DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara...

92
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 51 /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos tertentu yang memerlukan perlakuan khusus diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Transcript of DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara...

Page 1: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

NOMOR: PER- 51 /PB/2008

TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos tertentu yang memerlukan perlakuan khusus diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

Page 2: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang APBN Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4778 );

6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : P E R A T U R A N D I R E K T U R J E N D E R A L PERBENDAHARAAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.

BAB I

PENDAHULUAN

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan:

1) Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari

Page 3: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

2) Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

3) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.

4) Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.

5) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

6) Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

7) Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, yang pengelolaan keuangannya diselenggarakan sesuai dengan peraturan pemerintah terkait.

BAB II

PELAPORAN KEUANGAN

Pasal 2

(1) Entitas pelaporan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.

(2) Entitas Akuntansi wajib menyampaikan laporan keuangan

Page 4: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

selaku kuasa pengguna anggaran/barang secara periodik dan berjenjang kepada entitas pelaporan.

(3) Entitas pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tertera pada lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

(4) Kementerian Negara/Lembaga membentuk struktur organisasi akuntansi sebagaimana tertera pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

(5) Entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada kementerian negara/lembaga menyusun laporan keuangan menurut tata cara sebagaimana diatur pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

(6) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan hasil penggabungan laporan keuangan yang berasal dari entitas akuntansi di lingkungan kementerian negara/lembaga termasuk entitas akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.

(7) Tata cara penyajian Laporan Keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BA 062 dan 069) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tersendiri.

Pasal 3

(1) Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna Barang Milik Negara (BMN) wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Barang Pengguna Semester/Tahunan.

(2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada kementerian negara/lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

Pasal 4

(1) Dalam penyusunan laporan keuangan, kementerian negara/lembaga wajib membentuk dan menunjuk unit akuntansi keuangan/barang milik negara dengan ketentuan:

a) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) pada tingkat satuan kerja penerima Daftar Isian Pelaksanaan

Page 5: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

Anggaran (DIPA) atau dokumen anggaran lain yang dipersamakan;

b) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W) pada tingkat Kantor Wilayah;

c) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon 1 (UAPPA/B-E1) pada tingkat Eselon 1;

d) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B) pada tingkat kementerian negara/lembaga.

(2) Kementerian negara/lembaga yang mempunyai unit vertikal di daerah tetapi tidak mempunyai Kantor Wilayah wajib membentuk UAPPA/B-W dengan menunjuk salah satu satuan kerja di wilayah sebagai UAPPA/B-W;

(3) Kementerian negara/lembaga menetapkan dinas provinsi/ kota/kabupaten sebagai UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan atas usulan Kepala Daerah;

(4) Kepala Daerah bersama-sama dengan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan menunjuk dan menetapkan Koordinator UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

BAB III

DOKUMEN SUMBER PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Pasal 5

(1) Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga adalah dokumen sumber tahun anggaran berjalan sampai dengan 31 Desember.

(2) Dokumen sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam pencatatan saldo awal BMN.

Pasal 6

Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

Page 6: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

BAB IV

REKONSILIASI DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Pasal 7

(1) Dalam penyajian Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga wajib melakukan rekonsiliasi dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAKPA dilakukan dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setiap bulan;

b) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W dilakukan dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

c) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-E1 dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester.

d) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPA dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester;

(2) Pedoman rekonsiliasi laporan barang diatur lebih lanjut dengan peraturan bersama Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

Pasal 8

(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga terdiri dari:

a) Laporan Realisasi Anggaran;

b) Neraca;

c) Catatan atas Laporan Keuangan.

(2) Laporan Barang sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) disajikan sebagai lampiran Catatan atas Laporan Keuangan.

(3) Sistematika dan contoh format penyajian laporan keuangan ditetapkan dalam lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

Page 7: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

(4) Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) wajib dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

(5) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan unit organisasi lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, yang menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara berdasarkan peraturan perundang-undangan, wajib menyampaikan laporan barang tersebut kepada Menteri Keuangan.

BAB V

REVIU DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Pasal 9

(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran dan tahunan wajib direviu oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan.

(2) Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan kementerian negara/lembaga.

(3) Pelaksanaan reviu oleh aparat pengawas intern mengacu kepada Peraturan Dirjen Perbendaharaan tentang Pedoman Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Pasal 10

(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

(2) Laporan Keuangan Tingkat Eselon 1 semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Pimpinan Eselon 1.

(3) Laporan Keuangan Tingkat Wilayah semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Kepala Kantor/Koordinator Wilayah.

(4) Laporan Keuangan Tingkat Satuan Kerja semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja.

Page 8: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

Pasal 11

(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sudah disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan pada tanggal terakhir bulan Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

(2) Laporan Barang Pengguna Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sudah diterima oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Kekayaan Negara selambat-lambatnya tanggal 15 Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

Pasal 12

Kementerian Negara/Lembaga harus mengungkapkan dalam Laporan Keuangannya:

a) Temuan BPK dan tindak lanjut atas temuan dimaksud dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

b) Rekening pemerintah yang dikelola.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 13

Entitas Pelaporan yang memerlukan perlakuan khusus dalam penyusunan laporan keuangan akan diatur secara terpisah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Page 9: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 20 November 2008

Page 10: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Entitas Pelaporan - Halaman I.1

ENTITAS PELAPORAN

No. Kode BA Uraian Bagian Anggaran

1. 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat 2. 002 Dewan Perwakilan Rakyat 3. 004 Badan Pemeriksa Keuangan 4. 005 Mahkamah Agung 5. 006 Kejaksaan Agung 6. 007 Sekretariat Negara 7. 010 Departemen Dalam Negeri 8. 011 Departemen Luar Negeri 9. 012 Departemen Pertahanan

10. 013 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia 11. 015 Departemen Keuangan 12. 018 Departemen Pertanian 13. 019 Departemen Perindustrian 14. 020 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 15. 022 Departemen Perhubungan 16. 023 Departemen Pendidikan Nasional 17. 024 Departemen Kesehatan 18. 025 Departemen Agama 19. 026 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 20. 027 Departemen Sosial 21. 029 Departemen Kehutanan 22. 032 Departemen Kelautan dan Perikanan 23. 033 Departemen Pekerjaan Umum 24. 034 Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 25. 035 Menko Bidang Perekonomian 26. 036 Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat 27. 040 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 28. 041 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara 29. 042 Kementerian Negara Riset dan Teknologi 30. 043 Kementerian Negara Lingkungan Hidup 31. 044 Kementerian Negara Koperasi dan UKM 32. 047 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 33. 048 Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 34. 050 Badan Intelijen Negara 35. 051 Lembaga Sandi Negara 36. 052 Dewan Ketahanan Nasional 37. 054 Badan Pusat Statistik 38. 055 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 39. 056 Badan Pertanahan Nasional 40. 057 Perpustakaan Nasional

Page 11: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Entitas Pelaporan - Halaman I.2

No. Kode BA Uraian Bagian Anggaran

41. 059 Departemen Komunikasi dan Informatika 42. 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia 43. 061* Cicilan Bunga Utang 44. 062* Subsidi dan Transfer 45. 063 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 46. 064 Lembaga Ketahanan Nasional 47. 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 48. 066 Badan Narkotika Nasional 49. 067 Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal 50. 068 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 51. 069* Belanja Lain-Lain 52. 070* Dana Perimbangan 53. 071* Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang 54. 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 55. 075 Badan Meteorologi dan Geofisika 56. 076 Komisi Pemilihan Umum 57. 077 Mahkamah Konstitusi 58. 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 59. 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 60. 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 61. 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 62. 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 63. 083 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional 64. 084 Badan Standardisasi Nasional 65. 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir 66. 086 Lembaga Administrasi Negara 67. 087 Arsip Nasional Republik Indonesia 68. 088 Badan Kepegawaian Negara 69. 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 70. 090 Departemen Perdagangan 71. 091 Kementerian Negara Perumahan Rakyat 72. 092 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga 73. 093 Komisi Pemberantasan Korupsi 74. 094 Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias 75. 095 Dewan Perwakilan Daerah 76. 096* Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri 77. 097* Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Dalam Negeri 78. 098* Penerusan Pinjaman 79. 099* Penyertaan Modal Negara 80. 100 Komisi Yudisial 81. 101* Penerusan Pinjaman Sebagai Hibah 82. 102* Penerusan Hibah 83. 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana 84. 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 85. 105 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo

* Tata Cara Pelaporan Keuangan atas Bagian Anggaran ini tidak diatur dalam Perdirjen ini

Page 12: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Entitas Pelaporan - Halaman I.3

Unit organisasi lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, tetapi mengelola dana APBN/menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah entitas pelaporan, antara lain : • Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam • Otorita Pengembangan Daerah Industri Sabang • Badan Pengelola Gelora Bung Karno • Badan Pengelola Kompleks Kemayoran • Badan Pengelola Kegiatan Hulu Migas • Lembaga Penyiaran Publik RRI • Lembaga Penyiaran Publik TVRI • Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) • Unit Organisasi lainnya

Page 13: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR:PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 1

STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

I. PENDAHULUAN

Dalam pelaksanaan anggaran, setiap kementerian negara/lembaga selaku pengguna

anggaran/barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan yang meliputi

transaksi pendapatan, belanja, aset, utang, dan ekuitas dana, yang berada dalam tanggung

jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara.

A. Unit Akuntansi

Dalam pelaksanaan sistem akuntansi, kementerian negara/lembaga wajib membentuk unit

akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.

A.1. Unit akuntansi keuangan terdiri dari :

• Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)

• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)

• Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).

A.2. Unit akuntansi barang terdiri dari :

• Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)

• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-E1)

• Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)

• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) .

