Uji Biokimia Bakteri
-
Upload
rinan-dwi-utari -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of Uji Biokimia Bakteri
UJI BIOKIMIA BAKTERI
Bakteri, sebagai kelompok, hidup dan tumbuh di bawah kisaran keadaan yang luas. Beberapa species hidup pada deposit-deposit di parit-parit terdalam di samudera, yang lain hidup di tanah arktik, yang lain lagi di sumber air panas. Untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi semua bakteri di
laboratorium. Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa
bakteri mempunyai persyaratan nutrient yang sederhana sedangkan yang lain mempunnyai
persyratan yang rumit. Beberapa species tumbuh pada suhu terendah 0oC, sedangkan yang lain
tumbuh pada suhu sampai 75oC. Beberapa membutuhkan oksigen bebas, sedangkan yang lain
dihambat oleh oksigen. Karena alasan ini maka kondisi harus disesuaikan sedemikian sehingga
menguntungkan bakteri tertentu yang sedang ditelaah.
Begitu tersedia kondisi yang baik untuk kultivasi, maka reproduksi dan pertumbuhan bakteri
dapat diamati dan diukur, utnuk menentukan pengaruh berbagai kondisi baik terhadap reproduksi
maupun pertumbuhan bakteri tersebut dan untuk menentukan perubahan-perubahan apa saja
yang dihasilkan oleh bakteri di dalam lingkungan tumbuhnya.
Persyaratan nutrisi Semua bentuk kehidupan, dari mikroorganisme sampai kepada manusia, mempunyai
persamaan dalam hal persyaratan nutrisi tertentu dalam bentuk zat-zat kimiawi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan fungsinya yang normal. Pengamatan-pengamatan baerikut ini
melukiskan hal tersebut dan juga menampakkan keragaman yang amat besar dalam hal tipe
nutrisi yang dijumpai di antara bakteri:
Semua organisme hidup membutuhkan sumber energi. Organisme hidup terbagi menjadi fototrof
atau kemotrof dan kedua tipe nutrisi ini dijumpai di antara bakteri.
Semua organisme hidup membutuhkan karbon; semua membutuhkan sedikitnya sejumlah kecil
karbondioksida, tetapi kebanyakan di antaranya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon
organik, seperti gula-gulaan dan karbohidrat lain.
Semua organisme hidup membutuhkan nitrogen. Bakteri sangat beragam dalam hal ini; beberapa
tipe menggunakan nitrogen atmosferik, beberapa tumbuh pada senyawa nitrogen anorganik, dan
yang lain membutuhkan nitrogen dalam bentuk senyawa nitrogen organic.
Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfor.
Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium, kalsium,
magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk pertumbuhnannya yang normal.
Walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Semua organisme hidup membutuhkan vitamin (senyawa organic khusus yang penting untuk
pertumbuhan) dan senyawa seperti vitamin yang berfungsi membentuk substansi yang
mengaktivasi enzim – substansi yang menyebabkan perubahan kimiawi.
Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolic dan pertumbuhannya.
Untuk bakteri, semua nutrient harus ada dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki bakteri
tersebut.
(Pelczar,1986)
Kondisi fisik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
Bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukan
respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di alam lingkungannya. Untuk berhasilnya
kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrient serta lingkungan fisik yang
sesuai.
1. Suhu
2. Atmosfer gas
3. pH
(Pelczar,1986).
Mikroorganisme tidak mempunyai varietas dan ciri-ciri anatomi, tidak seperti halnya
pada tumbuhan atau hewan yang mudah dipelajari dalam taksonomi. Masalah yang paling
mendasar di dalam bakteriologi adalah penyembuhan, pembersihan, dan identifikasi dari kultur
bakteri. Identifikasi bakteri didasarkan pada varietas dari karakteristik yang dimiliki oleh bakteri
tersebut, tidak hanya dari morfologi tetapi juga karakteristik kultur mikroorganisme, fisiologi,
dan patogenitas (Seeley & VanDemark, 1971).
Bakteri dapat diidentifikasi dengan mengetahui reaksi biokimia dari bakteri tersebut.
Dengan menanamkan bakteri pada medium, maka akan diketahui sifat-sifat suatu koloni bakteri.
Sifat-sifat suatu koloni tersebut ialah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk,
susunan, permukaan, pengkilatan, dan sebagainya (Dwidjoseputro, D. 1981.)
Identifikasi bakteri dapat diketahui dengan menanamkan sampel bakteri dalam media
seperti media gula-gula dan penanaman dalam IMViC. Uji IMViC ini merupakan singkatan dari
uji Indol, Metil Red, Voges Proskauer, dan Citrate.
