UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA...

83
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE 7 JANUARI 18 JANUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER EVENNIA, S.Farm. 1206313066 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2013 Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

KEFARMASIAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN

ALAT KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERIODE 7 JANUARI – 18 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

EVENNIA, S.Farm.

1206313066

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

KEFARMASIAN

DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN

ALAT KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PERIODE 7 JANUARI – 18 JANUARI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

EVENNIA, S.Farm.

1206313066

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

iii

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan

Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dilaksanakan pada

tanggal 7 Januari hingga 18 Januari 2013.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk menambah pemahaman, pengetahuan dan

keterampilan apoteker dalam dunia kerjanya. Laporan ini disusun sebagai syarat

untuk menempuh ujian akhir Apoteker pada Fakultas Farmasi Unversitas

Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah

penulis terima, kiranya sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan ini tepat

pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D., selaku Direktur Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengenal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;

2. Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt., M.Biomed., selaku Direktur Bina

Produksi dan Distribusi Kefarmasian;

3. Dra. Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si., selaku Kasubdit Produksi Kosmetika

dan Makanan sekaligus selaku Pembimbing, beserta staf yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis untuk mengenal direktorat ini;

4. Dra. Nadirah Rahim, Apt., M.Kes., selaku Kasubdit Produksi dan Distribusi

Obat dan Obat Tradisional beserta staf yang telah banyak membantu dan

membimbing penulis;

5. Drs. Riza Sultoni, Apt., M.M., selaku Kasubdit Produksi dan Distribusi

Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus berserta staf

yang telah banyak membantu dan membimbing penulis;

6. Dita Novianti S.A., S.Si, Apt., M.M., selaku Kasubdit Kemandirian Obat dan

Bahan Baku Obat beserta staf yang telah banyak membantu dan membimbing

penulis;

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

v

7. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, Apt., M.S., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia;

8. Bapak Dr. Harmita, Apt., selaku ketua Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia;

9. Dr. Anton Bahtiar, M. Biomed., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam

penyusunan laporan ini;

10. Seluruh staf dan karyawan Kementerian Kesehatan Repulik Indonesia atas

segala keramahan, pengarahan, dan bantuan selama penulis melaksanakan

Praktek Kerja Profesi Apoteker;

11. Seluruh staf pengajar dan tata usaha program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi Universitas Indonesia atas bantuan yang telah diberikan kepada

penulis;

12. Keluarga tercinta atas semua dukungan, kasih sayang, perhatian, kesabaran,

dorongan, semangat dan doa yang tidak henti-hentinya;

13. Teman-teman Apoteker Angkatan 76 atas dukungan dan kerja samanya;

14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama

penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan

ini.

Penulis

2013

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Evennia

NPM : 1206313066

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis Karya : Laporan Praktek

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas laporan praktek saya yang berjudul:

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Produksi dan

Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Periode 7 Januari – 18 Januari 2013

beserta perangkat yang ada. Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini

Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelola dalam

bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Depok

Pada tanggal: 5 Juli 2013

Yang menyatakan

(Evennia)

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

vii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................. vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2

2. TINJAUAN UMUM .................................................................................... 3

2.1 Tinjauan Umum Kementerian Kesehatan .............................................. 3

2.2 Tinjauan Tentang Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan ............................................................................................... 8

3. TINJAUAN KHUSUS DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN

DISTRIBUSI KEFARMASIAN ................................................................. 15

3.1 Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................................ 15

3.2 Visi, Misi, dan Strategi ........................................................................... 15

3.3 Struktur Organisasi ................................................................................. 16

3.4 Tinjauan Subdirektorat di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian ........................................................................................... 17

4. PELAKSANAAN DAN PENGAMATAN ................................................. 23

5. PEMBAHASAN ........................................................................................... 29

5.1 Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat

Tradisional .............................................................................................. 29

5.2 Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan .................................. 32

5.3 Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika,

Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus ................................................ 34

5.4 Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat ....................... 36

6. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 39

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 39 6.2 Saran ....................................................................................................... 39

DAFTAR ACUAN ............................................................................................ 40

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

viii Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia ....................................................................................... 42

Lampiran 2. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan

Alat Kesehatan .............................................................................. 43

Lampiran 3. Struktur Organisasi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian .................................................................................. 44

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak setiap manusia. Setiap orang mempunyai hak yang

sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, serta

memperoleh pelayanan kesehatan yang layak dan bermutu. Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan prioritas kebijakan

pembangunan kesehatan yang salah satunya adalah ketersediaan pemerataan obat

dan vaksin (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Sasaran program kefarmasian dan

alat kesehatan di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

selaras dengan prioritas kebijakan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sasaran tersebut adalah meningkatkan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang

memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat dengan indikator programnya

yakni persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar seratus persen ditahun 2014

(Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 102 tahun 2001 tentang Struktur

Organisasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tanggal 19 Agustus

2010 maka Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan terbagi

menjadi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina

Pelayanan Farmasi, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan, serta

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian mempunyai

tanggung jawab mensinergikan kegiatan yang dilakukan melalui penyusunan

kebijakan dan pedoman-pedoman yang dapat dipergunakan, termasuk di

dalamnya upaya-upaya peningkatan mutu produksi dan distribusi kefarmasian.

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) serta bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

2

Universitas Indonesia

Apoteker memiliki tanggung jawab dan fungsi membantu meningkatkan

kualitas hidup seseorang. Apoteker tidak hanya diharapkan mampu

memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga harus mampu

memahami penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) serta bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian. Oleh karena itu, diadakan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Direktorat Bina Produksi dan

Distribusi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI untuk mendapatkan gambaran

mengenai dunia kerja di lingkungan pemerintahan.

1.2 Tujuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, khususnya di Direktorat Bina Produksi dan

Distribusi kefarmasian bertujuan agar para calon apoteker:

1. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai tugas di Direktorat Bina

Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;

2. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi apoteker dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum Kementerian Kesehatan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan, Kementerian Kesehatan berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Presiden, dan Kementerian Kesehatan dipimpin oleh Menteri Kesehatan.

2.1.1 Institusi Tempat PKPA

Praktek kerja profesi apoteker dilaksanakan di Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia yang terletak di Jalan H.R. Rasuna Said Blok X 5 Kav. 4-9

Jakarta 12950.

2.1.2 Visi dan Misi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki visi yaitu

“Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”. Sedangkan misi yang

ditetapkan Kementerian Kesehatan sebagai berikut (Kementerian Kesehatan RI,

2012):

a. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;

b. melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;

c. menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan;

d. menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

2.1.3 Strategi

Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka

Kementerian Kesehatan merumuskan strategi sebagai berikut (Kementerian

Kesehatan RI, 2012):

a. meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani

dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global;

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

4

Universitas Indonesia

b. meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan

berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif

dan preventif;

c. meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk

mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional;

d. meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang

merata dan bermutu;

e. meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat

kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan makanan;

f. meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna

dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang

bertanggungjawab.

2.1.4 Nilai

Dalam mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan

kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai

yaitu pro rakyat, inklusif, responsif, efektif, bersih (Kementerian Kesehatan RI,

2011):

a. Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan

selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik

untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku,

golongan, agama dan status sosial ekonomi.

b. Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,

karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh

Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat

harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi,

organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar

rumput.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

5

Universitas Indonesia

c. Responsif

Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta

tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,

sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam

mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan

penanganan yang berbeda pula.

d. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang

telah ditetapkan dan bersifat efisien.

e. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

2.1.5 Tugas Pokok

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 Pasal 2, Kementerian Kesehatan mempunyai

tugas untuk menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan dalam pemerintahan

untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

2.1.6 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

Kementerian Kesehatan menyelenggarakan fungsi (Kementerian Kesehatan RI,

2010):

a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;

b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Kesehatan;

c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan;

d. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kementerian Kesehatan di daerah; dan

e. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

6

Universitas Indonesia

2.1.7 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI mempunyai

kewenangan (Kementerian Kesehatan RI, 2012):

a. penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk mendukung

pembangunan secara makro;

b. penetapan pedoman untuk menentukan standar pelayanan minimal yang wajib

dilaksanakan oleh kabupaten/kota di bidang kesehatan;

c. penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan;

d. penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga

profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan;

e. pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang

meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di

bidang kesehatan;

f. pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan

atas nama negara di bidang kesehatan;

g. penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan;

h. penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di bidang

kesehatan;

i. penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan;

j. penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan;

k. penyelesaian perselisihan antar provinsi di bidang kesehatan;

l. penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka

kematian ibu, bayi, dan anak;

m. penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat;

n. penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan;

o. penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan;

p. penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi

kesehatan dan standar etika penelitian kesehatan;

q. penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan

gizi;

r. penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan;

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

7

Universitas Indonesia

s. surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan

wabah, penyakit menular dan kejadian luar biasa;

t. penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan kesehatan dasar

sangat esensial (buffer stock nasional);

u. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku yaitu :

a) penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu;

b) pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat kesehatan.

2.1.8 Susunan Organisasi Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan terdiri atas (Kementerian Kesehatan RI, 2010):

a. Sekretariat Jenderal;

b. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan;

c. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;

d. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak;

e. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan;

f. Inspektorat Jenderal;

g. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

h. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

i. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi;

j. Staf Ahli Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat;

k. Staf Ahli Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan;

l. Staf Ahli Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi;

m. Staf Ahli Bidang Mediko Legal;

n. Pusat Data dan Informasi;

o. Pusat Kerja Sama Luar Negeri;

p. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan;

q. Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;

r. Pusat Komunikasi Publik;

s. Pusat Promosi Kesehatan;

t. Pusat Inteligensia Kesehatan; dan

u. Pusat Kesehatan Haji.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

8

Universitas Indonesia

Adapun bagan struktur organisasi Kementerian Kesehatan terlampir pada

Lampiran 1.

2.2 Tinjauan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 Pasal 525, Direktorat Jenderal adalah unsur

pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.

Direktorat Jenderal dipimpin oleh Direktur Jenderal.

2.2.1 Tugas

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen

Kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan

mempunyai tugas meningkatkan keamanan dan kemanfaatan penggunaan obat,

meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin ketersediaan dan

keterjangkauan kebutuhan obat esensial, melindungi masyarakat dari penggunaan

alat kesehatan sebagai penjabaran dari berbagai undang-undang di bidang

kesehatan. Kemudian Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat

Kesehatan mengalami perubahan nama menjadi Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Departemen Kesehatan. Perubahan tersebut memperluas ruang lingkup

kewenangan, tugas pokok dan fungsi, tidak hanya pelayanan kefarmasian namun

lebih luas pada pembinaan seluruh aspek kefarmasian dalam upaya membuat

rakyat sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai

tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan (Kementerian Kesehatan RI,

2010).

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

9

Universitas Indonesia

2.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 Pasal 526,

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyelenggarakan

fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan

kefarmasian dan alat kesehatan;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan kefarmasian

dan alat kesehatan; dan

e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan.

2.2.3 Sasaran dan Kebijakan

Sasaran hasil dari Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah

meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan

terjangkau oleh masyarakat dengan indikator programnya yakni persentase

ketersediaan obat dan vaksin sebesar 100% di tahun 2014. Untuk mencapai

sasaran hasil tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan yang meliputi peningkatan

ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar,

peningkatan mutu dan keamanan alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT), peningkatan penggunaan obat rasional melalui pelayanan

kefarmasian yang berkualitas, peningkatan produksi bahan baku dan obat lokal

serta mutu sarana produksi dan distribusi kefarmasian, peningkatan kualitas

produksi dan distribusi kefarmasian dan peningkatan produksi bahan baku obat

dan obat tradisional produksi di dalam negeri. Dalam upaya peningkatan program

tersebut diperlukan dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas teknis pada

program kefarmasian dan alat kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

10

Universitas Indonesia

2.2.4 Susunan Organisasi

Bagan struktur Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

dapat dilihat pada Lampiran 2. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan terdiri atas (Kementerian Kesehatan RI, 2010):

2.2.4.1 Sekretariat Direktorat Jenderal

a. Tugas dan Fungsi

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pelayanan

teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal

menyelenggarakan fungsi:

a) koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b) pengelolaan data dan informasi;

c) penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, jabatan fungsional dan

hubungan masyarakat;

d) pengelolaan urusan keuangan;

e) pelaksanaan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah

tangga, dan perlengkapan; dan

f) evaluasi dan penyusunan laporan

b. Struktur Organisasi

Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas:

a) Bagian Program dan Informasi;

b) Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat;

c) Bagian Keuangan;

d) Bagian Kepegawaian dan Umum; dan

e) Kelompok Jabatan Fungsional.