B. Penanggung jawab Unit Akuntansi Keuangan/Barang

B.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)

Page 14: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 2

UAPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat kementerian negara/lembaga

(pengguna anggaran/barang), penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan

Lembaga.

B.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-E1)

UAPPA/B-E1 merupakan unit akuntansi pada tingkat eselon I, penanggung

jawabnya adalah pejabat eselon I.

B.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W)

B.3.1. UAPPA/B-W merupakan unit akuntansi pada tingkat wilayah yang

melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B instansi

vertikal kementerian negara/lembaga di wilayahnya. UAPPA/B W dibentuk

dengan menunjuk dan menetapkan kantor wilayah atau satuan kerja

sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab UAPPA/B W adalah Kepala

Kantor Wilayah atau Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai

UAPPA/B-W.

B.3.2 Koordinator UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi

pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan

seluruh UAPPA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi di wilayahnya,

penanggungjawabnya adalah Gubernur.

B.3.3. UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi pada tingkat

wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B

Dekonsentrasi yang berada di bawahnya. Setiap dinas pada pemerintah

provinsi yang menerima alokasi dana dekonsentrasi ditunjuk dan ditetapkan

sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab UAPPA/B Wilayah adalah Kepala

Dinas Pemerintah Provinsi sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh

pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

B.3.4 Koordinator UAPPA/B Wilayah Tugas Pembantuan merupakan unit

akuntansi pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan

keuangan seluruh UAPPA-W/UAPPB-W Tugas Pembantuan di wilayahnya,

penanggungjawabnya adalah Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota).

B.3.5. UAPPA/B Wilayah Tugas Pembantuan merupakan unit akuntansi pada

tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh

UAKPA/UAKPB Tugas Pembantuan yang berada di bawahnya. Setiap

Dinas pada pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota yang menerima

alokasi dana Tugas Pembantuan ditunjuk dan ditetapkan sebagai UAPPA/B

Wilayah Tugas Pembantuan. Penanggungjawab UAPPA/B W Tugas

Page 15: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 3

Pembantuan adalah Kepala Dinas Pemerintah Daerah

(provinsi/kabupaten/kota) sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh

pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.

B.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) .

UAKPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna

anggaran/barang) yang memiliki wewenang menguasai anggaran/barang sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Penanggung jawab UAKPA/B adalah Kepala

Satuan Kerja. Untuk UAKPA/B Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

penanggungjawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

C. Struktur Organisasi Unit Akuntansi Dengan adanya pembentukan dan penunjukan unit akuntansi keuangan maupun barang,

diperlukan adanya struktur organisasi Unit Akuntansi. Pencantuman struktur organisasi

dalam Peraturan Direktur Jenderal ini merupakan pedoman bagi Kementerian

Negara/Lembaga dalam pembentukan dan penunjukan unit akuntansi. Pembentukan

struktur organisasi unit akuntansi disesuaikan dengan struktur organisasi pada

kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah (dana dekonsentrasi dan tugas

pembantuan).

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini hanya dicantumkan struktur

organisasi unit akuntansi keuangan sedangkan untuk unit akuntansi barang telah diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.05/2007.

Page 16: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 4

Struktur organisasi Unit Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut : C. 1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)

Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN

AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA BIRO YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KESEKRETARIATAN/

PEJABAT YANG DITUNJUK

MENTERI /PIMPINAN LEMBAGA

PETUGAS KOMPUTER

Page 17: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 5

C.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

DITUNJUK

SEKRETARIS ESELON I (SEKDITJEN/SEKBAN)/

PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

PETUGAS

AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PETUGAS

KOMPUTER

PEJABAT ESELON I (DIRJEN/KA.BADAN)/

PEJABAT YANG DITUNJUK

Page 18: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 6

C.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W) Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan Pada tingkat wilayah, kementerian negara/lembaga menunjuk dan menetapkan satuan kerja sebagai UAPPA-W /UAPPB-W untuk unit vertikal instansi yang berada di wilayah/provinsi. Struktur organisasi unit akuntansi untuk satuan kerja yang ditunjuk sebagai UAPPA-W/ UAPPB-W disesuaikan dengan struktur organisasi kementerian negara/lembaga.

PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PETUGAS

KOMPUTER

KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN

AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA KANTOR WILAYAH/

KEPALA SATUAN KERJA YANG DITETAPKAN

KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

PEJABAT YANG DITUNJUK

Page 19: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 7

C. 4. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran–Wilayah Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)

Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

PEJABAT YANG DITUNJUK

PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

GUBERNUR

PEJABAT ESELON III KABAG. KEUANGAN/ KABAG.

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

DITUNJUK

PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PETUGAS

KOMPUTER

PEJABAT ESELON II YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

Page 20: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 8

C. 5. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)

Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

PEJABAT YANG DITUNJUK

PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PETUGAS

KOMPUTER

KABIRO. KEUANGAN/ PEJABAT YANG

MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA DINAS PROVINSI

KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN

AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

DITUNJUK

GUBERNUR SEBAGAI

KOORDINATOR

Page 21: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 9

C. 6. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran–Wilayah Tugas Pembantuan (UAPPA-W Tugas Pembantuan)

Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/

PEJABAT YANG DITUNJUK

PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA DAERAH

(GUBERNUR/BUPATI/ WALIKOTA)

PEJABAT ESELON III KABAG. KEUANGAN/ KABAG.

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/

VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG

DITUNJUK

PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PETUGAS

KOMPUTER

PEJABAT ESELON II YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK

Page 22: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 10

C.7. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Tugas Pembantuan (UAPPA-W TP) pada tingkat Kabupaten/Kota

Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

PETUGAS

KOMPUTER

KEPALA DINAS

PEMERINTAH DAERAH (PROVINSI/KABUPATEN/

KOTA)

KABAG. KEUANGAN/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN

AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI

YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI /PEJABAT YANG DITUNJUK

Page 23: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 11

C.8. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (UAKPA DK/UAKPA TP)

Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan

KEPALA SATUAN KERJA/

KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PETUGAS

PEREKAMAN KOMPUTER

PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI

KASUBAG.TU/PEJABAT YANG MENANGANI KEUANGAN/ VERIFIKASI

DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK

Page 24: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 12

D. Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi Keuangan

D.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)

Tugas pokok penanggung jawab UAPA adalah menyelenggarakan akuntansi

keuangan pada tingkat kementerian negara/lembaga dengan fungsi sebagai berikut:

• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPA melaksanakan kegiatan

sebagaimana uraian di bawah ini.

D.1.a. Penanggung jawab UAPA

D.1.a.1.) Menteri/Pimpinan Lembaga melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Membina dan mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi

keuangan di lingkup kementerian negara/lembaga;

• Membina dan memantau pelaksanaan akuntansi pada pengguna anggaran,

sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan;

• Menetapkan organisasi UAPA sebagai pelaksana Sistem Akuntansi

Keuangan;

• Membina pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian

negara/lembaga;

• Menandatangani Pernyataan Tanggung Jawab;;

• Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan tahunan ke Menteri

Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;

• Menandatangani Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

semesteran dan tahunan yang akan disampaikan ke Menteri Keuangan.

D.1.a.2.) Pejabat eselon I dan/atau kepala biro yang membidangi keuangan/pejabat

yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di

lingkup kementerian negara/lembaga;

• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana

yang diperlukan;

• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang

telah ditetapkan;

Page 25: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 13

• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan

UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

• Menyetujui Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang akan

disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan

sebelum ditandatangani menteri/pimpinan lembaga.

D.1.a.3.) Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau Kepala Subbagian

Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau pejabat yang membidangi

keuangan/verifikasi dan akuntansi atau pejabat yang ditunjuk,

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian

negara/lembaga;

• Menyiapkan usulan struktur organisasi dan uraian tugas seluruh unit

akuntansi di tingkat pusat maupun daerah;

• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;

• Memantau pelaksanaan sistem akuntansi keuangan pada unit-unit

akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;

• Memberikan petunjuk kepada unit-unit akuntansi di tingkat pusat maupun

daerah tentang hubungan kerja, sumber daya manusia, sumber dana,

sarana dan prasarana serta hal-hal administratif lainnya;

• Melakukan supervisi/pembinaan atas pelaksanaan sistem akuntansi

keuangan pada unit-unit akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;

• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga yang akan didistribusikan;

• Mengkoordinasikan pembuatan laporan kegiatan dan pendistribusiannya;

• Mengevaluasi hasil kerja petugas akuntansi;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan

Barang dengan Laporan Keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap

semester;

• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPA dan ADK ke Menteri Keuangan

c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan yang telah ditandatangani oleh

menteri/pimpinan lembaga.

Page 26: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 14

D.1.b. Petugas akuntansi keuangan

Petugas akuntansi pada tingkat UAPA yang terdiri dari Petugas

Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

• Memelihara laporan keuangan dari UAPPA-E1;

• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-E1;

• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan

Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi

apabila ditemukan kesalahan;

• Menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan tingkat UAPA

berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK UAPPA-E1;

• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan semesteran dan tahunan

tingkat UAPA untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;

• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;

• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPA;

• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

anggaran.

D.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)

Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-E1 adalah menyelenggarakan akuntansi

keuangan pada tingkat Eselon I dengan fungsi sebagai berikut:

• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-E1 melaksanakan kegiatan

sebagaimana uraian di bawah ini.

