Uji Retak Lentur

7
V. DATA PENGAMATAN Kompon 1 dengan uji aging Berat awal ( gram ) Berat setelah uji aging ( gram ) Berat setelah uji retak lentur ( gram ) 17,71 17,60 16,81 Pengujian retak lentur kompo n Berat awal ( gram ) Berat akhir ( gram ) Berat setelah uji retak lentur ( gram ) Jumlah kecepat an putaran keterang an 1 17,71 17,60 16,81 1943 Ada retakan 2 25 24 23,40 8000 Ada retakan 3 25 24,5 23,48 6000 Ada retakan

description

UJi Retak Lnetur

Transcript of Uji Retak Lentur

V. DATA PENGAMATAN

Kompon 1 dengan uji aging

Berat awal( gram )Berat setelah uji aging( gram )Berat setelah uji retak lentur( gram )

17,7117,6016,81

Pengujian retak lentur

komponBerat awal( gram )Berat akhir( gram )Berat setelah uji retak lentur( gram )Jumlah kecepatan putaranketerangan

117,7117,6016,811943Ada retakan

2252423,408000Ada retakan

32524,523,486000Ada retakan

VI. ANALISA PENGAMATANPada percobaan ini kami melakukan pengujian retak lentur pada suatu sampel ( kompon ) . tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ketahanan retak pada kompon. kompon merupakan karet alam yang telah divulkanisasi, sedangkan vulkanisasi merupakan suatu proses pembentukan ikatan ikatan atom karbon pada karet alam dengan menggunakan suhu 100 - 180c untuk menaikkan sifat elastisitas dan menurunkan sifat plastisitas pada karet.Hal pertama yang kami lakukan adalah melakukan uji penuaan pada kompon 1, tujuan dari pengujian ini adalah untuk meningkatkan sifat plastisitas dan menurunkan sifat elastisitas pada kompon, berat kompon sebelum uji penuaan adalah 17,71 gram setelah pengujian beratnya menjadi 17,60 gram, perubahan ini terjadi karena pada proses penuaan kompon diberikan tekanan dan suhu,sehingga terjadi perubahan pada kompon, setelah itu melakukan pengujian retak lentur, pada putaran ke 1943 kompon mengalami retakan pada spesimen ( bagian tengah ) , dan mengalami perubahan berat menjadi 16,81 gram.Pada kompon kedua , berat kompon sebelum pengujian retak lentur sebesar 24 gram, lalu melakukan pengujian sesuai dengan prosedur percobaan, pada putaran ke 8000 kompon mengalami keretakan pada bagian spesimen dan beratnya berubah menjadi 13,40 gram.Pada kompon ketiga , berat kompon sebelum pengujian retak lentur sebesar 24,5 gram , lalu melakukan pengujian, pada putaran ke 6000 kompon mengalami keretakan pada bagian spesimennya, dan beratnya berubah menjadi 13,48 gram Dari percobaan pada kompon 1,2,dan 3 , kompon 1 lebih cepat mengalami retakan dari pada kompon 2 dan 3, hal ini dikarenakan kompon 1 telah mengalami uji penuaan yang menyebabkan meningkatnya sifat plastisitas pada kompon sehingga kompon lebih cepat mengalami retakan. Sedangkan pada kompon 2 dan 3, kompon 2 lebih cepat mengalami retakan, hal ini dikarenakan tidak sempurnanya saat proses vulkanisasi yang menyebabkan ikatan atom karbon pada kompon 3 lebih sedikit dibandingkan kompon 2.Menurut Standart Nasional Indonesia Mutu Sol karet Cetak No. SNI 0788-1989-A bahwa untuk standart kompon dengan pengujian retak lentur dengan menggunakan alat demattia flex cracking kelas A bahwa kompon retak pada kecepatan gerakan ke 11000 . dengan membandingkan jumlah gerakan kompon 1,2,dan 3 dengan literatur dapat disimpulkan bahwa kompon yang kami gunakan jauh dibawah standart mutu yang tertera.

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan percobaan , dapat disimpulkan bahwa : Tujuan dari percobaan ini adalah untuk dapat mengetahui ketahanan retak dari sampel yang dibuat dan dapat membandingkan sampel tersebut dengan literatur yang ada Kompon merupakan karet alam yang telah divulkanisasi Vulkanisasi adalah proses pembentukan ikatan ikatan atom karbon dalam karet dengan pemansan . Tujuan dari vulkanisasi adalah untuk meningkatkan elastisitas dan menurunkan sifat plastisitas dari karet Uji penuaan dilakukan agar sifat plastisitas pada kompon meningkat Dari data didapat : Kompon 1 Berat awal 17,60 gram , berat setelah uji retak lentur = 16,81jumlah gerakan = 1943 kali Kompon 2Berat awal 24 gram , berat setelah uji retak lentur = 23,40 gramjumlah gerakan = 8000 kali Kompon 3Berat awal 24,5gram , berat setelah uji retak lentur = 23,48 gramjumlah gerakan = 6000 kali Menurut Standart Nasional Indonesia Mutu Sol karet Cetak No. SNI 0788-1989-A bahwa untuk standart kompon dengan pengujian retak lentur dengan menggunakan alat demattia flex cracking kelas A bahwa kompon retak pada kecepatan gerakan ke 11000 . dengan membandingkan jumlah gerakan kompon 1,2,dan 3 dengan literatur dapat disimpulkan bahwa kompon yang kami gunakan jauh dibawah standart mutu yang tertera.

STANDAR NASIONAL INDONESIA MUTU SOL KARET CETAK NO . SNI 0788-1989-A

NOSTANDAR UJIPERSYARATANSATUAN

KELAS AKELAS B

1Tegangan putusMin 150Min 120Kg/

2Perpanjangan putusMin 250Min 150%

3kekerasan55-8055-80Shore A

4Ketahanan sobekMin 60Min 40Kg/

5Perpanjangan tetapMaks 4Maks 7%

6Ketahanan retak lentur1100010500kali

7Bobot jenisMaks 1Maks 1,5g/