2.2.4.2 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

a. Tugas dan Fungsi

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan. Dalam

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

11

Universitas Indonesia

melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis dan standardisasi harga

obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan,

serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan

kesehatan;

b) pelaksanaan kegiatan di bidang analisis dan standardisasi harga obat,

penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta

pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat

publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program

obat publik dan perbekalan kesehatan;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang analisis dan standardisasi

harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan

kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan

perbekalan kesehatan; dan evaluasi program obat publik dan perbekalan

kesehatan;

e) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis

dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan

perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik

dan perbekalan kesehatan; dan

f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat

b. Struktur Organisasi

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan terdiri atas:

a) Subdirektorat Analisis dan Standardisasi Harga Obat;

b) Subdirektorat Penyediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;

c) Subdirektorat Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;

d) Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Program Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan;

e) Subbagian Tata Usaha; dan

f) Kelompok Jabatan Fungsional.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

12

Universitas Indonesia

2.2.4.3 Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian

a. Tugas dan Fungsi

Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi

di bidang pelayanan kefarmasian. Dalam melaksanakan tugas tersebut,

Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang standardisasi, farmasi komunitas,

farmasi klinik dan penggunaan obat rasional;

b) pelaksanaan kegiatan di bidang standardisasi, farmasi komunitas, farmasi

klinik dan penggunaan obat rasional;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

standardisasi, farmasi komunitas, farmasi klinik dan penggunaan obat

rasional;

d) pemberian bimbingan teknis di bidang standardisasi, farmasi komunitas,

farmasi klinik dan penggunaan obat rasional;

e) pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di

bidang standardisasi, farmasi komunitas, farmasi klinik dan penggunaan

obat rasional; dan

f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

b. Struktur Organisasi

Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian terdiri atas:

a) Subdirektorat Standardisasi;

b) Subdirektorat Farmasi Komunitas;

c) Subdirektorat Farmasi Klinik;

d) Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional;

e) Subbagian Tata Usaha; dan

f) Kelompok Jabatan Fungsional.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

13

Universitas Indonesia

2.2.4.4 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan

a. Tugas dan Fungsi

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan

evaluasi di bidang produksi dan distribusi alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina

Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian, inspeksi, standardisasi

dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga;

b) pelaksanaan kegiatan di bidang penilaian, inspeksi, standardisasi dan

sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga;

c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian,

inspeksi, standardisasi dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang penilaian, inspeksi,

standardisasi dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

tangga;

e) evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian,

inspeksi, standardisasi dan sertifikasi alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga; dan

f) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

b. Struktur Organisasi

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan terdiri atas:

a) Subdirektorat Penilaian Alat Kesehatan;

b) Subdirektorat Penilaian Produk Diagnostik Invitro dan Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga;

c) Subdirektorat Inspeksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga;

d) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi;

e) Subbagian Tata Usaha; dan

f) Kelompok Jabatan Fungsional.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

14

Universitas Indonesia

2.2.4.5 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

a. Tugas dan Fungsi

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, dan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian. Dalam

melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

kefarmasian menyelenggarakan fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi

kefarmasian;

b) pelaksanaan kegiatan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

produksi dan distribusi kefarmasian;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis, pengendalian, kajian dan analisis di

bidang produksi dan distribusi kefarmasian;

e) pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di

bidang produksi dan distribusi kefarmasian;

f) pelaksanaan perizinan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian; dan

g) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

b. Struktur Organisasi

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian terdiri atas:

a) Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional;

b) Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan;

c) Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor

dan Sediaan Farmasi Khusus;

d) Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat;

e) Subbagian Tata Usaha; dan

f) Kelompok Jabatan Fungsional.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

15 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KHUSUS DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN

DISTRIBUSI KEFARMASIAN

3.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan Pasal 608, Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi dan distribusi kefarmasian.

Berdasarkan Pasal 609, dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina

Produksi dan Distribusi Kefarmasian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;

b. pelaksanaan kegiatan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian;

c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

produksi dan distribusi kefarmasian;

d. penyiapan pemberian bimbingan teknis, pengendalian, kajian dan analisis di

bidang produksi dan distribusi kefarmasian;

e. pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang

produksi dan distribusi kefarmasian;

f. pelaksanaan perizinan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

3.2 Visi, Misi, dan Strategi

Visi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian ialah “Industri

Farmasi dan Makanan yang Memenuhi Syarat dan Mampu Memenuhi Kebutuhan

Dalam Negeri serta Bersaing di Era Globalisasi”. Misi Direktorat Bina Produksi

dan Distribusi Kefarmasian ialah (Kementerian Kesehatan RI, 2011):

a. menciptakan iklim industri yang kondusif melalui penyusunan regulasi,

standar, dan pedoman yang dapat mengakomodir pengembangan di bidang

farmasi dan makanan;

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

16

Universitas Indonesia

b. melaksanakan pelayanan publik yang prima dalam bidang produksi dan

distribusi kefarmasian dan makanan;

c. melaksanakan pembinaan sarana produksi dan distribusi farmasi dan makanan;

d. menciptakan kemandirian di bidang kefarmasian.

Strategi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian ialah (Kementerian

Kesehatan RI, 2011):

a. menyusun dan mengembangkan standar dan persyaratan di bidang produksi

dan distribusi kefarmasian dan makanan;

b. melaksanakan koordinasi dan pembinaan yang terpadu;

c. meningkatkan kapasitas SDM yang kompeten dan profesional;

d. membentuk aliansi strategis dan mengintegrasikan sumber daya.

3.3 Struktur Organisasi

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian dipimpin oleh

seorang direktur yang membawahi (Kementerian Kesehatan RI, 2010):

1. Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional, yang terdiri

atas:

a. Seksi Standardisasi Produksi dan Distribusi.

b. Seksi Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi.

2. Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan, yang terdiri atas :

a. Seksi Standardisasi Produksi Kosmetika dan Makanan.

b. Seksi Perizinan Sarana Produksi Kosmetika.

3. Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan

Sediaan Farmasi Khusus, yang terdiri atas:

a. Seksi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.

b. Seksi Sediaan Farmasi Khusus.

4. Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat, yang terdiri atas:

a. Seksi Analisis Obat dan Bahan Baku Obat.

b. Seksi Kerjasama.

5. Subbagian Tata Usaha.

6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

17

Universitas Indonesia

Bagan struktur organisasi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.4 Tinjauan Subdirektorat di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian

3.4.1 Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional

(Kementerian Kesehatan RI, 2010)

3.4.1.1 Tugas Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan Pasal 611, Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat

Tradisional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

perizinan, bimbingan teknis, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan penyusunan

laporan di bidang produksi dan distribusi obat dan obat tradisional.

3.4.1.2 Fungsi Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 611,

Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional

menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan

distribusi obat dan obat tradisional;

b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

produksi dan distribusi obat dan obat tradisional;

c. pelaksanaan pemberian izin sarana produksi dan distribusi obat dan obat

tradisional;

d. penyiapan bahan bimbingan teknis dan pengendalian di bidang produksi dan

distribusi obat dan obat tradisional; dan

e. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang

produksi dan distribusi obat dan obat tradisional.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

18

Universitas Indonesia

3.4.1.3 Tugas setiap Seksi dalam Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan

Obat Tradisional

a. Seksi Standardisasi Produksi dan Distribusi

Tugas Seksi Standardisasi Produksi dan Distribusi adalah melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi obat dan obat

tradisional.

b. Seksi Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi

Tugas Seksi Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi adalah melakukan

penyiapan bahan pelaksanaan perizinan, bimbingan teknis, pengendalian,

pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang sarana produksi dan

distribusi obat dan obat tradisional.

3.4.2 Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan (Kementerian Kesehatan

RI, 2010)

3.4.2.1 Tugas Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan Pasal 615, Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perizinan,

bimbingan teknis, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di

bidang produksi kosmetika dan makanan.

3.4.2.2 Fungsi Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 615,

Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang produksi

kosmetika dan makanan;

b. penyiapan bahan penyusunan norma standar, prosedur, dan kriteria di bidang

kosmetika dan makanan;

c. pelaksanaan pemberian izin sarana produksi kosmetika;

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

19

Universitas Indonesia

d. penyiapan bahan bimbingan teknis dan pengendalian di bidang produksi

kosmetika dan makanan; dan

e. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidnag

produksi kosmetika dan makanan.

3.4.2.3 Tugas setiap Seksi dalam Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan

Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan terdiri atas:

a. Seksi Standarisasi Produksi Kosmetika dan Makanan

Tugas Seksi Standarisasi Produksi Kosmetika dan Makanan adalah melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi kosmetika dan makanan.

b. Seksi Peizinan Sarana Produksi Kosmetika

Tugas Seksi Peizinan Sarana Produksi Kosmetika adalah melakukan penyiapan

bahan pelaksanaan perizinan, bimbingan teknis, pengendalian, pemantauan,

evaluasi dan penyusunan laporan dibidang sarana produksi kosmetika.

3.4.3 Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor,

dan Sediaan Farmasi Khusus (Kementerian Kesehatan RI, 2010)

3.4.3.1 Tugas Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika,

Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan Pasal 619, Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika,

Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perizinan, bimbingan teknis,

pengendalian, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang produksi

dan distribusi narkotika, psikotropika, prekursor, dan sediaan farmasi khusus.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

20

Universitas Indonesia

3.4.3.2 Fungsi Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika,

Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 619,

Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan

Sediaan Farmasi Khusus menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi

narkotika, psikotropika, prekursor, dan sediaan farmasi khusus dan makanan;

b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dan

pedoman di bidang produksi dan distribusi narkotika, psikotropika, prekursor,

dan sediaan farmasi khusus dan makanan;

c. pelaksanaan perizinan produksi dan distribusi narkotika, psikotropika,

prekursor, dan sediaan farmasi khusus dan makanan;

d. penyiapan bahan bimbingan dan pengendalian di bidang produksi dan

distribusi narkotika, psikotropika, prekursor, dan sediaan farmasi khusus dan

makanan; dan

e. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan

perizinan produksi dan distribusi narkotika, psikotropika, prekursor, dan

sediaan farmasi khusus dan makanan.

3.4.3.3 Tugas setiap Seksi dalam Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika,

Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus

a. Seksi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi

Tugas Seksi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi adalah melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, perizinan, serta bimbingan teknis,

pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang produksi dan

distribusi narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.

b. Seksi Sediaan Farmasi Khusus

Tugas Seksi Sediaan Farmasi Khusus adalah melakukan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, perizinan, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi

dan penyusunan laporan di bidang sediaan farmasi khusus dan makanan.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

21

Universitas Indonesia

3.4.4 Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat (Kementerian

Kesehatan RI, 2010)

3.4.4.1 Tugas Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan Pasal 623, Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan dan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan

teknis, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang kemandirian obat

dan bahan baku obat.

3.4.4.2 Fungsi Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 623,

Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat menyelengarakan fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kemandirian

obat dan bahan baku obat;

b. penyiapan bahan penyusunan norma standar, prosedur, dan kriteria di bidang

kemandirian obat dan bahan baku obat;

c. penyiapan bahan koordinasi serta pelakasanaan kerjasama lintas program dan

lintas sektor di bidang kemandirian obat dan bahan baku obat;

d. penyiapan bahan bimbingan teknis di bidang kemandirian obat dan bahan baku

obat; dan

e. penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan dibidang

kemandirian obat dan bahan baku obat.

3.4.4.3 Tugas setiap Seksi dalam Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan

Baku Obat

a. Seksi Analisis Obat dan Bahan Baku Obat

Tugas Seleksi Analisis Obat dan Bahan Baku Obat adalah melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan,

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

22

Universitas Indonesia

evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kemandirian obat dan bahan baku

obat.

b. Seksi Kerjasama

Tugas Seksi Kerjasama adalah melakukan penyiapan bahan koordinasi,

pelaksanaan kerjasama lintas program dan lintas sektor, pengendalian serta

evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan kerjasama di bidang

kemandirian obat dan bahan baku obat.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

23 Universitas Indonesia

BAB 4

PELAKSANAAN DAN PENGAMATAN

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) mahasiswa Apoteker UI angkatan

LXXVI yang dilaksanakan di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dibagi menjadi dua

periode. PKPA periode pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Januari hingga 18

Januari 2013. Pada hari pertama, kegiatan PKPA dimulai dari pukul 10.00 hingga

pukul 16.00 WIB dan pada hari-hari selanjutnya, jam dimulainya kegiatan

disesuaikan dengan jam kerja di masing-masing direktorat yang ditempati.

Kegiatan PKPA di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

berlangsung dari pukul 07.30 hingga pukul 16.00 WIB. Paparan mengenai

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tanggal Kegiatan

Senin, 7 Januari

2013

1. Penerimaan mahasiswa PKPA UI di Direktorat

Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia oleh

Bapak Kamit Waluyo, SH, MM. Kegiatan

dilakukan di Ruang 805, yaitu Ruang Rapat

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan.

2. Perkenalan antara pihak peserta PKPA Apoteker UI

dengan pihak Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

3. Pengenalan mengenai Kementerian Kesehatan,

meliputi dasar hukum, visi dan misi, nilai-nilai,

fungsi, dan struktur organisasi Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

4. Penjelasan mengenai struktur organisasi Direktorat

Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Kemudian, dilanjutkan dengan penjelasan

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

24

Universitas Indonesia

mengenai struktur organisasi serta tugas dan fungsi

dari sekretariat dan keempat Direktorat di

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, yaitu Direktorat Bina Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina Pelayanan

Kefarmasian, Direktorat Bina Produksi dan

Distribusi Alat Kesehatan, dan Direktorat Bina

Produksi dan Distribusi Kefarmasian.

5. Perkenalan kepada perwakilan dari keempat

direktorat yang ada di bawah Direktorat Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

6. Pembagian peserta PKPA ke dalam empat

kelompok sesuai penempatannya di masing-masing

Direktorat. Kelompok yang ditempatkan di

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian diarahkan dan dibimbing oleh Kepala

Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan,

yaitu Ibu Dra. Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si.

7. Penjelasan mengenai peraturan pelaksanaan PKPA

di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian, dilanjutkan dengan penjelasan umum

mengenai keempat Subdirektorat dan Subbagian

Tata Usaha yang ada di bawah Direktorat Bina

Produksi dan Distribusi Kefarmasian oleh Ibu Dra.

Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si.

8. Penjelasan mengenai Subdirektorat Produksi

Kosmetika dan Makanan, meliputi peraturan yang

terkait dengan produksi kosmetika dan makanan

dan diskusi mengenai informasi di bidang

kosmetika dan makanan, kesehatan, dan

kefarmasian bersama Ibu Dra. Nur Ratih Purnama,

Apt., M.Si.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

25

Universitas Indonesia

9. Pemberian tugas harian oleh Ibu Dra. Nur Ratih

Purnama, Apt., M.Si. untuk mencari bahan

mengenai topik-topik kefarmasian.

10. Pemberian tugas umum.

11. Perkenalan dan penjelasan mengenai Subdirektorat

Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika,

Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus, meliputi

pembagian seksi di dalam Subdirektorat tersebut,

kebijakan mengenai perizinan produksi dan

distribusi, dan tugas dari Subdirektorat Narkotika,

Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi

Khusus oleh Bapak Drs. Riza Sultoni, Apt., MM

selaku Kepala Subdirektorat Produksi dan

Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan

Sediaan Farmasi Khusus.

