Laporan Biokimia ( Uji Karbohidrat [Bennedict] Dan Lemak )

34
BIOKIMIA Laporan Kegiatan Praktikum

description

Uji Karbohidrat dan Protein pada Krbohidrat

Transcript of Laporan Biokimia ( Uji Karbohidrat [Bennedict] Dan Lemak )

BIOKIMIALaporan Kegiatan Praktikum

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 1

Tahun Ajaran 2015/ 2016

Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta

UJI KARBOHIDRAT DAN LEMAK

Oleh : Pandu Dian Wicaksono (1510211031)

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 2

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Karunia, Taufik, Hidayah, Rahmat dan Ridlo-Nya, sehingga Laporan Kegiatan Praktikum Biokimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Tahun Ajaran 2015/ 2016 telah selesai dikerjakan dan dilaksanakan.

Laporan ini dibuat guna memenuhi kewajiban setiap mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan Praktikum Biokimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang telah selesai dilaksanakan. Laporan ini merupakan rangkuman data yang telah didapatkan dan diteliti selama melakukan kegiatan praktikum dan diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Kami ucapkan terima kasih serta apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan umpan balik yang baik dan berguna bagi masyarakat pada umumnya.

Jakarta, 31 Agustus 2015

Pandu Dian Wicaksono

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 3

Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................1Daftar Isi.................................................................................2Bab I Pendahuluan.................................................................3

A. Latar Belakang.........................................................3B. Tujuan......................................................................3C. Landasan Teori.........................................................4

- Praktikum Karbohidrat..........................................4- Praktikum Lemak (lipid) ......................................7

Bab II Pembahasan.................................................................11A. Prosedur ..................................................................11

- Praktikum Karbohidrat..........................................11- Praktikum Lipid.....................................................11

B. Pengamatan..............................................................14- Praktikum Karbohidrat..........................................14- Praktikum Lipid.....................................................14

C. Pembahasan..............................................................16- Praktikum Karbohidrat..........................................16- Praktikum Lipid.....................................................16

Bab III Penutup......................................................................19A. Kesimpulan..............................................................19B. Saran.........................................................................19C. Lampiran..................................................................20

Daftar Pustaka........................................................................23

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, senyawa ini memiliki

peran structural dan metabolic yang penting. Pada tumbuhan, glukosa disintesis dari

karbondioksida dan air melalui proses fotosintesis dan disimpan sebagai pati atau

digunakan untuk menyintesis selulosa dinding sel tumbuhan. Hewan dapat

menyintesis karbohidrat dari asam amino, tetapi sebagian besar karbohidrat hewan

terutama berasal dari tumbuhan. Glukosa adalah karbohidrat terpenting yang

kebanyakan diserap kedalam aliran darah. Glukosa adalah precursor untuk sintesis

semua karbohidrat lain di dalam tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan ribose

dan deoksiribosa dalam asam nukleat dan yang lainnya.

Sementara itu lemak (lipid) merupakan zat yang bertanggung jawab untuk

menyintesis palmitate dari Asetil-KoA di sitosol. Pada sebagian besar mammalia,,

glukosa merupakan substrat utama untuk proses lipogenesis, tetapi pada hewan

pemamah biak substrat tersebut adalah asetat. Lemak juga merupakan komponen

penyusun membrane sel makhluk hidup yang sangat berfungsi untuk mengatur

jalannya zat yang keluar dan masuk sel.

B. TUJUAN

PRAKTIKUM KARBOHIDRAT (TES BENEDICT)

1. Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidrat.

PRAKTIKUM LIPID

1. Uji Daya Larut Lemak

Tujuan : Memperlihatkan bahwa lemak tidak larut dalam air dan hanya larut

dalam pelarut organik.

2. Uji Kejenuhan Lemak

Tujuan: Memperlihatkan bahwa minyak ada yang jenuh (tidak mempunyai ikatan

rangkap) dan yang tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap).

