UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH PERGESERAN MEDIA...

19
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH PERGESERAN MEDIA MENONTON VIDEO TERHADAP JENIS KONTEN VIDEO MAKALAH NON SEMINAR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam bidang Ilmu Komunikasi ANNISA INGGITA PUTRI 1006694712 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER ILMU KOMUNIKASI PEMINATAN INDUSTRI KREATIF PENYIARAN DEPOK JANUARI 2014 Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH PERGESERAN MEDIA...

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PERGESERAN MEDIA MENONTON VIDEO

TERHADAP JENIS KONTEN VIDEO

MAKALAH NON SEMINAR

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam bidang Ilmu

Komunikasi

ANNISA INGGITA PUTRI

1006694712

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM SARJANA REGULER ILMU KOMUNIKASI

PEMINATAN INDUSTRI KREATIF PENYIARAN

DEPOK

JANUARI 2014

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

HATAMAH PERNYATAAN ORISIiliALITAS

Makalah Non Ser"ninar ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk, telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Annisa lnggita Putri

NPM:100659471j,

Tanda Tangan :

Tempat: Depok

TanSSal: SJanuari 2014

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

*Contoh Karya llmiah: makalah non seminar, laporan kerja praktek, laporan magang, dll

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama

NPM

Program Studi

Fakultas

Jenis Karya

Nama Mata Kuliah

Annisa Inggita Putri

t0066947t2

Industri Kreatif Penyiaran

Ilmu Sosial dan IImu Politik

Makalah Non-Seminar

Bisnis Industri Media Televisi

Judul Karya Ilmiah :

*ANALISIS PENGARUH PERGESERAN MEDIA MENONTON VIDEO TERHADAP JENISKONTEN VIDEO'

Telah disetujui oleh dosen pengajar mata kuliah untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dandipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas Indonesia

Dosen Mata Kuliah : Amelia Hezkasari Day S.S., M.E.

Ditetapkan di :

Tanggal :

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKIIIR T]NTIIK KEPBNTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah iru :

Nama

NPM

Program Studi

Departemen

Fakultas

Jenis Karya

Annisa Inggita Putri

10066947t2

Industri Kreatif Penyiaran

Ilmu Komunikasi

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Skrip silTesis/DisertasiAfurya Ilmiah* : Makalah Non- S eminar

Demi pengernbangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk mernberikan kepada Universitas Indonesia

Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exlusive royalty-Free Right) atas karya Ilmiah saya yang

berjudul:

..ANALISIS PENGARIIH PERGESERAN MEDIA MENONTON VIDEO TERHADAP JENIS

KONTEN VIDEO"

Beserta perangkat yang ada (ika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas

Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 8 Januari 2014

Yang menyatakan,

/l

'{h2:'-,/ t// t

(Anrrisa Inggita Putri)

*Contoh Karya Ilmiah: makalah non seminar, laporan kerja praktek laporan magang, dll

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

1

ANALISIS PENGARUH PERGESERAN MEDIA MENONTON

VIDEO TERHADAP JENIS KONTEN VIDEO

Studi Kasus: Pergeseran Media TV ke Situs Video Streaming Youtube

Annisa Inggita Putri dan Amelia Hezkari Day

Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

[email protected]

ABSTRAK

Perkembangan teknologi internet di bidang audio visual menciptakan sebuah video streaming

platform yang menggeser peran TV terestrial sebagai media informasi dan hiburan.

Pergeseran ini telah terlihat bukan hanya dari sisi teknologi distribusinya, tetapi juga dari sisi

bisnis. Salah satu video streaming platform paling populer adalah situs Youtube, yang akan

menjadi bahan penelitian dalam penulisan ini. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan

ini adalah (1) bagaimana pengaruh pergeseran media menonton video terhadap jenis konten

video dan (2) video yang seperti apakah yang sebaiknya dibuat oleh penyedia konten di

Youtube. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh pergeseran media menonton video terhadap

konten video dan mengetahui jenis video yang sebaiknya dibuat oleh penyedia konten di

Youtube. Penulisan dilakukan dengan mengadakan survei sederhana. Hasilnya, didapatkan

bahwa pergeseran media menonton video tidak berpengaruh terhadap jenis konten video yang

sudah ada, namun pergeseran ini menciptakan jenis konten video baru. Jenis video konten

baru yang muncul pada platform video streaming Youtube, seperti vlog dan webseries.

