UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani...

119
i UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L.) DAN BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI LARVASIDA NYAMUK Culex sp Oleh Rindiani NIM : 151.145.099 JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2018

Transcript of UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani...

Page 1: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

i

UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L.)

DAN BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI LARVASIDA

NYAMUK Culex sp

Oleh

Rindiani

NIM : 151.145.099

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM

2018

Page 2: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

ii

UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L.)

DAN BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI LARVASIDA

NYAMUK Culex sp

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Rindiani

NIM : 151.145.099

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM

2018

Page 3: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 4: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 5: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 6: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 7: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

vii

MOTTO

Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telahmenjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air

hujan . Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam . (QS. Taha(20) : 53).1

1 Yaysan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al-Qur’an. 1971. Al-Qura’an dan Terjemahannya.

Departemen Urusan Agama Islam. Hlm. 476

Page 8: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

viii

LEMBAR PERSEMBAHAN

بِ

Yang utama dari segalanya ..

Sembah sujud sertasyukur kepada Allah SWT.

Taburan cinta dankasih sayang-Mu telah memberikan ku kekuatan, membekali ku dengan ilmu

serta memperkenalkan ku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang engkau berikan

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan

Rasulullah Muhammad SAW.

Ku persembahkan skripsi ini kepada orang-orang yang kusayangi, yaitu :

1. Ayah handa (H.Muslim Darmawan) dan ibunda tercinta (Muhaini), terima kasih yang

tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada kalian yang telah memberikan

kasih sayang, do a, segala dukungan dan cinta kasih yang tiada tercinta yang tiada

mungkin dapat ku balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia.

2. Kakak-kakak ku tercinta ( Juni, Nasri, Lin, Dewi, Diana, dan Nardik) yang selalu

memberikan semangat, do a, dan motivasi dalam setiap usaha yang ku lakukan untuk

menyelesaikan pendidikan ku, dan terima kasih untuk semua keluarga besarku yang tidak

bisa ku sebut semuanya,

3. Bapak, ibu, kakak, dan teman-teman yang telah membantu dalam proses pencarian alat

dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian, terima kasih atas waktu, motivasi serta

menjadi inspirasi bagiku. Semoga Allah membalas kebaikan dan meridhoi perjuangan dalam

menuntut dan mengajarkan ilmu, terima kasih atas bantuan yang diberikan untukku.

4. Seluruh keluarga besar ku kelas VII C (CCS 14 ) yang selalu berjuang bersama, yang selalu

menyenangkan hati dalam suka maupun duka, yang telah mengukir banyak kenangan

bersama kalian dalam masa perkuliahan, dan terima kasih atas semangat serta motivasi

dari kalian semua CCS.

5. Almamater tercinta yang menjadi kebanggan.

Page 9: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan

shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Besar Nabi

Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin

Allahuma Aamiin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana pada program Pendidikan IPA Biologi Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis memberikan

penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu, yaitu mereka antara lain :

1. Nurdiana, SP.MP., selaku Pembimbing I dan Ervina Titi Jayanti, M.Sc., selaku

Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail,

terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukan dalam suasan keakraban

menjadikan skripsi ini lebih matang dancepat selesai.

2. Dr. Ir. Edi M. Jayadi, MP., selaku ketua jurusan sekaligus Penguji II, Dr.

Suhirman, M. Si., selaku Penguji I yang telah memberikan saran konstruktf bagi

penyempurnaan skripsi ini, dan Alwan Mahsul, M. Pd., selaku sekertaris Jurusan.

3. Dr. H. Adi Fadli, M. Ag., selaku dosen wali yang selalu memberikan arahan

selama studi.

4. Semua Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPA Biologi Universitas Islam

Negeri Mataram yang telah memberikan mimbingan selama menjalani

perkuliahan.

5. Staf Laboran Biologi Universitas Islam Negeri Mataram Muhattir Muhammad,

S.Pd, Yuliatin, S.Pd, dan Quratul Aini,S.Pd yang telah membantu selama proses

penelitian.

Page 10: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

x

6. Dr. Hj. Lubna, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unversitas

Islam Negeri Mataram.

7. Dr. H. Mutawali, M. Ag, selaku rektor Universitas Islam Negeri Mataram dan

segenap civitas akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat ganda dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semesta.

Aamiin.

Tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan Yang Esa. Penulis

menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu kritik dan

saran yang konstruktif agar dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya.

Mataram, 19 Desember 2017

Penulis

Rindiani

Page 11: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................. v

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

DAFTAR ISI.............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

ABSTRAK ................................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah....................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 5

D. Penegasan Istilah ........................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 9

A. Tinjauan NyamukCulex sp........................................................... 9

1. TaksonomiCulex sp. ............................................................... 10

2. Morfologi dan FisioligiCulex sp............................................. 11

3. Siklus hidupCulex sp .............................................................. 13

4. Habitat nyamukCulex sp......................................................... 16

Page 12: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

xii

5. Binomika nyamukCulex sp..................................................... 17

6. Pengendalian vektorCulex sp.................................................. 18

7. Penyebaran penyakit kaki gajah .............................................. 19

B. Tinjauan Buah Mentimun (Cucumis sativus L). .......................... 20

1. Tinjauan Buah Mentimun........................................................ 20

2. Morfologi Buah Mentimun...................................................... 21

3. Syarat Tumbuh Mentimun....................................................... 24

4. Niliai gizi dan Manfaat Mentimun .......................................... 24

C. Tinjauan Buah Pare (Momordica charantia L)............................ 25

1. Taksonomi Buah Pare.............................................................. 25

2. Morfologi Buah Pare ............................................................... 26

3. Syarat Tumbuh Buah Pare....................................................... 28

4. Nilai gizi dan Manfaat Buah Pare............................................ 29

5.Senyawa Metabolit Buah Mentimun dan Pare ........................ 30

D. Kerangka Berpikir ...................................................................... 31

E. Hipotesis ..................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 35A. Jenis Penelitian............................................................................. 35

B. Desain Penelitian ......................................................................... 35

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 36

D. Tempat danWaktu Penelitian ....................................................... 36

E. Alat dan Bahan............................................................................. 36

F. Variabel Penelitian....................................................................... 37

G. Prosedur Penelitian....................................................................... 37

1. Pembuatan Perasan Buah Mentimun dan Pare ........................ 37

2. Tahap Pengenceran.................................................................. 38

3. Tahap Pengujian ...................................................................... 39

H. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40

I. Teknik Analisis Data.................................................................... 41

Page 13: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 43

A. Hasil Penelitian........................................................................... 43

B. Analisis Data............................................................................... 44

C. Pembahasan ................................................................................ 52

BAB V PENUTUP ................................................................................... 60A. Simpulan..................................................................................... 60

B. Saran .......................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61

LAMPIRAN............................................................................................... 65

Page 14: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Pare......................................................................... 29

Tabel 2. Rancangan Variasi Perlakuan ..................................................................... 36

Tabel 3. Pengamatan mortalitas larva nyamukCulex sp .......................................... 40

Tabel 4. Mortalitas larvaCulex sp pada Buah Mentimun......................................... 44

Tabel 5. Mortalitas larva Culex sp pada Buah pare .................................................. 44

Table 6. Rata-rata mortalitasCulex sp pada buah Mentimun ................................... 46

Table 7. Rata-rata mortalitasCulex sp pada buah Pare............................................. 47

Table 8. Hasil uji Probit ............................................................................................ 49

Table 9.Uji Normalitas data ...................................................................................... 50

Table 10.UjiKruskal Wallis...................................................................................... 51

Table 11.Uji Post Hoc............................................................................................... 51

Page 15: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

xv

DAFTAR GAMBARHal

Gambar 1.Culex sp betina ......................................................................................... 12

Gambar 2.Culex sp jantan ........................................................................................ 12

Gambar 3. Siklus nyamukCulex sp.......................................................................... 13

Gambar 4. Telur nyamukCulex sp ........................................................................... 14

Gambar 5. Larva nyamukCulex sp........................................................................... 15

Gambar 6. Pupa nyamukCulex sp............................................................................ 16

Gambar 7. Morfologi buah Mentimun (Cucumis sativus L)..................................... 23

Gambar 8. Morfologi buah Pare(Momordica charntia L) ........................................ 28

Gambar 9. Diagram batang kematian larvaCulex sp pada buah Mentimundan Pare................................................................................................ 45

Gambar 10. Diagram batang mortalitas larva periode waktu 24 jam padabuah Mentimun dan buah Pare............................................................. 47

Gambar 11. Diagram batang mortalitas larva periode waktu 24 jam pada Pare....... 48

Page 16: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1: Dokumentasi Penelitian........................................................................ 65

Lampiran 2 : Data Hasil Penelitian ........................................................................... 68

Lampiran 3 : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS........................................ 74

Lampiran 4 : Surat penelitian.................................................................................... 88

Lampiran 5 : Rancangan Jadwal Kegiatan Penelitian............................................... 91

Page 17: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

xvii

Uji Efikasi Konsentrasi Buah Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Buah Pare(Momordica charantia L.) Sebagai Larvasida Nyamuk Culex sp

Oleh:

RindianiNIM: 151.145.099

Abstrak

Nyamuk merupakan salah satu ektoparasit pengganggu yang merugikankesehatan manusia. Salah satunya adalah nyamukCulex sp yang merupakan vectordari penyakitfilariasis. Penyakitfilariasis (kaki gajah) merupakan penyakit menulardisebabkan oleh infeksi cacingfilaria yang hidup di kelenjar getah bening dan darah,bersifat menahun dan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Buah mentimun dan buahpare mengandung senyawatoksik yaitu saponin, tanin, alkaloid dan flavonid yangberpotensi sebagailarvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitasperasan buah mentimun dan buah pare sebagai larvasida nyamukCulex sp. Jenispenelitian ini adalah eksperimen murni, dengan rancangan acak lengkap (RAL) 2Faktorial. Perasan buah mentimun dan buah pare dibuat dengan cara memeras saribuahnya, denga konsentrasi yaitu 0% (sebagai kontrol) 20%, 40%, 60%, dan 80%.Pengujian larvasida dilakukan dengan cara memasukkan 10 ekor larvaCulex sp instarIV ke dalam perasan buah mentimun dan buah pare. Perlakuan diamati per 3 jamselama 24 jam dan mengamati jumlah larva yang mati, kemudian dilakukan ulangansebanyak 3 kali ulangan. Pengaruh terbesar terdapat pada konsentrasi 60 % dan 80 %yaitu sebanyak 100 %, sedangkan terendah pada konsentrasi 20% dan 40% yaitusebanyak 60%. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi yang diberikanpada masing-masing perlakuan, maka semakin tinggi tingkat kematian pada hewanuji. Analisis data yang dilakukan secara bivariat(kruskal wallis) menggunakanprogramSPSS 16. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antaraperasan buah mentimun dan perasan buah pare dengan kematian larva (p=0,000).Analisis probit pada perasan buah mentimun didapatkan nilai LC50 yaitu 33,872%dan nilai LC90 yaitu 54,373%, sementara pada perasan buah pare nilai LC50 dan LC90

yaitu 21,580% dan 34,642%. Hal ini menunjukkan bahwa perasan buah pare lebihefektif sebagailarvasida nyamuk Culex sp dibandingkan dengan perasan buahmentimun.

Kata Kunci : Konsentrasi, Buah Mentimun, Buah Pare, Larva nyamukCulex sp,Mortalitas.

Page 18: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit filariasis (kaki gajah) merupakan salah satu penyakit

menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cacingfilaria yang hidup di kelenjar

getah bening dan darah, bersifat menahun dan dapat menimbulkan cacat

menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan

maupun laki-laki yang dibawa melalui perantara nyamuk.1 Saat ini di

Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacingfilaria yang menginfeksi

manusia, yaituWuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.2

Pada dasarnya nyamukCulex sp adalah jenis nyamuk yang berperan

sebagai vektor penyakitfilariasis (kaki gajah).

Indonesia tergolong daerah rawan kasusfilariasis. Jumlah kasus

klinis filariasis di Indonesia berdasarkan data kumulatif sampai tahun

2013 ditemukan sejumlah 12.714 kasus dan mengalami peningkatan sejak

tahun 2012, yaitu sejumlah 11.902 kasus, dan semakin meningkat pada

tahun 2014 yaitu terdapat 14,932 penderita terkena penyakitfilariasis. Hal

ini menyebabkan penyakit tersebut penting untuk ditanggulangi.3

1Maria Nindatua, Novita L. Tuhumury, Martha Kaihena.“Pengembangan Ekstrak EtanolDaun Lavender (Lavandula Angustifolia) Sebagai Anti nyamuk Vektor FilariasisCulex sp.” JurnalKedokteran Dan Kesehatan, Molucca Medica, Volume 4, Nomor 1, Oktober 2011, hlm. 19-27.

2Murti Utami. Kaki Gajah Harus Disembuhkan. Kementrian kesehatan RI,( Jakarta :Mediakom : 2015), hal : 24.

3Dyah Mahendrasari Sukendra, Muhammad Atiq Shidqon. “Gambaran Perilaku Menggigit

NyamukCulex sp. Sebagai Vektor Penyakit FilariasisWuchereria Bancrofti.”Jurnal Pena Medika,Vol. 6, No. 1, Juni 2016, hal. 19– 33.

Page 19: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

2

Salah satu upaya pencegahan penyakitfilariasis di Indonesia yaitu

pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamukCulex sp, yang

meliputi pengendalian tempat perindukan jentik seperti mengalirkan air yang

tergenang dengan saluran air, penimbunan genangan air, penebaran ikan

pemangsa jentik seperti ikan mujair, pengeringan air dengan menanam pohon

yang cepat menyerap air, penanaman pohon bakau dan membersihkan

tanaman ganggang atau lumut pada saluran air, serta penegendalian vektor

secara hayati berupa insektisida alami.4

Pemberantasan secara mekanik dan biologi lebih ramah lingkungan

dari pada dengan cara kimia. Hal ini dikarenakan sebagian besar obat anti

nyamuk mengandung bahan kimia sintetis konsentrasi tinggi. Insektisida

hayati dari tumbuhan mempunyai potensi untuk mengendalikan vektor.

Insektisida hayati yang terbuat dari bahan alami atau nabati tersebut

bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan

relatif aman bagi manusia dan binatang ternak. Daya bunuh insektisida

hayati berasal dari zat toksik yang dikandungnya. Selain itu lebih

ekonomis dan terjangkau semua kalangan.5

Beberapa tumbuhan memiliki golongan senyawa yangtoksik

sehingga dapat memberikan efek sebagai larvasida. Senyawatoksik

tersebut adalah golongan senyawaalkaloid, saponin, tanin, dan flavonoid.

4Nina Aryani, Ida Ayu Pasti Apsari, Iwan Aryono Utama. “ Proporsi Dan Dinamika Larva

Aedes aegpty, Anopheles danCulex yang ditemukan di Denpasar .” Jurnal Viternier, Vol. 9, No. 1,

Maret 2008, hal. 41-44.5Hasan Boesri dan Damar Tri Boewono.“ Pengendalian NyamukAedes aegypti dan Culex

quinquefasciatus dengan Penyemprotan Sistem Pengasapan (Thermal Fogging) MenggunakanInsektisida Laden 500ec.” Jurnal Vektora Vol. 1 No. 1, April 2009, hal. 35.