12. Perkenalan dengan Kepala Subdirektorat Produksi

dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional, yaitu Ibu

Dra. Nadira Rahim, Apt., M.Kes. dan Kepala Seksi

Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi Obat dan

Obat Tradisional, yaitu Ibu Ikka Tjahyaningrum,

S.Si., Apt.

Selasa, 8 Januari

2013

1. Penjelasan mengenai Subdirektorat Produksi dan

Distribusi Obat dan Obat Tradisional oleh Ibu Ikka

Tjahyaningrum, S.Si., Apt. Penjelasan yang

diberikan meliputi kebijakan mengenai perizinan

produksi dan distribusi obat dan obat tradisional,

serta tugas dari masing-masing seksi yang ada di

bawah Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat

dan Obat Tradisional.

2. Diskusi mengenai topik-topik kefarmasian bersama

Ibu Dra. Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si dan

pemberian tugas untuk mencari bahan mengenai

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

26

Universitas Indonesia

topik-topik kefarmasian lainnya.

3. Penjelasan mengenai Subdirektorat Kemandirian

Obat dan Bahan Baku Obat oleh Ibu Dra.

Rostilawati R, Apt. selaku Kepala Seksi Kerjasama

Produksi dan Distribusi. Penjelasan yang diberikan

meliputi pembagian seksi di dalam Subdirektorat

tersebut, serta tugas umum Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia dan kendala-kendala yang

masih dihadapi dalam hal kemandirian obat dan

bahan baku obat.

4. Pencarian bahan untuk pembuatan tugas umum.

5. Pembagian tugas khusus dari masing-masing

subdirektorat, yaitu sebagai berikut:

a. Dari Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat

dan Obat Tradisional (dikerjakan oleh 2 orang):

Membuat leaflet tentang pengenalan obat

tradisional, yang terdiri dari jamu, obat herbal

terstandar, dan fitofarmaka.

Membuat booklet tentang bahan kimia obat

dalam jamu.

b. Dari Subdirektorat Produksi Kosmetika dan

Makanan (dikerjakan oleh 2 orang):

Membuat komik mengenai makanan sehat

yang ditujukan untuk anak-anak Sekolah

Dasar.

c. Dari Subdirektorat Produksi dan Distribusi

Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan

Farmasi Khusus (dikerjakan oleh 2 orang):

Membuat laporan mengenai implementasi

Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika

(SIPNAP) di tingkat provinsi dan

kabupaten/kota.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

27

Universitas Indonesia

Membuat laporan tentang monitoring

penggunaan prekursor di provinsi,

kabupaten/kota, apotek, dan PBF.

d. Dari Subdirektorat Kemandirian Obat dan

Bahan Baku Obat (dikerjakan oleh 2 orang):

Mencari data tentang besar pasar obat di

Indonesia.

Mencari data 10 penggunaan obat tertinggi di

Indonesia dan daftar recognized supplier di

Indonesia.

Mencari data seluruh industri obat dan bahan

baku obat di Indonesia.

6. Mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan

untuk mengerjakan tugas khusus.

Rabu, 9 Januari 2013 1. Diskusi mengenai topik-topik kefarmasian bersama

Ibu Dra. Nur Ratih Purnama, Apt., M.Si.

2. Sharing bersama hasil pencarian dari peserta PKPA

mengenai topik-topik kefarmasian yang ditugaskan.

3. Mengerjakan tugas umum.

4. Mencari data dan informasi untuk mengerjakan

tugas umum.

5. Mengerjakan tugas khusus.

Kamis, 10 Januari

2013

1. Mengerjakan tugas umum.

2. Mengerjakan tugas khusus.

3. Mencari data dan informasi untuk mengerjakan

tugas umum.

Jumat, 11 Januari

2013

1. Mengerjakan tugas umum.

2. Mengerjakan tugas khusus.

3. Mencari data dan informasi untuk mengerjakan

tugas khusus.

4. Merevisi tugas umum.

5. Diskusi dan pre-test mengenai antibiotik dan obat

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

28

Universitas Indonesia

generik bersama Bapak Drs. Suhata.

Senin, 14 Januari

2013

1. Mengerjakan tugas khusus.

2. Mencari data untuk mengerjakan tugas khusus.

3. Diskusi dengan pembimbing tugas khusus

mengenai tugas yang sedang dikerjakan.

4. Membantu mengerjakan tugas dari bagian Tata

Usaha.

Selasa, 15 Januari

2013

1. Diskusi bersama Ibu Dra. Nur Ratih Purnama, Apt.,

M.Si.

2. Mengerjakan tugas khusus.

3. Diskusi terkait pengerjaan tugas khusus bersama

pembimbing tugas khusus.

4. Merevisi tugas umum.

Rabu, 16 Januari

2013

1. Mengerjakan tugas khusus.

2. Merevisi tugas umum.

Kamis, 17 Januari

2013

1. Mengerjakan tugas khusus dan berkonsultasi

dengan pembimbing tugas khusus.

2. Merevisi tugas umum.

Jumat, 18 Januari

2013

1. Mengerjakan tugas khusus dan berkonsultasi

dengan pembimbing tugas khusus.

2. Merevisi tugas umum.

3. Membantu mengerjakan tugas dari bagian Tata

Usaha.

4. Post-test dengan topik mengenai Penggunaan Obat

Rasional (POR).

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

29 Universitas Indonesia

BAB 5

PEMBAHASAN

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian mencakup empat

subdirektorat, yaitu Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat

Tradisional; Subdirektorat Bina Produksi Kosmetik dan Makanan; Subdirektorat

Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Sediaan Farmasi

Khusus; dan Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat. Program

yang dimiliki direktorat ini diarahkan untuk menciptakan suasana yang kondusif

bagi industri farmasi dan makanan, reformasi dan terobosan di bidang obat, obat

tradisional, kosmetika, dan makanan (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

5.1 Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional

Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perizinan,

bimbingan teknis, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di

bidang produksi dan distribusi obat dan obat tradisional (Kementerian Kesehatan

RI, 2010). Subdirektorat Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional terdiri

atas:

a. Seksi Standardisasi Produksi dan Distribusi; dan

b. Seksi Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi (Kementerian Kesehatan RI,

2010).

Seksi Standardisasi Produksi dan Distribusi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) di bidang produksi dan distribusi obat dan

obat tradisional (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Penyusunan NSPK bidang

produksi dan distribusi kefarmasian ini dilaksanakan bersama-sama dan dengan

melibatkan secara aktif asosiasi terkait seperti Gabungan Pengusaha Farmasi (GP

Farmasi), para praktisi yang merupakan perwakilan dunia usaha dan industri

farmasi, para pakar dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi farmasi ternama

di Jawa dan di luar Jawa sehingga diharapkan dokumen NSPK tersebut objektif

dan sesuai dengan kebutuhan dunia farmasi di Indonesia serta sesuai dengan

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

30

Universitas Indonesia

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dokumen NSPK yang dimaksud

adalah buku-buku pedoman seperti Farmakope Indonesia, Farmakope Herbal

Indonesia, termasuk suplemen Farmakope Indonesia edisi I-III dan suplemen

Farmakope Herbal Indonesia edisi I-II, Pedoman Pelayanan Perizinan Industri

Farmasi, Pedoman Pelayanan Perizinan Industri Obat Tradisional, Pedoman

Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi, Pedoman Pembinaan Pedagang

Besar Farmasi. Dokumen NSPK yang telah diterbitkan oleh direktorat ini

dimaksudkan untuk menjadi pedoman dan panduan bagi tenaga kesehatan dan

pelaku usaha di bidang produksi dan distribusi kefarmasian. Dokumen NSPK

yang telah diterbitkan oleh Dirjen Binfar Alkes harus disosialisasikan kepada para

pejabat Dinas Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab di bidang kefarmasian.

Seksi Perizinan Sarana Produksi dan Distribusi mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan pelaksanaan perizinan, bimbingan teknis,

pengendalian, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang sarana

produksi dan distribusi obat dan obat tradisional (Kementerian Kesehatan RI,

2010). Seksi ini menangani perizinan mengenai persetujuan prinsip dan izin

industri obat dan obat tradisional, izin Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan

Pedagang Besar Farmasi Bahan Obat (PBF-BO). Izin mengenai industri farmasi

diatur dalam Permenkes No. 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang Industri

Farmasi. Izin mengenai obat tradisional diatur dalam Permenkes No. 006 Tahun

2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional. Izin mengenai PBF diatur

dalam Permenkes No. 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar

Farmasi.

Semua pemohon mengajukan permohonan izin satu pintu di unit

pelayanan terpadu. Subdirektorat Produksi Dan Distribusi Obat Dan Obat

Tradisional ini menempati loket satu. Permohonan izin dikenakan PNBP

(Penerimaan Negara Bukan Pajak) sebesar Rp 1.000.000,00 per izin sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kesehatan.

Semua izin yang diberikan oleh Dirjen Binfar Alkes atas dasar

rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Badan POM. Dinas Kesehatan

Provinsi melakukan verifikasi administrasi (lokasi, penanggung jawab, dan

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

31

Universitas Indonesia

sebagainya), sedangkan Badan POM lebih ke arah teknis (CPOB, CPDB, CPOTB,

dan sebagainya). Pemasukan berkas perizinan dapat dilakukan secara paralel ke

Dirjen Binfar Alkes, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Badan POM. Izin industri

obat dan obat tradisional berlaku seterusnya selama industri tersebut masih

memenuhi ketentuan yang berlaku. Akan tetapi, khusus untuk PBF, izinnya

hanya berlaku 5 tahun dan harus diperpanjang.

Selain menangani perizinan, seksi ini juga melakukan bimbingan teknis.

Bimbingan teknis dilakukan secara langsung di lapangan ke sarana PBF (pusat

dan cabang) dan obat tradisional, sedangkan pada sarana industri farmasi belum

dapat dilakukan. Bimbingan teknis yang diberikan berkaitan dengan administrasi

perizinan. Bimbingan teknis ini dilakukan menggunakan anggaran yang

bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Pengajuan permohonan izin sebaiknya dilakukan oleh pemilik atau

penanggung jawab industri langsung sebagai orang yang paling memahami

industri yang ingin dijalankan meskipun boleh diwakilkan. Berkas yang masuk

akan diperiksa terlebih dahulu di loket satu oleh petugas loket untuk melihat

kelengkapan berkas tersebut. Jika berkas dinyatakan lengkap, pemohon akan

dipersilahkan untuk membayar biaya pendaftaran melalui bank. Jika berkas belum

lengkap, berkas akan dikembalikan dan pemohon diminta untuk melengkapi

berkas tersebut terlebih dahulu.

Berkas permohonan izin diselesaikan sesuai dengan urutan berkas masuk.

Selama proses permohonan izin, Subdirektorat Obat Dan Obat Tradisional akan

memberikan contact person agar pemohon dapat menanyakan sejauh mana proses

telah berlangsung dan pemohon memperoleh penjelasan dari petugas apablia

terjadi keterlambatan dalam penerbitan izin.

Program kerja pada tahun 2013 yang rencananya akan dilaksanakan antara

lain:

a. pelaksanaan survei kapasitas produksi industri farmasi

Pelaksanaan survei kapasitas produksi industri farmasi dilakukan agar industri

farmasi dapat memaksimalkan kapasitas produksi industri farmasi sebagai

persiapan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

b. pengadaan konsultasi bidang produksi distribusi kefarmasian

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

32

Universitas Indonesia

Pengadaan konsultasi bidang produksi distribusi kefarmasian dilakukan agar

pihak Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota mengetahui mengenai CPOB, CPOTB, CPDB, dan

sebagainya. Konsultan berasal dari pihak ketiga yang independen.

c. pembuatan modul kurikulum.

Program pembuatan modul kurikulum dilakukan untuk unit kerja di lingkungan

Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang akan melakukan pelatihan.

Kendala yang dihadapi dalam subdirektorat ini adalah kurangnya jumlah

sumber daya manusia (SDM). SDM yang ada tidak sebanding dengan jumlah

berkas yang masuk sehingga terkadang mengakibatkan keterlambatan dalam

persetujuan perizinan yang diajukan pemohon. Dalam satu hari berkas yang

masuk sekitar 5-10 berkas. Sistem pendaftaran yang dilakukan masih manual,

namun rencananya tahun depan akan diterapkan online system yaitu melalui

program E-Licensing.

5.2 Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan

Subdirektorat Produksi Kosmetika dan Makanan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perizinan, bimbingan teknis,

pengendalian, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang produksi

kosmetika dan makanan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Subdirektorat

Produksi Kosmetika dan Makanan terdiri atas:

a. Seksi Standardisasi Produksi Kosmetika dan Makanan; dan

b. Seksi Perizinan Sarana Produksi Kosmetika.

Seksi Standardisasi Produksi Kosmetika Dan Makanan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi kosmetika dan makanan

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Penyusunan NSPK yang telah dilaksanakan

lintas sektor, lintas program, dan asosiasi terkait kosmetika dan makanan.

Dokumen NSPK yang dimaksud antara lain penyusunan buku Kodeks Kosmetika

Indonesia edisi II vol 3, pedoman pembinaan terpadu makanan jajanan anak

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

33

Universitas Indonesia

sekolah, modul pelatihan penyuluh keamanan pangan, modul pelatihan pengawas

keamanan pangan.

Setelah menyusun dokumen NSPK tersebut, maka dilakukan sosialisasi

kepada para pejabat Dinas Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab di bidang

kefarmasian. Pentingnya dibuat NSPK tentang makanan adalah menjaga

kesehatan dan menjaga perdagangan yang fair. Sifat NSPK ini adalah voluntary

(sukarela), artinya boleh dianut boleh juga tidak.

Seksi Perizinan Sarana Produksi Kosmetika mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan pelaksanaan perizinan, bimbingan teknis, pengendalian,

pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang sarana produksi

kosmetika (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Penerbitan izin di bidang produksi

kosmetika dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika.

