UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni...

66
Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN PADA PASIEN SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS DI RUANG RAWAT ANAK LANTAI TIGA SELATAN RSUP FATMAWATI JAKARTA KARYA ILMIAH AKHIR NERS YUNI AZIZAH 1006823633 PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS DEPOK JULI, 2013 Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA PASIEN SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS

DI RUANG RAWAT ANAK LANTAI TIGA SELATAN

RSUP FATMAWATI JAKARTA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

YUNI AZIZAH

1006823633

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

DEPOK

JULI, 2013

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

KESEHATAN MASYARAKAT PERKOTAAN

PADA PASIEN SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS

DI RUANG RAWAT ANAK LANTAI TIGA SELATAN

RSUP FATMAWATI JAKARTA

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Ners

YUNI AZIZAH

1006823633

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

DEPOK

JULI, 2013

i

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber

baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Yuni Azizah

NPM : 1006823633

Tanda Tangan :

Tanggal : 11 Juli 2013

ii

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Akhir ini diajukan oleh :

Nama : Yuni Azizah

Program Studi : Profesi Ners

Judul Kara Ilmiah : Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Sistemik

Lupus Eritematosus Di Ruang Rawat Anak Lantai

Tiga Selatan RSUP Fatmawati Jakarta

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners,

pada Program Studi Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas

Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing

:

Nur Agustini, S.Kp., M.Si,

NIP. 197008191995122001

Penguji

:

Dessie Wanda, S.Kp., M.N

NIP. 197312171998022001

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 11 Juli 2013

iii

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia

dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ini dengan judul

“Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada

Pasien Sistemik Lupus Eritematosus Di Ruang Rawat Anak Lantai 3 Selatan

RSUP Fatmawati Jakarta, Jakarta”. Karya Ilmiah Akhir ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Ners Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

sangatlah sulit untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Nur Agustini, S.Kp., M.Si, selaku pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, memberikan arahan, dan masukan dalam penulisan karya

ilmiah aikhir ini.

2. Kuntarti, SKp., M.Biomed, selaku katua program studi profesi Ners

3. Dewi Irawaty, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Indonesia.

4. Ibu Dessie Wanda, S.Kp., M.N selaku penguji karya ilmiah akhir, atas

masukan dan arahannya.

5. Staf dosen, staf akademik, sekretariat dan karyawan serta segenap civitas

Akademika FIK-UI yang selalu membantu dan memberikan informasi yang

dibutuhkan penulis selama proses penyusunan karya ilmiah akhir ini..

6. Ns. Ngatmi, S.Kep, selaku Kepala Ruangan lantai III Selatan RSUP

Fatmawati sekaligus pembimbing lapangan yang mengarahkan setiap kegiatan

kemahasiswaan

7. Rekan-rekan perawat ruang rawat anak lantai III Selatan RSUP Fatmawati,

Jakarta yang telah membantu penulis selama proses penyusunan karya ilmiah

akhir ini.

iv

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

8. Orang-orang terdekat, orang tua, suami yang selalu mendukung, dan

menemani selama penulis menjalani masa studi baik moril maupun materil,

putra-putraku tercinta Alfan dan Azka Rayyan yang selalu menyemangati

dengan canda tawa.

9. Rekan-rekan satu angkatan program profesi Ners 2012-2013 atas bantuan,

dukungan, dan kebersamaannya.

10. Rekan-rekan satu peminatan keperawatan anak, atas kebersamaan,

kekompakan, dan solidaritasnya

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang turut

membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah ini dapat

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Depok, 11 Juli 2013

Penulis

v

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan

dibawah ini:

Nama : Yuni Azizah

NPM : 1006823633

Program Studi : Profesi Ners

Fakultas : Ilmu Keperawatan

Jenis Karya : Karya Ilmiah Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan Pada

Pasien Sistemik Lupus Eritematosus Di Ruang Rawat Anak Lantai Tiga Selatan

RSUP Fatmawati Jakarta”

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Depok

Pada tanggal: 11 Juli 2013

Yang Menyatakan

(Yuni Azizah)

vi

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Yuni Azizah

Program Studi : Program Profesi Ners

Judul : “Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan

Masyarakat Perkotaan Pada Pasien Sistemik Lupus

Eritematosus Di Ruang Rawat Anak Lantai Tiga Selatan

RSUP Fatmawati Jakarta.”

Keikutsertaan peran keluarga dalam penatalaksanaan medis pada penderita

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) menjadi indikator penting dalam

mempertahankan kualitas hidup yang baik untuk mencegah terjadinya

eksaserbasi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran

asuhan keperawatan pada anak yang menderita SLE, dan menyiapkan keluarga

serta merawat anggota keluarga dengan SLE. Discharge planning sebagai salah

satu bagian dari intervensi keperawatan untuk mempertahankan kontinuitas

perawatan yang komprehensif dan aplikatif bagi perawat dan keluarga. Discharge

planning memberikan dampak yang positif, yaitu dapat memastikan dengan aman

kapan pasien siap untuk dipulangkan. Hasil karya ilmiah ini menyarankan instansi

pelayanan dapat menjadikan discharge planning sebagai bagian dari proses

keperawatan terintegrasi khususnya pada pasien dengan penyakit kronik.

Kata kunci: Discharge Planning, Sistemik Lupus Eritematosus SLE)

ABSTRACT

Name : Yuni Azizah

Study Program : Profession of Nursing Program

Title : “Analysis Of Urban Nursing Practice in Patient With

Systemic Lupus Erythematosus at Pediatric Ward

Fatmawati Hospital”

Family role of medical management in patients with Systemic Lupus

Erythematosus (SLE) to be an important indicator in maintaining a good quality

of life to prevent exacerbations. The purpose of this papers is intended to provide

an overview of nursing care to children with SLE, and set up a family in caring

for family members with SLE. Discharge planning as a part of nursing

interventions to maintain continuity and comprehensive care applicable to nurses

and families. Discharge planning have a positive impact, can ensure the safety

when the patient is ready to be discharged. The results suggest that health care

providers can make discharge planning as a part of an integrated nursing process

especially in patients with chronic disease.

Keyword: Discharge Planning, Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

vii

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

uiperpustakaan
Inserted Text
Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...... ........................................................................................... viii

DAFTAR SKEMA ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ....... x

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2. Ruang Lingkup ................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4

1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) ......................... 5

2.1.1 Pengertian ............................................................................... 5

2.1.2 Etiologi ................................................................................... 5

2.1.3 Patofisiologi ........................................................................... 6

2.1.4 Kriteria Diagnosis dan Menifestasi Klinis.............................. 6

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang .......................................................... 7

2.1.6 Penatalaksanaan Medis ........................................................... 7

2.1.7 Manajemen Keperawatan ....................................................... 9

2.2 Discharge Planning .......................................................................... 10

3. LAPORAN KASUS

3.1 Gambaran Kasus .............................................................................. 14

3.2 Pengkajian ....................................................................................... 14

3.3 Diagnosa Keperawatan .................................................................... 16

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan ........................................................ 16

3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ........................................ 16

4. Analisis Situasi

4.1 Profil Lahan Praktik ........................................................................ 20

4.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait Keperawatan

Kesehatan Masyarakat Perkotaan (KKMP) dan Kasus Terkait ...... 21

4.3 Analisis Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait ............. 25

4.4 Alternatif Pemecahan yang Dilakukan ............................................ 26

5. Penutup

5.1 Simpulan ......................................................................................... 29

5.2 Saran ............................................................................................... 30

6. DAFTAR REFERENSI

viii

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Web Of Causation (WOC)....................................................... 23

ix

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengkajian Anak

Lampiran 2 Rencana Asuhan Keperawatan

Lampiran 3 Catatan Perkembangan Implementasi Dan Evaluasi

Lampiran 4 Ceklist Discharge Planning

x

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia (Kompas, 2006 dalam

(Hidayat, 2008). Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa,

sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat

dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan

tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan

pembangunan bangsa (Kompas, 2006 dalam (Hidayat, 2008).

Pembangunan bangsa yang semakin hari semakin pesat yang ditunjukkan dengan

kemajuan teknologi, pangan, dan papan banyak berdampak kepada perubahan

pola fikir, gaya hidup yang tanpa disadari hal tersebut akan berdampak kepada

status kesehatan. Pola hidup adalah hubungan antara anggota masyarakat,

komunitas, dan lingkungan sekitarnya yang bergantung pada kebiasaan

melakukan hubungan antar pribadi, melaksanakan nilai- nilai budaya, dan

menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang dianggap telah menjadi tradisi. Terkadang

pola hidup seseorang bukan merupakan gaya hidup atau kebiasaan yang

dipilihnya, namun ini berhubungan dengan lingkungan dimana orang tersebut

hidup dan berinteraksi. Pola hidup masyarakat menggambarkan suatu kondisi

kehidupan yang dipengaruhi oleh lingkungan (Eckersley, 1992; Lawrence, 1999

dalam (M. E., Melanie, Nies, & A, 2001).

Perubahan pola penyakit di negara berkembang dan maju seperti Indonesia terjadi

pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit non-infeksi, tetapi hal

ini tidak berarti negara maju telah terbebas dari masalah penyakit menular

(Budiarto & Anggraeni, 2003). Penyakit non-infeksi yang dapat muncul dan

berkembang pesat salah satunya adalah penyakit autoimun Sistemik Lupus

Eritematosus (SLE).

1

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

SLE merupakan penyakit autoimun yang bersifat sistemik dan selama lebih dari

empat dekade angka kejadian SLE meningkat tiga kali lipat 51/100.000 menjadi

antara 122 sampai 124/100.000 penduduk di dunia (Farkhati, Hapsara, & Satria,

2012). Di Indonesia, jumlah penderita penyakit SLE secara tepat belum diketahui,

diperkirakan mencapai jumlah 1,5 juta orang (Puskom Ayo Sehat Indonesia,

2011). Dibagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terjadi

peningkatan SLE rata-rata 5-6 pasien per tahun dengan survival pada tahun

kelima sebesar 65% (Farkhati, Hapsara, & Satria, 2012).

SLE adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya

autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi

sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Perjalanan

penyakitnya bersifat episodik (berulang) yang diselingi periode sembuh. Pada

setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda

(Mok & Lau, 2013)

Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit

yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang

muncul dan organ yang terkena. Perjalanan penyakit SLE sulit diduga dan sering

berakhir dengan kematian. Karenanya SLE harus dipertimbangkan sebagai

diagnosis banding bila anak mengalami demam yang tidak diketahui

penyebabnya, artralgia, anemia, nefritis, psikosis, dan fatigue. Penyebab

terjadinya SLE belum diketahui secara pasti, namun berbagai faktor dianggap

berperan dalam disregulasi sistem imun, diantaranya jenis kelamin, hormonal,

faktor lingkungan, makanan dan faktor kimia (Mok & Lau, 2013).

SLE merupakan penyakit autoimun menahun yang diderita penderita seumur

hidup, oleh karena itu pentingnya penatalaksanaan medis dengan tujuan

mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup

yang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius

yang dapat menyebabkan kematian (Hockenberry & Wilson, 2009). Perawatan

2

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

serta pemahaman keluarga mengenai penyakit harus dioptimalkan sehingga dapat

ikut serta mencegah terjadinya eksaserbasi dan komplikasi akibat penyakit.

Discharge planning telah menjadi bagian dari keperawatan dan diakui sebagai

aspek penting dari perawatan pasien saat masuk sampai dengan pemulangan.

Perencanaan pulang adalah proses dimana pasien dibantu untuk mengembangkan

rencana perawatan untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, bahkan setelah

ia dapat keluar dari rumah sakit (Felong, 2008).

Tujuan daripada discharge planning adalah untuk mempertahankan kontinuitas

perawatan yang komprehensif dan aplikatif bagi perawat dan keluarga (Felong,

2008). Selain daripada itu tujuan discharge planning adalah untuk memastikan

dengan aman kapan pasien siap untuk dipulangkan (Mutch & Murphy, 2008).

Keuntungan discharge planning bagi pasien adalah dapat memenuhi kebutuhan

pasien, merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai

bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya, menyadari haknya untuk

dipenuhi segala kebutuhannya, merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya

dan memperoleh support sebelum timbulnya masalah, pasien atau keluarga dapat

memilih prosedur perawatannya, dan mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

Sedangkan keuntungan bagi perawat adalah merasakan bahwa keahliannya

diterima dan dapat digunakan, menerima informasi kunci setiap waktu,

memahami perannya dalam sistem, dapat mengembangkan keterampilan dalam

prosedur yang baru, memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang

berbeda dan cara yang berbeda dan perawat dapat bekerja dalam suatu sistem

dengan efektif.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan karya ilmiah ini adalah asuhan keperawatan pada anak

dengan SLE (Sistemik Lupus Eritematosus) di ruang rawat anak lantai tiga

gedung Teratai Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.

