DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara...
-
Upload
truonglien -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA … fileTahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara...
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER- 51 /PB/2008
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 75 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan laporan keuangan bagi entitas pelaporan dan pos-pos tertentu yang memerlukan perlakuan khusus diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 tentang APBN Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4778 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : P E R A T U R A N D I R E K T U R J E N D E R A L PERBENDAHARAAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA.
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud dengan:
1) Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
2) Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
3) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat.
4) Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.
5) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
6) Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.
7) Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas, yang pengelolaan keuangannya diselenggarakan sesuai dengan peraturan pemerintah terkait.
BAB II
PELAPORAN KEUANGAN
Pasal 2
(1) Entitas pelaporan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.
(2) Entitas Akuntansi wajib menyampaikan laporan keuangan
selaku kuasa pengguna anggaran/barang secara periodik dan berjenjang kepada entitas pelaporan.
(3) Entitas pelaporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tertera pada lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(4) Kementerian Negara/Lembaga membentuk struktur organisasi akuntansi sebagaimana tertera pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(5) Entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada kementerian negara/lembaga menyusun laporan keuangan menurut tata cara sebagaimana diatur pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(6) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan hasil penggabungan laporan keuangan yang berasal dari entitas akuntansi di lingkungan kementerian negara/lembaga termasuk entitas akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.
(7) Tata cara penyajian Laporan Keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BA 062 dan 069) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tersendiri.
Pasal 3
(1) Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna Barang Milik Negara (BMN) wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Barang Pengguna Semester/Tahunan.
(2) Penyusunan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada kementerian negara/lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 4
(1) Dalam penyusunan laporan keuangan, kementerian negara/lembaga wajib membentuk dan menunjuk unit akuntansi keuangan/barang milik negara dengan ketentuan:
a) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) pada tingkat satuan kerja penerima Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) atau dokumen anggaran lain yang dipersamakan;
b) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W) pada tingkat Kantor Wilayah;
c) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon 1 (UAPPA/B-E1) pada tingkat Eselon 1;
d) Pembentukan dan penunjukan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B) pada tingkat kementerian negara/lembaga.
(2) Kementerian negara/lembaga yang mempunyai unit vertikal di daerah tetapi tidak mempunyai Kantor Wilayah wajib membentuk UAPPA/B-W dengan menunjuk salah satu satuan kerja di wilayah sebagai UAPPA/B-W;
(3) Kementerian negara/lembaga menetapkan dinas provinsi/ kota/kabupaten sebagai UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan atas usulan Kepala Daerah;
(4) Kepala Daerah bersama-sama dengan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan menunjuk dan menetapkan Koordinator UAPPA/B-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
BAB III
DOKUMEN SUMBER PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 5
(1) Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga adalah dokumen sumber tahun anggaran berjalan sampai dengan 31 Desember.
(2) Dokumen sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam pencatatan saldo awal BMN.
Pasal 6
Dokumen sumber yang diproses dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dalam lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
BAB IV
REKONSILIASI DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 7
(1) Dalam penyajian Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga wajib melakukan rekonsiliasi dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAKPA dilakukan dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setiap bulan;
b) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W dilakukan dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
c) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPPA-E1 dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester.
d) Rekonsiliasi Laporan Keuangan tingkat UAPA dilakukan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester;
(2) Pedoman rekonsiliasi laporan barang diatur lebih lanjut dengan peraturan bersama Direktur Jenderal Perbendaharaan dan Direktur Jenderal Kekayaan Negara.
Pasal 8
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga terdiri dari:
a) Laporan Realisasi Anggaran;
b) Neraca;
c) Catatan atas Laporan Keuangan.
(2) Laporan Barang sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (1) disajikan sebagai lampiran Catatan atas Laporan Keuangan.
(3) Sistematika dan contoh format penyajian laporan keuangan ditetapkan dalam lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(4) Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) wajib dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
(5) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan unit organisasi lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, yang menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara berdasarkan peraturan perundang-undangan, wajib menyampaikan laporan barang tersebut kepada Menteri Keuangan.
BAB V
REVIU DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Pasal 9
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran dan tahunan wajib direviu oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan.
(2) Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan kementerian negara/lembaga.
(3) Pelaksanaan reviu oleh aparat pengawas intern mengacu kepada Peraturan Dirjen Perbendaharaan tentang Pedoman Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Pasal 10
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.
(2) Laporan Keuangan Tingkat Eselon 1 semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Pimpinan Eselon 1.
(3) Laporan Keuangan Tingkat Wilayah semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Kepala Kantor/Koordinator Wilayah.
(4) Laporan Keuangan Tingkat Satuan Kerja semesteran dan tahunan wajib disertai Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja.
Pasal 11
(1) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sudah disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan pada tanggal terakhir bulan Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
(2) Laporan Barang Pengguna Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sudah diterima oleh Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Kekayaan Negara selambat-lambatnya tanggal 15 Februari setelah tahun anggaran berakhir, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 12
Kementerian Negara/Lembaga harus mengungkapkan dalam Laporan Keuangannya:
a) Temuan BPK dan tindak lanjut atas temuan dimaksud dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
b) Rekening pemerintah yang dikelola.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 13
Entitas Pelaporan yang memerlukan perlakuan khusus dalam penyusunan laporan keuangan akan diatur secara terpisah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2008.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 November 2008
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Entitas Pelaporan - Halaman I.1
ENTITAS PELAPORAN
No. Kode BA Uraian Bagian Anggaran
1. 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat 2. 002 Dewan Perwakilan Rakyat 3. 004 Badan Pemeriksa Keuangan 4. 005 Mahkamah Agung 5. 006 Kejaksaan Agung 6. 007 Sekretariat Negara 7. 010 Departemen Dalam Negeri 8. 011 Departemen Luar Negeri 9. 012 Departemen Pertahanan
10. 013 Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia 11. 015 Departemen Keuangan 12. 018 Departemen Pertanian 13. 019 Departemen Perindustrian 14. 020 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 15. 022 Departemen Perhubungan 16. 023 Departemen Pendidikan Nasional 17. 024 Departemen Kesehatan 18. 025 Departemen Agama 19. 026 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 20. 027 Departemen Sosial 21. 029 Departemen Kehutanan 22. 032 Departemen Kelautan dan Perikanan 23. 033 Departemen Pekerjaan Umum 24. 034 Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 25. 035 Menko Bidang Perekonomian 26. 036 Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat 27. 040 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 28. 041 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara 29. 042 Kementerian Negara Riset dan Teknologi 30. 043 Kementerian Negara Lingkungan Hidup 31. 044 Kementerian Negara Koperasi dan UKM 32. 047 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 33. 048 Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 34. 050 Badan Intelijen Negara 35. 051 Lembaga Sandi Negara 36. 052 Dewan Ketahanan Nasional 37. 054 Badan Pusat Statistik 38. 055 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS 39. 056 Badan Pertanahan Nasional 40. 057 Perpustakaan Nasional
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Entitas Pelaporan - Halaman I.2
No. Kode BA Uraian Bagian Anggaran
41. 059 Departemen Komunikasi dan Informatika 42. 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia 43. 061* Cicilan Bunga Utang 44. 062* Subsidi dan Transfer 45. 063 Badan Pengawasan Obat dan Makanan 46. 064 Lembaga Ketahanan Nasional 47. 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal 48. 066 Badan Narkotika Nasional 49. 067 Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal 50. 068 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 51. 069* Belanja Lain-Lain 52. 070* Dana Perimbangan 53. 071* Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang 54. 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 55. 075 Badan Meteorologi dan Geofisika 56. 076 Komisi Pemilihan Umum 57. 077 Mahkamah Konstitusi 58. 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 59. 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 60. 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional 61. 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 62. 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 63. 083 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional 64. 084 Badan Standardisasi Nasional 65. 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir 66. 086 Lembaga Administrasi Negara 67. 087 Arsip Nasional Republik Indonesia 68. 088 Badan Kepegawaian Negara 69. 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan 70. 090 Departemen Perdagangan 71. 091 Kementerian Negara Perumahan Rakyat 72. 092 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga 73. 093 Komisi Pemberantasan Korupsi 74. 094 Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias 75. 095 Dewan Perwakilan Daerah 76. 096* Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri 77. 097* Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Dalam Negeri 78. 098* Penerusan Pinjaman 79. 099* Penyertaan Modal Negara 80. 100 Komisi Yudisial 81. 101* Penerusan Pinjaman Sebagai Hibah 82. 102* Penerusan Hibah 83. 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana 84. 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 85. 105 Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
* Tata Cara Pelaporan Keuangan atas Bagian Anggaran ini tidak diatur dalam Perdirjen ini
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Entitas Pelaporan - Halaman I.3
Unit organisasi lainnya yang bukan merupakan Bagian Anggaran, tetapi mengelola dana APBN/menggunakan dan atau memanfaatkan barang milik negara berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah entitas pelaporan, antara lain : • Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam • Otorita Pengembangan Daerah Industri Sabang • Badan Pengelola Gelora Bung Karno • Badan Pengelola Kompleks Kemayoran • Badan Pengelola Kegiatan Hulu Migas • Lembaga Penyiaran Publik RRI • Lembaga Penyiaran Publik TVRI • Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) • Unit Organisasi lainnya
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR:PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 1
STRUKTUR ORGANISASI UNIT AKUNTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
I. PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan anggaran, setiap kementerian negara/lembaga selaku pengguna
anggaran/barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan yang meliputi
transaksi pendapatan, belanja, aset, utang, dan ekuitas dana, yang berada dalam tanggung
jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara.
A. Unit Akuntansi
Dalam pelaksanaan sistem akuntansi, kementerian negara/lembaga wajib membentuk unit
akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.
A.1. Unit akuntansi keuangan terdiri dari :
• Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
• Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).
A.2. Unit akuntansi barang terdiri dari :
• Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I (UAPPB-E1)
• Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
• Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W)
• Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) .
B. Penanggung jawab Unit Akuntansi Keuangan/Barang
B.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 2
UAPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat kementerian negara/lembaga
(pengguna anggaran/barang), penanggungjawabnya adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga.
B.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-E1)
UAPPA/B-E1 merupakan unit akuntansi pada tingkat eselon I, penanggung
jawabnya adalah pejabat eselon I.
B.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Wilayah (UAPPA/B-W)
B.3.1. UAPPA/B-W merupakan unit akuntansi pada tingkat wilayah yang
melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B instansi
vertikal kementerian negara/lembaga di wilayahnya. UAPPA/B W dibentuk
dengan menunjuk dan menetapkan kantor wilayah atau satuan kerja
sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab UAPPA/B W adalah Kepala
Kantor Wilayah atau Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPA/B-W.
