pada

tahun 1950, dan menjadi pelopor di Indonesia. Pada bulan Agustus 1996,

ETHICA pindah ke area yang lebih besar dengan luas 8000 meter persegi di

Kawasan Industri Pulogadung. Sebuah sistem produksi baru didirikan dalam

rangka memenuhi persyaratan pemerintah dan memperoleh sertifikasi CPOB.

Pada pertengahan tahun 2007, PT. ETHICA memiliki 350 karyawan

termasuk 240 orang sales yang berbasis di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.

PT. ETHICA juga telah menerima sertifikasi ISO 9001:2008. Saat ini, PT.

ETHICA Industri Farmasi telah memiliki lebih dari 100 jenis produk.

Logo PT. ETHICA Industri Farmasi merupakan inisial huruf E yang berada di

dalam dua buah lingkaran. Lingkaran mempunyai arti kesempurnaan, fleksibilitas,

dan tekad yang bulat demi meraih cita-cita. Dua buah lingkaran dapat diartikan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

32

sebagai suatu kerjasama yang saling mendukung untuk mencapai tujuan. Warna

merah mempunyai arti semangat perjuangan dan dedikasi yang tinggi. Nama

ETHICA, selain berarti budi pekerti yang baik, juga mencerminkan etos kerja dan

usaha yang bermartabat.

Gambar 3.2. Logo PT.ETHICA Industri Farmasi

3.3. PT. SOHO Industri Pharmasi

PT. SOHO Industri Pharmasi didirikan pada 18 Juli 1951 oleh Tan dan

Bertus Soesman. Nama SOHO diambil dari istilah Latin SOcietas HOnorabilis,

yang berarti kumpulan / masyarakat yang terhormat. Hal ini berarti bahwa para

pendiri, jajaran manajemen, dan seluruh karyawan dari perusahaan adalah orang-

orang terhormat dan terpandang yang selalu menjaga integritas dan kredibilitas

yang tinggi dalam menjalankan usaha. Perusahaan ini dikenal sebagai produsen

ekstrak, sediaan solid, semisolid, dan cair. Pada tahun 1970-an, PT SOHO Industri

Pharmasi diperluas ke usaha patungan dengan dua perusahaan global terkemuka

farmasi terkemuka, yaitu PT. Warner Lambert Indonesia saat ini bergabung

dengan PT. Pfizer Indonesia, dan PT. ICI Farmasi Indonesia saat ini dikenal

sebagai PT. Astra Zeneca Indonesia.

Pada 1990-an, PT. SOHO Industri Pharmasi diberikan sertifikasi CPOB

dari Departemen Kesehatan di Indonesia. PT. SOHO Industri Pharmasi terus

memperluas diri dengan memproduksi produk ethical di bawah lisensi perusahaan

global terkemuka yaitu Sanofi Winthrope-Perancis, Fuji-Jepang, G.D.Searle-Asm

dan Angelini-Italia. Pada tahun 2000an, PT. SOHO Industri Pharmasi diberikan

sertifikasi ISO 9001:2008 dari SGS yang diperlukan perusahaan untuk

berkomitmen dalam memberikan usaha terbaik untuk meningkatkan layanan dan

produk untuk memenangkan persaingan di pasar global. PT. SOHO Industri

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

33

Pharmasi dikenal juga sebagai ”Pioneer & Trendsetter Natural Medicine” di pasar

resep. Saat ini, PT. SOHO Industri Pharmasi memiliki lebih dari 180 jenis produk.

Gambar 3.3. Logo PT.SOHO Industri Pharmasi

Logo PT. SOHO Industri Pharmasi memiliki bentuk dasar diamond

dengan warna merah. Warna merah tersebut merupakan cerminan etos kerja dan

falsafah yang secara adil menjaga selalu keseimbangan komunikasi dan perlakuan

ke semua arah, demi kemajuan dan keberhasilan bersama. Berlian (diamond)

merupakan lambang keabadian, bernilai tinggi dan sangat berharga, yang

merupakan wujud usaha perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada

pelanggan.

3.4. PT. Parit Padang Global

PT Parit Padang Global, distributor farmasi dan kesehatan pertama dengan

sistem komputer real-time on-line, didirikan oleh Tan Tjhoen Lim pada tanggal 7

Agustus 1956. Perusahaan ini didirikan untuk dapat mengambil alih

pendistribusian produk-produk PT. ETHICA Industri Farmasi dan PT. SOHO

Industri Pharmasi. Nama Parit Padang diambil dari nama salah satu kabupaten di

Pulau Bangka, tanah kelahiran pendiri perusahaan.

Di bawah kepemimpinan Tan Eng Liang, penerus pendiri, PT. Parit

Padang Global bergerak maju dan dinamis untuk menjadi salah satu perusahaan

terkemuka di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam visi perusahaannya.

Selama lebih dari 50 tahun, PT Parit Padang Global telah berkesinambungan dan

konsisten mendistribusikan produk farmasi dari PT. SOHO Industri Pharmasi dan

PT Ethica Industri Farmasi, serta dari perusahaan terkemuka lainnya seperti Astra

Zeneca, Pfizer, Kimberly Clark, dan lain-lain.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

34

Logo PT. Parit Padang berupa inisial dua buah huruf P yang saling

tersambung dan berwarna hitam. Parit Padang dapat diartikan sebagai “saluran air

yang mengalir di tanah yang luas dan memberi kehidupan”, yang sesuai dengan

usaha distribusi produk dan jasa kesehatan yang berkualitas tinggi secara luas.

Inisial huruf P yang saling bersambung adalah gambaran arti usaha yang

berkesinambungan, saling mendukung dan bersinergi. Warna hitam mengandung

arti keteguhan hati, tegar tak mudah terpengaruh, dan upaya yang tinggi dalam

mencapai tujuan.

Gambar 3.4. Logo PT. Parit Padang Global

3.5. PT. Global Harmony Retailindo

PT. Global Harmony Retailindo (PT. GHR), merupakan unit bisnis baru

dari SOHO Group. PT. Global Harmony Retailindo didirikan di Jakarta pada

tanggal 11 November 2008, sebagai salah satu usaha untuk mendukung

terwujudnya Visi 2015 di mana SOHO Group akan menyediakan produk dan

kesehatan yang berkualitas tinggi. Salah satu bisnis utama dari PT. Global

Harmony Retailindo adalah Apotek Harmony. Apotek Harmony hadir sebagai

Wellness Pharmacy, yang menyediakan produk dan pelayanan kesehatan yang

memperhatikan keseimbangan dan keharmonisan di berbagai aspek kehidupan,

dan memposisikan perusahaan sebagai perusahaan yang fokus dan ramah kepada

pelanggan Apotek Harmony diperkuat oleh tenaga berpengalaman dalam dunia

farmasi. Motto kerja Apotek Harmony adalah “Melayani dengan Segenap Hati”.

Pelayanan yang diberikan oleh Apotek Harmony adalah apotek, praktek dokter

umum, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi, dan laboratorium klinik.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

35

3.6. PT. Universal Health Network

PT. Universal Health Network (Unihealth), merupakan perusahaan multi

level marketing, yang didirikan pada tanggal 6 April 2009. Unihealth

menyediakan produk-produk kesehatan seperti suplemen kesehatan dan

kecantikan, vitamin, perawatan kulit, dan perlengkapan kecantikan baik produksi

lokal maupun mancanegara.

Gambar 3.5. PT. Universal Health Network

3.7.

3.7.1

Visi dan Misi

Visi SOHO Group

Visi 2015 SOHO Group adalah menjadi salah satu kelompok perusahaan

global terkemuka dalam bidang manufaktur, distribusi, dan menyediakan produk

dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Visi 2015 adalah sebagai berikut:

a. Keuangan

Untuk meningkatkan penghasilan SOHO Group.

b. Perspektif Pelanggan

Untuk didedikasikan pada kepuasan pelanggan dengan level yang

tertinggi dan memperoleh kepercayaan dari dokter, pasien dan

pelanggan lain yang dilayani.

c. Perspektif Proses Internal

Untuk mencapai “best in class” di seluruh aktivitas operasional.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan yang “best in class”.

Fokus bisnis dalam Visi 2015 adalah pada area berikut:

1). Bisnis Manufaktur, dengan cara:

a). Mempertahankan pangsa pasar yang sudah diraih dan melakukan

ekspansi ke pangsa pasar yang baru dan pasar internasional.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

36

b). Melakukan diversifikasi ke arah manufacturing health related

products.

2). Bisnis Distribusi, dengan cara:

a). Memperkuat bisnis inti dan menjadi pemain niche logistic

farmasi.

b). Melakukan diversifikasi dengan ekspansi ke pasar ritel farmasi .

3). Bisnis Healthcare, dengan cara:

a). Mendirikan laboratorium

b). Mendirikan klinik

4). Diversifikasi Bisnis, dengan cara:

a). Berdagang bahan baku.

b). Membangun perkebunan bahan baku dan ekstraksi untuk

curcuma.

c). Memproduksi bahan pengemas.

Keempat fokus bisnis tersebut didukung oleh 3 penggerak utama, yaitu :

a. Inovasi produk dan pelayanan.

b. Bisnis internasional dengan menjadi Leading Home dan Regional

Player.

c. Mengembangkan ketrampilan karyawan yang “best in class” serta

teknologi dan informasi capital yang unggul.

3.7.2 Misi SOHO Group

Misi SOHO Group yaitu dengan bangga melayani pelanggan dengan

menyediakan secara terus-menerus produk dan jasa kesehatan yang berkualitas

tinggi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan usia panjang. “Terus menerus”

mempunyai makna terus-menerus mengadakan pembaharuan dalam hal produk

dan jasa kesehatan serta mempunyai keunggulan dalam persaingan. Mutu

kehidupan di sini ditingkatkan dengan cara mengembangkan sebagian atau

seluruh aktivitas yang terbatasi karena suatu penyakit menuju kondisi aktivitas

normal, mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan sehingga dapat

beraktivitas secara terus-menerus seperti yang diinginkan, dan mencegah

kemungkinan adanya gangguan kesehatan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

37

Selain dari Visi 2015 dan Misi SOHO Group, perusahaan juga memiliki

nilai-nilai yang merupakan kepercayaan dan ide mengenai tujuan yang ingin

dicapai oleh para anggota organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Nilai-nilai

organisasi tersebut membentuk norma organisasi sekaligus sebagai panduan atau

harapan yang menggambarkan perilaku yang sepantasnya dilakukan para

karyawan. Terdapat tujuh nilai budaya di SOHO Group, yaitu :

a. Kerja Sama yang Memiliki Komitmen Tinggi

Kemampuan untuk bekerja sama tersebut harus dilandasi oleh pemahaman

setiap karyawan mengenai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan

bagaimana keterkaitan kerjanya dengan bagian atau departemen atau divisi

atau unit lain dalam SOHO Group.

b. Pelayanan Prima kepada Pelanggan

Nilai yang diharapkan dimiliki dalam perilaku karyawan adalah pelayanan

yang memuaskan dan melebihi harapan pelanggan, baik pelanggan internal

maupun pelanggan eksternal.

c. Pemrakarsaan Cara Baru dalam Menjalankan Usaha

Karyawan diharapkan secara proaktif mencari cara kerja yang lebih efektif

melalui ide-ide dan kreativitas karyawan sehingga menghasilkan produk dan

proses kerja yang lebih baik lagi.

d. Dedikasi dan Produktivitas

Dedikasi yang diharapkan dari karyawan adalah kemampuan untuk

menempatkan diri untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan, bahkan

bila perlu disertai dengan pengorbanan yang tulus, sementara produktivitas

yang diharapkan dari karyawan adalah mampu memberikan hasil kerja atau

kinerja yang terbaik dengan memperhatikan efektivitas dari efisiensi kerja.

e. Perlakuan yang Adil dan Penghargaan atas Prestasi

Perlakuan yang adil yang dikembangkan sebagai nilai budaya dalam SOHO

Group adalah memperlakukan karyawan/pelanggan sesuai dengan ketentuan,

prosedur, mengetahui kebijakan yang berlaku, sementara penghargaan atas

prestasi adalah memberikan penghargaan dalam bentuk materi atau non-materi,

baik secara lisan maupun tertulis, di depan karyawan lain maupun secara

pribadi atas prestasi kerja yang dicapai karyawan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

38

f. Berjuang demi Pencapaian

Dalam mengerjakan sesuatu, karyawan SOHO Group harus melakukannya

dengan usaha keras dan ketrampilan yang tinggi dan disertai dengan

perencanaan yang matang, didiskusikan, diuji coba dan dievaluasi.

g. Integritas, Kejujuran dan Disiplin

“Integritas” memiliki makna menjaga dan melaksanakan norma dan ketentuan

yang berlaku di masyarakat dan organisasi secara konsekuen dan konsisten

serta menyimpan rahasia yang dipercayakan; sedangkan kejujuran adalah

bekerja dengan niat dan suasana yang bersih dari segala macam unsur

keuntungan diri pribadi (yang tidak menjadi haknya), baik secara material

ataupun non-material, sementara nilai budaya disiplin adalah

menepati/menjalankan segala ketentuan dengan tepat dan benar sesuai dengan

tepat dan benar sesuai dengan ketentuan yang ada.

3.8. Lokasi dan Sarana Produksi

PT. SOHO Industri Pharmasi berlokasi di Jl. Pulogadung No.6, Kawasan

Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Di lokasi ini, SOHO Group memiliki area

untuk Manufacturing yang terdiri dari gedung 2, gedung 3, dan gedung Obat

Tradisional (OT). Area manufacturing tersebut berada di komplek PG6, Kawasan

Industri Pulogadung. Pembagian ruangan adalah sebagai berikut:

a. Ruangan Produksi di Gedung 2

Ruang produksi di gedung 2 terdiri dari ruang timbang (weighing room)

dan ruang produksi sediaan liquid. Ruang timbang terdiri dari ruang timbang

solid, ruang timbang liquid, buffer room, staging before weighing room, staging

after weighing room, ruang penyimpanan peralatan timbang. Ruang produksi

sediaan cair terdiri dari ruang blowing botol, ruang mixing, ruang filling,

packaging primer, ruang packaging sekunder, ruang In Process Control (IPC)

liquid, ruang penyimpanan peralatan liquid, ruang penyimpanan pengemas primer,

ruang penyimpanan pengemas sekunder, Work In Process (WIP) room, ruang

cuci, ruang supervisor dan administrasi.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

39

b. Ruangan Produksi di Gedung 3

Ruang produksi yang terletak di gedung 3 terdiri dari ruang ganti sepatu

dan pakaian karyawan, ruang produksi sediaan solid dan ruang supervisor dan

administrasi. Untuk ruang produksi sediaan solid terdiri dari ruang mixing, ruang

tabletting, ruang coating, ruang filling kapsul, ruang packaging primer, ruang

printing, ruang packaging sekunder, ruang penyimpanan cangkang kapsul, ruang

penyimpanan peralatan solid, ruang penyimpanan pengemas primer, ruang

penyimpanan pengemas sekunder, ruang IPC tablet, ruang IPC mixing,

laboratorium kimia dan mikrobiologi, WIP room, dan ruang cuci.

c. Ruangan Produksi di Gedung Obat Tradisional (OT)

Ruang produksi yang terletak di gedung OT terdiri dari ruang ganti sepatu

dan pakaian karyawan, ruang produksi sediaan liquid dan ruang supervisor dan

administrasi. Untuk ruang produksi sediaan liquid terdiri dari ruang penghalusan

bahan, ruang pengeringan, ruang ekstraksi, ruang granulasi, ruang pengemasan

primer, ruang IPC, WIP room, dan ruang cuci. Ruang produksi dikelompokkan

menjadi dua kelas, yaitu kelas E dan kelas F. Ruang kelas E digunakan untuk

produksi sediaan nonsteril yang ditujukan untuk penggunaan oral dan pengemasan

primer, sedangkan kelas F digunakan untuk ruang pengemasan sekunder.

3.9. Struktur Organisasi SOHO Group

SOHO Group dipimpin oleh seorang President Commissioner yang

membawahi enam bagian yakni Finance and IT, Human Resources, Supply and

Operation, Marketing, Compliance, dan Office Strategy Management. Executive

Vice President of Supply and Operation membawahi 7 divisi, yaitu Human

Resources for Supply and Operation, Quality Operation Division, Production

Division, Supply Chain Division, Technical Division, Validation and

Documentation Department, dan Special Projects for Supply and Operation.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

40

Gambar 3.6. Struktur Organisasi Supply dan Operation PT. SOHO Group

3.9.1. Quality Operation Department

Quality Operation Department menangani manajemen mutu di dalam PT.

SOHO Group. Departemen ini dipimpin oleh seorang apoteker dengan

jabatan Quality Operation Division Head. Quality Operation Department

memiliki 4 bagian, yaitu Quality Assurance Department, Quality Control

Department PT. SOHO Industri Pharmasi, Quality Control Department

PT. ETHICA, dan Quality Operation Administrator.

Gambar 3.7. Struktur Organisasi Quality Operation Department

3.9.1.1. Quality Assurance Department

Quality Assurance Department dikepalai oleh seorang apoteker

dengan jabatan Quality Assurance Department Head. Quality Assurance

Department memiliki tanggung jawab yang berhubungan dengan

pemastian mutu produk, antara lain :

1. Merancang dan memastikan penerapan sistem mutu

2. Memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala,

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

41

3. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal

(audit terhadap pemasok)

4. Koordinasi dengan divisi lain yang terkait dengan pengendalian

perubahan dan deviasi

5. Mengevaluasi atau mengkaji catatan bets (batch record)

6. Menyetujui kontrak pembuatan produk (toll manufacturing) dan

kontrak laboratorium pengujian/kalibrasi

7. Meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan

mempertimbangkan semua faktor terkait

8. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi serta

memastikan kalibrasi terhadap alat-alat di laboratorium dilaksanakan

secara rutin dan benar

9. Menangani dan menyelesaikan semua keluhan obat, obat kembalian

serta penarikan obat jadi

10. Memastikan uji stabilitas obat jadi dilakukan secara

berkesinambungan.

Quality Assurance terdiri dari Quality Compliance Section, Quality

Monitoring System Sub Department, Quality Support Section, dan Quality

Assurance Administrator.

Gambar 3.8. Struktur Organisasi Quality Assurance

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

42

a. Quality Compliance Section

Quality Compliance Section dipimpin oleh Quality Compliance Section

Head. Quality Compliance Section bertugas menangani stabilitas, pemenuhan

registrasi, dan peninjauan mutu produk.

Uji stabilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa produk-produk

memenuhi spesifikasi pada masa peredaran atau masa penyimpanan. Uji stabilitas

yang dilakukan ada 2 jenis, yaitu uji stabilitas dipercepat dan uji stabilitas jangka

panjang. Pada uji stabilitas dipercepat, obat dalam kemasan aslinya dikondisikan

dalam climatic chamber bersuhu 40 ± 2 C dan berkelembaban 75 ± 5%. Pada uji

stabilitas jangka panjang, obat dikondisikan bersuhu 25 ± 2 o

o

C dan

berkelembaban 65 ± 5%. Uji stabilitas dilakukan hingga ED + 1 tahun, artinya uji

stabilitas dilakukan hingga melebihi 1 tahun tanggal daluarsa yang ditetapkan.

Tujuan dilakukan uji hingga ED + 1 tahun ini adalah untuk mengetahui adanya

kemungkinan dilakukan perpanjangan masa daluarsa suatu produk. Perpanjangan

masa daluarsa suatu produk dapat dilakukan jika pengujian stabilitas hingga ED +

1 tahun masih memenuhi syarat. Apabila ditemukan produk yang sudah tidak

memenuhi syarat sebelum ED, maka dapat dilakukan pemendekan waktu daluarsa

dalam pembuatan produk selanjutnya.

Tugas Quality Compliance Section berikutnya adalah menangani

Peninjauan Mutu Produk atau Product Quality Review (PQR). Product Quality

Review disiapkan satu tahun sebelum perencanaan produksi produk obat dan/ atau

suplemen. Tujuan PQR dilaksanakan setiap tahun adalah untuk memverifikasi

konsistensi suatu produk yang berhubungan dengan GMP (Good Manufacturing

Practice) dan kesesuaian dengan spesifikasi terkini. PQR berisi kumpulan data

untuk menganalisa apakah suatu produk masih memenuhi syarat efikasi, mutu,

dan aman untuk digunakan. PQR berisi tinjauan terhadap kualitas produk, antara

lain pengenalan produk (periode PQR, nama produk, nomor bagian, total bets

yang ditinjau, area produksi, deskripsi produk), peninjauan analisa IPC,

peninjauan analisa produk setengah jadi, peninjauan bahan awal (bahan baku dan

bahan pengemas), peninjauan seluruh hasil uji di luar spesifikasi, peninjauan

penyimpangan dan kejadian, peninjauan produk yang tidak sesuai, peninjauan

pengendalian perubahan, peninjauan stabilitas, peninjauan obat kembalian yang

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

43

terkait keluhan dan penarikan kembali obat jadi, peninjauan validasi proses dan

metode analisa, peninjauan kalibrasi, kualifikasi mesin dan peralatan, peninjauan

variasi kewenangan pemasaran yang diusulkan, diterima, ditolak, peninjauan

perjanjian CPOB untuk memastikan kebenaran, peninjauan efektivitas Tindakan

Perbaikan dan Pencegahan (Corrective Action Preventive Action/CAPA), serta

keterangan dan kesimpulan.

Tugas lainnya adalah pemenuhan registrasi. Pemenuhan registrasi dengan

cara mengumpulkan data-data dari divisi Quality Control dan divisi R&D serta

memastikan dokumen sesuai dengan keadaan aktual. Dokumen yang diperlukan

yaitu batch record, prosedur pemeriksaan bahan baku, produk setengah jadi dan

produk jadi, lembar spesifikasi produk, sertifikat analisa bahan baku, produk

setengah jadi, dan produk jadi. Untuk penanganan registrasi produk-produk yang

hampir habis masa berlakunya diperlukan penyiapan data dan pelengkapan data

untuk registrasi yang dimulai enam bulan sebelum masa berlaku habis.