3

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum penulisan karya ilmuah akhir ini adalah untuk melakukan

asuhan keperawatan pada anak dengan SLE (Sistemik Lupus

Eritematosus)

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah agar

mahasiswa dapat:

1. Melakukan pengkajian pasien dengan SLE

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pasien dengan SLE

3. Menyusun rencana intervensi pasien dengan SLE

4. Melakukan implementasi keperawatan pasien dengan SLE

5. Melakukan evaluasi keperawatan pasien dengan SLE

6. Menerapkan aplikasi discharge planning pada pasien dengan SLE

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Pasien

Dapat mendapatkan asuhan keperawatan yang optimal dan komprehensif

mengenai penyakit yang dialami dan kondisi seperti apa yang harus

dilakukan saat pasien di rumah sakit dan ketika pulang (dirumah tinggal).

1.4.2 Bagi pelayanan kesehatan

Memberikan manfaat dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan secara

maksimal dan dapat menjadi masukan pada perawat ruangan dalam

mengelola pasien dengan SLE.

1.4.3 Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Memberikan kontribusi dan pengembangan ilmu keperawatan sebagai

lahan referensi dalam melakukan asuhan keperawatan.

4

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

2.1.1 Definisi

Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) merupakan penyakit multisistem yang kronik,

penyakit autoimun dari jaringan ikat dan pembuluh darah yang ditandai dengan

adanya inflamasi pada jaringan tubuh (Hockenberry & Wilson, 2009). SLE juga

dikatakan sebagai penyakit autoimun menahun yang menyerang daya tahan tubuh

dan peradangan seperi pada kulit dan persendian (Puskom, 2011). SLE adalah

penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap

autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun,

menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Perjalanan penyakitnya

bersifat episodik (berulang) yang diselingi periode sembuh. Pada setiap penderita,

peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda (Mok & Lau, 2013).

Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit

yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang

muncul dan organ yang terkena. Perjalanan penyakit SLE sulit diduga dan sering

berakhir dengan kematian. Penyebab terjadinya SLE belum diketahui. Berbagai

faktor dianggap berperan dalam penmpangan regulasi sistem imun. Pada anak

perempuan, awitan SLE banyak ditemukan pada umur 9-15 tahun dengan

perbandingan pada jenis kelamin perempuan dan laki-laki sekitar 10:1 (Black &

Hawks, 2009).

2.1.2 Etiologi

Penyebab atau etiologi dari SLE tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa

faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit SLE, yaitu faktor jenis

kelamin, hormonal, dan faktor faktor genetik dapat menjadi predisposisi

terjadinya SLE, hal ini dibuktikan konkordansi penyakit SLE pada kembar identik

adalah sekitar 20-25% dan bahwa dalam kembar dizigot adalah sekitar 5% (Mok

& Lau, 2013).

5

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Selain faktor diatas, faktor lingkungan yang dapat menjadi relevan dengan

kejadian SLE diantaranya faktor kimia seperti pewarna rambut, sinar ultraviolet,

rokok, obat-obatan (procainamide, hydralazine, chlorpomazine, isoniazid,

phenytoin, penicillamine), faktor makanan (L-canavanine/alfalfa sprouts, dan

intake lemak jenuh yang berlebihan, faktor agen infeksius seperti retrovirus dan

endotoksin atau bakterial DNA, faktor hormon (hormonal replacement therapy,

kontrasepsi oral, dan prenatal yang terekspose dengan estrogen) (Mok & Lau,

2013).

2.1.3 Patofisiologi

Temuan patologis SLE terjadi di seluruh tubuh dan diwujudkan oleh peradangan,

kelainan pembuluh darah yang mencakup baik vasculopathy dan vaskulitis, dan

deposisi kompleks imun. Hasil SLE dari reaksi abnormal terhadap resiko tubuh itu

sendiri jaringan, sel, dan protein serum. Dengan kata lain, sebagai penyakit

autoimun, SLE ditandai dengan penurunan toleransi tubuh terhadap penyakit

(Black & Hawks, 2009).

2.1.4 Kriteria Diagnosis dan Manifestasi Klinis

Anak dengan SLE dapat memiliki manifestasi klinis dari ringan sampai

mengancam jiwa. Diagnosis mendirikan SLE ketika 4 dari 11 kriteria diagnostik

terpenuhi menurut American College Of Rheumatology (Hockenberry & Wilson,

2009), kriteria diagnosis tersebut diantaranya:

1. Eritema malar (butterfly rash) - tetap

2. Ruam diskoid – lesi eritema sebagian

3. Fotosensitivitas – kemerahan saat terpapar dengan sinar matahari

4. Ulserasi mukokutaneous oral dan nasal – rasa sakit pada mulut dan hidung

5. Artritis non erosif– bengkak, kemerahan pada sendi

6. Seroritis – pleuritis, perikarditis

7. Gangguan renal/ nefritis – proteinuria >0,5 g/ 24 jam dan sel silinder +)

8. Gangguan neurologik – psikosis, kejang

9. Gangguan hematologi – anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia,

limpopenia

6

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

10. Gangguan Imunologi - Antibodi antidouble stranded DNA, Antibodi

antinuklear Sm

11. Antibodi antinuklear (ANA)

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang

Darah tepi lengkap, LED, urinalisis, sel LE, ANA*, antibodi anti doublestranded-

DNA*, antibodi antifosfolipid, antibodi lain (anti-Ro, anti-La, anti-RNP), faktor

rheumatoid, titer komplemen C3, C4,dan CH50*, titer IgM ,IgG, dan IgA, uji

Coombs, kreatinin, ureum darah*, protein urin >0.5 gram/24 jam (Nefritis)*, dan

pencitraan (foto Rontgen toraks*, USG ginjal, MRI kepala). Dalam menegakkan

diagnosis tidak semua pemeriksaan laboratorium ini harus ada, tetapi pemeriksaan

awal (diberi tanda*) sebaiknya dilakukan.

2.1.6 Penatalaksanaan Medis

Lupus adalah penyakit seumur hidup, karenanya pemantauan harus dilakukan

selamanya. Tujuan pengobatan SLE adalah mengontrol manifestasi penyakit,

sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi berat,

sekaligus mencegah kerusakan organ serius yang dapat menyebabkan kematian

(Hockenberry & Wilson, 2009).

Tatalaksana primer pada SLE meliputi:

1. Mengurangi inflamasi dan meminimalisir komplikasi

Adapun obat-obatan yang dibutuhkan seperti:

a. Antiinflamasi non steroid (NSAIDs), untuk mengobati simptomatik

artralgia nyeri sendi.

b. Antimalaria, Diberikan untuk lupus diskoid. Pemakaian jangka panjang

memerlukan evaluasi retina setiap 6 bulan.

c. Kortikosteroid, Dosis rendah, untuk mengatasi gejala klinis seperti

demam, dermatitis, efusi pleura. Diberikan selama 4 minggu minimal

sebelum dilakukan penyapihan. Dosis tinggi, untuk mengatasi krisis lupus,

gejala nefritis, SSP, dan anemi hemolitik.

7

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

d. Obat imunosupresan/sitostatika, Imunosupresan diberikan pada SLE

dengan keterlibatan SSP, nefritis difus dan membranosa, anemia hemolitik

akut, dan kasus yang resisten terhadap pemberian kortikosteroid.

e. Obat antihipertensi, Atasi hipertensi pada nefritis lupus dengan agresif

f. Kalsium, Semua pasien LES yang mengalami artritis serta mendapat terapi

prednison berisiko untuk mengalami mosteopenia, karenanya memerlukan

suplementasi kalsium.

2. Dialisis atau transplantasi ginjal

Pasien dengan stadium akhir lupus nefropati, dapat dilakukan dialisis atau

transplantasi ginjal

3. Diet

Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien

memerlukan kortikosteroid, dan saat itu diet yang diperbolehkan adalah yang

mengandung cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah garam. Pasien

disarankan berhati-hati dengan suplemen makanan dan obat tradisional.

4. Aktivitas

Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal. Olah raga diperlukan untuk

mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak boleh

berlebihan karena lelah dan stress sering dihubungkan dengan kekambuhan.

Pasien disarankan untuk menghindari sinar matahari, bila terpaksa harus

terpapar matahari harus menggunakan krim pelindung matahari (waterproof

sunblock) setiap 2 jam. Lampu fluorescence juga dapat meningkatkan

timbulnya lesi kulit pada pasien LES.

5. Penatalaksanaan infeksi

Pengobatan segera bila ada infeksi terutama infeksi bakteri. Setiap kelainan

urin harus dipikirkan kemungkinan pielonefritis.

8

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

2.1.7 Manajemen Keperawatan

Berikut web of causation daripada SLE:

Faktor lingkungan Faktor gen Neuroendokrin sistem Jenis kelamin dan hormonal

Disregulasi immunMerusak mekanisme pertahanan

DNA, apoptosis sel

APC (Antigen Presenting Cell)

Hipereaktif Sel B

Hipereaktif Sel T

Aktivasi komplemen imun kompleks

Kerusakan jaringan

Cytokine meningkat

Nyeri akut

Risiko Infeksi dan penyebaran

InflamasiHipertermia

Intoleransi aktifitas

Pemeriksaan laboratorium anti double stranded –

DNA) atau DS-DNA menunjukkan POSITIVE

Pemeriksaan laboratorium LED meningkat,

leukopenia,anemio hemolitik

Autoantibodi

GlomerulonephritisFotosensitivity à Skin rush

Nervous system diseasePericarditis, pleuritis

Gangguan integritas kulit

Bagan 1 Web Of Causation Sistemik Lupus Eritematosus

SLE merupakan penyakit penyakit autoimun yang akan diderita selama hidup

klien, hal ini perlunya pengkajian awal yang akurat untuk merencanakan

intervensi yang tepat guna mencegak komplikasi atau eksaserbasi daripada SLE.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian keperawatan anak dengan SLE

adalah meliputi keluhan utama, tanda dan gejala yang timbul yang dirasakan

9

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

klien, riwayat konsumsi obat-obatan sebelumnya, dan riwayat penyakit dalam

keluarga serta riwayat imunisasi. Gejala umum yang perlu dikaji adalah riwayat

peningkayan suhu tubuh, nyeri sendi, fatigue, adanya keluhan nyeri berkemih.

Masalah keperawatan yang dapat timbul berdasarkan perjalanan penyakit yaitu

hipertermia oleh karena adanya proses inflamasi, nyeri akut pada sendi, gangguan

integritas kulit oleh karena adanya bercak kemerahan pada seluruh tubuh, risiko

penyebaran infeksi, intoleransi aktivitas dan gangguan body image (Black &

Hawks, 2009).

Berdasarkan masalah keperawatan yang dapat terjadi pada penderita SLE tersebut

diatas, intervensi keperawatan yang akurat, tepat dan sesuai kebutuhan pasien,

akan sangat membantu terciptanya prinsip keperawatan pada SLE, yaitu untuk

mempertahankan keadaan yang optimal dan meminimalisir komplikasi yang

mungkin terjadi akibat SLE (Hockenberry & Wilson, 2009). Secara konsisten,

pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan selama perawatan sampai

dengan memasuki proses pemulangan.

2.2 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)

2.2.1 Pengertian

Discharge planning telah menjadi bagian dari keperawatan dan diakui sebagai

aspek penting dari perawatan pasien saat masuk sampai dengan pemulangan.

Perencanaan pulang adalah proses dimana pasien dibantu untuk mengembangkan

rencana perawatan untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, bahkan setelah

ia dapat keluar dari rumah sakit (Felong, 2008).

Tujuan daripada discharge planning adalah untuk mempertahankan kontinuitas

perawatan yang komprehensif dan aplikatif bagi perawat dan keluarga (Felong,

2008). Selain daripada itu tujuan discharge planning adalah untuk memastikan

dengan aman kapan pasien siap untuk dipulangkan (Mutch & Murphy, 2008).

