UJI KERAS
-
Upload
anthony-woenarwan -
Category
Documents
-
view
128 -
download
0
description
Transcript of UJI KERAS
UJI KERAS
I. TUJUANMengetahui kekerasan material sebagai ukuran ketahanan logam terhadap
deformasi plastis setempat.
II. TEORI DASARKekerasan sendiri secara umum didefinisikan sebagai kemampuan suatu
material untuk menahan beban indentasi atau penetrasi (penekanan). Secara komersial
pengujian kekerasan lebih umum dilakukan pada logam dibandingkan pada meterial
lainnya. Ada beberapa metode untuk mengetahui kekerasan suatu material, yaitu:
a. Scratch yaitu dengan cara menggoreskan material yang akan diuji dengan
mineral yang telah diketahui kekerasannya. Metode ini digunakan secara
khusus oleh ahli mineral (mineralogist). Adapun mineral yang telah diketahui
kekerasannya digunakan sebagai standar dan dikenal sebagai Mohs’Scale.
b. Rebound/Dynamic/Shore Scleroscop yaitu dengan menjatuhkan indentor ke
atas permukaan logam dari suatu ketinggian tertentu, kerekasan dinyatakan
sebagai gaya/energi impak.
c. Indentation yaitu dengan cara memberikan gaya tekan melalui indentor pada
permukaan logam, jejak yang terbentuk selanjutnya digunakan sebagai ukuran
dalam menentukan kekerasan logam. Indentor dapat berbentuk bola atau
piramida, Gambar 1. Pengukuran kekerassan dengan metode indentasi dapat
digunakan untuk mengukur kekerasan logam makro maupun mikro, dengan
metoda Brinnel, Rockwell, Vickers ,dan Knoop.
Gambar 1. Bentuk Indentor dan jejak hasil uji keras
(www.alatuji.com)
Metode Brinnel menggunakan indentor bola baja yang dikeraskan
berdiameter 10 mm, adapun beban yang diberikan sesuai dengan jenis logamnya.
Angka kekerasan Brinnel (BHN) dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
BHN= 2 P
(π . D ) ¿¿
Keterangan:
P = Beban (N)
D = Diameter indentor (mm)
D (D1) = Diameter jejak (mm)
Gambar 2. Skema uji keras Brinnel
(www.hmwire.com)
Metode Rockwell serupa dengan metode Brinnel,angka kekerasan dinyatakan oleh
kemampuan logam menahan gaya tekan dari indentor. Pada metode Rockwell indentor
juga terbuat dari baja yang dikeraskan dengan dimensi yang lebih kecil, demikian halnya
dengan diberikan juga lebih kecil dari metode Brinnel.Metode Rockwell dapat digunakan
untuk logam yang tingkat kekerasannya berada diluar skala Brinnel. Metode ini banyak
digunakan di industri karena, cepat, dan dapat langsung dibaca angka kekerasannya.
Metode Vickers menggunakan indentor piramida intan dengan sudut puncak 136º,
dengan beban bervariasi antara 5 kg sampai 120 kg. Jejak yag terjadi berbentuk segi
empat, yang hanya dapat diamati melalui mikroskop.
Gambar 3. Indentor piramida intan dengan sudut 136o
(www.istone.ntua.gr)
Angka kekerasan Vickers (VHN) dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut [1]:
VHN=2 P sin α
2d2 g
VHN=1,854 P
d2 g
Keterangan:
P = Beban (N)
α = Sudut puncak indentor intas (136º)
d = Diagonal rata-rata jejak penekanan (mm)
g = Gravitasi (m/s2)
III. PERALATAN PERCOBAANa. Mesin uji keras QV-1000
b. Mistar sorong
c. Gerinda
d. Benda uji yang dapat terdiri dari: baja karbon, tembaga, dan aluminium, serta
komponen yang terbuat dari baja (praktikan wajib membawa sendiri).
e. Mikroskop Stereo (bila diperlukan)
f. OES (Optical Electron Spectrometer)
.
IV. PROSEDUR PERCOBAANa. Pastikan permukaan specimen dalam kondisi rata, apabila tidak ratakan dahulu
benda uji dengan ampelas/kikir dan pastikan juga tidak terjadi pemanasan
setempat.
b. Pertama, putar switch ke posisi Brinnel (HD), Rockwell atau Vikcers (VHN),
ditentukan asisten.
c. Letakan specimen pada tempatnya, atur ketinggian specimen dengan memutar
tuas sampai angka di layar menunjukan angka 0. Perhatikan agar jangan sampai
terlewat denga cara mengatur scale adjustment .
d. Atur beban sesuai dengan material yang akan diuji.
e. Tarik tuas sampai indentor menyentuh spesimen, dan biarkan selama 20 detik.
f. Catat hasil pengukuran yang terekam, dan kembalikan tuas dapa posisi semula.
g. Pindahkan spesimen ke arah mikroskop, dan amati bentuk jejak yang terjadi serta
ukur diameternya. Kemudian catat data pada lembar data yang telah disediakan.
V. TUGAS DAN PERTANYAAN1. Dari data yang diperoleh hitung angka kekerasan Birnnel/Rockwell dari logam
yang diberikan, serta perkirakan kekuatannya.