Kata Kunci: Pergeseran Media; Konten Video; Youtube;

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

2

THE IMPACT OF SHIFTING OF MEDIA VIDEO WATCHING TO THE

TYPE OF CONTENT ANALYSIS

Case Study: Media TV Shifting to Video Streaming Youtube Site

ABSTRACT

The evolution of internet technology in the field of audio-visual creating a video streaming

platform which shifts the role of TV as a medium of information and hiburan. This shifting

has been seen not only in terms of its distribution technology , but also from the business side.

One of the most popular streaming video platform is Youtube site, which will be the subject

of research in this paper. Issues raised in this paper are ( 1 ) how the influence of the shifting

of watching video medium to the type of video konten and ( 2 ) What kind of video that

should be made by the provider of the konten on Youtube. The goal is to find out the shifting

effect to the type of video konten and to determine the type of video that should be made by

the provider of the konten on Youtube . The writing is done by conducting a simple survey.

As a result, it was found that the shifting of media watching videos does not affect the type of

video konten that is already there , but the shift is creating new types of video konten. New

types of video konten that appears on Youtube streaming video platform, such as vlog and

webseries .

Keywords : Shifting Media ; Video Konten; Youtube ;

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

3

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Televisi (TV) sebagai media informasi dan hiburan mulai dikembangkan secara massal sejak

tahun 1930-an, menggeser peran radio saat itu. TV mengalami masa keemasan pada tahun

1950 sampai 1960-an, saat itu 3 jaringan besar televisi Amerika, ABC, NBC dan CBS,

menyiarkan program berjenis Drama, Berita, Variety Show, Kuis dan Acara Permainan.

Program TV disiarkan secara terestrial hingga tahun 1980-1990, TV terestrial Amerika

digeser dengan TV kabel berbayar. Pada periode tersebut di Indonesia, barulah mulai muncul

stasiun-stasiun TV swasta. Di Indonesia, program TV yang paling diminati adalah program

bergenre drama. Hal tersebut dibuktikan dengan survei rating dan share yang dilakukan

perusahaan survei Nielsen. Berdasarkan riset yang dilakukan Nielsen pada November 2013 di

8 kota besar, didapatkan 16 dari top 30 program merupakan program drama. Di urutan kedua

ditempati oleh program hiburan (hiburan), kemudian program pertandingan olahraga.

Media Informasi dan hiburan saat ini tidak lagi hanya TV. Hadirnya internet memberikan

media tambahan untuk menerima berbagai informasi. Perkembangan internet pertama dimulai

sejak lahirnya World Wide Web (WWW) dan Internet Explorer pada tahun 1990-an. Setelah

itu hadir fitur-fitur internet lainnya, seperti email, beritagroup dan online service provider

(OSP). Kehadiran semua fitur-fitur tersebut merupakan bentuk kemajuan pesat dari internet

generasi pertama atau Web 1.0. Perkembangan internet selanjutnya adalah lahirnya wireless

fidelity (wifi), yaitu web tanpa kabel yang memanfaatkan gelombang radio rendah untuk

menghubungkan suatu alat ke internet atau ke alat lainnya. Lalu, pada tahun 2004,

dikembangkan suatu sistem internet yang membuat para penggunanya dapat saling

berkolaborasi dan berbagi data satu sama lain. Sistem internet baru ini disebut sebagai

internet generasi kedua atau Web 2.0. Internet generasi kedua memiliki kemampuan user

generated konten (UGC), di mana pengguna internet atau netizen dapat mengunggah data dan

mendistribusikannya ke seluruh dunia.

Kata atau istilah UGC mengacu pada media di mana konten nya dibuat dan dipublikasikan

oleh orang-orang amatir yang sudah mencapai titik akhir konsumsi. Di internet, UGC

mencakup seluruh bentuk, dari data teks, visual, audio bahkan audio visual. Keseluruhan data

tersebut tersedia pada platform seperti blog, media sosial dan video platform. Hasil penelitian

mengenai UGC di Amerika menyatakan, 6 dari 10 pengguna internet di Amerika melihat

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

4

konten dari UGC. Meskipun blog dan media sosial masih mendominasi kunjungan situs

netizen Amerika, namun dalam 6 tahun terjadi peningkatan 13% kunjungan pada video

platform.

