Uji Threshold Juju

16
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN UJI THRESHOLD Disusun Oleh : JUJU JUNENGSIH 10/297392/PN/11910 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN

Transcript of Uji Threshold Juju

Page 1: Uji Threshold Juju

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN

UJI THRESHOLD

Disusun Oleh :

JUJU JUNENGSIH

10/297392/PN/11910

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Uji Threshold Juju

A. Pendahuluan

Penggunaan uji inderawi untuk berbagai keperluan industri pangan telah meluas dan

berkembang. Uji inderawi merupakan pengujian terhadap sifat karakteristik bahan (pangan)

menggunakan indera manusia. Sehingga dalam aplikasinya diperlukan suatu kepekaan yang

tajam (Soekarto, 1985).

Rangsangan yang diberikan oleh suatu benda tidak selalu dapat menimbulkan kesan.

Rangsangan yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk menimbulkan kesan, ransangan yang terlalu

tinggi juga akan memberikan kesan yang berlebihan, sehingga mengganggu kesan konsumen. Adanya

indera yang cacat atau sakit tidak dapat melakukan proses penginderaan dengan baik dan tidak

dapat menghasilkan kesan yang wajar. Intensitas atau tingkatan rangsangan terkecil yang mulai

dapat menghasilkan respon disebut ambang rangsangan atau threshold (Setyaningsih, 2010).

Threshold merupakan suatu konsentrasi bahan terendah yang mulai dapat menghasilkan

kesan wajar. Threshold dapat dinyatakan sebagai ambang rangsangan oleh suatu kelompok/

populasi tertentu atau oleh individu. Karena kepekaan terhadap sifat inderawi dipengaruhi oleh

jenis kelamin, usia atau kultur/ kebiasaan, maka populasi dapat diartikan sebagai kelompok –

kelompok tersebut (Kartika et al., 1988).

Dewasa ini semakin banyak konsumen yang mulai pintar dalam mendeteksi suatu rasa,

maka produsen pengolah produk pangan perlu mengujikan suatu produk untuk mengetahui batas

ambang rangsangan dari penambahan suatu bahan pangan, agar menghasilkan produk yang dapat

diterima oleh konsumen.

Pentingnya uji inderawi, khususnya uji threshold dalam bidang teknologi pangan adalah

pemeriksaan mutu pangan, pengendalian proses, dan pengembangan produk.

Page 3: Uji Threshold Juju

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Alat tulis

b. Cup

c. Scoresheet

d. Sendok plastik

2. Bahan

a. Kecap ikan

C. Cara Kerja

1. Penyaji menyiapkan kecap ikan dengan 7 (tujuh) konsentrasi berbeda dan larutan kontrol.

2. Masing-masing sampel diberi label yang berbeda.

3. Masing-masing panelis diminta membandingkan sampel yang tersedia dengan kontrol.

Apabila timbul kesan yang sama dengan kontrol, maka panelis diminta memberikan

tanda pada lembar penilaian yang tersedia.

D. Data dan Analisis Data

Tabel 1. Hasil Uji Threshold

No Nama R 918 861 689 186 868 691 8911 Dwi   - - √ √ √ √ √2 Isnarsela   - √ √ √ √ √ √3 Vivi   - - √ √ √ √ √4 Radipta   - - - √ √ √ √5 Ari W   - √ √ √ √ √ √6 Chatarina   √ √ √ √ √ √ √7 Juju   √ √ √ √ √ √ √8 Alfani   √ √ √ √ √ √ √9 Kun   √ √ √ - - - -

10 Faldo   √ √ √ √ √ √ √11 Ichsan   - √ - √ √ √ √12 Ari A.   - - √ √ √ √ √13 Indah   √ √ √ √ √ √ √14 Iqbal   - - - √ √ - √15 Igan   - √ √ √ √ √ √16 Ryvonne   - √ √ √ √ √ √17 Diani   √ √ √ √ √ √ √18 Yashinta   - √ √ √ √ √ √

Page 4: Uji Threshold Juju

19 Maria   - √ √ √ √ √ √20 Fadli   - - √ √ √ √ √21 Riza   √ √ √ √ √ √ √22 Dewi   - - √ √ √ √ √23 Anlia   √ - √ √ √ √ √24 Nova   - - √ √ √ √ √

Keterangan

918 = 0,2 9 37.5%

861 = 0,4 15 62.5%

689 = 0,6 21 87.5%

186 = 0,8 23 95.8%

868 = 1 23 95.8%

691 = 1,2 22 91.7%

891 = 1,4 23 95.8%

a. Absolute threshold 50% panelis dapat merasakan perbedaan

presentase Konsentrasi

37,5 0,2

50 X

62,5 0,4

62,5 %−50 %37,5 %−50 %

=0,4−x0,2−x

12,5 (0,2 – x) = -12,5 (0,4 – x)

2,5 – 12,5x = -5 + 12,5x

25x = 7,5

X = 0,3

Jadi nilai absolute threshold ada pada konsentrasi 0,3

b. Difference threshold 75% panelis dapat merasakan perbedaan

Page 5: Uji Threshold Juju

presentase Konsentrasi

62,5 0,4

75 X

87,5 0,6

87,5 %−75 %62,5 %−75 %

=0,6−x0,4−x

12,5 (0,4 – x) = -12,5 (0,6 – x)

5 – 12,5x = -7,5 + 12,5x

25x = 12,5

X = 0,5

Jadi nilai difference threshold ada pada konsentrasi 0,5

E. Pembahasan

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.

Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat

indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indera yang berasal dari

benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat

rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat

berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda

penyebab rangsangan (Zuhra, 2006).

Uji threshold adalah uji yang digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi terendah

suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil

suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya (difference threshold). Disamping itu metode

ini dapat digunakan untuk mengenal macam-macam stimulusnya (recognition threshold),

misalnya asin, manis dan lain-lain. Biasanya substansi yang akan dikaji dilarutkan dalam air

murni, dan panelis diminta untuk menilai sampel mana yang berbeda dengan air, dalam hal ini

air murni juga disajikan sebagai pembanding (Kartika et al., 1988).

         Ambang mutlak (Absolute threshold) adalah jumlah benda rangsang terkecil yang sudah

mulai menimbulkan kesan. Misalnya konsentrasi yang terkecil dari larutan garam yang dapat

Page 6: Uji Threshold Juju

dibedakan rasanya dari cairan pelarutnya yaitu air murni.Pengukuran ambang mutlak didasarkan

pada konvensi bahwa setengah (50%) dari jumlah panelis dapat mengenal atau dapat

menyebutkan dengan tepat akan sifat sensoris yang dinilai (Kartika et al., 1988).

Ambang pengenalan (recognition threshold) dapat dikacaukan dengan ambang mutlak.

Jika pada ambang mutlak mengenai kesan yang mulai diperoleh atau dirasakan maka pada

ambang pengenalan meliputi pengenalan atau identifikasi jenis kesan. Dalam hal ini jika kesan

kesan itu berupa rasa asin, misalnya rasa asin itu betul-betul mulai dapat diidentifikasi oleh

pencicip. Pada ambang mutlak mungkin rasa asin itu belum diidentifikasi dengan tepat, baru

dapat diketahui adanya rasa yang berbeda dengan bahan pelarutnya.Perbedaan ini menyangkut

juga metode pengukurannya yang berbeda dengan ambang pengenalan dan ambang mutlak.

Pengukuran ambang pengenlan didasarkan pada 75% panelis dapat mengenali rangsangan. Jadi

ambang pengenalan dapat diidentifikasikan sebagai konsentrasi atau jumlah perbandingan

terendah yang dapat dikenali dengan betul (Kartika et al., 1988).

        Ambang pembedaan (difference threshold) berbeda dengan ambang pengenalan dan juga

ambang mutlak. Ambang pembedaan merupakan perbedaan terkecil dari rangsangan yang masih

dapat dikenali. Besarnya ambang pembedaan tergantung dari jenis rangsangan, jenis

penginderaan dan besarnya rangsangan itu sendiri. Ambang pembedaan menyangkut dua tingkat

kesan rangsangan yang sama. Jika dua rangsangan tersebut terlalu kecil bedanya maka akan

menjadi tidak dapat dikenali perbedaannya. Sebaliknya jika dua tingkat rangsangan itu terlalu

besar akan dengan mudah dikenali. Difference threshold dapat ditentukan dengan menggunakan

standar lebih dari satu, biasanya sekitar empat standar. Masing-masing standar akan

dibandingkan dengan sampel-sampel pada interval konsentrasi tertentu. Perbedaan konsentrasi

yang dapat dideteksi dengan benar oleh 75% panelis adalah perbedaan konsentrasi yang

mencerminkan difference threshold. Ambang pembedaan berbeda besarnya tergantung dari

beberapa faktor. Disamping tergantung pada jenis rangsangan dan jenis penginderaan juga

tergantung pada besarnya rangsangan itu sendiri (Kartika et al., 1988).

Ambang batas juga disebut terminal threshold yang merupakan rangsangan terbesar yang

jika kenaikan tingkat rangsangan dapat menaikan intensitas kesan. Apabila pada ketiga ambang

tersebut diatas diterapkan batas terendah maka pada ambang batas diterapkan batas atas.