Pelaksana Pemenuhan Mutu atau Quality Compliance Executive

merupakan bagian dari Quality Compliance Section. Quality Compliance Section

memiliki dua Quality Compliance Executive di mana Quality Compliance

Executive I menangani Follow Up Stability (FUS) dan Quality Compliance

Executive II menangani registrasi.

b. Quality Assurance Administrator

Tugas dari Quality Assurance Administrator adalah merapikan dan

menyimpan batch record, dokumentasi stabilitas, dokumentasi deviasi dan

Lembar Usulan Perubahan (LUP), serta dokumentasi CoA bahan baku dan

pengemas.

c. Quality Monitoring System Sub Department

Quality Monitoring System Sub Department dikepalai oleh Quality

Monitoring System Sub Department Head. Departemen ini dibagi-bagi menjadi

Quality Monitoring Section, Quality System Executive dan Quality Release

Section. Quality Monitoring Section Head bertugas melakukan inspeksi diri (audit internal), melakukan audit ke distributor dan supplier (audit eksternal), melakukan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

44

pembuatan CAPA dan melakukan follow up terhadap CAPA yang telah dibuat,

serta menangani obat kembalian jika ada keluhan dari pelanggan.

Quality Monitoring Section memiliki Pemeriksa Pemantauan Mutu

(Quality Monitoring Inspector) yang bertugas dalam menganalisis sampel

pertinggal jika terdapat keluhan dari konsumen dan Product Sorter yang

bekerjasama dengan bagian warehouse untuk memeriksa jumlah dan fisik produk,

membuat laporan disposisi ke marketing untuk menentukan tindakan selanjutnya

terhadap produk.

Pada penanganan keluhan, keluhan yang diterima harus segera diteruskan

ke QA apabila terkait kualitas produk. Quality Monitoring melakukan penilaian

resiko awal yang mencakup pemeriksaan keluhan dan sampel pertinggal untuk

menentukan prioritas investigasi. Setelah itu dilakukan pemeriksaan mencakup

keluhan sebelumnya pada produk yang sama, Corrective Action and Preventive

Action (CAPA) yang telah diimplementasikan, dan pemeriksaan bets lain yang

berpotensi. Quality Monitoring Section Head akan melakukan investigasi terhadap

sampel keluhan dengan mengevaluasi batch record dan bila perlu mengirimkan

sampel ke QC untuk diuji. Pengujian dilakukan terhadap sampel keluhan dan

sampel pertinggal. Apabila sampel keluhan dan contoh pertinggal memenuhi

syarat, atau sampel keluhan tidak memenuhi syarat tetapi sampel tertinggal

memenuhi syarat, maka keluhan dapat dinyatakan not justified (tidak dapat

diterima). Bila sampel keluhan dan sampel pertinggal tidak memenuhi syarat

maka keluhan dapat dinyatakan justified (diterima). Bila keluhan diterima, maka

QA Department Head harus melakukan investigasi terhadap produk yang sama

dengan batch yang berbeda. Bila ternyata ditemukan penyimpangan yang sama

pada batch lain maka keluhan dapat dilanjutkan dengan membuat CAPA atau bila

perlu recall produk jika kasus dianggap sangat berbahaya.

Penanganan pemilihan vendor dilakukan oleh QC bekerjasama dengan

QA. Vendor yang sudah disetujui akan masuk dalam daftar Approved Vendor List.

Audit eksternal untuk vendor dilakukan secara langsung atau dengan kuesioner

untuk vendor yang tidak bisa dikunjungi secara langsung.

Quality System Executive bertugas menangani lembar usulan perubahan, CAPA, deviasi, dan Non Conformance Product (NCP). Lembar usulan perubahan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

45

merupakan change control atau pengendalian perubahan untuk perubahan

dokumen, alat, mesin, dan lain-lain. CAPA perlu dibuat saat permasalahan yang

sama terjadi berulang dan berdampak pada bagian di luar masalah tersebut.

Sumber CAPA dapat berasal dari keluhan pelanggan, laporan OOS, laporan audit,

inspeksi diri, deviasi dalam manufaktur, non conforming material, product quality

review, dan lain-lain. Deviasi atau penyimpangan dibagi menjadi tiga yaitu

planned deviation seperti perubahan prosedur dalam produksi yang telah

direncanakan, unplanned deviation misalnya terjadi capping pada tablet, dan

incident/accident seperti listrik padam. NCP merupakan penyimpangan yang

terjadi sebelum proses produksi misalnya ditemukan kerusakan bahan pengemas

saat pengecekan bahan kemas.

Quality Release Section Head berperan dalam mereview catatan bets

produk yang akan dirilis dan menangani kelengkapan dokumen untuk produk

yang akan dirilis ke pasaran. Dokumen yang diperlukan dalam catatan bets antara

lain catatan selama proses produksi, mulai dari penimbangan hingga dihasilkan

produk jadi, dokumen yang terkait dengan produk seperti dokumen deviasi

(penyimpangan), hasil uji di luar spesifikasi, tindakan perbaikan dan pencegahan

jika ada. Selain itu Quality Release Section Head juga menangani pengendalian

proses selama produksi (in process control). Quality Release Inspector

bekerjasama dengan bagian IPC di Divisi Produksi untuk melakukan

pengendalian proses selama produksi. In process control dilakukan terhadap

semua tahap produksi, mulai dari mixing, tabletting, coating, pengemasan primer

dan pengemasan sekunder. Tujuan IPC adalah proses produksi dapat

menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi dan mengurangi jumlah produk yang

ditolak karena tidak masuk spesifikasi. Quality Release Inspector merupakan

personil QA yang memiliki akses ke area produksi untuk pengambilan sampel dan

penyelidikan yang dilakukan oleh IPC produksi. IPC merupakan kegiatan

pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan serta dilaksanakan selama proses

pembuatan produk, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan

peralatan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

46

d. Quality Support Section

Quality Support Section dipimpin oleh Quality Support Section Head.

Departemen ini bertugas untuk menangani validasi metode analisis, kualifikasi

dan kalibrasi dengan bantuan Engineering Department. Quality Support Section

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat yang terdapat di

laboratorium QC. Kalibrasi alat dilakukan secara berkala yaitu kalibrasi satu

tahunan, kalibrasi enam bulanan, kalibrasi tiga bulanan, kalibrasi bulanan, dan

verifikasi harian. Untuk kalibrasi satu tahunan dapat dilakukan oleh pihak

eksternal (supplier) atau pihak internal. Sedangkan untuk kalibrasi enam bulanan,

tiga bulanan, bulanan, dan verifikasi harian dilakukan oleh pihak internal yang

biasanya dilakukan oleh para analis yang sudah mengikuti pelatihan kalibrasi

sebelumnya.

Quality Support Section Head juga bertanggung jawab membuat dan

merevisi Standard Operating Procedure (SOP) penggunaan dan pembersihan dan

SOP kalibrasi alat-alat yang terdapat di laboratorium QC. Setelah SOP jadi maka

harus dilaksanakan pelatihan terhadap analis agar para analis dapat menggunakan

alat dengan baik dan benar.

Departemen ini membawahi Quality Support Analysis yang tugasnya

membantu Quality Support Section Head menyiapkan protokol validasi metode

analisis (VMA).

3.9.1.2. Quality Control Department PT. SOHO

Quality Control Department berada di bawah Quality Operation

Department yang berperan dalam memastikan mutu produk agar tetap

konsisten setiap kali produksi dan memiliki spesifikasi yang ditetapkan,

sehingga produk memberikan manfaat bagi konsumen. Quality Control

Department dikepalai oleh apoteker yang memiliki jabatan sebagai Quality

Control Department Head. Quality Control Department bersifat

independen dan sejajar dengan Quality Assurance Department. Quality

Control Department PT. SOHO terpisah dari Quality Control PT.

ETHICA. Peran Quality Control Department adalah:

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

47

a. Menganalisa dan menyetujui atau menolak bahan awal, bahan

pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi.

b. Mengarsipkan sertifikat analisa dan dokumen QC lain secara lengkap,

teratur dan mudah ditelusuri.

c. Memastikan seluruh pengujian yang diperlukan dan validasinya telah

dilaksanakan.

d. Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, instruksi kerja pengambilan

sampel, metode pengujian, kontrak analisis dan prosedur pengawasan

mutu yang lain.

e. Memeriksa penanganan limbah cair dan padat.

f. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di

bagian pengawasan mutu.

g. Menetapkan, memvalidasi, dan menerapkan semua prosedur

pengawasan mutu.

h. Memantau tersedianya bahan pereaksi dan baku pembanding.

i. Memastikan pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di

departemennya sesuai kebutuhan.

Jika terdapat hasil pengujian di luar spesifikasi (Out Of

Specification/OOS), maka analis wajib melaporkan hal tersebut untuk

dilakukan investigasi, dilakukan perbaikan, dan didokumentasikan.

QC Department Head membawahi empat section yang menangani Bahan

Baku (Raw Material Section Head), Bahan Kemas (Packaging Material

Section Head), Produk Setengah Jadi (Half Finished Goods Section

Head), dan Microbiology Section Head.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

48

Gambar 3.9. Struktur Organisasi Quality Control

a. Raw Material Section Head

Raw Material Section Head menangani bahan baku, baik yang digunakan

untuk produksi, maupun untuk pengembangan produk (R&D Department),

pemeriksaan air dan limbah, serta penyediaan matriks halal. Dalam

pelaksanaannya, bagian ini dibantu oleh beberapa analis dan helper. Proses

pemeriksaan bahan baku dimulai dari penerimaan barang dari vendor ke gudang.

Warehouse Department akan membuat Lembar Penerimaan Barang (LPB). LPB

ini beserta CoA dari vendor lalu dikirimkan ke QC Raw Material untuk diperiksa

kelengkapan dokumen, kesesuaian supplier dengan approved vendor list, dan

expired date-nya.

Setelah CoA dan LPB lulus pemeriksaan, selanjutnya dibuat jadwal

sampling bahan baku, penentuan jumlah sampling, dan dilakukan sampling pada

bahan baku. Kegiatan sampling dalam pengawasan mutu harus sedemikian rupa

sehingga sampel mewakili suatu bets dan kontaminasi atau efek lain yang

berpengaruh tidak baik terhadap mutu tidak terjadi. Pencegahan ini dilakukan

dengan cara sampling dari bahan baku yang tidak berwarna dan bahan tambahan

dahulu, baru setelah itu sampling dilakukan pada bahan baku aktif dan berwarna.

Wadah yang diambil sampelnya diberi label yang mencantumkan isi wadah,

nomor bets, tanggal pengambilan sampel dan diberi label “contoh sudah diambil”

dengan warna jingga pada wadah bahan baku tersebut. Wadah ditutup rapat

kembali setelah pengambilan sampel. Semua alat pengambilan sampel dan wadah

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

49

sampel terbuat dari bahan yang inert dan dijaga kebersihannya. Mutu suatu bets

bahan baku dapat dinilai dengan mengambil dan menguji sampel yang

representatif. Jumlah yang diambil untuk menyiapkan sampel representatif

ditentukan secara statistik dan dicantumkan dalam pola pengambilan sampel.

Penentuan status bahan baku diluluskan maupun ditolak berdasarkan hasil analisa

yang dibandingkan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Spesifikasi

ditetapkan berdasarkan literatur yang ada (USP, EP, BP, FI serta CoA dari

vendor) dan beberapa modifikasi yang disesuaikan. Bahan baku yang lulus analisa

diberi label hijau dan bahan yang tidak lulus/ditolak diberi label merah.

Raw Material Section Head juga bertanggung jawab pada pemeriksaan air

dan limbah. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya pemantauan produk dan

lingkungan. Pemeriksaan air dibedakan menjadi dua yaitu air yang digunakan

untuk critical point dan noncritical point. Air untuk penggunaan critical point

adalah air yang digunakan dalam tahap produksi misalnya air untuk pembuatan

sediaan sirup, sedangkan air untuk noncritical point adalah air yang digunakan

pada selain tahap produksi, misalnya purified water untuk analisa. Waktu

pemeriksaan air untuk critical point yaitu satu minggu sekali, sedangkan air untuk

noncritical point diperiksa satu bulan sekali. Pemeriksaan limbah dilakukan pada

limbah sentral yang diambil dari tempat pengumpulan limbah (STP). Hal yang

diperiksa oleh QC pada limbah meliputi parameter COD dan BOD, sedangkan

proses pengolahan limbah diserahkan pada Departemen Heath, Safety, and

Environment (HSE).

Dalam proses produksi, bahan baku yang belum habis dapat dilakukan

analisa ulang (reanalisa) untuk mengetahui kondisi bahan baku yang akan

digunakan. Frekuensi analisa ulang bahan baku berbeda-beda tergantung dari sifat

bahan baku itu sendiri. Bahan baku yang berupa zat aktif direanalisa setiap satu

tahun, sedangkan bahan baku yang merupakan bahan tambahan direanalisa setiap

dua tahun, kecuali flavour direanalisa setiap enam bulan. Bahan baku tambahan

yang memerlukan pemeriksaan mikrobiologi direanalisa setiap satu tahun, kecuali

untuk kapsul kosong direanalisa setiap dua tahun.

Hasil reanalisa yang masih memenuhi syarat spesifikasi diberi label hijau (diluluskan) sehingga dapat dipergunakan untuk produksi. Sedangkan hasil

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

50

reanalisa yang tidak memenuhi syarat spesifikasi diberi label merah (ditolak).

Perlakuan terhadap bahan baku yang ditolak ini disesuaikan dengan perjanjian

yang telah dibuat dengan vendor apakah barang dikembalikan dan diganti, atau

langsung dimusnahkan. Hasil analisa akan diinput oleh analis ke sistem IFS

(Industrial Financial System), lalu akan dilakukan pengecekan oleh supervisor.

Bila hasil analisis sudah benar, maka akan diperoleh acc dari QC Department

Head. Dengan demikian, sistem sudah rilis dan hasil acc ini akan diterima bagian

material planning.

b. Packaging Material Section Head

Packaging Material Section Head menangani pengawasan kualitas bahan

kemas, mencakup penerimaan, standardisasi, penentuan spesifikasi, approval

vendor list dan penanganan bahan kemas. Proses pengawasan dimulai dari

penerimaan LPB dari Warehouse Department agar dilakukan sampling terhadap

bahan kemas. Spesifikasi dari bahan kemas ditetapkan dengan penekanan pada

kompatibilitas bahan terhadap produk yang diisikan ke dalamnya. Pengujian

terhadap bahan kemas difokuskan pada pemeriksaan fisik meliputi pemerian, jenis

bahan kemas, ukuran (panjang, lebar, dan tebal), dan keragaman bobot serta

kualitas cetak pada bahan kemas karena cacat fisik yang kritis dan kebenaran

penandaan dapat berdampak besar yaitu dapat memberikan kesan meragukan

terhadap kualitas produk.

Pengujian box meliputi bahan box, ukuran, teks, warna, kode pencetakan,

dan penempelan lem. Pengujian sticker meliputi bahan sticker, ukuran, arah

gulungan, cetakan, penempelan lem. Pengujian leaflet menggunakan plastik

transparan yang ditangkupkan lalu dicocokkan isinya. Pengujian botol meliputi

bahan botol, dimensi botol, dan ukuran mulut botol yang disesuaikan dengan

drawing dari supplier. Pemeriksaan mikrobiologi diperlukan untuk bahan kemas

produk sirup dan krim. Setelah dilakukan sampling dan dilakukan pengecekan,

maka alurnya sama seperti sampling raw material, ada acc dari QC Department

Head.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

51

c. Half Finished Goods Section Head

Half Finished Goods Section Head mengawasi mutu produk setengah jadi

dan produk jadi. Pengawasan mutu produk ruahan atau setengah jadi dimulai dari

pengambilan sampel di bagian produksi. Pelaksana pengambilan sampel

dilakukan oleh petugas IPC. Sampling dilakukan setelah proses produksi selesai

disertai lembar PA (Permintaan Analisis) dari produksi. Waktu sampling

tergantung dari jenis produk dan sifat fisika kimianya. Sampling untuk produk

steril dilakukan setelah proses sterilisasi. Untuk produk aseptis, sampling

dilakukan setelah proses filling selesai. Sampling produk setengah jadi nonsteril

dalam bentuk granul dilakukan pada saat proses mixing berlangsung dengan alat

thief sampler. Pengambilan sampel dilakukan pada bagian atas, tengah, dan bawah

dari drum mixer. Sampel untuk granul dilakukan untuk produk yang mengalami

perubahan atau validasi proses, seperti perubahan batch size, bahan baku, mesin,

dan proses produksi. Pengambilan sampel untuk tablet, kaplet, dan kapsul diambil

di bagian awal, tengah dan akhir proses produksi, sedangkan untuk untuk tablet

salut dilakukan di akhir proses produksi. Sampel obat jadi diambil setelah

pengemasan primer selesai. Sampel dimasukkan ke dalam wadah yang sesuai

lengkap dengan label dan ditutup rapat. Label berisi nama produk, nomor batch,

tanggal pembuatan, tanggal sampling dan paraf petugas IPC yang melakukan

sampling. Sampel yang diperoleh diletakkan di tempat penyimpanan QC.

Sampel yang didapat lalu dianalisa sesuai prosedur pengujian untuk setiap

produk dengan metode yang telah disetujui. Spesifikasi dan prosedur pengujian

untuk tiap produk setengah jadi dan produk jadi mencakup spesifikasi dan

prosedur pengujian mengenai identitas, kemurnian, mutu dan kadar/potensi. Hasil

pengujian dilaporkan analis dalam Lembar Data Awal (LDA). LDA berisi nama

dan nomor batch serta bentuk sediaan, metode analisis yang digunakan,

pernyataan mengenai nilai yang diharapkan, pernyataan apakah memenuhi atau

tidak memenuhi syarat, tanggal dan tanda tangan analis yang melakukan

pengujian dan pemeriksa perhitungan. Hasil pengujian (terutama perhitungan)

diperiksa oleh supervisor (Half Finished Goods Section Head) sebelum bahan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

52

atau produk tersebut diluluskan atau ditolak. Acuan pertama untuk proses

pengujian bahan jadi mengacu pada USP (United Stated Pharmacopeia).

d. Microbiology Section Head

Microbiology Section Head menangani pengujian mikrobiologi baik pada

bahan baku, bahan pengemas, produk setengah jadi, dan produk jadi. Selain itu

juga memantau jumlah mikroba lingkungan (suatu ruangan akan dipantau jumlah

mikroba lingkungannya setiap bulan), memantau mikroba dalam air (setiap bulan

sekali), pengujian efek antimikroba, dan swab mikroba saat validasi pembersihan.

Tidak semua bahan baku maupun produk jadi dilakukan pengujian mikrobiologi,

hanya yang memiliki probabilitas terkontaminasi yang besar seperti bahan baku

yang berupa ekstrak serta produk dalam bentuk sediaan sirup dan cream.

Pengujian mikrobiologi juga diperlukan untuk tablet atau kapsul yang

mengandung bahan alam atau ekstrak.

Pengujian mikrobiologi dimulai dengan diterimanya Permintaan Analisis

(PA) dari produksi dan QC Raw Material (RM)/Packaging Material (PM).

Kemudian dilakukan sampling dengan perlakuan yang lebih khusus yaitu

menggunakan wadah sampling yang steril. Hasil pengujian dilaporkan analis

dalam Lembar Mikrobiologi yang berisi nama dan nomor batch dan bentuk

sediaan, media yang dipergunakan, pernyataan nilai yang diharapkan, pernyataan

tidak atau memenuhi syarat, tanggal pemeriksaan dan tanda tangan analis yang

melakukan pengujian, tanggal dan tanda tangan QC Microbiology Section Head.

Hasil pemeriksaan mikrobiologi kemudian diserahkan kepada analis bahan baku

atau analis produk setengah jadi sesuai dengan bahan yang diuji. Analis bahan

baku atau produk setengah jadi akan membuat Certificate of Analysis (CoA) untuk

bahan yang memiliki spesifikasi mikrobiologi sehingga dapat dinyatakan

diluluskan (released).

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

53

3.9.1.3. Quality Control Department PT. ETHICA

Gambar 3.10. Struktur Organisasi QC PT. ETHICA

Quality Control Department PT. ETHICA hampir sama dengan

Departemen QC di PT. SOHO. Perbedaannya adalah jenis produk yang diperiksa,

jenis pengujian, dan struktur organisasi antara bahan baku dan bahan kemas

dipegang oleh orang yang sama. Di dalam PT. ETHICA yang diuji adalah produk-

produk steril, sehingga dibutuhkan uji sterilitas, uji mikroba, uji endotoksin, uji

jamur, uji pH, osmolalitas, tetapi di dalam PT. SOHO yang diuji adalah sampel

produk non steril ataupun produk obat tradisional.

3.9.1.4. Quality Operation Administrator

Quality Operation Administrator bertugas membuat Standard Operating

Procedure (SOP) secara umum dan juga mengatur penyimpanan master batch

record.

3.9.2. Production Division

Production Division terdiri dari empat departemen yaitu Non Steril

Production Department (NSP), Steril Cephalosporine and Extract Production

Department (SCEP), Production Process Excellence, Product Quality

Compliance. Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

54

Gambar 3.11. Struktur Organisasi Divisi Produksi

Production Division dipimpin oleh seorang apoteker dengan jabatan

Production Division Head. Peran dari Production Division Head adalah:

1. Merencanakan, mengatur, memeriksa, dan memimpin seluruh kegiatan

produksi.

2. Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan

diterapkan secara tepat.

3. Menjamin pelaksanaan produksi secara tepat waktu serta pengiriman semua

produk sesuai dengan biaya yang rasional yang telah ditetapkan oleh kebijakan

mutu PT. SOHO.

4. Mengevaluasi dan menandatangani catatan pengolahan bets sebelum

diserahkan kepada kepala QA.

5. Memastikan adanya training awal dan berkelanjutan terhadap personil yang

bekerja di area produksi.

6. Memastikan bangunan dan fasilitas yang akan digunakan untuk produksi

sesuai dengan CPOB.