Keuntungan discharge planning bagi pasien adalah dapat memenuhi kebutuhan

pasien, merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai

bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya, menyadari haknya untuk

10

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

dipenuhi segala kebutuhannya, merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya

dan memperoleh support sebelum timbulnya masalah, pasien atau keluarga dapat

memilih prosedur perawatannya, dan mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

Sedangkan keuntungan bagi perawat adalah merasakan bahwa keahliannya

diterima dan dapat digunakan, menerima informasi kunci setiap waktu,

memahami perannya dalam sistem, dapat mengembangkan keterampilan dalam

prosedur yang baru, memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang

berbeda dan cara yang berbeda dan perawat dapat bekerja dalam suatu sistem

dengan efektif.

Menurut The Royal Marsden Hospital (2004) tahap model klinik discharge

planning yang dapat dilakukan pada pasien atau keluarga adalah:

a. Seleksi pasien yang akan dilakukan discharge planning

Deskripsikan karakteristik pasien yang membutuhkan discharge planning dan

rujukan ke pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Kurang pengobatan tentang rencana pengobatan

2) Isolasi sosial

3) Diagnosa baru penyakit kronik

4) Operasi besar

5) Perpanjangan masa penyembuhan dari operasi besar atau penyakit

6) Ketidakstabilan mental atau emosi

7) Penatalaksanaan perawatan di rumah yang kompleks

8) Kesulitan finansial

9) Ketidakmampuan menggunakan sumber-sumber rujukan

10) Penyakit terminal

11) Diindikasikan jugan pada pasien yang berada pada perawatan khusus

seperti nursing home atau pusat rehabilitasi

b. Pengkajian pasien yang akan dilakukan discharge planning

1) Pengkajian dilakukan pada saat masuk dan berlanjut selama perawatan

2) Pengkajian berfokus pada pasien dewasa yang berisiko tinggi tidak

tercapainya hasil discharge.

11

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

3) Pengkajian meliputi

a) Status fungsional (kemampuan dalam aktivitas sehari-hari dan fungsi

kemandirian)

b) Status kognitif (kemampuan pasien dalam berpartisipasi dalam

proses discharge planning dan kemampuan mempelajari informasi

baru)

c) Status psikologi pasien khususnya pengkajian terhadap depresi,

apakah pasien terlihat bingung, apakah pasien selalu menghindari

pertanyaan yang sederhana, apakah pasien aptuhmengikuti instruksi

(Felong, 2008).

d) Persepsi pasien terhadap kemampuan perawatan diri

e) Kemampuan fisik dan psikologik keluarga dalam perawatan pasien

f) Kurangnya pengetahuan berkaitan kebutuhan perawatan kesehatan

setelah pulang

g) Faktor lingkungan setelah pulang dari rumah

h) Kebutuhan dukungan formal dan informal keluarga dalam

memberikan perawatan yang benar dan efektif

i) Review pengobatan dan dampaknya

j) Akses ke pelayanan setelah pulang dari rumah sakit

c. Identifikasi masalah

Setelah melakukan pengkajian awal, dilanjutkan dengan identifikasi masalah,

hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Apa yang harus disiapkan untuk pasien?

2) Apakah klien mempunyai anggota keluarga yang akan membantu setelah

perawatan di rumah sakit?

3) Pelayanan kesehatana seperti apa yang terjangkau oleh pasien? Apakah

sumber daya memadai?

4) Apakah ada indikasi kekerasan dalam rumah?

5) Apakah pasien memrlukan rujukan ke pelayanan kesehatan terdekat dari

rumah?

12

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

d. Implementasi discharge planning

Prinsip umum dalam implementasi discharge planning adalah:

1) Discharge planning harus berfokus pada kebutuhan pasien dan keluarga

2) Hasil pengkajian dijadikan sebagai pedoman strategi pelaksanaan

3) Hasil pengkajian akan menentukan kebutuhan pendidikan kesehatan yang

dibutuhkan setelah pasien pulang dari rumah sakit

4) Data pengkajian dapat memprediksikan outcome pasien setelah pulang

dari rumah sakit

5) Discharge planning dimulai saat pasien masuk bertujuan untuk

memperpendek hari rawat dan megurangi re-admisi rawat.

e. Evaluasi keberhasilan discharge planning

Keberhasilan discharge planning dapat dijabarkan sebagai berikut (Potter &

Perry, 2005):

1) Pasien dan keluarga memahami diagnosa, obat-obatan, tindakan

pengobatan untuk proses transisi atau pemulanagan, mengetahui cara

antisipasi kontinuitas perawatan serta tindakan yang akan dilakukan pada

kondisi kedaruratan.

2) Pendidikan diberikan kepada pasien dan keluarga untuk memastikan

perawatan yang tepat setelah pasien pulang sesuai dengan kebutuhan.

3) Koordinasi sistem pendukung dimasyarakat yang memungkinkan pasien

untuk membantu pasien dan keluarga kembali kerumahnya dan memiliki

koping yang adaptif terhadap perubahan status kesehatan pasien.

4) Melakukan koordinasi sistem pendukung pelayanan kesehatan untuk

kontinuitas perawatannya.

13

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

BAB 3

LAPORAN KASUS

3.1 Gambaran Kasus

An.I berusia 13 tahun, jenis kelamin perempuan, dirawat di ruang rawat anak

lantai 3 selatan gedung teratai Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati sejak

tanggal 4 Juni 2013 dengan diagnosa medis sistemik lupus eritematosus (SLE)

dan tersangka infeksi saluran kemih (ISK). An.I masuk dari IGD dengan

keluhan demam dirumah sejak 3 minggu yang lalu, demam yang dirasakan

hilang timbul, demam turun dengan obat penurun panas yaitu paracetamol,

klien mengeluh lemas, sendi terasa nyeri, rambut rontok sejak 3 minggu yang

lalu juga dirasakan klien dan terdapat bercak kemerahan pada pipi dan

seluruh tubuhnya. Pengkajian dengan pasien dilakukan pada hari rawat ke-5

yaitu pada tanggal 8 Juni 2013.

3.2 Pengkajian

Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 8 Juni 2013, yaitu pada hari

rawat ke-5. Keluhan saat pengkajian, pasien mengeluhkan nyeri pada seluruh

sendinya dengan skala nyeri 7, nyeri sendi yang dirasakan terasa lebih nyeri

pada pagi hari saat bangun tidur, sehingga aktivitas sehari-hari dilakukan di

tempat tidur atau dibantu dengan keluarga, klien mengekspresikan rasa nyeri

nya dengan diam dan kadang-kadang menangis jika neyeri bertambah hebat

terutama saat digerakkan.

Klien merupakan anak ke empat dari empat bersaudara, klien tidak pernah

dirawat dirumah sakit sebelumnya, riwayat penyakit yang diderita sewaktu

kecil adalah demam, batuk, pilek, tidak ada riwayat kejang. Klien dilahirkan

dengan cara normal spontan tanpa riwayat kehamilan dan kelahiran yang

abnormal. Riwayat imunisasi klien lengkap sampai dengan klien berusia

sembilan bulan. Dan didalam keluarga tidak ada riwayat penyakit yang sejenis

dengan klien, atau penyakit gangguan tiroid, jantung, asma, dan hipertensi.

14

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien menunjukkan bahwa klien

tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, berat badan saat pengkajian

adalah 41 kg, tinggi bahan 153 cm. Mata tidak cekung, palpebra tidak edema,

konjungtiva tidak anemis, dan sklera tidak ikterik. Telinga tampak bersih,

tidak ada serumen yang berlebihan, keluhan pad telinga tidak ada, hidung

tampak simetris, tidak ada deformitas, dan tidak ada keluhan nyeri pada

hidung. Tampak kemerahan pada pipi (butterfly rash) dan daerah T (T-face).

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, klien tidak merasakan adanya

gangguan menelan. Paru tampak simetris, pergerakan dada simetris, nafas

cuping hidung tidak ada, suara nafas vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada,

frekuensi nafas 20 x/mnt. Bunyi jantung I dan II dalam batas normal, reguler,

tidak ada gallop dan murmur, nadi 84 x/mnt. Abdomen tampak supel, tidak

ada pembesaran hepar, dan tidak terapa massa. Eksterimitas teraba hangat,

suhu tubuh 380C, klien merasakan nyeri sendi-sendi seluruh tubuhnya, tampak

kemerahan pada seluruh tubuh (rash). Diagnos medis An.I adalah Sistemik

Lupus Eritematosus (SLE).

Hasil pemeriksaan laboratorium hematologi klien pada tanggal 5 Juni 2013

menunjukkan nilai hemoglobin (Hb) 9,9 g/dl, hematokrit (Ht) 30 g/dl, leukosit

3.7 rb/ul, trombosit 166.000/ul, eritrosit 3,88 juta/ul, dan laju endap darah

(LED) 44 mm, volume eritrosit rata-rata/ mean corpuscular volume

(VER/MCV) 77.8 fl, hemoglobin eritrosit rata-rata/ mean corpuscular

hemoglobin (HER/ MCH) 25.7 pg, kadar hemoglobin eritrosit rata-rata/ mean

corpuscular hemoglobin concentration (KHER/MCHC) 33.0 g/dl, distribution

width/ luas distribusi eritrosit (RDW) 16.0%. Hitung jenis darah perifer

ditemukan basofil 0%, eosinofil 4 %, netrofil 48%, limfosit 30%, monosit 4%,

luc 3%. Sedangkan hasil laboratoruim kimia darah didapatkan SGOT 95 g/dl,

SGPT 42, albumin 3.20 g/dl, globulin 2.90 g/dl, ureum darah 11, kreatinin

darah 0.2. Hasil urinalisa menunjukkan epitel positif, leukosit 0-1/lpb, bakteri

negative, protein urine kuantitatif 229 mg/24 jam. Dan dari hasil pemeriksaan

double stranded DNA (DS-DNS) menunjukkan hasil positif.

15

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

3.3 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan masalah keperawatan sebagai

berikut, dirumuskan masalah keperawatan, yaitu nyeri akut oleh karen aproses

inflamasi pada sendi, hipertermia karena adanya peningkatan suhu akibat

proses inflamasi, gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya

buttterfly rash dan kemerahan pada seluruh tubuh, serta risiko penyebaran

infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer akibat

pembentukan antibodi.

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut

diatas, penulis berfokus kepada penanganan hipertermia, yaitu dengan

melakukan tepid water sponge (TWS), kedua adalah penatalaksanaan nyeri

dengan melakukan pengkajian nyeri secara berkala pada pasien, pendidikan

kesehatan kepada keluarga mengenai persepsi nyeri yang dirasakan klien,

intervensi distraksi relaksasi nafas dalam. Sedangkan intervensi keperawatan

mengatasi gangguan integritas kulit guna mencegak terjadinya komplikasi

penyebaran infeksi penulis melakukan edukasi tentang dampak paparan sinar

matahari langsung kepada klien dengan SLE.

3.5 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari, yaitu pada hari

rawat ketujuh sampai dengan klien pulang yaitu pada hari rawat kesembilan

(tanggal 10-12 Juni 2013).

Implementasi keperawatan mandiri yang dilakukan untuk mengatasi nyeri

akut pada sendi yaitu perawat menitikberatkan kepada persepsi klien terhadap

nyeri, serta pengontrolan nyeri dengan cara distrasksi nafas dalam dan

meminimalisir gerakan-gerakan yang tidak dibutuhkan, serta pemberian posisi

yang nyaman menurut klien saat bergerak atau saat beraktifitas, pemantauan

nyeri ini diobservasi secara berkala dengan objektif yang diukur melalui

perbandingan penilaian skala nyeri dengan VAS (Visual Analog Scale) dan

16

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Wong’s Baker Faces. Sedangkan implementasi kolaborasi dalam menagatasi

nyeri yang dirasakan klien yaitu pemberian obat oral paracetamol 3x400 mg

dan ibuprofen 3x400 mg. Hasil evaluasi terhadap masalah keperawatan nyeri

ini selama 3 hari klien mneunjukkan kemajuan dalam kualitas nyeri yang

dirasakan, pada hari ke-3 implementasi skala nyeri menunjukkan angka 2,

klien mengatakan nyerinya semakin hari semakin berkurang, klien mampu

melakukan relaksasi nafas dalam klien dapat berjalan ke kamar mandi

walaupun masih dibantu keluarga dan bergerak dengan perlahan-lahan, tidak

tampak wajah yang meringis dan kesakitan. Sehingga masalah keperawatan

pada hari ke-3 implementasi sudah teratasi.

Implementasi keperawatan untuk mengatasi hipertermia, dilakukan tindakan

keperawatan dengan mengajarkan keluarga cara melakukan tepid water

sponge (TWS), memastikan intake cairan yang cukup yaitu memantau intake

per oral dan cairan infus yang diberikan, memantau area-area yang dapat

menjadi port d’entry seperti lokasi pemasangan infus, yang berisiko

menimbulkan infeksi sekunder sehingga terjadi hipertemia. Intervensi

keperawatan kolaborasi yaitu pemberian obat oral paracetamol dengan dosis

3x400 mg. Hipertermia ditemukan pada hari pengkajian yaitu pada tanggal 8

Juni 2013 dengan suhu 380C. Evaluasi terhadap masalah keperawatan

hipertermia, keluarga dapat melakukan TWS dan klien pun kooperatif saat

dilakukan TWS, intake cairan peroral cukup walapun klien minum dengan

cara sedikit tapi sering, selanjutnya obat orat antipiretik yang diberikan juga

dapat dikonsumsi dengan toleranasi baik, tidak ada muntah. Hipertermia

teratasi pada hari kesatu implementasi keperawatan yaitu pada tanggal 10 Juni

2013, selanjutnya sampai dengan hari implementasi ketiga (sampai pasien

pulang) hipertermia atau peningkatan suhu tubuh tidak ditemukan lagi. Klien

menunjukkan suhu tubuh yang stabil yaitu berkisar antara 36,40C – 36,8

0C.

Masalah keperawatan selanjutnya yaitu gangguan integritas kulit yang

berhubungan dengan adanya rash kemerahan pada pipi dan seluruh tubuh,

dilakukan intervensi keperawatan dengan memposisikan klien tidak dekat

17

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

dengan jendela yang memungkinkan klien terpapar dengan sinar matahari,

karena hal ini dapat merangsang timbulnya rash pada klien, mengedukasi

klien dan keluarga untuk tidak menggaruk area kulit yang terdapat kemerahan

jika terasa gatal. Sedangkan intervensi kolaborasi yaitu pemberian sunblock

cream untuk melembabkan kulit meminimalisir timbulnya kemerahan akibat

terekspose dengan sinar matahari. Evaluasi terhadap masalah keperawatan

gangguan integritas kulit, tampak kemerahan pada seluruh tubuh mulai

mengering, akan tetapi butterfly rash pada wajah atau daerah T-face masih

tampak sampai dengan pasien pulang, sehingga perawat melakukan intervensi

edukasi terhadap persiapan pulang dalam perawatan klien dengan gangguan

integritas kulit.

Selanjutnya masalah keperawatan yang terakhir, yaitu implementasi

keperawatan mandiri yang dilakukan dalam mengatasi masalah keperawatan

risiko terjadinya penyebaran infeksi, perawat menitikberatkan bagaimana

pengontrolan faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyebaran infeksi baik

secara internal (dari pasien) ataupun dari ekternal (keluarga, pengunjung, dan

lingkungan). Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu memantau area-

area yang dapat menjadi port d’entry seperti lokasi pemasangan infus, yang

berisiko menimbulkan infeksi sekunder, personal hygiene, cuci tangan bagi

perawat yang akan berinteraksi dengan klien dengan prinsip five moments

hand hygiene, edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya cuci tangan

sebelum dan sesudah kontak dari klien, serta menjaga lingkungan kamar klien

tetap bersih, serta membatasi pengunjung atau penunggu pasien. Sedangkan

implementasi kolaborasi yaitu memastikan klien mendapat asupan kalori dan

protein yang cukup sesuai dengan kebutuhan klien. Hasil evaluasi dari

masalah keperawatan risiko penyebaran infeksi ini, selama tiga hari

implementasi, didapatkan data tidak terjadi penyebaran infeksi ditandai

dengan hipertermia yang teratasi, area pemasangan infus yang baik, tidak

terjadi phlebitis, keluarga dapat mempraktekkan cara cuci tangan dengan

enam langkah cuci tangan, klien dapat pulang pada hari ke-3 implementasi

yaitu pada tanggal 12 Juni 2013.

18

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Pada hari implementasi ketiga yaitu pada tanggal 12 Juni 2013 klien

dinyatakan boleh pulang oleh dokter, intervensi keperawatan yang sangat

penting dalam meminimalisir terjadinya komplikasi terhadap klien akibat

penyakit, telah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai cuci tangan yang

benar dengan enam langkah, edukasi perawatan atau hal-hal yang harus

dilakukan di rumah yaitu konsumsi obat-obatan, aktivitas, dan nutrisi.

19

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

BAB 4

ANALISIS SITUASI

Bab ini secara khusus akan menyajikan dan menjelaskan hasil pengamatan

mahasiswa mengenai asuhan keperawatan anak dengan sistemik lupus

eritematosus (SLE) dan analisa mengenai hasil penerapan aplikasi discharge

planning. Pengamatan yang dilakukan mahasiswa dalam periode masa praktik

mata ajar peminatan, KKMP (Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan),

dan manajemen keperawatan tanggal 07 Mei 2013 s/d 22 Juni 2013.

4.1 Profil Lahan Praktek

Ruang perawatan anak gedung teratai lantai III Selatan merupakan salah satu

ruang rawat anak di RSUP Fatmawati yang terdiri atas ruang rawat inap kelas III

umum (respirologi, gastroenterologi, neurologi) dan ruang rawat anak onkologi

dan hematologi. Ruang ini memiliki kapasitas kamar untuk kelas III sebanyak 4

kamar (24 tempat tidur), 2 kamar onkologi dan hematologi (8 tempat tidur), 2

kamar isolasi (5 tempat tidur), dan satu ruangan high care unit (HCU-8 tempat

tidur). Kapasitas tempat tidur yang ada di ruang III selatan, selain HCU yaitu 37

tempat tidur. Ruang ini memiliki tingkat hunian (BOR –bed occupancy rate) rata-

rata sebesar 67,8% per bulan. Nilai rata-rata BOR ini masih relatif dibawah BOR

sehat menurut Depkes adalah sekitar 70-85%. Hal ini karena dipengaruhi oleh

lenght of stay (LOS) yang memanjang pada pasien hematologi onkologi dan LOS

yang rendah pada pasien umum (respirologi, gastroenterologi, neurologi) dan juga

dipengaruhi oleh jumlah pasien yang tidak imbang antara pasien umum

(respirologi, gastroenterologi, neurologi) dengan pasien hematologi onkologi.

Tingkat ketergantungan pasien ruangan ini rata-rata partial care, dan sisanya

pasien total care maupun minimal care.

Berdasarkan struktur organisasi, ruangan tersebut dipimpin oleh seorang kepala

ruangan yang berlatar belakang pendidikan S1 Keperawatan yang membawahi 29

20

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

orang perawat. Metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan tersebut

adalah metode TIM, dimana terdapat 3 kepala tim yang membawahi perawat

pelaksana. Pendidikan perawat di ruang tersebut pun cukup bervariasi. Perawat

ruangan memiliki tingkat pendidikan S1 (27%) dan D3 (73%). Terdapat 2 orang

perawat yang sedang melanjutkan studi ke jenjang pendidikan S1 dan satu

perawat yang melanjutkan studi ke jenjang pendidikan S2.

Berdasarkan observasi, jumlah tenaga perawat dinas pagi, sore, dan malam hari

tidak sebanding dengan jumlah pasien. Perbandingan jumlah perawat dinas

pagi:sore:malam, yaitu 8: 6: 4 perawat. Hal ini menunjukkan kelebihan beban

kerja akibat kekurangan tenaga. Berdasarkan perhitungan tenaga menurut Douglas

(1984) dengan memperhatikan tingkat ketergantungan pasien (8 pasien total care,

21 pasien partial care, dan 8 pasien minimal care), perbandingan jumlah perawat

dinas pagi:sore:malam, yaitu 11:7:5 perawat.

Berdasarkan paparan diatas, ada beberapa hal yang perlu dipelajari dan dianalisa

lebih lanjut, yaitu kesenjangan antara rata-rata BOR yang masih relatif sedikit

dibawah BOR sehat dengan jumlah perawat yang dinilai masih kurang yaitu

dengan perbandingan dinas pagi:sore:malam, yaitu 8: 6: 4 perawat. Hal ini tidak

sepadan, dengan alasan kelebihan beban kerja akibat kekurangan tenaga, akan

tetapi BOR rata-rata masih berada sedikit dibawah BOR sehat. Dengan analisa

sebut perlunya suatu tinjauan atau analisa lebih lanjut dalam manajemen asuhan

keperawatan, pengelolaan pasien, ketenagaan, dan analisa beban kerja, sehingga

bisa menjawab bukti konkrit ketidakcukupan tenaga yang dibuktikan oleh BOR

yang tinggi.

4.2 Analisa Masalah Keperawatan dengan Konsep terkait KKMP dan

Kasus Terkait

Praktik asuhan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah mengelola

satu pasien kelolaan yaitu An.I dengan jenis kelamin perempuan berusia 13 tahun

dengan masalah medis Sistemik Lupus Eritematosus (SLE). Selama melakukan

praktik kurang lebih selama 7 minggu penulis tidak menemukan pasien lain

21

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

dengan SLE, dan dari data registrasi pasien selama empat bulan terakhir di ruang

rawat anak lantai tiga selatan tidak diperoleh pasien dengan SLE. Oleh karena

SLE merupakan penyakit yang unik dan jarang ditemukan, maka penulis tertarik

untuk mengkaji lebih dalam serta menganalisa asuhan keperawatan pada pasien

dengan SLE.

Pada pasien ini penegakan diagnosis SLE ini sesuai dengan kriteria American

College of Rheumatology bahwa dikatakan minimal terdapat 4 dari 11 kriteria, yaitu

pada klien mengalami eritema malar (butterfly rash) tegas didaerah wajah, ruam

diskoid – lesi eritema sebagian pada area tubuh, fotosensitivitas – kemerahan saat

terpapar dengan sinar matahari, artritis non erosif– nyeri pada sendi, serta hasil

pemeriksaan antibodi antidouble stranded DNA (anti ds-DNA) menunjukkan hasil

yang positif, hal ini menunjukkan adanya gangguan imunologi.

Penyebab atau etiologi dari SLE tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa

faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit SLE, yaitu jenis kelamin,

hormonal, dan faktor faktor genetik dapat menjadi predisposisi terjadinya SLE,

hal ini dibuktikan konkordansi penyakit SLE pada kembar identik adalah sekitar

20-25% dan bahwa dalam kembar dizigot adalah sekitar 5% (Mok & Lau, 2013).

Faktor lingkungan yang dapat menjadi relevan dengan kejadian SLE diantaranya

faktor kimia seperti pewarna rambut, sinar ultraviolet, rokok, obat-obatan

(procainamide, hydralazine, chlorpomazine, isoniazid, phenytoin, penicillamine),

faktor makanan (L-canavanine/alfalfa sprouts, dan intake lemak jenuh yang

berlebihan, faktor agen infeksius seperti retrovirus dan endotoksin atau bakterial

DNA, faktor hormon (hormonal replacement therapy, kontrasepsi oral, dan

prenatal yang terekspose dengan estrogen) (Mok & Lau, 2013).

Penyebab dari penyakit SLE yang diderita An.I tidak dapat diketahui dengan

pasti, berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga (ibu klien) didalam keluarga

tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti yang diderita oleh An.I. Jika

melihat kepada angka kejadian SLE yang kerap terjadi pada usia wanita usia

muda yaitu berkisar pada umur 9-15 tahun dengan perbandingan pada jenis

22

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

kelamin perempuan dan laki-laki sekitar 10:1 (Black & Hawks, 2009) hal ini

sesuai dengan kondisi An.I dengan jenis kelamin perempuan dan berusi 13 tahun.

Faktor lain, selain genetik, dan hormonal yang dapat menjadi predisposisi

terjadinya SLE adalah faktor lingkungan adalah salah satunya dari sinar

ultraviolet, berdasarkan wawancara dengan ibu klien, An.I sangat gemar

melakukan kegiatan olahraga berenang, tanpa meengenal waktu, dan biasanya

dilakukan sampai dengan siang hari tanpa menggunakan pelindung kulit dari sinar

matahari (sunblock cream), hal ini dapat dijadikan faktor predisposisi terjadinya

SLE walaupun belum jelas dipastikan bagaimana mekanisme paparan ultraviolet

terhadap terjadinya SLE (Mok & Lau, 2013).

