UJI HEPATOPROTEKTIF JANGKA PANJANG EKSTRAK … · Struktur senyawa betasianin ..... 16 Gambar 6....
Transcript of UJI HEPATOPROTEKTIF JANGKA PANJANG EKSTRAK … · Struktur senyawa betasianin ..... 16 Gambar 6....
UJI HEPATOPROTEKTIF JANGKA PANJANG EKSTRAK ETANOL
50% DAGING BUAH Hylocereus polyrhizus TERHADAP KADAR ALT
DAN AST PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
KARBON TETRAKLORIDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Anastasia Kristanti Setiadi
NIM : 148114054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI HEPATOPROTEKTIF JANGKA PANJANG EKSTRAK ETANOL
50% DAGING BUAH Hylocereus polyrhizus TERHADAP KADAR ALT
DAN AST PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
KARBON TETRAKLORIDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Anastasia Kristanti Setiadi
NIM : 148114054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahau Skripsi Berjudul
UJI HEPATOPROTEKTIF JANGKA PANJANG EKSTRAK ETANOL
50% DAGING BUAII Hylocereus polyrhizus TERHADAP KADAR ALTDAN AST PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
K,A.RBON TETRAKLORIDA
Oleh:
Anast ia I(ristanti Setiacli
1.+05.1
M.P., Ph.D.
Apt.
iii
tas Sanata Dharma
gal 11.Tanurari2018
'{engctal-rui
ultas Farirasi
tas Sru-rata [)harr-na
.. Del'ltrl
(Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.)
Tanda Tangan
Apt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahakan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Setiadi Harmoko, Caroline Untari Setiawan, dan Harris Kristanto Setiadi
Semua teman yang telah memberikan semangat
Serta Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKARTA
Puji Tuhan penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan Rahmat-Nya skripsi dengan judul “Uji Hepatoprotektif Jangka Panjang
Ekstrak Etanol 50% Daging Buah Hylocereus polyrhizus Terhadap Kadar ALT
dan AST pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon Tetraklorida” dapat
penulis selesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Fram.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberi bimbingan, dukungan, motivasi, saran, dan waktu
untuk berdiskusi bersama penulis dalam proses penelitian dan pembuatan
skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. yang telah memberikan saran dan
kritik demi kemajuan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. yang telah memberikan saran dan
kritik demi kemajuan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. selaku kepala penanggung jawab
laboratorium fakultas farmasi yang telah memberikan ijin dalam
penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.
6. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Parlan, Pak Bimo,
dan Pak Kunto selaku laboran laboratorium Fakultas Farmasi yang telah
membantu penulis dalam proses pelaksanaan penelitian di laboratorium.
7. Keluarga tercinta, Papa Setiadi Harmoko, Mama Caroline Untari
Setiawan, dan Koko Harris Kristanto Setiadi yang telah memberikan doa,
semangat, motivasi, serta dukungan baik moral maupun materil demi
kelancaran studi dan pembuatan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Teman seperjuangan dari awal kuliah dan dalam penelitian hingga proses
penyusunan skripsi yang sudah saling mendukung dan memotivasi,
Monica Praditya P.A., Ivon Indah P., dan Satriavi Yanuar D.
9. Teman teman dekat yang selalu mendukung dan memotivasi selama
skripsi dan perkuliahan Monica P.P.A., Ivon Indah P., Maria Clara, Deni
Aditya C., dan YB Abraham.
10. Teman-teman FSM B 2014 serta angkatan 2014 Farmasi yang telah
memberikan banyak masukan dan semangat dalam menyelesaikan naskah
ini.
11. Sahabat saya yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu dari SD, SMP,
SMA hingga saat ini terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah
diberikan hingga dapat menyelesaikan naskah ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dalam penyelesaian penyusunan naskah ini.
Penulis menyadari bahwa naskah penelitian ini masih jauh dari sempurna
sehingga masih memiliki kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun naskah penelitian agar dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 11 Januari 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
INTISARI ........................................................................................................ xiii
ABSTRACT ...................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
METODOLOGI .............................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 6
Determinasi Tanaman ....................................................................... 6
Ekstraksi Etanol 50% Daging Buah Hylocereus polyrhizus .............. 6
Uji Pendahuluan ................................................................................. 7
Hasil Uji Hepatoprotektif .................................................................. 10
KESIMPULAN ............................................................................................... 17
SARAN ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................... 19
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Purata Kadar ALT±SE pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4 ............................................................................. 7
Tabel II. Hasil Uji Post Hoc Kadar ALT Jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4 ............................................................................. 8
Tabel III. Purata Kadar AST±SE pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4 ............................................................................. 8
Tabel IV. Hasil Uji Post Hoc Kadar AST Jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4 ............................................................................. 9
Tabel V. Uji Efek Hepatoprotektif Jangka Panjang Ekstrak Etanol 50%
Daging Buah Hylocereus polyrhizus ............................................. 11
Tabel VI. Hasil Uji Post Hoc Kadar ALT pada Kelompok Perlakuan ......... 12
Tabel VII. Hasil Uji Post Hoc Kadar AST pada Kelompok Perlakuan ......... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram batang purata kadar ALT setelah pemberian CCl4 pada
jam ke-0, 24, 48, dan 72 ............................................................... 8
Gambar 2. Diagram batang purata kadar ALT setelah pemberian CCl4 pada
jam ke-0, 24, 48, dan 72 ............................................................... 9
Gambar 3. Diagram batang purata kadar ALT kelompok perlakuan ............. 11
Gambar 4. Diagram batang purata kadar ALT kelompok perlakuan ............. 12
Gambar 5. Struktur senyawa betasianin ......................................................... 16
Gambar 6. Buah Hylocereus polyrhizus ......................................................... 23
Gambar 7. Proses penghancuran daging buah Hylocereus polyrhizus .......... 23
Gambar 8. Ekstrak kental ............................................................................... 23
Gambar 9. Ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus .............. 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance .......................................................... 20
Lampiran 2. Surat Pengesahan Determinasi Buah Hylocereus polyrhizus .. 21
Lampiran 3. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian
data secara statistik .................................................................. 22
Lampiran 4. Tahapan ekstraksi .................................................................... 23
Lampiran 5. Perhitungan persen rendemen ekstrak etanol 50% daging buah
Hylocereus polyrhizus .............................................................. 24
Lampiran 6. Analisis statistik kadar ALT pada uji pendahuluan penentuan
waktu pencuplikan darah tikus terinduksi karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB ..................................................................... 24
Lampiran 7. Analisis statistik kadar AST pada uji pendahuluan penentuan
waktu pencuplikan darah tikus terinduksi karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB ..................................................................... 30
Lampiran 8. Analisis statistik kadar ALT kelompok perlakuan ekstrak
etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus terinduksi
karbon tetraklorida 2 mL/kgBB ............................................... 33
Lampiran 9. Analisis statistik kadar AST kelompok perlakuan ekstrak
etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus terinduksi
karbon tetraklorida 2 mL/kgBB ............................................... 39
Lampiran 10. Perhitungan Dosis ekstrak 50% etanol Hylocereus polyrhizus 46
Lampiran 11. Perhitungan Persen Penurunan Terhadap Kadar ALT dan
AST .......................................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotekif dan dosis
efektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus
polyrhizus pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida (CCl4)
dengan penurunan kadar ALT-AST. Penelitian yang dilakukan merupakan
eksperimental murni rancangan acak lengkap pola searah dengan menggunakan
tikus jantan galur Wistar sebanyak 30 ekor yang dibagi secara acak dalam 6
kelompok. Kelompok I sebagai kontrol hepatotoksin (CCl4 2 mL/kgBB secara
intraperitonial). Kelompok II sebagai kontrol negatif (CMC-Na 1% 20 mL/kgBB
secara peroral). Kelompok III sebagai kontrol ekstrak (ekstrak etanol 50% daging
buah Hylocereus polyrhizus 600mg/kgBB secara peroral). Kelompok IV-VI
merupakan kelompok perlakuan dengan 3 peringkat dosis ekstrak etanol 50%
daging buah Hylocereus polyrhizus yaitu 150; 300; dan 600 mg/kgBB secara
peroral selama 6 hari berturut-turut dan pemberian CCl4 pada hari ke-7. Dilakukan
pengambilan darah pada daerah sinus orbitalis mata untuk penetapan kadar ALT
dan AST pada jam ke-24 setelah pemberian CCl4. Data kadar ALT dan AST
dianalisis dengan metode Shapiro-Wilk dilanjutkan uji One Way ANOVA 95% dan
uji Post-Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan dosis 600 mg/kgBB ekstrak
etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus memiliki efek hepatoprotektif
dengan menurunkan kadar ALT dan AST yang memberikan perbedaan bermakna
(p<0,05) terhadap kontrol hepatotoksin CCl4 dengan persen efek hepatoprotektif
ALT sebesar 113,32% dan AST sebesar 79,78%. Dosis efektif ekstrak etanol 50%
daging buah Hylocereus polyrhizus adalah 600 mg/kgBB. Dapat disimpulkan
ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus memiliki efek
hepatoprotektif jangka panjang dengan menurunkan kadar ALT dan AST pada
tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
Kata kunci: efek hepatoprotektif, dosis efektif, Hylocereus polyrhizus, karbon
tetraklorida, ALT dan AST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
The aim of study research was to determine long term hepatoprotective
effect of 50% ethanol extract of Hylocereus polyrhizus pulp to ALT and AST
level and found the effective dose in male Wistar rats induced carbon tetracholide
(CCl4). This research was purely experimental research with randomized complete
direct sampling design. This research used 30 male rats of Wistar strain were
randomly divided into 6 groups. Group I was hepatoxin control of carbon
tetrachloride 2 mL/kgBW given intraperitoneally. Group II was negative control
of CMC-Na 1% 20 mL/kgBW given orally. Group III was given ethanol extract
50% ethanol of Hylocereus polyrhizus pulp 600 mg/kgBW. Group IV-VI the
treatment group with 3 stages of dose 150; 300; and 600 mg/kgBW given 50%
ethanol extract Hylocereus polyrhizus pulp orally for six days in a row and on the
7th
day carbon tetrachloride was granted. The blood sampel from all groups was
obtained by sinus orbitalis after 24 hours application for measured the ALT and
AST level. The obtained data ALT and AST level were analyzed using Shapiro
Wilk, followed by One Way ANOVA test with 95% confidence level and LSD
test. The result showed that 600 mg/kgBW dose 50% ethanol extract of
Hylocereus polyrhizus pulp had a hepatoprotective effect by lowering ALT and
AST level that gave significant difference (p<0.05) to control of hepatotoxin CCl4
with percent hepatoprotective of ALT was 113.32% dan AST was 79.78%. The
effective dose of 50% ethanol extract of Hylocereus polyrhizus pulp was 600
mg/kgBW. It can be concluded that 50% ethanol extract of of Hylocereus
polyrhizus pulp had a hepatoprotective effect by lowering ALT and AST level in
male Wistar rats induced by carbon tetrachloride.