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 5

3. Pengukuran Kuantitatif Trigliserida Darah

Tujuan : menentukan konsentrasi trigliserida dalam serum menggunakan

Accutrend GCT meter.

C. LANDASAN TEORI

Lemak dan karbohidrat merupakan zat yang sangat dibutuhkan dan berguna

bagi tubuh dalam hal produksi energy. Meskipun sama-sama dibutuhkan untuk

menghasilkan energy, namun lemak dan karbohidrat merupakan dua zat yang sangat

berbeda, baik secara struktur maupun jumlah energy yang dihasilkan dalam proses

oksidasi tubuh. Karbohidrat sendiri tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan,

senyawa ini memiliki peran structural dan metabolic yang penting. Pada tumbuhan,

glukosa disintesis dari karbondioksida dan air melalui proses fotosintesis dan

disimpan sebagai pati atau digunakan untuk menyintesis selulosa dinding sel

tumbuhan. Hewan dapat menyintesis karbohidrat dari asam amino, tetapi sebagian

besar karbohidrat hewan terutama berasal dari tumbuhan. Glukosa merupakan

karbohidrat terpenting yang dibutuhkan organisme, kebanyakan karbhidrat dalam

makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa. Glukosa adalah bahan bakar

utama untuk proses metabolisme pada mammalia (kecuali pemamah biak) dan bahan

bakar universal bagi janin.

Sementara itu lemak atau lipida tersusun oleh C, H, dan O, dan kadang-kadang

fosforus (P) serta nitrogen (N). Lemak merupakan ester dari asam lemak dengan

gliserin yang membentuk trigliserida, yaitu zat yang tersusun oleh satu senyawa

gliserol dan tiga senyawa asam lemak. Berdasr komposisi kimianya, lemak dibedakan

menjadi tiga macam yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan derivat lemak.

Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu asam lemak

jenuh dan asam lemak tidak jenuh.

PRAKTIKUM KARBOHIDRAT (TES BENEDICT)

Dasar :

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat

dalarn alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O; misalnya, rumus

molekul glukosa. ialah C6H12O6 (enam kali CH2O). Senyawa ini pemah disangka

"hidrat dari karbon," sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari

bahwa gagasan "hidrat dari karbon" merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 6

sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka. Karbohidrat

sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya

adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah

ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan

karbohidrat Yang tersederhana; mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul

karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah disakarida yang dapat dihidrolisis

menjadi satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa. Monosakarida dan disakarida

larut dalam air dan umumnya terasa manis. Karbohidrat yang tersusun dua sampai

delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida. Jika lebih dari delapan

satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut

polisakarida. Contoh polisakarida adalah pati yang dijumpai dalam gandum, tepung

jagung dan selulosa, penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen

utama dari kapas.

Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi

kondensat polimer-polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada

senyawa-senyawa tersebut mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yaitu

mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon yang mengalami hidroksi. Karbohidrat merupakan

sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule)

energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam

menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain.

Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan

tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu

metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam

makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dawn

B, 2000). Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga

menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti

selulosa, pektin serta lignin (William, 1994). Ada dua macam karbohidrat yaitu

karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi,

biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula

dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa

Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat

didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon (Ramsden, 1994).

Alam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan

sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan-

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 7

-yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan. Pada tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan

bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil

(Winarno FG, 2004). Uji Benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi.

Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi

sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi

secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida,

sedangkan gula non-pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa

hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya

fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang

mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan

CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam

sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai

gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung

aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010).