Page 20: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

3

Buah mentimun (Cucumis sativus L.) dan buah pare (Momordica

charantia L.) tergolong memiliki senyawa-senyawa tersebut.6

Buah mentimun dan buah pare termasuk dalam suku labu-labuan

(Cucurbitaceae) dan merupakan tumbuhan yang menghasilkan buah yang

dapat dimakan. Kedua buah tersebut telah terbukti memiliki senyawa

alkaloid, saponin, dan flavonoid. Alkaloid merupakan komponen aktif

yang bekerja di saraf dan dapat bertindak sebagai racun melalui mulut

larva, karena senyawaalkaloid yang menyebabkan rasa pahit pada ujung

buah mentimun. Senyawasaponin bersifat racun bagi hewan berdarah

dingin termasuk nyamuk.Saponin dapat menurunkan nafsu makan larva

sehingga larva akan mati kelaparan. Selain itu, pada buah mentimun dan

pare juga terdapat senyawaflavonoid yang mempunyai rasa pahit dan

bersifat menolak serangga. Apabila senyawaflavonoid masuk kemulut

serangga dapat mengakibatkan kelemahan pada saraf dan kerusakan pada

spirakel sehinga serangga tidak bisa bernafas dan akhirnya mati, senyawa

ini yang akan menghambat proses pertumbuhan serangga.7

Penelitian yang menggunakan buah mentimun sebagai larvasida

terhadap larvaAedes aegepty instar III dan IV oleh Syamsul, dkk (2014)

menunjukkan nilai Letal Concentration (LC50) dari perasan buah

mentimun sebesar 43,06%, sedangkan penelitian tentang buah pare

sebagai larvasida dilakukan oleh Ilham Syam dkk (2015) menunjukan

6Syamsul , Eka Siswanto, and Eka Purwanto.“Uji aktivitas perasan buah mentimun (cucumissativus l) sebagai Biolarvasida terhadap larva nyamukAedes aegypti”, Jurnal KimiaMulawarman.vol.11.2.2014, hlm. 70

7Ibid, hlm : 72.

Page 21: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

4

bahwa pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dapat membunuh larva

nyamukAedes aegepty.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menggunakan

perasan buah mentimun dan buah pare sebagai larvasida nyamukCulex sp,

dengan judul“ Uji Efikasi Konsentrasi Buah Mentimun (Cucumis sativus

L.) dan Buah Pare (Momordica charantia L.) sebagai larvasida nyamuk

Culex sp.

B. Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada

penelitian ini difokuskan pada :

a. “Apakah perasan buah mentimun dan perasan buah pare dapat

digunakan sebagailarvasida nyamukCulex sp”?

b. “Bagaimanakah perbedaan efikasi perasan buah mentimun dan

buah pare sebagailarvasida nyamukCulex sp”?

c. “Bagaimanakah tingkat mortalitas larva instar IV nyamuk Culex sp

menggunakan perasan buah mentimun(Cucumis sativus L.) dan

buah pare (Momordica charantia L.)” ?

2. Batasan Masalah

Berdasarkan objek yang akan diteliti, serta untuk memperjelas

ruang lingkup ini maka perlu ada batasan masalah. Adapun batasan

masalah pada penelitian ini adalah :

a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perasan dari buah

mentimun dan buah pare.

Page 22: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

5

b. Penelitian ini menggunakan instar IV larva nyamukCulex sp.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, maka

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :

1) “Efikasi perasan buah mentimun dan buah pare sebagai larvasida

nyamukCulex sp”.

2) “Perbedaan efikasi perasan buah mentimun dan buah pare sebagai

larvasida nyamukCulex sp”.

3) “Tingkat mortalitas larva instar IV nyamuk Culex sp menggunakan

perasan buah mentimun(Cucumis sativus L.) dengan buah pare

(Momordica charantia L.)”.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dimaksud, antara lain :

1. Untuk menambah khasanah wawasan pengetahuan bagi peneliti

tentang efikasi perasan buah mentimun dan buah pare sebagai

larvasida nyamukCulex sp.

2. Untuk menambah informasi sebagai acuan peneliti.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian

yang lebih luas lagi terkait penelitian mengenai efikasi perasan

buah mentimun (Cucumis sativus L.) dan buah pare (Momordica

chrantia L.) sebagai larvasida nyamukCulex sp.

4. Untuk Mahasiswa dapat dijadikan sebagai rujukana, acuan atau

refensi dalam praktikum dan pembelajaran.

Page 23: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

6

5. Untuk lembaga UIN Mataram dalam menunjang peningkatan

kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat menghasilkan sumber

daya manusia yang berkualitas.

6. Untuk masyarakat, agar mengetahui bahwa buah mentimun

(Cucumis sativus L.) dan buah pare (Momordica charantia L.) ini

bukan hanya digunakan atau dimanfaatkan sebagai bahan makanan,

bahan industri kosmetik, dan sebagai obat penyakit, tetapi juga

sebagailarvasida nyamukCulex sp.

D. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi perluasan makna terhadap istilah dalam

penelitian ini, maka berikut ini ada beberapa penjelasan mengenai istilah-

istilah yang digunakan pada judul tersebut :

1. Efikasi

Efikasi kata lain dari efektivitas, yaitu kemampuan untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

2. Buah Mentimun

Buah mentimun yang digunakan adalah buah mentimun jenis

splicing cucumber atau buah mentimun yang sering dikonsumsi oleh

masyarakat sebagai lalapan yang biasa banyak dijual dipasaran.

Pemilihan buah mentimun yakni yang sudah siap panen yang

berwarna hijau segar dengan tingkat kematangan yang sedang, artinya

tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Bagian buah yang akan

digunakan bukan seluruhnya, melainkan bagian yang paling ujung

dekat tangkai.

Page 24: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

7

3. Buah Pare

Jenis buah pare yang digunakan adalah buah pare yang

ukurannya panjang dan berwarna hijau muda. Pemilihan buah pare juga

sama seperti buah mentimun yang sudah siap panen dengan warna hijau

segar. Bagian buah yang akan digunakan adalah seluruh bagian buah

karena keseluruhan buahnya memiliki rasa pahit dan terbukti

mengandung senyawasaponin, alkaloid danflavonoid.8

4. Larvasida

Zat kimia yang digunakan untuk membunuh larva atau

tempayak serangga.9 Pada penelitian ini bahan yang akan digunakan

sebagai larvasida adalah perasan dari buah mentimun dan buah pare.

5. LarvaCulex sp

Larva atau jentik adalah serangga berbentuk ulat yang belum

dewasa yang baru keluar dari telurnya, atau bentuk pradewasa

makhluk yang mengalamimetamorfosis sempurna,10 seperti nyamuk

Culex sp. Tahap yang dialami oleh nyamukCulex sp yaitu telur, larva,

pupa dan nyamuk dewasa. Larva yang akan digunakan pada penelitian

ini yaitu larva instar IV. Ciri-ciri dari larva instar IV, memiliki

perubahan perkembangbiakan dalam jangka waktu 2-3 hari, morfologi

tubuh terdiri atas kepala (chepal), dada (thorax), dan perut (abdomen).

8Santoso, “Usaha Tanaman Pare”, Brosur Instalasi Penelitian Dan Pengkajian TeknologiPertanian, Dki Jakarta, 1996, hlm. 6.

9Tim Penyusun Realit,Kamus Biolodi Edisi Lengkap, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), hlm.230.

10Mien A. Rifai, Kamus Biologi, (Jakarta: Balai Pustak, 2004), hlm. 105.

Page 25: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

8

Larva ini berukuran paling besar 5 mm, tubuhnya langsing dan

bergerak sangat lincah.

Page 26: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Nyamuk Culex sp

Nyamuk merupakan salah satu ektoparasit pengganggu yang

merugikan kesehatan manusia. Hal tersebut disebabkan kemampuannya

sebagai vektor berbagai penyakit. Salah satunya adalahCulex sp yang

merupakan vektor dari penyakitfilariasis (kaki gajah). Kaki gajah menjadi

penyakit yang kurang diacuhkan orang, karena banyak yang tidak

menyadari sudah terkena penyakit tersebut pada tahap awalnya. Hal ini

bisa dimaklumi karena penyakit ini tidak langsung menunjukkan gejala.

Gejala tersebut akan muncul dan dirasakan setelah beberapa kali digigit

nyamuk dan parasit masuk ke dalam tubuh (fase subklinis) sehingga sering

kali si penderita terlambat ditangani.11

Gejala akut dan keluhan yang dialami penderita adalah demam

berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan

muncul lagi setelah bekerja berat, pembengkakan kelenjar getah bening

(tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak yang tampak kemerahan,

panas dan sakit, radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas

dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah

ujung.12

NyamukCulex sp betina merupakan nyamuk yang aktif menggigit

karena memerlukan darah untuk perkembangan telurnya. Pada saat

11Murti Utami. “Kaki Gajah..,” hal : 25.12Ibid, hal : 27.

Page 27: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

10

nyamuk aktif mencari darah maka nyamuk akan terbang berkeliling untuk

mencari rangsangan darihospes yang cocok. Nyamuk tertarik pada benda

dan pakaian berwarna gelap, manusia serta hewan. Hal ini disebabkan oleh

rangsangan bau zat-zat yang dikeluarkan hewan, terutama CO2 dan

beberapa asam amino. Berbeda dengan nyamukAnopheles, nyamuk genus

Culex mempunyai kebiasaan menghisap pada malam hari saja. Jarak

terbang nyamukCulex sp sangat pendek hanya beberapa puluh meter

saja.13

1. Taksonomi Culex sp

Nyamuk merupakan salah satu di antara serangga yang sangat

penting dalam dunia kesehatan. Adapun klasifikasi dari nyamukCulexsp

adalah sebagai berikut :

Kingdom :Animalia

Filum : Arthtopoda

Kelas :Insecta

Ordo :Diptera

Famili : Culicidae

Sub famili :Culicianae

Genus :Culex

Spesies :Culex sp

Berdasarkan klasifikasi di atas nyamukCulex sp termasuk dalam

salah satu ordoDiptera dan keluargaCulicidae. Dalam bahasa,Culicidae

dikenal dengan sebutan nyamuk. Jenis nyamuk dalam keluarga ini

13Zumrotus Sholichah. “Ancaman dari NyamukCulex sp yang Terabaikan”. Jurnal Litbang

P2B2 Banjarnegara Vol. 5, No. 01 Juni 2009 , hal : 21-23.

Page 28: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

11

termasuk nyamuk penggigit yang berbahaya karena dapat menyebabkan

penyakit kaki gajah.14

2. Morfologi dan Fisiologi Culex sp

Nyamuk mempunyai beberapa ciri yaitu tubuhnya dibedakan atas

caput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang

antena. Satu pasangsayap danhalter menempatkan nyamuk dalam ordo

Diptera. Sisik pada sayap dana danya alat mulut yang panjang seperti

jarum menempatkan nyamuk ke dalam familia Culicidae. GenusCulex

dicirikan dengan bentukabdomen nyamuk betina yang tumpul pada

bagian ujungnya.15

Nama lain nyamukCulex sp adalahCulex pipiens fatigans. Kepala

Culex umumnya bulat dan memiliki sepasang mata, sepasang antena,

sepasang palpi yang terdiri atas 5 segmen dan 1probosis antena yang

terdiri atas 15 segmen. Berbeda denganAedes, pada genusCulex tidak

terdapat rambut padaspiracular maupun padapost spiracular. Panjang

palpus maxillaries nyamuk jantan sama denganproboscis.16

Bagian toraks nyamuk terdiri atas 3 bagian yaituprotoraks,

mesotoraks dan metatoraks. Pada bagianmetatoraks mengecil dan

terdapat sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadihalter.

SementaraAbdomen terdiri atas 8 segmen tanpa bintik putih di tiap

14Desi Wijiati.“Uji Efektivitas..,” hal: 32.15Arsunan Arsin,Epidemiologi Filariasis Di Indonesia, ( Makasar : Masagena Press 2016 ),

hal : 52.16

Kania Evita Dewi, Ednawati Rainarli, Nelly Indriani.”Model Dinamik Interaksi Larva

Nyamuk Culex Dengan Larva Nyamuk Toxorhynchite Dalam Upaya Pencegahan PenyebaranFilariasis”. Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol.14 No. 1, November 2010, hal : 48.

Page 29: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

12

segmen. Ciri lain dari nyamukCulex adalah posisi yang sejajar dengan

bidang permukaan yang dihinggapi saat istirahat atau saat menusuk

dengan kaki belakang yang sedikit terangkat.

Genus Culex sp dikenali dengan struktur sketelumnya yang

trilobus, ujung abdomen yang tumpul dan badannya yang penuh dengan

sisik-sisik. Selain itu, struktur yang membedakan genus ini dengan genus

yang lain adalah struktur yang disebutpulvilus yang berdekatan dengan

kuku diujung kaki nyamuk. NyamukCulex sp berwarna coklat, berukuran

sedang, dengan bintik-bintik putih di bagiandorsal pada abdomen.

Sementera kaki danproboscis berwarna hitam polos tanpa bintik-bintik

putih. Spesies ini sulit dibedakan dengan nyamuk genusCulex lainnya.17

a. Gambar 1 b. Gambar 2

Culex sp betina Culex sp jantan

Keterangan : Keterangan :1. Perut (Abdomen) 1. Antena2. Kaki 2.Proboscis3. Dada (Torax) 3. Kepala (Cepal)4. Kepala (Cepal) 4. Dada (Torax)5. Antena 5. Perut(Abdomen)6. Proboscis 6. Kaki

17Desi Wijiati.“Uji Efektivitas..,” hal : 34.

654321654321

Page 30: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

13

3. Siklus Hidup Nyamuk Culex sp

Nyamuk pada umumnya mengalami metamorfosis sempurna(holometabola) yaitu stadium telur, larva, pupa dan dewasa sertamenyelesaikan daur hidupnya selama 7-14 hari. Tahapan ini dibagi kedalam dua perbedaan habitatnya yaitu lingkungan air (akuatik) dan didaratan (terestrial). Oleh sebab itu, keberadaan air sangat dibutuhkanuntuk kelangsungan hidup nyamuk, terutama masa jentik (larva) dan pupa.Nyamuk meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang

keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan

telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari jenisnya. NyamukCulex

sp meletakkan telurnya di atas permukaan air secara bergerombolan dan

melekat sehingga berbentuk rakit.18

Gambar 3Siklus hidup nyamuk Culex sp19

18Blondine Ch. P, Umi Widyastuti. “Efektivitas Bacillus thuringiensisH-14 Strain Lokal

dalam Buah Kelapa Terhadap LarvaAnophelessp danCulex sp di Kampung Laut KabupatenCilacap.” Jurnal Media Litbangkes, Vol. 23 No. 2, Juni 2013, hal : 58-64.

19Yogi Ismail Gani. “ Efek Residu Bacillus thuringiensis Israelensis Terhadap Aedes

albupictus dan Culexaquinquefasciatus di Dalam Bak Fiber Glass, Keramik. dan Semen.”,

(Skripsi, FK, UI, Jakarta, April 2011), hal : 53.

4 1

3 2

Page 31: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

14

Keterangan :

1. Telur2. Larva3. Pupa4. Nyamuk dewasa

a. Telur nyamuk Culex spSeekor nyamuk mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap

spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. NyamukCulex

sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan

bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.20

Gambar 4

Telur Culex sp.21

b. Larva nyamukCulex sp

Perkembangan stadium jentik merupakan pertumbuhan dan

melengkapi bulu-bulunya, stadium jentik memerlukan waktu 1 minggu.

Pertumbuhan ini dipengaruhi faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya

binatangpredator. Larva nyamukCulex sp terdiri dari 4 tahap pertumbuhan,

yaitu :

20Heni Prasetyowati. “ Kehidupan Nyamuk Culex”. Jurnal Litbang P2B2 Ciamis,

Balitbangkes Depkes.RI, Vol.2.No. 02, Desember 2007, hal : 19.21

Yogi Ismail Gani. “Efek Residu Bacillus thuringiensis Israelensis Terhadap Aedesalbupictus dan Culexaquinquefasciatus di Dalam Bak Fiber Glass, Keramik. dan Semen.”,

(Skripsi, FK, UI, Jakarta, April 2011), hal : 56.

