Ular Berbisa
-
Upload
rina-riyanah -
Category
Documents
-
view
229 -
download
12
Transcript of Ular Berbisa
DISUSUN OLEH:RINA RIYANAH1210206085
PENDIDIKAN BIOLOGI/ IV BFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG 2012
Artinya: “dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Fathir : 28)
ULAR BERBISA
“Snake Everywhere, Don’t Worry Just Be Prepared !”
Ular adalah binatang liar
berbahaya yang habitatnya terdekat
dengan kehidupan manusia. Sebagai
bukti, saat ini ular masih dapat kita jumpai
di halaman rumah, kebun, sawah, ladang,
hutan, sungai, rawa-rawa, pegunungan, gua,
pantai, laut, samudra bahkan di saluran –
saluran air perkotaan seperti kota Bandung.
Kenapa sih Kita harus mengenal
ULAR ???
1
Yang harus diwaspadai adalah adanya bahaya psikis
akibat keberadaan mitos, cerita, pandangan dan
anggapan yang salah tentang ular. Sikap ketakutan
ini dapat menjadikan kita bertindak di luar akal sehat
sehingga merugikan diri sendiri dan bahkan orang
lain.
Ular berperan penting bagi kesejahteraan
hidup manusia. Ular adalah predator alami tikus,
hama aktif yang memakan padi sebagai sumber
energi utama masyarakat Indonesia.
2
Ular juga merupakan makanan burung-
burung karnivora seperti elang, burung
hantu, rajawali, dll. Artinya, keberadaan
ular dapat membantu mengurangi populasi
tikus yang sangat cepat berkembang di
satu kawasan sekaligus ikut
mempertahankan jumlah burung-burung
karnivora yang semakin menipis akibat
berkurangnya makanan yang di dapat, dan
akibat ulah manusia tentu saja.
Ular masih mengandung banyak
sekali misteri dan keanehan. Misteri itu
berupa manfaat di bidang kesehatan bagi
manusia yang belum seluruhnya
dikembangkan secara mendalam…!!!
3
4Ular adalah makhluk eksotis, unik,
indah, menantang, sangat banyak
ragamnya. Ular juga dapat menjadi binatang
yang bersahabat dan mengajarkan tentang
kebijaksanaan kepada manusia tentang
kebesaran Nya dan kekuasaan Nya.
Pembunuhan semena–mena terhadap
ular akibat adanya Paradigma masyarakat
yang salah tentang ular. Semua jenis ular
dianggap menyeramkan dan mematikan,
sehingga banyak sekali ular mati sia-sia
karena di bunuh akibat rasa takut pada ular.
Saat ini, jumlah Kami (ular) dan jenisnya semakin berkurang.....!!!Penyebab utama “hilangnya” Kami (ular) adalah MANUSIA...Karena…
1
Masyarakat semakin berpandangan negatif
karena ular sering diberi peran antagonis di
sinetron, film, drama dan hiburan – hiburan yang
marak di televisi sehingga meningkatkan rasa
“jijik” dan benci masyarakat terhadap makhluk
alam ini. Paradigma yang salah pun muncul
karena mitos, cerita, dongeng yang berlebihan
dan turun menurun lebih mengakar daripada
khasanah ilmu pengetahuan yang logis dan nyata
karena minimnya pengetahuan dan
pengembangan studi tentang ular khususnya ular
asli Indonesia.
Keserakahan orang–orang yang tidak
memperdulikan kelestarian alam dengan
mengambil persediaan ular di alam untuk
bisnis dengan eksplorasi yang tak terukur.
2
3
Semakin menyempitnya ruang gerak ular di
alam yang tergusur akibat pembangunan
manusia yang tidak tertahankan akibat
semakin bertambahnya kebutuhan manusia
akan tempat tinggal. Polusi, pencemaran air
dan tanah, satu hal yang tidak terelakkan.....
Kenyataannya, tidak semua ular berbahaya
bagi manusia. Bahaya yang terbesar sebenarnya
adalah bahaya psikologis yang ditimbulkan oleh
ular karena rasa takut, jijik, geli dan jengahnya
manusia melihat sosok ular dengan segala posisi
dan negatifnya pikiran dalam benaknya.
Sedangkan bahaya biologis (akibat gigitan,
belitan dan racun) masih tergolong minim karena
jumlah korban gigitan ular di Indonesia belum
mencapai tingkat yang mengkuatirkan.