Pada Fruktosa, hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna hijau-

kuning dan kupro oksida yang diendapkan berwarna merah bata, memiliki endapan

yang halus dan jumlahnya lebih banyak. Pada Sukrosa, hasil uji benedict bersifat

positif (+), menimbulkan warna biru, tetapi kupro oksida yang diendapkan berwarna

merah bata dan memiliki endapan yang halus dan jumlahnya banyak. Pada Glukosa,

hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna hijau-kuning, kupro yang

diendapkan berwarna merah bata dan memiliki endapan yang kasar dan jumlahnya

lebih sedikit dibandingkan dengan fruktosa dan sukrosa. Pada Aquades, hasil uji

benedict bersifat negative (-), tidak menimbulkan warna (tetap) dan kupro oksida

yang di endapkan tidak ada karena aquades tidak ada zat yang mereduksinya.

Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir)

dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara pelbagai

tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula

sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana; mereka tidak dapat

dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu

disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu satuan.

fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 8

Kuprisulfat (CuSO4) di dalam larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh

karbohidrat yang mengandung gugus aldehid atau keton bebas membentuk

kuprooksida (Cu2O).

PRAKTIKUM LIPID

1. Uji Daya Larut Lemak

Dasar :

Molekul lemak (non-polar) berinteraksi dengan molekul pelarut organik dalam

bentuk interaksi hidrofobik, sehingga lemak tersebar merata di antara pelarut

organik dan dikelilingi oleh senyawa tersebut. Interaksi ini tidak terjadi dengan

molekul air (Polar).

2. Uji Kejenuhan Lemak

Dasar :

Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap

dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi hubl akan

mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya

menjadi berikatan tunggal. Warna yang berubah selama reaksi menunjukkan

bahwa pereaksi hubl telah memutuskan ikatan rangkap (tidak jenuh) lemak dan

merubahnya menjadi lemak jenuh (tidak memiliki ikatan rangkap).

Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal

pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang

dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga

biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tidak jenuh merupakan asam

lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya(Gilvery

& Goldstein, 1996). Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah

bereaksi) daripada asam lemak tidak jenuh karena ikatan ganda pada asam lemak

tidak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi).

Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Reaksi positif

ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika Iod

Hubl diteteskan ke asam lemak. Warna merah yang kembali pudar menandakan

bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.

3. Pengukuran Kuantitatif Trigliserida Darah

Dasar :

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 9

Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan

berbagai organ dalam tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida merupakan subtansi

yang teridiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Mengonsumsi makanan

yang mengandung lemak akan meningkatkan trigliserida di dalam darah dan

cenderung meningkatkan kadar kolesterol. Lemak yang berasal dari buah-buahan

seperti kelapa, durian dan alpukat tidak mengandung kolesterol, tetapi kadar

trigliseridanya tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar trigliserida di dalam

darah adalah kegemukan atau obesitas, makanan berlemak, gula biasa (glukosa) dan

alkohol.  Para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida di dalam darah

merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner.

Kadar trigliserida simpanan lemak tubuh, juga terdapat dalam aliran darah.

Trigliserida adalah sumber energy yang sangat penting bagi otot jantung. Peningkatan

jumlah trigliserida adalah faktor resiko bagi penyakit jantung dan stroke, terutama

dalam hubungannya dengan kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk) yang tinggi dan

resistansi insulin.  Asam-asam lemak ini bergantung pada panjang rantai dan derajat

kejenuhannya. Asam lemak yang memiliki rantai pendek memiliki titik leleh (melting

point) yang lebih rendah dan lebih mudah larut dalam air. Sebaliknya, semakin

panjang rantai asam-asam lemak akan menyebabkan titik leleh yang lebih tinggi. Titik

leleh juga tergantung pada derajat ketidakjenuhan. Asam-asam yang tidak jenuh

memiliki titik leleh yang lebih rendah dibandingkan dengan asam-asam lemak jenuh

yang memiliki panjang rantai serupa.

Trigliserida dapat berbentuk cait atau padat, tergantung asam lemak yang

menyusunnya. Trigliserida akan berbentuk cair jika mengandung sejumlah besar asam

lemak tidak jenuh yang mempunyai titik cair rendah. Secara alamiah, asam lemak

jenuh yang mengandung atom karbon C1-C8 berbentuk cair, sedangkan lebih dari C8

akan berbentuk padat.