Media gula-gula
Media gula-gula ini merupakan media yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi
bakteri. Indikator yang digunakan adalah merah fenol, untuk mengetahui terjadinya
pembentukan asam atau tidak sebagai hasil penguraian gula pada medium. Di dalam media gula-
gula ini digunakan tabung Durham untuk mengetahui ada tidaknya pembentukan gas sebagai
hasil penguraian gula dalam medium. Media gula-gula ini terdiri dari glukosa, laktosa, manosa,
maltosa, dan saccharosa.
1. Uji Indol
Bakteri yang tergolong dalam grup fekal dapat memecah asam amino triptofan dan menghasilkan
suatu senyawa berbau busuk yang disebut indol. Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam medium
yang mengandung triptofan, kemudian diberi 3-5 tetes pereaksi Kovacs yang mengandung amil
alkohol atau diberi kristal asam oksalat. Adanya indol akan menyebabkan amil alkohol berubah
warnanya menjadi merah tua atau warna kristal asam oksalat menjadi merah muda. Uji yang
menggunakan penunjuk amil alkohol disebut metode Kovacs, sedangkan yang menggunakan
penunjuk asam oksalat disebut metode Gnezda.
2. Uji Metil Red
Test ini adalah untuk mengetahui adanya pembentukan asam dengan pH di bawah 4. Metil Red
adalah suatu indicator yang akan menunjukan warna merah bila pH ada di bawah 4. Hasil test
positif ditandai dengan terbentuknya warna merah, sedangkan warna kuning menunjukan hasil
negative. Pada uji ini sebelumnya ditambahkan reagen MR (0,4% dalam alcohol 96%)
kedalamnya untuk dapat mengetahui reaksi warna.
3. Uji Voges Proskauer
Pada reaksi ini akan diselidiki apakah bakteri yang akan diuji dapat membentuk Acethyl Methyl
Carbinol atau tidak. Untuk melihat hasil positif maka ke dalam medium yang telah ditanami
ditambahkan KOH kemudian dipanaskan sebentar. Dalam hal ini akan terbentuk diacethil.
Diacetyl ini dengan sisa-sisa guanidine akan membentuk warna merah kecoklatan yang berupa
cincin dipermukaan tabung sebagai VP (+), bila tidak terjadi apa-apa ditulis VP (-).
4. Uji Sitrat
Dengan manggunakan medium citrate menurut Simmon, merupakan medium padat yang terdiri
dari mono ammonium fosfat, Na citrate, NaCl, air , agar-agar, dan indicator Bromtymol blue.
Pada uji ini medium yang tadinya berwarna hijau kebiruan, bila bereaksi positif maka akan
berubah menjadi berwarna biru terang. Bila rekasi negative, maka akan tetap berwarna hijau
kebiruaan.
Berikut merupakan tabel medium yang digunakan pada uji IMViC dan reaksi yang
terjadi.
Uji MediumProduk
akhirReaksi positif
Indol
Tryptone Broth
atau
Indol-Nitrite
Indol
Warna merah pada
penambahan pereaksi Kovacs
Warna merah muda pada
kertas asam oksalat
Metil Red
Proteose Broth
(MR-VP) atau
1% Glukosa
Pepton Broth
Asam
organik
Warna merah muda pada
penambahan indikator metil
red
Voges
Proskauer
Seperti uji
merah metil
Koser Citrate
Medium
Asetil metil
karbinol
Warna merah tua pada
penambahan 5% alfa naftol
dan 40% KOH
Timbulnya kekeruhan
(Dwijoseputro, 1989)
Selain dari reaksi biokimia, bakteri juga dapat diidentifikasi dengan mengamati
pergerakannya atau motilitasnya. Motilitas bakteri ini dibagi dalam empat kelompok yaitu, aerob
(organisme yang membutuhkan oksigen), anaerob (tumbuh tanpa oksigen molekular), anaerob
fakultatif (tumbuh pada keadaan aerob dan anaerob), dan mikroaerofil tumbuh terbaik bila ada
sedikit oksigen atmosfer). Motilitas bakteri ini dapat diamati dengan menumbuhkan bakteri pada
semi solid agar (Pelczar, 1986).
Daftar Pustaka
Buchana, R.E.,dan N.E Gibbons (eds): Bergey’sManual of Detertminative Bacteriology,8th. Wilias
& Wilkins: Baltimore
Dwidjoseputro, D. 1981. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Pelczar, M. J., dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penterjemah
Ratna Siri Hadioetomo., et al. Universitas Indonesia: Jakarta.
Seeley, H. W., dan P. J. VanDemark. 1971. Microbes in Action A Laboratory