Uji Biokimia Bakteri

8
UJI BIOKIMIA BAKTERI Bakteri, sebagai kelompok, hidup dan tumbuh di bawah kisaran keadaan yang luas. Beberapa species hidup pada deposit- deposit di parit-parit terdalam di samudera, yang lain hidup di tanah arktik, yang lain lagi di sumber air panas. Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa bakteri mempunyai persyaratan nutrient yang sederhana sedangkan yang lain mempunnyai persyratan yang rumit. Beberapa species tumbuh pada suhu terendah 0 o C, sedangkan yang lain tumbuh pada suhu sampai 75 o C. Beberapa membutuhkan oksigen bebas, sedangkan yang lain dihambat oleh oksigen. Karena alasan ini maka kondisi harus disesuaikan sedemikian sehingga menguntungkan bakteri tertentu yang sedang ditelaah. Begitu tersedia kondisi yang baik untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri dapat diamati dan diukur, utnuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi maupun pertumbuhan bakteri tersebut dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkungan tumbuhnya. Persyaratan nutrisi

Transcript of Uji Biokimia Bakteri

Page 1: Uji Biokimia Bakteri

UJI BIOKIMIA BAKTERI

        Bakteri, sebagai kelompok, hidup dan tumbuh di bawah kisaran keadaan yang luas. Beberapa species hidup pada deposit-deposit di parit-parit terdalam di samudera, yang lain hidup di tanah arktik, yang lain lagi di sumber air panas. Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi semua bakteri di

laboratorium. Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa

bakteri mempunyai persyaratan nutrient yang sederhana sedangkan yang lain mempunnyai

persyratan yang rumit. Beberapa species tumbuh pada suhu terendah 0oC, sedangkan yang lain

tumbuh pada suhu sampai 75oC. Beberapa membutuhkan oksigen bebas, sedangkan yang lain

dihambat oleh oksigen. Karena alasan ini maka kondisi harus disesuaikan sedemikian sehingga

menguntungkan bakteri tertentu yang sedang ditelaah.

Begitu tersedia kondisi yang baik untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri

dapat diamati dan diukur, utnuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi

maupun pertumbuhan bakteri tersebut dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja

yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkungan tumbuhnya.

Persyaratan nutrisi Semua bentuk kehidupan, dari mikroorganisme sampai kepada manusia, mempunyai

persamaan dalam hal persyaratan nutrisi tertentu dalam bentuk zat-zat kimiawi yang diperlukan

untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Pengamatan-pengamatan baerikut ini

melukiskan hal tersebut dan juga menampakkan keragaman yang amat besar dalam hal tipe

nutrisi yang dijumpai di antara bakteri:

       Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi. Organisme hidup terbagi menjadi fototrof

atau kemotrof dan kedua tipe nutrisi ini dijumpai di antara bakteri.

   Semua organisme hidup membutuhkan karbon; semua membutuhkan sedikitnya sejumlah kecil

karbondioksida, tetapi kebanyakan di antaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon

organik, seperti gula-gulaan dan karbohidrat lain.

         Semua organisme hidup membutuhkan nitrogen. Bakteri sangat beragam dalam hal ini; beberapa

tipe menggunakan nitrogen atmosferik, beberapa tumbuh pada senyawa nitrogen anorganik, dan

yang lain membutuhkan nitrogen dalam bentuk senyawa nitrogen organic.

Page 2: Uji Biokimia Bakteri

         Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfor.

      Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium, kalsium,

magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhnannya yang normal.

Walaupun dalam jumlah yang sedikit.

  Semua organisme hidup membutuhkan vitamin (senyawa organic khusus yang penting untuk

pertumbuhan) dan senyawa seperti vitamin yang berfungsi membentuk substansi yang

mengaktivasi enzim – substansi yang menyebabkan perubahan kimiawi.

       Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolic dan pertumbuhannya.

Untuk bakteri, semua nutrient harus ada dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki bakteri

tersebut.

                                                                                                (Pelczar,1986)

Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

Bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukan

respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di alam lingkungannya. Untuk berhasilnya

kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrient serta lingkungan fisik yang

sesuai.

1.      Suhu

2.      Atmosfer gas

3.      pH

 (Pelczar,1986).

Mikroorganisme tidak mempunyai varietas dan ciri-ciri anatomi, tidak seperti halnya

pada tumbuhan atau hewan yang mudah dipelajari dalam taksonomi. Masalah yang paling

mendasar di dalam bakteriologi adalah penyembuhan, pembersihan, dan identifikasi dari kultur

bakteri. Identifikasi bakteri didasarkan pada varietas dari karakteristik yang dimiliki oleh bakteri

tersebut, tidak hanya dari morfologi tetapi juga karakteristik kultur mikroorganisme, fisiologi,

dan patogenitas (Seeley & VanDemark, 1971).

        Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut.

Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni bakteri.

Page 3: Uji Biokimia Bakteri

Sifat-sifat suatu koloni tersebut ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk,

susunan, permukaan, pengkilatan, dan sebagainya (Dwidjoseputro, D. 1981.)