Keywords : hepatoprotective effect, effective dose, Hylocereus polyrhizus, carbon
tetrachloride, ALT and AST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Hati merupakan organ intenstinal terbesar dalam tubuh yang memiliki
bobot antara 2% hingga 3% bobot tubuh manusia (Misih et al., 2014). Organ ini
memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh seperti memetabolisme xenobiotik,
sintesis enzim dan protein plasma, serta sebagai tempat penyimpanan glikogen,
vitamin larut lemak dan nutrisi lainnya. Hati merupakan organ yang rentan
mengalami kerusakan. (Hodgson, 2010). Perlemakan hati merupakan salah satu
kasus penyakit hati yang sering dijumpai. Kasus perlemakan hati non alkoholik
atau sering dikenal dengan Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) saat ini
mengalami peningkatan di negara maju dan berkembang. Prevalensi NAFLD di
beberapa negara Asia pada populasi dewasa yaitu bekisar antara 5%-24% di
China, 17% di Malaysia, dan 30% di Indonesia (Moghaddasifar et al., 2016).
Karbon tetraklorida (CCl4) merupakan salah satu senyawa yang saat ini
banyak digunakan dalam penelitian untuk menginduksi efek hepatotoksik (Weber
et al., 2003). CCl4 dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi radikal bebas oleh
Sitokrom P450 2E1 (CYP2E1) menjadi radikal triklorometil (•CCl3) dan
kemudian menjadi radikal triklorometilperoksi (CCl3OO•) (Klaassen, 2001).
Radikal bebas yang terbentuk dapat menyebabkan nekrosis dan infiltrasi lemak
dalam waktu yang cukup singkat (Longo and Fauci, 2013). Kerusakan hati dapat
ditandai dengan peningkatan kadar ALT, AST, ALP, dan bilirubin (Gowda et al.,
2009). Kerusakan organ dan jaringan yang diakibatkan oleh radikal bebas dapat
dihambat oleh antioksidan (Lobo et al., 2010).
Obat herbal dapat berpotensi sebagai hepatoprotektor. Hepatoprotektor
merupakan suatu senyawa yang dapat melindungi hati dari zat yang dapat
merusak hati (Dalimartha, 2003). Berdasarkan penelitian Mohammed et al.
(2013) diketahui ekstrak metanol Hylocereus polyrhizus memiliki efek
hepatoprotektif. Daging buah Hylocereus polyrhizus mengandung senyawa
antioksidan seperti betasianin yang dapat menstabilkan radikal bebas dengan
berperan sebagai donor elektron. Selain itu daging buah Hylocereus polyrhrizus
juga memiliki kandungan senyawa antioksidan seperti polifenol, tokoferol,
flavonoid, vitamin C, dan vitamin E (Rebecca et al., 2010; Lim et al., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut Choo and Yong (2011), kandungan senyawa antioksidan seperti asam
askorbat dan total fenolik pada daging buah Hylocereus polyrhizus lebih tinggi
dibandingkan penggunaan seluruh bagian buah (daging dan kulit buah)
Hylocereus polyrhizus. Berdasarkan penelitian Ravichandran et al. (2011) dan
Ngo et al. (2017) penggunaan pelarut etanol 50% efektif dalam menyari
kandungan betasianin dan flavonoid secara optimal. Sehingga pada penelitian ini
digunakan daging buah Hylocereus polyrhizus untuk mendapatkan jumlah
kandungan senyawa antioksidan yang optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif dan dosis
efektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus
polyrhizus terhadap kadar ALT-AST pada tikus jantan galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida.
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan adalah daging dan biji (tanpa kulit)
buah Hylocereus polyrhizus, etanol 70% Brataco®, aquadest, karbon tetraklorida
Merck®, olive oil bertolli®, CMC-Na 1%, reagen ALT Diasys®, reagen AST
Diasys® dan hewan uji tikus jantan galur Wistar. Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain oven, beker gelas, gelas ukur, batang pengaduk, labu
ukur, labu erlenmeyer, mortir, stamper, alumunium foil, shaker, timbangan
analitik, rotary evaporator, tabung Effendorf, lemari pendingin, cawan porselen,
sendok, pipa kapiler, spuit injeksi dan spuit peroral, spektrofotometer Microlab
300.
Metode
Penelitian ini mengukur kadar ALT dan AST pada subjek uji tikus jantan
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Subjek uji diperoleh dari
Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma. Tikus galur Wistar yang
digunakan berjenis kelamin jantan berusia 2-3 bulan dengan berat badan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
150-250 gram. Tikus tersebut dibagi ke dalam orientasi dan perlakuan. Protokol
dan prosedur penelitian yang dilakukan telah disetujui oleh Medical and Health
Research Ethics Committee (MHREC) Faculty of Medicine Gadjah Mada
University yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Buah Hylocereus polyrhizus
diperoleh dari perkebunan buah naga Kulon Progo yang dikumpulkan pada Juli
2017.
Determinasi tanaman
Determinasi buah Hylocereus polyrhizus dilakukan di laboratorium
Fakultas Farmasi bagian Biologi Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pengumpulan bahan dan ekstraksi
Buah Hylocereus polyrhizus diperoleh dari perkebunan buah naga Kulon
Progo yang dikumpulkan pada Juli 2017. Sebelum dilakukan proses ekstrasi buah
Hylocereus polyrhizus dicuci dengan air mengalir. Diambil daging dan biji buah
Hylocereus polyrhizus sebanyak 100 g dan dihancurkan kemudian direndam
dalam etanol 50% sebanyak 250 mL dalam labu erlenmeyer yang ditutup dengan
alumunium foil dan dimaserasi selama 24 jam menggunakan shaker. Ekstrak
kemudian disaring dengan corong Buchner. Dilakukan remaserasi sebanyak 2
kali. Akumulasi ekstrak yang telah disaring kemudian diuapkan menggunakan
rotary evaporator selama 1 jam dengan suhu 60oC. Kemudian ekstrak
dipindahkan ke dalam cawan porselen dan ditimbang massanya. Ekstrak
kemudian dikeringkan pada suhu 50oC dengan oven hingga didapatkan ekstrak
kental. Menurut Farmakope Herbal Indonesia, ekstrak kental didapatkan ketika
sudah mencapai bobot tetap, yaitu apabila perbedaan dua kali penimbangan
berturut-turut setelah dikeringkan selama 1 jam tidak melebihi 0,5 mg pada
penimbangan dengan menggunakan timbangan analitik (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2008).
Pembuatan Larutan Karbon Tetraklorida Konsentrasi 50%
Larutan karbon tetraklorida dibuat dengan perbandingan volume karbon
tetraklorida dan olive oil sebagai pelarut sebesar 1:1. Larutan dibuat dengan
melarutkan karbon tetraklorida ke dalam olive oil yang memiliki volume yang
sama (Janakat and Al-Merie, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penetapan Dosis Ekstrak Etanol 50% Daging Buah Hylocereus polyrhizus
Dosis ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus dibuat
menjadi 3 peringkat dosis yaitu dosis 150mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan
600mg/kgBB. Dosis ekstrak metanol buah naga merah yang memiliki efek
hepatoprotektif yaitu sebesar 300mg/kgBB (Mohammed et al., 2013). Sehingga
pada uji ini digunakan dosis dibawah dan diatas dosis yang memiliki efek
hepatoprotektif untuk didapatkan dosis optimal ekstrak buah naga merah yang
dapat memberikan efek hepatoprotektif.
