Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

download Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

of 20

Transcript of Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    1/20

    Vol. 1/Iedisi Juni 2009

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    2/20

    Sekapur Sirih

    Sesungguhnya segala puji bagi Allah, semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi kitaMuhammad b, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti merekahingga hari kiamat. Amma badu.

    Ada banyak kisah di masa lalu, dari kehidupan Rasulullahdan para sahabatnya yang penuh dengan keteladanan yangmulia bagi kaum muslimin. Juga banyak kisah dari umat-umat terdahulu agar menjadi pelajaran bagi umat-umatseduahnya. Dan ada begitu banyak kisah yang terjadisetiap hari di belahan dunia lain, yang dapat menjadi hik-

    mah bagi kita, untuk terus melanjutkan kehidupan, meraihkeridhaan Allah.

    Untaian Mutiara Hikmah ini hadir ke hadapan pembacadengan menyuguhkan kisah-kisah yang dapat melembut-kan hati, sebagai peringatan dan darinya terdapat pela- jaran berharga bagi orang-orang yang ingin mengambilpelajaran.

    Untaian Hikmah

    1

    Dia adalah Saudariku (bag. I) 2

    Antara Syirik dan Dosa Besar 3

    Kematian sebelum Kematian 4

    Dia adalah Saudariku (bag . II) 5

    Lihatlah, Siapa Gerangan Sahabatmu? 6

    Kisah Seuntai Kalung Mutara 7

    Makna Hari 8

    Celaka Engkau Wahai Dinar! 9

    Qs Al-Muminun : 1-11 10

    Dia Adalah Saudariku (bag III) 11

    Hidup untuk Mati atau Mati untuk Hidup 12

    Jadilah Anak-anak Akhirat 13

    K h a u f 14

    Dia Adalah Saudariku (bag. IV) 15

    Ingatlah Lima Perkara Sebelum Lima ... 16

    Kekhawatiran Para Salaf 17

    Sang Peminang Bidadari 18

    Tangis Ummu Aiman 19

    Jazakumullah khairkepada berbagai sumberartikel di dalam bulletin

    ini, baik yang tercantummaupun yang tidak ter-cantum dalam artikel-artikel kami. Demikianhalnya dengan gambaryang kami sertakan

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    3/20

    PPPPipinya cekung, dan kulitnyamembalut tulangnya. Hal itutidak menghentikannya karenaengkau takkan melihatnya tidak

    membaca Al-Quran. Dia selalu terjaga diruang shalatnya yang ayah bangununtuknya. Ruku, sujud, dan mengangkattangannya ketika shalat, seperti itulah diasejak fajar hingga matahari terbenam dankembali lagi, kejenuhan itu untuk oranglain (bukan bagi dirnya).

    Adapun aku, aku kecanduan tidak lainselain majalah fashion dan novel. Akukeranjingan video hingga perjalanan ketempat sewa video menjadi trademark-ku.

    Ada sebuah pepatah bahwa jika sesuatutelah menjadi kebiasaan, orang-orangakan mengenalimu dengannya. Aku lalaidari kewajibanku dan shalatku ditandaidengan kemalasan.

    Suatu malam, setelah tiga jam yangpanjang menonton, aku mematikan vedio. Adzan dengan lembut membangunkanmalam. Aku menyelinap dengan damai ke

    Kisah berikut ini diambil dari

    buku Azzaman al-Qadim yangditerjemahkan ke dalam BahasaInggris dan dibawakan oleh

    Muhammad Alshareef pada MYNA Zona

    East Conference. Sebuah kisah yang begitumenyentuh, untuk mengingatkan kitasemua agar mensyukuri tarikan nafas kitapada hari ini dengan bersegera padaketaatan kepada Allah Subhanahu

    Wataala. Karena esok, atau mungkinsesaat lagi, kita akan berlalu dari dunia ini,menuju kepada kebahagiaan abadi, atausiksa abadi....!

    dalam selimutku.

    Suaranya memanggilku dari ruangshalatnya. Ya? Kamu ingin sesuatu Noo-rah? Tanyaku.

    Dengan jarum tajam dia memecahkanrencanaku. Jangan tidur sebelum kamushalat Fajar!

    Agghh! Masih ada waktu satu jam sebelumFajar, Itu hanya Adzan pertama. Kataku.

    Dengan suaranya yang merdu diamemanggilku mendekat. Dia selalu sepertiitu bahkan sebelum penyakit ganas itu

    mengguncangkan jiwanya dan menahannyadi tempat tidur. Hanan, maukah kamududuk di sisiku?

    Aku tidak pernah dapat menolakpermintaannya, engkau dapat merasakankemurnian dan keikhlasan pada dirinya. YaNoorah?

    Duduklah disini.

    Baiklah, aku duduk. Apa yang kaupikirkan?

    Dengan suaranya yang manis dia membaca

    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakanmati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat

    sajalah disempurnakan pahalamu. (QS Al-Imran [3] : 185)

    Bersambung ke bagian 2.

    Bagian I

    2

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    4/20

    MMMMungkin sebagian orang terkadang merasa kaget dan ter-peranjat, bahkan bersedih hati jika melihat banyaknyapara pezina dan peminum khamr, namun mereka tidakTersentuh ketika melihat banyaknya orang yang men-

    cari berkah di kuburan serta mengalamatkan berbagai macam ibadah

    ke objek-objek syirik tersebut. Padahal zina dan minum khamr(meski) melakukan perbuatan dosa besar, namun tidak menyebabkanpelakunya keluar dari Islam. Sementara mengalamatkan sebuahibadah kepada selain Allah adalah sirik yang membuat pelakunyamati kafir jika dia mati dalam keadaan melakukan perbuatan syiriktersebut. Oleh sebab itu, para ulama rabbani menjadikan pelajaranaqidah sebagai asas yang paling mendasar.

    Tersebutlah seorang syaikh yang telah menulis sebuah kitab yangmenjelaskan tentang urgensi tauhid. Dia menjelaskannya kepadapara muridnya dan terus mengulang-ulang pembahasannya.

    Suatu hari murid-muridnya berkata, Wahai Syaikh, kami berharap Anda mau mengganti pe-lajaran yang Anda sampaikan kepada kami dengan materi-materi yang lain, seperti kisah,sirah, dan sejarah.

    Syaikh itu menanggapi, Insya Allah akan saya pertimbangkan.

    Keesokan harinya dia keluar menemui murid-muridnya dengan wajah yang menyiratkan ke-sedihan dan beban pikiran. Merekapun bertanya tentang hal yang menyebabkan beliau

    bersedih. Dia menjawab, Aku mendengar bahwa seorang warga kampung tetangga menem-pati rumah baru, dia merasa takut diganggu jin, lalu dia menyembelih seekor ayam jantan diambang pintu untuk mendekatkan diri kepada jin, dan aku telah mengirim seseorang untukmencari kebenaran berita tersebut.