Identifikasi bakteri dapat diketahui dengan menanamkan sampel bakteri dalam media

seperti media gula-gula dan penanaman dalam IMViC. Uji IMViC ini merupakan singkatan dari

uji Indol, Metil Red, Voges Proskauer, dan Citrate.

Media gula-gula

Media gula-gula ini merupakan media yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi

bakteri. Indikator yang digunakan adalah merah fenol, untuk mengetahui terjadinya

pembentukan asam atau tidak sebagai hasil penguraian gula pada medium. Di dalam media gula-

gula ini digunakan tabung Durham untuk mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai

hasil penguraian gula dalam medium. Media gula-gula ini terdiri dari glukosa, laktosa, manosa,

maltosa, dan saccharosa.

1.      Uji Indol

Bakteri yang tergolong dalam grup fekal dapat memecah asam amino triptofan dan menghasilkan

suatu senyawa berbau busuk yang disebut indol. Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam medium

yang mengandung triptofan, kemudian diberi 3-5 tetes pereaksi Kovacs yang mengandung amil

alkohol atau diberi kristal asam oksalat. Adanya indol akan menyebabkan amil alkohol berubah

warnanya menjadi merah tua atau warna kristal asam oksalat menjadi merah muda. Uji yang

menggunakan penunjuk amil alkohol disebut metode Kovacs, sedangkan yang menggunakan

penunjuk asam oksalat disebut metode Gnezda.

2.      Uji Metil Red

Test ini adalah untuk mengetahui adanya pembentukan asam dengan pH di bawah 4. Metil Red

adalah suatu indicator yang akan menunjukan warna merah bila pH ada di bawah 4. Hasil test

positif ditandai dengan terbentuknya warna merah, sedangkan warna kuning menunjukan hasil

negative. Pada uji ini sebelumnya ditambahkan reagen MR (0,4% dalam alcohol 96%)

kedalamnya untuk dapat mengetahui reaksi warna.

3.      Uji Voges Proskauer 

Page 4: Uji Biokimia Bakteri

Pada reaksi ini akan diselidiki apakah bakteri yang akan diuji dapat membentuk Acethyl Methyl

Carbinol atau tidak. Untuk melihat hasil positif maka ke dalam medium yang telah ditanami

ditambahkan KOH kemudian dipanaskan sebentar. Dalam hal ini akan terbentuk diacethil.

Diacetyl ini dengan sisa-sisa guanidine akan membentuk warna merah kecoklatan yang berupa

cincin dipermukaan tabung sebagai VP (+), bila tidak terjadi apa-apa ditulis VP (-).

4.      Uji Sitrat

Dengan manggunakan medium citrate menurut Simmon, merupakan medium padat yang terdiri

dari mono ammonium fosfat, Na citrate, NaCl, air , agar-agar, dan indicator Bromtymol blue.

Pada uji ini medium yang tadinya berwarna hijau kebiruan, bila bereaksi positif maka akan

berubah menjadi berwarna biru terang. Bila rekasi negative, maka akan tetap berwarna hijau

kebiruaan.

            Berikut merupakan tabel medium yang digunakan pada uji IMViC dan reaksi yang

terjadi.

Uji MediumProduk

akhirReaksi positif

Indol

Tryptone Broth

atau

Indol-Nitrite

Indol

Warna merah pada

penambahan pereaksi Kovacs

Warna merah muda pada

kertas asam oksalat

Metil Red

Proteose Broth

(MR-VP) atau

1% Glukosa

Pepton Broth

Asam

organik

Warna merah muda pada

penambahan indikator metil

red

Voges

Proskauer

Seperti uji

merah metil

Koser Citrate

Medium

Asetil metil

karbinol

Warna merah tua pada

penambahan 5% alfa naftol

dan 40% KOH

Timbulnya kekeruhan

            (Dwijoseputro, 1989)

Page 5: Uji Biokimia Bakteri

Selain dari reaksi biokimia, bakteri juga dapat diidentifikasi dengan mengamati

pergerakannya atau motilitasnya. Motilitas bakteri ini dibagi dalam empat kelompok yaitu, aerob

(organisme yang membutuhkan oksigen), anaerob (tumbuh tanpa oksigen molekular), anaerob

fakultatif (tumbuh pada keadaan aerob dan anaerob), dan mikroaerofil tumbuh terbaik bila ada

sedikit oksigen atmosfer). Motilitas bakteri ini dapat diamati dengan menumbuhkan bakteri pada

semi solid agar (Pelczar, 1986). 

Daftar Pustaka

Buchana, R.E.,dan N.E Gibbons (eds): Bergey’sManual of Detertminative  Bacteriology,8th. Wilias

& Wilkins: Baltimore

Dwidjoseputro, D. 1981. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penterjemah

     Ratna Siri Hadioetomo., et al. Universitas Indonesia: Jakarta.

Seeley, H. W., dan P. J. VanDemark. 1971. Microbes in Action A Laboratory