UJIAN omk

15

Click here to load reader

Transcript of UJIAN omk

Page 1: UJIAN omk

Nama :Yuning Amaliyati

NIM :6450408094

Rombel : 02

1. Sistem kesehatan sekarang ini

Menurut saya system kesehatan yang sekarang ini sudaah berhasil dalam

beberapa hal, antara lain menurunkan angka kematian ibu dan anak, pembangunan

sarana-sarana kesehatan yang lebh maju dari tahun-tahun sebelumnya, dll.

meskipun demikian menrut saya Sistem Kesehaatan sekarang ini masih

mempunyai banyak kekurangan, kekurangan tersebut diantaranya yaitu:

Sistem kesehatan sekarang ini masih sangat tidak terkontrol, antara

pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta saling bersaing sehingga

tekadang membuat pihak swasta sring menetapkan harga sendiri tanpa

control daari siapapun.

Sistem Kesehaatan Nasional saat ini belum sepenuhnya bepihak pada

masyarakat miskin, hal ini terbukti dengan masih banyaknya faiilitas dan

layanan kesehatan yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat miskin.

Memang benar,masyarakat miskin memperoleh JPKM dari pemerintah

namun pada kenyataanya banyak Rumah Sakit yang menolak masyarakat

pengguna JPKM ketika mereka membutuhkan pelayanan kesehatan

sehingga hal tersebut tidak bisa dinikmati oleh mereka. Selain itu juga

fasilitas dan pelayanan kesehatan yang diberikan pada mereka tidak

maksimal.

Sistem Kesehatan Nasional saat ini masih memprioritaskan pembangunan

Rumah Sakit yang mewah atau bahkan bertaraf internasional sedangkan

pembangunan-pembangunan puskesmas untuk kesehatan dasar kurang

diprioritaskan .

Page 2: UJIAN omk

Kurangna keterlibatan masyaraakat dalam pembangunan kesehatan

dikarenakan pos kesehatan desa kegiataannya lebih bersifat kuratif dari

pada preventif.

Kurang maksimanya program-program yang bersifat non personalseperti

peningkatan akses terhaadap air bersih,kesehatan lingkungan, dan gizi

masyarakat.

Rendahnya tingkat kualitas dan kuantitas fasiilitas dan pelayanan

kesehatan di daerah-daerah yang masih terpencil atau kurang maju

dikarenakan distribusi dari pemerintah yang tidak merata dan masih

baanyaknya tenaga kesehatan yang tidak mau ditempatkan di

daerah0daerah tersebut sehingga masyarakatnya tidak dapat memenuhi

kebutuhan kesehatan secar maksimal.

2. Perbedaan SKN 2004 dan SKN 2009

no MATERI SKN 2004 SKN 2009

1. Landasan Landasaan idiil dan

konstitusional

Landsan idiil

konstitusional dan

operasional (RPJP-K)

tahun 2005-2025

2. Prinsip, Azaz,

dasar SKN

Prinsip SKN

1. Perikemanusiaan

2. Hak asazi manusia

3. Adil dan merata

4. Pemberdayaan dan

kemandirian

5. Kemitraan

6. Pengutamaan dan

manfaat

7. Tata

kepemerintahan yang baik

Azas SKN

1. Perikemanusiaan

2. Pemberayaan dan

kemandirian

3. Adil dan merata

4. Pengutaamaan dan

manfaat

Dasar SKN

1. Hak asazi

manusia

2. sinergis dan

Page 3: UJIAN omk

kemitraaan

yang dinamis

3. komitmen dan

tata

pemerintahan

yang baik

(good

governanrce)