    Ternyata para muridnya tidak bereaksi apapun mendengar berita tersebut. Mereka hanyaberdoa memintakan hidayah bagi orang tersebut, dan mereka hanya terdiam.

    Keesokan harinya syaikh kembali menemui mereka, dan berkata: Kami telah mendapatkankejelasan berita tersebut, ternyata peristiwanya tidak seperti yang aku dengar. Lelaki tersebuttidak pernah menyembelih seekor ayam jantan untuk mendekatkan diri kepada jin, tapi yangdilakukannya adalah berzina dengan ibunya.

    Kontan mereka gempar dan marah. Mereka mencaci-memaki dan mengoceh banyak. Merekaberkata, Perbuatannya harus digugat, dia harus dinasihati, dia harus dihukum. Dan banyaklagi umpatan mereka.

    Kemudian syaikh berkata, Sungguh aneh kalian ini. Begitukah reaksi kalian mengingkariorang yang terjerumus dalam satu perbuatan dosa besar padahal perbuatan itu tidak menge-luarkan nya dari Islam. Tapi kalian tidak mengingkari orang yang terjerumus dalam ke-musyrikan, menyembelih untuk selain Allah Azza wa Jalla, dan mengalamatkan ibadahkepada selain Allah Azza wa Jalla?

    Murid-muridnya terdiam. Kemudian syaikh menunjuk salah seorang dari mereka sambil ber-

    kata, Bangun dan ambilkan kitab tauhid, kita akan membahasnya dari awal!

    Syirik adalah dosa yang paling besar. Allah Azza wa Jalla tidak mengampuni perbuatan syirikselamanya selagi pelakunya tidak mau bertaubat.

    Antara Syirik dan Dosa Besar

    Praktek syirik dengan dupa

    3

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    5/20

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    6/20

    Bagian II

    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dansesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan

    pahalamu. (QS Al-Imran [3] : 185)

    IIIIa berhenti sambilberpikir. Kemudian ia

    bertanya, Kamu per-caya kematian?

    Tentu saja. Jawabku.

    Apa kamu percaya kamu akan bertanggungjawab terhadapapapun yang kamu kerjakan,tidak perduli itu kecil ataubesar?

    Aku percaya, tetapi Allah adalah MahaPengampun dan Maha Penyayang, dankehidpan masih panjang menantiku.

    Hentikan Hanan! Apa kamu tidak takutdengan kematian dan kedatangannya yangtiba-tiba? Lihat Hind. Dia lebih mudadarimu tetapi dia mati dalam kecelakaanmobil. Kematian buta terhadap usia danumrmu tidak dapat mengukur kapan

    kamu akan mati.Kegelapan kamar itu memenuhi kulitkudengan ketakutan. Aku takut gelap dansekarang kamu menakutiku dengankematian. Bagaimana aku bisa tidursekarang? Norah, kukira kamu sudah berjanji untuk pergi bersama selamaliburan musim panas.

    Suaranya pecah dan hatinya gemetar Akumungkin akan menempuh perjalanan yang

    panjang tahun ini Hanan, tetapi di tempatyang lain. Kehidupan kita semua berada ditangan Allah dan kita semua adalah milik-Nya.

    Mataku basah dan air matakumengalir di kedua pipiku. Akumemikirkan penyakit ganassaudariku. Dokter telah mengabarkankepada ayahku secara pribadi, tidak

    banyak harapan Norah dapatmengalahkan penyakitnya. Dia tidakdiberitahu, saya jadi bertanya-tanya,siapa gerangan yang mengabarkankepdanya. Atau apakah dia dapatmerasakan kebenaran?

    Apa yang kamu pikirkan Hanan? Suaranyaterdengar tajam. Apa kamu mengira akumengatakan ini hanya karena aku sakit? Akuharap tidak. Bahkan, aku mungkin hiduplebih lama dari orang-orang yang sehat.Berapa lama kamu akan hidup, Hanan?Mungkin dua puluh tahun? Mungkin empatpuluh? Lalu apa? Dalam gelap diamenyentuh tanganku dan menekannyalembut. Tidak ada perbedaan antara kita.

    Kita semua akan pergi meninggalkan duniaini untuk tinggal di dalam Surga atausengsara di dalam Neraka.

    Barangsiapa dijauhkan dari neraka dandimasukkan ke dalam syurga, maka

    sungguh ia telah beruntung.(QS Al-Imran [3] : 185)

    Aku meninggalkan kamar saudariku dalamkeadaan limbung, kata-katanya mengiang di

    telingaku, Semoga Allah menunjukimuHanan, jangan lupakan shalatmu.

    Bersambung...

    5

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    7/20

    Salah seorang ulama berkata: Teman itu ada tiga, teman yang seperti udara,teman yang seperti obat, dan teman yang seperti racun.

    Teman yang seperti udara adalah teman

    yang kamu yang kamu tidak akan pernahmerasa cukup dengannya, ia senantiasa

    mendekatkan dirimu kepada Allah danmemperkenalkamu dengan-Nya, ia juga

    membuatmu senang untuk selalumengingat-Nya.

    Teman yang seperti obat adalah teman

    yang selalu memberikan manfaat, namunkamu tidak memerlukannya kecuali kamumembutuhkannya, sebagaimana kamujarang memerlukan pembuat roti, tukangkayu, tukang jahit, dan yang semisalnya.

    Adapun teman yang seperti racun adalah teman yang selalu mendzalimi kamu, iaseperti racun yang dapat membunuh dengan cepat, ia adalah teman yang akan

    mendekatkan kamu kepada neraka dan menuntunmu untuk hidup hina di dunia dan diakhirat. (sumber: Setinggi Cita Wanita Perindu Surga oleh Hasan bin Muhammad ass-Syarif)

    Seseorang itu tergantung agama

    temannya, maka hendaklah salah se-seorang dari kalian memperhatikan

    dengan siapa ia akan berteman.

    Rasulullah bersabda:

    Janganlah bersahabat, kecuali dengan

    orang yang beriman, dan janganlah makanmakananmu, kecuali orang yang

    bertakwa.

    HR. Abu Dawud no. 4873, At-Tirmidzi, no. 2395HR Abu Dawud, no. 4833 dan At-Tirmdzi

    Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk sepertipenjual minyak wangi dan pandai besi. Bagipenjual minyak wangi, boleh jadi ia menyen-gatmu, atau engkau membelidarinya. Mungkin juga engkauhanya mendapatkan bauwangi darinya. Adapun pandaibesi, bisa jadi ia membakar

    bajumu atau engkau menda-pat bau tidak sedap darinya.

    (HR Bukhari Muslim)

    Zainal Abidin Ali bin Husain bin Ali zberkata: Selayaknya seseorang berte-man dengan orang yang dapat member-inya manfaat dalam perkara agamanya.