7. Memastikan semua proses produksi sesuai dengan prosedur agar memenuhi

syarat mutu yang berlaku.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

55

Non Sterile Production Department dan SCEP merupakan bagian

operasional yang bertanggung jawab merencanakan dan menghasilkan produk.

Jenis produk yang diproduksi di PT. SOHO Group terdiri dari produk non steril

dan produk obat tradisional. Produksi non steril meliputi sediaan padat (tablet,

kapsul, kaplet), semi padat (krim, gel), dan cairan (emulsi, sirup, suspensi,

larutan). Produksi steril sefalosporin meliputi sediaan injeksi, sediaan golongan

beta laktam, dan sefalosporin. Produk obat tradisional terdiri dari obat yang

menggunakan ekstrak yang berasal dari hasil ekstraksi. SCEP Department

melakukan produksi sediaan steril dan sefalosporin di PT. Ethica, sedangkan NSP

Department melakukan produksi di PT. SOHO. Proses produksi yang dilakukan

berawal dari bahan baku hingga produk jadi. Proses produksi tablet dan kaplet

dimulai dari penimbangan, pencampuran, granulasi, pencetakan, penyalutan,

hingga pengemasan. Untuk sediaan kapsul, proses produksi dimulai dari

penimbangan, pencampuran, pengisian kapsul, hingga pengemasan.

Product Process Excellence (PPE) dan Product Quality Compliance

(PQC) merupakan bagian supporting system operational. Product Process

Excellence menangani proses produksi agar berjalan lebih efisien, efektif, cepat,

dan mudah. Kegiatan yang dilakukan oleh PPE antara lain mengupayakan

efisiensi energi, waktu, proses, metode, bahan yang digunakan, serta melakukan

reformulasi existing product. Product Quality Compliance berperan dalam

menangani proses produksi yang terjadi agar proses berjalan sesuai dengan

CPOB, konsisten, dan memiliki deviasi yang lebih kecil. Kegiatan PQC antara

lain melakukan training basic GMP pada operator, melakukan transfer teknologi,

monitoring proses, dan penyusunan master batch record.

Pembuatan jadwal dan perencanaan produksi menggunakan sistem

rencana pengemasan bulanan, yaitu penentuan jadwal pengemasan terlebih dahulu

baru diikuti penentuan jadwal pencampuran, pencetakan, dan penyalutan.

Perencanaan produksi berpengaruh pada jumlah produksi. Setiap bahan baku dan

bahan pengemas yang datang dari pemasok disimpan di gudang dengan status

karantina dengan label kuning. Bahan baku dan bahan pengemas dapat digunakan

setelah diperiksa dan dinyatakan lulus oleh QC. Setelah lulus, label berwarna

hijau ditempelkan pada bahan yang lulus uji dengan menutupi label karantina

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

56

yang berwarna kuning. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat dikeluhkan dan

dikembalikan ke supplier.

Pengambilan bahan baku dan packaging material yang akan digunakan

untuk produk jadi dari gudang menggunakan picklist yang disusun berdasarkan

shop order. Picklist adalah daftar material yang dibutuhkan saat produksi dan

dibuat oleh Material Planning di Supply Chain Management Division dalam

rencana produksi dan didistribusikan ke Inbound Logistic Department.

Sedangkan, shop order adalah daftar material yang dipesan dari supplier.

3.9.2.1. Penimbangan bahan baku

Penimbangan merupakan tahapan awal dan tahapan yang paling kritis

dalam proses produksi. Jika terjadi kesalahan dalam tahapan ini, maka proses

selanjutnya akan sangat bermasalah. Bahan baku dipesan dari gudang berdasarkan

picklist bahan baku. Bahan baku dari gudang diserahterimakan ke bagian produksi

di ruang penyangga (buffer room) dan dilakukan pengecekan identitas bahan baku

satu–persatu sesuai picklist meliputi nomor part, nama dan nomor bahan baku,

expired date, analisa ulang serta label hijau (released). Bahan baku yang sudah

lolos pengecekan diletakkan di ruang staging before weighing, masing-masing

diletakkan per batch (satu pallet hanya untuk satu batch).

Proses awal sebelum penimbangan adalah penyiapan ruang timbang.

Penimbangan selalu dilakukan sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Penimbangan dapat dilakukan setelah dimasukkan ke dalam wadah sesuai dengan

bentuk sediaannya. Ruang timbang terdiri dari dua macam, yakni ruang timbang

kelembaban rendah dan ruang timbang biasa. Pemisahan ini berdasarkan sifat

produk yang akan ditimbang. Bahan baku yang higroskopis dan mudah rusak

karena kelembaban di atas 30% ditimbang di ruang timbang RH rendah,

sedangkan bahan baku yang tidak mudah rusak karena kelembaban di atas 30%

ditimbang di ruang timbang biasa. Kegiatan penyiapan ruang timbang meliputi

pengaktifan sistem down flow booth, pengecekan suhu dan kelembaban, dan

pengecekan waterpass.

Sistem down flow booth merupakan sistem pengaturan aliran udara. Aliran udara perlu diatur untuk mengatur pembawaan debu dan partikel dari bahan baku

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

57

yang jatuh serta terhambur di udara masuk ke dalam fine filter, sehingga tidak

mengontaminasi. Fine filter adalah HEPA filter yang digunakan secara khusus

untuk filter partikel/fines zat yang ditimbang. Udara hasil penyaringan penyaring

halus/fine filter tersebut akan disirkulasi kembali, dan dialirkan ke dalam ruang

timbang melalui HEPA filter di bagian atas. Debu dan partikel akan menempel di

HEPA filter dan penyaring halus/fine filter, dan sampai batas maksimal filter akan

diganti dengan filter baru. Batas maksimal perbedaan tekanan di HEPA filter

adalah 240 Pa dan di penyaring halus/fine filter adalah 120 Pa. Sistem ini

dinyalakan 15 menit dan dapat dilakukan setelah aliran udaranya 40 m/detik. Suhu

untuk ruang timbang dengan kelembaban rendah (kurang dari 30%) adalah ≤

25 C.

Distribusi berat pada timbangan dipengaruhi oleh kemiringan alat timbang

yang dapat diperiksa dengan waterpass. Pengecekan waterpass adalah dengan

melihat gelembung air berada tepat di tengah lingkaran alat cek waterpass,

sehingga distribusi berat merata di semua bagian timbangan. Bahan–bahan padat

yang sudah ditimbang dimasukkan dalam plastik. Bahan-bahan cair dimasukkan

dalam wadah berbahan stainless steel, bahan alkohol dan larutan yang memiliki

risiko terbakar/meledak dimasukkan dalam safety can. Wadah plastik, stainless

steel dan safety can yang digunakan harus sudah dicek dan dirilis oleh QC. Bahan

yang sudah dimasukkan dalam wadah kemudian dilabel dengan label timbang,

kemudian diletakkan di dalam ruangan staging after weighing.

3.9.2.2. Produksi solid

a. Mixing Section

Mixing Section berperan dalam melakukan pencampuran bahan baku

sampai homogen dan memenuhi persyaratan untuk melakukan proses berikutnya.

Proses dalam mixing section dibedakan untuk tujuan kempa langsung, granulasi

basah ataupun granulasi kering. Mixing untuk proses kempa langsung dilakukan

pada bahan bersifat alir baik. Sedangkan, untuk bahan yang sifat alirnya buruk

dilakukan proses granulasi. Proses kempa langsung didahului dengan

pencampuran bahan di dalam mixer hingga homogen kemudian ditampung dalam

Universitas Indonesia

o

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

58

wadah dan dilabel. In process control tidak dilakukan pada pencampuran bahan

untuk kempa langsung.

Granulasi adalah proses pembentukan massa dari penyatuan beberapa

partikel yang berbeda ukurannya menjadi massa yang ukurannya lebih besar.

Proses granulasi basah adalah proses pembentukan granul basah yang

menggunakan bantuan zat cair untuk membentuk granul. Granulasi basah

dilakukan untuk bahan yang tahan panas dan tidak rusak karena proses hidrolisis.

Proses granulasi basah menggunakan cairan untuk membentuk granul. Cairan

yang digunakan adalah alkohol, air, isopropanol ataupun kombinasinya. Proses

granulasi basah dimulai dengan mencampur zat aktif dengan fase dalam (bahan

pengisi, bahan penghancur, bahan pengikat) secara pencampuran basah. Alat yang

digunakan untuk mencampur bahan dari granulasi basah adalah super mixer, yaitu

alat yang memiliki kemampuan untuk mencampur bahan dengan putaran agitator

dan membentuk granul dengan chopper. Agitator berbentuk seperti baling-baling

dan dapat berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga partikel-partikel dapat

tercampur oleh gaya putar. Proses yang dilakukan setelah pencampuran basah

adalah pengeringan dengan Fluid Bed Dryer. Prinsip kerja Fluid Bed Dryer

adalah udara dingin disaring melalui pre filter dan filter akhir (HEPA) serta

melewati Heat Exchanger, kemudian udara ditarik ke wadah mesin berisi granul

yang akan dikeringkan. Udara panas akan menerbangkan granul secara teratur dan

kelembaban granul akan ditarik keluar oleh kipas sehingga granul menjadi kering

dan merata di setiap butiran. Granul yang dikeringkan diperiksa kandungan airnya

dengan Moisture Balance. Granul yang sudah kering dicampur dengan fase luar

(bahan pengisi, bahan penghancur, bahan pengikat) dengan mixer.

Granulasi kering dilakukan untuk bahan yang tidak tahan panas, tidak

mudah rusak dengan tekanan tinggi, dan mudah rusak karena proses hidrolisis.

Proses granulasi kering dimulai dengan mencampurkan fase dalam dan zat aktif di

dalam granulator. Di dalam granulator, zat aktif dan fase dalam mengalami roller

compaction yang kemudian akan diayak dengan mesh tertentu. In Process Control

pada granulasi kering tidak dilakukan. Granul kemudian dicampur kering dengan

mixer.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

59

Campuran hasil mixing yang sudah homogen baik melalui proses

granulasi kering ataupun basah selanjutnya dibungkus dalam wadah dan dilabel

kemudian dimasukkan ke dalam ruangan Work In Process (WIP) sebelum

dilakukan tabletting. WIP digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara

hasil campuran yang sudah homogen yang akan memasuki proses berikutnya.

Penyimpanan ini perlu dilakukan karena tidak semua bahan setelah dicampur

dapat langsung ditabletkan. Campuran yang tidak memenuhi persyaratan

disimpan dan dilaporkan ke bagian QA untuk ditindak lanjut. Sedangkan, bahan

sisa akan digunakan kembali untuk batch lain produk yang sama.

b. Tabletting Section

Tabletting Section berperan dalam mencetak hasil campuran mixing yang

diizinkan menjadi tablet atau kaplet. Mesin tablet harus disiapkan sesuai dengan

catatan bets, terutama mengenai kedalaman dan tekanan pengisian, karena hal ini

merupakan parameter kritis untuk mencetak tablet. Mesin cetak tablet yang

digunakan bermacam-macam, secara umum mesin tablet memiliki bagian yang

sama yaitu bagian punch, dies, turret, compression roll, hopper, dan discharge

chute, serta dilengkapi dengan uphill deduster untuk menghilangkan debu yang

menempel pada tablet dan pendeteksi logam untuk mendeteksi adanya kandungan

logam dalam tablet. Perbedaan terdapat dalam cara pengoperasian, jumlah punch,

dan jenis punch. Cara pengoperasian dibagi menjadi manual dan otomatis

(komputerisasi). Jumlah punch bervariasi mulai 16 sampai 39 punch. Jenis punch

terdapat B-type dan D-type. Punch D-type memiliki diameter punch lebih besar

dibandingkan dengan B-type.

In Process Control pada pencetakan tablet dilakukan setiap 30 menit

sekali atau sesuai batch record. In Process Control yang dilakukan adalah

ketebalan tablet, keseragaman bobot tablet, keregasan tablet, kekerasan tablet, dan

waktu hancur tablet. Masalah yang dihadapi dalam pencetakan tablet adalah

capping, laminating, lengket pada dies, dan lengket pada punch. Capping dan

laminating diatasi dengan cara menurunkan tekanan kempa, menambahkan

jumlah pengikat sampai optimum, dan memasukkan granul yang kekeringan ke

dalam oven dalam keadaan off. Granul tersebut akan menyerap uap air sehingga

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

60

terjadi peningkatan kadar air dalam granul. Massa tablet yang lengket pada punch

dan dies terjadi karena granul terlalu basah/pengeringan belum sempurna, tekanan

kempa kurang besar, dan terlalu banyak bahan pengikat. Penanganan massa tablet

yang lengket pada punch dan dies adalah dengan mengeringkan granul yang

terlalu basah, menaikkan tekanan kempa dan memakai bahan pengikat dalam

jumlah yang optimum. Tablet yang memenuhi syarat disimpan di ruang WIP

tablet. Tablet yang tidak memenuhi syarat dikarantina terlebih dahulu, kemudian

didiskusikan dengan QA untuk ditindaklanjuti.

c. Coating Section

Penyalutan merupakan proses pelapisan tablet dengan lapisan tertentu

yang inert atau partikel/zat berkhasiat, baik murni ataupun dalam bentuk

campuran. Penyalutan bertujuan untuk menutupi rasa, bau, warna obat, memberi

perlindungan fisik dan kimia pada obat, mengendalikan pelepasan obat dan

meningkatkan penampilan tablet. Proses penyalutan dilakukan setelah tablet hasil

cetak sudah memenuhi persyaratan dan dilabel proses dilanjutkan.

Tahapan proses penyalutan adalah penyiapan larutan salut, proses sealing,

proses subcoating, proses smoothing, coloring, dan proses polishing. Semua

tahapan tersebut tidak selalu berlaku untuk setiap tablet tergantung dari jenis

tablet yang diproduksi. Jenis tablet salut yang diproduksi adalah tablet salut film,

salut gula, dan salut enterik. Tahap penyiapan larutan merupakan tahap kritis, jika

larutan tidak homogen maka tablet tidak tersalut sempurna atau warna tidak

merata. Tahap sealing bertujuan untuk menutupi permukaan bahan yang disalut

dari penetrasi air dan untuk memperkeras permukaan, dalam hal tahap ini

digunakan polimer seperti shellac dan HPMC. Tahap subcoating bertujuan

menutupi permukaan bahan yang disalut sehingga menjadi bundar sesuai dengan

bentuk dan ketebalan yang dikehendaki, larutan yang digunakan adalah larutan

gula. Tahap penghalusan dan pewarnaan (smoothing-coloring) bertujuan

menutupi dan mengisi cacat pada permukaan tablet yang disebabkan oleh tahap

subcoating, dan untuk memberi warna dasar pada tablet, larutan yang digunakan

adalah larutan gula ditambah lake atau pewarna. Tahap pengkilapan/polishing

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

61

bertujuan untuk mengkilapkan permukaan tablet salut sehingga terlihat mengkilap

dan menarik dengan menggunakan polimer selulosa.

Alat yang digunakan untuk penyalutan adalah sistem panci penyalut

otomatis (automated coating pan). Panci yang digunakan adalah jenis berlubang

(perforated), yaitu panci berlubang, karena dapat dialiri udara panas lebih banyak

lewat lubang-lubang tersebut sehingga pengeringan lebih efektif. Bagian alat

penyemprot (spray gun) digunakan untuk menyemprotkan larutan salut.

Parameter saat penyalutan mencakup beberapa hal yaitu kecepatan putaran pan,

tekanan cabinet, inlet airflow, inlet temperature, inlet humidity, laju spray,

atomising air, dan spray width. Tablet yang sudah selesai disalut dimasukkan ke

dalam panci pemoles (polishing) untuk memoles tablet supaya mengkilap.

Pengawasan selama proses (IPC) yang dilakukan adalah pengukuran waktu

hancur dan keseragaman bobot. Pengawasan selama proses (IPC) dilakukan

setelah selesai penyalutan. Tablet salut yang tidak memenuhi persyaratan harus

segera dikonfirmasi ke QA untuk memastikan tindakan selanjutnya.

Masalah–masalah yang dihadapi saat penyalutan adalah sticking, twinning,

chipping dan mottled color. Sticking adalah menempelnya bagian tablet salut pada

dinding mesin sehingga mengakibatkan tablet tidak utuh. Hal ini disebabkan oleh

pengeringan yang tidak maksimal. Permasalahan ini dapat diatasi dengan

meningkatkan efisiensi pengeringan. Twinning adalah menempelnya tablet salut

pada tablet salut yang lain. Hal ini disebabkan oleh kecepatan panci yang lambat,

dan alat penyemprot (spray gun) menyemprot larutan salut terlalu cepat. Twinning

dapat diatasi dengan mempercepat putaran pan, dan memperlambat semprotan

alat penyemprot (spray gun). Chipping adalah lepasnya bagian tablet atau

rusaknya bagian tablet. Hal ini terjadi putaran panci yang cepat dan tablet inti

yang rapuh. Chipping diatasi dengan memperlambat putaran panci dan

menggunakan tablet inti yang tidak rapuh. Mottled color adalah kondisi warna

tablet salut yang tidak merata disebabkan oleh pencampuran larutan salut yang

kurang homogen dan posisi alat penyemprot (spray gun) yang terlalu jauh dari

tablet. Mottled color dapat diatasi dengan pencampuran homogen larutan penyalut

dan posisi alat penyemprot (spray gun) yang lebih dekat dengan tablet.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

62

d. Proses pengisian kapsul

Selain melakukan produksi kapsul, dilakukan juga pengisian kapsul

cangkang gelatin keras. Prinsip kerja mesin filling kapsul ini adalah cangkang

kapsul yang telah dimasukkan ke dalam hopper akan masuk ke dalam jalur

kapsul. Dengan menggunakan vacuum, cap dan body kapsul dipisahkan. Bagian

body pada shaft siap diisi granul atau serbuk. Kapsul yang rusak di-reject secara

otomatis. Cap dan body yang sudah terisi ditempatkan pada shaft dan siap untuk

ditutup. Kemudian cap dan body ditutup lalu dikunci. Kapsul yang telah terkunci

dikeluarkan dari mesin yang kemudian masuk ke mesin polishing. Polishing

bertujuan untuk membersihkan debu partikel yang menempel pada permukaan

cangkang kapsul.

e. Primary Packaging Section

Pengemasan primer untuk tablet dan salut dibuat dalam 2 bentuk yaitu

strip dan blister. Bahan kemasan strip adalah alufoil, sedangkan bahan kemasan

blister adalah plastik dan alufoil. Bahan pengemasan yang digunakan adalah

bahan pengemas yang sudah dinyatakan lulus oleh QC. Pengecekan bahan

pengemas dilakukan sebelum proses pengemasan, yang dicek adalah nomor bets

dan kualitas pengemas. Pengemas yang tidak layak pakai tidak digunakan untuk

proses pengemasan dan selanjutnya dikarantina untuk dimusnahkan.

Pertimbangan pemilihan strip atau blister terletak pada stabilitas bahan yang

dikemas dan permintaan pasar. Bahan yang dikemas dengan strip akan lebih stabil

dibandingkan dikemas dengan blister. Obat–obat yang peka cahaya hanya dapat

dikemas dengan strip, karena blister memiliki bagian transparan yang dapat

ditembus cahaya sehingga obat yang peka cahaya dapat rusak. Kemasan blister

lebih mudah dibuka dengan pendorongan dari belakang (push through pack) dan

lebih disukai konsumen.

Bagian mesin strip yang kritis dalam pengemasan primer adalah bagian

feeding guide, feeding chute, dan sealing. Bagian feeding guide adalah bagian

yang terdapat pada hopper mesin, berbentuk seperti rel/jalur dan berfungsi untuk

mengarahkan tablet atau kapsul satu persatu secara berurutan ke dalam feeding

chute. Bagian feeding chute adalah bagian saluran atau jalur tablet sebelum masuk

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

63

sealing. Bagian sealing berfungsi untuk membungkus tablet/kapsul dengan cara

menempelkan 2 sisi alufoil dengan panas tinggi sehingga rapat.

Bagian mesin blister yang kritis dalam pengemasan primer adalah bagian

pembentuk lubang blister, feeding guide, dan bagian sealing. Bagian feeding

guide dan sealing memiliki prinsip yang sama dengan mesin strip. Bagian

pembentuk lubang blister berfungsi untuk membuat lubang blister dari plastik,

plastik ditekan dengan cetakan panas dan segera didinginkan sehingga terbentuk

lubang-lubang blister. Bagian pembentuk blister inilah yang membedakan mesin

strip dan mesin blister.

Pengemasan tablet juga dilakukan dengan botol, untuk bahan-bahan yang

rusak karena panas tidak boleh dikemas dengan strip atau blister, karena mesin

strip dan blister menggunakan panas tinggi. Proses pengemasan dengan botol

adalah dimulai dengan peniupan/blowing botol, pengisian tablet, dan penutupan

botol (capping). Proses peniupan/blowing botol berfungsi untuk menghilangkan

partikel/debu yang terdapat di botol. Proses pengisian tablet dilakukan secara

manual oleh operator yaitu dengan menghitung satu-persatu tablet yang akan

dikemas ke dalam botol.

Pengawasan selama produksi (IPC) yang dilakukan adalah uji kebocoran

dengan larutan metilen biru dalam mesin sedot vakum. IPC dilakukan setiap 30

menit atau 1 jam (tergantung dari tingkat frekuensi kebocoran terjadi pada

kemasan) supaya saat ditemukan kemasan yang rusak atau bocor dapat segera

diambil tindakan perbaikan dan pencegahan sehingga jumlah kemasan yang

ditolak tidak terlalu banyak. Cara menguji kebocoran adalah dengan memasukkan

strip ke dalam larutan metilen biru (dalam mesin sedot vakum) dan pintu mesin

ditutup, vakum dinyalakan selama 1 menit, dan jika terjadi kebocoran maka strip

atau blister akan terisi larutan metilen biru. Sampel IPC harus dibuang dan tidak

boleh dikemas ulang setelah dibuka. Strip/blister yang mengalami kebocoran

dikarantina dan dikonfirmasi ke QA. Apabila terdapat kebocoran pada strip

produk, maka batch terakhir yang mengalami kebocoran kemasan akan ditarik dan

dilakukan pengemasan ulang dan bila perlu juga dilakukan setting ulang alat.

