UKUR TANAH X-1
-
Upload
syaiful-muhammad-furqon -
Category
Documents
-
view
196 -
download
27
description
Transcript of UKUR TANAH X-1
-
1
-
i
PENULIS
Drs. Nugroho Muhammad Sofwan Hadi, M.Pd
-
ii
KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya
dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan
penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diinginkan.
Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah
ketersediaan Buku Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar
yang ditulis dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Buku Siswa ini dirancang
dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai
kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang
sesuai.
Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang
lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui
proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan-
kegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah
(problem solving based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk
SMK ditambah dengan kemampuan mencipta .
Sebagaimana lazimnya buku teks pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
berbasis kompetensi, buku ini memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas.
Buku ini memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan peserta didik. Buku ini mengarahkan hal-hal yang harus
dilakukan peserta didik bersama guru dan teman sekelasnya untuk mencapai
kompetensi tertentu; bukan buku yang materinya hanya dibaca, diisi, atau
dihafal.
Buku ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan
kurikulum 2013, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain
yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Buku ini merupakan edisi ke-1.
Oleh sebab itu buku ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan.
Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi
berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas
penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor
bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang
terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka
mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Jakarta, Januari 2014
Direktur Pembinaan SMK
Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA
-
iii
DAFTAR ISI
PENULIS ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
GLOSARIUM ...................................................................................................... iv
I. Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Deskripsi................................................................................................. 1
B. Prasyarat ................................................................................................. 1
C. Petunjuk Penggunaan ............................................................................. 1
D. Tujuan Akhir .......................................................................................... 2
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar................................................. 2
F. Cek Kemampuan Awal. ............................................................................. 4
II. Pembelajaran ................................................................................................. 6
A. Deskripsi................................................................................................. 6
B. Kegiatan Belajar ..................................................................................... 6
C. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan .................................................... 8
Luas gambar dapat dihitung dengan sistem koordinat ................................ 72
Garis ............................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 136
-
iv
GLOSARIUM Nivo adalah bejana gelas tertutup yang pada satu sisinya cenbung, berisi
cairan (biasanya ether) hampir penuh,sehingga ada bagian sisa berupa
gelembung udaranya (uap ether)
Nivo kotak adalah nivo dimana bejananya berbentuk kotak atau lingkaran
dan sisi cembungnya berasa di bagian atas, sehingga dalam keadaan
mendatar gelembungnya akan berada di tengah kotak atau lingkaran bejana
tersebut.
Nivo tabung adalah nivo dimana bejananya berbentuk tabung lengkung,dan
bagian lengkungnya berasa di bagian atas, sehingga dalam keadaan
mendatar gelembungnya akan berada di tengah tabung tersebut.
Nivo U adalah nivo tabung yang diatur dengan cermin sedemikian rupa,
sehingga bila berada dalam keadaan mendatar akan memperlihatkan
gelembung berbeentuk U
Garis nivo adalah garis khayal yang menyinggung gelembung udara yang
ada di dalam nivo. Garis nivo ini mendatar seandainya gelembung nivo
berada di bagian atas sisi kaca baian cembungnya dan pada posisi mendatar
inilah menjadi pengertian umum garis nivo.
Garis bidik adalah garis pandangan mata kita melalui lubang teropong terus
ke perpotongan benang diafragma
Benang diafragma adalah dua buah benang atau goresan silang pada
diafragma membentuk salib sumbu yang berada di dalam sebuah teleskop ,
yang satu tegak disebut benang diafragma tegak dan yang satu lagi
mendatar disebut benang diafragma mendatar.
Diafragma adalah bidang berupa lempeng kaca, dimana bayangan dari
benda yang berada di depan lensa objektif akan tampak.
Benang stadia adalah dua buah benang atau goresan pada diafragma yang
jaraknya sama dan sejajar dengan benang diafragma mendatar
Teleskop adalah teropong yang di dalamnya terdapat lensa objektif dan
lensa okuler, sehingga dapat melihat benda jauh serta seringkali dilengkapi
dengan benang diafragma sebagai pengarah bidikan
-
1
I. Pendahuluan
A. Deskripsi
Buku ini membahas mengenai cara mengoperasikan beberapa alat ukur tanah
utama yang banyak digunakan dalam pengukuran, antara lain pita ukur/meteran,
kompas, penta prisma, cermin sudut, klinometer, odometer, alat ukur sipat
datar/waterpass dan alat sipat ruang/theodolite berserta kelengkapannya, seperti
kaki tiga atau statif, unting-unting dan rambu ukur.
Buku ini merupakan buku dasar karena berisi dasar pengetahuan bagi mereka
yang akan mempelajari atau bekerja di bidang pengukuran tanah.
Setelah menguasai modul ini perseta didik bukan saja hanya sekedar mengenal
beberapa alat ukur utama yang banyak digunakan dalam pengukuran, tetapi juga
mengetahui bagian-bagian alat dan fungsinya serta mampu mengoperasikan
sesuai dengan persyaratan yang harus dipenuhi pada penggunaan alat-alat
tersebut, dan mampu merawatnya dengan baik.
B. Prasyarat Sebelum mempelajari Buku ini, siswa diharapkan telah memahami Ilmu yang
berkaitan erat dengan Survei dan Pemetaan, yaitu Matematika Terapan.
C. Petunjuk Penggunaan
Untuk mempermudah peserta mempelajari modul ini, diharapkan peserta
mengikuti semua petunjuk-petunjuk berikut :
1. Peserta harus memiliki kemauan yang keras/ aktif dalam mengikuti
pelajaran
2. Bacalah Tujuan Umum Pembelajaran (TUP) sebagai acuan siswa dalam
mempelajari modul ini
3. Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar, oleh sebab itu siswa diharuskan
menguasai terlebih dahulu kegiatan belajar yang satu, baru dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya.
-
2
D. Tujuan Akhir
Tujuan Akhir setelah mempelajari Buku ini, diharapkan siswa dapat:
1. Memahami ruang lingkup survei dan pemetaan
2. Menerapkan jenis-jenis peralatan survei dan pemetaan
3. Menerapkan jenis-jenis pekerjaan survei dan pemetaan
4. Menerapkan proses pelaksanaan pekerjaan dasar-dasar survei dan pemetaan.
5. Mengelola pengukuran dasar-dasar survei dan pemetaan.
6. Menerapkan fungsi masing masingbegian dari peralatan jenis optis
7. Menerapkan teknik pengoperasian alat sipat datar (leveling) dan alat sipat
rruang (Theodilite)
8. Menerapkan teknik perawatan alat jenis optic
9. Menerapkan teknik pengecekan alat jenis optik
10. Menerapkan proses pengecekan kebenaran data pengukuran
E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti dan kompetensi Dasar yang akan siswa pelajari :
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menambah keimanan dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas
alam terhadap kebesaran
Tuhan yang menciptakannya 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan
yang menciptakan dan
mengatur karakteristik ilmu ukur sudut, aljabar, ilmu ukur
bidang datar.
2. Menghayati dan Mengamalkan
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan
pro-aktifdan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan penggolongan jenis peralatan
survey pemetaan, jenisjenis pekerjaan survei pemetaan, pengoperasian alat sipat datar,
alat sipat ruang, penjelasan
metode pengambilan data dan
diskusi. 2.2 Menghargai kerja individu dan
-
3
kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi dasar-dasar
penyetelan alat sipat datar
dan alat sipat ruang, pengisian daftar ukur, melaksanakan
pengukuran pekerjaan dasar-
dasar survey pemetaan di lapangan.
3. Memahami, menerapkan dan
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam
bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
3.1 Memahami ruang lingkup
survei dan pemetaan.
3.2 Menerapkan jenis-jenis
peralatan survei dan pemetaan
3.3 Menerapkan jenis-jenis
pekerjaan survei dan pemetaan
3.4 Menerapkan proses pelaksanaan pekerjaan dasar-
dasar survei dan pemetaan.
3.5 Menerapkan peralatan ukur jenis optik.
3.6 Menerapkan fungsi masing-
masing bagian dari peralatan jenis optik.
3.7 Menerapkan teknik
pengoperasian alat sipat datar
(leveling) dan alat sipat ruang (theodolit).
3.8 Menerapkan teknik perawatan
jenis optik.
3.9 Menerapkan teknik
pengecekan alat jenis optik.
3.10 Menerapkan proses pengecekan kebenaran data
pengukuran.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
4.1 Menelaah prinsip-prinsip
survey pemetaan.
4.2 Mengelola jenis-jenis peralatan survey pemetaan.
4.3 Mengelola jenis-jenis pekerjaan
survei dan pemetaan.
4.4 Mengelola pekerjaan dasar-
dasar survei pemetaan.
4.5 Mengelola peralatan ukur jenis optik.
4.6 Menalar fungsi-fungsi bagian
dari peralatan optik.
4.7 Menelaah pengoperasian peralatan sipat datar (leveling)
dan alat sipat ruang (theodolit).
4.8 Mengelola hasil perawatan alat jenis optik
-
4
4.9 Mengelola hasil pengecekan alat jenis optik
4.10 Mengelola hasil proses
pengecekan kebenaran data
pengukuran.
F. Cek Kemampuan Awal.
Sebagai Cek Kemampuan awal siswa, sebelum mempelajari buku ini
hendaknya siswa mengerjakan pertanyaan pertanaan berikut, dan bila telah
dapat menjawab sesuai dengan kunci jawaban, maka siswa baru
diperkenankan mempelajari buku ini sesuai urutan materi yang ada.
Pertanyaan :
1. Sebutkan macam macam peralatan tukang batu disekitar/ dilingkungan
tempat tinggal Anda (sebanyak banyaknya)
2. Sebutkan macam macam peralatan yang ada disekitar kelas Anda
3. Sebutkan rumus rumus dasar matematika yang sering Anda gunakan
sehari hari
Kunci Jawaban :
1. Macam macam peralatan tukang batu disekitar Kita antara lain :
a. Sendok semen
b. Singkup
c. Cangkul
d. Mistar siku siku (dari besi)
e. Slang plastic
f. Unting unting
g. Ember
h. Waterpass
i. Perancah/ tangga
j. Sendok perata
k. Pita Ukur (5m 15 m)
l. Pensil
m. Penggaris
n. Dan lain - lain
-
5
2. Rumus rumus dasar matematika yang biasa dipergunakan sehari
hari antara lain :
a. A + B = C maka B = C - A dan A = C = B
b. A/B = C maka A = B x C dan B =A/C
c. A/B = C/D > A x D = C x B
d. Luas Persegi Empat = Panjang X Lebar
e. Luas Segitiga = Alas X Tinggi : 2
f. Luas Trapesium = (sisi sejajar atas + sisi sejaja bawah ) tinngi :2
g. Luas lingkaaran = x r2
h. Keliling Lingkaran = 2 x x r
i. Pytagoras: sisi miring = akar dari Jumlah Kuadrat sisi siku kunya
j. Sin < = sisi tegak : sisi miring (segitiga)
k. Cos < = sisi datar : sisi sisi miring (suatu segita)
l. Tangent < = sisi tegak : sisi datar
-
6
II. Pembelajaran
A. Deskripsi
Ilmu Ukur Tanah/ Survei dan Pemetaan adalah sebagian kecil dari ilmu
yang lebih luas, dinamakan Ilmu Geodesi.