    Al-Hasan al-Bashrit berkata:Saudara-saudara kami lebih kamicintai dari keluarga dan anak-anakkami. Sebab keluarga kami mengin-

    gatkan kami akan dunia, sedang-kan saudara-saudara kamimengingatkan kami akan akhirat.

    (sumber: Setinggi Cita Wanita Perindu Surga)

    LIhatlah, Siapa Gerangan Sahabatmu?

    6

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    8/20

    QQQQ

    adhi Abu Bakar Muhammad bin AbdulBaqi al-Anshari tinggal di Makkah.Setelah melewati waktu yang lama

    tanpa makanan lebih dari apa yang bisaditahannya dia menjadi kelaparan dan tidak ada se-suatu yang dapat ditemukan untuk menghilangkanrasa laparnya. Ketika ia berjalan di kota Makkahmemikirkan keadaannya, ia menemukan sebuah se-buah tas sutera yang diikat oleh tali sutera pula.Lalu ia mengambilnya dan membawanya pulang kerumah. Disana ia membuka tas tersebut dan menda-patkan seuntai kalung mutiara yang tidak pernah ialihat yang seindah dan dan bernilai seperti kalung itu

    selama hidupnya.

    Namun, jika dia merasa begitu bergem-bira menemukan barharga berhargaseperti itu, kegembiraan itu akhirnyamenghilang. Karena ketika ia keluar ke

    jalan, ia bertemu dengan seorang tua yang mengumumkan bahwa ia telah ke-hilangan sebuah tas sutera yang berisikalung yang sangat berharga. Orangtua tersebut berkata bahwa tersediahadiah sebesar 500 dinar bagi orang

    yang mengembalikan tas besertakalung itu. Banyak orang telah dijidengan tes serupa (maksudnya pencarian kalungtersebut-pent) mengalami kegagalan, khususnyaorang-orang miskin dan orang-orang sangat tergodadengan nilai benda tersebut. Namun tidak demikianhalnya dengan Imam Abu Bakar. Bukannyamemikirkan keadaan dirinya, mengajak orang tua ituke rumahnya dan memintanya untuk

    menggambarkan tas tersebut, tali pengikat tas,mutiara, serta rantai pengikat mutiara tersebut.Orang tua itu tentu saja memberikan gambaran yangtepat mengenai segala hal, sehingga Imam AbuBakar mengambil benda yang hilang tersebut danmemberikan kepadanya.

    Orang tua itu segera mengambil uang 500 dinar danmencoba memberikannya kepada Imam Abu Bakar.Namun Imam Abu Bakar menolaknya danmengatakan bahwa adalah kewajibannya dalamagama untuk mengembalikan barang yang hilangtersebut dan oleh sebab itu tidak pantas baginyauntuk mengambil hadiah setelah memenuhi kewajiban

    tersebut. Orang tua tersebut berusahauntuk memaksa selama beberapa saat, akantetapi Imam Abu Bakar bersikeras bahwa ia

    tidak akan mengambil uang itu.Orang tua itu pun kemudian pamir dan pergi.

    Tidak lama setelahnya, Imam Abu Bakarberpikir untuk mencari kehidupan yang laindan sumber penghidupan yang baru, iameninggalkan kota Makkah dan menjadip enump ang sebuah Kap al . Dal amperjalanannya, kapal tersebut tenggelam.Dan sebagai akibatnya banyak orang yang

    meninggal, tenggelam besamakapal ke dasar laut. Kapaltersebut pecah berkeping-keping,dan dengan susah payah ImamAbu Bakar berhasil berpenganganpada salah satu potongan kapaldan tetap mengapung. Ia terusberpegangan pada potongan kapaltersebut selama waktu yangpanjang dan ketika ia terdamparpada sebuah pulau yangberrpenghuni, ia tidak mengingatberapa lama ia telah mengapungsendirian di tengah laut.

    Sebagai orang baru di pulau itu, ia tidakmengenal seorang pun, dan ia membutuhkantempat untuk beristirahat dan memulihkandirinya. Ia duduk di sebuah Masjid. Ketikaduduk di dalam masjid sambil membaca Al-Quran banyak orang yang mendengarkan dan

    mendekatinya, memintanya untuk mengajar-kan Al-Quran. Dia merasa sangat gembiramengajar mereka. Dan sebagai balasan atas

    jasanya (mengajar) mereka membayarkandengan sejumlah besar uang. Kemudian diamenemukan mushaf Al-Quran. Akhirnya iamendapatkan kesempatan untuk membacalangsung dari Al-Quran dan tidak sekedarmembacanya berdasarkan ingatannya.

    Ternyata setidaknya sebagian besar

    penduduk pulau tersebut buta huruf. Melihatia bisa membaca, pemimpin orang-orang itumendekatinya dan bertanya apakah diadapat menulis. Dia membenarkannya. Maka

    7

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    9/20

    orang-orang itu pun berkata; Ajarilah kami menulis. Mereka kemudian membawa anak-anak darisegala umur kepadanya dan dia kemudian menjadi guru mereka. Dan dia (imam Abu Bakar) kembalimendapat bayaran yang sangat besar.

    Merasa senang dengan kepribadian dan ilmu sang pendatang baru, pemimpin pulau itu mendekatinyadan berkata: Diantara kami hidup seorang gadis muda yatim yang kaya, dan kami ingin engkaumenikahinya. Pada awalnya Imam Abu Bakar menolaknya namun mereka terus memaksanya. Akhirnyaia menyerah dan setuju untuk menikahi gadis itu.

    Pada hari pernikahannya, pemimpin pulau itu menghadirkan pengantin kehadapan Imam Abu Bakar.Dengan sorot mata penuh takjub, ia mulai menatap pada kalung yang dikenakan gadis itu. Begitu lamaia terpaku menatapnya hingga pemimpin pulau itu berkata: Engkau telah menyakiti hati gadis ini,karena bukannya menatapnya engkau malah menatap kalungnya.

    Imam Abu Bakar kemudian menceritakan kisahnya dengan seorang laki-laki tua di Makkah. Orang-orang yang hadir lalu bersyahadat dan bertakbir. Suara mereka begitu keras hingga dapat terdengar olehseluruh penghuni pulau tersebut.

    Imam Abu Bakar berkata, Ada apa dengan kalian?

    Mereka berkata: Orang tua yang mengambil kalung itu darimu adalah ayah dari gadis ini dan ia selaluberkata: Saya belum pernah menemukan seorang Muslim yang sejati dan ikhlas di dunia ini kecualiorang yang mengembalikan kalung ini, dan dia selalu berdoa: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan laki-laki itu agar aku dapat menikahkan puteriku dengannya. Dan kini, hal tersebut menjadi kenyataan.

