Unilever

7
LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL DISUSUN OLEH : SWEETILLAH IDLFI ENSHARA 14/MPA-XXX B/23 KELAS D UNIVERSITAS GADJAH MADA PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

description

unilever

Transcript of Unilever

LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM KOMERSIAL

DISUSUN OLEH :SWEETILLAH IDLFI ENSHARA 14/MPA-XXX B/23KELAS D

UNIVERSITAS GADJAH MADAPENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS2015

Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen sehari-hari bagi masyarakat. Perusahaan ini didirikan tahun 1930 dan bermarkas si Rotterdam, Belanda dan London, Inggris. Terdaftar bahwa Unilever Global memiliki anak perusahaan diantaranya Hindustan Unilever, Unilever Australasia, Unilever Pakistan, dan Unilever Philippines.Unilever dibagi kedalam empat divisi utama : Personal Care (produksi dan penjualan produk perawatan kulit dan perawatan rambut, deodorant dan produk perawatan mulut); Food (produksi dan penjualan sup, saus, makanan ringan, margarin, dll); Home Care (produksi dan penjualan produk perawatan rumah termasuk bubuk, cairan dan kapsul, sabun dan juga produk pembersih lainnya); Beverages ( produksi dan penjualan produk minuman dan nutrisi). Sejauh ini Unilever telah menghasilkan lebih dari 400 merk produk yang dipasarkan ke seluruh dunia dan menjadi salah satu konsumsi paling diminati oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.Perusahaan yang sejak 1 Januari 2009 dipimpin oleh Paul Polman ini menjadi perusahaan produsen barang-barang konsumsi terbesar apabila diukur dari pendapatan setelah Procter & Gamble dan Nestle. Pada tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013, Unilever memiliki omset sebesar 49.797.000.000 yang 36 % berasal dari Personal Care, 27% dari Foods, 19% dari Beverages dan 18% dari Home Care. Selain itu juga, Unilever merupakan salah satu media pembeli terbesar di dunia, dan menginvestasikan sekitar 6.000.000.000 (US $ 8.000.000.000) dalam iklan dan promosi pada tahun 2010.

UNILEVER di INDONESIAUnilever di Indonesia sendiri didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama Zeepfabrieken N.V.Lever. Lalu pada 22 Juli 1980 nama perusahaan diubah menjadi PT. Lever Brothers Indonesia, dan pada 30 Juni 1997 nama perusahaan diubah menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk. hingga saat ini. Saham perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2011, saham perseroan menempati peringkat keenam kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia dan mempunyai lebih dari 1000 supplier. Serta menduduki peringkat kelima pada tahun 2013 sebagai Top 5 Biggest Market Capitalization. Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan, ada sekitar 174.000 jumlah karyawan yang dimiliki oleh Unilever Global yang lebih dari 6.000 jumlah karyawan di Unilever Indonesia yang tersebar di seluruh bagian.Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia: PT Anugrah Lever- didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain PT Technopia Lever- didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos PTKnorrIndonesia- diakuisisi pada 21 Januari 2004.