Ilmu Geodesi mempunyai 2 maksud/tujuan yaitu :
1. Maksud ilmiah, yaitu menentukan bentuk permukaan bumi.
2. Maksud praktis, yaitu yang mempelajari penggambaran sebagian besar
atau sebagian kecil dari permukaan bumi, yang dinamakan peta.
Untuk mencapai maksud di atas, maka perlu dipelajari bagaimana
melakukan pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk
tidak beraturan karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-
lembah yang curam.
Pengukuran yang akan dipelajari dibagi-bagi dalam pengukuran
mendatar dari titik-titik yang terletak di atas permukaan bumi dan
pengukuran tegak guna mendapatkan tegak antara titik-titik yang diukur
di atas permukaan bumi yang tidak beraturan, ke dalam bidang gambar
datar (peta) maka diperlukan bidang perantara sehingga keadaan dapat
dilakukan dengan mudah.
Sebagai bidang perantaranya adalah bidang datar. Karena permukaan
bumi yang akan kita ukur hanya mempunyai ukuran tidak lebih dari
radius 55 km, meskipun permukaan bumi itu lengkung (tidak datar) maka
kita anggap datar.
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1.
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan.
2. Menjelaskan Tentang Besaran/ Satuan pada survey dan pemetaan
3. Menjelaskan Tentang Peta
b. Uraian Materi
1. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan.
-
7
A. Pengamatan 1
1. Lakukan pengamatan tentang benda-benda disekitar Anda,
bagaimanakah kedudukannya terhadap benda lain antara lain
jaraknya, besarnya (panjangnya, lebarnya, tingginya), berapakah
perbedaan ketinggiannya antara benda yang satu dengan benda yang
lain, misalnya perbedaan tinggi antara muka kursi dan muka meja,
dsb
2. Amatilah benda-benda tersebut sebanyak-banyaknya, dan tulislah
sebagai hasil pengamatan Anda, yang mana hasil tersebut akan
didiskusikan dengan hasil pengamatan dari teman teman Anda.
B. Bandingkan Dan Simpulkan
Dalam hal tersebut di atas, masing masing siswa pasti ada
kekurangan dan ada kelebihannya, untuk itu bandingkan hasil
pengamatamu dengan teman teman lainnya, kemudian saling
melengkapi hasil pengamatannya masing masing.
C. Tujuan Survei dan Pemetaan
Secara umum, tujuan Survei dan Pemetaan adalah menerapkan
bagaimana cara :
1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas
permukaan bumi.
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang
berbeda di atas atau di bawah suatu bidang yang berpedoman
pada permukaan air laut rata rata/ Mean Sea Level (MSL).
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta benda
benda yang ada dipermukaan tanah tersebut.
4. Menentukan panjang, arah/ sudut, dan koordinat suatu titik (posisi)
dari titik lain yang terdapat pada permukaan bumi, dan
menghitung luas daerah yang telah dibatasi suatu areal tertentu.
-
8
Titik A terletak Titik B terletak Titik C terletak
di atas permukaan dibawah permukaan pada permukaan
tanah tanah tanah
Gambar 1
C. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan
1. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan antara lain :
a. Badan Pertanahan Nasional (BPN), untuk menentukan batas-batas
tanah milik pemerintah, milik perorangan dan milik swasta sehingga
dapat untuk membuat Sertifikat Hak Milik (SHM), menentukan
besarnya pajak kepada pemerintah/ Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
b. Kementrian pekerjaan umum dalam rencana pembuatan jalan, saluran-
saluran/parit-parit dan irigasi besar kecil sebagaimana disebut dalam
ruang lingkup diatas.
c. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang
menentukan batas-batas sebuah negara dengan negara tetangganya
(menentukan batas negara harus diukur oleh kedua belah pihak
dengan perjanjian-perjanjian bersama dan dilindungi oleh undang-
undang).
d. Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) tentang batas
batas tambang minyak, tambang batu bara, tambang emas dsbnya.
e. Jawatan Topografi Angkatan Darat, dibidang kemiliteran, dalam
penentuan situasi Medan Pertempuran.
f. Maritim, parawisata, transmigrasi dan pembuatan proyek - proyek
kecil maupun proyek besar dan pemeliharaannya.
g. Perancanaan Tata Kota dll.
. A
. B . C
-
9
h. Mengadakan pengukuran tanah untuk pemetaan dengan skala-skala
tertentu dari data data lapangan dipindahkan di atas kertas yang
disebut PETA.
i. Fotogrametri yaitu pengukuran yang salah satu unsurnya menggunakan
foto udara.
j. Pengukuran hidografi yaitu pengukuran untuk mendapatkan gambar
permukaan dasar laut dan lain-lain.
k. Selain hal tersebut, luas tanah juga diperlukan untuk perencanaan
kotamadya, perluasan suatu daerah, rsncana jalan, rencana pengairan,
dan rencana transmigrasi.
2. Besaran/Satuan Pada Pekerjaan Survai dan Pemetaan
Zaman dahulu orang untuk membuat peta mempergunakan satuan ukuran
satu hari perjalanan yaitu mulai tertib matahari sampai tenggelamnya
matahari. Untuk daerah kecil mereka mempergunakan langkah kaki.
Tentunya ukuran tersebut kurang teliti mengingat medan yang dilaluinya
tidaklah sama. Demikian pula untuk langkah kaki, tiap-tiap orang
panjang langkahnya berbeda. Pada akhir abad kedelapan belas, oleh
Akademi Kerajaan untuk Kesenian, Kebudayaan dan Pengetahuan di
Paris, telah diketemukan satuan panjang yaitu meter sebagai
sepersepuluh juta panjang meridian bumi. Seabad kemudian dibuatlah
meter standard dari bahan platina yang disimpan di Bureau Internationale
des Poides et Measures Bretuil di kota Paris.
Karena meter standar ini dibuat dari logam, maka tentu saja akan
dipengaruhi oleh perubahan suhu udara. Sehingga pada tahun 1927 pada
konferensi ukuran dan berat internasional, ditentukan satu meter
menggunakan panjang gelombang garis merah pada spektrum kadmium
dalam udara yang kering, dalam suhu 15o c dan tekanan udara sebenar
760 mm tinggi air raksa.
Panjang tahun 1957, oleh comite consoltatif pour la Definition du metre
diusulkan panjang meter ditentukan dengan gelombang garis merah
muda pada spektrum dari krypton isotop 86. Pada bulan Oktober 1960 di
-
10
Paris, usul tersebut telah diterima oleh La Xie Conference Generale des
Poid et Measures.
Dengan demikian sekarang satuan panjang telah ditentukan sangat teliti.
yaitu :
Satuan Jarak :
1 km (kilometer) = 1000 m
1 hm (hektometer) = 100 m
1 dam (dekameter) = 10 m
1 dm (desimeter) = 0,1 m
1 cm (centimeter) = 0,01 m
1 mm (milimeter) = 0,001 m
1 (mu) = 0,0001 mm = 0,000001 m
1 Yard (Inggris) = 3 feet = 0,914 m
Satuan Luas :
Ukuran luas yang digunakan untuk Survei dan Pemetaanadalah :
1 ha (hectare) = 10.000 m2 = 1 hm
2 (kwadrat)
1 a (are) = 100 m2 = 1 dam
2
1 ca (centiare) = 1 m2
1 km2 (kwadrat)
= 1.000.000 m2
1 hm2 = 10.000 m
2
1 dam2 = 100 m
2
1 dm2 = 0,001 m
2
1 cm2 = 0,00001 m
2
1 bau = 500 tumbak = 7096 m2
1 tumbak/ubin/bata = 14 m2
Untuk menghindarkan pangkat dua sebagai kuadrat dan memudahkan
menulis, maka tanda kuadrat dapat menggunakan q sehingga untuk :
1 km2 dapat ditulis q km
1 hm2 dapat ditulis q hm, dan seterusnya
-
11
Satuan Sudut
Besaran sudut, dasarnya adalah lingkaran yang dibagi menjadi empat
bagian, yang disebut kuadran.
Selanjutnya kita mengenal 3 cara menentukan besaran sudut yaitu :
a. Cara seksagesimal, yaitu dengan membagi lingkaran dalam 360 bagian
yang dinamakan derajat, menulisnya 3600. Dengan demikian satu
kuadran = 360o : 4 = 90
o. Satu derajat dibagi lagi menjadi 60 bagian,
yang disebut menit, menulisnya 60. Satu menit dibagi lagi menjadi 60
bagian yang disebut detik/sekon, menulisnya 60.
Jadi 10 = 60
1 = 60
b. Cara sentisimal
Yaitu dengan membagi lingkaran dalam 400 bagian yang dinamakan
grade, menulisnya 400g.
Satu grade dibagi menjadi 100 bagian, yang dinamakan centrigrade,
menulisnya 100c. Satu centrigrade dibagi lagi menjadi 100 bagian yang
disebut centi-centrigrade, menulisnya 100cc
.
Jadi 1g = 100
c
1c = 100
cc
c. Cara Radian (Radial)
Sudut pusat didalam lingkaran yang mempunyai busur yang sama dengan
jari-jari lingkaran sebesar satu radian.
Kita tahu bahwa keliling lingkaran 2 r
Satu lingkaran mempunyai sudut sebesar r
r2 = 2 radian
Hubungan dari ketiga cara tersebut di atas adalah :
3600 = 400
g = 2 radian
Satu radian disingkat dengan 1 (rad) = 57o17 44,81
Hubungan antara radian dengan seksagesimal
-
12
Tabel 1. Seksagesimal dijadikan Radial
2
0660360
2
06360
2
3601
0
xxxRad
295780,57283185308,6
360
2
3601 0
00
Rad = 57o17 44,81
746777343283185308,6
21600
2
063601
xRad
8062,420626283185308,6
1296000
2
06603601
xxRad
Keterangan : 2 = 6,283185307 dihitung dengan mesin hitung
(kalkulator).