NILAI TRIGLISERIDA NORMAL

No Nama Nilai TG

1 Bayi 5-40 mg/dl

2 Anak-anak 10-135 mg/dl

3 Dewasa muda s/d 150 mg/dl

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 10

4 Orang tua (>50 tahun) s/d 190 mg/dl

AKIBAT TRIGLISERIDA TINGGI

Trigliserida merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat

dan disimpan dalam bentuk lemak hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab

utama penyakit penyumbatan arteri dibanding kolesterol.

Jika tidak dikendalikan dengan pola makan yang baik, tubuh akan menyimpan

banyak trigliserida yang tersimpan di dalam jaringan kulit hingga membuat tubuh

terlihat gemuk dan tentunya mengganggu kesehatan yang semakin memperburuk

suatu keadaan dari penderita kolesterol. Kadar trigliserida yang tinggi harus dengan

cepat diturunkan untuk meminimalisir resiko dari bahaya jumlah trigliserida yang

semakin tidak dapat dikendalikan.

Beberapa diantaranya komplikasi yang terjadi akibat kadar trigliserida yang semakin

meningkat yang menuai pada masalah gangguan kesehatan, seperti:

a. Terjadi pengerasan pada arteri yang mengakibatkan pada arterosklerosis yang

dapat menimbulkan penyakit jantung dan stroke.

b. Timbul gejala penyakit diabetes komplikasi yang disebabkan oleh jumlah

trigliserida yang semakin tinggi di dalam sel lemak yang merangsang

pelepasan pada sel-sel inflamasi tertentu yang disebut dengan Cytokine ke

dalam aliran darah. Tentunya hal ini akan semakin menigkatkan resiko pada

penyakit diabetes komplikasi bila penderita sebelumnya menderita penyakit

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 11

diabetes dan menurunkan kemampuan hormon insulin dalam mengendalikan

tingkat gula darah.

c. Sindrom metabolik yang merupakan gabungan dari beberapa penyakit

komplikasi sebelumnya seperti jantung, diabetes mellitus, kegemukan dan

hipertensi.

d. Jika jumlah trigliserida dalam darah semakin meningkat. Yang memang sudah

diketahui bahwa kolesterol dihasilkan dari organ hati hingga 80 %, kemudian

meningkat pada tingginya trigliserida menyebabkan berlebihnya sel-sel lemak

dalam tubuh yang tersimpan dalam organ hati/liver yang kemudian membuat

hati mengalami kerusakan seperti pembengkakan hati yang semakin

memperburuk kondisi organ hati.

e. Terkadang pada beberapa orang yang memiliki penyakit kolesterol yang

disertai dengan tingginya jumlah trigliserida akan menimbulkan gejala seperti

timbul rasa gatal, jerawat, bintik atau luka kecil yang terjadi di tangan, kaki,

lengan dan bokong.

Trigliserida dipecah oleh esterase menjadi gliserol dan asam lemak bebas.

Gliserol yang terbentuk dipecah lagi menjadi hidroksi aseton fosfat dan hydrogen

peroksida. Oksidasi hydrogen peroksida oleh peroksidase menyebabkan indicator

berubah warna. Perubahan warna menjadi ukuran dengan cara fotomentri.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSEDUR

PRAKTIKUM KARBOHIDRAT (TES BENEDICT)

Bahan :

1. Larutan benedict (terdiri dari kuprisulfat [CuSO4] + natrium karbonat [Na2CO3]

+ natrium sitrat).

