UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI...

110
UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI ARKEOLOGI DI MUSEUM NASIONAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana humaniora FENNY MEGA VANANI 0706279326 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARKEOLOGI DEPOK DESEMBER 2011 Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

    

  

UNIVERSITAS INDONESIA

DOKUMENTASI KOLEKSI ARKEOLOGI DI MUSEUM NASIONAL

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana humaniora

FENNY MEGA VANANI 0706279326

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARKEOLOGI

DEPOK DESEMBER 2011

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

ii  

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia kepada saya.

Jakarta, 2 Desember 2011

Fenny Mega Vanani

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

iii  

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fenny Mega Vanani

NPM : 0706279326

Tanda Tangan:

Tanggal : 2 Desember 2011

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

HALAMANPENGESAHAN

Skripsi yang diajukan oleh

Nama : Fenny Mega Vanani

NPM : 0706279326

Program Studi : Arkeologi

Judul : Dokumentasi Koleksi Arkeologi Di Museum

Nasional

ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Humaniora pada Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi

Penguji : Dr. Kresno Yulianto

Penguji : Dr. Ali Akbar

Ditetapkan di Tanggal

oleh

Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Dr. Bambang Wibawarta ~IP. 196510231990031002)

iv

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

v  

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Humaniora Program Studi Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,

Universitas Indonesia.

Saya menyadari dalam proses penulisan skripsi ini, saya mendapat banyak

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan hingga pada

penyusunan skripsi ini. Tanpa bantuan dan bimbingan tersebut sangat sulit bagi

saya menghadapi kendala-kendala yang merintang datang silih berganti. Oleh

karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan materil dan

moril. Skripsi ini saya dedikasikan untuk Mama dan Papa yang tidak pernah

lelah mendoakan dan menyemangati saya, serta tidak pernah meninggalkan

saya saat berada dalam kesulitan;

2. Dr. Kresno Yulianto, selaku Ketua Departemen Arkeologi FIB UI yang

banyak memberikan pinjaman buku-buku dan masukkan demi kelancaran

penelitian saya;

3. Dr. Ninie Susanti, selaku Koordinator Program Studi S1 Arkeologi yang

telah banyak memberikan bantuan dan dukungan;

4. Dr. Wanny Rahardjo Wahyudi, selaku pembimbing skripsi saya yang

dengan kesabarannya meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

mengarahkan saya;

5. Prof. Dr. Agus Aris Munandar, selaku pembimbing akademis selama ±4

tahun masa perkuliahan, dan semua pihak pengajar: Dr. Ali Akbar, Dr. R.

Cecep Eka Permana, Ingrid Harriet E. P, M.Si., Dr. Heriyanti Ongkodharma

Untoro, Dr. Irmawati Johan, Karina Arifin, Ph.D., Agi Ginanjar, M.Si., Dian

Sulistyowati, M.Hum., Ajeng Ayu Arainikasih, M.Arts., dan semua nama

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

vi  

yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas kesabaran

dan semua ilmu yang telah diberikan kepada saya semasa kuliah;

6. Ibu Ekowati Sundari, M.Hum., selaku Kepala Bidang Koleksi Museum

Nasional yang tanpa bantuannya saya pasti tidak bisa melanjutkan penelitian

saya;

7. Bapak Trigangga, S.S., selaku Kepala Bidang Registrasi Museum Nasional;

Mas Gunawan, M.Hum, selaku staf Bidang Registrasi Museum Nasional

yang pertolongannya tidak terkira untuk mendapatkan data-data penelitian

dan semua pihak lainnya dari Museum Nasional saya ucapakan terima

kasih;

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, SEMUANYA, terima kasih atas

dukungan dan kebersamaan, terlebih atas penerimaan dan pengertiaannya

pada saya secara pribadi. Selalu berjuang dan tetap menjadi diri kita sendiri!

Akan sangat merindukan kalian;

9. Listya Desti Utami dan Huda Hafida, S.IKom., kalian pelengkap yang

Tuhan berikan sejak 10 tahun yang lalu. Terima kasih, kita akan terus

bersama selamanya;

10. Eka Vandesmar Prasetya Utama, S.T., mentor dan sahabat, untuk semua

suka dan duka, untuk semua kebersamaan dan pengorbanan, terima kasih.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Tangerang, 2 Desember 2011

Fenny Mega Vanani

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

vii  

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Fenny Mega Vanani

NPM : 0706279326

Program Studi : Arkeologi

Departemen : Arkeologi

Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya

Jenis karya : Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Dokumentasi Koleksi Arkeologi Di Museum Nasional

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Tangerang, 2 Desember 2011 Yang menyatakan,

(Fenny Mega Vanani)

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  viii                                   Universitas Indonesia  

ABSTRAK Nama : Fenny Mega Vanani Program Studi : Arkeologi Judul : Dokumentasi Koleksi Arkeologi Di Museum Nasional Skripsi ini merupakan penelitian mengenai sistem dokumentasi pada koleksi arkeologi di Museum Nasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan sistem dokumentasi yang telah dilakukan oleh Museum Nasional dalam memenuhi salah satu perannya sebagai lembaga yang berorientasi pada pengembangan edukasi masyarakat. Penelitian mengacu pada pengelolaan koleksi (management collection) berdasarkan prinsip dokumentasi dalam arkeologi. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa perbaikkan dokumentasi koleksi arkeologi perlu dilakukan dalam rangka memenuhi prinsip dokumentasi dalam arkeologi secara optimal dan memberikan starting point yang informatif sebagai bekal dalam melakukan penelitian koleksi lebih lanjut. Kata kunci: Dokumentasi koleksi, management collection, dokumentasi dalam arkeologi

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  ix                                   Universitas Indonesia  

ABSTRACT Name : Fenny Mega Vanani Study Program : Archaeology Title : Documentation of Archaeology Collection in National

Museum of Indonesia This graduate thesis is a study about documentation system of archaeology collection conducted in the National Museum of Indonesia. The purpose of this study is to examine the application of documentation system which has done by National Museum in order to meets one of its basic role as an institution concerned in public education development. The study referred to management collection in the term of documentation in archaeology. This research is qualitative method with descriptive explanation. The result of this study suggests that the development documentation of archaeology collection is needed in order to optimally apply documentation principal in archaeology and provide an informative provision as a starting point for further collection research. Key words: Documentation of collection, management collection, documentation in archaeology

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  x                                   Universitas Indonesia  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ………………………. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………… LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… KATA PENGANTAR……………………………………………………… LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………… ABSTRAK………………………………………………………………….. ABSTRACT……………………………………………………………….... DAFTAR ISI………………………………………………………………... DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. DAFTAR FOTO……………………………………………………………. DAFTAR TABEL…………………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... 1. PENDAHULUAN…………………………………………………….

1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1.2 Perumusan Masalah……………………………………………..... 1.3 Tujuan dan Manfaat………………………………………………. 1.4 Metode Penelitian………………………………………………….

1.4.1 Pengumpulan Data……………………………………....... 1.4.2 Pengolahan Data……………………………………........... 1.4.3 Sintesis dan Penyimpulan……………………………….....

1.5 Sistematika Penulisan………………………………………...........

2. DOKUMENTASI DALAM ARKEOLOGI……….………………….. 2.1 Hakikat Data Arkeologi….………………………………………….. 2.2 Dimensi Arkeologi……….………………………………………….. 2.3 Manfaat Dokumentasi……………………………………………......

2.3.1 Dokumentasi Untuk Preservsi.………………………………. 2.3.2 Dokumentasi Untuk Penelitian..……………………………... 2.3.3 Dokumentasi Untuk Komunikasi…………………………….

3. KOLEKSI ARKEOLOGI MUSEUM NASIONAL……………………

3.1 Keberadaan Koleksi Arkeologi………………………………………. 3.2 Keberagaman Koleksi Arkeologi Di Museum Nasional……………..

3.2.1 Arca………………………………...………………………… 3.2.2 Prasasti……………………………………………………….. 3.2.3 Alat Upacara…………………………………………………. 3.2.4 Perhiasan…………………………………………………….. 3.2.5 Alat Rumah Tangga………………………………………….

iii

iiiivv

viiviii

ixx

xiixiiixivxv

1167889

1011

13131922252627

2929303338394042

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  xi                                   Universitas Indonesia  

3.2.6 Bagian Bangunan……………………………………………...

4. DOKUMENTASI KOLEKSI ARKEOLOGI……………………..…… 4.1 Sistem Dokumentasi………………………………………………….. 4.2 Penerapan Sistem Dokumentasi……………………………………… 4.3 Hasil Dokumentasi……………………………………………………

4.3.1 Dokumentasi Manual……………………………………..….. 4.3.2 Dokumentasi Digital……………………………………..…...

4.4 Tinjauan……………………………………………………………….

5. PENUTUP…………………………………………………………........... 5.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 5.2 Saran…………………………………………………………………..

DAFTAR REFERENSI……………………………………………………..

 

42

46465051567479

878790

91

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  xii                                   Universitas Indonesia  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perhitungan Atribut Bentuk ………...................................... 20

Gambar 2.2 Tahap Penelitian Arkeologi………...……………………… 22

Gambar 2.3 Fungsi Dasar Museum……………..…………...………….. 24

Gambar 2.4 Hakikat Data Arkeologi……………………….…………… 26

Gambar 3.1 Pembagian Bidang Koleksi………………………………… 31

Gambar 3.2 Pengelompokkan Koleksi………………………………….. 32

Gambar 4.1 Alur Penanganan Koleksi………………………………….. 51

Gambar 4.2 Database Koleksi………………………………………….. 53

Gambar 4.3 Kelompok Koleksi Berdasarkan Jenis……………………... 75

Gambar 4.4 Kelompok Koleksi Berdasarkan Bahan……………………. 76

Gambar 4.5 Diagram Persentase Dokumentasi Koleksi………………… 80

Gambar 4.6 Perbandingan Koleksi Dan Dokumentasi………………….. 81

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  xiii                                   Universitas Indonesia  

DAFTAR FOTO

Foto 3.1 Arca Parvati……………………………………………….. 34

Foto 3.2 Arca Bhrkuti………………………………………………. 35

Foto 3.3 Arca Harihara……………………………………………… 36

Foto 3.4 Arca Nandi…………………………………………. ……... 37

Foto 3.5 Arca Manusia………………………………………………. 37

Foto 3.6 Prasasti Nomor Inventaris D175………………………….. 38

Foto 3.7 Alat Upacara: Mangkuk…………………………………… 40

Foto 3.8 Perhiasan: Hiasan Ikat Pinggang…………………………. 41

Foto 3.9 Bagian Bangunan: Relief Nomor Inventaris 433………….. 43

Foto 3.10 Bagian Bangunan: Relief Kancil Nomor Inventaris 422….. 44

Foto 3.11 Bagian Bangunan: Makara………………………………… 45

Foto 4.1 Lembar Inventaris Koleksi Halaman 1…………………….. 54

Foto 4.2 Lembar Inventaris Koleksi Halaman 2…………………….. 55

Foto 4.3 Informasi Pada Lembar Inventaris Koleksi……………….. 58

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  xiv                                   Universitas Indonesia  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kelompok Koleksi Arca…………………………………… 36

Tabel 3.2 Kelompok Koleksi Prasasti………………………………… 39

Tabel 3.3 Kelompok Koleksi Alat Upacara…………………………... 39

Tabel 3.4 Kelompok Koleksi Perhiasan………………………………. 41

Tabel 3.5 Kelompok Koleksi Alat Rumah Tangga…………………… 42

Tabel 3.6 Kelompok Koleksi Bagian Bangunan……………………... 44

Tabel 4.1 Tingkat Informasi Terisi…………………………………… 61

Tabel 4.2 Perhitungan Buku Katalog Koleksi Arkeologi…………….. 62

Tabel 4.3 Perhitungan Buku Katalog Koleksi Arkeologi (Setelah Eleminasi)………………………………………… 68

Tabel 4.4 Kelompok Koleksi Tanah Liat……………………………... 77

Tabel 4.5 Kelompok Koleksi Batu…………………………….……… 77

Tabel 4.6 Kelompok Koleksi Logam…………………......................... 78

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

  xv                                   Universitas Indonesia  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Informasi Terisi Pada Satu Buku Katalog Koleksi Arkeologi Museum Nasional (Koleksi Emas Wonoboyo)

Lampiran 2 Tabel Persentase Tingkat Informasi Pada Satu Buku Katalog Koleksi Arkeologi Museum Nasional (Koleksi Emas Wonoboyo)

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

1  

Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumentasi secara umum berasal dari kata document (Inggris) dan

documentum (Latin) yang berarti informasi atau data yang terekam atau dimuat

dalam suatu media yang digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian dan lain-

lain. Dokumentasi juga berarti mengumpulkan semua keterangan baik yang

berupa tulisan, foto, gambar, rekaman video, sketsa, peta atau karya-karya

monumental lain untuk kemudian disimpan dan digunakan bila diperlukan.1

Masih secara umum, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

dokumentasi berarti pengumpulan, pemilihan, pengolahan dan penyimpanan

informasi di bidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti dan

keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi lain).

Dokumentasi juga memiliki fungsi sebagai suatu usaha untuk mengawetkan

informasi-informasi agar dapat dipergunakan lagi di masa mendatang sebagai

bahan untuk belajar, penyelidikan atau penelitian.

Dokumentasi (dokumen) dalam ilmu sejarah memiliki dua pengertian

sebagaimana yang dikutip dalam Buku Understanding History: A Primer

Historical Method, Louis Gottschalk menjabarkan pengertian pertama yang

berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah yang merupakan kebalikan dari

informasi lisan, artefak dan peninggalan arkeologi lainnya. Pengertian kedua dari

dokumentasi (dokumen) adalah dikaitkan dengan surat-surat resmi dan surat-surat

negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi dan lain-lainnya.

Gottschalk menambahkan secara lebih luas adalah berupa setiap proses

pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik bersifat tulisan, lisan,

ataupun gambar (Gottschalk, 1986).

                                                            1 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Halaman 338. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

2  

Universitas Indonesia

Dalam ilmu kebudayaan, dokumentasi merupakan usaha untuk

merekonstruksi proses kebudayaan yang terwakili oleh suatu benda budaya.

Konsep kebudayaan inilah yang perlu untuk dilestarikan. Menurut

Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan dan tindakan

manusia yang kemudian menghasilkan suatu karya dalam kehidupan manusia dan

dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2001: 72).

Manusia memiliki gagasan dan dengan bertindak manusia dapat

menghasilkan karya. Karya manusia tersebut merupakan benda budaya (material

culture). Dokumentasi penting dilakukan pada benda-benda budaya yang

dihasilkan oleh manusia sebagai upaya untuk merekonstruksi konsep kebudayaan

yang terwakili oleh suatu benda budaya. Konsep kebudayaan tersebut perlu untuk

dilestarikan.

Arkeologi yang merupakan disiplin ilmu yang mempelajari mengenai

kebudayaan manusia masa lampau melalui peninggalannya juga menekankan

pentingnya dokumentasi. Dokumentasi dalam arkeologi berarti merekam data

arkeologi dalam dimensi bentuk, ruang dan waktu, serta merekam hubungan

fungsional antara benda dengan hubungan temporalnya. Dokumentasi tersebut

dilakukan pada data arkeologi berupa benda-benda hasil modifikasi manusia yang

pada hakikatnya terbatas karena sebagian besar terkubur di tanah dan ditemukan

dalam keadaan tidak utuh.

Keberadaan benda yang terkubur tersebut mengharuskan para arkeolog

untuk melakukan ekskavasi yang terbatas secara ruang dan waktu. Dokumentasi

dilakukan dengan merekam konteks benda tersebut saat ditemukan dengan

melakukan perkaman verbal maupun piktorial. Dokumentasi dalam arkeologi juga

bermanfaat untuk memahami terjadinya proses formasi pada benda, seperti

terjadinya proses tingkah laku dan proses transformasi (Sharer dan Ashmore,

2003: 127−128).

Dalam arkeologi, data arkeologi tersebut sebagian besar merupakan benda-

benda budaya yang tidak utuh dan berada di bawah tanah. Keberadaan benda yang

di bawah tanah tersebut mengharuskan para arkeolog untuk melakukan ekskavasi

yang tidak dapat diulang, sehingga dokumentasi perlu dilakukan dengan

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

3  

Universitas Indonesia

perkaman verbal dan piktorial. Dengan demikian, dokumentasi merupakan tahap

penting dalam proses pengumpulan data.

Dokumentasi dalam penelitian ini terkait dengan dokumentasi dalam

museum, yaitu dokumentasi benda-benda budaya yang ada di museum.

Dokumentasi dalam museum berarti meregistrasi dan mengkatalogisasi setiap

benda yang masuk ke museum. Tujuannya adalah untuk memastikan benda

tersebut merupakan milik museum dan memudahkan pegawai museum untuk

dapat menanganinya secara efektif dan efisien serta memudahkan dalam

mengidentifikasi benda-benda bila ada kemungkinan terburuk terjadi pada benda

yang merupakan koleksi museum tersebut (Burcaw, 1997).

Dalam Buku Collection Management (1995), disebutkan hal yang sama

mengenai pentingnya melakukan dokumentasi koleksi bahwa dokumentasi

dilakukan untuk dapat memudahkan pegawai museum menemukan lokasi

penyimpanan koleksi dan memudahkan pengunjung ataupun peneliti mendapatkan

informasi terkait dengan koleksi tersebut. Koleksi harus didokumentasikan sesuai

dengan ketentuan tertentu sehingga museum dapat menghitung, melokasikan dan

menyediakan informasi mengenainya. Informasi tersebut kemudian dapat diakses

melalui pameran umum atau pelayanan informasi (Fahy, 1995: 2).

Di lain sisi, dokumentasi memiliki fungsi untuk menunjukkan makna pada

koleksi dan menunjukkan asosiasi serta konteks pada koleksi yang telah

kehilangan hubungan tersebut. Dokumentasi berfungsi mengembalikan konteks

dan menjadikannya bermakna. Dengan demikian dokumentasi koleksi dapat

menampilkan keterkaitan koleksi dengan konteks dan asosiasi dengan koleksi

lainnya.2

Dalam penelitian ini menggunakan definisi dokumentasi sebagaimana

yang dipaparkan oleh Burcaw, bahwa dokumentasi diperlukan untuk dapat

menangani koleksi secara efisien dan efektif. Sehingga pembatasan dalam

penelitian ini hanya menitikberatkan pada bentuk registrasi, inventarisasi dan

katalogisasi yang sudah ada di Museum Nasional.

                                                            2  Presentasi  Guru  Besar  Universitas  Indonesia  Noerhadi  Magetsari  dalam  forum  diskusi “Pemaknaan Museum untuk Masa Kini”, seperti yang dikutip dari Kompas, Selasa 5 Mei 2009. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

4  

Universitas Indonesia

Konteks yang dikembalikan dapat menciptakan makna melalui interpretasi

dari koleksi yang dipamerkan dan hasil interpretasi tersebut berguna untuk

memahami masa lampau serta sebagai bukti telah dilakukannya pelestarian bagi

kepentingan generasi masa mendatang melalui dokumentasi. Mengetahui makna

tersebut merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh museum sebagai usaha

untuk merekonstruksi sejarah kebudayaan dan dengan demikian dapat juga

menjelaskan mengenai jati diri bangsa (Magetsari, 2008: 14).

Pada bagian ini terlihat bahwa melalui dokumentasi yang dilakukan oleh

museum sebagai lembaga yang menyimpan dan merawat benda-benda budaya

dapat memudahkan proses rekonstruksi kebudayaan. Hal tersebut tercermin dalam

fungsi museum sebagai tempat mengumpulkan, mendokumentasikan, merawat

dan menyediakan akses untuk melakukan penelitian (Fahy, 1995: 2).

Berbicara mengenai museum, International Council of Museum (ICOM)

mendefinisikan museum sebagai lembaga non-profit untuk kepentingan dan

pembangunan masyarakat yang terbuka untuk umum (ICOM, 1986)3. Banyak

fungsi museum lainnya lebih lanjut dijelaskan oleh lembaga-lembaga yang

menaungi museum.

Museum Association mendefinisikan museum sebagai tempat untuk

memamerkan koleksi dan interpretasi yang berkaitan dengan benda-benda budaya

untuk kepentingan masyarakat (Fahy, 1995: 2). American Association of Museum

mendefinisikan fungsi museum adalah untuk menyimpan koleksi demi

kepentingan pendidikan dan bertujuan untuk memberi keindahan bagi manusia

dan kesejahteraan manusia di masa depan (Kotler, 2008: 7). United Kingdom

Museums Association menjelaskan fungsi museum untuk memberikan informasi

yang berkaitan dengan keuntungan publik (McLean, 1997: 9).

Dilihat dari definisi museum tersebut, jika dikaitkan dengan ilmu

pengetahuan dan kebudayaan dapat lebih luas lagi dijelaskan. Museum merupakan

tempat untuk menyimpan koleksi yang merupakan objek penelitian ilmiah                                                             3  The  ICOM  Code  of  Professional  Ethics  disahkan  dengan  kesepakatan  bersama  pada General Assimbly ke‐15 di Buenos Aires, Argentina pada 4 November 1986. Kemudian diamandemen pada pertemuan ke‐20 di Barcelona, Spanyol pada 6 Juli 2001, mengganti judul menjadi ICOM Code of Ethics for Museums dan direvisi pada pertemuan ke‐21 di Seoul, Korea Selatan pada 8 Oktober 2004. Versi yang beredar di  Indonesia merupakan cetakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Direktorat Museum, 2008. Cetakan tersebut yang digunakan penulis sebagai kutipan. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

5  

Universitas Indonesia

bertugas untuk mengadakan, melengkapi dan mengembangkan tersedianya objek

penelitian ilmiah bagi siapapun yang membutuhkan. Selain itu museum juga

bertugas untuk menyediakan sarana untuk kegiatan penelitian, selain museum

bertugas melaksanakan kegiatan penelitian itu sendiri dan menyebarluaskan hasil

penelitian tersebut untuk pengembangan ilmu pengetahuan umumnya.4

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat diketahui bahwa peran utama

museum dapat diintisarikan berkaitan dengan kepentingan masyarakat.

Diantaranya adalah sebagai penyediainformasi edukatif mengenai pengetahuan

kebudayaan kepada masyarakat pada umumnya melalui sistem dan tata penyajian

koleksi yang dapat menarik minat tertentu (Ambrose dan Paine, 2006).

Serangkaian kegiatan yang menyangkut dengan sistem dan tata penyajian koleksi

tersebut dimulai dari menyimpan, merawat, melakukan penelitian sampai

publikasi hasil penelitian tersebut tercakup dalam pengelolaan koleksi (Keene,

2002: 19).

Setelah memahami definisi museum sebagaimana yang telah dijabarkan

pada paragraf sebelumnya, maka disadari bahwa kegiatan museum berpusat pada

pengembangan koleksi, baik untuk pengembangan pengetahuan masyarakat

ataupun sebagai penyedia objek penelitian ilmiah. Sehingga untuk dapat

mengembangkan koleksi tersebut, museum perlu melakukan dokumentasi koleksi,

karena dokumentasi koleksi bertujuan untuk merekam kegiatan penelitian,

perawatan ataupun penyajian koleksi.