Uji Pendahuluan
Dosis Karbon Tetraklorida yang digunakan untuk menginduksi kerusakan
hati tikus jantan galur Wistar yaitu 2 mL/kgBB dengan perbandingan volume
karbon tetraklorida dan olive oil sebesar 1:1 (Janakat and Al-Merie, 2002).
Dosis ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus dibuat
menjadi 3 peringkat dosis yaitu dosis 150mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan
600mg/kgBB. Dosis ekstrak metanol buah naga merah yang memiliki efek
hepatoprotektif yaitu sebesar 300mg/kgBB (Mohammed et al., 2013). Sehingga
pada uji ini digunakan dosis dibawah dan diatas dosis yang memiliki efek
hepatoprotektif untuk didapatkan dosis optimal ekstrak buah naga merah yang
dapat memberikan efek hepatoprotektif.
Uji penetapan waktu pencuplikan darah ditentukan melalui orientasi
menggunakan tikus jantan galur Wistar sebanyak 5 ekor, dimana masing-masing
tikus dipejan karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB. Pengambilan darah dilakukan
melalui sinus orbitalis pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah pemberian karbon
tetraklorida, kemudian diukur kadar ALT dan AST.
Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Wistar sejumlah 30 ekor
dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok perlakuan masing-masing terdiri dari 5
ekor hewan uji. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi larutan karbon
tetraklorida 50% dengan dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial dan setelah jam
ke-24 dilakukan pengambilan darah. Kelompok II (kontrol negatif) diberi CMC-
Na 1% 20 mL/kgBB secara peroral selama 6 hari berturut-turut dan dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pengambilan darah pada hari ke tujuh. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi
ekstrak etanol 50% buah Hylocereus polyrhizus dengan dosis 600 mg/kgBB
selama enam hari berturut-turut secara peroral dan pengambilan darah dilakukan
pada hari ke tujuh. Kelompok IV, V dan VI diberi ekstrak etanol 50% daging
buah Hylocereus polyrhizus dengan dosis berturut-turut 150 mg/kgBB, 300
mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB secara peroral sekali sehari selama enam hari
berurut-turut kemudian diberi karbon tetraklorida 50% pada hari ke tujuh dengan
dosis 2 mL/kgBB secara intraperitonial. Kelompok IV, V dan VI dilakukan
pengambilan darah pada waktu 24 jam setelah diinduksi karbon teraklorida 50%,
darah diambil melalui sinus orbitalis mata, kemudian diukur kadar serum ALT-
AST.
Pengukuran kadar ALT-AST
Sebelum diukur kadar ALT dan AST, darah yang telah diambil
disentrifuse dengan kecepatan 12000 rpm selama 2 menit atau dengan kecepatan
4000 rpm selama 15 menit, kemudian dipindahkan supernatant yang terbentuk ke
tabung baru. Pengukuran kadar ALT dan AST digunakan Spectrophotometer
Microlab 300. Pada pengukuran kadar ALT dan AST masing-masing digunakan
monoreagen yang terdiri dari reagen 1 sebanyak 4 bagian dan reagen 2 sebanyak 1
bagian yang dicampur hingga homogen. Tahap pengukuran kadar ALT dan AST
dilakukan dengan cara yang sama, yaitu dengan mengambil serum sebanyak 100
µL kemudian ditambahkan dengan reagen yang tercampur sebanyak 1000 µ.
Campuran kemudian diinkubasi selama 1 menit kemudian dibaca serapannya pada
panjang gelombang 340 nm setelah.
Analisis hasil
Data kadar ALT dan AST dianalisis secara statistik menggunakan uji
Shapiro Wilk untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak, kemudian
dilakukan uji Levene Test untuk mengetahui homogenitas varian data antar
kelompok. Jika data berdistribusi normal (p>0,05) maka dilakukan uji One Way
ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD
untuk data yang berdistribusi normal (p>0,05) dan memiliki variansi homogen
(p>0,05). Post Hoc Games Howell digunakan untuk data yang berdistribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
normal (p>0,05) dan variansi tidak homogen (p<0,05). Jika data tidak terdistribusi
normal (p<0,05) maka dilakukan uji Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji
Mann-Whitney. Jika hasil analisis Post Hoc diperoleh nilai p<0,05 maka diartikan
terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok data, sedangkan
jika diperoleh p>0,05 maka diartikan perbedaan tersebut tidak bermakna (Dahlan,
2008).
Perhitungan persen efek hepatoprotektif terhadap hepatotoksin karbon
tetraklorida diperoleh dengan rumus:
Persen penurunan terhadap kadar ALT
{1-
}x 100%
Persen penurunan terhadap kadar AST
{1-
}x 100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif jangka
panjang ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus pada tikus jantan
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.
A. Determinasi Tanaman
Tujuan dari determinasi tanaman yaitu untuk memastikan bahwa tanaman
yang digunakan dalam penelitian merupakan buah Hylocereus polyrhizus.
Determinasi tanaman dilakukan di Fakultas Farmasi bagian Biologi Farmasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil determinasi membuktikan bahwa
buah yang digunakan yaitu buah Hylocereus polyrhizus (Lampiran 2).
B. Ekstraksi Etanol 50% Daging Buah Hylocereus polyrhizus
Pembuatan ekstrak etanol daging buah Hylocereus polyhrizus dilakukan
dengan metode maserasi. Pemilihan metode maserasi karena metode ini memilliki
beberapa kelebihan seperti mudah dilakukan, tidak menggunakan suhu tinggi, dan
menggunakan peralatan yang sederhana (Samuelsson, 1992). Daging buah
Hylocereus polyrhizus dihancurkan menggunakan mortir dan stamper untuk
meningkatkan luas permukaan kontak daging buah dengan pelarut supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kandungan senyawa di dalamnya lebih mudah tersari. Pelarut yang digunakan
yaitu etanol 50% karena dapat menyari betasianin secara optimal dan memiliki
stabilitas yang tinggi, selain itu dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa
polifenol dan flavonoid (Ravichandran et al., 2011; Ngo et al., 2017). Dilakukan
remaserasi sebanyak 2 kali diharapkan supaya metabolit sekunder di dalamnya
dapat tersari semua (Samuelsson, 1992). Bobot tetap ekstrak didapatkan setelah
melalui proses pengeringan selama 96 jam dan tidak terjadi susut pengeringan
sebanyak 0,5 mg antara jam ke-96, jam ke-97, dan jam ke-98. Berdasarkan hasil
penimbangan bobot ekstrak didapatkan rendemen sebesar 11,26%.
C. Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan yang dilakukan yaitu penetapkan waktu pencuplikan
darah hewan uji dengan dosis hepatotoksin CCl4 2 mL/kgBB supaya didapatkan
waktu optimal terjadinya peningkatan kadar ALT dan AST. Pencuplikan darah
dilakukan pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah pemberian CCl4 secara
intraperitoneal. Purata kadar ALT pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4 dapat dilihat pada Tabel I dan Gambar 1.
Tabel I. Purata Kadar ALT±SE pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4
Selang waktu (jam) Purata kadar ALT±SE (U/L)
0 43,38 ± 7,51
24 129,56 ± 39,02
48 46,80 ± 5,55
72 43,14 ± 3,29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Diagram batang purata kadar ALT setelah pemberian CCl4 pada
jam ke-0, 24, 48, dan 72
Hasil uji Post Hoc Kadar ALT pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4 dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel II. Hasil Uji Post Hoc Kadar ALT Jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4
ALT Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 Jam ke-72
0 BB BTB BTB
24 BB BB BB
48 BTB BB BTB
72 BTB BB BTB
Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p<0,05); BTB = Berbeda tidak berkmakna
(p>0,05)
Purata kadar AST pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah pemberian CCl4
dapat dilihat pada Tabel III dan Gambar 2.
Tabel III. Purata Kadar AST±SE pada jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4
Selang waktu (jam) Purata kadar AST±SE (U/L)
0 151,84 ± 6,36
24 357,90 ± 32,91
48 128,30 ± 12,51
72 101,90 ± 6,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2. Diagram batang purata kadar AST setelah pemberian CCl4 pada
jam ke-0, 24, 48, dan 72
Hasil uji Post Hoc kadar AST jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah pemberian
CCl4 dapat dilihat pada Tabel IV.