Izin produksi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang

selama memenuhi ketentuan yang berlaku. Izin produksi kosmetika dibedakan

atas dua golongan, yaitu:

a. Golongan A yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat

semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika.

b. Golongan B yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat

bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu dengan menggunakan teknologi

sederhana.

Izin produksi industri kosmetika Golongan A diberikan dengan

persyaratan:

1. memiliki apoteker sebagai penanggung jawab;

2. memiliki fasilitas produksi sesuai dengan produk yang akan dibuat;

3. memiliki fasilitas laboratorium;

4. wajib menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).

Izin produksi industri kosmetika Golongan B diberikan dengan

persyaratan:

1. memiliki sekurang-kurangnya tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggung

jawab;

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

34

Universitas Indonesia

2. memiliki fasilitas produksi dengan teknologi sederhana sesuai produk yang

akan dibuat;

3. mampu menerapkan higiene sanitasi dan dokumentasi sesuai CPKB.

Sistem pendaftaran yang dilakukan masih manual, namun rencananya

tahun depan akan diterapkan online system. Selain itu, seksi ini juga melakukan

bimibingan teknis. Bimibingan teknis ini langsung diberikan kepada industri

kosmetika dan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).

5.3 Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika,

Prekursor, dan Sediaan Farmasi Khusus

Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor,

dan Sediaan Farmasi Khusus mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, perizinan, bimbingan teknis, pengendalian, pemantauan, evaluasi dan

penyusunan laporan di bidang produksi dan distribusi narkotika, psikotropika,

prekursor, dan sediaan farmasi khusus (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Subdirektorat Produksi dan Distribusi Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan

Sediaan Farmasi Khusus terdiri atas:

a. Seksi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; dan

b. Seksi Sediaan Farmasi Khusus.

Seksi Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perizinan, serta bimbingan

teknis, pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang produksi dan

distribusi narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi (Kementerian Kesehatan

RI, 2010). Seksi ini memiliki kewajiban untuk melaporkan laporan triwulan,

semester, dan tahunan serta rencana kebutuhan total secara nasional ke badan

narkotika dunia atau The International Narcotics Control Board (INCB). Data

untuk rencana kebutuhan didapat dari hasil rekap data Litbang, BNN, BPOM,

perusahaan, perguruan tinggi.

Program yang dijalankan oleh Seksi Narkotika, Psikotropika, dan

Prekursor Farmasi pada tahun 2012 antara lain:

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

35

Universitas Indonesia

a. regulasi untuk perizinan Importir Terdaftar (IT), Importir Produsen (IP), Surat

Persetujuan Import (SPI) narkotika, psikotropika, dan prekursor. Narkotika

hanya boleh diimpor oleh PT. Kimia Farma, begitu pula dengan distribusinya

yang harus mendapatkan izin importir narkotik. Importir terdaftar adalah

importir atau PBF yang menyediakan produk untuk end user (industri) yang

dapat berjumlah lebih dari satu industri. IT hanya boleh mengimpor atas

permintaan industri dan tidak boleh menyimpan produk psikotropika untuk

importir tersebut. Importir Produsen (IP) merupakan importir yang

menggunakan produk yang diimpor untuk kebutuhan produksi industri tersebut

dan tidak boleh menjual produk tersebut. Seluruh perizinan saat ini sudah

menggunakan sistem online yang terintegrasi secara nasional (national single

window). Jika ingin melakukan pemesanan, PBF membuat permohonan ke

Kementerian Kesehatan kemudian setelah disetujui akan didapatkan surat

persetujuan impor. SPI hanya berlaku untuk satu kali impor, satu produk, dan

satu industri;

b. regulasi untuk perizinan Eksportir Terdaftar (ET), Eksportir Produsen (EP),

Surat Persetujuan Eksport (SPE) narkotika, psikotropika, dan prekursor;

c. koordinasi dengan badan terkait, yaitu Badan Pengawasan Obat Dan Makanan

(BPOM) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam regulasi dan

penanganan narkotika, psikotropika, dan prekursor;

d. pembinaan industri terkait penggunaan prekursor. Sebelum pembinaan

dibutuhkan penyusunan kebijakan sebagai alat untuk melakukan pembinaan;

e. Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) yang berupa sistem

secara online dengan menginput username dan password. Sistem yang telah

disosialisasikan adalah sistem 2008.

Sedangkan program yang akan dilaksanakan di tahun 2013 antara lain:

a. sosialisasi Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) dengan

perangkat lunak yang diperbaharui di tahun 2012. Sosialisasi awal telah

dilakukan ke 15 provinsi di Indonesia;

b. revisi permenkes tentang prekursor farmasi;

c. pembuatan permenkes-permenkes sebagai tindak lanjut dari pasal-pasal dalam

UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

36

Universitas Indonesia

Kendala yang dialami seksi ini adalah kekurangan sumber daya manusia

sehingga kurang seimbang dengan deskripsi tugas yang ada; serta kurangnya

pemahaman petugas SIPNAP yang pelaporannya membutuhkan ketepatan dan

kesesuaian isi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Seksi Sediaan Farmasi Khusus mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, perizinan, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi

dan penyusunan laporan di bidang sediaan farmasi khusus dan makanan

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Sediaan farmasi khusus merupakan sediaan

farmasi yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, tetapi tidak tersedia di pasar

Indonesia dan tidak memiliki izin edar produk. Kriteria obat khusus, yaitu obat

piatu yang merupakan obat yang sangat dibutuhkan untuk pengobatan penyakit

langka (diderita oleh kurang dari 200.000 penderita di seluruh Indonesia) dan

telah dibuktikan keamanan dan efektivitasnya; dan obat yang sangat dibutuhkan,

namun tidak mempunyai nilai komersial, meskipun diderita oleh lebih dari

200.000 penderita di seluruh Indonesia (Departemen Kesehatan RI, 2002). Seksi

Sediaan Farmasi Khusus membantu masuknya obat-obatan tersebut dengan

mekanisme Special Access Scheme (SAS).

Latar belakang regulasi sediaan farmasi khusus tersebut adalah pasar

Indonesia bukan merupakan pasar perdagangan bebas; untuk melindungi

masyarakat dari uji coba negara asing, persyaratan minimal terdapat nomor

registrasi produk di negaranya; serta untuk melindungi produk dan dunia usaha

dalam negeri Indonesia.

5.4 Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat

Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,

pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan di bidang kemandirian obat dan

bahan baku obat (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Kemandirian obat dan bahan

baku obat serta ketersediaan obat menjadi salah satu indikator pembangunan

negara. Kemandirian obat dan bahan baku obat berarti negara dapat memproduksi

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

37

Universitas Indonesia

obat dan bahan baku obat sendiri secara mandiri. Kemandirian obat dan bahan

baku obat. Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat terdiri atas:

a. Seksi Analisis Obat dan Bahan Baku Obat; dan

b. Seksi Kerjasama.

Seksi Analisis Obat dan Bahan Baku Obat mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, dan

penyusunan laporan di bidang kemandirian obat dan bahan baku obat

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Seksi Kerjasama mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan koordinasi, pelaksanaan kerjasama lintas program

dan lintas sektor, pengendalian serta evaluasi dan penyusunan laporan

pelaksanaan kerjasama di bidang kemandirian obat dan bahan baku obat

(Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Program Subdirektorat Kemandirian Obat dan Bahan Baku Obat yang

telah, sedang, dan yang akan dilaksanakan antara lain:

a. pengembangan bahan obat dan obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan

dalam negeri;

b. networking dengan stake holder terkait, meliputi bidang akademis, bisnis, dan

pemerintahan. salah satu program yang telah terlaksana adalah kelompok kerja

(POKJA);

c. memfasilitasi penelitian bahan baku obat dan obat tradisional dengan lembaga

penelitian, lembaga pendidikan, dan industri;

d. membuat roadmap pengembangan bahan baku obat dan obat tradisional;

e. membangun pusat pengolahan pasca-panen tanaman tradisional dan pada tahun

2013 akan dibangun laboratorium mikrobiologi;

f. membangun pusat ekstrak daerah;

g. mengumpulkan data mengenai jumlah obat yang digunakan di indonesia

dengan meminta laporan dari PBF, telah dimulai tahun 2012;

h. analisis kondisi industri farmasi.

Kendala dalam terwujudnya pelaksanaan tugas Subdirektorat Kemandirian

Obat dan Bahan Baku Obat antara lain sinergisme yang belum berjalan optimal

antara bidang akademis, bisnis, dan pemerintahan; teknologi yang kurang

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

38

Universitas Indonesia

memadai; bahan baku impor yang mudah didapatkan dan masuk ke Indonesia;

bahan yang meskipun kuantitasnya mencukupi, tetapi kualitasnya di bawah

standar.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

39 Universitas Indonesia

BAB 6

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Setelah Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Direktorat Bina

Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan

Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penulis

menyimpulkan bahwa:

1. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian memiliki tugas untuk

menyusun, melakukan sosialisasi, memantau, dan mengevaluasi regulasi bagi

produsen dan distributor; melakukan pembinaan kepada produsen, distributor,

maupun masyarakat agar mampu memenuhi standar yang ditentukan dan

memiliki daya saing; dan mengembangkan kemandirian produksi obat dan

bahan baku obat dalam negeri.

2. Peran apoteker di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

melakukan tugas dan fungsi direktorat, khususnya tugas dan fungsi

subdirektorat sesuai dengan kompetensi apoteker untuk menjalankan tugas

kefarmasian dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Indonesia.

6.2 Saran

1. Mempercepat sosialisasi program-program Direktorat Bina Produksi dan

Distribusi Kefarmasian kepada masyarakat di seluruh Indonesia, misalnya

dalam hal regulasi perizinan industri obat dan obat tradisional, pedagang besar

farmasi; standar-standar seperti Farmakope Indonesia, Farmakope Herbal

Indonesia, Kodeks Kosmetik Indonesia, dan Kodeks Makanan Indonesia.

2. Perekrutan sumber daya manusia dengan jumlah yang sesuai dengan beban

kerja sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan optimal, menyeluruh, dan

tepat waktu.

3. Pelatihan bagi sumber daya manusia sehingga dapat selalu meningkatkan

kemampuan dan keterampilan.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

40 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1379.A/Menkes/SK/XI/2002 tentang

Pengelolaan dan Penggunaan Obat, Alat Kesehatan, dan Makanan

Khusus. Jakarta.

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. (2011). Rencana Aksi

Program Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2011-

2014. Jakarta.

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. (2012). Laporan Tahunan

2011 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010

tentang Izin Produksi Kosmetika. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010

tentang Industri Farmasi. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Nilai-nilai Kementerian

Kesehatan. Pejabat Pengelola Informasi & Dokumentasi. 10 Januari 2013.

http://www.ppid.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=artic

le&id=51&Itemid=60

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011

Tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Rencana Aksi Program

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2011 – 2014.

Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 tentang Industri

dan Usaha Obat Tradisional. Jakarta.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

41

Universitas Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Visi dan Misi. 10 januari

2013. http://depkes.go.id/index.php/profil/visimisi.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Profil Direktorat Jenderal

Bina farmasi dan Alat Kesehatan Tahun 2010. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis Dan Tarif atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kesehatan. Jakarta.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

Lampiran 1. Struktur Organisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

42

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

Lampiran 2. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT

KESEHATAN

DIREKTUR

BINA OBAT PUBLIK & PERBEKALAN KESEHATAN

DIREKTUR

BINA PELAYANAN KEFARMASIAN

DIREKTUR

BINA PRODUKSI & DISTRIBUSI ALAT

KESEHATAN

DIREKTUR

BINA PRODUKSI & DISTRIBUSI

KEFARMASIAN

SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN

DAN ALAT KESEHATAN

43

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

Lampiran 3. Struktur Organisasi Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

44

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

UNIVERSITAS INDONESIA

PROFIL INDUSTRI FARMASI DAN BAHAN BAKU OBAT DI

INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

EVENNIA, S.Farm.

1206313066

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

ii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3

2.1 Industri Farmasi di Indonesia ................................................................. 3

2.2 Pangsa Pasar Farmasi Indonesia ............................................................. 15

2.3 Industri Bahan Baku Obat di Indonesia ................................................. 17

3. METODE PENGKAJIAN .......................................................................... 19

3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian ............................................................... 19

3.2 Metode Pengkajian ................................................................................. 19

4. PEMBAHASAN ........................................................................................... 20

5. KESIMPULAN ............................................................................................ 23

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23

DAFTAR ACUAN ............................................................................................ 24

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

iii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Daftar industri farmasi di Indonesia berdasarkan provinsi dan

kepemilikan ...................................................................................... 3

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

iv Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik jumlah industri farmasi di Indonesia berdasarkan

provinsi ........................................................................................ 15

Gambar 2.2. Grafik jumlah industri farmasi di Indonesia berdasarkan

kepemilikan ................................................................................. 15

Gambar 2.3. Pangsa pasar farmasi Indonesia tahun 2010 .................................. 16

Gambar 2.4. Pangsa pasar farmasi di segmen obat resep tahun 2010 ................ 16

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar farmasi nasional pada 2013 diperkirakan tumbuh 12% hingga 14%

menjadi 48 triliun Rupiah hingga 49 triliun Rupiah dibandingkan proyeksi tahun

2012 sebesar 43 triliun Rupiah. Proyeksi peningkatan pasar tersebut mendorong

ekspansi produsen farmasi sejak tahun 2012. Pertumbuhan pasar farmasi pada

tahun 2013 seiring kebutuhan obat-obatan dari masyarakat yang terus meningkat

(Saksono, 2012).