D.2.a. Penanggung jawab UAPPA-E1

D.2.a.1.) Direktur Jenderal/Kepala Badan/Pejabat yang ditunjuk melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di

lingkup Eselon I;

Page 27: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 15

• Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana

Sistem Akuntansi Keuangan;

• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana

yang diperlukan;

• Menetapkan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana sistem akuntansi

keuangan di lingkup Eselon I;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan

sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-E1;

• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang

telah ditetapkan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan

UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

• Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab

tingkat UAPPA-E1 yang akan disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga;

• Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-E1 ke Menteri/Pimpinan

Lembaga sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

D.2.a.2.) Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan/Pejabat yang ditunjuk

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup

Eselon I;

• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-

E1;

• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;

• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-E1;

• Menyetujui laporan keuangan tingkat eselon I yang akan disampaikan ke

UAPA, sebelum ditandatangani Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I.

D.2.a.3.) Kepala Bagian dan/atau Kepala Subbagian Keuangan/Verifikasi dan

Akuntansi/pejabat yang membidangi keuangan/verifikasi dan

akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah

ditetapkan;

• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang

terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi

keuangan di lingkup UAPPA-E1;

Page 28: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 16

• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar

sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan

Barang dengan Laporan Keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan jika

dianggap perlu;

• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-E1 yang akan

didistribusikan;

• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-E1 setelah ditandatangani

Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I dan ADK ke UAPA.

D.2.b. Petugas akuntansi keuangan

Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-E1 yang terdiri dari Petugas

Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau

UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau

UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan

Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.

Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi

apabila ditemukan kesalahan;

• Menyusun laporan keuangan triwulanan, semesteran, dan tahunan tingkat

UAPPA-E1 berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK dari

UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau

UAKPA Pusat;

• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;

• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;

• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-E1;

Page 29: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 17

• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

anggaran.

D.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W adalah menyelenggarakan akuntansi

keuangan pada tingkat Kantor Wilayah atau Unit Kerja yang ditetapkan sebagai

UAPPA-W dengan fungsi sebagai berikut:

• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W melaksanakan kegiatan

sebagaimana uraian di bawah ini.

D.3.a. Penanggung jawab UAPPA-W

D.3.a.1.) Kepala Kantor Wilayah/Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai

UAPPA-W melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di

lingkup UAPPA-W;

• Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana

sistem akuntansi keuangan;

• Menetapkan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana sistem akuntansi

keuangan di lingkup wilayahnya;

• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana

yang diperlukan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan

sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;

• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang

telah ditetapkan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara

UAPPA-W dengan UAPPA-E1, UAPA dan Tim Bimbingan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

• Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab

tingkat UAPPA-W ke UAPPA-E1;

• Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W ke UAPPA-E1 sebagai

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

Page 30: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 18

D.3.a.2.) Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang

membidangi Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang ditetapkan

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup

UAPPA-W;

• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;

• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W dan tingkat

UAKPA;

• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke

UAPPA-E1 sebelum ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat

yang ditetapkan.

D.3.a.3.) Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi Keuangan/Verifikasi dan

Akuntansi/pejabat yang ditetapkan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah

ditetapkan;

• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pejabat/petugas yang

terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi

keuangan di lingkup UAPPA-W;

• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar

sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang

dengan laporan keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W yang akan

didistribusikan;

• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W dan ADK ke UAPPA-E1 yang

telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat yang ditetapkan.

D.3.b. Petugas Akuntansi

Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W yang terdiri dari Petugas

Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai

berikut:

• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA;

• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA;

Page 31: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 19

• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan

Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila

ditemukan kesalahan;

• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W berdasarkan

penggabungan laporan keuangan dan ADK UAKPA;

• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;

• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;

• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W;

• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

anggaran.

D.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)

Tugas pokok penanggung jawab UAKPA adalah menyelenggarakan akuntansi

Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi sebagai berikut:

• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA melaksanakan kegiatan

sebagaimana uraian di bawah ini.

D.4.a. Penanggung jawab UAKPA

Kepala Satuan Kerja/Kepala Subbagian/pejabat yang menangani

keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

• Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan

berdasarkan target yang telah ditetapkan;

• Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem

akuntansi keuangan di lingkungannya;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana;

• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar

sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

Page 32: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 20

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan

Barang dengan Laporan Keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan;

• Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;

• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;

• Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;

• Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA dan ADK ke KPPN dan

UAPPA-W/E1.

D.4.b. Petugas Akuntansi Keuangan

Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA yang terdiri dari Petugas Administrasi

dan Petugas Verifikasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Memelihara dokumen sumber (DS) dan dokumen akuntansi;

• Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran (SAKPA);

• Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang;

• Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi SAKPA

dengan DS;

• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan

laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan

kesalahan;

• Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi

apabila ditemukan kesalahan;

• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;

• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;

• Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA;

• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA;

• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

anggaran.

D.5. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai

berikut:

• Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah

melaksanakan akuntansi keuangan,

Page 33: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 21

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan atas pengunaan dana

dekonsentrasi/ tugas pembantuan untuk provinsi/kabupaten/kota yang

bersangkutan,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, Koordinator UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di

bawah ini.

D.5.a. Penanggung jawab Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

D.5.a.1.) Gubernur/Kepala Daerah (provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan

sebagai berikut:

Menetapkan unit organisasi Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;

Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang

telah ditetapkan;

D.5.a.2.) Pejabat Eselon I/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Mengarahkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana

yang diperlukan;

Mengarahkan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem

akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

• Mengarahkan koordinasi pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

• Mengarahkan penyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan

di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah sebelum ditandatangani oleh

Gubernur/ bupati/Walikota.

D.5.a.2.) Pejabat Eselon II/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

Page 34: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 22

• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan

prasarana yang diperlukan;

• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat Koordinator UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di

perlukan;

• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke

Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/

Bupati/Walikota.

D.5.a.3.) Kepala Bagian/Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi

Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah

ditetapkan;

• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang

terlibat sistem akuntansi keuangan;

• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi

keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar

sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan

Barang dengan Laporan Keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Koordinator UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;

• Menyampaikan Laporan Keuangan Koordinator UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang telah ditandatangani oleh

Gubernur/Bupati/Walikota dan ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.

Page 35: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 23

D.5.b. Petugas Akuntansi Keuangan

Petugas akuntansi pada tingkat Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas

Komputer melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan

laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila

ditemukan kesalahan;

• Menyusun laporan keuangan tingkat Koordinator UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan

keuangan dan ADK UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;

• Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan;

• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyimpan ADK data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap

akhir tahun anggaran.

D.6. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai

berikut:

• Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah

melaksanakan akuntansi keuangan,

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan atas pengunaan dana

dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk provinsi/kabupaten/kota yang

bersangkutan,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Page 36: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 24

Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi/kota/kabupaten dengan

fungsi sebagai berikut:

• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.

E.5.a. Penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

D.5.a.1.) Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Pemerintah Daerah

(provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di

lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

Menetapkan organisasi UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;

Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana

yang diperlukan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan

sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang

telah ditetapkan;

Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara

UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan UAPPA-E1, UAPA

dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

Menandatangani laporan keuangan dan PERNYATAAN TANGGUNG

JAWAB tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan ke Kementerian Negara/Lembaga sebagai laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.

D.5.a.2.) Kepala Biro Keuangan/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang

ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup

UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

Page 37: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 25

• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-

W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan

prasarana yang diperlukan;

• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di

perlukan;

• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke

Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/

bupati/Walikota.

D.5.a.3.) Kepala Bagian/Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi

Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah

ditetapkan;

• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang

terlibat sistem akuntansi keuangan;

• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi

keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar

sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang

dengan laporan keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;

• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;

• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan yang telah ditandatangani oleh Gubernur/ bupati/Walikota dan

ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.

D.5.c. Petugas Akuntansi Keuangan

Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer

melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Page 38: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 26

• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan

laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta

melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;

• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila

ditemukan kesalahan;

• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK

UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;

• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;

• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap

akhir tahun anggaran.

D.6. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan

Tugas pokok penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah

menyelenggarakan akuntansi Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi

sebagai berikut:

• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,

• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,

• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.

D.6.a. Penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

Kepala SKPD, Kepala Subbagian TU/pejabat yang menangani

keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

• Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan

berdasarkan target yang telah ditetapkan;

Page 39: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 27

• Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem

akuntansi keuangan di lingkungannya;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;

• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana sistem

akuntansi keuangan;

• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar

sehubungan dengan pelaksanaan sistem;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang

dengan laporan keuangan;

• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN;

• Menelaah Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;

• Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

• Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan yang sudah ditandatangani dan ADK ke KPPN , UAPPA-W

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPA-E1.

D.6.b. Petugas Akuntansi

Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

yang terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas Verifikasi melaksanakan

kegiatan sebagai berikut:

• Memelihara DS dan dokumen akuntansi;

• Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi sistem akuntansi keuangan;

• Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang;

• Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi sistem

akuntansi keuangan dengan DS;

• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan

laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan

kesalahan;

• Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi

apabila ditemukan kesalahan;

• Menyiapkan konsep Pertanyaan Tanggung Jawab;

• Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan;

• Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan;

Page 40: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 28

• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA

Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

• Menyimpan arsip data dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun

anggaran.

Page 41: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.1

TATA CARA PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Kementerian negara/lembaga selaku pengguna anggaran dan barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan dan barang yang berada dalam tanggung jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara serta mengatur Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara. Menteri Keuangan juga menghimpun Laporan Keuangan dan Laporan Barang dari seluruh kementerian negara/lembaga untuk menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan anggaran dan barang. Laporan barang sebagai bahan pendukung penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang digunakan sebagai pertanggungjawaban keuangan kementerian negara/lembaga meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disertai dengan Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern, Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran dan dilampiri dengan Laporan Barang Pengguna, Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Laporan Rekening Pemerintah.