Pengecekan penampilan juga dilakukan saat pengemasan, kemasan yang bergaris,

penyok atau tidak sempurna segera dicek penyebabnya, kemudian dikarantina dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

64

dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan supaya kemasan bekas tidak

disalahgunakan oleh pihak yang bertanggung jawab. Alufoil sisa pengemasan

dikembalikan ke gudang.

f. Secondary Packaging Section

Pengemasan sekunder dilakukan langsung setelah pengemasan primer,

mesin dibuat model in-line. Urutan model in-line adalah mesin labelling, mesin

printing untuk label, mesin printing untuk kemasan sekunder dan mesin sealing

master box. Proses kritis dari pengemasan sekunder adalah proses printing. Proses

printing dilakukan dengan printer dengan warna tinta hitam yang tidak mudah

terhapus oleh udara atau gesekan, yang dicetak adalah nomor batch, expired date,

dan tanggal produksi. Hasil printing yang tidak bagus (miring, kabur), dapat

dihapus dengan larutan penghapus/semacam thinner kemudian direprinting.

Pengemasan sekunder masih dilakukan dengan bantuan tenaga manusia dengan

dimasukkan secara manual dalam dus kemasan. Dus kemasan juga diprint nomor

batch, expired date, dan tanggal produksi. Dus kemasan dimasukkan ke dalam

master box dan ditutup dengan lakban. Master box dilabel dan selanjutnya

diserahterimakan ke bagian gudang. Beberapa informasi tercantum pada master

box antara lain, terlindung dari cahaya, cara menyusun, jangan memakai alat

pengait, dan maksimal tumpukan, tujuannya adalah untuk menghindari kerusakan

selama penyimpanan atau pendistribusian. In process control yang dilakukan

hanya memeriksa printed material.

3.9.2.3. Obat tradisional (OT)

Pada awalnya bagian OT merupakan departemen yang berdiri sendiri,

tetapi mulai September 2011 bagian ini berada di bawah Production Division

tepatnya di Non Sterile Production Department. Aktivitas ekstraksi simplisia

dilakukan oleh departemen SCEP. Sebagian proses ekstraksi simplisia yang

dilakukan secara toll-out karena keterbatasan kapasitas mesin. Simplisia yang

diperoleh dari warehouse akan dihaluskan terlebih dahulu. Setelah dihaluskan,

bahan baku akan diekstraksi dengan metode maserasi dalam tangki. Maserasi

dapat dilakukan hingga empat sampai lima kali. Ekstraksi dilakukan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

65

menggunakan dua pelarut, yaitu air dan alkohol 70%. Dari hasil ekstraksi, akan

diperoleh ekstrak cair yang selanjutnya akan dievaporasi di tangki evaporator

untuk menghasilkan ekstrak kental. Lama proses evaporasi kurang lebih 7-12 jam.

Pelarut alkohol dapat memakan waktu paling lama 9 jam, sedangkan untuk pelarut

air kurang lebih 12 jam. Ekstrak kental yang diperoleh dari proses evaporasi

selanjutnya akan diolah menjadi ekstrak kering. Proses yang digunakan dalam

pembuatan ekstrak kering adalah granulasi basah. Bahan pengisi/filler akan

ditambahkan dalam ekstrak kental, kemudian dilakukan pencampuran dalam

mesin dengan agitator di dalamnya. Setelah dilakukan pencampuran, akan

diperoleh ekstrak setengah kering. Ekstrak setengah kering tersebut kemudian

dikeringkan dalam oven hingga kadar air mencapai yang dipersyaratkan, yaitu

kurang dari 4%. Pengeringan dalam oven dilakukan pada suhu 90°C dengan

massa kurang lebih 300 kg selama 20-30 jam. Ekstrak kering yang diperoleh akan

dihaluskan dengan ayak kering. Setelah selesai diayak, ekstrak kering tersebut

selanjutnya diuji oleh bagian QC untuk memperoleh label released sehingga

proses selanjutnya dapat dilanjutkan. Hal-hal yang dianalisa oleh QC antara lain:

kadar senyawa aktif, indeks bias, bulk density, kadar air, % lolos mesh, dan

mikrobiologi. Dari hal-hal tersebut, permasalahan yang paling sering dihadapi

adalah kadar mikroba di atas ambang yang telah ditentukan. Hal yang dapat

dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah membawa ekstrak

kering tersebut ke BATAN untuk dilakukan proses radiasi. Ekstrak kering yang

telah memperoleh label released selanjutnya diserahkan ke warehouse untuk

disimpan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.

3.9.2.4. Produk steril

Produksi pada PT. ETHICA Industri Farmasi mencakup produk-produk

kategori SCP seperti injeksi steril dan produk sefalosporin. Produksi steril

berbeda dengan produksi non steril, mulai dari ruangan pembuatan hingga proses

pembuatannya. Ruangan yang digunakan pada produksi steril terbagi menjadi

kelas A, B, C, dan D. Kelas ini dibagi berdasarkan perbedaan jumlah partikel dan

jumlah mikroba yang diizinkan. Kelas A harus berada di bawah aliran udara

laminar (Laminar Air Flow/LAF) dengan latar belakang kelas B atau C. Kelas A

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

66

dengan latar belakang B merupakan kelas untuk pengisian produk steril yang

disterilisasi secara aseptis. Sedangkan untuk kelas A dengan latar belakang kelas

C dapat digunakan untuk pengisian produk dengan proses sterilisasi akhir. Kelas

C biasanya digunakan untuk proses pencampuran. Proses pembuatan sediaan

injeksi steril dilakukan dimulai dari penimbangan, pencampuran, pencucian

ampul, pengisian ampul, sterilisasi kemudian dilakukan pengemasan. Sediaan

steril yang diproduksi di PT ETHICA Industri Farmasi hanya berupa sediaan

dalam ampul dengan volume kecil. Sedangkan untuk sediaan dengan volume

yang besar dilakukan produksi ke pabrik lain (toll out).

Untuk produk sefalosporin diproduksi di gedung yang terpisah dari produk

golongan lain. Sedangkan proses produksi yang dilakukan sama dengan produk

non steril.

3.9.3. Research and Development Division (R&D Division)

Divisi R&D dipimpin oleh seorang apoteker dengan jabatan R&D Division

Head. Divisi R&D dibagi menjadi empat departemen, yaitu Group Formulation

Development Department, Analytical Method Development Department,

Packaging Development Department, dan R&D Compliance and Support

Document. Divisi R&D dilengkapi dengan fasilitas laboratorium formulasi

dengan alat penunjang dan pilot machine (miniatur alat produksi). Kerjasama

Departemen R&D dengan departemen lain adalah sebagai berikut:

a. Mengirimkan master formula ke bagian produksi untuk kemudian

diterjemahkan oleh bagian produksi menjadi batch record.

b. Mengirimkan spesifikasi dan metode analisa untuk produk jadi baru dan

eksisting.

c. Membutuhkan support dari Supply Chain dalam hal penentuan mesin produksi

dan kapasitasnya.

d. Menyiapkan dokumen untuk kepentingan registrasi yang diserahkan ke bagian

regulatori

e. Bersama dengan Business Development dalam mendukung launching produk

baru yang dilakukan oleh bagian Marketing.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

67

Gambar 3.12. Struktur Organisasi R&D

3.9.3.1. Group Formulation Development Department

Group Formulation Development Department berperan dalam studi dan

pengembangan formula produk yang meliputi produk kategori Active

Pharmaceutical Product, herbal, suplemen makanan, kosmetik, dan makanan.

Departemen ini meneliti dan mencari formulasi mulai skala lab hingga skala pilot.

Group Formulation Development Department menyusun formula induk yang

berisi identitas obat dan formula obat serta langkah-langkah proses produksinya.

Pengujian formula induk (trial) dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap

pertama, setiap bahan baku yang sudah dibeli oleh Departemen Material

Procurement dipelajari oleh Departemen R&D untuk selanjutnya diuji skala

laboratorium yaitu pengujian terhadap 3000-5000 tablet untuk sediaan tablet, 2-5

kg untuk sediaan padat/semi cair, dan 3-5 L jika sediaan cair. Tahap selanjutnya

setelah pengujian skala laboratorium adalah uji stabilitas yaitu uji stabilitas

dipercepat dan kemudian dilakukan pengujian skala pilot yaitu pengujian produksi

dengan jumlah minimal bahan sepersepuluh jumlah bahan awal per bets komersial

(jika bets komersial 100 L maka skala pilot minimal 10 L). Setelah pengujian

skala pilot selesai dilakukan proses peningkatan skala produksi yang merupakan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

68

ukuran bets komersial. Ukuran bets komersial ini bermacam-macam tergantung

permintaan produk yang akan diproduksi.

3.9.3.2. Analytical Method Development

Analytical Method Development berperan dalam pengembangan metode

analisis yang meliputi metode fisika kimia dan metode stabilitas. Departemen ini

terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Stability Method Sub Department, Physical

Chemical Method Sub Department, dan Analytical Method Development

Administrator.

Stability Method Sub Department bertanggung jawab dalam uji stabilitas

produk baru untuk menjamin kualitas produk yang telah diluluskan dan akan

beredar di pasaran. Uji stabilitas terdiri dari uji stabilitas dipercepat, uji real time

condition, uji photostability, dan uji stabilitas dalam suhu kamar serta AC.

Dengan uji stabilitas dapat diketahui pengaruh faktor lingkungan seperti suhu dan

kelembaban terhadap parameter–parameter stabilitas produk seperti kadar zat

aktif, pH, berat jenis dan netto volume yang selanjutnya dapat ditetapkan tanggal

daluarsa produk. Uji stabilitas untuk produk yang sudah beredar di pasaran

dilakukan oleh Departemen QA. Parameter yang diamati dalam uji stabilitas

adalah parameter fisik (bentuk, warna, bau) dan kimia obat (kadar zat aktif,

jumlah mikroba, degradasi produk). Physical Chemical Method Sub Department

bertugas meneliti metode analisa fisikokimia untuk produk baru dan eksisting.

Analytical Method Development Administrator bertugas mengarsipkan dokumen

terkait pelaksanaan pengembangan metode analisa.

3.9.3.3. Packaging Department

Packaging Department berperan dalam mendesain kemasan produk baru,

produk lama yang direvisi maupun produk lama yang dikemas ulang, baik untuk

tujuan perdagangan lokal maupun impor. Departemen ini bertugas mendesain

kemasan primer, sekunder, dan tersier. Packaging composition berisi daftar nama

dan jumlah bahan pengemas beserta dengan kelengkapannya antara lain berisi

jumlah leaflet, sendok takar, karton, master box, dan label. Sebelum digunakan,

kemasan harus diluluskan oleh bagian QC dan bagian produksi, kemudian

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

69

dilakukan pemeriksaan oleh Production Planning dan sisanya dikembalikan ke

produksi.

Setiap kemasan dan label harus tercantum nomor kode dan barcode.

Fungsi dari nomor kode dan barcode adalah sebagai data identitas kemasan yang

dirahasiakan. Blue print kemasan untuk produk tersendiri diserahkan kepada QC

untuk dianalisa.

3.9.3.4. R&D Compliance and Support Document

R&D Compliance and Support Document berperan dalam dokumentasi

dan registrasi obat baru. Dokumentasi melingkupi dokumentasi perkembangan

formula, analisa, dan pengemasan dari produk ethical, herbal dan suplemen, serta

riset baru. Registrasi obat baru dilakukan berdasarkan Peraturan Kepala BPOM

Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 tahun 2011 mengenai Kriteria dan Tata Laksana

Registrasi Obat. Departemen ini menyatukan output setiap departemen di R&D

Division menjadi satu dossier lalu diserahkan ke bagian regulatori untuk registrasi

ke Badan POM.

3.9.4. Divisi Manajemen Rantai Persediaan/Supply Chain Management (SCM)

Divisi SCM terbagi menjadi 4 departemen yaitu Departemen Supply

Planning, Inbound Logistic, Material Procurement, dan Import Clearance.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

70

Gambar 3.13. Struktur Organisasi Divisi Supply Chain

3.9.4.1. Supply Planning Department

Supply Planning Department dikepalai oleh Supply Planning Department

Head, terdiri dari 3 bagian, yaitu Sub Departemen Perencanaan Produksi (Supply

Planning Sub Department) dan Manajemen Persediaan Produk (Product Supply

Management Sub Department) dan Supply Planning Administrator. Secara umum,

kegiatan Supply Planning Department adalah menjembatani bagian produksi,

marketing, dan distributor (PT. Parit Padang Global).

a. Supply Planning Sub Department Head

Supply Planning Sub Department Head bertugas menganalisa perencanaan

produksi dan bertanggung jawab dalam pengaturan jadwal produksi. Bagian ini

terbagi menjadi tiga sub bagian yaitu Production Planning, Contract

Manufacture, dan Production Planning Specialist. Production Planning yang

bertanggung jawab tentang perencanaan produk-produk yang dibuat di dalam

pabrik, perencanaan dana produksi dan pemasok. Production Planning dibagi

menjadi 5 bagian, yaitu lini injeksi, lini solid, lini sefalosporin, lini likuid, dan lini

semisolid. Contract Manufacture bertanggungjawab dalam perencanaan produk-

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

71

produk yang dibuat di luar pabrik (toll manufacturing), dan Production Planning

Specialist bertanggung jawab sebagai penanggung jawab bagian manufacturing

yang akan berhubungan dengan bagian pemasaran.

Perencanaan produksi dibuat berdasarkan order plan dari PT. Parit Padang

Global. Order plan dibuat berdasarkan forecast dari Marketing Department.

Forecast dari Marketing Department didasarkan dari analisa pertumbuhan pasar.

Production Planning Department menganalisa setiap forecast yang berasal dari

bagian marketing, kemudian melakukan perencanaan Master Requirements

Planning (MRP) dan Master Production Scheduling (MPS). Master Production

Scheduling (MPS) berisi jenis, jumlah produk yang akan diproduksi, serta jadwal

kapan dilakukannya proses produksi. Setelah MPS dibuat, selanjutnya dibuat

MRP untuk menunjang MPS. Master Requirements Planning (MRP) berisi nama

dan jumlah material yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dokumen Master

Requirements Planning (MRP) di-follow up ke bagian warehouse, QA, produksi,

dan marketing.

Contract Manufacture Section Head bertanggung jawab dalam hal

produksi yang menggunakan sistem kerjasama pembuatan produk (toll

manufacturing), baik menerima pembuatan produk dari perusahaan lain (toll in)

maupun pembuatan produk ke perusahaan lain (toll out) serta melakukan

negosiasi terkait produksi obat yang akan menggunakan sistem kerjasama

pembuatan produk (toll manufacturing) seperti menentukan jangka waktu mulai

dari pemesanan produk hingga dihasilkan produk jadi.

b. Production Supply Management Sub Department

Production Supply Management Sub Department Head bertanggung jawab

dalam perencanaan produksi produk-produk baru yang akan dirilis ke pasaran.

Alur untuk persediaan produk (product supply) dimulai dari dokumen formula

induk (berkoordinasi dengan R&D), bahan baku dan bahan kemas (koordinasi

dengan R&D dan Perencanaan dan Pembeliaan Bahan), nomor registrasi

(koordinasi dengan Pengembangan Bisnis dan Pemasaran/Business Development

dan Marketing), produksi (koordinasi dengan Divisi Produksi/Production

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

72

Division), pelulusan produk (koordinasi dengan QA), hingga pengiriman

(koordinasi dengan pihak Inbound Logistic).

3.9.4.2. Inbound Logistic Department

Gudang atau warehouse bemanfaat sebagai tempat penerimaan,

penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian, pemusnahan, dan

pelaporan material serta peralatan agar kualitas dan kuantitas terjamin. Syarat

gudang menurut CPOB yaitu:

a. Harus ada protap yang mengatur tata kerja (penerimaan, penyimpanan, dan

distribusi barang).

b. Cukup luas, terang, dapat menyimpan bahan dalam keadaan kering,

bertemperatur sesuai dengan persyaratan, bersih, dan teratur.

c. Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar

atau mudah meledak.

d. Tersedia tempat khusus barang karantina dan rejected.

e. Tersedia ruangan khusus untuk sampling, dengan kualitas ruangan seperti grey

area.

f. Pengeluaran barang mengikuti prinsip First In First Out (FIFO) atau First

Expired First Out (FEFO).

Gudang PT.SOHO Group telah memenuhi persyaratan CPOB. Gudang

yang ideal mampu menyimpan produk seefisien dan seoptimal mungkin dengan

mengecilkan space antar barang. Bangunan yang dijadikan sebagai tempat

penyimpanan barang harus terjamin kebersihan dan higienitasnya. Gudang harus

memiliki kelembaban ruangan 75%, namun untuk produk kapsul memiliki

kelembaban ruang 35%-65%, bahan yang disimpan tidak boleh bersentuhan

langsung dengan lantai, jarak antara bahan mempermudah pembersihan dan

inspeksi, dan pallet harus dalam keadaan bersih dan terawat. Pallet yang

digunakan terbuat dari plastik untuk setiap produk PT. SOHO dan ETHICA.

Pada tahun 2009, PT. SOHO Group melakukan rekonsiliasi bagian gudang menjadi fungsi Inbound Logistic. Perbedaan gudang dan Inbound Logistic adalah

gudang merupakan tempat penyimpanan dan Inbound Logistic langsung menuju

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

73

aktualisasi proses di lapangan, seperti dari penerimaan material hingga proses

distribusi produk jadi. Inbound logistic Department memiliki dua sub departemen,

yaitu sub departemen Inbound Logistic dan Inbound Logistic Administrator.

Inbound Logistic Sub Dept. Head membawahi site supervisor, dan site supervisor

dibantu oleh Forklift Operator, Checker, Driver, dan Site Officer.

Bagian Inbound Logistic 4 site supervisor yang menangani 6 gudang.

Lokasi keenam gudang tersebut adalah PPG pusat, Site Himalaya, Site Rawa

Udang, Site Rawa Kepiting, Site Pulo Kambing, dan Site Pulo Sumur. PT. SOHO

Group memiliki 1 distributor tunggal, yaitu PT. Parit Padang Global (PPG). Site

PPG sebagai tempat raw material dan packaging material khusus ekspor, Site

Himalaya sebagai tempat secondary packaging material, Site Rawa Udang

sebagai tempat tersier packaging material, Site Rawa Kepiting sebagai tempat

bahan simplisia, bahan mudah terbakar dan alkohol. Site Pulo Kambing sebagai

tempat menyimpan finished product yang akan diekspor dan Site Pulosumur

adalah tempat finished good yang akan didistribusikan oleh PPG (Gudang PPG).

Dalam pelaksanaan penyimpanan packaging material, dilakukan

pengelompokkan cara penyimpanan yaitu ada AC untuk penyimpanan barang-

barang seperti stiker dan alumunium foil, dan tidak adanya AC untuk

penyimpanan barang-barang di bawah suhu 35 C.

Penyimpanan raw material dapat dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Pharma – Non Pharma

Pharma dan Non Pharma dibedakan berdasarkan kategori produk akhir bahan

awal. Pharma merupakan golongan produk ethical sementara Non Pharma

merupakan golongan produk supplement dan non-essentials. Seluruh bahan

baku, baik itu zat aktif maupun eksipien yang digunakan dalam memproduksi

produk ethical, akan diletakkan di dalam kelas Pharma, begitu pula sebaliknya.

2. Halal – Reguler

Bahan yang telah mendapatkan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia

akan diletakkan secara terpisah dengan bahan yang tidak disertifikasi.

Pemisahan tersebut hanya sebatas pemisahan pallet, bukan hingga pemisahan

ruang.

3. Cephalosporin - Non Cephalosporin

Universitas Indonesia

o

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

74

Zat aktif golongan sefalosporin dipisahkan dengan zat aktif non sefalosporin.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi beta laktam.

Pemisahan dilakukan secara pemisahan ruangan.

4. Psikotropik - non Psikotropik

Penggolongan ini didasarkan pada UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

pada sarana produksi farmasi, psikotropika harus disimpan secara terpisah

dengan golongan non psikotropika agar dapat menhindari penyalahgunaan.

Barang-barang juga dikelompokkan berdasarkan suhu simpan, yaitu suhu

simpan pada suhu ruangan (dibawah 30 C, untuk produk yang stabil terhadap

panas), suhu 15-25 C untuk produk likuid seperti suspensi dan emulsi, suhu

dingin (2-8 C) untuk bahan ekstrak cair atau ekstrak buah dan bahan-bahan yang

zat aktifnya tidak tahan panas. Cara mengondisikan suhu 2-8° C dilakukan dengan menyimpan barang dalam kotak styrofoam dengan icegel di dalamnya sebagai pendingin.

Suhu ruangan penyimpanan dikondisikan menggunakan AC (Air

Conditioning). Sebelum dilakukan pemasangan AC, dilakukan proses mapping.

Mapping bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian ruangan yang kritis terhadap

perubahan temperatur, sehingga pemasangan termohidrometer dapat dilakukan

pada tempat yang paling tepat. Gudang PT. Parit Padang di Pulo Sumur sudah

menggunakan sistem HVAC (Heat, Ventilating and Air Conditioning).

Kegiatan pokok gudang bahan baku dan pengemas adalah terima, simpan,

dan kirim. Alur penerimaan barang adalah menerima raw material dari supplier

(impor atau lokal), kemudian dilakukan checking sesuai prosedur oleh pihak

gudang dan ditempel label karantina warna kuning. Pihak gudang membuat

laporan penerimaan barang dengan mengisi formulir LPB (Lembar Penerimaan

Barang). LPB tersebut akan dikirim dan diperiksa oleh QC Department dengan

melampirkan Certificate of Analysis (CoA). Dengan adanya CoA menunjukkan

bahwa barang itu telah dirilis supplier. Setelah LPB diterima oleh QC, QC

kemudian akan melakukan sampling barang. Apabila barang yang datang di luar

kisaran spesifikasi yang telah ditentukan, barang tersebut akan direject. Barang

yang memenuhi spesifikasi akan diluluskan oleh QC untuk selanjutnya

dimasukkan ke dalam stok gudang. Jika hasil sampling release, maka produk

Universitas Indonesia

o

o

o

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

75

ditempel label hijau, dan jika hasil sampling rejected, maka produk ditempel label

merah dan diletakkan di tempat yang terpisah.