Telur

Culexsp

Page 32: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

15

1. Larva instar I, berukuran paling kecil yaitu 1– 2 mm atau 1– 2 hari

setelahmenetas. Duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong

pernafasan padasiphon belum jelas.

2. Larva instar II, berukuran 2,5– 3,5 mm atau 2– 3 hari setelah telur

menetas. Duri-duri belum jelas, corong kepala mulai menghitam.

3. Larva instar III, berukuran 4– 5 mm atau 3– 4 hari setelah telur

menetas. Duri-duri dada mulai jelas dan corong pernafasan berwarna

coklat kehitaman.

4. Larva IV, berukuran paling besar yaitu 5– 6 mm atau 4– 6 hari setelah

telur menetas dan dengan warna kepala terlihat gelap.22

Gambar 5

Larva nyamukCulex sp instar I-IV23

Keterangan

1. Larva instar I

2. Larva instar II

3. Larva instar III

4. Larva instar IV

22Ibid, hal : 60.23

Fergie Dwita Mayasari. “Toksisitas Spora Jamur Paecilomyces fumosoroseus TerhadapMortalitas Larva NyamukCulex Sp.”, ( Skripsi, Universitas Jember, 2011), Hal : 50.

3 421Larva instar IV

Page 33: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

16

c. Pupa nyamukCulex sp

Tubuh pupa berbentuk bengkok dengan kepalanya yang besar.

Pupa membutuhkan waktu 2-5 hari. Pupa tidak makan apapun. Sebagian

kecil tubuh pupa kontak dengan permukaan air, berbentuk terompet panjang

dan ramping, setelah 1– 2 hari akan menjadi nyamukCulex sp.24

Gambar 6

Pupa nyamukCulex sp25

d. NyamukCulex sp

Nyamuk Culex sp jantan dapat hidup sampai satu minggu,

sedangkan nyamuk betina mampu bertahan hidup selama 1 bulan. Nyamuk

dewasa menggigit, menghisap darah manusia dan menyebabkan penyakit

filariasis. Nyamuk yang menyebabkan penyakitfilariasis adalah nyamuk

Culex sp betina.26

4. Habitat Nyamuk Culexs sp

NyamukCulex sp lebih menyukai air yang kotor seperti genangan

air kotor, limbah pembuangan mandi, got atau selokan, dan sungai yang

penuh sampah. NyamukCulex sp melakukan kegiatannya di malam hari

24Desi Wijiati.“ Uji Efektivitas..,” hal : 55.

25Ibid, hal : 5626

Laela Lailatul, Asep Kadarohman, Ratnaningsih Eko. “ Efektivitas Biolarvasida Etanol

Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) Terhadap Larva NyamukAedesaegpyt, Culex sp, Dan Anopheles sundaicus”. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol. 1, No. 1,April 2010, Hal : 59-65.

Pupa nyamuk

Culex sp

Page 34: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

17

mampu berkembang biak di segala musim, tetapi jumlahnya menurun saat

musim hujan karena jentik-jentiknya terbawa arus. Sementara itu, Rao

(1981) membagi habitat larva menjadi dua kelompok yaitu pertama

habitat yang bersifat alamiah seperti danau, rawa, genangan air, dan yang

kedua habitat buatan manusia seperti daerah sawah, irigasi, kolam.27

5. Binomika Nyamuk Culex sp

a. Perilaku Mencari Makan

Nyamuk Culex sp menghisap darah manusia pada malam hari

di dalam ruangan (dalam rumah warga) dari mulai terbenamnya

matahari sampai dini hari. Spesies nyamukCulex sp disebutnocturnal

atau memiliki kebiasaan menggigit manusia utamanya pada malam

hari yaitu pukul 01.00-02.00 am merupakan puncak dari aktivitas

menggigit nyamukCulex sp. Jarak terbang dari nyamuk ini pun

penedek, hanya mencapai jarak rata-rata beberapa puluh meter saja.28

b. Perilaku Beristirahat

Nyamuk betina akan beristirahat selama 2-3 hari setelah

menggigit orang/hewan. Nyamuk memiliki dua macam perilaku

istirahat yaitu istirahat yang sesungguhnyaselama waktu menunggu

proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitupada nyamuk

sedang aktif menggigit. Setiap spesies nyamuk memiliki perilaku

beristirahat yang berbeda-beda. NyamukCulex sp beristirahat di

27Michael Valiant, Sylvia Soeng, Susy Tjahjani. “Efek Infusa Daun Pepaya (Carica papayaL.) terhadap Larva NyamukCulex sp.” Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 9, No.2, Februari2010, hal :155-160.

28Dyah Mahendrasari Sukendra, Muhammad Atiq Shidqon. “Gambaran Perilaku Menggigit

NyamukCulex sp..,” hal. 24.

Page 35: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

18

tembok-tembok rumah, baju-baju yang digantung dan terbiasa berada

di dalam rumah, sehingga dikenal dengan nyamuk rumahan.29

c. Jarak Terba

Menurut WHO jarak terbang nyamukCulex sp betina dewasa

dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya adalah tempat

bertelur. Jarak terbang nyamuk betina dewasa 1-3 m dari tempat

kemunculannya.30

6. Pengendalian vektor Nyamuk Culex sp

Tujuan utama pengendalian vektor adalah untuk menurunkan

kepadatan populasi nyamukCulex sp sampai serendah–rendahnya

sehingga kemampuan sebagai vektor akan menghilang. Secara garis besar

terdapat empat cara pengendalian vektor yakni secara kimiawi, biologi,

fisik dan mekanik atau pengelolaan lingkungan.

Pemberantasan larva merupakan kunci strategi program

pengendalian dalam penyakitfilariasis yang ditularkan melalui vektor

yang aktif karena langsung menularkannya melalui gigitan. Aplikasi

insektisida dalam mengendalikan vektor menimbulkan efek resistensi,

selain itu penggunaan DDT juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan

dan permasalahan lingkungan. Penggunaan abate pun di Indonesia sudah

sejak tahun 1976 atau sudah digunakan lebih dari 30 tahun, sehingga

29Ibid, hal : 27.30Murti Utami. “Kaki Gajah..,” hal : 27.

Page 36: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

19

penggunaan insektisida yang berulang dapat menambah resiko

kontaminasi residu pestisida dalam air, terutama air minum.31

Usaha alternatif yang lebih efektif dalam mengendalikan populasi

dan penyebaran nyamuk sebagai vektor penyakit yang mudah didapat dan

bersifat ramah lingkungan, sangat diperlukan. Salah satu tanaman yang

dapat berperan sebagaibioinsektisida dalam pengendalian nyamuk adalah

tumbuh-tumbuhan yang mengandung senyawa antioksidan antilarvasida.32

7. Penyebaran Penyakit Filariasis (kaki gajah)

Filariasis atau elephantiasis atau yang dalam bahasa Indonesia

dikenal sebagai penyakit kaki gajah adalah penyakit yang disebabkan

karena infeksi cacingfilaria. Penyakit ini disebabkan oleh cacing dari

kelompok nematoda, yaituWucheraria bancrofti, Brugia malayi dan

Brugia timori. Ketiga jenis cacing tersebut menyebabkan penyakit kaki

gajah dengan cara penularan dan gejala klinis, serta pengobatan yang

sama.

Cacing betina akan menghasilkan (melahirkan) larva, disebut

mikrofilaria, yang akan bermigrasi kedalam sistem peredaran darah.

Penyakit kaki gajah terutama disebabkan karena adanya cacing dewasa

yang hidup di saluran getah bening. Cacing tersebut akan merusak saluran

getah bening yang mengakibatkan cairan getah bening tidak dapat

31Giano Just Eman1, Janno Bernadus, Angel Sorisi. “Survei Nyamuk Culexs spp Di Daerah

PerumahanSekitar Pelabuhan Bitung”. Jurnal Kedokteran Klinik (Jkk), Volume 1 No 1 , Desember2016, hal : 25.

32Rika Novera1,Hasanuddin, Safrida. “Pemanfaatan Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix)Sebagai Insektisida Alami Pembasmi Larva Instar Iii CulexSp.” Jurnal IlmiahMahasiswa FakultasKeguruan Dan Ilmu Pendidikan Unsyiah Vol 2, No 1, Pebruari 2017, hal : 33

Page 37: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

20

tersalurkan dengan baik sehingga menyebabkan pembengkakan pada

tungkai dan lengan. Cacing dewasa mampu bertahan hidup selama 5– 7

tahun di dalam kelenjar getah bening.33

B. Tinjauan Buah Mentimun ( Cucumis sativus L.)

Mentimun adalah salah satu jenis sayuran dan buah yang sangat

populer dan dikenal hampir di setiap negara di dunia. Seiring dengan

perkembangan peradaban manusia, saat ini mentimun telah menyebar dan

dibudayakan hampir di seluruh dunia, baik di daerah tropis maupun

subtropis. Buah mentimun di Indonesia memiliki berbagai nama daerah

sepertitimun (Jawa),temon atauantemon (Bali), hantimun (Lampung) dan

timon (Aceh).34 Sementara itu di Indonesia tanaman mentimun ditanam di

daerah daratan rendah dan dataran tinggi 0–1000 meter di atas permukaan

laut. Daerah yang menjadi pusat pertanaman mentimun adalah Propinsi

Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Buah mentimun dibutuhkan

masyarakat baik untuk pemenuhan gizi bagi tubuh, juga dibutuhkan bagi

industri kosmetik dalam negeri.35

1. Taksonomi Buah Mentimun ( Cucumis sativus L.)

Di dalam sistematika botani, tanaman mentimun menduduki

klasifikasi sebagai berikut :

33Rita Kusriastuti,Rencana Nasional Program Akselerasi Eliminasi Filariasis di Indonesia,(Direktorat P2b2, Ditjen PP & Pl Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2010), hal : 2.

34Zulkarnaen,Budidaya Sayuran Tropis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm, 143.35Slamet Yadi, La Karimuna,dan Laode Sabaruddin, “Pengaruh Pemangkasan Dan Pemberian

Pupuk Organik TerhadapProduksi Tanamanmentimun (Cucumis Sativus L.)”, Berkala PenelitianAgronomi, Vol. 1 No. 2, Oktober 2012, hlm. 108.

Page 38: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

21

Divisi : SpermatophytaSub divisi :AngiospermaeKelas :DicotyledonaeOrdo :CucurbitalesFamili : CucurbitaceaeGenus :CucumisSpesies :Cucumis sativus L.36

Buah mentimun dikenal dengan berbagai macam ukuran, bentuk

dan warna buah, namun secara garis besar terdapat tiga tipe mentimun,

yaitu slicing, pickling, dan brupless. Metimun jenisslicing yakni jenis

mentimun yang dibudidayakan untuk dikonsumsi buah mudanya dalam

bentuk segar (mentah) sebagai lalapan. Mentimun tipepickling adalah jenis

mentimun yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya sebagai acar.

Sementara mentimun tipebrupless berbeda dengan kedua timun tersebut

karena mengonsumsi mentimun ini tidak menghasilkan gas yang

menyebabkan orang bersendawa.37

2. Morfologi TanamanBuah Mentimun ( Cucumis sativus L.)

Mentimun merupakan tanaman setahun yang tumbuh merambat,

dengan sistem perakaran dangkal. Adapun morfologi tanaman dari buah

mentimun tersebut dilihat dari alat hara (Organum nutritivum) yang terdiri

dari akar (Radix), batang (Caulis), dan daun (Folium). Alat

perkembangbiakan (Organum reproduksi), yaitu terdiri dari bunga (Flos),

biji (Semen), dan buah (Fructus).

I. Alat hara (Organum nitritivum), terdiri atas :

36Ibid, hlm. 109.37Zulkarnaen,Budidaya Sayuran Tropis..,” hal .145.

Page 39: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

22

a. Akar (Radix)

Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar

tunggangnya tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm,

sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar secara horizontal dan

dangkal.

b. Batang(Caulis)

Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau,

berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan umumnya

batang mentimun mengandung air dan lunak. Mentimun mempunyai

sulur dahan berbentuk spiral yang keluar disisi tangkai daun. Sulur

mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka

sentuhan.

c. Daun (Folium)

Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing

berganda, berwarna hijau muda sampai hijau tua. selain itu daun

bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan

bercabang-cabang, kedudukan daun pada batang tanaman berselang

seling antara satu daun dengan daun diatasnya.

II. Alat perkembangbiakan (Organum reproduksi)

a. Bunga(Flos)

Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet,

tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betina

terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai

Page 40: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

23

bakal buah berbentuk lonjong yang membengkok, sedangkan pada

bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yang membengkok.

Letak bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga.

b. Buah (Fructus)

Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan

batang. Bentuk ukuranya bermacam - macam antara 8 - 25 cm dan

diameter 2,3 - 7 cm, tergantung varietasnya. Kulit buah mentimun

ada yang berbintik - bintik, ada pula yang halus. Warna kulit buah

antara hijau keputih-putihan, hijau muda dan hijau gelap sesuai

dengan varietas.

c. Biji (Semen)

Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih

atau putih kekuning-kuningan sampai coklat. Biji ini dapat

digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman.38

Gambar 7

Morfologi mentimun.39

38Aditya Hermawan, “Kajian Sifat Fisik Buah Mentimun (Cucumis Sativus L.) Menggunakan

Pengolahan Citra(Image Processing)” (Skripsi, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember,

2015), hlm. 11.39Ibid, hlm. 13.

Buahmentimun

Page 41: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

24

3. Syarat Tumbuh Buah Mentimun ( Cucumis sativus L.)

Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung

sampai lempung berpasir yang gembur dan mengandung bahan organik.

Mentimun membutuhkan pH tanah di kisaran 6-7 dengan ketinggian tempat

100-1000 M di atas permukaan laut. Mentimun juga membutuhkan sinar

matahari terbuka dan air lancar Aspekagronomi penanaman mentimun

tidak berbeda dengankomonitas sayuran komersil lainnya., seperti

kecocokan tanah dan tinggi tempat, serta iklim yang sesuai meliputi suhu,

cahaya, kelembapan dan curah hujan.40

4. Nilai Gizi dan Manfaat Buah Mentimun ( Cucumis sativus L.)

Mentimun buah yang rendah kalori, kaya akan air, dan merupakan

sumber vitamin C dengan kandungan yang cukup tinggi, juga terbukti

mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu senyawaflavonoid,

saponin, dan alkaloid. Diketahui bahwa vitamin C danflavonoid

mempunyai efekantioksidan dengan memutus reaksi radikal bebas yang

sangat reaktif yang cenderung membentuk radikal baru.41

Buah mentimun dapat dikonsumsi baik dalam bentuk segar

maupun olahan, seperti acar, lalapan, asinan, dan lain- lain. Selain sebagai

bahan pangan, buah dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk kosmetik

dan obat-obatan. Mentimun diduga memiliki khasiat untuk beberapa

penyakit, seperti hipertensi, sariawan, batu ginjal, dan penyejuk kulit. Sari

40Suryadi, Luthfy, Yenni Kusandriani, dan Gunawan, “Karakterisasi Plasma Nutfah

Mentimun”. Jurnal Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Vol.10 No.1 Th.2004.41

Kuncoro Puguh Santoso, Choesnan Effendi, Lilik Herawati, Ratna Damayanti, “PengaruhKetimun (Cucumis Sativus) Sebagai Antioksidan Terhadap Perlindungan Kerusuhan Membran SelAkibat Pemberian Asap Rokok, Jurnal Penelitian Medika Eksakta Vol. 6 No. 1 April 2005: 1−5.

Page 42: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

25

ketimun banyak dijumpai dipasaran dalam bentuk pembersih dan penyegar

kulit, berguna juga sebagairejuvenator sehingga kita tampak lebih segar

dan lebih muda.42

C. Tinjauan Buah Pare (Momordica charantia L.)

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan jenis tanaman

obat-obatan, terutama untuk memperoleh bahan-bahan kontrasepsi. Telah

diketahui ada 52 jenis tanaman yang terdapat di Indonesia memiliki sifat

anti fertilitas, yaitu buah pare yang merupakan tanaman semak semusim

yang dapat tumbuh di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di

tanah tegalan, ataupun dapat ditanam di pekarangan dengan dirambatkan

di pagar.43

1. Taksonomi Buah Pare (Momordica charantia L.)

Menurut Rukmana (1997), buah pare memiliki nama lain

sesuai dengan sebutan bahasa dalam masing-masing bahasa yang

digunakan di Indonesia. Contohnyaparia (Makassar), popare

(Manado), dankepare (Ternate). Sistematika buah pare adalah sebagai

berikut :

Divisio : SpermatophytaSub divisio :AngiospermaeClass :DicotyledoneaeOrdo :CucuritalesFamiliy : CucuribitaceaeGenus :MomordicaSpesies :Momordica charantia L.44

42Ibid, hal : 7.43

Hernawati, “ Potensi Buah Pare (Momordicha charantia L.) Sebagai Herbal Antifertilitas”,

Jurnal FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia , vol. 6, no. 2, Maret 2012, hlm. 2.44

Robby Cahyadi, Suhardjono, “Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordicacharantia L.) Terhadap LarvaArtemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

Page 43: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

26

2. Morfologi Tanaman Buah Pare (Momordica charantia L.)

Tanaman Pare (Momordica charantia L.) adalah sejenis tanaman

menjalar dengan buahnya panjang bergerigi dan runcing ujungnya. Pare

tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar ditanah

terlantar, serta dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan

dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini merambat atau

memanjat dengan alat pembelit atau sulur dengan karakteristik umum

berbentuk spiral, banyak bercabang, dan berbau tidak enak.Adapun

morfologi tanaman dari buah pare tersebut dilihat dari alat hara (Organum

nitritivum) yang terdiri dari akar(Radix), batang (Caulis), dan daun (Folium).

Sedangkan alat perkembangbiakan (Organum reproduksi), yaitu terdiri dari

bunga (Flos), biji (Semen), dan buah (Fructus).

I. Alat hara ((Organum nitritivum), terdiri atas :

a.Akar (Radix)

Akar tunjang, sisi berserabut yang berkembang luas di

kawasan sekeliling. Tumbuh atau memanjat dengan alat pembelit

atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang.

b. Batang (Caulis)

Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut

rapat. Bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling,

bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm,

(BST)”, (Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang 2009) ,hlm.4

Page 44: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

27

berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua,

yang muda berambut cukup rapat.

c. Daun (Folium).

Daun tunggal dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi

menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, garis tengah 4-17cm

berbintik-bintik tembus cahaya, taju bergigi kasar hingga berlekuk

menyirip, warnanya hijau tua. Daun pare yang tumbuh liar disebut

daun tundung yang lebih berkhasiat sebagai obat.

II. Alat perkembangbiakan(Organum reproduksi),

a. Bunga (Flos)

Tangkai bunga dekat pangkalnya dengan daun pelindung

berbentuk jantung hingga ginjal, kelompok bentuk lonceng, dengan

banyak rusuk atau tulang membujur, dengan mahkota berbentuk

roda, taju berbentuk memanjang hingga bulat telur terbalik, bakal

buah berparuh panjang, berduri halus dan panjang.

b. Buah(Fructus)

Buah bulat memanjang berbentuk seperti cylindris, permukaan

buahnya bintil-bintil tidak beraturan dengan panjang 8-30 cm.

Warna buah hijau dan jika sudah masak jika dipecah akan

berwarna orange dengan 3 katup.

c. Biji (Semen)

Page 45: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

28

Biji banyak, berwarna coklat kekuningan pucat,

bentuknya pipih memanjang dan keras serta buahmasih mentah

maka biji akan berwarna putih.

Gambar 8

Morfologi pare.45

a. Syarat Tumbuh Buah Pare (Momordica charantia L.)

Pare dapat tumbuh baik di daerah tropis sampai pada ketinggian

500 m/dpl, suhu antara 18°C- 24°C, kelembaban udara yang cukup

tinggi antara 50%-70% dan dengan curah hujan yang relatif rendah.

Tanaman ini dapat tumbuh dengan subur sepanjang tahun dan tidak

tergantung kepada musim. Tanah yang paling baik bagi pare adalah

tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung

bahan organik, aerasi, dan drainase yang baik.46

45Herry Hermansyah, Refai, Azhan Azhari, “Efektifitas Larvasida Alami Ekstrak Buah Pare

(Momordica charantia) Terhadap Larva Instar Iii Dan Iv NyamukAedes Aegepty”. Jurnal

Politeknik Kesehatan Palembang, Vol. 6. No. 3. Juli 2012. Hlm, 5.46Nur Her Riyadi, Dwi Ishartani, Ruliana Purbasari, “Mengangkat potensi pare (Momordica

charantia) menjadi produk pangan olahan sebagai upaya diversifikasi”, Jurnal Fakultas PertanianUniversitas Sebelas Maret¸Volume 1, Nomor 5, Agustus 2015, Halaman: 1167-1172

Buah pare

(Momordicacharantia L.)

Page 46: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

29

b. Nilai Gizi dan Manfaat Buah Pare (Momordica charantia L.)

Adapun nilai gizi yang terkandung dari tanaman pare adalah

sebagai berikut47 :

Tabel 1Kandungan gizi tiap 100 gram daun dan buah pare

No Zat Gizi Buah Pare Daun Pare1. Air 91,2 gram 80 gram2. Kalori 29 gram 44 gram3. Protein 1,1 gram 5,6 gram4. Lemak 1,1 gram 0,4 gram5. Karbohidrat 0,5 gram 1 gram6. Kalsium 46 mg 264 mg7. Zat besi 1,4 mg 5 gram8. Fosfor 64 mg 666 mg9. Vitamin A 18 SI 5,1 mg10. Vitamin B 0,08 mg 0,05 mg

Bagian tanaman pare yang digunakan sebagai obat adalah buah,

daun, dan bijinya. Tanaman ini,menyimpan banyak manfaat kesehatan di

balik rasa pahitnya,yaitu sebagai penambah nafsu makan, obat sariawan,

obat malaria, obat perut kembung, penyakit kanker. Selain itu buahnya

juga dimanfaatkan sebagai sayuran, lalapan, dan manisan, bijinya sebagai

obat luka luar, sementara daunnya sebagai obat cacing, obat batuk, obat

malaria, obat mual, dan penambah nafsu makan.48

47Hernawati, “ Potensi Buah Pare (Momordicha charantia L.) Sebagai Herbal Antifertilitas”,

Jurnal FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia , vol. 6, no. 2, Maret 2012, hlm. 7.48M. Wien Winarno, Lucie Widowati, Budi Nuratmi, “Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Pare

(Momordica charantia) terhadap Gambaran Sel Epitel Kelenjar Prostat Tikus Putih, Jurnal PusatPenelitian Farmasi dan Obat Tradisional Jakarta, Vol.38 no.5. Juli-Agustus 2011, hlm. 353.

Page 47: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

30

c. Senyawa Metabolit Sekunder Pada Buah Mentimun dan Buah Pare

Buah mentimun dan buah pare memiliki senyawa metabolit

sekunder yang dapat memberikan efek sebagai larvasida. Senyawa

metabolit sekunder tersebut adalah golongan senyawaflavonid, saponin,

alkloid, dantanin. Senyawaflavonoid berperan dalam menghambat proses

pertumbuhan serangga dan memiliki rasa pahit sehingga dapat bersifat

menolak serangga. Apabila senyawa ini masuk ke mulut serangga maka

dapat menyebabkan kelemahan pada saraf dan kerusakan padaspirakel

serangga tidak bisa bernafas dan mati.49

Senyawa saponin adalah zat yang apabila dikocok akan

mengeluarkan busa, dan apabiladihidrolisis akan menghasilkan gula dan

sapogonin. Senyawa ini bersifat racun pada hewan berdarah dingin dan

dapat menurunkan nafsu makan larva sehingga larva akan mati kelaparan.

Senyawaalkaloid merupakan komonen aktif yang bekerja di saraf, dan

alkaliod bertindak sebagai racun melalui mulut larva.50

Senyawatanin pada buah pare berperan sebagaipendenaturasi

protein dan merusak membran sel pada larva. Terjadinya kerusakan pada

membran sel larva menyebabkan terhambatnya aktivitas danbiosintesis

enzim-enzim spesipik yang diperlukan dalam reaksi metabolisme dan

kondisi ini akhirnya meyebabkan kematian pada larva. Sementara senyawa

49Syamsul, Eka Siswanto, and Eka Purwanto.“Uji aktivitas.., “ hal.71.50Ibid, hlm. 72.

Page 48: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

31

terpenoid berperan sebagai insektisida terhadap hewan berdarah dingin

seperti nyamuk dan menghambat pertumbuhan larva nyamuk.51

D. Kerangka Berpikir

Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing

filaria yang hidup di kelenjar getah bening dan darah, bersifat menahun

dan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan

dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki yang dibawa melalui

perantara nyamuk. Kejadian Luar Biasa (KBL)filariasis sering terjadi di

negara-negara asia, salah satunya seperti di India. Begitu juga di Indonesia

sendiri penyakitfilariasis masih tergolong sangat tinggi, pada tahun 2012

tercatat sejumlah 11.902 kasus, tahun 2013 sejumlah 12.714 kasus, dan

semakin meningkat pada tahun 2014 yaitu terdapat 14,932 penderita

terkena penyakitfilariasis. Nyamuk Culex sp betina merupakan vektor

pembawa penyakitfilariasis.

Pemberantasan vektor nyamukCulex sp saat ini masih

menggunakan bahan-bahan kimia seperti Abate, penyemprot nyamuk,

yang dapat menyebabkan efek resistensi terhadap larva nyamuk itu sendiri.

Saat ini peneliti tertarik melakukan penelitian pemberantasan dan

pencegahan penularan penyakit malaria dengan pengendalian vektor

secara hayati berupa insektisida alami yaitu menggunakan bahan-bahan

51Immy Suci Rohyani, Evy Arianti, and Surpito,” Kandungan fitokimia beberapa jenis

tumbuhan lokal yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat di Pulau Lombok”, Jurnal

Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam, Universitas mataram, Vol.1, no. 2. April 2015,

hlm. 388-391.

Page 49: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

32

alami dari tumbuhan seperti tanaman buah mentimun dan buah pare yang

telah terbukti mengandung senyawa toksik berupasaponin, alkaloid, dan

flavonoid. Selain itu pada penelitian ini, peneliti akan membandingkan

mana yang lebih ampuh sebagai larvasida nyamukCulex sp apakah

perasan buah mentimun atau perasan buah pare.

Pada penelitian dan riset-rise sebelumnya, pemberatasan vektor

nyamuk Aedes aegepty dilakukan dengan berbagai macam

penanggulangan yakni, secara Biologi, Kimia dan Fisika. Selain itu pada

penelitian sebelumnya juga belum pernah membandingkan yang manakah

yang paling ampuh antara perasan buah mentimun dan perasan buah pare

sebagai larvasida nyamukCulex sp.

Page 50: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

33

Gambar 9

Skema pengendalian Larvasida nyamukCulex sp

A. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas yang telah dikemukakan

tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh konsentrasi buah mentimun dan buah pare

terhadap mortalitas nyamukCulex sp.

Penyakit Filariasis IndonesiaAsia

Vektor nyamuk

Culex sp

Pengendalian nyamuk

Biologi FisikaKimia

Variabel bebas Perasan buah mentimun danbuah pare

Mortalitas nyamukCulex sp

Instar IVVariabel terikat

Page 51: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

34

2. Terdapat pengaruh larva instar IV terhadap mortalitas nyamukCulex

sp.

3. Terdapat pengaruh interaksi konsentrasi buah mentimun dan buah pare

dengan larva instar IV terhadap mortalitas nyamukCulex sp.

Page 52: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang

identik dengan pendekatan deduktif, yaitu berangkat dari persoalan umum

(teori) ke hal khusus sehingga penelitian harus ada landasan teorinya.52

B. Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) pola faktorial dengan RAL yang terdiri atas 2 faktor. Faktor A

(Perlakuan ) dengan taraf a1 (buah mentimun) dan a2 (buah pare), faktor B

(konsentrasi) dengan taraf b0 (konsentrasi 0%), b1 (konsentrasi 20%), b2

(konsentrasi 40%), b3(konsentrasi 60%), b4 (konsentrasi 80%) sehingga

didapat 2 x 5 = 10 perlakuan dengan 3 kali ulangan.

Adapun rancangan acak lengkap yang digunakan dalam penelitian

ini adalah rancangan acak lengkap dengan pola faktorial. Hasil suatu

percobaan yang dilakukan dengan rancangan acak lengkap mendapat

perlakuan dan semua perlakuan tersebut mempunyai ulangan yang sama

yaitu sebanyak n ulangan, tersusun sebagai berikut:

52Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabet, 2015), hlm. 107.

Page 53: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

36

Tabel 1

Rancangan Variasi Perlakuan

Jenis tumbuhan(A)

Konsentrasi(B)

B0(0%) B1(20%) B2(40%) B3(60%) B4(80%)

Perasan mentimun(A1)

A1B0 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4

Perasan pare(A2)

A2B0 A2B1 A2B2 A2B3 A2B4

C. Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini yang menjadi populasinya yaitu semua biakan

larva instar IV nyamukCulex sp, dan sampelnya yaitu larva instar IV

nyamukCulex sp

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang “Uji Efikasi Konsentrasi Buah Mentimun

(Cucumis sativus L.) dan Buah Pare(Momordica charantia L.) Sebagai

Larvasida Nyamuk rumahanCulex sp” ini akan dilaksanakan di

Laboratorium IPA Biologi Universitas Islam Negeri Mataram pada bulan

November 2017, mulai dengan identifikasi larva sampai pengujian.

E. Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas mineral

plastik yang berukuran 200 ml, gelas beker dengan ukuran 500 ml,

selanjutnya pipet tetes, blender, emeber kecil, kemudian pisau, buku

catatan, kertas label, dan wadah plastik. Sementara bahan-bahan yang

digunakan yaitu larva instar IV nyamukCulex sp, buah mentimun, buah

pare, dan aquades.

Page 54: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

37

F. Variabel Penelitian

1. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen (bebas) adalah

perasan buah mentimun(Cucumuis sativus L.) dan buah pare

(Momordica charantia L.) dengan berbagai konsentrasi.

2. Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah

mortalitas larva nyamukCulex sp.

3. Variabel kontrol pada penlitian ini adalah aquasdes sebagai control

negatif.

G. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Perasan Buah Mentimun (Cucumuis sativus L.) dan

Buah Pare (Momordica charantia L.)

Hal pertama yang dilakukan yaitu buah mentimun dibersihkan

dari kotoran yang menempel dan dicuci. Setelah buah mentimun dicuci

bersih, kemudian dipotong bagian mentimun yang berada di ujung

dekat tangkai ( bagian yang sering dibuang karena pahit yang berwarna

hijau) atau sampai setelah ada biji, setelah itu dipotong kecil-kecil

tanpa mengupas kulitnya, selanjutnya di blender sampai halus.

Kemudian diperas sarinya dengan menggunakan kain kasa dan

dipisahkan dari ampasnya. Perasan tersebut merupakan hasil perasan

buah mentimun dengan konsentrasi 100%.

Buah pare yang digunakan pada penelitian ini yaitu buah pare

yang berukuran 20 cm dengan bintil-bintil dipermukaan buahnya,

warna buah hijau segar dan jika dibelah akan berwarna orange di

Page 55: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

38

dalamnya, serta yang sering di konsusmsi sehari-hari sebagai sayuran

dan banyak dijual di pasaran. Cara untuk mengambil perasan dari buah

pare ini sama dengan halnya pada buah mentimun, hanya saja pada

buah pare ini semua buahnya dipakai dan biji yang ada di dalamnya

dibuang, setelah itu dipotong kecil-kecil dan diblender. Kemudian

diperas sarinya dan dipisahkan dari ampasnya. Sari yang dipisah dari

ampasnya merupakan perasan buah pare dengan konsentrasi 100%.

