UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis...

85
i UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU GALUR C3H SECARA IN VITRO Skripsi Disusun untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi Oleh: Febrianti Khairiah 0604015063 Program Studi Farmasi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011

Transcript of UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis...

Page 1: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

i

i

UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%

BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER

(Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI

LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU GALUR

C3H SECARA IN VITRO

Skripsi

Disusun untuk melengkapi syarat-syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Farmasi

Oleh:

Febrianti Khairiah

0604015063

Program Studi Farmasi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2011

Page 2: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

ii

ii

Page 3: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

iii

iii

ABSTRAK

FEBRIANTI KHAIRIAH : UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK

ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING

MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis

Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI

LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR

KELENJAR SUSU GALUR C3H SECARA IN

VITRO

Limfosit merupakan inti dalam proses sistem imun spesifik karena limfosit

dapat mengenal setiap jenis antigen baik antigen yang terdapat pada intraseluler

maupun ekstraseluler. Limfosit terdiri dari Limfosit T, limfosit B dan sel Natural

Killer (NK). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak

etanol 70% buah naga berdaging merah super (Hylocereus costricensis Brtitton &

Rose) terhadap proliferasi Limfosit B pada mencit bertumor kelenjar susu secara

in vitro.

Percobaan ini dilakukan dengan mengisolasi limfosit dari limpa mencit

bertumor kelenjar susu galur C3H dan dibuat suspensi limfosit dengan 5

perlakuan. Perlakuan pertama kontrol negatif (suspensi sel tanpa pemberian

apapun). Perlakuan kedua kontrol positif (suspensi sel dengan penambahan PHA

20 µl) PHA digunakan untuk menstimulasi pertumbuhan dari limfosit. Perlakuan

lainnya diberikan larutan uji dengan 3 variasi konsentrasi pada suspensi sel

limfosit B yaitu 2 ppm, 20 ppm dan 200 ppm. Pengamatan dilakukan pada waktu

24, 48 dan 72 jam.

Hasil penelitian yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan ANOVA

satu arah. Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai (p > 0,05) yang berarti tidak

ada perbedaan yang bermakna dari jumlah limfosit pada waktu inkubasi dengan

konsentrasi. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% buah naga berdaging

merah super belum dapat meningkatan jumlah proliferasi limfosit B terhadap efek

imunomudolator sehingga efek yang diharapkan belum dapat tercapai.

Page 4: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

iv

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan

banyak nikmat dan rizkiNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi dengan judul “UJI EFEK IMUNOMODULATOR

EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER

(Hylocereus costaricensis Brtitton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI

LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU GALUR

C3H SECARA IN VITRO” .

Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi pada fakultas MIPA jurusan

Farmasi UHAMKA. Melalui skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Drs. H. Endang Abutarya, M. Pd., selaku Dekan FMIPA UHAMKA.

2. Bapak Drs. Inding Gusmayadi, M. Si., Apt., selaku Wakil Dekan I FMIPA

UHAMKA.

3. Bapak Drs. Budi Arman, M. Kes., Apt., selaku Wakil Dekan II FMIPA

UHAMKA.

4. Bapak Drs. H. Priyanto, M. Biomed, Apt., selaku Wakil Dekan III FMIPA

UHAMKA.

5. Bapak Drs. H. Muhsin Lubis, M. Sc., selaku Kepala Penjamin Mutu FMIPA

UHAMKA.

6. Bapak Hadi Sunaryo, M. Si., Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi

FMIPA UHAMKA.

7. Bapak Drs. Kusmardi, M. S., sebagai pembimbing pertama atas bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Almawati Situmorang, S. Si., Apt., sebagai pembimbing kedua yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam penelitian ini serta selaku

Pembimbing Akademik.

9. Bapangku Drs. H. Mulyadi Usman, M. Pd dan Mamiku Hj. Rohistuti

tersayang serta kakak-kakakku woh tati dan kak adran, ngah nelly dan abang

irul, dang ari dan makdang, abang dan ayuk mai beserta keponakan-keponakan

bungsu, aditya, vikie, ica, zaky dan calon ponakan bungsu, yang selalu

memberikan doa, semangat dan dukungannya.

10. Ayah dan Ibu beserta keluarga di Ciputat. Keluarga besar Tuyuk Usman, disfa,

ela yang selalu memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan, Ika, Septi, kak Ade, kak Catur dan kak Lucky

yang telah bersama-sama melakukan penelitian ini serta Della, Frida, Iin, kak

Ida, Laras, Rani Ika, Nelly M, Catur Dian, Junihardi dan Dedi Wahyudi yang

selalu memberikan semangat dan dukungannya.

12. Teman-teman kelas A angkatan 2006 yang selalu memberikan semangat dan

dukungannya serta teman-teman angkatan 2006 yang telah bersama-sama

dalam menimba ilmu di UHAMKA.

13. Teman-teman SMF Bengkulu yang telah memberikan dukungan selama ini.

Page 5: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

v

v

14. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut membantu

dalam penyusunan skripsi.

Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis

meminta saran dan kritik demi melengkapi penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi

ini memiliki manfaat.

Jakarta, April 2011

Penulis

Page 6: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

vi

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5

D. Perumusan Masalah ................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6

A. Teori ........................................................................................ 6

1. Tanaman Buah naga .......................................................... 6

2. Sediaan Fitofarmaka …………………………………….. 11

3. Sistem Imunitas .................................................................. 13

4. Imunomodulator ................................................................ 17

5. Kanker ............................................................................... 18

6. Imunologi Kanker .............................................................. 19

7. Limfosit B ……………………………………………… . 21

8. Limpa ……………………………………………………. 22

9. Kultur Sel ……………………………………………… .. 23

10. Hewan Uji ……………………………………………….. 26

11. PHA ................................................................................... 26

B. Kerangka Berfikir .................................................................... 26

C. Hipotesis ................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 29

1. Tempat Penelitian............................................................... 29

2. Waktu Penelitian ............................................................... 29

B. Metode Penelitian..................................................................... 29

1. Alat Penelitian ................................................................... 29

2. Bahan Penelitian................................................................. 30

C. Tahap-tahap Penelitian ............................................................ 30

D. Prosedur Penelitian .................................................................. 31

E. Analisa Data ............................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 42

A. Hasil Penelitian ……………………………………………… 42

Page 7: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

vii

vii

1. Ekstraksi Etanol 70% Buah Naga Berdaging Merah ……. 42

2. Hasil Uji Penapisan Fitokimia…………………………… 42

3. Hasil Uji Pemeriksaan Karakteristik…………………….. 43

4. Penentuan Proporsi Limfosit B………………………….. 44

B. Pembahasan…………………………………………………... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 53

A. Kesimpulan …………………………………………………… 53

B. Saran ………………………………………………………….. 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... . 54

LAMPIRAN .................................................................................................... 57

Page 8: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

viii

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Kandungan Gizi Buah Naga Berdaging Merah Super ............ 10

Tabel II. Hasil Ekstraksi .. ...................................................................... 42

Tabel III. Hasil Uji Penapisan Fitokimia ........................... ..................... 43

Tabel IV. Karakteristik Organoleptik Ekstrak.......................................... 43

Tabel V. Hasil Susut Pengeringan dan Rendemen.................................. 43

Tabel VI. Jumlah Limfosit B .................................................................... 44

Page 9: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

ix

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. ADCC ......................... ................................................... 20

Gambar 2. Kamar hitung di bawah mikroskop ................................ 39

Gambar 3. Grafik jumlah rata-rata limfosit B pada inkubasi 24 jam. 45

Gambar 4. Grafik jumlah rata-rata limfosit B pada inkubasi 48 jam. 46

Gambar 5. Grafik jumlah rata-rata limfosit B pada inkubasi 72 jam. 48

Gambar 6. Buah naga berdaging merah super ................................. 70

Gambar 7. Ekstrak buah naga berdaging merah super .................... 70

Gambar 8. Mencit bertumor ............................................................ 71

Gambar 9. Mencit dibedah .............................................................. 71

Gambar 10. Haemocytometer ............................................................ 72

Gambar 11. Freeze dry ...................................................................... 72

Gambar 12. Rotary evaporator ........................................................... 73

Gambar 13. Oven …… ....................................................................... 73

Gambar 14. Laminar Air Flow (LAF) ............................................... 74

Gambar 15. Mikroskop digital ……………………………………… 74

Gambar 16. Limpa mencit ................................................................. 75

Gambar 17. Pembuatan suspensi sel .................................................. 75

Gambar 18. Limfosit B ...................................................................... 76

Gambar 19. Limfosit B ……………………………………………... 76

Page 10: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

x

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Uji Statistik Jumlah Limfosit pada Inkubasi 24 jam ......... 57

Lampiran 2. Uji Statistik Jumlah Limfosit pada Inkubasi 48 jam ......... 60

Lampiran 3. Uji Statistik Jumlah Limfosit pada Inkubasi 72 jam ......... 63

Lampiran 4. Skema Ekstraksi ............................................................... 66

Lampiran 5. Skema Isolasi Limsosit dari Limpa ................................... 67

Lampiran 6. Skema Pengujian Proporsi Limfosit B ............................. 68

Lampiran 7. Hasil Determinasi ............................................................. 69

Lampiran 8. Gambar Bahan dan Alat ................................................... 70

Lampiran 9. Gambar Limpa Mencit, Pembuatan Suspensi Sel dan

Limfosit B ......................................................................... 75

Lampiran 10. Perhitungan Susut Pengeringan dan Rendemen Ekstrak .. 77

Page 11: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xi

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua proses metabolisme tubuh, terutama reaksi dengan oksigen

terbentuk molekul-molekul dengan kehilangan elektron di kulit luarnya. Zat

tersebut dinamakan radikal bebas, bersifat sangat reaktif dan cenderung

menyerang molekul-molekul yang dapat menyerahkan elektron padanya (1)

. Bila

terjadi suatu sebab tubuh kekurangan antioksidan alamiah maka membran sel atau

inti sel dapat dirusak oleh radikal bebas. Akibatnya proses menua jaringan

dipercepat serta terjadi cacat DNA. Bila tidak dimusnahkan oleh sistem imun, sel

dapat memperbanyak diri menjadi sel-sel ganas seperti sel kanker(2)

. Karena

itulah, kanker dapat disebabkan pula oleh gagalnya sistem imun dalam

melindungi tubuh terhadap berbagai invasi baik mikroorganisme seperti virus,

radikal bebas, maupun sel tubuh sendiri yang mengalami transformasi sendiri

menjadi ganas.

Kanker adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat

ganas (maligne)(3)

. Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan

desakan akibat pertumbuhan tumor, penghancuran jaringan tempat tumor

berkembang atau bermetastasis dan gangguan sistemik lain sebagai akibat

sekunder dari pertumbuhan sel kanker(4)

. Payudara adalah salah satu jenis lokasi

yang diserang kanker. Kanker payudara adalah jenis penyakit kanker yang banyak

ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada wanita usia 40-49

1

Page 12: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xii

xii

tahun. Hal yang paling mengkhawatirkan dari kanker payudara adalah

penyebarannya yang cepat(5)

.