Tabel 1: User-Generated Konten Consumer 2008-2013

(% of Pengguna internet)

Berbeda dengan TV, melalui video platform di web, pengguna internet atau netizen dapat

menonton video di manapun melalui mobile device. Perilaku tersebut didukung dengan

adanya teknologi wifi dan teknologi streaming. Selain itu, video platform di web

memungkinkan pengguna internet untuk memilih sendiri video yang ingin ditontonnya.

Terdapat fitur Video On Demand (VOD) pada beberapa video platform, yang memungkinkan

penontonnya untuk memilih sendiri video yang ingin ditonton. Salah satu platform yang

paling diminati adalah Youtube.

Youtube merupakan situs penyedia layanan video streaming. Situs ini didirikan pada tahun

2005 oleh Steve Chen, Chad Hurley dan Jawed Karim. Tidak hanya menyediakan video

streaming, tapi situs ini juga memungkinkan penggunanya untuk mengunggah video buatan

sendiri dan mempublikasikannya, sehingga video tersebut dapat ditonton oleh seluruh

pengguna di seluruh dunia. Saat ini Youtube sudah mencapai 1 milyar pengguna unik setiap

bulan. Dilansir dari data stastistik Youtube, sepanjang 6 milyar jam video telah ditonton

setiap bulan. Setiap hari jumlah langganan saluran Youtube bertambah. Dari segi bisnis,

terdapat lebih dari jutaan pengiklan beriklan di Youtube melalui Google Ads. Sejak tahun

2007, Youtube juga membuka kerjasama (partnership) dengan Youtube dalam hal penyediaan

konten.

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

5

Kehadiran internet dan perkembangannya memunculkan media baru untuk karya audio visual.

Video Streaming Platform memberikan pilihan lain bagi masyarakat dunia untuk menonton.

Jurnal ilmiah ini akan menggambarkan peralihan TV ke video streaming platform khusunya

dari sisi konten, dengan situs Youtube sebagai studi kasus.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pergeseran media menonton video terhadap jenis konten video

yang ada?

2. Untuk penyedia konten di Youtube, video yang bagaimanakah yang sebaiknya dibuat

agar menarik netizen untuk menonton?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pergeseran media menonton video dari media tradisional ke

media baru.

2. Mengetahui jenis video apa yang sebaiknya dibuat oleh penyedia konten (content

provider) di Youtube.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pengaruh dari pergeseran

media menonton video terhadap konten video untuk pembaca. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan mampu memberikan masukan kepada penyedia konten di Youtube mengenai jenis

konten video seperti apa yang sebaiknya dibuat.

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

6

II. TEORI DAN KONSEP PENELITIAN TULISAN

2.1. Teori Push content vs Pull content

Kehadiran internet menciptakan satu paradigma baru mengenai proses penyampaian

informasi dan pesan. Sebelum kehadiran internet, berbagai informasi dan pesan yang

dilakukan media merupakan komunikasi secara satu arah, dari satu ke banyak orang (push

content). Hal tersebut terlihat dari bagaimana pengiklan menentukan konten dan konsumer

bersifat pasif dalam menerima informasi. Saat ini berkat adanya internet, terdapat model aktif

komunikasi, di mana terdapat banyak informasi dan data di internet, dan pengguna hanya

menarik informasi yang terkait dengan dirinya (pull content). Berbeda dengan push content

yang memperlakukan orang sebagai pasif konsumer, tidak hanya penonton tapi juga pembuat

konten seperti produser atau sutradara, pull content memperlakukan orang atau pengguna

internet sebagai pembuat konten (prosumer1).