2. Tahap Pengenceran

Rumus pengenceran larutan pada buah mentimun dan buah pare

Keterangan

V1 =Volume awal

M1 =Konsentrasi awal larutan

V2 = Volume akhir Larutan (V1 + air = V2 )

M2 = Konsentrasi akhir larutan

Sumber : intisari kimia

a. Pembuatan konsentrasi larutan perasan buah mentimun dan pare20%

V1. M1 = V2.M2

20% = V1. M1 = V2.M2

V1. 1 = 100.0,2V1= 20 + 80 = 100 ml

b. Konsentrasi untuk 40%V1. M1 = V2.M2

40% = V1. M1 = V2.M2

V1. 1 = 100.0,4

V1. M1 = V2. M2

Page 56: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

39

V1= 40 + 60 = 100 ml

c. Konsentrasi untuk 60%V1. M1 = V2.M2

60% = V1. M1 = V2.M2

V1. 1 = 100.0,6

V1= 60 + 40 = 100 ml

d. Konsentrasi untuk 80%V1. M1 = V2.M2

80% = V1. M1 = V2.M2

V1. 1 = 100.0,8

V1= 80 + 20 = 100 ml

1. Tahap Pembiakan Larva Culex sp

Larva nyamuk instar IV yang sudah ditangkap dengan

menggunakan perangkap (ovitrep) dari beberapa sampel, terlebih

dahulu di identifikasi di Laboraturium untuk menentukan mana yang

termasuk dalam ciri-ciri larva nyamukCulex sp.

2. Tahap Pengujian

Pada tahap pengujian yaitu gelas pelstik diisi dengan perasan

buah mentimun dan buah pare dengan konsentrasi yaitu 20%, 40%,

60%, dan 80%, serta 0% sebagai kontrol negatif yaitu aquades

sehingga pada masing-masing gelas plastik diberi lebel. Penelitian

dimulai dengan mengidentifikasi larva instar IV yang sudah ditangkap

dengan perangkap (ovitrep). Perlakuan dilakukan dengan cara

mengambil larva instar IV dengan menggunakan pipit tetes dan

memasukkan 10 ekor larva instar IV ke dalam gelas plastik yang sudah

Page 57: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

40

tersedia perasan buah mentimun dan buah pare. Jumlah sampel

nyamuk yang digunakan dasarnya, karen pada penelitian sebelumnya

menggunakan 10 ekor larva pada tiap-tiap gelas yang berisi perasan

buah mentimun. Kemudian pengamatan akan dilakukan setiap pertiga

jam selama 24 jam dan diamati jumlah larva yang mati, dan dilakukan

dengan tiga kali ulangan.

H. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara pengamatan

langsung (observasi) yakni dengan cara melihat secara langsung gejala

yang terjadi pada tiap perlakuan dan ulangan. Data yang dikumpulkan

hasil dari dokumentasi berupa gambar-gambar hasil penelitian, kemudian

mengamati jumlah larva yang mati per 3 jam selama 24 jam.

Untuk mengetahui jumlah mortalitas dapat diketahui melalui tabel

hasil pengamatan yang telah dilakukan yaitu :

Tabel 2

Hasil pengamatan mortalitas larva nyamukCulex sp

No Perlakuan Jumlah mortalitas larva nyamukCulex sp Rata-rata

Ulangan I Ulangan II Ulangan III1. Kontrol (0%)

Mentimun20%40%60%80%

2. 0%Pare20%40%60%80%

Page 58: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

41

I. Teknik Analisis Data

Analisis data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel hasil

pengamatan, kemudian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Factorial. Analisis data menggunakan analisis Bivariat. Analisis ini

bertujuan mengetahui hubungan variabel bebes dan variabel terikat.

Setelah melihat perbedaan rata-rata jumlah kematian larva nyamuk Culex

sp dengan berbagai konsentrasi dilakukan uji normalitas data dan uji

homogenitas varian.

Uji normalitas digunakan untuk melihat data terdistribusi secara

normal atau tidak. Jumlah sampel pada kelompok penelitian ini kurang

dari 50, maka uji normalitas data yang dipakai adalahshapiro wilk, yang

pengolahannya dilakukan dengan bantuan aplikasi atauSPSS 16,0 for

Windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi data adalah jika nilai p>0,05, maka sebaran data terdistribusi

normal, sedangkan jika p<0,05, maka sebaran data tidak terdistribusi

normal.

Uji homogenitas varian digunakan untuk mengetahui varian

datanya homogen atau tidak. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui

varian data homogen atau tidak datanya adalah jika nilai p>0,05, maka

varian data homogen, sedangkan jika p<0,05, maka varian data tidak

homogen.

Page 59: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

42

Uji ANOVA (one way anova) digunakan untuk melihat perbedaan

rata-rata jumlah kematian larva nyamukCulex sp dengan berbagai

konsentrasi. Apabila data terdistribusi secara normal dan varian data

homogen, maka ujione way anova dapat digunakan. Namun, apabila data

tidak terdistribusi secara normal ataupun varian data tidak homogen, maka

menggunakan uji alternatif yaitu ujikruskal wallis. Untuk mengetahui

kelompok yang memiliki perbedaan, maka harus dianalisispost hoc.

Untuk melakukan analisispost hoc pada ujikruskal wallisa dalah dengan

melakukan uji mann whitney, serta menggunakan uji probit untuk

menentukan nilai LC50 dan LC90 pada perasan buah mentimun dan buah

pare untuk mengetahui manakah yang lebih efektif dari kedua buah

tersebut.

Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menentukan apakah ada

perbedaan yang signifikan secara statistik antara dua kelompok atau lebih

variabel independen pada variabel dependen yang kontinu atau ordinal.

Page 60: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian uji efikasi konsentrasi perasan bauh mentimun dan

pare sebagai larvasida nyamukCulex sp di lakukan di laboraturium

Universitas Islam Negeri Mataram pada tanggal 21-22 November 2017.

Buah mentimun dan buah pare yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari Desa Tirtanadi Kecamatan Labuan Haji, Kabupaten

Lombok Timur. Kondisi ke dua buah tersebut masih segar, dipetik pada

sore hari dan dipilih buah yang tidak terlalu tua atau buah yang sudah siap

dipanen. Sementara larvaCulex sp yang di gunakan pada penelitian ini di

peroleh dari berbagai sampel yaitu sampel larvaCulex sp yang diambil di

air sumur yaitu di Jepong baru pada tanggal 17 November 2017, kemudian

sampel yang kedua pada tanggal 18 November 2017 diambil dari sumur

di daerah Seruni, dan yang terahir tanggal 19 November diambil dari

sumur yang berada di desa Sesela (Gunung Sari).

Pengujian dilakukan terhadap larva instar IV nyamukCulex sp

sebanyak 10 ekor yang dimasukkan ke dalam gelas plastik yang berisi 100

ml perasan buah mentimun dan aquades serta perasan buah pare. Gelas

plastik yang digunakan sebanyak 30 buah dengan masing-masing 3 kali

ulangan, serta dengan konsentrasi perasan buah mentimun dan buah pare

yaitu 0%, 20%, 40%, 6%, dan 80%. Pengamatan dilakukan selama 24 jam

dan jumlah kematian dicatat setiap per 3 jam.

Page 61: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

44

B. Analisis Data

1. Hasil pengamatan kematian (Mortalitas) larva Culex sp

Berikut ini adalah hasil pengamatan kematian (Mortalitas) larva

Culex sp pada pengujian larvasida selama 24 jam yaitu pada perasan

buah mentimun dan perasan buah pare.

Tabel 1Mortalitas LarvaCulex sp pada Perasan Buah Mentimun selama 24 jam

No Konsentrasi Jumlahlarva uji

(ekor)

Jumlah kematianpada ulangan ke

Jumlahkematian

Rata-ratakematian

Peresntasekematian

1 2 31. Kontrol 0% 10 0 0 0 0 0 02. 20% 10 9 6 3 18 6 603. 40% 10 7 6 8 21 7 704. 60% 10 10 10 10 30 10 1005. 80% 10 10 10 10 30 10 100

Berdasarkan table 1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kematian larva

Culex sp terendah terjadi pada konsentrasi ke 20% yaitu sebanyak 60% dan

tertinggi terjadi pada konsentrasi 80% yaitu sebanyak 100%, sedangkan hasil

pengamatan (Mortalitas) larvaCulex sp pada pengujianlarvasida selama 24 jam

pada perasan buah pare, yaitu :

Tabel 2

Mortalitas larvaCulex sp pada perasan buah Pare selama 24 jam

No Konsentrasi Jumlahlarva uji

(ekor)

Jumlah kematianpada ulangan ke

Jumlahkematian

Rata-ratakematian

Peresntasekematian

1 2 31. Kontrol 0% 10 0 0 0 0 0 02. 20% 10 9 6 7 22 7,33 73,33. 40% 10 10 9 10 29 9,67 96,74. 60% 10 10 10 10 30 10 1005. 80% 10 10 10 10 30 10 100

Page 62: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

45

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata kematian larvaCulex

sp terendah terjadi pada konsentrasi ke 20% yaitu sebanyak 73,3%% dan

tertinggi terjadi pada konsentrasi 80% yaitu sebanyak 100%.

Gambar 1 Diagram Batang hasil Pengamatan Kematian LarvaCulex sp

Berdasarkan gambar 1 diagram batang di atas menunjukkan

pengujianlarvasida perasan buah mentimun dan buah pare dengan 3 kali

pengulangan pada setiap konsentrasi selama 24 jam, didapatkan hasil rata-

rata kematian larva pada perasan buah mentimun dari konsentrasi terkecil

yaitu pada konsentrtasi 20% dengan kematian sebanyak 60% larva uji,

konsentrasi 40% dengan kematian sebanyak 70%, konsentrasi 60% dan

80% sebanyak 100%, sehingga semakin tinggi konsentrasi yang diberikan

maka semakin tinggi tingkat kematia pada larva tersebut. Kemudian pada

kontrol 0% tidak terjadi kematian pada larva uji.

Pada perasan buah pare yang membedakannya dengan rata-rata

mortalitas perasan buah mentimun yaitu pada konsentrasi 20% dengan

0

2

4

6

8

10

12

mentimun pare

Jumlah

Mort

alitas

larva

%

Perlakuan

Rata-rata Mortalitas mentimun dan pare

0%20%40%60%80%

Page 63: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

46

kematian sebanyak 73,3%, konsentrasi 40% dengan kematian sebnyak

96,7%, sedangkan konsentrasi 60% dan 80% sama yaitu 100%.

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata mortalitas pada perasan buah

mentimun dan buah pare yang diamati kematiannya per 3 jam selama 24

jam, yaitu :

Tabel 3Rata-rata Mortalitas LarvaCulex sp pada perasan buah mentimun berdasarkan

periode waktu per 3 jam selama 24 jam.

No Perlakuan Interval Rata-rata mortalitas larvaCulex sp

3 6 9 12 15 18 21 24

1. Kontrol 0% 0 0 0 0 0 0 0 02. 20% 0 1,67 3 3 3 3,33 3,33 63. 40% 0 3 6,33 6,33 6,33 6,33 6,67 74. 60% 0 10 10 10 10 10 10 105. 80% 0 10 10 10 10 10 10 10

Pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kematian larva

Culex sp terendah terjadi pada jam ke 24 yaitu pada konsentrasi 20% dengan

kematian sebanyak 60% dan tertinggi pada jam ke 24, pada konsentrasi ke

80% dengan kematian sebanyak 100%.

Page 64: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

47

Gambar 2Diagram batang Rata-rata mortalitas larva pada perasan buah mentimun

berdasarkan periode waktu per 3 jam selama 24 jam.

Pada gambar 2 diagram batang di atas, pengujianlarvasida perasan

buah mentimun dengan berbagai konsentrasi didapatkan hasil bahwa

kematian larva tercepat terjadi pada jam ke 6 yaitu pada perlakuan

pemberian perasan buah mentimun konsentrasi 20%, sedangkan kematian

larva tertinggi terjadi pada jam ke 24 pada konsentrasi 60% dan 80%.

Rata-rata mortalitas larva pada perasan buah pare betdasarkan

periode waktu per 3 jam selama 24 jam dapat dilihat pada tabel dibawah

ini, yaitu :

Tabel 4Rata-rata mortalitas larva pada buah pare berdasarkan periode waktu per 3

jam

No Perlakuan Interval Rata-rata mortalitas larvaCulex sp

3 6 9 12 15 18 21 241. Kontrol 0% 0 0 0 0 0 0 0 02. 20% 0 0 0 0,6 1,67 4,33 4,67 7,333. 40% 0,33 3 3,67 4,67 7,33 7,33 9,33 9,674. 60% 1,67 5 6 6,67 7,67 9,67 9,67 105. 80% 1,33 4,33 6,67 7,67 8,33 9 10 10

02468

1012

3 jam 6 jam 9 jam 12 jam 15 jam 18 jam 21 jam 24 jam

Jumlah

mor

talita

s larva

%

Rata-rata mortalitas larva berdasarkan periode waktu 24 jamperasan buah mentimun

0%20%40%60%80%

Page 65: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

48

Pada tabel 4, menunjukkan bahwa rata-rata kematian larvaCulex sp

selama 24 jam, yaitu diamana kematian terendah terjadi pada jam ke 24

pada konsentrasi 20% dengan kematian sebanyak 73,3% dan tertinggi pada

jam ke 24, pada konsentrasi 80% dengan kematian sebanyak 100%.

Gambar 3Diagram batang Rata-rata kematian larva pada perasan buah pare

berdasarkan periode waktu per 3 jam.

Pada gambar 3 diagram batang di atas, pengujianlarvasida perasan

buah pare dengan berbagai konsentrasi didapatkan hasil bahwa kematian

larva tercepat terjadi pada jam ke 3 yaitu pada kelompok perlakuan

pemberian perasan buah pare dengan konsentrasi 40%, 60% dan 80%,

sedangkan kematian larva tertinggi terjadi pada jam ke 24 yaitu pada

konsentrasi 60% dan 80%. Sedangkan pada kontrol 0% tidak terjadi

kematian.

2. Uji Probit

Analisis probit merupakan suatu analisis respon organism terhadap

berbagai macam konsentrasi pasti suatu zat kimia untuk menghasilkan

02468

1012

3 jam 6 jam 9 jam 12 jam 15 jam 18 jam 21 jam 24 jam

Jumlah

mort

alitas

larva

%

Rata-rata mortalitas larva berdasarkan periode waktu 24 jamperasan buah pare

0%20%40%60%80%

Page 66: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

49

respon atau efek tertentu. Berikut ini hasil uji probit pada perasan buah

mentimun dan buah pare terhadap kematian larva nyamukCulex sp pada

berbagai konsentrasi.

Tabel 5Hasil Uji Probit

Berdasarkan tabel 5 di atas, hasil uji probit menunjukkan bahwa

nilai LC50 perasan buah mentimun yaitu 33.872%. Hal tersebut berarti

bahwa konsentrasi perasan buah mentimun yang dapat membunuh 50%

larva uji adalah 33.872%. Sementara nilai LC90 perasan buah mentimun

yaitu 54.373%, artinya bahwa konsentrasi perasan buah mentimun yang

dapat membunuh 90% larva uji adalah 54.373%, sedangkan hasil uji probit

pada buah pare menunjukkan nilai LC50 adalah 21.580%, hal tersebut

berarti bahwa konsentrasi perasan buah pare dapat membunuh 50% larva

uji adalah 21.580%, dan pada nilai LC90perasa buah pare adalah 34.642%,

serta hal tersebut berarti bahwa konsentrasi perasan buah pare yang dapat

membunuh 90% larva uji adalah 34.642%.