    Imam Abu Bakar tetap hidup manakala isteri dan anak-anaknya meninggal, dan mewarisi kalungtersebut. Dan kemudian dia menjualnya seharga 100.000 dinar. Ia menjadi seorang yang kaya raya diakhir hidupnya.

    Dr. Saleh As-Saleh dalam audio lecture beliau juga membacakan kisah ini. Beliau berkata bahwa iniadalah sebuah kisah yang menakjubkan yang dibawakan oleh Ibnu Rajab dalam komentarnya terhadapbiografi Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi (wafat 535 H) dalam Tahabaqat al-Hanabilah, se-bagaimana yang dikisahkan Al-Qadhi Abu Bakar kepada Al-Baghdadi.

    Sumber: Transkirp Audio Book: Gems and Jewels from the Salaf

    Sambungan dari hal. sebelumnya

    Jafar bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robiahmenasehati Sufyan Ats Tsauri,

    .

    Sesungguhnya engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jikasatu hari berlalu, maka sebagian darimu juga akan pergi. Bahkan

    hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun engkau merasa se-luruh yang ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah.

    (Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah)

    al Hasan al Bashri pernah berkata,wahai anak adam sesungguhnya engkau hanyalah sekumpulan hari-hari, maka jika telah berlalu

    hari, maka seakan-akan sebagian dari dirimu telah pergi

    8

    Mutiara SalafMutiara SalafMutiara SalafMutiara Salaf

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    10/209

    Celaka Engkau, Wahai Dinar !Celaka Engkau, Wahai Dinar !Celaka Engkau, Wahai Dinar !Celaka Engkau, Wahai Dinar !

    Maka demi Tuhanmu, Kamipasti akan menanyai merekasemua, tentang apa yang telah

    mereka kerjakan dahulu.(QS Al-Hijr [15] : 92-93)

    SSSSebuah kisah menarik tentangDinar Al-Ayyar. Dinar mempunyaiseorang ibu yang shalihah, yangselalu menasihatinya untuk ber-

    taubat dari kemaksiatan dan dosa-dosanya.Namun sebanyak apapun dia mencoba, kata-katanya tidak pernah membawa pengaruh

    yang baik terhadap puteranya. Lalu padasuatu hari ketika Dinar berjalan melewati se-

    buah pemakaman, ia berhenti untuk men-gambil sebuah tulang; dia terkejut menyaksi-kan bagaumana tulang itu remuk dan men-

    jadi debu ditangannya. Pemandangan tulangitu memberikan pengaruh yang sangat besarterhadap Dinar. Dia mulai berpikir tentangkehidupan dan dosa-dosanya di masa lalu,kemudia dia berteriak, Celakalah engkau

    wahai Dinar, engkau akan berakhir seperti

    tulang yang hancur ini, dan tubuhmu akanberubah menjadi debu. Semua dosa di masalalunya berkelabat di depan matanya, dan dia

    berketetapan hati untuk beraubat. Sambilmengarahkan pandangannya ke langit ia

    berkata, Tuhanku, kini aku menghadap-Mudengan kepasrahan yang sempurna, makaterimalah dariku, dan berilah rahmat-Mukepadaku.

    Dengan ketetapan hati dan pikiran yang telah

    berubah, Dinar datang kepada ibunya danberkata, Wahai ibu, apakah yang dilakukanseorang tuan ketika menangkap budaknya

    yang telah lari darinya?

    Untuk menghukum Dinar Ibunya berkata,Tuan itu lalu menyediakan baginya pakaiankasar dan makanan yang buruk, dan mengi-kat tangan dan kakinya, agar dia tidakmencoba untuk lari lagi.

    Dinar berkata. Kalau begitu aku inginpakaian dari kain wol yang kasar, gandum

    yang buruk dan dua rantai. Wahai ibu, laku-kanlah kepadaku apa yang dilakukan

    ter-hadap hamba sahaya yang melarikan diri.Mungkin setelah melihat kehinaan dan ke-rendahanku, Dia akan merahmati aku.Melihat ketetapan hati dan kesungguhan per-mintaan anaknya, ibunya pun menurutinya.

    Pada awal malam berikutnya, Dinar mulaimenangis dan meratap tak terkendali. Dandia terus-menerus mengulang kata-kata,Celakalah engkau wahai Dinar, apakahengkau memiliki kekuaatan untuk menahanapi neraka! Betapa tidak tahu malunyadirimu, menjalani hidup yang membuatmupantas untuk mendapatkan murka YangMaha Kuasa! Dia terus berada dalamkeadaan demikian sampai pagi. Menjadi lesudan pucat, tubuh Dinar perlahan-lahanmenjadi kurus. Tak sanggup melihatnyaterus meratap dalam keadaan yangmenyedihkan itu, ibunya berkata: Anakku,kasihanilah dirimu.

    Dia menjawab: Ibu, biarlah aku merasa letihselama beberapa saat, mungkin aku bisamendapatkan kenyamanan yang panjangsetelahnya. Karena esok, aku akan menunggudihadapan Tuhanku yang Maha Tinggi, danaku tidak tahu apakah Dia akanmemerintahkan aku untuk memasuki tempatnaungan yang indah, atau ke tempat dengankengerian yang tak dapat dikatakan.

    Ibunya berkata, Anakku, setidaknya beristirahatlah barang sebentar. Dinar berkata, Bukan istirahat di waktu sekarang yang aku cari, ibu. Seolah aku melihatengkau dan orang-orang ditunjukkan jalan

    menuju Surga esok hari, sedangkan akuditunjukkan kepada Neraka bersama-samadengan penghuninya. Sang ibu lalumeninggalkannya, dan ia kembali menangis,

    beribadah, dan membaca Al-Quran. Suatumalam ketika membaca Al-Quran, iamelewati ayat berikut:

    Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akanmenanyai mereka semua, tentang apa yangtelah mereka kerjakan dahulu. (QS Al-Hijr[15] : 92-93)

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    11/20

    Ketika dia mentadaburi artinya dan maksud dari ayat tersebut, dia menangis sejadi-jadinyahingga pingsan. Ibunya segera mendatanginya dan berusaha sekuat tenaga untukmenyadarkannya, tetapi dia tidak bereaksi. Ibunya mengira dia telah mati. Melihat ke wajahanaknya tercinta, dia berkata, Duhai anakku sayang, duhai permata hatiku, dimana kita akan

    bertemu lagi? Ternyata Dinar masih hdiup, dan mendengar perkataan ibunya, dia menjawabdengan suara lirih. Ibu, jika engkau tidak menemukanku di padang mashyar yang luas, maka

    bertanyalah kepada Malik, sang penjaga Neraka, tentangku. Lau dia pun mati.

    Setelah selesai memandikannya, ibu Dinar mempersiapkan pemakamannya. Dia keluar danmembuat pengumuman. Wahai manusia, datangilah shalat jenazah dari seseorang yangterbunuh karena (ketakutannya terhadap) neraka. Orang-orang pun berdatangan dari segalapenjuru, dikatakan bahwa pada masa itu, tidak ada perkumpulan yang lebih besar dan tidakada air mata yang ditumpahkan melebihi hari itu.