Tabel IV. Hasil Uji Post Hoc Kadar AST Jam ke-0, 24, 48, dan 72 setelah
pemberian CCl4
AST Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48 Jam ke-72
0 BB BTB BTB
24 BB BB BB
48 BTB BB BTB
72 BTB BB BTB
Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p<0,05); BTB = Berbeda tidak berkmakna
(p>0,05)
Berdasarkan tabel I dan gambar 1 terlihat bahwa kadar ALT pada
pencuplikan darah jam ke-24 (129,56 ± 39,02 U/L) dengan dosis CCl4 lebih tinggi
dibandingkan dengan pencuplikan darah pada jam ke-0 (43,38 ± 7,51 U/L), jam
ke-48 (46,80 ± 5,55 U/L), dan jam ke-72 (43,14 ± 3,29 U/L). Begitu pula kadar
AST lebih tinggi pada pencuplikan darah jam ke-24 (357,90 ± 32,91 U/L)
dibandingkan pencuplikan darah pada jam ke-0 (151,84 ± 6,36 U/L), jam ke-48
(128,30 ± 12,51 U/L), dan jam ke-72 (101,90 ± 6,19 U/L).
Hasil uji statistik Kruskal Wallis yang dilanjutkan uji Mann-Whitney pada
kadar ALT pada tabel II menunjukkan pencuplikan darah jam ke 24 memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kadar ALT yang lebih tinggi dan berbeda bermakna (p<0,05) dengan kadar ALT
pencuplikan darah pada jam ke-0, jam ke-48, dan jam ke-72 setelah pemejanan
CCl4. Sedangkan kadar ALT pada jam ke-0, jam ke-48, dan jam ke-72 memiliki
kadar yang hampir sama karena pada jam ke-48, dan jam ke-72 sudah terjadi
penurunan kadar ALT yang signifikan hingga mendekati normal. Selain itu, hasil
statistik One Way ANOVA yang dilanjutkan uji Post Hoc LSD pada kadar AST
pada table IV juga menunjukkan waktu pencuplikan yang sama dengan kadar
ALT yaitu pencuplikan darah jam ke-24 memberikan hasil yang berbeda
bermakna (p<0,05) dengan kadar AST pencuplikan darah pada jam ke-0, jam ke-
48, dan jam ke-72 setelah pemejanan CCl4. Sedangkan kadar AST pada jam ke-0,
jam ke-48, dan jam ke-72 memiliki kadar yang hampir sama karena pada jam ke-
48, dan jam ke-72 sudah terjadi penurunan kadar AST yang signifikan hingga
mendekati normal. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan CCl4 memiliki
efek hepatotoksik paling tinggi pada jam ke-24, sehingga waktu pencuplikan
darah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jam ke-24 setelah pemejanan
CCl4.
D. Hasil Uji Hepatoprotektif
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek hepatoprotektif ekstrak
etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida terhadap penurunan kadar ALT dan AST dan untuk
mengetahui dosis efektif ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus.
Purata ALT, AST, persen hepatoprotektif ALT dan AST pada uji efek
hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus
polyrhizus pada kelompok kontrol hepatotoksin CCl4, kontrol negatif CMC-Na
1%, kontrol ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus, perlakuan
dosis I, dosis II, dan dosis III dapat dilihat pada Tabel V, Gambar 3 dan
Gambar 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel V. Uji Efek Hepatoprotektif Jangka Panjang Ekstrak Etanol 50%
Daging Buah Hylocereus polyrhizus
Kelompok Kadar ALT ±
SE (U/L)
Kadar AST ±
SE (U/L)
Persen
Penurunan
ALT (%)
Persen
Penurunan
AST (%)
I 118,20±11,52 619,28±49,27 - -
II 66,60±7,86 168,12±21,98 - -
III 72,14±5,88 235,26±18,96 - -
IV 102,96±8,66 499,88±43,78 29,53 26,41
V 101,58±14,95 439,68±39,67 32,21 39,72
VI 59,72±8,25 258,52±44,08 113,32 79,78
Keterangan:
I : Kelompok kontrol hepatotoksin (CCl4 2 mL/kgBB)
II : Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1% 20 mL/kgBB)
III : Kelompok kontrol perlakuan ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus
polyrhizus (600 mg/kgBB)
IV : Kelompok perlakuan dosis I (ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus
polyrhizus dosis 150 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB)
V : Kelompok perlakuan dosis II (ekstrak etanol 50% daging buah
Hylocereus polyrhizus dosis 300 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB)
VI : Kelompok perlakuan dosis III (ekstrak etanol 50% daging buah
Hylocereus polyrhizus dosis 600 mg/kgBB + CCl4 2 mL/kgBB)
SE : Standar Error
Gambar 3. Diagram batang purata kadar ALT kelompok perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 4. Diagram batang purata kadar AST kelompok perlakuan
Hasil uji Post Hoc kadar ALT dan AST pada kelompok perlakuan dapat
dilihat pada Tabel VI dan Tabel VII.
Tabel VI. Hasil Uji Post Hoc Kadar ALT pada Kelompok Perlakuan
Kelompok I II III IV V VI
I BB BB BTB BTB BB
II BB BTB BB BB BTB
III BB BTB BB BB BTB
IV BTB BB BB BTB BB
V BTB BB BB BTB BB
VI BB BTB BTB BB BB
Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p<0,05); BTB = Berbeda tidak berkmakna
(p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel VII. Hasil Uji Post Hoc Kadar AST pada Kelompok Perlakuan
Kelompok I II III IV V VI
I BB BB BB BB BB
II BB BTB BB BB BTB
III BB BTB BB BB BTB
IV BB BB BB BTB BB
V BB BB BB BTB BB
VI BB BTB BTB BB BB
Keterangan: BB = Berbeda bermakna (p<0,05); BTB = Berbeda tidak berkmakna
(p>0,05)
Hasil pengukuran kadar ALT pada jam ke-0 pada uji pendahuluan (tabel
I) yaitu 43,38 ± 7,51 U/L dan pada kelompok kontrol negatif yang sudah dipejan
CMC-Na 1% selama 6 hari (tabel V) memliki kadar ALT sebesar 66,60 ± 7,86
U/L. Sedangkan hasil pengukuran kadar AST pada jam ke-0 pada uji pendahuluan
(tabel III) yaitu 151,84 ± 6,36 U/L dan pada kelompok kontrol negatif yang sudah
dipejan CMC-Na 1% selama 6 hari (tabel V) memiliki kadar AST sebesar
168,12±21,98 U/L. Secara statistik didapatkan kadar ALT dan AST pada jam ke-0
pada uji pendahuluan dan kontrol negatif yang telah dipejan CMC-Na 1% selama
6 hari memiliki perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Berdasarkan penelitian
Maharani and Bachri (2015) pemberian CMC-Na tidak mempengaruhi penurunan
kadar ALT dan AST karena hasil yang didapatkan masuk dalam rentang normal
kadar ALT dan AST. Jadi, dapat disimpulkan bahwa CMC-Na 1% yang
digunakan pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar
ALT dan AST.
Berdasarkan tabel V dan tabel VI, didapat hasil pengukuran kadar ALT
pada kelompok hepatotoksin CCl4 dengan dosis 2 mL/kgBB sebesar 118,20 ±
11,52 U/L yang memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap kelompok
kontrol negatif CMC-Na 1% (66,60 ± 7,86 U/L). Begitu pula pada hasil
pengukuran kadar AST (tabel V dan VII) pada kelompok hepatotoksin mengalami
pengingkatan kadar AST sebesar 619,28 ± 49,27 U/L yang memberikan
perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol negatif CMC-Na 1%
(168,12 ± 21,98U/L). Hasil metabolisme CCl4 oleh enzim CYP2E1 berupa
metabolit reaktif triklorometil (•CCl3). Triklorometil dengan bantuan oksigen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
akan membentuk radikal triklorometilperoksi yang dapat mengakibatkan
peroksidasi lipid. Hal tersebut meningkatkan permeabilitas membran sehingga
meningkatkan jumlah pelepasan ALT dari dalam sitoplasme ke darah (Wang et
al., 2013). Hendra et al. (2016) melaporkan pemejanan CCl4 dengan dosis 2
mL/kgBB menyebabkan kerusakan hepar tikus yang ditunjukkan dengan kenaikan
kadar ALT hingga 3 kali lipat dibandingkan kontrol negatif. Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pemejanan CCl4 2 mL/kgBB secara
intraperitoneal memiliki efek hepatotoksik pada hewan uji.
Hasil pengukuran kadar ALT kontrol ekstrak etanol 50% daging buah
Hylocereus polyrhizus (table V) yaitu 72,14 ± 5,88 U/L yang memberikan
perbedaan tidak bermakna (p>0,05) terhadap kelompok kontrol negatif CMC-Na
1% (66,60 ± 7,86 U/L). Begitu pula hasil pengukuran kadar AST kontrol ekstrak
etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus (table V) yaitu dan 235,26 ± 18,96
U/L yang memberikan perbedaan tidak bermakna (p>0,05) terhadap kelompok
kontrol negatif CMC-Na 1 % (168,12±21,98 U/L). Dapat disimpulkan bahwa
dengan pemberian dosis tertinggi sebagai kontrol perlakuan dengan pemejanan
ekstrak selama 6 hari berturut-turut tidak memberikan pengaruh terhadap kadar
ALT dan AST.