SLE dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu ringan, sedang, dan berat, sesuai dengan

berat ringannya gejala yang muncul. Berdasarkan hal ini klien masuk kedalam

kriteria SLE ringan oleh karena tanda dan gejala yang muncul adalah nyeri sendi,

ruam, sensitif terhadap cahaya matahari, dan kelelahan. Seringkali gejala tersebut

cukup dikontrol oleh analgesik dan mengurangi paparan sinar matahari dengan

menggunakan tabir surya. Sesuai dengan terapi medis yang digunakan klien, klien

mendapatkan terapi paracetamol 3 x 400 mg, iburofen 3 x 400 mg yang digunakan

untuk mengurangi rasa nyeri pada sendi dan untuk menurunkan peningkatan suhu

tubuh pada pasien.

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan masalah keperawatan nyeri akut oleh

karena proses inflamasi pada sendi, hipertermia karena adanya peningkatan suhu

tubuh, gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya buttterfly rash dan

kemerahan pada seluruh tubuh, serta risiko penyebaran infeksi berhubungan

dengan ketidakadekuatan pertahanan primer akibat pembentukan auto antibodi.

Pembentukan autoantibodi yang dapat menyerang antigen serta jaringan normal

organ tertentu, maka perlunya pentalaksanaan pencegahan penyebaran infeksi

yang sesuai dengan tujuan penatalaksanaan klien dengan SLE adalah mengontrol

manifestasi penyakit, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup yang baik

tanpa eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius yang dapat

menyebabkan kematian (Hockenberry & Wilson, 2009).

23

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Nyeri pada sendi dan peningkatan suhu tubuh pada penderita SLE merupakan

tanda dimana terjadinya proses inflamasi aktif pada jaringan, hal ini dirasakan

oleh klien sejak sebelum masuk rumah sakit yang berangsur selama kurang lebih

tiga minggu sebelum masuk rumah sakit, data objektif yang dapat menunjukan

bahwa ini merupakan proses inflamasi aktif, yaitu ditunjukkan dengan nilai LED

pasien yaitu 44.0 mm (nilai normal 0.0 – 20.0 mm). Asuhan keperawatan yang

diberikan kepada klien, yaitu pada hari rawat ke-5 sampai dengan hari rawat ke-9

menunjukkan perubahan tingkat nyeri yang dirasakan berkurang, dengan skala

nyeri yang semakin hari semakin rendah, dengan skala nyeri terendah yaitu skala

dua yaitu pada hari rawat terakhir saat pasien pulang, klien mulai dapat berjalan

ke kamar mandi, beraktifitas ringan. Hal ini menunjukan bahwa secara klinis, fase

inflamasi aktif telah terlewati.

Masalah keperawatan selanjutnya yaitu gangguan integritas kulit berhubungan

dengan adanya malar (butterfly rash) tegas didaerah wajah, ruam diskoid – lesi

eritema sebagian pada area tubuh, fotosensitivitas – kemerahan saat terpapar

dengan sinar matahari. Berdasarkan dari studi catatan medis dan keperawatan,

pada hari rawat ke-3 setelah pasien dinyatakan SLE, posisi penempatan tempat

tidur klien dipindahkan menjauh dari jendela untuk mengurangi terpaparnya

dengan sinar matahari. Intervensi keperawatan mandiri yang dilakukan untuk

mengatasi gangguan integritas kulit ini adalah edukasi kepada klien dan keluarga

untuk tidak menggaruk area yang kemerahan untuk menghindari terjadinya lesi

yang lebih luas. Intervensi kolaborasi, klien mendapatkan sunblock cream SPF 30

untuk menghindari paparan dari sinar matahari.

Masalah keperawatan intergritas kulit ini harus menjadi perhatian yang sangat

mendalam, terutama terhadap paparan sinar matahari. Klien tinggal di daerah

urban yaitu daerah Sawangan Depok, memiliki keadaan alam seperti temperatur

280C-33

0C, kelembaban udara rata-rata 82 %, kecepatan angin rata-rata 3,2 kont,

jumlah curah hujan 2.684 m/tahun dan jumlah hari hujan sebanyak 221 hari/tahun,

dan penyinaran matahari rata-rata 48,9 % (Depok, 2013). Kondisi alam seperti ini

yang masih berisiko paparan sinar matahari kepada klien yang dapat memicu

24

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

timbulnya rash kemerahan pada kulit. Sehingga perlu edukasi yang sangat jelas

kepada klien dan keluarga mengapa perlunya menghindari paparan sinar matahari

secara langsung. Perawat melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga

bagaimana perawatan klien dengan SLE saat persiapan pulang. Hal ini penting

oleh karena SLE diakatakan penyakit seumur hidup, sehingga tujuan pengobatan

SLE adalah mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat memiliki

kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan

organ serius yang dapat menyebabkan kematian (Hockenberry & Wilson, 2009).

Masalah keperawatan terakhir adalah risiko penyebaran infeksi akibat

terbentuknya auto antibodi yang dapat menyerang jaringan-jaringan sehat.

Pendidikan kesehatan pun menjadi peran utama dalam menambah aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor keluarga untuk ikut serta dapat merawat anggota keluarga

dengan SLE guna menghindari terjadinya penyebaran infeksi pada klien. Edukasi

mengenai pentingnya hand hygiene menjadi dasar utama pencegahan penyebaran

infeksi.

Selama praktik keperawatan di ruang rawat anak lantai tiga selatan RSUP

Fatmawati, penulis tidak menemukan klien lain dengan masalah medis yang sama

yaitu dengan SLE, sehingga penulis tidak dapat membandingkan secara klinis dan

keperawatan dengan klien lain. Penulis dalam hal ini membandingkan hasil kajian

aktual pasien dengan teori.

4.3 Analisis salah satu intervensi dengan konsep dan penelitian terkait

SLE merupakan penyakit autoimun menahun yang diderita penderita seumur

hidup, oleh karena itu pentingnya penatalaksanaan medis dengan tujuan

mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup

yang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius

yang dapat menyebabkan kematian (Hockenberry & Wilson, 2009).

Berdasarkan pernyataan diatas, pentingnya peran tenaga keperawatan, bahkan

peran keluarga dalam merawat klien dengan SLE. Perencanaan pulang menjadi

25

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

bagian dari keperawatan dan diakui sebagai aspek penting dari perawatan pasien

saat masuk sampai dengan pemulangan. Perencanaan pulang adalah proses

dimana pasien dibantu untuk mengembangkan rencana perawatan untuk

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, bahkan setelah ia dapat keluar dari

rumah sakit (Felong, 2008).

Tujuan daripada discharge planning adalah untuk mempertahankan kontinuitas

perawatan yang komprehensif dan aplikatif bagi perawat dan keluarga (Felong,

2008). Selain daripada itu tujuan discharge planning adalah untuk memastikan

dengan aman kapan pasien siap untuk dipulangkan (Mutch & Murphy, 2008).

Discharge planning terstruktur memiliki peluang 20 kali lebih besar untuk

memiliki perubahan kearah kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan tanpa

dilakukan discharge planning (Rahmi, 2011)

Pendidikan kesehatan terstruktur yang terkaji melalui discharge planning

menjawab kebutuhan yang tepat pada klien dan keluarga dalam merawat klien

dengan SLE. Discharge planning harus dimulai sejak pertama klien dirawat,

namun dalam aplikasi discharge planning ini perawat mulai mengkaji pada hari

rawat ke-5, hal ini bukan menjadi suatu kendala, karena setiap proses dari

discharge planning dilalui sehingga perawat mengetahui kebutuhan edukasi apa

saja dan bagaimana perawatan lanjutan klien ketika pulang, sehingga klien dan

keluarga siap untuk dipulangkan.

4.4 Alternatif pemecahan yang dilakukan

Hasil penerapan discharge planning ini menunjukkan keluarga lebih siap untuk

pemulangan, bagaimana merawat klien dengan SLE, sehingga diharapkan dapat

meminimalisir komplikasi atau eksaserbasi dari SLE. Namun dari hasil penerapan

ini terdapat beberapa tantangan yaitu yang pertama penggunaan formulir ceklist

discharge planning yang penulis gunakan saat aplikasi begitu banyak, hal ini

menjadi pertimbangan karena perbandingan jumlah perawat tidak cukup,

ditambah dengan banyaknya dokumentasi keperawatan yang harus diisi dan

dilengkapi.

26

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Alternatif pemecahan masalah tersebut diatas terkait dengan ceklist formulir

discharge planning yang terlalu banyak dan ketenagaan, dapat diatasi dengan

diskusi bersama kepala ruangan mengenai aplikasi discharge planning yang sudah

dilakukan, dan penggunaan formulir yang dapat dibuat lebih singkat akan tetapi

tidak menghilangkan isi daripada ketentuan discharge planning. Alternatif lain

adalah dengan memaksimalakan fungsi-fungsi formulir keperawatan dalam rekam

medis yang sudah ada yang dapat mewakili konten daripada discharge planning.

Sebagai contoh, formulir pengkajian awal keperawatan yang sudah ada dapat

dijadikan konten pengkajian discharge planning, karena dari beberapa item yang

ada pada formulir tersebut sudah mewakili dalam hal menjawab kebutuhan

edukasi klien dan keluarga. Formulir lain yang dapat dijadikan bagian dari

discharge planning adalah formulir catatan edukasi terintegrasi, formulir ini dapat

dijadikan ceklist implementasi sekaligus evaluasi dari kegiatan discharge

planning. Sedangkan untuk catatan pemulangan dapat menggunakan resume

medis yang didalamnya juga terdapat konten obat-obatan, waktu kontrol pasien,

dam catatan lain yang penting disampaikan untuk klien.

Dari alternatif pemecahan masalah diatas yaitu dapat dua keuntungan sekaligus

yaitu efektifitas penggunaan formulir yang sudah ada, tanpa harus menambah

formulir baru, sehingga tugas perawat tidak hanya berfokus pada dokumentasi

saja, akan tetapi fokus perawat lebih kepada kebutuhan pasien. Tanpa

menghilangkan fungsi dari dokumentasi, proses discharge planning harus tetap

terdokumentasi dengan baik, oleh karena dokumentasi keperawatan adalah suatu

catatan yang memuat seluruh data yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, dan penilaian

keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, dan dapat

dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Ali, 2010).

Dari hal tersebut diatas, jangan sampai dokumentasi keperawatan yang dijadikan

permasalahan besar sehingga menutupi kebutuhan pasien sebenarnya. Oleh karena

pelaksanaan dokumentasi keperawawatan tentunya dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Penelitian mengenai “Analisis Faktor-faktor Pelaksanaan Dokumentasi

27

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang” oleh

Dianto (2007) dinyatakan bahwa faktor-faktor penghambat dalam

pendokumentasian yaitu diantaranya tidak seimbangnya jumlah tenaga perawat

dengan pekerjaan yang ada, bentuk format terlalu panjang, perawat harus

mendampingi visite dokter, dan karena faktor perilaku malas. Disebutkan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakdisiplinan perawat dalam

melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit Asri Jakarta,

antara lain tingkat pengetahuan perawat mengenai dokumentasi keperawatan,

bentuk format pendokumentasian, kelengkapan fasilitas pendokumentasian

(ketersediaan form), dan ketersediaan waktu dalam pendokumentasian (Yanti,

Lestari, Christiana, & Sunarsi, 2010).

28

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari asuhan keperawatan klein dengan sistemik

lupus eritematosus (SLE) dan hasil aplikasi discharge planning pasa klien dengan

SLE dalam upaya menjawab tujuan penulisan. Bab ini juga memaparkan saran

atau rekomendasi untuk memperbaiki karya ilmiah akhir selanjutnya.

5.1 Simpulan

Berdasarkan tujuan penulisan yang ditetapkan, yaitu, mengetahui tujuan

penulisan karya ilmuah akhir ini adalah untuk mengetahui aplikasi asuhan

keperawatan dan discharge planning pada anak dengan SLE (Sistemik Lupus

Eritematosus), maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Penderita SLE tepat sesuai dengan teori bahwa angka kejadian SLE pada usia

sekitar 9-15 tahun dengan perbandingan perempuan:laki-laki 9:1. Klien

kelolaan berusia 13 tahun dan berjenis kelamin perempuan.

2. Pengkajian keperawatan dan penegakan diagnosis SLE sesuai dengan kriteria

American College Of Rheumatology

3. Diagnosa keperawatan klien dengan SLE sangat khas dengan tanda dan gejala

klinis yang diderita oleh penderita SLE, yaitu hipertermia, nyeri akut pada

sendi, gangguan integritas kulit, dan risiko penyebaran infeksi.