    Pada malam yang sama setelah pemakamannya, salah seorang teman Dinar melihatnya didalam mimpi, mengenakan jubah hijau. Dinar berjalan dengan gembira mengitari Surga,sambil membaca ayat ini:

    Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telahmereka kerjakan dahulu.

    Dalam mimpi, temannya mendengar dia berkata: Demi Dia yang Maha Kuasa, Dia bertanyakepadaku (tentang amal perbuatanku). Dia merahmatiku, Dia mengampuni dan memaafkanku(dosa-dosaku). Wahai, sampaikanlah berita ini kepada ibuku.

    (Sumber:Stories of Repentance, oleh Muhammad Abdul Mughawiri)

    Sambungan dari hal. sebelumnya

    10

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    12/20

    Bagian IIIdan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah

    waktu perpisahan (dengan dunia),QS Al-Qiyamah [75] : 28)

    AAAAku mendengar gedoran dipintuku pada pukul delapanpagi. Aku tidak biasa bangundi waktu seperti ini. Ada

    tangisan dan kebingungan. Ya Allah, apayang terjadi?

    Kondisi Norah menjadi kritis setelah Fajar,mereka segera membawanya ke rumah sakit.

    Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

    Tidak akan ada perjalanan musim panas ini.Telah ditakdirkan aku akan menghabiskanmusim panas di rumah.

    Seolah waktu berlalu selamanya ketika tibajam 1 siang. Ibu menelepon rumah sakit.

    Ya, kalian bisa datang dan menjenguknyasekarang. Suara ayah berubah dan ibu dapatmerasakan sesuatu yang buruk telah terjadi.

    Kami segera berangkat.

    Dimana jalan yang sering kulewati dankukira sangat singkat? Mengapa ini terasa

    begitu lama? Dima keramaian dan lalu lintas yang selalu memberiku kesempatan untukmenoleh ke kiri dan ke kanan? Semua orangmenyingkir dari jalan kami!

    Ibu menggelengkan kepalanya dalamtangannya menangis ketika ia berdoa bagiNorah. Kami tiba di loby rumah sakit.Seorang laki-laki mengerang, sedangkan

    yang lainnya korban kecelakaan. Dan matalaki-laki ketiga terlihat sedingin es. Engkautidak bisa memastikan apakah dia mati atauhidup.

    Norah berada dalam ruang ICU. Kamimenaiki tangga menuju ke lantai (kamar)nya.Suster mendekati kami, Mari kuantarkankepada Norah.

    Ketika kami berjalan sepanjang koridor,suster bercerita betapa manisnya Norah. Diasedikit banyak meyakinkan ibu kalaukeadaan Norah lebih baik daripada pagi tadi.

    Maaf. Tidak boleh lebih dari satu orangpengunjung memasuki kamar. Kata suster

    tersebut.Ini adalah kamar ICU. Menatap ke arah jubahputih selembut salju, melalui jendela kecil dipintu, aku melihat mata saudariku. Ibu

    berdiri di sisinya. Setelah kurang-lebih duamenit, ibu keluar tak dapat menahantangisnya. Kamu boleh masuk danmengucapkan salam kepadanya dengan syaratkamu tidak berbicara terlalu lamadengannya, mereka berkata kepadaku. Duamenit cukup.

    Bagaimana keadaanmu Norah? Kamu baik- baik saja semalam saudariku, apa yangterjadi?

    Kami berpengangan tangan, dia menekannyalembut. Sekarang pun, alhamdulillah, aku

    baik-baik saja.

    Alhamdulillah... tapi.. tanganmu sangatdingin.

    Aku duduk di sisi tempat tidurnya danmeletakkan tanganku di lututnya. Iatersentak, Maaf, sakit ya?

    Tidak, hanya saja aku teringat firman Allah.

    dan bertaut betis (kiri) dan betis(kanan).(Al-Qiyamah [75] : 29)

    Hanan doakan aku. Mungkin aku akansegera bertemu hari pertama dari hari akhirat(yakni di kuburan). Itu adalah perjalanan

    yang panjang dan aku belum mempersiapkanamalan yang cukup dalam perbekalanku.

    Bersambung....

    11

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    13/20

    KKKKematian adalah sebuah kenyataan keras dan menakutkan yang akan dihadapi tiap-tiap yang bernyawa. Tidak seorang pun mempunyai kekuatan untuk menghin-darinya, dan tidak juga seorang pun yang berada disekitar orang yang sedangsekarat memiliki kemampuan untuk mencegahnya. Kematian adalah sesuatu yang

    (dapat) terjadi setiap saat dan yang merupakan sesuatu yang menimpa orang tua maupun

    muda, kaya ataupun miskin, yang kuat maupun yang lemah,. Mereka semuanya sama bahwamereka tidak mempunyai rencana, dan juga tidak dapat lepas darinya, tidak ada jalan syafaat,tidak ada jalan untuk menghindarinya, atau menundanya.[1] Allah Jalla wa Ala berfirman:

    Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamulari daripadanya, maka sesungguhnya kematian ituakan menemui kamu, kemudian kamu akan dikem-

    balikan kepada (Allah), yang mengetahui yangghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamuapa yang telah kamu kerjakan". (QS Al-Jumuah[62] : 8)

    Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorangmanusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka

    jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-

    benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS Al-Anbiya [21] : 34-35)

    Sungguh itulah kematian: yang menimbulkan ketakutan pada jiwa, dan dengannya amalanseseorang ditutup, dan apa yang datang setelahnya bahkan lebih menakutkan dan mengeri-kan. Adakah tempat seseorang berlari untuk lepas dari sesaknya himpitan kubur? Apa yangakan kita jawab ketika kita ditanyai di dalam kubur? Sungguh, tak seorang pun diantara kitamengetahui kemana akhir kita kelak. Akankah itu Surga yang seluas langit dan bumi, ataukahNeraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu?[2]

    IIIIbrahim bin Adam rahimahullah (wafat 160 H) berkata, ketika dia ditanya tentang

    ayat: Berdoalah kepadaku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu (QS Al-Mumin[40] : 60). Mereka berkata, Kami berdoa kepada Allah, namun Dia tidak menga-

    bulkannya. Maka beliau berkata:

    Engkau mengenal Allah, namun engkau tidak mentaati-Nya. Engkau membaca Al-Qurannamun engkau tidak bertindak sesuai dengannya, engkau mengetahui Syaithan, namun eng-kau terus mengikutinya. Engkau menyatakan mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasal-lam, namun engkau meninggalkan sunnahnya. Engkau berkata engkau mencintai Surga na-mun engkau tidak berusaha untuk mencapainya. Engkau berkata engkau takut kepadaNeraka, namun engkau tidak berhenti berbuat dosa. Engkau berkata: Sungguh kematianadalah benar adanya, namun engkau tidak bersiap-siap menghadapinya. Engkau menyibuk-

    kan dirimu dengan kesalahan orang lain, namun engkau tidak melihat kesalahan-kesalahandirimu sendiri. Engkau makan (dari) rezeki yang diberikan Allah kepadamu, namun engkautidak bersyukur kepada-Nya. Engkau menguburkan kematian (yang mati pent), namun eng-kau tidak mengambil pelajaran.[3]

    Hidup untuk Mati atau Mati untuk Hidup!