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur: I. Jenis dan Periode Pelaporan II. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan III. Verifikasi dan Rekonsiliasi IV. Waktu Penyampaian Laporan Keuangan V. Lain-lain Pendukung Laporan Keuangan VI. Sistematika Isi Laporan Keuangan VII. Pos-pos Laporan Keuangan VIII. Rincian Laporan Keuangan IX. Isi Catatan atas Laporan Keuangan X. Penyusunan Laporan Barang

I. JENIS DAN PERIODE PELAPORAN

Jenis dan periode laporan yang harus disampaikan adalah sebagai berikut: a. Tingkat UAKPA ke KPPN

a.1. UAKPA dengan jenis kewenangan Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD)

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA ¹) X 2 Neraca X 3 ADK X 4 BAR ²) X

a.2. UAKPA dengan jenis kewenangan Dekonsentrasi (DK) dan Tugas Pembantuan (TP)

Page 42: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.2

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA ¹) X 2 Neraca X 3 ADK X 4 BAR ²) X

a.3. UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA ¹) X 2 Neraca X 3 ADK X X 4 BAR ²) X

b. Tingkat UAKPA ke tingkat UAPPA-W/UAPPA-E1

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X

c. Tingkat UAPPA-W ke Kanwil Ditjen PBN

c.1. UAPPA-W (untuk satker dengan jenis kewenangan KP dan KD) ke Kanwil Ditjen PBN

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA 3) X 2 Neraca 4) X 3 ADK X

c.2. UAPPA-W DK/TP (untuk satker dengan jenis kewenangan DK dan TP) ke Kanwil

Ditjen PBN Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X 2 Neraca 4) X 3 ADK X

Page 43: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.3

d. Tingkat UAPPA-W ke tingkat UAPPA-E1

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X

e. Tingkat UAPPA-E1 ke tingkat UAPA

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X

f. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Unaudited)

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/

ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA3) X X X 2 Neraca X X 3 CaLK X X 4 ADK5) X

g. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Audited)

Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan

1 LRA3) X 2 Neraca X 3 CaLK X 4 ADK5) X

Keterangan : X Jenis Laporan/ADK yang disampaikan.

¹) LRA yang disampaikan terdiri dari LRA Belanja Format DIPA, LRA Pengembalian

Belanja, LRA Pendapatan dan Hibah dan LRA Pengembalian Pendapatan dan Hibah yang disampaikan pada saat rekonsiliasi.

²) BAR hasil rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen PBN yang disampaikan oleh UAKPA yang ditunjuk/ditetapkan sebagai UAPPA-W sesuai dengan prosedur rekonsiliasi.

Page 44: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.4

3) LRA yang disampaikan meliputi LRA Satuan Kerja/Wilayah/Eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga (semesteran dan tahunan), LRA Belanja, LRA Pengembalian Belanja, LRA Pendapatan, LRA Pengembalian Pendapatan.

4) Neraca yang disampaikan adalah neraca bulan Maret, Juni, September dan Desember.

5) ADK yang disampaikan adalah ADK selama triwulan I (Januari s.d. Maret), triwulan II (April s.d. Juni), triwulan III (Juli s.d. September), dan triwulan IV (Oktober s.d. Desember).

II. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Semester I 1. LRA Kementerian Negara/Lembaga Semester I disusun berdasarkan hasil

penggabungan LRA UAPPA-E1 Semester I lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

2. LRA UAPPA-E1 Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Semester I UAKPA di bawah eselon I, LRA Semester I UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, LRA Semester I UAPPA-W, dan LRA Semester I UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan Semester I.

3. LRA UAPPA-W Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA UAKPA Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.

4. LRA UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.

B. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahunan 1. LRA Tahunan Kementerian Negara/Lembaga disusun berdasarkan hasil

penggabungan LRA UAPPA-E1 Tahunan lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

2. LRA Tahunan UAPPA-E1 disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA di bawah eselon I, LRA Tahunan UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, LRA Tahunan UAPPA-W, dan LRA Tahunan UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan.

3. LRA UAPPA-W Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA lingkup wilayah yang bersangkutan.

4. LRA Tahunan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan lingkup wilayah yang bersangkutan.

Page 45: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.5

C. Neraca per 30 Juni 2XX1 1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2XX1 berdasarkan hasil

penggabungan neraca UAPPA-E1 per 30 Juni. 2. Neraca UAPPA-E1 per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan

neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas pembantuan per 30 Juni.

3. Neraca UAPPA-W per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA per 30 Juni.

4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni.

D. Neraca per 31 Desember 2XX1 1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2XX1 disusun

berdasarkan hasil penggabungan neraca UAPPA-E1 per 31 Desember. 2. Neraca UAPPA-E1 per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil

penggabungan Neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas pembantuan per 31 Desember.

3. Neraca UAPPA-W per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA per 31 Desember.

4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember.

III. PEREKAMAN, VERIFIKASI DAN REKONSILIASI

A. Tingkat Satuan Kerja (UAKPA)/UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

1. Perekaman dokumen sumber berupa: a. Dokumen Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), DIPA Luncuran, serta Lampiran RKAKL formulir 4.2 (uraian anggaran pendapatan per akun pendapatan)

b. Dokumen penerimaan anggaran: Dokumen sumber penerimaan anggaran adalah Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang disertai dengan: - Surat Setoran Pajak (SSP)/dokumen sejenis, atau - Surat Setoran Bea Cukai (SSBC)/dokumen sejenis, atau - Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), atau - Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), atau - Surat Tanda Setoran (STS), atau - Dokumen penerimaan lainnya yang dipersamakan.

Page 46: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.6

c. Dokumen pelaksanaan anggaran: - Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), - Revisi DIPA, - DIPA Luncuran, - Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau RKAKL Formulir 1.5, - Revisi POK atau RKAKL Formulir 1.5, - Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA), - Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan.

d. Dokumen pengeluaran anggaran: - Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D), - Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3), - Dokumen pengeluaran anggaran lainnya yang dipersamakan.

2. Proses perekaman tersebut menghasilkan register transaksi untuk diverifikasi dengan dokumen sumbernya, sehingga seluruh transaksi dipastikan sudah diproses sesuai dengan dokumen sumber yang ada. Disamping itu, petugas akuntansi keuangan melakukan penerimaan ADK dalam bentuk jurnal transaksi BMN. Selanjutnya dilakukan proses posting untuk menghasilkan buku besar.

3. Laporan keuangan beserta ADK dikirim ke KPPN untuk dilakukan rekonsiliasi dengan data yang ada di KPPN. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR). BAR tersebut akan menjadi salah satu dokumen dalam rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

4. Setiap bulan UAKPA melakukan pengiriman ADK, LRA, dan neraca ke tingkat UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berikut BAR. Sedangkan untuk UAKPA kantor pusat hanya melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.

5. UAKPA yang ditunjuk sebagai UAPPA-W, pada saat rekonsiliasi dengan KPPN untuk bulan Mei, Agustus, November 2XX1 dan Februari 2XX2, harus melampirkan BAR UAPPA-W hasil rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

6. Apabila UAPPA-W belum terbentuk pada Dinas Pemerintah Daerah maka UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca ke UAPPA-E1 beserta ADK sesuai jadual penyampaian.

7. Pengenaan sanksi bagi UAKPA dan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per-19/PB/2008.

8. Setiap semester UAKPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVa. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke UAPPA-W/UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh KPA/kepala satker.

9. Jadual pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.

Page 47: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.7

B. Tingkat Wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan

1. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) adalah laporan keuangan hasil penggabungan ADK tingkat satuan kerja (UAKPA) lingkup wilayah yang bersangkutan.

2. Setiap bulan UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke tingkat UAPPA-E1 untuk dilakukan penggabungan dan setiap triwulan disertai dengan BAR.

3. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) beserta ADK setiap triwulan harus dikirim ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk dilakukan proses rekonsiliasi dengan data yang ada di Kanwil Ditjen Perbendaharaan. BAR pada tingkat satuan kerja dengan KPPN dapat digunakan sebagai salah satu bahan rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

4. UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila terjadi kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-W meminta satuan kerja terkait untuk mengoreksi dan melakukan pengiriman ulang. Selanjutnya UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penggabungan ulang dan melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.

5. Pengenaan sanksi bagi UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per- 19/PB/2008.

6. Setiap semester UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVb, untuk kemudian disampaikan ke UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh penanggung jawab UAPPA-W.

7. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

C. Tingkat Eselon I (UAPPA-E1)

1. Laporan keuangan tingkat eselon I (UAPPA-E1) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan tingkat satuan kerja (UAKPA) di bawah eselon 1 dan laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, lingkup eselon I yang bersangkutan, termasuk satuan kerja yang menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU).

2. Setiap bulan UAPPA-E1 melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke tingkat UAPA untuk dilakukan penggabungan.

3. UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

4. UAPPA-E1 melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data hasil proses rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPPA-E1 menyampaikan kepada UAKPA melalui UAPPA-W terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim ulang data perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPPA-E1 melakukan penggabungan ulang dan melakukan penggiriman ke UAPA.

5. Setiap semester UAPPA-E1 menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVc, untuk kemudian disampaikan ke

Page 48: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.8

UAPA disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh penanggung jawab UAPPA-E1.

6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.

D. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPA)

1. Laporan keuangan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan eselon I (UAPPA-E1) lingkup kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

2. Setiap triwulan UAPA melakukan penggiriman ADK, LRA dan neraca kepada Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

3. UAPA melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap akhir semester. BAR tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W/UAPPA-E1 dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

4. UAPA melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPA menyampaikan kepada UAKPA melalui UAPPA-E1 terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim ulang data perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPA melakukan penggabungan dan rekonsiliasi ulang dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

5. Setiap semester UAPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVd. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan disertai dengan Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawas Intern serta Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

IV. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan, dengan ketentuan sebagai berikut:

A. LRA Triwulan I dan Neraca per 31 Maret selambat-lambatnya tanggal 9 Mei tahun anggaran berjalan;

B. LRA semester I, Neraca per 30 Juni, dan Catatan atas Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal 26 Juli tahun anggaran berjalan;

C. LRA Triwulan III dan Neraca per 30 September selambat-lambatnya tanggal 9 November tahun anggaran berjalan;

D. LRA Tahunan, Neraca per 31 Desember, dan Catatan atas Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal terakhir di bulan Februari setelah tahun anggaran berakhir;

Untuk memenuhi target penyampaian laporan keuangan di atas, disampaikan jadual pengiriman laporan dari tingkat satuan kerja (UAKPA) sampai dengan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) sesuai dengan Lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.

Page 49: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.9

V. LAIN-LAIN

Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kelengkapan pengungkapan (full disclosure) dan keakuratan data laporan keuangan, yaitu:

A. Kementerian negara/lembaga yang menggunakan anggaran pembiayaan dan perhitungan (BA 062 Subsidi dan BA 069 Belanja Lain-lain) disamping menyampaikan laporan keuangan bagian anggarannya juga menyampaikan laporan keuangan bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan yang digunakan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dengan tembusan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;

B. Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki satker BLU harus melampirkan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.

C. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebanyak 3 (tiga) set disertai softcopy laporan keuangan tersebut yang berupa data pengiriman (beserta Register Pengirimannya), back up, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (disarankan dalam format pdf).

VI. ISI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga disertai dengan penjelasan atas laporan yang memuat: A. Penjelasan Umum

A.1. Dasar Hukum A.2. Kebijakan Teknis A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.4. Kebijakan Akuntansi

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran B.1. Penjelasan Umum LRA B.2. Penjelasan Per Pos LRA B.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca C.1. Posisi Keuangan secara umum C.2. Penjelasan Per Pos Neraca C.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya

D. Informasi tambahan bila diperlukan

VII. POS-POS LAPORAN KEUANGAN

Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga setidak-tidaknya meliputi:

A. Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 1. Pendapatan:

a. Penerimaan Perpajakan *)

Page 50: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.10

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak c. Penerimaan Hibah

2. Belanja Negara: a. Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis belanja:

1) Belanja Pegawai 2) Belanja Barang 3) Belanja Modal 4) Belanja Pembayaran Kewajiban Utang *) 5) Belanja Subsidi *) 6) Belanja Hibah *) 7) Belanja Bantuan Sosial 8) Belanja Lain-lain

b. Transfer ke Daerah *) : 1) Transfer Dana Perimbangan 2) Transfer Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

3. Pembiayaan *): a. Penerimaan Pembiayaan b. Pengeluaran Pembiayaan

B. Pos-Pos Neraca: 1. Aset Lancar terdiri dari:

a. Kas dan Setara Kas 1) Kas di Bendahara Pengeluaran 2) Kas di Bendahara Penerimaan 3) Kas pada Badan Layanan Umum

b. Piutang: 1) Piutang Pajak *); 2) Piutang Bukan Pajak; 3) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran; 4) Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi; 5) Bagian Lancar Investasi Permanen *); 6) Uang Muka Belanja; 7) Piutang; 8) Piutang dari Kegiatan Operasional BLU; 9) Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU;

c. Investasi Jangka Pendek: 1) Investasi dalam Deposito; 2) Investasi dalam Surat Perbendaharaan Negara *); 3) Investasi Jangka Pendek BLU; 4) Investasi Jangka Pendek Lainnya *).

d. Persediaan 1) Persediaan 2) Persediaan BLU

2. Investasi Jangka Panjang : a. Investasi Non Permanen

1) Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah*); 2) Dana Restrukturisasi Perbankan*); 3) Dana Bergulir;

Page 51: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.11

4) Investasi dalam Obligasi*); 5) Penyertaan Modal Pemerintah dalam Proyek Pembangunan*); 6) Investasi Non Permanen BLU; 7) Investasi Non Permanen Lainnya.

b. Investasi Permanen 1) Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah*); 2) Investasi Permanen BLU; 3) Investasi Permanen Lainnya.

3. Aset Tetap: a. Tanah; b. Peralatan dan Mesin; c. Gedung dan Bangunan; d. Jalan, Irigasi dan Jaringan; e. Aset Tetap Lainnya; f. Konstruksi Dalam Pengerjaan; g. Tanah BLU; h. Peralatan dan Mesin BLU; i. Gedung dan Bangunan BLU; j. Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU; k. Aset Tetap Lainnya BLU; l. Konstruksi Dalam Pengerjaan BLU;

4. Aset Lainnya: a. Tagihan Penjualan Angsuran; b. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi; c. Tagihan Penjualan Angsuran BLU; d. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi BLU; e. Kemitraan dengan Pihak Ketiga; f. Aset Tak Berwujud; g. Aset Tak Berwujud BLU; h. Aset Lain-lain; i. Aset Yang Dibatasi Penggunaannya; j. Dana Penjaminan; k. Aset Lain-lain BLU.

5. Kewajiban Jangka Pendek: a. Utang Perhitungan Fihak Ketiga *); b. Utang Kepada Pihak Ketiga; c. Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan *); d. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang *); e. Utang Biaya Pinjaman *); f. Utang Subsidi *); g. Utang Surat Perbendaharaan Negara *); h. Uang Muka Rekening Khusus *); i. Uang Muka *); j. Uang Muka dari KPPN; k. Pendapatan yang Ditangguhkan; l. Utang Kepada KUN; m. Utang Jangka Pendek Lainnya *).

Page 52: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.12

6. Kewajiban Jangka Panjang *): a. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan ; b. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan; c. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi; d. Utang Kepada Dana Pensiun dan THT; e. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya; f. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan; g. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan; h. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya.

7. Ekuitas Dana Lancar: a. Cadangan Piutang; b. Cadangan Persediaan; c. Pendapatan Yang Ditangguhkan; d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek *); e. Selisih Kurs *).

8. Ekuitas Dana Investasi: a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang *); b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap; c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya; d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang *).

9. Ekuitas Dana Cadangan a. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan *).

Catatan: *) Khusus Departemen Keuangan dan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan

serta Departemen tertentu.

Page 53: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.13

VIII. RINCIAN LAPORAN KEUANGAN

A. Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Tahunan

a. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

b. Neraca Kementerian Negara/Lembaga

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca NSAIKPT

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN

LRBKW 02*)

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN

LRBKW 03*)

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah

LRBKW 01b*)

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Sumber Dana dan Kegiatan

LRBKW 01c*)

5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN

LRPK W02*)

6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga

LRPK W03*)

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga - Tahunan

LRAKT

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN

LRBKW 01*)

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN

LRPKW 01*)

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja

LRBKW 01a*)

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Fungsi, Subfungsi, Program

LRBKW 01d*)

Page 54: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.14

melalui BUN 7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan

Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja

LRPK W01a*)

8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah

LRPK W01b*)

2. Laporan Keuangan Semesteran

a. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga – Semester

LRAKS

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN

LRBKW 01*)

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN

LRPKW 01*)

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja

LRBKW 01a*)

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Fungsi, Subfungsi, Program

LRBKW 01d*)

b. Neraca Kementerian Negara/Lembaga

No. Nama Laporan KodeLaporan

1 Neraca NSAIKPS

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN

LRBKW 02*)

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN

LRBKW 03*)

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah

LRBKW 01b*)

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Sumber Dana dan Kegiatan

LRBKW 01c*)

5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah

LRPK W02*)

Page 55: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.15

Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN

6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN

LRPK W03*)

7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja

LRPK W01a*)

8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah

LRPK W01b*)

Page 56: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.16

B. Laporan Keuangan Eselon I yang harus disampaikan adalah:

1. Laporan Keuangan Tahunan

a. Laporan Realisasi Anggaran Eselon I

b. Neraca Eselon I

No. Nama Laporan KodeLaporan

1 Neraca NSAIET

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode

Laporan

1 Neraca Percobaan NPSAIET 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I

melalui KPPN LRBEW 02

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui BUN

LRBEW 03

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah

LRBEW 01b

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

LRBEW 01c

6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN

LRPE.W02

7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui BUN

LRPE.W03

8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja-Pusat Wilayah

LRPE.W01a

9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja

LRPE.W01b

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Eselon I – Tahunan LRAET 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja

Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN LRBEW 01

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN dan BUN

LRPE.W 01

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja

LRBEW 01a

Page 57: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.17

2. Laporan Keuangan Semesteran a. Laporan Realisasi Anggaran Eselon I

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Eselon I – Semesteran LRAES 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja

Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN LRBEW 01

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN dan BUN

LRPE.W01

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja

LRBEW 01a

b. Neraca Eselon I

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca NSAIES

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN

LRBEW 02

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui BUN

LRBEW 03

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah

LRBEW 01b

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan

LRBEW 01c

5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN

LRPE.W02

6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui BUN

LRPE.W03

7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja-Pusat Wilayah

LRPE.W01a

8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja

LRPE.W01b

Page 58: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.18

C. Laporan Keuangan Wilayah yang harus disampaikan adalah:

1. Laporan Keuangan Tahunan

a. Laporan Realisasi Anggaran Wilayah

b. Neraca Wilayah

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca NSAIWT

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca Percobaan NPSAIWT 2 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Tahunan

Belanja Menurut Eselon I LRAWTa

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN

LRBWW 02

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui BUN

LRBWW 03

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Menurut Eselon I Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01a

