Uji Koagulasi

9
I. Judul : Uji Koagulasi II. Tujuan : Untuk mempelajari beberapa uji terhadap larutan protein III. Dasar Teori Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel hewan dan manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan Van Der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen. Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan struktur molekulnya. Struktur protein terdiri dari empat macam:

description

Uji Protein Biokimia

Transcript of Uji Koagulasi

Page 1: Uji Koagulasi

I. Judul : Uji Koagulasi

II. Tujuan : Untuk mempelajari beberapa uji terhadap larutan

protein

III. Dasar Teori

Protein berasal dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling

utama”. Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi

yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan

satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi

rata-rata unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen

26%, dan kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan

komponen utama sel hewan dan manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat

berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi

sebagai biokatalisator. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau

eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh

bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam

protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan

ikatan Van Der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu

pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan detergen.

Penggolongan protein dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan

struktur molekulnya. Struktur protein terdiri dari empat macam:

1. Struktur primer (struktur utama)

Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu

sama lainsecara kovalen melalui ikatan peptida.

2. Struktur sekunder 

Protein sudah mengalami interaksi intermolekul, melalui rantai samping asam

amino. Ikatan yang membentuk struktur ini, didominasi oleh ikatan hidrogen antar

rantai samping yang membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan

hidrogennya.

3. Struktur tersier

Page 2: Uji Koagulasi

Terbentuknya karena adanya pelipatan membentuk struktur yang kompleks.

Pelipatan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi

ionik,ikatan hidrofobik, ikatan hidrofilik.

4. Struktur Kuartener

Terbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata lain multi sub unit.

Interaksi intermolekul antar sub unit protein ini membentuk struktur

keempat/kuartener.

Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik 

1. Protein Globular 

Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat)

membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin, protein ini

larut dalam air, asam, basa dan etanol.

2. Protein serabut (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun

memanjang dan memberikan peran struktural atau pelindung. Protein ini tidak

larut dalam air, asam, basa maupun etanol.

Sifat-sifat protein berbeda-beda saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dan

pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya. Kelarutan protein akan berkurang

bila kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan

terus terjadi karena pengendapan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi

kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.

Garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul

protein akan berkurang.

Protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (-OH) dapat bereaksi

dengan larutan merkuri nitrat menghasilkan larutan atau endapan yang berwarna

merah. Dalam suasana basa, Cu bereaksi dengan beberapa jenis larutan protein

dan menghasilkan warna violet. Protein dengan penambahan asam atau

pemanasan akan mengalami koagulasi. Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu

biasanya bekisar 4-4,5 protein mempunyai muatan positif dan negatif sama,

sehingga saling menetralkan), kelarutan protein sangat menurun atau mengendap.

Pada temperatur diatas 600C kelarutan protein akan berkurang karena pada

temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi

Page 3: Uji Koagulasi

getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tersier dan

kuartener yang menyebabkan koagulasi. Protein dapat diendapkan dengan

penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta

dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol

berkompetisi dengan protein terhadap air.

Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang mangandung raksa (I) nitrat

dan raksa (II) nitrat. Bila reagen millon dicampurkan dengan larutan yang

mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang akan berubah merah bila

dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji millon adalah larutan merkuri dan

ion merkuro dalam suasana asam nitrat. Warna merah yang terbentuk mungkin

adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi reagen Millon's adalah sebuah

reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan larut protein.

Albumin (terbentuk dari bahasa Latin: albumen "(telur) putih, telur kering

putih") adalah keluarga protein globular, yang paling umum digunakan adalah

albumin serum. Keluarga albumin terdiri dari semua protein yang larut dalam air,

yang cukup larut dalam larutan garam terkonsentrasi, dan pengalaman denaturasi

panas. Albumin biasanya ditemukan dalam plasma darah, dan unik dari protein

darah lainnya dalam bahwa mereka tidak glikosilasi. Zat yang mengandung

Albumin, seperti putih telur, disebut albuminoids.

IV. Alat dan Bahan

Alat :

1. Pipet tetes

2. Gelas ukur

3. Beker gelas

4. Tabung reaksi

5. Rak tabung reaksi

6. Penjepit tabung reaksi

7. Hot plate

8. Batang pengaduk

Bahan:

Page 4: Uji Koagulasi

1. Larutan Albumin

2. Asam asetat 1 M

3. Reagen Millon

4. H2O

V. Prosedur

Uji Koagulasi

Tambahkan 2 mL HOAc ke dalam 5 mL larutan protein. Letakkan tabung

dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan bataang Pengaduk.

Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan Reagen Millon.

VI. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan

No SampelPemanasan Uji

kelarutan airUji reagen millon

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah1 Albumin Bening Larutan

keruh dan endapan putih

Endapan terlarut (larutan bening)

Larutan bening dan endapan putih

Larutan bening dan endapan putih

VII. Persamaan Reaksi

Endapan + Reagen Millon

Page 5: Uji Koagulasi

Endapan + Air

VIII. Pembahasan

Percobaan kali ini adalah mengenai tentang reaksi uji protein yang

bertujuan untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam protein. Uji yang

digunakan adalah uji koagulasi sedangkan larutan yang di uji adalah albumin.

Pada uji koagulasi dengan sampel albumin. Sampel ditetetesi dengan asam asetat

lalu dipanaskan dengan melatakkan tabung kedalam air mendidih, Penggumpalan

dapat terjadi pada saat pemanasan, dengan proses pemanasan struktur protein akan

menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan ini diperoleh endapan,tetapi endapan

yang diperoleh sangat sedikit. Endapan yang diperoleh diuji dengan reagen millon

Page 6: Uji Koagulasi

dan uji kelarutan dengan air. endapan yang ditambahkan dengan reagen millon

menghasilkan endapan Putih. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi

menghasilkan negatif terhadap uji millon. Seharusnya endapan berwarna merah

yang menunjukkan uji positif,hal ini merupakan endapan protein, hanya saja telah

terjadi perubahan struktur tersier ataupun kwartener, sehingga protein tersebut

mengendap. Perubahan struktur tersier albumin ini tidak dapat diubah kembali ke

bentuk semula, ini bisa dilihat dari tidak larutnya endapan albumin itu dalam air

tetapi pada percobaan ini albumin larut dalam air,hal ini bisa disebabkan oleh

endapan yang sangat sedikit sehingga ketika endapan dilarutkan dengan

air,praktikan kurang teliti dalam mengamatinya. Protein yang tercampur oleh

senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada albumin yang

terkoagulasi setelah ditambahkan CH3COOH. Koagulasi ini terjadi bila larutan

protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam

tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya

koagulasi (penggumpalan).

IX. Kesimpulan

1. Larutan albumin positif terhadap uji koagulasi

2. Penggumpalan yang dapat terjadi pada uji koagulasi karena pemanasan yang

dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak.

3. Terjadinya koagulasi disebabkan karena ion H+ dari CH3COOH terikat pada

gugus negatif pada protein. Ketika ion H+ dari asam asetat masuk ke dalam

larutan, akan mempengaruhi keseimbangan dan pengkutuban muatan dari

molekul protein.