Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

26
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI II “ Uji Batas Mikroba Pada Makanan dan Minuman ” DISUSUN OLEH : KELOMPOK G-1 ANGGOTA : 1.Ane Kartika Sari (2008 210018) 2.Ryanda Isramsyah (2010210238) 3.Annisa Rahmah Fajriah (2011210022)***

description

MIKROBIOLOGI

Transcript of Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

Page 1: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI II

“ Uji Batas Mikroba Pada Makanan dan Minuman ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK G-1

ANGGOTA :

1. Ane Kartika Sari (2008 210018)2. Ryanda Isramsyah (2010210238)3. Annisa Rahmah Fajriah (2011210022)***

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2014

BAB I

Page 2: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagaimana kita ketahui bahwa sanitasi makanan, khususnya hygiene dan

sanitasi tempat pengelolaan makanan seperti restoran dan jasa boga, berperan penting

dalam mencegah faktor makanan sebagai media penularan penyakit dan masalah

kesehatan. Beberapa masalah terkait dengan hal tersebut diantaranya terjadinya

keracuanan makanan, yang angka dan kualitasnya cenderung makin meningkat seiring

mobilitas dan perkembangan industri makanan baik kemasan maupun jenis usaha

warung, restoran, dan catering/jasa boga.

Beberapa faktor determinan terjadinyakeracunanmakanandapatdiakibatkan

karenaaspek pengolahan makanan, peralatan,

bahanmakanandantempatpengelolaanmakanan.

Terkontaminasinyamakananterutamadisebabkanolehberbagaifaktorantara lain

pengetahuanpenjamahmakananmasihrendahtermasukperilakusehat,

kebersihanbadanpenjamahmakanan, kebersihanalatmakandansanitasimakanan.

Peranpenjamahmakanansangatpentingdanmerupakansala

hsatufaktordalampenyediaanmakanan yang

memenuhisyaratkesehatan.Makanandanminuman yang

terkontaminasiolehbakteridapatmenimbulka

ninfeksimaupunkeracunanmakananjikadikonsumsidanmasukkedalamtubuh.

Agar dapat dilakukan evaluasi serta untuk mengetahui layak dan tidaknya

suatu makanan dapat dikonsumsi diperlukan alat ukur dan indikator yang valid.

Diantara parameter yang digunakan adalah parameter kimia dan bakteriologis.

Pemeriksaan terhadap mikroorganisme pada makanan perlu dilakukan untuk

mengevaluasi apakah makanan tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Kegiatan ini

penting dilakukan untuk memastikan bahwa konsumen terhindar dari penyakit yang

ditimbulkan karena makanan yang terkontaminasi oleh bakteri maupun kimia.

Pengawasan mutu dan keamanan produk farmasi dan makanan sangat penting

dilakukan guna memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa produk- produk

yang mereka gunakan dan konsumsi memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Tingkat konsumsi masyarakat terhadap sediaan farmasi, yang meliputi obat, obat

tradisional, makanan, minuman, kosmetika, dan alat kesehatan, cenderung terus

Page 3: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

bertambah seiiring dengan perubahan pola konsumsi masyarakat. Namun demikian,

masih banyak masyarakat yang belum menyadari risiko dan dampak mengkonsumsi

suatu produk yang tidak memenuhi kualitas secara mikrobiologis terhadap

kesehatan. Oleh sebab itu, tujuan pengawasan dan pemeriksaan mutu produk secara

mikrobiologis adalah menjamin keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat

dalam mengonsumsi suatu produk.

Semua produk non steril yang beredar di pasaran, baik itu obat, obat

tradisional, kosmetik, makanan dan minuman haruslah aman untuk digunakan atau

dikonsumsi. Produk-produk tersebut harus aman baik dari segi fisik, kimia maupun

mikrobiologi. Keamanan dalam hal mikrobiologi meliputi jaminan bahwa produk

tersebut tidak mengandung mikroba patogen yang berbahay bagi tubuh dan bahwa

produk tersebut tidak mnengandung jumlah mikroba yang melebihi batas yang

dipersyaratkan sebagaimana yang telah ditentukan oleg Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM) maupun Standar Nasional Indonesia (SNI).