Hasil pengukuran kadar ALT (tabel V) kelompok perlakuan dosis I (150
mg/kgBB) yaitu 102,96 ± 8,66 U/L. Analisis statistik (tabel VI) menunjukkan
kadar ALT pada kelompok perlakuan dosis I memberikan perbedaan tidak
bermakna (p>0,05) terhadap kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 (118,20 ± 11,52
U/L) dan memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) apabila dibandingkan
dengan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% (66,60 ± 7,86 U/L). Hasil
pengukuran kadar AST (tabel V) kelompok perlakuan dosis I (150 mg/kgBB)
yaitu 499,88 ± 43,78 U/L. Analisis statistik (tabel VI) menunjukkan kadar AST
pada kelompok perlakuan dosis I memberikan perbedaan bermakna (p<0,05)
terhadap kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 (619,28 ± 49,27 U/L) dan
memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) apabila dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% (168,12 ± 21,98 U/L). Persen penurunan
terhadap kadar ALT sebesar 29,53% dan AST sebesar 26,41%. Dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
disimpulkan pemberian ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus
dosis I (150 mg/kgBB) tidak mampu memberikan efek hepatoprotektif terhadap
hati tikus akibat induksi CCl4 2 mL/kgBB. Hal ini ditandai dengan kadar ALT
yang tidak mengalami penurunan, meskipun kadar AST yang sudah mengalami
penurunan namun tidak mencapai keadaan normal.
Hasil pengukuran kadar ALT (tabel V) kelompok perlakuan dosis II
(300 mg/kgBB) yaitu 101,58 ± 14,95U/L. Analisis statistik (tabel VI)
menunjukkan kadar ALT pada kelompok perlakuan dosis II memberikan
perbedaan tidak bermakna (p>0,05) terhadap kelompok kontrol hepatotoksin CCl4
(118,20 ± 11,52 U/L) dan memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) apabila
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% (66,60 ± 7,86 U/L).
Hasil pengukuran kadar AST (tabel V) kelompok perlakuan dosis II (300
mg/kgBB) yaitu 439,68 ± 39,67U/L. Analisis statistik (tabel VI) menunjukkan
kadar AST pada kelompok perlakuan dosis II memberikan perbedaan bermakna
(p<0,05) terhadap kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 (619,28 ± 49,27 U/L) dan
memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) apabila dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% (168,12 ± 21,98 U/L). Persen penurunan
terhadap kadar ALT sebesar 32,21% dan AST sebesar 39,72%. Dapat
disimpulkan pemberian ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus
dosis II (300 mg/kgBB) tidak mampu memberikan efek hepatoprotektif terhadap
hati tikus akibat induksi CCl4 2 mL/kgBB. Hal ini ditandai dengan kadar ALT
yang tidak mengalami penurunan, meskipun kadar AST yang sudah mengalami
penurunan namun tidak mencapai keadaan normal.
Hasil pengukuran kadar ALT (tabel V) kelompok perlakuan dosis III
(600 mg/kgBB) yaitu 59,72 ± 8,25 U/L. Analisis statistik (tabel VI) menunjukkan
kadar ALT pada kelompok perlakuan dosis III memberikan perbedaan bermakna
(p<0,05) terhadap kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 (118,20 ± 11,52 U/L) dan
memberikan perbedaan tidak bermakna (p>0,05) apabila dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% (66,60 ± 7,86 U/L). Hasil pengukuran
kadar AST (tabel V) pada kelompok perlakuan dosis III (600 mg/kgBB) yaitu
258,52 ± 44,08 U/L. Analisis statistik (tabel VI) menunjukkan kadar AST pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kelompok perlakuan dosis III memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap
kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 (619,28 ± 49,27 U/L) dan memberikan
perbedaan tidak bermakna (p>0,05) apabila dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif CMC-Na 1% (168,12 ± 21,98 U/L). Persen penurunan terhadap
kadar ALT sebesar 113,32% dan AST sebesar 79,78%. Dapat disimpulkan
pemberian ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus dosis III (600
mg/kgBB) mampu memberikan efek hepatoprotektif terhadap hati tikus akibat
induksi CCl4 2 mL/kgBB dan merupakan dosis efektif pemberian ekstrak etanol
50% daging buah Hylocereus polyrhizus. Hal ini ditandai dengan penurunan kadar
ALT dan AST hingga ke keadaan normal. Dosis efektif dimaksudkan sebagai
sejumlah miligram per kilogram berat badan (mg/kgBB) ekstrak etanol 50%
daging buah Hylocereus polyrhizus yang memiliki % hepatoprotektif yang paling
mendekati 100% bila dihitung dari kadar ALT dan AST. Dosis III (600 mg/kgBB)
memiliki persen hepatoprotektif pada kadar ALT sebesar 113,32% dan pada kadar
AST sebesar 79,78% sehingga dosis III merupakan dosis efektif pemberian
ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus.
Efek hepatoprotektif yang dimiliki oleh ekstrak etanol 50% daging buah
Hylocereus polyrhizus diduga karena adanya flavonoid dan betasianin yang
dilaporkan oleh Tenore et al. (2012) yang bertindak sebagai antioksidan sehingga
dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait jumlah kadar betasianin dan flavonoid
total dalam ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus serta
identifikasi senyawa golongan flavonoid yang bertanggung jawab menghasilkan
efek hepatoprotektif. Seyawa betasianin yang terkandung dalam buah Hylocereus
polyrhizus memiliki struktur yang dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur senyawa betasianin (Azeredo, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Flavonoid dapat merubah radikal bebas menjadi kurang reaktif dengan
berperan sebagai donor elektron. Kelompok hidroksil pada flavonoid berfungi
sebagai agen pereduksi radikal bebas dan mengubah radikal bebas menjadi
senyawa yang lebih stabil (Kumar and Pandey, 2013). Sedangkan betasianin dapat
menstabilkan radikal bebas dengan berperan sebagai donor elektron (Kanner et
al., 2001). Dengan adanya flavonoid yang diduga dapat menstabilkan radikal
triklorometil (•CCl3) dan radikal triklorometil peroksi (CCl3OO•) serta betasianin
yang diduga dapat menstabilkan radikal peroksi dari hasil oksidasi senyawa •CCl3
sehingga radikal peroksi tidak dapat berikatan dengan lipid dan mencegah
terjadinya peroksidasi lipid. Hal ini dapat menghambat terjadinya kerusakan hati.
KESIMPULAN
Ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus memiliki efek
hepatoprotektif terhadap kadar ALT dan AST pada tikus jantan galur Wistar
terinduksi karbon tetraklorida. Dosis III (600 mg/kgBB) memiliki efek
hepatoprotektif dan merupakan dosis efektif pemberian ekstrak pada tikus jantan
galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida dengan penggunaan jangka
panjang yang dilihat dari kemampuannya menurunkan kadar ALT dan AST
hingga mendekati normal.
SARAN
Perlu dilakukan penetapan kadar betasianin dan flavonoid total dalam
ekstrak etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus dan identifikasi senyawa
golongan flavonoid yang bertanggung jawab dalam menghasilkan efek
hepatoprotektif.
DAFTAR PUSTAKA
Azeredo, H.M.C., 2009. Betalains: Properties, sources, applications, and stability -
A review. International Journal of Food Science and Technology, 44 (12),
2365–2376.
Choo, W.S. and Yong, W.K., 2011. Antioxidant properties of two species of
Hylocereus fruits. Pelagia Research Library, 2 (3), 418–425.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dahlan, M.S., 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan.
Dalimartha, S., 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia.
Gowda, S., Desai, P.B., Hull, V. V, Math, A. a K., Vernekar, S.N., and Kulkarni,
S.S., 2009. A review on laboratory liver function tests. The Pan African
medical journal, 3, 17.
Hendra, P., Liong, P., Putri, W.R., Fransiskus, A.S., Andriani, F., Putriati, A., and
Eviani, T., 2016. Efek Proteksi Dekokta Kulit Alpukat Pada Hepar Tikus
Terinduksi Karbon Tetraklorida. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 13
(2), 61–66.
Hodgson, E., 2010. Hepatotoxicity. In: A Textbook of Modern Toxicology.
Janakat, S. and Al-Merie, H., 2002. Optimization of the dose and route of
injection , and characterisation of the time course of carbon tetrachloride-
induced hepatotoxicity in the rat. Journal of Pharmacological and
Toxicological Methods, 48 (2002), 41–44.
Kanner, J., Harel, S., and Granit, R., 2001. Betalains - A New Class of Dietary
Antioxidants. J. Agric. Food Chem., 49, 5178–5185.
Klaassen, C.D., 2001. Casarett and Doull’s Toxicology-The Basic Science of
Poisons. Toxicology.
Kumar, S. and Pandey, A.K., 2013. Chemistry and Biological Activities of
Flavonoids : An Overview. The Scientific World Journal, 2013, 1–16.
Lim, H.K., Tan, C.P., Karim, R., Ariffin, A.A., and Bakar, J., 2010. Chemical
composition and DSC thermal properties of two species of Hylocereus cacti
seed oil: Hylocereus undatus and Hylocereus polyrhizus. Food Chemistry,
119 (4), 1326–1331.