B.3.2 Koordinator UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi
pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan
seluruh UAPPA-W/UAPPB-W Dekonsentrasi di wilayahnya,
penanggungjawabnya adalah Gubernur.
B.3.3. UAPPA/B Wilayah Dekonsentrasi merupakan unit akuntansi pada tingkat
wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh UAKPA/B
Dekonsentrasi yang berada di bawahnya. Setiap dinas pada pemerintah
provinsi yang menerima alokasi dana dekonsentrasi ditunjuk dan ditetapkan
sebagai UAPPA/B-W. Penanggungjawab UAPPA/B Wilayah adalah Kepala
Dinas Pemerintah Provinsi sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh
pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.
B.3.4 Koordinator UAPPA/B Wilayah Tugas Pembantuan merupakan unit
akuntansi pada tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan
keuangan seluruh UAPPA-W/UAPPB-W Tugas Pembantuan di wilayahnya,
penanggungjawabnya adalah Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota).
B.3.5. UAPPA/B Wilayah Tugas Pembantuan merupakan unit akuntansi pada
tingkat wilayah yang melakukan pengabungan laporan keuangan seluruh
UAKPA/UAKPB Tugas Pembantuan yang berada di bawahnya. Setiap
Dinas pada pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota yang menerima
alokasi dana Tugas Pembantuan ditunjuk dan ditetapkan sebagai UAPPA/B
Wilayah Tugas Pembantuan. Penanggungjawab UAPPA/B W Tugas
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 3
Pembantuan adalah Kepala Dinas Pemerintah Daerah
(provinsi/kabupaten/kota) sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh
pemerintah melalui kementerian negara/lembaga.
B.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) .
UAKPA/B merupakan unit akuntansi pada tingkat satuan kerja (kuasa pengguna
anggaran/barang) yang memiliki wewenang menguasai anggaran/barang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penanggung jawab UAKPA/B adalah Kepala
Satuan Kerja. Untuk UAKPA/B Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
penanggungjawabnya adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
C. Struktur Organisasi Unit Akuntansi Dengan adanya pembentukan dan penunjukan unit akuntansi keuangan maupun barang,
diperlukan adanya struktur organisasi Unit Akuntansi. Pencantuman struktur organisasi
dalam Peraturan Direktur Jenderal ini merupakan pedoman bagi Kementerian
Negara/Lembaga dalam pembentukan dan penunjukan unit akuntansi. Pembentukan
struktur organisasi unit akuntansi disesuaikan dengan struktur organisasi pada
kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah (dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan).
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini hanya dicantumkan struktur
organisasi unit akuntansi keuangan sedangkan untuk unit akuntansi barang telah diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan No.171/PMK.05/2007.
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 4
Struktur organisasi Unit Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut : C. 1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan
KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA BIRO YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI
PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KESEKRETARIATAN/
PEJABAT YANG DITUNJUK
MENTERI /PIMPINAN LEMBAGA
PETUGAS KOMPUTER
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 5
C.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan
KABAG. KEUANGAN/KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
SEKRETARIS ESELON I (SEKDITJEN/SEKBAN)/
PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS
AKUNTANSI/ VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
PEJABAT ESELON I (DIRJEN/KA.BADAN)/
PEJABAT YANG DITUNJUK
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 6
C.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah (UAPPA-W) Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan Pada tingkat wilayah, kementerian negara/lembaga menunjuk dan menetapkan satuan kerja sebagai UAPPA-W /UAPPB-W untuk unit vertikal instansi yang berada di wilayah/provinsi. Struktur organisasi unit akuntansi untuk satuan kerja yang ditunjuk sebagai UAPPA-W/ UAPPB-W disesuaikan dengan struktur organisasi kementerian negara/lembaga.
PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA KANTOR WILAYAH/
KEPALA SATUAN KERJA YANG DITETAPKAN
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 7
C. 4. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran–Wilayah Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)
Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK
GUBERNUR
PEJABAT ESELON III KABAG. KEUANGAN/ KABAG.
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
PEJABAT ESELON II YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 8
C. 5. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Dekonsentrasi (UAPPA-W Dekonsentrasi)
Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
KABIRO. KEUANGAN/ PEJABAT YANG
MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA DINAS PROVINSI
KABAG. KEUANGAN/ KABAG. VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
GUBERNUR SEBAGAI
KOORDINATOR
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 9
C. 6. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran–Wilayah Tugas Pembantuan (UAPPA-W Tugas Pembantuan)
Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/
PEJABAT YANG DITUNJUK
PEJABAT ESELON I YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA DAERAH
(GUBERNUR/BUPATI/ WALIKOTA)
PEJABAT ESELON III KABAG. KEUANGAN/ KABAG.
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/
VERIFIKASI DAN AKUNTANSI/PEJABAT YANG
DITUNJUK
PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
PEJABAT ESELON II YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 10
C.7. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – Wilayah Tugas Pembantuan (UAPPA-W TP) pada tingkat Kabupaten/Kota
Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan
PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI
PETUGAS
KOMPUTER
KEPALA DINAS
PEMERINTAH DAERAH (PROVINSI/KABUPATEN/
KOTA)
KABAG. KEUANGAN/ PEJABAT YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK
KEPALA SUBBAGIAN/SEKSI
YANG MEMBIDANGI KEUANGAN/ VERIFIKASI DAN AKUNTANSI /PEJABAT YANG DITUNJUK
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 11
C.8. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (UAKPA DK/UAKPA TP)
Keterangan: Penanggung Jawab Petugas Akuntansi Keuangan
KEPALA SATUAN KERJA/
KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
PETUGAS
PEREKAMAN KOMPUTER
PETUGAS AKUNTANSI/ VERIFIKASI
KASUBAG.TU/PEJABAT YANG MENANGANI KEUANGAN/ VERIFIKASI
DAN AKUNTANSI/ PEJABAT YANG DITUNJUK
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 12
D. Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi Keuangan
D.1. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA)
Tugas pokok penanggung jawab UAPA adalah menyelenggarakan akuntansi
keuangan pada tingkat kementerian negara/lembaga dengan fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPA melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.1.a. Penanggung jawab UAPA
D.1.a.1.) Menteri/Pimpinan Lembaga melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Membina dan mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup kementerian negara/lembaga;
• Membina dan memantau pelaksanaan akuntansi pada pengguna anggaran,
sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang diperlukan;
• Menetapkan organisasi UAPA sebagai pelaksana Sistem Akuntansi
Keuangan;
• Membina pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian
negara/lembaga;
• Menandatangani Pernyataan Tanggung Jawab;;
• Menyampaikan laporan keuangan semesteran dan tahunan ke Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran;
• Menandatangani Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
semesteran dan tahunan yang akan disampaikan ke Menteri Keuangan.
D.1.a.2.) Pejabat eselon I dan/atau kepala biro yang membidangi keuangan/pejabat
yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup kementerian negara/lembaga;
• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana
yang diperlukan;
• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 13
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan
UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
• Menyetujui Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang akan
disampaikan ke Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan
sebelum ditandatangani menteri/pimpinan lembaga.
D.1.a.3.) Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau Kepala Subbagian
Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi atau pejabat yang membidangi
keuangan/verifikasi dan akuntansi atau pejabat yang ditunjuk,
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan di lingkup kementerian
negara/lembaga;
• Menyiapkan usulan struktur organisasi dan uraian tugas seluruh unit
akuntansi di tingkat pusat maupun daerah;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;
• Memantau pelaksanaan sistem akuntansi keuangan pada unit-unit
akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;
• Memberikan petunjuk kepada unit-unit akuntansi di tingkat pusat maupun
daerah tentang hubungan kerja, sumber daya manusia, sumber dana,
sarana dan prasarana serta hal-hal administratif lainnya;
• Melakukan supervisi/pembinaan atas pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan pada unit-unit akuntansi di lingkup kementerian negara/lembaga;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga yang akan didistribusikan;
• Mengkoordinasikan pembuatan laporan kegiatan dan pendistribusiannya;
• Mengevaluasi hasil kerja petugas akuntansi;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap
semester;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPA dan ADK ke Menteri Keuangan
c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan yang telah ditandatangani oleh
menteri/pimpinan lembaga.
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 14
D.1.b. Petugas akuntansi keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAPA yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
• Memelihara laporan keuangan dari UAPPA-E1;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-E1;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan
Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan tingkat UAPA
berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK UAPPA-E1;
• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan semesteran dan tahunan
tingkat UAPA untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPA;
• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1)
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-E1 adalah menyelenggarakan akuntansi
keuangan pada tingkat Eselon I dengan fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-E1 melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.2.a. Penanggung jawab UAPPA-E1
D.2.a.1.) Direktur Jenderal/Kepala Badan/Pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup Eselon I;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 15
• Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana
Sistem Akuntansi Keuangan;
• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang diperlukan;
• Menetapkan organisasi UAPPA-E1 sebagai pelaksana sistem akuntansi
keuangan di lingkup Eselon I;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-E1;
• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan dengan
UAPPA-E1 dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
• Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab
tingkat UAPPA-E1 yang akan disampaikan ke Menteri/Pimpinan Lembaga;
• Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-E1 ke Menteri/Pimpinan
Lembaga sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
D.2.a.2.) Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Badan/Pejabat yang ditunjuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
Eselon I;
• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-
E1;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang diperlukan;
• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-E1;
• Menyetujui laporan keuangan tingkat eselon I yang akan disampaikan ke
UAPA, sebelum ditandatangani Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I.
D.2.a.3.) Kepala Bagian dan/atau Kepala Subbagian Keuangan/Verifikasi dan
Akuntansi/pejabat yang membidangi keuangan/verifikasi dan
akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang
terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup UAPPA-E1;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 16
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan jika
dianggap perlu;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-E1 yang akan
didistribusikan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-E1 setelah ditandatangani
Dirjen/Kepala Badan/pejabat eselon I dan ADK ke UAPA.
D.2.b. Petugas akuntansi keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-E1 yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAPPA-W dan/atau UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau UAKPA Pusat dan/atau
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan
Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q.