Dari segi distribusi, terdapat perbedaan proses distribusi yang terjadi akibat pergeseran media

konvensional TV ke media baru internet. Pada media konvensional TV, konten

didistribusikan menggunakan gelombang terestrial atau kabel/satelit secara searah, dari

stasiun TV ke masyarakat luas. Sebagai konsumen, penonton TV tidak dapat memilih sendiri

tayangan yang sesuai dengan keinginannya. Melihat perkembangan distribusi konten melalui

internet berawal dari teks, kemudian berkembang ke data audio atau musik dan saat ini video,

dapat diakses melalui media internet. Manusia semakin dimudahkan dengan perkembangan

teknologi. Kelahiran perangkat bergerak seperti smartphone, MP3 Player dan digital video

recorder seperti Tivo, semakin memudahkan kita sebagai konsumer dan pengguna internet

untuk mencari dan mendapatkan konten yang sesuai dengan keinginan. Meski beberapa

saluran media atau website terlihat seperti distribusi konvensional yang menyediakan akses

tunggal untuk mendapatkan bermacam-macam media, seperti yang dilakukan Netflix dan

Amazon, namun ada juga yang melakukan cara distribusi berbeda, di mana tidak terdapat

pusat distribusi sehingga memungkinkan penyedia konten mengambil konten penyedia

lainnya atau sebaliknya secara langsung, seperti yang dilakukan Ebay.

Pergeseran media konvensional TV (push model) dengan media baru internet (pull model)

tidak hanya merubah proses distribusi konten, bahkan terjadi perubahan terhadap produksi

1 Prosumer merupakan istilah yang pertama kali dikenalkan oleh Alvin Toffler dalam bukunya berjudul The

Third Wave. Istilah prosumer diambil dari kata profesional dan konsumer, yang berarti konsumen melakukan produksi sekaligus konsumsi.

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

7

konten itu sendiri. Pada media konvensional TV, konten diproduksi dan didistribusikan oleh

produser, sutradara dan sumber daya manusia profesional lainnya yang terkumpul di bawah

lembaga stasiun TV. Berdasarkan format program, ada 2 format yang menjadi bentuk dasar

sebuah program TV, yaitu wrapper format dan single format. Yang termasuk wrapper format

antara lain magazine, report, montage, actuality dan game. Sedangkan yang termasuk dalam

single format antara lain acara bincang, testimoni, drama, diskusi dan demonstrasi (Ria

Ernunsari: 2012). Jenis konten yang dibuat didasarkan pada permintaan pengambil keputusan,

seperti pengiklan atau pemilik stasiun TV. Para pengambil keputusan menjadikan hasil survei

rating dan share sebagai acuan dalam membuat suatu program. Tidak heran, rating dan share

menjadi dewa di bisnis TV. Menurut hasil survei rating dan share yang dilakukan oleh

lembaga Nielsen, hingga saat ini perolehan rating dan share tertinggi masih dipegang oleh

program drama. Lalu ditempat kedua ditempati program jenis Hiburan, dan ditempat ketiga

ditempati oleh program Olahraga (Nielsen: 2013)

Dengan model pull content, saat ini terjadi peningkatan pada angka generasi muda dalam

menyesuaikan konten sesuai kebutuhan mereka. Banyak pendengar musik yang mengunduh

musik kemudian memotong dan menyambungkannya dengan lagu lain (podcaster). Tidak

hanya membuat musik sendiri, podcaster juga membagikan musik mereka kepada teman dan

pengguna yang lebih luas. Fitur yang akhir-akhir ini meningkat penggunaannya dengan model

pull content adalah blogging. Dengan fitur blogging, pengguna dapat dengan cepat

mempublikasikan perspektif dan konten kreatif mereka, seperti musik, teks atau video dengan

cepat. Untuk konten video, saat ini ada situs yang memungkinkan pengguna untuk

mempublikasikan dan membagikan video buatan sendiri dengan cepat, yaitu situs Youtube.

Tahun 2012 lalu, CEO Google, Eric Scmidth, menyatakan bahwa Youtube telah

menggantikan TV sebagai media hiburan. Pernyataan tersebut dicetuskan setelah sekitar 100

saluran dari media terkenal dan artis Hollywood masuk ke situs Youtube.

2.2. Media Baru = Media Sosial

Youtube tidak hanya merupakan platform berbagi video, tapi juga sebuah jejaring sosial

(social networking). Situs ini dikembangkan oleh Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim

pada tahun 2005. Ketiganya menggunakan konsep UGC dalam mengembangkan situs

Youtube. Tujuannya untuk membantu orang-orang dalam mencari, menemukan dan saling

berbagi video buatan pengguna. Youtube sebagai sebuah social networking berbeda dengan

facebook atau twitter, social networking lainnya, yang mengandalkan pertemanan dan profile

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

8

pengguna. Youtube menggunakan video sebagai alat komunikasi dan pertemanan antara

pengguna (Paolillo, 2008; Lange, 2007b). Pengguna membangun komunikasi melalui video

buatan sendiri dan komentar pada video orang lain. Tidak hanya itu, Youtube juga

menyediakan forum bagi pengguna untuk dapat saling berhubungan dan memberi informasi

serta menginspirasi orang lainnya. Bagi pembuat konten dan pengiklan, Youtube membantu

dalam hal distribusi.

