UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky...

105
UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN KEKUATAN OTOT TERHADAP KEMAMPUAN MOBILISASI KLIEN DENGAN FRAKTUR DI RUANG RAWAT ANGGREK TENGAH KANAN RSUP PERSAHABATAN KARYA ILMIAH AKHIR NERS (KIA-N) NICKY ANELIA, S.Kep 0806334161 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN DEPOK JULI 2013 Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

UNIVERSITAS INDONESIA

EFEKTIFITAS LATIHAN KEKUATAN OTOT TERHADAP

KEMAMPUAN MOBILISASI KLIEN DENGAN FRAKTUR

DI RUANG RAWAT ANGGREK TENGAH KANAN

RSUP PERSAHABATAN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

(KIA-N)

NICKY ANELIA, S.Kep

0806334161

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN

DEPOK

JULI 2013

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

UNIVERSITAS INDONESIA

EFEKTIFITAS LATIHAN KEKUATAN OTOT TERHADAP

KEMAMPUAN MOBILISASI KLIEN DENGAN FRAKTUR

DI RUANG RAWAT ANGGREK TENGAH KANAN

RSUP PERSAHABATAN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

(KIA-N) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ners pada

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

NICKY ANELIA, S.Kep

0806334161

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN

DEPOK

JULI 2013

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT.

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan Judul “Efektifitas

Latihan Kekuatan Otot terhadap Kemampuan Mobilisasi Klien dengan Fraktur di

Ruang Anggrek Tengah Kanan RSUP Persahabatan” ini tepat pada waktunya.

Penyelesaian dan penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Atas bantuan, dorongan dan

bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapakan terima kasih dan

penghormatan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Dewi Irawaty, MA., Ph.D, selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Indonesia.

2. Ibu Kuntarti, S.Kp., M.Biomed, selaku Ketua program studi S1 dan

profesi Keperawatan.

3. Ibu Riri Maria, S.Kp., MN, selaku koordinator Karya Ilmiah Akhir Ners

ini.

4. Ibu Tuti Herawati, S.Kp., MN selaku pembimbing dalam pembuatan

Karya Ilmiah Akhir Ners ini dan juga selaku pembimbing KKMP di

Ruang Anggrek Tengah Kanan RSUP Persahabatan.

5. Ibu Ns. Nuraini, S.Kep, selaku penguji dalam sidang Karya Ilmiah Akhir

Ners dan pembimbing ruangan mata kuliah KKMP di Ruang Anggrek

Tengah Kanan RSUP Persahabatan yang telah memberikan masukan

untuk pembuatan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.

6. Ibu Hening Pujasari S.Kp., M.Biomed., MANP selaku pembimbing

akademis penulis.

7. Bapak/Ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Keperawatan yang telah

banyak membantu penulis selama waktu perkuliahan.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

v

8. Teristimewa kepada mama Desmeri dan papa Munawar yang tak pernah

lelah mendoakan dan memberikan dorongan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.

9. Kakak Silvi dan adik Ivan tercinta yang telah memberikan dorongan

semangat, pengertian, dan doanya untuk penulis.

10. Rekan-rekan satu kelompok KKMP yang OMOESTA Herlia Yuliantini,

Esti Giatrininggar, Fitri Mulyana, Mujiati Alifah, Puspa Utami dan Kak

Monika Rini yang selalu saling menyemangati dan memberikan masukan

selama proses KKMP dan dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.

11. Kakak-kakak perawat dan pegawai di Ruang Anggrek Tengah Kanan

RSUP Persahabatan yang telah membantu dan memberikan semangat

kepada penulis selama menjalankan praktik KKMP.

12. Teman-teman profesi (angkatan 2008) yang seperjuangan yang selalu

saling menyemangati dalam selama menjalani praktik profesi dan

penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.

13. Sahabat-sahabat Hesperos Carney (Karin, Vina, Muthma, Randy, Iqbal,

Irsyad, dan Edo) yang memberikan semangat dan nasehat kepada penulis

dalam menjalani praktik profesi.

14. Keluarga Griya Aisha (Sonya, Ni Ofi, Kiki, Yesa, Ipi, Dina, Tia, Mega,

dan teman-teman kosan lainnya) yang selalu memberikan semangat dalam

menjalani masa-masa profesi dan penulisan Karya Ilmiah ini.

15. Junior di Fakultas Ilmu Keperawatan serta semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini,

semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

vi

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan Karya

Ilmiah Akhir Ners ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis

mengharapkan beberapa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini kedepannya.

Depok, Juli 2013

Penulis

NICKY ANELIA, S.Kep

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

viii Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Nicky Anelia, S.Kep

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul : Efektifitas Latihan Kekuatan Otot terhadap Kemampuan

Mobilisasi Klien dengan Fraktur di Ruang Rawat Anggrek Tengah

Kanan RSUP Persahabatan

Fraktur merupakan salah satu kejadian cedera yang paling sering terjadi pada

masyarakat perkotaan. Salah satu bentuk intervensi yang dapat diberikan untuk

mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik pada klien dengan fraktur adalah

latihan kekuatan otot. Latihan kekuatan otot bertujuan untuk mencegah atropi

otot, memelihara kekuatan otot sebelum operasi dan mempersiapkan ambulasi

dini pasca operasi. Pada kasus fraktur di ruangan Anggrek Tenggah Kanan RSUP

Persahabatan telah diterapkan penggunaaan latihan kekuatan otot dan dapat dilihat

adanya perkembangan kemampuan mobilisasi klien. Rekomendasi dari tulisan ini

adalah penggunaan latihan kekuatan otot dapat dijadikan sebagai latihan wajib

yang diterapkan di rumah sakit untuk klien dengan masalah fraktur agar dapat

meningkatkan kemampuan mobilisasi klien.

Kata kunci : asuhan keperawatan, fraktur, latihan kekuatan otot,

mobilisasi, masyarakat perkotaan

60 + xiv halaman : 2 gambar ; 2 tabel

Daftar Pustaka : 29 (2002-2012)

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

ix Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Nicky Anelia, S.Kep

Study Program: Nursing Science

Title : Effectiveness muscle strength exercise for mobilization abilities

client with fracture at Anggrek Tengah Kanan RSUP Persahabatan

Fracture is one of the most common injury events occurred in urban communities.

One form of intervention that can be provided to overcome barriers to physical

mobility problems in clients with fracture is muscle strength exercise. Muscle

strength exercise have function to prevent muscle atrophy, maintain muscle

strength before surgery and preparing for early ambulation postoperative. From

the case of fracture in the room Anggrek Tengah Kanan RSUP Persahabatan has

implemented the use of muscle strength exercise and can be seen the development

of the ability to mobilize the client. Recommendation of this paper is the use of

muscle strength exercise can be applied as a mandatory practice in the hospital for

a client with a fracture problems in order to improve the client's ability to

mobilize.

Key word : nursing care, fracture, muscle strength exercise, mobilitation,

urban community

xiv + 60 pages : 2 pictures + 2 tables

Bibliography : 29 (2002-2012)

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

x Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 6

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................ 6

1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan ................................ 6

1.4.2.2 Bagi Pelayanan Keperawatan .......................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan ............ 8

2.2 Konsep Fraktur Humerus ........................................................... 10

2.2.1 Definisi ............................................................................ 10

2.2.2 Etiologi ............................................................................ 10

2.2.3 Manifestasi Klinik .......................................................... 11

2.2.4 Jenis Fraktur .................................................................... 12

2.2.5 Tahap Penyembuhan Fraktur ......................................... 14

2.2.6 Komplikasi ...................................................................... 15

2.2.7 Prinsip Penatalaksanaan Fraktur ..................................... 17

2.3 Konsep Keperawatan Perioperatif & ORIF ................................ 17

2.3.1 Konsep Keperawatan Perioperatif .................................. 17

2.3.2 Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)............... 19

2.4 Latihan Kekuatan Otot ................................................................ 20

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

xi Universitas Indonesia

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN CLOSED

FRAKTUR HUMERUS DEXTRA DI RUANG RAWAT ANGGREK

TENGAH KANAN RSUP PERSAHABATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Pre operatif............................................... 24

3.1.1 Pengkajian ....................................................................... 24

3.1.2 Analisa Data .................................................................... 34

3.1.3 Rencana Asuhan Keperawatan ....................................... 36

3.1.4 Catatan Perkembangan Keperawatan.............................. 37

3.2 Asuhan Keperawatan Inta operatif .............................................. 41

3.2.1 Pengkajian ....................................................................... 41

3.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................... 42

3.2.3 Tindakan yang Dilakukan ............................................... 42

3.3 Asuhan Keperawatan Pasca operatif .......................................... 43

3.3.1 Catatan Perkembangan Keperawatan Pasca operatif ...... 43

3.3.2 Pertimbangan Rencana Pulang (Discharge Planning).... 45

BAB 4 ANALISIS SITUASI

4.1 Profil RSUP Persahabatan Jakarta ............................................. 47

4.2 Analisis Kasus dengan Konsep Keperawatan ............................ 48

4.3 Efektifitas Latihan Kekuatan Otot terhadap Kemampuan

Mobilisasi .................................................................................... 53

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 56

5.2 Saran ........................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

xii Universitas indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Obat .................................................................................... 32

Tabel 3.2 Analisis Data ................................................................................. 34

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis Fraktur Berdasarkan bentuk Patahan ................................. 14

Gambar 2.2 Isotonik Exercise (Aktif ROM) .................................................... 23

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

xiv Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Asuhan Keperawatan Ny. S

Lampiran 2 Catatan Perkembangan Keperawatan Ny. S

Lampiran 3 Discharge Planning

Lampiran 4 Latihan Kekuatan Otot Pre Operasi

Lampiran 5 Latihan Tangan Post ORIF

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendahuluan diperlukan untuk memberikan gambaran awal mengenai penulisan

yang dilakukan. Adapun komponen yang akan diuraikan dalam bab ini meliputi

latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan. Bab

ini akan mempermudah penulis dalam melakukan penulisan secara sistematis.

1.1 Latar Belakang

Kesehatan perkotaan merupakan masalah yang sangat penting, karena tingkat

perkembangan penduduk kota di Indonesia sangat pesat. Munculnya masalah

kesehatan di perkotaan merupakan resultan dari berbagai faktor, antara lain

tingginya jumlah penduduk yang kurang memiliki akses kesehatan karena

kemisikinan, pengangguran yang dapat menimbulkan masalah ekonomi dan

sosial, serta perubahan lingkungan akibat dari adanya arus urbanisasi. Kehidupan

masyarakat yang semakin modern ini ditandai dengan adanya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju

terutama di daerah perkotaan. Tingkat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi di daerah perkotaan akan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah

pedesaan. Hal ini menyebabkan terjadinya arus urbanisasi dari desa ke kota

sehingga meningkatkan jumlah penduduk di daerah perkotaan dan hal ini memicu

semakin padatnya jumlah penduduk di wilayah perkotaan.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di wilayah perkotaan

dapat dilihat dengan adanya industri-industri baru yang didukung dengan

teknologi yang serba canggih. Hasil dari adanya perkembangan dan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi ini adalah terjadinya peningkatan jumlah alat

transportasi. Dengan adanya peningkatan jumlah alat transportasi menyebabkan

terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Selain peningkatan junlah alat

transportasi, pertumbuhan penduduk yang cukup padat mengakibatkan timbulnya

permasalahan lingkungan dan kesehatan. Meningkatnya jumlah penduduk

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

2

Universitas Indonesia

membuat terjadinya peningkatan pembangunan rumah tinggal yang

mengakibatkan lahan di wilayah perkotaan menjadi semakin sempit

(www.thejakartapost.com, 2010).

Semakin sempitnya lahan yang dapat dijadikan pemukiman penduduk di wilayah

perkotaan membuat masyarakat cenderung untuk membuat rumah tinggal terdiri

dari beberapa lantai (www.thejakartapost.com, 2010). Hal ini juga dapat menjadi

salah satu pemicu terjadi kecelakaan di dalam rumah tangga, dimana masyarakat

harus melakukan mobilisasi naik turun tangga untuk melakukan aktivitas dan

mengakibatkan kejadian jatuh. Selain itu juga pembangunan gedung-gedung

bertingkat menjadi semakin banyak dan hal ini dapat berdampak munculnya

kecelakaan kerja. Kejadian kecelakaan biasanya akan mengakibatkan berbagai

macam cedera, mulai dari cedera yang sifatnya ringan sampai dengan berat

bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang.

Berdasarkan pada laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Depkes RI tahun

2007 diketahui bahwa urutan penyebab cedera terbanyak adalah jatuh, kecelakaan

transportasi darat dan terluka benda tajam/tumpul. Sedangkan untuk penyebab

cedera yang lain bervariasi tetapi prevalensinya rata-rata kecil atau sedikit.

Prevalensi kejadian cedera karena jatuh terjadi sekitar 58.0% dimana paling besar

terdapat di Provinsi DKI Jakarta yang merupakan wilayah perkotaan (Riskesdas

Depkes RI, 2007). Trauma yang terjadi pada kecelakaan memiliki banyak bentuk,

tergantung dari organ apa yang dikenai. Fraktur (patah tulang) merupakan salah

satu bentuk trauma yang paling sering terjadi akibat adanya kecelakaan lalu lintas,

kecelakaan kerja maupun kecelakaan dalam rumah tangga (Amrizal, 2007).

Fraktur adalah terputusnya jaringan tulang karena stres akibat tahanan yang

datang lebih besar dari daya tahan yang dimiliki oleh tulang (Black & Hawks,

2009).

Menurut World Health Organization (WHO), kasus fraktur terjadi di dunia

kurang lebih 13 juta orang pada tahun 2008 dengan angka prevalensi sebesar

2,7%. Sementara pada tahun 2009 terdapat kurang lebih 18 juta orang mengalami

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

3

Universitas Indonesia

fraktur dengan angka prevalensi 4,2%. Tahun 2010 meningkat menjadi 21 juta

orang dengan angka prevalensi 3,5%. Terjadinya fraktur tersebut termasuk

didalamnya insiden kecelakaan, cedera olahraga, bencana kebakaran, bencana

alam dan lain sebagainya (Mardiono, 2010 dalam Novita, 2012).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian

dan Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang

disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma

benda tajam/tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh mengalami fraktur sebanyak

1,775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, yang mengalami

fraktur adalah sebanyak 1.770 orang (8,5%), da dari 14.127 trauma benda

tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7%) (Riskesdas

Depkes RI, 2007). Survey Kesehatan Nasional mencatat bahwa kasus fraktur pada

tahun 2008 menunjukkan prevalensi fraktur secara nasional sekitar 27,7%

(Depkes, 2010).

Dari semua jenis fraktur, fraktur ekstrimitas memiliki insiden yang cukup tinggi

(Amrizal,2007). Dengan banyaknya kasus fraktur, peran Rumah Sakit juga sangat

diperlukan untuk menangani kasus tersebut. Pasien dengan fraktur perlu

mendapatkan pertolongan dan pelayanan kesehatan untuk meminimalkan resiko

ataupun komplikasi lanjut dari fraktur. Menurut Handayani (1998 dalam Hariana,

2007) fraktur memerlukan pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif.

Asuhan terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar klien yang

terganggu dan mencegah/mengurangi komplikasi terutama immobilisasi.

Pendidikan kesehatan juga dapat diberikan untuk mencegah cedera lebih lanjut

sehingga klien secara bertahap dapat mengoptimalkan fungsi bio-psikososio-

spiritualnya.

Dalam tatanan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit ada dua cara penanganan

fraktur, yaitu dengan pembedahan (operatif) atau tanpa pembedahan yang

meliputi imobilisasi, reduksi dan rehabilitasi. Metode operatif dilakukan dengan

reduksi terbuka. Reduksi merupakan prosedur yang sering dilakukan untuk

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

4

Universitas Indonesia

mengoreksi fraktur, salah satunya adalah dengan pemasangan fiksasi internal dan

fiksasi eksternal melalui proses operasi (Smeltzer & Bare, 2009). Open reduction

and internal fixation (ORIF) merupakan salah satu jenis pembedahan yang

biasanya dilakukan untuk kondisi fraktur yang tidak stabil dengan melakukan

pemasangan plate, skrup ataupun kombinasi keduanya.

Sebelum dilakukan operasi atau pembedahan perlu dilakukan latihan sebelum

operasi. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan pasien melakukan

ambulasi dini pasca operasi (Smeltzer & Bare, 2009). Disamping itu latihan

sebelum operasi juga untuk meningkatkan atau menentukan hasil pasca operasi

yang lebih baik, meminimalkan komplikasi, bahkan hari rawat menjadi lebih

singkat, maka fungsi fisik sebelum operasi harus dioptimalkan (Valkenet, et al,

2010 dalam Eldawati, 2011). Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai

fungsi fisik yang optimal sebelum operasi, adalah dengan memberikan intervensi

berupa latihan pergerakan sendi (range of motion/ROM) sebelum operasi pada

ekstremitas. Manfaat dari latihan ROM sebelum operasi adalah agar kekuatan otot

tetap terjaga, sehingga atropi otot dapat dihindari, dan pasien akan lebih siap

untuk melakukan ambulasi dini pasca operasi (Smeltzer & Bare, 2009). Selain itu,

latihan pre operasi dapat menurunkan stres serta dapat meningkatkan motivasi dan

gambaran diri, bahkan dapat memberikan keuntungan pada kesehatan fisik dan

mental.

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa latihan kekuatan

otot sebelum operasi memberikan manfaat pasca operasi. Penelitian yang

dilakukan oleh Wang (2002) tentang latihan/rehabilitasi preoperasi dan berlanjut

hingga terapi fisik pada pasien Total Hip Arthoplasty (THA) menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan fungsi mobilitas pada kelompok yang diberikan latihan

kekuatan otot. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Gilbey et al (2003) juga

mendapatkan hasil yang signifikan yaitu peningkatan kekuatan otot dan rentang

gerak sendi pasca operasi pada klien yang diberikan latihan kekuatan otot

(Eldawati, 2011).

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

5

Universitas Indonesia

Latihan pre operasi ini perlu dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan di

rumah sakit. Rumah Sakit Persahabatan sebagai salah satu rumah sakit umum

pusat pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang maksimal kepada klien. Selain itu, Rumah Sakit Persahabatan

juga merupakan rumah sakit rujukan nasional yang memiliki jumlah pasien

melebihi rumah sakit lainnya. Data rumah sakit terutama ruang Bedah Kelas

Anggrek Tengah Kanan menunjukkan bahwa kasus fraktur merupakan kasus

dengan presentase terbanyak kedua yang ditangani di ruangan Bedah Kelas

setelah kasus kanker setiap bulannya. Berdasarkan permasalahan diatas, maka

penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah mengenai penerapan latihan

kekuatan otot pada Ny. S dengan closed fraktur humerus dextra di RSUP

Persahabatan. Hal ini didasarkan pada fakta, bahwa masih tingginya tingkat

ketergantungan pasien dengan fraktur, ketidaksiapan pasien untuk segera

melakukan ambulasi dini, karena kelemahan pada otot akibat immobilisasi yang

lama, atau ketakutan pasien untuk melakukan pergerakkan setelah operasi, karena

kurang pengetahuan tentang cara melakukan latihan sebelum operasi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil observasi penulis saat praktik dan juga diskusi dengan perawat

ruanngan didapatkan data bahwa latihan kekuatan otot jarang dilakukan oleh

perawat dan belum menjadi prioritas karena perawat masih berfokus pada

persiapan pengosongan saluran pencernaan dan juga kelengkapan administrasi

pasien sebelum operasi. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk mempelajari

mengenai penerapan latihan kekuatan otot terhadap kemampuan mobilisasi

sebagai bentuk asuhan keperawatan pada Ny. S yang mengalami closed fraktur

humerus dextra di ruangan Anggrek Tengah Kanan RSUP Persahabatan.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

6

Universitas Indonesia

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui asuhan keperawatan yang pada Ny. S dengan closed fraktur humerus

proximal dextra di ruang rawat Anggrek Tengah Kanan RSUP Persahabatan.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Menjelaskan hubungan konsep keperawatan kesehatan masyarakat

perkotaan dengan kejadian fraktur di wilayah perkotaan.

1.3.2.2 Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberika kepada klien dengan

masalah fraktur, terutama asuhan keperawatan pada Ny. S dengan closed

fraktur humerus proximal dextra di ruang rawat Anggrek Tengah Kanan

RSUP Persahabatan.

