Ulkus Dekubitus
-
Upload
derayuniarti -
Category
Documents
-
view
417 -
download
49
description
Transcript of Ulkus Dekubitus
ULKUS DEKUBITUSBenny Wicaksono102011101094
Pembimbing :dr.H.Suparimbo Soepadi SpOT, FAPOA
LAPORAN KASUS
DEFINISI Ulkus dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit
sampai jaringan di bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat
Suatu area kerusakan kulit, otot dan jaringan dibawahnya yang terlokalisir akibat peregangan, gesekan dan penekanan yang terus menerus
ETIOLOGI Tekanan yang cukup kuat dalam jangka waktu lebih
pendek atau dengan tekanan yang rendah dalam jangka waktu yang lebih lama mengganggu jalannya aliran darah ke kapiler Kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan juga terganggu
Tekanan > tekanan arteri yang menyebabkan gangguan aliran darah iskemia kerusakan jaringan.
Menurut Bouten, ulkus dekubitus disebabkan oleh 3 teori: Teori pertama tekanan yang terus menerus pada jaringan
tertentu kerusakan pada jaringan e.c terhambatnya alirah darah ke kapiler yang akhirnya jaringan menjadi hipoksia.
Teori kedua ulkus dekubitus dapat disebabkan karena tegangan geser.Gesekan ini mengakibatkan keadaan yang lebih parah dan secara signifikan mempercepat timbulnya ulkus dekubitus.
Teori yang terakhir ditujukan pada interstitium diantara sel dan kapiler terminal.
Lokasi dan Persentase Ulkus Dekubitus
EPIDEMIOLOGI Epidemiologi ulkus decubitus bervariasi di beberapa
tempat insiden berkisar antara 0,4% - 38% di unit perawatan akut
2,2 % - 23,9% di unit long term care (perawatan) jangka panjang
0% - 7% di home care (perawatan di rumah)
Prevalensi ulkus dekubitus di Indonesia dilaporkan dari RS Dr. Sardjito Yogyakarta sebesar 40 % (Purwaningsih,2001).
Di RS Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Oktober 2002 ditemukan kejadian ulkus dekubitus sebesar 38,18% (Setyati,2002).
Laporan mutu dari RS Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2009 menunjukkan rata – rata angka kejadian ulkus dekubitus periode November – Desember 2009 di Unit Bedah pada tiga ruangan yaitu Mawar 0,5, Kutilang 12,8% dan Gelatik 0,45%.
FAKTOR RESIKO
Intrinsik
Mobilitas
Komorbid
Usia
Nutrisi
Ekstrinsik Penekanan dari permukaan yang keras (tempat tidur, kursi roda, tandu) Gesekan karena ketidakmampuan pasien
bergerak di tempat tidur Pergeseran karena pergerakan otot Kelembapan Inkontinensia urin atau alvi Keringat berlebihan Aliran udara pada luka
PATOFISIOLOGI
Tipe Ulkus Dekubitus
Tipe Manifestasi Klinis Perkiraan Lama Perawatan
Normal Beda temperatur dengan kulit sekitarnya hingga dibawah lebih kurang 2,5ºC
6 Minggu
Arterioskeloris
Selain faktor tekanan, terdapat gangguan aliran darah akibat arteriosklerosis. Beda temperatur dengan kulit sekitarnya < 1ºC
16 Minggu
Termina
l
Terjadinya pada pasien yang
akan meninggal
Tidak
sembuh
Stadium Ulkus Dekubitus
Tatalaksana
Non Medikamentosa
Diet tinggi kalori tinggi protein
Rehabilitasi Medik
Medikamentosa Mempertahankan keadaan bersih pada ulkus dan sekitarnya
Mengangkat jaringan nekrotik.
Menurunkan dan mengatasi infeksi.
Merangsang dan membantu pembentukan jaringan granulasi dan epitelisasi.
Tindakan bedah
LAPORAN KASUS Nama : M. I. Umur : 25 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Jl.
Dharmawangsa Rambipuji Jember No. Telepon : 081235129046 Agama : Islam Suku : Madura Pendidikan : SD Pekerjaan : Tidak bekerja Status Pembiayaan : Jamsostek No. RM : 45.19.20 Tanggal pemeriksaan : 15 Juni 2015
Keluhan Utama :
Luka di daerah pantat
RPS:
Pasien mengeluhkan luka di daerah pantat sejak sekitar 3 minggu yang lalu. Pasien mengaku sekitar 3 minggu yang lalu pasien baru mengetahui bahwa ada luka di daerah pantatnya. Sebelumnya pasien tidak menyadari ada luka di daerah pantatnya. Pada saat awal luka berupa lubang kecil dengan luka kemerahan disekitarnya. Pada awalnya luka berukuran kecil namun semakin lama semakin membesar. Kemudian pasien juga tidak merasakan nyeri pada daerah luka. Pasien mengaku sejak 2 tahun yang lalu tidak bisa berjalan atau duduk sendiri karena sebelumnya pasien mengalami kecelakaan dan menjadi lumpuh hingga sekarang. Pasien mengatakan sehari-hari lebih banyak berbaring dan tidak begitu sering berpindah-pindah posisi karena tidak bisa melakukannya sendiri. Pasien juga mengatakan sehari-hari pasien mengenakan pampers karena semenjak lumpuh pasien tidak bisa menahan BAK maupun BAB.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Trauma Tulang Belakang 2 tahun yang lalu, Hipertensi
-, DM -, asma -, alergi -
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti
penderita
Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Ayah
bekerja sebagai petani dan ibu penderita tidak bekerja. Pasien juga
tidak bekerja,
Kesan : Sosial ekonomi kurang
Riwayat Pengobatan
Keluarga menggunakan rivanol dan betadine 2x/sehari untuk
merawat luka.
ANAMNESIS SISTEM Sistem serebrospinal : pusing (-), demam (-) Sistem kardiovaskular : palpitasi (-), nyeri dada (-) Sistem pernapasan : sesak (-), batuk (-), Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-),
inkontinensia alvi (+) Sistem urogenital : Penis : glans penis (+),
sulcus coronaria (+), lesi (-), eritema (-), chordae (-), orificium discharge (-)
Sistem integumentum : ulkus (+) pada reg. glutteus
Sistem muskuloskeletal : edema (-) pada keempat, paraparese inf. ekstremitas, atrofi (+)
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : cukup Kesadaran : compos mentis Vital Sign : TD : 110/80 mmHg Nadi : 88 x/menit RR : 20 x/menit suhu : 36,6 oC Pernapasan : sesak (-), batuk (-), pusing (-) Kulit : turgor kulit normal, sianosis
(-), ikterik (-), ulkus (+) reg. glutteus
Kelenjar limfe : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Otot : atrofi (+) ext inf. Tulang : tidak ada deformitas
PEMERIKSAAN KHUSUSKepala
Bentuk : bulat-lonjong, simetris Rambut : hitam, lurus Mata : konjungtiva anemis : -/-
sklera ikterus : -/-eksoftalmus : -/-refleks cahaya : +/+isokor, diameter 3/3 mm
Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-)
Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Mulut : sianosis (-), bau (-),
LeherKGB : tidak ada
pembesaranTiroid : tidak ada
pembesaran JVP : tidak
meningkat
Thorax
1. Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : redup di ICS IV MCL D s/d ICS V MCL S
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, e/g/m: -/-/-
Pulmo :
Inspeksi : Simetris, Retraksi -/-, gerak tertinggal -/-
Palpasi : Fremitus raba +/+ normal, deviasi trakea (-), nyeri tekan -/-
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : flat
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : soepel, nyeri tekan abdomen (-), hepatomegali (-) splenomegali (-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat +/+, edema -/-
Inferior : akral hangat +/+, edema -/-
Status R. Glutteus
L: ulkus (+) Ø 2-3cm mengenai dermis dan Ø 5-6cm menembus fascia bentuk elips, darah (-), nekrosis (-), pus (+)
F: nyeri (-), paraesthesia (+)
M: paraplegia ext inf (+)
ASSESMENT
Ulkus Dekubitus + Paraplegia Ext Sup. e.c Spinal Cord Injury
PLANNING
Terapi :
Pro debridement,
TE RI MA
KA
SIH