2. Larutan glukosa, laktosa, sukrosa dan amilum masing-masing 2%.

Cara Kerja :

Bahan Tabung

Larutan benedict 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL

Larutan glukosa

2%4 tetes

Larutan laktosa

2%4 tetes

Larutan sukrosa

2%4 tetes

Larutan amilum

2%4 tetes

Panaskan selama 3 menit pada air mendidih (100 C), lalu biarkan dingin perlahan

PRAKTIKUM LIPID

1. Uji Daya Larut Lemak

Bahan :

1. Minyak kelapa 2. Minyak jagung.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 13

3. Aquades

4. Eter

5. Kloroform

6. Alkohol

Cara Kerja:

BahanTabung

1 2 3 4

Minyak secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya

Akuades 2 ml

Eter 2 ml

Kloroform 2 ml

Aseton 2 ml

2. Uji Kejenuhan Lemak

Bahan:

1. Minyak kelapa

2. Minyak jagung

3. Larutan Hubl

Cara Kerja:

BahanTabung

1 2 3

Minyak kelapa 0,5 mL - -

Minyak jagung 0,5 mL -

Minyak jagung yang

telah digunakan/

dipanaskan berulang

- - 0,5 mL

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 14

3. Pengukuran Kuantitatif Trigliserida Darah

Bahan dan alat:

1. Darah

2. Lanset

3. Alcohol

70%

4. Kapas

5. Strip

trigliserida

6. Accutrend

GCT meter

Cara kerja:

1. Mencuci tangan dengan air hangat, untuk menghilangkan lemak yang ada di

permukaan kulit.

2. Mengaktifkan alat Accutrend GCT meter.

3. Memasukkan kode trigliserida.

4. Memasukkan strip uji hingga terdengar suara beep 2x

5. Membuka penutup alat.

6. Dengan menggunakan lanset dan alkohol 70%, mengambil darah sampel dan

meneteskan di area uji pada strip uji, hingga seluruh area tertutup.

7. Menutup penutup alat segera.

8. Mencatat kadar trigliserida yang tampak pada layer.

9. Membuka penutup alat dan ambil strip yang sudah dibaca. Pembacaan dapat

dilakukan kembali untuk sample berikutnya, atau alat dapat segera di OFF kan.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 15

B. PENGAMATAN

PRAKTIKUM KARBOHIDRAT (TES BENEDICT)

Bahan Tabung

Larutan benedict 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL

Larutan glukosa 2% 4 tetes

Larutan laktosa 2% 4 tetes

Larutan sukrosa 2% 4 tetes

Larutan amilum 2% 4 tetes

Panaskan selama 3 menit pada air mendidih (100 C), lalu biarkan dingin perlahan

Hasil : ada/tidaknya

endapan merah bata+++ ++ - -

PRAKTIKUM LIPID

1. Uji Daya Larut Lemak

BahanTabung

1 2 3 4

Minyak secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya

Akuades 2 mL

Eter 2 mL

Kloroform 2 mL

Alkohol 2 mL

Kocok kuat-kuat, kemudian tutup rapat dan amati kelarutan

HasilAkuades Eter Kloroform Alkohol

Tidak larut Larut Larut Tidak larut

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 16

Bercak pd kertas + +++ ++ -

Diamkan 5 menit, dan amati kelarutannya

HasilAkuades Eter Kloroform Alkohol

Tidak larut Larut Larut Tidak larut

Bercak pd kertas + +++ ++ -

2. Uji Kejenuhan Lemak

BahanTabung

1 2 3

Minyak kelapa 0,5 mL - -

Minyak jagung 0,5 mL -

Minyak jagung yang

telah digunakan/

dipanaskan berulang

- - 0,5 mL

Jumlah tetesan Hubl

hingga warna coklat

menghilang

5 tetes 4 tetes 2 tetes

3. Pengukuran Kuantitatif Trigliserida Darah

Terdapat 5 sample yang digunakan untuk pengujian, dengan hasil sebagai berikut :

a. Yordan : 80

b. Faiz : 83

c. Diky : 95

d. Hafiz : 135

e. Toni : 126

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 17

C. PEMBAHASAN

1. Uji Karbohidrat (Larutan Bennedict)

Percobaan ini dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya gula pereduksi pada