Hubungan antara radian dengan sentisimal
66197723,63283185308,6
400
2
4001 g
gg
Rad
197724,6366283185308,6
40000
2
1004001 c
ccxRad
7723,636619283185308,6
4000000
2
1001004001 cc
ccccxxRad
-
13
Tabel 2. Radial dijadikan Sentisimal
Hubungan antara seksagesimal dengan sentisimal
11111111,1360
40010 g
11111111,111360
1004001 c
co x
-
14
11111111,11111360
10010040010 cc
ccxx
85185119,121600
40000
60360
1004001 c
cc
x
x
086419753,312960000
4000000
6060360
1001004001 cc
ccc
xx
xx
00
9,0400
3601 g
45400
063601
xg
0324400
0660361
xxg
54,0100400
063601
x
xc
324,0100100400
06063601
xx
xxcc
-
15
Tabel 3. Sentisimal jadi Seksagesimal
Setelah anda mempelajari ketiga cara untuk menyatakan besaran sudut dan
hubungan ketiga cara tersebut, marilah kita coba merubah besaran sudut yang
telah diketahui pada cara seksagesimal ke cara sentisimal atau radian dan
sebaliknya.
-
16
Perhatikan contoh di bawah ini :
Contoh I :
Diketahui sudut = 1270 28 12
Besaran sudut akan dirubah secara sentisimal.
Penyelesaian : 1270 = 127 x 1
g,11111111 = 141
g,1111109
28 = 28 x 1c,8518511851 = 0,518518519
12 = 12 x 3cc,0841975 = 0,003703704
Jadi 12702812 = 141g,63333
Dapat pula dihitung secara langsung sebagai berikut :
1270 28 12 =
0
0
360
2182127 x 400
g = 141
g,63333333
Tabel 4. dari Seksagesimal dijadikan Sentisimal
-
17
-
18
Sehingga bila satuan sudut seksagesimal dirubah menjadi radian sbb :
1270 =
360
2 x 127 = 2,216 586 15 rad
28 = 60360
2
x
x 28 = 0,008 144 869 rad
12 = 6060360
2
xx
= 0,000 058 177 rad
2,224 771 198 rad
Dapat pula dihitung secara langsung sebagai berikut :
1270 28 12 =
0
0
360
2182127 x 2 rad = 2,224 771 198 rad
Contoh II
Diketahui = 3,779 350 506 rad
Besaran sudut itu akan rubah ke cara seksagesimal
Penyelesaian :
3,779350506 rad = 2
779350506,3x 360
0 = 216
0 32 27
Sekarang kita ubah besaran sudut tersebut ke cara sentisimal
3,779350506 rad = 2
779350506,3x 400
g = 240
g 60
c 09
cc 258
Contoh III
Diketahui = 316g 13c 24cc
Besaran tersebut akan kita ubah ke cara seksagesimal
316g 13
c 24
cc =
g
cccg
400
2413316x 360
0 = 284
0 31 8,98
Sekarang kita ubah besaran sudut tersebut ke cara radian
316g 13
c 24
cc =
g
cccg
400
2413316x 2 rad = 4,965796127 rad
-
19
3. Peta
Salah satu kegunaan pengukuran tanah adalah untuk membuat peta. Peta
adalah gambar dari permukaan bumi, yang dilihat secara vertikal dari atas
pada suatu bidang datar. Gambar dalam peta mencakup atau memuat segala
sesuatu yang terlihat pada permukaan bumi dan memuat segala sesuatu yang
diperlukan untuk pembuatan peta.
Dalam menggambar permukaan bumi yang disebut peta, harus digunakan
skala proyeksi tertentu.
Dengan adanya benda-benda alam dan benda-benda buatan manusia di atas
permukaan bumi yang harus digambar, maka perlu dibuat tanda-tanda gambar
agar dapat membedakan antara benda satu dengan benda lainnya. Tanda-
tanda gambar itu disebut legenda.
Pembuatan peta harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Mempunyai skala.
2. Memakai sistem proyeksi.
3. Mempunyai legenda.
4. Mempunyai tulisan untuk keterangan yang lengkap.
3.1 Macam-Macam Peta
1. Peta Agraria
Peta agraria dibuat dan diukur oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
atau kotamadya dengan ukuran yang besar skala biasanya 1:1.000 atau
1:500.
Di atas peta ini dapat dilihat keadaan tiap-tiap persil dengan
bangunannya; digunakan untuk pajak tanah dan pekerjaan teknis.
2. Peta Teknik
Peta teknik dibuat secara khusus dalam perencanaan untuk pekerjaan
teknik, untuk perencanaan dan pembuatan gedung, jalan raya, jalan
kereta api, irigasi, jembatan, dan keperluan lain untuk pembangunan.
Skalanya disesuaikan dengan besar kecilnya pekerjaan yang akan
dilaksanakan
-
20
3. Peta Topografi
Arti dari topografi ialah penjelasan lapangan secara tertulis.
Jadi, peta topografi adalah peta yang lengkap menggambarkan daerah
dengan detail-detail yang lengkap, mefnpunyai ketentuan-ketentuan
internasional; umpamanya proyeksi yang dipakai ialah proyeksi
Polyder berdasarkan garis-garis lintang dan meridian.
Skala peta yang dipakai 1:50.000 dan 1:35.000 besamya tiap-tiap peta
yaitu 20 x 20. Artinya 20 menit lintang dan .20 menit bujur. Dengan
luas antara 18 x 13 cm.
Peta ini dibuat oleh Dinas Topograpi Angkatan Darat.
4. Peta Hidrografi
Peta hidrografi adalah peta yang menggambarkan keadaan pantai,
dalamnya laut, dan menggambarkan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pelayaran.
5. Peta Khusus
Peta ini dibuat untuk suatu keperluan, sehingga tidak dapat
dipergunakan untuk keperluan lainnya.
Misalnya:
a. Peta statistik untuk keperluan Kantor Kepegawaian dan
Kependudukan.
b. Peta jalan untuk keperluan turisme.
c. Peta sungai untuk-keperluan pelayaran sungai.
d. Peta pengairan yang menyatakan daerah pengairan dan saluran
air, baik untuk aliran sungai ke daerah pengairan maupun untuk
mengalirkan air yang tetah digunakan.
e. Peta geologi (macam lapisan tanah, gunung-gunung berapi,
sungai di bawah tanah, dan lain-lain).
f. Peta hutan yang menyatakan keadaan hutan dan keadaan
tumbuhannya.
-
21
g. Peta triangutasi yaitu peta yang.menggambarkan khusus titik
(tempat-tempat dengan koordinatnya). Sebagai titik-titik ikat
kerangka peta yang diukur dengan teliti.
6. Peta Dunia
Dengan persetujuan internasional, tiap negara dapat membuat peta
dengan skala lebih kecil dari 1:1.000.000, bahkan dapat membuat
peta dunia secara lengkap. Jadi, peta dunia ialah peta yang
menggambarkan benua serta pulau-pulau beserta batas-batas tiap
negara di selurun dunia dengan isinya. Artinya, keadaan tempat-
tempat tiap negara, jalan, dan sungai sampai kepada flora dan
faunanya.
3.2 Skala Peta
Skala peta adalah suatu perbandingan linier dari keadaan di atas peta
(kertas gambar) dengan keadaan di atas bumi. Misalnya, peta skala
1:100.000 berarti 1 cm di atas peta sama dengan 100.000 cm (1000
meter) di atas permukaan bumi.
Untuk menentukan pemakaian skala peta, didasarkan atas 2
perbandinganyaitu :
1. Dapat mengukur jarak-jarak denah secara teliti.
2. Dapat menggambarkan suatu daerah yang luas dengan tidak banyak
kesalahan-kesalahan yang besar.
a. Jenis Peta Berdasar Skalanya
Ditinjau dari skalanya, peta terdiri dari:
1. Peta teknik atau peta rencana.
Skala 1:5000 dan lebih besar 1 : 1000; 1 : 500 dan seterusnya.
2. Peta topografi.
Skala 1 : 10.000 sampai 1 : 200.000.
3. Peta geografi.
-
22
Skala 1 : 200.000 dan lebih kecil 1 : 50.000 ;1 : 200.000 dan
seterusnya.
b. Cara Menggambar dengan Skala
Contoh:
1. Jarak pengukuran lurus/jarak sebenarnya = 36,4 km
Skala gambar = 1 : 50.000
Jarak dalam kertas/peta JP = Js x Skala
Jarak dalam kertas/peta JP = 3.640.000/5000=72.8 cm
2. Jarak di lapangan = 1 km
Skala gambar = 1 : 50.000
Jarak dalam kertas/peta = JP = 100.000/50.000 = 2 cm
3. Jarak di peta = 2 cm
skala gambar = 1 : 50.000
jarak sebenarnya JS =2x50.000=100.000 cm 1000 m 1 km
c. Rangkuman
1. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan :
1. Badan Pertanahan Nasional (BPN),
2. Kementrian pekerjaan umum
3. Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)
4. Jawatan Topografi Angkatan Darat, Mengadakan pengukuran tanah
untuk pemetaan dengan skala-skala
5. Fotogrametri yaitu pengukuran yang salah satu unsurnya
menggunakan foto udara
6. Pengukuran hidografi
7. Untuk perencanaan kotamadya, perluasan suatu daerah, rencana jalan,
rencana pengairan, dan rencana transmigrasi.
2. Satuan
1. Satuan ukuran panjang yang dipergunakan orang dari zaman dulu
hingga perkembangan zaman sekarang dengan meter standard.
-
23
2. Satuan ukuran luas yang biasa dipergunakan untuk pengukuran tanah
adalah meter persegi, hectare dsb
3. Besaran/ satuan sudut ada 3 macam yaitu :
A. Seksagesimal
B. Sentisimal
C. Radian / Radial
3. Peta
Peta adalah gambar dari permukaan bumi, yang dilihat secara vertikal
dari atas pada suatu bidang datar. Gambar dalam peta mencakup atau
memuat segala sesuatu yang terlihat pada permukaan bumi dan memuat
segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuatan peta.
3.1 Macam-macam Peta
a. Peta Agraria
Peta agraria dibuat dan diukur oleh Badan Pertanahan Nasional
(BPN) atau kotamadya dengan ukuran yang besar skala biasanya
1:1.000 atau 1:500.
b. Peta Teknik
Peta teknik dibuat secara khusus dalam perencanaan untuk
pekerjaan teknik, untuk perencanaan dan pembuatan gedung,
jalan raya, jalan kereta api, irigasi, jembatan, dan keperluan lain
untuk pembangunan.
c. Peta Topografi
Arti dari topografi ialah penjelasan lapangan secara tertulis.
Jadi, peta topografi adalah peta yang lengkap menggambarkan
daerah dengan detail-detail yang lengkap, mefnpunyai ketentuan-
ketentuan internasional; umpamanya proyeksi yang dipakai ialah
proyeksi Polyder berdasarkan garis-garis lintang dan meridian.
d. Peta Hidrografi
-
24
Peta hidrografi adalah peta yang menggambarkan keadaan pantai,
dalamnya laut, dan menggambarkan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pelayaran.
e. Peta Khusus
Peta ini dibuat untuk suatu keperluan, sehingga tidak dapat
dipergunakan untuk keperluan lainnya.
Misalnya:
Peta statistik untuk keperluan Kantor Kepegawaian dan
Kependudukan.
Peta triangutasi yaitu peta yang.menggambarkan khusus titik
(tempat-tempat dengan koordinatnya). Sebagai titik-titik ikat
kerangka peta yang diukur dengan teliti.d.l.l.
f. Peta Dunia
Dengan persetujuan internasional, tiap negara dapat membuat
peta dengan skala lebih kecil dari 1:1.000.000, bahkan dapat
membuat peta dunia secara lengkap. Jadi, peta dunia ialah peta
yang menggambarkan benua serta pulau-pulau beserta batas-batas
tiap negara di selurun dunia dengan isinya.
3.2 Skala Peta
Skala peta adalah suatu perbandingan linier dari keadaan di atas peta
(kertas gambar) dengan keadaan di atas bumi. Misalnya, peta skala
1:100.000 berarti 1 cm di atas peta sama dengan 100.000 cm (1000
meter) di atas permukaan bumi.
3.3 Jenis Peta Berdasar Skalanya
Ditinjau dari skalanya, peta terdiri dari:
1. Peta teknik atau peta rencana.
2. Peta topografi.
3. Peta geografi.
-
25
3.4 Cara Menggambar dengan Skala
Contoh:
Jarak pengukuran lurus/jarak sebenarnya = 36,4 km
Skala gambar = 1 : 50.000
Jarak dalam kertas/peta JP=Js x Skala
Jarak dalam kertas/peta JP=3.640.000/5000=72.8 cm
d. Tugas
Gambarkan denah sekolah Anda dirumah (sket tanpa skala) selengkap
dan sebagus mungkin.
e. Tes Formatif
Kerjakan soal soal di bawah ini :
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat, jelas dan benar !
a. Jelaskan tujuan survey dan pemetaan!
b. Jelaskan ruang lingkup survey dan pemetaan!
c. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan peta!
d. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan skala peta!
e. Ada berapa macam peta! Sebutkan!
f. Apa gunanya peta teknik!
g. Jika jarak lapangan 25 km, skala gambar 1 : 100.000, berapakah
jarak dalam kertas gambar!
2. Ubahlah besaran sudut seksagesimal di bawah ini menjadi
sentesimal
1. 1240 27 21 =
2. 160 24 42 =
3. 1720 24 42 =
4. 760 34 28 =
5. 2420 14 13 =
Ubahlah besaran sudut di bawah ini menjadi seksagesimal
6. 144g 26
c 16
cc =
7. 67g 12
c 48
cc =
8. 174g 51
c 95
cc =
-
26
9. 225g 63
c 38
cc =
Ubahlah besaran sudut seksagesimal di bawah ini menjadi radian
10. 3250 25 18
11. 1050 12 23
12. 970 14 45
13. 2040 32 23
14. 1070 46 13
f. Kunci Jawaban :
Soal no 1.
a. Secara umum, tujuan Survei dan Pemetaan adalah menerapkan
bagaimana cara :
1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di atas
permukaan bumi.
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang
berbeda di atas atau di bawah suatu bidang yang
berpedoman pada permukaan air laut rata rata/ Mean Sea
Level (MSL). Lihat Gambar 1 berikut.
3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta
luasnya.
4. Menentukan panjang, arah/ sudut, dan koordinat suatu titik
(posisi) dari titik lain yang terdapat pada permukaan bumi,
dan menghitung luas daerah yang telah dibatasi suatu areal
tertentu.
b. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan
a. Badan Pertanahan Nasional (BPN), untuk menentukan
batas-batas tanah milik pemerintah, milik perorangan dan
milik swasta sehingga dapat untuk membuat Sertifikat Hak
Milik (SHM), menentukan besarnya pajak kepada
pemerintah/ Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
-
27
b. Kementrian pekerjaan umum dalam rencana pembuatan
jalan, saluran-saluran/parit-parit dan irigasi besar kecil
sebagaimana disebut dalam ruang lingkup diatas.
c. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal) yang menentukan batas-batas sebuah negara
dengan negara tetangganya (menentukan batas negara harus
diukur oleh kedua belah pihak dengan perjanjian-perjanjian
bersama dan dilindungi oleh undang-undang).
d. Kementrian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)
tentang batas batas tambang minyak, tambang batu bara,
tambang emas dsbnya.
e. Jawatan Topografi Angkatan Darat, dibidang kemiliteran,
dalam penentuan situasi Medan Pertempuran.
f. Maritim, parawisata, transmigrasi dan pembuatan proyek -
proyek kecil maupun proyek besar dan pemeliharaannya.
g. Perancanaan Tata Kota dll.
h. Mengadakan pengukuran tanah untuk pemetaan dengan
skala-skala tertentu dari data data lapangan dipindahkan di
atas kertas yang disebut PETA.
i. Fotogrametri yaitu pengukuran yang salah satu unsurnya
menggunakan foto udara.
j. Pengukuran hidografi yaitu pengukuran untuk mendapatkan
gambar permukaan dasar laut dan lain-lain.
k. Selain hal tersebut, luas tanah juga diperlukan untuk
perencanaan kotamadya, perluasan suatu daerah, rsncana
jalan, rencana pengairan, dan rencana transmigrasi.
c. Peta adalah gambar dari permukaan bumi, yang dilihat secara
vertikal dari atas pada suatu bidang datar.
d. Skala peta adalah suatu perbandingan linier dari keadaan di atas
peta (kertas gambar) dengan keadaan di atas bumi.
e. Macam-macam Peta
-
28
1. Peta Agraria
2. Peta Teknik
3. Peta Topografi
4. Peta Hidrografi
5. Peta Khusus
6. Peta Dunia
f. Peta teknik dibuat secara khusus dalam perencanaan untuk
pekerjaan teknik, untuk perencanaan dan pembuatan gedung,
jalan raya, jalan kereta api, irigasi, jembatan, dan keperluan lain
untuk pembangunan.
Jawaban Soal no 2.
1. 138g 28
c 42
cc,592
2. 18g 23
c 51
cc,852
3. 191g 56
c 85
cc,185
4. 85g 08
c 27
cc,1604
5. 269g 15
c 21
cc,604
6. 1290 50 7,584
7. 600 24 44,35
8. 1570 4 3,18
9. 2030 4 13,51
10. 5,679.679.541 rad
11. 1,836.197.879 rad
12. 1,697.259.976 rad
13. 3,569.891.604 rad
14. 1,880.946.183 rad
Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari setiap unit kegiatan belajar 2 ini, siswa diharapkan
dapat :
A. Menjelaskan Jenis - Jenis Peralatan Survei Dan Pemetaan.
-
29
B. Menerapkan Jenis - Jenis Peralatan Survei Dan Pemetaan
C. Mengelola Jenis - Jenis Pekerjaan Survei Dan Pemetaan
D. Menelaah Pengoperasian Peralatan Sipat Datar (Leveling) Dan Alat Sipat
Ruang.
b. Uraian Materi
A. Menjelaskan jenis-jenis Peralatan Survei dan Pemetaan
1. Perlengkapan/ Peralatan Survei dan Pemetaan Sederhana (bukan optic)
1.1. Tanda Titik Titik di Lapangan dan Kegunaannya.
Pada pekerjaan Ukur Tanah, baik pengukuran jarak maupun
pengukuran sudut, diperlukan perlengkapan maupun peralatannya.
Menurut sifat dan kegunaannya, titik-titik Survei dan Pemetaandapat
dibedakan menjadi 2 (dua) buah, yaitu titik bersifat tetap (Bench
Mark) dan titik bersifat sementara.
1.2. Titik Tetap (Bench Mark)
Titik tetap terdiri dari titik triangulasi dan titik polygon. Titik
triangulasi terbuat dari tugu beton dan dipasang di daerah-daerah
luas/pegunungan atau di setiap pulau. Titik polygon terbuat dari tugu
beton dan dipasang di daerah-daerah kecil, seperti dalam kota atau
kawasan industri dan perumahan.
Dari titik tetap ini selain diketahui koordinat-koordinatnya (X,Y),
dan diketahui pula ketinggiannya yang diambil dari permukaan air
laut rata rata. Koordinat titik tetap ini diukur dan dihitung secara
Teliti karena titik ini akan menjadi dasar pengukuran selanjutnya.
-
30
Macam macam patok tetap
1.3.Titik Sementara
Titik sementara adalah tanda/titik yang bersifat sementara, baik
pembuatan dan penggunaannya dalam pengukuran. Tanda titik
sementara terdiri atas:
1.3.1 Patok
Gambar 2
Gambar 3
-
31
Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan untuk
memberi tanda batas yang bersifat sementara pada saat pengukuran.
Titik ini ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman 0,25 s.d. 0,50
meter. Patok dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dipukul dan
sisa yang menonjol dari permukaan tanah 5 sampai 10 cm.
Sebaiknya alat ini diberi tanda dengan cat merah agar mudah
terlihat. Ukurannya 5 x 5 cm atau 10 x 10 cm.
Patok semestara
1.3.2 Yalon
Yalon terbuat dari pipa besi dengan ukuran diameter inci yang
digunakan untuk memberi tanda titik/batas pengukuran dan bersifat
sementara. Agar mudah terlihat, alat ini setiap jarak 20cm diberi
warna merah dan putih berselang-seling. Agar tidak cepat rusak,
akibat ditancapkan ke dalam tanah, maka bagian bawah dilengkapi
dengan sapatu besi.
Gambar 4
Gambar 5
-
32
Yalon kayu dan Statif Yalon
1.3.3 Rambu Ukur (Bak Ukur)
Gambar 6
Gambar 7
Yalon besi
-
33
Alat ini terbuat dari kayu atau bahan aluminium, pada sisi
depannya terdapat skala pembacaan, digunakan untuk memberi
tanda titik sementara dilapangan pada saat pengukuran. Rambu
ukur berpenampang segi empat berukuran 2 cm x 4 cm dan
panjang 3 sampai 5 meter. Bagian depannya dilengkapi dengan
ukuran skala sentimeter. Pada setiap 1 meternya diberi cat yang
berbeda dan mencolok.
Rambu ukur yang penjangnya 5 meter dapat distel dalam
pemakaian di lapangan (Gambar 7). Kedudukan alat ini harus
benar benar tegak/vertikal. Kegunaan pokok alat ini adalah
untuk pembacaan data pada pengukuran sipat datar maupun
sipat ruang (untuk bantuan mengukur jarak optis, sudut miring
dan beda tinggi).
Rambu Ukur
1.2. Alat Ukur Jarak Langsung Dilapangan
Gambar 8
-
34
Alat-alat ukur jarak yang digunakan pada pengukuran dilapangan
antara lain sebagai berikut:
1.2.1 Pita Ukur Kain Linen
Pita ukur ini terbuat dari kain linen, lebar 2 cm dan
panjang 10 m, 15 m, 30 m, 50m.. Kelemahan pita ukur ini
adalah mudah basah bila terkena air, sehingga mudah
merenggang/ memanjang dan mudah rusak/putus. Dan
pemakaiannya tidak menggunakan pocket balance. Hal
ini akan mengakibatkan kurang teliti dalam pengukuran
jarak langsung.
Pita Ukur Kain Linen
1.2.2 Pita Ukur Fiberglass
Pita ukur ini terbuat dari bahan fiberglass, lebar 2 cm
panjang 15m, 30 m dan 50 m. Pita ukur ini sangat kuat,
ringan dan tahan terhadap air, sehingga banyak dipakai
pada pengukuran, baik didaerah basah maupun daerah
kering. Saat pemakaiannya tidak menggunakan pocket
balance. Perlu diperhatikan pula bahwa pada saat
menggulung jangan sampai terlipat..
Gambar 9
-
35
Pita Ukur Fibre Glass
1.2.3. Pita Ukur Baja
Pita ukur ini terbuat dari pita baja lebar 2 cm, tebal 0,4 mm,
serta panjang 20 m, 30 m, 50 m dan 100 m. Alat ini
menggunakan pocket balance yang dipasang pada ujung
pita ukur yang ditarik 5 sampai 8 koligram. Yang perlu
diperhatikan, penggunaan alat ini harus menghindari lalu
lintas kendaraan, karena bila pita ukur baja ini terlindas
roda kendaraan akibatnya bisa putus.
Pita Ukur Baja
1.2.4. Mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin
kuningan untuk tiap panjang 1 m, 10 m, 20 m, 25 m dan 30
meter. Namun sat ini sudah jarang rantai ukur ini
Gambar 10
Gambar 11
-
36
digunakan, dan pemakaian alat ini harus menggunkan
pocket balance dengan gaya tarik maksimum 10 kg.
Dalam penarikan rantai ukur ini, harus diperhatikan yaitu
mata rantai tidak boleh kusut dan terlipat. Sebagai
pelengkap,dalam pemakaian dilapangan, harus disediakan
pen baja untuk menghindari kesalahan pengukuran.
Rantai Ukur
1.2.5 Roda ukur (Odometer)
Alat ini berupa roda yang berukuran 30 cm s/d 40 cm dan
dilengkapi dengan tongkat pendorong. Diantara roda
terdapat skala pencatat jarak mulai dari sentimeter,
meter,dan kilometer. Roda ini dilengkapi dengan jraum
penunjuk batas ukuran. Alat ini banyak dipakai pada
pengukuran jarak jalan raya dalam rangka perhitungan
volume pekerjaan. Yang perlu diperhatikan, alat ini
digunakan dengan cara harus didorong lurus.
Gambar 12
-
37
.3. Alat Ukur Sudut Sederhana
Gambar 13
Gambar 14
-
38
Gambar 15
Kompas
-
39
2. Menerapkan Peralatan Survei dan Pemetaan
2.1 Menerapkan Peralatan Survei dan Pemetaan Sederhana Untuk :
a. Membuat garis lurus antara dua titik di lapangan
Gambar 16
Gambar 15
-
40
1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah
kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kin).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan
tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah
ditentukan.
f. Membuat laporan kerja
2. Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dapat digunakan untuk membuat garis
lurus antara dua buh titik di lapangan yaitu :
1. Yalon (minimal 4 buah)
2. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
3. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.
3. Keselamatan Kerja
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar
keselamatan terjamin antara lain :
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
4. Langkah Kerja
a. Tancapkan yalon di titik P dan Q
b. Minimum dilaksanakan oleh 2 orang.
-
41
c. Orang pertama berdiri di belakang yalon titik P sejauh X cm ( 30
cm) menghadap ke arah titik Q dan memberi perintah pada orang ke
dua.
d. Orang ke dua diantara titik P dan Q memegang yalon dengan ibu jari
dan jari telunjuk, mengikuti petunjuk orang pertama sehingga yalon
A segaris lurus dengan P dan Q.
e. Orang kedua menancapkan yalon A setegak-mungkin pada titik
yang sudah didapat.
f. Orang pertama mengincar kembali posisi yalon, sehingga benar-
benar tampak yalon PAQ berimpit (hanya terlihat satu yalon).
g. Demikian lakukan seperti di atas pada yalon B, C, dan seterusnya.
h. Bila pekerjaan selesai maka titik-titik P, A, B, C, .... Q tampak
seperti satu yalon, karena lurus sekali.
Kegunaan membuat garis lurus di lapangan :
Diantaranya untuk membantu pada saat pengukuran jarak langsung
dengan pita ukur, yang mana bila panjang jarak yang akan diukur
melebihi dari panjangnya pita ukur .
Sehinga supaya jaraknya benar-benar lurus (tidak membelok kekanan
dan kekiri), maka dibuatlah garis lurus tersebut dengan bantuan Yalon.
5. Pertanyaan Awal
a. Sebutkan kegunaan dari titik-titik pembagi (A,B,C) tersebut!
b. Dalam mengincar yalon, kita harus berdiri minimum 130 cm.
(benar/salah)
c. Cara memegang yalon pada waktu menerima aba- aba boleh
digenggam. (benar/salah)
d. Untuk memberi perintah pada teman yang jauh kita menggunakan
bahasa isyarat. (benar/salah)
e. Bolehkah membawa yalon dengan cara diseret?
6. Pertanyaan Akhir
-
42
a. Pada pekerjaan-pekerjaan apakah, membuat garis lurus ini
dilaksanakan?
b. Bila pada pekerjaan ini tidak ada yalon, apakah yang akan dipakai
sebagai pengganti yalon?
b. Memperpanjang garis lurus dilapangan
1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah
kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kin).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan
tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah
ditentukan.
f. Membuat laporan kerja
2. Peralatan dan Perlengkapan
1. Yalon (minimal 4 buah)
2. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
3. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.
Gambar 17
-
43
3. Keselamatan Kerja
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar
keselamatan terjamin antara lain :
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
4. Langkah Kerja
b. Minimum pekerjaan dilakukan oleh satu orang (boleh lebih)
c. Membuat garis lurus PQ (tancapkan yalon P dan Q (yang akan
diperpanjang)
d. Orang yang berdiri di titik A (perpanjangan P-Q) membidik kea rah
Q - P dan berusaha agar yalon A Q P terlihan satu buah saja.
e. Setelah tepat satu buah saja, kemudian yalon A ditancapkan, lakukan
hal tersebut pada titik B
f. Bila pekerjaan dilakukan oleh dua orang:
f. Membuat garis lurus PQ (dengan menancapkan yalon dititik P dan Q)
g. Orang pertama berdiri di titik P, orang kedua di titik A menuruti aba
aba dari orang pertama sambai yalon P Q A terlihat satu buah
saja.
h. Lakukan hal tersebut sampai pada titik titik yang diperlukan
5. Pertanyaan Awal
a. Jelaskan dengan singkat cara memperpanjang garis lurus di lapangan!
b. Apa kegunaan dan alat yang digunakan untuk pengukuran ini?
c. Perlukah adanya pemeriksaan terakhir kala pengukuran ini telah selesai?
d. Sesudah selesai, perlukah alat-alat yang digunakan untuk praktek di
bersihkan/dicuci?
-
44
6. Pertanyaan Akhir
a. Pada akhir pekerjaan-pekerjaan apakah, memperpanjang garis lurus
dilakukan?
b. Sesudah pekerjaan/pengukuran selesai, apa yang anda lakukan?
c. Membuat Garis Lurus Antara Dua Titik Melalui Rintangan
1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah
kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kin).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan
tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah
ditentukan.
f. Membuat laporan kerja
2. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan
1. Yalon (minimal 8 buah)
2. Patok-patok kayu/bambu sementara(minimal 4 buah)
3. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
4. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.
3. Keselamatan Kerja
Gambar 18
-
45
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar
keselamatan terjamin antara lain :
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
4.Langkah Kerja
Cara I
a. Tancapkan yalon di titik P dan titik Q (P dan Q titik utama).
b. Tancap yalon R sehingga dapat melihat ke P dan Q.
c. Ukur PR dan QR.
d. Bagi PR menjadi bagian-bagian yang sama misalnya (4 bagian),
sehingga RS = 1/4 RP.
e. Bagi RQ menjadi bagian-bagian yang sama misalnya (4 bagian),
sehingga RT = 1/4 RQ.
g. Hubungkan dan perpanjang ST, sekarang ST//PQ.
h. Proyeksikan titik P ke perpanjangan TS di A, sehingga PA tegak
lurus ST (dengan menggunakan cermin sudut/penta prisma atau
dengan cara garis tinggi, setinggi segi tiga sama kaki, (alasnya dibagi
2 sebagai titik A)
h. Proyeksikan pula Q ke perpanjangan ST di D, Sehingga DQ=AP, dan
DQ tegak lurus DT
i. Tentukan titik-titik pembagi B,C secukupnya buat BB// DD dengan
perbandingan segitiga = 3:4:5 dan tentukan titik B dengan ukur BB
= AP.
j. Dengan jalan sama buat CC//DQ, CC= DQ
k. Jadi titik B, S, T, C segaris dengan garis PQ.
l. Lakukan untuk titik titik S T kemudian hubungkan titik titik P B
S dan Q T dan C, itulah garis PQ yang terhalang bangunan
5. Pertanyaan
-
46
a. Dapat dilakukan oleh berapa orangkah pekerjaan ini?
b. Alat-alat apakah yang digunakan untuk pekerjaan ini?
c. Bolehkah ketika bekerja sambil bergurau?
d. Apa yang dimaksud 3:4:5, buat contoh dan buktikan?
e. Di manakah titik R ditempatkan pada pekerjaan ini?
f. Coba terangkan cara memproyeksikan suatu ttik pada suatu garis!
g. Bagaimanakah cara mengontrol bahwa pengukur yang kamu lakukan
sudah betul-betul lurus?
h. Adakah cara lain untuk mengerjakan pekerjaan ini? Kalau ada
terangkan?