    12

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    14/20

    Karenanya, ini, wahai pembaca yang mulia, adalah sesuatu yang harus kita tanamkan dengankuat di dalam hati, kenyataan bahwa kehidupan di dunia ini terbatas dan memiliki akhir yangtelah ditentukan, dan akhir ini pasti akan datang.

    Orang-orang shalih akan mati. Dan orang-orang jahat akan mati. Pejuang yang berjihadakan mati. Dan mereka yang tinggal di rumah akan mati. Mereka yang menyibukkan diridengan keimanan yang benar akan mati. Dan mereka yang memperlakukan manusialayaknya budak-budak mereka akan mati. Pemberani yang menolak ketidakadilan akanmati. Dan pengecut yang mencari perlindungan dengan bergantung pada kehidupan yangburuk ini akan mati. Orang-orang dengan tujuan dan cita-cita yang mulia akan mati. Danorang-orang malang yang hidup untuk kesenangan yang murah akan mati.[4]

    Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS Al-Imran [3] : 185)

    Maka ingatlah selalu akan kematian, dan bahwa seseorang akan menuju pada kehidupanberikutnya, dan banyaknya dosa yang telah dilakukan seseorang dan sedikitnya amal kebai-kan yang dilakukan seseorang. Pikirkanlah akan kebaikan-kebaikan yang sangat ingin andalakukan pada saat itu dan bawalah hal itu kepada hari ini. Dan pikirkanlah tentang perkara-perkara yang ingin engkau bersih daripadanya, maka bersihkanlah dirimu dari sekarang.[5]

    ______________Catatan kaki:[1] Al-Maut (hal. 9), Syaikh Ali Hasan Al-Halabi[2] As-Salat wa Atharahu fi Ziyadatil Iman (hal 10), Syaikh Husain Al-Awaishah[3] Al-Hafizh Ibnu Rajab di dalam al-Khusu fis-Salah (hal. 62)

    [4] Al-Maut (hal 10)[5] Al-Maut (hal. 16)

    Sumber: sunnahonline.com

    Bersambung dari hal. sebelumnya

    Ali bin Abi Thalibz berkata:

    Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akanmendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah

    anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia.Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari

    perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hariperhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.

    (HR. Bukhari secara muallaq tanpa sanad)

    Jadilah Anak-anak Akhirat

    13

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    15/20

    Berkata Ibnu Qayyim al-Jauziyyahv

    Siapa saja yang mengharapkan sesuatu, maka diisyaratkan adanya tiga hal:Pertama : Menyukai apa yang diharapkan.

    Kedua : Khawatir akan kehilangan apa yang diharapkan.Ketiga : Berusaha keras untuk mendapatkannya.

    HHHHarapan yang tidak dikaitkan dengan sesuatu disebut angan-angan. Harapan

    berbeda dengan angan-angan. Setiap orang yang berharap pasti ada rasakhawatir. Seorang yang berjalan di jalan raya bila merasa khawatir, ia akanmempercepat jalannya, takut kehilangan sesuatu.

    Dalam Jami'nya, Tirmidzi mengutip hadis dari riwayat Abi Hurairah. Rasulullah shallallahualaihi wasallam. bersabda:

    "Siapa yang merasa takut (khawatir), ia berangkat di waktu malam. Siapa yang berangkat

    pasti sampai ke rumah. Sungguh dagangan Allah itu mahal. Dagangan Allah itu adalahsurga."

    Maksudnya, orang yang mengharapkan surga Allah haruslah melalui perjuangan seperti orangyang berjalan di waktu malam untuk sampai ke rumah. Allah menjadikan harapan itu untukorang-orang yang beramal saleh. Allah juga menjadikan rasa khawatir pada mereka, sehinggamereka mengetahui bahwa harapan dan rasa khawatir yang berguna ialah yang berhubungandengan amal. Allah berfirman:

    Sesungguhnya orang-orang yang berhati hati karena takut ahan (adzab) Tuhan mereka,dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka dan orang-rang yangtidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), dan orang-orang yangmemberikan apa yang telah mereka berikan ,dengan hati yang takut, (karena mereka tahubahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka. Mereka itu segerauntuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segeramemperolehnya. (QS Al-Muminun : 57-61)

    Tirmidzi meriwayatkan dalam Jami'nya hadis yang bersumber dari Aisyah radhiallahu anha.Beliau berkata, 'Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat tersebut, 'Apakah mereka itu

    orang yang meminum hhamr, berzina, dan mencuri? Beliau menjawab, "Bukan, wahai puterias-Shiddiq. Mereka adalah orang yang berpuasa, shalat, dan bersedekah, namun merekakhawatir kalau amal yang mereka lakukan itu tidak di terima oleh Allah. Mereka itulahsebenarnya orang yang berlomaba-lomba dalam barbuat amal kebajikan.

    Allah mensifati orang-orang yang bahagia dengan ihsan, 'kebaikam dan khauf kekhawatiran'.Sebaliknya, Allah justru memberi sifat orang jahat dengan keburukan dan rasa aman.Maksudnya, orang yang beramal kebaikan itu pasti bahagia, namun mereka tetap merasakhawatir, sedangkan orang-orang yang berbuat kejahatan pasti hina tetapi ia merasa. aman.

    Orang-orang yang merenungkan keadaan para sahabat tentu akan menemukan mereka dalam

    puncak amal dan puncak kekhawatiran, sedangkan kita semua berada pada posisi kekuranganbahkan melampaui batas, tetapi perasaan kita aman-aman saja. Duhai celaka!

    Sumber: Ad-Dau wa Ad-Dawa (Terapi Penyakit Hati) oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah hal. 58-60

    K h a u f K h a u f K h a u f K h a u f

    14

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    16/20

    Bagian IV

    SSSSebutir air mata menitik danmeluncur ke pipiku mendengarkata-katanya. Aku menangis dandia ikut menangis bersamaku.

    Ruangan menjadi kabur dan membiarkankami dua bersaudara menangis bersama.Tetesan air mata jatuh ke telapak tangansaudariku, yang kugenggam dengan keduatanganku. Ayah saat ini menjadi lebihkhawatir kepadaku. Aku tak pernah mangisseperti ini sebelumnya.