Setiap awal bulan, PT. Parit Padang akan mengirim Purchase Order (PO)

ke Inbound Logistic. PO tersebut akan diinput untuk selanjutnya diproses. Proses

transaksi antara PT. SOHO Group dan PT. Parit Padang dilakukan dengan

Delivery Note (DN). DN adalah bukti resmi penjualan produk PT. SOHO Group

yang dibeli oleh PT. Parit Padang. DN untuk barang titipan harus disertai dengan

tanda terima sementara, sedangkan DN barang kiriman langsung disertai oleh

produknya. Dari penjualan tersebut, akan timbul tagihan online ke bagian

akuntansi.

3.9.4.3. Material Procurement Department

Material Procurement Department merupakan departemen yang

bertanggung jawab terhadap pengadaan bahan awal, yaitu bahan baku (raw

material) dan bahan pengemas (packaging material) yang akan digunakan dalam

produksi dengan cara membeli dari pemasok yang telah terdaftar. Departemen ini

terbagi menjadi tiga section, yaitu Material Sourcing Section, Material

Procurement Section, dan Material Planning Section.

Material Planning Section bertanggung jawab atas perencanaan

pemesanan material dalam bentuk shop order yang dibuat berdasarkan Bill of

Material (BOM). Shop order tersebut menjadi dasar pembuatan picklist yang

digunakan oleh produksi untuk memesan bahan baku dari warehouse. Sementara

itu, Raw Material Procurement Section, dan Packaging Material Procurement

Section masing-masing bertanggung jawab terhadap pembelian bahan baku dan

bahan pengemas. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Material Procurement

Department menerima permintaan bahan baku dan bahan pengemas dari

Production Planning yang tertulis dalam Purchase Requisition. Permintaan

tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan mengirim Purchase Order yang berisi

daftar barang yang akan dibeli kepada pemasok yang telah tercantum dalam

Approved Vendor List, yaitu daftar pemasok yang telah terkualifikasi dan

disetujui oleh Quality Assurance. Untuk selalu menjaga ketersediaan bahan, maka

tiap bahan awal harus memiliki minimal dua pemasok. Departemen ini juga

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

76

bertanggung jawab untuk mencari alternatif pemasok jika pemasok yang telah

terdaftar tersebut tidak dapat memenuhi permintaan bahan baku dan pengemas.

3.9.4.4. Import Clearance Department

Import Clearance Department bertanggung jawab dalam kegiatan impor

produk. Aktivitas departemen ini antara lain menangani bahan baku impor dari

luar negeri.

3.9.5. Technical Division

Technical division memiliki lima departemen yaitu Continuos

Improvement Department, HSE Department, Engineering Department, Civil

Engineering and Project Control Department, dan Fixed Asset and Spare Part

Procurement Department.

Gambar 3.14. Struktur Organisasi Technical Division

3.9.5.1. Continuous Improvement Department

Departemen ini bertugas mengembangkan proyek berkelanjutan yang

ditujukan untuk perbaikan berkesinambungan PT. SOHO Industri Pharmasi. Salah

satu kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan proyek Metamorphosis yang

bertujuan mendorong setiap bagian dalam perusahaan untuk menciptakan ide

perbaikan kinerja / proses agar di masa depan dapat dihasilkan proses yang lebih

efisien. Departemen ini terbagi menjadi dua yaitu Process Performance Section

dan Focus Improvement Section.

3.9.5.2. Healthy, Safety, and Environmental / HSE Department

SOHO Group mengutamakan keselamatan kerja dan keramahan

lingkungan. Departemen K3LH atau HSE merupakan departemen yang berperan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

77

dalam menangani keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup.

Setiap karyawan yang baru mendapatkan training dari departemen ini. Tujuan

training ini adalah agar setiap karyawan memahami peraturan yang berlaku

sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja. Peraturan tersebut dituangkan

dalam Petunjuk Umum Keselamatan Kerja PT. SOHO Group. Petunjuk-petunjuk

yang tertera bersifat tambahan dari Peraturan Perundang-Undangan tentang

Keselamatan Kerja yang ada di Republik Indonesia yang berhubungan dengan

jenis perkerjaan yang dilakukan. Selain melakukan training, departemen ini juga

telah mempublikasikan di setiap sisi luar pabrik mengenai keselamatan kerja

berupa penandaan rambu-rambu keamanan dan monitoring board frekuensi

kecelakaan.

Kesehatan sangat penting untuk diperhatikan agar tidak mengganggu

kinerja karyawan dalam bekerja yang berakibat pada mutu produk yang

dihasilkan. Secara berkala, PT. SOHO juga melakukan medical check up kepada

setiap karyawannya dan pemeriksaan kesehatan pada saat bergabung dengan

perusahaan. Aspek keselamatan kerja dilakukan dengan pelatihan yang terkait

keselamatan kerja ketika berada di area perusahaan baik pengunjung maupun

karyawan. Karyawan wajib mengikuti pedoman keselamatan pekerja. Prinsip dari

keselamatan kerja adalah kenali lingkungan kerja, pelajari bahaya, dan risiko yang

mungkin timbul, kemudian cari cara pencegahannya. HSE menerapkan lima

hierarki kontrol secara bertahap, yaitu eliminasi, substitusi, pendekatan teknis,

pengawasan administrasi, dan APD (Alat Pelindung Diri). Eliminasi yaitu

menghilangkan setiap bahaya dan risiko dari setiap proses. Substitusi adalah

mengganti aktivitas pekerjaan dengan metode yang lain untuk mengurangi risiko

yang ada. Pendekatan teknis yaitu penggunaan alat-alat yang mempermudah

pekerjaan dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja. Pengawasan

administrasi adalah melakukan pengawasan, pendampingan, serta pembuatan

prosedur tetap. APD yaitu memperlengkapi diri dengan pelindung seperti jas lab,

kacamata (goggle), sarung tangan, masker ketika diperlukan.

Setiap kali ada kejadian nyaris atau kecelakaan kerja, karyawan

diwajibkan untuk melaporkan hal ini dengan tujuan agar dapat mengurangi

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

78

kecelakaan kerja dalam hal yang sama. Setiap satu bulan sekali, departemen ini

melaporkan hasil reviewnya. Jenis-jenis kecelakaan kerja:

a. Fatality

Fatality merupakan jenis kecelakaan yang dapat menyebabkan karyawan

sampai meninggal dunia.

b. Lost time injury

Lost time injury merupakan jenis kecelakaan yang menyebabkan karyawan

tidak dapat bekerja sementara waktu, karena karyawan harus

beristirahat.Misalnya, karyawan tertimpa barang yang sedang di karantina di

gudang hingga memar dan sakit jika bergerak.

c. Medical treatment injury

Medical treatment injury yang merupakan jenis kecelakaan yang menyebabkan

perlunya dilakukan tindakan medis pada karyawan. Misalnya, karyawan

terkenanya alkohol pada biji matanya.

d. First aid

First aid merupakan jenis kecelakaan yang menyebabkan perlunya dilakukan

tindakan medis segera pada karyawan yang baru tertimpa kecelakaan.

Misalnya, jari karyawan tertekan punch dan die di mesin tablet hingga

berdarah.

e. Near miss

Near miss adalah salah satu jenis kecelakaan yang poten menyebabkan hampir

celaka. Misalnya, karena ketidaktahuan, maka karyawan tidak menggunakan

masker dan kaca mata pada saat coating tablet sehingga dapat mengalami

kecelakaan kerja.

Pengontrolan lingkungan berhubungan dengan dampak yang ditimbulkan

proses produksi terhadap kelestarian lingkungan. Salah satunya dengan

pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi cemaran ke lingkungan

sekitar. Pada area dalam bangunan terdapat bak sampah pada perkantoran, pantry,

dan kamar mandi. Selain itu pada area luar terdapat beberapa bak sampah yang

terdiri dari bak sampah organik, non organik, dan B3. Bak sampah organik

berwarna hijau khusus digunakan untuk kertas, daun, kardus, dan sisa makanan.

Bak sampah non organik berwarna biru khusus digunakan untuk plastik, alat tulis

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

79

kantor, botol bekas, dan styrofoam. Bak sampah B3 berwarna jingga khusus

digunakan untuk kaleng cat bekas, cartridge printer bekas, dan kemasan bahan

kimia. Hal ini dimaksudkan agar kebersihan selalu terjaga dan bebas sampah

berceceran.

SOHO Group juga melakukan pest control secara teratur untuk mencegah

adanya hewan-hewan yang berpengaruh terhadap kontaminasi. Pihak ketiga yang

bekerjasama dengan SOHO Group dalam pest control adalah PT. Aardwolf.

3.9.5.3. Engineering Department

Gambar 3.15. Struktur Organisasi Engineering Department

Departemen Engineering dipimpin oleh Engineering Department Head

yang bertanggung jawab dalam memastikan desain, operasi, perbaikan,

perawatan, dan manajemen proyek semua utilitas dalam aspek teknis dan

memenuhi CPOB. Engineering di perusahaan farmasi berkewajiban memahami

CPOB terutama dalam hal persyaratan ruangan serta spesifikasi air dan alat.

Secara keseluruhan, lingkup servis yang dilaksanakan departemen ini adalah

process machinery, HVAC and chiller, compressed air, Purified Water System,

steam boiler, plumbing system, diesel generator, fire fighting, WFI generator, dan

high voltage installation network. Departemen ini dua bagian, yaitu:

a. Operational Maintenance Sub Department

Operational Maintenance Sub Department Head bertanggung jawab

dalam hal pemeliharaan peralatan operasional. Sub Departemen ini terbagi

menjadi dua, yaitu Mechanical Section dan Utility Section.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

80

Bagian Mechanical bertanggung jawab terhadap perawatan alat produksi

di PT. SOHO Industri Pharmasi dan PT. ETHICA. Pelaksanaan perawatan suatu

alat dilaksanakan secara rutin berdasarkan waktu (manual book/hystorical),

frekuensi penggunaan, dan jam penggunaan. Dalam melakukan perawatan alat,

terdapat 3 jenis form, yaitu form pemeriksaan pencegahan & servis pencegahan

(preventive check & preventive service form), form serah terima antara

Engineering dengan produksi, dan form pembersihan. Pengecekan untuk

pemeliharaan mesin dilakukan setiap dua bulan sekali sering disebut sebagai

perawatan berkala (periodic maintenance). Hasil pengecekan didata dalam form

pemeriksaan pencegahan & servis pencegahan (preventive check & preventive

service form). Kerusakan pada mesin produksi harus segera dilaporkan kepada

Departemen Teknik melalui form perintah kerja (work order form), dan akan

ditindaklanjuti segera oleh Engineering bersamaan dengan itu dilakukan

dokumentasi berupa form serah terima.

Utility Section Head bertanggung jawab dalam pengoperasian dan

perawatan alat-alat penunjang produksi seperti water purifier, HVAC, plumbing,

dan pelistrikan. Pengaturan pompa air dan limbah, bagian peralatan (utility)

bekerjasama dengan Urusan Umum (General Affairs) untuk mengatur dan

mengoperasikannya. Selain perawatan peralatan penunjang, bagian peralatan

(utility section) juga bertugas dalam memantau dan merawat ruang mezzanine.

Ruang mezzanine adalah ruang yang terdapat di atas ruang yang terlibat dalam

pembuatan produksi, ruang mezzanine berisi AHU, pipa hydrant, pipa steam, pipa

listrik, pipa air PAM, pipa air murni, dan ducting. Utility Section terbagi menjadi

dua bagian, yaitu Utility Technician dan Clean Media Technician. Utility

Technician bertanggung jawab mengoperasikan alat, dan operator yang

menjalankan tanggung jawab ini harus tersertifikasi. Clean Media Technician

bertanggung jawab terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan produksi

seperti sistem Heating, Ventilating, and Air Conditioning/HVAC dan pengolahan

air murni.

1. Sistem HVAC

Mekanisme kerja HVAC adalah sebanyak 20 – 30% udara luar (fresh air) dan 70 – 80% udara resirkulasi dari ruangan disedot masuk dengan 2 unit motor

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

81

return ke dalam mixing bed lalu disaring menggunakan prefilter G4 (efisiensi

80%) dan filter medium F7 (efisiensi 95%) untuk mengurangi jumlah partikel.

Sebelum masuk ke mixing bed, udara akan melewati sensor suhu dan kelembaban

yang secara otomatis mengirimkan sinyal kepada cooling coil untuk mengatur

suhu dan kelembaban udara. Udara lalu didinginkan dan diturunkan

kelembabannya dengan pendinginan oleh cooling coil sebagai hasil pendinginan

oleh chiller. Udara hasil pendinginan melewati heater untuk dipanaskan hingga

tercapai suhu yang dibutuhkan ruangan lalu didorong oleh motor menuju filter F9

(98%).

Udara hasil penyaringan filter F9 akan masuk ke black area, dan apabila

udara ditujukan untuk ruang produksi grey area, akan diproses lebih lanjut yaitu

penyaringan akhir dengan HEPA filter H13 (99,95%). Udara hasil penyaringan

HEPA filter selanjutnya dijadikan udara pasokan untuk ruangan produksi yang

dikenal persediaan udara (supply air). Persediaan udara (supply air) dari AHU

disalurkan melalui saluran menuju ke ruangan dengan melalui lubang supply air

yang terdapat di atap ruangan. Udara yang telah dikondisikan dan disaring

kemudian masuk ke ruang-ruang produksi melalui supply diffuser.

Dalam sistem AHU, terdapat empat hal yang perlu dikendalikan yaitu

temperatur ruangan, kelembaban relatif ruangan, jumlah partikel, dan volume dan

tekanan udara. Temperatur ruang harus diatur sedemikian rupa agar persyaratan

suhu ruangan untuk kegiatan produksi dapat dipenuhi. Temperatur udara

dikondisikan dengan bantuan chiller dan boiler. Chiller berfungsi sebagai

pensuplai air dingin pada coil, sedangkan boiler berfungsi sebagai pensuplai air

panas pada heater. Kelembaban relatif ruangan merupakan parameter kritis bagi

produk dengan sifat higroskopis, misalnya tablet hisap dan effervescent yang

membutuhkan RH di bawah 30%. Dalam pengaturan kelembaban relatif ruang

produksi sediaan tersebut digunakan dehumidifier. Jumlah partikel dikendalikan

dengan penyaringan dengan beragam filter udara untuk pencapaian syarat jumlah

sesuai klasifikasi ruangan. Parameter terakhir adalah jumlah sirkulasi udara dan

perbedaan tekanan. Jumlah sirkulasi udara dan perbedaan tekanan akan

menentukan tingkat kebersihan ruangan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi

terjadinya kontaminasi silang. Indikator perbedaan tekanan (differential pressure

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

82

gauge) digunakan untuk mengetahui kualitas / kejenuhan filter. Penggantian filter

dilakukan apabila hasil pembacaan perbedaan tekanan sudah tidak memenuhi

ketentuan.

2. Sistem pengolahan air murni

Fungsi sistem pengolahan air murni secara umum untuk menyaring unsur-

unsur logam (seperti Na, Cl, Mg, Fe, Al, dll), bakteri, dan memperkecil angka

konduktivitas air. Oleh karena itu, pada proses produksi obat diperlukan air yang

murni agar unsur-unsur kimia dan fisika yang tidak diperlukan yang ada di dalam

air tidak mempengaruhi mutu produk obat.

Secara garis besar, tahapan sistem pengolahan air murni di PT. SOHO

Industri Pharmasi yaitu :

1). Air dari sumber PAM dipompa dan melewati karbon dan sand filter.

2). Air lalu ditampung dalam tangki dan dialirkan ke purified water generator

3). Air akan mengalami proses softening yang berfungsi menangkap ion-ion

logam seperti Mg, Ca, dan Fe. Di tahap ini ada kontrol berupa pengukuran

kesadahan air.

4). Air dipanaskan dalam tangki yang diselimuti jacketing steam bersuhu 50 C.

Tujuan tahap ini adalah sebagai sistem sanitasi air.

5). Air kemudian akan melalui tahap reverse osmosis. Reverse osmosis adalah

suatu teknologi pemurnian air modern menggunakan membran semi

permeabel, ekonomis, efektif membersihkan air hingga 90-99% dari segala

macam pencemar yang terkandung di dalam air sehingga menghasilkan air

yang bersih dan murni. Reverse Osmosis merupakan kebalikan dari proses

osmosis, yaitu diberikan tekanan balik dengan tekanan osmonic lebih besar

pada permukaan cairan yang lebih pekat, sehingga cairan yang lebih murni

akan menembus membran. Semakin tinggi tekanan yang diberikan pada cairan

yang lebih pekat, kecepatan penembusan cairan murni melalui membran akan

semakin cepat.

6). Air akan mengalami proses EDI (elektrodeionisasi)

Air murni untuk produksi harus memenuhi persyaratan konduktivitas air. Dibutuhkan air yang konduktivitasnya sangat rendah atau tidak

Universitas Indonesia

o

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

83

menghantarkan listrik atau bebas dari ion hidrogen dan hidroksil. Proses

pemurnian ini yang disebut sebagai proses EDI. Proses ini terjadi setelah air

RO dialirkan melalui sel, ion bermuatan pada air di dalam resin chamber

ditangkap oleh resin pertukaran ion. Saat tegangan diaplikasikan (200 – 400

VDC) melintasi sel, pengotor berupa anion dan kation bermigrasi melintasi

resin bed menuju elektroda yang berlawanan muatannya. Selanjutnya, ion

bebas tersebut akan terperangkap pada elektroda dan air murni akan mengalir

keluar.

b. Engineering Planning and Reliability Sub Department

Engineering Planning and Reliability Sub Department Head bertanggung

jawab dalam hal perencanaan kegiatan teknik, seperti sistem alarm kebakaran,

sistem suara, GPS untuk tracking alat transportasi gudang, kalibrasi instrumen,

budget departemen, dan penjadwalan kegiatan departemen. Engineering Planning

and Reliability terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Engineering Warehouse Section,

Electonic Automation Section, dan Engineering Planner Section.

Engineering Warehouse Section Head bertugas menyimpan dan

menyiapkan peralatan yang digunakan untuk perawatan setiap mesin yang ada.

Selain itu, bagian ini juga melakukan penyetokan suku cadang mesin yang cukup

vital dengan tujuan apabila terjadi kerusakan pada mesin, bagian Engineering

dapat melakukan perbaikan atau penggantian suku cadang tanpa harus menunggu

suku cadang dari pemasok.

Engineer Planner Section Head bertanggung jawab dalam perencanaan

kegiatan perawatan terhadap semua sarana utama (mesin produksi) dan sarana

penunjang. Seksi perencanaan teknik (Engineer planner section) terbagi menjadi

dua, yaitu Engineering Document Control Executive dan Engineering Planner

Executive.

Electronic Automation Section Head dibantu oleh Mechatronic Technician

dan Calibration Technician dalam melakukan tanggung jawabnya. Calibration

Technician bertanggung jawab terhadap kalibrasi alat di produksi dan bagian

mechatronic yang bertanggung jawab menangani alat atau mesin yang bekerja

secara otomatis (control panel yang dilengkapi sensor flowmeter, tekanan, pH,

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

84

redoks, konduktivitas, dan/atau hardness water) serta menangani alat-alat yang

berarus lemah. Kalibrasi dilakukan secara berkala terhadap setiap alat

pengukuran, sedangkan verifikasi dilakukan setiap hari dan hanya dilakukan pada

timbangan saja.

Proses kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari alat

dengan alat lain yang sudah terkalibrasi. Suatu kalibrator memiliki akurasi dan

resolusi yang tinggi. Setiap peralatan yang digunakan untuk pengukuran harus

dikalibrasi dan dikalibrasi ulang secara berkala. PT. SOHO memiliki kalibrator

untuk setiap peralatan kecuali timbangan. Timbangan akan dikalibrasi ke pihak

ketiga. Kalibrator disimpan dalam kondisi sedemikian rupa dengan syarat

penyimpanan dengan suhu sebesar 25±3° C, dan RH sebesar 60±10 %.Standar

tersebut sesuaidengan standar ISO 17025 dan Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Metode kalibrasi masing-masing alat berbeda-beda, oleh karena itu dibuat

prosedur tetap kalibrasi alat.

3.9.5.4. Civil Engineering and Project Control Department

Departmen ini secara umum bertanggung jawab dalam kontrol proyek

sipil seperti pengembangan dan perawatan gedung. Departemen ini dibagi

menjadi dua sub departemen yaitu Civil Engineering and Building Maintenance

dan Project Control.

3.9.5.5. Fixed Asset and Part Procurement Department

Departemen ini bertanggung jawab dalam pemesanan dan

pembelian aset dan suku cadang alat-alat produksi dan kebutuhan teknik.

3.9.6 Validation and Documentation Department (VDD)

Validation and Documentation Department merupakan suatu departemen

yang bertanggung jawab atas seluruh aktivitas validasi dan pengelolaan dokumen

terkendali dalam lingkup manufacturing untuk memenuhi ketentuan CPOB.

Secara garis besar, tugas departemen ini adalah melakukan analisa risiko,

kualifikasi, validasi, dan dokumentasi. Analisa Risiko merupakan suatu kegiatan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

85

menganalisa kemungkinan risiko yang berasal dari desain/fungsi maupun

penggunaan peralatan. Tahap ini dilakukan sebelum proses kualifikasi dimulai.