sebuah larutan gula yang telah disediakan. Larutan uji dicampurkan dengan

pereaksi benedict kemudian dipanaskan. Hasil yang positif ditunjukkan dengan

terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan pada larutan. Dalam uji ini suatu

gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan pada larutan. Glukosa

dan Fruktosa terbukti membentuk endapan merah ketika direaksikan dengan

larutan benedict, sebaliknya amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah

ketika direaksikan dengan benedict. Hal ini dapat dijelaskan dengan lebih detail

jika kita merujuk ke reaksi yang berlangsung, yaitu :

O                                     O ║                                    ║R—C—H  + Cu2+ 2OH- →  R—C—OH + Cu2O(s) + H2OGula Pereduksi                  Endapan Merah Bata

2. Uji Lemak (Lipid)

a. Uji Kelarutan Lemak

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa :

Minyak + Aquades: Pada percobaan ini telah dibuktikan bahwa minyak

(mengandung lemak) tidak dapat larut dalam akuades. Keduanya akan

membentuk emulsi yang stabil setelah dikocok beberapa saat, sehingga kedua

larutan tampak memisah menjadi dua lapisan. Aquades tidak dapat

bercampur dengan minyak, karena aquades merupakan senyawa yang bersifat

polar, sedangkan minyak bersifat non-polar.

Minyak + Eter: Pada percobaan ini telah dibuktikan bahwa minyak

(mengandung lemak) dapat larut sempurna ketika dicampurkan dengan eter.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 18

Hal ini terjadi karena keduanya memiliki karakter yang sama, yaitu sama-

sama bersifat non-polar.

Minyak + Kloroform: Pada percobaan ini telah dibuktikan bahwa minyak

(mengandung lemak) dapat larut sempurna ketika dicampurkan, alasannya

tidak jauh beda dengan tabung eter, yaitu karena bersifat sama-sama non-

polar.

Minyak + Alkohol: pada percobaan ini telah dibuktikan bahwa minyak

(mengandung lemak) tidak dapat larut ketika dicampurkan dengan alcohol.

Alasan yang mendasarinya tidak jauh berbeda dengan tabung pertama yang

dicampurkan dengan awuades, yaitu karena keduanya memiliki sifat yang

berbeda. Minyak bersifat non-polar, sedangkan air bersifat polar.

Mengapa senyawa polar tidak dapat larut dalam pelarut non-polar ataupun

sebaliknya? Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionic dan zat polar lainnya.

Sementara pelarut non-polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara

ion elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah.

Pelarut non-polar juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit

dan berionisasi lemah karena pelarut non-polar tidak dapat membentuk jembatan

hydrogen dengan non-elektrolit. Oleh karena itu pelarut non-polar hanya dapat

melarutkan zat lain yang juga bersifat non-polar melalui interaksi dipol induksi.

b. Uji Kejenuhan Lemak

Percobaan dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan rangkap pada

lemak dan diperoleh hasil bahwa :

Minyak Kelapa + Hubl: pada percobaan ini telah didapatkan data yang

menyebutkan bahwa membutuhkan sebanyak lima tetesan untuk mengubah

warna minyak menjadi warna larutan hubl.

Minyak Jagung + Hubl: pada percobaan ini telah didapatkan data yang

menyebutkan bahwa membutuhkan sebanyak empat tetesan untuk mengubah

warna minyak menjadi warna larutan hubl.