Lobo, V., Patil, A., Phatak, A., and Chandra, N., 2010. Free radicals , antioxidants
and functional foods : Impact on human health. Pharmacognosy Reviews, 4
(8), 118–126.
Longo, D.L. and Fauci, A.S., 2010. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology.
Lu, F.C., 1995. Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Risiko.
Maharani, H.W. and Bachri, M.S., 2015. Efek Pemberian Subkronis Ekstrak
Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) pada Hati Tikus. Media
Farmasi, 12 (2), 213–224.
Misih, Sherif, R.Z.A. and Bloomston, M., 2014. Liver Anatomy. NIH Public
Access, 90 (4), 643–653.
Moghaddasifar, I., Lankarani, K.B., Moosazadeh, M., Afshari, M., Ghaemi, A.,
Aliramezany, M., Gharebagh, R.A., and Malary, M., 2016. Prevalence of
Non-alcoholic Fatty Liver Disease and Its Related Factors in Iran.
International Journal of Organ Transplantation, 7 (3), 149–160.
Mohammed, A., Islam, T., Chowdhury, A.U., Uddin, M.E., Rahman, M., Habib,
R., Uddin, G.M., and Rahman, M.A., 2013. Protective Effect of Methanolic
Extract of Hylocereus polyrhizus Fruits on Carbon Tetra Chloride-Induced
Hepatotoxicity in Rat. European Journal of Medicinal Plants, 3 (4), 500–
507.
Ngo, T. Van, Scarlett, C.J., Bowyer, M.C., Ngo, P.D., and Vuong, Q. Van, 2017.
Impact of Different Extraction Solvents on Bioactive Compounds and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Antioxidant Capacity from the Root of Salacia chinensis L . Journal of Food
Quality, 2017, 1–8.
Ravichandran, K., Min, N., Thaw, M., Mohdaly, A.A.A., Gabr, A.M.M., Kastell,
A., Riedel, H., Cai, Z., Knorr, D., and Smetanska, I., 2013. Impact of
processing of red beet on betalain content and antioxidant activity. Food
Research International, 50 (2), 670–675.
Rebecca, O.P.S., Boyce, A.N., and Chandran, S., 2010. Pigment identification and
antioxidant properties of red dragon fruit ( Hylocereus polyrhizus ). African
Journal of Biotechnology, 9 (10), 1450–1454.
Samuelsson, G., 1992. Drug of Natural Origin: A Textbook of Pharmacognosy.
Tenore, G.C., Novellino, E., and Basile, A., 2012. Nutraceutical potential and
antioxidant benefits of red pitaya ( Hylocereus polyrhizus ) extracts. Journal
of Functional Foods, 4 (1), 129–136.
Wang, D.H., Wang, Y.N., Ge, J.Y., Liu, H.Y., Zhang, H.J., Qi, Y., Liu, Z.H., and
Cui, X.L., 2013. Role of activin A in carbon tetrachloride-induced acute liver
injury. World Journal of Gastroenterology, 19 (24), 3802–3809.
Weber, L.W.D., Boll, M., and Stampfl, A., 2003. Hepatotoxicity and Mechanism
of Action of Haloalkanes : Carbon Tetrachloride as a Toxicological Model.
CRC Press LLC, 33 (2), 105–136.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 2. Surat Pengesahan Determinasi Buah Hylocereus polyrhizus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 3. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian data
secara statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 4. Tahapan ekstraksi
Gambar 6. Buah Hylocereus polyrhizus
Gambar 7. Proses penghancuran
daging buah Hylocereus
polyrhizus
Gambar 8. Ekstrak kental
Gambar 9. Ekstrak etanol 50%
daging buah Hylocereus
polyrhizus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 5. Perhitungan persen rendemen ekstrak etanol 50% daging buah
Hylocereus polyrhizus (EEDBH)
Bobot total daging dan biji Hylocereus polyrhizus = Rep 1 + … + Rep 6
= (100,0381 g + 100,0307 g + 100,0550 g + 100,0169 g + 100,0225 g +
100, 0039 g)
= 600,1671 g
Bobot total EEDBH = Rep 1 + … + Rep 13
= (4,2501 g + 3,8794 g + 3,9784 g + 4,6476 g+ 4,0550 g + 4,4758 g +
4,4394 g + 6,2792 g + 4,5147 g + 8,2163 g + 6,7361 g + 7,1092 g +
5,1069 g)
= 67,5891 g
Persen rendemen ekstrak
=
=
= 11,26%
Lampiran 6. Analisis statistik kadar ALT pada uji pendahuluan penentuan
waktu pencuplikan darah tikus terinduksi karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ALT Jam ke-0 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-24 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-48 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-72 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
ALT Jam ke-0 Mean 48.380 7.5149
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 27.515
Upper Bound 69.245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5% Trimmed Mean 48.306
Median 43.600
Variance 282.372
Std. Deviation 16.8039
Minimum 26.9
Maximum 71.2
Range 44.3
Interquartile Range 29.9
Skewness .218 .913
Kurtosis -.260 2.000
Jam ke-24 Mean 129.560 39.0226
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 21.216
Upper Bound 237.904
5% Trimmed Mean 124.100
Median 90.900
Variance 7613.803
Std. Deviation 87.2571
Minimum 73.8
Maximum 283.6
Range 209.8
Interquartile Range 118.1
Skewness 2.095 .913
Kurtosis 4.472 2.000
Jam ke-48 Mean 46.800 5.5562
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 31.374
Upper Bound 62.226
5% Trimmed Mean 46.483
Median 43.300
Variance 154.355
Std. Deviation 12.4240
Minimum 34.9
Maximum 64.4
Range 29.5
Interquartile Range 23.5
Skewness .700 .913
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kurtosis -1.247 2.000
Jam ke-72 Mean 43.140 3.2948
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 33.992
Upper Bound 52.288
5% Trimmed Mean 43.028
Median 42.600
Variance 54.278
Std. Deviation 7.3674
Minimum 34.2
Maximum 54.1
Range 19.9
Interquartile Range 12.8
Skewness .590 .913
Kurtosis .907 2.000
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ALT Jam ke-0 .212 5 .200* .974 5 .898
Jam ke-24 .376 5 .020 .698 5 .009
Jam ke-48 .211 5 .200* .918 5 .517
Jam ke-72 .190 5 .200* .979 5 .928
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
ALT
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.627 3 16 .016
ANOVA
ALT
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 26188.970 3 8729.657 4.308 .021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Within Groups 32419.232 16 2026.202
Total 58608.202 19
Mann-Whitney
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT Jam ke-0 5 3.00 15.00
Jam ke-24 5 8.00 40.00
Total 10
Test Statisticsa
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT Jam ke-0 5 5.80 29.00
Jam ke-48 5 5.20 26.00
Total 10
Test Statisticsa
ALT
Mann-Whitney U 11.000
Wilcoxon W 26.000
Z -.313
Asymp. Sig. (2-tailed) .754
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .841b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT Jam ke-0 5 6.00 30.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Jam ke-72 5 5.00 25.00
Total 10
Test Statisticsa
ALT
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.522
Asymp. Sig. (2-tailed) .602
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT Jam ke-24 5 8.00 40.00
Jam ke-48 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
ALT
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT Jam ke-24 5 8.00 40.00
Jam ke-72 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
ALT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.611
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
ALT Jam ke-48 5 6.00 30.00
Jam ke-72 5 5.00 25.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Test Statisticsa
ALT
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.522
Asymp. Sig. (2-tailed) .602
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Lampiran 7. Analisis statistik kadar AST pada uji pendahuluan penentuan
waktu pencuplikan darah tikus terinduksi karbon tetraklorida
dosis 2 mL/kgBB
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
AST Jam ke-0 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-24 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-48 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Jam ke-72 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
AST Jam ke-0 Mean 151.840 6.3699
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 134.154
Upper Bound 169.526
5% Trimmed Mean 151.844
Median 151.100
Variance 202.878
Std. Deviation 14.2435
Minimum 131.9
Maximum 171.7
Range 39.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Interquartile Range 22.9
Skewness -.010 .913
Kurtosis 1.531 2.000
Jam ke-24 Mean 357.900 32.9100
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 266.527
Upper Bound 449.273
5% Trimmed Mean 361.428
Median 382.700
Variance 5415.335
Std. Deviation 73.5890
Minimum 231.9
Maximum 420.4
Range 188.5
Interquartile Range 110.3
Skewness -1.774 .913
Kurtosis 3.477 2.000