Kualifikasi merupakan upaya pembuktian bahwa fasilitas, sistem, dan

ruangan (clean room) yang digunakan bekerja dengan benar. Kualifikasi terdiri

dari 4 tahap, yaitu kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional,

dan kualifikasi kinerja. Kualifikasi desain atau Design Qualification (DQ)

dilakukan untuk memastikan apakah desain peralatan yang digunakan telah sesuai

dengan kriteria cGMP yang didefinisikan dalam User Requirement Specification

dan Analisa Risiko. Kualifikasi instalasi atau Installation Qualification (IQ) of

equipment / utility system dilakukan untuk memastikan apakah peralatan telah

terpasang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh pembuat

equipment/utility. Kualifikasi operasional atau Operational Qualification (OQ) of

equipment/utility system dilakukan untuk memastikan apakah peralatan beroperasi

sesuai dengan spesifikasinya. Kualifikasi kinerja atau Performance Qualification

(PQ) of equipment/utility system dilakukan untuk memastikan apakah peralatan

memiliki performa yang diinginkan atau sesuai spesifikasi secara konsisten dan

terpercaya.

Sebelum SOHO Group memesan alat untuk produksi dan analisa obat,

dilakukan pembuatan kriteria alat yang tercantum dalam URS (User Requirement

System). URS ini akan dikirim ke berbagai vendor lalu vendor mengirimkan

spesifikasi dokumen alat yang dimilikinya. Kemudian dipilih yang paling

memenuhi URS dengan pertimbangan kesesuaian kriteria GMP yang paling

tinggi.

Terdapat pula kualifikasi clean room, yang bertujuan memastikan ruangan

sesuai dengan persyaratan. Misalnya memeriksa bahan tembok lapisan luar dan

memeriksa sela pintu apakah sesuai desain atau tidak karena pengaruhnya ke

perputaran udara. Selain itu, ada juga pengukuran partikel dalam setiap ruangan

tiap sebulan sekali untuk memastikan apakah ruangan yang dirujuk masih

memenuhi persyaratan ukuran partikel sesuai dengan CPOB atau tidak.

Aktivitas validasi yang dilakukan oleh departemen ini bertujuan untuk memastikan bahwa peralatan, fasilitas, sistem, dan proses yang digunakan untuk

memproduksi obat memenuhi syarat yang telah ditentukan dan akan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

86

menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan penggunaanya. Kebijakan

validasi yang berlaku pada lingkungan SOHO Group tertuang dalam Validation

Master Plan (VMP) masing-masing fasilitas. Validation and Documentation

Department melakukan empat jenis validasi yaitu validasi proses, validasi

pembersihan, validasi sistem komputer, dan validasi proses aseptis atau media fill.

Kebijakan validasi yang berlaku pada lingkungan SOHO Group terdapat dalam

Validation Master Plan (VMP) masing-masing fasilitas. Kegiatan validasi yang

dilakukan meliputi:

a. Validasi Proses

Validasi proses bertujuan untuk memastikan bahwa proses produksi suatu

produk dapat menghasilkan parameter-parameter proses produksi yang sesuai

sehingga diperoleh suatu proses produksi yang efisien, efektif dan memenuhi

aspek kesesuaian mesin serta secara konsisten menghasilkan produk yang

memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Selain itu, validasi proses juga bertujuan

untuk mencegah terjadinya reproses atau rework. Reproses dapat terjadi karena

adanya spesifikasi tertentu yang tidak dapat terpenuhi dan berakibat

meningkatnya biaya produksi.

Validasi proses dilakukan terhadap produk-produk baru dan produk-

produk eksisting yang mengalami perubahan proses yang dapat mempengaruhi

mutu produk tersebut, misalnya perubahan formula, perubahan supplier bahan

baku, perubahan peralatan yang digunakan selama proses, perubahan proses

produksi, serta perubahan besar bets. Validasi proses sudah dilakukan sebelum

proses produksi suatu obat dilakukan, yaitu sejak proses translate batch record

dari R&D ke produksi. Selain itu metode analisa yang ditransfer dari R&D ke QC

juga perlu divalidasi. Setelah proses produksi dilakukan maka dilakukan validasi

lagi dengan cara pencatatan training personal produksi, penimbangan, dan

pemeriksaan prosedur

b. Validasi Proses Aseptis

Validasi ini merupakan pembuktian bahwa proses sterilisasi sebelum masuk pengemasan primer yang dilakukan berhasil dengan baik dan tidak terjadi

kontaminan. Validasi proses aseptis dilakukan dengan cara mengisikan media ke

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

87

dalam ampul lalu diinkubasi dalam suhu 25-30°C selama 14 hari dan diamati

apakah terjadi pertumbuhan koloni bakteri pada media.

c. Validasi Pembersihan

Validasi pembersihan merupakan pembuktian bahwa cara pembersihan

yang diterapkan pada peralatan yang kontak dengan bahan atau produk tidak akan

mengontaminasi proses / hasil produksi berikutnya di luar ketentuan batas.

Fasilitas seperti alat timbang, alat sampling, dan alat produksi perlu divalidasi

pembersihan melalui pengujian residu dan hasil mikro. Validasi pembersihan

dilakukan dengan sistem bracketing zat aktif (dengan analisa worst case) terhadap

parameter dosis, kelarutan, dll. Validasi pembersihan diperlukan karena suatu alat

produksi biasanya digunakan untuk memproduksi lebih dari satu jenis produk.

d. Validasi Sistem Komputer

Validasi sistem komputer merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

membuktikan bahwa sistem komputerisasi yang digunakan (hardware dan

software) dalam proses pembuatan produk obat sesuai dengan persyaratan CPOB

yang berlaku. Apabila fungsi dan kinerja sistem komputerisasi tersebut sesuai,

maka konsistensi, reliabilitas dan keakuratan data juga akan terjaga.

Validation and Documentation Department juga melakukan pengelolaan

dan pendistribusian dokumen kepada departemen terkait. Terdapat dua macam

pengontrolan copy dokumen yaitu controlled copy dan uncontrolled copy.

Controlled copy merupakan keterangan yang diberikan pada dokumen yang

diperbanyak dan perbanyakannya dikendalikan / diketahui oleh Validation and

Documentation Department. Dalam hal ini, Validation and Documentation

Department memiliki kewajiban menarik dokumen lama (misal SOP) dan

memberikan update apabila ada dokumen terbaru. Uncontrolled copy digunakan

apabila ada permintaan eksternal yang tidak membutuhkan revisi apabila ada

perubahan dalam internal SOHO. Obsolete merupakan keterangan bahwa

dokumen sudah tidak terpakai, dalam prakteknya, Validation and Documentation

Department menyimpan file asli untuk selamanya sedangkan copy dapat dimusnahkan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

BAB 4

PEMBAHASAN

SOHO Group merupakan perusahaan farmasi yang terdiri dari gabungan

lima anak perusahaan, yaitu PT. SOHO Industri Pharmasi, PT. ETHICA Industri

Farmasi, PT. Parit Padang Global, PT. Global Harmony Retaillindo, dan PT.

Universal Health Network. Secara legal, kelima anak perusahaan tersebut

terpisah, namun dalam hal operasional kelima perusahaan tersebut bergabung. PT.

SOHO Industri Pharmasi merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di

Indonesia. Perusahaan ini memproduksi sediaan nonsteril meliputi sediaan solid,

semisolid, dan likuid. Produksi sediaan steril dan sefalosporin ditangani oleh anak

perusahaan berikutnya yaitu PT. ETHICA Industri Farmasi. Untuk mendukung

penyaluran produk jadi ke konsumen, SOHO Group memiliki jaringan distribusi

yang ditangani oleh PT. Parit Padang Global (PPG). Secara garis besar, PPG

berperan menyediakan bahan baku obat, melakukan penyimpanan obat jadi, serta

sebagai distributor tunggal obat jadi produksi SOHO Group. PT. Global Harmony

Retailindo (PT. GHR) merupakan unit bisnis yang masih tergolong baru di SOHO

Group. PT. GHR didirikan sebagai salah satu usaha untuk mendukung

terwujudnya visi 2015, di mana SOHO group menjadi salah satu tempat yang

menyediakan produk-produk kesehatan yang berkualitas dan terbaik, seperti

produk kecantikan, suplemen makanan, vitamin, perawatan kulit baik produk

lokal maupun impor.

Suatu industri farmasi yang memproduksi obat harus memenuhi ketentuan

dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik (BPOM, 2006). Dalam operasionalnya,

PT. SOHO Industri Pharmasi telah menerapkan aspek-aspek CPOB, yang

meliputi:

4.1 Manajemen Mutu

Manajemen mutu merupakan suatu aspek fungsi manajemen yang

menentukan dan mengimplementasikan kebijakan mutu, yang merupakan

pernyataan formal dari manajemen puncak suatu industri farmasi yang

menyatakan arahan dan komitmen dalam hal mutu produknya. Sistem manajemen

88 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

89

mutu di PT. SOHO Industri Pharmasi telah dijalankan sesuai ketentuan CPOB,

yaitu dilakukan upaya penjagaan mutu produk obat sejak awal proses pengolahan

karena pada prinsipnya, mutu suatu produk obat tidak hanya ditentukan dari hasil

akhir. Hal tersebut dilakukan agar produk obat jadi yang dihasilkan dapat

memenuhi spesifikasinya sesuai izin edar (quality) serta memenuhi kriteria safety

dan efficacy.

Dalam operasionalnya, PT. SOHO Industri Pharmasi melaksanakan

pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, yang ditunjukkan dengan adanya

struktur organisasi, prosedur, dan sumber daya untuk meyakinkan bahwa produk

yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Manajemen puncak PT. SOHO Industri Pharmasi bertugas menerbitkan dan

menandatangani ketentuan kebijakan mutu, dalam pelaksanaannya dibantu oleh

kepala bagian pemastian mutu. Kebijakan mutu juga disosialisasikan kepada

karyawan terkait dengan cara yang efektif, misalnya cara pencucian tangan yang

baik melalui tempelan di dinding dan dilakukan pelatihan yang wajib diikuti oleh

karyawan perusahaan.

Keberhasilan penerapan manajemen mutu di PT. SOHO Industri Pharmasi

terbukti dengan diraihnya sertifikat ISO 9001:2008 tentang manajemen mutu.

Selain itu, PT. SOHO Industri Pharmasi juga telah memiliki beberapa sertifikat

CPOB, antara lain Sertifikat CPOB untuk sedian tablet non-antibiotik, Sertifikat

CPOB untuk sedian tablet salut non-antibiotik, Sertifikat CPOB untuk sediaan

liquid non-antibiotik, dan Sertifikat CPOB untuk sediaan semisolid non-antibiotik.

Untuk mengevaluasi kualitas produk, pada sistem manajemen mutu juga

dilakukan pengkajian mutu produk (Product Quality Review/PQR) yang

dilakukan secara berkala dan didokumentasikan terhadap semua obat terdaftar

untuk membuktikan kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan

obat jadi; konsistensi proses; melihat analisis kecenderungan dan mengidentifikasi

perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

90

4.2 Personalia

Personalia PT. SOHO Group sudah memenuhi persyaratan yang

ditetapkan oleh CPOB di mana personil kunci yaitu Kepala Bagian Pengawasan

Mutu, Kepala Bagian Manajemen Mutu, dan Kepala Bagian Produksi dipimpin

oleh seorang apoteker dan bersifat independen satu sama lain. Dalam menjalankan

kegiatannya, industri farmasi harus memiliki struktur organisasi yang jelas dan

deskripsi tugas yang jelas dan terdapat dalam jobdesc setiap posisi. Untuk

kegiatan manufaktur, PT. SOHO Industri Pharmasi terbagi dalam beberapa

divisi/departemen, yaitu Quality Operation Divison, Production Division,

Technical Division, Validation and Documentation Department, Supply Chain

Division, Finance Department, dan Human Resource Department.

Strategi manajemen perusahaan SOHO Group menggunakan sistem

Balance Score Card. Balance Score Card diterjemahkan menjadi Personal

Scorecard yang berisi target pencapaian personil dan akan direview setiap tahun.

Dalam Personal Score Card, terdapat 3 hal yang dinilai yaitu personal objective,

kompetensi, dan personal behaviour. Hasil penilaian dijadikan titik tolak untuk

melakukan pengembangan atau perbaikan kinerja personil. SOHO Group selalu

berusaha meningkatkan kualitas personilnya dengan memberikan pelatihan-

pelatihan pada karyawan baru dan lama. Terdapat 2 jenis pelatihan yaitu pelatihan

yang bersifat umum dan pelatihan yang bersifat khusus. Pelatihan umum misalnya

pelatihan CPOB dan keselamatan kerja biasanya diberikan kepada karyawan baru,

sedangkan pelatihan khusus seperti pelatihan pengoperasian mesin diberikan pada

operator produksi.

4.3 Bangunan dan Fasilitas

Suatu industri farmasi dipersyaratkan memiliki lokasi bangunan

sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencegahan pencemaran lingkungan

sekitarnya. Untuk itu, PT. SOHO Industri Farmasi berlokasi di Kawasan Industri

Pulogadung sehingga dapat meminimalkan pencemaran ke area hunian penduduk.

Bangunan serta fasilitas pendukung PT. SOHO Industri Pharmasi telah memenuhi

kriteria CPOB, misalya dinding, lantai, dan atap dari ruang produksi telah dilapisi

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

91

dengan epoxy yang bersifat kedap air, licin, dan tahan gores sehingga dapat

dengan mudah dibersihkan. Tiap sudut ruangan dan tangga dibuat melengkung

sehingga meminimalkan pengumpulan debu dan kotoran di sudut ruangan maupun

tangga. Selain itu, ruangan produksi telah dilengkapi dengan sistem AHU (Air

Handling Unit) untuk mengatur kondisi udara, suhu, tekanan, kelembaban dan

sirkulasi udara agar sesuai untuk proses produksi.

Pemisahan area produksi untuk produk-produk dengan kategori non steril

(solid, likuid, semisolid), sefalosporin, dan obat tradisional telah dilakukan dengan

tujuan mempermudah pelaksanaan dan pencegahan kontaminasi silang. Ruangan

produksi di PT. SOHO Industri Pharmasi dikelompokkan menjadi beberapa

ruangan seperti ruang penimbangan, ruang pengolahan, ruang pencetakan, ruang

penyalutan, ruang IPC, dan ruang pengemasan. Selain ruang-ruang tersebut PT.

SOHO Industri Pharmasi memiliki ruangan produksi untuk sediaan cair dan semi

solid. Ruangan produksi tersebut berada in-line sehingga memperlancar proses

produksi, ruangan produksi juga langsung berhubungan dengan black area

sehingga proses pengemasan sekunder dapat langsung dilaksanakan.

Laboratorium pengawasan mutu PT. SOHO Industri Pharmasi juga telah

memenuhi persyaratan CPOB. Laboratorium QC terpisah dari area produksi dan

dibuat area tersendiri untuk laboratorium mikrobiologi. Di laboratorium QC juga

telah tersedia lemari atau ruangan untuk sampel, standar, pelarut, dan reagen; acid

chambers; ruang cuci peralatan laboratorium; dan emergency aid. Ruang untuk

instrumen telah dibuat terpisah agar terlindung dari pengaruh getaran.

Gudang PT. SOHO Industri Pharmasi juga telah memenuhi persyaratan

CPOB di mana penyimpanan bahan baku, bahan kemas, serta produk jadi telah

dibedakan berdasarkan suhu penyimpanan ataupun berdasarkan jenis bahan.

Terdapat pula kantin yang terpisah dari bangunan produksi dan gedung kesehatan

atau yang biasa disebut poli dimana disediakan untuk karyawan yang sedang sakit

untuk segera mendapatkan perawatan dan pengobatan. SOHO Group juga

memiliki fasilitas pengolahan limbah centralized WWTP final dan saluran

pembuangan air yang dilengkapi bak kontrol.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

92

4.4 Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT. SOHO Industri Pharmasi telah

memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Petunjuk CPOB. Peralatan yang

bersentuhan dengan bahan awal, produk antara, atau produk jadi memiliki

permukaan yang tidak menimbulkan reaksi, adisi, atau absorbsi. Seluruh peralatan

juga telah terkualifikasi sebelum digunakan. Peralatan yang digunakan untuk

menimbang, mengukur, memeriksa dan mencatat telah terkalibrasi oleh bagian

Quality Support Section.

Setiap peralatan memiliki identitas yang jelas (nomor) dan prosedur

tertulis untuk menggunakan dan mengoperasikan peralatan tersebut. Seluruh

personel yang akan memakai alat tersebut, terlebih dahulu mendapatkan pelatihan

dalam menggunakan alat tersebut. Setiap peralatan juga memiliki prosedur

pembersihan dan sebelum digunakan harus dipastikan terlebih dahulu validitas

pembersihannya. Validasi pembersihan pada peralatan yang berkontak langsung

dengan material atau produk juga dilakukan dan pengontrolan telah dilakukan

pada titik kritis peralatan, misalnya alat sampling, alat produksi, dan alat timbang.

Mesin yang telah dibersihkan diberikan label hijau. Peralatan produksi

ditempatkan masing-masing dalam ruangan yang terpisah. Ruangan produksi pun

cukup besar untuk menampung peralatan, mobilitas operator serta untuk proses

pembersihannya. Nomor identitas dan validitas pembersihan tiap peralatan yang

digunakan dalam produksi dicantumkan dalam Batch Record. Jika peralatan

dan/atau validitasnya menyimpang dari yang seharusnya (tercantum dalam Batch

Record), maka personil harus melaporkannya dalam laporan deviasi.

Pemeliharaan alat dalam PT. SOHO Industri Pharmasi menjadi tanggung

jawab bersama antara departemen produksi, departemen Engineering, dan

departemen QA. Jadwal perawatan alat disesuaikan dengan jadwal produksi

sehingga membutuhkan persetujuan dari bagian Engineering, Produksi dan Supply

Planning. Departemen Produksi bertanggung jawab pada pembersihan dan

pengatasan masalah ringan saat proses produksi. Departemen Engineering

bertanggung jawab untuk melakukan maintenance alat secara berkala. Jika terjadi

masalah pada alat, perbaikan alat diupayakan mulai dari perbaikan sendiri oleh

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

93

operator, dan apabila tidak dapat diatasi oleh operator, perbaikan akan ditangani

oleh Engineering atau supplier alat.

4.5 Sanitasi dan Higiene

Higiene yang diterapkan pada suatu perusahaan farmasi dilaksanakan oleh

tiap personil secara perorangan untuk mencegah kontaminasi produk yang berasal

dari personil. Salah satu penerapan yang dilakukan di PT. SOHO Industri

Pharmasi adalah hand-hygiene dimana selalu disiapkan sarana mencuci tangan

untuk mencegah kontaminasi terutama dari karyawan yang berhubungan dengan

produk. Tiap karyawan yang masuk ke area produksi di PT. SOHO Industri

Pharmasi selalu mengenakan pakaian pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang

dilaksanakannya. Pakaian pelindung tersebut selalu dicuci setelah digunakan

sehingga kebersihannya selalu terjaga. Hal ini penting untuk menjamin

perlindungan produk dari pencemaran dan untuk keamanan personil. Personil PT.

SOHO Industri Pharmasi menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat direkrut dan

secara berkala karena kesehatan personil dapat turut serta mempengaruhi mutu

produk. Tiap personil yang mengidap penyakit atau menderita luka terbuka yang

dapat merugikan mutu produk dilarang menangani bahan awal, bahan pengemas,

bahan yang sedang diproses, produk jadi, dan sampel.

Proses sanitasi dilakukan pada bangunan dan fasilitas. Salah satu contoh

penerapan sanitasi di PT. SOHO Industri Pharmasi adalah sanitasi fasilitas

produksi. Setelah proses produksi selesai, operator wajib membersihkan alat atau

mesin sesuai dengan protap pembersihan dan melakukan sanitasi ruangan.

Sanitasi ruangan meliputi pembersihan debu, pembersihan lantai, dinding, atap,

dan sudut-sudut ruangan produksi sesuai dengan SOP. Setiap personil yang telah

selesai menggunakan alat wajib mencuci dan membersihkan alat tersebut sesuai

dengan SOP.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

94

4.6 Produksi

Produksi sediaan solid, likuid, dan semi solid yang tidak bersifat steril di

PT. SOHO Industri Pharmasi dilakukan dan diawasi oleh personil yang kompeten

dan telah mengikuti pelatihan sebelumnya. Penanganan proses produksi dilakukan

sesuai SOP dan dokumentasi berupa batch record produk selalu dibuat setiap kali

proses produksi dilaksanakan. Semua kegiatan produksi tersebut dilengkapi

dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan produksinya seperti yang

dipersyaratkan oleh CPOB. Dinding, lantai, dan atap ruangan produksi dilapisi

oleh epoksi sehingga memudahkan pembersihan dan mencegah perembesan air.

Selain itu, setiap sudut ruangan produksi dibuat melengkung (tidak bersudut)

sehingga mudah untuk dibersihkan dan tidak menimbulkan penimbunan debu.

Ruangan produksi pun dilengkapi dengan sistem AHU (Air Handling Unit) yang

berfungsi untuk mengatur kondisi udara, suhu, tekanan, kelembaban, dan sirkulasi

udara agar sesuai untuk proses produksi. Pada ruangan produksi steril pun telah

digunakan sistem tersebut dan pembagian kelas sesuai dengan proses produksi

masing-masing produk.

Setiap memasuki area produksi, terdapat tata cara berpakaian yang harus

dilakukan oleh karyawan dan tamu termasuk cara memakai APD (alat pelindung

diri). Saat memasuki ruang ganti, setiap personil wajib menggunakan sepatu black

area atau menggunakan penutup sepatu (shoes cover) dan menggunakan baju

black area. Jika ingin memasuki ruangan produksi grey area personil wajib

mengenakan pakaian khusus (coverall), penutup kepala, sepatu khusus atau

menggunakan penutup sepatu, dan masker. Selanjutnya, personil wajib mencuci

tangan dan menggunakan desinfektan. Prosedur ini dilakukan untuk mencegah

adanya kontaminasi dari luar terhadap ruang produksi dan produk yang

dihasilkan.