1.3.2.3 Menganalisis tentang penerapan latihan kekuatan otot terhadap

kemampuan mobilisasi pada klien dengan fraktur humerus dextra.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan para

pembaca terutama mengenai penerapan latihan kekuatan otot sebagai salah satu

asuhan keperawatan preoperasi yang dapat diterapkan pada klien fraktur.

1.4.1 Manfaat Praktis

1.4.1.1 Institusi pendidikan

Karya ilmiah ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi institusi pendidikan

dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan, khususnya keperawatan

medikal bedah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

7

Universitas Indonesia

1.4.1.2 Pelayanan keperawatan

Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar bagi pelayanan

keperawatan dalam memberikan intervensi latihan kekuatan otot pada klien

fraktur yang akan menjalani pembedahan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

atau mencegah komplikasi fraktur dan menghasilkan peningkatan pemulihan

pasien sehingga meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

8 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan kajian kepustakaan yang melandasi penulisan karya

ilmiah ini, sebagai bahan rujukan dalam melakukan bahasan meliputi konsep

keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan, konsep fraktur, keperawatan

perioperatif dan Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) dan latihan

kekuatan otot.

2.1 Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan

Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang

bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –

tingginya. Keperawatan kesehatan masyarakat merupakan proses keperawatan

yang digunakan untuk dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal yang

meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan rososialitatif.

Perawatan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal

agar dapat menjalankan fungsi-fungsi kehidupan yang sesuai dengan kapasitas

yang mereka miliki (Depkes, 1996).

Pada tahun 2004, American Nurses Association (ANA) mendefinisikan

keperawatan kesehatan masyarakat sebagai tindakan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan pengetahuan

dan keterampilan yang sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat

(Makhfudli & Efendi, 2009). Keperawatan kesehatan masyarakat juga mencakup

masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan merupakan komunitas yang tinggal

di daerah perkotaan dengan semua keadaan dan kondisi yang ada di lingkungan

kota. Jumlah masyarakat perkotaan bertambah setiap tahunnya dipengaruhi oleh

jalur urbanisasi.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

9

Universitas Indonesia

Urban community sering disebut sebagai istilah di masyarakat perkotaan.

Masyarakat perkotaan tentunya memiliki perbedaan dengan masyarakat yang lain.

Mereka memiliki ciri dan karakter tersendiri yang membuat mereka memerlukan

ruang lingkup area tersendiri dalam bidang keperawatan. Menurut Prof. Bintarto

pengertian kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai

dengan adanya kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial dan ekonomi yang

heterogen, dan materialistis (Depkes, 1996).

Masyarakat urban adalah massa yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik. Perawatan kesehatan masyarakat

ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang

mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan,

pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan

keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh

terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat. Keperawatan masyarakat perkotaan

memiliki 8 karakteristik dan merupakan hal yang penting dalam melakukan

praktik (Allender, 2001) yaitu:

a. Merupakan lahan keperawatan

b. Merupakan kombinasi antara keperawatan publik dan keperawatan klinik

c. Berfokus pada populasi

d. Menekankan terhadap pencegahan akan penyakit serta adanya promosi

kesehatan dan kesejahteraan diri

e. Mempromosikan tanggung jawab klien dan self care

f. Menggunakan pengesahan/pengukuran dan analisa

g. Menggunakan prinsip teori organisasi

h. Melibatkan kolaborasi interprofesional

Menurut Depkes RI (2006), pelayanan keperawatan masyarakat perkotaan dapat

diberikan langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan, yang terdiri dari:

a. Unit pelayanan kesehatan yang mempunyai layanan rawat jalan dan rawat

inap ( Rumah sakit, Puskesmas)

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

10

Universitas Indonesia

b. Rumah (Homecare), dalam hal ini perawat mempunyai tugas untuk

meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit

ataupun berisiko.

c. Sekolah

d. Unit kerja atau industri

e. Puskesmas keliling

f. Panti

g. Pelayanan pada kelompok/komunitas.

2.2 Konsep Fraktur Humerus

2.2.1 Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan jaringan lunak disekitarnya

(Brunner & Suddarth, 2009), sedangkan menurut Black & Hawks (2009) fraktur

adalah terputusnya jaringan tulang karena stress akibat tahanan yang datang lebih

besar dari daya tahan yang dimiliki oleh tulang. Fraktur adalah patah tulang, yang

biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price & Wilson, 2006).

Berdasarkan ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa fraktur humerus

adalah terputusnya kontinuitas tulang dan jaringan disekitar humerus, karena stres

atau tahanan yang berlebihan pada tulang, yang mengakibatkan dislokasi sendi,

kerusakan jaringan lunak, saraf dan pembuluh darah.

2.2.2 Etiologi

Fraktur merupakan hasil dari terjadinya gerakan mekanis yang keras pada tulang.

Kekuatan yang terjadi menyebabkan fraktur yang besarnya bervariasi tergantung

pada bagian dan karakteristik tulang. Fraktur dapat disebabkan oleh kekuatan

langsung atau tidak langsung. Kekuatan langsung (direct force), diantaranya

disebabkan oleh trauma baik kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari tempat

ketinggian, serta kekuatan tidak langsung (indirect force) contohnya adalah

penyakit metabolik seperti osteoporosis yang dapat menyebabkan fraktur

patologis dan adanya keletihan (fatique) pada tulang akibat aktivitas yang

berlebihan (Waher, Salmond & Pellino, 2002).

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

11

Universitas Indonesia

Menurut Rasjad (2007), etiologi dari fraktur adalah sebagai berikut:

a. Fraktur traumatik, terjadi karena tiba-tiba. Trauma dapat bersifat langsung

atau tidak langsung. Trauma langsung merupakan trauma yang dapat

menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah

yang tertekan. Sedangkan trauma tidak langsung merupakan trauma yang

dihantarkan ke tempat yang lebih jauh dari daerah yang tertekan.

b. Fraktur patologis, terjadi karena adanya kelemahan tulang akibat kelainan

patologis didalam tulang seperti kista tulang, metastasis tulang dan tumor.

2.2.3 Manifestasi klinik

Menurut Smeltzer & Bare (2002), manifestasi klinis fraktur adalah nyeri,

hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan

lokal, dan perubahan warna. Nyeri biasanya akan terjadi terus menerus dan

bertambah berat sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang

menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk

meminimalkan gerakan antar fragmen tulang. Setelah kejadian fraktur, bagian-

bagian ekstrimitas yang terkena tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak

secara alamiah (gerakan luar biasa). Pergeseran fragmen pada fraktur ini terutama

pada lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba)

ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas

normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot

tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot. Saat ekstremitas

diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang

teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Uji krepitus dapat

mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat (Rasjad, 2007).

Eldawati (2011) menjelaskan bahwa manifestasi klinik ini dapat dikaji dengan

penggunakan metode look, feel dan move:

a. Look, melihat adanya deformitas berupa penonjolan yang abnormal, bengkak,

warna kulit merah, adanya ekimosis, angulasi,rotasi, dan pemendekan dengan

membandingkan ukuran ekstremitas dengan yang sehat dan adanya perubahan

warna pada ekstremitas seperti pucat atau sianosis. Perubahan warna ini,

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

12

Universitas Indonesia

kemungkinan bisa disebabkan oleh aliran darah ke bagian distal yang tidak

lancar, karena adanya pembengkakan.

b. Feel, adanya nyeri yang dirasakan oleh pasien atau spasme/ketegangan otot

dan temperatur bagian sekitar yang terkena fraktur.

c. Move, saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang

yang dinamakan krepitus dan terasa nyeri bila fraktur digerakkan, gangguan

fungsi pergerakan, range of motion (ROM) terbatas, dan kekuatan otot

berkurang.

2.2.4 Jenis Fraktur

The Orthopedic Trauma Association (OTA), secara umum fraktur diklasifikasi

berdasarkan lima hal, yaitu berdasarkan nama tulang yang terkena, lokasi fraktur,

tipe fraktur dan hubungan dengan dunia luar, bentuk atau pola patahan, dan juga

kerusakan lainnya seperti stabilitas (OTA, 2010). Adapun klasifikasi fraktur

berdasarkan dengan nama tulang yang terkena contohnya adalah fraktur humerus,

fraktur femur, fraktur radius/ulnaris dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan

hubungan dengan dunia luar, fraktur dapat dibagi atas fraktur tertutup dan fraktur

terbuka.

a. Fraktur Tertutup (simple/close fracture)

Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, tetapi

terjadi pergeseran tulang didalamnya. Pasien dengan fraktur tertutup harus

diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin. Pasien

diajarkan bagaimana cara mengontrol pembengkakan dan nyeri yaitu dengan

meninggikan ekstremitas yang cedera, dan mulai melakukan latihan kekuatan

otot yang dibutuhkan untuk pemindahan atau menggunakan alat bantu jalan

(Smeltzer & Bare, 2009)

b. Fraktur Terbuka (complicated/open fracture)

Fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membran

mukosa sampai ke patahan tulang. Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustilo

– Anderson (Smeltzer & Bare, 2009) adalah:

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

13

Universitas Indonesia

1) Grade I : dengan luka bersih kurang dari 1 cm panjangnya, kerusakan

jaringan lunak minimal, biasanya tipe fraktur simple transverse dan fraktur

obliq pendek.

2) Grade II : luka lebih dari 1 cm panjangnya, tanpa kerusakan jaringan lunak

yang ekstensif, fraktur komunitif sedang dan ada kontaminasi.

3) Grade III : yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan

lunak yang ekstensif, kerusakan meliputi otot, kulit dan struktur

neurovascular.

4) Grade III ini dibagi lagi kedalam : III A : fraktur grade III, tapi tidak

membutuhkan kulit untuk penutup lukanya. III B : fraktur grade III,

hilangnya jaringan lunak, sehingga tampak jaringan tulang, dan

membutuhkan kulit untuk penutup (skin graft). III C : fraktur grade III,

dengan kerusakan arteri yang harus diperbaiki, dan beresiko untuk

dilakukannya amputasi.

Fraktur juga dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan pola patahannya

(Smeltzer & Bare, 2009), yaitu:

a. Fraktur transversal: Fraktur yang terjadi karena benturan langsung pada titik

fraktur dengan bentuk patahan fraktur adalah lurus melintang pada batang

tulang. Fraktur ini pada umumnya menjadi stabil kembali setelah direduksi.

b. Fraktur oblik: Fraktur ini terjadi karena benturan tak langsung ketika suatu

kekuatan pada jarak tertentu menyebabkan tulang patah pada bagian yang

paling lemah. Fraktur ini berbentuk diagonal sepanjang tulang dan biasanya

terjadi karena pemelintiran pada ekstremitas.

c. Fraktur spiral: Fraktur spiral terjadi ketika sebuah anggota gerak terpuntir

dengan kuat dan biasanya disertai dengan kerusakan pada jaringan lunak.

Bentuk patahan dari fraktur spiral hampir sama dengan fraktur obilk, akan

tetapi pada fraktur spiral patahannya mengelilingi tulang sehingga seolah-olah

terpilin seperti spiral.

d. Fraktur komunitiva: Fraktur komunitiva merupakan kondisi di mana tulang

yang patah pecah menjdai dua bagian atau lebih.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

14

Universitas Indonesia

e. Fraktur kompresi: Fraktur yang terjadi ketika kedua tulang menumbuk (akibat

tubrukan) tulang ketiga yang berada di antaranya, contoh fraktur jenis ini

adalah tumbukan antara tulang belakang dengan tulang belakang lainnya.

f. Fraktur greenstick: Fraktur di mana garis fraktur pada tulang tersebut hanya

parsial (tidak lengkap) pada sisi konveks bagian tulang yang tertekuk, seperti

ranting pohon yang lentur. Fraktur jenis ini hanya terjadi pada anak-anak.\

g. Fraktur patologik: Fraktur yang terjadi pada tulang yang sudah mengalami

kelainan misalnya metastase tumor.

Gambar 2.1 Jenis fraktur berdasarkan bentuk patahan

2.2.5 Tahap Penyembuhan Fraktur

Black & Hawks (2009) menyebutkan bahwa tulang yang fraktur akan melewati

beberapa tahap penyembuhan diantaranya :

a. Fase Inflamasi, yaitu terjadi respons tubuh terhadap cedera yang ditandai oleh

adanya perdarahan dan pembentukan hematoma pada tempat patah

tulang.Ujung fragmen tulang mengalami divitalisasi karena terputusnya aliran

darah, lalu terjadi pembengkakan dan nyeri, tahap inflamasi berlangsung

beberapa hari.

b. Fase Proliferasi, pada fase ini hematoma akan mengalami organisasi dengan

membentuk benang-benang fibrin, membentuk revaskularisasi dan invasi

fibroblast dan osteoblast. Kemudian menghasilkan kolagen dan proteoglikan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

15

Universitas Indonesia

sebagai matriks kolagen pada patahan tulang, terbentuk jaringan ikat fibrus

dan tulang rawan (osteoid) berlangsung setelah hari ke lima.

c. Fase Pembentukan Kalus, Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran

tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah

terhubungkan.Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus,

tulang rawan dan tulang serat imatur. Waktu yang dibutuhkan agar fragmen

tulang tergabung adalah 3-4 minggu. Pada fase ini, penting sekali

dilakukannya pelurusan tulang secara tepat.

d. Fase penulangan kalus/Ossifikasi, adalah pembentukan kalus mulai

mengalami penulangan dalam 2-3 minggu patah tulang melalui proses

penulangan endokondral. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang

benar-benar bersatu. Selama minggu ketiga sampai kesepuluh, kalus berubah

menjadi tulang dan menyatukan patahan tulang dengan sempurna sehingga

tahap ini sering disebut tahap penyatuan Pada patah tulang panjang orang

dewasa normal,penulangan tersebut memerlukan waktu 3-4 bulan.

e. Fase Remodeling/konsolidasi, merupakan tahap akhir perbaikan patah tulang

meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan

struktural sebelumnya. Pada tahap ini osifikasi terus berlanjut dan jarak antara

patahan tulang semakin hilang dan akhirnya menutup. Bersamaan dengan

terbentuknya tulang sejati melalui osifikasi, terjadi remodeling kalus oleh

aktivitas osteoblas dan osteoklas. Jaringan tulang berlebih akan direabsorpsi

dari kalus. Jumlah dan jangka waktu remodeling tulang tergantung pada

tekanan yang dialami tulang, beban tulang, dan usia penderita. Pasien dapat

mulai untuk mengangkat beban pada tahap ini.

2.2.6 Komplikasi

Komplikasi fraktur terbagi menjadi dua tahap yaitu komplikasi tahap awal dan

komplikasi tahap lanjut. Adapun komlikasi tahap awal adalah sebagai berikut:

a. Syok hipovolemik, Tulang merupakan organ yang sangat vaskuler sehingga

kehilangan darah dalam jumlah besar dapat menyebabkan terjadinya syok

hipovolemik dan kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak (Smeltzer

& Bare, 2002).

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

16

Universitas Indonesia

b. Sindrom emboli lemak, hal ini dapat terjadi pada fraktur tulang panjang.

Awitan gejalanya yang sangat cepat dapat terjadi dalam beberapa sampai satu

minggu setelah cedera. Pada saat terjadi fraktur, globula lemakdapat masuk

aliran darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler

atau karena katekolamin yang dilepas akibat stres, globula lemak dalam aliran

darah akan bergabung dengan trombosit untuk membentuk emboli yang dapat

menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah kecil. Gejala yang muncul

berupa hipoksia, takipnea, takikardia, dan pireksia (Smeltzer & Bare, 2002).

c. Sindrom kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan

dalam otot kurang dari kebutuhan jaringan karena edema atau perdarahan.

Pasien dapat mengeluh nyeri dalam, berdenyut dan tidak dapat diatasi dengan

opioid. Palpasi pada otot akan terasa pembengkakan dan keras. Parestesia

(mati rasa dan geli) timbul sebelum terjadi paralisis (Smeltzer & Bare, 2002)

d. Komplikasi lainnya yang mungkin muncul seperti tromboemboli, infeksi, dan

koagulopati intravaskuler diseminata (KID).

Komplikasi tahap lanjut pada klien fraktur dapat berupa malunion,yaitu suatu

keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak

seharusnya, membentuk sudut, atau miring; delayed union , yaitu proses

penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari

keadaan normal; nonunion merupakan kegagalan fragmen tulang yang patah

untuk menyatu kembali yang dapat terjadi karena reduksi yang tidak benar,

imobilisasi yang kurang tepat, cedera jaringan lunak yang sangat berat, infeksi

(Price & Wilson, 2006). Selain itu nekrosis avaskuler tulang juga dapat terjadi bila

tulang kehilangan asupan darah dan mati. Pasien mengalami nyeri dan

keterbatasan gerak.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

17

Universitas Indonesia

2.2.7 Prinsip penatalaksanaan fraktur

Prinsip penanganan fraktur menurut Smeltzer & Bare (2002) dalam buku ajar

keperawatan medikal bedah adalah sebagai berikut:

2.2.7.1 Closed reduction (reduksi tertutup)

Dilakukan melalui manipulasi dan traksi manual untuk menggerakkan

fragmen fraktur dan mempertahankan kesejajaran tulang. Closed reduction

harus dilakukan sesegera mungkin setelah trauma guna mengurangi resiko

hilangnya fungsi tulang, untuk mencegah/menghambat degenerasi sendi

(traumatic arthritis) dan untuk meminimalkan efek kerusakan akibat

trauma.

2.2.7.2 ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)

Open reduction adalah salah satu metode reduksi pada fraktur selain

closed reduction, melalui proses pembedahan.

2.2.7.3 External fixation (fiksasi eksternal), merupakan peralatan mekanik yang

terdiri dari pin dan metal yang dimasukkan ke tulang dan disambungkan

ke kerangka eksternal untuk menstabilkan fraktur selama proses

penyembuhan. Cara ini digunakan jika penanganan fraktur lain sudah tidak

bisa menangani fraktur.

2.2.7.4 Traksi, adalah sebuah aplikasi yang memberikan gaya tarik pada bagian

tubuh untuk meminimalkan spasme otot, mengurangi, meluruskan dan

mengimobilisasi fraktur, mengurangi deformitas.

2.3 Konsep Keperawatan Perioperatif dan Open Reduction and Internal

Fixation (ORIF)

2.3.1 Konsep Keperawatan Perioperatif

Pasien yang mengalami disfungsi muskuloskeletal umumnya harus menjalani

pembedahan untuk mengkoreksi masalahnya (Smeltzer & Bare, 2002). Operasi

(perioperatif) merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh yang

mencakup fase praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif (postoperatif), yang

pada umumnya merupakan suatu peristiwa kompleks yang menegangkan bagi

individu yang bersangkutan (Yenichrist, 2008). Keperawatan perioperatif

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

18

Universitas Indonesia

merupakan bentuk tindakan yang menggambarkan keragaman fungsi keperawatan

yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.

Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada

integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun

psikologis. Menurut Long B.C (2001), pasien preoperasi akan mengalami reaksi

emosional berupa kecemasan. Berbagai alasan yang dapat menyebabkan

ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan. Ketakutan dan

kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat mempengaruhi respon fisiologis

tubuh yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik seperti

meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak

terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang

sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih.

Persiapan yang baik selama periode operasi membantu menurunkan resiko operasi

dan meningkatkan pemulihan pasca bedah. Berbagai latihan sangat diperlukan

pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien

dalam menghadapi kondisi pasca operasi, seperti nyeri daerah operasi, batuk dan

banyak lendir pada tenggorokan. Menurut Smeltzer & Bare (2009), latihan yang

diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain:

a. Latihan Nafas Dalam

Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri

setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih

mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur.

Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi

darah setelah anastesi umum (Potter & Perry, 2005).

b. Latihan Batuk Efektif

Latihan batuk efektif sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang

mengalami operasi dengan anastesi general, karena klien akan mengalami

pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi tidak sadar. Hal ini akan

membuat klien mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

19

Universitas Indonesia

c. Latihan Gerak Sendi

Latihan gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga

setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang

diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Latihan perpindahan

posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian

seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien diminta

melakukan secara mandiri (Smeltzer & Bare, 2009).

Setelah melewati fase praoperatif, klien kemudian akan menjalani prosedur

pembedahan atau fase intraoperatif. Perawatan yang dilakukan pada intraoperatif

ialah perawatan klien selama di ruang operasi. Secara umum anggota tim dalam

prosedur pembedahan ialah ahli bedah, dokter dan perawat anestesi, perawat

sirkulasi, perawat scrub, dan asisten. Secara umum fungsi perawat di dalam kamar

operasi disebut sebagai perawat scrub (instrumentator) dan perawat sirkulasi.

Perawat scrub berfungsi sebagai penyedia instrument bagi ahli bedah. Perawat

sirkulasi berperan mengatur ruang operasi, melindungi keselamatan dan

kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim bedah, memeriksa

kondisi di dalam ruang operasi, dan membantu memposisikan pasien pada posisi

yang tepat (Potter & Perry, 2005).

Fase pascaoperatif dimulai saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir

dengan evaluasi tindak lanjut selama periode pascaoperatif, proses keperawatan

diarahkan untuk menstabilkan fisiologi klien, menghilangkan nyeri dan

pencegahan komplikasi (Smeltzer & Bare, 2009; Potter & Perry, 2005). Peran

perawat selama masa pascaoperatif berfokus pada peningkatan penyembuhan

klien, memberikan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan program rehabilitasi.

2.3.2 Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)

Prosedur pembedahan yang paling sering dilakukan untuk klien dengan masalah

fraktur adalah reduksi terbuka (Open Reduction). Indikasi dilakukannya open

reduction apabila metode closed reduction mengalami kegagalan, adanya

kerusakan saraf dan sirkulasi atau pada trauma multipel, serta bila biaya

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

20

Universitas Indonesia

pengobatan dapat ditekan seminimal mungkin. Kontraindikasi dilakukannya open

reduction bila terdapat infeksi, serpihan yang parah pada fragmen fraktur, dan

adanya osteoporosis yang parah. Open reduction biasanya disertai dengan internal

fixation yang bertujuan untuk menstabilisasi dan mengimobilisasi tulang sehingga

dapat memungkinkan terjadinya proses pemulihan pada tulang yang mengalami

fraktur. Internal fixation merupakan prosedur yang menggunakan alat-alat dari

logam seperti pelat, sekrup, kawat, dan paku. Pemasangan alat-alat dari logam

tersebut tergantung pada tipe fraktur, jenis reduksi yang dilakukan, dan area yang

dipengaruhi oleh fraktur. Internal fixation dilakukan pada patah tulang tertutup

yang tidak stabil, fraktur terbuka, dan fraktur yang disertai cedera jaringan lunak

atau pada korban yang mengalami trauma multipel.

Metode ORIF memiliki beberapa keuntungan diantaranya: ketelitian reposisi

fragmen-fragmen tulang yang patah, kemungkinan untuk mobilisasi lebih cepat,

kesempatan untuk mengobservasi pembuluh darah dan saraf yang berada di dekat

fraktur, mencapai stabilisasi fiksasi yang cukup memadai, tidak perlu berulangkali

menggunakan gips atau alat-alat stabilisasi lainnya, perawatan di rumah sakit

dapat ditekan seminimal mungkin, terutama pada kasus-kasus tanpa komplikasi.

Namun perlu diperhatikan bahwa metode ORIF tidak mempercepat proses

penyembuhan tulang (Helfet & Kloen, 2004).

2.4 Latihan Kekuatan Otot

Latihan kekuatan otot adalah latihan penguatan penguatan/pengencangan otot

gluteal dan kuadrisep serta latihan pergerakan sendi yang dilakukan sebelum

tindakan operasi dengan tujuan untuk memelihara kekuatan otot yang diperlukan

untuk berjalan (Smeltzer & Bare, 2002). Tujuan dari pengencangan otot gluteal

dan kuadrisep ini adalah agar kekuatan otot yang diimobilisasi tetap terjaga.

Range of Motion (ROM) adalah latihan gerak sendi untuk meningkatkan aliran

darah perifer dan mencegah kekakuan otot / sendi. Latihan range of

motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau

memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara

normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter &

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

21

Universitas Indonesia

Perry, 2005). Menurut Suratun, dkk (2008) Range of motion adalah gerakan

dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan.

Tujuan dilakukannya latihan kekuatan otot/Range of Motion adalah memperbaiki

dan mencegah kekakuan otot, memelihara/meningkatkan fleksibilitas sendi,

memelihara /meningkatkan pertumbuhan tulang dan mencegah kontraktur.

Latihan gerak sendi dapat segera dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot

dan ketahanan otot (endurance) sehingga memperlancar aliran darah serta suplai

oksigen untuk jaringan sehingga akan mempercepat proses penyembuhan

(Noviestari dkk, 2006).

Ada beberapa jenis latihan kekuatan otot/latihan gerak sendi (Waher,Salmond &

Pellino, 2002 dalam Eldwati, 2011) diantaranya:

a. Aktif Asistif Range of Motion (AAROM) adalah kontraksi aktif dari otot

dengan bantuan kekuatan ekternal seperti terapis, alat mekanik atau

ekstremitas yang tidak sakit.AAROM meningkatkan fleksibilitas, kekuatan

otot, meningkatkan koordinasi otot dan mengurangi ketegangan pada otot

sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.

b. Aktif Resistif ROM (ARROM) kontraksi aktif dari otot melawan tahanan

yang diberikan, tahanan dari otot dapat diberikan dengan berat/beban, alat,

tahanan manual atau berat badan.Tujuannya meningkatkan kekuatan otot dan

stabilitas.

c. Isometric Exercise adalah kontraksi aktif dari otot tanpa menggerakan

persendian atau fungsi pergerakan. Isometrik exercise digunakan jika ROM

persendian dibatasi karena injuri atau immobilisasi.

d. Isotonic Exercise (Aktif ROM dan Pasif ROM) adalah kontraksi terjadi jika

otot dan yang lainnya memendek (konsentrik) atau memanjang (ensentrik)

melawan tahanan tertentu atau hasil dari pergerakan sendi.contoh isotonic

exercise fleksi atau ekstensi ekstremitas, Isotonic exercise tetap menyebabkan

ketegangan pada otot yang menimbulkan rasa nyeri pada otot. Cara

melakukan Aktif ROM (Black, 2005)

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

22

Universitas Indonesia

1) Gerakan Kepala dan Leher : fleksi, lateral fleksi, ekstensi,hiperekstensi,

rotasi.

2) Gerakan Bahu, sendi siku dan pergelangan tangan Bahu; fleksi,

hiperekstensi, abduksi, adduksi, sirkumduksi, internal rotasi, elevasi. Siku;

fleksi, ekstensi, pronasi, supinasi. Pergelangan tangan ; fleksi, ekstensi,

hiperekstensi, abduksi, adduksi. Tangan dan jari tangan ; fleksi, ekstensi,

hiperekstensi, abduksi, adduksi.

3) Gerakan tungkai bawah (sendi pinggul, lutut dan kaki) Sendi pinggul (hip)

; fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, sirkumduksi, internal dan

eksternal rotasi. Sendi lutut (knee) dan sendi kaki (ankle); fleksi, ekstensi,

hiperekstensi. Jari kaki; fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, adduksi.

Ada beberapa prinsip pelaksanaan latihan kekuatan otot dan range of motion

menurut Potter & Perry (2006), yaitu:

a. Harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari

b. Dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.

c. Dalam merencanakan program latihan kekuatan otot, perhatikan umur,

diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.

d. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan adalah ekstrimitas dan

leher.

e. Range of Motion dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada

bagian-bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.

f. Latihan dilakukan sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau

perawatan rutin telah di lakukan.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

23

Universitas Indonesia

Gambar 2.2 Isotonik Exercise (Aktif ROM)

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

24 Universitas Indonesia

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN CLOSED FRAKTUR

HUMERUS DEXTRA DI RUANG RAWAT ANGGREK TENGAH KANAN

RSUP PERSAHABATAN

Bab ini akan menguraikan asuhan keperawatan pada klien kelolaan utama sesuai

dengan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosis

keperawatan, perencanaan intervensi, implementasi, dan evaluasi. Bab ini juga

akan memaparkan laporan intra operasi yang terdiri dari pengkajian, diagnosis

keperawatan, dan tindakan keperawatan yang telah dilakukan selama klien

menjalani prosedur operasi.

3.1 Asuhan Keperawatan Pre Operatif

3.1.1 Pengkajian

3.1.1.1 Informasi Umum

Nama : Ny. S

Umur : 41 tahun

Tanggal Lahir : 19-02-1972

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku bangsa : Jawa

Tanggal Masuk: 26 Mei 2013

Dari : IGD

Pengkajian : 28 Mei 2013, pukul 19.30 WIB

Informasi : Pasien, keluarga dan RM

3.1.1.2 Riwayat Keperawatan

a. Keluhan utama

Klien mengatakan jatuh dari tangga 8 jam sebelum masuk RS. Klien

mengatakan posisi jatuh dengan kepala terbentur tiang tangga dan tubuh

bagian kanan terbentur mengenai lantai dan menopang berat badan. Saat

pengkajian klien mengeluh nyeri pada lengan kanan jika klien melakukan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

25

Universitas Indonesia

pergerakan. Klien juga mengeluh kepala kadang terasa pusing serta mual dan

muntah semenjak sore hari.

b. Riwayat kesehatan sebelumnya

Klien mengatakan pernah dilakukan operasi kelenjar getah bening pada tahun

2010, klien mengatakan tidak memiliki riwayat masalah kesehatan lain seperti

hipertensi, DM, jantung, paru dan lainnya.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Klien dan keluarga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah

mengalami fraktur dan masalah kesehatan lain seperti riwayat penyakit

jantung, hipertensi, DM, paru dan lainnya.

3.1.1.3 Pengkajian fisik

a. KU/ tingkat kesadaran : KU sedang/ kesadaran CM

b. Tanda – tanda vital

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 37,30 C

c. Kepala

Terdapat luka lecet pada frontal sinistra, konjungtiva tidak anemis, sklera

tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan. Respon pupil kanan dan kiri

baik. Klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata).

d. Hidung

Tidak ada keluhan flu, tidak ada sumbatan, tidak ada gangguan penciuman,

klien tidak memiliki riwayat sinusitis atau penyakit hidung lainnya.

e. Telinga

Tidak ada cairan abnormal yang keluar dari lubang telinga (discharge), tidak

ada gangguan pendengaran, tidak ada nyeri pada daerah telinga. Klien tidak

menggunakan alat bantu dengar.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

26

Universitas Indonesia

f. Mulut

Klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada bau mulut, tidak ada sariawan,

kebiasaan membersihkan gigi dan mulut 2x/hari.

g. Leher

Tidk terlihat peningkatan JVP, tidak ada keluhan sakit menelan, tidak ada

pembengkakan kelenjar tiroid.

h. Dada

- Paru-paru: dada terlihat simetris, terlihat penggunaan otot bantu

pernapasan ketika klien bernapas biasa, lapang kanan dan kiri dada klien

sama, Auskultasi : bronkhial (+), bronkovesikuler (+), vesikuler (+),

Rh -/-, Whezing -/-, mengi -/-.

- Jantung: BJ1 dan BJ 2 normal , murmur (-) gallops (-)

i. Abdomen

Abdomen klien datar, BU (+) pada keempat kuadran, distensi tidak ada, tidak

ada nyeri tekan

j. Ektrimitas

Akral teraba hangan. Hasil pemeriksaan status lokalis pada lengan kanan

(Humerus dextra) menunjukkan:

Look : edema (+) pada lengan kanan, deformitas (+), sianosis/pucat (-),

ekimosis (-)

Feel : nyeri tekan (+), tidak teraba hangat

Move : nyeri (+) bila digerakkan, kemampuan ROM pada tangan kanan

menurun

3.1.1.4 Pengkajian dengan Pendekatan Sistem Tubuh

a. Aktivitas/ Istirahat

Gejala

Klien mengatakan saat ini bekerja sebagai perawat orang sakit (POS) untuk lansia.

Aktivitas atau hobi yang dilakukan klien adalah menonton televisi. Klien

mengatakan kebiasaan tidur pada malam hari sekitar pukul 21.00 atau 22.00 WIB

dan bangun pada pukul 05.00 WIB untuk sholat subuh. Klien merasa segar saat

bangun tidur pukul 05.00. Semenjak masuk RS klien lebih banyak menghabiskan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

27

Universitas Indonesia

waktunya untuk tidur. Klien kadang-kadang merasa sulit tidur apabila timbul

nyeri pada tangan kanannya. Klien mengatakan mempunya keterbatasan karena

penyakit terutama karena fraktur di tangan kanannya sehingga aktifitas yang klien

lakukan hanya di tempat tidur saja, klien sangat berhati-hati dalam melakukan

pergerakan.

Tanda

Respon terhadap aktivitas yang teramati pada saat pengkajian terlihat bahwa klien

berada pada tingkat kesadaran compos mentis, keadaan umum sedang, saat ini

tirah baring di atas tempat tidur, kegiatan lebih banyak berbaring di tempat tidur

dengan menaikkan bagian atas tempat tidur. Selain itu, tampak klien lebih banyak

melakukan aktivitas di tempat tidur termasuk makan, minum, berhias. Mobilisasi

klien masih terbatas, ia hanya mampu duduk kira-kira 15 menit. Jika terlalu lama,

maka klien merasa pusing. Pengkajian terkait muskuloskeletal diperoleh data

kekuatan otot:

43-- 5555

5555 5555

Massa dan tonus otot masih mampu menahan tahanan, tidak terdapat tremor,

rentang gerak masih terbatas pada humerus dextra, ditemukan deformitas di

sekitar fraktur.

b. Sirkulasi

Gejala

Klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat hipertensi, masalah

jantung. Tidak tampak adanya edema mata, flebitis, dan klaudikasi, namun

terdapat edema pada tangan kanan. Klien juga mengatakan tidak mengalami

kesemutan dan kebas pada ekstrimitas. Klien saat ini tidak mengalami demam.

Klien mengatakan dalam sehari klien dapat BAK 6-7 kali dalam sehari, tidak ada

perubahan frekuensi berkemih sejak sakit.

Tanda

Tanda – tanda vital klien, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 82 x/menit, RR 20

x/menit dan suhu 37,30

C. Hasil pemeriksaan fisik dada Paru-paru: dada terlihat

simetris, terlihat penggunaan otot bantu pernapasan ketika klien bernapas biasa,

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

28

Universitas Indonesia

lapang kanan dan kiri dada klien sama, Auskultasi : bronkhial (+),

bronkovesikuler (+), vesikuler (+), Rh -/-, Whezing -/-, mengi -/-. Jantung: BJ1

dan BJ 2 normal , murmur (-) gallops (-). Capillary Revil Time < 3”, tidak ada

tanda homans. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, bibir tampak

sedikit kering, dan tidak ada diaforesis. Turgor kulit klien normal, membran

mukosa lembab dan terdapat edema pada lengan kanan di daerah sekitar fraktur.

c. Integritas Ego

Gejala

Klien mengatakan saat ini yang menjadi pikiran adalah kondisi kesehatannya yang

membuat aktivitasnya terbatas dan tidak bisa melakukan pekerjaan seperti biasa

sehingga pendapatan dalam keluarga menjadi berkurang. Klien mengatakan untuk

mengatasi beban pikiran yang dirasakan adalah dengan berdoa kepada Allah

SWT. Terkait dengan masalah finansial, klien mengatakan saat ini beliau dan

suami yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, untuk biaya

kesehatan klien menggunakan jaminan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Klien beragama

islam dan masih rajin menjalankan sholat lima waktu.

Tanda

Status emosional klien saat pengkajian dilaksanakan adalah gelisah. Klien tidak

terlihat cemas ketika diajak berkomunikasi maupun ketika dilakukan pemeriksaan

fisik dan riwayat kesehatan, kooperatif dan kontak mata saat berinteraksi dengan

perawat baik. Klien tampak khawatir mengenai penyembuhan fraktur yang

dialaminya.

d. Eliminasi

Gejala

Klien mngatakan memiliki pola BAB dengan frekuensi 1x/hari. Klien mengatakan

konsistensi BAB terkadang padat dan berwarna kuning. Klien saat ini tidak

diberikan obat laksatif. Pola BAK klien adalah 6-7 kali dalam satu hari. Saat ini

BAK klien dilakukan dengan dibantu oleh keluarga ke kamar mandi. Klien

mengatakan tidak ada keluhan nyeri ketika sedang BAK.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

29

Universitas Indonesia

Tanda

Pengkajian fisik abdomen dilakukan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi. Pada inspeksi terlihat bahwa perut klien datar. Pada palpasi ditemukan

bahwa perut klien teraba lembek terutama pada bagian kuadran kiri atas dan

bawah. Auskultasi dilakukan pada semua kuadran, terdengar bising usus. Klien

mengatakan tidak ada nyeri saat dilakukan palpasi pada abdomen.

e. Makanan dan Cairan

Tanda

Klien mengatakan saat ini makan 3x sehari sesuai dengan jadwal makan di rumah

sakit. Klien menyukai lauk ikan lele dan sayur bayam. Selama di rumah sakit

klien mendapatkan diet biasa. Pola makan sebelum sakit 3 kali/hari ditambah

dengan makanan selingan seperti biskuit, buah-buahan, gorengan, atau kue. Saat

pengkajian klien mengatakan mual, muntah dan nafsu makan berkurang. Klien

mengatakan hanya mengkonsumsi makanan dari rumah sakit namun hanya habis

1/3 sampai ½ nya saja. Gigi klien masih lengkap dam ada sedikit caries.

Gejala

Klien tidak ada alergi makanan dan nyeri ulu hati. Klien melaporkan mual dan

muntah. Masalah mangunyah/ menelan: tidak ada. Berat badan tidak mengalami

penurunan namun klien tidak mengetahui berapa pasti BB sebelumnya dan BB

sekarang dan TB juga tidak tahu. Turgor kulit elastic dan membran mukosa

lembab. Bising usus aktif pada keempat kuadran

f. Higiene

Gejala

Klien dan keluarga mengatakan sebelum sakit, aktivitas klien dilakukan secara

mandiri termasuk melakukan perawatan diri seperti mandi dan berhias. Selama

dirawat, kegaitan pemenuhan kebutuhan dasar dan perawatan diri serta berhias

dibantu oleh keluarga dengan tingkat ketergantungan minimal care. Berdasarkan

observasi saat pengkajian klien melakukan kegiatan kebersihan diridiatas tempat

tidur dengan dibantu oleh suami.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

30

Universitas Indonesia

Tanda

Penampilan umum klien tampak klien mempunyai rambut pendek, bersih,

terdapat lesi pada area frontal sinistra akibat benturan saat klien jatuh dari tangga.

Ketika berintraksi, tidak tercium bau badan maupun bau mulut atau bau pesing.

Kondisi kulit klien bersih dan lembab. Klien mengatakan belum mandi sejak

dirawat di RS. Kuku klien terlihat pendek dan bersih dengan lapisan kuku sedikit

tebal.

g. Neurosensori

Gejala

Klien mengatakan mengatakan pusing jika duduk terlalu lama. Karakteristik

pusing/ sakit kepala yang dirasakan adalah seperti berdenyut. Klien tidak

mengeluhkan adanya kebas pada kaki dan tangan. Klien mengatakan penglihatan

dan pendengaran tidak ada masalah.

Tanda

Status mental/ tingkat kesadaran klien adalah compos mentis.Klien masih

terorientasi waktu, tempat dan orang. Klien kooperatif ketika diajak berkomuniksi

maupun ketika pemeriksaan fisik dilakukan. Memori jangka pendek dan panjang

klien masih baik. Bicara klien jelas dan koheren. Genggaman tangan klien juga

terasa kuat pada tangan kiri namun agak lemah di tangan kanan.

h. Nyeri/ Ketidaknyamanan

Gejala

Klien mengatakan ada keluhan nyeri dengan skala 6 pada saat dilakukan palpasi

pada lengan kanan. Klien juga mengatakan nyeri juga dirasakan saat klien

berusaha melakukan mobilisasi. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan tidak

menjalar. Nyeri juga disertai dengan pusing kepala yang dialami seperti

berdenyut. Sakit kepala yang dialami terasa dengan skala 4 dan muncul jika klien

terlalu lama duduk.

Tanda

Tanda umum yang terlihat ketika klien merasakan nyeri adalah klien tampak

meringis dan menyentuh serta melindungi bagian yang sakit yaitu di daerah

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

31

Universitas Indonesia

lengan kanan. Klien melakukan teknik napas dalam untuk mengurangi nyeri yang

dirasakan, selain istirahat sebagai salah satu alternatif yang dilakukan klien.

i. Pernapasan

Gejala

Klien mengatakan tidak ada batuk, tidak ada sesak dada. Klien mengatakan tidak

memiliki riwayat penyakit paru.

Tanda

Pemeriksaan tanda-tanda vital pada klien terutama untuk frekuensi pernapasan

(respiration rate) diperoleh hasil bahwa RR klien adalah 20 kali/menit. Ketika

klien bernapas, tidak terlihat adanya penggunaan otot-otot bantu pernapasan dan

napas cuping hidung. Pemeriksaan dada juga dilakukan dengan teknik inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada inspeksi terlihat bahwa dada klien simetris,

tidak terlihat salah satu sisi dada lebih besar dari sisi yang lainnya. Palpasi

dilakukan dengan meminta klien mengucapkan kata”tujuh-tujuh” bersamaan

dengan pemeriksa meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua lapang paru

klien depan maupun belakang. Hasil palpasi diperoleh bahwa getaran yang

diterima telapak tangan pada dada kiri dan kanan sadalah sama. Auskultasi

dilakukan dengan mendengarkan suara pernapasan dengan menggnakan

Stetoscope an diperoleh hasil bahwa bunyi bronkhial (+), bronkovesikuler (+),

vesikuler (+), Rh -/-, Whezing -/-, mengi-/-. Tanda sianosis tidak terlihat.

j. Keamanaan

Gejala

Klien mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat alergi baik makanan, debu/ asap,

maupun jenis obat-obatan. Klien terlihat lemas dan melakukan sebagian besar

aktivitasnya ditempat tidur seperti makan, minum, kebersihan diri dan berhias.

Klien mengatakan aktivitasnya terhambat dan kesulitan karena fraktur yang

dialaminya.

Tanda

Pemeriksaan TTV khususnya suhu adalah 37,3 0C, tidak ada diaforesis. Klien

terlihat masih lemas dan belum dapat beraktivitas berat termasuk berjalan dari

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

32

Universitas Indonesia

tempat tidur ke kamar mandi. Fraktur/ dislokasi: close fraktur humerus dextra.

Klien dan keluarga diedukasi untuk mengurangi aktivitas berpindah tempat

apabila tubuh masih lemas dan pusing, menganjurkan untuk istirahat,

menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas di tempat tidur dan memotivasi

keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar klien di tempat tidur.

k. Interaksi Sosial

Gejala

Keluarga mengatakan bahwa klien merupakan termasuk orang yang supel dan

mudah bergaul. Klien mengatakan bahwa klien dan keluarga tinggal di Ciracas

Jakarta Timur. Semenjak klien di rumah sakit, klien mengatakan sering dibesuk

oleh tetangga-tetangganya.

Tanda

Ketika pemeriksa melakukan kegiatan BHSP dan pengkajian, klien terlihat

mampu berinteraksi dan kooperatif dengan baik meskipun dengan orang yang

baru dikenalnya. Klien juga terlihat akrab dengan beberapa pasien yang berada

dalam satu ruangan. Klien mampu mengawali perbincangan dengan orang lain

seperti pasien yang ada dalam satu ruang dengan klien.

l. Penyuluhan dan pembelajaran

Bahasa dominan klien adalah bahasa indonesia. Klien mampu membaca dan

menulis, tingkat pendidikan terakhir klien adalah SMA. Keyakinan klien tentang

kesehatan/ yang dijalankan adalah berobat ke pelayanan kesehatan. Dalam

keluarga klien tidak ada faktor risiko penurunan penyakit keturunan. Obat yang

diresepkan adalah omeprazol 2 x 40 mg dan ketorolac 3 x 30 mg. Riwayat

keluhan terakhir dari klien adalah mengeluh nyeri pada tangan kanan jika klien

melakukan mobilisasi. Klien mengeluh mual dan muntah serta klien mengeluh

pusing jika duduk terlalu lama. Harapan pasien terhadap perawatan saat ini adalah

klien ingin sembuh dan dapat beraktifitas lagi seperti biasa.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

33

Universitas Indonesia

Tabel 3.1 Daftar obat klien

Jenis Obat Nama Obat Dosis Indikasi

Injeksi Omeprazole 2 x 40 mg Pengobatan jangka pendek pada tukak

usus 12 jari, lambung dan esofagitis

erosive

Injeksi Ketorolac 3 x 30 mg Penatalaksanaan jangka pendek terhadap

nyeri akut sedang sampai dengan berat

sebelum dan setelah prosedur bedah.

Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr Antibiotic yang diberikan untuk infeksi

yang disebabkan oleh pathogen yang

sensitive pada ceftriaxon seperti infeksi

tulang, sendi.

IV Ringer Laktat 1500cc/24 jam Untuk mengatasi kehilangan cairan

ekstraseluler akut.

3.1.1.5 Situasi Pasien

Klien masuk IGD rumah sakit dengan Closed fraktur humerus dextra, diantarkan

dari klinik. 8 jam SMRS klien mengalami jatuh dari tangga sehingga

mengakibatkan fraktur pada humerus dan lesi pada kepala bagian frontalis

sinistra. Klien mulai dirawat di Ruang bedah kelas anggrek tengah sejak tanggal

26 Mei 2013 pukul 00.30 WIB. Hasil pemeriksaan laboratorium klien pada

tanggal 26 Mei 2013 adalah sebagai berikut:

Hb : 12,4 g/dL

Eritrosit : 4,08x106/µL

Leukosit : 9,29 103 mm

3

Ureum : 21 mg/dl

Creatinin : 0,6 mg/dl*

GDS : 83 mg/dl

Natrium : 140 mmol/L

Kalium : 3,4 mmol/L

Clorida : 109 mmol/L

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

34

Universitas Indonesia

Sedangkan berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan bahwa terjadi

fraktur pada bagian humerus proximal dextra dengan bentuk obliq.

3.1.2 Analisa Data

Setelah melakukan proses pengkajian, dilakukanlah proses analisis data untuk

menegakkan diagnosa keperawatan prioritas pada Ny. S. Berikut menunjukkan

hasil analisis data Ny. S didasarkan pada hasil pengkajian yang telah dilakukan

sebelumnya.

Tabel 3.2 Analisa data

No. Data Masalah Keperawatan

1. Data Subyektif:

Klien mengatakan nyeri pada tangan

kanan jika klien melakukan

pergerakkan

Klien mengatakan sakit kepala

Data Obyektif:

Ekspersi wajah tampak meringis

kesakitan saat klien mencoba bergerak

Klien tampak melindungi area yang

sakit

Skala Nyeri 6 pada lengan kanan,

nyeri tidak menjalar dan hilang timbul

Skala sakit kepala 4, hilang timbul dan

terasa berdenyut

Hasil radiologi menunjukkan bahwa

klien mengalami closed fraktur

humerus dextra

Nyeri akut berhubungan

dengan spasme otot; edema,

dan cedera pada jaringan

lunak; imobilisasi

2. Data Subyektif:

Klien mengatakan ia kurang bergerak

dan aktifitas banyak dilakukan di

tempat tidur dan banyak dibantu.

Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan fraktur

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

35

Universitas Indonesia

No. Data Masalah Keperawatan

Data Obyektif:

Terdapat closed fraktur humerus

dextra

Klien tampak kesulitan melakukan

pergerakan

ROM pda tangan kanan terbatas

3. Data Subyektif:

Klien mengatakan mual dan muntah

Klien mengatakan nafsu makan

menurun

Data Obyektif:

Klien tampak lemah

Tampak makanan klien tidak habis

dan sisa 2/3 porsi

Risiko ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh b.d mual,

muntah

4. Data Subyektif:

- Klien mengatakan belum mandi sejak

berada di RS

Data Obyektif:

- Klien tidak pernah mandi sejak berada di

RS

- Klien tidak mampu melakukan perawatan

diri secara mandiri

Risiko defisit perawatan diri

b.d ketidakmampuan

melakukan perawatan diri,

immobilisasi

Dari tabel diatas ada empat diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan. Dari

keempat diagnosa tersebut dilakukan pemilihan tiga diagnosa utama yang harus

diselesaikan oleh perawat yaitu nyeri akut berhubungan dengan spasme otot,

edema, dan cedera pada jaringan lunak, imobilisasi; hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan fraktur; dan risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh b.d mual, muntah.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

36

Universitas Indonesia

3.1.3 Rencana Asuhan Keperawatan

Hasil analisis data menunjukkan tiga diagnosa utama yang akan diselesaikan pada

Ny. S yaitu nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, edema, dan cedera pada

jaringan lunak, imobilisasi; hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur;

dan risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual, muntah. Kemudian dilakukan penyusunan rencana keperawatan

untuk menyelesaikan ketiga masalah tersebut.

Adapun rencana intervensi untuk mengatasi masalah nyeri akut yang berhubungan

dengan spasme otot; gerakan fragmen tulang, edema, dan cedera pada jaringan

lunak, imobilisasi adalah mempertahankan imobilisasi bagian lengan yang sakit

dengan armsling; meninggikan dan dukung ekstremitas yang terkena;

menghindari penggunaan sprei/bantal plastik di bawah ekstrimitas yang cedera,

mengevaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan, perhatikan karakteristik, lokasi,

termasuk intensitasnya (skala 0-10). Perhatikan petunjuk nyeri non verbal

(perubahan tanda-tanda vital dan emosi/perilaku); membantu klien melakukan dan

mengawasi rentang gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak cedera dan aktif asistif

/pasif pada ekstrimitas yang cedera; mendorong menggunakan teknik manajemen

nyeri (relaksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan terapeutik,

distraksi). Selain itu juga disusun rencana kolaborasi yaitu membantu memberikan

kompres dingin 24-48 jam pertama dan sesuai keperluan, serta memberikan obat

analgesik sesuai indikasi, pada Ny. S diberikan ketorolac 30 mg.

Rencana intervensi yang disusun untuk diagnosa kedua yaitu hambatan mobilitas

fisik berhubungan dengan fraktur, immobilisasi adalah mengkaji derajat

imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan persepsi pasien

terhadap imobilisasi; mendorong partisipasi klien dalam melakukan aktivitas;

membantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang

tak sakit; mendorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang

tak sakit; memberikan bebat pergelangan/armsling yang sesuai; menempatkan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

37

Universitas Indonesia

dalam posisi telentang secara periodik bila mungkin; membantu/mendorong

perawatan diri/kebersihan; memberikan bantuan dalam melakukan mobilisasi;

mengawasi tekanan darah dengan melakukan aktivitas serta memperhatikan

keluhan pusing; membantu mengubah posisi klien secara periodik dan mendorong

untuk latihan batuk/napas dalam. Kemudian rencana kolaborasi yang akan

dilakukan adalah konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan/atau rehabilitasi

spesialis mengenai latihan pasca fraktur.

Untuk mengatasi risiko terjadinya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh yang ditandai dengan mual, muntah serta penurunan nafsu

makan, maka disusunlah rencana intervensi sebagai berikut, yaitu menimbang

berat badab setiap hari atau sesuai indikasi; menentukan program diet dan pola

makan pasien dan membandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan

pasien; mengauskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/ perut kembung,

mual, muntah, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi; mengidentifikasi

makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik dan kultur;

melibatkan keluarga pada perencanaan makan ini; memantau pemeriksaan

laboratorium sepertt gula darah, albumin; serta melakukan konsultasi dengan ahli

diet untuk rencana diet klien.

3.1.4 Catatan Perkembangan Keperawatan

Pada tanggal 29 Mei dilakukan intervensi pada Ny. S untuk mengatasi masalah

keperawatan nyeri akut, hambatan mobilisasi dan juga risiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi yang dilakukan untuk masalah

nyeri akut adalah mengkaji skala nyeri yang dirasakan oleh klien, mengajarkan

teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi nyeri, menganjurkan klien

mengambil posisi yang nyaman, menganjurkan klien untuk immobilisasi lengan

yang sakit, meninggikan bagian ekstrimitas yang fraktur, menganjurkan klien

untuk istirahat dan kolaborasi pemberian analgesik: ketorolac 30 mg.

Setelah dilakukan intervensi tersebut Ny. S mengatakan masih nyeri pada lengan

kanan saat berusaha melakukan mobilisasi dan juga sakit kepala. Keadaan umum

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

38

Universitas Indonesia

Ny. S tampak sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah: 100/70 mmHg,

nadi: 80 x/menit, suhu: 37,1ºC, dan ekspresi klien tampak meringis saat terasa

nyeri. Skala nyeri 6-7 (0-10) dengan nyeri terasa hilang timbul dan kadang terasa

menjalar hingga ke bahu. Nyeri dirasakan berkurang jika klien istirahat di tempat

tidur dan tidak melakukan mobilisasi. Klien tampak lebih rileks setelah

melakukan relaksasi napas dalam. Untuk rencana keperawatan selanjutnya klien

terus dimotivasi dalam penggunaan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi

nyeri, monitor tanda-tanda vital dan keluhan nyeri, anjurkan klien mengambil

posisi yang nyaman dan istirahat serta immobilisasi bagian lengan yang sakit.

Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah risiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan

penurunan nafsu makan adalah mengkaji kebiasaan makan dan makanan yang

disukai dan tidak disukai Ny. S, kemudian mendorong klien untuk makan

makanan yang disukai, medorong makan sedikit tapi sering serta berkolaborasi

memberikan obat mual: ondancentron 40 mg dan kolaborasi penentuan program

diet dan pola makan pasien. Setelah dilakukan intervensi klien mengatakan

kadang-kadang masih mual dan sampai muntah serta tidak nafsu makan, klien

juga mengatakan badan terasa lemas. Hasil observasi menunjukkan Ny. S tampak

lemas dan tidak bersemangat, tampak makanan klien tidak dihabiskan, mual dan

muntah masih ada. Perawat perlu memperhatikan asupan nutrisi klien lebih lanjut

untuk mengantisipasi terjadinya ketidakseimbangan nutrisi.

Selain yang dilakukan diatas, juga dilakukan implementasi untuk mengatasi

masalah hambatan mobilitas yaitu mendorong Ny. S untuk immobilisasi tangan

yang fraktur, mendorong partisipasi dalam melakukan aktivitas, memfasilitasi dan

mengajarkan latihan rentang gerak aktif dan aktif asistif, membantu klien dalam

melakukan mobilisasi, dan memfasilitasi dan mendorong klien dalam melakukan

personal hygiene, serta mengkaji kekuatan otot klien. Respon Ny. S menunjukkan

bahwa ia kesulitan untuk bergerak, ia mengatakan sakit saat berusaha untuk

melakukan pergerakan dan pusing jika terlalu sering berubah posisi. Klien tampak

menghabiskan waktu di tempat tidur dan tampak takut melakukan mobilisasi.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

39

Universitas Indonesia

klien mampu mengikuti instruksi perawat dalam melakukan latihan rentang

pergerakan sendi.

Kemudian pada tanggal 31 mei 2013 intervensi dilanjutkan untuk mengatasai

masalah utama klien. Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri akut

adalah mengkaji skala nyeri yang dirasakan oleh klien; memotivasi penggunaan

teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi nyeri; memonitor tanda-tanda

vital; mengajarkan teknik distraksi untuk mengurangi nyeri; menganjurkan klien

untuk tetap mengimmobilisasi lengan yang fraktur; dan kolaborasi pemberian

analgesik: ketorolac 30 mg. Hasil evaluasi menunjukkan klien mengatakan nyeri

pada lengan kanan sudah berkurang, klien mengatakan sudah tidak mengalami

sakit kepala, klien mengatakan sudah melakukan teknik relaksasi jika terasa nyeri.

Keadaan umum Ny. S sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah: 90/60

mmHg, nadi: 76 x/menit, suhu 36,8ºC. Skala nyeri 3-4 (0-10) dengan nyeri terasa

hilang timbul pada lengan kanan dan terasa hilang jika diberikan analgesik:

ketorolac 30 mg, dan lengan kanan sudah diimmobilisasi dengan menggunakan

armsling.

Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah risiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan

penurunan nafsu makan adalah mendorong klien untuk makan makanan yang

disukai mendorong klien untuk makan sedikit tapi sering, kolaborasi pemberian

program diet dan pola makan pasien, serta menimbang BB klien. Evaluasi setelah

dilakukan implementasi klien mengatakan mual sudah berkurang dan sudah tidak

ada muntah, klien mengatakan nafsu makan sudah mulai membai, klien tampak

lebih segar, dan tampak makanan klien dihabiskan 2/3 porsi. Hasil observasi

menunjukkan mual masih ada namun sudah tidak muntah. Berat badan 46 kg.

Rencana yang disusun berikutnya adalah memantau adanya mual dan muntah,

memotivasi klien untuk makan sedikit tapi sering dan memberikan makanan yang

disukai oleh klien.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

40

Universitas Indonesia

Mendorong partisipasi klien dalam melakukan aktivitas, mengkaji kekuatan otot

klien, memfasilitasi dan mengajarkan latihan rentang gerak aktif dan aktif asistif

pada ekstrimitas yang tidak cedera dilakukan untuk menyelesaikan masalah

hambatan mobilitas fisik. Selain itu, klien juga difasilitasi untuk melakukan

latihan pergerakan pada pergelangan tangan dan jari-jari tangan yang terkena

fraktur, membantu klien dalam melakukan mobilisasi, memfasilitasi dan

mendorong klien dalam melakukan personal hygiene. Respon klien menunjukkan

klien mengatakan sudah mulai turun dari tempat tidur, klien mengatakan masih

sakit saat berusaha untuk melakukan pergerakan, Klien tampak sudah mulai

mampu melakukan pergerakan dan aktivitas dengan dibantu oleh perawat dan

keluarga. Klien juga tampak mengikuti instruksi perawat dalam melakukan latihan

rentang pergerakan sendi dan berusaha melakukan latihan pergerakan pada

pergelangan tangan dan jari-jari. Kekuatan otot: 43-- 5555.

5555 5555

Setelah dilakukan implementasi keperawatan selama 2 hari terlihat perkembangan

klien menjadi lebih baik. Nyeri yang dirasakan klien sudah mulai berkurang dan

frekuensi juga semakin jarang. Selain itu, Ny. S juga sudah mulai melakukan

mobilisasi dengan hati-hati dan dengan bantuan dari keluarga dan perawat. Mual

dan muntah juga sudah tidak dirasakan lagi. Nafsu makan klien sudah mulai

membaik. Pada tanggal 1 Juni 2013 intervensi dilanjutkan untuk masalah nyeri

akut, yaitu memantau keluhan nyeri, memotivasi penggunaan teknik relaksasi

napas dalam dan distraksi untuk mengatasi nyeri, mendorong klien untuk

mrngambil posisi yang nyaman dan meninggikan bagian yang sakit dan

menganjurkan klien untuk istirahat serta kolaborasi pemberian analgesic:

ketorolac 30 mg. Tampak klien sudah jarang mengeluh nyeri, klien tampak lebih

rileks, ekspresi klien tampak tenang, tekanan darah 100/80 mmHg, nadi: 92

x/menit. Skala nyeri 3 (0-10) pada lengan kanan dan tidak menjalar. Nyeri hilag

timbul dan terasa hilang jika diberikan analgesik serta berkurang dengan teknik

distraksi.

Nafsu makan klien pada tanggal 1 Juni 2013 sudah membaik, klien tampak sudah

menghabiskan makanannya. Klien juga tidak lagi mengalami mual dan muntah.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

41

Universitas Indonesia

Klien tampak lebih segar dan bersemangat. Hal ini menunjukkan risiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi. Sehingga

diagnosa ini sudah teratasi dan tidak perlu dilakukan intervensi lanjutan.

Intervensi untuk hambatan mobilitas fisik terus dilanjutkan sampai pada hari

ketiga, tanggal 1 Juni 2013. Seelah dilakukan intervensi, klien mengatakan sudah

melakukan mobilisasi duduk-jalan. Klien tampak mampu melakukan pergerakan

dan aktivitas dengan dibantu oleh perawat dan keluarga , klien juga tampak

mengikuti instruksi perawat dalam melakukan latihan rentang pergerakan sendi

dan berusaha melakukan latihan pergerakan pada pergelangan tangan dan jari-jari.

Kemampuan mobilisasi klien sudah mulai meningkat, klien sudah mampu

melakukan personal hygiene secara mandi walaupun kadang masih dibantu oleh

perawat. Tingkat kemandirian klien mulai meningkat. Selain itu juga klien juga

dilatih untuk melakukan latihan isometric. Hal ini dilakukan karena Ny. S akan

menjalani prosedur operasi Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) pada

hari senin, tanggal 03 Juni 2013 untuk membantu peregangan otot-otot klien.

3.2 Asuhan Keperawatan Intra Operatif

Tanggal : 03 Juni 2013

Nama : Ny. S

Diagnosa : Closed fraktur humerus proximal dextra

Tindakan : Open Reduction and Internal Fixation (ORIF)

3.2.1 Pengkajian

Klien diantar dari ruang anggrek tengah kanan pada pukul 08.30 WIB. Sebelum

dibawa ke kamar operasi, klien tampak lebih banyak diam dan sesekali bertanya

tentang prosedur pembedahan. Sekitar pukul 09.00 WIB klien dibawa ke ruang

operasi dan dipindahkan dari tempat tidur biasa ke meja operasi. Sesaat setelah

dipindahkan, perawat memastikan posisi klien apakah sudah tepat dan aman.

Kemudian dilakukan pengecekan izin operasi, mesin anastesi, suction dan obat-

obatan. Sebelum operasi dimulai klien terpasang IVFD dengan cairan asering

500cc, TD 112/89, Nadi: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt. Klien diberikan anestesi

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

42

Universitas Indonesia

umum melalui intravena yaitu Meperidim, fentanyl 25 mg pada pukul 09.10

WIB. Kemudian dilakukan intubasi untuk pemasangan ventilator. Posisi klien di

meja operasi adalah supine dan lengan kanan lebih ditinggikan dibandingkan

lengan kiri. Kemudian area lengan kanan didesinfeksi dan ditutup dengan doek

steril. Klien dilakukan insisi deltopectoral dan diperdalam lapis demi lapis.

Kemudian dokter bedah mengidentifikasi kondisi fraktur dan melakukan reposisi

dan stabilisasi dengan menggunakan LPHP dengan menggunakan 7 locking

screw. Setelah dipasang stabilisasi, dokter bedah melakukan tes stabilisasi dengan

mengangkat lengan kanan yang dilakukan ORIF dan hasilnya stabil. Selama

prosedur operasi berlangsung tampak adanya perdarahan biasa. Kemudian

dilakukan pencucian luka operasi dan dilakukan penutupan luka. Kemudian luka

ditutup lapis demi lapis hingga luka selesai dihecting. Tanda-tanda vital setelah

selesai operasi adalah tekanan darah 96/67 mmHg, Nadi 99 x/menit dan napas 22

x/menit. Operasi selesai dilakukan pada pukul 11.45 WIB.

3.2.2 Diagnosa Keperawatan

3.2.2.1 Risiko cedera berhubungan dengan posisi operasi, pemakaian alat

kesehatan dan tindakan invasif

3.2.2.2 Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan,

tindakan pembedahan

3.2.3 Tindakan yang dilakukan

a. Memotivasi klien untuk rileks sebelum prosedur operasi dimulai

b. Memeriksa dan memastikan identitas klien

c. Mengunci roda tempat tidur klien dan meja operasi sebelum memindahkan

klien ke meja operasi

d. Memastikan posisi klien sudah tepat di tengah meja operasi dan tidak rawan

untuk jatuh

e. Memantau pemakaian kain pada klien untuk menjaga suhu tubuh dan

menutupi area yang tidak dilakukan pembedaham

f. Memantau jumlah intake dan output selama pembedahan

g. Memantau TTV dan tanda perdarahan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

43

Universitas Indonesia

3.3 Asuhan Keperawatan Pasca Operatif

3.3.1 Catatan Perkembangan Keperawatan Pasca Operatif

Setelah menjalani prosedur operasi, klien dibawa ke ruang recovery (pemulihan).

Tanda-tanda vital klien tekanan darah 103/76 mmHg, nadi 97x/menit, dan RR 22

x/menit, keadaan umum masih lemah, kesadaran compos mentis. Kemudian klien

kembali dibawa ke ruang rawat anggrek tengah kanan setelah menjalani proses

operasi pada pukul 13.00 WIB. Saat kembali ke ruang rawat klien tampak masih

lemah. Saat dilakukan pengkajian pasca operasi pukul 15.00 WIB klien

mengatakan merasa lemah dan terasa berat ekstrimitas. Klien mengatakan nyeri

pada luka post operasi dengan skala 6-7 (0-10), nyeri terasa berdenyut-denyut dan

hilang timbul. Klien tampak berhati-hati dalam melakukan pergerakan. Klien lebih

banyak menghabiskan waktunya dengan istirahat dan tidur.

Setelah Ny. S menjalani prosedur ORIF, maka dilakukan intervensi untuk

mengatasi permasalahan yang muncul pasca operasi. Adapun masalah yang

muncul pada Ny. S pasca operasi adalah nyeri akut dan hambatan mobilitas fisik.

Untuk perencanaan tindakan keperawatan post operasi tidak jauh berbeda dengan

tindakan keperawatan yang disusun sebelumnya sehingga perawat tidak perlu

membuat rencana keperawatan lagi.

Pada tanggal 3 Juni 2013 pukul 14.50 klien mengeluh nyeri pada luka post operasi

dengan skala nyeri 6-7 (0-10) dan tampak klien meringis. Perawat melakukan

intervensi keperawatan dengan memantau keluhan nyeri, memotivasi penggunaan

teknik relaksasi napas dalam dan distraksi untuk mengatasi nyeri, mendorong

klien untuk mrngambil posisi yang nyaman dan meninggikan bagian yang sakit,

menganjurkan klien untuk istirahat dan kolaborasi pemberian analgesic: ketorolac

30 mg. setelah dilakukan intervensi tampak ekspresi klien tampak menahan sakit,

keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah: 90/60 mmHg,

nadi: 88 x/menit. Klien tampak berhati-hati dalam melakukan mobilisasi. Klien

mulai merasa nyeri berkurang setelah diberikan analgesic ketorolac 30 mg.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

44

Universitas Indonesia

Tangan kanan Ny. S yang dilakukan operasi masih dipertahankan untuk

diimobilisasi. Perawat berusahan memfasilitasi klien melakukan latihan

pergerakan pada pergelangan tangan dan jari-jari tangan post ORIF dan

membantu klien dalam melakukan mobilisasi. Selain itu juga memfasilitasi dan

mendorong klien dalam melakukan personal hygiene. Hasil evaluasi

menunjukkan klien masih lemas dan sulit untuk bergerak, kaki masih terasa

lemas, kaku dan berat. Ny. S tampak hanya tidur dan istirahat di tempat tidur.

Tampak Ny. S dibantu oleh keluarga dalam melakukan Activity Daily Living.

Intervensi untuk nyeri akut dan hambatan mobilitas fisik terus dilanjutkan selama

klien dirawat di rumah sakit sampai tanggal 5 Juni 2013. Masalah nyeri akut yang

dialami Ny. S selama dirawat terus dievaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa

terjadi penurunan skala nyeri setelah klien diberikan intervensi keperawatan.

Klien juga melakukan sesuai dengan yang dianjurkan oleh perawat. Klien

melakukan teknik relaksasi secara mandiri untuk mengatasi nyeri yang

dialaminya. Pada tanggal 5 Juni 2013 klien mengatakan nyeri sudah jarang timbul

dan berkurang. Klien tampak tenang dan ekspresi klien tampak rileks, keadaan

umum baik, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 82

x/menit.

Sedangkan untuk hambatan mobilitas fisik, klien juga mengalami perkembangan

yang signifikan. Setelah dilakukan latihan range of motion (ROM) selama

beberapa hari semenjak klien masuk sampai dengan pasca operasi, terjadi

peningkatan kemampuan klien dalam melakukan mobilisasi. Klien juga tampak

rajin melakukan latihan sendiri. Evaluasi terakhir yang dilakukan pada tanggal 5

Juni 2013 menunjukkan klien sudah mulai melakukan mobilisasi jalan dan tampak

sudah mampu melakukan aktivitas. Klien juga sudah mampu melakukan latihan

tangan post ORIF pada jari dan pergelangan tangan. Klien juga menggunakan

armsling pada lengan kanan untuk mempertahankan immobilisasi pada humerus

dextra.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

45

Universitas Indonesia

Selain masalah nyeri akut dan hambatan mobilitas fisik yang muncul pasca

operasi, ada masalah keperawatan lain yang dialami klien yaitu hipertermi pada

tanggal 4 Juni 2013. Untuk mengatasi masalah hipertermi dilakukan tindakan

keperawatan berupa memonitor TTV, mengkaji keluhan demam dan pusing,

menganjurkan klien untuk banyak minum air putih, memberikan kompres hangat,

membantu klien mengganti pakaian dan kolaborasi pemberian antipiretik:

paracetamol 150 mg. Respon yang ditunjukkan setelah diberikan intervensi adalah

demam klien mulai menurun dan klien tampak mulai membaik. Kemudian

sebelum klien pulang juga dilakukan tindakan perawatan luka dan penggantian

balutan serta memberikan klien pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka di

rumah.

3.3.2 Pertimbangan Rencana Pulang (Discarge Planning)

Sebelum klien pulang, maka klien diberikan beberapa pendidikan kesehatan

mengenai cara perawatan selama di rumah. Berikut adalah hal yang harus

dilakukan selama di rumah:

a. Kontrol ke poli bedah sesuai dengan waktu

b. Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D

c. Menjaga kebersihan luka post operasi dan lindungi dari terkena air

d. Melakukan latihan pergerakan ekstrimitas setelah operasi

e. Menggunakan penyangga tangan (armsling dalam melakukan aktivitas sampai

klien sembuh)

f. Istirahat yang cukup selama di rumah

g. Jangan melakukan aktivitas yang berat selama di rumah dan hindari membawa

beban berat denga lengan yang cedera

h. Tidak mengendari kendaraan sampai diizinkan oleh petugas kesehatan

i. Lanjutkan minum obat sesuai dengan yang telah diresepkan

Beberapa hal sangat perlu diperhatikan klien selama dirumah untuk mencegah

kejadian jatuh. Adapun hal tersebut adalah tidak mengkonsumsi obat yang dapat

menyebabkan kantuk pada saat akan melakukan aktivitas; memperhatikan kondisi

lingkungan yang berisiko menyebabkan jatuh saat melakukan aktivitas.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

46

Universitas Indonesia

Pencegahan kejadian jatuh dan fraktur berulang di rumah yang dapat dilakukan

klien adalah sebagai berikut (NPSA, 2007: NHS, 2009):

o Memastikan dan meningkatkan pencahayaan (terang)

o Menghindari berjalan di lantai yang licin, karpet yang mudah selip, kabel

o Berhati-hati dalam menuruni tangga

o Meminta bantuan jika kesulitan melakukan aktivitas

Selain hal tersebut diatas, klien diharapkan kembali segera jika demam lebih dari

38,5ºC, terjadi nyeri yang sangat hebat pada bagian yang patah, ekstrimitas yang

patah terasa dingin, pucat dan kaku, dan terjadi perdarahan pada luka bekas

operasi.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

47 Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini akan membahas tentang profil lahan praktik, analisis masalah

keperawatan dengan konsep terkait keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan

dan konsep kasus terkait, analisis salah satu intervensi dengan konsep dan

penelitian terkait.

4.1 Profil RSUP Persahabatan Jakarta

Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUP Persahabatan) merupakan rumah

sakit umum tipe A yang berlokasi di Jalan Persahabatan Raya No. 1Jakarta Timur

dan secara administrative adalah rumah sakit vertical di bawah Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI. RSUP Persahabatan pertama kali di

bangun pada tahun 1961 dan diresmikan tahun 1963 atas bantuan Pemerintah

Rusia kepada Pemerintah Indonesia. Penyerahan secara resmi dilaksanakan pada

tanggal 7 Npember 1963, yang kemudian dikenal sebagai hari jadi RSUP

Persahabatan.

Visi dari RSUP Persahabatan adalah menjadi rumah sakit terdepan dalam

menyehatkan dengan unggulan keseharan respirasi kelas dunia. Sedangkan

misinya adalah menyelenggarakan pelayanan keperawatan berorientasi

padakebutuhan costumer care, memfasilitasi terlaksanya pelayanan keperawatan

profesional dengan unggulan keperawatan respirasi, membina hubungan perawat

klien terapeutik, koordinasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan berkelanjutan

secara formal dan informal di dalam negri maupun diluar negri khususnya dalam

pencapaian visi RS, memfasilitasi pelaksanaan penelitian dalam bidang pelayanan

asuhan keperawatan di RSP, dan menyelenggarakan pengembangan SDM

Keperawatan melalui pelatihan in house training khususnya dalam bidang

pelayanan unggulan maupun pelatihan diluar RSP agar SDM keperawatan

mendapatkan pelatihan 20 jam sampai 40 jam setahun perorang. Motto dari RSUP

Persahabatan adalah “Caring with Frienship (melayani secara bersahabat)”.

Adapun nilai-nilai yang dianut adalah jujur, kompeten, kerjasama tim, layanan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

48

Universitas Indonesia

yang tulus dan loyal. RSUP Persahabatan juga merupakan rumah sakit pendidikan

baik untuk pendidikan dokter, perawat, petugas laboratorium, rekam medis dan

tenaga kesehatan lainnya.

Ruang rawat Anggrek Tengah Kanan merupakan salah satu ruang rawat yang ada

di RSUP Persahabatan dengan kekhususan bedah, yakni bedah umum, bedah

digestif, bedah onkologi, bedah urologi, bedah ortopedi, serta bedah saraf. Ruang

Anggrek tengah kanan ini merupakan ruang kelas III untuk pasien laki-laki dan

perempuan. Ruangan tersebut memiliki 10 kamar dengan kapasitas 30 tempat

tidur dan sebuah kamar isolasi dengan kapasitas dua buah tempat tidur. Ruang

rawat dilengkapi dengan satu nurse station dan ruangan kepala ruangan, satu

ruang tindakan dan penyimpanan alat, satu kamar ganti perawat, satu kamar

dokter muda, satu ruang dapur, satu spoel hoek dan satu gudang serta kamar

mandi untuk pasien

Sebagai ruang rawat dengan kekhususan bedah, terdapat berbagai macam kasus

yang ditangani. Salah satunya adalah kasus fraktur, yan merupakan kasus

terbanyak kedua setelah kasus bedah onkologi. Selama praktik di ruang rawat

Anggrek Tengah Kanan ini, hampir setiap hari mahasiswa menemukan klien

dengan masalah fraktur. Adapun penyebab fraktur yang paling banyak terjadi

adalah akibat dari kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan dalam rumah tangga.

Selain itu, juga terdapat fraktur akibat adanya kecelakaan kerja dan juga fraktur

patologis karena penyakit.

4.2 Analisis Kasus dengan Konsep Keperawatan

Pada kasus Ny. S ditemukan fakta bahwa klien Ny. S (41 tahun) merupakan salah

satu masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan yang mengalami kondisi

kegawatan (emergency). Klien mengalami fraktur setelah terjadi kecelakaan

dalam rumah tangga berupa jatuh dari tangga. Klien mengatakan bahwa klien

jatuh pada malam hari sekitar pukul 18.30 ketika sedang melakukan pekerjaan

rumah. Kondisi klien yang tidak hati-hati menjadi faktor yang mempengaruhi

terjadinya kecelakaan pada klien. Klien jatuh dalam posisi miring ke kanan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

49

Universitas Indonesia

dengan tangan kanan menahan berat tubuh. Akibat tekanan besar pada tangan

kanan klien maka klien mengalami fraktur tertutup di area humerus dextra.

Kejadian jatuh yang dialami oleh Ny. S ini merupakan salah satu masalah yang

sering terjadi dan dapat menyebabkan cedera dalam hal ini adalah fraktur.

DKI Jakarta sebagai kota dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia

merupakan salah satu wilayah perkotaan yang rentan dengan terjadinya

kecelakaan. Akibat dari peningkatan jumlah penduduk di wilayah Jakarta

mengakibatkan terjadinya peningkatan pembangunan rumah tinggal, sedangkan

lahan yang dapat dijadikan pemukiman sudah semakin jarang. Hal ini mendorong

penduduk untuk cenderung membuat rumah bertingkat. Bangunan bertingkat

merupakan salah satu faktor risiko yang dapat memicu terjadinya kecelakaan

berupa kejadian jatuh. Hasil laporan RISKESDAS tahun 2007 menunjukkan

bahwa angka kejadian jatuh merupakan penyebab cedera terbesar di wilayah

Indonesia yaitu sekitar 58%. Selain itu, dilaporkan bahwa dari 45.987

peristiwa/kejadian jatuh mengalami fraktur sebanyak 1,775 orang (3,8%)

(Riskesdas, 2007).

Sesaat setelah kejadian jatuh, Ny. S dilarikan ke klinik terdekat untuk dilakukan

pertolongan pertama, yaitu pemakaian armsling untuk fiksasi sementara posisi

lengan klien. Klien mengatakan bahwa setelah jatuh, tangan klien membengkak

dan terasa sangat nyeri. Setelah diberikan pertolongan pertama di klinik

kesehatan, klien diantarkan ke RSUP Persahabatan untuk ditangani lebih lanjut.

Sesampainya di RSUP Persahabatan klien dibawa ke IGD dan dilakukan

pemeriksaan awal. Klien dilakukan rekognisi dengan dilakukan anamnesa

mengenai kronologis terjadinya kecelakaan. Klien juga menjalani pemeriksaan

fisik, pengkajian nyeri untuk menentukan kadar keparahan cedera klien.

Selanjutnya klien juga menjalani pemeriksaan rontgen ekstrimitas untuk

mengetahui letak dan jenis fraktur yang dialami klien. Berdasarkan hasil rontgen,

klien mengalami fraktur pada area humerus proximal dextra. Tindakan

pertolongan pertama yang telah dilakukan pada Ny. S ini merupakan tindakan

yang sesuai dengan tahapan pertama dari empat tahapan dalam penanganan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

50

Universitas Indonesia

fraktur, yaitu rekognisi menyangkut diagnosis dan penilaian fraktur, anamnesis,

pemeriksaan klinis dan radiologis (Price & Wilson, 1995; Rasjad, 2007).

Setelah dilakukan rekognisi dan mendapatkan penanganan awal di IGD, klien

dibawa ke ruang perawatan bedah kelas (Anggrek Tengah Kanan) dan

direncanakan akan menjalani operasi berupa Open Reduction and Internal

Fixation (ORIF). Tindakan ORIF ini merupakan tahap penatalaksanaan fraktur

berikutnya setelah rekognisi, yaitu reduksi dimana akan dilakukan reposisi

fragmen-fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya

(Sjamsuhidayat & Jong, 2005). Operasi dapat dilaksanakan jika alat berupa plate

dan screw sudah tersedia. Selama masa menunggu operasi, masalah utama yang

teramati dari klien ialah nyeri dan takut melakukan mobilisasi.

Hasil observasi perawat menunjukkan Ny. S tampak hanya menghabiskan waktu

di tempat tidur dan jarang melakukan perubahan posisi dan mobilisasi. Asumsi

penulis terhadap kondisi ini adalah dikarenakan mungkin saja pada klien dengan

fraktur memiliki pemikiran bahwa mereka tidak boleh melakukan pergerakan

karena akan memperparah fraktur yang telah terjadi. Padahal seharusnya klien

dengan masalah fraktur ini seharusnya terus melakukan mobilisasi atau

pergerakan agar tidak terjadi kekakuan pada ekstrimitas dan kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi sendiri serta dapat meminimalisir

tingkat ketergantungan klien terhadap orang lain. Hal ini sesuai dengan teori yang

dijabarkan dalam Brunner & Suddarth (2002) bahwa dengan mobilisasi dapat

mempertahankan kekuatan ekstrimitas dan fungsinya serta mencapai kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan secara maksimal.

Sebelum klien dilakukan latihan kekuatan otot dan pergerakan sendi, klien

menyatakan bahwa tangan sempat terasa kaku dan sulit digerakkan. Hal ini bisa

jadi akibat dari kurangnya mobilisasi klien. Klien mengatakan bahwa ia takut

melakukan mobilisasi karena akan menimbulkan nyeri dan takut fraktur semakin

parah. Tampak klien dibantu oleh keluarga dan perawat dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Selain itu, klien mengatakan sudah tidak betah di rumah

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

51

Universitas Indonesia

sakit, ingin cepat pulang, dan terus menerus menanyakan kapan klien akan

dioperasi. Klien mengatakan klien tidak bisa berada lama-lama di rumah sakit

karena harus bekerja dan ada banyak hal lainnya yang perlu diurus. Dari kasus ini

terlihat bahwa dampak dari kecelakaan antara lain menurunnya produktivitas

seseorang dikarenakan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kerugian fisik

akibat kecelakaan jelas terlihat karena sebagian aktivitas klien perlu dibantu

akibat tangan kanannya yang masih belum bisa digerakkan karena sakit.

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, seorang perawat harus mampu untuk

meminimalisir/mencegah komplikasi yang mungkin akan terjadi selama klien

dirawat. Hal ini sesuai konsep manajemen keperawatan untuk klien fraktur

menurut Halstead (2004) dimana salah dua fokus dari prinsip manajemen

perawatan fraktur adalah memaksimalkan kemampuan klien dan mencegah

komplikasi. Rasa nyeri yang dialami pasien, membuat pasien takut untuk

menggerakkan ekstremitas yang cedera, sehingga pasien cenderung untuk tetap

berbaring lama, membiarkan tubuh tetap kaku (Smeltzer & Bare, 2009). Individu

yang membatasi pergerakannya (immobilisasi), akan menyebabkan tidak stabilnya

pergerakan sendi, terjadinya atropi otot dalam empat sampai enam hari (Waher,

Salmond & Pellino, 2002). Oleh karena itu, agar tidak terjadi masalah kesehatan

lain yang muncul akibat dari kemampuan mobilisasi klien yang menurun maka

perlu dilakukan latihan berupa latihan kekuatan otot agar tidak muncul komplikasi

lain.

Salah satu asuhan keperawatan yang diberikan kepada Ny. S selama dirawat di

ruang Anggrek Tengah Kanan adalah asuhan keperawatan untuk mengatasi

masalah hambatan mobilitas fisik. Dalam hal ini salah satu intervensi yang

diberikan adalah berupa latihan kekuatan otot/latihan gerak sendi (Range of

Motion) dan latihan isometrik. Latihan yang diberikan ini tidak hanya diberikan

sebelum klien menjalani operasi, akan tetapi terus dilanjutkan hingga hari terakhir

klien dirawat. Berdasarkan hasil observasi perawat, klien tampak mengalami

kemajuan dalam melakukan mobilisasi dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

(Activity Daily Living). Awal klien dirawat di rumah sakit, tampak klien masih

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

52

Universitas Indonesia

takut dan tidak berani untuk melakukan mobilisasi. Selain itu, klien juga sempat

mengeluh kaku pada kedua tangannya. Setelah diberikan intervensi berupa latihan

kekuatan otot / rentang gerak sendi, klien sudah tidak lagi mengeluh mengalami

kekakuan pada ekstrimitasnya.

Latihan isometrik diberikan pada ekstrimitas klien yang diimobilisasi yaitu pada

ekstrimitas atas sebelah kanan Ny. S yang mengalami fraktur humerus dextra. Hal

ini sesuai dengan yang diungkapkan Black & Hawks (2009) bahwa latihan

isometrik merupakan kontraksi aktif dari otot tanpa menggerakan persendian atau

fungsi pergerakan dan digunakan jika ROM persendian dibatasi karena injuri atau

immobilisasi. Sedangkan untuk ektrimitas Ny. S yang tidak cedera diberikan

latihan pergerakan sendi aktif dan pasif. Latihan ini dikenal juga dengan latihan

isotonik dimana latihan yang dilakukan tetap menyebabkan ketegangan pada otot

yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot. Selama memberikan dan

mengajarkan latihan kekuatan otot ini, perawat berusaha untuk memberikan

pemahaman kepada klien bahwa latihan yang dilakukan perlu untuk

mempertahankan kekuatan otot, mencegah kekakuan otot dan mempertahankan

sirkulasi ke bagian distal ektrimitas. Latihan yang diberikan ini dapat dilihat pada

lampiran 4.

Pada saat Ny. S akan menjalani prosedur operasi, klien tampak cemas dan banyak

bertanya mengenai prosedur operasi yang akan dilakukan. Sebagai seorang tenaga

keperawatan, mempunyai tanggung jawab untuk memberikan edukasi, membantu

klien mengurangi kecemasan dan mengajarkan berbagai latihan sebelum operasi.

Edukasi merupakan salah satu peran tenaga keperawatan yang sangat penting dan

dilakukan sejak 1 atau 2 hari sebelum pembedahan, karena klien akan dapat

mempelajarinya dengan baik (Potter & Perry, 2006). Edukasi yang diberikan

kepada klien terkait dengan tujuan/alasan tindakan operasi, persiapan operasi baik

fisik maupun penunjang, kondisi kamar operasi dan petugas kamar operasi,

prosedur operasi, dan latihan-latihan yang harus dilakukan sebelum operasi dan

harus dijalankan setalah operasi. Adapun latihan yang diajarkan adalah berupa

teknik relaksasi napas dalam, teknik batuk efektif, dan latihan gerak sendi..

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

53

Universitas Indonesia

Setelah prosedur operasi, perawat tetap harus terus memperhatikan perkembangan

kondisi klien. Ny. S terus dimotivasi untuk mulai melakukan mobilisasi dini satu

hari setelah operasi. Ny. S juga dianjurkan untuk mulai melakukan latihan gerak

sendi untuk mencegah terjadinya kekakuan. Hampir pada semua jenis

pembedahan termasuk pembedahan ortopedi, klien dianjurkan untuk segera

meninggalkan tempat tidur 24-48 jam pasca bedah untuk melakukan mobilisasi

(Kozier, 2010). Menurut Brunner & Suddarth (2002), mobilisasi dini menjadi

faktor penentu dalam kemajuan perkembangan klien di rumah sakit (Smeltzer &

Bare, 2002). Oleh karena itu, sangat penting untuk klien yang menjalani operasi

agar segera melakukan mobilisasi dini pasca tindakan pembedahan.

Pasca dilakukan pembedahan, prinsip penanganan fraktur yang ketiga dan

keempat dilanjutkan, yaitu retensi dan rehabilitasi. Pada tahapan retensi, perawat

bertugas untuk membantu klien mempertahankan fragmen-fragmen tulang selama

masa penyembuhan (Price & Wilson, 1995; Sjamsuhidayat & Jong, 2005). Dalam

tahapan ini perawat membantu klien untuk mempertahankan tangan kanan agar

tetap immobilisasi dengan menggunakan armsling. Kemudian untuk tahapan

rehabilitasi, perawat mengajarkan Ny. S untuk melakukan latihan tangan post

ORIF serta memberikan edukasi tentang cara latihan yang dapat dilakukan saat

klien dirumah.

4.3 Efektifitas Latihan Kekuatan Otot terhadap Kemampuan Mobilisasi

Latihan kekuatan otot adalah latihan penguatan penguatan/pengencangan otot

gluteal dan kuadrisep serta latihan pergerakan sendi yang dilakukan sebelum

tindakan operasi dengan tujuan untuk memelihara kekuatan otot yang diperlukan

untuk berjalan. Sebelum operasi, mobilisasi klien dapat terganggu karena adanya

nyeri, pembengkakan dan imobilisasi bagian yang fraktur. Perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan harus membantu klien untuk melakukan mobilisasi

dengan memberikan latihan kekuatan otot. Manfaat dari latihan otot sebelum

operasi adalah kekuatan otot tetap terjaga, sehingga atropi otot dapat dihindari,

dan pasien akan lebih siap, untuk melakukan ambulasi dini pasca operasi

(Smeltzer & Bare, 2002). Program latihan sebelum operasi juga dipandang

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

54

Universitas Indonesia

sebagai program prehabilitasi dan program latihan setelah operasi merupakan

salah satu program rehabilitasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Waher, Salmod & Pellino

(2002), diketahui bahwa klien dengan masalah fraktur seringkali kemampuan

mobilisasinya mengalami penurunan karena ketidakadekuatan informasi yang

diterima oleh klien. Selain itu, beberapa klien yang pernah mengalami fraktur juga

mengatakan bahwa saat melakukan mobilisasi dapat menimbulkan nyeri. Kondisi

immoblisasi yang cukup lama, akan berdampak pada lama hari rawat/length of

stay. Immobilisasi pada klien fraktur

Menjawab kebutuhan akan pentingnya mempersiapkan otot sebelum operasi,

maka, ada beberapa hasil penelitian yang memberikan hasil yang signifikan,

diantaranya hasil penelitian Eldawati (2011) didapatkan hasil bahwa ada

perbedaan rata – rata kemampuan ambulasi dini yang lebih baik pada kelompok

yang diberikan latihan kekuatan otot dibandingkan dengan kelompok yang tidak

diberikan, dengan nilai p = 0.017. Menurut penelitian ini bahwa dengan

dilakukannya latihan kekuatan otot preoperasi, maka ketahanan otot (endurance)

pasien akan lebih terjaga.

Dampak dari latihan kekuatan otot adalah meningkatkan kemampuan ambulasi

dini pasien pasca operasi. Ambulasi dini merupakan komponen penting dalam

perawatan pasca operasi fraktur karena jika pasien membatasi pergerakkannya di

tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi, pasien akan semakin sulit

untuk mulai berjalan (Kozier, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sheps

(2006), seorang profesor dari University of British Columbia mengatakan bahwa

klien yang mengalami fraktur ekstrimitas atas yang melakukan mobilisasi dini

baik berupa latihan gerak sendi maupun mobilisasi jalan mempunyai

kecenderungan untuk beraktivitas normal lebih cepat dibandingkan dengan klien

yang tidak melakukan mobilisasi dini. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka

perawat yang berada ditatanan praktik, harus memikirkan kondisi yang dapat

mempercepat kemampuan klien untuk melakukan mobilisasi dini pasca operasi,

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

55

Universitas Indonesia

dengan tidak tergantung pada bantuan orang lain. Salah satu cara yang harus

dipertimbangkan diantaranya adalah dengan melakukan latihan kekuatan otot.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

56 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

Bab ini akan menguraikan kesimpulan dan saran dari seluruh rangkaian penulisan

yang telah dilakukan. Penulis menyimpulkan hasil pemaparan secara keseluruhan

dan memberikan saran terkait hasil analisis. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu

kesimpulan dan saran.

5.1 Simpulan

5.1.1 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke

arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju terutama di daerah

perkotaan. Hasil dari adanya perkembangan dan kemajuan IPTEK ini

salah satunya adalah terjadi peningkatan arus urbanisasi yang

mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk di wilayah perkotaan.

Lahan yang sempit di wilayah perkotaan mendorong masyarakat untuk

membuat bangunan tempat tinggal yang bertingkat. Hal ini merupakan

salah satu pemicu atau faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya

kecelakaan dalam rumah tangga berupa kejadian jatuh.

5.1.2 Kecelakaan atau kejadian jatuh yang terjadi seringkali menyebabkan

cedera, salah satunya adalah berupa fraktur (patah tulang). Seringkali klien

yang mengalami fraktur memiliki ketakutan untuk melakukan mobilisasi

akibat kurang pengetahuan ataupun karena takut merasa nyeri saat

bergerak. Sehingga perawat memiliki tanggung jawab untuk memberikan

asuhan keperawatan yang komprehensif agar dapat mencegah

kemungkinan terjadinya komplikasi.

5.1.3 Latihan kekuatan otot perlu dilakukan agar proses penyembuhan fraktur

berlangsung baik dan tidak menimbulkan komplikasi.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

57

Universitas Indonesia

5.2 Saran

5.2.1 Untuk Mahasiswa

Mahasiswa keperawatan diharapkan menerapkan latihan kekuatan otot selama

melakukan praktik di lapangan guna memberikan asuhan keperawatan yang

komprehensif kepada klien dengan fraktur.

5.2.2 Untuk Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan dapat menambah referensi di perpustakaan

mengenai latihan kekuatan otot agar menjadi sarana dan sumber bacaan bagi

mahasiswa sehingga dapat menerapkannya langsung saat praktik di lapangan.

5.2.3 Untuk Pelayanan Keperawatam

Pelayanan keperawatan kedepannya agar dapat menerapkan latihan kekuatan otot

sebagai salah satu bentuk intervensi yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan

kemampuan mobilisasi klien dengan fraktur serta agar dapat meningkatkan

kemampuan ambulasi dini klien pasca operasi.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

58

DAFTAR PUSTAKA

Allender, J. A & Spradley, B. W. (2001). Community health nursing concepts and

practice. Philadhelpia: Lippincott

Black, M. J. & Hawks, H.J., (2009). Medical surgical nursing: clinical

management for continuity of care, 8th ed. Philadephia: W.B. Saunders

Company

Boykin, R. E., Jawa, A., O'Brien, T., Higgins, L. D., & Warner, J. P. (2011).

Variability in operative management of proximal humerus

fractures. Shoulder & Elbow, 3(4), 197-201. Diunduh dari:

http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a9h&AN=702499

31&site=ehost-live pada 16 Juni 2013 pukul 15.18 WIB

Darracq, M. A., Vinson, D. R., & Panacek, E. A. (2008). Preservation of active

range of motion after acute elbow trauma predicts absence of elbow fracture. The American Journal of Emergency Medicine, 26(7), 779-82.

Diunduh dari: http://dx.doi.org/10.1016/j.ajem.2007.11.005 pada tanggal

2 Juli 2013 pukul 13.45 WIB

Departemen Kesehatan RI. (2008). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007.

Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Departemen

Kesehatan RI

Departemen Kesehatan RI. (2006). Kesehatan kota Jakarta. Diunduh dari

http://www.depkes.go.id pada tanggal 05 Juli 2013 Pukul 18.09 WIB

Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. (2005).

Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan

pendokumentasian perawatan pasien. (Ed 3). Jakarta: EGC.

Eldawati. (2011). Pengaruh latihan kekuatan otot pre operasi terhadap

kemampuan ambulasi dini pasien pasca operasi fraktur ekstrimitas di

RSUP Fatmawati Jakarta. Tesis. UI: tidak dipublikasikan

Gilbey, Lars E.O,jon.K, Inger Ekman, Christine.M (2003). Exercise improves

early functional recovery after total hip arthroplasty, Clinical

Orthopaedic and Related Research, 408, 193 – 200.

Halstead, A. J. (2004). Orthopedic nursing: caring patients with musculoskeletal

disorders. Western schools, Inc. Chapter 14; 147-150.

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/isometric+exercise

http://www.orthoseek.com/articles/carpalts.html

http://helid.digicollection.org/en/d/Jwho43e/7.2.1.1.html

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

59

Kime, R., Hamaoka, T., Sako, T., Murakami, M., Homma, T., Katsumura, T., &

Chance, B. (2003). Delayed reoxygenation after maximal isometric

handgrip exercise in high oxidative capacity muscle. European Journal of

Applied Physiology, 89(1), 34-41. Diunduh dari

http://dx.doi.org/10.1007/s00421-002-0757-3. pada tanggal 9 Juli 2013,

pukul 13.01 WIB

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2010). Fundamental of nursing,

concept, process, and practice. 8th

. California: Addison - Wesley

NANDA International. 2009. Nursing diagnoses: definition and clasification

2009-2011. Dialihbahasakan oleh Sumarwati, Made dkk. Jakarta: EGC

NHS. (2009). The Prevention of falls in the community hospital and intermediate

care setting information pack. Diunduh

darihttp://www.bhps.org.uk/falls/healthprofinfo.htm pada 11 Juli 2013.

Noviestasri, dkk. (2006). Panduan praktikum keperawatan dasar I. Depok:

Penerit FE UI

Novita, Dian. (2012). Pengaruh terapi music terhadap nyeri post operasi Open

Reduction and Internal Fixation di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi

Lampung. Tesis UI: Tidak dipublikasikan.

Potter, P.A & Perry, A. G (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,

proses dan praktik. Alih bahasa: Komalasari, R., Evriyeni D., Novieastari,

E. Hanny, A. Kurnianingsih, S. Edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC

Price, A.S., & & Wilson, M. L. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-proses

penyakit. Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

Rasjad,Ch (2007). Pengantar ilmu bedah orthopedi. Ujung Pandang: Bintang

Lamumpatue.

Riskesdas. (2007). Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Depkes

RI tahun 2007. Diunduh dari www.depkes.go.id pada tanggal 9 Juni 2013

pukul 12.50 WIB.

Sheps, Sameul. (2006). Early mobilitation of hand fractures in BC. Vancouver,

Canada: University of British Columbia

Smeltzer, S. & Bare,B.G (2002). Textbook of medical surgical nursing, 8th

.

Dialihbahasakan oleh dr. Andry Hartono dkk. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. & Bare,B.G (2009). Textbook of medical surgical nursing, 9th,

Philadelphia: Lippincot.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

60

Wilkinson, Judith M. dan Ahern, Nancy R. (2012). Buku saku diagnosis

keperawatan: Diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. (Ed

9). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

Young-Hoo, K., Sohn, K., & Jun-Shik, K. (2005). Range of motion of standard

and high-flexion posterior stabilized total knee prostheses: a prospective,

randomized study. Journal of Bone and Joint Surgery, 87(7), 1470-5.

Diunduh dari

http://search.proquest.com/docview/205180225?accountid=17242. pada

tanggal 2 Juli 2013 pukul 13.13 WIB

Yenichrist. (2008). Konsep Dasar Operasi. Diunduh dari

http://yenibeth.wordpress.com/2008/06/26/konsep-dasar-operasi/ pada 01

Juli 2013 pukul 12.08 WIB.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 1

Lampiran 1 Rencana Asuhan Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Closed Fraktur Humerus Proximal Dextra

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Sasaran Intervensi Rasional

1. Nyeri berhubungan

dengan spasme otot;

gerakan fragmen

tulang, edema, dan

cedera pada jaringan

lunak; imobilisasi

TUM: Nyeri berkurang

atau terkontrol

TUK :

1. Klien menunjukkan

ekspresi wajah tenang

2. Klien menunjukkan

pengendalian nyeri

3. Klien mampu

beraktifitas dan

istirahat dengan tepat

Mandiri:

Pertahankan imobilisasi

bagian lengan yang sakit

dengan armsling.

Tinggikan dan dukung

ekstremitas yang terkena.

Hindari penggunaan

sprei/bantal plastik di bawah

ekstrimitas yang cedera

Tinggikan penutup tempat

tidur

Evaluasi keluhan

nyeri/ketidaknyamanan,

perhatikan karakteristik,

lokasi, termasuk

intensitasnya (skala 0-10).

Perhatikan petunjuk nyeri

non verbal (perubahan

Menghilangkan nyeri dan mencegah

kesalahan posisi tulang yang cedera.

Meningkatkan aliran balik vena,

menurunkan edema dan menurunkan nyeri.

Dapat meningkatkan ketidaknyamanan

karena peningkatan produksi panas.

Mempertahankan kehangatan tubuh tanpa

ketidaknyamanan karena tekanan pada

bagian yang sakit.

Mempengaruhi pilihan keefektifan

intervensi. Tingkat intensitas dapat

mempengaruhi persepsi reaksi terhadap

nyeri

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 1

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Sasaran Intervensi Rasional

tanda-tanda vital dan

emosi/perilaku).

Jelaskan prosedur sebelum

memulai.

Lakukan dan awasi rentang

gerak aktif pada ekstrimitas

yang tidak cedera dan aktif

asistif /pasif pada

ekstrimitas yang cedera.

Dorong menggunakan

teknik manajemen nyeri

(relaksasi, latihan nafas

dalam, imajinasi visualisasi,

sentuhan terapeutik,

distraksi).

Identifikasi aktivitas

terapeutik yang tepat untuk

usia pasien, kemampuan

fisik dan penampilan

pribadi.

Selidiki adanya keluhan

Memungkinkan pasien siap secara mental

untuk aktifitas juga berpartisipasi dalam

mengontrol tingkat ketidaknyamanan.

Mempertahankan kekuatan/mobilitas otot

yang sakit dan memudahkan resolusi

inflamasi pada jaringan yang cedera.

Menfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa kontrol, dan dapat

meningkatkan kemampuan koping dalam

manajemen nyeri yang mungkin menetap

untuk periode lebih lama.

Dapat menandakan terjadinya komplikasi,

contoh infeksi, iskemia jaringan, sindrom

kompartemen.

Menurunkan edema/ pembentukan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 1

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Sasaran Intervensi Rasional

nyeri yang tidak biasa atau

tidak hilang dengan

analgesik.

Kolaborasi:

Lakukan kompres dingin

24-48 jam pertama dan

sesuai keperluan.

Berikan obat analgesik

sesuai indikasi: ketorolac 30

mg

hematoma, menurunkan sensasi nyeri.

Diberikan untuk menurunkan nyeri

dan/atau spasme otot.

2 Hambatan mobilitas

fisik berhubungan

dengan fraktur,

immobilisasi

TUM:

Meningkatkan kemampuan

mobilisasi sesuai dengan

tingkat maksimum klien

TUK:

Klien mampu:

Menunjukkan peningkatan/

mempertahankan

mobilitas pada tingkat

paling tinggi yang

mungkin

Mandiri

Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh

cedera/pengobatan dan

perhatikan persepsi pasien

terhadap imobilisasi.

Dorong partisipasi pada aktivitas

Bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada

Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri tentang keterbatasan fisik

aktual, memerlukan informasi/intervensi

untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.

Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali

perhatian, meningkatkan rasa kontrol

diri/harga diri, dan membantu menurunkan

isolasi sosial.

Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot,

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 1

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Sasaran Intervensi Rasional

Mempertahankan posisi fungsional

Meningkatkan kekuatan/fungsi yang

sakit dan

mengkompensasi

bagian tubuh

Menunjukkan teknik

yang memampukan

melakukan aktivitas

ekstremitas yang sakit dan

yang tak sakit.

Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan

tungkai yang tak sakit

Berikan bebat pergelangan/armsling yang

sesuai

Tempatkan dalam posisi

telentang secara periodik

bila mungkin

Bantu/dorong perawatan diri/kebersihan (contoh:

mandi, mencukur).

Berikan/Bantu dalam mobilisasi

Awasi tekanan darah dengan melakukan

aktivitas. Perhatikan

keluhan pusing.

Ubah posisi secara periodik

dan dorong untuk latihan

mempertahankan gerak sendi, mencegah

kontraktur/atrofi, dan resorpsi kalsium

karena tidak digunakan.

Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi atau menggerakkan tungkai dan

membantu mempertahankan kekuatan dan

massa otot.

Berguna dalam mempertahankan posisi fungsional ekstremitas, tangan/kaki, dan

mencegah komplikasi

Menurunkan risiko kontraktur fleksi panggul

Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, meningkatkan kontrol pasien dalam situasi,

dan meningkatkan kesehatan diri langsung.

Mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring (contoh: flebitis) dan meningkatkan

penyembuhan dan normalisasi fungsi organ.

Hipotensi postural adalah masalah umum menyertai tirah baring lama dan dapat

memerlukan intervensi khusus (kemiringan

meja dengan peninggian secara bertahap

sampai posisi tegak).

Mencegah/menurunkan insiden komplikasi

kulit/pernapasan (dekubitus, pneumonia)

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 1

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Sasaran Intervensi Rasional

batuk/napas dalam

Kolaborasi

1. Konsul dengan ahli terapi

fisik/okupasi dan/atau

rehabilitasi spesialis

Berguna dalam membuat aktivitas individual/program latihan. Pasien dapat

memerlukan bantuan jangka panjang dengan

gerakan, kekuatan, dan aktivitas yang

mengandalkan berat badan, juga penggunaan

alat, contoh walker, kruk, tongkat,

meninggikan tempat duduk di toilet, tongkat

pengambil/penggapai, khususnya alat makan.

3 Risiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

mual, muntah,

penurunan nafsu makan

TUM: Nutrisi adekuat

TUK:

Klien makan sesuai

dengan kebutuhan

kalori dan gizinya

Klien menunjukkan

tingkat energi yang

biasanya sebelum sakit

BB stabil/ bertambah

kearah BB normal

Tonus otot baik

Timbang BB setiap hari atau

sesuai indikasi

Tentukan program diet dan

pola makan pasien dan

bandingkan dengan makanan

yang dapat dihabiskan pasien

Auskultasi bising usus, catat

adanya nyeri abdomen/ perut

kembung, mual, muntah,

pertahankan keadaan puasa

sesuai indikasi

Identifikasi makanan yang

Mengkaji pemasukan makanan yang

adekuat

Mengidentifikasi kekurangan dan

penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.

Hiperglikemi dan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit dapat menurunkan

motilitas/ fungsi lambung yang akan

mempengaruhi pilihan intervensi.

Jika makanan yang disukai pasien dapat

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 1

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/Sasaran Intervensi Rasional

disukai/dikehendaki

termasuk kebutuhan etnik

dan kultuer

Libatkan keluarga pada

perencanaan makan ini sesuai

indikasi

Observasi tanda-tanda

hipoglikemi, spt: perubahan

tingkat kesadaran, kulit

dingin, nadi cepat, lapar,

peka rangsang, cemas, sakit

kepala, pusing, sempoyongan

Pantau pemeriksaan lab, spt:

gula darah, albumin

Lakukan konsultasi dengan

ahli diet

dimasukkan dalam perencanaan makan,

kerjasama ini dapat diupayakan setelah

pulang.

Meningkatkan rasa keterlibatannya,

memberi informasi pada keluarga untuk

memahami kebutuhan nutrisi pasien.

Karena metabolisme KH mulai terjadi dan

sementara tetap diberikan insulin maka

hipoglikemi dapat terjadi

Gula darah akan menurun perlahan dengan

pergantian cairan dan terapi insulin

terkontrol.

Bermanfaat dalam penyesuaian diet untuk

memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Lampiran 2 Catatan Perkembangan

Pre Operasi

Catatan Perkembangan Ny. S tanggal 29 Mei 2013

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Nyeri akut

Data Subyektif:

Klien mengatakan

nyeri pada tangan

kanan jika klien

melakukan

pergerakkan

Klien mengatakan

sakit kepala

Data Obyektif:

Ekspersi wajah

tampak meringis

kesakitan saat klien

mencoba bergerak

Klien tampak

melindungi area

yang sakit

Skala Nyeri 6 pada

lengan kanan, nyeri

tidak menjalar dan

hilang timbul

Skala sakit kepala 4,

gilang timbul dan

terasa berdenyut

Hasil radiologi

menunjukkan bahwa

klien mengalami

closed fraktur

humerus dextra

Mengkaji skala nyeri yang

dirasakan oleh klien

Mengajarkan teknik

relaksasi napas dalam

untuk mengurangi nyeri

Menganjurkan klien

mengambil posisi yang

nyaman

Menganjurkan klien untuk

immobilisasi lengan yang

sakit

Meninggikan bagian

ekstrimitas yang fraktur

Menganjurkan klien untuk

istirahat

Kolaborasi pemberian

analgesik: ketorolac 30 mg

S:

Klien mengatakan nyeri pada

lengan kanan saat klien

berusaha melakukan

mobilisasi

Klien mengatakan sakit

kepala

O:

Keadaan umum: sedang,

kesadaran CM

Tekanan Darah: 100/70

mmHg

Nadi: 80 x/menit

Suhu: 37,1ºC

Skala nyeri 6-7 (0-10)

dengan nyeri terasa hilang

timbul dan kadang terasa

menjalar hingga ke bahu.

Nyeri dirasakan berkurang

jika klien istirahat di tempat

tidur dan tidak melakukan

mobilisasi.

Klien tampak lebih rileks

setelah melakukan relaksasi

napas dalam

Ekspresi klien tampak

meringis saat terasa nyeri

A:

masalah nyeri belum teratasi

P:

Motivasi penggunaan teknik

relaksasi napas dalam

Monitor tanda-tanda vital

Monitor keluhan nyeri

Anjurkan klien mengambil

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

posisi yang nyaman

Anjurkan klien untuk

istirahat dan immobilisasi

bagian lengan yang sakit

Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan

fraktur

Data Subyektif:

Klien mengatakan

ia kurang

bergerak dan

aktifitas banyak

dilakukan di

tempat tidur dan

banyak dibantu.

Data Obyektif:

Terdapat closed

fraktur humerus

dextra

Klien tampak

kesulitan

melakukan

pergerakan

ROM pda tangan

kanan terbatas

Mendorong klien untuk

immobilisasi tangan yang

fraktur

Mendorong partisipasi

klien dalam melakukan

aktivitas

Memfasilitasi dan

mengajarkan latihan

rentang gerak aktif dan

aktif asistif

Membantu klien dalam

melakukan mobilisasi

Memfasilitasi dan

mendorong klien dalam

melakukan personal

hygiene.

Mengkaji kekuatan otot

klien

S:

Klien mengatakan kesulitan

untuk bergerak

Klien mengatakan sakit saat

berusaha untuk melakukan

pergerakan

Klien mengatakan pusing

jika terlalu sering berubah

posisi

O:

Kekuatan otot:

43-- 5555

5555 5555

Klien tampak menghabiskan

waktu di tempat tidur

Klien tampak takut

melakukan mobilisasi

Klien tampak mengikuti

instruksi perawat dalam

melakukan latihan rentang

pergerakan sendi

A: masalah teratasi sebagian

Klien hanya mampu melakukan

kegiatan di tempat tidur dengan

bantuan perawat dan keluarga,

latigan rentang gerak minimal.

P:

Mendorong dan membantu

klien melakukan aktivitas

Membantu klien dalam

melakukan mobilisasi

Dorong dan fasilitasi klien

melakukan latihan rentang

pergerakan sendi

Bantu klien dalam memenuhi

ADL

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Risiko

ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

mual, muntah, dan

penurunan nafsu makan

Data Subyektif:

Klien mengatakan

mual dan muntah

Klien mengatakan

nafsu makan

menurun

Data Obyektif:

Klien tampak

lemah

Tampak makanan

klien tidak habis

dan sisa 2/3 porsi

Mengkaji kebiasaan makan

klien

Mengkaji makanan yang

disukai dan tidak disukai

klien

Mendorong klien untuk

makan makanan yang

disukai

Mendorong klien untuk

makan sedikit tapi sering

Kolaborasi pemberian obat

mual: ondancentron

Kolaborasi penentuan

program diet dan pola

makan pasien dan

bandingkan dengan

makanan yang dapat

dihabiskan pasien

S:

Klien mengatakan kadang-

kadang masih mual dan

sampai muntah

Klien mengatakan tidak

nafsu makan

Klien mengatakan badan

terasa lemas

O:

Klien tampak lemas dan

tidak bersemangat

Tampak makanan klien tidak

dihabiskan

Mual (+), muntah (+)

A: masalah belum terjadi namun

berisiko untuk terjadi jika tidak

ditangani.

P:

Timbang berat badan klien

Kaji status nutrisi klien

Pantau adanya mual dan

muntah

Motivasi klien untuk makan

sedikit tapi sering

Berikan makanan yang

disukai oleh klien

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Catatan Perkembangan Ny. S tanggal 31 Mei 2013

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Nyeri akut

Data Subyektif:

Klien mengatakan

nyeri pada tangan

kanan jika klien

melakukan

pergerakkan

Klien mengatakan

sakit kepala

Data Obyektif:

Ekspersi wajah

tampak meringis

kesakitan saat klien

mencoba bergerak

Klien tampak

melindungi area

yang sakit

Skala Nyeri 6 pada

lengan kanan, nyeri

tidak menjalar dan

hilang timbul

Hasil radiologi

menunjukkan bahwa

klien mengalami

closed fraktur

humerus dextra

Mengkaji skala nyeri yang

dirasakan oleh klien

Motivasi penggunaan

teknik relaksasi napas

dalam untuk mengurangi

nyeri

Monitor tanda-tanda vital

Mengajarkan teknik

distraksi untuk mengurangi

nyeri

Menganjurkan klien untuk

tetap mengimmobilisasi

lengan yang fraktur

Kolaborasi pemberian

analgesik: ketorolac 30 mg

S:

Klien mengatakan nyeri pada

lengan kanan sudah

berkurang

Klien mengatakan sudah

tidak mengalami sakit kepala

Klien mengatakan sudah

melakukan teknik relaksasi

jika terasa nyeri

O:

Keadaan umum sedang,

kesadaran compos mentis

Tekanan darah: 90/60 mmHg

Nadi: 76 x/menit

Suhu+ 36,8ºC

Skala nyeri 3-4 (0-10)

dengan nyeri terasa hilang

timbul pada lengan kanan

dan terasa hilang jika

diberikan analgesik:

ketorolac 30 mg.

Lengan kanan sudah

diimmobilisasi dengan

menggunakan arm sling

A: masalah nyeri teratasi

sebagian.

Nyeri yang dirasakan oleh klien

hilang dengan analgesic dan

berkurang dengan tarik napas

dalam.

P:

Monitor keluhan nyeri

Monitor tanda-tanda vital

Motivasi penggunaan teknik

relaksasi napas dalam dan

distraksi untuk mengurangi

nyeri

Kolaborasi pemberian

analgesik: ketorolac 30 mg

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Risiko

ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

mual, muntah, dan

penurunan nafsu makan

Data Subyektif:

Klien mengatakan

mual dan muntah

Klien mengatakan

nafsu makan

menurun

Data Obyektif:

Klien tampak

lemah

Tampak makanan

klien tidak habis

dan sisa 2/3 porsi

Mendorong klien untuk

makan makanan yang

disukai

Mendorong klien untuk

makan sedikit tapi sering

Kolaborasi penentuan

program diet dan pola

makan pasien dan

bandingkan dengan

makanan yang dapat

dihabiskan pasien

Menimbang BB klien

S:

Klien mengatakan mual

sudah berkurang dan sudah

tidak ada muntah

Klien mengatakan nafsu

makan sudah mulai membaik

O:

Klien tampak lebih segar

Tampak makanan klien

dihabiskan 2/3 porsi

Mual (+), muntah (-)

BB = 46 kg

A: masalah belum terjadi namun

berisiko untuk terjadi jika tidak

ditangani.

P:

Pantau adanya mual dan

muntah

Motivasi klien untuk makan

sedikit tapi sering

Berikan makanan yang

disukai oleh klien

Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan

fraktur

Data Subyektif:

Klien mengatakan

ia kurang

bergerak dan

aktifitas banyak

dilakukan di

tempat tidur dan

banyak dibantu.

Data Obyektif:

Terdapat closed

fraktur humerus

dextra

Klien tampak

kesulitan

melakukan

Mendorong partisipasi

klien dalam melakukan

aktivitas

Mengkaji kekuatan otot

klien

Memfasilitasi dan

mengajarkan latihan

rentang gerak aktif dan

aktif asistif pada

ekstrimitas yang tidak

cedera

Memfasilitasi klien

melakukan latihan

pergerakan pada

pergelangan tangan dan

jari-jari tangan yang

terkena fraktur

Membantu klien dalam

S:

Klien mengatakan sudah

mulai turun dari tempat tidur

Klien mengatakan masih

sakit saat berusaha untuk

melakukan pergerakan

O:

Kekuatan otot:

43-- 5555

5555 5555

Klien tampak sudah mulai

mampu melakukan

pergerakan dan aktivitas

dengan dibantu oleh perawat

dan keluarga

Klien tampak mengikuti

instruksi perawat dalam

melakukan latihan rentang

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

pergerakan

ROM pda tangan

kanan terbatas

melakukan mobilisasi

Memfasilitasi dan

mendorong klien dalam

melakukan personal

hygiene.

pergerakan sendi

Klien tampak berusaha

melakukan latihan

pergerakan pada pergelangan

tangan dan jari-jari.

A: masalah teratasi sebagian,

Latihan rentang gerak sudah

mampu dilakukan dengan

bantuan perawat pada ekstrimitas

yang tidak cedera, dan klien

sudah mampu melakukan latihan

rentang gerak pada jari-jari dan

pergelangan tangan yang fraktur

P:

Membantu klien dalam

melakukan mobilisasi

Dorong dan fasilitasi klien

melakukan latihan rentang

pergerakan sendi

Bantu klien dalam memenuhi

ADL dan personal hygiene

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Catatan Perkembangan Ny. S tanggal 01 Juni 2013

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Nyeri akut

Data Subyektif:

Klien mengatakan

nyeri pada tangan

kanan jika klien

melakukan

pergerakkan

Klien mengatakan

sakit kepala

Data Obyektif:

Ekspersi wajah

tampak meringis

kesakitan saat klien

mencoba bergerak

Klien tampak

melindungi area

yang sakit

Skala Nyeri 6 pada

lengan kanan, nyeri

tidak menjalar dan

hilang timbul

Hasil radiologi

menunjukkan bahwa

klien mengalami

closed fraktur

humerus dextra

Memantau keluhan nyeri

Motivasi penggunaan

teknik relaksasi napas

dalam dan distraksi untuk

mengatasi nyeri

Mendorong klien untuk

mrngambil posisi yang

nyaman dan meninggikan

bagian yang sakit

Menganjurkan klien untuk

istirahat

Kolaborasi pemberian

analgesic: ketorolac 30 mg

S:

Klien mengatakan nyeri

masih ada namun sudah

berkurang dan jarang timbul

Klien mengatakan

mengurangi nyeri dengan

berbincang-bincang dengan

orang lain.

O:

Klien tampak lebih rileks

Ekspresi klien tampak tenang

Keadaan umum baik,

kesadaran compos mentis

Tekanan darah: 100/80

mmHg

Nadi: 92 x/menit

Suhu 36,5ºC

Skala nyeri 3 (0-10) pada

lengan kanan dan tidak

menjalar. Nyeri hilag timbul

dan terasa hilang jika

diberikan analgesic serta

berkurang dengan teknik

distraksi.

Klien tampak berhati-hati

dalam melakukan mobilisasi.

A: masalah teratasi sebagian

Nyeri yang dirasakan klien

berkurang dengan teknik napas

dalam dan distraksi.

P:

Pantau keluhan nyeri

Pantau tanda-tanda vital,

kesadaran dan keadaan

umum

Motivasi dan dorong

penggunaan teknik relaksasi

napas dalam dan distraksi

dalam mengatasi nyeri.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Kolaboasi pemberian

analgesic: ketorolac 30 mg

jika nyeri.

Risiko

ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

mual, muntah, dan

penurunan nafsu makan

Data Subyektif:

Klien mengatakan

mual dan muntah

Klien mengatakan

nafsu makan menurun

Data Obyektif:

Klien tampak lemah

Tampak makanan

klien tidak habis dan

sisa 2/3 porsi

Mendorong klien untuk

makan makanan yang

disukai

Mendorong klien untuk

makan sedikit tapi sering

Kolaborasi pemberian

program diet dan pola

makan pasien dan

bandingkan dengan

makanan yang dapat

dihabiskan pasien

S:

Klien mengatakan mual dan

muntah sudah tidak ada

Klien mengatakan nafsu

makan sudah baik dan

kembali seperti biasanya

O:

Klien tampak lebih segar

Tampak makanan klien

habus

Mual (-), muntah (-)

BB = 46 kg

A: masalah teratasi

P:

-

Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan

fraktur

Data Subyektif:

Klien mengatakan

ia kurang

bergerak dan

aktifitas banyak

dilakukan di

tempat tidur dan

banyak dibantu.

Data Obyektif:

Terdapat closed

fraktur humerus

dextra

Klien tampak

kesulitan

melakukan

pergerakan

ROM pda tangan

kanan terbatas

Mendorong partisipasi

klien dalam melakukan

aktivitas

Mengkaji kekuatan otot

klien

Memfasilitasi latihan

rentang gerak aktif dan

aktif asistif pada

ekstrimitas yang tidak

cedera

Memfasilitasi klien

melakukan latihan

pergerakan pada

pergelangan tangan dan

jari-jari tangan yang

terkena fraktur

Membantu klien dalam

melakukan mobilisasi

Mengajarkan klien latihan

isometrik

Memfasilitasi dan

S:

Klien mengatakan sudah

melakukan mobilisasi duduk-

jalan

O:

Kekuatan otot:

43-- 5555

5555 5555

Klien tampak mampu

melakukan pergerakan dan

aktivitas dengan dibantu oleh

perawat dan keluarga

Klien tampak mengikuti

instruksi perawat dalam

melakukan latihan rentang

pergerakan sendi

Klien tampak berusaha

melakukan latihan

pergerakan pada pergelangan

tangan dan jari-jari.

Klien melakukan latihan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

mendorong klien dalam

melakukan personal

hygiene.

isometric sesuai instruksi

perawat

A: masalah teratasi sebagian

Klien mampu melakukan

mobilisasi duduk jalan dengan

bantuan. Latihan gerak sudah

bisa dilakukan secara aktif pada

ekstrimitas yang tidak cedera,

dan latihan isometric pada

lengan yang cedera dilakukan

dengan bantuan perawat.

P:

Membantu klien dalam

melakukan mobilisasi

Dorong dan fasilitasi klien

melakukan latihan rentang

pergerakan sendi dan latihan

isometrik

Bantu klien dalam memenuhi

ADL dan personal hygiene

Dorong klien melakukan

mobilisasi jalan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Pasca Operasi

Catatan Perkembangan Ny. S tanggal 03 Juni 2013

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Nyeri akut

Data Subyektif:

Klien mengatakan

nyeri pada luka

operasi pada tangan

kanan

Data Obyektif:

Ekspersi wajah

tampak meringis

kesakitan

Klien tampak

melindungi area

yang sakit

Skala Nyeri 6-7 (0-

10) pada lengan

kanan, nyeri tidak

menjalar, terasa

berdenyut dan hilang

timbul

Hasil radiologi

menunjukkan bahwa

klien mengalami

closed fraktur

humerus dextra post

ORIF

Memantau keluhan nyeri

Motivasi penggunaan

teknik relaksasi napas

dalam dan distraksi untuk

mengatasi nyeri

Mendorong klien untuk

mrngambil posisi yang

nyaman dan meninggikan

bagian yang sakit

Menganjurkan klien untuk

istirahat

Kolaborasi pemberian

analgesic: ketorolac 30 mg

S:

Klien mengatakan nyeri pada

luka post operasi pada lengan

kanan.

O:

Klien tampak meringis

Ekspresi klien tampak

menahan sakit

Keadaan umum sedang,

kesadaran compos mentis

Tekanan darah: 90/60 mmHg

Nadi: 88 x/menit

Suhu 36,0 ºC

Skala nyeri 6-7 (0-10) pada

luka post operasi di lengan

kanan dan tidak menjalar.

Nyeri hilag timbul dan terasa

berdenyut.

Klien tampak berhati-hati

dalam melakukan mobilisasi.

A: masalah teratasi sebagian

Nyeri yang dirasakan hilang

dengan analgesic.

P:

Pantau keluhan nyeri

Pantau tanda-tanda vital,

kesadaran dan keadaan

umum

Motivasi dan dorong

penggunaan teknik relaksasi

napas dalam dan distraksi

dalam mengatasi nyeri.

Kolaboasi pemberian

analgesic: ketorolac 30 mg

jika nyeri.

Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan

Mendorong klien untuk

melakukan pergerakan

S:

Klien mengatakan masih

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

fraktur

Data Subyektif:

Klien mengatakan

masih lemas untuk

melakukan

pergerakan

Klien mengatakan

kaki masih terasa

kaku dan berat

Data Obyektif:

Terdapat closed

fraktur humerus

dextra post ORIF

Klien tampak

kesulitan melakukan

pergerakan

ROM pda tangan

kanan terbatas

sedikit demi sedikit

Mengkaji kekuatan otot

klien

Memfasilitasi klien

melakukan latihan

pergerakan pada

pergelangan tangan dan

jari-jari tangan post ORIF

Membantu klien dalam

melakukan mobilisasi

Memfasilitasi dan

mendorong klien dalam

melakukan personal

hygiene.

lemas dan sulit untuk

bergerak

Klien mengatakan kaki masih

terasa lemas, kaku dan berat

O:

Kekuatan otot:

43-- 5555

5555 5555

Klien tampak hanya tidur dan

istirahat di tempat tidur

Klien tampak berusaha

melakukan latihan

pergerakan pada pergelangan

tangan dan jari-jari.

Klien tampak dibantu leh

keluarga dalam melakukan

ADL

A: masalah teratasi sebagian

Kemampuan mobilisasi klien

pasca operasi masih minimal.

Klien mulai melakukan latihan

pergerakan sendi pada

ekstrimitas bawah.

P:

Membantu klien dalam

melakukan mobilisasi

Dorong dan fasilitasi klien

melakukan latihan rentang

pergerakan sendi

Bantu klien dalam memenuhi

ADL dan personal hygiene

Dorong klien melakukan

mobilisasi duduk

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Catatan Perkembangan Ny. S tanggal 04 Juni 2013

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Nyeri akut

Data Subyektif:

Klien mengatakan

nyeri pada luka

operasi pada tangan

kanan

Data Obyektif:

Ekspersi wajah

tampak meringis

kesakitan

Klien tampak

melindungi area

yang sakit

Skala Nyeri 6-7 (0-

10) pada lengan

kanan, nyeri tidak

menjalar, terasa

berdenyut dan hilang

timbul

Hasil radiologi

menunjukkan bahwa

klien mengalami

closed fraktur

humerus dextra post

ORIF

Memantau keluhan nyeri

Observasi kondisi umum

klien

Motivasi penggunaan

teknik relaksasi napas

dalam dan distraksi untuk

mengatasi nyeri

Mendorong klien untuk

mengambil posisi yang

nyaman dan meninggikan

bagian yang sakit

S:

Klien mengatakan masih

nyeri pada luka post operasi

pada lengan kanan namun

sudah berkurang.

O:

Klien tampak lebih tenang

Ekspresi klien tampak lebih

rileks

Keadaan umum baik,

kesadaran compos mentis

Tekanan darah: 90/70 mmHg

Nadi: 72 x/menit

Suhu 38,7 ºC

Skala nyeri 3-4 (0-10) pada

luka post operasi di lengan

kanan dan tidak menjalar.

Nyeri jarang muncul dan

hilang dengan distraksi dan

napas dalam

Klien sudah mulai

melakukan mobilisasi duduk-

jalan.

A: masalah teratasi sebagian

Nyari yang dirasakan klien

berkurang dengan teknik

distraksi dan napas dalam

P:

Pantau keluhan nyeri

Pantau tanda-tanda vital,

kesadaran dan keadaan

umum

Motivasi dan dorong

penggunaan teknik relaksasi

napas dalam dan distraksi

dalam mengatasi nyeri.

Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan

Mengajarkan latihan S:

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

fraktur

Data Subyektif:

Klien mengatakan

masih lemas untuk

melakukan

pergerakan

Data Obyektif:

Terdapat closed

fraktur humerus

dextra post ORIF

Klien tampak

kesulitan melakukan

pergerakan

ROM pda tangan

kanan terbatas

ekstrimitas post ORIF

Mendorong klien untuk

tidak menggunakan lengan

kanan (post op) untuk

beraktifitas/immobilisasi

Mengkaji kekuatan otot

Membantu klien

menggunaka armsling

Memotivasi klien

melakukan mobilisasi jalan

Memotivasi klien melakuka

latihan rentang gerak aktif

klien mengatakan sudah

melakukan mobilisasi duduk

dan kadang sudah mulai

jalan.

Klien mengatakan kadang

terasa nyeri pada luka post op

saat klien berusaha merubah

posisi

Klien mengatakan tangan

kanan terasa kaku

O:

Latihan tangan post ORIF

sudah mulai dilakukan pada

jari dan pergelangan tangan.

Klien tampak berhati-hati

menggerakkan jari-jari dan

pergelangan tangan kanan

Klien menggunakan armsling

pada lengan kanan untuk

mempertahankan

immobilisasi pada humerus

dextra)

Kekuatan otot:

43-- 5555

5555 5555

A: masalah teratasi sebagian

Latihan RPS sudah mampu

dilakukan klien secara mandiri.

Klien sudah mampu mobilisasi

duduk jalan dengan bantuan.

Klien sudah diajarkan tentang

latihan tangan post ORIF.

P:

Bantu klien dalam

pemenuhan ADL

Motivasi klien melakukan

mobilisasi

Motivasi klien melakukan

latihan pergerakan post ORIF

dan latihan rentang gerak

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Hipertermi

Data subyektif:

Klien mengatakan

demam dan

menggigil

Data Objektif

Suhu Suhu 38,7 ºC

Tubuh klien teraba

demam

Monitor TTV

Kaji keluhan demam dan

pusing

Menganjurkan klien untuk

banyak minum air putih

Memberikan kompres

hangat

Membantu klien mengganti

pakaian

Kolabirasi pemberian

antipiretik: paracetamol

150 mg

S:

Klien mengatakan lemas dan

demam

O:

Suhu 37,6 ºC setelah

diberikan kompres hangat

dan antipiretik

Demam mulai turun

Klien tampak tertidur

A: masalah teratasi

P:

Motivasi klien banyak

minum dan istirahat

Pantau adanya keluhan

demam dan tanda-tanda vital

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Catatan Perkembangan Ny. S tanggal 05 Juni 2013

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Nyeri akut

Data Subyektif:

Klien mengatakan

nyeri pada luka

operasi pada tangan

kanan

Data Obyektif:

Ekspersi wajah

tampak meringis

kesakitan

Klien tampak

melindungi area

yang sakit

Skala Nyeri 6-7 (0-

10) pada lengan

kanan, nyeri tidak

menjalar, terasa

berdenyut dan hilang

timbul

Hasil radiologi

menunjukkan bahwa

klien mengalami

closed fraktur

humerus dextra post

ORIF

Memantau keluhan nyeri

Observasi kondisi umum

klien

Motivasi penggunaan

teknik relaksasi napas

dalam dan distraksi untuk

mengatasi nyeri

Mendorong klien untuk

mengambil posisi yang

nyaman

Menganjurkan klien untuk

melakukan teknik relaksasi

jika mengalami nyeri di

rumah

S:

Klien mengatakan nyeri

sudah jarang timbul dan

berkurang.

O:

Klien tampak tenang

Ekspresi klien tampak rileks

Keadaan umum baik,

kesadaran compos mentis

Tekanan darah: 90/70 mmHg

Nadi: 82 x/menit

Suhu 36,4 ºC

Skala nyeri 1-2 (0-10) pada

luka post operasi di lengan

kanan dan tidak menjalar.

Nyeri jarang muncul dan

hilang dengan distraksi dan

napas dalam

A: masalah teratasi

Nyeri yang dirasakan klien

minimal dan jarang muncul.

Klien sudah mempu

mengendalikan nyeri dengan

teknik manajemen nyeri.

P: tidak ada perencanaan

tindakan keperawatan karena

klien pulang

Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan

fraktur

Data Subyektif:

Klien mengatakan

masih lemas untuk

melakukan

pergerakan

Data Obyektif:

Terdapat closed

fraktur humerus

dextra post ORIF

Mengajarkan latihan

ekstrimitas post ORIF

Mendorong klien untuk

tidak menggunakan lengan

kanan (post op) untuk

beraktifitas/immobilisasi

Mengkaji kekuatan otot

Membantu klien

menggunaka armsling

Memotivasi klien

melakukan mobilisasi jalan

Memotivasi klien

S:

klien mengatakan sudah

melakukan mobilisasi duduk

dan sudah mulai jalan.

Klien mengatakan kadang

terasa nyeri pada luka post op

saat klien berusaha merubah

posisi

Klien mengatakan tangan

kanan terasa kaku

O:

Latihan tangan post ORIF

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 2

Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)

Klien tampak

kesulitan melakukan

pergerakan

ROM pda tangan

kanan terbatas

melakukan latihan rentang

gerak aktif di rumah

Menganjurkan klien untuk

tidak menggunakan lengan

kanan dalam membawa

beban

Menganjurkan klien untuk

tidak membawa kendaraan

Menganjurkan klien untuk

banyak mengkonsumsi

kalsium dan vitamin D

Discharge planning tentang

modifikasi lingkungan

klien agarb kejadian jatuh

tidak terulang kembali

sudah mulai dilakukan pada

jari dan pergelangan tangan.

Klien menggunakan armsling

pada lengan kanan untuk

mempertahankan

immobilisasi pada humerus

dextra)

Klien sudah mulai

melakukan mobilisasi jalan.

Klien tampak sudah mampu

melakukan aktivitas

Kekuatan otot:

43-- 5555

5555 5555

A: masalah teratasi

Kemampuan mobilisasi klien

sudah mandiri. Tangan kanan

masih diimmobilisasi dengan

armsling dank lien telah

diajarkan latihan yang dilakukan

selama dirumah.

P: Tidak ada perencanaan

tindakan keperawatan karena

klien pulang

Risiko kerusakan

intergritas kulit

berhubungan dengan luka

post operasi

Data subyektif:

-

Data Objektif

Tampak luka post

operasi pada lengan

kanan

Monitor TTV

Mengkaji kondisi luka

Melakukan perawatan dan

penggantian balutan luka

Memotivasi klien untuk

memperhatikan kondisi

luka

Memberikan edukasi

tentang pentingnya

menjaga kebersihan luka

dan menganjurkan untuk

mengganti balutan luka di

pelayanan kesehatan

terdekat.

S: -

O:

Luka post operasi bersih,

tidak ada pus dan tanda-tanda

infeksi, tidak ada rembes dan

darah

Ganti balutan (+)

Klien tampak mendengarkan

penjelasan perawat

Klien tampak sedikit tegang

saat dilakukan perawatan

luka

A: masalah teratasi

P:

Tidak ada perencanaan tindakan

keperawatan karena klien pulang

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

PERAWATAN FRAKTUR ( PATAH TULANG) DI RUMAH

Harus dilakukan

Banyak mengkonsumsi

makanan yang

mengandung kalsium

dan vitamin D

Melakukan latihan

pergerakan

ekstrimitas setelah

operasi (terlampir)

Menjaga kebersihan luka

dan lindungi dari terkena

air

Kembali jika....

Jangan melakukan

aktivitas yang berat

dan hindari

membawa beban

pada bagian yang

patah

Tidak mengendarai

kendaraan apapun

sampai diizinkan

oleh dokter

Tidak boleh dilakukan

Demam lebih dari 38,5 C

Nyeri yang sangat hebat pada bagian yang patah

Kaki/tangan bagian yang patah terasa dingin, pucat dan kaku

Terjadi perdarahan pada luka operasi

Lanjutkan minum obat

sesuai dengan yang

diresepkan

Menggunakan penyangga

tangan atau alat bantu

berjalan dalam melakukan

aktivitas sampai waktu yang

telah ditentukan

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DI RUMAH

Banyak mengkonsumsi

makanan yang

mengandung kalsium

dan vitamin D

Jangan melakukan

aktivitas yang berat

dan hindari

membawa beban

pada bagian yang

patah

Tidak mengendarai

kendaraan apapun

sampai diizinkan oleh

dokter

Tidak mengkonsumsi obat

yang dapat menyebabkan

kantuk pada saat akan mela-

kukan aktivitas

Menggunakan penyangga

tangan dalam melakukan

aktivitas sampai waktu yang

telah ditentukan

Memperhatikan kondisi lingkungan yang berisiko menyebabkan jatuh saat

melakukan aktivitas. Pencegahan kejadian jatuh dan fraktur berulang di

rumah (NPSA, 2007: NHS, 2009):

Memastikan dan meningkatkan pencahayaan (terang)

Menghindari berjalan di lantai yang licin, karpet yang mudah selip,

kabel

Berhati-hati dalam menuruni tangga

Meminta bantuan jika kesulitan melakukan aktivitas

Sumber:

NHS. (2009). The Prevention of Falls in the Community Hospital and Intermediate Care Setting Information Pack. Diunduh dari

http://www.bhps.org.uk/falls/healthprofinfo.htm pada 11 Juli 2013.

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Hal yang perlu diperhatikan: Diberikan semenjak sebelum prosedur operasi diberikan

Penyangga tangan (Arm sling) harus dipakai untuk mempertahankan immobilisasi.

Selama melakukan latihan, postur tubuh harus dalam keadaan tegap.

Lakukan latihan 3 kali sehari

Gambar Latihan Isometrik

LATIHAN KEKUATAN OTOT PRE OPERASI: LATIHAN ISOMETRIK PADA TANGAN YANG FRAKTUR

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

LATIHAN KEKUATAN OTOT PRE OPERASI: LATIHAN ISOTONIK PADA EKSTRIMITAS YANG TIDAK CEDERA

Gerakkan dagu ke leher

Miringkan kepala ke arah masing-masing bahu

Putar kepala dengan gerakan memutar

Posisi kepala kembali dalam posisi tegak

Angkat lengan dari sisi ke atas kepala klien dan Angkat len-gan ke atas kepala dengan telapak menghadap atas

Gerakkan tangan menjauhi tubuh sejauh mungkin

Rotasi bahu secara internal dan eksternal dengan melakukan fleksi siku dan menggerakkan lengan bawah sehingga telapak tangan menyentuh tempat tidur, kemudian gerakkan sebali-knya sehingga punggung tangan klien menyentuh tempat tidur

Gerakkan bahu dengan gerakkan memutar penuh

Tekuk siku sehingga lengan bawah menyentuh bahu

Gerakkan tangan menghadap sisi dalam lengan bawah Tekuk permukaaan punggung tangan ke belakang Pergelangan tangan menekuk menghadap ibu jari Pergelangan tangan menekuk menghadap kelingking Buat tinju dan buka jari-jari Lebarkan jari-jari bersama-sama Gerakkan ibu jari kearah kelingking

Tujuan: mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot, memelihara mo-bilitas persendian , merangsang sirkulasi darah, Mencegah kelainan bentuk, keka-kuan dan kontraktur

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Sumber gambar:

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/isometric+exercise

http://helid.digicollection.org/en/d/Jwho43e/7.2.1.1.html

Angkat kaki dan tekuk lutut menuju dada Gerakkan kaki menjauhi tubuh dan kembali

mendekati tubuh Rotasi panggul secara internal dan eksternal den-

gan memutar kaki ke dalam dan keluar

Tekuk pergelangan kaki ke atas dan bawah Tekuk jari-jari ke atas dan bawah Lebarkan jari kaki kemudian rapatkan Putar telapak kaki ke arah medial / tengah Putar telapak kaki ke arah lateral / samping

LATIHAN KEKUATAN OTOT PRE OPERASI: LATIHAN ISOTONIK PADA EKSTRIMITAS YANG TIDAK CEDERA

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

LATIHAN EKSTRIMITAS POST ORIF TANGAN

Hal yang perlu diperhatikan: Penyangga tangan (Arm sling) harus dipakai selama 3 minggu setelah operasi.

Setelah 3 minggu, penyangga boleh dibuka saat malam hari jika sudah terasa nyaman.

Selama melakukan latihan, postur tubuh harus dalam keadaan tegap.

Lakukan latihan 3 kali sehari

Langkah-langkah dalam melakukan latihan post orif:

1. Miringkan kepala ke arah salah

satu bahu sampai terasa pere-

gangan pada bagian bahu

yang berlawanan. Tahan sam-

pai 15-20 detik. Ulangi sampai

3 kali

2. Tekuk dan luruskan siku tangan

secara bergantian hingga lengan

bawah bersentuhan dengan

bahu. Ulangi sebanyak 10 kali

3. Tekuk permukaan punggung

tangan kebelakang kemudian

luruskan kembali dan lanjutkan

dengan menekuk kearah depan.

ulangi sebanyak 10 kali

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

LATIHAN EKSTRIMITAS POST ORIF TANGAN

Langkah-langkah dalam melakukan latihan post orif:

4. Gerakkan tangan menghadap

sisi kanan dalam lengan bawah

dan kemudian balikkan

menghadap ke arah atas, ulangi

sebanyak 10 kali

5. Gerakkan ibu jari dari satu jari

ke jari lain, ulangi sebanyak 5

kali

6. Buka dan tutup pergelangan

tangan. Ulangi sebanyak 10 kali

7. Lakukan saat posisi duduk ataupun berdiri, tarik lengan atas

ke arah sisi tubuh dengan siku mengarah keluar sisi tubuh.

Ulangi sebanyak 10 kali. Hentikan bila terasa nyeri.

8. Lakukan saat posisi duduk ataupun berdiri bantu meng-

gerakkan tangan yang patah (fraktur) dengan tangan yang

sehat. Lakukan bila tidak terasa nyeri dan ulangi sebanyak

10 kali.

Sumber:

Babst, R., & Brunner, F. (2007). Plating in proximal humeral fractures. European

Journal of Trauma and Emergency Surgery,33(4), 345-356. doi:http://

dx.doi.org/10.1007/s00068-007-7087-4 Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS LATIHAN …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351453-PR-Nicky Anelia.pdf · 2.2 Konsep Fraktur Humerus ..... 10 2.2.1 D efinisi ... Pendahuluan diperlukan

Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata

Nama : Nicky Anelia

Tempat/Tanggal Lahir : Batusangkar/24 Desember 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Golongan Darah : A

Alamat : Jl. Kecapi, No. 50A RT 001/03 Kelurahan

Pondok Cina Kecamatan Beji Depok 16424

Jl. Lasykar Koto Gadis Lima Kaum Batusangkar

Kabupaten Tanah Datar 27214

Telepon/HP : 085274225085

Email : [email protected]

[email protected]

II. Riwayat Pendidikan

1. TK Sejati Piliang Lima Kaum Batusangkar : 1995-1996

2. SDN 27 Dusun Tuo Lima Kaum Batusangkar : 1996-2002

3. MTsN Batusangkar : 2002-2005

4. MAN 2 Batusangkar : 2005-2008

5. S1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia : 2008-2012

6. Profesi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia :2012 - 2013

Efektivitas latihan..., Nicky Anelia, FIK UI, 2013