    Di rumah dan ditingkat atas di kamarku,aku menyaksikan matahari berlalu denganhari yang penuh kesedihan. Kesunyianmengapung di koridor rumah kami. Secara bergiliran sepupu-sepupuku masuk kekamarku. Banyak pengunjung dan semuasuara bercampur baur di lantai bawah.Hanya satu hal yang jelas saat itu Norahtelah pergi!

    Aku berhenti membedakan siapa yangdatang dan siapa yang pergi. Aku tidakdapat mengingat apa yang mereka katakan. Ya Allah, dimana aku? Apa yang terjadi? Aku bahkan tidakdapat menangislagi.

    Beberapa hari ke-mudian mereka

    menceritakan ke-padaku apa yangterjadi. Ayahtelah manariktanganku untukmengucapkanselamat tinggalkepada saudarikuuntuk yang ter-akhir kalinya. Akumencium kepala

    Norah.

    Aku hanya teringat satu hal ketika

    menyaksikannya terbujur di tempat tidur tempat dimana dia akan mati. Akuteringat ayat yang dibacanya:

    dan bertaut betis (kiri) dan betis

    (kanan).

    Dan aku tahu pasti kebenaran ayatberikutnya:

    kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu

    dihalau. (QS Al-Qiyamah [75] : 30)

    Aku menyusup ke ruang shalatnya malamitu. Menatap pada pakaian yang diam dancermin yang bisu. Aku sungguh menjagadia yang telah berbagi rahim ibukudenganku. Norah adalah sadarakembarku.

    Aku teringat dia yang dengannya aku berbagi kesedihan, memberi ketenangan

    di hari-hari hujanku. Aku teringat dia yang berdoa agar aku mendapat petunjuk dandia yang menitikkan begitu banyak airmata pada kebanyakan malam yang

    panjang mengingatkan-ku akan kematian danhisab. Semoga Allahmenyelamatkan kamisemua.

    Malam ini adalahmalam pertama Norah

    yang harus ia lewatkandi kuburnya. Ya Allah,rahmatilah dia danterangilah kuburnya.Inilah Al-Quran dansajadahnya. Dan inilahpakaian berwarnamawar musim semi

    yang dia kata-kank e p a d a k u a k a n

    disimpannya sampai dia menikah, pakaianyang hanya di-simpannya untuk suaminyakelak.

    15

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    17/20

    AAAAku teringat saudariku dan menangisi semua hari-hari yang telah lalu. Akuberdoa kepada Allah agar melimpahkan rahmatnya kepada kami, menerimaibadahku dan mengampuniku. Aku berdoa kepada Allah untuk meneguhkanNorah di dalam kuburnya sebagaiamana yang selalu ia ucapkan di dalam

    doanya.

    Pada saat itu, aku berhenti. Aku bertanya kepada diriku apa jadinya jika akulah yang mati.Kemana aku akan menuju? Ketakutan memenuhiku dan air mataku mulai mengalir lagi.

    Allahu Akbar. Allahu Akbar.... Adzan pertama terdengar lembut dari masjid. Ia terdengarbegitu indah kali ini. Aku merasa tenang dan nyaman ketika mengikuti bacaan muadzin.Kulilitkan syal di pundakku dan berditi untuk shalat Fajar. Aku shalat seolah itulah shalatterakhirku, shalat perpisahan. persis seperti apa yang Norah lakukan kemarin. Itu adalahshalat Fajar terakhirnya.

    Kini, dan Insya Allah sepanjang sisa hidupku, jika aku bangun di pagi hari aku tidak lagimenganggap akan hidup hingga malam, dan di malam hari aku tidak menganggap akantetap hidup di pagi hari.Kita semua akan menuju perjalanan Norah. Apa yangtelah kita persiapkan untuknya?

    Sumber: Milis Abdurrahman [dot] Org

    Dia adalah saudariku.

    Dari Ibnu Abbas, Rasulullahbbbb

    ::::

    Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktumudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu se-belum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelumdatang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datangmasa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.

    (HR. Al Hakim dalam Al Mustadraknya, dishahihkan oleh Syaikh Al Albanidalam Shahih al-Jami no. 1077)

    16

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    18/20

    Abubakar Ash-Shiddiqzzzz

    Beliau berkata, Aku menginginkan dirikuseperti sehelai rambut dibelah orangMukmin. Riwayat ini disebutkan oleh Imam

    Ahmad.

    Diriwayatkan pula tentang Abu Bakar ash-Shiddiq memegang lidahnya lalu berkata,Inilah yang menyeretku ke tempat yang

    berbahaya. Lalu Abubakar menangis serayamelanjutkan: "Menangislah, kalau tidakmenangis, pura-pura menangislah. Lalu ia

    berdiri shalat. Ia seperti sebuah tiang: takbergerak karena takut kepada Allah.

    Saat membawa seekor burung, ia berkataTiada diburu dari seekor binatang buruan,dan tiada dipotong dari sebuah pohonkecuali hilang dengan tasbih." Ketikamendekati saat-saat kematian, la berkatakepada Aisyah, "Wahai puteriku,sesungguhnya aku terkena harta orang-orang Islam dengan pakaian ini dan susu iniserta budak ini. Maka, cepat-cepatlah pergikepada Umar ibn Khathab." Umarmanjawab, "Demi Allah, aku ingin sekiranya

    aku menjadi pohon ini, yang dimakan dandipangkas daunnya." Qatadah berkata,"Telah sampai kepadaku kabar bahwa

    Abubakar berkata, 'Seandainya aku menjadisayuran hijau dan aku dimakan binatang....'"

    Umar ibn Khathabzzzz

    Demikian juga Uniar ibn Khathab. Sahabatsetia rasul ini telah membaca surat at-Thur.

    Ketika sampai pada ayat, Sesungguhnyasiksa Tuhanmu pasti terjadi", ia menangistersedu-sedu hingga jatuh sakit dan banyakorang menengoknya.

    Umar berkata kepada puteranya saatmenghadapi kematian, Letakkanlah pipikudi atas tanah. Barangkali Allah menaruh belaskasih kepadaku." Lalu berkata lagi,"Celakalah kalau Allah tidak mengampuniaku."

    Bila berwirid di tengah malam dan melewatisuatu ayat, anak Khathab ini merasa takutlalu tinggal di rumah berhari-hari. Pada

    wajahnya tampak ada dua garis hitam karenamenangis. Demikian berdasar penuturanIbnu Jauzi.

    Ibnu Abbas berkata kepada Umar, Allahmenjadikan kota dan negeri-negeri di

    bawahmu, menjadikanmu menaklukkannegeri-negeri tersebut. Allah berbuat baik

    kepadamu. Mendengar hiburan tersebut,Umar masih saja merasa cemas, Akumenginginkan selamat, bukan pahalamaupun dosa.