4. Aplikasi discharge planning memberikan dampak positif terhadap klien dan

keluarga dalam mengenal masalah SLE dan bagaimana perawatan SLE

dirumah

5.2 Saran

5.2.1 Pelayanan

Mengacu kepada hasil yang baik dan positif dari apklikasi discharge planning,

maka instansi pelayanan dapat menjadikan discharge planning sebagai bagian

dari proses keperawatan terintegrasi khususnya pada pasien dengan penyakit

kronik, dan baiknya pada seluruh pasien dengan janis penyakit apapun. Dan dapat

29

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

memperluas kerjasama dengan instansi pelayanan keseahatan di masyarakat guna

sistem referal sebagai bagian dari proses discharge planning.

5.2.2 Pendidikan

Saran untuk instansi pendidikan, bahwa dari beberapa aplikasi tesis didapatkan

kefektifan yang sangat bermakna dalam menghadapi kesiapan pulang pada pasien

diharapkan hasil ini dapat menjadi pertimbangan untuk institusi pendidikan dalam

menambahkan mata ajar, atau sub mata ajar dalam pelaksanaan dan dokumentasi

discharge planning pada anak khususnya.

5.2.3 Penelitian

Penerapan aplikasi discharge planning ini hanya diterapkan pada satu pasien

dengan SLE, oleh karena selama praktikum tidak didapatkan pasien lain yang

dirawat dengan SLE, maka penulis tidak mempunyai perbandingan dengan

variabel yang sama, dan penulis secara khusus belum menemukan aplikasi

discharge planning pada pasien anak dengan SLE. Oleh karena itu untuk

meningkatkan kualitas keperawatan melalui evidance base serta untuk

meningkatkan keakuratan, maka perlu adanya penelitian aplikasi discharge

planning pada anak dengan SLE.

30

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Ali, Z. (2010). Dasar-dasar dokumentasi keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran; EGC.

BKKBN. (2010). Perkiraan Sensus Penduduk. Jakarta: BKKBN.

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical surgical nursing; clinical

management for possitive outcome (8 ed., Vol. 2). Singapore: Saunders

Elsevier.

Budiarto, E., & Anggraeni, D. (2003). Pengantar epidemiologi. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Depok, P. K. (2013, July 19). Geografi kota depok. Dipetik July 19, 2013, dari

Situs Resmi Pemerintah Kota Depok: http://www.depok.go.id/profil-

kota/geografi.

Dianto, Y. (2007). Analisis faktor-faktor pelaksanaan dokumentasi asuhan

keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang.

Semarang: Fakultas Ilmu Kpeerawatan, Universitas Diponegoro.

Farkhati, M. Y., Hapsara, S., & Satria, C. D. (2012). Antibodi anti DS-DNA

sebagai faktor prognosis mortalitas pada lupus eritematosus sistemik. Sari

Pediatri , 90.

Felong, B. (2008). Guide to discharge planning. Health Car Management , 1.

Hidayat, A. A. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak. Jakarta: Penerbit Salemba

Medika.

Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2009). Essential of pediatric nursing (Eighth

ed.). Canada: Mosby elsevier.

James, & Ashwill. (2007). Nursing care of childern; principles and practice (3

ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.

M. E., Melanie, Nies, & A, M. (2001). Community health nursing; promoting the

health of population. Philadelphia: W.B Saunders Company .

Mok, C. C., & Lau, C. S. (2013, June 15). Pathogenesis of systemic lupus

erythematosus. British Medical Journal , 481-490.

Mutch, J. V., & Murphy, C. (2008). Disharge planning model. Otawa: Otawa

Hospital.

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

NANDA. (2012). Diagnosisi Kpeerawatan; Definisi dan Klasifikasi. (M.

Sumarwati, & N. B. Subekti, Penerj.) Jakarta: PEnerbit Buku Kedokteran

EGC.

Noyes, J., & Lewis, M. (2005). From hospital to home; Guidance on discharge

management and community support for children using long-term

ventilation. Barkingside, Liford Essex: Barnado's Publisher.

Potter, & Perry. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses, dan

praktik (4 ed., Vol. 1). (M. Ester, D. Yulianti, I. Parulian, Penyunt., R.

Komalasari, D. Evriyani, E. Novieastari, A. Hany, & S. Kurnianingsih,

Penerj.) Jakarta, DKI Jakarta, Salemba: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Puskom Ayo Sehat Indonesia. (2011, Oktober 3). sehat Negeriku. Lupus penyakit

seribu wajah , hal. 1

Rahmi, U. (2011). Pengaruh discharge planning terstruktur terhadap kualitas

hidup pasien stroke iskemik di RSUD Al-Ihlas dan RS Al-Islam Bandung.

Depok: Fakultas Ilmu Kpeerawatan Universitas Indonesia.

Riehecky, J. (2002). Countries of the world Indonesia. Minnesota, United State Of

America: Library of Congress Cataloging.

Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2012). Buku saku diagnosis keperawatan (9

ed.). (E. Wahyuningsih, & D. Widiarti, Penerj.) Jakarta: Penerbit buku

kedokteran EGC.

Yanti, G., Lestari, I. D., Christiana, R., & Sunarsi. (2010). Gambaran faktor-

faktor yang mempengaruhi ketidakdisiplinan perawat dalam melakukan

pendokumentasian asuhan keperawatan di RUmah sakit Asri Jakarta.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan; Universitas Indonesia.

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UI

ILMU KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Yuni Azizah

Tempat Praktek : Lantai 3 Selatan RSUP Fatmawati

Tanggal Pengkajian : 8 Juni 2013

I. IDENTITAS DATA PASIEN

Nama : An. I

Tempat/tgl lahir : Bogor, 30 Januari 2000

Usia : 13 tahun

Nama Ayah/Ibu : Tn. NA/ Ny. M

Pekerjaan Ayah : Buruh

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Bedahan RT.05 RW.02, Sawangan, Depok, Ja-Bar

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jakarta

II. KELUHAN UTAMA

Saat pengkajian pasien mengeluhkan nyeri pada seluruh sendinya dengan

skala nyeri 7, nyeri sendi yang dirasakan terasa lebih nyeri pada pagi hari saat

bangun tidur, sehingga aktivitas sehari-hari dilakukan di tempat tidur atau

dibantu dengan keluarga, klien mengekspresikan rasa nyeri nya dengan diam

dan kadang-kadang menangis jika nyeri bertambah hebat terutama saat

digerakkan. Terdapat ruam/bercak kemerahan pada kulit seluruh tubuh klien.

Terdapat bercak kemerahan di pipi dan T-face (butterfly rash). Suhu tubuh

klien kurang stabil, masih terjadi peningkatan suhu tubuh 380C.

Riwayat kehamilan dan kelahiran:

1. Prenatal : tidak ada kelainan prenatal atau riwayat penyakit

2. Intranatal : tidak ada kelainan atau penyulit selama kehamilan

3. Postnatal : Tidak ada komplikasi post partum

III. RIWAYAT MASA LAMPAU

1. Penyakit waktu kecil : demam, batuk, pilek, tidak ada riwayat kejang

2. Pernah dirawat di RS : Klien belumpernah dirawat di rumah sakit

sebelumnya

Lampiran 1

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

3. Obat-obatan yang digunakan:

Obat yang biasa digunakan jika sakit adalah paracetamol untuk

menurunkan panas jika demam. Sebelum masuk RS pasien telah berobat

ke RSUD Depok dan diberikan obat Na. Diclofenact 3 x 0.5 tablet,

ranitidin 2 x 1 tablet, dan paracetamol 3 x 1 tablet.

4. Tindakan (operasi) : Klien tidak pernah dilakukan operasi

5. Alergi : Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat-

obatan, dan lain sebagainya

6. Kecelakaan : tidak ada riwayat kecelakaan

7. Imunisasi : Imunisasi wajib dilakukan lengkap sampai An.I

berusia 9 bulan

IV. RIWAYAT KELUARGA (GENOGRAM)

V. RIWAYAT SOSIAL

1. Yang mengasuh : yang mengasuh klien dari kecil adalah ibu klien

2. Hubungan dengan anggota keluarga : hubungan dengan keluarga baik,

tidak ada perselisihan sesama anggota keluarga

3. Hubungan dengan teman sebaya: hubungan dengan teman sebaya pun

baik, tidak ada perselisihan, klien cenderung pendiam, dan lebih banyak

kegiatan di rumah.

4. Pembawaan secara umum

5. Lingkungan rumah: klien tinggal bersama kedua orangtuanya di daerah

Sawangan Depok, yang relatif masih tidak terlalu padat, masih terdapat

kebun, dan lahan kosong antara jarak rumah ke rumah

VI. KEBUTUHAN DASAR

1. Makanan yang disukai/tidak disukai

Selera : baik, namun porsi tidak terlalu banyak

Alat makan yang dipakai : piring dan sendok

Pola makan/jam : 2-3 x/hari, porsi tidak terlalu banyak

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

2. Pola tidur

Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada kebiasaan khusus menjelang tidur

Tidur siang : tidur siang kadang-kadang dilakukan

3. Mandi : mandi 2x/hari

4. Aktivitas bermain : klien tidak banyak main, lebih banyak

dirumah, jika tidak ada kegiatan yang

sangat disukainya

5. Eliminasi : 4-5 x/hari, tidak ada keluhan nyeri

VII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI

1. Diagnosa Medis : Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

2. Tindakan operasi : tidak ada

3. Status nutrisi :

BB: 41 kg, TB: 153 cm, LLA 23 cm

4. Status cairan : kebutuhan cairan 1500-2000 ml/24 jam

5. Obat-obatan :

Infus Kaen I B 20 tetes/menit = 60 ml/jam

Ibuprofen 3 x 400 mg (P.O)

Omeperazole 1 x 40 mg (P.O)

Lactulax syrup 3 x 5 ml (P.O)

Meptin syrup 2 x 5 ml (P.O)

Sunblock SPF 30

Diit nasi lunak

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

6. Hasil Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai

Normal

05 Juni 2013

HEMATOLOGI

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Trombosit

Eritrosit

LED

VER/HER/KHER/RDW

VER

HER

KHER

RDW

HITUNG JENIS

Basofil

Eosinofil

Netrofil

Limfosit

Monosit

Luc

FUNGSI HATI

SGOT

SGPT

Protein Total

Albumin

Globulin

FUNGSI GINJAL

Ureum

Creatinin

Protein urine kuantitatif

URINALISA

Urobilinogen

Protein urine

9.9

30

3.7

166

3.88

44.0

77.8

25.7

33.0

16.0

0

4

58

30

4

3

95

42

6.10

3.20

2.90

11

0.2

229

1.0

Negatif

g/dl

%

ribu/ul

ribu/ul

juta/ul

mm

fl

pg

g/dl

%

%

%

%

%

%

%

u/l

u/l

g/dl

g/dl

g/dl

mg/dl

mg/dl

mg/24 jam

E.U/dl

11.7 - 15.5

33 – 45

4.5 – 13.5

184 – 488

3.80 – 5.20

0.0 – 20.0

80.0 – 100.0

26.0 – 30.0

32.0 –

< 1.0

Negatif

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai

Normal

Berat jenis

Bilirubin

Keton

Nitrit

pH

Lekosit

Darah/ Hb

Glukosa urin/ reduksi

Warna

Kejernihan

SEDIMEN URINE

Epitel

Lekosit

Eritrosit

Silinder

Kristal

Bakteri

Lain-lain

IMUNOLOGI

DS – DNA

≤ 1.005

Negatif

Trace

Negatif

7.0

Negatif

Negatif

Negatif

Kuning

Jernih

Positif

0-1

0-1

Negatif

Negatif

Negatif

Negatif

Positif

1.005 –

1.030

Negatif

Negatif

Negatif

4.8 – 7.4

Negatif

Negatif

Negatif

Kuning

Jernih

7. Hasil Pemeriksaan penunjang

-

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

1 Keadaan Umum : Sakit sedang, kesadaran compos mentis, GCS

15

2 BB / TB : BB 41 kg, TB 153 cm

3 Mata : Mata tampak simetris, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada

gangguan penglihatan

4 Hidung : Tidak terdapat deformitas, tidak ada keluhan,

terdapat bercak kemerahan pada wajah

(butterfly rash)

5 Mulut : Relatif bersih, tidak ada candida, maupun

stomatitis

6 Telinga : Simetris, serumen relatif normal, tidak ada

keluhan nyeri, dan tidak ada gangguan

pendengaran

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

7 Tengkuk/ Leher : Tidah terdapat pembesaran kelenjar getah

bening

8 Dada : Simetris, nafas tidak ada penggunaan otot-oto

sela iga, tidak ada massa

9 Jantung : BJ 1 dan BJ 2 reguler, gallop (-), murmur (-),

tidak ada pembesaran jantung

10 Paru-paru : Bunyi paru vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)

11 Abdomen : Supel, datar, bising usus 8 x/mnt,

12 Punggung : Tampak bercak kemerahan pada punggung,

punggung agak lembab beerkeringan

13 Ekstremitas : Akral hangat, capilarry refill time < 2 detik,

14 Kulit : Terdapat bercak kemerahan pada kulit tubuh,

turgor kulit elastis, mukosa bibir kurang

lembab

15 Tanda-tanda Vital : TD: 110/80 mmHg, HR: 84x/mnt, RR:

20x/mnt, Suhu tubuh : 37,80C

IX. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN

1 Kemandirian dan

Bergaul

: Klien jarang main diluar rumah bersama

teman-temannya, lebih banyak kegiatan

dirumah sepulang sekolah

2 Motorik halus : Tidak ada masalah, fungsi sesuai dengan

perkembangan usianya

3 Kognitif dan

bahasa

: Tidak ada masalah, fungsi sesuai dengan

perkembangan usianya

4 Motorik kasar : Tidak ada masalah, fungsi sesuai dengan

perkembangan usianya

X. INFORMASI LAIN

Klien memiliki hobby berenang, kegiatan berenang kerap kali selalu diikuti

baik dalam kegiatan sekolah, maupun diluar jam sekolah. Informasi keluarga,

klien tidak pernah menggunakan sunblock cream saat berenang.