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan triwulanan, semesteran, dan tahunan tingkat
UAPPA-E1 berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK dari
UAPPA-W dan/atau UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan/atau
UAKPA Pusat;
• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-E1;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 17
• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W adalah menyelenggarakan akuntansi
keuangan pada tingkat Kantor Wilayah atau Unit Kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPA-W dengan fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.3.a. Penanggung jawab UAPPA-W
D.3.a.1.) Kepala Kantor Wilayah/Kepala satuan kerja yang ditetapkan sebagai
UAPPA-W melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup UAPPA-W;
• Mengkoordinasikan penyiapan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana
sistem akuntansi keuangan;
• Menetapkan organisasi UAPPA-W sebagai pelaksana sistem akuntansi
keuangan di lingkup wilayahnya;
• Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang diperlukan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W;
• Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara
UAPPA-W dengan UAPPA-E1, UAPA dan Tim Bimbingan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
• Menandatangani laporan keuangan dan Pernyataan Tanggung Jawab
tingkat UAPPA-W ke UAPPA-E1;
• Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W ke UAPPA-E1 sebagai
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 18
D.3.a.2.) Kepala Bagian Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang
membidangi Keuangan/Verifikasi dan Akuntansi/pejabat yang ditetapkan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
UAPPA-W;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan;
• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W dan tingkat
UAKPA;
• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke
UAPPA-E1 sebelum ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat
yang ditetapkan.
D.3.a.3.) Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi Keuangan/Verifikasi dan
Akuntansi/pejabat yang ditetapkan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pejabat/petugas yang
terlibat dalam pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup UAPPA-W;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang
dengan laporan keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W yang akan
didistribusikan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W dan ADK ke UAPPA-E1 yang
telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah/Pejabat yang ditetapkan.
D.3.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W yang terdiri dari Petugas
Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer melaksanakan kegiatan sebagai
berikut:
• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 19
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara Laporan Keuangan dengan
Laporan Barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila
ditemukan kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W berdasarkan
penggabungan laporan keuangan dan ADK UAKPA;
• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W;
• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA)
Tugas pokok penanggung jawab UAKPA adalah menyelenggarakan akuntansi
Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA melaksanakan kegiatan
sebagaimana uraian di bawah ini.
D.4.a. Penanggung jawab UAKPA
Kepala Satuan Kerja/Kepala Subbagian/pejabat yang menangani
keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
berdasarkan target yang telah ditetapkan;
• Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem
akuntansi keuangan di lingkungannya;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 20
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan;
• Menelaah dan menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;
• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;
• Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA dan ADK ke KPPN dan
UAPPA-W/E1.
D.4.b. Petugas Akuntansi Keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA yang terdiri dari Petugas Administrasi
dan Petugas Verifikasi melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Memelihara dokumen sumber (DS) dan dokumen akuntansi;
• Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi Kuasa
Pengguna Anggaran (SAKPA);
• Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang;
• Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi SAKPA
dengan DS;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
• Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA;
• Menyimpan ADK dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
D.5. Koordinator Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai
berikut:
• Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah
melaksanakan akuntansi keuangan,
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 21
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan atas pengunaan dana
dekonsentrasi/ tugas pembantuan untuk provinsi/kabupaten/kota yang
bersangkutan,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, Koordinator UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di
bawah ini.
D.5.a. Penanggung jawab Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
D.5.a.1.) Gubernur/Kepala Daerah (provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan
sebagai berikut:
Menetapkan unit organisasi Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
D.5.a.2.) Pejabat Eselon I/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Mengarahkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana
yang diperlukan;
Mengarahkan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem
akuntansi keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
• Mengarahkan koordinasi pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
• Mengarahkan penyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah sebelum ditandatangani oleh
Gubernur/ bupati/Walikota.
D.5.a.2.) Pejabat Eselon II/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang ditunjuk
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 22
• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan
prasarana yang diperlukan;
• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat Koordinator UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di
perlukan;
• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi
Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke
Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/
Bupati/Walikota.
D.5.a.3.) Kepala Bagian/Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi
Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang
terlibat sistem akuntansi keuangan;
• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara Laporan
Barang dengan Laporan Keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan Koordinator UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan Koordinator UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang telah ditandatangani oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dan ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 23
D.5.b. Petugas Akuntansi Keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas
Komputer melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila
ditemukan kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat Koordinator UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan
keuangan dan ADK UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
• Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyimpan ADK data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap
akhir tahun anggaran.
D.6. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Tugas pokok Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi dengan fungsi sebagai
berikut:
• Memastikan bahwa seluruh UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan telah
melaksanakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan atas pengunaan dana
dekonsentrasi/tugas pembantuan untuk provinsi/kabupaten/kota yang
bersangkutan,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 24
Tugas pokok penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi keuangan pada tingkat provinsi/kota/kabupaten dengan
fungsi sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.
E.5.a. Penanggung jawab UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
D.5.a.1.) Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Pemerintah Daerah
(provinsi/kabupaten/kota) melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di
lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
Menetapkan organisasi UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
sebagai pelaksana sistem akuntansi keuangan;
Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana
yang diperlukan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pembinaan dan monitoring pelaksanaan
sistem akuntansi keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi agar sesuai dengan target yang
telah ditetapkan;
Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan antara
UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dengan UAPPA-E1, UAPA
dan Tim Bimbingan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Menandatangani laporan keuangan dan PERNYATAAN TANGGUNG
JAWAB tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
Menyampaikan laporan keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan ke Kementerian Negara/Lembaga sebagai laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
D.5.a.2.) Kepala Biro Keuangan/pejabat yang membidangi keuangan/pejabat yang
ditunjuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi keuangan di lingkup
UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 25
• Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada organisasi UAPPA-
W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana, dan
prasarana yang diperlukan;
• Memonitor kegiatan proses akuntansi di tingkat UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyiapkan sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang di
perlukan;
• Menyetujui laporan keuangan tingkat wilayah yang akan disampaikan ke
Kementerian Negara/Lembaga sebelum ditandatangani oleh Gubernur/
bupati/Walikota.
D.5.a.3.) Kepala Bagian/Kepala Subbagian/Kepala Seksi yang membidangi
Keuangan/Verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Melaksanakan sistem akuntansi keuangan berdasarkan target yang telah
ditetapkan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para pajabat/petugas yang
terlibat sistem akuntansi keuangan;
• Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan sistem akuntansi
keuangan di lingkup UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang
dengan laporan keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan;
• Meneliti dan menganalisis Laporan Keuangan UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang akan didistribusikan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan yang telah ditandatangani oleh Gubernur/ bupati/Walikota dan
ADK ke Kementerian Negara/Lembaga.
D.5.c. Petugas Akuntansi Keuangan
Petugas akuntansi pada tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
yang terdiri dari Petugas Akuntansi/Verifikasi dan Petugas Komputer
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 26
• Memelihara laporan keuangan dan ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
• Menerima dan memverifikasi ADK dari UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun oleh petugas akuntansi barang serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan;
• Melaksanakan rekonsiliasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan c.q. Bidang AKLAP serta melakukan koreksi apabila
ditemukan kesalahan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan berdasarkan penggabungan laporan keuangan dan ADK
UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyiapkan konsep Pernyataan Tanggung Jawab;
• Melakukan analisis untuk membuat Catatan atas Laporan Keuangan;
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyimpan arsip data keuangan dan melakukan proses tutup buku setiap
akhir tahun anggaran.
D.6. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan
Tugas pokok penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan adalah
menyelenggarakan akuntansi Keuangan di lingkungan satuan kerja, dengan fungsi
sebagai berikut:
• Menyelenggarakan akuntansi keuangan,
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala,
• Memantau pelaksanaan akuntansi keuangan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan melaksanakan kegiatan sebagaimana uraian di bawah ini.
D.6.a. Penanggung jawab UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
Kepala SKPD, Kepala Subbagian TU/pejabat yang menangani
keuangan/verifikasi dan akuntansi/pejabat yang ditunjuk melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Menyiapkan rencana dan jadual pelaksanaan sistem akuntansi keuangan
berdasarkan target yang telah ditetapkan;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 27
• Menunjuk dan menetapkan organisasi UAKPA sebagai pelaksana sistem
akuntansi keuangan di lingkungannya;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi keuangan;
• Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja petugas pelaksana sistem
akuntansi keuangan;
• Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar
sehubungan dengan pelaksanaan sistem;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan barang
dengan laporan keuangan;
• Mengkoordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi dengan KPPN;
• Menelaah Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang akan didistribusikan;
• Menandatangani Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
• Menyampaikan Laporan Keuangan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan yang sudah ditandatangani dan ADK ke KPPN , UAPPA-W
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan UAPPA-E1.
D.6.b. Petugas Akuntansi
Petugas akuntansi pada tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
yang terdiri dari Petugas Administrasi dan Petugas Verifikasi melaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
• Memelihara DS dan dokumen akuntansi;
• Membukukan/menginput DS ke dalam aplikasi sistem akuntansi keuangan;
• Menerima data BMN dari petugas akuntansi barang;
• Melakukan verifikasi atas register transaksi yang dihasilkan aplikasi sistem
akuntansi keuangan dengan DS;
• Melaksanakan rekonsiliasi internal antara laporan keuangan dengan
laporan barang yang disusun serta melakukan koreksi apabila ditemukan
kesalahan;
• Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan serta melakukan koreksi
apabila ditemukan kesalahan;
• Menyiapkan konsep Pertanyaan Tanggung Jawab;
• Melakukan analisis untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan;
• Menyusun laporan keuangan tingkat UAKPA Dekonsentrasi/Tugas
Pembantuan;
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Struktur Organisasi Unit Akuntansi pada K/L – Halaman II. 28
• Menyiapkan pendistribusian laporan keuangan tingkat UAKPA
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;
• Menyimpan arsip data dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun
anggaran.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.1
TATA CARA PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Kementerian negara/lembaga selaku pengguna anggaran dan barang menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan dan barang yang berada dalam tanggung jawabnya. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara serta mengatur Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara. Menteri Keuangan juga menghimpun Laporan Keuangan dan Laporan Barang dari seluruh kementerian negara/lembaga untuk menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan anggaran dan barang. Laporan barang sebagai bahan pendukung penyusunan Neraca Pemerintah Pusat.
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang digunakan sebagai pertanggungjawaban keuangan kementerian negara/lembaga meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disertai dengan Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern, Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran dan dilampiri dengan Laporan Barang Pengguna, Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan Laporan Rekening Pemerintah.
Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur: I. Jenis dan Periode Pelaporan II. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan III. Verifikasi dan Rekonsiliasi IV. Waktu Penyampaian Laporan Keuangan V. Lain-lain Pendukung Laporan Keuangan VI. Sistematika Isi Laporan Keuangan VII. Pos-pos Laporan Keuangan VIII. Rincian Laporan Keuangan IX. Isi Catatan atas Laporan Keuangan X. Penyusunan Laporan Barang
I. JENIS DAN PERIODE PELAPORAN
Jenis dan periode laporan yang harus disampaikan adalah sebagai berikut: a. Tingkat UAKPA ke KPPN
a.1. UAKPA dengan jenis kewenangan Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah (KD)
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA ¹) X 2 Neraca X 3 ADK X 4 BAR ²) X
a.2. UAKPA dengan jenis kewenangan Dekonsentrasi (DK) dan Tugas Pembantuan (TP)
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.2
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA ¹) X 2 Neraca X 3 ADK X 4 BAR ²) X
a.3. UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA ¹) X 2 Neraca X 3 ADK X X 4 BAR ²) X
b. Tingkat UAKPA ke tingkat UAPPA-W/UAPPA-E1
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/
ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X
c. Tingkat UAPPA-W ke Kanwil Ditjen PBN
c.1. UAPPA-W (untuk satker dengan jenis kewenangan KP dan KD) ke Kanwil Ditjen PBN
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA 3) X 2 Neraca 4) X 3 ADK X
c.2. UAPPA-W DK/TP (untuk satker dengan jenis kewenangan DK dan TP) ke Kanwil
Ditjen PBN Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/
ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X 2 Neraca 4) X 3 ADK X
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.3
d. Tingkat UAPPA-W ke tingkat UAPPA-E1
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X
e. Tingkat UAPPA-E1 ke tingkat UAPA
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/
ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA 3) X X X X 2 Neraca X X X 3 CaLK X X 4 ADK X 5 BAR X
f. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Unaudited)
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/
ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan 1 LRA3) X X X 2 Neraca X X 3 CaLK X X 4 ADK5) X
g. Tingkat UAPA ke Departemen Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan (Audited)
Periode Pelaporan No. Jenis Laporan/ ADK Bulanan Triwulanan Semesteran Tahunan
1 LRA3) X 2 Neraca X 3 CaLK X 4 ADK5) X
Keterangan : X Jenis Laporan/ADK yang disampaikan.
¹) LRA yang disampaikan terdiri dari LRA Belanja Format DIPA, LRA Pengembalian
Belanja, LRA Pendapatan dan Hibah dan LRA Pengembalian Pendapatan dan Hibah yang disampaikan pada saat rekonsiliasi.
²) BAR hasil rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen PBN yang disampaikan oleh UAKPA yang ditunjuk/ditetapkan sebagai UAPPA-W sesuai dengan prosedur rekonsiliasi.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.4
3) LRA yang disampaikan meliputi LRA Satuan Kerja/Wilayah/Eselon 1/Kementerian Negara/Lembaga (semesteran dan tahunan), LRA Belanja, LRA Pengembalian Belanja, LRA Pendapatan, LRA Pengembalian Pendapatan.
4) Neraca yang disampaikan adalah neraca bulan Maret, Juni, September dan Desember.
5) ADK yang disampaikan adalah ADK selama triwulan I (Januari s.d. Maret), triwulan II (April s.d. Juni), triwulan III (Juli s.d. September), dan triwulan IV (Oktober s.d. Desember).
II. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
A. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Semester I 1. LRA Kementerian Negara/Lembaga Semester I disusun berdasarkan hasil
penggabungan LRA UAPPA-E1 Semester I lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
2. LRA UAPPA-E1 Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Semester I UAKPA di bawah eselon I, LRA Semester I UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, LRA Semester I UAPPA-W, dan LRA Semester I UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan Semester I.
3. LRA UAPPA-W Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA UAKPA Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.
4. LRA UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I lingkup wilayah yang bersangkutan.
B. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Tahunan 1. LRA Tahunan Kementerian Negara/Lembaga disusun berdasarkan hasil
penggabungan LRA UAPPA-E1 Tahunan lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
2. LRA Tahunan UAPPA-E1 disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA di bawah eselon I, LRA Tahunan UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, LRA Tahunan UAPPA-W, dan LRA Tahunan UAPPA-W Dekonsentarasi/Tugas Pembantuan.
3. LRA UAPPA-W Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA lingkup wilayah yang bersangkutan.
4. LRA Tahunan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan disusun berdasarkan hasil penggabungan LRA Tahunan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan lingkup wilayah yang bersangkutan.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.5
C. Neraca per 30 Juni 2XX1 1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 30 Juni 2XX1 berdasarkan hasil
penggabungan neraca UAPPA-E1 per 30 Juni. 2. Neraca UAPPA-E1 per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan
neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas pembantuan per 30 Juni.
3. Neraca UAPPA-W per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA per 30 Juni.
4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni.
D. Neraca per 31 Desember 2XX1 1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2XX1 disusun
berdasarkan hasil penggabungan neraca UAPPA-E1 per 31 Desember. 2. Neraca UAPPA-E1 per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil
penggabungan Neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas pembantuan per 31 Desember.
3. Neraca UAPPA-W per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA per 31 Desember.
4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember.
III. PEREKAMAN, VERIFIKASI DAN REKONSILIASI
A. Tingkat Satuan Kerja (UAKPA)/UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
1. Perekaman dokumen sumber berupa: a. Dokumen Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), DIPA Luncuran, serta Lampiran RKAKL formulir 4.2 (uraian anggaran pendapatan per akun pendapatan)
b. Dokumen penerimaan anggaran: Dokumen sumber penerimaan anggaran adalah Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang disertai dengan: - Surat Setoran Pajak (SSP)/dokumen sejenis, atau - Surat Setoran Bea Cukai (SSBC)/dokumen sejenis, atau - Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP), atau - Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), atau - Surat Tanda Setoran (STS), atau - Dokumen penerimaan lainnya yang dipersamakan.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.6
c. Dokumen pelaksanaan anggaran: - Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), - Revisi DIPA, - DIPA Luncuran, - Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) atau RKAKL Formulir 1.5, - Revisi POK atau RKAKL Formulir 1.5, - Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA), - Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan.
d. Dokumen pengeluaran anggaran: - Surat Perintah Membayar (SPM) dan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D), - Surat Perintah Pengesahan dan Pembukuan (SP3), - Dokumen pengeluaran anggaran lainnya yang dipersamakan.
2. Proses perekaman tersebut menghasilkan register transaksi untuk diverifikasi dengan dokumen sumbernya, sehingga seluruh transaksi dipastikan sudah diproses sesuai dengan dokumen sumber yang ada. Disamping itu, petugas akuntansi keuangan melakukan penerimaan ADK dalam bentuk jurnal transaksi BMN. Selanjutnya dilakukan proses posting untuk menghasilkan buku besar.
3. Laporan keuangan beserta ADK dikirim ke KPPN untuk dilakukan rekonsiliasi dengan data yang ada di KPPN. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR). BAR tersebut akan menjadi salah satu dokumen dalam rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
4. Setiap bulan UAKPA melakukan pengiriman ADK, LRA, dan neraca ke tingkat UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan berikut BAR. Sedangkan untuk UAKPA kantor pusat hanya melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.
5. UAKPA yang ditunjuk sebagai UAPPA-W, pada saat rekonsiliasi dengan KPPN untuk bulan Mei, Agustus, November 2XX1 dan Februari 2XX2, harus melampirkan BAR UAPPA-W hasil rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
6. Apabila UAPPA-W belum terbentuk pada Dinas Pemerintah Daerah maka UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca ke UAPPA-E1 beserta ADK sesuai jadual penyampaian.
7. Pengenaan sanksi bagi UAKPA dan UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per-19/PB/2008.
8. Setiap semester UAKPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVa. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke UAPPA-W/UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh KPA/kepala satker.
9. Jadual pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.7
B. Tingkat Wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
1. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) adalah laporan keuangan hasil penggabungan ADK tingkat satuan kerja (UAKPA) lingkup wilayah yang bersangkutan.
2. Setiap bulan UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke tingkat UAPPA-E1 untuk dilakukan penggabungan dan setiap triwulan disertai dengan BAR.
3. Laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W) beserta ADK setiap triwulan harus dikirim ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk dilakukan proses rekonsiliasi dengan data yang ada di Kanwil Ditjen Perbendaharaan. BAR pada tingkat satuan kerja dengan KPPN dapat digunakan sebagai salah satu bahan rekonsiliasi antara UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
4. UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila terjadi kesalahan pada satuan kerja, UAPPA-W meminta satuan kerja terkait untuk mengoreksi dan melakukan pengiriman ulang. Selanjutnya UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan penggabungan ulang dan melakukan pengiriman ke UAPPA-E1.
5. Pengenaan sanksi bagi UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan diatur dalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per- 19/PB/2008.
6. Setiap semester UAPPA-W dan UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVb, untuk kemudian disampaikan ke UAPPA-E1 disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh penanggung jawab UAPPA-W.
7. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
C. Tingkat Eselon I (UAPPA-E1)
1. Laporan keuangan tingkat eselon I (UAPPA-E1) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan tingkat satuan kerja (UAKPA) di bawah eselon 1 dan laporan keuangan tingkat wilayah (UAPPA-W)/UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan, lingkup eselon I yang bersangkutan, termasuk satuan kerja yang menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU).
2. Setiap bulan UAPPA-E1 melakukan pengiriman ADK, LRA, dan Neraca ke tingkat UAPA untuk dilakukan penggabungan.
3. UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Berita Acara Rekonsiliasi tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
4. UAPPA-E1 melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data hasil proses rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPPA-E1 menyampaikan kepada UAKPA melalui UAPPA-W terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim ulang data perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPPA-E1 melakukan penggabungan ulang dan melakukan penggiriman ke UAPA.
5. Setiap semester UAPPA-E1 menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVc, untuk kemudian disampaikan ke
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.8
UAPA disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh penanggung jawab UAPPA-E1.
6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman laporan keuangan sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan ini.
D. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPA)
1. Laporan keuangan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) adalah laporan keuangan hasil penggabungan laporan keuangan eselon I (UAPPA-E1) lingkup kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.
2. Setiap triwulan UAPA melakukan penggiriman ADK, LRA dan neraca kepada Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
3. UAPA melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap akhir semester. BAR tingkat UAKPA satuan kerja pusat dan/atau UAPPA-W/UAPPA-E1 dapat dijadikan salah satu bahan rekonsiliasi dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
4. UAPA melakukan penelusuran jika terdapat perbedaan data pada proses rekonsiliasi. Apabila terdapat kesalahan, UAPA menyampaikan kepada UAKPA melalui UAPPA-E1 terkait untuk melakukan perbaikan dan mengirim ulang data perbaikan secara berjenjang. Selanjutnya UAPA melakukan penggabungan dan rekonsiliasi ulang dengan Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
5. Setiap semester UAPA menyusun Laporan Keuangan lengkap sebagaimana ilustrasi pada lampiran IVd. Laporan Keuangan tersebut disampaikan ke Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan disertai dengan Pernyataan Telah Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawas Intern serta Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.