Tubuh memiliki sistem imun yang memberikan respon dan melindungi

tubuh terhadap unsur-unsur patogen misalnya bakteri, virus, fungus, protozoa, dan

parasit. Respon imun sangat tergantung pada kemampuan sistem imun untuk

mengenali molekul asing (antigen) yang terdapat pada patogen potensial dan

kemudian membangkitkan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan sumber antigen

bersangkutan(6)

. Respon imun dapat dibawa sejak lahir (alamiah, non-adaptif atau

non-spesifik) dan respon imun yang diperoleh dari luar atau adaptif (didapat atau

spesifik)(7)

. Proses pengenalan antigen dilakukan oleh unsur utama sistem imun

yaitu limfosit, yang kemudian diikuti oleh fase efektor yang melibatkan berbagai

jenis sel(6)

.

Limfosit adalah limfosit B dan T dan sejenis sel yang dikenal sel

pembunuh alami (natural killer,NK). Limfosit dihasilkan di dalam sumsum tulang

dan mencapai kematangan di struktur tersebut atau di jaringan limfoid(8)

. Imunitas

adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi. Gabungan sel, molekul dan

jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Sel

limfosit merupakan sel yang berperan utama dalam sistem imun spesifik, sel T

pada imunitas selular dan sel B pada imunitas humoral(9)

.

Imunitas humoral membentuk antibodi, antibodi tersebut ternyata dapat

menghancurkan sel tumor secara langsung atau dengan bantuan komplemen atau

melalui sel efektor ADCC (Antibodi Dependent Cell Mediated Cytotoxicity)

adalah fenomena antibodi yang melapisi sel sasaran dan di rusak sel killer

2

Page 13: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xiii

xiii

khusus. Sel yang berperan pada ADCC adalah sel NK, neutrofil, dan eosinofil. Sel

yang membunuh mengekspresikan reseptor untuk Fc dari antibodi yang menutupi

sel sasaran dengan jalan mencegah adhesi sel tumor(1)

.

Terapi kanker merupakan teknik pengobatan kanker dengan tujuan

mengontrol pertumbuhan atau mematikan sel kanker tanpa merusak atau

mengganggu kelangsungan hidup serta fungsi sel tubuh normal. Salah satu

metode terapi kanker yang berkembang sampai saat ini yaitu imunoterapi dengan

penggunaan imunomodulator. Imunomodulator juga disebut Biological Response

Modifiers adalah zat-zat yang mempengaruhi reaksi biologis tubuh terhadap zat-

zat asing(3)

. Sistem imun berfungsi dapat distimulasi (imunostimulator) maupun

disupresi (imunosupresiva). Imunostimulator secara tak langsung berkhasiat

mereaktivasi sistem imun yang rendah dengan meningkatkan respon imun tak

spesifik, antara lain perbanyakan limfo-T4, NK-cells, dan makrofag, juga

pelepasan interferon dan interleukin. Sebagai hasil akhir dari reaksi kompleks itu,

zat asing dapat dikenali dan dimusnahkan(3)

.

Buah naga tidak hanya unik, namun juga mengandung banyak zat gizi,

terutama vitamin dan mineral esensial. Beberapa jenis buah naga khususnya buah

naga berdaging merah super (Hylocereus costariencis Britton & Rose) juga

banyak mengandung betakaroten dan vitamin C yang baik untuk mencegah

penyakit kanker(10)

.

Peran buah naga dalam membantu penyembuhan kanker ini karena

kandungan vitamin C dan beta karoten yang berfungsi sebagai imunostimulator.

Selain itu, buah naga berdaging merah juga mengandung lycopene, suatu

3

Page 14: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xiv

xiv

antioksidan alami yang dapat melawan kanker, penyakit jantung, dan tekanan

darah tinggi. Buah naga berdaging merah juga kaya akan phytoalbumins yang

mempunyai daya antioksidan tinggi yang dapat mencegah pembentukan radikal

bebas penyebab kanker(11)

.

Berdasarkan potensi kandungan senyawa dan khasiat dari buah naga

berdaging merah super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) sebagai

antioksidan dan antikanker. Maka dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh

pemberian ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah super (Hylocereus

costaricensis Britton & Rose) terhadap proliferasi limfosit B pada mencit

bertumor kelenjar susu galur C3H secara in vitro.

B. Identifikasi Masalah

Apakah pemberian ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah super

(Hylocereus costaricensis Britton & Rose) dapat berpengaruh terhadap proliferasi

limfosit B pada sel kanker ?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh ekstrak etanol 70% buah naga

berdaging merah super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) terhadap

proliferasi limfosit B pada hewan coba.

4

Page 15: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xv

xv

D. Perumusan Masalah

Apakah ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah super (Hylocereus

costaricensis Britton & Rose) dapat berpengaruh meningkatkan proliferasi

limfosit B yang diisolasi dari limpa mencit bertumor kelenjar susu galur C3H

secara in vitro ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak

etanol 70% buah naga berdaging merah super (Hylocereus costaricensis Britton &

Rose) terhadap peningkatan proliferasi limfosit B yang diisolasi dari limfa mencit

bertumor susu galur C3H secara in vitro.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

buah naga berdaging merah super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) yang

dapat dipergunakan sebagai imunomodulator sehingga terbuka peluang untuk

menggunakannya sebagai bahan baku obat antikanker.

5

Page 16: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xvi

xvi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

1. Buah Naga Merah Super

a. Klasifikasi Tanaman(10)

Tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Agiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Sub family : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Spesies : Hylocereus undatus (daging putih), Hylocereus

polyrhizus (daging merah), Hylocereus

costaricensis Britton & Rose (daging merah super)

kadang-kadang disebut Hylocereus polyrhizus(11)

Hylocereus megalanthus (kulit kuning tanpa sisik)

Nama umum : Buah naga merah super

6

Page 17: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xvii

xvii

b. Deskripsi Tanaman(10)

1. Habitus

Tanaman buah naga merupakan tanaman parenteral,

tumbuh cepat, merambat, dan tidak berdaun. Buah naga belum

banyak dikenal masyarakat Indonesia. Sekilas pandang, tanaman

ini lebih menyerupai kaktus raksasa, namun tanaman ini dapat

berbunga dan berbuah.

2. Akar

Tanaman buah naga termasuk tanaman semi epifit karena

memiliki dua jenis akar, yaitu akar tanah dan akar gantung (akar

udara). Fungsi akar yang berada di tanah adalah mencari unsur

hara dan air, sedangkan fungsi akar gantung sebagian besar untuk

membantu mencari hara serta air. Karena memiliki dua jenis akar

ini, tanaman buah naga dapat tumbuh produktif meskipun ditanam

dalam pot yang minim tanah atau di tanah berbatu.

3. Batang

Batang buah naga berwarna hijau tua dan bersegmen-

segmen. Batang buah naga kebanyakan triangular (bersudut tiga).

Namun terkadang ditemukan bersudut empat atau lima. Batang

buah naga tidak berkayu dan kebanyakan berduri. Tanaman ini

dapat tumbuh hingga mencapai 6 meter bahkan lebih jika

dibiarkan. Namun pada umumnya, tanaman buah naga mencapai

2-3 meter saja karena batang pokok dipangkas untuk pembentukan

7

Page 18: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xviii

xviii

cabang produksi. Pada batang dapat tumbuh akar yang disebut

akar udara (aerial root).

4. Bunga

Bunga tanaman buah naga merupakan bunga lengkap, di

mana bunga jantan dan betina berada dalam satu bunga. Bunga

terlihat sangat unik, berbentuk lonjong seperti bel, berwarna putih

kehijauan, berukuran besar, dan beraroma harum. Bunga

berukuran panjang 15-36 cm dan lebar 10-23 cm. Ciri khas bunga

ini adalah mekar sekali pada malam hari. Bunga mekar mulai

pukul 18.30-19.00, dan terbuka sempurna pada pukul 22.00.

Mekarnya bunga akan berakhir pada pukul 02.00 pagi. Bunga

tanaman buah naga akan segera layu setelah mekar, baik terjadi

penyerbukan maupun tidak.

5. Buah

Buah naga berbentuk lonjong agak mengerucut (oblong),

atau secara umum disebut bentuk berry. Namun karena memiliki

banyak lipatan-lipatan kulit buah, maka bentuk berry ini

tersamarkan. Buah tanaman ini memiliki banyak variasi warna,

mulai dari kuning, merah muda, sampai merah. Buah berwarna

merah paling popular. Selain warna kulit buah, warna daging buah

naga (pulp) juga bermacam-macam, ada yang berwarna putih,

kuning dan merah/merah muda. Sesuai dengan warna daging buah

tersebut, buah naga dibedakan menjadi buah naga putih (white

8

Page 19: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xix

xix

pitaya), buah naga kuning (yellow pitaya), dan buah naga merah

(red pitaya).

6. Biji

Biji berbentuk bulat berukuran kecil dan tipis tetapi sangat

keras. Biji dapat digunakan perbanyakan tanaman secara generatif,

tetapi cara ini jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang

lama sampai berproduksi. Biasanya biji digunakan para peneliti

untuk memunculkan varietas baru. Setiap buah mengandung lebih

1000 biji.

c. Ekologi dan penyebaran(10)

Buah naga jenis Hylocerus costaricensis Britton & Rose

memiliki batang berwarna hijau dan bersegmen-segmen, triangular

dan berduri. Bunga species ini berukuran sangat panjang, yaitu sekitar

25-30 cm. Kelopak terluar berwarna kemerahan dengan bagian dalam

berwarna putih atau kekuningan. Buah berwarna merah cerah dengan

ukuran relatif kecil dibandingkan buah naga jenis lain. Panjang buah

hanya 10-12 cm dengan bobot buah 130-350 gram. Bentuk buah

lonjong (oblong) dengan gelambir kulit bervariasi. Daging buah

berwarna merah dengan tekstur yang lembut dan rasa yang enak. Buah

mengandung banyak biji berwarna hitam. Tanaman buah naga mampu

tahan pada berbagai jenis keasaman tanah dengan derajat keasaman

antara 4,5-7,5. Namun untuk tumbuh dan berkembang optimal,

diperlukan derajat keasaman tanah antara 5,5- 7,0.

9

Page 20: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xx

xx

d. Kandungan(10)

Beberapa kandungan buah naga yang penting bagi kesehatan

antara lain vitamin C, kalsium, fosfor, serta serat. Kandungan fosfor

dan serat yang paling tinggi terdapat pada Hylocerus costaricensis

Britton & Rose, atau lebih dikenal sebagai buah naga merah super.

Tabel I. Kandungan Gizi per 100 gram Buah Naga Berdaging Merah

(Hylocereus costaricensis Britton & Rose) (11)

Senyawa kandungan

Air 83,0g

Protein 0,229g

Lemak 0,61g

serat kasar 0,9g

Abu 0,68g

Kalsium 8,8mg

Fosfor 36,1mg

Niasin 0,430mg

Vitamin C 9,0mg

Riboflavin 0,045mg

Besi 0,65mg

Betakaroten 0,012g

e. Khasiat(10)

Buah naga tidak hanya unik, namun jugan mengandung

banyak zat gizi, terutama vitamin dan mineral. Dengan kandungan

zat-zat tersebut di atas, buah naga dapat digunakan untuk mengatasi

atau mencegah penyakit kanker usus besar, diabetes, hipertensi,

osteoporosis, ginjal, menurunkan kolesterol, dan sebagainya.

Mengonsumsi buah naga secara rutin dapat menghindarkan kita dari

serangan penyakit-penyakit tersebut.

10

Page 21: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxi

xxi

2. Sediaan Fitofarmaka

a. Simplisia(12)

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai

obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali

dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia

dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia

pelikan (mineral).

b. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang diperoleh

dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani

menggunakan pelarut sesuai, kemudian semua atau hampir semua

pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan(13)

.