Cara II :
Gambar 19
Gambar 20
-
47
Pada cara II, dibuat suatu gris lurus lainnya sejajar dengan PQ.pilihlah
titik A dan titik B sedemikian rupa hingga jarak dari P Q dan AB sama
panjangnya = p. Dengan demikian, haruslah dibuat < PAB = < QBA
kedua-duanya 90o. Bagaimana sudut siku-siku ini dibuatnya?
Tentukan titik-titik a, b, c, d, dan selanjutnya pada garis lurus AB dan
buatlah pada titik-titik ini garis tinggi, garis yang dibuat sama dengan
jarak P. Maka didapatkan titik a1, b
1, c
1, d
1, dan seterusnya yang
merupakan titik-titik pada garis lurus PQ.
Cara III :
Pada cara ketiga, dicarilah titik A dilapangan yang letaknya sedemikian
rupa hingga titik P dan titik Q dapat terlihat dari titik A. Buatlah di
lapangan garis lurus PA (lihat gambar di bawah ini) dan buatlah titik-
titiknya a, b, c, dan d.
Hitunglah berturut-turut:
;1 pPq
PaP ;2 p
Pq
PbP ;3 p
Pq
PcP
;4 pPq
PdP
Buatlah jarak P1, P2, P3, dan P4 sebagai garis tinggi-garis tinggi
berturut-turut dari titik a, b, c dan d, sehingga didapatlah titik-titik a1, b
1,
c1 dan d
1 yang akan terletak digaris lurus PQ.
Perlulah disini dibuat sudut-sudut dititik a, b, c, dan d yang besarnya
sama dengan 90o.
Gambar 21
-
48
Cara ketiga ini memerlukan hitungan jarak-jarak P1 dan seterusnya. Bila
garis PQ panjang, maka banyaklah pula hitungan yang harus dilakukan.
Pada cara sebelumnya, tidak ada hitungan yang harus dikerjakan karena
jarak-jarak yang harus dibuat di lapangan sama panjangnya dengan jarak
p yang ditentukan.
d. Menentukan Titik Potong Antara Dua Garis Yang Bersilangan di
Lapangan.
1. Petunjuk
a. Pelajarilah lembaran pekerjaan ini dengan langkah-langkah yang baik dan
benar!
b. Pekerjaan ini dapat dilakukan 3 orang.
c. Jawablah pertanyaan-pertanyaan awal!
d. Jawablah pertanyaan-pertanyaan akhir!
e. Gambarlah hasil praktek untuk dijadikan laporan hasil pengukuran!
2. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan
a. Yalon (minimal 8 buah)
b. Patok-patok bambu/kayu sementara (minimal 8 buah)
c. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
d. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.
3. Keselamatan Kerja
Sama seperti pada praktek praktek sebelumnya
4. Langkah Kerja
a. Pasanglah yalon di titik A, B, P, dan Q (pada titik-titik yang telah
ditentukan)
b. Orang pertama (I) membidikan yalon A ke B.
c. Orang kedua (II) membidikan yalon P ke Q.
-
49
d. Orang ketiga (III) menancapkan yalon S, kira-kira diperkirakan tepat pada
gars lurus AB dan PQ, dengan memperhatikan aba aba dari orang ke
satu (I) dan orang ke dua (II)
e. Periksa kembali pekerjaannya apakah sudah memenuhi syarat atau belum!
5. Pertanyaan Awal
a. Alat apa saja yang kita gunakan untuk pekerjaan ini dan berapa
banyaknya?
b. Minimal dilakukan oleh berapa orangkah pengukuran ini?
c. Bagaimanakah cara menancapkan yalon yang aman?
d. Apakah tugas orang ketiga di dalam pengukuran ini?
e. Perlukah membuat garis silang ini dibedakan kembali dari titik yang
lain?
6. Pertanyaan Akhir
e. Terangkan dengan singkat bagaimana langkah kerja di dalam pengukuran
ini?
f. Pada pekerjaan-pekerjaan apakah, menentukan titik potong ini biasanya
dilaksanakan?
Gambar kerja
e. Membuat Garis Lurus Antara Dua Buah Titik Yang Terletak Pada Sudut
Bangunan.
Gambar 22
-
50
1. Petunjuk
(sama dengan praktek praktek sebelumna)
2. Keselamatn Keja
(sama dengan praktek praktek sebelumnya)
3.Peralatan dan perlengkapan
(sama dengan pada saat praktek sebelumnya)
4. Langkah Kerja
Misalnya, titik P dan Q adalah titik-titik suatu gedung besar, maka diperlukan
dua orang untuk menempatkan titik-titik yang terletak di satu garis dengan P
dan Q (terletak antara titik P dan titik Q).
Orang pertama memegang yalon a dan orang kedua memegang yalon b.
Orang kedua berusaha menempatkan yalonnya di titik b1 dan orang pertama
menempatkan yalonhya di titik a1, dengan jalan kedua orang tersebut saling
membidik/melihat agar titik b1, a1, dan P dan a 1 dan b 1 Q terlihat satu garis
lurus.
.
f. Mengukur Jarak antara 2 buah titik di lapangan.
Petunjuk, keselamatam kerja dan peralatannya sama dengan praktek
sebelumnya (peralatannya ditambah pen baja atau patok bambu/kayu)
Bila menggunakan pita ukur, baik dari bahan kain linen,fibre glass maupun
baja, maka harus berhati-hati karena angka-angkanya mudah terhapus dan
Gambar 23
-
51
apabila terlilit lama kelamaan dapat patah. Pita ukur ujungnya mempunyai
kaitan (pegangan) dan bertitik 0 pada jarak 10 cm dari pegangan.
Langkah kerja:
Dikerjakan minimal oleh 2 orang.
a. Tentukan titik-titik yang akan diukur (misalnya titik A dan titik B).
b. Apabila jaraknya melebihi panjang pita ukur, maka jarak A B dibagi
menjadi beberapa kali panjang pita ukur tersebut, dengan bantuan yalon,
lakukan seperti pada langkah membuat garis lurus di lapangan, agar jarak
AB atau garis AB benar-benar lurus, sehingga jaraknya sangat teliti.
c. Agar jaraknya benar-benar datar, maka gunakanlah waterpas tukang
kayu/tukang batu (agar pita ukurnya selalu mendatar kedudukannya)
d. Untuk membantu penghitungan jaraknya, biasanya menggunanakan pen
baja atau patok bambu
e. Pen baja/patok bambu gunanya untuk menghitung langkah pengukuran.
Misalnya, orang pertama pada akhir pengukuran mengumpulkan 11 buah
pen berarti jumlah langkah 11-1 = 10. Jadi, jarak yang diukur 10 x panjang
pita ukur, bila panjang pita ukur 20 m, maka jaraknya = 10 x 20 m = 200
m, ditambah sisanya yang mungkin kurang dai 20 meter ( 8 meter) jadi
pangjang totalnya 208 meter.
g. Membaca Rambu Ukur
Seperti dijelaskan sebelumnya, rambu ukur berfungsi sebagai alat bantu
dalam menentukan beda tinggi dengan menggunakan pesawat sipat datar ,
rambu ukur biasanya terdiri dari beberapa jenis, antara lain seperti gambar 24
di bawah ini.
Rambu Interval 5 mm Rambu Interval 10 mm
-
52
2m
12
22
32
4
91
12
81
2
22
m
Untuk mendapatkan ketinggian suatu titik, diperlukan data dari suatu
rambu bacaan ukur tersebut, lihat contoh hasil bacaan rambu ukurr di
bawah ini:
Ditanya:
a. Berapa t (beda tinggi)
b. Berapa d (jarak optik)
Untuk menyelesaikan hal di atas, juru ukur/surveyor harus dapat
melaksanakan pembacaan rambu dengan pesawat. Cara mendapatkan BA
(benang atas), BT (benang tengah), BB (benang bawah) adalah sebagai
berikut :
Gambar 24
Gambar 25
-
53
91
12
81
2
22
m
BA = 2,160m
BT = 1,990m
BB = 1,820m
Gambar 26
-
54
2m
12
22
32
4
ba = 2355
ba = 2201
ba = 2047
Dari contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan
angka didepan koma, (0,000) harus berpatokan pada keberadaan benang
atas (ba), benang tengah (bt), benang bawah (bb), pada tiap-tiap kolom
10 cm.
Melihat contoh diatas, bila ba = 0,875, berarti nilai yang menjadi patokan
adalah satu angka didepan koma dan belakang koma, 0,8.
Pembacaan rambu kebenarannya sangat diperlukan dalam menghasikan
hasil yang tepat supaya beda tinggi dan jaraknya mendekati kebenaran
sesuai data di lapangan.
Pengukuran beda tinggi ada tiga cara.
1. Pengkuran beda tinggi bila pesawat di atas titik
2. Pengkuran beda tinggi bila pesawat di antara 2 titik
3. Pengkuran beda tinggi bila pesawat di luar 2 titik
BA = 2,355m
BT = 2,201m
BB = 2,047
Gambar 27
-
55
Untuk itu, pembacaan mempunyai ketentuan untuk koreksi apakah
bacaan ketiga benangnya benar atau salah, sebagai berikut:
bbbabtataubbba
bt
22
Sedangkan untuk mendapatkan jarak (d) mempunyai ketentuan sebagai
berikut:
D/ jarak optik = (ba bb) x 100
t = bacaan bt belakang bacaan bt muka.
h. Mengukur jarak datar tidak langsung (mengukur jarak miring dan
sudut lereng dulu antara dua buah titik) dengan klinometer di lapangan.
1. Petunjuk
a. Perhatikan lokasi pengukuran, barang kali ada benda benda atau
binatang yang berbahaya.
b. Hati hati dalam membaca sudut miring, agar hasilnya teliti
c. Hati hati dalam membaca jarak miring, biasanya titik nol tidak dimulai
dari awal pita ukur
2. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan
a. Yalon (minimal 2 buah)
b. Klinometer
c. Patok-patok bambu/ kayu sementara (minimal 2 buah)
d. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
e. Rol meter yang 3m atau 5 meter
f. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.
3. Keselamatan Kerja
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
-
56
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
Klinometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut lereng pada
lapangan yang miring. Sudut miring yang didapat dari hasil pengukuran ini,
untuk keperluan/ mendapatkan jarak datar dan beda tinggi, namun hasilnya
kurang teliti.
Untuk mendapatkan jarak datar dapat dihitung dengan rumus:
Jarak datar = jarak miring x cos sudut miring.
Untuk menghitung beda tinggi adalah:
Beda tinggi = jarak miring x sin sudut miring.
Catatan : ketinggian yang dibidik pada yalon harus setinggi mata pembidik.
Contoh:
Misalkan hasil pengukuran sudut miring = 30o, dan hasil pengukuran jarak
miring = 20,00m, maka jarak datar = 20,00 x Cos 30o = 20,00 x 0,866025 =
17,321 m
Sedangkan beda tinggi = 20,00 x Sin 30o = 20,00 x 0,0,500 = 10,00 m
i. Mengukur sudut Azimuth/ Sudut jurusan dengan Kompas
Kompas adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut jurusan/ sudut
azimut.
Yang kemudian data tersebut dapat untuk menghitung koordinat suatu titik
bila koordinat titik sebelumnya telah diketahui, jarak datar dan sudut
jurusannya juga diketahui. Adapun sudut juusan adalah sudut yang diukur
dari arah utara sebenarnya (astronomis) searah dengan arah putaran jarum
jam, pada jurusan yang dimaksud. Sedangkan sudut azimut adalah sudut yang
diukur dari arah utara magnetis, searah dengan arah putaran jarum jam.
Perbedaaan antara utara astronomis dan utara magnetis disebut deklinasi.
Langkah Kerja
-
57
a. Tempatkan tripod (statif) kompas (ada yang asli) atau membuat sendiri,
di titik A dan pasanglah kompas pada statif.
b. Pasanglah yalon pada tiitik B yang diukur Azimuthnya
c. Setel kompas dan aturlah visir segaris dengan jarum magnet.
d. Bila jarum magnet dan visir sudah terletak pada satu garis, artinya
kompas sudah mengaah ke Utara, aturlah skala sudut pembacaan 0 0'
arah Utara.
e. Arahkan kompas ke titik B, bidiklah melalui visir ke arah yalon B,
bacalah sudut kompas
f. Ukuran jarak A -B, dengan pita ukur (d1).
g. Contoh menghitung koordinat titik B bila koordinat titik A diketahui :
Misal diketahui hasil pengukuran Azimut antara titik A dan titik B ( A-B
= 60o), jarak antara titik A dan B (d A-B = 20,000m), koordinat titik A
(XA, YA), = A ( 10m,10m), hitunglah koordinat titik B.
Penyelesaian :
X A-B = jarak datar x Sin A-B = 20 x 0,86603 x 1m = 17,321 m
Y A-B = jarak datar x Cos A-B= 20 x 0,50000 x 1m = 10,000 m
Maka X B = X A + X A-B = 10,000m + 17,320m= 27,321m
Dan Y B = Y A + Y A-B = 10,000m + 10,000m= 20,000m
j. Memproyeksikan suatu titik pada suatu garis di lapangan
1. Petunjuk
a. Perhatikan lokasi pengukuran, barang kali ada benda benda atau
binatang yang berbahaya.
b. Hati hati dalam mengunakan yalon, agar benar benar tegak
c. Hati hati dalam menggunakan penta prisma, usahakan bayangan yalon
dari sebelah kiri dan sebelah kanan benar benar tegak
2. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan
a. Yalon (minimal 3 buah)
b. Penta Prisma, cermin sudut
c. Patok-patok bambu/ kayu sementara (minimal 2 buah)
-
58
d. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
e. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.
3. Keselamatan Kerja
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
Cara I :
Membuat sudut siku-siku di lapangan, dengan alat penta prisma. Susunannya
terdiri dari prisma bagian atas dan bawah, bagian atas untuk bayangan yalon
kanan, bagian bawah untuk bayangan yalon kiri, dan bagian tengah yang
merupakan kaca tembus pandang sebagai jendela pembidik.
Bayangan yang terlihat pada prisma ini harus menyatu/ tegak, dari bagian
bawah, tengah dan bagian atas.
Langkah keja :
1. Orang ke I menancapkan yalon di titik A dan B yang benar-benar tegak
2. Orang ke II menancapkan yalon C yang akan diproyeksikan ke garis A B
3. Orang ke I membawa penta prisma yang dilengkapi unting unting
bergerak kearah kiri atau kanan pada garis ukur A B yang akan
ditancapkan dititik C (proyeksi dari titik C)
4 Apa bila bayangan yalon yang dititik A dan yang di titik B pada penta prisma
yang di pegang oleh orang I tadi sudah tegak, maka proyeksi unting unting
pada prisma yang dibawa oleh orang I tadi adalah meupakan tempat
kedudukan titik C yang dicari.(poyeksi titik C terhadap garis A B).
-
59
Cara II :
Menggunakan cermin sudut, yang pada prinsipnya seperti pada cara pertama,
Dasar pemikiran yang dipakai pada alat ini adalah teori pemantulan sinar yang
jatuh pada cermin yang berada di dalam kotak. Sinar yang datang dari yalon
menuju bidang cermin, dipantulkan sedemikian rupa sehingga sudut yang
dibentuk oleh sinar datang dan garis normal adalah sama besar dengan sudut
pantul sinar tersebut terhadap garis normal. Sudut yang terjadi dari pemantulan
sinar-sinar tersebut adalah 90 (siku-siku).
Langkah Kerja Menggunakan Cermin Sudut
a. Siapkan cermin sudut dan pasanglah unting-unting.
b. Tempatkan yalon di titik A, B, dan C dengan posisi tegak vertikal.
c. Berjalanlah searah garis AB dengan membawa cermin sudut.
d. Masukkan bayangan yalon A dan B ke dalam cermin sudut.
e. Bila bayangan yalon A dan B sudah masuk ke dalam cermin sudut,
kemudian bidikan ke arah yalon C.
f. Bila bayangan yalon AB dan bidikan yalon C di dalam cermin sudah
menyambung tegak, maka titik di mana unting-unting berada (C1)
merupakan titik proyeksi yalon, sehingga yalon CC1 tegak lurus yalon AB.
Gambar 28
-
60
k. Mengukur Peta Situasi Dengan Kompas Cara Polar
1. Petunjuk
a. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan langkah kerja.
b. Putarlah kompas| searah dengan jarum jam.
c. Buatlah laporan hasil pengukuran.
2. Peralatan dan Perlengkapan
a. Kompas.
b. Statief (tripod).
c. Pita ukur.
d. Yalon-dan patok.
e. Buku catatan.
3. Keselamatan Kerja
a. Pada saat pengukuran, jauhkan/hindarkan benda logam di sekitar
kompas.
b. Pakailah pakaian kerja, topi, dan sepatu lapangan.
c. Jangan bercanda pada saat bekerja.
d. Kembalikan semua alat dalam keadaan lengkap dan bersih.
4. Langkah Kerja
Gambar 29
-
61
a. Tentukan titik batas daerah yang akan djukur dan sketlah pada buku
catatan.
b. Tempatkan yalon di titik batas daerah yang akan diukur (P1- P2, P3,
P4, P5, P6).
c. Pasanglah kompas statief di titik Po sehingga dapat melihat ke
semua batas pengukuran,
d. Pasanglah kompas statief P0 dan aturlah posisi jarum magnet dan
visir serta skala sudut ke arah utara (0 0')
e. Bidiklah visir pada kompas ke titik P1f baca sudut pada kompas,
ukurkan jarak P0 - P1 dengan pita ukur dan catatlah pada buku
catatan.
f. Putar dan arahkan visir kompas ke titik P2, bacalah sudut, ukuran
jarak P0 - P2 dan catatlah pada buku catatan, demikian seterusnya
sampai titik terakhir dengan cara yang sama, sehingga didapat sudut
dan jarak.
g. Hitunglah sudut datar B, yang merupakan sudut yang dicari untuk
perhitungan luas daerah.
h. Gambarkan hasil pengukuran.
Contoh Soal :
Gambar 30
-
62
Dietahui :
Jarak AB (Po P1) = 20m
Jarak AC (Po P2) = 10 3 = 17,321m
Sudut yang diapit sisi AB dan AC = 30o
Penyelesaian :
Rumus Luas Segitiga = x AB x AC x Sin (sudut yang diapitnya)
Jadi Luas Segitiga ABC = x 20 x 17,321x Sin 30o = 86,605 m
2
Bila segitiganya lebih dari satu, sebaiknya rumusnya diprogram dengan
Kalkulator program misalnya CASIO fx 3650 P,fx 3950 P atau kalkulator
program lainnya
l. Mengukur Peta Situasi Dengan Koordinat Siku-Siku
1. Petunjuk
a. Peganglah prisma yang sudah dilengkapi unting - unting dengan tangan
kanan dengan posisi vertikal.
b. Bayangan yalon sebelah kiri pada prisma bagian bawah prisma, dan
bayangan yalon yang sebelah kanan ada dibagian atas prisma harus
menyambung lurus dan tegak.
c. Buatlah sket pengukuran secara detail sebelum diukur.
d. Buatlah laporan pekerjaan.
2. Peralatan dan Perlengkapan
a. Yalon dan Patok
b. Prisma
c. Pita Ukur
d. Buku Catatan
3. Keselamatan Kerja
a. Prisma harus tetap dipegang, tidak boleh diletakkan sembarangan.
b. Pada pengukuran jarak, pita ukur ditarik sedatar mungkin.
c. Pakailah pakaian kerja, sepatu, dan topi lapangan.
-
63
d. Kembalikan semua peralatan dengan baik, bersih, dan lengkap.
4. Langkah Kerja
a. Tentukan titik batas daerah yang akan diukur, dan sket daerah tersebut
pada buku catatan.
b. Tempatkan yalon di titik batas P1, P2, P3, P4, P5, P6.
c. Tentukan titik pembagi PQ dengan yalon sebagai pedoman penentuan
lurus garis kerja.
d. Pegang prisma dan proyeksikan semua titik mulai dari titik P1, P2, P3 dan
seterusnya terhadap garis ukur PQ.
e. Demikian seterusnya pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang sama,
sehingga titik batas daerah diproyeksikan ke arah garis ukur PQ.
f. Ukurlah semua jarak P1,P2, P3, dan seterusnya terhadap garis ukur yang
merupakan jarak absis (X), ukurkan jarak titik proyeksi yang satu
terhadap yang lain pada garis ukur yang merupakan jarak ordinat (Y) dan
semua data harus dicatat pada buku catatan.
g. Untuk perhitungan luas daerah yang telah diukur adalah dengan
menjumlahkan luas dari bangun-bangun trapesium dan segi tiga.
h. Pengukuran selesai dan gambarkan hasil pengukuran dengan skala
tertentu.
-
64
m. Membuat Peta Situasi Dengan Cara Rangkaian Segitiga
1. Petunjuk
a. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan langkah kerja.
b. Menarik pita ukur harus dalam keadaan tegang/kencang, lurus dan
mendatar.
c. Buatlah laporan hasil pengukuran.
2. Peralatan dan Perlengkapan
a. Yalon dan Patok
b. Pita Ukur minimal 30 m
c. Alas tulis dan Catatan
3. Keselamatam Kerja
a. Pakailah selalu pakaian kerja, topi, dan sepatu lapangan.
b. Dalam bekerja tidak bolah bersenda guarau/bercanda.
c. Dalam menarik pita ukur harus diperhatikan tidak bolah terlipat/kusut.
Gambar 31
-
65
d. Jagalah alat jangan sampai hilang/rusak.
e. Kembalikan semua alat dalam keadaan lengkap dan bersih.
4. Langkah Kerja
a. Tentukan batas daerah yang akan diukur dan sket daerah tersebut
dengan lengkap pada buku catatan.
b. Tempat yalon di titik P1, P2, P3, P4, P5, dan P6.
c. Ukurkan jarak dengan pita ukur yalon P1 P2 (S1), yalon P2, - P6 (S2),
dan Yalon P1 P6 (S3), Yalon P2 P5 (S4), Yalon P5 P6 (S5), dan
seterusnya, sehingga membentuk rangkaian segitiga.
d. Semua sisi jarak segitiga pada daerah tersebut (S1, S2, S3, S4, S5, S6)
harus diukur dan dicatat pada buku catatan.
e. Menghitung luas daerah yang diukur adalah dengan menjumlahkan
masing-masing luas segitiga dengan menggunakan rumus.
f. Misalnya L segi tiga I (P1 P2 P6) = )SS()SS()SS(S 321
g. Catatan : 321 SSS21S
h. Demikian sterusnya sampai segitiga terakhir, sehingga daerah tersebut
dapat dihitung luasnya dan dapat digambar.
-
66
Contoh Soal :
Diketahui Jarak P2 -P1 (S1) = 30,000m
Jarak P2 P6 (S2) = 40,000m
Jarak P1 P6 (S2) = 50,000m
Ditanyakan : Hitung Luas Segitiga P2 P1 P6 =
S = (30m+40m+50m):2 = 60m
Luas Segitiga P2 P1 P6 = (60 x (60 30) x (60 40) x (60 50))
Luas Segitiga P2 P1 P6 = 600m2
Gambar 32
-
67
n. Menghitung Hasil Pengukuran Luas Dengan Cara Rangkaian Segitiga
Untuk meyelesaikan luas bidang tanah seperti gambar di atas, kita harus
membagi segi diatas menjadi beberapa rangkaian segitiga.
Kemudian cara menyelesaikannya sebagai berikut:
Luas segi tiga I + Luas segi tiga II + Luas segi tiga III + Luas segi tiga IV
+ Luas segi tiga V + Luas segi tiga VI.
Untuk luas segitiga I :
2
hbakeliling
21S
1LhSbSaSSL
Untuk segi tiga II:
2
hbckeliling
21S
2Lh-Sc-Sb-SSL
Gambar 33
Gambar 34
-
68
Untuk segi tiga III:
2
hbckeliling
21S
3Lh-Sd-Sc-SSL
Untuk segi tiga IV:
2
hedkeliling
21S
4Lh-Se-Sd-SSL
Gambar 35
Gambar 36 Gambar 36
Gambar 37
-
69
Untuk segi tiga V:
2
hfeS
5Lh-Sf-Se-SSL
Untuk segi tiga VI:
2
hgfS
6Lh-Sg-Sf-SSL
Luas bidang yang beraturan diatas :
L = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 + L6
Bila melihat gambar di atas, kita akan mendapatkan titik-titik ABCDEFG
yang membentuk sudut. Untuk mengetahui besarnya sudut, dalam
pengukuran itu kita menggunakan alat yang didebut Kompas/Theodolite.
Gambar 39
Gambar 38
-
70
Latihan I
Diketahui : hasil pengukuran seperti gambar diatas panjang sisi-sisinya:
AF = 30 m AB = 55 m
AE = 25 m BD = 33 m
FE = 10 m DC = 11 m
AD = 32 m BC = 32,50 m
AF = 8 m
Hitunglah luas bidang di atas
Latihan II
Diketahui : hasil pengukuran seperti gambar di bawah ini.
Ditanya : tentukan luas bidang tersebut!
Gambar 41
Gambar 40
-
71
Panjang sisi-sisinya:
AB = 17,50 m AF = 10 m EF = 10 m
AC = 19,80 m BC = 9 m
AD = 22,50 m DC = 9,50 m
AB = 18 m DE = 8 m
Ditanya : Luas bidang di atas
m. Menghitung hasil pengukuran Luas Dengan Cara Koordinat
Contoh Soal:
1) Dengan rumus silang :
Station
Koordinat
2 x Luas X Y
A
B
C
A
+3
+6
+8
+3
+4
+7
+2
+4
2 x luas = (3 x 3) - (4 x 6) = 21 - 24 = -3
= (6 x 2) - (7 x 8) = 12 - 56 = -44
= (8 x 4) - (2 x 3) = 32 - 6 = 21
Jumlah harga mutlak = -21
jadi luas tersebut = x 21 =
10.50 m2
2). Jika Peta terletak di kwadran I, II, III dan IV
Lihat Gambar. Y
D(-1,+5)
C(+4,+3)
kw IV (-x,+y) kw. I (+x,+y)
X
B(+6,-1)
E(-3,-2)
kw. III (-x,-y) A(+2,-3) kw. II (+x,-y)
Gambar 42
-
72
Luas gambar dapat dihitung dengan sistem koordinat
Station Koordinat Garis
2X
(double X)
Beda
Y
Cara
2 x luas
Cara
Silang X Y
A
B
C
D
E
A
+2
+6
+4
- 1
- 3
+2
-3
-1
+3
+5
-2
-3
AB
BC
CD
DE
EA
+8
+10
+3
-4
-1
+2
+4
+2
-7
-1
+16
+40
+ 6
+28
+ 1
jml = 91
Luas=1/2
x91=45.50
m2
(2x-1)-(3x6) =16
(6x3) -(-1x4)=22
(4x 5)-(3x-1)=23
(-1x-1)-(5x-3)=17
(-3x-3)-(-2x2)=13
jumlah =91
luas=1/2x91=45.50
m2
Soal Latihan :
1. Hitunglah luas sebuah bidang tanah yang dibatasi titik ABCDEF
yang masing-masing titik mempunyai koordinat sbb :
A = (1, 3) C = (8, 7) E = (7, 11)
B = (7, 2) D = (10, 8) F = (1, 8)
2. Sebuah bidang tanah yang dibatasi titik ABCDEFG, masing-masing
titik-titik mempunyai koordinat :
A = (2, 2) C = (10, 4) E = (5, 7) G = (1, 5)
B = (8, 1) D = (8, 8) F = (3, 8)
E = (6, 10) F = (0, 8)
Ditanya :Luas bidang tanah yang dibatasi oleh titik- titik tersebut
di atas
3. Perlengkapan/ Peralatan Survei dan Pemetaan jenis Optik.
3.1. Sipat Datar (Level)
Sipat Datar adalah salah satu alat pada lingkup survei dan pemetaan
yang biasa digunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik yang
satu dengan titik-titik lainnya, serta dapat pula mengukur jarak
(disebut jarak optik = jarak tidak langsung)
-
73
3.1.1 Bagian-bagian Alat Sipat Datar :
Kiap Bawah (Trivet Stage) : adalah landasan pesawat yang
menumpu pada kepala statip yang mana mempunyai
lubang sekrup untuk mengunci agar pesawat menyatu
secara kuat dengan statip
Sekrup-sekrup Penyetel Kedataran : adalah tiga buah sekrup untuk
menyetel gelembung nivo tabung agar kedudukan nya
ditengah-tengah, sehingga garis acuan sejajar dengan
bidang horizontal
Kiap Atas (Tribrach) adalah landasan utama tempat berdirinya
puncak tiga sekrup penyetel. Disamping itu juga sebagai
pemikul bagian atas badan pesawat.
Teropong, didalamnya terdapat lensa objektif (di muka) dan lensa
okuler (di belakang). Juga terdapat garis bidik, yakni garis
khayal yang menghubungkan antara titik potong benang
silang diafragma dengan titik tengah lensa objektif,
diteruskan ke target/sasaran. Teropong ini hanya dapat
diputar pada sumbu kesatu.
Nivo Tabung/Kotak adalah nivo yang digunakan sebagai pedoman
penyetelan pesawat agar garis bidiknya sejajar dengan
garis arah nivo. Nivo ini diletakkan menjadi satu dengan
teropong.
Lensa Objektif, adalah salah suatu lensa pada teropong yang
letaknya dibagian depan, dan paling besar
Lensa Okuler, adalah salah suatu lensa pada teropong yang letaknya
dibagian belakang yang lebih kecil dari lensa objektif.
Cincin/Lingkaran Pengatur Diafragma, adalah alat yang digunakan
untuk mengatur agar gambar/bayangan target kelihatan
jelas didalam teropong.
Pada dasarnya alat Sipat Datar dapat dibedakan atas tiga tipe/jenis,
diantaranya :
-
74
a. Alat Sipat Datar Tipe Kekar (Dumpy Level)
Alat Sipat Datar tipe Kekar adalah jenis alat Sipat Datar yang konstruksinya
solid dan sangat sederhana.
Gambar 43
Alat Sipat Datar Tipe Kekar (Dumpy Level)
Ciri-ciri alat Sipat Datar Tipe Kekar adalah : Garis bidik telah dibuat
tegak lurus terhadap sumbu kesatu oleh pabriknya, sehingga jika
gelembung nivo telah berada ditengah-tengah, ini berarti :
- garis arah nivo mendatar
- karena garis arah nivo sejajar dengan garis bidik dan garis bidik
tegak lurus dengan sumbu kesatu, maka garis arah nivo tegak lurus
dengan sumbu kesatu (sb. I).
b. Alat Sipat Datar tipe Ungkit (Tilting Level)
Adalah jenis alat Sipat Datar, yang bagian atas dan bawahnya dipisahkan
oleh sebuah engsel atau sendi, sehingga teropongnya dapat