KONTRIBUSI UNILEVER di INDONESIA dan DUNIASecara umum, perolehan dan distribusi nilai ekonomi didasarkan pada pendapatan dan pengeluaran dari kegiatan operasional Unilever. Tingginya pertumbuhan ekonomi nasional telah berdampak pada berkembangnya ragam barang konsumsi yang ditawarkan di pasar. Di tahun 2012, Unilever membukukan peningkatan kinerja yang sangat mengagumkan. Selama tahun 2013, Unilever Indonesia berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp30,8 triliun, meningkat 12,7% dari tahun 2012. Penjualan ini berasal dari dua segmen usaha, yaitu Home and Personal Care dan Foods and Refreshment. Kontribusi masing-masing segmen tersebut terhadap penjualan bersih tahun 2013 adalah sebagai berikut: Home and Personal Care 72,9%; Foods and Refreshment 27,1%. Hasil segmen dihasilkan melalui kinerja yang kuat di kedua segmen usaha. Penjualan bersih dari Home and Personal Care, serta Foods and Refreshment meningkat masing-masing sebesar 12,5% dan 13,0% dari tahun 2012, menjadi Rp22,4 triliun dan Rp8,3 triliun pada tahun 2013. Peningkatan penjualan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan produk-produk melalui distributor-distributor di dalam negeri dan peningkatan penjualan eksporPada tahun 2013 untuk wilayah Eropa sendiri, Unilever berhasil meningkatkan pertumbuhan penjualan sebesar 14.9% dengan memperoleh keuntungan sebesar 13.500miliar disbanding tahun 2012. Sedangkan untuk wilayah Asia, Afrika, Rusia, Ukrania Unilever pada tahun 2013 mengalami kenaikan penjualan sebesar 13.3% dengan keuntungan sebesar 20.100 miliar. Selama 2012 dan 2011, Unilever berhasil meningkatkan nilai ekonominya menjadi Rp27.384 miliar di 2012, naik dari Rp23.615 miliar di 2011. Perusahaan ini mendistribusikan nilai ekonomi sebesar Rp14.939 miliar di 2012, naik dari Rp13.517 miliar di 2011, sementara nilai ekonomi yang ditahan meningkat dari Rp10.099 miliar di tahun 2011 menjadi Rp12.445 miliar di 2012.Untuk kesejahteraan karyawannya sendiri, Unilever menetapkan skema tunjangan karyawan yang berlaku di Unilever Indonesia, yaitu tunjangan pensiun manfaat yang akan diperoleh karyawan saat mencapai usia pensiun serta tunjangan jangka panjang lainnya. Kewajiban tunjangan jangka panjang bagi karyawan pada tahun 2012 mencapai Rp.391 miliar, sementara pada tahun 2011 mencapai Rp.256 miliar. Selain itu juga salah satu program Unilever adalah mendukung kegiatan usaha pada skala lokal. Unilever menjalankan peran aktif dalam mengembangkan perekonomian lokal, dengan mendorong perkembangan kemampuan masyarakat lokal dan menyediakan kesempatan usaha serta platform untuk meningkatkan teknologi mereka. Di tahun 2011, Unilever memperoleh bahan mentah dan bahan untuk kemasan dari 532 pemasok, sementara di tahun 2012 jumlahnya menjadi 572 pemasok. Jumlah pengeluaran untuk membayar pemasok lokal naik dari Rp7,5 triliun di 2011 menjadi Rp8,5 triliun di tahun 2012. Di tahun 2012 dan 2011, melalui YUI, Unilever telah mengeluarkan dana senilai Rp36,6 miliar dan Rp35,7 miliar untuk investasi yang signifikan terkait dukungan bagi ekonomi dan komunitas lokal. Pada 2020 Unilever memiliki program akan membeli 100% bahan baku pertanian secara berkelanjutan: 10% pada 2010; 30% pada 2012; 50% pada 2015; 100% pada 2020.

KONTRIBUSI UNILEVER di EKONOMI DUNIAApabila perusahaan multinasional seperti Unilever ini mengalami kebangkrutan tentu sedikit banyaknya akan mempengaruhi perekonomian global. Apabila kita lihat dari segi sumber daya yang digunakan oleh Unilever, dengan program Unilever untuk membantu industri lokal maka selama ini banyak petani dan pedagang lokal yang sangat terbantu untuk menjualkan hasil panennya, bukan hanya di Indonesia namun juga negara lainnya. Dengan bangkrutnya Unilever maka petani dan pedagang lokal tersebut akan kehilangan pihak yang selama ini menggunakan produk-produk mereka, dan mereka akan kesulitan untuk mencari cara kemana harus menjual produksi tani selain melalui penjualan lokal maupun ekspor.Kemudian dari segi karyawan saja Unilever bisa dibilang sangat berkontribusi bagi negara-negara yang terdapat induk perusahaan ataupun anak perusahaan didalamnya. Dengan total jumlah karyawan sekitar 174.000 orang yang menggantungkan karirnya pada perusahaan ini, maka apabila perusahaan ini bangkrut maka sejumlah itu pula karyawan yang akan kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilannya. Seperti contohnya di Indonesia saja, akan ada 6.000 orang yang akan kehilangan pekerjaan, dan itu akan menurunkan pendapatan nasional. Begitu pula dengan Negara lainnya seperti Belanda, Inggris, Australia, Asia, Pakistan, Filipina, Hindustan, dan lain-lain. Menurunnya pendapatan nasional Negara-negara tersebut juga akan menurunkan pendapatan ekonomi secara global.

REFERENSIhttp://www.unilever.com/http://www.unilever.co.id/http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_largest_manufacturing_companies_by_revenuehttp://vendriandinata.blogspot.com/2011/10/analisis-kasus-perusahaan-pt-unilever.htmlhttp://www.forbes.com/companies/unilever/http://fortune.com/global500/unilever-140/