UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran...

37
UNIT 1 (Transformator – pengujian efisiensi dan regulasi)

Transcript of UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran...

Page 1: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

UNIT 1 (Transformator – pengujian efisiensi dan regulasi)

Page 2: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 3: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 4: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00

Efis

ien

si

arus beban

Arus beban dan Efisiensi

0

1

2

3

4

5

6

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00

Re

gula

si

Arus Beban

Regulasi thd Arus Beban

Page 5: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

UNIT 2 (Hubungan primer dan sekunder trafo dan bilangan jam)

Page 6: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 7: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 8: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 9: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

UNIT 3

Page 10: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 11: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 12: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

UNIT 4

Page 13: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 14: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 15: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Unit 3.a

Kesimpulan sementara:

Efisiensi Transformator berbanding terbalik dengan pembebanan yang kita berikan.

Semakin naik beban yang diberikan maka nilai R makin naik sehingga perbandingan X/R menjadi kecil.

Page 16: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Unit 3.a.1

Unit 3.a.2

Page 17: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Unit 3.b

Unit 3.b.1

Page 18: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Unit 3.b.2

Kesimpulan sementara:

Regulasi berbanding lurus dengan power factor. Semakin besar nilai Regulasi, maka tegangan keluaran

semakin besar. Dengan nilai Tegangan output yang besar artinya faktor daya yang didapatkan semakin

besar. Karena Daya keluaran berbanding lurus dengan Tegangan output.

Page 19: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Unit 4.a

Kesimpulan sementara:

Untuk Grafik 4.a (atas)

Jika torsi makin besar maka Ia makin besar. Berdasarkan rumus T=k.Φ.Ia

Dan jika Ia besar maka Kecepatan akan berkurang. Berdasarkan rumus N=(Vt-Ia.Ra)/KΦ.

Untuk Grafik 4.a (bawah)

Terlihat bahwa N (kecepatan) berbanding terbalik dengan Ia.

N=(Vt-Ia.Ra)/KΦ

Page 20: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Unit 4.b

Page 21: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

UNIT 5

Junesly Milano 33699

Arief Budi M. 35231

Thevenin_Values =

VTh Theta RTh XTh

1.2606e+002 1.1011e+000 2.0591e-001 4.9058e-001

Kesimpulan sementara:

Semakin tinggi nilai shaft speed maka nilai torsi juga meningkat

Nilai torsi terus meningkat sampai mencapai puncaknya pada saat nilai shaft speed 1500 rpm

Setelah 1500 rpm torsi menurun hingga mencapai nilai 0 pada saat shaft speed 1800 rpm

Page 22: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 23: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 24: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 25: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 26: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 27: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

UNIT 5 clear; p=4; f=60; R1=0.2268; R2pr=0.12528; X1=0.51252; X2pr=0.76878;Rc=185.1;Xm=9.8554; V1=230/sqrt(3); RcXm=Rc*j*Xm/(Rc+j*Xm); VTh=RcXm*V1/(R1+j*X1+RcXm); ang=angle(VTh) *180/pi; VTh=abs(VTh); ZTh=RcXm*(R1+j*X1)/(RcXm+R1+j*X1); RTh=real(ZTh); XTh=imag(ZTh); Thevenin_Values=[ 'VTh' 'Theta'... 'RTh' 'XTh'] format short e [ VTh ang RTh XTh ] pause; npts=99; s=linspace(0.00001,1,npts); s=fliplr(s); ws=2/p*2*pi*f; R2pr0=R2pr; X2pr0=X2pr; smax=R2pr/sqrt(RTh^2+(XTh+X2pr)^2); for i=1:npts TTd(i)=3*VTh^2*R2pr/s(i)/ws/((RTh+R2pr/s(i))^2+(XTh+X2pr)^2); nm(i)=(1-s(i))*ws*30/pi; end plot(nm,TTd); grid; title('Speed-torque curve'); xlabel('Shaft speed, rpm'); ylabel('Torque (3T_d),N-m');

Page 28: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Parameter dikali dua R1=0.2268*2; R2pr=0.12528*2; X1=0.51252*2; X2pr=0.76878*2;Rc=185.1*2;Xm=9.8554*2;

Parameter dibagi dua R1=0.2268/2; R2pr=0.12528/2; X1=0.51252/2; X2pr=0.76878/2;Rc=185.1/2;Xm=9.8554/2;

Page 29: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

UNIT 6

Kesimpulan Unit 5 Pembebanan berbanding lurus dengan kenaikan arus jangkar. Semakin besar beban yang

diberikan, maka arus jangkar akan naik.

Hal ini mempengaruhi kecepatan putar motor, dimana semakin besar arus jangkar, kecepatan

putar motor semakin kecil.

T = k Ia

Dari rumus diatas, arus jangkar sebanding dengan torsi dan berbanding terbalik dengan

kecepatan.

Sehingga dapat disimpulkan, penambahan beban menyebabkan kenaikan torsi dan penurunan

kecepatan.

Page 30: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan

Kesimpulan 6 Power_3phsignaldq menggunakan metode Discrete Three-Phase Programmable Source block untuk menghasilkan tegangan 1 pu dengan beda fase 15o urutan positif. Pada detik 0.05 tegangan naik menjadi 1.5 pu dan pada detik ke 0.1 terjadi ketidakseimbangan dengan adanya penambahan 0.3 pu dengan urutan negatif. Dengan pergeseran fase sebesar -30o. Sequence Analyzer menggunakan analisis Fourier yang mendeteksi gejala harmonik dan ketidakseimbangan. Responnya pada step adalah sebuah siklus ramp. Transformasi abc-dq0 adalah instantenous. Ketidakseimbangan menghasilkan ripple pada keluaran tegangan V1 dan Phi1. UNIT 6 Kesimpulan Sementara :

Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis,

quadrature axis, dan urutan nol.

Transformasi abc – dq0 dapat digunakan untuk mempermudah analisis dari mesin sinkron

Page 31: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 32: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 33: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 34: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 35: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 36: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan
Page 37: UNIT 1 (Transformator pengujian efisiensi dan regulasi · Transformasi abc – dq0 mengubah besaran 3 fase (abc) ke sumbu dq0 (2 dimensi) direct axis, quadrature axis, dan urutan