Jam ke-48 Mean 128.300 12.5148
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 93.553
Upper Bound 163.047
5% Trimmed Mean 128.594
Median 129.500
Variance 783.105
Std. Deviation 27.9840
Minimum 87.4
Maximum 163.9
Range 76.5
Interquartile Range 47.8
Skewness -.421 .913
Kurtosis 1.021 2.000
Jam ke-72 Mean 101.900 6.1941
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 84.702
Upper Bound 119.098
5% Trimmed Mean 101.794
Median 100.500
Variance 191.835
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Std. Deviation 13.8505
Minimum 83.4
Maximum 122.3
Range 38.9
Interquartile Range 21.3
Skewness .337 .913
Kurtosis 1.862 2.000
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AST Jam ke-0 .226 5 .200* .961 5 .814
Jam ke-24 .318 5 .110 .817 5 .111
Jam ke-48 .194 5 .200* .982 5 .944
Jam ke-72 .254 5 .200* .932 5 .612
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
AST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.790 3 16 .074
ANOVA
AST
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 205572.473 3 68524.158 41.573 .000
Within Groups 26372.612 16 1648.288
Total 231945.085 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AST
LSD
(I)
Kelompok
(J)
Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Jam ke-0 Jam ke-24 -206.0600* 25.6771 .000 -260.493 -151.627
Jam ke-48 23.5400 25.6771 .373 -30.893 77.973
Jam ke-72 49.9400 25.6771 .070 -4.493 104.373
Jam ke-24 Jam ke-0 206.0600* 25.6771 .000 151.627 260.493
Jam ke-48 229.6000* 25.6771 .000 175.167 284.033
Jam ke-72 256.0000* 25.6771 .000 201.567 310.433
Jam ke-48 Jam ke-0 -23.5400 25.6771 .373 -77.973 30.893
Jam ke-24 -229.6000* 25.6771 .000 -284.033 -175.167
Jam ke-72 26.4000 25.6771 .319 -28.033 80.833
Jam ke-72 Jam ke-0 -49.9400 25.6771 .070 -104.373 4.493
Jam ke-24 -256.0000* 25.6771 .000 -310.433 -201.567
Jam ke-48 -26.4000 25.6771 .319 -80.833 28.033
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 8. Analisis statistik kadar ALT kelompok perlakuan ekstrak
etanol 50% daging buah Hylocereus polyrhizus terinduksi
karbon tetraklorida 2 mL/kgBB
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ALT Kontrol Hepatotoksin CCl4 2
mL/kgBB 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Kontrol CMC-Na 1% 20
mL/kgBB 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Kontrol Ekstrak Hylocereus
polyrhizus 600 mg/kgBB 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Perlakuan Dosis I (150
mg/kgBB) 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Perlakuan Dosis II (300
mg/kgBB) 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Perlakuan Dosis III (600
mg/kgBB) 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
ALT Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2
mL/kgBB
Mean 118.200 11.5265
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 86.197
Upper Bound 150.203
5% Trimmed Mean 119.128
Median 119.500
Variance 664.300
Std. Deviation 25.7740
Minimum 77.3
Maximum 142.4
Range 65.1
Interquartile Range 44.4
Skewness -1.141 .913
Kurtosis 1.308 2.000
Kontrol CMC-
Na 1% 20
mL/kgBB
Mean 66.600 7.8603
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 44.776
Upper Bound 88.424
5% Trimmed Mean 66.389
Median 65.600
Variance 308.925
Std. Deviation 17.5763
Minimum 43.8
Maximum 93.2
Range 49.4
Interquartile Range 26.0
Skewness .533 .913
Kurtosis 2.098 2.000
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
Mean 72.140 5.8873
95% Confidence Interval for Lower Bound 55.794
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
polyrhizus 600
mg/kgBB
Mean Upper Bound 88.486
5% Trimmed Mean 72.817
Median 79.600
Variance 173.303
Std. Deviation 13.1645
Minimum 50.8
Maximum 81.3
Range 30.5
Interquartile Range 21.8
Skewness -1.441 .913
Kurtosis 1.335 2.000
Perlakuan
Dosis I (150
mg/kgBB)
Mean 102.960 8.6642
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 78.904
Upper Bound 127.016
5% Trimmed Mean 103.483
Median 100.200
Variance 375.343
Std. Deviation 19.3738
Minimum 74.2
Maximum 122.3
Range 48.1
Interquartile Range 34.5
Skewness -.695 .913
Kurtosis -.021 2.000
Perlakuan
Dosis II (300
mg/kgBB)
Mean 101.580 14.9533
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 60.063
Upper Bound 143.097
5% Trimmed Mean 100.844
Median 96.800
Variance 1118.012
Std. Deviation 33.4367
Minimum 61.8
Maximum 154.6
Range 92.8
Interquartile Range 49.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Skewness .954 .913
Kurtosis 2.410 2.000
Perlakuan
Dosis III (600
mg/kgBB)
Mean 59.720 8.2511
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 36.811
Upper Bound 82.629
5% Trimmed Mean 59.122
Median 58.500
Variance 340.402
Std. Deviation 18.4500
Minimum 40.3
Maximum 89.9
Range 49.6
Interquartile Range 28.5
Skewness 1.298 .913
Kurtosis 2.538 2.000
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ALT Kontrol Hepatotoksin CCl4 2
mL/kgBB .237 5 .200
* .902 5 .423
Kontrol CMC-Na 1% 20
mL/kgBB .302 5 .153 .906 5 .444
Kontrol Ekstrak Hylocereus
polyrhizus 600 mg/kgBB .315 5 .119 .794 5 .072
Perlakuan Dosis I (150
mg/kgBB) .211 5 .200
* .913 5 .483
Perlakuan Dosis II (300
mg/kgBB) .313 5 .123 .893 5 .373
Perlakuan Dosis III (600
mg/kgBB) .324 5 .093 .886 5 .336
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Test of Homogeneity of Variances
ALT
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.444 5 24 .813
ANOVA
ALT
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 14109.047 5 2821.809 5.681 .001
Within Groups 11921.140 24 496.714
Total 26030.187 29
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: ALT
LSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB
Kontrol CMC-Na 1%
20 mL/kgBB 51.6000
* 14.0956 .001 22.508 80.692
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
46.0600* 14.0956 .003 16.968 75.152
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB) 15.2400 14.0956 .290 -13.852 44.332
Perlakuan Dosis II
(300 mg/kgBB) 16.6200 14.0956 .250 -12.472 45.712
Perlakuan Dosis III
(600 mg/kgBB) 58.4800
* 14.0956 .000 29.388 87.572
Kontrol CMC-Na
1% 20 mL/kgBB
Kontrol Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB -51.6000
* 14.0956 .001 -80.692 -22.508
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
-5.5400 14.0956 .698 -34.632 23.552
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB) -36.3600
* 14.0956 .016 -65.452 -7.268
Perlakuan Dosis II
(300 mg/kgBB) -34.9800
* 14.0956 .020 -64.072 -5.888
Perlakuan Dosis III
(600 mg/kgBB) 6.8800 14.0956 .630 -22.212 35.972
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
Kontrol Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB -46.0600
* 14.0956 .003 -75.152 -16.968
Kontrol CMC-Na 1%
20 mL/kgBB 5.5400 14.0956 .698 -23.552 34.632
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB) -30.8200
* 14.0956 .039 -59.912 -1.728
Perlakuan Dosis II
(300 mg/kgBB) -29.4400
* 14.0956 .048 -58.532 -.348
Perlakuan Dosis III
(600 mg/kgBB) 12.4200 14.0956 .387 -16.672 41.512
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB)
Kontrol Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB -15.2400 14.0956 .290 -44.332 13.852
Kontrol CMC-Na 1%
20 mL/kgBB 36.3600
* 14.0956 .016 7.268 65.452
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
30.8200* 14.0956 .039 1.728 59.912
Perlakuan Dosis II
(300 mg/kgBB) 1.3800 14.0956 .923 -27.712 30.472
Perlakuan Dosis III
(600 mg/kgBB) 43.2400
* 14.0956 .005 14.148 72.332
Perlakuan Dosis
II (300 mg/kgBB)
Kontrol Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB -16.6200 14.0956 .250 -45.712 12.472
Kontrol CMC-Na 1%
20 mL/kgBB 34.9800
* 14.0956 .020 5.888 64.072
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
29.4400* 14.0956 .048 .348 58.532
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB) -1.3800 14.0956 .923 -30.472 27.712
Perlakuan Dosis III
(600 mg/kgBB) 41.8600
* 14.0956 .007 12.768 70.952
Perlakuan Dosis
III (600 mg/kgBB)
Kontrol Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB -58.4800
* 14.0956 .000 -87.572 -29.388
Kontrol CMC-Na 1%
20 mL/kgBB -6.8800 14.0956 .630 -35.972 22.212
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
-12.4200 14.0956 .387 -41.512 16.672
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB) -43.2400
* 14.0956 .005 -72.332 -14.148
Perlakuan Dosis II
(300 mg/kgBB) -41.8600
* 14.0956 .007 -70.952 -12.768
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Lampiran 9. Analisis statistik kadar AST kelompok perlakuan ekstrak etanol