Popularitas Youtube semakin menanjak. Dalam rilis medianya mengenai data statistik situs

Youtube, pihaknya mengumumkan saat ini Youtube sudah mencapai angka 1 milyar

kunjungan setiap bulannya. Sekitar 80% kunjungan berasal dari luar US. Setiap menitnya,

sepanjang 100 jam durasi video diupload ke Youtube. Jutaan pengiklan, baik pengiklan bisnis

kecil maupun besar, beriklan di Youtube melalui Google Ads.

Youtube sebagai media pendukung kreativitas, mengajak orang-orang untuk berpartisipasi

membuat konten sendiri, dan secara tidak dipaksa terdapat aturan dalam produksi konten,

yaitu konten dengan durasi pendek dan resolusi yang rendah (Burgess & Green 2008).

Pernyataan oleh Burgess dan Green mengenai aturan durasi pendek video di Youtube di

dukung dengan pernyataan oleh pernyataan Miller (2005) dan pihak Mivo TV, sebuah

perusahaan web TV di Indonesia, dalam satu kesempatan presentasi. Menurut Miller, konten

video sebaiknya dibuat dengan durasi sependek mungkin. Sedangkan pihak Mivo TV

menyatakan rata-rata sebanyak 72% penonton video dengan durasi pendek, hanya 50% nya

yang menonton lebih panjang. Pernyataan tersebut didukung dengan data analisis Wistia,

sebuah web untuk mengunduh dan menganalisis video, mengenai durasi video di web. Durasi

video Youtube berhubungan dengan teknologi streaming. Semakin panjang durasi video,

maka semakin dibutuhkan kekuatan koneksi internet untuk streaming video tersebut.

Berkaitan dengan durasi video yang semakin pendek maka semakin baik, Mivo TV dalam

presentasinya melanjutkan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan video, yaitu:

1. Penempatan Informasi Penting di Awal Video

Hal ini berkaitan dengan perilaku penonton, yang dengan cepat memutuskan akan

menonton sampai habis atau tidak sebuah video. Rata-rata penonton video akan

memutuskan hal tersebut dalam waktu 20 detik pertama.

2. Setiap Potongan (Shot) Berisi Informasi Baru Spesifik

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

9

Hal ini penting agar video yang dibuat tidak bosan untuk ditonton. Selain itu jika

penonton mendapati tidak ada informasi baru yang terbentuk, mereka akan berhenti

menonton.

3. Sifat Alamiah Manusia: Tertarik dengan Kehidupan Orang Lain

Sifat alamiah manusia adalah tertarik dengan hal-hal yang dekat atau terkait dengan

kehidupan. Sifat alamiah tersebut bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dasar

dalam membuat video.

Grafik 1: Jumlah Penonton Video Berdasarkan Durasi

Selain durasi, konten video juga menjadi pertimbangan. Melanjuti presentasinya, Mivo TV

menyatakan yang penting dalam membuat konten video untuk web adalah keunikan dan

interactivity. Sebuah video sebaiknya menargetkan kelompok tertentu, mengangkat topik dari

sudut pandang personal, lucu dan menarik, serta konten videonya original (Miller). Meskipun

Youtube merupakan situs dengan konsep UGC, tapi terdapat beberapa jenis/genre video yang

populer dan bahkan menjadi viral. Menurut Mivo TV, terdapat 4 genre populer di Youtube,

yaitu Hiburan, Movies, Sports dan Berita.

Selain 4 jenis video tersebut, ada music video, tutorial dan video blog (vlogs) yang juga

memperkaya jenis konten di Youtube. Kehadiran music video pada tahun 2006 secara legal

oleh Sony Music dan Universal Music serta Abu Dhabi Media di Youtube melalui saluran

Vevo, berhasil menggantikan saluran MTV di media TV konvensional (Widiasmoro:2012).

Video blogging atau vlogs merupakan satu bentuk dominan yang terdapat di Youtube. Jenis

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

10

Lama mengakses Youtube dalam sehari

0-2 jam

3-5 jam

Lama menonton TV dalam sehari

0-2 jam

3-5 jam

video seperti ini diciptakan oleh pengguna dengan cara monolog, berbicara langsung kearah

kamera (Burgess & Green).

2.3. Metodologi

Analisis dalam penulisan jurnal ilmiah ini didasari atas survei sederhana, mengingat

keterbatasan waktu dan pendalaman masalah teknis. Penulis menggunakan hasil survei (data

primer), selain juga menggunakan sumber referensi lain (data sekunder) seperti buku/e-book,

jurnal, serta artikel yang diperoleh secara daring (online).

2.3.1 Sampel

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan survei dengan cara membagikan

kuisioner kepada 10 sampel dari populasi (pengguna Youtube sekaligus penonton

TV). Sampel diambil secara acak dengan syarat usia 18-34 tahun. Menurut data

statistik Youtube, pengguna Youtube terbesar datang dari kelompok umur tersebut.

2.3.2 Kuisioner

Untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan pergeseran media TV

konvensional oleh Youtube, penulis membuat kuisioner berdasarkan 2 variabel utama,

yaitu 1) variabel kuantitas jam menggunakan media TV dan Youtube, dan 2) variabel

jenis program/konten yang ditonton di TV konvensional dan Youtube. Selain itu

penulis memasukkan variabel tambahan, yaitu durasi video yang ditonton di Youtube.

Durasi merupakan salah satu faktor penting dalam menonton video di Youtube.

2.3.3 Hasil Survei

Dari survei yang dilakukan terhadap 10 orang sampel, didapatkan hasil sebagai berikut

Variabel 1: Kuantitas Jam Penggunaan Media TV dan Situs Youtube

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

11

Jenis Video yang ditonton di Youtube

entertainment

music video

tutorial

drama

Jenis program yang ditonton di TV

entertainment

gossip

drama

news

dokumenter

magazine

Durasi video yang ditonton di Youtube

4-6 menit

>10 menit

Variabel 2: Jenis Program / Konten Video yang Ditonton

Variabel 3: Durasi Video Youtube

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

12

III. PEMBAHASAN

Dari hasil survei terlihat pada variabel 1 (Kuantitas Jam Penggunaan Media TV dan Youtube)

penggunaan Youtube lebih banyak dibandingkan penggunaan media TV konvensional. Dari

10 responden, didapatkan sebanyak 50% - 50% pengguna Youtube mengakses situs tersebut

selama 0-2 jam dan 3-5 jam dalam sehari. Sedangkan penggunaan media TV konvensional

didominasi oleh menonton TV selama 0-2 jam sehari, yaitu sebanyak 80% pengguna TV.

Sisanya sebanyak 20% penonton TV menonton selama 3-5 jam. Hal ini menunjukkan

terjadinya pergeseran dari media TV konvensional ke Youtube. Hasil ini menunjukkan bukti

pembenaran teori model push content dan pull content. Kehadiran Youtube dengan konsep

UGC dan menggunakan model pull content menjadi salah satu pendorong pergeseran media

TV konvensional. Kemudahan yang didapatkan dari fitur pencarian konten yang sesuai

keinginan menjadi nilai tambah bagi pull content model. Hal tersebut dikuatkan dengan

pernyataan salah satu partisipan penelitian yang menyatakan alasannya menggunakan

Youtube karena adanya fitur pencarian. Selain itu, perkembangan teknologi perangkat juga

turut andil dalam pergeseran ini. Sebagai sebuah situs, Youtube dapat diakses dimana saja

memanfaatkan koneksi internet melalui mobile devices. Hasil riset yang dilakukan oleh

Google, sebanyak 56% orang menonton video secara online berawal dari smartphone.

Hasil survei yang didapatkan pada variabel 2 (Jenis program/konten video yang ditonton)

menunjukkan baik di TV konvensional maupun di Youtube jenis video hiburan paling

diminati. Jenis video hiburan mendapatkan angka 70% di TV dan 80% di Youtube. Hasil ini

tidak sesuai dengan hasil rating dan share dari Nielsen yang menunjukkan program drama

paling diminati di TV. Hal ini dikarenakan Youtube dan TV memiliki perbedaan segmentasi

pasar, dimana segmen penonton Youtube berasal dari kelompok umur 18-34 tahun (Robert

Kyncl: 2013). Jenis video kedua adalah Music Video. Jenis video ini hanya ditonton di

Youtube. Sebanyak 80% responden memilih tayangan ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Widiasmoro yang mengungkapkan peran TV dalam menampilkan musik video, khususnya

saluran MTV, telah digantikan oleh Youtube. Jenis video ketiga yaitu tutorial juga hanya

ditonton melalui Youtube. Sebanyak 50% responden memilih jenis video ini. Sedangkan jenis

video keempat yaitu gosip hanya ditonton melalui TV dan mendapatkan angka kecil, yaitu

10%. Jenis video kelima yaitu drama, mendapatkan angka penonton lebih besar di Youtube

daripada di TV, yaitu sebanyak 30% menonton di Youtube dan 20% menonton di TV. Jenis

video yang keenam, kategori berita, mendapatkan angka penonton besar di media TV, yaitu

70%. Sedangkan di Youtube hanya 20% penonton berita. Hasil ini didukung dengan

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

13

pernyataan 20% responden yang menyatakan alasannya menonton TV agar mendapatkan

informasi terkini. Jenis video selanjutnya adalah dokumenter, yang hanya mendapatkan angka

10% untuk masing-masing media TV ataupun Youtube.

Selain kategori video yang sudah ditentukan oleh penulis, rupanya terdapat beberapa kategori

video lain yang juga ditonton melalui Youtube dan TV. Di Youtube, terdapat kategori

webseries, pertandingan olahraga dan TV show. Web series merupakan program serial yang

ditayangkan di web. Sama seperti serial lainnya, kategori ini dapat berisi berbagai genre,

seperti drama atau dokumenter jalan-jalan. Di Indonesia, terdapat beberapa judul web series

yang populer, seperti "Malam Minggu Miko" dan "Jalan-Jalan Men". Kategori video ini

mendapatkan angka 10%. Kategori video lainnya yaitu pertandingan olahraga dan TV show

merupakan kategori yang biasanya tayang di TV. Kedua kategori tersebut mendapatkan angka

10%. Hasil ini dapat dijelaskan melalui data tambahan yaitu alasan menonton Youtube.

Sebanyak 30% responden menyatakan alasannya menonton Youtube agar dapat menonton

tayangan TV yang ketinggalan atau menonton ulang video tayangan TV (menonton rerun). Di

media TV konvensional terdapat kategori video lainnya yang dipilih oleh responden, yaitu

kategori magazine dan acara bincang. Video kategori magazine dipilih oleh 40% responden

sedangkan video kategori acara bincang dipilih oleh sebanyak 20% responden.

Untuk variabel tambahan dalam menggambarkan penggunaan Youtube didapatkan data

mengenai durasi video yang ditonton di Youtube. Sebanyak 80% responden menonton video

di Youtube dengan durasi 4-6 menit. Sisanya sebanyak 20% menonton video dengan durasi

>10 menit. Hasil ini membuktikan kebenaran konsep yang diungkapkan Mivo TV dan Miller,

bahwa dalam membuat konten video untuk web atau Youtube maka semakin pendek durasi

video akan semakin baik. Durasi 4-6 menit dirasakan pas dalam menyampaikan pesan,

sehingga tidak terasa terlalu cepat dan tidak juga terasa terlalu lama.

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

14

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Penjabaran mengenai pergeseran media TV konvensional ke Youtube telah dijelaskan melalui

penjabaran teori push model dan pull model serta konsep media sosial, yaitu mengenai situs

Youtube. Selain itu telah dibahas hasil data primer berupa data 10 responden yang didapatkan

dengan menyebar kuisioner dibandingkan dengan teori dan konsep yang ada. Berdasarkan

pembahasan diatas, didapatkan kesimpulan bahwa dari perbandingan kuantitas penggunaan

media TV dan Youtube, terlihat terjadinya pergeseran dari media TV konvensional ke media

baru seperti Youtube. Hal ini terlihat dari lebih lamanya responden menonton video melalui

Youtube dibandingkan menonton TV. Tapi jika melihat pergeseran dari sisi konten, terdapat

kategori konten video yang tidak terpengaruh dengan pergeseran ini, yaitu kategori video

hiburan, drama, berita dan dokumenter. Video kategori hiburan menjadi video paling diminati

baik di media TV maupun di Youtube. Selain itu ada kategori video yang sangat terpengaruh

dengan pergeseran media TV konvensional dengan Youtube, yaitu video kategori music

video. Munculnya Youtube memunculkan video dengan kategori baru, yaitu webseries. Lalu

dari data primer muncul kategori video yang merupakan jenis tayangan TV tapi ditonton di

Youtube, yaitu kategori olahraga dan TV show.