Populasi penduduk yang besar, semakin tingginya kesadaran masyarakat

akan kesehatan, perekonomian masyarakat yang semakin baik, dan dukungan

program pemerintah di bidang kesehatan menjadi basis tumbuhnya industri

farmasi tanah air (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, 2011). Indonesia termasuk

negara dengan pertumbuhan industri farmasi yang sangat tinggi di dunia dengan

pertumbuhan rata-rata 14% hingga 16% per tahun. Bersama dengan China, India,

Thailand, Vietnam dan Brazil juga tergolong negara “pharmerging markets”

karena memiliki pertumbuhan yang mencapai dua digit. Untuk kawasan Asia

Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai 650 juta jiwa, Indonesia memiliki

pangsa pasar terbesar yaitu 37% atau jika digabung dengan Thailand dan Filipina

menguasai pasar industri farmasi di kawasan ini sebesar 80% (PT. Central Data

Mediatama Indonesia, 2012).

Sebanyak 90% kebutuhan obat nasional telah dipenuhi industri farmasi di

dalam negeri, namun 95% bahan baku obat yang digunakan masih diimpor. Impor

bahan baku obat rentan terhadap perubahan harga, kualitas, dan kesinambungan

pasokan, padahal obat merupakan komoditas berfungsi sosial dan menentukan

hidup orang banyak. Indonesia saat ini mengimpor bahan baku obat terbanyak

dari China, India, dan kawasan Eropa. China masih menjadi negara sumber

pemasok terbesar kebutuhan bahan baku obat Indonesia, yakni sekitar 6,84 triliun

Rupiah (60%), India di posisi kedua dengan nilai 3,42 triliun Rupiah (30%), dan

Eropa dengan nilai 1,4 triliun Rupiah (10%) (Anna, 2012; Candra, 2012;

PDPERSI, 2012).

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

2

Universitas Indonesia

1.2 Tujuan

1. Mengkaji industri farmasi yang ada di Indonesia

2. Mengkaji pangsa pasar farmasi Indonesia

3. Mengkaji industri bahan baku obat yang ada Indonesia

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Farmasi di Indonesia

Industri farmasi di Indonesia dapat dibagi, antara lain berdasarkan provinsi

yang ada di Indonesia maupun berdasarkan kepemilikannya. Daftar industri

farmasi di Indonesia berdasarkan provinsi dan kepemilikan dapat dilihat pada

Tabel 2.1. Grafik jumlah industri farmasi di Indonesia berdasarkan provinsi dan

kepemilikan disajikan dalam Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

Tabel 2.1. Daftar industri farmasi di Indonesia berdasarkan provinsi dan

kepemilikan

Provinsi Sumatera Utara

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. BINA FARMA PMDN Jl. Kasuari II/2 (Perumnas II) Medan

20226

PT. DEWI TUNJONG PMDN Jl. Komodor Yos Sudarso Km 7,2

Medan 20241

PT. INFAR ARISPHARMA PMDN Jl. Tojal 1 Kompleks Industri dan

Pergudangan Mabar Hilir, Medan

Deli, Medan

PT. KIMIA FARMA Plant

Medan

BUMN Jl. Sisingamangaraja Km 9 No.59

Medan 20148

PT. MULIA FARMA SUCI PMDN Jl. Sambas No.46 Medan 20213

PT. MUTIFA

Pharmaceutical Laboratories

PMDN Jl. Raya Medan – Namurambe Km

8,5 No.68 Pasar V Kec. Deli Tua,

Kab. Deli Serdang 20355, Medan

PT. PHEPARIN RIA PMDN Tapian Nauli, Sunggal, Medan Jl.

Adam Malik No.68, Medan 20113

PT. SINABUNG Pharm. Ind. PMDN Jl. Komodor Laut Yos Sudarso Km

6,8 Medan

PT. SINAR MANJUR PMDN Jl. Raya Medan 191 Tanjung

Morawa Km 13 Gg. Mardisan,

Tanjung Morawa, Medan

PT. UNIVERSAL

Pharmaceutical Industries

PMDN Jl. Yos Sudarso 347 BB – Km 8

Tanjung Mulia, Medan 20241

PT. VARIA SEKATA

Pharmaceutical Laboratories

PMDN Jl. Letjen Jamin Ginting Km 19,5

Pancur Batu Deli Serdang 20353

PT. YANTHI INDUSTRI

FARMASI

PMDN Jl. Asia Dalam No.15 K, Medan

20214

Provinsi Sumatera Barat

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. NUSANTARA BETA

FARMA

PMDN Jl. Raya Padang – Bukit Tinggi Km

25 Kab. Padang Pariaman, Padang

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

4

Universitas Indonesia

25121

PT. USAHA BROS UTAMA PMDN Jl. Perintis Kemerdekaan No.35 Kel.

Aurtanjunkang Tengah Sawah

Guguk Panjang, Bukit Tinggi 26111

Provinsi Jambi

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. NEW ASIAPHARM PMDN Jl. Makalam No.10 A RT 17/07 Kel.

Cempaka Putih Kec. Jelutung Jambi

36134

Provinsi Sumatera Selatan

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. DEXA MEDICA PMDN Jl. Letjen Bambang Utoyo No.138,

Palembang 30114

PT. KINOL PMDN Jl. Lebak Murni No.1062-1063 RT

21 RW 09 Kel. Sako Kantan,

Palembang 30163

PT. SOYOSAN Pharm. Ind. PMDN Jl. Mayor Santoso (Kamuning)

No.2065, Palembang 30129

Provinsi Banten

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. APEX PHARMA

INDONESIA

PMDN Jl. Raya Serang Km 12, Desa

Bunder, Cikupa, Tangerang 15170

PT. ARTHOIS

PHARMACEUTICAL

PMDN Jl. Siliwangi 1 Desa Keroncong Kec.

Jatiuwung Km Tangerang

PT. BIMA MITRA FARMA PMDN Jl. Raya Pasar Kemis, Desa

Keroncong, RT 003/04 Kec.

Jatiuwung, Tangerang 15134

PT. BINTANG KUPU-

KUPU

PMDN Jl. Gatot Subroto Km 5,5 RT 2/8b

Desa Keroncong Jatiuwung,

Tangerang 15134

PT. CORSA INDUSTRIES

LTD

PMDN Jl. Raya Serang Km 7,5 Jatake,

Tangerang 15136

PT. DAHLIA COSMETIC

INDONESIA

PMDN Desa Gandaria Kec. Jatiuwung,

Banten

PT. EAGLE INDO

Pharmaceutical Laboratories

PMDN Jl. Raya Siliwangi No.1 Desa Alam

Jaya Kecamatan Jatiuwung,

Tangerang 15133

PT. GANESHA MULIA

PRATAMA

PMDN Jl. Gatot Subroto Km 6 Jatake,

Tangerang 15134

PT. GUARDIAN

PHARMATAMA

PMDN Kawasan Industri Manis, Jl. Gatot

Subroto Km 8,5, Tangerang 15136

PT. IMEDCO DJAJA PMDN Jl. Raya Serang Km 25 No.8 Balaraja

15610

PT. LAPI LABORATORIES PMDN Jl. Raya Serang Industri Kav.18

Modern Cikande Estate, Serang,

Banten 42816

PT. MEDIKON PRIMA

LABORATORIES

PMDN Jl. Raya Serang Km 12, Desa

Sukadamai, Kec. Cikupa, Tangerang

15170

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

5

Universitas Indonesia

PT. MOLEX AYUS PMDN Jl. Raya Serang Km 11,5 Desa

Bunder Cikupa, Tangerang 15170

PT. MUDITA KARUNA PMDN Jl. Gatot Subroto Km 5,5 Kp Ledug

Desa Keroncong Jatiuwung,

Tangerang 15134

PT. NEW TOMBAK

FARMA

PMDN Jl. Raya Serang Km 16,8 RT 02/02

Talaga Cihideung Cikupa, Tangerang

15170

PT. ORYZA FARMA

INDONESIA

PMDN Jl. Industri III Kav.7 Kawasan

Industri Modern, Cikande, Serang

42816

PT. PRATAPA NIRMALA /

FAHRENHEIT

PMDN Jl. Industri VI Desa Pasirjaya Kec.

Jatiuwung, Tangerang 15135

PT. PRIMA MEDIKA

LABORATORIES

PMDN Jl. Raya Serang, Desa Kadu Jaya RT

017 RW 04 Kec. Curug, Kab.

Tangerang, Banten

PT. SAMCO FARMA PMDN Jl. Gatot Subroto No.27 Km 1,2,

Tangerang 15138

PT. SUNTHI SEPURI

Pharmaceutical

Manufacturing

PMDN Jl. Raya Serang Km 17 Cikupa,

Tangerang 15170

PT. YAHI UTAMA PMDN Jl. Raya Serang Km 12, Desa Bitung

Jaya, Kec. Cikupa, Tangerang

PT. YANTHI UTAMA PMDN Kawasan Industri Pasar Kemis Jl.

Putra Utama Raya Kav.C No.3 Pasir

Awi Pasar Kemis, Tangerang 15560

PT. YARINDO

FARMATAMA

PMDN Jl. Modern Industri IV Kav.29

Modern Cikande, Serang 42816

Provinsi DKI Jakarta

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. ACTAVIS INDONESIA PMA Jl. Raya Jakarta Bogor Km 28,

Jakarta Timur 13710

PT. ASTELLAS Pharma

Indonesia

PMA 11th Floor, Kyoei Prince Building Jl.

Jendral Sudirman Kav.3, Jakarta

10220

PT. BAYER INDONESIA PMA Jl. Raya Jakarta Bogor Km 38

Cibubur, Jakarta Timur

PT. BINTANG TOEDJOE PMDN Jl. Rawa Sumur Barat II/K-9

Kawasan Industri Pulo Gadung,

Jakarta Timur

PT. BISON PMDN Jl. Raya Kapuk Kamal No.67 Kel.

Kapuk Muara Kec. Penjaringan,

Jakarta Utara

PT. BROMO Pharmaceutical

Industries

PMDN Jl. Kartini VIII/5 Jakarta 10750

PT. DANKOS FARMA PMDN Jl. Rawa Gatel Blok III S/37-38

Kawasan Industri Pulo Gadung,

Jakarta Timur 13930

PT. DUA LIMA FARMA PMDN Jl. Tomang Rawa Kepa Raya 23,

Jakarta Barat

PT. DUA MENARA PMDN Jl. Pangeran Tubagus Angke 196 RT

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

6

Universitas Indonesia

11/6, Jakarta Barat 11280

ELI LILLY INDONESIA PMA Gedung Summitmas II Lt.5 EL

JI. Jenderal Sudirman Kav.61-62,

Jakarta Selatan

PT. ETHICA PMDN Jl. Raya Pulo Gadung No.6 Kawasan

Industri Pulo Gadung, Jakarta 13920

PT. FINUSOL PRIMA

FARMA INTI

PMDN Jl. Rawa Gelam V Kav.OR 39 Sapta

Mulia Center Lt.4 Pulo Gadung,

Jakarta Timur

PT. GANDHA PMDN Jl. Pulo Kambing Kav.II-1/No.5

Kawasan Industri Pulo Gadung,

Jakarta Timur

PT. GLAXO SMITHKLINE PMA Jl. Pulo Buaran Raya Kav.III DD/2-

3-4 Kawasan Industri Pulo Gadung,

Jakarta 13930

PT. HARSEN

LABORATORIES

PMDN Jl. Raya Jakarta Bogor Km 24,6

Cijantung, Jakarta Timur

PT. IKAPHARMINDO

PUTRAMAS

PMDN Jl. Raya Pulo Gadung 29 Kawasan

Industri Pulo Gadung, Jakarta 13920

PT. IKONG Pharmaceutical

Industries

PMDN Jl. Petak Asam Gg.Semut No.50,

Jakarta Barat

PT. INDONESIAN

PHARMACEUTICAL

INDUSTRIES (IPI)

PMDN Jl. Industri No.7 Jakarta 10720

PT. INTERNATIONAL

CHEMICAL IND. CO. LTD

PMDN Jl. Daan Mogot Km 11 RT 06/03

Kel. Kedaung Kali Angke, Kec.

Cengkareng, Jakarta Barat 11710

PT. INTRA ARIES PMDN Jl. Krekot Bunder IV/34F Kel. Pasar

Baru Kec. Sawah Baru, Jakarta Pusat

10710

PT. JANSSEN-CILAG

INDONESIA

PMA Wisma Mampang Lt.3 Jl. Mampang

Prapatan Raya No.1, Jakarta Selatan

PT. KIMIA FARMA BUMN Unit Produksi Formulasi Pulo

Gadung, Jl. Rawagelam V No.1

Kawasan Industri Pulo Gadung,

Jakarta Timur 13930

PT. LAUREL INDUSTRI

FARMASI

PMDN Jl. Raya Jakarta Bogor Km 26,

Jakarta Timur

PT. MAHAKAM BETA

FARMA

PMDN Jl. Pulo Kambing II/20, Kawasan

Industri Pulo Gadung, Jakarta 13930

PT. MECOSIN INDONESIA PMDN Jl. Palmerah Utara 14A, Jakarta

11480

PT. MEDISTA KARYA

FARMA

PMDN Jl. Kakap No.26 Kel. Penjaringan,

Jakarta Utara

PT. MEGA ESA FARMA

Pharmaceutical Industries

PMDN Jl. Kapuk Kamal No.66, Jakarta

Barat 14470

PT. MERCK INDONESIA PMA Jl. T.B.Simatupang No.8 Pasar

Rebo, Jakarta 13760

PT. MERCK SHARP &

DOHME INDONESIA

PMA Wisma BNI 46 Lt.27 Jl. Jend.

Sudirman Kav.1, Jakarta 10220

PT. MESTIKA FARMA PMDN Jl. Kebayoran Lama 557, Jakarta

12220

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

7

Universitas Indonesia

PT. NELLCO

INDOPHARMA

PMDN Jl. Raya Ciracas No.1 Pasar Rebo,

Jakarta 13740

PT. NICHOLAS

Laboratories Industries

PMDN Jl. Raya Pulo Gadung Blok FF 12A

Kawasan Industri Pulo Gadung,

Jakarta 10001

PT. NOVA CHEMIE

UTAMA

PMDN Jl. Suci Km 24, Cijantung, Jakarta

Selatan

PT. NOVO NORDISK

INDONESIA

PMA Perkantoran Hijau Arkadia Tower B

Penthouse Floor Jl. T.B.Simatupang

Kav.88, Jakarta 10520

PT. PEMBANGUNAN

ROCELLA Laboratories

PMDN Jl. Raya Jakarta Bogor Km 20

No.113, Jakarta 13510

PT. PFIZER INDONESIA PMA Jl. Raya Bogor Km 28, Jakarta 13710

PT. PHAROS INDONESIA PMDN Jl. Limo 40 Permata Hijau, Senayan,

Jakarta 12220

PT. PHYTO KEMO

AGUNG FARMA

PMDN Jl. Masjid No.90 Susukan Pasar

Rebo, Jakarta Timur 13750

PT. PROCTER & GAMBLE

INDONESIA

PMDN Jl. Raya Bekasi Km 25 Ujung

Menteng Cakung, Jakarta 13960

PT. SAMIE SAHARI PMDN Jl. Gg.Berdikari I No.9 Kapuk

Kamal, Jakarta Barat

PT. SANOFI-AVENTIS PMA Jl. Jenderal A.Yani Pulomas, Jakarta

13210

SANOFI PASTEUR (DIVISI

PT. AVENTIS PHARMA)

PMA Jl. Jenderal A.Yani Pulomas, Jakarta

13210

PT. SCHERING

INDONESIA

PMA Jl. T.B.Simatupang, Pasar Rebo,

Jakarta 13760

PT. SELAMAT SISWANTO PMDN Jl. Telok Gong Raya 89 No.61,

Jakarta

PT. SERVIER INDONESIA PMA Menara Kadin Indonesia Lt.18 Jl.

H.R.Rasuna Said Blok X-5 Kav.2-3,

Jakarta 12950

PT. SYDNA INDONESIA PMDN Jl. RC Veteran Bintaro Kebayoran

Lama, Jakarta 12330

PT. SOHO INDUSTRI

FARMASI

PMDN Jl. Raya Pulo Gadung 6 Kawasan

Industri Pulo Gadung, Jakarta 13920

PT. SOLVAY PHARMA

INDONESIA

PMA Wisma 46 Kota BNI 12thF1/suite

1201, Jl. Jend.Sudirman, Jakarta

10220

PT. TEMPO SCAN

PASIFIC

PMDN Jl. Letjen Haryono MT No.7, Jakarta

13630

PT. TRANSFARMA

MEDICA INDAH

PMA Wisma Pondok Indah 1, Lt.1 Unit

103, Jl. Sultan Iskandar Muda Blok

V – TA, Jakarta Selatan 12310

PT. TRIYASA NAGAMAS

FARMA

PMDN Jl. Raya Udang No.75 Kawasan

Industri Pulo Gadung, Jakarta 13920

PT. TUNGGAL IDAMAN

ABDI Pharmaceutical

Enterprises

PMDN Jl. Jendral A.Yani No.7, Jakarta

13230

PT. WYETH INDONESIA PMA Gedung Graha Paramita Lt.12 Jl.

Denpasar Raya Blok D2 Kuningan,

Jakarta 12940

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

8

Universitas Indonesia

Provinsi Jawa Barat

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. ABBOTT INDONESIA PMA Jl. Raya Jakarta Bogor Km 30

Cimanggis, Depok

PT. AFIAT Pharmaceutical

Industries

PMDN Jl. Leuwigajah No.110 Cimindi,

Cimahi 40522

PT. ALFA PRIMA

PRATAMA

PMDN Jl. Raya Bogor-Sukabumi Km 18

Desa Muncang Caringin, Bogor

16720

PT. ARMOXINDO FARMA PMDN Jl. Farmasi No.1 Sukanagalih, Pacet,

Cianjur 43253

PT. ASTRAZENECA

INDONESIA

PMA Techno Park Blok B1A-B1B

Jababeka Industrial Park Cikarang,

Bekasi

PT. BAYER INDONESIA PMA Jl. Raya Bogor Km 32, Cisalak,

Sukmajaya, Depok 16416

PT. BIOFARMA BUMN Jl. Pasteur 28, Bandung 40016

PT. BIOLIFE MEDILAB PMDN Jl. Pekopen Kobra No.8 Tambun,

Bekasi

PT. BOEHRINGER

INGELHEIM INDONESIA

PMA Jl. Lawang Gintung No.89, Bogor

16133

PT. BRISTOL-MYERS

SQUIBB INDONESIA

PMA Jl. Raya Bogor Km 38 Cilangkap,

Bogor

PT. CATUR DAKWAH

CRANE FARMASI

PMDN Jl. Olympic Raya Blok A4-A

Kawasan Industri Sentul Babakan

Madang, Bogor 16810

PT. CENDO PRATAMA PMDN Jl. Moch.Toha Km 6,7, Cisirung,

Palasari

PT. CHANDRA

NUSANTARA

PMDN Jl. Terusan Kiaracondong No.440,

Bandung

PT. COMBIPHAR PMDN Jl. Raya Simpang 383 Padalarang

40553

PT. DARYA VARIA

LABORATORIES

PMDN Jl. Mercedes No.105, Desa Cicadas

Gunung Putri, Bogor

PT. DAXEN INDONESIA PMDN Jl. Pancasila IV Gunung Putri, Bogor

PT. DELTA MULIA

CHEMICAL INDUSTRIES

PMDN Jl. Leuwigajah No.89A Kel. Cigugur,

Cimahi 40522

PT. DEXA MEDICA PMDN Jl. Industri Selatan V Blok PP No.7

Jababeka Cikarang, Bekasi

PT. DUNIA SEHAT PMDN Jl. Rawakalong Desa Setia Mekar

Tambun, Bekasi

PT. EISAI INDONESIA PMA Desa Karangasem Barat, Citeureup,

Bogor

PT. ERRITA Pharmaceutical

Industries

PMDN Desa Bojongsalam RT 04 RW 07

Kec. Rancaekek Kab. Bandung

40395

PT. FARATU PMDN Jl. Raya Narogong Km 13,5, Bekasi

PT. FERRON PAR

Pharmaceuticals

PMDN Jababeka Industrial Estate I Jl.

Jababeka VI Blok J3 Cikarang,

Bekasi

PT. GALENIUM PHAR PMDN Jl. Raya Bogor Km 51,5

Kedunghalang, Bogor

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

9

Universitas Indonesia

PT. GEMA MUTIARA

PRIMA INDAH

PMDN Jl. Mercedes Benz Km 0,5 Desa

Tlanjung Udik Gunung Putri, Bogor

PT. GLAXO SMITHKLINE

BEECHAM

PMA Jl. Raya Bogor Km 35, Cimanggis,

Sukmajaya, Depok 16415

PT. GRACIA PHARMINDO PMDN Kawasan Industri Dwipapuri Blok

M-30 Jl. Raya Rancaekek Km 24,5

Bandung 45364

PT. HEXPHARM JAYA PMDN Jl. Gadog 1, Cipanas, Sindanglaya

43253

PT. HOLI

PHARMACEUTICAL

INDUSTRIES

PMDN Jl. Leuwigajah No.100 Cimindi,

Cimahi 40522

PT. INDOFARMA BUMN Jl. Indofarma No.1 Cikarang Barat,

Bekasi 17520

PT. IPHA LABORATORIES PMDN Jl. Raya Batujajar Desa

Laksanamekar, Padalarang, Bandung

40553

PT. KALBE FARMA PMDN Kawasan Industri Delta Silicon, Jl.

M.H.Thamrin Blok A3-1 Lippo

Cikarang, Bekasi 17550

PT. KIMIA FARMA BUMN Jl. Cicendo No.43, Bandung 40173

LAFI – Ditkesad PMDN Jl. Gudang Utara No.25-26, Bandung

40113

PT. LANDSON PERTIWI

AGUNG

PMDN Jl. DDN Sukadanau Cikarang Barat,

Bekasi 17843

PT. LUCAS JAYA PMDN Jl. Belitung No.7, Bandung

PT. MARIN LIZA FARMA PMDN Terusan Kiaracondong No.43,

Bandung 40115

PT. MECCAYA PMDN Jl. Raya Hasanuddin Km 39 Tambun,

Bekasi

PT. MEDIFARMA

LABORATORIES

PMDN Jl. Raya Bogor Km 33 Cimanggis,

Bogor

PT. MEDION PMDN Jl. Babakan Ciparay No.282,

Bandung 40223

PT. MEDITRIKA AGUNG

INDONESIA

PMDN Jl. Cihideung Balong No.32,

Tasikmalaya

PT. MEPROFARM PMDN Jl. Sukarno Hatta 789, Bandung

40294

PT. MERSIFARMA

TIRMAKU MERCUSANA

PMDN Jl. Raya Pelabuhan Km 18 Cikembar,

Sukabumi

PT. MINOROCK MANDIRI PMDN Kampung Palsigunung Kelapa Dua

69, Cimanggis, Depok 16951

PT. MUGI

LABORATORIES

PMDN Jl. Akasia II Blok A9-5 Delta Silicon

Industrial Park Lippo Cikarang,

Bekasi 17550

PT. NOVARTIS

BIOCHEMIE

PMA Jl. Pahlawan 25 Desa Karang Asem

Timur, Citeureup, Bogor

PT. NOVELL PMDN Jl. Wanaherang Desa Tlanjung Udik,

Gunung Putri, Bogor

PT. ORANG TUA FARMA PMDN Jl. Kruing Dua Blok L9 No.1 delta

Silicon Industrial Park Lippo

Cikarang, Bekasi 17550

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

10

Universitas Indonesia

PT. OTTO

PHARMACEUTICAL

INDUSTRIES Ltd.

PMDN Jl. Dr.Setiabudhi Km 12,1, Bandung

40391

PT. PALVINDRA PMDN Jl. Wangsareja No.3, Bandung 40261

PT. PERDANA SAKTI

INDONESIA

PMDN Jl. Raya Hanjawar Pacet Km 14

Pacet, Cianjur 43253

PT. PHARMACORE LAB. PMDN Jl. Industri Selatan Blok HH No.2-3

Kawasan Industri Cikarang Jababeka,

Bekasi 17550

PT. PRADJA PHARIN PMDN Desa Karangasem Barat, Kecamatan

Citeureup, Bogor

PT. PROMED RAHARDJO

FARMASI INDUSTRI

PMDN Jl. Raya Siliwangi Desa

Sundawenang, Parungkota,

Sukabumi

PT. PYRIDAM FARMA

Tbk.

PMDN Jl. Hanjawar-Pacet, Desa Cibodas

Kec. Pacet, Cianjur 43253

PT. RATU INDUSTRIAL PMDN Jl. Raya Narogong Km 13,5

Pangkalan 4, Bekasi

PT. ROCHE INDONESIA PMA Jl. Raya Bogor Km.32 Cimanggis,

Bogor

PT. ROTHO Laboratories

Indonesia

PMDN Jl. Raya Cimareme 203, Padalarang

40552

PT. SAMPHINDO

INDUSTRI

PMDN Jl. Diponegoro Km 38,5 Desa Setia

Mekar, Tambun, Bekasi

PT. SANBE FARMA PMDN Jl. Industri I No.9, Desa Utama,

Leuwigajah, Cimindi, Cimahi 40552

PT. SANDOZ INDONESIA PMDN Jl. Raya Caringin 363, Padalarang

40553

PT. SARI ENESIS INDAH PMDN Jl. Kruing I Blok L5 No.5 Delta

Silicon Industrial Estate Cikarang,

Bekasi 17550

PT. SEGER SURYA PMDN Jl. Soekarno Hatta No.76, Bandung

PT. SIDOLA

PHARMACEUTICAL

PMDN Jl. Purnawarman No.52 RT 02/01

Tamansari, Bandung 40116

PT. SIMEX

PHARMACEUTICAL

INDONESIA

PMDN Jl. Pelabuhan II Km 9 Pasir Malang,

Desa Kebon Manggu, Gunung

Guruh, Sukabumi 43141

PT. SINDE BUDI

SENTOSA

PMDN Jl. Diponegoro No.35 Kp. Gedong

Gede Desa Setiamekar, Tambun,

Bekasi 17150

PT. SOLAS LANGGENG

SEJAHTERA

PMDN Jl. Industri Cimareme I/18,

Padalarang 40553

PT. SUMBER TANUSHU

FARMA

PMDN Jl. Cihanjuang No.28, Cimahi 40153

PT. SUPRA FERBINDO

FARMA

PMDN East Jakarta Industrial Park Kav.8-C

Lemahabang Cikarang, Bekasi 17550

PT. TAKEDA INDONESIA PMA Jl. Diponegoro Km 38 Tambun,

Bekasi 17510

PT. TANABE INDONESIA PMA Jl. Rumah Sakit 104 Ujungberung,

Bandung 40612

PT. TEMPO SCAN

PACIFIC Tbk.

PMDN East Jakarta Industrial Park Plot 1H

Lemah Abang Cikarang, Bekasi

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

11

Universitas Indonesia

17550

PT. TROPICA MAS

Pharmaceutical Industries

PMDN Desa Kademangan Kecamatan

Mande Km 8, Cianjur 43292

PT. TULUS INDOJAYA PMDN Jl. Raya Bogor Sukabumi Km 18

Desa Pasirmuncang Caringin, Bogor

PT. TRIFA RAYA

Laboratories

PMDN Jl. Sukarno Hatta 219 Bojongloa,

Bandung 40223

PT. TRIMAN

Pharmaceutical Industries

PMDN Jl. Peundeuy Km 1, Rancaekek,

Bandung

PT. ULTRA SAKTI PMDN Jl. Cipendawa RT 04 RW 03

Narogong, Bekasi

PT. ULTRA TREND

BIOTECH INDONESIA

PMDN Jl. Jababeka IV D Blok V No.28 B

Cikarang, Bekasi

PT. YEE TIN FARMA PMDN Jl. Pekalangan No.2 RT 005/002 Kel.

Pekalangan Kec. Pekalipan, Cirebon

45118

Provinsi DI Yogyakarta

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. BERLICO MULIA

FARMA

PMDN Jl. Juwangen Kalasan Km 10,6

Tromolpos No.8, Yogyakarta 55571

PT. ETHICA Industri

Farmasi

PMDN Jl. Nitipuran No.9 Kadipuro Baru,

Yogyakarta

PT. JOSEPH FARMA PMDN Jl. Godean Km 5 No.52, Yogyakarta

PT. MERBABU FALA PMDN Jl. Merbabu No.14, Klaten

PT. MIROTA KSM INC. PMDN Jl. Taya Jogjakarta-Solo Km 9

Sambilegi Maguwohardjo Depok,

Sleman, Yogyakarta

PT. NOVIMEX

LABORATORIES

PMDN Jl. Raya Bantul No.123, Yogyakarta

PT. SARI HUSADA PMDN Jl. Kusumanegara No.135,

Yogyakarta

Provinsi Jawa Tengah

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. BUFA ANEKA PMDN Jl. Tambak Aji V/4, Semarang

PT. CIUBROS FARMA PMDN Jl. Raya Mangkang Barat Km 16

Kec. Tugu, Semarang 50155

PT. DEGEPHARM PMDN Jl. Ki Mangunsarkoro No.106,

Semarang 50241

PT. DELTOMED

LABORATORIES

PMDN Jl. Raya No.267B, Wonogiri

PT. DUTA KAISAR

PHARMACY

PMDN Jl. Adisucipto No.41 Bulukan

Karanganyar, Surakarta 57174

PT. EMBA MEGAFARMA PMDN Jl. Semarang-Demak Km 9,

Semarang

PT. ERELA PMDN Jl. Murbei No.2 Srondol, Semarang

PT. ERLIMPEX PMDN Jl. Setiabudhi 130, Semarang 50269

PT. GLOBAL MULTI

PHARMALAB

PMDN Kawasan Industri Terboyo Kav.A

20-23 Jl. Raya Kaligawe Km 6,

Semarang 50118

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

12

Universitas Indonesia

PT. GRAHA FARMA PMDN Jl. Dr.Rajiman No.296, Surakarta

57141

PT. GRATIA HUSADA

FARMA

PMDN Jl. Dharmawangsa No.28 Desa

Ngempon-Bergas Karangjati,

Semarang 50552

PT. IFARS Pharmaceutical

Laboratories

PMDN Jl. Raya Solo Sragen Km 14,9

Kebakkramat, Surakarta 57762

PT. INTIJAYA META

RATNA PHARMINDO

PMDN Jl. Karang Saru No.12, Semarang

PT. ITRASAL PMDN Jl. Simongan 96, Semarang 50148

PT. KEREP MANUNGGAL

FARMA

PMDN Jl. Industri XXIV/Lik.Muktiharjo

Genuk, Semarang

PT. KIMIA FARMA Unit

Plant Semarang

BUMN Jl. Simongan 169, Semarang 50147

PT. KONIMEX

Pharmaceutical Laboratories

PMDN Desa Sanggrahan, Kec. Grogol, Kab.

Sukoharjo, Surakarta 57101

PT. LIBRACAL

PHARMACEUTICAL

INDUSTRIES

PMDN Jl. Brotojoyo Timur No.18,

Semarang

PT. MARGUNA

TARULATA APK FARMA

PMDN Desa Grobog Kulon, Kec. Pangkah,

Tegal

PT. META RATNA

FARMA

PMDN Jl. Raya Semarang Kendal Km 10,

Semarang 50001

PT. NUFARINDO

Pharmaceutical Laboratories

PMDN Mangkang Kulon Km 16,5 Kec.

Tugu, Semarang

PT. PHAPROS BUMN Jl. Simongan No.131, Semarang

50148

PT. PHARCO PMDN Jl. Petak 21-23 RT 03/09 Dadapsari,

Semarang 50173

PT. SAKA FARMA

Laboratories

PMDN Jl. Kimar I/275 (Majapahit 75A),

Semarang 50167

PT. SAMPHARINDO

PERDANA

PMDN Jl. Tambak Aji Timur 111, Semarang

50185

PT. SAPTA USAHA

KEMULYAAN

PMDN Jl. Kalisari Depan Pasar Kembang,

Semarang

PT. SEHAT SUMBER

BAHAGIA

PMDN Jl. Raya Semarang Km 19

Kaliwungu Desa Sumberejo, Kendal

PT. SEKAR MIRAH

LABORATORIES

PMDN Jl. Tambak Aji Timur I/1 Ngaliyan

Tugu, Semarang

PT. YAKATRIA FARMA PMDN Jl. Mojo 10 Dagen, Jaten,

Karanganyar, Surakarta 57101

PT. YAKKUM FARMA PMDN Jl. Dagen Kec. Jaten Karanganyar,

Surakarta 57101

PT. ZENITH

PHARMACEUTICAL

PMDN Jl. Tambak Aji I/1, Semarang 50159

Provinsi Jawa Timur

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. ADITAMARAYA

FARMINDO

PMDN Jl. Rungkut Industri 2/45 C,

Surabaya 60291

PT. AFIFAFARMA

Laboratories

PMDN Jl. Mauni Industri No.8, Kediri

64131

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

13

Universitas Indonesia

PT. APMO INDONESIA PMDN Jl. Jendral A.Yani No.17, Mojokerto

PT. ARJUNA VALENCIA PMDN Jl. Kenjeran No.65-67, Surabaya

PT. BALATIF PMDN Jl. Tenaga Tengah No.5, Malang

65125

PT. BEIERSDORF

INDONESIA

PMDN Desa Randuagung Singosari Km 75,

Malang

PT. BERKAT SENTRAL

ABADI FARMA

PMDN Jl. Raya Sadang No.83 Taman

Sidoarjo 61257

PT. BERNOFARM PMDN Desa Banjarkemantren Km 18, Jl.

Gatot Subroto 68 Buduran, Sidoarjo

61252

PT. BUSANA UTAMA PMDN Jl. Raya Waru Gedangan Sidoarjo

PT. CORONET CROWN

Pharmaceutical Industries

PMDN Jl. Raya Taman Km 15 Taman

Sidoarjo 61257

PT. DASA ESA FARMA PMDN Jl. Raya Kamaden, Desa Kamaden,

Gresik

PT. DURAFARMA JAYA PMDN Jl. Rungkut Industri VIII/22-24,

Surabaya 60293

PT. FIRST MEDIFARMA PMDN Jl. Raya Sumorame 41, Candi,

Sidoarjo

PT. HENSON FARMA PMDN Jl. Karangpilang Barat No.200,

Surabaya 60221

PT. HEROIC PHARMA PMDN Jl. Rungkut Industri VII/8, Surabaya

60293

PT. HISAMITSU

INDONESIA

PMDN Jl. Raya Banjar Kementren Kec.

Buduran, Sidoarjo

PT. IE DJIEN SAN PMDN Jl. Kembang Jepun No.78, Surabaya

PT. IMFARMIND

Pharmaceutical Industries

PMDN Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji,

Pasuruan

PT. INDO ABADI

SARIMAKMUR

PMDN Dusun Ngablak, Desa Gempolkurung

No.168M Kec. Menganti, Gresik

PT. INTAN NOER

AQUASURINDO

PMDN Jl. Dinoyo No.64-65, Surabaya

PT. IRAWAN DJAJA

AGUNG

PMDN Jl. Raya Sukodono, Kec. Sukodono,

Sidoarjo

PT. KALIROTO PMDN Jl. Sidorame No.19, Surabaya 60152

PT. KASA HUSADA PMDN Jl. Kalmas Barat No.17-19, Surabaya

60163

PT. KEMBANG BULAN PMDN Jl. Demak No.275, Surabaya 60179

PT. KIMIA FARMA Plant

Watudakon

BUMN Jl. Watudakon Dusun Bulak, Desa

Jomblok Kec. Kesamben, Mojokerto

61301

PT. MEIJI INDONESIA PMA Jl. Mojoparon No.1 B, Bangil 67153

PT. NEON FARMA PMDN Jl. Raya Sengkaling No.281 RT 4/4

Mulyoagung Dau, Malang 65112

PT. NEW INTERBAT PMDN Jl. Raya Buduran Km 20, Sidoarjo

61252

PT. NOVAPHARIN

Pharmaceutical Industries

PMDN Jl. Raya Kepatihan No.112

Menganti, Gresik 61174

PT. OTSUKA INDONESIA PMA Jl. Sumber Waras No.25 Lawang,

Malang 65112

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

14

Universitas Indonesia

PT. PARI ANOM PMDN Jl. Gemblong Tebasan No.18,

Surabaya

PT. PIM Pharm. Indonesia PMDN Jl. Raya Candiwates, Kec. Prigen,

Pandaan, Pasuruan 67156

PT. PRESTO MEDICAL

HOUSE

PMDN Mojosari, Mojokerto

PT. RAMA EMERALD

MULTI SUKSES

PMDN Desa Tenaru, Driyorejo, Gresik

PT. RITA SINAR INDAH PMDN Jl. Rungkut Industri IV/24, Surabaya

PT. ROI SURYA PRIMA PMDN Jl. Tambak Adi 51, Surabaya

PT. SANDAI FARMA PMDN Jl. Kenjeran No.401B, Surabaya

60134

PT. SCHERING PLOUGH

INDONESIA

PMA Jl. Raya Km 48, Pandaan

PT. SEGER WARAS PMDN Jl. Raya No.151 Sruni Gedangan,

Sidoarjo

PT. SEJAHTERA LESTARI

FARMA

PMDN Dusun Talun, Desa Gunung Gangsir,

Kec. Beji, Pasuruan 67154

PT. SELPASINDO

PHARCO

PMDN Jl. Raya Bebek No.28 Waru, Sidoarjo

PT. SUMBER

KESEHATAN BARU

PMDN Jl. Welirang 14-16-18, Surabaya

PT. SURABAYA INDAH

PERMAI

PMDN Jl. Kali Bader Selatan 14 RT 16/03

Kalijaten Taman Sidoarjo 61257

PT. SURYA DERMATO

MEDICA LABORATORIES

PMDN Jl. Rungkut Industri III/31, Surabaya

60293

PT. USFI PMDN Jl. Kedungcowek No.345, Surabaya

60129

PT. WIDATRA BHAKTI PMDN Jl. Stadion 1, Pandaan

PT. WIRO SATIVA

FARMINDO

PMDN Jl. Raya Taman Km 20, Tanjungsari

Taman Sidoarjo

Provinsi Bali

Industri Farmasi Kepemilikan Alamat

PT. KRESNA KARYA PMDN Jl. Raya Gianyar No.100 Batubulan

Gianyar, Bali 80237 [Sumber: Kulkarni, 2009; Ikatan Apoteker Indonesia, 2010; Purwanto, 2011]

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

15

Universitas Indonesia

Gambar 2.1. Grafik jumlah industri farmasi di Indonesia berdasarkan provinsi

Gambar 2.2. Grafik jumlah industri farmasi di Indonesia berdasarkan

kepemilikan

2.2 Pangsa Pasar Farmasi Indonesia

Struktur pasar industri farmasi bersifat oligopoli. Dalam industri farmasi,

terdapat tiga industri terbesar yang menguasai 24% pangsa pasar. Secara

keseluruhan pada tahun 2010, Kalbe Group memiliki pangsa pasar farmasi

terbesar di Indonesia (14%), diikuti Sanbe (5%), Dexa Medica Group (5%), Soho

Group (4%), Tempo Group (4%), Pharos Group (4%), dan GlaxosmithKL Group

(3%). Apabila dilihat lebih detail berdasarkan jenis obatnya, pangsa pasar farmasi

di segmen obat resep adalah Kalbe Group (13%), Dexa Medica Group (7%),

0

10

20

30

40

50

60

70

80

12

2 1 3

23

53

79

7

31

47

1Ju

mla

h i

nd

ust

ri f

arm

asi

4 28

221

BUMN

PMA

PMDN

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

16

Universitas Indonesia

Sanbe (6%), Sanofi Aventis Group (4%), Pfizer Group (4%), Fahrenheit (4%),

dan Novartis Group (4%). Sedangkan, pangsa pasar farmasi di segmen obat bebas

adalah Kalbe Group (15%), Tempo Group (9%), Soho Group (7%), Pharos Group

(6%), Abbott Group (5%), Konimex (5%), dan GlaxosmithKL Group (3%). Untuk

pasar obat generik, produksi OGB dikuasai oleh BUMN farmasi, yaitu Indofarma

dan Kimia Farma (PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, 2011).

[Sumber: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, 2011]

Gambar 2.3. Pangsa pasar farmasi Indonesia tahun 2010

[Sumber: PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, 2011]

Gambar 2.4. Pangsa pasar farmasi di segmen obat resep tahun 2010

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

17

Universitas Indonesia

2.3 Industri Bahan Baku Obat di Indonesia

Sebanyak 90% kebutuhan obat nasional telah dipenuhi industri farmasi di

dalam negeri, namun 95% bahan baku obat yang digunakan masih diimpor.

Indonesia saat ini mengimpor bahan baku obat terbanyak dari China, India, dan

kawasan Eropa. China masih menjadi negara sumber pemasok terbesar kebutuhan

bahan baku obat Indonesia, yakni sekitar 6,84 triliun Rupiah (60%), India di

posisi kedua dengan nilai 3,42 triliun Rupiah (30%), dan Eropa dengan nilai 1,4

triliun Rupiah (10%) (Anna, 2012; PDPERSI, 2012).