50% daging buah Hylocereus polyrhizus terinduksi karbon
tetraklorida 2 mL/kgBB
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
AST Kontrol Hepatotoksin CCl4 2
mL/kgBB 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Kontrol CMC-Na 1% 20
mL/kgBB 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Kontrol Ekstrak Hylocereus
polyrhizus 600 mg/kgBB 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Perlakuan Dosis I (150
mg/kgBB) 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Perlakuan Dosis II (300
mg/kgBB) 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Perlakuan Dosis III (600
mg/kgBB) 5 100.0% 0 0.0% 5 100.0%
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
AST Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB
Mean 619.280 49.2711
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 482.481
Upper
Bound 756.079
5% Trimmed Mean 624.683
Median 636.100
Variance 12138.212
Std. Deviation 110.1736
Minimum 430.7
Maximum 710.6
Range 279.9
Interquartile Range 163.8
Skewness -1.768 .913
Kurtosis 3.463 2.000
Kontrol CMC-Na
1% 20 mL/kgBB
Mean 167.120 21.9842
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 106.082
Upper
Bound 228.158
5% Trimmed Mean 165.756
Median 150.900
Variance 2416.517
Std. Deviation 49.1581
Minimum 119.4
Maximum 239.4
Range 120.0
Interquartile Range 90.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Skewness .846 .913
Kurtosis -.618 2.000
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
Mean 235.260 18.9655
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 182.603
Upper
Bound 287.917
5% Trimmed Mean 235.167
Median 245.500
Variance 1798.453
Std. Deviation 42.4082
Minimum 187.6
Maximum 284.6
Range 97.0
Interquartile Range 82.5
Skewness -.158 .913
Kurtosis -2.487 2.000
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB)
Mean 499.880 43.7790
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 378.330
Upper
Bound 621.430
5% Trimmed Mean 499.511
Median 513.700
Variance 9582.992
Std. Deviation 97.8928
Minimum 370.3
Maximum 636.1
Range 265.8
Interquartile Range 168.9
Skewness .121 .913
Kurtosis .593 2.000
Perlakuan Dosis
II (300 mg/kgBB)
Mean 439.680 39.6720
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 329.533
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Upper
Bound 549.827
5% Trimmed Mean 443.711
Median 468.900
Variance 7869.327
Std. Deviation 88.7092
Minimum 287.8
Maximum 519.0
Range 231.2
Interquartile Range 128.3
Skewness -1.754 .913
Kurtosis 3.583 2.000
Perlakuan Dosis
III (600 mg/kgBB)
Mean 258.520 44.0836
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound 136.124
Upper
Bound 380.916
5% Trimmed Mean 260.050
Median 269.300
Variance 9716.807
Std. Deviation 98.5739
Minimum 106.6
Maximum 382.9
Range 276.3
Interquartile Range 143.6
Skewness -.686 .913
Kurtosis 2.221 2.000
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AST Kontrol Hepatotoksin CCl4 2
mL/kgBB .359 5 .034 .804 5 .087
Kontrol CMC-Na 1% 20
mL/kgBB .229 5 .200
* .924 5 .556
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kontrol Ekstrak Hylocereus
polyrhizus 600 mg/kgBB .227 5 .200
* .909 5 .464
Perlakuan Dosis I (150
mg/kgBB) .196 5 .200
* .982 5 .945
Perlakuan Dosis II (300
mg/kgBB) .340 5 .060 .811 5 .100
Perlakuan Dosis III (600
mg/kgBB) .312 5 .127 .893 5 .372
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
AST
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.457 5 24 .804
ANOVA
AST
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 778037.882 5 155607.576 21.452 .000
Within Groups 174089.232 24 7253.718
Total 952127.114 29
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AST
LSD
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2
mL/kgBB
Kontrol CMC-Na
1% 20 mL/kgBB 452.1600
* 53.8655 .000 340.987 563.333
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
384.0200* 53.8655 .000 272.847 495.193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB) 119.4000
* 53.8655 .036 8.227 230.573
Perlakuan Dosis
II (300 mg/kgBB) 179.6000
* 53.8655 .003 68.427 290.773
Perlakuan Dosis
III (600 mg/kgBB) 360.7600
* 53.8655 .000 249.587 471.933
Kontrol CMC-
Na 1% 20
mL/kgBB
Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB
-
452.1600*
53.8655 .000 -563.333 -340.987
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
-68.1400 53.8655 .218 -179.313 43.033
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB)
-
332.7600*
53.8655 .000 -443.933 -221.587
Perlakuan Dosis
II (300 mg/kgBB)
-
272.5600*
53.8655 .000 -383.733 -161.387
Perlakuan Dosis
III (600 mg/kgBB) -91.4000 53.8655 .103 -202.573 19.773
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB
-
384.0200*
53.8655 .000 -495.193 -272.847
Kontrol CMC-Na
1% 20 mL/kgBB 68.1400 53.8655 .218 -43.033 179.313
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB)
-
264.6200*
53.8655 .000 -375.793 -153.447
Perlakuan Dosis
II (300 mg/kgBB)
-
204.4200*
53.8655 .001 -315.593 -93.247
Perlakuan Dosis
III (600 mg/kgBB) -23.2600 53.8655 .670 -134.433 87.913
Perlakuan
Dosis I (150
mg/kgBB)
Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB
-
119.4000*
53.8655 .036 -230.573 -8.227
Kontrol CMC-Na
1% 20 mL/kgBB 332.7600
* 53.8655 .000 221.587 443.933
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
264.6200* 53.8655 .000 153.447 375.793
Perlakuan Dosis
II (300 mg/kgBB) 60.2000 53.8655 .275 -50.973 171.373
Perlakuan Dosis
III (600 mg/kgBB) 241.3600
* 53.8655 .000 130.187 352.533
Perlakuan
Dosis II (300
mg/kgBB)
Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB
-
179.6000*
53.8655 .003 -290.773 -68.427
Kontrol CMC-Na
1% 20 mL/kgBB 272.5600
* 53.8655 .000 161.387 383.733
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
204.4200* 53.8655 .001 93.247 315.593
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB) -60.2000 53.8655 .275 -171.373 50.973
Perlakuan Dosis
III (600 mg/kgBB) 181.1600
* 53.8655 .003 69.987 292.333
Perlakuan
Dosis III (600
mg/kgBB)
Kontrol
Hepatotoksin
CCl4 2 mL/kgBB
-
360.7600*
53.8655 .000 -471.933 -249.587
Kontrol CMC-Na
1% 20 mL/kgBB 91.4000 53.8655 .103 -19.773 202.573
Kontrol Ekstrak
Hylocereus
polyrhizus 600
mg/kgBB
23.2600 53.8655 .670 -87.913 134.433
Perlakuan Dosis I
(150 mg/kgBB)
-
241.3600*
53.8655 .000 -352.533 -130.187
Perlakuan Dosis
II (300 mg/kgBB)
-
181.1600*
53.8655 .003 -292.333 -69.987
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lampiran 10. Perhitungan Dosis ekstrak 50% etanol Hylocereus polyrhizus
Dosis ekstrak 50% etanol Hylocereus polyrhizus yang digunakan dalam penelitian
ini dipilih berdasarkan penelitian Mohammed et al. (2013) yaitu dosis 300
mg/kgBB ekstrak methanol Hylocereus polyrhizus memiliki efek hepatoprotektif.
Dibuat 3 peringkat dosis dengan dosis 300 mg/kgBB menjadi dosis tengah. Dosis
bawah dan atas merupakan kelipatan 2 dari dosis tengah. Sehingga peringkat dosis
yang didapatkan 150 mg/kgBB; 300 mg/kgBB; dan 600 mg/kgBB.
Lampiran 11. Perhitungan Persen Penurunan Terhadap Kadar ALT dan
AST
ALT :
{1-
}x 100%
AST :
{1-
}x 100%
1. Kelompok dosis I (150 mg/kgBB)
- ALT = {1-
}x 100% = 29,53%
- AST = {1-
}x 100% = 26,41%
2. Kelompok dosis II (300 mg/kgBB)
- ALT = {1-
}x 100% = 32,21%
- AST = {1-
}x 100% = 39,72%
3. Kelompok dosis III (600 mg/kgBB)
- ALT = {1-
}x 100% = 113,32%
- AST = {1-
}x 100% = 79,78%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Biografi Penulis
Penulis skripsi dengan judul “Uji Hepatoprotektif
Jangka Panjang Ekstrak Etanol 50% Daging Buah
Hylocereus polyrhizus Terhadap Kadar ALT dan AST
pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Karbon
Tetraklorida” bernama lengkap Anastasia Kristanti
Setiadi, merupakan anak bungsu dari dua bersaudara
pasangan Setiadi Harmoko dan Caroline Untari
Setiawan. Lahir di bulan Juni tanggal 1 tahun 1996.
Penulis menempuh pendidikan formal di SD Pius
Wonosobo (2002-2008), SMP Bhakti Mulia Wonosobo (2008-2011), SMA Pius
Bakti Utama Bayan (2011-2014). Penulis pada tahun 2014 melanjutkan
pendidikan Sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan di dalam kampus. Penulis pernah
menjadi panitia Desa Mitra (2015) sebagai Divisi Dokumentasi, panitia Festival
Sanata Dharma (2015) sebagai Koordinator Dokumentasi, panitia Pharmacy
Performance dan Lomba Cerdas Cermat Kimia (2016) sebagai Divisi P3K.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI