UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

26
UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0 PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

description

UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0. PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH. PENDAHULUAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

Page 1: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

PERIMBANGAN KEUANGAN

ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH

Page 2: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

PENDAHULUAN

• Pembentukan Undang-undang tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, dimaaaksudkan untuk mendukung pendanaan atas penyerahan urusan kepada pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah

• Pendanaan tersebut menganut prinsip money follows function, yang mengandung makna bahwa pendanaan mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan.

• Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, mencakup pembagian keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah secara proporsional, demokratis, adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah

Page 3: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

Penentuan dasar-dasar perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah dilandasi oleh tiga fungsi utama yang diemban oleh pemerintah, yaitu;1.Fungsi distribusi2.Fungsi stabilisasi3.Fungsi Alokasi

• Fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi pada umumnya lebih efektif dan tepat dilaksanakan oleh Pemerintah.

• Sedangkan fungsi alokasi pada umumnya lebih efektif dan tepat dilaksanakan oleh pemerintahan daerah yang lebih mengetahui kebutuhan, kondisi dan situasi masyarakat setempat.

Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, penyerahan, pelimpahan dan penugasan urusan pemerintahan kepada daerah secara nyata dan bertanggung jawab harus diikuti dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional secara adil, termasuk perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah.

Page 4: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

• Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdiri atas:– Dana Bagi Hasil (DBH)– Dana Alokasi Umum (DAU)– Dana Alokasi Khusus

• Dana perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara pusat dan daerah, serta untuk menurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah.

• Ketiga komponen dana perimbangan merupakan sistem transfer dana dari pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh

Page 5: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

DANA BAGI HASIL MENURUT:

UU No.25 Tahun 1999 UU No.33 Tahun 2004 Bagi hasil pajak:•Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)•Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (HPHTB)

DBH yang bersumber dari Pajak:•Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)•Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)•Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21

Bagi Hasil SDA :•Sektor Pertambangan Minyak•Sektor Pertambangan Gas Alam•Sektor Pertambangan Umum•Sektor Kehutanan•Sektor Perikanan

DBH yang bersumber dari SDA :•Kehutanan•Pertambangan Umum•Perikanan•Pertambangan Minyak bumi•Pertambangan Gas Bumi•Pertambangan Panas Bumi

Page 6: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN:

UU No.25 Tahun 1999 UU No.33 Tahun 2004 Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan

Sebesar 90 % untuk daerah dg rincian:•16.2 % untuk provinsi ybs•64 % untuk kabupaten/kota ybs•9 % untuk biaya pemungutan

Sebesar 90 % untuk daerah dg rincian:•16.2 % untuk provinsi ybs•64 % untuk kabupaten/kota ybs•9 % untuk biaya pemungutan

Sebesar 10% bagian Pemerintah, dibagikan kepada seluruh kabupaten/kota didasarkan atas realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan, dengan imbangan;•65 % dibagikan secra merata kepada seluruh kabupaten/kota•35 % dibagikan sebagai insentif kepada kabupaten/kota yang realisasi tahun sebelumnya mencapai/ melampaui rencana penerimaan sektor tertentu

Sebesar 10% bagian Pemerintah, dibagikan kepada seluruh kabupaten/kota didasarkan atas realisasi penerimaan PBB tahun anggaran berjalan, dengan imbangan:•65 % dibagikan secra merata kepada seluruh kabupaten/kota•35 % dibagikan sebagai insentif kepada kabupaten/kota yang realisasi tahun sebelumnya mencapai/ melampaui rencana penerimaan sektor tertentu

Page 7: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999 UU No.33 Tahun 2004Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan Sebesar 80 % untuk daerah dg rincian:•16 % untuk provinsi ybs•64 % untuk kabupaten/kota ybs

Sebesar 80 % untuk daerah dengan rincian :

•16 % untuk provinsi ybs•64 % untuk kabupaten/kota ybs

Sebesar 20 % bagian Pemerintah, dibagikan dengan porsi sama besar untuk seluruh kabupaten dan kota

Sebesar 20 % bagian Pemerintah, dibagikan dengan porsi sama besar untuk seluruh kabupaten dan kota

Page 8: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999 UU No.33 Tahun 2004PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21

PPh Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21

Sebesar 20% untuk daerah dg rincian:40% untuk provinsi

60% untuk kabupaten/kota

Page 9: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999 UU No.33 Tahun 2004SDA sektor Kehutanan DBH dari penerimaan

Kehutanan

Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH)Provis Sumber Daya Hutan•20% untuk Pemerintah•80% untuk daerah

Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH)Provis Sumber Daya Hutan•20% untuk Pemerintah•80% untuk daerah

IHPH yang menjadi bagian daerah, dibagi:•16% untuk propinsi•64% untuk kabupaten/kota penghasilPSDH yang menjadi bagian daerah, dibagi•16% untuk provinsi•32% untuk kabupaten/kota penghasil•32% dibagikan dengan porsi sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

IHPH yang menjadi bagian daerah, dibagi:

16% untuk propinsi64% untuk kabupaten/kota penghasil

PSDH yang menjadi bagian daerah, dibagi•16% untuk provinsi•32% untuk kabupaten/kota penghasil•32% dibagikan dengan porsi sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs.