    Ali ibn Abu Thalibzzzz

    Inilah Ali ibn Abi Thalibzzzz dengan tangisandan kekhawatirannya. Rasa takut yang adapadanya disebabkan dua hal, yaitu panjang

    angan dan hawa nafsu yang diperturutkan.

    Keponakan Nabi ini merenungi hakekat. la berkata, "Panjang angan akan menjadikanseseorang lupa akan akhirat, sementara hawanafsu yang diperturutkan akan menghalangiorang dari kebenaran. Sesungguhnya duniaini telah pergi dan akhirat telah tiba. Setiap

    wanita yang mempunyai banyak anak,hendaknya menjadikan mereka anak-anakakhirat, dan janganlah menjadikan sebagaianak dunia. Sesungguhnya hari ini adalahhari amal dan bukan perhitungan. sedangkan

    besok adalah hari perhitungan tanpa amal."

    Kekhawatiran Para Salaf

    Utsman ibn Affanzzzz

    Ketika berdiri di atas kuburan, Utsman lbnAffan zzzz menangis hingga basahlah jenggotnya. Seandainya berada di antarasurga dan neraka, aku tidak tahu yang

    mana diantara kedua tempat itu yangdierintahkan untukku. Kalaulah bisa, akumemilih menjadi abu sebelum aku tahu kemana aku nanti."

    17

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    19/20

    Abud Darda'zzzz

    Abu Darda' mengungkapkan risau hatinya, "Sesungguhnya yangpaling aku takuti terhadap diriku pada Hari Kiamat adalah kalau-kalau dikatakan kepadaku, 'Wahai Abu Darda', engkau telah banyak

    berilmu. Bagaimanakah engkau mengamalkan ilmumu?'"

    Sumber: Ad-Dau wa ad-Dawa (Terapi Penyakit Hati), Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, hal. 6063.

    Kisah Seorang Pemuda Penduduk Irak

    AAAA bu Sulaiman ad-Daraani menceritakan bahwa ada seorang pe-

    muda penduduk Irak yang juga ahli ibadah berangkat menuju keMakkah bersama salah seorang temannya. Bila mereka singgahdi suatu tempat, maka pemuda itu akan shalat. Dan bila mereka

    makan, maka dia tetap dalam keadaan shiyam. Selama perjalanan pergi danpulang, temannya sangat sabar terhadapnya, dan ketika akan berpisah, sangteman bertanya kepadanya:

    Ceeritakanlah kepadaku akan hal yang membuatmu tergerak untuk melaku-kan semua yang telah aku lihat dari dirimu. Sang pemuda menjawab:

    Wahai saudaraku, dalam tidur aku pernah bermimpi melihat sebuah istanaJannah, batu-batunya terbuat dari emas dan perak, lengkap dengan teras

    yang terbuat dari batu zabarjad dan yaqut, sementara seorang bidadaridengan rambut tergerai berada di antara kedua teras tersebut. Dia mengena-kan pakaian yang terbuat dari perak dengan suara lembutnya dia berucap: Bersungguh-sungguhlah kepada Allah dalam rangka mencariku. DemiAllah, aku telah bersungguh-sungguh kepada Allah dalam mencarimu.

    Maka demikianlah hal yang kamu lihat atas diriku dalam rangka men-carinya, tambah si pemuda kepada temannya.

    Abu Sulaiman menyambung ceritanya, Demikianlah yang dilakukan si pe-muda untuk mencari seorang bidadari, lantas bagaimanakah keadaan seseo-

    rang yang mencari sesuatu yang lebih dari itu?Dikisahkan oleh Ibnu Abid Dunya dalam Al-Manaamat sebagaimana dinkil dalam Al-Huur al-Ainwa Manaamatu ash-Shalihin (edisi Indonesia) oleh Syaikh Ihsan Hasanain hal. 178-179.

    Sang Peminang BiadadariSang Peminang BiadadariSang Peminang BiadadariSang Peminang Biadadari

    Kekhawatiran.

    18

  • 8/14/2019 Unaian Mutiara HIkmah Vol 1

    20/20

    Kepada para pembaca dan pemerhati MaktabahRaudhah al-Muhibbin yang ingin menyumbangkan

    eBook, ataupun artikel, yang sejalan dengan misiMaktabah, dapat mengirimkan kepada kami melalui

    eMail berikut:[email protected]

    Atau bagi yang ingin berbagi materi pendidikan anakdapat mengirimkannya ke:

    [email protected].

    Dukung kegiatan Maktabah dengan menyebarluas-kan manfaatnya kepada orang-orang disekitar antum

    DDDD

    ari Anasz, katanya: "Abu Bakar berkata kepada Umarh sesudah wafat-nya Rasulullahb:"Mari kita bersama-sama berangkat ke tempat Ummu Ai-man untuk menziarahinya, sebagaimana halnya Rasulullah b juga men-ziarahinya." Ketika keduanya sampai di tempat Ummu Aiman, lalu wanita ini

    menangis. Keduanya berkata: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Tidakkahengkau ketahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullahb"Ummu Aiman lalu menjawab: "Sesungguhnya saya tidaklah menangis karena saya tidakmengetahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullahb,tetapi saya menangis ini ialah karena sesungguhnya wahyu itu telah terputus - sebab Nabib telah wafat." Maka ucapan Ummu Aiman menggerakkan hati kedua sahabat itu untukmenangis. Kemudian keduanya itupun menangis bersama Ummu Aiman.

    Dalam kesempatan ini aku (Syaikh Husain) berkata:

    Wahai Ummu Aiman, engkau menangis sedang kamiBermain dan berkelakar tanpa tahu budi pekerti

    Engkau belum menyaksikan pemalsuan hadits ataupun kedustaanEngkau belum menyaksikan alat-alat musik dan nyanyian

    Engkau belum menyaksikan pesta khamr dan zinaEngkau belum melihat kami ketika kebinasaan menerpa

    Kalau engkau belum mati, nisaya engkau akan melihat keanehan bersama kamiEngkau belum tahu perbuatan musuh dan bala tentara mereka

    Inilah kami, bertekuk lutut kepada bangsa YahudiDan ketika menjadi panas karena persatuan kami terkoyak

    Perkara-perkara membuat umatku seperti orang-orang yang bermainDemi Allah, tidaklah jalan yang kami lalai mengenal tangisan

    Kalaupun berpura-pura menangis tiada bisa menghubungkan ataupun mengaitkan

    Sumber: Terputusnya Wahyu dari Langit oleh Syaikh Husain al-Awayisyah hal. 130-131)

    Tangis Ummu AimanTangis Ummu AimanTangis Ummu AimanTangis Ummu Aiman

    Untaian Mutiara Hikmah

    Disusun oleh:

    Maktabah Raudhah al-Muhibbin

    taman baca pencinta ilmuhttp://www.raudhatulmuhibbin.org