6. Jadual penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman sebagaimana terlampir pada lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
IV. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
A. LRA Triwulan I dan Neraca per 31 Maret selambat-lambatnya tanggal 9 Mei tahun anggaran berjalan;
B. LRA semester I, Neraca per 30 Juni, dan Catatan atas Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal 26 Juli tahun anggaran berjalan;
C. LRA Triwulan III dan Neraca per 30 September selambat-lambatnya tanggal 9 November tahun anggaran berjalan;
D. LRA Tahunan, Neraca per 31 Desember, dan Catatan atas Laporan Keuangan selambat-lambatnya tanggal terakhir di bulan Februari setelah tahun anggaran berakhir;
Untuk memenuhi target penyampaian laporan keuangan di atas, disampaikan jadual pengiriman laporan dari tingkat satuan kerja (UAKPA) sampai dengan tingkat kementerian negara/lembaga (UAPA) sesuai dengan Lampiran V Peraturan Dirjen Perbendaharaan.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.9
V. LAIN-LAIN
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kelengkapan pengungkapan (full disclosure) dan keakuratan data laporan keuangan, yaitu:
A. Kementerian negara/lembaga yang menggunakan anggaran pembiayaan dan perhitungan (BA 062 Subsidi dan BA 069 Belanja Lain-lain) disamping menyampaikan laporan keuangan bagian anggarannya juga menyampaikan laporan keuangan bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan yang digunakan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran dengan tembusan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
B. Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki satker BLU harus melampirkan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) yang disajikan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.
C. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebanyak 3 (tiga) set disertai softcopy laporan keuangan tersebut yang berupa data pengiriman (beserta Register Pengirimannya), back up, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (disarankan dalam format pdf).
VI. ISI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga disertai dengan penjelasan atas laporan yang memuat: A. Penjelasan Umum
A.1. Dasar Hukum A.2. Kebijakan Teknis A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.4. Kebijakan Akuntansi
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran B.1. Penjelasan Umum LRA B.2. Penjelasan Per Pos LRA B.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca C.1. Posisi Keuangan secara umum C.2. Penjelasan Per Pos Neraca C.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya
D. Informasi tambahan bila diperlukan
VII. POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga setidak-tidaknya meliputi:
A. Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran 1. Pendapatan:
a. Penerimaan Perpajakan *)
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.10
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak c. Penerimaan Hibah
2. Belanja Negara: a. Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis belanja:
1) Belanja Pegawai 2) Belanja Barang 3) Belanja Modal 4) Belanja Pembayaran Kewajiban Utang *) 5) Belanja Subsidi *) 6) Belanja Hibah *) 7) Belanja Bantuan Sosial 8) Belanja Lain-lain
b. Transfer ke Daerah *) : 1) Transfer Dana Perimbangan 2) Transfer Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
3. Pembiayaan *): a. Penerimaan Pembiayaan b. Pengeluaran Pembiayaan
B. Pos-Pos Neraca: 1. Aset Lancar terdiri dari:
a. Kas dan Setara Kas 1) Kas di Bendahara Pengeluaran 2) Kas di Bendahara Penerimaan 3) Kas pada Badan Layanan Umum
b. Piutang: 1) Piutang Pajak *); 2) Piutang Bukan Pajak; 3) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran; 4) Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi; 5) Bagian Lancar Investasi Permanen *); 6) Uang Muka Belanja; 7) Piutang; 8) Piutang dari Kegiatan Operasional BLU; 9) Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU;
c. Investasi Jangka Pendek: 1) Investasi dalam Deposito; 2) Investasi dalam Surat Perbendaharaan Negara *); 3) Investasi Jangka Pendek BLU; 4) Investasi Jangka Pendek Lainnya *).
d. Persediaan 1) Persediaan 2) Persediaan BLU
2. Investasi Jangka Panjang : a. Investasi Non Permanen
1) Rekening Dana Investasi/Rekening Pembangunan Daerah*); 2) Dana Restrukturisasi Perbankan*); 3) Dana Bergulir;
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.11
4) Investasi dalam Obligasi*); 5) Penyertaan Modal Pemerintah dalam Proyek Pembangunan*); 6) Investasi Non Permanen BLU; 7) Investasi Non Permanen Lainnya.
b. Investasi Permanen 1) Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah*); 2) Investasi Permanen BLU; 3) Investasi Permanen Lainnya.
3. Aset Tetap: a. Tanah; b. Peralatan dan Mesin; c. Gedung dan Bangunan; d. Jalan, Irigasi dan Jaringan; e. Aset Tetap Lainnya; f. Konstruksi Dalam Pengerjaan; g. Tanah BLU; h. Peralatan dan Mesin BLU; i. Gedung dan Bangunan BLU; j. Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU; k. Aset Tetap Lainnya BLU; l. Konstruksi Dalam Pengerjaan BLU;
4. Aset Lainnya: a. Tagihan Penjualan Angsuran; b. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi; c. Tagihan Penjualan Angsuran BLU; d. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi BLU; e. Kemitraan dengan Pihak Ketiga; f. Aset Tak Berwujud; g. Aset Tak Berwujud BLU; h. Aset Lain-lain; i. Aset Yang Dibatasi Penggunaannya; j. Dana Penjaminan; k. Aset Lain-lain BLU.
5. Kewajiban Jangka Pendek: a. Utang Perhitungan Fihak Ketiga *); b. Utang Kepada Pihak Ketiga; c. Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan *); d. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang *); e. Utang Biaya Pinjaman *); f. Utang Subsidi *); g. Utang Surat Perbendaharaan Negara *); h. Uang Muka Rekening Khusus *); i. Uang Muka *); j. Uang Muka dari KPPN; k. Pendapatan yang Ditangguhkan; l. Utang Kepada KUN; m. Utang Jangka Pendek Lainnya *).
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.12
6. Kewajiban Jangka Panjang *): a. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan ; b. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan; c. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Obligasi; d. Utang Kepada Dana Pensiun dan THT; e. Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya; f. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan; g. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Non Perbankan; h. Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya.
7. Ekuitas Dana Lancar: a. Cadangan Piutang; b. Cadangan Persediaan; c. Pendapatan Yang Ditangguhkan; d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek *); e. Selisih Kurs *).
8. Ekuitas Dana Investasi: a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang *); b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap; c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya; d. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang *).
9. Ekuitas Dana Cadangan a. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan *).
Catatan: *) Khusus Departemen Keuangan dan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
serta Departemen tertentu.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.13
VIII. RINCIAN LAPORAN KEUANGAN
A. Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
b. Neraca Kementerian Negara/Lembaga
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca NSAIKPT
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
LRBKW 02*)
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN
LRBKW 03*)
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
LRBKW 01b*)
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Sumber Dana dan Kegiatan
LRBKW 01c*)
5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
LRPK W02*)
6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga
LRPK W03*)
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga - Tahunan
LRAKT
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN
LRBKW 01*)
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN
LRPKW 01*)
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
LRBKW 01a*)
5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Fungsi, Subfungsi, Program
LRBKW 01d*)
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.14
melalui BUN 7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan
Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
LRPK W01a*)
8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
LRPK W01b*)
2. Laporan Keuangan Semesteran
a. Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga – Semester
LRAKS
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN
LRBKW 01*)
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN
LRPKW 01*)
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
LRBKW 01a*)
5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Fungsi, Subfungsi, Program
LRBKW 01d*)
b. Neraca Kementerian Negara/Lembaga
No. Nama Laporan KodeLaporan
1 Neraca NSAIKPS
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
LRBKW 02*)
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN
LRBKW 03*)
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
LRBKW 01b*)
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Sumber Dana dan Kegiatan
LRBKW 01c*)
5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah
LRPK W02*)
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.15
Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN
6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Kementerian Negara/Lembaga melalui BUN
LRPK W03*)
7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Jenis Satuan Kerja
LRPK W01a*)
8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Kementerian Negara/Lembaga melalui KPPN dan BUN—Menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
LRPK W01b*)
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.16
B. Laporan Keuangan Eselon I yang harus disampaikan adalah:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Eselon I
b. Neraca Eselon I
No. Nama Laporan KodeLaporan
1 Neraca NSAIET
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode
Laporan
1 Neraca Percobaan NPSAIET 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I
melalui KPPN LRBEW 02
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui BUN
LRBEW 03
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
LRBEW 01b
5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan
LRBEW 01c
6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN
LRPE.W02
7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui BUN
LRPE.W03
8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja-Pusat Wilayah
LRPE.W01a
9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja
LRPE.W01b
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Eselon I – Tahunan LRAET 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN LRBEW 01
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN dan BUN
LRPE.W 01
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja
LRBEW 01a
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.17
2. Laporan Keuangan Semesteran a. Laporan Realisasi Anggaran Eselon I
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Eselon I – Semesteran LRAES 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN LRBEW 01
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN dan BUN
LRPE.W01
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja
LRBEW 01a
b. Neraca Eselon I
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca NSAIES
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN
LRBEW 02
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui BUN
LRBEW 03
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja Pusat – Wilayah
LRBEW 01b
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Sumber Dana dan Kegiatan
LRBEW 01c
5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui KPPN
LRPE.W02
6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Eselon I melalui BUN
LRPE.W03
7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Satuan Kerja-Pusat Wilayah
LRPE.W01a
8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan Eselon I melalui KPPN dan BUN menurut Jenis Satuan Kerja
LRPE.W01b
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.18
C. Laporan Keuangan Wilayah yang harus disampaikan adalah:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Wilayah
b. Neraca Wilayah
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca NSAIWT
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca Percobaan NPSAIWT 2 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Tahunan
Belanja Menurut Eselon I LRAWTa
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN
LRBWW 02
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui BUN
LRBWW 03
5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Menurut Eselon I Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01a
6 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Sumber Dana dan Kegiatan Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01c
7 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01d
8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
LRPW.W02
9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui BUN
LRPW.W03
10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan LRPW.W01a
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Tahunan LRAWT 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN LRBWW 01
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRPW.W 01
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01b
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.19
Hibah Menurut Eselon I Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
11 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Jenis Satuan Kerja Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRPW.W01b
12 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Sumber Dana dan Kegiatan Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRPW.W01c
13 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
LRPW.W01d
2. Laporan Keuangan Semesteran
a. Laporan Realisasi Anggaran Wilayah
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Semesteran LRAWS 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN LRBWW 01
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRPW.W01
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01b
b. Neraca Wilayah
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca NSAIWS
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.20
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Wilayah– Semesteran Belanja Menurut Eselon I
LRAWSa
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui KPPN
LRBWW 02
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Wilayah melalui BUN
LRBWW 03
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Menurut Eselon I Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01a
5 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Sumber Dana dan Kegiatan Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01c
6 Laporan Realisasi Anggaran Belanja menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Belanja Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRBWW 01d
7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
LRPW.W02
8 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui BUN
LRPW.W03
9 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Menurut Eselon I Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
LRPW.W01a
10 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Jenis Satuan Kerja Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRPW.W01b
11 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah menurut Sumber Dana dan Kegiatan Pendapatan Wilayah melalui KPPN dan BUN
LRPW.W01c
12 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Menurut Eselon I dan Jenis Satuan Kerja Pendapatan dan Hibah Wilayah melalui KPPN
LRPW.W01d
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.21
D. Laporan Keuangan Satuan Kerja yang harus disampaikan adalah:
1. Laporan Keuangan Tahunan
a. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja
b. Neraca Satuan Kerja
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca NSAIST
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca Percobaan NPSAIST 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN LRBSW 02
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui BUN
LRBSW 03
4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN menurut format DIPA
LRBSDW 01
5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
LRPS.W02
6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui BUN
LRPS.W03
7 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN Menurut Program Kegiatan
LRPS.W01a
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja– Tahunan LRAST 2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja
Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN LRBSW 01
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN
LRPS.W 01
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.22
2. Laporan Keuangan Semesteran
a. Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Satuan Kerja– Semesteran
LRASS
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN
LRBSW 01
3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN
LRPS.W 01
b. Neraca Satuan Kerja
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Neraca NSAISS
c. Lampiran-lampiran
No. Nama Laporan Kode Laporan
1 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN
LRBSW 02
2 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui BUN
LRBSW 03
3 Laporan Realisasi Anggaran Belanja Belanja Satuan Kerja melalui KPPN dan BUN menurut format DIPA
LRBSDW 01
4 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN
LRPS.W02
5 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui BUN
LRPS.W03
6 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah Pendapatan dan Hibah Satuan Kerja melalui KPPN Menurut Program Kegiatan
LRPS.W01a
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.23
IX. PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Transaksi BMN diproses melalui Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara (SIMAK-BMN) yang merupakan subsistem dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI).
A. JENIS DAN PERIODE PELAPORAN BMN
Jenis laporan yang harus disampaikan dan periode penyampaian diatur sebagai berikut :
1. Tingkat UAKPB ke tingkat UAKPA
Periode Pelaporan No. Uraian
Bulanan Semesteran Tahunan 1 ADK X - -
2 Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomtabel
X X
3 Laporan Barang Kuasa Pengguna Ekstrakomtabel
X X
4 Laporan Kuasa Pengguna-Konstruksi Dalam Pengerjaan
X X
5 Laporan Kuasa Pengguna-Persediaan
X X
6 Laporan Kuasa Pengguna-Aset Tak Berwujud
X X
7 Catatan atas Laporan BMN (CaLBMN)
X X
2. Tingkat UAKPB/UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat KPKNL
dalam rangka rekonsiliasi:
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) X X 3 CaLBMN X X
3. Tingkat UAKPB ke tingkat UAPPB-W/UAPPB-E1
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) X X 3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.24
4. Tingkat UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat UAPPB-E1
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) X X 3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X
5. Tingkat UAPPB-W/UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat UAPPB-E1
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna
Wilayah (LBPPW) X X
3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X
6. Tingkat UAPPB-W/UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan ke tingkat Kanwil Ditjen Kekayaan Negara dalam rangka rekonsiliasi:
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna
Wilayah (LBPPW) X X
3 CaLBMN X X
7. Tingkat UAPPB-E1 ke tingkat UAPB
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna
Eselon I (LBPPE1) X X
3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X
8. Tingkat UAPPB-E1 ke tingkat Ditjen Kekayaan Negara dalam rangka rekonsiliasi:
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pembantu Pengguna
Eselon I (LBPPE1) X X
3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.25
9. Tingkat UAPB ke Ditjen Kekayaan Negara
Periode Pelaporan No. Uraian
Semesteran Tahunan 1 ADK X - 2 Laporan Barang Pengguna (LBP) X X 3 Laporan Kondisi Barang (LKB) - X 4 CaLBMN X X
B. KETENTUAN PENYUSUNAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
1. Laporan Barang Milik Negara Semesteran a. Laporan Barang Pengguna Semester I dan II disusun berdasarkan hasil
penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I Semester I dan II.
b. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Semester I dan II disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah/Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan Laporan Barang Kuasa Pengguna satker kantor pusat Semester I dan II.
c. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Semester I dan II disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Satker kantor daerah Semester I dan II.
d. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I dan II disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I dan II.
e. Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester I dan II disusun berdasarkan proses perekaman transaksi barang Semester I dan II termasuk saldo awal.
f. Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Semester I dan II disusun berdasarkan proses perekaman transaksi barang Semester I dan II termasuk saldo awal yang dananya bersumber dari Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan.
g. UAKPB yang memiliki UAPKPB menggabungkan Laporan Barang Kuasa Pembantu Pengguna Semester I dan II untuk menghasilkan Laporan Barang Pengguna Semester I dan II.
2. Laporan Barang Milik Negara Tahunan a. Laporan Barang Pengguna Tahunan disusun berdasarkan hasil
penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Tahunan. b. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon 1 Tahunan disusun
berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah/Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan dan Laporan Barang Kuasa Pengguna satker pusat.
c. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan.
d. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan disusun berdasarkan hasil penggabungan Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.26
e. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan disusun berdasarkan akumulasi saldo awal, mutasi tambah tahun anggaran berjalan, dan mutasi berkurang tahun anggaran berjalan.
f. Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Tahunan disusun berdasarkan akumulasi saldo awal, mutasi tambah tahun anggaran berjalan, dan mutasi berkurang tahun anggaran berjalan.
g. UAKPB yang memiliki UAPKPB menggabungkan Laporan Barang Kuasa Pembantu Pengguna Tahunan untuk menghasilkan Laporan Barang Pengguna Tahunan.
3. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kelengkapan pengungkapan (full
disclosure) dan keakuratan data laporan BMN, yaitu:
a. Kementerian negara/lembaga pengguna anggaran pembiayaan dan perhitungan (BA 062 [Subsidi dan Transfer] dan BA 069 [Belanja Lain-lain]) yang menghasilkan BMN dilaporkan dalam neraca bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan;
b. Dalam rangka meyakini keandalan data persediaan, setiap akhir semester UAKPB melakukan opname fisik barang persediaan.
C. VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA BARANG MILIK NEGARA
1. Tingkat Satuan Kerja (UAKPB)
Petugas akuntansi memproses dokumen sumber transaksi BMN untuk menghasilkan data transaksi BMN, Laporan Barang Kuasa Pengguna, Laporan Barang Kuasa Pengguna Barang Bersejarah, Laporan Barang Kuasa Pengguna Barang Persediaan, Laporan Barang Kuasa Pengguna Konstruksi Dalam Pengerjaan, Laporan Kondisi Barang, Kartu Identitas Barang , Daftar Barang Ruangan, dan Daftar Barang Lainnya. Register Transaksi Harian diverifikasi dengan dokumen sumber, untuk memastikan bahwa seluruh transaksi sudah diproses sesuai dengan dokumen sumber yang ada. Laporan Barang Kuasa Pengguna beserta ADK setiap semester dan tahunan dikirim ke tingkat UAPPB-W/UAPPB-E1 untuk dilakukan penggabungan data.
Petugas akuntansi memproses hasil penertiban aset yang dilaksanakan oleh tim penertiban aset dengan melakukan koreksi nilai melalui transaksi perubahan nilai koreksi tim penertiban aset. Koreksi yang dilakukan tidak akan merubah posisi aset didalam laporan barang kuasa pengguna, yaitu jika sebelum penertiban, aset tersebut mempunyai nilai diatas kapitalisasi (intrakomptabel) dan setelah dilakukan penertiban, aset tersebut mempunyai nilai dibawah kapitalisasi (ekstrakomptabel) tetap akan terlaporkan dalam laporan barang kuasa pengguna intrakomptabel atau sebaliknya.
Transaksi Perolehan melalui Transfer masuk dan Hibah masuk tidak menjadikan BMN tersebut secara otomatis tercatat kedalam laporan barang kuasa pengguna intrakomptabel, tetapi BMN tersebut akan tercatat sesuai dengan nilai perolehannya (nilai kapitalisasi).
UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan LBKP beserta ADK ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan setiap semester dan tahunan. Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAKPB bersama UAKPA melakukan rekonsiliasi internal.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.27
2. Tingkat Wilayah (UAPPB-W) Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah divalidasi dengan Laporan Barang Kuasa Pengguna di lingkup UAPPB-W yang bersangkutan. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan divalidasi dengan Laporan Barang Kuasa Pengguna Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan di lingkup UAPPB-W yang bersangkutan. Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah beserta ADK setiap semester dan tahunan disampaikan ke tingkat eselon I (UAPPB-E1) dan Kanwil Ditjen Kekayaan Negara di wilayah masing-masing. Penyampaian Laporan Barang oleh UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan tidak perlu disertai ADK. Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPPB-W bersama UAPPA-W melakukan rekonsiliasi internal.
3. Tingkat Eselon I (UAPPB-E1) Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I (UAPPB-E1) divalidasi dengan Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah (UAPPB-W) di lingkupnya dan juga Laporan Barang tingkat UAKPB di lingkup UAPPB-E1 yang bersangkutan, termasuk dana dekonsentrasi/tugas pembantuan yang disalurkan melalui propinsi/kabupaten/kota. Laporan Barang tingkat eselon I beserta ADK setiap semester dan tahunan disampaikan ke kementerian negara/lembaga (UAPB). Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPPB-E1 bersama UAPPA-E1 melakukan rekonsiliasi internal.
4. Tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPB) Laporan Barang tingkat Kementerian Negara/Lembaga (UAPB) divalidasi dengan Laporan Barang Eselon I (UAPPB-E1) di lingkupnya. Untuk menjaga keandalan Laporan Barang dan Laporan Keuangan, UAPB bersama UAPA melakukan rekonsiliasi internal. Setiap semester kementerian negara/lembaga melakukan rekonsiliasi dengan Ditjen Kekayaan Negara, serta menyampaikan Laporan Barang Pengguna beserta ADK kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara setiap semester dan tahunan.
D. WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan Laporan Barang Pengguna kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Laporan Barang Pengguna Semester I disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal 20 Juli tahun anggaran berjalan;
b. Laporan Barang Pengguna Semester II disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal 4 Februari setelah tahun anggaran berakhir;
c. Laporan Barang Pengguna dan Laporan Kondisi Barang (LKB) selambat-lambatnya pada tanggal 14 Februari setelah tahun anggaran berakhir;
Jadual pengiriman Laporan Barang dari tingkat UAKPB sampai dengan tingkat UAPB diatur dalam lampiran V peraturan ini.