Page 10: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999 UU No.33 Tahun 2004

Bagi Hasil SDA Dana Reboisasi TIDAK DIBAGIHASILKAN

DBH dari penerimaan Dana Reboisasi

Disalurkan dalam bentuk DAK Dana Reboisasi

•60% Bagian Pemerintah untuk rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional

•40 % Bagian Daerah penghasil digunakan untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di kabupaten/kota penghasil

Page 11: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999

UU No.33 Tahun 2004

SDA sektor Pertambangan Umum

DBH dari Penerimaan Pertamb. Umum

Penerimaan Iuran Tetap (land-rent)Penerimaan Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalty)•20 % untuk Pemerintah•80% untuk daerah

Penerimaan Iuran Tetap (land-rent)Penerimaan Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalty)•20 % untuk Pemerintah•80% untuk daerah

Land-rent yang menjadi bagian daerah, dibagi•16% untuk provinsi •64% untuk daerah

Royalty yang menjadi bagian daerah, dibagi:•16% untuk provinsi •64% untuk kabupaten/kota penghasil•32% dibagikan dengan porsi sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

Land-rent yang menjadi bagian daerah, dibagi•16% untuk provinsi •64% untuk daerah

Royalty yang menjadi bagian daerah, dibagi:•16% untuk provinsi •64% untuk kabupaten/kota penghasil•32% dibagikan dengan porsi sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

Page 12: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999

UU No.33 Tahun 2004

SDA Sektor Perikanan DBH dari penerimaan Perikanan

•Penerimaan Pungutan Pengusahaan Perikanan•Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan•Dibagikan dengan porsi sama besar kepada kabupaten/kota seluruh Indonesia

•Penerimaan Pungutan Pengusahaan Perikanan•Penerimaan Pungutan Hasil Perikanan•Dibagikan dengan porsi sama besar kepada kabupaten/kota seluruh Indonesia

Page 13: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999

UU No.33 Tahun 2004

SDA sektor Minyak Bumi DBH dari penerimaan Pertambangan minyak Bumi

85% untuk pemerintah15% untuk daerahBagian Daerah sebesar 15 %, dibagi dengan Rincian:

•3% untuk provinsi ybs •6% untuk kabupaten/kota penghasil•6% untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

84,5% untuk pemerintah15,5% untuk daerahBagian Daerah sebesar 15 %, dibagi dengan rincian

•3% untuk provinsi ybs•6% untuk kabupaten/kota penghasil•6% untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

Sebesar 0,5% dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar, dengan rincian:•0,1% untuk provinsi ybs•0,2% untuk kabupaten/kota penghasil•0,2% dibagikan dengan porsi sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

Page 14: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999

UU No.33 Tahun 2004

SDA sektor Gas Alam DBH dari penerimaan Pertambangan Gas Bumi

70% untuk Pemerintah30% untuk daerahBagian Daerah sebesar 30%, dibagi dengan rincian:•6% untuk provinsi ybs•12% untuk kabupaten/kota penghasil•12% untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

69,5% untuk Pemerintah30,5% untuk daerahBagian Daerah sebesar 30%, dibagi dengan rincian:

•6% untuk provinsi ybs•12% untuk kabupaten/kota penghasil•12% untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

Sebesar 0,5% dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar, dengan rincian:•0,1% untuk provinsi ybs•0,2% untuk kabupaten/kota penghasil•0,2% dibagikan dengan porsi sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs

Page 15: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

RINCIAN PROSENTASE PEMBAGIAN :

UU No.25 Tahun 1999

UU No.33 Tahun 2004

DBH dari penerimaan Pertambangan Panas Bumi TIDAK DIBAGI HASILKAN

DBH dari penerimaan Pertambangan Panas Bumi

20% untuk Pemerintah80% untuk daerahPenerimaan pertambangan panas bumi terdiri atas•Setoran Bagian pemerintah•Iuran tetap dan iuran produksi80%menjadi bagian daerah, dibagi•16% untuk propinsi•32% untuk kabupaten/kota penghasil•32% dibagikan dengan porsi sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi ybs.

Page 16: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

• Dana Bagi Hasil disalurkan berdasarkan realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan

• Realisasi penyaluran DBH sektor minyak bumi dan gas bumi tidak melebihi 130% dari asumsi dasar harga minyak bumi dan gas bumi dalam APBN tahun berjalan

• Dalam hal DBH sektor minyak bumi dan gas bumi melebihi 130% penyaluran dilakukan melalui mekanisme APBN Perubahan

• Pelanggaran terhadap penggunaan alokasi 0,5% DBH dari pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi yang dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan serta porsi pengalokasiannya, dikenakan sanksi administrasi berupa pemotongan atas penyaluran DBH sektor Minyak Bumi dan Gas Alam

Page 17: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

DANA ALOKASI UMUM

• Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN

Kebutuhan fiskal merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum, yang diukur dengan jumlah penduduk, luas wilayah, IKK, PDRB per kapita dan Indek Pembangunan Manusia

Kapasitas fiskal daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil

• DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi

kapasitas fiskal Alokasi Dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji PNSD

Page 18: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

DANA ALOKASI UMUMlanjutan….

• Proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota

• DAU atas dasar celah fiskal suatu provinsi dihitung berdasrkan perkalian bobot daerah provinsi ybs dengan jumlah DAU seluruh daerah provinsi

Bobot daerah provinsi merupakan perbandingan antara celah fiskal provinsi ybs dan total celah fiskal seluruh provinsi

• DAU atas dasar celah fiskal suatu kabupaten/kota dihitung berdasrkan perkalian bobot daerah kabupaten/kota ybs dengan jumlah DAU seluruh daerah kabupaten/kota Bobot daerah kabupaten/kota merupakan

perbandingan antara celah fiskal kabupaten/kota ybs dan total celah fiskal seluruh kabupaten/kota

Page 19: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

DANA ALOKASI UMUMlanjutan….

• Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan nol, menerima DAU sebesar alokasi dasar Kebutuhan Fiskal = 100 miliar Kapasitas Fiskal = 100 miliar Alokasi Dasar = 50 miliar

Celah Fiskal = 100 miliar – 100 miliar = 0

DAU = Alokasi Dasar

Total DAU = 50 miliar

Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal

Page 20: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

DANA ALOKASI UMUMlanjutan….

• Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif, nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar, menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah dikurangi nilai celah fiskal

Kebutuhan Fiskal = 100 miliar Kapasitas Fiskal = 125 miliar Alokasi Dasar = 50 miliar

Celah Fiskal = 100 miliar – 125 miliar = - 25 miliar

DAU = Celah Fiskal + Alokasi Dasar

Total DAU = - 25 miliar + 50 miliar = 25 miliar

Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal

Page 21: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

DANA ALOKASI UMUMlanjutan….

• Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif, nilai negatif tersebut sama atau lebih besar alokasi dasar, tidak menerima DAU

Kebutuhan Fiskal = 100 miliar Kapasitas Fiskal = 175 miliar Alokasi Dasar = 50 miliar

Celah Fiskal = 100 miliar – 175 miliar = - 75 miliar

DAU = Celah Fiskal + Alokasi Dasar

Total DAU = - 75 miliar + 50 miliar = -25 miliar

Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal

-25 miliar atau disesuaikan menjadi NOL

Page 22: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

DANA ALOKASI KHUSUS

• DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah

Kriteria umum Kriteria khusus Kriteria teknis

Kegitan khusus sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN

• Pemerintah menetapkan kriteria DAK yang meliputi :

Page 23: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

• Kriteria Umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dalam APBD Kemampuan keuangan daerah = Penerimaan Umum APBD –

Belanja Pegawai Daerah

• Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah

DANA ALOKASI KHUSUSlanjutan….

• Kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian negara/ departemen teknis

Penerimaan Umum = PAD + DAU + (DBH – DBHDR)

Belanja Pegawai Daerah = Belanja PNS D

Yang dimaksud peraturan perundang-undangan adalah undang-undang yang mengatur kekhususan suatu daerah

Karakteristik daerah a.l daerah pesisir dan kepulaun, daerah terpencil/tertinggal, daerah perbatasan dengan negara lain

Meliputi standar kualitas/kuantitas konstruksi, serta perkiraan manfaat lokal dan nasinal yang menjadi indikator dalam perhitungan teknnis

Page 24: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

• Pelaksanaan tambahan DBH sektor minyak bumi dan gas bumi sebesar 0,5% dilaksanakan mulai tahun 2009

KETENTUAN PERALIHAN

85% untuk pemerintah 15% untuk daerah

• Sejak berlakunya UU No. 33 Tahun 2004, sampai dengan tahun 2008, penerimaan DBH sektor minyak bumiyang dihasilkan dari wilayah yang bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibagi dengan imbangan :

• Sejak berlakunya UU No. 33 Tahun 2004, sampai dengan tahun 2008, penerimaan DBH sektor gas bumi yang dihasilkan dari wilayah yang bersangkutan setelah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibagi dengan imbangan :

70% untuk pemerintah 30% untuk daerah

Page 25: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

• Sejak berlakunya UU No. 33 Tahun 2004, sampai dengan tahun 2007, DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 25,5% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN

• Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian negara/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang menurut perundang-undangan menjadi urusan daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK

KETENTUAN PERALIHANlanjutan….

• Ketentuan DAU sebagaimana diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004 ini, dilaksanakan sepenuhnya mulai tahun 2008

Page 26: UNDANG-UNDANG NO. 33/2004 TENTANG0

TERIMAKASIH

Atas

Perhatian anda