4. dukungan

regulasi

5. antisipaif dan

proaktif

6. responsive

gender

7. kearifan local

3. subsistem 1. Sub system Upaya

kesehatan

2. Sub system

pembiayaan kesehatan

3. Sub system

sumber daya manusia

kesehatan

4. Sub system

pemberdayan masyarakat

5. Sub system

manejemen kesehatan

1. Sub system upaya

kesehatan

2. Sub system

pembiayaaan kesehatan

3. Sub system

sumber daya manusia

kesehatan

4. Sub system

sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan makanan

5. Sub system

menejemen dan informasi

kesehatan

6. Sub sisem

Page 4: UJIAN omk

pemberdayaan masyarakat

4. Sub system upaya

kesehatan

Klasifikasi UKP dan

UKM

1. Strata pertama

2. Strata kedua

3. Strata ketiga

Organisasi pelayanan

kesehatan

1. Rumah sakit yang

termasuk alam UKP srata

kedua adalah rumah sakit

setara C dan B

nonpendidikan

2. Rumh sakit yang

termasuk dalam UKP

strata ketiga adalah rumah

sakit B pendidikan dan A

Klaifikasi UKP dan

UKM

3. Primer

4. Sekunder

5. tersier

organisasi pelayanan

kesehatan

1. rumah sakit yang

termsuk dalam pelayanan

kesehatan perorangan

sekunder (PKPS) adalah

rumah sakit setara tipe C

2. Rumah sakit yang

termasuk dalam pelayanan

kesehatan perorangan

terssier (PKPT) adalah

rumah sakit B dan A

3. Pentingnya pemberdayaan masyaraka dalam mencapai Indonesia sehat

Karena kesehatan merupakan tanggung jawab semua pihak baik individu,

masyarakat, pemerintah, maupun swasta. Selain itu kegiatan kesehatan tidak

hanya bersifat kuratif dan rehabilitative saja tetapi juga prevenif dan promotif

sehingga diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi aktif

dalam mewujudkan Indonesia sehat. Selain itu masyarakat juga betanggung jawab

untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga,

serta lingkungannya.

Page 5: UJIAN omk

4. Perlunya konsep desa siaga

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan

kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.

Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah

memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).

Pemerintah memerlukan konsep desa siaga untuk meningkatkan pengetahuan

dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Selain itu, meningkatkan

kemampuan dan kemauan masyarakat desa menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan. juga bisa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat

desa. Sehingga masyarakat dapat mengetahui berbagai risiko dan bahaya yang

dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti bencana dan wabah penyakit.

Dengan program ini, kesehatan lingkungan desa diharapkan bisa meningkat.

5. Struktur departemen kesehatan dalam era desentralisasi

Desentralisasi dalam arti umum didefinisikan sebagai pemindahan

kewenangan, atau pembagian kekuasaan dalam perencanaan pemerintahan,

manajemen dan pengambilan keputusan dari tingkat nasional ke tingkat daerah

(Rondinelli, 1981). Secara lebih umum. Desentralisasi didefinisikan sebagai

pemindahan kewenangan, kekuasaan, perencanaan pemerintahan, dan

pengambilan keputusan dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi ke tingkat

yang lebih rendah (Mills, dkk, 1989).

Ada empat jenis desentralisasi yang umum dijumpai, yaitu

a) dekonsentrasi→dipakai untuk menggambarkan pemindahan beberapa

kekuasaan administratif ke kantorkantor daerah dari pemerintah pusat.

b) devolusi→kebijakan untuk membentuk atau memperkuat pemerintahan

tingkat sub-nasional (pemerintah daerah) yang benar-benar independen

dari tingkat pusat dalam beberapa fungsi secara jelas.

c) delegasi→berkaitan dengan pemindahan tanggungjawab manajerial

untuk tugas-tugas tertentu ke organisasi-organisasi tertentu di luar

Page 6: UJIAN omk

stuktur pemerintah pusat, tetapi pelaksanaannya, secara tidak langsung,

masih dikontrol pemerintah pusat.

d) privatisasi →pemindahan tugas-tugas pengelolaan ke organisasi-

organisasi sukarelawan atau perusahaan privat, baik yang mencari

untung maupun tidak.

Desentralisasi Sistem Kesehatan di Indonesia

Desentralisasi kesehatan di Indonesia secara lebih jelas dilakasanakan setelah

dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999, PP No. 25 tahun 2000, serta SE Menkes

No. 1107/Menkes/E/VII/2000. UU No. 22 tahun 1999 pasal 1 ayat h menyebutkan

“otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat (termasuk bidang kesehatan),

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku”.

Menurut aturan perundang-undangan dan dalam prakteknya, desentralisasi

bidang kesehatan di Indonesia menganut semua jenis desentralisasi

(dekonsentrasi, devolusi, delegasi, dan privatisasi). Hal ini terlihat dari masih

adanya kewenangan pemerintah pusat yang didekonsentrasikan di daerah provinsi

melalui Dinas Kesehatan Provinsi. Dalam bidang kesehatan, implikasi

desentralisasi pembangunan kesehatan, antara lain, adalah sebagai berikut:

a) Terwujudnya pembangunan kesehatan yang demokratis yang

berdasarkan atas aspirasi masyarakat.

b) Pemerataan pembangunan dan pelayanan kesehatan,

c) Optimalisasi potensi pembangunan kesehatan di daerah yang selama ini

belum tergarap,

d) Memacu sikap inisiatif dan kreatif aparatur pemerintah daerah yang

selama ini hanya mengacu pada petunjuk atasan,

e) Menumbuhkembangkan pola kemandirian pelayanan kesehatan

(termasuk pembiayaan kesehatan) tanpa mengabaikan peran serta

sektor lain.

Page 7: UJIAN omk

Fungsi dan Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota dalam Desentralisasi

Kesehatan

Page 8: UJIAN omk

Desentralisasi pembangunan kesehatan dimaksudkan untuk lebih

mengoptimalkan pembangunan bidang kesehatan dengan cara lebih mendekatkan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan sistem desentralistik diharapkan

Page 9: UJIAN omk

program pembangunan kesehatan lebih efektif dan efisien serta menyentuh kepada

kebutuhan kesehatan riil masyarakat.

Visi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah masyarakat,

bangsa, dan negara yang ditandai dengan oleh penduduknya hidup dalam

lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat

kesehatan setinggi-tingginya diseluruh Indonesia. Sementara itu, salah satu misi

pembangunan kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup

sehat (Depkes, 1999).

Bila dikaitkan dengan visi dan misi pembangunan kesehatan menuju Indonesia

Sehat 2010, maka kebijakan desentralisasi dapat dianggap sebagai upaya

percepatan menunju cita-cita tersebut, karena hakikat dari desentralisasi

pembangunan kesehatan adalah tersedianya pelayanan kesehatan secara adil dan

merata bagi seluruh warga negara. Hal tersebut dimungkinkan karena daerah

diberi keluwesan untuk mengurus kesehatan daerahnya. Program pembangunan

kesehatan tidak lagi top-down tetapi benar-benar berasal dari aspirasi masyarakat

(daerah). Dengan desentralisasi, daerah memiliki kewenangan menyusun sistim

kesehatannya sendiri, menentukan anggaran pembangunan kesehatan, memilih

prioritas pembangunan, mendayagunakan sumber daya kesehatan, menentukan

tarif pelayanan kesehatan, dan membuat kebijakan sistem pembiayaan kesehatan

di daerahnya.

Page 10: UJIAN omk

DAFTAR PUSTAKA

Siagian, Albiner. 2002. PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN KESEHATAN (Suatu Kajian Kesiapan Daerah Menghadapi Desentralisasi Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yustina, Ida.2008. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mewujudkan Indonesia

Sehat. Universitas Sumatera Utara. Medan.

http://noaxiom.multiply.com/journal/item/325/

Sistem_Kesehatan_Indonesia_Sangat_Liberal

http://muslimfaisal.wordpress.com/2008/07/17/pengembangan-sistem-kesehatan-

masyarakat-indonesia-berbasis-partisipasi-seluruh-masyarakat-

menghadapi-era-globalisasi/

http://www.jpkm-online.net/index.php?

option=com_content&task=category&sectionid=1&id=13&Itemid=2

http://cpddokter.com/home/index.php?

option=com_content&task=view&id=1007&Itemid=57

http://www.gizi.net/