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.28
E. RINCIAN LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
1. Laporan Barang Pengguna yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:
a. Laporan Barang Pengguna Semesteran
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran 3 Laporan Persediaan Kementerian Negara/Lembaga – Semesteran
b. Laporan Barang Pengguna Tahunan
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang
Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang Kementerian Negara/Lembaga – Tahunan 5 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Kementerian
Negara/Lembaga – Tahunan 2. Laporan Barang Pembantu Pengguna Eselon I yang harus disampaikan
adalah sebagai berikut:
a. Laporan Barang Semesteran
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Intrakomptabel per Kelompok
Barang Eselon I – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang Eselon I –
Semesteran 3 Laporan Persediaan Eselon I – Semesteran
b. Laporan Barang Tahunan
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Intrakomptabel per Kelompok
Barang Eselon I – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah per Kelompok Barang Eselon I –
Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang Eselon I – Tahunan 5 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Eselon I – Tahunan
3. Laporan Barang wilayah yang harus disampaikan adalah sebagai berikut:
a. Laporan Barang Semesteran
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Intrakomptabel Per
Sub Kelompok Barang Wilayah – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub Kelompok Barang
LAMPIRAN III PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan K/L - Halaman III.29
Wilayah – Semesteran 3 Laporan Persediaan Wilayah – Semesteran
b. Laporan Barang Tahunan
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Pembantu Pengguna Wilayah Intrakomptabel Per
Sub Kelompok Barang Wilayah – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub Kelompok Barang
Wilayah – Tahunan 3 Laporan Kondisi Barang Wilayah – Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah Wilayah – Tahunan
4. Laporan Barang satuan kerja yang harus disampaikan adalah sebagai berikut :
a. Laporan Barang Tahunan
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel Per Sub-sub
Kelompok Barang satuan kerja – Tahunan 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub-sub Kelompok Barang
satuan kerja – Tahunan 3 Laporan Kondisi Barang satuan kerja – Tahunan 4 Laporan Kondisi Barang – Barang Bersejarah satuan kerja –
Tahunan
b. Laporan Barang Semesteran
No. Nama Laporan 1 Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel Per Sub-sub
Kelompok Barang satuan kerja – Semesteran 2 Laporan Barang-Barang Bersejarah Per Sub-sub Kelompok Barang
satuan kerja – Semesteran 3 Laporan Persediaan satuan kerja – Semesteran
LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.1
JADUAL PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Realisasi AnggaranTriwulan I dan Neraca Per 31 Maret
Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu
Pengiriman
UAKPA UAPPA-W
UAPPA-E1
UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN
-
15 April 2XX1
23 April 2XX1
28 April 2XX1
07 Mei 2XX1
-
5 hari
3 hari
8 hari -
12 April 2XX1
20 April 2XX1
26 April 2XX1
06 Mei 2XX1 -
3 hari
3 hari
2 hari
1 hari
Laporan Keuangan Semester I
Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu
Pengiriman
UAKPA UAPPA-W
UAPPA-E1
UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN
-
12 Juli 2XX1
17 Juli 2XX1
22 Juli 2XX1
26 Juli 2XX1
-
3 hari
3 hari
3 hari -
10 Juli 2XX1
15 Juli2XX1
20 Juli 2XX1
25 Juli 2XX1
-
2 hari
2 hari
2 hari
1 hari
LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.2
Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III dan Neraca Per 30 September
Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu
Pengiriman
UAKPA UAPPA-W UAPPA-E1
UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN
-
15 Oktober 2XX1
23 Oktober 2XX1
31 Oktober 2XX1
09 November2XX1
-
5 hari
6 hari
8 hari -
12 Oktober 2XX1
20 Oktober 2XX1
29 Oktober 2XX1
08 November 2XX1 -
3 hari
3 hari
2 hari
1 hari
Laporan Keuangan Tahunan
Unit Organisasi Terima Proses dan Rekonsiliasi Kirim Waktu
Pengiriman
UAKPA UAPPA-W UAPPA-E1
UAPA Menkeu cq. Dirjen PBN
-
23 Januari2XX2
02 FebruarI2XX2
10 Februari2XX2
Tanggal terakhir FebruarI 2XX2
6 hari
6 hari
17 hari -
20 Januari 2XX2
29 Januari 2XX2
08 Februari 2XX2
Tanggal terakhir FebruarI 2XX2
-
3 hari
3 hari
2 hari
1atau 2 hari
Keterangan • Laporan Keuangan yang disampaikan ke Unit Akuntansi di atasnya adalah
Laporan Keuangan yang telah direkonsiliasi dengan KPPN, Kanwil Ditjen PBN dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.3
• Proses dan Rekonsiliasi termasuk kegiatan penggabungan, rekonsiliasi dan pengiriman.
• Tahun 2XX1 adalah untuk tahun anggaran berjalan, Tahun 2XX2 adalah 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir (tahun anggaran berikutnya).
LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.4
JADUAL PENYUSUNAN DAN PENGIRIMAN LAPORAN BARANG KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Semester I
Unit Organisasi Terima Proses Kirim Waktu Pengiriman
UAKPB UAPPB-W UAPPB-E1
UAPB Menkeu cq. Dirjen KN
-
07 Juli 2XX1
13 Juli 2XX1
17 Juli 2XX1
21 Juli 2XX1
-
4 hari
2 hari
3 hari -
05 Juli 2XX1
11 Juli 2XX1
15 Juli 2XX1
20 Juli 2XX1 -
2 hari
2 hari
2 hari
1 hari
Laporan Barang Semester II
Unit Organisasi Terima Proses Kirim Waktu Pengiriman
UAKPB UAPPB-W UAPPB-E1
UAPB
Menkeu cq. Dirjen KN
-
15 Januari 2XX2
23 Januari 2XX2
30 Januari 2XX2
5 Februari 2XX2
-
5 hari
5 hari
5 hari -
10 Januari 2XX2
20 Januari2XX2
28 Januari 2XX2
4 Februari 2XX2 -
5 hari
3 hari
2 hari
1 hari
LAMPIRAN V PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Jadual Penyusunan dan Pengiriman LK K/L - Halaman V.5
Laporan Barang Tahunan
Unit Organisasi Terima Proses Kirim Waktu Pengiriman
UAKPB UAPPB-W UAPPB-E1
UAPB
Menkeu cq. Dirjen KN
-
19 Januari 2XX2
27 Januari 2XX2
5 Februari 2XX2
15 Februari 2XX2
-
5 hari
7 hari
11 hari (termasuk
pemutakhiran data BMN)
-
14 Januari 2XX2
24 Januari 2XX2
3 Februari 2XX2
14 Februari 2XX2 -
5 hari
3 hari
2 hari
1 hari
Keterangan : • Tahun 2XX1 adalah untuk tahun anggaran berjalan,
Tahun 2XX2 adalah untuk 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir (tahun anggaran berikutnya).
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 1
CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA... I. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.06/2007
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemenfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara;
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER /PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 2
II. LAPORAN BARANG
1. TANAH (131111) a. Tanah (1.01) Saldo Tanah pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp... Mutasi tambah tanah tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang tanah tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp... Dari jumlah di atas dalam proses ruislag/sengketa ... m2/Rp... Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat/hilang tetapi belum dihapuskan adalah ... m2/Rp...
2. PERALATAN DAN MESIN (131311) a. Alat Besar (2.01) Saldo BMN berupa Alat Besar pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... buah/unit/Rp... mutasi tambah ... buah/unit/Rp... mutasi kurang ... buah/unit/Rp... Mutasi tambah Alat Besar tersebut meliputi:
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 3
Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Mutasi kurang Alat Besar tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Dari jumlah di atas dalam proses pertukaran/sengketa ... buah/unit/Rp... Dari jumlah di atas yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat/hilang tetapi belum dihapuskan adalah ... buah/unit/Rp...
b. Alat Angkutan (2.02) Saldo Alat Angkutan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... unit/Rp... mutasi tambah ... unit/Rp... mutasi kurang ... unit/Rp... Mutasi tambah Alat Angkut tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 4
- Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp...
Mutasi kurang Alat Angkut tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
3. GEDUNG DAN BANGUNAN (131511) Saldo Gedung dan Bangunan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/ Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Gedung dan Bangunan tersebut meliputi:
Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Mutasi kurang Gedung dan Bangunan tersebut meliputi:
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 5
Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
4. JALAN DAN JEMBATAN (131711)
Saldo Jalan dan Jembatan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Jalan dan Jembatan tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Jalan dan Jembatan tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 6
5. IRIGASI (131712) Saldo Irigasi pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Irigasi tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Irigasi tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...
6. JARINGAN (131713) Saldo Jaringan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Jaringan tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp...
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 7
- Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Jaringan tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...
7. ASET TETAP LAINNYA (131911) Saldo Aset Tetap Lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... buah/Rp ... mutasi tambah ... buah/Rp... mutasi kurang ... buah/Rp...
Mutasi tambah Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Pembelian - Transfer masuk - Hibah (masuk) - Rampasan/sitaan - Penyelesaian Pembangunan - Pembatalan Penghapusan - Reklasifikasi Masuk - Bangun Serah Guna - Bangun Guna Serah - Pertukaran - Perolehan Lainnya - Pengembangan Nilai - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 8
Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya tersebut meliputi: Intrakomptabel Ekstrakomptabel - Penghapusan - Transfer keluar - Hibah (keluar) - Pengurangan - Reklasifikasi keluar - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas - Koreksi pencatatan - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset - Penghentian BMN dari Penggunaan
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...
Didalam Aset Tetap Lainnya pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja menguasai aset renovasi sebanyak ... unit dengan rincian sebagai berikut: ... (disampaikan informasi mengenai jenis aset renovasi yang dikelola)
8. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (132111) Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut meliputi: - Perolehan Rp... - Pengembangan Rp... Mutasi kurang Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut meliputi: - Penyelesaian Pembangunan Rp...
9. PERSEDIAAN Saldo persediaan pada tanggal ... adalah Rp... yang terdiri dari:.. disampaikan jenis persediaan yang masih tersisa dan kondisi dari persediaan tersebut). Jumlah persediaan yang rusak/usang adalah Rp...
Mutasi tambah Persediaan tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah masuk Rp... - Rampasan Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Koreksi Rp... - Hasil Opname Fisik Rp... .
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 9
Mutasi kurang Persediaan tersebut meliputi:
- Habis Pakai Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah keluar Rp... - Usang Rp... - Rusak Rp... - Penghapusan Lainnya Rp... - Koreksi Rp... - Hasil Opname Fisik Rp...
10. ASET TAK BERWUJUD (153)
Saldo Aset Tak Berwujud pada Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja ... per ... sebesar Rp... Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal ... m2/Rp ... mutasi tambah ... m2/Rp... mutasi kurang ... m2/Rp...
Mutasi tambah Aset Tak Berwujud tersebut meliputi: - Pembelian Rp... - Transfer masuk Rp... - Hibah (masuk) Rp... - Rampasan/sitaan Rp... - Penyelesaian Pembangunan Rp... - Pembatalan Penghapusan Rp... - Reklasifikasi Masuk Rp... - Bangun Serah Guna Rp... - Bangun Guna Serah Rp... - Pertukaran Rp... - Perolehan Lainnya Rp... - Pengembangan Nilai Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... Mutasi kurang Aset Tak Berwujud tersebut meliputi: - Penghapusan Rp... - Transfer keluar Rp... - Hibah (keluar) Rp... - Pengurangan Rp... - Reklasifikasi keluar Rp... - Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Rp... - Koreksi pencatatan Rp... - Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Rp... - Penghentian BMN dari Penggunaan Rp...
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 10
11. ASET BERSEJARAH Kementerian Negara/Lembaga/Eselon I/Satuan Kerja menguasai aset bersejarah sebanyak ... unit dengan rincian sebagai berikut: ... disampaikan informasi mengenai jenis aset bersejarah yang dikelola)
III. INFORMASI TAMBAHAN
1. BMN BADAN LAYANAN UMUM Total BMN yang yang dikelola BLU senilai Rp... dengan rincian sebagai berikut:
Saldo awal mutasi tambah mutasi kurang saldo
Tanah .... ... ... ...
Peralatan dan Mesin ... ... ... ...
Gedung dan Bangunan ... ... ... ...
Jalan dan Jembatan ... . ... ... ...
Irigasi ... ... ... ...
Jaringan ... ... ... ...
Aset Tetap Lainnya ... ... ... ... Aset Tak Berwujud ... ... ... ...
2. INFORMASI LAINNYA
a. BMN yang diperoleh dari dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang belum diserahkan dengan rincian sebagai berikut:
Saldo awal mutasi tambah mutasi kurang saldo
Tanah ... ... ... ...
Peralatan dan Mesin ... ... ... ...
Gedung dan Bangunan ... ... ... ...
Jalan dan Jembatan ... ... ... ...
Irigasi ... ... ... ...
Jaringan ... ... ... ...
Aset Tetap Lainnya ... .. . ... ...
Aset Tak Berwujud ... ... ... ...
Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh penyerahan kepada Pemerintah Daerah.
Dari total BMN tersebut di atas termasuk BMN yang diperoleh dari Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan yang belum diserahkan dengan rincian sebagai berikut:
LAMPIRAN VI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Laporan Barang Kuasa Pengguna ... Tahun 2XX1
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara – Halaman VI. 11
Saldo awal mutasi tambah mutasi kurang saldo
Tanah ... ... ... ...
Peralatan dan Mesin ... ... ... ...
Gedung dan Bangunan .. . ... ... ...
Jalan dan Jembatan .. . ... ... ...
Irigasi ... ... ... ...
Jaringan ... ... ... ...
Aset Tetap Lainnya ... ... ... ...
Aset Tak Berwujud ... ... ... ...
Mutasi kurang dari BMN tersebut di atas antara lain disebabkan oleh penyerahan kepada Kementeritan Negara/Lembaga ... sebagai pelaksana BA
b. BMN yang dihentikan penggunaan aktifnya dan belum dihapuskan dengan
rincian sebagai berikut: Tanah Rp...
Peralatan dan Mesin Rp...
Gedung dan Bangunan Rp...
Jalan dan Jembatan Rp...
Irigasi Rp...
Jaringan Rp...
Aset Tetap Lainnya Rp...
Aset Tak Berwujud Rp...
c. Informasi lainnya terkait dengan BMN yang perlu diungkapkan Disamping itu dilampirkan cetakan Laporan Barang Semester/Tahunan yang berasal dari proses penginputan data BMN melalui Aplikasi SIMAK-BMN
LAMPIRAN VIIPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNANLAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
BANK :
NO. NOMOR REKENING TANGGAL PENUTUPAN SALDO YANG DISETOR TGL DAN SURAT BANK KETERANGAN
1 -
2 -
3 -
4 -
dst
JUMLAH -
MONITORING PENUTUPAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Monitoring Penutupan Rekening K/L - Halaman VII.1
LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Rencana Tindak Terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas Pengelolaan Rekening K/L – Halaman VII.2
RENCANA TINDAK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS PENGELOLAAN REKENING
TAHUN 2XX1 DAN 2XX0∗
KLASIFIKASI NOMOR TEMUAN
I II III RENCANA TINDAK PEMERINTAH
(USULAN TPRP)
JADWAL PENYE-
LESAIAN I TEMUAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN A. Pembukaan Rekening B. Pengoperasian Rekening
C. Penutupan Rekening D. Pelaporan Rekening
E. Lain-lain
∗ Sumber PMK Nomor: 116/PMK.05/2007
LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER-51/PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 3
FORMAT RENCANA TINDAK PEMERINTAH TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKKL, LKBUN, LKPP TAHUN 20X0
KLASIFIKASI TEMUAN NO. TEMUAN PEMERIKSAAN
I II III RENCANA TINDAK JADWAL
PENYELESAIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jakarta, 20X1 Pejabat yang bertanggung jawab, Nama ............................... NIP/NRP .........................
LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII.4
PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN I
No. Header/Kolom Uraian Isian
1. Kolom 1 Diisi dengan nomor urut.
2. Kolom 2 Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Contoh:
I. TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)
A. Temuan tentang Sistem Pengendalian atas Kas dan Bank
Rekening Giro Milik Pemerintah sebanyak 2.141 senilai Rp2.560.473,03 juta dan 260 Rekening Deposito Milik Pemerintah senilai Rp144.316,88 juta di Bank Umum belum diungkapkan dalam LKPP Tahun 2006 dan tidak jelas statusnya.
3. Kolom 3 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan.
4. Kolom 4 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berikutnya.
5. Kolom 5 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.
6. Kolom 6 Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan pemeriksaan BPK.
Contoh:
Pemerintah akan melakukan upaya-upaya penertiban rekening, antara lain:
1. menyusun peraturan/pedoman pengelolaan dan penertiban rekening pemerintah;
2. menginventarisasi, mengevaluasi, dan menentukan langkah-langkah penyelesaian rekening pemerintah.
7. Kolom 7 Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)
Contoh:
Tahun 2007
LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 5
FORMAT MONITORING PENYELESAIAN TINDAK LANJUT PEMERINTAH TERHADAP TEMUAN PEMERIKSAAN BPK ATAS LKKL, LKBUN, LKPP TAHUN 20X0
KLASIFIKASI
TEMUAN NO TEMUAN
PEMERIKSAAN I II III
RENCANA TINDAK (SESUAI DENGAN SURAT
NOMOR .../20X1)
JADWAL PENYELESAIAN
PROGRESS PER ... 20X1
UNIT PENANGGUNG
JAWAB KET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jakarta, 20X1 Pejabat yang bertanggung jawab, Nama ................................ NIP/NRP ...........................
LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII.6
PETUNJUK PENGISIAN LAMPIRAN II
No. Header/Kolom Uraian Isian
1. Kolom 1 Diisi dengan nomor urut.
2. Kolom 2 Diisi dengan uraian temuan pemeriksaan BPK, sesuai dengan yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Contoh:
I. TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI)
A. Temuan tentang Sistem Pengendalian atas Kas dan Bank
Rekening Giro Milik Pemerintah sebanyak 2.141 senilai Rp2.560.473,03 juta dan 260 Rekening Deposito Milik Pemerintah senilai Rp144.316,88 juta di Bank Umum belum diungkapkan dalam LKPP Tahun 2006 dan tidak jelas statusnya.
3. Kolom 3 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berjalan.
4. Kolom 4 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam tahun anggaran berikutnya.
5. Kolom 5 Diisi dengan tanda silang (X), apabila temuan pemeriksaan BPK harus diselesaikan dalam 2-3 tahun anggaran berikutnya.
6. Kolom 6 Diisi dengan uraian rencana tindak yang akan dilakukan untuk menyelesaian temuan pemeriksaan BPK sesuai dengan surat penyampaian rencana tindak kepada BPK.
Contoh:
Pemerintah akan melakukan upaya-upaya penertiban rekening, antara lain: 1. menyusun peraturan/pedoman pengelolaan dan penertiban rekening
pemerintah; 2. menginventarisasi, mengevaluasi, dan menentukan langkah-langkah
penyelesaian rekening pemerintah.
7. Kolom 7 Diisi dengan batas akhir penyelesaian rencana tindak, dengan memperhatikan klasifikasi temuan sesuai kolom (3), (4), dan (5)
Contoh:
Tahun 2007
8. Kolom 8 Diisi dengan progress atau perkembangan penyelesaian rencana tindak per periode, misalnya per 31 Oktober 2007.
Contoh:
Pemerintah telah melakukan langkah-langkah penertiban rekening, antara lain:
1. Telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Keputusan Menteri Keuangan (KMK):
a. PMK Nomor 57 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja pada tanggal 13 Juni 2007;
b. PMK Nomor 58 Tahun 2007 tentang Penerbitan Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga pada tanggal 13 Juni 2007;
c. PMK Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pengenaan Sanksi Dalam Rangka Pengelolaan dan Penertiban Rekening pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja pada tanggal 26 Juni 2007.
d. KMK Nomor 254 Tahun 2007 tentang Pembentukan Tim Penertiban
LAMPIRAN VII PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Format Rencana Tindak Pemerintah – Halaman VII. 7
Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga
2. Tim yang telah dibentuk telah melakukan:
a. Sosialisasi pengelolaan dan penertiban rekening kepada seluruh kementerian negara/lembaga.
b. Pengiriman kuesioner identifikasi rekening pada kementerian negara/lembaga.
c. Inventarisasi, evaluasi, dan penyelesaian rekening sebanyak 47 dari 81 kementerian negara/lembaga dengan hasil:
Dipertahankan sebanyak 1145 rekening dengan nilai Rp567,05 miliar
Ditutup dan saldonya disetor ke Kas Negara sebanyak 97 rekening dengan nilai Rp854,87 miliar.
9.
Kolom 9 Diisi dengan unit yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian rencana tindak.
Contoh:
Direktorat Pengelolaan Kas Negara dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
10. Kolom 10 Diisi dengan keterangan seperlunya.