2. Apa yang dimaksud dengan kekerasan material? Jelaskan pula apa yang
membedakan macrohardness, microhardness dan nanohardness?
Jawab:
Kekerasan adalah kemampuan suatu material untuk menahan beban
indentasi dan ketahanan suatu material terhadap deformasi plastis.
Macrohardness adalah pengujian kekerasan dengan beban indentasi
berukuran makro. Macrohardness meninggalkan jejak yang cukup besar dan
dalam. Metode indentasi yang menggunakan macrohardness adalah Rockwell,
Brinnel, dan Vickers. Pembebanan indentasinya sebesar 50 N sampai 30000 N.
Microhardness adalah pengujian kekerasan dengan beban indentasi
berukuran mikro. Microhardness meninggalkan jejak yang sangat kecil sehingga
hanya dapat dilihat mengunakan mikroskop. Metode indentasi yang
menggunakan microhardness adalah Vickers dan Knoop.
Nanohardness adalah pengujian kekerasan dengan beban indentasi
berukuran nano. Nanohardness meninggalkan jejak yang sama sekali tidak dapat
dilihat dengan kasat mata sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop
elektron. Nanohardness biasanya memiliki jejak yang sangat presisi.
3. Jelaskan mengapa pengujian kekerasan lebih sering digunakan dibanding
pengujian mekanik lainnya?
4. Metode apa yang lebih umum digunakan untuk menguji kekerasan dan jelaskan
mengapa?
Jawab:
Metode yang lebih umum digunakan dalam uji keras adalah metode
Rockwell, karena
5. Jelaskan apakah ketebalan spesimen memegang peranan dalam pengujian
kekerasan logam?
Jawab:
Ketebalan spesimen memiliki peranan dalam pengujian kekerasan logam
karena jika spesimen memiliki tebal yang tipis, beban indentasi dapat menembus
spesimen sehingga hasil yang didapat tidak akurat.
6. Jelaskan faktor apakah yang menjadi penentu dalam memilih metode pengujian
kekerasan makro ?
7. Jelaskan bagaimana cara menentukan kekerasan besi cor?
8. Kekuatan dan kekerasan logam secara definisi menyatakan bahwa kedua
parameter tersebut menyatakan ketahanan material terhadap deformasi plastis.
Dari data kekerasan yang diperoleh dapatkah dihitung kekuatannya? Apabila ya
hitung kekuatan logam tersebut.
9. Keramik dalam aplikasinya dipilih karena memiliki tingkat kekerasan yang sangat
tinggi. Jelaskan bagaimana cara menentukan kekerasan keramik?
10. Jelaskan tentang skala mohs?
Jawab:
Kekerasan
Mohs
Mineral Kekerasan
Absolut
Gambar
1 Talek 1
2 Gipsum 3
3 Kalsit 9
4 Fluorit 21
5 Apatit 48
6 Feldspar Ortoklas 72
7 Kuarsa 100
8 Topaz 200
9 Korundum 400
10 Intan 1600
11. Apa yang dimaksud dengan Non-Destructive Test? Dan metode apa saja yang
termasuk dalam Non-Destructive Test?
Jawab:
Non-Destructive Test adalah aktivitas tes atau pengujian terhadap suatu
objek (material, rangka mesin, rangka pipa, dll) untuk mengetahui lebih jelas
kondisi mesin dan untuk mengetahui isi kandungannya dan komposisi yang ada
dalam objek pengujian, apakah kondisi objek dalam keadaan rusak, retak, hancur
atau terjadi ketidak sinambungan objek atau atau hal-hal lainnya.
Metode Non-Destructive Test:
- Visual Inspection
- Liquid Penetran Test
- Magnetic Particle Inspection
- Eddy Current Test
- Ultrasonic Inspection
- Radiographic Inspection
A. RUMUS PERHITUNGAN
VHN=1,854 P
d2 g
P = Beban yang diberikan (N)
d = diagonal (mm)
g = gravitasi (m/s2)
B. CONTOH PERHITUNGAN
- Baja (percobaan ke-5)
Dik: d = 0,152 mm , P = 9,807 N , g = 9,81 m/s2
Dit: VHN ?
Jawab:
VHN =1,854 P
d2 g
VHN =1,854(9,807)(0,152 )2(9,81)
VHN = 80,22 HV
- Tembaga (percobaan ke-5)
Dik: d = 0,1155 mm , P = 9,807 N , g = 9,81 m/s2
Dit: VHN ?
Jawab:
VHN =1,854 P
d2 g
VHN =1,854 (9,807)
(0,1155)2(9,81)
VHN = 138,9 HV
- Aluminium (percobaan ke-5)
Dik: d = 0,161 mm , P = 9,807 N , g = 9,81 m/s2
Dit: VHN ?
Jawab:
VHN =1,854 P
d2 g
VHN =1,854(9,807)(0,161 )2(9,81)
VHN = 71,5 HV
C. ANALISIS
VII. SIMPULAN- Kekerasan baja memiliki nilai paling tinggi dibandingkan aluminium dan
tembaga.
-
VIII. DAFTAR PUSTAKA[1] Callister, W.D., (2001): Fundamentals of Materials Science and Engineering,
John Willey & Sons, New York.
IX. LAMPIRAN