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk melihat data terdistribusi

secara normal atau tidak. Apabila jumlah sampel pada kelompok penelitian

ini kurang dari 50, maka uji normalitas data yang digunakan adalah

No Probability Estimate Lower bound Upper bound

1. Mentimun LC50 33.872 13.554 44.009

LC90 54.373 40.731 74.7522. Pare LC50 21.580 8.578 29.193

LC90 34.642 24.339 52.518

Page 67: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

50

shapiro wilk, yang pengolahannya dilakukan dengan menggunakan

bantuan komputer. Hasil dari uji normalitas data adalah sebagai berikut :

Tabel 6Hasil Uji Normalitas Data

No Perlakuan Shapiro-wilkStatistic Df Sig.

1. 20% .905 6 .4042. 40% .905 6 .505

Berdasarkan table 6 data di atas menunjukkan bahwa nilai

signifikansi pada perasan buah mentimun dan buah pare pada konsentrasi

20% dan 40% dapat dikatakan sebagai data terdistribusi normal, hal ini

dikarenakan bahwa nilai p lebih dari 0,05 (p>0,05). Pada konsentrasi 0%,

60% dan 80% nilai-nilainya konstan /sama dan dapat dikatakan sebagai

data terdistribusi tidak normal, dikarenakan bahwa nilai p kurang dari 0,05

(p>0,05), karena terdapat nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka tidak

memenuhi syaratuji one way anova, sehingga harus dilakukan alternatif

pengujian dengankruskal wallis.

4. Uji Kruskal Wallis

Uji Kruskal-Wallis yaitu uji non parametrik berbasis peringkat

yang dapatdigunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang

signifikan secara statistik antara dua kelompok atau lebih variabel

independen pada variabel dependen yang kontinu atau ordinal. Hasil dari

uji kruskal wallis adalah sebagai berikut :

Page 68: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

51

Tabel 7Hasil Uji Kruskal Wallis

No Kruskal Wallis Kematian1. Chi-square 31.1592. Df 53. Asymp. Sig. .000

Uji beda menggunakan uji alternatif yaitukruskal wallis

dikarenakan salah satu syarat ujione way anova tidak terpenuhi, yaitu data

terdistribusi tidak normal. Hasil dari ujikruskal wallis adalah p=0,000. Hal

tersebut berarti menunjukan bahwa terdapat perbedaan jumlah rata-rata

kematian larva nyamukCulex sppada semua kelompok perlakuan yang

diberi perasan buah mentimun dan buah pare pada konsentrasi 20%, 40%,

60%, dan 80% maupun kontrol 0% dengan 100 ml aquades.

5. Uji Post HocAnalisis post hoc atau uji lanjut digunakan untuk menarik

kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis. Analisispost hoc

untuk uji kruskal-wallis adalah uji mann-whitney. Uji mann-whitney

merupakan uji non parametrik yang digunakan untuk mengetahui

perbedaan median 2 variabel terkaitnya adalah ordinal/interval/ratio tetapi

tidak berdistribusi normal. Hasil dari ujimann-whitney yang didapat

adalah sebagai berikut :

Tabel 8.Hasil Uji Mann-Whitney

No Konsentrasi Konsentrasi Significance (p)1. Kontrol ( 0%)

Aquades 100%20% 0,002*40% 0,002*

60% 0,001*

Page 69: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

52

80% 0,001*2. 20% 40% 0,166*

60% 0,002*80% 0,002*

3. 40% 60% 0,022*80% 0,022*

4. 60% 80% 1,000*5. 80% 100% 1,000*

Keterangan : (*) menunjukkan bahwa rata-rata jumlah kematian larvaCulex sp berbeda signifikan.

Berdasarkan tabel 4.8. di atas, hasil ujipost hoc menunjukkan nilai

p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan pada setiap perlakuan. Perbedaan

antara kelompok kontrol aquades dengan semua perlakuan yang diberikan

perasan buah mentimun dan buah pare dengan hasil lebih efektif pada perasan

buah mentimun dan buah pare pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80%.

C. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan untuk menguji efikasi perasan buah

mentimun dan buah pare sebagai larvasida nyamukCulex sp ini, hasil

simpulan analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang dapat

mempercepat kematian larva nyamukCulex sp pada saat pemberian perasan

buah mentimun dan buah pare. Selain terdapat pengaruh dalam pemberian

perasan, hasil penelitian data juga menunjukkan terdapat perbedaan data

dalam setiap konsentrasi sehingga data terdistribusi tidak normal karena data

konstan atau sama.

Penelitian ini menggunakan perasan buah mentimun dan perasan buah

pare dengan 4 variasi dengan masing-masing konsentrasi 0% (sebagi kontrol)

20%, 40%, 60%, dan 80%. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan per 3

Page 70: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

53

jam selama 24 jam didapatkan hasil bahwa rata-rata persentase kematian

larva uji pada masing-masing konsentrasi berbeda namun ada yang sama

yaitu pada konsentrasi 60% dan 80% dengan rata-rata kematian 60% pada

perasan buah mentimun, sedangkan pada perasan buah pare rata-rata

kematian 90%.

Kematian larva Culex sp terdapat pada semua perlakuan yang

diberikan perasan buah mentimun dan perasan buah pare. Hal ini

membuktikan bahwa kematian pada perlakuan disebabkan oleh perasan

perasan buah mentimun dan perasan buah pare, selain itu juga karena faktor

lingkungan seperti suhu dan pH. Pada perlakuan yang diberikan perasan buah

mentimun dan perasan buah pare pada konsentrasi 0%, 20%, 40%, 60%, dan

80% didapatkan hasil persentase kematian larva tertinggi terjadi pada

konsentrasi 60% dan 80%, yaitu 100%, serta persentase kematian larva

terendah terjadi pada konsentrasi 20%, yaitu pada perasan buah mentimun

60% dan pada perasan buah pare sebanyak 73,3%.

Kematian pada perlakuan uji perasan buah mentimun mulai terjadi

pada jam ke 6 yakni pada konsentrasi 20% . Kemudian kematian larva uji

meningkat pada berbagai konsentrasi perasan buah mentimun sebanyak 2 kali

lipat pada jam ke 9 sampai ke 24. Begitu juga pada perasan buah prare yang

dimana kematian larva uji terjadi pada jam ke 12 yakni pada konsentrasi 20%

selanjutnya mulai meningkat jam ke 15 sampai ke 24, sehingga waktu

tersebut merupakan waktu puncak dalam kematian larva uji. Hal ini sama

dengan penelitian Syamsul dan Eka novitasar (2014) yang menunjukkan

Page 71: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

54

bahwa angka kematian tertinggi terjadi pada jam ke 24 yakni sebanyak 100%

larva uji karena senyawa metabolit sekunder sepertitanin, alkaloid, saponin,

dan flavonoid sebagian besar dapat larut setelah 24 jam, dan pada penelitian

sebelumnya data yang dihasilkan berdistribusi normal, serta perasan buah

mentimun memiliki aktivitas sebagailarvasida, sedangkan pada penelitian ini

data yang dihasilkan tidak berdistribusi normal, disebabkan karena data

banyak yang konstan/sama pada konsentrasi 60% dan 80%, selain itu perasan

buah mentimun dan buah pare efektif sebagai larvasida nyamukCulex sp.

Sementara pada penelitian Hery Hermansyah, dkk (2012) dengan hasil

ekstrak buah pare (Momordica charantia L.) dapat membunuh larva nyamuk

Aedes aegepty. Konsentrasi pada konsentrasi 2,5%, dan efektif sebagai

larvasida terhadap larva Instar III dan IV NyamukAedes aegepty, sedangkan

pada penelitian ini perasan buah pare efektif sebagai larvasida nyamukCulex

sp.

Kematian larva berbanding lurus dengan lama waktu dan besarnya

konsentrasi yang diberikan, yaitu semakin lama waktu kontak larvaCulex sp

dengan larvasida, maka kematian larva semakin meningkat serta semakin

tinggi konsentrasi, sehingga semakin cepat pula terjadinya kematian larva

Culex sp. Pada penelitian ini terjadi kematian tertinggi pada jam ke 24 pada

perasan buah mentimun dan buah pare yakni sebanyak 100% larva uji pada

konsentrasi 60% dan 80%. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi

konsentrasi dan semakin lama waktu, maka semakin tinggi juga kematian

larva uji, selain itu juga dapat dikatakan bahwa khasiat insektisida untuk

Page 72: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

55

membunuh serangga tergantung pada bentuk, cara masuk ke dalam tubuh

serangga, macam bahan kimia, konsentrasi dan jumlah (dosis) insektisida.

Pada hasil pengujian efektivitas perasan buah mentimun dan buah

pare terhadap larva nyamukCulex sp dilakukan uji beda menggunakan uji

alternatif yaitu kruskal wallis. Hasil penelitian menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan antara jumlah kematian larvaCulex sp yang

disebabkan adanya kedua perasan buah tersebut yaitu buah mentimun dan

buah pare. Hal ini dapat dilihat dari ujikruskal wallis dengan nilai p=0,00

atau kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho

ditolak, yang berarti bahwa kedua perasan berpengaruh secara signifikan

terhadap mortalitas larva nyamukCulx sp.

Pada perlakuan perasan buah mentimun berdasarkan hasil ujipost hoc

secara umum semakin tinggi konsentrasi, maka semakin tinggi efek larvasida

yang dapat menyebabkan kematian larva uji. Hal ini dibuktikan dengan

keunggulan perasan buah mentimun pada konsentrasi 60% dan 80%

dibandingkan dengan perasan buah mentimun pada konsentrasi 20% dan

40%. Begitu juga dengan perlakuan di perasan buah pare dengan keunggulan

pada konsentrasi 80% dibandingkan dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60%.

Kematian pada larva uji penelitian dikarenakan kandungan senyawa aktif

atau senyawatoksik yang berada dalam perasan buah mentimun dan buah

pare. Senyawa aktif yang terkandung dalam kedua buah tersebut yaitu

alkaloid, saponin, tanin, dan flavonoid.

Page 73: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

56

Perbedaan jumlah larva yang mati berbeda-beda pada setiap

konsentrasi perlakuan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa tinggi

rendahnya konsentrasi yang diberikan akan berpengaruh terhadap jumlah

kematian larva yang mati.

Berdasarkan kandungan senyawatoksik yang terdapat di dalam buah

mentimun dan buah pare yaitu senyawasaponin di dalam buah pare lebih

banyak dibandingkan senyawasaponin yang ada didalam buah mentimun.

Hal ini disebabkan karena pada saat pembuatan perasan terlihat busa-busa

pada buah pare lebih banyak dan kental sedangkan pada buah mentimun

hanya sedikit.Saponin berperan sebagai racun perut. Senyawasaponin

memiliki rasa pahit dan tajam apabila dimakan. Senyawa atau unsur yang

bersifattoksik atau racun walaupun dalam konsentrasi rendah, apabila masuk

ke dalam tubuh dapat menyebabkan kematian pada larva.

Selanjutnya yaitu senyawatanin, yang dimana senyawatanin pada

buah pare lebih pahit dari pada di buah mentimun. Hal ini dikarenakan pada

penelitian ini, peneliti menggunakan keseluruhan dari buah pare, sedangkan

pada buah mentimun hanya sebagian yang digunakan, yaitu bagian ujung

yang memiliki rasa pahit saja.Tanin berperan menghambat proses makan

larva. Mekanisme kerjatanin hampir sama dengansaponin karena keduanya

dapat menurunkan aktivitas enzim pencernaan dan penyerapan makanan.

Tanin akan mengendapkan protein dalam sistem pencernaan yang diperlukan

serangga untuk pertumbuhan. Hal tersebut mengakibatkan proses penyerapan

protein dalam sistem pencernaan menjadi terganggu.

Page 74: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

57

Senyawa aktif lain yang terkandung dalam buah mentimun dan pare

adalahalkaloid. Senyawa ini memiliki fungsi mempengaruhi fungsi sistem

saraf, sistem respirasi dan bisa digunakan untuk menolak serangga. Selain itu

alkaloid juga dapat menghambat daya makan larva (antifedant), menghambat

reseptor perasa pada daerah mulut larva sehingga menganggu pertumbuhan

larva.53

Senyawa flavonoid berperan sebagai racun pernapasan dimana

senyawa ini akanmasuk melaluisiphon. Flavonoid mempunyai cara kerja

yaitu dengan masuk ke dalam tubuh larva melalui sistem pernapasan yang

kemudian akan menimbulkan kelayuan pada syaraf serta kerusakan pada

sistem pernapasan dan mengakibatkan larva tidak bisa bernapas dan akhirnya

mati. Posisi tubuh larva yang berubah dari normal bisa juga disebabkan oleh

senyawaflavonoid akibat cara masuknya yang melaluisiphon, sehingga

mengakibatkan kerusakan. Hal ini menyebabkan larva harus mensejajarkan

posisinya dengan permukaan air untuk mempermudah dalam mengambil

oksigen.54

Berdasarkan kandungan zat aktif yang terdapat dalam buah mentimun

dan buah pare, dapat dikatakan bahwa kombinasi dari berbagai senyawa aktif

yang terdapat dalam buah mentimun dan buah pare yaknisaponin, tanin,

alkaloid dan flavonoid memiliki efek larvasida. Kombinasi darisaponin dan

53Gede Bawa.“ISOLASI dan Identifikasi Golongan Senyawa Toksik Daridaging Buah Pare( Momordica charantia L.)”. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. Vol.3,no. 2. Juli 2009, hal :117-124.

54Erlita Verdia Mutiara dan Achmad Wildan. “Ekstraksi Flavonoid Dari Daun Pare

(Momordica Charantia L.) Berbantu Gelombang Mikro SebagaiPenurun Kadar Glukosa Secara InVitro.” Jurnal Metana, Vol. 10 No.01, Juli 2014, hal: 1-11.

Page 75: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

58

tanin sebagai racun perut danalkaloid serta flavonoid sebagai racun

pernapasan memiliki daya bunuh terhadap kematian larvaCulex sp. Larva

Culex sp telah diberikan konsentrasi perasan buah mentimun dan buah pare

akan mengalami perubahan tingkah laku dimana gerakan yang sebelumnya

aktif akan menjadi lamban, dan akhirnya akan mati. LarvaCulex sp dikatakan

mati apabila larva tersebut sudah tidak bergerak bila disentuh dan berada di

dasar air dan muncul lagi ke permukaan air namun tidak bergerak sama

sekali, kemudian ada sebagiaan larva yang tubuhnya hancur, ada larva yang

berada di dalam endapan perasan buah mentimun dan buah pare, serta larva

nampak kelihatan putih pucat. Selain itu pada penelitian ini, air pada masing-

masing perasan mengalami perubahan warna, mengeluarkan bau yang tidak

sedap, dan memiliki endapan dimasing-masing konsentrasi pada jam ke 9

sampai 24 jam.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perasan buah

mentimun dan buah pare memiliki efek daya bunuh sebagai larvasida

terhadap larva nyamukCulex sp. Hal tersebut dikarenakan pada kedua buah

tersebut dapat menyebabkan kematian larva uji sebesar 10%-90%.55 Perasan

buah mentimun dan buah pare termasuk kriteria pestisida nabati efektif, yaitu

dapat menyebabkan kematian larva uji sebesar 80%-90% dalam periode

waktu tertentu. Hal tersebut dibuktikan bahwa perasan buah mentimun dan

buah pare dengan konsentrasi 80% mampu membunuh 100% larva uji.

55Ibid, hal : 13.

Page 76: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

59

Hasil uji probit menunjukkan bahwa nilai LC50 yaitu konsentrasi yang

dapat mematikan 50% larva nyamukCulex sp dengan menggunakan perasan

buah mentimun adalah 33,87% dalam waktu 24 jam, dan nilai LC90 yaitu

konsentrasi yang dapat mematikan 90% larva nyamukCulex sp adalah

54,373% dalam waktu 24 jam. Sedangkan hasil uji probit pada perasan buah

pare menunjukkan nilai LC50 yaitu konsentrasi yang dapat mematikan 50%

larva nyamukCulex sp adalah 21,58% selama 24 jam, dan nilai LC90 yaitu

konsentrasi yang dapat mematikan 90% larva adalah 34,642% selama 24 jam.

Semakin rendah nilai LC50 dan LC90 suatu zat, berarti zat tersebut

mempunyai efektivitas dan aktivitas yang lebih tinggi dalam membunuh

hewan uji. Hal tersebut dikarenakan zat tersebut perlu konsentrasi yang lebih

rendah untuk mematikan hewan coba dalam waktu yang sama. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa dilihat dari nilai uji probit, yang lebih efektif

sebagai larvasida nyamukCulex sp adalah perasan dari buah pare.

Page 77: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka disimpulkan

bahwa:

1. Buah mentimun dan buah pare dapat digunakan sebagai larvasida nyamuk

Culex sp.

2. Perasan buah pare lebih efektif sebagai larvasida nyamukCulex sp

dibandingkan perasan buah mentimun.

3. Tingkat mortalitas larva instar IV nyamukCulex sp menggunakan

perasan buah mentimun dan buah pare tertinggi pada konsentrasi 80%,

sedangkan mortalitas terendah larva instar IV nyamukCulex sp

menggunakan perasan buah mentimun dan buah pare pada konsentrasi

20%.

A. Saran

1. Bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan ujung dari buah mentimun

yang sering dibuang dan buah pare atau tumbuhan lainnya sebagai

larvasida atauinsektisida nabati.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian yang lebih

luas dari penelitan sebelumnya tentang uji efikasi konsentrasi perasan

sebagailarvasida dengan jenis tumbuhan yang beragam dan larva yang

berbeda.

Page 78: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

61

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. Daya Bunuh Air Perasan Daun Mengkudu (Morinda citrifolia)

Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti, ( Skripsi, Universitas Negeri

Semarang, April. 2016).

Amirul. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia. 1998.

Blondine, P. & Widyastuti, U. Efektivitas Bacillus thuringiensis H-14 Strain Lokal

dalam Buah Kelapa Terhadap Larva Anopheles sp dan Culex sp di Kampung

Laut Kabupaten Cilacap. Jurnal Media Litbangkes, Vol. 23 No. 2. Juni 2013.

Boesri, H. & Boewono, D. Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti & Culex

quinquefasciatus dengan Penyemprotan Sistem Pengasapan (Thermal

Fogging) Menggunakan Insektisida Laden 500ec. Jurnal Vektora Vol. 1

No. 1. April 2009.

Cahyadi, R, Suhardjono. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare

(Momordica charantia L.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan

Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST). (Karya Tulis Ilmiah, Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. 2009.

Gani, Y.I. Efek Residu Bacillus thuringiensis Israelensis Terhadap Aedes

albupictus dan Culex aquinque fasciatus di Dalam Bak Fiber Glass,

Keramik dan Semen. (Skripsi, FK, UI. Jakarta. April. 2011).

Gede, B. Isolasi dan Identifikasi Golongan Senyawa Toksik Daridaging Buah Pare

( Momordica charantia L.). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana,

Bukit Jimbaran. Vol.3. no. 2. Juli 2009.

Hamzah. H, P.J. Kunu & A. Rumakat. Respons Pertumbuhan Dan Produksi

Ketimun (Cucumis Sativus L)Terhadap Sistem Pengolahan Tanah Dan

Jarak Tanam. Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman, vol.1, no. 2, Oktober 2012.

Hardina. R. Aktivitas Larvasida Ekstrak Etanol Daun Inggu (Ruta Angustifolia

L.) Terhadap Larva Nyamuk Anopheles Aconitus Dan Anopheles

Maculatus Beserta Profil Kromatografinya, (Naskah Publikasi, Ums.

Surakarta, 2013).

Heni. P. Kehidupan Nyamuk Culex. Jurnal Litbang P2B2 Ciamis. Balitbangkes

Depkes.RI. Vol.2.No. 02. Desember 2007.

Hermawan, A. Kajian Sifat Fisik Buah Mentimun (Cucumis Sativus L.)

Menggunakan Pengolahan Citra (Image Processing), (Skripsi, Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Jember, 2015).

Page 79: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

62

Hernawati. Potensi Buah Pare (Momordicha charantia L.) Sebagai Herbal

Antifertilitas. Jurnal FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, vol. 6, no.

2, Maret 2012.

Hermansyah, H,Refai, Azhan Azhari. Efektifitas Larvasida Alami Ekstrak Buah

Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Larva Instar III Dan IV Nyamuk

Aedes Aegepty. Jurnal Politeknik Kesehatan Palembang, Vol. 6. No. 3. Juli

2012.

Jayadipraja, Erwin Azizi, Hasanuddin Ishak, & Arsin A. Arsunan. Uji Efektifitas

Ekstrak Akar Tuba (Derris elliptica) Terhadap Mortalitas Larva Anopheles

sp.vol. 201. 2013.

Komala, O, Bina Lohita Sari, Nina Sakinah. Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Buah

Pare (Momordica Charantia L.) Sebagai AntibakteriSalmonella typhi.

Jurnal Program Studi Biologi FMIPA UNPAK Bogor, Fitofarmaka. Vol.

2.No.1. Juni 2012.

Kusriningrum. Perancangan Percobaan. Surabaya: Airlangga University Press.

2008.

Mayasari, F.D. Toksisitas Spora Jamur Paecilomyces fumosoroseus Terhadap

Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. ( Skripsi, Universitas Jember, 2011).

M. Wien, et. al.. Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L.)

terhadap Gambaran Sel Epitel Kelenjar Prostat Tikus Putih, Jurnal Pusat

Penelitian Farmasi dan Obat Tradisional Jakarta, Vol.38 no.5. Juli-Agustus

2011.

Mien. A. Kamus Biologi. Jakarta: Balai Pustak. 2004.

Mutiara, E.V & Wildan, A. Ekstraksi Flavonoid Dari Daun Pare (Momordica

charantia L.) Berbantu Gelombang Mikro Sebagai Penurun Kadar

Glukosa Secara In Vitro. Jurnal Metana. Vol. 10 No.01. Juli 2014.

Ninam, A. et. al.. Proporsi Dan Dinamika Larva Aedes aegpty, Anopheles dan

Culex yang ditemukan di Denpasar . Jurnal Viternier. Vol. 9. No. 1,

Maret 2008.

Ningsih, Enis Wildan, Nani Yuniar & Andi Fizal Fachlevy. Efektivitas Uji Daya

Bunuh Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Larva Nyamuk

Anopheles Aconitus Donits Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Malaria

Di Daerah Persawahan Desa Lalonggombu Kecamatan Andoolo

Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan

Masyarakat. Vol.13.2016.

Page 80: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

63

Nindatua, M. et. al.. Pengembangan Ekstrak Etanol Daun Lavender (Lavandula

Angustifolia) Sebagai Anti Nyamuk Vektor Filariasis Culex sp. Jurnal

Kedokteran Dan Kesehatan, Molucca Medica, Vol. 4.No. 1. Oktober 2011

Nurcahyani. Efek Minyak Atsiri Daun Cengkeh (Syzygium Aromaticum L.)

Terhadap Mortalitas Larva Anopheles sp, (Skripsi, Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012).

Riyadi, N.R, Dwi Ishartani, Ruliana Purbasari. Mengangkat potensi pare

(Momordica charantia L.) menjadi produk pangan olahan sebagai upaya

diversifikasi. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.Vol.01.

No. 5. Agustus 2015.

Rohyani, I.S, Evy Arianti & Surpito. Kandungan fitokimia beberapa jenis

tumbuhan lokal yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat di

Pulau Lombok. Jurnal Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam,

Universitas mataram, Vol.1.no. 2. April. 2015.

Santoso, K.P. et. al. Pengaruh Ketimun (Cucumis Sativus) Sebagai Antioksidan

Terhadap Perlindungan Kerusuhan Membran Sel Akibat Pemberian Asap

Rokok. Jurnal Penelitian Medika Eksakta. Vol. 6 No. 1 April 2005.

Santoso,“Usaha Tanaman Pare”. Brosur Instalasi Penelitian Dan Pengkajian

Teknologi Pertanian, DKI Jakarta. 1996.

Sholichah, Z. Ancaman dari Nyamuk Culex sp yang Terabaikan. Jurnal Litbang

P2B2 Banjarnegara Vol. 5.No. 01. Juni 2009.

Suryadi, Luthfy, Yenni Kusandriani & Gunawan. Karakterisasi Plasma Nutfah

Mentimun. Jurnal Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang. Vol.10

No.1 Th.2004.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet, 2005.

Syamsul, Eka Siswanto & Eka Purwanto. Uji aktivitas perasan buah mentimun (Cucumis sativusL.) sebagai Biolarvasida terhadap larva nyamukAedes

aegyptil. Jurnal Kimia Mulawarman. Vol.11. No. 2. 2014.

Tim Penyusun Realit.2009. Kamus Biolodi Edisi Lengkap. Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, M. Kaki Gajah Harus Disembuhkan . Kementrian kesehatan RI. Jakarta.

Mediakom : 2015.

Yadi, S, La Karimuna & Laode Sabaruddin. Pengaruh Pemangkasan Dan

Pemberian Pupuk Organik Terhadap Produksi Tanaman mentimun

Page 81: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

64

(Cucumis sativus L.). Berkala Penelitian Agronomi. Vol. 1 No. 2, Oktober

2012.

Wijiati, D. Uji Efektivitas Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Canangium Odoratum Baill)

Terhadap Daya Bunuh Larva Nyamuk Culex quinquefasciatus. ( Skripsi,

Universitas Mumammadiyah Surakarta. 2010).

Yaysan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al-Qur’an. 1971. Al-Qura’an dan Terjemahannya. Departemen Urusan Agama Islam. Hlm

Zulkarnaen. Budidaya Sayuran Tropis. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.

Page 82: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

65

Lampiran 1: Hasil Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Bahan yang digunakan dalam penelitian buah mentimun dan buah pare

Gambar 1.1. buah mentimun Gambar 1.2. buah pare

Gambar 2. Proses pembuatan perasan buah mentimun dan perasan buah pare

Gambar 2.1. Proses penghalusanGambar 2.2. Persiapan perasanbuah pada masing-masing buah

Gambar 2.3. Penuanganperasanbuah mentimun pada tiapkonsentrasi

Gambar 2.4. Penuangan perasanbuah parepada tiap konsentrasi

Page 83: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

66

Lampiran 3 : Proses pengamatan

Gambar 3.1. Konsentrasi padaperasan buah mentimun

Gambar 3.2. Konsentrasi pada perasan buahpare

Gambar 3.3. Masing-masing perlakuan perasan buahmentimun dan perasan buah pare

Gambar 3.5. Pengamatanmortalitas larva

Gambar 3.6. Mortalitas larvaCulex sp. padaperasan buah mentimun

Gambar. 3.7. Mortalitas larvaCulex sp.pada perasan buah pare

Page 84: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

67

Gambar 3.8. identifikasi larva nyamukCulex sp

Gambar. 3.9. larva instar IV nyamukCulex sp

Page 85: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

68

Data pengamatan kematian (Mortalitas) larva nyamukCulex sp per 3 jaselama 24 jam

Jam Perlakuan Jumlah Mortalitas lara nyamukCulex sp Total

Ulangan I Ulangan II Ulangan III3 jam

(Perasanmentimun)

Konsentrasi0% 0 0 0 0

20% 0 0 0 040% 0 0 0 060% 1 1 0 280% 0 0 0 0

3 jam(Perasan

pare)

Konsentrasi0% 0 0 0 0

20% 0 0 0 040% 0 1 0 1

60% 0 3 2 580% 1 0 3 4

6 jam(Perasanmentimun)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 3 1 1 540% 4 4 5 960% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

6 jam(Perasan

pare )

Konsentrasi0% 0 0 0 0

20% 0 0 0 040% 2 4 3 960% 2 6 7 1580% 4 4 5 13

9 jam(Perasanmentimun)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 5 3 1 940% 7 6 6 1960% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

9 jam(Perasan

pare )

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 0 0 0 040% 2 6 3 1160% 2 8 8 1880% 7 5 8 20

12 jam Konsentrasi

Page 86: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

69

(Perasanmentimun)

0% 0 0 0 020% 5 3 1 940% 7 6 6 1960% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

12 jam(Perasan

pare)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 2 0 0 240% 3 6 5 1460% 3 9 8 2080% 8 6 9 23

15 jam(Perasanmentimun)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 5 3 1 940% 7 6 6 1960% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

15 jam(Perasan

pare)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 3 2 0 540% 7 7 8 2260% 4 10 9 2380% 8 7 10 25

18 jam(Perasanmentimun)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 6 3 1 1040% 7 6 6 1960% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

18 jam(Perasan

pare)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 5 4 4 1340% 7 8 7 2260% 9 10 10 2980% 8 9 10 27

21 jam(Perasan

mentimun)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 6 3 1 1040% 7 6 7 2060% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

21 jam(Perasan

pare)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 6 5 3 1440% 9 9 10 28

Page 87: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

70

60% 9 10 10 2980% 10 10 10 30

24 jam(Perasan

mentimun)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 9 6 3 1840% 7 6 8 2160% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

24 jam(Perasan

pare)

Konsentrasi0% 0 0 0 020% 9 6 7 2240% 10 9 10 2960% 10 10 10 3080% 10 10 10 30

Page 88: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

70

Lampiran 2

Uji Shapiro Wilk

RumusShapiro Wilk

-

No. X I X I - X X I – X1. 0 -7 492. 0 -7 493. 0 -7 494. 0 -7 495. 0 -7 496. 0 -7 497. 3 -4 168. 6 -1 19. 6 -1 110. 6 -1 111. 7 0 012. 7 0 013. 8 1 114. 9 2 4

Page 89: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

71

15. 9 2 416. 9 2 417. 10 3 918. 10 3 919. 10 3 920. 10 3 921. 10 3 922. 10 3 923. 10 3 924. 10 3 925. 10 3 926. 10 3 927. 10 3 928. 10 3 929. 10 3 930. 10 3 9JUMLAH 210 = 436

D = (0-7)2+ (0-7)2+ (0-7)2+ (0-7)2+ (0-7)2+ (0-7)2+ (3-7)2+ (6-7)2+ (6-7)2+ (6-7)2+(6-7)2+ (7-7)2+ (7-7)2+ (8-7)2 + (9-7)2+ (9-7)2+ (9-7)2+ (10-7)2+ (10-7)2+(10-7)2+ (10-7)2+ (10-7)2+ (10-7)2+ (10-7)2+ (10-7)+ (10-7)2+ (10-7)2+(10-7)2+ (10-7)2+ (10-7)2+ (10-7)2= (379)2= 143641

i ai X(n-i+1) – X(i) ai (X(n-i+1) – X(i)

1. 0,4254 10-0 4,2542. 0,2944 10-0 2,9443. 0,2475 10-0 2,4754. 0,2145 10-0 2,1455. 0,1874 10-0 1,8746. 0,1630 10-0 1,637. 0,1415 10-3 0,99058. 0,1219 10-6 0,48769. 0,1036 10-6 0,414410. 0,0862 10-6 0,344811. 0,0697 10-7 0,2091

Page 90: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

72

12. 0,0637 10-7 0,191113. 0,0381 10-8 0,076214. 0,0227 10-9 0,022715. 0,076 10-9 0

Jumlah 18,0584

T3=326,105= ,= 0,0022

Diperoleh T3 = 0,0022

Nilai nilai α (0,10) = 0,939 ; nilai α (0,50) = 0,967

Daerah penolakan

Nilai T3 terletak diantara 0,930 dan 0,963, atau nilai p hitung terletak diantara 0,10dan 0,50, yang diatas nilai α (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima, serta sampeldiambil dari populasi normal, α = 0,05

Page 91: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

73

Page 92: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Lampirn 1.Uji probit LC50 dan LC90 perasan buah mentimun dan buah pare

Data Information

N of Cases

Valid 30

Rejected Out of Rangea

0

Missing 0

LOG Transform Cannot be

Done0

Number of Responses >

Number of Subjects0

Control Group 6

Perasan_Buah PerasanBuahtim 15

PerasanBuah Par 15

.