Ruang produksi di PT. SOHO Industri Pharmasi dikelompokkan

berdasarkan proses pengerjaan yang dilakukan, seperti ruang timbang, ruang

mixing, ruang penyalutan, dan sebagainya. Ruangan produksi tersebut berada in-

line tujuannya untuk mempermudah proses produksi. Peralatan tersebut dibuat

secara in-line untuk mempercepat proses produksi sehingga memperlancar proses

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

95

produksi. Setiap ruangan produksi dialokasikan untuk pembuatan satu jenis

produk dan saat produksi berlangsung, terdapat penandaan khusus pada pintu

bagian depan ruangan tersebut agar proses dapat diketahui dan memudahkan

proses supervisi oleh supervisor. Apabila produksi produk berbeda dilakukan

dengan menggunakan alat yang sama, maka produksi produk berikutnya akan

dilakukan setelah produk sebelumnya selesai diproduksi dan diikuti validasi

pembersihan pada alat produksi. Hal ini penting untuk penjagaan mutu produk,

yaitu diupayakan agar tidak terjadi kontaminasi/mix up produk. Pembatasan akses

masuk ke fasilitas produksi juga dilakukan berupa penerapan pintu masuk yang

hanya dapat dibuka apabila ada kartu akses. Tujuannya adalah agar hanya personil

berwenang/yang diizinkan yang dapat masuk ke area produksi. Ruangan produksi

juga memiliki ruang antara yang membatasi ruang produksi dan lingkungan luar

agar dapat mencegah terjadinya pencemaran silang melalui udara.

Pada setiap proses produksi terdapat tahap kritis yang harus diperiksa atau

dikendalikan agar produk dapat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan, yang

disebut dengan In Process Control (IPC). IPC yang dilakukan oleh Departemen

Produksi sesuai ketentuan dalam batch record. Sedangkan, untuk melakukan

pengecekan oleh petugas IPC QA dilakukan minimal satu kali pemeriksaan IPC

untuk tiap shift produksi produk. Apabila batch berukuran besar, maka IPC dapat

dilakukan berkali-kali sesuai jumlah shift yang diperlukan untuk penyelesaian

produksi. Untuk sediaan solid, IPC yang dilakukan umunya meliputi: pemerian,

kode penandaan, bobot, kekerasan, diameter, ketebalan, keregasan, dan waktu

hancur. Untuk sediaan cair, IPC yang dilakukan meliputi uji volume, kebocoran,

dan uji torsi cap botol. Untuk sediaan semisolid, yang dilakukan pemeriksaan IPC

adalah pengecekan visual, bobot, dan uji kebocoran. Selain IPC, operator dari

produksi juga mengirimkan sampel untuk diuji oleh bagian Quality Control.

Apabila semua hasil uji telah memenuhi syarat, maka produk tersebut dapat di-

release ke pasaran.

Penyediaan tempat sampah di ruang IPC solid ada tiga macam. Jenis

tempat sampah pertama adalah tempat tablet reject prekursor. Hal ini dilakukan

karena pelaporan prekursor dilakukan ke Badan POM sehingga pemisahan limbah

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

96

ini akan mempermudah penghitungan dan pendataan. Jenis tempat sampah

berikutnya adalah sampah GMP yang meliputi kertas yang berlogo SOHO dan

berkas yang mempunyai nomor dokumen atau lampiran. Tempat sampah terakhir

adalah khusus tablet reject bekas IPC. Tablet bekas IPC tidak boleh dikembalikan

lagi ke ruang cetak atau dikemas kembali karena potensi terkontaminasi.

4.7 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu PT. SOHO Industri Pharmasi berada dibawah

koordinasi kepala divisi QO. Divisi ini telah bersifat independen dari divisi

manufacturing sehingga keputusanya tidak dapat dipengaruhi oleh kepentingan

manufacturing. Hal ini telah sesuai dengan CPOB. Departemen QA bersama

dengan QC berada di bawah naungan divisi Quality Operation (QO). Departemen

QA terdiri dari bagian Quality Compliance Section yang terdiri dari Quality

Compliance Executive, Quality Monitoring System Sub Departement terdiri dari

Quality Monitoring Section, Quality Sistem Executive, dan Quality Release serta

Quality Support Section terdiri dari Quality Support Analyst. Departemen ini

dilengkapi dengan laboratorium, ruangan penyimpanan batch record dan contoh

pertinggal.

Laboratorium instrumen terdapat alat- alat yang dibutuhkan untuk analisa

kuantitatif dan biasanya digunakan untuk pemeriksaan produk setengah jadi.

Laboratorium ini juga dilakukan pengujian terhadap metode validasi metode

analisa. Instrumen yang ada di laboratorium QC selalu dikalibrasi secara rutin dan

berkala, seperti kalibrasi satu tahunan, kalibrasi enam bulanan, kalibrasi tiga

bulanan, kalibrasi bulanan, dan verifikasi harian. Jadwal kalibrasi tersebut dibuat

oleh Quality Support Section Head. Laboratorium mikrobiologi digunakan untuk

memeriksa adanya kontaminasi mikroorganisme terhadap bahan baku, bahan

pengemas, maupun produk setengah jadi. Produk-produk yang umumnya

dilakukan pengujian mikroba adalah produk susu, obat tradisional, dan sediaan

cair. Selain dilakukan pemeriksaan pada produk, juga dilakukan pemeriksaan

mikroba pada ruang produksi. Penyimpanan contoh pertinggal telah disesuaikan

dengan kondisi penyimpanan yang sesuai. Kondisi ini terbagi menjadi tiga, yaitu

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

97

kondisi penyimpanan pada suhu kamar (≤ 30ºC), suhu AC (≤ 25ºC) dan suhu

dingin (2-8ºC). Suhu ruangan selalu diperiksa dan dikalibrasi untuk memastikan

bahwa kondisi ruangan selalu memenuhi persyaratan. Program pelaksanaan mutu

meliputi pemeriksaan stabilitas, pemantauan lingkungan kerja, validasi,

dokumentasi suatu batch, program penyimpanan sampel, penyusunan dan

penyimpanan spesifikasi yang berlaku untuk setiap bahan dan produk serta

metode pengujianya. Laboratorium instrumen terdapat alat-alat yang dibutuhkan

untuk analisa kuantitatif dan biasanya digunakan untuk pemeriksaan produk

setengah jadi. Laboratorium ini juga dilakukan pengujian terhadap metode

validasi metode analisa. Instrumen yang ada di laboratorium QC selalu dikalibrasi

secara rutin dan berkala, seperti kalibrasi satu tahunan, kalibrasi enam bulanan,

kalibrasi tiga bulanan, kalibrasi bulanan, dan verifikasi harian. Jadwal kalibrasi

tersebut dibuat oleh Quality Support Section Head. Laboratorium mikrobiologi

digunakan untuk memeriksa adanya kontaminasi mikroorganisme terhadap bahan

baku, bahan pengemas, maupun produk setengah jadi. Produk-produk yang

umumnya dilakukan pengujian mikroba adalah produk susu, obat tradisional, dan

sediaan cair. Selain dilakukan pemeriksaan pada produk, juga dilakukan

pemeriksaan mikroba pada ruang produksi.

4.8 Inspeksi Diri dan Audit Mutu

PT. SOHO Industri Pharmasi telah melaksanakan program inspeksi diri

melalui departemen QA khususnya seksi QM (Quality Monitoring) seksi ini

bertanggung jawab dalam memonitor kualitas obat. PT. SOHO Industri Pharmasi

telah memperoleh beberapa sertifikat berstandar internasional sehingga prosedur

inspeksi diri dilakukan secara ketat. Semua ini dilakukan oleh PT. SOHO Industri

Pharmasi dalam rangka untuk meningkatkan mutu produk, personalia dan

lingkungan secara keseluruhan. Tim inpeksi diri dapat berasal dari internal

perusahaan (bagian produksi, QA, R&D, Engineering maupun dari bagian

Purchasing). Kriteria dari tim inspeksi diri adalah memahami peraturan/regulasi

yang berlaku dan telah mengikuti pelatihan auditor. Daftar periksa inspeksi diri

disusun berdasarkan persyaratan standar dan disesuaikan dengan kebutuhan

perusahaan. Pelaksanaan inspeksi diri di PT. SOHO Industri Pharmasi diwujudkan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

98

dalam bentuk audit, audit yang telah dilaksanakan yaitu audit internal dan audit

eksternal. Audit internal dilaksanakan dengan tujuan untuk meninjau kesesuaian

antara kenyataan di lapangan dengan persyaratan perusahaan. Audit internal

dilaksanakan oleh tim audit PT. SOHO Industri Pharmasi yang telah terlatih dan

terkualifikasi.

4.9 Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Produk, dan

Produk Kembalian

Semua keluhan dan laporan keluhan menyangkut mutu dan produk diteliti

dan dievaluasi dengan cermat kemudian diambil tindak lanjut yang sesuai dan

dibuat laporan mengenai semua keluhan yang diterima. Keluhan terhadap obat

dapat berasal dari luar ataupun dari dalam perusahaan, keluhan dari dalam

perusahaan dapat berasal dari departemen produksi, pemasaran, pengawasan mutu

maupun dari gudang. Sedangkan keluhan dari luar perusahaan dapat berasal dari

dokter, pasien, apotek, rumah sakit maupun dari distributor. Keluhan obat di bagi

menjadi tiga macam, yaitu keluhan yang bersifat minor, moderate dan mayor.

Segala keluhan tentang obat akan ditindak lanjuti oleh seksi Quality Monitoring.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan kepedulian PT. SOHO Industri

Pharmasi terhadap kesehatan dan kepuasan konsumen. Dalam mengatasi segala

keluhan tersebut seksi QM mendokumentasikan setiap keluhan dan melakukan

investigasi terhadap keluhan tersebut. Investigasi dilakukan dengan jalan

mencocokan informasi mengenai keluhan obat dan data perusahaan yang

didasarkan pada contoh pertinggal. Untuk keluhan yang bersifat mayor dan dapat

mengancam hidup konsumen. Maka PT. SOHO Industri Pharmasi melakukan

tindakan investigasi dan pengatasan secara tepat dan terpadu. Keluhan yang sering

diterima oleh seksi QM sebagian besar bersifat minor, yaitu kesalahan

pengemasan atau perubahan obat dari segi farmasetiknya saja tanpa mengubah

aksi dan indikasi obat tersebut.

Penarikan kembali obat jarang dilakukan oleh PT. SOHO Industri

Pharmasi, hal ini dikarenakan mutu dan keamanan obat produksi PT. SOHO

Industri Pharmasi telah terjamin. Namun, tidak menutup kemungkinan terdapat

penarikan obat. Pada dasarnya penarikan obat dapat dilakukan oleh perusahaan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

99

maupun oleh lembaga pemerintah yang terkait. Jika terdapat obat recall maka

dilakukan investigasi dan penelitian untuk dapat memastikan kebenaran alasan

obat ditarik. Hasil penelitian tersebut dijadikan dasar penyanggahan maupun

persetujuan penarikan obat. Pada kasus obat kembalian PT. SOHO Industri

Pharmasi melakukan dokumentasi dan pencatatan mutu obat kembalian. Obat

kembalian tersebut kemudian dikarantina. Selanjutnya dilakukan penelitian,

pemeriksaan dan pengujian oleh departemen terkait. Hasil penelitian tersebut

dijadikan dasar pengambilan tindakan terhadap obat tersebut.

4.10 Dokumentasi

PT. SOHO Industri Pharmasi memiliki departemen sendiri yang bertugas

mengelola dokumen yang terdapat di SOHO Group. Validation and

Documentation Department (VDD) merupakan departemen yang

bertanggungjawab dalam mengelolah dan menjaga dokumen. VDD merupakan

pusat segala dokumen, VDD menyimpan master batch record, semua SOP,

mendata semua nomor surat yang keluar di PT. SOHO Industri Pharmasi, dan

lain-lain.

Setiap dokumen hendaknya disimpan selama 6 tahun dan dilakukan review

setiap 3 tahun. Dokumen-dokumen tersebut disimpan dengan sistem inventarisasi

yang memudahkan pengawasan dan penelusuran dokumen. Selain dokumentasi

secara manual, dokumentasi juga dilakukan dengan mengunakan sistem IFS yang

dapat dijangkau oleh setiap tenaga kerja yang berkompeten.

Setiap dokumen yang memerlukan pencatatan dilakukan:

a. Pencatatan dengan bolpoint tinta biru yang tidak mudah luntur, hal

bertujuan untuk membedakan dokumen yang asli dengan hasil salinan.

b. Tulisan terbaca, rapi dan mudah dimengerti.

c. Kata-kata tidak menimbulkan arti ganda, langsung pada tujuan.

d. Tidak boleh ada huruf yang bertumpuk.

e. Semua data/bagian dokumen yang perlu ditulis tangan dilengkapi, tidak boleh

ada bagian yang kosong. Bagian yang kosong dicoret menyilang seperti huruf

Z dan diberi paraf dan tanggal pengisian dokumen.

Universitas Indonesia

ini

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

100

f. Setiap bagian dokumen yang tidak memungkinkan untuk diisi ditulis N.A (Not

Available).

g. Koreksi dilakukan dengan mencoret tulisan yang salah dengan satu garis lurus,

diberi paraf, diberi tanggal, dan ditulis data yang benar tepat disamping data

yang salah.

h. Setiap dokumen yang memerlukan perubahan harus disertai dengan change

request berupa Laporan Usulan Perubahan (LUP).

4.11 Validasi, Kualifikasi dan Kalibrasi

Kualifikasi peralatan yaitu pada mesin-mesin produksi dan laboratorium.

Dilakukan untuk menjamin bahwa mesin dan peralatan yang digunakan untuk

proses produksi dan pengujian memenuhi spesifikasi dan kinerja operasional yang

diinginkan. Kualifikasi bangunan dan fasilitas yang dinyatakan dalam kualifikasi

ruang, meliputi ruang produksi, gudang bahan (ruang timbang), dan laboratorium

mikrobiologi.

Kualifikasi infrastruktur meliputi HVAC, AHU dan water purifying

system. Dilakukan untuk menjamin bahwa HVAC dan sistem pemurnian air

memenuhi spesifikasi dan kinerja operasional yang diinginkan. Pelaksanaan

kualifikasi infrastruktur ini dikoordinasi oleh Departemen Engineering.

Validasi proses produksi meliputi validasi prospektif dan validasi

restrospektif. Validasi proses produksi bertujuan untuk memberikan dokumentasi

tertulis bahwa proses produksi yang berlaku dan digunakan dalam proses produksi

rutin senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara konsisten,

mengidentifikasi dan mengurangi permasalahan yang terjadi dan memperkecil

kemungkinan dilakukanya pengerjaan ulang (rework), meningkatkan efektifitas

dan efisiensi produk. Validasi prospektif dilakukan untuk produk baru yang

pelaksanaanya dikoordinasi oleh pengembangan formula R&D. Validasi

prospektif dilakukan setelah proses scaling up menunjukan tahapan dan hasil yang

memuaskan secara konsisten minimal dua kali, kemudian dilakukan validasi

minimal 3 batch produksi. Validasi cara pembersihan meliputi pembersihan

peralatan dan fasilitas yang digunakan untuk produksi. Validasi cara pembersihan

dilaksanakan pada peralatan yang kontak langsung dengan produk untuk

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

101

menjamin produk tidak mengandung cemaran produk lain yang diproduksi

sebelumnya.

Validasi atau verifikasi metode analisa dilaksanakan terhadap metode

analisa baru yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh bagian pengembangan

analisis R&D. Tujuan validasi metode analisa untuk menjamin bahwa metode

analisa yang dikembangkan telah memberikan hasil yang sahih dan dapat

diterapkan secara rutin. Semua aktifitas pengujian mangacu pada metode analisa

yang valid, yang telah dikembangkan oleh R&D. Prosedur analisa disusun untuk

pemeriksaan bahan baku, produk setengah jadi dan produk jadi. Diluluskan atau

ditolaknya bahan/produk berdasarkan hasil pemeriksaanya, memenuhi syarat yang

telah ditetapkan atau tidak.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan PKPA, dapat

disimpulkan bahwa:

5.1.1 Semua proses dalam produksi, pengawasan dan pengendalian mutu, serta

kegiatan yang terkait di PT. SOHO Industri Pharmasi telah diterapkan

sesuai dengan pedoman CPOB. Aspek-aspek CPOB tersebut telah

diimplementasikan dan didokumentasikan dengan baik.

5.1.2 Apoteker memiliki peran penting di industri farmasi sebagai pendorong

dan pengarah dalam penerapan CPOB, terutama di bidang manufacturing

(Production Department) dan pengawasan mutu (Quality Control

Department). PT. SOHO Industri Pharmasi telah memaksimalkan fungsi

industrial apoteker dengan baik. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga

apoteker yang cukup dan terkualifikasi serta memiliki peranan penting,

yaitu menjadi personil kunci sebagai kepala produksi, kepala pengawasan

mutu dan kepala bagian pemastian mutu.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan penulis kepada PT. SOHO Industri Pharmasi

adalah sebagai berikut.

5.2.1 Tetap menjaga dan mempertahankan kualitas dalam memproduksi sediaan

obat sesuai dengan CPOB.

5.2.2 PT. SOHO Industri Pharmasi sebaiknya terus berusaha meningkatkan

kesadaran para karyawan akan pentingnya penerapan CPOB dalam segala

aspek yang berkaitan dengan produksi.

5.2.3 Meningkatkan dan mempertahankan komunikasi dan kerjasama yang baik

antar divisi PT. SOHO Industri Pharmasi sehingga dihasilkan kinerja yang

lebih baik lagi, serta selalu meng-update informasi dan teknologi di

bidang farmasi.

102 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Company Profile PT. ETHICA Industri Farmasi. (2012). http://www.ethica.co.id/. Diakses pada 11 Juli 2012 pukul 20.55 WIB.

CompanyProfilePT.ParitPadangGlobal.(2012). http://www.paritpadangglobal.com/. Diakses pada tanggal 11 Juli 2012 pukul 20.35 WIB.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799 Tentang Industri Farmasi. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

PT. SOHO Industri Farmasi. (2011). Orientation Program SOHO Group Value For Health. Jakarta: PT. SOHO Industri Pharmasi.

103 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGKAJIAN IPC (IN PROCESS CONTROL) SEDIAAN TABLET

PT.SOHO INDUSTRI FARMASI

TUGAS KHUSUS PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT.SOHO INDUSTRI FARMASI

CYNTIANI

1206312914

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

MARET 2013

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3 2.1. SEDIAAN TABLET ............................................................... 3 2.2. METODE PEMBUATAN TABLET ................................... 5 2.3. SEDIAAN TABLET SALUT ................................................ 6 2.4. EVALUASI IPC SEDIAAN TABLET ................................. 7

BAB 3. METODOLOGI PENGKAJIAN ................................................... 11

BAB 4. PEMBAHASAN ............................................................................... 12

BAB 5. PENUTUP......................................................................................... 17 5.1 Kesimpulan ........................................................................... 17 5.2 Saran ..................................................................................... 17

DAFTAR ACUAN ......................................................................................... 18

ii

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun

2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan manusia sehingga

menjadi prioritas dalam pembangunan nasional suatu bangsa. Salah satu komponen

kesehatan yang sangat penting adalah tersedianya obat sebagai bagian dari

pelayanan kesehatan masyarakat. Hal itu disebabkan karena obat digunakan untuk

menyelamatkan jiwa, memulihkan, atau memelihara kesehatan. Industri farmasi

sebagai industri penghasil obat memiliki peran strategis dalam usaha pelayanan

kesehatan kepada masyarakat. Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan

tingkat kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kesehatan, maka industri

farmasi dituntut untuk menyediakan obat dalam jenis dan jumlah yang memadai

serta kualitas yang baik. CPOB merupakan pedoman yang bertujuan untuk

memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan

penggunaannya. Cara pembuatan obat yang baik bertujuan untuk menjamin obat

dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,

mengolah, membuat, mengemas, dan/atau mengubah bentuk sediaan farmasi dan

alat kesehatan. Produksi obat hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur

yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin produk yang

dihasilkan memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan

dan izin edar/registrasi (BPOM,2006).

Pada setiap proses produksi terdapat tahap-tahap yang harus diperiksa untuk

menguji apakah produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah

dipersyaratkan, atau yang disebut dengan In Process Control (IPC). IPC dilakukan

pada tahap awal, tengah, dan akhir proses produksi. Untuk sediaan solid

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

2 IPC yang dilakukan umunya adalah pemerian, kode penandaan, bobot, kekerasan,

diameter, ketebalan, keregasan, dan waktu hancur. Untuk sediaan liquid, IPC yang

dilakukan adalah pemerian, berat jenis, dan pH. Pelaksanaan dan pengawasan IPC

yang baik akan sangat berpengaruh terhadap kualitas produk obat yang dihasilkan

oleh industi farmasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan mengenai

pelaksanaan IPC di PT.SOHO Industri Farmasi.

1.2 Tujuan

Mengkaji pelaksanaan IPC ( In Process Control ) sediaan tablet di PT.SOHO

Industri Farmasi

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SEDIAAN TABLET

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (Depkes RI, 1995), tablet

merupakan sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan

pengisi. Selain bahan pengisi, bahan tambahan lain yang biasa digunakan dalam

pembuatan tablet adalah bahan pengikat, penghancur, pembasah, pelicin atau bahan

lainnya yang cocok. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan

sebagai tablet cetak atau tablet kempa.

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut (Ansel, 1989):

1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan 2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil 3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik 4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan 5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan 6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan 7. Bebas dari kerusakan fisik 8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan 9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu 10. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

Dibandingkan dengan bentuk sedian lain, sediaan tablet memliki keuntungan, antara lain (Ansel, 1989) :

1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan

oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan,

penyimpanan, dan pengangkutan

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

4 2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang

tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan

oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah) 3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil 4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil 5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air 6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet 7. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di

tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya

tablet tidak segera terjadi 8. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas

terkendali) 9. Tablet dapat disalut untuk menutupi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak

enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik) 10. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya

lebih rendah 11. Pemakaian oleh penderita lebih mudah 12. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,

mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik

Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunyai

beberapa kerugian, antara lain(Ansel, 1989) : 1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak

sadar/pingsan) 2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :

Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat

amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;

Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup

besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau

kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit atau tidak mungkin diformulasi atau

dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavaibilitas

obat cukup (harus diformulasi sedemikian rupa);

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

5

Zat aktif yang rasanya pahit, zat akrif dengan bau yang tidak dapat

dihilangkan, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan

kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi atau penyalutan dahulu

sebelum dikempa. Dalam keadaan ini sediaan kapsul menjadi lebih baik

serta lebih murah daripada tablet.

2.2. METODE PEMBUATAN TABLET

Pembuatan sediaan tablet secara umum dapat dibagi menjadi tiga metode, yaitu:

1. Kempa Langsung (Direct Compression)

Merupakan metode pembuatan tablet dengan mengempa langsung

campuran zat aktif dan eksipient kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih

dahulu. Metode ini yang paling murah, praktis, dan cepat pengerjaannya,

namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang memiliki dosis

kecil, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Secara

umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: sifat

alirnya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal dan mampu

menciptakan adhesivitas dan kohesivitas dalam massa tablet.

2. Granulasi Kering (Slugging/Dry Granulation)

Merupakan metode pembuatan tablet dengan memproses partikel zat aktif

dan eksipient dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat

dan selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang lebih besar dari

serbuk semula (granul). Granulasi kering ditujukan untuk zat-zat yang tidak

tahan pemanasan dan tidak terurai dengan adanya air, serta kompresibilitasnya

bagus, meskipun laju alirnya tidak baik.

3. Granulasi Basah (Wet Granulation) (Voight, 1995)

Merupakan metode pembuatan tablet dengan memproses campuran partikel

zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan

cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

6

massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini digunakan apabila zat aktif

tahan terhadap lembab dan panas, tahan air, namun kompresibilitas dan laju

airnya kurang baik.

2.3. SEDIAAN TABLET SALUT

Pada beberapa zat aktif diketahui memiliki sifat yang kurang stabil terhadap

lingkungan atau pada bagian-bagian tertentu dari pencernaan manusia, misalnya

saja ketidakstabilan asam pada lambung, sehingga dalam pembuatan sediaannya

harus dilakukan teknik proteksi khusus sehingga zat aktif tetap berkhasiat, aman

dan berkualitas. Salah satu teknik proteksi yang telah banyak dilakukan adalah

penyalutan (coating). Beberapa jenis penyalutan antara lain adalah salut gula, salut

enterik, dan salut lapis tipis (film) (Howard Ansel,1989).

a. Tablet salut gula

Tablet salut gula merupakan suatu sediaaan tablet inti yang dilapisi dengan

suatu lapisan gula berwarna atau lapisan gula tak berwarna. Lapisan salut gula

melindungi obat terhadap lingkungan dan memberikan penghalang rasa yang

kurang enak atau bau yang tidak sedap. Salut tersebut juga dapat meningkatkan

penampilan tablet kompresi dan sebagai informasi identitas produsen.

Tablet salut gula memiliki beberapa kerugian, yaitu dibutuhkan waktu dan

keahlian khusus dalam proses pelapisan, terdapat peningkatan ukuran, dan berat

dari tablet inti sehingga rentan memiliki masalah keseragaman bobot. Tablet salut

gula dapat menambahkan 50% berat dari tablet inti. Kekurangan lain dari tablet

salut gula adalah proteksinya yang hanya melindungi zat aktif terhadap lingkungan,

proteksi terhadap lingkungan asam di dalam pencernaan cukup lemah.

b. Tablet salut enterik

Tablet salut enterik merupakan penyalutan tablet inti dengan suatu polimer.

Teknik ini dirancang untuk meningkatkan resistensi obat di dalam

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

7 lambung, dan kemudian tablet akan hancur terdisolusi dan diserap didalam usus.

Pelapisan enterik dilakukan apabila substansi obat tidak stabil dalam asam lambung

atau sangat mengiritasi mukosa lambung atau untuk meningkatkan penyerapan obat

yang diserap di usus.

c. Tablet salut tipis

Tablet salut tipis merupakan tablet inti kompresi yang dilapisi dengan

lapisan tipis dari polimer yang mampu membentuk kulit seperti film. Lapisannya

biasanya berwarna dan memiliki keuntungan lebih baik dibandingkan salut gula

yaitu lebih tahan lama, lebih kecil massanya, dan kurang memakan waktu. Lapisan

ini dirancang untuk pecah dan mengekspos tablet inti di lokasi yang diinginkan

dalam saluran pencernaan.

2.4. EVALUASI IPC SEDIAAN TABLET

IPC (In Process Control) adalah suatu rangkaian evaluasi dari sediaan

farmasi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan selama proses

produksi dan menjamin agar produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan dan

memiliki mutu yang baik (Ansel,1989). Macam-macam IPC yang dilakukan untuk

sediaan tablet meliputi:

a. Perbandingan Hausner dan Uji Kompresibilitas (Lachman, Lieberman, &

Kanig, 1986)

Massa tablet (m) ditimbang, dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dibaca

volume yang terlihat (V1). Gelas ukur diketuk-ketukan sebanyak 300 kali selama 1

menit sampai volumenya tetap (V2), kemudian dimasukkan nilainya ke dalam

rumus. Rumus dari perhitungan perbandingan hausner dan indeks kompresibilitas

dapat dilihat pada rumus:

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

8

Tabel 1. Skala kemampuan mengalir

b. Laju Alir dan Sudut Reposa (Lachman, Lieberman, & Kanig, 1986)

Sejumlah bahan ditimbang lalu dimasukkan ke dalam corong flowmeter, dan

diratakan bagian atasnya. Alat dijalankan dan diukur waktu yang dibutuhkan oleh

seluruh bahan untuk mengalir melalui corong. Laju alir dinyatakan dalam

gram/detik, dinyatakan baik jika mengalir tidak lebih dari 10 detik. Pengukuran

sudut reposa dilakukan setelah serbuk mengalir bebas, diukur tinggi dan ½ lebar

serbuk.

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

9

Sudut reposa diperoleh dengan persamaan berikut:

Keterangan:

α = sudut istirahat

h = tinggi serbuk

r = jari-jari serbuk

Tabel 2. Hubungan sifat alir tehadap sudut reposa

c. Penampilan Umum

Evaluasi dilakukan dalam untuk melihat penampilan umum tablet dan

parameter-parameter seperti bentuk, warna, bentuk permukaan, serta deteksi

adanya cacat fisik.

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

10

d. Kekerasan Tablet (Lachman, Lieberman, & Kanig, 1986).

Alat penguji kekerasan tablet yang digunakan adalah Hardness

tester Erweka. Umumnya kekerasan tablet berkisar antara 4 – 10 Kp (tergantung pada

diameter dan besar tablet yang dibuat). Caranya adalah satu buah tablet diletakkan

tegak lurus pada alat, kemudian dilihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah.

e. Keregasan Tablet (Lachman, Lieberman, & Kanig, 1986).

Keregasan tablet ditentukan dengan menggunakan alat friability tester.

Awalnya 20 tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang lalu masukkan 20 tablet

tersebut ke dalam alat dan jalankan alat dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit

(100 kali putaran). Kemudian keluarkan tablet, bersihkan dari debu dan timbang

kembali. Hitung selisih berat sebelum dan sesudah perlakuan.

W1 : berat awal tablet W2 : berat akhir tablet Tablet tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan jika kehilangan berat tidak lebih

dari 1%.

f. Keseragaman Ukuran (Departemen Kesehatan RI, 1979)

Keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan mengukur diameter

masing-masing tablet menggunakan jangka sorong. Keseragaman ukuran tablet

dipengaruhi sifat alir, keseragaman densitas dan stabilitas punch pada alat cetak

tablet. Menurut Farmakope Indonesia III, kecuali dinyatakan lain, diameter tablet

tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

11

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Pengkajian

Pencarian literatur mengenai pengkajian pelaksanaan IPC sediaan tablet di

PT.SOHO Industri Farmasi dilakukan pada April 2013, bertempat di PT.SOHO

Industri Farmasi.

3.2 Metodologi Pengkajian

Metode pengkajian yang digunakan yakni melalui studi literatur dan

pengamatan langsung di lapangan dalam pelaksaan IPC sediaan tablet.

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

12

BAB 4

PEMBAHASAN

Pengawasan saat produksi (In Process Control/IPC) bertanggung jawab

dalam pengambilan sampel, pemeriksaan dan pengujian yang ditetapkan dan

dilaksanakan selama proses pembuatan produk, termasuk pemeriksaan dan

pengujian terhadap lingkungan dan peralatan. Quality Release Inspector

melakukan pengambilan contoh produk setengah jadi dan produk jadi serta

mencatat di logsheet penerimaan contoh. Pengambilan contoh dilakukan saat

proses produksi berjalan atau setelah proses produksi selesai.

Ruangan IPC PT. SOHO Group telah memenuhi kriteria CPOB. Hal ini

terbukti dengan adanya dinding, lantai dan atap ruangan yang dilapisi oleh epoksi

sehingga memudahkan pembersihan dan mencegah perembesan air. Selain itu,

setiap sudut ruangan dibuat melengkung (tidak bersudut) sehingga mudah untuk

dibersihkan dan tidak memungkinkan adanya debu yang tersisa di sudut ruangan.

Ruangan IPC pun dilengkapi dengan sistem AHU (Air Handling Unit) yang

berfungsi untuk mengatur kondisi udara, suhu, tekanan, kelembaban, dan sirkulasi

udara. Setiap memasuki area IPC, terdapat SOP tata cara berpakaian yang harus

dilakukan oleh karyawan dan tamu termasuk cara memakai APD (alat pelindung

diri). Saat memasuki ruang ganti, setiap personil wajib menggunakan sepatu black

area atau menggunakan penutup sepatu (shoes cover) dan menggunakan baju black

area. Jika ingin memasuki grey area personil wajib mengenakan pakaian khusus

(overall), penutup kepala, sepatu khusus atau menggunakan penutup sepatu, dan

masker. Selanjutnya, personil wajib mencuci tangan dan menggunakan sabun.

Prosedur ini dilakukan untuk mencegah adanya kontaminasi dari luar terhadap

ruang IPC dan produk yang dihasilkan.

Mesin dan peralatan juga dilengkapi dengan penandaan atau etiket

mengenai status mesin. Mesin yang telah dibersihkan ditandai dengan etiket yang

berwarna hijau, sedangkan untuk mesin-mesin yang rusak mereka ditandai dengan

etiket yang berwarna merah. Jika Departemen Engineering tidak bisa mengatasi

kerusakan mesin maka untuk perbaikan diserahkan pada suplier. Disamping mesin

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

13 juga terdapat protap penggunaan mesin tersebut, hal ini untuk mencegah terjadinya

kesalahan pengoperasian mesin tersebut.

Bagian pencetakan tablet memiliki tugas untuk mencetak hasil

pencampuran menjadi tablet atau kaplet. Hasil pencampuran yang telah diizinkan

untuk proses dilanjutkan dibawa ke ruang pencetakan tablet untuk dicetak. Mesin

tablet harus disiapkan sesuai catatan bets. Mesin cetak tablet yang digunakan

bermacam-macam, secara umum mesin tablet memiliki bagian yang sama yaitu

bagian punch, dies, turret, compression roll, hopper, dan discharge chute, serta

dilengkapi dengan uphill deduster untuk menghilangkan debu yang menempel pada

tablet dan pendeteksi logam untuk mendeteksi adanya kandungan logam dalam

tablet. Perbedaan terdapat dalam cara pengoperasian, jumlah punch, dan jenis

punch. Cara pengoperasian dibagi menjadi manual, semi otomatis, dan otomatis

(komputerisasi). Jumlah punch bervariasi mulai 16 sampai 39 punch. Jenis punch

terdapat B-type dan D-type. Punch D-type memiliki diameter punch lebih besar

dibandingkan dengan B-type.

Pengawasan selama proses (IPC) yang dilakukan adalah pemerian,

ketebalan tablet, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan/keregasan, dan waktu

hancur. Pemeriksaan pemerian pada tablet yang dilakukan adalah pemeriksaan

bentuk luar, adanya kotoran, capping, bintik-bintik dan warna tidak merata, atau

sebagian tablet menempel pada puch. Pemeriksaan kekerasan dan ukuran

(ketebalan dan diameter) tablet dilakukan dengan menggunakan 10 tablet. Pemeriksaan keregasan/kerapuhan tablet dilakukan dengan menggunakan 10 tablet

dengan alat pengukur keregasan. Pemeriksaan keseragaman bobot dilakukan

dengan menimbang bobot per tablet dan per 10 tablet dengan alat timbangan,

sedangkan untuk pemeriksaan waktu hancur digunakan 10 tablet dengan alat

pengukur waktu hancur. Waktu hancur tersebut diukur dengan menggunakan

stopwatch. Semua hasil dari pemeriksaan yang dilakukan dicatat dalam batch

record.

Masalah yang sering dihadapi dalam pencetakan tablet adalah capping,

laminating, lengket pada dies, dan lengket pada punch. Capping dan laminating

diatasi dengan menurunkan tekanan kempa atau menambahkan jumlah pengikat

sampai optimum. Massa tablet yang lengket pada punch dan dies terjadi karena

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

14 granul terlalu basah, tekanan kempa kurang besar, dan terlalu banyak bahan

pengikat. Pengatasan massa tablet yang lengket pada punch dan dies adalah dengan

mengeringkan granul yang terlalu basah, menaikkan tekanan kempa dan memakai

bahan pengikat dalam jumlah yang optimum. Tablet yang memenuhi syarat

disimpan di ruang WIP tablet. Tablet yang tidak memenuhi syarat dikarantina

terlebih dahulu, kemudian didiskusikan dengan QA untuk tindakan selanjutnya.

Tablet yang ditolak dikumpulkan dan dimusnahkan.

Proses penyalutan adalah proses menutupi tablet dengan suatu lapisan

tertentu, baik yang inert atau partikel/zat berkhasiat, baik murni ataupun dalam

bentuk tercampur, berbentuk padat atau cair. Proses penyalutan bertujuan untuk

menutupi rasa, bau, atau warna obat, memberi perlindungan fisik dan kimia pada

obat, mengendalikan pelepasan obat dan meningkatkan penampilan tablet. Proses

penyalutan/coating dilakukan setelah tablet hasil cetak sudah memenuhi

persyaratan dan dilabel proses dilanjutkan. Tahapan proses penyalutan adalah

penyiapan larutan salut, proses penyegelen/sealing, proses sub-penyalutan/

subcoating, proses penghalusan dan pewarnaan (smoothing- coloring), dan proses

pengkilatan/polishing. Semua tahapan tersebut tidak selalu berlaku untuk setiap

tablet tergantung dari jenis tablet yang diproduksi. Jenis tablet salut yang

diproduksi adalah tablet salut film/salut selaput, salut gula, dan salut enterik.

Masalah–masalah yang dihadapi saat penyalutan adalah sticking, twinning,

chipping dan mottled color. Sticking adalah menempelnya bagian tablet salut pada

dinding mesin sehingga mengakibatkan tablet tidak utuh. Hal ini disebabkan oleh

pengeringan yang tidak maksimal. Permasalahan ini dapat diatasi dengan

meningkatkan efisiensi pengeringan. Twinning adalah menempelnya tablet salut

pada tablet salut yang lain. Hal ini disebabkan oleh kecepatan panci yang lambat,

dan alat penyemprot (spray gun) menyemprot larutan salut terlalu cepat. Twinning

dapat diatasi dengan mempercepat putaran pan, dan memperlambat semprotan alat

penyemprot (spray gun). Chipping adalah lepasnya bagian tablet atau rusaknya

bagian tablet. Hal ini terjadi putaran panci yang cepat dan tablet inti yang rapuh.

Chipping diatasi dengan memperlambat putaran panci dan menggunakan tablet inti

yang tidak rapuh. Mottled color adalah kondisi warna tablet salut yang tidak merata

disebabkan oleh pencampuran larutan salut yang

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

15 kurang homogen dan posisi alat penyemprot (spray gun) yang terlalu jauh dari

tablet. Mottled color dapat diatasi dengan pencampuran homogen larutan penyalut

dan posisi alat penyemprot (spray gun) yang lebih dekat dengan tablet.

Pengemasan primer untuk tablet dan salut dibuat dalam 2 bentuk yaitu strip

dan blister. Bahan kemasan strip adalah alufoil, sedangkan bahan kemasan blister

adalah plastik dan alufoil. Bahan pengemasan yang digunakan adalah bahan

pengemas yang sudah dinyatakan lulus oleh QC. Pengecekan bahan pengemas

dilakukan sebelum proses pengemasan, yang dicek adalah nomor bets dan kualitas

pengemas. Pengemas yang tidak layak pakai tidak digunakan untuk proses

pengemasan dan selanjutnya dikarantina untuk dimusnahkan. Pertimbangan

pemilihan strip atau blister terletak pada stabilitas bahan yang dikemas dan

permintaan pasar. Bahan yang dikemas dengan strip akan lebih stabil dibandingkan

dikemas dengan blister, tetapi harga bahan strip lebih mahal dibandingkan bahan

blister. Obat–obat yang peka cahaya hanya dapat dikemas dengan strip, karena

blister memiliki bagian transparan yang dapat ditembus cahaya sehingga obat yang

peka cahaya akan rusak. Blister merupakan kemasan yang mudah dibuka yaitu

dengan didorong dari belakang (push through pack), lebih disukai konsumen

dibandingkan strip yang dibuka dengan merobeknya.

Pengemasan tablet juga dilakukan dengan botol, bahan-bahan yang rusak

karena panas tidak boleh dikemas dengan strip atau blister, karena mesin strip dan

blister menggunakan panas tinggi. Proses pengemasan dengan botol adalah dimulai

dengan peniupan/blowing botol, pengisian tablet, dan penutupan botol (capping). Proses peniupan/blowing botol berfungsi untuk menghilangkan

partikel/debu yang terdapat di botol. Produk sirup kering dikemas dengan botol

khusus, proses yang dilakukan sama dengan pengemasan botol biasa.

Pengawasan selama produksi (IPC) yang dilakukan adalah uji kebocoran

dengan larutan metilen biru dalam mesin sedot vakum. Cara menguji kebocoran

adalah dengan memasukkan strip ke dalam larutan metilen biru (dalam mesin sedot

vakum) dan ditutup pintu mesin, vakum dinyalakan dan jika terjadi kebocoran

maka strip atau blister akan terisi larutan metilen biru. Sampel IPC harus dibuang

dan tidak boleh dikemas ulang setelah dibuka. Strip/blister yang mengalami

kebocoran dikarantina dan dikonfirmasi ke produksi untuk dilakukan

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

16 setting ulang terhadap mesin strip atau blister. Pengecekan penampilan juga

dilakukan saat pengemasan, kemasan yang bergaris, penyok atau tidak sempurna

segera dicek penyebabnya, kemudian dikarantina dan dimusnahkan. Pemusnahan

dilakukan supaya kemasan bekas tidak disalahgunakan oleh pihak yang

bertanggung jawab. Alufoil sisa pengemasan dikembalikan ke gudang.

Pengemasan sekunder dilakukan langsung setelah pengemasan primer,

mesin dibuat model satu jalur (in line). Urutan model satu jalur (in line) adalah

mesin pelabel/labeling, mesin cetak/printing untuk label, mesin cetak/printing

untuk kemasan sekunder dan mesin penyegelan/sealing master box. Proses kritis

dari pengemasan sekunder adalah proses pencetakan/printing. Proses

pencetakan/printing dilakukan dengan printer dengan warna tinta hitam yang tidak

mudah terhapus oleh udara atau gesekan, yang dicetak adalah nomor bets, tanggal

kadaluarsa, dan tanggal produksi. Hasil cetakan/printing yang tidak bagus (miring

atau kabur) dilaporkan kepada QA dengan membuat form deviasi untuk tindak

lanjutnya. Pengemasan sekunder masih dilakukan dengan bantuan tenaga manusia.

Strip, blister, atau botol yang sudah dicetak dimasukkan secara manual dalam dus

kemasan. Dus kemasan juga diprint nomor bets, tanggal kadalursa dan tanggal

produksinya. Dus kemasan dimasukkan ke dalam master box dan ditutup dengan

selotip. Master box dilabel dan selanjutnya diserahterimakan dengan bagian

gudang. Beberapa informasi tercantum pada master box antara lain, terlindung dari

cahaya, cara menyusun, jangan memakai alat pengait, dan maksimal tumpukan,

tujuannya adalah untuk menhindari kerusakan selama penyimpanan. Pengawasan

selama proses (IPC) yang dilakukan adalah cek nomor bets, tanggal kadaluarsa,

tanggal produksi, kerapihan dan kebenaran box yang digunakan, dan bobot box

berdasarkan range bobot yang dibuat.

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

17

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan Ditinjau dari seluruh aspek, pelaksanaan IPC (In Process Control) sediaan tablet di PT. SOHO Industri Farmasi telah sesuai dengan SOP yang telah diberlakukan.

5.2. Saran a. Tetap menjaga dan mempertahankan komunikasi dan kerjasama yang baik antar

divisi PT. SOHO Industri Pharmasi sehingga dihasilkan kinerja yang lebih baik

lagi. b. Selalu meng-update informasi dan teknologi terbaru di bidang farmasi.

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351330-PR-Cyntiani.pdf · kesehatan publik dan swasta, karena obat bukan hanya ... meneliti dan mengambil

18

DAFTAR ACUAN

Agoes, Goeswin. (2008). Pengembangan Sediaan Farmasi. Edisi revisi dan perluasan. Bandung: Penerbit ITB.

Ansel, Howard C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi 4 cetakan 1. Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim.

Jakarta: UI Press.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta : Badan Pengawas Obat

dan Makanan.

Lachman, L, Herbert, A.L dan Joseph, L. K. (1994). Teori dan Praktek Industri Farmasi, edisi 3. Diterjemahkan oleh Siti

Suyatmi. Jakarta: UI Press.

Laporan praktek…., Cyntiani, FF, 2013