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari

bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Secara umum cara

penyarian dapat dibedakan menjadi 4 cara, yaitu infundasi, maserasi,

perkolasi, dan penyarian berkesinambungan (sokletasi)(14)

.

a. Infundasi

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari

simplisia dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Infundasi

adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari

zat aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati.

Keuntungan penyarian ini ialah alat dan prosesnya lebih

11

Page 22: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxii

xxii

sederhana, biasanya dipakai oleh perusahaan obat tradisional.

Sedangkan kerugian dari penyarian dengan cara ini ialah

menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh

kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan

cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam(14,15)

.

b. Maserasi

Maserasi merupakan penyarian yang sederhana. Maserasi

digunakan untuk mengekstraksi simplisia yang mengandung zat

aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Proses

pengekstrasian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan. Maserasi

dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan

penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke

dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut

dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif

di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat

didesak keluar. Peristiwa tersebut terus berulang, sehingga terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dengan di

dalam sel(14,15)

.

c. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya

dilakukan pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan

12

Page 23: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxiii

xxiii

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus

sampai diperoleh ekstrak (perkolat yang jumlahnya 1-5 kali

bahan. Perkolasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: Perkolasi biasa,

perkolasi bertingkat (reperkolasi) contoh yang masih terdapat

dalam Farmakope Indonesia edisi III adalah Thymi extractum,

perkolasi dengan tekanan(14)

.

d. Penyarian Berkesinambungan (sokletasi)

Sokletasi ialah penyarian dengan menggunakan pelarut

yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus,

sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif

konstan dengan adanya pendingin balik(14).

3. Sistem Imunitas

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit

infeksi. Gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam

resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi

sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut

respon imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan

keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan sebagai bahan

dalam lingkungan hidup. Pertahanan imun terdiri dari sistem imun alamiah

atau non-spesifik (natural/innate) dan didapat atau spesifik

(adaptive/acqueried)(9)

.

13

Page 24: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxiv

xxiv

Mekanisme fisiologi imunitas non-spesifik berupa komponen

normal tubuh yang tidak memerlukan induksi oleh pajanan mikroba dari

luar meskipun jumlahnya dapat meningkat akibat infeksi (misalnya jumlah

sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit).

Berbeda dengan dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun spesifik

mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi

dirinya. Benda asing yang pertama kali muncul dalam badan segera

dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem

imun tersebut(16)

.

a. Sistem imun non-spesifik

Imunitas non spesifik fisiologik berupa komponen normal

tubuh, selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah

mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkannya.

Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah

putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit. Disebut non-

spesifik karena tidak ditunjukan terhadap mikroba tertentu, telah ada

dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukkan

spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh

terhadap banyak patogen potensial. Sistem tersebut merupakan

pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba

dan dapat memberikan respon langsung(16)

.

Komponen utama sistem imun non-spesifik adalah pertahanan

fisik dan kimiawi seperti epitel dan substansi antimikroba yang

14

Page 25: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxv

xxv

diproduksi pada permukaan epitel, berbagai jenis protein dalam darah

termasuk diantaranya komponen-komponen sistem komplemen,

mediator inflamasi lainnya dan berbagai sitokin, sel-sel fagosit yaitu

sel-sel polimorfonuklear dan makrofag serta sel natural killer (NK).(6)

Komponen-komponen dari sistem imun non spesifik yaitu :

1) Pertahanan fisik/ mekanik : kulit, selaput lendir, silia saluran

napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan

infeksi. Kulit yang rusak akibat luka bakar dan selaput lendir

saluran nafas yang rusak oleh asap rokok akan meningkatkan

resiko infeksi.(1)

2) Pertahanan biokimia : lisozim dalam keringat, ludah, air mata

dan air susu ibu, melindungi tubuh terhadap berbagai kuman

gram-positif oleh karena dapat menghancurkan lapisan

peptidoglikan dinding bakteri.(1)

3) Pertahanan humoral : berbagai bahan dalam sirkulasi berperan

dalam pertahanan humoral, antara lain berupa antibodi,

kompelen, interferon, dan CRP.(16)

4) Pertahanan selular : fagosit, makrofag, sel NK berperan dalam

sistem imun non spesifik seluler.(16)

b. Sistem imun spesifik(1)

Berbeda dengan sistem imun non-spesifik, sistem imun

spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang

dianggap asing bagi dirirnya. Benda asing yang pertama kali terpajan

15

Page 26: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxvi

xxvi

dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan

tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan

masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian

dihancurkan. Oleh karena itu, sistem imun tersebut disebut spesifik.

Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem

imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun non-spesifik.

Namun pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem

imun non-spesifik dan spesifik seperti antara komplemen-fagosit-

antibodi dan antara makrofag-sel T. Sistem imun spesifik terdiri atas

sistem humoral dan sistem selular.

1) Sistem imun spesifik humoral : pemeran utama dalam sistem

imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Sel B yang

dirangsang oleh benda asing berproliferasi, berdiferensiasi dan

berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi.

Antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum.

2) Sistem imun spesifik selular : limfosit T atau sel T berperan

pada sistem imun spesifik selular. Sel tersebut juga berasal dari

sel asal yang sama seperti sel B. Faktor timus yang disebut

timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon

asli dan dapat mempengaruhi diferensiasi sel T di perifer.

Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel

dengan fungsi yang berlainan yaitu sel CD4+

(Th1, Th2), CD8+

atau CTL atau Tc dan Ts atau sel Tr atau Th3. Fungsi utama

16

Page 27: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxvii

xxvii

sistem imun spesifik selular ialah pertahanan terhadap bakteri

yang hidup intraselular, virus, jamur, parasit, dan keganasan.

4. Imunomodulator

Imunomodulator berasal dari kata “imuno” yang berarti

kekebalan dan “modulator” yang berarti pembawa. Imunomodulator

adalah suatu agen atau zat yang dapat mempengaruhi atau menjaga sistem

pertahanan tubuh dengan melakukan suatu tindakan dengan cara

memberikan bahan-bahan yang dapat mengembalikan fungsi respon imun

yang terganggu dari berbagai komponen sistem imun(9)

.

Imunomodulator bekerja untuk mengoptimalkan pertahanan

tubuh, maka secara tidak langsung telah mengatasi atau mengurangi

berbagai keadaan patologis atau gangguan kesehatan lainnya akibat tidak

optimalnya sistem pertahanan tubuh, diantaranya infeksi, alergi,

neoplasma jinak atau ganas (kanker)(16)

.

Pengobatan dalam imunologi dapat dibagi menjadi beberapa

kelompok utama sebagai berikut(9)

:

a. Imunorestorasi

Imunorestorasi ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi

sistem imun yang terganggu dengan memberikan berbagai

komponen sitem imun.

17

Page 28: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxviii

xxviii

b. Imunostimulasi

Imunostimulasi adalah cara memperbaiki fungsi sistem imun

dengan menggunakan bahan yang merangsang sistem tersebut.

c. Imunosupresi

Imunosupresi merupakan suatu tindakan untuk menekan

respon imun.

5. Kanker

Kanker atau karsinoma adalah pembentukan jaringan baru yang

abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan

mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan terus-

menerus (proliferasi). Akibatnya adalah pembengkakan atau benjolan

yang disebut tumor atau neoplasma(3)

. Sel kanker akan tumbuh menyusup

ke jaringan sekitarnya (invasif), lalu membuat anak sebar (metastasis) ke

tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah

bening. Selanjutnya akan tumbuh kanker baru di tempat lain sampai

akhirnya menyebabkan kematian penderitanya(17)

.

Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri bila tubuh

membutuhkannya seperti mengganti sel-sel yang rusak atau mati.

Sebaliknya, sel kanker akan membelah diri meskipun tidak dibutuhkan

sehingga terjadi kelebihan sel-sel baru. Kanker dapat tumbuh di semua

jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel hati, sel darah, sel otak, sel lambung,

sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan berbagai macam sel tubuh

18

Page 29: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxix

xxix

lainnya. Oleh karena itu, dikenal bermacam-macam jenis kanker menurut

sel atau jaringan asalnya. Keadaan ini yang menyebabkan adanya

perbedaan kecepatan pertumbuhannya maupun reaksi terhadap

pengobatan(17)

.

6. Imunologi Kanker

Tumor tidak sepenuhnya bersifat “self” dan berpotensi untuk

dikenali oleh sistem imun (disebut surveilans imun). Konsep ini

didukung oleh pengamatan bahwa sejumlah unsur kekebalan berkumpul

di dalam dan di sekitar tumor, bahwa beberapa keganasan tertentu

memperlihatkan peningkatan insidennya pada hospes yang memiliki

tanggap imun lemah, dan bahwa kanker kerap kali memicu produksi

antibodi serta sel T spesifik-tumor(18)

.

Imunitas tumor ialah proteksi sistem imun terhadap timbulnya

tumor. Meskipun adanya respon alamiah terhadap tumor dapat

dibuktikan, namun imunitas sejati hanya terjadi pada subset tumor yang

mengekspresikan antigen imunogenik, misalnya tumor yang diinduksi

virus onkogenik yang mengekspresikan antigen virus. Berbagai jenis

virus yang dilaporkan menunjukkan hubungan dengan tumor. Respon

imun terhadap tumor dibagi menjadi dua yaitu(1)

:

a) Imunitas humoral(1)

Meskipun imunitas selular pada tumor lebih banyak berperan

dibandingkan imunitas humoral, tetapi tubuh membentuk juga

19

Page 30: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxx

xxx

antibodi terhadap antigen tumor. Antibodi tersebut ternyata dapat

menghancurkan sel tumor secara langsung atau dengan bantuan

komplemen atau melalui sel efektor ADCC (Antibodi Dependent

Cell Mediated Cytotoxicity) adalah fenomena antibodi yang melapisi

sel sasaran dan di rusak sel killer khusus. Sel yang berperan pada

ADCC adalah sel NK, neutrofil, dan eosinofil. Sel yang membunuh

mengekspresikan reseptor untuk Fc dari antibodi yang menutupi sel

sasaran dengan jalan mencegah adhesi sel tumor.

Gambar 1 : Sitoksisitas diperantarai sel yang bergantung antibodi

(ADCC). Sel target yang dibungkus IgG dibunuh oleh sel

yang membawa reseptor FC untuk IgG (misalnya sel

NK).

b) Imunitas selular(1)

Pada pemeriksaan patologi anatomi tumor, sering ditemukan

infiltrat sel-sel yang terdiri atas sel fagosit mononuklear, limfosit,

sedikit sel plasma dan sel mast. Pada imunitas selular mekanismenya

20

Page 31: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxi

xxxi

melibatkan sel CTL/Tc, sel NK, dan magrofag. Respons imun speifik

dan nonspesifik berperan dalam respon imun terhadap tumor.

Magrofag dapat mencegah pertumbuhan tumor atau menimbulkan

sitotoksisitas mungkin melalui pelepasan TNF-α. Aktivasi

komplemen juga dapat menimbulkan lisis sel tumor. Sel CTL/CD8+

dapat menimbulkan lisis sel tumor in vitro. Banyak tumor dapat

melawan sitotoksisitas dengan mengurangi ekspresi MHC-1. Hal ini

akan memajankannya dengan sel NK. Sel T mengaktifkan sel Tc,

makrofag dan sel NK, juga memproduksi TNF-β yang mencegah

pertumbuhan tumor.

7. Limfosit B

Sel B atau limfosit B merupakan 5-25% dari limfosit dalam

darah yang berjumlah sekitar 1000-2000 sel/mm3. Terbanyak

merupakan limfosit asal sumsum tulang (hampir 50%) sisanya sekitar

satu pertiganya berasal dari kelenjar getah bening, limfe dan kurang dari

1% di timus. Pada unggas sel B berkembang dalam bursa fabricius yang

terbentuk dari epitel kloaka. Pada manusia didapatkan hal yang analog

dengan bursa tersebut dan pematangan terjadi di sumsum tulang atau di

tempat yang belum diketahui. Setelah matang, sel B bergerak ke organ-

organ seperti limpa, kelenjar getah bening dan tonsil(1)

.

Pada membran sel B terdapat reseptor khas yang mengikat

antigen, yakni molekul antibodi. Ketika suatu antigen masuk ke dalam

21

Page 32: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxii

xxxii

aliran darah, sel B dapat mengenali dan berhubungan dengannya.

Sebagai akibat, terjadilah pembelahan sel yang cepat, disusul dengan

maturasi menjadi sel plasma atau memori sel B di bawah pengaruh

makrofag. Sel B memiliki antibodi yang terikat pada membran,

sehingga ketika suatu antigen masuk ke dalam aliran darah, sel B akan

cepat mensintesa dan melepaskan antigennya yang dikenal dengan

antibodi atau immunoglobulin(1)

. Setelah terstimulasi, sel B membentuk

sel plasma yang mensekresi immunoglobulin, yang selanjutnya menjadi

mediator imunitas humoral. Terdapat lima tipe immunoglobulin dasar

dalam sirkulasi antibodi yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD yang

masing-masingnya memiliki kemampuan dan peranan yang khusus(19)

.

8. Limpa(9)

Limpa merupakan tempat respon imun utama terhadap antigen asal

darah. Seperti halnya dengan kelenjar getah bening, limpa terdiri atas

zona sel T (senter germinal) dan zona B (zona folikol). Arteriol berakhir

dalam sinusoid vascular yang mengandung sejumlah eritrosit, magrofag,

sel dendritik, limfosit dan sel plasma. Antigen yang dibawa APC masuk

ke dalam limpa melalui sinosid vaskular.

Limpa juga merupakan jaringan untuk darah. Mikroba dalam darah

dibersihkan makrofag dalam limpa. Limpa merupakan tempat utama

fagosit memakan mikroba yang dilapisi antibodi (opsonisasi). Individu

tanpa limpa akan menjadi rentan terhadap infeksi bakteri berkapsul seperti

22

Page 33: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxiii

xxxiii

pneumokok dan meningokok, oleh karena mikroba tersebut biasanya

hanya disingkirkan melalui opsonisasi dan fungsi fagositosis akan

terganggu bila limpa tidak ada.

9. Kultur Sel(20)

Kultur sel merupakan teknik yang biasa dipergunakan untuk

mengembangbiakkan sel di luar tubuh (in vitro). Sel-sel yang berasal dari

jaringan dan organisme tertentu sekarang dapat dikembangbiakan dalam

laboratorium. Tujuan utama dari kutur sel adalah untuk mempelajari sel

itu sendiri, bagaimana dapat berkembang, apa yang mereka butuhkan

untuk pertumbuhan, bagaimana dan kapan mereka berhenti untuk tumbuh.

Sebagai contoh aplikasi dari kultur sel adalah penelitian mengenai siklus

sel dan kontrol perkembangan sel tumor.

Kekurangan dari sel yaitu hilangnya spesifitas sel, karena pada

awalnya (in vivo) sel bekerja secara terintegritas dalam satu jaringan

sedangkan dalam kultur sel terpisah-pisah. Sehingga untuk

mempertahankannya, kondisi kultur harus dibuat semirip mungkin dengan

keadaan ligkungan awal di dalam tubuh.

a. Media Pertumbuhan

Sel memerlukan media pertumbuhan yang dapat membuat sel

tersebut bertahan hidup, berkembang, dan berdiferensiasi. Pemilihan

media harus didasarkan pada kebutuhan sel yang ditumbuhkan dan

disesuaikan dengan tujuan studi menggunakan sel tersebut. Secara

23

Page 34: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxiv

xxxiv

umum, media untuk kultur sel terdiri dari asam amino, vitamin,

garam, glukosa, berbagai suplemen organik seperti protein, peptida,

nukleotida dan lipid, serta hormon dan faktor pertumbuhan. Selain itu

perlu juga ditambah serum hewan yang umum digunakan untuk

suplementasi sangat kaya akan faktor pertumbuhan dan mengandung

sedikit γ-globulin. Yang biasa digunakan adalah serum janin sapi

(Fetal Calf Serum/FCS atau Fetal Bovine Serum/FBS). FBS telah

digunakan sebagai suplemen standar.

Penambahan serum berkisar antara 5-20%. Fungsi

penambahan serum ini adalah faktor hormonal untuk menstimulasi

pertumbuhan/aktivitas sel, faktor yang membantu terjadinya pelekatan

sel dan penyebaran sel pada substrat, agen pelindung sel, protein

pembawa hormon, mineral, lemak, dan lainnya. Fungsi utama media

kultur sel adalah untuk mempertahankan pH dan osmolalitas essensial

untuk viabilitas sel serta untuk menyediakan nutrisi dan energi yang

dibutuhkan untuk multiplikasi dan pertumbuhan sel. Media RPMI

1640 adalah media terbaik untuk menumbuhkan limfosit tikus dan

mencit, dan limfosit manusia untuk jangka pendek.

b. Sistem Buffer

Kondisi kultur harus disesuaikan dengan kondisi tubuh untuk

menunjang pertumbuhan sel yang optimal. Selama pemeliharaan

pertumbuhan sel memerlukan pH 7,4. Bila pada proses pembuahan

sel, pH media lebih rendah dari 7 maka pertumbuhan sel akan

24

Page 35: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxv

xxxv

terhambat. Pengaturan pH dapat dilakukan dengan penambahan

natrium bikarbonat. Bikarbonat membentuk sistem buffer dengan

karbondioksida terlarut yang diproduksi oleh sel hidup.

Untuk kultur sel dalam konsentrasi sel yang rendah, maka

dibutuhkan lebih banyak karbon dioksida untuk mempertahankan pH

optimal, sehingga kultur sel dilakukan dalam atmosfer 5-10% karbon

dioksida. Media yang mengandung buffer bikarbonat membutuhkan

fase gas mengandung karbon dioksida untuk mempertahankan kondisi

pH fisiologis.

c. Makanan Tambahan

1) L-glutamin

Merupakan asam amino yang mutlak diperlukan dalam

kultur sel, digunakan dalam konsentrasi 2 M. Glutamin tidak

stabil dalam larutan, dengan waktu paruh yang relatif singkat

khususnya pada suhu 370C. Setelah 3 atau 4 hari dalam inkubator,

20% dari glutamin murni akan rusak. Medium yang telah

mengandung glutamin harus disimpan pada suhu 40C, maka 80%

akan tetap ada setelah penyimpanan dua minggu.

2) Serum

Serum harus diinaktivasi dengan air panas sebelum

digunakan, untuk menghancurkan molekul komplemen dan

kemungkinan reaktivitas silang dengan immunoglobulin yang

25

Page 36: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxvi

xxxvi

terkandung di dalamnya, inaktivitas dapat dilakukan dengan

menginkubasi serum pada 560C selama 30 menit di penangas air.

d. Antibiotik

Faktor utama untuk memilih jenis antibiotik untuk kultur sel

adalah tidak bersifat toksik, memiliki spektrum antimikroba yang luas,

ekonomis dan kecendrungan meminum untuk menginduksi mikroba

yang kebal. Agen antibakteri yang terbanyak digunakan adalah

campuran penicillin (100 IU/ml) dan streptomicin (50 µg/ml).

Gentamicin 50 µg/ml sering digunakan untuk mencegah kontaminasi

mikroba yang daya tahannya lebih besar.

10. Hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah mencit galur C3H yang sudah

bertumor kelenjar susu. Mencit galur C3H tidak memiliki ketergantungan

terhadap pengaruh hormon dalam membentuk tumor kelenjar susu.

11. PHA (Phytohaemagglutinin)

PHA (phytohaemagglutinin), berasal dari kacang merah

(Phaseolus vulgaris) merupakan sejenis kacang-kacangan mengandung

protein, masuk dalam golongan lektin. Phytohaemagglutinin adalah

polyclonal mitogens yang menstimulasi pertumbuhan dari limfosit(23)

.

26

Page 37: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxvii

xxxvii

B. Kerangka Berfikir

Buah naga dapat dijadikan alternatif dalam berbagai pengobatan salah

satunya adalah untuk pengobatan tumor/kanker. Dalam beberapa penelitian buah

naga berdaging merah (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) mengandung

berbagai macam gizi yang bermanfaat bagi tubuh antara lain, vitamin C, fosfor,

serat dan betakaroten yang berfungsi sebagai imunostimulator. Selain itu, buah

naga berdaging merah juga mengandung lycopene, suatu antioksidan alami yang

dapat melawan kanker, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Buah naga

berdaging merah juga kaya akan phytoalbumins yang mempunyai daya

antioksidan tinggi yang dapat mencegah pembentukan radikal bebas penyebab

kanker(10,11)

.

Dari kandungan dalam buah naga berdaging merah (Hylocereus

costaricensis) ini dapat berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan

mampu menetralisir zat-zat radikal bebas dalam tubuh yang dapat menjadi sumber

pemicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti kanker/tumor. Di dalam

tubuh antioksidan mampu menangkal dan memutus radikal bebas senyawa

karsinogen penyebab kanker.

Dalam sebuah hasil uji in vitro yang dilakukan Li-chen Wu, peneliti

Department of Applied Chemistry National Chi-Nan University menunjukkan

bahwa ekstrak kulit buah naga berdaging merah berpotensi menghambat

pertumbuhan sel tumor B16F10 pada dosis 25 µg(21)

.

27

Page 38: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxviii

xxxviii

C. Hipotesis

Pemberian ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah (Hylocereus

costaricensis Britton & Rose) dapat meningkatkan proliferasi limfosit B mencit

yang diisolasi dari limpa mencit yang bertumor kelenjar susu galur C3H secara in

vitro.

28

Page 39: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xxxix

xxxix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia FMIPA Jurusan

Farmasi Prof. Dr. Hamka, dan Laboratorium Kultur Sel Departemen

Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2010 sampai dengan

April 2011.

B. Metode Penelitian

1. Alat penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tabung

reaksi (Falcon tube), kapas, waterbath, mikropipet, gunting bedah, pinset

bedah, jarum, alat suntik polietilen, cawan petri 22 mm, nylon net, vortex,

sentrifuge, inkubator karbon dioksida, magnetic stirrer, pH meter,

mikroskop fase kontras, autoklaf, laminar air flow, oven, kamar hitung

(haemocytometer), Tray culture 96 well, filter membran 0,2 μm, Counter,

dan peralatan gelas steril yang lazim digunakan di laboratorium.

29

Page 40: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xl

xl

2. Bahan penelitian

a. Bahan uji

Ekstrak buah naga berdaging merah super (Hylocereus

costaricensis Britton & Rose) yang diperoleh dengan cara

mengektraksi buah naga dengan etanol 70% secara maserasi.

b. Hewan uji

Digunakan mencit galur C3H berumur 3-4 bulan yang sudah

bertumor kelenjar susu. . Mencit yang sudah bertumor kelenjar susu

didapat di Laboratorium Patologi Eksperimental Bagian Patologi

Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

c. Bahan lain yang diujikan

Medium RPMI 1640 (GIBCO), Foetal Bovine Serum (FBS)

(Sigma), Gentamisin, PHA (Phytohaemagglutinin), L-Glutamin,

Fungizone, Phosphate buffered saline (PBS), Trypan blue (pewarna

untuk sel agar membedakan antara sel yang hidup dan mati), Etanol

70%.

C. Tahap-tahap Penelitian

Tahap pertama dilakukan pengumpulan dan penyediaan simplisia, setelah

diperoleh simplisia dilanjutkan dengan pemeriksaan simplisia dengan cara

determinasi yang dilakukan di LIPI Bogor. Kemudian dilakukan pembuatan

ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah super (Hylocereus costarisensis

Britton & Rose), setelah didapatkan ekstrak kental dilakukan penapisan fitokimia

30

Page 41: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xli

xli

tujuannya untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat dalam buah naga

berdaging merah super, lalu di lanjutkan dengan pemeriksaan karakteristik ekstrak

yang meliputi pemeriksaan organoleptik dan susut pengeringan.

Tahap kedua membuat larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga berdaging

merah super (Hylocereus costarisensis Britton & Rose) dengan menggunakan

lima konsentrasi yaitu : konsentrasi pertama kontrol negatif, konsentrasi kedua

kontrol positif dengan menggunakan PHA (Phytohaemagglutinin), konsentrasi

ketiga menggunakan larutan uji 2 ppm, konsentrasi keempat menggunakan larutan

uji 20 ppm, dan konsentrasi yang kelima menggunakan larutan uji 200 ppm.

Tahap keempat melakukan pemeliharaan limfosit secara in vitro, dimulai

dari sterilisasi ruangan, alat dan pelarut yang akan digunakan. Setelah itu di

lanjutkan dengan isolasi limfosit dari limpa mencit yang sudah bertumor kelenjar

susu. Kemudian limfosit yang diperoleh dibuat suspensi sel dan dilakukan

pemeliharaan sel secara in vitro.

Tahap kelima dilakukan perhitungan limfosit B dengan menggunakan

haemocytometer. Penghitungan dilakukan pada perbesaran mikroskop 100 kali.

D. Prosedur Penelitian

1. Pengumpulan dan penyediaan simplisia

Bahan utama yang digunakan adalah buah naga berdaging merah

super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) yang diperoleh dari

kebun buah naga “SANI FARM” Jl. Jembatan 4 Pulau Barelang, Batam,

yang sudah dideterminasi terlebih dahulu di Herbarium Bogoriensis, LIPI

31

Page 42: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xlii

xlii

Bogor. Buah segar dikumpulkan dan dibersihkan dari kotoran yang

melekat kemudian dicuci dengan air, lalu ditiriskan agar terbebas dari

sisa air cucian. Buah di potong-potong dan dihaluskan dengan blender

untuk selanjutnya dikeringkan dengan metode freeze drying. Setelah

proses pengeringan, lalu serbuk ditimbang.

2. Pemeriksaan simplisia (Determinasi)

Determinasi simplisia dilakukan untuk memastikan kebenaran

simplisia yang akan dipakai. Determinasi dilakukan di Herbarium

bogoriensis, LIPI Bogor.

3. Penapisan fitokimia

Serbuk diperiksa secara organoleptis dan dilakukan uji penapisan

fitokimia. Uji penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya kandungan alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, triterpen-steroid.

Prosedur masing-masing pengujian adalah sebagai berikut:

a. Alkaloid

Diambil ekstrak kental, dimasukkan dalam tabung reaksi,

kemudian ditambahkan 1 ml HCl 2 N dan 9 ml aquadest, dipanaskan

di atas penangas air pada suhu 100oC selama 2 menit, lalu didinginkan

dan disaring dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 tetes

pereaksi Bauchardat, jika terbentuk endapan coklat-hitam, maka

positif terdapat alkaloid.

b. Saponin

32

Page 43: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xliii

xliii

Diambil ekstrak kental, dimasukkan dalam tabung reaksi,

kemudian ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan lalu kocok kuat-

kuat. Jika terdapat buih lalu diamkan 2 menit, kemudian teteskan 1

tetes HCl 2 N, kocok lagi hingga terbentuk buih yang mantap.

c. Tanin

Diambil ekstrak kental, dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

ditambahkan 10 ml air panas, dipanaskan di atas penangas air pada

suhu 100°C selama 1 jam, kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat

ditetesi dengan larutan besi (III) klorida 1%. Jika berwarna biru sampai

hijau atau hitam berarti ada tanin.

d. Flavonoid

Diambil ekstrak kental, dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

dididihkan dalam ± 20 ml air panas selama 5 menit, kemudian

ditambahkan serbuk magnesium dan 1 ml HCl pekat lalu kocok kuat.

Hasil positif adanya flavonoid ditunjukkan dengan terbentuknya

warna merah. Hasil positif adanya flavonoid juga ditunjukkan pada

ekstrak kental yang ditambahkan H2SO4 pekat akan memberikan

warna kuning atau pada ekstrak kental jika ditambahkan FeCl3 akan

memberikan warna hijau coklat.

e. Triterpenoid dan Sterol

Diambil ekstrak kental, dimasukkan ke dalam tabung reaksi

lalu ditambahkan 5 ml kloroform, dipanaskan sebentar di atas

penangas air sambil dikocok-kocok, lalu didinginkan. Setelah dingin,

33

Page 44: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xliv

xliv

diambil 1 ml lapisan kloroform dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi lain, lalu diteteskan pereaksi Liebermann Bouchard yang terdiri

dari asam asetat anhidrat 20 tetes dan H2SO4 pekat 1 tetes. Hasil positif

adanya terpenoid ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau

kebiru-biruan.

4. Pemeriksaan karakteristik ekstrak

a. Pemeriksaan organoleptik

Pemeriksaan organoleptik meliputi pemeriksaan bentuk, warna,

bau, dan rasa simplisia, dan ekstrak dari buah naga berdaging merah

super.

b. Susut pengeringan

Uji susut pengeringan dilakukan untuk penetapan jumlah semua

jenis bahan yang mudah menguap dan hilang pada kondisi tertentu.

Prosedurnya adalah dengan mengeringkan botol timbang didalam oven

pada suhu 100oC–105

oC selama ± 15 menit. Kemudian botol timbang

diletakkan didalam eksikator dan dibiarkan ± 10 menit, setelah dingin

kemudian ditimbang. Botol timbang diisi dengan 2 g ekstrak. Botol

timbang yang berisi ekstrak ditimbang beratnya (berat awal). Lalu

dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105oC selama 5 jam. Kemudian

didinginkan dalam eksikator selama 15 menit, kemudian ditimbang

(berat akhir). Lakukan secara berulang hingga diperoleh berat yang

konstan(22)

.

Berat awal – berat akhir

Berat awal x 100%............(1)

% Susut pengeringan =

34

Page 45: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xlv

xlv

5. Pembuatan ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah super

(Hylocereus costaricensis Britton & Rose).

Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi yaitu dengan

memasukkan serbuk simplisia kering ke dalam toples kemudian

ditambahkan etanol 70% ke dalam toples sampai seluruh simplisia

terendam dan cairan penyari dilebihkan setinggi ± 2 cm di atas

permukaan sampel. Toples ditutup rapat dan dibiarkan selama 3 hari.

Selama proses perendaman dilakukan pengadukan beberapa kali agar

zat aktif yang terdapat pada simplisia terlarut.

Kemudian disaring dengan kertas saring, ampas yang diperoleh

direndam kembali dengan pelarut yang sama sampai filtratnya hampir

tidak berwarna (lebih kurang tiga kali perlakuan). Filtrat yang didapat

dikumpulkan dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada

suhu 40oC hingga kental tetapi masih dapat dituang, lalu diuapkan di

dalam oven pada suhu 40-50oC hingga didapat ekstrak kental.

Pembuatan larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga

Ekstrak dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 10, 100, dan

1.000 ppm

a. Disiapkan vial kosong steril yang akan digunakan untuk pengujian,

tiap konsentrasi di lakukan 3 kali pengulangan (triplo). Tiap ekstrak

ditimbang 50 mg dan dilarutkan dengan 5 ml aquadest steril, sehingga

35

Page 46: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xlvi

xlvi

didapat larutan induk dengan konsentrasi 10.000 ppm. Untuk

mempermudah kelarutan ekstrak uji dalam aquadest.

b. Dibuat larutan uji dengan konsentrasi 1.000 ppm, pipet 0,5 ml dari

larutan induk pertama (10.000 ppm) dan dilarutkan dalam 5 ml

aquadest steril.

c. Dibuat larutan uji dengan konsentrasi 100 ppm. Pipet 0,5 ml dari

larutan uji dengan konsentrasi 1000 ppm dan dilarutkan dalam 5 ml

aquadest steril.

d. Dibuat larutan uji dengan konsentrasi 10 ppm. Pipet 0,5 ml dari

larutan uji dengan konsentrasi 100 ppm dan dilarutkan dalam 5 ml

aquadest steril.

6. Pemeliharaan Limfosit secara in vitro.

a. Sterilisasi alat dan pelarut

Peralatan gelas yang lazim digunakan di laboratorium, dicuci

bersih dan dikeringkan. Kemudian dibungkus dengan alumunium foil

dan dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.

Untuk sterilisasi bahan yang berupa larutan, digunakan membran filter

0,2 µm dengan menggunakan spuit sehingga larutan yang masuk

dalam membran filter dapat steril. Ruangan yang digunakan harus

steril. Lampu UV pada laminar air flow dinyalakan + 2 jam sebelum

digunakan.

b. Pembuatan medium RPMI 1640

36

Page 47: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xlvii

xlvii

Sebanyak 6,24 gram serbuk RPMI 1640 dilarutkan dalam 100

ml Deionizied Destilled Water (DDW) kemudian di homogenkan

dengan magnetic stirrer. Ditambahkan 1,2 gram Natrium bikarbonat

(NaHCO3), homogenkan dengan magnetic stirrer. Tambahkan DDW

hingga 600 ml pH larutan dibuat menjadi 7,2 dengan menambahkan

NaOH bila asam dan HCl bila basa. Untuk medium RPMI komplit

ditambahkan FBS 5% sebanyak 5 ml, Fungizone 1 ml dan 3 tetes

gentamisin ke dalam 100 ml medium RPMI.

c. Isolasi limfosit dari limpa (Lampiran : 5 Hal. 67)

Limpa mencit yang diperoleh diletakkan pada cawan 22 mm

steril yang berisi 1-2 ml medium RPMI 1640. Kemudian pindahkan

kembali dalam wadah yang sama dan berisi medium RPMI 1640 agar

tidak terjadi kontaminasi. Limpa dipegang pada salah satu ujungnya

dengan pinset steril, kemudian dilakukan penekanan sepanjang limpa.

Suspensi sel yang diperoleh dipipet sedikit demi sedikit dan

dilewatkan pada nylon net steril untuk memisahkan limfosit B dan

limfosit T, limfosit T akan lolos sedangkan limfosit B akan menempel

pada nylon net steril, untuk melepaskannya dengan meningkatkan pH

menjadi 7,6 kemudian dibilas dengan aquadest steril sehingga limfosit

B terlepas. Limfosit B yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabung

steril. Kemudian ditambah dengan medium RPMI 1640 sebanyak 2/3

volume tabung. Suspensi sel tersebut disentrifugasi selama 10 menit

dengan kecepatan 2000-3000 rpm. Filtrat dibuang, endapan ditambah

37

Page 48: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xlviii

xlviii

kembali dengan medium RPMI 1640 dan disentrifugasi. Kemudian

endapan dicuci kembali dengan medium RPMI 1640 sebanyak 2 kali

pencucian. Setelah dicuci, endapan ditambah dengan NH4Cl (1:1)

kemudian diinkubasi selama 30 menit, ditambahkan medium RPMI

1640 sebanyak 2/3 volume, disentrifuge selama 10 menit dengan

kecepatan 2000-3000 rpm. Filtrat dibuang, endapan ditambahkan

medium RPMI komplit yang mengandung 5% FBS, gentamisin 40

mg/ml, dan fungizone 1%.

d. Pemeliharaan limfosit secara in vitro.

Suspensi sel dihitung dengan menggunakan haemocytometer.

Suspensi sel dicampur dengan PBS 9 tetes dengan perbandingan 1:9

campuran ditempatkan pada haemocytometer. Penghitungan dilakukan

pada perbesaran mikroskop 100 kali. Jumlah sel yang dapat hidup

dihitung dalam 4 bidang pandang. Untuk dapat digunakan sebagai

kultur jumlah sel limfosit hidup ditepatkan menjadi 1 x 106

sel/ml

suspensi. Limfosit dengan konsentrasi 1 x 106

dipelihara pada medium

RPMI 1640 mengandung 5% FBS, gentamisin, penisillin, streptomicin

dan fungizone 1%.

Rumus perhitungan sel limfosit dengan menggunakan

hemositometer :

N = A x FP x 104 sel

/ml …………………………….(1)

N = jumlah sel per millimeter

A = rata-rata jumlah sel terhitung dari empat bidang

pandang

FP = faktor pengenceran

38

Page 49: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

xlix

xlix

104 = jumlah sel per luas bidang pandang (1,0 mm x 1,0 mm

x 0,1 mm).

Ket : Jumlah sel yang dapat hidup dihitung dalam 4 bidang

pandang.

Gambar 2 : Kamar hitung di bawah mikroskop dalam 4 bidang

pandang.

7. Perlakuan terhadap sel

Pengujian larutan uji dikelompokkan menjadi lima kelompok

dengan tiga pengulangan.

a. Kelompok 0 : (kontrol negatif) cairan suspensi limfosit B 1 x 106

sel/ml sebanyak 100 µl pada medium RPMI.

b. Kelompok 1 : (kontrol positif) cairan suspensi limfosit B 1 x 106

sel/ml sebanyak 80 µl pada medium RPMI di

tambah larutan phytohaemagglutinin (PHA) 20 µl.

c. Kelompok 2 : (larutan uji dengan konsentrasi 2 ppm) cairan

suspensi limfosit B 1 x 106 sel/ml sebanyak 80 µl

pada medium RPMI dan ekstrak uji 10 ppm

sebanyak 20 μl.

39

Page 50: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

l

l

d. Kelompok 3 : (larutan uji dengan konsentrasi 20 ppm) cairan

suspensi limfosit B 1 x 106 sel/ml sebanyak 80 µl

pada medium RPMI dan ekstrak uji 100 ppm

sebanyak 20 µl.

e. Kelompok 4 : (larutan uji dengan konsentrasi 200 ppm) cairan

suspensi limfosit B 1 x 106 sel/ml sebanyak 80 µl

pada medium RPMI dan ekstrak uji 1000 ppm

sebanyak 20 μl.

Masing-masing kelompok dimasukkan ke dalam sumur (well) dan

inkubasi dalam inkubator karbondioksida 5% pada suhu 37oC.

pengamatan dilakukan selama 3 hari yaitu 24, 48, 72 jam setelah

perlakuan.

8. Analisa proporsi limfosit B

Proporsi limfosit ditentukan dengan menghitung limfosit B 24, 48

dan 72 jam setelah perlakuan. Sebanyak 0,1 ml suspensi sel diambil

dengan mikropipet dan diletakkan pada kamar hitung (hemocytometer).

Jumlah limfosit B dihitung dengan menggunakan mikroskop.

E. Anaslisa Data

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% buah naga berdaging

merah super (Hylocerus costaricensis Britton & Rose) terhadap proliferasi

limfosit B diuji dengan metode analisa varian (ANOVA) satu arah. Analisa varian

ini digunakan untuk menguji variasi konsentrasi dan jumlah limfosit B pada

40

Page 51: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

li

li

pengamatan 24, 48 dan 72 jam ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah

super.

41

Page 52: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lii

lii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Ekstraksi Etanol 70% Buah Naga Berdaging Merah Super

Pada penelitian ini diawali dengan ekstraksi etanol 70% buah

naga berdaging merah super (Hyloserus costaricensis Britton & Rose).

Dari ekstrak etanol 70% buah naga berdaging merah super diperoleh

hasil pada tabel II.

Tabel II. Hasil ekstraksi ekstrak buah naga berdaging merah super

(Hylocereus costaricensis Britton & Rose)

2. Hasil Uji Penapisan Fitokimia

Pada serbuk dan ekstrak buah naga berdaging merah super

dilakukan penapisan fitokimia, yang meliputi alkaloid, flavonoid,

saponin, tanin, terpen dan steroid. Hasil penapisan fitokimia dapat dilihat

pada tabel III.

No. Keterangan jumlah

1 Buah segar setelah di kupas dan dibersihkan 6,35 kg

2 Buah yang telah freeze dry 1 kg

3 Ekstrak kering 102,85 g

42

Page 53: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

liii

liii

Tabel III. Hasil uji penapisan fitokimia ekstrak etanol 70% buah naga

berdaging merah super (Hyloserus costaricensis Britton & Rose)

Keterangan : (+) = ada

(-) = tidak ada

3. Hasil pemeriksaan karakteristik

a. Pemeriksaan organoleptik

Tabel IV. Pemeriksaan organoleptik ekstrak etanol 70% buah naga

berdaging merah super (Hyloserus costaricensis Britton & Rose)

b. Susut pengeringan dan rendemen

Tabel V. Hasil susut pengeringan dan rendemen ekstrak etanol 70%

buah naga merah super (Hyloserus costaricensis Britton & Rose)

4. Penentuan Jumlah Limfosit B pada Inkubasi 24, 48 dan 72 jam

a. Hasil jumlah limfosit B pada inkubasi 24 jam

Hasil pengamatan jumlah limfosit B pada inkubasi 24 jam

dapat dilihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2 dapat dilihat terjadi

peningkatan jumlah limfosit B pada kontrol positif, larutan uji 2

No. Golongan senyawa Reagen Ekstrak

1 Alkaloid HCl dan bauchardat +

2 Saponin HCl +

3 Tannin FeCO3 +

4 Flavonoid Serbuk magnesium dan

HCl +

5 Triterpenoid Kloroform dan Liebermen

bauchardat -

No. Keterangan Hasil

1 Bentuk Cairan kental

2 Warna Coklat

3 Bau Khas

No. Keterangan Hasil (%)

1 Susut pengeringan ekstrak 9,88

2 Rendemen ekstrak 10,285

43

Page 54: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

liv

liv

ppm dan 200 ppm jika di bandingkan dengan kontrol negatif. Dari

ke tiga larutan uji yang mengalami peningkatan tertinggi adalah

larutan uji 200 ppm, sedangkan pada larutan uji 20 ppm mengalami

penurunan jumlah limfosit B yang di bandingkan dengan kontrol

negatif, kontrol positif dan larutan uji 2 ppm dan 200 ppm.

Tabel VI. Jumlah limfosit B pada inkubasi 24 jam

Kelompok

Proporsi Limfosit B (105 sel

/ml)

Rata-rata+SD Ulangan

1 2 3

F0 159 165 173 165,67+7,02

F1 192 247 220 219,67+27,50

F2 188 163 179 176,67+12,66

F3 123 170 116 136,33+29,36

F4 114 287 169 190+88,39

Keterangan :

F0 : Kontrol negatif (suspensi limfosit B + Medium RPMI 1640)

F1 : Kontrol positif ( suspensi limfosit B + phytohaemagglutinin (PHA))

F2 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 2 ppm

F3 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 20

ppm

F4 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 200

ppm

Gambar 2. Grafik jumlah rata-rata limfosit B pada inkubasi 24 jam

165,67

219,67

176,67

136,33

190

0

50

100

150

200

250

F0 F1 F2 F3 F4

jum

lah

ra

ta-r

ata

lim

fosi

t B

konsentrasi

44

Page 55: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lv

lv

b. Hasil jumlah limfosit B pada inkubasi 48 jam

Hasil pengamatan jumlah limfosit B pada inkubasi 48 jam

dapat dilihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3 dapat dilihat terjadi

peningkatan jumlah limfosit B pada kontrol positif, larutan uji 2

ppm, 20 ppm dan 200 ppm yang dibandingkan dengan kontrol

negatif. Dari ke tiga larutan uji yang mengalami peningkatan

tertinggi adalah larutan uji 200 ppm, sedangkan pada larutan uji 2

ppm mengalami penurunan jumlah limfosit B jika di bandingkan

dengan kontrol positif dan larutan uji 20 ppm dan 200 ppm.

Tabel VII. Jumlah limfosit B pada inkubasi 48 jam

Kelompok

Proporsi Limfosit B (105 sel

/ml)

Rata-rata+SD Ulangan

1 2 3

F0 112 173 138 141+30,63

F1 192 229 230 217+21,66

F2 135 133 171 146,33+21,38

F3 210 117 240 189+64,13

F4 145 248 190 194,33+51,64

Keterangan :

F0 : Kontrol negatif (suspensi limfosit B + Medium RPMI 1640)

F1 : Kontrol positif ( suspensi limfosit B + phytohaemagglutinin (PHA))

F2 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 2 ppm

F3 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 20

ppm

F4 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 200

ppm

45

Page 56: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lvi

lvi

Gambar 3. Grafik jumlah rata-rata limfosit B pada inkubasi 48 jam

c. Hasil jumlah limfosit B pada inkubasi 72 jam

Hasil pengamatan jumlah limfosit B pada inkubasi 72 jam

dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Gambar 4 dapat dilihat terjadi

peningkatan jumlah limfosit B pada kontrol negatif yang

dibandingkan dengan kontrol positif dan ke tiga larutan uji. Pada

larutan uji 20 ppm terjadi peningkatan yang tertinggi jika

dibandingkan dengan larutan uji 2 ppm dan 200 ppm. Sedangkan

pada kontrol positif, larutan uji 2 ppm 20 ppm dan 200 ppm

mengalami penurunan jumlah limfosit B jika di bandingkan dengan

kontrol negatif.

Tabel VIII. Jumlah limfosit B pada inkubasi 72 jam

Kelompok

Proporsi Limfosit B (105 sel

/ml)

Rata-rata+SD Ulangan

1 2 3

F0 176 193 247 205+37,07

F1 170 218 221 203+28,62

F2 229 154 180 187,67+38,08

F3 185 199 210 198+12,53

F4 159 173 183 171,67+12,06

141

217

146,33

189 194,33

0

50

100

150

200

250

F0 F1 F2 F3 F4

jum

lah

ra

ta-r

ata

lim

fosi

t B

konsentrasi

46

Page 57: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lvii

lvii

Keterangan :

F0 : Kontrol negatif (suspensi limfosit B + Medium RPMI 1640)

F1 : Kontrol positif ( suspensi limfosit B + phytohaemagglutinin (PHA))

F2 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 2 ppm

F3 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 20

ppm

F4 : larutan uji ekstrak etanol 70% buah naga merah super konsentrasi 200

ppm

Gambar 4. Grafik jumlah rata-rata limfosit B pada inkubasi 72 jam

B. Pembahasan

Buah naga merah super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) yang

digunakan dalam penelitian ini telah dideterminasi di Herbarium Bogorisense,

LIPI Bogor, Jawa Barat. Tanaman ini diperiksa secara organoleptik dan

mikroskopik guna mengetahui kebenarannya. Hasil determinasi yang diperoleh

menyatakan bahwa tanaman ini adalah benar buah naga merah super (Hylocereus

costaricensis Britton & Rose) dengan famili Cactaceae. Hasil determinasi dapat

dilihat pada lampiran 7.

Buah naga merah super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose)

mempunyai peran dalam membantu penyembuhan kanker karena kandungan

vitamin C dan beta karoten yang berfungsi sebagai imunostimulator. Selain itu,

205 203

187,67

198

171,67

150

160

170

180

190

200

210

F0 F1 F2 F3 F4

jum

lah

ra

ta-r

ata

lim

fosi

t B

konsentrasi

47

Page 58: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lviii

lviii

buah naga berdaging merah juga mengandung lycopene, suatu antioksidan alami

yang dapat melawan kanker, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi. Buah

naga berdaging merah juga kaya akan phytoalbumins yang mempunyai daya

antioksidan tinggi yang dapat mencegah pembentukan radikal bebas penyebab

kanker.

Buah naga merah berdaging merah di ekstraksi dengan menggunakan

pelarut etanol 70%. Sebelum di ekstraksi buah segar dikupas dan dibersihkan

kemudian ditimbang beratnya, didapatkan 6,35 kg. Kemudian dilanjutkan dengan

mengeringkan buah segar dengan metode freez dry karena buah naga berdaging

merah super memiliki kandungan air yang tinggi, metode freez dry dipilih karena

cara pengeringan ini tidak merusak kandungan senyawa yang terdapat pada buah

naga berdaging merah super, dari hasil freez dry diperoleh berat 1 kg.

Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi karena merupakan cara

yang paling mudah dan sederhana serta cocok untuk simplisia yang tidak tahan

pemanasan atau belum diketahui apakah tahan pemanasan atau tidak. Maserasi

dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Etanol

merupakan cairan penyari yang umum digunakan untuk menarik zat aktif tanaman

dan dapat berfungsi juga sebagai pengawet yang dapat berguna untuk mencegah

pertumbuhan bakteri, jamur dan lain-lain. Dari hasil maserasi diperoleh

maseratnya lalu diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50oC,

kemudian diperoleh ekstrak kental sebanyak 102,85 g.

Senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun

biasanya dari golongan flavonoid, kurkumin, limonoid, vitamin C, vitamin E, dan

48

Page 59: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lix

lix

katektin. Hasil tes secara in vitro dari flavonoid golongan flavones dan flavonols

telah menunjukkan adanya respon imun. Dari hasil penapisan fitokimia buah naga

berdaging merah super dapat dilihat pada tabel III, diketahui bahwa mengandung

alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin.

Pada penelitian ini dilakukan kultur sel secara in vitro, limfosit B

diperoleh dari limfa mencit yang telah bertumor kelenjar susu. Kultur sel secara in

vitro memerlukan kondisi lingkungan yang sama dengan keadaan lingkungan

dalam tubuh sehingga proses biologis yang terjadi dalam kultur sel dapat

berlangsung mendekati keadaan sebenarnya dalam tubuh. Pendekatan terhadap

kondisi lingkungan tubuh diperoleh dengan aplikasi media pertumbuhan, pH,

serta fase gas yang sesuai untuk pertumbuhan sel. Penentuan waktu inkubasi

didasarkan pada fase siklus sel, yaitu panjang siklus sel untuk sebagian besar

kultur sel hewan adalah 15-24 jam, dengan jumlah imfosit hidup sebanyak 1x106

sel/ml, diharapkan sel limfosit akan mampu bertahan hidup melewati siklus

hidupnya dalam waktu inkubasi 72 jam.

Penggunaan variasi konsentrasi dan waktu pada percobaan ini,

dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara peningkatan

konsentrasi ekstrak uji dengan jumlah limfosit B, serta pada waktu keberapa

jumlah yang ideal untuk pertumbuhan limfosit B. Adanya kelompok ekstrak uji

pada penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya perbedaan antara kelompok uji

ekstrak dengan kelompok kontrol positif dan negatif sehingga efektifitas ekstrak

uji dapat diketahui.

49

Page 60: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lx

lx

Dari pengamatan jumlah limfosit B yang dibandingkan dengan waktu

inkubasi, pada inkubasi 24 jam dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah limfosit B

pada kelompok uji 2 ppm dan 200 ppm bila dibandingkan dengan kontrol negatif,

sedangkan pada kelompok uji 20 ppm tidak terjadi peningkatan jumlah limfosit

hal ini disebabkan mungkin pada kelompok uji 20 ppm sel belum berkembang

biak dan masih beradaptasi terhadap lingkungan yang baru untuk dapat

mempertahankan hidup. Pada pengamatan limfosit B inkubasi 48 jam terjadi

peningkatan jumlah limfosit B pada kelompok uji 2 ppm, 20 ppm dan 200 ppm

bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Sedangkan pengamatan limfosit B

pada inkubasi 72 jam terjadi penurunan jumlah limfosit B jika dibandingkan

dengan kontrol negatif hal ini disebabkan mungkin sel semakin kekurangan zat

makanan dan menyebabkan sel hidup semakin menurun karena jumlah sel yang

mulai mati.

Jumlah limfosit B dilihat dari kelompok uji yang dibandingkan dengan

waktu inkubasi dapat dilihat pada kontrol negatif pada inkubasi 72 jam terjadi

peningkatan jumlah sel jika dibandingkan dengan kontrol positif dan kelompok uji

hal ini disebabkan mungkin selama inkubasi 24 jam dan 48 jam sel belum dapat

berkembang biak dengan baik, walaupun pada inkubasi 48 jam jumlah sel

mengalami penurunan tetapi pada inkubasi 72 jam sel dapat berkembang biak

kembali. Pada ketiga kelompok uji terjadi peningkatan dan penurunan jumlah

limfosit B, pada kelompok uji 2 ppm pada inkubasi 24 dan 72 jam mengalami

peningkatan, sedangkan pada inkubasi 48 jam mengalami penurunan hal ini

disebabkan mungkin pada inkubasi 48 jam sel mengalami kekurangan makanan

50

Page 61: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxi

lxi

yang menyebabkan jumlah sel berkurang. Pada kelompok uji 20 ppm pada

inkubasi 24, 48 dan 72 jam mengalami peningkatan jumlah limfosit B. Sedangkan

pada kelompok uji 200 ppm pada inkubasi 24 jam dan 48 jam mengalami

peningkatan jumlah limfosit B dan pada inkubasi 72 jam mengalami penurunan

jumlah sel hal ini disebabkan mungkin sel semakin kekurangan zat makanan dan

menyebabkan sel hidup semakin menurun karena jumlah sel yang mulai mati.

51

Page 62: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxii

lxii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari pemberian ekstrak

etanol 70% buah naga berdaging merah super (Hylocereus costaricensis Britton &

Rose) terhadap proliferasi limfosit B yang diisolasi dari limpa mencit yang

bertumor kelenjar susu pada galur C3H secara in vitro, terjadi peningkatan jumlah

limfosit B. Sedangkan hasil dari analisa ANOVA satu arah menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05) dari jumlah limfosit pada waktu

inkubasi dengan konsentrasi, sehingga disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70%

buah naga berdaging merah super belum dapat meningkatan jumlah proliferasi

limfosit B terhadap efek imunomudolator yang diharapkan belum dapat tercapai.

B. Saran

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut ekstrak etanol 70% buah naga

berdaging merah super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose)

terhadap identifikasi kandungan senyawa yang terdapat pada buah naga

berdaging merah super (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) yang

bermanfaat sebagai imunomodulator.

2. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan meningkatkan konsentrasi

yang digunakan, sehingga dapat memiliki aktivitas sebagai

imunomodulator.

52

Page 63: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxiii

lxiii

DAFTAR PUSTAKA

1. Baratawidjaja, K.G dan I. Rengganis. 2009. Imunologi Dasar. Edisi VIII.

Penerbit Kedokteran EGC. Jakarta. Halaman 29, 43, 528, 32, 39-40,

455-462, 98.

2. Anonim. 2006/2007. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Halaman A62.

3. Tjay, T. dan Kirana, R. 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan

dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Dirjen POM. Depkes RI,

Jakarta. Halaman197-198, 206-208, 212-216, 232-233.

4. Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Departemen

Farmakologi dan Terapetik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta. Halaman 686.

5. Suryaningsih, K.E. 2009. Menenal dan Mencegah Penyakit Jantung,

Kanker, dan Stroke. Kirana Publisher. Yogyakarta. Halaman 11, 33.

6. Kresno, S.B. 2001. Imunologi : Diagnosa dan Prosedur Laboratorium.

Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Halaman 4, 7.

7. Brooks, F.G. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Buku 1. Salemba Medika.

Jakarta. Halaman 167.

8. Corwin, J. Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Buku Kedokteran EGC.

Halaman 140.

9. Baratawidjaja, K.G. 2006. Immunologi Dasar. Edisi VII. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Halaman 50, 6, 412-418,

26.

10. Warisno dan Kres Dahana. 2010. Buku Pintar Bertanam Buah Naga di

Kebun, Pekarangan, dan Dalam Pot. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. Halaman 1-3, 9-13, 21.

11. Zainoldin, K.H. dan A.S.Baba. The Effect of Hylocereus polyrhizus and

Hylocereus undatus on Physicochemical, Proteolysis, and

Antioxidant Activity in Yogurt.

53

Page 64: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxiv

lxiv

Http//www.waset.org/journals/waset/v60/v60-60.pdf. Diakses 10

Agustus 2010.

12. Anonim. 1995. Materia Medika Indonesia. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Jilid VI.

13. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Halaman 9.

14. Anonim. 2001. Sediaan Galenik. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Halaman 13-14.

15. Anonim. 2001. Teknologi Ekstrak. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Halaman 8, 10, 16.

16. Baratawidjaja, K.G. 2002. Immunologi Dasar. Edisi V. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta. Halaman 4, 8, 13, 16.

17. Dalimartha, S. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker.

Penerbar Swadaya. Jakarta. Halaman 1, 14-15.

18. Robbins dan Cotron. 2008. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. EGC

Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Halaman 201-202.

19. Anonim. Buku Ajar Patologi.2009. Edisi 7. Volume 1. EGC Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta. Halaman 117.

20. Morgan, S.J. dan Darling, D.C. 1993. Animal Cell Culture. United Kingdom.

Bios Scintific Publisher Limited. Halaman 1-2, 27-36.

21. Wu, Li-chen, dkk. 2006. Antioxidant and Antiproliferative Activities of

Red Pitaya. Food Chemistry Volume 95. Hal 319-327.

22. Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak. Direktorat Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta. Hal. 11,13.

23. Murex Purified Phytohaemagglutinin. http://lepo.it.da.ut.ee/~horak/2009-

Sarv-Horak-JAB.pdf. Diakses 19 Februari 2011.

54

Page 65: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxv

lxv

Lampiran 1. Uji Statistik Jumlah Limfosit pada inkubasi 24 jam

1. Uji Distribusi Normal “kolmogorov-Smirnov”

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jumlah limfosit B

(10^5sel/ml)

N 15

Normal Parametersa,,b

Mean 177.67

Std. Deviation 46.745

Most Extreme Differences Absolute .180

Positive .180

Negative -.145

Kolmogorov-Smirnov Z .695

Asymp. Sig. (2-tailed) .719

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kesimpulan : Hasil data signifikan (p = 0,719) lebih besar dari (p =

0,05), hasil ini menunjukkan distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.390 4 10 .062

Kesimpulan : Hasil data signifikan (p = 0,062) lebih besar dari (p =

0,05), hasil ini menunjukkan bahwa varian data homogen.

55

Page 66: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxvi

lxvi

Lampiran 1. (lanjutan)

3. Uji Deskriptif

Descriptives

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif 3 165.67 7.024 4.055 148.22 183.11 159 173

kontrol positif (PHA

20 mikroliter)

3 219.67 27.502 15.878 151.35 287.98 192 247

kelompok uji 2 ppm 3 176.67 12.662 7.311 145.21 208.12 163 188

kelompok uji 20 ppm 3 136.33 29.366 16.954 63.39 209.28 116 170

kelompok uji 200 ppm 3 190.00 88.391 51.033 -29.58 409.58 114 287

Total 15 177.67 46.745 12.070 151.78 203.55 114 287

4. Uji Anova Satu Arah

ANOVA

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 11308.667 4 2827.167 1.466 .283

Within Groups 19282.667 10 1928.267

Total 30591.333 14

Kesimpulan : Hasil data tidak signifikan (p = 0,283) lebih besar dari (p=

0,05), hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang bermakna dari masing-masing kelompok.

56

Page 67: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxvii

lxvii

Lampiran 1. (lanjutan)

5. Diagram batang jumlah limfosit B

57

Page 68: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxviii

lxviii

Lampiran 2. Uji Statistik Jumlah Limfosit pada inkubasi 48 jam

1. Uji Distribusi Normal “kolmogorov-Smirnov”

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jumlah limfosit B

(10^5sel/ml)

N 15

Normal Parametersa,,b

Mean 177.53

Std. Deviation 46.386

Most Extreme Differences Absolute .158

Positive .158

Negative -.133

Kolmogorov-Smirnov Z .614

Asymp. Sig. (2-tailed) .846

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kesimpulan : Hasil data signifikan (p = 0,846) lebih besar dari (p =

0,05), hasil ini menunjukkan distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.631 4 10 .241

Kesimpulan : Hasil data signifikan (p = 0,241) lebih besar dari (p =

0,05), hasil ini menunjukkan bahwa varian data homogen.

58

Page 69: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxix

lxix

Lampiran 2. (lanjutan)

3. Uji Deskriptif

Descriptives

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif 3 141.00 30.610 17.673 64.96 217.04 112 173

kontrol positif (PHA 20

mikroliter)

3 217.00 21.656 12.503 163.20 270.80 192 230

kelompok uji 2 ppm 3 146.33 21.385 12.347 93.21 199.46 133 171

kelompok uji 20 ppm 3 189.00 64.133 37.027 29.69 348.31 117 240

kelompok uji 200 ppm 3 194.33 51.637 29.812 66.06 322.61 145 248

Total 15 177.53 46.386 11.977 151.85 203.22 112 248

4. Uji Anova Satu Arah

ANOVA

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 12838.400 4 3209.600 1.857 .195

Within Groups 17285.333 10 1728.533

Total 30123.733 14

Kesimpulan : Hasil data tidak signifikan (p = 0,195) lebih besar dari (p=

0,05), hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang bermakna dari masing-masing kelompok.

59

Page 70: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxx

lxx

Lampiran 2. (lanjutan)

5. Diagram batang jumlah limfosit B

60

Page 71: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxi

lxxi

Lampiran 3. Uji Statistik Jumlah Limfosit pada inkubasi 72 jam

1. Uji Distribusi Normal “kolmogorov-Smirnov”

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

jumlah limfosit B

(10^5sel/ml)

N 15

Normal Parametersa,,b

Mean 193.13

Std. Deviation 26.957

Most Extreme Differences Absolute .152

Positive .152

Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .588

Asymp. Sig. (2-tailed) .879

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Kesimpulan : Hasil data signifikan (p = 0,879) lebih besar dari (p =

0,05), hasil ini menunjukkan distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.010 4 10 .169

Kesimpulan : Hasil data signifikan (p = 0,169) lebih besar dari (p =

0,05), hasil ini menunjukkan bahwa varian data homogen.

61

Page 72: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxii

lxxii

Lampiran 3. (lanjutan)

3. Uji Deskriptif

Descriptives

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

kontrol negatif 3 205.33 37.072 21.404 113.24 297.43 176 247

kontrol positif (PHA 20

mikroliter)

3 203.00 28.618 16.523 131.91 274.09 170 221

kelompok uji 2 ppm 3 187.67 38.083 21.987 93.06 282.27 154 229

kelompok uji 20 ppm 3 198.00 12.530 7.234 166.87 229.13 185 210

kelompok uji 200 ppm 3 171.67 12.055 6.960 141.72 201.61 159 183

Total 15 193.13 26.957 6.960 178.20 208.06 154 247

4. Uji Anova Satu Arah

ANOVA

jumlah limfosit B (10^5sel/ml)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2281.733 4 570.433 .723 .596

Within Groups 7892.000 10 789.200

Total 10173.733 14

Kesimpulan : Hasil data tidak signifikan (p = 0,596) lebih besar dari (p=

0,05), hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang bermakna dari masing-masing kelompok.

62

Page 73: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxiii

lxxiii

Lampiran 3. (lanjutan)

5. Diagram batang jumlah limfosit B

63

Page 74: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxiv

lxxiv

Lampiran 4. Skema ekstraksi etanol 70% buah naga berdaging merah super

(Hylocereus costaricensis Britton & Rose)

Buah naga berdaging

merah super segar

Dimasukkan ke dalam toples

Tambahkan etanol 70% hingga

simplisia terendam semuanya

Simpan kurang lebih

selama 24 jam

Larutan yang diperoleh dikentalkan

dengan rotary evaporator

Saring dengan kertas saring

Masukan ke dalam botol

Masukan ke dalam oven

Timbang botol

Timbang botol dan ekstrak

Timbang hingga bobot konstan

Aduk setiap 15 menit sekali

selama 6 jam

Potong, haluskan dengan blender

dan keringkan dengan freeze

drying

64

Page 75: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxv

lxxv

Lampiran 5. Skema isolasi limfosit dari Limpa

Mencit dibedah diambil Limpa

Diletakkan pada cawan steril berisi 5 ml medium RPMI 1640

Limpa dipegang menggunakan pinset steril

Penekanan sepanjang limpa

Suspensi sel

Dipipet sedikit demi sedikit

Dilewatkan pada nylon net steril

Memisahkan Limfosit

B dan Limfosit T

Limfosit T akan lolos

dan limfosit B

menempel di nylon net

steril

Limfosit B terlepas dari nylon net steril

dengan penambahan pH jadi 7,6 lalu

dibilas dengan aquadest steril

Limfosit B dimasukkan dalam tabung steril, tambahkan medium

RPMI 1640 sampai 2/3 volume tabung

Sentrifuge 10 menit 2000-3000rpm

Filtrat (dibuang) Endapan

Tambahkan medium RPMI 1640

sampai 2/3 volume tabung

Sentrifuge 10 menit 2000-3000rpm

Endapan

Filtrat (dibuang)

Tambahkan NH4Cl (1:1) Inkubasi 30 menit

Tambahkan medium RPMI 1640 sampai 2/3 volume tabung

Sentrifuge 10 menit

Filtrat (dibuang)

Endapan

Tambahkan medium RPMI lengkap

65

Page 76: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxvi

lxxvi

Lampiran 6. Skema pengujian proporsi Limfosit B

Suspensi sel dihitung dengan

Hemasitometer dijadikan 1x106

sel/ml

Dimasukkan ke dalam well 96

sebanyak 100µl tiap well

Perlakuan

Ekstrak

buah naga

200 ppm

Ekstrak

buah naga

20 ppm

Ekstrak

buah naga 2

ppm

Kontrol (+)

PHA

Kontrol (-)

100µl

suspensi sel 80µl

suspensi sel

dan PHA

20µl

80µl suspensi

sel dan

ekstrak 20µl

80µl

suspensi sel

dan ekstrak

20µl

80µl

suspensi sel

dan ekstrak

20µl

Inkubasi 24 jam, 48 jam, 72 jam

Suspensi sel dihitung dengan Hemositometer

Analisa data

66

Page 77: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxvii

lxxvii

Lampiran 7. Hasil Determinasi Buah Naga Merah Super (Hylocereus

costaricensis Britton & Rose)

67

Page 78: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxviii

lxxviii

Lampiran 8. Gambar Bahan dan Alat

Gambar 5. Buah naga berdaging merah super

(Hylocereus costaricencis Britton & Rose)

Gambar 6. Ekstrak naga berdaging merah super

(Hylocereus costaricencis Britton & Rose)

68

Page 79: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxix

lxxix

Lampiran 8. (lanjutan)

Gambar 7. Mencit bertumor kelenjar susu

Gambar 8. Mencit Dibedah

69

Page 80: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxx

lxxx

Lampiran 8. (lanjutan)

Gambar 9. Haemocytometer

Gambar 10. Freeze dry

70

Page 81: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxxi

lxxxi

Lampiran 8. (lanjutan)

Gambar 11. Rotary evaporator

Gambar 12. Oven

71

Page 82: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxxii

lxxxii

Lampiran 8. (lanjutan)

Gambar 13. Laminar Air Flow (LAF)

Lampiran 14. Mikroskop digital

72

Page 83: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxxiii

lxxxiii

Lampiran 9. Gambar Limpa Mencit, Pembuatan Suspensi Sel dan Limfosit B

Gambar 15. Limpa Mencit

Gambar 16. Pembuatan Suspensi Sel

73

Page 84: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxxiv

lxxxiv

Lampiran 9. (lanjutan)

Gambar 17. Limfosit B

Gambar 18. Limfosit B

74

Page 85: UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER (Hylocereus costaricensis Britton & Rose) TERHADAP PROLIFERASI LIMFOSIT B PADA MENCIT BERTUMOR KELENJAR SUSU

lxxxv

lxxxv

Lampiran 10. Perhitungan Susut Pengeringan dan Rendemen Ekstrak

a. Susut pengeringan

Berat botol timbang kosong : 20,9660 g

Berat botol timbang + ekstrak : 22,9738 g (berat awal)

Berat botol timbang + ekstrak konstan : 22,7754 g (berat akhir)

(22,9738 - 20,9660) – (22,7754 - 20,9660)

(22,9738 - 20,9660)

2,0078 – 1,8094

2,0078

b. Rendemen

Serbuk simplisia : 1 kg = 1000 g

Ekstrak kering : 102,85 g

102,85 g

1000 g

Berat awal-berat akhir

Berat awal

x 100%

% Susut pengeringan =

Berat ekstrak kering

Berat serbuk kering % Rendemen x 100%

x 100% = 10,285%

=

x 100%

x 100%

=

= = 9,8814%

=

75