Parameter Estimates

Parameter Estimate

Std.

Error Z Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

PROBIT

a

Konsentrasi 6.235 2.060 3.027 .002 2.198 10.272

Intercept

b

PerasanBuahtim -9.538 3.571 -2.671 .008 -13.109 -5.968

PerasanBuah

Par-8.318 3.158 -2.634 .008 -11.476 -5.160

a. PROBIT model: PROBIT(p) = Intercept + BX (Covariates X are transformed using the base

10.000 logarithm.)

Chi-square Tests

Chi-Square dfa

Sig.

PROBI

T

Pearson Goodness-of-Fit Test20.818 26 .751

b

Page 93: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

a. Statistics based on individual cases differ from statistics based on aggregated cases.

b. Since the significance level is greater than .500, no heterogeneity factor is used in the

calculation of confidence limits.

Cell Counts and Residuals

Number Perasan_Buah konsentrasi

Number of

Subjects

Observed

Responses

Expected

Responses Residual

Probabilit

y

PROBIT 1 1 1.301 10 9 5.700 3.300 .570

2 1 1.602 10 7 8.480 -1.480 .848

3 1 1.778 10 10 9.717 .283 .972

4 1 1.903 10 10 9.954 .046 .995

5 1 2.000 10 10 9.992 .008 .999

6 1 1.301 10 6 5.700 .300 .570

7 1 1.602 10 6 8.480 -2.480 .848

8 1 1.778 10 10 9.717 .283 .972

9 1 1.903 10 10 9.954 .046 .995

10 1 2.000 10 10 9.992 .008 .999

11 1 1.301 10 3 5.700 -2.700 .570

12 1 1.602 10 8 8.480 -.480 .848

13 1 1.778 10 10 9.717 .283 .972

14 1 1.903 10 10 9.954 .046 .995

15 1 2.000 10 10 9.992 .008 .999

16 2 1.301 10 9 7.291 1.709 .729

Page 94: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

17 2 1.602 10 10 9.779 .221 .978

18 2 1.778 10 10 9.987 .013 .999

19 2 1.903 10 10 9.999 .001 1.000

20 2 2.000 10 10 10.000 .000 1.000

21 2 1.301 10 6 7.291 -1.291 .729

22 2 1.602 10 9 9.779 -.779 .978

23 2 1.778 10 10 9.987 .013 .999

24 2 1.903 10 10 9.999 .001 1.000

25 2 2.000 10 10 10.000 .000 1.000

26 2 1.301 10 7 7.291 -.291 .729

27 2 1.602 10 10 9.779 .221 .978

28 2 1.778 10 10 9.987 .013 .999

29 2 1.903 10 10 9.999 .001 1.000

30 2 2.000 10 10 10.000 .000 1.000

Confidence Limits

Perasan_Buah

Probabili

ty

95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)a

Estimate

Lower

Bound

Upper

Bound Estimate Lower Bound Upper Bound

PROBIT PerasanBuahtim 0.01 14.346 1.249 24.782 1.157 .096 1.394

0.02 15.865 1.657 26.410 1.200 .219 1.422

0.03 16.912 1.983 27.504 1.228 .297 1.439

0.04 17.744 2.269 28.361 1.249 .356 1.453

0.05 18.452 2.532 29.080 1.266 .403 1.464

0.06 19.076 2.779 29.708 1.280 .444 1.473

0.07 19.640 3.016 30.273 1.293 .479 1.481

0.08 20.160 3.244 30.789 1.304 .511 1.488

Page 95: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

0.09 20.645 3.467 31.267 1.315 .540 1.495

0.1 21.101 3.685 31.715 1.324 .566 1.501

0.15 23.100 4.743 33.657 1.364 .676 1.527

0.2 24.823 5.792 35.310 1.395 .763 1.548

0.25 26.404 6.871 36.816 1.422 .837 1.566

0.3 27.909 8.005 38.246 1.446 .903 1.583

0.35 29.380 9.217 39.647 1.468 .965 1.598

0.4 30.847 10.528 41.054 1.489 1.022 1.613

0.45 32.336 11.964 42.497 1.510 1.078 1.628

0.5 33.872 13.555 44.009 1.530 1.132 1.644

0.55 35.481 15.339 45.631 1.550 1.186 1.659

0.6 37.195 17.365 47.413 1.570 1.240 1.676

0.65 39.052 19.700 49.434 1.592 1.294 1.694

0.7 41.111 22.432 51.814 1.614 1.351 1.714

0.75 43.454 25.687 54.767 1.638 1.410 1.739

0.8 46.220 29.640 58.704 1.665 1.472 1.769

0.85 49.668 34.537 64.547 1.696 1.538 1.810

0.9 54.374 40.732 74.752 1.735 1.610 1.874

0.91 55.576 42.176 77.837 1.745 1.625 1.891

0.92 56.912 43.711 81.508 1.755 1.641 1.911

0.93 58.418 45.351 85.953 1.767 1.657 1.934

0.94 60.147 47.124 91.462 1.779 1.673 1.961

0.95 62.181 49.072 98.493 1.794 1.691 1.993

0.96 64.660 51.270 107.855 1.811 1.710 2.033

0.97 67.842 53.860 121.145 1.832 1.731 2.083

0.98 72.317 57.163 142.232 1.859 1.757 2.153

0.99 79.977 62.192 184.908 1.903 1.794 2.267

PerasanggBuah Par 0.01 9.140 .815 15.942 .961 -.089 1.203

Page 96: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

0.02 10.108 1.080 17.015 1.005 .033 1.231

0.03 10.775 1.291 17.740 1.032 .111 1.249

0.04 11.305 1.476 18.309 1.053 .169 1.263

0.05 11.756 1.645 18.788 1.070 .216 1.274

0.06 12.153 1.805 19.208 1.085 .256 1.283

0.07 12.513 1.957 19.586 1.097 .292 1.292

0.08 12.844 2.104 19.933 1.109 .323 1.300

0.09 13.153 2.247 20.255 1.119 .352 1.307

0.1 13.444 2.387 20.557 1.129 .378 1.313

0.15 14.718 3.064 21.875 1.168 .486 1.340

0.2 15.815 3.732 23.008 1.199 .572 1.362

0.25 16.822 4.416 24.050 1.226 .645 1.381

0.3 17.781 5.131 25.050 1.250 .710 1.399

0.35 18.718 5.891 26.040 1.272 .770 1.416

0.4 19.653 6.709 27.045 1.293 .827 1.432

0.45 20.602 7.599 28.087 1.314 .881 1.449

0.5 21.581 8.578 29.194 1.334 .933 1.465

0.55 22.606 9.667 30.396 1.354 .985 1.483

0.6 23.697 10.892 31.735 1.375 1.037 1.502

0.65 24.881 12.287 33.274 1.396 1.089 1.522

0.7 26.192 13.898 35.110 1.418 1.143 1.545

0.75 27.685 15.788 37.407 1.442 1.198 1.573

0.8 29.448 18.048 40.473 1.469 1.256 1.607

0.85 31.644 20.816 44.958 1.500 1.318 1.653

0.9 34.643 24.339 52.518 1.540 1.386 1.720

0.91 35.408 25.176 54.743 1.549 1.401 1.738

0.92 36.259 26.074 57.363 1.559 1.416 1.759

0.93 37.219 27.047 60.504 1.571 1.432 1.782

Page 97: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Lampiran 2, uji normalitas data

Descriptivesa,b,c,d

Konsentrasi Statistic Std. Error

Mortalitas 20% Mean 6.67 .919

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 4.30

Upper Bound 9.03

5% Trimmed Mean 6.74

Median 6.50

0.94 38.320 28.114 64.360 1.583 1.449 1.809

0.95 39.617 29.305 69.240 1.598 1.467 1.840

0.96 41.196 30.670 75.690 1.615 1.487 1.879

0.97 43.224 32.305 84.793 1.636 1.509 1.928

0.98 46.074 34.418 99.169 1.663 1.537 1.996

0.99 50.954 37.667 128.170 1.707 1.576 2.108

a. Logarithm base = 10.

Case Processing Summary

konsentr

asi

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Mortalita

s

0% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

20% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

40% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

60% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

80% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

100% 6 100.0% 0 .0% 6 100.0%

Page 98: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Variance 5.067

Std. Deviation 2.251

Minimum 3

Maximum 9

Range 6

Interquartile Range 4

Skewness -.643 .845

Kurtosis .306 1.741

40% Mean 8.33 .667

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 6.62

Upper Bound 10.05

5% Trimmed Mean 8.37

Median 8.50

Variance 2.667

Std. Deviation 1.633

Minimum 6

Maximum 10

Range 4

Interquartile Range 3

Skewness -.383 .845

Kurtosis -1.481 1.741

a. Mortalitas is constant when konsentrasi = 0%. It has been omitted.

b. Mortalitas is constant when konsentrasi = 60%. It has been omitted.

c. Mortalitas is constant when konsentrasi = 80%. It has been omitted.

d. Mortalitas is constant when konsentrasi = 100%. It has been omitted.

Page 99: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Tests of Normalityb,c,d,e

konsentr

asi

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Mortalitas 20% .217 6 .200*

.905 6 .404

40% .180 6 .200*

.920 6 .505

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

b. Mortalitas is constant when konsentrasi = 0%. It has been omitted.

c. Mortalitas is constant when konsentrasi = 60%. It has been omitted.

d. Mortalitas is constant when konsentrasi = 80%. It has been omitted.

e. Mortalitas is constant when konsentrasi = 100%. It has been omitted.

Lampiran 3.Ujikrusal Wallis perasanbuahmentimundan pare

Ranks

Konsentra

si N Mean Rank

Mortalitas 0% 6 3.50

20% 6 11.08

40% 6 16.92

60% 6 26.50

80% 6 26.50

Total 36

Page 100: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Test Statisticsa,b

Mortalitas

Chi-Square 31.159

Df 5

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

c. Grouping Variable: konsentrasi

Lampiran 4.Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (0% dan 20%)

Mortalitas by konsentrasi (0% dan 20%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

Konsen

trasi N Mean Rank Sum of Ranks

Mortalitas 0% 6 3.50 21.00

20% 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.089

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

Page 101: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.089

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (0% dan 40%)

Mortalitas by konsentrasi (0% dan 40%)

NPar Test, Mann-Whitney

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.083

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

Ranks

konsent

rasi N Mean Rank Sum of Ranks

Mortalitas 0% 6 3.50 21.00

40% 6 9.50 57.00

Total 12

Page 102: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (0% dan 60%)

Mortalitas by konsentrasi (0% dan 60%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsent

rasi N Mean Rank Sum of Ranks

Mortalitas 0% 6 3.50 21.00

60% 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.317

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Page 103: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (0% dan 80%)

Mortalitas by konsentrasi (0% dan 80%)

NPar Test, Mann-Whitney

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.317

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Uji Post Hoc perasan bua hmentimun danbuah pare (20% dan 40%)

Mortalitas by konsentrasi (20% dan 40%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsent

rasi N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

Mortalitas 0% 6 3.50 21.00

80% 6 9.50 57.00

Total 12

Page 104: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Uji Post Hoc perasanbuahmentimundanbuah pare (20% dan 60%)

Mortalitas by konsentrasi (20% dan 60%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsent

rasi N Mean Rank Sum of Ranks

Mortalitas 20% 6 3.50 21.00

60% 6 9.50 57.00

Total 12

Ranks

Konsentra

si N Mean Rank

Sum of

Ranks

Mortalitas 20% 6 5.08 30.50

40% 6 7.92 47.50

Total 12

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U 9.500

Wilcoxon W 30.500

Z -1.386

Asymp. Sig. (2-tailed) .166

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .180a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Page 105: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.089

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (20% dan 80%)

Mortalitas by konsentrasi (20% dan 80%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsent

rasi N Mean Rank

Sum of

Ranks

Mortalitas 20% 6 3.50 21.00

80% 6 9.50 57.00

Total 12

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -3.089

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Page 106: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (40% dan 60%)

Mortalitas by konsentrasi (40% dan 60%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsent

rasi N Mean Rank Sum of Ranks

Mortalitas 40% 6 4.50 27.00

60% 6 8.50 51.00

Total 12

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U 6.000

Wilcoxon W 27.000

Z -2.286

Asymp. Sig. (2-tailed) .022

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .065a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (40% dan 80%)

Mortalitas by konsentrasi (40% dan 80%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsent

rasi N Mean Rank Sum of Ranks

Page 107: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Mortalitas 40% 6 4.50 27.00

80% 6 8.50 51.00

Total 12

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U 6.000

Wilcoxon W 27.000

Z -2.286

Asymp. Sig. (2-tailed) .022

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .065a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Uji Post Hoc perasan buah mentimun dan buah pare (60% dan 80%)

Mortalitas by konsentrasi (60% dan 80%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsent

rasi N Mean Rank Sum of Ranks

Mortalitas 60% 6 6.50 39.00

80% 6 6.50 39.00

Total 12

Page 108: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U 18.000

Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: konsentrasi

Uji Post Hoc perasan buahmentimun dan buah pare (80% dan 100%)

Mortalitas by konsentrasi (80% dan 100%)

NPar Test, Mann-Whitney

Ranks

konsentr

asi N Mean Rank Sum of Ranks

Mortalitas 80% 6 6.50 39.00

100% 6 6.50 39.00

Total 12

Test Statisticsb

Mortalitas

Mann-Whitney U 18.000

Wilcoxon W 39.000

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

Page 109: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 110: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

TIME SCHEDULE SKRIPSI

UJI EFEKTIVITAS PERASAN BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DAN BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAILARVASIDA NYAMUK RUMAHAN ( Culex sp.)

No Nama kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan di lapangan √

2 Persiapan di Leb √

3 Penelitian √

4 Penyusunan √ √

5 Konsul PII √

6 Revisi √

7 ACC PII √

8 Konsul PI √

9 Revisi √

10. ACC PI √

11. Ujian Skripsi √

Pembimbing I : Nurdiana, SP.MP (...........................)

Pembimbing II : Ervina Titi Jayanti, M.Sc. (............................)

Mataram, 09 desember 2017

Peneliti

(Rindiani)151.145.099

Page 111: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex

TIME SCHEDULE PROPOSAL

UJI EFEKTIVITAS PERASAN BUAH MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DAN BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAILARVASIDA NYAMUK RUMAHAN ( Culex sp.)

No Nama kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi awal √

2 Pengajuan Judul √

3 ACC Judul √

4 Penyusunan proposal √

5 Konsultasi PII √ √ √ √

6 Revisi √ √ √ √

7 ACC PII √ √ √ √

8 Konsultasi PI √ √ √

9 Revisi10 ACC PI √

11 Seminar proposal

Pembimbing I : Nurdiana, SP., MP (...........................)

Pembimbing II : Ervina Titi Jayanti. M.Sc. (............................)

Mataram, 28 2017Peneliti

(Rindiani)151.145.099

Page 112: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 113: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 114: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 115: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 116: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 117: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 118: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex
Page 119: UJI EFIKASI KONSENTRASI BUAH MENTIMUN (Cucumis cativus L ...etheses.uinmataram.ac.id/235/1/Rindiani 151145099.pdf · pengelolaan lingkungan untuk pengendalian vektor nyamuk Culex