XI. ANALISA DATA

Data Klien Masalah

Keperawatan

8 Juni 2103

DS:

Ibu klien mengatakan sampai saat ini demamnya

masih naik turun.

Ibu mengatakan An.I malas minum

DO:

Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos

mentis

Hipertermia/

peningkatan suhu

tubuh

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Data Klien Masalah

Keperawatan

Suhu tubuh : 37,90C

Kulit teraba hangat

Turgor kulit elastis

Mukosa bibir kurang lembab

Urin cukup

Tanda-tanda dehidrasi tidak ada

TTV : TD 110/80 mmHg, HR 84 x/mnt, RR 20

x/mnt

8 Juni 2013

DS:

Klien mengatakan nyeri pada sendi-sendi masih

dirasakan, terutama pada pagi hari saat bangun

tidur

Klien mengaakan skala nyeri 7

DO:

Klien tampak merintih kesakitan saat

menggerakkan tubuhnya

Klien sangat berhati-hati saat menggerakkan

tubuhnya

Klien dibantu keluarga dalam aktifitas (misal ke

kamar mandi)

Tidak ada bengkak pada area sendi

Skala nyeri: 7

Nyeri Akut

8 Juni 2013

DS:

-

DO:

Terdapat kemerahan pada pipi (butterfly rash)

Terdapat bercak kemerahan pada seluruh

badannya

Klien mendapat terapi sunblock cream SPF 30

Kulit punggung tampak lembab karena keringat.

Klien tampak lebih banyak di tempat tidur

Gangguan integritas

kulit

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Data Klien Masalah

Keperawatan

8 Juni 2013

DS:

Ibu klien mengatakan sampai saat ini

demamnya masih naik turun.

DO:

Suhu tubuh masih fluktuatif, 37,90C

Hasil laboratorium:

LED : 44 mm

DS-DNA : positif

Leukosit : 3.700

Terpasang infus di vena radialis metakarpal

dekstra dengan cairan Kaen IB 20 tetes/menit

Risiko penyebaran

infeksi

XII. PRIORITAS MASALAH

Masalah Keperawatan:

1. Hipertermia

2. Nyeri akut

3. Gangguan integritas kulit

4. Risiko penyebaran infeksi

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : An. I No. MR : 0123.68.93

Umur/ Jenis kelamin : 13 th/ perempuan Diagnosa : Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

No. Diangnosa Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

1

Hipertermia berhubungan

dengan proses inflamasi

DS:

Ibu klien mengatakan

sampai saat ini

demamnya masih naik

turun.

Ibu mengatakan An.I

malas minum

DO:

Keadaan umum sakit

sedang, kesadaran

compos mentis

Suhu tubuh: 390C

Kulit teraba hangat

Turgor kulit elastis

Mukosa bibir kurang

lembab, urin cukup

Tanda-tanda dehidrasi

tidak ada, TD 110/80

mmHg, HR 84 x/mnt,

RR 20 x/mnt

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 8 jam

suhu tubuh stabil dengan

kriteria hasil:

Suhu tubuh dalam batas

normal sekita 36.5 0

37.40 C

HR : 80 – 100 x/mnt

RR : 16 – 24 x/ mnt

Turgor kulit baik

Mukosa bibir lembab

Tidak terdapat kejang

Keluarga dapat

melakukan TWS (Tapid

water Sponge)

Mandiri:

1. Pantau tanda-tanda vital (TD, HR, RR)

2. Pantau suhu tubuh minimal setiap 2

jam, sesuai dengan kebutuhan dan

pantau adanya diaporesis yang

berlebihan

3. Lakukan dan ajarkan keluarga untuk

melakukan TWS

4. Anjurkan klien untuk menggunakan

pakaian yang tidak terlalu tebal.

5. Motivasi asupan minum peroral dan

pastikan tetesan infus sesuai dengan

yang dianjurkan

Kolaborasi:

6. Kolaborasi pemberian antipiretik

paracetamol 3 x 400 mg

1. Untuk mengetahui data dasar

parameter hemodinamik

2. Untuk mengetahui perkembangan

suhu tubuh

3. Untuk mempercepat penurunan

suhu tubuh melalui proses

evaporasi dan konduksi

4. Untuk mempercepat penurunan

suhu tubuh melalui proses

konduksi

5. Untuk menjaga keseimbangan

cairan tubuh saat penguapan

karena peningkatan suhu tubuh

6. Intervensi farmakologi untuk

menurunkan suhu tubuh

Lampiran 2

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

No. Diangnosa Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

2.

Nyeri akut

DS:

Klien mengatakan nyeri

pada sendi-sendi masih

dirasakan, terutama pada

pagi hari saat bangun

tidur

Klien mengaakan skala

nyeri 7

DO:

Klien tampak merintih

kesakitan saat

menggerakkan tubuhnya

Klien sangat berhati-hati

saat menggerakkan

tubuhnya

Klien dibantu keluarga

dalam aktifitas (misal ke

kamar mandi)

Tidak ada bengkak pada

area sendi

Skala nyeri: 7

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam nyeri berkurang, dengan

kriteria hasil:

Klien mengungkapkan

nyeri berkurang

Penurunan intensitas

nyeri dengan skala nyeri

menurun dari 7/10

menjadi 3/10

Klien tidak gelisah

Klien tidak merintih

kesakitan

Mandiri:

1. Pantau skala nyeri klien setiap 8 jam

sekali (setiap shift) dengan VAS atau

wong baker faces

2. Lakukan pengkajian nyeri meliputi

lokasi, karakteristik nyeri, awitan, dan

durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

atau keparahan nyeri, dan faktor

presipitasinya.

3. Observasi isyarat nonverbal

ketidaknyamanan

4. Sertakan dalam instruksi pemulangan

(discharge planning) klien obat khusus

yang harus diminum, frekuensi

pemberian, kemungkinan efek samping

5. Dampingi klien saat mengubah posisi

6. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

Kolaborasi:

7. Kolaborasi pemberian analgetik untuk

mengurangi nyeri pada sendi, yaitu

pemberian ibupfofen 3 x 400 mg

1. Untuk mengetahui perubahan skala

nyeri klien

2. Mengetahui keberhasilan

intervensi yang dilakukan dengan

pengkajian nyeri

3. Isyarat nonverbal dapat

menggambarkan nyeri yang

dirasakan

4. Agar klien dan keluarga

mengetahui fungsi dari obat-oabt

yang dikonsumsi oleh klien

5. Menghindari nyeri yang berlebihan

6. Relaksasi nafas dalam merupakan

teknik distraksi dengan

menstimulasi baroreseptor pada

sinus carotid

7. Intervensi farmakologi untuk

menurunkan suhu tubuh

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

No. Diangnosa Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

3.

Gangguan integritas kulit

DS: -

DO:

Terdapat kemerahan

pada pipi (butterfly

rash)

Terdapat bercak

kemerahan pada seluruh

badannya

Klien mendapat terapi

sunblock cream SPF 30

Kulit punggung tampak

lembab karena keringat.

Klien tampak lebih

banyak di tempat tidur

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam, gangguan integritas kulit

membaik, dan tidak terjadi

perburukan dengan kriteria

hasil:

Bercak kemerahan pada

kulit tubuh klien

berkurang

Butterfly rash pada wajah

menipis

Mandiri:

1. Pertahakankan kebersihan, kekeringan,

dan kelembaban kulit, gunakan air

hangat saat mandi

2. Pastikan intake nutrisi yang adekuat

3. Edukasi klien dan keluarga, untuk

menjaga klien terhindar dari bahan

kimia seperti detergen dan tidak

menggunakan sabun serta pelembab

kulit yang mengandung alkohol

4. Hindari terpapar dari sinar matahari

secara langsung, gunakan sunblock

cream dan pakaian panjang yang dapat

menutup kulit

Kolaborasi:

5. Kolaborasi pemberian sunblock cream

SPF 30

1. Untuk menjaga keutuhan kulit

2. Untuk meningkatkan

penyembuhan lesi dan mencegah

infeksi

3. Untuk menghindari iritasi kulit,

karena alkohol dapat menyebabkan

kekeringan pada kulit yang dapat

memperburuk keadaan

4. Untuk mencegah eksaserbasi,

karena rash yang ada dapat

terangsang karena sinar matahari

5. Dapat mengurangi paparan

langsung sinar matahari ke kulit

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

No. Diangnosa Keperawatan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

4. Risiko infeksi

DS:

Ibu klien mengatakan

sampai saat ini

demamnya masih naik

turun.

DO:

Suhu tubuh masih

fluktuatif, 37,90C

Hasil laboratorium:

LED : 44 mm

DS-DNA : positif

Leukosit : 3.700

Terpasang infus di vena

radialis metakarpal

dekstra dengan cairan

Kaen IB 20 tetes/menit

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam penyebaran infeksi tidak

terjadi den kriteria hasil:

Tidak ada tanda-tanda

penyebaran infeksi

Suhu tubuh normal sekitar

36.50 – 37.4

0C

Keluarga dapat

mendemonstasikan cara

cuci tangan yang benar

Mandiri:

1. Observasi area-area yang dapat

menjadi port d’entry kuman

2. Cuci tangan sesuai dengan five moment

criteria

3. Pastikan lingkungan sekitar tempat

tidur klien bersih dan tidak banyak

benda-benda yang tidak dibutuhkan

4. Edukasi keluarga untuk melakukan

hand hygiene

5. Batasi pengunjung dan penunggu

pasien

1. Untuk mengkaji faktor penyebab

yang berkontribusi terhadap

kejadian infeksi

2. Mengurangi risiko transmisi

kuman patogen

3. Untuk meminimalisir patogen dari

lingkungan

4. Untuk meminimalisir transmisi

patogen

5. Untuk menghindari masuknya

mikroorganisme

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : An. I

No. MR : 0123.68.93

Umur/ Jenis kelamin : 13 tahun/ perempuan

Diagnosa : Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

Ruang : 322, lantai 3 selatan Gd.Teratai RSUP Fatmawati

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

Sabtu,

8 Juni

2013

Jam

10.30

WIB

Hipertermia

1. Mengobservasi

suhu tubuh

klien secara

berkala

2. Mengajarkan

keluarga

melakukan

TWS

3. Memotivasi

klien untuk

minum yang

cukup dan

4. Memastikan

tetesan infus

paten sesuai

indikasi.

S :

Klien mengatakan minum sedikit

sedikit

Ibu klien mengatakan, hari ini

demamnya masih naik turun, tetapi

lebih baik dari hari sebelumnya

O :

Keadaan umum sakit sedang, kesadaran

compos mentis

Suhu tubuh pada observasi pertama

380C setelah dilakukan TWS berangsur

turun sampai dengan 37.20C

Turgor kulit elastis, mukosa bibir mulai

lembab

Kejang tidak ada

Kaen IB diberikan 20 tetes/mnt, paten,

dan lancar

Keluarga dapat melakukan TWS secara

madiri.

TTV stabil : TD 100/70 mmHg, HR

88x/mnt, RR: 22 x/mnt

A : Hipertermia teratasi

P :

Pertahankan hidrasi yang adekuat

Motivasi klien untuk minum sedikit-

sedikit tap sering sesuai dngan indikasi

Kolaborasi pemberian antipiretik jika

suhu meningkat

S :

Ibu klien mengatakan, hari ini An.I

Lampiran 3

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

Senin,

10 Juni

2013

09.00

Hipertermia

1. Mengobservasi

suhu tubuh

klien secara

berkala

2. Memotivasi

klien untuk

minum yang

cukup dan

3. Memastikan

tetesan infus

paten sesuai

indikasi.

tidak demam

O :

Keadaan umum sakit sedang,

kesadaran compos mentis

Suhu tubuh 36.70C

Turgor kulit elastis, mukosa bibir

lembab.

Kaen IB diberikan 20 tetes/mnt, paten,

dan lancar.

Tidak ada tanda-tand aphlebitis pada

area pemasangan infus

A : Hipertermia teratasi

P :

Pertahankan hidrasi yang adekuat

Motivasi klien untuk minum sedikit-

sedikit tap sering sesuai dngan indikasi.

Kolaborasi pemberian antipiretik jika

suhu meningkat

Senin,

10 Juni

2013

Jam

10.30

WIB

Nyeri akut 1. Mengkaji skala

nyeri klien

2. Melakukan

pengkajian

nyeri meliputi

lokasi,

karakteristik

nyeri, awitan,

dan durasi,

frekuensi,

kualitas,

intensitas atau

keparahan

nyeri, dan

faktor

presipitasinya.

3. Mengajarkan

teknik relaksasi

S :

Klien mengatakan nyeri berkurang

dibanding hari kemarin

Klien mengatakan nyeri lebih terasa

pada bagian kaki dan badan

Klien mengatakan nyerinya terus-

terusan dirasakan, terlebih ketika pagi

hari saat bangun tidur

O :

Keadaan umum sedang, compos

mentis, afebris

Skala nyeri 5/10

Klien masih tampak berhati-hati saat

mobilisasi

Klien dibantu keluarga dalam

melakukan aktivitas toileting

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

nafas dalam Ibuprofen 400 mg peroral sudah

diminum Pk.07.00 WIB

A : Nyeri belum teratasi

P :

Lakukan pengkajian nyeri secara

berkala

Ingatkan kembali cara relaksasi nafas

dalam

Edukasi keluarga penyebab nyeri yang

dirasakan oleh An.I

Senin,

10 Juni

2013

Jam

10.30

WIB

Gangguan

integritas

kulit

1. Menjelaskan

kepada

keluarga

mengapa harus

menghindari

paparan

langsung sinar

matahari

2. Mengingatkan

klien dan

keluarga untuk

mempertahanka

n kekeringan

dan

kelembaban

kulit An.I.

3. Mengingatkan

keluarga untuk

membantu

menggunakan

sunblock cream

pada An.I

S :

Klien mengatakan kulitnya tidak gatal

Ibu klien mengatakan sunblock

creamnya sudah rutin digunakan

O :

Tampak bercak kemerahan pada kulit

lengan, kaki, abdomen, dada, dan

punggung.

Tampak butterfly rash pada wajah

Tidak tampak kondisi yang perburukan

dari sebelumnya

Pada beberapa tempat kemerahan mulai

berubah warna kearah kering

A : Gangguan integritas kulit belum

teratasi

P :

Edukasi keluarga untuk menghindari

kontak dengan detergen, sabun yang

mengandung alkohol.

Edukasi keluarga alasan untuk

menghindari secara langsung terpapar

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

Senin,

10 Juni

2013

Jam

10.30

WIB

Risiko

penyebaran

infeksi

1. Mengobservasi

area

pemasangan

infus klien

2. Melakukan

edukasi kepada

keluarga

mengenai cuci

tangan

S :

Ibu klien mengatakan sudah pernah

diajari cara cuci tangan, namun

urutannya tidak hapal

O :

Tidak ada keluhan nyeri berkemih

Ibu klien dapat mendemonstrasikan

cara cuci tangan

Area pemasangan infus paten, tidak ada

tanda-tanda infeksi phlebitis

A : Penyebaran infeksi tidak terjadi

P:

Evaluasi cara hand hygiene keluarga

Batasi jumlah pengunjung bergantian

Edukasi keluarga untuk menjaga

kebersihan area tempat tidur klien

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : An. I

No. MR : 0123.68.93

Umur/ Jenis kelamin : 13 tahun/ perempuan

Diagnosa : Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

Ruang : 322, lantai 3 selatan Gd.Teratai RSUP Fatmawati

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

Selasa,

11 Juni

2013

Jam

09.00

WIB

Nyeri akut 1. Mengkaji skala

nyeri klien

2. Melakukan

pengkajian nyeri

3. Mengajarkan

teknik relaksasi

nafas dalam

S :

Klien mengatakan nyeri berkurang

dari kemarin

O :

Keadaan umum sedang, compos

mentis, afebris

Skala nyeri 4/10

Klien masih tampak lebih sering

berbaring di tempat tidur

Klien dibantu keluarga dalam

melakukan aktivitas toileting

A : Nyeri teratasi sebagian

P :

Lakukan pengkajian nyeri untuk

mengevaluasi keberhasilan terapi dan

intervensi

Ingatkan kembali cara relaksasi nafas

dalam

Edukasi keluarga penyebab nyeri

yang dirasakan oleh An.I

Selasa,

11 Juni

2013

Jam

09.00

Gangguan

integritas

kulit

1. Mengobservasi

intake peroral

makan dan

minum)

2. Mengingatkan

klien dan

keluarga untuk

mempertahankan

kekeringan dan

S :

Ibu klien mengatakan sunblock

creamnya sudah rutin digunakan

Klien mengatakan kurang suka

dengan makanan rumah sakit

O :

Tampak bercak kemerahan pada kulit

lengan, kaki, abdomen, dada, dan

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

kelembaban kulit

An.I

3. Mengingatkan

keluarga untuk

membantu

menggunakan

sunblock cream

pada An.I

punggung, ada beberapa bagian yang

sudah agak mengering.

Tampak butterfly rash pada wajah

mulai menipis

Tidak tampak kondisi yang

perburukan dari sebelumnya

Makan tidak dihabiskan klien

A : Gangguan integritas kulit belum

teratasi

P :

Edukasi keluarga untuk menghindari

kontak dengan detergen, sabun yang

mengandung alkohol

Edukasi keluarga alasan untuk

menghindari secara langsung terpapar

Selasa,

11 Juni

2013

Risiko

penyebaran

infeksi

1. Mengobservasi

area pemasangan

infus klien

2. Membatasi

jumlah penunggu

dan pengunjung

pasien

S :

Ibu klien mengatakan sudah bisa cara

cuci tangan yang diajarkan perawat

O :

Tidak ada keluhan nyeri berkemih

Ibu klien dapat mendemonstrasikan

cara cuci tangan

Area pemasangan infus paten, tidak

ada tanda-tanda infeksi phlebitis

A : infeksi tidak terjadi

P:

Evaluasi cara hand hygiene keluarga

Batasi jumlah pengunjung bergantian

Edukasi keluarga untuk menjaga

kebersihan area tempat tidur klien

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

CATATAN PERKEMBANGAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : An. I

No. MR : 0123.68.93

Umur/ Jenis kelamin : 13 tahun/ Perempuan

Diagnosa : Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)

Ruang : 322, lantai 3 selatan Gd.Teratai RSUP Fatmawati

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

Rabu,

12 Juni

2013

Jam

11.00

WIB

Nyeri akut 1. Mengkaji skala

nyeri klien

2. Melakukan

pengkajian nyeri.

3. Memberikan

edukasi

persipaan pulang

mengenai obat

nyeri yang

dikonsumsi klien

S :

Klien mengatakan nyeri berkurang

Klien mengatakan semalam tidurnya

nyenyak

Ibu klien mengatakan ibuprofen obat

untuk nyeri sendinya

O :

Keadaan umum sedang, compos

mentis, afebris

Skala nyeri 2/10

Klien tampak mulai lebih berani

untuk mobilisasi

A : Nyeri teratasi

P :

Ingatkan kembali cara relaksasi nafas

dalam, jika tiba-tiba dirumah

merasakan nyeri melebihi hari ini

Rabu,

12 Juni

2013

Jam

11.00

WIB

Gangguan

integritas

kulit

1. Menjelaskan

kepada keluarga

mengapa harus

menghindari

paparan langsung

sinar matahari

2. Mengingatkan

klien dan

keluarga untuk

mempertahankan

kekeringan dan

kelembaban kulit

An.I

S :

Ibu klien mengatakan sunblock

creamnya sudah rutin digunakan

Ibu mengatakan sunblock cream

sudah diresepkan kembali untuk

pulang

O :

Tampak bercak kemerahan pada

punggung mulai hilang

Kemerahan kulit pada lengan, kaki,

abdomen, dada, mulai mengering

Tampak butterfly rash pada wajah

masih ada, namun sudah menipis

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Tanggal

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi

3. Mengingatkan

keluarga untuk

membantu

menggunakan

sunblock cream

pada An.I

Tidak tampak kondisi yang

perburukan dari sebelumnya

Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Gangguan integritas kulit teratasi

sebagian

P :

Edukasi keluarga untuk menghindari

kontak dengan detergen, sabun yang

mengandung alkohol

Edukasi keluarga alasan untuk

menghindari secara langsung terpapar

sinar matahari

Rabu,

12 Juni

2013

Jam

11.00

WIB

Risiko

infeksi

1. Mengobservasi

area pemasangan

infus klien

2. Melakukan

edukasi ulang

kepada kleuarga

kepada keluarga

mengenai hand

hygiene dan

perawatan klien

dengan SLE di

rumah

S :

Ibu klien mengatakan sudah bisa cara

cuci tangan

O :

Ibu klien dapat mendemonstrasikan

cara cuci tangan

Infus diaff karena rencana pulang,

phlebitis tidak ada

A : infeksi tidak terjadi

P:

Evaluasi cara hand hygiene keluarga

Edukasi keluarga untuk menjaga

kebersihan dirumah dan bagaimana

perawatan klien dengan SLE dirumah

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

DISCHARGE PLANNING

Nama Pasien : Umur/ Jenis Kelamin : Tgl Masuk :

No. MR : Alamat : Tgl Keluar :

Tahap

Kegiatan

Kegiatan Dilakukan Keterangan

Tanggal Jam

Tahap I

Pengkajian

1 Pengkajian fisik

2 Pengkajian status fungsional

3. Pengkajian status psikologi

4. Pengkajian status kognitif

5. Pengkajian support sistem

Pengkajian kebutuhan pendidikan kesehatan

a. Proses penyakit

b. Medikasi

c. Enviroment

d. Treatment

e. Health

f. Outpatient referral

g. Diet

Tahap II

Implementasi

1. Penkes tentang proses penyakit

a. Pengertian, penyebab, tanda dan gejala

b. Faktor risiko

c. Komplikasi

2. Penkes tentang medikasi

3. Penkes tentang penatalaksanaan

Lampiran 4

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

Universitas Indonesia

Tahap

Kegiatan

Kegiatan Dilakukan Keterangan

Tanggal Jam

4. Penkes tentang pemeriksaan diagnostik

5. Penkes tentang rehabilitasi

6 Penkes tentang modifikasi lingkungan pasien sete;ah

pulang dari rumah sakit

7 Dukungan keluarga terhadap pasien

Tahap III

(rencana

tindak lanjut

dirumah)

1 Diskusikan tentang rencana perawatan tindak lanjutan

pasien

a. Bantuan ADL

b. Jadwal kontrol

2 Diskusikan tentang support sistem keluarga, financial

dan alat atau transportasi yang akan digunakan pasien

Catatan Pulang

Pelaksanaan

Keterangan Sudah diberikan Belum diberikan

Tanggal Jam Alasan

1 Obat – obatan pulang

2 Surat kontrol pasien

3 Rujukan rehabilitasi

4 Informasi kesehatan

Discharge Planner/ Perawat

(Nama dan tanda tangan)

Pasien atau keluarga

(Nama dan tanda tangan)

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PRAKTIK KLINIK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351600-PR-Yuni Azizah.pdfKARYA ILMIAH AKHIR NERS . YUNI AZIZAH . 1006823633. PEMINATAN KEPERAWATAN

i

Analisis praktik..., Yuni Azizah, FIK UI, 2013