Indonesia telah mampu membuat bahan baku obat dalam negeri, antara

lain parasetamol, antibiotik turunan beta laktam, produk eksipien, seperti amilum

manihot, sorbitol, dekstrosa, dan talkum. Selain itu, terdapat bahan baku obat

turunan kina, iodium, serta bahan baku obat herbal seperti, fraksi bioaktif

Cinnamomum burmanii (kayu manis) dan Lagerstromia speciosa (banaba), fraksi

bioaktif Phaleria macrocarpa (mahkota dewa), dan fraksi protein bioaktif

Lumbricus rubellus. Pada tahun 2012, merencanakan meningkatkan produksi

bahan baku obat lovastatin secara fermentasi, epigalokatekin galat, difruktosa

anhidrida III, dan turunan ibuprofen. Selain itu, penelitian produksi produk

eksipien juga dilakukan, yaitu garam pharmaceutical grade dan pati

terpregelatinasi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Bahan baku jamu dan obat tradisional sebesar 90% berasal dari tumbuhan

obat asli Indonesia. Hanya sekitar 10% bahan baku jamu dan obat tradisional yang

diimpor dari negara lain. Bahan baku impor tersebut bukan dalam bentuk

tumbuhan, namun telah dalam bentuk ekstraksi. Adapun bahan baku obat

tradisional yang sedang dikembangkan, antara lain ekstrak kering temulawak

terstandar, ekstrak kering temulawak terfraksinasi terstandar, ekstrak kering

sambiloto terstandar, ekstrak kering sambiloto terfraksinasi terstandar, ekstrak

kering pegagan terstandar; ekstrak kering terstandar herba meniran, ekstrak kering

terstandar rimpang kunyit, ekstrak kering terstandar herba binahong, ekstrak

kering terstandar herba kumis kucing, dan ekstrak kering terstandar daun salam

(Aulia, 2012; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Industri bahan baku obat di Indonesia, antara lain PT. Kimia Farma yang

memproduksi bahan baku kina dan turunannya, bahan baku ferro sulfat sebagai

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

18

Universitas Indonesia

bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat penambah darah serta kapsul lunak

(Kimia Farma, 2012). Kimia Farma pada tahun 2003 pernah mendirikan anak

perusahaan bernama PT. Riasima Abadi Farma. Perusahaan ini bergerak di bidang

pembuatan bahan baku obat, yakni parasetamol, namun pada tahun 2005,

perusahaan ini dijual (Sundari, 2012). PT. Meiji Indonesia memproduksi

antibiotik turunan beta laktam, yang berada di Desa Mojoparon, Kecamatan

Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Dinas Kominfo Kab. Pasuruan, 2011).

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

19 Universitas Indonesia

BAB 3

METODE PENGKAJIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Januari hingga 18 Januari 2013, yang

bertempat di Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat

Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

3.2 Metode Pengkajian

Metode yang digunakan dalam pengkajian ialah metode penelusuran

literatur.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

20 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Pasar farmasi nasional pada 2013 diperkirakan tumbuh 12% hingga 14%

menjadi 48 triliun Rupiah hingga 49 triliun Rupiah dibandingkan proyeksi tahun

2012 sebesar 43 triliun Rupiah. Proyeksi peningkatan pasar tersebut mendorong

ekspansi produsen farmasi sejak tahun 2012. Pertumbuhan pasar farmasi pada

tahun 2013 seiring kebutuhan obat-obatan dari masyarakat yang terus meningkat.

Populasi penduduk yang besar, semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

kesehatan, perekonomian masyarakat yang semakin baik, dan dukungan program

pemerintah di bidang kesehatan menjadi basis tumbuhnya industri farmasi tanah

air. Industri farmasi di Indonesia tersebar di 11 provinsi, yaitu di Provinsi

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta,

Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Provinsi yang

memiliki jumlah industri farmasi terbanyak ialah Jawa Barat, diikuti dengan DKI

Jakarta dan Jawa Timur. Wilayah Indonesia bagian barat memiliki jumlah industri

farmasi yang lebih besar dibandingkan wilayah Indonesia bagian timur. Wilayah

Indonesia bagian timur dapat dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan

industri farmasi di Indonesia. Pengembangan ini dapat mengurangi harga obat di

wilayah Indonesia bagian timur karena biaya distribusi berkurang.

Kimia Farma pada tahun 2003 pernah mendirikan anak perusahaan

bernama PT. Riasima Abadi Farma. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan

bahan baku obat, yakni parasetamol, namun pada tahun 2005, perusahaan ini

dijual. Perusahaan PT. Riasima Abadi Farma dijual karena terus merugi. Bisnis

Riasima yang memproduksi parasetamol ini juga sulit bersaing dengan perusahaan

di Asia lainnya karena bahan pokoknya tetap impor. Tingginya biaya produksi

dan infrastruktur rantai industri yang belum mendukung menyebabkan pabrik

bahan baku merugi. Biaya untuk memproduksi sendiri lebih mahal daripada

impor. Pabrik bahan baku farmasi membutuhkan dukungan pasokan bahan baku

dari industri petrokimia. Akan tetapi, sampai sekarang Indonesia belum

mempunyai pabrik petrokimia, sehingga untuk mendapat pasokan bahan pokok

untuk industri bahan baku farmasi harus impor dahulu.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

21

Universitas Indonesia

Sebanyak 90% kebutuhan obat nasional telah dipenuhi industri farmasi di

dalam negeri, namun 95% bahan baku obat yang digunakan masih diimpor. Impor

bahan baku obat rentan terhadap perubahan harga, kualitas, dan kesinambungan

pasokan, padahal obat merupakan komoditas berfungsi sosial dan menentukan

hidup orang banyak. Pemenuhan obat nasional sebanyak 90% merupakan yang

tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Sebenarnya, tidak ada negara

yang mampu memenuhi kebutuhan bahan baku obat secara mandiri. Nilai

ekonomis produksi untuk menekan harga jual masih menjadi pertimbangan utama.

Tahapan produksi bahan baku obat dimulai dengan industri kimia dasar, industri

kimia menengah, dan industri bahan baku obat. Sejumlah literatur menyarankan

sebaiknya 60% kebutuhan bahan baku obat diproduksi di dalam negeri. Industri

farmasi memilih mengimpor bahan baku obat karena harganya lebih murah.

Indonesia sebenarnya mampu secara teknis untuk membuat bahan baku obat.

Pemerintah mengupayakan insentif pengurangan pajak bagi industri bahan

baku obat Indonesia. Investor membutuhkan fasilitas insentif dan kemudahan

guna mendorong peluang membangun industri bahan baku obat. Tax holiday, tax

allowance, jaminan bea masuk, fasilitas kawasan ekonomi, hingga jaminan

investasi merupakan insentif-insentif yang menjadi perhatian calon investor.

Upaya dari pemerintah ini terkendala aturan yang menyebutkan pengurangan

pajak hanya diperbolehkan untuk obat HIV/AIDS dan vaksin. Akan tetapi,

pemberian insentif ini dianggap tidak memberikan dampak berkelanjutan bagi

industri bahan baku obat. Dalam persaingan global, efisiensi dan perluasan pasar

merupakan kunci keberhasilan industri bahan baku obat.

Pemerintah dan pelaku usaha merancang upaya menekan ketergantungan

impor bahan baku obat, mulai dari komponen bahan baku hingga teknologi yang

digunakan. Pemerintah bertekad dapat memangkas hingga 20% dari total

ketergantungan dengan mendorong produksi bahan baku obat substitusi di dalam

negeri. Upaya membangun industri bahan baku obat di Indonesia membutuhkan

kerja keras. Beberapa industri bahan baku obat setengah jadi di Indonesia masih

mengandalkan bahan dasar impor. Hal ini terjadi karena pengoperasian industri

bahan baku obat di Indonesia kurang mempunyai daya saing karena

membutuhkan biaya tinggi. Oleh karena itu, pengembangan industri farmasi harus

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

22

Universitas Indonesia

dimulai dari industri kimia dasar agar kuat. Selain itu, pembangunan pabrik bahan

baku obat di Indonesia juga harus memperhitungkan pasokan ke pasar ekspor,

karena pasar farmasi nasional saat ini masih relatif kecil atau hanya sekitar 0,3

hingga 0,4% dari total pasar farmasi dunia.

Untuk memenuhi bahan baku obat dalam negeri, pemerintah menyusun

roadmap pengembangan bahan baku. Dengan adanya roadmap ini, diharapkan

terjalin kerjasama antara instansi atau lembaga terkait dengan industri farmasi.

Dalam roadmap tersebut telah ditetapkan strategi, yaitu mengembangkan

kebijakan yang berpihak pada pengembangan bahan baku obat, meningkatkan

sinergitas Academic Business Goverment (ABG), menguatkan riset di bidang

bahan baku obat yang berorientasi pada kebutuhan, meningkatkan kemampuan

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan produksi bahan kimia

sederhana, pemanfaatan sumber daya alam, dan bioteknologi.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

23 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Jumlah industri farmasi di wilayah Indonesia bagian timur lebih kecil

daripada jumlah industri farmasi di wilayah Indonesia bagian barat dan

bagian tengah, sehingga wilayah Indonesia bagian timur dapat dijadikan

tempat untuk mengembangkan industri farmasi di Indonesia dengan tujuan

dapat mengurangi harga obat. BUMN Farmasi di Indonesia hanya ada 4,

sedangkan PMA Farmasi berjumlah 28, dan PMDN Farmasi berjumlah

221.

2. Tiga industri farmasi terbesar di Indonesia menguasai 24% pangsa pasar

pada tahun 2010, yaitu Kalbe Group yang memiliki pangsa pasar farmasi

terbesar (14%), diikuti Sanbe (5%), dan Dexa Medica Group (5%).

3. Industri bahan baku di Indonesia masih sangat minim. Pendirian industri

bahan baku di Indonesia harus memperhitungkan industri kimia dasar,

pasar, teknologi yang diaplikasikan, pengembangan riset dengan cara

bekerja sama dengan universitas dan harus didukung pemerintah. Apabila

Indonesia bisa memproduksi bahan baku obat, maka harga obat bisa lebih

murah dan lebih terakses oleh masyarakat.

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

24 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Anna, Lusia Kus. (2012, Maret 10). 95 Persen Bahan Baku Obat Diimpor.

Kompas. Januari 12, 2013.

http://health.kompas.com/read/2012/03/10/07462576/95.Persen.Bahan.Ba

ku.Obat.Diimpor

Aulia, Rafika. (2012, November 22). Bahan Baku Jamu 90 Persen dari Dalam

Negeri. Tempo. Januari 12, 2013.

http://www.tempo.co/read/news/2012/11/22/090443510/Bahan-Baku-

Jamu-90-Persen-dari-Dalam-Negeri

Candra, Asep. (2012, Mei 11). Antibiotik Terbanyak. Kompas. Januari 12, 2013.

http://health.kompas.com/read/2012/05/11/0743031/Antibiotik.Terbanyak

Dinas Kominfo Kab. Pasuruan. (2011, Oktober 28). Perluasan Fasilitas Produk

Bahan Aktif Obat dan Produksi Obat Beta Laktam 2 dan 3 Bentuk

Komitmen PT. Meiji Bangil Pasuruan. Dinas Kominfo Kab. Pasuruan.

Januari 22, 2013. http://www.pasuruankab.go.id/berita-647-perluasan-

fasilitas-produk-bahan-aktif-obat-dan-produksi-obat-beta-lactam-2-dan-3-

bentuk-komitmen-ptmeiji-bangil-pasuruan.html

Ikatan Apoteker Indonesia. (2010, Mei 14). Daftar Nama Pabrik Farmasi di

Indonesia. Ikatan Apoteker Indonesia. Januari 12, 2013.

http://www.ikatanapotekerindonesia.net/articles/pharma-update/national-

pharmacy/17-national-pharmacy/national-health-infrastructure/12-daftar-

nama-pabrik-farmasi-di-indonesia.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012, Maret 9). Ketersediaan Bahan

Baku Obat. Mei 25, 2013. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-

release/1860-ketersediaan-bahan-baku-obat.html

Kementerian Perindustrian. (n.d.). Impor Bahan Obat Tembus Rp 11 T.

Kementerian Perindustrian. Januari 13, 2013.

http://www.kemenperin.go.id/artikel/2808/Impor-Bahan-Obat-Tembus-

Rp-11-T

Kimia Farma. (2013). Pabrik Kimia Farma. Kimia Farma. Januari 13, 2013.

http://www.kimiafarma.co.id/?page=general&id=2_0_0

Kulkarni, Narayan. (2009, Februari 1). Indonesia insists on local pharma

production. BioSpectrum. Januari 14, 2013.

http://archive.biospectrumasia.com/content/280109IDN8410.asp

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

25

Universitas Indonesia

PDPERSI. (2012, Maret 12). RI Rancang Upaya Memangkas Ketergantungan

Bahan Baku Obat. PDPERSI. Januari 12, 2013.

http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&nid=728&catid=23

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Industry Update. Vol. 4, Februari 2011.

PT. Central Data Mediatama Indonesia. (2012). Kinerja Group Farmasi di

Indonesia, 2012 beserta Laporan Keuangannya dan Indonesian

Pharmaceutical & Directory, 2012. Jakarta: PT. Central Data Mediatama

Indonesia.

Purwanto, Didik. (2011, Februari 22). Laba BUMN Farmasi Rp 1,5 Triliun di

2015. Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Januari 12, 2013.

http://www.bumn.go.id/39380/publikasi/berita/laba-bumn-farmasi-rp-15-

triliun-di-2015/

Saksono, Hadi. (2012, Oktober 16). Pasar Farmasi Nasional Diproyeksikan

Tumbuh 14% pada 2013. Indonesia Finance Today. Januari 18, 2013.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/35095/Pasar-Farmasi-

Nasional-Diproyeksikan-Tumbuh-14-pada-2013

Sundari. (2012, Juni 21). Pengusaha Enggan Dirikan Pabrik Bahan Baku Farmasi.

Tempo. Januari 13, 2013.

http://www.tempo.co/read/news/2012/06/21/090412081/Pengusaha-

Enggan-Dirikan-Pabrik-Bahan-Baku-Farma

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351238-PR-Evennia-Laporan praktek.pdf · universitas indonesia . laporan praktek kerja profesi apoteker

Laporan praktek…., Evennia, FF, 2013