PADAHAL ...???
Bahaya psikologis akibat ketakutan dan
paradigma masyarakat yang keliru tentang ular
itu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan
dengan jalan mengenal lebih jauh tentang ular.
Bagaimana, apa, mengapa, siapa dan apa saja
tentang ular harus diutarakan secara benar dan
jelas kepada masyarakat. Begitu pula tentang
teknik – teknik dasar penanganan bahaya gigitan
ular harus disebarluaskan agar masyarakat dapat
merasa lebih aman jika dilingkungan sekitarnya
masih ditemui ular.
Ular termasuk kedalam kelas Reptilia dari
ordo Squamata. Dimana Reptilia merupakan
kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup
di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik
mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan
membantu hewan untuk dapat hidup dipermukaan
yang kasar.
MENGUPAS ULAR SECARA UMUM
a. Penampang melintang tubuh membulat dan
memanjang.
b. Tubuhnya tertutup oleh sisik.
c. Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm – 9000
mm.
d. Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang
rusuk pada setiap ruas tulang belakang
(sampai cloaca).
KARAKTERISTIK ULAR
e. Suhu tubuhnya poikilotermik, suhu ideal 23,9 –
29,4°C. Namun ular masih dapat bertahan pada
suhu yang ekstrem 7.2°C atau 37.8°C, bila lebih
dari suhu ini akan berakibat fatal bagi ular.
f. Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi
dilindungi oleh selaput transparan. Penglihatan
ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor
yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif
terhadap cahaya.
g. Ular melata dengan
menggunakan otot pada
bagian perutnya secara
bergantian sehingga
dapat bergerak menuju
ke tempat lain.
h. Tidak seperti manusia, hidung pada ular hanya
berfungsi sebagai alat untuk bernafas, sedangkan
alat penciumannya adalah lidahnya dengan
dibantu organ Jacobson.
i. Indera panas, terletak diantara mata dan hidung,
berfungsi untuk mendeteksi panas yang
dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah
panas (endotermik), Namun tidak semua ular
memiliki organ ini.
j. Ular tidak memiliki lubang telinga, tapi memiliki
membran tympani yang dapat mendeteksi
getaran. Ular yang “menari” mengikuti irama
suling sebenarnya bergerak bukan karena
suaranya, namun karena mengkuti gerakan
sulingnya.
k. Pewarnaan tubuh ular sangat beragam,
menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia
tinggal. Pewarnaan berfungsi sebagai
penyamaran ular dalam mencari mangsa dan
menghindari musuh. Tidak semua warna menyala
menandakan tingkat bisa ular.
l. Organ reproduksi pada ular jantan adalah
hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca. Ular luar negeri biasanya
kawin pada bulan-bulan yang bersuhu hangat,
karena pada musim dingin mereka akan
hibernasi (tidur panjang). Ular ada yang bertelur
(ovipar) dan mengerami telurnya yang
diletakkan diantara tumpukan daun daun kering
selama 2-3 bulan dan menetas; namun ada pula
yang disimpan didalam tubuhnya selama 2-3
bulan dan melahirkan (ovovivipar).
m. Semua jenis ular adalah binatang
Karnivora. Jenis makanan yang mereka
makan antara lain: insekta, ikan, amphibi,
unggas, mamalia kecil sampai mamalia
besar; bahkan ada beberapa jenis ular
yang memakan ular juga (kanibal). Jenis
makanan ini tergantung dari jenis ular dan
habitatnya.
Gigi ular berjumlah banyak dan
condong ke dalam sehingga ular tidak
mengunyah mangsanya melainkan
menelan mangsanya. Berdasarkan
tipe giginya, ular dibedakan menjadi :
TIPE GIGI
1. Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.
Contoh : Ptyas korros (Ular kayu), Python
reticulatus (Ular sanca batik). Ular ini tidak
berbisa.
2. Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendek
dan terletak agak ke belakang pada rahang atas.
Contoh : Boiga dendrophila (ular cincin emas).
Ular ini berbisa menengah.
3. Proteroglypha : Memiliki taring bisa panjang
dan terletak di bagian depan.
Contoh : Naja naja sputatrix (ular kobra),
Ophiophagus hannah (ular king kobra) Ular ini
berbisa tinggi.
4. Solenoglypha : Memiliki taring bisa sangat
panjang di bagian depan dan dapat dilipat.
Contoh : Agkistrodon rhodhostoma (Ular
tanah) Ular ini berbisa tinggi.
Ular dapat memangsa mangsanya yang
berukuran 10 kali lipat besar kepalanya, karena
pada rahang bagian belakang dari mulutnya
dihubungkan oleh sendi yang berbentuk
segiempat, sehingga mulut ular dapat
menganga 180º dan didukung oleh rahang
bawah yang hanya dihubungkan oleh ligamen
(otot) yang sangat elastis.
CARA ULAR MEMANGSA MANGSANYA
Cara mendapatkan makanan memburu
mangsanya, menghadang mangsanya, dan
memancing mangsanya.
Berikut ini beberapa cara ular memangsa :
b. Membelit
a. Menelan langsung
Semua jenis ular adalah binatang
Karnivora. Jenis makanan yang mereka makan
antara lain : insecta, ikan, amphibi, unggas,
mamalia kecil sampai mamalia besar; bahkan ada
beberapa jenis ular yang memakan ular juga
(kanibal). Jenis makanan ini tergantung dari jenis
ular dan habitatnya.
c. Menyuntikkan bisa
KLIK VIDEO YANG SATU INI
Menurut habitatnya, ular dapat dibagi
menjadi 5, yaitu :
Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya
(melakukan segala aktifitasnya) di dalam air.
Contoh : Ular laut (Laticauda laticauda). Ular
air yang sesungguhnya hanyalah ular laut.
HABITAT ULAR
Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di
darat dan di air. Contohnya : Homalopsis
buccata (ular Kadut).
Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh
aktifitasnya di darat. Contoh : Ptyas mucosus
(Ular bandotan macan) dan Elaphe flavolineata
(Ular Kopi).
Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon
(arboreal). Biasanya ular pohon ekornya prehensil
(dapat untuk berpegangan / bergelantungan) Contoh :
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis
prasinus (Ular pucuk).
Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun.
Ular gurun biasanya menyembunyikan diri di bawah
pasir untuk menghindari sengatan matahari. Contoh :
Crotalus artox, ular derik, rattle.
Selain penjelasan tadi ternyata ular juga :
Ular sangat senang tinggal di tempat yang lembab.
Kadang ditemukan berjemur di panas matahari,
tetapi kebanyakan waktunya digunakan untuk
bersembunyi menunggu mangsa sesuai dengan
habitatnya.
Ular juga senang berpindah-pindah tergantung
dimana ia bisa mendapatkan mangsanya.
Ular juga senang tinggal di daerah dekat air yang
tenang.
Ular adalah perenang dan pemanjat yang ulung.
Bisa sebenarnya merupakan protein yang
di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala. Pada kelenjar bisa terdapat
saluran yang menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung bawahnya.
Khusus pada jenis Naja naja (ular Kobra) lubang
saluran bisanya berada di ujung bagian depan
gigi taring, sehingga ular-ular jenis ini dapat
menyemburkan/menyemprotkan bisanya.
BISA ULAR
Kelenjar bisa ini sama
dengan kelenjar ludah
pada manusia. Bisa
pada ular berfungsi
selain sebagai senjata
untuk membunuh
musuhnya, juga
membantu sistem
pencernaan.
Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi
organ tubuh yang menjadi sasaran racun
ular :
a. Neurotoxin
Menyerang dan mematikan jaringan
syaraf; Terjadi kelumpuhan pada alat
pernafasan; Kerusakan pada pusat otak;
Efek gigitan yang langsung terasa adalah
korban merasa ngantuk.
b. Haemotoxin
Menyerang darah dan sistem
sirkulasinya; Terjadi haemolysis;
Transport O2 ke tubuh terganggu,
terutama metabolisme sel.
Organ organ lain yang akan
terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular
antara lain: jantung, ginjal, otot, sel-sel
darah dan jaringan-jaringan yang lain.
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek
gigitan terhadap manusia, dibagi menjadi tiga
yaitu :
a. Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak
bertaring) dan tidak memiliki kelenjar bisa. Jika
tergigit ular jenis ini hanya akan luka, tidak ada
penanganan khusus. Hanya perlu obat
antiseptik. Tidak berbahaya dan jumlah serta
jenis nya sangat banyak.
b. Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi
Ophistoglypha, dan telah memiliki kelenjar bisa.
Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan,
demam, perubahan suhu tubuh yang drastis dan
cenderung menyebabkan rasa sakit serta
pembengkakan disekitar luka gigitan.
Penanganannya, korban hanya perlu diberi suplai
makanan dan minuman bergizi, istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh.
c. Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha.
Jika manusia tergigit kelompok ini, prinsipnya adalah segera
keluarkan bisa keluar dari tubuh, hambat laju racun ke
jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar. Bila tidak
tertolong dan salah penanganan akan berakibat cukup fatal
yaitu kematian. Jika tertolong, biasanya akan meninggalkan
cacat atau bekas pada gigitan. Jumlah dan jenis ular
berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain,
kecuali semua jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat
mematikan.
KLIK VIDEO YANG SATU INI
Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang
dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah.
Namun beberapa ciri berikut masih belum secara tepat
menunjukkan tingkatan bisa ular, sehingga perlu pengamatan
dan penelitian lebih lanjut.
a. Ular berbisa rendah
Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
Membunuh mangsanya dengan membelit
Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
Tidak memiliki taring bisa
Gigitannya tidak mematikan
Setelah menggigit langsung lari
PERBEDAAN ULAR BERBISA TINGGI DAN RENDAH
b. Ular berbisa tinggi
Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya
diri
Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
Membunuh mangsanya dengan
menyuntikkan bisa
Bentuk kepalanya cenderung segitiga
sempurna
Memiliki taring bisa, racun mematikan
Kanibal
Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
c. Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan:
berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur),
agresif, keluar siang, malam :
1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2. Ular Kobra - Naja naja sputratix
berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
3. Ular weling - Bungarus candidus
4. Ular welang - Bungarus fasciatus
5. Ular picung/pudak seruni
6. Semua jenis ular laut
Tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban
7. Semua jenis ular phyton dan ular boa
8. Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
9. dll
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Colubridae
Genus : Boiga
spesies : Boiga dendrophila
JENIS ULAR BERBISA MENENGAH
1
Boiga dendrophila
Nama Indonesia : Mangrove Snake, Ular Cincin
Emas, Ular Taliwongso
a. Ciri-ciri : Tubuh bagian dorsal berwarna hitam
dengan garis-garis kuning atau putih disisi
lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain
agak teratur. Ada juga yang berwarna hitam
putih. Tubuh bagian ventral berwarna hitam
atau kebiru-biruan. Labial bawah berwarna
kuning dengan garis-garis hitam kecil. Mata
bulat dengan pupil mata elips vertikal.
Panjangnya ± 2500 mm.
b. Habitat : Pohon, hutan bakau
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Ophiestoglypha
e. Makanan : Burung, telur, tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Penang, Singapore,
Malaysia,Philippine, Siam, Nias
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Colubridae
Genus : Ahaetulla
spesies : Ahaetulla prasina
2
Ahaetulla prasina
Nama Indonesia : Green Whip Snake, Oriental
Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular Daun, Ular
Pucuk (Jawa Barat).
a. Ciri-ciri : Tubuh bagian dorsal berwarna hijau,
hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat. Saat
ketakutan atau marah, bagian leher mengembang
akan terlihat warna hitam, putih dan biru. Tubuh
bagian lateral terdapat garis kuning atau putih.
Tubuh bagian ventral berwarna hijau. Kepala
panjang dengan dengan moncong meruncing. Mata
horizontal, panjangnya ± 2000 mm.
b. Habitat : Pepohonan,
arboreal
c. Aktivitas: Diurnal, siang hari
d. Makanan : Kadal, katak
e. Populasi : Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Penang.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Colubridae
Genus : Homalopsis
spesies : Homalopsis buccata
3
Homalopsis buccata
Nama Indonesia : Puff-faced Water Snake, Elephant
Snake, Ular Buhu (Jawa), Ular Kadut.
a. Ciri-ciri : Tubuh bagian dorsal berwarna coklat
kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua gelap
sampai hitam. Corak belang dengan bentuk yang tak
beraturan. Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik
putih. Tubuh bagian ventral berwarna putih atau
kuning dengan titik-titik hitam. Terdapat garis hitam
mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya.
Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya. Panjangnya
± 1000 mm. Jika marah memipihkan tubuhnya.
b. Habitat : Setengah perairan, sungai,
kolam
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Ophistoglypha, jika menggigit,
giginya cenderung tertinggal
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Colubridae
Genus : Enhydris
spesies :Enhydris enhydris
4
Enhydris enhydris
Nama Indonesia : Rainbow Water Snake, Ular Diwel,
Ular Duwel (Jawa).
a. Ciri-ciri : Tubuh bagian dorsal berwarna coklat abu - abu,
ada corak garis memanjang dari kepala hingga ekor. Tubuh
bagian ventral berwarna putih dan terdapat garis abu – abu
memanjang hingga ekor. Badan pendek, badan gemuk
/besar, kepala kecil berbentuk oval. Panjangnya ± 750 mm.
Jika marah memipihkan badannya. Gerakannya cepat
terutama kalau di air.
b. Habitat : Setengah perairan, sungai, tempat berlumpur
c. Aktivitas : Noctural
e. Makanan : Ikan
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo: Serpentes
Familia : Elapidae
Genus : Ophiophagus;
Spesies : Ophiophagus hannah
JENIS ULAR BERBISA TINGGI
1
Nama Indonesia : King Cobra, Hamadryad, Ular
Tedung, Ular anang (Java); oray totok (Java); Ular
tedong selor (Kalimantan).
a. Ciri-ciri : Hitam pekat atau abu – abu, putih, dan
coklat dengan garis–garis melintang ditubuhnya,
tergantung habitat. Gerakannya sangat agresif, berani
pada musuh, mengejar. Kepala oval, dengan sisik yang
besar. Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang
ada gambar matanya (tergantung habitat).
Panjangnya hingga mancapai 6000 mm. Jika marah
akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang
tubuhnya mengembangkan lehernya.
b. Habitat : Di darat khususnya
daerah berkapur, kering
c. Aktivitas : Siang dan malam hari
d. Makanan : Ular
e. Populasi : Nias, Sumatra, Bangka,
Belitung, Riau Islands, Java, Bali, Kalimantan
f. Jenis racun : Neurotoxin dan
haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3
menit.
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Viperidae
Genus :
Calloselasma
Spesies : Calloselasma
rhodostoma
2
Calloselasma
rhodostoma
Nama Indonesia : Malayan Pit Viper, Malaysian
Moccasin, Bandotan Bedor (Jawa), Ular Tanah, Ular Gibuk
(Jabar).
a. Ciri-ciri : Badan coklat dengan corak gambar
seperti diamond, membesar diperut dan mengecil ke
ekor serta leher. Gerakannya agresif. Kepala segitiga,
dengan sisik yang besar. Panjangnya hingga mancapai
1000 mm. Jika marah akan membentuk k huruf S.
b. Habitat : Di darat khususnya bersemak, rumput
c. Aktivitas : Siang dan malam hari
d. Makanan : Tikus
e. Populasi : Jawa, Sumatra
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Viperidae
Genus : Vipera
Spesies : Vipera russelli
3
Vipera
russelli
Nama Indonesia : Bandotan Puspo (Jawa),
a. Ciri-ciri : Badan coklat dengan corak gambar
membentuk oval tak beraturan, membesar diperut dan
mengecil ke ekor serta leher. Gerakannya agresif. Kepala
segitiga, dengan sisik yang besar. Panjangnya hingga
mancapai 1000 mm. Jika marah akan membentuk huruf
S dan menyerang dengan gigitan.
b. Habitat : Di darat khususnya bersemak, rumput
c. Aktivitas : Siang dan malam hari
d. Makanan : Tikus
e. Populasi : Myanmar, Thailand, Cambodia, Vietnam
dan Jawa.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : ElapidaeGenus : Bungarus
Spesies : Bungarus candidus
4
Bungarus candidus
Nama Indonesia : Malayan Krait, Ular Weling
(Jawa), Oray weling (Java), Ular biludah
(Padang).
a. Ciri-ciri : Warna belang putih hitam – putih
hitam dengan ukuran yang tidak seragam.
Ekor runcing, badan cenderung berpenampang
bulat. Gerakannya lambat, tenang. Kepala
oval. Bagian bawah berwarna putih polos.
Panjangnya hingga 2500 mm. Sensitive pada
cahaya dan berusaha mendekati. Tubuh jika
terkena sinar akan menyala.
b. Habitat : Setengah perairan, sawah,
sungai, daerah berair
c. Aktivitas : Malam hari
d. Makanan : Ular, belut
e. Populasi : Vietnam, Cambodia, Thailand,
Peninsular Malaysia, Singapore, Sumatra,
Java, Karimunjawa Islands, Bawean, Bali and N
Sulawesi; Kalimantan.
f. Jenis racun : Neurotoxin
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Elapidae
Genus : Bungarus
Spesies : Bungarus
fasciatus
5
Bungarus
fasciatus
Nama Indonesia : Banded Krait, Ular Welang
(Jawa), Ular Belang, oray welang (Java)
a. Ciri-ciri : Warna belang putih hitam – putih
hitam dengan ukuran yang seragam
danmelingkar penuh. Ekor tumpul, badan
cenderung berpenampang segitiga. Gerakannya
lambat, tenang. Kepala oval. Panjangnya hingga
2500 mm. Sensitive pada cahaya dan berusaha
mendekati. Tubuh jika terkena sinar akan
menyala. Jika marah akan melakukan gerakan
patah – patah dan menyembunyikan kepala.
b. Habitat : Setengah perairan,
sawah, sungai, daerah berair
c. Aktivitas : Malam hari
d. Makanan : Ular, belut
e. Populasi : Sumatra, Jawa, Kalimantan,
f. Jenis racun : Neurotoxin
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo :
Squamata
Subordo :
Serpentes
Familia : Elapidae
Genus : Naja
Spesies : Naja naja
6
Naja naja
Nama Indonesia : Black Spitting Cobra, Ular
Kobra, Ular Sendok, Ular Dumung, Ular cabe;
Ular sendok; oray bedul (Java); Puput
(Maumere, Flores); Pupurupi (Ende,Flores).
a. Ciri-ciri : Warna hitam/putih/coklat/merah
tergantung asal habitatnya. Tubuh bulat
dengan kepala oval. Gerakannya gesit dan
cepat tidak takut pada musuh. Panjangnya
hingga 2500 mm. Jika marah akan
mengembangkan lehernya dan berdiri hingga
kira – kira ¼ panjang tubuhnya.
Satu – satunya jenis ular yang bisa
menyemburkan bisa nya hingga 3 m.
b. Habitat : Daratan, sawah, daerah rimbun
lembab dan banyak lubang ditanah.
c. Aktivitas : Siang dan malam hari
d. Makanan : Tikus dan katak
e. Populasi : Java, Bali, Lombok, Sumbawa,
Komodo, Rinca, Flores, Alor and Lomblen;
Sulawesi.
f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Colubridae
Genus : Rhabdophis
Spesies : Rhabdophis
subminiatus
7
Rhabdophis
subminiatus
Nama Indonesia : Red-necked Keelback, Pudak Bromo
(Jawa), Ular Picung (Jawa Barat), Ular Pudak Seruni
(Jakarta)
a. Ciri-ciri : Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala
hingga ekor. Leher berwarna jingga, merah menyala dan
hijau. Badan berbintik putih. Bagian bawah berwarna
putih. Ekor seperti terpacung atau perpotong. Ukuran
maksimal sepanjang 750 mm, diameter 10 mm
b. Habitat : Darat
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Tipe gigi : Ophistoglypha
e. Makanan : Cicak, kadal, bunglon, dan katak
f. Populasi : Semua pulau di Indonesia
Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Familia : Viperidae
Genus :
Trimeresurus
Spesies :Trimeresurus
albolabris
8
Trimeresurus
albolabris
Nama Indonesia : Truno Bamban (Jawa), Ular gadung; Ular
hijau; Oray bungka (Java)
a. Ciri-ciri : Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung
badan, kepala segitiga penuh, bersisik keras. Bagian
punggung ekor berwarna merah. Jika marah membentuk
spiral atau letter S untuk siap menyerang.
b. Habitat : Pohon, di daerah dengan ketinggian hingga
3000 dpl
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Solenoglypha
e. Makanan : Tikus, burung, katak, telur
f. Distribusi : Sumatra, Bangka, Java, Madura, Bali and
Sulawesi
KLIK VIDEO YANG SATU INI
Supriyatna Jatna Drs.,1981, Ular Berbisa di
Indonesia, Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta.p
75.
Catatan Harian Natrix, Lembaga Studi dan
Konservasi Ular, 1997 – 2003, Yogyakarta.
Catatan Harian SIOUX, Lembaga Studi Ular
Indonesia, 2003 – 2004, Jakarta.
www.nature-conservation.com
www.venomous.com
www.siouxsnake.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
http://www.youtube.com/watch?v=usc3CPaakV4&fe
ature=related
www.youtube.com