Kemampuan manusia memperoleh kesan dari adanya rangsangan tidak selamanya sebanding

dengan besarnya rangsangan yang diterima. Rangsangan yang terus menerus dinaikan pada suatu

Page 7: Uji Threshold Juju

saat tidak akan menghasilkan kenaikan intensitas kesan. Rangsangan terbesar jika kenaikan

tingkat rangsangan menaikkan intensitas kesan disebut ambang batas. Ambang batas juga bisa

ditentukan dngan menetapkan rangsangan terkecil yaitu jika kenaikan tingkat rangsangan tidak

lagi mempengaruhi tingkat intensitas kesan (Kartika et al., 1988).

Prinsip dari percobaan uji threshold adalah berdasarkan dari sensitivitas panelis dalam

mendeteksi adanya rangsangan terendah yang mulai dapat menghasilkan kesan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan uji ambang rangsangan antara lain

tingkat kenaikan rasa, kesan dan konsentrasi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kegagalan uji ambang rangsangan yaitu panelis yang melakukan uji sedang tidak dalam kondisi

prima, panelis dalam kondisi lapar, panelis tidak melakukan respon yang spontan terhadap kesan

yang didapat sehingga perlu berulang kali mencoba, bisa juga karena panelis belum terbiasa atau

berpengalaman sehingga kurang dapat membedakan kesan dari alat indera terhadap reaksi atau

rangsangan yang diterima (Soekarto,1985).

Syarat-syarat untuk mengikuti uji threshold antara lain ada contoh yang diuji sebagai

benda perangsang,  panelis sebagai penguji tidak boleh dalam keadaan stress atau tertekan dan

harus dalam kondisi sehat/ prima, panelis tidak boleh dalam keadaan lapar, panelis harus

menyatakan respon yang jujur yaitu respon yang spontan, tanpa penalaran, imaginasi, asosiasi,

ilusi, atau meniru orang lain (Setyaningsih, 2010). 

Pengenalan uji thresold  produk  pangan ini digunakan dalam bidang pangan. Aplikasi uji

treshold dalam industri pangan adalah untuk menseleksi panelis atau karyawan yang akan

ditempatkan di bagian quality control ataupun research and development. Aplikasi lainnya

adalah apabila kita akan membuat formulasi baru untuk suatu produk dengan tingkatan

konsentrasi yang berbeda maka dapat dilakukan uji treshold  untuk mengetahui sejauh mana

konsumen mengetahui tingkat perubahan pengenalan rangsangan yang berasal dari produk baru

yang akan kita buat. Mengetahui ambang batas sangat penting misalnya dalam rangka

penghematan bahan pemanis atau pemakaian zat kimia yang dibatasi oleh peraturan atau dalam

undang-undang yang ada (Ganong, 1995).

Indera yang sangat berperan dalam uji threshold adalah indera pengecap. Sampai dengan

saat ini telah dikenal 4 rasa utama, yaitu asin (salty), asam (sour), pahit (bitter) dan manis

(sweet), ditambah satu rasa terbaru, yaitu umami, yag umumnya terdapat pada penyedap rasa

makanan-makanan khas Asia (Zuhra, 2006).

Page 8: Uji Threshold Juju

Praktikum kali ini menggunakan uji threshold untuk mengetahui ambang mutlak, ambang

pengenalan, ambang pembedaan dan ambang batas padaa produk kecap ikan. Pengujian

dilakukan dengan cara panelis diminta mencicipi sampel secara berurutan dari konsentrasi

rendah sampai konsentrasi tinggi.

Uji diukur sesuai respon pribadi panelis. Uji ini bersifat organoleptik karena dalam

penilaiannya menggunakan organ indera manusia, atau dapat juga disebut sifat sensorik karena,

penilaian atau pengukurannya didasarkan pada rangsangan saraf sensorik pada alat indera

manusia. Mengenali sifat inderawi dengan pengindraan (uji inderawi) kepada panelis

memerlukan pendekatan yang khusus. Pengelola uji harus dapat mengkomunikasikan dengan

tepat sifat inderawi yang dimaksudkan karena ada kalanya sifat inderawi itu hanya mudah

dirasakan namun sulit dinyatakan atau dideskripsikan (Soekarto, 1985).

Sampel yang di uji yaitu kecap ikan yang diperoleh dari hasil praktikum Pengolahan

Hasil Perikanan. Sampel yang digunakan diberi kode dan masing-masing kode memiliki

konsentrasi kecap ikan yang berbeda. Pada kode 981 memiliki konsentasi 0,2%, kode 861

konsentrasi kecap ikan yang digunakan adalah 0,4%, kode 689 konsentrasi 0,6 %, kode 186

konsentrasi 0,8 %, kode 868 konsentrasi 1% dan kode 691 konsentasi 1,2 %. Kemudian panelis

diminta untuk memberikan kesan yang dirasakannya dengan menuliskan (-) bila tidak terasa apa-

apa (seperti air) dan tanda (√) apabila ada perbedaan rasa. Cara mencicipinya yaitu panelis

diminta terlebih dahulu mencicipi kontrol kemudian baru mencicipi sampel dan begitu

seterusnya. Tujuannya untuk membandingkan apakah sampel yang digunakan memiliki rasa

yang berbeda atau sama dengan kontrol. Sebagai kontrol menggunakan air biasa. Setelah panelis

mencicipi satu sampel konsentrasi larutan, maka harus meminum air agar dapat menurunkan

respon terhadap rasa. Dengan demikian, tidak menimbulkan bias pada panelis yang dapat

mempengaruhi kesan yang didapat.

Indera pengecap pada manusia adalah lidah. Pada permukaan lidah terdapat tonjolan kecil

yang disebut papila, sehingga permukaan lidah terlihat kasar. Di dalam setiap papila terdapat

banyak tunas pengecap atau kuncup pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel

yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap yang berfungsi sebagai

reseptor dan memiliki tonjolan seperti rambut yang keluar dari tunas pengecap. Tiap kuncup

pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif (reseptor),

disebut mikrovilli. Pada bagian ini rambut-rambut sensori terendam dalam zat kimia yang

Page 9: Uji Threshold Juju

terlarut dalam air ludah manusia. Zat-zat yang terlarut dalam ludah itu akan di deteksi oleh

senso, dan akan dikirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan

tersebut dan menentukan rasa (Ganong, 1995).

Hasil yang diperoleh dari 24 panelis yaitu untuk larutan dengan kode 918 pada

konsentrasi 0,2 daya deteksi sebesar 37,5% artinya dari 24 panelis sebanyak 9 orang menyatakan

bahwa terdapat perbedaan rasa antara sampel kode 918 dengan kontrol, untuk kode 861 dengan

konsentrasi 0,4 % daya deteksi sebesar 62,8 % artinya sebanyak 15 orang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan rasa antara sampel dan kontrol. Perbedaan rasa semakin terasa jelas pada

kode 689, 186, 686, dan 691 dengan konsentrasi 0,6, 0,8, 1, 1,2 dan daya deteksi sebesar 87,5%,

98,8%, 98,8% dan 91,7%. Semakin tinggi konsentrasi larutan kecap yang digunakan seharusnya

perbedaan rasa ketika dicicipi terasa sangat jelas. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada

kode 691 karena memiliki daya deteksi lebih kecil dibandingkan dengan kode 186 dan 686. Hal

tersebut disebabkan beberapa faktor diantaranya panelis yang melakukan uji sedang tidak dalam

kondisi prima, panelis tidak melakukan respon yang spontan terhadap kesan yang didapat

sehingga perlu berulang kali mencoba, bisa juga karena panelis belum terbiasa atau

berpengalaman sehingga kurang dapat membedakan kesan dari alat indera terhadap reaksi atau

rangsangan yang diterima. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa nilai absolute threshold

ada pada konsentrasi 0,3 dan nilai difference threshold ada pada konsentrasi 0,5

Page 10: Uji Threshold Juju

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Uji threshold adalah uji yang digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi

terendah suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute threshold) atau perubahan

konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya (difference

threshold). Disamping itu metode ini dapat digunakan untuk mengenal macam-macam

stimulusnya (recognition threshold), misalnya asin, manis dan lain-lain. Selain itu untu

mendeteksi ambang batas (terminal threshold).

b. Nilai absolute threshold ada pada konsentrasi 0,3 dan nilai difference threshold ada

pada konsentrasi 0,5

2. Saran

Sebaiknya syarat-syarat untuk mengikuti uji threshold lebih diperhatikan lagi misalnya

kondisi panelis. Seorang panelis yang akan melakukan uji tidak boleh dalam keadaan

stress dan sakit karena dapat mempengaruhi hasil uji.

Page 11: Uji Threshold Juju

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. 1995. Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa oleh Petrus Adrianto. Gramedia. Jakarta.

Kartika, B., B. Hastuti., W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU

Pangan Gizi. UGM. Yogyakarta.

Setyaningsih, Dwi. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.

Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.

Zuhra, Cut Fatimah. 2006. Flavor (Citarasa). Karya Ilmiah Departemen Kimia. Fakultas MIPA

Universitas Sumatera Utara.

Page 12: Uji Threshold Juju