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah apakah sampel

dariminuman “Tred’s Orange” memenuhi uji batas mikroba yang meliputi uji jumlah

mikroba dan analisis cemaran mikroba patogen dan apakah sampel minuman ini

sudah memenuhi keamanan dan kelayakan produk makanan dan minuman yang

berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia.

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan

a. Menganalisis keamanan produk-produk makanan dan minuman secara

mikrobiologi dengan prosedur uji

b. batas mikroba yang meliputi uji jumlah mikroba dan analisis cemaran

mikroba patogen

Page 4: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

c. Menilai keamanan dan kelayakan produk makanan dan minuman yang diuji

berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

2. Manfaat

a. Mahasiswa mampu menganalisis keamanan produk-produk makanan dan

minuman secara mikrobiologi dengan prosedur uji batas mikroba yang

meliputi uji jumlah mikroba dan analisis cemaran mikroba patogen

b. Mahasiswa mampu menilai keamanan dan kelayakan produk makanan dan

minuman yang diuji berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku di

Indonesia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI DASAR

Keberadaan bakteri patogen dalam sediaan farmasi, makanan, minuman dan

alat kesehatan harus dihindari agar pengguna produk terlindung dari efek yang

merugikan yang disebabkan oleh produk-produk yang dikonsumsi. Pemeriksaan

bakteri patogen bertujuan untuk menentukan apakah suatu produk mengandung

Page 5: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

bakteri patogen yang tidak diperbolehkan terdapat dalam suatu sediaan farmasi,

makanan dan minuman serta alat kesehatan. (Radji, 2010)

Beberapa mikroorganisme patogen yang harus diidentifikasi dalam suatu

produk adalah sebagai berikut :

a. Escherichia coli e. Vibrio parahaemolyticus

b. Staphylococcus aureus f. Clostridium perfringens

c. Salmonella typhi g. Bacillus cereus

d. Vibrio cholerae h. Pseudomonas aeruginosa

e. Vibrio parahaemolyticus i. Candida albicans

Uji batas mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob

viable di dalam semua jenis perbekalan farmasi, mulai dari bahan baku hingga

sediaan jadi dan untuk menyatakan perbekalan farmasi tersebut bebas dari spesies

mikroba tertentu. Otomatisasi dapat digunakan sebagai pengganti uji yang akan

disajikan dengan ketentuan bahwa cara tersebut sudah divalidasi sedemikian rupa

hingga menunjukkan hasil yang sama atau lebih baik. Selama menyiapkan dan

melaksanakan pengujian, spesimen harus ditangani secara aseptik. Jika tidak

dinyatakan lain, jika disebut “inkubasi”, maka yang dimaksud adalah menempatkan

wadah di dalam ruangan terkendali secara termostatik pada suhu antara 30° dan 35°

selama 24 jam sampai 48 jam. Istilah “tumubuh” ditunjukkan untuk pengertian

adanya dan kemungkinan adanya perkembangan mikroba viabel (FI IV, 1995).

Uji batas mikroba meliputi uji batas jumlah mikroba dan uji batas jenis

mikroba patogen. Uji batas jumlah mikroba dapat dilakukan dengan teknik Angka

Lempeng Total/ALT [jumlah bakteri maupun jamur (angka kapang-khamir/AKK)]

atau dengan teknik angka paling mungkin (APM)/ Most Probable Number (MPN).

Analisis cemaran mikroba patogen untuk jenis-jenis sampel tertentu ditetapkan

sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam peraturan-peraturan yang berlaku.

Peraturan-peraturan yang mempersyaratkan batas mikroba untuk berbagai produk

obat, obat tradisional, kosmetik, makanan dan minuman ditetapkan dalam

Farmakope/Kodeks sera oleh Badan yang berwenang, dalam hal ini di Indonesia

adlah Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM), kementriankesehatan Republik

Indonesia serta peraturan yang disepakati bersama secara Nasional, yaitu Standar

Nasional Indonesia (SNI) (Penuntun Praktikum Mikrobiologi II, 2014).

Lempeng hitung sering digunakan dalam menghitung populasi mikroba dalam

suatu lempeng.Lempeng yang digunakan untuk membiakkan koloni bakteri dan

Page 6: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

diamati serta dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Akan tetapi, cara ini tidak

sepenuhnya benar kadang-kadang sebuah koloni tidak berasal dari satu bakteri, tetapi

dari sebuah segmen rantai bakteri. Untuk itu, hasil perhitungan bakteri dengan cara

lempeng hitung sering dilaporkan sebagai unit pembentukan koloni (colony forming

unit). Bila menggunakan lempeng hitung, penting diperhatikan bahwa inokulum

yang dibiakkan di atas lempeng agar harus dalam jumlah yang terbatas supaya

jumlah koloni yang dihasilkan sesudah inkubasi dapat dihitung. Apabila terlalu

besar, sel akan tumbuh terlalu padat dan kurang berkembang sehingga perhitungan

koloni sulit dilakukan dan kurang akurat. Konvensi Badan Pengawas Obat dan

Makanan menyebutkan bahwa jumlah koloni yang paling baik untuk dihitung adlah

25-250 koloni dalam setiap cawan petri. Akan tetapi, beberapa ahli mikrobiologi

berpendapat bahwa angka 30-300 merupakan angka yang lebih disukai. Untuk tujuan

tersebut inokulum harus diencerkan secara berseri untuk mencapai jmlah koloni yang

diinginkan dalam setiap pengukuran (Radji, 2010).

Metode lain untuk mengetahui jumlah bakteri dalam sampel adalah

perhitungan nilai duga terdekat (most probable number/MPN). Teknik perhitungan

didasarkan pada fakta bahwa semakin besar jumlah bakteri dalam sampel semakin

besar pengenceran yang dibutukan untuk mengurangi densitas sampai titik ketika

tidak ada bakteri yang tumbuh dalam tabung reaksi pada suatu seri pengenceran.

Metode Nilai Duga sangat berguna apabila mikroba yang akan dihitung tidak dapat

tumbuh dalam media padat. Media ini juga berguna untuk mengidentifikasi bakteri

yang secara selektif memfermentasi laktosa dalam media cair (misalnya coliform).

Nilai Duga terdekat merupakan angka yang kemungkinan dalam menunjukkan 95%

jumlah populasi bakteri dan merupakan angka yang paling mungkin untuk

menyatakan jumlah populasi bakteri yang ada di dalam suatu sediaan (Radji, 2010).

Page 7: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. ALAT BAHAN

Alat-alat yang digunakan : Bahan yang digunakan :

1. Labu erlenmeyer 1. Sampel minuman “Tred’s Orange”

2. Tabung reaksi 2. Lactose Broth (LB)

3. Jarum Ose 3. Trypticase Soy Broth (TSB)

4. Cawan petri 4. Selenite Cystine Broth

5. Pipet volume/mikropipet 5. Tethrationate Broth

6. Tip mikropipet 1 mL 6. Brilliant Green Agar (BGA)

7. Shaker 7. Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

8. Vortex 8. Lysine Iron Agar (LIA)

9. Inkubator 9. Mc Conkey Agar (MCA)

10. Tabung Durham 10. Cetrimide A (Cet-A)

12.Nutrient Agar

13.Vogel Jhonson Agar (VJA)

B. CARA KERJA1. Uji Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir

Page 8: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

a. Dari hasil persiapan dan homogenisasi contoh (konsentrasi 10 ¹), buatlah⁻ beberapa seri pengenceran. Dari pengenceran 10 ¹, ambil 1 mL, masukkan⁻ ke dalam tabung berisi 9 mL LDF steril, sehingga diperoleh pengenceran 10 ². Dari pengenceran 10 ² ambil 1 mL, masukkan ke tabung berisi 9 mL⁻ ⁻ LDF steril, homogenkan sehingga didapat pengenceran 10 ³. Dan seterusnya⁻ sampai dengan pengenceran 10 ⁵.⁻

b. Untuk ALT, 1 mL pengenceran 10 ¹ dituangkan ke dalam cawan petri steril⁻

yangkosong, kemudian dituangi NA cair bersuhu ± 45-50°C sebanyak 15-20

mL. UntukAKK, media yang digunakan adalah PDA. Goyang-

goyangkancawan untuk menghomogenkan, biarkan memadatpada di suhu

ruang.

c. Lakukan hal yang sama untuk pengenceran 10 ² sampai dengan 10 ⁵.⁻ ⁻

d. Setelah semua agar dalam cawan memadat, seluruh cawan

diinkubasikandengan posisi terbalik, di dalam inkubator pada suhu 37°C

selama 24-48 jam untuk bakteri dan suhu 20-25°C selama 3-5 hari untuk

kapang khamir.

e. Hitung ALT dan AKK dengan teknik angka lempeng total.

2. Uji Jumlah Mikroba dengan Teknik MPN

a. Siapkan 12 tabung masing-masing berisi 9 mL media TSB

b. Bagi tabung dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3

tabung reaksi.

c. Pipet masing-masing 1 mL larutan zat yang diperiksa ke dalam masing-

masing tabung kelompok pertama sehingga diperoleh pengenceran sampel

10 ¹. Sisihkan 1 tabung.⁻

d. Pipet 1 mL larutan yang telah disisihkan ke dalam masing-masing tabung

kelompok kedua sehingga diperoleh konsentrasi sampel 0,001 (pengenceran

10 ²). Sisihkan 1 tabung.⁻

e. Pipet 1 mL larutan yang telah disisihkan ke dalam masing-masing tabung

kelompok ketiga sehingga diperoleh konsentrasi sampel 0,001 (pengenceran

10 ³).⁻

f. Kelompok keempat digunakan sebagai blangko.

g. Seluruh tabung diinkubasikanpada inkubator bersuhu 35-37°C selama 24-48

jam.

h. Amati adanya pertumbuhan pada masing-masing tabung. Blangko idealnya

tidak menunjukkan pertumbuhan.

Page 9: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

i. Dengan menggunakan tabel MPN dapat dihitung jumlah bilangan duga

terdekat jasad renik tiap gram atau tiap mL sediaan yang diperiksa.

3. Analisis cemaran mikroba patogen Escherichia coli

a. Buka kemasan sampel secara aseptik

b. Homogenisasi sampel dan pengkayaan (enrichment)

Secara aseptik, timbang 10 g sampel dan masukkan segera ke dalam labu

erlenmeyer berisi 100 mL media Lactose Broth (LB) steril, kemudian tutup

rapat-rapat, kocok/gunakan orbital shacker untuk menghomogenkan suspensi.

Diamkan selama ±1 jam di suhu kamar. Inkubasikan pada suhu 35°C selama

±24jam.

c. Menanam ke media agar selektif

Kocok/vortex suspensi dalam media LB yang telah diinkubasi, kemudian

dengan cara gores kuadran, inokulasikan 1 Ose uspensi ke media agar Mc

Conkey Agar (MCA). Inkubasikan pada suhu 35°C selama ±24-48 jam.

Jika terdapat koloni spesifik pada media MCA (merah bata, dapat dikelilingi

daerah yang terdiri dari endapan empedu), inokulasikan koloni tersebut

dengan teknik gores kuadran ke media agar selektif Eosin Methylene Blue

Agar (EMBA). Inkubasi pada suhu 35°C selam 24-48 jam. Amati

ada/tidaknya pertumbuhan koloni spesifik (kilap logam).

d. Uji lanjutan terhadap koloni yang di duga Escherichia coli.

Jika terdapat koloni spesifik dengan warna kilap logam pada media EMBA,

lakukan uji lanjutan terhadap koloni tersebut. Inokulasikan koloni ke dalam

tabung berisi media LB steril dengan tabung Durham terbalik dan ke dalam

media agar miring NA. Inkubasi pada suhu 35°C selam 24-48 jam. Dari hasil

inkubasi, lakukan pewarnaan gram dan uji IMVIC

Pada media LB dengan tabung Durham Terdapat pertumbuhan dan terbentuk gas di

dalam tabung Durham

Hasil pewarnaan Gram Basil pendek, Gram negatif

Hasil uji IMVIC Indol (+), MR (+), VP (-), SC (-)

4. Analisis cemaran mikroba patogen Salmonella typhi

a. Buka kemasan sampel secara aseptik

Page 10: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

b. Homogenisasi sampel dan pengkayaan (enrichment)

Secara aseptik, timbang 10 g sampel dan masukkan segera ke dalam labu

erlenmeyer berisi 100 mL media Lactose Broth (LB) steril, kemudian tutup

rapat-rapat, kocok/gunakan orbital shacker untuk menghomogenkan suspensi.

Diamkan selama ±1 jam di suhu kamar. Inkubasikan pada suhu 35°C selama

±24jam.

c. Pengkayaan selektif

Kocok uspensi sampel yng telah diinkubasi. Secara aseptik, pindahkan 1 mL

suspensi ke dalam tabung reaksi beriai 10 mL media Selenite Cystine Broth

dan 1 mL suspensi ke dalam 10 mL media Tetrathionate Broth. Inkubasi pada

suhu 35°C selama ±24 jam.

d. Menanam ke media agar selektif

Kocok/vortex suspensi dalam media Selenite dan Tetratinate yang telah

diinkubasi, kemudian dengan cara gores, inokulasikan masingmasing 1 Os

suspensi ke media agar Brilliant Green Agar (BGA). Inkubasi pada suhu

35°C selama ±24-48 jam. Selain BGA, dapat pula digunakan media XLDA

dan BSA sebagai media selektif.

Pertumbuhan spesifik Salmonella typhi Pada media agar selektif ditandai

dengan adanya koloni seperti :

Media Deskripsi koloni

Brilliant Green Agar (BGA) Kecil, transparan, tidak berwarna atau

merah muda hingga putih buram (sering

dikelilingi zona merah muda)

Xylosa Lysine Desoxycholate Agar (XLDA) Merah dengan atau tanpa pusat berwarna

hitam

Bismuth Sulfite Agar (BSA) Coklat, abu-abu atau hitam kadang disertai

dengan kilap metalik. Media sekitar

mulanya berwarna coklat, seiring dengan

waktu inkubasi berubah menjadi hitam

e. Uji lanjutan terhadap koloni yang diduga Salmonella typhii

Dengan menggunakan jarum Ose, ambil koloni yang diduga Salmonella typhi

Dari media agar selektif, inokulasikan dengan cara gores dan tusuk pada

media agar miring TSIA. Lakukan hal yang sama ke media miring LIA.

Inkubasi selam 24-48 jam pada suhu 35°C.

Page 11: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

TSIA LIA

Lereng (slant) Basa (merah) Basa (ungu)

Tusukan/dasar (butt) Asam (kuning) Basa (ungu)

Produksi H₂S (endapan hitam di daerah tusukan) + atau - +

5. Analisis cemaran mikroba patogen Staphylococcus aureus

a. Buka kemasan sampel secara aseptik

b. Homogenisasi sampel dan pengkayaan (enrichment)

Secara aseptik, timbang 10 g sampel dan masukkan segera ke dalam labu

erlenmeyer berisi 100 mL media Tryptic Soy Broth (TSB) steril, kemudian

tutup rapat-rapat, kocok/gunakan orbital shacker untuk menghomogenkan

suspensi. Diamkan selama ±1 jam di suhu kamar. Inkubasikan pada suhu

35°C selama ±24jam.

c. Pengkayaan selektif

Kocok/vortex suspensi dalam media TSB yang telah diinkubasi, kemudian

dengan cara gores kuadran, inokulasikan masing-masing 1 Ose suspensi ke

media agar Vogel Johnson Agar (VJA). Inkubasi pada suhu 35°C selama ±24

jam. Selain VJA, dapat pula digunakan media MSA dan BPA sebagai media

selektif.

Pertumbuhan spesifik Staphylococcus aureus pada media agar selektif

ditandai dengan adanya koloni seperti.

Media Deskripsi koloni

Vogel Johnson Agar (VJA) Hitam dikelilingi zona kuning

Mannitol Salt Agar (MSA) Kuning dikelilingi zona kuning

Baird Parker Agar (BPA) Hitam, berkilau, dikelilingi zona jernih (2-5 mm)

d. Uji lanjutan terhadap koloni yang diduga Staphylococcus aureus (uji

koagulase)

Ambil koloni tersangka dan pindahkan ke dalam tabung berisi 0,5 mL plasma

kelinci atau kuda. Inkubasi dalam penangas air bersuhu 37°C, dan diamati

pada jam ke3, 6 dst, sampai 24 jam. Lakukan uji bersamaan dengan kontrol

positif dan negatif. Jika terjadi koagulasi, maka sampel diduga mengandung

Staphylococcus aureus.

Page 12: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

6. Analisis cemaran mikroba patogen Pseudomonas aeruginosa

a. Buka kemasan sampel secara aseptik

b. Homogenisasi sampel dan pengkayaan (enrichment)

Secara aseptik, timbang 10 g sampel dan masukkan segera ke dalam labu

erlenmeyer berisi 100 mL media Tryptic Soy Broth (TSB) steril, kemudian

tutup rapat-rapat, kocok/gunakan orbital shacker untuk menghomogenkan

suspensi. Diamkan selama ±1 jam di suhu kamar. Inkubasikan pada suhu

35°C selama ±24jam.

c. Pengkayaan selektif

Kocok/vortex suspensi dalam media TSB yang telah diinkubasi, kemudian

dengan cara gores kuadran, inokulasikan masing-masing 1 Ose suspensi ke

media agar Cetrimide Agar (CetA). Inkubasi pada suhu 35°C selama ±24

jam. Selain CetA, dapat pula digunakan media Pseudomonas Agar sebagai

media selektif.

Pertumbuhan spesifik Pseudomonas aeruginosa pada media agar selektif

ditandai dengan adanya koloni seperti :

Media Deskripsi koloni

Cetrimide Agar (CetA) Hitam berfluoresensi

Pseudomonas Agar untuk deteksi

fluoresin

Tidak berwarna hingga kekuningan dengan

fluoresensi kuning

Pseudomonas Agar untuk deteksi

piosianin

Kehijauan dengan fluoresensi biru

d. Uji lanjutan terhadap koloni yang diduga Pseudomonas aeruginosa

Letakkan diatas koloni tersebut atau pindahkan koloni ke kertas saring yang

telah diimpregnasi (dijenuhkan) dengan N,N-dimetil-p-fenilendiamina-

dihidroklorida. Jika terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi

lembayung, maka sampel diduga mengandung cemaran Pseudomonas

aeruginosa.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 13: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

A. HASIL

Waktu Inkubasi = 11.05 WIB

Sampel MPN danUji Batas Mikroba (G-1) = Minuman “Tred’s Orange”

Sampel ALT (G-2) = Makaroni

1. Uji Jumlah Mikroba

a. Angka Lempeng Total

Pengenceran Jumlah Mikroba Sebelum Inkubasi SetelahInkubasi

10⁻1 Cawan 1 = TNTC

Cawan 2= TNTC

10⁻2 Cawan 1= TNTC

Cawan 2= TNTC

10⁻3 Cawan 1= 139

Cawan 2= 129

Jumlah koloni yang dapat dihitung 30-300

ALT = 139+129 = 1,34 x 105 cfu/mL

(2x1) x10-3

b. Most Probable Number (MPN)

Penge I II III Jumlah Gambar

Sebelum Sesudah

Page 14: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

n-ceran

10 ¹⁻ + - -

3,6

cfu/mL

10 ²⁻ - - -

10 ³⁻ - - -

2. Uji JenisMikroba

a. UjiJenisMikrobaEscherichia coli

Media Hasil Gambar

LB

(+) keruh(sebelum) (sesudah)

Page 15: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

MCA (-) merah bata

b. UjiJenisMikrobaSalmonella thypii

Media Hasil Gambar

LB

(+)keruh

(sebelum) (sesudah)

Selenite(+) keruh di ataspermukaan

(sebelum) (sesudah)

Tetrationate (+) keruh di ataspermukaan, danberwarnahijaukebiruan

BGA

(+) puti

hdikelilingizonamerahmuda

Lereng Tusukan

Gas H2S

Lereng Tusukan

Gas H2SAs Bs As Bs As Bs As Bs

(+)

kuning-

- (+)

merah

- - - (+)

ungu

- (+)

ungu

- +

Page 16: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

c. Uji Batas MikrobaStaphylococcus aureus

TSB (+)keruh (sebelum) (sesudah)

Cet A(-) tidak

terbentuk koloni hijau

berflourosensi

d. Uji Batas MikrobaPseudomonas aeroginosa

TSB (+)keruh

(sebelum) (sesudah)

VJA (-) tidak terbentuk koloni

hitamdikelilingikuning

Page 17: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan Uji Jumlah Mikroba pada Most Probable Number

(MPN), nilai/bilangan duga terdekat jumlah koloni dalam tiap ml adalah 3,6 cfu/mL.

Berdasarkan hasil pengamatan Uji Jenis Mikroba Patogen Esherichia coli pada media

Mc Conkey Agar (MCA) menunjukkan hasil negatif adanya warna merah bata pada media,

makatidakdilanjutkanke media (Eosin Methylene Blue Agar) EMBA.

Pada Uji Jenis Mikroba Patogen Salmonella typhii Pada mediaSeleniteCystine Broth

(SCB) menunjukkanhasilpositifkeruh di ataspermukaan, sertapada media Tetrathionate

Broth (TB) menunjukkanhasilpositifkeruh di ataspermukaandanberwarnahijaukebiruan.

Selanjutnya, dilanjutkanke media Brilliant Green Agar (BGA) menunjukkan hasil

positifputihdikelilingizonamerahmuda.Selanjutnyadilanjutkaninokulasike media TSIA dan

LIA, pada TSIA dihasilkanpositif, yaitupadalerengmenunjukkanhasilwarnakuning (asam)

padalereng, warnamerah (basa), dantidakdisertaiendapanhitam (H2S) Dan pada LIA

menunjukkanhasilpositif, yaitupadalerengmenunjukkanhasilwarnaungu (basa),

tusukanwarnaungu (basa), disertaiendapanhitam (H2S),

dapatdisimpulkanbahwasampelmengandungbakteriSalmonella thypii.

Pada Uji Jenis Mikroba Patogen Staphylococcus aureus menunjukkan hasil negatif

karena tidak terbentukkoloni hitam dikelilingi kuning pada media Vogel Johnson Agar

(VJA).

Pada Uji Jenis Mikroba Patogen Pseudomonas aureginosamenunjukkan hasil negatif

karena tidakterbentukkoloni hijau berflourosensi pada media Cetrimide Agar (CetA).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Uji Jumlah Mikroba pada Angka Lempeng Total adalah 1,34 x 105 cfu/mL

Page 18: Uji Batas Mikroba Pada Makanan Minuman ANIS Jadi

2. Uji Jumlah Mikroba pada Most Probable Number (MPN) adalah 3,6 cfu/mL.

3. Berdasarkan Uji Jenis Mikroba pada sampel tidak mengandung Esherichia coli.

4. BerdasarkanUjiJenisMikrobapadasampelmengandungSalmonella thypii.

5. BerdasarkanUjiJenisMikrobapadasampeltidakmengandungStaphylococcus aureus.

6. BerdasarkanUjiJenisMikrobapadasampeltidakmengandungPseudomonas aeroginosa.

B. SARAN

1. Pada pengujian selanjutnya lakukan pengujian dengan mengikuti prosedur sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi IV yang pengamatannya dilakukan selama 14 hari agar didapat hasil yang lebih valid dan akurat.

2. Sampel berupa makanan atau minuman yang digunakan lebih baik tidak kadaluarsa.3. Alat-alat yang digunakan untuk menginokulasikan sampel ke media harus disterilkan

terlebih dahulu dan tidak berkarat.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1995. ”Farmakope Indonesia”. Edisi IV. Jilid 2. Jakarta:Depkes RI

Radji, Maksum. 2010. ”Buku Ajar Mikrobiologi : Paduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran”. Jakarta: EGC