Minyak Jagung (direbus) + Hubl: pada percobaan ini telah didapatkan data

yang menyebutkan bahwa membutuhkan sebanyak dua tetesan untuk

mengubah warna minyak menjadi warna larutan hubl.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 19

Mengapa terdapat perbedaan data yang menunjukkan perbedaan jumlah

tetesan untuk mengubah warna larutan pada tiap sample? Larutan Hubl pada

dasarnya memang banyak digunakan untuk indicator perubahan yang

ditunjukkan dengan berubahnya warna larutan sample menjadi serupa dengan

warna larutan hubl. Pereaksi hubl akan mengoksidasi asam lemak dengan ikatan

rangkap (tidak jenuh) pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Jadi pada

percobaan ini dapat diketahui bahwa semakin banyak tetesan yang harus

diteteskan untuk mengubah warna maka hal itu berbanding lurus dengan tingkat

kejenuhan lemak tersebut.

c. Pengukuran Kuantitatif Trigliserida Darah

Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran secara kuantitatif terhadap

kadar trigliserida darah. Trigliserida sendiri merupakan suatu senyawa yang

terdiri dari tiga molekul asam lemak yang dikombinasikan dengan molekul

gliserol. Pada sample yang telah didapatkan menunjukkan perbedaan kadar

trigliserida yang terkandung dalam darah tiap sample. Semua sample

menunjukkan bahwa kadar trigliserida yang terkandung pada masing-masing

sample belum melampaui batas tingginya kadar trigliserida, yaitu diatas 150

mg/dl.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 20

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Uji Karbohidrat

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa sifat

reduksi yang dimiliki tiap jenis karbohidrat berbeda-beda dan dapat dibuktikan

dengan uji benedict. Jika dalam uji benedict didapatkan endapan merah, maka hal

itu menandakan bahwa karbohidrat tersebut memiliki sifat reduksi dan memiliki

gugus aldehid (aldose) atau keton (ketosa) bebas yang akan mengalami reaksi

dengan larutan benedict dan membentuk endapan merah.

2. Uji Lemak (lipid)

a. Uji Kelarutan Lemak

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa

lemak (bersifat non-polar) hanya dapat larut dalam pelarut non-polar. Lemak

tidak dapat larut dalam pelarut lain seperti pelarut polar.

b. Uji Kejenuhan Lemak

Pada percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa

larutan hubl digunakan sebagai indicator untuk menunjukkan ada atau tidak

adanya ikatan rangkap yang ada pada lemak. Lemak jenuh tidak memiliki

ikatan rangkap, sebaliknya lemak tidak jenuh memiliki ikatan rangkap.

c. Pengukuran Kuantitatif Trigliserida Darah

Pada percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa masing-

masing sample yang telah diuji kadar trigliseridanya menunjukkan angka

dibawah 150 mg/dl, hal ini menunjukkan bahwa kadar trigliserida pada

masing-masing sample masih berada pada batas aman yang menandakan

kemungkinan kecil masing-masing sample untuk menderita penyakit jantung.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan merujuk pada hasil akhir percobaan ini, bahwa peneliti

selanjutnya harus lebih teliti dalam memperhatikan perubahan warna yang terjadi

pada saat proses pengujian berlangsung. Karena akibat ketidak telitian dalam

pengamatan dapat berakibat data yang didapatkan tidak valid dan penelitian harus

diulang kembali.

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 21

C. Lampiran

Hasil Uji Karbohidrat, dari kanan : Amilum, Glukosa, Laktosa dan Sukrosa

Bahan Uji Karbohidrat, dari kanan : amilum, glukosa, sukrosa dan laktosa

Larutan Benedict sebagai indicator uji karbohidrat

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 22

Minyak Kelapa dan Minyak Jagung sebagai bahan uji lemak (lipid)

Hasil Uji Lemak, dari kanan: minyak jagung dan minyak kelapa

Hasil Uji Kejenuhan Lemak

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 23

Hasil Uji Kelarutan Lemak

L a p o r a n K e g i a t a n P r a k t i k u m B I O K I M I A P a g e | 24

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Wiliam H. 1994. Biokimia jilid II. EGC : Jakarta.

Dawn,B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC : Jakarta.

Girindra, A. 2000. Biokimia I. Gramedia. Jakarta.

Winarno, F.G. 1997.  Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia  Pustaka Utama.

Murray, R. K. dkk. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC