uji sterilisasi

4
2.2.Alat dan Bahan Alat: Tabung -tabung steril Pinset Gunting Jarum subtik/sppuit 1 ml Lampu spirtus Inkubator Ruang LAF Bahan: Fluid Thioglycolate Medium (FTM) Tryptic Soy Broth (TSB) Sampel sediaan injeksi dalamampul (Thiamin HCl) Sampel kain kassa steril 2.3.Prosedur Kerja •Sampel injeksi ampul Thiamin HCl 1 ml 1)Bagian tutup dibersihkan dengan kapas beralkohol, dibuka secara aseptik.2)Diinokulasi 1 ml dengan jarum suntik pada media TSB dan FTM.3)Pada media FTM diinkubasi pada suhu 30°- 35° C selama 24 sampai 48 jam, dan padamedia TSB diinkubasi pada suhu 20°-25° selama 4 sampai 7 hari.4)Amati pertumbuhan mikroba. Jika tidak ada pertumbuhan maka sampel dinyatakanmemenuhi uji sterilitas. •Sampel kassa steril 1)Sampel diinokulasikan secara aseptik pada media TSB dan FTM.2)Pada media FTM diinkubasi pada suhu 30°-35° C selama 24 sampai 48 jam, dan padamedia TSB diinkubasi pada suhu 20°-25°

description

sediaan

Transcript of uji sterilisasi

Page 1: uji sterilisasi

2.2.Alat dan Bahan

Alat:

Tabung -tabung steril

Pinset

Gunting

Jarum subtik/sppuit 1 ml

Lampu spirtus

Inkubator

Ruang LAF

Bahan:

Fluid Thioglycolate Medium (FTM)

Tryptic Soy Broth (TSB)

Sampel sediaan injeksi dalamampul (Thiamin HCl)

Sampel kain kassa steril

2.3.Prosedur Kerja

•Sampel injeksi ampul Thiamin HCl 1 ml

1)Bagian tutup dibersihkan dengan kapas beralkohol, dibuka secara aseptik.2)Diinokulasi 1 ml dengan jarum suntik pada media TSB dan FTM.3)Pada media FTM diinkubasi pada suhu 30°-35° C selama 24 sampai 48 jam, dan padamedia TSB diinkubasi pada suhu 20°-25° selama 4 sampai 7 hari.4)Amati pertumbuhan mikroba. Jika tidak ada pertumbuhan maka sampel dinyatakanmemenuhi uji sterilitas.

•Sampel kassa steril

1)Sampel diinokulasikan secara aseptik pada media TSB dan FTM.2)Pada media FTM diinkubasi pada suhu 30°-35° C selama 24 sampai 48 jam, dan padamedia TSB diinkubasi pada suhu 20°-25° selama 4 sampai 7 hari.3)Amati pertumbuhan mikroba. Jika tidak ada pertumbuhan maka sampel dinyatakanmemenuhi uji sterilitas.

V.Pembahasan

Page 2: uji sterilisasi

Pada praktikum ini dilakukan uji sterilitas sediaan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sediaan yang harus steril memenuhi syarat berkenaandengan uji sterilitas seperti tertera pada masing-masing monografi. Sediaan yang di uji yaitu injeksi vitamin C dan sediaan tetes mata kloramfenikol.Sedian-sediaan ini di uji dengan prinsip kerja menguji sterilitas bahan dengan melihat ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada inkubasi bahan uji menggunakan cara inokulasi langsung dalam medium Tioglikonat cair serta prosedur uji menggunakan teknik inokulasi langsung ke dalam media pada 30-35oC selama tidak kurang dari 7 hari.

Sebenarnya ada beberapa cara melakukan uji sterilitas yaitu inokulasilangsung medium pertumbuhan, filtrasi membran dan penambahan medium pertumbuhan pekat. Pemilihan metode inokulasi langsung ini memiliki beberapa keuntungan yaitu . Media yang dipilih adalah Tioglikonat, media inidipilih karena memenuhi syarat media uji dimana mampu menunjukan pertumbuhanyang nyata dalam semua wadah media yang diinokulasi dalam kurun waktu 7 hari. Selain itu media Tioglikonat mampu menumbuhkan bakteri anaerob dan aerob, sehingga tidak hanya salah satu jenis bakteri yang dapat dilihat pertumbuhannya. 

Media ini diolah dengan cara mencampurkan aquadest dan30 gram tioglikolat kemudian di ambil 10 mL untuk dimasukan dalam tabungreaksi dan disterilkan pada otoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Pensterilan ini di tujukan agar tidak ada kontaminasi selama proses ujisterilitas. Mekanisme kerja otoklaf sendiri dalam membunuh mikroorganisme yaitu denaturasi dan koagulasi protein esensial dari mikroorganisme, dengan bantuan uap air dalam tekanan. Setelah media disiap digunakan, sediaan yang akan di uji disiapkan besertakontrol dari pabrik yaitu injeksi xylomidon. Fungsi kontrol dari pabrik sendiriadalah untuk membandingkan terhadap sediaan yang sudah pasti steril dansediaan olahan praktikan, selain itu kontrol ini juga dapat digunakanmengetahui apakan kontaminasi berasal dari proses pembuatan sediaan atau proses uji sterilitas. Masing-masing sediaan dimasukan sebanyak 1 mL dalammedia tioglikolat cair dengan teknik aseptis. Sebelum diambil sediaan untuk diuji, tutup vial sediaan di bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakanalkohol dan jarum suntik dipijarkan di atas nyala api bunsen untuk mencegahkontaminasi. Volume yang diambil dari sediaan yaitu 1 mL, hal ini sesuaidengan jumlah untuk bahan cair yang diambil jika isi wada kurang dari 10 mLyang tertera di Farmakope Indonesia IV. 

Uji sterilitas dilanjutkan dengan menutup rapat tabung berisi sediaan dan media menggunakan kapas dan alumunium foil kemudian diinkubasi pada suhu 310C. Hal ini sesuai dengan literatur diamana untuk media thioglikolat inkubasi dilakukan pada suhu 300C-350C selama tidak kurang dari 7 hari.

Pengamatan hasil uji sterilitas dilakukan selama 7 hari secara visual,dimana pada hari ke 3, 5 dan 7 sediaan di periksa pertumbuhan bakterinya.Pada percobaan uji

Page 3: uji sterilisasi

sterilitas sediaan steril yang kami lakukan yaitu sediaan tetes mata kloramfenikol dan injeksi vitamin C menunjukkan hasil (+) atauada pertumbuhan bakteri pada sediaan tetes mata kloramfenikol dan (-) atautidak ada pertumbuhan bakteri pada sediaan injeksi Vitamin C. Kemungkinanhasil positif dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu teknik yang salah ataukontaminasi lingkungan pada proses pengerjaan maupun pengujian sterilitas,selain itu kualitas dari media pertumbuhan bakteri juga dapat mejadi salah satufaktor. Berdasarkan hasil ini sediaan tetes mata kloramfenikol memenuhi syarat sediaan dinyatakan steril, sedangkan injeksi vitamin C tidak memenuhisyarat.