Underground Coal Gasification Coaching With Surya Wanda

3
Underground Coal Gasification : Teknologi Alternatif Yang Aman Dan Ramah Lingkungan Dalam Memanfaatkan Batubara Tingkat Rendah Menuju Ketahanan Energi Nasional (Studi Kasus : Cekungan Sumatera Selatan) Firginawan Surya Wanda* Aufa Rifqi Alam* Yan Bachtiar Muslih* *Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro Produksi migas Indonesia mengalami penurunan 3-5 % (Rubiandini, 2013). Untuk itu, salah satu cara membangun ketahanan energi nasional adalah pemanfaatan sumberdaya melimpah seperti batubara tingkat rendah yang non-ekonomis (80 % batubara Indonesia) melalui teknologi Underground Coal Gasification, yaitu pembakaran batubara bawah tanah dengan mengkonversi menjadi gas sintetis untuk bahan bakar. Dibandingkan cara konvensional, UCG tidak memerlukan open pit, gas CO 2 yang tidak lepas, instalasi lebih murah sehingga bersifat aman dan ramah lingkungan. Indonesia memiliki 21 cekungan batubara, dengan cadangan total 65,4 juta ton atau 0.6 % cadangan batubara dunia (BP Statistical Review of World Energy, 2011). Cekungan Sumatera Selatan adalah salah satu cekungan batubara dengan cadangan sebesar 21.335.612.000 ton (Budi, 2002). Formasi pembawa batubara yang difokuskan dalam penelitian ini adalah Formasi Muara Enim dengan lapisan target Mangus dan Suban. Tuj uan penulisan ini adalah mengevaluasi potensi menggunakan data pemboran pada NBG-01 yang dilakukan oleh PSDG tahun 2010. Menurut kriteria UCG Play Characterization (Sallans, 2010) kedua lapisan ini memenuhi kriteria, sesuai dengan hasil analisis proksimat. Total sumberdaya batubara daerah Nibung adalah 94.449.090,15 ton atau cadangan UCG sebesar 15,748 Tscf. Berdasarkan persamaan linear Ranalarko dan Khaeri, 2010 didapatkan nilai kalori per meter kubik batubara di daerah Nibung (nilai kalori per kg sebesar 6346) sebesar 886.257 kcal/m3, nilai kalorifik gas ton sebesar 0,100 MMBTU/Mscf. Dengan cadangan gas UCG sebesar sebesar 15,748 Bscf, gas UCG dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik dengan kaspasitas 300 MW selama 53 tahun. Kapasitas ini berguna untuk

description

UCG

Transcript of Underground Coal Gasification Coaching With Surya Wanda

Underground Coal Gasification : Teknologi Alternatif Yang Aman Dan Ramah Lingkungan Dalam Memanfaatkan Batubara Tingkat Rendah Menuju Ketahanan Energi Nasional (Studi Kasus : Cekungan Sumatera Selatan)

Firginawan Surya Wanda*

Aufa Rifqi Alam*

Yan Bachtiar Muslih*

*Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro

Produksi migas Indonesia mengalami penurunan 3-5 % (Rubiandini, 2013). Untuk itu, salah satu cara membangun ketahanan energi nasional adalah pemanfaatan sumberdaya melimpah seperti batubara tingkat rendah yang non-ekonomis (80 % batubara Indonesia) melalui teknologi Underground Coal Gasification, yaitu pembakaran batubara bawah tanah dengan mengkonversi menjadi gas sintetis untuk bahan bakar. Dibandingkan cara konvensional, UCG tidak memerlukan open pit, gas CO2 yang tidak lepas, instalasi lebih murah sehingga bersifat aman dan ramah lingkungan. Indonesia memiliki 21 cekungan batubara, dengan cadangan total 65,4 juta ton atau 0.6 % cadangan batubara dunia (BP Statistical Review of World Energy, 2011). Cekungan Sumatera Selatan adalah salah satu cekungan batubara dengan cadangan sebesar 21.335.612.000 ton (Budi, 2002). Formasi pembawa batubara yang difokuskan dalam penelitian ini adalah Formasi Muara Enim dengan lapisan target Mangus dan Suban. Tujuan penulisan ini adalah mengevaluasi potensi menggunakan data pemboran pada NBG-01 yang dilakukan oleh PSDG tahun 2010. Menurut kriteria UCG Play Characterization (Sallans, 2010) kedua lapisan ini memenuhi kriteria, sesuai dengan hasil analisis proksimat. Total sumberdaya batubara daerah Nibung adalah 94.449.090,15 ton atau cadangan UCG sebesar 15,748 Tscf. Berdasarkan persamaan linear Ranalarko dan Khaeri, 2010 didapatkan nilai kalori per meter kubik batubara di daerah Nibung (nilai kalori per kg sebesar 6346) sebesar 886.257 kcal/m3, nilai kalorifik gas ton sebesar 0,100 MMBTU/Mscf. Dengan cadangan gas UCG sebesar sebesar 15,748 Bscf, gas UCG dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik dengan kaspasitas 300 MW selama 53 tahun. Kapasitas ini berguna untuk penambahan kebutuhan listrik intrakoneksi Sumatera-Jawa-Bali, dan menopang konsumsi listrik Jawa-Bali (80 % kebutuhan listrik nasional). Kata Kunci : UCG, Kebutuhan Listrik, Analisis Proksimat, Cekungan Sumatera SelatanUnderground Coal Gasification : The Safe Alternative Technology and Eco-Friendly in Utilization of Low-Level Coal Towards National Energy Sustainability (Case Study : South Sumatera Basin)Firginawan Surya Wanda*

Aufa Rifqi Alam*

Yan Bachtiar Muslih*

*Department of Geological Engineering, Diponegoro UniversityIndonesian oil and gas production decreased 3-5 % (Rubiandini,2013). One solution to build national energy sustainability is utilization of abundant resources, such as non-economic low-level coal (80% Indonesian coal) by using Underground Coal Gasification technology, i.e. the combustion of underground coal in order to convert it into synthetic gas for fuel. Compared to conventional methods, UCG doesnt need an open-pit, unreleased CO2, cheaper installation, so that is safe an environmentally friendly. Indonesia has 21 coal basins, with total reserves of 65.4 million tons or 0.6% of world coal reserves (BP Statistical Review of World Energy, 2011). South Sumatra Basin is one of the coal basin with reserves of 21,335,612,000 tons (Budi, 2002). Coal Formation which is focused in this research is Muara Enim Formation with the target layer Mangus and Suban. The purpose of this paper is to evaluate the coal potential based on NBG-01 drilling data conducted by PSDG in 2010. According to the criteria of UCG Play characterization (Sallans, 2010) Both layer meets the criteria, it is appropriate to the results of proximate analysis. Total coal resources in Nibung is 94.449.090,15 ton or 15,748 Tscf in UCG reserves. Based on Ranalarko and Khaeri, 2010 linear equations, calories per meter cubic value of coal in Nibung (calorific value per kg = 6346) is 886 257 kcal/m3, calorific gas tons value is 0,100 MMBTU / Mscf. With UCG gas reserves amounted to 15.748 BSCF, UCG gas could be used as power plant for electricity with capacity of 300 MW for 53 years. That capacity is useful for additional demand for electricity in Sumatra-Java-Bali, and supporting Java-Bali electricity consumption (80% of national electricity consumption).Keywords : UCG, Electricity Needs, Proximate Analysis, South Sumatera Basin