6 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Sumber Dana dan Kegiatan Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01c

7 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01d

8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN

LRPW.W02

9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui BUN

LRPW.W03

10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan LRPW.W01a

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Tahunan LRAWT 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja

Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN LRBWW 01

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRPW.W 01

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01b

Page 59: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.19

Hibah Menurut Eselon I Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN

11 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Jenis Satuan Kerja Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRPW.W01b

12 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Sumber Dana dan Kegiatan Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRPW.W01c

13 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN

LRPW.W01d

2. Laporan Keuangan Semesteran

a. Laporan Realisasi Anggaran Wilayah

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Semesteran LRAWS 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja

Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN LRBWW 01

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRPW.W01

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01b

b. Neraca Wilayah

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca NSAIWS

Page 60: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.20

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Semesteran Belanja Menurut Eselon I

LRAWSa

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN

LRBWW 02

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui BUN

LRBWW 03

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Menurut Eselon I Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01a

5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Sumber Dana dan Kegiatan Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01c

6 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRBWW 01d

7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN

LRPW.W02

8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui BUN

LRPW.W03

9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Menurut Eselon I Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN

LRPW.W01a

10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Jenis Satuan Kerja Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRPW.W01b

11 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Sumber Dana dan Kegiatan Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN

LRPW.W01c

12 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN

LRPW.W01d

Page 61: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.21

D. Laporan Keuangan Satuan Kerja yang harus disampaikan adalah:

1. Laporan Keuangan Tahunan

a. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja

b. Neraca Satuan Kerja

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca NSAIST

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca Percobaan NPSAIST 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja

Belanja Satuan Kerja melalui KPPN LRBSW 02

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui BUN

LRBSW 03

4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN menurut format DIPA

LRBSDW 01

5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN

LRPS.W02

6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui BUN

LRPS.W03

7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN Menurut Program Kegiatan

LRPS.W01a

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja– Tahunan LRAST 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja

Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN LRBSW 01

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN

LRPS.W 01

Page 62: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.22

2. Laporan Keuangan Semesteran

a. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja– Semesteran

LRASS

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN

LRBSW 01

3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN

LRPS.W 01

b. Neraca Satuan Kerja

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca NSAISS

c. Lampiran-lampiran

No. Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN

LRBSW 02

2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui BUN

LRBSW 03

3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN menurut format DIPA

LRBSDW 01

4 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN

LRPS.W02

5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui BUN

LRPS.W03

6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN Menurut Program Kegiatan

LRPS.W01a

Page 63: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.23

IX. PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Transaksi BMN diproses melalui Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang

Milik Negara (SIMAK-BMN) yang merupakan subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

A. JENIS DAN PERIODE PELAPORAN BMN

Jenis laporan yang harus disampaikan dan periode penyampaian diatur sebagai berikut :

1. Tingkat UAKPB ke tingkat UAKPA

Periode Pelaporan No. Uraian

Bulanan Semesteran Tahunan 1 ADK X - -

2 Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomtabel

X X

3 Laporan Barang Kuasa Pengguna Ekstrakomtabel

X X

4 Laporan Kuasa Pengguna-Konstruksi Dalam Pengerjaan

X X

5 Laporan Kuasa Pengguna-Persediaan

X X

6 Laporan Kuasa Pengguna-Aset Tak Berwujud

X X

7 Catatan atas Laporan BMN (CaLBMN)

X X

2. Tingkat UAKPB/UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat KPKNL

dalam rangka rekonsiliasi:

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) X X 3 CaLBMN X X

3. Tingkat UAKPB ke tingkat UAPPB-W/UAPPB-E1

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) X X 3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X

Page 64: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.24

4. Tingkat UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat UAPPB-E1

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) X X 3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X

5. Tingkat UAPPB-W/UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat UAPPB-E1

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna

Wilayah (LBPPW) X X

3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X

6. Tingkat UAPPB-W/UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat Kanwil Ditjen Kekayaan Negara dalam rangka rekonsiliasi:

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna

Wilayah (LBPPW) X X

3 CaLBMN X X

7. Tingkat UAPPB-E1 ke tingkat UAPB

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna

Eselon I (LBPPE1) X X

3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X

8. Tingkat UAPPB-E1 ke tingkat Ditjen Kekayaan Negara dalam rangka rekonsiliasi:

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna

Eselon I (LBPPE1) X X

3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X

Page 65: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.25

9. Tingkat UAPB ke Ditjen Kekayaan Negara

Periode Pelaporan No. Uraian

Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pengguna (LBP) X X 3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X

B. KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

1. Laporan Barang Milik Negara Semesteran a. Laporan Barang Pengguna Semester I dan II disusun berdasarkan hasil

penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I Semester I dan II.

b. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Semester I dan II disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah/Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan Laporan Barang Kuasa Pengguna satker kantor pusat Semester I dan II.

c. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Semester I dan II disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Satker kantor daerah Semester I dan II.

d. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I dan II disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I dan II.

e. Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester I dan II disusun berdasarkan proses perekaman transaksi barang Semester I dan II termasuk saldo awal.

f. Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I dan II disusun berdasarkan proses perekaman transaksi barang Semester I dan II termasuk saldo awal yang dananya bersumber dari Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.

g. UAKPB yang memiliki UAPKPB menggabungkan Laporan Barang Kuasa Pembantu Pengguna Semester I dan II untuk menghasilkan Laporan Barang Pengguna Semester I dan II.

2. Laporan Barang Milik Negara Tahunan a. Laporan Barang Pengguna Tahunan disusun berdasarkan hasil

penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Tahunan. b. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Tahunan disusun

berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah/Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan Laporan Barang Kuasa Pengguna satker pusat.

c. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan.

d. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan.

Page 66: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.26

e. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan disusun berdasarkan akumulasi saldo awal, mutasi tambah tahun anggaran berjalan, dan mutasi berkurang tahun anggaran berjalan.

f. Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan disusun berdasarkan akumulasi saldo awal, mutasi tambah tahun anggaran berjalan, dan mutasi berkurang tahun anggaran berjalan.

g. UAKPB yang memiliki UAPKPB menggabungkan Laporan Barang Kuasa Pembantu Pengguna Tahunan untuk menghasilkan Laporan Barang Pengguna Tahunan.

3. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kelengkapan pengungkapan (full

disclosure) dan keakuratan data laporan BMN, yaitu:

a. Kementerian negara/lembaga pengguna anggaran pembiayaan dan perhitungan (BA 062 [Subsidi dan Transfer] dan BA 069 [Belanja Lain-lain]) yang menghasilkan BMN dilaporkan dalam neraca bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan;

b. Dalam rangka meyakini keandalan data persediaan, setiap akhir semester UAKPB melakukan opname fisik barang persediaan.

C. VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA BARANG MILIK NEGARA

1. Tingkat Satuan Kerja (UAKPB)

Petugas akuntansi memproses dokumen sumber transaksi BMN untuk menghasilkan data transaksi BMN, Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan Barang Kuasa Pengguna Barang Bersejarah, Laporan Barang Kuasa Pengguna Barang Persediaan, Laporan Barang Kuasa Pengguna Konstruksi Dalam Pengerjaan, Laporan Kondisi Barang, Kartu Identitas Barang , Daftar Barang Ruangan, dan Daftar Barang Lainnya. Register Transaksi Harian diverifikasi dengan dokumen sumber, untuk memastikan bahwa seluruh transaksi sudah diproses sesuai dengan dokumen sumber yang ada. Laporan Barang Kuasa Pengguna beserta ADK setiap semester dan tahunan dikirim ke tingkat UAPPB-W/UAPPB-E1 untuk dilakukan penggabungan data.

Petugas akuntansi memproses hasil penertiban aset yang dilaksanakan oleh tim penertiban aset dengan melakukan koreksi nilai melalui transaksi perubahan nilai koreksi tim penertiban aset. Koreksi yang dilakukan tidak akan merubah posisi aset didalam laporan barang kuasa pengguna, yaitu jika sebelum penertiban, aset tersebut mempunyai nilai diatas kapitalisasi (intrakomptabel) dan setelah dilakukan penertiban, aset tersebut mempunyai nilai dibawah kapitalisasi (ekstrakomptabel) tetap akan terlaporkan dalam laporan barang kuasa pengguna intrakomptabel atau sebaliknya.

Transaksi Perolehan melalui Transfer masuk dan Hibah masuk tidak menjadikan BMN tersebut secara otomatis tercatat kedalam laporan barang kuasa pengguna intrakomptabel, tetapi BMN tersebut akan tercatat sesuai dengan nilai perolehannya (nilai kapitalisasi).

UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan LBKP beserta ADK ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan setiap semester dan tahunan. Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAKPB bersama UAKPA melakukan rekonsiliasi internal.

Page 67: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.27

2. Tingkat Wilayah (UAPPB-W) Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah divalidasi dengan Laporan Barang Kuasa Pengguna di lingkup UAPPB-W yang bersangkutan. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan divalidasi dengan Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di lingkup UAPPB-W yang bersangkutan. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah beserta ADK setiap semester dan tahunan disampaikan ke tingkat eselon I (UAPPB-E1) dan Kanwil Ditjen Kekayaan Negara di wilayah masing-masing. Penyampaian Laporan Barang oleh UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan tidak perlu disertai ADK. Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPPB-W bersama UAPPA-W melakukan rekonsiliasi internal.

3. Tingkat Eselon I (UAPPB-E1) Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I (UAPPB-E1) divalidasi dengan Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah (UAPPB-W) di lingkupnya dan juga Laporan Barang tingkat UAKPB di lingkup UAPPB-E1 yang bersangkutan, termasuk dana dekonsentrasi/tugas pembantuan yang disalurkan melalui propinsi/kabupaten/kota. Laporan Barang tingkat eselon I beserta ADK setiap semester dan tahunan disampaikan ke kementerian negara/lembaga (UAPB). Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPPB-E1 bersama UAPPA-E1 melakukan rekonsiliasi internal.

4. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPB) Laporan Barang tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPB) divalidasi dengan Laporan Barang Eselon I (UAPPB-E1) di lingkupnya. Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPB bersama UAPA melakukan rekonsiliasi internal. Setiap semester kementerian negara/lembaga melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Kekayaan Negara, serta menyampaikan Laporan Barang Pengguna beserta ADK kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara setiap semester dan tahunan.

D. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Barang Pengguna kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Laporan Barang Pengguna Semester I disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal 20 Juli tahun anggaran berjalan;

b. Laporan Barang Pengguna Semester II disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal 4 Februari setelah tahun anggaran berakhir;

c. Laporan Barang Pengguna dan Laporan Kondisi Barang (LKB) selambat-lambatnya pada tanggal 14 Februari setelah tahun anggaran berakhir;

Jadual pengiriman Laporan Barang dari tingkat UAKPB sampai dengan tingkat UAPB diatur dalam lampiran V peraturan ini.

Page 68: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.28

E. RINCIAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

1. Laporan Barang Pengguna yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Laporan Barang Pengguna Semesteran

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel per Kelompok Barang

Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang

Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran 3 Laporan Persediaan Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran

b. Laporan Barang Pengguna Tahunan

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel per Kelompok Barang

Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang

Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan 5 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Kementerian

Negara/Lembaga – Tahunan 2. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I yang harus disampaikan

adalah sebagai berikut:

a. Laporan Barang Semesteran

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Intrakomptabel per Kelompok

Barang Eselon I – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang Eselon I –

Semesteran 3 Laporan Persediaan Eselon I – Semesteran

b. Laporan Barang Tahunan

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Intrakomptabel per Kelompok

Barang Eselon I – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang Eselon I –

Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang Eselon I – Tahunan 5 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Eselon I – Tahunan

3. Laporan Barang wilayah yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:

a. Laporan Barang Semesteran

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Intrakomptabel Per

Sub Kelompok Barang Wilayah – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub Kelompok Barang

Page 69: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.29

Wilayah – Semesteran 3 Laporan Persediaan Wilayah – Semesteran

b. Laporan Barang Tahunan

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Intrakomptabel Per

Sub Kelompok Barang Wilayah – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub Kelompok Barang

Wilayah – Tahunan 3 Laporan Kondisi Barang Wilayah – Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Wilayah – Tahunan

4. Laporan Barang satuan kerja yang harus disampaikan adalah sebagai berikut :

a. Laporan Barang Tahunan

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel Per Sub-sub

Kelompok Barang satuan kerja – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub-sub Kelompok Barang

satuan kerja – Tahunan 3 Laporan Kondisi Barang satuan kerja – Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah satuan kerja –

Tahunan

b. Laporan Barang Semesteran

No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel Per Sub-sub

Kelompok Barang satuan kerja – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub-sub Kelompok Barang

satuan kerja – Semesteran 3 Laporan Persediaan satuan kerja – Semesteran

Page 70: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.1

JADUAL PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Realisasi AnggaranTriwulan I dan Neraca Per 31 Maret

Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA UAPPA-W

UAPPA-E1

UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN

-

15 April 2XX1

23 April 2XX1

28 April 2XX1

07 Mei 2XX1

-

5 hari

3 hari

8 hari -

12 April 2XX1

20 April 2XX1

26 April 2XX1

06 Mei 2XX1 -

3 hari

3 hari

2 hari

1 hari

Laporan Keuangan Semester I

Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA UAPPA-W

UAPPA-E1

UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN

-

12 Juli 2XX1

17 Juli 2XX1

22 Juli 2XX1

26 Juli 2XX1

-

3 hari

3 hari

3 hari -

10 Juli 2XX1

15 Juli2XX1

20 Juli 2XX1

25 Juli 2XX1

-

2 hari

2 hari

2 hari

1 hari

Page 71: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.2

Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III dan Neraca Per 30 September

Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA UAPPA-W UAPPA-E1

UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN

-

15 Oktober 2XX1

23 Oktober 2XX1

31 Oktober 2XX1

09 November2XX1

-

5 hari

6 hari

8 hari -

12 Oktober 2XX1

20 Oktober 2XX1

29 Oktober 2XX1

08 November 2XX1 -

3 hari

3 hari

2 hari

1 hari

Laporan Keuangan Tahunan

Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu

Pengiriman

UAKPA UAPPA-W UAPPA-E1

UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN

-

23 Januari2XX2

02 FebruarI2XX2

10 Februari2XX2

Tanggal terakhir FebruarI 2XX2

6 hari

6 hari

17 hari -

20 Januari 2XX2

29 Januari 2XX2

08 Februari 2XX2

Tanggal terakhir FebruarI 2XX2

-

3 hari

3 hari

2 hari

1atau 2 hari

Keterangan • Laporan Keuangan yang disampaikan ke Unit Akuntansi di atasnya adalah

Laporan Keuangan yang telah direkonsiliasi dengan KPPN, Kanwil Ditjen PBN dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

Page 72: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.3

• Proses dan Rekonsiliasi termasuk kegiatan penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman.

• Tahun 2XX1 adalah untuk tahun anggaran berjalan, Tahun 2XX2 adalah 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir (tahun anggaran berikutnya).

Page 73: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.4

JADUAL PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN LAPORAN BARANG KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Semester I

Unit Organisasi Terima Proses Kirim Waktu Pengiriman

UAKPB UAPPB-W UAPPB-E1

UAPB Menkeu cq. Dirjen KN

-

07 Juli 2XX1

13 Juli 2XX1

17 Juli 2XX1

21 Juli 2XX1

-

4 hari

2 hari

3 hari -

05 Juli 2XX1

11 Juli 2XX1

15 Juli 2XX1

20 Juli 2XX1 -

2 hari

2 hari

2 hari

1 hari

Laporan Barang Semester II

Unit Organisasi Terima Proses Kirim Waktu Pengiriman

UAKPB UAPPB-W UAPPB-E1

UAPB

Menkeu cq. Dirjen KN

-

15 Januari 2XX2

23 Januari 2XX2

30 Januari 2XX2

5 Februari 2XX2

-

5 hari

5 hari

5 hari -

10 Januari 2XX2

20 Januari2XX2

28 Januari 2XX2

4 Februari 2XX2 -

5 hari

3 hari

2 hari

1 hari

Page 74: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.5

Laporan Barang Tahunan

Unit Organisasi Terima Proses Kirim Waktu Pengiriman

UAKPB UAPPB-W UAPPB-E1

UAPB

Menkeu cq. Dirjen KN

-

19 Januari 2XX2

27 Januari 2XX2

5 Februari 2XX2

15 Februari 2XX2

-

5 hari

7 hari

11 hari (termasuk

pemutakhiran data BMN)

-

14 Januari 2XX2

24 Januari 2XX2

3 Februari 2XX2

14 Februari 2XX2 -

5 hari

3 hari

2 hari

1 hari

Keterangan : • Tahun 2XX1 adalah untuk tahun anggaran berjalan,

Tahun 2XX2 adalah untuk 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir (tahun anggaran berikutnya).

Page 75: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 1

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA... I. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007

tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemenfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;

11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER /PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Page 76: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 2

II. LAPORAN BARANG

1. TANAH (131111) a. Tanah (1.01) Saldo Tanah pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp... Mutasi tambah tanah tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang tanah tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp... Dari jumlah di atas dalam proses ruislag/sengketa ... m2/Rp... Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat/hilang tetapi belum dihapuskan adalah ... m2/Rp...

2. PERALATAN DAN MESIN (131311) a. Alat Besar (2.01) Saldo BMN berupa Alat Besar pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... buah/unit/Rp... mutasi tambah ... buah/unit/Rp... mutasi kurang ... buah/unit/Rp... Mutasi tambah Alat Besar tersebut meliputi:

Page 77: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 3

Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Mutasi kurang Alat Besar tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Dari jumlah di atas dalam proses pertukaran/sengketa ... buah/unit/Rp... Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat/hilang tetapi belum dihapuskan adalah ... buah/unit/Rp...

b. Alat Angkutan (2.02) Saldo Alat Angkutan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... unit/Rp... mutasi tambah ... unit/Rp... mutasi kurang ... unit/Rp... Mutasi tambah Alat Angkut tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Page 78: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 4

- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset

Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp...

Mutasi kurang Alat Angkut tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

3. GEDUNG DAN BANGUNAN (131511) Saldo Gedung dan Bangunan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/ Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...

Mutasi tambah Gedung dan Bangunan tersebut meliputi:

Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Mutasi kurang Gedung dan Bangunan tersebut meliputi:

Page 79: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 5

Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

4. JALAN DAN JEMBATAN (131711)

Saldo Jalan dan Jembatan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...

Mutasi tambah Jalan dan Jembatan tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Jalan dan Jembatan tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...

Page 80: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 6

5. IRIGASI (131712) Saldo Irigasi pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...

Mutasi tambah Irigasi tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Irigasi tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...

6. JARINGAN (131713) Saldo Jaringan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...

Mutasi tambah Jaringan tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp...

Page 81: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 7

- Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Jaringan tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...

7. ASET TETAP LAINNYA (131911) Saldo Aset Tetap Lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... buah/Rp ... mutasi tambah ... buah/Rp... mutasi kurang ... buah/Rp...

Mutasi tambah Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Page 82: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 8

Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Didalam Aset Tetap Lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja menguasai aset renovasi sebanyak ... unit dengan rincian sebagai berikut: ... (disampaikan informasi mengenai jenis aset renovasi yang dikelola)

8. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (132111) Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...

Mutasi tambah Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut meliputi: - Perolehan Rp... - Pengembangan Rp... Mutasi kurang Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut meliputi: - Penyelesaian Pembangunan Rp...

9. PERSEDIAAN Saldo persediaan pada tanggal ... adalah Rp... yang terdiri dari:.. disampaikan jenis persediaan yang masih tersisa dan kondisi dari persediaan tersebut). Jumlah persediaan yang rusak/usang adalah Rp...

Mutasi tambah Persediaan tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah masuk Rp... - Rampasan Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Koreksi Rp... - Hasil Opname Fisik Rp... .

Page 83: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 9

Mutasi kurang Persediaan tersebut meliputi:

- Habis Pakai Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah keluar Rp... - Usang Rp... - Rusak Rp... - Penghapusan Lainnya Rp... - Koreksi Rp... - Hasil Opname Fisik Rp...

10. ASET TAK BERWUJUD (153)

Saldo Aset Tak Berwujud pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...

Mutasi tambah Aset Tak Berwujud tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Aset Tak Berwujud tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...

Page 84: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 10

11. ASET BERSEJARAH Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja menguasai aset bersejarah sebanyak ... unit dengan rincian sebagai berikut: ... disampaikan informasi mengenai jenis aset bersejarah yang dikelola)

III. INFORMASI TAMBAHAN

1. BMN BADAN LAYANAN UMUM Total BMN yang yang dikelola BLU senilai Rp... dengan rincian sebagai berikut:

Saldo awal mutasi tambah mutasi kurang saldo

Tanah .... ... ... ...

Peralatan dan Mesin ... ... ... ...

Gedung dan Bangunan ... ... ... ...

Jalan dan Jembatan ... . ... ... ...

Irigasi ... ... ... ...

Jaringan ... ... ... ...

Aset Tetap Lainnya ... ... ... ... Aset Tak Berwujud ... ... ... ...

2. INFORMASI LAINNYA

a. BMN yang diperoleh dari dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang belum diserahkan dengan rincian sebagai berikut:

Saldo awal mutasi tambah mutasi kurang saldo

Tanah ... ... ... ...

Peralatan dan Mesin ... ... ... ...

Gedung dan Bangunan ... ... ... ...

Jalan dan Jembatan ... ... ... ...

Irigasi ... ... ... ...

Jaringan ... ... ... ...

Aset Tetap Lainnya ... .. . ... ...

Aset Tak Berwujud ... ... ... ...

Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh penyerahan kepada Pemerintah Daerah.

Dari total BMN tersebut di atas termasuk BMN yang diperoleh dari Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang belum diserahkan dengan rincian sebagai berikut:

Page 85: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1

Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 11

Saldo awal mutasi tambah mutasi kurang saldo

Tanah ... ... ... ...

Peralatan dan Mesin ... ... ... ...

Gedung dan Bangunan .. . ... ... ...

Jalan dan Jembatan .. . ... ... ...

Irigasi ... ... ... ...

Jaringan ... ... ... ...

Aset Tetap Lainnya ... ... ... ...

Aset Tak Berwujud ... ... ... ...

Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh penyerahan kepada Kementeritan Negara/Lembaga ... sebagai pelaksana BA

b. BMN yang dihentikan penggunaan aktifnya dan belum dihapuskan dengan

rincian sebagai berikut: Tanah Rp...

Peralatan dan Mesin Rp...

Gedung dan Bangunan Rp...

Jalan dan Jembatan Rp...

Irigasi Rp...

Jaringan Rp...

Aset Tetap Lainnya Rp...

Aset Tak Berwujud Rp...

c. Informasi lainnya terkait dengan BMN yang perlu diungkapkan Disamping itu dilampirkan cetakan Laporan Barang Semester/Tahunan yang berasal dari proses penginputan data BMN melalui Aplikasi SIMAK-BMN

Page 86: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VIIPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNANLAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BANK :

NO. NOMOR REKENING TANGGAL PENUTUPAN SALDO YANG DISETOR TGL DAN SURAT BANK KETERANGAN

1 -

2 -

3 -

4 -

dst

JUMLAH -

MONITORING PENUTUPAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Monitoring Penutupan Rekening K/L - Halaman VII.1

Page 87: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Rencana Tindak Terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas Pengelolaan Rekening K/L – Halaman VII.2

RENCANA TINDAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS PENGELOLAAN REKENING

TAHUN 2XX1 DAN 2XX0∗

KLASIFIKASI NOMOR TEMUAN

I II III RENCANA TINDAK PEMERINTAH

(USULAN TPRP)

JADWAL PENYE-

LESAIAN I TEMUAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN A. Pembukaan Rekening B. Pengoperasian Rekening

C. Penutupan Rekening D. Pelaporan Rekening

E. Lain-lain

∗ Sumber PMK Nomor: 116/PMK.05/2007

Page 88: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 3

FORMAT RENCANA TINDAK PEMERINTAH TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKKL, LKBUN, LKPP TAHUN 20X0

KLASIFIKASI TEMUAN NO. TEMUAN PEMERIKSAAN

I II III RENCANA TINDAK JADWAL

PENYELESAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jakarta, 20X1 Pejabat yang bertanggung jawab, Nama ............................... NIP/NRP .........................

Page 89: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII.4

PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I

No. Header/Kolom Uraian Isian

1. Kolom 1 Diisi dengan nomor urut.

2. Kolom 2 Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

Contoh:

I. TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)

A. Temuan tentang Sistem Pengendalian atas Kas dan Bank

Rekening Giro Milik Pemerintah sebanyak 2.141 senilai Rp2.560.473,03 juta dan 260 Rekening Deposito Milik Pemerintah senilai Rp144.316,88 juta di Bank Umum belum diungkapkan dalam LKPP Tahun 2006 dan tidak jelas statusnya.

3. Kolom 3 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan.

4. Kolom 4 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berikutnya.

5. Kolom 5 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.

6. Kolom 6 Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan pemeriksaan BPK.

Contoh:

Pemerintah akan melakukan upaya-upaya penertiban rekening, antara lain:

1. menyusun peraturan/pedoman pengelolaan dan penertiban rekening pemerintah;

2. menginventarisasi, mengevaluasi, dan menentukan langkah-langkah penyelesaian rekening pemerintah.

7. Kolom 7 Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)

Contoh:

Tahun 2007

Page 90: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 5

FORMAT MONITORING PENYELESAIAN TINDAK LANJUT PEMERINTAH TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKKL, LKBUN, LKPP TAHUN 20X0

KLASIFIKASI

TEMUAN NO TEMUAN

PEMERIKSAAN I II III

RENCANA TINDAK (SESUAI DENGAN SURAT

NOMOR .../20X1)

JADWAL PENYELESAIAN

PROGRESS PER ... 20X1

UNIT PENANGGUNG

JAWAB KET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Jakarta, 20X1 Pejabat yang bertanggung jawab, Nama ................................ NIP/NRP ...........................

Page 91: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII.6

PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II

No. Header/Kolom Uraian Isian

1. Kolom 1 Diisi dengan nomor urut.

2. Kolom 2 Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

Contoh:

I. TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)

A. Temuan tentang Sistem Pengendalian atas Kas dan Bank

Rekening Giro Milik Pemerintah sebanyak 2.141 senilai Rp2.560.473,03 juta dan 260 Rekening Deposito Milik Pemerintah senilai Rp144.316,88 juta di Bank Umum belum diungkapkan dalam LKPP Tahun 2006 dan tidak jelas statusnya.

3. Kolom 3 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan.

4. Kolom 4 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berikutnya.

5. Kolom 5 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.

6. Kolom 6 Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan pemeriksaan BPK sesuai dengan surat penyampaian rencana tindak kepada BPK.

Contoh:

Pemerintah akan melakukan upaya-upaya penertiban rekening, antara lain: 1. menyusun peraturan/pedoman pengelolaan dan penertiban rekening

pemerintah; 2. menginventarisasi, mengevaluasi, dan menentukan langkah-langkah

penyelesaian rekening pemerintah.

7. Kolom 7 Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)

Contoh:

Tahun 2007

8. Kolom 8 Diisi dengan progress atau perkembangan penyelesaian rencana tindak per periode, misalnya per 31 Oktober 2007.

Contoh:

Pemerintah telah melakukan langkah-langkah penertiban rekening, antara lain:

1. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Keputusan Menteri Keuangan (KMK):

a. PMK Nomor 57 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja pada tanggal 13 Juni 2007;

b. PMK Nomor 58 Tahun 2007 tentang Penerbitan Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga pada tanggal 13 Juni 2007;

c. PMK Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan dan Penertiban Rekening pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja pada tanggal 26 Juni 2007.

d. KMK Nomor 254 Tahun 2007 tentang Pembentukan Tim Penertiban

Page 92: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004

LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 7

Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga

2. Tim yang telah dibentuk telah melakukan:

a. Sosialisasi pengelolaan dan penertiban rekening kepada seluruh kementerian negara/lembaga.

b. Pengiriman kuesioner identifikasi rekening pada kementerian negara/lembaga.

c. Inventarisasi, evaluasi, dan penyelesaian rekening sebanyak 47 dari 81 kementerian negara/lembaga dengan hasil:

Dipertahankan sebanyak 1145 rekening dengan nilai Rp567,05 miliar

Ditutup dan saldonya disetor ke Kas Negara sebanyak 97 rekening dengan nilai Rp854,87 miliar.

9.

Kolom 9 Diisi dengan unit yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian rencana tindak.

Contoh:

Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

10. Kolom 10 Diisi dengan keterangan seperlunya.