Perlu dipahami bahwa pemahaman mengenai dokumentasi koleksi tersebut

merupakan permasalahan krusial dan mendasar untuk dikembangkan pada

museum saat ini. Tanpa pengetahuan mengenai dokumentasi koleksi dan

pengembangan material budaya mustahil dapat merekonstruksi makna koleksi dan

memahami peran museum dalam masyarakat kontemporer (Fahy, 1995: 10).

Untuk itu, penerapan dokumentasi koleksi sangat menarik untuk dikaji

karena merupakan aspek terpenting dalam berlangsungnya kegiatan museum dan

lebih dari pada itu jika ditarik dari sudut pandang ilmu pengetahuan, maka

dokumentasi penting untuk melestarikan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dalam

                                                            4  Sebagaimana  yang  dijelaskan  dalam  Pengelolaan  Koleksi  Direktorat  Museum  (2007)  yang dikeluarkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

6  

Universitas Indonesia

kaitan dokumentasi museologi dengan arkeologi, sebagaimana yang dikutip dari

Brian Fagan bahwa arkeologi memiliki tujuan dan satu prioritas utama, yaitu

untuk menjaga dan merawat peninggalan-peninggalan yang tersisa untuk generasi

seterusnya (Fagan, 2006: 63).

Konsep dokumentasi koleksi yang melatarbelakangi penelitian ini dapat

dilihat pada koleksi arkeologi di Museum Nasional. Diketahui bahwa koleksi

arkeologi di Museum Nasional sangat beragam dengan kuantitas yang banyak,

maka menarik untuk dikaji bagaimana penerapan sistem dokumentasi koleksi

arkeologi di museum tersebut berdasarkan prinsip dokumentasi dalam arkeologi.

Selain itu, Museum Nasional merupakan museum pusat yang sepatutnya

telah memiliki sistem dokumentasi yang dapat menjadi acuan bagi museum

lainnya. Dengan demikian, penelitian mengenai dokumentasi koleksi arkeologi ini

menjadi semakin menarik karena merupakan hal yang paling penting dalam

pengelolaan koleksi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, timbul pertanyan mengenai sistem

dokumentasi yang diterapkan di Museum Nasional dalam menangani dokumentasi

koleksi arkeologi. Hal tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan bagaimana

sistem dokumentasi koleksi arkeologi diterapkan di Museum Nasional dan apakah

sudah keseluruhan koleksi arkeologi Museum Nasional didokumentasikan?

Mengingat koleksi tersebut adalah koleksi arkeologi yang merupakan

benda-benda arkeologi untuk itu dokumentasinya harus sesuai dengan prinsip-

prinsip dokumentasi dalam arkeologi. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah

apakah sistem dokumentasi yang telah diterapkan selama ini di Museum Nasional

telah memenuhi prinsip-prinsip perekaman dalam arkeologi?

Berdasarkan alasan-alasan pada latar belakang dan pertanyaan yang timbul

pada paragraf sebelumnya, maka permasalahan yang timbul dalam penelitian ini

adalah bagaimana sistem dokumentasi koleksi yang cocok untuk

diimplementasikan agar dokumentasi tersebut dapat menjadi sumber informasi

yang digunakan sebagai titik awal melakukan penelitian lebih lanjut.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

7  

Universitas Indonesia

Mengingat informasi yang terdokumentasi tersebut adalah hal yang

penting, maka hendaknya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dokumentasi tersebut juga merupakan upaya untuk melestarikan koleksi itu

sendiri.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk

menambah khasanah pengetahuan mengenai dokumentasi koleksi. Terutama

mengenai dokumentasi koleksi arkeologi yang berada di Museum Nasional.

Dengan melihat permasalahan yang terdapat pada penelitian ini, maka

tujuan penelitian adalah menelusuri keterkaitan antara koleksi dengan

dokumentasinya, memahami sistem dokumentasi yang diterapkan di Museum

Nasional dan mengetahui sistem dokumentasi yang cocok untuk diterapkan pada

koleksi arkeologi di Museum Nasional.

Selain itu, tujuan lainnya adalah memberikan rekomendasi dalam bentuk

deskripsi secara menyeluruh mengenai katalog koleksi sebagai output dari

dokumentasi koleksi. Dengan demikian dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya dalam upaya penambahan kualitas sistem penyediaan informasi

ketika akan disampaikan dalam pameran.

Manfaat yang dapat timbul dari penelitian ini adalah rekomendasi yang

akan diberikan nantinya diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan

sistem dokumentasi koleksi arkeologi di Museum Nasional. Sehingga dapat

mengakomodir informasi-informasi arkeologi dalam dokumentasi koleksi

arkeologi Museum Nasional dan dapat dengan mudah diakses demi kepentingan

kemajuan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu arkeologi secara khusus.

Dilihat dari segi keilmuan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi

titik awal ketertarikan penelitian mengenai arkeologi dan museologi serta

menimbulkan kerjasama yang baik antara arkeolog dengan praktisi museum untuk

berkolaborasi dalam memajukan ilmu pengetahuan. Secara keseluruhan hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu awal yang baik dalam praktek

permuseuman agar museum di Indonesia bisa menjadi jauh lebih baik lagi.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

8  

Universitas Indonesia

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tahap pengumpulan

data, pengolahan data, sintesis dan penyimpulan.

1.4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada dua kategori, yaitu data kepustakaan

dan data lapangan. Data kepustakaan dikumpulkan terkait dengan sistem

dokumentasi dan koleksi. Data yang dikumpulkan tersebut berupa buku, artikel

ataupun jurnal.

Pengumpulan data kepustakaan tersebut terutama berkaitan dengan ruang

lingkup dokumentasi koleksi arkeologi Museum Nasional dan termasuk di

dalamnya mengenai koleksi yang ada pada dokumen tersebut. Hasil pengumpulan

data kepustakaan diketahui bahwa museum nasional memiliki 9020 koleksi

arkeologi yang terdiri dari beragam jenis dan masanya, tetapi belum diketahui

secara pasti berapa koleksi yang sudah didokumentasikan.

Setelah pengumpulan data kepustakaan tersebut, kemudian dilakukan

observasi dengan menghitung koleksi arkeologi Museum Nasional. Perhitungan

ini dibatasi hanya pada koleksi arkeologi yang dipamerkan, karena sebagian besar

koleksi arkeologi memang berada di ruang pameran.

Data lapangan juga di dapat dengan melakukan pengumpulan lembar

inventaris yang merupakan output dari kegiatan dokumentasi koleksi yang

dilakukan oleh pihak Museum Nasional. Lembar inventaris tersebut kemudian

dibukukan (dijilid) dan disebut oleh pihak Museum Nasional sebagai buku katalog

koleksi manual. Dalam setiap buku katalog koleksi berisikan sebanyak 100 lembar

inventaris yang masing-masing lembar inventaris terdiri dari 1 koleksi.

Selain itu, diketahui juga bahwa selain lembar inventaris tersebut ternyata

juga ada database koleksi yang oleh pihak Museum Nasional disebut sebagai

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

9  

Universitas Indonesia

katalog koleksi digital5. Hasil observasi juga ditemukan ada 202 buku katalog

koleksi arkeologi di Museum Nasional.

Pengumpulan buku katalog koleksi tersebut dimaksudkan sebagai efisiensi

cara kerja dalam penelitian ini untuk mengetahui jumlah koleksi arkeologi.

Sehingga data yang dikumpulkan adalah isi dan jumlah koleksi arkeologi dari

katalog baik yang manual ataupun digital.

1.4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis buku katalog koleksi

manual yang telah dikumpulkan dan memasukkan setiap informasi koleksi yang

ada di dalam buku katalog ke dalam tabel. Tabulasi dilakukan dengan melakukan

klasifikasi informasi koleksi yang terisi dan tidak terisi di dalam konten yang ada

di buku katalog.

Pada tahap tabulasi yang bertujuan untuk melihat informasi terisi ini,

digunakan satu buku katalog yang dianggap mewakili buku katalog lainnya. Hal

tersebut dilakukan mengingat konten pada setiap buku katalog adalah sama.

Sehingga satu buku katalog tersebut mewakili katalog lainnya dalam perihal

konten yang digunakan.6

Buku katalog koleksi yang dianggap mewakili itu berasal dari koleksi

emas Museum Nasional. Diketahui bahwa koleksi emas tersebut berasal dari

penggalian arkeologi di situs Wonoboyo yang oleh pemerintah diserahkan kepada

Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan disimpan di Museum

Nasional sejak 18 Januari 1991. Karena koleksi tersebut merupakan koleksi emas

yang dianggap prestisius dan juga merupakan hadiah dari pemerintah, maka

                                                            5 Pihak Museum Nasional memiliki katalog koleksi yang dicetak dalam bentuk  lembar  inventaris koleksi yang kemudian dibukukan (dalam penelitian ini digunakan istilah “katalog manual”) dan katalog koleksi dengan mengunakan  sistem komputer  sebagai database  (dalam penelitian  ini digunakan  istilah  “katalog  digital”).  Diketahui  juga  bahwa  katalog  digital  tersebut  diisi berdasarkan informasi yang terdapat di dalam katalog manual. 

6  Konten  yang  dimaksud  dianataranya,  jenis/nama  benda,  nomor  registrasi,  nomor  inventaris, deskripisi benda, riwayat benda, dll. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

10  

Universitas Indonesia

sebagai bentuk pertanggungjawaban katalog koleksi tersebut dibuat sebaik dan

selengkap7 mungkin setelah koleksi tersebut masuk ke Museum Nasional.

Setelah tabulasi tersebut selesai selanjutnya dilakukan perhitungan

mengenai informasi yang ada pada buku katalog koleksi arkeologi tersebut untuk

menunjukkan kadar informasi yang disajikan apakah sudah informatif atau belum

berdasarkan terisi atau tidaknya informasi dalam masing-masing konten.

Perhitungan ini disajikan dalam bentuk persentase menggunakan diagram batang

supaya terlihat jelas tingkat informasi yang tersaji pada masing-masing konten.

Tabulasi selanjutnya dilakukan untuk mengetahui jumlah koleksi

arkeologi. Hal ini dilakukan dengan perhitungan 202 buku katalog koleksi

arkeologi berdasarkan nomor registrasi dan nomor inventarisnya. Sehingga akan

terlihat berapa banyak buku yang akan dieleminasi berdasarkan kesamaan nomor

registrasi atau nomor inventaris (akibat cetak ganda/duplikasi).

Setelah tahap eleminasi tersebut, maka didapat hanya ada 167 buku

katalog. Dengan demikian akan didapat jumlah koleksi arkeologi berdasarkan

perhitungan jumlah lembar inventaris yang diketahui bahwa satu lembar

inventaris koleksi mewakili satu koleksi arkeologi.

Perhitungan mengenai jumlah selanjutnya juga dilakukan terhadap katalog

koleksi yang ada pada database (katalog digital). Hal ini dilakukan untuk

memastikan bahwa dokumentasi yang dilakukan berjalan dengan sinkron. Dari

data yang dikumpulkan diketahui bahwa database tersebut diisi berdasarkan

buku-buku katalog manual.

1.4.3 Sintesis dan Penyimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah tabulasi selesai dilakukan

sehingga dapat menunjukkan jumlah koleksi arkeologi yang terdokumentasi

berdasarkan katalog manual dan digital. Kesimpulan juga dilakukan dari hasil

                                                            7 Sebagaimana yang diketahui penulis dari hasil perbincangan dengan Ibu Ekowati selaku Kepala Divisi  Koleksi  Prasejarah  dan  Arkeologi  Museum  Nasional  pada  bulan  Mei  2011.  Setelah dilakukan  observasi  dan  mengamati  keseluruhan  buku  katalog  koleksi  arkeologi  Museum Nasional  ternyata  benar  bahwa  hanya  buku  katalog  koleksi  emas  Wonoboyo  yang  dapat dikategorikan lebih baik dan lengkap daripada buku katalog koleksi arkeologi lainnya. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

11  

Universitas Indonesia

tabulasi informasi yang tersaji dalam konten yang terdapat pada buku katalog

koleksi manual dengan melihat persentase tertinggi dan terendah.

Kemudian dalam penelitian ini, hasil akhir penelitian berisi kesimpulan

dan saran yang disampaikan dalam bentuk rekomendasi atau usulan. Rekomendasi

didapat dari hasil mensintesiskan keseluruhan komponen penelitian (teori dan data

lapangan) untuk mendapatkan suatu sistem dokumentasi yang baru, yang

mencakup prinsip dokumentasi dalam arkeologi dan dapat diimplementasikan

pada dokumentasi koleksi arkeologi Museum Nasional.

Penelitian ini bersifat ilmiah dengan demikian hasil yang dijelaskan akan

mendahulukan kenyataan hasil penelitian daripada mempertahankan pendirian

awal. Hasil akhirnya akan memberikan rekomendasi sistemdokumentasi yang

lebih efektif dan efisien untuk memberikan informasi yang berkualitas sesuai

dengan teori dan standar yang telah dijelaskan sebelumnya untuk bisa

diimplementasikan menjadi katalog koleksi arkeologi Museum Nasional yang

dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

1.5 Sistematika Penulisan

Kerangka penulisan penelitian berdasarkan proses dan tahapan pekerjaan

yang dilakukan:

Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi mengenai 1) latar belakang

penelitian yang berisi mengenai definisi dokumentasi secara umum dan kaitannya

dengan keilmuan, cakupan dan pentingnya melakukan dokumentasi; 2) rumusan

permasalahan penelitian; 3) tujuan dan manfaat; 4) metode penelitian yang terdiri

dari metode pengumpulan data, pengolahan data, sintesis dan penyimpulan; 5)

sistematika penulisan.

Bab 2 merupakan bab teori penunjang yang memaparkan teori berkaitan

dengan 1) dokumentasi dalam arkeologi yang mencangkup mengenai hakikat data

arkeologi, dimensi arkeologi dan konsep atribut.

Bab 3 merupakan uraian deskriptif mengenai 1) keberadaan koleksi

arkeologi di Museum Nasional; dan 2) keberagaman koleksi arkeologi dan

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

12  

Universitas Indonesia

pengelompokan koleksi arkeologi yang telah dilakukan oleh pihak Museum

Nasional.

Bab 4 berisi mengenai deskripsi penerapan dokumentasi koleksi yang

telah dilakukan oleh Museum Nasional diantaranya dalam bentuk lembar

inventaris koleksi yang dibukukan menjadi buku katalog koleksi. Selanjutnya

adalah pengolahan data yang dilakukan dengan membuat tabel analisis. Analisis

dilakukan pada data dokumentasi manual, yaitu dokumentasi yang dilakukan

tanpa menggunakan teknologi komputer (berupa katalog manual) dan pada data

dokumentasi digital, yaitu dokumentasi yang dilakukan dengan menggunakan

teknologi komputer (berupa katalog digital atau database).

Bab 5 merupakan bagian penutup berupa kesimpulan dari hasil penelitian

dan saran. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

13  

  Universitas Indonesia 

BAB 2 DOKUMENTASI DALAM ARKEOLOGI

2.1 Hakikat Data Arkeologi

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia masa lalu

melalui benda-benda peninggalannya. Dalam kajian kepurbakalaan Indonesia,

benda-benda peninggalan itu dikategorikan berasal dari periode prasejarah, klasik,

islam dan kolonial. Melalui benda-benda peninggalan tersebut arkeologi berusaha

merekonstruksi sejarah dan perilaku manusia masa lalu.

Benda-benda peninggalan tersebut dimodifikasi sedemikian rupa oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Benda-benda tersebut merupakan

benda-benda budaya atau material culture. Dalam perjalanannya benda-benda

tersebut mengalami proses yang panjang, baik yang mengalami proses pembuatan,

penggunaan, tidak digunakan lagi dan kemudian dibuang oleh penggunanya.

Sharer dan Ashmore dalam Buku Archaeology: Discovering Our Past

menjabarkan bahwa pada dasarnya arkeologi mempelajari peninggalan-

peninggalan masa lalu yang sudah berlangsung hingga ratusan abad lalu. Dengan

adanya aktivitas alam, maka peninggalan tersebut sebagian besar terpendam di

dalam tanah atau di dalam air dan ditemukan dalam keadaan tidak utuh. Dari yang

ditemukan hanya sebagian kecil yang dapat di rekonstruksi sebagai data arkeologi,

baik bentuk, ruang atau waktu. Dari yang direkonstruksi tersebut hanya sebagian

kecil yang dapat ditafsirkan.

Bentuk-bentuk data arkeologi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Sharer-

Ashmore (2003: 120−124), terdiri dari:

a. Artefak: semua benda yang dibuat atau diubah oleh manusia dan dapat

berpindah.

b. Ekofak: benda-benda berbahan dasar dari lingkungan hidup yang

berperan dalam kehidupan masyarakat di masa lampau terdiri dari abiota

dan biota.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

14  

  Universitas Indonesia 

c. Fitur: artefak yang tidak dapat berpindah tanpa merusak tempat

kedudukannya (matriks). Misal, bangunan, lubang bekas tiang, dll.

d. Situs: sebidang tanah yang mengandung tinggalan-tinggalan kebudayaan

manusia masa lalu yang pernah berlangsung di suatu tempat dan

dilakukan oleh sekumpulan masyarakat.

e. Wilayah: sekumpulan situs atau data arkeologi yang cakupannya lebih

luas.

Sedangkan menurut Brian Fagan (2005: 120), data arkeologi adalah

material yang diakui oleh arkeolog memiliki nilai penting, semuanya

dikumpulkan dan direkam di dalam suatu penelitian. Bentuk data arkeologi

menurut Fagan, antara lain:

a. Artefak: benda yang dibuat dan dimodifikasi oleh manusia, benda keras.

b. Fitur: artefak dan asosiasi artefak yang tidak dapat dipindahkan dari

matriksnya, seperti postholes atau selokan/parit.

c. Struktur: rumah, lumbung, kuil, dan bangunan-bangunan lainnya yang

dapat diidentifikasi sebagai sisa-sisa yang masih berdiri, pola postholes,

dan bangunan lainnya yang berdiri di atas tanah.

d. Ekofak: seperti sisa-sisa makanan, misalkan tulang, bibit, atau lainnya

yang ditemukan dan dinyatakan sebagai akibat dari aktivitas manusia.

e. Subassemblages : sekumpulan artefak yang ditemukan di suatu asosiasi

yang berpola sehingga mencerminkan adanya pembagian perilaku budaya

suatu kelompok kecil (Fagan, 2005: 129).

f. Assemblages : sekumpulan subassemblages yang ditemukan di dalam

asosiasi kontemporer yang mencerminkan pola aktivitas semua komunitas

(Fagan, 2005: 129).

Bentuk data arkeologi tidak hanya empat data yang disebutkan diatas,

tetapi juga termasuk konteks ruang dan waktunya (Fagan, 2005: 120). Data

arkeologi dapat diidentifikasikan menjadi empat dimensi variabilitas di dalam

perilaku manusia yang ditunjukkan di dalam konteks ruang, antara lain:

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

15  

  Universitas Indonesia 

a. Artefak: aktivitas individu manusia

b. Struktur: aktivitas kelompok atau aktivitas rumah tangga

c. Site: aktivitas komunitas, kelompok kontemporer dapat berupa rumah,

toko, kuil, dan struktur lainnya.

d. Wilayah: aktivitas kelompok manusia yang direfleksikan dengan

persebaran situs di suatu lanskap. Keempat level konteks ruang tersebut

mencerminkan perilaku budaya manusia (Fagan, 2005: 126).

Pada tahap pengumpulan data, semua bentuk data arkeologi yang

ditemukan tersebut tidak bisa lepas dari konteksnya. Fagan menjelaskan lebih

lanjut mengenai penentu data arkeologi yang kemudian dapat memudahkan

peneliti dalam mengidentifikasi benda-benda temuan (dimensi bentuk),

meletakkanya dalam suatu tempat tertentu dan menghubungkannya dengan benda-

benda temuan lainnya (dimensi ruang) dan memahami asal benda tersebut di masa

lampau (dimensi waktu).

Menurut Fagan (2005: 120−127) dan Sharer-Ashmore (2003: 132), faktor-

faktor penentu data arkeologi ada yang memiliki kesamaan definisi, antara lain:

a. Matriks, adalah fisik yang mencakup benda-benda yang berasosiasi di

dalamnya, contohnya batu kerikil, pasir, lumpur, dan banyak lainnya.

b. Provenience, adalah keletakan benda diukur tiga dimensinya secara

geografis. Horizontal, yaitu keletakannya dalam lintang dan bujur;

vertikal, yaitu kedalaman benda dari permukaan laut.

c. Asosiasi, adalah beberapa benda yang dianggap memiliki hubungan fisik

satu sama lain, berasal dari matriks yang sama. Asosiasi ini dapat dilihat

berdasarkan keterkaitan dengan permukaan dan stratigrafi.

d. Konteks, adalah seperangkat asosiasi data arkeologi, terutama berkaitan

dengan keadaan deposisinya. Konteks merupakan interpretasi hubungan

antara matriks, provenience dan asosiasi.

Sharer dan Ashmore menjelaskan konteks terbagi menjadi dua:

a. Konteks primer

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

16  

  Universitas Indonesia 

Konteks primer adalah kondisi matriks dan provenience belum mendapat

gangguan dari proses transformasi, baik oleh alam atau manusia sejak

pengendapannya yang pertama dibuat oleh pembuatnya atau pemakainya.

- Use Related Primary Context

Artefak belum pernah dipindah oleh si pembuat, diendapkan di tempat

di mana benda itu dibuat oleh masyarakat masa lalu dan digunakan.

Contoh, benda di ruang tamu.

- Transposed Primary Context

Artefak yang dibuat dan digunakan oleh si pembuat mengalami

perpindahan. Contoh, benda di gudang atau di tempat sampah.

b. Konteks sekunder

Konteks sekunder adalah kondisi matriks, provenience dan asosiasi telah

diubah sebagian atau seluruhnya oleh proses transformasi. Asosiasi data

dihasilkan dari proses transformasi.

- Use Related Secondary Context

Artefak yang dibuat oleh pembuatnya kemudian diambil dan

digunakan kembali dengan fungsi lain.

- Natural Secondary Context

Artefak sudah tidak ada lagi hubungannya dengan si pembuat, sudah

ditinggalkan.

Faktor-faktor penentu data arkeologi sebagaimana yang dituliskan dalam

Archaeology: Discovering Our Past, ada dua faktor penentu data arkeologi.

Pertama adalah behavioral processes dan transformational processes.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Mundardjito, bahwa dalam teori arkeologi

terdapat diskusi dan studi mendalam mengenai proses-proses budaya dan bukan-

budaya yang bertanggung jawab atas terbentukknya data arkeologi. Dijelaskan

oleh Schiffer, terdapat satu perjalanan panjang dari sebuah artefak, mulai dari saat

dibuat, dipakai dan dibuang, sampai kepada saat tidak berperan lagi dalam sistem

tingkah laku masyarakat masa lalu, untuk selanjutnya terbenam atau terendapkan

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

17  

  Universitas Indonesia 

dalam tanah sampai akhirnya ditemukan oleh arkeolog (Mundardjito, 1982: 498–

509).

Dalam perjalanan panjang tersebut terdapat faktor-faktor dan proses-

proses yang mengakibatkan terjadinya transformasi data arkeologi, yaitu artefak

mengalami perpindahan tempat, perubahan bentuk, pengurangan atau

penambahan jumlah dan pertukaran hubungan satu dengan yang lainnya.

Sedangkan faktor lainnya adalah proses tingkah laku dan proses

transformasi yang dinyatakan menurut Sharer-Ashmore, yaitu: proses tingkah laku

merupakan langkah pertama didalam formasi data arkeologi, setelah sisa-sisa

material tersebut terpendam, maka terjadi proses deposisi yang merupakan proses

transformasi. Proses transformasi ini ada yang terjadi secara natural dan ada yang

merupakan transformasi budaya.

Contoh dari transformasi natural adalah pembusukan material organik,

atau terkubur oleh sisa-sisa erupsi vulkanik. Sedangkan contoh transformasi

budaya (akibat aktivitas manusia) adalah pemakaian kembali artefak-artefak,

pembajakan tanah, penyimpanan artefak sebagai benda pusaka, dan pengrusakan

gedung.

Proses tingkah laku manusia adalah aktivitas manusia yang menghasilkan

peninggalan materi. Proses ini ada empat tahap, yaitu:

a. Acquisition, perolehan bahan baku untuk membuat alat atau suatu benda.

b. Manufacture, proses pembuatan alat atau benda.

c. Use, penggunaan.

d. Deposition, dibuang.

Proses formasi adalah proses, peristiwa apapun yang menghasilkan atau

mengubah data arkeologi. Proses formasi ada dua, yaitu:

a. Behavioral, aktivitas manusia yang menghasilkan peninggalan materi.

b. Transformational, baik manusia (budaya), maupun proses alamiah yang

mengubah peninggalan yang dihasilkan oleh tingkah laku (Sharer-

Ashmore, 2003: 127−128).

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

18  

  Universitas Indonesia 

Faktor-faktor dan proses yang mengakibatkan terjadinya transformasi data

arkeologi adalah artefak mengalami:

a. Perpindahan tempat,

b. Perubahan bentuk,

c. Pengurangan/penambahan jumlah,

d. Pertukaran hubungan satu dengan yang lain (Sharer-Ashmore, 2003: 128).

Proses Pembentukan Budaya (Yang Mempengaruhi Data)

a. Cultural Formation Processes (Proses-Proses Pembentukan Budaya),

adalah proses-proses budaya yang mempengaruhi pembentukan data

arkeologi.

b. c-Transform (Cultural Transform), adalah prinsip atau hukum yang

digunakan untuk menangani masalah perubahan data arkeologi yang

dilakukan terutama oleh kegiatan manusia.

c. n-Transform (non-Transform), adalah transformasi bukan budaya, prinsip

atau hukum yang menggarap masalah perubahan yang disebabkan oleh

alam (Sharer, 2003: 128).

Menurut Fagan, semua itu terbagi dalam konsep dibawah ini:

a. Diawali dengan tingkah laku manusia tidak semuanya menghasilkan

kebudayaan materi

b. Kemudian kebudayaan materi ada yang bertahan dan ada yang tidak

bertahan

c. Kebudayaan materi yang masih bertahan lama

d. Kebudayaan materi yang ditemukan

e. Kebudayaan yang tahan lama dan dapat dianalisis/gejalanya dapat

dimengerti (Fagan, 2005: 120)

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

19  

  Universitas Indonesia 

2.2 Dimensi Arkeologi

Arkeolog menekankan perhatian pada penjelasan mengenai tiga dimensi

arkeologi, yaitu bentuk, ruang dan waktu. Dengan mengetahui ketiga dimensi

tersebut dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang lebih luas menuju

tahap penafsiran. Dengan memperhatikan ketiga dimensi tersebut, menurut

Spaulding dalam The Dimensions of Archaeology8, secara implisit juga dapat

dijelaskan hubungan antar dimensi (interrelationship).

a. Bentuk (form)

Fisik benda, keseluruhan ciri yang terlihat secara langsung pada benda

tersebut dan dapat dilakukan pengukuran. Untuk menganalisis bentuk dapat

dilihat dari atribut yang menempel pada benda tersebut. Atribut yang dimaksud

adalah ciri-ciri atau sifat yang terdapat pada setiap benda yang memungkinkannya

menjadi dasar untuk dikelompokkan. Atribut terdiri dari bentuk (ukuran),

teknologi (bahan baku yang digunakan) dan stilistik (gaya, ciri-ciri fisik seperti

warna, tekstur dan hiasan) (Fagan, 2005: 252). Atribut terbagi menjadi dua jenis,

yaitu atribut kuantitatif dan atribut kualitatif (Spaulding, 1971: 25−30).

Atribut kuantitatif adalah perhitungan atribut dengan mengunakan skala

matematis dan alat pengukur satuan. Misal, panjang, tinggi, lebar dan berat.

Sedangkan kualitatif atribut biasanya menggunakan penilaian personal yang

memungkinkannya terbagi dalam rasio tertentu. Misal, benda digolongkan ke

dalam kategori “besar”, “kecil” atau “sedang”. Atribut membantu peneliti untuk

melakukan klasifikasi yang berguna dalam penyusunan data yang acak menjadi

teratur, menyederhanakan ciri-ciri yang bermacam-macam dari sekumpulan

artefak, dan memudahkan pemahaman hubungan kronologis dengan

membandingkan kelompok atribut yang lain.

                                                            8  Tulisan Albert C. Spaulding dalam Buku Man’s Imprint From The Past oleh James Deetz, 1971. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

20  

  Universitas Indonesia 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b. Ruang (space)

Posisi artefak secara tiga dimensi geografis diukur berdasarkan bujur,

lintang dan kedalaman benda saat ditemukan. Perhitungan tersebut dilakukan saat

posisi benda masih in situ yang didokumentasikan dengan memperhatikan

asosiasi dengan temuan disekitarnya. Pengukuran ruang yang juga menghasilkan

titik koordinat temuan.

Dalam beberapa kasus, perhitungan ruang ini memiliki informasi yang

istimewa dengan asosiasinya, seperti bekal kubur, diketahui karena ditemukan

dekat dengan tulang manusia dan artefak lain yang dikuburkan dalam posisi yang

dekat dengan tulang-tulang tersebut ditemukan. Tentunya perhitungan tersebut

sangatlah penting untuk dapat melakukan interpretasi berdasarkan hubungan

Gambar 2.1 Perhitungan Atribut Bentuk

Ilustrasi: Vanani

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

21  

  Universitas Indonesia 

vertikal (perbedaan stratigrafi) dan horizontal (persebaran artefak dalam satu

stratigrafi). Perhitungan tersebut juga tidak lepas dari hukum superposisi yang

harus selalu disadari saat melakukan penggalian arkeologi.

c. Waktu (time)

Dimensi waktu berbeda dengan dimensi bentuk dan dimensi ruang yang

dapat melakukan pengukuran langsung saat ditemukan. Perhitungan waktu

didapat setelah perhitungan bentuk dan ruang telah didapat untuk memastikannya

secara kronologis dan mengetahui waktu artefak itu berasal, waktu dibuat hingga

tidak digunakan lagi lalu terdeposisi. Perhitungan dimensi waktu terbagi menjadi

dua tipe, yaitu perhitungan waktu relatif dan perhitungan waktu absolut.

Untuk perhitungan waktu relatif bisa dilakukan dengan mengkaitkan

temuan dengan suatu kejadian tertentu yang pernah berlangsung di lokasi tersebut.

Tentunya harus memperhatikan asosiasi, stratigrafi dan memperhatikan hukum

superposisi serta faktor formasi yang bisa saja mempengaruhi keberadaan artefak.

Perhitungan waktu absolut dapat dipastikan melalui sistem pertanggalan,

misal candrasangkala atau angka tahun dan temuan-temuan yang berasal dari

masa prasejarah bisa dipastikan masuk dalam skala waktu prasejarah. Perhitungan

absolut juga dapat dilakukan dengan carbon dating, geochronology, dan hidrasi

obsidian.

Ketiga dimensi tersebut dapat juga dilihat sebagai hubungan antar dimensi,

seperti bentuk-ruang, bentuk-waktu, ruang-waktu dan bentuk-ruang-waktu.

Dengan memahami dimensi arkeologi, diharapkan pada akhirnya dapat

memahami mental template kebudayaan tertentu. Mental template adalah gagasan

atau ide tentang suatu benda yang diekspresikan pada benda tersebut. Mental

template dipengaruhi oleh teknologi, fungsi, tradisi dan inovasi.

Mengetahui gagasan tersebut merupakan salah satu tujuan arkeologi, yaitu

merekonstruksi sejarah kebudayaan, cara-cara hidup dan memahami proses

budaya. Dimensi-dimensi merupakan langkah awal dalam mencapai rekonstruksi

tersebut, sehingga penting untuk dipahami dan direkam (didokumentasikan) untuk

dapat menghasilkan interpretasi yang sesuai dengan data arkeologi.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

 

2.3 Manfa

Seb

telah dijel

pada haki

dibatasi r

membantu

lainnya y

penelitian

Pa

dokument

tersebut

keseluruha

semua asp

pengamata

aat Dokum

bagaimana

laskan pada

katnya data

ruang dan

u berjalanny

yang memi

observasi,

ada tahap o

tasi (pereka

dapat men

an. Dokum

pek yang b

an.

mentasi

yang telah

a subbab d

a arkeologi

waktu, se

ya proses p

iliki tahap

deskripsi da

Gambar 2.2

bservasi (p

aman) data

nunjukkan

mentasi terse

berhubunga

Observas

disinggung

di atas, dok

terbatas. P

ehingga do

penelitian a

an peneliti

an eksplana

2 Tahap Pen

Ilustrasi: V

pengumpula

a yang di

matriks,

ebut dilaku

an dengan b

i

Deskrip

pada bab se

kumentasi a

Proses pengu

okumentasi

arkeologi.

ian, arkeol

asi (Deetz, 1

nelitian Ark

Vanani

an data) dip

itemukan d

provenienc

ukan secara

benda terse

psi

Ek

Unive

ebelumnya

arkeologi d

umpulan da

penting d

Sama seper

logi juga

1967).

keologi

perlukan ke

di lapangan

ce, asosias

a verbal da

ebut tidak t

splanasi

ersitas Indo

dan seperti

dilakukan k

ata tersebut

dilakukan u

rti disiplin

memiliki

ecermatan d

n. Dokume

si dan ko

an piktorial

tertinggal d

22 

onesia 

yang

karena

t juga

untuk

ilmu

tahap

dalam

entasi

onteks

agar

dalam

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

23  

  Universitas Indonesia 

Dokumentasi bertujuan untuk dapat merekam ketiga dimensi pada benda

yang akan mempengaruhi proses deskripsi (pengolahan data) dan eksplanasi

(penafsiran data). Ketiga dimensi tersebut adalah bentuk, ruang dan waktu. Dalam

tahap deskripsi, yaitu integrasi data bertujuan untuk meletakkan data tersebut

dalam konteks suatu tempat tertentu dan hubungannya dengan data lain yang

ditemukan (dimensi ruang) dan meletakkannya dalam kronologi kejadian di masa

lampau (dimensi waktu) dan kemudian mengidentifikasinya kedalam beberapa

tipe berdasarkan atribut yang terlihat (dimensi bentuk).

Dokumentasi arkeologi dapat dilakukan dengan cara penggambaran,

pemetaan dan fotografi. Penggambaran artefak dengan menggunakan pengukuran

panjang, lebar dan tinggi. Penggambaran ditunjukkan dari berbagai sisi (misal

tampak depan dan tampak samping, tampak atas atau bawah). Penggambaran

wilayah dilakukan dengan terlebih dahulu membagi wilayah menggunakan garis

imajiner axis dan ordinat (garis x dan y) untuk memudahkan pengukuran.

Pemetaan wilayah juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu,

seperti teodolit. Dalam membuat peta yang harus diperhatikan diantaranya, arah,

ukuran dan ketinggian (kontur). Peta sederhana biasanya digambarkan dengan

denah. Dalam pemetaan skala besar arkeologi dibantu dengan teknologi GPS

(Geographical Positioning System) atau GIS (Geographical Information System)

yang memungkinkan perekaman data spasial.

Dokumentasi arkeologi harus merekam keadaan dan kondisi benda atau

wilayah sebagaimana adanya tanpa ada yang terlewatkan. Setiap detail yang ada

pada wilayah harus terekam, seperti vegetasi atau rumah penduduk, sedangkan

pada artefak, seperti patahan atau retakan. Fotografi arkeologi juga digunakan

karena dapat memberikan data apa adanya dengan objektif dan ringkas. Artinya

fotografi tidak mengubah secara visual benda yang terekam menurut besar,

dimensi, jumlah dan warna sesuai dengan data sebenarnya.

Fotografi melengkapi data verbal dan piktorial yang mengurangi

sedikitnya keaslian data karena baik atau buruk penggambaran dan penulisan

bahasa tergantung pada kemahiran si penulis atau si penggambar. Fotografi

memiliki keunggulan lain, yaitu mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

24  

  Universitas Indonesia 

perekaman dan daya penglihatan lebih baik dari mata sehingga cahaya yang tidak

terlihat oleh mata bisa ikut terekam.

Namun demikian, fotografi juga memiliki kekurangan seperti sifatnya

yang sekali kerja, artinya jika perekaman itu gagal maka kemungkinan data yang

terekam tidak bisa dipakai sama sekali dan tidak mungkin bisa diulang lagi. Selain

itu, secara teknis dapat terjadi distorsi, misalnya sebuah kotak akan terlihat

trapesium karena perekaman dari sudut yang salah, parallax atau garis lurus akan

terlihat melengkung (asimatis) dan kerumitan dalam pencahayaan.

Dalam manfaatnya bagi museum, dokumentasi merupakan alat

penghubung antara peran museum sebagai lembaga yang bertugas dalam

pengembangan koleksi yang dimiliki. Pengembangan koleksi dapat dilakukan

dengan preservasi, penelitian koleksi dan komunikasi.

Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Peter van Mensch, seorang pakar

museologi dari Reindwardt Academie Amsterdam dalam presentasinya yang

disampaikan sebagai keynote speech dalam konferensi Japanese Museum

Gambar 2.3 Fungsi Dasar Museum

Sumber: van Mensch, 2003

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

25  

  Universitas Indonesia 

Management Academy pada tanggal 7 Desember 2003 di Tokyo9, bahwa museum

memiliki suatu konsep manajemen memori kultural yang merupakan kunci dalam

pengaktualisasian peran museum.

Dari Gambar 2.3 diketahui bahwa konsep kunci yang dimaksud oleh van

Mensch adalah penelitian, preservasi dan komunikasi. Preservasi mencakup

pengertian pemeliharaan fisik ataupun administrasi koleksi, termasuk di dalamnya

masalah manajemen koleksi yang terdiri dari pengumpulan, pendokumentasian,

konservasi dan restorasi koleksi. Penelitian mengacu pada penelitian terhadap

koleksi dan berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu dan komunikasi mencakup

kegiatan penyebaran hasil penelitian berupa pengetahuan atau informasi yang

berkaitan dengan koleksi dalam bentuk pameran, program-program pendidikan

dan publikasi (Magetsari, 2008: 13).

2.3.1 Dokumentasi Untuk Preservasi Koleksi

Preservasi berarti melakukan perwatan dan pemeliharan pada koleksi agar

koleksi tersebut tetap awet hingga masa mendatang. Dalam kaitannya dengan

perawatan tersebut terdapat sistem dokumentasi yang diterapkan agar segala

sesuatu yang ada pada koleksi tersebut dapat dipergunakan sewaktu-waktu jika

dibutuhkan.

Preservasi dalam hal ini berarti juga pemeliharaan dan pelestarian koleksi

museum dan berhubungan dengan penelitian dan komunikasi. Dengan melakukan

perawatan yang berkelanjutan dapat menjamin ketersediaan objek untuk

penelitian selanjutnya dan pengembangan pengetahuan yang dapat

dikomunikasikan. Dalam pengertian tersebut, maka preservasi memiliki hubungan

yang terkait erat dan berkelanjutan dengan penelitian koleksi dan komunikasi (van

Mensch, 2003).

                                                            9  Keynote  address,  konferensi  Japanese  Museum  Management  Academy  ke‐4  (4th  annual conference  Japanese  Museum  Management  Academy  (JMMA)),  Tokyo,  7  Desember  2003. Dipublikasi  oleh  E.  Mizushima  (ed.),  Museum  management  in  the  21st  century  (Museum Management Academy, Tokyo 2004) 3‐19. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

 

2.3.2 Do

Un

perannya d

yang bers

yang men

sebagaima

Ar

fragmenta

fragmenta

data yang

mengetahu

Pro

gejala-geja

itulah dok

yang timb

Dokument

dipertangg

okumentasi

ntuk dapat m

dalam kron

sifat ilmiah.

nentukan rua

ana yang dit

rkeolog m

aris dan terp

aris itu yang

potensial d

ui kebudaya

oses penelit

ala yang tim

kumentasi a

bul dari pen

tasi berper

gungjawabk

Untuk Pene

menghasilk

nologi sejara

. Dalam pe

ang liingku

tunjukkan p

melakukan

pendam di

g kemudian

dan lebih se

aan masa la

tian yang pa

mbul selam

arkeologi pe

ngumpulan

ran penting

kan.

Gambar 2

elitian Kole

kan informa

ah kebudaya

enelitian ini

up penelitian

pada bagan

penelitian

bawah tana

dapat ditem

edikit lagi y

ampau.

anjang mem

ma proses p

erlu dilakuk

n data, peng

g untuk m

2.4 Hakikat

Sumber: Deet

reko

dat

eksi

asi yang dap

aan, harus d

i arkeologi

n koleksi, m

2.2.

yang sis

ah atau di d

mukan dan

yang dapat

mbutuhkan k

penelitian te

kan untuk d

golahan dat

menghasilka

Data Arkeo

tz, 1967 

interpretas

onstruksi be

ta yang terk

Unive

pat dipertan

dilakukan pe

merupakan

memiliki ta

stematis d

dalam air,

dibina ulan

di rekonstru

kecermatan

ersebut berl

dapat merek

ta hingga i

an informa

ologi

si

entuk

kubur

ersitas Indo

nggungjawa

enelitian ter

n subject m

hapan pene

dari data

sedikit dari

ng untuk me

uksi untuk

dalam mer

langsung. U

kam semua

interpretasi

asi yang

26 

onesia 

abkan

rlebih

matter

elitian

yang

i data

enjadi

dapat

rekam

Untuk

jejak

data.

dapat

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

27  

  Universitas Indonesia 

Penelitian arkeologi juga seringkali dilakukan pada benda-benda arkeologi

yang menjadi koleksi museum sebagai objek penelitian. Hasil penelitian arkeologi

tersebut memaparkan pengetahuan atau informasi yang terkandung dalam suatu

objek dan menjadikannya bermakna.

Informasi tersebut kemudian dapat direntangkan dalam kronologi sejarah

untuk melengkapi penelitian sebelumnya atau membuka peluang dilakukannya

penelitian lebih lanjut terkait topik tertentu. Sekali lagi, dokumentasi bertugas

untuk merekam informasi dari setiap penelitian tersebut.

Dokumentasi koleksi bertujuan untuk mengumpulkan informasi fisik dan

informasi lain yang mungkin diperlukan dalam penelitian lebih lanjut. Dengan

demikian dokumentasi juga berperan sebagai titik awal dilakukannya penelitian

lebih lanjut mengenai nilai atau makna lain dari objek yang berguna untuk

menampilkan berbagai sisi nilai dan makna yang sebelumnya tidak diketahui.

Delibas ić10 menjelaskan, “…dalam proses untuk memastikan makna dari

suatu objek museum faktor terpenting yang timbul adalah makna objek tersebut

secara individual dan kolektif, sama pentingnya dengan hubungan (asosiasi) objek

tersebut dengan objek lain dan dengan ruang objek tersebut pernah ditempatkan.”

(Maroević, 1995: 24). Dengan demikian setiap kali dilakukan pemastian terhadap

makna benda tersebut melalui penelitian, peneliti harus melihatnya dari berbagai

aspek yang bisa ditimbulkan oleh benda itu sendiri dari hasil penelitian

sebelumnya mengenai objek yang sama. Di bagian ini penting sekali untuk

merekam setiap hasil penelitian sebelumnya agar dapat terlihat perkembangan

makna yang telah tercapai pada suatu objek museum.

2.3.3 Dokumentasi Untuk Komunikasi

Sebuah koleksi museum adalah suatu setting yang memiliki banyak sisi

sebagai objek museum yang dihasilkan melalui interpretasi yang dilatarbelakangi

subject matter peneliti. Koleksi tersebut bertindak sebagai suatu unit objek

individual yang tidak digunakan lagi dan dengan demikian mengandung lebih

                                                            10 Maroević mengutipnya  dari Delibas  ić,  E.  1991.  Znak  I Muzej  (Sign  and museum). Diploma thesis, Faculty of Philosophy, University of Zagreb. Halaman 34.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

28  

  Universitas Indonesia 

banyak kisah yang terakumulasi dan tertransfer menjadi nilai yang lebih tinggi

lagi.

Melalui interpretasi penelitian sebagaimana yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka kisah-kisah yang terakumulasi tersebut merupakan

pengetahuan atau informasi yang harus dikomunikasikan. Pengetahuan atau

informasi tersebut dapat berupa data sebuah objek, fisik dan strukturnya, sejarah

dan lingkungannya, atau makna dan spesifikasinya yang dapat dipindahkan ke

dalam media tulisan, kertas, ilustrasi, film atau rekaman lainnya, sebagai suatu

upaya untuk mengkomunikasikannya (Maroević, 1995: 26).

Komunikasi tersebut juga dapat diakses melalui pameran atau penyajian

objek penelitian yang merupakan koleksi museum. Penyajian objek yang disertai

dengan hasil interpretasinya menyampaikan pesan yang dapat merangsang

pengunjung untuk melihat objek bukan sebagai benda mati (Magetsari, 2008: 13).

Sebagaimana yang dijelaskan Delibas ić, bahwa museum merupakan

institusi yang memungkinkan informasi-informasi dari hasil interpretasi penelitian

tesebut tercipta dan kemudian merepresentasikan informasi-informasi dan

gagasan-gagasan kebudayaan tertentu dengan berbagai macam cara penyajian atau

pameran. Penyajian atau pameran tersebut dapat berupa berbagai macam jaringan

yang berkelanjutan dan interaktif melalui simbol-simbol atau sistem simbol yang

dimengerti oleh pengakses informasi untuk dapat diserap, yaitu masyarakat

(Maroevic, 1995: 28).

Mengingat informasi yang akan disajikan tersebut adalah hal yang sangat

fundamental, maka dibutuhkan kecermatan dan keteraturan dalam proses

dokumentasi. Dengan adanya dokumentasi tersebut kegiatan museum seperti

pengumpulan, preservasi dan konservasi, serta komunikasi ini akan dapat berjalan

berkesinambungan jika tidak dapat dikatakan saling ketergantungan (Magetsari,

2008: 13).

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

29  

Universitas Indonesia

BAB 3 KOLEKSI ARKEOLOGI MUSEUM NASIONAL

3.1 Keberadaan Koleksi Arkeologi

Koleksi arkeologi yang merupakan milik Genootschap van Kunsten en

Wetenschappen. Sekarang Genootschap van Kunsten en Wetenschappen bernama

Museum Nasional berada di Jalan Merdeka Barat 12, Jakarta 10110.

Pada abad ke-18 di Eropa berkembang kegiatan intelektual yang

menghasilkan kemajuan pengetahuan ilmiah. Salah satu perkumpulan ilmiah

adalah De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah

Belanda) yang didirikan di Haarlem tahun 1752.

Berdasarkan pada perkumpulan tersebut, maka di Batavia didirikan pula

perkumpulan ilmiah yang sifatnya independen pada 1778 yang disebut

Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang mempunyai

semboyan Ten Nutte van het Gemeen.11 Salah seorang pendirinya yang bernama J.

C. M. Radermacher menyumbangkan salah satu rumah di Kalibesar sebagai

markas perkumpulan tersebut.

Selama masa pendudukan Inggris (1811−1816), Letnan Gubernur Sir

Thomas Stamford Raffles menjadi ketua perkumpulan ilmiah tersebut. Karena

ketertarikannya pada sejarah, antropologi dan arkeologi dan semakin

bertambahnya jumlah koleksi perkumpulan tersebut, Raffles memerintahkan

pembangunan baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk

Literary Society.12

                                                            11 Rufaedah, Dedah., dkk., 2006., hlm. 1‐3.  Arti  semboyan  Ten  Nutte  van  het  Gemeen  adalah  untuk  kepentingan  masyarakat  umum. Karena gagasan pendirian lembaga ilmiah ini adalah independen, maka tujuan lembaga ini juga bersifat  luas,  yaitu  memajukan  penelitian  dalam  bidang  seni  dan  ilmu  pengetahuan  dan menerbitkan hasil penelitian. Mengingat jasa perkumpulan tersebut yang besar bagi kemajuan bidang ilmiah, maka pada tahun 1933 perkumpulan tersebut memperoleh gelar Koninklijk dan berubah  nama  dari  Koninklijk  Bataviaasch  Genootschap  van  Kunsten  en  Wetenschappen menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. 

12 Idem. Literary Society dulu disebut Socièteit de Harmonie, berlokasi di Jalan Majapahit no.3. Sekarang tempat tersebut berdiri kompleks gedung Sekretariat Negara RI. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

30  

Universitas Indonesia

Jumlah koleksi milik perkumpulan ilmiah tersebut terus meningkat hingga

museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung. Pada tahun 1862

pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung

museum baru di Koningsplein (sekarang jalan Medan Merdeka) dan baru dibuka

untuk umum pada 1868.

Museum ini sangat dikenal dikalangan masyarakat Indonesia sebagai

Museum Gajah atau Gedung gajah, karena pada bagian depan museum terdapat

sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn dari Thailand yang

pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Mengingat pentingnya museum

ini bagi bangsa Indonesia, maka sejak 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia

menyerah museum kepeda pemerintah Indonesia menjadi Museum Pusat.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

092/O/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya

menjadi Museum Nasional dan berada dibawah Direktorat Jenderal Kebudayan.

Sistem pedokumentasian koleksi sudah dilakukan sejak Museum Nasional

ditangani oleh bangsa Belanda. Buku registrasi yang pertama kali dibuat oleh

pengurus Museum Nasional adalah TBG13.

3.2 Keberagaman Koleksi Arkeologi

Dalam katalog terbitan Museum Nasional tahun 2004 dikatakan bahwa

koleksi arkeologi di Museum Nasional mencapai 9020 benda. Setengah dari

jumlah tersebut dipamerkan di ruang pamer gedung arca Museum Nasional dan

setengahnya lagi disimpan dan hanya dipamerkan di waktu-waktu tertentu

(Soemadio, 2004: 5).

Di dalam penyusunan koleksi arkeologi yang beragam tersebut, Museum

Nasional telah membatasi ruang lingkup koleksi arkeologi. Koleksi arkeologi

yang dimaksud tidak mengacu pada keilmuan arkeologi yang ruang lingkupnya

termasuk dari masa prasejarah. Di Museum Nasional koleksi arkeologi yang

dimaksud adalah yang berasal dari masa klasik di Indonesia

                                                            13   Tijdscrift voor  Indische Taal, Land‐en Volkenkunde Bataviaasch Genootschap van Kunsten en 

Wetenschappen. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Be

arca, alat

terbuat da

tersebut d

Nasional s

Di

karena me

tambahan,

Koentjaran

Manusia d

Sosial dan

enda-benda

upacara, al

ari emas, p

didasarkan p

sebagaiman

dalam ruan

engikuti tem

, tema p

ningrat, tap

dan Lingku

n Pola Pemu

Seksi Pra

yang terma

at rumah ta

perunggu,

pada pemba

na yang di il

ng pamer, k

ma dari pam

pameran

pi hanya te

ungan; 2) I

ukiman dan

asejarah

Gambar

S

asuk ke dal

angga, perh

tanah liat,

agian bidan

lustrasikan o

koleksi arke

meran terseb

disesuaikan

erbagi berd

Ilmu Penge

4) Khasana

BidaPrasejaArkeo

Seksi Ark

3.1 Pembag

Sumber: Mus

lam koleks

iasan dan b

dan batu

ng koleksi y

oleh gamba

eologi tidak

but. Di ruan

n dengan

dasarkan em

etahuan dan

ah dan Kera

ang arah & ologi

keologi

gian Bidang

eum Nasional

Unive

i arkeologi

bagian bang

(Gambar 3

yang diterap

ar 3.1.

k di kelomp

ng pameran

tujuh u

mpat tema

n Teknolog

amik.

Seksi Num& Kera

g Koleksi

l

ersitas Indo

adalah pra

gunan, baik

3.2). Pemb

pkan di Mu

pokkan terse

n pada bang

unsur univ

besar, yai

gi; 3) Organ

mismatik amik

31 

onesia

asasti,

yang

bagian

useum

endiri

gunan

versal

itu 1)

nisasi

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Ko

dan telah

dikumpulk

kegiatan p

tersebut te

karena itu

nilai relig

Buddha.

Be

kuat dan

tinggi unt

arca dewa

arkeologi

Le

prasejarah

dengan m

oleksi arkeo

dikumpulka

kan dari Pu

pengumpul

erdapat kete

u banyak sek

gi yang ke

enda-benda

demikian ju

tuk menyen

a-dewi Hind

di Museum

ebih lanjut

h, yaitu mas

munculnya k

KoleksBerdasa

• Arca man

• Arca dewa

• Arca binat

• Prasasti

• Alat upaca

• Perhiasan

• Alat ruma

• Bagian ba

ologi seluru

an sejak ak

ulau Jawa,

an benda t

ertarikan kh

kali benda-

ental mewa

seni terseb

uga pada b

nangkan de

du-Buddha

m Nasional.

, masa kl

sa sejarah y

kerajaan-ker

si Arkeologiarkan Bentu

usia

a & dewi

tang

ara

n

ah tangga

angunan

Gambar 3.

Su

uhnya beras

khir abad XV

karena pad

terutama d

husus meng

-benda yang

akili ciri kh

but banyak

benda-benda

wa-dewi ya

yang mend

lasik secar

yang telah m

rajaan yang

 uk

.2 Pengelom

umber: Soema

sal dari ber

VIII. Kolek

da masa pem

dilakukan d

genai hubun

g dikumpulk

has masyar

menunjukk

a religi yan

ang dijunju

dominasi se

ra umum

mengenal tu

menganut

KoleBerda

• Batu

• Terakota

• Kayu

• Emas

• Perak

• Perungg

• Campura

mpokkan K

adio, 2004

Unive

rbagai temp

ksi arkeolog

merintahan

di Pulau Ja

ngan antara

kan memili

rakat penga

kan pengar

ng memiliki

ung. Sehing

ebagian bes

merupakan

ulisan. Masa

sistem relig

ksi Arkeologasarkan Bah

a

u

an logam la

Koleksi

ersitas Indo

pat di Indo

gi sebagian

Hindia-Be

awa. Pada

a seni dan r

iki nilai sen

anut Hindu

ruh agama

i nilai seni

gga tidak se

sar jenis ko

n masa se

a klasik dit

gi tertentu,

gi an

in

32 

onesia

onesia

besar

elanda

masa

religi,

ni dan

u dan

yang

yang

edikit

oleksi

etelah

tandai

misal

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

33  

Universitas Indonesia

Hindu dan Buddha. Dalam sejarah kebudayaan diketahui bahwa masa klasik

berkembang antara abad ke-4 sampai abad ke-15 (Poesponegoro, 2008: 3).

Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid II menjelaskan bahwa

karakteristik masa klasik dipengaruhi oleh unsur kebudayaan india yang sangat

kental dengan unsur-unsur seni. Dengan ditemukannya prasasti-prasasti batu yang

menceritakan kejadian-kejadian tertentu dan perintah-perintah sang raja yang

harus dituangkan dalam nasakah-naskah kuno yang juga berisi mengenai keadaan

alam saat itu. Adapun pengaruh yang sangat kental terlihat pada masa awal

perkembangan kerajaan Hindu terpengaruh oleh India dikuatkan dalam tulisan Edi

Sedyawati dalam artikel “The Making of Indonesian Art”.

Sumber yang banyak digunakan dari masa klasik adalah naskah yang

banyak menggunakan bahasa Sanskerta aksara Pallava, arca-arca batu, arsitektur

batu dan prasasti batu. Kesemua sumber tersebut menunjukkan adanya suatu

keterdesakan untuk menghasilkan suatu bentuk gaya baru di Indonesia sebagai

hasil persentuhan dengan kebudayaan India.

Menurut Sedyawati sebagaimana mengaci pada pernyataan F. D. K. Bosc

yang berjasa dalam pengembangan koleksi arkeologi Museum Nasional, terlihat

bahwa dalam penggunaan gaya naturalistik tersebut terdapat suatu hubungan yang

berjalan beriringan antara penggambaran tubuh manusia dengan tumbuhan yang

ada pada arca-arca klasik. Contohnya adalah banyaknya penggambaran tumbuhan

teratai pada relief-relief candi yang memiliki makna filosofis kehidupan yang

tercipta dari air sebagai hal yang dianggap suci dan membawa kebaikan dari

Brahma (dewa pencipta) (Sedyawati, 1999: 99).

Untuk menjelaskan lebih lanjut, seperti yang digambarkan pada Gambar

3.2, maka koleksi arkeologi diuraikan berdasarkan klasifikasi bentuk dan bahan.

3.2.1 Arca

Keberagaman koleksi arkeologi ini juga dapat dilihat dari ragam hias yang

digunakan pada pemahatan arca batu sebagai contoh. Lihat pada arca Parvati

dengan nomor inventaris 256a/103b, tinggi 2 meter terbuat dari batu dan berasal

dari Candi Rimbi, Jombang, Jawa Timur abad ke-13 dan arca Harihara (Foto 3.3).

Arca Parvati yang terletak di ruang pamer bangunan induk Museum Nasional. Ciri

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

khas masa

sehingga m

perwujuda

Ar

dipamerka

138 cm d

Bhrkuti in

terlihat da

bharali bh

a Majapahi

menurut Ke

an Tribhuwa

rca lain y

an permane

dan berasal

ni memiliki

ari akarnya

hrkuti (Soem

it terlihat d

empers di d

ana, yaitu ib

yang juga

en adalah ar

dari Cand

ciri keraja

a. Pada bag

madio, 2004

F

dari hiasan

dalam Ancie

bu dari Hay

menjadi b

rca Bhrkuti

di Jago, Ma

aan Singasa

gian kepala

4: 75).

oto 3.1 Arc

Foto: Va

teratai yan

ent Indones

yam Wuruk

bagian dar

dengan no

alang, Jawa

ari, yaitu hi

a arca terda

ca Parvati

anani

Unive

ng keluar

sian Art arc

(Soemadio

i koleksi

omor invent

a Timur ab

iasan terata

apat tulisan

ersitas Indo

dari jamba

ca ini merup

, 2004: 67).

arkeologi

taris 112a, t

bad ke-13.

ai yang lang

n yang berb

34 

onesia

angan,

pakan

.

yang

tinggi

Arca

gsung

bunyi

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Ad

nomor inv

Nasional.

186b, arca

berasal da

inventaris

bangunan

Siva.

Be

dipamerka

yang berju

da pula arca

ventaris 226

Ada pula

a Bhairawa

ari abad ke

49150, arca

induk deng

erdasarkan

an keseluruh

umlah 278

a Dhyani Bu

6, 227, 225

arca Ganes

yang menar

e-14 ditemu

a Nandi (Fo

gan nomor

Tabel 3.1

han berjum

, arca dew

F

uddha yang

, 224 yang

sha dari C

rik perhatia

ukan di Pa

oto 3.4) yan

inventaris

, diketahui

lah 535. Te

wi 72, arca

Foto 3.2 Arc

Foto: Va

g berasal da

terletak di

andi Banon

an karena uk

adang, Sum

ng berada d

324d, nand

i bahwa j

erdiri dari ar

manusia y

ca Bhrkuti

anani

Unive

ari Candi Bo

aula pintu

n dengan n

kurannya ya

matera Barat

di tengah tam

di merupka

umlah kol

rca dewa hi

ang termas

ersitas Indo

orobudur de

masuk Mu

nomor inven

ang sangat t

t dengan n

man ruang p

n wahana D

leksi arca

indu dan Bu

suk di dalam

35 

onesia

engan

useum

ntaris

tinggi

nomor

pamer

Dewa

yang

uddha

mnya

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

adalah ar

berjumlah

Arca

Dewa

Dewi

Manusi

BinatanLingga Yoni

ca perwuju

h 32.

a TanaLiat

0

0

ia 0

ng 0

0

udan raja/ra

Ta

Hindu

ah t

Batu

182

65

122

32

29

F

atu dan pe

abel 3.1 Kel

u Logam

22

0

0

0

2

Foto 3.3 Ar

Foto: V

endeta berj

lompok Kol

Tanah Liat

0

0

0

0

0

rca Harihara

Vanani Unive

umlah 122

leksi Arca

Buddha

Batu L

45

6

0

0

0

a

ersitas Indo

2, arca bin

JuLogam

29 2

1

0 1

0

0

36 

onesia

natang

umlah

278

72

122

32

31

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Foto 3

Foto 3.

Fo

3.5 Arca M

Foto

.4 Arca Nan

oto: Vanani

anusia (Per

: Vanani

Unive

ndi

empuan)

ersitas Indo

37 

onesia

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

3.2.2 Pra

Pra

menjadi o

inventaris

175. Prasa

untuk men

asasti

asasti juga

objek pene

D 16 yang

asti dibuat d

ngurus bang

F

a merupaka

elitian. Pras

terdapat di

dengan alas

gunan keaga

Foto 3.6 Pra

an bagian

sasti batu

beranda tim

san khusus s

amaan yang

asasti Nomo

Foto: Van

dari kolek

tulis sebag

mur dan pra

seperti pem

g disebut pra

or Inventaris

nani

Unive

si arkeolog

gai contoh

asasti bernom

mbebasan pa

asasti sima.

s D175

ersitas Indo

gi yang ba

dengan n

mor inventa

ajak suatu d

38 

onesia

anyak

nomor

aris D

daerah

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

39  

Universitas Indonesia

Prasasti yang dipamerkan sebagaimana yang terdapat di dalam Tabel 3.2

keseluruhan berjumlah 161, terdiri dari prasasti dengan Bahasa Sansekerta

berjumlah 17, Bahasa Jawa Kuno berjumlah 125, Bahasa Sunda kuno berjumlah 5

yang terdiri dari lempengan perunggu, Bahasa Melayu Kuno berjumlah 3 dan

Bahasa Jawa Modern berjumlah 2. Prasasti yang tidak terbaca karena hurufnya

yang terpahat tidak terlihat lagi sehingga tidak dapat diidentifikasikan bahasa

yang digunakan sejumlah 10 prasasti.

Tabel 3.2 Kelompok Koleksi Prasasti

3.2.3 Alat Upacara

Kelompok koleksi alat upacara kebanyakan merupakan koleksi yang

berbahan logam, yaitu emas dan perunggu berjumlah keseluruhan 67. Di

antaranya adalah tasbih, mangkuk upacara, jimat/amulet, piring upacara, wadah

jimat, peripih, cepuk, genta (lonceng) dan tempat air suci.

Tabel 3.3 Kelompok Koleksi Alat Upacara

Alat Upacara Tanah Liat Batu Logam Jumlah

Tasbih 0 0 2 2

Mangkuk 0 0 27 27

Prasasti Tanah Liat

Batu Logam Jumlah

Bahasa Sansekerta 0 17 0 17

Bahasa Jawa Kuno 0 87 37 124

Bahasa Sunda Kuno 0 0 5 5

Bahasa Melayu Kuno 0 3 0 3

Bahasa Jawa Modern 0 2 0 2

Tidak Teridentifikasi 0 10 0 10

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Jimat/APiring WadahPeripihCepuk Genta Tempa

3.2.4 Pe

Di

koleksi pe

emas berju

Amulet

h Jimat h

at Air Suci

rhiasan

antara kole

erhiasan ya

umlah kesel

eksi arkeolo

ang terbuat

luruhan 283

Foto 3.7

0 0 0 0 0 0 0

ogi Museum

dari emas

3.

7 Alat Upac

Foto: Van

0 0 0 0 0 0 0

m Nasional

yang dipa

cara: Mangk

nani

Unive

2 10 1

16 3 3 2

termasuk ju

amerkan di

kuk

ersitas Indo

2 10 1

16 3 3 2

uga di dala

ruang khas

40 

onesia

mnya

sanah

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

P

Cincin Hiasan TGelang Kelat BahHiasan IkMahkota Hiasan RHiasan DBandul TBagian KHiasan PKemalua

Perhiasan

Telinga

hu kat Pinggan

Rambut Dada Tali Kasta Kalung

enutup n

Tabel 3.4 K

E

ng

Foto 3.8

Kelompok K

Emas P

57 88 26 18 9

12 23 19 7

13

11

8 Perhiasan

Foto

Koleksi Perh

Perak Per

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0

: Hiasan Ika

o: Vanani

Unive

hiasan

runggu C

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0

at Pinggang

ersitas Indo

Campuran

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0

g

41 

onesia

Jumlah

57 88 26 18 9

12 23 19 7

13

11

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

42  

Universitas Indonesia

3.2.5 Alat Rumah Tangga

Seperti yang terlihat pada Gambar 3.2, maka yang termasuk ke dalam

kelompok koleksi Alat Rumah Tangga adalah sebagaimana terlihat pada Tabel

3.5. Kelompok koleksi Alat Rumah Tangga keseluruhan berjumlah 46.

Perhitungan tersebut mengacu hanya pada koleksi yang dipamerkan dan bersifat

utuh.

Tabel 3.5 Kelompok Koleksi Alat Rumah Tangga

Alat Rumah Tangga Tanah Liat Batu Logam Jumlah

Lumpang 0 3 0 3

Cepuk 0 0 19 19

Wadah 3 0 10 13

Kendi 2 0 0 2

Piring 1 0 4 5

Cermin 0 0 1 1

Mangkuk 0 0 1 1

Nampan 0 0 2 2

3.2.6 Bagian Bangunan

Keberagaman koleksi arkeologi lainnya juga terlihat dari benda-benda

yang berasal dari bagian-bagian bangunan, seperti relief, antefix, lingga yoni,

makara, kepala kala dan chaitya. Bermacam-macam relief dipajang di dinding

utara ruang pamer bangunan induk. Di antaranya relief-relief yang berasal dari

masa Majapahit dengan nomer inventaris, 396a, 429 dan 433.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Re

yang terb

burung ka

dengan no

Ad

tangga me

dataran ti

bersama d

yang rupa

kala-maka

160–162).

                    14 Keseluruh

elief dengan

buat dari te

ancil dan bu

omor invent

da pula mak

enuju taman

inggi Dieng

dengan kebu

anya seperti

ara yang ter

.

                      han benda yan

Foto 3.9

n nomor inv

erakota14 m

urung kakak

taris 422 dan

kara seperti

n bangunan

g, Jawa Te

udayaan Hi

i ikan berb

rdapat di b

                  ng terbuat dar

9 Bagian Ba

ventaris 431

menggambar

k tua yang b

n 440.

i yang ditun

induk deng

engah. Rag

indu. Maka

belalai gajah

bangunan-ba

ri tanah liat ol

angunan: Re

Foto: Va

1 mencerita

rkan bentuk

berasal dari

njukkan pad

gan nomor i

am hias m

ara adalah s

h dan serin

angunan ca

leh Museum N

elief Nomor

anani

Unive

akan kisah P

k flora ata

Sumatera S

da Foto 3.1

inventaris 4

makara datan

semacam bi

ngkali dihub

andi (Van D

Nasional diseb

r Inventaris

ersitas Indo

Panji. Relie

au fauna se

Selatan abad

1 terletak d

410d berasa

ng di Indo

inatang don

bungkan de

Der Hoop,

but terakota. 

433

43 

onesia

ef lain

eperti

d ke-8

di sisi

al dari

onesia

ngeng

engan

1949:

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Ke

yang ditun

Bagian B

Relief Antefiks Makara Umpak MedalionMenara SKotak PeKemunca

Fot

eseluruhan

njukkan di T

Tab

Bangunan

n Sudut eripih ak

to 3.10 Bagi

kelompok k

Tabel 3.6.

bel 3.6 Kelo

Tanah Lia

7

27 2 0 0 0 0 3

ian Bangun

koleksi Bag

ompok Kole

at Bat

37

52153251

nan: Relief K

Foto: Vanan

gian Bangu

eksi Bagian

tu Lo

7

Kancil Nom

ni

Unive

unan berjum

Bangunan

ogam

0

0 0 0 0 0 0 0

mor Inventar

ersitas Indo

mlah 118 se

Jumlah

44

32 23 5 3 2 5 4

ris 422

44 

onesia

eperti

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Ke

pedagang,

atau kelom

Pusat Pen

Purbakala

eseluruhan

, hibah dari

mpok. Ada

nelitian Ark

a (Soemadio

koleksi ark

i pemilik y

juga yang

keologi Na

o, 2004: 7).

Foto 3.1

keologi dik

yang sebena

dikumpulka

asional dan

1 Bagian B

Foto: V

kumpulkan

arnya dan ju

an dari hasi

Direktorat

Bangunan: M

Vanani

Unive

dengan car

uga titipan

il penelitian

t Peninggal

Makara

ersitas Indo

ra membeli

dari perora

n dan diberi

lan Sejarah

45 

onesia

i dari

angan

i oleh

h dan

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

46  

Universitas Indonesia

BAB 4 DOKUMENTASI KOLEKSI ARKEOLOGI MUSEUM NASIONAL

Setelah menguraikan keberagaman koleksi arkeologi yang ada di Museum

Nasional, maka tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah menguraikan sistem

dokumentasi yang digunakan di Museum Nasional.

4.1 Sistem Dokumentasi

Kegiatan dokumentasi koleksi Museum Nasional terdiri dari registrasi,

inventarisasi dan katalogisasi. Pengertian registrasi, inventarisasi dan katalogisasi

adalah suatu kegiatan pencatatan mengenai keadaan koleksi (keluar-masuknya

koleksi) serta pendeskripsian koleksi secara verbal (tertulis) dan piktorial (foto

atau gambar) yang diuraikan secara singkat dan jelas.15

Registrasi adalah kegiatan pencatatan suatu benda, setelah benda tersebut

ditentukan secara resmi menjadi koleksi museum ke dalam buku induk registrasi.

Pencatatan dilakukan pula terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan

koleksi tersebut, seperti berita acara, surat wasiat, dsb. Hasil pencatatan ini sangat

diperlukan untuk penelitian koleksi lebih lanjut, karena merupakan sumber

informasi awal dari koleksi tersebut.

Registrasi diperlukan dalam proses pinjam-meminjam koleksi atau koleksi

yang untuk sementara meninggalkan pengawasan museum, untuk beberapa

maksud, misalya untuk pengujian atau identifikasi. Registrasi sebaiknya disusun

untuk membantu menginspeksi secara periodik terhadap koleksi untuk

terjaminnya ketepatan dalam menangani koleksi, serta untuk mengetahui jumlah

koleksi yang dimiliki, titipan, atau yang dikeluarkan. Sehingga dapat dicegah

adanya penipuan atau pengakuan dari seseorang atas kepemilikan koleksi tersebut,

dan dapat membantu peneliti dalam penelitian. Data koleksi yang dicatat dalam

lembar registrasi dalam format sebagai berikut:

                                                            15  Pengelolaan  Koleksi  Museum,  Direktorat  Museum,  Direktorat  Jenderal  Sejarah  dan 

Kepurbakalaan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, diterbitkan tahun 2007. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

47  

Universitas Indonesia

1. nomor registrasi

2. nomor invetarisasi

3. nama koleksi (umum atau khusus)

4. uraian singkat

5. tempat pembuatan

6. tempat perolehan

7. cara perolehan

8. ukuran

9. tanggal/tahun masuk

10. harga

11. keterangan

Sumber: Direktorat Permuseuman, 2002

Inventarisasi merupakan suatu kegiatan pencatatan benda-benda yang

dijadikan koleksi museum ke dalam buku inventarisasi koleksi. Data dari buku

registrasi sebagian besar dimasukan ke dalam buku inventarisasi. Selain dicatat

dalam buku inventarisasi, setiap koleksi juga harus dibuatkan kartu inventarisasi.

Kegiatan inventarisasi koleksi meliputi: a. pemberian nomor; b. klasifikasi

berdasarkan jenis, bahan, nama benda, fungsi, periode, dan teknik pembuatan; c.

identifikasi yang meliputi: tempat asal dibuat, tempat asal ditemukan, tempat

penyimpanan, cara didapat, tanggal masuk, keadaan benda, keterangan singkat,

tanggal dikerjakan, dikerjakan oleh dan keterangan lainnya. Koleksi yang telah

diinventarisir dibuatkan katalog koleksi untuk memberikan informasi lengkap.

Data koleksi yang dicatat dalam kartu inventarisasi meliputi:

1. Nomor registrasi

2. Nomor inventarisasi

3. Nama koleksi

4. Uraian singkat

5. Tempat pembuatan

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

48  

Universitas Indonesia

6. Tempat perolehan

7. Cara perolehan

8. Ukuran

9. Tanggal/tahun masuk

10. keterangan

Sumber: Direktorat Permuseuman, 2002

Keterangan tentang data koleksi yang dicatat dalam buku dan kartu

inventarisasi berbeda dengan data koleksi yang ditulis dalam buku dan kartu

registrasi, yaitu tidak mencantumkan harga, tetapi uraian koleksi lebih lengkap

dari buku registrasi. Dalam kegiatan registrasi dan inventarisasi dilakukan hal-hal

sebagai berikut:

a. Penomoran

Koleksi yang diregistrasi dan diinventarisasi diberi nomor registrasi dan

inventarisasi. Penomoran ini untuk mengamankan dan mempermudah dalam

pengelolaan koleksi. Penomoran pada registrasi koleksi adalah penomoran kepada

seluruh koleksi museum secara berurutan, berdasarkan masuknya koleksi ke

museum. Sedangkan penomoran inventarisasi koleksi didasarkan kepada jenis

klasifikasi dan jumlah koleksi dalam satu jenis klasifikasi koleksi, kemudian

diikuti oleh nomor urut koleksi dalam satu jenis klasifikasi.

b. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan pengelompokan koleksi berdasarkan kriteria

tertentu, yaitu menurut disiplin ilmu, subdisiplin ilmu, serta berdasarkan jenis,

bahan, asal daerah, dan kronologi. Tujuan klasifikasi adalah untuk menciptakan

pengelompokkan dan mempermudah dalam pengelolaan dan penelitian koleksi

sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pendidikan, studi

dan rekreasi.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

49  

Universitas Indonesia

c. Katalogisasi Koleksi

Katalogisasi koleksi merupakan suatu kegiatan merekam, baik secara

verbal maupun visual, serta menguraikan identifikasi koleksi pada lembaran kerja

yang mempunyai format tertentu. Katalogisasi bertujuan untuk menghasilkan

kartu katalog koleksi yang berisi bahan informasi tentang koleksi dan latar

belakangnya secara lengkap serta dapat dijadikan sumber penelitan dan bahan

publikasi. Setiap katalog hanya mencatat satu benda atau satu kelompok kesatuan

kecil saja. Daftar informasi yang tercantum di dalam kartu katalog koleksi, antara

lain:

1. Nama dan alamat museum

2. Nomor inventaris/katalog

3. Nama benda

4. Deskripsi, disusun sesingkat mungkin dan sejelas mungkin

5. Ukuran dan timbangan

6. Tempat asal

7. Kurun waktu/zaman

8. Cara mendapatkannya/pengadaannya

9. Tanggal pengadaannya

10. Lokasi penyimpanan di museum

11. Referensi publikasi/informasi

12. Keterangan lain-lain.

Sumber: Direktorat Permuseuman, 2002

Katalog ini sebaiknya dibuat dalam rangkap ganda. Satu set disusun secara

berurutan dan disimpan dalam buku jepitan yang mudah memasang dan

membongkarnya, sebab kemungkinan perlu penambahan data informasi di

kemudian hari. Satu set lagi disimpan dalam filing cabinet untuk katalog subjek.

Katalog subjek adalah setiap koleksi menurut identitasnya dapat diklasifikasikan

ke dalam kelompok koleksi lainnya dalam satu unit tertentu.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

50  

Universitas Indonesia

Dengan mengelompokkan variabel informasi yang tercantum dalam

katalog koleksi akan dapat dilihat keterangan yang tercantum terisi lengkap atau

tidak. Sehingga akan didapat kelompok katalog yang informatif atau kurang

informatif.

4.2 Penerapan Sistem Dokumentasi

Dokumentasi koleksi oleh Museum Nasional secara umum sudah

dilakukan sejak perkumpulan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en

Wetenschappen di akhir abad ke-18. Dokumentasi tersebut tercatat dalam buku

induk registrasi yang masih berbahasa Belanda, yaitu TBG, KBG dan NBG16.

Ketika bangunan tersebut resmi menjadi milik pemerintahan Indonesia dilakukan

kegiatan dokumentasi ulang yang merujuk pada catatan berbahasa Belanda

tersebut.

Akhir tahun 1990-an dokumentasi telah dilakukan merujuk pada teori

yang dikeluarkan oleh ICOM dan diadaptasi oleh Direktorat Permuseuman

Republik Indonesia. Dokumentasi koleksi dibagi dalam dua kategori umum:

a. Pertama, termasuk dokumentasi yang biasanya disertai fungsi registrasi.

Dokumen utama ini merupakan status legal dari sebuah objek atau pada

pinjam-meminjam di museum, serta objek yang berpindah-pindah dan

dijaga di bawah pengawasan museum. Dokumentasi registrasi yang baik

memasukan pula catatan dari dokumen resmi, seperti bukti legal

kepemilikan atau pemilik objek. Sistem dokumentasi berhubungan antara

objek dengan nomor khusus, misalnya nomor inventaris dan nomor

pinjam-meminjam, dan memberikan kemudahan dalam mendapatkan

informasi objek atau lokasi yang terakhir, dokumentasi objek dalam

pinjam-meminjam sebaiknya menunjukkan semua aktivitas objek tersebut

sewaktu di bawah pengawasan museum.

b. Kedua, termasuk dokumentasi yang disertai dengan fungsi kuratorial, yang

memberikan informasi yang lebih luas mengenai sebuah objek dan

                                                            16   Jenis buku registrasi yang dibuat oleh pengelola perkumpulan Bataviaasch Genootschap van 

Kunsten en Wetenschappen. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

me

keb

tep

pen

dan

Pe

kar

4.3 Hasil

Mu

an mulai

koleksi. L

sistem ber

Ma

buku men

dikenal d

lembar-lem

komputer)

Pa

dengan k

enempatkan

budayaan d

pat pada wa

nerangan y

n bila perlu

ndokument

rtu tik.

Dokument

useum Nasi

dilakukan p

Lembar-lemb

rurutan sesu

asing-masin

ndokumenta

dengan istil

mbar inven

).

ada tahun 2

komputerisa

n objek pa

dan ilmu pen

aktunya, disi

yang tepat,

u dibuat dup

tasian yang

tasi

ional terus m

perhitungan

bar inventa

uai dengan n

ng buku ter

asikan serat

lah katalog

ntaris koleks

2005, Muse

asi. Pekerj

Gamba

Sumb

ada tempat

ngetahuan.

impan di lo

disertai den

plikat dokum

umum dila

melakukan

n koleksi de

aris koleksi

nomor regis

rdiri dari se

tus benda. B

g manual (

si yang dik

eum Nasio

jaan terseb

ar 4.1 Alur P

ber: Direktorat

t yang tep

Dokumenta

okasi yang a

ngan metod

mentasi yan

akukan di m

perbaikan-p

engan meng

tersebut ke

strasi dan no

ratus halam

Buku terseb

merupakan

kerjakan tan

onal mulai

but memak

Penanganan

t Permuseuma

Unive

pat dan pe

asi koleksi s

aman dan te

de penyimp

g disimpan

museum ad

perbaikan se

ggunakan le

emudian dib

omor invent

man yang be

but oleh M

katalog y

npa menggu

merintis d

kan waktu

n Koleksi

an, 2002

ersitas Indo

enting di d

sebaiknya d

rpelihara de

panan yang

di luar mus

dalah pemb

ejak tahun 1

embar inven

bukukan de

tarisasi.

erarti dalam

Museum Nas

yang terdiri

unakan tekn

database ko

u lama k

51 

onesia

dalam

dibuat

engan

baik,

seum.

buatan

1990-

ntaris

engan

m satu

sional

i dari

nologi

oleksi

karena

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

52  

Universitas Indonesia

mengharuskan dilakukannya perhitungan ulang dan pemberian nomor registrasi

serta nomor inventaris ulang (reregistrasi dan reinventarisasi) berdasarkan lembar-

lembar inventarisasi yang telah dibukukan.

Program komputer untuk menghasilkan database tersebut terus diperbarui

untuk mendapatkan sistem dokumentasi koleksi yang akurat dan efisien. Hingga

kini, secara umum dokumentasi dengan komputerisasi tersebut masih terus

dilakukan. Jenis yang kedua ini oleh Museum Nasional dikenal dengan istilah

katalog digital, yaitu katalogisasi dengan menggunakan program komputer.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Univeersitas Indo

53 

onesia

Gam

bar

4.2

Dat

abas

e K

olek

si

Sum

ber:

Mus

eum

Nas

iona

l, 20

11

,

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Footo 4.1 Lemmbar Inventa

Foto: V

aris Koleksi

anani

Unive

Halaman 1

ersitas Indo

54 

onesia

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Footo 4.2 Lemmbar Inventa

Foto: V

aris Koleksi

Vanani

Unive

i Halaman 2

ersitas Indo

2

55 

onesia

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

56  

Universitas Indonesia

4.3.1 Dokumentasi Manual

Dokumentasi manual dilakukan dengan cara diketik menggunakan mesin

tik elektrik atau komputer, kemudian dicetak menjadi lembar Inventaris Koleksi.

Lembar-lembar tersebut kemudian dijilid atau dibukukan sebanyak 202 buku

katalog koleksi arkeologi. Masing-masing buku berisikan Lembar Inventaris

Koleksi yang memiliki konten sebagai berikut:

a. Nomor: Nomor inventaris dan nomor registrasi.

b. Jenis/nama benda.

c. Asal ditemukan benda.

d. Tempat penyimpanan.

e. Piktorial: nomor foto, nomor negatif film, nomor slide, nomor gambar dan

lain-lain.

f. Deskripsi benda: bentuk, ukuran (dalam cm), bahan (media, jenis cat, dll),

warna, motif/gambar/gaya, teknik pembuatan, judul dan lain-lain.

g. Riwayat benda: asal benda (desa, kecamatan, kabupaten, propinsi,

negara), latar belakang (artis/pembuat), kegunaan/fungsi benda, tanggal

perolehan (tgl/bln/thn), cara perolehan benda, tahun pembuatan benda dan

umur benda/zaman.

h. kondisi benda.

i. keterangan (cara perolehan, rujukan ke hasil penelitian/interpretasi,

referensi, nomor inventaris lama, dll.).

j. deskripsi.

Konten tersebut merupakan hal penting yang menentukan ketersediaan

informasi berkaitan dengan koleksi. Semua buku katalog memiliki konten yang

sama dan masing-masing buku berisi 100 halaman Lembar Inventaris Koleksi

yang berarti terdapat 100 koleksi terdokumentasi dalam setiap buku.

Lembar Inventaris Koleksi menjadi satu-satunya produk dalam

dokumentasi koleksi Museum Nasional dan tidak dibedakan prakteknya dengan

katalog lain atau lembar registrasi lainnya. Kegiatan dokumentasi semuanya

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

57  

Universitas Indonesia

bermuara pada Lembar Inventaris Koleksi yang dibukukan tersebut. Berkaitan

dengan hal itu, berikut adalah contoh satu Lembar Koleksi Arkeologi pada buku

katalog koleksi arkeologi yang memiliki dua halaman seperti yang ditunjukkan

Foto 4.1 dan Foto 4.2.

Pada Lembar Inventaris Koleksi tersebut saat dianalisis ternyata terlihat

beberapa informasi yang juga lazim dijumpai pada Lembar Inventaris Koleksi

lainnya. Informasi tersebut ditunjukkan dengan angka 1-5 sebagaimana yang

terlihat pada Gambar 4.3. Nomor 1 terlihat bahwa keterangan piktorial tidak terisi,

sama dengan nomor 3 diberi tanda garis pendek atau strip (−) yang berarti tidak

terisi. Pada nomor 2 didapat dengan jelas bahwa keterangan terisi.

Pada nomor 4 menunjukkan ada coretan pada isi sebelumnya tetapi tidak

diketahui dengan pasti apa maksud dari coretan tersebut, tidak ada keterangan lain

yang menyertainya, jika merupakan kesalahan tetapi tidak ditemui koreksi

terhadap kesalahan tersebut. Hal ini juga sama seperti yang ditunjukkan nomor 5,

yaitu keterangan sebelumnya diberi tanda tanya (?) tanpa diketahui pasti artinya.

Sehingga informasi pada nomor 4 dan nomor 5 dianggap tidak terisi.

Pada informasi nomor 4 dan nomor 5, tidak diketahui sebab yang pasti

mengapa informasi sebelumnya yang terisi dicoret atau diberi tanda tanya karena

tidak diikuti dengan perbaikan atau keterangan lain yang menyertainya. Sebagai

akibatnya, maka pembaca atau pengguna Lembar Inventaris Koleksi tersebut akan

kebingungan mengenai masih berlaku atau tidaknya keterangan yang terisi

sebelumnya.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Fotto 4.3 Informmasi Pada L

Foto: V

Lembar Inv

Vanani

Unive

ventaris Kole

ersitas Indo

eksi

58 

onesia

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

59  

Universitas Indonesia

Sebagai akibat lain, informasi nomor 4 dan 5 yang relatif tinggi

frekuensinya dapat menimbulkan kebimbangan bagi pembaca atau pengguna

Lembar Inventaris Koleksi mengenai kesahihan isi dari Lembar Inventaris Koleksi

itu sendiri. Dengan demikian, Lembar Inventaris Koleksi tersebut memberikan

asumsi bahwa keterangan yang diberikan belum tentu dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Setelah pengamatan dilakukan terhadap Lembar Inventaris Koleksi,

selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap keseluruhan informasi yang ada pada

buku katalog koleksi emas Wonoboyo yang dijadikan contoh17 dengan

memperhatikan uraian sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Hasilnya

adalah Tabel Informasi Terisi Pada Satu Buku Katalog Koleksi Arkeologi

Museum Nasional (Koleksi Emas Wonoboyo).18

Analisis dilakukan dengan melihat informasi seperti yang telah

ditunjukkan pada Gambar 4.3. Informasi-informasi tersebut dinilai sebagai

berikut:

a. untuk informasi yang ditunjukan oleh nomor 2, menunjukkan bahwa

keterangan tersebut terisi, maka pada kolom konten tersebut diberi tanda

(√),

b. untuk informasi yang ditunjukkan nomor 1 dan nomor 3, menunjukkan

bahwa keterangan tersebut tidak terisi sama sekali ataupun diberi tanda

garis pendek atau strip (−), maka pada kolom konten tersebut diberi tanda

(−),

c. untuk informasi yang ditunjukkan nomor 4 dan 5, menunjukkan bahwa

informasi tersebut terisi, namun diberi tanda tanya (?) ataupun dicoret,

maka konten tersebut dimasukkan ke dalam kategori tidak terisi dengan

alasan yang telah dijelaskan sebelumnya dan diberi tanda (−).

                                                            17   Lihat halaman 9. 

Pada  proses  pengumpulan  data  telah  dipilih  satu  contoh  buku  katalog  yang  diperlakukan paling baik  sebagaimana nilai dari koleksi  itu  sendiri. Buku katalog yang dipilih berasal dari koleksi arkeologi berbahan emas, yaitu temuan‐temuan dari situs Wonoboyo. 

18   Lampiran 1. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

60  

Universitas Indonesia

Hasil dari proses analisis tersebut diketahui bahwa dalam buku katalog

koleksi emas Wonoboyo yang digunakan sebagai contoh terdapat 97 koleksi

arkeologi dan dimulai dengan nomor inventaris 8833–8865 q dan nomor registrasi

dengan 6 digit angka dimulai dari 29651–29747. Dengan jumlah keseluruhan

informasi yang teranalisis sebanyak 2716, jumlah terisi termasuk juga yang

ditandai dengan tanda (√) sebanyak 1811, dengan tanda (–) sebanyak 905.

Dengan hasil perhitungan tersebut kemudian dapat diketahui tingkat

informasi berdasarkan informasi yang terisi dan tidak terisi pada konten buku

katalog koleksi emas Wonoboyo tersebut. Perhitungannya adalah dengan

mengganti tanda (√) menjadi angka pembobotnya.

Angka pembobot adalah nilai yang diberikan bagi informasi yang terisi

berdasarkan urutan kontennya. Angka pembobot ini bertujuan untuk membedakan

informasi yang terisi dengan tidak terisi secara matematis. Sehingga dapat

mempermudah perhitungan persentase tingkat informasi yang tersaji berdasarkan

terisi atau tidaknya informasi dalam buku katalog.

Pada konten Nomor Registrasi, Nomor Inventaris dan Jenis/Nama Benda

yang sudah pasti terisi dijadikan sebagai acuan, sehingga tidak perlu diberikan

angka pembobot. Angka pembobot diberikan mulai dari konten Asal Ditemukan

Benda sampai konten Deskripsi, yang berarti angka pembobotnya berkisar dari 1

sampai 25 mengikuti urutan konten pada Lembar Inventaris Koleksi.

Sebagai contoh, pada konten Asal Ditemukan Benda untuk informasi yang

terisi diberikan angka pembobot 1 karena informasi Asal Ditemukan Benda

berada pada konten urutan pertama (urutan ke-1 setelah Nomor Registrasi, Nomor

Inventaris dan Jenis/Nama Benda). Pada konten Tempat Penyimpanan informasi

yang terisi diberikan angka pembobot 2 karena informasi Tempat Penyimpanan

berada pada konten urutan kedua, sedangkan pada konten Deskripsi diberikan

angka pembobot 25 yang berarti informasi Deskripsi berada pada konten urutan

ke-25.

Setelah pemberian nilai berdasarkan angka pembobot tadi, maka

perhitungan dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai dalam satu

konten untuk mendapatkan jumlah pembobotan. Jumlah pembobotan dibagi

dengan angka pembobotnya untuk mendapatkan jumlah informasi terisi.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

61  

Universitas Indonesia

Setelah jumlah informasi terisi diketahui kemudian dijadikan kedalam

bentuk persen dengan cara jumlah informasi terisi dibagi jumlah koleksi yang ada

pada buku katalog koleksi emas Wonoboyo. Persentase ini dapat dilihat pada

Lampiran 2. Tabel Persentase Tingkat Informasi Pada Satu Buku Katalog Koleksi

Arkeologi Museum Nasional (Koleksi Emas Wonoboyo).

Hasil yang didapat adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 dengan

rata-rata tingkat informasi pada buku katalog koleksi arkeologi (koleksi emas

Wonoboyo adalah 62.7% terisi.

Tabel 4.1 Tingkat Informasi Terisi

Konten Teranalisis Informasi Terisi

Asal Ditemukan Benda 100%

Tempat Penyimpanan 100%

Piktorial: Nomor Foto 0%

Piktorial: Nomor Negatif Film 0%

Piktorial: Nomor Slide 0%

Piktorial: Nomor Gambar 0%

Piktorial: Lain-lain 0%

Deskripsi: Bentuk 99%

Deskripsi: Ukuran 99%

Deskripsi: Bahan 100%

Deskripsi: Warna 100%

Deskripsi: Motif/Gambar/Gaya 2%

Deskripsi: Teknik Pembuatan 98%

Deskripsi: Judul 0%

Deskripsi: Lain-lain 1%

Riwayat: Asal Benda 100%

Riwayat: Latar Belakang 1%

Riwayat: Kegunaan/Fungsi 100%

Riwayat: Tanggal Peroleh 94%

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

62  

Universitas Indonesia

Riwayat: Cara Perolehan 100%

Riwayat: Tahun Pembuatan Benda 99%

Riwayat: Umur Benda/Zaman 100%

Kondisi Benda 100%

Keterangan 93%

Deskripsi 81%

Setelah analisis mengenai tingkat informasi terisi tersebut, selanjutnya

analisis dilakukan pada keseluruhan buku katalog koleksi arkeologi yang

berjumlah 202 buku untuk mengetahui jumlah koleksi arkeologi yang terekam.

Dengan mempertimbangkan kekurangan teknis, yaitu penjilidan yang dilakukan

sekedarnya terlihat dari rapuhnya penampang buku yang dapat memungkinkan

Lembar Inventaris Koleksi terpisah dari buku, maka analisis dilakukan dengan

melihat pada nomor registrasi dan nomor inventaris awal dan akhir.

Tabel 4.2 Perhitungan Buku Katalog Koleksi Arkeologi19

Buku No. Inventaris (awal-akhir)

No. Registrasi Lembar Keterangan

1 856-935a 8541 8599 59 kurang dari 100 2 6245-4207 (125b) 8600 8700 101 3 6626-480b a-d 10201 10300 100 4 5366 (D.205-E.23) 10301 10341 41 kurang dari 100 5 E24a-b-18f/4897 10342 10441 100 6 E.24 a-b - E.87 a-b 10342 10400 59 kurang dari 100 7 E.88a-c -8740 10401 10500 100 8 8741-7731/C.95 10501 10600 100 9 6585/C87-558b 10601 10700 100 10 559-31a 10701 10800 100 11 32-71 10801 10900 100 12 72-171 10901 11000 100 13 172-271 11001 11100 100 14 272-371 11101 11200 100 15 372-471 11201 11300 100

                                                            19 Sumber: Museum Nasional. Dengan modifikasi pada baris Keterangan. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

63  

Universitas Indonesia

16 472-571 11301 11400 100 17 572-671 11401 11500 100 18 672-771 11501 11600 100 19 772-871 11601 11700 100 20 872-971 11701 11800 100 21 972-1071 11801 11900 100 22 1072-1171 11901 12000 100 23 1172-1271 12001 12100 100 24 1272-1371 12101 12200 100 25 1372-1471 12201 12300 100 26 1472-1571 12301 12400 100 27 1572-1671 12401 12500 100 28 1613-1712 12442 12541 100 29 1672-1771 12501 12600 100 30 1713-1812 12542 12641 100 31 1772-1871 12601 12700 100 32 1813-1912 12642 12741 100 33 1872-1971 12701 12800 100 34 1972-2012 12801 12841 41 kurang dari 100 35 2013-2112 12842 12941 100 36 2113-2212 12942 13041 100 37 2213-2312 13042 13141 100 38 2313-2412 13142 13241 100 39 2372-2471 13201 13300 100 40 2413-2512 13242 13341 100 41 2513-2612 13342 13441 100 42 2613-2712 13442 13541 100 43 2972-3071 13801 13900 100 44 3951-4050 13901 14000 100 45 4072-4171 14001 14100 100 46 4208-4307 14101 14199 99 kurang dari 100 47 4326-4425 14200 14299 100 48 3472-5371 14301 14400 100 49 3572-3671 14401 14500 100 50 4641-4740 14501 14599 99 kurang dari 100 51 4741-4840 14600 14699 100 52 4841-4940 14700 14800 101 53 3972-4071 14801 14900 100 54 5401-5500 14901 15000 100 55 5441-5540 14941 15040 100 56 12371-12620 23049 23148 100 57 12371-12620 23049 23148 100 ganda 58 9014-9113 24351 24450 100 ganda

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

64  

Universitas Indonesia

59 9014-9113 24351 24450 100 60 9114-9213 24451 24550 100 ganda 61 9114-9213 24451 24550 100 62 9614-9313 24551 24650 100 63 9214-9313 24551 24650 100 64 9414-9513 24751 24850 100 ganda 65 9414-9513 24751 24850 100 66 9514-9613 24851 24950 100 67 9614-9713 29051 29150 100 68 9714-9813 29151 29250 100 69 9814-9913 29151 29250 100 70 9814-9913 29251 29350 100 71 9714-9813 29251 29350 100 72 9914-10013 29351 29450 100 73 9914-10013 29351 29450 100 ganda 74 10014-10113 29451 29549 99 kurang dari 100 75 10014-10107 29451 29543 93 kurang dari 100 76 8877h-8923 29550 29650 101 77 8877-8923 29550 29650 101 78 8833-8865 29651 29747 97 kurang dari 100 79 8833-8865 29651 29747 97 ganda 80 13114-13213 29952 30051 100 ganda 81 13114-13213 29952 30051 100 82 13214-13314 30252 30351 100 83 13214-13313 30252 30351 100 84 13314-13413 30352 30451 100 85 13314-13413 30352 30451 100 ganda 86 13414-13513 30452 30551 100 ganda 87 13414-13513 30452 30551 100 88 13514-13613 30552 30651 100 ganda 89 13514-13613 30552 30651 100 90 13614-13713 30652 30751 100 91 13614-13713 30652 30751 100 ganda 92 13714-13813 30752 30851 100 93 13814-13913 30852 30951 100 94 13814-13913 30852 30951 100 ganda 95 13914-14013 30952 31051 100 96 14014-14113 31052 31151 100 97 14014-14113 31052 31151 100 ganda 98 10114-10213 32448 32547 100 99 10114-10213 32448 32547 100 ganda 100 10214-10313 32548 32647 100 ganda 101 10214-10313 32548 32647 100

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

65  

Universitas Indonesia

102 10314-10413 32648 32747 100 ganda 103 10314-10413 32648 32747 100 104 10414-10513 32748 32847 100 ganda 105 10414-10513 32748 32847 100 106 10514-10613 32848 32947 100 ganda 107 10514-10613 32848 32947 100 108 10614-10713 32948 33047 100 109 10614-10713 32948 33047 100 ganda 110 10714-10813 33048 33147 100 ganda 111 10714-10813 33048 33147 100 112 10814-10913 33148 33247 100 113 10814-10913 33148 33247 100 ganda 114 341-JR88/15730 33248 33348 101 115 341-JR88/15730 33248 33346 99 kurang dari 100 116 682 s/4608-15722 33347 33446 100 117 11114-11213 37199 37298 100 118 11214-11313 37299 37398 100 119 11214-11313 37299 37398 100 ganda 120 11314-11413 37399 37498 100 ganda 121 11314-11413 37399 37498 100 122 11414-11513 37499 37598 100 123 11414-11513 37499 37598 100 ganda 124 11514-11613 37599 37698 100 ganda 125 11514-11613 37599 37698 100 126 11614-11713 37699 37798 100 127 11614-11713 37699 37798 100 ganda 128 11714-11813 37799 37898 100 ganda 129 11714-11813 37799 37898 100 130 11814-11913 37899 37998 100 131 11914-12013 37999 38098 100 132 11914-12013 37999 38098 100 ganda 133 12014-12113 38099 38198 100 ganda 134 12014-12113 38099 38198 100 135 14114-14213 43565 43664 100 136 14114-14213 43565 43664 100 ganda 137 14214-14313 43665 43764 100 ganda 138 14214-14313 43665 43764 100 139 14314-14414 43765 43864 100 140 14314-14413 43765 43864 100 141 14414-14513 43865 43964 100 142 14414-14513 43865 43964 100 ganda 143 14514-14613 43965 44064 100 ganda 144 14514-14613 43965 44064 100

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

66  

Universitas Indonesia

145 14614-14713 44065 44164 100 ganda 146 14614-14713 44065 44164 100 147 14714-14813 44165 44264 100 148 14814-14913 44265 44364 100 149 14914-15013 44365 44464 100 150 15014-15113 44465 44564 100 151 12314-12412 44534 46632 2099 dikoreksi 152 15114-15213 44565 44664 100 153 12414-12513 44634 46733 2100 dikoreksi 154 15214-15313 44665 44763 99 kurang dari 100 155 15314-15413 44764 44863 100 156 12114-12213 46334 46433 100 157 12214-12313 46434 46533 100 158 12514-12613 46734 46833 100 159 12614-12713 46834 46933 100 160 12714-12813 46934 47033 100 161 12814-12913 47034 47133 100 162 12914-13013 47134 47233 100 163 13014-13113 47234 47333 100 164 15414-15513 50570 50667 98 kurang dari 100 165 15514-15613 50668 50767 100 166 15614-15721 50768 50866 99 kurang dari 100 167 8878a-9009 50867 50965 99 kurang dari 100 168 8865 r-8850 53842 53941 100 169 7305-7329 55960 56059 100 170 7202-16125 56060 56160 101 171 16126-16232 56161 56260 100 172 16233-16464 56261 56360 100 173 16465-16564 56361 56460 100 174 16565-16599 56461 56560 100 175 16765-16799 56561 56585 25 kurang dari 100 176 820-1194 59545 59644 100

177 1199-

7921g61/16907 59645 59744 100

178 1195-7921 L8/17190

59745 59844 100

179 1195-7921 L8/17190

59745 59844 100 ganda

180 7921d17/17191-

17290 59845 59944 100

181 17291-17391 59945 60044 100 182 7921D179/17392 - 60045 60144 100 183 17492-17591 60145 60244 100 184 17592-17701 60245 60344 100

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

67  

Universitas Indonesia

185 8576-17702/17765 60345 60394 50 kurang dari 100 186 3002-3100 61606 61704 99 kurang dari 100 187 5541-5640 61705 61804 100 188 6001-6100 61805 61904 100 189 6201-6300 61905 62004 100 190 111k/8527-753 65877 65975 99 kurang dari 100 191 754-985 L/17958 65977 66076 100 192 985m/17962-1539d 66077 66176 100 193 1570-4141 66177 66276 100 194 8374-6196 66277 66376 100 195 6198-6643 66377 66476 100 196 6676-7956b 66487 66576 90 kurang dari 100

197 7958-6673 66577 66676 100 Lemb inv. Lebih

66477-66486 198 17941-18107 66677 66776 100 199 18108-18215 66777 66876 100 200 18216-18316 66877 66976 100 201 18317-18416 66977 67076 100 202 18417-18516 67077 67176 100

Hasil yang didapat adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2. dengan

mengurutkan nomor registrasi dan nomor inventaris diketahui bahwa ternyata ada

buku yang ganda. Menurut informasi yang didapat saat analisis ini dilakukan,

ternyata pada saat dilakukan pendokumentasian koleksi Museum Nasional

melakukan penjilidan rangkap. Satu jilid diberikan sebagai pertanggungjawaban

pada pemerintah dan satu jilid lainnya disimpan oleh pihak Museum Nasional.

Namun demikian, ada 35 jilid ganda yang masih disimpan oleh pihak Museum

Nasional.

Dengan memperhitungan alasan tersebut, maka dilakukan penyusunan

ulang dengan mengeleminasi satu buku yang ganda. Hasilnya didapat dari 202

buku katalog koleksi arkeologi yang dikumpulkan hanya ada 167 buku katalog

koleksi arkeologi sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 4.3.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

68  

Universitas Indonesia

Tabel 4.3 Perhitungan Buku Katalog Koleksi Arkeologi (Setelah Eleminasi)

BukuNo. Inventaris (awal-

akhir) No. Registrasi Lembar

1 856-935a 8541 8599 59 2 6245-4207 (125b) 8600 8700 101 3 6626-480b a-d 10201 10300 100 4 5366 (D.205-E.23) 10301 10341 41 5 E24a-b-18f/4897 10342 10441 100 6 E.24 a-b - E.87 a-b 10342 10400 59 7 E.88a-c -8740 10401 10500 100 8 8741-7731/C.95 10501 10600 100 9 6585/C87-558b 10601 10700 100 10 559-31a 10701 10800 100 11 32-71 10801 10900 100 12 72-171 10901 11000 100 13 172-271 11001 11100 100 14 272-371 11101 11200 100 15 372-471 11201 11300 100 16 472-571 11301 11400 100 17 572-671 11401 11500 100 18 672-771 11501 11600 100 19 772-871 11601 11700 100 20 872-971 11701 11800 100 21 972-1071 11801 11900 100 22 1072-1171 11901 12000 100 23 1172-1271 12001 12100 100 24 1272-1371 12101 12200 100 25 1372-1471 12201 12300 100 26 1472-1571 12301 12400 100 27 1572-1671 12401 12500 100 28 1613-1712 12442 12541 100 29 1672-1771 12501 12600 100 30 1713-1812 12542 12641 100 31 1772-1871 12601 12700 100 32 1813-1912 12642 12741 100 33 1872-1971 12701 12800 100 34 1972-2012 12801 12841 41 35 2013-2112 12842 12941 100 36 2113-2212 12942 13041 100 37 2213-2312 13042 13141 100

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

69  

Universitas Indonesia

38 2313-2412 13142 13241 100 39 2372-2471 13201 13300 100 40 2413-2512 13242 13341 100 41 2513-2612 13342 13441 100 42 2613-2712 13442 13541 100 43 2972-3071 13801 13900 100 44 3951-4050 13901 14000 100 45 4072-4171 14001 14100 100 46 4208-4307 14101 14199 99 47 4326-4425 14200 14299 100 48 3472-5371 14301 14400 100 49 3572-3671 14401 14500 100 50 4641-4740 14501 14599 99 51 4741-4840 14600 14699 100 52 4841-4940 14700 14800 101 53 3972-4071 14801 14900 100 54 5401-5500 14901 15000 100 55 5441-5540 14941 15040 100 56 12371-12620 23049 23148 100 57 9014-9113 24351 24450 100 58 9114-9213 24451 24550 100 59 9614-9313 24551 24650 100 60 9214-9313 24551 24650 100 61 9414-9513 24751 24850 100 62 9514-9613 24851 24950 100 63 9614-9713 29051 29150 100 64 9714-9813 29151 29250 100 65 9814-9913 29151 29250 100 66 9814-9913 29251 29350 100 67 9714-9813 29251 29350 100 68 9914-10013 29351 29450 100 69 10014-10113 29451 29549 99 70 10014-10107 29451 29543 93 71 8877h-8923 29550 29650 101 72 8877-8923 29550 29650 101 73 8833-8865 29651 29747 97 74 13114-13213 29952 30051 100 75 13214-13314 30252 30351 100 76 13214-13313 30252 30351 100 77 13314-13413 30352 30451 100 78 13414-13513 30452 30551 100 79 13514-13613 30552 30651 100 80 13614-13713 30652 30751 100

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

70  

Universitas Indonesia

81 13714-13813 30752 30851 100 82 13814-13913 30852 30951 100 83 13914-14013 30952 31051 100 84 14014-14113 31052 31151 100 85 10114-10213 32448 32547 100 86 10214-10313 32548 32647 100 87 10314-10413 32648 32747 100 88 10414-10513 32748 32847 100 89 10514-10613 32848 32947 100 90 10614-10713 32948 33047 100 91 10714-10813 33048 33147 100 92 10814-10913 33148 33247 100 93 341-JR88/15730 33248 33348 101 94 341-JR88/15730 33248 33346 99 95 682 s/4608-15722 33347 33446 100 96 11114-11213 37199 37298 100 97 11214-11313 37299 37398 100 98 11314-11413 37399 37498 100 99 11414-11513 37499 37598 100 100 11514-11613 37599 37698 100 101 11614-11713 37699 37798 100 102 11714-11813 37799 37898 100 103 11814-11913 37899 37998 100 104 11914-12013 37999 38098 100 105 12014-12113 38099 38198 100 106 14114-14213 43565 43664 100 107 14214-14313 43665 43764 100 108 14314-14414 43765 43864 100 109 14314-14413 43765 43864 100 110 14414-14513 43865 43964 100 111 14514-14613 43965 44064 100 112 14614-14713 44065 44164 100 113 14714-14813 44165 44264 100 114 14814-14913 44265 44364 100 115 14914-15013 44365 44464 100 116 15014-15113 44465 44564 100 117 12314-12412 44534 46632 2099 118 15114-15213 44565 44664 100 119 12414-12513 44634 46733 2100 120 15214-15313 44665 44763 99 121 15314-15413 44764 44863 100 122 12114-12213 46334 46433 100 123 12214-12313 46434 46533 100

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

71  

Universitas Indonesia

124 12514-12613 46734 46833 100 125 12614-12713 46834 46933 100 126 12714-12813 46934 47033 100 127 12814-12913 47034 47133 100 128 12914-13013 47134 47233 100 129 13014-13113 47234 47333 100 130 15414-15513 50570 50667 98 131 15514-15613 50668 50767 100 132 15614-15721 50768 50866 99 133 8878a-9009 50867 50965 99 134 8865 r-8850 53842 53941 100 135 7305-7329 55960 56059 100 136 7202-16125 56060 56160 101 137 16126-16232 56161 56260 100 138 16233-16464 56261 56360 100 139 16465-16564 56361 56460 100 140 16565-16599 56461 56560 100 141 16765-16799 56561 56585 25 142 820-1194 59545 59644 100 143 1199-7921g61/16907 59645 59744 100 144 1195-7921 L8/17190 59745 59844 100 145 7921d17/17191-17290 59845 59944 100 146 17291-17391 59945 60044 100 147 7921D179/17392 - 60045 60144 100 148 17492-17591 60145 60244 100 149 17592-17701 60245 60344 100 150 8576-17702/17765 60345 60394 50 151 3002-3100 61606 61704 99 152 5541-5640 61705 61804 100 153 6001-6100 61805 61904 100 154 6201-6300 61905 62004 100 155 111k/8527-753 65877 65975 99 156 754-985 L/17958 65977 66076 100 157 985m/17962-1539d 66077 66176 100 158 1570-4141 66177 66276 100 159 8374-6196 66277 66376 100 160 6198-6643 66377 66476 100 161 6676-7956b 66487 66576 90 162 7958-6673 66577 66676 100 163 17941-18107 66677 66776 100 164 18108-18215 66777 66876 100 165 18216-18316 66877 66976 100 166 18317-18416 66977 67076 100

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

72  

Universitas Indonesia

167 18417-18516 67077 67176 100 Total 16150

Sumber: Museum Nasional20

Diketahui bahwa dari perhitungan jumlah koleksi per buku berdasarkan

range nomor registrasi serta nomor inventarisasi awal dan akhir, maka ditemukan

bahwa ada buku yang tidak tepat 100 lembar, berarti juga tidak tepat 100 koleksi

yang terdokumentasi. Sebagai contoh, seperti yang ditunjukkan pada kolom

nomor 1, 4 dan 6 (Tabel 4.3) jumlah lembar hanya mencapai 59, 41 dan 59, berarti

juga bahwa sejumlah tersebut koleksi yang terdokumentasi.

Hal lain yang didapat adalah bahwa penyusunan pada buku-buku tersebut

tidak sistematis yang berarti terdapat pengulangan nomor registrasi. Sehingga dari

range nomor registrasi didapat kelebihan lembar, padahal kenyataannya tidak ada

buku yang dijilid mencapai lebih dari 100 lembar. Sebagai contoh, pada kolom

151 dan 153 yang menunjukkan 2099 dan 2100 lembar.

Penyusunan buku tersebut juga tidak kronologis, artinya terdapat koleksi

etnografi yang terjilid dalam koleksi arkeologi. Pada nomor registrasi dan nomor

inventaris juga ditemukan pengulangan nomor. Nomor registrasi dan nomor

inventaris pada koleksi yang sebelumnya sudah terjilid terulang masuk ke dalam

jilid yang lain.

Hal lain yang didapat adalah bahwa terjadi dua kali penomoran registrasi

atau penomoran inventaris pada koleksi yang sama. Hal ini tentu akan

menyebabkan kesalahan pada perhitungan jumlah koleksi. Jika jumlah koleksi

keseluruhan dihitung berdasarkan nomor registrasi, maka akan terjadi kesalahan

perhitungan, karena nomor registrasi yang berbeda diterapkan pada koleksi yang

sama.

Pada Tabel 4.3 juga dapat dilihat bahwa berdasarkan urutan nomor

registrasi dan nomor inventaris terdapat beberapa buku yang nomor registrasinya

terpaut jauh dari seharusnya (sebagai contoh lihat kolom 42−43; 55−56; 62−63).

                                                            20 Dimodifikasi dengan menghilangkan buku yang tercatat ganda. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

73  

Universitas Indonesia

Diketahui bahwa nomor registrasi diberikan dengan berurutan dan teratur dari

nomor terkecil ke nomor terbesar.

Ambil contoh yang terjadi pada buku dengan nomor inventaris

2613−2712, nomor registrasi 13442−13541 (Tabel 4.3 kolom 42) dan sandingkan

dengan buku bernomor inventaris 2972−3071, nomor registrasi 13801−13900.

Jika didasarkan pada fakta bahwa nomor registrasi diberikan berurutan dan

teratur, maka range kedua buku tersebut terpaut 261. Hal tersebut bisa berarti

bahwa ada 261 koleksi pada 261 lembar inventaris yang dibukukan.

Pada kolom 55 dan 56 terpaut 8010 nomor registrasi dan pada kolom 62

dan 63 terpaut 4102 nomor registrasi. Dari hasil analisis tidak diketahui dengan

pasti apa yang menyebabkan keterpautan sebesar jumlah tersebut.

Untuk memperhitungkan jumlah koleksi berdasarkan katalog manual

tersebut tidak mungkin didapat jumlah yang pasti mengingat kekurangan-

kekurangan yang telah diuraikan dalam proses analisis ini. Untuk mendapatkan

jumlah taksiran koleksi arkeologi yang dimiliki oleh Museum Nasional dan sudah

terdokumentasi, maka dapat dilakukan pendaftaran nomor registrasi dan nomor

inventaris dengan berurutan dan menjumlah Lembar Inventaris yang terjilid dalam

setiap buku.

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa buku ganda yang ada di Tabel 4.2 telah

dihilangkan, dengan demikian tidak terjadi perhitungan ganda juga. Untuk

mendapatkan jumlah taksiran bisa dilihat lembar koleksi yang terjilid dalam buku

katalog lalu dijumlahkan keseluruhan dan dikurangi dengan jumlah lembar yang

mencapai 2099 dan 2100. Hasilnya didapat jumlah 16150 Lembar Inventaris

Koleksi yang berarti terdapat 16150 koleksi.

Tentu saja jumlah tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya jika dijadikan jumlah nyata kesuluruhan jumlah koleksi arkeologi

Museum Nasional. Mengingat kekurangan-kekurangan seperti terjadinya tumpang

tindih kelompok koleksi etnografi dan arkeologi, serta terjadinya pengulangan

nomor registrasi dan nomor inventaris pada beberapa koleksi. Sehingga jumlah

tersebut bisa saja jauh dari kenyataan sebenarnya.

Namun, dari hasil pengurutan ini didapat jumlah pembanding. Pada awal

bab telah disinggung bahwa berdasarkan keterangan yang diterbitkan oleh

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

74  

Universitas Indonesia

Museum Nasional tahun 200421 jumlah koleksi arkeologi yang ada di Museum

Nasional adalah 9020 koleksi. sedangkan dari jumlah yang didapat dari Tabel 4.3

adalah 16150 koleksi. Tentunya dengan segala kekurangan yang telah dijelaskan

pada paragraf sebelumnya, jumlah tersebut masih terpaut sangat banyak.

4.3.2 Dokumentasi Digital

Sebagaimana telah ditunjukkan pada Gambar 4.2 bahwa Museum Nasional

telah melakukan dokumentasi secara komputerisasi untuk mendapatkan database

koleksi. Database tersebut didapat dari data Lembar Inventaris Koleksi yang telah

dibukukan kemudian di input ke dalam program komputer.

Dengan sistem komputer yang digunakan tersebut, kekurangan-

kekurangan seperti penjilidan tidak sistematis yang menyebabkan terulangnya

nomor registrasi (nomor registrasi ganda) dapat ditanggulangi agar tidak terjadi.

Begitu juga dengan sistem penjilidan yang tidak kronologis, seperti masuknya

koleksi etnografi ke kelompok koleksi arkeologi juga dapat ditanggulangi.

Pengamatan dilakukan dengan mencocokkan konten database dan konten

yang ada pada buku katalog koleksi manual. Hasilnya didapat bahwa baik

database ataupun buku katalog koleksi manual memiliki konten yang sama.

Adapun perbedaannya hanya terletak pada klasifikasi koleksi, pada database

klasifikasi koleksi dikelompokkan berdasarkan jenisnya (lihat Gambar 4.3).

Database koleksi Museum Nasional dapat ditelusuri dengan mengetahui

terlebih dahulu kelompok jenis dari koleksi tersebut, dalam hal ini kelompok jenis

koleksi tersebut adalah koleksi arkeologi. Dengan menggunakan kata kunci

“arkeologi” maka akan didapat kelompok database koleksi arkeologi.

                                                            21   Bambang Soemadio dalam Buku Petunjuk Koleksi Arkeologi Museum Nasional,  tahun 2004. 

Halaman 5. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Ha

arkeologi

apa saja y

daftar kole

asil yang d

sebanyak 7

yang termasu

eksi arkeolo

Gam

Jenis Ko

didapat ada

7126 koleks

uk ke dalam

ogi yang me

mbar 4.3 Kla

Su

oleksi

lah tercatat

si. Namun

m jumlah te

enyertai jum

asifikasi Ko

umber: Museu

Pras

Ark

Num

Ke

Ge

Etn

Se

t di dalam

demikian ti

rsebut. Den

mlah yang d

leksi Berda

um Nasional

Unive

sejarah

keologi

mismatik

ramik

ografi

nografi

jarah

database

idak diketah

ngan kata la

didapat terse

asarkan Jeni

ersitas Indo

tersebut ko

hui dengan

ain tidak ter

ebut.

is

75 

onesia

oleksi

pasti

rdapat

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Un

tersebut, m

kelompok

ditetapkan

bahan ses

tanah liat2

Se

pertama, y

kolom bah

dengan kla

Ha

menunjuk

jenisnya.

                    22  Museum 23   Soemadi

Gambar 

ntuk menge

maka perlu

k koleksiny

n klasifikas

suai dengan22, batu dan

lanjutnya,

yaitu jenis k

han lalu ke

asifikasi pa

asilnya adal

kkan bahwa

Database h

                      Nasional meno membagi  lo3.2, halaman

Tanah

• Wada

• Relie

• Arca

Gam

etahui kole

u dilakukan

ya adalah

si koleksi y

n keilmuan

logam23:

penelusura

koleksi arke

etik “tanah

da Gambar

lah tidak d

a kebanyak

hanya meng

                  nggunakan istogam ke dala 39. 

h Liat

ah

ef

mbar 4.4 Kla

eksi apa sa

n penelusur

arkeologi.

yang ingin

n arkeologi

an dilakuka

eologi. Pad

liat” dan k

4.4.

ditemukan k

kan koleksi

gelompokka

tilah terakota am emas, pera

Bat

• Arca

• Prasa

• Relie

• Maka

asifikasi Ko

Ilustrasi: V

aja yang te

ran kata ku

Dalam pro

n diketahui

, yaitu ber

an dengan

a database

kemudian m

klasifikasi t

tidak dike

an koleksi

untuk bahan ak, perunggu 

tu

asti

f

ara

leksi Berda

Vanani

Unive

ermasuk ke

unci lain s

osedur ini,

informasin

rdasarkan k

mengetikk

ketik “arke

mencari satu

tersebut. H

elompokkan

pada dua k

tanah liat. dan campura

Loga

• Arca

• Prasa

• Perhi

• Wada

asarkan Bah

ersitas Indo

e dalam ju

setelah dike

, awalnya

nya berdas

kelompok b

kan kata k

eologi” dan

u per satu s

asil penelu

n lagi ke d

kelompok b

an  logam  lain

am

asti

asan

ah

han

76 

onesia

umlah

etahui

telah

arkan

bahan

kunci

pada

sesuai

usuran

dalam

besar,

n. Lihat 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

77  

Universitas Indonesia

yaitu kelompok koleksi arkeologi dan bahan yang digunakan pada koleksi

tersebut.

Sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 4.4, seluruh koleksi arkeologi

berbahan tanah liat dinamakan terakota dan dikelompokkan berdasarkan fungsi,

yaitu sebagai alat rumah tangga dan tidak diketahui fungsinya. Sedangkan untuk

membagi lagi kelompok alat rumah tangga yang sebanyak 909 tersebut ke dalam

klasifikasi berdasarkan bentuknya tidak dapat ditelusuri.

Tabel 4.4 Kelompok Koleksi Terakota (Tanah Liat)

Berbeda dengan kelompok tanah liat, kelompok bahan batu lebih tidak

memungkinkan untuk dilakukan penelusuran berdasarkan klasifikasi bentuknya.

Karena koleksi batu tidak terdaftar secara keseluruhan untuk bisa dibagi lagi, yang

bisa didapat adalah jumlah arca batu sebanyak 230 dan pelandas sebanyak 2.

Hasilnya adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Kelompok Koleksi Batu

No. Fungsi Jumlah

1. Alat Rumah Tangga 909

2. Tidak Diketahui 19

No. Bentuk Jumlah

1. Arca 230

2. Pelandas 2

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

78  

Universitas Indonesia

Hal yang sama juga terjadi pada koleksi berbahan logam. Berdasarkan

penelusuran dengan menggunakan database tidak didapat penggolongan

berdasarkan bentuk. Hasil penelusuran hanya memperlihatkan kelompok koleksi

berdasarkan unsur bahan logam tersebut, seperti emas, perunggu, perak ataupun

campuran seperti yang di perlihatkan Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Kelompok Koleksi Logam

Dari hasil penelusuran didapat jumlah koleksi arkeologi, yaitu sebanyak

7126. Jumlah tersebut secara otomatis keluar ketika mengetikkan kelompok

koleksi arkeologi. Kemudian dari jumlah tersebut dicoba untuk ditelusuri

pembagiannya seperti yang telah diuraikan sebelumnya dan didapat bahwa koleksi

berbahan tanah liat berjumlah 928, berbahan batu berjumlah 851 dan berbahan

logam berjumlah 4124. Namun, dari jumlah ketiga kelompok bahan tersebut tidak

tepat 7126 sebagaimana yang didapat dari jumlah keseluruhan kelompok koleksi

arkeologi di database, melainkan hanya berjumlah 5903.

No. Bahan Jumlah

1. Emas 1253 2. Perunggu 1281 3. Perak 1314 4. Logam Lapis Emas 11 5. Kuningan 46 6. Besi 86 7. Tembaga 113 8. Tembaga Campur 5 9. Kuningan Campur 10 10. Emas dan Perak 2 11. Besi dan Tembaga 3

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

79  

Universitas Indonesia

Perincian lain yang didapat adalah pada koleksi berbahan logam, yaitu

mata uang perak sebanyak 91224, cermin perunggu sebanyak 154 dan arca

perunggu sebanyak 376. Lainnya adalah campuran tembaga dengan perunggu

sebanyak 8 yang merupakan rantai genta. Selain hal tersebut tidak dapat ditelusuri

lagi mengenai jumlah koleksi dan klasifikasinya melalui database.

Dari hasil penelusuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa baik katalog

koleksi manual (buku katalog) dengan database tidak data jumlah koleksi yang

sama. Sedangkan jumlah awal yang didapat dari Buku Petunjuk Koleksi Arkeologi

Museum Nasional yang diterbitkan tahun 2004 menyatakan bahwa jumlah koleksi

arkeologi Museum Nasional adalah 9020 koleksi. Dengan dilakukannya

penelusuran pada sistem dokumentasi yang diterapkan oleh Museum Nasional

ternyata jumlah tersebut tidak ditemukan.

4.4 Tinjauan

Berdasarkan hasil penelusuran mengenai dokumentasi koleksi arkeologi

yang diterapkan di Museum Nasional diketahui bahwa sistem dokumentasi yang

diterapkan merupakan suatu kesatuan. Hal tersebut dapat dilihat, pertama, tidak

ada pemisahan antara registrasi dan inventarisasi yang keseluruhan bermuara pada

buku katalog koleksi; kedua, buku katalog koleksi tersebut merupakan acuan

dalam membuat database katalog koleksi.

Akibat yang timbul dari sistem yang terhubung tersebut, maka tidak bisa

dipastikan apakah database telah mencukupi dalam menyediakan keterangan

terkait koleksi arkeologi, baik dari segi jumlah, kondisi ataupun keterangan lain

yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian terkait koleksi tersebut. Hal tersebut

dikarenakan kondisi buku katalog koleksi arkeologi masih kurang informatif dan

tidak bisa dipastikan kesahihannya.

Seperti yang diketahui dari hasil perhitungan Lembar Inventaris Koleksi

yang terjilid dalam 167 buku koleksi arkeologi dengan segala kekurangan yang

telah diuraikan sebelumnya, didapat jumlah koleksi arkeologi adalah 16150

                                                            24  Berdasarkan Gambar  4.3, maka  seharusnya mata  uang  ini masuk  ke  dalam  kelompok  jenis 

koleksi Numismatik. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

koleksi. S

Petunjuk

koleksi. s

ditemukan

De

didapat di

sudah te

Penyimpu

Nasional p

mengguna

5903, mak

                    25  Dengan 

katalog m

4

P

Sementara

Koleksi Ar

sedangkan

n sebanyak

engan meng

agram pers

rdokumenta

ulan ini men

pada tahun

akan data ju

ka didapat p

                      pertimbanganmanual. 

Ga

43%

Persenta

yang dilan

rkeologi M

dari hasil

5903.

ggunakan da

entase doku

asi dan j

nggunakan

2004, yaitu

umlah kolek

persentase s

                  n  bahwa  kata

ambar 4.5 D

57

ase Dok

nsir oleh pi

Museum Nas

penelusura

ata jumlah k

umentasi un

jumlah ko

data jumla

u sebanyak

ksi dari has

eperti yang

alog  digital  d

Diagram Per

Ilustra

7%

umenta

ihak Muse

sional pada

an database

koleksi yang

ntuk menunj

oleksi yang

ah koleksi y

9020 dan m

sil penelusu

tunjukkan p

dibuat  untuk 

rsentase Dok

asi: Vanani

Unive

asi Kolek

Jumlah KolTerdokume

Jumlah KolTerdokume

um Nasion

a tahun 20

e koleksi a

g muncul da

jukkan jum

g belum

yang dilans

membandin

uran katalog

pada Gamb

meminimalis

kumentasi K

ersitas Indo

ksi

leksi Sudah entasi

leksi Belum entasi

nal dalam

04 adalah

arkeologi h

ari penelitia

mlah koleksi

terdokume

sir oleh Mu

ngkannya de

g digital25,

bar 4.5.

sir  kekuranga

Koleksi

80 

onesia

Buku

9020

hanya

an ini,

yang

entasi.

useum

engan

yaitu

n  dari 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

 

Ha

koleksi ya

sudah terd

persentse

terdokume

dokument

koleksi ya

asilnya ada

ang dilansir

dokumentas

tersebut d

entasi selur

tasi belum

ang dipamer

Gam

Koleksi

Kol

s

alah koleks

r oleh Muse

si dan sisany

dapat men

ruhnya atau

dilakukan

rkan ataupu

mbar 4.6 Per

i ArkeoNasi

leksi Arkedipam

Koleksi Arkesudah terdo

si arkeolog

eum Nasion

ya 43% bel

njawab per

u belum kol

seluruhnya

un koleksi ya

rbandingan

Ilustrasi:

ologi Muonal

eologi yamerkan 

eologi yang okumentasi

i di Muse

nal pada tah

lum terdoku

rtanyaan p

leksi arkeol

a pada kol

ang tidak di

Koleksi Da

: Vanani

Unive

useum 

ang 

eum Nasion

hun 2004 h

umentasi. D

enelitian m

logi yang a

leksi arkeo

ipamerkan.

an Dokumen

ersitas Indo

nal dari ju

hanya 57%

Dengan dem

mengenai s

ada, yaitu b

ologi, baik

ntasi

81 

onesia

umlah

yang

mikian

sudah

bahwa

bagi

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

82  

Universitas Indonesia

Dilihat dari segi kualitas informasi yang disajikan dalam buku katalog

koleksi arkeologi, dengan mengacu pada buku katalog koleksi emas Wonoboyo,

hanya didapat perhitungan tingkat informasi, yaitu 62.7% informatif berdasarkan

terisi atau tidaknya keterangan pada konten katalog. Jika pada buku katalog

koleksi emas yang dianggap prestisius saja hanya menghasil 62.7% informatif,

lalu bagaimana dengan katalog koleksi lain.

Selain itu, diketahui bahwa hasil penelitian terkini terkait dengan koleksi

museum tidak pernah direvisi atau ditambahkan, sehingga tidak pernah ada

pembaruan atau penambahan informasi dalam dokumentasinya. Deskripsi,

referensi dan riwayat koleksi dilakukan pada tahun 1980-an.

Dari kondisi tersebut, maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil penelitian

ini bahwa:

a. koleksi arkeologi belum seluruhnya terdokumentasi, jika dilihat dari

jumlah koleksi yang dipamerkan dan perbedaan jumlah koleksi

arkeologi yang terpaut banyak berdasarkan data katalog koleksi

manual ataupun digital,

b. sudah ada koleksi arkeologi yang terdokumentasi, namun masih belum

terisi kontennya,

c. adapun yang sudah terisi tetapi belum memenuhi prinsip dokumentasi

dalam arkeologi.

Oleh karena itu, untuk dapat mendokumentasikan keseluruahan koleksi

arekologi pertama yang harus dipertegas adalah ruang lingkup koleksi arkeologi

itu sendiri. Benda arekologi apa saja yang termasuk kedalam koleksi arkeologi.

Pengelompokkan dan pendefinisian yang tepat mengenai koleksi arkeologi harus

jelas.

Misal, gerabah yang termasuk kedalam koleksi arkeologi adalah gerabah

yang berbahan tanah liat dan pasti berasal dari antara abad ke-4 hingga ke-15. Hal

tersebut harus dipertegas lagi dalam menangani koleksi arkeologi. sehingga dapat

memudahkan dokumentasi selanjutnya, dengan cara memastikannya melalui

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

83  

Universitas Indonesia

referensi yang sudah pasti dan untuk itu diperlukan konteks lainnya untuk

mempertegas.

Untuk melengkapi konten informasi yang ada pada setiap dokumentasi

koleksi (dalam hal ini dalam katalog koleksi yang merupakan produk dari

dokumentasi koleksi arkeologi Museum Nasional), maka setiap dan keseluruhan

konten informasi harus bersifat “wajib isi”. Dalam pengertian ini, konten

informasi yang tidak terisi akan mempengaruhi input informasi lainnya, sehingga

setiap konten informasi wajib terisi untuk memastikan konten informasi lainnya

juga terisi.

Lalu bagaimana dengan penerapan prinsip dokumentasi dalam arkeologi

pada sistem dokumentasi koleksi arkeologi? dengan menimbang keseluruhan data

dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka pada tahap akhir penelitian

ini didapat sebuah sintesis antara prinsip-prinsip dokumentasi dalam arkeologi

yang harus terpenuhi dalam dokumentasi koleksi arkeologi dengan sistem

dokumentasi yang telah diterapkan selama ini pada koleksi arkeologi Museum

Nasional. Hasilnya adalah sebuah output penelitian yang dapat dijadikan

rekomendasi dalam perbaikan sistem yang ada sekarang guna mengakomodir

informasi-informasi arkeologi di dalam dokumentasi koleksi arkeologi.

Sebelum benda arkeologi yang masuk ke dalam museum lalu

didokumentasikan, benda arkeologi tersebut memiliki konteks yang terkandung

didalamnya, yaitu matriks, provienience dan asosiasi. Matriks berkaitan dengan

lapisan tanah atau lingkungan ketika benda tersebut ditemukan, provienience

berkaitan dengan keletakannya secara geografis dalam koordinat garis lintang dan

bujur dan wilayah mulai dari skala besar ke skala kecil, serta asosiasi yang

merupakan keterkaitan benda tersebut dengan benda lainnya yang ditemukan

(dapat dicantumkan daftar benda lain yang berelasi).

Pada matriks dapat diberi keterangan yang lebih umum mengenai

lingkungan saat benda tersebut ditemukan, karena tidak semua benda-benda

tesebut didapat dari penggalian arkeologi yang jelas dokumentasinya. Misal, pada

benda yang ditemukan oleh masyarakat dan diberikan ke museum tanpa diketahui

dengan pasti pada lapisan mana ditemukannya karena merupakan area

persawahan, maka pada matriks dapat diisi area persawahan sebagai lingkungan

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

84  

Universitas Indonesia

asal. Bentuk lingkungan umum lainnya, seperti lingkungan pantai dan linkgungan

pegunungan.

Setelah benda tersebut ditemukan tentunya benda tersebut harus dijelaskan

berdasarkan dimensinya, dimensi bentuk, ruang dan waktu. Dimensi bentuk

menitikberatkan pada atribut benda, yaitu atribut bentuk (ukuran dalam panjang,

tinggi, lebar dan berat), atribut teknologi (bahan baku yang digunakan dan cara

buat) dan atribut stilistik (gaya atau ciri-ciri fisik seperti warna, tekstur dan

hiasan).26

Pada dimensi bentuk, dengan mengetahui atribut dari benda tersebut, maka

benda dapat digolongkan berdasarkan bagian-bagian bentuk dari benda tersebut.

Misal, gerabah, pada bagian bentuk terdapat dikelompokkan lagi ke dalam cerat,

tutup, dasar, badan, dll.

Dimensi ruang diketahui berdasarkan konteks dan penjelasan mengenai

dimensi waktu akan menempatkan benda tersebut ke dalam zaman atau masa

benda tersebut berasal.

Di dalam dokumentasi koleksi juga diperlukan deskripsi yang jelas dan

sesuai dengan fakta mengenai benda tersebut. Deskripsi dilakukan dengan dua

cara, yaitu deskripsi verbal dan piktorial. Deskripsi piktorial dimaksudkan untuk

melengkapi dan mempertegas deskripsi verbalnya. Deskripsi piktorial dilakukan

dengan gambar (sketsa benda) dan foto.

Pada dokumentasi koleksi juga diperlukan keterangan lain seperti cara

perolehan. Jika diperoleh melalui hibah atau hadiah harus mencantukan nama

individu atau institusi yang memberi. Jika diperoleh melalui ekskavasi, maka

harus disertakan laporan ekskavasinya.

Selanjutnya ketika benda tersebut masuk ke museum, maka pihak museum

akan menempatkannya di tempat koleksi, baik di ruang pameran ataupun di ruang

penyimpanan (gudang). Tempat penyimpanan harus dicantumkan dalam

dokumentasi dan harus menghadirkan keterangan yang aktual dan akurat. Dalam

pengertian jika di simpan di ruang pameran, maka dicantumkan nomor fitrin atau

jika disimpan di gudang, maka dicantumkan posisinya dan perlakuan preservasi

                                                            26  Albert C. Spaulding, The Dimension of Archaeology, tahun 1971. Halaman 25−30. 

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

85  

Universitas Indonesia

yang didapat benda tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan

mengelola atau menemukan koleksi tersebut apabila diperlukan sewaktu-waktu.

Selain keterangan tempat penyimpanan juga diberikan keterangan

mengenai penelitian terkait dengan benda tersebut (siapa penelitinya dan hasil

penelitiannya) dan riwayat mengenai pameran yang pernah menyertakan benda

tersebut. Hal ini bertujuan agar informasi terkait dengan benda tersebut bersifat

aktual.

Keseluruhan uraian tersebut digunakan sebagai konten dalam sistem

dokumentasi digital yang sudah ada di Museum Nasional. Tujuannya adalah agar

dapat menghasilkan database koleksi arkeologi yang memuat informasi-informasi

arkeologi sebagai titik awal dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait

dengan benda tersebut.

Misalkan, pada kelompok kolesi arca, setelah mengelompokkannya

berdasarkan bahan, maka perlu ditambahkan subkelompok, yaitu arca dewa, dewi,

manusia atau binatang. Contoh pada prasasti dapat dikelompokkan berdasarkan

bahan, yaitu batu atau logam dan pada subkelompok dapat ditambahkan pilihan

bahasa yang digunakan pada prasasti tersebut, seperti bahasa sansekerta, bahasa

jawa kuno, bahasa melayu kuno atau bahasa sunda kuno.

Demikian pula pada alat upacara dan alat rumah tangga, misalkan gerabah,

setelah dikelompokkan berdasarkan bahan, tanah liat, logam atau batu, maka pada

subkelompok ditambahkan pilihan seperti bagian bentuknya, yaitu cerat, badan,

bagian dasar, tutup dan pegangan. Semua konten informasi bersifat wajib isi,

sehingga keseluruhan informasi pada benda tersebut terekam dalam sistem

dokumentasi ini.

Pengisian dokumentasi koleksi arekologi juga harus diisi oleh orang yang

berasal dari disiplin ilmu arkeologi, sehingga dapat memudahkan pengisian

keseluruhan sistem dokumentasi koleksi arkeologi. Konten informasi yang

digunakan baik pada sistem dokumentasi manual ataupun sistem dokumentasi

digital harus diselaraskan.

Maksudnya adalah bahwa jika database koleksi diisi berdasarkan apa yang

disediakan pada lembar inventaris koleksi secara manual dan lembar inventaris

koleksi secara manual tersebut diisi oleh orang yang berlatarbelakang ilmu

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

86  

Universitas Indonesia

arkeologi, maka isi dari subkelompok tersebut harus sesuai dengan yang ada pada

pilihan subkelompok di database koleksi. Dengan demikian terlihat bahwa sistem

dokumentasi tersebut memiliki kesamaan informasi.

Dengan menerapkan rekomendasi ini dalam katalog koleksi arkeologi,

maka museum telah melakukan pendekatan yang signifikan dalam memudahkan

para peneliti, khususnya arkeolog, dalam melakukan interpretasi melalui

rekonstruksi sejarah kebudayaan, rekonstruksi cara-cara hidup dan pemahaman

proses budaya.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

87  

Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui proses analisis mengenai koleksi arkeologi dan dengan

mempertimbangkan teori yang telah diuraikan mengenai dokumentasi koleksi

arkeologi, maka didapat dua poin utama kesimpulan. Poin pertama mengenai

sistem dokumentasi yang selama ini diterapkan oleh pihak Museum Nasional dan

poin kedua mengenai koleksi arkeologi yang disimpan di Museum Nasional.

Pada Bab 4 telah diuraikan bagaimana sistem dokumentasi yang selama ini

dipraktekkan oleh pihak Museum Nasional ternyata masih belum memenuhi

kriteria dokumentasi arkeologi, mengingat penelitian ini terfokus pada

penanganan dokumentasi koleksi arkeologi. Hingga proses analisis selesai

dilakukan, tidak ditemukan adanya dokumentasi koleksi arkeologi yang memuat

informasi arkeologi.

Perangkat yang digunakan untuk bisa menghasilkan informasi arkeologi

itu juga tidak terlihat selama proses pengumpulan data ataupun analisis data.

Perangkat yang dimaksud adalah sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab 2,

mengenai dimensi bentuk, ruang dan waktu. Selain itu juga tidak ditemukan

adanya informasi yang lengkap mengenai atribut koleksi itu sendiri yang

merupakan inti dari dokumentasi.

Kekurangan lain yang dapat disimpulkan adalah sistem dokumentasi yang

dilakukan hingga saat ini dapat dikatakan tidak menghasilkan informasi apapun

yang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti misalnya, tidak ada pebaruan

informasi mengenai koleksi dari hasil penelitian yang pernah dilakukan terhadap

koleksi tersebut. Hal ini terlihat dari buku katalog manual yang tidak terawat

dengan baik dari sejak dijilid pada tahun 1990-an.

Semua tanggal referensi yang dicantumkan dalam keterangan pada buku

katalog tersebut juga berasal dari penelitian lama. Hingga saat ini, informasi yang

tidak terisi saat buku katalog tersebut dibuat masih tetap tidak juga terisi. Hal

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

88  

Universitas Indonesia

tersebut memberikan kesan bahwa, setelah dijilid tidak ada tindak lanjut lainnya

yang terhadap dokumentasi tersebut.

Sebagaimana juga yang terlihat pada proses analisis bahwa katalog manual

tersebut memiliki kekurangan seperti penyusunan yang tidak sistematis dan tidak

kronologis. Kekurangan tersebut tampaknya dicoba untuk diminimalisir dengan

menggunakan sistem komputerisasi untuk menghasilkan database. Ternyata

hasilnya pun masih jauh dari kriteria dokumentasi arkeologi dan dokumentasi

museologi.

Hal tersebut terlihat bahwa ketika dianalisis ternyata masih sulit untuk

mendapatkan informasi mengenai koleksi yang tidak didapat pada dokumentasi

manual dan masih juga tidak didapat di dokumentasi digital. Hal lain yang juga

tidak dapat dikesampingkan adalah keterpautan jumlah yang cukup besar antara

jumlah koleksi taksiran pada dokumentasi manual dengan dokumentasi digital.

Pada dokumentasi manual jumlah taksiran koleksi arkeologi

terdokumentasi adalah sebesar 16150. Sedangkan jumlah yang terdapat pada

dokumentasi digital yang secara otomatis diketahui hanya dengan mengetikkan

koleksi arkeologi adalah sebanyak 7126, apabila ditelusuri lebih lanjut, maka

jumlah tersebut berkurang menjadi 5903. Jumlah tersebut bahkan tidak mencapai

setengah dari jumlah taksiran yang didapat dari penjumlahan Lembar Inventaris

Koleksi yang diasumsikan bahwa satu Lembar Inventaris Koleksi mewakili satu

koleksi arkeologi.

Sementara itu, Buku Petunjuk Koleksi Arkeologi Museum Nasional

terbitan Museum Nasional tahun 2004 menyatakan bahwa jumlah koleksi

arkeologi ada sebanyak 9020 tidak dapat dibuktikan kebenaranya pada penelitian

ini. Terpaut kurang lebih 2000 koleksi jika dibandingkan dengan jumlah yang

dihasilkan melalui perhitungan komputerisasi.

Pada akhirnya, dari kekurangan tersebut terlihat bahwa antara jumlah

koleksi yang dipamerkan dan tidak dipamerkan tidak memiliki sistem

dokumentasi yang tepat. Dalam arti, jumlah koleksi yang dipamerkan sangat

sedikit dari jumlah koleksi yang disimpan sehingga menimbulkan pertanyaan

apakah selebihnya tersimpan di gudang saja. Data jumlah koleksi yang didapatkan

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

89  

Universitas Indonesia

dari penelusuran katalog, baik katalog manual ataupun katalog digital jelas tidak

sinkron.

Dokumentasi digital yang dilakukan diharapkan dapat menutup

kekurangan besar seperti ketidaktahuan jumlah pasti dari koleksi Museum

Nasional, dalam penelitian ini khususnya koleksi arkeologi, ternyata bahkan tidak

dapat memberikan informasi arkeologis terkait dengan koleksi arkeologi tersebut.

Lihat saja pada analisis yang dilakukan dengan menelusuri kelompok koleksi

berdasarkan jenisnya.

Kelompok koleksi tersebut memang memiliki jumlah yang secara otomatis

muncul, namun saat ditelusuri lebih lanjut tidak mampu menampilkan daftar

koleksi berdasarkan bahan dan bentuk. Sehingga informasi tersebut sulit diakses

dan akhirnya terkesan sama saja tidak informatifnya dengan dokumentasi katalog

manual.

Pada kenyataannya dari hasil analisis juga dapat disimpulkan bahwa

Museum Nasional tidak memiliki jumlah pasti mengenai koleksinya. Secara

khusus dalam hal ini adalah jumlah pasti dari koleksi arkeologi. Sehingga

menimbulkan pertanyaan lain, yaitu bagaimana Museum Nasional dapat

menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang mengelola, merawat dan

melestarikan koleksi, sementara dokumetansi koleksi yang merupakan sentral dari

kegiatan museum seperti, preservasi, penelitian dan komunikasi tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara kualitas.

Kualitas dokumentasi koleksi Museum Nasional dapat dilihat berdasarkan

persentase informasi yang disajikan dalam satu buku katalog. Sebagaimana yang

telah diuraikan pada proses analisis, didapat bahwa dalam satu buku katalog

penyajian informasi hanya 62.7% yang tersaji. Jumlah tersebut tentu saja masih

kurang jika pada prinsipnya museum juga berperan sebagai pelestari ilmu

pengetahuan.

Persentase tersebut tentu saja jauh dari yang diharapkan dapat dipenuhi

oleh museum. Museum diharapkan untuk dapat menjadi lembaga yang

menyajikan 100% informasi terkait dengan cabang ilmu. Karena fungsi dari

museum yang juga merupakan lembaga pencerdas masyarakat melalui pameran

yang dapat diakses oleh masyarakat secara umum.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

90  

Universitas Indonesia

Dengan kenyataan seperti yang didapat dari hasil analisis dalam penelitian

ini secara garis besar Museum Nasional belum menjalankan dengan penuh

perannya sebagai museum yang berorientasi pada koleksi dan pengembangan

koleksi bagi ilmu pengetahuan dan perkembangan masyarakat secara umum.

Untuk itu diperlukan perbaikan mendasar dalam sistem dokumentasi koleksi

Museum Nasional, dan khususnya dalam sistem dokumentasi koleksi arkeologi.

5.2 Saran

Untuk memperbaiki kualitas dokumentasi koleksi arkeologi agar dapat

menyajikan informasi arkeologi, maka yang pertama harus diperbaiki adalah

katalog koleksi mengikuti rekomendasi yang telah diberikan melalui penelitian

ini. Penambahan yang diperlukan adalah keterangan dimensi bentuk, ruang dan

waktu serta konteks koleksi saat ditemukan sebelum masuk ke museum.

Sebagai contoh, benda-benda koleksi yang didapat dari hasil ekskavasi

hendaknya menyertakan laporan ekskavasi. Sehingga asosiasi dan konteks dari

benda tersebut masih melekat walaupun telah melalui proses museolisasi.

Selanjutnya, dalam hal mengenai jumlah koleksi saran yang bisa diberikan

sebagaimana mempertimbangan hasil dari analisis dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan perhitungan ulang berdasarkan pada benda koleksi (reaccount

based on collection). Perhitungan langsung berdasarkan koleksi yang ada

memungkinkan perekaman yang menyeluruh terhadap koleksi arkeologi Museum

Nasional.

Perhitungan tersebut tentunya dilakukan secara manual satu per satu

merujuk pada koleksi arkeologi baik yang disimpan di gudang ataupun yang

dipamerkan. Dengan perhitungan langsung tersebut, pihak museum juga dapat

memastikan kondisi terkini koleksi. perhitungan langsung juga memiliki

kelebihan bahwa tidak akan terjadinya tumpang tindih koleksi ataupun kesalahan

tidak sistematis dan tidak kronologis dokumentasi yang dilakukakan.

Dengan melakukan perhitungan tersebut, pihak museum juga dapat

mengidentifikasi dan mengklasifikasikannya secara langsung. Untuk itu,

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

91  

Universitas Indonesia

dokumentasi-dokumentasi yang telah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan

sebagai referensi saja tapi sudah tidak perlu dijadikan acuan dalam sistem

dokumentasi koleksi arkeologi Museum Nasional.

Mengingat keberagaman koleksi arkeologi yang dimiliki oleh Museum

Nasional tentunya perhitungan berdasarkan koleksi secara langsung tersebut akan

memakan waktu yang tidak sebentar dan diperlukan tenaga yang berkualifikasi

untuk dapat melakukan dokumentasi arkeologis. Maka, diperlukan metode dan

teknik untuk dapat melakukan perhitungan yang efektif dan efisien.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

91  

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Ambrose, Timothy. & Paine, Crispin. 2006. Museum Basics. London: Routledge. Attahiyyat, Candrian, (ed.). 1995. Bangunan Cagar Budaya di Wilayah DKI

Jakarta. Jakarta: Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Burcaw, G.E. 1997. Introduction to Museum Work. London: Atlamira. Deetz, James. 1967. Invitation to Archaeology. New York: National History

Press. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2002. Pengelolaan Koleksi Museum.

Jakarta: Direktorat Museum. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fagan, Brian. 2006. Archaeology: A Brief Introduction Ninth Edition. New Jersey:

Pearson Prentice Hall. Fahy, Anne, (ed.). 1995. Collections Management. London: Routledge. Gottschalk, Louis. 1986. Understanding History: A Primer of Historical Method.

Terjemahan oleh Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press. Hodder, Ian. 1992. Theory and Practice in Archaeology. London: Routledge. International Council of Museums. 2006. ICOM Code of Ethics for Museums.

Paris: Nory. Keene, Susan. 2002. Managing Conservation in Museum Second Edition. Oxford:

Butterworth-Heinemann. Knell, Simon, (ed.). 1994. Care of Collections. London: Routledge. Kotler, Neil G., Philip dan Wendy I. 2008. Museum Marketing and Strategy:

Designing Missions, Building Audiences, Generating Revenue and Resources. California: Jossey-Bass Aa Wiley Imprit.

Magetsari, Noerhadi. 2008. “Filsafat Museologi”, Museografia, vol. II no. 2

halaman 5. Jakarta: Direktorat Museum. McLean, Fiona. 1989. Marketing The Museum. London: Routledge.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

92  

Universitas Indonesia

Maroević, Ivo. 1995. “The Museum Message: Between The Document and Information” halaman 23–36, artikel dalam Eilean Hooper-Greenhill (ed.). Museum, Media, Message. London: Routledge.

Pearce, Susan M. 1998. Interpreting Objects and Collections. London: Routledge. Poesponegoro, Marwati Djoened., dan Nugroho Notosusanto (ed.). 2008.

Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka. Rufaedah, Dedah., dkk. 2006. Pengembangan Museum Nasional. Jakarta:

Museum Nasional. Sedyawati, Edi. 1999. The Making of Indonesian Art. Halaman 99. Sharer, Robert J. dan Wendy Ashmore. 2003. Archaeology: Discovering Our

Past. New York: McGraw-Hill Higher Education. Soemadio, Bambang., dkk. 2004. Petunjuk Koleksi Arkeologi Museum Nasional.

Jakarta: Museum Nasional. Sukendar, Haris. 1976. “Catatan Sementara Mengenai Pola Hias dan Fungsi

Manik-manik Dari Prasejarah Di Indonesia” halaman 54–68, dalam Buletin Yaoerna: Berita Ilmu-Ilmu Sosial dan Kebudyaan. Jakarta: Yayasan Perpustakaan Nasional.

Spaulding, Albert C. 1971. “The Dimension of Archaeology” halaman 23−39,

artikel dalam James Deetz. Man’s Imprint From The Past. Kanada: Little, Brown and Company.

Van Der Hoop. 1949. Indonesische Siermotieven Ragam-ragam Perhiasan

Indonesia Indonesian Ornamental Design. Jakarta: Koninklijk Bataviaasch Genootschap Van Kunsten en Wetenschappen.

Van Mensch, Peter. 2003. Museology And Management: Enemies Or Friends.

Current Tendencies in Theoretical Museology and Museum Management in Europe. Makalah disampaikan dalam konferensi Japanese Museum Management Academy pada tanggal 7 Desember 2003, Tokyo.

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

Inventaris Registrasi No. Foto No. Negatif Film No. Slide No. Gambar Lain‐lain Bentuk Ukuran (cm)Bahan (media, jenis 

cat, dll)Warna

Motif/Gambar/G

aya

Teknik 

PembuatanJudul Lain‐lain

Asal Benda (Desa, Kec., 

Kab., Prop,. Negara)

Latar Belakang 

(artis/pembuat)

Tahun 

Pembuatan

Kegunaan/Fungsi 

Benda

Tanggal 

Peroleh

Umur 

Benda/ZamanCara Perolehan

1. 8833 29651 Arkeologi/Bandul Tali Kasta √ √ – – – – – √ – √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

2. 8834 29652 Arkeologi/Bandul Tali Kasta √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

3. 8835 29653 Arkeologi/Bandul Tali Kasta √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

4. 8836 29654 Arkeologi/Bandul Tali Kasta √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

5. 8837 29655 Arkeologi/Hiasan Ikat Pinggang √ √ – – – – – √ √ √ √ – ? – – √ – √ ? √ √ √ √ √ √

6. 8838 29656 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

7. 8839 29657 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

8. 8840 29658 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

9. 8841 29659 Arkeologi/Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

10. 8842 29660 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ √ √ – – √ – √ ? √ √ √ √ √ √

11. 8843 29661 Arkeologi/Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

12. 8844 29662 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

13. 8845 29663 Arkeologi/Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

14. 8846 29664 Arkeologi/Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

15. 8847 29665 Arkeologi/Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

16. 8848 29666 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

17. 8849 29667 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ – √ √ √ √ √ ?

18. 8850 29668 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ √ √ – – √ √ √ √ √ – √ √ √ ?

19. 8851 29669 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – – – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

20. 8852 29670 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

21. 8853 29671 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

22. 8854 29672 Cincin √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

23. 8855 29673 Arkeologi/Hiasan Telinga √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

24. 8856 29674 Arkeologi/Hiasan Telinga √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

25. 8857 29675 Arkeologi/Hiasan Telinga √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

26. 8858 29676 Arkeologi/Hiasan Telinga √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

27. 8859A 29677 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

28. 8859 B 1‐10 29678 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

29. 8859 C 1‐9 29679 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

30. 8859 D 1‐9 29680 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

31. 8859 E 1‐10 29681 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

32. 8859 F 1‐10 29682 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

33. 8859 G 1‐9 29683 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

34. 8859 H 1‐10 29684 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

35. 8859 I 1‐10 29685 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

36. 8859 J 1‐10 29686 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

37. 8859 K1‐10 29687 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

38. 8859 L 29688 Gelang Piligre √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

39. 8860 a 29689 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

40. 8860 b 29690 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

41. 8860 c 29691 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

42. 8860 d 29692 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

43. 8860 e 29693 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

44. 8860 f 29694 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

45. 8860 g 29695 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ – ?

46. 8860 h 29696 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

47. 8890 i 29697 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ – √ √ √ √ – √

48. 8860 I 29698 Arkeologi/Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ ? √ √ √ √ – √

49. 8860 m 29699 Arkeologi/Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ ? √ √ √ √ – √

50. 8860 j 29700 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ – ?

51. 8860 k 29701 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ – √

52. 8860 L 29702 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ – ?

53. 8860 M 29703 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

54. 8860 n 29704 Fragmen Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

55. 8860 O 29705 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

56. 8860 R 29706 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

57. 8860 S 29707 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

58. 8860 T 29708 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

59. 8860 u 29709 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

60. 8860 V 29710 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

61 8860 w 29711 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

62. 8860 X 29712 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

63. 8860 Y 29713 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

64. 8860 Z 29714 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

65. 8860 aa 29715 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

66. 8860 bb 29716 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

67. 8860 cc 29717 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

68. 8860 dd 29718 Bagian Kalung √ √ – – – – – ? √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

69. 8860 EE 29719 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

70. 8860 ff 29720 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

71. 8860 gg 29721 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

72. 8860 hh 29722 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

73. 8860 ii 29723 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

74. 8860 jj 29724 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

75. 8860 kk 29725 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

76. 8860 LL 29726 Fragmen Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

77. 8861 29727 Hiasan Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ ? √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

78. 8862 29728 Hiasan Telinga √ √ – – – – – √ √ √ √ ? √ – √ √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

79. 8863 29729 Hiasan Telinga √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

80. 8864 29730 Hiasan Telinga √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

81. 8865 a 29731 Bagian Kalung √ – – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

82. 8865 b 29732 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

83. 8865 c 29733 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ ?

84. 8865 d 29734 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

85. 8865 e 29735 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

86. 8865 f 29736 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

87. 8865 g 29737 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

88. 8865 h 29738 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

89. 8865 i 29739 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

90. 8865 j 29740 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

91. 8865 k 29741 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

92. 8865 L 29742 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

93. 8865 m 29743 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

94. 8865 n 29744 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

95. 8865 o 29745 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

96. 8865 p 29746 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

97. 8865 q 29747 Bagian Kalung √ √ – – – – – √ √ √ √ – √ – – √ – √ √ √ √ √ √ √ √

LAMPIRAN 1. TABEL INFORMASI TERISI PADA SATU BUKU KATALOG KOLEKSI ARKEOLOGI MUSEUM NASIONAL (KOLEKSI EMAS WONOBOYO)

Kondisi Benda Keterangan Deskripsi

Nomor

No.

Piktorial

Jenis/Nama BendaAsal Ditemukan 

Benda

Tempat 

Penyimpanan

Deskripsi Benda Riwayat Benda

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA DOKUMENTASI KOLEKSI …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20295854-S1805-Dokumentasi koleksi.pdf · keterangan (gambar, kutipan, guntingan koran dan bahan referensi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Inventaris Registrasi No. Foto No. Negatif Film No. Slide No. Gambar Lain‐lain Bentuk Ukuran (cm)Bahan (media, jenis 

cat, dll)Warna

Motif/Gambar/

Gaya

Teknik 

PembuatanJudul Lain‐lain

Asal Benda (Desa, Kec., Kab., 

Prop,. Negara)

Latar Belakang 

(artis/pembuat)

Tahun 

Pembuatan

Kegunaan/Fungsi 

Benda

Tanggal 

Peroleh

Umur 

Benda/ZamanCara Perolehan

1. 8833 29651 Arkeologi/Bandul Tali Kasta 1 2 – – – – – 8 – 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 25

2. 8834 29652 Arkeologi/Bandul Tali Kasta 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 253. 8835 29653 Arkeologi/Bandul Tali Kasta 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 254. 8836 29654 Arkeologi/Bandul Tali Kasta 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 255. 8837 29655 Arkeologi/Hiasan Ikat Pinggang 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – ? – – 16 – 18 – 20 21 22 23 24 256. 8838 29656 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 257. 8839 29657 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 258. 8840 29658 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 25

LAMPIRAN 2. TABEL PERSENTASE TINGKAT INFORMASI PADA SATU BUKU KATALOG KOLEKSI ARKEOLOGI MUSEUM NASIONAL (KOLEKSI EMAS WONOBOYO)

Deskripsi Benda Riwayat BendaKondisi 

BendaDeskripsiNo.

NomorJenis/Nama Benda

Asal Ditemukan 

Benda

Tempat 

Penyimpanan

PiktorialKeterangan

9. 8841 29659 Arkeologi/Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2510. 8842 29660 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 12 13 – – 16 – 18 – 20 21 22 23 24 2511. 8843 29661 Arkeologi/Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2512. 8844 29662 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –13. 8845 29663 Arkeologi/Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2514. 8846 29664 Arkeologi/Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2515. 8847 29665 Arkeologi/Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2516. 8848 29666 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2517. 8849 29667 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 – 20 21 22 23 24 –18. 8850 29668 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 12 13 – – 16 17 18 19 20 – 22 23 24 –19. 8851 29669 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – – – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –20. 8852 29670 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2521. 8853 29671 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –22. 8854 29672 Cincin 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2523. 8855 29673 Arkeologi/Hiasan Telinga 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2524. 8856 29674 Arkeologi/Hiasan Telinga 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2525. 8857 29675 Arkeologi/Hiasan Telinga 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2526. 8858 29676 Arkeologi/Hiasan Telinga 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2527. 8859A 29677 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2528. 8859 B 1‐10 29678 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2529. 8859 C 1‐9 29679 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 25g g30. 8859 D 1‐9 29680 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2531. 8859 E 1‐10 29681 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2532. 8859 F 1‐10 29682 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2533. 8859 G 1‐9 29683 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2534. 8859 H 1‐10 29684 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2535. 8859 I 1‐10 29685 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2536. 8859 J 1‐10 29686 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2537. 8859 K1‐10 29687 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2538. 8859 L 29688 Gelang Piligre 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2539. 8860 a 29689 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –40. 8860 b 29690 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –41. 8860 c 29691 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –42. 8860 d 29692 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –43. 8860 e 29693 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 –44. 8860 f 29694 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2545. 8860 g 29695 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 – –46. 8860 h 29696 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2547. 8890 i 29697 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 – 20 21 22 23 – 2548. 8860 I 29698 Arkeologi/Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 – 20 21 22 23 – 2549. 8860 m 29699 Arkeologi/Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 – 20 21 22 23 – 2550. 8860 j 29700 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 – –50. 8860 j 29700 Bagian Kalung 1 2 8 9 10 11 13 16 18 19 20 21 22 2351. 8860 k 29701 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 – 2552. 8860 L 29702 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 – –53. 8860 M 29703 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2554. 8860 n 29704 Fragmen Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2555. 8860 O 29705 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2556. 8860 R 29706 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2557. 8860 S 29707 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2558. 8860 T 29708 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2559. 8860 u 29709 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2560. 8860 V 29710 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2561 8860 w 29711 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2562. 8860 X 29712 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2563. 8860 Y 29713 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2564. 8860 Z 29714 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2565. 8860 aa 29715 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2566. 8860 bb 29716 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2567. 8860 cc 29717 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2568. 8860 dd 29718 Bagian Kalung 1 2 – – – – – – 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 ‐69. 8860 EE 29719 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2570. 8860 ff 29720 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2571. 8860 gg 29721 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2571. 8860 gg 29721 Fragmen Bagian Kalung 1 2 8 9 10 11 13 16 18 19 20 21 22 23 24 2572. 8860 hh 29722 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2573. 8860 ii 29723 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2574. 8860 jj 29724 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2575. 8860 kk 29725 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2576. 8860 LL 29726 Fragmen Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2577. 8861 29727 Hiasan Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2578. 8862 29728 Hiasan Telinga 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – 15 16 – 18 19 20 21 22 23 24 ‐79. 8863 29729 Hiasan Telinga 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2580. 8864 29730 Hiasan Telinga 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 ‐81. 8865 a 29731 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 ‐82. 8865 b 29732 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2583. 8865 c 29733 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 ‐84. 8865 d 29734 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2585. 8865 e 29735 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2586. 8865 f 29736 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2587. 8865 g 29737 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2588. 8865 h 29738 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2589. 8865 i 29739 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2590. 8865 j 29740 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2591. 8865 k 29741 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2592 8865 L 29742 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2592. 8865 L 29742 Bagian Kalung 1 2 8 9 10 11 13 16 18 19 20 21 22 23 24 2593. 8865 m 29743 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2594. 8865 n 29744 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2595. 8865 o 29745 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2596. 8865 p 29746 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 2597. 8865 q 29747 Bagian Kalung 1 2 – – – – – 8 9 10 11 – 13 – – 16 – 18 19 20 21 22 23 24 25

Jumlah 

Koleksi97

Jumlah Pembobotan 97 194 0 0 0 0 0 768 864 970 1067 24 1235 0 15 1552 17 1746 1729 1940 2016 2134 2231 2160 1975Jumlah Informasi Terisi 97 97 0 0 0 0 0 96 96 97 97 2 95 0 1 97 1 97 91 97 96 97 97 90 79Persentase Konten Terisi 100% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 99% 99% 100% 100% 2% 98% 0% 1% 100% 1% 100% 94% 100% 99% 100% 100% 93% 81%

80%

100%

100% 100% 99% 99% 100% 100% 98% 100% 100% 94% 100% 99% 100% 100% 93%81%

INFORMASI YANG TERSEDIA

0%

20%

40%

60%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

0% 0% 0% 0% 0% 2% 0% 1% 1%

KONTEN

persentase

Dokumentasi koleksi..., Fenny Mega Vanani, FIB UI, 2011