4.2. Saran

Pergeseran media TV ke Youtube tidak mempengaruhi jenis konten video yang ada. Hal ini

dapat dimanfaatkan oleh para penyedia konten khususnya media besar seperti stasiun TV

untuk mempertimbangkan mendistribusikan program TV tidak hanya melalui media

konvensional TV, tapi juga merambah ke Youtube. Memperluas media distribusi tidak hanya

dapat menambah jumlah penonton, tapi juga pemasukan iklan yang ada. Bagi penyedia

konten independen, dapat mempertimbangkan untuk membuat konten dengan kategori baru

seperti webseries atau vlog. Kategori ini merupakan kategori konten video yang mudah dan

tidak memerlukan budget terlalu besar dalam membuatnya.

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014

15

DAFTAR PUSTAKA

AP. (2013). Youtube: Battle with TV is Already Over. New York: diakses melalui

http://www.usatoday.com/story/tech/2013/05/02/Youtube-battle-television/2128921/

Burgess, Jean E. & Green, Joshua B. (2008). Agency and Controversy in the Youtube Community. Copenhagen:

QUT Digital Repository

Burgess, Jean E. & Green, Joshua B. (2009). The Entrepreneurial Vlogger: Participatory Culture Beyond the

Professional-Amateur Divide. Stockholm: diakses melalui

http://forskning.blogg.kb.se/files/2012/09/Youtube_Reader.pdf#page=204

Chandrataruna, Muhammad. & Wibowo, Tommy Adi. (2013). Youtube vs TV, Ini Kata Bos Google. Jakarta:

diakses melalui http://teknologi.berita.viva.co.id/berita/read/410052-Youtube-vs-TV--ini-kata-bos-google

Deliusno. (2013). Youtube Capai 1 Milyar Pengguna. Diakses melalui

http://tekno.kompas.com/read/2013/03/21/10151294/Youtube.capai.1.miliar.pengguna

Ernunsari, Ria. 2012. Presentasi: Format in Broadcasting. Jakarta

George, Carlisle & Scerri, Jackie. (2007). Web 2.0 and User-Generated Konten: legal challenges in the new

frontier. Diakses melalui http://www2.warwick.ac.uk/fac/soc/law/elj/jilt/2007_2/george_scerri/george_scerri.pdf Johnson. (2004). Consumer. Diakses melalui

http://people.clarkson.edu/~jjohnson//datacloud/archives/000356.html

Lange, Patricia G. (2009). Videos of Affinity on Youtube. Stockholm: diakses melalui

http://forskning.blogg.kb.se/files/2012/09/Youtube_Reader.pdf#page=204

Miller, Paul. (2005). WEB 2.0: Building The New Library. Inggris: Ariadne Issue 45

Mivo TV. 2013. Presentasi: Distribusi Program melalui Web. Jakarta

Susanto, Dwi Andi. (2013). Kantor Pertama Youtube adalah Sebuah Garasi. Diakses melalui

http://www.merdeka.com/teknologi/kantor-pertama-Youtube-adalah-sebuah-garasi-tekmatis.html

Webb, Paula L. (2007). Youtube and Libraries: It Could Be a Beautiful Relationship. Diakses melalui

http://crln.acrl.org/konten/68/6/354.full.pdf

Widiasmoro. (2012). Youtube adalah MTV, MP3 Player, dan Toko Musik Masa Kini. Diakses melalui

http://www.widiasmoro.com/2012/08/18/Youtube-adalah-mTV-mp3-player-dan-toko-musik-masa-kini/

Youtube. (2013). Statistics. Diakses melalui http://www.Youtube.com/yt/press/statistics.html

Analisis pengaruh ..., Annisa Inggita P, FISIP UI, 2014